View
373
Download
8
Category
Preview:
Citation preview
7/29/2019 Vetiver Sistem
1/16
Vetiver Sistem - Bio engineering technology untukpengendalian erosi dan longsoran dangkal lerengtebing jalan0
inShareLatar belakang
Permasalahan erosi sering terjadi pada permukaan lereng tanah atau tebing tanah yang terbuka dan struktur tanahnya kurang stabil Erosi yang terjadi dapat mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan Erosi diduga sebagai indikator awal terjadinya longsor Untuk menangani erosi dan dampak turunannya, maka perlu adanya rekayasa teknik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan Salah satu teknologi yang dapat menangani masalah erosi lereng atau tebing jalan adalah bio-engineering technology, dimana dalam
pelaksanaannya memanfaatkan tanaman untuk mengurangi atau mencegah terjadinya erosi. teknologi ini dipertimbangkan relatif murah, mudah,dan ramah lingkungan dalam menangani masalah erosi dan dampak turunannya.
VetiverVetiver, yang di indonesia dikenal sebagai akar wangi (vetiveria zizanioides) atau usar (vetiver nigritana), adalah sejenis rumput-
rumputan berukuran besar yang memiliki banyak keistimewaan. di indonesia rumput ajaib ini baru dimanfaatkan sebagai penghasilminyak atsiri melalui ekstraksi akar wangi, tetapi di mancanegara vetiver banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan ekologis danfitoremediasi (memperbaiki lingkungan dengan menggunakan tanaman) lahan dan air seperti rehabilitasi lahan bekas pertambangan,pencegah erosi lereng, penahan aberasi pantai, stabilisasi tebing, dan sebagainya melalui teknologi yang disebut vetiver grasstechnology (vgt) atau vetiver system (vs).
Karakteristik Morfologi Rumput Vetiver
Sistem perakaran yang dalam dan masif, mampu masuk ke dalam tanah 2 3m pada tahun pertama; Sistem perakaran yang lebat dan ekstensif, mengikat tanah dan sulit untuk tercabut serta sangat tahan terhadap kekeringan; Batangnya kaku dan keras, tahan terhadap aliran air dalam (0,6 0,8m), pagar vetiver akan terbentuk setinggi hampir 1 m dalam 3 bulan
pertama setelah penanaman, dan 1,5m dalam 5 bulan setelah penanaman dan sudah dapat berfungsi untuk stabilisasi lereng;
J ika ditanaman berdekatan membentuk baris/pagar yang rapat akan menegurangi kecepatan aliran, mengalihkan air larian, danmenyaring/menjadi filter yang sangat efektif.
Karakteristik Teknis Rumput Vetiver
Kuat tarik: 75 mpa (1/6 kuat tarik mild steel).
Kuat geser: 6-19 kpa/kg akar/mtanah (bandingkan dengan akar pohon 3,2-3,7 kpa/kg akar/mtanah). Kuat geser ini yang berfungsi untuk menahan lumpur/sedimen dalam proses pengendalian erosi. Perakaran yang tumbuh cepat: menurunkan kadar air tanah memperendah tekanan air pori meningkatkan infiltrasi mengurangi air larian dan
derajat erosi.
Karakteristik Rumput Vetiver unt uk Pekerjaan Teknik Sipil
Strength paling tinggi dari semua jenis rumput. Dapat hidup di tanah berpasir, bergaram dan berbatuan. Dapat bertahan terhadap aliran air =0,028 m3/det. Akar dapat mencapai 2-4 m, lebat dan masif. Kuat dan tahan cuaca. estetika lebih baik dan dapat berdampingan dengan tumbuhan endemik. Biaya diperkirakan 1/6 1/8 dari biaya konstruksi.
Cara kerja rump ut vetiver
Vetiver berinteraksi dengan tanah setelah tumbuh, membentuk bahan komposit yang terdiri dari akar dengan kuat tarik yang tinggi dan melekatpada tanah yang kuat tariknya lebih kecil.
Akar vetiver memperkuat tanah dengan menyalurkan kuat geser (shear stress). Pada saat jaringan akar yang masif dan padat terbentuk utuh, akan bekerja sebagai paku tanah (soil nails) seperti yang diharapkan dalam
pekerjaan rekayasa sipil.\
7/29/2019 Vetiver Sistem
2/16
Akar vetiver bekerja analogis sebagai paku tanah yang hidup (living soil nails).
Vetiver menahan laju air run-off dan material erosi yang terbawa dengan tubuhnya. daun dan batang vetiver memperlambat aliranendapan yang terbawa run-off di titik a sehingga tertumpuk di titik b. air terus mengalir menuruni lereng c yang lebih rendah. akartanaman (d) mengikat tanah di bawah tanaman hingga kedalaman 3 meter. dengan membentuk tiang yang rapat dan dalam di dalamtanah, akar-akar ini mencegah terjadinya erosi dan longsor. vetiver akan efektif jika ditanam dalam barisan membentuk pagar
Design Penanaman Rumput Vetiver
Pemeliharaan rumput vetiver
Penyiraman dilakukan sejak awal penanaman, dilakukan sampai dengan tanaman berumur 3 (tiga) bulan. Penanaman kembali dilakukan bila selama bulan pertama setelah penanaman ada tanaman yang tidak tumbuh/ mati, dengan cara mengganti
dengan tanaman yang baru.
Penyiangan/pendangiran dilakukan untuk mengurangi tanaman pesaing vetiver, dan juga untuk meningkatkan kemurnian pertanaman vetiver. Pemangkasan dilakukan terhadap pertumbuhan daun yang sudah berlebihan. pada umumnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Pemupukan, dilakukan setelah pemangkasan ke dua, dengan menggunakan pupuk npk (16:16:16) dengan dosis 20 gram per meter pada strip
tanaman.
UJI SKALA KECIL (LAPANGAN)TAHUN 2008
7/29/2019 Vetiver Sistem
3/16
UJI SKALA KECIL (LAPANGAN)TAHUN 2009
TREND EROSI SETELAH PENANAMAN RUMPUTDI CIPULARANG KM 100+200 DAN KM 95+200
UJI SKAL A PENUH (LAPANGAN)TAHUN 2010
7/29/2019 Vetiver Sistem
4/16
Kegiatan aplikasi teknologi rumput vetiver pada pusat litbang jalan dan jembatan balitbang kementerian pu untuk tahun anggaran 2010,sudah selesai dilaksanakan di 3 lokasi, yaitu:
Ruas jalan surabaya madura (sta 1+195 a/d 1+495),Jawa Timur
Ruas jalan Loa janan (km 17+400 s/d km 17+502) Samarinda Kalimantan timur
Ruas jalan yet ti arso (km 106+750 s/d km 107+000), Jayapura Papua
7/29/2019 Vetiver Sistem
5/16
Total biaya penanganan erosi lereng/tebing dengan teknolog i vetiver
7/29/2019 Vetiver Sistem
6/16
VETIVER SYSTEM SEBAGAI TEKNOLOGI
PENGENDALIAN EROSI DAN STABILISASI
LAHAN
Posted byAnton Sutrisnoon October 13, 2010 at 12:21 PM
Oleh : Anton Sutrisno (NPM: E2A010016)ABSTRAK
Vetiver Sistem didasarkan pada penggunaan rumput vetiver (Vetiveria
zizanioides L.) untuk berbagai aplikasi pengendalian erosi dan stabilisasi lahan.
Vetiver system sangat efektif dalam Mengendalikan erosi lereng perbukitan dan
potongan tebingpinggiran jalan seperti pengendalian longsor, di mana telah
digunakan untuk menggantikan tata permukaan strip tanaman, di substitusi
kontur tebing dan di stabilisasi selokan.
Pengendalian Erosi dan pengendalian sedimen di lereng-lereng curam sebagai
teknik Bio Engineering berhasil digunakan untuk bangungan penahan yang
curam, stabilisasi konstruksi pada jalan raya dan kereta api, dan perlindungan
infrastruktur tambang seperti sebagai lereng curam pada tebing bagian luar
bendungan.
Vetiver system dalam Bio Engineering akan sangat baik jika dimasukkan atau
dikombinasikan dalam kegiatan Civil Engineering. Sebagai sebuah
pembangunan yang lebih murah, ramah lingkungan dan berkelanjutan
ABSTRACT
Vetiver System is based on the use of vetiver grass (Vetiveria zizanioides L.) to
different applications of erosion control and land stabilization. Vetiver system is
very effective in controlling erosion of hillsides and cut the cliff edge of the road
such as controlling erosion, which has been used to replace the surface of the
strip layout of plants, in substitution contours of cliffs and in the stabilization of the
gutter.
Control Erosion and sediment control on steep slopes as a technique
successfully used to Bio Engineering building of retaining the steep, stabilization
of construction on the highway and railway, and protection of mining
infrastructure such as climbing a steep slope on the outside of the dam.
http://antonsutrisno.webs.com/apps/blog/show/5039626-vetiver-system-sebagai-teknologi-pengendalian-erosi-dan-stabilisasi-lahan-http://antonsutrisno.webs.com/apps/blog/show/5039626-vetiver-system-sebagai-teknologi-pengendalian-erosi-dan-stabilisasi-lahan-http://antonsutrisno.webs.com/apps/blog/show/5039626-vetiver-system-sebagai-teknologi-pengendalian-erosi-dan-stabilisasi-lahan-http://antonsutrisno.webs.com/apps/profile/58080365/http://antonsutrisno.webs.com/apps/profile/58080365/http://antonsutrisno.webs.com/apps/profile/58080365/http://antonsutrisno.webs.com/apps/profile/58080365/http://antonsutrisno.webs.com/apps/blog/show/5039626-vetiver-system-sebagai-teknologi-pengendalian-erosi-dan-stabilisasi-lahan-http://antonsutrisno.webs.com/apps/blog/show/5039626-vetiver-system-sebagai-teknologi-pengendalian-erosi-dan-stabilisasi-lahan-http://antonsutrisno.webs.com/apps/blog/show/5039626-vetiver-system-sebagai-teknologi-pengendalian-erosi-dan-stabilisasi-lahan-7/29/2019 Vetiver Sistem
7/16
Vetiver System in Bio Engineering will be very good if it included or combined in
the activities of Civil Engineering. As a development of cheaper, environmentally
friendly and sustainable
Kata kunci:
vetiver, akar wangi, bioengineering, tanah, air, erosi, kesetabilan lereng.
PENDAHULUAN
Di Indonesia pada umumnya, atau di Bengkulu pada khususnya memiliki
topografi yang berbukit. Potongan bukit yang digunakan untuk jalan dengan
kemiringan yang cukup tinggi. Kondisi ini mengakibatkan erosi dan rawan longsor
terutama pada awal musim penghujan. Pembuatan pelapis tebing tidak bertahan
lama. Oleh karena itu diperlukan adanya alternatif teknologi yang dapat
berkelanjutan.
Erosi adalah proses penggerusan lapisan tanah permukaan yang disebabkan
oleh beberapa hal seperti angin, air , es atau grafitasi. Air hujan jatuh di atas
permukaan tanah akan menumbuk agregat tanah menjadi partikel-partikel tanah
yang terlepas. Partikel-partikel tanah yang terlepas ini akan terbawa oleh aliran
permukaan.
Pada tanah-tanah berlereng, erosi menjadi persoalan yang serius, dimana
kemiringan dan panjang lereng merupakan dua unsur yang berpengaruh
terhadap aliran permukaan dan erosi. Kemiringan lereng berpengaruh terhadap
kecepatan aliran permukaan, sehingga memperbesar daya perusakan oleh air.
J ika kecepatan aliran meningkat dua kali, maka jumlah butir-butir tanah yangtersangkut menjadi 32 kali lipat (Arsjad, 1983). Dan bila panjang lereng menjadi
dua kali lipat, maka umumnya erosi yang terjadi akan meningkat 1,5 kali
(Nurhajati Hakim, 1986).
Semakin besar jumlah hujan yang jatuh, maka semakin besar pula jumlah aliran
permukaan yang terjadi, yang berarti daya penghanyutan partikel-partikel tanah
yang terlepas dan daya gerus terhadap permukaan tanah semakin besar.
7/29/2019 Vetiver Sistem
8/16
Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah bagi
kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan. Namun erosi dapat terjadi
menjadi erosi dipercepat, hal ini dapat mengakibatkan dampak negatif pada
lingkungan. Terlebih lagi akan dirasakan pada lereng-lereng jalan yang curam
dan terbuka (tanpa vegetasi), dan bila jenis tanahnya mempunyai tingkat erosi
yang tinggi.
Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam pengendalian erosi: Yaitu
dengan : a). metoda kimia (penggunaan bahan pemantap tanah/soil conditioner),
b). metoda mekanik yaitu dengan pembuatan terasering, menggunakan
pemasangan tembok atau matras kawat, dsb dimana ke dua metoda tersebut
berbiaya sangat mahal. c) metoda vegetatif (dengan menggunakan tanaman),dimana merupakan pendekatan yang bersifat lembut atau hijau yang tidak
mahal, estetis juga ramah lingkungan.
Salah satu upaya penanganan erosi yang dibahas pada tulisan ini adalah
penanganan dengan metoda vegetatif yaitu dengan vetiver system. Vetiver
System (VS) adalah sebuah teknologi sederhana berbiaya murah yang
memanfaatkan tanaman Vetiver hidup (Vetiveria zizanioides) untuk konservasi
tanah dan air serta perlindungan lingkungan. Vetiver yang ditanam tidak
diperbolehkan dipanen akarnya, karena justru jika hal ini terjadi dapatmenimbulkan efek yang kontradiktif, dimana terjadinya kerusakan tanah. Akarnya
yang panjang dapat menjadi pengikat antara lapisan tanah dan lapisan kedap air.
DESKRIPSI VETIVER
Vetiver, yang di Indonesia dikenal sebagai akar wangi (Vetiveria zizanioides)
atau usar (Vetiver nigritana), adalah sejenis rumput-rumputan berukuran besar
yang memiliki banyak keistimewaan. Sedangkan dalam bahasa daerah dikenaldengan useur (Gayo), urek usa (Minang Kabau), hapias (Batak), narwasetu atau
usar (Sunda), larasetu (J awa), karabistu (Madura), nausina fuik (Roti), tahele
(gorontalo), akadu (buol), sere ambong (Bugis), babuwamendi (Halmahera),
garamakusu batawi (Ternate), baramakusu buta (Tidore)
Di Indonesia rumput ajaib ini baru dimanfaatkan sebagai penghasil minyak atsiri
melalui ekstraksi akar wangi. Sentra tanaman vetiver di kabupaten Garut,
Wonosobo, Pasuruan, Lumajang dan Sleman.
7/29/2019 Vetiver Sistem
9/16
Rumput vetiver dapat tumbuh di perbukitan, dataran rendah, bahkan di daerah
rawa atau pada tanah yang kondisinya buruk (bekas tambang), baik di daerah
dengan curah hujan rendah, kurang dari 200 mm, mapun curah hujan tinggi lebih
dari 3000 mm (Booth dan Adinata, 2004).
Beberapa Negara yang mengusahakan akar wangi adalah Brazil, India, Haiti,
Kepulauan Reunion, Honduras, Guatemala, Meksiko, Dominika dan Indonesia.
Negara yang mengusahakan secara komersial untuk kepentingan penyulingan
hanya Indonesia, khususnya pulau jawa. Ada sebagian kecil di Kepulauan
Reunion. Dalam perdagangan minyak akarwangi dikenal dengan dua nama yaitu
java vetiver oil (asal Pulau J awa) dan reunion island vetiver oil ( asal kepulauan
reunion).
Bentuk Fisik Rumput Vetiver
Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang tumbuh tegak dengan
tinggi 1.5 2.5 m .
Sistem perakarannya dalam dan masif , mampu masuk sangat jauh
kedalam tanah. Bahkan ada yang mampu menembus hingga kedalaman
5.2 meter. Bila ditanam di lereng-lereng keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver
mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat. Cara
kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan
tanah, dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan
akar serabutnya. Kondisi seperti ini dapat mencegah erosi yang
disebabkan oleh angin dan air sehingga vetiver dijuluki sebagai kolom
hidup.
Batangnya kaku dan keras, tahan terhadap aliran air dalam (0.6 0.8 m) J ika ditanam berdekatan, membentuk baris/pagar yang rapat. Hal tersebut
akan mengurangi kecepatan aliran, mengalihkan menahan matrial
sediment dengan tanpa merubah arus air dan dapat menjadi filter yang
sangat efektif.
Tidak menghasilkan bunga dan biji yang dapat menyebar liar seperti
alang-alang atau rerumputan lainnya
Syarat Tumbuh
7/29/2019 Vetiver Sistem
10/16
Toleran tumbuh di ketinggian 500 1500 m dpl, curah hujan 500 2.500
mm per tahun, suhu udara lingkungan 17 270C. Membutuhkan sinar
matahari yang cukup dan lahan terbuka. Kondisi lahan terbaik adalah
tanah berpasir atau derah aliran gunung berapi. Meskipun pada lahan
yang ekstrim masih mampu tumbuh.
Waktu penanaman dapat sepanjang tahun, namun yang terbaik pada awal
musim hujan.
Keunggulan Vetiver
Keunggulan Vetiver, antara lain :
Tahan terhadap variasi cuaca, seperti : kekeringan panjang, banjir,
genangan dan temperatur - 14 C sampai 55 C.
Mempunyai daya adaptasi pertumbuhan yang sangat luas pada berbagai
kondisi tanah, seperti :
Pada tanah masam (mengandung mangan dan aluminium),
Pada tanah bersalinitas tinggi dan mengandung banyak natrium,
Pada tanah yang mengandung logam berat, seperti : Ar, Cd, Co, Cr, Pb,
Hg, Ni, Se dan Zn.
Tahan terhadap rentang pH tanah : 3 10.5
Mampu menembus lapisan keras hingga kedalaman 15 cm. Dengan
kemampuan tersebut, dapat bekerja sebagai paku tanah atau pasak yang hidup.
VS sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara, dan sangat efektif dalam
mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan
rehabilitasi lahan
Kelemahan Vetiver
Karena pola pertumbuhan vetiver yang tegak lurus atau vertikal terhadap
tanah, maka disarankan penanamannya dikombinasikan dengan jenis
tanaman penutup tanah, seperti bahia, rumput pahit (carpet grass) atau
jenis kacang-kacangan (legume). Sehingga tanaman penutup tanah
tersebut dapat mengurangi percikan dan aliran permukaan terutama pada
awal pertumbuhan vetiver.
Pada bagian depan, terlihat rumput Bahia menutupi permukaan tanah,
sebelum tunas vetiver tumbuhnya merapat dan daunnya rimbun
7/29/2019 Vetiver Sistem
11/16
Karena vetiver adalah tanaman hidup, sehingga tidak dapat langsung
berfungsi dengan baik dalam menangani erosi permukaan. Tanaman ini
masih memerlukan waktu atau suatu proses yaitu proses pertumbuhan.
BIOENGINERING
Permasalahan yang dihadapi dalam pengenealian erosi lereng, terutama di
daerah yang memiliki curah hujan yang panjang dan tinggi sulit untuk dituntaskan
dalam jangka panjang. Desain yang ada selama ini adalah dengan membangun
kanal atau teras penahan material yang mengalir. Pada titik tertentu akan meluap
atau mengalir ke sisi penahan yang rendah. Akibatnya adalah membuat aliran
material baru seperti pada gambar 1 (Hengchaovanich, 1988, Truong dan Loch,
2004).
Solusi alternatif, sebagaimana disebutkan adalah untuk menggunakan vegetasi,
dalam hal ini akar wangi, untuk membantu memperkuat lapisan 1-1,5 m
permukaan tanah yang rawan selip. Ketika akar akar wangi berinteraksi dengan
tanah di mana ia tumbuh, bahan komposit baru yang terdiri dari akar dengan kuat
tarik tinggi dan adhesi tertanam dalam matriks kekuatan tarik rendah terbentuk.
akar Vetiver memperkuat tanah dengan transfer tegangan geser dalam tanahmatriks inklusi tarik. Dengan kata lain, kekuatan geser tanah ditingkatkan oleh
kolom akar (Hengchaovanich, 1988, Wijaya Kusuma, 2007).
Akar akar wangi yang sangat kuat dengan kekuatan tarik tinggi rata-rata 75 MPa
atau kira-kira 1/6th kekuatan baja ringan (Hengchaovanich, 1988, www.lipi.go.id,
2010). Ketika jaringan akar padat dan besar berpadu, mereka menyerupai
perilaku paku bumi yang biasanya digunakan dalam pekerjaan rekayasa sipil.
Dengan kekuatan khasnya dapat menembus lapisan lapisan kedap air atauberbatu.
Bank Dunia dan Direktorat Pengembangan Sumber Daya Air melalui Proyek
Manajemen Sumber Daya Air Proyek, sejak tahun 1966, telah mengembangkan
Bio-Engineering-1 dengan menggunakan vetiver untuk mengendalikan erosi
pada banjir dan bantaran sungai di beberapa sungai di J awa (Budinetro, tanpa
tahun)
7/29/2019 Vetiver Sistem
12/16
Dampak dari penerapan Bioenginering Vetiver system di Indonesia tergambar
dari hasil penelitian pada jalan tol Cipularang dan Cicalengka Nagrek oleh
Gunawan G dan N Kusminingrum diperoleh bahwa kombinsi vetiver dan rumput
bahia adalah kombinasi yang sangat baik. Pada kerimbunan tanaman mencapai
70% tingkat erosi permukaannya sama dengan 0. Gambaran tingkat erosi yang
diperoleh sebagai berikut : untuk lokasi tanpa tanaman tingkat erosi mencapai 5
kg/hari, ditanami vetiver mencapai 1 kg/hari, kombinasi vetiver daan bahia 0,1
kg/hari. Vetiver memiliki sifat pertumbuhan tidak menyebar, tetapi ke atas,
ditanam secara horizontal terhadap lereng yang berfungsi sebagai kolom
penahan erosi.
Sedangkan dampak dari penerapan Bioenginering Vetiver system di Indiadilaporkan oleh Truong dan Loch (2004) adalah sebagai berikut: Di India di lahan
petanian dengan kemiringan 1,7%, Vetiver mengurangi limpasan dari erosi
(sebagai persentase dari curah hujan) dari 23,3% (kontrol) menjadi 15,5%,
kehilangan tanah dari 14,4 t/ha menjadi 3,9 t/ha dan hasil sorgum meningkat dari
2,52 t/ha menjadi 2,88 t/ha selama empat tahun. Peningkatan hasil ini
disebabkan tanah dan konservasi air terkendali oleh Vetiver Sistem.
STABILISASI LERENG, POTONGAN TEBING DAN TANGGULDENGAN VETIVER
SYSTEM
Pada konstruksi sipil pengikatan bangunan atau timbunan dilakukan dengan
pemadatan dan pembangunan tembok penahan longsor (tembok penahan
tebing). Pada situasi tertentu pada saat tanah dalam kondisi jenuh air, struktur
kestabilan pada lereng tidak dapat ditahan oleh gravitasi atau tidak terpancang
dengan mantap yang mengakibatkan terjadinya erosi atau longsor. Idealnya,
pasak (jangkar) yang terpasang melalui permukaan yang tidak stabil ke dalamsubstrat stabil. Pada mengisian tanah yang dipadatkan untuk timbungan, struktur
permukaan idealnya akan terikat ke dalam ke material yang berada didalam.
Pengikatan ini dilakukan dengan penanaman vetiver dengan akar yang
berkekuatan baja akan menjadi pasaknya.
Permukaan dari tanggul, atau potongan lereng pada pembangunan jalan harus
mampu menahan cuaca ekstrim atau peristiwa banjir selama bertahun-tahun.
Dengan dilakukan teknologi Vetiver System yang semakin lama semakin tumbuhdan membesar akan sebagai pelindung alamai yang semakin kuat. Perawatan
7/29/2019 Vetiver Sistem
13/16
semakin lama semakin kecil, atau tidak perlu perawatan jika sudah tumbuh
menjadi rumpun yang tinggi dan besar.
Teknologi Konvensional atau 'Hard' solusi teknis yang cukup mahal dengan
sumber daya intensif. Pada kontruksi yang besar, kontraktor pelaksana proyek,
sering menggunakan tenaga kerja asing yang harus dibayar mahal dan dengan
alat berat yang besar. Biaya mobilisasi material dalam jumlah besar dengan
menghabiskan bahan bakar yang digunakan mengangkut bahan ke lokasi.
Rancang bangun rekayasa 'Soft' atau Bioenginering menggunakan tanaman
dengan karakteristik tertentu cocok dilaksanakan secara manual dengan
teknologi sederhana. Pelaksanaannya dapat melibatkan masyarakat sekitar.
Perawatan dapat dilakuan oleh masyarakat sekitar. Dengan demikian dapat lebihmenghemat biaya secara jangka panjang.
Teknologi ini tenyata telah berhasil digunakan untuk stabilisasi permukaan curam
pada konstruksi jalan raya dan kereta api, dan perlindungan infrastruktur
tambang seperti sebagai lereng curam pada bagian luar tanggul bendungan atau
juga sungai.
KESIMPULAN
Vetiver system dalam Bio Enginering akan sangat baik jika dimasukkan atau
dikombinasikan dalam kegiatan Civil Enginering. Sebagai sebuah pembangunan
yang lebih murah, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Handhaka Wishnu Wardhana, seorang
Spesialis Tenaga Ahli Lingkungan yang telah memberikan bahan bacaan. Agus
Suryadi, Bowo Tamtulistio, Tantaras Ginting yang bersedia diskusi tentang
teknologi vetiver.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S, 1983, Konservasi tanah dan air, Diktat Kuliah Institut Pertanian Bogor.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2007. Petunjuk Teknis
Teknologi Konservasi Tanah dan Air, Badan Penelitian dan PengemanganPertanian, Departemen Pertanian.
7/29/2019 Vetiver Sistem
14/16
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2007. Petunjuk Teknis
Teknologi Pengendalian Longsor, Badan Penelitian dan Pengemangan
Pertanian, Departemen Pertanian
Booth DJ dan N. A Adinata, 2004, Rumput Vetiver tanaman alternative untuk
KTA, www.eastbalipovertyprojet.org.
Budinetro, H.S, ___, Low cost treatment of river bank erosion, Research
Institute Water Resource Development, Ministry of Human Settlement and
Infrastructure. Surakarta.
Gunawan G dan Nanny Kuminingrum, __, Penanganan erosi lereng galian dan
timbunan jalan dengan rumput vetiver, Puslitbang jalan dan J embatan, Bandung.
Hengchauvanich, 1988, Vetiver system for stabilization, APT Consult Co Ltd.
Bangkok, Thailand.Meeting Report, 2004, Vetiver system ecotechnology for water quality
improvement and environmental enhancement, Current Science Vol 86 No 1 10
J anuari 2004.
Nurhajati Hakim.Dr, cs, 1986, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Universitas Lampung.
Truong P. N. V dan R. Loch, 2004, Vetiver system for erosion and sediment
control, International Soil Conservation Organitatio Conference (ISCO 13th)
J uly 2004, Barisbane.
Wijayakusuma R. 2007, Stabilisasi lahan dan fitoremediasi dengan vetiversystem, makalah Green Design Seminar, 26 29 J uli 2007 di Prigen Pasuruan
J awa Timur.
www.vetiver.com 2007. Roads and infrastructure.
Yulistine, 2010, Akar vetiver 1/6 kekuatan baja, www.lipi.go.id tanggal 28 Agustus
2010.
7/29/2019 Vetiver Sistem
15/16
LAMPIRAN
Gambar 1. Perbandingan antara teras konvensional / kontur sistem dan Vetiver
Sistem dalam konservasi tanah dan air (Truong P.N.V dan R Loch, 2004)
Gambar 2. Akar-akar vetiver yang masuk ke dalam tanah sedalam 3 meter
akan berfungsi seperti kolom-kolom beton yang menahan tanah agar tidak
longsor sehingga tanah menjadi stabil. Barisan itu juga menahan material erosi di
belakang tubuhnya yang dapat mengurangi kecuraman dan akhirnya membentuk
teras-teras yang lebih landai (Wijayakusuma R, 2007)
7/29/2019 Vetiver Sistem
16/16
Gambar 3. Potongan tebing pada pinggir jalan yang ditanami oleh vetiver secara
melintang terhadap lereng. (www.vetiver.com)
Gambar 4. Penanaman vetiver pada tanggul sungai sebagai pengendali erosi
dan banjir (www.vetiver.com)
http://www.vetiver.com/http://www.vetiver.com/http://www.vetiver.com/http://www.vetiver.com/Recommended