Filsafat aristoteles

Preview:

DESCRIPTION

filsafat aristoteles. biografi, pemikiran, dan cara pandang

Citation preview

Oleh: Anna khoiriyah 2021113279 M Haqqi Hasenda 2021113280

Isna Fitrotin 2021113281 Fawaida Awalia 2021113282

FILSAFAT ARISTOTELES

FILSAFAT ARISTOTELES

Selayang Pandang

Aristoteles

Pemikiran Aristoteles

Logika

Metafisika

Negara Ideal

Etika

Filsafat Ilmu

Manusia memulai berfilsafat ketika manusia itu sendiri mulai menyadari keberadaannya di dunia. Saat itulah ia dihadapkan pada berbagai kenyataan yang tidak dapat dipahami. Hal ini memberikan suatu tanda tanya dalam diri manusia, seperti kapan kehidupan di dunia ini dimulai? Adakah yang menciptakanya? Siapakah manusia? Bagaimana manusia dapat hidup?

Melalui filsafat manusia disuruh untuk berfikir mendalam, menyeluruh dan kritis.

Selayang Pandang

Dalam rentang sejarah tidak sedikit manusia-manusia jenius mencoba menjelaskan persoalan-persoalan tersebut, pikiran-pikiran mereka sering kali bertentangan, radikal, bahkan tidak masuk akal. Seperti filsafat Aristoteles yang akan kita bahas dalam makalah ini.

Aristoteles dilahirkan di Stageira di Thrace, kurang lebih tahun 384 SM. Ayahnya mewarisi kedudukan sebagai dokter pribadi raja Makadonia. Ia adalah seorang dokter yang dihormati, sekaligus seorang ilmuwan.

Latar belakang ini yang menjadikan pemikiran-pemikiran filsafat Aristoteles sangat tertarik pada telaah alam. Dia bukan hanya filosof Yunani besar yang terakhir, tetapi juga ahli biologi besar Eropa yang pertama.

Aristoteles

Aristoteles adalah seorang teman sekaligus murid dari Plato. Ia belajar di Akademi Plato selama hampir dua puluh tahun. Kemudian Ia melancong selama sekian waktu, dan menikah dengan saudari atau mungkin kemenakan seorang tiran bernama Hermias.

Aristoteles mendirikan sekolah di Assos (Asia Kecil). Dan pada tahun 343 SM ia kembali ke Makadonia karena diundang untuk menjadi guru Aleksander (putra Raja Makedonia).

Aristoteles mengemukakan bahwa tidak ada sesuatupun di dalam kesadaran yang belum pernah dialami oleh indra. Seluruh pemikiran dan gagasan kita masuk kedalam kesadaran kita melalui apa yang pernah kita dengar, lihat dan rasakan.

Tetapi ia tidak menyangkal bahwa manusia mempunyai akal bawaan. Sebaliknya justru akal itulah, menurut Aristoteles yang merupakan ciri khas yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lainnya. Tapi akal kita sama sekali kosong sampai kita menemukan atau mengalami sesuatu. Jadi manusia tidak mempunyai ide-ide bawaan.

Pemikiran Aristoteles

Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas

Secara sistematis, karakteristik kefilsafatan Aristoteles adalah sebagai berikut:

Filsafat Ilmu

Menurut Aristoteles filsafat ilmu adalah sebab dan asas segala benda. Oleh karena itu dia menamakan filsafat sebagai teologi. Filsafat sebagai refleksi dari pemikiran sistematis manusia atas realitas dan sekitarnya, tentunya tidak berdiri sendiri, tidak tumbuh diruang dan tempat yang kosong.

filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

Menurut Aristoteles, logika sebagai ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah, yang membicarakan tentang hal bentuk-bentuk pikiran itu sendiri (pengertian, pertimbangan dan penalaran) dan hukum-hukum yang menguasai pikiran itu.

Seluruh logika tradisional Aristoteles itu mempunyai keistimewaan ganda. Di satu pihak, berasal dari pengamatan yag teliti tentang susunan bahasa (Yunani). Dan di lain pihak sekaligus mengangkat unsur-unsur keniscayaan (necessity) dalam uraian bahasa itu.

Logika

Metafisika secara umum ialah suatu pembahasan filsafati yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau tentang sesuatu yang ada.

Bila orang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, Aristoteles dalam Metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran

Metafisika

Etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada manusia lainnya.

Aristoteles berpandangan tentang etika bahwa tujuan etika adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dan merupakan barang yang tertinggi dalam kehidupan. Tugas etika adalah mendidik manusia supaya memiliki sikap yang pantas dalam segala perbuatan.

Etika

Manusia adalah zoon politikon, makhluk sosial, makhluk hidup yang membentuk masyarakat. Demi keberadaannya dan demi penyempurnaann dirinya diperlukan persekutuan dengan orang lain. Untuk keperluan itu dibutuhkan negara. Negara bertujuan untuk memungkinkan hidup dengan baik, seperti halnya dengan segala lembaga yang lain

Negara Ideal

Monarki

Tirani

aristokrasiOligarki

polity

Bentuk negara menurut Aristoteles

Sekiann.....

Terimakasih..

Recommended