View
92
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dua dasawarsa terakhir penggunaan ultrasonografi mengalami peningkatan dengan
cepat di seluruh dunia. Ultrasonografi tidak dapat dipisahkan dari praktek sehari-hari para dokter
karena sangat bermanfaat dalam pelayanan & mempunyai ketepatan diagnostik yang dapat
diandalkan serta mampu dioperasikan dengan mudah, murah dan cepat, tanpa efek samping yang
dapat menimbulkan pengaruh terhadap organ yang diperiksa (non radiasi) serta tidak
menimbulkan rasa sakit (non traumatik) selama melakukan persiapan pemeriksaan sampai
selesai pemeriksaan. Selain itu ultrasonographi merupakan salah satu modalitas imaging untuk
pemeriksaan organ-organ tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis,
gerakan dan hubungan dengan jaringan di sekitarnya. Berbagai kompleksitas pemeriksaan bisa
dilakukan, antara lain abdomen, small part, jantung, thorax, obstetri dan ginekology.
Ultrasonografi payudara (Breast Ultrasound)- termasuk dalam kategori pemeriksaan
small part -sering digunakan untuk mengevaluasi ketidaknormalan payudara yang ditemukan
pada hasil mammography screening atau mammography diagnostic atau uji klinis payudara.
Mammography screening dapat menemukan kanker payudara dalam stadium dini. Hal ini
perlu dilakukan karena kanker payudara merupakan penyebab kematian terbesar kedua bagi
wanita saat ini. Di Singapura, hampir setiap 1 dari 20 wanita didiagnosa mengidap kanker
payudara dalam hidupnya. Wanita etnis Cina mempunyai risiko yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan wanita etnis Melayu atau India, sebesar 10-20%. Insiden yang tertinggi ada
di kelompok usia 55-59 tahun. Risiko kanker payudara semakin tinggi seiring bertambahnya
usia. Berita bagusnya, kini semakin banyak wanita yang berhasil mengatasi penyakit ini, berkat
deteksi dini dan pengobatan yang lebih baik.
Hal yang perlu diketahui mengenai pemeriksaan USG payudara dan mammografi yakni : Bila
usia dibawah 25 tahun dilakukan pemeriksaan USG payudara saja.Tidak dianjurkan mammografi
karena gambaran mammografi kurang informative yang disebabkan oleh karena jaringan
fibroglandularnya masih padat sehingga gambaran mammografinya putih ( Opaque ). Sehingga
susah untuk mendeteksi kelainan payudara. Untuk usia 25-34 tahun dilakukan USG payudara
1
dan pemeriksaan mammografi jika diperlukan saja. Untuk usia di atas 35 tahun diutamakan
mammografi dan pemeriksaan USG sebagai konfirmasinya.
Kelainan berupa lesi pada payudara dibagi dalam dua kategori besar, yaitu kelainan
payudara jinak dan kelainan payudara ganas.Kedua kelainan ini bisa terdeteksi dengan baik pada
USG.
Kelainan payudara jinak meliputi kista, fibroadenoma, Lipoma, Abses, Galaktokel,
Hematoma, Papiloma intraduktal, Mammary dysplasia, gikenomastia.
Sedangkan kelainan payudara ganas, dibagi dalam dua klasifikasi, yang berbatas tegas
dan berbatas kabur.
Sehubungan dengan ‘screening payudara’ tahap awal, dengan penulis mencoba untuk
membahas lebih dalam, tentang kista, fibroadenoma, dan keganasan payudara. Karena menurut
pengamatan penulis tiga kelainan patologis banyak terjadi di tempat penulis melakukan
pengamatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI PAYUDARA
Sono- Anatomi payudara normal
Gambaran USG pada struktur jaringan utama payudara :
1. Kulit :
Jaringan kulit akan tampak sebagai garis yang ekogenik dengan ketebalan antara 0,5
– 2mm
2. Papila :
Daerah papilla terdiri dari banyak jaringan ikat sehingga dapat memberikan gambaran
bayangan akustik.Pada daerah papilla dan areolar dapat dijumpai adanya duktus
lactiferous, dengan diameter 2 – 8 mm.
Daerah Kulit dan papilla disebut sebagai “Premammary Zone”
3. Lemak subkutaneus
Jaringan lemak ini terletak di bawah kulit dan banyaknya jaringan lemak ini
bervariasi tergantung pada umur dan jumlah paritas. Jaringan lemak ini akan tampak
sebagai struktur hipoekoik oval dan sering terlihat dibatasi oleh simpai ekogenik yang
mewakili ligamentum cooperi.
4. Lapisan fibroglandular
Jaringan parenkim ini terletak di bawah jaringan lemak subkutan, terlihat sebagai
suatu struktur yang mempunyai ekogenitas di atas jaringan lemak
Lemak subkutan dan lapisan fibroglandular di sebut sebagai “ mammary zone “
5. Otot pektoralis
Struktur ini terlihat sebagai suatu pita hipo- ekoik yang terletak diatas bayangan iga
dan berjalan sejajar dengan kulit.
6. Iga
Sebagian besar dinding toraks bagian lateral terdiri dari tulang – tulang iga oleh
karena itu akan tampak ekogenik dengan bayangan akustik posterior sedangkan
3
bagian medial terdiri dari jaringan rawan iga yang akan tampak hipo-ekoik oval
dengan eko – internal yang homogen.
Otot pektoralis dan iga disebut sebagai “Retromamary zone”
Gambar 1. Anatomi payudara. Sumber : Imaging anatomi ultrasound, edit by Enil T Ahuja, 2007
Gambar 2 : Zona anatomi pada payudara. Sumber : Imaging anatomi ultrasound, edit by Enil T Ahuja, 2007
Gambar 3. Sono- anatomi payudara normal, wanita umur 21 tahun.FG = fibro glandular, C = iga, OP= otot pektoralisSumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes
4
Gambar 4 . duktus lactiferous terlihat sebagai struktur hipoekhoik tubuler yang menuju papillaSumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes
B. INDIKASI PEMERIKSAAN
Indikasi utama pemeriksaan USG payudara adalah untuk menilai suatu lesi , yang
karena keterbatasan dalam pemeriksaan klinis atau mamografi.
Kelainan payudara yang biasa terjadi adalah :
1. Adanya benjolan pada payudara
2. Adanya rasa tidak enak terus menerus pada payudara
3. Pengeluaran cairan yang tidak normal, dari putting susu terutama berwarna merah
4. Bila tampak kelainan pada payudara terutama seperti kulit jeruk
5. Bila ada pembesaran kelenjar bawah ketiak yang meragukan
6. Pada penderita dengan “ cancer phobia “
C. PEMILIHAN PESAWATJenis tranduser yang dipakai adalah berfrekuensi 5 – 11 MHz, tipe real-time linier
scanner.
Atur TGC ( Time Gain Compensation ), focus,depth, overall gain untuk mendapatkan
hasil gambar yang baik.
5
D. TEKNIK SKENING
1. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi penderita terlentang dengan ganjal pada bahu
sisi payudara yang akan diperiksa, lengan ipsilateral ditaruh di belakang kepala
dengan maksud agar daerah payudara yang akan diperiksa menjadi lebih luas dan
jelas.
2. Dilakukan skening sistematis, dimulai dari daerah kuadran superior ke daerah
kuadran inferior kemudian dari kuadran lateral kearah medial.
Gambar 5 . Skening pada daerah lateral superior. Sumber : Imaging anatomi ultrasound, edit by Enil T Ahuja, 2007
Gambar 6 : skening daerah medial superior Sumber : Imaging anatomi ultrasound, edit by Enil T Ahuja, 2007
3. Daerah selanjutnya, skening daerah retro papilla
6
Gambar 7 . Skening pada daerah retro papila Sumber : Imaging anatomi ultrasound, edit by Enil T Ahuja, 2007
Dilakukan pemeriksaan pada daerah aksila, untuk mengetahui adanya pembesaran pada kelenjar getah bening ( Lymp Node ).
Gambar 8. Scan daerah axilla.Sumber : Imaging anatomi ultrasound, edit by Enil T Ahuja, 2007
4. Dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
Gambar 9
Tehnik lainnya :
Dilakukan searah dengan putaran jam
7
Gambar 10
Gambar 11. Dua cara menilai lokasi lesi pada payudara. Pada payudara kanan jam 4 ada pada Lower inner Quadran ( LIQ ) , sedangkan pada payudara kiri ada pada Lower Outer Quadran ( LOQ )Sumber : Mammografi examination, Lange Q&A
E. INTERPRETASI HASIL PATOLOGI USG PAYUDARA
Ultrasonografi payudara dapat menghasilkan gambaran payudara dari berbagai
orientasi arah karena fleksibilitas alat yang digerakkan tangan untuk memeriksa seluruh
bagian payudara. Ultrasonografi payudara bila dibandingkan dengan mammografi
memiliki resolusi kontras yang lebih baik sehingga dapat dengan mudah membedakan
area normal dengan area cairan seperti gambaran kista namun ultrasonografi tidak
memiliki resolusi spatial sebaik mammografi sehingga tidak dapat memberikan
gambaran sedetail mammografi.
Ultrasonografi payudara juga tidak dapat digunakan untuk mencitrakan suatu
proses pengerasan (mikro kalsifikasi) dan deposit kalsium yang merupakan tanda awal
dari kanker payudara. Tetapi pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang
sangat penting untuk menilai stuktur lesi, lesi solid atau lesi kistik dapat dengan mudah
diidentifikasi dengan ultrasonografi payudara. Selain itu ukuran lesi dapat lebih akurat
8
dengan ultrasonografi. Pada gambaran mammografi dengan densitas fibroglandular yang
padat, ultrasonografi akan memberikan tambahan informasi dalam mengevaluasi struktur
payudara. Oleh karena itu pemeriksaan mammografi dan ultrasonografi payudara
bersifat saling melengkapi untuk mendapatkan diagnosis yang optimal pada kelainan
payudara.
Kista
Kista payudara adalah kelainan payudara jinak , sering dijumpai pada wanita usia antara
35- 50 tahun. Bisa berupa simple / tunggal, multiple / komplek, unilateral atau bilateral.
Dengan ultrasound, lesi berbentuk kista bisa terdeteksi dari ukuran 2mm, dan akurasi
diagnostiknya mencapai 100%.
Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bundar atau oval dengan
batas tegas dan teratur, an-ekoik, dan adanya penyengatan akustik posterior ( PAS )
Gambar 12. Kista. Sumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes
Gambar 13. Kista payudara pada mamogram
9
Fibroadenoma
Kelainan ini sering dijumpai pada wanita dengan usia di bawah 25 tahun dan
merupakan tumor solid jinak yang sering dijumpai pada semua usia. Fibroadenoma dapat
dijumpai sebagai kelainan yang soliter , hanya sebanyak 15-20% saja dijumpai multiple.
Gambaran USG fibroadenoma payudara adalah berbentuk bundar atau oval,
berbatas tegas dan teratur , hipo-okoik dengan eko- internal yag homogen.
Gambar 14.
Fibroadenoma. Tumor ini terlihat sebagai struktur bulat-oval berbatas tegas, teratur dengan eko-internal yang homogeny. Sumber :
Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes
Gambar 15.Sumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes
10
Ga
Gambar 16. Fibroadenama mamae (FAM ) Batas tegas, hipoekhoik , dengan eko internal didalamnya.
Keganasan payudara
a. Keganasan payudara dengan batas kabur ( tipe scirrhus )
Sebagian besar keganasan payudara yang dapat terdeteksi secara USG
mempunyai batas yang kabur. Hal ini disebabkan oleh Karena adanya infiltrasi
kanker payudara ke jaringan sekitarnya/ spiculated.
Tanda primer :
1. Bentuk : bervariasi dapat bundar, oval, berlobulasi atau tak teratur.
2. Batas : tidak teratur
3. Eko internal : lemah dan inhomegen
4. Bayangan akustik posterior : untuk sebagian besar kasus.
5. Mikrokalsifikasi : dapat dijumpai untuk sebagian besar kasus dengan diameter
lebih dari 1 cm.
11
Tanda sekunder :
1. Perubahan atau distorsi susunan anatomi normal jaringan payudara sekitar
tumor.
2. Penebalan/ kekakuan ligamentum cooperi.
3. Retraksi dan penebalan kutis
4. Perubahan/ distorsi jaringan lemak subkutis
Pada mamografi tipe kanker ini akan tampak sebagai suatu massa dengan densitas
tingga, berbatas tidak teratur atau mempunyai spikula, dapat berbentuk seperti
bintang ( stellata ) , dapat disertai adanya mikrokalsifikasi spesifik dan adanya tanda
sekunder, seperti : penebalan kutis, distorsi parenkim sekitar tumor atau pelebaran
vaskuler.
b. Keganasan payudara yang mempunyai batas jelas.
Kira- kira sebanyak 10% dari keganasan payudara dapat mempunyai gambaran
USG sepert tipe ini. Tipe ini sering menyebabkan kesulitan dalam diagnosis karena
gambarannya sangat mirip dengan tumor jinak seperti fibroadenoma.
Karena itu maka sangat perlu untuk mencari tanda- tanda sekunder yang mendukung
keganasan apabila berhadapan dengan gambaran USG seperti ini dan secara klinik
dicurigai adanya keganasan.
Pada mamografi keganasan tipe ini sering disalah artikan sebagai suatu tumor
jinak. Penting bagi sonografer untuk melihat lebih teliti mengenai batas tumor tersebut,
jika ada sebagian dari batas tumor yang kabur atau berkolaborasi maka kemungkinan
suatu keganasan tipe ini belum dapat disingkirkan.
12
Gambar 17 . Massa pada payudara. Spiculated border mengindikasikan karsinoma, sedang batas yang tegas mengindikasikan benign.
Sumber : Mammografi examination, Lange Q&A
Gambar 18. Karsinoma ada pada kategori birad 4 keatas. Sumber : Mammografi examination, Lange Q&A
Gambar 19. Sumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes
13
Gambar 20. Ny T, 75 th. Tampak massa dengan batas irregular, kemungkinan malignancy tidak dapat disingkirkan ( exp.Dr A Waris,SpRad).
Penggunaan “ Colour Doppler Ultrasound “ pada kelainan payudara
Tumor ganas payudara dengan ukuran beberapa millimeter saja akan merangsang
tumbuhnya pembuluh darah baru (neovaskularization). Pembuluh ini akan memasuki lesi
ganas payudara dari arah perifer dimana pada umumnya pembuluh dara ini berdinding
tipis serta tidak memiliki lapisan otot dan sering memperlihatkan pintasan arteri-vena (A-
V shunt).
Kesemuanya ini dapat dideteksi dengan penggunaan Doppler Ultrasound yang
akan memperlihatkan suatu peningkatan velositas aliran darah pada “Countinous Wave
Doppler”atau “Pulse Wave Doppler”. Pengalaman menunjukkan tidak mudah mendeteksi
aliran darah pada pembuluh darah kecil sekitar tumor payudara (“feeding artery”)bahkan
pembuluh darah didalam tumor itu sendiri (“tumour vessel”) kadang-kadang juga sulit
untuk dinilai.
Oleh karena itu para ahli akhir-akhir ini telah mencoba menggunakan “Colour
Doppler Ultrasound” ( CDUS ) guna mendeteksi dan menilai “Feeding Arteri” dan
“Tumour Vessel”. Menurut berbagai penyelidikan umumnya dijumpai peningkatan
Velositas aliran darah pada “tumour vessel” dan “feeding Arteri”. Jadi,penggunaan
CDUS dapat merupakan sarana yang penting dalam membantu membedakan suatu lesi
ganas dari suatu lesi jinak payudara.
14
Gambar 21. Pasien yang sama. Adanya neovaskularisasi pada CDUS dan nodul di daerah axilla mengindikasikan karsinoma
Gambar. Ny N,37 th,tampak massa , batas speculated, malignancy belum dapat disingkirkan ( exp dr Edwin M Hilman,SpRad)
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang bisa penulis ambil, bahwa Screening Payudara diperlukan untuk
mengetahui adanya kanker payudara sejak dini. USG payudara memegang peranan penting
dalam hal ini, karena adanya benjolan sekecil apapun tidak boleh dianggap remeh . Oleh karena
itu diperlukan pengetahuan yang cukup untuk dapat mendeteksi kelainan jinak payudara dalam
usaha mengurangi tindakan biopsy yang tidak perlu pada penderita.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Enil T Ahuja, Imaging anatomi ultrasound, 2007
2. Lange Q & A,Mammografi examination,
3. Makes Daniel, dr. Atlas Ultrasonografi dan mamografi, Jakarta
4. Sari Gando, Dra Silabus matkul USG, 2010
5. http://www.cancer.org
17
Recommended