View
158
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
Supernumerary Teeth
Definisi supernumerary teeth yaitu adanya satu atau lebih elemen gigi
melebihi jumlah gigi yang normal, dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.
Beberapa penelitian melaporkan prevalensinya pada anak-anak 0,3 % - 2,94 %.
Menurut Bodin dan Kaler kasus ini lebih banyak dijumpai pada laki-laki.
Akibat yang ditimbulkan tergantung pada posisi yang berlebih, dapat berupa
malposisi, crowded, tidak erupsinya gigi tetangga, persistensi gigi sulung,
terlambatnya erupsi gigi, rotasi diastema, impaksi, resorbsi kar dan hilangnya
vitalitas.
Tanda-tanda klinis gigi berlebih ini antara lain terhambatnya erupsi gigi
sulung, terhambatnya erupsi gigi pengganti, perubahan hubungan aksial dengan gigi
tetangga dan rotasi gigi insisivus tetap.
Russell & Folwarczna (2003) mengelompokan gigi lebih berdasarkan waktu
munculnya pada periode gigi permanen atau gigi sulung, dan berdasarkan
morfologinya yaitu supplemental, konus dan tuberkel. Gigi lebih juga dibedakan
berdasarkan lokasinya yaitu mesiodens, paramolar dan distomolar. Gigi lebih yang
berlokasi di premaksila dan berdekatan dengan sutura mid-line disebut mesiodens.
Menurut Welbury (1999) gigi lebih yang erupsi dengan morfologi yang normal atau
gigi supplemental akan menyebabkan gigi berjejal setempat pada daerah disekitar
gigi lebih.
Berdasarkan lokasinya gigi berlebih dapat dibagi yaitu :
a. Mesiodens
Lokasinya di dekat garis median diantara kedua gigi insisivus sentralis
terutama pada gigi tetap rahang atas. Jika gigi ini erupsi biasanya
ditemukan di palatal atau diantara gigi-gigi insisivus sentralis daqn
paling sering menyebabkan susunan yang tidak teratur dari gigi-gigi
insisivus sentralis. Gigi ini dapat tidak erupsi sehingga menyebabkan
erupsi gigi insisivus satu tetap terlambat, malposisi atau resorbsi akar
gigi-gigi insisivus di dektanya.
b. Laterodens
Laterodens berada di daerah it\ntraproksimal atau bukal dari gigi-gigi
selain insisivus sentralis.
c. Distomolar
Lokasinya di sebelah distal gigi molar tiga.
Etiologi
Penyebab dari supernumerary teeth belum diketahui dengan pasti. Kelainan
ini dapat terjadi bila ada proliferasi sel yang berlebihan pada saat pembentukan benih
gigi, sehingga gigi yang terbentuk melebihi jumlah yang normal. Pada beberapa
kasus, kelainan ini dapat diturunkan dari orang tua.
Selain itu, supernumerary teeth juga bisa merupakan bagian dari penyakit atau
sindroma tertentu, yaitu cleft lip and palate (sumbing pada bibir dan langit-langit),
Gardner’s syndrome, atau cleidocranial dysostosis. Pada kelainan-kelainan tersebut,
biasanya supernumerary teeth mengalami impaksi (tidak dapat tumbuh di dalam
rongga mulut).
Gambaran Klinis
Supernumerary teeth dapat memiliki bentuk yang sama atau berbeda dengan
gigi normal. Bila berbeda, bentuknya dapat konus (seperti kerucut), tuberculate
(memiliki banyak tonjol gigi), atau odontome (bentuknya tidak beraturan).
Supernumerary teeth lebih sering terjadi pada rahang atas dibandingkan
rahang bawah. Gigi berlebih ini juga dapat terbentuk di berbagai bagian rahang, yaitu
pada daerah gigi insisif depan atas (disebut juga mesiodens), di sebelah gigi molar
(disebut juga paramolars), di bagian paling belakang dari gigi molar terakhir (disebut
juga disto-molars), atau di sebelah gigi premolar (disebut juga parapremolars).
Supernumerary teeth yang paling sering dijumpai adalah mesiodens. Kelainan ini
lebih sering terjadi pada gigi tetap dibandingkan gigi susu.
Recommended