Tugas 03

Preview:

DESCRIPTION

tugas pancasila

Citation preview

Tugas II

Pendidikan Pancasila

Refleksi Persoalan Mendasar Praksis Sila I

Nama : Vicky Victorius Iskandar

NPM : 2012620050

Kelas : Q

Dosen : Hendrikus Endar.s,ss,M.Hum

Pusat Kajian Humaniora

Universitas Katolik Parahyangan

Bandung

2012

Pertanyaan refleksi

1. Pengertian mendasar dari pluralism religius

2. Mencari dan melampirkan 1 berita/kasus yang terkait dengan pluralisme religius

3. Buatlah analisa mengenai:

1. Apa yang menjadi persoalan utama

2. Apa yang menjadi penyebab kasus itu

3. Pihak pihak mana saja yang terlibat, berikan keterangan

4. Apa dampak dari kasus tersebut

5. Tanggapan pribadi

Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan

dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang

berlain-lainan pula:

Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber

satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-

agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai

yang benar.

Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama

memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sahih. Pendapat ini

seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama-agama.

Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakni upaya

untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan pemahaman yang

lebih baik antar agama-agama atau berbagai denominasi dalam satu agama.

Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyarat untuk ko-

eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupun denominasi yang

berbeda-beda.

sumber: (http://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme_agama)

Berikut adalah contoh kasus yang telah saya temukan

Konflik Agama, Mahasiswa Kristen Kecam Pemerintah

jumat, 11 febuari 2011 15:21

Penutupan gereja di bekasi dan pembakaran Gereja di Temanggung Jawa Tengah serta aksi

kekerasan terhadap Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Jawa Barat mengundang

reaksi mahasiswa Kristen di Medan, siang tadi, Jumat(11/2) puluhan mahasiswa yang

tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Medan menggelar

aksi teatrikal tabur bunga diatas jenazah korban kekerasan mengatasnamakan Agama di

halaman Gedung DPRD Sumatera Utara.

Aksi tersebut merupakan bentuk protes dan kecaman terhadap pemerintah yang dinilai tidak

tegas menuntaskan kasus-kasus berbau SARA di tanah air. Selain membawa poster kecaman,

dalam aksinya mahasiswa kristen juga mengecam tindak kekerasan yang dilakukan oknum

dan kelompok tertentu yang mengatasnamakan Suku, Ras dan Agama.

Selain itu, secara tegas mahasiswa kristen juga mendesak pemerintah segera menangkap

pelaku kekerasan yang telah merusak kerukunan antar umat beragama di Tanah Air. Dalam

pernyataan sikapnya, mahasiswa mendesak pemerintah menjamin keamanan tiap warga

negara dalam menjalankan ibadah menurut keparcayaan masing-masing.

“Kami mendesak pemerintah bersikap tegas atas peristiwa kerusuhan yang mengatasnamakan

Agama yang terjadi di Tanah Air, kami juga mendesak pemerintah menjamin

kerukunanhidup beragama”, kata Jupriadi Purba, koordiator aksi.

Sementara anggota DPRD Sumatera Utara, Layari Sinukaban yang menerima pengunjuk rasa

ini berjanji akan menyuarakan tuntutan mahasiswa kepada Pemerintah Pusat. “Kita akan

meneruskan aspirasi mahasiswa ini kepada pemerintah pusat agar dapat ditindak lanjuti

segera”, ujar Layari.

Usai mengikatkan pita hitam ke lengan Anggota Dewan tersebut, mahasiswa kemudian

membubakan diri dengan tertib. (firdaus)

(sumber: http://kabarsumut.com/berita/medan/1170-konflik-agama-mahasiswa-kristen-

kecam-pemerintah)

Analisa

Menurut hasil pengamatan saya berdasarkan artikel diatas, persoalan utama dari kasus

tersebut adalah para mahasiswa yang mengecam pemerintah karena kasu penutupan gereja di

Bekasi dan pembakaran gereja di Temanggung Jawa Tengah. sedangkan opini saya mengenai

mengapa hal tersebut dapat terjadi adalah karena adanya oknum yang tidak suka dengan

keberadaan tempat ibadah umat kristiani di tempat tersebut, para oknum yang ingin merusak

kerukunan agama atau orang-orang yang belum bisa berpikir dengan cerdas untuk menerima

indahnya keberadaan pluralisme agama. Berdasarkan kasus diatas, pihak yang terlibat adalah

para mahasiswa Kristen di medan yang mengecam pemerintah untuk segera menyelesaikan

kasus yang berbau SARA, dan para oknum yang menutup gereja di Bekasi dan pembakaran

gereja di Temanggung, serta para pemerintah yang tidak kunjung menyelesaikan kasus-kasus

seperti ini. Akibat yang terlihat dari kasus yang tidak selesai ini adalah adanya gejolak dari

warga atau para “saudara” seperjuangan dari korban yang ingin kasus seperti ini segera

tuntas(contohnya adalah para mahasiswa dari medan). Adanya rasa kekhawatiran dari warga

karena rentannya masalah yang berbau SARA dapat menimbulkan masalah yang jauh lebih

rumit. Setelah menganalisa kasus ini, saya dapat memberikan tangapan bahwa kasus seperti

ini harusnya tidak terjadi jika semua warga Indonesia dapat berpikir kritis dengan menerima

pluralisme religius yang sudah ada sejak dahulu. seharusnya warga Indonesia bangga dengan

indahnya perbedaan yang ada di tanah air ini. Tetapi masih ada orang yang belum mau

menerima keberadaan agama lain di daerah mereka terbukti dengan adanya kasus diatas.

Recommended