View
66
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
PPT Tumbuh Kembang Anak tentang Cacat pada Anak yang memiliki ruang lingkup, definisi, etiologi, lembaga penanggulangan dan macam-macamnya
Citation preview
TUMBUH KEMBANG ANAKKeadaan Cacat Pada Anak
Anggie Maramis SLilis Niti Suryani
Michelle CarolineRysha Dwi S
D4-A Gizi
Dosen Mata Kuliah: Moesijanti Y.E. Soekatri MCN, Ph.D
Ruang Lingkup
• Definisi Cacat• Etiologi Cacat Pada Anak• Penatalaksanaan Cacat Pada Anak• Lembaga Penanggulangan Cacat Anak• Klasifikasi Anak Cacat
Definisi CacatMenurut The American Public Health Association
“Seorang anak dapat dianggap cacat (handicapped) bila ia dalam batas-batas tertentu tidak dapat bermain, belajar,
bekerja atau melakukan hal-hal lainnya yang dapat dilakukan oleh anak-anak sebaya
(seumur); bila ia terhalang dalam mencapai kemampuan sepenuhnya, baik jasmani,
mental maupun sosial”
Banyak para ahli yang mengartikan definisi cacat dengan berbagai arti, diantaranya seperti yang dikutip dari Verma IC, 1981 :
Impairment
Suatu kehilangan atau keadaan
abnormalitas dari psikis, fisiologis
atau fisik baik dari struktur ataupun
fungsinya.
Disability
Suatu hambatan atau gangguan dari
kemampuannya untuk melaksanakan
aktivitas yang biasanya dapat dikerjakan oleh
orang yang normal sebagai akibat dari
“Impairment”
Handicap
Suatu kerugian yang diderita oleh
individu akibat “Impairment” dan
“Disability”
Contohnya…
Impairment• Mata mengalami
katarak
Disability• Kehilangan
kemampuan untuk bisa melihat
Handicap• Kehilangan
kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan mata dan untuk menikmati aktivitas sosial yang normal
Handicap
Intrinsic handicap
suatu kerugian yang timbul dari
dalam individu itu sendiri
Extrinsic handicap
suatu kerugian yang berasal dari lingkungan hidup
seseorang dan sekitarnya
ContohSeorang anak yang kehilangan salah satu orang tuanya (Ekstrinsic handicap) dapat mengalami gangguan emosional sekunder (Intrinsic handicap).
Istilah Anak cacat dimaksudkan untuk menunjukkan suatu kelainan pada anak tertentu sehingga memerlukan pendidikan yang khusus
sehubungan dengan cacatnya itu. Kelainan tersebut dapat berupa perkembangan mental
maupun jasmani atau dua-duanya.
Etiologi Cacat Pada Anak
Tabel Penyebab Penyandang Cacat di dunia
1. Malnutrisi dan defisiensi mikronutrien
- Gizi buruk
- Defisiensi yodium
- Defisiensi vitamin A
- Defisiensi besi
Menurut WHO penyakit/keadaan yang dapat mengakibatkan cacat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
2. Kondisi Kesehatan Kronik3. Kelainan Bawaan• Kelainan fisik bawaan• Retradasi mental• Kelainan genetik• Penyakit metabolik
4. Penyakit Menular• Poliomielitis *• Trachoma*• Lepra*• Onchocerciasis*
5. Kecelakaan/Rudapaksa• Kecelakaan lalu lintas• Kecelakaan kerja• Kecelakaan di rumah• Perlakuan salah terhadap anak• Lainnya
6. Kelainan Psikiatris fungsional7. Kecanduan Alkohol dan Obat8. Lainnya
Penatalaksanaan Cacat Pada Anak
• Prinsip Terapi pada Cacat Anak– Mempertahankan kesehatannya– Terapi penyebabnya– Terapi penyakit penyerta– Kurangi keluhan/gejala– Bimbingan untuk mencegah kelainan
sekunder– Dukungan dari lingkungan
Lembaga Penanggulangan Cacat pada Anak
1. Departemen kesehatan– Deteksi dini– Melakukan rujukan berjenjang– Memberikan pelayanan rehabilitasi medis
2. Departemen sosial– Mendirikan lembaga khusus– Mempersiapkan penderita cacat agar mampu mengubah
diri dari kehidupan yang konsumtif, terhambat dan bergantung
3. Departemen tenaga kerja– Memberikan keterampilan melalui BLK (Balai Latihan Kerja)
4. Departemen pendidikan dan kebudayaan• SLB bagian A (Tuna Netra)• SLB bagian B (Tuna Rungu Wicara)• SLB bagian C (Retradasi mental / Tuna Grahita)
SLB – C, anak (tingkatan IQ 50-75)SLB – C1 anak (tingkatan IQ 25-50)
• SLB – D (Tuna Daksa)cacat ini akibat polio, cacat bawaan, kecelakaan, dll
• SLB – D1 Anak dengan tuna daksa yang disertai dengan penyerta gangguan bicara dan mental
• SLB – E (Tuna Laras) untuk anak gangguan emosi yang tidak terkontrol.
5. PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)6. YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat)
Pencegahan Cacat Pada Anak
Handicap
Disability
Pencegahan tingkat III
Impairment Pencegahan tingkat II
Malnutrisi, kecelakaan, Kelalaian bawaan, dll
Pencegahan tingkat I
Rehabilitasi bersumber daya Masyarakat (RBM)
upaya perubahan perilaku masyarakat dan penyandang cacat dalam hal sikap, pengetahuan dan keterampilan, sehingga masyarakat serta penyandang cacat dalam hal sikap
Tujuan Utama Rehabilitas
Mencegah terjadinya kecacatan dengan memberikan tindakan rehabilitasi sedini mungkin
Mengurangi terjadinya kecacatan dengan memberikan latihan-latihan, serta pemberian alat-alat seperti penyangga, protesa
Mengembalikan kemampuan bekerja dari penderita cacat dengan mempersiapkan kemampuan jasmani, rohani dan terutama kemampuan mengurus diri sendiri
Faktor –faktor yang dapat menurunkan kejadian cacat pada anak
Memperbaiki perilaku pranatal•Hindari prilaku
makan yang tidak baik
•Tidak merokok•Hindari alkohol, dan
obat-obatan yang tidak perlu
Pertolongan persalinan yang aman
Imunisasi Nutrisi yang adekuat
Peraturan untuk keamanan anak•Penggunaan car
seat, sabuk pengaman, dan helm
•Kontrol penggunaan senjata
Skrining untuk logam berat
Kurangi penggunaan alkohol, dan hindari obat-
obatan terlarang
Tes pembawa faktor genetik
(carrier)
Skrining pranatal
Kurangi paparan radiasi
Cegah anemia
defisiensi zat besi, yodium dan vitamin
A
Cegah perlakuan salah dan
penelantaran anak
Perbaiki akses untuk perawatan
pada semua anak
Peran Tenaga Kesehatan Pada Keadaan Cacat
Skrining dan assesment terhadap
keterlambatan perkembangan
Mencegah keterlambatan
pada anak resiko tinggi
Identifikasi etiologi
keterlambatan perkembangan
Identifikasi kondisi
sekunder, seperti
masalah prilaku
Peran Tenaga Kesehatan Pada Keadaan Cacat
Evaluasi faktor
lingkungan
Evaluasi kekuatan-kekuatan
(strengths) dan kebutuhan
anak serta keluarga
Yakinkan bahwa perawatan yang optimal didapatkan sesuai kondisi anak• Mempertahankan kesehatan anak• Mengobati penyakit dasar (bila
memungkinkan)• Mengobati penyakit penyerta
(seperti ngiler (drooling), hiperaktivitas)
• Kurangi keluhan• Mencegah kondisi sekunder• Dukungan psikologikal dan sosial• Kesempatan untuk berinteraksi
sosail dan rekreasi
Peran Tenaga Kesehatann Pada Keadaan Cacat
Yakinkan bahwa dukungan yang optimal didapatkan oleh keluarga• Dukungan sosial• Respite care• Konseling finansi
Mencegah komplikasi sekunder
Melaksankan pencegahan
primer
Beberapa Contoh Cacat Pada Anak
Tuna Netra Tuna Rungu
Tuna Daksa Tuna Wicara
Klasifikasi Anak Cacat
Tuna jasmani (physical
handicap)
Tuna rohani (mental
handicap)
Tuna sosial (maladjusted
children)
Tuna Netra(Buta)
• Dapat dicegah, diantara lain:– Memberi cukup penerangan saat membaca– Menjauhkan diri dari membaca selama jangka waktu lama– Menentukan diagnosis dan pengobatan dini pada penderita
yang pengobatan dini pada penderita yang penglihatannya berkurang
• Penyebab kebutaan, diantara lain dapat disebabkan oleh:– Kelainan bawaan– Kecelakaan– Penyakit (scarlet fever, variola, difteria)*– Oftalmia neonatorum, defisiensi vitamin A, retrolental
fibroplasia*
Tuna Wicara(Bisu)
Penyebab
Kerusakan alat pendengaran
Kecerdasan rendah
Kelainan bawaan
Kelainan susunan saraf
pusat
Masalah emosional
Tuna Rungu(Tuli)
Penyebab
Pada saat sebelum dilahirkan
Keturunan
Infeksi Maternal
Keracunan obat-obatan
Pada saat proses melahirkan
Melahirkan dengan menggunakan
vacuum
Prematurasi
Pada setelah melahirkan
Infeksi
Pemakaian obat-obatan
Tuna Daksa(Cacat Fisik) Penyebab
Saat sebelum lahir
Anoxia Prenatal
Gangguan metabolisme
ibu
RadiasiTrauma pada
ibuInfeksi atau
virus
Saat proses melahirkan
Sungsang
Pendarahan otak
PrematurGangguan plecanta
Pemakaian anestasi
Setelah melahirkan
Faktor pernyakit
Faktor kecelakaan
Pertumbuhan kurang
maksimak
Anak yang karena cacatnya harus mendapatkan pendidikan khusus, diantaranya adalah:
Pendidikan Untuk Anak Cacat
Cacat Jasmani
Sejak lahir tidak lengkap inderanya atau karena
sesuatu hal mende rita cacat pada salah satu inderanya
sesudah lahir.
Cacat sebagai akibat suatu penyakit sehingga terjadi
gangguan motorik.
Di dalam UU No 12 Tahun 1954 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah Bab III Pasal 4 dikatakan :
Tujuan pendidikan untuk anak cacat
“bahwa pendidikan didasarkan pada azas-azas yang terdapat dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan juga dilandasi oleh kebudayaan Indonesia.”
Pendidikan diadakan
berdasarkan kepercayaan akan kebesaran Tuhan, yang mengasihi semua manusia.
Demokrasi di dalam hidup kenegaraan
memberikan hak kepada setiap warga negara
untuk mendapatkan pendidikan.
Setiap anak merupakan
tenaga potensial untuk
pembangunan negara.
Pencerminan Pancasila dijumpai dalam hal-hal sebagai berikut:
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cacat untuk memberikan kesempatan kepada anak mengembangkan potensi dan kemampuannya sehingga dapat dicapai tujuan sebagai berikut:
Anak sanggup menghayati sendiri
kemampuan diri pribadinya.
Anak dapat menerima kecacatannya dengan
sikap positif.
Anak memiliki keterampilan jasmani dan kemampuan
psikis sedemikian rupa sehingga ia diterima di dalam
lingkungannya serta dapat memahami keadaan di
sekitarnya.
Anak memiliki sehingga kelak sanggup mencari
nafkahnya sendiri.
Tujuan pendidikan untuk anak cacat
• Anak yang tergolong slow learnerBiasa hal ini dapat disebabkan karena :
A. Pendidikan anak cacat mental
Anak mungkin belum matang
untuk dapat mengikuti
pelajaran di kelas 1 Sekolah Dasar.
Metode mengajar mungkin tidak
merangsang anak untuk belajar.
Anak mungkin menderita kelainan
psikis tertentu, misalnya tidak dapat
melihat bilangan (akalkulia), selalu salah
melihat rangkaian huruf (agrafia) dan
sebagainya.
Anak mungkin juga menderita
kekurangan dalam penglihatan atau
pendengaran.
Anak terlalu emosionil.
Hal lainnya yang dapat memberikan
gangguan dalam proses belajar
anak.
• Anak yang belum matang bersekolah.– Biasanya anak yang telah mencapai usia 6 tahun
dianggap telah cukup matang untuk masuk Sekolah Dasar.
– Ciri-ciri kematangan:
Penguasaan bahasa telah cukup untuk memahami sesuatu yang dikatakan kepadanya dalam bahasa sederhana.
Sanggup menerima dan melaksanakan suatu perintah sederhana.
Seandainya anak lebih dahulu bersekolah di Taman Kanak-Kanak.
Bila selama di Taman Kanak-Kanak, seseorang anak menunjukkan kelainan, maka sebaiknya ia diperiksakan pada dokter atau ahli psikologi, sehingga jika masuk Sekolah Dasar tidak timbul kekecewaan.
Maka ia dapat diawasi apakah ia telah menunjukkan kematangan bersekolah.
Maka ia diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan yang khas (misalnya menganyam, meletakkan mosaik, bermain dengan teman menggunakan bak pasir dan sebagainya).
Pelajaran di Sekolah Dasar disajikan dengan cara sistematis dan terdiri dari bahasa, membaca, menulis dan berhitung.Jika…
Maka dapat diramalkan bahwa anak demikian itu belum matang atau belum mampu mengikuti pelajaran Sekolah Dasar.
Anak di Taman Kanak Kanak sudah tampak perkembangan penguasaan bahasa yang kurang memuaskan
Anak dalam penggunaan tangan dan jari-jarinya untuk keterampilan tertentu belum mencukupi ketangkasan
Bila anak tidak pernah masuk di Taman Kanak Kanak ,maka sebaiknya anak diobservasi beberapa lama.
Kalau setelah 6 bulan ternyata sosialisasi dan perkembangan bahasa tampak terbelakang, maka anak mungkin belum matang masuk Sekolah Dasar atau ia mungkin mempunyai kelainan yang tidak terlalu nyata. Dalam hal ini sebaiknya murid dibawa ke dokter untuk diperiksa.
Kelainan yang bersumber pada latar belakang sosial-psikologis seperti:
kebingungan
ketidakseimbangan emosi
agresivitas
kurang kepercayaan diri sendiri
Anak yang mengalami kelainan pada taraf ini sebaiknya dikumpulkan dalam ‘satu kelompok, agar pelayanan dilakukan khusus menurut taraf kelainan mereka.Pendidikan serupa itu memerlukan pengetahuan metodik yang khusus disebut metode pengajaran remedial yang berarti mengobati. Metode ini belum bersifat pendidikan luar biasa seperti yang diberikan pada anak debil dan sebagainya.
Sumber kelainan seorang anak dapat pada segi sosiologis, misalnya:– lingkungan keluarga yang tidak merangsang
belajar– sikap orang tua yang selalu menekan jiwa anak
dan sebagainya.
Tujuan dari Pendidikan Luar Biasa:
• Menanamkan dan memperbesar kepercayaan pada diri sendiri• Mengembangkan kebiasaan yang baik (misalnya dalam bidang
kesehatan, kebersihan dan keamanan diri, mengembangkan kecakapan bahasa, pengertian dasar dalam berhitung, cara berpikir yang baik serta melatih anak menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mengembangkan bakat yang ada pada setiap anak.)
Pentingnya Pendidikan Anak Cacat di Rumah dan di Sekolah:
1. Memperkaya dunia anak dengan pengalaman-pengalaman baru
2. Membimbing mereka sehingga mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang sehat, bahagia dan berguna.
3. Diajarkan tingkah laku yang baik, karena anak yang bertingkah laku yang baik menarik, daripada anak yang kaku.
4. Khusus bagi orang tua, pakaian anak juga diperhatikan jika mereka telah besar.
1. Cacat penglihatan
B. Pendidikan anak cacat jasmani
Anak yang menjadi buta karena kecelakaan atau sakit akan mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
Maka diberikan pendidikan yang lebih banyak dibandingkan dengan anak yang buta sejak lahir agar dalam dirinya tumbuh keyakinan bahwa ia tetap mempunyai arti baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Anak yang buta sejak lahir menyimpang dari perkembangan anak yang normal penglihatannya.Perbedaan tersebut karena anak buta sejak lahir :
Tidak dapat secara lengkap dan sempurna mengadakan orientasi dalam ruang.
Tidak mudah mengadakan orientasi terhadap tubuhnya sendiri, sehingga tidak dapat memahami makna bagian-bagian tubuhnya sendiri bagi hidup kejiwaannya.
Perkembangan visuil sama sekali tidak ada dan karena itu perkembangan kepribadiannya mengalami hambatan dan berbagai kesulitan.
Mereka diajarkan untuk melakukan:
Pendidikan terhadap anak yang buta
orientasi dalam ruang dengan pertolongan tongkat dan dengan kaki dan Ujung jarinya (ujung jari orang buta sangat peka) dan dibantu dengan suara atau bunyi dari tempat yang dekat, jauh, di belakang, di depan, di samping kiri-kanan.
berenang juga diajarkan kepada mereka dengan tujuan agar melalui gerak badan itu mereka mendapat kepercayaan kepada diri sendiri melalui tubuhnya.
berpakaian sendiri
makan sendiri
Kerapihan dan ketelitian mengenai physical appearance.
• belas kasihan yang berlebihan dapat membuat anak buta memiliki trauma psikis yang merupakan permulaan pola inferiority complex (rendah diri/minder).
• sebelum bersekolah diperiksa lebih dahulu oleh seorang ahli psikologi. Terutama bila mendekati umur 17 - 18 tahun.
Mereka tampak enggan menerima kedewasaan, karena mereka menganggap saatnya mereka harus meninggalkan lingkungan keamanan yang dikenal selama ini.
Oleh karena itu pendidik harus dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap dirinya sendiri dan diberikan juga tugas seperti tugas yang diberikan kepada anak normal, dengan catatan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan anak tuna netra.
Alat pendengaran merupakan terusan bagi bahasa yang berisi pengertian untuk individu, sehingga bila terusan itu tidak baik kerjanya, maka sudah tentu perkembangan perbendaharaan pengertian juga akan terganggu.
2. Cacat pendengaran
Untuk menentukan pendidikan yang diperlukan anak dengan cacat ini, terlebih dahulu harus diketahui:
Sifat dan kualitas cacat yang diderita itu.
Saat cacat mulai diderita (perkembangan kepribadian anak tuli bawaan berbeda dengan yang didapat).
Latihan yang diberikan tersebut berupa :
Sebaiknya kedua jenis latihan tersebut di atas dapat dimulai secepatnya agar dikemudian hari anak tidak menderita
gangguan perkembangan kepribadiannya.
Latihan mulut, lidah dan sebagainya untuk
membentuk bunyi tertentu atau rangkaian bunyi yang
melambangkan pengertian.
Latihan seperti ini hendaknya diberikan oleh seorang logopedis (yang juga dapat melatih anak
yang menderita cacat pada alat bicaranya).
Melakukan olahraga berirama (gimnastik ritmis) dengan
diiringi oleh genderang (bunyi piano biasanya kurang
bermanfaat bagi anak dengan cacat pendengaran, karena
tidak cukup kuat untuk didengar).
Tujuan yang hendak dicapai dengan cara ini ialah agar
anak menanggapi pengertian yang disampaikan kepadanya
pada waktu berolahraga melalui indera motoriknya.
• Anak yang telah terlanjur menderita didalam kehidupan psikisnya akan menyendiri, takut diejek karena tidak mengetahui maksud teman- temannya, takut membuat kesalahan.
Pada anak yang hampir tuli total akan tampak aspek emosinya kurang mengalami
perkembangan yang wajar.
Emosi yang dibangkitkan melalui belaian, warna dan bentuk dapat
dikembangkan dengan baik, tetapi emosi yang dibangkitkan dengan
nada irama, rangkaian bunyi hampir seluruhnya tidak
mengalami perkembangan yang wajar.
Dapat dikemukakan juga bahwa anak dengan cacat pendengaran selalu menaruh kecurigaan terhadap
lingkungannya, yaitu jikalau lingkungan itu mencemoohkannya..
Kecurigaan seperti inilah yang sering mengakibatkan sikap
menyendiri, sikap memusuhi lingkungannya (nostile attitude) dan kecurigaannya ini pula yang
dapat menghambatnya mendapatkan tanggapan tentang
dirinya sendiri (image of his ownself) yang wajar
Sering anak yang cacat pendengaran sangat melekat pada orang tua dan gurunya, karena terhadap
mereka ia tidak perlu curiga dan ia juga merasa aman terhadap kemungkinan dicemoohkan.
Sikap ini juga merupakan salah satu unsur penghambat perkembangan kepribadiannya.
Dalam berkomunikasi dengan manusia lain dilingkungannya. Individu yang menderita cacat pada alat bicara sering menunjukkan sikap:
3. Cacat dalam bidang bicara
Enggan bicara, bahkan sering diam.
Bila bicara, sering yang diungkapkannya tidak jelas atau sukar sekali ditangkap karena ucapannya salah.
Menjauhkan diri dari teman-teman yang sedang asyik bercakap-cakap.
Terapi yang dapat diberikan:
Memberikan latihan ucapan kata-kata
Memberikan latihan sebagai latihan harian sehingga merupakan
gimnastik mulut
Melakukan koreksi terhadap ucapan
yang salah dengan mengulang ucapan
Mengajak anak sebanyak-banyaknya turut berpartisipasi
dalam diskusi
Mengusahakan agar kepercayaan dan harga dirinya dapat kembali
Menghindari sebanyak-banyaknya kemungkinan
yang dapat membuat anak jadi tegang dan
gugup
Mengambil sikap yang sama dengan yang
dilakukan oleh pendidik di sekolah agar terdapat kontinuitas pendidikan.
Lanjutan…
Cacat jasmani yang tampak pada anggota tubuh dapat berupa kelainan pada:
4. Cacat jasmani
Tulang belulang
Sendi (lengan atau
kaki)
Otot-otot sehingga
menyebabkan gangguan motorik.
Cacat jasmani ini ditimbulkan oleh kelainan kongenital, infeksi, gangguan metabolisme,
trauma dan sebagainya. Kecuali kelainan jasmani akibat cacatnya tersebut, seringkali anak tidak
berbeda keadaan psikisnya dari anak yang lain.
Karena mereka menderita cacat, maka kelainan ini akan berpengaruh pula pada ke pribadiannya.
Mereka dapat bersikap lebih suka menderita karena cacatnya daripada mendapat bantuan orang lain, atau sebaliknya mereka menunjukkan sikap tidak dapat berbuat apa-apa tanpa bantuan orang lain.
Hidup emosinya sering sangat peka, yaitu mereka cepat marah kalau bantuan terlalu disodorkan (menurut perasaan mereka sendiri) atau kalau bantuan itu tidak cukup cepat diberikan
Sebaiknya diberikan alat yang dapat
membantu dirinya
Pengaruh cacat itu pada kepribadian anak: sikap
permusuhan (yang manifestasinya berupa
penolakan bantuan materil) atau sikap membela pada
lingkungan dengan menuntut bantuan sepenuhnya atas
segala keperluan hidupnya.
Tujuan utama pendidikan ialah mengembalikan harga diri dalam rangka hidup sosial, karena setiap orang
tidak mungkin dapat hidup seorang diri dalam masyarakat dan sebaliknya setiap orang mempunyai tugas membantu dirinya sendiri dan dalam hal yang
diperlukan benar-benar ia berhak mendapatkan atau menuntut bantuan orang lain.
• Anak cacat adalah suatu kelainan pada anak yang memerlukan pendidikan khusus.
• Kelainan tersebut berupa perkembangan mental mapun jasmani.
• Penyebab keadaan cacat itu dapat berupa kelainan bawaan atau cacat yang didapat di dalam perjalanan hidupnya, baik karena penyakit maupun karena kecelakaan.
Kesimpulan
Pengertian*
• Poliomielitis : atau biasa disebut polio penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus polio.
• Trachoma : penyakit yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dengan lalat sebagai perantaranya. Salah satu penyebab utama kebutaan.
Lanjutan
• Lepra : merupakan infeksi progresif lambat yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, penyakit ini mengenai kulit dan saraf perifer dengan konsekuensi deformitas yang menimbulkan deformitas.
• Onchocerciasis : gangguan kulit yang disebabkan oleh lalat hitam yang membawa cacing Onchocerca volvulus. Walaupun kemungkinan kecil, tetapi bisa menyebabkan kebutaan.
Lanjutan
• Scarlet Fever : atau biasa disebut Skarlatina, adalah demam yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes yang menyebabkan sebagian kulit dibadan akan beruam.
• Variola : atau biasa disebut cacar adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Variola major atau Variola minor.
• Difteria : Salah satu penyakit mengerikan yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae karena penyakit ini melumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada otot jantung dan ginjal.
• Oftamial neonatorum : suatu infeksi pada konjungtiva (bagian putih mata) dan selaput yang melapisi kelopak mata.
• Retrolental fibroplasia : Kelainan mata yang disebabkan lahirnya bayi secara prematur dikarenakan pertumbuhan organ yang belum sempurna termaksud mata.
Lanjutan
Prof, S. D., & Prof. IG.N, G. D. (2014). TUMBUH KEMBANG ANAK JILID 2. Jakarta: EGC.
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: UI (1985)
Daftar Pustaka
TERIMA KASIH
Recommended