View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA
WAKTU PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN FLYOVER (STUDI KASUS: JEMBATAN FLYOVER KALIBATA)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
RIO SETIADI 0606072660
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
DEPOK JANUARI 2011
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
UNIVERSITY OF INDONESIA
THE EFFECT OF APPLICATION HEALTH AND SAFETY MANAGEMENT ON TIME PERFORMANCE AT THE
FLYOVER BRIDGE CONSTRUCTION PROJECT (CASE STUDY : FLYOVER BRIGDE KALIBATA)
UNDERGRADUATE THESIS
Proposed as a requirement to get bachelor degree
RIO SETIADI 0606072660
ENGINEERING FACULTY CIVIL ENGINEERING DEPARTMENT
DEPOK JANUARY 2011
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
iii Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Rio Setiadi
NPM : 0606072660
TandaTangan :
Tanggal : 7 Januari 2011
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
iv Universitas Indonesia
ORISINALITY PAGE
This undergraduate thesis report is my own creation and
All sources that are referred and quoted are true
Name : Rio Setiadi
NPM : 0606072660
Signature :
Date : 7 January 2011
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
vii Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR / UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik Jurusan Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Ir. Setyo Supriyadi, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
(2) Ir. Bambang Setiadi, M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
(3) para pakar yang meluangkan waktunya untuk validasi tahap pertama dan
ketiga;
(4) Mbak Shinta dan Bapak Sudarmadji di Proyek Pembangunan Flyover
Kalibata yang telah membantu saya dalam pengambilan data-data proyek dan
penyebaran kuisioner;
(5) Mbak Dian yang telah membantu saya dalam memperoleh persiapan surat-
surat untuk keperluan skripsi ini;
(6) sahabat-sahabat BSB (Bukan Sipil Biasa) dan teman-teman angkatan 2006
sipil UI yang telah memberikan dukungan baik moral ataupun doa untuk
kelancaran penyusunan skripsi ini;
(7) Agus Saputra dan Reza Fajar Prayoga atas kerjasama tim skripsinya. Dan
Yeni Anisah yang telah mengajari saya dalam pengolahan data di waktu
sibuknya;
(8) keluarga Bapak alm. Alfonsus Gunarto yang telah memberikan support dan
semangat kepada saya dalam pengerjaan skripsi ini;
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
viii Universitas Indonesia
(9) orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral. Dan memberikan waktu luang untuk pengerjaan skripsi
ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 7 Januari 2011
Penulis
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
ix Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Rio Setiadi
NPM : 0606072660
Program Studi : Teknik Sipil
Departemen : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN FLYOVER
(STUDI KASUS: JEMBATAN FLYOVER KALIBATA)
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media /
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 7 Januari 2011
Yang menyatakan
(Rio Setiadi)
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
x Universitas Indonesia
ABSTRAK Nama : Rio Setiadi Program Studi : Teknik Sipil Judul : Pengaruh Penerapan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Terhadap Kinerja WaktuProyek Konstruksi Jembatan Flyover (Studi Kasus: Jembatan Flyover Kalibata)
Terjadinya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi akan mempengaruhi kinerja pelaksanaan proyek konstruksi. Oleh karena itu diperlukan identifikasi faktor risiko dalam penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar tidak mengganggu kinerja waktu pelaksanaan proyek jembatan flyover.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pada proyek konstruksi jembatan flyover.Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan studi penelitian dimana dalam pengumpulan data digunakan instrument penelitian berupa kuesioner, selanjutnya dianalisis dengan SPSS. Hasil penelitian ini berupa faktor dominan adalah memakai alat pelindung / pengaman diri; mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan dalam penerapan manajemen K3; dan memasang rambu-rambu pengaman. Kata kunci : Faktor penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3), kinerja waktu, jembatan flyover
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
xi Universitas Indonesia
ABSTRACT Name : Rio Setiadi Study Programme : Civil Engineering Title : The Effect Of Application Health And Safety
Management On Time Performance At The Flyover Bridge Construction Project (Case Study : Flyover Brigde Kalibata)
The occurrence of work accidents on construction projects will affect the performance of project implementation. Therefore, it required the identification of risk factors in the implementation of occupational health and safety management so as not to interfere with the performance time of the flyover bridge project. The purpose of this study is to determine the factors of health and safety management that affect the performance time on the flyover bridge construction project. The method used is the method of survey and research studies which used data collection instruments in the form of a questionnaire study, then analyzed with SPSS. The result is a dominant factor is wearing protective equipment / safety self-employment; regulating the placement of infrastructure, equipment, and materials management in the implementation of health and safety management; and setting safety signs. Keywords: Factor implementation of occupational health and safety management, performance time, the flyover bridge
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
xii Universitas Indonesia
DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii ORISINALITY PAGE ............................................................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. v APPROVAL PAGE ................................................................................................ vi KATA PENGANTAR / UCAPAN TERIMA KASIH ......................................... vii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. ix ABSTRAK ............................................................................................................... x ABSTRACT ............................................................................................................ xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Balakang Masalah ............................................................................... 1 1.1.1 Umum ............................................................................................... 1 1.1.2 Gambaran Proyek ............................................................................. 2
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 4 1.2.1 Deskripsi Permasalahan ................................................................... 4 1.2.2 Signifikansi Masalah ........................................................................ 4 1.2.3 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5 1.4 Batasan Penelitian ........................................................................................ 5 1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6 1.6 Keaslian Penelitian ....................................................................................... 6
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 8
2.1 Pendahuluan ................................................................................................. 8 2.2 Proyek Konstruksi ........................................................................................ 8
2.2.1 Pengertian Proyek Konstruksi .......................................................... 8 2.2.2 Tahapan Proyek Konstruksi ........................................................... 10 2.2.3 Kinerja Proyek Konstruksi ............................................................. 12
2.3 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................... 12 2.3.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................... 12 2.3.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................. 14 2.3.3 Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja .............................. 15 2.3.4 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................................. 17
2.3.4.1Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................. 18 2.3.4.2 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................ 19 2.3.4.3 Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................ 20
2.3.5 Peran Jamsostek Dalam Mendukung K3 di Sektor Konstruksi ..... 21 2.3.6 Keuntungan Program K3 Bagi Kontraktor .................................... 22
2.4 Kecelakaan Kerja ....................................................................................... 22 2.4.1 Penggolongan Kecelakaan Kerja ................................................... 24 2.4.2 Hari Kerja Hilang dan Jam Kerja Hilang ....................................... 25
2.4.2.1Hari Kerja Hilang ................................................................ 25 2.4.2.2 Jam Kerja Total dan Jam Kerja Hilang .............................. 25
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
xiii Universitas Indonesia
2.4.3 Frekuensi Kecelakaan Kerja .......................................................... 25 2.4.4 Tingkat Keparahan Kecelakaan Kerja ........................................... 26 2.4.5 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja ............................................... 26
2.5 Waktu Proyek Konstruksi .......................................................................... 27 2.5.1 Siklus Proyek Konstruksi ............................................................... 27 2.5.2 Perencanaan dan Pengendalian Waktu Proyek .............................. 27
2.6 Kerangka Penelitian dan Hipotesis Penelitian ........................................... 28 2.6.1 Kerangka Penelitian ....................................................................... 28 2.62 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 29
BAB 3METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 30
3.1 Pendahuluan ............................................................................................... 30 3.2 Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 30 3.3 Kerangka Metode Penelitian ...................................................................... 31
3.3.1 Tahapan Penelitian ......................................................................... 31 3.3.2 Variabel Penelitian ......................................................................... 34
3.3.2.1Variabel Terikat .................................................................. 35 3.3.2.2 Variabel Bebas ................................................................... 36
3.3.3 Instrumen Penelitian dan Sampel Penelitian .................................. 39 3.3.3.1Instrumen Penelitian ........................................................... 39 3.3.3.2 Sampel Penelitian ............................................................... 40
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 40 3.5 Metode Analisis Data ................................................................................. 43
3.5.1 Input Data ....................................................................................... 44 3.5.2 Uji Komparatif ............................................................................... 45 3.5.3 Analisa Deskriptif .......................................................................... 45 3.5.4 Uji Validitas dan Reabilitas ........................................................... 45 3.5.5 Analisa Korelasi ............................................................................. 46 3.5.6 Analisa Regresi dan Pembuatan Model ......................................... 47
3.5.6.1 Analisa Regresi .................................................................. 47 3.5.6.2 Uji Validitas Model ............................................................ 48
3.5.7 Metode Dummy ............................................................................. 49 3.6 Rangkuman ................................................................................................ 50
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA .......................................... 51
4.1 Pendahuluan ............................................................................................... 51 4.2 Pengumpulan Data ..................................................................................... 51
4.2.1 Kuisioner Tahap Pertama ............................................................... 51 4.2.2 Tahap Verifikasi, Klarifikasi, dan Validasi Variabel ..................... 52 4.2.3 Kuisioner Tahap Kedua.................................................................. 53 4.2.4 Kuisioner Tahap Ketiga ................................................................. 55
4.3 Analisa Data ............................................................................................... 56 4.3.1 Uji Komparatif ............................................................................... 57
4.3.1.1 Uji Mann Whitney Berdasarkan Latar Belakang Pengalaman ........................................................................ 57
4.3.1.2 Uji Kruskall Wallis H Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan .......................................................................... 61
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
xiv Universitas Indonesia
4.3.1.3 Uji Kruskall Wallis H Berdasarkan Latar Belakang Jabatan ................................................................................ 64
4.4 Analisa Data ............................................................................................... 67 4.4.1 Analisa Deskriptif .......................................................................... 67 4.4.2 Uji Reabilitas dan Validitas ........................................................... 68
4.4.2.1 Uji Reabilitas ...................................................................... 68 4.4.2.2 Uji Validitas ....................................................................... 68
4.4.3 Analisa Korelasi ............................................................................. 73 4.4.4 Analisa Regresi dan Pembuatan Model ......................................... 74 4.4.5 Identifikasi Variabel Penentu dengan Variabel Dummy ............... 76 4.4.6 Uji Validitas Model ........................................................................ 79
4.4.6.1 Uji F ................................................................................... 79 4.4.6.2 Uji T ................................................................................... 80 4.4.6.3 Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ........................... 81 4.4.6.4 Uji Multikolinearitas .......................................................... 82
4.5 Kesimpulan ................................................................................................ 83 BAB 5 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA .......................................... 84
5.1 Pendahuluan ............................................................................................... 84 5.2 Temuan ....................................................................................................... 84 5.3 Pembahasan ................................................................................................ 86
5.3.1 Pembahasan Analisa Korelasi ........................................................ 86 5.3.2 Pembahasan Analisa Regresi ......................................................... 86 5.3.3 Analisa Uji Model .......................................................................... 88
5.3.3.1 Uji F ................................................................................... 88 5.3.3.2 Uji T ................................................................................... 88 5.3.3.3 Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ........................... 89 5.3.3.4 Uji Multikolinearitas .......................................................... 89
5.3.4 Pembahasan Faktor Dominan ........................................................ 89 5.4 Pembuktian Hipotesa ................................................................................. 93
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 95
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 96 6.2 Saran ........................................................................................................... 96
DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
xv Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Lokasi Proyek Jembatan Flyover Kalibata ...................................... 2 Gambar 1.2 Kondisi Jembatan Flyover Kalibata ................................................. 3 Gambar 2.1 Tahapan Dasar Proyek Konstruksi ................................................. 11 Gambar 2.2 Segitiga Pengendalian Proyek ........................................................ 12 Gambar 2.3 Skema Teori Domino Heinrich ...................................................... 23 Gambar 3.1 Model Hipotesis Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja . 37 Gambar 3.2 Diagram Alir Statistik Dengan Program SPSS .............................. 43 Gambar 4.1 Sebaran Data Tingkat Pengalaman Responden.............................. 59 Gambar 4.2 Sebaran Data Tingkat Pendidikan Terakhir ................................... 62 Gambar 4.3 Sebaran Data Tingkat Jabatan Responden ..................................... 66 Gambar 4.4 Histogram Variabel Y .................................................................... 68 Gambar 4.5 Grafik Mean, Median, dan Modus Sebaran Data Variabel X ........ 69 Gambar 4.6 Grafik P-P Plot 40 Variabel ........................................................... 75 Gambar 4.7 Grafik Zpred scatterplot untuk R2 0,431 ....................................... 76
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
xvi Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Strategi Penelitian Untuk Berbagai Situasi .................................... 30 Tabel 3.2 Pemberian Skor Untuk Variabel Terikat ........................................ 36 Tabel 3.3 Variabel FaktorPenerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...... 37 Tabel 3.4 Contoh Salah Satu Format Kuesioner Kepada Responden ............ 42 Tabel 3.5 Contoh Skala Penilaian .................................................................. 42 Tabel 3.6 Contoh Format Kuesioner Validasi Variabel ................................. 42 Tabel 3.7 Contoh Format Kuesioner Kepada Pakar ....................................... 42 Tabel 3.8 Input Data ....................................................................................... 44 Tabel 4.1 Profil Para Pakar ............................................................................ 51 Tabel 4.2 Koreksi Pakar Terhadap Variabel .................................................. 52 Tabel 4.3 Hasil Validasi Akhir Variabel-Variabel Penelitian ........................ 52 Tabel 4.4 Data Responden ............................................................................. 54 Tabel 4.5 Hasil Tabulasi Data ........................................................................ 56 Tabel 4.6 Pengelompokan Data Responden ................................................... 57 Tabel 4.7 Pengelompokan Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ............................................................................................... 58 Tabel 4.8 Output Analisa Mann-Whitney Terhadap Tingkat Pengalaman ..... 60 Tabel 4.9 Pengelompokan Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .......................................................................................... 61 Tabel 4.10 Output Analisa Kruskall Wallis H Terhadap Tingkat Pendidikan . 63 Tabel 4.11 Pengelompokan Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ............................................................................................... 65 Tabel 4.12 Output Analisa Kruskall Wallis H Terhadap Tingkat Jabatan ....... 67 Tabel 4.13 Hasil Analisa Deskriptif Variabel Y .............................................. 68 Tabel 4.14 Hasil Deskriptif Variabel X ........................................................... 68 Tabel 4.15 Reability Statistic ........................................................................... 70 Tabel 4.16 Item Total Statistics ........................................................................ 71 Tabel 4.17 Item Total Statistics Validitas 2 ..................................................... 72 Tabel 4.18 Item Total Statistics Validitas 3 ..................................................... 72 Tabel 4.19 Korelasi Hubungan Variabel X dan Y ........................................... 73 Tabel 4.20 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise ................................. 74 Tabel 4.21 Tabel Nilai Collinearity Test Metode Stepwise ............................. 74 Tabel 4.22 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise Pengurangan R2 ....... 75 Tabel 4.23 Koefisien Model ............................................................................. 76 Tabel 4.24 Input Data Variabel Dummy ......................................................... 77 Tabel 4.25 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise dengan Variabel
Dummy .......................................................................................... 77 Tabel 4.26 Nilai Collinearity Test Metode Stepwise dengan Variabel
Dummy .......................................................................................... 77 Tabel 4.27 Koefisien Model dengan Dummy ................................................. 78 Tabel 4.28 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise dengan Pengganti
Dummy .......................................................................................... 78 Tabel 4.29 Nilai Collinearity Test Metode Stepwise dengan Pengganti
Dummy .......................................................................................... 78 Tabel 4.30 Koefisien Model dengan Pengganti Dummy ................................ 79 Tabel 4.31 Tabel ANOVA ............................................................................... 80
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
xvii Universitas Indonesia
Tabel 4.32 Tabel Coefficients........................................................................... 81 Tabel 4.33 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise .................................. 82 Tabel 4.34 Hasil Uji Korelasi ........................................................................... 82 Tabel 5.1 Perbedaan Persepsi Responden Berdasarkan Perbedaan
Pengalaman .................................................................................... 84 Tabel 5.2 Perbedaan Persepsi Responden Berdasarkan Perbedaan Jabatan .. 85 Tabel 5.3 Hasil Analisa Korelasi.................................................................... 87 Tabel 5.4 Hasil Uji F ...................................................................................... 88 Tabel 5.5 Hasil Uji T ...................................................................................... 88 Tabel 5.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ............................. 89 Tabel 5.7 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................. 89
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
xviii Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Kuisioner Validasi Pakar Lampiran B Kuisioner Responden Lampiran C Data Responden Lampiran D Tabulasi Data Lampiran E Uji Mann-Whitney untuk Kategori Pengalaman Kerja Lampiran F Uji Kruskall-Wallis untuk Kategori Pendidikan Lampiran G Uji Kruskall-Wallis untuk Kategori Jabatan Lampiran H Uji Reabilitas dan Validitas Lampiran I Uji Deskriptif Lampiran J Uji Korelasi Pearson Lampiran K Output Uji Regresi Lampiran L Uji Korelasi Pearson untuk Dummy Lampiran M Risalah Sidang Skripsi
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1.1.1 UMUM
Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan majemuk yang melibatkan
material konstruksi, peralatan konstruksi, metode konstruksi, biaya konstruksi,
tenaga kerja yang dapat menjadi sumber potensial terjadinya kecelakaan. Selain
itu pekerjaan konstruksi juga memiliki resiko yang rawan terhadap munculnya
berbagai gangguan kesehatan apalagi pada pekerjaan konstruksi yang
pekerjaannya dilaksanakan pada lingkungan kerja yang umumnya terbuka. (Hario
Sabrang, 2006)
Sampai dengan saat ini, tingkat kecelakaan kerja yang terjadi pada industri
konstruksi lebih tinggi dibandingkan dengan industri lainnya. Terjadinya
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi akan mempengaruhi kinerja pelaksanaan
proyek konstruksi, dimana akan terjadi penambahan biaya akibat kecelakaan
tersebut, tertundanya waktu pelaksanaan proyek untuk menyelesaikan masalah
kecelakaan yang terjadi, serta timbulnya kerugian jiwa, maupun timbulnya
kerugian material.
Angka kecelakaan kerja di Indonesia termasuk yang paling tinggi di
kawasan ASEAN. Hampir 32% kasus kecelakaan kerja yang ada di Indonesia
terjadi di sektor konstruksi yang meliputi semua jenis pekerjaan proyek gedung,
jalan, jembatan, terowongan, irigasi bendungan dan sejenisnya. (Sinar Harapan,
14 Januari 2010)
Tingginya kecelakaan kerja yang terjadi pada industri konstruksi
dibandingkan dengan industri lainnya, hal ini dikarenakan dalam kegiatan industri
konstruksi terdapat sifat-sifat khusus yang tidak terdapat pada industri lainnya,
yaitu: (Asiyanto, 2005)
• Kegiatan industri terdiri dari bermacam-macam kegiatan dengan jumlah yang
banyak, yang rawan kecelakaan
• Jenis kegiatannya yang tidak standar, sangat dipengaruhi oleh banyak faktor
luar, seperti: kondisi lokasi bangunan, cuaca, bentuk desain, metode
pelaksanaan, dan lain-lain
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
2
Universitas Indonesia
• Perkembangan teknologi yang selalu diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan
memberikan andil risiko tersendiri
• Tingginya turn over tenaga kerja yang menjadi masalah tersendiri karena
selalu menghadapi orang-orang baru yang terkadang masih belum terlatih
• Banyaknya pihak yang terkait dalam proses konstruksi, yang memerlukan
pengaturan serta koordinasi yang kuat
1.1.2 GAMBARAN PROYEK
Gambar 1.1 Lokasi Proyek Jembatan Flyover Kalibata, Jalan Raya Kalibata
(Sumber: Google maps)
Lokasi proyek jembatan flyover Kalibata terletak di Jalan Raya Kalibata.
Proyek jembatan kalibata ini merupakan proyek peninggian jembatan lama yang
memotong Sungai Ciliwung. Saat musim hujan, debit air yang melintasi kali di
bawah jembatan itu cukup tinggi. Bahkan tak jarang air meluap dan merendam
bagian bawah jembatan hampir mencapai 3 meter yang disebabkan karena tepat
pada posisi cekungan. Kondisi ini mengakibatkan sampah yang terbawa arus
akhirnya tersangkut besi-besi konstruksi di bawah jembatan. (Vivanews.com, 5
Februari 2009)
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
3
Universitas Indonesia
Gambar 1.2 Kondisi Jembatan Flyover Kalibata (8 November 2010)
Jembatan baru ini akan dibangun dengan lebar 9 meter, terbagi dua jalur,
masing-masing jalur mempunyai lebar 4,5 meter. Jembatan terbentang sepanjang
100 meter dengan kekuatan mampu menahan beban hingga 50 ton.Akibat proyek
peninggian jembatan ini selain menimbulkan kemacetan juga berdampak pada
lokasi permukaan jalan. Banyaknya alat berat yang lalu lalang mengakibatkan
jalan berlubang dan memunculkan genangan air di beberapa titik. Ruas jalan yang
bisa dilalui kendaraan hanya satu jalur untuk masing-masing arah, sehingga dapat
mengganggu pengguna jalan terutama pada jam sibuk.
Pada Jalan Raya Kalibata banyak terdapat bangunan yang berada di kanan
dan kiri jalan, sehingga ruang gerak dari proses konstruksi peninggian jembatan
ini sangat terbatas. Pekerjaan konstruksi akan sulit dilakukan dengan terbatasnya
ruang gerak pada lokasi proyek.Jalan Raya Kalibata yang padat dengan
kendaraan pada jam-jam kerja, sehingga pekerjaan pembangunan jembatan yang
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
4
Universitas Indonesia
ada di atasnya sangat dirasakan mengganggu oleh pengguna jalan tersebut.
Tempat penyimpanan material yang terbatas juga menjadi penyebab besar
terjadinya kecelakaan kerja pada proyek, terutama penyimpanan bahan material
yang mudah terbakar harus lebih diperhatikan. Lokasi proyek pembangunan
jembatan ini melewati Sungai Ciliwung dapat menyebabkan potensi kecelakaan
kerja yang tinggi, mengingat pekerja bekerja di atas sungai dan waktu pekerjaan
pada musim hujan dan dapat terjadi bahaya banjir karena terdapat di daerah
cekungan.
Pembangunan jembatan flyover ini dirasakan sangat penting untuk
dipercepat pelaksanaannya, dengan pelaksanaan yang semakin cepat dan keadaaan
yang terbatas, mengakibatkan kecelakaan kerja saat proyek dilaksanakan akan
semakin besar kemungkinannya. Oleh karena itu, faktor penerapan manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) harus segera dianalisa agar dapat mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat berpengaruh terhadap kinerja waktu
pelaksanaan proyek konstruksi.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1.2.1 Deskripsi Permasalahan
Kecelakaan tenaga kerja akan mempengaruhi kelancaran dan produktivitas
pelaksanaan pekerjaan, ini berarti akan merugikan semua pihak yang
berkepentingan dengan proyek yaitu: pemberi kerja, kontraktor dan tenaga kerja
beserta keluarganya (Tribowo dkk, 2003). Prioritas penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) adalah merupakan faktor yang sangat penting dalam
tercapainya sasaran proyek konstruksi. Penerapan teknologi dan metode pada
program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diharapkan akan dapat melindungi
pekerja selama konstruksi berlangsung.
1.2.2 Signifikansi Masalah
Seiring dengan bencana banjir yang semakin rutin terjadi di DKI Jakarta
akibat meluapnya Kali Ciliwung, khususnya di Jalan Raya Kalibata, Jembatan
Flyover Kalibata, sangat penting untuk dipercepat pelaksanaannya. Kondisi di
Jalan Raya Kalibata sendiri dapat dikatakan sangat terbatas, mengingat sebelah
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
5
Universitas Indonesia
kanan dan kiri jalan padat dengan bangunan dengan lebar jalan yang sempit. Pada
Jalan Raya Kalibata juga dilewati sangat padat lalu-lintas kendaraan, terutama
pada jam sibuk kerja. Dengan pelaksanaan yang semakin cepat dan kondisi
lingkungan yang sangat terbatas, maka peranan faktor manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dirasakan semakin penting dalam proses pelaksanaan
proyek. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi yang berupaya membahas dan
menganalisis kelemahan-kelemahan yang ada di lapangan. Untuk itulah,
penelitian ini dibuat.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan signifikansi masalah diatas, maka permasalahan dalam
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Faktor-faktordominan apa saja dalam penerapan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang mempengaruhi kinerja waktu proyek konstruksi
jembatanflyover pada kondisi terbatas?
2. Bagaimana mengatasi masalah dalam penerapan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang mempengaruhi kinerja waktu proyek konstruksi
jembatanflyover pada kondisi terbatas?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor dalam
penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh
terhadap kinerja waktu pada proyek konstruksi jembatan flyover, dalam hal ini
studi kasus pada jembatan flyover Kalibata.
1.4 BATASAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi tentang faktor penerapan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan batasan sebagai berikut:
• Penelitian ini dibatasi pada faktor manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) pada jembatan flyover Kalibata.
• Sudut pandang penelitian dari pihak kontraktor.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
6
Universitas Indonesia
• Penelitian dilakukan dengan survey lapangan dengan menyebarkan daftar
pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan untuk kemudian
dapat diketahui faktor manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dalam pelaksanaan konstruksi.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini yaitu :
• Untuk mengetahui faktor dalam penerapan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek
konstruksi jembatan pada keadaan terbatas.
• Untuk kontraktor, sebagai evaluasi pelaksanaan K3 sehingga dapat
bermanfaat dalam peningkatan kinerja waktu proyek.
1.6 KEASLIAN PENELITIAN
Perbedaan dengan penelitian di bawah ini adalah penelitian ini
mengidentifikasi faktor manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek
konstruksi jembatan. Penelitian yang relevan diantaranya :
1. Bayu Putra Du Indranto, Identifikasi Faktor Risiko Dominan Dalam
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Konstruksi Bangunan
Gedung Bertingkat (Studi pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.), Skripsi
UI, 2006. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan faktor-faktor dominan
dalam keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi bangunan
gedung bertingkat, yaitu faktor dominan yang disebabkan oleh manusia,
bahan material, peralatan, cara kerja, dan lingkungan.
2. Bagus Dwiputra Utama,Identifikasi Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Kecelakaan Kerja
Pada Proyek Konstruksi Bangunan Air (Studi Kasus : Banjir Kanal
Timur Paket 28), Skripsi UI, 2010. Hasil penelitian ini adalah didapatkan
masalah yang terkait dengan penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) terhadap kecelakaan kerja serta penanganan yang
terkait dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
pada proyek konstruksi bangunan air.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
7
Universitas Indonesia
3. Eko Triaji,Pengaruh Kualitas Faktor Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Terhadap Kinerja Waktu Penyelesaian Proyek Konstruksi Bangunan
Tinggi Di Jabotabek, Tesis UI, 2006. Hasil dari penelitian ini adalah
didapatkan faktor yang berpengaruh dengan kualitas faktor keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap kinerja waktu penyelesaian proyek, yaitu
keterlibatan top manajer terhadap masalah K3dan pelatihan serta orientasi
program K3 terhadap pekerja proyek.
4. Marwadi Amin,Pengaruh Penerapan Manajemen Safety Terhadap
Peningkatan Kinerja Waktu Pada Proyek Konstruksi Bangunan
Bertingkat Banyak Di Jakarta, Tesis UI, 2000. Hasil dari penelitian ini
adalah didapatkan pengaruh penerapan manajemen safety terhadap
peningkatan kinerja waktu proyek, yaitu pengaruh pengalaman personel site
manajer, keterlibatan plant manajer, dan perencanaan kerja persyaratan
keselamatan.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
8 Universitas Indonesia
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 PENDAHULUAN
Sasaran utama dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
ditujukan terhadap pekerja, dengan melakukan segala daya upaya berupa
pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja, agar terhindar
dari risiko buruk di dalam melakukan pekerjaan. Dengan memberikan
perlindungan K3 dalam melakukan pekerjaannya, diharapkan pekerja dapat
bekerja dengan aman, sehat dan produktif. Sebuah proyek dapat dikatakan
berhasil, jika seluruh anggota proyek tersebut menerapkan sepenuhnya
manajemen proyek konstruksi yang telah direncanakan pada proyek konstruksi
tersebut. Pengalaman sumber daya manusia juga turut mendukung keberhasilan
dari suatu proyek
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bagian dari
suatu upaya perencanaan dan pengendalian proyek, sebagaimana halnya dengan
pengendalian biaya, mutu dan waktu. Hal ini memang mempunyai saling
keterkaitan yang sangat erat, artinya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan
biaya, mutu dan waktu dapat saling mempengaruhi (Barrie & Paulson, 1994).
Pada bab ini akan dibahas pemahaman tentang proyek konstruksi, manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan waktu proyek konstruksi.
2.2 PROYEK KONSTRUKSI
2.2.1 Pengertian Proyek Konstruksi
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang mempunyai dimensi waktu,
biaya dan mutu, guna mewujudkan gagasan yang timbul karena naluri manusia
untuk berkembang. Proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber
daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah
digariskan dengan jelas (Iman Soeharto, 1997, p.1). Secara sederhana proyek
memiliki ciri, yakni (Prasanna Chandra, 1987, p.43): 1) non rutin; tidak berulang,
kadangkala diikuti oleh ketidakpastian, 2) melibatkan koordinasi dari individu di
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
9
Universitas Indonesia
berbagai departemen dan dukungan dari institusi diluarnya, 3) hubungan dalam
proyek bersifat dinamis, sementara dan fleksibel.
Proyek memiliki ciri-ciri pokok, yaitu (Krisna Mochtar, 2003):
1. Memiliki tujuan dan sasaran khusus, produk akhir atau hasil kerja telah
digariskan dengan jelas,
2. Jumlah biaya, sasaran jelas, serta kiretia mutu dalam proses mencapai tujuan
telah ditentukan terbatas,
3. Bersifat sementara, pelaksanaannya dibatasi oleh titik awal dan akhir,
4. Non rutin, tidak berulang-ulang, dalam arti jenis dan itensitas kegiatan selalu
berubah sepanjang proyek berlangsung.
Proyek konstruksi secara umum mempunyai karakteristik sebagai berikut
(Krisna Mochtar, 2003):
1. Rendah dalam penerapan manajemen, lemah, tidak efisien, punya kegagalan
yang tinggi dan mempunyai produktifitas yang rendah, apabila dibandingkan
dengan industri manufaktur,
2. Pekerja langsung 20%, pekerja tidak langsung 80%,
3. Unskilled labor 90%,
4. Industri yang bersinggungan, yang tidak langsung 80%,
5. Ada pihak-pihak yang saling berhubungan,
6. Sangat dipengaruhi oleh cuaca,
7. Unik dalam design, site condition, complex pruduct,
8. Berada di remote area (tidak dapat dipindahkan),
9. Proyek tidak bisa memilih keadaan,
10. Fluktuasi sumber daya yang sangat tinggi,
11. Largerly non repetitive task,
12. Education, relatively new and high innovative.
Proyek konstruksi perlu ditangani secara sistematis. Oleh sebab itu, untuk
memudahkan penanganan proyek konstruksi, biasanya dipimpin oleh seorang
manajer proyek, yang bertanggung jawab secara keseluruhan untuk
mengimplementasikan dan menyelesaikan proyek tersebut (Jack, 1989, p.85).
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
10
Universitas Indonesia
Dalam proyek konstruksi ada sifat-sifat khusus yang tidak terdapat pada
industri lain (Asiyanto, 2005, p.171):
1. Kegiatan proyek konstruksi terdiri dari bermacam-macam kegiatan dengan
jumlah banyak dan rawan kecelakaan,
2. Jenis-jenis kegiatannya sendiri tidak standar, sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor luar, seperti: kondisi lokasi bangunan, cuaca, bentuk, desain, metode
pelaksanaan dan lain-lain,
3. Pekerbangan teknologi yang selalu diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan
memberikan risiko tersendiri,
4. Tingginya turn-over tenaga kerja juga menjadi masalah sendiri, karena selalu
mengahadapi orang-orang baru yang terkadang masih belum terlatih,
5. Banyaknya pihak yang terkait dalam proses konstruksi, yang memerlukan
pengaturan serta koordinasi yang kuat.
Dalam kenyataannya setiap proyek akan memiliki lingkungan yang
berbeda, hal ini ditentukan oleh 3 pertimbangan yang sangat mendasar, yakni (R.
Max Wideman, 1992):
1. Produk atau jasa yang dihasilkan dari suatu proyek,
2. Teknologi dan bagaiman mengaplikasikan teknologi tersebut,
3. Kondisi fisik lokasi proyek.
Proyek konstruksi dapat dibagi dalam berbagai tipe, yaitu (Donald S,
1984, p.8-10):
1. Konstruksi pemukiman (residential construction),
2. Konstruksi gedung (building construction),
3. Konstruksi rekayasa berat (heavy engineering construction),
4. Konstruksi industri (industrial construction).
2.2.2 Tahapan Proyek Konstruksi
Pada dasarnya proyek perlu digarap secara bertahap, yakni dar tingkat
kepastiannya yang rendah hingga tingkat kepastian yang sangat tinggi berupa
wujud fisik serta bentuk operasionalnya.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
11
Universitas Indonesia
Ada 6 tahapan dasar yang berfungsi dengan pengembangan suatu proyek
dari mulai gagasan sampai menjadi suatu kenyataan (the life cycle of construction
project), yaitu sebagai berikut (Edi Nugroho, 2001, 1992):
Gambar 2.1 Tahapan Dasar Proyek Konstruksi
Menurut Asiyanto, pada dasarnya proyek selalu memiliki 4 tahapan dasar,
yaitu (Asiyanto, 2005, p4):
1. Tahapan evaluating dan planning
2. Tahapan conceptual engineering
3. Tahapan detailed engineering
4. Tahapan construction
Desain dari proyek yang akan mempengaruhi metode yang ditetapkan
untuk pembangunan konstruksi yang selanjutnya akan sangat mempengaruhi
lamanya penyelesaian proyek dan biaya yang dikeluarkan (Allan Asworth, 1994,
p.108). Detail konstruksi dapat dipakai berulang dalam prosesnya akan dapat
memberikan penghormatan biaya dan waktu proyek tersebut (Ibid, 1994, p.120).
Waktu proyek dan manajemen biaya didasarkan pada penjadwalan dan
biaya yang akan digunakan untuk proyek. Dimana kedua hal tersebut juga
berfungsi sebagai sistem informasi yang akan memberikan masukan sebagai
perbandingan dari adta yang direncanakan atau diinginkan dengan data yang
terjadi di lapangan (Richard H. Clough, 1991, p.16).
Concept and Feasibility Studies
Engineering and Design
Procurement
Operation and Utilization Studies
Start-up and Implementation
Construction Studies
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
12
Universitas Indonesia
2.2.3 Kinerja Proyek Konstruksi
Ada tiga faktor dalam pengendalianproyek yang biasa digunakan sebagai
ukuran kinerja proyek, yaitu:
1. Biaya (cost)
2. Mutu (quality)
3. Waktu (schedule)
Dalam perkembangannya kinerja proyek konstruksi juga memperhatikan
adanya faktor kepuasan (statisfaction). Berikut ini diperlihatkan diagram
hubungan antara ketiga kinerja proyek yang saling berkaitan sehingga
memerlukan kontrol yang baik. Dan pada penelitian ini akan menitikberatkan
pada kinerja waktu penyelesaian proyek konstruksi.
Gambar 2.2 Segitiga Pengendalian Proyek (Sumber: Kazi & Dr. Chaeroenngam, 1999)
2.3 MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
2.3.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Secara filosofi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya
budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. (Depnaker RI, 1993)
Keselamatan dan kesehatan kerjaadalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
KONTROL
MUTUBIAYA
WAKTU
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
13
Universitas Indonesia
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur. (Mangkunegara, 2002, p.163)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang
mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit,
kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. OHSAS 18001:2007
mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor
yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja.
Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat
dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja (Mangkunegara, 2000
,p.161). Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993, p.1).
Definisi lain keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas
dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
bangunan, kondisi, mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
(Simanjuntak, 1994).
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,
atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya)
bermacam macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing
dikenal Occupational Safety and Health. Dalam industri konstruksi tersendiri,
pelaksanaan K3 ini disebut sebagai Construction Safety atau Safety Engineering.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
14
Universitas Indonesia
2.3.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Salah satu peraturan yang mengatur mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja di Indonesia adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
PER.05/MEN/1996, tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Latar belakang dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat
kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan
aman.
Sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna tercapainya tempat kerja yang aman, efisien,
produktif (Tim Pengelola DPPK, 1997,p.146).
Tujuan dan sasaran dari sistem manajemen K3 adalah menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Dalam penerapan
sistem manajemen K3 harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut
(Bambang Tribowo, 2003) :
1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan
untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja.
4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
15
Universitas Indonesia
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen
K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam penerapan sistem manajemen K3 yang efektif perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut (Asiyanto, 2005) :
1. Menyediakan sumber daya yang memadai, sesuai dengan ukuran dan
kebutuhan
2. Melakukan identifikasi kompetensi kerja yang diperlukan pada setiap
tingkatan manajemen perusahaan dan menyelenggarakan setiap pelatihan
yang dibutuhkan
3. Membuat ketentuan untuk mengkomunikasikan informasi keselamatan dan
kesehatan kerja secara efektif.
4. Membuat peraturan untuk mendapatkan pendapat dan saran para ahli
2.3.3 Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Ada berbagai alasan mengapa suatu perusahaan konstruksi menerapkan
program K3. Penerapan program K3 diperlukan pada proyek konstruksi untuk
menjamin tidak adanya kecelakaan kerja yang dapat berdampak terganggunya
biaya, mutu, waktu proyek. Secara umum alasan-alasan tersebut dapat dibagi
dalam tiga elemen (Halpien, Daniel W, 1998) :
1. Faktor kemanusiaan
Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap risiko kecelakaan. Secara normal,
manusia selalu memiliki risiko untuk mengalami kecelakaan dalam hal
apapun. Saat suatu kecelakaan terjadi, harga yang dibayarkan untuk
kecelakaan itu lebih dari sekedar biaya kerugian materi atau pengobatan,
namun juga penderitaan dan cacat yang dialami pekerja, apalagi jika pekerja
tersebut sampai meninggal. Misalnya seorang pekerja kehilangan kakinya
dalam sebuah kecelakaan, ia akan mendapat ganti rugi sesuai ketentuan yang
berlaku. Namun, selama sisa hidupnya, ia akan kehilangan kemampuan dan
kesempatan yang ia miliki sebelum terjadinya kecelakaan.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
16
Universitas Indonesia
2. Faktor Ekonomi
Terjadinya kecelakaan akan memakan biaya, biaya yang dikeluarkan untuk
setiap kecelakaan yang terjadi dapat dibagi atas :
a) Biaya langsung, yaitu biaya yang dapat langsung dibebankan pada setiap
kecelakaan. Biaya ini merupakan biaya yang ditanggung atau diganti
oleh asuransi atau jaminan social tenaga kerja. Menurut Peraturan
Pemerintah RI No. 33 tahun 1997, biaya yang dijamin oleh program-
program asuransi tenaga kerja atau JAMSOSTEK adalah :
• Jaminan kecelakaan
Besarnya iuran jaminan kecelakaan untuk industry bangunan yang
termasuk didalamnya perbaikan rumah, jalan-jalan, konstruksi berat,
pipa air, jembatan kereta api, dan instalasi listrik adalah 17,4 % dari
upah
• Tabungan hari tua
Tabungan hari tua dibayarkan kepada tenaga kerja yang berhenti
bekerja karena telah mencapai usia 55 tahun, atau cacat total dan tetap
• Jaminan kematian
Uang jaminan kematian diberikan pada ahli waris tenaga kerja yang
meninggal dunia sebelum usia 55 tahundan bukan karena kecelakaan
kerja. Besarnya iuran asuransi kematian adalah 0,5% upah, yang
ditanggung oleh perusahaan.
Selain iuran untuk jaminan sosial tenaga kerja, perusahaan juga harus
mengeluarkan biaya untuk asuransi lain, misalnya untuk
mengasuransikan properti atau proyeknya. Besarnya biaya premi
asuransi tersebut tergantung pada jenis asuransi dan hal-hal yang
diasuransikan.
b) Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang terkait dengan terjadinya
kecelakaan, namun sulit dibebankan pada setiap kecelakaan yang terjadi.
Biaya ini merupakan biaya yang tidak terasuransikan, karena biaya ini
tersembunyi diantara kecelakaan yang terjadi, sehingga sulit dibebankan
pada satu kecelakaan.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
17
Universitas Indonesia
Para pakar di bidang keselamatan kerja, telah merinci biaya-biaya tidak
langsung, yaitu (H.W.Heinrich 1941) :
• Biaya atas kehilangan waktu dari pekerja yang terluka
• Biaya atas kehilangan waktu pekerja lain yang berhenti bekerja
• Biaya atas kehilangan waktu dari supervisor, manajer, maupun semua
pihak yang bertanggung jawab
• Biaya atas kehilangan waktu dari tindakan pertama pengobatan
• Biaya atas kerusakan dan kehilangan peralatan, property, dan material
• Biaya tak terduga yang terkait dengan produksi
• Biaya kesejahteraan pekerja
• Biaya pembayaran pekerja yang terluka saat ia tak bekerja
• Biaya atas kehilangan keuntungan saat produktivitas pekerja menurun
akibat kecelakaan
• Biaya atas kehilangan keuntungan akibat penggunaan peralatan yang
terhenti
• Biaya overhead (penggunaan telepon, penggunaan kendaraan, dll)
c) Faktor Hukum dan Regulasi
Pemerintah sebagai badan regulator memiliki komitmen tinggi terhadap
perlindungan tenaga kerja. Oleh karena itu, peraturan-peraturan yang
dikeluarkan pemerintah pada umumnya hanya untuk melindungi
kepentingan keselamatan dan kesehatan pekerja, tetapi juga masalah
aspek ekonomi, yang dapat dilihat dengan rusaknya bangunan yang
secara langsung dapat dihitung nilai ekonominya. Bertambahnya
kebutuhan biaya konstruksi, karena turunnya produktivitas kerja sebagai
akibat terjadinya kecelakaan kerja juga sering tidak disadari.
2.3.4 Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada dasarnya aspek keselamatan kerja harus telah dipertimbangkan pada
saat mulai kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pasca konstruksi. Program K3
yang efektif adalah hasil suatu perusahaan, koordinasi serta komitmen semua
karyawan suatu perusahaan dari tenaga kerja terbawah sampai pimpinan teratas,
unsur-unsur K3 adalah (Tim Pengelola DPPK, 1997, p.67) :
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
18
Universitas Indonesia
• Pengarahan dari manajemen perusahaan
• Organisasi K3
• Latihan tenaga kerja
• Pengawasan K3
2.3.4.1 Perencanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Perencanaan K3 atau safety planning adalah melakukan analisa adanya
risiko bahaya (hazard) pada pekerjaan-pekerjaan merupakan lingkup kontrak pada
proyek yang bersangkutan, sehingga dapat dirumuskan cara pencegahan dan
penanggulangannya secara efektif sebagai berikut (Bambang Tribowo,
2003,p.53):
• Survey geografik dan risiko bahaya fisik di site proyek
• Antisipasi risiko bahaya yang sering terjadi pada tipikal konstruksi
• Peraturan dan perundangan pemerintah yang menyangkut K3
• Persyaratan dari owner yang sudah tertuang dalam kontrak tentang K3
Prinsip perencanaan dibagi menjadi beberapa hal (Sdyney M. Levy, 2002):
1. Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
Identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko harus dimasukkan ke
dalam pertimbangan penyusunan perencanaan sehingga dapat memenuhi
kebijakan perusahaan terhadap K3. Prosedur untuk mengidentifikasi bahaya
dan penilaian risiko yang berkaitan dengan kegiatan, produk dan jasa harus
disusun dan dipelihara untuk selanjutnya dilakukan pengendalian terhadap
risiko tersebut.
2. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
3. Tujuan dan sasaran
Sasaran ini adalah keseluruhan dari keseluruhan pelaksanaan K3 yang
diidentifikasikan dalam kebijakan K3 sesuai dengan waktu dan tingkat
kinerja. Sasaran dan target harus secara rutin ditinjau ulang dan direvisi
berdasarkan kinerja yang dihasilkan dengan mengkoordinasikan personel-
personel di tempat kerja, professional dan ahli-ahli di bidang K3
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
19
Universitas Indonesia
4. Indikator kineja
5. Perencanaan awal dan perencanaan yang sedang berlangsung
Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berkaitan dengan
penyusunan safety plan, pengamanan proyek ( security plan) dan pengelolaan
ketertiban serta keberhasilan proyek (house keeping) dengan target “Zero
Accident”. Safety plan dibuat dengan mengikuti ketentuan-ketentuan maupun
arahan yang dikeluarkan oleh Depnaker selaku instasi yang melakukan
control terhadap hal ini.
Security plan mencakup keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan
tamu, identifikasi daerah rawan sekitar proyek, prosedur komunikasi di proyek.
Pengelolaan kebersihan proyek meliputi penempatan cerobong dan bak sampah,
lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, pengaturan kantor dan jalan
sementara, gudang, los keja, barak pekerja, dll.
2.3.4.2 Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Safety plan execution adalah implementasi dan aplikasi dalam
melaksanakan pratikal kegiatan K3 di proyek sesuai dengan yang telah
dirumuskan dalam rencana K3. Kegiatan implementasi tersebut antara lain adalah
(Daniel W. Halpien,1998):
• Melakukan sosialisasi setiap saat kepada seluruh pekerja agar mematuhi
peraturan dan rambu K3.
• Menugaskan petugas K3 (safety officer) untuk selalu meninjau lokasi dan
melakukan penanganan praktis dengan hal-hal yang terkait dengan K3.
Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong
semangat kerja bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan
berbagai aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga
semua aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi
sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap individu yang
bekerja dalam lokasi proyek wajib mengetahui dan memahami semua hal yang
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
20
Universitas Indonesia
diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam proyek
konstruksi, serta memliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk
melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut.
Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani
berbagai material dan peralatan. Jika dalam pelaksanaan fungsi pelaksanaan ini
timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas
manajer untuk mengambil keputusan penyelesaiannya.
2.3.4.3 Pengawasan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Sesuai dengan aturan pemerintah yang mewajibkan dilaksanakannya
kegiatan K3 di setiap proyek konstruksi, maka segala bentuk laporan yang
berkaitan dengan aktifitas K3 harus dijaga dan dipelihara . Laporan tersebut antara
lain adalah (Tim Pengelola DPPK, 1997,p.82) :
• Laporan aktifitas K3 secara periodik
• Laporan kecelakaan secara periodik
• Laporan hasil sosialisasi dan pelatihan K3 sebagai bukti pihak manajemen
telah melakukan pengarahan, pembinaan dalam rangka mencegah terjadinya
bahaya,dll.
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana -sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang
dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu dipehatikan 2 prinsip
pokok, yaitu (James M. Neil, 1982) :
• Adanya rencana
• Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi
tentang perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja
bersama. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan
bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan :
• Memantau dan mengarahkan secara berkala
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
21
Universitas Indonesia
• Memastikan semua tenaga kerja memahami cara-cara menghindari risiko
bahaya dalam proyek
• Melakukan penyelidikan atau pengusutan segala peristiwa berbahaya dan
kecelakaan
• Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja
proyek
• Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan
mencegah meluasnya bahaya tersebut.
2.3.5 Peran Jamsostek Dalam Mendukung K3 di Sektor Konstruksi
Pekerjaan konstruksi adalah rangkaian kejadian yang dilaksanakan melelui
tahapan pekerjaan untuk mewujudkan bentuk fisik suatu bangunan, sesuai dengan
fungsinya dan serasi dengan lingkungannya.
Asuransi Tenaga Kerja (Astek) yang dicover dimaksudkan untuk ikut
menutup kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan. Tetapi pada dasarnya
kecelakaan tetap harus diupayakan sehingga tidak terjadi.
Dalam pelaksanaan pekerja konstruksi melibatkan tenaga kerja yang
merupakan bagian dari pekerja konstruksi nasional dan berperan dalam
pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana fisik di berbagai sektor
pembangunan yang perlu mendapatkan perlindungan dengan mengikut-sertakan
dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Kepada para pekerja konstruksi harian lepas, borongan, dan kontrak;
Jaminan Sosial Tenaga Kerja memberikan perlindungan dalam bentuk bantuan
berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat kecelakaan kerja atau meninggal dunia.
Berikut partisipasi PT. JAMSOSTEK (Persero) dalam mendukung
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah (Maryoto, p.8):
• Bantuan alat keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain berupa helm,
sarung tangan, sepatu karet dan kotak obat,
• Bantuan perumahan, berupa bedeng-bedeng pekerja,
• Aktif dalam kampanye keselamtan dan kesehatan kerja,
• Melaksanakan seminar keselamatan dan kesehatan kerja,
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
22
Universitas Indonesia
• Memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-Cuma kepada para peserta
program Jamsostek sektor Jasa Konstruksi,
• Memberikan sumbangan dalam bentuk kendaraan/ambulance sebagai imbalan
dari asuransi yang diambil.
2.3.6 Keuntungan Program K3 Bagi Kontraktor
Pemilik dan kontraktor memperoleh keuntungan ketika mereka secara
bersama-sama meningkatkan manajemen kontraktor yang behubungan dengan
program keselamatan dan kesehatan kerja (Anonimus, 1996, p.1).
Beberapa keuntungan meliputi:
• Meningkatkan performa keselamatan dan kesehatan
• Hubungan kerja antara pemilik dan kontraktor lebih baik
• Memperbaiki pelatihan keselamatan dan kesehatan bagi pemilik dan
kontraktor
• Meningkatkan produktivitas
• Meningkatkan keandalan peralatan
• Mengendalikan biaya dan waktu
2.4 KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan atau penyakit yang diderita akibat
melakukan suatu pekerjaan atau ditimbulakn oleh lingkungan kerja. Penyakit
kerja adalah penyakit yang diderita seseorang melalui polusi atau kontaminasi
lingkungan kerja. Penyebab kecelakaan kerja tidak sama. Intensitas dan akibat
kecelakaan kerja juga tidak sama (Simanjuntak, 1994, p.49).
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan seseorang atau sekelompok orang
meninggal dunia, menderita sakit, cacat total atau cacat sebagian. Kecelakaan
kerja dapat mengakibatkan kehancuran aset seperti alat-alat produksi, gedung dan
bahan-bahan. Kecelakaan kerja menimbulkan kerugian bagi pemilik, kontaktor,
pekerja dan masyarakat.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
23
Universitas Indonesia
Teori mengenai penyebab kecelakaan kerja antara lain (Heinrich, 1980) :
• Domino pertama : Lingkungan
Faktor lingkungan dimana suatu kegiatan tentu akan mempengaruhi segala
tindakan dari pelaku aktivitas.
• Domino Kedua : Karateristik personal
Tiap-tiap individu memiliki karateristik berbeda-beda
• Domino Ketiga : Kondisi dan Tindakan Berbahaya
Hal inilah yang menjadi cikal bakal penyebab terjadinya kecelakaan. Jika
domino ini sudah mulai terlihat harus segera ditindaklanjuti sehingga dapat
mencegah terjadinya domino berikutnya, kecelakaan.
• Domino keempat : Kecelakaan
Kejadian yang bersifat kebetulan, tidak direncanakan dan tidak diharapkan
diman terjadi aksi dan reaksi antara objek, bahan atau material dengan
manusia sehingga ada kemungkinan menimbulkan cedera.
• Domino kelima : Cedera
Menggambarkan adanya pihak yang mengalami kerugian. Kecelakaan yang
terjadi belum tentu menghasilkan cedera, tetapi tetap memiliki kemungkinan
untuk menyebabkan cedera. Perusahaan harus mengalokasikan biaya
tambahan sebagai kompensasi terhadap pekerjanya yang menjadi korban
kecelakaan.
Gambar 2.3 Skema Teori Domino Heinrich (Sumber: Heinrich, 1980)
Tindakan preventif yang responsive dapat memutus efek domino tersebut
sehingga tidak menghasilkan cedera atau kecelakaan, bahkan mengeliminasi
kondisi dan tindakan berbahaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan pada proyek
konstruksi meliputi (Nancy Terrero, 1997, p.23):
LingkunganKarakteristikpersonal
TindakanBerbahaya
Kecelakaan Cedera
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
24
Universitas Indonesia
1. Tekanan ekonomi (Economic Pressure)
Dalm menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja sangat
dipengaruhi oleh tekanan ekonami. Jika biaya untuk program tersebut mahal,
maka top manajemen akan mengurangi biaya tersebut. Sehingga kurang
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Koordinasi Proyek (Project Coordination)
Koordinasi proyek biasanya dilakukan oleh manajer proyek atau selevel.
Koordinasi dan perencanaan yang memadai sangat penting dan membantu
untuk menghindari kesalahan penafsiran diantara pekerja. Dalam setiap
pekerjaan dijelaskan siapa yang bertanggung jawab atas keselamatan
kerjanya.
3. Peralatan konstruksi (Construction Equipment)
Pekerja yang mengoperasikan peralatan konstruksi sebaiknya dimonitor
dengan baik. Pekerja dilatih dengan baik bagaimana cara mengoperasikan
peralatan konstruksi dengan baik agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Selain
itu peralatan yang sudah tua juga harus diperbaiki secara berkala.
4. Desain struktur
Dalam membuat desain juga harus diperhatikan faktor keselamatannya juga.
Ini dilakukan untuk mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi.
2.4.1 Penggolongan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk akibat yang
ditimbulkan seperti di bawah ini (Simanjuntak, 1994, p.50):
1. Meninggal dunia, termasuk kecelakaan kerja fatal yang mengakibatkan
penderita meninggal kemudian, walaupun setelah di rawat.
2. Cacat permanen total adalah cacat yang mengakibatkan seseorang secara
permanen tidak mampu lagi sepenuhnya melakukan pekerjaan produktif
karena kehilangan atau tidak berfungsinya lagi bagian-bagian tubuh seperti:
• Kedua mata; atau
• Satu mata dan satu tangan atau satu lengan atau satu kaki; atau
• Dua bagian tubuh ynag tidak terletak pada satu ruas tubuh.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
25
Universitas Indonesia
3. Cacat permanen sebagian adalah cacat yang mengakibatkan satu bagian tubuh
hilang atau terpaksa dipotong atau sama sekali tidak berfungsi lagi.
4. Tidak mampu bekerja sementara baik karena pengobatan maupun beristirahat
menunggu kesembuhan, sehingga ada hari-hari kerja hilang dalam arti yang
bersangkutan tidak melakukan kerja produktif.
2.4.2 Hari Kerja Hilang dan Jam Kerja Hilang
2.4.2.1 Hari Kerja Hilang
Waktu atau hari kerja hilang adalah dimana seseorang atau pekerja tidak
melakukan pekerjaan sebagai akibat kecelakaan kerja. Hari kerja hilang mencakup
semua hari-hari setelah kecelakaan kerja yang mengakibatkan seseorang tidak
bekerja, termasuk hari libur dan pada saat perusahaan ditutup untuk sementara
atau beberapa hari.
Tidak termasuk dalam kategori hari kerja hilang:
1. Hari pada saat kecelakaan kerja terjadi,
2. Hari pada saat pekerja mulai masuk kerja walaupun dia terlambat tiba,
3. Hari dimana menurut dokter seorang pekerja sebenarnya sudah mampu
bekerja akan tetapi diminta oleh dokter mengikuti pemeriksaan kesehatan
lanjutan.
2.4.2.2 Jam Kerja Total Dan Jam Kerja Hilang
Jam kerja total di suatu perusahaan adalah seluruh jam kerja yang secara nyata
dilakukan seluruh pekerja. Termasuk di dalamnya jam kerja lembur. Tidak
termasuk di dalamnya jam kerja selama cuti resmi dan selama sakit walaupun
menerima upah. Bagi pejabat atau petugas yang melakukan kerja, setiap hari kerja
dihitung 7 jam. Jam kerja hilang adalah jumlah hari kerja hilang kali 7 jam.
2.4.3 Frekuensi Kecelakaan Kerja
Frekuensi kecelakaan kerja atau disabling injury frquency rate
menggambarkan frekuensi kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan meninggal
dunia, cacat permanen total, cacat permanen sebagian, dan tidak mampu bekerja
sementara dibandingkan dengan jam kerja total. Sebagai standar, dianggap rata-
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
26
Universitas Indonesia
rata jumlah pekerja di suatu perusahaan 100 orang, bekerja 40 jam seminggu dan
50 minggu dalam setahun, atau menjadi 200.000 jam setahun. Untuk masa laporan
satu semester digunakan standar 1.000.000 jam dan untuk satu bulan 16.000.
dengan demikian frekuensi kecelakaan kerja dalam satu tahun, FKK (t), dihitung
dengan rumus (Simanjuntak, 1994, p.51):
2.4.4 Tingkat Keparahan Kecelakaan Kerja
Tingkat keparahan kerja atau disabling injury severity rate adalah
perbandingan jumlah hari kerja hilang dengan jam kerja kerja total. Tingkat
Keparahan Kecelakaan Kerja, TKKK, dalam satu bulan dihitung dengan rumus
berikut:
2.4.5 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
Kerugian akibat kecelakaan kerja dapat dikelompokkan dalam 3 kategori
yaitu:
1. Kompensasi terhadap orang yang menderita kecelakaan kerja
Bagi setiap orang yang menderita kecelakaan kerja akan dikeluarkan biaya
untuk pengobatan, transpor ke dan dari rumah sakit, serta santunan bila cacat
permanen atau meninggal dunia. Bila seluruh pekerja diasuransikan, maka
kerugian yang timbul sebagai kompensasi adalah seluruh biaya dan santunan
yang dikeluarkan oleh penyelenggara sehubungan dengan kecelakaan kerja
tersebut.
2. Nilai aset yang rusak
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan alat produksi rusak dan harus diganti,
gedung terbakar atau rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi. Nilai aset
tersebut yang harus diganti, diperbaiki atau tidak dapat digunakan lagi
merupakan kerugian yang diderita perusahaan atau masyarakat.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
27
Universitas Indonesia
3. Kerugian yang timbul karena gangguan produksi
Bila peralatan konstruksi rusak atau bangunan terbakar, maka proses
pelaksanaan konstruksi terhenti untuk beberapa hari, beberapa minggu, atau
beberapa bulan sampai dilakukan perbaikan. Akibat kecelakaan kerja bukan
hanya proses pelaksanaan konstruksi berhenti, akan tetapi mungkin
perusahaan membayar denda karena tidak dapat menutup kontrak.
Bila komponen-komponen kerugian tersebut, seluruhnya atau sebagian, sukar
dihitung, maka tingkat keuntungan tahun sebelumnya dapat digunakan
sebagai proksi.
2.5 WAKTU PROYEK KONSTRUKSI
2.5.1 Siklus Proyek Konstruksi
Masa pelaksanaan proyek (project life cycle) konstruksi menurut Barrie
dan Paulson, terbagi kedalam beberapa tahap-tahap utama sebagai berikut: konsep
dan studi kelayakan; rekayasa dan perancangan; pengadaan barang; masa
konstruksi; dan masa start up dan implementasi (Barrie & Paulson, 1992, p.63-
65).
2.5.2 Perencanaan Dan Pengendalian Waktu Proyek
Perencanaan dan pengendalian waktu proyek konstruksi yang digunakan
oleh kontraktor dan tim manajemen konstruksi profesional, merupakan waktu dari
seluruh operasi dan sumber daya proyek. Waktu tersebut terdiri dari : desain,
tender, biaya, pengadaan, konstruksi, keselamatan, test, dan lainnya. Keseluruhan
waktu tersebut mengacu dan dikoordinir oleh waktu operasi dan sumber daya
proyek. Untuk dapat menyatukan keseluruhan waktu tersebut, digunakan aktifitas
sebagai alat pengikatnya (Barrie & Paulson, 1992, p.189).
Berdasarkan hal tersebut maka seluruh waktu proyek direncanakan
terintegrasi dan dikendalikan secara terpusat, dan menggunakan teknik
perencanaan dan pengendalian waktu yang sesuai dengan kompleksitas proyek.
Teknik dan metoda yang dapat digunakan dalam merencanakan dan
mengendalikan waktu proyek konstruksi, terbagi berdasarkan tingkat keakuratan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
28
Universitas Indonesia
dan mengkomunikasikannya teknik tersebut pada tahap perencanaan dan
pengendalian.
Untuk tahap perencanaan waktu, dapat digunakan teknik: method
statement, critical path method, activity list, network diagram, schedule barchart,
keydate schedule, dan matriks schedule. Sedangkan untuk pengendalian waktu
dapat digunakan teknik: progress report, ganttchart, revised barchart, earned
value,dan ternd document (Burke, p.249). Secara umum, keseluruhan teknik
tersebut dapat digunakan pada waktu proyek konsteruksi.
2.6 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.6.1 Kerangka Penelitian
Dari kajian literatur di bab 2, maka dapat disusun kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Faktor penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat
berpengaruh terhadap kinerja dari sebuah proyek, sehingga harus diperhatikan
dengan sungguh-sungguh. Pengabaian faktor tersebut terbukti mengakibatkan
tingginya tingkat kecelakaan kerja pada proyek konstruksi. Sehingga dapat
mengakibatkan keterlambatan waktu penyelesaian proyek yang juga akan
berakibat fatal terhadap proyek secara keseluruhan.
Penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
terencana baik dan didukung pelaksanaannya diharapkan akan mampu
meningkatkan kinerja proyek secara keseluruhan, khususnya kinerja waktu
penyelesaian proyek.
Pada proyek jembatan flyover Kalibata ini diperlukan perhatian khusus
dalam penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karena
mengingat keterbatasan waktu yang harus dipercepat proses konstruksinya dan
keadaan terbatas pada lokasi proyek konstruksi.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
29
Universitas Indonesia
2.6.2 Hipotesis Penelitian
Dari kajian literatur yang telah disusun, maka dapat dibuat suatu hipotesis
penelitian sebagai berikut:
“Terdapat faktor pengaruh penerapan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang mempengaruhi kinerja waktu proyek konstruksi jembatan
flyover.”
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
30 Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian selanjutnya, yaitu pada sub-bab 3.2 membahas mengenai
pertanyaan penelitian yang dipakai, sub-bab 3.3 membahas variabel-variabel
penelitian yang dipakai, sub-bab 3.4 membahas metode pengumpulan data, dan
sub-bab 3.5 membahas metode analisa data.
3.2 PERTANYAAN PENELITIAN
Menurut Robert K. Yin (1994), ada bermacam-macam strategi penelitian
sesuai dengan perumusan masalah yang ada, seperti tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Strategi Penelitian Untuk Berbagai Situasi
STRATEGI JENIS PERTANYAAN
YANG DIGUNAKAN
KENDALI
TERHADAP
PERISTIWA
YANG DITELITI
FOKUS TERHADAP
PERISTIWA YANG
SEDANG
BERJALAN/BARU
DISELESAIKAN
Eksperimen Bagaimana, mengapa Ya Ya
Survey Siapa, apa, dimana, berapa
banyak, berapa besar Tidak Ya
Analisa arsip Siapa, apa, dimana, berapa
banyak, berapa besar Tidak Ya/Tidak
Sejarah Bagaimana, mengapa Tidak Tidak
Studi Kasus Bagaimana, mengapa Tidak Ya
Untuk mendapatkan data dan informasi yang mendukung hasil hipotesa
penelitian, digunakan jenis pertanyaan sesuai dengan metode penelitian Yin
(1994), yaitu sebagai berikut :
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
31
Universitas Indonesia
1. Faktor-faktor dominan apa saja dalam penerapan manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang mempengaruhi kinerja waktu proyek konstruksi
jembatan?
2. Bagaimana mengatasi masalah penerapan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja dalam mempengaruhi kinerja waktu proyek konstruksi
jembatan?
Ada 2 (dua) pertanyaan yang mendasari metode penelitian yang dipilih,
yaitu :
1. Pertanyaan pertama adalah ‘apa’, merupakan tipe pertanyaan yang cocok
untuk mengetahui apakah faktor dominan penerapan manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja mempengaruhi kinerja waktu proyek konstruksi
jembatan.
2. Pertanyaan kedua adalah ‘bagaimana’, merupakan tipe pertanyaan untuk
mengetahui cara bagaimana mengatasi masalah penerapan manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang berpengaruh dominan terhadap kinerja
waktu proyek konstruksi jembatan.
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan diatas, Yin menyarankan bahwa jenis
pertanyaan yang paling cocok dilakukan adalah penelitian survey dan studi
penelitian. Metode survey ini sangat menguntungkan bila hasil penelitian yang
diharapkan adalah menggambarkan hasil dari suatu kejadian yang realistis.
Sedangkan metode studi penelitian merupakan suatu cara penelitian terhadap
masalah dengan mengikuti rangkaian prosedur yang telah dispesifikasikan
sebelumnya.
3.3 KERANGKA METODE PENELITIAN
3.3.1 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni :
1. Tahap identifikasi
Pada tahap ini dimulai dengan merumuskan masalah dari latar belakang yang
telah dikemukakan selanjutnya ditentukan topik penelitian yang akandibahas.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
32
Universitas Indonesia
Kemudian melakukan studi literatur mengenai topik yang telah ditetapkan.
Pada penelitian ini topik yang dipilih adalah analisa faktor dalam penerapan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja waktu
proyek konstruksi jembatan. Lalu dilakukan penyusunan referensi-referensi
yang berkaitan dengan topik tersebut. Tahap selanjutnya adalah
mengemukakan hipotesis serta menyusun alur mengenai metode yang akan
digunakan pada penelitian ini.
2. Tahap pengumpulan dan pengolahan data
Data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data tersebut dikumpulkan dengan cara survey dan studi kasus
berupa quisioner. Data hasil pengamatan dan wawancara pada penelitian ini
adalah berupa data proyek secara umum, laporan kinerja waktu penyelesaian
proyek, dan info mengenai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang diterapkan serta data mengenai kinerja waktu penyelesaian proyek
tersebut. Secara detail proses yang dilakukan dalam penelitian survey dan
studi kasus dijelaskan sebagai berikut :
• Proses Penelitian Survey
Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang pertama adalah metode survey. Survey
merupakan strategi penelitian yang memfokuskan kepada suatu kegiatan
di masa sekarang dengan interval waktu tertentu, yang memiliki bentuk
pertanyaan penelitian seperti apa, siapa, dimana, dan berapa besar (what,
who, how much,dan how many).
Dalam survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuisioner. Umumnya, pengertian survey dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sample atas populasi untuk
mewakili seluruh sample (Masri Sinarimbun dan Sofian Effendi, 1987)
Untuk mengidentifkasi faktor-faktor apa saja dalam manajemen
keslematan dan kesehatan kerja, digunakan instrumen kuisioner yang
diisi responden. Metode penelitian survey yang dilakukan pada penelitian
ini adalah dengan kuesioner kepada responden / stakeholder untuk
mengetahui persepsi responden / stakeholder terhadap frekuensi
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
33
Universitas Indonesia
pengaruh dan rating akibatnya terhadap kinerja waktu penyelesaian
proyek.
Model kuisioner tahap kedua adalah kuisioner tertutup yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta
untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik
dirinya/presepsinya dengan cara memberi tanda silang (x) atau tanda
checklist (√) (Riduan, 2002).
Survey kuisioner tahap kedua dilakukan terhadap responden /
stakeholder yaitu tim inti kontraktor proyek yang sudah pernah terlibat
langung dalam pelaksanaan proyek. Data dari responden / stakeholder
diolah dengan menggunakan metode SPSS (Statistical Product and
Service Solution) sehingga akan didapat peringkat atau rangking faktor
penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
berpengaruh terhadap kinerja waktu penyelesaian proyek konstruksi.
Hasil analisa dan pembahasan diakhiri dengan penarikan dan penyusunan
kesimpulan untuk prioritas faktor-faktor dominan tersebut.
• Proses Penelitian Studi Kasus
Pendekatan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang kedua adalah metode studi kasus, seperti halnya strategi-strategi
penelitian lainnya, metode studi kasus merupakan suatu cara penelitian
terhadap masalah dengan mengikuti rangkaian prosedur yang telah
dispesifikasikan sebelumnya. Pada tahapan ini merupakan
pengembangan dari hasil penelitian survey. Hasil dari analisa tingkat
level yang menjadi penyebab dominan terjadinya penurunanan kinerja
waktu penyelesaian pada pekerjaan struktural, kemudian disusun menjadi
pertanyaan dalam kuesioner sebagai pengumpulan data kasus tunggal.
Pengumpulan data dalam studi kasus dilakukan melalui
wawancara terstruktur yang telah tersusun dalam kuesioner. Wawancara
merupakan sumber informasi yang esensial bagi studi kasus. Untuk
mendapatkan hasil yang valid, akan dilakukan validasi hasil yang berupa
validasi literature dan validasi statistik.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
34
Universitas Indonesia
3. Tahap analisis dan kesimpulan
Pada tahap akhir dalam penelitian ini, akan diperoleh hasil dari pengolahan
dan analisa data. Dari hasil tersebut kemudian dibuat kesimpulan yang akan
menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil
yang diperoleh dilakukan suatu analisis untuk dapat membuat suatu strategi
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja agar meskipun terjadi
kecelakaan kerja, tetapi tidak mempengaruhi kinerja waktu dari proyek
tersebut. Kemudian langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil dari
penelitian serta memberikan saran dan masukan berkaitan dengan penelitian
tersebut terhadap proyek yang menjadi objek studi kasus penulis.
3.3.2 Variabel Penelitian
Secara teoritis, variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
subyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain atau
satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981).
Macam-macam variabel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor)
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang
faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.Merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen)
Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi / respon jika
dihubungkan dengan variabel bebas.Variabel tergantung adalah variabel yang
faktornya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan
oleh variabel bebas.Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena
adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator
Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh
peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
35
Universitas Indonesia
hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tergantung.Variabel
moderat merupakan variabel yang faktornya diukur, dimnipulasi, atau dipilih
oleh peneliti untuk mengetahui apakah vaariabel tersebut mengubah
hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.Merupakan variabel
yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara
variabel independen dengan dependen.Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua.
4. Variabel Intervening (Antara)
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan
variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan
namun tidak dapat diamati atau diukur.
5. Variabel Kontrol
Dalam penelitian peneliti selalu berusaha menghilangkan atau menetralkan
pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variabel bebas dan
variabel tergantung. Suatu variabel yang pengaruhnya akan dihilangkan
disebut variabel kontrol. Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang
faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak
dikontrol varibel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas
(Dependent Variable) dan variabel terikat (Independent Variable). Variabel
penelitian biasanya disimbolkan dengan Y dan X. Apabila variabel Y disebabkan
oleh variabel X, maka Y merupakan variabel terikat sedangkan X merupakan
variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel penyebab, sedangkan variabel
terikat adalah variabel konsekuensi.
3.3.2.1 Variabel Terikat
Variabel Terikat atau Dependent Variable pada penelitian ini adalah
kinerja waktu penyelesaian proyek dan disimbolkan dengan kode Y. Variabel Y
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
36
Universitas Indonesia
disini berarti variabel yang disebabkan atau menjadi akibat karena adanya variabel
X atau variabel bebas.
Perhitungan kinerja waktu penyelesaian proyek dalam penelitian ini
dilakukan dengan membandingkan waktu kerja proyek aktual dan rencana dengan
rumus perhitungan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pemberian Skor Untuk Variabel Terikat
1 2 3 4 5
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
>110% 102% ≤ Y ≤ 110% 98% ≤ Y ≤ 102% 85% ≤ Y ≤ 98% >85%
3.3.2.2 Variabel Bebas
Yang dimaksud dengan variabel bebas di sini adalah semua variabel yang
berkaitan dengan masalah penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) oleh kontraktor. Variabel bebas dari berbagai input tersebut dalam penelitian
ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Berdasarkan data yang didapat serta hipotesis yang telah ditetapkan,
karakteristik faktor-faktor manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dengan kinerja waktu penyelesaian proyek. Hubungan tersebut digambar dalam
bentuk grafik Y = F(x). Dimana Y adalah kinerja waktu penyelesaian proyek,
sedangkan X adalah faktor manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
37
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Model Hipotesis Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dari gambar terlihat bahwa Y diharapkan dapat meningkat sejalan dengan
faktor manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (Xij) dan begitu pula
sebaliknya. Secara matematik hubungan tersebut dapat dituliskan sebagai
persamaan berikut :
Y = F(Xij) Dimana : Y = Kinerja Waktu Penyelesaian Proyek
X = Faktor Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
i = Jenis variabel bebas faktor manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
j = Sampel proyek
Variabel bebas proyek yang terkait faktor-faktor diatas diberikan pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.3 Variabel Faktor Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Variabel Keterangan Referensi
I. Perencanaan X1 Membentuk organisasi K3 Hidayat (2001) X2 Mengidentifikasi potensi bahaya dan cara pencegahannya Hidayat (2001) X3 Memeriksa peralatan dan sarana penunjang Hidayat (2001) X4 Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan Hidayat (2001) X5 Menghitung kekuatan dan stabilitas dari sarana kerja yang akan
digunakan Hidayat (2001)
X6 Menentukan prosedur kerja Hinze (1997) X7 Memilih sistem K3 dan peralatan K3 yang akan digunakan Hidayat (2001)
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
38
Universitas Indonesia
Tabel 3.3 Variabel Faktor Risiko Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(lanjutan) Variabel Keterangan Referensi
II. Perencanaan X8 Mengidentifikasi bahaya yang akan timbul Hidayat (2001) X9 Buku panduan pelaksanaan K3 Khrisna Mochtar
(2003) X10 Membuat metode konstruksi yang aman Hinze (1997) X11 Membuat rencana rambu-rambu Asiyanto (2005) X12 Membuat rincian peralatan keamanan dan perlindungan yang
diperlukan Asiyanto (2005)
I. Pelaksanaan X13 Membuat laporan setiap terjadi kecelakaan kerja Hinze (1997) X14 Membuat instruksi pelaksanaan program K3 Bryan (1999) X15 Menyediakan perlengkapan K3 di lokasi proyek Soeharto (1997) X16 Mengadakan kampanye, penyuluhan, dialog, dan training bagi
pelaksanaan mengenai K3 Hinze (1997)
X17 Melakukan perawatan dan pengujian secara berkala terhadap peralatan
ILO (1995)
X18 Mengadakan kerjasama dengan pihak rumah sakit Hidayat (2001) X19 Menjalin hubungan yang erat dengan pihak asuransi Asiyanto (2005) X20 Menyusun sistem dan prosedur kerja Nunnually (1993) X21 Menyediakan peralatan / sarana K3 Barrie (1987) X22 Menyediakan buku petunjuk pelaksanaan K3 Barrie (1987) X23 Memberi pelatihan mengenai K3 ILO (1995) X24 Memperhatikan kesesuaian antara peralatan dan kelengkapan
kerja dengan kemampuan esensial manusia di tempat kerja Barrie (1987)
X25 Mengamankan lokasi kerja Hinze (1997) X26 Merapihkan lokasi pekerjaan Hinze (1997) X27 Mengatasi hambatan dalam tahap pelaksanaan Hinze (1997) X28 Memasang bangunan pengaman termasuk rambu-rambu
pengaman, alat pemadam kebakaran Asiyanto (2005)
X29 Melakukan koordinasi antar kegiatan pelaksanaan Asiyanto (2005) X30 Melakukan evakuasi dan pengamanan Asiyanto (2005) X31 Memakai alat pelindung diri / pengaman diri Sudrajat (1998) X32 Memasang rambu-rambu pengaman Asiyanto (2005) X33 Membuang material sisa/sampah Asiyanto (2005) X34 Mengadakan pelatihan K3 dan demonstrasi K3 Stanton (1990)
II. Pengawasan dan Pelaporan X35 Memeriksa tempat kerja, peralatan, perlengkapan K3 secara
rutin sebelum memulai pekerjaan Asiyanto (2005)
X36 Mengadakan pengawasan dalam bentuk monitoring Hinze (1997) X37 Mengadakan pengawasan dalam bentuk kunjungan oleh direksi Hidayat (2001) X38 Membuat laporan K3 Hidayat (2001) X39 Mengadakan pertemuan K3 Hidayat (2001) X40 Memeriksa bahan dan alat yang akan dipakai Asiyanto (2005) X41 Menyeleksi tenaga kerja Asiyanto (2005) X42 Mengawasi penggunaan alat-alat pelindung diri Asiyanto (2005) X43 Memeriksa bangunan-bangunan pengaman Asiyanto (2005) X44 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana kerja Khrisna Mochtar
(2003) X45 Mengadakan inspeksi terhadap pekerja oleh personel K3 Khrisna Mochtar
(2003) Sumber : Hasil Olahan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
39
Universitas Indonesia
Kualitas variabel-variabel tersebut tersebut (faktor keselamatan dan
kesehatan kerja pada proyek konstruksi) diukur berdasarkan tingkatan sebagai
berikut :
1 2 3 4 5
Skala penilaian :
1. Tidak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup
4. Baik
5. Sangat Baik
3.3.3 Instrumen Penelitian dan Sampel Penelitian
3.3.3.1 Instrumen Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan kuesioner dan wawancara
sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan data primer yaitu data yang
diperoleh melalui survey langsung di lapangan dengan menggunakan kuesioner
dan wawancara. Kuesioner atau angket yang akan disebarkan ke lapangan
merupakan instrument penelitian yang digunakan untuk menjaring data primer.
Sedangkan wawancara membantu dalam memperoleh informasi dari responden
atau semua pihak-pihak yang berhubungan dengan tenaga kerja di proyek
konstruksi.
Pembuatan kuesioner dipersiapkan pedoman tertulis berdasarkan
observasi, pengamatan, dan wawancara yang dilakukan, yaitu berupa daftar
pertanyaan untuk mendapatkan informasi dari responden. Pemilihan instrument
penelitian perlu memperhatikan jenis pertanyaan yang akan dilakukan, kendala
fokus terhadap peristiwa yang diteliti, dan fokus terhadap peristiwa yang sedang
berjalan atau baru diselesaikan.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
40
Universitas Indonesia
3.3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah proyek Pembangunan Jembatan Flyover di
salah satu proyek di DKI Jakarta.
3.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian, dimana tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian, sehingga jawabannya masih perlu diuji secara empiris, dan
untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data (Gulo, 2002)
Jenis Penelitian secara umum dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Penelitian Primer
Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama,
biasanya kita sebut dengan responden.Responden yang dituju pada penelitian
ini adalah orang – orang yang memiliki keterkaitan dan memiliki pengaruh
yang besar terhadap proyek yang bersangkutan.
2. Penelitian Sekunder
Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama
sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab
masalah yang diteliti. Data-data dan informasi yang digunakan untuk
mendukung penelitian ini didapatkan dari tinjauan pustaka melalui buku,
jurnal, artikel, penelitian sebelumnya, dan media internet.
Tahap-tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Tahap I
Kuesioner tahap pertama,variabel hasil literatur secara umum dikonsultasi
dengan pembimbing untuk di verifikasi, klarifikasi dan validasi, dengan
pertanyaan apakah pembimbing setuju, variabel dibawah ini merupakan
faktor-faktor dalam manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
menjadi penyebab terjadinya keterlambatan waktu proyek konstruksi
jembatan.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
41
Universitas Indonesia
Kemudian, pembimbing diminta untuk mengisikan kolom komentar /
tanggapan / perbaikan / masukan yang menyatakan persepsi mengenai
manajemen keselamatan dan keseahatan kerja (K3) yang menjadi variabel
dalam penelitian ini. Jika varibel penelitian menurut pembimbing belum
lengkap, pembimbing diminta untuk menambahkan daftar variabel.
2. Tahap II
Dilakukan penyempurnaan variabel. Kemudian pada tahap ini, kuesioner
mulai disebarkan kepada responden, yang dalam hal ini adalah staff proyek
yang terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek dan sangat mengerti
mengenai kinerja manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dengan
begitu diharapkan jawaban kuesioner atas responden tersebut benar–benar
mencerminkan keadaan dilapangan sehingga diperoleh data yang valid untuk
kemudian dilakukan analisis.
3. Tahap III
Pada tahap ketiga penelitian, dilakukan analisa terhadap data hasil survey
yang diperoleh. Dengan menganalisa data, akan terlihat pengaruh kualitas
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terjadap kinerja waktu
proyek. Hasil akhir yang diperoleh adalah berupa faktor negatif dominan
pengaruh manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terjadap kinerja
waktu proyek. Setelah diketahui faktor-faktor yang dominan, maka dibuat
strategi untuk menangani permasalahan tersebut agar meskipun terjadi
kecelakaan kerja, keterlambatan waktu kerja tetap dapat dikendalikan dan
dikurangi.
Dengan menggunakan metode penelitian dengan pendekatan survey,
instrument penelitian yang dipakai adalah berupa quitioner yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang nantinya diisi oleh staff terkait proyek penelitian
yang bersangkutan guna mendapatkan fakta gambaran kondisi lapangan yang
sebenarnya.
Instrument penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
di lampiran. Berikut adalah contoh form penelitian yang dipakai:
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
42
Universitas Indonesia
Tabel 3.4 Contoh Salah Satu Format Kuesioner Kepada Responden
Variabel Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja waktu penyelesaian proyek
Seberapa besar tingkat kesesuaian faktor-faktor tersebut terhadap kinerja waktu
penyelesaian proyek 1 2 3 4 5
……. …………. X… …………. X X… …………. X X… …………. X X… …………. X
Tabel 3.5 Contoh Skala Penilaian
Level Penilaian
1 Sangat Tidak Sesuai 2 Kurang Sesuai 3 Lumayan Sesuai 4 Hampir Sesuai 5 Sangat Sesuai
Tabel 3.6 Contoh Format Kuesioner Validasi Variabel
Variabel
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
waktu penyelesaian proyek
Setuju Tidak Setuju Komentar/Tanggapan/Perbaikan
……. …………. X (diisi oleh pakar) X… …………. X (diisi oleh pakar) X… …………. X (diisi oleh pakar)
Tabel 3.7 Contoh Format Kuesioner Kepada Pakar (Tahap Startegi Pengendalian)
No. Faktor-faktor dominan yang
mempengaruhi kinerja waktu penyelesaian proyek
Strategi Pengendalian
… ………… ………… X… ………… (diisi oleh pakar) X… ………… (diisi oleh pakar) X… ………… (diisi oleh pakar) … ………… …………
Setelah hasil data-data tersebut diperoleh, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan data-data tersebut dengan metode analisa yang telah
dipilih.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
3.5 ME
Se
menganali
pengaruh
kerja terh
proyek. M
statistik de
Science (S
Ta
chart yang
Gamba
ETODE AN
telah semua
isa data-da
variabel-va
hadap varia
Metode anal
engan meng
SPSS) Ver.1
ahapan-tahap
g terdiri dar
ar 3.2 Diagr
A
NALISIS D
a data-data
ata tersebu
ariabel beba
abel tidak
lisis yang d
ggunakan b
17.0.
pan yang d
ri tahapan-ta
ram Alir An
U
Ana
Uji Valid
An
nalisa Regre
Me
DATA
terkumpul,
ut dengan
as kualitas m
bebas yaitu
dipergunaka
antuan pake
dilakukan d
ahapan, seb
nalisis Stati
Mulai
Input Data
ji Komparati
alisa Deskrip
ditas dan Rea
nalisa Korela
si dan Pemb
etode Dumm
Selesai
hal yang se
tujuan unt
manajemen
u kinerja w
an pada stud
et program
dalam analis
agai berikut
stik Dengan
if
ptif
abilitas
si
uatan Mode
my
Unive
elanjutnya d
tuk meliha
keselamata
waktu peny
di kasus in
Statical Pro
sis data ses
t (Silitonga
n Program S
el
ersitas Indo
dilakukan a
at ada tida
an dan kese
yelesaian d
ni adalah an
ogram for S
suai dengan
,2009) :
SPSS Ver. 1
43
onesia
adalah
aknya
ehatan
dalam
nalisis
Social
n flow
17
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
44
Universitas Indonesia
Secara garis besar alir analisis adalah sebagai berikut :
• Input Data
Tentukan kepastian jumlah data dan variabel yang akan dianalisis
• Uji Komparatif
Untuk mengetahui perbedaan persepsi responden terhadap tingkat
pendidikan, tingkat jabatan, dan pengalaman
• Analisa Deskriptif
Untuk mengetahui mean, median, dan modus dari data hasil penilaian
responden atas variabel yang ditanyakan
• Uji Validitas dan Reabilitas
Untuk mengetahui data valid atau tidak valid
• Analisis Korelasi
Untuk mendapatkan kelompok variabel X terhadap Y
• Analisis Faktor
Untuk mendapatkan kelompok variabel Y sesuai faktor
• Analisis Regresi dan Pembuatan Model
Untuk mendapatkan model regresi linier
3.5.1 Input Data
Data-data yang sudah terkumpulkan selanjutnya diolah dengan
menyunting kedalam program SPSS sesuai dengan format yang ada di dalam
program tersebut sehingga kemudian dapat dilakukan analisa statistik untuk
mendapatkan regresinya.
Format input data pada program SPSS dapat digambarkan pada gambar
sebagai berikut:
Tabel 3.8 Input Data
Variabel X Var Y
X1 X2 - - - Xk Y
Sampel J 1 X11 X21 - - - Xk1 Y1 2 X12 X22 - - - Xk2 Y2 - - - - - - - -
N X1n X2n - - - Xkn Ykn
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
45
Universitas Indonesia
Keterangan :
Y = variabel terikat (efektifitas)
X = variabel-variabel bebas faktor-faktor dalam manajemen organisasi
yang berpengaruh terhadap realisasi efektifitas program kerja
k = jumlah variabel bebas
n = jumlah sampel
3.5.2 Uji Komparatif
Uji komparatif berguna untuk menguji perbedaan di antara dua kelompok
data (variabel) atau lebih. Uji komparatif bergantung pada jenis data dan
kelompok sampel yang diuji. Terdapat dua jenis uji komparatif, yaitu uji
komparatif antara dua sampel dan komparatif k-sampel (komparatif antara lebih
dari dua sampel). Dan ternyata pada penelitian ini memiliki sampel lebih dari 2
sehingga digunakan komparatif k-sampel.
Uji komparatif yang digunakan untuk data ordinal yang independen yang
berkaitan dengan tiga atau lebih sampel k sample (tiga atau lebih sample) adalah
Uji Kruskal Wallis H. Uji Kruskal Wallis H merupakan pengujian hipotesis
komparatif untuk data ordinal dari k sample yang independen dengan satu faktor
yang berpengaruh sehingga merupakan alternatif dari analisis varians satu arah.
Uji ini dipakai untuk menguji perbedaan jawaban kuisoner oleh responden yang
terdapat dalam sampel ke dalam dua kelompok dengan dua kriteria yang berbeda.
3.5.3 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran umum atau
ringkasan dari keseluruhan data untuk variabel X maupun variabel Y. Hasil
analisa deskriptif ini menghasilkan nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median),
dan nilai yang sering muncul (modus) dari data variabel di analisa.
3.5.4 Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas dan reabilitas dipakai untuk mengukur ketepatan suatu
instrument (variabel penelitian) dalam mengukur suatu penelitian dan mengetahui
konsistensi alat ukur.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
46
Universitas Indonesia
Validitas juga menunjukkan seberapa cermat suatu alat tes melakukan
fungsi ukurannya atau suatu alat ukur yang dapat mengukur apa yang ingin
diukur. Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,
pada penelitian ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada tahap
signifikansi 0,05, dimana artinya variabel penelitian dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total. Sedangkan uji reabilitas digunakan
untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan
dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Uji realibilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh
butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji realibilitas
dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga
dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliabel.
3.5.5 Analisa Korelasi
Analisa korelasi bertujuan untuk mengetahui dan menemukan hubungan
antara dua variabel yaitu variabel pengharapan (predictor) yang merupakan
variabel terikat (kinerja waktu penyelesaian proyek) dengan variabel-variabel
kriteria ukuran yang merupakan variabel bebas (Dillon and Goldstein, 1984). Atau
merupakan alat analisis yang dipergunakan untuk mengukur keeratan hubungan
antara variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X) (Syamsudin, 2002).
Hubungan antara variabel menghasilkan nilai positif atau negatif dengan batasan
nilai koefisien korelasi r (Pearson Correlation Coeficient) adalah 1 untuk
hubungan positif dan -1 untuk hubungan negative (Siegel 1990).
Hubungan antara dua variabel dapat karena hanya kebetulan, dapat pula
karena merupakan hubungan yang sebab akibat. Dua variabel dikatakan
berkorelasi apabila perubahan yang lain secara teratur, dengan arah yang sama
atau arah yang berlawanan (Syamsudin 2002).
Apabila nilai koefisien korelasi mendekati nol (0), hubungan antara
variabel tersebut dapat dinyatakan tidak ada hubungan linier (Siegel S.,1990)
Kalau r =1 atau mendekati 1 berarti hubungan kedua variabel sangat kuat.
Sementara itu hubungan (+) / (-) memberikan gambaran bahwa salah satu variabel
menaikkan/menurunkan nilai variabel lainnya.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
47
Universitas Indonesia
3.5.6 Analisa Regresi dan Pembuatan Model
3.5.6.1 Analisa regresi
Regresi merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur
pengaruh dari setiap perubahan varibel bebas terhadap variabel terikat. Dengan
kata lain, digunakan untuk menaksir variabel terikat (Y) setiap ada perubahan
varibel bebas (X) (Gatot Bentoro, 2004).
Model analisis regresi berganda merupakan model matematis, yaitu model
yang memperlihatkan hubungan secara kuantitatif antara variabel-variabel bebas
Xi dengan Y. Jika hubungan antara variabel Y dengan variabel Xi adalah linier
dan dianggap terhadap k variabel bebas serta n pengamatan, maka model regresi
berganda untuk hubungan Y dan Xi dapat dinyatakan sebagaimana terlihat di
bawah berikut (Katz 1982):
Y = β0 + β1.X1 + β2.X2 + …. + βk.Xk + ε
Dengan : β0 = Konstanta
β1, β2, β3 = Dugaan koefisien regresi
ε = Kesalahan pengganggu
Dalam analisis regresi berganda ini dipergunakan metode stepwise
regression, untuk mengetahui tingkat pengaruh dari variabel-variabel yang
dipergunakan.Setiap varibel dimasukkan kedalam model regresi satu persatu
secara berurutan dan berdasarkan urutan tingkat kontribusi R2 terhadap model
regresi yang diharapkan (Walpole and Myers 1993).
Untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas (X) menjelaskan variabel
terikat (Y) dapat dilihat dari nilai koefisien dterminasi (R2) yang dihasilkan. Nilai
dari R2 terletak antara nol sampai satu, semakin tinggi nilai R2 (mendekati satu)
semakin tinggi nilai variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
Hasil lain dari program SPSS adalah nilai adjusted R2, F, t dan d (Durbin
Watson). Hasil nilai tersebut dapat dipergunakan untuk menguji model regresi
yang telah didapat, apakah model tersebut valid atau tidak valid.
Dalam analisis regresi terdapat beberapa ukuran yang akan dicari, yaitu
(Arikunto, 1993):
• Garis regresi, yaitu yang menyatakan dan menggambarkan karakteristik
hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
48
Universitas Indonesia
• Standard error of estimate, yaitu hanya mengukur pemencaran tiap-tiap titik
(data) terhadap garis regresinya atau merupakan penyimpangan standar dari
harga-harga variabel pengaruh (Y) terhadap garis regresinya.
3.5.6.2 Uji Validitas Model
1. Uji F (F-Test)
Uji F (F-Test) digunakan untuk menguji hipotesa nol (Ho) bahwa seluruh
nilai koefisien variabel bebas Xi dari model regresi sama dengan nol dan
hipotesis alternatifnya (Ha) adalah seluruh nilai koefisien variabel X tidak
sama dengan nol. Dengan kata lain rasio F digunakan untuk menguji hipotesis
nol (Ho), yaitu bahwa variabel-variabel bebas secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat, serta hipotesis alternatifnya (Ho), yaitu
bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
2. Uji t (T-Test)
Uji t (T-Test) digunakan untuk menguji hipotesis nol (Ho) bahwa masing-
masing koefisien dari model regresi = 0 dan hipotesis alternatifnya (Ha)
adalah masing-masing koefisien dari model ≠ 0
Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut
Ho : β1 = 0, β2 = 0, β3 = 0, ……… = βk = 0
Ha : β1 ≠ 0, β2 ≠ 0, β3 ≠ 0, ……… ≠ βk ≠ 0
3. Uji Durbin Watson
Hasil model regresi dianggap bahwa, kesalahan pengganggu E j, I =
1,2,3,…,n merupakan variabel acak yang bebas atau tidak adanya korelasi
diantara kesalahan pengganggu. Dengan kata lain kesalahan observasi yang
beikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya. Jika terjadi
otokorelasi, kita dapat menyatakan bahwa estimasi parameter akan lebih tidak
tepat (precise) dibandingkan dengna estimasi yang didapat dengna memeriksa
Confident Interval dengan cara kesalahan baku bias.
Durbin Watson (d) digunakan untuk menguji otokorelasi. Statistik Durbin
Watson menguji hipotesis nol (ho) dan Hipotesis alternative (Ha), sebagai
berikut:
Ho : ada otokorelasi positif dan negatif, dengan alternatif
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
49
Universitas Indonesia
Ha : tidak ada otokkorelasi positif dan negatif
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:\
Jika: dU < d < (4-dU), maka tidak terjadi otokorelasi
Jika: DU > d > (4-dU), maka terjadi otokorelasi
Ho diterima: atau d adalah signifikan dan terjadi korelasi positif/negative
kalau d < dL atau (4-d) < dL Ho ditolak: tidak terjadi otokorelasi kalau d >
dU atau (4-dU) > d
Selain dari hasil tersebut di atas, hasil pengujian tidak dapat disimpulkan.
Nilai d1 dan d0 diperoleh dari Tabel Durbin Watson, dengan tingkat nyata (α)
yang akan dipergunakan pengujian dua arah, yaitu 2α.
Nilai d diuji dengan cara membandingkan nilai table Durbin Watson dengan
ketentuan: dU < d < (4-dU).
4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
multikolinearitas atau terjadinya korelasi diantara sesama variabel terpilih.
Model regresi yang baik harusnya tidak ada multikolinieritas (Santoso, 1999).
Multikolinieritas adalah keadaan dimana variabel-variabel independen dalam
persamaan regresi mempunyai korelasi yang erat satu sama lain. Regresi yang
bebas multikolinearitas ditandai dengan nilai VIF berkisar angka 1.
3.5.7 Metode Dummy
Suatu persamaan dari model regresi yang terbentuk dikatakan sempurna
apabila mempunyai nilai koefisien penentu R2 = 1. Apabila nilai R2 < 1, maka
model tersebut ada kemungkinan variabel penentu lainnya masih belum
teridentifikasi, yaitu sisanya 1-adjusted R2 dapat dikontribusi oleh variabel
penentu lainnya. Untuk mencari kemungkinan variabel penentu lainnya dilakukan
dengan memasukkan variabel dummy ke dalam analisis sampai model regresi
yang terbentuk menghasilkan nilai adjusted R2 = 1 atau R2 ≈ 1
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
50
Universitas Indonesia
3.6 RANGKUMAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey dimana dalam pengumpulan data digunakan instrument penelitian berupa
kuesioner, untuk pengolahan data penelitian digunakan uji komparatif, analisa
deskriptif, uji validitas dan reabilitas, analisa korelasi, analisa faktor, analisa
regresi dan pembuatan model, dan metode dummy.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
51 Universitas Indonesia
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
4.1 PENDAHULUAN
Seperti yang telah diutarakan pada bab sebelumnya, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan mengukur pengaruh faktor-faktor dari
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat mempengaruhi kinerja
waktu pelaksanaan proyek konstruksi jembatan.
Pada bab ini akan dibahas mengenai pelaksanaan penelitian, yang diawali
dengan melakukan validasi, klarifikasi, serta verifikasi variabel oleh para pakar.
Dilanjutkan dengan melakukan pengumpulan data berupa survey dan wawancara
kepada para responden selanjutnya data yang didapat diolah dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 17 untuk mengetahui salah satunya faktor-faktor
yang dominan. Tahap terakhir adalah melakukan validasi hasil yang telah
didapatkan kembali ke para pakar untuk diketahui strategi terhadap vaktor
dominan.
4.2 PENGUMPULAN DATA
4.2.1 Kuisioner Tahap Pertama
Dari 45 variabel yang didapat, perlu dilakukan validasi kembali untuk
mengetahui seberapa valid instrumen penelitian tersebut untuk disebarkan kepada
responden. Ada 3 pakar yang dipilih untuk memvalidasi variabel tersebut
sehingga didapat bermacam-macam pendapat dari masing-masing pakar mengenai
variabel yang ada. Berikut tabel profil para pakar :
Tabel 4.1 Profil Para Pakar
No. Pakar Pendidikan Posisi Pengalaman 1 Pakar 1 S2 Tenaga Ahli 30 tahun 2 Pakar 2 S3 Kepala Pusat Kajian K3 20 tahun 3 Pakar 3 S1 Staff Ahli 30 tahun
Pakar terpilih dalam kuisioner ini terdiri dari 3 pakar baik akademisi
maupun praktisi yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun di bidang
manajemen perusahaan.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
52
Universitas Indonesia
4.2.2 Tahap Verifikasi, Klarifikasi, dan Validasi Variabel
Dalam tahap ini, yang dilakukan adalah penyebaran kuisioner dan
wawancara langsung kepada masing-masing pakar terpilih. Para pakar berperan
dalam memberikan tanggapan, koreksi, masukan, serta penilaian terhadap masing-
masing variabel penelitian. Perbaikan-perbaikan ini meliputi pengurangan
variabel yang tidak berhubungan ataupun tidak valid terhadap topik penelitian,
dan koreksi terhadap tata bahasa penulisan yang disajikan dalam kuisioner agar
mudah dimengerti oleh respoden. Secara ringkas, tanggapan masing-masing pakar
terhadap variabel penelitian terpilih adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Koreksi para Pakar terhadap Variabel
No. Pakar Koreksi terhadap variabel
1. Pakar 1 Koreksi tata bahasa, pengurangan variabel yang tidak terkait
2. Pakar 2 Pengurangan variabel yang tidak terkait dan tidak jelas
3. Pakar 3 Pengurangan variabel yang tidak jelas
• Sumber : Data Olahan
Hasil validasi akhir dari varibel-variabel tersebut (tabel 4.2) kemudian
dirangkum dan menghasilkan varibel-variabel terpilih, seperti yang ditunjukkan
dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 Hasil Validasi Akhir Variabel-Variabel Penelitian Variabel Keterangan Referensi
I. Perencanaan X1 Membentuk organisasi K3 Hidayat (2001) X2 Mengidentifikasi potensi bahaya dan cara pencegahannya Hidayat (2001) X3 Memeriksa peralatan dan sarana penunjang Hidayat (2001) X4 Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan Hidayat (2001) X5 Menghitung kekuatan dan stabilitas dari sarana kerja yang akan
digunakan Hidayat (2001)
X6 Menentukan prosedur kerja Hinze (1997) X7 Memilih sistem K3 dan peralatan K3 yang akan digunakan Hidayat (2001) X8 Mengidentifikasi bahaya yang akan timbul Hidayat (2001) X9 Buku panduan pelaksanaan K3 Khrisna Mochtar
(2003) X10 Membuat metode konstruksi yang aman Hinze (1997) X11 Membuat rambu-rambu peringatan Asiyanto (2005) X12 Membuat rincian peralatan keamanan dan perlindungan yang
diperlukan Asiyanto (2005)
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
53
Universitas Indonesia
Tabel 4.3 Hasil Validasi Akhir Variabel-Variabel Penelitian (lanjutan) Variabel Keterangan Referensi
II. Pelaksanaan X13 Membuat laporan setiap terjadi kecelakaan kerja Hinze (1997) X14 Membuat instruksi pelaksanaan program K3 Bryan (1999) X15 Menyediakan perlengkapan K3 di lokasi proyek Soeharto (1997) X16 Mengadakan kampanye, penyuluhan, dialog, dan training bagi
pelaksanaan mengenai K3 Hinze (1997)
X17 Melakukan perawatan dan pengujian secara berkala terhadap peralatan
ILO (1995)
X18 Mengadakan kerjasama dengan pihak rumah sakit Hidayat (2001) X19 Menjalin hubungan yang erat dengan pihak asuransi Asiyanto (2005) X20 Menyediakan peralatan / sarana K3 Barrie (1987) X21 Menyediakan buku petunjuk pelaksanaan K3 Barrie (1987) X22 Memberi pelatihan mengenai K3 ILO (1995) X23 Memperhatikan kesesuaian antara peralatan dan kelengkapan
kerja dengan kemampuan esensial manusia di tempat kerja Barrie (1987)
X24 Mengatasi hambatan dalam tahap pelaksanaan Hinze (1997) X25 Memasang bangunan pengaman termasuk rambu-rambu
pengaman, alat pemadam kebakaran Asiyanto (2005)
X26 Melakukan evakuasi dan pengamanan Asiyanto (2005) X27 Memakai alat pelindung diri / pengaman diri Sudrajat (1998) X28 Memasang rambu-rambu pengaman Asiyanto (2005) X29 Mengadakan pelatihan K3 dan demonstrasi K3 Stanton (1990)
III. Pengawasan dan Pelaporan X30 Memeriksa tempat kerja, peralatan, perlengkapan K3 secara
rutin sebelum memulai pekerjaan Asiyanto (2005)
X31 Mengadakan pengawasan dalam bentuk monitoring Hinze (1997) X32 Mengadakan pengawasan dalam bentuk kunjungan oleh direksi Hidayat (2001) X33 Membuat laporan K3 Hidayat (2001) X34 Mengadakan pertemuan K3 Hidayat (2001) X35 Memeriksa bahan dan alat yang akan dipakai Asiyanto (2005) X36 Menyeleksi tenaga kerja Asiyanto (2005) X37 Mengawasi penggunaan alat-alat pelindung diri Asiyanto (2005) X38 Memeriksa bangunan-bangunan pengaman Asiyanto (2005) X39 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana kerja Khrisna Mochtar
(2003) X40 Mengadakan inspeksi terhadap pekerja oleh personel K3 Khrisna Mochtar
(2003) Sumber : Hasil Olahan
4.2.3 Kuisioner Tahap Kedua
Setelah didapat variabel yang telah diverifikasi, klarifikasi, dan divalidasi
oleh pakar, langkah selanjutnya adalah menjadikan variabel tersebut menjadi
bahan kuisioner untuk disebarkan kepada para responden proyek (penyebaran
kuisioner tahap kedua). Kusioner tahap kedua dilakukan dengan cara melakukan
penyebaran angket kuisioner kepada 30 responden dan melakukan wawancara
langsung kepada responden tersebut. Responden yang dipilih adalah
respondengan yang terkait langsung dengan proyek meliputi site engineering
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
54
Universitas Indonesia
manager, site operation manager, construction manager, serta staf-staf dalam
proyek tersebut. Penyebaran kuisioner dilakukan pada salah satu proyek jembatan
flyover di Jakarta. Cara penyebaran kuisioner dilakukan dengan wawancara
langsung dengan responden proyek dan terkadang dititipkan kepada staff kantor.
Angket responden dapat dilihat dalam lampiran.
Dengan data responden yang telah diperoleh, maka dapat diidentifikasi
data umum profil perusahaan seperti pendidikan terakhir responden, umur,
pengalaman kerja, dan jabatan dalam perusahaan proyek tersebut. Data hasil
penyebaran kuisioner dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Data Responden
Nama Jabatan Pengalaman Kerja
Pendidikan Terakhir
R1 Project Manager 21 S2 R2 Project Manager 19 S2 R3 GSI 14 S2 R4 Engineering Manager 7 S1 R5 Engineering Manager 10 S1 R6 Site Manager 18 S2 R7 Site Manager 17 S1 R8 Chief Project Control 13 S1 R9 Chief HSE 26 D3
R10 Chief QC 11 S1 R11 Chief Project Control 4 S2 R12 Chief HSE 8 S2 R13 Chief QC 13 S2 R14 Chief Enginner 15 S2 R15 Chief QS 11 S1 R16 Chief QS 14 S2 R17 Construction 8 D3 R18 Ops. Peralatan 7 S1 R19 QC Inspector 13 S1 R20 Safety Officer 9 S1 R21 Safety Officer 26 S1 R22 Logistic 5 D3 R23 Drafter 4 S1 R24 Quantity Surveyor 7 S1 R25 Surveyor 8 S1 R26 QC Inspector 12 S1 R27 Ops. Peralatan 11 S1
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
55
Universitas Indonesia
Tabel 4.4 Data Responden (lanjutan)
Nama Jabatan Pengalaman Kerja
Pendidikan Terakhir
R28 Construction 12 S1 R29 Construction 19 D3 R30 Construction 6 S1 R31 Logistic 7 S1
4.2.4 Kuisioner Tahap Ketiga
Pada tahap ini, variabel yang sebelumnya telah diolah dan didapatkan
faktor dominan dalam manajemen K3 yang berpengaruh kinerja waktu
pelaksanaan proyek, kembali divalidasi ke para pakar untuk memperoleh strategi
pemecahan masalah yang dapat berupa tindakan preventive dan correction atas
faktor tersebut. Pakar yang dipilih adalah pakar yang sama dengan para pakar
pada pengisian kuisioner tahap pertama.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
56
Universitas Indonesia
4.3 ANALISA DATA
Dari hasil data yang didapat, dikumpulkan dan ditabulasi data. Berdasarkan hasil kuesioner tahap kedua tersebut, dilakukan tabulasi
data berdasarkan skala ordinal dari satu sampai lima dari variabel-variabel bebas dan varibel terikat. Hasil tabulasi data kuesioner kedua
lengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Tabulasi Data
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40 Y1 3 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 5 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 32 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 5 5 3 4 4 3 3 2 3 3 3 33 3 4 4 4 3 3 4 2 4 5 2 4 4 3 5 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 2 4 4 3 34 4 3 3 3 3 3 3 4 1 5 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 1 4 5 4 4 25 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 2 4 3 4 3 3 4 3 3 5 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 5 3 4 3 3 3 3 4 4 3 27 3 4 4 3 2 3 3 2 1 5 3 3 3 3 4 4 4 3 1 4 4 2 3 3 4 2 4 4 4 5 5 4 4 5 5 1 2 5 4 5 38 3 4 3 4 2 3 4 3 2 5 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 5 4 3 4 3 2 3 4 4 3 29 3 4 4 5 3 4 4 4 2 5 3 4 2 3 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 310 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 3 211 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 5 4 4 3 4 4 5 3 4 3 2 212 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 3 313 3 3 4 4 3 3 3 3 2 5 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 2 3 5 2 4 314 4 4 3 2 3 2 4 3 1 4 3 4 2 3 5 4 2 2 3 4 3 2 3 3 4 2 5 4 3 5 5 2 4 4 4 1 3 4 4 3 315 3 3 3 4 3 3 3 4 2 5 3 3 3 2 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 2 3 4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 3 216 3 4 4 4 3 3 4 3 2 5 3 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 2 3 5 2 2 317 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 4 4 2 4 3 3 5 4 2 4 3 4 3 3 5 4 4 218 3 3 4 4 3 3 3 2 2 5 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 5 5 4 4 3 4 2 2 4 4 4 319 3 3 3 4 2 3 3 3 3 5 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 3 4 2 4 320 3 3 3 2 3 4 3 3 3 5 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 5 2 3 3 3 3 3 5 3 3 121 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 5 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 222 3 3 3 3 2 3 3 3 2 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 5 2 3 4 5 4 223 4 3 4 3 2 3 3 1 4 5 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 1 5 2 3 224 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 3 3 5 4 4 325 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 5 3 3 5 5 3 3 1 3 4 226 3 3 4 4 4 3 3 4 3 5 3 3 2 3 5 4 4 4 3 5 4 4 2 3 4 3 5 2 4 5 4 4 5 4 3 3 4 5 3 3 227 3 3 4 4 3 4 3 2 2 5 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 5 4 2 4 5 4 5 5 4 4 3 3 2 2 4 4 4 328 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 4 3 5 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 5 3 3 5 5 3 4 4 4 2 4 4 4 3 329 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 3 2 3 3 2 230 3 4 4 4 2 3 4 4 2 5 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 331 3 3 3 3 3 4 4 4 3 5 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3
RESPONDENVARIABEL
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
57
Universitas Indonesia
4.3.1 Uji Komparatif
Dari data responden yang telah didapatkan, maka dapat diidentifikasikan
secara analisis deskriptif yang dilihat dari taraf pendidikan, pengalaman, serta
jabatan responden. Data tersebut kemudian diuji non-parametrik untuk
mengetahui tingkat perbedaan persepsi berdasarkan data responden dengan
menggunakan program SPSS v.17. Uji ini diterapkan pada pengalaman kerja,
pendidikan, dan jabatan responden terhadap variabel yang ditanyakan. Berikut
tabel pengelompokan data responden :
Tabel 4.6 Pengelompokan Data Responden
Variabel Uraian Kode
Pendidikan Terakhir
D3 1 S1 2 S2 3
Pengalaman < 10 tahun 1 > 10 tahun 2
Jabatan PM/GSI 1 Manager/SEM/SM/SOM 2 Chief 3
4.3.1.1 Uji Mann Whitney Berdasarkan Latar Belakang Pengalaman
Analisa uji ini dipergunakan untuk mengetahui perbedaan jawaban
kuisioner oleh responden yang terdapat dalam sampel terhadap hasil jawaban
yang diberikan atas variabel penelitian. Pengujian dibuat dalam dua kelompok
dengan kriteria yang berbeda dengan menggunakan uji Kruskal Wallis H yang
merupakan pengujian data dari sampel (lebih dari dua) yang tidak berhubungan
(Independent).
Tingkat pengalaman dari responden yang ada dikategorikan kedalam tiga
kelompok, yaitu:
1. Kelompok pengalaman < 10 tahun
2. Kelompok pengalaman > 10 tahun
Pengelompokan data responden berdasarkan pengalaman kerja dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
58
Universitas Indonesia
Tabel 4.7 Pengelompokan Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Nama Pengalaman Kerja
Kode Pengalaman
R1 21 2 R2 19 2 R3 14 2 R4 7 1 R5 10 1 R6 18 2 R7 17 2 R8 13 2 R9 26 2 R10 11 2 R11 4 1 R12 8 1 R13 13 2 R14 15 2 R15 11 2 R16 14 2 R17 8 1 R18 7 1 R19 13 2 R20 9 1 R21 26 2 R22 5 1 R23 4 1 R24 7 1 R25 8 1 R26 12 2 R27 11 2 R28 12 2 R29 19 2 R30 6 1 R31 7 1
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Da
adalah pen
tahun sebe
dengan uj
Mann-Wh
Se
independe
Ho = T
Ha = A
p
Pe
(Ho) yang
• Ho
sig
• Ho
sig
Se
dihasilkan
Gambar 4
ari gambar
ngalaman >
esar 42 %.
ji Mann-Wh
itney.
lanjutnya,
ent samples,
Tidak ada pe
Ada perbed
pendidikan
doman yan
g diusulkan:
o diterima ji
gnificant (α)
o ditolak jik
gnificant (α)
telah mela
n dari uji ini
58%
4.1 Sebaran
4.1 tersebu
> 10 tahun s
Data yang d
hitney. Pada
data diana
, dengan hip
erbedaan pe
daan minim
g digunakan
ika nilai p-v
) sebesar 0,0
ka nilai p-va
) sebesar 0,0
akukan beb
i dapat dilih
Tingkat
n Data Tingk
ut dapat dia
sebesar 58
didapatkan
a tabel 4.8
alisa deng
potesis yang
ersepsi respo
mal satu per
n untuk me
value pada k
05 dan nilai
alue pada k
05 dan nilai
berapa lang
hat sebagai b
t Pengal
kat Pengalam
ambil kesim
%, sedangk
ini diolah d
ini adalah
an program
g diusulkan
onden yang
sepsi respo
nerima atau
kolom Asym
i chi square
kolom Asym
i chi square
gkah opera
berikut :
42%
laman K
Unive
man Respon
mpulan bahw
kan untuk p
dengan men
bagian kec
m SPSS m
sebagai ber
berbeda tin
onden yang
u menolak j
mp. Sig. (2-t
e < dari nila
mp. Sig. (2-t
e > dari nila
sional, mak
Kerja
ersitas Indo
nden
wa nilai ter
pengalaman
nggunakan
cil dari has
menggunak
rikut :
ngkat pendid
berbeda tin
ika hipotes
tailed) > le
ai x2 0,05(df
tailed) < lev
ai x2 0,05(df
ka output
< 10 tahun
> 10 tahun
59
onesia
rbesar
< 10
SPSS
sil uji
kan 2
dikan
ngkat
is nol
vel of
f)
vel of
f)
yang
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
60
Universitas Indonesia
Tabel 4.8 Output Analisa Mann-Whitney terhadap Tingkat Pengalaman
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 Mann-Whitney U 91,500 112,000 101,000 82,500 110,000 113,000 112,500 116,000
Wilcoxon W 262,500 203,000 192,000 173,500 281,000 284,000 203,500 287,000 Z -1,598 -,235 -,759 -1,539 -,344 -,233 -,210 -,043
Asymp. Sig. (2-tailed) ,110 ,814 ,448 ,124 ,731 ,816 ,834 ,965
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .312a .859a .540a .170a .798a .890a .859a .984a
x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 Mann-Whitney U 88,000 116,500 81,000 109,000 97,500 85,000 85,000 75,000
Wilcoxon W 259,000 287,500 172,000 280,000 268,500 256,000 176,000 166,000 Z -1,221 -,024 -1,724 -,393 -,840 -2,201 -1,395 -1,926
Asymp. Sig. (2-tailed) ,222 ,981 ,085 ,695 ,401 ,028 ,163 ,054
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .258a .984a .157a .767a .441a .211a .211a .097a
x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24 Mann-Whitney U 108,500 98,500 98,000 67,500 112,500 102,000 110,500 114,500
Wilcoxon W 199,500 189,500 189,000 158,500 203,500 273,000 281,500 285,500 Z -,378 -,843 -,808 -2,230 -,197 -,660 -,850 -,112
Asymp. Sig. (2-tailed) ,705 ,399 ,419 ,026 ,844 ,509 ,395 ,911
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .737a .465a .465a .046a .859a .567a .798a .921a
x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 Mann-Whitney U 94,000 87,000 88,500 104,000 94,500 93,000 95,500 104,500
Wilcoxon W 185,000 258,000 179,500 195,000 185,500 184,000 186,500 275,500 Z -1,129 -1,343 -1,231 -,578 -1,010 -1,124 -1,038 -,558
Asymp. Sig. (2-tailed) ,259 ,179 ,218 ,563 ,312 ,261 ,299 ,577
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .373a .242a .258a .622a .373a .352a .395a .622a
x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40 Mann-Whitney U 92,500 113,000 111,000 81,000 114,500 87,000 101,500 90,500
Wilcoxon W 183,500 204,000 282,000 252,000 205,500 258,000 272,500 261,500 Z -1,143 -,178 -,269 -1,514 -,108 -1,341 -,690 -1,173
Asymp. Sig. (2-tailed) ,253 ,859 ,788 ,130 ,914 ,180 ,490 ,241
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .332a .890a .828a .157a .921a .242a .540a .293a
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
61
Universitas Indonesia
Dari uji Mann-Whitney juga didapatkan nilai Asymp.Sig. Nilai ini
dibutuhkan untuk menentukan hipotesis yang diterima. Dari hasil perbandingan
ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi responden dari
kategori jabatan yaitu pada variabel X14 dan X20.
4.3.1.2 Uji Kruskal Wallis H Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Uji ini diterapkan pada pendidikan dari masing-masing responden
terhadap variabel yang ditanyakan dan digunakan untuk mengetahui perbedaan
jawaban kuisioner oleh responden yang terdapat dalam sampel. Pengujian
dilakukan ke dalam empat kelompok dengan kriteria yang berbeda.
Pengelompokan data berdasarkan tingkat pendidikan dari responden yang ada
dikategorikan sebagai berikut :
1. Kelompok pendidikan D3
2. Kelompok pendidikan S1
3. Kelompok pendidikan S2
Berikut disajikan pengelompokkan pendidikan kerja terhadap responden
yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Pengelompokan Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Nama Pendidikan Terakhir
Kode Pendidikan
R1 S2 3 R2 S2 3 R3 S2 3 R4 S1 2 R5 S1 2 R6 S2 3 R7 S1 2 R8 S1 2 R9 D3 1 R10 S1 2 R11 S2 3 R12 S2 3 R13 S2 3 R14 S2 3 R15 S1 2
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Tabel 4
Ga
Ga
pendidikan
32%.
4.9 Pengelom
ambar 4.2 S
ambar 4.2
n D3 sebesa
mpokan Dat
Nama
R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31
Sebaran Dat
menunjukk
ar 7%, pend
32%
Tingk
ta Respond
(lanjuta
PendidikaTerakhir
S2 D3 D3 S1 D3 S1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 D3 S1 S1
ta Tingkat P
kan bahwa
didikan S1 s
at Pend
en Berdasar
an)
an r
KodePendidi
3222221222222122
Pendidikan T
sebagian
sebesar 61%
7%
didikan T
Unive
rkan Pendid
e ikan
Terakhir Re
besar resp
%, dan pend
61%
Terakhir
ersitas Indo
dikan Terak
esponden
ponden mem
didikan S2 h
r
62
onesia
khir
miliki
hanya
D3
S1
S2
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
63
Universitas Indonesia
Selanjutnya, data dianalisa dengan program SPSS menggunakan k
independent samples, dengan hipotesis yang diusulkan sebagai berikut :
Ho = Tidak ada perbedaan persepsi responden yang berbeda tingkat pendidikan
Ha = Ada perbedaan minimal satu persepsi responden yang berbeda tingkat
pendidikan
Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak jika hipotesis nol
(Ho) yang diusulkan:
• Ho diterima jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) > level of
significant (α) sebesar 0,05 dan nilai chi square < dari nilai x2 0,05(df)
• Ho ditolak jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) < level of
significant (α) sebesar 0,05 dan nilai chi square > dari nilai x2 0,05(df)
Setelah melakukan beberapa langkah operasional, maka output yang
dihasilkan dari uji ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.10 Output Analisa Kruskal Wallis H terhadap Tingkat Pendidikan x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8
Chi-Square 1,273 ,583 1,266 1,201 ,286 1,638 1,377 4,339 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,529 ,747 ,531 ,548 ,867 ,441 ,502 ,114
x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16
Chi-Square 1,502 ,768 ,015 1,838 1,711 ,204 ,284 ,889 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,472 ,681 ,992 ,399 ,425 ,903 ,868 ,641
x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24
Chi-Square ,279 ,852 1,540 ,219 1,147 2,154 ,722 ,557 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,870 ,653 ,463 ,896 ,564 ,341 ,697 ,757
x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32
Chi-Square 2,210 1,805 ,315 ,560 1,053 3,107 1,771 2,633 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,331 ,406 ,854 ,756 ,591 ,212 ,412 ,268
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
64
Universitas Indonesia
Tabel 4.10 Output Analisa Kruskal Wallis H terhadap Tingkat Pendidikan
(lanjutan) x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40
Chi-Square 1,985 2,734 2,235 1,359 1,045 5,057 1,474 4,247 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,371 ,255 ,327 ,507 ,593 ,080 ,479 ,120
Dari tabel 4.10, menunjukkan tidak semua nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
pada tabel statistik tiap variabel lebih besar dari level of significant (α) 0,05. Pada
uji kali ini tidak ditemukan varibel yang menunjukan nilai variabel lebih kecil dari
0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan persepsi responden karena adanya
perbedaan pendidikan.
Bila dilihat dari nilai chi square < dari nilai x2 0,05(2)= 5,991, Hipotesis
nol (Ho) diterima dan (Ha) diterima untuk semua variabel. Dimana tidak ada
perbedaan persepsi responden yang berbeda tingkat pendidikannya.
4.3.1.3 Uji Kruskal Wallis H Berdasarkan Jabatan
Analisa uji ini dipergunakan untuk mengetahui perbedaan jawaban
kuisioner oleh responden yang terdapat dalam sampel terhadap hasil jawaban
yang diberikan atas variabel penelitian. Pengujian dibuat dalam dua kelompok
dengan kriteria yang berbeda dengan menggunakan uji Kruskal Wallis H yang
merupakan pengujian data dari sampel (lebih dari dua) yang tidak berhubungan
(Independent).
Tingkat pengalaman dari responden yang ada dikategorikan kedalam tiga
kelompok, yaitu:
1. Kelompok jabatan PM/GSI
2. Kelompok jabatan Manajer/SEM/SOM/SM
3. Kelompok jabatan Chief
Pengelompokan data responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
65
Universitas Indonesia
Tabel 4.11 Pengelompokan Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Nama Jabatan Kode Jabatan
R1 Project Manager 1 R2 Project Manager 1 R3 GSI 1 R4 GSI 2 R5 Engineering Manager 2 R6 Engineering Manager 2 R7 Engineering Manager 2 R8 Engineering Manager 2 R9 Site Manager 2
R10 Site Manager 2 R11 Site Manager 2 R12 Site Manager 2 R13 Chief HSE 2 R14 Chief HSE 2 R15 Chief QC 2 R16 Chief QC 2 R17 Drafer 3 R18 Drafer 3 R19 Quantity 3 R20 Quantity 3 R21 Surveyor 3 R22 Surveyor 3 R23 QC Inspector 3 R24 QC Inspector 3 R25 Ops. Peralatan 3 R26 Ops. Peralatan 3 R27 Construction 3 R28 Construction 3 R29 Construction 3 R30 Logistic 3 R31 Logistic 3
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Da
Chief seb
sebesar 42
Se
k independ
Ho : T
h
Ha : A
ja
Dasa
hipotesis n
• Ho d
sign
• Ho
sign
Se
dihasilkan
Gamba
ari gambar
besar 48%.
2%, dan PM
lanjutnya, d
dent sample
Tidak ada p
hasil jawaba
Ada perbeda
awaban yan
ar pedoma
nol (Ho) yan
diterima jik
nificant (α) s
ditolak jika
nificant (α) s
telah mela
n dari uji ini
48%
ar 4.3 Sebar
4.3 terlihat
Sebaran j
M/GSI sebes
data yang a
es, dengan h
perbedaan a
an yang dibe
aan antara
ng diberikan
an yang d
ng diusulka
ka nilai p-va
sebesar 0,05
a nilai p-val
sebesar 0,05
akukan beb
i dapat dilih
10%
Tin
ran Data Tin
t bahwa ma
jabatan resp
ar 10%.
da dianalisa
hipotesis ya
antara kateg
erikan
ketegori tin
n
digunakan u
an :
alue pada k
5 dan nilai c
lue pada ko
5 dan nilai c
berapa lang
hat sebagai b
%
42%
ngkat Ja
ngkat Jabata
ayoritas jab
ponden lai
a dengan pr
ang diusulka
gori tingkat
ngkat jabat
untuk men
kolom Asym
chi square <
olom Asymp
chi square >
gkah opera
berikut:
%
abatan
Unive
an Respond
batan dari re
n, Manajer
rogram SPS
an sebagai b
t jabatan re
tan respond
nerima atau
mp. Sig. (2-t
< dari nilai x
p. Sig. (2-ta
> dari nilai x
sional, mak
PM/GSI
Manager/SE
Chief
ersitas Indo
den
esponden a
r/SEM/SOM
SS menggun
berikut :
esponden de
den dengan
u menolak
tailed) > lev
x2 0,05 (df)
ailed) < lev
x2 0,05 (df)
ka output
EM/SM/SOM
66
onesia
adalah
M/SM
nakan
engan
hasil
jika
vel of
)
vel of
)
yang
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
67
Universitas Indonesia
Tabel 4.12 Output Analisa Kruskal Wallis H terhadap Tingkat Jabatan x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8
Chi-Square ,332 7,239 ,046 ,910 1,169 2,213 1,590 3,977 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,847 ,027 ,977 ,634 ,557 ,331 ,451 ,137
x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16
Chi-Square 1,411 1,301 ,186 4,112 ,085 1,038 ,439 1,547 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,494 ,522 ,911 ,128 ,958 ,595 ,803 ,461
x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24
Chi-Square 1,498 ,952 ,092 2,014 3,017 ,891 1,067 1,292 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,473 ,621 ,955 ,365 ,221 ,641 ,587 ,524
x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32
Chi-Square ,780 ,680 ,224 3,629 1,114 2,322 2,208 2,369 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,677 ,712 ,894 ,163 ,573 ,313 ,331 ,306
x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40
Chi-Square ,159 2,212 1,589 1,677 5,179 2,077 ,642 2,195 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,924 ,331 ,452 ,432 ,075 ,354 ,726 ,334
Dari tabel 4.12 menunjukkan tidak semua nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada
tabel statistik tiap variabel lebih besar dari level of significant (α) 0,05, dan nilai
chi square < dari nilai x2 0,05(2) adalah 5,991, sehingga Hipotesis nol (Ho)
diterima dan (Ha) ditolak untuk semua variabel. Hasil uji komparatif terhadap
tingkat jabatan menunjukkan ada perbedaan persepsi pada variabel X2.
4.4 ANALISA DATA
4.4.1 Analisa Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapakan nilai mean, median, dan
modus dari data hasil penilaian responden atas variabel yang ditanyakan. Nilai
mean dan median ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran secara kualitatif
mengenai tingkat pemahaman dan penguasaan kompetensi oleh para responden.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
68
Universitas Indonesia
Hasil analisa deskriptif akan disajikan dalam masing-masing variabel. Berikut
adalah hasil analisa deskriptif :
Tabel 4.13 Hasil Analisa Deskriptif Variabel Y
Y N Valid 31
Missing 0 Mean 2,5161 Median 3,0000 Mode 3,00
Gambar 4.4 Histogram Variabel Y
Tabel 4.14 Hasil Deskriptif Variabel X
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 3,0968 3,3226 3,3871 3,5161 2,7419 3,1290 3,2581 3,0968 Median 3,0000 3,0000 3,0000 4,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 Mode 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00
x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 2,6452 4,6129 2,7097 3,2581 3,0968 3,0645 3,6774 3,3871 Median 3,0000 5,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 4,0000 3,0000 Mode 2,00 5,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
69
Universitas Indonesia
Tabel 4.14 Hasil Deskriptif Variabel X (lanjutan)
x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 3,6774 3,5806 3,0968 3,4516 3,2903 3,3548 2,9677 3,4839 Median 4,0000 4,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 Mode 4,00 4,00 4,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00
x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 3,7419 3,4194 3,7419 3,5806 3,3871 4,5806 4,6452 3,4194 Median 4,0000 4,0000 4,0000 4,0000 3,0000 5,0000 5,0000 4,0000 Mode 4,00 4,00 4,00 4,00 3,00 5,00 5,00 4,00
x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 3,7419 3,8710 3,8065 2,6774 2,9677 4,0968 3,4839 3,3226 Median 4,0000 4,0000 4,0000 3,0000 3,0000 4,0000 4,0000 3,0000 Mode 4,00 4,00 4,00 2.00a 3,00 4,00 4,00 3,00
Dari hasil deskriptis diatas menunjukkan bahwa pada hasil deskriptif
variabel Y menunjukkan besar nilai rata-rata (mean) variabel terikat adalah 4,
nilai median 4 dan nilai modus 4. Sedangkan untuk grafik mean, median, modus
dari variabel X dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Gambar 4.5 Grafik Mean, Median, dan Modus Sebaran Data Variabel X
,0000
1,0000
2,0000
3,0000
4,0000
5,0000
6,0000
x1 x4 x7 x10 x13 x16 x19 x22 x25 x28 x31 x34 x37 x40
Mean
Median
Modus
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
70
Universitas Indonesia
Grafik yang terlihat pada gambar 4.5 menunjukkan pesebaran nilai mean,
median, dan modus dari 40 variabel X. Dari gambar tersebut, dapat dilihat kisaran
besar mean berada diantara angka 5 dan 2. Demikian pula dengan nilai median
dan modus. Nilai modus yang sering muncul adalah 3, dengan nilai modus
tertinggi 5 dan terendah 2.
4.4.2 Uji Reabilitas dan Validitas
4.4.2.1 Uji Reabilitas
Variabel yang digunakan pada uji reliabilitas disini adalah variabel yang
telah lolos uji validitas. Uji reabilitas dipenelitian ini menggunakan metode
cronbach alpha. Realibiltias suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki
nilai Cronbach’s Alpha > dari 0,6 (Wijaya, 2005).
Tabel 4.15 Reability statistic
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.708 41
Nilai cronbach’s alpha didapat sebesar 0,708. Nilai yang didapat
dibandingkan dengan nilai Tabel r Product Moment dengan dk = N-1 = 31-1 = 30,
signifikansi 0,05, maka diperoleh rtabel = 0,361. Dari hasil ini didapatkan bahwa
nilai alpha cronbach > rtabel, yaitu 0,708 > 0,361, maka semua data ini adalah
reliabel.
4.4.2.2 Uji Validitas
Pengujian validitas data pada penelitian ini menggunakan alat bantu
software SPSS v17 dengan melihat tabel item total statistics pada hasil output uji
validitas. Nilai R pada tabel item total statistics harus lebih besar dari nilai R tabel
dari tabel r. Dengan mengambil taraf signifikansi 5 % dengan jumlah responden
30, maka memiliki derajat bebas N-2 = 31-2 = 29. Dari nilai N dan taraf
signifikasi tersebut didapatkan nilai r tabel adalah 0,367.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
71
Universitas Indonesia
Berikut tabel hasil analisa validitas dengan menggunakan software SPSS
v17 yang didapat :
Tabel 4.16 Item Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted x1 136,8065 58,561 -,027 ,712 x2 136,5806 54,852 ,426 ,693 x3 136,5161 54,658 ,499 ,691 x4 136,3871 52,112 ,613 ,679 x5 137,1613 57,206 ,140 ,706 x6 136,7742 59,714 -,203 ,718 x7 136,6452 56,770 ,168 ,705 x8 136,8065 57,028 ,076 ,712 x9 137,2581 57,131 ,031 ,718
x10 135,2903 57,146 ,156 ,705 x11 137,1935 58,761 -,060 ,715 x12 136,6452 54,703 ,472 ,692 x13 136,8065 55,361 ,238 ,701 x14 136,8387 59,940 -,272 ,718 x15 136,2258 51,581 ,526 ,680 x16 136,5161 56,525 ,205 ,703 x17 136,2258 51,181 ,637 ,674 x18 136,3226 51,759 ,656 ,676 x19 136,8065 59,495 -,126 ,729 x20 136,4516 55,256 ,314 ,697 x21 136,6129 54,178 ,382 ,692 x22 136,5484 54,856 ,304 ,697 x23 136,9355 59,129 -,219 ,713 x24 136,4194 55,185 ,321 ,697 x25 136,1613 57,140 ,148 ,706 x26 136,4839 55,858 ,203 ,703 x27 136,1613 52,006 ,501 ,682 x28 136,3226 55,692 ,200 ,703 x29 136,5161 52,591 ,626 ,680 x30 135,3226 58,359 -,007 ,712 x31 135,2581 59,931 -,214 ,720 x32 136,4839 53,058 ,516 ,685 x33 136,1613 55,273 ,345 ,696 x34 136,0323 56,899 ,119 ,708 x35 136,0968 57,757 ,037 ,712 x36 137,2258 57,714 -,008 ,721 x37 136,9355 56,929 ,083 ,711 x38 135,8065 56,761 ,071 ,714 x39 136,4194 57,985 -,002 ,716 x40 136,5806 59,718 -,152 ,724 y 137,3871 55,045 ,377 ,695
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
72
Universitas Indonesia
Dari Tabel 4.15 dapat diambil keismpulan bahwa jika nilai corrected item-
total correlation-nya lebih besar dari r tabel maka dinyatakan butir pertanyaan
tersebut sudah valid. Dari uji validitas pertama ini didapatkan 21 variabel yang
valid diantaranya adalah X2, X3, X4, X5, X12, X15, X17, X18, X21, X27, X29,
X32.
Dari data yang sudah tidak valid dihapus kemudian diuji kembali
menggunakan SPSS sehingga mendapatkan data yang valid semua. Adapun hasil
pengujian kedua dari reabilitas ini tergambar pada tabel 4.16.
Tabel 4.17 Item Total Statistics Validitas 2
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted x2 37,4516 22,523 ,461 ,857 x3 37,3871 21,978 ,637 ,849 x4 37,2581 20,598 ,671 ,843
x12 37,5161 22,591 ,475 ,857 x15 37,0968 20,557 ,521 ,855 x17 37,0968 20,957 ,535 ,853 x18 37,1935 20,628 ,672 ,843 x21 37,4839 22,391 ,352 ,865 x27 37,0323 20,432 ,554 ,852 x29 37,3871 20,845 ,704 ,842 x32 37,3548 21,503 ,518 ,854 y 38,2581 22,065 ,521 ,854
Dari tabel tersebut terdapat 1 variabel yang tidak valid yaitu: X21. Dan
selanjutnya data ini diuji kembali Validitasnya dengan SPSS. Hasil dari pengujian
reabilitas keempat ini digambarkan pada tabel 4.17, yang menyatakan semua
variabel tersebut sudah valid.
Tabel 4.18 Item Total Statistics Validitas 3
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted x2 34,1613 19,806 ,476 ,859 x3 34,0968 19,290 ,657 ,850 x4 33,9677 18,032 ,679 ,845
x12 34,2258 19,847 ,497 ,858 x15 33,8065 18,028 ,519 ,859 x17 33,8065 18,428 ,530 ,856 x18 33,9032 18,024 ,686 ,844 x27 33,7419 17,931 ,550 ,856
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
73
Universitas Indonesia
Tabel 4.18 Item Total Statistics Validitas 3 (lanjutan)
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted x29 34,0968 18,290 ,707 ,844 x32 34,0645 19,196 ,466 ,860 y 34,9677 19,432 ,524 ,856
4.4.3 Analisa Korelasi
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, analisa korelasi
merupakan salah satu teknik statistik yang sering dipergunakan untuk mencari
hubungan antara dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Dalam
penilitian ini, analisis korelasi dilakukan untuk melihat pengaruh kinerja
manajemen K3 terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek. Analisis dalam
penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS v17. Dan analisa korelasi
dibuat dengan memakai metode Spearman karena analisa menggunakan
parametrik dan data mencapai 30 sampel. Hasil dari data korelasi tersebut, dipilih
dari sekian banyak variabel independen yang berhubungan secara positif dengan
variabel dependen dan memiliki nilai korelasi sangat kuat yang diketahui dari
tampilan SPSS 17 nilai korelasinya ada tanda bintang menunjukan bahwa variabel
tersebut yang memiliki nilai korelasi sangat kuat terhadap variabel dependen.
Tabel 4.19 Korelasi Hubungan Variabel X dan Y y
Pearson Correlation .415*
Sig. (2-tailed) ,020Pearson Correlation ,332Sig. (2-tailed) ,068Pearson Correlation .410*
Sig. (2-tailed) ,022Pearson Correlation .440*
Sig. (2-tailed) ,013Pearson Correlation .433*
Sig. (2-tailed) ,015Pearson Correlation ,091Sig. (2-tailed) ,627Pearson Correlation ,323Sig. (2-tailed) ,076Pearson Correlation .512**
Sig. (2-tailed) ,003Pearson Correlation .362*
Sig. (2-tailed) ,045Pearson Correlation ,199Sig. (2-tailed) ,282
x2
x3
x4
x12
x15
x17
x18
x27
x29
x32
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
74
Universitas Indonesia
4.4.4 Analisa Regresi dan Pembuatan Model
Setelah diketahui variabel-variabel yang berkorelasi, maka varibel yang
berkorelasi tersebut digunakan untuk melakukan analisa selanjutnya yaitu analisa
regresi. Analisa regresi berguna untuk mengetahui arah hubungan antar variabel
independen dengan dependen apakah masing-masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apakah nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Dari regresi variabel ini diambil nilai Rsquare terbesar dari kombinasi lima
variabel X dengan variabel Y, untuk mempermudah ini dilakukan dengan metode
stepwise. Adapun analisis ini menggunakan software SPSS dengan metode
stepwise, dan analisis dengan menguji nilai Rsquare terbesar disetiap variabel X
dan rangkumannya digambarkan pada tabel 4.19.
Tabel 4.20 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F
Change1 .512a ,262 ,236 ,49802 ,262 10,279 1 29 ,0032 .603b ,363 ,318 ,47064 ,102 4,472 1 28 ,043 2,187a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, x4c. Dependent Variable: y
Model Summaryc
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Change StatisticsDurbin-Watson
Tabel 4.21 Tabel Nilai Collinearity Test Metode Stepwise Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) x27 x4
1 1 1,978 1,000 ,01 ,01 2 ,022 9,438 ,99 ,99
2 1 2,952 1,000 ,00 ,00 ,00 2 ,032 9,553 ,01 ,77 ,41 3 ,015 13,871 ,98 ,23 ,59
a. Dependent Variable: y
Dari hasil nilai Rsquare sangat kecil sekali yaitu hanya sebesar 0,363 yang
artinya hanya menggambarkan 36,3 % dari populasi. Sedangkan untuk nilai
collinearity index sudah mencukupi yaitu CI < 17. Karena hasil Rsquare ini
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
75
Universitas Indonesia
belum mencapat tingkat kepercayaan 80% maka dilakukan reduksi sample yang
menyebar jauh dari persamaan garis yang terbentuk.
Grafik P-P plot yang didapat dari SPSS digunakan untuk melihat variabel
mana yang menjauh dari garis rentang kepercayaan 5 %. Berdasarkan gambar 4.6
berikut yang memiliki jarak terjauh dengan garis alpha adalah responden no. 2.
Karena hal itu maka variabel ini dihilangkan dan dilakukan regresi kembali untuk
mendapatkan nilai Rsquare yang tinggi.
Gambar 4.6 Grafik P-P Plot 40 Variabel
Adapun tahapan dari Tahap-tahap pembuangan sampel dalam rangka
meningkatkan nilai Rsquare terdapat pada Lampiran. Berikut ini adalah tabel
rangkuman reduksi sampel yang dilakukan terdapat pada tabel 4.21.
Tabel 4.22 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise Pengurangan R2
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .553a ,306 ,281 ,48534 ,306 12,330 1 28 ,0022 .656b ,431 ,389 ,44754 ,125 5,929 1 27 ,022 2,400
Change Statistics
a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, x4c. Dependent Variable: y
Durbin-Watson
Model Summaryc
Model R R SquareAdjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
dihilangkan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
76
Universitas Indonesia
Tabel 4.23 Koefisien Model
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta Lower Bound
Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 1,041 ,425 2,452 ,021 ,171 1,911
x27 ,387 ,110 ,553 3,511 ,002 ,161 ,613 ,553 ,553 ,553 1,000 1,000
(Constant) ,137 ,540 ,254 ,802 -,971 1,244
x27 ,345 ,103 ,492 3,341 ,002 ,133 ,556 ,553 ,541 ,485 ,971 1,029x4 ,301 ,124 ,359 2,435 ,022 ,047 ,555 ,442 ,424 ,354 ,971 1,029
Correlations
1
2
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
t Sig.
95,0% Confidence Interval for B Collinearity Statistics
Dari hasil output diatas maka dapat dibuat model persamaan sebagai
berikut :
(4.1)
Dimana :
Y = Kinerja waktu pelaksanaan proyek
X27 = Memakai alat pelindung diri / pengaman diri
X4 = Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan
4.4.5 Identifikasi Variabel Penentu dengan Variabel Dummy
Model regresi yang telah diperoleh dan ditetapkan melalui proses analisis,
didapatkan nilai adjusted R2 yaitu 0,431. Berarti masih ada kemungkinan variabel
lain yang berpengaruh yang belum teridentifikasi dalam analisis.
Gambar 4.7 Grafik Zpred scatterplot untuk R2 0,431
Y = 0,137 + 0,345 X27 + 0,301 X4
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
77
Universitas Indonesia
Input data variabel dummy dilakukan dengan memperhatikan sebaran data
pada scatter plot pada gambar regresi linier, kemudian di tetapkan nilai variabel
dummy untuk masing-masing sample (n = 30 sample) seperti terlihat pada tabel
dan dilakukan analisis regresi kembali sehingga didapatkan nilai adjusted R2 =
0,807.
Tabel 4.24 Input Data Variabel Dummy
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30dummy 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3
KODERESPONDEN
Tabel 4.25 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise dengan Variabel Dummy
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .553a ,306 ,281 ,48534 ,306 12,330 1 28 ,0022 .807b ,651 ,625 ,35033 ,345 26,739 1 27 ,0003 .910c ,827 ,807 ,25118 ,176 26,524 1 26 ,000 2,619
Change StatisticsDurbin-Watson
a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, dummyc. Predictors: (Constant), x27, dummy, x4d. Dependent Variable: y
Model Summaryd
Model R R SquareAdjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Tabel 4.26 Nilai Collinearity Test Metode Stepwise dengan Variabel Dummy
(Constant) x27 dummy x4
1 1,978 1,000 ,01 ,012 ,022 9,482 ,99 ,991 2,909 1,000 ,00 ,00 ,012 ,073 6,295 ,01 ,20 ,723 ,017 12,903 ,98 ,79 ,271 3,873 1,000 ,00 ,00 ,01 ,002 ,082 6,873 ,00 ,08 ,74 ,053 ,033 10,872 ,00 ,69 ,01 ,464 ,012 18,007 ,99 ,24 ,24 ,49
Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
1
2
3
a. Dependent Variable: y
Collinearity Diagnosticsa
Model
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
78
Universitas Indonesia
Tabel 4.27 Koefisien Model dengan Dummy
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 1,041 ,425 2,452 ,021x27 ,387 ,110 ,553 3,511 ,002 ,553 ,553 ,553 1,000 1,000(Constant) -,170 ,386 -,441 ,663x27 ,422 ,080 ,603 5,285 ,000 ,553 ,713 ,601 ,993 1,007dummy ,549 ,106 ,590 5,171 ,000 ,539 ,705 ,588 ,993 1,007(Constant) -1,344 ,358 -3,750 ,001x27 ,374 ,058 ,534 6,447 ,000 ,553 ,784 ,525 ,967 1,034dummy ,592 ,077 ,636 7,728 ,000 ,539 ,835 ,630 ,981 1,019x4 ,360 ,070 ,428 5,150 ,000 ,442 ,711 ,420 ,960 1,042
Model
Unstandardized Coefficients
t Sig.Correlations Collinearity Statistics
1
2
3
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Kemudian dilakukan analisis korelasi terhadap variabel bebas untuk
mengetahui variabel penentu lainnya yang dapat mewakili dummy. Dari hasil uji
korelasi didapatkan bahwa dummy adalah X19, X28, dan X39. untuk lebih
lengkapnya mengenai uji korelasi terhadap dummy dapat dilihat pada lampiran.
Kemudian dilakukan uji analisis regresi kembali sehingga didapatkan :
Tabel 4.28 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise dengan Pengganti Dummy
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .553a ,306 ,281 ,48534 ,306 12,330 1 28 ,0022 .767b ,588 ,557 ,38078 ,282 18,490 1 27 ,0003 .807c ,652 ,611 ,35684 ,064 4,743 1 26 ,039 2,281
Std. Error of the
Estimate
Change StatisticsDurbin-Watson
Model Summaryd
Model R R SquareAdjusted R
Square
a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, x28c. Predictors: (Constant), x27, x28, x4d. Dependent Variable: y
Tabel 4.29 Nilai Collinearity Test Metode Stepwise dengan Pengganti Dummy
(Constant) x27 x28 x4
1 1,978 1,000 ,01 ,012 ,022 9,482 ,99 ,991 2,947 1,000 ,00 ,00 ,002 ,039 8,678 ,00 ,61 ,423 ,014 14,650 1,00 ,39 ,581 3,921 1,000 ,00 ,00 ,00 ,002 ,040 9,962 ,00 ,66 ,32 ,023 ,027 12,018 ,00 ,10 ,36 ,784 ,012 17,940 1,00 ,23 ,32 ,20
a. Dependent Variable: y
Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance ProportionsCollinearity Diagnosticsa
Model
1
2
3
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
79
Universitas Indonesia
Tabel 4.30 Koefisien Model dengan Pengganti Dummy
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 1,041 ,425 2,452 ,021x27 ,387 ,110 ,553 3,511 ,002 ,553 ,553 ,553 1,000 1,000(Constant) -,461 ,483 -,955 ,348x27 ,378 ,087 ,539 4,365 ,000 ,553 ,643 ,539 ,999 1,001x28 ,423 ,098 ,531 4,300 ,000 ,545 ,638 ,531 ,999 1,001(Constant) -,974 ,510 -1,909 ,067x27 ,348 ,082 ,497 4,227 ,000 ,553 ,638 ,489 ,971 1,030x28 ,382 ,094 ,480 4,058 ,000 ,545 ,623 ,470 ,959 1,043x4 ,219 ,101 ,261 2,178 ,039 ,442 ,393 ,252 ,932 1,073
t Sig.Correlations Collinearity Statistics
1
2
3
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Sehingga persamaan model regresi yang didapat adalah :
(4.2)
Dimana :
Y = Kinerja waktu pelaksanaan proyek
X27 = Memakai alat pelindung diri / pengaman diri
X28 = Memasang rambu-rambu pengaman
X4 = Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan
4.4.6 Uji Validitas Model
4.4.6.1 Uji F
Uji F bertujuan untuk menguji bahwa seluruh koefisien variabel bebas dari
model regresi tidak mempengaruhi variabel tetap.
Hipotesis dalam uji F adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada hubungan linier antara faktor dominan manajemen K3
terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek
H1 : Ada hubungan linier antara faktor dominan manajemen K3 terhadap
kinerja waktu pelaksanaan proyek
Y = -0,974 + 0,348 X27 + 0,382 X28 + 0,219 X4
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
80
Universitas Indonesia
Tabel 4.31 Tabel ANOVA
Sum of Squares df Mean
Square F Sig.
Regression 2,904 1 2,904 12,330 .002a
Residual 6,596 28 ,236Total 9,500 29Regression 5,585 2 2,793 19,261 .000b
Residual 3,915 27 ,145Total 9,500 29Regression 6,189 3 2,063 16,202 .000c
Residual 3,311 26 ,127Total 9,500 29
ANOVAd
Model
d. Dependent Variable: y
1
2
3
a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, x28c. Predictors: (Constant), x27, x28, x4
Kemudian dilakukan perhitungan F tabel dengan taraf signifikansi 0,05
dan Derajat Kebebasan (DK): jumlah variabel 3-1 = 2; dan denumerator: jumlah
responden - 4 atau 30 - 4 = 26. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka F
tabel sebesar 3,37.
Selanjutnya adalah menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut: Jika
F penelitian > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika F penelitian < F tabel
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dari hasil penelitian didapat bahwa angka F
penelitian sebesar 16,202 > F tabel sebesar 3,37. Maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya, ada hubungan linier antara antara faktor dominan manajemen
K3 terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek. Dengan demikian, model regresi
diatas sudah layak dan benar. Kesimpulannya adalah ada pengaruh faktor
dominan manajemen K3 tersebut terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek.
4.4.6.2 Uji T
Pada uji t ini untuk melihat besarnya pengaruh variabel tersebut terhadap
kinerja waktu pelaksanaan proyek secara sendiri / parsial digunakan uji T.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada hubungan linier antara faktor dominan terhadap
kinerja waktu pelaksanaan proyek
H1 : Ada hubungan linier antara faktor dominan terhadap
kinerja waktu pelaksanaan proyek
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
81
Universitas Indonesia
Tabel 4.32 Tabel Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 1,041 ,425 2,452 ,021x27 ,387 ,110 ,553 3,511 ,002 ,553 ,553 ,553 1,000 1,000(Constant) -,461 ,483 -,955 ,348x27 ,378 ,087 ,539 4,365 ,000 ,553 ,643 ,539 ,999 1,001x28 ,423 ,098 ,531 4,300 ,000 ,545 ,638 ,531 ,999 1,001(Constant) -,974 ,510 -1,909 ,067x27 ,348 ,082 ,497 4,227 ,000 ,553 ,638 ,489 ,971 1,030x28 ,382 ,094 ,480 4,058 ,000 ,545 ,623 ,470 ,959 1,043x4 ,219 ,101 ,261 2,178 ,039 ,442 ,393 ,252 ,932 1,073
t Sig.Correlations Collinearity Statistics
1
2
3
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Setelah itu dilakukan perhitungan t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK= n – 2 = 31 – 2 = 29. Dari
ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 2,045. Selanjutnya adalah
menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:
• Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
• Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Didasarkan hasil perhitungan yang terlihat dalam tabel 4.24, diperoleh
angka t penelitian untuk variabel X27 sebesar 4,227; X28 sebesar 4,058; dan X4
sebesar 2,178, masing-masing nilai t pada kedua variabel tersebut > t tabel
sebesar 2,045 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linier
antara faktor dominan manajemen K3 terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek.
4.4.6.3 Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson
Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi,
yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan lain pada model regresi dilakukan uji Durbin-Watson dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol
ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4 - dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti
tidak ada autokorelasi.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
82
Universitas Indonesia
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4 – du) dan (4 - dL), maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Tabel 4.33 Model Summary Hasil Uji Metode Stepwise
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .553a ,306 ,281 ,48534 ,306 12,330 1 28 ,0022 .767b ,588 ,557 ,38078 ,282 18,490 1 27 ,0003 .807c ,652 ,611 ,35684 ,064 4,743 1 26 ,039 2,281
Std. Error of the
Estimate
Change StatisticsDurbin-Watson
Model Summaryd
Model R R SquareAdjusted R
Square
a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, x28c. Predictors: (Constant), x27, x28, x4d. Dependent Variable: y
Dari hasil output diatas didapat nilai DW yang dihasilkan dari model
regresi adalah 2,281. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan
jumlah data (n) = 30, seta k= 3 (k adalah jumlah variabel independen, yaitu X27,
X28, dan X4) diperoleh nilai dL sebesar 1,2138 dan dU sebesar 1,6498 Karena nilai
DW berada pada daerah antara dU dan (4-dU), 1,6498 < 2,281 < 2,3502, maka
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.
4.4.6.4 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana variabel-variabel independen
dalam persamaan regresi mempunyai korelasi yang erat satu sama lain. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat multikolinieritas atau terjadinya
korelasi diantara variabel terpilih. Model regresi yang baik harus tidak ada
multikolinearitas (Santoso, 2001). Uji ini dilakukan karena nilai Condition Index
(CI) > 17, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.34 Hasil Uji Korelasi Correlations
x4 x27 x28
x4
Pearson Correlation 1 ,169 ,202
Sig. (1-tailed) ,186 ,142
N 30 30 30
x27
Pearson Correlation ,169 1 ,025
Sig. (1-tailed) ,186 ,447
N 30 30 30
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
83
Universitas Indonesia
Tabel 4.27 Hasil Uji Korelasi (lanjutan) x4 x27 x28
x28
Pearson Correlation ,202 ,025 1
Sig. (1-tailed) ,142 ,447 N 30 30 30
Dapat dilihat bahwa antarvariabel sebagai variabel-variabel independent tidak
berkorelasi secara erat. Koefisien korelasinya yaitu 0,025; 0,169; dan 0,202 ini
menunjukan bahwa korelasinya tidak kuat. Nilai probabilitas sebesar 0,142 < 0,05
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel-variabel tidak signifikan.
4.5 KESIMPULAN
Dari pembahasan pada bab 4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4 diatas maka dapat
disimpulkan bahwa telah dilakukan pengolahan data pada penelitian ini dengan
menggunakan tiga tahap pengumpulan data, dimana pada tahap satu dan tiga
dilakukan proses wawancara terhadap pakar yang berkompeten terhadap
penelitian ini. Sedangkan pada tahap kedua dilakukan proses pengolahan data
dengan melakukan alat berupa program SPSS v17.
Adapun pengujian yang dilakukan dari program ini dibagi menjadi lima
bagian, yaitu berupa analisis validitas reabilitas, analisis non parametrik dengan
menggunakan Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney, analisis deskriptif, dan analisis
korelasi dan regresi dengan uji F, uji T, Durbin Watson, dan uji multikolinearitas.
Untuk pembahasan selanjutnya mengenai temuan yang didapat dari hasil
pengumpulan dan analisis data serta kesimpulan apa yang dapat diambil dari hasil
temuan tersebut akan dianalisis dan dibahas pada bab 5.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
84 Universitas Indonesia
BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN
5.1 PENDAHULUAN
Setelah dilakukan pengolahan data pada bab sebelumnya, maka pada bab
ini akan dibahas mengenai temuan yang didapat. Pembahasan dilakukan dengan
melakukan analisa terhadap tiap temuan dengan tujuan mendapatkan hubungan
antara tujuan penelitian, data yang telah didapatkan,hasil pengolahan data, dan
kenyataan di lapangan.
Pada bab 5 secara garis besar ini dibagi menjadi dua subbab utama, yaitu
bab temuan (bab 5.2) dan bahasan (bab 5.3). Analisa dilakukan dengan
mengklarifikasi proses pengolahan data beserta alur prosesnya, selanjutnya
mendeskripsikan hasil pengolahan data, dan melakukan pengaitan hasil
pengolahan data dengan fokus penelitian.
5.2 TEMUAN
Setelah pada tahap sebelumnya telah dilakukan pengumpulan dan analisa
data, langkah selanjutnya adalah menguraikan hasil temuan yang didapat tersebut
dan menganalisanya. Temuan yang dibahas disini meliputi temuan yang didapat
pada proses pengujian komparatif, uji deskriptif, dan uji validitas reabilitas.
Berikut hasil temuan beserta analisanya :
Uji Komparatif
Dari hasil uji komparatif responden menggunakan uji Mann Whitney
dan Kruskall Wallis H. Pada analisa Mann Whitney terhadap latar belakang
pengalaman dunia konstruksi terdapat nilai Asmp. Sig yang kurang dari 0,05.
Berikut ini variabel yang nilai Asmp. Sig-nya berada dibawah nilai 0,05.
Tabel 5.1 Perbedaan Persepsi Responden Berdasarkan Perbedaan Pengalaman
Variabel Penjelasan
X14 Membuat instruksi pelaksanaan program K3
X20 Menyediakan peralatan / sarana K3
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
85
Universitas Indonesia
Terdapat temuan pada hasil analisa Kruskal Wallis H terhadap tingkat
pendidikan tidak terdapat perbedaan pendapat, sedangkan jabatan ternyata
masih terdapat nilai Asmp. Sig yang bernilai kurang dari 0,05. Berikut
variabel yang nilai Asmp. Sig-nya berada dibawah nilai 0,05.
Tabel 5.2 Perbedaan Persepsi Responden Berdasarkan Perbedaan Jabatan
Variabel Penjelasan
X2 Mengidentifikasikan potensi bahaya dan cara pencegahannya
Dari hasil termuan ini memperlihatkan bahwa pada tingkat
pengalaman dan jabatan pada masing-masing responden timbul perbedaan
persepsi. Hal ini dapat dipengaruhi karena responden dengan pengalaman
yang lebih lama telah mengalami kondisi-kondisi persoalan yang terjadi
khususnya menyangkut masalah manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dalam proyek bila dibandingkan dengan yang memiliki pengalaman
yang sedikit .
Sedangkan perbedaan persepsi berdasarkan tingkat jabatan ini dapat
disebabkan karena responden dengan jabatan dengan jenjang jabatan yang
lebih tinggi cenderung lebih mengetahui kinerja manajemen proyek secara
menyeluruh bila dibandingkan responden yang memiliki jabatan dibawahnya
Analisa Deskriptif
Hasil dari analisa deskriptif ini disajikan untuk variabel Y (terikat)
dan variabel X (bebas). Dari analisa deskriptif variabel Y menunjukkan
bahwa nilai mean (nilai rata-rata), median (nilai tengah), dan modus (nilai
yang paling sering muncul) dari variabel Y adalah sebesar 2,5 (mean), 3
(median), dan 3 (modus). Sehingga dapat dilihat kecenderungan responden
menilai variabel Y sedang dari range penilaian 1 sampai 5.
Sedangkan untuk Variabel X sendiri terdiri dari 40 variabel, sehingga
dihasilkan 40 buah nilai mean, median dan modus untuk analisa deskriptif
tersebut. Bila dilihat dari nilai mean rata-rata dari 40 varibel penilaian dari
responden cukup besar atau lebih besar dari nilai 3 yakni sebesar 3,435. Ini
berarti rata-rata penilaian responden terhadap kinerja manajemen K3 dalam
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
86
Universitas Indonesia
proyek tersebut cukup baik. Selanjutnya nilai mean tertinggi adalah 4,645
pada variabel X31 yakni mengadakan pengawasan dalam bentuk monitoring.
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas dan reabilitas menghasilkan temuan bahwa hasil
penelitian dari 40 variabel, ditemukan 30 variabel yang tidak valid. Hal ini
ditunjukkan dengan pengolahan yang menghasilkan nilai corrected item total
correlation lebih kecil dari r tabel yaitu sebesar 0,367 ada sebenyak 30
variabel. Ke-30 variabel tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak
dipergunakan untuk analisa selanjutnya. Sehingga sisa variabel yang valid
dan dapat digunakan adalah sebanyak 10 variabel.
Sedangkan untuk uji reabilitas setelah diuji validitas didapatkan
bahwa semua variabel sudah reliable, karena nilai kolom cronbach’s yang
lebih besar dari 0,6 yakni dengan nilai 0,708.
5.3 PEMBAHASAN
Pembahasan ini dilakukan untuk menganalisa hasil pengumpulan dan
analisa data diluar hasil temuan yang sebelumnya sudah dijelaskan. Untuk itu
pembahasan yang diuraikan disini mencakup analisa statistik yaitu analisa
korelasi, regresi, dan uji model. Berikut ini pembahasan analisa dari hasil
pengolahan data penelitian.
5.3.1 Pembahasan Analisa Korelasi
Analisa korelasi dilakukan untuk melihat korelasi antara variabel Y atau
variabel terikat dengan variabel X (variabel bebas). Hasilnya ternyata cukup
banyak variabel yang berkorelasi. Dengan menganalisa korelasi dengan
menggunakan bantuan SPSS v.17 ternyata terdapat 5 variabel X yang berkorelasi
dengan variabel Y. Korelasi antar kedua variabel ini ditunjukkan dengan tanda
satu bintang (*) dan dua bintang (**) pada kolom correlation coefficient pada
hasil output SPSS tersebut. Dengan melihat cukup banyak terdapat 5 variabel
yang berkorelasi, dapat dilihat bahwa hubungan antara dua variabel cukup erat.
Berikut ini hasil analisa korelasi (variabel yang berkorelasi) :
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
87
Universitas Indonesia
Tabel 5.3 Hasil Analisa Korelasi
Variabel Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja waktu x2* Mengidentifikasi potensi bahaya dan cara pencegahannya x4* Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan
x12* Membuat rincian peralatan keamanan dan perlindungan yang diperlukan
x15* Menyediakan perlengkapan K3 di lokasi proyek x27** Memakai alat pelindung diri / pengaman diri
Hubungan antara dua variabel tersebut dapat terjadi karena kebetulan,
dapat pula karena merupakan hubungan sebab akibat. Dua variabel tersebut
dikatakan berkorelasi apabila perubajan yang lain secara teratur, dengan arah yang
sama atau arah yang berlawanan (Syamsudin 2002).
Dari ke 10 variabel ada 1 variabel yang berbintang 2 yang menandakan
bahwa variabel tersebut memiliki korelasi yang signifikan pada level 0,01.
Variabel yang berbintang 2 ini (**) adalah variabel X27. Dari kelima variabel ini
bila dihubungkan dengan masalah yang terjadi dalam proyek, tampaknya faktor
dalam variabel yang berhubungan dengan proyek penelitian adalah variabel
X2dan X4. Mengatur penempatan prasaranan kerja, peralatan, dan bahan dalam
proyek ini cukup kurang, melihat dari keterbatasan lahan proyek.
5.3.2 Pembahasan Analisa Regresi
Pada pengolahan data analisa regresi dengan penambahan variabel dummy
didapatkan hasil nilai R-squre > 0,50 yaitu 0,652. Nilai R-squre ini menandakan
tingkat kepercayaan dari model yang didapat dari sekian variabel yang ada.
Model analisis regresi merupakan model matematis, yaitu model yang
memperlihatkan hubungan secara kuantitatif antar variabel-variabel bebas X
dengan Y (Syamsudin 2002).
Dari hasil analisa regresi menghasilkan dua variabel yang dominan, yaitu
variabel X27, X28, dan X4. Sedangkan hasil bentuk model regresi untuk
hubungan antara Y dan X dalam penelitian ini ternyata linear seperti yang terlihat
pada persamaan (4.2).
Variabel X27, X28, dan X4 terpilih menjadi variabel dominan yang artinya
dari sekian variabel X yang ada, variabel terpilih tersebut merupakan variabel
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
88
Universitas Indonesia
yang paling berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja waktu pelaksanaan proyek
konstruksi jembatan flyover).
5.3.3 Analisa Uji Model
Dari hasil regresi didapatkan model linear, kemudian dilanjutkan dengan
melakukan beberapa uji model. Berikut hasil dan analisa uji model:
5.3.3.1. Uji F
Tabel 5.4 Hasil Uji F
Uji F
Nilai F Penelitian Nilai F Tabel
16,202 3,37
Kesimpulan Uji F
Model regresi sudah layak dan benar, sehingga ada pengaruh dominan terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek
Hasil uji F menunjukkan bahwa F penelitian > tabel F, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linier antara manajemen K3 terhadap
kinerja waktu pelaksanaan proyek jembatan flyover. Oleh karena itu model regresi
linier sudah layak dan benar.
5.3.3.2. Uji T
Tabel 5.5 Hasil Uji T
Uji T
Nilai T Penelitian Nilai T Tabel
4,227 (X27); 4,058 (X28); 2,178 (X4) 2,045
Kesimpulan Uji T
Ada hubungan linier antara manajemen K3 terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi
Hasil Uji T menunjukkan bahwa nilai t dari masing-masing variabel hasil
pengolahan data > t tabel sebesar 2,045 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan linear antara manajemen K3 terhadap kinerja
waktu pelaksanaan proyek jembatan flyover. Sehingga, model regresi linier juga
cukup layak dan benar.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
89
Universitas Indonesia
5.3.3.3. Uji Autokoreksi dengan Durbin Watson
Tabel 5.6 Hasil Uji Autokoreksi dengan Durbin Watson
Uji Durbin Watson
Nilai Durbin Watson Penelitian dU < DW < (4-dU)
2,281 1,6498 < DW < 2,3502
Kesimpulan Uji Durbin Watson
Tidak ada autokorelasi
Dari hasil uji autokoreksi Durbin Watson menunjukkan bahwa nilai d
terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesa diterima, yang berarti tidak ada
autokorelasi. Artinya ada korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
5.3.3.4. Uji Multikolinearitas
Tabel 5.7 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas
Nilai probabilitas (sig) adalah 0,142 > 0,05 Nilai VIF berkisar angka 1 dan VIF < 10
Kesimpulan Uji Multikolinearitas
Hubungan antara x4 dan x27 tidak terkorelasi secara erat
Uji multikolinearitas menunjukkan hasil bahwa nilai probabilitas (sig)
yakni 0,142 > 0,05 dan nilai VIF berkisar angka 1 dan VIF <10. Selain itu, bila
dilihat dari korelasi kedua variabel, ternyata nilai korelasinya yakni 0,202, 0,169,
dan 0,025. Maka dari hasil uji multikolinearitas tersebut dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara X27, X28, dan X4 tidak signifikan. Sehingga hasil dari model
regresi tetap memenuhi.
5.3.4 Pembahasan Faktor Dominan
Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa ada 2 buah faktor
dominan dalam manajemen K3 yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan
proyek jembatan flyover. Kedua faktor dominan tersebut kemudian divalidasi ke
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
90
Universitas Indonesia
pakar untuk memperoleh strategi pemecahan masalah. Berikut merupakan
pembahasan untuk masing-masing faktor dominan tersebut:
Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan (X4)
Masalah penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan cukup besar
dampaknya terhadap kinerja waktu pelaksanaan. Penempatan prasarana kerja
yang kurang sesuai dapat menjadi bahaya atau risiko yang dapat
menimbulkan kecelakaan kerja.
Masalah penempatan peralatan dapat menjadi kendala dalam keselamatan
kerja. Seperti misalnya yang terjadi pada lahan proyek yang sempit / terbatas,
biasanya timbul masalah yang terkait dalam hal keselamatan dari para
pekerja. Ruang gerak untuk pekerja dirasakan kurang untuk melakukan suatu
pekerjaan, contoh untuk pengangkatan girder yang membutuhkan ruang lebih
untuk manuver alat dan girder itu sendiri. Manuver alat tersebut akan menjadi
bahaya bila tidak dilakukan perencanaan penempatan alat dan material yang
sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan aspek keselamatan pekerja dan
pihak ketiga, yaitu masyarakat sekitar yang dirugikan dengan peralatan
tersebut.
Kenyamanan penggunan jalan eksisting yang ada di lokasi proyek jg
perlu diperhatikan agar tidak mengganggu lalu-lintas kendaraan yang cukup
padat. Pengaturan dalam penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan
menjadi penting agar tidak menghambat dalam pelaksanaan proyek
konstruksi.
Preventive Action:
Agar masalah letak penempatan prasarana kerja, peralatan, dan
bahan tidak menggangu keselamatan pekerja dan kinerja waktu, langkah
preventifnya adalah dengan membuat layout penempatannya. Sebaiknya
area penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan berada di tempat
yang tidak menggangu aktivitas masyarakat sekitar pada siang hari. Bila
akan digunakan, maka akan dipindahkan ke tempat lokasi pekerjaan pada
waktu malam hari. Penempatan ini juga harus diperhatikan dari segi
keamanan prasarana, peralatan, dan bahan itu sendiri.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
91
Universitas Indonesia
Corretive Action:
Apabila masalah letak penempatan prasarana kerja, peralatan, dan
bahan terjadi, maka perlu sesegera mungkin dipindahkan pada tempat
yang tidak mengganggu pekerjaan lainnya.
Memakai alat pelindung diri / pengaman diri (X27)
Salah satu tujuan sasaran proyek adalah kinerja K3. Kinerja K3 dapat
diartikan dengan minimnya kecelakaan kerja atau zero accident dalam
pelaksanaan proyek konstruksi. Dalam pemenuhan kinerja K3 tersebut perlu
dilakukan usaha, yaitu dengan melakukan pencegahan kecelakaan kerja agar
tidak terjadi kecelakaan kerja yang dapat merugikan semua pihak dan
terhentinya pekerjaan konstruksi. Pencegahan kecelakaan kerja dapat
dilakukan dengan cara pemakaian alat pelindung / pengaman diri untuk para
pekerja di lapangan dan untuk melindungi pihak ketiga agar tidak dirugikan.
Lokasi proyek dengan kondisi lokasi pekerjaan yang ekstrim akan
berpengaruh terhadap keselamatan kerja. Suatu contoh apabila suatu
pekerjaan konstruksi harus dilakukan di atas sebuah sungai yang akan
meningkatkan risiko atau bahaya kecelakaan kerja. Lokasi pekerjaan yang
memiliki lahan sempit / terbatas, maka lokasi tersebut bisa mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja karena ruang gerak dari para pekerja yang
terbatas untuk melakukan pekerjaan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan juga akan berpengaruh
terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja. Sebagian besar waktu yang
digunakan untuk melakukan pekerjaan konstruksi jembatan flyover ini adalah
malam hari. Ini dikarenakan adanya aktivitas lain yang ada di lokasi proyek,
seperti pengguna jalan eksisting dan masyarakat sekitar yang berada dekat
dengan lokasi proyek. Pekerjaan yang dilakukan pada malam hari ini
dibutuhkan perhatian ekstra agar tidak terjadi kesalahan maupun kecelakaan
kerja.
Preventive Action:
Suatu bentuk pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari
permasalahan penggunaan alat pelindung / pengaman diri adalah
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
92
Universitas Indonesia
melakukan kontrol dari petugas K3 agar pekerja memakai peralatan
tersebut. Pemakaian alat pelindung / pengaman diri sangat berperan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat merugikan semua
pihak. Pemakaian alat pelindung diri ini dapat berupa safety belt, helm,
jaring pengaman, sepatu, dan lain-lain. Kontrol juga dapat dilakukan oleh
sesama pekerja agar dapat saling mengingatkan antar pekerja.
Lokasi proyek yang ekstrim, seperti di atas sebuah sungai, perlu
dipikirkan alat pengaman seperti safety belt agar mengurangi risiko
terjatuh ke sungai. Kontrol pemakaian alat pelinding ini juga diperlukan
untuk pencegahan kesalahan yang bisa berakibat kecelakaan kerja.
Untuk masalah waktu pelaksanaan atau jam kerja proyek yang
sebagian besar dilakukan pada malam hari, perlu dilakukan tindakan
pencegahan dengan penambahan alat bantuan. Alat bantuan tersebut
berupa tambahan lampu penerang agar pekerja dapat melihat dan
melakukan pekerjaan dengan baik pada malam hari.
Corretive Action :
Permasalahan manajemen K3 yang disebabkan oleh faktor lokasi
proyek dan waktu pelaksanaan kerja dapat bermacam-macam. Untuk itu
apabila masalah tersebut terjadi, corrective action yang dilakukan adalah
dengan mengidentifkasikan masalah-masalah apa yang timbul dan
membuat strategi / perencanaan sesegera mungkin, sesuai dengan
masalah yang sudah diidentifikasikan itu.
Memasang rambu-rambu pengaman (X28)
Pemasangan rambu-rambu pengaman sangat diperlukan untuk
menginformasikan kepada pekerja tentang keadaan disekitar lokasi proyek.
Rambu-rambu ini dipasang agar pekerja mengetahui area kerja mana yang
dirasakan sangat berbahaya.
Permasalahan pemasangan atau peletakan dari rambu-rambu ini juga
perlu diperhatikan. Karena kesalahan informasi yang diberitahukan oleh
rambu-rambu tersebut tidak sesuai dengan keadaan sekitar yang berbahaya
atau tidak.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
93
Universitas Indonesia
Preventive Action:
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan membuat
identifikasi bahaya di sekitar proyek. Kemudian dilakukan perencanaan
penempatan rambu-rambu pengaman agar penyampaian informasi
kepada pekerja tepat.
Corretive Action :
Apabila penempatan rambu-rambu pengaman salah, makan yang
dapat dilakukan adalah mengidentifikasi ulang apakah sudah tepat lokasi
rambu-rambu dan membuat kembali perencanaan penempatan rambu-
rambu tersebut
Melihat hasil pembahasan faktor dominan secara umum tersebut, ternyata
dari faktor dominan yang didapat ada hubungannya dengan keadaan proyek
penelitian ini. Ada beberapa masalah dalam faktor dominan yang terjadi dalam
studi kasus proyek yang terpilih ini. Masalah itu meliputi masalah keterbatasan
lokasi proyek, waktu pelaksanaan kerja proyek, dan keadaan alam di lokasi
tersebut.
5.4 PEMBUKTIAN HIPOTESA
Dengan menggunakan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka
hipotesa penelitian sudah dapat dibuktikan. Hasil pengolahan data itu berupa
model regresi yang memperlihatkan hubungan antara kinerja manajemen K3 suatu
proyek terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek telah dinyatakan valid setelah
dilakukan uji-uji model.
Hipotesa penelitian ini menyatakan bahwa, “Terdapat faktor pengaruh
penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang mempengaruhi
kinerja waktu proyek konstruksi jembatan flyover.”
Untuk itu dilakukan uji hipotesis terhadap model tersebut apakah valid dan
memenuhi syarat atau sebaliknya.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
94
Universitas Indonesia
Model yang didapat dari hasil pengolahan data analisa regresi adalah
Y = -0,974 + 0,348 X27 + 0,382 X28 + 0,219 X4
Dimana model tersebut mempunyai satu variabel terikat Y (kinerja waktu
pelaksanaan proyek) dan dua variabel bebas yaitu variabel X27, X28, dan X4
yang dapat dinyatakan :
Koefisien konstanta bernilai negatif menandakan bahwa nilai dari Y akan
menjadi negatif bila nilai X27, X28, dan X4 tidak ada
Koefisien X27, X28, dan X4 menyatakan pengaruh peningkatan nilai dari Y
Semakin besar nilai subtitusi variabel X27, X28, dan X4 maka akan
semakin besar pula nilai Y
Dari hasil analisis tersebut, maka diketahui bahwa ada hubungan linear
dimana peningkatan kinerja manajemen K3 akan meningkatkan pula kinerja
waktu pelaksanaan proyek menjadi lebih baik. Maka dapat disimpulkan bahwa
model yang diperoleh tersebut telah membuktikan hipotesis dari penelitian.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
95 Universitas Indonesia
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, temuan-temuan, pembahasan serta interpretasi
terhadap penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
• Dari 45 variabel manajemen K3 (berdasarkan studi literature dan referensi)
yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek, divalidasi ke
para pakar dan didapat hasil terdapat 5 variabel tidak dipakai. 40 sisa variabel
itulah yang disebarkan ke responden. Setelah data semua terkumpul dan
diolah, ditemukan 30 variabel yang tidak valid. Data yang valid langsung
diolah dengan analisa korelasi dan didapatlah 10 variabel yang berkorelasi
secara signifikan. Kemudian dipakai untuk analisa regresi dan output dari
analisa regresi mengeluarkan 3 variabel sebagai faktor dominan manajemen
K3 yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan proyek dan model regresi
yang setelah di uji dan ternyata model tersebut cukup valid.
• Hasil penelitian sudah memenuhi hipotesis penelitian yakni:
a. Telah didapat dua (3) faktor dominan yang memberikan konstribusi
terhadap kinerja manajemen K3 (Y), yaitu :
X4 = Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan.
X27 = Memakai alat pelindung diri / pengaman diri
X28 = Memasang rambu-rambu pengaman
b. Strategi penanggulangan dua faktor dominan yang telah didapat adalah
sebagai berikut :
Permasalahan pada variabel X4 tersebut dapat ditangani dengan
menempatkan prasarana kerja, peralatan, dan bahan pada tempat yang
tepat dan sebaiknya dalam mengatur tata letak penempatannya
disesuaikan dengan kondisi lokasi proyek shingga tidak menggangu
aktivitas masyarakat sekitar pada waktu siang hari. Apabila masalah letak
penyimpanan prasarana, peralatan, dan bahan terjadi, maka perlu
sesegera mungkin dipindahkan pada tempat yang tidak mengganggu
pekerjaan lainnya. Sedangkan strategi penanganan yang dapat dilakukan
untuk menangani permasalahan variabel X27 adalah dengan adanya
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
96
Universitas Indonesia
kontrol dari petugas K3 agar pekerja memakai alat pelindung / pengaman
diri tersebut. Pemakaian lampu penerang untuk pekerjaan yang dilakukan
pada saat malam hari dapat membantu pekerja melakukan pekerjaannya
dengan baik. Untuk strategi penanganan yang dapat dilakukan untuk
menangani permasalahan variabel X28 adalah dengan adanya
penempatan yang tepat rambu-rambu agar tidak terjadi kesalahan
informasi. Perencanaan ulang penempatan rambu-rambu pengaman
menjadi solusi permasalahan ini.
• Hasil pengolahan data didapat model regresi yang terbentuk adalah:
Y = -0,974 + 0,348 X27 + 0,382 X28 + 0,219 X4
Model ini mempunyai 3 variabel bebas dengan koefisien positif, dari model
ini dapat dinyatakan bahwa, manajemen K3 berpengaruh terhadap kinerja
waktu pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, model hasil penelitian yang
didapat telah membuktikan hipotesis dari penelitian.
6.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka
saran-saran yang dapat diberikan :
1. Permasalahan manajemen K3 yang dapat berdampak terhadap kinerja
waktu pelaksanaan proyek konstruksi jembatan flyover adalah
penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan; pemakaian alat
pelindung / pengaman diri; dan memasang rambu-rambu pengaman.
Untuk menghindari permasalahan tersebut, maka perlu dibuat site
layout penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan sesuai dengan
karakteristik lokasi proyek. Kontrol terhadap penggunanaan alat
pelindung / pengaman diri juga diperlukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada saat pelaksanaan. Perencanaan layout
penempatan rambu-rambu pengaman.
2. Hasil-hasil dalam penelitian dapat dikembangkan kembali lebih lanjut
untuk membantu dalam meningkatkan kinerja waktu pelaksanaan
proyek konstruksi jembatan flyover.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
97
Universitas Indonesia
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menyangkut manajemen K3
untuk mendapatkan variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap
kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi. Dapat juga dilakukan
penelitian lanjut untuk pengaruh terhadap kinerja biaya dan mutu
proyek konstruksi jembatan flyover.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Asiyanto (2005). Construction Cost Estimate and Cost Control. Jakarta : Jurusan
Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Asiyanto (2005). Manajemen produksi untuk jasa konstruksi. Jakarta : PT.
Kresna Prima Persada.
Asworth, Allan. (1994). Perencanaan Biaya Bangunan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka.
Barrie, D. S. (1984). Proffesional Construction Management. New York: Mc-
Graw-Hill.
Barrie, D. S., & Paulson, B. C. (1994). Manajemen Konstruksi Professional.
Jakarta : Erlangga.
Barrie, D. S., & Paulson, B. C. (1992). Professional Construction Management.
New York: Mc-Graw-Hill.
Clough, Richard H. & Sears, Gleen A. (1991). Construction Project Management.
New York: John Wiley & Sons, Inc.
Fellow, R. Max Wideman. (1992). Project & Program Risk Management – A
Guide To Managing Project Risk & Opportunities, The PMBOK Handbook
Series Vol.6. Project Management Institute.
Heinrich, H.W. (1980). Industrial accident prevention. New York: McGraw-Hill.
Hinze, J.W. (1997). Construction safety. Philadelphia : Prentice Hall.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Universitas Indonesia
Jaselskis, Edward. (1996). Strategies For Archieving Excellence In Construction
Safety Performance. Journal Of Construction Engineering And Management.
Meredith, Jack R. (1989). Project Management a Managerial Approach. New
York: Jhon Wiley & Sons Inc.
Mochtar, Krisna. (2003). Diktat Kuliah Manajemen Konstruksi – Project Safety.
Depok: Departemen Sipil FTUI.
Nugroho, Edi. (2001). Dasar-dasar Manajemen Proyek Konstruksi. Jakarta: PPS-
UI.
Noorastuti, Pipiet Tri & Astuti, Lutfi Dwi Puji. (2009, 5 Februari). Jembatan
Kalibata Segera Dirombak. http://metro.vivanews.com/news/read/27407-
jembatan_kalibata_segera_dirombak
Prabu Anwar, Mangkunegara. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prasanna, Chandra. (1987). Projects: Preparations, Apprisal, Budgeting, and
Implementation. New York: McGraw-Hill.
Ridwan, M. (2010). Kecelakaan Kerja Terbanyak di Sektor Konstruksi. Jakarta :
Sinar Harapan, 14 Januari 2010.
Sabrang, Hario. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Konstruksi. Jakarta : Pasca
Sarjana UI.
Simanjuntak, P. (1994). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta.
Suardi, Rudi. (2005). Sistem Manajemen Keselamatan Dan Keselamatan Kerja.
Jakarta: PPM.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Universitas Indonesia
Sumakmur. (1993). Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Haji
Masagung.
Syed, M. Ahmed. (2000). Site Safety Management In Hongkong. Journal Of
Management In Engineering.
Soeharto, Iman. (1995). Manajemen proyek dari konseptual sampai operasional.
Jakarta: Erlangga.
Terrero, Nancy. (1997). Construction Industry Safety Measure: Cost Engineering.
Morgantown.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN A
KUISIONER VALIDASI PAKAR
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA
WAKTU PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN FLYOVER
(STUDI KASUS : JEMBATAN FLYOVER KALIBATA)
KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI KEPADA PAKAR
(VERIFIKASI, KLARIFIKASI, DAN VALIDASI)
RIO SETIADI
0606072660
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
DEPOK
DESEMBER2010
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Abstrak
Terjadinya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi akan mempengaruhi kinerja pelaksanaan proyek konstruksi. Oleh karena itu diperlukan
identifikasi faktor risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar tidak mengganggu kinerja waktu pelaksanaan proyek jembatan flyover.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh terhadap kinerja
waktu pada proyek konstruksi jembatan flyover.
Kata kunci : Faktor resiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3), kinerja waktu, jembatan flyover
Tujuan Pelaksanaan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor risko dominan dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek jemabatan flyover dan mengetahui rekomendasi untuk mengatasi masalah keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) agar tidak mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan konstruksi jembatan.
Hasil Validasi
Setelah memberikan komentar dan masukan terhadap variabel penelitian ini, selanjutnya variabel akan diperbaiki dan disebarkan kepada
responden.
Kerahasiaan Informasi
Seluruh informasi yang Bapak/ Ibu berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Informasi dari Hasil Penelitian
Setelah seluruh informasi yang masuk dianalisis, temuan dari studi ini akan disampaikan kepada perusahaan Bapak/Ibu.
Apabila Bapak/Ibu memiliki pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi:
1. Peneliti/Mahasiswa : Rio Setiadipada HP 08129041794/021-96429196 atau e-mail ryo_setiadi@hotmail.com
2. Dosen Pembimbing 1 : Ir. Setyo Supriyadi Supadi, M. Si pada HP 0818705726 atau e-mail sprijadi@ui.ac.id
3. Dosen Pembimbing 2 : Ir. Bambang Setiadi, M.Sc pada HP 0816822625 atau e-mail bambang.setiadi@ui.ac.id
Terima kasih telah berpartisipasi sebagai pakar untuk memvalidasi variabel penelitian ini.
Hormat saya,
Rio Setiadi
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
DATA PAKAR
1. NamaPakar :
2. Nama Perusahaan :
3. Alamat Perusahaan :
4. Jabatan :
5. Pengalaman Kerja : (tahun)
6. Pendidikan Terakhir : SLTA/ D3/ S1/ S2/ S3 (coret yang tidak perlu)
7. Tanda tangan :
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Keterangan
Dalam kuisioner berikut akan diberikan variabel-variabel yang mungkin muncul terhadap faktor-faktor resiko keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek konstruksi jembatan flyover.
A. Petunjuk pengisian kuisioner
1. Jawaban merupakan persepsi Bapak/ Ibu terhadap faktor-faktor resiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh terhadap
kinerja waktu proyek konstruksi jembatan flyover
2. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan komentar, tanggapan, masukan, perbaikan, dan koreksi mengenai variabel faktor
risiko pada kolom yang telah disediakan, komentar, tanggapan, masukan, perbaikan, dan koreksi mengenai variable tersebut dapat berupa
pernyataan setuju, tidak setuju, memberikan masukan, perbaikan atau koreksisusunan kata dalam variabel faktor pengaruh tersebut.
3. Jika variabel faktor risiko dalam kuisioner ini menurut Bapak/Ibu kurang lengkap, mohon ditambahkan variabel faktor risiko yang pernah
Bapak/Ibu alami pada tabel II. Rekomendasi variabel faktor risiko yang terdapat pada bagian akhir kuisioner ini.
B. Contoh pengisian kuisioner
1. Faktor-faktor risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan
jembatan flyover
Apakah Bapak/Ibu setuju, variabel dibawah ini merupakan faktor-faktor risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) apa saja yang
berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan jembatan flyover?
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Va
ariabel
I
X1 Memb
X2 Mengi
X3 Meme
X4 Menga
X5 Menghakan d
F
I. Perenca
bentuk organisasi
identifikasi poten
riksa peralatan d
atur penempatan
hitung kekuatan digunakan
Faktor Risiko K
anaan
i K3
nsi bahaya dan c
dan sarana penun
n prasarana kerja
dan stabilitas da
K3
cara pencegahan
njang
a, peralatan, dan
ari sarana kerja y
Setu
nnya
bahan
yang
uju TidakSetuju
k u
Pembenlangkah
S
Pememenget
Penempabahan
S
Komenta
ntukan organisasawal perencanaa
eharusnya/ tidak
eriksaan alat dantahui penunjang
atan prasarana keuntuk memperm
eharusnya/ tidak
ar
si K3 merupakanan manajemen K
k perlu ada
n sarana untuk g manajemen K3erja, peralatan, d
mudah pekerjaan
k perlu ada
n K3
dan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
1. Faktor-faktor risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan
jembatan flyover
Apakah Bapak/Ibu setuju, variabel dibawah ini merupakan faktor-faktor risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan jembatan flyover?
Variabel Faktor Risiko K3 Setuju Tidak Setuju Komentar
I. Perencanaan
X1 Membentuk organisasi K3
X2 Mengidentifikasi potensi bahaya dan cara pencegahannya
X3 Memeriksa peralatan dan sarana penunjang
X4 Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan
X5 Menghitung kekuatan dan stabilitas dari sarana kerja yang akan digunakan
X6 Menentukan prosedur kerja
X7 Memilih sistem K3 dan peralatan K3 yang akan digunakan
X8 Mengidentifikasi bahaya yang akan timbul
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Variabel Faktor Risiko K3 Setuju Tidak Setuju Komentar
X9 Buku panduan pelaksanaan K3
X10 Membuat metode konstruksi yang aman
X11 Membuat rencana rambu-rambu
X12 Membuat rincian peralatan keamanan dan perlindungan yang diperlukan
II. Pelaksanaan
X13 Membuat laporan setiap terjadi kecelakaan kerja
X14 Membuat instruksi pelaksanaan program K3
X15 Menyediakan perlengkapan K3 di lokasi proyek
X16 Mengadakan kampanye, penyuluhan, dialog, dan training bagi pelaksanaan mengenai K3
X17 Melakukan perawatan dan pengujian secara berkala terhadap peralatan
X18 Mengadakan kerjasama dengan pihak rumah sakit
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Variabel Faktor Risiko K3 Setuju Tidak Setuju Komentar
X19 Menjalin hubungan yang erat dengan pihak asuransi
X20 Menyusun sistem dan prosedur kerja
X21 Menyediakan peralatan / sarana K3
X22 Menyediakan buku petunjuk pelaksanaan K3
X23 Memberi pelatihan mengenai K3
X24 Memperhatikan kesesuaian antara peralatan dan kelengkapan kerja dengan kemampuan esensial manusia di tempat kerja
X25 Mengamankan lokasi kerja
X26 Merapihkan lokasi pekerjaan
X27 Mengatasi hambatan dalam tahap pelaksanaan
X28 Memasang bangunan pengaman termasuk rambu-rambu pengaman, alat pemadam kebakaran
X29 Melakukan koordinasi antar kegiatan pelaksanaan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Variabel Faktor Risiko K3 Setuju Tidak Setuju Komentar
X30 Melakukan evakuasi dan pengamanan
X31 Memakai alat pelindung diri / pengaman diri
X32 Memasang rambu-rambu pengaman
X33 Membuang material sisa/sampah
X34 Mengadakan pelatihan K3 dan demonstrasi K3
I. Pengawasan dan Pelaporan
X35 Memeriksa tempat kerja, peralatan, perlengkapan K3 secara rutin sebelum memulai pekerjaan
X36 Mengadakan pengawasan dalam bentuk monitoring
X37 Mengadakan pengawasan dalam bentuk kunjungan oleh direksi
X38 Membuat laporan K3
X39 Mengadakan pertemuan K3
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Variabel Faktor Risiko K3 Setuju Tidak Setuju Komentar
X40 Memeriksa bahan dan alat yang akan dipakai
X41 Menyeleksi tenaga kerja
X42 Mengawasi penggunaan alat-alat pelindung diri
X43 Memeriksa bangunan-bangunan pengaman
X44 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana kerja
X45 Mengadakan inspeksi terhadap pekerja oleh personel K3
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
2. Rekomendasi Variabel Faktor Risiko
Apakah menurut Bapak/ Ibu faktor-faktor risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja waktu
pelaksanaan jembatan flyover diatas sudah cukup lengkap? Kalau kurang lengkap mohon ditambahkan peristiwa-peristiwa yang pernah
Bapak/Ibu alami:
Faktor Risiko K3 Komentar
Faktor yang berpengaruh pada perencanaan proyek
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Faktor Risiko Manajemen K3 Komentar
Faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan proyek
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini. HormatSaya, Rio Setiadi
Faktor Risiko Manajemen K3 Komentar
Faktor yang berpengaruh pada pengawasan proyek
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN B
KUISIONER RESPONDEN
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP
KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN FLYOVER
(STUDI KASUS : JEMBATAN FLYOVER KALIBATA)
KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI KEPADA STAKEHOLDER
(ANALISIS FAKTOR DOMINAN)
RIO SETIADI
0606072660
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
DEPOK
DESEMBER 2010
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Abstrak
Terjadinya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi akan mempengaruhi kinerja pelaksanaan proyek konstruksi. Oleh karena itu diperlukan
identifikasi faktor penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar tidak mengganggu kinerja waktu pelaksanaan proyek
jembatan flyover. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
berpengaruh terhadap kinerja waktu pada proyek konstruksi jembatan flyover.
Kata kunci : Faktor manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3), kinerja waktu, jembatan flyover
Tujuan Pelaksanaan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek jembatan flyover dan mengetahui rekomendasi untuk mengatasi
masalah manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar tidak mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan konstruksi jembatan.
Kerahasiaan Informasi
Seluruh informasi yang Bapak/ Ibu berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya.
Informasi dari Hasil Penelitian
Setelah seluruh informasi yang masuk dianalisis, temuan dari studi ini akan disampaikan kepada perusahaan Bapak/ Ibu.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Apabila Bapak/ Ibu memiliki pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi:
1. Peneliti/Mahasiswa : Rio Setiadi pada HP 08129041794/021-96429196 atau e-mail ryo_setiadi@hotmail.com
2. Dosen Pembimbing 1 : Ir. Setyo Supriyadi Supadi, M. Si pada HP 0818705726 atau e-mail sprijadi@ui.ac.id
3. Dosen Pembimbing 2 : Ir. Bambang Setiadi, M.Sc pada HP 0816822625 atau e-mail bambang.setiadi@ui.ac.id
Terima kasih telah berpartisipasi sebagai responden untuk mengisi kuisioner variabel penelitian ini.
Hormat saya,
Rio Setiadi
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
DATA RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Nama Proyek :
3. Jabatan pada Proyek :
4. Proyek Mulai : Tanggal Bulan Tahun
5. Rencana Selesai : Tanggal Bulan Tahun
6. Lokasi Proyek :
7. Pemilik Proyek :
8. Perusahaan :
9. Pengalaman Kerja :
10. Pendidikan Terakhir : SLTA/ D3/ S1/ S2/ S3 (coret yang tidak perlu)
11. Tanda Tangan :
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
C. Petunjuk pengisian kuisioner
4. Jawaban merupakan persepsi Bapak/ Ibu terhadap faktor-faktor dalam penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan konstruksi jembatan flyoverr.
5. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda atau X pada kolom yang telah disediakan.
D. Keterangan Penilaian untuk “penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh terhadap kinerja
waktu pelaksanaan proyek jembatan flyover”
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup
4. Baik
5. Sangat Baik
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
E. Contoh Pengisian kuesioner
Apakah faktor-faktor berikut merupakan penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh
terhadap kinerja waktu pelakasanaan proyek jembatan flyover?
Bagaimana persepsi Bapak/Ibu terhadap penerapan faktor dibawah ini dalam manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek jembatan flyover yang langsung Bapak/ Ibu alami dan rasakan pada proyek yang
telah dan sedang dikerjakan?
1 2 3 4 5
I. Perencanaan (Safety Planning)
X1 Membentuk organisasi K3 x
X2 Mengidentifikasi potensi bahaya dan cara pencegahannya x
X3 Memeriksa peralatan dan sarana penunjang x
X4 Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan x
X5 Menghitung kekuatan dan stabilitas dari sarana kerja yang akan digunakan x
X6 Menentukan prosedur kerja x
PenerapanFaktor Risiko Manajemen K3Variabel
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
1. Faktor-faktor penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja
waktu pelaksanaan proyek jembatan flyover ?
Apakah Bapak/Ibu setuju, variabel dibawah ini merupakan faktor-faktor penerapaan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi jembatan flyover?
1 2 3 4 5
I. Perencanaan (Safety Planning)
X1 Membentuk organisasi K3
X2 Mengidentifikasi potensi bahaya dan cara pencegahannya
X3 Memeriksa peralatan dan sarana penunjang
X4 Mengatur penempatan prasarana kerja, peralatan, dan bahan
X5 Menghitung kekuatan dan stabilitas dari sarana kerja yang akan digunakan
X6 Menentukan prosedur kerja
X7 Memilih sistem K3 dan peralatan K3 yang akan digunakan
Faktor Manajemen K3VariabelPenerapan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
X8 Mengidentifikasi bahaya yang akan timbul
X9 Buku panduan pelaksanaan K3
X10 Membuat metode konstruksi yang aman
X11 Membuat rencana rambu-rambu
X12 Membuat rincian peralatan keamanan dan perlindungan yang diperlukan
II. Pelaksanaan (Perform Safety Assurance)
X13 Membuat laporan setiap terjadi kecelakaan kerja
X14 Membuat instruksi pelaksanaan program K3
X15 Menyediakan perlengkapan K3 di lokasi proyek
X16 Mengadakan kampanye, penyuluhan, dialog, dan training bagi pelaksanaan mengenai K3
X17 Melakukan perawatan dan pengujian secara berkala terhadap peralatan
X18 Mengadakan kerjasama dengan pihak rumah sakit
X19 Menjalin hubungan yang erat dengan pihak asuransi
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
X20 Menyusun sistem dan prosedur kerja
X21 Menyediakan peralatan / sarana K3
X22 Menyediakan buku petunjuk pelaksanaan K3
X23 Memberi pelatihan mengenai K3
X24 Memperhatikan kesesuaian antara peralatan dan kelengkapan kerja dengan kemampuan esensial manusia di tempat kerja
X25 Mengamankan lokasi kerja
X26 Merapihkan lokasi pekerjaan
X27 Mengatasi hambatan dalam tahap pelaksanaan
X28 Memasang bangunan pengaman termasuk rambu-rambu pengaman, alat pemadam kebakaran
X29 Melakukan koordinasi antar kegiatan pelaksanaan
X30 Melakukan evakuasi dan pengamanan
X31 Memakai alat pelindung diri / pengaman diri
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
X32 Memasang rambu-rambu pengaman
X33 Membuang material sisa/sampah
X34 Mengadakan pelatihan K3 dan demonstrasi K3
III. Pengawasan dan Pelaporan (Perform Safety Control)
X35 Memeriksa tempat kerja, peralatan, perlengkapan K3 secara rutin sebelum memulai pekerjaan
X36 Mengadakan pengawasan dalam bentuk monitoring
X37 Mengadakan pengawasan dalam bentuk kunjungan oleh direksi
X38 Membuat laporan K3
X39 Mengadakan pertemuan K3
X40 Memeriksa bahan dan alat yang akan dipakai
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
X40 Memeriksa bahan dan alat yang akan dipakai
X41 Menyeleksi tenaga kerja
X42 Mengawasi penggunaan alat-alat pelindung diri
X43 Memeriksa bangunan-bangunan pengaman
X44 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana kerja
X45 Mengadakan inspeksi terhadap pekerja oleh personel K3
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
2. Berapa besar pengaruh kinerja waktu pelaksanaan terhadap penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
pada proyek jembatan flyover ?
Mohon diberi tanda X sesuai dengan jawaban Anda (Variabel Y)
1 2 3 4 5Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
>110% 102% ≤ Y ≤ 110% 98% ≤ Y ≤ 102% 85% ≤ Y ≤ 98% >85%Rasio
Terimakasih atas kesediaan Bapak/ Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini.
Hormat Saya,
Rio Setiadi
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN C
DATA RESPONDEN
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Nama Jabatan Pengalaman Kerja
Pendidikan Terakhir
R1 Project Manager 21 S2 R2 Project Manager 19 S2 R3 GSI 14 S2 R4 Engineering Manager 7 S1 R5 Engineering Manager 10 S1 R6 Site Manager 18 S2 R7 Site Manager 17 S1 R8 Chief Project Control 13 S1 R9 Chief HSE 26 D3
R10 Chief QC 11 S1 R11 Chief Project Control 4 S2 R12 Chief HSE 8 S2 R13 Chief QC 13 S2 R14 Chief Enginner 15 S2 R15 Chief QS 11 S1 R16 Chief QS 14 S2 R17 Construction 8 D3 R18 Ops. Peralatan 7 S1 R19 QC Inspector 13 S1 R20 Safety Officer 9 S1 R21 Safety Officer 26 S1 R22 Logistic 5 D3 R23 Drafter 4 S1 R24 Quantity Surveyor 7 S1 R25 Surveyor 8 S1 R26 QC Inspector 12 S1 R27 Ops. Peralatan 11 S1 R28 Construction 12 S1 R29 Construction 19 D3 R30 Construction 6 S1 R31 Logistic 7 S1
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN D
TABULASI DATA
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40 Y1 3 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 5 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 32 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 5 5 3 4 4 3 3 2 3 3 3 23 3 4 4 4 3 3 4 2 4 5 2 4 4 3 5 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 2 4 4 3 54 4 3 3 3 3 3 3 4 1 5 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 1 4 5 4 4 45 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46 2 4 3 4 3 3 4 3 3 5 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 5 3 4 3 3 3 3 4 4 3 37 3 4 4 3 2 3 3 2 1 5 3 3 3 3 4 4 4 3 1 4 4 2 3 3 4 2 4 4 4 5 5 4 4 5 5 1 2 5 4 5 48 3 4 3 4 2 3 4 3 2 5 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 5 4 3 4 3 2 3 4 4 3 39 3 4 4 5 3 4 4 4 2 5 3 4 2 3 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 410 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 3 311 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 5 4 4 3 4 4 5 3 4 3 2 412 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 3 313 3 3 4 4 3 3 3 3 2 5 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 2 3 5 2 4 414 4 4 3 2 3 2 4 3 1 4 3 4 2 3 5 4 2 2 3 4 3 2 3 3 4 2 5 4 3 5 5 2 4 4 4 1 3 4 4 3 315 3 3 3 4 3 3 3 4 2 5 3 3 3 2 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 2 3 4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 3 316 3 4 4 4 3 3 4 3 2 5 3 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 2 3 5 2 2 517 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 4 4 2 4 3 3 5 4 2 4 3 4 3 3 5 4 4 418 3 3 4 4 3 3 3 2 2 5 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 5 5 4 4 3 4 2 2 4 4 4 319 3 3 3 4 2 3 3 3 3 5 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 3 4 2 4 320 3 3 3 2 3 4 3 3 3 5 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 5 2 3 3 3 3 3 5 3 3 221 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 5 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 222 3 3 3 3 2 3 3 3 2 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 5 2 3 4 5 4 323 4 3 4 3 2 3 3 1 4 5 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 1 5 2 3 324 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 3 3 5 4 4 325 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 5 3 3 5 5 3 3 1 3 4 326 3 3 4 4 4 3 3 4 3 5 3 3 2 3 5 4 4 4 3 5 4 4 2 3 4 3 5 2 4 5 4 4 5 4 3 3 4 5 3 3 427 3 3 4 4 3 4 3 2 2 5 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 5 4 2 4 5 4 5 5 4 4 3 3 2 2 4 4 4 428 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 4 3 5 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 5 3 3 5 5 3 4 4 4 2 4 4 4 3 329 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 3 2 3 3 2 430 3 4 4 4 2 3 4 4 2 5 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 431 3 3 3 3 3 4 4 4 3 5 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3
RESPONDENVARIABEL
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN E
UJI MANN-WHITNEY UNTUK KATEGORI PENGALAMAN KERJA
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Ranks
Pengalaman N Mean Rank Sum of Ranks x1 <10tahun 13 17,96 233,50
>10tahun 18 14,58 262,50 Total 31
x2 <10tahun 13 15,62 203,00 >10tahun 18 16,28 293,00 Total 31
x3 <10tahun 13 14,77 192,00 >10tahun 18 16,89 304,00 Total 31
x4 <10tahun 13 13,35 173,50 >10tahun 18 17,92 322,50 Total 31
x5 <10tahun 13 16,54 215,00 >10tahun 18 15,61 281,00 Total 31
x6 <10tahun 13 16,31 212,00 >10tahun 18 15,78 284,00 Total 31
x7 <10tahun 13 15,65 203,50 >10tahun 18 16,25 292,50 Total 31
x8 <10tahun 13 16,08 209,00 >10tahun 18 15,94 287,00 Total 31
x9 <10tahun 13 18,23 237,00 >10tahun 18 14,39 259,00 Total 31
x10 <10tahun 13 16,04 208,50 >10tahun 18 15,97 287,50 Total 31
x11 <10tahun 13 13,23 172,00 >10tahun 18 18,00 324,00 Total 31
x12 <10tahun 13 16,62 216,00 >10tahun 18 15,56 280,00 Total 31
x13 <10tahun 13 17,50 227,50 >10tahun 18 14,92 268,50 Total 31
x14 <10tahun 13 18,46 240,00 >10tahun 18 14,22 256,00 Total 31
x15 <10tahun 13 13,54 176,00 >10tahun 18 17,78 320,00 Total 31
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
x16 <10tahun 13 12,77 166,00 >10tahun 18 18,33 330,00 Total 31
x17 <10tahun 13 15,35 199,50 >10tahun 18 16,47 296,50 Total 31
x18 <10tahun 13 14,58 189,50 >10tahun 18 17,03 306,50 Total 31
x19 <10tahun 13 14,54 189,00 >10tahun 18 17,06 307,00 Total 31
x20 <10tahun 13 12,19 158,50 >10tahun 18 18,75 337,50 Total 31
x21 <10tahun 13 15,65 203,50 >10tahun 18 16,25 292,50 Total 31
x22 <10tahun 13 17,15 223,00 >10tahun 18 15,17 273,00 Total 31
x23 <10tahun 13 16,50 214,50 >10tahun 18 15,64 281,50 Total 31
x24 <10tahun 13 16,19 210,50 >10tahun 18 15,86 285,50 Total 31
x25 <10tahun 13 14,23 185,00 >10tahun 18 17,28 311,00 Total 31
x26 <10tahun 13 18,31 238,00 >10tahun 18 14,33 258,00 Total 31
x27 <10tahun 13 13,81 179,50 >10tahun 18 17,58 316,50 Total 31
x28 <10tahun 13 15,00 195,00 >10tahun 18 16,72 301,00 Total 31
x29 <10tahun 13 14,27 185,50 >10tahun 18 17,25 310,50 Total 31
x30 <10tahun 13 14,15 184,00 >10tahun 18 17,33 312,00 Total 31
x31 <10tahun 13 14,35 186,50 >10tahun 18 17,19 309,50
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Total 31 x32 <10tahun 13 16,96 220,50
>10tahun 18 15,31 275,50 Total 31
x33 <10tahun 13 14,12 183,50 >10tahun 18 17,36 312,50 Total 31
x34 <10tahun 13 15,69 204,00 >10tahun 18 16,22 292,00 Total 31
x35 <10tahun 13 16,46 214,00 >10tahun 18 15,67 282,00 Total 31
x36 <10tahun 13 18,77 244,00 >10tahun 18 14,00 252,00 Total 31
x37 <10tahun 13 15,81 205,50 >10tahun 18 16,14 290,50 Total 31
x38 <10tahun 13 18,31 238,00 >10tahun 18 14,33 258,00 Total 31
x39 <10tahun 13 17,19 223,50 >10tahun 18 15,14 272,50 Total 31
x40 <10tahun 13 18,04 234,50 >10tahun 18 14,53 261,50 Total 31
y <10tahun 13 15,31 199,00
>10tahun 18 16,50 297,00
Total 31
Test Statisticsb x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8
Mann-Whitney U 91,500 112,000 101,000 82,500 110,000 113,000 112,500 116,000 Wilcoxon W 262,500 203,000 192,000 173,500 281,000 284,000 203,500 287,000 Z -1,598 -,235 -,759 -1,539 -,344 -,233 -,210 -,043 Asymp. Sig. (2-tailed)
,110 ,814 ,448 ,124 ,731 ,816 ,834 ,965
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.312a .859a .540a .170a .798a .890a .859a .984a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Pengalaman
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Test Statisticsb x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16
Mann-Whitney U 88,000 116,500 81,000 109,000 97,500 85,000 85,000 75,000 Wilcoxon W 259,000 287,500 172,000 280,000 268,500 256,000 176,000 166,000 Z -1,221 -,024 -1,724 -,393 -,840 -2,201 -1,395 -1,926 Asymp. Sig. (2-tailed)
,222 ,981 ,085 ,695 ,401 ,028 ,163 ,054
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.258a .984a .157a .767a .441a .211a .211a .097a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Pengalaman
Test Statisticsb x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24
Mann-Whitney U 108,500 98,500 98,000 67,500 112,500 102,000 110,500 114,500 Wilcoxon W 199,500 189,500 189,000 158,500 203,500 273,000 281,500 285,500 Z -,378 -,843 -,808 -2,230 -,197 -,660 -,850 -,112 Asymp. Sig. (2-tailed)
,705 ,399 ,419 ,026 ,844 ,509 ,395 ,911
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.737a .465a .465a .046a .859a .567a .798a .921a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Pengalaman
Test Statisticsb x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32
Mann-Whitney U 94,000 87,000 88,500 104,000 94,500 93,000 95,500 104,500 Wilcoxon W 185,000 258,000 179,500 195,000 185,500 184,000 186,500 275,500 Z -1,129 -1,343 -1,231 -,578 -1,010 -1,124 -1,038 -,558 Asymp. Sig. (2-tailed)
,259 ,179 ,218 ,563 ,312 ,261 ,299 ,577
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.373a .242a .258a .622a .373a .352a .395a .622a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Pengalaman
Test Statisticsb x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40
Mann-Whitney U 92,500 113,000 111,000 81,000 114,500 87,000 101,500 90,500 Wilcoxon W 183,500 204,000 282,000 252,000 205,500 258,000 272,500 261,500 Z -1,143 -,178 -,269 -1,514 -,108 -1,341 -,690 -1,173 Asymp. Sig. (2-tailed)
,253 ,859 ,788 ,130 ,914 ,180 ,490 ,241
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.332a .890a .828a .157a .921a .242a .540a .293a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Pengalaman
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN F
UJI KRUSKALL-WALLIS UNTUK KATEGORI PENDIDIKAN
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Ranks
Pendidikan N Mean Rank x1 D3 3 14,50
S1 18 17,00 S2 10 14,65 Total 31
x2 D3 3 16,00 S1 18 15,17 S2 10 17,50 Total 31
x3 D3 3 20,33 S1 18 16,03 S2 10 14,65 Total 31
x4 D3 3 20,67 S1 18 15,11 S2 10 16,20 Total 31
x5 D3 3 15,00 S1 18 15,61 S2 10 17,00 Total 31
x6 D3 3 19,00 S1 18 16,50 S2 10 14,20 Total 31
x7 D3 3 16,83 S1 18 14,64 S2 10 18,20 Total 31
x8 D3 3 22,33 S1 18 17,17 S2 10 12,00 Total 31
x9 D3 3 13,17 S1 18 15,00 S2 10 18,65 Total 31
x10 D3 3 16,83 S1 18 16,83 S2 10 14,25 Total 31
x11 D3 3 15,50 S1 18 16,08 S2 10 16,00 Total 31
x12 D3 3 17,00
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
S1 18 14,50 S2 10 18,40 Total 31
x13 D3 3 11,00 S1 18 17,42 S2 10 14,95 Total 31
x14 D3 3 15,00 S1 18 15,89 S2 10 16,50 Total 31
x15 D3 3 15,50 S1 18 16,67 S2 10 14,95 Total 31
x16 D3 3 20,00 S1 18 15,33 S2 10 16,00 Total 31
x17 D3 3 15,67 S1 18 16,64 S2 10 14,95 Total 31
x18 D3 3 20,00 S1 18 15,72 S2 10 15,30 Total 31
x19 D3 3 21,17 S1 18 16,14 S2 10 14,20 Total 31
x20 D3 3 14,33 S1 18 15,86 S2 10 16,75 Total 31
x21 D3 3 20,50 S1 18 16,00 S2 10 14,65 Total 31
x22 D3 3 15,00 S1 18 14,42 S2 10 19,15 Total 31
x23 D3 3 16,50 S1 18 15,64 S2 10 16,50 Total 31
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
x24 D3 3 18,67 S1 18 16,22 S2 10 14,80 Total 31
x25 D3 3 10,00 S1 18 16,44 S2 10 17,00 Total 31
x26 D3 3 18,50 S1 18 14,33 S2 10 18,25 Total 31
x27 D3 3 15,00 S1 18 16,72 S2 10 15,00 Total 31
x28 D3 3 16,67 S1 18 15,08 S2 10 17,45 Total 31
x29 D3 3 19,67 S1 18 16,31 S2 10 14,35 Total 31
x30 D3 3 12,17 S1 18 14,75 S2 10 19,40 Total 31
x31 D3 3 11,17 S1 18 17,19 S2 10 15,30 Total 31
x32 D3 3 14,17 S1 18 18,00 S2 10 12,95 Total 31
x33 D3 3 10,33 S1 18 17,14 S2 10 15,65 Total 31
x34 D3 3 21,67 S1 18 14,17 S2 10 17,60 Total 31
x35 D3 3 22,50 S1 18 14,92 S2 10 16,00
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Total 31 x36 D3 3 12,67
S1 18 15,22 S2 10 18,40 Total 31
x37 D3 3 16,17 S1 18 17,19 S2 10 13,80 Total 31
x38 D3 3 6,17 S1 18 17,58 S2 10 16,10 Total 31
x39 D3 3 20,67 S1 18 16,22 S2 10 14,20 Total 31
x40 D3 3 12,83 S1 18 18,58 S2 10 12,30 Total 31
y D3 3 19,67
S1 18 15,56
S2 10 15,70
Total 31
Test Statisticsa,b x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8
Chi-Square 1,273 ,583 1,266 1,201 ,286 1,638 1,377 4,339 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,529 ,747 ,531 ,548 ,867 ,441 ,502 ,114 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Pendidikan
Test Statisticsa,b x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16
Chi-Square 1,502 ,768 ,015 1,838 1,711 ,204 ,284 ,889 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,472 ,681 ,992 ,399 ,425 ,903 ,868 ,641 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Pendidikan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Test Statisticsa,b x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24
Chi-Square ,279 ,852 1,540 ,219 1,147 2,154 ,722 ,557 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,870 ,653 ,463 ,896 ,564 ,341 ,697 ,757 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Pendidikan
Test Statisticsa,b x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32
Chi-Square 2,210 1,805 ,315 ,560 1,053 3,107 1,771 2,633 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,331 ,406 ,854 ,756 ,591 ,212 ,412 ,268 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Pendidikan
Test Statisticsa,b x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40
Chi-Square 1,985 2,734 2,235 1,359 1,045 5,057 1,474 4,247 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,371 ,255 ,327 ,507 ,593 ,080 ,479 ,120 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Pendidikan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN G
UJI KRUSKALL-WALLIS UNTUK KATEGORI JABATAN
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Ranks
Jabatan N Mean Rank x1 PM/GSI 3 14,50
Manajer/SEM/SOM/SM 13 15,77 Chief 15 16,50 Total 31
x2 PM/GSI 3 16,00 Manajer/SEM/SOM/SM 13 20,23 Chief 15 12,33 Total 31
x3 PM/GSI 3 15,17 Manajer/SEM/SOM/SM 13 15,96 Chief 15 16,20 Total 31
x4 PM/GSI 3 17,83 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,23 Chief 15 14,57 Total 31
x5 PM/GSI 3 15,00 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,69 Chief 15 14,73 Total 31
x6 PM/GSI 3 19,00 Manajer/SEM/SOM/SM 13 14,15 Chief 15 17,00 Total 31
x7 PM/GSI 3 16,83 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,88 Chief 15 14,20 Total 31
x8 PM/GSI 3 7,33 Manajer/SEM/SOM/SM 13 18,04 Chief 15 15,97 Total 31
x9 PM/GSI 3 19,33 Manajer/SEM/SOM/SM 13 13,96 Chief 15 17,10 Total 31
x10 PM/GSI 3 11,67 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,23 Chief 15 15,80 Total 31
x11 PM/GSI 3 15,50 Manajer/SEM/SOM/SM 13 16,69 Chief 15 15,50 Total 31
x12 PM/GSI 3 17,00
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Manajer/SEM/SOM/SM 13 18,92 Chief 15 13,27 Total 31
x13 PM/GSI 3 15,00 Manajer/SEM/SOM/SM 13 15,77 Chief 15 16,40 Total 31
x14 PM/GSI 3 15,00 Manajer/SEM/SOM/SM 13 15,08 Chief 15 17,00 Total 31
x15 PM/GSI 3 13,00 Manajer/SEM/SOM/SM 13 16,15 Chief 15 16,47 Total 31
x16 PM/GSI 3 15,00 Manajer/SEM/SOM/SM 13 18,08 Chief 15 14,40 Total 31
x17 PM/GSI 3 14,67 Manajer/SEM/SOM/SM 13 18,12 Chief 15 14,43 Total 31
x18 PM/GSI 3 16,83 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,46 Chief 15 14,57 Total 31
x19 PM/GSI 3 17,33 Manajer/SEM/SOM/SM 13 16,04 Chief 15 15,70 Total 31
x20 PM/GSI 3 14,33 Manajer/SEM/SOM/SM 13 18,42 Chief 15 14,23 Total 31
x21 PM/GSI 3 8,50 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,73 Chief 15 16,00 Total 31
x22 PM/GSI 3 19,50 Manajer/SEM/SOM/SM 13 16,54 Chief 15 14,83 Total 31
x23 PM/GSI 3 16,50 Manajer/SEM/SOM/SM 13 16,50 Chief 15 15,47 Total 31
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
x24 PM/GSI 3 13,83 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,92 Chief 15 14,77 Total 31
x25 PM/GSI 3 15,00 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,38 Chief 15 15,00 Total 31
x26 PM/GSI 3 18,50 Manajer/SEM/SOM/SM 13 16,73 Chief 15 14,87 Total 31
x27 PM/GSI 3 14,33 Manajer/SEM/SOM/SM 13 15,65 Chief 15 16,63 Total 31
x28 PM/GSI 3 14,67 Manajer/SEM/SOM/SM 13 19,27 Chief 15 13,43 Total 31
x29 PM/GSI 3 14,83 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,81 Chief 15 14,67 Total 31
x30 PM/GSI 3 22,50 Manajer/SEM/SOM/SM 13 15,35 Chief 15 15,27 Total 31
x31 PM/GSI 3 11,17 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,92 Chief 15 15,30 Total 31
x32 PM/GSI 3 9,50 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,54 Chief 15 15,97 Total 31
x33 PM/GSI 3 15,17 Manajer/SEM/SOM/SM 13 15,54 Chief 15 16,57 Total 31
x34 PM/GSI 3 21,67 Manajer/SEM/SOM/SM 13 16,69 Chief 15 14,27 Total 31
x35 PM/GSI 3 18,00 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,73 Chief 15 14,10
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Total 31 x36 PM/GSI 3 19,00
Manajer/SEM/SOM/SM 13 13,69 Chief 15 17,40 Total 31
x37 PM/GSI 3 8,67 Manajer/SEM/SOM/SM 13 19,58 Chief 15 14,37 Total 31
x38 PM/GSI 3 9,83 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,35 Chief 15 16,07 Total 31
x39 PM/GSI 3 17,67 Manajer/SEM/SOM/SM 13 17,00 Chief 15 14,80 Total 31
x40 PM/GSI 3 11,50 Manajer/SEM/SOM/SM 13 14,65 Chief 15 18,07 Total 31
y PM/GSI 3 14,50
Manajer/SEM/SOM/SM 13 18,50
Chief 15 14,13
Total 31
Test Statisticsa,b x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8
Chi-Square ,332 7,239 ,046 ,910 1,169 2,213 1,590 3,977 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,847 ,027 ,977 ,634 ,557 ,331 ,451 ,137 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Jabatan
Test Statisticsa,b x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16
Chi-Square 1,411 1,301 ,186 4,112 ,085 1,038 ,439 1,547 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,494 ,522 ,911 ,128 ,958 ,595 ,803 ,461 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Jabatan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Test Statisticsa,b x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24
Chi-Square 1,498 ,952 ,092 2,014 3,017 ,891 1,067 1,292 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,473 ,621 ,955 ,365 ,221 ,641 ,587 ,524 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Jabatan
Test Statisticsa,b x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32
Chi-Square ,780 ,680 ,224 3,629 1,114 2,322 2,208 2,369 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,677 ,712 ,894 ,163 ,573 ,313 ,331 ,306 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Jabatan
Test Statisticsa,b x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40
Chi-Square ,159 2,212 1,589 1,677 5,179 2,077 ,642 2,195 df 2 2 2 2 2 2 2 2 Asymp. Sig. ,924 ,331 ,452 ,432 ,075 ,354 ,726 ,334 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Jabatan
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN H
UJI REABILITAS DAN VALIDITAS
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Case Processing Summary
N % Cases Valid 31 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 31 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items ,708 41
Item Statistics
Mean Std. Deviation N x1 3,0968 ,39622 31 x2 3,3226 ,54081 31 x3 3,3871 ,49514 31 x4 3,5161 ,67680 31 x5 2,7419 ,51431 31 x6 3,1290 ,42755 31 x7 3,2581 ,57548 31 x8 3,0968 ,78972 31 x9 2,6452 ,98483 31 x10 4,6129 ,49514 31 x11 2,7097 ,52874 31 x12 3,2581 ,51431 31 x13 3,0968 ,74632 31 x14 3,0645 ,35921 31 x15 3,6774 ,83215 31 x16 3,3871 ,55842 31 x17 3,6774 ,74776 31 x18 3,5806 ,67202 31 x19 3,0968 ,94357 31 x20 3,4516 ,62390 31 x21 3,2903 ,69251 31 x22 3,3548 ,70938 31 x23 2,9677 ,17961 31 x24 3,4839 ,62562 31 x25 3,7419 ,51431 31 x26 3,4194 ,71992 31 x27 3,7419 ,81518 31 x28 3,5806 ,76482 31 x29 3,3871 ,61522 31 x30 4,5806 ,50161 31 x31 4,6452 ,48637 31
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
x32 3,4194 ,67202 31 x33 3,7419 ,57548 31 x34 3,8710 ,67042 31 x35 3,8065 ,65418 31 x36 2,6774 ,97936 31 x37 2,9677 ,79515 31 x38 4,0968 ,90755 31 x39 3,4839 ,76902 31 x40 3,3226 ,70176 31 y 2,5161 ,56985 31
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted x1 136,8065 58,561 -,027 ,712 x2 136,5806 54,852 ,426 ,693 x3 136,5161 54,658 ,499 ,691 x4 136,3871 52,112 ,613 ,679 x5 137,1613 57,206 ,140 ,706 x6 136,7742 59,714 -,203 ,718 x7 136,6452 56,770 ,168 ,705 x8 136,8065 57,028 ,076 ,712 x9 137,2581 57,131 ,031 ,718 x10 135,2903 57,146 ,156 ,705 x11 137,1935 58,761 -,060 ,715 x12 136,6452 54,703 ,472 ,692 x13 136,8065 55,361 ,238 ,701 x14 136,8387 59,940 -,272 ,718 x15 136,2258 51,581 ,526 ,680 x16 136,5161 56,525 ,205 ,703 x17 136,2258 51,181 ,637 ,674 x18 136,3226 51,759 ,656 ,676 x19 136,8065 59,495 -,126 ,729 x20 136,4516 55,256 ,314 ,697 x21 136,6129 54,178 ,382 ,692 x22 136,5484 54,856 ,304 ,697 x23 136,9355 59,129 -,219 ,713 x24 136,4194 55,185 ,321 ,697 x25 136,1613 57,140 ,148 ,706 x26 136,4839 55,858 ,203 ,703 x27 136,1613 52,006 ,501 ,682 x28 136,3226 55,692 ,200 ,703 x29 136,5161 52,591 ,626 ,680 x30 135,3226 58,359 -,007 ,712 x31 135,2581 59,931 -,214 ,720 x32 136,4839 53,058 ,516 ,685
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
x33 136,1613 55,273 ,345 ,696 x34 136,0323 56,899 ,119 ,708 x35 136,0968 57,757 ,037 ,712 x36 137,2258 57,714 -,008 ,721 x37 136,9355 56,929 ,083 ,711 x38 135,8065 56,761 ,071 ,714 x39 136,4194 57,985 -,002 ,716 x40 136,5806 59,718 -,152 ,724 y 137,3871 55,045 ,377 ,695
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 139,9032 58,557 7,65225 41
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN I
UJI DESKRIPTIF
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 3,0968 3,3226 3,3871 3,5161 2,7419 3,1290 3,2581 3,0968 Median 3,0000 3,0000 3,0000 4,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 Mode 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00
x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 2,6452 4,6129 2,7097 3,2581 3,0968 3,0645 3,6774 3,3871 Median 3,0000 5,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 4,0000 3,0000 Mode 2,00 5,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00
x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 3,6774 3,5806 3,0968 3,4516 3,2903 3,3548 2,9677 3,4839 Median 4,0000 4,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000 Mode 4,00 4,00 4,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00
x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 3,7419 3,4194 3,7419 3,5806 3,3871 4,5806 4,6452 3,4194 Median 4,0000 4,0000 4,0000 4,0000 3,0000 5,0000 5,0000 4,0000 Mode 4,00 4,00 4,00 4,00 3,00 5,00 5,00 4,00
x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40 N Valid 31 31 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 3,7419 3,8710 3,8065 2,6774 2,9677 4,0968 3,4839 3,3226 Median 4,0000 4,0000 4,0000 3,0000 3,0000 4,0000 4,0000 3,0000 Mode 4,00 4,00 4,00 2.00a 3,00 4,00 4,00 3,00
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN J
UJI KORELASI PEARSON
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
x2 x3 x4 x12 x15 x17 x18Pearson Correlation 1 ,265 ,350 .889** ,239 ,183 ,293Sig. (2-tailed) ,150 ,054 ,000 ,195 ,323 ,110Pearson Correlation ,265 1 .478** ,249 .394* .439* .504*
Sig. (2-tailed) ,150 ,007 ,177 ,028 ,014 ,004Pearson Correlation ,350 .478** 1 .371* ,187 .538** .931*
Sig. (2-tailed) ,054 ,007 ,040 ,314 ,002 ,000Pearson Correlation .889** ,249 .371* 1 .357* ,137 ,324Sig. (2-tailed) ,000 ,177 ,040 ,049 ,462 ,076Pearson Correlation ,239 .394* ,187 .357* 1 ,256 ,167Sig. (2-tailed) ,195 ,028 ,314 ,049 ,165 ,368Pearson Correlation ,183 .439* .538** ,137 ,256 1 .584*
Sig. (2-tailed) ,323 ,014 ,002 ,462 ,165 ,001Pearson Correlation ,293 .504** .931** ,324 ,167 .584** 1Sig. (2-tailed) ,110 ,004 ,000 ,076 ,368 ,001Pearson Correlation ,271 .421* ,189 .403* .954** ,242 ,161Sig. (2-tailed) ,141 ,018 ,308 ,025 ,000 ,190 ,387Pearson Correlation ,313 .805** .545** ,200 ,317 .570** .648*
Sig. (2-tailed) ,086 ,000 ,002 ,279 ,082 ,001 ,000Pearson Correlation ,166 .397* .534** ,062 ,071 .477** .624*
Sig. (2-tailed) ,373 ,027 ,002 ,739 ,704 ,007 ,000Pearson Correlation .415* ,332 .410* .440* .433* ,091 ,323Sig. (2-tailed) ,020 ,068 ,022 ,013 ,015 ,627 ,076
Correlationsa
x2
x3
x4
x12
x15
x17
x18
x27
x29
x32
y
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN K
OUTPUT UJI REGRESI
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
JUMLAH RSPONDEN 31
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F
Change1 .512a ,262 ,236 ,49802 ,262 10,279 1 29 ,0032 .603b ,363 ,318 ,47064 ,102 4,472 1 28 ,043 2,187
Model Summaryc
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Change StatisticsDurbin-Watson
a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, x4c. Dependent Variable: y
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta Lower Bound
Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 1,178 ,427 2,760 ,010 ,305 2,051
x27 ,358 ,112 ,512 3,206 ,003 ,129 ,586 ,512 ,512 ,512 1,000 1,000
(Constant) ,377 ,553 ,682 ,501 -,756 1,511
x27 ,315 ,107 ,450 2,932 ,007 ,095 ,535 ,512 ,485 ,442 ,964 1,037x4 ,273 ,129 ,325 2,115 ,043 ,009 ,538 ,410 ,371 ,319 ,964 1,037
Collinearity Statistics
1
2
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
t Sig.
95,0% Confidence Interval for B Correlations
(Constant) x27 x4
1 1,978 1,000 ,01 ,012 ,022 9,438 ,99 ,991 2,952 1,000 ,00 ,00 ,002 ,032 9,553 ,01 ,77 ,413 ,015 13,871 ,98 ,23 ,59
Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
1
2
a. Dependent Variable: y
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension
JUMLAH RESPONDEN 30
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .553a ,306 ,281 ,48534 ,306 12,330 1 28 ,0022 .656b ,431 ,389 ,44754 ,125 5,929 1 27 ,022 2,400
Model Summaryc
Model R R SquareAdjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change StatisticsDurbin-Watson
a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, x4c. Dependent Variable: y
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta Lower Bound
Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 1,041 ,425 2,452 ,021 ,171 1,911
x27 ,387 ,110 ,553 3,511 ,002 ,161 ,613 ,553 ,553 ,553 1,000 1,000
(Constant) ,137 ,540 ,254 ,802 -,971 1,244
x27 ,345 ,103 ,492 3,341 ,002 ,133 ,556 ,553 ,541 ,485 ,971 1,029x4 ,301 ,124 ,359 2,435 ,022 ,047 ,555 ,442 ,424 ,354 ,971 1,029
Collinearity Statistics
1
2
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
t Sig.
95,0% Confidence Interval for B Correlations
(Constant) x27 x41 1,978 1,000 ,01 ,012 ,022 9,482 ,99 ,991 2,952 1,000 ,00 ,00 ,002 ,033 9,468 ,01 ,74 ,423 ,015 13,985 ,99 ,25 ,58
EigenvalueCondition
Index
Variance Proportions
1
2
a. Dependent Variable: y
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension
IDENTIFIKASI DUMMY
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .553a ,306 ,281 ,48534 ,306 12,330 1 28 ,0022 .807b ,651 ,625 ,35033 ,345 26,739 1 27 ,0003 .910c ,827 ,807 ,25118 ,176 26,524 1 26 ,000 2,619
Change StatisticsDurbin-Watson
a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, dummyc. Predictors: (Constant), x27, dummy, x4d. Dependent Variable: y
Model Summaryd
Model R R SquareAdjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
(Constant) x27 dummy x4
1 1,978 1,000 ,01 ,012 ,022 9,482 ,99 ,991 2,909 1,000 ,00 ,00 ,012 ,073 6,295 ,01 ,20 ,723 ,017 12,903 ,98 ,79 ,271 3,873 1,000 ,00 ,00 ,01 ,002 ,082 6,873 ,00 ,08 ,74 ,053 ,033 10,872 ,00 ,69 ,01 ,464 ,012 18,007 ,99 ,24 ,24 ,49
Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
1
2
3
a. Dependent Variable: y
Collinearity Diagnosticsa
Model
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 1,041 ,425 2,452 ,021x27 ,387 ,110 ,553 3,511 ,002 ,553 ,553 ,553 1,000 1,000(Constant) -,170 ,386 -,441 ,663x27 ,422 ,080 ,603 5,285 ,000 ,553 ,713 ,601 ,993 1,007dummy ,549 ,106 ,590 5,171 ,000 ,539 ,705 ,588 ,993 1,007(Constant) -1,344 ,358 -3,750 ,001x27 ,374 ,058 ,534 6,447 ,000 ,553 ,784 ,525 ,967 1,034dummy ,592 ,077 ,636 7,728 ,000 ,539 ,835 ,630 ,981 1,019x4 ,360 ,070 ,428 5,150 ,000 ,442 ,711 ,420 ,960 1,042
Model
Unstandardized Coefficients
t Sig.Correlations Collinearity Statistics
1
2
3
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
X28 MEWAKILI DUMMY
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .553a ,306 ,281 ,48534 ,306 12,330 1 28 ,0022 .767b ,588 ,557 ,38078 ,282 18,490 1 27 ,0003 .807c ,652 ,611 ,35684 ,064 4,743 1 26 ,039 2,281
Std. Error of the
Estimate
Change StatisticsDurbin-Watson
Model Summaryd
Model R R SquareAdjusted R
Square
a. Predictors: (Constant), x27b. Predictors: (Constant), x27, x28c. Predictors: (Constant), x27, x28, x4d. Dependent Variable: y
(Constant) x27 x28 x4
1 1,978 1,000 ,01 ,012 ,022 9,482 ,99 ,991 2,947 1,000 ,00 ,00 ,002 ,039 8,678 ,00 ,61 ,423 ,014 14,650 1,00 ,39 ,581 3,921 1,000 ,00 ,00 ,00 ,002 ,040 9,962 ,00 ,66 ,32 ,023 ,027 12,018 ,00 ,10 ,36 ,784 ,012 17,940 1,00 ,23 ,32 ,20
a. Dependent Variable: y
Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance ProportionsCollinearity Diagnosticsa
Model
1
2
3
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 1,041 ,425 2,452 ,021x27 ,387 ,110 ,553 3,511 ,002 ,553 ,553 ,553 1,000 1,000(Constant) -,461 ,483 -,955 ,348x27 ,378 ,087 ,539 4,365 ,000 ,553 ,643 ,539 ,999 1,001x28 ,423 ,098 ,531 4,300 ,000 ,545 ,638 ,531 ,999 1,001(Constant) -,974 ,510 -1,909 ,067x27 ,348 ,082 ,497 4,227 ,000 ,553 ,638 ,489 ,971 1,030x28 ,382 ,094 ,480 4,058 ,000 ,545 ,623 ,470 ,959 1,043x4 ,219 ,101 ,261 2,178 ,039 ,442 ,393 ,252 ,932 1,073
t Sig.Correlations Collinearity Statistics
1
2
3
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN L
UJI KORELASI PEARSON UNTUK DUMMY
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Correlations x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 dummy Pearson Correlation ,014 ,239 -,068 -,121 -,244 ,014 ,218 -,207
Sig. (1-tailed) ,471 ,101 ,361 ,263 ,097 ,471 ,124 ,136 N 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 dummy Pearson Correlation -.357* ,072 ,283 ,136 -,067 ,164 -,090 ,139
Sig. (1-tailed) ,026 ,352 ,065 ,236 ,363 ,194 ,317 ,231 N 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24 dummy Pearson Correlation -,247 -,199 -
.520** -,137 -,056 -,206 ,297 -,045
Sig. (1-tailed) ,094 ,145 ,002 ,236 ,385 ,138 ,056 ,408 N 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 dummy Pearson Correlation -,136 -,198 -,085 .440** ,036 .397* -,156 -,212
Sig. (1-tailed) ,236 ,147 ,328 ,008 ,425 ,015 ,205 ,130 N 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations x33 x34 x35 x36 x37 x38 x39 x40 dummy Pearson Correlation -.314* -,093 -,014 -.357* -,214 ,195 .397* ,263
Sig. (1-tailed) ,046 ,312 ,470 ,026 ,129 ,150 ,015 ,080 N 30 30 30 30 30 30 30 30
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
LAMPIRAN M
RISALAH SIDANG SKRIPSI
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PENDIDIKAN S1 REGULER
PERNYATAAN PERBAIKAN SKRIPSI
Dengan ini dinyatakan bahwa :
Hari/Tanggal : Jumat / 7 Januari 2011
Jam : 10.00 s/d 11.00 WIB
Tempat : A.102 Gedung Engineering Center – Depok
Telah berlangsung Ujian Skripsi Semester Ganjil Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Indonesia dengan peserta :
Nama : Rio Setiadi
NPM : 0606072660
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Waktu
Proyek Konstruksi Jembatan Flyover
(Studi Kasus: Jembatan Flyover Kalibata)
Tim Penguji :
1. Ir. El Khobar M. Nazech, M.Eng
2. Ir. Setyo Supriyadi, M.Si
3. M. Ali Berawi, M. Eng. Sc. PhD
4. Ir. Bambang Setiadi, M.Sc
Perbaikan yang diminta:
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
1. Pebimbing : Ir. Setyo Supriyadi, M.Si
No Pertanyaan/Masukan Keterangan
1
Perbaikan kesimpulan pada bab 6,
penggantian tujuan penelitian menjadi
hipotesa penelitian
Sudah dilakukan di bab 6
2. Pebimbing : Ir. Bambang Setiadi, M.Sc
No Pertanyaan/Masukan Keterangan
1
Pemakaian variabel dummy untuk analisa
penelitian
Sudah dilakukan pada bab 4
3. Penguji : Ir. El Khobar M. Nazech, M.Eng
No Pertanyaan/Masukan Keterangan
1
Perbaikan penulisan abstrak dan format
penulisan skripsi
Sudah dilakukan
4. Penguji : M. Ali Berawi, M. Eng. Sc. PhD
No Pertanyaan/Masukan Keterangan
1 Pemakaian variabel dummy
Sudah dilakukan pada bab 4
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Pengaruh penerapan..., Rio Setiadi, FT UI, 2011.
Recommended