View
249
Download
8
Category
Preview:
Citation preview
RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA
PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN
NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE)
AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
SKRIPSI
OLEH :
Ahmad Afif Mauludi
NIM : 1111101000051
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
i
RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA
PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN
NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE)
AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
SKRIPSI
OLEH :
Ahmad Afif Mauludi
NIM : 1111101000051
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, Juni 2016
Ahmad Afif Mauludi. NIM: 1111101000051
Rancangan Sistem Informasi Berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan
Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area
Ulubelu Lampung Tahun 2015-2016
201 Halaman+(xxii), 38 Tabel, 38 Bagan, 17 Gambar, 16 Lampiran.
ABSTRAK
Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss merupakan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berbasis perilaku yang penting untuk diterapkan pada
perusahaan untuk mencegah dan mengurangi kejadian kecelakaan. PT. Pertamina Geothermal
Energy (PT. PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu perusahaan pemanfaatan panas bumi
yang melaksanakan program tersebut. Dalam melaksanakan program tersebut secara manual,
PT PGE mengalami banyak masalah berhubungan dengan keakuratan dan kecepatan informasi
yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan Sistem informasi baru berbasis website untuk
menyelesaikan masalah dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Kegiatan penelitian dilakukan di PT. PGE Ulubelu pada bulan Mei 2015-Mei 2016 guna
membuat rancangan sistem informasi tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
operational reseach dengan pendekatan kualitatif. Pengembangan sistem dilakukan
menggunakan siklus hidup pengembangan sistem, yang terdiri dari investigasi, analisis dan
perancangan sistem. Investigasi sistem menggunakan analisis PIECES dan analisis sistem
dilakukan berdasarkan komponen sistem informasi berbasis komputer pada sistem lama dan
mencari kebutuhan pada sistem baru. Tehnik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
menggunakan beberapa cara, yaitu dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen.
Rancangan proses dibuat menggunakan DFD, sedangkan rancangan data menggunakan ERD.
Rancangan berbasis website dibuat dalam bahasa PHP dan Yii Framework, menggunakan
database MySQL dan Webserver Apache, dibantu dengan software Adobe Dreamweaver dan
Photoshop. Uji coba sederhana dilakukan untuk menguji kesesuaian fungsi rancangan yang
telah dibuat.
Perancangan sistem informasi berbasis website ini menghasilkan sebuah website yang
digunakan untuk membantu mempermudah pelaporan, mendapatkan informasi dan
pengambilan keputusan oleh manajemen terkait keselamatan kerja. Sistem informasi ini
memiliki keunggulan dapat memberikan informasi yang lebih akurat, cepat dan tepat dari
sistem sebelumya. Namun masih banyak pengembangan yang perlu dilakukan terkait fitur
dalam berbagai macam hal termasuk sistem pendukung pengambilan keputusan. Saran yang
diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Melanjutkan pengembangan sistem sampai
tahap implementasi dan pemeliharaan sistem, sehingga dapat diketahui dampak positif dari
sistem baru yang telah dirancang; 2. Melakukan perancangan website dengan
mengkombinasikan PHP bersama bahasa pemograman lain seperti JavaScript, C+++, Perl dan
bahasa pemograman lain untuk menghasilkan website dengan tampilan dan fungsi yang lebih
dinamis dan variatif.
Daftar bacaan: 81 (1970-2015)
Kata kunci: Sistem Informasi, Website, Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Program Observasi, Nearmiss, Laporan K3.
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
Thesis, June 2016
Ahmad Afif Mauludi. SIN: 1111101000051
Design of Website Based Information System on Occupational Safety Observation and
Nearmiss Reporting Programs in PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Ulubelu Area
Lampung Years of 2015-2016
201 Pages+(xxii), 38 Tables, 38 Charts, 17 Images, 16 Attachments.
ABSTRACT
Occupational safety observation and nearmiss reporting programs are Occupational Safety and
Health (OSH) programs based on behavior that necessary to be applied in every industry to prevent
and reduce accident at work. PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Ulubelu area is one of the
utilization industry of geothermal power that implements the programs. In implementing the
programs manually, PT. PGE experienced many problems that associated with the accuracy and
performance of information produced. Therefore, it is needed a new design of information system
based on website that can resolve the implementing issue and increase company’s competitiveness.
The research activities were conducted at PT. PGE Ulubelu area in May 2015 until May 2016 in
order to make the new information system design based on website. The researcher was conducted
the research using operational research with qualitative approach. This research is a system
development activity using a system life development cycle which consists of system investigation,
analysis and design activities. System investigation was conducted on the old information system
using PIECES analysis. System analysis was conducted using observation and analysis methods on
the old information system and the new information system requirements based on computer-based
information system components. The data collection techniques were interview, observation and
study of document methods in order to get the informations needed. New system process and data
designs were created using DFD and ERD. Website design was created using PHP and Yii
Framework with MySQL as the database management system and Apache as the webserver. The
design phase was supported by other applications, like Adobe dreaweaver and photoshop. For the
completion, a simple trial was conducted to test the compatibility of design functions.
This system information design activity produced a website to assisst the implementation of
reporting, information access and management’s decision making that associated with occupation
safety. This new information system can produce information better than old information system
(more accurate, fast and timely). However this new information system need some improvement,
especially in decision support system. Suggestions are given for future research: 1. Complete the
system development until the implementation system and maintenance system phases then anaylize
the results of system development that has been designed; 2. Design the website information system
using combination of PHP and any other programming languages like Javascript, C+++ or Perl to
create a website with more dynamics and variative functions and displays.
References: 81 (1970-2015)
Keywords: Information System, Website, Occupational Safety and Health, Observation Program,
Nearmiss Reporting, OSH Report
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
v
PENGESAHAN PANITIA SIDANG SKRIPSI
Penguji III,
NIP. 19760219 200710 1 002
vi
LEMBAR PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Srata Satu (S1) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentua nyang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2016
Ahmad Afif Mauludi
1111101000051
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ahmad Afif Mauludi
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Agustus 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 22 tahun
No. HP : +6281212210762
Alamat : Jl. Jambu I No. 23 B, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan –
Banten 1541
E-mail : aafifmauludi@gmail.com
Riwayat Pendidikan:
1. TKIT Aulia Bintaro Jaya : 1996 - 1997
2. RA Salman ITB Ciputat : 1997 - 1999
3. Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta : 1999 - 2005
4. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta : 2005 - 2008
5. SMAN 68 Jakarta : 2008 - 2011
6. S1 Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta : 2011 - sekarang
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tulisan ini kupersembahankan untuk Kedua Orang Tuaku.
.
.
.
Seluruh Keluarga dan Sahabatku.
.
.
.
In memoriam Hasanah Putri (Nov’1993-Des’2015).
.
.
.
dan kamu di masa depan.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM
OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN NEARMISS DI PT
PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG
TAHUN 2015-2016.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik teknis
maupun materi mengingat akan kemampuan penulis yang belum mencapai
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan bagi
penulis demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,
khususnya kepada :
1. Kedua Orang Tuaku, Arif Darmawan dan Sri Lintang Rosi Aryani, serta seluruh
keluarga yang telah mendoakan, memberikan kesempatan dan semangat dalam
proses penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Riastuti Kusuma Wardani, S.KM., M.KM, selaku dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Dewi Utami Iriani, Ph.D, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini
x
6. Kepada seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama Ibu Catur
Rosidati, S.KM, M.KM, Ibu DR. Iting Shofwati, S.T., M.KKK, Bapak Aang
Subiyakto, M.Kom, selaku penguji sidang yang memberikan banyak masukan
yang membangun untuk meningkatkan kualitas skripsi ini.
7. Bapak Jatmiko Prio Atmojo selaku Peneliti bidang Geothermal di PT. Pertamina
Persero dan Bapak Wilmar Napitupulu selaku Manager HSSE di PT. Pertamina
Geothermal Energy (PT. PGE) yang telah membantu memberikan izin, saran dan
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Widodo Suwanto selaku Manager Fungsi HSSE PT. PGE Area Ulubelu,
Lampung.
9. Bapak Febriardi, Bapak Agung Galunggung, Bapak Andri dan Ibu Karinta Utami
selaku Pengawas Fungsi HSSE dan Seluruh staff PT. PGE Area Ulubelu,
Lampung yang telah banyak memberikan informasi, ilmu, saran dan masukan
dalam skripsi ini.
10. Faris Muhammad Z., Ruditho Priyandi, Meitama Arief B., Ridanti Lenggo Geni
dari “Bukan 5cm”. Galih Trias Farobi, Ausof Ali Athiyah, Mukti Arif, Widyanfri
WPS, Nida Karima, dari “AUO”. Sukma Mardhiyah P., Ikna Qonita, Niekha
Zoelienna Ilyas dari “Saturn” selaku sahabat dan teman seperjuangan.
11. Rekan-rekan All About Safety, Situ Gintung Jogging Club, NoTC, 9cm,
Persekutuan Pengendalian Tembakau Tangerang Selatan, Dreamdelion Sehat dan
berbagai komunitas lain.
12. Rekan-rekan mahasiswa/i kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
13. Rekan-rekan kerja di PT. AWT dan PT. GMI yang mendukung dan memberikan
kesempatan untuk terus melanjutkan skripsi ini.
14. Kepada teman lainnya yang turut menyemangati dan mendoakan dalam
penyelesaian skripsi ini yang tentunya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat menjadi skripsi yang bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran serta pencerahan khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai, aamiin.
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv
PENGESAHAN PANITIA SIDANG SKRIPSI .............................................................. v
LEMBAR PERYATAAN ............................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xix
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................ xx
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... xxi
DAFTAR SIMBOL ...................................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 8
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................................ 9
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 9
1. Tujuan Umum .................................................................................................... 9
2. Tujuan Khusus ................................................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 10
xii
1. Bagi Peneliti ..................................................................................................... 10
2. Bagi Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ...................................... 10
3. Bagi PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu ................. 11
F. Ruang Lingkup .................................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 13
A. Observasi Keselamatan Kerja .............................................................................. 13
B. Pelaporan Nearmiss ............................................................................................. 16
C. Sistem Informasi .................................................................................................. 19
D. Website ................................................................................................................ 37
E. Kerangka Teori .................................................................................................... 44
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ............................................ 46
A. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 46
B. Definisi Istilah ..................................................................................................... 49
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................. 51
A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 51
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................... 51
C. Metode Penelitian ................................................................................................ 51
1. Metode Investigasi dan Analisis Sistem .......................................................... 52
2. Metode Perancangan Sistem ............................................................................ 57
BAB V HASIL ............................................................................................................... 59
A. Gambaran Umum PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu ................. 59
1. Profil Perusahaan ............................................................................................. 59
2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................................ 60
3. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................................... 61
4. Proses Produksi Perusahaan ............................................................................. 62
xiii
5. Program K3 Perusahaan ................................................................................... 62
B. Hasil Penelitian .................................................................................................... 66
1. Karakteristik Informan ..................................................................................... 66
2. Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama ........................................................ 67
3. Hasil Analisis Sistem Informasi ...................................................................... 74
4. Rancangan Sistem Informasi Baru................................................................... 99
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................ 147
A. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 147
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................. 148
1. Pembahasan Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama ................................. 148
2. Pembahasan Hasil Analisis Sistem Informasi ............................................... 159
3. Pembahasan Hasil Rancangan Sistem Informasi Baru .................................. 172
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 192
A. Simpulan ............................................................................................................ 192
B. Saran .................................................................................................................. 194
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 196
LAMPIRAN ................................................................................................................. 201
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Observasi Keselamatan Kerja ................................................................................ 14
Tabel 2.2 Perbandingan Model Waterfall, Spiral dan Prototipe ......................................................... 34
Tabel 2.3 Spesifikasi Minimum Komputer ............................................................................................ 44
Tabel 2.4 Spesifikasi Minimum Smartphone ........................................................................................ 44
Tabel 3.1 Definisi Istilah .......................................................................................................................... 49
Tabel 4.1 Informan Penelitian ................................................................................................................. 53
Tabel 4.2 Pengumpulan data ................................................................................................................... 54
Tabel 4.3 Daftar Dokumen ...................................................................................................................... 55
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik .................................................................................................................. 56
Tabel 4.5 Triangulasi Sumber ................................................................................................................. 56
Tabel 5.1 Karakteristik Informan ........................................................................................................... 67
Tabel 5.2 Analisis Sistem Informasi Lama berdasarkan Aspek Performa, Informasi, Ekonomi,
Kontrol, Efisiensi dan Servis .................................................................................................. 67
Tabel 5.3 Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama ............................................................................ 74
Tabel 5.4 Sumber Daya Manusia pada Sistem Baru ............................................................................. 77
Tabel 5.5 Spesifikasi Minimum Perangkat Komputer .......................................................................... 79
Tabel 5.6 Spesifikasi Minimum Perangkat Laptop ............................................................................... 79
Tabel 5.7 Spesifikasi Minimum Perangkat Smartphone ...................................................................... 80
Tabel 5.8 Rumus Keluaran Sistem Informasi Baru Berbasis Website ................................................ 89
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru ........................................................ 91
Tabel 5.10 Administrasi Akun ............................................................................................................... 110
Tabel 5.11 Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja ................................................................. 110
Tabel 5.12 Pengisian Laporan Nearmiss .............................................................................................. 110
Tabel 5.13 Pencarian Laporan .............................................................................................................. 111
Tabel 5.14 Jenis Rancangan Output Sistem Baru ............................................................................... 116
Tabel 5.15 Hasil Uji Coba Proses Administrasi Akun ........................................................................ 144
xv
Tabel 5.16 Hasil Uji Coba Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja ....................................... 144
Tabel 5.17 Hasil Uji Coba Pengisian Laporan Nearmiss ................................................................... 145
Tabel 5.18 Hasil Uji Coba Pencarian Laporan .................................................................................... 146
Tabel 6.2 Perbandingan Data pada Sistem Lama dan Sistem Baru .................................................. 159
Tabel 6.3 Perbandingan Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama dan Sistem Baru ................... 160
Tabel 6.4 Perbandingan Perangkat Keras Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru ... 162
Tabel 6.5 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Komputer
pada Sistem Informasi Baru ................................................................................................. 163
Tabel 6.6 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat
Laptop/Notebook pada Sistem Informasi Baru .................................................................. 164
Tabel 6.7 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat
Smartphone pada Sistem Informasi Baru ........................................................................... 165
Tabel 6.8 Perbandingan Perangkat Lunak Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru .. 166
Tabel 6.9 Perbandingan Jaringan Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru ................ 167
Tabel 6.10 Perbandingan Output Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru .................. 170
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Perilaku Tidak Aman, Kondisi Tidak Aman, Kejadian Nearmiss dan Kecelakaan......... 18
Bagan 2.2 Hubungan Data & Informasi ................................................................................................. 20
Bagan 2.3 Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer ............................................................... 22
Bagan 2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Royce, 1970) ............................................................. 27
Bagan 2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem, Metode Spiral .......................................................... 29
Bagan 2.6 Siklus hidup pengembangan sistem model prototipe .......................................................... 30
Bagan 2.7 Siklus Hidup Perkembangan Sistem ..................................................................................... 31
Bagan 2.8 Kerangka Teori ....................................................................................................................... 45
Bagan 3.1 Kerangka Pikir ....................................................................................................................... 48
Bagan 5.1 Struktur Organisasi PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015................................................... 61
Bagan 5.2 Proses Produksi PT. PGE Area Ulubelu............................................................................... 62
Bagan 5.3 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan
Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang sedang berjalan. ................................................. 83
Bagan 5.4 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan
Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang akan dirancang .................................................. 86
Bagan 5.5 Format Input “login” ........................................................................................................... 101
Bagan 5.6 Format Input “pendaftaran pengguna baru” ................................................................... 102
Bagan 5.7 Format Input “fomulir observasi keselamatan kerja” ...................................................... 103
Bagan 5.8 Format Input “fomulir nearmiss” ...................................................................................... 104
Bagan 5.9 Format Input “fomulir tindak lanjut” ................................................................................ 105
Bagan 5.10 Format Input “pencarian laporan” ................................................................................... 105
Bagan 5.12 Diagram Konteks Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan dan Pelaporan
Nearmiss berbasis website .................................................................................................... 107
Bagan 5.13 Diagram Nol Sistem Informasi Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss
berbasis website di PT. PGE Area Ulubelu ......................................................................... 109
Bagan 5.14 Diagram detail proses 1 (Administrasi akun)................................................................... 112
xvii
Bagan 5.15 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja) ................... 113
Bagan 5.16 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Laporan Nearmiss) ................................................ 115
Bagan 5.17 Diagram Detail Proses 4 (Pencarian Laporan) ................................................................ 116
Bagan 5.18 Format Ouput “informasi registrasi” ............................................................................... 117
Bagan 5.19 Format Ouput “hasil observasi kelamatan kerja” ........................................................... 118
Bagan 5.20 Format Ouput “laporan nearmiss” ................................................................................... 118
Bagan 5.21 Format Ouput “laporan tindak lanjut” ............................................................................ 119
Bagan 5.23 Format Ouput “hasil rangkuman” ................................................................................... 120
Bagan 5 24 Format Ouput “laporanku” ............................................................................................... 121
Bagan 5.25 Diagram ERD Sistem Baru ................................................................................................ 122
Bagan 5.26 Bentuk Tidak Normal......................................................................................................... 124
Bagan 5.27 Bentuk Normalisasi Tahap Pertama (1st NF) ................................................................... 125
Bagan 5.28 Bentuk Normalisasi Tahap Kedua (2nd NF) ...................................................................... 126
Bagan 5.29 Bentuk Normalisasi Tahap 3rd NF ................................................................................... 127
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Peta Lokasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) .................................... 60
Gambar 5. 2 Nearmissbox dan komputer di PT. PGE Area Ulubelu ................................. 76
Gambar 5.3 Tampilan Database Sistem Informasi pada Program Observasi Keselamatan
Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website. .......................................... 130
Gambar 5.4 Halaman Utama “Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan
Nearmiss Berbasis Website” .............................................................................. 131
Gambar 5.5 Halaman “Pendaftaran Pengguna Baru” ........................................................ 132
Gambar 5.6 Halaman “Informasi Registrasi” ...................................................................... 133
Gambar 5.7 Halaman “Verifikasi Akun” ............................................................................. 133
Gambar 5.8 Halaman “Login” ............................................................................................... 134
Gambar 5.9 Halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja” ..................................... 135
Gambar 5.10 Halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja” ............................... 136
Gambar 5.11 Halaman “Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja” ......................... 137
Gambar 5.12 Halaman “Formulir Nearmiss” ...................................................................... 138
Gambar 5.13 Halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss” .................................................. 139
Gambar 5.14 Halaman “Tindak Lanjut Laporan Nearmiss” ............................................. 140
Gambar 5. 15 Pencarian Laporan ......................................................................................... 141
Gambar 5. 16 Rangkuman Laporan .................................................................................... 142
Gambar 5. 17 Laporanku ....................................................................................................... 143
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Permohonan Menjadi Informan ........................................................... xxii
Lampiran 2: Lembar Persetujuan Menjadi Informan ....................................................... xxiii
Lampiran 3: Pedoman Wawancara ...................................................................................... xxiv
Lampiran 4: Pedoman Observasi .......................................................................................... xxx
Lampiran 5: Pedoman Telaah Dokumen ............................................................................ xxxii
Lampiran 6: Kartu Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ................ xxxiv
Lampiran 7: Surat Perizinan Melakukan Penelitian ......................................................... xxxv
Lampiran 8: Matriks Hasil Wawancara ............................................................................ xxxvi
Lampiran 9: Hasil Observasi ................................................................................................. xliv
Lampiran 10: Hasil Telaah Dokumen ................................................................................... xlvi
Lampiran 11: Perangkat-perangkat Sistem Informasi Lama........................................... xlviii
Lampiran 12: Kebutuhan Perangkat-perangkat Sistem Informasi Baru .......................... xlix
Lampiran 13: Bahasa Pemograman Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan
Kerja dan Pelaporan Nearmiss ................................................................................................... l
Lampiran 14: Database Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan
Pelaporan Nearmiss ................................................................................................................. lvii
Lampiran 15: Petunjuk Penggunaan Perangkat Lunak Program Observasi Keselamatan
Kerja dan Pelaporan Nearmiss ................................................................................................ lix
Lampiran 16: Dokumentasi Pribadi ...................................................................................... lxvi
xx
DAFTAR SINGKATAN
APD = Alat Pelindung Diri
DBMS = Database Management System
DFD = Data Flow Diagram
ERD = Entity-Relation Diagram
HTML = Hyper-Text Markup Language
INTERNET = International Network
K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PHP = PHP Hypertext Preprocessor
PIC = Person In Charge
PJ Program = Penanggung Jawab Program
PT. PGE = PT. Pertamina Geothermal Energy
SMK3 = Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
SDLC = System Development Life Cycle/ Siklus Hidup Pengembangan Sistem
SQL = Structured Query Language
UIN = Universitas Islam Negeri
xxi
DAFTAR ISTILAH
Checklist = Lembar periksa
Database = Basis data/tempat penyimpanan
Hardware = Perangkat Keras
Incident = Nearmiss/Hampir Celaka
Input = Masukan
Interface = Penghubung
Nearmiss = Hampir celaka
Observer = Pengamat
Output = Keluaran
Proccess = Proses/Pengolahan
Software = Perangkat Lunak (Aplikasi Komputer)
User Interface = Penghubung antar mesin dengan pengguna
xxii
DAFTAR SIMBOL
DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
Model : Gane-Sarson
No Simbol Keterangan
01 Entitas Luar
Merupakan sumber atau tujuan aliran data atau ke
sistem
02 Proses
Proses atau fungsi yang mentransformasikan data
secara umum
03 Aliran Data
Menggambarkan aliran data dari suatu proses ke
proses lainnya
04
Data store
Merupakan komponen yang berfungsi untuk
menyimpan data atau file
ENTITY-RELATION DIAGRAM (ERD)
No Simbol Keterangan
01 Entitas
Suatu objek yang dapat didefinisikan dalam
lingkungan pemakai
02 Atribut
Elemen dari entitas yang berfungsi mendeskripsikan
karakter dari entitas
03 Relasi
Menggambarkan hubungan diantara sejumlah entitas
yang berbeda
04 Garis
Merupakan penghubung antar relasi dengan entitas,
entitas dengan atribut maupun relasi dengan atribut,
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program observasi keselamatan kerja merupakan bagian dari program
keselamatan berbasis perilaku yang muncul pada tahun 1980-an dan
berkembang mulai tahun 1990-an. Sebelum tahun 1990 hanya 45 perusahaan
yang menerapkan, namun pada pertengahan tahun 1990-an penerapan telah
dilakukan lebih dari 400 perusahaan diberbagai negara, termasuk Amerika
Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Filipina, Puerto Rico, Jamaica, Suriname
dan Mexico (Krause, 1997). Penerapan program berbasis perilaku yang terkenal
adalah DuPont STOP Program, Safety Performance Solutions (SPS) dan
Behavioral Science Technology (BST). Program observasi keselamatan
merupakan program yang banyak dikembangkan oleh DuPont dalam DuPont
STOP Program (Byrd, 2007). Dalam penerapan program observasi, perusahaan-
perusahaan di Indonesia mengadopsi program yang dikembangkan oleh DuPont,
menggabungkan program-program tersebut atau merancang sendiri program
sejenis dengan menggunakan prinsip-prinsip program berbasis perilaku dan
disesuaikan dengan iklim dari perusahaan.
Program observasi keselamatan kerja, yang disebut juga program
pengamatan perilaku dan kondisi tidak aman, merupakan program keselamatan
kerja yang dapat diterapkan untuk menurunkan angka kecelakaan dengan
2
mengendalikan penyebab langsung kecelakaan (Gunawan, 2013). Hal tersebut
dibuktikan bahwa beberapa perusahaan yang mengimplementasikan program
observasi keselamatan kerja, mengalami penurunan rata-rata accident rate
sebesar 26% dari tahun sebelumnya. Penurunan accident rate tersebut lebih
besar dibanding program berbasis perilaku lainnya seperti program dari BST,
yaitu BAPP (Behavioral Advance Performance Process) technology yang
menurunkan accident rate sebesar 25% dan program “DO-IT” (Define, Observe,
Intervene, and Test) dari SPS, yang menurunkan accident rate sebesar 22%
(Byrd, 2007). Penerapan observasi perlu dilakukan sehingga pihak manajemen
dapat menganalisis sebab munculnya perilaku dan kondisi tidak aman tersebut
sehingga dapat memiliki kesempatan untuk memperbaiki kekurangan sistem
sebelum timbul kasus yang lebih parah (Gunawan, 2013).
Bird dan Germain (1990) mengkategorikan “perilaku dan kondisi tidak
aman” serta nearmiss, menjadi hal yang dapat dipelajari untuk mencegah
kecelakaan tanpa harus menunggu adanya kejadian kecelakaan. Dalam sumber
lain, perilaku dan kondisi tidak aman sangat berhubungan erat dengan nearmiss
atau kejadian hampir celaka (Heni, 2011). Menurut Heni (2011) dalam accident
triangle ratio, diperlihatkan bahwa setiap 50.000 – 100.000 perilaku dan kondisi
tidak aman akan mengakibatkan 5.000-10.000 nearmiss atau kejadian hampir
celaka, 500-1.000 cedera ringan, 50-100 cedera berat dan satu kali kecelakan
fatal. Perilaku dan kondisi tidak aman serta kejadian nearmiss disebut juga
dengan “accident precursor”, yaitu hal yang dapat mengindikasikan
kemungkinan akan terjadinya kecelakaan (Gnoni dkk., 2013). Oleh karena itu
3
dalam penerapannya untuk mencegah kejadian kecelakaan, program observasi
keselamatan kerja tidak terpisahkan dari pelaporan nearmiss.
Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada perusahaan
bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan yang
sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012). Dengan mengurangi angka kejadian
nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari kecelakaan (Jones,
Kirchsteiger dan Bjerke, 1999). Program observasi keselamatan kerja dan
pelaporan nearmis, merupakan program yang mengikutsertakan peran pekerja,
sehingga efektif untuk meningkatkan kepedulian dan perilaku pekerja terhadap
penerapan bekerja secara aman dengan senang hati dan sukarela (Gunawan,
2013). Keikutsertaan pekerja untuk mengendalikan penyebab kecelakaan tidak
hanya dapat menanggulangi penyebab langsung dari kecelakaan, namun dapat
pula sekaligus menanggulangi penyebab tidak langsung dan menciptakan
budaya keselamatan kerja yang baik (Heni, 2011). Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak perusahaan
menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer untuk mendukung
sistem informasi pelaksanaan program K3 (Putri, Santoso dan Choiri, 2014).
Sistem informasi manajemen berbasis komputer dibutuhkan oleh perusahaan
untuk mendapatkan akses langsung terhadap informasi yang cepat, tepat dan
akurat sehingga pihak manajemen dapat melakukan pengambilan keputusan
yang akurat tepat pada waktunya, menurunkan biaya manajemen dan hirarki
dalam pekerjaan menjadi lebih efisien (Laudon dan Laudon, 2012). Sejalan
dengan hal tersebut, penelitian sebelumnya tentang perancangan sistem
4
informasi K3 oleh Putri, Santoso dan Choiri (2014) menunjukkan bahwa
pengelolaan K3 menggunakan sistem informasi berbasis komputer dapat
meningkatkan kinerja pengelolaan informasi, kualitas informasi, kontrol data,
efisiensi dan pelayanan serta menurunkan biaya administrasi. Sistem informasi
yang sering digunakan pada saat ini secara umum adalah sistem informasi
berbasis website, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatkan jumlah website
serta penggunaan internet dunia dan juga Indonesia yang terus bertambah setiap
tahunnya.
Peningkatan jumlah website dunia 67% pada tahun 2011; 101% pada tahun
2012; dan 44% pada tahun 2014. Sedangkan peningkatan pengguna internet di
dunia yaitu, 29,4% penduduk pada tahun 2010; 32,5% pada tahun 2011; 35,5%
pada tahun 2012; 37,9% pada tahun 2013; dan 40,4% pada tahun 2014.
Peningkatan di pengguna Indonesia sendiri yaitu 10,92% penduduk pada tahun
2010; 12,28% pada tahun 2011; 15,36% pada tahun 2012; 15,52% pada tahun
2013; dan 16,72% pada tahun 2014 (Internet Live Stats, 2015a;b). Indonesia
menempati urutan ke-13 dari 198 negara pengguna internet pada tahun 2014
(Internet live Stats, 2015).
Sistem informasi berbasis website memiliki keuntungan dengan file dan
basis data (database) yang terpusat dan hanya memerlukan instalasi di server
sehingga mudah dalam melakukan proses perawatan dan pemutakhiran (update).
Selain itu penggunaan website mudah diakses dari jarak jauh (internet) dengan
menggunakan browser, sehingga tidak harus melalukan instalasi terlebih dahulu
pada semua perangkat keras yang ingin digunakan (ESSII TECH, 2014).
5
Penggunaan website dapat memudahkan pihak pengambil keputusan untuk
mengakses informasi yang mutakhir dimana saja dan kapan saja. Pelaksanaan
program K3 dengan sistem informasi berbasis website dapat dilaksanakan
disemua perusahaan, tidak terkecuali pada perusahaan panas bumi.
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis risiko, PT Pertamina Geothermal
Energy (PT. PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu perusahaan panas bumi
yang memiliki risiko tinggi sehingga berpotensi untuk terjadinya kecelakaan
kerja (Alfiah, 2012). PT. PGE Area Ulubelu memiliki kategori insiden yang
dibagi menjadi lima berdasarkan hirarki, yaitu kondisi tidak aman dan perilaku
tidak aman, nearmiss, first aid, accident dan fatality Berdasarkan Laporan
kejadian kecelakaan kerja (insiden) di PT PGE tahun 2013, diketahui bahwa
terdapat 28 kondisi tidak aman, 13 perilaku tidak aman, tiga nearmiss dan dua
first aid (PT PGE Ulubelu, 2014). Dari laporan tersebut diketahui bahwa
terdapat dua insiden yang masuk dalam kategori first aid, dimana kategori
tersebut mendekati kategori accident atau kecelakaan. Dalam rangka
mempertahankan tujuan pengelolaan K3 di PT. PGE Area Ulubelu yaitu zero
accident, diperlukan adanya usaha pengendalian terhadap penyebab kecelakan
agar tidak terjadi kejadian yang lebih parah. Dalam rangka mencegah kejadian
kecelakaan tersebut PT. PGE Area ulubelu menerapkan program observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di area kerjanya.
PT. PGE Area Ulubelu menerapkan program observasi keselamatan kerja &
pelaporan nearmiss yang diadaptasi dari kategori perilaku dan kondisi tidak
aman oleh Bird dan Germain (1990). PT. PGE Area Ulubelu memiliki kebijakan
6
untuk menggunakan metode manual yang memanfaatkan media kartu untuk
menerapkan program observasi keselamatan kerja & pelaporan nearmiss. Kartu
tersebut diletakkan pada berbagai tempat di masing-masing fungsi sehingga
pengguna dapat mengambil kartu, mengisi kartu tersebut dan memasukan kartu
tersebut pada kotak yang terdapat didekat tempat pengambilan kartu. Kartu terisi
yang berada dikotak dikumpulkan secara berkala seminggu. Pada beberapa
kasus, terdapat laporan yang langsung ditindak lanjuti atau dilakukan kegiatan
perbaikan. Data-data yang telah dikumpulkan akan diolah menjadi informasi
yang akan dicantumkan dalam laporan K3 setiap bulannya.
Berdasarkan pengamatan pada studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
Januari-Februari 2015 melalui wawancara dengan staff HSSE dan Observasi,
peneliti mendapatkan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam
pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT.
PGE Area Ulubelu. Kekurangan tersebut terdapat baik pada masukan, proses
maupun keluaran. Kekurangan yang terdapat pada masukan, yaitu banyak data
yang tidak dapat diserap dengan baik yang dapat mengurangi akurasi data. Hal
ini disebabkan antara lain oleh pengguna yang tidak tahu bagaimana
mendapatkan kartu program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss, kartu yang habis ketika dibutuhkan, maupun tidak mengembalikan
hasil masukan tersebut ketempat yang tepat. Dalam proses terdapat kekurangan
yaitu pengelolaan data menjadi informasi yang lambat, kartu yang tidak kembali,
pengisian kartu yang tidak lengkap dan duplikasi data. Hal ini berpengaruh
7
terhadap keluaran informasi yang tidak akurat, tidak tepat dan tidak cepat
sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan yang dihasilkan.
Sejalan dengan fakta tersebut, Mulyanto (2009) menyatakan bahwa
terjadinya duplikasi data merupakan salah satu kesalahan fatal karena penerapan
sistem informasi dengan metode manual. Sistem informasi berbasis komputer
dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan pihak manajemen untuk
mengambil keputusan (Mulyanto, 2009). Selain karena terdapat masalah pada
sistem informasi yang telah diterapkan, pengembangan sistem informasi
berbasis komputer juga menjadi salah satu indikator yang diperlukan untuk
menghadapi persaingan bisnis yang berdaya saing dunia (Fatta, 2007). Hal
tersebut diperkuat dengan pemanfaatan sistem informasi berbasis komputer oleh
perusahaan di negara maju, seperti Amerika, Jepang, Australia, Jerman, Inggris
dan negara maju lainnya (Indrajit, 1999).
Penerapan keselamatan kerja dan teknologi sistem informasi merupakan
dua aspek persaingan yang dilakukan oleh perusahaan dengan daya saing
mendunia. PT. Pertamina Geothermal Energy, sebagai salah satu pemanfaatan
panas bumi yang memiliki daya saing dunia, dapat meningkatkan daya saing
dengan menerapkan Sistem informasi berbasis website untuk program
keselamatan kerja. Sistem informasi berbasis website dipilih karena kemudahan
dalam pengembangan, perawatan, pengguna yang semakin banyak, dan dapat
digunakan pada banyak perangkat keras. Pengembangan sistem informasi
berbasis website juga dipilih karena terdapat jaringan internet di sekitar area PT.
PGE Area Ulubelu untuk mengakses sistem informasi tersebut. Dari uraian yang
8
telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk mengembangkan sistem informasi
berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss di PT PGE Area Ulubelu Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara kepada staff HSSE
dan observasi, penerapan sistem informasi pada program observasi keselamatan
kerja dan pelaporan nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu
masih mengalami beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain adalah
pengumpulan data yang seringkali tidak lengkap dan manajemen data yang
lambat. Kekurangan pada masukan dan proses tersebut dapat berpengaruh
terhadap keluaran yang dihasilkan dari sistem informasi tersebut. Informasi yang
dihasilkan oleh sistem tidak akurat, tidak lengkap dan lambat, sehingga dapat
mengakibatkan pengambilan keputusan oleh manajemen yang tidak tepat pula.
Informasi akurat, lengkap dan tepat waktu dapat mendukung organisasi dengan
membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Dalam menghadapi persaingan bisnis, sebuah perusahaan berdaya saing dunia
harus selalu melakukan inovasi-inovasi agar tidak kalah bersaing dengan
perusahaan dunia lainnya. Dua aspek inovasi penting yang diterapkan oleh
perusahaan dengan daya saing dunia adalah Keselamatan Kerja dan Sistem
Informasi berbasis komputer. Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti bertujuan
untuk merancang sistem informasi berbasis website yang dapat mendukung
organisasi dalam pengambilan keputusan manajemen yang tepat dan dapat
bersaing dengan perusahaan lain dalam aspek keselamatan kerja dan teknologi.
9
C. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efiesiensi dan servis
dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan
pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu 2015?
2. Bagaimana gambaran sistem informasi lama dan kebutuhan sistem informasi
baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan
pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015?
3. Bagaimana merancang sistem informasi baru berbasis website pada program
observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
Tahun 2015?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Merancangan sistem informasi berbasis website pada program observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun
2015-2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hasil investigasi sistem informasi berdasarkan aspek
performa, informasi, ekonomi, kontrol, efiesiensi dan servis dari sistem
informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015.
10
b. Diketahuinya hasil analisis sistem informasi berupa gambaran sistem
informasi lama dan kebutuhan sistem informasi baru berbasis website pada
program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE
Area Ulubelu Tahun 2015.
c. Merancang sistem informasi baru berbasis website pada program observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun
2016.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah, peneliti dapat
mengembangkan kompetensi dan kemampuan yang telah didapatkan selama
ini di kampus. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadikan peneliti
sebagai salah satu orang yang berkontribusi secara positif di perusahaan.
Selain itu bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan berguna sebagai
referensi tambahan untuk melakukan penelitian terkait implementasi SMK3
melalui program K3, terutama program observasi keselamatan kerja dan
pelaporan nearmiss serta pengembangan sistem informasi dalam rangka
pengelolaan K3.
2. Bagi Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi prodi kesmas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah sebagai salah satu wadah penerapan ilmu yang
telah diberikan kepada mahasiswa melalui penelitian, salah satu pintu untuk
11
membuka kerjasama dengan instansi tempat penelitian dan sebagai tambahan
referensi dan kekayaan intelektual di perpustakaan.
3. Bagi PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu
Manfaat yang diharapkan bagi PT. PGE Area Ulubelu dalam penelitian ini
adalah sebagai salah satu upaya peningkatan berkelanjutan dalam rangka
menerapkan program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di perusahaan, terutama pada program observasi keselamatan kerja
dan pelaporan nearmiss serta berkontribusi dalam meningkatkan iklim dan
budaya keselamatan di perusahaan.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian studi operasional menggunakan
pendekatan kualitatif untuk merancang sistem informasi berbasis website
pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss di PT.
Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu Tahun 2015-2016.
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei 2015 sampai dengan Mei 2016.
Data didapatkan dengan cara observasi, wawancara dan telaah dokumen.
Penelitian ini merupakan pengembangan sistem yang terbatas pada
perancangan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan adalah
website karena memiliki kelebihan dalam penggunaan yang dapat diakses
dimana saja tanpa harus melakukan instalasi terlebih dahulu. Tujuan
perancangan sistem didapatkan dengan mengumpulkan informasi dari sisi
kinerja, kualitas informasi, ekonomi, pengendalian, efisiensi dan pelayanan
12
dari sistem informasi program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss yang telah berjalan di perusahaan. Perancangan sistem
menggunakan metodologi Siklus Hidup Pengembangan Sistem “Waterfall”
yang disusun oleh O’brien dan Marakas. Rancangan output dan input
menggunakan tabel dan diagram. Rancangan proses menggunakan Data Flow
Diagram (DFD). Database akan diterjemahkan dengan ERD (Entity-
Relation Diagram). Rancangan user interface (tampilan) dalam bentuk
website. Website akan dibuat dengan bahasa pemograman PHP (PHP
Hypertext Preprocessor) dengan bantuan Yii Framework, aplikasi
penyimpanan data (database) menggunakan MySQL dan web server
menggunakan Apache dalam sebuah aplikasi XAMPP.
Pengembangan sistem yang disusun oleh O’brien dan Marakas, terdiri dari
beberapa aktivitas, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, perancangan
sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem. Namun pada penelitian
ini, aktivitas pengembangan yang dilakukan terbatas hanya pada aktivitas
investigasi ssitem, analisis sistem dan perancangan sistem. Aktivitas
Implementasi dan perawatan sistem belum dapat dilakukan karena
keterbatasan waktu dan biaya penelitian. Walau aktivitas pengembangan
sistem yang dilakukan hanya sampai pada aktivitas perancangan sistem, hasil
rancangan berupa prototype akan tetap diuji coba secara sederhana untuk
mengetahui kesesuaian fungsinya.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Observasi Keselamatan Kerja
Observasi secara bahasa merupakan peninjauan secara cermat atau
mengamati sesuatu. Sedangkan keselamatan kerja merupakan aktivitas
pemeliharaan terhadap lingkungan kerja supaya bebas dari potensi bahaya
atau kejadian yang dapat mencederai pekerja (IAPA, 2007). Program
observasi keselamatan kerja adalah program pengamatan yang memiliki
tujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan serta mengenali perilaku
berisiko pada suatu tempat kerja (Hill dkk., 2015). Program keselamatan
kerja merupakan salah satu hal yang dapat diterapkan oleh perusahaan
sebagai upaya untuk melakukan pengelolaan keselamatan kerja di
lingkungannya (OHSAS 18001, 2007).
Penerapan observasi keselamatan kerja pada umumnya menggunakan
kartu yang berisi lembar periksa (checklist) sebagai media untuk
memudahkan pengamat (observer) menentukan kategori observasinya (tabel
2.1) (Pearlman, 2013). Namun seiring berjalannya teknologi, metode kartu
banyak digantikan oleh aplikasi perangkat lunak yang lebih menghemat biaya
(Yates, 2015; Luria dan Morag, 2011). Adapun aspek kategori observasi
keselamatan kerja secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu perilaku tidak
aman dan kondisi tidak aman (Bird dan Germain, 1990).
14
Tabel 2.1 Kategori Observasi Keselamatan Kerja
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Mengoperasikan peralatan tanpa
kewenangan
Barier atau pengaman yang tidak
memadai
Gagal memperingatkan Alat Pelindung Diri (APD) yang
tidak layak atau tidak memadai
Gagal untuk mengamankan Peralatan atau material yang cacat
Beroperasi dengan kecepatan yang
tidak tepat
Proses yang tersendat/macet
Membuat peralatan keamanan tidak
dapat digunakan
Sistem peringatan yang tidak
memadai
Melepas peralatan keamanan Bahaya api dan ledakan
Menggunakan peralatan yang cacat Housekeeping yang buruk, tempat
kerja yang berantakan
Menggunakan peralatan secara tidak
tepat
Kondisi lingkungan berbahaya (gas,
debu, asap, uap)
Gagal untuk menggunakan APD
dengan tepat
Paparan kebisingan
Mengangkut dengan tidak tepat Paparan radiasi
Salah menempatkan Paparan suhu tinggi atau rendah
Mengangkat dengan tidak tepat Pencahayaan yang kurang atau
berlebihan
Posisi yang salah untuk bekerja Ventilasi yang tidak memadai
Memperbaiki peralatan yang sedang
beroperasi
Bersenda gurau
Dibawah pengaruh alkohol atau
obat-obatan
(Sumber: Bird dan Germain, 1990)
Perilaku dan kondisi tidak aman merupakan dua variabel yang turut dinilai
dalam pelaporan kecelakaan kerja (Kementrian Tenaga Kerja RI, 1998)
Penerapan observasi keselamatan kerja dikembangkan berdasarkan prinsip
15
keselamatan kerja (National Association of Safety Professionals, 2014),
yaitu:
1. keselamatan adalah tanggung jawab moral,
2. keselamatan adalah budaya bukan sekedar program,
3. manajemen memiliki tanggung jawab paling besar dalam keselamatan
4. pekerja harus dilatih untuk bekerja scecara aman
5. selamat merupakan sebuah kondisi untuk bekerja
6. semua kecelakaan dapat dicegah
7. program keselamatan harus dirancang secara spesifik dengan audit
berkala dan tindakan perbaikan
8. keselamatan merupakan bisnis yang baik, dengan pengelolaan
keselamatan dapat mengurangi kompensasi akibat kecelakaan dan
kesakitan.
Observasi keselamatan kerja tidak hanya dilaksanakan oleh pihak
manajemen atau pengawas, namun dapat dilakukan oleh semua populasi
perusahaan termasuk melibatkan pekerja untuk menjadi pengamat (Luria dan
Morag, 2011). Beberapa manfaat program observasi keselamatan kerja
adalah (Reese dan Eidson, 2006):
1. Untuk mengukur efektivitas dari pelatihan dan kemampuan mendeteksi
pelanggaran dengan melihat penerapan observasi yang dilakukan.
2. Untuk mendeteksi terdapat atau tidaknya praktek kerja tidak aman dan
penggunaan alat pelindung diri yang kurang.
16
3. Sebagai sebuah cara supervisor untuk memahami pekerja dan bagaimana
praktek kerja dari pekerja tersebut dengan melakukan pengamatan dan
diamati.
4. Sebagai kesempatan yang baik untuk supervisor untuk menunjukan
bahwa tindakan keselamatan tidak hanya dituntut dengan hukuman,
namun juga dengan penghargaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan apresiasi baik fisik atau non-fisik kepada pekerja yang
melakukan observasi keselamatan dengan baik.
5. Mengarahkan pada perbaikan prosedur kerja dan perilaku kerja yang
lebih aman
B. Pelaporan Nearmiss
Nearmiss atau kejadian hampir celaka merupakan salah satu kategori
kecelakan yang tidak menimbulkan cedera, kerusakan atau kerugian apapun
(Friend dan Kohn, 2007). Nearmiss dikenal juga dengan istilah ‘incident’,
yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi dapat melukai manusia,
menimbulkan kerusakan pada alat dan berhentinya proses (IAPA, 2007). Dari
dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa nearmiss merupakan salah
satu jenis kecelakaan yang tidak menimbulkan adanya cedera dan kerugian
baik bagi pekerja maupun perusahaan. Sebuah contoh dari nearmiss adalah
ketika kegiatan perawatan terdapat kunci ingrris jatuh yang hampir mengenai
pekerja, pekerja tidak mendapatkan cedera dan kunci inggris serta lingkungan
tempat kunci inggris jatuh tidak mengalami kerusakan.
17
Pelaporan nearmiss merupakan usaha yang penting untuk dilakukan oleh
perusahaan. Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada
perusahaan bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami
kecelakaan yang sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012). Dengan mengurangi
angka kejadian nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari
kecelakaan (Jones, Kirchsteiger dan Bjerke, 1999). Pelaporan nearmiss yang
detail dapat merepresentasikan tujuan strategi manajemen risiko dalam
mengidentifikasi risiko lebih cepat dalam potensi yang kecil pada tempat-
tempat yang spesifik (Fabiano dan Currò, 2012). Pelaporan Nearmiss
merupakan salah satu hal yang diterapkan untuk memenuhi aspek pelaporan
internal pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Pemerintah RI, 2012). Menurut Nasional Safety Coucil (2013) terdapat
beberapa alasan mengapa perusahaan harus menerapkan sistem pelaporan
nearmiss, yaitu:
1. Untuk mendapatkan data yang cukup untuk melakukan analisa data, studi
korelasi, kecenderungan (trend) dan pengukuran kinerja (dengan
perkembangan penurunan nearmiss).
2. Menyediakan kesempatan bagi pekerja untuk “berpartisipasi”, sebagai
komponen dasar dalam keberhasilan suatu sistem manajemen
keselamatan.
18
3. Menciptakan budaya terbuka, dimana setiap orang berbagi dan
berkontribusi dalam bertanggung jawab terhadap keselamatan dirinya
sendiri dan teman kerjanya.
4. Dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja perusahaan terkait
keselamatan yang berimbang dengan indikator kinerja keselamatan
lainnya.
Hubungan perilaku dan kondisi tidak aman dengan kejadian nearmiss
dapat terlihat pada bagan di bawah ini:
Bagan 2.1 Perilaku Tidak Aman, Kondisi Tidak Aman, Kejadian
Nearmiss dan Kecelakaan.
(Sumber: Gnoni dkk., 2013)
Bagan diatas menjelaskan bahwa perilaku dan kondisi tidak aman serta
kejadian nearmiss merupakan suatu kejadian yang akan mengarahkan kepada
kejadian kecelakaan atau disebut dengan accident precursor (Gnoni dkk.,
2013).
Accident Precursor
Perilaku Tidak Aman Kejadian Nearmiss
Kondisi Tidak Aman
Waktu
Kecelakaan
19
C. Sistem Informasi
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah sebuah set dari elemen-elemen, entitas-entitas atau
komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuannya
(Stair dan Reynolds, 2010). O'Brien dan Marakas (2010) mendefinisikan
sistem sebagai sebuah set dari entitas yang saling berhubungan, mempunyai
batasan yang jelas, bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan menerima
masukan dan menghasilkan keluaran dalam sebuah proses perubahan yang
terorganisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, sistem merupakan suatu
perangkat yang memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui mekanisme
masukan, proses dan keluaran yang dihasilkan oleh entitas-entitas yang saling
berhubungan.
2. Pengertian Sistem Informasi
Sebelum mengenal mengenai Sistem Informasi, peneliti akan
memperdalam informasi mengenai data dan Informasi. Data merupakan
sebuah representasi dunia nyata yang mewakili sebuah objek seperti manusia,
hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam
bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Data
merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau
belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk
menghasilkan suatu yang lebih bermakna (Mulyanto, 2009). Informasi
merupakan suatu hasil pengolahan data yang menghasilkan suatu makna bagi
penggunanya (McLeod, 1996).
20
Bagan 2.2 Hubungan Data & Informasi (Mulyanto, 2009)
Informasi yang baik dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam
pengambilan keputusan (Mulyanto, 2009). Data dan informasi memiliki
beberapa karakteristik, yaitu akurasi/presisi, tipe data, usia, rentang waktu,
tingkat keringkasan, kelengkapan, kemudahan akses sumber data dan
relevansi (Alter, 1992). Sistem informasi memilik hubungan yang sangat erat
dengan data dan informasi.
Sistem informasi secara teknis dapat diartikan sebagai komponen yang
saling berhubungan yang mengumpulkan, mengolah menyimpan, dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung organisasi (Laudon dan
Laudon, 2006). Sistem informasi memiliki peran sebagai pendukung operasi
dan proses bisnis, pengambilan keputusan dan membentuk strategi yang
unggul untuk menghadapi persaingan (O'Brien dan Marakas, 2010). Tujuan
dari sistem informasi adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk
orang yang tepat pada waktu, jumlah dan format yang tepat (Rainer dan
Turban, 2008).
Sistem informasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem informasi
manual dan sistem informasi berbasis komputer. Sistem informasi berbasis
komputer merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi dengan
Data Pengolahan Informasi
21
menggunakan alat bantu pengambil keputusan. Dalam teori sistem informasi
tidak harus menggunakan komputer, namun kenyataannya sitem informasi
tidak lepas dari kebutuhan akan komputer, karena penggunaan komputer
dapat menangani sistem informasi yang kompleks. Sistem informasi berbasis
komputer termasuk di dalamnya adalah sistem informasi berbasis website
(Mulyanto, 2009).
Dalam Sistem Informasi dikenal pula istilah Sistem Informasi Manajemen
(SIM). SIM merupakan suatu sistem infomasi berbasis komputer yang yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa
(McLeod, 1996). Pihak manajemen menggunakan SIM untuk mendapatkan
laporan-laporan yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Mulyanto,
2009). Berikut merupakan keuntungan dalam menggunakan sistem informasi
berbasis komputer (National Safety Council, 2001):
1) Ketersediaan data yang lebih baik
2) Pengambilan keputusan menjadi lebih baik
3) Eliminasi terhadap duplikasi
4) Peningkatan komunikasi dan kualitas data
5) Data terstandardisasi
6) Peningkatan akurasi data
7) Terdapat kemampuan analitis
8) Mengurangi biaya
22
3. Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer
Sistem informasi berbasis komputer memiliki komponen-komponen yang
membentuk sistem, komponen tersebut terdiri dari sumber daya manusia,
perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (aplikasi dan prosedur),
data dan jaringan untuk melakukan aktivitas masukan, pengolahan, keluaran,
penyimpanan dan pengendalian untuk mengubah data menjadi informasi
(bagan 2.3) (O'Brien dan Marakas, 2010).
Bagan 2.3 Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer
(Sumber: O'Brien dan Marakas, 2010)
a. Input
Input atau masukan merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem
baik dalam bentuk perawatan maupun sinyal. Perawatan merupakan suatu
yang dimasukan sehingga sistem dapat beroperasi, sedangkan sinyal
Jaringan
Input Proses Output
Penyimpanan
Data
Pengendalian
Performa Sistem
23
merupakan suatu yang akan diproses sehingga suatu sistem menghasilkan
keluaran (O'Brien dan Marakas, 2010).
b. Proses
Proses atau pengolahan merupakan komponen yang melakukan
perubahan dari masukan menjadi suatu keluaran yang diinginkan (O'Brien
dan Marakas, 2010).
c. Output
Output atau keluaran merupakan hasil dari proses sistem, keluaran
dapat berupa masukan bagi sistem lainnya atau merupakan sebagai sisa
pembuangan (O'Brien dan Marakas, 2010).
d. Data
Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai
makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu
diolah untuk menghasilkan suatu yang lebih bermakna (O'Brien dan
Marakas, 2010). Data dalam sistem informasi berbasis komputer diolah
dengan menggunkan basis data.
Basis data (data base) merupakan sebuah file yang mengkordinasi file-
file data yang saling berhubungan dan memiliki pentingan yang sama
sehingga mempermudah pengolahan data. Dalam implementasi basis data,
dikenal istilah Sistem Manajemen Basis Data (Database Manajemen
Sistem/DBMS). Sistem Manajemen Basis Data merupakan aplikasi
perangkat lunak pengelolaan basis data (Rainer dan Cegielski, 2010).
Dalam pengelolaan data, Sistem Manajemen Basis Data memiliki
24
kelebihan dibanding dengan pengelolaan file secara trasidisional,
diantaranya sebagai berikut (Mulyanto, 2009):
1. Mengurangi duplikasi data yang sering terjadi pada pengelolaan data
secara tradisional
2. Menjaga konsistensi dan integrasi data
3. Meningkatkan keamanan data
4. Dapat menghemat pengeluaran perusahaan karena data digunakan
bersama-sama oleh semua unit fungsional
5. Menanggulangi permasalahan yang sering terjadi antara pengguna
dan data karena database berada di bawah seorang database
administrator
6. Meningkatkan kemudahan akases pengguna akhir
7. Meningkatkan produktivitas pemograman
e. Sumber Daya Manusia
Merupakan manusia yang menjalankan sistem tersebut, baik sebagai
pengelola (administrator) maupun pengguna (klien) (O'Brien dan
Marakas, 2010).
f. Jaringan
Jaringan merupakan suatu yang menghubungkan semua komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu sistem informasi berbasis komputer,
sehingga semua dapat saling berhubungan dan berjalan dengan baik.
Jaringan dapat berupa intranet, internet atau ekstranet (O'Brien dan
Marakas, 2010).
25
g. Perangkat Lunak
Perangkat lunak merupakan program atau instruksi pengolahan
informasi untuk menjalankan suatu sistem informasi. Perangkat lunak
dapat dikategorikan menjadi program, aplikasi perangkat lunak dan
prosedur. Program dalam sistem informasi berbasis komputer berupa
Operating System (OS), seperti Microsoft, Linux, Mac. Aplikasi perangkat
lunak seperti web browser, sistem manajemen basis data dan microsoft
office. Prosedur merupakan instruksi operasional yang digunakan sebagai
petunjuk dalam melaksanakan suatu sistem, seperti petunjuk pengisian
form atau petunjuk penggunaan suatu aplikasi perangkat lunak (O'Brien
dan Marakas, 2010).
h. Perangkat Keras
Perangkat keras merupakan mesin dalam bentuk fisik yang digunakan
untuk menjalankan sistem informasi, seperti komputer, monitor, disk
drive, pinter dan scanner (O'Brien dan Marakas, 2010).
4. Pengembangan Sistem
a. Alasan-alasan Perlu Dikembangkan
Berikut merupakan alasan mengapa suatu sistem dalam sebuah
organisasi harus diganti atau dikembangkan:
1) Adanya permasalahan yang timbul pada sistem, baik permasalahan
karena ketidakberesan sistem sehingga operasi tidak sesuai dengan
rencana maupun kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat
sehingga dibutuhkannya sistem baru.
26
2) Untuk memperoleh kesempatan dalam persaingan yang ketat.
Perencanaan dan strategi yang tepat dan cepat diperlukan. Kesempatan
tersebut dapat didukung oleh pengembangan sistem sehingga
informasi lebih cepat diperoleh untuk membantu pihak manajemen
dalam mengambil keputusan.
3) Adanya instruksi dari pimpinan atau pemerintah untuk
mengembangkan sistem.
Pengembangan sistem dilakukan dengan harapan terdapat peningkatan
kinerja, kualitas informasi, kontrol data, efisiensi dan pelayanan dalam
sebuah sistem (Marakas, 2006).
b. Siklus pengembangan sistem
Sistem memiliki metodologi pengembangan yang disebut dengan
siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cyle/SDLC)
yang pertama kali dicetuskan oleh Royce (1970). Lalu dikembangkan oleh
beberapa ahli sistem informasi seperti O'Brien dan Marakas (2010).
27
1) Systematic Life Development Cycle Royce (1970)
Bagan 2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Royce, 1970)
Siklus Hidup Pengembangan Sistem oleh Royce (1970), merupakan
metode siklus hidup pengembangan sistem berbasis komputer yang
pertama kali diperkenalkan. Metode pengembangan sistem ini dikenal juga
dengan teori waterfall.
Teori waterfall menurut Royce (1970) terbagi menjadi tujuh tahap,
yaitu kebutuhan sistem, kebutuhan perangkat lunak, analisis, perancangan,
pengkodean, uji coba, dan operasi.
a) Kebutuhan sistem dan kebutuhan perangkat lunak
Merupakan tahapan untuk mendokumentasikan kebutuhan
produk yang akan dikembangkan.
Kebutuhan
Sistem
Kebutuhan
Perangkat Lunak
Analisis
Perancangan
Program
Pengkodean
Uji coba
Operasi
28
b) Analisis
Merupakan tahapan untuk membentuk model, skema dan
prosedur.
c) Perancangan
Merupakan tahap merancang produk yang akan dibuat, dalam
hal ini ditekankan pada perancangan perangkat lunak.
d) Pengkodean
Tahap pengembangan, pembuktian dan integrasi dari
perangkat lunak.
e) Uji coba
Tahap penelusuran terhadap sistem untuk menemukan
kekurangan atau kesalahan dalam tahap pengkodean.
f) Operasi
Tahap instalasi, migrasi sistem lama ke sistem baru dan
perawatan sistem secara utuh.
29
2) Systematic Life Development Cycle Bary Boehm (1988)
Bagan 2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem, Metode Spiral
(Boehm, 1988)
Model spiral merupakan model pengembangan yang
menggabungkan tahapan perancangan dan protoype. Model spiral
memiliki prinsip dasar untuk berfokus pada evaluasi terus-
menerus untuk mengurangi kesalahan dalam setiap tahap
pengembangannya (Maheshwari dan Jain, 2012).
Secara garis besar model spiral terdiri dari empat aktivitas,
yaitu menentukkan objek yang akan dikembangkan, identifikasi
dan penyelesaian masalah, pengembangan dan uji coba, serta
perencanaan untuk siklus berikutnya (Boehm, 1988).
30
3) Systematic Life Development Cycle Protoype
Bagan 2.6 Siklus hidup pengembangan sistem model prototipe
Metode prototipe merupakan pengembangan sistem dengan
pendekatan aktivitas pengembangan prototipe. Prototipe
merupakan sistem dalam versi yang belum lengkap sehingga
dikembangkan sampai prototipe tersebut menjadi sebuah sistem
yang memenuhi kebutuhan pemakai (Maheshwari dan Jain,
2012).
Identifikasi
Kebutuhan Akhir
Pengguna
Pengembangan
Prototipe
Revisi Prototipe
Pelihara sistem
yang diterima
Siklus
Pemeliharaan
Siklus pembuatan
prototipe
31
4) Systematic Life Development Cycle O’Brien dan Marakas
(2010)
Metode pengembangan sistem oleh O’Brien dan Marakas
(2010), merupakan perkembangan sistem terkini yang
dikembangkan dari metode Royce (1970). Metode ini dinilai
lebih sederhana dan tidak memiliki tahapan yang tumpang tindih.
Secara garis besar siklus hidup pengembangan sistem oleh
O'Brien dan Marakas (2010) terdiri lima tahap, yaitu investigasi
sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem.
Bagan 2.7 Siklus Hidup Perkembangan Sistem
(O'Brien dan Marakas, 2010)
Investigasi
Sistem
Analisis
Sistem
Perancangan
Sistem
Implementasi
Sistem
Pemeliharaan
Sistem
32
a) Investigasi Sistem
Investigasi disebut juga sebagai inisiasi awal atau perencanaan
dimana sistem dinilai dan diperoleh tujuan pengembangan sistem,
baik dari segi performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi
dan servis (Marakas, 2006).
b) Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan penilaian terhadap kebutuhan
sistem sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna, termasuk
analisis sistem dan spesifikasi alat pendukung yang telah terdapat
pada perusahaan. Analisis kebutuhan terdiri dari kebutuhan user
interface, kebutuhan pengolahan/proses, kebutuhan penyimpanan
dan kebutuhan pengendalian (O'Brien dan Marakas, 2010).
Cooper (1998) menyatakan bahwa dalam mengembangkan
suatu sistem, seseorang harus mengetahui informasi yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh pengguna, tipe dari pengambilan
keputusan yang dapat didukung oleh informasi tersebut, seberapa
cepat informasi dibutuhkan, seberapa cepat informasi akan
kadaluarsa, cara yang lebih baik untuk mendapatkan informasi,
bagaimana data disimpan dan diproses dan apakah sistem yang
telah digunakan serta pengembangan yang dapat dilakukan.
c) Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah proses menerjemahkan kebutuhan-
kebutuhan pengguna dalam sebuah rancangan secara fisik.
33
Rancangan tersebut mencakup rancangan user interface
(tampilan), rancangan basis data, rancangan input, rancangan
output dan rancangan pengolahan/proses (O'Brien dan Marakas,
2010).
Dalam rancangan proses, terdapat beberapa pemodelan yang
dapat digunakan, pemodelan tersebut adalah (Mulyanto, 2009):
(1) Diagram Alir Data/Data Flow Diagram (DFD), yaitu
perangkat pemodelan yang digunakan untuk menunjukan
aliran data di dalam sistem.
(2) Diagram E-R/Entity-Relationship Diagram (ERD), yaitu
perangkat pemodelan yang menunjukkan hubungan dari
beberapa data di dalam penyimpanan data.
(3) State Transtiton Diagram (STD), yaitu perangkat pemodelan
yang menunjukkan transisi dari sebuah sistem yang
menghasilkan sistem baru.
(4) Tabel Keputusan (Decision Table), suatu tabel yang
digunakan dalam peorgram apabila terdapat banyak sekali
kondisi yang harus diselesaikan.
d) Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan aktivitas pengujian dan
pengoperasian sistem oleh pengguna. Implementasi sistem baru
dapat berperan untuk memberikan saran perbaikan terhadap sistem
34
baru dan memberikan pendapat mengenai pencapaian tujuan
pengembangan sistem (O'Brien dan Marakas, 2010).
e) Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem merupakan langkah terakhir dalam
pengembangan sistem. aktivitas pada pemeliharaan termasuk pada
evaluasi dan modifikasi sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi (O'Brien dan Marakas, 2010).
Berikut merupakan perbandingan dari metode siklus hidup
pengembangan sistem waterfall, spiral dan prototipe.
Tabel 2.2 Perbandingan Model Waterfall, Spiral dan Prototipe
Fitur Model
Waterfall Spiral Prototipe Spesifikasi Kebutuhan Hanya pada
permulaan
Hanya pada permulaan Sering berubah
Kebutuhan untuk mudah
mengerti
Sangat
mudah
dimengerti
Sangat mudah
dimengerti
Tidak mudah
dimengerti
Biaya Rendah Sangat tinggi Tinggi
Siklus berulang Tidak Ya Ya
Kerumitan sistem Sederhana Kompleks Kompleks
Analisa risiko Hanya pada
permulaan
Setiap tahap Tidak ada
Keterlibatan pengguna dalam
pengembangan
Hanya pada
permulaan
Tinggi Tinggi
Kemungkinan sukses Kecil Tinggi Sedang
Tahap tumpang tindih Tidak Ya Ya
Waktu penerapan Panjang Tergantung Proyek Pendek
Fleksibilitas Kaku Fleksibel Sangat
fleksibel
Kontrol biaya Ya Ya Tidak
Kontrol sumber daya Ya Ya Tidak
Sumber: (Maheshwari dan Jain, 2012)
35
c. Analisis PIECES
Analisis PIECES merupakan sebuah instrumen untuk melakukan
investigasi sistem berdasarkan aspek performa, informasi, ekonomi,
kontrol, efisiensi dan servis (Wetherbe dan Vitalari, 1994).
1) Performa
Performa merupakan aspek yang memiliki fokus pada
bagaimana proses berjalan dan waktu respon dari proses sebuah
sistem. Proses berjalan dapat dinilai selama periode dimana suatu
sistem tersebut berjalan dan waktu respon dapat dinilai dari waktu
rata-rata antara mulai proses sampai dihasilkannya suatu
informasi yang diinginkan dari suatu sistem tersebut.
2) Informasi
Informasi merupakan aspek yang memiliki fokus pada nilai
informasi dihasilkan dari sebuah sistem. Nilai dari informasi
tersebut dapat dinilai dari terlalu sedikit atau terlalu banyaknya
informasi,apakah informasi sesuai dengan yang dibutuhkan,
informasi yang relevan, informasi yang konsisten, informasi yang
akurat dan pengelolaan data menjadi informasi yang baik dan
teratur.
3) Ekonomi
Ekonomi merupakan aspek yang berfokus pada biaya yang
digunakan dalam sebuah sistem. Hal tersebut dapat dinilai dari
36
keseimbangan antara kemampuan suatu sistem dengan biaya
yang dikeluarkan.
4) Control (Kontrol)
Kontrol merupakan aspek yang berhubungan dengan
keamanan data dan informasi dari sebuah sistem. kontrol dapat
dinilai dari privasi data yang terlindungi dan pembatasan akses
untuk orang-orang yang tidak berkepentingan.
5) Efisiensi
Efisiensi merupakan aspek yang berhubungan dengan
pengurangan terhadap energi yang digunakan untuk melakukan
sesuatu, secara matematis efisiensi dapat dinyatakan sebagai
pembagian antara keluaran dengan masukan. Dalam konteks
sistem hal ini dapat dinilai dari bagaimana informasi yang
dihasilkan cukup serta waktu melaksanakan pekerjaan dan usaha
yang dikeluarkan dapat berkurang.
6) Servis
Servis merupakan aspek yang fokus dengan bagaimana
pelaksana sistem atau pengguna terlibat dalam sistem tersebut.
Hal tersebut dapat dilihat dari kemudahan sistem untuk
dimengerti, dipahami dan digunakan oleh pengguna.
37
D. Website
1. Pengertian Internet
Sebelum mengenal website, kita harus mengenal Internet yang
menghubungkan jaringan website. Internet atau international network
merupakan rangkaian jaringan tersebesar di dunia di mana semua jaringan
yang berada pada semua organisasi dihubungkan dengan suatu jaringan
terbesar sehingga dapat saling berkomunikasi (Mulyanto, 2009). Internet
sangat menarik karena dengan internet pengguna dapat memperoleh akses
mengenai berbagai sistem dimanapun ia berada. Pengguna baik perusahaan
maupun individu dapat mengakses berbagai bentuk data, seperti tulisan,
gambar, video dan suara. Perubahan dalam akses informasi ini menjadi salah
satu keuntungan bagi profesional bidang keselamatan untuk
menggunakannya dalam aktivitas K3. Pada tingkat pemerintahan (amerika)
dapat ditemukan website seperti www.osha.gov atau www.epa.gov (National
Safety Council, 2001).
2. Pengertian Website
World Wide Web (WWW) atau Website merupakan halaman-halaman
berisikan informasi yang berada pada tingkat dunia berbasis hypertext yang
memungkinkan pengguna untuk mencari berbagai macam informasi di dunia
selama terhubung dengan internet (National Safety Council, 2001). Website
inilah tempat dimana pengguna dapat berinteraksi langsung dengan informasi
dalam bentuk teks, gambar, video maupun suara. Terdapat tiga macam jenis
website secara umum, yaitu (Nugroho, 2012):
38
a. Website statis
Website statis merupakan website yang dibentuk melalui pengetikan
kode-kode HTML secara manual menjadi suatu halaman web. Isi web
statis tidak dimaksudkan untuk di edit atau di perbaharui secara berkala.
Contoh dari website ini adalah website promosi yang terpisah dari
website utama.
b. Website dinamis
Website dinamis merupakan website yang dapat diperbaharui
dengnan mudah baik isi maupun tampilan website oleh pengurus
website. Halaman website ini secara umum terbagi menjadi dua, yaitu
halaman website yang dapat dibuka oleh pengunjung dan halaman
website yang hanya dapat dibuka oleh pengurus website. Contoh dari
halaman ini adalah halaman berita atau blog.
c. Website interaktif
Website interaktif merupakan pengembangan dari website dinamis.
Website ini memungkinkan komunikasi dua arah antara pengunjung
dan pengurus website ataupun pengujung lainnya. Contoh website ini
adalah facebook dan twitter.
3. Kelebihan dan kekurangan website
Kelebihan dari website terdapat pada file dan database yang terpusat dan
hanya perlu melakukan instalasi di server, hal tersebut memudahkan
pengembang untuk melakukan prose update dan perawatan. Website dapat
dengan mudah diakses dari jarak jauh melalui browser tanpa harus melakukan
39
instalasi perangkat lunak pada setiap komputer atau alat lain seperti telepon
genggam pintar, sehingga dalam pengoperasian aplikasi berbasis website
tidak membutuhkan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu, cukup dapat
menjalankan browser.
Kekurangan website juga terdapat pada kelebihannya, aplikasi berbasis
website tidak dapat digunakan bila tidak terdapat koneksi internet untuk
melakukan akses dari jarak jauh. Selain itu keamanan data dan file rentan
(ESSII TECH, 2014). Namun dengan koneksi internet yang sudah dapat
diperoleh dimana saja dan keamanan perangkat lunak berbasis website yang
semakin canggih, sehingga kekurangan terhadap perangkat lunak berbasis
website tersebut dapat ditanggulangi.
4. Perangkat perancangan Website
Dalam melakukan perancangan website membutuhkan beberapa
perangkat, berikut merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk
membangun sebuah website:
a. HTML
HTML merupakan singkatan dari HyperText Markup Language,
adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menulis web. HTML
dirancang untuk dapat digunakan pada sebuah platform tertentu.
Dokumen HTML merupakan dokumen teks biasa, namun disebut
markup language karena mengandung tanda tertentu yang dapat
menentukan tampilan teks pada suatu dokumen lainnya (Setiawan,
2012).
40
b. PHP
PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP
merupakan sebuah bahasa pemograman berupa script yang digunakan
untuk pengembangan web dengan pendekatan tipe hybird yang memiliki
kemampuan lebih daripada template asli (HTML) karena mengijinkan
untuk menempelkan blok-blok script pemograman. Kemampuan tersebut
bertujuan untuk menawarkan manfaat untuk merancangan struktur
berorientasi halaman yang dapat digabungkan dengan kemampuan bahasa
pemograman yang lainnya seperti bahasa C, Java dan Perl (Simarmata,
2010).
PHP berfungsi membuat sebuah website menjadi lebih menarik,
dinamis dan interaktif. Selain untuk proses dalam website, PHP juga dapat
berguna untuk membangun rancangan User Interface. Dengan
menggunakan PHP proses update dan pemeliharaan sebuah website akan
menjadi lebih mudah (Sidik, 2012). Keunggulan PHP, yaitu (Dwiartara,
2011):
1. Gratis
2. dapat digunakan pada berbagai platform
3. mendukung banyak database
4. dapat membuat berbagai jenis format file seperti word, excel, gambar,
flash dan lain-lain
41
c. MySQL
MySQL merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak pengolah data
atau database management system (DBMS) yang cukup dikenal oleh
masyarakat dan dapat diakses oleh beberapa user dalam satu waktu serta
memiliki dasar SQL (Structured Query Language) sebagai dasar untuk
mengakses databasenya. Sebagai sebuah sistem database MySQL terdiri
dari server dan client. Server database akan menerima permintaan client
untuk menampilkan atau menyimpan data. Client dapat berupa PHP yang
akan melakukan permintaan kepada MySQL server untuk menampilkan
atau menyimpan data yang berasal dari pengguna melalui PHP. Terdapat
banyak perangkat database untuk PHP, namun MySQL merupakan
perangkat yang paling disarankan. Berikut merupakan keuntungan dari
MySQL (Nugroho, 2012):
1) Merupakan aplikasi gratis
2) Terdapat versi komersial, digunakan jika ingin memberikan
dukungan teknis
3) Biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibanding merek lainnya
4) Tersedia di banyak platform
5) Menggunakan standar penulisan SQL ANSI
d. Website Server
Website server atau web server merupakan tulang punggung dari web
yang akan menerima permintaan dari pengguna yang akan mengakses
website dari sebuah browser seperti google chrome, mozilla firefox, dan
42
internet explorer. Server akan melakukan proses terhadap permintaan
pengguna (menggunakan http://) sehingga akan ditampilkan kembali
sesuai dengan permintaan pengguna dalam bentuk halaman yang
umumnya berbentuk dokumen HTML (Solichin, 2009). Sebuah
perangkat lunak website server yang cukup dikenal adalah Apache.
Apache digunakan karena merupakan web server yang sangat efektif bila
berpasangan dengan PHP.
Berbeda dengan MySQL server, webserver berhubungan dengan
perintah-perintah dalam website dan terpisah dari permintaan
pengelolaan data. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan
bahasa pemograman, MySQL merupakan database yang mengelola data,
sedangkan webserver merupakan perangkat yang mengeksekusi script
PHP dan menampilkannya kepada pengguna dan melalui webserver php
dapat mengolah data dan menyimpan data tersebut ke dalam database
(Dwiartara, 2011).
e. XAMPP
XAMPP merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak yang berisi
paket instalasi Apache, PHP dan MySQL sehingga memudahkan seorang
perancang perangkat lunak berbasis website untuk melakukan instalasi
dan konfigurasi, perancangan, serta operasi perangkat lunak berbasis
website melalui tiga alat perancangan website tersebut (Solichin, 2009).
43
f. Yii Framework
Merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak untuk membuat kerangka
PHP. Aplikasi ini memiliki fitur MVC, DAO/ActiveRecord, I18N/L10N
caching, autentikasi dan pengaturan akses kontrol, scaffolding, uji coba,
dll. Aplikasi ini digunakan untuk mengurangi waktu pengembangan
secara signifikan (Yii Software LLC, 2015). Yii Framework yang
digunakan pada penelitian ini adalah Yii2.
g. Dreamweaver
Dreamweaver merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak untuk
mendesain dan mengembangkan sebuah website yang responsive.
Aplikasi perangkat lunak ini merupakan aplikasi yang dikembangkan
oleh Adobe System, Inc (Adobe, 2015a).
h. Photopshop
Photoshop merupakan sebuah aplikasi untuk mengedit, merekayasa
gambar atau membuat suatu desain yang rumit dan detail. Aplikasi
perangkat lunak ini juga merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh
Adobe System, Inc (Adobe, 2015b).
5. Perangkat Penggunaan Website
a. Perangkat lunak
Perangkat lunak yang digunakan untuk mengakses dan menggunakan
website adalah web browser. Web browser yang digunakan dapat berupa:
Google Chrome, Firefox, Internet Explorer, Opera dan Safari (Kulkarni
dkk., 2009).
44
b. Perangkat Keras
Perangkat keras yang dapat digunakan untuk mengakses website
dapat berupa komputer atau smartphone. Komputer dengan spesifikasi
minimum pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.3 Spesifikasi Minimum Komputer
Komponen Spesifikasi Minimum
Prosesor 3,5 Hertz/ Intel Pentium 4 (SSE2)
VGA 256 MB
RAM 1 GB
Hard Disk Drive 40 GB
OS Windows XP SP 2/Mac 1.06/Linux:
Ubuntu 10.04, Debian 6, OpenSuse 11.3,
Fedore 14
NIC/LAN CARD YA
PSU YA
Keyboard, Mouse/Touchpad YA
Sumber : (Brinkmann, 2012)
Sedangkan smartphone memiliki spesifikasi minimum sebagai
berikut:
Tabel 2.4 Spesifikasi Minimum Smartphone
Komponen Spesifikasi Minimum
Prosesor 1 GHz
Resolusi 480x320 pixel
RAM 1 GB
Memory 2 GB internal
OS Android 4.0 ICS/IOS
Jaringan Internet/Wifi 3G/YA
Sumber : (Brinkmann, 2012)
E. Kerangka Teori
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan oleh peneliti pada sub-bab
sebelumnya, dapat diketahui bahwa tahapan pengembangan suatu sistem
meliputi investigasi sistem, analisis sistem, rancangan sistem, implementasi
sistem dan pemeliharaan sistem (O'Brien dan Marakas, 2010). Dalam tahapan
45
investigasi sistem digunakan salah satu analisis yang dinamakan analisis
PIECES yang terdiri dari performa, informasi, ekonomi, kontrol efisiensi dan
servis (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Kerangka teori tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Bagan 2.8 Kerangka Teori
(O'Brien dan Marakas, 2010; Wetherbe dan Vitalari, 1994)
Investigasi
Sistem - Performa
- Informasi
- Ekonomi
- Kontrol
- Efisiensi
- Servis
Analisis Sistem Sistem lama dan
Kebutuhan Sistem
Baru - Input (data, sumber daya
manusia, perangkat keras,
perangkat lunak, jaringan)
- Proses
- Ouput
Perancangan
Sistem - Output
- Input
- Proses
- Database
- User
Interface
Implementasi
Sistem
Pemeliharaan
Sistem Pemeliharaan &
Perbaikan
berkelanjutan
46
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Pikir
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan sistem informasi
pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss dengan
merancang sistem informasi berbasis website di PT. PGE Area Ulubelu.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dalam sistem dan
kebutuhan perolehan informasi yang lebih cepat dan tepat sebagai salah satu
pertimbangan pengambilan keputusan. Perancangan sistem ini dilaksanakan
pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss karena
kedua program tersebut merupakan program yang terintegrasi dan secara aktif
dapat menanggulangi permasalahan keselamatan kerja dan mencegah
kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan terlebih dahulu.
Metodologi pengembangan sistem mencakup kegiatan investigasi sistem,
analisis sistem, rancangan sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan
sistem. Kegiatan implementasi dan pemeliharaan sistem tidak dilakukan pada
penelitian ini karena memiliki lingkup yang luas serta membutuhkan waktu
yang panjang, sehingga kegiatan pengembangan hanya dilakukan sampai
Perancangan sistem.
Tahap investigasi dilakukan pada sistem lama untuk mengetahui aspek
performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis. Tahap kedua,
yaitu analisis sistem, dilakukan untuk mengetahui gambaran sistem informasi
47
lama dan kebutuhan sistem informasi baru yang akan dirancang. Analisis
sistem informasi tersebut dibagi berasarkan input, proses dan output. Analisis
input akan dianalisis berdasarkan komponen sistem informasi berbasis
komputer oleh O’brien dan Marakas, yaitu data, sumber daya manusia,
perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan.
Tahap berikutnya, adalah perancangan sistem. Perancangan sistem
merupakan langkah mentransformasikan hasil analisis sistem dalam bentuk
fisik, yang terdiri dari rancangan input dan output, rancangan proses,
rancangan database, serta rancangan user interface secara fisik. Perancangan
sistem akan menghasilkan keluaran berupa rancangan sistem informasi baru
berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss. Proses pengembangan sistem pada penelitian ini tidak sampai pada
tahap implementasi sistem, oleh karena itu untuk mengetahui kesesuaian
fungsi rancangan, maka rancangan akan dilakukan uji coba sederhana
berdasarkan skenario pada masing-masing proses.
48
Kerangka pikir digambarkan sebagai berikut:
Bagan 3.1 Kerangka Pikir
Investigasi Sistem - Performa
- Informasi
- Ekonomi
- Kontrol
- Efisiensi
- Servis
Analisis Sistem Sistem lama dan Kebutuhan
Sistem Baru
- Input (data, sumber daya
manusia, perangkat keras,
perangkat lunak, jaringan)
- Proses
- Ouput
Perancangan Sistem - Input
- Proses
- Output
- Database
- User Interface
- Uji Coba Rancangan
49
B. Definisi Istilah
Tabel 3.1 Definisi Istilah
No Istilah Definisi Cara Ukur Instrumen Hasil
1 Investigasi Sistem Kegiatan mengumpulkan data berdasarkan aspek
performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan
servis pada sistem informasi lama
Wawancara,
observasi,
telaah
dokumen
Pedoman
wawancara,
pedoman
observasi,
pedoman
telaah
dokumen
Gambaran sistem lama
dalam aspek performa,
informasi, ekonomi,
kontrol, efisiensi dan
servis
a Performa Merupakan aspek yang menggambarkan apakah sistem
berespons cepat atau lambat, bagaimana total waktu
sistem melakukan proses dan apakah sistem mengalami
gangguan dalam prosesnya
b Informasi Merupakan aspek yang menggambarkan apakah
informasi akurat, konsisten, disajikan dengan baik serta
data yang ada mudah untuk diolah dengan baik dan
teratur.
c Ekonomi Aspek yang menggambarkan apakah biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan sistem
sudah sesuai dengan apa yang diharapkan
d Kontrol Aspek yang menggambarkan keamanan data dari akses
orang yang tidak berkepentingan
e Efisiensi Aspek yang menggambarkan besarnya upaya yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan sistem
informasi
f Servis Aspek yang menggambarkan bagaimana penggunaan
suatu sistem oleh pengguna
50
No Istilah Definisi Cara Ukur Instrumen Hasil
2 Analisis Sistem Kegiatan menganalisis data mengenai sistem lama dan
kebutuhan sistem yang diinginkan pengguna dari hasil
investigasi berdasarkan input, proses dan output.
Wawancara,
Observasi,
Telaah
Dokumen
Pedoman
wawancara,
Pedoman
observasi,
pedoman
telaah
dokumen
Hasil analisis sistem
informasi lama serta
kebutuhan pengguna
akan sistem informasi
baru
a Input Kegiatan analisis sistem lama dan kebutuhan sistem baru
dalam aspek data, sumber daya manusia, perangkat keras,
perangkat lunak dan jaringan.
b Proses Kegiatan analisis proses pada sistem lama dan kebutuhan
proses sistem baru.
c Output Kegiatan analisis output pada sistem lama dan kebutuhan
output sistem baru.
3
Perancangan Sistem Kegiatan mentransformasikan hasil analisis sistem dalam
bentuk fisik
Telaah
Dokumen
Dokumen
hasil analisis
sistem
Rancangan sistem
informasi baru berbasis
website dalam bentuk
fisik berdasarkan pada
hasil analisis
a Rancangan Input Kegiatan merancang input sistem baru dalam bentuk fisik
dengan mempertimbangkan hasil analisis sistem
b Rancangan Proses Kegiatan merancang proses sistem baru dalam bentuk
fisik dengan mempertimbangkan hasil analisis sistem
c Rancangan Output Kegiatan merancang Output sistem baru dalam bentuk
fisik dengan mempertimbangkan hasil analisis sistem
d Rancangan Database Kegiatan merancang database sistem baru dalam bentuk
fisik dengan mempertimbangkan hasil analisis sistem
e Rancangan User
Interface
Kegiatan merancang user interface sistem baru dalam
bentuk fisik dengan mempertimbangkan hasil analisis
sistem
f Uji Coba Rancangan Kegiatan mencoba hasil rancangan secara sederhana
sehingga dapat diketahui berjalan atau tidaknya
rancangan sesuai dengan fungsinya
Tabel 3.1 Definisi Istilah (lanjutan)
51
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian operasional research dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian operasional research merupakan penelitian
yang bertujuan untuk memutuskan secara ilmiah, bagaimana merancang dan
menjalankan sistem terbaik dengan optimum serta menyelesaikan masalah-
masalah yang rumit pada sebuah organisasi (Taha, 2007). Dalam penelitian
ini akan dirancang suatu sistem informasi berbasis website, yang mendukung
pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di
perusahaan.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada PT. Pertamina Geothermal Energy
(PT. PGE) Area Ulubelu, Lampung dengan waktu pelaksanaan dari bulan Mei
2015 sampai dengan Mei 2016.
C. Metode Penelitian
Terdapat dua metode yang digunakan pada penelitian ini. Metode pertama
merupakan metode untuk mengumpulkan data menggunakan pendekatan
kualitatif, yang dilakukan pada tahap investigasi dan analisis sistem untuk
mendapatkan gambaran sistem lama dan kebutuhan akan sistem baru.
Sedangkan metode berikutnya terdapat pada perancangan sistem. Pada
52
perancangan sistem dilakukan aktivitas perancangan sehingga menghasilkan
sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan
kerja dan pelaporan nearmiss.
1. Metode Investigasi dan Analisis Sistem
Tahap invetigasi dan analisis sistem pada penelitian ini dilakukan
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan pendekatan
kualitatif merupakan penelitian yang mencari jawaban atas pertanyaan
mengapa dan bagaimana suatu keadaan terjadi, bukan sekedar apa, di
mana, dan bilamana, sedangkan studi kasus merupakan penelitian
mendalam tentang suatu individu, satu kelompok atau satu organisasi dan
sebagainya dalam waktu tertentu (Kaswandani dan Sastroasmoro, 2014).
Investigasi sistem bertujuan untuk mengetahui gambaran performa,
informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis pada sistem lama.
Sedangkan analisis sistem bertujuan untuk mengetahui gambaran sistem
lama secara utuh dan kebutuhan sistem informasi baru sebagai dasar untuk
membuat rancangan sistem informasi baru berbasis website.
a. Informan Penelitian
Pemilihan informan penelitian ini diambil dengan menggunakan jenis
pengambilan sampel non-probability sampling yaitu metode purposive
sampling. Non-probability sampling dipilih untuk mendapatkan
informasi yang memadai secara terperinci untuk menjawab pernyataan
penelitian (Kaswandani dan Sastroasmoro, 2014). Purposive sampling
dipilih dengan pertimbangan untuk mendapatkan subyek yang paling
53
mengerti dengan situasi yang ada sehingga dapat mempermudah peneliti
untuk mencapai tujuan penelitian (Sugiyono, 2008). Penelitian kualitatif
lebih mengutamakan jumlah subyek yang sedikit namun terfokus
daripada sekedar jumlah subyek yang banyak (Kaswandani dan
Sastroasmoro, 2014). Berikut merupakan informan dalam penelitian ini:
1) Informan utama
Informan utama dalam penelitian ini adalah penanggung jawab
dan pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss serta pengambil keputusan yang diperoleh dari hasil
program tersebut yaitu petugas fungsi HSSE, pengawas fungsi
HSSE dan Manajer fungsi HSSE di PT PGE Area Ulubelu.
2) Informan pendukung
Informan pendukung dalam penelitian ini adalah manajer
departemen dan staff pada masing-masing fungsi
Tabel 4.1 Informan Penelitian
No. Kategori
Informan
Jabatan
1 Informan Utama Pengawas fungsi HSSE
Petugas Lapangan fungsi HSSE
Manajer fungsi HSSE
2
Informan
Pendukung
Staff fungsi Engineering
Staff fungsi Operasi
Staff fungsi Pemeliharaan
Staff fungsi ICT
Staff fungsi Humas dan Pemerintahan
Staff fungsi SCM
54
b. Instrumen
Instrumen dalam penelitian yang mengunakan pendekatan kualitatif
adalah peneliti itu sendiri. Untuk mengumpulkan data peneliti
menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman telaah
dokumen, alat perekam suara, kamera, laptop dan alat tulis.
c. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini didapatkan dengan cara mengumpulkan data
primer dan sekunder. Data primer didapatkan dengan cara wawancara
dan Observasi. Wawancara ditujukan kepada informan yang telah
ditentukan dengan menggunakan pedoman wawancara dan didukung
dengan alat berupa perekam suara dan alat tulis. Proses observasi
menggunakan lembar observasi dan didukung dengan kamera.
Sedangkan data sekunder didapatkan dengan cara telaah dokumen
perusahaan dengan menggunakan daftar dokumen yang terdapat pada
pedoman telaah dokumen.
Tabel 4.2 Pengumpulan data
No
Data
Sumber Data Instrumen
Primer Sekunder
Wawancara Observasi Telaah
dokumen
1 Investigasi
sistem
√ √ √ pedoman wawancara, pedoman
observasi, pedoman telaah dokumen,
dokumen 1-11
2 Analisis
sistem √ √ √
pedoman wawancara, pedoman
observasi, pedoman telaah dokumen,
dokumen 1-11, dokumen hasil
investigasi sistem
55
Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat dalam
daftar dokumen sebagai berikut:
Tabel 4.3 Daftar Dokumen
No Dokumen yang Dibutuhkan
1. Daftar Program K3
2. Pedoman Program Observasi Keselamatan Kerja
3. Pedoman Program Pelaporan Nearmiss
4. Dokumen Formulir Program Observasi Keselamatan Kerja
5. Dokumen Formulir Program Pelaporan Nearmiss
6. Formulir Program Observasi Keselamatan Kerja yang telah terisi
7. Formulir Program Pelaporan Nearmiss yang telah terisi
8. Hasil pengolahan data Program Observasi Keselamatan Kerja
9. Hasil pengolahan data Program Pelaporan Nearmiss
10. Anggaran Dana Program K3
11. Pedoman Pengendalian Dokumen
d. Validasi Data
Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi data.
Teknik triangulasi data merupakan teknis validitas data yang
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data maupun sumber
data yang ada (Sugiyono, 2008). Jenis triangulasi dalam penelitian ini
adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik dapat
dilihat pada tabel 4.4.
56
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik
No Data Sumber Data
Wawancara Observasi Telaah Dokumen
1. Investigasi Sistem
Performa √ √ √
Informasi √ √ √
Ekonomi √ - √
Kontrol √ √ √
Efisiensi √ √ √
Servis √ √ -
2. Analisis Sistem √ √ √
Triangulasi teknik terdiri dari wawancara, observasi dan telaah
dokumen, sedangkan triangulasi sumber (tabel 4.5) dibagi berdasarkan
jabatan informan penelitian pada tabel 4.1.
Tabel 4.5 Triangulasi Sumber
No Data
Informan/Sumber Data
Pengawas
Fungsi
HSSE
Petugas
Lapangan
Fungsi HSSE
Manajer
HSSE
Staff
Fungsi
Lain
1. Investigasi Sistem
Performa √ √ - -
Informasi √ √ √ -
Ekonomi √ - √ -
Kontrol √ √ √ -
Efisiensi √ √ √ √
Servis √ - - √
2. Analisis Sistem √ √ √ √
e. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dan analisis data pada penelitian ini dilakukan
setelah tahap pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan telaah
57
dokumen. Data yang telah dikumpulkan akan disusun dalam bentuk
transkrip data. Kemudian data yang telah disusun akan diolah dan
disajikan dalam bentuk narasi dan matriks.
2. Metode Perancangan Sistem
Perancangan sistem, merupakan kegiatan membuat rancangan output dan
input, rancangan proses, rancangan data dan rancangan user interface.
a. Rancangan output dan input menggunakan gambar dan tabel. Pemodelan
rancangan input dan output akan dibuat menggunakan aplikasi perangkat
lunak yii frame workphotoshop dan microsoft office, namun pada
penerapannya, rancangan input dan output akan dituangkan kedalam bahasa
pemograman website dalam bentuk PHP.
b. Rancangan proses dengan menggunakan Flow Chart untuk melihat alur
sistem secara keseluruhan dan Data Flow Diagram (DFD) untuk
menggambarkan hubungan dan proses perpindahan dan pengolahan data.
(Mulyanto, 2009). DFD dipilih karena menggunakan diagram alir yang
memudahkan pengguna yang kurang menguasai bidang komputer untuk
mengerti sistem yang akan dikerjakan. Rancangan proses ini dalam
penerapannya akan dituangkan dalam bahasa pemrograman website berupa
PHP.
c. Rancangan data menggunakan database yang digambarkan dengan Entity-
Relation Diagram (ERD). ERD dipilih karena umum digunakan, sederhana,
serta menggunakan diagram yang mudah dimengerti sehingga sistem mudah
untuk dipahami oleh pengguna. Rancangan database ini dalam
58
penerapannya akan dituangkan dalam bahasa pemrograman website berupa
PHP. Database management system yang digunakan adalah MySQL.
MySQL dipilih karena menggunakan bahasa SQL yang compatible dengan
bahasa PHP serta webserver Apache. MySQL merupakan freeware yang
sering digunakan, serta dalam proses pengaturannya dapat dilakukan secara
mudah menggunakan aplikasi XAMPP.
d. Rancangan user interface merupakan rancangan input dan output yang telah
dituangkan dalam sebuah aplikasi website. Website dirancang dengan
bahasa pemograman PHP dan web server berupa Apache. PHP dipilih
karena merupakan bahasa pemograman web yang direkomendasikan untuk
pemula. Apache dipilih karena compatible dalam mengeksekusi bahasa
PHP. Apache juga merupakan freeware yang sering digunakan, serta dalam
proses pengaturannya dapat dilakukan secara mudah menggunakan aplikasi
XAMPP. Yii Framework dipilih karena merupakan salah satu framework
pengembangan website terbaik dan menjadi prioritas berbagai programmer
di dunia. Yii Framework memungkinkan programmer untuk membuat
sistem informasi yang rumit, menarik, ringan dan memiliki keamanan yang
terjamin.
e. Uji Coba Sistem informasi akan dilakukan melalui langkah-langkah
skenario yang akan dibuat berdasarkan sub-sistem yang terdapat pada
sistem informasi baru program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss berbasis website untuk mengetahui kesesuaian fungsi dari
rancangan yang telah dibuat.
59
BAB V
HASIL
A. Gambaran Umum PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu
1. Profil Perusahaan
PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT PGE) Area Ulubelu
dalam melaksanakan eksplorasi, eksploitasi dan produksi sumber daya panas
bumi (geothermal) yang selalu berusaha menempatkan aspek keselamatan
dan kesehatan kerja dengan menerapkan Sistem Manajemen Perusahaan yang
terintegrasi. PT. PGE Area Ulubelu merupakan bagian dari PT. Pertamina
Geothermal Energy (PT. PGE) yang mulai beroperasi secarak komersial sejak
tahun 2012 dengan kapasitas produksi mencapai 110 MW.
Saat ini PT. PGE Area Ulubelu turut berkontribusi terhadap 20%
pembangkitan listrik di Provinsi Lampung. PGE Area Ulubelu mulai
melakukan suplai uap secara komersial untuk PLTP Unit 1 sebesar 55 MW
sejak 16 September 2012 dan unit 2 sebesar 55 MW sejak 23 Oktober 2012,
melalui Pernjanjian Jual Beli Uap (PJBU) dengan PLN (Persero). PGE Area
Ulubelu terus mengembangkan kapasitas pembangkitan melalui rencana
pengoperasian PLTP unit 3&4 sebesar 2x55 MW yang akan dioperasikan
oleh PT. PGE Area Ulubelu tahun 2016 dan 2017.
Lokasi Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu secara administratif
terletak di Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Berada di
90 km arah selatan kota Bandar Lampung pada elevasi 700 m hingga 1100 m
60
diatas permukaan laut. Suhu lingkungan sekitar 23-26oC dengan curah hujan
antara 1500 sampai 2300 mm per tahun. Luas daerah PT. Pertamina
Geothermal Energy adalah 92.064 Ha.
Gambar 5.1 Peta Lokasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Sumber : (PT PGE Ulubelu, 2014)
2. Visi dan Misi Perusahaan
PT. Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) secara umum memiliki visi
sebagai World Class Geothermal Energy Enterprise. Untuk mencapai visi
tersebut, PT Pertamina Geothermal Energy melakukan usaha pengembangan
energi Geothermal secara optimal yang berwawasan lingkungan dan
memberikan nilai tambah bagi Stake Holder.
61
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Bagan 5.1 Struktur Organisasi PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015
Sumber :(PT PGE Ulubelu, 2014)
PT. Pertamina Gothermal Energy (PT.PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu area PT. PGE di area Ulubelu,
Tanggamus, Lampung, yang dipimpin oleh seorang General Manager. Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari General
Manager dibantu oleh beberapa departemen yang disebut dengan “fungsi”. PT. PGE Area Ulubelu sendiri memiliki 10
fungsi, yaitu fungsi enginering, operasi, HSSE (Health, Safety, Security and Environment), Pemeliharaan, Keuangan, ICT
(Information Computer Technology), HRD & GA (Human Resources Development and General Affairs), Hubungan
Masyarakat dan Pemerintahan, Legal Counsel dan SCM (Suply Chain Managements).
General Manager PT. PGE Area Ulubelu
Engineering Operasi HSSE Pemeliharaan Keuangan ICT HRD & GAHumas &
PemerintahanLegal Counsel SCM
62
4. Proses Produksi Perusahaan
Bagan 5.2 Proses Produksi PT. PGE Area Ulubelu
Sumber :(PT PGE Ulubelu, 2014)
Gambar 5.2 menunjukan proses produksi PT. PGE Area Ulubelu secara
umum. Fluida akan naik dan keluar melalui sumur produksi lalu dialirkan ke
separator untuk dipisahkan antara uap dan air, uap akan diteruskan ke PLTP
untuk memutar turbin sehingga dapat menghasilkan listrik. Sisa fluida akan
direinjeksikan kembali melalui sumur reinjeksi, sehingga proses produksi
dikenal dengan nama close system.
5. Program K3 Perusahaan
a. Kebijakan K3
PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu telah berupaya
menerapkan SMK3, salah satunya dapat dilihat dari upaya membangun
dan memelihara komitmen. Hal tersebut dapat tercermin dalam kebijakan
K3LL dan Pengamanan yang dimiliki perusahaan. Kebijakan tersebut
memiliki isi sebagai berikut:
Reservoir
(Under Ground)
Sumur
Produksi Separator
Sumur
Reinjeksi
PLTP Masyarakat
Fluida Cair & Uap
Fluida Uap
Fluida Cair
Listrik
63
1) Mematuhi dan melaksanakan ketentuan peraturan perundangna-
undangan serta persyaratan terkait yang berlaku bagi perusahaan.
2) Mengoptimalkan kualitas dan kuantitas pasokan uap dan listrik
yang berwawasan lingkungan sesuai komitmen kepada pelanggan
dengan mengutamakan aspek K3LL dan pengamanan perusahaan
dalam melaksanakan aktivitasnya.
3) Memastikan kondisi kerja yang aman, sehat dan mencegah-
menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akbiat kerja
dan pencemaran lingkungan (pencemaran air, udara dan tanah).
4) Komitmen untuk melaksanakan konservasi sumber daya, efisiensi
energi, konservasi air, pengurangan emisi, pengurangan serta
pemanfaatan limbah B3 dan Non-B3, perlindungan
keanekaragaman hayati, pencegahan kerugian dan senantiasa
melakukan upaya peningkatan berkelanjutan terhadap sistem
manajemen mutu, keehatan dan keselamatna kerja dan lingkungan
disetiap aspek.
5) Mengoptimalkan program Corporate Social Responsibility guna
menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan harmonis
dengna stakeholder (perusahaan, pelanggan, pekerja, mitra kerja,
instansi pemerintah, institusi terkait dan masyarakat sekitar) serta
mendukung peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat.
64
6) Secara aktif mengkomunikasikan kebijakan perusahaan kepada
seluruh stakeholder
Kebijakan ditandatangani langsung oleh General Manager PT.
Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu pada tanggal 2 (dua) April
2015. Kebijakan tidak dapat dilampirkan karena merupakan dokumen
rahasia perusahaan.
b. Prosedur observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss
Program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss
merupakan perwujudan dari pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Peraturan Pemerintah (PP)
No. 50 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker)
No. 3 Tahun 1998. Dalam PP dan Permenaker tersebut perusahaan harus
menetapkan prosedur dan melaksanakan pelaporan kejadian perilaku
tidak aman, kondisi tidak aman dan nearmiss di perusahaan. Prosedur
program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE
Area Ulubelu terdapat pada dokumen TKO nomor B-015/PGE254-
1/2015-S0 yang dikeluarkan pada tanggal 1 Juni 2015. Dalam prosedur
tersebut dijelaskan bahwa kegiatan observasi keselamatan kerja dan
pelaporan nearmiss diperlukan untuk mengetahui dan mencegah suatu
kejadian yang berpotensi menimbulkan suatu dampak besar, kecelakaan
berat, bahkan fatality atau kematian dari suatu pekerjaan tertentu.
65
Prosedur ini merupakan dokumen petunjuk pelaksanaan observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss yang berlaku di seluruh fungsi
PT. PGE Area Ulubelu. Namun, prosedur tidak dapat dilampirkan karena
merupakan dokumen rahasia perusahaan. Pada prosedur ini dilakukan
pelaksanaan program observasi dan pelaporan nearmiss dengan metode
manual menggunakan kartu.
Sebelum program ini berlangsung, telah dilaksanakan pelatihan dan
penyampaian informasi yang juga akan terus diulang dan diberikan
kepada para pegawai dan pekerja di PT. PGE Area Ulubelu. Bila seorang
pegawai ingin melapor, kartu tersebut bisa didapatkan oleh pelapor dari
nearmiss box yang terdapat disekitar area kerja maupun ruang HSSE.
Kartu yang telah diisi lalu dimasukan ke dalam nearmiss box atau
langsung diserahkan ke fungsi HSSE. Kartu terisi akan diinput ole
penanggung jawab program ke dalam komputer secara berkala dan
dibuatkan laporannya sesuai dengan kebutuhan.
Kejadian yang membutuhkan tindakan segera akan langsung
ditindaklanjuti sehinga kejadian dapat segera diperbaiki dan tidak
terulang di masa yang akan datang. Apabila terdapat data dalam kartu
yang kurang jelas atau membutuhkan penjelasan, PJ program akan
melakukan klarifikasi dengan memanggil pelapor yang mengisi kartu
sehingga hal yang terdapat didalam kartu bisa dipahami dan
ditindaklanjuti. Setiap bulan, akan diberikan oleh fungsi HSSE hadiah
kepada pelapor terbanyak dan terbaik sebagai apresiasi mematuhi
66
prosedur yang telah ditetapkan oleh fungsi HSSE untuk berperan aktif
menjaga keselamatan kerja di perusahaan.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Informan
Informan penelitian ini diambil berdasarkan pertimbangan tertentu,
dimana informan dianggap mengetahui situasi yang terjadi berkaitan dengan
objek penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam penelusuran dan
memahami objek yang sedang diteliti. Informan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Informan utama
Informan utama dalam penelitian ini adalah penanggung jawab dan
pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss serta pengambil keputusan yang diperoleh dari hasil
program tersebut yaitu petugas fungsi HSSE, pengawas fungsi HSSE
dan Manajer fungsi HSSE di PT PGE Area Ulubelu.
b. Informan pendukung
Informan pendukung dalam penelitian ini adalah manajer
departemen dan staff pada fungsi lain (tabel 5.1).
67
Tabel 5.1 Karakteristik Informan
No
Kategori
Informan Informan Jabatan
1 Informan
Utama
F Pengawas fungsi HSSE (Penanggung Jawab Program)
KU Pengawas fungsi HSSE
D Petugas Lapangan fungsi HSSE
MR Petugas Lapangan fungsi HSSE
WS Manajer fungsi HSSE
2
Informan
Pendukung
DYS Staff fungsi Engineering
BAP Staff fungsi Operasi
EW Staff fungsi Pemeliharaan
MZ Staff fungsi ICT
DPZ Staff fungsi Humas dan Pemerintahan
NE Staff fungsi SCM
2. Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama
Tabel 5.2 Analisis Sistem Informasi Lama berdasarkan Aspek Performa,
Informasi, Ekonomi, Kontrol, Efisiensi dan Servis
No Aspek Sistem Lama
1. Performa Belum berjalan dengan baik, masih lambat. Belum
konsisten menghasilkan informasi antara satu hari
sampai satu bulan.
2. Informasi Informasi yang ada belum cukup sesuai dengan yang
dibutuhkan
3. Ekonomi Membutuhkan biaya yang cukup besar dengan
pengeluaran Rp 2.000.000 per 1000 lembar kartu pada
sekali cetak, setiap 3 bulan.
4. Kontrol Sistem berjalan diawasi dari pihak manajer sampai
pengawas, terdapat prosedur, keamanan data cukup
terjamin.
5. Efisiensi Efisiensi masih rendah, hasil yang diharapkan masih
jauh dari upaya yang telah dilakukan.
6. Servis Sistem lama sudah cukup mudah untuk dimengerti dan
dilaksanakan oleh pengguna.
68
Tabel 5.2 merupakan hasil investigasi sistem lama berdasarkan aspek
performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis.
a. Aspek Performa Sistem Informasi Lama
Performa pada sistem informasi lama belum berjalan dengan baik dan
lambat, hal tersebut didapatkan dari hasil wawancara kepada seorang
pengawas fungsi HSSE, yaitu:
“..saat ini sistem sudah ada dan berjalan, namun masih belum
berjalan dengan baik, data-data belum dapat lengkap kami peroleh.
Perolehan informasi masih lambat karena kesibukan masing-masing
personil juga.”.
Begitupula menurut manajer fungsi HSSE yang mengatakan:
“..butuh banyak waktu yang digunakan untuk mengurusi program
tersebut untuk mendapatkan informasi..”
Berdasarkan hasil observasi, sistem dapat dikatakan lambat, karena
memiliki aktivitas pekerjaan yang terpisah-pisah, hal tersebut
menyebabkan proses dalam sistem informasi membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk melakukan input kembali ke dalam komputer dan
mengolah laporan satu persatu sehingga menghasilkan sebuah informasi.
Berdasarkan hasil observasi, waktu diperlukan untuk menghasilkan
informasi masih belum konsisten, antara satu hari sampai satu bulan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, aspek performa dari
sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan
69
pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu dapat dikatakan belum
berjalan dengan baik dan masih lambat.
b. Aspek Informasi Sistem Informasi Lama
Informasi yang didapatkan dari sistem informasi lama belum cukup
atau belum memenuhi apa yang diinginkan, hal tersebut diketahui dari
wawancara dengan manajer fungsi HSSE, dikatakan:
“informasi belum cukup, butuh banyak waktu yang digunakan untuk
mengurusi program tersebut untuk mendapatkan informasi..”.
Menurut pengawas fungsi HSSE informasi yang saat ini digunakan
baru sebatas kuantitas, berapa banyak kasus yang terjadi pada jangka
waktu tertentu. Data yang masuk seringkali belum sempat untuk
dilakukan pengolahan dan banyak juga kejadian yang belum terlaporkan.
Dari hasil observasi dan telaah dokumen, waktu untuk mendapatkan
informasi masih belum konsisten, bisa cepat, bisa lambat, hal itu terjadi
karena kesibukan penanggung jawab program yang berbeda-beda
sepanjang tahunnya.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen, aspek
informasi dari sistem informasi lama pada program observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
dapat dikatakan belum cukup sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
70
c. Aspek Ekonomi Sistem Informasi Lama
Anggaran untuk program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss, dapat dilihat dalam dokumen ABO (Anggaran Biaya Operasi)
PT. PGE Area Ulubelu. Diketahui bahwa dibutuhkan uang sejumlah RP.
2.000.000 untuk menerbitkan 1000 lembar kartu observasi keselamatan
kerja dan pelaporan nearmiss. Anggaran tersebut secara rutin
dikeluarkan setiap tiga bulan. Dokumen anggaran tidak dapat
dilampirkan karena merupakan rahasia perusahaan. Berdasarkan hasil
telaah dokumen tersebut, aspek ekonomi yang digunakan pada sistem
informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan
pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu masih membutuhkan
biaya yang cukup besar untuk pengadaan kartu.
d. Aspek Kontrol Sistem Informasi Lama
Kontrol sistem cukup baik dari pihak manajer fungsi HSSE, manajer
ikut berperan dalam pelaksanaan, ikut mengawasi dan juga melaporkan
hasil temuannya. Kontrol data juga dinilai cukup baik dengan
membatasi autoritas untuk melihat dokumen yang ada di fungsi HSSE
PT. PGE Area Ulubelu, seperti yang dikatakann oleh penanggung jawab
program, yaitu:
“..kemanan baik. data-data selalu masuk ke kami, walau belum semua
masuk dokumen atau ditindaklanjuti. tapi kami simpan di laci dan
dikunci. Hanya yang berkepentingan yang dapat melihat..”.
71
Berdasarkan hasil telaah dokumen sistem dikatakan memiliki kontrol
yang baik, karena telah memiliki pedoman pelaksanaan program pada
dokumen prosedur NO. B-015/PGE254-1/2015-S0 tentang “Pelaporan
Nearmisss, Kondisi Tidak Aman Dan Tindakan Tidak Aman”. Dari hasil
observasi, dokumen-dokumen hasil temuan juga disimpan dengan baik
pada sebuah ordner (dokumen fisik) atau pada sebuah folder (dokumen
elektrik).
Berdasarkan hasil wawancara, telaah dokumen dan observasi, aspek
kontrol dalam sistem informasi lama pada program observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
telah berjalan dengan baik dengan keamanan yang cukup terjamin.
e. Aspek Efisiensi Sistem Informasi Lama
Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa hasil yang didapatkan
dari program ini belum maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari upaya
yang dilakukan tidak sebanding dengan hasilnya yang hanya sedikit.
Seperti yang dikatakan oleh salah seorang pengawas fungsi HSSE, yaitu:
“..kami telah menyusun sistemnya, membuat dokumen prosedur,
mensosialisasikan, menyediakan sumber daya, namun dalam
pelaksanaannya belum dapat kami terapkan dengan baik, karena
data kurang memadai dan memerlukan waktu yang banyak untuk
verifikasi dan sebagainya..”.
72
Sumber daya berupa kartu, banyak yang terbuang setiap
pengadaannya, karena tidak semua habis digunakan. Usaha yang sia-sia
juga dapat terlihat dari tidak digunakannya kembali kotak nearmiss atau
nearmiss box. Padahal berdasarkan hasil observasi, masih terdapat
nearmiss box di beberapa tempat yang hanya menggantung dan tidak
memiliki fungsi sebagaimana semestinya. Pengisian yang tidak lengkap
juga memakan waktu kerja, baik pelapor maupun penanggung jawab
program, karena waktu tersebut digunakan untuk berdiskusi terkait
variabel-variabel yang tidak terisi pada kartu.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, aspek efisiensi dari
sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan
pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu masih jauh dari apa yang
diharapkan, karena usaha tidak berbanding lurus dengan hasil. Sistem
informasi lama masih memiliki efisiensi yang rendah.
f. Aspek Servis Sistem Informasi Lama
Pelaksanaan sistem oleh pengguna diketahui cukup sederhana dan
mudah untuk dipahami serta dilakukan, seperti yang dikatakan oleh salah
seorang pengawas fungsi operasi, yaitu:
“..cukup mudah dimengerti oleh kalangan pekerja...”.
Namun karena beberapa hal, seperti jauhnya lokasi pengambilan kartu
dari tempat pekerjaan, waktu kerja yang sibuk, lupa dan lain sebagainya,
73
sehingga banyak pekerja yang tidak melaporkan kejadian nearmiss atau
unsafe act dan unsafe condition.
Berdasarkan hasil observasi, pekerja dan pekarya fungsi operasi,
pemeliharaan, dan engineering lebih banyak memiliki waktu di lapangan
daripada di kantor sepanjang waktu jam kerja. Sehingga mereka kesulitan
bila harus kembali untuk mengambil kartu bila tidak membawanya
sebelum berangkat ke lapangan. Selain itu bila sudah membawa ke
lapangan, belum tentu ada kejadian seperti yang dikatakan oleh salah
seorang staff fungsi humas dan pemerintah, yaitu:
“..tidak setiap orang ingat bawa kartu ketika ke lapangan, atau
sudah bawa ternyata tidak ada kejadian, jadi sia-sia..”.
Berdasarkan observasi, sistem informasi lama ini belum banyak
mendukung pekerjaan pihak manajemen dan penanggung jawab
program. Justru menambahkan beban penanggung jawab dan pihak
manajemen yang belum dapat menghasilkan keputusan berkaitan dengan
keselamatan kerja dari hasil sistem informasi ini.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, aspek servis dari sistem
informasi lama sudah cukup baik, hal tersebut dibuktikan dengan sistem
yang cukup mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh pengguna.
74
3. Hasil Analisis Sistem Informasi
a. Input
1) Input Sistem Informasi Lama
a) Data
Data yang terdapat pada sistem informasi lama masih belum
lengkap. Seperti yang dikatan oleh salah satu pengawas HSSE,
yaitu:
“data belum lengkap, sedikit yang dapat kami tindak lanjuti
menjadi sebuah informasi, terkadang dari lapangan juga
banyak yang tidak terlaporkan atau tercatat.”
Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen data yang
digunakan pada laporan hanya berupa berapa jumlah kejadian
perilaku tidak aman, kondisi tidak aman dan nearmiss pada
rentang waktu tertentu. Masukan juga belum sesuai, terdapat data
yang kurang tepat seperti isi variabel yang salah, maupun variabel
tidak diisi.
b) Sumber Daya Manusia
Tabel 5.3 Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama
No Sumber Daya Manusia
1. Pelapor
2. Penanggung Jawab Program
3. Manajer fungsi HSSE
75
Sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah pelapor, yaitu
orang yang melaporkan kejadian, pelapor tersebut dapat
merupakan admin, pengawas, petugas lapangan dan manajer pada
semua fungsi di PT. PGE Area Ulubelu. Sumber daya manusia
kedua adalah Penanggung Jawab Program, merupakan sumber
daya manusia yang melakukan input dan pengolahan data
terhadap laporan kejadian dari pelapor. Penanggung Jawab
Program ini merupakan salah satu Pengawas fungsi HSSE yang
ditunjuk untuk membuat dan mengelola Sistem Observasi
Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss. Sumber daya
manusia yang ketiga adalah manajer fungsi HSSE, yaitu sumber
daya manusia yang bertugas untuk menerima laporan, melakukan
pemeriksaan dan membuat keputusan terkait dengan keselamatan
kerja.
c) Perangkat Keras
Berdasarkan hasil observasi, perangkat keras yang digunakan
dalam pelaksanaan sistem lama adalah kartu observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss (lampiran 7), nearmiss
box serta komputer untuk melakukan pengolahan data.
76
Gambar 5. 2 Nearmissbox dan komputer di PT. PGE Area Ulubelu
d) Perangkat Lunak
Berdasarkan hasil observasi, perangkat lunak yang digunakan
adalah microsoft word dan mircrosoft excel untuk mengolah data
dan membuat laporan.
e) Jaringan
Berdasarkan hasil observasi, tidak dibutuhkan jaringan
internet pada sistem lama, namun dalam pendistribusian data dan
informasi, penanggung jawab program dibantu dengan jaringan
intranet/lokal koneksi menggunakan topologi star.
2) Kebutuhan Input Sistem Informasi Baru
a) Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengawas dan manajer
HSSE data yang pada sistem baru adalah data yang akan
menghasilkan output yang akurat, cepat dan tepat waktu. Data
tersebut diolah menjadi informasi yang akan ditulis dalam
77
laporan. Sistem informasi baru harus dapat mengurangi bahkan
meniadakan data yang salah dan tidak diisi, sehingga
menghasilkan informasi yang yang akurat dan lengkap. Cara-cara
sistem informasi mengurangi dan meniadakan kekurangan pada
sistem informasi yang lama akan dihasilkan pada rancangan
sistem informasi.
b) Sumber Daya Manusia
Tabel 5.4 Sumber Daya Manusia pada Sistem Baru
No Sumber Daya Manusia Status
1. Pelapor Tersedia
2. Penanggung Jawab Program Tersedia
3. Manajer fungsi HSSE Tersedia
4. Petugas pemeliharaan website dan jaringan Tersedia
Sumber daya yang dibutuhkan pada sistem baru adalah
pelapor, penanggung jawab program, manajer fungsi HSSE, dan
petugas pemeliharaan website dan jaringan. Pelapor merupakan
seluruh karyawan PT. PGE Area Ulubelu yang melaporkan
kejadian unsafe act dan unsafe condition atau nearmiss.
Penanggung Jawab Program merupakan pengawas fungsi HSSE
yang bertanggung jawab pada program ini. Manajer fungsi HSSE
merupakan sumber daya yang melakukan pengawasan dan
78
pengambilan keputusan terkait keselamatan berdasarkan
informasi yang dihasilkan dari sistem.
Petugas pemeliharaan website dan jaringan merupakan staff
yang ditunjuk untuk melakukan pemeliharan terhadap website
dan jaringan dan bekerjasama dengan Penanggung Jawab
Program dalam rangka melakukan pemeliharaan jaringan dan
website, termasuk mengelola akun dan keamanan yang terdapat
pada website. Berdasarkan hasil observasi, telah terdapat staff
yang memiliki kemampuan sebagai personil yang dapat ditunjuk
sebagai petugas pemeliharaan jaringan dan website, yaitu staff
pada fungsi ICT sehingga PT. PGE Area Ulubelu tidak perlu
untuk melakukan penambahan personil baru, hanya perlu
mengoptimalkan sumber daya manusia dengan menambahkan
deksripsi kerja pada personil yang ditunjuk.
c) Perangkat Keras
Perangkat keras yang dibutuhkan pada sistem baru adalah
komputer dan seperangkat alat untuk konkesi internet seperti
perangkat wifi atau kabel koneksi internet.
Berdasarkan hasil observasi, telah terdapat perangkat
komputer (Bagan 5.4) pada masing-masing fungsi PT. PGE Area
Ulubelu dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:
79
Tabel 5.5 Spesifikasi Minimum Perangkat Komputer
di PT. PGE Area Ulubelu
Komponen Spesifikasi Minimum
Prosesor 3,5 Hertz/ Intel Pentium 4 (SSE2)
VGA 4 GB
RAM 4 GB
Hard Disk Drive 40 GB
OS Windows 8 Pro 32 bit (6.2, Build 9200)
NIC/LAN CARD YA
PSU YA
Keyboard, Mouse/Touchpad YA
Untuk perangkat laptop, masing-masing pengawas memiliki
fasilitas laptop dengan spesifikasi minimum yang terdapat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 5.6 Spesifikasi Minimum Perangkat Laptop
di PT. PGE Area Ulubelu (ASUS S400CA)
Komponen Spesifikasi Minimum
Prosesor Intel® Core™ i7 3517U@1,7Ghz
VGA Integrated Intel® HD Graphics 4000 *2
RAM DDR3 1600 MHz SDRAM, OnBoard
Memory 2 GB
Hard Disk Drive 2.5" SATA 500GB 5400RPM
OS Microsoft Windows 8 Pro 32 bit
NIC/LAN CARD YA
PSU YA
Keyboard, Mouse/Touchpad YA
Untuk perangkat smartphone, memiliki spesifikasi minimum
pada tabel 5.7.
80
Tabel 5.7 Spesifikasi Minimum Perangkat Smartphone
di PT. PGE Area Ulubelu (lenovo A6000)
Komponen Spesifikasi Minimum
Prosesor Quad-core 1.2 GHz Cortex-A53
Resolusi 720 x 1280 pixels (~294 ppi pixel density)
RAM 1 GB
Memory Internal 8 GB; MicroSD 32 GB
OS Android OS, v4.4.4 (KitKat)
Jaringan Internet/Wifi YA
Berdasarkan observasi, ditemukan perangkat lunak untuk
mengakses website pada masing-masing perangkat tersebut.
d) Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang dibutuhkan pada sistem baru adalah,
web browser dan jaringan internet. Berdasarkan hasil observasi
terdapat web browser baik pada komputer, laptop, maupun
smartphone. Web browser yang banyak ditemukan yaitu, internet
explorer, mozilla firefox dan google chrome pada komputer dan
laptop. Pada smartphone web browser yang ditemukan berupa
“web browser” bawaan smartphone dan google chrome for
smartphone
e) Jaringan
Dibutuhkan jaringan internet pada sistem baru ini.
Berdasarkan hasil observasi, terdapat jaringan internet nirkabel
atau “wifi” yang merupakan fasilitas kantor dan juga jaringan 3G
untuk provider XL dan Simpati. Berdasarkan hasil wawancara
81
dengan staff ICT, walau jaringan internet mampu mencapai
kecepatan 10 Mbps, namun internet fasilitas kantor di batasi
sebanyak 1 (satu) Mbps untuk setiap pengguna.
b. Proses
1) Proses Sistem Informasi Lama
PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu
menggunakan metode manual dengan kartu untuk melaksanakan
program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss.
Tahapan-tahapan dalam sistem tersebut adalah sebagai berikut:
1) Semua pekerja dan pekarya pada masing-masing fungsi wajib
melaporkan nearmiss, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman
baik yang dialami sendiri maupun yang disaksikan kepada fungsi
HSSE.
2) Semua pekerja dan pekarya yang ingin melaporkan atau
membutuhkan kartu observasi keselamatan kerja dan nearmiss
dapat mengambil kartu di ruang fungsi HSSE pada salah satu
pengawas fungsi HSSE.
3) Pekerja dan pekarya yang ingin melaporkan kejadian mengisi kartu
sesuai dengan kejadian yang dialami ataupun disaksikan.
4) Pekerja dan pekarya yang telah mengisi kartu sesuai dengan
kejadian wajib mengembalikan kartu kepada salah satu pengawas
fungsi HSSE.
82
5) Bila diperlukan fungsi HSSE akan melakukan pemanggilan
terhadap pelapor untuk menanyakan lebih jelas tentang kejadian
nearmiss atau kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman.
6) Kartu yang telah berisi laporan akan disimpan oleh penanggung
jawab program, yaitu salah satu pengawas fungsi HSSE.
7) Laporan akan diinput dan diolah sehingga dapat diketahui jenis
kejadian dan ditentukan status serta tindak lanjut yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi kejadian nearmiss atau tindakan
dan kondisi tidak aman. Tindak lanjut merupakan keputusan yang
dibuat dari hasil rapat internal fungsi HSSE.
8) Setelah ditentukan status dan tindak lanjut, fungsi HSSE akan
menunjuk fungsi atau individu yang bertanggung jawab untuk
melakukan tindak lanjut. Tindak lanjut yang belum dilakukan akan
diberi status “OPEN” dan tindak lanjut yang sudah dilakukan
dengan akan diberi statsu “CLOSE”.
9) Semua laporan akan diolah dan dimasukan dalam laporan bulanan,
triwulanan maupun laporan tahunan.
10) Laporan-laporan pada jangka waktu tertentu tersebut akan
diperiksa dan ditanda tangani oleh manajer fungsi HSSE sebelum
diterbitkan ke fungsi lain atau diteruskan ke pihak atasan.
83
Berikut merupakan flowchat Sistem Informasi Program Observasi
Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
yang sedang berjalan.
Flow Chart Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss yang sedang berjalan (sistem lama)
Pelapor Penanggung jawab program Manajer fungsi HSSE
Bagan 5.3 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan
Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang sedang berjalan.
Mulai
Kartu Observasi Keselamatan Kerja
dan Nearmiss
Pengisian Kartu
Kartu yang telah diisi
Kartu yang telah diisi
Kartu terisi data lengkap
Memeriksa data
dalam kartu
Kartu terisi data
tidak lengkap Kartu terisi
data
lengkap
Memanggil
pelapor
Memenuhi
panggilan
fungsi HSSE
Memberikan
keterangan
lebih lanjut
Kartu dengan data
yang telah lengkap
Menginput
dan
mengolah
data
Menentukan
status
“OPEN” dan
tindak lanjut
Menunjuk
Penanggung
Jawab tindak
lanjut (PIC)
Hasil tindak lanjut dan
status “CLOSE”
Membuat
laporan sesuai
jangka waktu
Laporan Program Observasi
Keselamatan dan Nearmiss
Laporan Program Observasi
Keselamatan dan Nearmiss
Laporan Program
Observasi Keselamatan
dan Nearmiss
dipublikasikan
Arsip
Arsip
Menentukan
tindak lanjut
Memeriksa
dan
menyetujui
laporan
Sumber: Dokumen prosedur PT. PGE Area Ulubelu NO. B-015/PGE254-1/2015-S0
84
2) Kebutuhan Proses Sistem Informasi Baru
Sistem baru diharapkan dapat membantu pekerjaan dan
mempersingkat waktu kerja sistem, seperti yang dikatakan oleh salah
seorang pengawas fungsi HSSE yaitu:
“..membantu program ini supaya dapat berjalan lebih baik..”.
Untuk alur sistem baru sesuai dengan kebutuhan, yaitu
mengadopsi dari sistem lama dan ditransformasikan media dan
pengolahan datanya menggunakan website. Sistem akan dibuat
sesederhana mungkin, namun diharapkan dapat mempercepat alur
data dan perolehan informasi terkait kondisi dan tindakan tidak aman
serta nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu. Alur sistem baru adalah
sebagai berikut:
1) Semua pekerja dan pekarya pada masing-masing fungsi wajib
melaporkan nearmiss, kondisi tidak aman dan tindakan tidak
aman baik yang dialami sendiri maupun yang disaksikan kepada
fungsi HSSE.
2) Semua pekerja dan pekarya yang ingin melaporkan dapat
membuka website observasi keselamatan kerja dan nearmiss.
3) Semua pekerja dan pekarya yang telah membuka website dapat
langsung memilih menu melaporkan kondisi dan situasi tidak
aman atau nearmiss sesuai kejadian. Setelah memilih menu,
pekerja dan pekarya yang ingin melaporkan mengisi formulir
85
yang terdapat dalam website sesuai dengan kejadian dan
melakukan “submit”. Bila pengisian tidak sesuai atau data
kurang, maka formulir tidak akan bisa di “submit”.
4) Penanggung jawab program dan seluruh pengawas serta manajer
fungsi HSSE akan mendapatkan informasi bahwa ada laporan
yang “submit” pada perangkat masing-masing.
5) Penanggung jawab program akan menentukan status dan tindak
lanjut berdasarkan keputusan fungsi HSSE. Status, penanggung
jawab dan batas waktu tertentu untuk tindak lanjut akan diinput
langsung di website oleh penanggung jawab. Akan ada sistem
pengingat bila tindak lanjut masih “OPEN” melebihi batas waktu
yang telah ditentukan.
6) Hasil olahan data dari database dalam website akan dimasukan
dalam laporan bulanan, triwulanan maupun laporan tahunan.
7) Laporan-laporan pada jangka waktu tertentu tersebut akan
diperiksa dan ditanda tangani oleh manajer fungsi HSSE sebelum
diterbitkan ke fungsi lain atau diteruskan ke pihak atasan.
86
Berikut merupakan flowchat Sistem Informasi Program Observasi
Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
yang akan dirancang.
Flow Chart Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss yang akan dirancang (sistem baru)
Pelapor Penanggung jawab program Manajer fungsi HSSE
Bagan 5.4 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan
Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang akan dirancang
Mulai
Website Observasi Keselamatan Kerja
dan Nearmiss
Mengisi Form
pada website
Submit
Mendapatkan data hasil
submit
Mendapatkan data hasil
submit
Menenetukan
status
“OPEN”dan
tindak lanjut
Menunjuk
Penanggung
Jawab tindak
lanjut (PIC)
Hasil tindak lanjut dan
status “CLOSE”
Membuat
laporan sesuai
jangka waktu
Laporan Program Observasi
Keselamatan dan Nearmiss
Laporan Program Observasi
Keselamatan dan Nearmiss
Laporan Program
Observasi Keselamatan
dan Nearmiss
dipublikasikan
Data
base
Arsip
Data base
Mendapatkan
hasil pengolahan
oleh web
Pengolahan
data oleh
website
Pengolahan
data oleh
website
Menentukan
tindak lanjut
Memeriksa
dan
menyetujui
laporan
87
c. Output
1. Output Sistem Informasi Lama
Output pada sistem informasi lama dari Program Observasi
Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
berupa data tabel dalam bentuk dokumen Microsoft Excel.
Berdasarkan hasil observasi oleh peneliti, output dari sistem
informasi program ini belum lengkap dan sebagian besar masih
berupa kumpulan data masukan yang belum diolah menjadi sebuah
informasi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara oleh salah
satu staf fungsi HSE terkait dengan informasi dan data yang
dihasilkan,
“..belum lengkap, sedikit yang dapat kami tindak lanjuti menjadi
sebuah informasi, terkadang dari lapangan juga banyak yang
tidak terlaporkan atau tercatat”.
Output dari sistem informasi berupa informasi yang belum sesuai
dengan kebutuhan, yaitu akurat, cepat dan tepat waktu,
mengakibatkan belum dapat digunakannya keluaran sistem informasi
lama untuk pertimbangan pengambilan keputusan yang baik oleh
pihak manajemen terkait Keselamatan Kerja.
2. Kebutuhan Output Sistem Informasi Baru
Berdasarkan hasil telaah wawancara kepada staff HSSE dan telaah
dokumen, output pada sistem informasi baru setidaknya harus dapat
88
menggambarkan jumlah dan jenis kejadian yang terjadi dalam suatu
waktu (harian, bulanan, triwulan tahunan) dan suatu tempat, jumlah
laporan yang dikirim oleh pelapor dan mengenali status tindak lanjut
yang belum atau telah dilakukan.
Output harus dapat terintegrasi dengan masukan dan proses dalam
sebuah aplikasi berbasis website, sehingga pengolahan data menjadi
informasi menjadi lebih akurat, lebih lengkap dan lebih cepat untuk
dilakukan. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung keluaran
informasi yang lebih baik, sehingga dapat digunakan sebagai salah
satu bahan pertimbangan pihak manajemen dalam mengambil
keputusan terkait dengan keselamatan kerja.
Output akan dikatakan akurat karena terdapat verifikasi pada saat
masukan dan rekaputalasi dihasilkan berdasarkan rumus pada tabel
5.8.
89
Tabel 5.8 Rumus Keluaran Sistem Informasi Baru Berbasis Website
No Nama
Rumus
Rumus Keterangan
1. Berdasarkan Waktu
Harian Jumlah Kejadian Harian = ∑Kejadian
(Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak
Aman/Nearmiss) pada rentang hari
tertentu
Misal, kejadian kondisi tidak
aman: Tanggal 1 – 15 Juni
2016
Jumlah kejadian: 4
Bulanan Jumlah Kejadian Bulanan = ∑Kejadian
(Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak
Aman/Nearmiss) pada bulan tertentu
Misal, kejadian kondisi tidak
aman:
Januari 2016 : 5
Februari 2016: 6
Maret 2016: 4
Triwulan Jumlah Kejadian Triwulanan = ∑Kejadian
(Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak
Aman/Nearmiss) pada tiga bulan
pertama/kedua/ketiga/keempat
Misal, kejadian kondisi tidak
aman:
Triwulan Pertama Tahun
2016:
Januari+Februari+Maret =
15
Tahunan Jumlah Kejadian Tahunan = ∑Kejadian
(Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak
Aman/Nearmiss) pada tahun tertentu
Misal, kejadian kondisi tidak
aman:
Tahun 2013: 27
tahun 2014: 26
tahun 2015: 20
2. Berdasarkan
Tempat
Kejadian
Jumlah Kejadian berdasarkan Tempat =
∑Kejadian (Kondisi Tidak Aman/Perilaku
Tidak Aman/Nearmiss) pada tempat dan
rentang hari tertentu
Misal: kejadian kondisi tidak
aman, Tanggal 1-15 Juni
2016
Jumlah Kejadian di
Tempat A: 1
Tempat B: 3
Tempat C: 1
3. Berdasarkan
Pelapor
Jumlah Kejadian berdasarkan Pelapor =
∑Kejadian (Kondisi Tidak Aman/Perilaku
Tidak Aman/Nearmiss) berdasarkan
pelapor dan rentang hari tertentu
Misal: kejadian kondisi tidak
aman, Tanggal 1-15 Juni
2016
Pelapor yang melaporkan :
Afif: 2
Joko: 1
Febri: 1
4. Berdasarkan
Status
Tindak
Lanjut
Jumlah Kejadian berdasarkan Status
Tindak Lanjut = ∑Kejadian (Kondisi
Tidak Aman/Perilaku Tidak
Aman/Nearmiss) belum/sudah
ditindaklanjuti pada rentang hari tertentu
Misal: kejadian kondisi tidak
aman, Tanggal 1-15 Juni
2016
Status tindak lanjut:
Sudah: 2
Belum: 1
Output dapat dikatakan lengkap karena memenuhi aspek
berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajemen yaitu berdasarkan
90
waktu (harian, bulanan, triwulan, tahunan), tempat kejadian, nama
pelapor dan status tindak lanjut yang dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru
No Nama Output Tabel dan Diagram 1. Berdasarkan Waktu
Harian:
(Contoh: Periode Tanggal
1-15 Juni 2016)
Observasi Keselamatan Kerja
(Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman) Diagram
Tabel
Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Harian
Periode 1-15 Januari 2016
Nearmiss Diagram
00.5
11.5
22.5
Jum
lah
Tanggal
Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja Harian Periode 1-15 Januari 2016
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
00.20.40.60.8
11.2
1-J
an-1
6
2-J
an-1
6
3-J
an-1
6
4-J
an-1
6
5-J
an-1
6
6-J
an-1
6
7-J
an-1
6
8-J
an-1
6
9-J
an-1
6
10-
Jan
-16
11-
Jan
-16
12-
Jan
-16
13-
Jan
-16
14-
Jan
-16
15-
Jan
-16
Jum
lah
Tanggal
Diagram Pelaporan Nearmiss HarianPeriode 1-15 Januari 2016
91
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan)
No Nama Output Tabel dan Diagram
Tabel
Tabel Pelaporan nearmiss harian Periode 1-15 Januari 2016
Bulanan
(Contoh: Tahun 2015)
Observasi Keselamatan Kerja
(Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman)
Diagram
0
1
2
3
4
5
6
Jum
lah
Bulan
Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja Bulanan Periode Tahun 2015
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
92
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan)
No Nama Output Tabel dan Diagram
Tabel
Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Bulanan Periode tahun 2015
Bulan Jenis Kejadian
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Januari 5 5
Februari 4 5
Maret 4 2
April 0 1
Mei 2 0
Juni 0 0
Juli 0 0
Agustus 0 0
September 3 4
Oktober 1 2
November 5 1
Desember 3 5
Jumlah 27 25
Nearmiss
Diagram
0
0.5
1
1.5
2
2.5
Jum
lah
Bulan
Diagram Pelaporan Nearmiss Bulanan Periode Tahun 2015
93
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan)
No Nama Output Tabel dan Diagram
Tabel
Tabel Pelaporan Nearmiss Bulanan Periode tahun 2015
Bulan Jumlah Kejadian
Nearmiss
Januari 1
Februari 2
Maret 0
April 1
Mei 1
Juni 2
Juli 1
Agustus 2
September 0
Oktober 0
November 0
Desember 1
Jumlah 11
Triwulan
(Contoh: Triwulan I-IV
Tahun 2015)
Observasi Keselamatan Kerja
(Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman) Diagram
Tabel
Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Triwulanan Periode tahun 2015
Triwulan Jenis Kejadian
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Triwulan I 13 12
Triwulan II 2 1
Triwulan III 3 4
Triwulan IV 9 8
Jumlah 27 25
0
5
10
15
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Jum
lah
Triwulan
DiagramPelaporan Observasi Keselamatan Kerja TriwulananPeriode Tahun 2015
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
94
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan)
No Nama Output Tabel dan Diagram
Nearmiss
Diagram
Tabel
Tabel Pelaporan Nearmiss Trilwulanan Periode tahun 2015
Triwulan Jumlah Kejadian
Nearmiss
Triwulan I 3
Triwulan II 4
Triwulan III 3
Triwulan IV 1
Jumlah 11
Tahunan:
Periode Tahun 2013-2015
Observasi Keselamatan Kerja
(Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman)
Diagram
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Jum
lah
Triwulan
Diagram Pelaporan Nearmiss TriwulananPeriode Tahun 2015
0
5
10
15
20
25
30
35
2013 2014 2015
Jum
lah
Tahun
Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja TahunanPeriode tahun 2013-2015
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
95
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan)
No Nama Output Tabel dan Diagram
Tabel
Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Tahunan Periode tahun 2013-2015
Tahun Jenis Kejadian
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
2013 22 21
2014 30 24
2015 27 25
Jumlah 79 70
Nearmiss
Diagram
Tabel
Tabel Pelaporan Nearmiss Tahunan Periode tahun 2013-2015
Tahun Jumlah Kejadian
Nearmiss
Tahun 2013 10
Tahun 2014 12
Tahun 2015 11
Jumlah 46
2. Berdasarkan Tempat
Kejadian
(Contoh: Periode 1 Januari
2015 – 31 Desember
2015)
Observasi Keselamatan Kerja
(Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman)
Diagram
8
10
12
14
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Jum
lah
Tahun
Diagram Pelaporan Nearmiss TahunanPeriode Tahun 2016
0
2
4
6
Kantorlama
KantorBaru
ClusterA
CluterB
ClusterC
ClusterD
ClusterK
ClusterI
ClusterR1
ClusterR2
Jum
lah
Tempat Kejadian
Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja Berdasarkan Tempat Kejadian
Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
96
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan)
No Nama Output Tabel dan Diagram
Tabel
Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Berdasarkan Tempat Kejadian Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015
Tempat Kejadian Jenis Kejadian
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Kantor lama 3 3
Kantor Baru 2 1
Cluster A 3 4
Cluter B 4 4
Cluster C 2 1
Cluster D 1 2
Cluster K 2 3
Cluster I 2 2
Cluster R1 5 2
Cluster R2 3 3
Jumlah 27 25
Nearmiss
Diagram
Tabel
Tabel Pelaporan Nearmiss Berdasarkan Tempat Kejadian Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015
Tempat Kejadian Jumlah Kejadian
Nearmiss
Kantor Lama 3
Kantor Baru 2
Cluster A 2
Cluster C 1
Cluster D 1
Cluster R1 1
Jumlah 11
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Kantor Lama Kantor Baru Cluster A Cluster C Cluster D Cluster R1
Jum
lah
Kej
adia
n
Tempat Kejadian
Diagram Pelaporan Nearmiss Berdasarkan Tempat KejadianPeriode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015
97
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan)
No Nama Output Tabel dan Diagram
3. Berdasarkan Pelapor
(Contoh: Periode 1 Januari
2015 – 31 Desember
2015)
Observasi Keselamatan Kerja
(Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman)
Diagram
Tabel
Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Berdasarkan Nama Pelapor Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015
Nama Pelapor Jenis Kejadian
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Hendra 2 2
Joko 2 1
Widodo 4 4
Febri 2 3
Bambang 2 1
Wirawan 3 2
Agung 2 3
Hendro 2 3
Diki 4 3
Saji 3 2
Indra 1 1
Jumlah 27 25
Nearmiss
Diagram
012345
Jum
lah
Lap
ora
n
Nama Pelapor
Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja Berdasarkan Nama Pelapor
Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
0
1
2
3
Joko Widodo Febri Karinta Andri Diki SajiJum
lah
kej
adia
n
Nama Pelapor
Diagram Pelaporan Nearmiss Berdasarkan Nama Pelapor
Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015
98
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan)
No Nama Output Tabel dan Diagram
Tabel
Tabel Pelaporan Nearmiss Berdasarkan Nama Pelapor Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015
Nama Pelapor Jumlah Kejadian
Nearmiss
Joko 2
Widodo 2
Febri 2
Karinta 1
Andri 1
Diki 2
Saji 1
Jumlah 11
4. Berdasarkan Status
Tindak Lanjut
(Contoh: Periode 1
Januari 2015 – 31
Desember 2015)
Observasi Keselamatan Kerja dan Nearmiss
(Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman)
Diagram
25
2
Status Tindak Lanjut Perilaku Tidak Aman
Sudah Belum
21
4
Status Tindak Lanjut Kondisi Tidak Aman
Sudah Belum
99
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan)
No Nama Output Tabel dan Diagram
Tabel
Jenis Kejadian Status Tindak Lanjut
Sudah Belum
Perilaku Tidak Aman 25 2
Kondisi Tidak Aman 21 4
Nearmiss 10 1
Untuk tabel, keluaran hanya terlihat pada tanggal, bulan, tahun,
tempat, pelapor yang terdapat suatu kejadian untuk meringkas panjang
tabel. Output bisa didapatkan begitu pelapor melaporkan kejadian
(real time), sehingga informasi sudah ada ketika dibutuhkan. Output
pada sistem informasi baru diharapkan dapat jauh lebih baik daripada
sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja
dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu sesuai dengan
kebutuhan, yaitu akurat, lengkap, cepat dan tepat waktu.
4. Rancangan Sistem Informasi Baru
Rancangan sistem informasi baru merupakan rancangan sistem informasi
yang dibuat berdasarkan hasil investigasi dan analisis sistem informasi. Input
10
1
Status Tindak Lanjut Laporan Nearmiss
Sudah Belum
100
yang digunakan akan ditambah dan diganti sesuai dengan kebutuhan sistem
informasi baru, seperti penambahan SDM dalam rangka pemeliharaan
website dan mengganti kartu dengan aplikasi berbasis website. Selain dua hal
itu sistem informasi baru tidak membutuhkan terlalu banyak penambahan
dengan memaksimalkan fungsi sarana dan prasarana yang telah ada di PT.
PGE Area Ulubelu.
Sistem informasi lama memiliki proses dengan pengerjaan yang terpisah-
pisah, sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga dan waktu serta rentan
dengan terjadinya kesalahan dalam setiap pengerjaannya. Proses pada sistem
informasi baru diharapkan akan memangkas tenaga dan waktu serta
mengurangi terjadinya kesalahan. Hal tersebut dikarenakan input, proses dan
output dalam sistem informasi baru akan dilaksanakan secara terintegrasi
dalam sebuah aplikasi berbasis website.
Output yang diharapkan dari sistem informasi baru merupakan output
yang dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan,
oleh karena itu sistem informasi baru akan menyediakan informasi cepat dan
akurat serta dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Sistem Informasi baru
juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sistem informasi dalam
aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis.
Berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah rancangan sistem informasi baru
dalam bentuk website yang dibagi menjadi rancangan input, proses, output,
data, user interface dan uji coba sebagai berikut:
101
a. Rancangan Input
Rancangan input merupakan filling form yang terdapat pada halaman
website. Rancangan input terbagi menjadi lima, yaitu input login, input
registrasi, input formulir observasi keselamatan kerja, input formulir
nearmiss dan input formulir tindak lanjut.
1) Rancangan input “login”
nama input : login akun
sumber : pelapor, pj program, manajer hsse, pml
tujuan : keamanan data
fungsi : mendata seluruh pengguna, memberikan hak
akses sesuai jenis akun
media : website
format :
LOGIN
akun
password
:
:
masuk
Bagan 5.5 Format Input “login”
2) Rancangan input “pendaftaran pengguna baru”
nama input : pendaftaran pengguna baru
sumber : pelapor, PIC
102
tujuan : keamanan data
fungsi : mendata seluruh pengguna
media : website
frekuensi : setiap pendaftaran pengguna baru
PENDAFTARAN PENGGUNA BARU
id_akun
akun
password
nama_pengguna
fungsi_pengguna
e-mail_pengguna
no_hp_pengguna
nama_institusi
:
:
:
:
:
:
:
:
daftar
Bagan 5.6 Format Input “pendaftaran pengguna baru”
3) Rancangan input “Formulir observasi keselamatan kerja”
nama input : Formulir observasi keselamatan kerja
sumber : pelapor
tujuan : mendapatkan data kejadian
fungsi : tempat pelapor mengisi dan submit laporan
media : website
frekuensi
format
: setiap melapor observasi keselamatan kerja
:
103
FORMULIR OBSERVASI KESELAMATAN KERJA
id_akun
id_laporan_1
jns_usact
jns_uscon
jns_kjd
tgl_kjd
jam_kjd
tmpt_kjd
akv_kjd
desk_kjd
lkh_kor
gmb
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: unggah_gambar
simpan
Bagan 5.7 Format Input “fomulir observasi keselamatan kerja”
4) Rancangan input “formulir nearmiss”
nama input : formulir nearmiss
sumber : pelapor
tujuan : mendapatkan data kejadian
fungsi : tempat pelapor mengisi dan submit laporan
media : website
frekuensi : setiap melapor nearmiss
format :
Scroll list
Scroll list
104
FORMULIR NEARMISS
id_akun
id_laporan_2
jns_kjd
tgl_kjd
jam_kjd
tmpt_kjd
akv_kjd
desk_kjd
lkh_kor
gmb
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: unggah_gambar
simpan
Bagan 5.8 Format Input “fomulir nearmiss”
5) Rancangan input “formulir tindak lanjut”
nama input : formulir tindak lanjut
sumber : pj program, manajer fungsi hsse
tujuan : mendapatkan data tindak lanjut
fungsi : tempat pj program dan manajer fungsi hsse
mengisi dan submit tindak lanjut
media : website
frekuensi : setiap tindak lanjut
format :
105
FORMULIR TINDAK LANJUT: ID LAP
laporan obskesja/nearmiss
rek_tl
pic
tgl_limit_tl
status_tl
:
:
:
:
simpan
Bagan 5.9 Format Input “fomulir tindak lanjut”
6) Rancangan input “pencarian laporan”
nama input : pencarian laporan
sumber : database file obskesja/nearmiss
tujuan : mendapatkan rangkuman laporan
fungsi : tempat pj program dan manajer fungsi hsse
mencari dan mendapatkan laporan
media : website
frekuensi : setiap pencarian laporan
format :
PENCARIAN LAPORAN
Jns_laporan
Dari_tgl
Sampai_tgl
:
:
:
submit
Bagan 5.10 Format Input “pencarian laporan”
106
b. Rancangan Proses
Rancangan proses pada sistem baru digambarkan dalam bentuk Data
Flow Diagram, DFD dibagi menjadi beberapa diagram, yaitu diagram
konteks, diagram nol, dan diagram detail.
1) Diagram konteks
Diagram konteks menggambarkan sistem dalam suatu
lingkungan sistem dan hubungan antar entitasnya. Selain itu diagram
konteks merupakan suatu diagram yang memperlihatkan daerah
objek studi dan aliran data yang digunakan dalam level selanjutnya.
Berikut merupakan diagram konteks Sistem Informasi Program
Observasi Keselamatan Kerja (obskesja) dan Pelaporan Nearmiss
berbasis website:
107
Sistem Informasi Program Observasi
keselamatan Kerja dan Pelaporan
Nearmiss Berbasis Website
PJ Program
Pelapor
Manajer
PIC
Po
rtal_
pe
lap
or
Laporan
Isi_tl_obskesja
Isi_tl
Fo
rm_
tl
Form
_ne
arm
iss
Isi_
bio
data
log
in
Isi_
near
mis
s
Isi_
obsk
esj
a
Form
_bio
data
Info
_re
g
Fo
rm_
ob
skesj
a
Login
Cari_laporan
Isi_tl_nearmiss
Verifikasi_biodata
laporan
Form_biodata
Portal_PJ
Form_tl_nearmiss
Po
rtal_
pic
login
Portal_manajer
Form_tl_obskesja
Cari_laporan
login
Isi_tl_obskesja
Form_tl_obskesja
Form_tl_nearmiss
Isi_tl_nearmiss
Form
_tl_
ne
armiss
Isi_tl_
nearm
iss
Lap
ora
nk
u
Bagan 5.11 Diagram Konteks Sistem Informasi Program Observasi
Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss berbasis website
2) Diagram nol
Diagram nol menggambarkan keseluruhan proses yang terdapat
dalam sistem informasi program observasi keselamatan kerja
(obskesja) dan pelaporan nearmiss berbasis website. Dalam diagram
ini terdapat tiga proses, yaitu pemeriksaan akun, pengisian laporan
dan pengisian tindak lanjut. Setiap proses berhubungan dengan
beberapa entitas. Adapun terminator yang terdapat dalam diagram
ini terdiri dari lima entitas, yaitu entitas Pelapor, PJ program,
108
Manajer Fungsi HSSE, Person In Charge serta Petugas
Pemeliharaan Website dan Data. Namun untuk entitas petugas
pemeliharaaan website dan data tidak dimasukan ke dalam proses
karena berada diluar program yang akan dibuat. Adapun proses
pemeliharaan langsung dilakukan melalui “phpmyadmin”, sebuah
halaman dimana seluruh data disimpan.
Entitas Pelapor yang melihat kejadian unsafe act dan unsafe
condition atau nearmiss, akan mengisi formulir di website sesuai
dengan jenis kejadian. Sebelum mengisi formulir, pelapor harus
melakukan login akun atau registrasi akun bila belum memiliki akun.
Formulir terisi akan dikirim ke database “file laporan”. Formulir
terisi bisa dibuka oleh akun yang mempunyai hak akses, yaitu PJ
program, Manajer Fungsi HSSE dan Person in Charge (PIC). PJ
program, Manajer Fungsi HSSE dan PIC akan menerima laporan dan
mengisi “formulir tindak lanjut” melalui e-mail untuk
menindaklanjuti kejadian sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih
jelasnya proses ini dapat dilihat pada diagram nol pada bagan di
5.13.
109
1.0 Administrasi Akun
2.0 Pengisian Hasil
Observasi Keselamatan
Kerja
3.0 Pengisian Laporan
Nearmiss
4.0 Pencarian Laporan
PIC
Pelapor
Manajer
PJ Program Login
Verifikasi_biodata
Form_biodata
Portal_PJ
Portal_pelapor
Isi_biodata
Info_reg
login
Login
Portal_PICPortal_manajer
login
Isi_obskesja
Form_obskesja
Isi_nearmiss
Form_nearmiss
Laporanku
Isi_tl_obskesja
Form_tl_obskesja
Isi_tl_nearmiss
Form_tl_nearmiss
Cari_laporan
laporan
Isi_tl_obskesja
Form_tl_obskesja
Isi_tl_nearmiss
Form_tl_obskesja
Isi_tl_obskesja
Isi_tl_nearmissForm_tl_nearmiss
Cari_laporan
laporan
Bagan 5.12 Diagram Nol Sistem Informasi Observasi Keselamatan Kerja
dan Pelaporan Nearmiss berbasis website di PT. PGE Area Ulubelu
110
Tabel 5.10 Administrasi Akun
No. Proses 1.0
Nama Proses Administrasi Akun
Deskripsi Proses melakukan administrasi akun, pendaftaran
akun dan login untuk memberikan hak akses akun
sesuai jenis akun
Input login, isi_biodata, verifikasi_biodata
Output portal_pelapor, portal_PJ, portal_PIC,
portal_manajer, form_biodata, info_reg,
Tabel diatas merupakan tabel yang berisi detail proses 1.0, yaitu
proses administrasi akun.
Tabel 5.11 Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja
No. Proses 2.0
Nama Proses Pengisian Hasil Obskesja (Observasi
keselamatan Kerja)
Deskripsi Proses melakukan pengisian hasil observasi
keselamatan kerja
Input isi_obskesja, isi_tl_obskesja
Output Form_obskesja, form_tl_obskesja
Tabel diatas merupakan tabel yang berisi detail proses 2.0, yaitu
proses pengisian hasil observasi keselamatan kerja
Tabel 5.12 Pengisian Laporan Nearmiss
No. Proses 3.0
Nama Proses Pengisian Laporan Nearmiss
Deskripsi Proses melakukan pengisian laporan nearmiss
Input isi_nearmiss, isi_tl_nearmiss
Output Form_neamriss, form_tl_nearmiss
Tabel 5.10 merupakan tabel yang berisi detail proses 3.0, yaitu
proses pengisian laporan nearmiss.
111
Tabel 5.13 Pencarian Laporan
No. Proses 4.0
Nama Proses Pencarian Laporan
Deskripsi Proses melakukan pencarian laporan
Input cari_laporan
Output Laporan, laporanku
Tabel diatas merupakan tabel yang berisi detail proses 4.0, yaitu
proses pencarian laporan.
3) Diagram Detail
Pada bagian ini, proses dalam sistem akan dijabarkan menjadi
bagian yang lebih detail. Berikut merupakan diagram detail dalam
sistem ini:
a) Diagram Detail Proses 1
Diagram detail proses 1 menggambarkan proses
pemeriksaan akun. Semua entitas terminator wajib login ke
dalam sistem melalui halaman login. Untuk melakukan login,
pengguna diharuskan menginput akun dan password yang
telah dibuat saat pendaftaran akun baru. Apabila pengguna
lupa dengan akun dan password yang telah dibuat, pengguna
dapat mengklik menu bantuan untuk menghubungi staff
fungsi ICT atau petugas pemeliharaan website dan jaringan.
diagram detail proses administrasi akun dapat dilihat pada
bagan 5.14.
112
1.1 Pendaftaran
Akun Baru
1.2 Login
Pelapor
PJ Program
Manajer
PIC
Form_biodata
login
Portal biodata
File_biodata
login
Portal_Manajer
Portal_PIC
login
Portal_PJ Program
login
Verifikasi_biodata
Form_biodata
Isi_
bio
da
ta
Isi_b
iod
ata
Isi_bio
data
Isi_
bio
data
Bagan 5.13 Diagram detail proses 1 (Administrasi akun)
b) Diagram Detail Proses 2
Diagram detail proses 2 menggambarkan proses
pengisian hasil observasi keselamatan kerja. Untuk
melakukan pengisian laporan, pelapor diwajibkan untuk
login terlebih dahulu. Setelah itu pelapor akan masuk ke
dalam portal pelapor dan memilih menu formulir observasi
keselamatan kerja. Setelah diisi oleh pelapor maka hasil
observasi akan langsung diisi tindak lanjutnya oleh PJ
program, Manajer dan PIC secara bertahap. Tindak lanjut
berisi rekomendasi tindak lanjut, penanggung jawab dalam
113
melakukan tindak lanjut/PIC, tanggal batas pelaksanaan
tindak lanjut serta status dari tindak lanjut. PIC akan
melaksanakan tindak lanjut serta menutup kegiatan tindak
lanjut. Sedangkan verifikasi merupakan proses verifikasi
status setiap tahap pengisian dilakukan melalui otomatisasi.
Bagan 5.15 berikut merupakan diagram detail proses
pengisian hasil observasi keselamatan kerja
2.1 Pengisian
Hasil Observasi
Keselamatan Kerja
2.2 Pengisian
Tindak Lanjut
Observasi
Keselamatan Kerja
2.3 Verifikasi
Pelapor
PJ Program
Manajer
PIC
Isi_obskesja
Form_obskesja
Isi_tl_obskesja
Form_tl_obskesja
Form_tl_obskesja
Isi_tl_obskesja
Isi_tl_obskesja
Form_tl_obskesja
File_Obskesja
Isi_obskesja
Isi_obskesja
Isi_obskesja
Isi_obskesja
Isi_ob
skesja Is
i_ob
skes
ja
Bagan 5.14 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Hasil
Observasi Keselamatan Kerja)
c) Diagram Detail Proses 3
Diagram detail proses 3 menggambarkan proses
pengisian laporan nearmiss. Untuk melakukan pengisian
114
laporan, pelapor diwajibkan untuk login terlebih dahulu.
Setelah itu pelapor akan masuk ke dalam portal pelapor dan
memilih menu formulir nearmiss. Setelah diisi oleh pelapor
maka laporan akan langsung diisi tindak lanjutnya oleh PJ
program, Manajer dan PIC secara bertahap. Tindak lanjut
berisi rekomendasi tindak lanjut, penanggung jawab dalam
melakukan tindak lanjut/PIC, tanggal batas pelaksanaan
tindak lanjut serta status dari tindak lanjut. PIC akan
melaksanakan tindak lanjut serta menutup kegiatan tindak
lanjut. Sedangkan verifikasi merupakan proses verifikasi
status setiap tahap pengisian dilakukan melalui otomatisasi.
Diagram detail proses pengisian laporan nearmiss, dapat
dilihat pada bagan 5.16.
115
2.1 Pengisian
Hasil Observasi
Nearmiss
2.2 Pengisian
Tindak Lanjut
Nearmiss
2.3 Verifikasi
Pelapor
PJ Program
Manajer
PIC
Isi_nearmiss
Form_nearmissobskesja
Isi_tl_nearmiss
Form_tl_nearmiss
Form_tl_nearmiss
Isi_tl_nearmiss
Isi_tl_nearmiss
Form_tl_nearmiss
File_nearmiss
Isi_nearmiss
Isi_nearmiss
Isi_nearmiss
Isi_nearmiss
Isi_nearm
iss Isi_
near
mis
s
Bagan 5.15 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Laporan
Nearmiss)
d) Diagram Detail Proses 4
Diagram detail proses 4 menggambarkan proses
pencarian laporan. Untuk melakukan pencarian, pengguna
harus melakukan login terlebih dahulu. Pencarian ada dua
proses, yaitu proses pencarian laporan personal dan laporan
kumulatif. Laporan personal merupakan rangkuman dari
seluruh laporan yang dilaporkan oleh masing-masing akun
pada waktu tertentu. Sedangkan laporan kumulatif
merupakan rangkuman laporan dari semua akun yang masuk
116
pada waktu tertentu, detailnya dapat dilihat pada bagan di
bawah ini:
4.1 Pencarian Laporan
Personal
4.1 Pencarian Laporan
Kumulatif (Rangkuman
Laporan)
PJ Program
Pelapor
Manajer
File_laporan
laporan
laporan
laporan
laporan
Laporanku
laporan
Cari laporan
Cari laporan
laporan
Bagan 5.16 Diagram Detail Proses 4 (Pencarian Laporan)
c. Rancangan Ouput
Rancangan output dapat berupa narasi, gambar, maupun tabel yang
berisi informasi hasil olahan data yang masuk ke dalam sistem. Jenis-
jenis rancangan output yang terdapat pada sistem baru dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 5.14 Jenis Rancangan Output Sistem Baru
No Rancangan Ouput
1. output “informasi registrasi”
2. output “hasil observasi keselamatan kerja”
3. output “laporan nearmiss”
4. output “tindak lanjut”
5. output “ringkasan”
6. output “laporanku”
117
Detail masing-masing rancangan dapat dilihat pada rincian dibawah ini:
1) Rancangan output “informasi registrasi”
nama output : laporan output registrasi akun
sumber : sistem
tujuan : konfirmasi registrasi
fungsi : menampilkan hasil registrasi
media : website
frekuensi : setiap registrasi
format :
KONFIRMASI REGISTRASI AKUN
SELAMAT! ANDA BERHASIL MELAKUKAN REGISTRASI
AKUN
id_pelapor: xxx
Akun: xxx
Password: xxx
Harap ingat baik-baik akun dan password anda, serta jagalah
kerahasiaan akun Anda!
Bagan 5.17 Format Ouput “informasi registrasi”
2) Rancangan output “hasil observasi keselamatan kerja”
nama output : hasil observasi keselamatan kerja
sumber : sistem
tujuan : mendapatkan hasil observasi keselamatan kerja
fungsi : menampilkan hasil laporan unsafe act dan unsafe
condition
media : website
frekuensi : setiap melihat hasil observasi keselamatan kerja
format :
118
HASIL OBSERVASI KESELAMATAN KERJA: ID LAP
id_laporan
id_akun
tgl_kjd
tmpt_kjd
akv_kjd
jns_kjd
jns_usact
jns_uscon
desk_kjd
lkh_kor
gambar
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
tindak lanjut
Bagan 5.18 Format Ouput “hasil observasi kelamatan kerja”
3) Rancangan output “laporan nearmiss”
nama output : laporan nearmiss
sumber : sistem
tujuan : mendapatkan laporan nearmiss
fungsi : menampilkan hasil laporan nearmiss
media : website
frekuensi : setiap melihat laporan nearmiss
format :
LAPORAN NEARMISS : ID LAP
id_akun
jns_kjd
tgl_kjd
tmpt_kjd
akv_kjd
dskrps_kjd
lkh_kor
gambar
:
:
:
:
:
:
:
tindak lanjut
Bagan 5.19 Format Ouput “laporan nearmiss”
119
4) Rancangan output “tindak lanjut”
nama output : tindak lanjut
sumber : sistem
tujuan : mengetahui hasil tindak lanjut
fungsi : menampilkan hasil tindak lanjut, monitoring
tindak lanjut
media : website
frekuensi : setiap melihat tindak lanjut
format :
LAPORAN TINDAK LANJUT: ID LAP
laporan nearmiss/obskesja
rek_tl
pic
tgl_limit_tl
status_tl
:
:
:
:
edit
Bagan 5.20 Format Ouput “laporan tindak lanjut”
5) Rancangan output “rangkuman laporan”
nama output : rangkuman laporan
sumber : sistem
tujuan : mengetahui rangkuman informasi
fungsi : menampilkan rangkuman informasi
media : website
frekuensi : setiap melihat rangkuman
format :
120
HASIL RANGKUMAN
kembali merangkum
jenis_rangkuman
tgl_dari
tgl_sampai
:
:
:
id_pelapor jumlah_laporan
status_tl
diagram pie
fungsi_pelapor
diagram pie
jml_kjd
harian
diagram batang
bulanan
diagram batang
tahunan
diagram batang
tmpt_kjd
diagram batang
akv_kjd
diagram pie
kembali keatas
Bagan 5.21 Format Ouput “hasil rangkuman”
121
6) Rancangan output “laporanku”
nama output : laporanku
sumber : sistem
tujuan : mengetahui laporan yang telah di-submit
fungsi : menampilkan rangkuman laporan yang telah
di-submit
media : website
frekuensi : setiap melihat “laporanku”
format :
LAPORANKU
jenis_pencarian
jml_lap
unsafe
nearmiss
:
:
:
:
no id_laporan jns_kjd tgl_kjd
kembali
Bagan 5 22 Format Ouput “laporanku”
122
d. Rancangan Data
Rancangan database terdiri dari ERD (Entity Relationship Diagram), normalisasi dan kamus data.
1) Entity Relationship Diagram (ERD)
Bagan 5.23 Diagram ERD Sistem Baru
Pengguna
id_akun
akun
password
hak_akses
memiliki Biodata
id_akun
akun
id_akun
password nama_pengguna
fungsi_pengguna
e-mail_pengguna
no_hp_pengguna
mengisi
mengisi
Formulir
Nearmiss Formulir Obskesja
Formulir
Tindak Lanjut
id_tl
rek_tl
tgl_tl pic
tgl_limit_tl
status_tl
id_lap_1
jns_kjd
akv_kjd
tgl_lap
lkh_kor
jns_usact
tmpt_kjd
gmb
jns_unscon
id_akun
id_lap_2
desk_kjd
id_akun
jns_kjd
tgl_kjd
akv_kjd
tmpt_kjd
lkh_kor
gmb
desk_kjd
123
Keterangan:
a) Entitas biodata memiliki hubungan one to one dengan entitas
pengguna, artinya banyak pengguna hanya memiliki satu biodata.
b) Entitas Formulir Observasi Keselamatan Kerja memiliki hubungan
one to many. Artinya satu pengguna dapat melaporkan kejadian
unsafe act dan unsafe condition lebih dari satu kali.
c) Entitas Formulir Nearmiss memiliki hubungan one to many. Artinya
satu pengguna dapat melaporkan kejadian nearmiss lebih dari satu
kali.
d) Entitas Formulir Tindak Lanjut memiliki hubungan one to many
dengan entitas pengguna. Artinya satu formulir dapat diakses oleh
banyak pengguna. Dalam hal ini pengguna entitas Formulir Tindak
Lanjut adalah penanggung jawab program dan Manajer Fungsi HSSE
2) Normalisasi
Normalisasi akan dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap tidak
normal (unnormal), normalisasi tahap 1, normalisasi tahap 1 dan
normalisasi tahap 3.
a) Bentuk Tindak Normal (UnF)
Berikut merupakan bentuk tidak normal dari data pada sistem baru:
*id_akun
akun
password
nama_pengguna
fungsi_pengguna
e-mail_pengguna
no_hp_pengguna
*id_laporan_1
*id_laporan_2
tgl_lap
tmpt_kjd
akv_kjd
jns_kjd_obskesja
jns_kjd_nearmiss
jns_usact
jns_uscon
con_lain
desk_kjd
lkh_kor
gmb
*id_tl
rek_tl
pic
tgl_limit_tl
status_tl
Bagan 5.24 Bentuk Tidak Normal
Bentuk tidak normal diatas merupakan kumpulan data yang akan
direkam, tidak mengikuti format tertentu, dapat saja tidak lengkap dan
terduplikasi, data dikumpulkan sesuai apa adanya dan sesuai
keadaannya.
b) Bentuk Normalisasi Pertama (1st NF)
Berikut bentuk normalisasi tahap pertama pada sistem baru:
formulir_obskesja
*id_laporan_1
**id_akun
**akun
password
nama_pengguna
fungsi_pengguna
e-mail_pengguna
no_hp_pengguna
jns_kjd_obskesja
tgl_lap
tmpt_kjd
akv_kjd
jenis_usact
jenis_uscon
desk_kjd
lkh_kor
gmb
rek_tl
tgl_limit_tl
status_tl
nama_pic
fungsi_pengguna
e-mail_pengguna
no_hp_pengguna
formulir_nearmiss
*id_laporan_2
**id_akun
**akun
password
nama_pengguna
fungsi_pengguna
e-mail_pengguna
no_hp_pengguna
jns_kjd_nearmiss
tgl_lap
tmpt_kjd
akv_kjd
desk_kjd
lkh_kor
gmb
rek_tl
tgl_limit_tl
status_tl
nama_pic
fungsi_pengguna
e-mail_pengguna
no_hp_pengguna
Bagan 5.25 Bentuk Normalisasi Tahap Pertama (1st NF)
Pada tahap ini setiap atribut pada entitas hanya memiliki satu dan
hanya satu nilai. Apabila ada atribut yang memiliki nilai lebih dari
satu maka kandidat tersebut adalah kandidat untuk menjadi entitas
sendiri.
c) Bentuk Normalisasi Kedua (2nd NF)
Berikut merupakan bentuk normalisasi tahap kedua:
Bagan 5.26 Bentuk Normalisasi Tahap Kedua (2nd NF)
biodata_pengguna
•*id_akun
•akun
•password
•nama_pengguna
•fungsi_pengguna
•e-mail_pengguna
•no_hp_pengguna
form_obskesja
• *id_laporan_1
• **id_akun
• jns_kjd_obskesja
• tgl_lap
• tmpt_kjd
• akv_kjd
• jenis_usact
• jenis_uscon
• desk_kjd
• lkh_kor
• gmb
• rek_tl
• nama_pic
• fungsi_pic
• e-mail_pic
• no_hp_pic
• tgl_limit_tl
• status_tl
• tgl_limit_tl
• status_tl
• verifikasi
form_nearmiss
• *id_laporan_2
• **id_akun
• jns_kjd_nearmiss
• tgl_lap
• tmpt_kjd
• akv_kjd
• desk_kjd
• lkh_kor
• gmb
• rek_tl
• nama_pic
• fungsi_pic
• e-mail_pic
• no_hp_pic
• tgl_limit_tl
• status_tl
• verifikasi
d) Bentuk Normalisasi Tahap 3rd
Berikut merupakan bentuk normalisasi tahap ketiga:
Bagan 5.27 Bentuk Normalisasi Tahap 3rd NF
***id_pic merupakan foreign key dari id_akun
biodata_pengguna
• *id_akun
• akun
• password
• nama_pengguna
• fungsi_pengguna
• e-mail_pengguna
• no_hp_pengguna
form_obskesja
•*id_laporan_1
•**id_akun
• jns_kjd_obskesja
• tgl_lap
• tmpt_kjd
•akv_kjd
• jenis_usact
• jenis_uscon
•desk_kjd
• lkh_kor
•gmb
•rek_tl
•***id_pic
• tgl_limit_tl
•status_tl
• tgl_limit_tl
•status_tl
•verifikasi
form_nearmiss
• *id_laporan_2
• **id_akun
• jns_kjd_nearmiss
• tgl_lap
• tmpt_kjd
• akv_kjd
• desk_kjd
• lkh_kor
• gmb
• rek_tl
• ***id_pic
• tgl_limit_tl
• status_tl
• verifikasi
3) Kamus Data
Berikut merupakan Kamus Data pada Sistem Informasi
Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss berbasis
data:
a) Kamus Data Pemeriksaan Akun
Nama Arus Data : Administrasi
Alias : Registrasi dan Login
Bentuk Data : Form Registrasi & Login
Arus Data : Entitas Pengguna
Deskripsi : Registrasi dan pemeriksaan akun untuk
masuk ke dalam sistem dan memberikan
hak akses sesuai jenis akun
Periode : Selama menggunakan sistem
Konten : akun, password, id_akun
b) Kamus Data Pengisian Hasil Observasi Keselamatan
Kerja dan Tindak Lanjut
Nama Arus Data : Pengisian Hasil Observasi Keselamatan
Kerja dan Tindak Lanjut
Alias : Hasil Obkesja
Bentuk Data : Formulir
Arus Data : Entitas Pelapor dan PJ Program
Deskripsi : Proses pengisian laporan observasi
keselamatan kerja dan tindak lanjut
Periode : Selama melakukan pelaporan unsafe act
dan unsafe condition serta Tindak Lanjut
Konten : id_akun, id_laporan_1, jns_kjd_obskesja,
tgl_lap, tmpt_kjd, akv_kjd, jenis_usact,
jenis_uscon, desk_kjd, lkh_kor, gmb,
rek_tl, id_pic, tgl_limit_tl, status_tl,
verifikasi
c) Kamus Data Pengisian Laporan Nearmiss dan Tindak
Lanjut
Nama Arus Data : Pengisian Laporan Nearmiss dan Tindak
Lanjut
Alias : Laporan Nearmiss dan Tindak Lanjut
Bentuk Data : Formulir
Arus Data : Entitas Pelapor dan PJ Program
Deskripsi : Proses pengisian laporan nearmiss dan
tindak lanjut
Periode : Selama menggunakan melakukan laporan
nearmiss dan tindak lanjut
Konten : id_akun, id_laporan_2, jns_kjd_nearmiss,
tgl_lap, tmpt_kjd, akv_kjd, desk_kjd,
lkh_kor, gmb, rek_tl, id_pic, tgl_limit_tl,
status_tl, verifikasi
d) Kamus Data Pencarian Laporan
Nama Arus Data : Pencarian Laporan
Alias : Pencarian Laporan
Bentuk Data : Formulir
Arus Data : Entitas Pelapor, PJ Porgram dan Manajer
Deskripsi : Proses melakukan pencarian laporan
Periode : Selama melihat rangkuman hasil laporan
Konten : tgl_lap, jns_lap
4) Rancangan Database
Rancangan database merupakan rancangan yang terdapat pada
MySQL. Rancangan database ini dapat dilihat melalui alamat:
http://localhost/phpmyadmin/index.php. Alamat web dapat
diakses setelah mengaktifkan webserver apache dan MySQL
pada aplikasi XAMPP. Berikut merupakan tampilan database
sistem informasi baru secara garis besar:
Gambar 5.3 Tampilan Database Sistem Informasi pada Program Observasi
Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website.
Tampilan database sistem informasi baru secara lebih detail
dapat dilihat pada Lampiran 14.
e. Rancangan User Interface
Rancangan user interface merupakan rancangan yang berhubungan
langsung dengan pengguna. Rancangan User Interface (UI) pada
perangkat lunak sistem informasi baru dibagi menjadi berdasarkan
prosesnya, yaitu administrasi akun, pengisian hasil observasi
keselamatan kerja, pengisian laporan nearmiss, dan pencarian akun.
Rancangan ini diadopsi dari format kartu pada sistem informasi lama dan
menggunakan bahasa Indonesia agar cepat dan mudah dipahami oleh
pengguna.
1) Administrasi Akun
Rangkaian userinterface pada sub-bagian ini merupakan
rangkaian dalam proses 1.0, “Administrasi akun”, yamg terdiri dari
“halaman utama”, halaman “pendaftar baru”, halaman “info
registrasi”, halaman “verifikasi akun”, dan halaman “login”.
Gambar 5.4 Halaman Utama “Program Observasi Keselamatan
Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website”
Gambar 5.4 merupakan tampilan awal, atau halaman utama dari
aplikasi berbasis website. Pengguna dapat menekan menu “Daftar”
untuk melakukan registrasi pada halaman “Pendaftaran Pengguna
Baru”.
Gambar 5.5 Halaman “Pendaftaran Pengguna Baru”
Gambar 5.5 merupakan tampilan halaman “Pendaftaran Pengguna
Baru”. Terdapat variabel “Nama Akun”, “Password”, “Nama
Lengkap”, “Fungsi”, “E-mail”, “Nomor Handphone” dan “Nama
Institusi” untuk disi oleh pengguna baru yang ingin mendaftar.
Gambar 5.6 Halaman “Informasi Registrasi”
Gambar 5.6 merupakan tampilan Halaman “Info Registrasi”
yang berisi hasil registrasi yang telah dilakukan oleh pengguna.
Gambar 5.7 Halaman “Verifikasi Akun”
Gambar 5.7 merupakan tampilan Halaman “Verifikasi Akun”
yang berfungsi untuk memverifikasi akun dan menentukan hak
akses. Halaman ini hanya dapat diakses oleh PJ Program atau
Admin.
Gambar 5.8 Halaman “Login”
Gambar 5.8 merupakan tampilan Halaman “Login” yang
berfungsi sebagai gerbang masuk. Login terdiri dari variabel input
“username” dan “password”, kedua variabel tersebut didapatkan dari
registrasi akun.
2) Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja
Rangkaian userinterface pada sub-bagian ini merupakan
rangkaian dalam proses 2.0, “Pengisian Hasil Observasi Keselamatan
Kerja”, yamg terdiri dari halaman “Formulir Observasi Keselamatan
Kerja”, halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja”, halaman
“Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja”.
Gambar 5.9 Halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja”
Gambar 5.9 merupakan tampilan Halaman “Formulir Observasi
Kerja” yang digunakan untuk melakukan input terhadap hasil
Observasi Keselamatan Kerja. Pada halaman ini terdapat beberapa
variabel, yaitu “Jenis Perilaku/Kondisi Tidak Aman”, “Jenis
kejadian”, “Tanggal laporan”, “Waktu laporan” “Tempat Kejadian”,
“Deskripsi Kejadian”, “Aktivitas saat Kejadian”, “Langkah Koreksi”,
dan Fitur untuk melakukan unggahan gambar. Setelah pelapor
menginput dan menyimpan data, maka akan terkirim notifikasi
otomatis ke e-mail PJ Program bahwa terdapat input hasil observasi
keselamatan kerja untuk ditindaklanjuti.
Gambar 5.10 Halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan
Kerja”
Gambar diatas merupakan tampilan Halaman “Hasil Input
Observasi Keselamatan Kerja”. Merupakan halaman yang
memberikan informasi mengenai hasil observasi keselamatan kerja
yang baru saja diinput.
Gambar 5.11 Halaman “Tindak Lanjut Observasi Keselamatan
Kerja”
Gambar 5.11 merupakan tampilan Halaman “Tindak Lanjut
Observasi Keselamatan Kerja”. Merupakan halaman tindak lanjut
yang diisi oleh PJ Program dan Manajer, serta dilakukan oleh Person
in Charge (PIC). Setiap tingkatkan hasil input akan mendapatkan
status tindak lanjut yang berbeda-beda. Setiap update oleh masing-
masing tingkatan, maka akan terkirim secara otomatis e-mail kepada
tingkatan atau pengguna pada alir selanjutnya untuk segera
menindaklanjuti laporan. Urutan tindak lanjut adalah PJ Program,
Manajer HSE, PIC lalu kembali ke PJ Program.
3) Pengisian Laporan Nearmiss
Rangkaian userinterface pada sub-bagian ini merupakan
rangkaian dalam proses 3.0, “Pengisian Laporan Nearmiss”, yamg
terdiri dari halaman “Formulir Nearmiss”, halaman “Hasil Input
Laporan Nearmiss”, halaman “Tindak Lanjut “Laporan Nearmiss”.
Gambar 5.12 Halaman “Formulir Nearmiss”
Gambar 5.12 merupakan tampilan Halaman “Formulir Nearmiss”
yang digunakan untuk melakukan input terhadap Laporan Nearmiss.
Pada halaman ini terdapat beberapa variabel, yaitu “Jenis kejadian”,
“Tanggal laporan”, “Waktu laporan” “Tempat Kejadian”, “Aktivitas
saat Kejadian”, “Jenis Perilaku/Kondisi Tidak Aman”, “Deskripsi
Kejadian”, “Langkah Koreksi”, dan Fitur untuk melakukan unggahan
gambar. Setelah pelapor menginput dan menyimpan data, maka akan
terkirim notifikasi otomatis ke e-mail PJ Program bahwa terdapat
input laporan nearmiss untuk ditindaklanjuti.
Gambar 5.13 Halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss”
Gambar 5.13 merupakan tampilan Halaman “Hasil Input
Laporan Nearmiss”. Merupakan halaman yang berisi informasi
mengenai laporan nearmiss yang telah diinput.
Gambar 5.14 Halaman “Tindak Lanjut Laporan Nearmiss”
Gambar 5.14 merupakan tampilan Halaman “Tindak Lanjut
Laporan Nearmiss”. Serupa dengan Tindak Lanjut Hasil Observasi
Keselamatan Kerja, halaman tindak lanjut ini diisi oleh PJ Program
dan Manajer, serta dilakukan oleh Person in Charge (PIC). Setiap
tingkatkan hasil input akan mendapatkan status tindak lanjut yang
berbeda-beda. Setiap update oleh masing-masing tingkatan, maka
akan terkirim secara otomatis e-mail kepada tingkatan atau pengguna
pada alir selanjutnya untuk segera menindaklanjuti laporan. Urutan
tindak lanjut adalah PJ Program, Manajer HSE, PIC lalu kembali ke
PJ Program.
4) Pencarian Laporan
Rangkaian userinterface pada sub-bagian ini merupakan
rangkaian dalam proses 4.0, “Pencarian Laporan”, yang terdiri dari
halaman “Pencarian Laporan”, halaman “Rangkuman Laporan” dan
halaman “Laporanku”.
Gambar 5. 15 Pencarian Laporan
Gambar 5.15 merupakan tampilan Halaman “Pencarian Laporan”.
Halaman ini digunakan untuk mencari daftar laporan dalam rentang
tanggal, waktu atau tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 5. 16 Rangkuman Laporan
Gambar 5.16 merupakan tampilan Halaman “Rangkuman
Laporan”. Halaman ini digunakan untuk menampilkan daftar laporan
yang dicari pada halaman “Pencarian Laporan” dalam bentuk tabel
dan grafik. “Rangkuman laporan” terdiri dari beberapa macam
laporan berdasarkan waktu, tempat kejadian, pengguna dan status
tindak lanjut, sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam analisis
sistem.
Gambar 5. 17 Laporanku
Gambar 5.17 merupakan tampilan Halaman “Laporanku”.
Merupakan halaman yang digunakan untuk menampilkan laporan
yang telah diinput oleh sebuah akun yang itu sendiri.
f. Uji Coba Rancangan
Uji coba rancangan dilakukan untuk menilai kesesuaian fungsi
perangkat lunak program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss berbasis website. Uji coba dilakukan dengan skenario sebagai
berikut:
1) Administrasi Akun
Tabel 5.15 Hasil Uji Coba Proses Administrasi Akun
No Kegitan/Skenario Jenis Pengguna Hasil Uji Coba
Berhasil Gagal
1. Membuka halaman Utama Pengguna Biasa X
2. Melakukan pendaftaran
Akun
Pengguna Biasa X
3. Muncul Informasi
Registrasi
Pengguna Biasa X
4. Verifikasi Akun PJ Program X
5. Log in Seluruh Pengguna X
6. Log Out Seluruh Pengguna X
Skenario pada proses ini dilakukan dengan langkah sebagai yang
terdapat pada baris dalam variabel “kegiatan/skenario”. Setelah uji
coba sesuai skenario, dapat diketahui bahwa rancangan sistem
informasi berbasis website pada proses administrasi akun berhasil
berfungsi sebagaimana mestinya.
2) Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja
Tabel 5.16 Hasil Uji Coba Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja
No Kegitan/Skenario Jenis Pengguna Hasil Uji Coba
Berhasil Gagal
1. Membuka Formulir
Observasi
Keselamatan Kerja
Pengguna Biasa, PIC X
2. Membuka Hasil
input Observasi
Keselamatan Kerja
Pengguna Biasa, PIC X
3. Membuka Tindak
Lanjut Keselamatan
Kerja
PJ Program X
Manajer X
PIC X
Skenario pada proses ini dilakukan dengan langkah sebagai yang
terdapat pada baris dalam variabel “kegiatan/skenario”. Setelah uji
coba sesuai skenario, dapat diketahui bahwa rancangan sistem
informasi berbasis website pada proses Pengisian Hasil Observasi
Keselamatan Kerja berhasil berfungsi sebagaimana mestinya.
3) Pengisian Laporan Nearmiss
Tabel 5.17 Hasil Uji Coba Pengisian Laporan Nearmiss
No Kegitan/Skenario Jenis Pengguna Hasil Uji Coba
Berhasil Gagal
1. Membuka
Formulir Laporan
Nearmiss
Pengguna Biasa, PIC X
2. Membuka Hasil
input Laporan
Nearmiss
Pengguna Biasa, PIC X
3. Membuka Tindak
Lanjut Nearmiss
PJ Program X
Manajer X
PIC X
Skenario pada proses ini dilakukan dengan langkah sebagai yang
terdapat pada baris dalam variabel “kegiatan/skenario”. Setelah uji
coba sesuai skenario, dapat diketahui bahwa rancangan sistem
informasi berbasis website pada proses Pengisian Laporan Nearmiss
berhasil berfungsi sebagaimana mestinya.
4) Pencarian Laporan
Tabel 5.18 Hasil Uji Coba Pencarian Laporan
No Kegitan/Skenario Jenis Pengguna Hasil Uji Coba
Berhasil Gagal
1. Pencarian Daftar Laporan PJ Program, Manajer X
2. Daftar Laporan PJ Program, Manajer X
3. Laporanku Pengguna Biasa X
Skenario pada proses ini dilakukan dengan langkah sebagai yang
terdapat pada baris dalam variabel “kegiatan/skenario”. Setelah uji
coba sesuai skenario, dapat diketahui bahwa rancangan sistem
informasi berbasis website pada proses Pengisian Hasil Observasi
Keselamatan Kerja berhasil berfungsi sebagaimana mestinya.
147
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Data yang didapatkan melalui wawancara dapat dipengaruhi oleh
kejujuran dan motivasi dari informan. Wawancara juga dilaksanakan
secara paralel disela-sela kesibukan masing-masing personil terhadap
pekerjaannya, sehingga pada beberapa personil terdapat pertanyaan-
pertanyaan yang tidak sempat ditanyakan. Namun kekurangan dalam hal
ini dapat diminimalisasi dengan menggunakan metode triangulasi dan
matriks, sehingga data-data yang diperlukan dapat disatukan untuk
mendapatkan suatu kesimpulan yang baik.
2. Sistem informasi berbasis website yang dirancang pada penelitian ini
belum dapat menerima input data kombinasi bila terjadi lebih dari satu
jenis kejadian dalam satu waktu, input harus kembali dilakukan pada
laporan yang berbeda untuk jenis kejadian yang berbeda dalam satu
waktu yang sama. Output laporan sistem ini belum dapat memisahkan
hasil kejadian antara institusi satu dengan instusi lainnya, seperti PGE
Area Ulubelu sebagai pemberi kerja, Perusahaan B sebagai main
construction, dan perusahaan C sebagai sub-construction, sehingga
belum dapat dilakukan evaluasi kejadian pada masing-masing institusi
dalam satu tempat kerja yang sama. Evaluasi yang dapat dilakukan
adalah evaluasi pada seluruh kejadian yang terdapat pada wilayah kerja
perusahaan pemberi kerja tanpa melihat asal institusinya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama
a. Aspek Performa Sistem Informasi Lama
Performa merupakan aspek yang memiliki fokus pada bagaimana
proses berjalan dan waktu respon dari proses sebuah sistem. Proses
berjalan dapat dinilai selama periode dimana suatu sistem tersebut
berjalan dan waktu respon dapat dinilai dari waktu rata-rata antara mulai
proses sampai dihasilkannya suatu informasi yang diinginkan dari suatu
sistem tersebut (Wetherbe dan Vitalari, 1994).
Setiap tahapan sistem pada Sistem informasi lama dilakukan dengan
aktivitas yang terpisah. Setiap aktivitas yang terpisah tersebut memiliki
hambatan karena kesibukan personil pengelola informasi pada pekerjaan
lain di luar sistem informasi program ini, sehingga waktu untuk
menghasilkan informasi untuk program ini menjadi semakin lama.
Sistem informasi lama juga belum memiliki konsistensi waktu dalam
penyediaan informasi, hal tersebut dilihat dari penyediaan informasi
yang fluktuatif dengan rentang satu hari sampai satu bulan. Diperlukan
suatu sistem informasi baru yang dapat merangkum aktivitas sistem
sehingga waktu untuk menghasilkan informasi menjadi lebih cepat dan
konsisten.
Menurut Wibowo (2005), dalam penelitiannya mengenai evaluasi
sistem administrasi akademik mahasiswa perguruan tinggi dengan
menggunakan Metode Analisis PIECES Framework, terdapat tiga hal
yang dapat menjadi penilaian dalam aspek performa sebuah sistem yaitu
periode waktu, respon sistem dan ancaman terhadap sistem. Periode
waktu merupakan proses yang dibutuhkan suatu data menjadi informasi
tidak memakan waktu yang lama dan konsisten, sehingga untuk
menghasilkan suatu keluaran harus dapat dilakukan dengan segera dan
terjadwal. Respon sistem termasuk pada data error, baik pada saat
memasukan data, saat pengolahan menjadi informasi, dan saat
penyediaan informasi itu sendiri. Respon sistem juga termasuk pada
hambatan sistem (delay) atau ada tidaknya proses hang. Sedangkan
ancaman terhadap sistem merupakan kesalahan yang mungkin terjadi
bukan karena hal yang terjadi di dalam sistem, namun penunjang sistem
atau sarana prasarana dari sistem itu sendiri (Wibowo, 2005).
Ketiga hal yang telah disebutkan, baik waktu, respon sistem dan
perlindungan terhadap ancaman, belum terpenuhi dalam sistem
informasi lama, sehingga aspek performa dari sistem informasi lama
pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di
PT. PGE Area Ulubelu dapat dikatakan belum berjalan dengan baik dan
masih lambat. Performa yang buruk akan menyebabkan proses dan
keluaran informasi yang tidak tepat waktu, sehingga manajemen tidak
bisa mengambil keputusan terkait dengan tidak lanjut kejadian dengan
cepat dan mencegah kejadian yang lebih parah terjadi (Heni, 2011; Hill,
dkk., 2015). Dibutuhkan adanya sistem informasi baru yang dapat
menyelesaikan masalah dari aspek performa tersebut.
b. Aspek Informasi Sistem Informasi Lama
Informasi merupakan aspek yang memiliki fokus pada nilai informasi
dihasilkan dari sebuah sistem. Nilai dari informasi tersebut dapat dinilai
dari terlalu sedikit atau terlalu banyaknya informasi, apakah informasi
sesuai dengan yang dibutuhkan, informasi yang relevan, informasi yang
konsisten, informasi yang akurat dan pengelolaan data menjadi informasi
yang baik dan teratur (Wetherbe dan Vitalari, 1994).
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi lama belum dapat
memenuhi kebutuhan pihak manajemen untuk membantu pengambilan
keputusan terkait kebijakan fungsi HSSE, karena hasil akhir masih hanya
berupa kumpulan data dan belum menjadi informasi yang dapat
digunakan untuk analisis pengambilan keputusan. Data yang tidak
sepenuhnya diolah menjadi informasi juga berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan, karena tidak memenuhi kriteria sebagai sebuah
informasi yang baik. Informasi yang dihasilkan dari sebuah sistem
informasi haruslah akurat, relevan, tepat waktu dan cukup (Fatta, 2007).
Akurat berarti bisa menggambarkan sesuai dengan kondisi aktual.
Relevan adalah informasi yang didapat merupakan informasi yang
mutakhir. Tepat waktu adalah tepat waktu pada saat dibutuhkan dan
memiliki konsistensi. Sedangkan cukup memiliki arti, informasi yang
dihasilkan tidak berlebih dan tidak kurang untuk mendukung pihak
manajemen dalam pengambilan keputusan (Fatta, 2007).
Salah satu fungsi penting sistem informasi lain yang harus
dipertimbangkan adalah data yang mudah diolah dan diklasifikasian
kembali (Wibowo, 2005). Berdasarkan unsur tersebut, pada sistem
informasi baru padaprogram observasi keselamatan kerja, telah terdapat
sistem pengklasifikasian bahaya, namun belum terdapat pada pelaporan
nearmiss dan beberapa unsur di dalamnya, seperti “tempat” dan
“aktivitas pekerjaan”. Sistem pengklasifikasian dapat pula mengurangi
error yang terdapat pada saat memasukan data, proses pengolahan data
menjadi informasi dan penyajian informasi. Sistem informasi dengan
terkomputerisasi dapat menciptakan sistem informasi terintegrasi dan
informasi yang termutakhirkan (Wibowo, 2005).
Selain kecepatan dan ketepatan, informasi dari pengelolaan data yang
mengalami redudansi juga dapat diminimalisasi dengan menerapkan
sistem informasi berbasis komputer (Putri, Santoso dan Choiri, 2014).
Berkaitan dengan aspek informasi, penggunaan sistem informasi
berbasis komputer akan menyediakan data yang lebih baik, pengambilan
keputusan yang lebih baik, eliminasi terhadap duplikasi, peningkatan
komunikasi dan kualitas data, data terstandardisasi, peningkatan kualitas
data dan meningkatkan kemampuan analitis (National Safety Council,
2001).
Aspek informasi dari sistem informasi lama pada Program Observasi
Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
dapat dikatakan belum cukup sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan,
yaitu akurat, relevan, tepat waktu dan cukup. Aspek informasi yang
buruk akan berdampak pada akurasi manajemen dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan tindak lanjut. Keputusan yang tidak akurat
mengakibatkan tindakan lanjut yang dilakukan tidak menyelesaikan
masalah untuk mencegah kejadian tersebut terulang kembali atau bahkan
lebih parah (Heni, 2011). Oleh karena itu perusahaan membutuhkan
sistem informasi baru berbasis komputer dengan keuntungan-
keuntungan yang dapat menyelesaikan masalah sistem informasi pada
aspek informasi.
c. Aspek Ekonomi Sistem Informasi Lama
Ekonomi merupakan aspek yang berfokus pada biaya yang
digunakan dalam sebuah sistem. Hal tersebut dapat dinilai dari
keseimbangan antara kemampuan suatu sistem dengan biaya yang
dikeluarkan (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Biaya yang digunakan pada
sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan
Pelaporan Nearmiss mencapai Rp 8.000.000 dalam waktu satu tahun
untuk pengadaan kartu. Berbeda dengan sistem baru yang
terkomputerisasi secara menyeluruh, walau sistem informasi
terkomputerisasi pada awal pengaplikasian membutuhkan biaya besar,
namun pada periode waktu berjalan akan menghemat pengeluaran dari
sisi biaya operasional karena tidak perlu melakukan pengadaan kartu
kembali (Wibowo, 2005).
Aspek ekonomi yang terdapat pada sistem informasi lama pada
Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT.
PGE Area Ulubelu dinilai masih membutuhkan biaya operasional,
berupa pengadaan kartu yang cukup besar, sehingga dibutuhkan
pergantian sistem informasi yang dapat menghemat biaya operasional
dari program tersebut.
d. Aspek Kontrol Sistem Informasi Lama
Kontrol merupakan aspek yang berhubungan dengan keamanan data
dan informasi dari sebuah sistem. kontrol dapat dinilai dari privasi data
yang terlindungi dan pembatasan akses untuk orang-orang yang tidak
berkepentingan (Wetherbe dan Vitalari, 1994). PT. Pertamina
Geothermal Area Ulubelu telah memiliki dan mematuhi pedoman
pelaksanaan program pada dokumen NO. B-015/PGE254-1/2015-S0.
Dokumen tersebut berisikan prosedur program termasuk pada
penyimpanan data dan informasi serta otoritas yang boleh mengakses
data dan informasi sesuai dengan hak dan kewenangannya. Pengendalian
akses dengan password dan pembagian otorisasi merupakan dua hal yang
penting dalam melaksanakan aspek kontrol suatu sistem informasi
(Wibowo, 2005).
Keamanan data atau kontrol tidak boleh terlalu lemah maupun terlalu
kuat (Fatta, 2007). Keamanan data yang terlalu lemah dapat
menimbulkan masukan data yang tidak diolah dengan cukup, kejahatan
terhadap data, data diakses oleh orang tidak berwenang, data tersimpan
berlebihan dan tidak konsisten, terjadi kesalahan pada saat masukan,
proses dan penyediaan informasi. Sedangkan keamanan data yang terlalu
kuat dapat menimbulkan prosedur yang birokratis dan memperlambat
sistem serta pengendalian terlalu ketat yang mengganggu kenyamanan
para pengguna dalam hal melakukan akses (Fatta, 2007).
Keamanan informasi sendiri terdiri dari empat elemen penting, yaitu
confidentiality, intregrity, authentication dan availability, serta dua
elemen lain yang penting dalam penggunaan sistem informasi yang
terkomputerasi, yaitu access control dan non-repudiation (Raharjo,
1999). Confidential merupakan usaha untuk menjaga informasi dari
orang-orang yang tidak mengakses, integrity menekankan bahwa
informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik informasi,
authentication merupakan metode untuk memastikan bahwa pengakses
atau pemberi informasi benar-benar orang tersebut, availabilty
merupakan ketersediaan ketika informasi dibutuhkan, access control
merupakan bagaimana pengaturan akses terhadap informasi, dan non-
repudiation merupakan hal yang menghindari penyangkalan seseorang
terhadap sebuah transaksi (Raharjo, 1999).
Sebagian besar elemen pada aspek kontrol dalam sistem informasi
lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan
Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu telah berjalan dengan baik, yaitu
memiliki elemen confidentiality, intregrity, authentication dan
availability yang berjalan dengan baik. Sehingga pada sistem informasi
baru, elemen-elemen dalam aspek kontrol tersebut harus ditingkatkan
kembali serta ditambah dengan elemen aspek kontrol dalam sistem
berbasis komputer, yaitu elemen access control dan non-repudiation
yang baik pula. Keamanan ini akan membantu untuk mencegah orang-
orang yang tidak berkepentingan mengakses informasi dari sistem
informasi ini (Raharjo, 1999).
e. Aspek Efisiensi Sistem Informasi Lama
Efisiensi merupakan aspek yang berhubungan dengan pengurangan
terhadap energi yang digunakan untuk melakukan sesuatu, secara
matematis efisiensi dapat dinyatakan sebagai pembagian antara keluaran
dengan masukan. Dalam konteks sistem hal ini dapat dinilai dari
bagaimana informasi yang dihasilkan cukup serta waktu melaksanakan
pekerjaan dan usaha yang dikeluarkan dapat berkurang (Wetherbe dan
Vitalari, 1994).
Sistem informasi lama telah memakan banyak usaha, terkait dengan
waktu, sumberdaya manusia, biaya serta sarana dan prasarana untuk
melaksanakan program tersebut, namun hasil yang diharapkan belum
dapat dimaksimalkan, terutama berkaitan dengan penyediaan informasi
untuk pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Sumber daya
berupa kartu, banyak yang terbuang setiap pengadaannya, karena tidak
semua habis digunakan. Kotak tempat pengumpulan kartu yang tidak lagi
digunakan, kotak tersebut hanya digunakan pada awal pengaplikasian
saja, namun sekarang kartu tersebut langsung diserahkan kepada
penanggung jawab program. Pengisian yang tidak lengkap juga
memakan waktu kerja, baik pelapor maupun penanggung jawab
program, karena waktu tersebut digunakan untuk berdiskusi terkait
variabel-variabel yang tidak terisi pada kartu. Waktu yang terbuang
merupakan salah satu hal menunjukan aspek efisiensi yang rendah
(Wetherbe dan Vitalari, 1994).
Pada penelitian sebelumnya biaya operasional seperti kertas, tinta,
tenaga kerja dapat dihemat dengan sistem informasi yang
terkomputerisasi (Wibowo, 2005). Sistem informasi terkomputerisasi
lebih efisien dan efektif, kinerja semakin cepat dan praktis, pengguna
juga tidak memiliki hambatan dalam memproses hal yang berhubungan
dengan informasi yang dihasilkan oleh Sistem. Sistem komputerisasi
mengurangi pemborosan material, tenaga dan waktu serta proses, akses
dan pemutakhiran informasi menjadi lebih cepat. Suatu sistem dikatakan
tidak efisien ketika banyak waktu yang terbuang pada aktivitas
sumberdaya, alat atau komputer, data diinput dan disalin berlebihan, data
diproses berlebihan, data dihasilkan kurang atau berlebihan serta usaha
dan penggunaan material yang terlalu berlebihan (Fatta, 2007).
Aspek efisiensi dari sistem informasi lama pada Program Observasi
Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
masih jauh dari apa yang diharapkan, yaitu masih memerlukan usaha
besar untuk mendapatkan hasil yang kurang maksimal dari berbagai
aspek, seperti tenaga atau waktu. Efisiensi akan mengoptimalkan hasil
pekerjaan dari semua pihak, baik pelapor, PJ Program, PIC maupun
manajemen yang melakukan pengambilan keputusan. Dibutuhkan sistem
informasi baru terkomputerisasi yang dapat meningkatkan aspek
efisiensi sistem.
f. Aspek Servis Sistem Informasi Lama
Servis merupakan aspek yang fokus dengan bagaimana pelaksana
sistem atau pengguna terlibat dalam sistem tersebut. Hal tersebut dapat
dilihat dari kemudahan sistem untuk dimengerti, dipahami dan
digunakan oleh pengguna (Wetherbe dan Vitalari, 1994).
Sistem informasi lama yang telah berjalan cukup mudah dimengerti
dan dilaksanakan oleh pengguna. Walau disebutkan cukup mudah,
namun penggunaan sistem lama mudah dimengerti hanya dari sisi
pengguna pertama (masukan) dan pengelola, sedangkan sistem masih
belum mendukung secara penuh untuk pengguna terakhir (pengambil
keputusan), hal ini berhubungan dengan hasil informasi yang belum
sesuai dengan kriteria informasi yang baik. Layanan atau servis
dikatakan buruk bila sistem informasi menghasilkan informasi yang
tidak akurat, tidak konsisten dan tidak terpercaya serta sistem tidak
mudah dipelajari, digunakan dan tidak konsisten (Fatta, 2007).
Sistem informasi baru dianjurkan harus sepenuhnya online, karena
masih banyak terdapat kesalahan dan hambatan yang mungking terjadi
dengan pelaksanaan sistem informasi semi-online (Wibowo, 2005).
Dengan sistem informasi yang terkomputerisasi, akses oleh pengguna
terhadap media dan informasi akan lebih mudah daripada sistem lama
yang dilakukan dengan manual. Sistem baru dibuat dengan desain yang
mudah dipahami dan nyaman untuk digunakan oleh pengguna. Untuk
meningkatkan aspek servis, keputusan yang dibuat pada saat merancang
sistem informasi baru ikut melibatkan pihak pengguna dan pengembang,
bukan hanya pihak manajemen saja seperti yang telah dilakukan pada
sistem informasi lama.
Apek servis dari sistem informasi lama pada Program Observasi
Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
sudah cukup baik, sistem informasi ini memiliki aspek servis yang baik
untuk pihak pengguna pertama, namun belum banyak membantu
pekerjaan pengguna lain, seperti penanggung jawab program dan pihak
manajemen. Sistem informasi lama perlu diubah menjadi sistem
informasi baru yang terkomputerasi dan sepenuhnya online yang dapat
dimengerti, dipahami dan digunakan oleh semua pihak, baik pengguna
pertama, pihak manajemen maupun penanggung jawab program dalam
melaksanakan tugasnya terkait dengan program ini. Aspek servis yang
baik akan membantu manajemen dalam melakukan pengambilan
keputusan untuk melakukan tindak lanjut akan sebuah kejadian.
2. Pembahasan Hasil Analisis Sistem Informasi
a. Input
1. Data
Tabel 6.1 Perbandingan Data pada Sistem Lama dan Sistem Baru
No Aspek
Data
Sistem
Informasi
Lama
Kebutuhan Sistem
Informasi Baru
1. Akurasi Belum Tercapai Tercapai
2. Kelengkapan Belum Tercapai Tercapai
3. Tepat Waktu Belum Tercapai Tercapai
Data yang dibutuhkan adalah data yang memiliki aspek akurasi tinggi,
kelengkapan dan tepat waktu (Alter, 1992). Data yang baik akan
emndukung tujuan dari sistem informasi yaitu mendapatkan informasi
yang tepat untuk orang yang tepat pada waktu, jumlah dan format yang
tepat (Rainer dan Turban, 2008). Sistem informasi lama memiliki data
yang belum memenuhi aspek data yang baik, sehingga dapat
mengakibatkan tujuan sistem informasi tidak tercapai, informasi yang
buruk dan kesalahan dalam pengambilan keputusan (Laudon dan
Laudon, 2006). Berbeda dengan sistem informasi lama, sistem informasi
baru dapat mencapai akurasi, kelengkapan dan tepat waktu. Hal tersebut
dikarenakan manajemen data berbasis komputer memiliki keuntungan
dapat meningkatkan kualitas data, menambah akurasi, mengurangi
redudansi dan menstandarkan data (Mulyanto, 2009). Kualitas data yang
baik dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang
akurat untuk melakukan tindak lanjut terkait dengan keselamatan kerja.
2. Sumber Daya Manusia
Tabel 6.2 Perbandingan Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama dan Sistem Baru
No Sumber Daya Manusia
Sistem Lama Sistem Baru
1 Pelapor Pelapor
2 Penanggung Jawab Program Penanggung Jawab Program
3 Manajer fungsi HSSE Manajer fungsi HSSE
4 Petugas pemeliharaan website dan jaringan
Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan pada sistem informasi
lama adalah Pelapor, Penanggung Jawab Program dan Manajer Fungsi
HSSE. Sedangkan pada sistem informasi baru, sumber daya manusia
harus ditambahkan dengan petugas pemeliharaan website dan
jaringan. Walaupun secara kasat terlihat ada penambahan sumber
daya manusia pada sistem, namun aktualnya tidak diperlukan
penambahan sumber daya manusia pada perusahaan, melainkan
penambahan tugas kepada salah satu fungsi, yaitu fungsi ICT, yang
memiliki tanggung jawab terhadap pemeliharaan website dan
jaringan, sehingga dengan adanya sistem informasi baru tidak
menambah pengeluaran perusahaan dalam segi penambahan
pengeluaran gaji untuk karyawan baru. Perusahaan hanya perlu
melakukan peningkatkan kapasitas salah satu personil ICT dengan
mengikutsertakannya dalam pelatihan pemeliharaan website dan
jaringan.
Pada penelitian sebelumnya oleh Andriani (2010) menunjukan
hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia dan penggunaan
teknologi informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keandalan dan ketepatwaktuan dari suatu laporan, sehingga dengan
melakukan peningkatan terhadap penggunaan teknologi informasi dan
dibarengi dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, akan
menghasilkan suatu sistem informasi yang menghasilkan sistem
pelaporan yang lebih baik. Perubahan sistem informasi lama menjadi
sistem informasi baru yang terkomputerisasi secara menyeluruh
dengan berbasis website akan meningkatkan kapasitas sumberdaya
manusia sehingga dapat meningkatkan keterandalan dan
ketepatwaktuan informasi dari program observasi keselamatan kerja
dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu.
Sumber daya manusia yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan
program, harus diikutsertakan dalam sebuah pelatihan berdasarkan
perannya masing-masing. Pelatihan dan pengembangan sumber daya
akan membentuk sumber daya manusia yang kompeten dalam
melaksanakan perannya (Hamid, 2014). Pelapor hendaknya diberikan
pelatihan untuk melakukan pengisian hasil observasi dan pelaporan
nearmiss, sehingga dapat melaporkan sesuai dengan keinginan dan
menambah akurasi data yang dibutuhkan. Pelapor dan sumberdaya
lain juga ditekankan untuk mengetahui fungsi, manfaat dan kebijakan
perusahaan terkait dengan pelaksanaan program observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss ini sesuai dengan perannya
masing-masing. Disampaikan juga kepada sumber daya manusia akan
manfaat bagi perusahan dan diri pribadi bila ikut berperan serta aktif
dalam melaksanakan program ini. Selain pelatihan dapat juga
ditambahkan penempelan poster yang berisi informasi terkait program
diseluruh area PT. PGE Area Ulubelu.
3. Perangkat Keras
Tabel 6.3 Perbandingan Perangkat Keras Sistem Informasi Lama
dan Sistem Informasi Baru
No Perangkat Keras Sistem Informasi
Lama Baru
1 Kartu Observasi Keselamatan Kerja
dan Pelaporan Nearmiss
Perangkat Komputer
2 Nearmis Box Perangkat Internet
3 Perangkat Komputer
4 Kabel LAN
Perangkat keras yang digunakan pada sistem informasi lama adalah
kartu observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss, nearmiss
box, Komputer dan Kabel LAN. Sedangkan pada sistem informasi
baru, kartu observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta
nearmiss box tidak digunakan kembali. Perangkat kabel LAN juga
ditingkatkan dengan memasang perangkat Internet yang memperluas
jaringan, dari lokal menjadi Inter-lokal (Wimatra dkk., 2008).
Penerapan sistem informasi baru, tidak akan menambah beban
yang signifikan bagi pengeluaran perusahaan, terutama untuk
pengadaan barang dan biaya operasional. Hal tersebut dikarenakan
perangkat keras seperti komputer yang sudah tersedia dan dapat
digunakan untuk mengakses sistem informasi baru, serta keberadaan
perangkat dan jaringan internet yang telah tersedia pada saat
penerapan sistem informasi lama. Penerapan sistem informasi baru
akan memaksimalkan potensi perangkat keras yang telah ada di PT.
PGE Area Ulubelu. Penghematan secara jangka panjang dapat dilihat
langsung, dengan berkurangnya biaya untuk pengadaan kartu serta
nearmiss box dan perawatannya.
Tabel 6.4 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki
untuk Perangkat Komputer pada Sistem Informasi Baru
Komponen Spesifikasi
Minimum Perangkat dimiliki
Prosesor 3,5 Hertz/ Intel Pentium 4
(SSE2)
3,5 Hertz/ Intel Pentium 4
(SSE2)
VGA 256 MB 4 GB
RAM 1 GB 4 GB
Hard Disk Drive 40 GB 40 GB
OS Windows XP SP 2/Mac
1.06/Linux: Ubuntu 10.04,
Debian 6, OpenSuse 11.3,
Fedore 14
Windows 8 Pro 32 bit (6.2,
Build 9200)
NIC/LAN CARD YA YA
PSU YA YA
Keyboard,
Mouse/Touchpad
YA YA
Spesifikasi pada perangkat komputer telah melampaui batas
minimum spesifikasi yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem
informasi baru (Kulkarni dkk., 2009; Brinkmann, 2012). Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi baru pada Program
Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area
Ulubelu tidak memerlukan tambahan waktu dan biaya utnuk
pengadaan perangkat keras berupa komputer.
Tabel 6.5 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki
untuk Perangkat Laptop/Notebook pada Sistem Informasi Baru
Komponen Spesifikasi
Minimum Perangkat Dimiliki
Prosesor 3,5 Hertz/ Intel Pentium 4
(SSE2)
Intel® Core™ i7 3517U
VGA 256 MB Integrated Intel® HD Graphics
4000 *2
RAM 1 GB DDR3 1600 MHz SDRAM,
OnBoard Memory 2 GB
Hard Disk Drive 40 GB 2.5" SATA 500GB 5400RPM
OS Windows XP SP 2/Mac
1.06/Linux: Ubuntu 10.04,
Debian 6, OpenSuse 11.3,
Fedore 14
Microsoft Windows 8 Pro 32
bit
NIC/LAN CARD YA YA
PSU YA YA
Keyboard,
Mouse/Touchpad
YA YA
Spesifikasi pada perangkat laptop/notebook telah melampaui batas
minimum spesifikasi yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem
informasi baru (Kulkarni dkk., 2009; Brinkmann, 2012). Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi baru pada Program
Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area
Ulubelu tidak memerlukan tambahan waktu dan biaya untuk
pengadaan perangkat keras berupa laptop/notebook.
Tabel 6.6 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki
untuk Perangkat Smartphone pada Sistem Informasi Baru
Komponen Spesifikasi
Spesifikasi Minimum Perangkat Dimiliki
Prosesor 1 GHz Quad-core 1.2 GHz Cortex-A53
Resolusi 480x320 pixel 720 x 1280 pixels (~294 ppi pixel
density)
RAM 1 GB 1 GB
Memory 2 GB Internal 8 GB; MicroSD 32 GB
OS Android 4.0 ICS/IOS Android OS, v4.4.4 (KitKat)
Jaringan
Internet/Wifi
3G/YA YA
Spesifikasi pada perangkat smartphone telah melampaui batas
minimum spesifikasi yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem
informasi baru (Kulkarni dkk., 2009; Brinkmann, 2012). Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi baru pada Program
Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area
Ulubelu tidak memerlukan tambahan waktu dan biaya untuk
pengadaan perangkat keras berupa smartphone.
Keuntungan lain dari sistem informasi berbasis website adalah,
sistem informasi dapat diakses dari salah satu perangkat keras
tersebut, sehingga pengguna tidak perlu memiliki ketiga perangkat
keras yang telah dipaparkan . Tentunya perangkat keras tersebut harus
dilengkapi oleh perangkat lunak berupa web browser untuk
mengaksesnya.
4. Perangkat Lunak
Tabel 6.7 Perbandingan Perangkat Lunak Sistem Informasi
Lama dan Sistem Informasi Baru
No Perangkat Lunak Sistem Informasi
Lama Baru
1 Microsoft Excel Web Browser
2 Microsoft Word Microsoft Word
3 Microsoft Outlock Microsoft Outlock
Perangkat lunak yang digunakan pada sistem baru berupa web
browser dan microsoft office tidak sulit untuk ditemukan dan
dipasang, karena perangkat keras abad ke-20 sudah memiliki web
browser dan microsoft office yang terinstall secara otomatis sejak
pertama pembelian (Emerson, 2013). Perangkat-perangkat keras di
PT. PGE Area Ulubelu juga telah memiliki perangkat-perangkat lunak
tersebut sehingga tidak lagi memerlukan waktu untuk melakukan
instalasi. Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan pemeriksaan
terhadap pemutakhiran terakhir web browser yang tersedia, karena
web browser yang tidak mengalami pemutakhiran akan menyebabkan
penurunan performa dari sebuah sistem informasi berbasis website
(Startup Nation, 2007; Chan, Holznagel dan Krantz, 2010).
Selain ketersediaan perangkat, perangkat-perangkat lunak tersebut
telah familiar digunakan oleh pegawai PT. PGE Area Ulubelu sehari-
harinya, sehingga tidak memerlukan banyak adaptasi dalam hal
pengoperasian dan pemanfaatan perangkat pada saat pelaksanaan
sistem informasi baru.
5. Jaringan
Tabel 6.8 Perbandingan Jaringan Sistem Informasi Lama dan
Sistem Informasi Baru
No
Jaringan Sistem Informasi
Lama Baru
1 Local Area Network
(LAN)/Intranet
Internet
Internet di PT. PGE Area Ulubelu sendiri telah tersedia sebelum
pelaksanaan sistem informasi baru ini dibuat, sehingga tidak
diperlukan persiapan dan perubahan khusus dalam hal jaringan pada
saat transisi pelaksanaan sistem informasi lama menjadi sistem
informasi baru. Internet belum digunakan pada sistem informasi lama,
karena penyebaran informasi yang masih bersifat lokal dan hanya
dibutuhkan LAN atau intranet. Sebelumnya internet hanya digunakan
untuk meneruskan laporan atau informasi kepada pihak pusat atau site
lain di luar PT. PGE Area Ulubelu.
Sistem informasi menggunakan internet memiliki keuntungan
bahwa sistem yang dapat diakses dari berbagai perangkat lunak dan
perangkat keras (Wimatra dkk., 2008). Perubahan jaringan LAN
menjadi internet ini mendukung perangkat keras seperti smartphone
dapat ikut mengakses sistem informasi pada program Observasi
Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area
Ulubelu.
b. Proses
Proses pada sistem informasi lama masih menggunakan sistem
manual dan memiliki aktivitas yang terpisah-pisah, sehingga dapat
berpotensi menimbulkan terhambatnya proses dan error yang lebih besar
daripada sistem informasi yang memiliki integrasi pada setiap
aktivitasnya (Putri, Santoso dan Choiri, 2014). Sistem informasi baru
dengan sistem informasi berbasis komputer yang terintegrasi akan
meningkatkan akurasi dan mempersingkat waktu pengolahan data
menjadi informasi. Penerapan sistem informasi baru memotong tiga
proses yang terdapat pada sistem informasi lama, pemotongan proses
tersebut terjadi pada saat proses masukan dan proses pengelolaan. Pada
proses masukan, data tidak terisi pada variabel yang dibutuhkan akan
diminimalisasi sampai tidak ada, karena pada sistem informasi baru
terdapat “required system” yang mengharuskan pelapor untuk
menuliskan informasi-informasi yang terdapat label “required”, dengan
hal tersebut penanggung jawab tidak perlu lagi melakukan proses
pemanggilan kembali pelapor untuk melakukan pengisian data pada
variabel-variabel yang dibutuhkan.
Pemotongan proses pada pengolahan atau manejemen data terjadi
pada saat melakukan input, pengolahan data menjadi informasi dan
pengarsipan yang terdapat pada sistem informasi lama. Penerapan sistem
informasi baru akan mengintegrasikan ketiga aktivitas website secara
terotomatisasi. Input data tidak perlu dilakukan kembali oleh
penanggung jawab program, karena data yang diinput oleh pelapor sudah
langsung masuk ke dalam database server. Pengolahan data menjadi
informasi langsung terjadi secara otomatisasi dalam platform tersebut,
sehingga penanggung jawab program tidak perlu melakukan kelola data
secara manual seperti pada sistem informasi lama.
Proses pengarsipan berulang-bulang yang dilakukan pada sistem
informasi lama juga tidak diperlukan dalam sistem informasi baru karena
semua data dan informasi yang masuk dan terdapat pada sistem langsung
secara otomatis masuk ke dalam database server. Pemotongan proses
tersebut merupakan pembuktian bahwa sistem informasi baru dapat
memiliki aspek performa (kecepatan) dan memiliki tingkat error
minimum yang lebih baik dari sistem informasi yang lama. Integrasi
pekerjaan dan waktu yang lebih cepat tersebut tersebut sesuai dengan
tujuan penggunaan perangkat lunak untuk analisis, yaitu meningkatkan
produktivitas, komunikasi yang lebih efektif dengan pengguna, serta
dapat mengintegrasikan pekerjaan yang telah dilaksanakan dari awal
sampai akhir (Fatta, 2007).
Pemotongan proses dapat dilihat pada diagram alir Bagan 5.3 dan
Bagan 5.4 di bagian hasil penelitian. Keamanan data dalam proses
pengolahan dijamin karena database hanya dapat dibuka oleh PJ Program
dan Petugas pemeliharan website berdasarkan hak akses yang telah
dibuat untuk memenuhi aspek confidentiality (Raharjo, 1999). Yii
Framework yang digunakan juga merpakan salah satu kerangka
perancang website dengan aspek keamanan terjamin (Yii Software LLC,
2015).
c. Output
Tabel 6.9 Perbandingan Output Sistem Informasi Lama dan Sistem
Informasi Baru
No Aspek
Output Informasi
Sistem Informasi Lama Kebutuhan Sistem
Informasi Baru
1. Akurasi Belum Tercapai Tercapai
2. Kelengkapan Belum Tercapai Tercapai
3. Tepat Waktu Belum Tercapai Tercapai
Output pada sistem informasi lama masih belum sesuai dengan
tujuan sistem informasi dalam mendukung perusahaan untuk mengambil
keputusan (Laudon dan Laudon, 2006). Sistem informasi baru
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi baru harus memenuhi kriteria informasi
yang baik, yaitu akurat, lengkap dan tepat waktu (Fatta, 2007). Informasi
yang baik tersebut dapat dicapai melalui perubahan sistem informasi
lama menjadi sistem informasi baru yang berbasis komputer secara
menyeluruh (Putri, Santoso dan Choiri, 2014). Sistem informasi baru
berbasis komputer memiliki keuntungan menghasilkan informasi yang
akurat, lengkap dan tepat waktu (National Safety Council, 2001).
Output dikatakan akurat, karena terdapat verifikasi dari awal
masukan dengan menyediakan pilihan-pilihan terkait kolom yang diisi,
proses yang terintegrasi, sampai keluaran berdasarkan rumus. Dikatakan
lengkap karena “rangkuman laporan” pada sistem baru telah memenuhi
informasi yang dibutuhkan berdasarkan analisis kebutuhan output sistem
baru, yaitu kebutuhan akan informasi berdasarkan waktu, tempat,
pengguna dan status tindak lanjut. Dikatakan tepat waktu, karena dapat
memunculkan informasi pada saat yang dibutuhkan, baik harian,
bulanan, triwulan maupun tahunan. Keluaran berbentuk tabel dan
diagram, tabel diperlukan untuk informasi terperinci, sedangkan diagram
lebih ringkas untuk mengambil keputusan secara cepat. Rancangan
laporan disesuaikan dengan kebutuhan output perusahaan pada bagian
output sehingga sistem baru dapat memenuhi aspek informasi dan servis
(Wetherbe dan Vilatari, 1994). Output juga dikatakan akurat karena
menggunakan rumus yang benar dalam menghasilkan informasi.
Informasi yang akurat akan membantu pihak manajemen dalam
mengambil keputusan untuk tindak lanjut terkait keselamatan kerja.
3. Pembahasan Hasil Rancangan Sistem Informasi Baru
a. Rancangan Input
1) Rancangan input “login”
Rancangan input login merupakan formulir isian untuk masuk ke
halaman yang sesuai dengan hak aksesnya. Hak akses dibuat salah
satunya untuk menentukan otoritas pengguna, memberi batasan
kepada pengguna sesuai dengan wewenang dan jenis pekerjaannya.
Hal ini dilakukan untuk memperkuat aspek kontrol dalam sistem
informasi berbasis komputer (Raharjo, 1999). Hak akses dalam sistem
informasi baru ini dibagi menjadi empat jenis otoritas, yaitu pengguna
biasa, PJ Program, manajer dan person in charge (PIC).
Pengguna biasa merupakan pengguna yang memiliki akses untuk
pengisian hasil observasi kecelakaan kerja dan pelaporan nearmiss,
melihat hasil input masing-masing akun dan melihat biodata masing-
masing akun. PJ Program merupakan pengguna yang memiliki akses
terhadap biodata semua akun, hasil pengisian observasi kecelakaan
kerja dan pelaporan nearmiss semua akun, pengisian tindak lanjut,
hasil tindak lanjut, pencarian laporan dan rangkuman laporan.
Manajer merupakan manajer HSE yang memiliki akses terhadap
pengisian hasil observasi kecelakaan kerja dan pelaporan nearmiss,
hasil pengisian observasi kecelakaan kerja dan pelaporan nearmiss
semua akun, pengisian tindak lanjut, hasil tindak lanjut, pencarian
laporan dan rangkuman. Sedangkan PIC merupakan pengguna yang
memilik akses terhadap pengisian observasi kecelakaan kerja dan
pelaporan nearmiss, hasil input akun yang menjadi tanggung
jawabnya, hasil tindak lanjut dan biodata. Fitur login juga dibuat
untuk memenuhi beberapa elemen penting dari keamanan informasi
yaitu confidentiality, authentication, availability access control dan
non-repudiation (Raharjo, 1999).
2) Rancangan input “pendaftaran pengguna baru”
Rancangan input pendaftaran pengguna baru merupakan formulir
isian untuk mendaftarkan diri sebagai pengguna dalam sistem
informasi berbasis website. Rancangan input ini berisikan isian untuk
nama akun, password, nama pengguna, fungsi pengguna, e-mail
pengguna, nomor hp pengguna, institusi pengguna. Setelah
menyimpan pengguna akan mendapatkan id akun dan menunggu
proses verifikasi dari PJ Program. Rancangan input pendaftaran
pengguna baru ini dibuat untuk memenuhi aspek kontrol, terutama
pada authentikasi dan pembagian otoritas. Pengendalian akses dengan
password dan pembagian otorisasi merupakan dua hal yang penting
dalam melaksanakan aspek kontrol suatu sistem informasi (Wibowo,
2005).
Akun disarankan untuk menggunakan nama panggilan dari
pengguna untuk memudahkan pengguna dalam melakukan login
(Wetherbe and Vitalari, 1994). Bila terdapat pengguna dengan nama
panggilan sama, maka sistem akan memperingatkan pengguna yang
akan mendaftar untuk menambahkan nomor yang mudah diingat
dibelakang namanya, contoh “Agus11” atau “Agus22”. Walau
pembedaan nama ini akan menambah waktu untuk verifikasi bila
terdapat pengguna yang ingin menggunakan nama yang sama, nama
akun haruslah berbeda satu pengguna dengan pengguna lain karena
sangat mempengaruhi aspek confidentiality dan authentication dari
keamanan data (Raharjo, 1999).
3) Rancangan input “formulir observasi keselamatan kerja”
Rancangan input formulir observasi keselamatan kerja merupakan
formulir isian bagi pengguna untuk melaporkan hasil observasi
keselamatan kerja. Rancangan input ini berisikan isian meliputi, jenis
unsaface act atau unsafe condition, jenis kejadian, tanggal kejadian,
waktu kejadian, tempat kejadian, aktivitas kejadian, deskripsi
kejadian, langkah koreksi dan gambar. Rancangan input ini juga
sangat berkaitan dengan pertimbangan pada aspek servis bagi
pengguna, yaitu kemudahan untuk menggunakan perangkat dalam
sistem informasi itu sendiri. Jenis kejadian observasi kecelakaan kerja
dibagi menjadi dua yaitu, perilaku tidak aman (unsafe act) dan
tindakan tidak aman (unsafe condition) berdasarkan pembagian oleh
Bird dan Germain (1990). Pilihan jenis perilaku tidak aman dan
kondisi tidak aman diletakkan pada awal untuk memberikan pilihan
kepada pelapor yang bingung untuk mengkelompokan apakah hal
yang dilihatnya merupakan kondisi tidak aman atau perilaku tidak
aman. Setelah pelapor melakukan pemilihan sistem akan mendeteksi
jenis pilihan itu apakah merupakan kondisi tidak aman atau perilaku
tidak aman sehingga sistem informasi baru berbasis komputer dapat
meningkatkan akurasi data (National Safety Council, 2001).
Khusus untuk perilaku tidak aman, sistem akan memperingatkan
untuk tidak melaporkan nama pelaku dan opsi unggahan gambar
ditiadakan untuk melindungi pelaku dari diskriminasi dan mencapai
salah satu tujuan dalam pelaksanaan program ini, yaitu “budaya
keselamatan” dan bukan budaya “kambing hitam” (Byrd, 2007).
Rancangan input formulir observasi keselamatan kerja pada sistem
informasi baru dibuat berdasarkan model pada sistem informasi lama
untuk memudahkan adaptasi pengguna terhadap sistem informasi
baru. Perilaku adaptasi yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas individual pada saat menggunakan sistem informasi baru
dengan cara yang lebih produktif (Beaudry dan Pinsonneault, 2005).
4) Rancangan input “formulir laporan nearmiss”
Rancangan input formulir laporan nearmiss merupakan formulir
isian bagi pengguna untuk melaporkan kejadian nearmiss. Rancangan
input ini berisikan isian meliputi, jenis kejadian, tanggal kejadian,
tempat kejadian, aktivitas kejadian, deskripsi kejadian, langkah
koreksi dan gambar. Rancangan input ini juga sangat berkaitan
dengan pertimbangan pada aspek servis bagi pengguna, yaitu
kemudahan untuk menggunakan perangkat dalam sistem informasi itu
sendiri.
Rancangan input formulir nearmiss pada sistem informasi baru
dibuat juga dibuat berdasarkan model pada sistem informasi lama,
dengan tujuan yang sama, yaitu memudahkan adaptasi pengguna
terhadap sistem informasi baru sehingga dapat memaksimalkan dan
meningkatkan efektivitas individual pada saat penggunaan perangkat
tersebut (Beaudry dan Pinsonneault, 2005).
5) Rancangan input “formulir tindak lanjut”
Tindak lanjut dalam sistem informasi ini terdiri dari lebih dari
satu kegiatan, yaitu tindakan korektif, tindakan evaluasi dan tindak
lanjut itu sendiri. Rancangan input formulir tindak lanjut merupakan
formulir isian bagi PJ Program dan Manajemen untuk memberikan
rekomendasi tindak tindakan korektif. Rancangan input ini berisikan
isian meliputi hasil dari isian formulir observasi kerja atau nearmiss
yang diisi oleh pengguna pertama, serta isian rekomendasi tindakan
korektif, person in charge, tanggal batas melakukan tindakan korektif,
dan status tindak lanjut. Input formulir tindak lanjut, merupakan
format baru yang dibuat pada sistem informasi baru. Pada informasi
lama, tindak lanjut hanya dilakukan secara lisan, langsung kepada
person in charge dan baru disimpan secara tertulis ketika berbentuk
laporan. Tindakan korektif, tindakan evaluasi dan tindak lanjut
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh institusi dalam mengelola
keselamatan kerja (Pemerintah RI, 2012).
Pada formulir tindak lanjut, terdapat tanggal limit untuk
pelaksanakan tindakan korektif, hal tersebut dikarenakan pelaksanaan
tindakan korektif haruslah dilakukan dengan segera (Pemerintah RI,
2012). Person in Charge atau PIC dipilih sesuai dengan siapa dan
dimana kejadian nearmiss, tindakan tidak aman atau kondisi tidak
aman terjadi, untuk melibatkan semua pihak dalam mengelola
kegiatan keselamatan di institusi tersebut (Luria dan Morag, 2011).
Penilaian kefektifan tindakan korektif akan dilakukan oleh pihak
manajemen keselamatan sehingga dapat melakukan peningkatan
pengelolaan keselamatan yang berkelanjutan (Hyatt, 2006).
6) Rancangan input “pencarian laporan”
Rancangan input pencarian laporan merupakan halaman yang
berisi isian jenis kejadian dan rentang tanggal kejadian. Rancangan
input ini disediakan untuk memudahkan pengguna, terutama
penanggung jawab program, dalam mencari laporan berdasarkan
tanggal tertentu yang biasa digunakan untuk membuat laporan, baik
laporan mingguan, bulanan maupun tahunan. Penyediaan fitur
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem informasi pada aspek
performa, informasi, efisiensi dan servis.
Peningkatan ketiga aspek tersebut, terdapat pada periode waktu,
ketepatan waktu. Dimana informasi pada sistem infromasi baru dapat
langsung diakses dan didapatkan pada waktu yang segera, terjadwal
dan tepat waktu. Hal menjadikan keluaran informasi pada sistem
informasi baru memiliki syarat sebagai informasi yang baik, yaitu
relevan, konsisten/tepat waktu, akurat dan cukup (Wetherbe dan
Vitalari, 1994, Fatta, 2007). Fitur pencarian memudahkan pengguna
untuk mencari data sesuai keperluannya dan tidak membuang waktu
untuk mencari data tersebut (Fajar, 2013).
b. Rancangan Proses
Rancangan proses dalam penelitian ini dibuat dalam Data Flow
Diagram (DFD). DFD merupakan perangkat pemodelan yang dibuat
untuk menunjukan aliran data dan bagian-bagian yang mengalirkan data
di dalam sistem (Mulyanto, 2009). DFD pada sistem informasi baru ini
dibagi secara berjenjang, yaitu diagram konteks, diagram nol dan
diagram detail. Diagram konteks merupakan diagram yang memberikan
secara keseluruhan semua sistem informasi baru secara lebih sederhana
dengan menampilkan seluruh entitas yang terlibat, yaitu Pelapor, PJ
Program, manajer dan Person in Charge. Diagram nol memberikan
informasi mengenai empat sub-sistem yang terdapat pada sistem
informasi pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss, yaitu administrasi akun, pengisian formulir observasi
keselamatan kerja, pengisian fomulir nearmiss dan pencarian laporan.
Sedangkan diagram detail, merupakan diagram yang memberikan
informasi lebih detail pada masing-masing sub-sistem, lengkap dengan
entitasnya.
Proses pada sistem informasi baru dibuat dengan berbagai diagram
yang lebih detail dari sistem informasi lama, untuk memudahkan
pengguna dalam memahami alur sistem informasi baru secara lebih
detail. Hal senada juga disampaikan oleh Vie Jr. (2000), yang
menyatakan bahwa DFD memiliki keuntungan mudah untuk dimengerti
secara umum, dapat menyediakan keseluruhan sistem lengkap dengan
batasan dan hubungan dengan sistem lain, serta dapat menyediakan
proses secara detail dari komponen-komponen sistem.
c. Rancangan Ouput
1) Rancangan output “informasi registrasi”
Rancangan output informasi registrasi akun dibuat untuk
menyampaikan informasi kepada pengguna bahwa pengguna telah
berhasil melakukan pendaftaran. Pemberian informasi mengenai
pendaftaran ini disediakan agar pengguna dapat melihat kembali hasil
input pada saat registrasi, sehingga bila ada kesalahan dalam input,
data dapat segera diperbaiki melalui bantuan admin (Sakur, 2005).
Pemberian informasi ini juga bertujuan untuk mengingatkan kembali
pengguna untuk mencatat atau menyimpan informasi-informasi yang
ada guna kepentingan dikemudian hari, seperti kasus gagal login,
pengguna lupa password ataupun kasus pencurian akun.
Informasi registrasi rentan untuk hilang atau terekspos orang lain
bila dilakukan pada komputer yang digunakan bersama orang lain di
rumah atau di tempat kerja, sehingga dibutuhkan penyimpanan data
pribadi oleh diri sendiri (Putranto, 2010). Rancangan ini dibuat
dengan tujuan agar pengguna mengerti, memahami dan mudah
menyelesaikan sesuatu bila terjadi masalah terhadap akun dan juga
menjaga keamanan akun pribadinya, sehingga aspek servis dan
kontrol dari sistem informasi baru dapat terpenuhi.
2) Rancangan output “Hasil input observasi keselamatan kerja”
Rancangan hasil input laporan observasi keselamatan kerja dibuat
untuk menyampaikan informasi kepada pengguna mengenai hasil
input observasi keselamatan kerja yang telah dibuat. Pada rancangan
ini, output yang ditampilkan merupakan detail masing-masing laporan
yang diinput. Halaman ini disediakan sebagai salah satu hal yang
bertujuan untuk memenuhi aspek sistem informasi dalam aspek
informasi dan servis, terutama untuk penanggung jawab program dan
manajer (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Rancangan output ini dibuat
untuk memenuhi aspek informasi yang akurat, relevan, tepat waktu
dan cukup (Fatta, 2007).
Laporan observasi keselamatan kerja, terdiri dari perilaku tidak
aman dan kondisi tidak aman (Bird dan Germain, 1990). Adapun
beberapa manfaat dari pelaksanaan program observasi keselamatan
adalah mengukur efektivitas pelatihan kemampuan mendeteksi
pelanggaran, mendeteksi terdapatnya tindak praktek atau kondisi
tidak aman, sebuah cara untuk lebih memahami praktek kerja yang
benar, kesempatan untuk mengapresiasi pekerja, dan untuk
mengarahkan perbaikan prosedur kerja yang lebih aman (Reese dan
Edison, 2006). Observasi keselamatan kerja penting untuk dilakukan
dan ditinjau laporannya oleh manajemen untuk mengambil keputusan
dalam menjaga keselamatan dan mencegah potensi terjadinya
kecelakan kerja.
3) Rancangan output “Hasil input laporan nearmiss”
Rancangan output hasil input laporan nearmiss dibuat untuk
menyampaikan informasi kepada pengguna mengenai hasil pelaporan
nearmiss yang telah dibuat. Pada rancangan ini, output yang
ditampilkan merupakan detail masing-masing laporan yang diinput.
Halaman ini juga disediakan sebagai hal yang bertujuan untuk
memenuhi aspek sistem informasi dalam aspek informasi dan servis
untuk penanggung jawab program dan manajer (Wetherbe dan
Vitalari, 1994). Rancangan output ini juga dibuat untuk memenuhi
aspek informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan cukup (Fatta,
2007).
Laporan nearmiss memiliki tujuan untuk mendapatkan data yang
cukup sehingga dapat mengurangi kejadian nearmiss, menyediakan
ruang bagi semua pihak dalam berpartisipasi dalam keselamatan kerja,
menciptakan budaya keselamatan yang terbuka ,dan salah satu
indikator keselamatan kerja perusahaan (National Safety Council,
2013). Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada
perusahaan bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami
kecelakaan yang sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012).
Dengan mengurangi angka kejadian nearmiss suatu perusahaan
dapat menurunkan frekuensi dari kecelakaan (Jones, Kirchsteiger dan
Bjerke, 1999). Oleh karena itu penerapan pelaporan nearmiss sangat
penting untuk dilaksanakan dalam rangka membantu manajemen
mengambil keputusan untuk menjaga keselamatan kerja dan
mencegah kecelakaan kerja.
4) Rancangan output “Hasil input tindak lanjut”
Tindak lanjut dalam sistem informasi ini terdiri dari lebih dari
satu kegiatan, yaitu tindakan korektif, tindakan evaluasi dan tindak
lanjut itu sendiri. Rancangan output tindak lanjut dibuat untuk
menyampaikan informasi kepada pengguna, terutama PJ Program,
mengenai tindak lanjut yang harus dikerjakan atau sudah selesai. Pada
rancangan ini, output yang ditampilkan merupakan detail masing-
masing tindak lanjut yang akan maupun sudah dilaksanakan. Tindak
lanjut yang muncul pada halaman PIC merupakan tindakan korektif
yang akan dilaksanakan dan dapat diurutkan berdasarkan kebutuhan.
Tindakan korektif yang hampir melewati masa limit atau sudah
dikerjakan akan muncul pada halaman yang dapat dibuka oleh PJ
Program dan Manajer.
Rancangan output ini dibuat untuk memenuhi aspek performa,
informasi, efisiensi dan servis dari sistem informasi baru. Tindakan
evaluasi dan tindak lanjut akan dilaksanakan oleh PJ Program dan
Manajer setelah tindakan korektif telah diimplementasikan.
Pelaksanaan tindakan korektif, evaluasi dan tindak lanjut merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu institusi dalam
pelaksanaan SMK3 (Pemerintah RI, 2012). Tindakan korektif
merupakan tindakan resolusi atau perbaikan terhadap situasi atau
perilaku yang dapat mengarahkan atau mengulangi kejadian
kecelakaan, tindakan evaluasi merupakan tindakan untuk mengetahui
bahwa tindakan korektif telah dijalankan dengan baik atau belum, dan
tindak lanjut merupakan langkah lanjutan oleh pihak manajemen
keselamatan kerja untuk mengetahui keefektifan tindakan korektif
yang selama ini telah dilaksanakan (Hyatt, 2006).
5) Rancangan output “rangkuman laporan”
Rancangan output rangkuman laporan dibuat untuk menampilkan
informasi laporan kepada PJ Program dan Manajer yang berisikan
rangkuman laporan-laporan dalam rentang waktu tertentu dalam
bentuk tabel maupun grafik. Dalam rancangan ini, terdapat fungsi
untuk melakukan penyaringan dan pengurutan terhadap informasi
sehingga dapat memudahkan pengguna memilah informasi yang
dibutuhkan (Fajar, 2013). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aspek
informasi, efisiensi dan servis dari sistem informasi baru (Wetherbe
dan Vilatari, 1994).
Ringkasan diperlukan untuk tingkat manajemen, terutama tingkat
manajemen lebih tinggi, untuk membantu manajer yang memiliki
kesibukan luar biasa untuk memahami isi laporan (Sukoco, 2007). Hal
tersebut sesuai dengan peran sistem informasi sebagai pendukung
operasi dan proses bisnis, pengambilan keputusan dan membentuk
strategi yang unggul untuk menghadapi persaingan (O'Brien dan
Marakas, 2010). Rancangan laporan disesuaikan dengan kebutuhan
output perusahaan pada bagian output sehingga sistem baru dapat
memenuhi aspek informasi dan servis (Wetherbe dan Vilatari, 1994).
6) Rancangan output “laporanku”
Rancangan output pencarian dibuat untuk menampilkan
informasi laporan pengguna yang berisikan daftar laporan-laporan
hasil input masing-masing pengguna itu sendiri. Rancangan ini dibuat
supaya pengguna dapat melihat kembali hasil input yang selama ini
mereka lakukan. Daftar data yang telah masuk, merupakan fitur umum
yang biasa disediakan oleh sebuah website penyedia informasi (Fajar,
2013).
d. Rancangan Data
Rancangan data terdiri dari diagram Entity-Relation Diagram (ERD),
Normalisasi, Kamus data dan rancangan database. ERD merupakan
sebuah perangkat pemodelan yang menggambarkan hubungan dari
beberapa data di dalam penyimpanan data (Mulyanto, 2009). ERD pada
sistem informasi baru menggambarkan data-data yang terdapat pada
masing-masing entitas sehingga dapat membantu pada saat melakukan
perancangan database.
Normalisasi database merupakan suatu pendekatan sistematis untuk
meminimalkan terjadinya redudansi data pada suatu database, sehingga
suatu database dapat bekerja secara optimal (Kusrini, 2007). Normalisasi
database terdiri dari 6 tahap, namun normalisasi database pada sistem
informasi ini hanya dilakukan sampai pada empat tahap, yaitu tahap tidak
normal, tahap 1, tahap 2 dan tahap 3. Karena setelah tahap 3 tidak ada
lagi ditemukan adanya anomali-anomali data. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan bahwa, normalisasi database dapat dilakukan minimal sampai
tahap 3 untuk mendapatkan database relasional yang berisi data sesuai
kebutuhan, memiliki sedikit redudansi, mengefisiensikan pemutakhiran
dan menghindari kehilangan data secara tidak sengaja (Kusrini, 2007).
Kamus data merupakan deksripsi terperinci mengenai seluruh elemen
data yang terdapat pada Data Flow Diagram (DFD). Selain memberikan
deksripsi terperinci tersebut, kamus data memiliki fungsi untuk
menyediakan informasi mengenai beberapa item data yang bersangkutan
dan mengurangi kelebihan data (Amsyah, 2005).
Rancangan database pada sistem informasi ini menggunakan
database berbasis website. Rancangan database berbasis website
memiliki keuntungan akses terhadap database yang cepat, familiar
dengan pengguna website, menggunakan protokol HTTP yang dapat
dijalankan berbagai jenis komputer dan sistem operasi, serta
menggunakan bahasa HTML yang memilik tampilan menarik dan mudah
dikembangkan (Supriyanto dan Muhsin, 2012).
e. Rancangan User Interface
Rancangan user interface atau tampilan antar muka, merupakan
rancangan yang secara langsung berhubungan dengan pengguna dalam
rangka menggunakan sistem informasi berbasis website. Rancangan
harus diatur dengan baik supaya pengguna tidak mengalami kesulitan
dalam menggunakan sistem informasi tersebut (Putri, Santoso dan
Choiri, 2014). Rancangan ini merupakan suatu hal penting dalam
memenuhi aspek servis sebuah sistem informasi. Rancangan sistem
informasi menggunakan Bahasa Indonesia sehingga mempermudah
pemahaman pekerja yang sebagian besar berbahasa Indonesia.
1) Administrasi Akun
Proses pada administrasi akun terdiri dari beberapa halaman, yaitu
“halaman utama”, halaman “pendaftar baru”, halaman “info
registrasi”, halaman “verifikasi”, dan halaman “login”. Halaman-
halaman merupakan userinterface yang menghubungkan jalannya
proses administrasi akun dengan pengguna.
Pada halaman utama, halaman terdapat menu-menu yang dapat
dipilih oleh pengguna. Seperti menu “tentang kami”, “hubungi kami”,
“daftar” dan “login”. Pengaturan main menu tersebut dilakukan untuk
mendapatkan posisi pandanga yang nyaman (Oneto dan Sudarman,
2008). Menu, termasuk “login” diletakan disebelah kanan atas, karena
tempat tersebut merupakan tempat yang umum untuk sebuah login
panel (Oneto dan Sudarman, 2008).Panel menu pada halaman utama,
memiliki panel yang berbeda-beda tergantung dari jenis otoritasnya.
Hal ini dilakukan untuk memperkuat aspek kontrol dalam sistem
informasi berbasis komputer (Raharjo, 1999).
Pada proses administrasi akun, terdapat halaman “login” yang
berisikan “username” dan “password”. Pengendalian akses dengan
password dan pembagian otorisasi merupakan dua hal yang penting
dalam melaksanakan aspek kontrol suatu sistem informasi (Wibowo,
2005). Elemen penting dari aspek keamanan yang dapat dipenuhi dari
userinterface yang telah dibuat adalah confidentiality, authentication,
availability access control dan non-repudiation (Raharjo, 1999).
2) Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja
Proses pengisian hasil observasi keselamatan kerja dilakukan
sampai kegiatan tindak lanjut. Userinterface yang terlibat dalam
proses ini adalah, halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja”,
halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja”, dan halaman
“Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja.
Halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja”, memiliki
variabel yang dibuat mirip dengan variabel yang terdapat pada kartu.
Hal tersebut memiliki tujuan untuk memudahkan adaptasi pengguna
terhadap sistem informasi baru, sehingga dapat memaksimalkan dan
meningkatkan efektivitas individual pada saat penggunaan perangkat
tersebut (Beaudry dan Pinsonneault, 2005). Jenis kejadian observasi
dikategorikan menjadi dua, yaitu perilaku tidak aman dan kondisi
tidak aman (Bird dan Germain, 1990). Halaman “Hasil input
Observasi Keselamatan Kerja” dibuat agar pengguna dapat melihat
kembali hasil input pada formulir, sehingga bila ada kesalahan dalam
input, data dapat segera diperbaiki saat itu juga (Sakur, 2005).
Halaman “Tindak Lanjut” merupakan halaman yang dibuat untuk
memudahkan PJ Program dan Manajer untuk melaksanakan kegiatan
tindak lanjut. Tindakan korektif, tindakan evaluasi dan tindak lanjut
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh institusi dalam mengelola
keselamatan kerja (Pemerintah RI, 2012). Pada formulir tindak lanjut,
terdapat tanggal limit untuk pelaksanakan tindakan korektif, hal
tersebut dikarenakan pelaksanaan tindakan korektif haruslah
dilakukan dengan segera (Pemerintah RI, 2012).
3) Pengisian Laporan Nearmiss
Sama halnya dengan proses “Pengisian hasil observasi
keselamatan kerja”, Proses “Pengisian Laporan Nearmiss” juga
dilakukan sampai kegiatan tindak lanjut. Userinterface yang terlibat
dalam proses ini adalah, halaman “Formulir Laporan Nearmiss”,
halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss”, dan halaman “Tindak
Lanjut Laporan Nearmiss.
Variabel pada pengisian “Formulir Laporan Nearmiss” juga
disamakan dengan yang terdapat dengan kartu, dengan alasan alasan
yang sama, yaitu memudahkan adaptasi pengguna terhadap sistem
informasi baru, sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan
efektivitas individual pada saat penggunaan perangkat tersebut
(Beaudry dan Pinsonneault, 2005). Namun pada formulir ini, jenis
kejadian memiliki kategori yang sangat luas. Untuk saat ini kategori
terdapat delapan kategori jenis kejadian “hampir celaka” yang
diadopsi dari kategori kecelakaan menurut Bird dan Germain (1990).
Halaman “Tindak lanjut” juga dibuat sama seperti pada proses
“Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja”. Halaman ini juga
hanya bisa dibuka oleh PJ Program dan Manajer untuk melaksanakan
tugasnya, yaitu menetapkan tindakan korektif serta melakukan
tindakan evaluasi dan tindak lanjut dalam mengelola keselamatan
kerja (Pemerintah RI, 2012).
4) Pencarian Laporan
Userinterface yang terlibat dalam proses ini adalah, halaman
“Pencarian Laporan”, halaman “Rangkuman Laporan”, halaman
“Laporanku”. User interface “Pencarian Laporan” memiliki fungsi
utama untuk memudahkan pengguna untuk mencari data sesuai
keperluannya dan tidak membuang waktu untuk mencari data tersebut
(Fajar, 2013). Rangkuman laporan terdiri dari laporan berdasarkan
waktu, tempat kejadian, pengguna dan status tindak lanjut. Waktu
dibagi menjadi harian, bulanan dan tahunan. Waktu harian diperlukan
guna tindak lanjut cepat terhadap kejadian kondisi tidak aman dan
nearmiss tertentu (Byrd, 2007). Waktu bulanan dan tahunan serta
laporan berdasarkan variabel lain merupakan laporan yang dibutuhkan
dalam analisis kebutuhan sistem baru. Khusus laporan triwulan, dapat
dilihat pada laporan harian pada rentang tiga bulan. Laporanku dapat
digunakan oleh pelapor untuk melihat sejauh mana tindak lanjut telah
dilakukan dari laporannya. Hal ini dapat memicu pelapor mengetahui
apakah laporannya ditindaklanjuti oleh pihak manajemen dan memicu
motiviasi pelapor untuk terus ikut berpartisipasi (Gunawan, 2013).
Rancangan laporan disesuaikan dengan kebutuhan output perusahaan
pada bagian output sehingga sistem baru dapat memenuhi aspek
informasi dan servis (Wetherbe dan Vilatari, 1994).
f. Uji Coba Rancangan
Uji coba rancangan dilakukan pada masing-masing proses yang
terdapat pada sistem informasi Program Observasi Keselamatan dan
Pelaporan Nearmiss berbasis website, terdapat uji coba pada Proses
Administrasi Akun, Proses Pengisian Hasil Observasi Keselamatan
Kerja, Proses Pengisian Laporan Nearmiss dan Proses Pencarian
Laporan. Uji coba dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi telah
berjalan dengan baik atau tidak (Zen, 2015). Pada uji coba ini aplikasi
telah berhasil terlaksana dengan baik sesuai dengan fungsinya.
192
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Aspek performa, informasi, ekonomi dan efisiensi dari sistem informasi
lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss
di PT. PGE Area Ulubelu masih memiliki banyak masalah. Seperti akurasi
data dan informasi yang rendah, performa yang rendah, ekonomi yang
berpotensi menimbulkan pemborosan dan efisiensi yang kecil. Untuk
menyelesaikan masalah dan meningkatkan kualitas sistem informasi
program, diperlukan adanya sistem informasi baru yang dapat
memperbaiki masalah tersebut, yaitu dengan sistem informasi berbasis
website. Dua aspek dalam sistem informasi lama, yaitu kontrol dan servis
sudah berjalan cukup baik, namun masih diperlukan beberapa tambahan
untuk memenuhi aspek pada sistem Informasi baru berbasis website.
2. Sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan
Pelaporan Nearmiss yang masih memiliki banyak masalah akan digantikan
oleh sistem informasi baru berbasis website yang dapat mengintegrasikan
semua aktivitas dalam sistem. Sistem informasi baru tersebut dibuat guna
memenuhi kebutuhan pengguna, terutama pihak manajemen dengan
mengurangi kesalahan pada saat masukan, proses dan input. Sistem
informasi baru dapat mempercepat pengelolaan data menjadi informasi,
mengurangi duplikasi data, memberikan informasi yang termutakhir dan
tepat waktu, mengurangi biaya serta waktu operasional, mengamankan
data, memaksimalkan sumber daya yang terdapat pada sistem informasi
lama dan menyediakan sistem yang mudah diakses dan digunakan. Sistem
informasi baru menyediakan informasi yang akurat, lengkap dan tepat
waktu.
3. Rancangan sistem informasi baru berbasis website ini terdiri dari
rancangan input, proses, output, data, user interface dan uji coba
rancangan. Terdapat tujuh rancangan baik pada rancangan input maupun
output menggunakan aplikasi microsof word. Rancangan proses dibuat
dengan diagram alir berupa Data Flow Diagram (DFD), yang terdiri dari
diagram konteks, diagram nol dan diagram detail. Terdapat empat
subsistem dalam proses ini, yaitu Administrasi Akun, Pengisian Hasil
Observasi Keselamatan Kerja, Pengisian Pelaporan Nearmiss dan
Pencarian Laporan. Rancangan data dibuat menggunakan Entity-Relation
Diagram (ERD), Normalisasi, Kamus Data dan Database dibuat
menggunakan MySQL. Bahasa pemograman yang digunakan pada
perancangan user interface dan fungsi program adalah PHP dibantu
sebuah kerangka kerja berupa YiiFramework. Terdapat enam fitur pada
menu utama dan 14 user interface yang dibuat untuk menghubungkan
sistem dengan pengguna. Setelah uji coba, rancangan ini dapat berfungsi
dengan baik sesuai dengan semestinya.
B. Saran
1. Kegiatan pengembangan sistem informasi berbasis website pada
penelitian ini hanya dilaksanakan sampai pada tahap perancangan.
Sebaiknya pada penelitian selanjutnya, penelitian dapat dilanjutkan
sampai pada tahap implementasi sehingga dapat diketahui apakah terdapat
perubahan positif pada aspek sistem informasi baru dibandingkan aspek
sistem informasi yang lama. Untuk melanjutkan pada tahap implementasi,
pada penelitian ini telah dilaksanakan uji coba sederhana mengenai
kesesuaian fungsi rancangan sistem informasi melalui skenario pada
masing-masing proses, sehingga dapat diketahui apakah perangkat lunak
berbasis website berjalan sesuai dengan fungsinya.
2. Proses perancangan website pada penelitian ini, bahasa pemograman yang
digunakan hanyalah PHP dengan kerangka kerja YiiFramework. Padahal
dalam perancangan sebuah website yang dinamis, banyak unsur-unsur
yang bisa dipadukan dengan bahasa pemograman PHP, seperti Javascript,
C+++, Perl dan bahasa pemograman lainnya. Sebaiknya pada penelitian
selanjutnya, peneliti dapat memadukan bahasa pemograman yang lain
sehingga fungsi dan tampilan dari website dapat memiliki fungsi dan
tampilan yang lebih baik dan variatif. Tampilan dan fungsi yang variatif
diharapkan dapat membantu penelitian selanjutnya dalam
menyempurnakan hal yang terdapat pada keterbatasan rancangan
penelitian ini.
3. Kepada intitusi yang akan menerapkan sistem informasi berbasis website
pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss,
disarankan untuk menguatkan komitmen dan kebijakan program observasi
keselamatan dan kehatan kerja untuk mendorong penerapan program.
Intitusi juga disarankan untuk memastikan bahwa akses internet dan
perangkat yang dibutuhkan bisa didapatkan dan digunakan diseluruh area
intitusi untuk memaksimalkan fungsi dari program ini. Melakukan
pelatihan terkait penggunaan program dan fungsi ini secara berkala,
terutama untuk para pegawai tetap dan kontraktor yang bekerja di
lapangan. Pelatihan dapat diisi dengan materi mengenai program observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta cara untuk menggunakan
aplikasi berbasis website yang telah dirancang. Pelatihan tersebut dapat
dibarengi dengan penempelan poster terkait informasi program observasi
dan nearmiss, aplikasi berbasis website (URL, cara akses) dan cara
penggunaan sebagai penguat (reinforcement) dalam perubahan perilaku
karyawan untuk mengimplementasikan program berbasis perilaku ini.
Perusahaan dalam menjalankan sistem informasi baru ini disarankan untuk
selalu memastikan bahwa program berbasis website selalu dirawat dan
diperbaharui serta menyediakan sumber daya manusia khusus yang terdiri
dari tim ahli Sistem Informasi, Teknik Informasi dan Keselamatan Kerja
untuk menangani program ini.
196
DAFTAR PUSTAKA
Adobe. 2015a. Product Description "Dreamweaver" [Online]. Tersedia di:
http://www.adobe.com/sea/products/dreamweaver.html [Diakses pada 4 Oktober 2015].
Adobe. 2015b. Product Description "Photoshop" [Online]. Tersedia di:
http://www.photoshop.com/products/photoshop [Diakses pada 4 Oktober 2015].
Alfiah, S. 2012. PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
KEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI
AREA LAHEDONG TAHUN 2012. Skripsi, Universitas Indonesia.
Alter, S. 1992. Information System : A Management Perspevtive, The Benjamin/Cummings
Publishing Company Inc.
Amsyah, Z. 2005. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Andriani, W. 2010. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi pada Pemerintah Daerah Kab. Pesisir Selatan). Jurnal Akutansi &
Manajemen, 5.
Beaudry, A. & Pinsonneault, A. 2005. Understanding User Responses to Information
Technology: A Coping Model of User Adaptation. MISQ, 29, pp. 493-524.
Bird, F. E. & Germain, G. L. 1990. Practical Lost Control Leadership, Georgia, Institute
Publishing.
Boehm, B. W. 1988. A Spiral Model of Software Development and Enhancement.
Brinkmann, M. 2012. Web Browser System Requirements Overview [Online]. Tersedia di:
http://www.ghacks.net/2012/05/21/web-browser-system-requirements-overview/
[Diakses pada 5 Oktober 2015].
Byrd, H. 2007. A Comparison of Three Well Known Behavior Based Safety Programs: DuPont
STOP Program, Safety Performance Solutions and Behavioral Science Technology.
Rochester Institute of Technology.
Chan, M. L., Holznagel, F. & Krantz, M. 2010. 20 Thins I Learned About Browsers and the
Web. In: Chan, M. L., Holznagel, F. & Krantz, M. (eds.). www.20thingsilearned.com:
Google Chrome Team.
Cooper, D. 1998. Integrating Management Information System. Improving Safety Culture : A
Practical Guide. John Wiley & Sons Ltd.
Dwiartara, L. 2011. Menyelam & Menaklukan Samudra PHP. ilmy website.
Emerson, K. 2013. Beginning Windows 8 and Microsoft Office 2013. In: Emerson, C. & Urban,
S. (eds.). Kansas: Compare Computer L.L.C.
ESSII TECH. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Program Desktop dan Web Based [Online].
Tersedia di: http://essiitech.com/portfolio/kelebihan-dan-kekurangan-program-desktop-
dan-web-based [Diakses pada 31 Maret 2015].
Fabiano, B. & Currò, F. 2012. From a survey on accidents in the downstream oil industry to the
development of a detailed near-miss reporting system. Process Safety and
Environmental Protection, 90, 357-367.
Fajar, R. 2013. Fitur Umum Sebuah CRUD yang Wajib Dikuasai Pemula [Online]. Tersedia di:
https://www.codepolitan.com/fitur-umum-sebuah-crud-yang-wajib-dikuasai-pemula/
[Diakses pada 11 Mei 2016].
Fatta, H. A. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing
Perusahaan dan Organisasi Modern. In: Triyuliana, A. H. (ed.). Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Friend, M. A. & Kohn, J. P. 2007. Fundamentals of Occupational Safety and Health. Fourth ed.
United Kingdom: Government Institute.
Gnoni, M. G., Andriulo, S., Maggio, G. & Nardone, P. 2013. ‘‘Lean occupational’’ safety: An
application for a Near-miss Management System design. Safety Science, 53, 96-104.
Gnoni, M. G. & Lettera, G. 2012. Near-miss management systems: A methodological
comparison Journal of Loss Prevention in the Process Industries, xxx, 1-8.
Gunawan, F. A. 2013. Safety Leadership Kepemimpinan Keselamatan Kerja, Jakarta, Dian
Rakyat.
Hamid, Sanusi. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan, Yogyakarta, Deepublish.
Heni, Y. 2011. Improving Our Safety Culture, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Hill, R. H., Pastor, F. A., Cagle, D. W. & Carlin, G. B. 2015. Management Safety
Observations—A tool to maintain a strong safety culture. JCHAS, 785, 1-5.
Hyatt, N. 2006. Incident Investigation and Accident Prevention in the Process and Allied
Industries. 1 ed. Amerika: CRC Press.
IAPA 2007. Glosary of Occupational Health and Safety Terms.
Ilmu Website. 2016. Belajar PHP Redirect Halaman [Online]. Tersedia di:
http://www.ilmuwebsite.com/redirect-halaman [Diakses pada 7 Mei 2016].
Indrajit, Richardus Eko. 1999. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Jakarta,
STMIK Perbanas Renaissance Center.
Internet Live Stats. 2015a. Indonesia Internet Users [Online]. Tersedia di:
http://www.internetlivestats.com/internet-users/indonesia/ [Diakses pada 31 Maret
2015].
Internet Live Stats. 2015b. Internet users in the world [Online]. Tersedia di:
http://www.internetlivestats.com/internet-users/#trend [Diakses pada 31 Maret 2015].
Jones, S., Kirchsteiger, C. & Bjerke, W. 1999. The importance of near miss reporting to further
improve safety performance. Journal of Loss Prevention in the Process Industries, 12,
59-67.
Kaswandani, N. & Sastroasmoro, S. 2014. Penelitian Kualitatif. In: Sastroasmoro, S. & Ismael,
S. (eds.) Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 5 ed. Jakarta: Sagung Seto.
Kementrian Tenaga Kerja RI. 1998. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
Nomor: PER.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
Krause, T. R. 1997. The Behavior-Based Safety Process: Managing Involvement for an Injury-
Free Culture, United State of America, John Wiley & Sons.
Kulkarni, A., John, J. S., Thampi, Y. J., Udaykumar, S., Prasad, G. & Halarnkar, V. 2009. Web
Browsers. National Institute of Technology Karnataka Surakhtal.
Kusrini 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. In: Triyuliana, A. H. (ed.).
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Laudon, K. & Laudon, J. 2006. Managing the Digital Firm. In: 9th (ed.) Management
Information Systems. Prentice Hall.
Laudon, K. C. & Laudon, J. P. 2012. Management Information Systems: Managing The Digital
Firm. In: Swendsen, E. (ed.) 12th ed. New Jershey: Pearson Prentice Hall.
Luria, G. & Morag, I. 2011. Safety management by walking around (SMBWA): A safety
intervention program based on both peer and manager participation. Accident Analysis
and Prevention, 45, 248-257.
Maheshwari, S. & Jain, D. C. 2012. A Comparative Analysis of Different types of Models in
Software Development Life Cycle. International Journal of Advanced Research in
Computer Science and Software Engineering, 2, 285-290.
Marakas, G. M. 2006. System Analysis Design : An Active Approach, New York, McGraw-
Hill/Irwin.
McLeod, R. 1996. Sistem Informasi Manajemen Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, Prenhallindo.
Mulyanto, A. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Nasional Safety Coucil. 2013. Near Miss Reporting Systems. Tersedia di:
http://www.nsc.org/WorkplaceTrainingDocuments/Near-Miss-Reporting-Systems.pdf
[Diakses pada 13 April 2015].
National Association of Safety Professionals. 2014. Safety Principles: Eight Principles of a
Safe Workplace [Online]. Tersedia di: http://www.naspweb.com/safetyprinciples.php
[Diakses pada 30 Maret 2015].
National Safety Council 2001. Accident Prevention Manual for Business & Industry :
Administration & Programs, United States of America, National Safety Council.
Nugroho, Y. P. 2012. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK
BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS : PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI
KAMPUS UNDIP TEMBALANG). S2, Universitas Diponegoro.
Budiani, Ninuk. 2000. Data Flor Diagram : Sebagai Alat Bantu Desain Sistem. Badan
Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data Departemen Keuangan.
O'Brien, J. A. & Marakas, G. M. 2010. Introduction to Information Systems, New York,
McGraw-Hill Irwin.
OHSAS 18001 2007. OHSAS 18001:2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja - Persyaratan.
Oneto, E. & Sudarman 2008. Joomla : Cara Cepat & Mudah Membuat Website MediaKita
Pearlman, L. 2013. Safety Observation Programs: How to Drive Insight from Observations
[Online]. Tersedia di: http://ehsjournal.org/http:/ehsjournal.org/laurence-
pearlman/safety-observation-programs-how-to-drive-insight-from-observations/2013/
[Diakses pada 30 Maret 2015].
Pemerintah RI. 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
PT PGE Ulubelu 2014. Laporan K3 Tahun PT PGE Area Ulubelu. PT PGE Ulubelu.
PT PGE Ulubelu 2014. Pemantauan Lingkungan Area Geothermal Ulubelu - Lampung
Triwulan IV (Oktober - Desember 2014). Ulubelu: PT Pertamina Geothermal Energy
Area Ulubelu.
Putranto, B. P. 2010. Lindungi Data Penting Anda dengan Software Nan Ampuh. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Putri, T. L. K., Santoso, P. B. & Choiri, M. 2014. Perancangan Sistem Informasi Manajemen
Health & Safety Environment Dengan Menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Makro
VBA (Studi Kasus: PT. Beierdofr Indonesia Malang).
Raharjo, B. 1999. Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet. Bandung: PT. Insan
Komunikasi/Infonesia.
Rainer, R. K. & Cegielski, C. G. 2010. Introduction to Information System, New Jersey, Wiley
Plus.
Rainer, R. K. & Turban, E. 2008. Introduction to Information Systems.
Reese, C. D. & Eidson, J. V. 2006. Handbook of OSHA Construction Safety and Health,
Florida, Taylor & Francis Group.
Royce, W. W. 1970. Managing The Development Of Large Software Systems. Proceedings
IEEE WESCON, 1-9.
Sakur, S. B. 2005. Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver MX 2004. Yogyakarta: Andi.
Setiawan, F. A. 2012. Pemograman Internet, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Sidik, B. 2012. Pemograman Web PHP, Bandung, Penerbit Informatika.
Simarmata, J. 2010. Rekayasa Web, Yogyakarta, Penerbit ANDI.
Solichin, A. 2009. Pemrograman Web dengan PHP dan MySQL. Universitas Budi Luhur.
Stair, R. & Reynolds, G. 2010. Principles of Information Systems. Boston: Course Technology.
Startup Nation 2007. 11 Steps to create successful Web Site. StartupNation.
Sugiyono 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung, Alfabeta.
Sukoco, B. M. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Jakarta, Erlangga.
Supriyanto, W. & Muhsin, A. 2012. Teknologi Informasi Perpustakaan. Strategi Perancangan
Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Taha, H. A. 2007. Operations Research: An Introduction. In: Stark, H. (ed.) 8th ed. New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
Vie Jr., D. S. L. 2000. Understanding Data Flow Diagram, Texas, Integrated Concept, Inc.
Wetherbe, J. C. & Vitalari, N. P. 1994. Systems Analysis and Design: Best Practices. West
Publishing Company.
Wibowo, S. A. 2005. Evaluasi Sistem Administrasi Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi
Dengan Menggunakan Metode Analisis PIECES Framework (Studi Kasus pada
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang). S-1, Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang.
Wimatra, A., Simanullang, P., Sunardi & Saputro, R. 2008. Dasar-dasar komputer: Guidance for
Cadets. Medan: Akademik Teknik Keselamatan Penerbangan Medan.
Yates, W. D. 2015. SAFETY PROFESSIONAL’S REFERENCE & STUDY GUIDE, Florida,
Taylor & Francis Group.
Yii Software LLC. 2015. Yii Framework Description [Online]. Tersedia di:
http://www.yiiframework.com/ [Diakses pada 5 Oktober 2015].
Zen, Setia P. 2015. Sistem Informasi Sekolah. Tangerang Selatan, Pustaka Alvabet.
201
LAMPIRAN
xxii
Lampiran 1: Surat Permohonan Menjadi Informan
SURAT PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Yth.
Calon Informan Penelitian
Di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu, Lampung
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta:
nama : Ahmad Afif Mauludi
NIM : 1111101000051
bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Rancangan Sistem Informasi
berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT.
Pertamina Geothermal Energy Tahun 2015”. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir/Skripsi.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi informan dan
kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga, serta hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Partisipasi dalam penelitian ini bersifat bebas untuk ikut atau tidak
tanpa ada paksaan apapun. Apabila anda memahami dan menyetujui, maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi informan dan bersedia untuk
diwawancarai lebih lanjut. Atas perhatian dan kesediaan saudara/i menjadi informan saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Ahmad Afif Mauludi
xxiii
Lampiran 2: Lembar Persetujuan Menjadi Informan
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi informan
penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bernama Ahmad Afif Mauludi, dengan judul “Rancangan Sistem
Informasi berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan
Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Tahun 2015”. Saya mengerti bahwa penelitian
ini tidak menimbulkan dampak negatif dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Demikian secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan
dari siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Ulubelu, 201
xxiv
Lampiran 3: Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Investigasi dan Analisis Sistem
Judul penelitian
“Rancangan Sistem Informasi berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan
Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Tahun 2015”
No. Informan :
Tanggal wawancara :
Pewawancara :
A. Identitas Informan
Inisial Informan :
Jabatan Informan :
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan wawancara disertai dengan manfaat penelitian, serta menjelaskan
bahwa kerahasiaan informasi terjamin
3. meminta kesediaan calon informan menandatangani surat pernyataan kesediaan
menjadi informan
4. melakukan kontrak wawancara, menawarkan durasi wawancara 15-30 menit
xxv
C. Pertanyaan Wawancara
Setelah calon wawancara menandatangi lembar persetujuan menjadi informan,
calon informan resmi menjadi informan dan selanjutnya akan diwawancarai oleh
peneliti dengan merekam isi pembicaraan.
Pengawas HSSE
No. Pertanyaan Jawaban
Investigasi Sistem
Performa
1. Bagaimana menurut anda sistem yang terdapat pada
program observasi keselamatan dan pelaporan
nearmiss yang berjalan saat ini? (probing: kekuatan
dan kelemahan, waktu)
Informasi
2. Bagaimana menurut anda informasi dan data yang
dihasilkan dari program observasi keselamatan dan
pelaporan nearmiss pada saat ini? (probing:
kebutuhan perusahaan dan personal)
Ekonomi
3. Bagaimana anggaran dana untuk melaksanakan
program program observasi keselamatan dan
pelaporan nearmiss? Berapa anggaran dana yang
disediakan?
Kontrol
4. Bagaimana menurut anda kontrol yang ada pada
program observasi keselamatan dan pelaporan
nearmiss yang ada pada saat ini? (probing:
keamanan data, data hilang)
Efisiensi
5. Bagaimanakah upaya yang dilakukan perusahaan
untuk melaksanakan sistem dari program observasi
xxvi
Pengawas HSSE
No. Pertanyaan Jawaban
keselamatan dan pelaporan nearmiss, dibanding
dengan hasil yang didapat?
Servis
6. Bagaimana menurut anda penggunaan sistem oleh
pengguna saat diterapkan dilapangan? (probing:
penerapan mudah/sulit oleh pengguna)
Analisis Sistem
1. Bagaimanakah alur sistem informasi pada program
observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss
pada saat ini? (probing: input, output, user
interface, alur proses dan pengolahan data)
2. Bagaimana menurut anda dengan adanya sistem
informasi berbasis website pada program observasi
keselamatan dan pelaporan nearmiss?
3. Bagaimanakah sistem informasi berbasis website
yang anda butuhkan?
Petugas Lapangan HSSE
No. Pertanyaan Jawaban
Investigasi Sistem
Performa
1. Bagaimana menurut anda sistem yang terdapat pada
program observasi keselamatan dan pelaporan
nearmiss yang berjalan saat ini? (probing: kekuatan
dan kelemahan, waktu)
Informasi
2. Bagaimana menurut anda informasi dan data yang
dihasilkan dari program observasi keselamatan dan
xxvii
Petugas Lapangan HSSE
No. Pertanyaan Jawaban
pelaporan nearmiss pada saat ini? (probing:
kebutuhan perusahaan dan personal)
Kontrol
5. Bagaimana menurut anda kontrol yang ada pada
program observasi keselamatan dan pelaporan
nearmiss yang ada pada saat ini? (probing:
keamanan data, data hilang)
Efisiensi
6. Bagaimanakah upaya yang dilakukan perusahaan
untuk melaksanakan sistem dari program observasi
keselamatan dan pelaporan nearmiss, dibanding
dengan hasil yang didapat?
Servis
7. Bagaimana menurut anda penggunaan sistem oleh
pengguna saat diterapkan dilapangan? (probing:
penerapan mudah/sulit oleh pengguna)
Analisis Sistem
1. Bagaimanakah alur sistem informasi pada program
observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss
pada saat ini? (probing: input, output, user
interface, alur proses dan pengolahan data)
2. Bagaimana menurut anda dengan adanya sistem
informasi berbasis website pada program observasi
keselamatan dan pelaporan nearmiss?
3. Bagaimanakah sistem informasi berbasis website
yang anda butuhkan?
xxviii
Manajer fungsi HSSE
No. Pertanyaan Jawaban
Investigasi Sistem
Informasi
1. Bagaimana menurut anda informasi dan data yang
dihasilkan dari program observasi keselamatan dan
pelaporan nearmiss pada saat ini? (probing:
kebutuhan perusahaan, pekerjaan personal,
pengambilan keputusan)
Ekonomi
2. Bagaimana anggaran dana untuk melaksanakan
program program observasi keselamatan dan
pelaporan nearmiss? Berapa anggaran dana yang
disediakan?
Kontrol
3. Bagaimanakah kontrol yang dilakukan oleh anda
sebagai pihak manajemen dalam program observasi
keselamatan dan pelaporan nearmiss yang telah
berjalan pada saat ini?
Efisiensi
4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan perusahaan
untuk melaksanakan sistem dari program observasi
keselamatan dan pelaporan nearmiss, dibanding
dengan hasil yang didapat?
Analisis Sistem
1. Bagaimana menurut anda dengan adanya
pengembangan sistem informasi berbasis website
pada program observasi keselamatan dan pelaporan
nearmiss?
xxix
Manajer fungsi HSSE
No. Pertanyaan Jawaban
2. Bagaimanakah sistem informasi berbasis website
yang anda butuhkan, terutama sebagai pihak
manajemen dan pengambil keputusan?
Staff fungsi lain
No. Pertanyaan Jawaban
Investigasi Sistem
Efisiensi
1. Bagaimanakah upaya yang dilakukan perusahaan
untuk melaksanakan sistem dari program observasi
keselamatan dan pelaporan nearmiss, dibanding
dengan hasil yang didapat?
Servis
2. Bagaimana menurut anda penggunaan sistem oleh
pengguna saat diterapkan dilapangan? (probing:
penerapan mudah/sulit oleh pengguna)
Analisis Sistem
1. Bagaimanakah menurut anda mengenai pelaksanaan
program observasi keselamatan dan pelaporan
nearmiss?
2. Bagaimana menurut anda dengan adanya
pengembangan sistem informasi berbasis website
pada program observasi keselamatan dan pelaporan
nearmiss?
3. Kebutuhan seperti apakah yang anda inginkan dari
pengembangan sistem informasi berbasis website
pada program observasi keselamatan dan pelaporan
nearmiss?
xxx
Lampiran 4: Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
Pedoman ini merupakan pedoman untuk melakukan observasi dalam rangka melakukan
penelitian “Pengembangan Sistem Informasi berbasis Website pada Program Observasi
Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy
Tahun 2015”
Cara melakukan observasi:
1. Membuat daftar informasi yang akan dilakukan observasi
2. Menentukan tempat observasi
3. Bila memungkinkan observasi akan disertai dengan foto atau rekaman dalam bentuk
lain
4. Daftar observasi dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan dan temuan yang terdapat
di lapangan, informasi dan tempat akan langsung di tambah pada tabel observasi di
bawah daftar informasi yang telah dibuat sebelumnya
5. Hasil observasi dicatat dan rangkumannya akan dimasukan ke dalam tabel observasi
Tabel Observasi
No. Informasi Tempat Catatan
1. Ketersediaan perangkat keras
penunjang perangkat lunak
berbasis website
Seluruh fungsi PT. PGE
Area Ulubelu
2. Ketersediaan Internet Seluruh fungsi PT. PGE
Area Ulubelu
3. Ketersediaan Web Browser Seluruh fungsi PT. PGE
Area Ulubelu
4. Pelaksanaan program observasi
dan pelaporan nearmiss dengan
sistem manual
Seluruh fungsi PT. PGE
Area Ulubelu
5. Pengelolaan data program
observasi keselamatan dan
Fungsi HSE
xxxi
No. Informasi Tempat Catatan
pelaporan nearmiss dengan
sistem manual
6. Waktu yang diperlukan dalam
mendapatkan informasi pada
program observasi dan pelaporan
nearmiss
Fungsi HSE
xxxii
Lampiran 5: Pedoman Telaah Dokumen
PEDOMAN TELAAH DOKUMEN
Berikut merupakan pedoman telaah dokumen untuk penelitian Pengembangan
Sistem Informasi berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan
Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Tahun 2015”
Cara melakukan telaah dokumen
1. Membuat daftar dokumen yang diperlukan untuk informasi
2. Meminta dokumen yang memiliki informasi sesuai dengan dokumen yang dibutuhkan
kepada instansi
3. Bila informasi sudah didapatkan maka peneliti melakukan check pada tabel daftar
dokumen
4. Dokumen yang berisi informasi tersebut ditulis nomor dokumen dan judul
dokumennya, jumlah dokumen pada satu informasi dapat lebih dari satu, sesuai
dengan kecukupan informasi yang diperlukan.
5. Dokumen dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan dan temuan yang terdapat di
lapangan, informasi dan tempat akan langsung di tambah pada tabel daftar dokumen
di bawah daftar informasi yang telah dibuat sebelumnya
6. Hasil telaah dokumen dicatat dan rangkumannya di tulis pada bagian catatan tabel
daftar dokumen
Tabel Daftar Dokumen
No Dokumen yang Dibutuhkan Checklist Nomor
Dokumen
Judul
Dokumen
Catatan
1 Daftar Program K3
2 Pedoman Program Observasi
Keselamatan Kerja
3 Pedoman Program Pelaporan
Nearmiss
4 Dokumen Formulir Program
Observasi Keselamatan Kerja
xxxiii
No Dokumen yang Dibutuhkan Checklist Nomor
Dokumen
Judul
Dokumen
Catatan
5 Dokumen Formulir Program
Pelaporan Nearmiss
6 Hasil pengolahan data Program
Observasi Keselamatan Kerja
7 Hasil pengolahan data Program
Pelaporan Nearmiss
8 Anggaran Dana Program K3
9 Pedoman Pengendalian
Dokumen
Profil Perusahaan
Struktur Organisasi Perusahaan
xxxiv
Lampiran 6: Kartu Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss
KARTU OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN NEARMISS
PT. PGE Area Ulubelu
Kartu Observasi Keselamatan Kerja
Kartu Pelaporan Nearmiss
xxxv
Lampiran 7: Surat Perizinan Melakukan Penelitian
xxxvi
Lampiran 8: Matriks Hasil Wawancara
MATRIKS HASIL WAWANCARA
No Pertanyaan F KU D MR
1 Bagaimana
menurut anda
sistem yang
terdapat pada
program
observasi
keselamatan
dan pelaporan
nearmiss yang
berjalan saat
ini?
“saat ini sistem sudah ada
dan berjalan, namun
masih belum berjalan
dengan baik, data-data
belum dapat lengkap kami
peroleh. Perolehan
informasi masih lambat
karena kesibukan masing-
masing personil juga”
“sistem yang ada pada saat ini, kita
masih pada tahap menumbuhkan
kesadaran pekerja akan nearmiss,
unsafe act dan unsafe condition..
dengan melaporkannya ke kami..
sistemnya sudah baik namun
pelaksanaannya belum dapat
mendukung kita untuk memperoleh
data yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.”
“bagus, tapi masih
banyak yang tidak mau
melakukan karena
malas mengisi, atau
ada kejadian diabaikan
saja, itu salah satu
kekurangannya.. Untuk
mengolahnya saya tidak
terlalu mengerti, itu
coba tanyakan ke
pengawas yang
dikantor.”
“sistem masih perlu
perbaikan. Masih banyak
yang mengabaikan,
padahal sudah ada
hadiah dan sebagainya,
serta sosialisasi.. tapi di
lapangan masih belum
banyak yang tertarik
untuk melaporkan
nearmiss, perilaku
ataupun kondisi tidak
aman itu..”
xxxvii
No Pertanyaan F KU D MR WS
2 Bagaimana menurut anda
informasi dan data yang
dihasilkan dari program
observasi keselamatan
dan pelaporan nearmiss
pada saat ini?
“data belum lengkap,
sedikit yang dapat kami
tindak lanjuti menjadi
sebuah informasi,
terkadang dari
lapangan juga banyak
yang tidak terlaporkan
atau tercatat.”
“informasi yang kami
gunakan masih sebatas
kuantitas, misalnya berapa
banyak kejadian nearmiss,
perilaku tidak aman atau
kondisi tidak aman pada
waktu dan tempat tertentu.
Biasanya di laporan bulanan,
triwulan atau tahunan.”
“saya kurang begitu
ngerti mas, tapi
kayaknya dari yang saya
lihat dilapangan..belum
begitu banyak yang
berubah karena
program tersebut. Tapi
sudah lebih baik dari
pertama kali saya kerja
disini..”
- “informasi belum
cukup, butuh banyak
waktu yang digunakan
untuk mengurusi
program tersebut
untuk mendapatkan
informasi, terutama
lewat investigasi
kejadian dan tindak
lanjut.”
No Pertanyaan F KU WS
3 Bagaimana anggaran
dana untuk
melaksanakan program
program observasi
keselamatan dan
pelaporan nearmiss?
Berapa anggaran dana
yang disediakan?
“anggaran untuk program ini,
mungkin untuk pembuatan kartu.
Estimasinya sebesar 2 juta untuk
1000 kartu, dapat dilihat di ABO
di 3 bulan lalu. ABO itu
Anggaran Biaya Operasional.
Minta mas A**** untuk di
tracking.”
“bisa dilihat di ABO,
coba tanya mas A****”
“Lihat di ABO.”
xxxviii
No Pertanyaan F KU D MR WS
4 Bagaimana menurut
anda kontrol yang
ada pada program
observasi
keselamatan dan
pelaporan nearmiss
yang ada pada saat
ini?
“kemanan baik. data-data yang
ada selalu masuk ke kami, walau
belum semua masuk dokumen atau
ditindaklanjuti. tapi kami simpan
di laci dan dikunci. Hanya yang
berkepentingan yang dapat
melihat”
“data-data baik
yang sudah diolah
maupun belum
ada di
penanggung
jawab program.”
“Semua data-
data dilaporkan
dan
dikumpulkan
pada pengawas
HSSE..”
- “saya ikut dalam
pelaksanaan program,
ikut mengawasi, ikut
melaporkan dan
menjadikan hasil temuan
sebagai dokumen dalam
program observasi
rutin.”
No Pertanyaan F KU D MR WS
5 Bagaimanakah upaya
yang dilakukan
perusahaan untuk
melaksanakan sistem
dari program
observasi
keselamatan dan
pelaporan nearmiss,
dibanding dengan
hasil yang didapat?
“..kami telah menyusun
sistemnya, membuat
dokumen prosedur,
mensosialisasikan,
menyediakan sumber
daya, namun dalam
pelaksanaannya belum
dapat kami terapkan
dengan baik, karena
data kurang memadai
dan memerlukan waktu
yang banyak untuk
verifikasi dan
sebagainya..
“usaha banyak tapi, ya hasil
belum maksimal, karena tadi,
kami disini masih pada tahap
menumbukan awareness atau
kesadaran pekerja. Tidak
hanya kecelakaan saja, tapi
juga nearmiss, unsafe act dan
unsafe condition. Setiap safety
talk kami selalu mengingatkan
untuk para pekerja dan
pekarya untuk melaporkan
kalau ada kejadian, sudah
pakai hadiah, tapi ya masih
sedikit data yang kami
dapatkan..”
“sudah sering itu
diumumkan pas ada
safety talk.. tiap
bulan, tapi belum
banyak yang
melaksanakan, ya..
karena jauh juga,
kalau dilapangan..
mau lapor, lagi kerja,
terus pulang, besok
mau lapor sudah lupa
akhirnya ga lapor
lapor.”
“sudah sering
disosialisasikan
kepada
semuanya....
Kadang
dilapangan susah
juga, kalau harus
ambil kartu dulu.”
“hasil belum
maksimal,
karena
informasi
yang didapat
belum
memenuhi
aspek yang
diperlukan
dalam
pengambilan
keputusan
terkait
kebijakan
safety.”
xxxix
DYS BAP EW MZ DPZ NE
“sudah sering ada
sosialisasi itu dari HSSE
tiap bulan, tapi paling
yang lapor itu itu aja
terus.”
“sudah banyak
yang dilakukan,
terutama oleh
HSSE dan kami
pengawas, tapi
keadaan di
lapangan
seringkali terlalu
banyak pekerjaan,
sehingga lupa.”
“hasilnya pasti
positif kalau
berjalan dengan
baik, namun
sekarang masih
banyak yang tidak
menggunakan.”
“usahanya banyak, sampai
memberikan hadiah, itu seperti
snack-snack dan voucher untk
belanja, lumayan.. tapi banyak
yang belum tertarik, saya juga
belum pernah ikut.. karena
rasanya belum pernah lihat
kejadian”
“banyak, segala
macam iming-
iming hadiah,
penghargaan
apalah itu.. tapi
belum banyak
yang laksanain.”
“sosialisasi
tiap acara
bulanan dari
HSSE,
hasilnya
untuk lebih
jaga
keselamatan.”
No Pertanyaan F KU D MR
6 Bagaimana menurut
anda penggunaan
sistem oleh
pengguna saat
diterapkan
dilapangan?
“menurut saya cukup
sederhana, ambil kartu di
kami atau dulu di kotak
nearmiss, lalu isi sesuai
dengan kategori dan
kejadiannya, lalu kembalikan
lagi ke kami kartunya,
sehingga dapat kami tindak
lanjuti.”
“mudah kok, ambil kartu
di sini, atau personil
HSSE lain, seperti form
mini contreng sesuai
dengan kategori, lalu
kembalikan lagi ke kami.
Kadang juga kami
langsung tanyai.. bila
perlu.”
“cukup gampang alurnya,
ambil kartu di pengawas
HSSE, isi sesuai kejadian,
lalu balikin lagi. Tapi
kadang banyak yang
abaikan dan kalau sudah
di lapangan tidak sempat
balik lagi.”
“cukup mudah, tapi
kadang merepotkan
kalau sedang
dilapangan, harus
kembali dulu ke kantor,
keburu lupa atau capek
seusai kerja.”
xl
DYS BAP EW MZ DPZ NE
“bagi admin mungkin
cukup mudah karena
lokasinya di kantor, tapi
jarang ada kejadian sih..
bagi pekerja lapangan
mungkin banyak ya tapi
untuk melaporkan
mungkin sudah lelah ya..”
“cukup mudah
dimengerti oleh
kalangan pekerja,
namun waktu untuk
mengisinya saja
yang seringkali
tidak sempat.”
“dilapangan area
kantor mudah, tapi
kadang yang
kerjanya jauh-jauh
di cluster mungkin
susah, balik sudah
sore.”
“belum tahu karena belum pernah coba,
tapi dari penjelasan cukup sedehana..
dari formatnya di pelaporan nearmiss..
mungkin orang-orang malas untuk
menjabarkan kembali kejadian, kalau
misal lebih mudah seperti hanya
contreng-contreng checklist saja seperti
program observasi mungkin lebih
mudah.”
“tidak setiap
orang ingat bawa
kartu ketika ke
lapangan, atau
sudah bawa
ternyata tidak ada
kejadian, jadi sia-
sia.”
-
No Pertanyaan F KU D MR WS
7 Bagaimanakah alur
sistem informasi pada
program observasi
keselamatan dan
pelaporan nearmiss
pada saat ini?
“alurnya dapat dilihat
pada TKO tentang
pelaporan nearmiss,
secara mudahnya, kartu
tersebut diambil ke saya,
atau staff HSSE lain, lalu
diisi dan dikembalikan
lagi.”
“dulu menggunakan
kotak, namun
sekarang tidak lagi
karena kurang efektif,
sehingga alur
menggunakan kotak
kami ganti langsung
mengambil kartu ke
kami.”
“Ambil kartu di
pengawas HSSE,
isi sesuai kejadian
dan kembalikan
lagi ke mereka.”
- -
xli
DYS BAP EW MZ DPZ NE
“Pas ada kejadian atau
setelahnya, secepatnya
lapor dan ambil kartu di
fungsi HSSE de.. kita isi
sesuai kejadiannya, lalu
kembalikan lagi.”
- “kalau lihat ada kejadian nearmiss, kondisi
tidak aman atau perilaku tidak aman.. bisa
ambil kartu di fungsi HSSE.. nanti di kartu
ada nearmiss dan observasi, isi data diri
sesuai form, lalu isi sesuai kejadiannya..
setelah semua lengkap kembalikan lagi ke
fungsi HSSE. Kadang yang lapor langsung
di panggil atau ditanyai kejadian supaya
lebih jelas.”
“isi kejadian di
kartu.. kartunya
ambil di HSSE, lalu
balikin lagi”
- -
No Pertanyaan F KU D MR WS
8 Bagaimana menurut
anda dengan adanya
sistem informasi
berbasis website pada
program observasi
keselamatan dan
pelaporan nearmiss?
“bagus, apalagi
dapat membantu
program ini
supaya dapat
berjalan lebih
baik. Tapi jangan
terlalu
merumitkan, lebih
baik adopsi dari
sistem yang sudah
ada, lalu
transformasikan.”
“menurut saya bagus, tapi..
coba di check dulu, takutnya
disini banyak yang tidak
mengerti cara menggunakan
website atau smartphone.. tapi
bila memungkinkan dan
membuat sistem berjalan lebih
baik silahkan lanjutkan.”
“bagus...
semoga bisa
lebih mudah”
“menurut saya
menarik dan bagus
juga untuk
dikembangkan,
mungkin dengan
sistem itu akan
lebih banyak yang
menggunaan..”
“bagus itu, nanti
bisa diterapkan ya
dsini”
xlii
DYS BAP EW MZ DPZ NE
“ide yang bagus, karena
sekarang orang-orang
mulai banyak kenal
website..”
“patut untuk
dicoba, karena
moderenisasi
penting untuk
kemajuan.”
“menurut saya
baik.. karena
memanfaatkan
teknologi
terkini.”
“bagus, sistem dengan komputerisasi
biasanya dapat memudahkan berjalannya
suatu sistem.. terutama kecepatan. Disini
juga sudah ada jaringan internet dengan
1 MB/User sehingga sangat
memungkinkan untuk akses website baik
melalui laptop, komputer atau
smartphone”
“keren itu jon..
bisa dibuka di
smartphone ya?”
-
No Pertanyaan F KU D MR WS
9 Bagaimanakah sistem
informasi berbasis
website yang anda
butuhkan?
“sistemnya dapat
ditransformasikan dari
sistem yang sudah ada baik
dari input dan hasilnya
disesuaikan sehingga tidak
perlu banyak-banyak
mempelajari lagi.. dokumen-
dokumen kami yang ada
dipelajari untuk membangun
website itu...”
“sistemnya kalau bisa dimiripkan
dengan sistem yang lama,
maksudnya dari formnya itu sampai
laporan. Nanti juga selain sebagai
tempat input dan database, saya
harapkan bisa juga sebagai
reminder... Nanti setelah diisi, masuk
ke kita dulu untuk bisa di tetapkan
statusnya dan siapa penanggung
jawab.. atau disini disebut person in
charge, untuk tindak lanjut. Setelah
itu nanti selalu ada remindernya
apakah kasuss udah close atau masih
open seperti pada dokumen laporan
yang sudah ada.. itu yang penting.”
“yang lebih
memudahkan
kita.. dan
jangan
terlalu sulit,
apalagi
untuk yang
sudah tua..”
“buat yang
menurut
anda lebih
memudahkan
kami saja,
terutama
untuk
pengisian..”
“sistem yang
terintegrasi,
sehingga
informasi,
tepat, mudah
dan cepat
untuk
didapatkan.”
xliii
DYS BAP EW MZ DPZ NE
“yang mudah untuk
digunakan tentunya ya..”
- “Tidak terlalu
rumit aja, dan
menarik
tampilannya..”
“sistemnya yang
mudah saja, tidak
terlalu rumit tapi
mengena gitu..
nanti dibuat saja
panduannya.”
- -
xliv
Lampiran 9: Hasil Observasi
HASIL OBSERVASI DI PT. PGE Area Ulubelu
No. Informasi Tempat Catatan
1. Ketersediaan perangkat keras
penunjang perangkat lunak
berbasis website
Seluruh fungsi PT.
PGE Area Ulubelu
Komputer: SUDAH
Laptop: HP Elitebook
Smartphone: Iphone 5, Lenovo
2. Ketersediaan sumber daya
manusia
Fungsi ICT Terdapat personil dengan
kemampuan pengelolaan website
2. Ketersediaan Internet Seluruh fungsi PT.
PGE Area Ulubelu
Ada, Spesifikasi: Mampu
mencapai kecepatan 10 Mbps,
namun internet fasilitas kantor di
batasi sebanyak 1 (satu) Mbps
untuk setiap pengguna
3. Ketersediaan Web Browser Seluruh fungsi PT.
PGE Area Ulubelu
Komp:IE,Firefox
Laptop: IE, Firefox, GC
4. Pelaksanaan program observasi
dan pelaporan nearmiss dengan
sistem manual
Seluruh fungsi PT.
PGE Area Ulubelu
1. Tersedia box, tapi sekarang
tidak digunakan, kartu minta di
HSSE dan dikembalikan
langsung ke HSSE
2. Belum berjalan dengan baik,
pekerja terlihat masih banyak
yang mengabaikan kejadian
kondisi dan perilaku tidak
aman.
3. Personil HSE sibuk dengan
tugas lain, seperti persiapan
sertifikasi, dll
5. Pengelolaan data program
observasi keselamatan dan
pelaporan nearmiss dengan
sistem manual
Fungsi HSE 1. Output hanya kuantitas -
Sementara baru berupa laporan
bulanan (hanya nearmiss,
sedangkan unsafe act dan
xlv
No. Informasi Tempat Catatan
condition tidak ada laporan
kuantitas)
2. Laporan masuk pada program
SWAT/Observasi lain bulanan
(unsafe act dan condition)
3. Hasil disimpan dalam ordner
(bentuk fisik) atau folder
(bentuk elektrik)
4. Laporan biasanya terdiri dari
laporan bulanan, triwulan dan
tahunan.
6. Waktu yang diperlukan dalam
mendapatkan informasi pada
program observasi dan pelaporan
nearmiss
Fungsi HSE 1. Laporan dikerjakan secara
manual dan terpisah-pisah,
membutuhkan waktu untuk
menginput kembali ke
komputer dan melakukan
pengolahan
2. Waktu bervariasi tergantung
dari kesibukan personil yang
bertanggung jawab. (1 hari –
1bulan)
xlvi
Lampiran 10: Hasil Telaah Dokumen
HASIL TELAAH DOKUMEN
No Dokumen yang
Dibutuhkan Checklist
Nomor
Dokumen
Judul
Dokumen
Catatan
1 Daftar Program K3 V - Daftar Induk
Dokumen
PGE Area
Ulubelu
Ditemukan TKO tentang
program observasi pelaporan
nearmiss, yaitu B-
002/PGE666/2013-S0, C-
002/PGE666/2013-S0, B-
002/PGE666-3/2014-S1 dan
NO. B-015/PGE254-1/2015-
SO
2 Pedoman Program
Observasi
Keselamatan Kerja
V NO. B-
015/PGE254-
1/2015-SO
Pelaporan
Nearmisss,
Kondisi Tidak
Aman Dan
Tindakan
Tidak Aman
3 Pedoman Program
Pelaporan
Nearmiss
V NO. B-
015/PGE254-
1/2015-SO
Pelaporan
Nearmisss,
Kondisi Tidak
Aman Dan
Tindakan
Tidak Aman
4 Dokumen Formulir
Program Observasi
Keselamatan Kerja
V - Kartu
Observasi
Keselamatan
Kerja
Terdapat pada lampiran
dokumen “Pelaporan
Nearmisss, Kondisi Tidak
Aman Dan Tindakan Tidak
Aman”
5 Dokumen Formulir
Program Pelaporan
Nearmiss
V - Kartu
Nearmiss”
Terdapat pada lampiran
dokumen “Pelaporan
Nearmisss, Kondisi Tidak
Aman Dan Tindakan Tidak
Aman”
6 Hasil pengolahan
data Program
Observasi
Keselamatan Kerja
V - Safety Walk &
Talk Findings
Salah satu bentuk pelaporan
observasi keselamatna kerja
rutin
7 Hasil pengolahan
data Program
V - Investigasi
Pelaporan
Nearmiss
Salah satu bentuk pelaporan
nearmiss
xlvii
No Dokumen yang
Dibutuhkan Checklist
Nomor
Dokumen
Judul
Dokumen
Catatan
Pelaporan
Nearmiss
8 Anggaran Dana
Program K3
V - Anggaran
Biaya Operasi
Biaya Rp. 2.000.000 @1000
pcs kartu nearmiss
9 Pedoman
Pengendalian
Dokumen
V B-
005/PGE260/
2013-S1
Pengendalian
Dokumen
10 Profil Perusahaan V - Dokumen
Ringkasan
Kinerja
Pengelolaan
Lingkungan
(DKPL) PT.
PGE UBL
11 Struktur Organisasi V - Organisasi dan
Proses Bisnis
PT. PGE UBL
xlviii
Lampiran 11: Perangkat-perangkat Sistem Informasi Lama
Perangkat Keras
Nearmiss Box Komputer
Kartu Nearmiss dan Observasi Keselamatan Kerja
Perangkat Lunak
Microsoft Excel
xlix
Lampiran 12: Kebutuhan Perangkat-perangkat Sistem Informasi Baru
Perangkat Keras
Komputer Laptop Smartphone
Perangkat Lunak
Web Browser
l
Lampiran 13: Bahasa Pemograman Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan
Kerja dan Pelaporan Nearmiss
Models
Bahasa Pemograman Model pada ‘Biodata’
<?php
namespace app\models;
use Yii;
/**
* This is the model class for table "biodata".
*
* @property integer $id
* @property string $username
* @property string $password
* @property string $nama_pengguna
* @property string $fungsi_pengguna
* @property string $email_pengguna
* @property integer $no_hp_pengguna
* @property integer $hak_akses
*/
class Biodata extends \yii\db\ActiveRecord
{
/**
* @inheritdoc
*/
public static function tableName()
{
return 'biodata';
}
/**
* @inheritdoc
*/
public function rules()
{
return [
[['username', 'password', 'nama_pengguna', 'fungsi_pengguna', 'email_pengguna',
'no_hp_pengguna'], 'required'],
[['id', 'hak_akses'], 'integer'],
[['username'], 'string', 'max' => 20],
[['password', 'fungsi_pengguna'], 'string', 'max' => 15],
[['nama_pengguna', 'email_pengguna', 'no_hp_pengguna'], 'string', 'max' => 30]
];
}
/**
* @inheritdoc
*/
public function attributeLabels()
{
li
return [
'id' => 'Nomor Akun',
'username' => 'Nama Akun',
'password' => 'Password',
'nama_pengguna' => 'Nama Lengkap',
'fungsi_pengguna' => 'Fungsi',
'email_pengguna' => 'E-mail',
'no_hp_pengguna' => 'Nomor Handphone',
'hak_akses' => 'Hak Akses',
];
}
public static function findHakAkses($id)
{
$hak_akses = Biodata::find()->select('hak_akses') -> where(['id'=>$id]);
if(count($hak_akses)){
return new static($hak_akses);
}
return null;
}
public function getHA()
{
$data = Biodata::find()
->select(['hak_akses'])
->where(['id'=>yii::$app->user->identity->id])->one();
return $data['hak_akses'];
}
}
Controllers
Bahasa Pemograman Controller pada ‘Formulir Nearmiss’
<?php
namespace app\controllers;
use Yii;
use app\models\FormulirNearmiss;
use app\models\Biodata;
use yii\data\ActiveDataProvider;
use yii\web\Controller;
use yii\web\NotFoundHttpException;
use yii\filters\VerbFilter;
use yii\web\UploadedFile;
/**
* FormulirNearmissController implements the CRUD actions for FormulirNearmiss model.
*/
class FormulirNearmissController extends Controller
{
public function behaviors()
{
return [
lii
'verbs' => [
'class' => VerbFilter::className(),
'actions' => [
'delete' => ['post'],
],
],
];
}
/**
* Lists all FormulirNearmiss models.
* @return mixed
*/
public function actionIndex()
{
$dataProvider = new ActiveDataProvider([
'query' => FormulirNearmiss::find()
->where(['id_akun' => yii::$app->user->identity->id]),
]);
return $this->render('index', [
'dataProvider' => $dataProvider,
]);
}
/**
* Displays a single FormulirNearmiss model.
* @param integer $id
* @return mixed
*/
public function actionView($id)
{
return $this->render('view', [
'model' => $this->findModel($id),
]);
}
/**
* Creates a new FormulirNearmiss model.
* If creation is successful, the browser will be redirected to the 'view' page.
* @return mixed
*/
public function actionCreate()
{
$model = new FormulirNearmiss();
if ($model->load(Yii::$app->request->post())) {
$picture = UploadedFile::getInstance($model, 'gmb');
$filename = Yii::$app->security->generateRandomString();
$model->gmb = $filename . '.' . $picture->extension;
$model->tgl_limit_tl = $model->tgl_lap;
$data = Biodata::find()->select ('email_pengguna')->where(['id'=>yii::$app-
>user->identity->id])->one();
$email0=$data['email_pengguna'];
$data = Biodata::find()->select ('email_pengguna')-
>where(['hak_akses'=>'1'])->one();
liii
$email1=$data['email_pengguna'];
if ($model->save()){
$picture->saveAs('uploads/'. $filename . '.' . $picture->extension);
$msg=
'Mohon Segera Verifikasi untuk inputan Nearmiss dengan kode Nearmiss no
id: '.$model->id_laporan_2.',
Terima kasih.';
Yii::$app->mail->compose()
->setFrom($email0)
->setTo($email1)
->setSubject('Email sent from Pelaporan Observasi dan Nearmiss
Online')
->setTextBody($msg)
->send();
return $this->redirect(['view', 'id' => $model->id_laporan_2]);
} else {
return $this->render('create', [
'model' => $model,
]);
}
} else {
return $this->render('create', [
'model' => $model,
]);
}
}
/*if ($model->load(Yii::$app->request->post()) && $model->save()) {
return $this->redirect(['view', 'id' => $model->id_laporan_2]);
} else {
return $this->render('create', [
'model' => $model,
]);
}
}
/**
* Updates an existing FormulirNearmiss model.
* If update is successful, the browser will be redirected to the 'view' page.
* @param integer $id
* @return mixed
*/
public function actionUpdate($id)
{
$model = $this->findModel($id);
if ($model->load(Yii::$app->request->post()) && $model->save()) {
if ($model->status_tl=0){
return $this->redirect(['view', 'id' => $model->id_laporan_2]);
} else {
//munculkan pesan tdk bisa diupdate
liv
return $this->render('update', ['model' => $model, ]);
}
} else {
return $this->render('update', ['model' => $model, ]);
}
}
/**
* Deletes an existing FormulirNearmiss model.
* If deletion is successful, the browser will be redirected to the 'index' page.
* @param integer $id
* @return mixed
*/
public function actionDelete($id)
{
$this->findModel($id)->delete();
return $this->redirect(['index']);
}
/**
* Finds the FormulirNearmiss model based on its primary key value.
* If the model is not found, a 404 HTTP exception will be thrown.
* @param integer $id
* @return FormulirNearmiss the loaded model
* @throws NotFoundHttpException if the model cannot be found
*/
protected function findModel($id)
{
if (($model = FormulirNearmiss::findOne($id)) !== null) {
return $model;
} else {
throw new NotFoundHttpException('The requested page does not exist.');
}
}
}
Views
Bahasa Pemograman View pada Formulir Observasi Keselamatan Kerja> Indeks
<?php
use yii\helpers\Html;
use yii\grid\GridView;
/* @var $this yii\web\View */
/* @var $dataProvider yii\data\ActiveDataProvider */
$this->title = 'Laporanku: Hasil Observasi Keselamatan Kerja';
$this->params['breadcrumbs'][] = $this->title;
?>
<div class="formulir-obskesja-index">
<h1><?= Html::encode($this->title) ?></h1>
lv
<p>
<?= Html::a('Tambah Laporan Observasi', ['create'], ['class' => 'btn btn-success']) ?>
</p>
<?= GridView::widget([
'dataProvider' => $dataProvider,
'columns' => [
['class' => 'yii\grid\SerialColumn'],
'id_laporan_1',
//'id_akun',
[
'attribute' => 'jns_kjd',
'label' => 'Jenis Kejadian',
'value' => function($data){
$group = $data->jko;
if(!empty($group)){
return $group->nama_kjd_obskesja;
}
else{
return "-";
}
},
],
'tgl_lap',
[
'attribute' => 'tmpt_kjd',
'label' => 'Tempat Kejadian',
'value' => function($data){
$group = $data->tmptkjd;
if(!empty($group)){
return $group->nama_tmpt_kjd;
}
else{
return "-";
}
},
],
[ 'label'=>'Gambar',
'format'=>'raw',
'value'=>function($data){
return Html::img(Yii::$app->request-
>baseUrl.'/uploads/'.$data->gmb,['width'=>'100px']); },
],
// 'akv_kjd',
// 'jns_us',
// 'jenis_usact',
// 'jenis_uscon',
// 'lkh_kor:ntext',
// 'gmb',
// 'rek_tl:ntext',
// 'id_pic',
// 'tgl_limit_tl',
lvi
// 'status_tl',
// 'verifikasi',
//['class' => 'yii\grid\ActionColumn'],
],
]); ?>
</div>
lvii
Lampiran 14: Database Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss
Database Sistem Informasi Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss
lviii
Database Structure pada ‘Biodata’
lix
Lampiran 15: Petunjuk Penggunaan Perangkat Lunak Program Observasi
Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss
PANDUAN PENGGUNA
A. Administrasi Akun
1. Pendaftaran Akun
a. Buka halaman utama website: http://localhost/SIOK3/web/index.php
b. Klik “Daftar”
c. Isi Formulir Pendaftaran dengan lengkap
lx
d. Klik “Create”
e. Tunggu beberapa saat hingga verifikasi akun selesai untuk melakukan login.
2. Login
a. Pastikan pengguna sudah melakukan pendaftaran akun dan akun sudah di
verifikasi.
b. Buka halaman utama website: http://localhost/SIOK3/web/index.php
c. Klik “Login”
lxi
d. Isi “username” dan “password” pada halaman login, lalu klik login
B. Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja
1. Pastikan pengguna telah login pada halaman website (langkah A.2)
2. Klik “Input Baru”, lalu klik “Formulir Observasi”
lxii
3. Isi halaman “Formulir Observasi”
4. Setelah memastikan bahwa data yang diinput benar dan lengkap, klik “Simpan”
lxiii
C. Pengisian Laporan Nearmiss
1. Pastikan pengguna telah login pada halaman website (langkah A.2)
2. Klik “Input Baru”, lalu klik “Formulir Nearmiss”
3. Isi halaman “Formulir Nearmiss”
lxiv
4. Setelah memastikan bahwa data yang diinput benar dan lengkap, klik “Simpan”
D. Pencarian Laporan (Laporanku)
1. Pastikan pengguna telah login pada halaman website (langkah A.2)
2. Klik “Laporanku”, lalu pilih laporan yang ingin dilihat, “Hasil Observasi” atau
“Laporan Nearmiss”.
lxv
3. Setelah diklik salah satunya (pada contoh dipilih “Laporan Nearmiss”), akan keluar
halaman sebagai berikut:
lxvi
Lampiran 16: Dokumentasi Pribadi
Bulan K3 2015, PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu, Lampung
Recommended