View
75
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 1/10
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan
kebutuhan akan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan akan daging sapi.
Kondisi ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi calon peternak dan pengusaha sapi
potong untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Ternak sapi, khususnya sapi potong
merupakan salah satu sumber penghasilan protein hewani, yaitu berupa daging yang bernilai
ekonomi. Usaha yang dilakukan untuk menghasilkan daging adalah melalui program
penggemukan.
Produktivitas ternak terutama pada masa pertumbuhan dan kemampuan produksinya
dipengaruhi oleh faktor genetik (30%) dan lingkungan (70%). Pengaruh faktor lingkungan
antara lain terdiri atas pakan, teknik pemeliharaan, kesehatan dan iklim. Di antara faktor
lingkungan tersebut, pakan mempunyai pengaruh yang paling besar (60%).
Pakan yang tepat dapat mengoptimalkan pertambahan bobot badan dan produksi daging.
Pemberian pakan yang berkualitas dengan jumlah pemberian sesuai dengan kebutuhan ternak
merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang keberhasilan usaha peternakan.
Ternak yang gemuk membutuhkan nutrien pakan yang lebih tinggi dibanding dengan ternak
yang kurus, ternak bunting membutuhkan nutrisi yang lebih berkualitas disbanding dengan sapi
yang masih dalam keadaan masa kering. Hal inilah yang melatarbelakangi sehingga laporan ini
dibuat.
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 2/10
2
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui mengenai sanitasi kandang,
pencampuran dan pemebrian pakan, serta dapat mengetahui jumlah populasi ternak sapi potongyang digembalakan.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui bagaimana caramembersihkan atau sanitasi kandang, pencampuran dan pemebrian pakan serta mengetahui
jumlah ternak yang digembalakan.
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 3/10
iii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemeliharaan Sapi Potong
Tata laksana dan cara pemeliharaan dapat dibedakan atas pemeliharaan secara ekstensif,
pemeliharaan secara intensif dan pemeliharaan secara semi intensif. Pemeliharaan secaraekstensif biasanya terdapat di daerah-daerah yang mempunyai padang rumput luas, seperti di
Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Aceh. Sepanjang hari sapi digembalakan di padang
pengembalaan, sedangkan pada malam hari sapi hanya dikumpulkan di tempat-tempat tertentu
yang diberi pagar, disebut kandang terbuka. Pemeliharaan secara intensif yaitu ternak dipelihara
secara terus-menerus di dalam kandang sampai saat dipanen sehingga kandang mutlak harus ada.
Seluruh kebutuhan sapi disuplai oleh peternak, termasuk pakan dan minum. Aktivitas lainseperti
memandikan sapi juga dilakukan serta sanitasi dalam kandang. Pemeliharaan secara semi intensif
merupakan perpaduan antara kedua cara pemeliharaan secara intensif dan secara ekstensif. Jadi,
pada pemeliharaan sapi secara semi intensif ini harus ada kandang dan tempat penggembalaan di
mana sapi di gembalakan pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari (Anonima, 2011).
Menurut Anonim (2009), bahwa pemeliharan terbagi atas :
1. Pemeliharaan Kontinyu
Pemeliharaan secara kontinyu dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 4/10
iv
Cara ini merupakan pengembangan dari cara pemeliharaan ekstensif tradisional dimanaternak digembalakan pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari.
2. Pemeliharaan Bergilir ( Rotation grazing)Pemeliharaan bergilir merupakan tata laksana padang rumput yang intensif yang
dilakukan pada padang penggembalaan permanen yang telah diperbaiki. Padang penggembalaandibagi menjadi petak-petak, biasanya paling sedikit 6 (enam) petak. Ternak dimasukkan secara
sistematik dari petak satu ke petak lain dengan bergiliran. Setiap petak digunakan selama 3 ± 7hari, kemudian ternak dipindahkan ke petak selanjutnya. Pada saat petak nomor 1 (satu)
mendapatkan gilirannya lagi, harus sudah siap untuk penggembalaan yang kedua kalinya danrumput sudah cukup tumbuh dengan nilai gizi yang optimum. Pengisian ternak sapi ke dalam
padang penggembalaan agar disesuaikan dengan daya tampung lahan dan dilaksanakan secara bertahap.
Tatalaksana pemeliharaan dapat dibagi 3 sesuai tujuan pemeliharaan (Anonimc, 2011) :a. Tujuan untuk menghasilkan anak. Induk dan anak dipelihara bersama sampai anak disapih
umur 6-8 bulan dan kemudian anak dijual. b. Tujuan untuk menambah dan memperbaiki kualitas daging. penggemukan dapat dilakukan di
kandang atau padang rumput. Lama penggemukan tergantung umur sapi. Bila umur 1± 2 tahun dibutuhkan waktu 6 bulan. Bila umur sapi dewasa 2-3 tahun dibutuhkan waktu 4
bulan.c. Tujuan untuk bibit. Dipelihara sapi-sapi jantan dan betina dari jenis unggul.
B. Sanitasi Kandang
Sanitasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan kandang. Faktor sanitasi sangat diperlukan baik untuk kepentingan peternak itu sendiri maupun ternak sapi yang
dipelihara. Olehnya itu tingkat sanitasi dan higienitas merupakan hal yang sangat penting dalam
manajemen pemeliharaan ternak sapi. (Santosa, 2006). Program sanitasi adalah program yang dijalankan di suatu kawasan peternakan yang
bertujuan untuk menjaga terjadinya perpindahan bibit penyakit menular sehingga ternak yang
dipelihara terbebas dari infeksi penyakit serta selalu dalam kondisi sehat. Bibit penyakit menular bisa disebabkan oleh bakteri, virus, fungi, protozoa, parasit, serangga, atau tikus (Fadilah, 2004).
Setiap harinya kandang harus dibersihkan dari kotoran, kotoran umumnya teridiri darisisa bahan pakan yang bercampur kotoran sapi itu sendiri. Kotorannya hendaknya dibawa dan
ditempatkan ditempat khusus, bak penampungan kotoran, yang nantinya bisa dimanfaatkansebagai pupuk. Lantai kandang yang besih sangat berpangaruh terhadap kebersihan udara di
dalam ruangan kandang itu sendiri. Sehingga penghuni kandang sendiri pun menjadi lebihnyaman (Sudarmono, 2008).
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 5/10
v
C. Perkandangan
Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal ternak atas
sebagian atau sepanjang hidupnya. Suatu peternakan yang dikelola dengan tata laksana
pemeliharaan yang baik memerlukan sarana fisik sebagai penunjang atau kelengkapan, selain
bangunan kandang (Rianto dan Purbowati, 2009).
Menurut Soeprapto (2006), untuk memenuhi standar kegunaan, kandang harus dibuat
dengan beberapa persyaratan teknis sebagai berikut :
1. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak
2. Apabila hendak membuat kandang koloni, luas kandang harus sesuai dengan jumlah sapi
sehingga sapi bias bergerak leluasa
3. Biaya pembuatan tidak terlalu mahal
4. Konstruksi lantai kandang dibuat dengan kemiringan 5-100,sehingga tidak ada air yang
menggenang. Selain itu, bahan lantai kandang dibuat dari bahan yang tidak menyebabkan
becek
5. Harus dibuat system sirkulasi udara yang memungkinkan lancarnya keluar masuk udara
6. Sinar matahari sebaiknya bisa masuk secara keseluruhan tanpa dihambat oleh keberadaan
pohon atau dinding kandang
7. Angin yang bertiup sebaiknya tidak menerpa ternak secara langsung
8. Atap kandang dibuat dari bahan yang murah, awet, ringan serta mampu memberikan
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 6/10
F
b. Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.
c. Menjaga keamanan ternak dari pencurian.
d. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum, pengelolaan kompos dan perkawinan.
e. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
Kandang harus dirancang untuk memenuhi persyaratan kesehatan dan
kenyamanan ternak, serta nyaman untuk operator, efisien untuk tenaga kerja dan
pemakaian alat- alat, serta disesuaikan dengan peraturan kesehatan ternak (Rianto
dan Purbowati, 2009).
1. Persyaratan Kandang
Menurut Rianto dan Purbowati (2009), persyaratan untuk mendirikan
kandang dalam hal ini berupa syarat-syarat utama yang langsung berhubungan dan
berpengaruh pada kelangsungan hidup ternak dan tata laksana pemeliharaanya. Ada 4
faktor yang termasuk dalam persyaratan ini, yaitu faktor lingkungan
(environment ), lokasi, tata letak (lay out ), dan karakteristik kandang.
2. Konstruksi Kandang
Menurut Rianto dan Purbowati (2009), konstruksi kandang diupayakan cukup kokoh meskipun dengan bahan bangunan
sederhana. Agar ternak yang tinggal di dalam kandang merasa
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 7/10
G
nyaman, konstruksi kandang harus diciptakan sesuai dengan kondisi alam sekitarnya. Adapun komponen-komponen yang
harus ada dalam suatu kandang adalah :
a. Atap kandang
Atap merupakan penutup kandang bagian atas. Secara umum, atap berfungsi melindungi ternak dari terpaan air hujan dan terik
matahari. Atap juga berfungsi mempertahankan suhu dan kelembapan udara dalam kandang. Bahan atap sedapat mungkin terbuat dari
bahan yang mampu menahan panas, bahkan yang paling baik adalah yang mampu memancarkan kembali sinar matahari. Genteng,
seng gelombang, abses gelombang, aluminium gelombang, sirap dan atap yang terbuat dari rumbia, alang-alang, daun kelapa, ijuk,
atau sejenisnya cukup baik untuk membantu menyejukkan kandang.
b. Tinggi bangunan
Kandang di daerah yang mempunyai suhu lingkungan agak panas (dataran rendah dan pantai) hendaknya dibangun lebih tinggi
dari pada kandang yang ada di daerah pegunungan. Hal ini dimaksudkan agar udara panas di dalam ruangan kandang lebih bebas
bergerak atau berganti sehingga dapat diperoleh ruang kandang cukup sejuk.
c. Kerangka kandang
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 8/10
H
Kerangka kandang dapat berupa bambu, kayu, beton dan pipa besi. Akan tetapi, kandang yang sederhana dapat menggunakan
bahan dari bambu yang benar-benar sudah tua atau dikombinasi dengan kayu asalkan bahan tersebut di-teer atau diolesi dengan oli
bekas.
d. Dinding kandang
Dindiing kandang berguna untuk membentengi ternak agar tidak lepas keluar, menahan angin langsung masuk ke dalam
kandang, dan menahan keluarnya panas dari tubuh ternak itu sendiri pada malam hari.
e. Lantai kandang
Lantai kandang merupakan bagian dasar/alas kandang. Fungsi lantai di antaranyaialah tempat berdirinya ternak dan pelepas
lelah untuk berbaring pada setiap saat. Untuk itu, lantai kandang harus dibangun sedikit mungkin, memenuhi persyaratan untuk bisa
berdiri dan beristirahat dengan baik, tanpa ada sesuatu yang sekiranya dapat menimbulkan gangguan apa pun. Lantai kandang
biasanya terbuat dari lantai tanah, beton semen, aspal, atau batu-batuan. Lantai kandang harus dibuat agak miring, sekitar 5-10 derajat
sehingga air dapat terus mengalir atau tidak mengumpul di satu tempat dan mempermudah pembersihan.
e. Tempat pakan dan air minum
Tempat pakan dan air minum sebaiknya mudah dibersihkan, konstruksinya dijaga agar ternak tidak mudah masuk dan
menginjak-injak pakan atau air minum. Bibir-bibir tempat pakan dan tempat air minum harus dibuat agak bulat sehingga tidak tajam
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 9/10
I
dan dasarnya cekung. Bahan dapat dibuat dari tembok semen, bambu, atau papan. Ukuran tempat pakan adalah lebar 0,6 m, tinggi 0,6
m, dan panjangnya beserta tempat air minum selebar tempat ternak.
f. Selokan
Selokan dibuat tepat di belakang jajaran ternak dari ujung ke ujung kandang dengan lebar 40-50 cm, kedalaman 15-20 cm.
Kedalaman bagian ujung awal selokan dibuat kurang dari 10 cm, dan pada ujung akhirnya tidak lebih dari 30 cm.
3. Model Kandang
Menurut Rianto dan Purbowati (2009) ada 2 model kandang sapi, yakni kandang bebas (loose housing ) dan kandang
konvensional (conventional/stanchion barn).
a. Kandang bebas
Kandang bebas (koloni) merupakan barak terbuka tanpa ada penyekat di antara ternak sehingga ternak bebas bergerak pada
areal yang cukup luas, kecuali pada waktu diberi perlakuan khusus. Keuntungan model kandang seperti ini adalah :
- Biaya pembuatan kandang lebih murah dibandingkan dengan kandang konvensional
- Pemakaian tenaga kerja lebih sedikit
- Memungkinkan untuk diperluas tanpa banyak mengadakan perubahan
- Sarana yang mudah untuk mendeteksi birahi
- Ternak merasa bebas meskipun kesempatan merumput terbatas
5/13/2018 Tgs Apkom Andi Farid, I 31109255 Jadual Hri Senin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-apkom-andi-farid-i-31109255-jadual-hri-senin 10/10
J
- Pergerakan ternak cukup sehingga gangguan kekakuan kaki, kebengkakan lutut, lecet pada paha, dan luka pada pundak dapat
diperkecil.
Di samping keuntungannya, kandang bebas juga memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikuit :
- Lahan yang dibutuhkan relatif lebih luas
- Jika ada diantara anggota kelompok yang nakal dapat mengganggu yang lain. Untuk mencegah hal ini, ternak yang nakal
tersebut dipisahkan atau khususnya ternak yang bertanduk perlu dilakukan pemotongan tanduk (d ehorning ).
b. Kandang konvensional
Posisi ternak yang dipelihara di dalam kandang dibuat sejajar, lazim disebut sistem stall. Susunan stall ada tiga macam yaitu
stall tunggal, stall ganda tail to tail, dan stall face to face.
1. S tall tunggal
Pada kandang stall tunggal, sapi ditempatkan satu baris dengan kepala searah. Bentuk ini tepat untuk jumlah ternak yang tidak
lebih dari 10 ekor.
2. S tall ganda tail to tail
Sapi pada kandang S tall ganda tail to tail ditempatkan dua baris sejajar ( stall ganda) dengan gang di tengah, sedangkan kepala
ternak berlawanan arah atau ekor saling berhadapan (tail to tail).
3. S tall ganda face to face
Recommended