View
21
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
s
Citation preview
RESUME
Sistem Pendidikan Keperawatan, Model Praktik Keperawatan
Professional, dan Teori & Model Keperawatan
Di susun Oleh :
NAMA : SUPRIYANTO
NIM : 2014.C.05b.0074
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM “B” STUDI S1 KEPERAWATAN
2015
A. Sistem Pendidikan Keperawatan
a. Sejarah perkembangan pendidikan keperawatan
Perkembangan keperawatan di Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan
ekonomi. Penjajahan pemerintah kolonial Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi
pemerintah Indonesia setelah merdeka mewarnai perkembangan keperawatan di
indonesia. Perkembangan itu pada hakikatnya dapat dibedakan atas dua masa yaitu
masa sebelum kemerdekaan dan masa setelah kemerdekaan.
1) Masa sebelum kemerdekaan
Pada masa sebelum kemerdekaan perawat berasal dari Indonesia disebut
sebagai verplegere dengan dikbantu zieken oppaser sebagai penjaga orang
sakit, perawat tersebut pertama kali bekerja di rumah sakit Binnen hospital
yang terletak di Jakarta tahun 1977 yang ditugaskan untuk memelihara
kesehatan staf dan tentara Belanda. Beberapa rumah sakit dibangun
khususnya di Jakarta yaitu pada tahun 1819 didirikan rumah sakit
Stadsverband kemudian pada tahun 1919 rumah sakit ini di pindahkan ke
salemba yang sekarang bernama Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo
(RSCM).
2) Masa setelah kemerdekaan
Pada tahgun 1945, pelayanan keperawatan di Indonesia berkembang kearah
pelayanan keperawatan profesional. Sekolah Pengatur Rawat (SPR) dan
sekolah bidan didirikan untuk menyiapkan tenaga perawat dirumah sakit
besar, balai pengobatan, dan BKIA. Pada masa setelah kemerdekaan , pada
tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan serta balai pengobatan
dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. pada tahun 1955
di buka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan dasar umum
sekolah rakyat di tambah pendidikan 1 tahun, kemudian pada Tahun 1962
di buka akademi keperawatan yaitu tenaga keperawatan dengan dasar
pendidikaan umum SMA di Jakarta,di RSUP Cipto Mangunkusumo.Pada
tahun 1983 merupakan tahun kebangkitan profesi keperawatan di
Indonesia, sebagai perwujudan lokakarya di atas pada tahun 1984 di
berlakukan kurikulum nasional untuk diploma 3 Keperawatan.
Setelah lokakarya 1983, proses menjadikan diri profesional sudah muilai
dirasakan dengan adanya proses pengakuan dari profesi lainnya.Dari hasil
lokakarya nasional tersebut dikembangkan pendidikan perawat setingkat
akademi (DIII), sarjana (S1),pasca sarjana (S2), serta D IV di Indonesia.
Sejak tahun 1992 melalui UU No.23 tentang kesehatan maka keberadaan,
profesionalisasi, dan badan ilmu keperawatan telah diakui oleh pemerintah.
Dengan pengakuan ini, propesionalisasi dan pendidikan keperawatan dapat
berkembang sampai ke jenjang S3. Tahun 1995 dibuka lagi program study
ilmu keperawatan di indonesia, yaitu di Universitas Padjajaran Bandung
dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berubah jadi Vakultas
perawatan.
Tahun 1998 dibuka kembali program S1 keperawatan yang ketiga
yaitu program study ilmu keperawatan di Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
Kurikilum Nurs disahkan, digunakannya kurikulum ini merupakan
hasil pembaruan kurikulum S1 keperawatan tahun 1985.
Tahun 1999 Program S1 kembali dibuka,yaitu program study ilmu
keperawatan (PSI) di Universitas Airlangga Surabaya, PSIK di
Universitas Brawijaya Malang,PSIK di Universitas Hasanuddin
Ujung Pandang, PSIk Universitas Sumatra Utara, PSIK di
Universitas Diponegoro Jawa Tengah, PSIK di Universitas Andalas,
dan dengan SK Mendikbud no 129/D/0/1999 dibuka juga sekolah
tinggi ilmu keperawatan (STIK) di ST. Karolus Jakarta.
Pada tahun ini juga (1999) kurikulum D3 keperawatan selesai
diperbahaui desiminasikan serta diberlakukan secara nasional.
Tahun 2000 diterbitkan SK Menkes No. 647 tentang registrasi
praktik perawat sebagai regulasi praktik keperawatan sekaligus
kekuatan hukum bagi tenaga perawat dalam menjalankan praktik
keperawatan secara profesional.
b. Pendidikan Keperawatan Sebagai Pendidikan Profesi
Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah
body of knowledge yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan
yang kuat, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan
Profesi Keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya dan
berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia.
Keperawatan sebagai sebuah profesi telah disepakati berdasarkan pada hasil
lokakarya nasional pada tahun 1983, dan didefinisikan sebagai suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko-sosio-
spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat,
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Tujuan pendidikan tinggi keperawatan pada institusi pendidikan tinggi
keperawatan diharapkan mampu melakukan hal-hal antara lain :
1) Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional yang sesuai
dengan tuntunan profesi keperawatan.
2) Membangun landasan ilmu pengetahuan yang kokoh.
3) Menumbuhkan/membina keterampilan professional.
4) Menumbuhkan/membina landasan etik keperawatan yang kokoh dan mantap
sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan
dan dalam kehidupan keprofesian.
Kelly (1981) dalam Ma’rifin (2003) mengembangkan kriteria profesi
meliputi :
1) Layanan yang diberikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
kemanusiaan.
2) Adanya body of knowledge yang khusus dipelajari dan dikembangkan
melalui proses penelitian.
3) Layanan yang diberikan termasuk aktivitas intelektual, tanggung jawab dan
tanggung gugat secara individu merupakan suatu tangtangan yang besar dan
harus dijawab.
4) Perawat praktisi relative bebas dan dapat mengontrol kebijakan dan aktivitas
yang mereka perbuat (otonomi).
5) Perawat praktisi harus memiliki dasar pendidikan di institusi pendidikan
tinggi.
6) Perawat praktisi`memberikan pelayanan dengan motivasi altruistikdan
menganggap bahwa pekerjaan yang mereka lakukan merupakan kegiatan
terpenting di hidupnya
7) Terdapat kode etik yang memberikan panduan dalam mengambil keputusan
dan meneruskan praktik yang mereka lakukan
8) Terdapat organisasi profesi yang dapat memberikan bantuan dan dorongan
dalam menerapkan standar praktek keperawatan.
Peran perawat sebagai :
1. Mitra kerja
2. Sumber informasi
3. Pendidik
4. Pemimpin
5. Wali atau pengganti
6. Konselor
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan
sesuai kaidah-kaidah ilmu dan profesi keperawatan yang harus memiliki landasan
akademik dan keprofesian yang mantap yang tercermin dalam isi dan proses
pembelajaran yang dikembangkan dalam lingkungan belajar yang memungkinkan
perubahan perilaku dari peserta didik. Kurikulum pendidikan keperawatan
berlandaskan kerangka konsep pendidikan antara lain:
1. Penguasaaan IPTEK keperawatan
2. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
3. Sikap, tingkah lau, dan kemampuan professional, belajar sendiri secara
aktif dan mandiri
4. Belajar di masyarakat
5. Berlandaskan kerangka konsep diharapkan institusi pendidikan mampu:
6. Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional
7. Memberi landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, baik kelompok ilmu
dasar dan penunjang yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan profesional
8. Menumbuhkan / membina ketrampilan professional yang mencakup
antara lain intelektual, ketrampilan tehnikal, dan ketrampilan interpersonal
yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
9. Menumbuhkan/membina kode etik keperawatan yang kokoh dan mantap
Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di
Indonesia mencakup:
1) Pendidikan Vokasional; yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan
jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui
oleh pemerintah Republik Indonesia.
2) Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca
sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu
pengetahuan tertentu
3) Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus.
4) Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor.
c. Issue Legal Pendidikan Keperawatan
Issue adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belum
jelas faktanya atau buktinya. Beberapa issue pendidikan keperawatan yaitu :
1. Perkembangan keperawatan sebagai pelayanan profesional didukung oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan
pelatihan yang terarah dan terencana.
2. Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat bermakna
merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini bermula dari
dicapainya kesepakatan bersama pada lokakarya nasional keperawatan 1983
yang menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional (professsional
servis ) dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi
(professsional education )
3. Dalam lokakarya keperawatan tahun 1983 , telah dirumuskan dan disusun
dasar-dasar pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai
realisasinya disusun kurikulum program pendidikan D-III Keperawatan, dan
dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum Pendidikan Sarjana (S1)
Keperawatan.
4. Pendidikan Tinggi Keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga
keperawatan profesional yang mampu mengadakan pembaharuan dan
perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan.
5. Keperawatan sebagai suatu profesi dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab pengembangannya harus mampu mandiri. Untuk itu memerlukan suatu
wadah yang mempunyai fungsi utama untuk menetapkan, mengatur serta
mengendalikan berbagai hal yang berkaitan dengan profesi seperti
pengaturan hak dan batas kewenangan, standar praktek, standar pendidikan,
legislasi, kode etik profesi dan peraturan lain yang berkaitan dengan profesi
keperawatan.
6. Diperkirakan bahwa dimasa datang tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan keperawatan akan terus meningkat baik dalam aspek
mutu maupun keterjangkauan serta cakupan pelayanan. Hal ini disebabkan
meningkatnya kesadaran masyarakat umum, dan peningkatan daya emban
ekonomi masyarakat serta meningkatnya komplesitas masalah kesehatan
yang dihadapi masyarakat. Masyarakat semakin sadar hukum sehingga
mendorong adanya tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan
masyarakat. Dengan demikian keperawatan perlu terus mengalami perubahan
yang terjadi di berbagai bidang lainnya.
7. Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah
kesehatan di masyarakat, tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan serta perkembangan profesi
keperawatan dalam menghadapi era globalisasi.
8. Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan dimasa datang maka langkah konkrit
yang harus dilakukan antara lain adalah : penataan standar praktek dan
standar pelayanan/asuhan keperawatan sebagai landasan pengendalian mutu
pelayanan keperawatan secara profesional, penataan sistem
pemberdayagunaan tenaga keperawatan sesuai dengan kepakarannya,
pengelolaan sistem pendidikan keperawatan yang mampu menghasilkan
keperawatan profesional serta penataan sistem legislasi keperawatan untuk
mengatur hak dan batas kewenangan, kewajiban, tanggung jawab tenaga
keperawatan dalam melakukan praktek keperawatan.
d. Pola pengembangan pendidikan keperawatan
Pada pengembangan pendidikan keperawatan pola pembagian kelompok ilmu
keperawatan terdiri dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan komunitas, lmu
keperawatann klinik, ilmu penunjang degan penjabaran sebagai berikut :
1. Kelompok ilmu keperawatan dasar
Konsep dasar keperawatan
Keperawatan professional
Komunikasi keperawatan
Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Kebutuhan dasar manusia
Pendidikan keperawatan
Pengantar riset keperawatan
Dokumentasi keperawatan
2. Kelompok ilmu keperawatan klinik
Keperawatan anak
Keperawatan maternitas
Keperawatan medical bedah
Keperawatan jiwa
Keperawatan gawat darurat
3. Kelompok ilmu keperawataan komunitas
Keperawatan komunitas
Keperawatan keluarga
Keperawatan gerontik
4. Kelompok ilmu penunjang
Ilmu humaniora
Ilmu alam dasar
Ilmu perilaku
Ilmu social
Ilmu biomedik
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kedokteran klinik
e. Hakikat Pendidikan Tinggi Keperawatan
Pendidikan tinggi sebagai subsistem pendidikan nasional dibentuk untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan/atau
menciptakan IPTEK. System pendidikan tinggi keperawatan sebagai landasan
integral dari system pendidikan tinggi merupakan kesatuan dari staf akademik dan
peserta didik yang mempunyai kemampuan serta potensi dalam profesi, ilmiah,
belajar dan kreasi yang tinggi. Dilengkapi sarana belajar dan penelitian serta
prasarana pendidikan yang secara keseluruhan mempunyai potensi besar untuk
berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat secara umum dan masyarakat
keperawatan kesehatan pasa khususnya. Peran pendidikan tinggi keperawatan
antara lain :
1. Membina sikap pandangan dan kemampuan professional
2. Meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kesehatan
3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan iptek
keperawatan melalui keperawatan
4. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi
f. Peran Pendidikan Ners sebagai Pendidikan Profesi
Pendidikan Ners adalah pendidikan yang bersifat Akademik-Profesi yang dalam
pelaksanaannya terdiri dari 2 (dua) tahapan yaitu tahapan pendidikan akademik
dan tahapan pendidikan profesi. Pendidikan Ners merupakan pendidikan
Akademik-Profesional dengan proses pembelajaran yang menekankan pada
tumbuh kembang kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang ilmuwan pemula
dan tenaga profesional. Landasan tumbuh kembang kemampuan ini merupakan
kerangka konsep pendidikan yang meliputi falsafah keperawatan sebagai profesi,
dan keperawatan sebagai pelayana profesional yang akan mempengaruhi isi
kurikulum dan pendekatan utama dalam proses pembelajaran. Adapun Tujuan
Pendidikan Ners Di Indonesia antara lain :
1) Melakukan Profesi Keperawatan secara Akuntabel dalam suatu sisitem
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan umum pemerintah
berlandaskan Pancasila, khususnya pelayanan dan atau Asuhan
Keperawatan Dasar sampai dengan tingkat kerumitan tertentu secara
mandiri kepada individu, keluarga, dan komunitas berdasarkan kaidah-
kaidah keperawatan.
2) Mengelola pelayanan keperawatan profesional tingkat rendah secara
bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan.
3) Mengelola kegiatan penelitian keperawatan dasar dan terapan yang
sederhana dan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Tehnologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan
pelayanan/asuhan keperawatan.
4) Berperan serta secara aktif dalam mendidik dan melatih calon perawat dan
tenaga keperawatan serta turut berperan dalam berbagai program
pendidikan tenaga kesehatan lain.
5) Mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan
kemampuan profesional
6) Memelihara dan mengembangkan kepribadian dan sikap yang sesuai
dengan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya.
7) Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka
untuk menerima perubahan serta berorientasi kemasa yang akan datang
Landasan Hukum dan Peraturan Perundangan Yang Melandasi Penyusunan
Kurikulum Berbasis Komnpetensi Pendidikan Ners Indonesi.
a. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Indonesia.
b. Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
c. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
d. Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
e. Peraturan Pemerintah RI No.14 Tahun 2010 tentang Pendidikan
Kedinasan.
f. Peraturan Pemerintah RI No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan.
g. Peraturan Pemerintah RI No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
h. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar mahasiswa.
i. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.045/U/2002 tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Inti.
g. Orientasi Pendidikan Ners
Orientasi pendidikan memberikan arah pengembangan institusi pendidikan,
termasuk berbagai kegiatan akademik dan pengembangan sumber-sumber yang
diperlukan dalam melaksanakan kegiatan akademik dan profesi, meliputi :
1) Orientasi Ilmu dan Pengetahuan, Melalui kurikulum pendidikan, khususnya
materi pendidikan dan berbagai bentuk pengalaman belajar yang
dilaksanakan di dalam suatu lingkungan belajar yang dilengkapi dengan
fasilitas pendidikan yang diperlukan, memungkinkan peserta didik
mengikuti dan menguasai perkembangan ilmu dan teknologi
keperawatan/kesehatan dengan baik sehingga dapat ditumbuhkan dan
dibina sikap dan kemampuan akademik-profesional pada peserta didik.
2) Orientasi Masyarakat
Memberikan arah bahwa program pendidikan diorientasikan kepada
tuntutan kebutuhan masyarakat sekarang dan yang akan dating. Kurikulum
pendidikan disusun dengan bertolak dari tujuan pendidikan yang
diturunkan dari tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan
kesehatan dimasa mendatang, dengan tetap memperhatikan pandangan dan
tuntutan keprofesian dalam bidang keperawatan.
h. Kerangka Konsep Pendidikan Ners
Bertolak dari tujuan pendidikan Ners dan orientasi pendidikan Ners, Pendidikan
Ners disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh yang mencirikan sebagai
pendidikan berprofesi, seperti diuraikan berikut ini :
1) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Menyelesaikan masalah secara ilmiah
3) Sikap, Tingkah laku dan Kemampuan professional
4) Belajar aktif dan mandiri
5) Pendidikan di masyarakat
i. Program Pendidikan Ners
Program pendidikan profesi Ners bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai Ners. Program pendidikan ini
mengacu pada metaparadigma keperawatan yang disepakati di Indonesia dan
mempunyai landasan ilmu pengetahuan dan landasan keprofesian yang kokoh.
Pada pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan pada proses
pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Pada
program pendidikan profesi terdapat masa penyesuaian professional bagi peserta
didik dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan
dengan menggunakan tatanan pelayanan kesehatan nyata, khususnya pelayanan
keperawatan. Sesuai dengan Falsafah Keperawatan bahwa manusia dan
kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Bertolak dari pandangan ini, disusun dan disempurnakan
kembali paradigma keperawatan dalam bentuk metaparadigma keperawatan yang
terdiri atas 4 (empat) konsep dasar yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.
j. Kompetensi Utama Ners
1. Berkomunikasi secara efektif
2. Menerapkan aspek etik dan legal dlm praktik keperawatan
3. Melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan komunitas.
4. Mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan
5. Menjalin hubungan interpersonal
6. Melakukan penelitian sederhana
7. Mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar
sepanjang hayat.
Kompetensi Ners
Care provider: Menerapkan keterampilan berfikir kritis dan pendekatan
sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan
keperawatan dalam konteks pemberian askep yang komprehensif dan
holistik berlandaskan aspek etik dan legal.
Community leader: Mampu menjalankan kepemimpinan di berbagai
komunitas, baik komunitas profesi maupun komunitas sosial.
Educator: Mampu mendidik pasien dan keluarga yang menjadi tanggung
jawabnya
Manager: Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen
keperawatan dalam asuhan klien
Researcher: Mampu melakukan penelitian sederhana keperawatan
dengan cara menumbuhkan kuriositas, mencari jawaban terhadap
fenomena klien, menerapkan hasil kajian dalam rangka membantu
mewujudkan Evidence Based Nursing Practice (EBNP).
k. Wewenang dan tanggung jawab lulusan prorgam pendidikan Ners.
Tanggung Jawab Lulusan Program Pendidikan yaitu Ners :
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan dasar individu, keluarga dan
masyarakat dalam aspek bio-psiko-sosiospiritual serta profesi dari berbagai
sumber yang tersedia.
2. Merumuskan masalah keperawatan individu, keluargadan masyarakat
3. Merencanakan dan atau melaksanakan rangkaian tindakan keperawatan
dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar yang belum terpenuhi, dengan
memanfaatkan sumber dan potensi yang tersedia secara optimal.
4. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dan seluruh proses pada asuhan
keperawatan, serta merencanakan dan melaksanakan tindak lanjut yang
diperlukan.
5. Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan secara sistematis dan
memanfaatkannya dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
6. Mengelola pelayanan keperawatan secara bertanggung jawab dengan
menunjukan sikap kepemimpinan.
Setelah lulus para lulusan program ners akan mempunyai kompetensi dan
kewenangan dalam:
1. Memberikan asuhan keperawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Melakukan asuhan dan layanan keperawatan di komunitas.
3. Mendidik orang lain.
4. Melakukan riset sederhana secara mandiri dan / atau berkelompok.
5. Mengelola layanan keperawatan.
6. Melakukan kerjasama kemitraan dan berpartisipasi aktif sebagai anggota
tim kesehatan.
7. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai
8. Sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik.
9. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten.
10. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien.
11. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
12. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan SOP.
13. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien.
14. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan.
15. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan
16. Mampu mengkolaborasiakan pelayanan keperawatan.
17. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akuntabilitas asuhan keperawatan yang diberikan.
18. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja
tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan
kolaboratif.
B. Model Praktik Keperawatan Profesional
a. Pengertian
Praktik keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam
mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses
kehidupan dengan mengkaji status, menentukan diagnosa, merencanakan dan
mengimplementasi strategi keperawatan untuk mencapai tujuan, serta mengevaluasi
respon terhadap perawatan dan pengobatan (National Council of State Board of
Nursing/NCSBN).
b. Falsafah Praktek Keperawatan Profesional
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Falsafah
Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan
manusia bio-psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia,
memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama
manusia. Dari hal tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwasannya esensi dari
falsafah keperawatan meliputi hal sebagai berikut :
1. Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus
dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
dan spritual yang diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan
secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
2. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung
memperhatikan aspek kemanusiaan.
3. Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan
suku, kepercayaan, status, sosial, agama, dan ekonomi.
4. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim
kesehatan bukan sendiri-sendiri.
5. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan
seorang penerima jasa yang pasif.
c. Hakikat Praktek Keperawatan Profesional
Senatiasa mengabdi kepada kemanusiaan / berbentuk pelayanan humanistik
mendahulukan kepentingan kesehatan klien askep merupakan inti praktek
keperawatan hubungan profesional perawat – klien mengacu pada sistem interaksi
secara positif atau hubungan terapiutik, karakteristik hubungan profesional :
1. Berorientasi pada kebutuhan klien
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan
3. Bertanggung jawab dlm menyelesaikan masalah klien
4. Memahami kondisi klien dgn berbagai keterbatasan
5. Memberi penilaian berdasarkan norma yg disepakati
6. Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri
7. Berkewajiban membina hubungan saling percaya
8. Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan
9. Berkomunikasi secara efektif
d. Fokus Praktik Keperawatan Profesional
Fokus utama keperawatan pada beberapa dasawarsa terakhir adalah kesehatan
masyarakat dengan target populasi total. Keperawatan memandang manusia tidak
hanya dari aspek fisik tetapi manusia dipandang sebagai makhluk bio-psikososio-
spiritual. Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) hams
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan
masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.
International Council of Nurses (ICN) dalam definisinya tentang keperawatan
menjelaskan lingkup keperawatan sebagai berikut: keperawatan mencakup
pelayanan (care) secara mandiri dan kolaboratif yang ditujukan kepada individu dari
berbagai usia, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit di
semua tatanan pelayanan. Keperawatan diberikan untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah masalah kesehatan, dan merawat orang dengan masalah kesehatan,
mempunyai kecacatan dan orang yang menghadapi kematian. Peran utama dari
keperawatan juga meliputi advokasi, kegiatan promotif untuk menjaga lingkungan
yang aman, penelitian, ikut serta dalam menyusun kebijakan kesehatan, manajemen
sistem kesehatan dan pasien yang membutuhkan perawatan dan pendidikan.
e. Lingkup Kewenangan Dan Bentuk Praktek Keperawatan Profesional
Kewenangan keperawatan adalah hak dan otonomi untuk melaksanakan asuhan
keperawatan berdasarkan kemampuan tingkat pendidikan dan posisi yang dimiliki.
Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan professional pada kondisi
sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan ( mulai dari konsepsi sampai meninggal
dunia), mencangkup hal- hal berikut :
1. asuhan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yg diberikan pada anak
berusia mulai dari 28 hari sampai 18th.
2. Asuhan keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatan klien wanita pada
masa subur dan neonates (bayi baru lahir sampai 28hr sampai keadaan
sehat).
3. Asuhan medical bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 th sampai 60
th dengan gangguan fungsi tubuh baik karena trauma atau kelainan fungsi
tubuh.
4. Asuhan keperawatan jiwa yaitu asuhan keperawatan pada semua usia yang
mengalami berbagai masalah kesehatan jiwa.
5. Asuhan keperawatan keluarga yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga
sebagai unit terkecil dalaam masyarakat sebagai akibat pola penuyesuaian
keluarga yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.
6. Asuhan keperawatan komunitan yaitu asuhan keperawatan kepada klien
masyarakat pada kelompok di wilayah tertentu pada semua usia sebagai
akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
7. Asuhan keperawatan gerontik yaitu asuhan keperawatan pada klien usia 60
th ke atas yang mengalami proses penuaan dan permasalahannya.
f. Dasar Hukum Praktek Keperawatan Profesional
Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur sekelompok
masyarakat . dengan demikian hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk mengatur
semua anggota masyarakat. Undang-undang dan srategi diberlakukan untuk
melindungi perawat terhadap litigasi diantaranya:
Good Samaritan Act adalah undang-undang yang ditetapkan untuk
melindungi penyediaan layanan kesehatan yang memberikan bantuan pada
situasi kegawatan terhadap tuduhan malpraktek kecuali dapat dibuktikan
terjadi penyimpangan berat dari standar asuhan normal atau kesalahan yang
disengaja di pihak penyedia layanan kesehatan.
Asuransi tanggung wajib profesi seiring meningkatnya tuntutan malpraktik
terhadap para propesional kesehatan, perawat dianjurkan mengurus asuransi
tanggung wajib mereka. Kebayakan rumah sakit memiliki asuransi
pertanggungan bagi semua pegawai, termasuk semua perawat. Dokter atau
rumah sakit dapat dituntut karena tindak kelalaian yang dilakukan perawat
dan perawat juga dapat dituntut dan dianggap bertanggung jawab atas
kelalaian atau malpraktik.Rumah sakit dapat menuntut balik perawat saat
mereka terbukti lalai dan rumah sakit mengharuskan untuk membayar. Oleh
karna itu perawat dianjurkan mengurus sendiri jaminan asuransi mereka dan
tidak hanya mengandalkan asuransi yang disediakan oleh rumah sakit saja.
Melaksanakan program dokter para perawat diharap mampu menganalisis
prosedur dan medikasi yang diprogramkan dokter. Perawat bertanggung
jawab mengklarifikasi program yang tampak rancu atau salah dari dokter
yang meminta.
Memberikan asuhan keperawatan yang kompeten praktik yang kompeten
adalah upaya perlindungan hukum utama bagi perawat. Perawat sebaiknya
memberikan asuhan yang tetap berada dalam batasan hokum praktik mereka
dan dalam batasan kebijakan instansimaupun prosedur yang
berlaku.penerapan proses keperawatan merupakan aspek penting dalam
memberikan asuhan klien yang aman dan efektif.
Membuat rekam medis rekam medis klien adalah dokumen hukum dan
dapat digunakan dipengadilan sebagai barang bukti.
Laporan insiden adalah catatan instantsi mengenai kecelakaan atau kejadian
luar biasa.laporan insiden digunakan untuk memberikan semua fakta yang
dibutuhkan kepada personel instansi.
g. Pengertian malpraktek.
malpraktek didefinisikan merupakan “kelalaian dari seseorang dokter atau perawat
untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati
dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang
terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama” . Untuk malpraktek hukum dibagi
dalam 3 kategori sesuai bidang hukum yang dilanggar, yakni Criminal malpractice
(kesengajaan, kelalaian, kecerobohan), Civil malpractice (tidak melaksanakan
kewajiban) dan Administrative malpractice (melanggar hukum administrasi).
h. Dasar Perlindungan Hukum
1. Pasal 53 (1) UU 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan profesinya.
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan
tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan
dan keselamatan yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien diatur dalam
peraturan pemerintah.
2. Pasal 54
Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian
dalam melaksankan tugas profesinya dapat dikenakan tindakan sangsi
Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan
Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi, dan tata kerja
Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan ditetapkan dengan keputusan
presiden
3. Pasal 24 (1) PP 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yg melakukan
tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan.
4. Pasal 344 KUHP “Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas
permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata & sungguh-
sungguh dihukum penjara selama-lamanya duabelas tahun.”
5. Pasal 299 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruh supaya diobati, dengan memberitahukan atau
menimbulkan harapan bahwa dengan pengobatan itu kandungannya
dapat digugurkan, diancam pidana penjara paling lama empat tahun
atau pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.
Bila yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pekerjaan atau kebiasaan, atau
bila dia seorang dokter, bidan atau juru-obat, pidananya dapat
ditambah sepertiga.
Bila yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pekerjaannya, maka haknya untuk melakukan pekerjaan itu dapat
dicabut.
C. Teori dan Model Konsep Keperawatan
a. Pengertian
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang
fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol
dan diafragma. Model praktik keperawatan adalah diskripsi/gambaran dari praktik
keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep, dan teori
keperawatan.
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut
dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai
suatu pedoman dalam penelitian. Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981)
sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam
keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan
disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.
b. Tujuan Model Dan Praktik Keperawatan
Adapun tujuan dari model keperawatan adalah :
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakkan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan
dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai,
diantaranya:
a. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik
bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai
permasalahan dapat teratasi.
b. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah
keperawatan.
c. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
d. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan.
c. Faktor Pengaruh Teori Keperawatan
Filosofi Florence Nigtingale, Florence merupakan salah satu pendiri yang
meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan
yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan
dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain
Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar
pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan
praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang
yang sakit dengan yang sehat.
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita
mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi
perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan
keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya
perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan
diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi
keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah
pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam
menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
Sistem Pendidikan, pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar
dalam perkembangan teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan
belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi
sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang
terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan
juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
Pengembangan ilmu keperawatan, ditandai dengan adanya pengelompokan
ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu
keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus
berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan
datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau
subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-
teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup
bidang ilmu keperawatan.
d. Macam- Macam Model Dan Teori Konsep Keperawatan
1. Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nightingale
Model konsep ini memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan atau tindakan
keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara,lampu,kenyamanan.
Lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat dengan dimulai
dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,
upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
2. Model Konsep dan Teori Keperawatan Faye abdellah
Model konsep ini difokuskan dalam pemberian asuhan keperawatan bagi
manusia pada intinya adalah memberikan kebutuhan secara fisik, emosi,
intelektual, sosial dan spiritual bagi para pasien maupun keluarga. Sehingga
perawat perlu pendekatan dengan hubungan interpersonal, psikologi,
pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi. Ada
emapat kategori kebutuhan manusia menurut Teori Abdellah :
Kenyamanan
Kebersihan
Keamanan
Keseimbangan fisiologi
3. Model Konsep dan Teori Keperawatan Peplau
Model konsep dan teori keperawatan peplau ini menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan
dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat-
klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit. Pada model Pepplau
ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang di arahkan kepada
hubungan interpersonal atau psikoterapi. Proses interpersonal yang di maksud
antara perawat dengan klien ini memiliki empat tahap yaitu :
1. Fase Orientasi
Dalam fase ini terjadi proses pengumpulan data dan proses membina
hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
2. Fase identifikasi
Dalam fase ini perawat berupaya dapat memfasilitasi ekspresi
perasaan klien dan melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan
kebutuhan kliennya.
3. Fase eksplorasi
Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran
kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
4. Fase resolusi
Dalam fase ini klien secara bertahap membebaskan diri dari
ketergantungan dengan tenaga profesional.
4. Model Konsep dan Teori Keperawatan Ida Orlando ( Teori Orlando)
Teori Orlando difokuskan pada perilaku klien menurut kebutuhan. Orlando
mendeskripsikan model keperawatannya sebagai pengembangan dari lima
faktor konsep yang berhubungan yaitu:
Fungsi dari keperawatan yang professional
Tingkah laku yang ditunjukkan oleh pasien selama proses
keperawatan.
Respon langsung atau respon Internal yang diberikan oleh perawat
Disiplin dari proses keperawatan
Improfisasi dalam melakukan proses keperawatan
5. Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine ( Teori Levine)
Model konsep ini memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradapatasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi
keperawatan adalah suatu aktivitas konservasi, dan konvervasi energi adalah
bagian yang menjadi pertimbangan. Kemudian sehat menurut Levine itu
dilihat dari sudut pandang konvervasi energi, sedangkan dalam keperawatan
terhadap empat konservasi diantaranya energi klien, struktur integritas,
integritas personal dan itegritas sosial, sehingga pendekatan asuhan
keperawatan ditunjukan pada penggunaan sumber-simber kekuatan klien
secara optimal (Potter dan Perty, 1997).
6. Model Konsep dan Teori Keperawatan Dorothea Orem (Teori Orem)
Dorothea Orem (Model Self Care) ialah pengertian bahwa bentuk pelayanan
keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan
individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan
kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit,
yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri,
mengatasai masalah keterbatasan serta mempertahankan dan menjaga
kemampuan pasien dalam perawatan diri.
7. Model Konsep dan Teori Keperawatan Sister Calista Roy.
Merupakan model dalam keprawatan yang menguraikan bagaimana individu
mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku
secara adaptif serta mampu merubah perilaku yang mal adaptif. Calista roy
mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki
beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya antara lain:
Manusia sebagai makhluk biologi,psikologi,dan sosial yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus
beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia.
Sistem adaptasi memiliki empat mode adaptasi yaitu, fungsi fisiologis,
konsep diri,fungsi peran, dan interdependent.
Proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi untuk
kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dan ke unggulan
sehingga akan meningkatkan respon adaptif
8. Model Konsep dan Teori Keperawatan Betty Neuman (Teori Neuman)
Model konsep ini adalah model konsep Health Care System yaitu model
konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stres dengan memperkuat garis pertahanan diri secara
fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah
komunitas. Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki
dasar pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang
manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan
merupakan satu kesatuan dari variabel yang utuh diantaranya fisiologis,
psikologis, sosiokultural dan spiritual. Secara umum fokus dari model
keperawatan menurut neuman ini berfokus pada respons terhadap stesor serta
faktor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien.
9. Model Konsep dan Teori Keperawatan King (Teori King)
Teori King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang
konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model
konsep interaksi. Konsep kerja dalam teori King menurut teori King meliputi :
a. Sistem personal
b. Sistem Interpersonal
c. Sistem Sosial
Konsep hubungan manusia menurut konsep King :
a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,
dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan
dengan digambarkan hubungan perawat dan klien untuk melakukan
kontrak yang diharapkan.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi
dan merupakan respon dari individu.
c. Interaksi yaitu suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien sehingga terwujud komunikasi.
d. Transaksi adalah antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam
merencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
10. Model Konsep dan Teori Keperawatan Martha E. Rogers (Teori Rogers)
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E Rogers dikenal
dengan nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model
dan teori ini, Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang
utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Asumsi tersebut
didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah.
11. Model Konsep dan Teori Keperawatan Jean Waston (Teori Waston)
Jean waston dalam memahami konsep keperawatan terkenal memahami
pengetahuan manusia dan merawat. Tolak ukur pandangan waston ini didasari
pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori waston memahami bahwa
manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan
yaitu :
a. Kebutuhan dasar biofisikial atau kebutuhan untuk beraksi
b. Kebutuhan psikofisikal atau kebutuhan fungsional
c. Kebutuhan psikososial atau kebutuhan untuk integrasi
d. Kebutuhan Intra dan interpersonal
12. Model Konsep dan Teori Keperawatan Jhonson (Teori Jhonson)
Model konsep dan teori ini adalah dengan pendekatan sistem perilaku, dimana
individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilitas. Baik dilingkungan internal maupun eksternal.
Sebagai suatu sistem, didalamnya terdapat komponen sub sistem yang
membentuk sistem tersebut, diantara komponen sub sistem yang membentuk
sistem perilaku menurut Jhonson adalah:
Ingestif
Sumber untuk memelihara integritas, mencapai kesenangan dan
pengakuan yang luas dari lingkungan
Achievement
Untuk mencapai prestasi melalui ketrampilan kreatif
Agresif
Untuk melindungi diri dari potensial ancaman objek (benda) atau orang
(sebagai mekanisme pertahanan diri)
Eliminasi
Untuk mengeluarkan sampah biologis
Seksual
Untuk memenuhi kebutuhan saling mencintai dan di cintai
Gabungan atau Tambahan
Untuk memperoleh hubungan dengan seseorang maka dibutuhkan
sesuatu kondisi yang kondusif meliputi penyesuaian kehidupan sosial,
kedekatan, keamanan, dan kelangsungan hidup.
Ketergantungan
Untuk mendapatkan bantuan, perhatian, ketentraman hati,
keamanan,percaya diri dan kepercayaan.
13. Model Konsep dan Teori Keperawatan Virginia Henderson (Teori Henderson)
Model konsep keperawatan ini adalah model konsep aktifitas sehari-hari
dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik
yang sakit atau sehat dengan memberikan dukungan. Pemahaman konsep
tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya
diantaranya :
a. Manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan
perkembangan dalam rentang hidupnya
b. Dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari individu akan mengalami
ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa
c. Dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari individu dapat dikelompokan
menjadi 3 kelompok.
Jadi, pada dasarnya keperawatan menurut henderson adalah membantu
individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktifitas yang
memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya.
Referensi :
Gaffar,Laode J.1997.Pengantar Keperawatan Profesional.Jakarta : EGC
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Kelliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta
: EGC.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Recommended