View
77
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
1 | Ronny Fauz i – Napak Ti las Sejarah Per juangan d i Museum Sepuluh Nopember
Napak Tilas Sejarah Perjuangan di Museum
Sepuluh Nopember
Bulan November merupakan bulan yang kental dengan nuansa patriotisme dan heroisme, apalagi di
Surabaya, kota yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November
setiap tahunnya menjadi peringatan terhadap momen pertempuran besar dalam mempertahankan
kemerdekaan yang berlangsung di kota ini pada tahun 1945 silam. Rangkaian pergolakan tersebut diawali
dengan kedatangan tentara Inggris yang ditumpangi oleh pasukan Belanda di Indonesia pada tanggal 15
September 1945. Kedatangan perwakilan pihak Sekutu tersebut bertujuan untuk mengembalikan
kepemerintahan administratif Belanda di Indonesia setelah Jepang yang sebelumnya menduduki negeri ini
dikalahkan oleh Sekutu dalam peperangan.
Mendaratnya tentara Inggris di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 pun menjadi awal terjadinya
beberapa rangkaian insiden besar yang berlangsung di kota ini, seperti perobekan bendera Belanda di puncak
Hotel Yamato (sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jalan Tunjungan dan tewasnya Brigadir Jenderal Inggris
2 | Ronny Fauz i – Napak Ti las Sejarah Per juangan d i Museum Sepuluh Nopember
A.W.S. Mallaby dalam pertempuran di daerah Jembatan Merah. Puncaknya terjadi saat pimpinan tentara
Inggris mengeluarkan ultimatum agar para pejuang kemerdekaan menyerahkan senjatanya dan menghentikan
perlawanan terhadap tentara Inggris pada tanggal 10 November 1945. Arek-arek Suroboyo yang
semangatnya digelorakan oleh beberapa tokoh besar seperti Bung Tomo menolak menuruti ultimatum
tersebut dan melakukan perlawanan besar-besaran dalam menghadapi serangan tentara Inggris. Momentum
inilah yang kemudian menjadi diperingati sebagai Hari Pahlawan, sebagai penghormatan terhadap
keberanian, kegigihan, dan pengorbanan arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajah.
Dalam rangka menyambut Hari Pahlawan, tim AICT Surabaya berkesempatan melakukan napak tilas
perjuangan para pahlawan yang gigih memperjuangkan kehormatan kota Surabaya dengan mengunjungi
Museum Sepuluh Nopember yang berada di komplek monumen Tugu Pahlawan. Museum yang terletak persis
di belakang Tugu Pahlawan ini dibangun di bawah tanah, sehingga dari atas hanya tampak bagian atapnya
yang berbentuk menyerupai piramida. Saat menuruni ramp yang menjadi akses menuju museum, pengunjung
telah disuguhi lukisan yang menggambarkan suasana pertempuran di Surabaya pada masa lalu. Di lantai
bawah, sebelum masuk ke ruang utama museum, terdapat perpustakaan dan kios cinderamata bagi
pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh. Ada juga sebidang besar plakat dinding yang didedikasikan
sebagai memorial bagi nama-nama pejuang yang gugur pada pertempuran besar 10 November 1945.
Bagian utama museum sendiri merupakan ruang dua lantai yang menampilkan berbagai koleksi seputar
peristiwa Sepuluh Nopember dalam berbagai bentuk. Selain sejumlah benda bersejarah seperti aneka jenis
senjata, rampasan perang, dokumen-dokumen penting, serta pernak-pernik lain yang ditata rapi pada display,
dipajang juga beberapa karya seni seperti lukisan dan patung yang mendukung suasana zaman perjuangan
yang menjadi tema utama museum ini. Yang tidak kalah menarik adalah adanya beberapa diorama yang
diletakkan di beberapa tempat di lantai satu dan lantai dua. Tidak hanya memberi informasi secara visual
3 | Ronny Fauz i – Napak Ti las Sejarah Per juangan d i Museum Sepuluh Nopember
melalui patung atau tatanan situasi, beberapa diorama ini juga dilengkapi dengan fasilitas audio pendukung,
sehingga pengunjung dapat benar-benar merasakan atmosfir Surabaya pada masa peperangan dulu.
Dalam kunjungan kali ini, tim AICT juga menyempatkan bertemu dengan pihak pengelola museum yang
diwakili Bapak M.T. Agustiono selaku petugas Subunit Konservasi, Preparasi & Bimbingan Edukasi. Berbicara
sekilas mengenai riwayat museum, beliau menerangkan bahwa Museum Sepuluh Nopember dibangun
setelah Tugu Pahlawan telah lebih dulu berdiri. Pembangunan museum tersebut diharapkan mampu
memberikan “cerita” yang menguatkan latar belakang sejarah dibangunnya Tugu Pahlawan yang merupakan
simbol bagi perjuangan dan keberanian arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajah. Pak Agus juga sempat
menunjukkan beberapa bukti penghargaan yang pernah diraih oleh museum ini. Dua yang terbaru didapatkan
pada tahun 2015, adalah Penghargaan Museum Daerah Terbaik dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pemerintah Jawa Timur serta Penghargaan Pelestari Cagar Budaya dan Permuseuman dalam kategori
“Museum Kabupaten/Kota Terbaik” dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pada
akhir perjumpaan, Pak Agus menitipkan pesan berupa himbauan kepada masyarakat agar tidak pernah
sekalipun melupakan sejarah yang menjadi akar bagi bangsa kita saat ini. Beliau juga berharap agar kaum
muda dapat menggalakkan kembali animo dan rasa cinta masyarakat terhadap nilai-nilai sejarah melalui cara-
cara yang kreatif dan inovatif. (*)
Keterangan Tulisan ini dibuat untuk Ambassador of Indonesian Culture & Tourism (AICT) Surabaya dan telah dimuat pada laman web (http://wp.me/p6QxJg-Q). Sumber foto: dokumentasi Nur Kholifah (AICT Surabaya).
4 | Ronny Fauz i – Napak Ti las Sejarah Per juangan d i Museum Sepuluh Nopember
Recommended