2
Tatkala Perang badar tiba, Sahabat yang mulia yang bernama Khutsaimah bin Harits mengadakan undian bersama putranya yang bernama Sa’ad untuk menentukan Siapakah di antara keduanya yang akan keluar untuk jihad dan siapa yang tetap tinggal di rumah untuk menjaga para wanita. Ternyata undian diraih oleh putranya sa’ad, maka Ayahnya berkata kepadanya: “wahai Anakku relakanlah hari ini agar ayah yang keluar untuk berjihad, biarkanlah engkau yang mengurusi para wanita“. Sa’ad berkata “demi AllAH wahai ayahku seandainya saja bukan karena masalah surga, niscaya akan aku berikan padamu (kesempatan ini), tetapi ini adalah surga yang luasnya seluas langit dan bumi, Saya tidak akan memberikan bagianku kepada seorang pun“. Akhirnya Sa’ad keluar untuk perang badar dan gugur di dalamnya, sedangkan ayahnya pun selalu berharap

Cerita

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cerita

Tatkala Perang badar tiba, Sahabat yang mulia yang bernama

Khutsaimah bin Harits mengadakan undian bersama putranya yang

bernama Sa’ad untuk menentukan Siapakah di antara keduanya yang

akan keluar untuk jihad dan siapa yang tetap tinggal di rumah untuk

menjaga para wanita.

Ternyata undian diraih oleh putranya sa’ad, maka Ayahnya

berkata kepadanya: “wahai Anakku relakanlah hari ini agar ayah yang

keluar untuk berjihad, biarkanlah engkau yang mengurusi para

wanita“. Sa’ad berkata “demi AllAH wahai ayahku seandainya saja

bukan karena masalah  surga, niscaya akan aku berikan padamu

(kesempatan ini), tetapi ini adalah surga yang luasnya seluas langit

dan bumi, Saya tidak akan memberikan bagianku kepada seorang

pun“. Akhirnya Sa’ad keluar untuk perang badar dan gugur di

dalamnya, sedangkan ayahnya pun selalu berharap setelah itu,

sehingga beliau pun juga gugur dalam perang uhud. Semoga AllAH

meridhoi mereka semua. ( Sumber : Al–Ishobah Ibnu Hajar)