View
227
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ILMU PENGETAHUANPengertian, Wilayah kajian dan Sumber Pengetahuan
MAKALAH
Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengantar Filsafat Ilmu
Semester I Tahun Akademik 2013-2014
Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dosen
Dr. M. NUR YASIN, M.Ag.
Oleh
Kelompok 3:
Aang Burhanuddin : 13220196
Affan Fuady Al-Buchori : 13220194
Aris Nur Mu’alim : 13220222
Ferina Annisa : 13220193
Muhammad Zulhefni : 13220221
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
حيم الر حمن الر الله بسم
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar
Filsafat Ilmu, dengan dosen pembimbing Bapak Dr. M. Nur Yasin, M.Ag.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Malang, 1 Oktober 2013
Penyusun
i
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan
informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah
bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang
berupa informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang
menjadi suatu ilmu. Di kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa
pun yang tiap harinya ke sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung
pendidikan untuk menuntut ilmu, untuk menambah pengetahuan, yang mestinya
mereka tahu akan perbedaan dua kata tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan
jelas apa itu ilmu dan pengetahuan, terkadang mereka masih bingung dengan
perbedaan ilmu dan pengetahuan.
Tapi, suatu pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa,
mahasiswa, masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan
suatu perkara, tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya.
Karena terkadang manusia, sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat
menulis, bukan karena ia bisu, tapi kemampuannya untuk berbicara tidak sama
dengan manusia yang pada umumnya suka berbicara. 1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ilmu pengetahuan?
2. Apa sajakah wilayah kajian ilmu pengetahuan?
3. Apa saja yang merupakan sumber pengetahuan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ilmu pengetahuan.
2. Untuk mengetahui wilayah kajian ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui berbagai macam sumber pengetahuan.
1 http://meiisya.blogspot.com/2012/04/makalah-ilmu-pengetahuan.html diakses pada tanggal 16 september 2013 pukul 08.00 WIB
1
PEMBAHASAN
A. Definisi
Ilmu pengetahuan memiliki pengertian yang berbeda dengan pengetahuan.
Orang awam tidak memahami atau menyadari bahwa ilmu pengetahuan itu
berbeda dengan pengetahuan. Bahkan mungkin mereka menyamakan dua
pengertian tersebut. Mempelajari apa itu ilmu pengetahuan berarti mempelajari
atau membahas esensi atau hakikat ilmu pengetahuan. Demikian pula membahas
pengetahuan itu juga berarti membahas hakikat pengetahuan.
Orang-orang sering memaknai ilmu sebagai sebuah sarana
mengembangkan hidup manusia. Ilmu memang memberikan kebermanfaatan
bagi hidup manusia. Ilmu berasal dari bahasa Latin scientia yang berarti
knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin tertentu.
Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu
sebenarnya juga merupakan sebuah pengetahuan, namun telah melalui proses
penataan yang sistematis. Ilmu telah memiliki metodologi yang andal. Adapun
definisi ilmu menurut para ahli antara lain:2
1. Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan maasalah yang
sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar,
ataupum menurut hubungannya dari alam.
2. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah empiris,
rasional, umum dansistematik, dan keempatnya serentak.
3. Karl Person, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dn konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah
sederhana.
4. Ashley Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University
menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu
2 DR. Suwardi Endaswara, M.Hum, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT. Buku Seru, 2012) hlm. 110
2
sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk
menemukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
5. Harsojo, Guru Besar Antropolog di Universitas Padjajaran, menerangkan
bahwa ilmu adalah merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistematisasikan.
6. Afanasef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu
adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran.
Pengetahuan adalah (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung
dari pengalaman, berdasarkan pancaindera, dan diolah oleh akal budi secara
spontan. Pengetahuan masih dalam tatanan inderawi dan spontanitas, belum
ditata melalui metode yang jelas. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan,
subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu
kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada
pada objek. Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada beberapa
definisi, yaitu:
Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Pengetahuan itu adalah semua milik atau pikiran. Dengan demikian pengetahuan
merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara
langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek)
memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri
dalam kesatuan aktif.
Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek
tertentu, termasuk di dalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini merupakan
khazanah kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung memperkaya
kehidupan kita.
3
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap
sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuan bisa berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal,
dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang
bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Pengetahuan adalah keseluruhan
pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat
juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa
memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan
tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Pengetahuan tidak
teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dulu.
Pencarian pengetahuan lebih cenderung trial and error dan berdasarkan
pengalaman belaka.
Setelah mengetahui definisi dari ilmu dan pengetahuan, selanjutnya
barulah kita bisa mengetahui apa itu ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ialah
pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis,
konsisten dan koheren. Inilah ciri-ciri ilmu pengetahuan, yang membedakan
dengan pengetahuan biasa. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan
tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyaataan) dan disusun
secara metodis, sistematis serta konsisten. Metodis berarti dalam proses
menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakaan metode tertentu, tidak
serampangan. Sistematis berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan
menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu
yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang pdu. Selain
tertata, tersistem, dn terpadu, pengetahuan perlu di sintesiskan secara koheren.
Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan
rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian.
Ilmu pengetahuan bukanlah kumpulan kumpulan pengetahuan semesta
alam atau kegiatan yang dapat dijadikan dasar bagi kegiatan yang lain, tetapi
merupakan teori, prinsip, atau dalil lebih lanjut, atau dengan kata lain untuk
menemukan teori, prinsip, atau dalil baru. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan
4
dapat didefinisikan sebagai rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang
saling berkaitan dan telah berkembang sebagai hasil percobaan dan pengamatan
yang bermanfaat untuk percobaan lebih lanjut. Pengertian percobaan di sini adalah
pengkajian atau pengujian terhadap kerangka konseptual, ini dapat dilakukan
dengan penelitian (pengamatan dan wawancara) atau dengan percobaan
(eksperimen).
Definisi tersebut memberi tekanan pada makna dan manfaat ilmu
pengetahuan. Dengan demikian ilmu pengetahuan tidak dipahami sebagai
pencarian kepastian, melainkan sebagai penyelidikan yang berhasil hanya sampai
pada tingkat yang berkesinambungan. Definisi ilmu pengetahuan tidak
berorientasi pada penerapannya melainkan pada kemampuannya untuk
menghasilkan percobaan baru atau penelitian baru, dan pada gilirannya
menghasilkan teori baru. Jadi ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia dari
proses berpikir kritis.
B. Wilayah Kajian
Setiap ilmu mempunyai objeknya sendiri-sendiri, objek ilmu itu sendiri
akan menentukan tentang kelompok dan cara bagaimana ilmu itu bekerja dalam
memainkan perannya melihat realitas. Secara umum objek ilmu adalah alam dan
manusia, namun karena alam itu sendiri terdiri dari berbagai komponen, dan
manusia pun mempunyai keluasan dan kedalam yang berbeda-beda, maka
mengklasifikasikan objek amat diperlukan. Terdapat dua macam objek dari ilmu
yaitu objek material dan objek formal.3
1. Objek Material
Objek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai
bahan (materi) pembicaraan, atau dengan kata lain adalah objek yang
dijadikan sasaran menyelidiki aleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari
oleh ilmu itu.4
3 Ericson Damanik, Objek Ilmu Pengetahuan http://sondyi.blogspot.com/2013/04/objek-ilmu-pengetahuan.html diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 08.00 WIB4 DR. Suwardi Endaswara, M.Hum, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT. Buku Seru, 2012) hlm. 80
5
Objek material mencakup apa saja, baik yang konkret maupun yang
abstrak, yang materil maupun yang non-materil. Bisa pula berupa hal-hal,
masalah-masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya. Misalnya: objek
material dari sosiologi adalah manusia. Contoh lainnya, lapangan dalam
logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan
sehat. Maka, berpikir merupakan objek material logika.
Istilah objek material sering juga disebut pokok persoalan (subject
matter). Pokok persoalan ini dibedakan atas dua arti, yaitu:
a. Pokok persoalan ini dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari
penyelidikan faktual. Misalnya: penyelidikan tentang atom termasuk
bidang fisika; penyelidikan tentang chlorophyl termasuk penelitian
bidang botani atau bio-kimia dan sebagainya.
b. Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling
berhubungan. Misalnya: anatomi dan fisiologi keduanya berkaitan
dengan struktur tubuh. Anatomi mempelajari strukturnya sedangkan
fisiologi mempelajari fungsinya. Kedua ilmu tersebut dapat dikatakan
memiliki pokok persoalan yang sama, namun juga dikatakan berbeda.
Perbedaaan ini dapat diketahui apabila dikaitkan dengan corak-corak
pertanyaan yang diajukan dan aspek-aspek yang diselidiki dari tubuh
tersebut. Anatomi mempelajari tubuh dalam aspeknya yang statis,
sedangkan fisiologi dalam aspeknya yang dinamis.
2. Objek Formal
Yaitu cara pendekatan yang dipakai atas objek material, yang
sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang
kegiatan yang bersangkutan. Objek formal adalah sudut pandang dari
mana sang subjek menelaah objek materialnya.5
Objek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan
bertahap menurut segi-segi yang dimiliki objek materi dan menurut
5 DR. Suwardi Endaswara, M.Hum, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT. Buku Seru, 2012) hlm. 80
6
kemampuan seseorang. Objek formal diartikan juga sebagai sudut pandang
yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan
itu, atau sudut pandang darimana objek material itu disorot. Objek formal
suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang
sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu objek material dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan
mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, “tujuan
pengetahuan sudah ditentukan.
Misalnya, objek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia
ini ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa
ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi,
sosiologi dan sebagainya.
Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental yang secara langsung
atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar dibayangkan
bagaimana kehidupan manusia seandainya pengetahuan itu tidak ada, sebab,
pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul
dalam kehidupan. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis
pertanyaan tertentu yang diajukan. Oleh sebab itu, agar kita dapat memanfaatkan
segenap pengetahuan kita secara maksimal, maka harus kita ketahui jawaban apa
saja yang mungkin bisa diberikan oleh suatu pengetahuan tertentu. Atau dengan
kata lain, perlu kita ketahui kepada pengetahuan yang mana suatu pertanyaan
tertentu harus kita ajukan. Untuk itulah kita perlu mengetahui apa yang menjadi
objek material dan objek formal suatu ilmu pengetahuan.6
C. Sumber Pengetahuan
Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari mana
pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan didapat. Dari situ timbul
pertanyaan bagaimana caranya kita memperoleh pengetahuan atau dari mana
6 Chairul Lutfi, Objek Material Dan Objek Formal Ilmu Pengetahuan http://blog.uin-malang.ac.id/chairullutfi/2011/01/25/objek-material-dan-objek-formal-ilmu-pengetahuan/ diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 08.00 WIB
7
sumber pengetahuan kita? Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan
menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut.
Dalam hal ini ada beberapa pendapat mengenai sumber ilmu pengetahuan
diantaranya:
1. Empirisme
Kata ini berasal dari Yunani Empeirikos, yang artinya pengalaman.
Kata Empirisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga berarti aliran
ilmu pengetahuan dan filsafat berdasarkan metode empiris atau teori yg
mengatakan bahwa semua pengetahuan didapat dengan pengalaman. Menurut
aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya dan bila
dikembalikan kepada kata Yunani, pengalaman yang dimaksud ialah
pengalaman inderawi.7
Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Itu disebabkan oleh adanya
perbedaan antara indera yang satu dengan yang lainnya, berhubungan dengan
sifat khas fisiologis indera dan dengan objek yang dapat ditangkap sesuai
dengannya. Jadi pengetahuan inderawi berada menurut perbedaan indera dan
terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu.8
Berdasarkan teori ini, akal hanya mengelola konsep gagasan inderawi.
Hal itu hanya dilakukannya dengan menyusun konsep tersebut atau membagi-
baginya.9
2. Rasionalisme
Merupakan kaum rasionalis yang mengembangkan paham
rasionalisme, dasar kepastian dan kebenaran pengetahuan. Para penganut
rasionalisme tidak menyangkal peran indera, tetapi mengatakan bahwa peran
indera sangat kecil. Yang lebih aktif justru rasio. Mereka mengatakan,
7 Ahmad Tafsir, Filsafat, hal. 24.8 Anton Bakker, Ahmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), cet. IV, hal. 22.9 Muhammad Baqir as-Shadar, Falsafatuna, terj. Moh. Nur Mufid bin Ali, (Bandung: Mizan, 1995), cet. V, hal. 32.
8
pengetahuan manusia sebenarnya sudah ada lebih dulu dalam rasio berupa
kategori-kategori. Ketika indera menangkap objek, maka objek-objek yang
ditangkap itu hanya dicocokkan saja dengan kategori yang sudah ada lebih
dulu dalam rasio. Jadi menurut mereka, pengalaman adalah pelengkap bagi
akal. Kaum ini menggunakan metode deduktif dalam menyusun
pengetahuannya, idenya didapatkan dari anggapan-anggapan yang
menurutnya jelas dan dapat diterima. Tokoh-tokohnya kebanyakan para filsuf
abad pertengahan, seperti Agustinus, Johanes Scotus, Avicenna, dan para
filsuf modern seperti Rene Descartes, Spinoza, Leibniz, Fichte, Hegel. Plato,
Galileo Galilei dan Leonardo Da Vinci juga termasuk kelompok ini. 10
Dengan kata lain, aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar
kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan
akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran empirisme yang disebabkan kelemahan
alat indera dapat dikoreksi, seandainya akal digunakan.
Akal menggunakan konsep-konsep rasional atau ide-ide universal.
Konsep tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat
universal.Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip universal adalah abstraksi
dari benda-benda konkrit.
3. Intuisi
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses
penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak dapat diramalkan.
Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi ini
tidak dapat diandalkan. Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan sebagai
hipotesis bagi analisis selanjutnya dalam menentukan kebenaran (Bakker dan
Zubair, 1990). Pengalaman intuitif sering hanya dianggap sebagai sebuah
halusinasi atau bahkan sebuah ilusi belaka. Sementara itu oleh kaum
beragama intuisi (hati) dipandang sebagai sumber pengetahuan yang sangat
10 Meiisya, Ilmu Pengetahuan, http://meiisya.blogspot.com/2012/04/makalah-ilmu-pengetahuan.html diakses pada tanggal 1 oktober 2013 23.00 WIB
9
mulia (Kartanegara, 2005). Dari riwayat hidup dan matinya Sokrates,
pengetahuan intuitif disebutnya sebagai “theoria” di mana cara untuk sampai
pada pengetahuan itu adalah refleksi terhadap diri sendiri (Huijbers, 1982).11
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman
yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan
kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi)
memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu
pengetahuan yang langsung, yang mutlak.
Menurutnya, mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada
dasarnya bersifat analis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu
penggambaran secara simbolis. Karena itu intuisi adalah sarana untuk
mengetahui secara langsung dan seketika.
4. Wahyu
Menurut bahasa (lughah), kata wahyu berasal dari bahasa Arab al-
wahy yang memiliki beberapa arti, di antaranya; suara, tulisan isyarat,
bisikan, paham dan juga api. Tetapi ada juga yang mengartikan bisikan yang
tersembunyi dan cepat. Dengan demikian, pengertian wahyu secara
etimologis adalah penyampaian sabda tuhan kepada manusia piihan-nya
tanpa diketahui orang lain , agar diteruskan kepada umat manusia untuk
dijadikan sebagai pegangan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.12
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada
manusia lewat perantara para nabi. Para nabi memperoleh dari Tuhan tanpa
upaya, tanpa bersusah payah. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak
Tuhan. Tuhan mensucikan jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan
jalan wahyu.
11 Catatan Si Bel, Pengetahuan Intuitif, http://belindch.wordpress.com/2011/02/08/pengetahuan-intuitif/ diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 23.50 WIB12Tuti Oktaviani, Pengertian wahyu, http://kunciakhirat.blogspot.com/2012/02/pengertian-wahyu.html diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 23.56 WIB
10
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy mendefinisikan bahwa wahyu secara
terminologi adalah nama bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari
Allah ke dalam dada nabi-nabi-Nya, sebgaimana diperghunakan juga untuk
lafaz Al-Quran. Wahyu yang dimaksud di sini adalah khusus untuk nabi,
sedangkan ilham adalah khusus selain nabi.13 Sedangkan menurut
Muhammad Abduh ialah pengetahuan yang didapat seseorang di dalam
dirinya serta diyakini bahwa pengetahuan tersebut datangnya dari Allah, baik
dengan perantaraan, dengan suara atau tanpa suara, maupun tanpa
perantaraan.14
Pengetahuan dengan jalan ini merupakan kekhususan para nabi. Hal
inilah yang membedakan mereka dengan manusia lainnya. Akal meyakinkan
bahwa kebenaran pengetahuan mereka berasal dari Tuhan, karena
pengetahuan ini memang ada pada saat manusia biasa tidak mampu
mengusahakannya, karena hal ini memang diluar kemampuan manusia. Bagi
manusia tidak ada jalan lain kecuali menerima dan membenarkan semua yang
berasal dari Nabi.15
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai
kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang
mencakup masalah transdental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan
manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.16
13 Mushlihin Al-Hafizh, Pengertian Wahyu, http://www.referensimakalah.com/2012/04/definisi-dan-pengertian-wahyu_9054.html diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 23.50 WIB14 Hanumsyafa's Blog, Pengertian wahyu, http://hanumsyafa.wordpress.com/2010/01/28/pengertian-wahyu/ diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 23.50 WIB15 H. A. Mustafa, Filsafat Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. I,hal. 106.16 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998), cet. II, hal. 54
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan bukanlah kumpulan kumpulan pengetahuan
semesta alam atau kegiatan yang dapat dijadikan dasar bagi kegiatan yang
lain, tetapi merupakan teori, prinsip, atau dalil lebih lanjut, atau dengan
kata lain untuk menemukan teori, prinsip, atau dalil baru. Ilmu
pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun
secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Inilah ciri-ciri ilmu
pengetahuan, yang membedakan dengan pengetahuan biasa. Agar
pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi
suatu bidang tertentu dari kenyaataan) dan disusun secara metodis,
sistematis serta konsisten. Dengan demikian ilmu pengetahuan tidak
dipahami sebagai pencarian kepastian, melainkan sebagai penyelidikan
yang berhasil hanya sampai pada tingkat yang berkesinambungan.
Setiap ilmu mempunyai objeknya sendiri-sendiri, objek ilmu itu
sendiri akan menentukan tentang kelompok dan cara bagaimana ilmu itu
bekerja dalam memainkan perannya melihat realitas. Secara umum objek
ilmu adalah alam dan manusia. Terdapat dua macam objek dari ilmu yaitu
objek material dan objek formal. Objek material mencakup apa saja, baik
yang konkret maupun yang abstrak, yang materil maupun yang non-
materil. Objek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan
bertahap menurut segi-segi yang dimiliki objek materi dan menurut
kemampuan seseorang. Objek formal diartikan juga sebagai sudut pandang
yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan
itu, atau sudut pandang darimana objek material itu disorot.
Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan menggunakan
berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini
ada beberapa pendapat mengenai sumber ilmu pengetahuan, yaitu:
Empirisme, Rasionalisme, Intuisi, dan Wahyu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Endaswara, Suwardi DR. M.Hum, Filsafat Ilmu, Jakarta, PT. Buku Seru: 2012.
Bakhtiar, Amsal. Prof. Dr., M.A. Filsafat Ilmu, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada: 2012.
Al-Hafizh, Mushlihin, Pengertian Wahyu,
http://www.referensimakalah.com/2012/04/definisi-dan-pengertian-
wahyu_9054.html diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 23.50 WIB
Catatan Si Bel, Pengertian Intuisi,
http://belindch.wordpress.com/2011/02/08/pengetahuan-intuitif/ diakses
pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 23.50 WIB
Damanik, Ericson, Objek Ilmu Pengetahuan
http://sondyi.blogspot.com/2013/04/objek-ilmu-pengetahuan.html diakses
pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 08.00 WIB
Hanumsyafa, Pengertian wahyu,
http://hanumsyafa.wordpress.com/2010/01/28/pengertian-wahyu/ diakses
pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 23.50 WIB
Lutfi, Chairul, Objek Material Dan Objek Formal Ilmu Pengetahuan
http://blog.uin-malang.ac.id/chairullutfi/2011/01/25/objek-material-dan-
objek-formal-ilmu-pengetahuan/ diakses pada tanggal 1 oktober 2013
pukul 08.00 WIB
Meiisya, Ilmu Pengetahuan, http://meiisya.blogspot.com/2012/04/makalah-ilmu-
pengetahuan.html diakses pada tanggal 1 oktober 2013 23.00 WIB
Oktaviani, Tuti, Pengertian wahyu,
http://kunciakhirat.blogspot.com/2012/02/pengertian-wahyu.html diakses
pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 23.56 WIB
13
Recommended