View
227
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK METANOL BIJI JINTAN HITAM (Nigella
Sativa L.) TERHADAP BAKTERI STREPTOCOCCUS mutans
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih
Gelar Sarjana Farmasi Jurusan Farmasi pada
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
UTAMI FERYANITA AMIR 701000110115
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2016
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Utami feryanita amir
Tempat/Tgl. Lahir : Sinjai 6 Mei 1992
Jurusan : Farmasi
Fakultas : Kesehatan
Alamat : Jln Datuk ripagentungan paccinongan
Judul : Uji daya hambat ekstrak metanol biji jintan hitam
(Negella sativa L) terhadap Streptococcus mutans
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagimana atau seluruhnya,
maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Gowa, 2017
Penyusun,
UTAMI FERYANITA AMIR
NIM. 70100110115
KATA PENGANTAR
آلرحيم آلرحمن آلل ه بسم
Assalāmu „alaikumwarahmatullāhiwabarakātuh
Syukur alhamdulillāh penulis panjatkan kehadirat Allah subhānahuwata‟āla
atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada kedua orang tua beserta keluarga besarku yang tiada henti-hentinya
mendoakan dan mencurahkan kasih sayangnya, yang selalu mendukung baik dari segi
materi maupun non materi, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Ungkapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Musafir Pabbari, M.Si.,.selaku Rektor UIN Alauddin Makassar.
2. Prof. Dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc.,selaku Dekan Fakulas Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar.
3. Dr. Nurhidayah S.kep., Ns., MKes., selaku Wakil Dekan bidang Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin Makassar
4. Dr. Susilawaty., S.Si., MKes. selaku Wakil Dekan bidang Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin Makassar.
5. Dr. Mukhtar Lutfi M pd., selaku Wakil Dekan bidang Fakulas Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar.
6. Hj.Gemy Nastity handayani, S.Si.,M.Si., Apt. pembimbing pertama penulis yang
telah memberi begitu banyak saran dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Afrisusnawati Rauf, S.Si.,M.Si., Apt. selaku pembimbing kedua yang telah
banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Munifah Wahyuddin, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku penguji kompetensi yang
telah memberi banyak saran dan kritikan demi kesempurnaan skripsi ini.
9. Bapak Drs Muh.Saleh Ridwan, M.Ag., selaku penguji agama yang telah banyak
memberikan bantuan dan pengarahan dalam mengoreksi kekurangan yang
terdapat di dalam skripsi.
10. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf Jurusan Farmasi Fakultas IlmuKesehatan
UIN Alauddin Makassar atas curahan ilmu pengetahuan dan segala bantuan yang
diberikan sejak menempuh pendidikan di Jurusan Farmasi hingga selesainya
skripsi ini.
11. Seluruh Laboran Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
Makassar yang senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis selama
penelitian.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010, kakak-kakak angkatan 2009, 2008,
2007, 2006 dan 2005, serta adik-adik angkatan 2011, 2012 dan 2013 mahasiswa
Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar atas segala
bantuan dan kerjasama yang diberikan sejak menempuh pendidikan di Jurusan
Farmasi.
Penulis menyadari bahwa skipsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun
besar harapan kiranya dapat bermanfaat bagi penelitian-peneltian selanjutnya,
khususnya dibidang farmasi dan semoga bernilai ibadah di sisi Allah
subhānahuwata‟āla.
Wassalāmu „alaikumwarahmatullāhiwabarakātuh
Gowa, 2016
Penyusun,
UTAMI FERYANITA AMIR
NIM. 70100110115
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………...... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………………….. ii
PENGESAHAN …………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………. xii
ABSTRAK ……………………………………………………………….. xiii
ABSTRACT ……………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………… 5
C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ………... 6
D. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………….. 7
E. Kajian Pustaka …………………………………………….. 7
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………....... 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS ………………………………………….. 10
A. Uraian Tanaman Jintan Hitam……………………….………………..
1. Klasifikasi Tanaman …………………………………………...
2. Penamaan Tanaman Jintan Hitam.…………………………………
3. Morfologi Tanaman Jintan Hitam……………………………
10
10
10
11
4. Kandungan Jintan Hitam……………………………………………
B. Ekstraksi…………………………………………………….
1. Pengertian Ekstraksi……………………………………
2. Tujuan Ekstraksi…………………………………….
C. Maserasi………………………………………………………
D. Uraian Bakteri Yang Digunakan………………………………
1. Klasifikasi……….…………………………………………
2. Sifat dan Morfologi..………………………………………
E. Tinjauan Umum Antimikroba.………………………………...
1. Pengertian Antimikroba……………………………………..
2. Sifat Antimikroba……………………………………………..
3. Prinsip Kerja Antimikroba….……………………………….
4. Mekanisme Kerja Antimikroba………………………….….
13
17
17
18
19
22
22
23
23
23
24
24
25
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ………………………………… 34
1. Jenis Penelitian ………………………………………….. 34
2. Lokasi Penelitian …………………………………………. 34
B. Pendekatan Penelitian ……………………………………… 34
C. Populasi Dan Sampel………………………………………
1. Populasi Penelitian………………………………………………
2. Sampel Penelitian………………………………………………
34
34
35
D. Instrumen Penelitian……………………………………………….
1. Alat………………………………………………………………
35
35
2. Bahan………………………………………………………….
E. Metode Pengumpulan Data……………………………………
1. Penyiapan Sampel……………………………………………
2. Sterilisasi Alat…………………………………………………
3. Pengujian KHM………………………………………………..
4. Pengujian KBM……………………………………………….
5. Pengujian Daya Hambat……………………………………
35
35
35
37
38
39
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………. 40
A. Hasil Penelitian …………………………………………….. 40
B. Pembahasan ………………………………………………… 42
BAB V PENUTUP ……………………………………………………… 46
A. Kesimpulan ………………………………………………… 46
B. Saran ………………………………………………………… 46
KEPUSTAKAAN ………………………………………………………… 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………….... 49
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………….. 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tanaman biji jintan hitam (Nigella sativa L.) ……………………………… 11
2. Gambar maserasi biji jintan hitam (Nigella sativa L)…………………… 53
3. Ekstrak kental biji jintan hitam (Nigella sativaL.).............................. 53
4. Uji KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) ekstrak metanol biji jintan
hitam (Nigella sativa L.) terhadap bakteri Streptococcus
mutans.......................................................................................... 54
5. Uji KBM (Konsentrasi Bunuh Minimum) Ekstrak Metanol Biji Jintan
Hitam (Ngella sativa L.) terhadap bakteri Streptococcus
mutans.................................................................................................... 45
6. Gambar Pengukuran Zona Hambatan Ekstrak Metanol Biji Jintan Hitam
(Nigella sativa L.) terhadap bakteri Streptococcus
mutans…………….................................................................................. 57
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Pengamatan Uji KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) Ekstrak
Metanol Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.)....................................... 39
2. Hasil pengamatan uji KBM (Konsentrasi Bunuh Minimum) Ekstrak
Metanol Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.)...................................... 40
3. Hasil Diameter Hambatan Dari Ekstrak Metanol Biji Jintan Hitam
(Nigella sativa L.)………………………………………………….... 40
4. Hasil Pengamatan Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Biji Jintan
Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Streptococcus mutans.................. 40
5. Analisis Varian Aktivitas Penghambatan Ekstrak Metanol Biji Jintan
Hitam (Nigella sativa L.) terhadap bakteriStreptococcus mutans..... 61
6. Analisis Turkey BNJ Aktivitas Penghambatan Ekstrak Metanol Biji
Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap bakteri Streptococus
mutans................................................................................................... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tanaman biji jintan hitam (Nigella sativa L.)...………………………... 11
2. Skema kerja ekstraksi sampel biji jintan hitamj(Nigella sativa L.)
dengan metode maserasi……………………………………………….. 48
3. Skema kerja KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) ekstrak metanol
biji jintan hitam(Nigella sativa L.) terhadap bakteri Streptococcus
mutans...................................................................................................... 49
4. Skema kerja uji KBM (Konsentrasi Bunuh Minimum) ekstrak metanol
biji jintan hitam ( Nigella sativa L.) terhadap bakteri Streptococcus
mutans…................................................................................................. 50
5. Skema kerja uji daya hambat ekstrak metanol biji jintan hitam (Nigella
sativa L.) terhadap bakteri Streptococcus mutans….............................. 51
6. Perhitungan daya penghambatan ekstrak metanol biji jintan hitam (Nigella
sativa L.) dengan metode Rancangan Acak Lengkap
(RAL)……............................................................................................................ 59
ABSTRAK
Nama Penyusun : Utami Feryanita Amir
NIM : 70100110115
Judul Skripsi : Uji daya hambat ekstrak metanol biji jintan hitam
(Nigella sativa L) terhadap bakteri Streptococcus mutans.
Telah dilakukan penelitian tentang Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol
Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap bakteri Streptococcus mutans.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak biji JintanHitam
(Nigella sativa L.) terhadap bakteri Streptococcus mutans dan untuk mengetahui pada
konsentrasi berapa ekstrak biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) memberikan aktivitas
antibakteri. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi biji jintan hitam (Nigella
sativa L) dengan menggunakan pelarut metanol. Dilakukan uji KHM dan KBM untuk
bakteri Streptococcus mutans didapatkan konsentrasi 1,5% dan 2%. Setelah itu uji
daya hambat menggunakan paper disk (paper disc) Pada Uji daya hambat
menunjukkan hasil bahwa semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin
besar pula diameter hambatan yang dihasilkan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji
jintan hitam mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
Konsentrasi optimum biji jintan hitam (Nigella sativa L) adalah 1,5 %
Kata kunci: Uji daya hambat, biji jintan hitam, bakteri Streptococcus mutans,
konsentrasi
ABSTRACT
Author : Utami feryanita Amir
NIM : 70100110115
Title of thesis : Antibacterial activity test of black cumin sedd methanol extract
(Nigella sativa L) against bacterial streptococcus mutans
The research about inhibition test of the methanol extractof black cumin to
Streptococcus mutans bacteria, the has done of this research is to determine the
antibacterial effect of the extract black cumin sedds to Streptococcus mutans bacterial
and also find out in what concentration does the extract black cumin sedd provides
antibacterial activity. The research conduted by Jintan Hitam extract by using
methanol, then produced by KHM and KBM for Streptococcus mutans bacterial and
got concentration 1,5% and 2%. And then inhibition test using agar diffisuion method
the inhibition test showed the result the greater concentration used, the greater the
diameter barriers can be produced. The result of black cumin sedd can inhibit
Streptococcus mutans bacteria. The concentration of black cumin sedd is 0,5 %.
Keywords: Inhibition test, black cumin seeds, bacteria Streptococcus mutans,
concentratin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan bahan alam sebagai salah satu terapi pengobatan telah diterima
secara luas hampir di seluruh dunia. Menurut WHO (World Health Organitation),
negara-negara di Afrika,Asia dan Amerika latin menggunakan obat herbal sebagai
pelengkap pengobatan primer. Secara umum, kini masyarakat dunia semakin banyak
yang memilih menggunakan bahan alami untuk mengatasi masalah kesehatan. Obat
herbal dinilai lebih aman karena efek sampingnya yang relatif kecil dan harganya
juga dapat dijangkau oleh masyarakat luas (Katno, 2014: 4)
Salah satu tanaman yang digunakan masyarakat luas adalah Nigella Sativa L
atau Jintan Hitam merupakan tanaman yang ditemukan di wilayah mediterania dan
kawasan beriklim gurun seperti Timur Tengah, Eropa Timur dan Asia Tengah. Pada
umumnya digunakan bumbu masakan maupun adonan roti. Dewasa ini beberapa
Negara telah memanfaatkan bijinya sebagai perawatan dan Pengobatan berbagai
penyakit ringan, termasuk infeksi.Penggunaan Nigella sativa ini termasuk kedalam
salah satu metode penting Thibbun Nabawi (pengobatan ala Nabi Shallalahu alaihi
wassalam) yang telah dipelajari secara luas oleh Muslim dan non Muslim. Biji jintan
hitam digunakan secara empiris dalam dalam masakan dan pengobatan, biji jintan
hitam mengandung asam amino, protein, karbohidrat, minyak atsiri, minyak lemak,
saponin, alkaloid, dan mineral. (Sulaiman, 2010: 90-165)
Senyawa yang ada di dalam jintan hitam yag diambil yaitu Saponin. Saponin
merupakan glikosida yang membentuk basa (polar) dalam air yang merupakan
senyawa kimia aktif permukaan yang dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya
membentuk busa (buih) apabila terjadi penggocokkan (Harborne, 1987: 64).
Kebersihan dan kesehatan rongga mulut harus dijaga dan diperhatikan sebaik
mungkin. Pada rongga mulut terdapat banyak baktri ynag berisfat flora normal,
namun jika berlebih flora normal tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada gigi.
Salah satu kerusakan pada gigi yang sering terjadi adalah timbulnya karies gigi.
Karies adalah penyakit yang paling sering terjadi pada manusia merupakan penyebab
utama kehilangan gigi.
Karies gigi merupakan penyakit bakterial yang menyerang gigi dimana bagian
dari organik dari gigi mengalami destruksi, sedangkan bagian dari anorganiknya
mengalami dekalsifikasi. Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut
yang paling sering dijumpai dimasyarakat. Karbohidrat yang tertinggal dimulut,
permukaan dan bentuk gigi serta mikroorganisme merupakan penyebab penyakit
karies gigi.Dalam setiap ml air ludah dijumpai 10-200 juta bakteri. Jumlah
maksimum bakteri-bakteri ini dijumpai pada pagi hari atau setelah makan. Salah satu
mikroorganisme penting yang dijumpai dalam mulut adalah streptococcus mutans
(Howink, B, 2011)
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah
satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme
adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans
pada permukaan gigi. Spesies streptococcus ini mampu menempel pada permukaan
gigi dan memfermentasi karbohidrat menjadi asam sehingga pH menurun,
menyebabkan demineralisasi gigi. Asam terus diprodulksi oleh bakteri dan akhirnya
merusak struktur gigi sedikit demi sedikit, (Dewanti, 2012).
Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas tentang manfaat jintan hitam
sebagai obat penurun panas, sakit kepala, rematik, maag, peningkat daya tahan tahan
tubuh, serta sebagai obat antidiabetes .
Berdasarkan fakta diatas dilakukan penelitian mengenai efek jintan hitam
terhadap bakteri rongga mulut. Penyakit pada rongga mulut dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain mikroba dalam mulut. Streptococcus mutans adalah bakteri
utama penyebab karies gigi yang merupakan penyakit multifaktoral dimana terjadi
suatu kelainan pada rongga mulut.
Rasulullah saw bersabda sesungguhnya di dalam habbatusaudah (jintan hitam)
terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit kecuali kematian. (HR.al bukhari
no 5688 dan muslim no. 2215)..
M. Quraish Shihab menjelaskan dalam kitab Tafsir al-Mishbah bahwa ayat ini
masih merupakan lanjutan bukti-bukti ke-Mahakuasaan Allah subhānahu wata‟āla.
Ayat ini menguraikan kumpulan hal-hal yang disebut di atas, bermula dengan
menegaskan bahwa Dan Dia juga bukan selain-Nya yang telah menurunkan air, yakni
dalam bentuk hujan yang deras dan banyak dari langit, lalu Kami, yakni Allah,
mengeluarkan, yakni menumbuhkan disebabkan olehnya, yakni akibat turunnya air
itu, segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan darinya, yakni dari
tumbuh-tumbuhan itu, tanaman yang menghijau (Shihab, 2002, 3: 573-574).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L) dapat memberikan aktivitas
penghambatan bakteri Streptococcus mutans?
2. Pada konsentrasi berapakah ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa)
memberikan aktivitas antibakteri?
C. Defenisi Operasional
1. Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair yang dibuat dengan
mengekstraksi simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar
pengaruh cahaya matahari langsung (Direktorat Jendral POM, 1979: 9).
2. Jintan Hitam atau habbatussauda adalah tanaman yang berbentuk biji-bijian
yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman herbal, banyak dibuktikan melalui
penelitian dan dalam hadis Rasulullah saw. Juga menganjurkan penggunaan
tanaman jintan hitam.
3. Streptococcus mutans merupakan bakteri yang mampu mengubah semua
makanan (terutama gula dan karbohidrat)menjadi asam, sehingga membentuk
plak.
4. Aktifitas antibakteri merupakan sifat yang dimiliki oleh ekstrak tanaman yang
dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri
5. Inkubasi adalah cara untuk menumbuhkan atau membiakkan bakteri dan
kapang/khamir di dalam media tempat tertentu dan suhu tertentu
6. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau memusnahkan semua
mikroorganisme.
7. Bakteri uji merupakan kultur biakan bakteri pathogen yang bersifat merugikan
bagi kesehatan manusia.
8. Metanol merupakan pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi sampel biji
Jintan Hitam
9. Ekstraksi adalah penyarian atau proses penarikan komponen kimia yang
terdapat dalam tanaman dengan menggunakan pelarut organic tertentu. Hasil
dari ekstraksi tersebut menghasilkan ekstrak yang mengandung senywa –
senyawa kimia aktif yang berkhasiat obat.
10. Pembuatan medium yaitu medium agar suatu bahan untuk mengidentifikasi
pertumbuhan suatu bakteri.
11. Maserasi merupakan cara penyarian paling sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
zat-zat aktif di dalamn sel dan di luar sel, maka larutan yang terpekat akan
terdesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga tercapai keseimbangan
konsentrasi antara larutan diluar sel dan di dalam sel.
12. Salah satu penyebab penyakit infeksi adalah bakteri. Bakteri merupakan
mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi hanya
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop (Radji, 2011: 14).
13. Antimikroba adalah bahan-bahan atau obat-obat yang digunakan untuk
memberantas infeksi mikroba pada manusia, termasuk golongan ini yang
berhubungan dengan bidang farmasi antibiotik, antiseptik, disinfektan dan
preservative.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian, hanya membatasi pada jenis bakteri Streptococcus
mutans saja, tidak untuk bakteri lainnya. Kemudian, dari segi metode difusi agar
untuk mengetahui daya hambat suatu sampel.Penulis tidak menggunakan dua metode
atau lebih. Pelarut atau cairan penyari yang digunakan yakni metanol
E. Kajian Pustaka
1. Berdasarkan penelitian Ariestya Indah berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak
Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa L) terhadap produksi NO makrofag Mencit
Balb/ yangDiinfeksi Salmonella typhimurium diperoleh hasil hasil bahwa
jintan hitam (Nigella Sativa. Prnrlitian L) memiliki efek imunomodulator
dalam meningkatkan produksi sitokin yang mempengaruhi makrofag.
Penelitian ini sangat jauh berbeda dari penelitian yang akan dilakukan adalah
penentuan aktivitas antibakteri sedangakn variable depennya yakni perlakuan
dan eksperimen yang sangat jauh berbeda.
2. Berdasarkan penelitian Putri Swandayani (2013) menunjukkan bahwa
habbatussauda digunakan sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella
dysentriae secara in vitro. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya
yaitu belum pernah diujikan terhadap bakteri Streptococcus mutans
3. Berdasarkan jurnal penelitian Grandiosa Roffi (2010) yang berjudul efektifitas
penggunaan larurtan filtrat jintan hitam (Nigella sativa) dengan konsentrasi
berbeda terhadap pertumbuhan aeromonas hydrophylia in-vitrodan uji
aktivitasnya terhadap ikan mas (Cyprinus carpio) menunjukkan bahwa
konsentrasi filtrate simplisia biji jintan hitam yang aman diaplikasikan pada
ikan mas adalah pada konsentrasi 751 ppm
4. Berdasarkan penelitian Rahmi safitri faradillah (2010) berjudul efek antifungi
ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L) terhadap pertumbuhan
Microsporum gypseum secara in vitro menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
biji jintan hitam (Nigella sativa L) pada cawan petri memberikan efek
antifungi terhadap perumbuhan microsporumgypseum secara in vitro.
5. Berdasarkan penelitian Asniyah efek (2010) efek antimikroba minyak jinan
hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan escherchia coli in vitro bahwa
terbukti menghambat petumbuhan escherchia coli secara statisik (p 0,05)
6. Berdasarkan Jurnal penelitan pengaruh pemberian infusa jintan hitam (Nigella
sativa) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans menunjukkan bahwa
positif 20 sampai diatas konsentrasi didapatkan penurunan jumlah kolonis
7. Berdasarkan jurnal penelitian pengaruh fomulasi pasta gigi ekstrak etanol biji
jintan hitam (Nigella sativa L) dengan penambahan bubuk siwak (Salvador
persica) menunjukkan bahwa formula yang mmiliki stabilitas yang paling
optimal adalah formula II dan IIiyaitu formula dengan konsentrasi 2% dan 3%
8. Berdasarkan jurnal penelitian Universitas jember fakultas ilmu kedokteran
(2012), uji kemampuan minyak jintan hitam (Nigella sativa L) menghambat
pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus secara invitromenunjukkan
bahwa dari konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah minyak jintan hitam
dengan konsentrasi 0,39% , 0,78%, 1,56%, 3,12% sedangkan control negatif
adalah Nacmc O,55 dan control positif adalah sefaleksin
9. Berdasarkan jurnal penelitian (Retno,dkk:2013), pemanfaatan ekstrak jintan
hitam untuk menurunkan kadar enzim LP-PLA sebagai kandidat pengobatan
atersoklerosis menunjukkan bahwa dapat menghambat pembentukan sel busa
perkembangan aterklorosis
10. Berdasarka jurnal penelitian (Subjianto:2013) pengaruh minyak biji jintan
hitam (Nigella sativa L) terhadap drajat inflamasi saluran napas menunjukkan
bahwa kemampuan biji jintan hitam mampu menginflamasi saluran napas
11. Berdasarkan jurnal penelitian (Yossi Nur Rakmah), pengaruh ekstrak biji
Nigella sativa L terhadap kadar serum alanin aminotransferase pada tikus
wistar yang diberi metotreksat, penelitian ini menunjukkan tidak ada
perbedaan kadar ALT yang bermakna pada empat kelompok perlakuan
12. Berdasarkan penelitian Dhina Amalia putri yang berjududl “ Efek Sitotoksik
Ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L). terhadap sel Hela, didapatkan hasil
efek sitotoksik ekstrak biji jintan hitam sel kanker serviks berupa kematian sel
hela setelah diamati. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak biji jintan
hitam (Nigella sativa L) memiliki sitotoksik dan berpotensi sebagai
antikanker.
13. Pada penelitian Niken Widyastuti, Institute Pertanian Bogor yang berjudul
“Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan metode CUPRAC, DPPH, dan
FRAP serta kolerasinya dengan Fenol dan Flavonoid pada Enam Tanaman,
bertujuan menentukan hubungan antara aktivitas antioksidan dan kandungan
fenol serta flavonoidnya. Pengukuran aktivitas antioksidan obat dilakukan
menggunakan 3 metode yaitu CUPRAC (Cupric ion reducing antioxidant
power). Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua tanaman tersebut
memiliki aktifitas antioksidan dengan metode CUPRAC, DPPH, FRAP
berbeda nyata secara statistika. Walaupun demikian metode CUPRAC dan
FRAP menghasilkan urutan aktivitas antioksidan yang sama dari 6 tanaman.
14. El-Marasy, dkk (2012) telah melakukan penelitian berjudul “Effect of Nigella
sativa and wheat germ oils on scopolamine-induced memory impairment in
rats”. Dalam penelitiannya, mereka menguji kombinasi minyak Nigella sativa
dan minyak gandum terhadap memori tikus yang terganggu dengan adanya
scopolamine. Instrumen yang digunakan dalam uji ini adalah T-maze yakni
salah satu alat penguji memori yang berbentuk seperti huruf T. Sedangkan
penelitian ini menggunakan alat penguji memori bernama eight-arm radial
maze yakni jenis maze yang terdiri dari delapan lengan berbentuk simetris.
Selain itu, penelitian ini juga tidak menggunakan obat penghambat atau
pengganggu memori. Penelitian ini fokus pada pengujian pengaruh ekstrak n-
heksan jintan hitam (Nigella sativa L.) terhadap memori mencit.
15. Shahdaat, dkk (2013) telah melakukan penelitian berjudul “The effect of
Nigella sativa Linn. seed on memory, attention and cognition in healthy
human volunteers” yang meneliti pengaruh Nigella sativa L. terhadap memori,
kewaspadaan serta kognitif dari orang-orang yang sehat. Dalam penelitiannya,
ia menggunakan sampel Nigella sativa yang dihaluskan dengan mortir dan alu
(selama 60 menit) yang kemudian disaring dengan ukuran mesh 30 dan
dimasukkan ke dalam kapsul gelatin keras berukuran 0 dengan pengisi alat
manual. Tiap kapsul berisi 500 mg serbuk Nigella sativa. Pengujiannya
dilakukan selama 9 minggu dengan jumlah probandus 40 orang yang dipilih
secara acak dan dibagi dalam 2 grup. Grup A terdiri dari 20 probandus yang
diberi kapsul Nigella sativa sebanyak 2 kali sehari, sedangkan grup B yang
juga terdiri dari 20 probandus diberi plasebo dengan bentuk dan dosis yang
sama dengan grup A tanpa sepengetahuan mereka. Setelah 9 minggu terlihat
perbedaan yang signifikan antara grup A dan B. Grup A mengalami
peningkatan yang lebih baik dibandingkan grup B dari segi memori,
kewaspadaan dan kognitif. Penelitian yang dilakukan oleh Shahdaat dkk
menggunakan serbuk Nigella sativa dalam bentuk kapsul, sedangkan
penelitian ini menggunakan ekstrak n-heksan jintan hitam (Nigella sativa L.).
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak
biji jintan hitam (Nigella sativa L) terhadap bakteri streptococcus mutans dan untuk
mengetahui pada konsentrasi berapakah ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L)
memberikan aktivitas antibakteri
Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data ilmiah secara
mikrobilogis mengenai aktivitas antimikroba dari ekstrak biji jintan hitam (Nigella
sativa L) sehingga penggunaanya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Uraian Tumbuhan Jintan Hitam (Nigella sativa L.)
Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh, nama daerah, nama asing, nama
simplisia, sistematika tumbuhan, sinonim tumbuhan, kandungan kimia dan kegunaan
dari tumbuhan
1. Daerah Tumbuh
Jintan hitam tumbuh diketinggian kurang dari 700 meter dibawah permukaan
laut. Tanaman ini membutuhkan suhu udara 9-50 ºC, kelembapan (70-90%) dan
penyinaran matahari penuh. Tanaman ini biasa tumbuh dengan baik di tanah inseptiol
atau tanah lempeng berpasir (Junaedi,2006:26)
2. Nama Daerah
Jinten ireng (Jawa), Jintang le‟leng (Makassar), Jintan Maeta (Bau-bau).
(Yamin, 2010:7)
3. Nama Asing
Black Cumin dan Small Fennel (Inggris), Upkunchikaa (Sansekerta), Klaonji
dan Kamaazaruus (Yunani), Karum seeragam (Siddha/Tamil) (Khare, 2007: 439).
Di dunia jintan hitam dikenal dengan berbagai nama antara lain Kalonji (bahasa
Hindi), Kezah (Hebrew), Chamushka (Rusia), Habbatus Sauda‟ (Arab), Siyah daneh
(Persian), Fennel Flower / Black Carraway / Nutmeg Flower / Roman Coriander
/Black Onian Seed (English), atau Jintan Hitam (Indonesia). Di Mesir dinamakan
Habbah Barakah kadang juga disebut Kamun Aswad, di Yaman dinamai Qanthan,
sedangkan di Iran disebut Suwainiz, Naqna‟ Al-Ghalan dan kadang disebut Basmah
(Arif, 2010: 6-7)
4. Nama Simplisia
Nigella Sativae Semen (Biji Jintan Hitam)
5. Morfologi Tumbuhan
Nigella sativa L. (Ranunculaceae) merupakan sebuah tanaman berbunga
tahunan yang aslinya berasal dari wilayah Mediterania tetapi telah dibudidayakan di
belahan dunia lainnya seperti Asia, Afrika semenanjung Arab (Akhtar, dkk, 2011: 70)
dan Eropa. Bunganya lembut dan pada umumnya berwarna biru muda dan putih
dengan biji-biji hitam kecil (Hosseini, dkk, 2011: 220).Rasanyasedikit
pahitdanpedasdengan teksturrenyah.Bijinya angular, umumnya berukuran kecil,
berwarna abu-abu gelapatau hitam (Akhtar, dkk, 2012: 119). Tanaman ini dikenal
juga dengan namablack seed, black caraway, black cumin atau kalonji (Pereira, dkk,
2012: 404).
Gambar 1. Bunga dari Nigella sativa (Rajsekhar, dkk, 2011: 36).
Gambar 2. Biji Nigella sativa (Rajsekhar, dkk, 2011: 36).
Tumbuhan ini tumbuh hingga mencapaitinggi 20-30 cm, dengan daun hijau
lonjong, ujung dan pangkal runcing,tepi beringgit,dan pertulangan menyirip.
Bunganya majemuk, bentukkarang, kepala sari berwarna kuning, mahkota berbentuk
corong berwarnaantara biru sampai putih, dengan 5-10 kelopak bunga dalam satu
batangpohon (Admin, al manar: 2011).
Jintan hitam merupakan tanaman berbatang tegak, batangnya biasanya
berusuk dan berbulu kasar, rapat atau jarang-jarang, dan disertai adanya bulu-bulu
berkelenjar. Bentuk daun lanset berbentuk persegi, panjang 1,5 cm–2 cm, ujung
meruncing dan terdapat tiga tulang daun yang berbulu. Daun bagian bawah
bertangkai dan bagian atas duduk. Kelopak bunga umumnya delapan, agak
memanjang, lebih kecil dari kelopak bunga, berbulu jarang, dan pendek. Benang sari
banyak dan kepala sari jorong dan sedikit tajam, berwarna kuning. Biji hitam, jorong
bersudut tiga tidak beraturan dan sedikit berbentuk kerucut, panjang 3 mm dan
berkelenjar (Sulaiman,S:2011).
Buahnya keras seperti buah buni, berbentuk besar, menggembung, berisi 3-7
unit folikel, masing-masing berisi banyak biji atau benih yang sering digunakan
manusia sebagai rempah-rempah. Memiliki rasa pahit yang tajam dan bau seperti
buah strawberi, bijinya berwarna hitam pekat (Admin,al manar:2011).
Tanaman jintan hitam secara keseluruhan tampak seperti segitiga (Mahmudah,
2010: 23). Ada tiga jenis jintan hitam, yaitu :
a. Jintan Hitam yang Populer
Jintan hitam yang popular, dikenal dengan nama ilmiah Nigella sativa. Ia
merupakan tanaman semak belukar yang tingginya mencapai 50 cm, bercabang-
cabang, dan berbulu halus. Daun-daunnya terbagi menjadi bagian-bagian kecil
dengan bentuk seperti benang. Bunganya putih kebiru-biruan. Buahnya semacam
kapsul yang mengandung sejumlah benih yang memunculkan aroma parfum apabila
digilas dengan jemari.
b. Jintan Hitam Damaskus (Nigella damascene)
Dalam kadar tertentu mirip dengan jenis sebelumnya, hanya saja daunnya
terbagi menjadi beberapa bagian yang panjang dan tinggi. Bunga-bunganya
berukuran besar berwarna biru. Ada salah satu jenisnya yang memiliki bunga-bunga
khas yang tungga dan ada yang berpasangan. Jenis bunga tunggal yang paling penting
dikenal dengan nama miss Jekyll yang berbunga warna biru, dan jenis Persian rose
yang mempunyai bunga berwarna merah gelap. Adapun jenis yang bunganya
berpasangan adalah double blue, yang memiliki bunga berwarna biru berukuran
besar.
c. Jintan Hitam Oriental (Nigella orientalis)
Jenis ini adalah tumbuhan pendek kecil dan lemah pertumbuhannya.
Panjangnya tidak lebih dari 40 cm. Daunnya terbagi menjadi bagian-bagian seperti
benang yang tinggi dan panjang. Warnanya hijau cerah, sedangkaan bunganya
berwarna kuning, dengan bintik-bintik merah (Sulaiman, 2008: 12-13).
6. Sistematika Tumbuhan
Dunia : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Dialypetalae
Keluarga : Ranales
Ordo : Ranaceae
Marga : Nigella L.
Jenis : Nigella sativa L. (Apriyani,Maya: 2010)
7. Sinonim Tumbuhan
Nigella cretica Miller, Nigella Indica Roxb. Ex. Fleming
8. Kandungan dan Kegunaan Tumbuhan
a. Kandungan Tumbuhan
Sekarang ini diketahui bahwa jintan hitam mengandung berbagai bahan aktif
seperti asam amino, protein, karbohidrat, baik minyak tetap (asam lemak 84%,
termasuk linoleat dan oleat) dan minyak atsiri, alkaloid, saponin, serat kasar, serta
mineral seperti kalsium, zat besi, sodiumdan kalium. Di antara bahan-bahan aktif
lainnya, senyawa golongan kuinon hadir dalam minyak atsiri, thymoquinone(TQ),
sekitar27-57% telah dikaitkan menjadi bahan aktif yang paling penting dalam seluruh
biji atau ekstraknya. Dithymoquinone, thymohydroquinone dan timol adalah bahan
aktif secara farmakologi lainnya yang telah diidentifikasi dengan kromatografi cair
kinerja tinggi(HPLC) (Dollah, dkk, 2013: 97
Biji jintan hitam (Nigella sativa L) mengandung beberapa senyawa, antara
lain 15 jenis asam amino; protein; karbohidrat 0,5-1 %, minyak atsiri tidak kurang
dari 0,2% v/b (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979). Kandungan
minyak atsiri dalam biji bahkan dapat mencapai 1,5%. Kandungan lain dalam bijinya
adalah glukosida, saponin, zat pahit, dan minyak lemak (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2014).
Biji jintan hitam antara lain mengandung :
a. Minyak atsiri
b. Minyak lemak
c. Kandungan lainnya: Tanin, alkaloid, nigelon, nigelimin, nigelimin noksida dan
nigelisin, campestrol, stigmasterol, β-sitosterol, α- spinasterol.Juga mengandung
1,5% glukosida melantin yang bila dihidrolisis menghasilkan racun melantogenin.
Dalam 100g biji jinten hitam mengandung: air 4g, protein 22g, lemak 41g,
karbohidrat 17g, serat 8g, mineral 4,5g (Na 0,5g, K 0,5g, Ca 0,2g, P 0,5g, Fe
10mg), thiamin 1,5mg, piridoksin 0,7mg, tokoperol 34mg dan niasin 6 mg
(Akhtar,dkk,2008: 5).
Kandungan utama di dalam Nigella sativa L. adalah thymoquinone, senyawa
yang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat (Akhtar, dkk, 2011: 70). Minyak
atsirinya telah terbukti mengandung 18,4-24% thymoquinonedan total46%
daribanyakmonoterpensepertip-cymenedanpinene (Perveen, dkk, 2009: 139). Biji
Nigella sativa L. merupakan sumber dari bahan aktif seperti saponin, 30-40% minyak
tetap, 0,5-1,5% minyak esensial, berbagai macam gula dan protein dan komponen
aktif farmakologi seperti thymoquinone (TQ), dithymoquinone (DTQ), dan nigellin
(Hosseini, dkk, 2011: 220).
b. Kegunaan Tumbuhan Jintan Hitam
Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) secara tradisional telah digunakan untuk
berbagai keadaan dan pengobatan yang berkaitan dengan kesehatan pernapasan,
pencernaan, gangguan usus, ginjal, fungsi hati, sirkulasi, dan mendukung sistem
kekebalan, serta untuk pengobatan sakit gigi dan sebagai antiseptic untuk mengobati
bau mulut.
Ibnu Sina yang dikena sebagai dunia Barat dengan nama Avicenna, seorang
peneliti jenius dari timur tengah, telah meneliti berbagai manfaat Jintan Hitam untuk
kesehatan dan pengobatan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya bab yang khusus
membahas jintan hitam di dala bukunyan “ The Canon of Medicine”, buku yang
dianggap sebagai tonggak paling bersejarah dalam ilmu pengobatan. Ibnu Sina
memuji Habbatusauda sebagai “ obat yang bias membangkitkan energi dalam tubuh
serta mampu menghilangkan rasa letih dan lesu.” Di dalam bukunya tersebut , Ibnu
Sina juga menganjurkan habbatusauda untuk mengatasi berbagai penyakit , antara
lain sakit gigi, sakit kepala, demam, flu, penyakit luka, iritasi, sebagai obat anti
jamur, obat cacing, dan parasite (PAaarkh et al, 2010)
Beberapa penelitian menyebutkan manfaat jintan hitam antara lain:
1. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Berbagai penelitian membuktikan bahwa Jintan hitam meningkatkan sistem
kekebalan dalam tubuh manusia. Dari sini bisa diketahui manfaat jintan hitam untuk
mengatasi berbagai macam penyakit secara umum, khususnya penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh virus
2. Meningkatkan Daya Ingat dan Kecerdasan
Dengan kandungan Asam linoleat (Omega 6) dan Asam linoleat (Omega 3).
Habbatussauda merupakan nutrisi bagi sel otak untuk meningkatkan daya ingat dan
kecerdasan. Habbatussauda juga memperbaiki mikro (peredaran darah) ke otak dan
sangat cocok diberikan kepada anak usia pertumbuhan dan lansia.
Salah satu kandungan Habbatussauda adalah setrol yang berfungsi sebagai
sintesa dan bioaktivitas hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang masuk
dalam peredaran darah.
3. Anti histamin
Histamin adalah sebuah zat yang dilepaskan oleh jaringan tubuh yang
memberikan reaksi alergi seperti pada atsma bronkial. Hasilnya cukup meyakinkan,
70 % yang menderita alergi debu, serbuk, jerawat, dan atsma sembuh setelah
diberikan minyak nigella sativa (Habbatussauda).
Pada tahun 1992, Jurnal farmasi Pakistan membuat hasil penelitian yang
membuktikan minyak volatile lebih ampuh membunuh strain bakteri V Cholera dan
E. Coli dibandingkan dengan antibiotik seperti ampicilin dan tetrasiklin.
4. Menambah Energi
Kaya akan kandungan nutrisi sebagai tambahan energi, sangat ideal untuk
orang yang berusia lanjut, terutama untuk menjaga daya tahan tubuh dan revitalitas
sel otak agar tidak cepa pikun. Habbatussauda dapat merangsang sum-sum tulang dan
sel-sel kekebalan. Interferonnya menghasilkan sel-sel normal terhadap virus yang
merusak sekaligus menghancurkan sel-sel tumor dan meningkatkan antibodi
5. Menurunkan kadar kolestrol dan pada penderita hiperglikemia
Jintan hitam merupakan obat yang terbukti bermanfaat dalam pencegahan dan
pengobatan sindrom resistensi insulin. Penelitian ini dari M. Anwar Burio dan M.
Tsyysb menyatakan bahwa biji jintan hitam (nigella sativa L) dalam makanan dapat
memebrikan efek yang menyenangkan terhadap profil lipid dengan menurunkan
trigeselirida, kolestrol total (Junaedi, 2011: 40-50)
6. Memperbaiki saluran pencernan dan antibakteri
Habbatusauda juga seing digunakan untuk mengobati gangguan system
pencernaan yaitu diare, muntah-muntah, perut mulas
7. Menghilangkan kecanduan narkobs
Dr. Sibghatullah Sangi dari Depertement of farmakologi, Fatima Jinnah Dental
College, Bhittai Colony, Korangi Creek, Karachi, membuat penelitian dengan judul “
A New and Novel Treatment of Opioid Dpenedence: nigella Sativa 500 mg”.
penelitian tersebut mencoba mengetahui efek habbatusauda dalam membantu para
pecandu narkoba jenis opium melepaskan dari ketergantungan obat. Penelitian dimuat
di Jurnal Ayyub Med coll Abbotabad tahun 2008
B. Ekstraksi
1. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian
tanaman obat, hewan dan beberapa jenis biota laut. Zat-zat aktif tersebut berada
didalam sel, namun sel tanaman dan hewan berb Proses untuk mendapatkan ekstrak
disebut ekstraksi, yaitu penyarian zat berkhasiat atau zat aktif dari bagian tanaman
obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut (Radji, M, 2011: 10).
Ekstraksi atau penyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif,
yang semula berada di dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut
dalam cairan penyari. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik jika permukaan
serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas (Radji, M, 2011: 10).
Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan kandungan
air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang
diisolasi.Umumnya kita perlu „membunuh‟ jaringan tumbuhan untuk mencegah
terjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis. Bila ampas jaringan, pada ekstraksi ulang,
sama sekali tak berwarna hijau lagi, dapat dianggap semua senyawa berbobot
molekul rendah telah terekstraksi (Harborne,1987: 6).
2. Tujuan Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil
zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap proses ekstraksi adalah lama ekstraksi, suhu dan jenis
pelarut yang digunakan. Pelarut yang digunakan tergantung dari sifat komponen yang
akan diisolasi.Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah sifat
polaritas bahan. Sifat polaritas bahan harus sama dengan polaritas pelarut agar bahan
dapat larut. Ada tiga jenis pelarut, yaitu pelarut polar, semi-polar dan non polar.
(Radji,M: 2011)
Bila mengisolasi senyawa dari jaringan hijau, keberhasilan ekstraksi dengan
alkohol berkaitan langsung dengan seberapa jauh klorofil tertarik oleh pelarut itu.
Bila ampas jaringan pada ekstraksi ulang sama sekali tidak berwarna (Rahman dan
Djide,2010: 60-61)
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman adalah pelarut
organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka
larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai
terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel
(Radji,M:2011).
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat
padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut (Radji,M: 2011).
C. Maserasi
Maserasi istilah aslinya adalah macerari (bahasa Latin, artinya merendam)
adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu di
rendam menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya
etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi
kefarmasian
Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya: (Radji ,M: 2011)
1. Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasanasam lemah,
yaitu pada suhu 40-50 °C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk
simplisia yag zat aktifnya tahan pemanasan.
2. Maserasi dengan mesin pengaduk
Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses
maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
3. Remaserasi
Cairan penyari dibagi dua, seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan
penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi
dengan cairan penyari yang kedua.
4. Maserasi Melingkar
Cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui
serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
5. Maserasi Melingkar Bertingkat
Maserasi melingkar bertingkat peralatannya hampir sama dengan maserasi
melingkar . (Abdul, Rahim, 2011)
D. Sterlisasi
1. Sterilisasi Fisik
a. Pemanasan Kering
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas.
Panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan. Selanjutnya
merambat ke bagian dalam dari permukaan sampai pada akhirnya suhu
sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering ini, dilakukan pada suhu 170-180
°C selama 2-3 jam, bagi alat-alat dari logam dan gelas, sedangkan bahan-
bahan berupa minyak, parafin atau salep di sterilkan dibawah suhu 150 °C
dengan waktu kurang lebih satu jam. Umumnya untuk senyawa-senyawa yang
tidak efektif disterilkan menggunakan autoklaf (Rahman dan Djide, 2013: 58-
59).
b. Cara panas basah
Sterilisasi panas dengan uap bertekanan (autoklaf). Pada metode ini adalah
dengan memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu
tertentu pada obyek, sehingga terjadi pelepasan energy laten uap yang
mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara irreversibel akibat
denaturasi atau koagulasi protein dari sel mikroorganisme (Djide, 2010: 53).
c. Cara Bukan Panas
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi
kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar
yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu
kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253 sinar UV
menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan
garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan penurunan
derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi
dihindarkan dan setiap tindakan membunuh mikroorganisme dibatasi pada
permukaan yang dipaparkan (Lachman. 1986: 628).
2. Sterilisasi Cara Mekanik
Larutan dapat dibebaskan dari mikroorganisme vegetatif dan sporanya
melalui filter bakteri. Filter bakteri tidak dapat membebaskan larutan dari virus;
bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah virus. Pada prinsipnya dengan
absorbsi ke dalam dinding filter dan dengan menghilangkan partikel kasar dari
bahan yang mengandung virus.
Mekanisme filtrasi bakteri adalah kompleks. Meskipun ukuran pori filter
penting, tapi bukan itu saja kriteria untuk keefektifan filtrasi. Fliter dengan pori
lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat lambat umtuk
tujuan praktek. Dengan meningkatkan ketebalan filter lilin memungkinkan untuk
mencapai efisiensi filtrasi, tetapi kerugiannya adalah bahwa kebanyakan bahan
aktif dari larutan dihilangkan dengan penyerapan oleh lilin. Bagaimanapun,
dengan mengatur ukuran pori dan ketebalan filter yang optimum, mungkin
diperoleh filter yang efisien dan baik secara cepat. Faktor lain dilibatkan dalam
filtrasi bakteri termasuk keseimbangan permukaan antara bahan filter dan
bakteri dan larutan, suhu, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listril
filter, pH bahan yang di filtrasi, dan adsorbsi protein dan bahan lain (Djide, 2010:
90).
3. Sterilisasi secara Kimia
Cara ini digunakan untuk mensterilkan obat serbuk seperti Penisilin, juga
telah digunakan unutk sterilisasi benang, plastik, tube.Penggunaan etilen oksida
juga untuk sterilisasi akhir peralatan parenteral tertentu seperti kertas kraft dan
lapisan tipis polietilen.Semprot aerosol etilen oksida telah digunakan untuk
mensterilkan daerah sempit dimana dilakukan teknik aseptik (Djide, 2010: 89).
Metode uji antibacterial dan antimkrobial yang lain adalah dengan tekhnik
Tube Dillation test fungsinya untuk mengetahui hasil MIC secara langsung ,
metode yang lain adalah metode E.test yang merupakan uji difusi agar dengan
mudah dan cepat memperoleh hasil MIC. (Greenwood, 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran zona penghamabatan dan harus
dikontrol adalah
a. Konsentrasi mikroba pada permukaan medium. Semakin tinggi
konsentrasi mikroba maka zona penhambatan akan semakin kecil
b. Kedalaman medium dalam cawan petri. Semakin tebal medium pada
cawan petri maka zona penghambatan akan semakin kecil
c. Nilai pH dari medium. Beberapa antibiotika bekerja dengan baik pada
kondisi alakali/basa
d. Kondisi aerob/anaerob. Beberapa antibacterial kerja terbaiknya pada
kondisi aerob dan yang lainnya pada kondisi anaerob.
(Greenwood,1995)
E. Uraian Antimikroba
1. Pengertian Antimikroba
Antimikroba adalah bahan-bahan atau obat-obat yang digunakan untuk
memberantas infeksi mikroba pada manusia, termasuk dalam golongan ini yang
berhubungan dengan bidang farmasi antara lain antibiotik, antiseptik,
desinfegktansia, dan pengawet. Obat-obatan yang digunakan untuk membasmi
mikroorganisme yang menyebabkan infeksi pada manusia, hewan maupun
tumbuhan harus bersifat toksiksistas selektif artinya obat suatu zat tersebut
harus bersifat toksik terhadap mikroorganisme penyebab penyakit tetapi tidak
terhadap jasad inang atu hospes. (preservative) (Djide, 2010: 340).
2. Sifat Antimikroba
a. Bakterisid
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.Termasuk
dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis
besar), kotrimoksazol, polipeptida, rifampisin, isoniazid, dll.
b. Bakteriostatik
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat
pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya, sehingga pembasmian kuman
sangat tergantung pada daya tahan tubuh.Termasuk dalam golongan ini adalah
sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin,
makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll. Manfaat dari pembagian
ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni pada kasus
pembawa kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat
lemah (debilitated) atau pada kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak
boleh memakai antibiotika bakteriostatik, tetapi harus bakterisid (Djide, 2010:
340).
c. Prinsip kerja antimikroba
Suatu antimikroba memperlihatkan toksisitas yang selektif, dimana
obatnya lebih toksik terhadap mikroorganismenya dibandingkan pada sel
hospes.Hal ini dapat terjadi karena pengaruh obat yang selektif terhadap
mikroorganisme atau karena obat pada reaksi-reaksi biokimia yang penting
dalam sel parasit lebih unggul daripada pengaruhnya terhadap hospes.
Disamping itu struktur sel mikroorganisme berbeda dengan struktur sel
manusia (hospes,inang) (Djide, 2010: 340)
d. Mekanisme Antimikroba
1. Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba
Pada umumnya bakteri memerlukan Para Amino Benzoic Acid (PABA) untuk
mensintesis purin dan pirimidin (prekursor DNA dan RNA), bila asam folat
tidak ada, sel-sel tidak dapat tumbuh atau membelah (Mycek. 2001: 283-284).
2. Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya.
Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar, kuman
pathogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoat
(PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabila sulfonamide atau sulfon menang
bersaing dengan PABA untuk di ikut sertakan dalam pembentukan asam folat,
maka terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Akibatnya, kehidupan
mikroba akan terganggu. Berdasarkan sifat kompetisi, efek sulfonamide dapat
diatasi dengan meningkatkan kadar PABA (Djide, 2010: 341).
3. Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel
Dinding sel bakteri menentukan bentuk karakteristik dan berfungsi
melindungi bagian dalam sel terhadap perubahan tekanan osmotik dan
kondisi lingkungan lainnya. Di dalam sel terdapat sitoplasma dilapisi dengan
membran sitoplasma yang merupakan tempat berlangsungnya proses
biokimia sel. Adanya mekanisme yang mempengaruhi langkah akhir sintesis
dinding sel (bakteri transpeptidase atau ikatan silang) sehingga membran
kurang stabil secara osmotik, lisis sel akan terjadi (Siswando. 2000: 11-14).
4. Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba
Membran sel merupakan lapisan molekul lipoprotein yang dihubungkan
dengan ion Mg. Sehingga agen chelating yang berkompetisi dengan Mg
selama pembentukan membran, dapat meningkatkan permeabilitas sel atau
menyebabkan sel lisis. Beberapa antibiotik bersatu dengan membran dan
berfungsi sebagai iondhopores yaitu senyawa yang memberi jalan masuknya
ion abnormal. Proses ini dapat mengganggu biokimia sel, misalnya gramicidin
(Djide, 2010: 11-14 ).
5. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba
Antimikroba mempunyai fungsi ribosom pada mikroorganisme yang
menyebabkan sintesis protein terlambat. Dimana dapat berikatan dengan
ribosom 30S yang dapat menyebabkan akumulasi sintesis protein awal yang
kompleks, sehingga salah dalam menerjemahkan tanda m-RNA dan
menghasilkan polipeptida yang abnormal. Selain itu juga dapat berikatan
dengan ribosom 50S yang dapat menghambat ikatan asam amino barupada
rantai peptida yang memanjang. Contohnya aminoglikosida, kloramfenikol,
tetrasiklin, eritromisin, dan linkomisin (Djide. 2010: 123-124).
6. Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
Antimikroba yang termasuk dalam golongan ini adalah rifampisin, dan
golongan kuinolon. Yang lainnya walaupun bersifat antimikroba, karena sifat
toksisitasnya, pada umumnya hanya digunakan sebagai obat antikanker, tetapi
beberapa obat dalam kelompok terakhir ini dapat pula digunakan sebagai
antivirus.
Rifampisin, salah satu derivat rifampisin, berikatan dengan enzim polimerase-
RNA (pada sub-unit) sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim
tersebut. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada kuman yang
fungsinya menata kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral hingga bisa
dimuat dalam sel kuman kecil (Djide, 2010: 340-342).
Dikenal beberapa cara pemeriksaan dan pengkajian secara mikrobiologi terhadap
kemampuan antimikroba dan bahan-bahan, kemoterapeutika seperti antibiotik.
Walaupun pada umumnya penggujian dilakukan terhadap kebanyakan antibiotik,
namun ada juga bahan-bahan lain yang diduga mempunyai daya hambat mikroba.
Secara umum dilakukan dengan cara : (Radji,M: 2011)
1. Metode Difusi (penyerapan)
Pada metode ini kemampuan antimikroba ditentukan bardasarkan hambatan
yang terjadi. Beberapa modifikasi metode ini adalah:
1) Cara difusi dengan lempeng silinder
Cara ini berdasarkan difusi antibiotik dari silinder yang dipasang tegak
lurus pada lapisan agar padat dalam cawanpetri atau lempeng, sehingga mikroba
yang ditambahkandihambat pertumbuhannya pada daerah berupa lingkaran atau
zona disekeliling silinder yang berisi antibiotik.
2) Metode disc diffusion, cara difusi dengan kertas saring atau Kirby-Bauer
Metode ini digunakan untuk menentukan aktivitas agen antimikroba.
Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar tersebut.Area
jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan media agar. Cara ini
menggunakan kertas saring dengan bentuk dan ukuran tertentu, biasanya
berbentuk bulat dengan diameter 0, 7 – 1, 0 cm, yang akan dicelup pada larutan
sampel dan larutan pendamping. Kertas saring tersebut dikeringkan dan
diletakkan diatas media agar yang telah ditanam mikroba uji. Setelah diinkubasi
akan terlihat daerah hambatan yang terbentuk.
3) E – test
Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (Minimum Inhibitory
Concentration) atau KHM (KonsentrasiHambat Minimum), yaitu konsentrasi
minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat pertubuhan
mikroorganisme.Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandng agen
antimikroba dan kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkkan pada permukaan
media agar yang telah ditanami mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada
area jernih yang menunjukkan kadar agen antimiroba yang menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada media agar.
4) Ditch-plate technque
Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan pada
parit yang dibuat dengan memotong media agar dalam cawanpetri pada bagian
tengah secara membujur dan mikroba uji (maksimum 6 macam) digoreskan
kearah parit yang berisi agen antimikroba.
2. Metode Dilusi
Pada metode ini yang biasa disebutkan dengan turbidimetri atau
tabung,menggunakan pengenceran secara seri dan antimikroba dalam media
broth dengan konsentrasi yang berbeda-beda, kemudian ditanami dengan
mikroba uji pada konsentrasi tertentu.Dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair
(broth-dilution) dan difusi padat (solid-dilution).
1) Metode dilusi cair / broth dilution test
KonsentrasiBunuh Minimum (KBM), merupakan cara yang digunakan dengan
menghambat seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang
ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba pada konsentrsi
terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan
sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya
dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen
antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat
jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM.
2) Metode dilusi padat / solid dilution test
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat
(solid).Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang
diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji (Pratiwi, 2010; 122).
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba yaitu :
a) pH lingkungan
b) Komponen-komponen perbenihan
c) Stabilitas obatbesarnya inokolum bakteri
d) Masa pengeraman
e) Aktivitas metabolik mikroorgi
Klasifikasi respon hamabatan pertumbuhan bakteri
Diameter zona hambatan Respon hambatan pertumbuhan
….>20mm Sangat kuat
16-20 mm Kuat
10-15 mm Sedang
…. Lemah
F. Uraian Bakteri yang digunakan
1. Klasifikasi
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Bangsa : Eubacteriales
Suku : Streptococcacea
Marga : Streptococcus
Jenis :Streptococcus mutans (Pelczar, Michael and Chan, 2008:
955).
Mikroorganisme di dalam rongga mulut dapat mengakibatkan berbagai
kelainan, terutama seperti karies gigi dan kelainan jaringan penyangga gigi
(periodontal). Diantara berbagai mikroorganisme di dalam rongga mulut yang
termasuk kariogenik adalah Streptococcus mutans, Acttinornynce viscosus, dan
Laktobaksili. Hanya Streptococcus mutans yang dianggap sebagai pemacu terjadinya
karies gigi karena morfologinya berfariasi, kuman ini melekat erat pada permukaan
gigi.
2. Sifat dan Morfologi
Streptococcus mutans termasuk bakteri Gram positif berbentuk bola sampai
lonjong, berdiameter 0,5 – 1,5 µm, koloni bulat cembung dengan permukaan licin
atau sedikit kasar dan tepi seluruhnya atau sebagian tidak beraturan. Koloni buram
berwarna biru terang, bersifat fakultatif aerob, dapat tumbuh pada suhu 45ºC dan
suhu optimumnya.Dinding sel terdiri dari 4 komponen antigenik yaitu peptidoglikan,
poliasakarida, protein dan asam lipokoat.
Dengan enzim tersebut streptococcus mutans mengubah semua makanan
(terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam, sisa makanan dan ludah bergabung
membentuk bahan lengket yang disebut plak yang merupakan awal terjadinya karies
gigi.
Streptococcus mutans merupakan spesies yang mendominasi komposisi bakteri
dalam plak gigi.Bakteri ini merupakan mikroflora normal dalam rongga mulut yang
harus mendapatkan perhatian khusus karena kemampuannya membentuk plak dari
sukrosa melebihi jenis bakteri lainnya. (Buchan & Gibson, 1974).
Bakteri yang mula-mula menghuni polikel terutama yang berbentuk kokkus,
yang paling banyak adalah Streptococcus organism tersebut tumbuh dan berkembang
baik mengeluarkan gel ekstra sel yang lengket dan akan menjerat berbagai bentuk
bakteri lainnya.
Streptococcus mutans merupakan kuman yang kariogenik mampu segera
membuat asam dari karbohirdrat yang dapat diragikan.Kuman-kuman tersebut dapat
tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena
kemampuannya membuat poisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat
makanan.Polisakarida ini yang terutama terdiri dari polimer glukosa menyebabkan
matriks plak gigi mempunyai konsistensi seperti gelatin. Akibatnya bakteri-bakteri
terbantu untuk melekat pada gigi dan saling melekat satu sama lain. Dan karena plak
makin tebal maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak
tersebut. (Pintauli, 2010)
Penyebab karies adanya bakteri Streptococcus mutans. Bakteri spesifik inilah
yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses
fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur gigi
sedikit demi sedikit, kemudian plak dan bakteri akan mulai bekerja. Asam yang
diproduksi dalam plak akan terus merusak lapisan gigi, kemudian bakteri akan
mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh asam dan menginfeksi lapisan berikutnya,
yaitu dentin. Jika tidak dirawat, diproses ini akan terus berjalan sehingga lubang akan
semakin dalam (Pintauli, 2010)
Karies gigi biasanya belum menumbulkan keluhan sakit kecuali telah mencapai
bagian dentin dan pulpa gigi, karena pulpa penuh sel saraf dan pembuluh darah akibat
terinfeksi, maka akan timbul sakit terus meneru. Komplikasi kemudian terjadi dengan
matinya sel saraf sehingga ras sakit juga akan berhenti. Pada tahap ini biasanya orang
sering mengabaikan, padahal ketika sel saraf mati, proses kerusakan gigi didalam
terus berjalan sampai ketulang pendukung. Akibatnya cairan akan terkumpul
danterjadi abse atau pembengkakan. Abses dimulai dari dalam sampai tampak
permukaan gusi.Selain itu, kerusakan tulang pendukung juga menyebabkan gigi
mulai goyang.
Karies merupakan suatu penyakit yang pada jaringan karies gigi, yaitu email,
dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam
karbohidrat yang dapat diragikan .tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan
karas gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya terjadi
invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran anisme (Jawetz, 1996: 437)
G. Tinjauan Islam Mengenai Tanaman Obat
Islam memiliki perbedaaan yang nyata dengan agama -agama lain. Dimuka
bumi ini Islam merupakan agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan
manusia dengan sang Khalik-nya dan alam akhirat, namun Islam memiliki aturan dan
tuntutan yang bersifat harmonis antara manusia dengan sesama dan dengan
lingkungan disekelilingnya. Salah satu kelebihan Islam adalah perihal perspektif
Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.
Tumbuhan-tumbuhan banyak mengandung vitamin dan mineral serta unsur-
unsur alami lainnya yang memungkinkan bagi tubuh untuk menyerapnya. Unsur-
unsur yang terkandung dalam tumbuhan banyak sekali dan tidak sederhana yang
dibayangkan banyak orang. Pengaruh tumbuhan sangat selektif, karena mengandung
zat-zat penting bagi pertumbuhan manusia (Savitra, 2008: 24).
Allah telah menciptakan berbagai macam makhluk termasuk tumbuhan yang
ada disekeliling manusia. Tumbuhan merupakan salah satu ciptaaan Allah swt yang
memiliki manfaat yang sangat besar sekali. Hal ini telah terangkum dalam Al- Qur'an
dan Hadist Nabi saw. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Thaha ayat 53 yang
berbunyi:
سأ جعم نكى ٱنزي ض ٱلأ أضل ي سهك نكىأ فا سبل ذا أ اء ي ٱنس ا ب شجأ ۦ ياء فأخأ
بات شتى جا ي ٣٥أصأ
Terjemahnya :
“ Yang Telah menjadikanmu bumi sebagai hamparan dan yang Telah
menjadikan bagimu dibumi itu jalan- jalan, dan menurunkan dari langit
air hujan. Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis - jenis
dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam – macam” (Depertemen Agama,
2005:315)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa banyak jenis tumbuhan yang mampu
tumbuh dibumi dengan adanya air hujan, baik yang tumbuh dengan cara ditanam
maupun yang tumbuh dengan sendirinya dimana dapat kita lihat ditepi jalan
sebagaimana sampel yang digunakan yaitu tanaman mahkota dewa.
Tumbuh-tumbuhan yang baik yang sangat bermanfaat bagi makhluk
hidup, termasuk tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Tumbuhan
yang berbagai macam jenisnya dapat digunakan sebagai obat berbagai penyakit, dan
ini merupakan anugrah Allah swt yang harus dipelajari dan dimanfaatkan
sebagaimana dalam QS. Al-An'am ayat 99 yang berbunyi ;
ٱنزي اء أضل ي ٱنس ا ب شجأ شج ۦياء فأخأ خضشا خأ أ ا ي شجأ ء فأخأ أ بات كم ش
ي تشاكبا ا ي حب أ م ي ٱنخأ اب أ أعأ ث يج داة ا أ عا ق ي طهأ ت أ ٱنش ٱنض ا ي
بش يتش أ غ ا تب ا يشأ ش ٱظش ۦ إنى ث ع أ ش
ۦ إرا أثأ ي و ؤأ أ ث نق نكىأ ل ف ر ٩٩إ
Terjemahnya :
“ Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan. Maka kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanamn yang menghijau. Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak , dan dari
mayang korma menggurai tangkai-tangkai yang menjualai dan kebun-
kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa
dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnnya
berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman”(Depertemen Agama RI,2005;140)
Dalam kitab Musnad karya Imam Ahmad bin Hambal, dari Ibnu Mas‟ud
meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak
menurunkan penyakit, kecuali Allah menurunkan obatnya. Orang yang mencari
obatnya, ia pasti mendapatnya, sedangkan orang yang mengabaikannya, ia tidak akan
mendapatkannya (Qayyim, 2012: 35).
Salah satu tanaman herba yang memiliki khasiat luar biasa adalah habbatussauda‟
atau jintan hitam.Tanaman ini telah digunakan sebagai media pengobatan sejak
zaman peradaban Mesir kuno.Pada masa Islam, Rasulullah Muhammad SAW
memberikan rekomendasi bahwa jintan hitam adalah obat bagi segala
penyakit.Setelah 14 abad lamanya, barulah penelitian-penelitian modern menemukan
dan membuktikan adanya khasiat kesembuhan dalambiji jintan hitam.
Tokoh muslim, Al-Biruni (973-1048), yang menggabungkan obat-obatan leluhur
India dan Cina menyebutkan bahwa Habbatus sauda‟ adalah sejenis biji-bijian yang
disebut dengan alwanak dalam bahasa Sigzi.Kemudian, pernyatan ini dibenarkan oleh
Suhar Bakht yang menjelaskan bahwa Habbatus sauda‟ sebagai habb-i-
Sagzi.Referensi “biji-bijian” ini memungkinkan orang menggunakannya sebagai
bahan sebagai bahan nutrisi di abad ke 10 dan 11 Masehi.
Ibnu Sina (980-1037) dalam karya terbesarnya “The Canon of Medicine”,
dianggap banyak orang sebagai buku paling terkenal di dunia kedokteran, di Timur
atau Barat, menyatakan Habbatus sauda‟ dapat menstimulasi energi tubuh dan
membantu penyembuhan dari kelelahan atau kurang semangat.
Rasulullah saw. bersabda:
بنسعدقام ائيلعنمنصورعنخال سثناا ثناعبيدانلهحد ثناعبدانلهبنأبيشيبةحد حد د رق اام رمر عناامبأ ا خر
انلن عادهابنأبيعتي رقض هو هب ااممدقنة اأه اقرها وهاثم بعااس س ساأ ناخ ا وداءخذ اعليكبذهامحبيبةامس
اصلىانلهعلهيو عتامن اس ثتناأن عائشةحد ها هيذاامجاهب هيذاامجاهبو ام سلم راتزقت ل
داءا ك اء وداءش ذهامحبةامس ن
ول ي
المموت ا اامس لتو ا س
Terjemahnya:
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami 'Ubaidullah telah menceritakan kepada kami
Isra`il dari Manshur dari Khalid bin Sa'd dia berkata; Kami pernah bepergian
yang di antaranya terdapat Ghalib bin Abjar, di tengah jalan ia jatuh sakit,
ketika sampai di Madinah ia masih menderita sakit, lalu Ibnu Abu 'Atiq
menjenguknya dan berkata kepada kami; Hendaknya kalian memberinya
habbatus sauda' (jintan hitam), ambillah lima atau tujuh biji, lalu tumbuklah
hingga halus, setelah itu teteskanlah di hidungnya di sertai dengan tetesan
minyak sebelah sini dan sebelah sini, karena sesungguhnya Aisyah pernah
menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala
macam penyakit kecuali saam. Aku bertanya; Apakah saam itu?beliau
menjawab: Kematian (Hadits Bukhari, 2011: 5255).
Rasulullah saw. bersabda:
سع ن أبو سلمة ثنا انليث عن عال عن ابن شهاب قال أخب ي بن بكي حد ثنا ي حد أن أ يد بن اممسي
صل ع رسول الل ه س ها أه ام قال هريرة أخب ل امسن ك داء ا اء وداء ش ول ف امحبة امس ق سل عليه الل
وهزي وداء امش امحبة امس ام امموت امس ابن شهاب
Terjemahnya:
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada
kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan
kepadaku Abu Salamah dan Sa'id bin Musayyib bahwa Abu Hurairah telah
mengabarkan kepada keduanya, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Dalam habbatus sauda' (jintan hitam) terdapat obat
dari segala penyakit kecuali kematian. Ibnu Syihab berkata; Maksud dari
kematian adalah maut sedangkan habbatus sauda' adalah pohon syuniz (Hadits
Bukhari, 2011: 5256).
Para ulama terdahulu berbeda pendapat dalam menjelaskan makna hadits
diatas, sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh pada Zaman mereka.Sebagian
berpendapat bahwa khasiat penyembuhannya secara umum terhadap semua penyakit,
sebagaimana yang dapat dipahami dari tekstual hadits.Sebagian lagi berpendapat
bahwa yang dimaksudkan adalah penyembuhan terhadap sebagian penyakit.
Penulis berpendapat bahwa habbatussauda atau yang lebih dikenal dengan
jintan hitam memiliki khasiat penyembuhan secara menyeluruh terhadap semua
penyakit.Penulis berpendapat demikian karena jintan hitam tersebut memiliki khasiat
dalam meningkatkan system kekebalan tubuh, dimana system kekebalan atau system
imun tersebut adalah pertahanan tubuh yang paling pertama terhadap serangan
mikroba atau benda asing penyebab penyakit.
Berbagai penelitian ilmiah modern membuktikan bahwa sistem kekebalan
(imunitas) memiliki kemampuan untuk pengobatan yang akurat dan spesifik bagi
setiap penyakit yang berpotensi menjangkiti tubuh, melalui proses aktivitas
„kekebalan spesifik‟ yang berupa sel-sel limfatik yang memproduksi antibody dan
sel-sel pembunuh spesifik untuk setiap penyakit.
Habbatussauda berpengaruh meningkatkan dan menguatkan aktivitas sistem
kekebalan ini, sehingga sangat mungkin di dalam habbatus sauda‟ terdapat potensi
untuk menyembuhkan semua penyakit.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik, metode penelitiaanya
bertujuan untuk menjelaskan sebab akibat satu variabel. Untuk menjelaskan
hubungan ini, peneliti harus sangatcermat terhadap variable penelitinya.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmakognosi-Fitokimia dan
Mikrobiologi farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
B. Pendekatan penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan uraian pada latar belakang penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimental
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh jenis bakteri patogen yang ada di dalam Laborotorium
Mikrobiologi Farmasi yang akan dijadikan bahan pengujian
2. Sampel penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel dari bahan tanaman
yaitu Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L) yang telah dikeringkan dan diserbukkan
D. Instrumen Penelitian
1. Alat
Alatmaserasi, autoklaf (SMIC model YX-28), cawan petri (Iwaki pyrex®),
enkas, erlenmeyer (Pyrex®), gelasukur (Pyrex
®), incubator (Memmert
®),
jangkasorong, kompor gas, lampuspiritus, Laminar Air Flow (LAF), lemaripendingin,
osebulat, oven (Memmert®), pinset, spoit 10ml (One med), tabungreaksi (Pyrex
®),
timbangananalitik (AND), dan vial
2. Bahan
Serbuk simplisia jintan hitam (Nigella sativaL), metanol, nutrient agar (NA),
nutrient broth (NB), aquadest, paper disk, kain, dan bakteri Streptococcus mutans.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Pengambilan sampel
Sampel jintan hitam yang akan digunakan diperoleh dari distributor jintan
hitam yang berasal dari Saudi Arabia.
2. Pengolahan sampel
Sampel yang diperoleh dari distributor telah berada dalam kondisi kering dan
bersih sehingga langsung siap untuk digunakan.
3. Ekstraksi sampel
Sampel ditimbang sebanyak 500 g, kemudian dimasukkan kedalam wadah
maserasi dan ditambahkan pelarut metanol hingga terendam seluruhnya. Wadah
maserasi ditutup rapat 1×24 jam disimpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung, selanjutnya dipisahkan antar amapas dan filtrat, ampas diekstraksi kembali
dengan metanol selama 3×24 jam, ekstrak methanol yang diperoleh diangin-anginkan
hingga didapatkan ekstrak kental metanol biji Jintan Hitam (Nigella sativa L).
4. Sterilisasi alat
Alat-alat yang diperlukan dicuci dengan sabun. Alat-alat dikeringkan dengan
posisi terbalik dan setelah kering dibungkus dengan kertas perkamen. Tabung reaksi
dan Erlenmeyer terlebih dahulu disumbat dengan kapas bersih. Alat-alat dari kaca
disterilkan dioven pada suhu 180 ºC selama 2 jam dan alat plastik yang tidak tahan
pemenasan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 ºC selama 5 menit sedangkan
pinset disterilkan dengan pemanasan langsung hingga memijar.
5. Pembuatan Medium
Pembuatan medium (Djide,2007)
1) Medium Nutrien Agar (NA)
Ekstrakdaging 3 gram
Agar 15 gram
Pepton 5 gram
Glukosa 10 gram
Air suling 1000 ml
Cara pembuatan:
Semua bahan dimasukkan kedalam labu erlenmenyer, kemudian
dilarutkan dengan air suling hingga 800 ml, lalu dipanaskan sampai larut.
Kemudian dicukupkan dengan air suling hingga 1000 ml, kemudian disterilkan
dalam autoklaf padasuhu 121ºC selama 15 menit.
2) Medium Nutrien Broth (NB)
Pepton 3 gram
Ekstrak daging 5 gram
Air suling 1000 ml
Cara pembuatan:
Semua bahan dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer dilarutkan dengan air suling
sampai 800 ml, kemudian di panaskan sampai larut, lalu dicukupkan dengan air
suling hingga 1000 ml. Selanjutnya disterilkan dalam autoklaf padasuhu 121ºC
selama 15 menit
3) Medium Glukosa Nutrient Agar (GNA)
Komposisi :
Ekstrak daging 5 gram
Glukosa 10 gram
Pepton 10 gram
Natrium Klorida 2,5 gram
Agar 15 gram
Air suling ad 1000 ml
pH 7,0
cara pembuatan :
semua bahan dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer dilarutkan
dengan air suling hingga 800 ml, kemudian dipanaskan sampai larut. Lalu
dicukupkan dengan air suling hingga 1000 ml kemudian diatur pH 7,0
selanjutnya disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 ºC selama 15 menit
6. Penyiapan Bakteri Uji
a. Penyiapan bakteri uji
Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah
streptococcus mutans, bakteri yang berasal dari Laboratorium
Mikrobiologi Farmasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
yang diremajakan dalam medium Nutriet Agar miring dan diinkubasi
pada suhu 37 ºC selama 1×24 jam.
b. Peremajaan biakan murni bakteri uji
Biakan uji yang berasal dari biakan murni, masing-masing di
ambil 1 ose kemudian diinokulasikan dengan cara digoreskan pada
medium Nutrient agar (NA), selanjutnya diinkubasi pada suhu 37
ºC selama 1×24 jam
c. Pembuatan suspense kultur bakteri
Bakteri kultur bakteri yang berumur 1×24 jamyang telah
diremajakan dalam medium Glukosa Nutrien Agar miring
disuspensikan dengan NaCl 0,9% kemudian diukur serapannya 25%
Tpada spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 580 nm.
7. Pengujian Skrining Antimikroba
Sebanyak 10 mg ekstrak metanol biji jintan hitam (Nigella sativa L)
dilarutkan dalam medium 0,2 ml DMSO dengan menggunakan mikropipet,
kemudian dicampurkan dengan 9,8 ml medium Nutrient Agar hingga
diperoleh volume 10 ml. campuran dituangkan ke dalam cawan petri secara
aseptis dan digoyang-goyangkan agar merata dan dibiarkan memadat.
Biakan mikroba uji digoreskna diatas medium kemudian diinkubasi pada
suhu 37ºC salama 1×24 jam. Dilakukan pengamatan aktivitas antimikroba
dengan mengamati ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada medium.
8. Pengujian Antimikroba
Untuk pengujian antimikroba, digunakan bakteri uji yang dihambat
pada uji skrining
a. Pengujian KHM (Konsentrasi Hambat Minimum)
Pengujian KHM dilakukan dengan membuat 5 konsentrasi
ekstrak metanol biji jintan hitam (Nigella sativa L) yaitu 0,1%, 0,5%, 1%,
1,5% dan 2%. Dibuat larutan stok ekstrak methanol biji jintan hitam (Nigella
sativa L) 2%dan dilarutkan dengan 0,2 ml DMSO, kemudian ditambahkan
NB hingga 10 ml hingga 5 ml. volume masing-masing tabung pengenceran
diambil larutan stok dicukupkan dengan medium NB hingga 5 ml kemudian
ditambahkan 1 ose bakteri uji lalu diinkubasi selama 1×24 jam pada suhu 37
ºC. diamati tingkat kekeruhannya.
b. Pengujian KBM (Konsntrasi Bunuh Minimum)
Medium NA sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam cawan
petri kemudian dibiarkan memadat lalu digoreskan masing-masinghasil
inkubasi pada uji KHM, selanjutnya diinkubasi selama 1×24 jam pada suhu
37 ºC. nilai KBM ditunjukkan dengan tidak adanya pertumbuhan mikroba
pada konsentrasi terendah sampel . (Mufid Khunafi, 2010:36)
9. Pengujian Daya Hambat
Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar
menggunakan medium NA, 20µl suspensi biakan bakteri diinokulasikan
dalam 10 ml medium NA lalu dituang ke dalam cawanpetri dihomogenkan
dan dibiarkan hingga memadat, kemudian paper disk yang telah dicelupkan
oleh sampel,hasil dari KHM kemudian diletakkan dalam cawan petri yang
telah berisi medium dan suspensi mikroba. Diinkubasi 1 kali 24 jam pada
suhu 37 ºC, lalu diukur diameter hambatannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Dari penelitian yang telah dilakukan pada ekstrak metanol biji jintan hitam
(Nigella sativa) terhadap bakteri Streptococus mutans diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan uji KHM oleh ekstrak metanol biji jintan hitam
(Nigella sativa L) terhadap bakteri Streptococcus mutans
Mikroba uji Ekstrak metanol biji jintan hitam
0,1% 0,5% 1% 1,5% 2%
Streptococcus mutans + +
+ - -
Keterangan :
+ = jernih
- = keruh
Tabel 2. Hasil pengamatan uji KBM ekstrak metanol biji jintan hitam (Nigella
sativa L )terhadap bakteri Streptococcus mutans
Mikrobauji
Ekstrak metanol biji jintan hitam
0,1% 0,5% 1% 1,5% 2%
Streptococcus mutans - - - + +
Keterangan :
+ = bunuh
- = tidak membunuh
Tabel 3. Hasil diameter hambatan dari ekstrak metanol biji jintan hitam (Nigella
sativa L) terhadap bakteri streptococcus mutans
Konsentrasi Ekstrak
metanol biji jintan
hitam(%)
Diameter hambatan (mm)
Jumlah
Rata-
rata
I II III
0,5% 16 mm 16 mm 16 mm 49 mm 16,33
mm
1% 17 mm 18 mm 18 mm 53 mm 17,67
mm
1,5% 19 mm 20 mm 20 mm 59 mm 19,67
mm
2% 22 mm 23 mm 23 mm 70 mm 23,66
mm
Jumlah 74 mm 77 mm 80 mm 231 mm 77 mm
B.Pembahasan Penelitian
Jintan hitam (Nigella sativa L) oleh sebagian masyarakat selain digunakan
dalam bumbu masak, jintan hitam juga digunakan sejumlah efek farmakologik dalam
melawan berbgai macam penyakit. Efek farmakologis ini memiliki nilai terapi seperti
penghilang rasa sakit (analgetik), antibakteri, antijamur, antivirus, antiparasit,
antikamker, antihistamin, antihipertensi, hipoglikemia, dan merangsang imun.
Biji jintan hitam mengandung saponin yang cukup, protein, alkohol, minyak
lemak, minyak atsiri dan mineral. Senyawa saponin merupakan senyawa yang
bersifat polar dan baik untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mengurangi, memecah
serta membantu bakteri memproduksi asam yang memecah lapisan email gigi. Dan
saponin ini merupakan senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan yang bersifat
antibakteri, dari sifat antibakteri senyawa saponin, maka saponin digunakan sebagai
obat antiradang, pengobatan infeksi pada kulit, pengobatan pada mulut. oleh karena
itu, saponin sebagai antibakteri dapat digunakan dalam pengobatan.
Adanya teori tersebut maka dilakukan penelitian guna untuk membuktikan
kebenaran dari khasiat biji jntan hitam (Nigella sativa L.), sampel yang diperoleh
dalam kondisi kering dan bersih langsung siap untuk diekstraksi dengan
menggunakan pelarut metanol untuk menarik senyawa aktif pada sampel, ekstrak
dibebas metanolkan bertujuan agar pada saat dilakukan pengujian adalah benar-benar
senyawa dari biji jintan hitam yang memiliki aktivitas bukan residu yang terdapat
dalam ekstrak.
Skrining aktivitas antibakteri ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.)
dilakukan untuk mengetahui aktivitasnya terhadap bakteri uji. Uji ini merupakan uji
pendahuluan unruk mengetahui aktivitasnya terhadap antibakteri suatu sampel. Hasil
yang diperoleh akan dijadikan patokan untuk pengujian selanjutbnya.
Pengujian skrining dilakukan terhadap bakteri Streptococcus mutans, bakteri
uji tersebut memiliki sifat yang patogenik. Streptococcus mutans mengubah semua
makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam, sisa makanan dan ludah
bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak yang merupakan awal
terjadinya karies gigi.
Dari pengujian skrining antibakteri ini diperoleh hasil ekstrak methanol biji
jintan hitam (Nigella sativa L) hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji
Streptococcus mutans yang ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan bakteri uji
tersebut. Kandungan senyawa aktif saponin pada ekstrak biji jintan hitam dapat
mengahambat pertumbuhan bakteri tersebut, senyawa saponin merupakan senyawa
metabolit sekunder pada tumbuhan yang bersifat sebagai antibakteri.
Uji selanjutnya adalah uji KHM dan KBM untuk mengetahui apakah ekstrak
biji jintan hitam (Nigella sativa L) tersebut memiliki aktivitas antibakteri dan juga
untuk mengetahui konsentrasi terendah dari larutan uji yang dapat menghambat dan
membunuh pertumbuhan bakteri.
Uji KHM menggunakan metode dilusi cair, parameter yang digunakan adalah
kekeruhan (ada pertumbuhan bakteri) dan kejernihan (tidak ada pertumbuhan bakteri)
yang terlihat setelah diinkubasi selama 1×24 jam pada suhu 37ºC, nilai KHM
ditentukan dengan mengamati kadar terkecil yang masih jernih yang menunjukkan
tidak adanya pertumbuhan bakteri. Setelah dilakukan uji KHM tahap selanjutnya
adalah dilakukan uji lanjutan yaitu uji KBM sebagai uji penegasan dengan
penggoresan larutan uji hasil dilusi cair pada media pertumbuhan yang sesuai . pada
uji KBM dilakukan penggoresan larutan uji hasil KHM pada media padat NB. Nilai
uji KBM ini ditunjukkan dengan tidak adanya goresan (tidak adanya pertumbuhan
bakteri) yang terlihat pada medium NB setelah diinkubasi 1×24 jam.
Berdasarkan hasil uji skrining, pengujian KHM dilakukan dengan
menggunakan bakteri uji Streptococcus mutans. Pada pengujian ini digunakan 5
konsentrasi sampel ekstrak biji jintan hitam yaitu 0,1%, 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%
Hasil yang diperoleh pada uji KHM pada konsntrasi 1,5% dan 2% sampel yang
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
Pengujian selanjutnya adalah yaitu uji KBM, hasil pengujian KBM yang
didapatkan yang didapatkan 1,5% dan 2% ekstrak terjadi pertumbuhan bakteri dengan
adanya goresan yang timbul pada medium NA sedangkan pada konsentrasi 0,1%,
0,5%, dan 1% ekstrak tidak adanya goresan yang timbul pada medium NA setelah
diinkubasi selama 1×24 jam. Jadi pada konsentrasi terendah 1,5% yang mampu
membunuh bakteri Streptococcus mutans.
Jadi, hasil yang diperoleh pada uji KHM dan KBM yaitu pada konsentrasi
terendah 1,5% sampel yang mampu menghambat dan membunuh pertumbuhan
bakteri Streptococcus mutans
Uji selanjutnya yaitu pengujian aktivitas antibakteri biji jintan hitam (Nigella
sativa L) menggunakan metode difusi agar. Metode ini merupakan metode yang
efektif dan efesien dalam menentukan besarnya diameter hambat suatu sampel pada
bakteri uji sebanyak 20µl dengan konsentrasi yang berbeda-beda (0,1%, 0,5%, 1%,
1,5%, dan 2%)
Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa semakin besar
konsentrasi yang digunakan maka semakin besar pula diameter hambatan yang
dihasilkan, yaitu berturut-turut dari konsentrasi rendah hingga konsentrasi tinggi
memberikan daya hambat sebesar 19 mm (sedang), 20 mm (kuat), dan 20 mm (kuat)
pada bakteri Streptococcus mutans. Kekuatan daya hambat bakteri menurut David
Stout (1971) didasarkan atas ukuran diameter zona hambatnya yaitu (….) lemah, 10-
15 mm (sedang), 16-20 mm (kuat) dan …> (sangat kuat), sehingga dapat disimpulkan
bahwa aktivitas antibakteri sampel ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) kuat
Dari hasil analisis statistik Rancangan Acak Lengkap (RAL) terlihat bahwa
F.hitung kelompok lebih besar dari F.tabel pada taraf kepercayaan 95% dan 99%. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan terhadap pengaruh
aktivitas penghambatan bakteri uji yang digunakan. Dan pada sumber keragaman
F.hitung perlakuan yaitu F.hitung perlakuan lebih kecil dari F.tabel 2% dan 1%,
artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari pengaruh variasi konsentrasi
terhadap zona hambatan bakteri uji. Hasil uji beda nyata jujur untuk perlakuan
diperoleh perbedaan tidak signifikan antara konsentrasi 0,5%,1%, 1,5% dan 2%.
Artinya konsentrasi optimum yang baik digunakan yaitu 1,5 %.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ekstrak metanol biji jintan hitam (Nigella sativa L.) mempunyai
aktivitas penghambatan terhadap bakteri Streptococcus mutans
2. Ekstrak metanol biji jintan hitam (Nigella sativa L.) dapat
menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri Streptococcus
mutans mulai pada konsentrasi 1,5%.
B. Saran
1. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk dengan
mengisolasi senyawa antibakteri pada sampel ekstrak metanol biji
jintan hitam (Nigella sativa L.) sehingga dapat diperoleh senyawa
tunggal yang berefek sebagai antibakteri.
2. Disarankan untuk menaikkan konsentrasi ekstrak.
KEPUSTAKAAN
Admin, al manar.Khasiat Habbatussauda (jintenn hitam).
http://indoroyal.com/2008/03/01/ khasiat - habbatussauda/ (diakses 29 Juli
Abdul,Rahim,penuntun praktikum fitokima II. Makassar Laboratorium Farmakognosi- program studi farmasi kesehatan Universitas islam negeri Makassar.2011
Akhtar, Mohammad, dkk. “Ameliorating effects of two extracts of Nigella sativa
in middle cerebral artery occluded rat”. Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences 4 (2012): h. 70–75
Al Bukhari, Imam Abdullah Muhammad bin Ismail. ShahihBukhari, juzVII. Terj.AchmadSunarto, Tarjamah Shahih Bukhari, jilid VII. Semarang: CV. AsySyifa‟, 1993.
Buchan, RE, Gibbsons,N.E., Bergey Manual of Determinative Bacterilogy, Eight Edition, The Williams ad Wikins company, Baltimore, 1974
Departemen Agama RI. al-Qur‟an Dan Terjemahnya. Jakarta: PT.Intermasa. 1993.
DepartemenKesehatan RI. SediaanGalenika. Jakarta. 1986.
Djide. M. N., Sartini. Dasar-dasar Mikrobiologi farmasi. Makassar: Lembaga PenerbitUnhas (Lephas). 2010.
Djide.M.N,Satini,Syahruddin kadir. Analisis Mikrobiologi farmasi. Makassar: Lembaga Penerbit Unhas (Lephas). 2010.
Djide. M. N., Rahman,Latifah. Sediaan Farmasi Steril. Makassar: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (Lephas). 2010.
Ditjen POM. FarmakopeIndonesia EdisiIV. Jakarta: Depkes RI. 1995
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: PT. KaryaToha Putra, 2010.
Dollah, Mohammad Aziz, dkk. “Toxicity Effect of Nigella sativa on the Liver Function of Rats”.Advanced Pharmaceutical Bulletin 3, no. 1 (2013): h. 97–102.
Ganiswarna, Sulistia G. Farmakologi dan Terapi, Ed 5. Jakarta : Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran UI.2007.
Garrity. G. M., Bell. J.A. and Lilburn.T. Taxonomic Outlinef The Prokaryotes
sBergey’s Manual of Systemic Bacteriologi, 2th Edition. New York:
Springer.2004.
Hosseini, Mahmoud, dkk. “The effects of Nigella sativa hydro-alcoholic extract and thymoquinone on lipopolysaccharide - induced depression like behavior in rats”. Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences 4 (2012): h. 219–25.
Jenkins, G.L. Scoville's:The Art of Compounding. USA: Burgess Publishing Co. 1969.
Lachman, L, et all. The Theory and Practise of Industrial Pharmacy.Philadelphia: Third Edition. Lea and Febiger.1986.
Katno.Tingkat Manfaat keamanan Dan Efektifitas TanamanObat Dan Obat
Tradisional. JawaTengah :Badan penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
RI.2011
Apriyani, Maya. TanamanObat. Solo:.Baru press. 2010
Mycek, J Mary.Farmakologi ulasan bergambar edisi II. Jakarta: Widyamedika. 2001
Oreagba, Ibrahim Adekunle, dkk “Herbal Medicine Use Among Urban Residents in Lagos, Nigeria”. BMC Complementary and Alternative Medicine 11, no. 117 (2011): h. 1–8.
Parrot, L.E. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. Burgess Publishing Co: USA. 1971.
Pelczar, Michael J. and Chan. E.C.S. Dasar-Dasar Mikrobiologi Terjemahan oleh Hadioetomo, Ratna sari dkk. : Jakarta: Universitas Indonesia. 2008.
Pereira,Reelma Velho, dkk. “Radioprotection by Macerated Extract of Nigella sativa in Normal Tissues of Fibrosarcoma Bearing Mice”.Indian Journal of Pharmaceutical Sciences 9, (2012): h. 403–414.
Perveen, Tahira, dkk. “Repeated Administration of Nigella sativa Decrease 5-HT Turnover and Produces Anxiolytic Effects in Rats”.Pakistan Journal of Pharmacy Sciences 22, no. 2 (2009): h. 139–144.
Radji, M: MikrobiologiBukuKedokteran ECG: Jakarta.2011
Rajsekhar, Sahadan Bhupendar Kuldeep.“Pharmacognosy and Pharmacology of Nigella sativa – A Review”. International Research Journal of Pharmacy 2, no. 11 (2011): h. 36–39.
Setyawati, Nur. Terapi Pengobatan dan Manfaat HabbatusSauda’ (JintanHitam). Al-
Qowam Publishing. Solo. 2010
Shahdaat, Muhammad Bin Sayeed, dkk.“The effect of Nigella sativa Linn.seed on
memory, attention and cognition in healthy human volunteers”. Journal of
Ethnopharmacology 148 (2013): h. 780–786.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesandan Keserasian Al-Qur’an, Volume 3, . Jakarta: LenteraHati, 2014.
Siswandono, Soekardjo B., Kimia Medisinal, Airlangga University Press, Surabaya, 2010
Sulaiman, S. Hidup Sehat dengan Habbatusauda Al-Qowam publishing solo.2010
Thalbah, Hisham, dkk, Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis: Kemukjizatan Tumbuhan dan Buah-buahan, vol. 6. Jakarta: PT. SaptaSentosa, 2010.
Lampiran 1. Tanaman Jintan Hitam (Nigella sativa L.)
(a)
(b)
Gambar 1. Foto Tanaman Jintan Hitam (Nigella sativa L.)
Keterangan
(a) Biji jintan hitam
(b) Pohon jintan hitam
500 g sampel ekstrak Jintan
hitam
Ekstrak Ampas
Ekstrak
metanol kental
Ekstrak kering
Lampiran 2. Penyiapan Sampel Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.)
Ekstraksi dengan metode
maserasi dengan pelarut metanol
diuapkan
dibebas metanolkan
Gambar 2. Skema Kerja Penyiapan Sampel Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.)
Biakan Murni
Bakteri yang telah
diremajakan
Inokolum
Lampiran 3. Penyiapan Bakteri Uji
diinokulasikan pada medium NA
disuspensikan
Gambar 3. Skema kerja penyiapan bakteri uji
suspensi
Ekstrak biji jintan
hitam
Uji skrining
Antimikroba
Uji KHM
Lampiran 4. Pengujian Aktivitas Antibakteri Biji JIntan Hitam (Nigella sativa L.
Gambar 4. Skema Kerja Pengujian Aktivitas Antibakteri Biji Jintan Hitam (Nigella
sativa L.)
Uji KBM
Uji Daya Hambat
Pengolahan
Data
Lampiran 5. Hasil Penelitian
a
Gambar 5 . Ekstrak Biji Jintan HItam
Keterangan :
(a) Maserasi Biji Jintan Hitam
(b) Ekstrak Kental Biji Jintan Hitam
Lampiran 6 : Uji KHM ( Konsentrasi Hambat Minimum ) ekstrak Metanol Biji Jintan
Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Bakteri Streptococcus mutans
(a)
(b)
Gambar 6. Uji KHM Biji Jintan Hitam
Keterangan :
(a) Konsentrasi 0,1% dan 0,5% pada bakteri Streptococcus mutans
(b) Konsentrasi 1%, 1,5% dan 2% pada bakteri Streptococus mutans
Lampiran 7. Uji KBM ( Konsentrasi Bunuh Minimum ) ekstrak methanol biji jintan
hitam (Nigella sativa L) terhadap bakteri Streptococcus mutans
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Gambar 6. Uji KBM Ekstrak Biji Jintan Hitam
Keterangan :
a. Konsentrasi 0,1% pada bakteri Streptococcus mutans
b. Konsentrasi 0,5% pada bakteri Streptococcus mutans
c. Konsentrasi 1% pada bakteri Streptococcus mutans
d. Konsentrasi 1,5% pada bakteri streptococcus mutans
e. Konsentrasi 2% pada bakteri Streptococcus mutans
Lampiran 7. pengamatan zona hambat Hasil pengamatan zona hambat ekstrak
metanol biji jintan hitam (Nigella sativa L) terhadap bakteri streptococcus mutans
A
C
B
Ket.
A :Kontrol
B : [0,5%]
C : [1%]
D
E
Ket.
D : [1,5%]
E : [2%]
Lampiran 8. Perhitungan daerah hambat ekstrak metanol jintan hitam(Nigella sativa
l) dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Tabel 1. Analisis statistik daerah hambat ekstrak metanol biji jintan hitam terhadap
bakteri Streptococcus mutans
KonsentrasiEkstrak
metanol
bijijintanhitam(%)
Diameter hambatan (mm)
Jumlah
Rata-
rata
I II III
pkontrol (+) 0 0 0 0 17
0,5% 16 17 18 51 21,33
1% 21 21 22 64 17,66
1,5% 29 19 15 53 16,67
2% 19 21 22 62 20,66
Jumlah 75 64 77 230 76,66
Faktor Koreksi (FK) = (jumlah)
2
diameter hambatan x Perlakuan
= (230)2
3x5
= 3526,666
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = ∑
= [(16)2 (17)2 (18)2 … (22)2]- FK
= 4468-3526,666
= 941,334
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = yij
2
jumlah kelompok- FK
=(51)2 (17)2 (18)2 (22)2
3– 3526,666
= 4450–3526,666
= 923,334
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP
= 941,334 – 3526,666
= 18
Derajat bebas total = (jumlahkelompokx perlakuan)
= (3x5)-1
= 14
Derajat bebas perlakuan = perlakuan
= 5-1
= 4
Derajat bebas galat = Derajat bebas total – Derajat bebas perlakuan
= 14-4
= 10
Kuadrat tengah perlakuan = Jumlah Kuadrat Perlakuan
Derajat Bebas Perlakuan
= 18
10
=1,8
Kuadrat tengah galat = Jumlah Kuadrat Galat
Derajat Bebas Galat
= 230,8335
1,8
= 128,240
F Hitung (FH) perlakuan = Kuadrat Tengah Perlakuan
Kuadrat tengah galat
= 43,50
0,2
= 271,5
Tabel 2. Analisis varians beserta F tabelnya
Sumber
keseragaman DB JK KT F Hitung
F Tabel
1% 5%
Perlakuan 4 923,334 230,8335 128,240 5,99 3,48
Galat 10 18 1,8
Total 14 941,334
F hitung > F tabel pada taraf kepercayaan 95%, artinya minimal terdapat satu
perlakuan yang berbeda dengan yang lainnya (sangat signifikan)
F hitung > F tabel pada taraf kepercayaan 99%, artinya semua perlakuan berbeda
dengan yang lainnya (sangatsignifikan)
Analisis Tukey HSD (Uji Beda Nyata Jujur/ BNJ)
Hitung Nilai Tukey HSD (ω) :
Untuk Tabel 5%
( )√
( )√
= 4,33 x √
= 16,32 (BNJ 0,05)
Untuk Tabel 1%
( )√
( )√
= 5,77 x √
= 21,75(BNJ 0,01)
Tabel 3. Analisis Tukey BNJ daerah hambat ekstrak metanol biji jintan hitam
terhadap bakteri BNJ 0,05 = 16,32
BNJ 0,01 = 21,75
Konsentrasi ekstrak
metanol biji jintan
hitam (%)
Rata-rata
Konsentrasi ekstrak methanol biji
jintan hitam(%)
0,5 % 1 % 1,5% 2%
0,5 % 17**
1 % 21,33**
0
1,5 % 17,66**
4,33ns
0
2 % 20,66**
3*
1,33ns
0 0
Keterangan
** :sangat signifikan
* : signifikan
Ns : tidaksignifikan
Recommended