View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
SUPLEMENTASI TEPUNG PEPAYA DALAM PAKAN DENGAN
KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADA
PPERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN PATIN
(Pangasius sp)
RESKI
10594094115
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
SUPLEMENTASI TEPUNG PEPAYA DALAM PAKAN DENGAN
KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAPPERTUMBUHAN DAN
SINTASAN BENIH IKAN PATIN (Pangasius sp)
RESKI
10594094115
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammmadiyah Makassar
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Suplementasi
Tepung Pepaya Dalam Pakan Dengan Konsentrasi yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Patin adalah benar merupakan hasil karya
yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua
sumber data dan informasi yang berasal atau di kutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Makassar, 30 September 2019
Reski
10594094115
ABSTRAK
Reski 10594094115 Suplementasi Tepung Pepaya Dalam Pakan Terhadap
Pertumbuhan Dan Sintasan Beni Ikan Patin (Pangasius sp) Dalam Wadah
Terkontrol. BBI Limbung . Desa Kalibajeng, Kabupaten Gowa. Provensi Sulawesi
Selatan Dibimbing oleh Ibu Andi Khaeriyah dan ibu Asni Anwar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Suplentasi Tepung Pepaya dalam
Pakan Komersial Teradap Pertumbuhan dan Sintas Benih Ikan Patin.Penelitian ini
diharapkan menjadi bahan informasi bagi pembudidaya khususnya pembudidaya ikan
patin. Penelitian ini dilaksanaka pada bulan Agustus 2019 di Balai Beni Ikan
Limbung (BBI) Desa Kalibajeng,Kabupaten Gowa.Provensi Sulawesi Selatan, alat
dan bahan yang digunakan box isi 20 liter air, pengukut suhu refratometer, dan DO,
timbagan eletrik, seser, ember, alat sipon, alat tulis,tepung bua pepaya, air tawar,
pakan, ikan patin. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lemkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 ulangan, Kontrol (tampa tepung papaya)
Perlakuan A ( 2,1%) perlakuan B (2,3%) Perlakuan C (2,5%).Peubah yang dimati dari
hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan mutlak pertumbuhan harian dan
sintasan beni ikan patin yang diberi tepung papaya berbeda nyata (P<0.05)
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasi yang terbaik menunjukan pada
perlakan 2,5% Pada pertumbuhan mutlak yaitu (0,59) dan pertumbuhan harian
mencapai (0.017)
Kata Kunci: Buah , pakan ,Pertumbuhan,Sintasa,Ikan patin.
KATA PENGANTAR
Segalah puji bagi Allah SWT atas segala berkah dan petunjuknya, sehingga
penulis dapat melaksanakan penulisan proposal ini sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program strata satu pada Program Stadi Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul proposal
“Suplementasi Tepung Pepaya Dalam Pakan dengan konsentrasi yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan Patin (Pangasiussp)”.
Dengan selesainya penulisan proposal ini,penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada Ibunda Marhuma dan Ayahanda Ruma atas pengorbanannya
menyekolahkan penulis mulai sekolah dasar hingga program strata satu semoga
keduanya senantiasa diberi kesehatan lahir dan batin.
Selanjutnya penulis sampaikan terima kasih khusus yang mendalam kepada
Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd. dan Asni Anwar S.Pi., M.Si., Masing-masing
selaku pembimbing dan Ayahanda H. Burhanuddin,S.Pi.,M.Si.Selaku dekan fakultas
pertanian.Penulis juga sampaikan terimakasih secara institusi kepada rektor
Universitas Muhammadiya Makassar, Segenap Staf pengajar dan administrasi atas
segalah bantuan dan pelayanannya mulai sebagai mahasiswa baru sampai
penyelesaian studi.
Akhirnya dengan segalah kerendahan hati penulis secara tulus dan ikhlas
menyampaikan terima kasih kepada rekan- rekan mahasiawa Program Studi Budidaya
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiaya Makassar angkatan 2015,
atas kerja samanya selama ini hingga dapat membuahkan hasil pada hari ini apa bila
penulis pernah berbuat salah atau kehilafan pada rekan-rekan seangkatan baik
disengaja ataupun tidak disengajah penulis menyampaikan permohonan maaf lahir
dan batin.
Makassar,Juni2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN i
HALAMAN PENGESAHAN KOMUSI PENGUJI ii
HALAMAN PERYATAAN iii
HALAMAN HAKCIPTA iv
ABSTRAK v i
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
I.PENDAHULUAN 1
1.1 .LatarBelakang 1
1.2.TujuanPenelitian 2
1.3.ManfaatPenelitian 2
II. TINJAUAN FUSTAKA 3
2.1.KlasifikasiIkanPatin 3
2.2.MorfologiIkanPatin 4
2.3.Habitat danPenyebaran 4
2.4. MakandanKebiasanMakan 5
2.5. KebutuhanNutrisiIkanPatin 5
2.3.1. Protein 6
2.3.2. Karbohidrat 6
2.3.3. Lemak 6
2.6. Enzim Papain 7
2.7. PerananEnzim Papain padaIkan 8
2.8.Manfaat Papain padaPakanIkan 8
III. METODE PENELITIAN 10
3.1. WaktudanTempat 10
3.2. AlatdanBahan 10
3.3. ProsedurPenelitian 10
3.3.1. Persiapan WadahPenelitian 10
3.3.2. HewanUji 11
3.3.3. Penyiapan Enzim Papain dan Pakan UJi 11
3.3.4. Aktifitas Enzim 11
3.3.5. Pemeliharaan Hewan Uji dan Pemberian Pakan 12
3.4. Rancagan Percobaan 12
3.5. Parameter yang Amati 13
3.5.2. Laju Pertumbuhan Harian 13
3.5.3. Pertumbuhan Panjang Mutlak 14
3.5.4. Kelulusan Hidup 14
3.6. Kualitas Air 15
3.7. Analisis Data 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16
4.1. Pertumbuhan Mutlak 16
4.2. Pertumbuhan Harian 17
4.3. Sintasan 20
4.4. Kualitas Air 21
V. PENUTUP 24
5.1. Kesimpulan 24
5.2. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Hasil uji proksimat kandungan enzim papain 11
2. Pengukuran kualitas air 15
3. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian 21
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Ikan Patin (Pangasiussp.) 4
2. Dena acak rancangan penelitian 13
3. Pertubuhan mutlak 16
4. Pertumbuhan harian 18
5. Sintasan 20
HALAMAN HAK CIPTA
@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2019
Hak Cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan,
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas
Muhammadiyah
c. Makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang sangat digemari
oleh masyarakat Indonesia. Ikan patin memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena
harga jualnya yang sangat menjanjikan dan melampaui harga jual rata-rata ikan
konsumsi jenis lainnya sehingga dikenal sebagai komoditi berprospek cerah
(Sunarma, 2007)
Produksi ikan patin harus di dukung dengan benih yang berkualitas. Namun
pertumbuhan yang sering menjdi kendala utama dalam usaha budidaya ikan patin,
yang menyebabkan rendahnya kelasungan hidup dan pertumbuhan beni ikan patin,
salah satu kendala rendahnya pertumbuhan pada beni ikan patin dikarena pada estadi
beni pemecahan proteinya tidak sempurna dan daya cerna proteinya mencadi rendah.
Salah satu penanggulangan rendahnya pertumbuhan yaitu dengan penambahan
tepung papaya dalam pakan ikan patin. Tepung pepeyan memiliki kemanpuan
mengurai protein dengan cepat,karena adanya enzmim protease yang terkandung
didalamnya sehingga mampu menhidrolisis atau memecah protein menjadi unsure-
unsur yang lrbih sederhana.(Nugrah 2016)
Tepung papaya adalah enzim protease yang terkandung dalam buah,. Tepung
papaya merupakan enzim dari estrak buah papaya yang bersifat protelitik dam manpu
menhidrolisis protein menjadi unsur –unsur yang bebih sederhana yaitu peptide
hingga asam amino.
Penambahan papain sebagai enzim eksogen ke dalam pakan mampu
meningkatkan hidrolisali protein pakan, ini akan berpengaruh pada tingkat
penyerapan protein pakan yang semakin meningkat
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian tersebut adalah untuk menentukan
konsetrasi enzim papain yang optimal untuk pertumbuhan dan sintasan binih ikan
patin
1.3. Manfaat Penelitan
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi pembudidaya
khususnya pembudidaya ikan patin tentang pemanfatan pakan yang diberi enzim
papain terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan patin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Ikan Patin (Pangasiussp.)
Patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar asli Indonesia yang tersebar di
sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Daging ikan patin memiliki kandungan
kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa dagingnya khas, enak, lezat dan gurih
sehingga digemari oleh masyaraka. Tempat pemeliharaan ikan patin tidak
memerlukan air yang mengalir. Ikan ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan
dengan ikan air tawar lainnya, di antaranya sebagai ikan yang rakus terhadap
makanan, dalam usia 6 bulan
Klasifikasi ikan patin menurut Saanin (1984) dalam Hernowo (2001) adalah
sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasiussp.
2.2. Morfologi Ikan patin
Gambar ikan patin
Ikan patin tidak memiliki sisik, kepala relatif kecil dengan mulut terletak di
ujung kepala. Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm.
Pada pembudidayaan dalam umur 6 bulan ikan patin bisa mencapai ukuran 35-40 cm
(Susanto dan Amri, 2002).
Sirip ekornya berbentuk cagak dan bentuknya simetris. Sirip duburnya yang
panjang terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sirip perutnya memiliki 8-9 jari-jari lunak
Sirip punggung (dorsal) mempunyai jari-jari keras yang berubah menjadi patil
bergerigi di sebelah belakangnya. Jari-jari lunak sirip punggung berjumlah 7-8 buah.
2.3. Habitat dan Penyebaran IkanPatin
Di alam, penyebaran geografis ikan patin cukup luas, hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Secara alami ikan ini banyak ditemukan di sungai-sungai besar
dan berair tenang di Sumatera, seperti Sungai Way Rarem, Musi, Batanghari dan
Indragiri. Sungai-sungai besar lainnya di Jawa, seperti Sungai Brantas dan
Bengawan. Bahkan keluarga dekat lele ini juga dijumpai di sungai-sungai besar di
Kalimantan, seperti Sungai Kayan, Berau, Mahakam, Barito, Kahayan dan Kapuas.
Umumnya, ikan ini ditemukan di lokasi-lokasi tertentu di bagian sungai, seperti lubuk
(lembah sungai) yang dalam (Agribisnis dan Aquacultures, 2009). Susanto dan Amri
(2002) mengatakan, ikan patin bersifat nocturnal atau melakukan aktivitas dimalam
hari sebagaimana umumnya ikan catfish lainnya. Patin suka bersembunyi di dalam
liang-liang di tepi sungai habitat hidupnya dan termasuk ikan dasar , hal ini bisa
dilihat dari bentuk mulutnya yang agak kebawah.
2.4. Kebiasaan Makan IkanPatin
Ikan patin membutuhkan sumber energi yang berasal dari makanan untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Patin merupakan ikan pemakan segala
(omnivora), tetapi cenderung ke arah karnivora. Susanto dan Amri (2002)
menjelaskan, di alam makanan utama ikan patin berupa udang renik (crustacea),
insekta dan moluska. Sementara makanan pelengkap ikan patin berupa rotifera, ikan
kecil dan daun-daunan yang ada di perairan. Sesuai dengan penelitian Arifin (1993)
dalam Cholik et al (2005) yang menyatakan bahwa ikan patin sangat tanggap
terhadap pakan buatan.
2.5.KebutuhanNutrisi
Karbohidrat, lemak, dan protein merupakan zat gizi dalam pakan yang
berfungsi sebagai sumber energi tubuh. Dalam tubuh ikan, energi berasal dari pakan
dipergunakan dalam kegiatan pemeliharaan hidupnya, yaitu untuk tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi (Buwono, 2000).
Kebutuhan nutrisi berbeda dan sering berubah-ubah untuk setiap spesies
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis ikan, ukuran, lingkungan, dan musim
(Afrianto dan Liviawaty, 2005). Nutrien utama yang dibutuhkan yaitu protein, lemak
dan karbohidrat sebagai bahan penting penyusun tubuh dan sumber energy,
sedangkan vitamin dan mineral yang larut dalam air memiliki fungsi sebagai
komponen essensial koenzim (Goddard, 1996).
2.5.1.Protein
Protein penting untuk fungsi jaringan yang normal, untuk pertahanan dan
perbaikan protein tubuh ikan dan untuk pertumbuhan. Protein tidak hanya sebagai
penyusun utama dalam tubuh ikan, tetapi juga berperan penting sebagai enzim dan
hormone-hormon yang menunjang metabolismenya. Pemanfaatan protein sangat
beragam diantara spesies ikan, tergantung pada sumber energi non-protein pakan
karena kemampuan ikan dalam memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga
berbeda untuk setiap spesies ikan. Tacon and Cowey (2001) Kebutuhan pada ikan ait
tawar pada umumnya adalah 35 sampai 40% (Batubara,2010).Sedankan pada ikan
pati kebutuhan protein yaitu 28 samapai 35%, kebutuab protein pada ikan patin
dipengatuh oleh tingkat kecenaan.
2.5.2. Karbohidrat
Karbohidrat juga berperan sebagai sumber energy dalam pakan. ikan
herbivora menbutuhkan karbohidrat 20% sampai 30% sedankan ikan karnovora
membutukan karbohidrat 10% sampai 20%.Karena kemanpuan karena kebutuhan
mencernahnya relative rendah (Afrianto,2005). Hal ini dikeranakan kebutuhan
kerbohidrat pada ikan di pengaruhi oleh kebiasaan makan
2.5.3.Lemak
Lemak dalam pakan sebagi sumber energy utama,kemanpuan lemak untuk
menhasilkan energy jauh lebih besar dibandinkan denga karbodrat atau protein,
namun karena ikan memeliki kemanpuan yang sangat baik menkomsumsi protein
peranan lemak sebagai sumber energy menempati kedudukan kedua setaleh
protein.(Mudjiman,1984).Kebutuhan lemak pada ikan patin yaitu 4 sampai 8%
(Afrianto,2005)
2.6.Enzim Papain
Papain adalah enzim yang tergolong dalam protease sistein yang di temukan
dalam getah papaya.Papan dikatakan sebagai enzim proteolitik dangan spectrum luas
karena memiliki aktivitas endopeptidase, amidase,dan esterase. Enzim papain adalah
enzim protease yang terkandung dalam getah papaya, baik dalam buah, batang
maupun daunnya.Sebagai enzim yang berkemampuan sebagai memecahkan molekul
protein, dewasa ini papain pun dimanfaatkan dalam usaha Budidaya ikan, tak
terkecuali ikan bandeng . Hal ini bertujuan untuk mendukung efisiensi biaya produksi
usaha Budidaya ikan bandeng sekaligus untuk memacu produktivitas ikan
bandengsendiri., enzim papain mampu berperan dalam membantu meningkatkan daya
cerna nutrisi yang terdapat dalam pakan.Komposisi pemberian enzim papain
sebanyak 50 ml per kg pakan.(Purnama, 2007).
Papain merupakan satu dari enzim paling kuat yang dihasilkan oleh seluruh
bagian tanaman pepaya.Namun hasil penelitian menunjukan bahwa enzim papain
pada buah pepaya yang masih mentah memiliki dua kali lipat lebih banyak
dibandingkan pepaya yang sudah matang.
Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa enzim protease dalam tanaman
pepaya dapat meningkatkan pertumbuhan dan FCR (konversi pakan) beberapa jenis
ikan.Penambahan tepung daging pepaya (simplisia) dalam pakan komersial dengan
dosis berkisar 5 %- 15% menunjukkan terjadinya peningkatan laju pertumbuhan dan
kelangsungan hidup, serta FCR yang semakin rendah pada ikan lele, patin, gurami,
dan nila. Pemberian tepung daun pepaya sebanyak 5 % memberikan laju
pertumbuhan tertinggi 1.704%, konversi pakan 1.648 dan kelangsungan hidup 100%
bagi benih ikan lele sangkuriang. (Nugraha, 2016).
2.7. Peranan Enzim Papain pada Ikan
Saat ikan masih berada pada stadia benih, produksi enzim endogenousnya
masih sangat minim. Kondisi ini mengakibatkan pemecahan protein tiak sempurna
dan daya cerna protein menjadi rendah.Padahal fungsi enzim endogen ini adalah
kunci untuk menghidrolisis pakan sehingga nutrisi pakan dapat diserap oleh
tubuh.Oleh karena itu mulai digunakan pakan yang mengandung enzim untuk
membantu kerja dari enzim endogen.(Nugraha, 2016).
2.8. Pemanfaatan Papain pada Pakan Ikan
Papain memiliki kemampuan mengurai protein dengan cepat. Enzim protease
yang terkandung di dalamnya mampu menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur
yang lebih sederhana.Dengan begitu, pakan yang telah ditambahkan enzim papain
dapat dicerna dan diserap dengan optimal oleh tubuh ikan, Sebagai asupan dari luar
tubuh ikan, papain termasuk dalam enzim eksogenous.Sementara enzim proteolitik
seperti protease yang dihasilkan sendiri oleh tubuh ikan merupakan enzim
endogenous. Tentu saja, kehadiran enzim eksogen ini akan membantu penguraian
atau hidrolisis protein pakan dalam tubuh ikan.Penambahan eksogen papain pada
pakan ikan meningkatkan aktivitas perombakan protein dalam usus sehingga
penyerapan asam amino lebih sempurna. Hal ini berakibat pada bertambahnya tingkat
kecernaan pakan, yang selanjutnya dimanfaatkan tubuh untuk proses metabolisme
dan pertumbuhan.Penggunaan enzim papain dalam pakan ikan patinS pun
meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan. Semakin tinggi jumlah papain, tingkat
efisiensi pemanfaatan pakan pun semakin tinggi.Efisiensi pemanfaatan pakan
menunjukkan perbandingan antara bobot tubuh yang dihasilkan dan jumlah yang
diberikan. (Heru Nugroho Sugiyanto, 2017).
III.METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus bertempat Di
Balai Benih Ikan (BBI) Limbung. Desa kalebajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten
Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah box sebanyak 12 buah yaitu sebagai wadah
pemeliharaan ikan bandeng, aerasi sebagai penyuplai oksigen, ember sebagai tempat
pakan, timbang elektrik sebagai alat mengukur bobot ikan, mistar sebagai alat
mengukur panjang ikan, DO meter untuk mengukur oksigen terlarut, thermometer
untuk mengukur suhu, , pH meter untuk mengukur pH. Ember dan seser.
Bahan yang digunakan yaitu gelondongan ikan bandeng sebanyak 40 ekor, air
dan enzim papain.
3.3.Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan yaitu, persipan wadah, persiapan
air media pemeliharan, persiapan enzim papain dan persiapan pakan uji.
3.3.1. Persiapan wadah penelitian
Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah box plastic dengan ukuran
30x18x20 cm3 sebanyak 12 buah, setiap wadah di isi air media sebanyak 20 liter
dengan padat tebar 40 ekor (2 ekor/l ). Setiap box plastik diberi satu selang aerasi dan
batu aerasi yang terhubung dengan instalasi aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen
terlarut dalam media pemeliharaan.
3.3.2. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan patin yang
berukuran 3 cm.
3.3.3. Penyiapan tepung pepaya dan Pakan UJi
Buapepaya yang berumur 2-3 bulan (pepaya muda) kupas kemudian diparut
mengunakan parut acar, jemur di bawah sinar matahiri sampa kering, kemudian
haluskan pepaya yang sudah kering mengunakan blender untuk mendapatkan tepung
enzim papain.Setelah halus ayak tepung enzim papain untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.(Suyanti S, Syaifullah 1993)
Pakan komersil dengan kandungan protein 39-41 % kemudian campurkan
dengan enzim papain yang telah dilarutkan kedalam air sesuai dosis yang dibutuhkan
kemudian semprotkan kepakan mengunakan sprayer, setelah tercampur rata diamkan
pakan selama beberapa menit untuk proses pengeringan pada suhu ruang. Selanjutnya
pakan diberikan pada ikan bandeng.
3.3.4.Aktifitas Enzim
Hasil analisis uji proksimat pada enzim papaain dapat dilihat pada tabel 1..
Tabel 3.1. Hasil uji proksimat enzim papain
Kandungan Enzim Papain
Protease Amilase Lipase
0,107 0,051 0,104
3.3.5. Pemeliharaan Hewan Uji dan Pemberian Pakan
Pakan yang digunakan adalah pakan komersial PF 800 dengan kandugan
protein 39 – 41 %, pakan diberikan dengan cara ditebar ke media pemeliharaan dan
diberi perlakuan, di ambil sampel ikan patin untuk diukur bobot sebagai data awal.
Selama pemeliharaan benih ikan patin diberi pakan dengan frekuensi pemberian
pakan dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pukul 08.00 dan 16.00
WITA,dengan dosis 3 %. (Nugraha 2016) Pergantian air selama pemeliharaan
dilakukan setiap kali sampling sebanyak 10-20% dengan menggunakan metode sipon
dengan cara menyipon air dari permukaan wadah pemeliharaan agar kotoran yang
mengendap di dasar dapat keluar.
3.4. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan metode Rancagan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan dan masing masing perlakuan mendapatkan ulangan sebanyak 3 kali.
Penentuan dosis enzim papain yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada
perlakuan yang digunakan (Nugrah,2016).yaitu:
K :Pakan tanpa tepung pepaya (Kontrol )
A :Pakan yang ditambahkan tepung pepaya dengan dosisis 2,1%
B :Pakan yang ditabahkan tepung pepaya dengan dosisis 2.3%
C :Pakan yang ditambahkan tepung pepaya dengan disisis 2,5 %
Penempatan unit-unit tersebut dilakukan secara acak menurut pola rancangan
acak acak lengkap (RAL).Denah penelitian dapat dilihat pada gambar
dibawa.
3.5. Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu Laju pertumbuhan harian,
Pertumbuhan Berat Mutlak, dan Sintasan. Kualitas air sebagai parameter pendukung
yang meliputi Suhu, DO, dan pH. Masing masing parameter yang diamati dalam
penelitian ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
3.5.1. Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Laju pertumbuhan harian atau laju pertumbuhan spesifik (specific growth
rate/SGR) dihitung pada akhir perlakuan menggunakan rumus.(Dehaghani et
al..2015)
K1
A2 K3 C3
K2 B3 A1
B1 C2 A3
C1 B2
Keterangan:
LPH : Laju pertumbuhan harian (%)
Wo : Bobot rata-rata ikan awal (mg)
Wt : Bobot rata-rata ikan akhir (mg)
t : Lama pemeliharaan (hari)
3.5.2. Pertumbuhan Bobot
Rumus yang digunakan untuk menhitung pertumbuhan bobot menurut effendi
(2002) adalah :
Dimana
W = Pertumbuhan bobot mutlak
Wt = Bobot ikan akhir (g)
Wo = Bobot ikan awal (g)
3.5.3. Sintasan
Tingkat kelansungan hidup dihitung dengan mengunakan rumus
(efenddie 1979)
Keterangan :
SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah hewan uji pada akhir pengamatan
No = Jumlah hewan uji pada awal pengamatan
3.5.4. PengukuranKualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu, kandungan oksigen terlarut
(dissolved oxygen/DO), pH dan salinitas. Parameter suhuDO, pH dan salinitas media
pemeliharaan diukur setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari, Parameter kualitas air,
satuan dan alat pengukuran dapat dilihat pada Tabel .
Tabel 3.2. Parameter kualitas air, satuan dan alat pengukuran
Parameter Kualitas Air Satuan Alat Ukur
Suhu oC Termometer
DO mg/L DO meter
pH - pH meter
3.6. Analisis Data
Analisis data menggunakan Aplikasi Microsoft Exel dan SPSS 12.Data yan
diperole dari pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, kemudian
dianalisis mengunakan analisis ANOVA dengan selang kepercayaan 95%. Uji lanjut
dilakukan dengan mengunakan uji nilai tengah beda Nyata terkecil (BNT) pada
selang kepercayaan 95% (Zaspez 1991)
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pertumbuhan Mutlak
Pertumbuhan mutlak ikan patin yang diamati selama 35 hari yang di peroleh
masing –masing perlakuan dapat di lihat pada grafik di bawah ini
Gambar 4.2. Pertumbuhan Mutlak beni ikan patin yang diberi enzimpapain
dalam paka
Hasil analisis uji anova menunjukan bahwa pemberian tepung pepaya dengan
konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbiuhan mutlak (P<0,05).
Hal ini disebkan penambahan tepung pepaya pakan memberikan pengaruh nyata pada
semua perlakuan parameter dalam penelitian.
Berdasarkan uji Duncan laju pertumbuhan mutlak individu diketahui bahwa
perlakuan C berbeda nyata dengan perlakuan B, A dan Kontrol. Perlakuan B tidak
0.35 0.44
0.5
0.59
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Kontrol A 2,1% B 2,3% C 2,5%
Per
tum
bu
han
Mu
tlak
(gr
am)
A B C B
berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan
K (kontrol).
Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan mutlak menunjukan hasil yang
tertinggi yaitu pada perlakuan C 0.59c Dengan dosis 2.5% diikuti dengan perlakuan
B 0,49b dengan dosis 2,3% perlakuan A 0,44
b dengan dosis 2,1% dan yang terendah
diperlakuan K (Kontrol) 0,35a tanpa enzim papain.
Pertumbuhan mutlak benih ikan patin pada semua perlakuan mengalami
pengaruh yang signifikan setiap harinya, namun pada perlakuan C dengan dosis
tepung pepaya 2,5% terlihat pertumbuhan yang lebih cepat dibandikan dengan
perlakuan lainya. Hal ini disebkan pada konsentrasi tepung pepaya 2,5% adalah
kadar tepung pepaya yang optimal dan kandungan enzim amilase, lipase dan protease
yang berasal dari tepung pepaya dapat menpengaruh proses pencernaan benih ikan
patin, sehinnga pakan lebih dapat dicerna dan menghasilkan pertumbuhan yang baik.
Menurut Singh et al. (2011) menyatakan bahwa aktifitas enzim dalam pencernaan
akan berubah dengan cepat apabila ada enzim yang masuk melalui pakan atau
air.Lebih lanjut diungkapkan Rinaldy Maulidin dkk (2016) tentang laju pertumbuhan
mutlak ikan gabus dengan dosis 2,25%. Hal ini diperkuat pernyatan Hasan, (2000)
yang menyatakan penambahan enzim papain dalam pakan buatan dapat membantu
dan mempercepat proses pencernaan sehingga nutrien dapat cukup tersedia untuk
proses pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
4.3. Pertumbuhan Harian
Data Pertumbuhan harian benih ikan patin yang diamati selama 35 hari
diperoleh pada masing-masing perlakuan dapat diliat diagram dibawah
Gambar 4.3. Pertumbuhan Harian beni ikan patin yang diberi enzim papain
dalam pakan
Hasil analisis uji anova menunjukan bahwa pemberian enzim papain dengan
konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan harian
(P>0,05). Berdasarkan uji Duncan laju pertumbuhan harian benih ikan patin diketahui
bahwa perlakuan C berbeda nyata dengan perlakuan A, dan kontrol akan tetapi tidak
berbeda nyata dengan perlakuan B. Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan
kontrol akan tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan A berbeda
nyata dengan perlakuan kontrol.
Berdasarkan pengamatan laju pertumbuhan harian menunjukan hasil tertinggi
dicapai pada perlakuan C (0,0167±0,0023)c dengan dosis 2,5% dikuti dengan
perlakuan B (0,0143±0,0005)bc
dengan dosis 2,3% perlakuan A (0,0127±0,0011)b
dengan dosis 2,1% dan terendah diperlakuan K (kontrol) (0,009±0,0011)a tanpa enzim
0.01
0.013 0.014
0.017
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0.014
0.016
0.018
0.02
Kontrol A 2,1% B 2,3% C 2,5%
Per
tum
bu
han
Har
ian
(gr
am)
A AB BC C
papain. Pemberian enzim papain pada pakan dengan dosis 2,5% mampu mempercepat
proses pencernaan pakan dalam tubuh ikan patin.
Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa pemberian tepung pepaya pada
pakan ikan patin memberikan pengaruh nyata dan respon yang baik pada
pertumbuhan harian dan pertumbuhan mutlak ini terlihat pada peningkatan bobot
individu ikan patin pada setiap perlakuan meningkat seiring dengan bertambahnya
waktu pemeliharaan. Pertumbuhan ikan patin terjadi karena adanya pasokan energi
yang terkandung dalam pakan, energy yang terkandung dalam pakan yang
dikomsumsi melebihi energi dibutuhkan sehingga kelebihan energi tersebut
dimanfaatkan untuk perumbuhan menurut Mulyadi (2001), menyatkan bahwa
pertumbuhan terjadi karena adanya kelebihan energy yang berasal dari pakan. Hal
senada juga dilaporkan pada Lovell,(1998) bahwa sebelum terjadi petumbuhan,
kebutuhan energy untuk pemeliharan harus terpenuhi.
Hasil penelitan menunjukan bahwa nilai pertumbuhan harian yang tertinngi di
peroleh pada perlakuan C 0,167±.0,002 hasil ini lebih tinggi dari penelitian Hasan
(2000), laju pertumbuhan harian ikan gurame berkisar 0,008±0,001 dan 0,009±0,001.
Hal ini menunjukan bahwa pakan yang di komsumsi memiliki kualitas yang baik
sehingga dapat lebih mudah di cerna dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan.
pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan ketersediaan protein dalam pakan, karena
protein merupakan sumber energi bagi ikan patin dan protein juga merupakan
nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh ikan patin untuk pertumbuhan, Anggraeni
dan Nurlita (2013).
Ketersedian protein dalam pakan dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan baik
pertumbuhnan panjang maupun pertumbuhan berat, dengan adanya enzim papain
dapat mempercepat pertumbuhan ikan, Menurut amali, (2003) menjelaskan bahwa
semakin banyak enzim papain yang ditambahkan kedalam pakan akan menghasilkan
lebih banyak hidrolisis proten menjadi asam amino, sihingga akan meningkatkan
pertumbuhan dan daya cerna ikan terhadap pakan.
4.4 Sintasan
Rata-rata tingkat kelansungan hidup ikan patin dapat dilihat pada grafik di bawah
Garafik 4.4. Sintasan beni ikan patin yang di beri tepung pepaya dalam pakan
Sintasan adalah persentase ikan yang berhasil hidup dari keseluruhan ikan
yang dipelihara dalam suatu waktu pemeliharaan (Sholeh,2004). Hasil penelitian
menjukkan pemberian tepung pepaya dengan dosis yang berbeda memberikan
pengaruh yang sama atau tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan, Hal ini
100 100 100 100
0
5
10
15
20
25
30
35
Kontrol A 2,1 % B 2,3% C 2,5%
Tin
gkat
Kel
angs
un
gan
Hid
up
(%
)
membuktikan bahwa pakan yang diberikan dengan penambahan atau tanpa tepung
pepaya yang di pelihara dengan padat penebaran 30 ekor perwadah mampu
memberikan energi yang dapat dimanfaatkan oleh ikan patin untuk masa pemeliharan
dan aktifitas tubuh lainya sehingga ikan dapat menuruskan hidupnya. Tingkat
kelulusan hidup yang tinggi akan memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan.
Tingkat kelulusan hidup ikan yang tinggi juga dipengaruhi oleh kualitas air,
kualitas air selama penelitian masih dapat dotoleransi dan cukup mendukung
kehidupan ikan dan pakan yang diberikan juga mencukupi nutrisi dalam pemeliharan
ikan patin selama pemeliharan.
4.5.Kualitas Air
Manajemen kualita air selama proses penelitian sangat penting untuk
mendukung kelansungan hidup hewan uji, beberapa parameter kualitas air diukur
yaitu DO, SUHU dan pH. Data kualitas air selama penelitian dapat dilihat tabel 3.
Tabel 4.1. hasil pengukuran kualitas air selama penelitian
Parameter Kisaran nilai penelitian Buku mutu
Kontrol A B C
Suhu
(OC)
25-28 0C 25,5-28
0C 25-27,5
0C 25-28
0C 25-30
0C
pH 6,7-7,1 6,7-7,1 6,7-7,1 6,7-7.1 6,5-8,5
DO
(mg/l)
4,80-5,30 4,82-5,28 4,75-5,25 4,77-5,33 3>7
Kualitas air pada habitat ikan patin adalah pada suhu 26-320C (Cahyono,
2001) sedangkan suhu air selama penelitian berkisar antara 25-280C Pada
kisaran tersebut ikan dapat hidup dengan baik. Suhu berpengaruh pada
kehidupan dan pertumbuhan ikan, suhu juga mempengaruhi kecernaan
makanan, sedangkan peningkatan suhu menyebabkan ikan lebih banyak
mengkonsumsi pakan. Perubahan suhu juga dapat mempengaruhi kecepatan
metabolisme. Pernyataan tersebut sesuai dengan Hardjojo dan Djokosetiyanto
(2005) yang menyatakan bahwa suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan
makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembangbiak.
Hasil pengukuran pH selama penelitian adalah nilai pH 6,7-7,1 tersebut
sesuai dengan nilai pH air untuk mendukung kelangsungan hidup ikan patin. Nilai pH
yang diperlukan ikan patin 6,5-8,5 (BSNI, 2000). Menurut (Putra dkk.2013)
menjelaskan bahwa untuk jenis catfish manpu mentolerir dan hidup dalam perairan
atau lingkungan yang bersifat asam hingga pH 5 sekalipun bias bertahan pada
perairan basa hingga pH 9 nilai pH menpunyai pengaruh besar terhadap kehidupan
organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu komponen untuk
menyatakan baik buruknya suatu perairan.
Nilai oksigen terlarut pada penelitian ini berkisar 4,8-5,9 mg/L. menunjukan
menunjukan kadar yang optimal bagi kehidupan ikan lele dumbo, Dimana oksigen
sangat diperlukan untuk pernafasan dan metabolisme ikan. Kandungan oksigen yang
tidak mencukupi kebutuhan ikan dapat menyebabkan penurunan daya hidup ikan
yang mencakup seluruh aktivitas ikan, seperti berenang berenang, pertumbuhan dan
reproduksi. Kandungan oksigen terlarut dalam air yang ideal untuk kehidupan dan
pertumbuhan ikan patin adalah >5 ppm (Cahyono , 2009). (Pudjobasuki, 2007), hal
ini tidak mengganggu proses metabolisme tubuh ikan karena jumlah oksigen
terlarut selama penelitian masih sesuai dan tidak mengalami perubahan ekstrim
untuk pemeliharaan ikan patin.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplementasi tepung
papaya dalam pakan dengan dosis yang optimal yaitu 2,5%. Berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan harian tetapi tidak perpengaruh
terhadap sintasan.
5.2. Saran
Sebaiknya dilakuakn penelitain lebih lanjut mengenai suplementasi tepung
papaya dengan dosis 2,5% pada jenis air laut dan ukuran ikan yang berbedah.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto E, dan Liviawati E. 2005. Pakan ikan: pembuatan, penyimpanan, pengujian,
pengembangan. Kasius.
Agribisnis and Aquacultures. 2009. Prospek Usaha Ikan Patin Menjanjikan.
Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNI). 2009. Ikan Patin Djambal
(Pangasius djambal). Bagian 3 : Kelas Benih Sebar. SNI : 7471.3. Jakarta.
www.perikananbudidaya. dkp.go.id. 23 November 2010. 12 hal.
Anggranei, N.M dan Abdulgani, N. 2013.Pengaruh pemberian pakan alami dan
pakan nuatan terhadap pertumbuhan ikan betutut (Oxyeleotris Marmorata)
pada eskla laboratorium. Jumlah sains dan seni pomits. 2(1);E197-53
Amalia,R. 2013. Pengaruh penggunaan papain terhadap tingkat tingkat pemanfaatan
protein pakan dan pertumbuhan lele dumbo (Pangasius Gariepinus). Jurnal
of Aquaculture management and technology.2(1):136-143
Buwono, I.D. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial dalam Ransum Ikan. Kanisius,
Yogyakarta. 52 hal.
Batubara,U.M.2010. Uderstanding Fish Nutriton, Feed, and Feendin. Virgiani
Cooprative extension. Pullication 420-256
Cachyono, B. 2001 Budidaya Ikan di perairan umum. Kanisius. Yogyakarta. 38 hal.
Cholik, F., Jagatraya, A.G., Poernomo, R.P. dan Jauzi, A. 2005. Akuakultur
Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Masyarakat Perikanan Nusantara
dan Taman Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta. 415
hal.
Effendi MI.2002. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama Yogyakarta.
Effendi,M.I. 1979. Metode biologo perikanan.Yayasan Dewi Sri.Bogor.
Gastesoupe,F. J. 1999. The use of probiotic in aquaculture. Aquaculture, 180: 147-
165
Gasperz V.1991. Metode Perancangan Percobaan. CV Armico. Bandung.
Hasan ODS. 2000. Pengaruh pemberian enzim papain dalam pakan buatan
terhadap pemanfaatan protein dan pertumbuhan benih ikan Gurami
[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Hardjojo B dan Djokosetiyanto. 2005. Pengukuran dan Analisis Kualitas Air.
Edisi Kesatu, Modul 1 - 6. Universitas Terbuka. Jakarta.
Liviawaty, E. 2005. Pakan ikan.Karisius, Yogyakarta.
Lovell, T. 1998. Nutrion and feeding of fish. Sprine. New York. 262p.
Mulyadi, A. E. 2001. Pengaruh pemberian probiotik pada pakan komersial terhadap
laju pertumbuhan beni ikan patin siam ( Pangasius hypopthalamus) Skripsi
fakultas perikanan dan kelautan.Universitas Padjajaran. Jatinogoro. .
Maulidin. R. Zainal A. Muchlisin, Apdullah A. Muhadmmadar. 2016. Pertumbuhan
dan pemanfaatan pakan ikan gabus ( Channa Striata ) pada konstrasi enzim
papain yang berbrdah dalam jurnal ilmia mahasiswa kelautan dan
perikananan Unsyiah voome 1 nomor 3.
Nugraha, A.P.2016. Pengaruh Penggunaan Papain Terhadap Pemanfaatan Protein
Pakan dan Pertumbuhan ikan Mas.(Cyprius capio.). [Skripsi ],Universitas
Diponogor,Semarang, 72 hlm.
Heru Nugroho Sugiyanto, 2017.Efektivitas Pemberian Enzim Papain Terhadap
Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Keramba Jaring Apung
Waduk Cirata Heru Nugroho Sugiyanto.
Purnomo, D.2007. Pengaruh Pemberian Enzim Papain Terhadap Pertumbuhan dan
sintasan ikan nila.Yogyakarta.
Pudjobasuki,E.2007. Aplikasi teknologi kawin suntuk biota air. Biotech agro
laboratorium bioteknilog.Sidiarjo.
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta. Bandung
Singh, P., S. Maqsood, M. H. Samooon, V. Phulia, M. Danish dan S. Chalal. (2011)
Exogenous Supplemntation of papain as groeth prometer in of fingerlings
Capri. Internation aquatic research., 3: 1-9.
Sholeh,S. A. 2004. Peranan jumlah Shelter yang berbeda terhadap pertumbuhan dan
kelansungan hidup benih ikan sidat (Angulla sp). Skripsi budidaya perairan.
Fakultas perikanan dan ilmu kelautan. Institut pertanin. Bogor. 50 hal.
Susanto,H dan Amri,K. 2002.Budidaya ikan patin. Penebaran swadaya.Jakarta
Subandiyono, S. Anggoro, dan E. Suriyono. 2008. Paket teknologi budidaya ikan lele
dumbo (Clarias gariepinus) pada lahavn sub-optimal. Laporan penelitian
RISTEK, Jakarta
Sunarma, A. 2007. Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius
hypopthalmus). Sukabumi: BBPBAT.
Suyanti S, Syaifuulah. Pengaruh cara peneringan buah papaya cv paris terhadap mutu
papain kasar yang dihasilkan. Bul.Hort. 1993;3 (1): 46-51.
Susanto, H dan Amri, K. 2002. Budi Daya Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta
Tacon, A. G. J. 1991. Nutrition and feeding of farmed fish and shrimp-A training
Manual. 1. The essential Nutrients. Food and Agriaculture Organization of
The United Nations Brasilla, Brazil.117pp.
Lampiran 1.Uji SPSS dan Uji Dumcam Laju Pertumbuhan Mutlak
ANOVA
L
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .091 3 .030 15.768 .001
Within Groups .015 8 .002
Total .106 11
L
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Kontrol 3 .3500
A 2,1% 3 .4433
B 2,3% 3 .4967
C 2,5% 3 .5900
Sig. 1.000 .174 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
Lampiran 2. Uji SPSS dan Dumcam Lajun Pertumbuhan Harian
ANOVA
SGR
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 3 .000 12.480 .002
Within Groups .000 8 .000
Total .000 11
SGR
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Kontrol 3 .0097
A 2,1% 3 .0127
B 2,3% 3 .0143 .0143
C 2,5% 3 .0167
Sig. 1.000 .195 .083
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
Lampiran 3.pertumbuhan Mutlak
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata
1 2 3
Kontrol 0,32 0,34 0,39 1,05 0,35a
A( 2,1%) 0,42 0,48 0,43 1,33 0,44b
B(2,3%) 0,48 0,52 0,49 1,49 0,50b
C(2,5%) 0,51 0,64 0,62 1,77 0,59c
pertumbuhan Harian
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
Kontrol 0,009 0,009 0,011 0,029 0,010a
A(2,1%) 0,012 0,014 0,012 0,038 0,013b
B(2,3%) 0,014 0,015 0,014 0,043 0,014bc
C(2,5%) 0,014 0,018 0,018 0,05 0,017c
Sintasan
Ulangan
1 2 3 Jumlah Rata –rat
Kontrol 30 30 30 99 100%
A 30 30 30 90 100%
B 30 30 30 90 100%
C 30 30 30 90 100%
Kualitas Air
Parameter Satuan Nilai kisaran Baku mutu
Suhu 0C
25-28
0 25-30
0
DO Mg/L 4,8-5,3 >3-7
pH - 6,7-7,1 6,5-8,5
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Gambar 1. Pengambilan buah papaya
Gambar 2. Penimbangan enzim papain
Gambar 3. Enzim papin yang telah timbang
Gambar 4 Pencampuran ezim papain dengan pakan
Gambar 5 Pengeringan pakan
Gambar 6. Pakan yang ditambah ezim berbedah
Gambar 7. Persiapan wadah
Gambar 8. Pemasangan selang aerasi
Gambar 9. Pengisian air
Gambar 10. Penebaran pertama
Gambar 11. Penyiponan
Gambar 12. Penimbangan ikan
Gambar 13. Sampiling
Gambar 14. Penimbangan ikan patin
Gambar 15. Termometer
Gambar 16. pH meter
Gambar 17. Timbangan Elektrik
RIWAYAT HIDUP PENULIS
ma lemkap Reski, Nama panggilan Ekki yang disapa setiap
hari oleh keluarga maupun teman-teman. Penulis lahir di Desa
lolisang Kec. Kajang. Kabupaten. Bulukumba. Povinsi
Sulawesi Selatan. 15 Juli 1998. Penulis merupakan anak ke
lima dari pasangan suami istri yang bernama Ruma` dan
Marhuma.
Penulis anak ke lima dari lima besaudara ini menwakili jenjang pendidkan
sekilah SD 214 lolisang 6 Tahun sampai selesai pada tahun 2009. Setelah tamat
penulis melanjutkan pendidikan disekolah SMPN 23 Bulukumba 3 Tahun sampai
selesai Tahun 2012. Kemudian penulis melanjutkan studi ke SMAN 13 Bulukumba
sampai selesai pada Tahun 2015. Kemudian pada tahun 2015. Penulis melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi Universitas Mahammadiyah Makassar
(UNISMUH),penulis telah melaksanakan penelitian di BBI Limbung provensi
sulawesu selatan, pada bulan agustus dan memiliki judul ”Suplementasi Tepung
Pepaya dalam Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Mutlak, Pertumbuhan
Harian dan Sintasan Benih Ikan Patin (Pangasius sp) “ Penulis menyelesaikan
estudy di Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2019.
Recommended