View
500
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
MAKALAH BIOLOGI
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
AYU PITA SARI
Kelas: XI IPA1
SMA NEGERI REBANG TANGKAS
KECAMATAN REBANG TANGKAS
KABUPATEN WAY KANAN
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik
dan hidayahnya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Sistem Pernapasan Manusia”
Dalam penyusunan makalah ini, kelompok kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya, oleh
karena itu kelompok kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca dan dosen pembimbing, sehingga penyusunan selanjutnya dapat lebih sempurna.
Kami mengharapkan semoga makala ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Rebang Tangkas, 26 Januari 2015Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1. Latar Belakang .............................................................................................................1
2. Rumusan Masalah ........................................................................................................1
3. Tujuan dan Manfaat .....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2
2.1 Pengertian Sistem Pernapasan ......................................................................................2
2.2 Jenis-jenis Pernapasan ..................................................................................................2
2.3 Alat-alat Sistem Pernapasan .........................................................................................3
2.4 Teknologi Sistem Pernapasan .......................................................................................14
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................................17
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................17
3.2 Saran .............................................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia bernapas secara tidak langsung. Artinya, udara untuk pernapasan tidak berdifusi secara
langsung melalui permukaan kulit. Difusi udara untuk pernapasan pada manusia terjadi di
bagian dalam tubuh, yaitu gelembung paru-paru (alveolus). Pada pernapasan secara tidak
langsung, udara masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara alat-alat pernapasan.
Alat-alat Pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring (tekak), laring (pangkal
tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), dan pulmo
(paru-paru).
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam mempelajari sistem pernapasan ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti.
Beberapa hal tersebut yakni
1. Jelaskan pengertian sistem pernafasan.
2. Jelaskan organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan beserta fungsinya
3. Bagaimanakah mekanisme sistem pernapasan
4. Jelaskan fungsi sistem pernafasan
5. Jelaskan kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun beberapa tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam mempelajari sistem pernapasan.
1. Memahami pengertian sistem pernapasan pada manusia
2. Mengetahui organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan manusia beserta fungsi-
fungsinya
3. Memahami dan mengerti mekanisme sistem pernafasan
4. Memahami fungsi sistem pernapasan
5. Memahami dan mengerti kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan
1
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian “Sistem Pernapasan”
Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil
oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru. Pernapasan adalah
suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem
pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu
pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah
dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar
maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
2.2 Jenis-Jenis Pernapasan
1. Pernapasan Dada
adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut
-Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
-Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2
2. Pernapasan Perut
adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan
sebagai berikut:
-Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2.3 Alat-Alat Sistem Pernapasan
Alat pernapasan adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan
sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob. Alat pernapasan pada manusia
terdiri atas rongga hidung, faring ( tekak), laring (pangkal tenggorokan), bronkus (cabang batang
tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
1.Rongga hidung ( cavum nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).Rongga hidung
berlapis selaput lendir. Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat
saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak
kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Jadi, rongga hidung berfungsi
untuk: menyaring udara, melembapkan udara, dan memanaskan udara. diperoleh dari
lingkungan sekitar. Oksigen diperlukan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan, yaitu gula
(glukosa). Proses oksidasi makanan bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang
dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya pertumbuhan, mempertahankan suhu
tubuh, pembakaran sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan energi,pernapasan
juga menghasilkan karbon dioksida, dan uap air.
2. Faring ( tekak)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong,
terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusundari otot rangka. Faring berfungsi
sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan ( nasofaring)pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring)pada
bagian belakang.
3
3. Laring (pangkal tenggorokan)
Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilanbuah tulang
rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untukmenutup serta membuka glotis.
Glotis adalah lubang mirip celah yangmenghubungkan trakea dengan faring. Laring memiliki
katup yang disebutepiglotis. Pada saat menelan makanan, epiglotis tertutup sehingga
makanantidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Makan sambilberbicara
dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karenasaluran pernapasan pada saat
tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian,saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan,
bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga ditemukan adanya
pita suara. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar
sebagai suara.
4. Tenggorokan ( trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagiandi leher dan
sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku,dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.Silia silia ini berfungsi menyaring benda-benda
asing yang masuk ke saluranpernapasan.
2.4 Kelainan/Gangguan Sistem Pernapasan/Respirasi pada Manusia
1. Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup
serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap,
serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga
dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Penyebab,
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-
paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis
sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah
serat yang terhirup.Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan,
konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari
partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:
4
Plak pleura (klasifikasi), Mesotelioma maligna, Efusi pleura.
Penyembuhan,
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari
paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot
untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka
(masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan
pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan
pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.
Pencegahan,
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.
Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih
sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah
terpapar 40 tahun lalu.
Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan
dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna menghindari sumber
penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci
pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah.
Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri
atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.
2. Asma
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini
bersifat sementara.
Penyebab,
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan
yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini
dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara
dingin dan olahraga. Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan
jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan
(inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari
saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus
berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
5
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap
awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti
histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan
pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan
bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing
(alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.
Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi
jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan
juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.
Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan
lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara.
Pengobatan,
Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera
untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah
serangan.
Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang
terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga.
Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik.
Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya
adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala
dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik
(yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping
terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek
samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik.
Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung
selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena
mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.
Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup)
dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam
saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang
mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau
daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat.
Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-
oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai
6
kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena
(melalui pembuluh darah).
Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat,
karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu
banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali
mengkonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek
samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis
yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung
berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan
kejang.
Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala
asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan menyebabkan
berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran
udara terhadap sejumlah rangsangan.
Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi
serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler
corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak
dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral (ditelan)
diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala
asma.
Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan
menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk
mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk
anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus
diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala.
Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi
kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin.
Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang
sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.
Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru
untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien
(bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).
Pencegahan,
7
Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang
dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.
3. Bronkientasis
Bronkientasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran
pernapasan yang besar.
Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan
merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung
maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas,
atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.
Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang,
tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan
menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang
terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya
respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan
komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. Lapisan dalam (mukosa)
dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi saluran pernapasan
dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari: sel penghasil lendir sel
bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-partikel dan lendir ke
bagian atas atau keluar dari saluran pernapasan
sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan
organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya.
Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan),
yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernapasan sesuai kebutuhan. Pembuluh
darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk
dinding bronkus.
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana sel
bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus yang normal
juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang
menyerupai balon kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering
menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak
dinding bronkus.
8
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan bronkopneumonia,
jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. Pada kasus yang berat, jaringan parut
dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai jantung.
Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat menyebabkan
batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak dapat menyebabkan rendahnya
kadar oksigen dalam darah.
Penyebab,
Batuk menahun bisa disebabkan oleh:
Infeksi pernapasan, Campak, Pertusis, Infeksi adenovirus, Infeksi bakteri contohnya Klebsiella,
Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza, Tuberkulosa, Infeksi jamur, Infeksi
mikoplasma, Penyumbatan bronkus, Benda asing yang terisap, Pembesaran kelenjar getah
bening, Tumor paru, Sumbatan oleh lendir, Cedera penghirupan, Cedera karena asap, gas atau
partikel beracun, Menghirup getah lambung dan partikel makanan, Keadaan genetik, Fibrosis
kistik, Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener, Kekurangan alfa-1-antitripsin, Kelainan
imunologik , Sindroma kekurangan imunoglobulin, Disfungsi sel darah putih, Kekurangan
koplemen, Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa
Keadaan lain :
Penyalahgunaan obat (misalnya heroin), Infeksi HIV, Sindroma Young (azoospermia
obstruktif), Sindroma Marfan.
Pengobatan,
Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,membebaskan
penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah komplikasi.Drainase postural yang dilakukan
secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang dahak. Seorang
terapis pernapasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase postural dan batuk yang
efektif.Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator Dan ekspektoran.
Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan
respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat.
Pencegahan,
Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan angka
kejadian bronkiektasis.
Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu. Vaksin
pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok.
9
Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya
penyakit.
Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah
infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.
Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada penderita
bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan bronkus yang akan
menyebabkan terjadinya bronkiektasis.
Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya (seperti
bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau mengurangi beratnya penyakit.
Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan: - memperhatikan apa
yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya - menghindari kelebihan dosis obat dan alkohol -
mencari pengobatan medis untuk gejala neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala
saluran pencernaan (seperti regurgitasi atau batuk setelah makan).
Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan menjelang tidur
karena dapat masuk ke dalam paru.
Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan bronkus
sebelum timbulnya kerusakan yang berat.
4. Penyakit Batuk rejan
Penyakit Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa Inggris
Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus
per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO). Penyakit ini
biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90 persen kasus ini terjadi di negara
berkembang.
Penyebab,
penyakit ini biasanya disebabkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan oleh
B. Parapertussis.
Pengobatan,
Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan di dalam
kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan batuk. Bisa
dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan
langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Untuk menggantikan cairan
yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka
10
diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan
dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik
eritromycin.
Pencegahan,
Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan kemugkinan terkenanya
pertusis akan makin rendah dengan diberikan nya imunisasi, dan gejala penyakit pun tidak akan
seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.
5. Bronkitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru)
dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
Penyebab,
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri
(Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan
saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari: Sinusitis kronis,
Bronkiektasis, Alergi Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
Berbagai jenis debu, Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen
sulfida, sulfur dioksida dan bromin, Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen
dioksida, Tembakau dan rokok lainnya.
Pengobatan,
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan
aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen.
Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.
6. Faringitis
Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.
11
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang lemah.
Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala makan
makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong.
Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek. faringitis ada
yang akut dan kronis,
Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang
disertai demam dan batuk.
Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya
tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.
7. Infeksi Saluran Napas Atas
Infeksi saluran napas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi
Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.
Penyembuhan,
Penyembuhannya melalui terapi. Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian
antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan
sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik, pemberian antibiotik dapat mempercepat
penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat obatan symptomatic, selain itu
dengan pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial,
pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak
terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yg sudah
berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik
merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yg
terlibat.
8. Influensa
Influensa, biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit menular burung
dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influensa).
Penyakit ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari si penderita. Pada manusia,
gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat dan
mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk,
influensa juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian
terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut.
Pencegahan,
12
Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung. Seseorang yang menutup
bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang lain. Virus ini dapat hidup selama
berjam-jam dan oleh karena itu cucilah tangan sesering mungkin dengan sabun Minumlah yang
banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun Hiruplah udara segar secara teratur
terutama ketika dalam cuaca sejuk
Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh karena dengan
bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap virus influensa
Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan diimunisasi. Namun
perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas dalam tubuh sendiri, melalui
makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi yang menyebabkan influensa
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt rendah lemak
per hari mampu mencegah 25% peluang terkena influensa dikarenakan yoghurt mengandung
banyak laktobasilus
9. Paru-paru hitam
Paru-paru hitam adalah suatu penyakit paru-paru yang disebabkan karena menghirup
debu batubara dalam jangka panjang. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan pneumokoniosis
pekerja batubara, dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu simplek dan komplikata. Tipe simplek
biasanya bersifat ringan, sedangkan tipe komplikata bisa berakibat fatal.
Penyebab,
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang
lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa
memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam
berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan
pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000
orang.
Pengobatan,
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal
jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka diberikan
bronkodilator dan ekspektoran. Tetapi adalah penting untuk menghindari pemaparan lebih
lanjut.
Pencegahan,
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja.
Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga
13
penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja
tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk
menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.
10. Difteri
Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium
diphtheriae (C. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan dan
kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak dan demam secara tiba-
tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernapasan.
Penyebab,
Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-faktor alam sekitar
seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan dari kulit, saluran
pernapasan dan sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri. Tingkat kematian akibat difteri
paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga
hingga empat hari.
Pengobatan,
Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik.
Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran
toksin.
Pencegahan,
Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa
yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.
2.5 Teknologi Yang Berkaitan Dengan Sistem Pernapasan
Dengan semakin berkembangnya teknologi internet, situs mengobati.org berusaha untuk
memberikan informasi kesehatan dan artikel biologi sekolah untuk memudahkan anda mencari
masukan yang dapat dijadikan bahan referensi anda.
Pada kesempatan kali ini, mengobati.org akan sedikit membahas artikel dan informasi mengenai
" Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan ".
Pada artikel singkat ini, mengobati.org memberikan beberapa artikel yang dapat anda jadikan
masukan.
14
Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan
Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan – Sistem pernapasan atau sistem
respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat,
sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam
paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk
hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.
Alat bantu atau Teknologi yang digunakan dalam sistem pernapasan manusia sebagai
berikut :
Trakeotomi
Teknologi Trakeotomi Pernapasan
Trakeotomi : Pembuatan lubang pada trakea untuk membantu memberikan pernapasan bantuan.
Trakeotomi biasanya dilakukan pada penderita dipteri akut yang dapat menyebabkan
penyumbatan pada saluran pernapasannya.
15
Pulmotor
Pulmotor alat bantu pernapasan
Pulmotor : alat untuk melakukan pernapasan buatan. Pernapasan buatan biasanya dilakukan pada orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena tenggelam dan shock karena
sengatan listrik. Spirometer
Spirometer teknologi pernafasanSpirometer : alat untuk mengukur secara langsung dan cepat kemampuan paru-paru seseorang
serta untuk keperluan diagnosa paru-paru yang abnormal. Oxygen catheter
Oxygen catheter
Oxygen catheter atau Oxygen cannula : alat yang digunakan untuk mengalirkan oksigen ke
dalam lubang hidung.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru ,tulang rusu kotot
interkosta,bronkus,bronkiol,alveolus,dandiafragma.Dalam mekanismenya,Udara disedot ke
dalamparu-paru melalui hidung dan trakea,dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya
menjadi kuat dan sentiasa terbukatrakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang
disambungkan kepadaparu-paru .kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan
alveolus pada hujungbronkiol .Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk memudahkan
pertukaran gas.
Penulis menyimpulkan system pernafasan adalah system dalam tubuh yang harus dijaga dan
dipelihara, karena jika salah satu organ pernafasan rusak akan mengganggu organ system
pernafasan yang lain. Dengan nafas kita bisa Hidup.
3.2 Saran
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem pernafasan
lainnya .
17
Recommended