Presentasi maba

Preview:

Citation preview

PRESENTASI SISTEM ADMINISTRASI AKADEMIK DAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN PRESENTASI SISTEM ADMINISTRASI AKADEMIK DAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

AKADEMIK

BAB.III METODOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Latar Belakang

Jalan raya yang merupakan prasarana transportasi darat memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk dibidang ekonomi terkhusus di Provinsi Papua.Demi untuk mewujudkan program pemerintah yang mengutamakan pelayanan terhadap masyarakat terutama masyarakat di daerah – daerah terpencil atau daerah kabupaten pemekaran, maka pemerintah berusaha keras untuk membangun sarana transportasi dalam hal ini moda darat yang ditujukan untuk membuka jalan perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah serta untuk meningkatkan kualitas jalan – jalan yang ada kabupaten tersebut. Dimana salah satu ruas jalan yang akan dibangun tersebut terletak di Kabupaten Yalimo Khususnya pada ruas jalaN Elilim - Tengon. Oleh karena itu penulis mencoba untuk merencanakan jalan tersebut dengan perencanaan menggunakan lapis perkerasan lentur yang mengacu pada metode AASHTO, sehingga penulis menuangkanya dalam tugas akhir yang berjudul “PERENCANAAN TEKNIS RUAS JALAN ELILIM – TENGON (STA 90+000 s/d STA 100+00) DENGAN KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN LENTUR KABUPATEN YALIMO”

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka :•Ruas ini merupakan jalan Trans Elilim – Tengon dan juga merupakan penghubung antara desa – desa atau daerah – daerah terpencil dan sebagai penunjang perekonomian dan pembangunan masyarakat,•Melaksanakan perencanaan sesuai dengan tahapan – tahapan perencanaan teknik.•Diperlukannya perencanaan geometrik yang baik,•Diperlukan analisa geoteknik untuk pertimbangan konstruksi badan jalan dan pengujianmaterial jalan•Diperlukan perencanaan lapis perkerasan yang baik dan berkualitas demiuntuk menopang beban lalu lintas.•Diperlukan drainase yang baik untuk menjaga agar aliran air yang merupakan penyebab kerusakan konstruksi jalan raya.•Diperlukan pembangunan bangunan pelengkap jalan sebagai pengaman konstruksijalan, yang meliputi 3 kelompok, yaitu bangunan drainase jalan, bangunan penguat tebing dan bangunan untuk keamanan lalu lintas, rambu dan marka jalan.•Diperlukan perkiraan biaya yang baik sesuai dengan spesifikasi yang telah tersusun.

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Batasan Masalah

Penulisan proposal tugas akhir ini khusus pada lingkup permasalahannya perlu di batasi pada :•Perencanaan Geometrik Jalan.•Perhitungan tebal lapis perkerasan •Perhitungan biaya.

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Perencanaan Geometri Jalan

Dalam merencanakan geometrik jalan raya harus memenuhi persyaratan desain, yaitu terpenuhinya syarat kenyamanan, keamanan dan memiliki nilai ekonomis yang layak serta efesiensi yang optimal. Perencanaan Geometrik Jalan meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau yang tersedia dari hasil survey lapangan dan telah dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku.Kelengkapan dan data dasar yang harus disiapkan sebelum mulai melakukan perhitungan / perencanaan , yaitu :

Peta planimetri dan peta – peta lainnya ( geologi dan tataguna lahan ).Kriteria perencanaan.Ketentuan jarak pandang dan beberapa pertimbangan yang diperlukan sebelum memulai perencanaan, selain didasarkan pada teoritis, juga untuk praktisnya.

Elemen – elemen perencanaan geometrik jalan yaitu :Alinemen Horisontal ( situasi / plan )Alinemen Vertikal ( potongan memanjang / profil )Potongan Melintang ( cross section )Pengeplotan / pengambaran

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Faktor Perencanaan Geometri Jalan

Keadaan GeografiKeadaan geologi Keadaan Sosial / EkonomiTata Guna LahanFaktor Lingkungan Kecepatan

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Klasifikasi JalanKlasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam tata cara Perencanaan Geometrik Jalan antar kota terdiri dari Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten / kota dan Jalan Desa.Dalam hal ini kelas – kelas jalan di bagi berdasarkan fungsinya yaitu :Jalan Utama Jalan utama adalah jalan yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota yang satu dengan kota yang lain. Jalan ini direncanakan untuk melayani lalu lintas cepat dan berat.Jalan Sekunder Jalan sekunder adalah jalan yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antar kota dengan kota yang lebih kecil dan serta melayani daerah disekitarnya.Jalan Penghubung Jalan penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga sebagai jalan penghubung antara jalan - jalan dari golongan yang sama dan yang berlainan.

Klasifikasi jalan juga dapat di bedakan menjadi beberapa kelas berdasarkan besar volume dan sifat lalu lintas,yaitu :a. Jalan Kelas IJalan kelas ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas yang cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan yang tidak bermuatan dan merupakan jalan yang berjalur banyak.b. Jalan Kelas IIKelas jalan ini mencakup semua jalan sekunder. Dalam komposisi lalu lintasnya terdapat lalu lintas lambat.c. Jalan Kelas III Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua dan konstruksi permukaan jalannya yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Klasifikasi Jalan

Alinemen Horizontal

Alinemen horizontal ialah garis proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Alinemen horisontal dikenal dengan nama “situasi jalan” atau “ trase jalan”. Alinemen ini terdiri dari garis – garis lurus yang dihubungkan dengan garis – garis lengkung. Garis lengkung tesebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur peralihan saja ataupun busur lingkaran.

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Bentuk-Bentuk Alinemen Horizontal• Full Circle (FC) Full Circle ( FC ) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu lingkaran saja.

• Spiral - Circle - Spiral ( S – C – S ) Lengkung peralihan dibuat untuk menghindari terjadinya perubahan Alinemen yang tiba – tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran, jadi lengkung peralihan ini diletakan antara bagian lurus dan bagian lingkaran ( circle ) yaitu pada sebelum dan sesudah tikungan berbentuk busur lingkaran. • Spiral - Spiral

Lengkung horizontal berbentuk spiral – spiral adalah lengkung tanpa busur lingkaran hanya lengkung peralihan saja. Lengkung peralihan ini dipasang pada bagian awal, yaitu diujung dan dititik balik pada lengkungan untuk menjamin perubahan yang tidak mendadak pada jari – jari tikungan, superelevasi dan perubahan jalan.

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Alinemen VertikalAlinemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan untuk jalan dengan median. Didalam perencanaan geometrik jalan harus diusahakan agar Alinemen vertikal mendekati permukaan tanah asli yang secara teknis berfungsi sebagai tanah dasar, untuk dapat mengurangi pekerjaan tanah.

Kelandaian pada Alinemen vertikal jalanUntuk merencanakan / menghitung lengkung vertikal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara :• Karateristik kendaraan pada kelandaian• Kelandaian Maksimum•Kelandaian minimumLengkung VertikalLengkung vertikal direncanakan untuk merubah secara bertahap perubahan dari dua macam kelandaian arah memanjang jalan pada setiap lokasi yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian dan menyediakan jarak pandang henti cukup, untuk keamanan dan kenyamanan. Lengkung vertikal yang umum digunakan adalah berbentuk lengkung Parabola Sederhana .Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Profil Memanjang

Gambar potongan memanjang dikenal dengan istilah profil, yaitu penampang pada irisan sumbu jalan dari awal sampai akhir ruas jalan yang menunjukan elevasi ( ketinggian ) titik – titik sepanjang ruas jalan tersebut. Potongan memanjang biasanya digambar dengan skala horizontal 1 : 1000 atau 1 : 2000 dan skala vertikal 1 : 100. Manfaat profil memanjang adalah menggambarkan ketinggian atau elevasi dari permukaan tanah sepanjang sumbu jalan. Potongan memanjang perencanaan di gambarkan langsung pada potongan memanjang pada hasil pengukuran, sehingga dapat diketahui bagian – bagian mana yang harus digali dan bagian – bagian mana yang harus ditimbun dalam arah memanjang trase.

Profil MelintangPenampang melintang jalan adalah potongan suatu jalan tegak lurus pada as atau sumbu jalan, yang menunjukan bentuk serta susunan bagian

– bagian jalan yang bersangkutan dalam arah melintang. Penampang melintang jalan yang akan digunakan harus sesuai dengan klasifikasi jalan serta kebutuhan lalu lintas yang bersangkutan, demikian pula dengan lebar badan jalan, drainase dan kebebasan pada jalan raya semua harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

Galian dan TimbunanIstilah ini dilakukan pada pekerjaan tanah, dimana berdasarkan pertimbangan ekonomi, diusahakan volume jumlah galian ( pengupasan ) sama

dengan volume yang dibutuhkan untuk membuat timbunan ( buangan ). Material galian yang berlebihan atau material timbunan yang kurang akan mengakibatkan pekerjaan dan biaya ekstra. Pada konstruksi jalan baru, galian dan timbunan mengacu pada penggalian yang perlu dilakukan agar diperoleh level pembentukan dari jalan baru, material galian ini kemudian ditempatkan pada daerah didekatnya yang membutuhkan , yaitu daerah timbunan. Sedangkan timbunan yang dimaksud adalah daerah level pembentukan jalan yang lebih tinggi dari pada permukaan tanah asli.

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun di atas lapisan tanah dasar (sub grade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas. Jenis konstruksi perkerasan jalan pada umumnya ada 2 (dua) jenis, yaitu:• Perkerasan Lentur (flexible pavement),• Perkerasan Kaku (rigid pavement). Pada pekerjaan Teknik Perencanaan Ruas Jalan Paket ini, akan digunakan perkerasan jalan jenis perkerasan lentur (flexible pavement).1. Lapisan Perkerasan LenturMetoda yang digunakan pada perencanaan lapisan perkerasan lentur adalah Metoda Analisa Komponen.Karakteristik Perencanaan Perkerasan LenturKarakteristik perencanaan perkerasan lentur meliputi:a.Bersifat elastis jika menerima beban, sehingga dapat memberi kenyamaan bagi pengguna jalan, Pada umumnya menggunakan pengikat aspal,b.Seluruh lapisan ikut menganggung beban,Penyebaran tegangan ke lapisan tanah dasar sedemikian sehingga tidak merusak lapisan tanah dasar (subgrade),c.Usia rencana maksimum 20 tahun, Selama usia rencana diperlukan pemeliharaan secara berkala (routinemaintenance).

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Indeks Permukaan (IP)Indeks permukaan ini menyatakan nilai daripada kerataan/ kehalusan serta kekokohan permukaan yang bertalian

dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.

Indeks Tebal Perkerasan (ITP)Indeks tebal perkerasan ditentukan berdasarkan dengan menggunakan LER selama umur rencana. Pada

konstruksi bertahap, ITP dapat ditentukan berdasarkan konsep umur sisa. Konstruksi tahap kedua dilaksanakan jika dianggap umur sisa tahap pertama tinggal 40%.

Koefisien Kekuatan Relatif (a)Koefisien kekuatan relatif masing-masing bahan dan kegunaannya sebagai lapis permukaan, pondasi, pondasi

bawah, ditentukan secara korelasi dengan nilai Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan (untuk bahan yang instabilisasi dengan semen atau kapur), atau (CBR (untuk bahan lapis pondasi bawah).

Batas-batas Minimum Tebal Lapis PerkerasanBerdasarkan Indeks tebal perkerasan dan bahan dari perkerasan, Bina Marga memberikan batas-batas minimum

tebal lapis perkerasan

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Istilah RAB Dalam proyek konstruksi, RAB memiliki banyak sebutan atau istilah, selain istilah RAB, terdapat sebutan yang berbeda masing-masing untuk setiap tahap pelelangan, antara lain OE (owner Estimation), EE (engineer Estimation), tetapi intinya antara OE-EE da RAB adalah merupakan susunan anggaran pembiayaan proyek, dan masing2 memiliki nilai yang berbeda. Hal ini terutama pada proyek konstruksi yang diadakan oleh pemerintah, yang biasanya memiliki birokrasi (tata urutan) pelelangan yang baku.

Pengendalian MutuPengendalian mutu adalah pengendalian dan pengawasan dengan menempatkan staf profesional yang bekerja penuh serta

cakap di lapangan dan mengusahakan segala kemungkinan untuk merealisasikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Pedoman mutu dan komposisi bahan spesifikasi ditetapakan berdasarkan ketetapan yang terdapat pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

Material ShceduleMaterial schedule adalah merupakan alat untuk megatur material yang digunakan dalam suatu proyek. Material Schedule ini

berdasarkan pada Time Schedule yang telah dibuat dalam aplikasinya di lapangan. Material Schedule merupakan alat pengedalian material sehingga diharapkan antara material yang diperlukan dan pekerjaan tidak akan terjadi ketimpangan. Bahkan diusahakan dalam penyimpanan material supaya lebih teratur dan efektif begitu pula dalam penerimaannya akan lebih baik dan terkoordinir.

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Man Power ScheduleMan Power Schedule merupakan pengaturan seluruh karyawan yang terlibat dalam proyek tersebut. Dalam

aplikasinya di lapangan Man Power Schedule merupakan alat untuk menjaga agar tenaga kerja yang digunakan lebih efektif dan efisien. . Tenaga kerja dapat dikualifikasikan sebagai berikut :

1.Tenaga Ahli Tenaga ahli biasa disebut dengan staf ahli adalah tenaga-tenaga yang berpendidikan dan berpengalaman dalam bidang konstruksi, arsitektur dan manajemen. 2. Tenaga Menengah a. Bidang Administrasi Tenaga menegah bidang administrasi terdiri dari keuangan dan bagian umum. Bertugas mengatur dan menyelesaikan urusan administrasi proyek, seperti surat menyurat, pembayaran upah, dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah keuangan. b. Bidang Teknik Tenaga menengah bidang teknik terdiri atas kepala bagian pelaksana, interior, monitoring, arsitektur, sipil/struktur, mekanikal, elektrikal dan perlengkapan lainnya. Bertugas antara lain mengontrol pekerjaan proyek, melakukan pengukuran, membuat gambar kerja, dan lain-lain. 3. Tenaga Tukang Tenaga tukang merupakan bagian terbesar dari pekerjaan kontraktor. Tenag Atukang ini meliputi tukang batu, tukang kayu, tukang besi, tukang pasang keramik dan tukang cor.

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Teknik Pengumpulan DataDalam melakukan penulisan proposal tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metode , yaitu :1.Metode Studi lapangan ( Pengambilan data secara langsung dilapangan ) terdiri dari : •Observasi Yaitu : Data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan di lapangan. •Interview ( wawancara ) Yaitu : Data yang diperoleh melalui wawancara dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak – pihak pelaksana yang bersangkutan.2. Metode Pustaka ( Library Research )Yaitu : Mengetahui dasar – dasar pengetahuan umum teoritis dengan mempelajari buku – buku dan teori yang berupa peraturan – peraturan maupun dokumen – dokumen yang dianggap sebagai sumber data yang sesuai.

Data Perencanaan Geometrik JalanPenulisan Proposal Tugas Akhir ini memerlukan berbagai data primer dan data sekunder serta informasi lainnya.

Data Primer Pengumpulan data primer adalah dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara langsung di lapangan. Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Data SekunderData sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi pemerintah maupun sumber lainnya yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan jalan Elilim- Tengon. Data tersebut berupa informasi mengenai perencanaan pembangunan jalan seperti garis kontur, klasifikasi jalan, seperti :- Alinyemen Horizontal- Alinyemen Vertikal- Potongan Melintang- Data tersebut berupa data CBR dan data LHR.

Kondisi Wilayah Perencanaan Geometrik JalanPeningkatan Ruas Jalan Elilim – Tengon, Kabupaten Yalimo. direncanakan berdasarkan standar perencanaan geometrik jalan perkotaan dengan klasifikasi / jalan kelas III yaitu sebagai jalan penghubung, dimana keadaan medan didaerah tersebut bermedan gunung dengan kecepatan rencana rata – rata yaitu 30 km/jam. Bentuk alinemen horizontal yang digunakan yaitu Full Circle dan alinemen horizontal Spiral – Circle - Spiral karena bentuk alinemen inilah yang sering dipakai di Indonesia. Namun pada perencanaan geometrik jalan Elilim - Tengon bentuk alinemen horizontal yang digunakan adalah alinemen horizontal bentuk Full Circle. Sedangkan bentuk alinemen vertikal yang dipakai adalah bentuk lengkung vertikal cembung dan lengkung vertikal cekung. Dalam perencanaan geometrik jalan pada Proposal Tugas Akhir ini menggunakan tabel-tabel dan grafik dari beberapa literatur yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum dan Instansi – Instansi yang telah diakui keabsahannya.

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB.I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB.III METODOLOGI

Adapun data-data yang diperlukan pada waktu survey lapangan adalah :a)Keadaan Hidrologib)Laporan Lalu Lintasc)Penyelidikan Tanahd)Survey Pendahuluane)Laporan Topografi f)Laporan Perencanaan

Bagan Alur Perencanaan

Proposal Tugas Akhir “Perencanaan Teknik Ruas Jalan Elilim-Tengon (STA 90+000 sd STA 100+000) Dengan Konstruksi Lapis Perkerasan Lentur Kabupaten Yalimo“ Oleh M.Sadam Afif Hukubun (09 111 059)