View
19
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ii
PERAN KEPALA DESA DALAM MENGEMBANGKAN
PETANI AGROWISATA “ TARUNA TANI KAMPUNG FLORY ” DI DESA
TRIDADI KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Di Susun Sebagai Tugas Akhir Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana ( S1 ) Program Studi Ilmu Pemerintahan pada Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta
OLEH :
SURONO
NBM. 13520049
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2019
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita ucapkan terhadap Allah SWT yang telah membuka jalan
semenjak awal proses belajar pada jurusan Ilmu Pemerintahan. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan ditingkat sarjana
dan hanya dapat terwujud berkat dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Sutoro Eko selaku Ketua Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat
Desa “APMD” Yogyakarta
2. Bapak Drs. Triyanto Purnomo Raharjo,BE,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan STPMD”APMD” Yogyakarta
3. Ibu Dra. Herawati, MPA selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini. Ibu
telah meluangkan begitu banyak waktu serta tenaga untuk membimbing,
mengoreksi, memberikan masukan selama penyusunan dan penulisan skripsi ini.
Sekali lagi terimakasih atas kesediaan Ibu untuk membagi ilmu yang sangat
membuka wawasan penulis untuk proses belajar yang tiada hentinya
4. Sulasmiyati, S.Sos.I Istriku, Rizqyah Zahroh Ramadani, dan Muhammad Nizar
Abdillah anakku tersayang, keluarga besar penulis yang telah banyak
memberikan dukungan dan doa maupun dukungan sarana lainya yang tak terkira
nilainya bagi penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Bapak Kabul Mudji Basuki selaku Kepala Desa Tridadi, yang telah memberikan
ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Tridadi
vii
MOTTO
Setinggi – Tinggi Ilmu, Semurni- Murni Tauhid, Sepintar- Pintar Siasat
(HOS.Cokroaminoto)
Cara Mendapatkan Hasil Itulah Yang Lebih Penting Dari Pada Hasil Itu
Sendiri
(Tan Malaka)
Sabar Menghadapi Cobaan, Penuh Syukur Atas Segala Nikmat Karunia-
Nya
Berikan Yang Terbaik Dari Yang Paling Baik Kepada Semua
viii
PERAN KEPALA DESA DALAM MENGEMBANGKAN
PETANI AGROWISATA “TARUNA TANI KAMPUNG FLORY” DI DESA
TRIDADI KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
INTISARI
Dalam mengembangkan dan meningkatan kapasitas petani Kepala Desame
mberikan dukungan serta memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh kelompok
tani. Oleh karena itu dalam meningkatkan kapasitas petani peran Kepala Desa
sangat dibutuhkan. Permasalahan yang terjadi bagaimana bentuk peran Kepala
Desas ebagai motivator, fasilitator, dan mobilisator, dalam meningkatkan kapasitas
petani. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Peran
Kepala Desa dalam Mengembangkan Petani Agro Wisata“TarunaTani Flory” di
Desa Tridadi Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peran Kepala Desa Dalam
Mengembangkan Petani Agro Wisata “ Taruna Tani Kampung Flory” Di Desa
Tridadi Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman DIY. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan memberikan gambaran secara jelas
suatu fenomena atau kenyataan sosial yang berkenaan tentang peran Kepala Desa
dalam mengembangkan kapasitas petani di Desa Tridadi. Peneliti ingin
menjabarkan secara rinci dan berkualitas, dimana peneliti akan memberikan
gambaran mengenai objek diamati atau fokus penelitian. Teknik pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Unit analisanya adalah Kepala
Desa Tridadi, Pemerintah Desa dan Kelompok Tani. Teknik analisa data dengan
mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian diperoleh, (1). Peran Kepala Desa sebagai Motivator dalam
mengembangkan kapasitas petani secara langsung hadir dalam pertemuan kelompok
untuk memotivasi menerima keluhan permasalahan yang dihadapi petani mendorong
kerja sama dengan kelompok tani lain, mendorong kesadaran partisipasi petani dalam
pembangunan bidang pertanian. (2). Peran Kepala Desa sebagai Fasilitator dengan
memberikan dana stimulan bagi kelompok tani, kelompok ternak, kelompok kolam
ikan, pembangunan jalan usaha tani, sumur bor, embung desa. (3). Peran Kepala
Desa sebagai Mobilisator, dengan cara mengerakkan gotong-royong pembersihan
dan pembangunan saluran irigasi, mengerakkan modal swadaya petani, pelopor
pembangunan pertanian dan peningkatan sumberdaya petani. Untuk itu dibutuhkan
motivasi, fasilitasi, dan mobilisasi Kepala Desa yang inovatif dan dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada.
Kata Kunci : Peran Kepala Desa, Motivator Peningkatan Kapasitas, Fasilitator
Peningkatan Kapasitas, Mobilisator Peningkatan Kapasitas.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris, berarti negara yang
berbasis pada pertanian serta memiliki potensi kekayaan alam hayati yang
beragam. Pertanian merupakan sektor penting dan menjadi salah satu
komoditas utama di negara ini. Sektor pertanian diharapkan memberi
kontribusi besar terhadap penyediaan lapangan pekerjaan, penyediaan
pangan, dan penyumbang devisa bagi negara melalui ekspor hasil komoditi
dari sektor pertanian. Tidak jarang pertanian disebut sebagai sektor yang
tangguh karena kemampuan potensi yang dimilikinya.
Selama setahun terakhir (Feb 2016 – Feb 2017), jumlah angkatan
kerja D.I. Yogyakarta bertambah sekitar 22 ribu orang atau 1,05 % (persen).
Adapun jumlah angkatan kerja di D.I Yogyakarta Februari 2017 sebesar
2,116 juta orang dan Februari 2016 sebanyak 2,094 juta orang. Sektor-
sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja
selama Februari 2016-Februari 2017 adalah Sektor Pengangkutan (0,38
persen), Sektor Keuangan (1,50 persen), Sektor Jasa-jasa (2,92 persen) dan
Sektor Lainnya (1,03 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami
penurunan adalah Sektor Pertanian (0,31 persen), Sektor Industri (1,79
persen), Sektor Konstruksi (1,81 persen), dan Sektor Perdagangan (1,05
1
persen) sumber: (Berita Resmi statistik Keadaan Ketenagakerjaan DIY
Agustus 2017).
Data diatas menunjukkan pengangguran meningkat dan ketertarikan
generasi muda semakin berkurang untuk melakukan aktivitas usaha di bidang
pertanian dan lebih memilih ke sektor non pertanian sebab pendapatan yang
diperoleh lebih banyak serta menguntungkan dari pada bekerja di sektor
pertanian.
Kebijakan pembangunan di Indonesia terutama pembangunan Desa
selalu bersifat top down dan sektoral dalam perencanaan serta
implementasinya tidak terintegrasi, hal ini dapat dilihat dari program
pemerintah pusat yaitu melalui setiap kementerian yang sifatnya sektoral.
Perencanaan pembangunan tanpa melibatkan sektor pertanian dan
pemerintah desa akan menjadi permasalahan. Tidak dicermatinya
permasalahan ini akan memunculkan persoalan mendasar yang terjadi di
desa, sehingga formulasi strategi dan program menjadi tidak tepat.
Undang – Undang No.6 Tahun 2014 Tentang Desa, Bab IX Bagian
kesatu mengatur tentang pembangunan desa dalam pasal 81 ayat (2)
pembangunan desa sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakasanakan oleh
pemerintah desa melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong
royong. Ayat (3) Pelaksanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya
alam desa.
2
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa, sangat jelas disebutkan dalam pasal 1 ayat 9
bahwa: Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Selajutnya
dalam asas pengeleloaan keuangan desa pasal 2 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa:
pemerintah desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan
kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan
Kabupaten/Kota, pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat
desa dengan semangat gotong royong.
Keberhasilan pembangunan pertanian suatu desa tidak terlepas dari
peran Kepala Desa sebagai pemimpin yang ada di desa, hal ini juga merupakan
fungsi dari pemerintah desa itu sendiri yaitu fungsi pembangunan.Peran serta
Kepala Desa dalam penyelenggaraan pelayanan publik didefinisikan sebagai
suatu partisipasi seluruh anggota masyarakat, baik individu, keluarga ataupun
kelompok, untuk bersama-sama mengambil tanggung jawab, mengembangkan
kemandirian, menggerakkan, dan melaksanakan upaya penyelenggaraan
pelayanan publik. Banyak hasil dari program-program penyelenggaraan
pelayanan publik yang berlandaskan peran-serta masyarakat termasuk program
pemerintah desa kurang berkembang bahkan ada yang sudah tidak berlanjut.
Hal ini disebabkan karena Kepala Desa sebagai motivator dari program/proyek
tersebut di atas kurang/tidak memberikan dorongan/motivasi kepada
masyarakat khususnya .
3
Kepala Desa sebagai pemimpin yang ada di desa merupakan fungsi
dari pemerintah desa itu sendiri yaitu fungsi pembangunan. Peran Kepala Desa
akan sangat penting apabila mereka aktif untuk mendatangi masyarakat, sering
menghadiri pertemuan-pertemuan, dan dalam setiap kesempatan selalu
menjelaskan manfaat program pemerintah desa. Para pimpinan masyarakat ini
aktif pula dalam mengajak warga masyarakat untuk mengelola kegiatan
pemerintah desa. Apabila masyarakat melihat bahwa tokoh mereka yang
disegani ikut serta dalam kegiatan tersebut, maka masyarakat pun akan tertarik
untuk ikut serta.
Kehadiran sosok Kepala Desa sangat diperlukan untuk menunjang
keberhasilan pembangunan di desa. Kehadirannya sangat diperlukan dalam
menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di wilayahnya
masing-masing, khususnya untuk pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan
menumbuhkan prakarsa serta menggerakkan swadaya gotong royong
masyarakat dalam pembangunan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
Sebagai seorang pemimpin, kepala desa diberikan tugas untuk
mensejahterakan masyarakat yang ada di desanya, proses pemberdayaan dapat
dilakukan banyak hal dan sumber pendanaannya telah diatur dalam perundang-
undangan. Undang- undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, bagian kedua
pasal 26 (1) Kepala desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa.
4
Pulau Jawa memiliki banyak potensi alam berupa pertanian, salah
satunya Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat kawasan
yang memadukan wisata dan edukasi berbasis pertanian dengan nama
Kampung Flory. Kelompok Tani Taruna Tani Kampung Flory merupakan
kelompok petani dari kalangan generasi muda desa dan masih tergolong baru
yang dirintis sejak tahun 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Kepala Desa Dalam
MengembangkanPetani Agro Wisata “Taruna Tani Kampung Flory” Di Desa
Tridadi Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman DIY.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya
adalah :
Bagaimana Peran Kepala Desa dalam Mengembangkan Petani Agro Wisata“
Taruna Tani Kampung Flory” Di Desa Tridadi Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman DIY.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan :
Untuk menggambarkan peran Kepala Desa Tridadidalam mengembangkan
Petani Agro Wisata “ TarunaTaniKampun Flory “
5
Manfaat :
1. Bagi Kelmpok Tani Taruna Tani Flory, sebagai masukan dan acuan untuk
memperbaiki serta meningkatkan kualitas sumber daya petani agro wisata
2. Bagi Kepala Desa, memberikan manfaat sesuaikewenangan pemerintahan
desa dalam program kerja bidang pembangunan, bidang pembinaan,
bidangpemberdayaanmasyarakatsertameningkatkan mutukualitas
pembangunan desa.
3. Bagi akademisi, untuk menambah bekal wawasan dan pengalaman
penelitian di bidang pengembangkan kapasitas petani serta untuk mengkaji
relasi atau kerjasama antara pemerintah desa dengan kelompok tani.
D. Kerangka Konseptual
1. Peran Kepala Desa
a. Peran
Mengenai pengertian peranan maka akan ditemukan bermacam-
macam pendapat yang memberikan rumusan-rumusan dan berbagai sudut
pandang yang sangat bervariasi. Pariata Westra dalam Tuti (2003:9)
mengatakan bahwa peranan adalah dapat diartikan sebagai terlaksananya
suatu fungsi atau tugas tentang sesuatu hal tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Mayor Palak (Tuti, 2003:9) berpendapat bahwa:
“Peranan atau role adalah suatu kelakuan yang diharapkan dari oknum
6
dalam antar hubungan sosial tertentu yang berhubungan dengan status
sosial tertentu”.
Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan
yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa (Ali, 1997” Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia Modern” Jakarta: Pustaka Amani). Peran
didefinisikan sebagai seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Peran berarti sesuatu yang
menjadi bagian atau memegang pimpinan utama. Melihat pengertian ini
jika dikaitkan dengan pengertian peran Kepala Desa dalam peningkatan
kapasitas petani adalah suatu harapan petani agar kepala desa dapat
melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai tujuan yang ingin dicapai
dalam hal pembangunan pertanian
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Soekanto (1984:237)
mengatakan bahwa peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,
penyesuaian diri dan sebagai suatu proses Atau dengan kata lain peran
merupakan wujud dari penyesuaian diri terhadap kedudukan atau posisi
yang dimiliki dalam suatu sistem sosial tertentu. Sehingga proses
pelaksanaan peran tersebut menjadikan pelaku tersebut menjalankan
suatu fungsi tertentu. Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat kejelasan peran, yaitu :
1) Adanya kepastian akan kewenangan yang dimiliki
2) Tingkat kepastian akan sasaran dan tujuan dari pekerjaan
3) Adanya rasa tanggung jawab atas suatu pekerjaan
7
4) Tingkat kepastian pembagian waktu kerja
5) Tingkat ketepatan pembagian waktu kerja
6) Adil tidaknya beban kerja dan volume kerja yang harus dikerjakan
7) Tingkat kejelasan mengenai pelaksanaan tugas
Konsepsi peranan merupakan kunci integritas orang dengan
organisasi. Orang dan organisasi bertemu melalui peranan, organisasi
mempunyai struktur dan sasarannya sendiri. Demikian pula, orang
mempunyai kepribadian dan kebutuhannya (motivasi). Ini semua
berinteraksi, dan diharapkan akan sedikit banyak berintegrasi di dalam
peran.
Peran juga merupakan suatu konsepsi sentral dalam motivasi
kerja.Hanya melalui peranan, orang dan organisasi saling berinteraksi.
Desa akan kesulitan dalam mengembangkan diri dan melangsungkan
hidupnya tanpa sumber daya manusia yang berkualitas walaupun ia
memiliki sumberdaya alam, sarana dan prasarana yang baik. Faktor
sumber daya manusia yang secara potensial berpengaruh terhadap
pelaksanaan Otonomi Desa adalah aparatur pemerintahan desa, khususnya
Kepala Desa.
Dari berbagai definisi ahli diatas dapat disimpulkan bahwa peran
merupakanproses pelaksanaan pelaku yang berperan menjalankan suatu
fungsi jabatan tertentu dan diharapkan oleh orang lain.Peran pemerintah
desa adalah segala sesuatu yang dilakukan dalam bentuk cara tindakan
baik dalam rangka melaksanakan otonomi desa untuk mengatur dan
8
mengurus sendiri urusan pemerintahan desa dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini maka peran dimaksudkan sebagai ketertlibatan atau
keikutsertaan secara aktif dalam suatu pencapaian yang dilakukan oleh
individu atau kelompok terhadap peningkatan kapasitas petani serta
pembangunan pertanian di Desa Tridadi dalam rangka terwujudnya
peningkatan generasi muda agartertarik dalam usaha
bidangagribisnisdanpertanian.
b. Kepala Desa
Kepala Desa merupakan aktor utama dari kepemimpinan lokal
dalam pemerintahan desa berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku adalah seorang tokoh di desa yang memenuhi berbagai
persyaratan, berhasil memenangkan pemilihan (dipilih oleh rakyat desa)
dan diangkat oleh Pemerintah Republik Indonesia, sehingga menjadi
pemimpin pemerintahan tertinggi di desanya. Sejak dahulupun figur
Kepala Desa sebagai pemimpin dalam masyarakat desa itu sudah
demikian adanya dalam kehidupan masyarakat pedesaan (Sunardjo. 1984 :
148).
Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 UU No.6
th 2014 Tentang Desa, adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dan yang dibantu oleh perangkat desa atau yang disebut dengan nama
lain. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,
9
melaksanakan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa
atau yang disebutdengannama lain di bantu perangkat desa sebagai unsure
penyelenggara Pemerintah Desa (ayat 3 pasal 1 Bab I UU N0.6 Tahun
2014 TentangDesa ).
Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris, pelaksana kewilayaan, dan
pelaksana teknis. Pemerintahan desa sebagai penyelengara urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat akan berjalan baik jika
didukung oleh masyarakat, tokoh masyarakat, dan juga lembaga
kemasyarakatan yang ada di desa.
Kepala Desa adalah wakil desa yang ditunjuk secara formal dan
dipercaya oleh pemerintah serta masyarakat desa untuk menjalankan tugas
maupun fungsinya sebagai pucuk pimpinan organisasi pemerintahan desa,
memegang tugas dan kewajiban untuk kelangsungan dan keberhasilan
pemerintahan desa. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan
Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Desa
berwenang :
a) Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa
b) Membina kehidupan masyarakat Desa
10
c) Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif
untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa
d) Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif ( ayat 2
Pasal 26 UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa )
Dalam melaksanakan tugas Kepala Desa berkewajiban;
a) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa
b) Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan selurug pemangku
kepentingan di Desa
c) Mengembangkan perekonomian masyarakat Desa
d) Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa
e) Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan
lingkungan hidup; dan
f) Memberikan informasi kepada masyarakat Desa ( ayat 4 Pasal 26
UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa)
Menurut Ndraha (1991 : 152), Kepala Desa sebagai wakil
pemerintah di desa yang bersangkutan adalah penguasa tunggal dalam arti:
1) Memimpin pemerintahan desa
2) Mengkoordinasikan pembangunan desa
3) Membina kehidupan masyarakat di segala bidang
Kepala Desa sebagai bagian integral pembangunan desa,
memegang tugas yang lebih besar termasuk tanggung jawab kepada
masyarakat desa dibanding pemerintah atasan yang memberi tugas dan
11
wewenang. Sebagai bagian integral dari pembangunan desa, Kepala Desa
tak terlepas dari pemerintahan desa sebagai organisasi tempat ia bekerja
dan menjalankan perannya. Dalam 2 (dua) konsepsi peran yang telah
dikemukakan diatas, Kepala Desa juga berinteraksi dengan organisasinya
yaitu pemerintahan desa.
Kepala Desa harus dapat mengintegrasikan antara kepribadian dan
kebutuhannya dengan struktur dan sasaran pemerintahan desa. Hal ini
penting dilakukan untuk menjamin peran yang dilakukan oleh Kepala
Desa tersebut terlaksana dengan baik dan sesuai dengan keinginan serta
kebutuhan masyarakat desa. Dengan peran yang dijalankannya, Kepala
Desa dapat berinteraksi dengan pemerintahan desa.
.
c. Peran Kepala Desa
Peran Kepala Desa sangatlah penting dalam pembangunan desa,
yaitu Kepala Desa sebagai pemimpin tertinggi didesa dalam mengatur dan
mengurus urusan-urusan rumah tangga dan sumber-sumber keuangan desa
dalam perencanaan pembangunan didesanya. Adapun peran Kepala Desa
menurut Bintoro Tjokroamidjojo (2000.42) yaitu sebagai berikut:
1) Motivator
2) Fasilitator
3) Mobilisator
Menurut Mulyasa (2003: 112) Motivasi adalah tenaga pendorong
atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan
12
tertentu. Motivator adalah fungsi pemerintah desa sebagai pendorongdan
pemberi semangat kepada masyarakat setempat agar ikut melakukan
tindakan-tindakan yang positif sehingga apa yang diharapkan dapat lebih
berkembang dan suatu saat dapat menjadi penompang perekonomian yang
ada. Motivasi atau dukungan melalui himbauan kepada warga desa untuk
ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa. Sehingga pelaksanaan
program-program pembangunan dapat terlaksana dengan baik.(2003:112)
Peran Kepala Desa sebagai pendorongdalammemberikan motivasi
untuk mencapai suatu tujuan agar pelaksanaan pembangunan berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Kepala Desa selalu memberikan motivasi
serta masukan-masukan dan dukungan semangat kepada aparatur
pemerintah di Kantor Desa. Kepala Desa adalah seorang pemimpin yang
mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi kepada masyarakatnya.
Dalam pelaksanaan pembangunan yang sedang berjalan Kepala
Desa harus bisa memberikan kepuasan serta pelayanan yang baik bagi
masyarakat desa, dengan adanya kewenangan yang dimiliki sebagai
pimpinan pemerintahan di desa. Kepala desa tidak sekedar memfasilitasi
masyarakat dengan pembangunan fisik tetapi juga melalui pembinaan
mental dan spiritual.
Fasilitasi berasal dari kata facilis (perancis), yang
berarti”memudahkan”sehingga fasilitator adalah aktor yang punya peran
untuk memudahkan (Rizal Panggabean,1999).
13
Pemimpin menjalankan fungsi memerintah dan membobilisasi
maka dikatakan pemimpin baru memainkan peran sebagai fasilitator.
Peran Kepala Desa sebagai fasilitator, bahwa Kepala Desa menjalankan
perannya sebagai fasilitator dalam hal memfasilitasi atau melengkapi
kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembangunan. Kepala Desa
Sebagai fasilitator harus mampumenjadi narasumberyang baik untuk
berbagai permasalahan serta menfasilitasi kegiatan-kegiatan
pembangunan, dan memberikan dorongan dalam kelancaran pelaksanaan
pembangunan desa.
Mobilisator; Arti: Mobilisator berarti orang atau pihak yang
mengerahkan atau menggerakkan ,Penjelasan Arti, Makna, Pengertian dan
Definisi dari kata "mobilisator" menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI V) dan menurut para ahli bahasa serta dari sumber informasi arti
kata lainnya.Mobilisator adalah orang yang mengarahkan atau
mengerakkan untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan sebuah
pembangunan guna kepentingan bersama.
Kepala Desa sebagai mobilisator yaitu tanggung jawab Kepala
Desa untuk mengerakkan atau mengajak petani untuk bersama-sama
melakukan tindakan yang nyata untuk membangun pertanian desa,
misalnya melakukan gotong royong pembersihan saluran irigasi,
memperbaiki bendungan, serta memperbaiki sarana prasarana pertanian.
Kepala desa sebagai mobilisator berperan sebagai perencana, pengerak,
14
pengawas, dan pelopor pembangunan pertanian sesuai yang telah
direncanakan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).
Peran Kepala Desa menjadi penting manakala ia dapat bertindak
sebagai fasilitator, motifator maupun mobilisator untuk mengarahkan
warganya dalam rangka pembangunan desa. Di samping itu juga dapat
bertindak sebagai pemimpin diantara semua Perangkat Desa untuk secara
bersama melaksanakan pemerintahan desa. Kepemimpinan merupakan
aspek penting bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus
berperan sebagai organisator kelompoknya untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan.
Kepala Desa menempati posisi strategis yang bukan saja mewarnai
melainkan juga menentukan ke arah mana suatu desa tersebut akan
dibawa. Kepala Desa menjadi penting peranannya karena dialah yang
bertugas untuk memimpin dan menggerakkan partisipasi masyarakat
dalam mempercepat pembangunan desa.
Dalam hal ini, Kepala Desa berperan sebagai organisator
pemerintahan di desanya untuk mencapai tujuan pembangunan desanya
dalam Otonomi Desa. Dalam Otonomi Desa, Kepala Desa mempunyai
peran untuk mengurus kepentingan masyarakat desanya sesuai dengan
kondisi sosial budaya setempat..
Kepala Desa umumnya mempunyai peran yang cukup besar dalam
pemerintahan desa, terutama untuk desa yang didasarkan pada ikatan
daerah bukan desa yang berdasarkan atas ikatan Genealogis (hubungan
15
darah). Untuk desa berdasar hubungan darah, Kepala Desa hanyalah
bagian atau instrument dari sistem kekerabatan atau adat istiadat yang ada.
Kepala Desa sebagai aktor utama dari kepemimpinan lokal dalam
pemerintahan desa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku adalah seorang tokoh di desa yang memenuhi berbagai
persyaratan, berhasil memenangkan pemilihan (dipilih oleh rakyat desa)
dan diangkat oleh Pemerintah Republik Indonesia, sehingga menjadi
pemimpin pemerintahan tertinggi di desanya. Sejak dahulupun figur
Kepala Desa sebagai pemimpin dalam masyarakat desa itu sudah
demikian adanya dalam kehidupan masyarakat pedesaan (Sunardjo. 1984 :
148).
Peran Kepala Desa yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
tindakan seorang pemimpin sebagai fasilitator, motivator, dan mobilisator
untuk mengerakkan petani agar bergerak kesatu arah supaya memiliki
tanggung jawab dan kepedulian yang tinggi terhadap pembangunan desa
dalam mencapai tujuan sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat.
2. Peningkatan Kapasitas Petani
a. Kapasitas dapat mengacu kepada beberapa hal berikut:
1) Daya tampung, daya serap
2) Ruang atau fasilitas yang tersedia
3) Kemampuan (maksimal)
16
Kapasitas/ka·pa·si·tas/ n1 ruang yang tersedia; daya tampung; 2
daya serap (panas, listrik, dan sebagainya); 3 keluaran maksimum;
kemampuan berproduksi; 4El kemampuan kapasitor untuk menghimpun
muatan listrik (diukur dalam satuan farad); berkapasitas/ber·ka·pa·si·tas/ v
memiliki kapasitas kapasitas (ka.pa.si.tas)
Dalam penulisan ini yang dimaksud kapasitas adalah kemampuan
berupa unsur: pengetahuan, keterampilan, dan sumberdaya yang ada
termasuk didalamnya proses, manajemen, kemandirian kelompok,
norma, nilai yang dianut kelompok tani agar kegiatannya menjadi lebih
efektif dan efesien.
Upaya yang dapat dilakukan terkait dengan peningkatan kapasitas
adalah:
1) Pelatihan sekolah tani
2) Peningkatan keterampilan
3) Penyelenggaraan studi banding ke wilayah lain
4) Pelaksanaan manajemen kelompok Tani yang baik
b. Petani
Dalam kamus Sosiologi karangan Soerjono Soekanto (1995 : 50)
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan petani (peasant) adalah seseorang
yang pekerjaan utamanya bertani untuk konsumsi diri sendiri atau
keluarganya. Pengertian petani dapat di definisikan sebagai pekerjan
pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
17
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya guna memenuhi kebutuhan
hidup dengan mengunakan peralatan yang bersifat tradisional dan modern.
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian,
utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk
menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah, dan
lain-lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut
untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka
juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serelia untuk
minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau kapas untuk penenunan
dan pembuatanpakaian.
Koentrjaraningrat memberikan pendapat bahwa : Petani atau
peasant itu, rakyat pedesaan, yang hidup dari pertanian dengan teknologi
lama, tetapi merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang
lebih besar, dengan suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan
beradab dalam masyarakat kota.
Sistem ekonomi dalam masyarakat petani itu berdasarkan pertanian
(bercocok tanam, peternakan, perikanan) yang menghasilkan pangan
dengan teknologi yang sederhana dan dengan ketentuan-ketentuan
produksi yang tidak berspesialisasi. Dari penjelasan di atas, beliau lebih
menekankan pada ciri-ciri petani, mentalitas budayanya dan sistem
perekonomian yang menggunakan teknologi sederhana. petani mempunyai
18
banyak sebutan, anggota fungsi, kedudukan dan peranannya yaitu antara
lain sebagai berikut :
1) Petani sebagai pribadi
2) Petani sebagai kepala keluarga / anggota keluarga
3) Petani sebagai guru
4) Petani sebagai pengelola usaha tani
5) Petani sebagai warga sosial kelompok
6) Petani sebagai warga Negara
7) Dan lain-lain
Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan
manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan,
perikanan dan juga kehutanan. Petani dalam pengertian yang luas
mencakup semua usaha kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk
hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikroba) untuk kepentingan
manusia. Dalam arti sempit, petani juga diartikan sebagai kegiatan
pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman
tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah
atau lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud
dari kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau
mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani
tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya.
19
Apabila ini diterapkan, berarti pemilik tanah itu telah memberi
pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak banyak. Apabila
bermaksud mengolah sendiri, tentu harus benar-benar bisa membagi
waktu, tetapi kemungkinan akan kesulitan kalau tanahnya lebih dari satu
petak. “Tak mungkinlah mendefinisikan perkataan petani dengan
ketetapan mutlak karena batasannya memang kabur pada ujung kenyataan
sosial itu sendiri.
Jenis petani yang ada di Indonesia:
1) Petani Gurem, adalah petani kecil yang memiliki luas lahan 0,25
ha merupakan kelompok petani miskin yang memiliki sumber
daya terbatas.
2) Petani Modern, merupakan kelompok petani yang menggunakan
teknologi dan memiliki orientasi keuntungan melalui
pemanfaatan teknologi tersebut. Apabila petani memiliki lahan
0,25 ha tapi pemanfaatan teknologinya baik dapat juga
dikatakan petani modern
3) Petani Primitif, adalah petani-petani dahulu yang bergantung
pada sumber daya dan kehidupan mereka berpindah-pindah.
Menurut Wahyudin (2005:39)
Golongan petani di bagi menjadi tiga yaitu :
1) Petani Kaya : memiliki luas lahan pertanian 2,5 ha lebih.
2) Petani Sedang : memiliki luas lahan pertanian 1 s/d 2,5 ha.
3) Petani Miskin : memiliki luas lahan pertanian kurang dari 1 ha.
20
Bentuk- bentuk pertanian diantaranya:
1. Sawah, adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan
basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak,
sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut.
2. Tegalan, adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung
pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan
dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan
tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan
yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan
kering dan sulit untuk ditumbuhi tanaman pertanian.
3. Pekarangan, adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam
rumah yang dimanfaatkan untuk ditanami tanaman pertanian
seperti sayuran dan kacang-kacangan.
4. Ladang Berpindah, adalah suatu kegiatan pertanian yang dilakukan
di banyak lahan hasil pembukaan hutan atau semak di mana setelah
beberapa kali panen / ditanami, maka tanah sudah tidak subur
sehingga perlu pindah ke lahan lain yang subur atau lahan yang
sudah lama tidak digarap.
5. Tanaman Keras, adalah suatu jenis varietas pertanian yang jenis
pertanianya adalah tanaman-tanaman keras seperti karet, kelapa
sawit dan coklat.
Dalam menjalankan usaha taninya, setiap petani memegang dua
peranan yakni petani sebagai juru tani (cultivator) dan sekaligus sebagai
21
seorang pengelola (manajer).Peranan petani sebagai juru tani yaitu
memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil-hasilnya yang
bermanfaat.Sedangkan peranan petani sebagai pengelola (manajer) yaitu
apabila keterampilan bercocok tanam sebagai juru tanam pada umumnya
yakni keterampilan tangan, otot, dan mata, maka keterampilan sebagai
pengelola mencakup kegiatan pikiran didorong oleh kemauan.Tercakup
didalamnya terutama pengambilan keputusan atau penetapan pilihan dari
alternatif-alternatif yang ada.
Fungsi, kedudukan dan peranan di atas harus selalu diemban oleh
petani dalam kehidupannya sebagai petani yang baik. Untuk dapat
mendorong kinerja sektor pertanian, pemerintah daerah diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan atau kapasitas berbagai sumber daya yang
dimiliki.
Sejalan dengan reformasi maka perhatian pemerintah, pada sektor
pertanian, khususnya pada pertanian mendapat prioritas utama dalam
pembangunan sekarang ini disebabkan karena semakin tingginya harga
hasil pertanian di seluruh Indonesia yang tidak dibarengi dengan
pengetahuan para petani mulai dari pruduksi sampai pada pasca produksi ,
di samping itu mahalnya harga hasil pertanian tersebut di pasaran ,
kurangnya modal yang di miliki diyakini akibat lemahnya perlindungan
pemerintah terhadap petani. Hal ini disebabkan, lambatnya pemerintah dan
DPR dalam menyelesaikan RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
22
Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang
terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk
memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan
penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Dalam kehidupan
komunitas petani, posisi dan fungsi kelembagaan petani merupakan
bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau social
interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan petani juga memiliki
titik strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis di
pedesaan Dimyati (2007).
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.67/
PERMENTAN/SM.050/12/2016 Tentang Pembinaan Kelembagaan
Petani, dicantumkan bahwa kelembagaan petani ditumbuhkembangkan
dari oleh dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan
kepentingan petani. Kelembagaan petani sebagaimana dimaksud
adalah:
1. Kelompok Tani
2. Gabungan Kelompok Tani
3. Asosiasi Komoditas Pertanian
4. Dewan Komoditas Pertanian Nasional
Upaya pengembangan, pemberdayaan, dan penguatan
kelembagaan petani diharapkan dapat melindungi bargaining position
petani. Dengan demikian, penguatan dan pemberdayaan kelembagaan
tersebut juga untuk menghasilkan pencapaian kesinambungan dan
23
keberlanjutan daya dukung sumber daya alam dan berbagai usaha
untuk menopang dan menunjang aktivitas kehidupan pembangunan
pertanian di pedesaan.
Petani jika berusahatani secara individu terus berada di pihak
yang lemah karena petani secara individu akan mengelola usaha tani
dengan luas garapan kecil dan terpencar serta kepemilikan modal yang
rendah. Sehingga, pemerintah perlu memperhatikan penguatan
kelembagaan lewat kelompoktani karena dengan berkelompok maka
petani tersebut akan lebih kuat, baik dari segi kelembagaannya
maupun permodalannya. Kelembagaan petani di desa umumnya tidak
berjalan dengan baik ini disebabkan (Zuraida dan Rizal, 1993;
Agustian, dkk, 2003; Syahyuti, 2003; Purwanto, dkk, 2007):
1. Kelompoktani pada umumnya dibentuk berdasarkan kepentingan
teknis untuk memudahkan pengkoordinasian apabila ada kegiatan
atau program pemerintah, sehingga lebih bersifat orientasi
program, dan kurang menjamin kemandirian kelompok dan
keberlanjutan kelompok.
2. Partisipasi dan kekompakan anggota kelompok dalam kegiatan
kelompok masih relatif rendah, ini tercermin dari tingkat kehadiran
anggota dalam pertemuan kelompok rendah . Pengelolaan kegiatan
produktif anggota kelompok bersifat individu. Kelompok sebagai
forum kegiatan bersama belum mampu menjadi wadah pemersatu
kegiatan anggota dan pengikat kebutuhan anggota secara bersama,
24
sehingga kegiatan produktif individu lebih menonjol. Kegiatan atau
usaha produktif anggota kelompok dihadapkan pada masalah
kesulitan permodalan, ketidakstabilan harga dan jalur pemasaran
yang terbatas.
3. Pembentukan dan pengembangan kelembagaan tidak menggunakan
basis social capital setempat dengan prinsip kemandirian lokal,
yang dicapai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan.
4. Pembentukan dan pengembangan kelembagaan berdasarkan konsep
cetak biru (blue print approach) yang seragam.
5. Kesadaran yang perlu dibangun pada petani adalah kesadaran
berkomunitas/ kelompok yang tumbuh atas dasar kebutuhan, bukan
paksaan dan dorongan proyek proyek tertentu.
6. Ada empat kriteria agar asosiasi petani itu kuat dan mampu
berperan aktif dalam memperjuangkan hak-haknya, yaitu: asosiasi
harus tumbuh dari petani sendiri,pengurusnya berasal dari para
petani dan dipilih secara berkala,memiliki kekuatan kelembagaan
formal dan, bersifat partisipatif.
Dari definisi dan kelembagaan petani diatas Kelompok Tani
Taruna Tani Flory merupakan petani modern dapat dilihat dari unsur
teknologi yang digunakan seperti pemakaian greenhouse (rumah kaca)
sebagai tempat produksi, digolongkan sebagai petani sedang dengan
luas lahan garapan 2 (dua) hektar walau sifatnya sewa Tanah Kas
Desa. Bentuk kelembagaanya merupakan Kelompok Tani Kelas
25
Pemula. Dengan terbangunnya kelompok tarunatani maka diharapkan
petanimudayangkuat, mandiri, dan sejahtera. Sehingga dapat
meningkatkan hasilproduksipertanian, memiliki akses pasar sebagai
penjualan, akses perbankan untuk permodalan .
E. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah peran Kepala Desa
Dalam Mengembangkan Petani Agro Wisata“Taruna Tani Kampung
Flory” sebagai:
1. Motivator Kepala Desa dalam mengembangakan Petani Agro
Wisata melalui dukungan, kerjasama, dan partisipasi.
2. Fasilitator Kepala Desa dalamm engembangkan Petani Agro
Wisata melalui pemberian kelancaran, kemudahan, fasilitas
yang dibutuhkan petani.
3. Mobilisator Kepala Desa dalam mengembangkan Petani Agro
Wisata melalui gerakan gotong-royong, pengerahan
pemberdayaan, dan mengarahkan modal swadaya.
26
F. Metode Penelitian
Suatu penelitian diperlukan adanya metode tertentu, baik dalam
pengumpulan data maupun dalam pengolahanya. Metode adalah cara
bertindak dalam upaya agar kegiatan penelitian dapat terlaksana secara
rasional dan terarah mencapai hasil yang optimal.Penelitian ini
mengunakan metode kualitatif yakni menjabarkan secara rinci dan
berkualitas, dimana peneliti akan memberikan gambaran mengenai objek
diamati atau fokus penelitian.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang
bertujuan memberikan gambaran secara jelas suatu fenomena atau
kenyataan sosial yang berkenaan dengan masalah yang diteliti
(Prastowo, 2010:31) khususnya tentang peran kepala desa dalam
meningkatkan kapasitas petani di Desa Tridadi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif karena
berpandangan bahwa realitas dipandang sesuatu holistik, kompleks,
dinamis, penuh makna, dan pola fikir induktif, sehingga permasalahan
belum jelas, dan masih bersifat sementara akan berkembang setelah
peneliti memasuki obyek penelitian/ situasi sosial.
2. Unit analis
a. Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah peran Kepala Desa dalam
mengembangkan Petani Agro Wisata Taruna Tani Flory di
27
DusunJugang Pagukan Desa Tridadi Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah meliputi jumlah narasumber dan
komponen narasumber. Metode penentuan narasumber/ informan
adalah dilakukan dengan teknik ( purposive ), Informan yang
dilibatkan merupakan orang yang dapat memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian
(Koentjaraningrat, 1991:69). Adapun rincian informan yang
digunakan dalam penelititan ini adalah sebagai berikut:
1) Kepala Desa 1 orang
2) Sekretaris Desa 1 orang dan Perangkat Desa 3 orang
3) Dinas Pertanian, Perikanan, dan Perkebunan 3 orang
4) Penyuluh Pertanian Lapangan 2 orang
5) Kepala Dukuh 1 orang
6) Anggota Kelompok Tani 8 orang
7) Gabungan Pengurus Pengelola Penguna Air (GP3A) 1 orang
c. Lokasi Penelitian
Penelitian ini menetapkan lokasi penelitian yang utama di
Kelompok Taruna Tani Flory Jugang Pangukan Tridadi Sleman
Sleman Yogyakarta, sedangkan lokasi penunjang adalah Desa
Tridadi Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman
28
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang ditempuh oleh Peneliti untuk
mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
a) Observasi
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui
pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki
(Sugiono, 2007). Proses mengamati secara langsung terhadap
obyek yang diteliti yaitu tentang peran Kepala Desa dalam
mengembangkan kapasitas petani.
Situasi yang dimaksud berupa situasi sebenarnya, dan juga
situasi yang sengaja diciptakan atau eksperimen bisa
dipergunakan dalam melakukan observasi ialah dengan
menggunakan catatan blangko observasi. Blangko observasi
dapat digunakanoleh peneliti sebagai alat bantu dalam mencatat
dan mendiskripsikan tingkah laku masyarakat kelompok tani.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi oleh
peneliti yaitu mencatat hanya apa yang nyata-nyata terjadi tidak
mencapuradukkan dengan berbagai komentar atau
interprestasinya terhadap tingkah laku masyarakat yang diamati.
b) Wawancara
Wawancara dengan informan yaitu tanya jawab secara lisan
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan
29
dengan sebelum, saat, dan sesudah merupakan pengumpulan
data primer (Sugiono,2007).
c) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan-catatan (Sugiono,2007)
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengolah
data dimana data yang diperoleh, dikerjakan dan diamati sedemikian
rupa dan menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun
hasil penelitian. Analisis data pada dasarnya adalah proses
menyederhanakan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dimengerti.
Tujuan analisis untuk mendapatkan informasi yang lebih
sederhana dapat digunakan untuk mencari makna dan implikasi
lebih luas dari hasil-hasil penelitian (sugiono, 2007). Analisis yang
dilakukan mengunakan penelitian kualitatif melalui proses data
reduksi, data display, dan verifikasi dengan langkah-langkah:
1) Reduksi data, data yang dikumpulkan dirinci secara sistematis
lalu untuk dapat dianalisis maka sebelumnya direduksi, yakni
dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian. Data yang telah direduksi memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang hasil pengamatan.
30
2) Display data, yaitu menyajikan data dalam bentuk matriks,
network, chart, atau grafik.
3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi, verifikasi dapat
dilakuakan dengan syarat yaitu dengan cara mengumpulkan data
baru. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki persyaratan
validitas, rehabilitas, realibilitas, dan obyektifitas.
4) Pengujian keabsahan data, dalam pengujian keabsahan data
mengunakan uji kredibilitas data dengan pengamatan dan
diskusi (Sugiono, 2007)
31
BAB II
PROFIL DESA TRIDADI dan KAMPUNG FLORY
A. Sejarah Desa Tridadi
Berdasarkan maklumat Nomor 16 tahun 1946 Daerah Istimewa
Negara Republik Indonesia Yogyakarta (Kasultanan dan Paku Alaman)
tertanggal 11/04/1946, maka wilayah Kapanewon Sleman (18
Kalurahan) juga melaksanakan penggabungan Kalurahan 2 lama
diantaranya :
1. Kalurahan lama Ngemplak Caban :
Mewilayahi : Kring Wadas, Paten, Ngemplak Caban dan Pangukan
2. Kalurahan lama Beran Lor :
Mewilayahi : Kring Beteng, Pisangan, Dukuh, Beran Lor dan Josari.
3. Kalurahan lama Beran Kidul :
Yang mewilayahi : Kring Drono, Beran kidul, Kebonagung, Jaban,
Denggung, Bangunrejo.
Untuk selanjutnya ketiga Kalurahan lama meleburkan diri dan
bergabung menjadi satu wilayah Pemerintahan baru dengan nama
Tridadi. Sedangkan pengisian Lurah Desa serta Pamong Desa diatur
sesuai dengan maklumat Nomor 15 tahun 1946 tanggal 11/04/1946.
untuk yang menjabat Lurah Desa Pemerintahan Baru Kalurahan Tridadi
adalah Bapak Surodiharjo, alamat Beran Lor Kalurahan Tridadi, serta
semua pamong Desa Tridadi diangkat /dilantik pada tanggal 12/11/1946
32
sedangkan wilayah Kalurahan Tridadi Kapanewon Sleman terdiri dari
wilayah/Kring :
1. Kring Wadas
2. Kring Paten
3. Kring Ngemplak Caban
4. Kring Pangukan
5. Kring Beteng
6. Kring Pisangan
7. Kring Dukuh
8. Kring Beran Lor
9. Kring Josari
10. Kring Drono
11. Kring Beran kidul
12. Kring Kebonagung
13. Kring Jaban
14. Kring Denggung
15. Kring Bangunrejo
Adapun estafet tampuk kepemimpinan di Kalurahan Tridadi sampai saat
ini adalah :
• Bapak Surodiharjo : menjabat dari tanggal 12/11/1946 sampai
dengan tanggal 20 Juni 1968
33
• Bapak HM. Siswoharjono : menjabat dari tanggal 13 Oktober 1970
sampai dengan tanggal 03 Oktober 1995
• Bapak H. Kabul Mudji Basuki : menjabat selama 3 periode
o Periode I : tanggal 10 Juni 1996 s/d 02 Maret 2004
o Periode II : tanggal 18 Mei 2004 s/d 18 April 2009
o Periode III : tanggal 18 2009 s/d 18 Mei 2015
o Periode IV : tanggal 18 2015 s/d 18 Mei 2021
Oleh karena Lurah Desa beserta pamong Desa Tridadi Kabupaten
Sleman diangkat setelah penggabungan dan barusan Kalurahan Tridadi
angkat pada tanggal 12/11/1946, maka perkenankanlah pada tanggal
tersebut dijadikan HARI JADI DESA TRIDADI.
B. Visi Misi Desa Tridadi
Desa Tridadi mempunyai Visi dan Misi Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa
Visi : “ Dengan semangat persatuan dan sinergi antara aparat dan
masyarakat kita wujudkan masyarakat sejahtera lahir dan batin”
Misi :
• Meningkatkan profesionalisme aparat desa
• Meningkatkan peran serta partisipasi masyarakat dan lembaga
• Menjaga ketersediaan pangan dengan pemberdayaan kelompok
pertanian
34
• Menumbuhkan jiwa kerwirausahaan kepada masyarakat
Dalam menjabarkan visi dan misi penyelengaraan pemerintahan Desa Tridadi
di buat suatu:
a. Strategi dan Kebijakan
Strategi Desa Tridadi dalam pelaksanaan peyelenggaraan
pemerintahan Desa yang dapat dinilai dalam rangka peyelenggaraan
pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan kegiatan meliputi
Perencanaan, Penganggaran, Penatausahaan, Pelaporan,
Pertangungjawaban dan Pengawasan keuangan Desa. Arah kebijakan Desa
Tridadi yaitu mengacu pada peraturan perundang-undangan antara lain
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Bupati nomor 9 Tahun 2015
tantang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang mencerminkan
keberpihakan terhadap kebutuhan riil masyarakat, yang setiap tahunya
Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
menetapkan Peraturan desa tentang anggaran Pendapatan Belanja Desa
(APBDes) secara partisipasif dan transparan yang prosesnya melalui
berbagai tahapan diantaranya musyawarah desa.
APBDesa memuat Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan yang
pengelolaannya dimulai 1 Januari sampai 31 Desember. Kebijakan
pengelolaan keuangan desa pada tahun 2017 merupakan sistem
pengelolaan keuangan yang baru bagi desa, sehingga masih harus banyak
35
dilakukan penyesuaian-penyesuaian secara keseluruhan sampai pada teknis
implementasinya.
Desa Tridadi memiliki skala prioritas dalam pembangunan adalah :
1) Pembangunan sarana dan prasarana jalan, baik jalan lingkungan
maupun perbaikan jalan poros desa guna untuk memudahkan
transportasi bagi masyarakat.
2) Pembangunan drainase dan TPT (tembok penahan tanah) di
lingkungan masyarakat
3) Membentuk perekonomian masyarakat berbasis Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) yang dirasakan cukup bermanfaat dan
mudah
4) Pembangunan sarana dan prasarana pertanian (Daerah irigasi)
mengendalikan cakupan air untuk pengairan sawah
5) Memberikan bantuan stimulan kelompok-kelompok masyarakat
yang digunakan untuk pemberdayaan
b. Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
Musrenbang Desa dibagi 2 (dua) kegiatan yaitu:
1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah desa merupakan
perencanaan penting untuk kegiatan strategis desa dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan selama 5 (lima) tahun kedepan yang mengacu
pada APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten, APBDesa. Pada tahun
36
2015 Desa Tridadi telah menyelesaikan RPJMDes yang ditetapkan
dengan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 3 Tahun 2015.
Prioritas pembangunan di tahun 2017 diarahkan ke arah
infrastruktur jalan serta jaringan drainase baik berupa perbaikan
maupun pembangunan baru aliran irigasinya yang saat ini banyak
mengalami kerusakan bahkan tidak dapat difungsikan akibat rusak
berat, karena sampai saat ini infrastruktur tersebut sangat berpengaruh
dengan pendapatan petani desa tridadi.
2) Rencana Kerja Tahunan Desa.
Rencana kerja tahunan desa merupakan rencana kerja
pembangunan desa yang dilaksanakan dalam jangka pendek atau
tahunan yang kegiatanya dilaksanakan berdasarkan APBDesa yang
telah disetujui oleh BPD untuk dikerjakan pada tahun anggaran tersebut
yang didanai oleh Dana Desa, dan alokasi Dana Desa dan dana lain
yang sah tidak mengikat, kegiatan ini merupakan bagian dari rencana
pembangunan Jangka Menengah yang kegiatannya pertahun.
C. Kondisi Geografis
1. Letak Batas Wilayah
Letak Desa Tridadi secara administratif pemerintahannya berada
dalam lingkup Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Letak Desa Tridadi menurut data dari Google Maps
37
mengunakan Fitur GPS berada pada Longitude 110.35665 (Lintang
Selatan), Latittude-7.713056 (Bujur Timur)
Ketinggian dari permukaan laut : 300,00 Mdl
Curah hujan rata-rata : 3.000,00 mm/tahun
Jumlah bulan hujan : 6,00 Bulan
Iklim : Tropis Basah
Kelembapan : 25,00 %
Suhu Udara rata-rata : 27,00 o C
Batas wilayah Desa Tridadi sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Trimulyo dan Desa Pandowoharjo
b. Sebelah Selatan : Desa Sendangadi dan Desa Tlogoadi
c. Sebelah Barat : Desa Sumberadi dan Desa Triharjo
d. Sebelah Timur : Desa Pandowoharjo dan Sendangadi
Desa Tridadi luas 501,82 Ha di bagi dalam 15 Dusun 98 RT 40
RW dapat dilihat dalam tabel berikut:
38
Pembagian Wilayah Berdasarkan Dusun, RW, dan RT
Tabel 1. Pembagian Wilayah
No Nama Dusun Jumlah RW Jumlah RT 1 Wadas 3 8 2 Paten 3 8 3 Ngemplak Caban 2 6 4 Pangukan 5 12 5 Beteng 2 6 6 Pisangan 3 7 7 Dukuh 3 6 8 Beran lor 3 7 9 Josari 2 5 10 Drono 2 5 11 Beran Kidul 3 8 12 Kebonagung 2 4 13 Jaban 3 6 14 Denggung 2 4 15 Bangunrejo 2 6 Jumlah 40 98
Sumber: Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Dari data diatas dusun yang memiliki jumlah RT terbanyak adalah Dusun
Pangukan karena terdapat komplek perumahan yaitu Perumahan Sleman
Peramai I dan Perumahan Sleman Permai II.
2. Orbitasi
Jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan sejauh 3,30 kilometer dengan
lama tempuh ke ibu kota kecamatan dengan kendaraan bermotor sekitar
0,20 jam. Jarak ke ibu kota kabupaten 0,50 Km dengan lama tempuh
megendarai kendaraan bermotor 0,05 jam . Jarak tempuh ke ibu kota
provinsi 11 Km dengan lama tempuh kendaraan bermotor 0,75 jam Jalan
provinsi dan kabupaten sebagian bagus sedangkan jalan lingkungan desa
39
kebanyakan masih rusak dan perlu perbaikan. Jarak tempuh ke ibukota
kabupaten sleman sejauh 550 meter dengan lama tempuh sekitar 2 menit.
3. Luas Wilayah dan Peggunaan
Luas wilayah Desa Tridadi 501.82 Ha, Ibu Kota Kabupaten
Sleman berlokasi di Desa Tridadi sehingga lahan yang ada sebagian
diperuntukan untuk perkantoran Pemerintah Daerah Sleman. Fasiltas
umum guna mendukung jalanya pemerintahan juga di bangun di Desa
Tridadi seperti: Stadion Sepak Bola Tridadi bertaraf nasional, Gedung
Olah Raga Pangukan, Lapangan Tenis, Alun- alun Kabupaten, Pasar
Tradisional, dan Pasar Modern Sleman City Hall. Luas lahan yang ada
terbagi dalam beberapa peruntukan sebagai berikut:
Tabel 2. Luas dan Penggunaan
No Jenis Penggunaan Luas/Ha Keterangan
1 Pemukiman 132,00 Ha
2 Persawahan 138,85 Ha
3 Perkebunan 79,41 Ha
4. Kuburan 2,08 Ha
5. Pekarangan 27,77 Ha
6. Taman 1,65 Ha
7. Perkantoran 20,00 Ha
8. Prasarana umum 100,82 Ha
Sumber: Profil Desa Tridadi 2017
40
4. Luas Lahan Garapan Petani
Pada tahun 1980 semua dusun memiliki lahan sawah untuk
budidaya pertanian, perkembangan pembangunan Pemda Sleman
menyebabkan lahan persawahan difungsikan untuk perluasan kantor
pemerintahan.
Tabel 3. Jumlah Petani dan Luas Lahan Garapan
No. Nama Kelompok Luas Garapan
(Ha )
Jumlah Petani
( Ha )
1. Rukun Maju 9 29
2. Beteng 9 37
3. Tani Rukun 13 45
4. Tani Ngremboko 13 40
5. Ngudi Rejeki 9 78
6. Subur 17 40
7. Lestari 9 27
8. Tani Makmur 8 28
9. Ngudi Makmur 7 15
10. Ngudi Luhur 22 89
11. Ngudi Rukun 10 45
12. Ngudi Makmur 7 35
13. Ngudi Waluya 7 21
Jumlah 140 529
Sumber: Profil Desa Tridadi 2016
41
Keberadaan kelompok tani di Desa Tridadi ada dua padukuhan
yang tidak memiliki kelompok tani karena persawahan diwilayah itu
memang tidak ada karena berupa kawasan perkantoran dan industri.
Jenis tanaman yang dikembangkan di Desa Tridadi adalah tanaman
pangan dan hortikultura. Untuk meningkatkan kopetensi sumber daya
petani di bimbing oleh Penyuluh Pendamping Pertanian Lapangan dari
UPT BP4 Wilayah IV Kab.Sleman yaitu Nandar M.N, SP. Klasifikasi
kelas kemampuan kelompok tani di Desa Tridadi semuanya kelas pemula
D. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tridadi dari data kependudukan tahun 2017
tercatat sebanyak 17.454 jiwa dengan rincian 5.161 Kepala keluarga terdiri
8.774 orang laki- laki 8.680 orang perempuan dengan kepadatan
penduduk 3.422,00 per Km. Persebaran penduduk tidak merata
dikarenakan luas wilayah masing- masing padukuhan berbeda dan juga
dikarenakan banyaknya perkantoran yang menyebabkan penduduk suka
dengan tempat kerjanya.
Pemerintah Desa Tridadi mencatat persebaran penduduk yang
menempati 15 wilayah padukuhan berdasarkan jumlah penduduk dan
jumlah Kepala Keluarga. Data ini memudahkan untuk membuat kebijakan
pembangunan desa yang tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka
42
Menengah Desa (RPJMDes)Hitungan lebih lanjut dapat di lihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. Penduduk Berdasarkan Padukuhan
No Padukuhan Jumlah Penduduk Jumlah KK
1 Wadas 1350 365
2 Paten 1176 269
3 Ngemplak Caban 773 196
4 Pangukan 2116 650
5 Beteng 761 275
6 Pisangan 985 401
7 Dukuh 1228 308
8 Beran lor 1137 288
9 Josari 594 160
10 Drono 680 213
11 Beran Kidul 919 174
12 Kebonagung 684 164
13 Jaban 877 281
14 Denggung 846 247
15 Bangunrejo 644 176
Jumlah 14.770 4.166
Sumber: Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Dari tabel 4. Dusun Pangukan mempunyai jumlah penduduk paling
banyak ini di karenakan dusun ini mempunyai 12 RT dan 5 RW. Dua
komplek perumahan besar ada diwilayah ini yaitu Perumahan Sleman
Permai I dan Perumahan Sleman Permai II
43
2. Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Desa Tridadi memiliki sumber daya manusia berjumlah 17.454
jiwa dengan berbagai tingkat umur, jenis kelamin serta pendidikan yang di
selesaikan.
Tabel 5. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan 1. Usia 3 – 6 tahun belum TK 400 orang 399 orang 2. Usia 3 – 6 tahun TK 185 orang 167 orang 3. Usia 7 – 18 Tahun tidak sekolah 42 orang 89 orang 4. Usia 7 – 18 sedang sekolah 644 orang 594 orang 5. Usia 18 -56 tahun tidak sekolah 36 orang 73 orang 6. Usia 18 – 56 tidak tamat SD 72 orang 107 orang 7. Tamat SD/ sederajat 948 orang 1224 orang 8. Usia 12 – 56 tidak tamat SLTP 85 orang 126 orang 9. Usia 18 – 56 tidak tamat SLTA 97 orang 147 orang 10. Tamat SMP/ sederajat 1027 orang 982 orang 11. Tamat SMA/ sederajat 2816 orang 2329 orang 12. Tamat D-1/ sederajat 88 orang 80 orang 13. Tamat D-2/ sederajat 64 orang 89 orang 14. Tamat D-3/ sederajat 263 orang 294 orang 15. Tamat S-1/ sederajat 777 orang 649 orang 16. Tamat S-2/ sederajat 92 orang 32 orang 17. Tamat S-3/ sederajat 12orang 3 orang 18. Tamat SLB A 0 orang 2 orang 19. Tamat SLB B 4 orang 5 orang Jumlah total 15.043 orang Sumber: Profil Desa Tridadi 2016
Data diatas menunjukkan taraf pendidikan sudah maju karena rata-
rata penduduk berpendidikan atau lulus SLTA/ sederajat laki berjumlah
2816 orang dan perempuan 2329 orang dalam satu desa.
44
E. Keadaan Ekonomi
Wilayah Desa Tridadi memiliki berbagai potensi yang baik. Potensi
tersebut dapat meningkatkan taraf hidup perekonomian dan pendapatan
masyarakat. disamping itu, lokasi yang relatif dekat dengan ibukota
kabupaten dan pusat kegiatan perekonomian, memberikan peluang kehidupan
yang lebih maju dalam sektor formal maupun non formal. Tabel berikut
menyajikan data keadaan ekonomi penduduk Desa Tridadi.
Tabel 6. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No. Jenis Pekerjaan Laki- laki Perempuan
1. Petani 284 orang 65 orang
2. Buruh Tani 145 orang 76 orang
3. Buruh Migran 154 orang 169 orang
4. PNS 238 orang 188 orang
5. Pedagang Barang Kelontong 461 orang 311 orang
6. Pengusaha UMKM 101 orang 59 orang
7. Peternak 88 orang 5 orang
8. Karyawan Swasta 577 orang 382 orang
9. Purnawirawan/ Pensiunan 167 orang 88 orang
10. Karyawan Honorer 1.414 orang 841 orang
11. Satpam/ Security 117 orang 44 orang
Sumber: Profil Desa Tridadi 2016
Data di atas menunjukkan Letak ibu kota kabupaten Sleman yang
berada di Beran Desa Tridadi menjadikan banyak warga yang mata
pencahariannya menjadi karyawan honorer di kantor Pemda Sleman
45
Selain sektor formal tidak sedikit warga yang berprofesi disektor
non formal dengan acara bermata pencahariaan sebagai petani.
Tabel : 7. Data Kelompok Tani Desa Tridadi
No. Nama Kelompok Nama Ketua Alamat
1. Rukun Maju Surono Pangukan, Tridadi, Sleman
2. Beteng Bagyo Beteng, Tridadi, Sleman
3. Tani Rukun Daryono Hadi Beran Kidul, Tridadi, S leman
4. Tani Ngremboko H.Yatiman,SE Drono, Tridadi, Sleman
5. Ngudi Rejeki Sugiyono Dukuh, Tridadi, Sleman
6. Subur Ajar Pranyoto Caban, Tridadi, Sleman
7. Lestari Katamjono Denggung, Tridadi, Sleman
8. Tani Makmur Ponijo Josari, Tridadi, Sleman
9. Ngudi Makmur Slamet Beran Lor, Tridadi, Sleman
10. Ngudi Luhur Muchlas A. Pisangan, Tridadi, Sleman
11. Ngudi Rukun H.Maryono Kebonagung, Tridadi, Sleman
12. Ngudi Makmur Marzuki Paten, Tridadi, Sleman
13. Ngudi Waluya Abdul Karim Wadas, Tridadi, Sleman
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Dua padukuhan tidak memiliki kelompok tani yaitu padukuhan
Jaban dan Padukuhan Bangunrejo dikarenakan memang lahan pertanianya
terbatas dikarenakan alih fungsi lahan yang dulunya berupa sawah menjadi
46
bangunan seperti komplek pemda sleman, lapangan denggung, gedung
serbaguna, Sleman City Hall
1. Kesejahteraan Keluarga
Kesejahteraan keluarga di Desa Tridadi sangat berfareasi sesuai profesi
pencahariaan sehari hari dapat dilihat tabel dibawah ini:
Tabel 8. Data Kesejahteraan Keluarga
No Uraian Kesejahteraan Jumlah
1 Keluarga Prasejahtera 1272 keluarga
2 Keluarga Sejahtera 1 2368 keluarga
3. Keluarga Sejahtera 2 1613 keluarga
4. Keluarga Sejahtera 3 760 keluarga
5. Keluaarga sejahtera 3 Plus 320 keluarga
6. Jumlah total kepala keluarga 6.333 keluarga
Sumber : Profil Desa tridadi tahun 2016
Data ini menunjukkan rata- rata keluarga di Desa Tridadi berada
dalam taraf keluarga sejahtera 1 ini dipengaruhi oleh sumber pendapatan
dari pencaharian penduduk.
2. Koperasi Unit Desa (KUD)
Koperasi unit desa tridadi beranggotakan 7 orang pengurus berdiri
pada tahun 1996, memiliki unit usaha pembayaran rekening listrik,
rekening PDAM, penjualan pupuk dan bibit pertanian
47
3. Badan Kredit Desa (BKD)
Program berjalan sejak tahun 1993 dengan modal awal
Rp.3.000.000,- yang merupakan pinjaman BRI dan saat ini sudah lunas.
Pada tahun 2006 mendapat tambahan dana dari sisa dana UED SP yang
sudah tidak berjalan sebesar Rp.2.534.000,- Pada tahun 2016 BKD telah
mampu memberikan kontribusi ke Desa Tridadi sebesar Rp.3.000.000,-
(selama satu tahun). Selain itu pemerintah Desa Tridadi selalu melakukan
pembinaan dan pemantauan pusat-pusat perdagangan yang ada di wilayah
desa tridadi, diantaranya perkembangan kios ngemplak , kios wadas, pasar
Sleman, pertokoan dan lain-lain.
4. Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
BUMDes ini diberi nama Tridadi Makmur memiliki dua
a. Bidang usaha pembibitan dan rental tanaman hias khususnya
aglonema berdiri tahun 2017
b. Bidang usaha wahana wisata Puri Mataram berdiri tahun 2018
BUMDes Tridadi Makmur telah memberikan laba keuntungan kepada
Pemerintah Desa Tridadi sebesar Rp.140 juta dan bisa memberikan kepada
warga yang menanan saham atau tabungan warga sebesar Rp. 320 ribu
bagi yang menanam saham sebesar Rp. 4 juta.
BUMDes Puri Mataram merupakan bantuan program dari
Kementerian Desa RI sebagai salah satu percontohan obyek wisata yang
48
dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Desa Wisata Puri
Mataram dengan luas kurang lebih 4,5 hektar tersebut merupakan jenis
wisata keluarga yang memberikan hiburan pemandangan persawahan
hijau, bangunan joglo dan jembatan gantung dari bambu dengan taman
bunga Celosia yang mengitari replika tugu jogja.
5, Koperasi Jasa wisata Kampung Flory.
Koperasi Jasa Wisata Kampung Flory adalah usaha ekonomi
kerakyataan yan dilakukan kelompok pemuda tani atau Taruna Tani Flory
dengan luas lahan 1,5 hektar melakukan usaha jualan dan budidaya
tanaman hias, outbond pertanian, pendidikan pemberdayaan pelatihan
pertanian swadaya, serta kuliner.
F. Sosial dan Budaya
1. Agama
Hubungan sosial kemasyarakatan dan budaya warga Desa Tridadi
sangat dinamis terjaga kerukunanya walau agama yang dianut berbeda-
beda satu dengan lainya tetap menjaga toleransi dalam beribadah.
Permasalahan agama akan diselesaikan dalam Forum Kerukunan Umat
Beragama ( FKUB) Jenis agama dan keyakinan yang dianut seperti terlihat
dalam tabel berikut ini:
49
Tabel 9. Agama Yang Dianut Penduduk :
No. Agama Laki- laki Perempuan
1. Islam 7818 orang 7955 orang
2. Kristen 273 orang 305 orang
3. Katholik 669 orang 646 orang
4. Hindu 2 orang 1 orang
5. Budha 7 orang 5 orang
6. Konghucu 5 orang 2 orang
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Mayoritas penduduk Desa Tridadi beragama Islam dan untuk
mejalankan ibadah bagi para penganut berbagai macam agama diperlukan
tempat peribadatan menurut agama dan kepercayaannya masing- masing
secra aman dan nyaman. Tempat ibadah Masjid 27 buah , Mushola 7 buah
, dan Gereja 3 buah.
2. Perangkat Desa Tridadi
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Tridadi didukung dengang
aparatur desa terdiri dari Kepala Desa, Perangkat Desa, Dukuh, Staf
Pembantu Perangkat Desa. Aparatur Desa dengan sumber daya manusia
dengan pendidikan yang sesuai dengan bidang jabatannya seperti dalam :
50
Tabel : 10. Daftar Perangkat Desa Tridadi
No Nama Jabatan Pendidikan 1 H.Kabul Mudji Basuki Kepala Desa SLTA 2 Johan Enri Kuniawan,SE Sekretaris Desa S.1 3 H.Maryono Kaur Keuangan SLTA 4 Sri Hartati,S.Pi Kaur TU dan Umum S.1 5 Nurul Dwi Utami Kaur Perencanaan SLTA 6 Lidwina Andria P.,S.Pt Kasi Pemerintahan S.1 7 Ardhi Prasetyo Wibowo Kasi Kesejahteraan S.1 8 Nurul amin Iskandar, SHI Kasi Pelayanan S.1 9 Nur Winarto Dukuh Wadas SLTA 10 Nur Saleh Dukuh Paten SLTA 11 Pasti Nurani Dukuh Ngemplak
Caban SLTA
12 Atfiyah Dukuh Pangukan SLTA 13 H.Joko Triyono Dukuh Beteng SLTA 14 Jumari Dukuh Pisangan SLTA 15 Subariman Dukuh Dukuh SLTA 16 Parjianta Dukuh Beran Lor SLTA 17 Nuryanto Dukuh Josari SLTA 18 Waluya Jati Kusuma Dukuh Drono S.1 19 Marjoko Dukuh Beran Kidul SLTA 20 Sunaryono Dukuh Kebonagung SLTA 21 Iriyanto Dukuh Jaban SLTA 22 L.Susilo Suharyati Dukuh Denggung SLTA 23 Sugiyanto Dukuh Bangunrejo SLTA 24 Sarinten Staf SLTA 25 Sri supardiyah Staf/ Penjaga Malam SLTA 26 Ahmad Daim Assidqi Staf SLTA 27 R.Maharani,A.Md.Kom Staf D.3 28 Septiani Pramuninggar,SE Staf S.1
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Tabel 10 tersebut menunjukkan taraf pendidikan bagi kepala dukuh
sebagian besar berpendidikan SLTA/ sederajat, namun untuk perangkat
desa mayoritas berpendidikan Sarjana Strata Satu
51
3. Lembaga Kemasyarakatan Desa
Penyelenggaraan pembangunan desa tidak terlepas dari dukungan
masyarakat dan lembga kemasyarakatan desa seperti tabel dibawah ini:
Tabel 11. Lembaga Kemasyarakatan Desa Tridadi
No Jenis Lembaga Jumlah
Pengurus
Ruang Lingkup
1. LPMD 40 orang Kemasyarakatan, pembangunan
desa
2. PKK 45 orang Peranan wanita , kesejahteraan
keluarga
3. Rukun Warga 40 orang Kemasyarakatan
4. Rukun Tetangga 97 orang Kemasyarakatan
5. Karang Taruna 25 orang Kepemudaan
6. Kelompok Tani 25 orang Pertanian
7. Wredatama 3 orang Yandu lansia
8. Panti 30 orang Keagamaan, sosial
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Tabel 11 menunjukkan kalau Desa Tridadi dapat dikatakan maju
sebab bayaknya jenis lembaga desa serta kegiatan nyata yang dilakukan di
tiap- tiap padukuhan.
4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyarawatan desa beranggotakan 9 orang yang dipilih
oleh perwakilan masyarakat desa secara musyawarah dan mufakat.
Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung. BPD
52
mempunyai tugas membuat rancangan peraturan desa,peraturan desa,
menyalurkan aspirasi masyarakat, menyatakan pendapat kepada kepala
desa, mengevaluasi efektivitas pelaksanaan APBDesa.
Tabel : 12. Daftar Pengurus BPD Tridadi
No. Nama Jabatan Pendidikan
1 R.Suryono,S.Pd. Ketua S.1
2 Drs.Eka Gumantri TR Wakil Ketua S.1
3 Dr.Ariyanto N.,SKM,M.Sc. Sekretaris S.3
4 Drs.Arum Triharjono Pokja Pembangunan S.1
5 Drs. Edy Kadarisman Pokja Kesmas S.1
6 H.Daryono Hadi Pokja Pemerintahan SLTA
7 Sudiarto,A.Ma.P Anggota D.3
8 Sarbani,M.Pd Anggota S.2
9 Ir.Pudjo Martatmo,MP Anggota S.1
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Anggota BPD mayoritas berpendidikan Sarjana strata Satu ini
sangat mendukung sekali dalam perencanaan pembangunan desa dan
penetapan peraturan desa guna kesejahteraan dan kemakmuran warga
masyarakat.
53
G. Sarana Prasarana
1. Sarana dan Prasarana Pertanian
Masyarakat umumnya mengolah lahan pertanian, hasil pertanian
unggulan berupa padi dan cabai. Kendala yang dihadapi petani adalah
pengairan, alat pertanian, sumber daya manusia yang masih mengunakan
cara konvevsional serta mahalnya pupuk dan pestisida. Selain itu
masyarakat juga umumnya sudah aktif dalam mengolah usaha mikro,
kecil, dan menengah. Dalam rangka menunjang kelancaran pertanian Desa
Tridadi yang ternaungi dalam Gapoktan Triwidodo Mulyo memiliki sarana
dan prasarana sebagaimana tabel dibawah ini:
Tabel 13. Daftar Sarana Irigasi
No. Nama Barang Jumlah Keterangan
1. Sungai 4 buah Mengalir
2. Bendungan 4 buah Baik
3. Saluran Irigasi primer 45.000,00 m Baik
4. Saluran Irigasi Sekunder 30.000,00 m Baik
5. Saluran Tersier 20.000,00 m Baik
6. Pintu Sadap 12 unit Rusak
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar kondisi sarana pertanian baik
walau sudah berumur tua seperti bendungan dan saluran irigasi.
Sarana untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Desa
Tridadi supaya menghemat waktu dalam hal pengolahan dan
54
pemeliharaan tanah persawahan dilakukan inovasi di bidang pertanian
sebagai upaya mewujudkan target swasembada pangan dengan pengunaan
alat sistem pertanian modern.
Tabel 14. Daftar Inventaris Gapoktan Tridadi Mulyo
No. Nama alat Tahun pengadaan Jumlah 1. Traktor 2017 dan 2018 3 unit 2. Mesin penggilingan padi 2004 1 unit 3. Diesel Pompa air 2015 4 unit 4. Power Treser 2014 1 unit 5. Hand Tractor 2015 1 unit 6. Sumur Bor 2018 2 unit
Sumber: Profil Desa Tridadi tahun 2016
2. Sarana Air Bersih
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakat Desa
Tridadi di buat sumur gali, sumber mata air alami, saluran PDAM dari
pemerintah khusus yang di komplek perumahan seperti tabel berikut :
Tabel 15. Prasarana Air Bersih dan Sanitasi
No. Prasarana air bersih Jumlah
1. Sumur pompa 24 unit
2. Sumur gali 3824 unit
3. Hidran umum 0
4. Mata air 7 unit
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Sebagian warga masyarakat mengunakan sumur gali dikarenakan biaya
operasionalnya lebih murah dibandingkan mengunakan saluran air dari
55
PDAM Sleman yang tiap bulanya diwajibkan bayar sesuai pengunaanya
yang tercatat dalam rekening pelanggan.
3. Sarana dan Prasarana Olah Raga
Kesehatan merupakan kebutuhan setiap penduduk untuk itu
diperlukan suatu sarana dan prasarana olah raga untuk memelihara
kesehatan yaitu dengan berolah raga setiap waktu. Pemerintah desa
memfasilitasi dengan berbagai tempat sesuai jenis cabang olah raga.
Sarana olah raga yang dibangun ada yang bertaraf nasional
dikarenakan fungsinya untuk pertandingan atau kopetisi kegiatan olah raga
nasional seperti Stadion Sepak Bola Tridadi. Stadion ini selain untuk
kompetisi sepak bola juga sering digunakan untuk latihan atlit- atlit atletik
seperti lari jarak jauh dan jarak pendek, lempar lembing, tolak peluru, lari
galah dan jalan cepat.
Tabel 16. Prasarana Olah Raga
No. Nama Jumlah
1. Lapangan sepak bola 3 buah
2. Lapangan bulu tangkis 24 buah
3. Meja pingpong 12 buah
4. Lapangan tenis 2 buah
5. Lapangan voli 19 buah
6. Lapangan basket 2 buah
7. Pusat kebugaran 4 buah
8. Gelanggang remaja 1 buah
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
56
Tabel di atas menunjukkan keberadaan Desa Tridadi ditengah ibu
kota kabupaten menjadikan fasilitas olah raga yang dibangun kebanyakan
bertaraf standar nasional seperti Stadion Sepak Bola Tridadi, GOR
Pangukan, dan Lapangan Tenis
4. Sarana Kesehatan
Kesehatan memang merupakan kebutuhan setiap penduduk namun
adakalanya orang itu sakit maka diperlukan suatu tempat untuk berobat
ataupun memeriksakan kesehatannya. Fasilitas kesehatan yang dimiliki
Desa Tridadi ada yang milik pemerintah juga ada yang dikelola pihak
swasta antara lain:
Tabel 17. Prasarana Kesehatan
No. Nama Jumlah
1. Puskesmas pembantu 1 unit
2. Poliklinik 1 unit
3. Apotik 5 unit
4. Posyandu 17 unit
5. Balai pengobatan swasta/yayasan 1 unit
6. Rumah/ kantor praktek dokter 3 unit
7. Rumah bersalin 1 unit
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
5. Sarana Prasarana Pendidikan
Untuk menyiapkan sumber daya manusia dan generasi yang unggul
serta cerdas dibutuhkan lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran
57
berupa gedung sekolah, taman bermain, taman baca, dan lembaga
pendidikan agama dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 18. Prasarana pendidikan
No. Nama Jumlah 1. SMA/ sederajat 2 buah 2. SMP/ sederajat 2 buah 3. SD/ sederajat 14 buah 4. TK 3 buah 5. Taman Bermain anak 2 buah 6. Lembaga Pendidikan agama 22 buah 7. Perpustakaan 2 buah
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
Tabel 18 menunjukkan hampir setiap padukuhan memiliki gedung sekolah
SD/ sederajat dan lembaga pedidikan agama seperti TPA
1. Sarana Hiburan dan Wisata
Desa Tridadi memadukan antara bidang pertanian dengan wisata,
dalam berolah tani selain hasil yang dijual proses dan panorama pertanian
dikemas sedemikian menarik untuk dijual sebagai daya tarik wisata.
Tempat hiburan dan wisata di desa Tridadi sebagai berikut:
Tabel 19. Prasarana Hiburan dan Wisata
No. Nama Jumlah
1. Tempat wisata 2 buah
2. Restoran 13 buah
3. Taman ramah anak 1 buah
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
58
Tabel diatas menyebutkan restoran paling banyak dikarenakan di desa
Tridadi banyak gedung perkantoran untuk pelayanan umum masyarakat
sehingga dibutuhkan tempat- tempat makan
2. Sarana Kebersihan
Banyaknya kunjungan manusia dalam suatu tempat potensi sampah
yang keluarkan cukup banyak, untuk itu dibutuhkan sarana penampungan
sampah. Tempat penampungan sampah sementara (TPS) berlokasi di
Dusun Denggung Tridadi Sleman. seperti tabel berikut:
Tabel : 20. Prasarana Kebersihan
No. Nama Jumlah
1. Tempat pembuangan sampah sementara 1 lokasi
2. Gerobak sampah 1 unit
3. Tong sampah 48 unit
4. Truk pengangkut sampah 1 unit
5. Satgas kebersihan 1 kelompok
6. Anggota satgas kebersihan 24 orang
7. Pemulung 4 orang
8. Pengelolaan sampah swadaya
Sumber : Profil Desa Tridadi Tahun 2016
59
3. Pengunaan Tanah Kas Desa
Tabel 21. Prasarana Tanah Desa
No. Lokasi Luas (m2) penggunaan
1. Dusun Dukuh 771,782 IPAL
118,301 Kolam
838,149 Kandang Sapi
1541,271 Pertanian
2. Dusun Pangukan 602,94 Pertanian
316,836 Kandang Sapi
1448,513 Kandang
Kelompok Sapi
114,282 Lahan Kosong
2317,964 SD Tridadi
7817,992 Kampung Flory
1367,007 Makam
515,071 Lahan Kosong
Total 18.375,74
Sumber : Inventarisir Tanah Desa 2017
Dari tabel diatas menunjukkan pengunaan tanah kas desa digunakan
untuk kepentingan umum masyarakat seperti kandang kelompok, kolam ikan,
pedidikan, wisata dan pertanian.
60
H. Profil Kampung Flory
Kampung Flory merupakan agrowisata atau wisata pertanian baru yang
terletak di Dusun Jugang Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kampung Flory didirikan pada tahun 2014
oleh para pemuda dari kelompok Taruna Tani Flory. Kampung Flory ini
merupakan showroom atau tempat untuk memasarkan tanaman buah unggul
dan tanaman hias yang diproduksi oleh kelompok Taruna Tani Flory.
Kelompok tani ini dibentuk dengan tujuan sebagai wadah bagi para
petani muda dalam membudidayakan tanaman hias dan tanaman buah di dusun
Jugang Pangukan. Anggota dari kelompok ini sebagian besar berasal dari
generasi muda yang tertarik melakukan wirausaha di bidang pertanian
khususnya tanaman hias dan tanaman buah unggul ( bukan tanaman pangan).
Kelompok ini bertekad untuk membuat kampung flory sebagai sebuah
kampung yang berkegiatan utama warganya bergerak di bidang pembibitan
tanaman hias dan tanaman buah unggul.
Konsep yang dibangun pada agrowisata ini yaitu menjadi tempat wisata
edukatif pertanian, berbagai sarana pendukung telah disediakan, salah satunya
taman edukatif, yang terdiri dari tanaman buah atau bunga dalam pot
(tabulapot), taman sayur dan tanaman obat keluarga (toga). Tujuan berdirinya
agrowisata ini untuk menyuplai berbagai kebutuhan bibit buah unggul dan bibit
tanaman hias di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya serta menjadi sentra
pembibitan tanaman hias (pucuk merah , brokoli, anggrek, dan lain sebagainya.
61
Produk dan jasa yang ditawarkan oleh Kampung Flory meliputi penjualan
bibit tanaman hias dan buah, pelatihan usaha tani budidaya tanaman semusim
dan tahunan (seperti pembibitan, transplanting, okulasi dan sebagainya),
outbound, jasa pembuatan (desain) dan perawatan taman, pengetahuan tentang
berbagai macam tanaman semusim maupun tahunan dengan cara memberikan
label nama pada setiap tanaman yang ada diarea agrowisata tersebut.
Luas lahan yang digunakan untuk membangun agrowisata ini sebesar 5
hektar yang terdiri dari lahan Tanah Kas Desa yang disewa oleh pengelola
dengan biaya Rp.4.000,- per meter persegi dalam satu tahun. Lahan tersebut
digunakan oleh pengelola Kampung Flory sebagai pusat pembibitan dan
display tanaman hias , serta tanaman buah unggulan, tanaman edukatif
tabulapot (tanaman buah dalam pot), taman edukatif obat atau herbal dan
outbound pertanian dilengkapi dengan fasilitas aula Taruna Tani, kolam terapy,
Gazebo, Mushola dan toilet.
Profil Kampung Flory secara lebih lengkap meliputi sejarah, tujuan,
struktur kepengurusan serta sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Kelompok
Tani Taruna tani Flory tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sejarah Kampung Flory
Latar belakang terbentuknya Kampung Flory karena adanya beberapa
fenomena dan peluang yang muncul seperti :
a. Fenomena di sektor pertanian
62
Saat ini minimnya ketertarikan generasi muda untuk
beraktivitas dibidang pertanian dan lebih memilih di sektor non
pertanian.
b. Kebutuhan tanaman hias, taman, bibit tanaman buah
Perkembangan Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat
ditandai dengan maraknya pembangunan hotel, apartemen,
perumahan, perkantoran, wahana rekreasi, dan taman kota yang
ternyata kebutuhan untuk taman 80 % ( persen) masih di suplay
dari luar DIY
c. Peluang pengembangan sektor pertanian berbasis wisata
DIY cukup propektif dengan integrasi antara sektor
pariwisata dengan pertanian berpotensi untuk berkembang dengan
cepat. Agrowisata pertanian merupakan salah satu bentuk kegiatan
agrowisata yang dilakukan dikawasan pertanian yang menyajikan
pemandangan alam kawasan pertanian dan aktivitas di dalamnya
seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan,
pengolahan hasil panen, sampai dipasarkan.
Bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian sebagai
oleh- oleh atau souvenir.
Agrowisata pertanian di Yogyakarta masih jarang ditemukan.
Selain itu latar belakang didirikannya agrowisata ini karena
sulitnya mahasiswa atau siswa pertanian mencari tempat untuk
63
melaksanakan magang dan mencari rekreasi yang mengandung
unsur edukasi pertanian.
Berdirinya Kampung Flory menjadi salah satu upaya untuk
memikat generasi muda agar tertarik kembali dalam dunia
pertanian yang mampu memberikan kesejahteraan, sebagai pusat
pembibitan atau seed center dan budidaya tanaman buah unggul
serta tanaman hias sehingga mampu mensuplay kebutuhan
tanaman di DIY dan sebagai tempat agrowisata edukasi dan
pelatihan tentang tanaman buah, hias, dan penghijauan.
2. Lokasi Kampung Flory
Kampung Flory terletak di Dusun Jugang Pangukan Rt.05 Rw.11,
Desa Tridadi, Kecamatan sleman, Kabupaten sleman, Yogyakarta. Lokasi
agrowisata ini dianggap kurang strategis untuk mendukung usahanya
tersebut karena lokasi usahanya dikatakan terpencil karena jauh dari pusat
Kota Yogyakarta.
Sisi lain lokasi ini berdekatan dengan komplek PEMDA
(Pemerintah Daerah) Kabupaten sleman, seperti Kantor Bupati,
BAPPEDA , Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata, dan lain-lain sehingga
memudahkan pengelola dalam berhubunga denga pemerintah daerah
setempat.
Selain itu masyarakat dilokasi ini juga sangat mendukung
berdirinya agrowisata ini karena selain menambah pendapatan atau
64
perekonomian, seperti banyak masyarakat yang membuka warung makan
dan ada masyarakat yang membuat homestay disekitar agrowisata, juga
membuka lapangan pekerjaan dibagian kuliner dan bagian parkir.
Sehingga lingkungan disekitar agrowisata menjadi nyaman dan aman
untuk dikunjungi.
3. Tujuan Kampung Flory
Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh Kampung Flory,
tujuan dari didirikanya Kampung flory menjadi wisata pertanian
(agrowisata) adalah sebagai berikut :
a. Mampu memikat generasi muda untuk menjadi wirausaha handal
dalam bidang agribisnis pertanian
b. Mampu mensuplay kebutuhan tanaman hias, taman (lanscape) dan
tanaman buah unggul yang dibutuhkan dalam pembangunan di DIY
c. Mampu menjadi agrowisata unggulan mengenai wisata edukatif
pertanian
d. Mampu mewujudkan kesejahtertaan petani muda yang tergabung
dalam Kelompok Taruna Tani Flory
4. Struktur Kepengurusan Kelompok “Taruna Tani Flory”
Struktur organisasi atau struktur kepengurusan adalah suatu
susunan dan hubungan antara setiap bagian serta posisi yang ada pada
suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai
65
tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang
satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi.
Struktur kepengurusan Kelompok Taruna Tani Flory terdiri dari:
1) Pelindung
Mempunyai tugas sebagai penanggung jawab dalam memberikan ijin
usaha maupun ijin kegiatan yang dilakukan oleh Kampung Flory.
Dimana pemegang dari pelindung ini ditangani langsung oleh Kepala
Desa Tridadi.
2) Penasehat
Penasehat bertugas memberikan atau masukan saran dan kritik kepada
pengelola Kampung flory untuk meningkatkan kualitas dari kinerja,
serta memberikan ijin kepada segala kegiatan yang dilaksanakan oleh
Kampung Flory. Pemegang . pemeganusun Jugang Pangukan.
3) Pembina
Pembina bertugas untuk memberikan saran, kritik dan nasehat, serta
memberikan pengarahan dan binaan kepada pengelola kampung Flory
dalam menjalankan usahanya dengan meningkatkan kualitas yang
dimiliki sehingga tetap bisa bertahan dari para pesaingnya. Selain itu
tugas pembina menjadi jembatan atau penghubung antara pengelola
Kampung Flory dengan pemerintah. Pembina inilah yang pertama kali
memberikan ide untuk mendirikan Kampung flory kepada pemuda di
66
Dusun Jugang Pangukann . Pembina dari kelompok tani ini adalah
Sudihartono
4) Ketua
Ketua mempunyai tugas untuk memimpin rapat anggota, menghadiri
undangan serta menandatangai surat-surat yang berkaitan dengan
organisasi . selain itu tugas ketua juga melaksanakan ketentuan-
ktentuan yang telah dirancang dalam anggaran dasar, anggaran rumah
tangga, keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam rapat
anggota serta mempunyai tanggung jawab terhadap
kelangsunganhidup organisasi. Ketua dari bKelompok Tani ini adalah
Redy Nurhadi
5) Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas membuat dan bertanggung jawab
terhadap surat menyurat, kearsipan dan ekspedisi atau buku
pengiriman, melakukan pendataan terhadap anggota, kepemilikan
sawah dan luas sawah, melakukan inventaris barang-barang dan
melakukan penyusunan laporan. Sekretaris kelompok Tani ini adalah
Surono
6) Bendahara
Bendahara bertugas membuat rencana anggaran pendapatan dan
belanja organisasi, menghimpun dan menyiapkan uang, mengeluarkan
uang sesuai ketentuan yang berlaku, melaksanakan pengurusan
67
administrasi keuangan dan membuat pertanggungjawaban keuangan.
Bendahara dari kelompok tani ini adalah Sutrisno Widiyanto
7) Seksi Usaha Tanaman
Seksi usaha tanaman mempunyai tugas untuk mengatur segala
jenis kegiatan yang berkaitan tentang budidaya dan perbanyakan
tanaman, seperti membeli tanaman, melakukan perencanaan pola
usaha tani, memantau perkembangan budidaya tanaman, penjualan
tanaman hias dan buah unggul, membuat rencana kebutuhan sarana
prasarana usaha tani . selain itu tugas dari seksi usaha tanaman adalah
menyusun SOP (standarisasi Operasional Prosedur) tentang budidaya
tanaman dan mensosialisasikan SOP tersebut kepada anggota. Seksi
usaha tanaman terdiri dari Sutrisno Widiyanto, Triyulianto, Purwanto,
dan Dwiyanto.
8) Seksi Usaha Wisata Edukatif Pertanian
Seksi usaha wisata edukatif bertugas dibidang pemasaran
dalam organisasi yang meliputi menjalin kemitraan dengan pelaku
pasar (lokal, suplayer, dan pedagang pengepul), melaksanakan
koordinasi dengan unit produksi, melakukan pelayanan kepada
pengujung atau konsumen, melaksanakan kegiatan promosi untuk
menarik calon pengunjung, membuat dan merancang outbound
pertanian. Seksi usaha wisata adalah Redy Nurhadi, Triyanto, dan
Wahyu Dwi Susanto
68
9) Seksi Usaha Kuliner
Seksi usaha kuliner bertugas untuk menjalin hubungan kerjasama
dengan pihak diluar organisasi khususnya kerjasama dengan bidang
kuliner. Usaha kuliner telah melakukan kerjasama dengan Gubuk
Makan Iwak Kalen, yang merupakan salah satu warung makan di
Kabupaten sleman dengan menyajikan berbagai olahan ikan tawar.
Seksi usaha kuliner ini adalah Surono.
10) Seksi Litbang
Seksi litbang mempunyai tugas melakukan perencanaan lokasi
penelitian dan pengembangan, merancang laboratorium, membuat
SOP budidaya dan melaksanakan analisis hasil laboratorium lapangan
dan hasil penelitian lapangan. Seksi Litbang adalah
Prof.Dr.Susetiawan, Suradji, Sukardi, dan Urbanus
11) Peksi Perkap
Seksi perkap bertugas untuk merencanakan kebutuhan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh unit tanaman (produksi) dan unit
wisata edukatif (pemasaran) dan mengelola sarana dan prasarana yang
sudah dimiliki. Seksi perkab adalah Mugino, Yulianto, Sarbini, dan
Restuana.
5. Sumber Daya Manusia
Kuantitas sumber daya manusia yang mengelola Kampung Flory
sebanyak 35 orang. Sumber daya manusia tersebut terdiri dari 27 orang
bertugas bagian kuliner, yang dibagi dalam 2 shift yaitu shift pagi (07.00-
69
15.00 wib) dan shift siang (15.00- 21.00 wib) dimana setiap shif terdiri
dari 12 orang dan 1 shift leader, 1 manejer. Bagian tanaman 9 0rang,
bagian parkir 3 orang , penjaga malam 2orang. Sebagian besar tenaga kerja
berpendidikan lulus SMU/SMK.
70
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Pustaka Amani.Jakarta.
Burhan Bugin, 2003, Analisa Data Penelitian Kualitatif, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kementrian Pendidikan Nasional, 2016 ,Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Luar Jaringan (offline), Pusat Bahasa . Jakarta
Ndraha, Taliziduhu. 1991. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa. Bumi Aksara Jakarta.
Pertanian. 2007. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani Pengembangan Sumberdaya Pertanian. Jakarta.
Sugiono,2007, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, R&D, Alfabeta : Bandung.
Safie, Kencana Inu, 2007, Ilmu Pemerintahan, Mandar Maju. Bandung. Suharsini Arikunto, 1996, Prosedur Penelitian, PT. Rineke Cipta, Yogyakarta.
Tjokroadmidjojo, Bintoro, 2000.Pengantar Administrasi Pembangunan. Bumi Aksara. Jakarta
113
Recommended