View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
1/50
SMF/Lab Obstetri dan Ginekologi Laporan Kasus
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
G3P2! gravid "!#"$ minggu% &npartu Kala && Lama dengan
Kematian 'anin (alam )a*im (Intrauterine Fetal Death)
Disusun Oleh:
ndi +pri )angga dit,a Lisma
$3$!!$-!!.
Pembimbing:
dr Prima (eri Pella 0% SpOG
(ibawakan (alam )angka 0ugas Kepaniteraan Klinik Pada
SMF/Lab Obstetri dan Ginekologi
Program Studi Pendidikan (okter
Universitas Mulawarman
2!$"
1
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
2/50
L+M1) P+G+S
G3P2! gravid "!#"$ minggu% &npartu Kala && Lama dengan
Kematian 'anin (alam )a*im (Intrauterine Fetal Death)
Laporan Kasus
Diajukan Dalam Rangka Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik
pada SMFLab Obstetri dan !inekologi
Disusun oleh:
ndi +pri )angga dit,a Lisma
&M4 $3$!!$-!!.
Dipresentasikan pada "############## $%&'
Pembimbing
dr Prima (eri Pella 0% SpOG
P)OG)M S0U(& P+(&(&K P)OF+S& (OK0+)
FKUL0S K+(OK0+)U&5+)S&0S MUL6)M
SM)&(
11 &
P+2(3ULU2
2
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
3/50
$$ Latar 1elakang
Studi men(ebutkan selama penelitian ) tahun terakhir menunjukkan angkat kematian
janin dalam rahim meunjukkan rata*rata +#&&%%% dari seluruh total kelahiran# Setiap tahunn(a
diperkirakan terjadi ,-. juta kematian perinatal di seluruh dunia dimana ),/ diantaran(amerupakan kematian 0etal atau intrauterine 0etal death 1I2FD3# Sekitar +4/ dari kematian
perinatal ini terjadi di negara (ang berkembang# &-$# Kematian janin dapat terjadi antepartum
atau intrapartum dan merupakan komplikasi (ang paling berbaha(a dalam kehamilan# Insiden
kematian janin ini ber5ariasi diantara negara# 6ingga saat ini- I2FD masih menjadi masalah
utama dalam praktek obstretrik#'
76O dan 8meri9an ollege o0 Obstetri9ians and !(ne9ologist men(atakan Intra 2terine
Fetal Death 1 I2FD 3 adalah kematian pada 0etus dengan berat lahir )%% gram atau lebih#
Menurut 2nited States ;ational enter 0or 6ealth Statisti9- kematian janin atau 0etal death
dibagi menjadi asan antenatal# 8ngka kematian perinatal di Indonesia
tidak diketahui dengan pasti karena belum ada sur5ei (ang men(eluruh# 8ngka (ang ada ialah
angka kematian perinatal dari rumah sakit besar (ang pada umumn(a merupakan re0erral
hospital- sehingga belum dapat menggambarkan angka kematian perinatal se9ara keseluruhan#
Pen(ebab kematian janin bersi0at multi0aktorial baik dari 0aktor 0etal- maternal- plasenta
maupun tidak diketahui pen(ebabn(a# 2ntuk dapat menentukan pen(ebab pasti harus dilakukan
pemeriksaan autopsi# '
Diagnosis dini dalam kasus kematian janin adalah melalui pemantauan kesejahteraan
janin serta pemeriksaan kehamilan 1 antenatal 9are 3 (ang teratur# ?erdasarkan anamnesis-
pemeriksaan 0isik dan pemeriksaan penunjang dapat menegakkan diagnosis kematian janin intra
uterin#
Penatalaksanaan kematian janin intra uterin ialah melakukan terminasi kehamilan (ang
dapat dilakukan melalui penanganan ekspektati0 dan penanganan akti0# 8da beberapa metode
3
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
4/50
terminasi kehamilan pada kematian janin intra uterin- (aitu dengan induksi persalinan per
5aginam dan persalinan per abdominam 1 Se9tio aesaria 3# =
Pemeriksaan kehamilan 1 antenatal 9are 3 sangat berperan penting dalam upa(a
pen9egahan kematian janin dan se9ara tidak langsung dapat menurunkan angka kematian janin#
Dalam tutorial ini akan dibahas lebih lanjut mengenai I2FD dari 0aktor risiko- etiologi
hingga upa(a penatalaksanaann(a# Serta akan dibahas sedikit mengenai 0etal disstres 1 ga>at
janin 3 dan persalinan lama- (ang akhirn(a akan mengakibatkan kematian janin#
11 &&
LPO) KSUS
4
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
5/50
8namnesis dilakukan se9ara autoanamnesis di ruang bersalin RS2D 8#7# S(ahranie Samarinda
pada tanggal $& September $%&'- pukul %+#%%- diperoleh data sebagai berikut :
2$ &dentitas
&dentitas Pasien
;ama : ;(# MR
2mur : =. Tahun
Pendidikan Terakhir : SM8Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : ?anjar
8lamat : Kota ?angun 2lu RT &%
&dentitas Suami Pasien
;ama : Tn 2
2mur : =+ Tahun
8gama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Penjahit
Suku : ?anjar
8lamat : Kota ?angun 2lu RT &%
22 Kelu*an Utama : Perut ken9ang
Ri>a(at Pen(akit Sekarang : Pasien mengeluhkan perut ken9ang (ang dirasakan $
hari sebelum masuk rumah sakit# Keluhan bertambah
berat sejak & hari sebelum masuk rumah sakit#
Keluhan (ang dirasakan disertai dengan keluarn(a
lender ber9ampur darah disertai keluarn(a air (ang
keluar dari 5agina# 8>aln(a $ hari sebelum masuk
rumah sakit- pagi hari pasien dira>at di rumah sakit
kota bangun kemudian pasien dirujuk ke rumah sakit
parkesit Tenggarong# Pasien diren9anakan operasi
5
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
6/50
seasar di Rumah Sakit parkesit Tenggarong atas
indikasi persalinan lama dan ga>at janin- namun
suami pasien menolak untuk dilakukan operasi di
rumah sakit tersebut dan ingin dioperasi di Samarinda#
Operasi tersebut tertunda dan akhirn(a keesokan
harin(a pasien dirujuk ke rumah sakit 8bdul 7ahab
S(ahrani Samarinda# Pukul %,#%% pagi saat pasien
dalam perjalanan menuju ke rumah sakit 8bdul 7ahab
S(ahrani Samarinda- pasien merasa gerakan ba(i
dalam perutn(a mulai berkurang# Pasien juga merasa
mules*mules seperti mau melahirkan hilang timbul dan
tidak teratur (ang dirasakan sepanjang perjalanan#
Ri>a(at Pen(akit Dahulu : Pasien tidak ada ri>a(at pen(akit hipertensi- ken9ing
manis- alergi- gagal ginjal ataupun gagal jantung
Ri>a(at Pen(akit Keluarga : Tidak ada satupun pihak keluarga (ang memiliki
keluhan serupa
)iwa,at Menstruasi 4
* Menar9he usia &' tahun
* Siklus teratur setiap =% hari
* Lama haid ) hari- dalam sehari mengganti pembaluit $*= kali
* 6ari Pertama 6aid Terakhir: &% Desember $%&=
* Taksiran Persalinan : &, September $%&'
)iwa,at Perkawinan4
Perka>inan (ang pertama- lama menikah &) tahun# 2sia menikah $& tahun#
)iwa,at Ke*amilan % Persalinan dan i7as
o 0a*un
Partus
0empat
Partus
Umur
ke*amilan
'enis
Persalinan
Penolong
Persalinan
'enis
Kelamin
Keadaan
nak
6
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
7/50
nak/ 11 Sekarang
& $%%$ ?idan 8term Per5agina ?idanLaki*laki
=#$%% gr ?aik
$ $%%. ?idan 8term Per5agina ?idanPerempuan
$#.%% gr
?aik
= $%&' 6amil ini
Kontrasepsi4
Pasien menggunakan kontrasepsi suntik = bulan lama ' tahun
1 Pemeriksaan 7isik4
?erat badan .' kg- tinggi badan &)) 9m
$# Keadaan 2mum : Tampak sakit sedang
=# Kesadaran : omposmentis- !S :
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
8/50
&3 Inspeksi : 9embung- memanjang striae 1C3
$3 Palpasi :
Leopold I : TF2 =, 9m- bokong
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : kepala
Leopold I@ : Sudah masuk pintu atas panggul
=3 D : *
'3 @T : @ul5a dan 5agina dalam batas normal- portio tipis- pembukaan
lengkap-ketuban 1*3-bagian terba>ah kepala- penurunan kepala di 6odge II-
pelepasan bloods(lm 1C3
)3 6IS : tidak dapat die5aluasi
8 Pemeriksaan Penun9ang 4
Pemeriksaan Laboratorium
0anggal 2$ september 2!$"
Pemeriksaan dara* lengkap
6b : &&-$ grdl
69t : ==-, /
7? : =.%% mm=
PLT : $&%%% mm=
L
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
9/50
69t : $4-) /
7? : $=#.%% mm=
PLT : $$.#%%% mm=
L
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
10/50
;adi : 44A menit- adekuat- reguler
Perna0asan : $'Amenit- reguler
Suhu : =.-,B 1per aAiller3
TF2 : =, 9m
D : *
6IS : *
@T : @ul5a dan 5agina dalam batas normal- portio tipis- pembukaan lengkap-ketuban 1*3-bagian
terba>ah kepala- penurunan kepala di 6odge II- pelepasan bloods(lm 1C3
• Diagnosis : !=P$8% gra5id '%*'& minggu- Inpartu Kala II Lama# Kematian anin Dalam
Rahim (Intrauterine Fetal Death)
Lapor dr#Sp# O!
• O$ sungkup &% lpm
• Drip Oksitosin
• Pasien diren9ankan partus spontan dan komonikasikan kepada keluarga pasien tentang
keadaan pasien
Pukul !-$<
Obser5asi keadaan ibu dan janin
Tekanan Darah: &=%+% mm6g
;adi : +%A menit- adekuat- reguler
Perna0asan : $'Amenit- reguler
Suhu : =.-,B 1per aAiller3
D : *
6IS : *
Ren9ana tindakan dan pentalaksanaan :
• Memberikan drip oksitosin
• O$ sungkup &% lpm
Pukul %+#=%
Obser5asi keadaan ibu dan janin
Tekanan Darah: &=%4% mm6g
;adi : +%A menit- adekuat- reguler
Perna0asan : $'Amenit- reguler
Suhu : =.-,B 1per aAiller3
10
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
11/50
D : *
6IS : &A*&% menit durasi &%*&) detik
Pukul !-"<
Obser5asi keadaan ibu dan janin
Tekanan Darah: &=%4% mm6g
;adi : 44A menit- adekuat- reguler
Perna0asan : $'Amenit- reguler
Suhu : =.-.B 1per aAiller3
D : *
Pukul $!!!
Obser5asi keadaan ibu dan janin
Tekanan Darah: &=%+% mm6g
;adi : +%A menit- adekuat- regular
Perna0asan : $.Amenit- reguler
Suhu : =.-4B 1per aAiller3
D : *
6IS : 6IS $A*&% menitG durasi &) detik
Ren9ana tindakan dan pentalaksanaan :
Drip Oksitosin $4 tpm
O$ sungkup &% lpm
Pukul $$!!
Pasien mengeluhkan perut ken9ang terasa makin memberat- keluar lendir dan darah dari 5agina#
Obser5asi keadaan ibu dan janin
Tekanan Darah: &=%+% mm6g
;adi : +.A menit- adekuat- reguler
Perna0asan : $'Amenit- reguler
Suhu : =.-.B 1per aAiller3
D : *
6IS : 6IS =A*&% menitG durasi $)*=% detik
Ren9ana tindakan dan Penatalaksanaan :
Drip oksitonsin =$ tpm
11
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
12/50
O$ sungkup &% lpm
Pukul $$$<
Pasien mengeluhkan perut ken9ang terasa makin memberat- keluar lendir dan darah dari 5agina#
Obser5asi keadaan ibu dan janin
Tekanan Darah: &=%4% mm6g
;adi : +%A menit- adekuat- reguler
Perna0asan : $$Amenit- reguler
Suhu : =.-.B 1per aAiller3
D : *
6IS : 'A*&% menit durasi $)*=% detik
Lapor dr#Sp#O! ren9ana tindakan dan penatalaksanaan :
MetronidaEole in0us =A )%% mg i5
e0otaAim injeksi &A& gr i5
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
13/50
Perna0asan : $'Amenit- reguler
Suhu : =.-,B 1per aAiller3
D : *
@T @ul5a dan 5agina dalam batas normal- portio tipis- pembukaan lengkap-ketuban 1*3-bagian
terba>ah kepala- penurunan kepala di 6odge II- pelepasan bloods(lm 1C3
Telah dilakukan usaha persalinan spontan namun tidak ada kemajuan#
Lapor ke dr# Sp#O!
Ren9ana tindakan dan pentalaksaan : operasi seksio seasaria transabdominal 9ito sekarang
Pukul $3!! Operasi dimulai#
Pukul $32! lahir ba(i laki*laki ?? =4%% gram ketuban mekonium dengan apgar s9or %%
Laporan operasi
• dr obg(n : dr#- Sp#O!• dr anestesi : dr# Sp#8n
• Diagnosis Preoperati0 : !=P$8% gra5id '%*'& minggu- Inpartu Kala II Lama dengan
Kematian anin Dalam Rahim (Intrauterine Fetal Death)
Diagnosis Postoperati0 : P=8% partus aterem- Kematian anin Dalam Rahim (Intrauterine
Fetal Death) + Letak Pun9ak
• Ma9am Operasi : Seksio Seasaria Transabdominal Pro0undus
• alann(a Operasi :
Membuat in0orm konsent
$# Pasien dibaringkan di meja operasi- lalu dianestesi spinal
=# Disin0eksi dan pasang duk steril
'# Insisi mediana dari simpisis pubis sampai ke atas hingga diba>ah umbilikus
)# Pisahkan 5esika uterina dan uterus se9ara tumpul
.# Fiksasi blast dengan hak blast- insisi bagian ba>ah rahim
,# Dilakukan peme9ahan ketuban dan su9tion
4# Dilakukan luksasi kepala janin- hak dilepas kemudian lahir kepala badan dan kaki+# Kepala ba(i dihusap- su9tion mulut dan hidung ba(i
&%# Klem tali pusat lalu potong- kemudian injeksi oksitosin
& Manual plasenta-eksplorasi 95um uteri dengan kasa betadin
&$# ahit segmen bagian ba>ah rahim dengan mono9ril no %
&=# Drainase ;al %#+/ dan su9tion
13
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
14/50
&'# Menjahit lapisan abdomen lapis demi lapis
a3 Peritoneum dan otot dengan menggunakan 9ut gut no $#%
b3 Fasia dengan 5i9ril no %
93 Lemak dengan 9ut gut no $#%
d3 Sub9utis dan 9utis dengan 5i9ril no =#%
&)# Permukaan abdomen dibersihkan dengan ;al %#+/
&.# Luka ditutup dengan kassa steril dan diplester menggunakan leukomed
&,#
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
15/50
Follow up pasien di ruang ni7as : Mawar ; )SU( bdul 6a*ab S,a*rani Samarinda
Tanggal
jamObser5asi
Ren9ana tindakan dan
Penatalaksanaan
$&%+$%&'
Pukul $%:%%
Post operasi
6ari ke %
Keadaan 2mum sakit sedang
Keluhan : n(eri luka operasi - mual 1C3
Tanda J tanda 5ital
Tekanan Darah &&%,% mm6g
;adi 4' kali per menit-
reguler- kuat angkat#
Mobilisasi$# In0us D) : RL & : & $4 tpm
=# e0otaAime injeksi & gr 4
jam i5 1
'# MetronidaEole in0us %-) gr
&$ jam i5 1 $ hari 3)# 8ntrain injeksi & amp 4
15
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
16/50
Perna0asan $% kali per menit
Suhu =.-. o#
Konjungti5a 8nemis CC
?ising usus C
Luka Operasi kering
?uang air ke9il melalui selang
kateter uretra 12T:=)% 99) jam &-&.
99menit3
Flatus *
?uang air besar : belum ?8?
Pemeriksaan Darah Lengkap
6b +-$ grdl
69t $4#. /
7? $=#.%% mm=
PLT $$.#%%% mm=
jam i5
.# Ranitidin & amp4 jam i5
,# Pro0enid supp II re9tal
$$%+$%&'
Pukul %,#%%
Post operasi
hari ke I
Keadaan 2mum sakit sedang
Keluhan : n(eri luka operasi - mual 1C3
Tanda J tanda 5ital
Tekanan Darah &$%4% mm6g
;adi 4' kali per menit-
reguler- kuat angkat#
Perna0asan $% kali per menit
Suhu =.-. o#
Konjungti5a 8nemis **
?ising usus C
Luka Operasi : kering
?uang air ke9il melalui selang
kateter uretra 12T : ,%% 99$' jam-
>arna kuning jernih3
Flatus C
Mobiliasasi duduk $# Diet bubur
=# In0us D) : RL & : & $4 tpm
'# e0otaAime injeksi & gr 4
jam i5
)# MetronidaEole in0us %-) gr
&$ jam i5
.# Ranitidin & amp4 jam i5
,# S0 $A& tablet
4# 8sam Ma0enamat tablet =
A )%% mg
+# LaAadin S(r =A9&
16
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
17/50
?uang air besar : belum ?8?
$=%+$%&'
Pukul %,#%%
Post operasi
hari ke II
Keadaan 2mum sakit sedang
Keluhan : n(eri luka operasi berkurang
Tanda J tanda 5ital
Tekanan Darah &&%,% mm6g
;adi ,$ kali per menit-
reguler- kuat angkat#
Perna0asan &4 kali per menit
Suhu =.-. o#
Konjungti5a 8nemis **
?ising usus C
Luka Operasi : kering?uang air ke9il melalui selang
kateter uretra 12T : ,%% 99$' jam-
>arna kuning jernih3
?uang air besar : sudah bisa ?8?
pukul %.#%%
Lepas kateter
$# ek Lab ?esok =# Diet nasi
'# Mobiliasasi
)# In0us D) : RL & : & $4 tpm.# e0otaAime injeksi & gr 4
jam i5
,# Ranitidin & amp4 jam i54# Sul0as 0erosus $A& tablet
+# 8sam Ma0enamat tablet =
A )%% mg
$'%+$%&'
Pukul %,#%%
Post operasi
hari ke III
Keadaan 2mum sakit sedang
Keluhan : tidak ada
Tanda J tanda 5ital
Tekanan Darah &$%4% mm6g
;adi 4' kali per menit-
reguler- kuat angkat#
Perna0asan $% kali per menit
Suhu =.-. o#
Konjungti5a 8nemis **
?ising usus C
Luka Operasi : kering
?uang air ke9il sudah pukul %.#%%
Flatus C
?uang air besar : sudah pukul %.#%%
6asil laboratorium
Diet ;asi$# Mobilisasi
=# In0us D) : RL & : & $4 tpm
'# e0otaAime injeksi & gr 4
jam i5
)# Ranitidin & amp4 jam i5
.# Sul0as 0erosus $A& tablet,# 8sam Ma0enamat tablet = A
)%% mg
4# Pro keluar rumah sakitLepas in0us
Obat pulang : 9e0adroAil
tablet $A )%% mg -
para9etamol tabet = A )%%
mg tab jika n(eri- Sul0as
0erosus =A & tablet
17
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
18/50
6b &&-&
7? &%#4%%
6T ==
Trombosit &)%#%%%
11 &&&
0&'U PUS0K
&0)U0+)&+ F+0L (+0
(e7inisi
&ntrauterine 7etal deat* 1I2FD3 menurut ID &% J International Statistical
Classification of Disease and Related Health Problems adalah kematian 0etal atau janin pada
usia gestasional $$ minggu# 76O dan American College of Obstetricians and !necologist
1&++)3 men(atakan Intra 2terine Fetal Death 1 I2FD 3 ialah janin (ang mati dalam rahim dengan
berat badan )%% gram atau lebih tau kematian janin dalam rahim pada kehamilan $% minggu atau
lebih# "he #S $ational Center for Health Statistics men(atakan bah>a Intrauterine 0etal death
18
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
19/50
adalah kematian pada 0etus dengan berat badan =)% gram atau lebih dengan usia kehamilan $%
minggu atau lebih#$-=
Faktor )isiko2
?eberapa studi (ang dilakukan pada akhir*akhir ini melaporkan sejumlah 0aktor risiko
kematian 0etal- khususn(a I2FD# Peningkatan usia maternal juga akan meningkatkan risiko
I2FD# 7anita diatas usia =) tahun memiliki risiko '%*)%/ lebih tinggi akan terjadin(a I2FD
dibandingkan dengan >anita pada usia $%*$+ tahun# Risiko terkait usia ini 9enderung lebih berat
pada pasien primipara dibanding multipara# 8lasan (ang mungkin dapat menjelaskan sebagian
risiko terkait usia ini adalah insiden (ang lebih tinggi akan terjadin(a kehamilan multiple-
diabetes gestasional- hipertensi- preeklampsia dan mal0ormasi 0etal pada >anita (ang lebih tua#
Merokok selama kehamilan berhubungan dengan sejumlah risiko kematian 0etal#
Sejumlah hubungan kausati0 juga telah dideskripsikan# Merokok meningkatkan risiko retardasi
pertumbuhan intrauterine dan solusio plasenta# Merokok menjadi 0aktor kausati0 utama stillbirth
khususn(a pada kehamilan prematur#
?erat maternal pada kunjungan antenatal 9are juga mempengaruhi risiko I2FD#
6ubungan antara indeks massa tubuh 1IMT3 dan I2FD telah dilaporkan oleh Little dan
nattingius# Stephansson dkk dalam studi kasus kontrol terhadap ,%% primipara dengan I2FD
dan ,%% kontrol melaporkan bah>a primipara (ang mengalami kelebihan berat badan1IMT $)*
$+-+3 tern(ata memiliki risiko dua kali lipat akan terjadin(a I2FD dibandingkan >anita dengan
IMT H &+-+# Risiko ini akan jauh berlipat pada primipara obesitas 1IMT =%3# Kenaikan berat
badan (ang terjadi selama kehamilan tampakn(a tidak memperngaruhi risiko I2FD#
Faktor sosial seperti status sosioekonomi dan edukasi juga mempengaruhi risiko
terjadin(a I2FD# Mereka (ang berada dalam status sosioekonomi rendah tern(ata memiliki
risiko dua kali lipat menderita I2FD#
+tiologi
Pengetahuan akan etiologi stillbirth menjadi penting untuk men9apai penurunan angka
mortalitas perinatal# Pemahaman kausa I2FD (ang lebih baik sangat dibutuhkan untuk
peren9anaan kesehatan (ang adekuat dan penentuan prioritas dalam kesehatan perinatal# $
19
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
20/50
Persentase pen(ebab I2FD# )
Faktor Maternal
• Kehamilan post*term 1 '$ minggu3#
• Diabetes Mellitus tidak terkontrol
• S(stemi9 lupus er(thematosus
• In0eksi
• 6ipertensi
• Pre*eklampsia
•
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
21/50
Sebagian besar in0ormasi kausa (ang mendasari terjadin(a I2FD diperoleh dari audit
perinatal# ?eberapa studi melaporkan kausa spesi0ik I2FD sebagai berikut :
1. Intrauterine ro%th Restriction 1I2!R3
6ubungan berat badan kelahiran rendah dan kematian perinatal juga telah
ditegaskan# anin I2FD juga rata*rata memiliki berat badan (ang kurang dibanding janin
normal pada tingkat usia gestasional (ang sama# 6al ini disebabkan karena proses
restriksi pertumbuhan (ang mungkin berbagi kausa (ang sama dengan insu0isiensi
plasenta#
I2!R adalah pen(ebab penting I2FD# I2!R diketahui berhubungan dengan
kehamilan multipel- mal0ormasi kongenital- kelainan kromosom 0etal dan preeklampsia#
Dalam studi !ardosi dkk- dilaporkan bah>a '&/ kasus I2FD adalah janin (ang ke9il
untuk usia gestasional dan kelompok ini juga sangat berisiko memi9u terjadin(a
persalinan prematur# Pada kehamilan postterm- atau usia gestasi lebih dari '& minggu-
risiko I2FD juga semakin meningkat# $
$# Pen(akit Medis Maternal
Diabetes melitus tipe & dan $ dapat meningkatkan risiko I2FD# Risiko I2FD pada
>anita diabetes tipe & dilaporkan '*) kali lebih tinggi dibandingkan populasi non diabetik#
Sebagian besar I2FD terkait diabetes terjadi akibat kendali glikemi (ang tidak baik dan
komplikasi makrosomia- polihidramnion- restriksi pertumbuhan janin intrauterine dan
pre*eklampsia# Faktor maternal 1pada ibu3 (ang berkaitan dengan peningkatan angka
kejadian makrosomia adalah obesitas- hiperglikemia- usia tua- dan multiparitas 1jumlah
kehamilan '3# Makrosomia memiliki risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika
melahirkan- bahu janin dapat n(angkut# $
Pen(akit hipertensi0 1hipertensi gestasional- preeklampsia- hipertensi kronis dan
superimposed pre*eklampsia3 merupakan komplikasi medis (ang sering dijumpai pada
kehamilan dan memi9u morbiditas dan mortalitas (ang bermakna# $
Peningkatan I2FD juga dilaporkan pada >aniita dengan de0isiensi antitrombin
herediter- resistensi protein terakti5asi dan de0isiensi protein dan protein S# Sindrom
antibodi 0os0olipid dengan antibodi 0os0olipid didapat juga berhubungan erat dan I2terkait
21
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
22/50
dengan gangguan implantasi- trombosis dan in0ark pada plasenta# Sindrom 0os0olipid ini
dapat terjadi dalam hubungann(a dengan pen(akit lain misaln(a SLa sekitar &'/ I2FD terjadi akibat kelainan kariotipe# Sejumlah kelainan
(ang paling sering dijumpai memi9u I2FD ialah trisomi autosom $&- &4 dan &=
sedangkan kelainan kariotipe (ang paling sering ialah ')A# $
Peningkatan out9ome kehamilan (ang buruk baik I2FD maupun restriksi
pertumbuhan intra uterine- persalinan prematur tern(ata berhubungan dengan confined
&lacental mosaicism 1PM3- (ang ditandai oleh adan(a ketidaksesuaian antara kariotipe
janin dan plasenta# Trisomi kromosom spesi0ik lebih sering dijumpai pada PM daripada
kasus lainn(a dengan trisomi ,-&. dan &4 (ang makin ban(ak terjadi# $
7alaupun aberasi kromosom mendominasi- sejumlah janin dapat meninggal
akibat mal0ormasi atau sindrom dari etiologi lainn(a# Sebagian besar janin dengan
mal0ormasi lethal mengalami I2FD akibat de0ek jantung kongenital- hipoplasia paru- dan
pen(akit genetik lethal seperti sindrom Potter- anense0ali dan hernia dia0ragmatika# $
'# Komplikasi Plasenta dan Tali pusat
Pen(ebab kematian janin terkait dengan adan(a abnormalitas pada plasenta- tali
pusat dan membran plasenta#
Plasenta Pada kehamilan- janin (ang normal mendapatkan sirkulasi dari pembuluh
darah umbilikal dengan jumlah =)% J '%% mlmenit# 4
$# Tali Pusat terdiri dari $ arteri umbilikalis dan & 5ena umbilikalis allantois dan
mesoderm primer# Panjang tali pusat ; ialah )% J .% 9m dengan diameter &$ mm#
6al ini berkaitan dengan akti5itas janin di dalam dua trimeter pertama#
Tali pusat abnormal : Tali pusat panjang : &%% 9m
22
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
23/50
Tali pusat pendek : N =% 9m#
Sejumlah kelainan plasenta berhubungan dengan I2FD misaln(a in0lamasi
membran- kompresi tali pusat- lesi akibat insu0isiensi 5askular uteroplasental (ang tampak
sebagai in0ark dan arteriopati desidua dan tanda adan(a solusio# Komplikasi tali pusat
juga dilaporkan memi9u I2FD se9ara langsung# $
Kompresi tali pusat dapat menghambat aliran darah dan oksigen ke janin-
sehingga dapat men(ebabkan iskemik- hipoksia dan kematian#
Kompresi tali pusat# +
Lilitan tali pusat juga pernah dilaporkan sebagai salah satu pen(ebab kematian
pada janin# !ambar di ba>ah ini menunjukkan perubahan >arna pada tubuh janin (ang
berhubungan dengan keadaan hipoksia janin (aitu kekurangan oksigen akibat tertekann(a
arteri umbilikalis# +
23
http://catalog.nucleusinc.com/enlargeexhibit.php?ID=1353http://catalog.nucleusinc.com/enlargeexhibit.php?ID=2594
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
24/50
Lilitan tali pusat# +
Perdarahan 0etomaternal masi0 1FM63 juga berhubungan dengan I2FD dan
anomali 0etal# Samadi dkk melaporkan angka kejadian I2FD akibat FM6 sebesar '/#$
Trauma terhadap uterus dan solusio plasenta dapat memi9u terjadin(a trans0usi
0etomaternal#
Solusio plasenta atau disebut juga abruptio pla9enta atau ablasio pla9enta adalah
separasi prematur plasenta dengan implantasi normaln(a di uterus- dilaporkan seban(ak
&$ / men(ebabkan I2FD# &%
8bruptio Plasenta#
)# In0eksi
Plasenta dan janin dapat terin0eksi baik melalui transmisi transplasental
1hematogen3 maupun melalui as9ending in0e9tion dari 5agina# Proporsi I2FD terkait
in0eksi dilaporkan berkisar .*&) / dari seluruh kasus I2FD#
?eberapa agen dipertimbangkan berperan penting terhadap kematian janin# In0eksi
5irus kongenital oleh par5o5irus ?&+ dan c!tomegalo'irus 1M@3 juga sering dilaporkan
sebagai pemi9u kematian janin# In0eksi beberapa entero5irus juga dilaporkan
berhubungan dengan I2FD >alaupun lebih jarang#
24
http://catalog.nucleusinc.com/enlargeexhibit.php?ID=628
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
25/50
Rubela maternal pada a>al kehamilan juga dapat memi9u I2FD# Pada kasus (ang
jarang- I2FD juga dapat disebabkan oleh in0eksi intrauterine dari herpes simpleks# In0eksi
maternal primer oleh ToAoplasma gondii juga dapat ditransmisikan menuju janin dan
memi9u toksoplasmosis kongenital bahkan kematian janin# ?eberapa agen bakterial (ang
berhubungan dengan mortalitas perinatal ialah Stre&tococcus gru& *scherichia coli
isteria monoc!togenes lues- m(9oplasma genital dan 2reaplasma ureal(ti9um#
Korioamnionitis akibat in0eksi kandida juga dipertimbangkan dapat memi9u I2FD#
Malaria juga terkenal dapat memi9u I2FD# Kematian janin intrauterin dapat
terjadi akibat hiperpireksi- anemi berat- penimbunan parasit di dalam plasenta (ang
men(ebabkan gangguan sirkulasi ataupun akibat in0eksi trans*plasental#
Kematian janin akibat sepsis maternal berat dengan trombosis pada plasenta dan
I2FD juga sering dilaporkan#$ In0eksi dapat memi9u pe9ahn(a ketuban sebelum >aktun(a
(ang mengakibatkan persalinan pre*term bahkan dapat berakhir dengan kematian janin#
25
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
26/50
Pen(ebaran in0eksi pada ketuban pe9ah dini# +
.# Kausa lain (ang tidak dapat dijelaskan#
Proporsi I2FD (ang tidak dapat diidenti0ikasi kausan(a diperkirakan berkisar &$*
)%/# Faktor risiko pada kematian (ang tidak dapat dijelaskan ini juga berbeda
dibandingkan dengan I2FD dengan kausa (ang spesi0ik# Menurut Froen dkk- I2FD
mendadak ini 9enderung meningkat seiring usia gestasional- usia maternal- pemakaianrokok (ang tinggi- edukasi (ang rendah dan obesitas# 8sap rokok telah terbukti
men(ebabkan ba(i lahir dengan berat badan rendah- meningkatkan risiko sindrom
kematian ba(i mendadak atau sudden in0ant death s(ndrome- serta mengakibatkan bibir
sumbing- kelainan jantung dan gangguan lainn(a# Primipara dan ri>a(at I2FD
sebelumn(a tidak berhubungan dengan I2FD ini dalam studi tersebut# 6uang dkk
melaporkan dari &+. studi I2FD dari tahun &+.&*&+,' dan &+,4*&++. bah>a 0aktor
independen (ang terkait dengan I2FD (ang tidak dapat dijelaskan meliputi berat pra
kehamilan lebih dari .4 kg- rasio berat kelahiran %-,) dan %-4) atau lebih dari &-&)-
kunjungan antenatal (ang lebih jarang- primiparitas- paritas lebih dari tiga- status
sosioekonomi rendah dan usia maternal lebih dari '% tahun# $
26
http://catalog.nucleusinc.com/enlargeexhibit.php?ID=19457
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
27/50
Klasi7ikasi
Menurut #nited States $ational Center for Health Statistic Kematian janin dapat dibagi
menjadi ' golongan- (aitu:&
!olongan I : kematian sebelum massa kehamilan men9apai $% minggu penuh 1earl! fetal
death3
$# !olongan II : kematian sesudah ibu hamil $%*$4 minggu 1intermediate fetal death3
=# !olongan III : kematian sesudah masa kehamilan $4 minggu 1late fetal death3
'# !olongan I@ : kematian (ang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di atas#
?ila janin mati dalam kehamilan (ang telah lanjut terjadilah perubahan* perubahan
sebagai berikut : =-,
)igor mortis 1tegang mati3?erlangsung $-) jam setelah mati- kemudian lemas kembali#
$ Maserasi grade ! 1durasi N 4 jam3 :
kulit kemerahan setengah matang
=# Maserasi grade & 1durasi 4 jam3 :
Timbul lepuh*lepuh pada kulit- mula*mula terisi 9airan jernih tapi kemudian menjadi
merah dan mulai mengelupas#
4. Maserasi grade && 1durasi $*, hari3 4 kulit mengelupas luas- e0usi 9airan serosa di rongga
toraks dan abdomen# Lepuh*lepuh pe9ah dan me>arnai air ketuban menjadi merah 9oklat#
#
27
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
28/50
)# Maserasi grade &&& 1durasi 4 hari3
6epar kuning ke9oklatan- e0usi 9airan keruh- mungkin terjadi mumi0ikasi# ?adan janin
sangat lemas- hubungan antara tulang*tulang sangat longgar dan terdapat oedem diba>ah
kulit#
2
$; namnesis 4
• Pasien mengaku tidak lagi merasakan gerakan janinn(a#
• Perut tidak bertambah besar- bahkan mungkin menge9il 1kehamilan tidak seperti
biasan(a 3
• Perut sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti ingin melahirkan
• Penurunan berat badan
2; Pemeriksaan Fisik 4
28
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
29/50
• Inspeksi : Tinggi 0undus uteri berkurang atau lebih rendah dari usia
kehamilann(a# Tidak terlihat gerakan*gerakan janin (ang
biasan(a dapat terlihat pada ibu (ang kurus#
• Palpasi : Tonus uterus menurun- uterus teraba 0laksid# Tidak teraba
gerakan*gerakan janin#
• 8uskultasi : Tidak terdengarn(a den(ut jantung janin setelah usia kehamilan
&%*&$ minggu pada pemeriksaan ultrasoni9 Doppler merupakan
bukti kematian janin (ang kuat#
3; Pada 7oto radiologik dapat dili*at adan,a 4
a# Tulang*tulang tengkorak tutup menutupi 1tanda Spalding3
(aitu tumpang tindih 1o5erlapping3 se9ara ireguler tulang tengkorak- (ang terjadi
akibat likue0aksi massa otak dan melemahn(a struktur ligamentosa (ang
membentuk tengkorak# ?iasan(a tanda ini mun9ul , hari setelah kematian#
;amun 9iri*9iri (ang sama dapat ditemukan pada kehamilan ekstrauterin dengan
janin hidup#
Spalding’s sign#
b# Tulang punggung janin sangat melengkung 1tanda au9okes3
9# 6iperekstensi kepala tulang leher janin 1tanda Ger*ard3
d# 8da gelembung*gelembung gas pada badan janin 1tanda )obert3
e# Femur length (ang tidak sesuai dengan usia kehamilan
29
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
30/50
Digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan adan(a kelainan dari s(stem
skelet
Femur Length Chart
"; ?ila janin (ang mati tertahan ) minggu atau lebih- kemungkinan
h(po0ibrinogenemia $)/#
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
31/50
pen(akit maternal- (aitu perlun(a diperiksa kadar TS6- 6b8&9 dan TOR6#
Sehingga dapat mengantisipasi pada kehamilan selanjutn(a# ,
Protokol Pemeriksaan pada 9anin dengan &UF( menurut 8unning*am dan ollier :$--?;?4
$ (eskripsi ba,i
mal0ormasi
ber9ak noda
>arna kulit J pu9at- pletorik
derajat maserasi
2 0ali pusat
prolaps
pembengkakan * leher- lengan- kaki
hematoma atau striktur
jumlah pembuluh darah
panjang tali pusat
3 8airan mnion
>arna J mekoneum- darah
konsistensi
5olume
" Plasenta
berat plasenta
bekuan darah dan perlengketan
mal0ormasi struktur J sirkum5alata- lobus aksesorius
edema J perubahan hidropik
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
32/50
Gejala dan Tanda
yang Selalu Ada
Gejala dan Tanda yang
Kadang- Kadang Ada
Kemungkinan
Diagnosis
!erakan janin berkurang
atau hilang- n(eri perut
hilang timbul atau
menetap- perdarahan
per5aginam sesudah hamil
$$ minggu
S(ok- uterus tegangkaku-
ga>at janin atau D tidak
terdengar
Solusio Plasenta
!erakan janin dan D
tidak ada- perdarahan- n(eri
perut hebat
S(ok- perut kembung 9airan
bebas intra abdominal- kontur
uterus abnormal- abdomen
n(eri- bagian*bagian janin
teraba- den(ut nadi ibu 9epat
)uptur Uteri
!erakan janin berkurang
atau hilang- D abnormal
1N&%%mnt&4%mnt3
airan ketuban ber9ampur
mekonium
Gawat 'anin
!erakan janinD hilang Tanda*tanda kehamilan
berhenti- TF2 berkurang-
pembesaran uterus berkurang
&UF(
2> Komplikasi =
Komplikasi (ang dapat terjadi ialah trauma psikis ibu ataupun keluarga- apalagi bila
>aktu antara kematian janin dan persalinan berlangsung lama# ?ila terjadi ketuban pe9ah dapatterjadi in0eksi# Terjadi koagulopati bila kematian janin lebih dari $ minggu#
2? Penatalaksanaan =-,-4
Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin- ga>at janin atau kelainan
ba>aan atau akibat in0eksi (ang tidak terdiagnosis sebelumn(a sehingga tidak diobati#
32
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
33/50
ika pemeriksaan Radiologik tersedia- kon0irmasi kematian janin setelah ) hari# Tanda*
tandan(a berupa o5erlapping tulang tengkorak- hiper0leksi 9olumna 5ertebralis- gelembung
udara didalam jantung dan edema s9alp#
$# 2S! merupakan sarana penunjang diagnostik (ang baik untuk memastikan kematian janin
dimana gambarann(a menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan- tidak ada den(ut jantung
janin- ukuran kepala janin dan 9airan ketuban berkurang#
=# Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien# Sebaikn(a pasien selalu
didampingi oleh orang terdekatn(a# akinkan bah>a kemungkinan besar dapat lahir
per5aginam#
'# Pilihan 9ara persalinan dapat se9ara akti0 dengan induksi maupun ekspektati0- perlu
dibi9arakan dengan pasien dan keluargan(a sebelum keputusan diambil#
)# ?ila pilihan penanganan adalah ekspektati0 maka tunggu persalinan spontan hingga $ minggu
dan (akinkan bah>a +% / persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi
.# ika trombosit dalam $ minggu menurun tanpa persalinan spontan- lakukan penanganan akti0#
,# ika penanganan akti0 akan dilakukan- nilai ser5ik (aitu
a# ika ser5ik matang- lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau
prostaglandin#
b# ika ser5iks belum matang- lakukan pematangan ser5iks dengan prostaglandin
atau kateter 0ole(- dengan 9atatan jangan lakukan amniotomi karena berisiko
in0eksi
9# Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternati0 terakhir
4# ika persalinan spontan tidak terjadi dalam $ minggu- trombosit menurun dan ser5iks belum
matang- matangkan ser5iks dengan misoprostol:
a# Tempatkan misoprostol $) m9g dipun9ak 5agina- dapat diulang sesudah . jam
b# ika tidak ada respon sesudah $A$) m9g misoprostol- naikkan dosis menjadi
)%m9g setiap . jam# angan berikan lebih dari )% m9g setiap kali dan jangan
melebihi ' dosis#
+# ika ada tanda in0eksi- berikan antibiotika untuk metritis#
33
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
34/50
&%# ika tes pembekuan sederhana lebih dari , menit atau bekuan mudah pe9ah- >aspada
koagulopati
& ?erikan kesempatan kepada ibu dan keluargan(a untuk melihat dan melakukan kegiatan ritual
bagi janin (ang meninggal tersebut#
&$# Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adan(a patologi plasenta dan
in0eksi #
SK+M P+0LKS &UF(2%3
;on*Inter0erensi
$ minggu
Kasus re0rakter atau kasus Partus Spontan
dimana terminasi kehamilan dalam $ minggu
diindikasikan 14%/3
Psikologis
In0eksi
Penurunan kadar 0ibrinogen
Retensi janin lebih dari $ minggu
Ra>at di RS- Induksi persalinan
Ser5ik matang Ser5ik belum matang
34
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
35/50
In0us Oksitosin Prostaglandin gel
Diulang setelah .*4 jam
!agal gagal
Oksitosin diulang dengan Ditambah dengan in0us Oksitosin
Ditambah Prostaglandin5aginam
M+0O(+#M+0O(+ 0+)M&S& 3%?%-%$2
$ 0erminasi *arus selalu dilakukan dengan induksi% ,aitu :
&n7us Oksitosin
ara ini sering dilakukan dan e0ekti0 pada kasus*kasus dimana telah terjadi pematangan
ser5iks# Pemberian dimulai dengan )*&% unit oksitosin dalam )%% ml larutan DeAtrose )/
melalui tetesan in0us intra5ena# Dua botol in0us dapat diberikan dalam >aktu (ang bersamaan#
Pada kasus (ang induksin(a gagal- pemberian dilakukan dengan dosis oksitosin dinaikkan padahari berikutn(a# In0us dimulai dengan $% unit oksitosin dalam )%% ml larutan DeAtrose )/
dengan ke9epatan =% tetes per menit#
?ila tidak terjadi kontraksi setelah botol in0us pertama- dosis dinaikkan menjadi '% unit#
Resiko e0ek antidiuretik pada dosis oksitosin (ang tinggi harus dipikirkan- oleh karena itu tidak
boleh diberikan lebih dari dua botol pada >aktu (ang sama#
Pemberian larutan ringer laktat dalam 5olume (ang ke9il dapat menurunkan resiko tersebut#
8pabila uterus masih re0rakter- langkah (ang dapat diulang setelah pemberian prostaglandin per
5aginam# Kemungkinan terdapat kehamilan sekunder harus disingkirkan bila upa(a berulang
tetap gagal menginduksi persalinan#
Prostaglandin
35
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
36/50
Pemberian gel prostaglandin 1P!atan janin sebelum terjadi kematian danterminasi kehamilan dapat segera dilakukan bila ter9adi gawat 9anin
P+)SL& LM
&nsidensi
?erdasarkan penelitian di Rumah Sakit Park Land- 8merika Serikat- pada tahun $%%,-
didapatkan bah>a han(a sekitar )% persen ibu dengan janin presentasi kepala (ang mengalami
partus spontan 0isiologi# Lima puluh persen lainn(a- perlu mendapatkan inter5ensi untuk pelahiran# ?aik inter5ensi medismaupun inter5ensi bedah# Tinggin(a tingkat partus abnormal ini
juga menunjukkan tinggin(a tingkat persalinan lama# Persalinan lama (ang kadang juga disebut
distosia- di 8merika Serikat distosia merupakan indikasi dilakukann(a Sectio caesarea
emergensi pada .4/ pasien (ang menjalani operasi seksio sesar primer#=-&%
+tiologi dan Faktor )esiko
36
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
37/50
Pen(ebab distosia- se9ara ringkas dapat din(atakan sebagai kelainan (ang disebabkan
oleh = 0aktor (ang disebut = P- (aitu &o%ers &assenger dan &el'is# Po%ers J me>akili kondisi
gangguan kontraktilitas uterus- bisa saja kontraksi (ang kurang kuat atau kontraksi (ang tak
terkoordinasi dengan baik sehingga tidak mampu men(ebabkan pelebaran bukaan ser5iks# Dalam
kelompok ini- juga termasuk lemahn(a dorongan 5olunter ibu saat kala II# Passengger J me>akili kondisi adan(a kelainan dalam presentasi- posisi atau perkembangan janin# Passage J
memaksudkan kelainan pada panggul ibu atau pen(empitan pel5is#=-
Klasi7ikasi3$!
8dapun distosiapersalinan lama sendiri dapat dibagi berdasarkan pola persalinann(a#
Kelainan dalam pola persalinan se9ara umum dibagi menjadi tiga kelompok# aitu kelainan pada
kala I 0ase laten (ang disebut 0ase laten memanjang- kelainan pada kala I 0ase akti0 dan kelainan
pada kala II (ang disebut kala II memanjang# Se9ara lebih rin9i- kelainan pada kala I 0ase akti0
terbagi lagi menjadi $- menurut pola persalinann(a# enis kelainan pertama pada kala I 0ase akti0
disebut &rotraction disorder # Kelainan kedua- disebut arrest disorder #
Selain klasi0ikasi berdasarkan 0ase persalinan (ang mengalami pemanjangan- beberapa
literatur juga mengelompokkan persalinan (ang lebih lama menjadi dua kelompok utama- (aitu
disproporsi se0alopel0ik (ce&halo&el'ic dis&ro&ortion,CPD) dan kelompok lainn(a adalah failure
to &rogress- Kelompok pertama memaksudkan laman(a persalinan (ang memanjang disebabkan
oleh 0aktor pel5is ataupun 0aktor janin# Sementara pada kelompok kedua disebabkan se9ara
murini oleh gangguan kekuatan persalinan#
Pato7isiologi3%$!
Pato0isiologi terjadin(a partus lama- dapat diterangkan dengan memahami proses (ang
terjadi pada jalan lahir saat akhir kehamilan dan saat akhir persalinan# Dengan memahamin(a-
kita dapat mengetahui dan memperkirakan 0aktor apa saja (ang men(ebabkan terhambatn(a
persalinan# Pada akhir kehamilan- kepala janin akan mele>ati jalan lahir- segmen ba>ah rahim
(ang 9ukup tebal dan ser5iks (ang belum membuka# aringan otot di 0undus masih belum
berkontraksi dengan kuat# Setelah pembukaan lengkap- hubungan mekanis antara ukuran kepala
janin- posisi dan kapasitas pel5is (ang disebut proporsi 0etopel5ik 1 feto&el'ic &ro&ortion)-
menjadi semakin n(ata sera(a janin turun# 8bnormalitas dalam proporsi 0etopel5ik- biasan(a
akan semakin n(ata sera(a kela II persalinan dimulai#
37
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
38/50
Gambar $ Per9alanan Persalinan ormal
Pen(ebab persalinan lama dibagi menjadi dua kelompok utama- (aitu dis0ungsi uterus
murni dan diproporsi 0etople5is# ;amun pembagian ini terkadang tidak dapat digunakan karena
kedua kelainan tersebut terkadang terjadi bersamaan#
Gambaran Klinik 3%$!
!ambaran Klinik dari persalinan lama dapat dijelaskan berdasarkan 0ase persalinan (ang
mengalami pemanjangan#
Fase Laten Memanjang
Friedman mengembangkan konsep tiga tahap 0ungsional pada persalinan untuk
menjelaskan tujuan*tujuan 0isiologis persalinan# 7alaupun pada tahap persiapan 1 &rea&tor!
di'ision) han(a terjadi sedikit pembukaan ser5iks-9ukup ban(ak perubahan (ang terjadi pada
komponen jaringan ikat ser5iks# Tahap pembukaandilatasi 1dilatational di'ision) adalah saat
pembukaan paling 9epat berlangsung# Tahap panggul (&el'ic di'ision) bera>al dari 0asedeselerasi pembukaan ser5iks# Mekanisme klasik persalinan (ang melibatkan gerakan*gerakan
dasr janin pada presentasi kepala seperti masukn(a janin ke panggul- 0leksi- putaran paksi dalam-
ekstensi dan putaran paksi luar terutama berlangsung dalam 0ase panggul# ;amun dalam praktik-
a>itan tahap panggul jarang diketahui dengan jelas#
Pola pembukaan ser5iks selama tahap persiapan dan pembukaan persalinan normal
adlah kur5a sigmoid# Dua 0ase pembukaan ser5iksa adalah 0ase laten (ang sesuai dengan
tahap persiapan dan 0ase akti0 (ang sesuai dengan tahap pembukaan# Friedman membagi
lagi 0ase akti0 menjadi 0ase akselerasi- 0ase lereng 1ke9uraman3 maksimum- dan 0ase
deselerasi#
38
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
39/50
8>itan persalinan laten dide0inisikan sebagai saat ketika ibu mulai merasakan kontraksi
(ang teratur# Selama 0ase ini- orientsi kontraksi uterus berlangsung bersama pendataran dan
pelunakan ser5iks# Kriteria minimum Friedman untuk 0ase laten ke dalam 0ase akti0 adalah
ke9epatan pembukaan ser5iks &-$ jam bagi nulipara dan &-) 9m untuk ibu multipara# Ke9epatan
pembukaan ser5iks ini tidak dimulai pada pembukaan tertentu# Friedman dan Sa9htleben
mende0inisikan 0ase laten berkepanjangan sebagai apabila lama 0ase ini lebih dari $% jam pada
nulipara dan &' jam pada multipara
Faktor*0aktor (ang mempengaruhi durasi 0ase laten antara lain adalah anestesia regional
atau sedasi (ang berlebihan- keadaan ser5iks (ang buruk 1misal: tebal- tidak mengalami
pendataran atau tidak membuka3 dan persalinan palsu# Friedman mengklaim bah>a istirahat atau
stimulasi oksitosin sama e0ekti0 ndan amann(a dalam dalam memperbaiki 0ase laten
berkepanjangan# Istirahat lebih disarankan karena persalinan palsu sering tidak disadari# Karena
adan(a kemungkinan persalinan palsu tersebut- amniotomi tidak dianjurkan#
Fase Aktif Memanjang
39
Gambar 2 Urutan rata#rata kurva pembukaan serviks pada persalinan
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
40/50
Kemajuan peralinan pada ibu nulipara memiliki makna khusus karena kur5a*kur5a
memperlihatkan perubahan 9epat dalam ke9uraman pembukaan ser5iks antara =*' 9m# Dalam hal
ini- 0ase akti0 persalinan dari segi ke9epatan pembukaan ser5iks tertinggi# Se9ara konsistensi
bera>al dari saat pembukaan ser5iks =*' 9m atau lebih- diserati kontraksi uterus- dapat se9ara
me(akinkan digunakan sebagai batas a>al persalinan akti0# Demikian pula kur5a*kur5a inimemungkinkan para dokter mengajukan pertan(aan- karena a>al persalinan dapat se9ara
me(akinkan didiagnosis se9ara pasti- berapa lama 0ase akti0 harus berlangsung#
Ke9epatan pembukaan (ang dianggap normal untuk persalinan pada nulipara adalah
&-$9mjam- maka ke9epatan normal minimum adalh &-) 9mjam# Se9ara spesi0ik- ibu nulipara
(ang masuk ke 0ase akti0 dengan pembukaan = J ' 9m dapat diharapkan men9apai pembukaan 4
sampai &% 9m dalam = sampai ' jam# Pengamatan ini mungkin berman0aat# Sokol dan rekan
melaporkan bah>a $)/ persalinan nulipara dipersulit kelainan 0ase akti0- sedangkan pada
multigra5ida angkan(a adalah &)/#
Memahami analasisi Friedman mengenai 0ase akti0 bah>a ke9epatan penurunan janin
diperhitungkan selain ke9epatan pembukaan ser5iks- dan keduan(a berlangsung bersamaan#
Penurunan dimulai pada saat tahap akhir dilatasi akti0- dimulai pada pembukaan sekitar ,*4 9m#
Friedman membagi lagi masalah 0ase akti0 menjadi gangguan protraction
1berkepanjanganberlarut*larut3 dan arest 1ma9et- tak maju3#
Ia mende0inisikan protraksi sebagai ke9epatran pembukaan atau penurunan (ang lambat-
(ang untuk nulipara- adalah ke9epatan pembukaan kurang dari &-$ 9mjam atau penurunan
kurang dari & 9m per jam# 2ntuk multipara- protraksi dide0inisikan sebagai ke9epatan
pembukaan kurang dari &-) 9m per jam atau penurunan kurang dari $ 9m per jam# Sementar itu-
ia mende0inisikan arrest sebagai berhentin(a se9ara total pembukaan atau penurunan# Kema9etan
pembukaan dide0inisikan sebagai tidak adan(a perbahan ser5iks dalam $ jam- dan kema9etan
penurunan sebagai tidak dan(a penurunan janin dalam & jam#
Prognosis kelainan berkepanjangan dan ma9et ini 9ukup berbeda- dimana disproporsi
sepalopel5ik terdiagnosa pada =%/ dari ibu dengan kelainan protraksi# Sedangkn disproporsi
se0alopel0ik terdiagnosa pada ')/ ibu dengan persalinan ma9et# Ketertkaitan atau 0aktor lain
(ang berperan dalam persalinan (ang berkepanjangan dan ma9et adalah sedasi berlebihan-
anestesi regional dan malposisi janin# Pada persalinan (ang berkepanjang dan ma9et- Friedman
40
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
41/50
menganjurkan pemeriksaan 0etopel5ik untuk mendiagnosis disproporsi se0alopel5ik# Terapi (ang
dianjurkan untuk persalinan (ang berke=panjangan adalah penatalaksanaan menunggu-
sedangkan oksitosin dianjurkan untuk persalinan (ang ma9et tanpa disproporsi se0alopel5ik#
2ntuk membantu mempermudah diagnosa kedua kelainan ini- 76O mengajukan
penggunaan partogra0 dalam tatalksana persalinan# Dimana berdasarkan partogra0 ini- partus lama
dapat didagnosa bila pembukaan ser5iks kurang dari &9m jam selama minimal ' jam# Sementara
itu- 8meri9an ollege o0 Obstetri9ian and !(ne9ologists memiliki kriteria diagnosa (ang
berbeda-# Kriteria diagnosa tersebut ditampilkan pada tabel $#& diba>ah ini#
0abel 2$ Kriteria (iagnostik Kelainan Persalinan3
Pola Persalinan ;ulipara MultiparaPersalinan Lama
Pembukaan N &-$ 9mjam N&-) 9m jam
Penurunan N &-% 9mjam N $-% 9mjam
Persalinan Ma9et
Tidak ada pembukaan $ jam $ jam
Tidak ada penurunan & jam & jam
Kala Dua Memanjang !"#
Tahap ini bera>al saat pembukaan ser5iks telah lengkap dan berakhir dengan keluarn(a
janin# Median durasin(a adalah )% menit unutk nulipara dan $% menit untuk multipara# Pada ibu
dengan paritas tinggi (ang 5agina dan perineumn(a sudah melebar- dua atau tiga kali usaha
mengejan setelah pembukaan lengkap mungkin 9ukup untuk mengeluarkan janin sebalikn(a pada
seorang ibu- dengan panggul sempit atau janin besar- atau denan kelainan ga(a ekspulsi0 akibat
anestesia regional atau sedasi (ang berat- maka kala dua dapat memanjang# Kala II pada persalinann nulipara dibatasi $ jam dan diperpanjang sampai = jam apabila menggunakan anestesi
regional# 2ntuk multipara & jam diperpanjang menjadi $ jam pada penggunaan anestesia regional#
41
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
42/50
(iagnosis3%$!
8dapun kriteria diagnosa dari tiap klasi0ikasi persalinan lama dan terapi (ang disarnkan
ditampilkan pada tabel $#$ diba>ah ini#
Selain kriteria diatas- terdapat pula sebuah alat bantu (ang dapat mebantu dalam
mempermudah diagnosa persalinan lama# 8lat bantu tersebut adalah partogra0# Partogra0 terutama
membantu dalam penga>asan 0ase akti0 persalinan# Kedua enis gangguan dalam 0ase akti0 dapat
didagnosa dengan melihat gra0ik (ang terbentuk pada partogra0# Protraction disorder pada 0ase
akti0 1partus lama3 dapat didagnosa bila bila pembukaan ser5iks kurang dari &9m jam selama
minimal ' jam# Sedangkan arrest disorder 1partus ma9et3 didiagnosa bila tidak terjadi
penambahan pembukaan ser5iks dalam jangka >aktu $ jam maupun penurunan kepala janin
dalam jangka >aktu & jam# (ang telah dit 8dapun 9ontoh gambaran partogra0 untuk mendiagnosa
persalinan lama (&rotraction disorder) ditampilkan pada $#=- sementara persalinan ma9et atau
partus tak maju (arrest disorder) diperlihatkan pada gambar $#'#
Gambar 3 Kelainan protraksi pada 7ase akti7 persalinan :partus lama;
42
0abel 22 Klasi7ikasi persalinan lama berdasarkan pola persalinann,a3%?%$!
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
43/50
Gambar " Arrest disorder pada 7ase akti7 persalinan :partus tak ma9u/ ma=et;
2$ 0atalaksana3%?%$!
Prinsip utama dalam penatalaksanaan pada pasien dengan persalinan lama adalahmengetahui pen(ebab kondisi persalinan lama itu sendiri# Persalinan lama adalah sebuah
akibat dari suatu kondisi patologis# Pada akhirn(a- setelah kondisi patologis pen(ebab
persalinan lama telah ditemukan- dapat ditentukan metode (ang tepat dalam mengakhiri
persalinan# 8pakah persalinan tetap dilakukan per5aginam- atau akan dilaukan per
abdominam melalui seksio sesarea#
Se9ara umum pen(ebab persalinan lama dibagi menjadi dua kelainan (aitu disproporsi
se0alopel5ik dan dis0ungsi uterus 1gangguan kontraksi3# 8dan(a disproporsi se0alopel5ik
pada pasien dengan persalinan lama merupakan indikasi utnuk dilakukann(a seksio sesarea#
Disproporsi se0alopel5ik di9urigai bila dari pemeriksaan 0isik diketahui ibu memiliki 0aktor
risiko panggul sempit 1misal: tinggi badadan N &') 9m- konjugata diagonalis N &= 9m3 atau
janin diperkirakan berukuran besar 1T?? '%%% gram- ba(i dengan hidrose0alus- ri>a(at
berat badan ba(i sebelumn(a (ang '%%% gram3# ?ila di(akini tidak ada disproporsi
se0alopel5ik- dapat dilakukan induksi persalinan#Pada kondisi 0ase laten berkepanjangan- terapi (ang dianjurkan adalh menunggu# 6al ini
dikarenakan persalinan semu sering kali didiagnosa sebagai 0ase laten berkepanjangan#
Kesalahan diagnosa ini dapat men(ebabkan induksi atau per9epatan persalinan (ang tidak
perlu (ang mungkin gagal# Dan belakangan dapat men(ebabkan seksio sesaria (ang tidak
perlu# Dianjurkan dilakukan obser5asi selama 4 jam# ?ila his berhenti maka ibu din(atakan
mengalami persalinan semu- bila his menjadi teratur dan bukaan ser5iks menjadi lebih dari
' 9m maka pasien diaktakan berada dalam 0ase laten# Pada akhir masa obser5asi 4 jam ini-
bila terjadi peerubahan dalam penipisan ser5iks atau pembukaan ser5iks- maka pe9ahkan
43
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
44/50
ketuban dan lakukan induksi persalinan dengan oksitosin# ?ila ibu tidak memasuki 0ase
akti0 setelah delapan jam in0us oksitosin- maka disarankan agar janin dilahirkan se9ara
seksio sesarea#Pada kondisi 0ase akti0 memanjang- perlu dilakukan penentuan apakah kelainan (ang
dialami pasien termasuk dalam kelompok &rotraction disorder 1partus lama3 atau arrest
disorder 1partus tak maju3- ?ila termasuk dalam kelompok partus tak maju- maka besar
kemungkinan ada disproporsi se0alopel5ik# Disarankan agar dilakukan seksion sesarea# ?ila
(ang terjadi adalah partus lama- maka dilakukan penilaian kontraksi uterus# ?ila kontraksi
e0isien 1lebih dari = kali dalam &% menit dan laman(a lebih dari '% detik3- 9urigai
kemungkinan adan(a obstruksi- malposisi dan malpresentasi# ?ila kontraksi tidak e0isien-
maka pen(ebabn(a kemungkinan adalh kontraksi uterus (ang tidak adekuat# Tatalaksana
(ang dianjurkan adalah induksi persalinan dengan oksitosin#Pada kondisi Kala II memanjang- perlu segera dilakukan upa(a pengeluaran janin# 6al
ini dikarenakan upa(a pengeluaran janin (ang dilakukan oleh ibu dapat meningkatkan
risiko berkurangn(a aliran darah ke plasenta# ang pertama kali harus di(akini pada kondisi
kala II memanjang adalah tidak terjadi malpresentasi dan obstruksi jalan lahir# ika kedua
hal tersebut tidak ada- maka dapat dilakukan per9epatan persalinan dngan oksitosin# ?ila
per9epatan dengan oksitosin tidak mempengaruhi penurunan janin- maka dilakukan upa(a
pelahiran janin# enis upa(a pelahiran tersebut tergantung pada posisi kepala janin# ?ila
kepala janin teraba tidak lebih dari &) diatas sim0isis pubis atau ujung penonjolan kepala
janin berada di ba>ah station %- maka janin dapat dilahirkan dengan ekstraksi 5akum atau
dengan 0orseps# ?ila kepala janin teraba diantara &) dan =) diatas sim0isi pubis atau ujung
penonjolan tulang kepala janin berada diantara station 3 dan station *$- maka janin
dilahirkan dengan ekstraksi 5akum dan sim0isiotomi# ;amun jika kepala janin teraba lebih
dari =) diatas sim0isi pubis atau ujung penonjolan tulang kepala janin berada diatas station
*$- maka janin dilahirkan se9ara seksio sesaria#
Komplikasi3%$!
Persalinan lama dapat menimbulkan konsekuensi- baik bagi ibu maupun bagi anak (ang
dilahirkan# 8dapun komplikasi (ang dapat terjadi akibat persalinan lama antara lain adalah:
Infeksi Intrapartum
44
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
45/50
In0eksi adalah baha(a serius (ang mengan9am ibu dan janinn(a pada partus lama-
terutama bila disertai pe9ahn(a ketuban# ?akteri dalam 9airan amnion menembus amnion
dan mengin5asi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada
ibu dan janin# Pneumonia pada janin- akibat asQirasi 9airan amnion (ang terin0eksi adalah
konsekuensi serius lainn(a# Pemeriksaan ser5iks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri 5agina ke dalam uterus# Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan- terutama
apabila terjadi persalinan lama#
$uptura %teri
Penipisan abnormal segmen ba>ah uterus menimbulkan baha(a serius selama partus
lama- terutama pada ibu dengan paritas tinggi dan pada mereka dengan ri>a(at seksio
sesarea# 8pabila disproporsi antara kepala janin dan panggul semakin besar sehingga kepala
tidak engaged dan tidak terjadi penurunan- segmen ba>ah uterus dapat menjadi sangat
teregang kemudian dapat men(ebabkan ruptura# Pada kasus ini- mungkin terbentuk 9in9in
retraksi patologis (ang dapat diraba sebagai sebuah krista trans5ersal atau oblik (ang
berjalan melintang di uterus antara sim0isi dan umbilikus# 8pabila dijumpai keadaan ini-
diindikasikan persalinan perabdominam segera#
Tipe (ang paling sering adalah 9in9in retraksi patologis ?andl- (aitu pembentukan 9in9in
retraksi normal (ang berlebihan# in9in ini sering timbul akibat persalinan (ang terhambat
disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen ba>ah uterus# Pada situasi sema9am
ini- 9in9in dapat terlihat jelas sebagai suatu identasi abdomen dan menandakan akan
rupturn(a seegmen ba>ah uterus# Pada keadaan ini- kadang*kadang dapat dilemaskan
dengan anestesia umum (ang sesuai dan janin dilahirkan se9ara normal- tetapi kadang*
kadang seksio sesarea (ang dilakukan dengan segera menghasilkan prognosis (ang lebih
baik#
&edera 'tototot Dasar anggul
Suatu anggapan (ang telah lama dipegang adalah bah>a 9edera otot*otot dasar panggul
atau persara0an atau 0asi penghubungn(a merupakan konsekuensi (ang tidak terelakkan
pada persalinan per5aginam- terutama apabila persalinann(a sulit#saat kelahiran ba(i- dasar
panggul mendapatkan tekanan langsung dari kepala janin dan tekanan ke ba>ah akibat
upa(a mengejan ibu# !a(a*ga(a ini meregangkan dan melebarkan dar panggul- sehingga
terjadi perubahan anatomik dan 0ungsional otot- sara0 dan jaringan ikat# Terdapat semakin
besar kekha>atiran bah>a e0ek*e0ek pada otot dasar panggul selama melahirkan ini akan
men(ebabkan inkontinensia urin dan al5i serta prolaps organ panggul#
Kaput Suksedaneum
45
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
46/50
8pabila panggul sempit- se>aktu persalinan sering terjadi kaput suksedaneum (ang
besar di bagian terba>ah kepala janin# Kaput ini dapat berukuran 9ukup besar dan
men(ebabkan kesalahan diagnosis (ang serius# Kaput dapat hempir men9apai dasar
panggul sementara kepala belum engaged# Dokter (ang kurang berpengalaman dapat
melakukan upa(a se9ara prematur dan tidak bijak untuk melakukan ekstraksi 0or9eps# Molase Kepala *anin8kibat tekanan his (ang kuat- lempeng*lempeng tulang tengkorak saling bertumpang
tindih satu sama lain di sutura*sutura besar- suatu proses (ang disebut molase 1molding-
moulage3# Perubahan ini biasan(a tidak menimbulkan kerugian (ang n(ata# ;amun- apabila
distorsi (ang terjadi men9olok- molase dapat men(ebabkan ribekan tentorium- laserasi
pembuluh darah janin dan perdarahan intrakranial pada janin#
Kematian janin
ika partus tak maju dibiarkan selama lebih dari $' jam maka dapat mengakibatkan
kematian janin (ang disebabkan oleh tekanan (ang berlabihan pada plasenta dan umbili9us#
11 &5
P+M1S
Pasien ;(# ;R usia =. tahun datang ke Ruang ?ersalin Rumah Sakit 8#7# S(ahranie
Samarinda tanggal $& September $%&' pukul %+#%% 7IT8 dengan keluhan utama n(eri perut kiri
dan kanan ba>ah# Setelah melakukan anamnesis- pemeriksaan 0isik dan pemeriksaan penunjang
maka didapatkan diagnosis tumor adneksa#
Diagnosis I2FD 1 Kematian anin dalam Rahim 3 dan Inpartu kala II Lama didasarkan
pada hasil anamnesis- pemeriksaan 0isik dan pemeriksaan penunjang#
"$ namnesis
Dari anamnesis didapatkan bah>a pasien usia =. tahun dengan !=P$8% 6idup $ # 6amil
'%*'& minggu datang ke I!D RS2D 8bdul 7ahab S(ahrani Samarinda karena Pasien
mengeluhkan perut ken9ang (ang dirasakan $ hari sebelum masuk rumah sakit disertai dengan
keluarn(a lendir darah ber9ampur ai*air dari 5agina# Ri>a(at masuk Rumah Sakit Parkesit
Tanggarong dengan keluhan (ang sama- diren9anakan operasi saesar karena persalinan (ang
lama# ;amun pasien menolak# Pasien dirujuk ke rumah sakit 8bdul 7ahab S(ahrani Samarinda#
Pukul %,#%% pagi saat pasien dalam perjalanan menuju ke rumah sakit 8bdul 7ahab S(ahrani
Samarinda- pasien merasa gerakan ba(i dalam perutn(a mulai berkurang# Dari literatur diatas
disebutkan bah>a "he #S $ational Center for Health Statistics men(atakan bah>a Intrauterine
46
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
47/50
fetal death adalah kematian pada 0etus dengan berat badan =)% gram atau lebih dengan usia
kehamilan $% minggu atau lebih# &-$ Dasar diagnosis I2FD melalui anamnesis Pasien mengaku
tidak lagi merasakan gerakan janinn(a-perut tidak bertambah besar- bahkan mungkin menge9il
1kehamilan tidak seperti biasan(a 3% Perut sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti ingin
melahirkan#
$
Sehingga berdasarkan rin9ian teori tersebut dan 0akta (ang telah dipaparkansebelumn(a maka telah sesuai#
76O se9ara lebih spesi0ik mende0inisikan persalinan lama 1prolonged laborpartus lama3
sebagai proses persalinan (ang berlangsung lebih dari $' jam# 7aktu pemanjangan proses
persalinan (ang dimaksud adalah penambahan amtara kala I dan kala II persalinan#4-&% Pasien
dirujuk ke RS 8bdul 7ahab S(ahrani karena pasien diren9anakan operasi seasar atas indikasi
persalinan lama# Sehingga berdasarkan rin9ian teori tersebut dan 0akta (ang telah dipaparkan
sebelumn(a maka telah sesuai#
Pasien ini tidak ada ri>a(at trauma- in0eksi- dan alergi dalam kehamilann(a ini# Pasien
juga mengaku tidak pun(a kebiasaan minum alkohol- merokok- dan minum obat* obatan lama#
Pasien juga tidak memiliki binatang peliharaan# Sehingga 0aktor trauma- paparan
in0eksi-alkohol -rokok pada pasien ini disangkal# 8dapun pen(ebab I2FD dan 0etal disstres
1ga>at janin3 pada pasien ini - ialah 0aktor usia ibu (aitu =. tahun dan komplikasi dari persalinan
lama itu sendri berupa kematian janin#&-)-.
"2 Pemeriksaan Fisik
Pada kasus- pemeriksaan 0isik pada palpasi didapatkan - gerak janin 1*3- dan pada
auskultasi dengan pemeriksaan Doppler tidak terdengar bun(i jantung janin hingga pada pukul
&&- hal ini turut membuktikan adan(a kematian janin intra uterin# =-.-,
Den(ut jantung janin mulai pukul %+#%% hingga pukul &%#%% dengan obser5asi per &)
menit menunjukkan bradikardi iregularitas dari den(ut jantung janin# Denjut jantung janin (ang
terdengar dari pukul %+#%% hingga pukul &%#%% 1 4,Amenit- ,%Amenit- .'Amenit- ,=Amenit dan
,$Amenit 3# Selain itu setelah dilakukan operasi saesar menunjukkan ketuban mekonium# Pada
tahun &+%=- # 7hitridge 7illiams mengamati dan menganggap keluarn(a 9airan mekonium
sebagai relaksasi otot s0ingter ani diakibatkan aerasi (ang kurang dari darah janin# Para ahli
obstetri sudah lama men(adari bah>a deteksi mekonium dalam persalinan merupakan suatu hal
(ang problematis dalam memprediksi ga>at janin atau as0iksia# Terdapat = teori (ang telah
diajukan untuk menjelaskan tentang keluarn(a mekonium: 1&3anin mengeluarkan mekonium
sebagai respons terhadap hipoksia- dan mekonium merupakan hasil dari suatu usaha janin untuk
47
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
48/50
mengkompensasi1$3Mekonium merupakan tanda maturasi (ang normal dari traktus
gastrointestinal di ba>ah pengaruh persara0an (ang mempersara0in(a1=3 Mekonium dapat keluar
sebagai stimulasi 5agal dari terjepitn(a tali pusat dan gerakan peristalsis (ang meningkat# Teori
(ang telah disebutkan diatas telah sesuai dengan 0akta (ang ada- hal ini membuktikan adan(a
kega>atan janin 1 0etal disstres 3 kepada pasien ini#
=-,
Pasien datang ke Rs 8bdul 7ahab S(arani dengan @T menunjukkan pembukaan lengkap
dan his (ang tidak dapat die5aluasi - sejak pukul %+#%%# Tetapi hingga pukul &))- telah di9oba
induksi oksitosin dan persalinan normal namuln tidak ada kemajuan persalinan# Pen(ebab
persalinan lama- se9ara ringkas dapat din(atakan sebagai kelainan (ang disebabkan oleh = 0aktor
(ang disebut = P- (aitu &o%ers &assenger dan &el'is- Arrest disorder 1partus ma9et3 didiagnosa
bila tidak terjadi penambahan pembukaan ser5iks dalam jangka >aktu $ jam maupun penurunan
kepala janin dalam jangka >aktu & jam# Pada pasien ini termasuk arrest disorder karena tidak terjadi penurunan kepala janin dalam >aktu & jam# =-&%
"3 Pemeriksaan Penun9ang
?erdasarkan pemeriksaan laboratorium pada pasien ini didapatkan hasil anemia dan
leukosistosis# 6al ini menunjukkan kemugkinan sudah terjadin(a in0eksi intrauerine#
Pemeriksaan 2S! tidak dilakukan pada pasien ini- mengingat kondisi ga>at darurat dan djj
sudah tidak dapat die5aluasi sejak pukul &%% sehingga 2S! dinilai tidak peru# USG 4 Tulang*
tulang tengkorak tutup menutupi 1tanda Spalding3 (aitu tumpang tindih 1o5erlapping3 se9ara
ireguler tulang tengkorak- (ang terjadi akibat likue0aksi massa otak dan melemahn(a struktur
ligamentosa (ang membentuk tengkorak#$
Pada pasien ini tidak dilakukan pemantauan dengan partogra0 namun dilakukan pemantauan
dengan ;ST (ang menunjukkan base line rate 4% dan deselerasi &A# Den(ut jantung janin
dikatakan bradikardi bila baseline heart rate kurang dari &&% dpm# ika antara &&% dan &%%
dikatakan men9urigakan- sementara di ba>ah &%% dikatakan patologis# Penurunan bertahap (ang
terus*menerus adalah suatu tanda ga>at janin#=
"" Penatalaksanaan
Pada kasus ini han(a dibahas penatalaksaan pada pasien dengan I2FD# Pada pasien ini
Dilakuakan induksi oksitosin sejak pukul %+#%% hingga pukul &$#%% namun persalinan spontan
gagal# 8khirn(a dilakukan operasi pukul &=#%%- hingga pada pukul Pukul &=#$% lahir ba(i laki*
laki ?? =4%% gram ketuban mekonium dengan apgar s9or %%# Penaatalaksaan I2FD menurut
teori men(ebutkan bah>a Penanganan akti0 akan dilakukan- nilai ser5ik (aitu jika ser5ik matang-
48
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
49/50
lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin# ika ser5iks belum matang-
lakukan pematangan ser5iks dengan prostaglandin atau kateter 0ole(- dengan 9atatan jangan
lakukan amniotomi karena berisiko in0eksi Persalinan dengan seksio sesarea merupakan
alternati0 terakhir #=-,-4
11 5
P+U0UP
8/17/2019 Revisi Narasi 24 Oktober 2014
50/50
(F0) PUS0K
;ational enter 0or 6ealth Statisti9s# Diakses tanggal $' Oktober $%&' di http:>>>#
d9#go5n9hs>>>aboutmajr0etaldeathab0etal#htm$# Petersson K# Diagnosti9 ith Spe9ial Re0eren9e to Intrauterine
In0e9tion# Thesis dari Departement o0 lini9al S9ien9e- Di5ison o0 Obstetri9s and
!(ne9olog(- Karolinska Institutet- 6uddinge 2ni5ersit( 6ospital- Sto9kholm- S>eden
$%%$#
=# 7inknjosastro 6# Ilmu Kebidanan ono
Pra>irohardjo# ?alai Penerbit FK 2I# akarta# $%%4# ,=$*=)-).$*4%
'# Patel PK# Pro0ile o0 Fetal Deaths in Dhahira Region- Oman# Oman Medi9al ournal
$%%4- $=1&3)# okoro 8# Indu9tion o0 Labour b( @aginal
Misoprostol 0or Intrauterine Fetal Death# Obstet !(ne9ol Ind $%%')'1.3:).&*=#.# Sm0 Kebidanan dan Pen(akit Kandungan RS2D 8bdul 7ahab S(ahrani# ?uku Pedoman
Diagnosis dan Terapi 6ill: ;e>
ork# &$%%*%.#
4# Deole ;ishigandth- 7eeks 8ndre>#Kno>loedge o0 orre9t Dosages o0 Misoprostol in
Reprodu9ti5e 6ealth# International ounrnal o0 !(en9olog( and Obstetri9s &%+ 1$%&%3#,&*$# Diakses tanggal $' Oktober $%&' di http:>>># else5ier#9omlo9ateigo#
+# 7omens 6ospital# Labor indu9tion >ith OA(to9in 0or Labor Indu9tion or
8ugmentation#2ni5ersit( o0 Mi9higan# $%&%# &.*4
&%# ;ess 8men- - !oldberg a(- ?erghella @in9anEo# 8bnormalities o0 the First and Se9ond
Stage o0 Labor#Obsteri9s and !ine9olog( o0 ;orth 8meri9a#
Recommended