View
253
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM
(STUDI PEMIKIRAN YUSUF MANSUR)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
Disusun Oleh:
M. MASKHURI
NIM: 61111014
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
NO TA PEMBIMBING
Lamp : 5 (lima) eksemplar
Hal : Persetujuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Ketua Jurusan BPI
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya, maka
kami menyatakan bahwa skripsi saudara :
Nama : Muhammad Maskhuri
NIM : 61111004
Fak./Jur. : Dakwah/BPI
Judul : SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (Studi Pemikiran
Yusuf Mansur)
Dengan ini saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Atas perhatiannya
diucapkan terimakasih.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Semarang, 16 Juni 2011
Pembimbing
Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi& Tatatulis
PENGESAHAN
Skripsi saudaria : Muhammad Maskhuri
NIM : 61111004
Fak/ Jurusan : DAKWAH/BPI
Dengan Judul : Sedekah Dan Gerakan Dakwah Islam (Studi Pemikiran Yusuf
Mansur)
Telah dimunaqosah oleh dewan penguji Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang pada Tanggal
28 Juni 2011
Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi
program sarjana strata 1 (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam dalam Ilmu
Dakwah
Semarang, 28 Juni 2011
Dewan penguji,
Ketua sidang Sekretaris sidang
Drs. H. Nurbini, M.Si Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag
NIP. 196810918 199303 1 004 NIP. 19760407 2001121 1 003
Penguji I Penguji II
Drs. H. Djasadi, M.Pd Komarudin, M.Ag
MOTTO
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang
yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan”.(QS. Ath-Thalaaq: 7)
PERSEMBAHAN
Atas rahmat, kasih sayang dan ridha Allah SWT, karya skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku yang tak henti-hentinya mendoakan dan selalu mendukung baik
moral maupun material dengan tulus dan ikhlas.
Kakak dan adik-adikku tercinta yang selalu membangkitkan semangat dan motivasi.
Sahabat, teman-teman angkatan 2006 jurusan BPI dan teman-teman kos yang baik
dan penuh kebersamaan.
Pembaca yang budiman.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan di
dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari
hasil penerbitan manapun yang belum / tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam
tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 14 Juni 2011
(Muhammad Maskhuri)
NIM : 61111004
KATA PENGANTAR
Bismillāhirrahmānirrahīm
Alhamdulillāhirrabbil „ālamīn, segala puji bagi Allah SWT atas beribu limpahan
rahmat, petunjuk dan jalan yang memungkinkan sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Sholawat dan salam semoga terlimpah selalu kepada tokoh revolusioner Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatsahabatnya, tak ketinggalan pula kepada para
penerus ajarannya yang senantiasa menjunjung tinggi harkat, martabat dan visi perjuangan
dalam upaya mengentaskan kehidupan manusia dari keterpurukan menuju kebaikan dunia
dan akhirat.
Terselesaikannya skripsi dengan judul “Sedekah Dan Gerakan Dakwah Islam (studi
pemikiran Yusuf Mansur)” ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis, lembaga terkait,
perorangan yang berkepentingan maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Untuk itu penulis menyampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya, khususnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr Muhammad Sulton, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Ibu Mahmudah, S.Ag, M,Pd. selaku Kajur Bimbingan Penyuluhan Islam dan Bapak
Drs. Safrodin, M.Ag, selaku Dosen Wali sekaligus Sekjur Bimbingan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
3. Bapak Dr.H Abu Rokhmad, M.Ag, selaku pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Wening Wihartati, S.Psi.M.Si selaku Pembimbing II yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ustad Yusuf Mansur yang telah berkenan memberikan waktu dan pikirannya untuk
pelaksanaan penelitian.
6. Para Dosen pengajar dan staf karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang.
7. Segenap pimpinan dan Staf Daarul Qur‟an dan Wisata Hati yang bersedia membantu
penulis dalam pelaksanaan penelitian.
8. Kedua orang tuaku Bapak Mulyono dan Ibu Musanadah yang terhormat yang telah
memberikan dukungan moral dan material dengan tulus dan ikhlas.
9. Kakak dan Adik-adikku tersayang yang telah memberikan semangat untuk
menyelesaikan kuliah dan semangat dalam hidup.
10. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan
tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Atas jasa-jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
diterima di sisi Allah SWT. Dan mendapat balasan pahala yang lebih baik serta mendapatkan
kesuksesan baik itu di dunia maupun di akhirat kelak.
Penulis dalam hal ini juga mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Amin.
Semarang, 14 juni 2011
Penulis
Muhammad Maskhuri
NIM. 61111004
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pedoman transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB
Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan
Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara
konsisten supaya sesuai dengan teks Arabnya.
ṭ ط a ا
ẓ ظ b ب
„ ع t ت
ṡ ث g غ
f ف j ج
ḥ ح q ق
k ك kh خ
l ل d د
m م ż ذ
n ن r ر
w و z ز
h ه s س
᾿ ء sy ش
ṣ ص y ي
ḍ ض
Bacaan Madd
ā : a panjang
ī : i panjang
ū : u panjang
Bacaan Diftong
au : َاْو
a : َاْي
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ........................................................................................ ii
PENGESAHAN ................................................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
PERNYATAAN .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB .............................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
ABSTRAKSI ....................................................................................................... xii
BAB I: PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B Rumusan Masalah ............................................................................. 10
C Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 10
1. Tujuan penelitian ........................................................................ 10
2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10
D Tinjauan pustaka ............................................................................... 10
E Metode Penelitian ............................................................................ 13
F Sisitematis Penulisan ........................................................................ 16
BAB II: SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM
A Sedekah ............................................................................................ 18
1. Pengertian Sedekah .................................................................... 18
a. Sedekah di artikan sebagai zakat ......................................... 19
b. Sedekah diartikan sebagai shodaqoh At-Tatawwu‟ .............. 23
2. Anjuran Bersedekah .................................................................. 27
3. Manfaat dan Fungsi sedekah ....................................................... 28
4. Adab Bersedekah ....................................................................... 33
B Gerakan Sosial dan Gerakan Dakwah Islam ..................................... 36
1. Pengertian Gerakan Sosial ......................................................... 36
2. Macam-Macam Gerakan Sosial ................................................. 39
3. Karakteristik gerakan Sosial ...................................................... 42
4. Pengertian Gerakan Dakwah Islam ............................................. 44
5. Sedekah dan Gerakan Dakwah Islam ........................................ 52
6. Sedekah Sebagai Serakan Sosial ................................................ 55
BAB III: SEDEKAH MENURUT YUSUF MANSUR
A. Biografi Yusuf Mansur ....................................................................62
B. Sedekah Menurut Yusuf Mansur .....................................................68
1. Landasan Sedekah .....................................................................72
2. Hukum Sedekah .........................................................................74
3. Sedekah Sebagai Idiologi ..........................................................75
4. Struktur Organisasi ....................................................................77
a. Program PPPA Daarul Qura‟an .....................................78
b. Pemanfaatan Dana Sedekah ...........................................81
5. Keutamaan Sedekah ...................................................................84
6. Konsep Sedekah Menurut Yusuf Mansur ..................................86
C. Sedekah Sebagai Gerakan Dakwah Menurut Yusuf Mansur ..........89
BAB IV: ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF MANSUR TENTANG SEDEKAH DAN
GERAKAN DAKWAH ISLAM
A. Analisis Terhadap Pemikiran Yusuf Mansur .................................96
B. Analisis Sedekah Sebagai Gerakan Dakwah ................................104
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................119
B. Saran-saran ....................................................................................122
C. Penutup ..........................................................................................123
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA
ABSTRAKSI Sedekah Dan Gerakan Dakwah Islam
( Studi Pemikiran Yusuf Mansur)
M MASKHURI (NIM:61111004) , Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2011.
Judul Skripsi “SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (STUDI PEMIKIRAN
YUSUF MANSUR)”.
Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui sedekah menurut Yusuf Mansur dan
dakwah Islam yang dikembangkan melalui gerakan sedekah yang dikembangkan Yusuf
Mansur.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif untuk memaparkan
situasi atau peristiwa dakwah yang dilakukan oleh Yusuf Mansur, dengan pendekatan
sosiologi penulis menganalisis konsep sedekah yang dikembangkan Yusuf Mansur untuk
berdakwah. Hasil penelitian meunjukkan bahwa konsep sedekah menurut Yusuf Mansur
adalah mengunakan matematika sedekah yaitu sedekah akan dikembalikan oleh Allah SWT
sepuluh kali lipat bahkan lebih dengan dibarengi dengan ibadah wajib dengan benar dan
ibadah sunah-sunah lainnya (sholat tahajud dan sholat dhuha). Sedekah menurut Yusuf
Mansur adalah obat dari seribu masalah. Sedekah merupakan upaya untuk mentauhidkan
Allah SWT dengan percaya akan janji-janji Allah SWT dan berharap hanya kepada Allah
SWT. Keyakinan itu yang akan menambah iman seseoarang dan mau mempraktekkan ajaran
Allah SWT. Sedekah sebagai suatu gerakan dakwah punya tujuan dan pesan-pesan suci amar
ma‟ruf nahi munkar yang harus didakwahkan kepada semua orang. Menuruut Yusuf Mansur
dengan mengerakkan masyarakat untuk bersedekah maka kehidupan masyarakat tidak akan
ada lagi kesenjangan sosial, sehingga akan tercipta masyarakat yang harmonis. Cara
berdakwah yang dilakukan Yusuf Mansur dengan mengajak langsung para jama‟ah yang
diawali dari dirinya sendiri untuk bersedekah dengan penuh semangat dan yakin akan adanya
keajaiban-keajaiban sedekah. Untuk mengembangkan dakwahnya dibentuklah subuah
yayasan Daarul Qur‟an dan Wisata Hati, sehingga dengan adanya kedua lembaga itu gerakan
sedekah bisa lebih mudah dikembangkan. Gerakan sedekah yang dilakukan dalam berdakwah
oleh Yusuf Mansur merupakan upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Dakwah Yusuf
Mansur memiliki konsep idiologi yang mapan, pemimpin yang pandai, organisasi yang solid,
program dakwah yang komprehensif dan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga
dakwahnya berhasil dan berkembang sampai saat ini.
Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan bisa
memberikan sumbangan pemikiran, yakni memberikan wawasan mengenai konsep sedekah
sebagai gerakan dakwah bagi mahasiswa, praktisi dakwah, para peneliti dan semua pihak
lingkugan fakultas dakwah IAIN Walisongo Semarang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perjalanan hidup manusia yang semakin komplek membuat manusia
harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada, saling
bekerjasama dalam suatu tujuan agar hidup bahagia dunia dan akhirat kelak.
Tujuan itu akan mudah tercapai manakala manusia itu punya suatu gerakan
sosial yang sesuai dengan syariat agama Islam. Begitu pula dalam berdakwah
Islam tanpa adanya inovasi suatu gerakan akan terasa sulit untuk mencapai
misi ajaran Islam. Misi ajaran Islam itu sendiri adalah sebagai pembawa rahmat
bagi seluruh alam (Abdulah, 2008;97).
Gerakan sosial sendiri diartikan sebagai sebentuk aksi kolektif dengan
orientasi konfliktual yang jelas terhadap lawan sosial dan politik tertentu,
dilakukan dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang erat oleh aktor-aktor
yang diikat rasa solidaritas dan identitas kolektif yang kuat. Secara singkat
gerakan sosial berkaitan dengan aksi organisasi atau kelompok civil society
dalam mendukung atau menentang perubahan sosial (Triwibowo, 2006;xv).
Menurut Usman Sunyoto, gerakan sosial lazim dikonsepsikan sebagai kegiatan
kolektif yang dilakukan oleh sekelompok (orang) tertentu untuk menciptakan
kondisi yang sesuai dengan cita-cita kelompok tersebut (Usman, 2007;3)
2
Agama Islam dengan gerakan dakwahnya dikenal sejak jaman Nabi
Muhammad SAW di angkat menjadi Rasul. Berkat gerakan dakwah yang
dipimpin beliau Islam tersebar keseluruh penjuru dunia bahkan sampai ke bumi
nusantara ini yang mayoritas penduduknya muslim pada zaman sekarang ini.
Gerakan dakwah mengalami pasang surut, di Indonesia mulai populer
khususnya setelah Kyai H.Ahmad Dahlan mendirikan lembaga
Muhammadiyah yang kemudian munculah gerakan Dakwah Modern.
Dakwah Islamiyah bagi seorang muslim adalah suatu kewajiban dalam
menegakkan agama Allah SWT. Gerakan Islam agar tetap berada pada garis
perjuangannya, diperlukan penegasan terhadap komitmen tauhid kemanusiaan.
Tauhid merupakan pondasi utama Islam, karena tauhid yang akan
mempersatukan sesama manusia dan mengikat manusia dengan Allah, dengan
pengokohan tauhid sebagai dasar gerakan, maka gerakan Islam akan mampu
mencerahkan umat karena langkahnya disinari oleh cahaya dan bimbingan
Allah, memberdayakan umat karena setiap langkahnya tidak sia-sia, arah dan
tujuannya jelas sehingga mereka memiliki semangat berjuang (Mu’ti, 2004;33).
Dakwah sebagai gagasan maupun sebagai kegiatan sangat terkait dengan
ajaran amar ma‟ruf nahi mungkar (menyuruh untuk mengerjakan kebaikan dan
kebajikan melarang atau mencegah untuk melakukan keburukan) dua hal ini
keburukan dan kebaikan, selalu ada dalam kehidupan kita dan tampil sebagai
suatu keadaan atau kekuatan yang berlawanan.
Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang
dimanifestasikan dalam suatu wujud kegiatan manusia yang dilaksanakan
3
secara teratur untuk mempengaruhi cara berfikir dan sikap serta tindakan
manusia lain pada dataran realitas masing-masing (personal) dan sosio-kultural
dalam rangka mengusahakan terwujudnya implementasi ajaran Islam dari
semua segi kehidupan dengan mengunakan cara atau metode dan teknik
tertentu (Ahmad, 1985:3).
Gerakan sosial mempunyai tujuan untuk merubah keadaan sosial yang
lebih baik. Dalam hal ini gerakan dakwah juga mempunyai tujuan mengajak
manusia kepada kebaikan dan meningalkan kejahatan, sehingga keduanya
mempunyai tujuan yang hampir sama.
Seperti halnya aktivitas dakwah dengan strategi gerakan dakwah yang
dilakukan oleh Yusuf Mansur dalam berdakwah. Melalui lembaga yang
dipimpin Yusuf Mansur seperti pondok pesantren Daarul Qur’an dan pengajian
Wisata Hati, yang sudah berkembang diberbagai kota diantaranya di Semarang.
Melalui strategi dakwah yang terkenal dengan gerakan sedekah, sholat malam
dan sholat dhuha yang sering disampaikan. Penulis dalam penelitian ini akan
lebih fokus membahas tentang salah satu strategi dakwah Yusuf Mansur yang
menekankan pada sedekah yang sering disampaikannya.
Yusuf Mansur lahir di Jakarta, 19 desember 1976, memimpin pondok
pesantren Tahfid Quran-Daarul Quran di kediamannya dikampung Ketapang,
Cipondoh, Tangerang. Beliau juga banyak menulis buku diantaranya ; An
Introduction To The Miracle Of Giving, Wisata Hati Mencari Tuhan Yang
Hilang, Kajian Sufistik Perjalanan Lukman Hakim Menepis Azab Menuai
Rahmat, Susah itu Mudah, Kado Panjang Umur, Kun Fayakun, Kaya Lewat
4
Jalan Tol, Buat Apa Susah, Kado Ingat Mati, Membumikan Rahmat Allah,
Temukan Penyebabnya Temukan Jawabannya, Mencari Tuhan Yang Hilang
dll, (Mansur, 2008;61). Penulis sangat tertarik dengan gerakan dakwah yang
dikembangkan melalui sedekah yang sering Yusuf Mansur sampaikan. Melalui
Wisata Hati Yusuf Mansur menyediakan SMS Kun Fayakuun untuk menjawab
permasalahan yang ada, Yusuf Mansur juga menggagas program pembibitan
pengahafal Al-Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi
laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisata Hati. Donasi dari
PPPA digunakan untuk mencetak pengahfal Al Quran melalui pendidikan
gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Qur’an Wisata Hati.
Lembaga dakwah adalah semua organisasi yang bergerak dalam usaha
menyampaikan dan melaksanakan ajaran Islam dalam masyarakat. Baik hal itu
sifatnya organisasi lokal dan sederhana seperti pengajian, majlis ta’lim,
organisasi-organisasi yang mempunyai jangkauan luas dan komplek seperti
organisasi kemasjidan dan badan-badan dakwah pada umumnya.
Bermacam cara dan teknik yang ditempuh oleh berbagai lembaga
dakwah untuk mencapai keberhasilan dakwah. Realisasi proses dakwah yang
ideal dalam kehidupan umat Islam perlu adanya sarana dan prasarana, strategi,
komunikasi, media, materi dan metode dakwah yang mampu menjawab
tantangan zaman yang mengacu pada konteks kekinian. Peran para pendakwah
agama selaku pewaris dakwah Rasulullah SAW khususnya pemuka agama,
yaitu Ulama’, Mubaligh, Da’i atau Kyai harus lebih kreatif dalam berdakwah.
Kegiatan yang dilakukan melalui pengajian, tabligh, dakwah baik di Rumah-
5
rumah, mushola, masjid maupun tempat-tempat lainnya. Selain dari itu pemuka
agama juga menyampaikan masalah kemasyarakatan dan memberikan
bimbingan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk amar ma‟ruf nahi
munkar. Seperti yang dilakukan Yusuf Mansur dalam berdakwah beliau selalu
meyakinkan kepada umat agar selalu bersedekah, sholat dhuha dan sholat
malam dan meyakini dengan adanya keajaiban ibadah tersebut untuk
menjawab permasalahan yang ada, bahkan menurutnya ini bisa dijadikan
sebagai sebuah metode.
Perbuatan atau tingkah laku manusia yang baik itu akan dinilai sedekah
oleh Allah SWT, Bahkan dalam hadis disebutkan “Setiap persendian manusia
wajib disedekahi, setiap hari yang padanya matahari terbit. Beliau bersabda,”
mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, membantu
seseorang dalam masalah kendaraannya lalu menaikkannya ke atas
kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya
adalah sedekah. Beliau bersabda,” (mengucapkan) kalimat yang baik adalah
sedekah, setiap langkah yang dia berjalan menuju masjid untuk shalat adalah
sedekah, dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim) (Thobrani, 2008 : 25).
Hadis diatas menyerukan bersedekah dengan berbagai cara, kebesaran
Allah SWT dalam menciptakan makhluk terbaik yaitu sebagai manusia harus
bersyukur. Salah satu wujud syukur yang tepat dan nyata adalah dengan
bersedekah kepada orang lain.
6
Bersedekah akan menyadarkan manusia, bahwa harta yang ada pada diri
manusia sesungguhnya tidak seluruhnya haknya, namun hak orang lain. Harta
yang menjadi hak orang lain itu perlu di sampaikan kepada yang berhak
dengan cara bersedekah. Dalam Al-Quran surat Ath-Thalaq:7, Allah SWT
berfirman:
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang
Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan
sesudah kesempitan.”
Berdasarkan ayat diatas, seseorang yang mencintai sesamanya sama
mencintai dirinya sendiri, mereka tidak dihinggapi rasa sombong dan takabur
gara-gara menumpuknya harta, bahkan sebaliknya harta menjadi anugerah
terbesar mereka untuk semakin meningkatkan amal kebaikan. Beramal baik
kepada sesama itu dijanjikan keuntungan yang besar berupa ganjaran yang
tidak akan pernah putus berupa kebahagiaan lahir dan batin, karena harta yang
disedekahkan akan diganti oleh Allah Swt, Firman Allah Swt.:
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa
yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan
bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rizki
yang sebaik-baiknya.( QS. Saba’;39)
7
Berdasarkan ayat diatas inilah pesan penting yang hendaknya tidak
dilupakan oleh umat Islam untuk bersedekah dengan tulus dan ikhlas, dengan
niat beribadah dan berbagi dengan sesama yang membutuhkan, sesungguhnya
harta yang disedekahkan itu tidak hilang, tetapi menjadi pinjaman Allah SWT
dan akan diganti-Nya dengan lipat ganda (Thobroni, 2008:25-31).
Semula banyak orang yang berpikir bahwa hasil usaha manusia adalah
seukuran kerja, seukuran usaha, seukuran proyek, seukuran dagangan, atau
seukuran modalnya. Begitulah selama ini pikiran seseorang bekerja. Tidak
pernah terpikirkan atau jarang terpikirkan bahwa hasil usaha bisa diperbesar
lewat jalan ibadah, dan jalan usaha bisa diperluas lewat jalan ibadah. Seperti
yang dikonsepkan oleh Yusuf Mansur bahwa dengan modal sedekah bisa
memperoleh hasil usaha lebih banyak. Sedekah dapat menjadi sebuah metode
dan solusi yang di atas kertaskan menurut Yusuf Mansur, namun wacana yang
kurang yakin untuk meyakininya di dalam sebuah praktek ataupun di metode,
karena ada wacana yang mengatakan bahwa “ibadah itu harus ikhlas, tidak
boleh beribadah karena dunia-Nya. Harus karena wajah-NYA semata, dalam
Qur’an Surat Al-An’aam ayat 162 Allah berfirman:
“Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.(QS,al-An’aam:162 )
Ayat di atas menerangkan apapun yang kita lakukan tentu harus
mengikhlaskan diri karena Allah SWT semata. Begitu pula ibadah dengan
mengetahui ilmunya, dunia akan didekatkan oleh Allah SWT. Pada saat yang
8
sama harapan pun digantungkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Contoh orang
yang mencari dunia milik Allah SWT lewat jalan ibadah salah satunya dengan
sedekah, lalu Allah SWT memberitahu kalau sedang disempitkan rezekinya,
bersedekahlah. Nanti Allah SWT akan buat apa-apa yang sulit jadi mudah,
firman Allah SWT:
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang
Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan
sesudah kesempitan.”(QS. Ath-Thalaaq: 7)
Ayat di atas menerangkan bila seseorang yang sedang diberi nikmat
kesulitan, percaya dan berkenan mengikuti dengan harapan agar benar-benar
kesulitan kita dimudahkan oleh Allah SWT. Jalan-Nya yaitu sedekah dengan
betul. Inilah yang disebut dengan “iman” percaya kepada seruan dan petunjuk
Allah SWT, dan inilah “tauhid” kita mengesakan Allah SWT. Iman dan tauhid
yang kemudian berbuah amal dan shaleh. Menurut Yusuf Mansur pengetahuan
dan pengalamannya di jadikan sebuah metode, bahwa kalau mau keluar dari
masalah maka bersedekahlah (Mansur, 2009:1-5). Dalam ajaran sedekah
sendiri sesungguhnya mendorong kaum muslimin untuk memiliki harta
kekayaan, yang di samping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga
juga bermanfaat bagi orang lain (Hafidhuddin, 2003:91).
9
Ibadah bisa dikatakan sebuah ikhtiar juga, karena ibadah adalah kerjaan
yang membutuhkan waktu, energi, biaya, dan lain sebagainya. Ini yang disebut
bekerja dengan Allah SWT dan untuk Allah SWT dan yang akan membayar
Allah SWT pula (Mansur, 2009:21). Sedekah bisa mendatangkan ampunan
Allah SWT, menghapus dosa, dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah
bisa mendatangkan ridho dari Allah SWT dan bisa mendatangkan kasih sayang
dan bantuan Allah SWT. Ini adalah sekian fadhilah sedekah yang ditawarkan
Allah SWT bagi para pelakunya. Konsep matematika dasar sedekah yang
dijelaskan oleh Yusuf Mansur mengacu pada ayat sbb;
“Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan
jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
(QS. Al-An’aam:160).
Ayat di atas menerangkan amal kebaikan atau kejahatan yang akan di
balas oleh Allah SWT, tinggallah manusia yang kemudian membuka mata,
bahwa pengembalian Allah itu apa bentuknya. Bukalah mata hati dan
kembangkan ke-husnudhzan-an kepada Allah SWT, bahwa Allah SWT pasti
membalas dengan balasan yang pas buat manusia itu (Mansur, 2009:20-24).
Metode Islam menunjukan adanya perimbangan diantara perbuatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup di bumi dan dalam mendidik jiwa berhubungan
dengan Allah SWT dan mencari keridhaan-Nya.
10
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana konsep sedekah menurut Yusuf Mansur?
2. Bagaimana gerakan dakwah Islam melalui sedekah yang dikembangkan
Yusuf Mansur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana konsep sedekah menurut Yusuf Mansur
dan bagaimana dakwah Islam yang dikembangkan melalui gerakan
sedekah yang dikembangkan Yusuf Mansur.
2. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
Diharapkan hasil penelitian bisa memberikan sumbangan
pemikiran. Yakni memberikan wawasan mengenai konsep sedekah
menurut Yusuf Mansur dan strategi gerakan dakwah Islam yang
dikembangkan Yusuf Mansur, bagi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang.
b. Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pemahaman tentang
konsep sedekah menurut Yusuf Mansur dan gerakan dakwah Islam
melalui sedekah yang dikembangkan Yusuf Mansur.
D. Tinjauan Pustaka
Sepanjang pengetahuan penulis peneliti lain yang relevan dengan yang
penulis teliti, yaitu diantaranya: pertama, dengan judul skripsi
11
“Memasyaratkan Sedekah Melalui Pendidikan Agama Islam (Studi
Pemasyarakatan Shodaqoh di PPPA Daarul Qur‟an)”
(http://www.scribd.com/doc/11467893/skripsi oleh: Muhammad Mukhlis).
Dalam skripsi ini membahas tentang kedudukan dan kewajiban sedekah dalam
Islam sagat mendasar dan fundamental. Shodaqoh bukan sekedar kebaikan hati
orang kaya terhadap orang miskin, melainkan sedekah adalah hak tuhan dan
hak orang miskin yang terdapat dalam harta si kaya. Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sedekah tidak hanya dimaknai secara teologis
(ibadah) tetapi juga dimaknai secara sosial-ekonomi, yaitu sebagai mekanisme
distribusi kekayaan. Dengan kata lain shodaqoh merupakan faktor utama dalam
pemerataan harta benda dikalangan umat Islam. PPPA Daarul Qur’an
memfokuskan pengelolaan dana sedekah yang terkumpul untuk dunia
pendidikan. Bertujuan untuk merubah kebiasaan konsumtif terhadap dana
sedekah.
Kedua, Mukhlisin (1198 107) 2005, dengan judul skripsinya “ Islam dan
Permasalahan Sosial (Studi Analisis Terhadap Pemikiran A. Qodri A. Azizy
Dalam Perspektif Dakwah) dalam skripsi ini membahas tentang pemikiran
Ahmad A. Azizy menitik beratkan pemikirannya pada upaya pembentukan
sistem sosial yang utuh, yakni pengembangan sikap dan perilaku yang
mengemukakan nilai-nilai pencerahan, karena dakwah memiliki makna sebagai
usaha untuk mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna,
baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dakwah berperan kepada
pelaksanaan ajaran Islam yang menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan,
12
dengan demikian dakwah mempunyai tujuan untuk mewujudkan misi besar
Islam sebagi Rahmatan lil „alamin. Pemikiran Ahmad Qodri A. Azizy
memiliki dimensi gagasan dan kategori dakwah terlihat dari pemikiran-
pemikirannya yang tegas tentang Islam dan masalah sosial yang semuanya
bermuara kepada amar ma’ruf nahi munkar, pencerahan dan kebaikan umat.
Semuanya itu merupakan prinsip-prinsip dan tujuan dakwah Islam sedangkan
untuk teori dakwah A. Qodri A. Azizy memasukkan beberapa unsur didalam
praktek dakwah, yakni pelaku dakwah (da’i), penerima dakwah (mad’u),
materi dakwah (pesan/ajaran Islam), tujuan dakwah, media dakwah, dan respon
serta dimensi ruang dan waktu untuk mewujudkan kehidupan yang hasanah.
Ketiga, Ahmad Chaerudin (1199086) 2006, dengan judul skripsinya
“Demonstrasi Sebagai Strategi Dakwah (Studi Analisis Pemikiran Eggi
Sudjana)” dalam skripsi ini membahas tentang konsep demonstrasi Eggi
Sudjana ialah dakwah bil haq, demonstrasi dipakai untuk menyeru yang haq
dan batil. Demonstrasi mencakup tiga hal di dalamnya yaitu ideologi, faktual
keadaan yang menidas serta cita-cita yang bersifat idialis, dari ketiga faktor ini
bisa menjadi sebuah konsep demonstrasi untuk amar ma‟ruf nahi munkar.
Sehingga tercipta demonstrasi Islam yang berjuang dijalan Allah dengan penuh
keikhlasan sesuai tuntunan syari’at dengan penuh keikhlasan sesuai tuntunan
syari’at dengan niat menegur tindakan penguasa yang dholim. Kenapa
demonstrasi itu outputnya adalah perubahan kebijakan yang dibuat oleh negara
atau penguasa, dimana penguasa tersebut berlaku dholim serta memberlakukan
kebijakan yang melanggar dari ketentuan Islam. Kebijakan pemerintah yang
13
menyengsarakan rakyat (umat). Demonstrasi adalah suatu cara untuk
menyampaikan aspirasi tuntutan atas sebuah masalah yang dihadapi, baik
dilakukan pihak, kelompok lain maupun penguasa. Demonstrasi sendiri
merupakan suatu kontrol juga suatu tolak ukur kepuasan publik terhadap
penguasa maupun kelompok lain, demontrasi sendiri harus memiliki konsep,
untuk membedakan dengan demonstrasi lain. Manusia disuruh untuk beramar
ma’ruf nahi munkar, membela dan menegakkan Islam merupakan suatu
kewajibannya itu manusia diperbolehkan dengan macam-macam cara serta
memakai sarana-sarana yang berbeda dan demonstrasi bisa menjadi salah satu
sarana dakwah kepada umat.
Dari berbagai pendapat di atas, ada indikasi bahwa perubahan sosial
melalui gerakan sosial yang dilakukan untuk menyebarkan dakwah Islam
beragam bentuk dan cara, Berbeda dengan pembahasan penelitian di atas,
disini peneliti lebih khusus lagi tentang hubungan sedekah dengan gerakan
dakwah Islam, maka penulis akan berusaha menemukan pemaknaan baru
tentang konsep sedekah Yusuf Mansur dan gerakan dakwah Islam.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor
penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009:4). Dalam kaitannya dalam
objek kajian penelitian ini metode yang dipakai metode deskriptif. Sehingga
14
penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Dengan
metode deskriptif dimaksudkan bahwa pemikiran serta strategi dakwah
Yusuf Mansur akan dipaparkan sebagaimana adanya. Dengan pendekatan
sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari kehidupan sosial manusia dalam tata
kehidupan bersama (Muhtadi, 2003:108). Dalam penelitian ini, pendekatan
sosiologi sangat penting untuk menganalisis konsep sedekah menurut Yusuf
Mansur dan gerakan dakwah yang dikembangkannya.
2. Sumber Data
Penelitian sedekah dan gerakan dakwah Islam (studi pemikiran Yusuf
Mansur) pasti membutuhkan data untuk menulis tulisan ini. Penulis
mencoba memakai sunber data, di antaranya:
a. Data primer : yakni data yang diperoleh dari sumber-sumber primer,
yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut adalah
wawancara dengan Yusuf Mansur yakni memakai faks, wawancara
langsung dan artikel.
b. Data sekunder : yakni data yang diperoleh dari sumber-sumber yang
bukan asli memuat informasi atau data tersebut (Amirin, 1995:132).
Dalam penelitian ini adalah buku-buku yang ada kaitannya dengan
skripsi ini.
3. Pengumpulan Data
a. Observasi.
Observasi adalah merupakan pengamatan secara langsung maupun tidak
langsung yang dilakukan peneliti secara terus menerus dan sistematis
15
terhadap fenomena yang diteliti pada waktu, tempat kejadian atau
kegiatan yang sedang berlangsung (Nasution, 1996:113). Metode
observasi digunakan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai
strategi dakwah yang dilakukan Yusuf Mansur.
b. Wawancara.
Wawancara adalah merupakan teknik pengumpulan dengan
berkomunikasi langsung dengan sumber data, dengan cara bertanya
langsung dengan sejumlah informan dan dokumentasi tentang sumber
penelitian untuk memperoleh informasi (Nasution, 1996:113).
Wawancara dilakukan dengan cara face to face, artinya peneliti
berhadapan langsung dengan informan untuk menanyakan secara lisan
hal-hal yang di inginkan dimana jawaban tersebut dicatat oleh peneliti
(Adi, 2005:72).
c. Dokumentasi.
Dokumentasi adalah mengacu pada materi (bahan) yang digunakan
sebagai bahan informasi tentang data-data yang berhubungan dengan
Yusuf Mansur seperti dokumen-dokumen maupun rekaman kegiatan atau
aktivitas dakwah Yusuf Mansur.
4. Analisis Data
Kajian tentang Sedekah dan Gerakan Dakwah Islam (studi pemikiran
Yusuf Mansur) butuh dikaji secara mendalam. Oleh karena itu peneliti
mencoba menganalisis penelitian ini dengan memakai analisa kualitatif
deskriptif yang akan lebih menjadikan valid dalam penulisan skripsi.
16
Analisis ini mengandung dua tahap proses analisis data yakni : pertama
adalah analisis yang dilakukan terhadap data yang berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Maleong,
2009:4). Kedua adalah analisis yang bermaksud untuk memuat deskripsi
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian yang telah dianalisis awal
pada tahap pertama. Dari dua proses analisis data ini akan ditemukan satu
titik akhir yang merupakan kesimpulan dari penelitian ini.
F. Sistematis Penulisan
Sistematis penulisan skripsi berjudul “Sedekah dan Gerakan Dakwah
Islam (studi pemikiran Yusuf Mansur), peneulis membagi beberapa bab, untuk
lebih memudahkan penelitian dan pemahaman dalam mengkaji masalah
tersebut. Penulis membagi sistematis penulisan skripsi menjadi V (lima) bab
terdiri dari :
BAB I : Berisi gambaran umum secara global namun menyeluruh
dengan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Berisi tentang pengertian sedekah, anjuran bersedekah,
manfaat dan fungsi sedekah, adab bersedekah, gerakan sosial,
macam-macam gerakan sosial, gerakan dakwah Islam, sedekah
dan gerakan dakwah Islam, sedekah sebagai gerakan sosial.
17
BAB III : Membahas biografi, pemikiran Yusuf Mansur mengenai
sedekah dan sedekah sebagai gerakan dakwah Islam menurut
Yusuf Mansur..
BAB IV : Pada bab ini penulis mencoba membahas analisis atau
menganalisis dan penelitian yang akan diangkat, mengenai
sedekah dan gerakan dakwah Islam dan pemikiran Yusuf
Mansur mengenai sedekah.
BAB V : Merupakan penutup yang berisi: kesimpulan, saran-saran dan
penutup yang di anggap penting.
18
BAB II
SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM
A. Sedekah
1. Pengertian Sedekah
Sedekah berasal dari bahasa arab yaitu shadaqah ( ةصدق ) yang berarti
suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain
secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu dan
jumlah tertentu (Masykur, 2008:15). Sedekah juga berarti suatu pemberian
yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridha
Allah SWT dan pahala semata. Shadaqoh berasal dari kata shadaqa ( صدق)
yang berarti benar. Makna sedekah secara bahasa adalah membenarkan
sesuatu (Sanusi, 2009:9). Sedekah menurut bahasa adalah sesuatu yang
diberikan dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah SWT.
Sedekah menurut istilah sama dengan infak yaitu mengeluarkan
sebagian harta, pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan oleh agama (sanusi, 2009:9). Sedekah juga diartikan
memberikan sesuatu yang berguna bagi orang lain yang memerlukan
bantuan (fakir-miskin) dengan tujuan untuk mendapat pahala (Shodiq,
1988:289).
Sedekah adalah sesuatu yang ma‟ruf (benar dalam pandangan syara‟).
Pengertian ini didasarkan pada hadits shahih riwayat imam Muslim bahwa
Nabi SAW bersabda: “kullu ma’rufin shadaqah” (setiap kebajikan adalah
19
sedekah). Berdasarkan ini, maka mencegah diri dari perbuatan maksiat
adalah sedekah, memberi nafkah kepada keluarga adalah sedekah, ber-
amar ma’ruf nahi munkar adalah sedekah, menumpahkan syahwat kepada
istri adalah sedekah, dan tersenyum kepada sesama muslim pun adalah
juga termasuk sedekah (Sanusi, 2009:10).
Penggunaan kata sedekah memiliki arti sangat luas seperti yang
terdapat dalam Al Quran, menjadikan perbedaan dalam pemberian hukum
terhadap sedekah. Sedekah ada yang wajib yaitu yang disebut zakat. Ada
yang musthajab (dianjurkan) seperti memberi buka puasa pada orang yang
berpuasa Ramadhan dan memberi santunan kepada para fuqara‟ dan
masakin dari harta selain zakat atau dikenal juga dengan istilah shadaqah
at-tathawwu’.
a. Sedekah diartikan sebagai zakat
Secara kebahasaan zakat memiliki banyak arti. Ada yang menyebut
dengan nama (kesuburan), thoharah (kesucian), barokah (keberkahan),
dan ada pula yang menyebut tazkiyah, thahier yang berarti mensucikan.
Secara bahasa zakat berarti tumbuh, bersih, berkembang dan berkah
(Musbikin, 2008:151).
Sedangkan menurut istilah zakat adalah nama bagi sejumlah harta
tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah
SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya (Sanusi, 2009:11). kewajiban atas harta atau kewajiban
atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dan dalam waktu
20
tertentu. Zakat adalah sejumlah harta (berupa uang atau benda) yang
wajib dikeluarkan dari kepemilikan seseorang untuk kepentingan kaum
fakir dan miskin serta masyarakat yang lainnya yang memerlukan
bantuan dan berhak menerimanya.
Di dalam Al-Quran Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat
dan shalat sejumlah delapan puluh dua kali (Ibrahim, 2008:29). Dari
sini disimpulkan bahwa zakat merupakan rukun Islam terpenting setelah
shalat. Zakat dan shalat dijadikan sebagai perlambang keseluruhan
ajaran Islam. Pelaksanaan shalat melambangkan hubungan seseorang
dengan Tuhan, sedangkan zakat melambangkan hubungan antar
manusia. Zakat dapat disimpulkan jadi beberapa pengertian, yaitu:
1) Zakat adalah predikat untuk jenis barang tertentu yang harus
dikeluarkan oleh umat Islam dan dibagi-bagikan kepada golongan
yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syari‟at.
2) Zakat merupakan konsekuensi logis dari prinsip harta milik dalam
ajaran Islam yang fundamental, yakni haqq Allah (milik Alllah yang
dititipkan kepada manusia) dalam rangka pemerataan kekayaan.
3) Zakat merupakan ibadah yang tidak hanya berkaitan dimensi
keTuhanan saja (ghairu mahdhah), tetapi juga mencakup dimensi
sosial kemanusiaan yang kerap disebut mâliyah ijtimû’iyyah
(Musbikin, 2008:138).
Zakat dengan demikian adalah pemberian harta kepada orang yang
berhak menerima dengan adanya ketentuan (kadar) dan adanya syarat-
21
syarat tertentu bagi orang yang mengeluarkannya. Kewajiban atas
sejumlah harta tertentu, berarti zakat adalah kewajiban atas harta yang
bersifat mengikat dan bukan anjuran. Kewajiban tersebut terkena
kepada setiap muslim (baligh atau belum, berakal atau gila) ketika
mereka memiliki sejumlah harta yang sudah memenuhi batas nisabnya.
Kelompok tertentu adalah mustahiq yang terangkum dalam 8 ashnaf.
Waktu untuk mengeluarkan zakat adalah ketika sudah berlalu setahun
(haul) untuk zakat yang berupa hasil tanaman, dan ketika memperoleh
harta untuk rikaz, serta ketika bulan Ramadhan sampai sebelum
khutbah shalat „id al-fithri di mulai untuk zakat fitrah (Munir,
2001:188).
Sedekah mempunyai arti yang luas. Al-Quran menggunakan kata
sedekah (shodaqoh) untuk menyebut zakat seperti dalam surat At-
Taubah ayat 60:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Zakat merupakan syi‟ar kedua dalam Islam dan merupakan
kekuatan pendanaan sosial dari kekuatan-kekuatan besar lainnya. Zakat
22
merupakan saudara kandung shalat di dalam Al-Qur‟an dan As-Sunah.
Al-Qur‟an telah menyebutkan keduanya secara bersamaan dalam dua
puluh delapan kali. Sebagian disebutkan dalam bentuk perintah (amr).
Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 43:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku”.
Kadang-kadang dalam bentuk kalam khabar, seperti firman allah
SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 277:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal
saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat
pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Zakat merupakan ibadah yang memiliki akar historis yang cukup
panjang seperti juga shalat, dimana para nabi membawanya dan
diserukan oleh mereka. Wasiat pertama yang diberikan Allah SWT
kepada mereka adalah zakat, untuk kemudian disampaikan kepada
ummat-ummatnya.
Melalui ayat-ayat tersebut, secara jelas bisa dilihat bahwa zakat
disebutkan oleh Allah SWT bersamaan dengan shalat, karena keduanya
merupakan syi‟ar dan ibadah yang diwajibkan. Shalat merupakan
ibadah ruhiyah, maka zakat merupakan ibadah maliyah dan itima‟liyah
(harta dan sosial). Zakat tetap saja merupakan ibadah dan pendekatan
23
diri kepada Allah SWT, maka niat dan keikhlasan merupakan syarat
yang ditetapkan oleh syari‟at. Tidak diterima zakat tersebut kecuali
dengan niat bertaqarrub kepada Allah SWT, inilah yang membedakan
dengan pajak, suatu aturan yang dibuat oleh manusia (Qardhawi,
1997:91).
b. Sedekah diartikan sebagai shadaqah At-Tathawwu’
Sedekah sunnah (tathawwu‟) adalah sedekah yang diberikan
seseorang muslim kepada orang lain, badan atau lembaga sosial secara
sukarela (tidak diwajibkan) tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah
tertentu. Sedekah juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh
seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan
pahala semata. Sedekah sunnah (tathawwu‟) itu boleh diberikan kepada
siapa saja, baik muslim atau non muslim. Berbeda dengan zakat, baik
zakat maal atau zakat fitrah, hanya boleh diberikan kepada orang-orang
yang beragama Islam (Zuhdi, 1998:83).
Nabi juga menggunakan kata shadaqah jariah untuk menyebut
wakaf, sedekah tidak hanya terbatas pada pemberian dalam bentuk
materi, namun juga dalam bentuk non materi. Dalam hadist Rasulullah
SAW memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu
terhadap orang kaya yang banyak bersedekah dengan hartanya, beliau
bersabda: “setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah,
setiap tahmid shadaqah, setiap tahlil shadaqah, amar ma’ruf shadaqah,
nahi munkar shadaqah, dan menyalurkan syahwatnya pada para istri
24
shadaqah”. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda: “senyummu
kepada saudaramu adalah shadaqah”. Pemaknaan kata shadaqah
dengan pemberian yang hukumnya sunnah adalah masalah kebiasaan
(u’rf) saja (Ridho, 2006:1).
Sedekah adalah ungkapan kejujuran (shidiq) iman seseorang. Oleh
karena itu Allah SWT mengabungkan antara orang yang memberi harta
dijalan Allah SWT dengan orang yang membenarkan adanya pahala
yang terbaik. Antara yang bakhil dengan orang yang mendustakan
(Thobroni, 2008:40). Disebutkan dalam surat Al-Lail ayat 5-10
Artinya:“Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah)
dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik
(syurga). Maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang
mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya
cukup, serta mendustakan pahala terbaik. Maka kelak kami akan
menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”.
Sedekah merupakan bagian dari upaya tadzkiyyatun nafs,
membersihkan pribadi, baik lahir maupun batin. Jika hati bersih, rahmat
Allah SWT mudah menghampiri. Allah SWT itu maha suci, hanya
berdekatan dengan yang serba suci.
Ruang lingkup sedekah lebih luas dari pada infaq, dan lebih umum
ketimbang zakat, meskipun demikian ketiganya terkait dengan
memberikan sesuatu yang kita miliki dijalan Allah SWT. Zakat sendiri
adalah hak yang ditentukan ukurannya, yang wajib dikeluarkan dari
harta-harta tertentu. Infaq dalam kitab at-Ta’rifat al-Jurjani adalah
25
pengunaan harta untuk memenuhi kebutuhan, jadi infaq cakupannya
lebih luas dibandingkan zakat, Sedangkan sedekah adalah pemberian
harta kepada orang-orang fakir, orang-orang yang membutuhkan,
ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima sedekah. Menurut
Muhammad Muhyibin untuk membedakannya zakat adalah wajib
sedangkan sedekah adalah sunah. Sedekah sendiri adalah sesuatu yang
ma‟ruf, pada hadist shahih riwayat Imam Muslim Rasulullah Saw
bersabda,” Kullu ma’rufun shadaqah.” Bahwa setiap kebajikan adalah
sedekah. Sedekah pengertiannya lebih luas dari pada zakat dan infaq
(Muhyibin, 2009:34-37).
Sedekah dalam pengertian secara umum adalah memberi sesuatu
kepada orang lain. Sedekah bisa berupa materi maupun non materi,
bahkan dengan memberi senyuman kepada orang lain sudah bisa
dikategorikan memberikan sedekah. Agama lain pun mengajarkan
sedekah yang perwujudannya sama, namun sedekah hanya dipakai
dalam Islam, agama Kristiani dalam memberi sedekah mengunakan
kata Kasih, Hindu memberikan sedekah mengunakan kata Dharma,
bahkan dalam kepercayaan-kepercayaan kuno para Dewa diberi
sedekah yang dinamakan dengan Sesajen. Landasan sekuler memberi
sedekah adalah Humanisme. Ajaran sedekah itu bukan murni atau
bukan semata-mata menjadi ajaran Islam saja, namun sudah menjadi
ajaran yang bersifat unifersal (Muhyidin, 2008:22).
26
Sedekah menurut agama Islam berbeda dengan agama yang lain
Allah SWT berfirman:
“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman
hendaklah mereka mendirikan sholat, menafkahkan sebagian
rezeki yang kami berikan kepada mereka secara sembunyi maupun
terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu
tidak ada jual beli dan persahabatan” (QS. Ibrahim:31).
Ayat di atas menerangkan menafkahkan sebagian rejeki baik secara
terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi disebut sebagai sedekah.
Sedekah dalam Islam merupakan perintah Allah SWT. Memberikan
sesuatu kepada orang lain atau makhluk lain akan disebut sedekah
apabila disertai niat karena Allah SWT. Perbedaan sedekah dalam
agama Islam dan agama yang lain adalah bahwa yang Islam karena
Allah SWT dan yang lain bukan karena Allah SWT tetapi karena dewa
atau sesuatu yang dipertuhankan dan didewakan seperti karena alasan-
alasan yang bersifat sosial-kemasyarakatan belaka (Muhyidin,
2008:23-24).
Perbedaan antara infaq, zakat dan sedekah yaitu, infaq berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan untuk kepentingan
yang diperintahkan ajatan Islam, infaq tidak ada nisabnya, sedangkan
zakat ada nisabnya. Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu
maka infaq boleh diberikan kepada siapapun juga. Infaq dikeluarkan
oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi
27
maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit (Q.S Ali-
imron:134).
Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga
hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja infaq berkaitan dengan
materi, sedangkan sedekah memiliki arti lebih luas menyangkut hal
yang bersifat non materiil.
Sedekah dalam tulisan ini mempunyai pengertian memberikan
sesuatu yang berguna bagi orang lain yang memerlukan bantuan (fakir-
miskin) dengan tujuan untuk mendapatkan pahala.
2. Anjuran Bersedekah
Anjuran bersedekah didalamAl-Qur‟an banyak sekali di antaranya
yang terdapat dalam surat Yusuf ayat 88:
“Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata:
Hai Al Aziz, Kami dan keluarga Kami telah ditimpa kesengsaraan
dan Kami datang membawa barang-barang yang tak berharga,
Maka sempurnakanlah sukatan untuk Kami, dan bersedekahlah
kepada Kami, Sesungguhnya Allah memberi Balasan kepada
orang-orang yang bersedekah".
Ayat diatas mengandung seruan agar manusia gemar bersedekah.
Allah akan membalas kebaikan hambanya yang gemar bersedekah
dengan balasan yang berlipat ganda. Dalam ayat yang lain Allah
berfirman:
28
“tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)
memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau Mengadakan
perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat
demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami
memberi kepadanya pahala yang besar” (QS. An-nisaa‟:144).
Dalam bersedekah yang harus di utamakan adalah orang-orang
yang membutuhkan dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak makanan yang
berkuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikan tetanggamu
(HR. Muslim).
Hadist di atas mengandung seruan untuk bersedekah terhadap
orang yang lebih menbutuhkan. Memperhatikan tetangga diatas
memiliki maksud untuk berbagi terhadap sesama (Firdausy, 2009:27-
29). Melihat ayat-ayat tersebut yang menjelaskan tentang anjuran untuk
bersedekah, maka kewajiban manusia adalah mempraktekkan nilai-nilai
yang terkandung didalam ayat-ayat diatas.
3. Manfaat dan Fungsi Sedekah
Bersedekah banyak sekali manfaat dan fungsinya selain untuk diri
sendiri juga bermanfaat buat orang yang sedekahi. Sedekah di dalam salah
satu bukunya Yusuf Mansur banyak sekali kisah yang langsung
29
mendapatkan manfaat dari sedekah. Sedekah merupakan jalan cepat bagi
siapa saja yang ingin mendapatkan rezeki, sebagaimana sabda Rasulullah
SAW, “carilah rezeki dengan bersedekah”. Bahkan dalam keadaan sempit
pun seseorang di anjurkan untuk bersedekah agar seseorang itu menjadi
lapang, Allah SWT berfirman;
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan.”(QS. Ath-Thalaaq;7)
Ayat diatas menerangkan agar manusia mau bersedekah baik dalam
keadaan sempit maupun lapang supaya manusia dimudahkan dalam
mendapatkan rezeki. Manusia pada saat mendapatkan nikmat kesulitan
kemudian percaya dan berkenan mengikuti dengan cara bersedekah
dengan harapan agar benar-benar kesulitan manusia dimudahkan oleh
Allah SWT, maka Allah SWT akan memudahkannya (Mansur,2008:4).
Tujuan sedekah bagi pemberi adalah:
a. Sedekah dapat membuat orang bekerja keras sehingga
melipatgandakan rezekinya. Bekerja itu sendiri merupakan sedekah
apabila diniatkan untuk kebaikan, baik kebaikan diri sendiri, kebaikan
keluarga, kebaikan masyarakat, dan juga bangsa. Sedekah memberi
sugesti kepada manusia agar mau bekerja keras, sehingga membuat
30
rezeki manusia dilipatgandakan. Bila seseorang mau bersedekah maka
Allah SWT akan melipatgandakannya hingga sebesar gunung uhud, di
Madinah, sabda Rasulullah SAW: “barang siapa bersedekah dengan
syarat dari harta yang halal, bukan dari harta yang haram, maka
Allah SWT akan memelihara sedekah itu sebagaimana seseorang yang
memelihara anak kuda kalian,sehingga sedekah itu akan menjadi
besar seperti gunung”(Thobrani, 2008:36). Dalam Al Quran Allah
SWT juga berfirman:
“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
mengetahui.”(QS.Al Baqarah: 261)
Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT akan melipatgandakan
pahala sedekah tujuh ratus kali lipat oleh Allah SWT .
b. Bersedekah bisa mengawali orang untuk mencari rizki yang halal,
sedekah adalah cara manusia untuk bertaubat dari perilaku negatif
ditempat kerja. Sedekah akan menjadikan manusia lebih terkontrol
dalam bekerja, karena manusia akan merasa di awasi oleh orang-orang
yang anda beri sedekah dan ini akan menjadikan anda lebih hidup
penuh berkah. Itulah sebabnya, sedekah akan membuat manusia
berusaha mengumpulkan rezeki yang halal. Sedekah adalah bentuk
syukur seorang hamba kepada Allah SWT atas anugerah nikmat yang
31
diberikan oleh-NYA dengan cara yang tepat dengan memanfaatkan
harta benda dalam hal kebaikan, sehingga menghindarkan pemilik
harta benda dari perbuatan jelek dan maksiat.
c. Bersedekah bisa meningkatkan kepedulian sosial, karena manusia
hidup di dunia ini pasti membutuhkan sesama. Manusia bisa dikatakan
kaya karena adanya orang miskin dan itulah pentingnya bersedekah.
Bersedekah akan membuat jalinan silaturahim dengan sesama bisa
tersambung, dengan silaturahim yang baik maka manusia bisa menjaga
sumber rizki, karena orang yang gemar menyambung tali silaturahim
akan diluaskan rezekinya.
d. Bersedekah akan membuat hidup manusia sederhana dan rendah hati.
Sedekah yang ditunaikan dari sebagian harta terbaik, akan mendidik
seseorang menjadi pribadi yang rendah hati dan belajar hidup
bersahaja. Orang yang gemar bersedekah berarti mengoptimalkan
keberadaan harta benda, menghindari hidup berfoya-foya, hura-hura,
boros sekaligus mubadzir. Bersedekah akan selalu mengingatkan
manusia untuk hidup hati-hati dalam mengelola harta benda dan
mengunakannya secara tepat dan berguna.
e. Bersedekah bisa mengurangi cinta dunia dan menyiapkan kehidupan
akhirat. Harta benda bagi seorang pemberi sedekah hanya sebagai alat
untuk mendukung keberhasilan akhirat, dan mengunakan harta benda
yang dititipkan kepada mereka untuk berbanyak-banyak sedekah.
32
f. Bersedekah bisa menghindari gaya hidup bermegah-megahan dan suka
pamer. Banyak sekali contoh dalam kehidupan kita sehari-hari kalau
harta benda telah menipu mausia, mereka berlomba-lomba menumpuk
harta benda, tetapi tidak tahu bagaimana memanfaatkannya untuk
kebaikan sesama. Terlalu banyak manusia yang menempatkan harta
benda sebagai simbol status sosial, kebanggaan pribadi dan keluarga,
sehingga terjeak dalam hidup bermegah-megahan. Gaya hidup
bermegah-megahan adalah gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup
bermegah-megahan dapat memancing rasa iri hati, dengki, hasud, dan
merusak tatanan sosial. Sedekah akan mendidik seseorang untuk tidak
hidup dalam bermegah-megahan dan suka pamer, karena dengan
sedekah, seseorang tidak hanya menumpuk harta benda tetapi
menyisihkan sebagian harta untuk disedekahkan kepada orang lain.
Orang yang gemar bersedekah juga akan menjadi orang yang rendah
hati dan tidak suka pamer, karena sedekah harus diiringi niat ikhlas.
Sedekah karena popularitas, niat mendapatkan sanjungan dan status
sosial, keinginan untuk dipuja-puji, hanyalah akan mendapatkan nista
di sisi Allah SWT (Thobrani, 2008: 50).
Tujuan sedekah bagi penerima adalah ada dua tingkatan tujuan
sedekah bagi penerima, yaitu:
a. Penerima sedekah diharapkan setelah menerima sedekah, mereka
mencapai tingkatan berdaya. Setidaknya dalam rentang beberapa
waktu mereka tidak lagi menjadi orang-orang menerima sedekah.
33
Orang-orang yang biasa menerima sedekah ini, seharusnya di waktu
tertentu sudah bisa memberdayakan diri mereka sendiri. Penerima
sedekah tidak perlu menengadahkan tangan, meminta-minta dan
berharap belas kasihan para penderma. Orang-orang yang biasa
menerima sedekah tidak lagi menerima sedekah karena sudah tidak
membutuhkan, meski demikian, dalam tingkatan ini mereka belum
menjadi penyedekah.
b. Penerima sedekah diharapkan berubah status dari penerima menjadi
pemberi sedekah, ini yang paling diharapkan, kalau satu tahun lalu
mereka masih menjadi penerima sedekah, seharusnya di tahun
berikutnya merekalah para penyedekah yang berniat memberdayakan
orang-orang yang disedekahinya (Masykur, 2008:61).
4. Adab Bersedekah
Dalam bersedekah ada beberapa cara yang mereka rasakan mampu
menggetarkan spiritual mereka:
a. Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah, jangan sampai merasa
terpaksa. Bila saat bersedekah kita justru merasa kesal, maka akan
tertanam dibawah alam sadar bahwa bersedekah itu tidak enak, bahkan
mengesalkan.
b. Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai sehingga hati akan tergetar
karenanya.
c. Bersedekah dengan sesuatu yang bernilai menurut diri sendiri,
kebanyakan wujudnya adalah uang, namun lebih luas lagi adalah
34
benda yang paling disukai, pikiran, ilmu yang disukai. Bersedekah
dengan memberikan sesuatu yang berharga akan membuat
penyumbang merasa berharga karena memberikan sesuatu yang
berharga.
d. Bersedekah dalam kuantitas yang terasa oleh perasaan. Orang
mempunyai kadar kuantitas berbeda agar hatinya bergetar ketika
menyumbang.
e. Bersedekah tanpa pernah mengharap balasan dari orang yang diberi.
Yakinlah bahwa Allah SWT akan membalas balasan, tapi tidak lewat
jalan orang yang diberi.
f. Bersedekah tanpa mengira bentuk balasan Allah SWT atas sedekah itu.
Balasan sedekah bisa berupa uang kalau bersedekah dengan uang,
namun tidak layak seseorang mengharap seperti itu. Siapa tahu
sedekah itu dibalas Allah SWT dengan kesehatan, keselamatan, rasa
tenang, dll, yang nilainya lebih besar dari nilai uang yang
disedekahkan (Kosasih, 2008:65-66).
Sedekah lebih utama jika diberikan secraa diam-diam dibandingkan
diberikan secara terang-terangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan
kepada umum. Al-Qur‟an surat Al Baqarah ayat 271 menjelaskan:
Artinya:“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik
sekali, dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu nerikan kepada
orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan
35
Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-
kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Hal ini sejalan juga dengan hadits Nabi SAW dari sahabat Abu
hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba Allah
SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah seseorang
yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan
seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan
kanannya tersebut. Cara ini dimaksudkan untuk menghindari riya’ (pamer)
yang dapat melenyapkan pahala sedekahnya, dan juga untuk menjaga
perasaan orang yang diberikan sedekah agar tidak tersinggung.
Sedekah apabila akan diberikan kepada lembaga atau badan, seperti
panti asuhan anak yatim, madrasah atau masjid, maka akan lebih baik bila
bersedekah itu diberikan secara terbuka atau terang-terangan, dan lebih
baik dipublikasikan agar menarik perhatian masyarakat luas untuk
beramai-ramai membantu lembaga atau badan tersebut (Zuhdi, 2006:83-
84).
Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak
saudara terdekat sebelum diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah
itu seyogyanya diberikan kepada orang lain yang betul-betul sedang
mendambakan uluran tangan.
Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut
sedekah yang telah ia berikan atau menyakiti perasaan yang menerima. Hal
ini ditegaskan Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 264:
36
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang
di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.
Ayat diatas menjelaskan tentang bagaimana pahala sedekah bisa
hilang karena memberikan sedekah dengan menyakiti perasaan yang diberi
sedekah.
B. Gerakan Sosial dan Gerakan Dakwah Islam
1. Pengertian Gerakan Sosial
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, gerakan sosial adalah
tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok
masyarakat yang disrtai program terencana dan ditujukan pada suatu
perubahan atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola
dan lembaga masyarakat yang ada (Suharso, 2009:340).
Gerakan sosial adalah salah satu bentuk utama dari perilaku kolektif
(collective behavior). Menurut Turner dan Killan (1972), secara formal
gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu kolektivitas yang melakukan
kegiatan dengan kadar kesinambungan tertentu untuk menunjang atau
37
menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok yang
mencakup kolektivitas itu sendiri (Aminudin, 1992:195).
Gerakan sosial diartikan sebagai sebentuk aksi kolektif dengan
orientasi konfliktual yang jelas terhadap lawan sosial dan politik tertentu,
dilakukan dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang erat oleh aktor-
aktor yang diikat rasa solidaritas dan identitas kolektif yang kuat. Secara
singkat gerakan sosial berkaitan dengan aksi organisasi atau kelompok
civil society dalam mendukung atau menentang perubahan sosial
(Triwibowo, 2006:xv).
Menurut Usman Sunyoto, gerakan sosial lazim dikonsepsikan sebagai
kegiatan kolektif yang dilakukan oleh sekelompok (orang) tertentu untuk
menciptakan kondisi yang sesuai dengan cita-cita kelompok tersebut
(Usman, 2007:3). Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk utama dari
perilaku kolektif. Secara formal gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu
kolektivitas yang melakukan kegiatan dengan kesinambungan tertentu
untuk menunjang atau menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat
atau kelompok yang mencakup kolektivitas itu sendiri. Batasan yang
sedikit kurang formal dari gerakan sosial adalah suatu usaha kolektif yang
bertujuan untuk menolak perubahan.
Pada hakikatnya, gerakan sosial merupakan jawaban spontan maupun
terorganisir dari massa rakyat terhadap negara yang mengabaikan hak-hak
rakyat, yang ditandai oleh penggunaan cara-cara diluar jalur kelembagaan
negara atau buhkan yang bertentangan dengan prosedur hukum dan
38
kelembagaan negara. Gerakan sosial juga bisa dilihat sebagai upaya
bersama massa rakyat yang hendak melakukan pembaruan atas situasi dan
kondisi sosial politik yang dipandang tidak berubah dari waktu ke waktu
atau juga untuk menghentikan kondisi status quo. Meskipun
fungsionalisme sebagai aliran pemikiran mengklaim sebagai teori
perubahan, tetapi kalau dilihat asumsi dasarnya maka fungsionalisme
sebenarnya merupakan bersandar pada gagasan status quo (Faqih,
1996:42).
Secara historis gerakan sosial adalah fenomena universal. Rakyat
diseluruh masyarakat dunia tentunya mempunyai alasan dan tujuan
kolektif mereka dan menentang orang yang menghalangi mereka dalam
mencapai tujuannya. Sejarah juga melukiskan pemberontakan dan ledakan
ketidakpuasan di zaman kuno, gerakan keagamaan yang kuat diabad
pertengahan, pemberontakan petani yang hebat ditahun 1381 dan 1525,
reformasi dan gerakan kultural, etnis dan nasional sejak zaman renaisance.
Gerakan sosial besarlah yang menyumbang terhadap revolusi Prancis,
Inggris dan Amerika Serikat. Strategi dan taktik gerakan disemua zaman
itu telah banyak yang berubah dan berkembang, namun kebanyakan
pengamat sependapat bahwa hanya dalam masyarakat moderenlah era
gerakan sosial itu benar-benar dimulai. Hanya di abad 19 dan 20 gerakan
sosial telah menjadi begitu banyak, besar, penting, dan besar akibatnya
terhadap perubahan (Piotz, 2008:329).
39
Gerakan sosial secara teoritis merupakan sebuah gerakan yang lahir
dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam
institusi, kebijakan atau struktur pemerintah. Disini terlihat tuntutan
perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi
dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan
dengan kehendak sebagian rakyat. Gerakan sosial lahir dari masyarakat
maka kekurangan apapun ditubuh pemerintah menjadi sorotannya. Dari
literatur definisi tentang gerakan sosial, ada pula yang mengartikan
gerakan sosial sebagai sebuah gerakan yang anti pemerintah dan juga pro
pemerintah. Ini berarti tidak selalu gerakan sosial itu muncul dari
masyarakat tapi bisa juga hasil rekayasa para pejabat pemerintah atau
penguasa (Sudarsono, 1976:24-25).
Gerakan sosial dalam penulisan ini mempunyai pengertian sebuah
kegiatan kolektif yang dilakukan oleh sekolompok (orang) tertentu untuk
menciptakan kondisi yang sesuai dengan cita-cita kelompok tersebut.
2. Macam- Macam Gerakan Sosial
Menurut Syarbaini (2009:159) ada bermacam jenis gerakan sosial,
meskipun diklasifikasikan sebagai jenis gerakan yang berbeda, jenis-jenis
gerakan bisa tumpang-tindih, dan sebuah gerakan tertentu mungkin
mengandung elemen-elemen lebih dari satu jenis gerakan. Macam-macam
gerakan itu antara lain:
a. Gerakan Protes. Gerakan protes adalah gerakan yang bertujuan
mengubah atau menentang sejumlah kondisi sosial yang ada. Ini
40
adalah jenis yang paling umum dari gerakan sosial di sebagian besar
negara industri. Di Amerika Serikat, misalnya, gerakan ini diwakili
oleh gerakan hak-hak sipil, gerakan feminis, gerakan antinuklir, dan
gerakan perdamaian. Gerakan protes sendiri masih bisa
diklasifikasikan menjadi dua, gerakan reformasi dan gerakan
revolusioner. Sebagian besar gerakan protes adalah gerakan reformasi,
karena tujuannya hanyalah untuk mencapai reformasi terbatas tertentu,
tidak untuk merombak ulang seluruh masyarakat. Gerakan reformasi
merupakan upaya untuk memajukan masyarakat tanpa banyak
mengubah struktur dasarnya. Misalnya, menuntut adanya
kebijaksanaan baru di bidang lingkungan hidup, politik luar negeri,
atau perlakuan terhadap kelompok etnis, ras, atau agama tertentu.
Sedangkan gerakan revolusioner adalah bertujuan merombak ulang
seluruh masyarakat, dengan cara melenyapkan institusi-institusi lama
dan mendirikan institusi yang baru. Gerakan revolusioner berkembang
ketika sebuah pemerintah berulangkali mengabaikan atau menolak
keinginan sebagian besar warganegaranya atau menggunakan apa yang
oleh rakyat dipandang sebagai cara-cara ilegal untuk meredam
perbedaan pendapat. Seringkali, gerakan revolusioner berkembang
sesudah serangkaian gerakan reformasi yang terkait gagal mencapai
tujuan yang diinginkan.
b. Gerakan Regresif atau disebut juga Gerakan Resistensi. Gerakan
Regresif ini adalah gerakan sosial yang bertujuan membalikkan
41
perubahan sosial atau menentang sebuah gerakan protes. Misalnya,
adalah gerakan anti feminis yang menentang perubahan dalam peran
dan status perempuan.
c. Gerakan Religius. Gerakan religius dapat dirumuskan sebagai gerakan
sosial yang berkaitan dengan isu-isu spiritual atau hal-hal yang gaib
(supernatural), yang menentang atau mengusulkan alternatif terhadap
beberapa aspek dari agama atau tatanan kultural yang dominan.
d. Gerakan Komunal, atau ada juga yang menyebut Gerakan Utopia.
Gerakan komunal adalah gerakan sosial yang berusaha melakukan
perubahan lewat contoh-contoh, dengan membangun sebuah
masyarakat model di kalangan sebuah kelompok kecil. Mereka tidak
menantang masyarakat kovensional secara langsung, namun lebih
berusaha membangun alternatif-alternatif terhadapnya. Ini bisa
dilakukan dengan berbagai cara. Seperti: membangun rumah kolektif,
yang secara populer dikenal sebagai komune (communes), di mana
orang tinggal bersama, berbagi sumberdaya dan kerja secara merata,
dan mendasarkan hidupnya pada prinsip kesamaan (equality).
e. Gerakan Perpindahan. Orang yang kecewa mungkin saja melakukan
perpindahan. Ketika banyak orang pindah ke suatu tempat pada waktu
bersamaan, ini disebut gerakan perpindahan sosial (migratory social
movement). Contohnya: migrasi orang Irlandia ke Amerika setelah
terjadinya panen kentang, serta kembalinya orang Yahudi ke Israel,
yang dikenal dengan istilah Gerakan Zionisme.
42
f. Gerakan Ekspresif. Jika orang tak mampu pindah secara mudah dan
mengubah keadaan secara mudah, mereka mungkin mengubah sikap.
Melalui gerakan ekspresif, orang mengubah reaksi mereka terhadap
realitas, bukannya berupaya mengubah realitas itu sendiri. Gerakan
ekspresif dapat membantu orang untuk menerima kenyataan yang
biasa muncul di kalangan orang tertindas. Meski demikian, cara ini
juga mungkin menimbulkan perubahan tertentu.
g. Kultus Personal. Kultus personal biasanya terjadi dalam kombinasi
dengan jenis-jenis gerakan lain. Gerakan sosial jenis ini berpusat pada
satu orang, biasanya adalah individu yang kharismatis, dan
diperlakukan oleh anggota gerakan seperti dewa. Pemusatan pada
individu ini berada dalam tingkatan yang sama seperti berpusat pada
satu gagasan. Kultus personal ini tampaknya umum di kalangan
gerakan-gerakan politik revolusioner atau religius (Syarbaini, 2009:
159).
Gerakan sosial mempunyai tujuan untuk merubah keadaan sosial yang
lebih baik. Dalam hal ini gerakan dakwah juga mempunyai tujuan
mengajak manusia kepada kebaikan dan meningalkan kejahatan. Sehingga
keduanya mempunyai tujuan yang hampir sama.
3. Karakteristik Gerakan Sosial
Menurut Surakhmad (2010: 25) sebuah gerakan yang dilakukan oleh
organisasi harus mempunyai dasar ideologi dan filosofi yang jelas dan
relevan dengan kondisi ruang dan waktu dan konteks organisasi yang
43
terkait. Sehingga kita dapat memilih gabungan dari keduanya, yakni
praktek yang berdasarkan filosofi yang relevan, untuk senantiasa
memberikan pembenaran, arah, tujuan dan makna dari seluruh spektrum
kegiatan organisasi.
Menurut Syarbaini (2009:156), ada empat unsur utama yang perlu
ditekankan dalam sebuah gerakan sosial , yaitu:
a. Jaringan yang kuat tetapi interakisnya bersifat informal atau tidak
terstruktur. Dengan kata lain ada ikatan ide dan komitmen bersama di
antara para anggota atau konstituen gerakan itu meskipun mereka
dibedakan dalam profesi, kelas sosial, dll.
b. Ada sharing keyakinan dan solidaritas di antara mereka.
c. Ada aksi bersama dengan membawa isu yang bersifat konfliktual. Ini
berkaitan dengan penentangan atau desakan terhadap perubahan
tertentu.
d. Aksi tuntutan itu bersifat kontinyu tetapi tidak terinstitusi dan
mengikuti prosedur rutin seperti dikenal dalam organisasi atau agama.
Syarat-syarat umum bagi setiap gerakan mempunyai beberapa ciri-
ciri, yaitu:
a. Mempunyai landasan tertentu.
b. Mempunyai tujuan atau target yang telah ditetapkan.
c. Mempunyai metode untuk meraih target.
Syarat-syarat diatas adalah umum bagi setiap gerakan. Sebagai contoh
sebuah gerakan sosial seperti Panti Asuhan akan mempunyai landasan
44
tersendiri, dengan target membantu anak yatim piatu dan anak-anak dari
keluarga tidak mampu dengan metode tertentu yang telah dirumuskan,
misalnya dengan mencari sumbangan atau sponsor untuk mendapatkan
dana (http://ferza.net/catatan-baru-semagat-baru.html/april/2011).
Suatu gerakan sosial dapat dikatakan terbuka apabila apabila ada
pernyataan yang secara eksplisit mengajak kearah perubahan. Suatu
gerakan sosial juga bisa dikatakan kolektif apabila terdapat kelompok
orang yang terpangil untuk melakukan perubahan. Suatu gerakan sosial
dikatakan mampu bertahan, apabila gerakan tersebut bertahan didalam
sejumlah peristiwa penting (Setyaningrum, 2002:44).
Dalam melihat perkembangan gerakan sosial, salah satu aspek penting
yang layak diperhatikan adalah mekanisme iternalnya yang
memungkinkan gerakan bisa tumbuh dan lebih terorganisasi. Pada awal
perkembangannya peran pemimpin dalam menciptakan mekanisme itu
sangat penting (Arifin, 2005:89).
4. Pengertian Gerakan Dakwah Islam
Gerakan dakwah Islam adalah istilah untuk individu-individu muslim
yang memahami Islam dengan benar dan menyeluruh sebagaimana dibawa
Rasulullah tanpa memilah-milah atau membuat penyimpangan (Masyhur,
2000:686).
Gerakan dakwah Islam di artikan setiap aktivitas dalam rangka
melaksanakan dakwah Ialam. Dalam rangka mengajak manusia kepada
45
kebaikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang
mungkar.
M Natsir dalam bukunya Fiqhud Da‟wah-nya menyebutkan gerakan
dakwah Islam adalah gerakan dalam rangka mengajak manusia kepada
Allah SWT dengan hikmah wal mau‟izhotil hasanah, hingga dia ingkar
kepada thoghut dan beriman kepada Allah SWT, dan keluar dari kegelapan
jahiliyah Islam (http://www.era-muslim.com/pengertian+gerakan-
dakwah.14/april/2011).
Dengan demikian pengertian gerakan dakwah Islam secara umum
adalah setiap gerakan dalam rangka mengajak kepada Islam dan
meninggalkan jahiliyah. Adapun secara khusus, gerakan dakwah Islam
sering disebut gerakan Islam (Al-Harakah Al-Islamiyah) atau juga disebut
jama‟ah dakwah atau juga disebut kutlah dakwah (kelompok dakwah),
yaitu sebuah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang bersama-sama
melaksanakan dakwah dalam satu kesatuan kerja dan koordinasi.
Gerakan dakwah adalah sebuah aktifitas massal dalam format amal
jama‟i yang memiliki konsep idiologi yang mapan, smart leader,
organisasi yang rapi dan solid, program dakwah yang komprehensif,
seimbang dan berkelanjutan, sumber daya manusia berkualitas.
Dakwah Islam ditinjau dari etimologi atau asal kata (bahasa) dakwah
berasal dari bahasa arab yang berarti pangilan ajakan atau seruan. Dalam
ilmu tata bahasa arab, kata dakwah berbentuk sebagai isim masdar. Kata
ini berasal dari fi’il (kata kerja) da’a yad’u, artinya memangil, mengajak
46
atau menyeru. Arti kata dakwah seperti ini sering dijumpai atau
dipergunakan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an seperti surat Al-Baqarah ayat 23:
Artinya:“dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran
yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31]
satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”.
Sedangkan arti dakwah menurut istilah atau terminologi ini ada
beberapa ahli yang telah merumuskan istilah tersebut. Antara lain:
a. Prof. Dr Abu Bakar Aceh.
Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada semua manusia
untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran yang benar, dilakukan dengan
penuh kebijakan dan nasehat yang baik.
b. Prof. H. M. Toha Yahya Umar
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan
yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dunia
dan akhirat.
c. Prof. A. Hasyimi
Dakwah Islamiah yaitu mengajak orang untuk meyakini dan
mengamalkan akidah, syari’ah Islamiah yang terlebih dahulu telah
diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri (Sukir, 1983:19).
47
Gerakan dakwah mempunyai beberapa karakter atau ciri-ciri,
diantaranya:
d. Memiliki konsep idiologi dan pemikiran yang mapan dan kuat
sehingga ada jaminan kebenaran dan kekuatan berdasarkan Al-Qur,an
dan sunah Rasul. Idiologi pemikiran itu menjadi motor sekaligus frame
work semua aktivitas organisasi.
e. Memiliki smart leader sebagai tingkatan struktural organisasi. Contoh
dalam segala hal misalnya pemikiran, ide, gagasan, teori konsep dll.
f. Memiliki sistem dan aturan main yang fair (adil) dan natural sesuai
dengan visi misi organisasi dalam Islam.
g. Memiliki program dakwah yang komprehensif, seimbang, sesuai
dengan perencanaan jangka panjang.
h. Memiliki sumber daya manusia yang tinggi khususnya mereka yang
memimpin formal dan informal sehingga menjadi refrensi dibidang
masing-masing, teori dan prakteknya baik tingkat daerah, nasional
maupun global (http://www.eramuslim.com/berita/gerakan-dakwah-
islam-1htm.april/2011).
Gerakan dakwah dalam penulisan ini mempunyai pengertian aktifitas
dakwah Islam dalam rangka mengajak manusia kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Latar belakang terbentuknya gerakan dakwah
Islam adalah demi memenuhi seruan Allah SWT didalam Al-Quran surat
Ali Imron ayat 104 yaitu, “dan hendaklah ada segolongan diantara kamu
48
segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada
kemungkaran. Dan merekalah orang-orang yang beruntung”.
Sejarah gerakan dakwah Islam umumnya muncul pada akhir abad ke-
19 dan awal abad ke-20. Yaitu saat negeri-negeri kaum muslimin
mengalami penjajahan dan menurunnya cahaya khilafah Islam, yaitu
Khilafah Turki Utsmani. Umat Islam sedang mengalami kesuraman dalam
kehidupan dan terseok-seok dalam arus sosial politik yang sedang
berkembang saat itu. Puncaknya adalah kejatuhan kekuasaan khilafah
Islam yang menyatukan seluruh kaum muslimin sedunia.
Peristiwa kejatuhan khilafah ini terjadi pada tanggal 3 Maret 1924
pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid II. Kejatuhan khilafah ini
tidak dapat dilepaskan dari peran gerakan zionisme internasional melalui
tangan Mustafa Kemal Attaturk yang melakukan pembubaran sistem
khilafah dan menggantikannya dengan sistem republik sekuler.
Ketiadaan khilafah Islam sebagai sistem pemerintahan yang
menyatukan kaum muslimin sedunia pada satu blok kekuatan dalam
bidang sosial budaya, politik, ekonomi dan militer semakin
menenggelamkan kaum muslimin pada masa kegelapannya. Ketiadaan
khilafah Islam juga menjadikan musuh-musuh Islam semakin leluasa
mencabik-cabik dan menjarah negeri-negeri kaum muslimin. Tidak ada
lagi payung perlindungan atas negeri-negeri kaum muslimin. Lalu umat
Islam seduniapun hidup dalam kondisi porak-poranda dan tercerai berai.
49
Menyadari akan arti penting khilafah Islam dalam kehidupan umat
Islam, apalagi menyadari bahwa khilafah Islam merupakan warisan dari
Rasulullah SAW dan para sahabatnya, maka umat Islampun akhirnya
tergerak untuk memunculkan kembali sistem khilafah Islam melalui
konferensi Khilafah sedunia yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu tahun
1925 dan 1926.
Kegagalan yang dialami umat Islam tersebut akhirnya mendorong
kelahiran gerakan-gerakan dakwah Islam yang merintis dakwah dari
bentuk yang kecil sampai yang besar, dari tingkatan lokal, regional dan
akhirnya mondial (global) dengan mewujudkan kembali sistem khilafah
Islam di dunia (http://www.era-muslim.com/pengertian+gerakan-dakwah).
Gerakan dakwah Islam mempunyai beberapa landasan agar gerakan
dakwah itu bisa berlangsung dalam menjalankan gerakan dakwahnya,
yaitu:
a. Kekuatan moral dan spiritual menjadi modal utama dan pertama dalam
setiap gerakan. Landasan moral dan spiritual itu bersumber pada
petunjuk Allah SWT.
b. Kemampuan intelektual dalam memahami ayat-ayat Al-Qur‟an.
c. Idiologi atau idealisme yang dengannya gerakan mempunyai visi misi
perjuangan yang jelas. Ini juga merupakan karunia Allah SWT kepada
manusia berupa pemikiran yang paripurna, bisa memiliki pandanagan
jauh kedepan, walau masa-masa sulit.
50
d. Manhaj atau metodologi. Allah SWT tidak hanya memberikan perintah
saja, malainkan juga konsepsi dan landasan operasional. Dalam
berdakwah kita mencontoh Rasulullah SAW bagaimana dakwah yang
jelas, terarah dan sistematis.
e. Kefitrahan. Dinul Islam itulah modal besar, karena sesuai dengan fitrah
manusia, tidak berbenturan dengan kultur manusia, binatang, dan
ekosistem. Bahkan, Allah SWT menegaskan bahwa semua makhluk itu
adalah junud (tentara) Allah SWT. Berjuang tanpa fitrah alam akan
gagal, karena hukum itu bersifat baku dan tetap sepanjang zaman. Ini
adalah modal yang sangat besar, walaupun kita tidak merasakannya.
f. Institusional. Gerakan dakwah adalah kerja jama‟ah yang banyak
orang tidak melakukannya. Untuk memperoleh banyak dukungan dari
proses gerakan ini, seperti thawashau bil haq dan thawashau bis
shobri. Itu hanya bisa dilakukan dengan jamaah, karena bisa saling
mengingatkan, itu diperlukan dalam gerakan agar tidak tergelincir.
g. Bersifat Material. Sebenarnya Allah SWT telah banyak memberikan
modal material kepada manusia berupa alam semesta beserta segala
isinya, tetapi mungkin manusia belum bisa mendayagunakannya.
Bahkan, dalam al Qur‟an surat al Hajj ayat 31, Allah berfirman: “Telah
Aku datangkan segala apa yang kamu butuhkan, wa in ta’uddu
ni’matallah laa tuhsuha”. Karena kezaliman dan
ketidakproporsionalan sikap manusia, sehingga tidak memiliki daya
51
inovatif dan kreatif untuk memanfaatkannya. Menyadari dan
mensyukuri nikmat Allah SWT itu penting. Bagaimana nikmatnya
udara, sehari kurang lebih 350 kilogram manusia memakai oksigen
untuk tubuhnya, seperlima diantaranya dipakai oleh otak. Kesadaran
manusia, bahwa memiliki modal dasar itu penting demi keinginan
yang kuat dan cita-cita yang tinggi (http://peran-pemuda-dalam-
gerakan-dakwah.htm.blogspot.com.april/2011).
Kecenderungan pada beberapa kalangan dai untuk melakukan
kegiatan dakwah secara individual, tanpa terkait dengan dai-dai lainnya
untuk melakukannya secara bersama-sama. Akibatnya, dakwah yang
dilakukannya hanyalah terbatas pada dakwah bil-qoul (dengan lisan).
Mungkin juga tanpa perencanaan yang matang dan evaluasi pada setiap
langkahnya. Lebih berbahya lagi apabila setiap dai dalam melakukan
kegiatan dakwahnya berusaha menyesuaikan dengan hobi dan kesenangan
masyarakat pendengarnya. Sehingga walau sering berceramah, perubahan
pada masyarakat sasarannya hampir tidak ada. Sudah saatnya dakwah
dilakukan dalam sebuah organisasi yang rapi dan teratur, dalam sebuah
amal jama’i yang memadukan beberapa keahlian, profesi, dan kekuatan.
Disitu terdapat ahli perencanaan, ahli pendidikan, ahli komunikasi, ahli
psikologi, ahli pertanian, ahli kesehatan, dan ahli-ahli dibidang lainnya.
Dalam organisasi dan lembaga tersebut direncanakan dengan matang
materi dan metode dakwah, sasaran yang mau dicapai, termasuk klasifikasi
sasaran dakwah dan juga langkah-langkah evaluasinya. Allah SWT
52
berfirman dalam Al-Qur‟an surat Ash-Shaff ayat 4 yang
artinya,”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang
dijalan-NYA dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
Dalam ayat tersebut di atas Allah mengingatkan bahwa dalam
berdakwah sebaiknya dilakukan bersama-sama, saling membantu antara
yang satu dengan yang lainnya (Hafidhuddin, 1998:183).
Mengacu kepada pengertian dan teori gerakan sosial, gerakan dakwah
menjadi bagian dari gerakan sosial. Kesamaan antara gerakan sosial dan
dakwah terletak pada tujuan dan sistem organisasi yang digunakan untuk
mencapai perubahan yang lebih baik.
5. Sedekah Dan Gerakan Dakwah Islam
Sedekah yang dikembangkan melalui strategi dan metode tertentu
akan lebih efektif digunakan dalam memasyarakatkan sedekah. Sehingga
gerakan sedekah yang dilakukan untuk mengembangkan dakwah menjadi
lebih mudah. Berdasarkan teori-teori gerakan sosial dan gerakan dakwah,
Sedekah yang dilakukan dalam rangka untuk merubah keadaan sosial yang
lebih baik, menjadikan sedekah sebagai gerakan dakwah mempunyai tujuan
yang sama dengan gerakan sosial. Dalam mengerakkan suatu kelompok
untuk bersedekah, seorang pendakwah juga membutuhkan sebuah organisasi
dan strategi yang harus dimiliki untuk menggerakkan suatu kelompok itu.
53
Sedekah bisa dikatakan sebagai gerakan sosial, karena memiliki
beberapa karakter yang sama yang dimiliki dalam sebuah gerakan, yaitu
yang mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai landasan tertentu.
b. Mempunyai tujuan atau target yang telah ditetapkan.
c. Mempunyai metode untuk meraih target.
Syarat-syarat diatas adalah syarat umum bagi setiap gerakan. Sebagai
contoh sebuah gerakan sosial seperti Panti Asuhan akan mempunyai
landasan tersendiri, dengan target membantu anak yatim piatu dan anak-
anak dari keluarga tidak mampu dengan metode tertentu yang telah
dirumuskan, misalnya dengan mencari sumbangan atau sponsor untuk
mendapatkan dana.
Begitu juga dengan gerakan dakwah, misalnya yang dilakukan oleh
Yusuf Mansur dalam mengerakkan sedekah mempunyai sebuah landasan
yaitu Al-Quran sebagai petunjuk untuk mentauhidkan Allah SWT. Dengan
tujuan menjadikan masyarakat bisa hidup menjadi lebih baik melalui
lembaga-lembaga yang dipimpin oleh Yusuf Mansur, yaitu yayasan Daarul
Qur‟an dan Wisata Hati.
Pada hakekatnya sedekah dan gerakan dakwah Islam adalah suatu
upaya untuk merubah suatu keadaan menjadi keadaan lain yang lebih baik
menurut ajaran Islam. Ini berarti upaya menumbuhkan kesadaran dari dalam
pada diri sesorang (obyek dakwah). Suatu kesadaran yang memungkinkan
obyek dakwah mempunyai persepsi cukup memadai tentang Islam sebagai
54
sumber nilai dalam hidupnya dan yang dapat juga menumbuhkan kekuatan
dan kemauan dalam dirinya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Islam
tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Ahmad,2005:2).
Proses aktualisasi nilai perintah dakwah pada semua dataran
kenyataan manusia memerlukan suatu upaya yang terorganisir dalam rangka
merealisir fungsi ajaran Islam. Fungsi ajaran Islam itu adalah upaya
membebaskan umat dari sistem kehidupan yang dhalim menuju suatu sitem
kehidupan yang adil yang diridhai Allah SWT. Proses ini terdiri dari
pengubahan sistem merasa, berfikir, bersikap dan bertindak individu dan
masyarakat menuju pembangunan dan penciptaan realitas sistem baru yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kebenaran,
perdamaian, keindahan, keindahan (Ahmad, 2005:4).
Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, pertama kali
yang dilakukan adalah membentuk pribadi-pribadi muslim yang tangguh.
Mulai dari istrinya, Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat dekat
lainnya. Mereka yang tercatat sebagai orang awal masuk Islam itu memang
menjadi tulang punggung gerakan dakwah Rasulullah SAW. Hal itu
mengandung pelajaran bahwa berdakwah haruslah mampu menumbuhkan
pioner-pioner muslim yang tangguh, yang pada akhirnya mereka mampu
menjadi dinamisator di dalam masyarakat (Hafidhuddin,1998:185). Dakwah
hendaknya mampu mengubah pribadi seorang muslim dari profil yang statis
dan lemah menjadi profil yang kokoh kuat, dinamis, kreatif, serta produktif.
55
6. Sedekah Sebagai Gerakan Sosial
Berbagai aspek dalam Islam, baik ideologi, spiritual, hukum sosial
maupun politik, masing-masing saling konsisten dan menopang satu sama
lain. Oleh karena itu, Islam tidak meminta kaum muslim untuk
menyibukkan diri hanya dengan shalat saja, tetapi mereka pun harus bekerja
keras untuk memperluas dan melaksanakan aspek-aspek Islam yang lain
dalam setiap sektor kehidupan serta menciptakan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Islam. Sejalan dengan pandangan Islam di atas,
sedekah wajib atau zakat merupakan salah satu syarat mutlak di dalam
membina masyarakat muslim. Memberikan zakat merupakan salah satu
alasan diberikannya wewenang kepada orag-orang yang berbuat untuk
memakmurkan bumi. Sedekah wajib atau zakat, sebagai suatu lembaga,
benar-benar lekat kebijakan keuangan. Bahkan zakat memainkan peranan
lebih penting dalam menghapus kesenjangan sosial. Penerapannya tak hanya
dilakukan satu dua hari saja, melainkan melalui rentang waktu satu tahun
(Ibrahim, 2008:26).
Sistem Islam diabadikan untuk persaudaraan umat manusia diikuti
dengan keadilan sosial dan ekonomi serta distribusi pendapatan yang
merata. Sistem ini ditujukan pula bagi kebebasan individu dalam kerangka
kesejahteraan sosial. Pengabdian ini dengan penekanan, berorientasi
spiritual secara halus pada seluruh rajutan norma-norma sosial dan ekonomi.
Sedekah wajib atau zakat merupakan ibadah pokok dan bukan pajak,
merupakan pertumbuhan sekaligus penyucian diri. Secara teknis zakat
56
berarti menyucikan harta milik seseorang dengan cara pendistribusian oleh
kaum kaya sebagian harta kepada kaum miskin sebagai hak mereka. Dengan
membayar zakat, maka seseorang memperoleh penyucian hati dan dirinya
serta telah melakukan tindakan yang benar dan memperoleh rahmat selain
hartanya akan bertambah. Kata lain yang digunakan zakat baik di dalam Al-
Qur‟an maupun hadis adalah sedekah yang berasal dari kata shidiq (yang
hak dan benar). Istilah sedekah termasuk dalam zakat, sedekah ini ada dua
macam, yaitu sedekah tathawwu’ (sumbangan sukarela) dan sedekah
mafrudh (sumbangan wajib) (Ibrahim, 2008:27).
Sedekah wajib atau zakat menempati posisi ketiga dalam rukun Islam.
Yang pertama dan kedua adalah syahadat dan sahalat. Al-Qur‟an
menjadikan hal ini sangat penting, walaupun dalam bayangan mayarakat
pada umumnya puasa menempati kedudukan setelah shalat. Di atas dua
rukun inilah, shalat dan zakat, berdiri bangunan Islam. Jika keduanya
hancur, Islam sulit untuk bisa bertahan. Demikan pentingnya zakat dalam
Islam, sehingga kaum muslim menerimanya sebagai suatu kewajiban dan
satu jalan (Ibrahim, 2008:30).
Dari sudut pandang yang logis, pembayaran zakat akan menghasilkan
dua kebaikan utama, yaitu menjauhkan seseorang dari dosa dan
menyelamatkan si pemberi dari akhlak tercela yang ditimbulkan cinta dan
rakus pada harta. Maka melalui sedekah wajib atau zakat, kelompok yang
lebih miskin ditingkatkan kesejahteraannya.
57
Menurut Ũmar Bin Khaththâb dalam bukunya Ahmad Rofiq, zakat di
syari‟atkan untuk merubah mereka yang semula mustahiq (penerima) zakat
menjadi muzakki (pemberi). Ini hanya dapat diwujudkan jika zakat tidak
hanya dapat diwujudkan jika zakat tidak hanya dimaknai secara tekstual,
dan didistribusikan sebagai pemberian dalam bentuk konsumtif, untuk
memenuhi jangka pendek. Akan tetapi perlu dilakukan innovasi dam
pembaharuan pemahaman dalam bentuk penalaran utamanaya tentang harta
benda atau profesi yang hasilnya dikenakan beban zakat, dan
pendistribusiannya sebagian diberikan dalam bentuk dana untuk kegiatan
produktif. Dengan demikian mustahiq dapat memutar dana tersebut,
sehingga dapat menjamin kebutuhan sehari-hari da mengembangkannya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam jangka panjang (Rofiq,
2004:259).
Pada awal Islam, sedekah wajib atau zakat dikelola negara atau
pemerintah. Praktik semacam ini juga diteruskan pada massa khulafa‟al-
Rasyidin. Pada massa Abu Bakar Al-Shidiq, warga yang enggan membayar
zakat diperangi. Abu Bakar merasa wajib untuk mengefektifkan
penghimpunan zakat. Dalam pendistribusian zakat misalnya, Umar bin al-
khatab tidak memberikan bagian zakat kepada muallafah qulũbuhum
(pemula muslim) karena pertimbangan politis (Rofiq, 2004:260).
Sedekah akan membangun mentalitas kepedulian sosial yang tinggi,
utamanya bagi mereka yang mampu. Selain agar kekayaan tidak hanya
beredar di kalangan orang-orang kaya saja, juga kokohnya sebagai ikatan
58
persaudaraan antaar mereka yang mampu dan yang tidak mampu,
menjadikan tali silaturrahim itu diikat denga semangat keagamaan yang
dikemas dalam bahasa ekonomi. Karena bagaimanapun juga, kepedulian
sosial dalam perspektif ini memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi. Shalat
ritual yang dijalankan tanpa mengimbas kepada perilaku sosial secara riil,
maka shalat kehilangan jati dirinya. Simbol salam ikrar untuk menebar
kesejahteraan ke siapa saja yang membutuhkan di sebelah kanan dan
sebelah kiri, adalah perintah yang wajib dipenuhi dengan tindakan kongkrit
(Ahmad, 2004:242).
Sedekah yang dikembangkan melalui strategi dan metode tertentu
akan lebih efektif digunakan dalam memasyarakatkan sedekah. Sehingga
gerakan sedekah yang dilakukan untuk mengembangkan dakwah menjadi
lebih mudah. Berdasarkan teori-teori gerakan sosial dan gerakan dakwah,
Sedekah yang dilakukan dalam rangka untuk merubah keadaan sosial yang
lebih baik, menjadikan sedekah sebagai gerakan dakwah mempunyai tujuan
yang sama dengan gerakan sosial. Dalam mengerakkan suatu kelompok
untuk bersedekah, seorang pendakwah juga membutuhkan sebuah organisasi
dan strategi yang harus dimiliki untuk menggerakkan suatu kelompok itu.
Adapun komponen-komponen yang harus ada dalam definisi gerakan sosial:
1. Kolektivitas orang yang bertindak bersama.
2. Tujuan bersama tindakannya adalah perubahan tertentu dalam
masyarakat mereka yang ditetapkan partisipan menurut cara yang
sama.
59
3. Kolektivitasnya relatif tersebar namun lebih rendah drajatnya dari
pada organisasi formal.
4. Tindakannya mempunyai derajat spontanitas relatif tinggi namun tak
telembaga dan bentuknya tak konvensional (Rusdiyanta, 2009:156).
Teori psikologi menghubungkan gerakan sosial dengan ketidakpuasan
pribadi atau ketidakmampuan menyesuaikan diri yang menyebabkan orang
bersikap mudah terlibat dalam suatu gerakan. Teori sosiologi menekankan
depresiasi relatif, yaitu situasi dimana harapan orang terbukti lebih tinggi
daripada kenyataan yang terjadi (Horton, 1984:202).
Pola perkembangan gerakan sosial tidaklah sama, namun semua
gerakan sosial dimulai dari suatu gerakan krisis, lalu mengalami
perkembangan dalam berbagai tingkat, dan kemudian lenyap atau
melembaga. Menurut sosiolog W.E Gettys, kebanyakan gerakan sosial
melewati tahap-tahap berikut:
1. Tahap kegelisahan. Dalammtahap ini terjadi ketidakpuasan akibat
pergolakan sistem yang kurang baik. tahap ini bisa meluas dan
berlangsung selama beberapa tahun.
2. Tahap kegusaran. Setelah perhatian dipusatkan pada kondisi-kondisi
yang menimbulkan kegelisahan, maka terhimpunlah sebuah
kolektivitas. Kegelisahan yang muncul dalam kolektivitas ini
digerakkan oleh para agitator atau pemimpin.
3. Tahap formalisasi. Dalam tahap ini, tidak tampak adanya struktur
formal yang terorganisir yang dilengkapi dengan hierarki petugas-
60
petugas. Salah satu tugas penting adalah menjelaskan ideologi gerakan
kepada anggota yang telah bersatu. Sebab-sebab terjadinya
ketidakpuasan, rencana aksi dan sasaran-sasaran gerakan.
4. Tahap pengembangan. Jika gerakan tersebut berhasil menarik banyak
pengikut dan dapat memenangkan dukungan publik, akhirnya akan
terjadi pelembagaan. Selama tahap ini, ditetapkan suatu birokrasi dan
kepemimpinan yang profesional yang disiplin menganti figur-figur
kharismatik sebelumnya (Rusdiyanta, 2009:160).
Secara historis gerakan sosial adalah fenomena universal. Rakyat di
seluruh masyarakat manusia tentu mempunyai alasan untuk bergabung dan
berjuang untuk mencapai tujuan kolektif mereka dan menentang orang yang
menghalangi mereka mencapai tujuan itu.sejarawan telah melukiskan
pemberontakan dan ledakan ketidakpuasan d zaman kuno, keagamaan yang
kuat di abad pertengahan, pemberontakan petani yang hebat di tahun 1381
dan 1525, reformasi dan gerakan kultural, etnis dan nasional sejak zaman
Renaisan.gerakan sosial besarlah yang menyumbang terhadap kelahiran
modernitas di saat revolusi bojuis besar di Inggris, Perancis, dan AS.
Strategi dan taktik gerakan di semua zaman itu telah berkembang, namun
kebanyakan pengamat sependapat bahwa hanya dalam masyarakat
modernlah era gerakan sosial benar-benar dimulai. Hanya di abad 19 dan 20
gerakan sosial telah menjadi begitu banyak, besar, penting dan besar
akibatnya terhadap jalannya perubahan. Gerakan sosial adalah bagian
sentral modernitas. Gerakan sosial menetukan ciri-ciri politik modern dan
61
masyarakat modern. Gerakan sosial berkaitan erat dengan perubahan
struktural mendasar yang telah terkenal sebagai modernisasi yang menjalar
ke bidang sistem dan kehidupan dunia (Sztompka,2005:329).
Semua gerakan sosial berasal dari kondosi historis khusus. Gerakan
sosial lahir dalam kecenderungan struktur historis. Secara umum dapat
dikatakan bahwa sebelum adanya struktur, sudah tersedia tumpukan sumber
daya dan fasilitas untuk gerakan. Gagasan yang sudah ada sebelum adanya
struktur biasanya digunakan sebagai aset gerakan untuk membentuk
keyakinan, ideologi, penentuan tujuan, pengenalan lawan dan kawan, dan
visi masa depannya. Kesemuanya ini tak pernah merupakan ciptaan murni.
Wawasan ideologi, bidang kultural atau eposhistoris masyarakat tertentu
selalu sudah terbentuk terlebih dahulu. Gerakan mengartikulasikan
pandangan tradisional yang akan dihadapi ini, meyeleksinya, mengubah
penekanan, menatanya menjadi sistem yang berkaitan logis, dan
menambahkannya dengan temuan baru (Sztompka,2005:338).
62
BAB III
SEDEKAH MENURUT YUSUF MANSUR
A. Biografi Yusuf Mansur
Yusuf Mansyur lahir di Jakarta, 19 desember 1976. Terlahir dari
pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrif‟ah. Yusuf Mansur dibesarkan
dalam keluarga Betawi yang berkecukupan, Yusuf tumbuh menjadi sosok
yang cerdas, namun juga pembangkang waktu itu. Lulusan terbaik Madrasah
Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di
jurusan Informatika. Yusuf Mansur menikah dengan Siti Maemunah dan telah
dikaruniai tiga orang anak. Dia adalah cucu KH Muhammad Mansur, seorang
ulama besar Betawi yang tinggal di Jembatan Lima, Jakarta Barat (Mansur,
2008:346)
Di usia remaja Yusuf Mansur sudah menjadi seorang pebisnis. Saat usia
18 tahun, Yusuf Mansur sudah naik mobil mewah dan mempunyai
pendapatan puluhan juta rupiah sebulan dari hasil bisnisnya. Bisnis yang
dilakukan Yusuf Mansur rupanya tak selamanya berlangsung mulus dan
berjalan lancar. Usahanya menghadapi masalah. Yusuf Mansur terlibat
hutang dan dua kali masuk penjara. Namun ketika di penjara itulah, Yusuf
Mansur akhirnya bisa menghafal Alquran. Di sana pun Yusuf Mansur belajar
ilmu sedekah kepada semut.
63
Di penjara itu pula buku serial Wisata Hati lahir, kata Yusuf Mansur. Ia
telah menulis naskah serial Wisata Hati sebanyak lebih 40 judul waktu itu,
sebagian di antaranya sudah diterbitkan. Bukunya yang sangat terkenal antara
lain Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang, Kun Fayakun, Susah Itu
Mudah, Buat Apa Susah, Kaya Lewat Jalan Tol, Kado Ingat Mati, Kado
Panjang Umur, Allah Maha Penolong, Allah Maha Pemurah, Allah Maha
Pemberi dan Allah Maha Pelindung, dll. Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis
Informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan dia terlilit hutang yang
jumlahnya miliaran. Gara-gara hutang itu pula, Yusuf Mansur masuk ke
dalam lembaga pemasyarakatan selama 2 bulan. Setelah bebas, Yusuf Mansur
kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal dan terlilit hutang lagi. Cara
hidup yang keliru membawa Yusuf Mansur kembali masuk lembaga
pemasyarakatan pada tahun 1998 (Mansur, 2008: 2).
Saat di penjara itulah, Yusuf Mansur menemukan hikmah tentang
sedekah. Selepas dari penjara, Yusuf mansur mencoba berjualan es di
terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Yusuf
Mansur berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai
gerobak, Yusuf Mansur juga mulai mempunyai anak buah.
Hidup Yusuf Mansur mulai berubah saat dia berkenalan dengan polisi
yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Yusuf
Mansur membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang
64
terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak
disangka, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.
Yusuf Mansur sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini,
undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya,
Yusuf Mansur selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi
contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata.
Karier Yusuf Mansur makin meningkat setelah bertemu dengan Yusuf
Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan
meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan
Keluarga. Hasil dari rekaman itu sangat laku dipasaran.
Konsep sedekah pula yang membawa Yusuf Mansur masuk dunia seni
peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati bersama
SinemArt, Yusuf Mansur menyerukan keutamaan sedekah melalui tayangan
yang didasarkan pada kisah nyata.
Yusuf Mansur juga menggarap sebuah film berjudul KUN FA YAKUUN
yang dibintanginya bersama beberapa artis di Indonesia yang sudah terkenal,
mereka yaitu; Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film
ini merupakan sebuah proyek pamungkas dari kegiatan roadshow
(ceramah/dakwah keliling) yang berjudul sama selama bulan Januari sampai
april 2008 (http://annastacy.wordpress.com/2/mei/2011).
65
Melalui Wisata Hati, Yusuf Mansur menyediakan layanan SMS Kun
Fayakuun untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Yusuf
Mansur juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA),
sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh
keluarga besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak
penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren
Daarul Qur‟an, Wisata Hati. Yusuf Mansur bersama dua temannya
mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya
Informatika.
Yusuf Mansur seorang pimpinan pondok pesantren Tahfid Quran-Daarul
Quran di kediamannya dikampung Ketapang, Cipondoh Tangerang, dan
pemimpin pengajian Wisata Hati. Yusuf Mansur juga banyak menulis buku
diantaranya: An Introduction To The Miracle Of Giving, Wisata Hati Mencari
Tuhan Yang Hilang, Kajian Sufistik Perjalanan Lukman Hakim Menepis
Azab Menuai Rahmat, Susah itu Mudah, Kado Panjang Umur, Kun Fayakun,
Kaya Lewat Jalan Tol, Buat Apa Susah, Kado Ingat Mati, Membumikan
Rahmat Allah, Temukan Penyebabnya Temukan Jawabannya Selalu Ada
Pertolongan Allah, Mencari tuhan Yang Hilang dll.(Yusuf Mansur,2008;61)
Yusuf Mansur mulai perjalanan karirnya dimulai dari Semarang dengan
seorang Ustad yang bernama Saifudin yang sekarang menjabat sebagai
koordinator Wisata Hati Semarang. Mereka mulai kenal di Bandung tepatnya
dipondok Daarut Tauhid yang dipimpin oleh Aa Gym, waktu itu Yusuf
66
Mansur di Pondok Daarut Tauhid sebagai salah satu Motivator bersama
seorang Ustad dari semarang yang bernama Saifudin. Yusuf Mansur dan
Saefudin selain mempunyai hubungan sebagai motivator juga mempunyai
hubungan kerja sama bisnis. Yusuf Mansur di Semarang mulai
menyampaikan tujuannya kepada Saifudin untuk berdakwah di daerah jawa
tengah yang kebetulan waktu itu saifudin mempunyai banyak relasi yang bisa
untuk berdakwah.
Yusuf Mansur menyampaikan pesan ajaran Islam dengan bahasa yang
sangat sederhana namun mengena, Yusuf Mansur berdakwah dengan
bercerita yang isinya sederhana namun sangat mendalam. Sehingga para
jama‟ah mudah memahami apa yang disampaikannya, yaitu tentang kekuatan
amalan-amalan ibadah wajib beserta sunah-sunahnya dan dengan bersedekah.
Yusuf Mansur menyapa para jama‟ah terutama yang mempunyai masalah
untuk meyelesaikan masalahnya salah satunya dengan sedekah. Sebenarnya
sedekah bukan satu-satunya konsep yang dikembangkan Yusuf Mansur, akan
tetapi pada intinya yang paling utama dan terutama di Wisata Hati adalah
konsep tauhid dalam berdakwah. Untuk menyelesaikan masalah sendiri agar
seseorang bisa segera mendapatkan manfaatkan dari sedekah, harus dibarengi
dengan ibadah-ibadah yang wajib dengan benar (Penulis wawancara dengan
koordinator wisata hati).
Wisata Hati Semarang sebagai lembaga atau yayasan yang bergerak di
bidang dakwah mempunyai kegiatan yang sangat banyak. Yusuf Mansur
67
sendiri punya jadwal sebulan sekali berkunjung di Semarang untuk mengisi
tausiah. Untuk mengembangkan dakwahnya, Yusuf Mansur mengembangkan
rumah tahfid di beberapa kota. Rumah tahfid ini dinamakan PPPA Daarul
Qur‟an, dan digunakan untuk anak-anak penghafal Al-Qur‟an. PPPA Daarul
Qur‟an sendiri juga berkembang diberbagai kota salah satunya di Semarang.
Yusuf Mansur mempunyai program Indonesia Menghafal Al-Qur‟an
yang di ikuti oleh ribuan jama‟ah. Menurutnya, melalui kegiatan ini
diharapkan akan terbentuk kader-kader hafisz Qur‟an yang tangguh yang
menguasai ilmu Al-Quran. Sebagian lembaga-lembaga yang dibawah binaan
Yusuf Mansur mencapai perkembangan yang sangat pesat.
Dari perjalan hidup Yusuf Mansur, dia mengajak para jama‟ah untuk
mengamalkan ibadah wajib dengan cara yang benar, kemudian dibarengi
dengan yang sunah dan bersedekah untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapinya.
Yusuf Mansur mengawali dari diri sendiri, kemudian benahi dan
cukupkan kebutuhan keluarga, setelah itu baru menegok ke orang lain atau
bersedekah dengan orang lain. Kini nama Yusuf Mansur terus berkibar
sebagai salah seorang da‟i muda yang selalu mengkampanyekan sedekah dan
shalat Tahajjud. Selain berceramah melalui televisi, radio, buku, dan ceramah
tatap muka, dia pun berdakwah melalui kaset dan CD. Bahkan ia pun
merambah ke layar lebar. Ia juga berdakwah melalui SMS, website/internet,
dan majalah mobile „‟Kun Fakayun‟‟.
68
Yusuf Mansur pun mengembangkan sayap di bidang pendidikan. Di
Semarang, Yusuf Mansur bersama Wisata Hati Jawa Tengah
mengembangkan sekolah internasional Daqu Kids. Ia tengah membangun
kompleks sekolah Islam internasional terpadu di Kampung Ketapang,
Tangerang, yang dikhususkan buat anak-anak yatim melalui Program
Pembibitan Penghapal Alquran (PPPA). Namanya Darul Quran International.
Yusuf Mansur terkenal dilingkungan Wisata Hati dan PPPA Daarul Qur‟an
dengan sebutan, sang pelaku sedekah dan motivator sedekah.
B. Sedekah Menurut Yusuf Mansur
Sedekah Menurut Yusuf Mansur pengertiannya sangat luas yaitu
pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara
spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu dan jumlah
tertentu. Sedekah juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang
sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.
Yusuf Mansur menyampaikan tentang sedekah untuk dilaksanakan oleh
setiap orang yang punya masalah ataupun yang sedang punya hajat. Yusuf
mansur menyampaikan dengan penuh semangat dengan memulai bersedekah
dari dirinya sendiri waktu proses pidato berlangsung. Para jama‟ah pun
semakin bersemangat menyambut ajakan Yusuf Mansur dan berbondong-
bondong bersedekah pada waktu itu. Management Daarul Qur‟an dan Wisata
Hati yang menjadi panitia berhasil mensosialisasikan sedekah kepada
masyarakat luas dengan mengumpulkan hasil sedekah puluhan juta dengan
69
berbagai bentuk uang, jam tangan, perhiasan dll. (tausiah Yusuf Mansur di
PIP Semarang, 22 Juli 2011)
Sedekah menurut Yusuf Mansur diumpamakan sebagai jawaban semua
masalah bahkan dengan keyakinan serta dengan keimanan Yusuf Mansur
mengatakan tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan sedekah.
Obat seribu satu masalah bisa di obati dengan sedekah, namun juga harus
dibarengi dengan ibadah wajib dan ibadah sunah yang lainnya. Ibadah yang
wajib misalnya sholat lima waktu harus benar dan ibadah sunnah misalnya
sholat tahajud dhuha dan lain-lain (wawancara penulis dengan Yusuf Mansur
di Audit PIP Semarang). itulah yang sering Yusuf Mansur sampaikan, bahkan
kata-kata itu sudah sangat biasa dan dijadikan slogan di Wisata Hati.
Menurut Yusuf Mansur semula banyak orang yang berfikir bahwa hasil
usaha seseorang adalah seukuran kerja, seukuran usaha, seukuran proyek,
seukuran dagangan, atau seukuran modalnya, begitu selama ini pikiran
seorang bekerja. Tidak pernah terpikirkan atau jarang terpikirkan bahwa hasil
usaha bisa diperbesar lewat jalan ibadah, dan jalan usaha bisa diperluas lewat
jalan ibadah. Banyak seseorang yang tidak berani berpikir bahwa jalan ibadah
bisa menambah dan diperluas rezeki dan hanya sebatas yakin saja. Namun
untuk menjadikan sebagai metode dan menjadi sebuah sebuah solusi yang
diataskertaskan, banyak yang kurang berani.
Wacana yang kurang berani untuk meyakini keyakinan secara bulat
dipraktik maupun teori (menjadi metode) adalah sebab ada wacana bahwa
70
ibadah itu harus ikhlas, tidak boleh ibadah karena dunia-NYA. Firman Allah
SWT:
Artinya: “Katakanlah, Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-
An‟aam:162)
Ayat diatas menerangkan bahwa dalam ibadah harus ikhlas semata-mata
karena Allah SWT. Menurut Yusuf Mansur kalau orang mencari dunia milik
Allah SWT lewat jalan ibadah tidak mesti tidak ikhlas. Bagaimana kalau
mereka cerdas memisahkan antara keikhlasan dan do‟a. Memisahkan antara
keikhlasan dengan harapan. Artinya ketika menjalankan mereka tahu dengan
ilmunya bahwa dengan beribadah, dunia akan Allah SWT dekatkan, tapi pada
saat yang sama, mereka beribadah sepenuh hati kepada Allah SWT. Harapan
pun dia gantungkan semata kepada Allah SWT. Bahwa seseorang itu
menempuh jalan ibadah, sebab karena Allah SWT dan Rasul-NYA memberi
petunjuk demikian. Dalam Al-Qur‟an Allah SWT berfirman:
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang
Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan
sesudah kesempitan.”(QS. Ath-Thalaaq: 7)
71
Contoh salah satu bentuk ibadah adalah sedekah. Allah SWT dalam Al-
Qur‟an memberi tahu kalau sedang disempitkan rezekinya, bersedekahlah.
Kesulitan yang sedang dihadapi akan menjadi lebih mudah. Kemudian
seseorang yang diberi nikmat kesulitan percaya betul dan berkenan mengikuti
dengan harapan agar benar-benar kesulitan seseorang itu dimudahkan oleh
Allah SWT. Jalan-NYA yaitu jalan sedekah dan seseorang itu mau
bersedekah. Menurut Yusuf Mansur inilah yang disebut dengan iman, percaya
dengan seruan dan petunjuk Allah SWT. Seseorang percaya dan berharap
akan janji-NYA dengan bersedekah kemudian ingin diberikan kemudahan
karena firman-NYA. Seseorang yang sangat yakin dan percaya sama petunjuk
Allah SWT dan berharap hanya kepada-NYA. Inilah tauhid mengesakan
Allah SWT. Iman dan tauhid yang kemudian berbuah amal shaleh. Inilah
yang dikembangkan oleh Yusuf Mansur, ketika ada seseorang yang percaya
dan menjalankan serta merasakan kemudian bercerita dan megajak kepada
yang lain. Bahwa bersedekahlah jika ingin menyelesaikan masalah dan
kesulitannya, yang kemudian bersedekah dijadikan sebagai metode
(wawancara dengan Yusuf Mansur melalui email,5/mei/2011).
Seseorang yang bernama Lukman memberikan kesaksian kepada Yusuf
Mansur tentang kebenaran sedekah. Orang itu tempo hari menjamu 10 orang
tamu. Paginya, dia dapat pesanan katering 100 orang. Demikianlah yang
mestinya terjadi. Setelah mendapat pengalaman bahwa berinfestasi sedekah
adalah menguntungkan, mestinya seseorang terus memacu dirinya untuk terus
menerus bersedekah. Ini bukan saja berlaku di ilmu sedekah (ibadah
72
sedekah). Diseluruh ibadah, bila istiqomah, maka akan diberikan cahaya oleh
Allah SWT. Firman Allah dalam Al-Quran surat al-Anfal ayat 2 yang artinya;
“...dan apaila dibacakan ayat-ayat-NYA bertambah iman mereka”. (Mansur,
2008: 117).
Begitu juga yang terjadi dengan Pramono, seorang pengusaha ayam
bakar, dia megakui sudah biasa membuktikan janji Allah SWT melipat
gandakan sedekah dengan 10 kali lipat hingga 700 kali lipat. Setelah
mendengarkan uraian dari Yusuf Mansur tentang sedekah, Pramono
tercerahkan bahwa sedekah bukan sekedar zakat (sedekah wajib) yang
jumlahnya terbatas. Pramono pun kian semangat bersedekah termasuk
mendukung PPPA Daarul Quran. Hasilnya kini dia mengelola 20 outlet ayam
bakar, yang berpusat di tebet 57 Jakarta Selatan, yang sebelumnya hanya 3
outlet. Pramono juga mengembangkan bisnisnya ke usaha lain seperti
catering dan warung bakso. Salah satu cateringnya adalah sebuah perusahaan
televisi swasta nasional (majalah daqu, 2011:5). Inilah beberapa kisah yang
membuktikan ibadah sedekah.
1. Landasan Sedekah
Bersedekah merupakan amalan yang terpuji, karena dengan
bersedekah dapat membantu orang lain dari kesusahan dan akan
mempererat antara yang lebih kaya dengan orang yang miskin. Oleh
karena itu perintah untuk bersedekah banyak tercantum dalam Al-Quran
dan hadits, sebagaimana tersebut dibawah ini:
73
a. Al-Qur‟an surat an-Nisa‟ ayat 114 yang artinya: “tidak ada kebaikan
pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisiskan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi shadaqah atau
berbuat baik atau mengadakan perdamaian diantara mereka”.
b. Al-Quran surat at-Taubah ayat 103 yang artinya: “ambillah shodaqoh
(zakat) dari sebagian harta mereka, dengan shodaqoh (zakat) itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk
mereka. sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenangan jiwa bagi
mereka dan Allah maha mendengar lagi mengetahui”.
c. Al-Qur‟an surat al-Baqaroh ayat 262 yang artinya: “orang-orang
yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak
mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut
pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan penerima),
mereka memperoleh pahala disisi Tuhan mereka. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati”.
d. Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari
Abi Hurairah, yang artinya: “Tujuh kelompok yang akan dilindungi
oleh Allah dihari yang tidak ada perlindungan kecuali perlindungan
oleh Allah yaitu Imam yang adil, pemuda yang selalu ibadah kepada
Tuhannya, laki-laki yang hatinya terikat dengan masjid, dua orang
laki-laki yang saling mencintai karena Allah, baik ketika bersatu
maupun ketika berpisah, laki-laki yang dapat menghindar dari
74
berbuat mesum ketika seorang perempuan cantik mengajaknya dan
laki-laki tersebut berkata aku takut kepada Allah, laki-laki yang
hatinya tunduk kepada Allah dan selalu mengeluarkan air mata
ketika ibadah, laki-laki yang bershodaqoh dengan shodaqohnya ia
selalu menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya”.
Dari contoh-contoh firman Allah SWT dan hadits Rasulullah SAW
diatas, adalah merupakan bagian kecil dari perintah sedekah, karena
masih banyak ayat-ayat Allah SWT dan hadits Rasulullah SAW yang
menjelaskan tentang sedekah dengan demikian sangat jelas, bahwa
sedekah sangat dianjurkan oleh agama dan merupakan amalan yang
sangat dicintai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW dalam menolong
sesama umat manusia (wawancara penulis melalui email dengan Yusuf
Mansur, 5 mei 2011).
2. Hukum Sedekah
Hukum sedekah menurut Yusuf Mansur adalah sebuah keharusan
bagi seseorang yang sedang mengalami kesulitan ataupun yang sedang
mempunyai hajat. Sedekah merupakan perintah Allah SWT yang ada
dalam Al-Quran seperti dalam surat al-Baqarah ayat 254 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah)
sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi
75
syafa'at. dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang
zalim”.(Mansur, 2008:27).
Zakat bersama infaq dan sedekah merupakan ekspresi cinta kasih
sayang kepada sesama ummat manusia. Bahasa cinta ini akan mengikis
dengki dan iri hati dari sesama. Berzakat merupakan manifestasi syukur
akan nikmat, terutama nikmat harta material. Berzakat juga
meminimalisir sifat kikir, materialistik, egoistik dan hanya mementigkan
diri sendiri (Mansur, 2011:63). Sedekah ini perlu didakwahkan kepada
semua orang agar mereka mau dan mengikuti apa yang diperintahkan
Allah SWT untuk bersedekah dan hanya memohon kepada Allah SWT.
3. Sedekah Sebagai Idiologi
Menurut Yusuf Mansur (2008) sedekah bisa dijadikan sebagai
metode untuk menjawab semua permasalahan yang sedang dialami
seseorang atau yang sedang mempunyai hajat di dunia. Metode sedekah
ini sudah dikembangkan di jama‟ah Wisata Hati dan Daarul Qur‟an
sehingga sedekah dijadikan sebagi idiologi mereka untuk melakukan
dakwah kepada umat dengan tujuan mentauhidkan Allah SWT dengan
metode sedekah.
Perintah sedekah banyak terdapat dalam Al-Qur‟an ataupun Hadist,
sehingga dengan melaksanakan sedekah berarti melaksanakan perintah
Allah SWT. Menurut Efendi selaku Manager PPPA (2011) melalui
76
organisasi yang dipimpin Yusuf Mansur gerakan sedekah bisa
berkembang dengan cepat, ini terlihat jumlah donatur sedekah yang
sudah menjadi anggota gerakan sedekah yang mempunyai kartu member
sudah mencapai + 40. 000 (empat puluh ribu) anggota.
Sedekah merupakan salah satu ajaran Islam yang di dalamnya
meniscayakan kepedulian dan keadilan sosial (social justice). Sedekah
juga berfungsi sebagai medium membangun solidaritas sosial (social
solidarity) dalam maknanya yang luas. Dalam konteks ke-Indonesia-an,
membincang kembali perintah sedekah merupakan sebuah keniscayaan
yang tidak akan pernah kehilangan titik relevansinya. Apalagi di tengah
realitas kemiskinan yang kian membengkak dari tahun ke tahun.
Kemiskinan makin merajalela, seperti rumput ilalang. Dibabat pagi sore
tumbuh lagi. Rezim demi rezim penguasa mencoba melawannya, tetapi
kemiskinan tetap di tempat semula. Kemiskinan dengan demikian
merupakan sebentuk bencana sosial yang penting direfleksikan, dan
realisasi perintah sedekah, sebagaimana diulas dalam buku the miracle of
giving, ini adalah wujud dari refleksi itu sendiri. Dengan berderma
kepada sesama berarti kita mengedepankan spirit kepedulian. Sedangkan
kepedulian meniscayakan adanya rasa cinta dan kasih sayang kepada
sesama (Mansur, 2008:19).
77
4. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN DAARUL QUR’AN NUSANTARA
SUSUNAN BADAN PENGURUS
Dewan syari‟ah : KH. Ahmad Kosasih, MA
Dewan Pendiri : KH. Yusuf Mansur
Pengawas : Drs. Yuli Pudjihardi
Ketua : M. Anwar Sani
Sekretaris : Hendi Irawan Saleh
Bendahara : Ahmad Jameel
PENGURUS PELAKSANA HARIAN
Direktur Eksekutif : Tarmizi
Manager keuangan & SDM : Nur Diana Dewi
Manager Program & Aset : Darmawan Eko Setiadi
Manager Fundrasing : Muhammad Yusuf
Manager Pendidikan : Abdoel Rochimi
Manager Marketing & Communicatioan : Dwi Purnomo
Manager Area Semarang : Efendi Wahyu P
Manager Area Bogor : Helmi Ariwibawa
Manager Area Malang : Hendra Irawan
78
a. Program PPPA Daarul Qur‟an
PPPA menggulirkan program-program inovatif sebagai media dalam
memasyarakatkan shodaqoh agar manfaat shodaqoh semakin menyetuh
dan dapat dirasakan untuk masyarakat luas. Sebuah program yang
digulirkan untuk menyediakan fasilitas umum seperti ; pendidikan,
kesehatan, ibadah dan lain-lain yang bermanfaat untuk masyarakat
melalui dana wakaf tunai. Melalui program ini PPPA Daarul Qur‟an telah
mendirikan Pondok Pesantren Daarul Qur‟an di Bulak santri, Ketapang,
Tangerang dan di Bogor. Selain Itu, PPPA juga telah mendirikan Daqu
Kids di Semarang.
Sampai saat ini, PPPA Daarul Qur‟an membagi programnya menjadi
3fokus, yaitu:
1) Pendidikan. Bantuan pendidikan diberikan dalam bentuk bantuan
Beasiswa bagi duafa yang berprestasi.
2) Pemberdayaan. Merupakan proram yang bertujuan meningkatkan
kualitas SDM mustahiq. Bantuan pemberdayaan diberikan berupa
bantu modal atau pelatihan sesuai dengan potansi individu atau
lembaga.
3) Sosial, Dakwah dan Kemanusiaan. Program ini merupakan
program bantuan kemanusiaan, seperti bantuan bencana alam
maupun bantuan bagi mustahiq yang sakit.
79
Selain itu, PPPA juga menggulirkan program yang bersifat
berjangka waktu, antara lain:
1) Simpatik Guru. Program ini digulirkan sebagai wujud keprihatihan
terhadap nasib guru yang mengabdikan ilmunya di madrasah, TK
atau TPA, majlis iqra dan masjid. Simpatik Guru akan memberikan
subsidi kepada 1000 guru perbulan. Mereka hanya membiasakan dan
mengajarkan anak didik mereka untuk sholat dhuha, tahajud dan
sholat sunnah lainnya selain ibadah fardhu.
2) Beasiswa Santri Qur‟an. Sebuah program kepedulian yang
digulirkan untuk santri-santri yang kurang mampu yang bercita-cita
ingin menjadi penghafal Al-Qur‟an. Pada tahun ini diharapkan PPPA
dapat memberikan beasiswa kepada 1000 santri di berbagai pondok
dan lembaga pendidikan lainnya.
3) Santri Gemar Membaca (SGM). Program ini digulirkan untuk
mewujudkan mimpi sekolah, madrasah dan pondok pesantren yang
belum memiliki perpustakaan. Perpustakaan adalah media yang tepat
untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis. Program ini
memberikan bantuan aneka ragam bacaan dan penyediaan
perpustakaan serta memberikan pelatihan menulis dan jurnalistik
kepada sekolah, madrasah dan pondok pesantren.
4) PPPA Training Center. Sebagai pusat pelatihan dan konsultasi PPPA
menggulirkan program:
80
a) Majelis Konseling. Program ini digulirkan sebagai sarana
masyarakat untuk berkosultasi mengenai masalah jodoh, hutang,
anak dan lain-lain.
b) Pusat Kajian Qur‟an Terpadu (PUQAT). Sebagai lembaga yang
mempunyai tujuan mencetak penghafal Al-Qur‟an, PPPA
membuat kajian-kajian terpadu mengenai metode terkini dalam
hal menghafal Al-Qur‟an.
c) Q – Learn. Menyediakan tenaga pengajar atau guru ngaji privat,
dengan membuat link pengajar yang berdekatan dengan calon
murid, setelah para guru ngaji mengikuti metode pelatihan dari
PPPA Daarul Qur‟an
d) Gerakan Wakaf Tunai (G-Waktu). Program ini digulirkan oleh
PPPA Yayasan Daarul Qur‟an Nusantara untuk memfasilitasi
dan mengajak partisipasi masyarakat untuk berwakaf senilai Rp
5 juta atau Rp 10 juta dalam “Pembangunan Kawasan Terpadu
Pondok Pesantren Daarul Qur‟an”.
5) Seminar Kun Fayakuun. Program dalam bentuk seminar ini
bertujuan untuk mengupas bagaimana seseorang dapat
menghadirkan kun fayakuun Allah dengan cara diatur dengan baik.
Sebuah manajemen yang mengkombinasikan kajian spiritual yang
dimantapkan dengan kajian tafsir tentang ayat innamaa amruhuu
dengan kajian merengkuh kesuksesan dunia dan akhirat.
81
b. Pemanfaatan Dana Sedekah
Adapun sebagai sebuah perwujudan dari hasil dana shodaqoh yang
sudah terkumpul, maka PPPA Daarul Qur‟an memanfaatkan dana
shdaqoh itu dalam bentuk “Pembangunan Kawasan Terpadu Pondok
Pesantren Daarul Qur‟an”. Diantaranya adalah:
1) Sekolah Daarul Qur‟an Internasinal. Sekolah Daarul Qur'an
Internasional awalnya hanya dikhususkan untuk anak-anak santri
atau anak-anak didik yang diberikan full beasiswa oleh PPPA
(Program Pembibitan Penghafal al Qur'an). Sekolah Daarul Qur'an
Internasional, menyelenggarakan jenjang pendidikan mulai dari
Toddler, Playgroup, TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi
(Disiplin Ilmu IT atau Computer Science), dan Pesantren (Boarding).
2) Daarul Qur‟an Kids (Daqu Kids). Daqu Kids adalah sekolah tingkat
taman kanak-kanak dan Playgroup berstandar internasional. Sekolah
tersebut didesain dengan arsitektur minimalis yang tampak megah
dan nyaman dihiasi dengan bambu yang rindang dan rumput yang
hijau. Bangunan Daqu Kids dilengkapi dengan fasilitasi berbagai
arena permainan bertaraf international seperti: kolam renang, kolam
ikan, papan titian, jembatan gantung, wall climbing dan flying fox.
Dalam melakukan proses belajar dan mengajar, PPPA Daarul Qur‟an
membantu operasional pendidikan dan memberikan bea study untuk
siswa atau siswi yang kurang mampu untuk mengenyam pendidikan
di Daqu Kids.
82
3) Daarul Qur‟an School (Daqu School). Daqu School adalah sekolah
tingkat SD bernuasa natural dan bersahaja ini dibangun untuk anak-
anak yang memerlukan pendidikan terbaik. Didesain dengan kesan
sederhana dan bersahabat. Bangunan ini terdiri dari 4 ruang kelas, 1
ruang kantor dan sebuah musholla. Daqu Shcool juga mendapatkan
bantuan operasional pendidikan dan PPPA juga memberikan bea
study untuk siswa atau siswi yang kurang mampu setelah mereka
lulus seleksi.
4) SMP Islam Daarul Qur‟an (SMPI Daqu). SMPI Daqu adalah sekolah
tingkat menengah pertama yang dibangun 2 lantai dengan jumlah 10
ruang kelas. Sekolah ini diperuntukkan bagi para santri PPPA Daarul
Qur‟an untuk mencetak dan membibit penghafal Al-Qur‟an yang
merupakan salah satu program yang dikedepankan oleh Yayasan
Daarul Qur‟an Nusantara. Para santri berasal dari berbagai daerah di
Indonesia seperti: Papua, Jatim, Jateng, Jakarta, Lampung, Jabar,
Tangerang dan daerah lainnya. Para santri merupakan anak-anak
yang kurang mampu namun mempunyai semangat belajar yang kuat
dan memiliki potensi akademik yang baik.
5) STEMIK Antar Bangsa. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Komputer (STEMIK) Antar Bangsa merupakan lembaga pendidikan
tinggi yang ikut serta dalam menghasilkan lulusan yang memiliki
spiritualitas (keseimbangan antara intelektual, integritas moral dan
iman) dan membangun generasi qur‟ani yang menguasai teknologi
83
serta mampu menjawab tantangan zaman dan bersaing dalam era
globalisasi. Sekolah ini bertujuan membangun generari qur'ani yang
mengusai teknologi dengan mengedepankan pengusaan teknoogi
informatika yang berlandaskan spiritual dan menyatukan akhlaqul
karimah. diharapkan mahasiswa yang telah menyelesaikan studi di
STIMIK Antar Bangsa, mampu berinteraksi dengan dunia usaha,
mengusai ilmu terapan khususnya teknologi dan berakhlalqul
karimah serta melibatkan Allah dalam setiap urusannya. Untuk
mahasiswa yang berprestasi dan penghafal Al-Qur'an, PPPA Daarul
Qur'an telah menyiapkan beasiswa.
6) Pondok Pesantren Daarul Qur‟an. Pondok Pesantren Daarul Qur‟an
adalah sebuah lembaga pendidikan modern yang bertujuan
menghasilkan para penghafal Al-Qur‟an. Memiliki jenjang
pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai tingkat sekolah
menengah atas. Pondok ini diperuntukan bagi para santri yang
kurang mampu dengan bantuan beasiswa dan juga bagi para santri
non-beasiswa.
7) Perpustakaan Sekolah Gratis. Perpustakaan sekolah gratis
merupakan bangunan bantuan dari PPPA Daarul Qur‟an.
Perpustakaan tersebut diperuntukan bagi sekolah atau pondok yang
belum memiliki fasilitas perpustakaan. Bantuan yang diberikan
berupa bangunan dilengkapi dengan buku-buku pelajaran dan bacaan
serta komputer yang dilengkapi dengan program bahasa arab, qur‟an,
84
hadits, tafsir dan fikih empat mazhab. Bantuan pembangunan
perpustakaan sekolah gratis tersebut telah dilakukan di beberapa
sekolah, diantaranya di Ponpes Al-Sabily kampung Secang desa
Sukatani kecamatan Cisoka kabupaten Tangerang Banten. Yang
diberikan bantuan senilai Rp. 12 juta untuk penyelesaian bangunan,
koleksi buku dan satu set komputer berserta program bahasa arab,
qur‟an, hadits, tafsir dan fikih empat mazhab. Bantuan perpustakaan
juga diberikan kepada MTs As-Syafi‟iyah 06 Pondokmiri,
Rawakalong Gunung Sindur Bogor (Manager pppa, 2011).
5. Keutamaan Sedekah
Sedemikian penting dan utamanya bersedekah, sehinga seseorang
dianjurkan menunaikannya sebagai inisiatif, bukan atas permintaan.
Sangat utama ditunaikan didepan, bukan setelah ada sisa dari suatu harta.
Sedekah juga jangan diberikan setelah melaksanakan suatu perbuatan,
karena hal itu bukan sedekah, malainkan syukuran.
Keutamaan sedekah menurut Rasulullah SAW, ada empat
keutamaan.
a. Sedekah justru mengundang rezeki. Semakin banyak
bersedekah semakin banyak rezeki melimpah. Sabda
Rasulullah SAW “Tidak akan berkurang rezeki orang yang
bersedekah, kecuali bertambah”.
85
b. Sedekah bisa menyembuhkan penyakit. Karena sedekah
dapat membersihkan hati dan pikiran, dampaknya secara
psikologis dapat pula membantu penyembuhan, berkat ridha
Allah SWT. Selain itu, Allah SWT menjanjikan
melipatgandakan ganjaran sedekah hingga 700 kali lipat.
Dengan bersedekah Rp.100.000,- misalnya, bukan tak
mungkin akan kembali Rp.70.000.000. dan dengan uang
itulah si sakit membiayai proses penyembuhannya.
c. Sedekah dapat menolak bala‟, menahan musibah,
menghilangkan kesulitan. Sabda Rasulullah, “Jika seseorang
ingin dihilangkan kesulitannya, diringankan bebannya,
ditolong atas semua permasalahannya, dia harus membantu
mereka yang lebih susah, lebih menderita,lebih bermasalah.
Dan bersedekah merupakan upaya terbaik untuk membantu
orang lain”. Sabda Rasululaah SAW lagi, “ Bersegeralah
bershodaqoh. Sebab musibah dan bencana tidak bisa
mendahului shodaqoh‟.
d. Bersedekah dapat memanjangkan umur. Dengan bersedekah
itu akan memberikan hidup penuh kebajikan.selalu tumbuh
kepuasan batin dan merasa lebih berbahagia, karena dapat
membantu orang lain, dan semakin dicintai para sahabat.
Dengan kebajikan, hidup menjadi lebih berkualitas (Mansur,
2008:20-22).
86
6. Konsep Sedekah Menurut Yusuf Mansur
Rumus Matematika Sedekah Yusuf Mansur yang sering disampaikan
olehnya, kini banyak dibicarakan dalam majelis pengajian. Rumus ini
memang tak lazim dibahas dalam bangku pendidikan umum. Yusuf
Mansur yang mengkampanyekan rumus tersebut. Inilah contohnya, 10-1
= 19. 10-2 = 28. 10-3 = 37. 10-4 = 46 dan seterusnya. Bicara ilmu
matematika, hitungan di atas, salah. Tapi tidak bagi Yusuf Mansur.
„‟Itulah matematika sedekah. 10- 1= 19‟‟ menurut Yusuf Mansur.
Dari mana datangnya angka 19. Dengan penuh keyakinan, Yusuf
Mansur menjelaskan, „‟Sepuluh dikurangi satu memang tinggal sembilan.
Namun satu yang disedekahkan itu akan dibalas Allah 10, sehingga kalau
dijumlahkan 9+10=19. Begitu seterusnya,‟‟ menurut da‟i yang selalu
mengkampanyekan shalat sedekah dan shalat Tahajjud itu. Apakah betul
kalau seseorang bersedekah satu dibalas sepuluh kali lipat. Yusuf Mansur
sering menegaskan hal itu dan Yusuf Mansur sangat yakin mengenai hal
itu. Menurutnya Allah SWT sendiri yang menyatakan hal tersebut di
dalam Alquran.
Sedekah seseorang akan dibalas sepuluh kali, bahkan 700 kali lipat.
Yusuf Mansur untuk itu tidak pernah ragu sedikitpun. Bagi Yusuf
Mansur jawaban atas berbagai persoalan hidup adalah sedekah dan shalat
Tahajjud. Kunci segala persoalan manusia ada pada sepertiga malam
menurut Yusuf Mansur. Ketika itu Allah menurunkan malaikat-malaikat-
87
Nya ke bumi untuk mendengarkan dan menyampaikan doa hamba-
hamba- Nya. Karena itu, bangunlah dan laksanakan shalat tahajud.
Sedekah menurut Yusuf Mansur diumpamakan sebagai jawaban
semua masalah bahkan dengan keyakinan serta dengan keimanan Yusuf
Mansur mengatakan tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan
dengan sedekah. Obat seribu satu masalah bisa di obati dengan sedekah,
namun juga harus dibarengi dengan ibadah wajib dan ibadah sunah yang
lainnya. Ibadah yang wajib misalnya sholat lima waktu harus benar dan
ibadah sunnah misalnya sholat tahajud dhuha dan lain-lain.
Menurut Yusuf Mansur, shalat tahajud baru setengah penyelesaian
persoalan. Lalu, setengahnya lagi adalah „‟Sedekah‟‟ ujar cucu KH
Muhammad Mansur, seorang ulama besar Betawi yang tinggal di
Jembatan Lima, Jakarta Barat. Ia mengkampanyekan dan menggerakkan
jamaah untuk sedekah tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga
hingga ke mancanegara, seperti Singapura, Hongkong, Mesir, Australia
dan Selandia Baru.
Menurut Yusuf Mansur, untuk menjadikan ibadah sebagai sentra
gerakan dan pikiran, jangan semata hanya mengandalkan ikhtiar dunia
saja. Akan tetapi tempuhlah jalan ibadah, kalaupun harus membanting
tulang dan peras keringat, niat awalnya tetap harus ibadah. Ada beberapa
tips untuk disebut memiliki niat ibadah dari Yusuf Mansur yaitu:
88
a. Membuktikan bahwa hasil usaha adalah untuk Allah SWT, tidak
membawa hasil usaha kepada keburukan dan jalan maksiat,
membawa hasil usaha untuk menghidupi keluarga agar bisa
beribadah dan hidup dengan baik, bersedekah dan kebaikan-kebaikan
lain.
b. Tidak melupakan hak-hak Allah SWT, paling tidak yang wajib-wajib
dan akan lebih baik dengan sunah-sunahnya.
c. Membaca basmalah di awal dan di akhir.
Yusuf Mansur mengutip Surat Ali Imran: 92, yang artinya, „‟Kamu
belum berbuat kebaikan hingga kamu menafkahkan apa yang kamu
paling cintai. „‟Jadi, untuk meraih kebaikan yang sempurna, harus mau
bersedekah yang terbaik.
Bermacam cara dan teknik yang ditempuh oleh berbagai lembaga
dakwah untuk mencapai keberhasilan dakwah. Realisasi proses dakwah
yang ideal dalam kehidupan umat Islam perlu adanya sarana dan
prasarana, strategi, komunikasi, media, materi dan metode dakwah yang
mampu menjawab tantangan zaman yang mengacu pada konteks
kekinian. Peran para pendakwah agama selaku pewaris dakwah
Rasulullah SAW khususnya pemuka agama. Yaitu Ulama‟, Mubaligh,
Da‟i atau Kyai harus lebih kreatif dalam berdakwah. Kegiatan yang
dilakukan melalui pengajian, tabligh, dakwah baik di Rumah-rumah,
mushola, masjid maupun tempat-tempat lainnya. Selain dari itu pemuka
89
agama juga menyampaikan masalah kemasyarakatan dan memberikan
bimbingan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk amar ma’ruf nahi
munkar. Seperti yang dilakukan Yusuf Mansur dalam berdakwah beliau
selalu meyakinkan kepada umat agar selalu bersedekah, sholat dhuha dan
sholat malam dan meyakini dengan adanya keajaiban ibadah tersebut
untuk menjawab permasalahan yang ada, bahkan menurutnya ini bisa
dijadikan sebagai sebuah metode (wawancara dengan Yusuf Mansur
melalui email, 5 mei 2011).
C. Sedekah Sebagai Gerakan Dakwah Menurut Yusuf Mansur
Sedekah yang di kampanyekan Yusuf Mansur berkembang diberbagai
kota, salah satunya di Semarang. Untuk mengembangkan sedekah sebagai
suatu gerakan maka di bentuklah suatu organisasi untuk mewujudkannya.
Organisasi yang di dirikian Yusuf Mansur yaitu Daarul Qur‟an dan Wisata
Hati. Dengan adanya organisasi tersebut para pelaku sedekah dikembangkan
dan setiap anggota penyedekah akan mendapatkan kartu member. Sebagai
pemimpin Yusuf Mansur membina para tim dan anggota-anggotanya minimal
satu bulan sekali di setiap kantor cabangnya (wawancara penulis dengan
manager pppa area Semarang, Mei, 2011).
Sedekah sebagai salah satu bentuk gerakan dakwah yang digunakan
Yusuf Mansur untuk mewujudkan perubahan masyarakat agar peduli dan
lebih baik dalam hubungan antar sesama. Seperti halnya organisasi yang yang
dipimpin Yusuf Mansur, yaitu Daarul Qur‟an dan Wisata Hati sebagai sarana
90
untuk membuat kelompok yang gemar bersedekah dan menfasilitasi
masyarakat untuk bersedekah. Dakwah sendiri mempunyai pengertian
panggilan atau seruan bagi umat manusia menuju jalan Allah SWT. Dalam
Al-Qur‟an surat yusuf ayat 108 Yang artinya : Katakanlah: "Inilah jalan
(agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)
kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik".
Dakwah adalah menyampaikan pesan-pesan suci dan luhur yang
bersumber dari ajaran agama. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
dakwah telah menjadi bagian dari gerak hidup dan dinamika di Indonesia.
Substansi dakwah yang disampaikan setidaknya mencakup dua hal, yakni
ajakan berbuat kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah berbuat jahat atau
penyimpangan (nahyu munkar). Hubungan sedekah dan gerakan dakwah
menurut Yusuf Mansur adalah menempatkan sedekah sebagai salah satu
strategi untuk menyampaikan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. (wawancara
dengan Yusuf Mansur melalui email, 5 mei 2011).
Sedekah bisa dikatakan sebagai gerakan sosial, karena memiliki beberapa
karakter yang sama yang dimiliki dalam sebuah gerakan, yaitu yang
mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu: mempunyai landasan tertentu,
mempunyai tujuan atau target yang telah ditetapkan, mempunyai metode
untuk meraih target.
91
Berdakwah adalah sebuah kemuliaan dan kebanggaan bagi seorang
muslim. Seorang muslim yang menjadi pendukung dakwah, penyeru kepada
Allah SWT, sesungguhnya orang itu menyeru kepada setinggi-tinggi cita-cita
dan semulia-mulia tujuan. Sesungguhnya berdakwah kepada Allah SWT
itulah tugas Rasulullah SAW kepada mereka semua. Setiap perkataan yang
saudara serukan manusia kepada Allah SWT, itulah sebaik-baik perkataan
dan Allah SWT telah menetapkan demikian dalam firmanNya dalam Al-
Qur‟an surat fushilat ayat 33 yang artinya: "Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
yang saleh dan berkata. "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
menyerah diri". Menurut Yusuf Mansur “Sesungguhnya kita menyeru
manusia kepada kebenaran dan kebenaran inilah yang lebih patut diikuti.
Apakah ada lagi selain kebenaran itu kecuali kesesatan”.
Seorang muslim membawa mutiara dan cahaya supaya bisa memandu
manusia yang sesat di tengan-tengah kegelapan. Seorang muslim
sesungguhnya berada di atas agama yang benar yang diterima oleh Allah
SWT dan yang lain selainnya adalah batil. Al-Quran inilah kitab Allah SWT
yang tidak mungkin dicampuri oleh kebatilan, apakah dari depan atau dari
belakang.
Al-Qur‟an adalah kitab yang diturunkan dari Allah SWT yang maha
bijaksana lagi yang terpuji. Dunia pada hari ini sangat-sangat memerlukan
agama Islam ini untuk menyelamatkan kecelakaan yang menimpanya.
92
Marilah kita berdakwah, yakinlah, percayalah dan berpuas hatilah kepada
kesempurnaan dan ketinggian apa yang diserukan kepadanya. Dalam Al-
Qur‟an surat As-Saff: 2-3: "Hai orang-orang yang beriman, mengapakah
kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di
sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan".
Pendukung dakwah yang menyeru manusia mestilah ikhlas karena Allah
SWT di dalam dakwahnya. Berdakwah tidak ada yang diharapkan
daripadanya kecuali keridhaan Allah SWT, serta tidak mengharapkan pujian
dan sanjungan dari manusia dan tidak harus menunggu untuk dikagumi
ucapannya oleh manusia. Seseorang yang berdakwah mesti berkata benar dan
bersifat benar di dalam segala perkara supaya dia senantiasa dipercayai oleh
manusia.
Satu dari cara-cara yang berguna yang senantiasa mempunyai pengaruh
yang paling berkesan dan baik adalah pembicaraan yang mampu memuaskan
akidah manusia. Dimulai dengan memantapkan di hati manusia tentang
kewujudan Allah, seterusnya menjelaskan hakikat risalah manusia dan tugas
manusia dalam hidup ini. Diakhiri dengan mengukuhkan, menegaskan bahwa
Islam adalah manhaj, cara hidup, satu pegangan hidup yang sejahtera dan
lengkap dan berusaha untuk memulakan kehidupan Islam.
Perbaikilah dirimu dan ajak orang lain. Itulah pertama untuk satu-satunya
jalan dalam rangka membangun persatuan kaum muslimin, meninggikan
mereka supaya mereka dapat menduduki tempat yang wajar sebagaimana
93
yang dikehendaki oleh Allah SWT, sebagai golongan manusia yang memberi
pengajaran kepada manusia serta menunjukkan mereka kepada jalan yang
lurus. Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Ali Imran: 110 "Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah".
Menurut Yusuf mansur tauhid merupakan inti dakwah yang dibawakan
oleh para Nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad
SAW. Demikian dalam berdakwah harus menjadikan tauhid sebagai
landasannya. Sedekah sendiri juga mengupayakan seseorang untuk yakin
akan janji Allah SWT, sehingga dengan keyakinan itu akan menambah
keimanan seseorang dan mau mempraktikan ajaran-ajaran Allah SWT.
Dengan keyakinan bahwa kalau manusia mau dimudahkan dari kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya, lalu manusia itu mau mengikuti dan menjalankan
petunjukknya dengan betul maka inilah yang disebut tauhid, yaitu hanya
mengesakan Allah SWT. Iman dan tauhid berbuah menjadi amal shaleh
(wawancara dengan Yusuf Mansur melaui email, 5 mei 2011).
Amal lebih utama dilakukan karena mempunyai ilmu dan iman, atau ilmu
dengan keyakinan. Namun, bila seseorang melakukan tanpa sebab kejadian
sesuatu yang melatar belakanginya, lalu menjadikan itu sebagai pengalaman
baginya, maka itu disebut juga ilmu dan iman, ilmu dan keyakinan. Akan
tetapi yang satu disebutnya ilmu teori, yang satunya lagi disebut ilmu
94
pengalaman, ilmu praktik, sehingga tidak heran orang pada menyebut,
pengalaman adalah guru yang terbaik.
Menurut Yusuf Mansur bila seseorang berbagi dan peduli terhadap orang
lain dan menjalankan perintah-perintah Allah SWT melalui sedekah maka
pasti tidak akan lagi terdengar ada masyarakat yang hidup dibawah standar
garis kemiskinan. Untuk menyadarkan umat bahwa keharusan mengeluarkan
zakat dari setiap harta yang dimilikinya, perlu adanya kelompok masyarakat
yang mengkoordinasikan pengumpulan zakat, infaq dan sedekah. Kemudian
digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan umat. Organisasi yang
tumbuh dengan visi dan misi pemberdayaan dan kepentingan umat seperti
yang sekarang ini banyak terdapat dimasyarakat perlu ada dukungan agar
tidak menjadi gerakan moral yang sesat. Untuk sesorang yang merasa banyak
melakukan dosa dan maksiat atau agar bersih harta dan jiwa sayogyanya
perbanyak-banyaklah bersedekah. Begitu juga yang sedang disempitkan
rezekinya, justru harus banyak-banyak bersedekah, banyak mencari orang
yang lebih susah, lebih menderita untuk kemudian menjadi amal saleh yang
bisa mengangkat kesusahan orang itu sendiri. Menurut Yusuf Mansur
bersedekah akan menyadarkan manusia, bahwa harta yang ada pada diri
manusia sesungguhnya tidak seluruhnya haknya, namun hak orang lain. Harta
yang menjadi hak orang lain itu perlu di sampaikan kepada yang berhak
dengan cara bersedekah (tausiah Yususf Mansur di PIP Semarang, 22 April
2011).
95
Menurut Yusuf Mansur, ketika setelah tahu ilmunya, tapi sesorang
menjadi tetap berdiam diri atau tidak melaksanakan, maka disebutlah ia
bodoh, tahu tetapi tidak melaksanakan. Maka demikian pula orang–orang
yang Alllah SWT anugrahi pengalaman, namun tidak menjadikan
pengalaman itu menjadi guru baginya, maka disebut pula ia sebagai orang
yang bodoh. Orang yang cerdas dan beruntung adalah seseorang yang
menjadikan ilmu dan pengalamnnya sebagai jalan yang membuatnya
istiqomah beribadah (Mansur, 2008: 82).
Dakwah sebagai proses komunikasi tidak lain adalah suatu kegiatan
menyampaikan pesan dari da'i kepada obyek dakwah dengan melalui media
tertentu, agar terjadi perubahan pada diri jamaah. Perubahan-perubahan
tersebut meliputi pemahaman (pengetahuan) sikap dan tindakan individu.
Dalam termonologi agama, perubahan terjadi, akan menyangkut aspek aqidah
(iman), akhlak, ibadah dan mu'amalah (amalan). Perubahan tersebut
dimungkinkan oleh karena terjadinya perubahan nilai yang secara aktual
dianut oleh seseorang. Dakwah juga merupakan perubahan sosial, oleh karena
perubahan nilai di atas juga terjadi pada tingkat masyarakat. Pada tingkat
komunitas ini, proses perubahan nilai dimungkinkan akibat interaksional
antar inividu anggota masyarakat baik sebagai obyek maupun subyek
dakwah.
96
BAB IV
ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF MANSUR TENTANG SEDEKAH DAN
GERAKAN DAKWAH ISLAM
Pada bab IV ini berisi tentang analisa atas sebuah gagasan atau pemikiran
Yusuf Mansur mengenai sedekah sebagai strategi dakwah. Penulis pada bab
ini akan mencoba menganalisa sedekah sebagai gerakan dakwah dari
pemikirannya Yusuf Mansur, yang terdapat di atas (Bab III).
A. Analisis Terhadap Pemikiran Yusuf Mansur
Pada saat penulis mengikuti tausiah secara langsung dari Yusuf Mansur di
semarang, 22 april 2011. Yusuf Mansur terlihat penuh semangat dalam
menyampaikan pemikiran-pemikirannya mengenai sedekah. Dengan
meyampaikan keutamaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban sedekah
disertai dengan ibadah wajib dan sunah lainnya. Seperti sholat lima waktu
dilaksanakn tepat waktu dan berjama’ah, sholat dhuha dan sholat malam,
sehingga jama’ah pada waktu itu mau mengikuti apa yang Yusuf Mansur
sampaikan. Jama’ah berbondong-bondong mengamalkan sedekah yang sudah
disediakan tempat didepan podium.
Pemikiran-pemikiran Yusuf Mansur mengenai sedekah selalu ditanamkan
pada seluruh jama’ah yang mengikuti pengajiannya. Untuk mengembangkan
dakwahnya maka didirikanlah jama’ah Wisata Hati dan yayasan Daarul Quran
97
yang sudah tersebar diseluruh jawa. kedua lembaga itu direpon oleh
masyarakat sekitar dengan baik dan mulai berkembang pesat.
Keberadaan kedua lembaga tersebut, dakwah yang dilakukan oleh Yusuf
Mansur lebih mudah dalam mengerakkan masyarakat untuk bersedekah.
Melalui konsep yang terstruktur dengan rapi gerakan dakwah yang
dilakukannya bisa merubah keadaan sosial masyarakat menjadi lebih baik.
Sesuai dengan tujuan dakwah itu sendiri yaitu mengajak manusia berbuat
kebaikan sesuai dengan perintah-NYA.
Dakwah dengan demikian mempunyai tujuan untuk mewujudkan misi
besar Islam, yakni membuktikan Islam sebagai rahmatan lil-alamin (rahmat
bagi alam semesta) (QS al-Anbiya’ [21]: 107). Mempraktikkan Islam berarti
terbebaskan dari kegelapan menuju cahaya kehidupan dan lebih dari itu dalam
tataran operasional, dakwah juga bertujuan untuk memberi hidup. Ini semua
untuk tercipta kehidupan yang baik (hasanah) di dunia dan di akhirat (QS al-
Baqarah [2]: 201).
Sebenarnya tidak sedikit ajaran Islam yang indah dan seharusnya berupa
konsep kehidupan nyata di dunia, namun sering kali yang terjadi adalah
perdebatan atau perbedaan “ideologis” keakhiratan yang tak kunjung selesai,
bahkan kadang berakibat pada perpecahan. Seperti halnya dengan sedekah
yang dikonsepkan oleh Yusuf Mansur, kadang terjadi bahan perdebatan yang
menghabiskan waktu dan energi. Apakah sedekah dengan niat mengharap
sesuatu atau keajaiban-keajaiban dari Allah SWT termasuk ikhlas atau tidak.
98
Kalau perdebatan seperti ini kemudian dapat diminimalisir dan konsentrasinya
diarahkan untuk membangun kesejahteraan umat dalam kehidupan di dunia
yang Islami untuk bekal di akhirat kelak, maka tentunya akan banyak prestasi
yang dapat diwujudkan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat. Kreativitas
dan inovasi harus ditumbuh-kembangkan dan dipacu dengan fondasi nilai-
nilai Islam untuk mencapai kemajuan dunia.
Gerakan dakwah diartikan: setiap aktivitas dalam rangka melaksanakan
dakwah Islam. Dalam rangka mengajak manusia kepada kebaikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Amar ma`ruf nahi
munkar, kata yang satu ini mungkin sudah biasa didengar oleh orang Islam
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Al-Baydlawi yang dikutip oleh Aep
Kusnawan M.Ag, mengartikan ma`ruf sebagai “apa yang dinyatakan dan
disetujui oleh hukum-hukum Allah” . Secara formal, ma`ruf berada pada
posisi yang bertentangan dengan munkar, perintah berbuat ma`ruf selalu
didampingi dengan larangan untuk melakukan perbuatan munkar. Ma`ruf
berarti tindakan yang muncul dari, sesuai dengan keyakinan yang benar,
sedangkan munkar adalah tindakan yang tidak sesuai dengan semua perintah
Allah. Ma`ruf juga berartikan iman, percaya, patuh (kusnawan, 2004:19-20).
Pada kenyataannya, dakwah ila Allah selalu ditekankan kepada
terwujudnya al ma`ruf atau al khayr, dan bajkan menjadi tugas pokok seorang
muslim. Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana yang
ma`ruf dan mana yang munkar. Antara ma`ruf dan munkar itu tidaklah
99
terpisah, kalau ada orang berbuat ma`ruf, maka seluruh masyarakat umumnya
menyetujui, membenarkan dan memuji. Begitu juga kalau ada perbuatan
munkar, seluruh masyarakat menolak, membenci dan tidak menyetujuinya.
Bertambah tinggi kecerdasan beragama, bertambah kenal akan yang ma`ruf
dan bertambah benci kepada yang munkar .
Seruan kepada yang ma`ruf dan larangan terhadap kemungkaran dalam
Dinul Islam sudah ada sejak awal bersama datangnya Islam itu sendiri. Oleh
karenanya Allah SWT telah menyuruh Rosul-Nya untuk melaksanakan hal ini
semenjak langkah-langkah pertama gerakan Islam dilakukan, yakni ketika
Allah SWT menugaskannya bertabligh dan menyeru manusia untuk beribadah
kepada-Nya (Mahmud, 1992:241). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
surat At-Taubah ayat 71:
“dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Menurut Ibnu Taimiyah yang dikutip oleh Prof. DR. Ali Abdul Halim
Mahmud, Allah SWT menjelaskan bahwa umat Islam ini adalah sebaik-baik
100
umat untuk manusia, paling bermanfaat bagi mereka, dan paling banyak
kebaikannya buat mereka, karena merekalah yang menyempurnakan urusan
manusia dengan menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang
munkar. Umat Islam melakukan hal itu kepada setiap orang, melaksanakan
dengan jihad fi sabilillah dengan jiwa dan harta mereka (Mahmud, 1992:243).
Konfrontasi antara yang ma`ruf dan yang munkar , antara dakwah yang
mengajak manusia agar menjadi golongan kanan (ashabu al-ayamin) dan
dakwah yang mendorong manusia supaya menjadi golongan kiri (ashabu al-
syimal), antara calon-calon penghuni surga (ashabu aljannah) dan calon
penghuni neraka (ashabu al-nar), memang membuat kehidupan umat manusia
menjadi penuh perjuangan, pergulatan dan pertentangan (kusnawan, 2004:30).
Pada praktiknya, kegiatan dakwah dalam Islam sesungguhnya meliputi
semua dimensi kehidupan manusia, karena amar ma`ruf nahi munkar juga
meliputi seluruh aspek kehidupan. Amar maruf nahi munkar dengan demikian
tidak hanya meliputi masalah agama, tapi juga meliputi kegiatan budaya,
politik, ekonomi, sosial serta dapat dijadikan kegiatan dakwah. Dakwah
didalamnya terdapat ide tentang progresivitas, yakni sebuah proses terus
menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan
tujuan dakwah itu, sehingga dalam dakwah ada ide dinamis, sesuatu yang
terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan ruang dan waktu.
Jihad dalam Islam memang diajarkan, jihad artinya bersungguh-sungguh,
bekerja keras, membanting tulang untuk mencapai suatu cita-cita yang mulia.
101
Jihad bukanlah langsung diartikan perang, meskipun telah dimaklumi pula
bahwasannya peperangan memang menghendaki kesungguhan, kerja keras,
membanting tulang dan sebagainya yang menghendaki semangat yang teguh
dan tinggi (Hamka, 1982:38). Menegakkan kebenaran Allah SWT, keadilan
serta melakukan amar ma`ruf nahi munkar merupakan bagian dari tujuan
jihad yang menginginkan tegakkan ajaran Islam. Dari semua itu menjadi
sebuah tujuan dakwah Islamiyah dengan maksud menyeru kejalan-Nya.
Tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di
dunia dan akhirat yang diridloi Allah SWT (Muhyiddin, 2002:25).
Hal-hal yang menyangkut sistem pengorganisasian di dalam petunjuk
ajaran Islam oleh Nabi SAW dalam rangka membangun jama’ah, tidak lain
merupakan pembentukan dakwah, yang dimulai sejak petunjuk ajaran pertama
dalam kaitannya dengan penyampaian dakwah secara individu yang tertutup
dan sewaktu penyampaian secara umum (Husen, 1993:156). Rasulullah SAW
ketika mengajarakn petunjuk ajaran pertama, dimana ada kelompok yang
sepakat menerima dakwahnya ada pula kelompok yang tidak mau menerima
dakwahnya.
Menurut Yusuf Mansur sedekah sebagai salah satu strategi dakwah yang
punya tujuan dan pesan-pesan suci amar ma’ruf nahi munkar yang harus
didakwahkan kepada semua orang. Dengan mengerakkan masyarakat untuk
bersedekah maka kehidupan masyarakat tidak akan ada lagi kesenjangan
sosial, sehingga akan tercipta masyarakat yang harmonis.
102
Penulis berpendapat apa yang dilakukan oleh Yusuf Mansur dalam
menyampaikan dakwahnya, merupakan sebuah gerakan yang bertujuan
mentauhidkan ajaran Allah SWT dengan menyandarkan apapun kepada
Islam. Sesuai dengan karakteristik yang ada pada gerakan dakwah, yaitu:
1. Menjadikan tauhid-aqidah sebagai landasannya. Tauhid-aqidah merupakan
asas Islam, sekaligus inti dari Islam. Yaitu sikap pengesaan semurni-
murninya, bahwasanya tidak ada Tuhan kecuali Allah SWT. Manusia
dengan bertauhid maka setiap manusia dibebaskan dari penyembahan
kepada makhluk, baik yang bersifat materi maupun abstrak. Kemudian
memusatkan peribadatan kepada Allah SWT semata. Tauhid merupakan
inti dakwah yang dibawakan oleh para Nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam
AS sampai Nabi Muhammad SAW. Gerakan dakwah dengan demikian
juga harus menjadikan tauhid sebagai landasannya.
2. Melaksanakan aktivitas dakwah. Sebuah gerakan dakwah harus
mengemban dakwah, yaitu mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Bentuk dakwahnya dapat
meliputi dakwah fikriyah (menyebarkan pemahaman Islam), dakwah
siyasiyah (dakwah melalui strategi politik) dan jika diperlukan maka
melakukan dakwah askariyah (dakwah melalui kekuatan militer). Sebuah
gerakan dakwah tidak diperkenankan melakukan dakwah sektoral, hanya
melakukan dakwah serpihan-serpihan. Gerakan dakwah harus melakukan
dan mengajak kepada dakwah Islam yang menyeluruh (kaaffah/syumul).
103
3. Bertujuan mengembalikan dan melanjutkan kehidupan Islam. Gerakan
dakwah harus bertujuan untuk mengembalikan kehidupan Islam seperti
pernah dipraktekkan pada masa Rasulullah SAW dan masa khalifah Islam
yaitu diterapkannya hukum-hukum syara’ (hukum Islam) dalam
kehidupan. Sekaligus kehidupan tersebut sebagai upaya melanjutkan
kehidupan Islam yang pernah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian
umat Islam akan hidup dalam naungan kehidupan Islam. Kehidupan yang
penuh kebaikan, sejahtera dan dilimpahi rahmat, berkah dan ampunan dari
Allah SWT.
4. Menjadikan thariqah dakwah Rasulullah SAW sebagai jalan dakwahnya.
Gerakan dakwah harus mengacukan metode dakwahnya kepada metode
dakwah Rasulullah SAW sebagai contoh yang baik (uswah hasanah)
kaum muslimin. Perjalanan dakwah Rasulullah SAW harus ditetapi dan
diikuti sebagai wujud peneladanan kepada figur panutan umat sekaligus
sebagai bukti ketundukan kepada Allah SWT yang telah memerintahkan
kaum muslimin untuk mengikuti Rasulullah SAW dalam segala tindak
tanduknya.
Yusuf Mansur dalam melakukan berdakwah juga merupakan upaya untuk
mensejahterakan masyarakat sosial dengan bersedekah. Berkaitan dengan
proses mewujudkan kesejahteraan sosial harus dimulai dengan pribadi yang
Islam, yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT (Shihab,
1996:192). Sebab tidak mungkin jiwa akan merasakan ketenangan apabila
kepribadian terpecah (split personality). Oleh karena itu, kesejahteraan sosial
104
dimulai dari kesadaran bahwa Allah SWT dan sistem kehidupan yang
ditawarkan oleh Allah SWT apa pun bentuknya merupakan pilihan yang
terbaik. Selanjutnya diikuti oleh usaha dan kerja keras oleh setiap pribadi yang
memiliki keseimbangan dengan bersandar pada sistem yang ditawarkan oleh
Allah SWT. Usaha untuk mewujudkan kesejahteraan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari dan setelah usaha maksimal itu dilakukan hasilnya
apapun bentuknya merupakan sesuatu terbaik, dan selalu mengandung
hikmah. Setiap pribadi muslim yang Allah SWT memberikan penjelasan dan
sekaligus memerintahkan kepada manusia untuk berusaha secara maksimal,
kemudian setelah berusaha seorang muslim mesti berserah diri kepada-Nya,
disertai kesadaran bahwa Allah akan memberikan yang terbaik kepada setiap
manusia yang menyerahkan diri kepada-Nya.
B. Analisis Sedekah Sebagai Gerakan Dakwah
Yusuf Mansur dalam berdakwah selalu mengerakkan sedekah dari para
jamaah dengan berlandasankan tauhid kepada Allah SWT. Yusuf Mansur
mempunyai tujuan memberikan perubahan dalam masyarakat agar bisa hidup
menjadi lebih baik. Melalui lembaga-lembaga yang dipimpin oleh Yusuf
Mansur, yaitu yayasan Daarul Qur’an dan Wisata Hati.
Berdasarkan teori-teori gerakan sosial dan gerakan dakwah, Sedekah yang
dilakukan oleh Yusuf Mansur menjadikan sedekah sebagai idiologi yang
digunakan dalam rangka membentuk masyarakat untuk mendakwahkan
konsep sedekah sebagai jawaban permasalahan yang terjadi di masyarakat.
105
Dalam mengerakkan suatu kelompok untuk bersedekah, seorang pendakwah
juga membutuhkan sebuah organisasi dan strategi yang harus dimiliki untuk
menggerakkan suatu kelompok itu. Sedekah dalam bentuk gerakan yang
dilakukan oleh para anggota Wisata Hati ataupun Daarul Qur’an
dikembangkan ke masyarakat luas yang sudah tersebar di berbagai kota di
Indonesia. Sehingga jumlah dari anggoa penyedekah jumlahnya sangat
banyak.
Sedekah bisa dikatakan sebagai gerakan sosial, karena memiliki beberapa
karakter yang sama yang dimiliki dalam sebuah gerakan, yaitu yang
mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai landasan tertentu.
2. Mempunyai tujuan atau target yang telah ditetapkan.
3. Mempunyai metode untuk meraih target.
Syarat-syarat diatas adalah syarat umum bagi setiap gerakan. Sebagai
contoh sebuah gerakan sosial seperti Panti Asuhan akan mempunyai landasan
tersendiri, dengan target membantu anak yatim piatu dan anak-anak dari
keluarga tidak mampu dengan metode tertentu yang telah dirumuskan,
misalnya dengan mencari sumbangan atau sponsor untuk mendapatkan dana.
Pada hakekatnya sedekah dan gerakan dakwah Islam adalah suatu upaya
untuk merubah suatu keadaan menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut
tolak ukur ajaran Islam. Ini berarti upaya menumbuhkan kesadaran dari dalam
106
pada diri sesorang (obyek dakwah). Suatu kesadaran yang memungkinkan
obyek dakwah mempunyai persepsi cukup memadai tentang Islam sebagai
sumber nilai dalam hidupnya dan yang dapat juga menumbuhkan kekuatan
dan kemauan dalam dirinya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Islam
tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Ahmad,2005:2).
Islam adalah agama yang mengatur seluruh dimensi kehidupan yang
orisinalitas dan ontensitasnya selalu terjaga (QS Al-Hijr :9), sedangkan
dakwah yang dilancarkannya adalah Islam itu sendiri. Dakwah untuk itu
haruslah bersifat Islamiah. Dakwah dengan begitu harus sejalan dengan sifat
dan ajaran Islam serta harus menjaga orisinalitasnya. Di sini perjalanan
dakwah dituntut menyesuaikan diri dengan perjalanan Islam. Rasulullah SAW
bersabda” ..maka bergeraklah kalian bersama Islam kemana saja Islam itu
bergerak”. Demikian pesan Rasulullah SAW, menekankan pada umatnya agar
pergerakan yang dilakukan senantiasa konsisten dengan nilai-nilai dan ta’alim
Islam (Hafidhuddin,1998:203).
Subtansi yang menjadi seruan dakwah ialah subtansi Islam itu sendiri,
yaitu tunduk, patuh, dan taat secara mutlak dan penuh keikhlasan hanya
kepada Allah SWT. Berarti sasaran dakwah para Rasul adalah terbentuknya
pribadi-pribadi yang merdeka secara keyakinan dan sistem yang pada
gilirannya pribadi-pribadi itu membentuk komunitas dan masyarakat yang
merdeka. Tidak ada penindasan manusia sesama manusia dan tidak ada
manusia yang secara keyakinan dan sistem dipertuhankan.
107
Memelihara universalitas dan kelangsungan subtansi yang menjadi seruan
setiap nabi, merupakan bagian integral dari pemeliharaan terhadap tujuan
diciptakannya manusia, yaitu beribadah kepada Allah SWT dengan penuh
kesadaran dan dan keikhlasan. Sedangkan ibadah, seperti yang dikemukakan
Ibnu Abduh (tafsir al-manar), berarti kepatuhan disertai dengan puncak
ketundukan. Ibnu Katsir mempertegas pengertian ibadah dengan penuh makna
yaitu ibadah adalah suatu pengertian yang memadukan totalitas cinta, tunduk,
dan rasa takut.
Ibnu Taimiyah merumuskan ibadah sebagai kata yang mencakup segala
yang disukai dan ridhai Allah SWT, baik berupa perkataan atau perbuatan
lahir dan batin. Maka dakwah, yang salah satu dimensi tujuan asasinya agar
manusia terbebas dari penghambaan manusia sesama manusia menuju
penghambaan hanya kepada Allah SWT dan terbebas dari sebuah sistem sosial
yang menjerat kemerdekaan kemanusiaannya, berarti tidak dapat dilepaskan
dari upaya pembentukan manusia dan masyarakat bertauhid, masyarakat yang
bermartabat yang penuh keadilan dan keamanan, masyarakat yang
menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia yang paling mendasar
(Hafidhuddin,1998:204).
Islam adalah agama samawi yang terakhir, yang sempurna konsep-konsep
makronya, dan dari konsep-konsep makro itu dapat ditarik konsep-konsep
mikro dalam menghadapi setiap perubahan zaman dan tidak terikat dengan
tempat atau dalam menghadapi perkembangan sosial dan teknologi (Hasan,
108
2005:28). Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW, yang diyakini
akan membawa kebahagiaan dan keselamatan baik di dunia maupun akhirat.
Pilar-pilarnya terangkum dalam rukun Islam. Rasulullah SAW bersabda:
“Islam ditegakkan di atas lima perkara, yaitu mengesakan Allah
(mengucapkan syahadat), mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat,
berpuasa pada bulan ramadhan, dan mengerjakan haji”. (HR. Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad).
Seorang muslim sejati adalah yang mau menjalankan kelima rukun Islam
ini tidak hanya menjalankan secara formalitas, namun lebih jauh juga mampu
menerjemahkan dan mengali nilai-nilai yang terkandung didalamnya untuk
selanjutnya mereka bumikan secara konkrit dalam kehidupan nyata. Sehingga
rukun Islam (ajaran-ajaran Islam) terasa tidak melangit saja, tetapi juga
membumi (Musbikin, 2008:9).
Islam adalah sistem tata nilai dalam menjalani kehidupan yang
berdasarkan pada syari'at Allah SWT. Dakwah adalah bagian dari Islam yang
artinya dimana umat Islam ditugaskan serta diwajibkan untuk menyebarkan
atau menyiarkan hakekat Islam kepada seluruh manusia.
Dakwah yang intinya menyeru kepada Allah, adalah kewajiban setiap
muslim. Dalam menjalankan kewajibannya (dakwah) ini setiap muslim
disesuaikan dengan kapasitasnya masing-masing. Orang Islam yang
mempunyai kecerdasan dan kekuatan besar, mempunyai tanggung jawab yang
lebih daripada yang secara kecerdasan dan kekuatan sangat terbatas.
109
Menyeru manusia kepada Allah juga berarti menyempurnakan ibadah kita,
yang merupakan alasan mengapa kita diciptakan. Menyeru kepada Allah
adalah salah satu amal salih yang dijanjikan pahala yang besar (Wahid,
2004:9). Menyeru kepada Allah bersifat Qondisio sine Quanon, karena ini
merupakan bagian kewajiban serta tanggung jawab terhadap maju mundurnya
Islam. Sehingga manusia dimanapun, kapanpun, bagaimanapun mampu
mensemestakan Islam atas manusia yang lain.
Tidak tertutup kemungkinan dalam menjalankan kewajiban aktifitas
dakwah dijalankan dengan skill dan profesionalitas masing-masing. Selama
ini dakwah diibaratkan sebagai sebuah program untuk umat, sekarang
bagaimana program tersebut mampu menarik serta menghasilkan inovasi-
inovasi dakwah yang lebih progresif revolusioner. Pada dasarnya dakwah
merupakan ajaran Islam yang ditujukan sebagai penyadaran, menasehati umat
untuk beriman. Ada dua segi dakwah yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat
dibedakan, yaitu menyangkut isi dan bentuk, substansi dan forma, pesan dan
cara penyampaian, esensi dan metode (Muhyidin, 2002:25).
Dakwah mempunyai satu tujuan yaitu menyeru manusia untuk kembali
kepada ajaran-Nya. Dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara maupun
bentuknya tergantung sasaran dakwahnya. Sudah saatnya muncul masjid-
masjid, mushola dan majelis taklim dan tidak menutup kemungkinan dakwah
dijalankan selain ditempat- tempat itu. Bicara bentuk dakwah berarti
110
menyangkut metode dan strategi dakwah. Dimana strategi menyesuaikan
situasi dan kondisi atau bahasa terkininya mengikuti perkembangan zaman.
Dakwah melalui metode sedekah untuk menjawab semua permasalahan
merupakan hal yang baru serta asing untuk didengar oleh masyarakat maupun
pelaku-pelaku dakwah. Inovasi dalam berdakwah tidak terbatas cara maupun
alat yang dipakai untuk mencapai sasarannya, karena tugas manusia untuk
mengfungsikan atau aplikasikan iman bisa lewat apapun, termasuk strategi
dakwah lewat sedekah.
Sedekah sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
seseorang yang merasakan dengan cara lain dan gagal. Upaya menyelesaikan
dengan sedekah ini merupakan upaya mengajak manusia untuk peduli dengan
orang lain serta mengajak untuk ber-amar ma`ruf sehingga kemudian strategi
sedekah digunakan untuk mencapai tujuan dakwah. Penulis berpendapat
bahwa konsep sedekah sebagai strategi dakwah adalah sebagai upaya untuk
mentauhidkan ajaran Allah SWT dengan strategi dakwah dengan metode
sedekah yang dilakukan Yusuf Mansur.
Setiap kali berceramah Yusuf Mansur selalu mampu menggerakkan para
jamaahnya untuk sedekah. Tidak hanya berupa uang tunai, tapi juga HP,
perhiasan, jam tangan mewah, bahkan kendaraan seperti sepeda motor dan
mobil. Panitia pembangunan masjid, yayasan yatim piatu, sekolah, dan majelis
ta’lim selalu senang mengundang Yusuf Mansur. Dalam waktu hanya
setengah jam mampu menghasilkan sedekah jutaan bahkan puluhan juta
111
rupiah. Hukum sedekah itu 5+1, yakni tahu, yakin, mengamalkan,
membuktikan, merasakan, dan menceritakan.
Manfaat dari sedekah yang dikembangkan Yusuf Mansur bisa dirasakan
oleh banyak masyarakat luas. Seperti baru-baru ini di yayasan Wisata Hati
memberikan pelayanan mobil ambulance secara gratis kepada masyarakat
yang akan mengunakan dan sekolah gratis di yayasan Daarul Qur’an. Dana
sedekah di alokasikan keberbagai bidang, yaitu: bidang pendidikan, kesehatan,
pengembangan dakwah Islam, serta diberikan kepada yang memerlukan
bantuan seperti fakir miskin, korban bencana alam dll.
Dakwah dengan strategi sedekah adalah sesuatu yang ma’ruf,
menyebarkan kebaikan kepada sesama manusia sesuai dengan tujuan dakwah
itu sendiri. Tujuan dakwah sendiri menyeru manusia kepada Allah SWT, atau
mengajak kepada umat manusia kepada jalan yang benar yang diridloi Allah
SWT (Syukir, 1983:51)
Menurut Muhammad Muhyidin sedekah itu memang memiliki beberapa
keutamaan-keutamaan. Atas dasar hal yang demikian Muhammad Muhyidin
menemukan banyak fakta orang yang dari kalangan agama (Islam) yang
mendakwahkan umat Islam ini untuk bersedekah. Dalam hal ini Muhyidin
menangapi sekaligus mengkritisi cara berdakwah tentang seruan untuk
bersedekah tersebut dari sebagian kalangan yang telah menunjukkan dan
mengajukan keutamaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban sedekah.
112
Muhammad Muhyidin (2008: 55) menemukan adanya bahaya yang
disebut sebagai pemiskinan makrifatullah dalam cara berdakwah tersebut,
penjelasannya adalah demikian: ketika seorang ustad atau da’i dalam ceramah-
ceramahnya sering menyeru manusia untuk bersedekah. Da’i itu mengatakan
bahwa kalau seseorang mau bersedekah maka insyaallah akan dipanjangkan
umurnya, dijauhkan dari bala dan bencana, diperkaya dengan rezeki, dan akan
dijauhkan atau disembuhkan dari penyakit. Da,i itu mengambil dari beberapa
hadist-hadist atau riwayat-riwayat yang menunjukkan keutamaan-keutamaan
atau keajaiban-keajaiban sedekah tersebut.
Ustadz itu kemudian menukil dari berbagai kisah yang menunjukkan
keutamaaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban sedekah, kisah tersebut
diambil dari khasanah massa lalu atau klasik maupun dalam konteks kekinian.
Cara demikian itu tentu saja alam pikiran pendengar terbawa dengan cerita
atau kisah yang penuh keutamaan atau keajaiban tersebut. Harapannya,
dengan mendengar dan merenungkan kisah tentang keutamaan atau keajaiban-
keajaiban sedekah, seseorang akan tergerak untuk bersedekah. Dengan
harapan agar seseorang itu memperoleh keutamaan atau keajaiban yang sama.
Harapan yang seperti itulah yang Muhammad Muhyidin sebut sebagai
bahaya pemiskinan makrifatullah itu. Menuruttnya ustad atau da’i yang
melakukan sugesti untuk bersedekah itu melakukan dengan cara yang salah,
alasannya adalah sebagai berikut:
113
1. Seruan bersedekah bukanlah bertujuan agar seseorang memperoleh
keutamaan atau keajaiban sedekah yang dikeluarkan. Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 31, yang artinya: “
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman:
"Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki
yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-
terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada
jual beli dan persahabatan”. Seseorang bersedekah karena memang
harus bersedekah. Sedekah adalah ketetapan agama. Maqam sedekah
itu sama halnya dengan maqam sholat, puasa, zakat, haji, membaca al-
Qur,an dll. Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT, bukan untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan atau
keajaiban-keajaiban sedekah.
2. Menghadirkan kisah-kisah penuh keutamaan dan keajaiban tentang
orang yang bersedekah, itu berarti menduakan Allah SWT dengan
keutamaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban sedekah, ini berarti
memusyirikkan Allah dengan sedekah yang dikeluarkan.
3. Menghadirkan kisah-kisah penuh keajaiban dan keutamaan tentang
orang yang bersedekah, pikiran orang hanya akan terfokus pada
keutamaan atau keajaiban yang akan didapatkannya. Ini tentu berimbas
pada adanya masalah dalam niat, cara, dan tujuan dalam sedekah itu
sendiri. Kasusnya sama seperti orang yang memasang undian atau
lotere. Yaitu memasang undian atau lotere dengan harapan akan
114
memenangkan hadiah dari pemasangan tersebut. Sedekah menjadi
semacam ajang perjudian nasib.
4. Mengadirkan kisah-kisah penuh keutamaan atau keajaiban yang seperti
itu, orang menjadi lupa, bahwa tidak semua sedekah yang dikeluarkan
orang akan memiliki keutamaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban
yang seperti itu. Kasusnya sama seperti orang yang yang mengerjakan
sholat berhari-hari dalam hidupnya tapi maksiat tetap jalan juga.
Dengan kata lain, orang menjadi lupa bahwa orang memerlukan
syarat-syarat tertentu agar sedekah yang dikeluarakan itu memiliki
efek yang signifikan.
Menurut Muhammad Muhyidin persepsi tentang keutamaan atau keajaiban
perlu diluruskan. Mengingat efek adalah efek dan tujuan adalah tujuan,
misalnya sholat itu bukanlah tujuan menjadi seorang muslim, tetapi sholat itu
adalah cara dalam mencapai tujuan hidup sebagai seorang muslim, yakni ridho
Allah SWT. Dengan kata lain Allah-lah pusat dari tujuan sholat seseorang
(Muhyidin,2008:56-59).
Menurut Retnowati sedekah itu adalah menyisihkan sebagian harta yang
dimilikinya untuk diberikan kepada kaum fuqara wal masakin atau orang-
orang yang berhak mendapatkannya dengan hati yang ikhlas dan mengharap
ridha dari Allah SWT. Sedekah merupakan salah satu hukum yang diyariatkan
sejak umat terdahulu. Sedekah selalu disertai dengan keikhlasan, maksudnya
pemberian sedekah yang tidak disertai dengan rasa ikhlas tidak dapat
115
digolongkan sebagai bentuk sedekah, tetapi hanya disebut sebagai pemberian
belaka (Retnowati, 2009:6).
Semua bentuk sedekah yang ditafsirkan diatas selalu diikuti dengan
keikhlasan yang mendalam, sehingga apa yang dilakukan mendapatkan tempat
yang terpuji disisi Allah SWT. Sedekah dapat dilihat dari banyak versi dan
semuanya berpangkal dari pemberian sesuatu kepada orang lain. Tujuan
ibadah dalam Islam bukanlah menyembah, tetapi mendekatkan diri kepada
Tuhan, agar dengan demikian roh manusia senantiasa diingatkan kepada hal-
hal yang bersih lagi suci, sehingga akhirnya rasa kesucian seseorang menjadi
kuat dan tajam. Roh yang suci membawa kepada budi pekerti baik dan luhur,
oleh karena itu ibadah disamping merupakan latihan spiritual, juga merupakan
latihan moral. Demikian juga dengan sedekah yang mempunyai arti sangat
luasia mencakupi senyuman kepada manusia, seruan kepada perbuatan baik
dan larangan dari berbuat jahat, memberi petunjuk kepada manusia,
menjauhkan duri dari jalan, memberi air yang ada digayung kepada orang
yang berhajat dan menuntun orang yang lemah penglihatannya (Nasution,
1985:34).
Dalam tulisan ini bagaimana sedekah seseorang bisa menjadi solusi dari
semua permasalahan dengan jalan bersedekah. Misalnya menjadi kaya itu
bukan mimpi, asal benar caranya disertai ikhtiar langit dan bumi yang benar
dan tepat. Percayalah bahwa ada kekuatan lain di kehidupan kita yaitu
kekuatan Allah SWT, hendaknya manusia tidak usah kelelahan mencari dunia,
116
tidak juga putus asa dalam mencari rejeki, asal orang tahu sebenarnya sangat
mudah mencari kekayaan, asalkan dalam beribadah lebih ikhlas, lebih riang,
dan lebih lepas, sehingga ada dorongan untuk segera dan menaruh perhatian
yang benar dalam beribadah, yang akhirnya akan tumbuh keyakinan dan
menjadi kaya (dengan jalan baik dan halal) itu mudah.
Sebagai langkah awal dalam berdakwah, terlebih dahulu harus diperjelas
sasaran apa yang ingin dicapai, kondisi umat Isam yang bagaimana yang
diharapkan. Baik dalam wujudnya sebagai individu maupun wujudnya sebagai
suatu komunitas masyarakat. Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW, pertama kali yang dilakukan adalah membentuk pribadi-pribadi muslim
yang tangguh. Mulai dari istrinya, Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, dan
sahabat dekat lainnya. Mereka yang tercatat sebagai orang awal masuk Islam
itu memang menjadi tulang punggung gerakan dakwah Rasulullah SAW. Hal
itu mengandung pelajaran bahwa berdakwah haruslah mampu menumbuhkan
pioner-pioner muslim yang tangguh, yang pada akhirnya mereka mampu
menjadi dinamisator di dalam masyarakat (Hafidhuddin,1998:185). Dakwah
hendaknya mampu mengubah pribadi seorang muslim dari profil yang statis
dan lemah menjadi profil yang kokoh kuat, dinamis, kreatif, serta produktif.
Mayarakat muslim adalah masyarakat yang memiliki ciri secara organis-
dinamis, kuat dasar-dasar teori serta dasar-dasar organisatorisnya, kuat ikatan
hubungannya, dan kepaduan jalinannya. Prinsip teorinya bersumber dari
syahadat, yang berarti tidaklah ada suatu gerakan yang terjadi dan dijadikan,
117
kecuali yang bersumber dari Allah SWT. Setiap pribai bergerak dalam
dinamika kehidupan tuntunan sistem-NYA yang dicontohkan Rasulullah
SAW. Masyarakat muslim juga mendasarkan dinamikanya pada etika
berprestasi kerja. Setiap orang diharuskan bekerja dan berkelana di muka
bumi dalam rangka mencari rizeki dan karunia-NYA.
Islam memberikan spirit, motivasi, dan pemikiran-pemikiran praktis guna
mendorong gairah kerja dan berusaha, yang tidak melalaikan shalat, zakat, dan
zikir kepada-NYA. Firman Allah SWT:
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk
dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan
waktu petang. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu
hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Meraka
mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan Balasan
kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya
tanpa batas”. (an-Nur: 36-38)
118
Masyarakat muslim juga mengutamakan memberi dari pada menerima.
Masyarakat muslim adalah masyarakat yang mengutamakan ukhuwah dan
kebersamaan, saling menolong, musyawarah dan sifat-sifat utama lainnya
(Hafidhuddin,1998:187). Dakwah jika didefinisikan sebagai sebuah tindakan
sosial, maka ia memilki makna usaha untuk mengubah situasi kepada situasi
yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Dakwah bukan hanya untuk meningkatkan pemahaman keagamaan, namun
harus sampai pada sasaran yang lebih luas. Yakni harus lebih berperan kepada
pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek
kehidupan (Shihab, 1996:194).
119
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab V ini penulis maksudkan sebagai penutup, yang berisi
kesimpulan dari penelitian mengenai sedekah dan gerakan dakwah Islam.
Dari data-data faktual yang ada, sesungguhnya pemikiran Yusuf Mansur
memiliki nilai subtansi dan prospek bagi pengembangan dakwah Islam.
Dalam bab ini, penulis akan menyimpulkan dari beberapa pokok-
pokok pemikiran yang menjadi intisari kajian:
1. Konsep sedekah yang dilakukan oleh Yusuf Mansur dalam berdakwah
merupakan upaya untuk mensejahterakan masyarakat sosial dengan
bersedekah. Berkaitan dengan proses mewujudkan kesejahteraan sosial
yang dimulai dengan pribadi yang Islam, yaitu penyerahan diri
sepenuhnya kepada Allah SWT. Kesejahteraan sosial dimulai dari
kesadaran bahwa Allah SWT dan sistem kehidupan yang ditawarkan
oleh Allah SWT apa pun bentuknya merupakan pilihan yang terbaik.
Melaui gerakan sedekah usaha dakwah Yusuf Mansur berkembang
pesat, sehingga mampu mendirikan kelompok pengajian Wisata Hati,
yayasan Daarul Qur’an dan yang lainnya. Sedekah merupakan jalan
dakwah untuk mentauhidkan Allah SWT, dengan menanamkan
keyakinan atau ideologi kepada jama’ah dan melihat fakta yang ada,
sehingga mereka mau menjalankan ibadah sedekah. Para jama’ah agar
120
punya cita-cita atau angan-angan yang idealis sesuai dengan perintah
Allah SWT. Dari beberapa faktor itu bisa menjadi sebuah konsep
sedekah yang dengan tujuan amar ma’ruf nahi munkar, sehingga
tercipta masyarakat yang peduli dengan sesama secara ikhlas dan mau
menjadikan ibadah kepada Allah SWT sebagai solusi permasalan yang
dihadapinya.
2. Pemikiran Yusuf Mansur ternyata memiliki dimensi gagasan dan
kategori gerakan dakwah yaitu memiliki konsep idiologi yang mapan,
smart leader, organisasi yang rapi dan solid, program dakwah yang
komprehensif, seimbang dan berkelanjutan, sumber daya manusia
berkualitas. Hal ini terlihat dari pemikiran-pemikirannya yang tegas
tentang Islam dan masalah sosial yang semuanya bermuara kepada
amar ma’ruf nahi munkar, pencerahan dan kebaikan umat, yang
semuanya itu merupakan prinsip-prinsip dan tujuan dakwah Islam.
Dalam Perspektif dakwah Islam, Yusuf Mansur menitikberatkan
pemikirannya pada upaya pembentukan sistem sosial yang utuh, yakni
pengembangan sikap dan perilaku yang mengemukakan terhadap nilai-
nilai pencerahan. Karena dakwah memiliki makna sebagai usaha untuk
mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat. Dakwah berperan kepada
pelaksanaan ajaran Islam yang menyeluruh dalam berbagai aspek
kehidupan. Dakwah dengan demikian mempunyai tujuan untuk
mewujudkan misi besar Islam, yakni rahmatan lil ‘alamin.
121
Pemahaman dan pemaknaan ajaran Islam dari pemahaman yang sempit
kepada pemahaman yang lebih luas sangat ditekankan Yusuf Mansur
karena merupakan syarat dalam upaya dakwah Islam. Islam harus
diterjemahkan melalui kecenderungan-kecenderungan yang ada dalam
masyarakat. Dakwah Islam akan memiliki makna dan pengaruh jika
mampu memetakan medan sasaran, menterjemahkan materi yang
tepat, dan cerdas menentukan strategi pendekatan sosialnya, karena
Islam tidak boleh dipahami sebatas agama tauhid semata akan tetapi
juga sebagai agama sosial. Dakwah ditekankan dapat searah dengan
perkembangan masyarakat dan zaman, tanpa harus meninggalkan
substansi, nilai-nilai sejarah dan ajaran yang prinsipil. Yusuf Mansur
pada prinsipnya memandang bahwa Islam adalah agama yang
mengajarkan keseimbangan antara kehidupan keduniaan dan
ketaqwaan (keakhiratan), karena kehidupan dunia memiliki
konsekuensi pada kehidupan akhirat. Islam telah mengajarkan kepada
umat-Nya untuk mengejar kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan
akhirat. Oleh karena itu, Islam harus dapat memberi jalan keluar dari
kehidupan yang meliputi akhlak dan keimanan yang saat ini tengah
rapuh dan mengalami kemerosotan. Disisi lain, Islam harus dapat pula
membela dan memberi jalan keluar bagi permasalahan umat.
Kemiskinan, kebodohan, pengangguran, dan sebagainya merupakan
bagian dari tanggung jawab Islam.
122
B. Saran-Saran
1. Sebagai seorang penyeru dakwah Yusuf Mansur telah
memperkenalkan dan menggugah ruang dan dialektika pemikiran
dakwah, tanpa berpretensi kepada siapapun, penulis mengharapkan
ada upaya-upaya lebih lanjut dari berbagai pihak yang memiliki
komitmen, cita-cita, dan misi yang sejalan untuk melakukan prakarsa-
prakarsa pemikiran dakwah Islam dan rekayasa sosial yang lebih
konseptual dan terencana. Hal ini didasari pada sebuah kepentingan
bersama bahwa, upaya memformulasikan ajaran Islam secara
universal dan konseptual merupakan tuntutan yang menjadi kebutuhan
umat. Islam dengan ajaran sedekahnya dapat dihadirkan ditengah-
tengah (problematika) masyarakat sebagai alternatif jawaban terhadap
perubahan, perkembangan dan peradaban zaman yang semakin
kompleks dan maju.
2. Kepada masyarakat umum termasuk lembaga-lembaga yang memiliki
kompetensi mengkaji masalah-masalah Islam dan gerakan dakwah,
secara teoritis dan konseptual, pemikiran-pemikiran Yusuf Mansur
dapat dijadikan sebagai sebagian informasi, referensi dan acuan bagi
upaya-upaya kajian dan pengembangan dakwah Islam.
3. Sebagai seorang muslim dalam hal ini, para ulama, aktifis dakwah dan
guru pendidik supaya mempunyai semangat progresif revolusioner dalam
berdakwah. Serta wujudkanlah iman dari hati orang muslim dalam
kehidupan sehari-hari. Islam fungsional harus dikerjakan setiap muslim
123
kapanpun, dimanapun serta bagaimanapun demi menegakkan ajaran
Islam.
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah rabbil `alamin, dengan limpahan rahmat
dan hidayah dari Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Masih banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, penulisan, penyajian,
sistematika, pembahasan maupun analisisnya. Hal ini dikarenakan
keterbatasan materi dan kemampuan yang penulis miliki.
Teriring doa yang tiada henti, akhirnya penulis mengucapkan rasa
syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, kedua orang tua dan keluarga,
bapak-bapak pimpinan Fakultas, pembimbing, bapak ibu dosen, teman-teman
seperjuangan, dan semua pihak. Semoga hasil karya ini dapat menjadikan
manfaat bagi penulis dan semua pihak, terutama bagi lembaga atau
perorangan yang berkepentingan dan terkait. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, Ahmad. 1985. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta:
Prima Duta.
Arifin, Syamsul. 2005. Ideologi Dan Praksis Gerakan Sosial Kaum
Fundamentalis. Malang: UMM Press.
Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granet.
Adi, Sasono. Didin Hafidhuddin dan Saefudin. 1998. Solusi Islam. Jakarta: Gema
Insani Press.
Al-Bukhori, Abdullah Muhammad bin Ismail. 1993. Terjemahan Shahih Bukhori.
Semarang: Asy Syifa.
Faizah, dan Lalu Muchsin Efendi. 2006. Psikologi Dakwah. Jakarta: Fajar
Interpratama Offset.
Fakih, Mansour. 1996. Masyarakat Sipil untuk Transformasi Sosial Pergolakan
Ideologi di Dunia LSM Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hafidhuddin, Didin. 2003. Islam Aplikatif. Jakarta: Gema Insani.
Hamka. 1982. Prinsip dan kebijaksanaan Da`wah Islam. Jakarta: Umminda.
Hasan, Muhammad Tholhah, 2005. Islam dalam perspektif sosio kultural. Jakarta.
Lantabora Press.
Ibrahim, Yasin al-Syaikh. 2008. Kitab Zakat, Tata Cara Dan Sejarah. Bandung:
Penerbit Maja.
Irfan, M al-Firdausy. 2009. Dahsyatnya Sedekah. Yogyakarta: Solusi Distribusi.
Kosasih, Ahmad dan Abdul Azis. 2011. Panduan Riyadhoh. Tangerang: PPPA
Daarul Qur’an.
Kusnawan, Aep. 2004. Ilmu Dakwah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Mansur, Yusuf. 2009. An Introduction to The Miracle of Giving. Jakarta: Zikrul
Hakim.
Mansur, Yusuf. 2008. Allah Maha Pelidung Maka Engkau Gampang Siasati
Krisis. Bandung: Karya Kita.
Mansur, Yusuf. 2007. Kun Fayakun Selalu Ada Harapan Ditengah Kesulitan.
Jakarta Timur: Zikrul Hakim.
Mansur, Yusuf. 2006. Mencari Tuhan Yang Hilang. Jakarta Timur: Zikrul Hakim.
Maleong, lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mu’ti, Abdul. 2004. Deformalisasi Islam. Jakarta: Grafindo Khasanah Ilmu.
Mahmud, Ali Abdul Halim. 1992. Karekteristik Umat Terbaik, Jakarta: Gema
Insani Press.
Muhyiddin, Asep. 2002. Metode pengembangan Dakwah. Bandung: Pustaka
Setia.
Muhsin, Husein. 1993. Membentuk jama’ah muslimin. Jakarta: Gema Insani
Press.
Muhyiddin, Asep. 2002. Metode pengembangan Dakwah. Bandung: Pustaka
Setia.
Muhyibin, Muhammad. 2009. Candu Shadaqoh. Jogyakarta: Diva Pers.
Musbikin, Imam. 2008. Melogikakan Rukun Islam. Jogjakarta: Diva Press.
Munir, Ahmad dan Sudarsono. 2001. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: Rineka
Cipta.
Masyhur, Syaikh Mushthafa. 2000. Fiqh Dakwah jilid 2. Jakarta: Al-I’tishom
Cahaya Umat.
Nata, Abdulah. 2008. Metodologi Studi Islam. Edisis revisi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Nasution, Harun. 1985. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya jilid 1. Jakarta:
Universitas Indonesia (ui-press).
Qardhawi,Yusuf 1997. Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah.
Jakarta: Citra Islami Press.
Ram, Aminuddin dan Tita Sobari. 1992. Sosiologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Ridho, Taufiq. 2001. Perbedaan Ziwaf. Jakarta: Tabung Wakaf Indonesia.
Sasono, Adi, Didin Hafidhuddin, Saefudin. 1998. Solusi Islam atas problematika
umat. Jakarta: Gema Insani.
Sanusi, M. 2009. The Power Of Sedekah. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Syaiful, Muhtadi, Asep dan Abdul Jalil, Maman. 2003. Metodelogi Penelitian
Dakwah. Bandung: Pustaka Setia.
Syafi’i, Muhammad Masykur. 2008. Keajaiban Sedekah. Yogyakarta: Genius
Publisher.
Sudarsono, Juwono. 1976. Pembangunan politik dan perubahan politik. Jakarta:
Gramedia.
Shihab, M Quraish, 1996. Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Shodiq. 1988. Kamus Istilah Agama Islam. Jakarta: Seintrama.
Sunyoto, Usman. 2007. Agama dan Gerakan Sosial di Indonesia Pasca Orde
Baru. Yogyakarta: UGM.
Shihab, M Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Umat cet. ke-2. Bandung: Mizan,
Syukir, Asmuni. 1983 .Dasar-dasar Strategi dakwah. Surabaya: Al Ikhlas.
Syarbaini, Syahrial dan Rusdiyanta. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Shiddiq Al Jawi, Muhammad. 2011. Zakat, Infaq dan Shodaqoh, Jakarta: pkpu.
Sztompka, Piotz. 2008. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.
S, Nasution. 1996. Metode Risert. Yogyakarta. Bumi Aksara.
Thobrani, Muhammad. 2009. Mukjizat Sedekah. Yogyakata: Pustaka Marwa.
Triwibowo, Darmawan. 2006. Gerakan Sosial Wahana Civil Society bagi
Demokrasi. Jakarta: LP3ES.
Tatang, M Amirin. 1995. Menyusu Rencana Penenelitian. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Wahid, Fathul. 2004. Dakwah Dakwah Melalui Internet. Yogyakarta: Gava
Media.
Zuhdi, Masyfuk. 1992. Studi Islam. Jakarta: Rajawali.
http://www.eramuslim.com/berita/gerakan-dakwah/gerakan-dakwah-islam-
1htm:desember,2010.
http://Peran-Pemuda-dalam-Gerakan-Dakwah.htm.blogspot.com.
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS DAKWAH Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus III) Ngaliyan Telp./Fax. (024) 7606405 Semarang 50185
Nomor : In.06.1/D/TL.00/329/2011 Semarang, 11 April 2011
Lamp. : 1 (satu) bendel
Hal : Permohonan Ijin Riset.
Kepada,
Yth. Wali Kota Semarang
Di Semarang.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini kami beritahukan dengan hormat, bahwa dalam rangka penyusunan
skripsi mahasiswa untuk menyelesaikan program S.1 pada Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang kepada mereka diharuskan untuk mengadakan
penelitian.Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami mohonkan ijin untuk
mengadakan penelitian/ riset bagi mahasiswa :
Nama : Muhammad Maskhuri
NIM/Jurusan : 061111004
Tempat Penelitian : PPPA Daarul Qur‟an Semarang/Wisata Hati Semarang
Judul Skripsi : SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (STUDI
PEMIKIRAN YUSUF MANSUR)
Demikian atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
An. Rektor
Dekan,
Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag.
NIP. 19620827 199203 1 001
Tembusan :
1. Rektor IAIN Walisongo (sebagai laporan)
2. Badan Kesbag Pol dan LINMAS di Semarang.
3. Koordinator Wisata Hati Semarang.
4. Manager PPPA Daarul Qur‟an semarang.
5. Camat Gayam Sari di Semarang.
SURAT KETERANGAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Efendi Wahyu P.
Jabatan : Manager PPPA Daarul Qur‟an Area Semarang
Menerangkan bahwa:
Nama : M Maskhuri
NIM : 061111004
Jurusan : BPI
Fakultas : Dakwah IAIN Walisongo Semarang
Benar-benar melakukan penelitian untuk keperluan penulisan skripsi dengan judul
SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (STUDI PEMIKIRAN YUSUF
MANSUR)
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Wawancara dengan Yusuf Mansur (PIP Semarang, Jum’at, 22 April 2011)
1. Sedekah menurut Ustad Yusuf Mansur?
Jawaban:
Sedekah diumpamakan sebagai jawaban semua masalah bahkan dengan
keyakinan serta dengan keimanan tidak ada masalah yang tidak bisa
diselesaikan dengan sedekah. Obat seribu satu masalah bisa di obati dengan
sedekah, namun juga harus dibarengi dengan ibadah wajib dan ibadah sunah
yang lainnya. Ibadah yang wajib misalnya sholat lima waktu harus benar dan
ibadah sunnah misalnya sholat tahajud, dhuha dll.
2. Apakah lembaga atau yayasan Daarul Qur‟an dan Wisata Hati merupakan
salah satu pengembangan dakwah dari Ustad Yusuf Mansur?
Jawaban:
Kedua lembaga itu adalah sebagai sarana untuk berdakwah serta agar
memudahkan masyarakat untuk menikmati fasilitas-fasilitas program yang
sudah ada.
Wawancara dengan Manager PPPA Daarul Qur’an cabang semarang (2 Mei
2011).
1. Bagimana Ustad Yusuf Mansur dan Daarul Qur‟an mengerakkan masyarakat
untuk bersedekah?
Jawaban:
Sedekah yang di kampanyekan Yusuf Mansur berkembang diberbagai kota,
salah satunya di Semarang. Untuk mengembangkan sedekah sebagai suatu
gerakan maka di bentuklah suatu organisasi untuk mewujudkannya. Organisasi
yang di dirikian Yusuf Mansur yaitu Daarul Qur‟an dan Wisata Hati. Dengan
adanya organisasi tersebut para pelaku sedekah dikembangkan dan setiap
anggota penyedekah akan mendapatkan kartu member. Sebagai pemimpin
Yusuf Mansur membina para tim dan anggota-anggotanya minimal satu bulan
sekali di setiap kantor cabangnya
Wawancara dengan koordinator Wisata Hati Semarang (26, April 2011)
1. Bagaimana Ustad Yusuf Mansur dalam menyampaikan sedekah kepada para
jama‟ahnya?
Jawaban:
Yusuf Mansur menyampaikan pesan ajaran Islam dengan bahasa yang sangat
sederhana namun mengena, Yusuf Mansur berdakwah dengan bercerita yang
isinya sederhana namun sangat mendalam. Sehingga para jama‟ah mudah
memahami apa yang disampaikannya, yaitu tentang kekuatan amalan-amalan
ibadah wajib beserta sunah-sunahnya dan dengan bersedekah. Yusuf Mansur
menyapa para jama‟ah terutama yang mempunyai masalah untuk
meyelesaikan masalahnya salah satunya dengan sedekah. Sebenarnya sedekah
bukan satu-satunya konsep yang dikembangkan Yusuf Mansur, akan tetapi
pada intinya yang paling utama dan terutama di Wisata Hati adalah konsep
tauhid dalam berdakwah. Untuk menyelesaikan masalah sendiri agar seseorang
bisa segera mendapatkan manfaatkan dari sedekah, harus dibarengi dengan
ibadah-ibadah yang wajib dengan benar. Wisata Hati Semarang sebagai
lembaga atau yayasan yang bergerak di bidang dakwah mempunyai kegiatan
yang sangat banyak. Yusuf Mansur sendiri punya jadwal sebulan sekali
berkunjung di Semarang untuk mengisi tausiah. Untuk mengembangkan
dakwahnya, Yusuf Mansur mengembangkan rumah tahfid di beberapa kota.
Rumah tahfid ini dinamakan PPPA Daarul Qur‟an, dan digunakan untuk anak-
anak penghafal Al-Qur‟an. PPPA Daarul Qur‟an sendiri juga berkembang
diberbagai kota salah satunya di Semarang.
Wawancara Yusuf Mansur melalui email adminwhonline@gmail.com (dikrim
dalam bentuk file, 5 Mei 2011)
1. Mengapa Ustad Yusuf Mansur dalam berdakwah memakai konsep sedekah
seperti yang sering bapak sampaikan?
2. Alasan Ustad Yusuf Mansur berdakwah dengan mengerakkan sedekah para
jama‟ah atau pada masyarakat umum?
3. Bagaimana konsep sedekah menurut Ustad Yusuf Mansur sendiri dan
bagaimana cara mensosialisasikan sedekah itu?
4. Apakah menurut Ustad Yusuf Mansur berdakwah dengan gerakan sedekah
perlu dilakukan oleh para pendakwah atau masyarakat umum?
Jawaban 1:
Semula banyak orang yang berfikir bahwa hasil usaha seseorang adalah
seukuran kerja, seukuran usaha, seukuran proyek, seukuran dagangan, atau
seukuran modalnya, begitu selama ini pikiran seorang bekerja. Tidak pernah
terfikirkan atau jarang terfikirkan bahwa hasil usaha bisa diperbesar lewat
jalan ibadah, dan jalan usaha bisa diperluas lewat jalan ibadah.
Banyak seseorang yang tidak berani berfikir bahwa jalan ibadah bisa
menambah dan diperluas rezeki dan hanya sebatas yakin saja. Namun untuk
menjadikan sebagai metode dan menjadi sebuah sebuah solusi yang
diataskertaskan, banyak yang kurang berani.
Wacana yang kurang berani untuk meyakini keyakinan secara bulat dipraktik
maupun teori (menjadi metode) adalah sebab ada wacana bahwa ibadah itu
harus ikhlas, tidak boleh ibadah karena dunia-NYA. Firman Allah SWT:
Artinya: “Katakanlah, Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An‟aam:162)
Kalau orang mencari dunia milik Allah SWT lewat jalan ibadah tidak mesti
tidak ikhlas. Bagaimana kalau mereka cerdas memisahkan antara keikhlasan
dan do‟a. Memisahkan antara keikhlasan dengan harapan. Artinya ketika
menjalankan mereka tahu dengan ilmunya bahwa dengan beribadah, dunia
akan Allah SWT dekatkan, tapi pada saat yang sama, mereka beribadah
sepenuh hati kepada Allah SWT. Harapan pun dia gantungkan semata kepada
Allah SWT. Bahwa seseorang itu menempuh jalan ibadah, sebab karena Allah
SWT dan Rasul-NYA memberi petunjuk demikian. Dalam Al-Qur‟an Allah
SWT berfirman:
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.
dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta
yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak
akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”(QS. Ath-Thalaaq: 7)
Contoh salah satu bentuk ibadah adalah sedekah. Allah SWT dalam Al-Qur‟an
memberi tahu kalau sedang disempitakan rezekinya, bersedekahlah. Kesulitan
yang sedang dihadapi akan menjadi lebih mudah. Kemudian seseorang yang
diberi nikmat kesulitan percaya betul dan berkenan mengikuti dengan harapan
agar benar-benar kesulitan seseorang itu dimudahkan oleh Allah SWT. Jalan-
NYA yaitu jalan sedekah dan seseorang itu mau bersedekah. Inilah yang
disebut dengan iman, percaya dengan seruan dan petunjuk Allah SWT.
Seseorang percaya dan berharap akan janji-NYA dengan bersedekah kemudian
ingin diberikan kemudahan karena firman-NYA. Seseorang yang sangat yakin
dan percaya sama petunjuk Allah SWT dan berharap hanya kepada-NYA.
Inilah tauhid mengesakan Allah SWT. Iman dan tauhid yang kemudian
berbuah amal shaleh. Ketika ada seseorang yang percaya dan menjalankan
serta merasakan kemudian bercerita dan megajak kepada yang lain. Bahwa
bersedekahlah jika ingin menyelesaikan masalah dan kesulitannya, yang
kemudian bersedekah dijadikan sebagai metode.
Jawaban 2:
Bersedekah merupakan amalan yang terpuji, karena dengan bersedekah dapat
membantu orang lain dari kesusahan dan akan mempererat antara yang lebih
kaya dengan orang yang miskin. Oleh karena itu perintah untuk bersedekah
banyak tercantum dalam Al-Quran dan hadits, sebagaimana tersebut dibawah
ini:
Al-Qur‟an surat an-Nisa‟ ayat 114 yang artinya: “tidak ada kebaikan pada
kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisiskan-bisikan dari orang yang
menyuruh (manusia) memberi shodaqoh atau berbuat baik atau mengadakan
perdamaian diantara mereka”.
Al-Quran surat at-Taubah ayat 103 yang artinya: “ambillah shodaqoh (zakat)
dari sebagian harta mereka, dengan shodaqoh (zakat) itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketenangan jiwa bagi mereka dan Allah maha mendengar
lagi mengetahui”.
Al-Qur‟an surat al-Baqaroh ayat 262 yang artinya: “orang-orang yang
menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa
yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan
tidak menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala disisi Tuhan
mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati”.
Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Abi
Hurairah, yang artinya: “Tujuh kelompok yang akan dilindungi oleh Allah
dihari yang tidak ada perlindungan kecuali perlindungan oleh Allah yaitu
Imam yang adil, pemuda yang selalu ibadah kepada Tuhannya, laki-laki yang
hatinya terikat dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai
karena Allah, baik ketika bersatu maupun ketika berpisah, laki-laki yang
dapat menghindar dari berbuat mesum ketika seorang perempuan cantik
mengajaknya dan laki-laki tersebut berkata aku takut kepada Allah, laki-laki
yang hatinya tunduk kepada Allah dan selalu mengeluarkan air mata ketika
ibadah, laki-laki yang bershodaqoh dengan shodaqohnya ia selalu
menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diperbuat oleh tangan kanannya”.
Dari contoh-contoh firman Allah SWT dan hadits Rasulullah SAW diatas,
adalah merupakan bagian kecil dari perintah sedekah, karena masih banyak
ayat-ayat Allah SWT dan hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang
sedekah dengan demikian sangat jelas, bahwa sedekah sangat dianjurkan oleh
agama dan merupakan amalan yang sangat dicintai oleh Allah SWT dan
Rasulullah SAW dalam menolong sesama umat manusia.
Jawaban 3:
Dengan rumus matematika sedekah, rumus ini memang tak lazim dibahas
dalam bangku pendidikan umum. Inilah contohnya, 10-1 = 19. 10-2 = 28. 10-3
= 37. 10-4 = 46 dan seterusnya. Bicara ilmu matematika, hitungan di atas,
salah. Tapi tidak bagi Yusuf Mansur. „‟Itulah matematika sedekah. 10- 1= 19‟‟
.
Dari mana datangnya angka 19. „‟Sepuluh dikurangi satu memang tinggal
sembilan. Namun satu yang disedekahkan itu akan dibalas Allah 10, sehingga
kalau dijumlahkan 9+10=19. Begitu seterusnya,‟‟ ini Allah SWT sendiri yang
menyatakan hal tersebut di dalam Alquran.
Sedekah seseorang akan dibalas sepuluh kali, bahkan 700 kali lipat. Yusuf
Mansur tidak pernah ragu sedikitpun. Bagi Yusuf Mansur jawaban atas
berbagai persoalan hidup adalah sedekah dan shalat Tahajjud. Kunci segala
persoalan manusia ada pada sepertiga malam. Ketika itu Allah menurunkan
malaikat-malaikat- Nya ke bumi untuk mendengarkan dan menyampaikan doa
hamba-hamba- Nya. Karena itu, bangunlah dan laksanakan shalat tahajud.
Shalat tahajud baru setengah penyelesaian persoalan. Lalu, setengahnya lagi
adalah „‟Sedekah‟‟ ini perlu dikampanyekan dan menggerakkan jamaah untuk
sedekah tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga hingga ke mancanegara,
seperti Singapura, Hongkong, Mesir, Australia dan Selandia Baru.
Banyak orang yang tidak menyadari, sebab ilmunya yang barang kali kurang,
bahwa meniti jalan-jalan menuju Allah, itulah jalan ihtiar yang terbaik. Tidak
dekat dengan Allah SWT saja diberi dunia, apalagi kalau dekat dengan Allah
SWT dan mencari jalan-jalan untuk dekat dengan Allah SWT. Pasti dunia
tambah lagi diberi oleh Allah SWT. Kurangnya ilmu yang dimiliki seseorang,
menyebabkan ketika jalan dibukakan Allah SWT kebanyakan orang malah
meninggalkan ataupun mengurangi ibadah kepada Allah SWT. Banyak
manusia yang tidak mengakui agama sebagai soludi hidupnya. Banyak yang
tidak mengakui ibadah sebagai solusi ihtiarnya, bukan hanya sekedar
pelengkap.
Untuk menjadikan ibadah sebagai sentra gerakan dan pikiran, jangan semata
hanya mengandalkan ikhtiar dunia saja. Akan tetapi tempuhlah jalan ibadah,
kalaupun harus membanting tulang dan peras keringat, niat awalnya tetap
harus ibadah. Ada beberapa tips untuk disebut memiliki niat ibadah dari Yusuf
Mansur yaitu:
Membuktikan bahwa hasil usaha adalah untuk Allah SWT, tidak
membawa hasil usaha kepada keburukan dan jalan maksiat, membawa
hasil usaha untuk menghidupi keluarga agar bisa beribadah dan hidup
dengan baik, bersedekah dan kebaikan-kebaikan lain.
Tidak melupakan hak-hak Allah SWT, paling tidak yang wajib-wajib
dan akan lebih baik dengan sunah-sunahnya.
Membaca basmalah di awal dan di akhir.
Dalam Surat Ali Imran: 92, yang artinya, „‟Kamu belum berbuat kebaikan
hingga kamu menafkahkan apa yang kamu paling cintai. „‟Jadi, untuk meraih
kebaikan yang sempurna, harus mau bersedekah yang terbaik. bersedekah,
sholat dhuha dan sholat malam dan meyakini dengan adanya keajaiban ibadah
tersebut untuk menjawab permasalahan yang ada, bahkan ini bisa dijadikan
sebagai sebuah metode.
Jawaban 4:
Berdakwah adalah sebuah kemuliaan dan kebanggaan bagi seorang muslim.
Seorang muslim yang menjadi pendukung dakwah, penyeru kepada Allah
SWT, sesungguhnya orang itu menyeru kepada setinggi-tinggi cita-cita dan
semulia-mulia tujuan. Sesungguhnya berdakwah kepada Allah SWT itulah
tugas Rasulullah SAW kepada mereka semua. Setiap perkataan yang saudara
serukan manusia kepada Allah SWT, itulah sebaik-baik perkataan dan Allah
SWT telah menetapkan demikian dalam firmanNya dalam Al-Qur‟an surat
fushilat ayat 33 yang artinya: "Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan yang saleh dan
berkata. "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri".
Menurut Yusuf Mansur “Sesungguhnya kita menyeru manusia kepada
kebenaran dan kebenaran inilah yang lebih patut diikuti. Apakah ada lagi
selain kebenaran itu kecuali kesesatan”.
Seorang muslim membawa mutiara dan cahaya supaya bisa memandu manusia
yang sesat di tengan-tengah kegelapan. Seorang muslim sesungguhnya berada
di atas agama yang benar yang diterima oleh Allah SWT dan yang lain
selainnya adalah batil. Al-Quran inilah kitab Allah SWT yang tidak mungkin
dicampuri oleh kebatilan, apakah dari depan atau dari belakang.
Al-Qur‟an adalah kitab yang diturunkan dari Allah SWT yang maha bijaksana
lagi yang terpuji. Dunia pada hari ini sangat-sangat memerlukan agama Islam
ini untuk menyelamatkan kecelakaan yang menimpanya. Marilah kita
berdakwah, yakinlah, percayalah dan berpuas hatilah kepada kesempurnaan
dan ketinggian apa yang diserukan kepadanya. Dalam Al-Qur‟an surat As-
Saff: 2-3: "Hai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan
apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan". Pendukung dakwah
yang menyeru manusia mestilah ikhlas karena Allah SWT di dalam
dakwahnya. Berdakwah tidak ada yang diharapkan daripadanya kecuali
keridhaan Allah SWT, serta tidak mengharapkan pujian dan sanjungan dari
manusia dan tidak harus menunggu untuk dikagumi ucapannya oleh manusia.
Seseorang yang berdakwah mesti berkata benar dan bersifat benar di dalam
segala perkara supaya dia senantiasa dipercayai oleh manusia.
Satu dari cara-cara yang berguna yang senantiasa mempunyai pengaruh yang
paling berkesan dan baik adalah pembicaraan yang mampu memuaskan akidah
manusia. Dimulai dengan memantapkan di hati manusia tentang kewujudan
Allah, seterusnya menjelaskan hakikat risalah manusia dan tugas manusia
dalam hidup ini. Diakhiri dengan mengukuhkan, menegaskan bahwa Islam
adalah manhaj, cara hidup, satu pegangan hidup yang sejahtera dan lengkap
dan berusaha untuk memulakan kehidupan Islam.
Perbaikilah dirimu dan ajak orang lain. Itulah pertama untuk satu-satunya jalan
dalam rangka membangun persatuan kaum muslimin, meninggikan mereka
supaya mereka dapat menduduki tempat yang wajar sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah SWT, sebagai golongan manusia yang memberi
pengajaran kepada manusia serta menunjukkan mereka kepada jalan yang
lurus. Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Ali Imran: 110 "Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah".
Tauhid merupakan inti dakwah yang dibawakan oleh para Nabi dan Rasul,
sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW. Demikian dalam
berdakwah harus menjadikan tauhid sebagai landasannya. Sedekah sendiri
juga mengupayakan seseorang untuk yakin akan janji Allah SWT, sehingga
dengan keyakinan itu akan menambah keimanan seseorang dan mau
mempraktikan ajaran-ajaran Allah SWT. Dengan keyakinan bahwa kalau
manusia mau dimudahkan dari kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, lalu
manusia itu mau mengikuti dan menjalankan petunjukknya dengan betul maka
inilah yang disebut tauhid, yaitu hanya mengesakan Allah SWT. Iman dan
tauhid berbuah menjadi amal shaleh
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN DAARUL QUR’AN NUSANTARA
SUSUNAN BADAN PENGURUS
Dewan syari‟ah : KH. Ahmad Kosasih, MA
Dewan Pendiri : KH. Yusuf Mansur
Pengawas : Drs. Yuli Pudjihardi
Ketua : M. Anwar Sani
Sekretaris : Hendi Irawan Saleh
Bendahara : Ahmad Jameel
PENGURUS PELAKSANA HARIAN
Direktur Eksekutif : Tarmizi
Manager keuangan & SDM : Nur Diana Dewi
Manager Program & Aset : Darmawan Eko Setiadi
Manager Fundrasing : Muhammad Yusuf
Manager Pendidikan : Abdoel Rochimi
Manager Marketing & Communicatioan : Dwi Purnomo
Manager Area Semarang : Efendi Wahyu P
Manager Area Bogor : Helmi Ariwibawa
Manager Area Malang : Hendra Irawan
Gambar
PROSES PENELITIAN
Ustad Yusuf Mansur sedang mengisi pengajian akbar di Semarang
Penulis bersama ustad Fadlan panitia pengajian di audit PIP Semarang yang mempertemukan
penulis dengan Ustad Yusuf Mansur.
Penulis sedang melakukan observasi di lapangan.
Penulis sedang wawancara dengan ustad Saefudin koordinator Wisata Hati.
Penulis bersama Ustad Efendi Wahyu P manager PPPA Daarul Qur‟an untuk persiapan acara
bersama Yusuf Mansur dibalaikota Semarang sekaligus melakukan observasi.
Penulis sedang melakukan observasi bersama dengan para staf Daarul Qur‟an.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Muhammad Maskhuri
Nomor Induk Mahasiswa : 061111004
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
TTL : Temanggung, 14 Juni 1983
Alamat Asal : Kintelan RT 01/06 Danupayan Bulu Temanggung
Jawa Tengah
Pendidikan Formal :
1. MI Hidayatullah Bulu Temanggung tahun 1996
2. MTs Miftahul Huda Bulu Temanggung tahun 1999
3. PPBM SMU Semarang Timur tahun 2006
4. IAIN Walisongo Semarang Fak. Dakwah Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam angkatan 2006
Yang menyatakan,
Muhammad Maskhuri
Recommended