View
2.158
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahasiswa di perpustakaan
Citation preview
Pengaruh Penggunaan Internet oleh Mahasiswa
Terhadap Tingkat Minat Baca Mahasiswa di
Perpustakaan Abdurrahman/J1F111041
#Program Studi S-1 Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat
Jalan A.Yan Km. 38.5, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia 1rahman.bee02@gmail.com
Abstrak—Internet pada era global mampu dimanfaatkan
dalam berbagai hal, mulai dari bisnis hingga pendidikan. Pada
hakikatnya Internet muncul adalah dengan adanya kebutuhan
teknologi yang mengharuskan perolehan informasi yang aktual
dan mampu dipertanggungjawabkan. Belakangan ini, fungsi
internet merambah ke dunia pendidikan yang lebih khususnya
adalah pendidikan perguruan tinggi, dimana internet tidak
hanya memiliki dampak positif saja, tapi juga memiliki dampak
negatif yang berjangka panjang. Selain dampak ketergantungan
pada pemakainya, internet juga memiliki efek yang awalnya
hanya sebagai media Informasi tapi sekarang sudah menjadi
media Alternatif belajar yang dianggap efektif dan efisien.
Sehingga menimbulkan kecenderungan seseorang untuk
melakukan hal instan seperti halnya pemanfaatan fasilitas copy
paste data perkuliahan yang talah tersedia di internet tanpa
diteliti terlebih dahulu. Menyikapi hal tersebut maka diperlukan
pembahasan penelitian mengenai Pengaruh Penggunaan Internet
oleh Mahasiswa Terhadap Tingkat Minat Baca Mahasiswa di
Perpustakaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualititatif
yang bersifat deskriptif korelasional, karena pada penelitian ini
peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang
dilakukan pada objek tertentu serta mencari pengaruh antara
penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap minat baca
mahasiswa di perpustakaan. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket/kuesioner. Hasil yang didapatkan dari
penelitian ini adalah 90% mahasiswa yang sangat sering (lebih
dari 5 jam) mengisi waktu luangnya untuk internetan setiap
harinya, tidak pernah ke perpustakaan setiap minggunya. Selain
itu 76% responden mengaku pernah melakukan copy paste di
internet tanpa diteliti terlebih dahulu. Kesimpulan yang didapat
adalah bahwa penggunaan internet oleh mahasiswa berpengaruh
terhadap tingkat minat baca mahasiswa di perpustakaan karena
semakin sering mahasiswa ilmu komputer MIPA Unlam
menggunakan internet untuk menyelesaikan tugas perkuliahan
maka akan muncul kebiasan copy paste data dari internet tanpa
dibaca dan diteliti terlebih dahulu di kalangan mahasiswa,
sehingga mengakibatkan mahasiswa menjadi malas ke
perpustakaan untuk membaca buku.
Kata Kunci— Internet, Perpustakaan, Mahasiswa, Minat Baca.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan illmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) sangat bisa dirasakan perkembangannya
yang begitu pesat. Hal yang menjadi inti dari perkembangan
IPTEK ini adalah kebutuhan akan sebuah informasi. Dengan
adanya informasi, orang-orang akan bisa tahu keadaan serta
kejadian yang sedang terjadi disekitarnya. Bahkan saking
diperlukannya, informasi bisa bernilai sangat mahal. Di era
globalisasi dan era informasi saat ini, siapapun bebas mencari
informasi dari mana saja, kapan saja, dan dimana saja. Hanya
saja saking banyaknya informasi yang diperoleh, terkadang
orang itu menjadi bingung. Hal ini karena banyaknya informasi
yang diperoleh, dan masing-masing informasi tersebut
memiliki pembenar yang berbeda-beda. Sehingga dalam hal ini
benar-benar dibutuhkan kejelian dalam menyimak informasi
yang diperoleh. Selain itu, hendaknya informasi yang diperoleh
dicerna baik-baik terlebih dahulu, sebelum mengambil
keputusan. Oleh karena itu informasi yang diperoleh benar-
benar bisa bermanfaat tanpa ada pihak yang harus dirugikan
atau merasa dirugikan. Hal ini karena nyatanya banyak terjadi
kasus-kasus hanya karena kesalahan mencerna sebuah
informasi yang diterima. Lebih-lebih bagi mahasiswa yang
memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk memenuhi
tugas-tugas dalam menempuh suatu program pendidikan.
Mahasiswa harus benar-benar memiliki kemampuan untuk
memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan untuk
memenuhi tuntutan program pendidikan yang ditempuh, dan
salah satu pusat sumber informasi bagi mahasiswa adalah
perpustakaan.
Seperti diketahui, perpustakaan bukan merupakan hal yang
baru lagi dikalangan masyarakat. Dimana-mana telah
diselenggarakan perpustakaan, seperti di sekolah-sekolah, baik
mulai dari jenjang yang paling dasar hingga jenjang yang
paling tinggi, yakni perguruan tinggi. Selain itu, banyak juga
terdapat perpustakaan umum yang memberikan pelayanan
terhadap masyarakat umum. Meskipun demikian, masih
banyak orang yang memberikan definisi yang keliru terhadap
perpustakaan. Banyak orang menginterpretasikan perpustakaan
sebagai kumpulan dari berbagai buku-buku. Sehingga setiap
tumpukan buku pada suatu tempat tertentu disebut
perpustakaan. Perpustakaan sebenarnya adalah suatu unit kerja
dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-
bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa
buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut
aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber
informasi oleh setiap pemakainya (Bafadal, 2005).
Pendapat lain yang memberikan batasan tentang
perpustakaan adalah seperti yang dikemukakan oleh
Noerhayati S, beliau menyatakan bahwa pada hakikatnya
perpustakaan adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian
integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama
dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda-beda.
Khusus untuk perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan
bertugas membantu dalam melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Dengan kata lain bahwa
perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap
program pendidikan, pengajaran, dan penelitian bagi setiap
lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan (Noerhayati, 1986).
Selain itu, Noerhayati juga menyebutkan bahwa yang
menjadi tujuan diadakannya perpustakaan terutama pada
perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta
mengoptimalkan kualitas pelaksanaan program kegiatan dari
perguruan tinggi melalui pelayanan informasi. Pelayanan
infomasi yang dimaksud meliputi beberapa aspek yakni
pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan, serta penyebarluasan
informasi. Berdasarkan batasan-batasan di atas, dapat
dikatakan bahwa secara umum perpustakaan berarti suatu unit
kerja yang merupakan bagian dari sebuah lembaga yang
khusus mengelola bahan-bahan pustaka yang disusun scara
sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan
sebagai sumber informasi. Khusus untuk perguruan tinggi,
perpustakaan bertugas untuk membantu dalam melaksanakan
Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Selain itu
tujuan dari dibentuknya perpustakaan khusus pada perguruan
tinggi adalah untuk mengoptimalkan segala bentuk program
kerja dari perguruan tinggi tersebut melalui pelayanan
informasi (Noerhayati, 1986).
Namun kenyataan saat ini di lapangan, ternyata sudah ada
media lain yang mampu menyediakan berbagai macam
informasi yang diperlukan oleh mahasiswa selain
perpustakaan, yaitu internet. Interconnection network (internet)
adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang
saling terhubung. Internet berasal dari bahasa latin "inter" yang
berarti "antara". Internet merupakan jaringan yang terdiri dari
milyaran komputer yang ada di seluruh dunia. Dengan adanya
internet maka informasi di belahan dunia manapun bisa
didapatkan dengan mudah (Hindrianto, 2013).
Akibat kemudahan mendapatkan informasi dari internet itu
maka banyak mahasiswa yang lebih memilih untuk mencari
informasi secara instan melalui internet dibandingkan melalui
buku-buku yang ada di perpustakaan sehingga budaya "baca
buku" semakin ditinggalkan. Sehubungan dengan itu, perlu
dikaji lebih mendalam mengenai "Pengaruh Penggunaan
Internet oleh Mahasiswa Terhadap Tingkat Minat Baca
Mahasiswa di Perpustakaan" sehingga dapat diketahui secara
pasti apakah penggunaan internet berpengaruh terhadap minat
baca di perpustakaan.
B. Perumusan Masalah
Apakah penggunaan internet oleh mahasiswa berpengaruh
terhadap tingkat minat baca mahasiswa di perpustakaan?
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat
minat baca mahasiswa di perpustakaan. Sedangkan manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dan
masukan dalam rangka peningkatan mutu lembaga pendidikan
yang bersangkutan dengan penegasan kembali pentingnya
budaya membaca di kalangan mahasiswa.
D. Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh pengaruh
penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat
baca mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Lambung
Mangkurat. Sehingga objek penelitian yang akan digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu
Komputer Universitas Lambung Mangkurat saja.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar
1) Pengertian Internet
Internet adalah kependekan dari inter-network. Secara
harfiah mengandung pengertian sebagai jaringan komputer
yang menghubungkan beberapa rangkaian Jaringan internet
juga didefinisikan sebagai jaringan komputer yang mampu
menghubungkan komputer di seluruh dunia.22 sehingga
berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dikomunikasikan
antar belahan dunia secara instan dan global.23 Selain kedua
pengertian di atas, internet juga disebut sebagai sekumpulan
jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik,
pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan.
Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dari
sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar
di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi
langsung (e-mail, chat), diskusi (usenet news, milis, bulletin
board), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide
Web, Ghoper), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP),
serta berbagai layanan lainnya (Tamam, 2010).
Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak
aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan
internet, seperti e-Commerce, e- Banking, e-Government, e-
Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang berkaitan
dengan proses pembelajaran adalah e-Learning. E-Learning
adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang
pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-Learning
merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi proses
belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet (Tamam, 2010).
2) Media Internet Sebagai Alternatif Sumber Belajar
Secara harfiah media dapat didefinisikan sebagai suatu
wahana penyalur informasi atau penyalur pesan. Secara luas
media dapat diartikan dengan manusia, peristiwa benda atau
peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan. Internet merupakan jaringan
komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh
dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat
diakses dari berbagai belahan dunia secara cepat. Internet juga
disebut sebagai sekumpulan jaringan komputer yang
menghubungkan situsakademik, pemerintahan, komersial,
organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses
untuk layanan telekomunikasi dari sumber daya informasi
untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia.
Sedangkan Media Alternatif adalah segala perantara yang
mampu dipergunakan relatif lebih efesien dan memiliki
kemudahan yang efektif sehingga sebuah pekerjaan bila
menggunakan media ini hanya memerlukan alokasi waktu
singkat (Tamam, 2010).
Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi ke
arah yang lebih konvergen, memunculkan fenomena jurnalisme
alternatif, termasuk cyber journalism (jurnalisme internet) yang
mulai menjadi praksis.46 Kalau dulu media alternatif sebatas
pers cetak sebagai pilihan lain dari media massa dominan
(mainstream), kini publik pun ditawari dengan media internet,
untuk mengonsumsi informasi. Sepertinya, sekarang jurnalisme
mengalami transformasi fundamental seiring dengan kemajuan
dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi.
Perkembangan pers termasuk media alternatif di Indonesia
bertambah pesat setelah dihapuskannya sistem lisensi di era
Reformasi (Tamam, 2010).
Sesuai dengan pengertian media alternatif yang
mementingkan pengecekan untuk akurasi berita dan investigasi
yang intensif. Pada awal hakikat adanya media yang diangggap
alternatif adalah untuk mempermudah pengerjaan tugas agar
mampu dikerjakn secara efektif dan efesien. Sebut saja
alternatif transportasi, alternetif tangga berjalan pada tiap
supermarket dan lainnya, hal ini merupakan wujud nyata
pemenfaatan media alternatif (Tamam, 2010).
Pada dunia pendidikan juga mampu digambarkan
penggunaan media alternatiff yang digunakan oleh pendidik
untuk menyampaikan materi belajar yang diajarkan, misalkan
poada pemenfaatan media komputer pada program power
point. Fenomene ini sebenernya memiliki efek yang cukup
besar bagi pendidikan sendiri, pengaruh positif yang dihasilkan
adalah pembelajaran mampu berjalan efesien dan
ketertarikannya ahak didik pada materi pembelajaran. Akan
tetapi hal negatifnya menurut arsyad adalah adanya daya hafal
yang menurun dan lainnya (Tamam, 2010).
Namun tidak selamanya internet hanya memiliki
keuntungan dalam kehidupan sosial masyarakat, namun
internet juga dapat membawa pengaruh negatif bagi ruang
kehidupan masyarakat khususnya para pengguna. Misalnya
adanya efek ketergantungan dan tidak dapat melepaskan diri
dari produk canggih ini. Walaupun tidak dipungkiri internet
memberikan berbagai pelayanan dan bantuan khusus bagi para
pengguna yang membutuhkan berbagai informasi, layanan,
hiburan, dan lain sebagainya. Semuanya tersedia secara besar
dan lengkap di sini. Bahkan berbelanja dan melakukan bisnis
melalui internet pun sekarang sedang marak-maraknya. Banyak
masyarakat khususnya para mahasiswa lebih senang
menggunakan internet ketimbang mencari data perkuliahan di
perpustakaan atau lainnya untuk mendapatkan sebuah
informasi, karena internet dirasa lebih efisien dan cepat Saat
ini, manusia cenderung untuk menggunakan waktu dan tenaga
seefisien mungkin. Tapi dengan sikap konsumsi para penduduk
ini dikhawatirkan akan terkena sindrom internet yang
dampaknya sangat tidak baik bagi perkembangan mental
(Tamam, 2010).
Pemanfaatan internet sebagai media alternatif sumber
belajar kiranya harus ada batasan yang jelas, baik dari pihak
pendidik ataupun para pelaku pendidikan. Akibat dari
ketergantungan seseorang pada internet, selain menimbulkan
ketergantungan pemakaian karena dirasa sangat efesien juga
menyebabkan adanya kecenderungan terhadap para pengguna
dalam pengolahan kreatifitas otak. Hal ini terbukti pada sebuah
poling yang dilakukan oleh Endrue salah seorang peneliti asal
Cina yang menyebutkan banyaknya kecurangan dalam
pengerjaan tugas perkuliahan oleh mahasiswa disalah satu
Universitas Swasta di Cina dengan ketegori hasil poling sekitar
34,12% mahasiswa hanya mengkopi data secara langsung dari
internet dan secara langsung diserahkan pada saat
pengumpulan tugas tanpa diteliti terlebih dahulu (Tamam,
2010).
B. Minat Mahasiswa Untuk Membaca Buku di Perpustakaan
1) Pengertian Minat dan Metode Pengukurannya
Pengertian minat menurut kamus bahasa indonesia, berarti
perhatian atau kesukaan pada suatu obyek Menurut Jones minat
diartikan sebagai suatu perasaan terhadap suatu obyek berupa
benda atau situasi tertentu, dan perasan suka ini
dimanifestasikan dalam bentuk reaksi nyata atau berupa angan-
angan saja. Perasaan ini tidak dapt ditentukan secara obyektif
tetapi hanya daapt diketahui dari pernyataan yang dibuat
subyek sendiri (Tamam, 2010).
Asher, Tiffin, dan Knight mengartikan minat sebagai sikap
atau kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusataan
perhatian terhadap masalah-masalah atau aktivitas tertentu atau
sebagai kecenderungan untuk memahami suatu pengalaman
dan akan selalu diulang. Selain itu minat juga diartikan sebagai
suatu perasaan senang yang dihasilkan dari adanya perhatian
khusus terhadap sesuatu atau aktivitas tertentu.55 Hal ini
senada dengan pendapat Lukas dan Britt, di mana minat bukan
sekedar suatu proses mekanik dari perhatian karena di
dalamnya tercakup masalah peresaan (feeling) (Abdul, 2006).
Skinner mengemukakan bahwa minat selalu berhubungan
dengan obyek yang menarik indivisdu, dan obyek yang
menarik adalah yang dirasakan menyenangkan. Apabila
seseorang mempunyai minat terhadap suatu obyek maka minat
tersebut akan mendorng seseorang untuk berhubungan lebih
dekat dengan obyek tersebut, yaitu dengan melakukan aktivitas
lebih aktif dan positif demi mencapai sesuatu yang diminatinya
(Tamam, 2010).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan
pengukuran minat, menurut Nurkancana dan Sumartana,
metode pengukuran minat yaitu:
Observasi, yaitu Pengukuran minat dengan metode
observasi mempunyai satu keuntungan karena dapat
mengamati dalam kondisi yang wajar, jadi tidak dibuat-
buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi dan
pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama
observasi berlangsung.
Interview, pelaksanaan interview biasanya lebih baik
dilakukan dalam situasi yang tidak formal, sehingga
percakapan akan dapat berlangsung lebih bebas.
Angket atau kuesioner, Angket atau kuesioner jauh lebih
efisien dalam penggunaan waktu, isi pertanyaan dalam
kuesioner pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan
pertanyaan dengan interview.
Inventori, adalah suatu metode untuk mengadakan
pengukuran sejenis kuesioner, perbedaannya dalam
kuesioner responden menulis jawaban yang relative
panjang, sedangkan inventori responden memberi jawaban
dengan memberi tanda cek, lingkaran atau tanda yang lain
yang berupa jawaban-jawaban singkat.
(Darmawan, 2009)
2) Pengertian Membaca, Buku dan Perpustakaan
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/
bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan
makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau
hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu
tidak terlaksana dengan baik (Tamam, 2010).
Disamping pengertian diatas, membaca pun dapat pula
diartikan sebagai suatu metode yang dipergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri diri sendiri dan terkadang dengan
orang lain. Adapula penulis yang menendefinisikan membaaca
adalah suatu kemampuan melihat lambing-lambang tertulis
serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui
Fonik (phonic: suatu metode pembalajaran membaca, ucapan,
ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa)
menjadi/ menuju membaca lisan (oral reading) (Tamam, 2010).
Bahan bacaan merupakan hal yang cakupannya sangat luas,
segala jenis tulisan yang mampu ditafsirkan pemaknahannya
merupakan sebuah bahan bacaan yang baik. Mulai dari sesunan
kata , kalimat hingga sebuah paragraph/ alenia bisa disebut
sebagai bahan bacaan. Dalam buku Guntur dijelaskan sedikit
tentang bahan bacaan yaitu sebuah sumber baca bagi pembaca
yang baik dan mampu memberikan informasi maupun yang
kurang jelas dipahami informasinya. Bahan bacaan adalah
sebuah bentuk susunan sandi atau kode yang memiliki makna
tertentu. Seperti halnya sebuah buku pembelajaran, artikel,
cerpen, novel, dan sejenisnya merupakan bahan bacaan yang
telah diakui dan memiliki ciri khusus. Ada pula bahan bacaan
yang dikombinasikan dengan gambar seperti komik, majalah,
surat kabat/ Koran dan sejenisnya, keduanya memiliki
karakteristik yang berbeda akan tetapi keduanya telah disebut
bahan bacaan yang telah memenuhi sandarisasi baik (Tamam,
2010).
Buku adalah sumber ilmu dan merupakan jendela dunia.
Dengan buku, kita bisa menjelajahi dunia tanpa harus beranjak
dari tempat duduk kita. Tapi, seberapa besarkah minat kita
dalam membaca buku. Sebagai seorang pelajar/mahasiswa, kita
tentu wajib membaca, baik itu buku teks, journal, reader
ataupun majalah ilmiah.72 Tapi apakah kita membaca semua
itu karena kita memang ingin dan tertarik dengan isinya,
ataukah karena terpaksa karena harus ujian. Bandingkan
dengan majalah gossip, cerpen, atau novel yang kita sukai yang
tebalnya ratusan halaman. Bahkan bila telah berhadapan
dengan internet, maka kemungkinan sekali sangat kecil untuk
membaca, karena fasilitas yang disediakan sangat
beranekaragam (Tamam, 2010).
Sedangkan hakikat Perpustakaan menurut Attherton
maupun Weisman adalah tempat sebagai salah satu jenis sistem
informasi yang spesifik. Merupakan suatu kumpulan dokumen
(dalam arti luas), yang terorganisasi, serta terpelihara untuk
kepentingan rujukan dan bahan ajar. Menurut pendapat lain
pendefinisian perpustakaan Perguruan Tinggi berbeda dengan
perpustakaan secara umum, perpustakaan perguruan tinggi
dapat didefinisikan sebagai berikut yaitu wadah sebagai salah
satu jenis sistem informasi yang spesifik. Merupakan suatu
kumpulan dokumen (dalam arti luas), yang teror-ganisasi, serta
terpelihara untuk kepen-tingan rujukan dan bahan ajar Selain
melakukan fungsi-fungsi pengumpulan bahan pustaka,
pengolahan bahan pustaka (katalogisasi), serta melakukan
layanan sirkulasi bahan pustaka, perpustakaan juga melakukan
penciptaan, publikasi, serta diseminasi informasi (Tamam,
2010).
Bahkan perpustakaan juga melakukan pengumpulan
rekaman hasil-hasil penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sejak perencanaan, sedang berjalan
dan sesudah selesai. Dengan definisi seperti tersebut, maka
dapat disimpulkan adanya fungsi spesifik sebuah perpustakaan
perguruan tinggi seperti berikut:
Sebagai pusat sistem belajar mengajar bagi sivitas
akademika perguruan tinggi yang bersangkutan sehingga
menghasilkan lulusan yang bermutu tinggi.
Sebagai tempat terselenggaranya penelitian bagi sivitas
akademika perguruan tinggi sehingga ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat berkembang dengan baik.
Sebagai sarana untuk kerjasama dengan pihak-pihak luar
perguruan tinggi dalam pengumpulan, pengolahan serta
penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai sarana untuk mengakses informasi baik di dalam
kampus maupun luar kampus, bahkan luar negeri.
Sebagai sarana untuk pemanfaatan koleksi secara bersama
dengan perpustakaan lain sehingga memperlancar
pencarian maupun penyebaran informasi.
(Tamam, 2010).
C. Hubungan Penggunaan Internet Terhadap Tingkat Minat
Baca Mahasiswa di Perpustakaan
Ada kesalahan berpikir dalam masyarakat sekarang, salah
satunya adalah anggapan bahwa tidak perlu teori, yang penting
praktek. Hal ini mempengaruhi pula pada kebiasaan baca. Ada
pertanyaan menarik yang bisa dibuat sebagai permisalan, yaitu
untuk apa menghabiskan waktu berlama-lama membaca buku,
ilmu bisa dipelajari dari kehidupan yang di jalani, apa lagi
sudah banyaknya media informasi selain bahan bacaan sebut
saja televisi, internet dan lainnya. Ahmad Nada menuturkan
Banyak yang perpandangan text book thinking tidak baik.
Masyarakat indonesia lebih senang budaya lisan atau tutur dan
instan. Masyarakat indonesia belum menjadi society book
reader dan writter. Hal inilah yang cukup mempengaruhi
rendahnya minat baca di negara kita (Tamam, 2010).
Selain itu, kehadiran internet juga dituding sebagai
penyebab malasnya masyarakat (khususnya generasi muda)
untuk membaca buku. Kemudahan "berselancar" di internet,
membuat para orang tua takut anak-anaknya tak lagi senang
membaca buku. Padahal buku itu sumber informasi, ilmu dan
pengetahuan. Sebagian besar masyarakat menganggap adanya
perkembangan media di dunia, sangatlah bisa membantu
sepenuhnya dalam hal pengerjaan tugas harian. Akan tetapi
dampak yang dihasilkan yaitu keinginan seorang untuk lebih
mengefesienkan segalanya (penginstanan), hal ini bisa terlihat
dengan fenomena yang terjadi saat ini seprti halnya pergantian
tenaga kerja manusia dengan penggunaan media robot yang
telah diterapkan disebagian wilayah Jepang. Menurut
peramalan seorang sosiolog, kondisi masyarakat sekarang
terjadi penurunan sikap Humanis, karena sekarang yang
diprioritaskan adalah sikap pencarian keuntungan secara
pribadi yang selalu diliputi sikap politis (Tamam, 2010).
Secara harfiah media dapat didefinisikan sebagai suatu
wahana penyalur informasi atau penyalur pesan. Secara luas
media dapat diartikan dengan manusia, peristiwa benda atau
peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan. Internet merupakan jaringan
komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh
dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat
diakses dari berbagai belahan dunia secara cepat. Internet juga
disebut sebagai sekumpulan jaringan komputer yang
menghubungkan situsakademik, pemerintahan, komersial,
organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses
untuk layanan telekomunikasi dari sumber daya informasi
untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia.
Sedangkan Media Alternatif adalah segala perantara yang
mampu dipergunakan relatif lebih efesien dan memiliki
kemudahan yang efektif sehingga sebuah pekerjaan bila
menggunakan media ini hanya memerlukan alokasi waktu
singkat (Tamam, 2010).
Definisi sumber belajar yang diberikan oleh Association for
Education Communication Technology (AECT) adalah
berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik
yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan
belajarnya (Tamam, 2010).
Asher, Tiffin, dan Knight mengartikan minat sebagai sikap
atau kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusataan
perhatian terhadap masalah-masalah atau aktivitas tertentu atau
sebagai kecenderungan untuk memahami suatu pengalaman
dan akan selalu diulang. Selain itu minat juga diartikan sebagai
suatu perasaan senang yang dihasilkan dari adanya perhatian
khusus terhadap sesuatu atau aktivitas tertentu. Hal ini senada
dengan pendapat Lukas dan Britt, di mana minat bukan sekedar
suatu proses mekanik dari perhatian karena di dalamnya
tercakup masalah peresaan (feeling) (Tamam, 2010).
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/
bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan
makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau
hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu
tidak terlaksana dengan baik (Tamam, 2010).
Dari gambaran diatas, dapat dilihat betapa sisi-sisi yang
mampu dikombinasikan antara variable sehingga mampu
diketahui hubungan pemanfaatan internet sebagai alternatif
Sumber belajar dengan Minat Baca Buku Mahasiswa di
Perpustakaan. Hubungan pemanfaatan internet sebagai
alternatif sumber belajar dengan minat baca buku mahasiswa
dapat dilihat dari fungsi internet sebagai salah satu sumber
belajar dan informasi yang sekaligus merangkap sebagai
sumber bahan bacaan. Dalam perkuliahan di universitas
manapun, seorang pengajar (dosen) biasa memberikan tugas
kepada mahasiswa, misalkan dalam pembuatan makalah
ataupun pengumpulan tugas lain. Setelah adanya intrupsi dari
dosen tersebut setidaknya mahasiswa juga harus memiliki
pedoman pengerjaan yang jelas. Hubungannya dengan internet
adalah bahwasahnya internet merupakan media yang memuat
dari segala sumber referensi dunia, meskipun tidak selalu
adanya penyediaan data penulis maupun data yang diinginkan
oleh pengguna. Selain itu fasilitas yang disediakan oleh media
ini cukup berfariasi. Sebut saja bila tiap data mampu di copy
paste oleh mahasiswa. Dengan mengandalkan hal ini tugas
yang diberikan dosen akan cepat terselesaikan dan selain itu
pula tugas ini akan terlihat bagus meski tanpa ada ketelitian
terlebih dahulu (Tamam, 2010).
III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang saya gunakan untuk riset “Pengaruh
Penggunaan Internet oleh Mahasiswa Terhadap Tingkat Minat
Baca Mahasiswa di Perpustakaan” adalah penelitian kualititatif
yang bersifat deskriptif korelasional, karena peneliti berusaha
menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada
objek tertentu serta mencari pengaruh antara penggunaan
internet oleh mahasiswa terhadap minat baca mahasiswa di
perpustakaan. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
angket/kuesioner. Teknik pengumpulan data ini digunakan
untuk menjaring data tentang penggunaan internet sebagai
alternatif sumber belajar/informasi dan eksistensi minat baca
buku di perpustakaan untuk kalangan Mahasiswa.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh setelah dilakukan
penyebaran angket terhadap sampel mahasiswa ilmu komputer
sebanyak 50 orang didapatkan hasil dan pembahasan sebagai
berikut.
A. Hasil
Dari sepuluh pertanyaan kuesioner yang bersifat tertutup,
dengan pilihan jawaban yaitu: Sangat Sering (SS), Sering (S),
Kadang-kadang (KD), Pernah (P), dan Tidak Pernah (TP)
diperoleh hasil sebagai berikut:
Pada pertanyaan pertama tentang “Saya menggunakan
media internet untuk masalah pembelajaran, mencari informasi
terbaru, serta hal-hal lainnya” diperoleh frekuensi jawaban
sebagai berikut:
TABLE I. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 1
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 34 68
Sering 14 28
Kadang-kadang 2 4
Pernah 0 0
Tidak Pernah 0 0
Jumlah Total 50 100
Pada pertanyaan kedua tentang “Saya lebih suka mengisi
waktu luang untuk Internetan daripada melakukan hal yang
lain” diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut:
TABLE II. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 2
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 14 28
Sering 16 32
Kadang-kadang 16 32
Pernah 4 8
Tidak Pernah 0 0
Jumlah Total 50 100
Pada pertanyaan ketiga tentang “Saya mendapatkan data
tugas perkuliahan secara langsung di Internet” diperoleh
frekuensi jawaban sebagai berikut:
TABLE III. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 3
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 36 72
Sering 6 12
Kadang-kadang 6 12
Pernah 2 4
Tidak Pernah 0 0
Jumlah Total 50 100
Pada pertanyaan keempat tentang “Saya merasa internet
lebih banyak memberikan data/informasi yang lebih rinci
daripada buku-buku di perpustakaan” diperoleh frekuensi
jawaban sebagai berikut:
TABLE IV. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 4
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 12 24
Sering 20 40
Kadang-kadang 18 36
Pernah 0 0
Tidak Pernah 0 0
Jumlah Total 50 100
Pada pertanyaan kelima tentang “Saya lebih suka mencari
data tugas perkuliahan di internet daripada di perpustakaan”
diperoleh frekuensi jawaban:
TABLE V. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 5
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 22 44
Sering 26 52
Kadang-kadang 0 0
Pernah 2 4
Tidak Pernah 0 0
Jumlah Total 50 100
Pada pertanyaan keenam tentang “Saya menggunakan
internet sebagai alternatif sumber belajar yang utama
dibandingkan media belajar yang lain” diperoleh:
TABLE VI. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 6
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 14 28
Sering 20 40
Kadang-kadang 16 32
Pernah 0 0
Tidak Pernah 0 0
Jumlah Total 50 100
Pada pertanyaan ketujuh tentang “Saya melakukan copy
paste data di internet tanpa mempelajarinya terlebih dahulu”
diperoleh:
TABLE VII. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 7
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 2 4
Sering 8 16
Kadang-kadang 22 44
Pernah 8 16
Tidak Pernah 10 20
Jumlah Total 50 100
Pada pertanyaan kedelapan tentang “Saya sering ke
perpustakaan untuk membaca buku” diperoleh frekuensi
jawaban sebagai berikut:
TABLE VIII. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 8
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 2 4
Sering 2 4
Kadang-kadang 16 32
Pernah 14 28
Tidak Pernah 16 32
Jumlah Total 50 100
Pada pertanyaan kesembilan tentang “Saya lebih suka
membaca buku di perpustakaan ketika mengerjakan atau
menyelesaikan tugas” diperoleh frekuensi jawaban sebagai
berikut:
TABLE IX. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 9
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 2 4
Sering 0 0
Kadang-kadang 18 36
Pernah 22 44
Tidak Pernah 8 16
Jumlah Total 50 100
Pada pertanyaan kesepuluh tentang “Saya mendapatkan
data tugas secara langsung dengan membaca buku-buku di
perpustakaan” diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut:
TABLE X. HASIL FREKUENSI JAWABAN PERTANYAAN 10
Pilihan Jawaban Frekuensi Persen (%)
Sangat Sering 0 0
Sering 0 0
Kadang-kadang 10 20
Pernah 32 64
Tidak Pernah 8 16
Jumlah Total 50 100
Selanjutnya dari pertanyaan-pertanyaan quesioner yang
bersifat terbuka diperoleh berbagai macam hasil. Untuk
pertanyaan “Berapa lama waktu untuk internetan setiap
harinya?” diperoleh hasil yang akan disajikan dalam bentuk
grafik berikut ini:
Fig. 1. Gambar Grafik Lama Internetan Setiap Hari
Lalu untuk pertanyaan “Manakah yang ada sukai, mencari
data tugas perkuliahan di perpustakaan (buku) atau di internet?
Mengapa demikian!” diperoleh hasil yang akan disajikan
dalam bentuk grafik berikut ini:
Fig. 2. Gambar Grafik Lebih Suka Mencari Data di Internet Atau Perpustakan
Selanjutnya untuk pertanyaan “Apakah anda pernah
melakukan copy paste dari internet untuk memenuhi tugas
perkulihan tanpa diteliti terlebih dahulu?” diperoleh hasil yang
akan disajikan dalam bentuk grafik berikut ini:
Fig. 3. Gambar Grafik Copy paste dari Internet Tanpa Diteliti
Kemudian untuk pertanyaan “Berapa kali anda pergi ke
perpustakaan setiap minggunya?” diperoleh hasil yang akan
disajikan dalam bentuk grafik berikut ini:
Fig. 4. Gambar Grafik Pergi ke Perpustakaan Setiap Minggunya
Untuk soal yang terakhir, yaitu “Apakah anda setuju bahwa
penggunaan internet dapat mempengaruhi tingkat minat baca
seseorang? Mengapa!” diperoleh hasil yang akan disajikan
dalam bentuk grafik berikut ini:
Fig. 5. Grafik Penggunaan Internet Mempengaruhi Tingkat Minat Baca
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari pertanyaan-
pertanyaan quesioner yang bersifat tertutup dapat dilihat bahwa
68% responden mengaku sangat sering menggunakan internet
untuk masalah pembelajaran dan mencari informasi terbaru,
28% mengaku sering, dan yang kadang-kadang hanya sebesar
4% saja. Kemudian sebesar 28% responden mengaku sangat
sering mengisi waktu luang untuk internetan, dan 32%
responden mengaku sering maupun kadang-kadang saja. Lalu
sebesar 72% responden mengaku sangat sering mendapatkan
data tugas perkuliahan secara langsung di internet, yang
menjawab sering maupun kadang-kadang sebesar 12%, dan
yang mengaku pernah hanya 4% saja. Selanjutnya sebesar 24%
responden merasa internet sangat sering memberikan informasi
16%
40% 44%
0%5%
10%15%20%25%30%35%40%45%50%
Lama Waktu Internetan Setiap Hari
92%
8%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Internet Perpustakaan
Lebih Suka Mencari Data di Internet Atau Perpustakaan
24%
68%
8%
0%
20%
40%
60%
80%
Tidak Pernah Jarang Sering
Copy paste dari Internet Tanpa Diteliti
12%
32%
56%
0%10%20%30%40%50%60%
Pergi ke Perpustakaan Setiap Minggunya
82%
16%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Setuju Tidak Setuju
Penggunaan Internet Mempengaruhi Tingkat Minat Baca
daripada buku-buku di perpustakaan, dan 40 % merasa sering,
serta 36% merasa kadang-kadang saja. Sebanyak 44 %
responden juga mengaku sangat sering mencari data tugas
perkuliahan di internet daripada di perpustakaan, dan 52 %
responden mengaku sering melakukannya. Kemudian untuk
masalah copy paste dari internet tanpa dipelajari terlebih
dahulu, 4 % responden mengaku sangat sering, 16% mengaku
sering, 44 % mengaku kadang-kadang, 16% mengaku pernah,
dan 20 % mengaku tidak pernah. Dari beberapa keterangan di
atas terlihat bahwa responden lebih condong untuk
menggunakan internet baik hanya untuk mengisi waktu luang
ataupun untuk mencari data tugas perkuliahan. Kemudian
akibat seringnya mencari data tugas perkuliahan melalui
internet, hal itu memunculkan kebiasan copy paste data di
internet di kalangan mahasiswa untuk memenuhi tugas
kuliahnya.
Untuk tingkat seringnya mahasiswa ke perpustakaan untuk
membaca buku, hanya 4% responden yang mengaku sering
maupun sangat sering untuk pergi ke perpustakaan, sedangkan
32 % mengaku kadang-kadang saja, 28% mengaku pernah, dan
32% mengaku tidak pernah. Kemudian hanya 4% responden
saja yang mengaku sangat sering membaca buku di
perpustakaan ketika mengerjakan tugas, 36% responden
mengaku kadang-kadang, 44% mengaku pernah, dan 16%
responden mengaku tidak pernah melakukannya. Dapat terlihat
dengan jelas bahwa jarang sekali mahasiswa ilmu komputer
MIPA Unlam pergi ke perpustakaan untuk membaca buku, dan
hanya kadang-kada saja mahasiswa pergi ke perpustakaan
untuk mengerjakan tugas kuliah.
Kemudian dari pertanyaan quesioner yang bersifat terbuka
didapatkan informasi bahwa lama waktu internetan mahasiswa
ilmu komputer MIPA Unlam setiap harinya adalah 16%
mengaku sebentar (0-2 jam), 40% mengaku cukup lama (3-5
jam), dan 44% mengaku sangat lama (lebih dari 5 jam). Selain
itu 92% responden mengaku lebih suka mencari data di internet
dibandingkan perpustakaan, alasannya adalah karena internet
mudah diakses, lebih lengkap, serta lebih praktis. Lalu sebesar
8% responden mengaku sering melakukan copy paste dari
internet tanpa diteliti terlebih dahulu, 68% mengaku jarang,
dan 24% mengaku tidak pernah. Informasi selanjutnya adalah
hanya 12% mahasiswa ilmu komputer MIPA Unlam yang rutin
pergi ke perpustakaan setiap minggunya, 32 % mengaku
kadang-kadang saja, dan 56% mengaku tidak pernah. Yang
selanjutnya adalah sebanyak 82% responden setuju bahwa
penggunaan internet dapat mempengaruhi tingkat minat baca
seseorang.
Berdasarkan pembahasan-pembahasan di atas dapat terlihat
dengan jelas bahwa mahasiswa ilmu komputer MIPA Unlam
sangat sering menggunakan internet, baik untuk menyelesaikan
tugas perkuliahan ataupun mencari informasi lainnya. Dampak
hal tersebut adalah munculnya kebiasan copy paste dimana
mahasiswa menyalin data dari internet tanpa membacanya dan
menelitinya terlebih dahulu. Akibatnya adalah mahasiswa
menjadi malas ke perpustakaan untuk membaca buku karena
terlena akan kemudahan internet, dan pada akhirnya nanti ada
kemungkinan budaya baca buku akan ditinggalkan. Informasi
lain yang didapat adalah 90% mahasiswa yang sangat sering
(lebih dari 5 jam) mengisi waktu luangnya untuk internetan
setiap harinya, tidak pernah ke perpustakaan setiap minggunya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut ini adalah kesimpulan dan saran yang dapat diambil
dari penelitian tentang pengaruh penggunaan internet oleh
mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahasiswa di
perpustakaan.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah
penggunaan internet oleh mahasiswa berpengaruh terhadap
tingkat minat baca mahasiswa di perpustakaan karena semakin
sering mahasiswa ilmu komputer MIPA Unlam menggunakan
internet untuk menyelesaikan tugas perkuliahan maka akan
muncul kebiasan copy paste data dari internet tanpa dibaca dan
diteliti terlebih dahulu di kalangan mahasiswa, sehingga
mengakibatkan mahasiswa menjadi malas ke perpustakaan
untuk membaca buku karena terlena akan kemudahan internet,
dan pada akhirnya nanti ada kemungkinan budaya baca buku
akan ditinggalkan.
B. Saran
Budaya baca buku merupakan budaya yang harus terus kita
pertahankan sampai kapanpun. Jangan sampai kemajuan
teknologi membuat kita melupakan budaya tersebut. Kita tidak
boleh membiarkan perpustakaan kehilangan perannya sebagai
penyedia sumber informasi dan pengetahuan. Budaya baca
buku di perpustakaan perlu digalakkan lagi, terutama di
kalangan mahasiswa. Untuk melakukan hal tersebut maka
diperlukan adanya dukungan pemerintah serta instansi
perguruan tinggi terkait.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Abdul, Hadi. 2006. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung :
Alfabeta.
[2] Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara.
[3] Darmawan, Tomi. 2009. Metode Mengukur Minat,
http://www.kumpulanblogger.com. Diakses 14 Oktober 2013.
[4] Hindrianto, Hindro. 2013. Apakah Pengertian Internet.
http://www.termasmedia.com/?opsion=com_content&view=arti
cle&id=71&cadid=65. Diakses 14 Oktober 2013.
[5] Noerhayati, S. 1986. Pengelolaan Perpustakaan Jilid I. Bogor:
Universitas Pakuan.
[6] Tamam, Badrud. 2010. Hubungan Pemanfaatan Internet Sebagai
Alternatif Sumber Belajar Dengan Minat Baca Buku
Mahasiswa. Depok : Universitas Islam Negeri Malang.
Recommended