View
293
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
ii
ISBN 97897995093 76
middotSeminar Nasional Sains IV
12 November 2011
PERAN SAINS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN
Prosiding
Dewan Editor
Kiagus Dahlan Akhiruddin Maddu
Ence Darmo Jaya Supena Miftahudin
Endar Hasafah Nugrahani Ali Kusnanto Sri Mulijani Sulistiyani
Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam
Institut Pertanian Bogor 2012
111
Copyrightcopy 2012 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alarn Insti tut Pertanian Bogor Prosiding Seminar Nasional Sains IV Perlln Sains dalam Peningkatan Prolluktivitas Pertanian di Bogor pada tanggal 12 November 2011 Penerbit FMIPA-IPB Jalan Meranti Karnpus IPB Dramaga Bogor 16680 TelplFax 0251-862548118625708 httpfrnipaipbacid Terbit 1 Mei 2012 ix + 536 halaman ISBN 978-979-95093-7-6
IV
KATA PENGANTAR
Seminar Nasional Sains adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan olen fakul tas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor sejak Tahun 2008 Tahun ini adalah penyelenggaraan yang ke-4 dengan tema PERAN SAINS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN
Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan peneLiti-peneLiti dari berbagai institusi pendidikan dan penelitian baik perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga penelitian dari seluruh Indonesia untuk saling bertukar pikiran dan memaparkan hasil-hasil penelitian terkait penerapan sains (statistik biosains klimatologi kimia matematika ilmu komputer fisika dan biokimia) untuk peningkatan produktivmiddottas pertanian dalam arti luas Seminar Nasional Sains IV ini diikuti oleh Iebih dari 200 orang peserta dengan sebanyak 63 peserta sebagai pemakalah pada sesi presentasi paralel yang berasal dari berbagai perguruan tinggi meliputi Universitas Riau Universitas Sriwijaya Universitas Lampung Universitas Pancasila Universitas lenderal Sudirman Institut Teknologi Bandung Universitas Kristen Satya Wacana Universitas Mulawarman Universitas Negeri Makassar Universitas Tadulako dan Institut Pertanian Bogor sendiri Selain itu peserta pemakalah juga berasal dari beberapa lembaga peneLitian seperti Pusat Penelitian Bioteknologi LlPI dan pusatshypusat penelitian di bawah Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Diharapkan dari kegiatan ini dapat memberikan informasi perkembangan sains memicu inovasi-inovasi teknologi yang berlandaskan sains meningkatkan interaksi dan komunikasi antar peneliti pemerhati dan pengguna sains dan teknologi Diharapkan pula kegiatan ini dapat menjalin kerjasama riset dan penerapan sains dan teknologi antar peneliti pemerhati dan pengguna sains dan teknoiogi khususnya yang terkait dengan peningkatan produktivitas pertanian
Prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang dipersembahkan pada seminar tersebut Semoga bermanfaat
Bogor 1 Mei 201 2
PANITIA
v
DAFTARISI
Hal Kata Pengantar IV
Daftar lsi V
Biostrins No Penulis Judul Hal
1 Ellyzarti dan Sri Keanekaragaman Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) di 2 Gusniati Gunung Betung Taman Hutan Raya Wan Abdurahaman
Bandar Lampung 2 Herman Pemilihan Varietas Cabe (Capsicum annum L) Kering 11
yang Bermutu Tinggi Basil Kawin Silang 3 Yulianty Eti Pemanfaatan Daun Kembang Sungsang (Gloriosa 16
Ernawiati Sri superba) dalam Upaya Mengendalikan Penyakit Wahyuningsih Antraknosa (Colletotrichum capsid (Syd) Butler amp
Bisby) pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L)
4 I GP Suryadarma Efisiensi Pembuatan Biogas dan Pupuk dalam Satu Bak 27 Penampung Studi Kasus Kotoran Sapi di Desa Geluntung Tabanan Bali
5 OsIan Jurnadi Penurunan Emisi Gas Nitrous Oxida (N20) dan Laju 35 Yusminah Hala Nitrifikasi pada Lahan Jagung (Zea mays) dengan AbdMuis Andi Menggunakan Mimba (Azadirachta indica) Sebagai Asmawati Bahan Penghambat Nitlifikasi
6 Setyadjit DA A Concept of Sustainable Tofu Industry by Linking it 44 Setyabudi E with Soybean Production in Indonesia Sukasib and EM Lokollo
7 Setyadjit E D Effect of Crushing Method and Storage Temperature 59 Astuty and E on the quality of frozen Soursop Puree Sukasih
8 Nurul Surniasri Variasi Tanaman di Lahan Pertanian dalam Upaya 73 Intensifikasi Pertanian Studi Kasus di Dua Desa Kecamatan Jenggawah Jember
9 Dody Priadi Pengaruh Penambahan Glomus aggregatumpada 82 Enkapsulasi Benih Sengon (Paraserianthes falcataria)
10 Muhammad Wiharto Analisis Vegetasi Pohon pada Berbagai Tipe Vegetasi 90 Tingkat Aliansi di Hutan Sub Pegunungan Gunung Salak Bogor Jawa Barat
11 Martha L Lande Keanekaragaman Tanaman Pisang (Musa spp) di Kab 100
VI
Yulianty Rita Puspitasari
12 Ali Husni dan Ifa Manzila
13 Andi Munisa Halifah Pagarra dan Andi MuilihUlll1a
No Penulis 1 Budi Untari Ahsol
Hasyim Setiawaty Yusuf
2 Herlina MT Kamaluddin dan Lentary Hutasoit
3 Syamsudin Ros Sumarny Partomuan Simanjuntak
4 Fahma Riyanti Poedji Loekitowati H dan Rizki Muharrani
5 Waras Nurcholis Tyas Ayu Lestari Theresia Pratiwi Kartika
6 Dudi Tohir Gustini Syahbirin Akbar
7 Dudi Tohir Eka Wuyung Rida Farida
8 Tetty Kemala Ahmad Sjahriza Randi Abdur Rohman
9 Charlena
Mohammad Yani
EkaNW
Pesawaran Propensi Lampung
Peningkatan Ragam Genetik Tanaman Padi Gogo 107 Untuk Meningkatkan Produktivitas dalam Upaya Mendukung Swasembada Berkelanjutan Uji Kapasitas Antioksidan Ekstrak Daun dan Flavonoid 119
Kimia Judul Hal
Potensi Sediaan Isolat Beta-Karyofilen dan Eugenol 129 yang Difonnulasi sebagai Atraktan Lalat Buah Bactrocera spp (Diptera Tephritidae) Pengaruh Senyawa Murni dari Pegagan (Centella 138 asiatica (L) Urban) Terhadap Fungsi KognitifBelajar dan Mengingat dan Efek Toksisitas pada Mencit (Mus musculus) Betina Perbandingan Efek Hipoglikemik dari Beberapa Ekstrak 150 Biji Petai Cina (Leucaena leucocephala (lmk)De Wit) pada Mencit yang Diinduksi Aloksan Pengaruh Pemanasan dan Penambahan Antioksidan 158 BHT pada Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappa Linn) dan Kinetika Reaksi Oksidasi
Aktivitas Antioksidan Sediaan Jamu dan Ekstrak Etanol 168 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Kunyit (Curcuma longa Linn) dan Meniran (Phyllanthus niruri Linn) Isolasi dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun 177 Dandang Gendis (Clinacanthus nutans) Berpotensi sebagai Antioksidan Sitotoksisitas Fraksi Aktif Biji Mahoni (Swietenia 190 mahagoni) pada Sel Kanker Payudara T47D Optimasi dan Evaluasi Mikrokapsul Ibuprofen Tersalut 202 Paduan Poliasamlaktat-Lilin Lebah
Pemanfaatan KonsorslUill Mikroba dari Kotoran Sapi 218 dan Kuda untuk Proses Biodegradasi Kotoran Limbah Minyak Berat
VII
10 Gustini Syahbirin Potensi Minyak Atsiri Daun Cinnamomum mult~florum 235 Catur Hertika Djoko Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Ulat Kubis
Prijono Dadang Crocidolomia Pavonana
Matematika No Penulis Judu Hal
1 Mohammad Masjkur Perbandingan Model Nonlinear Jerapan Fosfor 248 2 Sariyanto Hadi Model Multistate Life Table (MSLT) dan Aplikasinya 263
Sumamo dan Siswandi dalam Bidang Pendidikan Kausu Khusus di Kabupaten Sintang
3 M Endro Prasetyo Perencanaan Strategik Rumah Sakit Melalui Efisiensi 275 Toni Bakhtiar dan Optimasi Penggunaan Kamar Operasi Farida Hanum
4 Ayu Meryanti G Optimasi Portofolio Obligasi yang Terimunisasi dengan 286 Farida Hanum Endar Goal Programming H Nugrahan
5 Hari Agung Data Warehouse dan Aplikasi OLAP Akademik 297 Karomatul Aulia Kurikuium Mayor-Minor Departemen Ilmu Komputer
IPB Berbasis LINUX 6 Mutia Indah Sari Pemodelan Harga Saham Menggunakan Generalisasi 308
Endar H Nugrahani Model Wiener dan Model ARIMA Retno Budiarti
7 Ali Kusnanto Pengaruh Waktu Penyimpanan Stok Modal pada Model 317 Nl1rrachmawati Toni Sikll1s Bisnis Kaldor-Kalecki Bakhtiar
8 Hari Agl1ngdan Pengembangan WebGIS Kampl1s IPB Darmaga 327 Windy Deliana Khairani
9 Farida Hanum Penyelesaian Rural Postman Problem pad a Graf 339 Rangga Nakasumi Berarah dengan Metode Heuristik Toni Bakhtiar
10 Hari Agung Baba Pengembangan Sistem Informasi Perkebunan 350 Barns Diar Shiddiq (SCIBUN) menggunakan Free Open Source Software Bambang H (FOSS) Trisasongko La Ode Syams111 Iman Auriza Akbar
11 Endar H Nl1grahani Penilaian Opsi Put Amerika dengan 362 Muhammad Syazali Metode Monte Carlo dan Metode Beda Hingga Suritno
11 Berlian Setiawaty Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika 373 Menggunakan Hidden Markov
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A TI TERHADAP ULAT KUBIS Crocidolomia pavonana
Gustini Syahbirinl Catur Hertika1 Ojoko Prijon02 Oadang2
10epartemen Kimia FMIPA IPB 20epartemen Proteksi Tanaman FAPERTA IPB Gedung Fakultas Petemakan W2 LtA-5 II Agatis Kampus IPB Oarmaga Bogor
TelpFax 0251-8624567
Abstrak
Penggunaan minyak atsiri kini makin meluas tidak hanya dalam bidang industri dan farmasi melainkan dalam bidang pertanian Minyak atsiri berbagai jenis tanaman telah dilaporkan bersifat bakterisida fungisida dan insektisida Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri ialah Cinnamomum multiflorum (Lauraceae) Minyak atsiri daun C multiflorum diperoleh melalui distilasi uap air dengan perolehan rendemen sebesar 139 Minyak atsiri daun tersebut diuji aktivitas insektisidanya terhadap ulat kubis C pavonana dengan metode celup daun Perlakuan dengan minyak atsiri terse but pada konsentrasi 1 (bv) mengakibatkan kematian serangga uji sebesar 937 Hasil uji lanjutan pada 6 taraf konsentrasi menunjukkan bahwa tingkat mortalitas serangga uji cukup tinggi pada 24 jam setelah perlakuan (JSP) dan meningkat pada 48 JSP LC so minyak atsiri C multiflorum pada 24 dan 48 JSP masing-masing 0504 dan 0396 Perlakuan dengan minyak atsiri tersebut pada konsentrasi 031 tidak menghambat perkembangan larva C pavanana Toksisitas minyak atsiri C multifarum cukupmendekati toksisitas minyak mimba (LC so terhadap instar II dan instar II+III masing-masing 085 dan 0199) yang memiliki efek kerja racun yang lebih lambat dibandingkan dengan C multijlorum
Kata kunci minyak atsiri Cinnamomum multijlorum insektisida nabati Crocidolomia pavon ana
1 PENDAHULUAN
Masalah lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan insektisida di dunia kini
menjadi perhatian para peneliti untuk menemukan suatu altematif insektisida yang ramah
bagi lingkungan Sekitar 25 juta ton insektisida digunakan tiap tahunnya dan menyebabkan
kerusakan mencapai Rp 100 triliun Hal tersebut diakibatkan oleh toksisitasnya yang tinggi
dan bahan nonhiodegradabe dalam insektisida tersebut serta residu yang tersimpan di dalam
tanah [1] Oi Indonesia tercatat bahwa hampir 955 petani sayuran di Jawa Barat
bergantung pada insektisida sintetik dalam pengendalian hama dan penyakit 2]
Insektisida alami merupakan altematifyang baik untuk mengurangi efek negatifyang
ditimbulkan oleh pemakaian insektisida sintetik terhadap konsumen maupun Iingkungan
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor J2 November 20 J J 235
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif insektisida yang ramah
lingkungan adalah minyak atsiri [3] Sejak dahulu Illinyak atsiri telah digllnakan secara Illas
sebagai bakterisida fllngisida insektisida parfum kosmetik serta dalam industri makanan
Penggunaan minyak atsiri juga merupakan tradisi yang lama dalam Illelindungi penyilllpanan
produk [4 JJ M inyak atsiri lllerupakan metabol it sekllnder dari tanaman arolllatik yang mellli I iki
kOl11ponen yang komplck dengan karakteristik Illudah 1l1enguap dan memiliki arol11a yang
kuat Senyawa lipofilik tcrsebut dapat mengganggu metabolismc dasar psikologis biokilllia
serta tingkah laku serangga T erutama aromanya yang khusus dapat lllcnarik serangga unwk
Illembantu dalam penyerbukan dan penyebaran biji l11aupun l11enolak scrangga r4J f1 inyak
ini ull1ul11nya diperolch dari berbagai llletode ekstraksi sepcrti proses distilasi penggllnaan
cairan CO2 supcrkritis at au lIIicrowave Minyak atsiri dapat diperolch dari tanal1lan arolllatik
pada bagian bunga akar ranting batang kulit dan daun Tanltlman lflJ 1IIllUJ111la tlllllblih
pada negara yang hangat atau beriklim tropis seperti Indonesia 131
Komponen minyak atsiri dan turunannya dianggap scbagai alternatif yang dapat
digunakan untllk Illengendalikan ham a scrangga berbahaa dan kemalllpuannya yang
terdegradasi dengan cepat di lingkungan Kayu l1lanis atall dikenal dcngan CiIllWIlIOIllIII[
merupakan salah satll spesies dari Lauraeeae yang dapat menghasilkan minyak atsiri dan
memiliki potensi sebagai insektisida nabati [561 Beberapa penclitian I1lcnlllljllkkan bahwa
kandungan minyak atsiri pad a (cassia dall ( evallicul1l mcmperlihatkan aktivitas
illsektisida yang baik Adanya toksisitas minyak atsiri C illers C 11l0lisill1l1ll dan C
illlpressicosfafulIl pada uj i larva udallg dengan LCrlt IOOllgm L Jantan ( al (2005)
ll1elaporkan adanya aktivitas 8 daull CillflamofllUfIl spp terhadap nyall1uk Aedes oelpfi dan
A alhopiCfus Efek yang kllat diwnjukkan terhadap larva dewasa setelah pemaparan selama 3
jam Kandungan benzil benzoat dall benzil salisilat yang tinggi pada C rhYllchophvllllm
diduga menjadi sumber lItama aktivitas insektisida tersebllt Kandungan sinal1laldehida pada
C osmopholeUiIl diduga dapat menghall1bat pertumbuhan larva A alhopicfllS [6]
Aktivitas insektisida nabati dari CimwlI10mum spp terhadap serangga pemakan daun
belum pernah dilaporkan scbelumnya Oleh karena itu diperlllkan penelitian untuk
mengctahlli potensi minyak atsiri kayu manis sebagai sumber insektisida nabati untuk
mengendalikan serangga pemakan daun Kerugian produksi pertanian akibat serangan hama
Prosiding Seminar vasional Sains IV Bogor 12 November 20 I I 236
termasuk produksi tanaman sayuran sangat besar Salah satu hama perusak adalah
Crocidmia pawmal1l1 yang lazim menyerang tanarnan kubis-kubisan dan serangannya
bersarnaan dengan Puleo ~Yvosfea dapat rnenurunkan produksi hingga 100 l71 Penelitian inl bertujuan Illengetahui aktivitas insektisida minyak atsiri dad C lIIufijlorutll
terhadap hama pemakan daun C pawmona dan membandingkan aktivitasnya terhadap
minyak Illilllba (Azadirachfo indica) sebagai insektisida nabati komersia1
2 BAHAN DAN METODE
21 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan ialah daun kaYll manis C mutljlorufll (yang dipcrpolch
dari Kcbun Raya Bogor) M inyak milllba komersiaL Na~SOj anhldrat heksana mctanol dan
Tween-80 A lat-alat yang digunakan ialah radas distilasi uap air vial kaca (15 cm X 4 cm)
pipet mikro cawall petri dan alat kma yang lazim digunakan di laboratoriulll
22 Metode Penelitian
Metode pellclitiall tcrdiri atas tahap preparasi sampcL lIji pendahuluall uji aktivitas
insektisida dan uji fitotoksisitas
221 Distilasi Daun C mult~lrum [81
Sampel daun kaYll manis dikering-anginkan selama 7 hari [91 Sampel sebanyak 800shy
1500 g ditimbang lalu diletakkan di alas piringan berupa ayakan yang terletak beberapa cm di
alas permukaan air dalalll ketcl penyuling Sampel kemudiall didistilasi dengan menggunakan
alat distilasi uap air selama 6-7 jam pad a suhu 90-100 dc Uap dad ketel mengalir ke
kondensor dan mengalarni kondensasi dan kondensat masuk ke dalam pipa Air dan minyak
akan terpisahkan dan dikelllarkan melalui cerat Minyak yang diperoleh ditambahkan Nas04
anhidrat untuk menjerap sisa air yang ada
222 Uji Aktivitas Insektisida rIO]
Uji Pendahuluan Minyak atsiri hasil distilasi dilarutkan dalam campuran
metanolTween-80 (5 1) sampai konsentrasi 1 050 dan 010 (bv) Pakan berupa daun
Prosiding Seminar Nasional Sains IV 2 Novemher 2011 237
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
111
Copyrightcopy 2012 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alarn Insti tut Pertanian Bogor Prosiding Seminar Nasional Sains IV Perlln Sains dalam Peningkatan Prolluktivitas Pertanian di Bogor pada tanggal 12 November 2011 Penerbit FMIPA-IPB Jalan Meranti Karnpus IPB Dramaga Bogor 16680 TelplFax 0251-862548118625708 httpfrnipaipbacid Terbit 1 Mei 2012 ix + 536 halaman ISBN 978-979-95093-7-6
IV
KATA PENGANTAR
Seminar Nasional Sains adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan olen fakul tas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor sejak Tahun 2008 Tahun ini adalah penyelenggaraan yang ke-4 dengan tema PERAN SAINS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN
Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan peneLiti-peneLiti dari berbagai institusi pendidikan dan penelitian baik perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga penelitian dari seluruh Indonesia untuk saling bertukar pikiran dan memaparkan hasil-hasil penelitian terkait penerapan sains (statistik biosains klimatologi kimia matematika ilmu komputer fisika dan biokimia) untuk peningkatan produktivmiddottas pertanian dalam arti luas Seminar Nasional Sains IV ini diikuti oleh Iebih dari 200 orang peserta dengan sebanyak 63 peserta sebagai pemakalah pada sesi presentasi paralel yang berasal dari berbagai perguruan tinggi meliputi Universitas Riau Universitas Sriwijaya Universitas Lampung Universitas Pancasila Universitas lenderal Sudirman Institut Teknologi Bandung Universitas Kristen Satya Wacana Universitas Mulawarman Universitas Negeri Makassar Universitas Tadulako dan Institut Pertanian Bogor sendiri Selain itu peserta pemakalah juga berasal dari beberapa lembaga peneLitian seperti Pusat Penelitian Bioteknologi LlPI dan pusatshypusat penelitian di bawah Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Diharapkan dari kegiatan ini dapat memberikan informasi perkembangan sains memicu inovasi-inovasi teknologi yang berlandaskan sains meningkatkan interaksi dan komunikasi antar peneliti pemerhati dan pengguna sains dan teknologi Diharapkan pula kegiatan ini dapat menjalin kerjasama riset dan penerapan sains dan teknologi antar peneliti pemerhati dan pengguna sains dan teknoiogi khususnya yang terkait dengan peningkatan produktivitas pertanian
Prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang dipersembahkan pada seminar tersebut Semoga bermanfaat
Bogor 1 Mei 201 2
PANITIA
v
DAFTARISI
Hal Kata Pengantar IV
Daftar lsi V
Biostrins No Penulis Judul Hal
1 Ellyzarti dan Sri Keanekaragaman Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) di 2 Gusniati Gunung Betung Taman Hutan Raya Wan Abdurahaman
Bandar Lampung 2 Herman Pemilihan Varietas Cabe (Capsicum annum L) Kering 11
yang Bermutu Tinggi Basil Kawin Silang 3 Yulianty Eti Pemanfaatan Daun Kembang Sungsang (Gloriosa 16
Ernawiati Sri superba) dalam Upaya Mengendalikan Penyakit Wahyuningsih Antraknosa (Colletotrichum capsid (Syd) Butler amp
Bisby) pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L)
4 I GP Suryadarma Efisiensi Pembuatan Biogas dan Pupuk dalam Satu Bak 27 Penampung Studi Kasus Kotoran Sapi di Desa Geluntung Tabanan Bali
5 OsIan Jurnadi Penurunan Emisi Gas Nitrous Oxida (N20) dan Laju 35 Yusminah Hala Nitrifikasi pada Lahan Jagung (Zea mays) dengan AbdMuis Andi Menggunakan Mimba (Azadirachta indica) Sebagai Asmawati Bahan Penghambat Nitlifikasi
6 Setyadjit DA A Concept of Sustainable Tofu Industry by Linking it 44 Setyabudi E with Soybean Production in Indonesia Sukasib and EM Lokollo
7 Setyadjit E D Effect of Crushing Method and Storage Temperature 59 Astuty and E on the quality of frozen Soursop Puree Sukasih
8 Nurul Surniasri Variasi Tanaman di Lahan Pertanian dalam Upaya 73 Intensifikasi Pertanian Studi Kasus di Dua Desa Kecamatan Jenggawah Jember
9 Dody Priadi Pengaruh Penambahan Glomus aggregatumpada 82 Enkapsulasi Benih Sengon (Paraserianthes falcataria)
10 Muhammad Wiharto Analisis Vegetasi Pohon pada Berbagai Tipe Vegetasi 90 Tingkat Aliansi di Hutan Sub Pegunungan Gunung Salak Bogor Jawa Barat
11 Martha L Lande Keanekaragaman Tanaman Pisang (Musa spp) di Kab 100
VI
Yulianty Rita Puspitasari
12 Ali Husni dan Ifa Manzila
13 Andi Munisa Halifah Pagarra dan Andi MuilihUlll1a
No Penulis 1 Budi Untari Ahsol
Hasyim Setiawaty Yusuf
2 Herlina MT Kamaluddin dan Lentary Hutasoit
3 Syamsudin Ros Sumarny Partomuan Simanjuntak
4 Fahma Riyanti Poedji Loekitowati H dan Rizki Muharrani
5 Waras Nurcholis Tyas Ayu Lestari Theresia Pratiwi Kartika
6 Dudi Tohir Gustini Syahbirin Akbar
7 Dudi Tohir Eka Wuyung Rida Farida
8 Tetty Kemala Ahmad Sjahriza Randi Abdur Rohman
9 Charlena
Mohammad Yani
EkaNW
Pesawaran Propensi Lampung
Peningkatan Ragam Genetik Tanaman Padi Gogo 107 Untuk Meningkatkan Produktivitas dalam Upaya Mendukung Swasembada Berkelanjutan Uji Kapasitas Antioksidan Ekstrak Daun dan Flavonoid 119
Kimia Judul Hal
Potensi Sediaan Isolat Beta-Karyofilen dan Eugenol 129 yang Difonnulasi sebagai Atraktan Lalat Buah Bactrocera spp (Diptera Tephritidae) Pengaruh Senyawa Murni dari Pegagan (Centella 138 asiatica (L) Urban) Terhadap Fungsi KognitifBelajar dan Mengingat dan Efek Toksisitas pada Mencit (Mus musculus) Betina Perbandingan Efek Hipoglikemik dari Beberapa Ekstrak 150 Biji Petai Cina (Leucaena leucocephala (lmk)De Wit) pada Mencit yang Diinduksi Aloksan Pengaruh Pemanasan dan Penambahan Antioksidan 158 BHT pada Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappa Linn) dan Kinetika Reaksi Oksidasi
Aktivitas Antioksidan Sediaan Jamu dan Ekstrak Etanol 168 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Kunyit (Curcuma longa Linn) dan Meniran (Phyllanthus niruri Linn) Isolasi dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun 177 Dandang Gendis (Clinacanthus nutans) Berpotensi sebagai Antioksidan Sitotoksisitas Fraksi Aktif Biji Mahoni (Swietenia 190 mahagoni) pada Sel Kanker Payudara T47D Optimasi dan Evaluasi Mikrokapsul Ibuprofen Tersalut 202 Paduan Poliasamlaktat-Lilin Lebah
Pemanfaatan KonsorslUill Mikroba dari Kotoran Sapi 218 dan Kuda untuk Proses Biodegradasi Kotoran Limbah Minyak Berat
VII
10 Gustini Syahbirin Potensi Minyak Atsiri Daun Cinnamomum mult~florum 235 Catur Hertika Djoko Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Ulat Kubis
Prijono Dadang Crocidolomia Pavonana
Matematika No Penulis Judu Hal
1 Mohammad Masjkur Perbandingan Model Nonlinear Jerapan Fosfor 248 2 Sariyanto Hadi Model Multistate Life Table (MSLT) dan Aplikasinya 263
Sumamo dan Siswandi dalam Bidang Pendidikan Kausu Khusus di Kabupaten Sintang
3 M Endro Prasetyo Perencanaan Strategik Rumah Sakit Melalui Efisiensi 275 Toni Bakhtiar dan Optimasi Penggunaan Kamar Operasi Farida Hanum
4 Ayu Meryanti G Optimasi Portofolio Obligasi yang Terimunisasi dengan 286 Farida Hanum Endar Goal Programming H Nugrahan
5 Hari Agung Data Warehouse dan Aplikasi OLAP Akademik 297 Karomatul Aulia Kurikuium Mayor-Minor Departemen Ilmu Komputer
IPB Berbasis LINUX 6 Mutia Indah Sari Pemodelan Harga Saham Menggunakan Generalisasi 308
Endar H Nugrahani Model Wiener dan Model ARIMA Retno Budiarti
7 Ali Kusnanto Pengaruh Waktu Penyimpanan Stok Modal pada Model 317 Nl1rrachmawati Toni Sikll1s Bisnis Kaldor-Kalecki Bakhtiar
8 Hari Agl1ngdan Pengembangan WebGIS Kampl1s IPB Darmaga 327 Windy Deliana Khairani
9 Farida Hanum Penyelesaian Rural Postman Problem pad a Graf 339 Rangga Nakasumi Berarah dengan Metode Heuristik Toni Bakhtiar
10 Hari Agung Baba Pengembangan Sistem Informasi Perkebunan 350 Barns Diar Shiddiq (SCIBUN) menggunakan Free Open Source Software Bambang H (FOSS) Trisasongko La Ode Syams111 Iman Auriza Akbar
11 Endar H Nl1grahani Penilaian Opsi Put Amerika dengan 362 Muhammad Syazali Metode Monte Carlo dan Metode Beda Hingga Suritno
11 Berlian Setiawaty Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika 373 Menggunakan Hidden Markov
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A TI TERHADAP ULAT KUBIS Crocidolomia pavonana
Gustini Syahbirinl Catur Hertika1 Ojoko Prijon02 Oadang2
10epartemen Kimia FMIPA IPB 20epartemen Proteksi Tanaman FAPERTA IPB Gedung Fakultas Petemakan W2 LtA-5 II Agatis Kampus IPB Oarmaga Bogor
TelpFax 0251-8624567
Abstrak
Penggunaan minyak atsiri kini makin meluas tidak hanya dalam bidang industri dan farmasi melainkan dalam bidang pertanian Minyak atsiri berbagai jenis tanaman telah dilaporkan bersifat bakterisida fungisida dan insektisida Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri ialah Cinnamomum multiflorum (Lauraceae) Minyak atsiri daun C multiflorum diperoleh melalui distilasi uap air dengan perolehan rendemen sebesar 139 Minyak atsiri daun tersebut diuji aktivitas insektisidanya terhadap ulat kubis C pavonana dengan metode celup daun Perlakuan dengan minyak atsiri terse but pada konsentrasi 1 (bv) mengakibatkan kematian serangga uji sebesar 937 Hasil uji lanjutan pada 6 taraf konsentrasi menunjukkan bahwa tingkat mortalitas serangga uji cukup tinggi pada 24 jam setelah perlakuan (JSP) dan meningkat pada 48 JSP LC so minyak atsiri C multiflorum pada 24 dan 48 JSP masing-masing 0504 dan 0396 Perlakuan dengan minyak atsiri tersebut pada konsentrasi 031 tidak menghambat perkembangan larva C pavanana Toksisitas minyak atsiri C multifarum cukupmendekati toksisitas minyak mimba (LC so terhadap instar II dan instar II+III masing-masing 085 dan 0199) yang memiliki efek kerja racun yang lebih lambat dibandingkan dengan C multijlorum
Kata kunci minyak atsiri Cinnamomum multijlorum insektisida nabati Crocidolomia pavon ana
1 PENDAHULUAN
Masalah lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan insektisida di dunia kini
menjadi perhatian para peneliti untuk menemukan suatu altematif insektisida yang ramah
bagi lingkungan Sekitar 25 juta ton insektisida digunakan tiap tahunnya dan menyebabkan
kerusakan mencapai Rp 100 triliun Hal tersebut diakibatkan oleh toksisitasnya yang tinggi
dan bahan nonhiodegradabe dalam insektisida tersebut serta residu yang tersimpan di dalam
tanah [1] Oi Indonesia tercatat bahwa hampir 955 petani sayuran di Jawa Barat
bergantung pada insektisida sintetik dalam pengendalian hama dan penyakit 2]
Insektisida alami merupakan altematifyang baik untuk mengurangi efek negatifyang
ditimbulkan oleh pemakaian insektisida sintetik terhadap konsumen maupun Iingkungan
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor J2 November 20 J J 235
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif insektisida yang ramah
lingkungan adalah minyak atsiri [3] Sejak dahulu Illinyak atsiri telah digllnakan secara Illas
sebagai bakterisida fllngisida insektisida parfum kosmetik serta dalam industri makanan
Penggunaan minyak atsiri juga merupakan tradisi yang lama dalam Illelindungi penyilllpanan
produk [4 JJ M inyak atsiri lllerupakan metabol it sekllnder dari tanaman arolllatik yang mellli I iki
kOl11ponen yang komplck dengan karakteristik Illudah 1l1enguap dan memiliki arol11a yang
kuat Senyawa lipofilik tcrsebut dapat mengganggu metabolismc dasar psikologis biokilllia
serta tingkah laku serangga T erutama aromanya yang khusus dapat lllcnarik serangga unwk
Illembantu dalam penyerbukan dan penyebaran biji l11aupun l11enolak scrangga r4J f1 inyak
ini ull1ul11nya diperolch dari berbagai llletode ekstraksi sepcrti proses distilasi penggllnaan
cairan CO2 supcrkritis at au lIIicrowave Minyak atsiri dapat diperolch dari tanal1lan arolllatik
pada bagian bunga akar ranting batang kulit dan daun Tanltlman lflJ 1IIllUJ111la tlllllblih
pada negara yang hangat atau beriklim tropis seperti Indonesia 131
Komponen minyak atsiri dan turunannya dianggap scbagai alternatif yang dapat
digunakan untllk Illengendalikan ham a scrangga berbahaa dan kemalllpuannya yang
terdegradasi dengan cepat di lingkungan Kayu l1lanis atall dikenal dcngan CiIllWIlIOIllIII[
merupakan salah satll spesies dari Lauraeeae yang dapat menghasilkan minyak atsiri dan
memiliki potensi sebagai insektisida nabati [561 Beberapa penclitian I1lcnlllljllkkan bahwa
kandungan minyak atsiri pad a (cassia dall ( evallicul1l mcmperlihatkan aktivitas
illsektisida yang baik Adanya toksisitas minyak atsiri C illers C 11l0lisill1l1ll dan C
illlpressicosfafulIl pada uj i larva udallg dengan LCrlt IOOllgm L Jantan ( al (2005)
ll1elaporkan adanya aktivitas 8 daull CillflamofllUfIl spp terhadap nyall1uk Aedes oelpfi dan
A alhopiCfus Efek yang kllat diwnjukkan terhadap larva dewasa setelah pemaparan selama 3
jam Kandungan benzil benzoat dall benzil salisilat yang tinggi pada C rhYllchophvllllm
diduga menjadi sumber lItama aktivitas insektisida tersebllt Kandungan sinal1laldehida pada
C osmopholeUiIl diduga dapat menghall1bat pertumbuhan larva A alhopicfllS [6]
Aktivitas insektisida nabati dari CimwlI10mum spp terhadap serangga pemakan daun
belum pernah dilaporkan scbelumnya Oleh karena itu diperlllkan penelitian untuk
mengctahlli potensi minyak atsiri kayu manis sebagai sumber insektisida nabati untuk
mengendalikan serangga pemakan daun Kerugian produksi pertanian akibat serangan hama
Prosiding Seminar vasional Sains IV Bogor 12 November 20 I I 236
termasuk produksi tanaman sayuran sangat besar Salah satu hama perusak adalah
Crocidmia pawmal1l1 yang lazim menyerang tanarnan kubis-kubisan dan serangannya
bersarnaan dengan Puleo ~Yvosfea dapat rnenurunkan produksi hingga 100 l71 Penelitian inl bertujuan Illengetahui aktivitas insektisida minyak atsiri dad C lIIufijlorutll
terhadap hama pemakan daun C pawmona dan membandingkan aktivitasnya terhadap
minyak Illilllba (Azadirachfo indica) sebagai insektisida nabati komersia1
2 BAHAN DAN METODE
21 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan ialah daun kaYll manis C mutljlorufll (yang dipcrpolch
dari Kcbun Raya Bogor) M inyak milllba komersiaL Na~SOj anhldrat heksana mctanol dan
Tween-80 A lat-alat yang digunakan ialah radas distilasi uap air vial kaca (15 cm X 4 cm)
pipet mikro cawall petri dan alat kma yang lazim digunakan di laboratoriulll
22 Metode Penelitian
Metode pellclitiall tcrdiri atas tahap preparasi sampcL lIji pendahuluall uji aktivitas
insektisida dan uji fitotoksisitas
221 Distilasi Daun C mult~lrum [81
Sampel daun kaYll manis dikering-anginkan selama 7 hari [91 Sampel sebanyak 800shy
1500 g ditimbang lalu diletakkan di alas piringan berupa ayakan yang terletak beberapa cm di
alas permukaan air dalalll ketcl penyuling Sampel kemudiall didistilasi dengan menggunakan
alat distilasi uap air selama 6-7 jam pad a suhu 90-100 dc Uap dad ketel mengalir ke
kondensor dan mengalarni kondensasi dan kondensat masuk ke dalam pipa Air dan minyak
akan terpisahkan dan dikelllarkan melalui cerat Minyak yang diperoleh ditambahkan Nas04
anhidrat untuk menjerap sisa air yang ada
222 Uji Aktivitas Insektisida rIO]
Uji Pendahuluan Minyak atsiri hasil distilasi dilarutkan dalam campuran
metanolTween-80 (5 1) sampai konsentrasi 1 050 dan 010 (bv) Pakan berupa daun
Prosiding Seminar Nasional Sains IV 2 Novemher 2011 237
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
IV
KATA PENGANTAR
Seminar Nasional Sains adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan olen fakul tas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor sejak Tahun 2008 Tahun ini adalah penyelenggaraan yang ke-4 dengan tema PERAN SAINS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN
Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan peneLiti-peneLiti dari berbagai institusi pendidikan dan penelitian baik perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga penelitian dari seluruh Indonesia untuk saling bertukar pikiran dan memaparkan hasil-hasil penelitian terkait penerapan sains (statistik biosains klimatologi kimia matematika ilmu komputer fisika dan biokimia) untuk peningkatan produktivmiddottas pertanian dalam arti luas Seminar Nasional Sains IV ini diikuti oleh Iebih dari 200 orang peserta dengan sebanyak 63 peserta sebagai pemakalah pada sesi presentasi paralel yang berasal dari berbagai perguruan tinggi meliputi Universitas Riau Universitas Sriwijaya Universitas Lampung Universitas Pancasila Universitas lenderal Sudirman Institut Teknologi Bandung Universitas Kristen Satya Wacana Universitas Mulawarman Universitas Negeri Makassar Universitas Tadulako dan Institut Pertanian Bogor sendiri Selain itu peserta pemakalah juga berasal dari beberapa lembaga peneLitian seperti Pusat Penelitian Bioteknologi LlPI dan pusatshypusat penelitian di bawah Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Diharapkan dari kegiatan ini dapat memberikan informasi perkembangan sains memicu inovasi-inovasi teknologi yang berlandaskan sains meningkatkan interaksi dan komunikasi antar peneliti pemerhati dan pengguna sains dan teknologi Diharapkan pula kegiatan ini dapat menjalin kerjasama riset dan penerapan sains dan teknologi antar peneliti pemerhati dan pengguna sains dan teknoiogi khususnya yang terkait dengan peningkatan produktivitas pertanian
Prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang dipersembahkan pada seminar tersebut Semoga bermanfaat
Bogor 1 Mei 201 2
PANITIA
v
DAFTARISI
Hal Kata Pengantar IV
Daftar lsi V
Biostrins No Penulis Judul Hal
1 Ellyzarti dan Sri Keanekaragaman Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) di 2 Gusniati Gunung Betung Taman Hutan Raya Wan Abdurahaman
Bandar Lampung 2 Herman Pemilihan Varietas Cabe (Capsicum annum L) Kering 11
yang Bermutu Tinggi Basil Kawin Silang 3 Yulianty Eti Pemanfaatan Daun Kembang Sungsang (Gloriosa 16
Ernawiati Sri superba) dalam Upaya Mengendalikan Penyakit Wahyuningsih Antraknosa (Colletotrichum capsid (Syd) Butler amp
Bisby) pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L)
4 I GP Suryadarma Efisiensi Pembuatan Biogas dan Pupuk dalam Satu Bak 27 Penampung Studi Kasus Kotoran Sapi di Desa Geluntung Tabanan Bali
5 OsIan Jurnadi Penurunan Emisi Gas Nitrous Oxida (N20) dan Laju 35 Yusminah Hala Nitrifikasi pada Lahan Jagung (Zea mays) dengan AbdMuis Andi Menggunakan Mimba (Azadirachta indica) Sebagai Asmawati Bahan Penghambat Nitlifikasi
6 Setyadjit DA A Concept of Sustainable Tofu Industry by Linking it 44 Setyabudi E with Soybean Production in Indonesia Sukasib and EM Lokollo
7 Setyadjit E D Effect of Crushing Method and Storage Temperature 59 Astuty and E on the quality of frozen Soursop Puree Sukasih
8 Nurul Surniasri Variasi Tanaman di Lahan Pertanian dalam Upaya 73 Intensifikasi Pertanian Studi Kasus di Dua Desa Kecamatan Jenggawah Jember
9 Dody Priadi Pengaruh Penambahan Glomus aggregatumpada 82 Enkapsulasi Benih Sengon (Paraserianthes falcataria)
10 Muhammad Wiharto Analisis Vegetasi Pohon pada Berbagai Tipe Vegetasi 90 Tingkat Aliansi di Hutan Sub Pegunungan Gunung Salak Bogor Jawa Barat
11 Martha L Lande Keanekaragaman Tanaman Pisang (Musa spp) di Kab 100
VI
Yulianty Rita Puspitasari
12 Ali Husni dan Ifa Manzila
13 Andi Munisa Halifah Pagarra dan Andi MuilihUlll1a
No Penulis 1 Budi Untari Ahsol
Hasyim Setiawaty Yusuf
2 Herlina MT Kamaluddin dan Lentary Hutasoit
3 Syamsudin Ros Sumarny Partomuan Simanjuntak
4 Fahma Riyanti Poedji Loekitowati H dan Rizki Muharrani
5 Waras Nurcholis Tyas Ayu Lestari Theresia Pratiwi Kartika
6 Dudi Tohir Gustini Syahbirin Akbar
7 Dudi Tohir Eka Wuyung Rida Farida
8 Tetty Kemala Ahmad Sjahriza Randi Abdur Rohman
9 Charlena
Mohammad Yani
EkaNW
Pesawaran Propensi Lampung
Peningkatan Ragam Genetik Tanaman Padi Gogo 107 Untuk Meningkatkan Produktivitas dalam Upaya Mendukung Swasembada Berkelanjutan Uji Kapasitas Antioksidan Ekstrak Daun dan Flavonoid 119
Kimia Judul Hal
Potensi Sediaan Isolat Beta-Karyofilen dan Eugenol 129 yang Difonnulasi sebagai Atraktan Lalat Buah Bactrocera spp (Diptera Tephritidae) Pengaruh Senyawa Murni dari Pegagan (Centella 138 asiatica (L) Urban) Terhadap Fungsi KognitifBelajar dan Mengingat dan Efek Toksisitas pada Mencit (Mus musculus) Betina Perbandingan Efek Hipoglikemik dari Beberapa Ekstrak 150 Biji Petai Cina (Leucaena leucocephala (lmk)De Wit) pada Mencit yang Diinduksi Aloksan Pengaruh Pemanasan dan Penambahan Antioksidan 158 BHT pada Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappa Linn) dan Kinetika Reaksi Oksidasi
Aktivitas Antioksidan Sediaan Jamu dan Ekstrak Etanol 168 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Kunyit (Curcuma longa Linn) dan Meniran (Phyllanthus niruri Linn) Isolasi dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun 177 Dandang Gendis (Clinacanthus nutans) Berpotensi sebagai Antioksidan Sitotoksisitas Fraksi Aktif Biji Mahoni (Swietenia 190 mahagoni) pada Sel Kanker Payudara T47D Optimasi dan Evaluasi Mikrokapsul Ibuprofen Tersalut 202 Paduan Poliasamlaktat-Lilin Lebah
Pemanfaatan KonsorslUill Mikroba dari Kotoran Sapi 218 dan Kuda untuk Proses Biodegradasi Kotoran Limbah Minyak Berat
VII
10 Gustini Syahbirin Potensi Minyak Atsiri Daun Cinnamomum mult~florum 235 Catur Hertika Djoko Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Ulat Kubis
Prijono Dadang Crocidolomia Pavonana
Matematika No Penulis Judu Hal
1 Mohammad Masjkur Perbandingan Model Nonlinear Jerapan Fosfor 248 2 Sariyanto Hadi Model Multistate Life Table (MSLT) dan Aplikasinya 263
Sumamo dan Siswandi dalam Bidang Pendidikan Kausu Khusus di Kabupaten Sintang
3 M Endro Prasetyo Perencanaan Strategik Rumah Sakit Melalui Efisiensi 275 Toni Bakhtiar dan Optimasi Penggunaan Kamar Operasi Farida Hanum
4 Ayu Meryanti G Optimasi Portofolio Obligasi yang Terimunisasi dengan 286 Farida Hanum Endar Goal Programming H Nugrahan
5 Hari Agung Data Warehouse dan Aplikasi OLAP Akademik 297 Karomatul Aulia Kurikuium Mayor-Minor Departemen Ilmu Komputer
IPB Berbasis LINUX 6 Mutia Indah Sari Pemodelan Harga Saham Menggunakan Generalisasi 308
Endar H Nugrahani Model Wiener dan Model ARIMA Retno Budiarti
7 Ali Kusnanto Pengaruh Waktu Penyimpanan Stok Modal pada Model 317 Nl1rrachmawati Toni Sikll1s Bisnis Kaldor-Kalecki Bakhtiar
8 Hari Agl1ngdan Pengembangan WebGIS Kampl1s IPB Darmaga 327 Windy Deliana Khairani
9 Farida Hanum Penyelesaian Rural Postman Problem pad a Graf 339 Rangga Nakasumi Berarah dengan Metode Heuristik Toni Bakhtiar
10 Hari Agung Baba Pengembangan Sistem Informasi Perkebunan 350 Barns Diar Shiddiq (SCIBUN) menggunakan Free Open Source Software Bambang H (FOSS) Trisasongko La Ode Syams111 Iman Auriza Akbar
11 Endar H Nl1grahani Penilaian Opsi Put Amerika dengan 362 Muhammad Syazali Metode Monte Carlo dan Metode Beda Hingga Suritno
11 Berlian Setiawaty Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika 373 Menggunakan Hidden Markov
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A TI TERHADAP ULAT KUBIS Crocidolomia pavonana
Gustini Syahbirinl Catur Hertika1 Ojoko Prijon02 Oadang2
10epartemen Kimia FMIPA IPB 20epartemen Proteksi Tanaman FAPERTA IPB Gedung Fakultas Petemakan W2 LtA-5 II Agatis Kampus IPB Oarmaga Bogor
TelpFax 0251-8624567
Abstrak
Penggunaan minyak atsiri kini makin meluas tidak hanya dalam bidang industri dan farmasi melainkan dalam bidang pertanian Minyak atsiri berbagai jenis tanaman telah dilaporkan bersifat bakterisida fungisida dan insektisida Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri ialah Cinnamomum multiflorum (Lauraceae) Minyak atsiri daun C multiflorum diperoleh melalui distilasi uap air dengan perolehan rendemen sebesar 139 Minyak atsiri daun tersebut diuji aktivitas insektisidanya terhadap ulat kubis C pavonana dengan metode celup daun Perlakuan dengan minyak atsiri terse but pada konsentrasi 1 (bv) mengakibatkan kematian serangga uji sebesar 937 Hasil uji lanjutan pada 6 taraf konsentrasi menunjukkan bahwa tingkat mortalitas serangga uji cukup tinggi pada 24 jam setelah perlakuan (JSP) dan meningkat pada 48 JSP LC so minyak atsiri C multiflorum pada 24 dan 48 JSP masing-masing 0504 dan 0396 Perlakuan dengan minyak atsiri tersebut pada konsentrasi 031 tidak menghambat perkembangan larva C pavanana Toksisitas minyak atsiri C multifarum cukupmendekati toksisitas minyak mimba (LC so terhadap instar II dan instar II+III masing-masing 085 dan 0199) yang memiliki efek kerja racun yang lebih lambat dibandingkan dengan C multijlorum
Kata kunci minyak atsiri Cinnamomum multijlorum insektisida nabati Crocidolomia pavon ana
1 PENDAHULUAN
Masalah lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan insektisida di dunia kini
menjadi perhatian para peneliti untuk menemukan suatu altematif insektisida yang ramah
bagi lingkungan Sekitar 25 juta ton insektisida digunakan tiap tahunnya dan menyebabkan
kerusakan mencapai Rp 100 triliun Hal tersebut diakibatkan oleh toksisitasnya yang tinggi
dan bahan nonhiodegradabe dalam insektisida tersebut serta residu yang tersimpan di dalam
tanah [1] Oi Indonesia tercatat bahwa hampir 955 petani sayuran di Jawa Barat
bergantung pada insektisida sintetik dalam pengendalian hama dan penyakit 2]
Insektisida alami merupakan altematifyang baik untuk mengurangi efek negatifyang
ditimbulkan oleh pemakaian insektisida sintetik terhadap konsumen maupun Iingkungan
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor J2 November 20 J J 235
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif insektisida yang ramah
lingkungan adalah minyak atsiri [3] Sejak dahulu Illinyak atsiri telah digllnakan secara Illas
sebagai bakterisida fllngisida insektisida parfum kosmetik serta dalam industri makanan
Penggunaan minyak atsiri juga merupakan tradisi yang lama dalam Illelindungi penyilllpanan
produk [4 JJ M inyak atsiri lllerupakan metabol it sekllnder dari tanaman arolllatik yang mellli I iki
kOl11ponen yang komplck dengan karakteristik Illudah 1l1enguap dan memiliki arol11a yang
kuat Senyawa lipofilik tcrsebut dapat mengganggu metabolismc dasar psikologis biokilllia
serta tingkah laku serangga T erutama aromanya yang khusus dapat lllcnarik serangga unwk
Illembantu dalam penyerbukan dan penyebaran biji l11aupun l11enolak scrangga r4J f1 inyak
ini ull1ul11nya diperolch dari berbagai llletode ekstraksi sepcrti proses distilasi penggllnaan
cairan CO2 supcrkritis at au lIIicrowave Minyak atsiri dapat diperolch dari tanal1lan arolllatik
pada bagian bunga akar ranting batang kulit dan daun Tanltlman lflJ 1IIllUJ111la tlllllblih
pada negara yang hangat atau beriklim tropis seperti Indonesia 131
Komponen minyak atsiri dan turunannya dianggap scbagai alternatif yang dapat
digunakan untllk Illengendalikan ham a scrangga berbahaa dan kemalllpuannya yang
terdegradasi dengan cepat di lingkungan Kayu l1lanis atall dikenal dcngan CiIllWIlIOIllIII[
merupakan salah satll spesies dari Lauraeeae yang dapat menghasilkan minyak atsiri dan
memiliki potensi sebagai insektisida nabati [561 Beberapa penclitian I1lcnlllljllkkan bahwa
kandungan minyak atsiri pad a (cassia dall ( evallicul1l mcmperlihatkan aktivitas
illsektisida yang baik Adanya toksisitas minyak atsiri C illers C 11l0lisill1l1ll dan C
illlpressicosfafulIl pada uj i larva udallg dengan LCrlt IOOllgm L Jantan ( al (2005)
ll1elaporkan adanya aktivitas 8 daull CillflamofllUfIl spp terhadap nyall1uk Aedes oelpfi dan
A alhopiCfus Efek yang kllat diwnjukkan terhadap larva dewasa setelah pemaparan selama 3
jam Kandungan benzil benzoat dall benzil salisilat yang tinggi pada C rhYllchophvllllm
diduga menjadi sumber lItama aktivitas insektisida tersebllt Kandungan sinal1laldehida pada
C osmopholeUiIl diduga dapat menghall1bat pertumbuhan larva A alhopicfllS [6]
Aktivitas insektisida nabati dari CimwlI10mum spp terhadap serangga pemakan daun
belum pernah dilaporkan scbelumnya Oleh karena itu diperlllkan penelitian untuk
mengctahlli potensi minyak atsiri kayu manis sebagai sumber insektisida nabati untuk
mengendalikan serangga pemakan daun Kerugian produksi pertanian akibat serangan hama
Prosiding Seminar vasional Sains IV Bogor 12 November 20 I I 236
termasuk produksi tanaman sayuran sangat besar Salah satu hama perusak adalah
Crocidmia pawmal1l1 yang lazim menyerang tanarnan kubis-kubisan dan serangannya
bersarnaan dengan Puleo ~Yvosfea dapat rnenurunkan produksi hingga 100 l71 Penelitian inl bertujuan Illengetahui aktivitas insektisida minyak atsiri dad C lIIufijlorutll
terhadap hama pemakan daun C pawmona dan membandingkan aktivitasnya terhadap
minyak Illilllba (Azadirachfo indica) sebagai insektisida nabati komersia1
2 BAHAN DAN METODE
21 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan ialah daun kaYll manis C mutljlorufll (yang dipcrpolch
dari Kcbun Raya Bogor) M inyak milllba komersiaL Na~SOj anhldrat heksana mctanol dan
Tween-80 A lat-alat yang digunakan ialah radas distilasi uap air vial kaca (15 cm X 4 cm)
pipet mikro cawall petri dan alat kma yang lazim digunakan di laboratoriulll
22 Metode Penelitian
Metode pellclitiall tcrdiri atas tahap preparasi sampcL lIji pendahuluall uji aktivitas
insektisida dan uji fitotoksisitas
221 Distilasi Daun C mult~lrum [81
Sampel daun kaYll manis dikering-anginkan selama 7 hari [91 Sampel sebanyak 800shy
1500 g ditimbang lalu diletakkan di alas piringan berupa ayakan yang terletak beberapa cm di
alas permukaan air dalalll ketcl penyuling Sampel kemudiall didistilasi dengan menggunakan
alat distilasi uap air selama 6-7 jam pad a suhu 90-100 dc Uap dad ketel mengalir ke
kondensor dan mengalarni kondensasi dan kondensat masuk ke dalam pipa Air dan minyak
akan terpisahkan dan dikelllarkan melalui cerat Minyak yang diperoleh ditambahkan Nas04
anhidrat untuk menjerap sisa air yang ada
222 Uji Aktivitas Insektisida rIO]
Uji Pendahuluan Minyak atsiri hasil distilasi dilarutkan dalam campuran
metanolTween-80 (5 1) sampai konsentrasi 1 050 dan 010 (bv) Pakan berupa daun
Prosiding Seminar Nasional Sains IV 2 Novemher 2011 237
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
v
DAFTARISI
Hal Kata Pengantar IV
Daftar lsi V
Biostrins No Penulis Judul Hal
1 Ellyzarti dan Sri Keanekaragaman Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) di 2 Gusniati Gunung Betung Taman Hutan Raya Wan Abdurahaman
Bandar Lampung 2 Herman Pemilihan Varietas Cabe (Capsicum annum L) Kering 11
yang Bermutu Tinggi Basil Kawin Silang 3 Yulianty Eti Pemanfaatan Daun Kembang Sungsang (Gloriosa 16
Ernawiati Sri superba) dalam Upaya Mengendalikan Penyakit Wahyuningsih Antraknosa (Colletotrichum capsid (Syd) Butler amp
Bisby) pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L)
4 I GP Suryadarma Efisiensi Pembuatan Biogas dan Pupuk dalam Satu Bak 27 Penampung Studi Kasus Kotoran Sapi di Desa Geluntung Tabanan Bali
5 OsIan Jurnadi Penurunan Emisi Gas Nitrous Oxida (N20) dan Laju 35 Yusminah Hala Nitrifikasi pada Lahan Jagung (Zea mays) dengan AbdMuis Andi Menggunakan Mimba (Azadirachta indica) Sebagai Asmawati Bahan Penghambat Nitlifikasi
6 Setyadjit DA A Concept of Sustainable Tofu Industry by Linking it 44 Setyabudi E with Soybean Production in Indonesia Sukasib and EM Lokollo
7 Setyadjit E D Effect of Crushing Method and Storage Temperature 59 Astuty and E on the quality of frozen Soursop Puree Sukasih
8 Nurul Surniasri Variasi Tanaman di Lahan Pertanian dalam Upaya 73 Intensifikasi Pertanian Studi Kasus di Dua Desa Kecamatan Jenggawah Jember
9 Dody Priadi Pengaruh Penambahan Glomus aggregatumpada 82 Enkapsulasi Benih Sengon (Paraserianthes falcataria)
10 Muhammad Wiharto Analisis Vegetasi Pohon pada Berbagai Tipe Vegetasi 90 Tingkat Aliansi di Hutan Sub Pegunungan Gunung Salak Bogor Jawa Barat
11 Martha L Lande Keanekaragaman Tanaman Pisang (Musa spp) di Kab 100
VI
Yulianty Rita Puspitasari
12 Ali Husni dan Ifa Manzila
13 Andi Munisa Halifah Pagarra dan Andi MuilihUlll1a
No Penulis 1 Budi Untari Ahsol
Hasyim Setiawaty Yusuf
2 Herlina MT Kamaluddin dan Lentary Hutasoit
3 Syamsudin Ros Sumarny Partomuan Simanjuntak
4 Fahma Riyanti Poedji Loekitowati H dan Rizki Muharrani
5 Waras Nurcholis Tyas Ayu Lestari Theresia Pratiwi Kartika
6 Dudi Tohir Gustini Syahbirin Akbar
7 Dudi Tohir Eka Wuyung Rida Farida
8 Tetty Kemala Ahmad Sjahriza Randi Abdur Rohman
9 Charlena
Mohammad Yani
EkaNW
Pesawaran Propensi Lampung
Peningkatan Ragam Genetik Tanaman Padi Gogo 107 Untuk Meningkatkan Produktivitas dalam Upaya Mendukung Swasembada Berkelanjutan Uji Kapasitas Antioksidan Ekstrak Daun dan Flavonoid 119
Kimia Judul Hal
Potensi Sediaan Isolat Beta-Karyofilen dan Eugenol 129 yang Difonnulasi sebagai Atraktan Lalat Buah Bactrocera spp (Diptera Tephritidae) Pengaruh Senyawa Murni dari Pegagan (Centella 138 asiatica (L) Urban) Terhadap Fungsi KognitifBelajar dan Mengingat dan Efek Toksisitas pada Mencit (Mus musculus) Betina Perbandingan Efek Hipoglikemik dari Beberapa Ekstrak 150 Biji Petai Cina (Leucaena leucocephala (lmk)De Wit) pada Mencit yang Diinduksi Aloksan Pengaruh Pemanasan dan Penambahan Antioksidan 158 BHT pada Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappa Linn) dan Kinetika Reaksi Oksidasi
Aktivitas Antioksidan Sediaan Jamu dan Ekstrak Etanol 168 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Kunyit (Curcuma longa Linn) dan Meniran (Phyllanthus niruri Linn) Isolasi dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun 177 Dandang Gendis (Clinacanthus nutans) Berpotensi sebagai Antioksidan Sitotoksisitas Fraksi Aktif Biji Mahoni (Swietenia 190 mahagoni) pada Sel Kanker Payudara T47D Optimasi dan Evaluasi Mikrokapsul Ibuprofen Tersalut 202 Paduan Poliasamlaktat-Lilin Lebah
Pemanfaatan KonsorslUill Mikroba dari Kotoran Sapi 218 dan Kuda untuk Proses Biodegradasi Kotoran Limbah Minyak Berat
VII
10 Gustini Syahbirin Potensi Minyak Atsiri Daun Cinnamomum mult~florum 235 Catur Hertika Djoko Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Ulat Kubis
Prijono Dadang Crocidolomia Pavonana
Matematika No Penulis Judu Hal
1 Mohammad Masjkur Perbandingan Model Nonlinear Jerapan Fosfor 248 2 Sariyanto Hadi Model Multistate Life Table (MSLT) dan Aplikasinya 263
Sumamo dan Siswandi dalam Bidang Pendidikan Kausu Khusus di Kabupaten Sintang
3 M Endro Prasetyo Perencanaan Strategik Rumah Sakit Melalui Efisiensi 275 Toni Bakhtiar dan Optimasi Penggunaan Kamar Operasi Farida Hanum
4 Ayu Meryanti G Optimasi Portofolio Obligasi yang Terimunisasi dengan 286 Farida Hanum Endar Goal Programming H Nugrahan
5 Hari Agung Data Warehouse dan Aplikasi OLAP Akademik 297 Karomatul Aulia Kurikuium Mayor-Minor Departemen Ilmu Komputer
IPB Berbasis LINUX 6 Mutia Indah Sari Pemodelan Harga Saham Menggunakan Generalisasi 308
Endar H Nugrahani Model Wiener dan Model ARIMA Retno Budiarti
7 Ali Kusnanto Pengaruh Waktu Penyimpanan Stok Modal pada Model 317 Nl1rrachmawati Toni Sikll1s Bisnis Kaldor-Kalecki Bakhtiar
8 Hari Agl1ngdan Pengembangan WebGIS Kampl1s IPB Darmaga 327 Windy Deliana Khairani
9 Farida Hanum Penyelesaian Rural Postman Problem pad a Graf 339 Rangga Nakasumi Berarah dengan Metode Heuristik Toni Bakhtiar
10 Hari Agung Baba Pengembangan Sistem Informasi Perkebunan 350 Barns Diar Shiddiq (SCIBUN) menggunakan Free Open Source Software Bambang H (FOSS) Trisasongko La Ode Syams111 Iman Auriza Akbar
11 Endar H Nl1grahani Penilaian Opsi Put Amerika dengan 362 Muhammad Syazali Metode Monte Carlo dan Metode Beda Hingga Suritno
11 Berlian Setiawaty Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika 373 Menggunakan Hidden Markov
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A TI TERHADAP ULAT KUBIS Crocidolomia pavonana
Gustini Syahbirinl Catur Hertika1 Ojoko Prijon02 Oadang2
10epartemen Kimia FMIPA IPB 20epartemen Proteksi Tanaman FAPERTA IPB Gedung Fakultas Petemakan W2 LtA-5 II Agatis Kampus IPB Oarmaga Bogor
TelpFax 0251-8624567
Abstrak
Penggunaan minyak atsiri kini makin meluas tidak hanya dalam bidang industri dan farmasi melainkan dalam bidang pertanian Minyak atsiri berbagai jenis tanaman telah dilaporkan bersifat bakterisida fungisida dan insektisida Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri ialah Cinnamomum multiflorum (Lauraceae) Minyak atsiri daun C multiflorum diperoleh melalui distilasi uap air dengan perolehan rendemen sebesar 139 Minyak atsiri daun tersebut diuji aktivitas insektisidanya terhadap ulat kubis C pavonana dengan metode celup daun Perlakuan dengan minyak atsiri terse but pada konsentrasi 1 (bv) mengakibatkan kematian serangga uji sebesar 937 Hasil uji lanjutan pada 6 taraf konsentrasi menunjukkan bahwa tingkat mortalitas serangga uji cukup tinggi pada 24 jam setelah perlakuan (JSP) dan meningkat pada 48 JSP LC so minyak atsiri C multiflorum pada 24 dan 48 JSP masing-masing 0504 dan 0396 Perlakuan dengan minyak atsiri tersebut pada konsentrasi 031 tidak menghambat perkembangan larva C pavanana Toksisitas minyak atsiri C multifarum cukupmendekati toksisitas minyak mimba (LC so terhadap instar II dan instar II+III masing-masing 085 dan 0199) yang memiliki efek kerja racun yang lebih lambat dibandingkan dengan C multijlorum
Kata kunci minyak atsiri Cinnamomum multijlorum insektisida nabati Crocidolomia pavon ana
1 PENDAHULUAN
Masalah lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan insektisida di dunia kini
menjadi perhatian para peneliti untuk menemukan suatu altematif insektisida yang ramah
bagi lingkungan Sekitar 25 juta ton insektisida digunakan tiap tahunnya dan menyebabkan
kerusakan mencapai Rp 100 triliun Hal tersebut diakibatkan oleh toksisitasnya yang tinggi
dan bahan nonhiodegradabe dalam insektisida tersebut serta residu yang tersimpan di dalam
tanah [1] Oi Indonesia tercatat bahwa hampir 955 petani sayuran di Jawa Barat
bergantung pada insektisida sintetik dalam pengendalian hama dan penyakit 2]
Insektisida alami merupakan altematifyang baik untuk mengurangi efek negatifyang
ditimbulkan oleh pemakaian insektisida sintetik terhadap konsumen maupun Iingkungan
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor J2 November 20 J J 235
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif insektisida yang ramah
lingkungan adalah minyak atsiri [3] Sejak dahulu Illinyak atsiri telah digllnakan secara Illas
sebagai bakterisida fllngisida insektisida parfum kosmetik serta dalam industri makanan
Penggunaan minyak atsiri juga merupakan tradisi yang lama dalam Illelindungi penyilllpanan
produk [4 JJ M inyak atsiri lllerupakan metabol it sekllnder dari tanaman arolllatik yang mellli I iki
kOl11ponen yang komplck dengan karakteristik Illudah 1l1enguap dan memiliki arol11a yang
kuat Senyawa lipofilik tcrsebut dapat mengganggu metabolismc dasar psikologis biokilllia
serta tingkah laku serangga T erutama aromanya yang khusus dapat lllcnarik serangga unwk
Illembantu dalam penyerbukan dan penyebaran biji l11aupun l11enolak scrangga r4J f1 inyak
ini ull1ul11nya diperolch dari berbagai llletode ekstraksi sepcrti proses distilasi penggllnaan
cairan CO2 supcrkritis at au lIIicrowave Minyak atsiri dapat diperolch dari tanal1lan arolllatik
pada bagian bunga akar ranting batang kulit dan daun Tanltlman lflJ 1IIllUJ111la tlllllblih
pada negara yang hangat atau beriklim tropis seperti Indonesia 131
Komponen minyak atsiri dan turunannya dianggap scbagai alternatif yang dapat
digunakan untllk Illengendalikan ham a scrangga berbahaa dan kemalllpuannya yang
terdegradasi dengan cepat di lingkungan Kayu l1lanis atall dikenal dcngan CiIllWIlIOIllIII[
merupakan salah satll spesies dari Lauraeeae yang dapat menghasilkan minyak atsiri dan
memiliki potensi sebagai insektisida nabati [561 Beberapa penclitian I1lcnlllljllkkan bahwa
kandungan minyak atsiri pad a (cassia dall ( evallicul1l mcmperlihatkan aktivitas
illsektisida yang baik Adanya toksisitas minyak atsiri C illers C 11l0lisill1l1ll dan C
illlpressicosfafulIl pada uj i larva udallg dengan LCrlt IOOllgm L Jantan ( al (2005)
ll1elaporkan adanya aktivitas 8 daull CillflamofllUfIl spp terhadap nyall1uk Aedes oelpfi dan
A alhopiCfus Efek yang kllat diwnjukkan terhadap larva dewasa setelah pemaparan selama 3
jam Kandungan benzil benzoat dall benzil salisilat yang tinggi pada C rhYllchophvllllm
diduga menjadi sumber lItama aktivitas insektisida tersebllt Kandungan sinal1laldehida pada
C osmopholeUiIl diduga dapat menghall1bat pertumbuhan larva A alhopicfllS [6]
Aktivitas insektisida nabati dari CimwlI10mum spp terhadap serangga pemakan daun
belum pernah dilaporkan scbelumnya Oleh karena itu diperlllkan penelitian untuk
mengctahlli potensi minyak atsiri kayu manis sebagai sumber insektisida nabati untuk
mengendalikan serangga pemakan daun Kerugian produksi pertanian akibat serangan hama
Prosiding Seminar vasional Sains IV Bogor 12 November 20 I I 236
termasuk produksi tanaman sayuran sangat besar Salah satu hama perusak adalah
Crocidmia pawmal1l1 yang lazim menyerang tanarnan kubis-kubisan dan serangannya
bersarnaan dengan Puleo ~Yvosfea dapat rnenurunkan produksi hingga 100 l71 Penelitian inl bertujuan Illengetahui aktivitas insektisida minyak atsiri dad C lIIufijlorutll
terhadap hama pemakan daun C pawmona dan membandingkan aktivitasnya terhadap
minyak Illilllba (Azadirachfo indica) sebagai insektisida nabati komersia1
2 BAHAN DAN METODE
21 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan ialah daun kaYll manis C mutljlorufll (yang dipcrpolch
dari Kcbun Raya Bogor) M inyak milllba komersiaL Na~SOj anhldrat heksana mctanol dan
Tween-80 A lat-alat yang digunakan ialah radas distilasi uap air vial kaca (15 cm X 4 cm)
pipet mikro cawall petri dan alat kma yang lazim digunakan di laboratoriulll
22 Metode Penelitian
Metode pellclitiall tcrdiri atas tahap preparasi sampcL lIji pendahuluall uji aktivitas
insektisida dan uji fitotoksisitas
221 Distilasi Daun C mult~lrum [81
Sampel daun kaYll manis dikering-anginkan selama 7 hari [91 Sampel sebanyak 800shy
1500 g ditimbang lalu diletakkan di alas piringan berupa ayakan yang terletak beberapa cm di
alas permukaan air dalalll ketcl penyuling Sampel kemudiall didistilasi dengan menggunakan
alat distilasi uap air selama 6-7 jam pad a suhu 90-100 dc Uap dad ketel mengalir ke
kondensor dan mengalarni kondensasi dan kondensat masuk ke dalam pipa Air dan minyak
akan terpisahkan dan dikelllarkan melalui cerat Minyak yang diperoleh ditambahkan Nas04
anhidrat untuk menjerap sisa air yang ada
222 Uji Aktivitas Insektisida rIO]
Uji Pendahuluan Minyak atsiri hasil distilasi dilarutkan dalam campuran
metanolTween-80 (5 1) sampai konsentrasi 1 050 dan 010 (bv) Pakan berupa daun
Prosiding Seminar Nasional Sains IV 2 Novemher 2011 237
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
VI
Yulianty Rita Puspitasari
12 Ali Husni dan Ifa Manzila
13 Andi Munisa Halifah Pagarra dan Andi MuilihUlll1a
No Penulis 1 Budi Untari Ahsol
Hasyim Setiawaty Yusuf
2 Herlina MT Kamaluddin dan Lentary Hutasoit
3 Syamsudin Ros Sumarny Partomuan Simanjuntak
4 Fahma Riyanti Poedji Loekitowati H dan Rizki Muharrani
5 Waras Nurcholis Tyas Ayu Lestari Theresia Pratiwi Kartika
6 Dudi Tohir Gustini Syahbirin Akbar
7 Dudi Tohir Eka Wuyung Rida Farida
8 Tetty Kemala Ahmad Sjahriza Randi Abdur Rohman
9 Charlena
Mohammad Yani
EkaNW
Pesawaran Propensi Lampung
Peningkatan Ragam Genetik Tanaman Padi Gogo 107 Untuk Meningkatkan Produktivitas dalam Upaya Mendukung Swasembada Berkelanjutan Uji Kapasitas Antioksidan Ekstrak Daun dan Flavonoid 119
Kimia Judul Hal
Potensi Sediaan Isolat Beta-Karyofilen dan Eugenol 129 yang Difonnulasi sebagai Atraktan Lalat Buah Bactrocera spp (Diptera Tephritidae) Pengaruh Senyawa Murni dari Pegagan (Centella 138 asiatica (L) Urban) Terhadap Fungsi KognitifBelajar dan Mengingat dan Efek Toksisitas pada Mencit (Mus musculus) Betina Perbandingan Efek Hipoglikemik dari Beberapa Ekstrak 150 Biji Petai Cina (Leucaena leucocephala (lmk)De Wit) pada Mencit yang Diinduksi Aloksan Pengaruh Pemanasan dan Penambahan Antioksidan 158 BHT pada Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappa Linn) dan Kinetika Reaksi Oksidasi
Aktivitas Antioksidan Sediaan Jamu dan Ekstrak Etanol 168 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Kunyit (Curcuma longa Linn) dan Meniran (Phyllanthus niruri Linn) Isolasi dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun 177 Dandang Gendis (Clinacanthus nutans) Berpotensi sebagai Antioksidan Sitotoksisitas Fraksi Aktif Biji Mahoni (Swietenia 190 mahagoni) pada Sel Kanker Payudara T47D Optimasi dan Evaluasi Mikrokapsul Ibuprofen Tersalut 202 Paduan Poliasamlaktat-Lilin Lebah
Pemanfaatan KonsorslUill Mikroba dari Kotoran Sapi 218 dan Kuda untuk Proses Biodegradasi Kotoran Limbah Minyak Berat
VII
10 Gustini Syahbirin Potensi Minyak Atsiri Daun Cinnamomum mult~florum 235 Catur Hertika Djoko Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Ulat Kubis
Prijono Dadang Crocidolomia Pavonana
Matematika No Penulis Judu Hal
1 Mohammad Masjkur Perbandingan Model Nonlinear Jerapan Fosfor 248 2 Sariyanto Hadi Model Multistate Life Table (MSLT) dan Aplikasinya 263
Sumamo dan Siswandi dalam Bidang Pendidikan Kausu Khusus di Kabupaten Sintang
3 M Endro Prasetyo Perencanaan Strategik Rumah Sakit Melalui Efisiensi 275 Toni Bakhtiar dan Optimasi Penggunaan Kamar Operasi Farida Hanum
4 Ayu Meryanti G Optimasi Portofolio Obligasi yang Terimunisasi dengan 286 Farida Hanum Endar Goal Programming H Nugrahan
5 Hari Agung Data Warehouse dan Aplikasi OLAP Akademik 297 Karomatul Aulia Kurikuium Mayor-Minor Departemen Ilmu Komputer
IPB Berbasis LINUX 6 Mutia Indah Sari Pemodelan Harga Saham Menggunakan Generalisasi 308
Endar H Nugrahani Model Wiener dan Model ARIMA Retno Budiarti
7 Ali Kusnanto Pengaruh Waktu Penyimpanan Stok Modal pada Model 317 Nl1rrachmawati Toni Sikll1s Bisnis Kaldor-Kalecki Bakhtiar
8 Hari Agl1ngdan Pengembangan WebGIS Kampl1s IPB Darmaga 327 Windy Deliana Khairani
9 Farida Hanum Penyelesaian Rural Postman Problem pad a Graf 339 Rangga Nakasumi Berarah dengan Metode Heuristik Toni Bakhtiar
10 Hari Agung Baba Pengembangan Sistem Informasi Perkebunan 350 Barns Diar Shiddiq (SCIBUN) menggunakan Free Open Source Software Bambang H (FOSS) Trisasongko La Ode Syams111 Iman Auriza Akbar
11 Endar H Nl1grahani Penilaian Opsi Put Amerika dengan 362 Muhammad Syazali Metode Monte Carlo dan Metode Beda Hingga Suritno
11 Berlian Setiawaty Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika 373 Menggunakan Hidden Markov
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A TI TERHADAP ULAT KUBIS Crocidolomia pavonana
Gustini Syahbirinl Catur Hertika1 Ojoko Prijon02 Oadang2
10epartemen Kimia FMIPA IPB 20epartemen Proteksi Tanaman FAPERTA IPB Gedung Fakultas Petemakan W2 LtA-5 II Agatis Kampus IPB Oarmaga Bogor
TelpFax 0251-8624567
Abstrak
Penggunaan minyak atsiri kini makin meluas tidak hanya dalam bidang industri dan farmasi melainkan dalam bidang pertanian Minyak atsiri berbagai jenis tanaman telah dilaporkan bersifat bakterisida fungisida dan insektisida Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri ialah Cinnamomum multiflorum (Lauraceae) Minyak atsiri daun C multiflorum diperoleh melalui distilasi uap air dengan perolehan rendemen sebesar 139 Minyak atsiri daun tersebut diuji aktivitas insektisidanya terhadap ulat kubis C pavonana dengan metode celup daun Perlakuan dengan minyak atsiri terse but pada konsentrasi 1 (bv) mengakibatkan kematian serangga uji sebesar 937 Hasil uji lanjutan pada 6 taraf konsentrasi menunjukkan bahwa tingkat mortalitas serangga uji cukup tinggi pada 24 jam setelah perlakuan (JSP) dan meningkat pada 48 JSP LC so minyak atsiri C multiflorum pada 24 dan 48 JSP masing-masing 0504 dan 0396 Perlakuan dengan minyak atsiri tersebut pada konsentrasi 031 tidak menghambat perkembangan larva C pavanana Toksisitas minyak atsiri C multifarum cukupmendekati toksisitas minyak mimba (LC so terhadap instar II dan instar II+III masing-masing 085 dan 0199) yang memiliki efek kerja racun yang lebih lambat dibandingkan dengan C multijlorum
Kata kunci minyak atsiri Cinnamomum multijlorum insektisida nabati Crocidolomia pavon ana
1 PENDAHULUAN
Masalah lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan insektisida di dunia kini
menjadi perhatian para peneliti untuk menemukan suatu altematif insektisida yang ramah
bagi lingkungan Sekitar 25 juta ton insektisida digunakan tiap tahunnya dan menyebabkan
kerusakan mencapai Rp 100 triliun Hal tersebut diakibatkan oleh toksisitasnya yang tinggi
dan bahan nonhiodegradabe dalam insektisida tersebut serta residu yang tersimpan di dalam
tanah [1] Oi Indonesia tercatat bahwa hampir 955 petani sayuran di Jawa Barat
bergantung pada insektisida sintetik dalam pengendalian hama dan penyakit 2]
Insektisida alami merupakan altematifyang baik untuk mengurangi efek negatifyang
ditimbulkan oleh pemakaian insektisida sintetik terhadap konsumen maupun Iingkungan
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor J2 November 20 J J 235
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif insektisida yang ramah
lingkungan adalah minyak atsiri [3] Sejak dahulu Illinyak atsiri telah digllnakan secara Illas
sebagai bakterisida fllngisida insektisida parfum kosmetik serta dalam industri makanan
Penggunaan minyak atsiri juga merupakan tradisi yang lama dalam Illelindungi penyilllpanan
produk [4 JJ M inyak atsiri lllerupakan metabol it sekllnder dari tanaman arolllatik yang mellli I iki
kOl11ponen yang komplck dengan karakteristik Illudah 1l1enguap dan memiliki arol11a yang
kuat Senyawa lipofilik tcrsebut dapat mengganggu metabolismc dasar psikologis biokilllia
serta tingkah laku serangga T erutama aromanya yang khusus dapat lllcnarik serangga unwk
Illembantu dalam penyerbukan dan penyebaran biji l11aupun l11enolak scrangga r4J f1 inyak
ini ull1ul11nya diperolch dari berbagai llletode ekstraksi sepcrti proses distilasi penggllnaan
cairan CO2 supcrkritis at au lIIicrowave Minyak atsiri dapat diperolch dari tanal1lan arolllatik
pada bagian bunga akar ranting batang kulit dan daun Tanltlman lflJ 1IIllUJ111la tlllllblih
pada negara yang hangat atau beriklim tropis seperti Indonesia 131
Komponen minyak atsiri dan turunannya dianggap scbagai alternatif yang dapat
digunakan untllk Illengendalikan ham a scrangga berbahaa dan kemalllpuannya yang
terdegradasi dengan cepat di lingkungan Kayu l1lanis atall dikenal dcngan CiIllWIlIOIllIII[
merupakan salah satll spesies dari Lauraeeae yang dapat menghasilkan minyak atsiri dan
memiliki potensi sebagai insektisida nabati [561 Beberapa penclitian I1lcnlllljllkkan bahwa
kandungan minyak atsiri pad a (cassia dall ( evallicul1l mcmperlihatkan aktivitas
illsektisida yang baik Adanya toksisitas minyak atsiri C illers C 11l0lisill1l1ll dan C
illlpressicosfafulIl pada uj i larva udallg dengan LCrlt IOOllgm L Jantan ( al (2005)
ll1elaporkan adanya aktivitas 8 daull CillflamofllUfIl spp terhadap nyall1uk Aedes oelpfi dan
A alhopiCfus Efek yang kllat diwnjukkan terhadap larva dewasa setelah pemaparan selama 3
jam Kandungan benzil benzoat dall benzil salisilat yang tinggi pada C rhYllchophvllllm
diduga menjadi sumber lItama aktivitas insektisida tersebllt Kandungan sinal1laldehida pada
C osmopholeUiIl diduga dapat menghall1bat pertumbuhan larva A alhopicfllS [6]
Aktivitas insektisida nabati dari CimwlI10mum spp terhadap serangga pemakan daun
belum pernah dilaporkan scbelumnya Oleh karena itu diperlllkan penelitian untuk
mengctahlli potensi minyak atsiri kayu manis sebagai sumber insektisida nabati untuk
mengendalikan serangga pemakan daun Kerugian produksi pertanian akibat serangan hama
Prosiding Seminar vasional Sains IV Bogor 12 November 20 I I 236
termasuk produksi tanaman sayuran sangat besar Salah satu hama perusak adalah
Crocidmia pawmal1l1 yang lazim menyerang tanarnan kubis-kubisan dan serangannya
bersarnaan dengan Puleo ~Yvosfea dapat rnenurunkan produksi hingga 100 l71 Penelitian inl bertujuan Illengetahui aktivitas insektisida minyak atsiri dad C lIIufijlorutll
terhadap hama pemakan daun C pawmona dan membandingkan aktivitasnya terhadap
minyak Illilllba (Azadirachfo indica) sebagai insektisida nabati komersia1
2 BAHAN DAN METODE
21 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan ialah daun kaYll manis C mutljlorufll (yang dipcrpolch
dari Kcbun Raya Bogor) M inyak milllba komersiaL Na~SOj anhldrat heksana mctanol dan
Tween-80 A lat-alat yang digunakan ialah radas distilasi uap air vial kaca (15 cm X 4 cm)
pipet mikro cawall petri dan alat kma yang lazim digunakan di laboratoriulll
22 Metode Penelitian
Metode pellclitiall tcrdiri atas tahap preparasi sampcL lIji pendahuluall uji aktivitas
insektisida dan uji fitotoksisitas
221 Distilasi Daun C mult~lrum [81
Sampel daun kaYll manis dikering-anginkan selama 7 hari [91 Sampel sebanyak 800shy
1500 g ditimbang lalu diletakkan di alas piringan berupa ayakan yang terletak beberapa cm di
alas permukaan air dalalll ketcl penyuling Sampel kemudiall didistilasi dengan menggunakan
alat distilasi uap air selama 6-7 jam pad a suhu 90-100 dc Uap dad ketel mengalir ke
kondensor dan mengalarni kondensasi dan kondensat masuk ke dalam pipa Air dan minyak
akan terpisahkan dan dikelllarkan melalui cerat Minyak yang diperoleh ditambahkan Nas04
anhidrat untuk menjerap sisa air yang ada
222 Uji Aktivitas Insektisida rIO]
Uji Pendahuluan Minyak atsiri hasil distilasi dilarutkan dalam campuran
metanolTween-80 (5 1) sampai konsentrasi 1 050 dan 010 (bv) Pakan berupa daun
Prosiding Seminar Nasional Sains IV 2 Novemher 2011 237
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
VII
10 Gustini Syahbirin Potensi Minyak Atsiri Daun Cinnamomum mult~florum 235 Catur Hertika Djoko Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Ulat Kubis
Prijono Dadang Crocidolomia Pavonana
Matematika No Penulis Judu Hal
1 Mohammad Masjkur Perbandingan Model Nonlinear Jerapan Fosfor 248 2 Sariyanto Hadi Model Multistate Life Table (MSLT) dan Aplikasinya 263
Sumamo dan Siswandi dalam Bidang Pendidikan Kausu Khusus di Kabupaten Sintang
3 M Endro Prasetyo Perencanaan Strategik Rumah Sakit Melalui Efisiensi 275 Toni Bakhtiar dan Optimasi Penggunaan Kamar Operasi Farida Hanum
4 Ayu Meryanti G Optimasi Portofolio Obligasi yang Terimunisasi dengan 286 Farida Hanum Endar Goal Programming H Nugrahan
5 Hari Agung Data Warehouse dan Aplikasi OLAP Akademik 297 Karomatul Aulia Kurikuium Mayor-Minor Departemen Ilmu Komputer
IPB Berbasis LINUX 6 Mutia Indah Sari Pemodelan Harga Saham Menggunakan Generalisasi 308
Endar H Nugrahani Model Wiener dan Model ARIMA Retno Budiarti
7 Ali Kusnanto Pengaruh Waktu Penyimpanan Stok Modal pada Model 317 Nl1rrachmawati Toni Sikll1s Bisnis Kaldor-Kalecki Bakhtiar
8 Hari Agl1ngdan Pengembangan WebGIS Kampl1s IPB Darmaga 327 Windy Deliana Khairani
9 Farida Hanum Penyelesaian Rural Postman Problem pad a Graf 339 Rangga Nakasumi Berarah dengan Metode Heuristik Toni Bakhtiar
10 Hari Agung Baba Pengembangan Sistem Informasi Perkebunan 350 Barns Diar Shiddiq (SCIBUN) menggunakan Free Open Source Software Bambang H (FOSS) Trisasongko La Ode Syams111 Iman Auriza Akbar
11 Endar H Nl1grahani Penilaian Opsi Put Amerika dengan 362 Muhammad Syazali Metode Monte Carlo dan Metode Beda Hingga Suritno
11 Berlian Setiawaty Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika 373 Menggunakan Hidden Markov
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A TI TERHADAP ULAT KUBIS Crocidolomia pavonana
Gustini Syahbirinl Catur Hertika1 Ojoko Prijon02 Oadang2
10epartemen Kimia FMIPA IPB 20epartemen Proteksi Tanaman FAPERTA IPB Gedung Fakultas Petemakan W2 LtA-5 II Agatis Kampus IPB Oarmaga Bogor
TelpFax 0251-8624567
Abstrak
Penggunaan minyak atsiri kini makin meluas tidak hanya dalam bidang industri dan farmasi melainkan dalam bidang pertanian Minyak atsiri berbagai jenis tanaman telah dilaporkan bersifat bakterisida fungisida dan insektisida Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri ialah Cinnamomum multiflorum (Lauraceae) Minyak atsiri daun C multiflorum diperoleh melalui distilasi uap air dengan perolehan rendemen sebesar 139 Minyak atsiri daun tersebut diuji aktivitas insektisidanya terhadap ulat kubis C pavonana dengan metode celup daun Perlakuan dengan minyak atsiri terse but pada konsentrasi 1 (bv) mengakibatkan kematian serangga uji sebesar 937 Hasil uji lanjutan pada 6 taraf konsentrasi menunjukkan bahwa tingkat mortalitas serangga uji cukup tinggi pada 24 jam setelah perlakuan (JSP) dan meningkat pada 48 JSP LC so minyak atsiri C multiflorum pada 24 dan 48 JSP masing-masing 0504 dan 0396 Perlakuan dengan minyak atsiri tersebut pada konsentrasi 031 tidak menghambat perkembangan larva C pavanana Toksisitas minyak atsiri C multifarum cukupmendekati toksisitas minyak mimba (LC so terhadap instar II dan instar II+III masing-masing 085 dan 0199) yang memiliki efek kerja racun yang lebih lambat dibandingkan dengan C multijlorum
Kata kunci minyak atsiri Cinnamomum multijlorum insektisida nabati Crocidolomia pavon ana
1 PENDAHULUAN
Masalah lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan insektisida di dunia kini
menjadi perhatian para peneliti untuk menemukan suatu altematif insektisida yang ramah
bagi lingkungan Sekitar 25 juta ton insektisida digunakan tiap tahunnya dan menyebabkan
kerusakan mencapai Rp 100 triliun Hal tersebut diakibatkan oleh toksisitasnya yang tinggi
dan bahan nonhiodegradabe dalam insektisida tersebut serta residu yang tersimpan di dalam
tanah [1] Oi Indonesia tercatat bahwa hampir 955 petani sayuran di Jawa Barat
bergantung pada insektisida sintetik dalam pengendalian hama dan penyakit 2]
Insektisida alami merupakan altematifyang baik untuk mengurangi efek negatifyang
ditimbulkan oleh pemakaian insektisida sintetik terhadap konsumen maupun Iingkungan
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor J2 November 20 J J 235
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif insektisida yang ramah
lingkungan adalah minyak atsiri [3] Sejak dahulu Illinyak atsiri telah digllnakan secara Illas
sebagai bakterisida fllngisida insektisida parfum kosmetik serta dalam industri makanan
Penggunaan minyak atsiri juga merupakan tradisi yang lama dalam Illelindungi penyilllpanan
produk [4 JJ M inyak atsiri lllerupakan metabol it sekllnder dari tanaman arolllatik yang mellli I iki
kOl11ponen yang komplck dengan karakteristik Illudah 1l1enguap dan memiliki arol11a yang
kuat Senyawa lipofilik tcrsebut dapat mengganggu metabolismc dasar psikologis biokilllia
serta tingkah laku serangga T erutama aromanya yang khusus dapat lllcnarik serangga unwk
Illembantu dalam penyerbukan dan penyebaran biji l11aupun l11enolak scrangga r4J f1 inyak
ini ull1ul11nya diperolch dari berbagai llletode ekstraksi sepcrti proses distilasi penggllnaan
cairan CO2 supcrkritis at au lIIicrowave Minyak atsiri dapat diperolch dari tanal1lan arolllatik
pada bagian bunga akar ranting batang kulit dan daun Tanltlman lflJ 1IIllUJ111la tlllllblih
pada negara yang hangat atau beriklim tropis seperti Indonesia 131
Komponen minyak atsiri dan turunannya dianggap scbagai alternatif yang dapat
digunakan untllk Illengendalikan ham a scrangga berbahaa dan kemalllpuannya yang
terdegradasi dengan cepat di lingkungan Kayu l1lanis atall dikenal dcngan CiIllWIlIOIllIII[
merupakan salah satll spesies dari Lauraeeae yang dapat menghasilkan minyak atsiri dan
memiliki potensi sebagai insektisida nabati [561 Beberapa penclitian I1lcnlllljllkkan bahwa
kandungan minyak atsiri pad a (cassia dall ( evallicul1l mcmperlihatkan aktivitas
illsektisida yang baik Adanya toksisitas minyak atsiri C illers C 11l0lisill1l1ll dan C
illlpressicosfafulIl pada uj i larva udallg dengan LCrlt IOOllgm L Jantan ( al (2005)
ll1elaporkan adanya aktivitas 8 daull CillflamofllUfIl spp terhadap nyall1uk Aedes oelpfi dan
A alhopiCfus Efek yang kllat diwnjukkan terhadap larva dewasa setelah pemaparan selama 3
jam Kandungan benzil benzoat dall benzil salisilat yang tinggi pada C rhYllchophvllllm
diduga menjadi sumber lItama aktivitas insektisida tersebllt Kandungan sinal1laldehida pada
C osmopholeUiIl diduga dapat menghall1bat pertumbuhan larva A alhopicfllS [6]
Aktivitas insektisida nabati dari CimwlI10mum spp terhadap serangga pemakan daun
belum pernah dilaporkan scbelumnya Oleh karena itu diperlllkan penelitian untuk
mengctahlli potensi minyak atsiri kayu manis sebagai sumber insektisida nabati untuk
mengendalikan serangga pemakan daun Kerugian produksi pertanian akibat serangan hama
Prosiding Seminar vasional Sains IV Bogor 12 November 20 I I 236
termasuk produksi tanaman sayuran sangat besar Salah satu hama perusak adalah
Crocidmia pawmal1l1 yang lazim menyerang tanarnan kubis-kubisan dan serangannya
bersarnaan dengan Puleo ~Yvosfea dapat rnenurunkan produksi hingga 100 l71 Penelitian inl bertujuan Illengetahui aktivitas insektisida minyak atsiri dad C lIIufijlorutll
terhadap hama pemakan daun C pawmona dan membandingkan aktivitasnya terhadap
minyak Illilllba (Azadirachfo indica) sebagai insektisida nabati komersia1
2 BAHAN DAN METODE
21 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan ialah daun kaYll manis C mutljlorufll (yang dipcrpolch
dari Kcbun Raya Bogor) M inyak milllba komersiaL Na~SOj anhldrat heksana mctanol dan
Tween-80 A lat-alat yang digunakan ialah radas distilasi uap air vial kaca (15 cm X 4 cm)
pipet mikro cawall petri dan alat kma yang lazim digunakan di laboratoriulll
22 Metode Penelitian
Metode pellclitiall tcrdiri atas tahap preparasi sampcL lIji pendahuluall uji aktivitas
insektisida dan uji fitotoksisitas
221 Distilasi Daun C mult~lrum [81
Sampel daun kaYll manis dikering-anginkan selama 7 hari [91 Sampel sebanyak 800shy
1500 g ditimbang lalu diletakkan di alas piringan berupa ayakan yang terletak beberapa cm di
alas permukaan air dalalll ketcl penyuling Sampel kemudiall didistilasi dengan menggunakan
alat distilasi uap air selama 6-7 jam pad a suhu 90-100 dc Uap dad ketel mengalir ke
kondensor dan mengalarni kondensasi dan kondensat masuk ke dalam pipa Air dan minyak
akan terpisahkan dan dikelllarkan melalui cerat Minyak yang diperoleh ditambahkan Nas04
anhidrat untuk menjerap sisa air yang ada
222 Uji Aktivitas Insektisida rIO]
Uji Pendahuluan Minyak atsiri hasil distilasi dilarutkan dalam campuran
metanolTween-80 (5 1) sampai konsentrasi 1 050 dan 010 (bv) Pakan berupa daun
Prosiding Seminar Nasional Sains IV 2 Novemher 2011 237
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A TI TERHADAP ULAT KUBIS Crocidolomia pavonana
Gustini Syahbirinl Catur Hertika1 Ojoko Prijon02 Oadang2
10epartemen Kimia FMIPA IPB 20epartemen Proteksi Tanaman FAPERTA IPB Gedung Fakultas Petemakan W2 LtA-5 II Agatis Kampus IPB Oarmaga Bogor
TelpFax 0251-8624567
Abstrak
Penggunaan minyak atsiri kini makin meluas tidak hanya dalam bidang industri dan farmasi melainkan dalam bidang pertanian Minyak atsiri berbagai jenis tanaman telah dilaporkan bersifat bakterisida fungisida dan insektisida Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri ialah Cinnamomum multiflorum (Lauraceae) Minyak atsiri daun C multiflorum diperoleh melalui distilasi uap air dengan perolehan rendemen sebesar 139 Minyak atsiri daun tersebut diuji aktivitas insektisidanya terhadap ulat kubis C pavonana dengan metode celup daun Perlakuan dengan minyak atsiri terse but pada konsentrasi 1 (bv) mengakibatkan kematian serangga uji sebesar 937 Hasil uji lanjutan pada 6 taraf konsentrasi menunjukkan bahwa tingkat mortalitas serangga uji cukup tinggi pada 24 jam setelah perlakuan (JSP) dan meningkat pada 48 JSP LC so minyak atsiri C multiflorum pada 24 dan 48 JSP masing-masing 0504 dan 0396 Perlakuan dengan minyak atsiri tersebut pada konsentrasi 031 tidak menghambat perkembangan larva C pavanana Toksisitas minyak atsiri C multifarum cukupmendekati toksisitas minyak mimba (LC so terhadap instar II dan instar II+III masing-masing 085 dan 0199) yang memiliki efek kerja racun yang lebih lambat dibandingkan dengan C multijlorum
Kata kunci minyak atsiri Cinnamomum multijlorum insektisida nabati Crocidolomia pavon ana
1 PENDAHULUAN
Masalah lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan insektisida di dunia kini
menjadi perhatian para peneliti untuk menemukan suatu altematif insektisida yang ramah
bagi lingkungan Sekitar 25 juta ton insektisida digunakan tiap tahunnya dan menyebabkan
kerusakan mencapai Rp 100 triliun Hal tersebut diakibatkan oleh toksisitasnya yang tinggi
dan bahan nonhiodegradabe dalam insektisida tersebut serta residu yang tersimpan di dalam
tanah [1] Oi Indonesia tercatat bahwa hampir 955 petani sayuran di Jawa Barat
bergantung pada insektisida sintetik dalam pengendalian hama dan penyakit 2]
Insektisida alami merupakan altematifyang baik untuk mengurangi efek negatifyang
ditimbulkan oleh pemakaian insektisida sintetik terhadap konsumen maupun Iingkungan
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor J2 November 20 J J 235
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif insektisida yang ramah
lingkungan adalah minyak atsiri [3] Sejak dahulu Illinyak atsiri telah digllnakan secara Illas
sebagai bakterisida fllngisida insektisida parfum kosmetik serta dalam industri makanan
Penggunaan minyak atsiri juga merupakan tradisi yang lama dalam Illelindungi penyilllpanan
produk [4 JJ M inyak atsiri lllerupakan metabol it sekllnder dari tanaman arolllatik yang mellli I iki
kOl11ponen yang komplck dengan karakteristik Illudah 1l1enguap dan memiliki arol11a yang
kuat Senyawa lipofilik tcrsebut dapat mengganggu metabolismc dasar psikologis biokilllia
serta tingkah laku serangga T erutama aromanya yang khusus dapat lllcnarik serangga unwk
Illembantu dalam penyerbukan dan penyebaran biji l11aupun l11enolak scrangga r4J f1 inyak
ini ull1ul11nya diperolch dari berbagai llletode ekstraksi sepcrti proses distilasi penggllnaan
cairan CO2 supcrkritis at au lIIicrowave Minyak atsiri dapat diperolch dari tanal1lan arolllatik
pada bagian bunga akar ranting batang kulit dan daun Tanltlman lflJ 1IIllUJ111la tlllllblih
pada negara yang hangat atau beriklim tropis seperti Indonesia 131
Komponen minyak atsiri dan turunannya dianggap scbagai alternatif yang dapat
digunakan untllk Illengendalikan ham a scrangga berbahaa dan kemalllpuannya yang
terdegradasi dengan cepat di lingkungan Kayu l1lanis atall dikenal dcngan CiIllWIlIOIllIII[
merupakan salah satll spesies dari Lauraeeae yang dapat menghasilkan minyak atsiri dan
memiliki potensi sebagai insektisida nabati [561 Beberapa penclitian I1lcnlllljllkkan bahwa
kandungan minyak atsiri pad a (cassia dall ( evallicul1l mcmperlihatkan aktivitas
illsektisida yang baik Adanya toksisitas minyak atsiri C illers C 11l0lisill1l1ll dan C
illlpressicosfafulIl pada uj i larva udallg dengan LCrlt IOOllgm L Jantan ( al (2005)
ll1elaporkan adanya aktivitas 8 daull CillflamofllUfIl spp terhadap nyall1uk Aedes oelpfi dan
A alhopiCfus Efek yang kllat diwnjukkan terhadap larva dewasa setelah pemaparan selama 3
jam Kandungan benzil benzoat dall benzil salisilat yang tinggi pada C rhYllchophvllllm
diduga menjadi sumber lItama aktivitas insektisida tersebllt Kandungan sinal1laldehida pada
C osmopholeUiIl diduga dapat menghall1bat pertumbuhan larva A alhopicfllS [6]
Aktivitas insektisida nabati dari CimwlI10mum spp terhadap serangga pemakan daun
belum pernah dilaporkan scbelumnya Oleh karena itu diperlllkan penelitian untuk
mengctahlli potensi minyak atsiri kayu manis sebagai sumber insektisida nabati untuk
mengendalikan serangga pemakan daun Kerugian produksi pertanian akibat serangan hama
Prosiding Seminar vasional Sains IV Bogor 12 November 20 I I 236
termasuk produksi tanaman sayuran sangat besar Salah satu hama perusak adalah
Crocidmia pawmal1l1 yang lazim menyerang tanarnan kubis-kubisan dan serangannya
bersarnaan dengan Puleo ~Yvosfea dapat rnenurunkan produksi hingga 100 l71 Penelitian inl bertujuan Illengetahui aktivitas insektisida minyak atsiri dad C lIIufijlorutll
terhadap hama pemakan daun C pawmona dan membandingkan aktivitasnya terhadap
minyak Illilllba (Azadirachfo indica) sebagai insektisida nabati komersia1
2 BAHAN DAN METODE
21 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan ialah daun kaYll manis C mutljlorufll (yang dipcrpolch
dari Kcbun Raya Bogor) M inyak milllba komersiaL Na~SOj anhldrat heksana mctanol dan
Tween-80 A lat-alat yang digunakan ialah radas distilasi uap air vial kaca (15 cm X 4 cm)
pipet mikro cawall petri dan alat kma yang lazim digunakan di laboratoriulll
22 Metode Penelitian
Metode pellclitiall tcrdiri atas tahap preparasi sampcL lIji pendahuluall uji aktivitas
insektisida dan uji fitotoksisitas
221 Distilasi Daun C mult~lrum [81
Sampel daun kaYll manis dikering-anginkan selama 7 hari [91 Sampel sebanyak 800shy
1500 g ditimbang lalu diletakkan di alas piringan berupa ayakan yang terletak beberapa cm di
alas permukaan air dalalll ketcl penyuling Sampel kemudiall didistilasi dengan menggunakan
alat distilasi uap air selama 6-7 jam pad a suhu 90-100 dc Uap dad ketel mengalir ke
kondensor dan mengalarni kondensasi dan kondensat masuk ke dalam pipa Air dan minyak
akan terpisahkan dan dikelllarkan melalui cerat Minyak yang diperoleh ditambahkan Nas04
anhidrat untuk menjerap sisa air yang ada
222 Uji Aktivitas Insektisida rIO]
Uji Pendahuluan Minyak atsiri hasil distilasi dilarutkan dalam campuran
metanolTween-80 (5 1) sampai konsentrasi 1 050 dan 010 (bv) Pakan berupa daun
Prosiding Seminar Nasional Sains IV 2 Novemher 2011 237
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif insektisida yang ramah
lingkungan adalah minyak atsiri [3] Sejak dahulu Illinyak atsiri telah digllnakan secara Illas
sebagai bakterisida fllngisida insektisida parfum kosmetik serta dalam industri makanan
Penggunaan minyak atsiri juga merupakan tradisi yang lama dalam Illelindungi penyilllpanan
produk [4 JJ M inyak atsiri lllerupakan metabol it sekllnder dari tanaman arolllatik yang mellli I iki
kOl11ponen yang komplck dengan karakteristik Illudah 1l1enguap dan memiliki arol11a yang
kuat Senyawa lipofilik tcrsebut dapat mengganggu metabolismc dasar psikologis biokilllia
serta tingkah laku serangga T erutama aromanya yang khusus dapat lllcnarik serangga unwk
Illembantu dalam penyerbukan dan penyebaran biji l11aupun l11enolak scrangga r4J f1 inyak
ini ull1ul11nya diperolch dari berbagai llletode ekstraksi sepcrti proses distilasi penggllnaan
cairan CO2 supcrkritis at au lIIicrowave Minyak atsiri dapat diperolch dari tanal1lan arolllatik
pada bagian bunga akar ranting batang kulit dan daun Tanltlman lflJ 1IIllUJ111la tlllllblih
pada negara yang hangat atau beriklim tropis seperti Indonesia 131
Komponen minyak atsiri dan turunannya dianggap scbagai alternatif yang dapat
digunakan untllk Illengendalikan ham a scrangga berbahaa dan kemalllpuannya yang
terdegradasi dengan cepat di lingkungan Kayu l1lanis atall dikenal dcngan CiIllWIlIOIllIII[
merupakan salah satll spesies dari Lauraeeae yang dapat menghasilkan minyak atsiri dan
memiliki potensi sebagai insektisida nabati [561 Beberapa penclitian I1lcnlllljllkkan bahwa
kandungan minyak atsiri pad a (cassia dall ( evallicul1l mcmperlihatkan aktivitas
illsektisida yang baik Adanya toksisitas minyak atsiri C illers C 11l0lisill1l1ll dan C
illlpressicosfafulIl pada uj i larva udallg dengan LCrlt IOOllgm L Jantan ( al (2005)
ll1elaporkan adanya aktivitas 8 daull CillflamofllUfIl spp terhadap nyall1uk Aedes oelpfi dan
A alhopiCfus Efek yang kllat diwnjukkan terhadap larva dewasa setelah pemaparan selama 3
jam Kandungan benzil benzoat dall benzil salisilat yang tinggi pada C rhYllchophvllllm
diduga menjadi sumber lItama aktivitas insektisida tersebllt Kandungan sinal1laldehida pada
C osmopholeUiIl diduga dapat menghall1bat pertumbuhan larva A alhopicfllS [6]
Aktivitas insektisida nabati dari CimwlI10mum spp terhadap serangga pemakan daun
belum pernah dilaporkan scbelumnya Oleh karena itu diperlllkan penelitian untuk
mengctahlli potensi minyak atsiri kayu manis sebagai sumber insektisida nabati untuk
mengendalikan serangga pemakan daun Kerugian produksi pertanian akibat serangan hama
Prosiding Seminar vasional Sains IV Bogor 12 November 20 I I 236
termasuk produksi tanaman sayuran sangat besar Salah satu hama perusak adalah
Crocidmia pawmal1l1 yang lazim menyerang tanarnan kubis-kubisan dan serangannya
bersarnaan dengan Puleo ~Yvosfea dapat rnenurunkan produksi hingga 100 l71 Penelitian inl bertujuan Illengetahui aktivitas insektisida minyak atsiri dad C lIIufijlorutll
terhadap hama pemakan daun C pawmona dan membandingkan aktivitasnya terhadap
minyak Illilllba (Azadirachfo indica) sebagai insektisida nabati komersia1
2 BAHAN DAN METODE
21 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan ialah daun kaYll manis C mutljlorufll (yang dipcrpolch
dari Kcbun Raya Bogor) M inyak milllba komersiaL Na~SOj anhldrat heksana mctanol dan
Tween-80 A lat-alat yang digunakan ialah radas distilasi uap air vial kaca (15 cm X 4 cm)
pipet mikro cawall petri dan alat kma yang lazim digunakan di laboratoriulll
22 Metode Penelitian
Metode pellclitiall tcrdiri atas tahap preparasi sampcL lIji pendahuluall uji aktivitas
insektisida dan uji fitotoksisitas
221 Distilasi Daun C mult~lrum [81
Sampel daun kaYll manis dikering-anginkan selama 7 hari [91 Sampel sebanyak 800shy
1500 g ditimbang lalu diletakkan di alas piringan berupa ayakan yang terletak beberapa cm di
alas permukaan air dalalll ketcl penyuling Sampel kemudiall didistilasi dengan menggunakan
alat distilasi uap air selama 6-7 jam pad a suhu 90-100 dc Uap dad ketel mengalir ke
kondensor dan mengalarni kondensasi dan kondensat masuk ke dalam pipa Air dan minyak
akan terpisahkan dan dikelllarkan melalui cerat Minyak yang diperoleh ditambahkan Nas04
anhidrat untuk menjerap sisa air yang ada
222 Uji Aktivitas Insektisida rIO]
Uji Pendahuluan Minyak atsiri hasil distilasi dilarutkan dalam campuran
metanolTween-80 (5 1) sampai konsentrasi 1 050 dan 010 (bv) Pakan berupa daun
Prosiding Seminar Nasional Sains IV 2 Novemher 2011 237
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
termasuk produksi tanaman sayuran sangat besar Salah satu hama perusak adalah
Crocidmia pawmal1l1 yang lazim menyerang tanarnan kubis-kubisan dan serangannya
bersarnaan dengan Puleo ~Yvosfea dapat rnenurunkan produksi hingga 100 l71 Penelitian inl bertujuan Illengetahui aktivitas insektisida minyak atsiri dad C lIIufijlorutll
terhadap hama pemakan daun C pawmona dan membandingkan aktivitasnya terhadap
minyak Illilllba (Azadirachfo indica) sebagai insektisida nabati komersia1
2 BAHAN DAN METODE
21 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan ialah daun kaYll manis C mutljlorufll (yang dipcrpolch
dari Kcbun Raya Bogor) M inyak milllba komersiaL Na~SOj anhldrat heksana mctanol dan
Tween-80 A lat-alat yang digunakan ialah radas distilasi uap air vial kaca (15 cm X 4 cm)
pipet mikro cawall petri dan alat kma yang lazim digunakan di laboratoriulll
22 Metode Penelitian
Metode pellclitiall tcrdiri atas tahap preparasi sampcL lIji pendahuluall uji aktivitas
insektisida dan uji fitotoksisitas
221 Distilasi Daun C mult~lrum [81
Sampel daun kaYll manis dikering-anginkan selama 7 hari [91 Sampel sebanyak 800shy
1500 g ditimbang lalu diletakkan di alas piringan berupa ayakan yang terletak beberapa cm di
alas permukaan air dalalll ketcl penyuling Sampel kemudiall didistilasi dengan menggunakan
alat distilasi uap air selama 6-7 jam pad a suhu 90-100 dc Uap dad ketel mengalir ke
kondensor dan mengalarni kondensasi dan kondensat masuk ke dalam pipa Air dan minyak
akan terpisahkan dan dikelllarkan melalui cerat Minyak yang diperoleh ditambahkan Nas04
anhidrat untuk menjerap sisa air yang ada
222 Uji Aktivitas Insektisida rIO]
Uji Pendahuluan Minyak atsiri hasil distilasi dilarutkan dalam campuran
metanolTween-80 (5 1) sampai konsentrasi 1 050 dan 010 (bv) Pakan berupa daun
Prosiding Seminar Nasional Sains IV 2 Novemher 2011 237
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
brokoli dipotong-potong berbentuk bujur sangkar (4 em X 4 em) Setiap daun dieelupkan ke
dalam masing-masing lamtan lersebut i5 delik hingga basah Illerata lalu ditiriskan Daun
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eawan petri (diameter 9 em) yang beralaskan tisu
kemudian 15 larva instar II C pCOlana yang telah berganti kulit dimasukkan ke dalam
eawan tersebut KontroI negatif ialah pakan yang dicelupkan ke dalalll pelarut
llletanolTween-80 (5 I) sebanyak 12 mL dalam 100 mL Seliap perlakuan diulangi 6 kal i
Perlakuan Lerhadap ulat dilakukan selama 2 X 24 jam Setelah 24 jam pakan ditambah
dengan daun brokoli baru yang telah dicelupkan pada lllinyak atsiri uji Pengalllatan
dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan (JSP) disertai dengan pengganLian pakan dengan
daun tanpa peneclupan terhadap minyak atsiri uji kemudian diamati sampai hari ketiga
JUllliah ulal yang mati dicatat
Pcrhitungan kClllalian terkoreksi ulal dihitun~ II Imus sebagai bcrikut
- [~ Kematian
PI kCll1atian kUl1lulatif pada perlakuan P = kematian kumulatif pad a kontrol rill
Uji Lanjutan Konscntrasi minyak atsiri yang eukup cfcktif pad a uji terscbut yaitu
yang Illcngakibatkan kel1latian 250 diuji lebih lanjut pada 6 taraf konsentrasi dengan
pengulangan scbanyak 6 kali Cara pengujian yang dilakllkan sam a seperti pada uji
pendahliluan dengan pengamatan kcmatian serta perkembangan larva setiap 24 jam sekali
sampai larva mencapai instar IV Data kematian kUl1lulatif kellllldian diolah dengan anal isis
probit menggunakan program POLO-PC r 12]
224 Uji Fitotoksisitas [101
Bibit brokoli yang berusia 3 minggll disiapkan Larutan l1linyak atsiri serta kontroJ
disiapkan dengan konsentrasi 1 kcmudian diaplikasikan pad a bibit hrokoli dengan eara
disemprotkan pada beberapa lembar daun pada bibit terse but Pengamatan dilakukan pada
hari kedua sampai hari kelujuh
Prosiding Seminar IVasional Sa ins IV Bogor 12 November 2011 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
31 Aktivitas Insektisida
Potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati diketahui dengan
melakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan pengaruh ekstrak
terhadap perkembangan larva Uji dilakukan terhadap larva C pavonana instar n Larva pad a
tahap ini sangat aktif mulai makan ban yak (rakus) dan menyebabkan kerusakan yang berat
terhadap inangnya Digunakan instar yang baru saja berganti kulit dan belum sempat
memakan daun Pada saat proses pergantian kulit larva cenderung tidak memakan daun
(puasa) Karena itu saat proses tersebut selesai merupakan waktu yang tepat untuk memberi
pakan yang telah diberi perlakuan minyak atsiri uji
Uji mortalitas pendahuluan dilakukan dengan menguji minyak atsiri C multiflornm
pada konsentrasi I 05 dan 01 (bv) Penguj ian ini bertujuan menentukan rentang
konsentrasi yang diharapkan dapat mematikan serangga uj i an tara 0 dan 100 [10] Hasil
uji pendahuluan disajikan pada Gambar L dengan persen mortalitas pad a konsentrasi 05
mencapaiIOO
100 93 fgtS
80
~ 60 ~ ~40 0 i
20
0
lt Cl j
1
i ~
~
9365
1
r48 JSP
72 JSP
05 01
Konsentrasi ( bv)
Gambar I Hasil uji pendahuluan pengaruh minyak atsiri daun C mullflorum terhadap mortalitas larva C pavonana instar n
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 05
mortalitas cenderung sedikit lebih besar dibandingkan konsentrasi I Hal tersebut dapat
dikarenakan adanya batas konsentrasi maksimum yang mampu diterima oleh target Uji
lanjutan dilakukan dengan 6 taraf konsentrasi pada kisaran 01 hingga 05 Hasil uji lanjut
Prosiding Seminar Nasional Sains TV Bogor 12 November 20 II 239
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
diperlihatkan pada Gambar 2 dengan mortalitas meningkat pada 48 JSP dan cenderung
konstan setelah 72 JSP
Mortalitas larva C pavOwl1(J pada konsentrasi 055 mencapai 75 hingga 96 Hal
1111 menunjukkan bahwa minyak atsiri C lIlultiforuJI berpotensi baik scbagai insektisida
nabati Insektisida nabati memiliki potensi yang baik apabila pada konsentrasi -1 sudah
dapat mengakibatkan mortal itas serangga uj i ~80 rIO]
100
lW
flO
40
20
0
-+-Kontrol
-D-O li~o
-tr-o 231lo
-+-031
-+-O3 l l
-+-11 47u
~()5~tlo
24 4) 72
Waktu pengamatan (JSP)
Gambar 2 Perkembangan mortalitas C pwmfno pada perlakuan minyak atsiri C multilorum
Berdasarkan daya bunuh yang terjadi pada 48 JSP diketahui bahwa erek l11inyak
atsiri C multilorum bekerja seeara cepat dengan kematian cenderung konstan seiring
lamanya waktu pcrlakuan Hal ini dapat disebabkan oleh cara masuknya racun serta
mekanisme kerja rninyak atsiri yang diduga sebagai racun saraf dengan Illengganggu
neurornodu lator oktopamin dalam tubuh serangga target [13] Oktopam in merni liki spektrul11
biologi yang luas dapat berperan sebagai neurohormone-neurornodulator Gangguan kerja
oktopamin mengakibatkan pernatahan kerja di sistem saraf serangga r3] M inyak atsiri
bekelja dengan menekan aktivitas sistem saraf yaitu reseptor asam butirat y-am ino (GA SA)
sehingga rnenyebabkan hiperaktivitas sarafmaupun paralisis (kelumpuhan) [14 151
Volatilitas minyak atsiri yang besar oleh kandungan monoterpena yang tinggi
menyebabkan minyak atsiri juga dapat berperan sebagai fumigan (racun inhalasi) yaitu racun
Proliding Seminar Sasional Sains IV Bogor 12 November 2011 240
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
yang bekerja melalui sistem pernapasan Minyak atsiri l1lasuk kedalam tubuh serangga
melalui sistel1l pernafasan dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut beke~ia
seperti pada sistem sarar Adanya interaksi yang cepatdari kOl1lponen aroma Illinyak atsirisaat
dihirup Senyawa dalam minyak tersebut secara cepat berinteraksi dcngan sistem saraf pusat
dan langsung merangsang sistcm olafaktori Adanya aroma dari minyak atsiri juga ada yang
Illcmengamhi aktivitas lokomotorik [5 16 17]
bOIl1
~I-n
~(~l
___ 0 hl)
Gambar 3 Perkel11bangan mortalitas larva C pawJlluna pada perlakuan minyak milllba
Insektisida nabati yang lelah banyak dikenal masyarakat yaitu mimba cenderung
beke~ia secara lambat dengan mengganggu proses fisiologis seperti mengganggu natsu
makan atau pel1tJlllbuhan serangga [11 j serta bersifat sebagai racun perut racun kontak dan
penolak hama Gambar 3 Illenunjukkan mortalitas larva sebagian besar te~iadi pada hari ke-4
hingga ke-ll Setelah itu kelllatian hanya mengalami sedikit kenaikan hingga akhir
pengamatan
Toksisitas minyak atsiri C IIulrijoum ditentukan sebagai konsentrasi letal (LC)
pada jam setelab perlakuan yang masih memberikan kematian yaitu 24 dan 48 JSP
sedangkan toksisitas ekstrak mimba ditentukan pada konsentrasi yang mampu menyebabkan
kematian pad a instar 11 dan instar 11+111 Minyak at~iri C mulliflorwn memberikan LCso
050 (24 JSP) dan 040 (48 JSP) Nilai ini dianggap cukup toksik Sedangkan LC 95
menunjukkan nilai 067 pada 48 JSP dan 07 pada 24 JSP(TabeJ 1) Hasil pada semua
anal isis probit untuk semua perlakuan menunjukkan nilai LC 50 dan LC95 pada 48 jam lebih
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bago 12 Novemher 20 II 241
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
kecil dibandingkan LCif dan LCl5 pada 24 jam Hal tersebut sesual dengan pola
perkelllbangan yang Illortalitas larva yang meningkat pada 48 JSP
Tabel I Pendugaan hubungan konsentrasi-mortalitas Illinyak atsiri C multiforum
dan ekstrak Illilllba terhadap larva instar II C pavonana dengan Illetode celup daun
Waktu LCo LC) Bahan uji pengamatan (SK 95) (SK 95)
C l11ulfilorulII 24
48
0504 (0462-0586)
0396 (0337-0466)
0752 (0628--1251)
0668 (O54D-1226)
Milllba Instar 0851 (O675-1639) 2152 (1269-10732)
Instar 11+111 0199 (0138-0251 ) 0503 (038D-0898)
SK = selang kepercayaan
Toksisitas C l1IufijlO1UI1I cukup toksik jika dibandingkan dengan ekstrak mimba
Nilai LC50C lIIutilorum sebagai insektisida baru cukup mendekati nilai LCII dari ekstrak
mimba yang Illemiliki cara kerja racun yang relatif lalllbat sehingga kcmatian terbanyak
ditelllukan pada perkembangan instal menuj 1I dan mencapai instar Ill Cara kerja racun dari
C l1IufilorulII yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan yaitu Illengurangi besarnya
residu yang teltinggal pada tanaman yang terpajan
Pengaruh ekstrak uji terhadap larva tidak hanya kematian akibat toksisitas nallUII1
juga berpengaruh terhadap perkembangan larva yaitu kel1lampllan larva menuju tahap instar
berikutnya Kisaran perkembangan larva akibat pemberian ekstrak lIji dapat dilihat pada
Tabel 2 Lama perkembangan larva instar rI ke III hasil perlakuan terhadap minyak atsiri
berkisar 23-27 hari sedangkan lama perkel11bangan larva kontrol berkisar 2 hari
Perkembangan larva instar II-IV berkisar 42-46 hari sedangkan pada kontrol berkisar 4
hari
Prosiding Seminar ilasional Sains IV Bogor 2 November 201 I 242
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
Tabel Pengaruh ekstrak C mulliflorulII dan ekstrak mimba pada konsentrasi tertentu terhadap perkembangan larva C pavonana
No Jenis perlakuan Konsentrasi Lama perkembangan larva (hari) == SD
Instar 11-[ II Instar IHV
C mulliflorIlm Kontrol 202 plusmn 017 (89) a 400 plusmn 000 (89) a
015 211 037 (89) a 405 plusmn 025 (89) a
023 203 plusmn 18 (89) a 402plusmn013(89)a
031 211 029 (73) a 406 plusmn 017 (73) a
039 231 plusmn051 (44)ab 423 plusmn 043 (44) b
047 236 047 (38) bc 431 plusmn 044 (38) c
055 270 025 (22) c 464 plusmn 023 (22) c
) Mimba Kontrol 207 025 (88) a 414plusmn035(88)a
010 240 049 (89) b 505 plusmn 060 (85) ab
020 286 plusmn 035 (88) c 544 plusmn 148 (32) be
030 306 08 (88) d 614 plusmn 203 (21 ) cd
040 304 plusmn 033 (84) d 700 plusmn 200 (03) d
050 308 on (74) d 60plusmn 110(05)ed
060 393 plusmn 069 (55) c 1000plusmn 361 (03)e
SD stan dar deviasi Rataan pada lajur yang sam a diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (a = 005) Angka dalam kurung mcnunjukkan jum lall larva yang bertahan hidup
Pengaruh ekstrak uji C lIIultiflorum padakonsentrasi 015 hingga 031 tidak
berbeda nyata dengan kontrol Hasil berbeda nyata terlihat pada konsentrasi 039-055
baik pada perkembangan instar II-III maupun H-IV Hasil menunjukkan balma ekstrak uji C
muililorullI di bawah nilai L(50 tidak cukup memengaruhi proses perkembangan larva Pad a
konsentrasi tersebut serangga uji menyerap senyawa asing dari ekstrak lIji namun tubuh
serangga masih mampll menetralkan tanpa mengganggll kemampuannya lIntuk bcrganti kulit
Minyak alsiri C multiforum pada konscntrasi 039-055 serta ekstrak mimba pada scmua
konsentrasi mengakibatkan tubuh serangga mendetoksifikasi senyawa yang terserap dalam
tubuh dan sebagai akibatnya perkembangan akan lebih lama daripada keadaan normal [181
Senyawa aktif azadiraktin pada ekstrak mimba tidak membunuh secara cepat namun
struktllrnya mirip dengan ekdison honnon yang mengatllr metamorfosis scrangga dari larva
hingga pupa dewasa Akibatnya senyawa tersebut menghambat siklus sintesis hormon ini
dalam tubuh serangga [19] Pada perlakuan ekstrak C mutijlorulII serangga uji tidak hanya
mengonsumsi residu yang terdapat pada daun perlakllan namun juga dipengaruhi oleh aroma
ProsidinK Seminar Nasional Sains IV Bogor f2 November 20Jf 243
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
minyak atsiri ekstrak uji Kematian serta pengaruh terhadap perkembangan larva diduga
akibat aroma minyak atsiri yang memengaruhi sistem saraf serangga tersebut
32 Uji Fitotoksisitas
Aplikasi insektisida nabati di lapangan tidak hanya berakibat pada hama namun
dapat memengaruhi tanaman tempat hama berada Efek merusak pada tanaman yang terpapar
disebut fitotoksisitas Zat-zat nonpolar yang berwujud minyak dalam ekstrak kasar sering kali
bersifat fitotoksik dengan merusak lapisan liIin kutikula daun atau membran sel [20]
Efek fitotoksik terlihat dengan gejala daun tampak melepuh dibagian epidermis
(nekrosis) warna kecokelatan mengering dan akhimya meninggalkan bercak putih pada
daun Permukaan daun tanaman brokoli ditutupi oleh lapisan malam (wax) [21] Lapisan
pada kutikula daun inilah yang dirusak oleh keberadaan komponen nonpolar seperti minyak
atsiri yang juga dapat merusak membran sel daun Hasil pengujian menunjukkan pad a
konsentrasi 1 gejala fitotoksisitas tidak terlihat pada C multiflorum (Gambar4)
Gambar 4 Pengujian fitotoksisitas minyak atsiri C multiflorum pada bibit brokoli
4 KESIMPULAN
Minyak atsiri C multiflorum memiliki aktivitas insektisida dan tidak fitotoksik
terhadap bibit brokoli Ekstrak tersebut memiliki toksisitas cukup kuat dengan nilai LC so
sebesar 0396 (48 JSP) dan 0504 (24 JSP) serta menghambat perkembangan larva C
pavonana pada konsentrasi 2031 Toksisitas ekstrak terse but lebih lemah jika
dibandingkan dengan ekstrak mimba
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar 12 November 2011 244
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
DAFTAR PUSTAKA
[I] Koul 0 Walia S Djaliwal GS 2008 Essential oil as green pesticides Potential and constraints J Biopeslic III 463-84
[2] Gustl V 2002 Persepsi petani sayuran di Cipanas terhadap insektisida sintesis dan botani [skripsi] Bogor Fakultas Pertanian Jnstitut Pertanian Bogor
(3] Tripathi Ak Upadhyay S Bhulyan M Bathacharya PRo 2009 A review on prospect of essential oils as biopesticides in insect-pest management J pharmacognosy phytoler 152-63
[4] Bakkali F Averbeck D Averbeck S Jdaomar M 2008 Biological etTect of essential oils- a review Food amp Chelll Tox 46 446-475
[5] Kim SI Roh JY Kim DH Lee HS Ahn YJ 2003 Insecticidal activities of aromatic plant extract and essential oil against ilOphilus orvae and Calosohnmcus chinelsis J Slored Producl 39 293-303
[6J Jantan L Yalvema MF Ahmad NW Jamal JA 2005 Insecticidal activities ofleafoils of eight CililOmOIllUII spesies against Aedes aegepv and Aedes alhopiclUS J Pharlll BioI 43526-532
[7] Rukmana RH 200 I SerIalam Kubis Yogyakarta Kanisius
[81 Ketaren IRS 1985 Pelgallar Tekllologi Afinyak Alsiri Jakarta Balai Pustaka
[9] Wuri Y Darmadji P Rahardja B 2004 Sifat sensoris minyak atsiri daun kayu manis (Cimwlllonlunl hurlllollii Nees ex Blume) J Agrosains 17359-369
[10] Dadang Prijono D 2005JIseklisida Nahali Pril1sipPemanfiwtanamp Pengemhangal1 Bogor Institut Pertanian Bogor
[I I] Perry AS Yamamoto I Ishaaya I Perry RY 1997 Insecticides in Agriculture and Environment Retrospects ([l1d Prospects lew-York Springer-Verlag
12J LeOra Software 1987 POLO-PC Users Guide Petaluma (CA) LeOra Software
(13J Kostyukovsky M Rafaeli A Gileadi C Demchenko N Shaaya E 2002 Activation of octopaminergic receptors by essential oil constituents isolated from aromatic plants Possible mode of action against insect pest Pesl Alanag Sci 58 II 01 1106
[14] Djojosumarto P 2008llIseklisida dall ApJikasillYa Jakarta Agromedia Pustaka
[15J Priesley CM Williamson EM Wafford KA Sattelle DB 2003 Thymol a constituent of thyme essential oil is a positive allosteric modulator of human GA BA receptors and a homo-oligomerid GABA receptor from Drosophila melanOf(lSler Br J
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogar J November 20 J J 245
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
Pharlllaco140 1363-1372
[6] Buckle J 1999 Use of aromatheraphy as complementary treatment for cronic pain lAlernaliva Ther 542-51
[171 Buchbauer G Jager W Dietrich H Plank eh Karamat E 1991 Aromatic evidence for sedative effect of essential oil of lavender after inhalation Biosci 460 1 067-1072
[18] Nenotek PS 20 O Bioaktivitas ekstrak kulit batang beberapa jenis tumbuhan Simaroubaceae dan daun Tephrosia V()felii terhadap larva Crocidmia pav()nana
(F) (Lepidoptera Crambidae) [tesis] Bogor Sekolah Pascasarjana I nstitut Pertanian Bogar
[19] Gunasena IIPM Marambe B 1998 Neem in Srilanka A Monoflaph Sri lanka University of Peradeniya
120] Prijono D 2005 Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Botani Di dalam Bahan Pelalihan Sil1fkal PCllfemhanfall Afen H(~vali dan Inseklisida Bolani Kcndari 25-30 Jul 2005 Bogor Institut Pcrtanian Bogor
[211 Dono D 2004 Aktivitas insektisida rokaglamida dan penghambatan respon imunitas larva Crocidfllia wvOwlla (Fabricus) parasitoid ErihorlJs arfenl(opiosus (Cameron)[disertasi] Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains IV Bogor 12 Novemher 20 II 246
Recommended