View
48.344
Download
25
Category
Tags:
Preview:
DESCRIPTION
Citation preview
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 1
BUDIDAYA IKAN NILA
I. PENDAHULUAN
Pembangunan sektor perikanan pada umunya ditujukan untuk
pengembangan dan peningkatan sumber makanan hewani. Potensi sumber
daya perikanan cukup besar, baik yang berasal dari perikanan air tawar
maupun air laut. Untuk memenuhi kebutuhan sumber pangan hewani ini maka
perlu adanya tindakan pembudidayaan ikan
Salah satu ikan yang dapat dibudidayakan adalah ikan nila, karena ikan
nila memiliki keungulan antara lain mudah dikembangbiakan dan daya
kelangsungan hidupnya tinggi, pertumbuhannya relatif cepat dengan ukuran
badan yang relatif besar, dagingnya berwarna putih, rasanya enak,dan tidak
berduri, tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan, serta ikan nila rakus
terhadap makanan sisa (limbah) sehingga menerima pakan beragam.
Kelebihan ikan nila adalah dapat hidup di air tawar, payau, dan laut serta tahan
terhadap penyakit .
Untuk itu dalam Budidaya Ikan Nila agar dapat memperoleh hasil
produksi yang tinggi maka, harus memperhatikan :
1. Pengelolan kualitas air
2. Manajemen perkolaman
3. Manajemen pakan
4. Pengendalian hama dan penyakit
5. Pengelolaan budiaya ikan
6. Pemanenan dan pemasaran
II. PENGELOLAAN AIR
Untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan dan meningkatkan
produksinya, tentu diperlukan pengelolaan yang baik selain pemilihan jenis-
jenis ikan yang dibudidayakan. Manajemen yang baik tersebut meliputi
seluruh faktor yang berperan pada budidaya ikan pada semua siklus
pemeliharaan.
Salah satu faktor penting dalam manajemen budidaya ikan adalah
pengelolaan kualitas air sebagai media hidup ikan yang dibudidayakan.
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 2
Kualitas air yang baik sangat penting dalam budidaya ikan karena
kelangsungan hidup, perkembangbiakan (reproduksi) dan pertumbuhan ikan
yang dibudidayakan tergantung pada kualitas air yang baik.
Jenis ikan yang potensial untuk budidaya harus memiliki sifat-sifat
tertentu seperti dapat dipelihara di wadah terbatas, pertumbuhannya cepat,
mempunyai toleransi yang tinggi akan suhu, pH, oksigen terlarut dan salinitas,
tahan terhadap penyakit, mudah berkembang biak omnivora serta tahan lama
setelah pemanenan dan disukai oleh konsumen
III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDIDAYA
IKAN NILA
Tujuan utama dari budidaya ikan adalah menghasilkan produksi ikan
untuk memnuhi permintaan produksi ikan adalah jumlah dari pertumbuhan
dan kelangsungan hidup ikan yang dipelihara di system budidaya yang
dilakukan.
Ada lima faktor atau komponen yang mempengaruhi budidaya ikan
yaitu ikan yang dibudidayakan, air sebagai media hidup ikan, wadah
pemeliharaan, nutrisi atau makanan ikan dan manajemen
Setiap faktor utama terdiri dari beberapa faktor yang jumlahnya
tergantung dari derajat intensifikasi yang digunakan pada pengelolaan
budidaya ikan yang dilakukan. Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara
langsung, sehingga dapat saling mempengaruhi yang pada akhirnya akan
mempengaruhi produksi sebagai tujuan utama.
Telah disebutkan terlebih dahulu bahwa kualitas air merupakan salah satu
faktor penting dalam manajemen budidaya ikan, termasuk pemeliharaan induk
dan benih ikan.
Kualitas air dalam budidaya ikan didefinisikan sebagai kualitas dari
air yang baik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, yang biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor saja, dengan demikian pengelolaan kualitas
air merupakan pengaturan kondisi lingkungan atau kualitas air sehingga
berada pada kisaran yang sesuai bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan
ikan budidaya.
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 3
Beberapa faktor mempengaruhi kualitas air yang digunakan, kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan budidaya ikan seperti
pemupukan, pemberian pakan dan lain-lain, serta bahan cemaran yang masuk
ke wadah pemeliharaan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan budidaya ikan
juga dapat mempengaruhi kualitas air. Pemupukan dapat meningkatkan
kelimpahan fitoplankton yang kemudian akan mempengaruhi parameter kimia
dan fisika air seperti kandungan oksigen terlarut, pH, Kecerahan dan
sebagainya. Begitu juga pengapuran dapat mempengaruhi keseimbangan
parameter kimia air. Sisa pakan yang tak termakan oleh ikan akan mencemari
air media pemeliharaan dan menurunkan kualitasnya. Serta pemberian obat –
obatan, seperti Kaliun permanganate, akan mempengaruhi kualitas air.
Dari uraian diatas pengukuran dan monitoring kualitas air, sebagai
bagian dari pengelolaan kualitas air, merupakan hal yang penting untuk
dilakukan dalam menjalankan manajemen budidaya ikan yang baik.
Pengukuran dan monitoring dilakukan untuk :
a. mengevakuasi kualitas air yang digunakan untuk budidaya
b. Menilai produktivitas danau atau kolam sebagai dasar untuk penebaran dan
memperkirakan hasil
c. Pengukuran dan monitoring yang terus menerus untuk pengelolaan
kesehatan ikan
d. Mengetahui penyebab kematian ikan yang tiba-tiba atau pertumbuhan
yang rendah
Menjamin amannya perlakuan-perlakuan lain seperti pengobatan, pemupukan
dan lain-lain
IV. KOMPONEN UTAMA PADA BUDIDAYA IKAN NILA
IV.1. Suhu
Suhu air merupakan salah satu parameter lingkungan yang
sangat penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan
kelangsungan hidup melalui pengaruhnya pada kecepatan
pertumbuhan, kecepatan metabolisme di dalam tubuh ikan.
Sehingga diperlukan sehu optimal agar fungsi biologis ikan
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 4
berjalan secara optimal untuk pertumbuhan dankelangsungan hidup
yang baik.
IV.2 Parameter Kimia
Dari sekian banyak parameter kimia kualitas air ada beberapa
yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, antara lain :
a. Oksigen terlarut, yang akan menyebabkan pertumbuhan
yang lambat bila konsentrasinya rendah kan menyebabkan
kematian;
b. Konsentrasi Ammonia, konsentrasi NH3 yang tinggi akan
meracuni ikan;
c. Konsentrasi Nitrit, akan mempengaruhi atau menghambat
pertumbuhan;
d. Alkalinitas, anak ikan membutuhkan kalsium dan
alkalinitas yang rendah akan menurunkan pertumbuhan;
e. pH yang rendah akan merendahkan daya tahan ikan pada
penyakit dan ikan akan mudah terserang penyakit yang
pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan. Selain itu
juga pH rendah juga menghambat penyerapan oksigen dari
air oleh insang. pH tinggi akan meningkatkan prosestase
NH3 dalam air
f. Bahan organik, penumpukan bahan organic dari sisa pakan
maupun faeces menyuburkan bacteria dan protozoa yang
kemudian akan menyebaban penurunan kandungan oksigen
terlarut.
g. Bahan pencemar, seperti limbah rumah tangga dan limbah
industri, akan mempengaruhi pertumbuhan dan kehidupan
ikan yang dibudidayakan
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 5
IV.3 Pergantian Air
Untuk menjaga kualitas air, pergantian air merupakan salah
satu cara yang dapat dilakukan terutama pada budidaya secara
intensif. Tetapi kecepatan arus yang tinggi juga akan menurunkan
kecepatan pertumbuhan karena penggunaan energi untuk berenang.
Ketiga bagian faktor dari faktor air tersebut berinteraksi
dengan faktor-faktor lainnya ataupun antar ketiganya secara
langsung maupun tidak langsung dalam mendukung produksi ikan
yang dibudidayakan. Dalam hal pengelolaan induk dan benih ikan
nila maka faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi
perkembangan gonad pada induk ikan dan pertumbuhan serta
kelangsungan hidup benih ikan.
V. TEKNIK PERKOLAMAN / WADAH PEMELIHARAAN
DALAM BUDIDAYA IKAN NILA
Teknik perkolaman dalam Budidaya Ikan Nila didasarkan pada system
pemeliharaan baik itu secara intensif,semi intensif, maupun tradisional dan
didalam pembenihan dan tergantung besar ikan yang dipelihara di dalam
pembenihan Ikan Nila yang dilakukan oleh petani rata – rata dilakukan secara
semi intensif dengan menggunakan kolam tanah / tenang baik untuk
pembenihan, pendederan maupun pembesarannamun dalam pembesaran
banyak yang sudah menggunakan pemeliharaan Ikan secara Intensif, misalnya
di Jaring Terapung, Running Water Sistem, Parit Kolektif, Karamba, dll.
V.1 Syarat –Syarat Pembuatan Kolam / Wadah Pemeliharaan
V.1.1 Kolam Tenang
1. tersedianya air sepanjang tahun dengan kuantitas dan kualitas yang
baik untuk media hidup ikan dan dapat menjamin kontinyuditas
produksi sepanjang tahun
2. adanya lahan untuk areal perkolaman dengan kemiringan tanah 15-
30% dengan Porositas yang rendah
V.1.2 Kolam Air Deras / Running Water Sistem
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 6
1. tersedianya air sepanjang tahun dengan kuantitas dan kualitas yang
baik untuk media hidup ikan dan dapat menjamin kontinyuditas
produksi sepanjang tahun
2. adanya lahan untuk areal perkolaman dengan kemiringan tanah 15-
30%
V.1.3 Jaring Terapung
1. adanya Danau, Bendungan, Untuk Penyimpanan Jaring.
2. Tersedianya Air dengan kuantitas yang baik sebagai media hidup
Ikan
V.I.4 Parit Kolektif / Karamba
1. adanya Selokan / saluran air baiktertier maupun sekunder yang
dapat dimanfaatkan untuk dimanfaatkan Parit Kolektif / Karamba
2. tersedianya air sepanjang tahun dengan kuantitas dan kualitas yang
untuk menjamin kelangsungan hidup ikan dan kontinyuditas
produksi
V.2 Syarat-Syarat Pembuatan Kolam / Wadah Pemeliharaan
Ukuran Kolam yang diperlukan dalam Budidaya Ikan Nila tergantung
dari luas lahan yang tersedia serta Budidaya Ikan yang akan dikembangkan.
Kontruksi Kolam Tanah / Tenang dapat terbuat dari tanah dimana tengahnya
dilapisi oleh plastik tebal dengan meninggikan tanah sebagai pematang kolam
atau dapat pula ditembok. Untuk kolam mempunyai porositas tinggi sebaiknya
mengunakan kontruksi beton / tembok
Berdasarkan pengalaman para petani luas pembenihan nila adalah 300
Meter persegi untuk penebaran 1 paket induk ( 100 ekor jantan 400 ekor betina )
dengan kedalam kolam 0,75-1 Meter dengan kemiringan dasar kolam 5-10%dan
ketinggian air 0,5-0,75 Meter
Pada bagian tengah kolam dibuat kamalir dan pada pengeluaran
memakai anak kolam ( bak ) ukuran 1x3x0,5 Meter sebagai tempat
berkumpulnya ikan pada saat panen.
Saluran pemasukan kolam harus lebih kecil dari saluran pengeluaran
misalnya ( untuk pemasukan 3 inci untuk pengeluaran 4 inci ) dan untuk
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 7
pengeluaran dapat dipakai kontruksi sitem monik / system sipon. Artinya, air
yang keluar di pembuangan adalah kondisi air yang terburuk biasanya pada
dasar kolam di pembuangan air.
V.3 Contoh – Contoh Wadah Pemeliharaan
V.3.1 Kolam Tenang
( Gambar, Penampang Atas )
( Gambar, Penampang Samping Kiri dan Kanan )
( Gambar, Penampang Samping Tengah )
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 8
Fhoto Kolam
(Fhoto Kolam Tenang) (Fhoto Kolam Plastik)
V.3.2 Kontruksi Kolam Air Deras ( KAD )
Secara umum, Kolam Air Deras ada dua bentuk, yaitu segitiga, dan
persegi panjang. Segitiga merupakan bentuk awal dari Kolam Air Deras,
karena bentuk inilah yang pertama kali dikembangkan. Meski bisa berfungsi
sebagaimana mestinya, namun bentuk ini memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya sulit dalam penataan bila dibuat Kolam Air Deras dalam jumlah
banyak.
Karena kelemahan itulah, maka dikembangkan bentuk baru dengan tetap
tidak merubah fungsinya. Bentuk baru itu adalah persegi panjang. Namun
tentu saja ada sedikit modifikasi, karena pada bentuk itu, ada bagian tertentu
terdapat daerah mati (dead area) dimana kotoran tidak bisa terbuang, yaitu
pada sudut-sudut kolam.
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 9
Modifikasi itu berupa pembuatan sekat pada keempat sudut kolam.
Tujuannya untuk melenyapkan daerah mati, sehingga semua kotoran bisa
terbuang. Hasil modifikasi itu melahirkan bentuk baru, yaitu kapsul. Karena
bila dilihat bentuknya, mirip kapsul. Bentu ini memiliki kelebihan, yaitu
mudah dalam penataan, tetapi tidak menghilangkan fungsinya.
a. Bagian-bagian Kolam Air Deras
Setiap Kolam Air Deras memiliki 6 bagian pokok, yaitu saluran
pemasukan, lubang pemasukan, saringan, pematang, dasar kolam, lubang
pembuangan, saringan, dan saluran pembuangan. Untuk lebih jelas, saya
akan menerangkan satu demi satu bagian-bagian itu, sehingga bila anda
ingin membangun tidak mengalami kesulitan. Karena usaha ini tetap
menjanjikan.
b. Saluran pemasukan
Bagian ini dibuat dekat dengan sungai, atau sumber air, yaitu setelah
kolam pengendapan, atau filter. Ukuran panjang, lebar, dan tinggi saluran
pemasukan tergantung dari debit air yang akan dialirkan, dan jumlah Kolam
Air Deras yang akan dibangun.
Untuk 10 buah Kolam Air Deras yang berukuran panjang 10 m, lebar 3
m, dan tinggi 2 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan panjang 40 m,
lebar 1 m, dan tinggi 0,7 m. Tentu saja bagian ini harus dibuat dari beton,
agar kuat dan kokoh, tidak mudah terkikis oleh aliran air.
c. Lubang pemasukan dan saringan
Bagian ini dibuat berhubungan langsung dengan saluran pemasukan.
Ukuran lebar dan tinggi lubang pemasukan tergantung dari lebar Kolam Air
Deras. Ini sangat berkaitan erat dengan debit air yang akan dimasukan ke
Kolam Air Deras. Untuk Kolam Air Deras yang lebarnya 3 m, cukup dibuat
saluran pemasukan dengan lebar 40 – 50 cm, dan tinggi 15 – 20 cm.
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 10
Pada bagian ini dibuat sekoneng, atau coakan secara vertikal dengan
lebar 2 – 3 cm, dan dalam 1 – 2 cm. Coakan itu berfungsi sebagai tempat
memasang saringan. Saringan sebaiknya dibuat dari besi, atau behel ukuran
minimal 5 mm. Behel itu dilas secara vertikal pada besi segi empat dengan
jarak 0,5 – 1 cm. Saringan berfunsi untuk menahan sampah, ranting dan
kotoran lainnya.
d. Pematang
Pematang adalah bagian penting dari Kolam Air Deras. Pematang dibuat
sekeliling kolam dengan posisi tegak lurus, tidak miring seperti kolam tanah.
Tinggi pematang pada Kolam Air Deras umumnya antara 1,5 – 1,8 m. Pada
lubang pemasukan 1,5 m, sedangkan pada lubang pengeluaran 1,8 m. Lebar
pematang sebaiknya minimal 30 cm, semakin lebar semakin kuat.
Bagian ini harus kuat dan kokoh. Karena selain harus dapat menahan
aliran air, kikisan air, juga harus bisa menahan volume air yang sangat besar.
Karena itu, bagian ini dibuat dari beton, atau campuran pasir, badu, kerikil
dan pasir. Semennya lebih banyak. Seluruh permukaan pematang harus
halus, agar ikan tidak terluka.
e. Dasar kolam
Dasar kolam adalah bagian bawah Kolam Air Deras. Bagian ini dibuat
melandai dari lubang pemasukan ke lubang pengeluaran. Tujuannya agar air
dalam Kolam Air Deras mudah dikeluarkan dengan dasar kering. Selain
melandai, bagian ini juga harus cekung. Tujuannya agar semua kotoran
terkumpul di tengah, sehingga mudah terbawa arus air dengan mudah.
Dasar kolam juga harus kuat, agar tidak bocor akibat tekanan air yang
sangat besar, dan juga kikisan air. Karena itu bagian ini dibuat dari beton
seperti halnya pematang. Tetapi betonya harus tebal. Agar tidak melukai
ikan, terutama ketika panen, maka seluruh permukaan dasar kolam harus
halus. Selain itu pada dasar kolam yang halus, kotoran lebih mudah terbawa
arus.
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 11
f. Lubang pembuangan dan saringan
Lubang pembuangan adalah lubang untuk membuang air, pada saat
penen, dan juga sehari-hari. Bagian ini dibuat pada dinding belakang dari
lebar kolam. Letaknya di bagian bawah dengan lebar 30 – 40 cm, dan tinggi
20 – 30 cm.
Untuk menetapkan ketinggian air kolam, maka pada bagian belakang
lubang pengeluaran dibuat sekoneng dengan lebar 3 – 4 cm, dan dalam cm.
Bagian itu digunakan sebagai tempat untuk memasang papan sebagai
penehan ketinggian air Kolam Air Deras.
Saringan dipasang pada bagian itu dengan lebar dan tinggi sama dengan
lebar dan tinggi lubang pembuangan. Saringan yang dibuat sama dengan
saringan pada lubang pemasukan. Bagian ini berfungsi untuk menjaga agar
ikan tidak keluar, tetapi kotoran, seperti lumpur, sisa pakan, dan kotoran
ikan bisa keluar
g. Saluran pembuangan
Saluran pembuangan adalah bagian untuk membuang seluruh air dari
Kolam Air Deras. Bagian ini dibuat di belakang, dan berhubungan langsung
dengan lubang pengeluaran. Letaknya harus lebih rendah dari dasar kolam.
Tujuannya agar seluruh air kolam dapat kering.
Saluran pembuangan harus lebih lebar dari saluran pemasukan.
Demikian juga dengan tingginya. Karena harus bisa menampung air dari
beberapa Kolam Air Deras yang telah dibuat. Selain itu juga harus lebih kuat
dan kokoh karena tekanan airnya lebih besar dari saluran pemasukan.
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 12
V.3.3 Gambar Kolam Air Deras
( Gambar, Penampang atas )
( Gambar, Penampang Samping Kiri dan Kanan )
( Gambar, Pemasukan dan Pengeluaran Air )
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 13
V.3.4 Membuat Keramba, Parit Kolektif, dan Jaring Terapung
Nila dapat dipelihara di keramba dan jaring apung. Pemeliharaan ini
dilakukan sejak benih hingga konsumsi, atau ukuran ikan yang siap untuk
dimakan. Selain itu jaring terapung juga sering digunakan untuk memelihara .
Membuat keramba atsau jaring apung tidak susah, tetapi memerlukan
biaya yang sangat besar. Tempat ini dibuat dari kantung jaring, atau net.
Ukurannya beragam, namun ukuran yang umum digunakan adalah panjang 7
m, lebar 7 m, dan tinggi 2 m. Mata jaring, atau messnya yang umum
berukuran 0,5 – 1 cm (0,25 – 0,5 inchi), atau lebih kecil dari tinggi, atau lebar
ikan.
Jaring terapung biasa ditempatkan di danau, waduk dan perairan
lainnya yang airnya tenang. Setiap kelompok jaring terdiri dari 4 kolam, dan
setiap kolam memiliki dua lapis, yaitu lapis atas dan lapis bawah. Pada seluruh
areal kadang diberi jaring lagi. Jaring itu selain menjaga agar ikan tidak
keluar, juga digunakan untuk memelihara ikan lain.
Setiap jaring memiliki delapan bagian penting, yaitu krangka,
pelampung, jembatan, jangkar, jaring, rumah tunggu, dan gudang. Kerangka
merupakan bagian utama, dan paling penting. Bagian ini dibuat di sekeliling
jaring terapung.
Sebagai bagian utama dari jaring, dimana semua bagian lain akan
ditempatkan di sana, maka kerangka harus kuat. Karena itu, kerangka harus
dibuat dar bahan yang kuat, seperti besi, bambu, atau kayu. Bambu dan kayu
harus dipilih yang tahan air dan bentuknya yang lurus.
Kerangka dibuat di darat, atau sebelum ditempatkan ke dalam air.
Bentuknya empat persegi panjang dengan dua batang besi, bambu, atau kayu.
Itulah tempat untuk memasang jembatan, dan pelampung, sebelum memasang
bagian-bagian lainnya.
Pelampung dibuat dari drum plastik, atau drum besi. Drum plastik
lebih baik dari drum besi, karena drum plastik tahan air, dan tidak mudah
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 14
berkarat. Pelampung ditempatkan di bawah kerangka. Setiap garis
ditempatkan 4 – 5 buah drum. Jadi untuk sebuah kolam dibutuhkan 14 – 20
drum. Pelampung berfungsi sebagai penahan seluruh bagian jaring terapung.
Jembatan dibuat di bawah. Bagian ini juga harus kuat, karena berfungsi
sebagai tempat untuk berjalan orang ketika sedang menebar benih, pemberian
pakan tambahan, dan saat panen. Selain itu, digunakan juga oleh pembeli atau
tamu. Jembatan umumnya dibuat dari bambu, atau kayu.
Jangkar bisa dibuat campuran dari pasir, krikil, dan semen. Di salah
satu bagiannya dibuat tempat untuk mengikat. Jangkar bisa juga dibuat dari
besi khusus. Jangkar diikat dengan tali, atau tambang plastik, lalu
ditenggelamkan ke dasar perairan. Ujung tali lainnya diikatkan pada kerangka.
Jangkar berfungsi untuk memantapkan posisi jaring agar tidak bergerak
kemana-mana.
Rumah jaga dibuat di bagian tengah dari seluruh jaring. Bentuknya
seperti rumah orang, tetapi kecil atau saung. Bahan untuk membuat rumah
jaga harus dari bahan yang ringan. Bagian ini berfungsi sebagai tempat tinggal
pekerja. Di bagian samping dari rumah jaga dibuat gudang. Bagian ini
berfungsi untuk menyimpan pakan, dan dan bahan lainnya.
Jaring dipasang pada setiap kolam, dengan mengikat tali pada ke empat
sudut jaring ke tiang dari kerangka. Selain pada ke empat sudut, tali juga
dipasang pada bagian jaring lainnya. Agar tenggelam, dasar jaring diberi
pemberat yang dibuat dari campuran pasir, krikil, dan semen. Bagian itu
diikatkan pada tiang, dan kerangka. Bila sudah dipasang, jaring siap
digunakan.
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 15
V.3.5 Gambar Jaring Terapung
( Gambar, Penampang Atas )
( Gambar, Jaring terapung 3 Dimensi )
Fhoto Karamba
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 16
VI. PENGELOLAAN PAKAN
Atas dasar kebiasaan makanan atau food habit, ikan dibagi kedalam
tiga kelompok, yaitu herbivora, karnivora dan omnivora. Herbivor adalah ikan
pemakan tumbuhan, seperti gurame dan tawes. Karnivor adalah ikan pemakan
daging, seperti ikan lele dan gabus. Omnivor adalah ikan pemakan segala, baik
tumbuhan maupun hewan.
Ikan Nila termasuk omnivore atau ikan pemakan segala, baik
tumbuhan maupun hewan. Kebiasaan itu tergatung umurnya. Pada saat larva,
setelah habis kuning telur, Ikan Nila suka dengan phyto plankton. Besar edikit
atau saat benih sangat suka dengan zooplankton, seperti Rotifera sp, Impusoria
sp, Daphnia sp, Moina sp and Cladocera sp. Setelah dewasa sangat suka
dengan cacing, seperti cacing tanah, cacing darah dan tubifex.
Atas dasar kebiasaan tempat makan, ikan juga digolongkan kedalam
tiga golongan, yaitu ikan bottom feeder, middle feeder dan floating feeder.
Bottom feeder adal ikan pemakan dasar perairan, seperti ikan mas. Middle
feeder adal pemakan di tengah peairan. Floating feeder adal pemakan di
permukaan air.
Ikan Nila bukan bottom feeder, tetapi floating feeder. Ikan ini akan
bergerak cepat ketika diberi pakan tambahan. Meski begitu, terkadang Ikan
Nila juga bersifat bottom feeder, yaitu memakan pada dasar perairan,
pematang dan pada benda lainnya. Tetapi tidak sampai mengaduk-ngaduk atau
merusak pematang seperti ikan mas
Tas dasar cara makan, ikan dibagi kedalam dua golongan, yaitu ikan
yang aktif dan ikan yang fasif. Ikan Nila termasuk ikan yang aktif. Ikan itu
akan bergerak dengan cepat ketika diberi pakan tambahan. Penciumannya
sangat tajam. Meski termasuk ikan yang aktif tetapi bila sudah kenyang akan
menghindari pakan itu.
Kebiasaan makanan, kebiasaan makan dan kebiasaan cara makan harus
dipelajari betul-betul agar dalam pengelolaan pemberian pakan tambahan bisa
teratur. Dosis pakan sering ditentukan dengan persentase jumlah pakan, tetapi
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 17
ada juga yang tidak menentukan dosis pakan. Cara pemberiannya dilakukan
secara adlibitum, yaitu diberi pakan ketika lapar dan dihentikan bila sudah
kenyang.
VII. PEMBENIHAN IKAN NILA
VII.1. Pemeliharaan Induk Nila
Kolam induk adalah tempat untuk memelihara calon induk atau induk-
induk yang baru dipijahkan atau induk yang sedang diistirahatkan. Kolam ini
disebut juga kolam pematangan gonad. Karena kolam ini berfunsi untuk
melakukan pematangan gonad. Pada Ikan Nila, kolam induk harus dibuat
minimal dua buah, yaitu kolam induk jantan dan kolam induk betina.
Pemisahan itu bertujuan agar induk nila merah tidak melakukan pemijahan
liar. Karena pemijahan ini sangat merugikan dan kirang baik.
Kolam induk Ikan Nila dapat dibuat dari tanah atau kolam tanah.
Ukuranya jangan terlalu luas, sebab sangat menyulitkan dalam
pemngelolaannya, baik pada saat pengeringan maupun pada saat penangkapan.
Ukuran kolam induk nila cukup paling luas 100 m2. Seperti kolam untuk ikan
lain, kolam induk Ikan Nila dilengkapi dengan lubang pemasukan, dan
pengeluaran air. Tujuannya agar memudahkan dalam pengisian air, sehingga
kualitas air kolam tetap baik. selain itu juga untuk memudahkan dalam
pengeringan.
Kolam induk juga bisa dibuat dari beton. Hanya pembuatan kolam
membutuhkan biaya yang mahal. Karena kolam beton biasanya digunakan
untuk pembenihan secara intensif. Ukuran kolam induk dari beton jangan
terlalu luas, cukup dengan panjang 6 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m. Pada kolam
ini juga dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Kolam beton
yang jumlahnya banyak dapat dibuat secara berderet dengan instalasi
pemasukan air dari beton. Sedangkan saluran pembuangan dari beton.
Selain kolam tanah dan beton, pemeliharaan induk juga dapat
dilakukan dalam keramba jaring apung dan hapa bermes 0,5 cm. Keramba
jaring apung dapat dipasang di waduk, seperti keramba Jaring apung untuk
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 18
pembesaran ikan mas, bisa juga jaring apung yang dipasang di rawa-rawa,
kolam besar atau genangan air lainnya. Sedangkan hapa dipasang pada kolam-
kolam yang berukuran luas. Pemasangan hapa biasanya diikatkan pada tiang-
tiang bambu yang dilengkapi dengan palang-palang sebagai penguat tiang..
VII.2. Proses Perkawinan
Kolam Pembenihan Ikan Nila adalah tempat untuk perkawinan ikan
nila yang sudah siap kawin dan tempat memelihara larva yang baru habis
kuning telurnya hingga benih mencapai ukuran yang siap di kolam pendederan
Kolam pemijahan adalah tempat untuk menyatukan induk jantan dan
betina agar terjadi pemijahan. Kolam pemijahan dapat dibuat dengan luas yang
sama dengan kolam induk. Demikian juga dengan bagian-bagian yang lainnya.
Namun dari kolam itu, adapula kolam lain untuk pemijahan,
.Untuk mencapai ukuran tersebut pembesaran ikan Nila harus
melewati tiga tahap kegiatan, yaitu pendederan pertama, kolam pendederan
kedua, dan kolam pendederan ketiga. Masing-masing kegiatan dilakukan
dalam satu kolam.
Siklus hidup ikan Nila melewati lima fase kehidupan, yaitu telur, larva,
benih, konsums dan induk. Ciri setiap fase berubah. Demikian juga dengan
bentuk dan ukuran tubuh serta sifat-sifatnya. Semua fase dilewati dalam waktu
yang berbeda-beda. Dari semua fase, konsumsi merpakan suatu fase komersil
pada sebuah usaha.
Telur merupakan fase awal kehidupan ikan Nila, dimana bakal anak itu
baru dikeluarkan induknya. Fase ini dicirikan dengan bentuknya yang bulat,
berwarna kuning dan bersifat tidak melekat. Telur Ikan Nila berdiameter
antara 2 – 2,5 mm. setiap butir memiliki berat rata-rata 0,02 mg
. Fase telur merupakan masa kritis dan dilewati selama 6 – 7 hari atau
tergantung suhu air, kemudian berubah menjadi fase larva yang masih
memiliki kuning telur atau makanan cadangan. Fase itu dilewati selama 2 – 3
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 19
hari. Selama fase itu tidak memerlukan pakan dari luar, tetapi akan
menghabiskan makanan cadangan itu.
Ikan Nila tidak melahirkan anak seperti ikan seribu (Lebistes
leticuatus). IkanNila bukan juga pemijah, seperti ikan mas. Ikan Nila adalah
mouth breeder, yaitu ikan yang merawat telur hingga larva dalam mulut.
Kemudian larva akan diasuh dalam air hingga larva dapat berenang bebas dan
bisa menncari makan sendiri.
Pemijahan Ikan Nila tidak seperti ikan mas, setelah mengeluarkan telur
lalu pergi, seperti orang kawin tapi tidak bertanggung jawab kepada anak
istrinya. Pemijahan Ikan Nila mirip sekali dengan pemijahan gurame, yaitu
membuat sarang, mengeluarkan telur, lalu mengasuh anaknya. Namun tentu
saja memiliki perbedaannya.
Proses pemijahan Ikan Nila diawali dengan pembuatan sarang. Sarang
di buat di dasar perairan berupa lekukan dengan diameter antara 1,5 – 2 kali
panjang tubuhnya..Pekerjaan itu dilakukan oleh jantan. Sarang tidak harus
berupa lekukan tetapi bisa saja berupa areal sebagai batas tortorial, seperti
yang terjadi dalam akuarium dan jaring terapung.
Selesai membuat sarang, jantan akan mengajak pasangannya untuk
memijah. Betina akan mengeluarkan telur dan diletakan pada sarang itu. Pada
saat yang bersamaan jantan akan mengeluakan sperma. Pada saat itulah terjadi
pembuahan. Kegiatan pengeluaran telur dan sperma dilakukan secara bertahap
hingga telur dan spermanya habis.
Seekor induk betina berukuran 500 gram dapat mengeluarkan telur
sebanyak 1.000 – 1.500 butir. Tentu saja jumlah itu tergantung dari ukuran dan
berat induk betina. Telur-telur yang sudah dikeluarkan akan disedot oleh induk
betina lalu dirawat sampai menetas dalam mulutnya. Karena itu induk betina
yang sudah mengerami adalah mulut selalu tertutup dan agak gembung.
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 20
VIII. PENDEDERAN IKAN NILA
Kolam pendederan Ikan Nila sebaiknya dibuat dari kolam tanah.
Karena kolam ini lebih baik dari kolam beton. Di kolam tanah, pakan alami
dapat tumbuh subur, sehingga pakan larva selalu tersedia dalam waktu yang
lebih lama. Tentu saja hal ini akan menjadikan benih dapat tumbuh lebih
cepat. Kolam beton kurang subur karena proses penguraian bahan organik
kurang sempurna, atau hanya pada bagian dasar saja.
Kolam pendederan Ikan Nila harus luas, yaitu berukuran antara 500 –
1.000 m2. Kolam seluas ini dapat dengan mudah dikelola, mulai dari persiapan
sampai penen. Selain itu, kapasitasnya cukup besar untuk memelihara benih.
Pada kolam pendederan, selain lubang pemasukan, dan pengeluaran air, kolam
pendederan harus dilengkapi dengan kemalir dan kobakan agar memudahkan
dalam pemanenan benih.
Dari larva berubah menjadi fase benih. Panjang dan berat tubuh
berubah setiap saat. Dalam sebulan larva berubah menjadi benih berukuran
panjang antara 2 – 3 cm dengan berat antara 0,8 – 1,2 gram. Sebulan kemudian
panjang dan beratnya berubah menjadi 4 – 8 cm dengan berat antara 3 – 6
gram.
Ikan nila dapat dipelihara di kolam tenang, kolam air deras, karamba,
jaring apung. Ikan ini mencapai dewasa pada tahun 4-5 bulan dan dapat
memijah 6-7 kali dalam setahun. Ikan nila tumbuh secara normal pada suhu
14-38 C dan dapat memijah pada suhu 22-37 C sertadapat mentolerir kisaran
pH 5-11. pada salinitas 0-29% ikan nila dapat berproduksi
Sejalan dengan hal tersebut di atas, budidayaya ikan nila berkembang
pesat yang kemudian memnyebabkan kebutuhan benih yang tingi serta
berkualitas. Untuk memenuhi kebutuhan benih tersebut dibutuhkan usaha
pembenihan yang dikelola dengan baik yang meliputi pemeliharaan induk dan
benih yang dihasilkan. Pengelolaan kualitas air tentunya mempunyai peran
yang penting untuk menghasilkan induk dan benih yang berkualitas dan
berkuantitas tinggi.disamping persyaratan lainnya .
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani
FK PSM Kota Sukabumi Page 21
IX. PEMBESARAN IKAN NILA
Pada umur tiga bulan benih tersebut bertambah besar hingga menjcapai
panjang antara 10 – 12 cm dengan berat 15 – 20 gram. Tiga bulan kemudian
atau pada umur 6 bulan dari telur, Ikan Nila sudah mencapai konsumsi, yaitu
ukuran ikan yang umum dimakan oleh orang. Konsumsi ini biasanya
berukuran panjang antara 15 – 20 cm dengan berat antara 300 – 400 gram.
Pada ukuran ini sebenarnya Ikan nila sudah menjadi calon induk dan
mulai belajar untuk memijah, namun untuk menjadi calon induk yang baik
harus ditunggu 1 – 2 bulan kemudian. Fase induk atau masa produktif induk
berlangsung selama 1 – 1,5 tahun. Setelah itu berubah menjadi fase yang tidak
produktif, dinmana induk masi bisa memijah, tetapi kualitas anaknya sudah
kurang baik
Recommended