Zblog131 pancasila dalam islam

Preview:

Citation preview

SYARIAT KENEGARAAN ISLAM UNTUK PANCASILA

Fuad Amsyari PhD,Dewan Kehormatan ICMI Pusat,

(disampaikan dalam Forum KAMMI, Surabaya, 15 Desember 2012)

ISI:

1. TINJAUAN HISTORIS PANCASILA2. MEMAHAMI ISLAM YANG UTUH 3. PANCASILA & PANDUAN ISLAM

1. TINJAUAN HISTORIS PANCASILA

29 April 1945:BADAN PENYELIDIK USAHA-

USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUUPK)

(Maklumat Komandan Dai Nippon no. 23)

Susunan:

Ketua : DR. KRT WidiodiningratWk Ketua: R.Panji Suroso & Y. Tekosan

Anggauta: 67 orang termasuk 7 wakil Jepang

Sidang-Sidang BPUUPK , mulai 29 Mei membahas Dasar Negara Indonesia:

Usulan-Usulan bervariasi

Mr. Moh Yamin mengusulkan 5 Prinsip:(Sidang 29 Mei 1945)1. Peri-kebangsaan2. Peri-kemanusiaan3. Peri-ketuhanan4. Peri-kerakyatan (Permusyawaratan, Perwakilan, Kebijaksanaan)5. Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial)

Ir Soekarno mengusulkan 5 Prinsip:(Sidang 1 Juni 1945):

1. Kebangsaan Indonesia2. Internasionalisme/Perikemanusiaan

3. Mufakat/Demokrasi4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan

Disebutnya sebagai Panca Sila

Ir. Soekarno punya tawaran alternatif jika sidang tidak setuju Panca Sila, bisa

diperas menjadi:

Tri Sila: 1. Socio-Nationalisme

(Kebangsaan & Internasionalisme)2. Socio-Demokratie

(Mufakat & Kesejahteraan)3. Ketuhanan

Eka Sila:Gotong Royong

Sidang-Sidang BPUUPK lalu membentuk:

Panitya Kecil untuk meneliti dan

mempelajari usul-usul yang masuk

Ketua: Ir. SoekarnoAnggauta-Anggauta:

Drs Moh HattaMr. Moh YaminMr. AA Maramis

R. Otto IskandardinataM. Soetarjo Kartohadikoesoemo

Ki Bagoes HadikoesoemoKH Wachid Hasyim

Tanggal 22 Juni 1945 Panitya Kecil direvisi menjadi Panitya 9:

Ir. SoekarnoDrs Moh Hatta

Mr. AA MaramisMr. Moh. Yamin

Abikoesno Tjokrosoeyoso Abdoel Kahar Moezzakir

H. Agoes SalimAchmad Soebarjo

KH Wachid Hasyim

Panca Sila resmi ditetapkan sebagai Dasar Negara pada 22 Juni 1945

ditanda tangani Panitya Sembilan.

Juga disebut sebagai Piagam Jakarta

(Dokumen Moekaddimah/Preambule Naskah Persiapan UUD 1945)

“….Negara Repoeblik Indonesia jang berkedaoelatan Rakjat, dengan berdasar kepada ke-Tuhanan, dengan kewajiban

mendjalankan sjari’at Islam bagi pemeloek-pemeloeknya menurut dasar

perikemanoesiaan jang adil dan beradab, persatoean Indonesia, dan Kerakjatan jang

dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permoesjawaratan/perwakilan serta dengan mewoedjoedkan soeatu keadilan sosial bagi

seloeroeh Rakjat Indonesia”.

Pancasila/Piagam Jakarta, 22 Juni 1945:

1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya 2. Perikemanusiaan yang adil dan beradab,3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Sidang BPPUUPK 14 Juli 1945:Mengesahkan rancangan Pembukaan

UUD 45 yang disusun Panitya 9

Menjelang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II,

Panglima Besar Dai Nippon Asia Selatan menyetujui membentuk:

Panitya Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),

7Agustus 1945

Susunannya:

Ketua: Ir. SoekarnoWakil Ketua: Drs Moh HattaAnggauta: 19 orang

14 Agustus 1945 : Jepang menyerah 16 Agustus 1945: Rapat PPKI17 Agustus 1945: Proklamasi

17 Agustus 1945 sore - 18 Agustus 1945 (menjelang Rapat PPKI pasca

Proklamasi) terjadi manuver-manuver politik untuk merubah substansi Pembukaan UUD,

khususnya tentang Dasar Negara.Prakarsanya:

Latuharrary, Sam Ratulangi, dan I. Gusti Ketut Pudja,

Mereka melobby Drs. Hatta yang menyetujui perubahan Pembukaan UUD

Usul perubahan yang digulirkan Hatta lalu dibahas (hanya) oleh 2 orang tokoh

muslim yang diajak-serta, yakni:

1. Mr. Teuku Moh. Hasan (Aceh), dan2. Ki Bagoes Hadikoesoemo (Jogja),

dengan didampingi Hatta

Rapat PPKI, 18 Agustus 1945 lalu mengesahan Pembukaan UUD dengan

redaksi Panca Sila sebagai berikut:

Ketoehanan Jang Maha Esa,Kemanusiaan jang adil dan beradab,

Persatoean Indonesia,Kerakjatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusjawaratan/perwakilan,

Keadilan sosial bagi seluruh Rakjat Indonesia.

PANCASILA VERSI 18 Agustus 1945:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa,2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia,4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Penjelasan dari kedua Tokoh Muslim tentang ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’

adalah berarti TAUHID(kemudian diadopsi oleh NU)

UUD segera disusun, yakni UUD 1945Pimpinan Negara juga lalu dipilih, yakni:

Presiden : Ir. SoekarnoWakil Presiden : Drs. Moh Hatta

Kemudian terjadi Perang Kemerdekaan Sesudah itu dilakukan perubahan UUD

pada tahun 1950 dan membentuk: Kabinet Parlementer

Pemilu pertama 1955 dimenangkan oleh Parpol: Masyumi, PNI, NU, PKI

Sidang MPR dinilai berjalan ‘berlarut-larut’, belum juga

berhasil membuat kesepakatan

Presiden mengeluarkan DEKRIT 5Juli 1959

membubarkan Konstituante dan

kembali ke UUD 1945, lalu membentuk:

Kabinet Presidensiel

Dalam konsideran Dekrit dinyatakan:

“PIAGAM JAKARTA menjiwai UUD 1945”

G30S PKI meletus tahun 1965Orde Baru yang terbentuk menerapkan

Asas Tunggal Pancasila, TAP MPR RI no. II/MPR/1978

(Ekaprasetia Pancakarsa/ Pedoman Penghayatan dan Pengamalan

Pancasila/ P4)Menjabarkan Pancasila dalam bentuk

Butir-Butir Pedoman Pancasila

Orde Baru jatuh tahun 1997TAP MPR tentang P4 dicabut melalui

TAP MPR no. XVIII/MPR/1998

Posisi Pancasila sebagai berikut:

1. Pancasila adalah Dasar Negara dari NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara

2. Makna dan Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara NKRI mengandung makna

sebagai Ideologi Nasional.

Makna Ideologi Negara:

Tata Pikir yang terkait dengan Tatanan dan Pengelolaan Negara

(Manner of thinking that influence whole national culture, shaping the

political and social procedure)

Pancasila LIMA BUTIR SILANYA

harus menjadi Pedoman Dasar Tata Kelola Indonesia

Sila Pertama Pancasila:

KETUHANAN YANG MAHA ESA

menjadi pengikat bahwa Indonesia harus ditata dan dikelola sesuai dengan tuntunan

AGAMA

Indonesia BUKAN NEGARA SEKULER(menata dan mengelola Negara mengabaikan

tuntunan/ajaran Agama)

2. MEMAHAMI ISLAM YANG UTUH

Manusia di dalam kehidupannya punya Dua Pilihan:

1. Dengan mengacu Agama2. Tanpa mengacu Agama

Dengan Dasar Negara Pancasila maka

Bangsa Indonesia HARUS BERAGAMA

Beragama tidak sekedar sebagai simbul sosial (seperti alamat atau status kewarga-negaraan) yang bisa berganti begitu saja tanpa implikasi

yang serius bagi nasib pemeluknya

Pilihan terhadap suatu agama akan menentukan perbedaan dalam banyak hal:

- cara hidup pribadi sehari-hari, - cara hidup dalam berkeluarga,- cara hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Agama Islam yang dipeluk oleh kaum muslimin memberi tuntunan hidup manusia secara

SPESIFIK dan menyeluruh, dikategorikan dalam dua prinsip utama, yakni:

Aqidah dan Syariah.

Aqidah adalah ajaran tentang keyakinan hati:

1. Allah swt adalah tuhannya2. Muhammad saw adalah Rasul-Nya,

3. Mengikuti tuntunan Allah akan membawa keberhasilan dlm kehidupan dunia-akherat4. Meninggalkan tuntunan Allah akan

merugikan/merusak kehidupannya di dunia-akherat

Syariah adalah petunjuk teknis-operasional untuk menjalani hidup sehari-hari. Syariat Islam itu lengkap/kaffah, meliputi:

1. ajaran mengurus pribadi seperti ibadah mahdhah, makan-minum, berpakaian, dll 2. ajaran mengurus keluarga seperti hubungan anak-orang tua, antara tetangga, waris, dll3. ajaran mengatur/mengelola masyarakat- bangsa-negara, seperti politik, ekonomi,hukum sosial-budya, pertahanan-keamanan, dll

TAUHID berarti:

1. Keyakinan hati terhadap Aqidah Islam2. Kesungguhn perilaku unt menerapkan

ajaran Islam yang ada dalam Syariah

KETUHANAN YANG MAHA ESA (bermakna TAUHID)

memiliki arti dan implikasi:MENERAPKAN SYARIAT ISLAM

TERKAIT KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA,

BERNEGARA

ISLAM MEMBERI TUNTUNAN PENGELOLAAN KEHIDUPAN BERBANGSA-BERNEGARA(POLEKSOSBUDHANKAM)

Umat Islam WAJIB mengelola Indonesia sesuai Syariat demi kesejahteraan bangsa-negara

3. PANCASILA & PANDUAN ISLAM

Muslim akan berkualitas tinggi: Jika mendalami secara simultan

al Qur’an-Hadits-Sains (tahu kehidupannya secara utuh)

SAINS yang terkait Sosial Politik memiliki bias tinggi dalam proses untuk menemukan

Prinsip Kebenaran (Sunnatullah),sehingga mutlak harus

DIPANDU QUR’AN-HADITS

Lihat artikel Qur’an dan Sains di blog ini

Kelemahan Muslim Indonesiaterkait Qualitas secara umum:1. Mendalami Q-H tanpa Sains2. Mendalami Sains tanpa Q-H 3.Tidak mendalami keduanya 4. Mendalami Q-H dan Sains tapi tidak menerapkannya dalam praktek hidup nyata di dunia.

Kelemahan Muslim Indonesiaterkait pelaksanaan Syariat:1. Lemah dalam Ibadah Mahdhah2. Lemah dalam Akhlak Pribadi 3. Lemah dalam berKeluarga4. Tidak faham bahwa Politik adalah bagian dari Islam sehingga mengabaikan Politik yang Islami (Islam Politik)

HAL YANG BANYAK DIABAIKAN TOKOH ISLAM:

-Menguatkan Islam dan Umatnya perlu dukungan ‘politik’.

-Negaralah yg dpt memberi dana-peralatan-kunci teknologi untuk memajukan umat dan bangsa.

-Umat dan bangsa secara keseluruhan akan maju jika Negerinya

dikelola secara Islami

Target yang perlu dicapai Umat:

-Berkualitas tinggi karena memahami al Qur’an-Hadits & Sains

-Menegakkan Prinsip hidup yang benar (dari al Qur’an-Hadits- Sains)

dlm seluruh proses kehidupan

Pribadi, Keluarga, Bangsa-negara

PANCASILA dari tinjauan Sains

1. Masuk Kategori Permasalahan Sosial-Politik

2. Dalam Penerapannya Manusia akan cenderung membuat ‘Error’ yang memberi Efek Merugikan3. Harus diberi payung, arahan,

dan koreksi oleh Tuntunan Allah (al Qur’an dan Sunnah Nabi)

BIMBINGAN OPERASIONAL oleh AL QUR’AN & SUNNAH dalam Pelaksanaan Pancasila:

1. Kebijakan Poleksosbudhankam yang disusun harus sesuai syariat

2. Negara berkewajiban melindungi dan mendidik Rakyat supaya

menjadi rakyat yang taat beragama.

PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN PANCASILA YANG

MENGABAIKAN AJARAN AGAMA akan berdampak

Merusak Kehidupan Sosial-Politik Bangsa-Negara

(Sumber Daya Alam terkuras Asing, Kemiskinan &Kesenjangan Ekonomi, Pencemaran Lingkungan, Kerusakan

Moral Bangsa)

Alhamdulillah,Alhamdulillah,

Recommended