Workshop Bandung 2014 (Elang)

Preview:

Citation preview

STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013

Kementerian Agama Republik IndonesiaBimas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Barat

Hotel Takashimaya Lembang Bandung Barat 6 Juli2014

TrimoPraktisi Pendidikan

Om Ano Badrah Kratavo Yantu Visvatah

Trimo, S.Pd.,M.Pd.Agama: Hindu

Boyolali, 28 Agustus 1970NIP. 197008281993031003

Pembina Tk. I / IVbPraktisi Pendidikan, Staf Pengajar IKIP PGRI Semarang

Penulis buku (34 buku pelajaran dan buku teks), Kolumnis, peneliti, Tim PCT Penilaian Kinerja Guru

Tim Pembimbing KTI LPMP Jawa TengahJalan Kenconowungu Tengah III/19 Semarang

Telepon 085740226767, PIN BB 25F7F3F0Istri: R.Tantiningsih, Anak 3: (Harum, Yonna, dan Raja)

Duta Indonesia untuk kegiatan CRC ke Swedia, Ethiopia, dllEmail: maharaja_wisanggeni@yahoo.co.id

Yang Akan Kita Pelajari Bersama:

• Strategi• Model Pembelajaran• Pasraman• Kurikulum 2013

MODEL PEMBELAJARAN

• suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran

PENDEKATANTitik tolak atau sudut pandang kita terhadap

proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses

yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan

melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)

pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered

approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru

(teacher centered approach).

STRATEGI

Suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-

individual learning Ditinjau dari cara penyajian dan cara

pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi

pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

METODECara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

TEKNIK

Cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

PASRAMAN• Pasraman adalah satuan pendidikan keagamaan Hindu pada jalur

pendidikan formal dan nonformal.• Pendidikan Pasraman diselenggarakan pada jalur formal setingkat

TK disebut Pratama Widya Pasraman, yaitu tingkat Pratama Widya Pasraman A (TK A) dan tingkat Pratama Widya Pasraman B (TK B).

• Pendidikan pasraman pada jalur formal jenjang pendidikan dasar setingkat SD disebut Adi Widya Pasraman terdiri atas 6 (enam) tingkat.

• Pendidikan Pasraman pada jalur formal jenjang pendidikan dasar setingkat SMP disebut Madyama Widya Pasraman terdiri atas 3 (tiga) tingkat.

• Pendidikan Pasraman pada jalur formal jenjang pendidikan menengah setingkat SMA disebut Utama Widya Pasraman terdiri atas 3 (tiga) tingkat.

• Maha Widya Pasraman atau pendidikan keagamaan tinggi Hindu, diselenggarakan oleh Pemerintah maupun masyarakat.

Kurikulum 2013

• Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran

• Pendekatan dalam kurikulum 2013 adalah Saintifik

Pasraman + Kurikulum 2013

• Mulai tahun pelajaran 2014/2014, Pendidikan di Pasraman perlu mengacu ke Kurikulum 2013.

• Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X• Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI• Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,

XI, dan XII

PENGERTIANPEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif

mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan Saintifik

1. pembelajaran berpusat pada siswa2. pembelajaran membentuk students’ self

concept3. pembelajaran terhindar dari verbalisme4. pembelajaran memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

5. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik (lanjutan)

6. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru

7. memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi

8. adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Sikap(Tahu Mengapa)

Keterampilan(Tahu Bagaimana)

Pengetahuan(Tahu Apa)

ProduktifInovatifKreatifAfektif

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

yang terintegrasi.

KOMPETENSI INTIKompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;

Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

trimo2014

04/21/2023 trimo2014 18

PROSES PEMBELAJARAN K.2013Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.

Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.

04/21/2023 trimo2014 19

PROSES PEMBELAJARAN K.2013Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.

04/21/2023 trimo2014 20

PROSES PEMBELAJARAN K.2013

Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

04/21/2023 trimo2014 21

5M Pendekatan Saintifik(Pengalaman Belajar)

Mengamati

MenanyaMengumpulkan

informasi (ekseperimen)Mengasosiasi

(mengolah informasi)Mengkomunikasikan

.

04/21/2023 trimo2014 22

LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJARKOMPETENSI

YANG DIKEMBANGKAN

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

04/21/2023 trimo2014 23

LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN

Mengumpulkan Informasi (eksperimen)

Melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian, aktivitas, wawancara dengan nara sumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

04/21/2023 trimo2014 24

LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJARKOMPETENSI

YANG DIKEMBANGKAN

Mengasosiasikan/ mengolah informasi

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan

BEBAN BELAJAR

• SD/MI : 35 menit• SMP/MTs : 40 menit• SMA/MA : 45 menit• SMK/MAK : 45 menit

trimo2014

Teknik penilaian dalam pembelajaran

dengan pendekatan saintifik

Penilaian pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi :

Penilaian Proses, Penilaian Produk, Dan Penilaian Sikap.

PENILAIAN PROSES

Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui:a. observasi saat siswa bekerja kelompok, b. bekerja individu, c. berdiskusi, d. presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.

PENILAIAN PRODUK

Pemahaman Konsep, Prinsip, Dan Hukum Dilakukan Dengan Tes Tertulis.

PENILAIAN SIKAP

Penilaian sikap, melalui :

• Observasi Saat Siswa Bekerja Kelompok, • Bekerja Individu,• Berdiskusi, • Saat Presentasi Dengan Menggunakan Lembar Observasi Sikap.

Pasraman + Kurikulum 2013

• Model pembelajaran diarahkan ke problem based learning, discovery learning, dan project based learning

Definisi/Konsep

• Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.

• Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world)

31

KELEBIHAN PBL

• 1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan

32

KELEBIHAN PBL

• (2) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan

• (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

33

Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran

1. Konsep Dasar (Basic Concept) Fasilitator memberikan konsep dasar,

petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran

34

Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran

2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan

skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat

35

. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas

isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

36

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan

pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

37

5. Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan

alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

38

Contoh Penerapan

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.

Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.

39

Contoh Penerapan

Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.

40

Contoh Penerapan

41

Tahapan-Tahapan Model PBLFASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan

Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih

Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik

Membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman

Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja

SISTEM PENILAIAN• Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan

(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

• Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

42

SISTEM PENILAIAN

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

• Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

• Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya

43

• Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

• Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru

Definisi/Konsep

• Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.

• Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

Definisi/Konsep

• Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

• Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

• Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

• Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

• Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan

• Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

• Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

• Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

• Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;• Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada

situasi proses belajar yang baru;

Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan

• Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;• Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;• Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses

belajar menjadi lebih terangsang;• Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada

pembentukan manusia seutuhnya;• Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;• Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis

sumber belajar;• Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan

• Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

• Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

• Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan

• Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

• Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa

• Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

Kelemahan Pembelajaran Penemuan

1. Langkah Persiapan a. Menentukan tujuan pembelajaran

b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,

minat, gaya belajar, dan sebagainya)c. Memilih materi pelajaran.d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara

induktif (dari contoh-contoh generalisasi)e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-

contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswaf. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke

kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik

g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Langkah-Langkah Operasional

2. Pelaksanaan

a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada

sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

Langkah-Langkah Operasional

b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

Langkah-Langkah Operasional

c. Data collection (Pengumpulan Data). Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi

kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Langkah-Langkah Operasional

d. Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan

kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu

Langkah-Langkah Operasional

e. Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat

untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

Langkah-Langkah Operasional

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses

menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi

Langkah-Langkah Operasional

• Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.

• Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.

SISTEM PENILAIAN

Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan

sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

using authentic, real-world project, based on a highly motivating and engaging question, task, or problem to

teach students academic content in the context of working cooperatively to solve the problem”

(Barell, Baron, dan Grant dalam Bender, 2012).

Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata.

2. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.

3. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata.

4. Produk, laporan atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya.

Manfaat Pembelajaran Berbasis Proyek

1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran

2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah.

3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks

4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas.

5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok.

Thomas (2000)

Thomas (2000) menetapkan lima kriteria Pembelajaran Berbasis Proyek. 1. keterpusatan (centrality),2. berfokus pada pertanyaan atau

masalah,3. investigasi konstruktif atau desain, 4. otonomi pebelajar, dan 5. Realistis

Karakteristik Project Based Learning

Menekankan aktivitas pembelajaran siswa 1. Student centered (berpusat pada siswa )

- Menjadi : problem solver, decision maker, investigator, documentaria

- Berperan sebagai pekerja sesuai dengan bidang ilmu2. Long – term ( Jangka panjang) - panjang waktu proses pembelajaran yang bervarias3.Terintegrasi dengan isu-isu nyata dan

Lanjutan..........

4. Mengembangkan keterampilan dunia nyata Berbagai keterampilan yang diperoleh :

- Kemampuan bekerja dengan baik dengan orang lain- Membuat keputusan bijaksana- Mengambil inisiatif- Memecahkan masalah yang komplek

5. Memungkinkan untuk berbagai gaya belajar - Dapat diakses oleh semua pembelajar

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

1. Penentuan proyek

3. Penyusunan jadwal

4. Penyelesaian dengan fasilitasi & monitoring guru

5. Penyusunan laporan & presentasi

6. Evaluasi proses dan hasil proyek

2. Perancangan penyelesaian proyek

Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Proyek

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian PBP

1. Kemampuan pengelolaan 2. Relevansi3. Keaslian

SUMBER BELAJAR

Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, dapat berupa buku-buku tertulis dan bahan cetak (Pustekom Dikbud, 1984:6).

Menurut AECT (1977), sumber belajar adalah meliputi semua sumber (data, orang dan barang) yang dapat digunakan oleh pengajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan.

MACAM• Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by

design) yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

• Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk keperluan belajar (Satgas AECT, 1986:9).

JENIS• PESAN, adalah pelajaran/informasi yang diteruskan

oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.

• ORANG, mengandung pengertian manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan funsgi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.

• BAHAN, merupakan sesuatu (bisa pula disebut program atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri.

• ALAT, adalah sesuatu (biasa pula disebut hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan.

• TEKNIK, berhubungan dengan prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.LINGKUNGAN, merupakan situasi sekitar di mana pesan diterima

R E F L E K S I

• Kebanyakan orang bertahan pada pola kerja yang lama karena takut gagal bila mencoba pola kerja yang baru,….. dan ia tidak akan pernah berhasil

• Hal yang paling penting ketika kita berhadapan dengan kesulitan adalah berkonsentrasi pada apa yang harus dilakukan selajutnya, bukan menyesali kesalahan yang sedang terjadi

Jauh lebih baik melaksanakan tugas-tugas kewajiban yang sudah ditetapkan untuk diri kita, walaupun kita berbuat kesalahan dalam tugas-tugas itu, daripada

melakukan tugas kewajiban orang lain secara sempurna. Kemusnahan sambil melaksanakan tugas

sendiri lebih baik daripada menekuni kewajiban oarang lain, sebab mengikuti jalan orang lain

berbahaya (Bhagavad Gita Sloka 3.35)

04/21/2023 73

Sampun Rampung

trimo2014

Om Santi Santi Santi Om