View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
EFEKTIVITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONALFREEDOM TECHNIQUE) MENURUNKAN TINGKATKECEMASAN SISWI ASRAMA SMA STELLA DUCE
YOGYAKARTA KELAS X HENDAK MENGHADAPI UJIANAKHIR SEMESTER GANJIL
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun olehRegina Krisna Santi
109114150
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGIFAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Melakukan sebuah pekerjaan atas dasar cinta. Ketika kamu
mencintai pekerjaanmu maka segala sesuatu yang membuat
kamu sulit akan menjadi mudah, karena kamu bahagia
menjalani pekerjaanmu, itu semua karna cinta.
-R.K.S-
Selesaikan apa yang sudah menjadi pilihanmu.
-R.K.S-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus saya persembahkan
karya ini kepada:
Tuhan Yesus, dan Bunda Maria.
Mama, dan Bapak.
Alm. Simbah Kakung dan Alm. Simbah Putri.
Keempat Kakak Kandung dan Keempat Kakak Ipar.
Keenam Keponakan Kandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
EFEKTIVITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOMTECHNIQUE) MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN SISWI
ASRAMA SMA STELLA DUCE YOGYAKARTA KELAS X HENDAKMENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
Studi Pada Mahasiswa PsikologiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta
Regina Krisna Santi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Terapi SEFT (Spiritual EmotionalFreedom Technique) untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama Stella DuceYogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen lapangan, dengan duakelompok yaitu Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK). Kedua kelompokmenjalani dua tes yaitu Pretes dan Posttes. Subjek KE dan KK masing-masing berjumlah 35 siswidengan total 70 siswi. Skala yang digunakan dalam penelitian menggunakan Skala Thurstoneuntuk mengukur tingkat penurunan kecemasan pada siswi yang hendak menghadapi ujian akhirsemester ganjil, rentang skala yang digunakan dari 1 – 7. Skala Kecemasan terdiri dari 36 aitemyang mencakup empat aspek yaitu Fisik, Kognitif, Perilaku, dan Sosial. Uji analisis yangdigunakan adalah statistik parametrik Uji-t Independent Sample Test, dengan level signifikan 0,05.Hasil hipotesis menunjukkan bahwa Pretest KE dan KK tidak ada perbedaan yang signifikan (KEdan KK, Uji-t 55,860). Sedangkan hasil hipotesis posttest KE dan KK mengalami perbedaan yangsignifikan (KE = 42,506 dan KK = 50,685). Penurunan yang terjadi pada KK dikarenakan adanyapenyebaran rata-rata variansi yang berbeda, selisih rata-rata KE dan KK sebesar 1,0084, hal inidisebabkan karena adanya pengaruh lain yang mengakibatkan penurunan kecemasan pada KK.Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Terapi SEFT kurang efektif dilakukan untukmenurunkan tingkat kecemasan, karena penurunan kecemasan terjadi pada aspek sosial denganhasil nilai p = 0,016 taraf signifikan dengan perbedaan mean = 2,62857. Hasil tersebut mengatakanbahwa terapi SEFT tidak efektif digunakan sebagai penurunan kecemasan, akan tetapi TerapiSEFT mampu digunakan untuk mendukung atau membantu menurunkan tingkat kecemasan.
Kata Kunci : Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), Kecemasan, Siswi, Ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
EFFECTIVENESS OF THERAPY SEFT ( SPIRITUAL EMOTIONAL
FREEDOM TECHNIQUE ) REDUCE ANXIETY LEVEL STUDENT
SENIOR HIGH SCHOOL OF STELLA DUCE DORM YOGYAKARTA
CLASS X ODD SEMESTER FINAL EXAM
Regina Krisna Santi
ABSTRACT
This study aims to test the effectiveness of SEFT (Spiritual Emotional FreedomTechnique) Therapy to reduce the level of anxiety in the student Dormitory Stella DuceYogyakarta.This research was used type of experimental research field, with two groups such asExperimental Group (KE) and Control Group (KK). Both groups underwent two tests, namelyPretest and Posttest. Each of KE and KK subject are 35 females students with a total of 70students. This research was used Thurstone Scale to measure the degree of reduction of anxiety instudents who want to face the end of semester exams, range scale used from 1-7. The Anxiety Scaleconsists of 36 items covering four aspects: Physical, Cognitive, Behavioral, and Social. Analysistest is parametric statistical t-test Independent Sample Test, with a significant level of 0.05. Thehypothesis results showed that the pretest KE and KK no significant difference (KE and KK, t-test55.860). While the hypothesis results of the posttest KE and KK having significant difference (KE= 42.506 and KK = 50.685).The decline in KK due to the spread of means variance of different,the means difference KE and KK at 1.0084, it is due to the presence of other influences that resultin decreased anxiety in KK. In this study it can be concluded that the SEFT Theraphy is less doneeffectively to reduce the level of anxiety, because anxiety decrease occurred in the social aspectwith the result p = 0.016 significant levelk with a mean difference = 2.62857. These results saythat SEFT Therapy is less effective, but SEFT Therapy can be used to support help lower anxietylevels.
Keywords: SEFT Therapy (Spiritual Emotional Freedom Technique), Anxiety, Student, Exam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu
memberikan kemudahan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan segala
pelajaran hidup yang dapat membimbing serta memberikan petunjuk untuk selalu
dekat dengan-Nya. Karya ini memang jauh dari sempurna, namun karya ilmiah ini
dikerjakan dengan sepenuh hati dan dapat terselesaikan berkat bantuan dan doa
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membuat diri saya sebagai manusia yang
berharga dan patut untuk memperjuangkan hasil karya ilmiah ini, serta
memberikan pelajaran hidup yang bermakna.
2. Bapak Dr. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi.
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi.
4. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi., Psi selaku dosen pembimbing
skripsi atas segala waktu dan dukungannya kepada penulis serta kesabaran
dan pencerahan yang diberikan selama membimbing.
5. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.Psych, dan Ibu P. Henrietta PDADS.,
M.A. selaku dosen pembimbing akademik atas waktu dan dukungannya.
6. Pak Gik, Mas Muji, Mas Gandung, Ibu Nanik, dan Mas Doni atas segala
keramahan dan bantuannya.
7. Sr. Yoswita, dan Sr. Renata selaku Pimpinan Asrama SMA Stella Duce
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Seluruh Siswi Asrama SMA Stella Duce Yogyakarta yang telah bersedia
menjadi subjek penelitian.
9. Para Terapis, dan Asisten Terapis (Ibu Basiro, Mbak Eni, Agista, Vero,
Romana, Nadia, Sandri) serta Ruri dan Resthi yang membantu saya dalam
proses pelaksanaan terapi. Terima kasih banyak.
10. Kedua orangtua saya, Bapak Stephanus Kijo, dan Mama Khatarina
Masrini yang sangat setia menemani semua keluh kesah, mendoakan saya,
memberikan sebuah pelajaran hidup, memberikan dukungan, dan
menyayangi saya dengan tulus hati.
11. Kakak-kakak saya, Mbak Monica, Mbak Agnes, Mas Budi, dan Mas Heri
yang selalu memberikan dukungan dan bantuan.
12. Kakak-kakak ipar saya, Kak Joao, Kak Santo, Kak Ebeth, dan Kak Cita
yang selalu memberikan dukungan.
13. Keponakan-keponakan saya, Miguel, Andro, Deo, Fadhil, Hasna, dan Al
yang selalu memberikan keceriaan ketika Buliknya sedang lelah, tawa dan
candamu membuat Bulik terhibur dan semakin semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
14. Mbak Emi selaku Psikolog Asrama Syantikara yang dengan senantiasa
mendengarkan kisah-kisah kehidupan saya, dan selalu memantau
perkembangan skripsi yang saya kerjakan. Selain itu, menyarankan saya
untuk mengambil Terapi SEFT sebagai salah satu metode yang saya
angkat kedalam skripsi ini. Terima kasih Mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Sr. Benedicta selaku Ibu Pertama saya di Asrama Syantikara, yang
memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi dan memberikan
dukungan dalam doa.
16. Sr. Mariana selaku Ibu Kedua saya di Asrama Syantikara, yang
memberikan dukungan dalam doa.
17. Sr. Mariyati selaku Ibu Ketiga saya di Asrama Syantikara, yang
memberikan dukungan dalam doa.
18. Karyawan Asrama Syantikara yang memberikan saya pelajaran tentang
arti bekerja keras.
19. Teman-teman senasib Asrama Syantikara yang masih merasakan POSMA,
dari POSMA kita belajar tentang arti hidup mandiri, kekeluargaan yang
sangat dekat, dan kesiapan kita dalam menghadapi masalah dalam hidup
ini.
20. Teman, Kakak, dan Adik-adikku di SKK (Romana, Sinta, Ega, Marni, Kak
Die, Kak Jeje, Kak Qnha, Puput, Eli, Merry, Ensi, Nadia, Rani, dan Ayu)
terima kasih atas kenangan sewaktu kita masih di SKK, banyak hal
pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu
dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (Kak Merry, Iin, Nining, Kak Ustyn,
dan Kak Sandri) selaku unit perpindahan saya dari SKK, bertemu dengan
keluarga yang semakin kecil.
21. Teman-teman seperjuangan saya, Kepompong (Novia, Aning, Uli, Mega,
Disti, Martha, dan Sheilla) tetap semangat. Sarjana Psikologi bukan lah
sebuah akhir dari perjalanan hidup kita, KEPOMPONG permulaan kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
yang akan menjadi seorang Sarjana Psikologi, setelah itu kita akan
menjadi seekor KUPU-KUPU yang dapat terbang bebas setinggi langit.
Kejar mimpi kita, percaya bahwa Tuhan selalu punya rencana terindah
dalam setiap usaha yang kita lakukan.
22. Teman-teman Psikologi 2010 terima kasih untuk dukungan dan
kerjasamanya selama kuliah, khususnya Mahasiswa bimbingan Pak Adi,
semangat terus.
23. Semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan, dan bantuannya.
Terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAN KEASLIAN KARYA............................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT..............................................................................................................viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix
KATA PENGANTAR.............................................................................................. x
DAFTAR ISI.............................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xvii
DAFTAR BAGAN....................................................................................................xviii
DAFTAR DIAGRAM ..............................................................................................xix
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................. 10
A. Kecemasan ..................................................................................................... 10
1. Pengertian Kecemasan ............................................................................. 10
2. Aspek-aspek Kecemasan.......................................................................... 12
3. Penyebab Kecemasan............................................................................... 14
4. Dampak Kecemasan................................................................................. 15
B. Siswi Menghadapi Ujian ................................................................................ 17
1. Pengertian Kecemasan ............................................................................. 17
2. Pengertian Ujian....................................................................................... 18
3. Situasi Psikologis Siswi yang Hendak Menghadapi Ujian ...................... 19
4. Dinamika Situasi yang Mengalami Kecemasan
Saat Hendak Menghadapi Ujian.............................................................. 21
C. Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)............................... 24
1. Pengertian Terapi SEFT........................................................................... 24
2. Konsep Teoritis Terapi SEFT .................................................................. 25
3. Kelebihan dan Kelemahan Terapi SEFT.................................................. 29
4. Cara Penggunaan Terapi SEFT................................................................ 30
5. Kode Etik Terapi SEFT............................................................................ 35
D. Dinamika Hubungan Penurunan Kecemasan
Siswi yang Hendak Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT ............ 35
E. Hipotesis Penelitian........................................................................................ 44
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 45
A. Jenis Penelitian............................................................................................... 45
B. Identifikasi Variabel Penelitian...................................................................... 47
C. Definisi Variabel Penelitian ........................................................................... 48
1. Definisi Konseptual.................................................................................. 48
2. Definisi Operasional................................................................................. 48
D. Hipotesa Operasional ..................................................................................... 52
E. Subjek Penelitian............................................................................................ 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. Alat Pengumpulan Data ................................................................................. 54
1. Skala Kecemasan ..................................................................................... 54
G. Prosedur Penelitian......................................................................................... 56
1. Pretest....................................................................................................... 57
2. Treatment ................................................................................................. 58
3. Posttest ..................................................................................................... 58
H. Desain Eksperimen (Experiment and Control Group:
Control Group Pretest dan Posttest Design) ................................................. 60
1. Kontrol Subjek ......................................................................................... 62
2. Memilih Subjek........................................................................................ 62
3. Pengujian Statistik.................................................................................... 63
I. Analisa Data ................................................................................................... 64
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................... 66
A. Persiapan Penelitian ....................................................................................... 66
1. Uji Coba Alat Ukur .................................................................................. 66
2. Uji Validitas dan Relibilitas Alat Ukur .................................................... 70
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................................... 74
1. Perijinan Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 74
2. Pengambilan Data Pretes.......................................................................... 76
3. Pemberian Treatment untuk Kelompok Eksperimen .............................. 77
4. Pengambilan Data Posttes ........................................................................ 79
C. Hasil Pengujian Hipotesis. ............................................................................. 80
1. Pretes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.................. 80
2. Postes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................. 83
D. Pembahasan.................................................................................................... 92
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. ................................................................. 97
A. Kesimpulan .................................................................................................... 97
B. Saran .............................................................................................................. 97
1. Bagi Para Terapis ..................................................................................... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. Bagi Para Siswi ........................................................................................ 98
3. Bagi Penulis Lain ..................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 99
LAMPIRAN .............................................................................................................103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Blue Print Skala Kecemasan......................................... 56
Tabel 3.2 : Desain Eksperimen ....................................................... 60
Tabel 4.1 : Blue Print Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba .......... 64
Tabel 4.2 : Daftar Nama Sekolah Saat Uji Coba ............................ 69
Tabel 4.3 : Blue Print Skala Kecemasan Sesudah Uji Coba ........... 70
Tabel 4.4 : Blue Print Skala Kecemasan
Sesudah Penyeleksian Uji Coba..................................... 73
Tabel 4.5 : Statistika Reliabilitas .................................................... 74
Tabel 4.6 : Jadwal Penyusunan Skripsi........................................... 75
Tabel 4.7 : Uji Independent T-Test Pretes Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol................................................. 82
Tabel 4.8 : Uji Independet T-Test Posttes Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol................................................. 85
Tabel 4.9 : Mean Difference ........................................................... 87
Tabel 4.10 : Aspek Pretes KK dan KE.............................................. 88
Tabel 4.11 : Aspek Posttes KK dan KE ........................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 : Dinamika Kecemasan terhadap Siswa
yang hendak Menghadapi Ujian............................................. 23
Bagan 2.2 : Dinamika Penurunan Kecemasan Siswa yang hendak
Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT ..................... 43
Bagan 3.1: Sampel Randomisasi dari Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen............................................................ 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 : Hasil Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen ........... 80
Diagram 4.2 : Hasil Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol .................. 81
Diagram 4.3 : Hasil Uji Normalitas Posttes Kelompok Eksperimen .......... 83
Diagram 4.4 : Hasil Uji Normalitas Posttes Kelompok Kontrol................. 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya ketika menjelang Ujian Nasional, siswa mengalami
perasaan gugup atau cemas, dari perasaan inilah timbul rasa kurang
percaya diri. Kenyataan perasaan gugup dan cemas tidak hanya dialami
ketika siswa menghadapi Ujian Nasional saja, melainkan juga waktu
ujian-ujian sekolah lainnya, misalnya ketika menjelang ujian harian, ujian
akhir sekolah, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester, siswa
merasakan perasaan cemas atau gugup. Devaney (2010) menjelaskan
bahwa kecemasan mampu mempengaruhi hasil prestasi pada siswa (dalam
Jurnal Kecemasan Antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren).
Walaupun siswa sudah belajar dari jauh hari dan mempersiapkan diri
semaksimal mungkin untuk menghadapi ujian, ada sesuatu yang
mempengaruhi siswa dalam mengerjakan soal yaitu perasaan cemas atau
gugup yang timbul dari dalam diri, maka siswa mengalami kegagalan
dalam mengerjakan berbagai ujian di sekolah. Dalam Koran Antara News
yang berjudul “Tidak Percaya Diri Penyebab Siswa Tidak Lulus UN”
(Antara News http://www.antaranews.com/berita/185113/tidak-percaya-
diri-penyebab-siswa-tidaklulus-un) merupakan kasus yang membenarkan
siswa mengalami gagal akibat tidak percaya diri pada pilihan jawaban
yang ia pilih sewaktu ujian. Prestasi belajar mempunyai arti suatu hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dari kegiatan atau evaluasi belajar siswa yang telah dikerjakan melalui
usahanya sendiri, dan mendapatkan hasil sesuai yang ia raih. Prestasi
memunculkan motivasi agar siswa dapat terus berlatih mengerjakan
latihan soal ujian akhir semester, dengan cara berlatih maka akan
membantu siswa dalam mempersiapkan ujian secara optimal, sehingga
ketika mengerjakan ujian, penurunan rasa cemas yang dimiliki oleh siswa
dapat membuat siswa semakin menghargai usaha sendiri dalam
mengerjakan soal ujian.
Ujian merupakan evaluasi belajar yang diberikan oleh guru kepada
siswa, guna melihat kualitas hasil belajar siswa, melihat pemahaman
materi yang dikuasai siswa serta melihat perubahan perilaku siswa. Akan
tetapi, beberapa faktor penyebab yang terjadi ketika siswa menghadapi
ujian yaitu siswa menambah jam belajar, mengulang materi pelajaran yang
sudah diberikan oleh guru, dan mempraktikan pelajaran yang sudah
diberikan oleh guru. Akibat yang diterima siswa ketika tidak
mempersiapkan materi secara optimal, akan mengalami kegagalan.
Kegagalan ini berasal dari siswa yang kurang percaya diri sehingga mudah
mengalami kecemasan. Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya bahwa kegagalan siswa menghadapi ujian adalah takut atau
rasa cemas yang berlebihan. Kecemasan yang dimiliki siswa ketika
menghadapi ujian akan berakibat nilai siswa kurang optimal atau bahkan
akan mengalami kegagalan dalam menghadapi ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Menurut Chaplin (2006) diartikan sebagai kegelisahan,
kekhawatiran yang kurang jelas atau tidak mendasar. Selain itu, menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (dalam
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-arnoldusme-
5481-3-babii.pdf ) mengatakan kecemasan sebagai rasa gugup, tegang,
tidak aman dan kekhawatiran yang timbul akibat akan terjadi sesuatu yang
tidak menyenangkan dalam situasi tertentu. Kecemasan dapat disebabkan
karena kondisi siswa yang menegangkan ketika ujian berlangsung, dan
kurang persiapan materi yang maksimal akan menyebabkan siswa
memperoleh nilai yang kurang optimal dalam ujian. Menurut Freud (dalam
Syamsu, 2006) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang
tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi psikologis tertentu seperti
perubahan detak jantung dan pernafasan, dengan kata lain kecemasan
adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya. Kecemasan adalah
suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai
dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas pada
sistem syaraf otonom.
Menurut Devaney (dalam Jurnal Kecemasan Antara Siswa SMP
dan Santri Pondok Pesantren) (2010) menjelaskan bahwa kecemasan yang
berlebihan dan tidak mendasar yang disertai oleh reaksi psikologis yang
tidak menyenangkan misalnya kegelisahan, ketakutan, kekhawatiran
mampu mempengaruhi hasil prestasi pada siswa. Berdasarkan penelitian
Devaney, untuk itu penulis merasa penting melakukan penelitian dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
hal menurunkan kecemasan terhadap siswa menjelang ujian. Apabila siswa
dikuasai kecemasan, maka efek kecemasan akan terus menjadi kendala
dan siswa tidak bisa meraih prestasi yang mereka harapkan. Ketika
seseorang dapat menurunkan kecemasan untuk melakukan sesuatu hal
yang ingin ia capai atau raih, maka segala usaha yang ada dalam dirinya
akan dilakukannya sesuai dengan usaha yang sudah mereka miliki.
Menurut Gunawan dalam Koran Antara News yang berjudul
“Tidak Percaya Diri Penyebab Siswa Tidak Lulus UN”
(http://www.antaranews.com/berita/185113/tidak-percaya-diri-penyebab-
siswa-tidaklulus-un ) menjelaskan bahwa salah satu prestasi siswa kurang
optimal atau gagal dalam menjalankan ujian karena kecemasan yang
berlebihan, untuk itu siswa harus mempersiapkan ujian secara matang
dengan cara belajar bersama dengan teman-teman atau mengulang materi
pelajaran. Untuk itu, penulis merasa bahwa persiapan dan penurunan rasa
cemas keduanya sama-sama dibutuhkan terutama dalam menjelang dan
ketika sedang menghadapi ujian. Hal ini agar siswa menghasilkan nilai
yang optimal, karena apabila siswa kurang mempersiapkan materi yang
akan di ujikan, akan mengalami kegagalan atau hasil yang kurang optimal.
Persiapan membuat siswa merasa percaya diri dengan hasil yang akan
mereka dapatkan. Di saat siswa mengerjakan ujian tentu timbul rasa
kecemasan. Oleh karena itu kecemasan sama pentingnya untuk diteliti
dalam meningkatkan rasa percaya diri, maka kecemasan perlu diatasi.
Dalam hal mengatasi kecemasan, siswa memerlukan suatu penyelesaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
masalah guna meningkatkan kemampuan dalam mempersiapkan ujian dan
menurunkan kecemasan. Metode yang dibutuhan salah satunya
menggunakan metode Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT) untuk membantu siswa menurunkan tingkat kecemasan.
Terapi SEFT adalah salah satu metode terapi psikologi untuk
menyembuhkan problem fisik maupun psikis pada diri seseorang dan
menumbuhkan rasa percaya diri, serta harapan (Zainuddin, 2006). Terapi
SEFT dikenalkan di Indonesia oleh Ahmad Faiz Zainuddin seorang Master
of Science (Human Resources Development) di Universitas Teknologi
Malaysia. Salah satu bentuk Terapi SEFT yang pernah digunakaan untuk
menerapi siswa SMA Santa Maria Surabaya menjelang ujian, kasus
tersebut terdapat dalam buku SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) dengan penulis Ahmad Faiz Zainuddin. Di dalam buku
tersebut terdapat artikel koran Seputar Indonesia yang berjudul “Jelang
UN, Siswa Santa Maria Dilatih SEFT”
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terapi SEFT efektif
dilakukan untuk menurunkan kecemasan siswa menjelang ujian, karena
pada kasus siswa SMA Santa Maria Surabaya saat melakukan terapi SEFT
tidak melakukan penelitian secara ilmiah, siswa hanya diberikan motivasi
dan terapi, tidak melihat sejauh mana terapi SEFT efektif dilakukan untuk
menurunkan kecemasan atau meningkatkan rasa percaya diri. Untuk itu
melalui penelitian ini penulis, ingin melihat sejauh mana terapi SEFT
efektif dilakukan untuk menurunkan kecemasan terhadap siswa menjelang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
ujian. Penulis ingin melihat tingkat kecemasan siswa sebelum dan sesudah
menjalani terapi SEFT. Zainuddin (2006) mengatakan bahwa terapi SEFT
ini berlaku pula untuk membangkitkan harapan, rasa percaya diri pada
seseorang, dan mengatasi permasalahan fisik dan psikis. Selain itu, terapi
SEFT memiliki kemungkinan memberikan pengaruh untuk menurunkan
kecemasan pada siswa SMA menjelang ujian.
Salah satu contoh laporan mengenai Terapi SEFT oleh Lely Ika
dan Nur Habibah pada sebuah jurnal berjudul “Mengurangi Kecendrungan
Merokok Pada Remaja Awal” (dalam
http://journal.umsida.ac.id/files/BukuJurnal2013-10.pdf ) yang sudah
melakukan terapi SEFT dan menyembuhkan beberapa permasalahan baik
secara fisik maupun psikis. Hasil penelitian pada jurnal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hasil yang baik untuk menjadi salah satu
metode terapi, karena dalam penelitian tersebut seorang klien melakukan
10 sesi dalam penurunan mengurangi pemakaian rokok, dalam per sesi
pertemuan dengan terapis, klien diberikan skala 1 – 10, setiap sesinya
klien mengalami penurunan hingga pada sesi ke – 10 klien memberikan
skala 0 dalam terapi SEFT. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terapi
SEFT untuk mengurangi kecenderungan merokok pada remaja awal
efektif dilakukan.
Iwan M.Psi ( dalam Faiz, 2006) mengatakan bahwa terapi SEFT
mempunyai teknik psikoterapi yang mendukung terapi SEFT menjadi
efektif. Selain itu, dalam terapi SEFT terdapat cognitive therapy, NLP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
(Neuro – Linguistic Programming), hypnotheraphy, energy theraphy, dan
EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing). Terapi SEFT dapat
dihubungkan dengan beberapa teori yaitu teori psikologi kognitif, teori
psikologi behavioral, teori psikologi psikoanalisa, dan teori psikologi
neurologi. Teori psikologi kognitif akan menjelaskan bagaimana proses
berpikir siswa dalam mempersiapkan materi, menyugestikan pikiran
positif bahwa ujian adalah sesuatu yang dapat diatasi dengan situasi yang
tenang, dan sugesti dari terapi SEFT. Teori psikologi behavioral akan
menjelaskan bagaimana proses berperilaku siswa, sebelum diberikan terapi
SEFT dan setelah diberikan terapi SEFT apakah perilaku kecemasan dapat
menurun, selain itu dalam terapi SEFT berpengaruh dalam Energy
Therapy. Adapun Teori psikologi psikoanalisa akan menjelaskan perilaku
sadar maupun tidak sadar yang sedang dihadapi oleh siswa ketika
mengalami kecemasan dan disamping itu terdapat terapi SEFT yang
mampu menurunkan kecemasan siswa ketika menjelang ujian. Ada pun
teori psikologi neurologis yang membantu merilekskan syaraf-syaraf
kecemasan siswa ketika sedang dilakukannya terapi SEFT. Dalam metode
Terapi SEFT seseorang akan diberikan terapi dengan cara tapping.
Tapping adalah pengetukan ringan dengan menggunakan ujung jari
pada titik-titik meridian untuk setiap titik yang bermasalah. Seorang
terapis akan membantu klien dalam pengetukan pada titik meridian yang
bermasalah, dalam pengetukan ini akan berlangsung selama 5 – 25 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas masalah penelitian yang muncul
dan ingin mencari jawabannya melalui penelitian ini adalah apakah Terapi
SEFT (Spriritual Emotional Freedom Technique) efektif untuk
menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama SMA Stella Duce
(STC) Yogyakarta kelas X menjelang ujian akhir semester ganjil.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan terapi SEFT
(Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk menurunkan tingkat
kecemasan pada siswi Asrama SMA STC Yogyakarta kelas X menjelang
ujian akhir semester ganjil.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama pada bidang
ilmu psikologi dalam usaha pengembangan Terapi SEFT untuk
menurunkan kecemasan. Selain itu, untuk mengembangkan metode
yang valid tentang terapi SEFT dalam hal penurunan kecemasan.
2. Manfaat Praktis
Dengan terujinya efektifitas terapi SEFT maka hasil penelitian ini
dapat memutuskan apakah terapi SEFT layak atau tidak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Selain itu, dapat
menjadi pertimbangan bagi para praktisi psikologi untuk menggunakan
atau tidak menggunakan metode terapi SEFT ketika memiliki kasus
tentang kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KECEMASAN
1. Pengertian Kecemasan
Rasa cemas adalah salah satu emosi yang timbul akibat perasaan
yang mengancam seseorang dalam keadaan apapun. Kecemasan
merupakan perasaan gugup, khawatir, tegang, dan ragu. Freud (dalam
Syamsu, 2006) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang
tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi psikologis tertentu seperti
perubahan detak jantung dan pernafasan, yang merupakan reaksi atas
situasi yang dianggap berbahaya. Kecemasan adalah suatu keadaan
yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda
somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas pada sistem syaraf
otonom.
Kecemasan mempunyai arti yang umum yaitu reaksi normal
terhadap situasi yang menekan. Menurut Maranis (1995) menyatakan
bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,
kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian
yang tidak menyenangkan. Lazarus (1991) menyatakan bahwa
kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi.
Kecemasan merupakan salah satu hal yang menyakitkan, seperti
kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya yang berhubungan dengan
subyektif emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut Bandura (dalam Sari, 2001 : 80) kecemasan didefinisikan
sebagai kondisi dari inefficacy (ketidakyakinan diri akan
kemampuannya) dalam keadaan atau kejadian yang berpontensi dalam
menghindar. Kecemasan dalam Kamus Psikologi mempunyai arti yaitu
kegelisahan, kekhawatiran, keraguan yang ada dalam diri manusia
yang mendasari maupun tidak mendasari dalam suatu tindakan yang
membuatnya gugup. Kartono (2002 : 129). Adapun kecemasan yang
memiliki arti sebagai rasa gugup, tegang, tidak aman dan kekhawatiran
yang timbul akibat akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
dalam situasi tertentu (DepKes RI, 1990). Atkinson (2001 : 212)
menyebutkan bahwa kecemasan merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan, kegelisahan, dan
kekhawatiran yang dialami oleh manusia dalam tingkatan atau level
yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1997 : 221) menjelaskan
kecemasan adalah sebagai keadaan mental yang tidak mengeenakan,
mengakibatkan seseorang ada dalam ancaman atau ditandai dengan
kekhawatiran, dan perasaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang.
Kognitif seseorang juga mempengaruhi pikiran untuk menstimulasi
otak agar tersugesti pikiran-pikiran yang positif maupun negatif.
Apabila seseorang memiliki pikiran yang positif maka seseorang akan
melakukan sesuatu dengan baik, dan tidak merasa cemas dalam
melakukan sesuatu, akan tetapi ketika seseorang melakukan sesuatu
dengan pikiran yang negatif maka seseorang akan memberikan respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang kurang baik atau cemas dengan pekerjaan yang dilakukan.
Sugesti mempunyai pengaruh untuk memberikan stimulasi melalui
bahasa yang keluar dari mulut seseorang agar mendapatkan respon
yang baik. Misalnya ketika seseorang memiliki kekhawatiran akan
melakukan sesuatu maka verbal yang keluar dari mulut seseorang
mengatakan ‘khawatir’ atau ‘takut’ untuk itu pikiran akan merespon
tentang hal yang mengkhawatirkan atau menakutkan sehingga
menimbulkan kekhawatiran atau kecemasaan dalam diri seseorang.
Untuk itu, kognitif mempunyai pengaruh dalam menstimulasi pikiran
positif maupun negatif seseorang.
Berdasarkan kesimpulan diatas kecemasan adalah suatu reaksi
yang menyakitkan, seperti kegelisahan, ketakutan, kebingungan,
kekhawatiran, rasa gugup, dan sebagainya yang berhubungan dengan
subyektif emosi seseorang. Kecemasan dalam fungsi kognitif membuat
seseorang merubah pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak
mampu atau tidak yakin dalam melakukan sesuatu yang hendak ia
lakukan.
2. Aspek-aspek Kecemasan
Aspek-aspek kecemasan Menurut Indiyani (2010 : 2) dan Nevid
(1997) ada empat aspek kecemasan ketika siswa sedang menghadapi atau
mengerjakan ujian akhir semester yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1) Aspek Fisik atau emotionality merupakan kecemasan yang muncul
sebagai akibat dari perasaan yang berlebihan saat menghadapi
sesuatu. Misalnya, seperti tegang dalam situasi yang membuatnya
tidak nyaman, gugup, berkeringat, tangan gemetar saat melakukan
sesuatu.
2) Aspek Kognitif atau worry merupakan kecemasan yang muncul
sebagai akibat dari proses cara berpikir seseorang yang tidak
terkondisikan karena memikirkan tentang kejadian buruk yang
akan terjadi saat menghadapi sesuatu hal. Misalnya, sulit
konsentrasi, mental blocking, pesimis dan merasa tidak mampu
dengan tindakan yang ingin dilakukannya, dan mengkhawatirkan
akan hasil dari tindakan yang dilakukannya merasa tidak optimal
dari yang sudah diharapkan, sehingga menjadi kurang yakin
dengan tindakannya.
3) Aspek Perilaku merupakan kecemasan yang berasal dari hasil
frustasi sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, tidak mau mencoba
berlatih atau latihan mengerjakan sesuatu ketika diberikan
kesempatan dengan alasan karena takut gagal dan ditertawakan
oleh orang lain.
4) Aspek Sosial merupakan kecemasan yang berasal dari situasi
disekitar yang kurang mendukung kemampuan yang dilakukan
oleh seseorang. Misalnya ketika seseorang melakukan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tetapi kurang atau tidak didukung oleh lingkungan disekitarnya
maka ia akan mengalami kegelisahan, sehingga membuat
seseorang tidak lagi berani untuk mencoba hal yang baru, dan ia
akan menghindar dari lingkungannya.
Keempat aspek diatas merupakan bagian dari indikator dalam
penelitian siswa yang mengalami kecemasan ketika hendak
mengikuti ujian di sekolah.
3. Penyebab Kecemasan
Penyebab timbulnya kecemasan berdasarkan Freud (Dalam Calvin
S.Hall, 1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety) yaitu kecemasan yang
berhubungan dengan mekanisme pertahanan diri (MPD) dan
disebabkan oleh adanya perasaan bersalah serta adanya konflik
emosional yang serius, sehingga menimbulkan frustasi dan
ketegangan-ketegangan batin. Dalam hal ini percaya diri mengatur
mekanisme pertahanan diri dari individu, agar setiap MPD yang
ditimbulkan oleh individu dapat diarahkan pada hal yang positif.
Terkadang ketika kecemasan mulai tidak terkendali rasa percaya
diri individu mulai menurun.
b. Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu
rasa takut yang berasal dari suara hati, pengalaman masa lalu yang
melanggar norma moral sehingga akan mengakibatkan hukuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dalam hal ini, rasa takut yang dimiliki individu membuat rasa
percaya diri individu menjadi terganggu. Individu harus
menghilangkan rasa takut tersebut dan meninggalkan suara hati
yang negatif agar berubah menjadi positif.
c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety) yaitu rasa takut akan
bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular
berbisa. Konsep pikiran individu harus mempunyai pikiran positif
agar kecemasan yang dihadapinya tidak menurunkan rasa percaya
dirinya yang terlalu berlebihan. Walaupun hal tersebut sangat
berbahaya, setidaknya individu harus percaya diri bahwa individu
akan baik-baik saja ketika menghadapi suatu kecemasan realistik.
4. Dampak Kecemasan
Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang
merugikan pada pikiran, tubuh, dan penyakit fisik (Cutler, 2004:304).
Apabila Yustinus Semium (2006:321) membagi beberapa dampak dari
kecemasan kedalam simtom (dalam
http://eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf ),
antara lain :
a. Simtom suasana hati
Seseorang yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan
adanya sebuah hukuman maupun bencana yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mengancam dirinya. Seorang yang mengalami kecemasaan
biasanya tidak bisa tidur, dan mudah marah.
b. Simtom kognitif
Kecemasan yang dimiliki seseorang menyebabkan
kekhawatiran dan keprihatinan pada suatu hal yang tidak
menyenangkan, sehingga seseorang dalam menyikapi masalah
tidak berpikir secara realitas. Hal tersebut menyebabkan
seseorang sering kali berpikir dengan negatif atau tidak belajar
maupun bekerja, dan akhirnya mereka menjadi lebih merasa
cemas.
c. Simtom motor
Seseorang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak
tenang, gugup, biasanya kegiatan motorik menjadi tanpa arti
dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat
kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom
motor berusaha untuk melindungi ancaman yang keluar dari
simtom kognitif. Selain itu, simtom motor juga mempunyai
kemampuan untuk melakukn kendali atas gerakan mata yang
mempengaruhi pada kemampuan seseorang saat
mengendalikan emosi.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan
merupakan rasa khawatir yang mengancam pada diri seseorang
dalam situasi tertentu. Kecemasan ditandai dengan kegelisahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
keraguan, kekhawatiran, ketegangan, sulit berkonsentrasi, dan
merasa tidak mampu mengatasi suatu masalah. Hal ini
disebabkan karena seseorang melihat adanya bahaya yang
sedang mengancam, dan mempunyai perasaan bersalah karena
melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hati nurani.
Kecemasan yang dialami seseorang dapat menyebabkan
gangguan kecemasan spesifik yaitu terhadap objek atau situasi
yang spesifik. Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak
kecemasan yang berupa simtom kognitif. Dari beberapa
dampak kecemasan perlu dilakukannya salah satu metode
terapi, untuk menstabilkan kembali energi-energi yang sudah
dikeluarkan karena kecemasan yang mempengaruhi fisik
maupun psikis seseorang.
B. SISWA MENGHADAPI UJIAN
1. Pengertian Siswa
Siswa adalah manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan. Siswa mempunyai arti sebagai “A person registered in an
education and pursuing a course of study” (seseorang yang terdaftar
pada sebuah lembaga pendidikan dan mengikuti suatu jalur studi). Asa
S. Knowles, Editor-in-Chief, The International Encyclopedia of Higher
Education, Volume 1, 1977. Pendapat lain menyatakan bahwa siswa
adalah “A student is a man or woman, who knows how to read
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
books.” (seorang peserta sebagai pelaku pencari, penerima dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
(Aminuddin Rasyad, 2000 : 105). (http://www.ras-
eko.com/2012/12/pengertian-sSuiswa.html di unduh pada tanggal 16
Oktober 2013, pukul 19.52 WIB). Siswa adalah seorang pelajar yang
masuk dalam lembaga pendidikan dan sudah terdaftar menjadi pelajar
pada salah satu sekolah formal. Sebagai tanda bahwa siswa sudah
terdaftar sebagai pelajar disuatu lembaga pendidikan yaitu siswa
mempunyai Kartu Tanda Siswa.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
siswa adalah seorang pelajar yang telah terdaftar dalam suatu lembaga
pendidikan yang disebut sebagai sekolah formal yang ditandai dengan
dimilikinya kartu tanda siswa.
2. Pengertian Ujian
Ujian adalah evaluasi belajar siswa terhadap pelajaran yang sudah
siswa pelajari. Evaluasi merupakan sebuah penilaian untuk melihat
efektifitas suatu program tertentu dan melihat apakah tujuan dari
program tersebut tercapai. Evaluasi belajar adalah salah satu tes atau
ujian yang diterima siswa. Evaluasi merupakan bagian dari aktifitas
untuk menguji kemampuan siswa dalam menangkap materi yang sudah
diberikan oleh guru atau pengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Hasil evaluasi akan memberikan informasi bagaimana siswa
memahami pelajaran yang sudah diberikan oleh guru selama pelajaran
itu berlangsung dikelas. Oleh karena itu, siswa yang dapat mengikuti
ujian adalah siswa yang sudah mendapatkan materi pelajaran dari guru,
sehingga hasil evaluasi tersebut memberikan informasi tentang kualitas
hasil belajar siswa dan dapat melihat pemahaman yang dikuasi siswa
mengenai materi yang sudah ia pelajari.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ujian
merupakan evaluasi belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa,
guna melihat kualitas hasil belajar siswa dan melihat pemahaman yang
dikuasi siswa mengenai materi yang telah dipelajari siswa.
3. Situasi Psikologis Siswa Hendak Menghadapi Ujian
Siswa yang mengalami kecemasan saat ujian akan memperlihatkan
perilaku yang yang dapat dilihat dari sudut psikis maupun fisik. Dalam
teori kognitif tentang kecemasan ujian, Wine (2003) (dalam
http://jurnal.upi.edu/file/9-I_Gede_Tresna.pdf ) menyatakan bahwa
siswa mempunyai pikiran yang buruk ketika hendak menjalankan
ujian, hal ini mempengaruhi kinerja siswa saat mengerjakan ujian.
Pikiran tersebut berdasarkan pada pikiran negatif yang menimbulkan
kehawatiran atau kecemasan pada siswa. Dalam sebuah artikel
berjudul “Ketika Gagal Ujian Mengguncang Batin” (dalam
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/17/174474069/Ketika-Gagal-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Ujian-Mengguncang-Batin ) mengungkapkan bahwa siswa mengalami
kecemasan atau ketakutan saat menghadapi ujian, hal tersebut dapat
dilihat melalui gejala fisik, psikis, dan sosial.
Gejala fisik meliputi peningkatan detak jantung, perubahan
pernafasan atau nadi pernafasan meningkat, keluar keringat, gemetar,
kepala pusing, mual, lemah, nyeri, sering buang air besar, dan kecil,
nafsu makan menurun, tekanan darah ujung jari terasa dingin, dan
lelah. Gejala psikis meliputi kurang percaya diri, kurang tenaga atau
merasa tidak berdaya, khawatir, rendah diri, tegang, tidak bisa
konsentrasi, ketakutan, kegelisahan, kepanikan, tidur tidak nyenyak,
terancam, dan kebingungan atau linglung. Adapun gejala sosial yang
meliputi kehebohan dalam mencari jawaban, menyontek, menyalahkan
soal yang sulit, menyalahkan guru karena belum pernah diajarkan
materi yang sedang diujikan, dan adanya tuntutan dari orangtua
maupun sekolah yang menginginkan siswa mendapatkan nilai yang
optimal.
Mengacu pada teori kecemasan dan beberapa definisi para ahli
diatas, maka yang dimaksud kecemasan adalah rasa khawatir, takut,
tegang, ragu pada situasi tertentu . Sementara untuk definisi kecemasan
saat hendak menghadapi ujian dalam penelitian ini adalah
kekhawatiran, kegelisahan, ketakutan, dan rasa gugup saat hendak
menghadapi ujian, mengakibatkan siswa mempunyai gejala psikis,
fisik, maupun sosial yang akan mengganggu kinerja siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengerjakan ujian. Apabila siswa mengalami kecemasan saat hendak
mengerjakan ujian, ia akan mengalami kinerja yang menurun, sehingga
siswa menjadi kurang optimal dalam mengerjakan ujian. Pikiran-
pikiran negatif yang sering mengatakan bahwa ujian adalah hal yang
menakutkan, maka dalam pikiran tersebut akan terbentuk sebuah
stimulus – respon yang membahayakan dalam dirinya, ketika hendak
mengerjakan ujian.
4. Dinamika Psikologis Siswa yang mengalami kecemasan saat
hendak menghadapi ujian
Siswa mengalami suatu perasaan cemas ketika ia harus
menghadapi ujian (dalam
http://nasional.tempo.co/read/news/2012/04/20/079398556/56-Persen-
Siswa-SMA-Cemas-Hadapi-Ujian-Nasional). Kecemasan merupakan
suatu kondisi yang membuat seorang siswa mengalami keraguan
dalam memilih jawaban yang ia pilih, walaupun siswa sudah
mempersiapkan materi, ada perasaan yang muncul yaitu sebuah
keraguan dalam memilih jawaban yang ingin ia pilih. Berdasarkan
pengertian yang dijelaskan di atas, kecemasan siswa dalam
menghadapi ujian dapat diartikan sebagai keadaan emosi siswa yang
tidak menyenangkan, yang dicirikan dengan kegelishaan,
kekhawatiran, ketakutan, dan keraguan saat hendak menghadapi ujian.
Siswa yang sering merasakan cemas saat hendak menghadapi ujian, ia
akan mengeluarkan perilaku yang tidak diinginkan misalnya tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
gemetar, keringat yang keluar terlalu berlebihan, kaki diketuk-
ketukkan, mengerak-gerakan kaki atau tangan. Selain itu, siswa akan
mengalami jantung yang berdegup lebih kencang. Kecemasan dapat
disebabkan karena kondisi siswa yang khawatir ketika ujian
berlangsung, dan kurang mempersiapkan materi secara maksimal, hal
tersebut akan menyebabkan siswa takut memperoleh nilai yang kurang
optimal dalam ujian.
Dampak dari kecemasan yang mendasari rasa khawatir, keraguan,
ketegangan tersebut menghambat memori atau proses berpikir siswa
dalam mengambil keputusan untuk memilih jawaban yang hendak ia
pilih. Ketika siswa mengalami hambatan dalam berpikir, hal tersebut
membuat siswa lupa pada materi yang sudah dipelajari selama satu
semester. Oleh karena itu, siswa membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam proses berpikir, untuk mendapatkan jawaban yang ingin ia
pilih atau mengambil sebuah keputusan dalam menjawab sebuah
pertanyaan dari soal yang diberikan oleh guru atau pihak yang
berwewenang. Dampak yang terjadi ketika proses berpikir yang
terhambat maka siswa mendapatkan hasil yang kurang optimal, maka
akan menurunkan prestasi belajar siswa. Kecemasan sangat membawa
pengaruh besar bagi prestasi belajar siswa ketika mereka sedang
menghadapai ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Bagan 2.1 Dinamika Kecemasan terhadap siswa yang hendak
menghadapi Ujian.
Situasihendakmenghadapiujian:Mengakibatkan gejalakognitif,fisik, psikis,maupunsosial
Aspek Kognitif :Mengakibatkan
pikiran-pikiran negatifsehingga sulitberkonsentrasi
Aspek Fisik :Mengakibatkantangan gemetar,keringat dingin
jantung berdetakkencang saat hendak
ujian
Siswa yanghendak
menghadapiujian.
AspekPerilaku :
Mengakibatkansiswa
menghindarapabila disuruhuntuk berlatih
KECEMASAN
Tuntutandariorangtua,dansekolah
Aspek Sosial:Mengakibatkan siswa
merasa kurang didukungoleh lingkungan
sekitarnya, oleh karenaitu siswa akan
menghindar darilingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
C. TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM
TECHNIQUE)
1. Pengertian Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)
Terapi ini adalah sebuah metode terapi psikologi yang merupakan
bentuk pengembangan dari metode terapi Emotional Freedom
Technique (EFT) dengan menekankan pada pengendalian pikiran dan
emosi sehingga tidak mudah terganggu serta dilakukannya pengetukan
ringan dengan menggunakan ujung jari (tapping) pada titik-titik
meridian untuk setiap titik yang bermasalah.
Terapi SEFT adalah sebuah teknik ilmiah revolusioner yang
dengan sangat mudah dan cepat (5-25 menit) dapat digunakan untuk
mengatasi berbagai masalah fisik, emosi, keluarga dan anak-anak,
prestasi, dan meraih kesuksesan hidup, meningkatkan kedamaian hati
dan kebahagiaan.
Terapi SEFT ini kurang lebih sama dengan terapi EFT, yang
menekankan pada energi tubuh dengan menetralisirkan pikiran-pikiran
yang negatif. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) adalah
metode terapi psikologi yang dikenalkan di Indonesia oleh Ahmad
Faiz Zainuddin. (Zainuddin, 2006) mengatakan bahwa terapi SEFT ini
berlaku pula untuk membangkitkan harapan, rasa percaya diri pada
seseorang dan mempercepat problem fisik maupun psikis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Konsep Teoritis Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique)
Zainuddin (2006) mengatakan bahwa dalam Terapi SEFT
mempunyai beberapa konsep teori yaitu cognitive therapy, NLP
(Neuro – Linguistic Programming), hypnotheraphy, energy theraphy,
dan EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing).
1) Cognitive theraphy (Terapi Kognitif)
Terapi Kognitif adalah metode pengobatan yang digunakan
untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan
emosi dan prilaku seperti pikiran-pikiran negatif, kecemasan,
dan depresi. Terapi ini dikembangkan sejak tahun 1860-an dan
penciptanya bernama Aaron Beck. Terapi ini mempunyai cara
pengobatan berdasarkan prinsip bahwa pikiran mempengaruhi
perasaan atau mood seseorang. Terapi kognitif berusaha untuk
memperbaiki pikiran positif atau mencoba untuk berpikir
realistis sesuai dengan kenyataan bukan memunculkan
kekuatan untuk berpikir positif.
2) NLP (Neuro – Linguistic Programming)
NLP (Neuro – Linguistic - Programming) mempunyai kata
dasar Neuro, Linguistic, dan Programming. Neuro mempunyai
arti memahami apa yang sedang terjadi disekitarnya, Linguistic
merupakan cara menggunakan bahasa untuk mempengaruhi
orang lain atau memberikan sugesti kepada orang lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sementara untuk Programming mempunyai cara mengatur ide-
ide dan tindakan yang menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
Dapat disimpulkan bahwa NLP (Neuro – Linguistic
Programming) adalah suatu cara untuk memahami sesuatu
yang terjadi disekitarnya dan membantu untuk memberikan
sugesti positif ketika ada sesuatu ide yang kurang baik untuk
diterima oleh individu.
3) Hypnotherapy
Hypnotherapy adalah salah satu cara yang sangat mudah, cepat,
efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar,
melakukan re-edukasi, dan menyembuhkan pikiran sakit atau
negatif. Hipnoterapi menggunakan terapi hypnosis sebagai
sarana untuk menjangkau pikiran alam bawah sadar klien. Oleh
karena itu, terapis memerlukan untuk mengotak-atik pikiran
klien untuk mengetahui mengenai pikiran dan cara kerjanya.
Setiap manusia mempunyai pikiran sadar dan pikiran alam
bawah sadar. Pikiran sadar dan pikiran alam bawah sadar
sebenarnya saling mempengaruhi dan bekerja dengan kecepatan
yang sangat tinggi. Dalam hipnoterapi, teori kognitif bekerja
dalam menstimulasi pikiran yang positif maupun negatif, dan
pikiran alam bawah sadar seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4) Energy Theraphy
Terapi Energi adalah suatu pendekatan intergatif untuk
psikoterapi dan mampu mengobati kesehatan pada pikiran atau
tubuh seseorang. Metode Terapi Energi berasal dari biologi
dan energy dari psikologi kontemporer, dan klinis modern.
Terapi Energi mampu menyembuhkan peristiwa traumtik yang
memberkas pada sistem tubuh dan pikiran seseorang. Peristiwa
traumatik mampu membuat seseorang berpikir negatif dan
mempengaruhi dunia, pengalaman dan emosi, serta hubungan
dengan orang lain.
Teori terapi energi menunjukkan bahwa masalah psikologis
adalah refleksi dari pola bio - energik yang mengganggu dalam
pikiran-tubuh. Hal tersebut melibatkan komunikasi yang
kompleks antara neurobiologi seseorang dan pola kognitif -
perilaku - emosional mereka. Praktisi terapi energi
menggabungkan intervensi kognitif (termasuk kesadaran fokus
dan perhatian, paparan imaginal kenangan traumatis dan
reframing kognitif) bersamaan dengan stimulasi dari satu atau
lebih dari sistem bio - energi manusia seperti meridian, cakra
dan biofields .
5) EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing)
EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing)
mempunyai fungsi untuk menghancurkan emosi memori trauma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
masa lalu dan reprogram memori untuk masa depan, contoh
pada kasus mudah panik, mudah cemas, phobia. Suatu cara
untuk menurunkan atau menghancurkan emosi yang dibantu
dengan gerakan mata dan pengolahannya. Pada gerakan mata
tersebut disebut The 9 Gamut Procedure. Ini adalah 9 gerakan
untuk merangsang otak. Tiap gerakan (yang mungkin kelihatan
aneh) dimaksudkan untuk merangsang bagian otak tertentu.
Otak kita terdiri dari berbagai bagian yang saling terhubung,
otak bagian mana yang perlu diperhatikan tergantung pada titik
masalah / titik sakit sehingga EMDR fokus pada seluruh bagian
otak.
Sembilan gerakan itu dilakukan sambil tapping pada salah
satu titik energi tubuh yang dinamakan “Gamut Spot”. Titik
Gamuk terletak diantara ruas tulang jari kelingking dan jari
manis. Sembilan gerakan itu adalah :
1) Menutup Mata
2) Membuka Mata
3) Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah
4) Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah
5) Memutar bola mata searah jarum jam
6) Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
7) Bergumam dengam berirama selama 3 detik
8) Menghitung 1. 2, 3, 4, 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
9) Bergumam lagi selama 3 detik.
Dalam teknik psikoterapi kontomporer, ini disebut teknik
EDMR (Eye Movement Desensitization Repatterning). (SEFT
for Healing + Success Happiness + Greatness, Ahmad Faiz
Zainuddin). EMDR untuk meneliti serangan panil, gangguan
makan, kecanduan, dan kecemasan. APA (The American
Psychiatric Association) mengatakan bahwa EMDR sudah
efektif untuk mengobati gejala PTSD, serangan panik, dan
cemas (dalam http://www.webmd.com/mental-health/emdr-
what-is-it?page=2 )
3. Kelebihan dan Kelemahan Terapi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Technique)
Penulis ketika tanggal 20 Oktober 2013 mengikuti Seminar Terapi
SEFT dan sempat bertemu dengan Bapak Faiz, pendiri Terapi SEFT.
Ia mengatakan bahwa terapi ini sangat simple, mudah untuk dilakukan,
dan siapa saja dapat melakukannya. Namun, ada kelemahan yang ada
pada terapi ini yaitu ketika seseorang melakukan terapi ini klien
kurang konsentrasi, dan terkesan menyepelekan terapi yang sedang
mereka lakukan, karena simple dan siapapun bisa melakukannya maka
mereka menjadi menyepelekan terapi ini, selain itu kebanyakan dari
mereka ketika melakukan terapi ini terlalu ambisius untuk mengetahui
hasil dari terapi tersebut, padahal setiap usaha yang dilakukan tentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
ada prosesnya. Kelebihan dalam terapi SEFT ini tentu akan
mendapatkan healing, success, happiness, dan greatness.
4. Cara Penggunaan Terapi SEFT
Zainuddin (2006) mengatakan bahwa dalam menggunakan terapi
SEFT terdapat dua versi, yang pertama adalah versi lengkap dan versi
ringkas (short-cut). Keduanya terdiri dari tiga langkah sederhana,
perbedaannya hanya pada langkah ketiga (The Tapping). Pada versi
singkat, langkah ketiga dilakukan hanya pada 9 titik, dan pada versi
lengkap tapping dilakukan pada 18 titik.
Pada tahap tapping menggunakan versi lengkap yang dilakukan 18
titik, tahap tapping ini biasanya disebut dengan The set-up. “The Set-
Up” bertujuan untuk memastikan agar aliran energi utuh terarah
dengan tepat. Langkah ini dilakukan untuk menetralisir “Psychological
Reversal” atau “Perlawanan psikologis” (biasanya berupa pikiran
negatif spontan atau keyakinan bawah sadar negatif).
“The set-up terdiri dari dua aktivitas, yang pertama adalah
mengucapkan kalimat doa dengan penuh rasa khusyu’, ikhlas dan
pasrah sebanyak 3 kali. Kedua adalah sambil mengucapkan dengan
penuh perasaan, menekan dada tepatnya dibagian sore spot (titik nyeri
= daerah di sekitar dada atas yang jika ditekan terasa agak sakit) atau
mengetuk dengan dua ujung jari dibagian karate chop. Setelah
menekan titik nyeri atau mengetuk karate chop sambil mengucapkan
kalimat Set-Up seperti diatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tahap kedua The Tune-in. The Tune-in pada keluhan fisik dengan
cara merasakan sakit lalu mengarahkan pikiran pada rasa sakit dan
sambil terus melakukan dua hal tersebut, hati dan mulut mengatakan,
“saya ikhlas, saya pasrah.. ya Allah (sesuai dengan kepercayaan
masing-masing).”, sedangkan untuk keluhan emosi dengan cara
memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat
membangkitkan emosi negatif yang ingin dihilangkan. Hati dan mulut
juga mengatakan “Saya ikhlas, saya pasrah..ya Allah (sesuai dengan
kepercayaan masing-masing)””. (Jurnal “Terapi SEFT (Spiritual
Emotional Freedom Technique) Untuk Mengurangi Kecenderungan
Merokok Pada Remaja Awal, oleh Lely Ika Mariyati dan Nur
Habibah).
Bersamaan dengan Tune-In kita melakukan langkah ke 3
(Tapping). Pada proses inilah (Tune-In yang dibarengi tapping) kita
menetralisir emosi negatif atau rasa sakit fisik. The Tapping adalah
mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu di tubuh
kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-titik kunci dari
“The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk beberapa kali
akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit
yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal
dan seimbang kembali. Berikut adalah titik-titik tersebut :
1) Cr = Crown
Pada titik dibagian atas kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) EB = Eye Brow
Pada titik permulaan alis mata
3) SE = Side of the Eye
Di atas tulang disamping mata
4) UE = Under the Eye
2 cm dibawah kelopak mata
5) UN = Under the Nose
Tepat dibawah hidung
6) Ch = Chin
Di antara dagu dan bagian bawah bibir
7) CB = Collar Bone
Di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan
tulang rusuk pertama
8) UA = Under the Arm
Di bawah ketiak sejajar dengan puting susu (pria) atau tepat
dibagian tengah tali bra (wanita)
9) BN = Bellow Nipple
2.5 cm di bawah puting susu (pria) atau di perbatasan antara
tulang dada dan bagian bawah payudara
10) IH = Inside of Hand
Di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan
11) OH = Outside of Hand
Di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
12) Th = Thumb
Ibu jari disamping luar bagian bawah kuku
13) IF = Index Finger
Jari telunjuk di samping luar bagian bawah kuku (di bagian
yang menghadap ibu jari)
14) MF = Middle Finger
Jari tengah samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang
menghadap ibu jari)
15) RF = Ring Finger
Jari manis di samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang
menghadap ibu jari)
16) BF = Baby Finger
Di jari kelingking di samping luar bagian bawah kuku (di
bagian yang menghadap ibu jari)
17) KC = Karate Chop
Di samping telapak tangan, bagian yang kita gunakan untuk
mematahkan balok saat karate
18) GS = Gamut Spot
Di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan tulang jari
kelingking
Setelah menyelesaikan 9 Gamut Procedure, langkah terakhir adalah
mengulang lagi Tapping dari titik pertama hingga ke-17 (berakhir di
Karate Chop). Dan diakhir dengan mengambil nafas panjang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menghembuskannya, sambil mengucapkan rasa syukur, contoh :
Alhamdulillah.
Adapun catatan khusus untuk titik terakhir, Gamut Point, sambil
men-tapping titik tersebut kita melakukan The 9 Gamut Procedure. Ini
adalah 9 gerakan untuk merangsang otak. Tiap gerakan (yang
mungkin kelihatan aneh) dimaksudkan untuk merangsang bagian otak
tertentu. Sembilan gerakan itu dilakukan sambil tapping pada salah
satu titik energi tubuh yang dinamakan “Gamut Spot”. Titik Gamut
terletak diantara ruas tulang jari kelingking dan jari manis. Sembilan
gerakan itu adalah :
1) Menutup Mata
2) Membuka Mata
3) Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah
4) Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah
5) Memutar bola mata searah jarum jam
6) Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
7) Bergumam dengam berirama selama 3 detik
8) Menghitung 1. 2, 3, 4, 5
9) Bergumam lagi selama 3 detik.
Ini adalah cara yang terlihat lucu, tetapi dalam beberapa kasus yang
tidak dapat dituntaskan dengan versi inti, langkah ini terbukti efektif.
Dalam teknik psikoterapi kontomporer, ini disebut teknik EDMR (Eye
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Movement Desensitization Repatterning). (SEFT for Healing +
Success Happiness + Greatness, Ahmad Faiz Zainuddin)
Cara menggunakan terapi SEFT, apabila kita sudah terbiasa
menggunakan versi lengkap hanya membutuhkan kurang lebih 3
menit, sedangkan versi inti sekitar 1 menit.
5. Kode Etik Terapi SEFT
Menurut Zainuddin (2014) mengatakan bahwa Terapi SEFT
(Spiritual Emotional Freedom Technique) mempunyai kode etik yaitu
seorang terapis diijinkan memberikan terapi kepada klien atau pasien
sebanyak tiga kali. Terapi SEFT mengajak klien atau pasien mampu
melakukan terapi ini sendiri setelah tiga kali dibantu oleh terapis,
untuk itu terapis mengajak klien atau pasien untuk mengikuti pelatihan
Terapi SEFT agar mendapatkan sebuah penyembuhan terhadap
masalah yang sedang dihadapi baik secara fisik maupun psikis.
D. DINAMIKA HUBUNGAN PENURUNAN KECEMASAN SISWA
YANG HENDAK UJIAN MENGGUNAKAN TERAPI SEFT
Siswa mengalami suatu perasaan cemas ketika ia hendak
menghadapi ujian. Pada dasarnya kecemasan diakibatkan oleh
kekhawatiran, keraguan, kegelisahan, ketidakyakinan, dan ketakutan.
Kecemasan dapat dikatakan sebagai salah satu faktor penghambat dalam
belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang
seperti dalam berkonsentrasi, mengingat pembentukan konsep dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pemecahan masalah. Pada tingkat kronis dan akut gejala kecemasan dapat
berbentuk gangguan fisik (somatik), seperti gangguan pada saluran
pencernaan, sering buang air, sakit kepala, gangguan jantung, sesak di
dada, gemetaran bahkan pingsan (Indiyani, 2010). Siswa mengalami
perasaan cemas pada saat menjelang maupun menghadapai ujian maka
siswa akan mengalami hambatan yang menyebabkan melemahnya kinerja
fungsi-fungsi kognitif, akibatnya siswa menjadi lama dalam proses berfikir
dan menghambat waktu pengerjaan ketika sedang ujian, dengan terjadinya
proses kognitif yang kurang maksimal membuat penurunan prestasi belajar
pada siswa. Ketika siswa mengalami penurunan prestasi belajar akibat
kecemasan yang cukup mengganggu siswa maka ia akan mengalami
gangguan sosial yaitu siswa akan menghindar dari lingkungannya, ia
merasa rendah diri karena gagal dalam mengerjakan ujian. Menuurt
Indiyani (2010) mengatakan bahwa siswa juga akan menimbulkan perilaku
tidak mau berlatih lagi akibat kegagalan yang sudah ia terima, atau siswa
akan menimbulkan perilaku tidak mau berlatih ketika ada kesempatan
karena siswa merasa kurang yakin dengan kemampuannya, karena
kecemasan atau keraguan dalam menjawab latihan yang diberikan oleh
guru atau pengajar lainnya.
Menurut Yustinus (2006) mengatakan bahwa kecemasan
membawa dampak buruk bagi siswa yang hendak menghadapi ujian,
karena mereka akan mengalami simtom suasana hati, simtom kognitif, dan
simtom motorik. Siswa yang mengalami simtom suasana hati akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
berpengaruh pada mood yang menurun dan mudah marah. Jika siswa
mengalami simtom kognitif maka kerja berpikir siswa menjadi tidak
realistis dan sulit untuk berkonsentrasi. Apabila siswa mengalami simtom
motorik maka ia akan merasa tidak tenang, mudah gugup, dan sering
mengeluarkan perilaku yang tidak mempunyai arti, misalnya mengetuk-
ngetuk jari dimeja atau menggoyang-goyangkan kaki.
Dari beberapa dampak kecemasan perlu dilakukannya salah satu
metode terapi, untuk menstabilkan kembali energi-energi yang sudah
dikeluarkan karena kecemasan yang mempengaruhi fisik maupun psikis
seseorang. Salah satu metode terapi adalah Terapi SEFT (Spiritual
Emotional Freedom Technique). Terapi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Technique) adalah metode terapi psikologi yang dikenalkan di
Indonesia oleh Ahmad Faiz Zainuddin, M.Psi (Human Resources
Development) di Universitas Teknologi Malaysia. SEFT penting diteliti
karena dalam hal ini membantu seseorang untuk membangkitkan harapan,
rasa percaya diri pada seseorang dan mempercepat problem fisik maupun
psikis (Zainnudin, 2006). Cara terapi SEFT ini menggunakan tapping di 18
titik. Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-
titik tertentu di tubuh kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-
titik kunci dari “The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk
beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau
rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan
normal dan seimbang kembali. Di dalam terapi SEFT terdapat Cognitive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Theraphy, NLP (Neuro – Linguistic – Programming), EMDR (Eye
Movement Desensitization Repattering), Energy Theraphy, dan
Hyphnotheraphy yang akan membantu proses tapping dan menurunkan
kecemasan pada siswa yang hendak ujian.
Metode penurunan kecemasan menggunakan terapi SEFT salah
satunya akan menggunakan cara tapping, memberikan ketukan pada titik-
titik yang dirasa subjek menjadi salah satu sumber kecemasan. Teknik
tapping berfungsi untuk menurunkan perangsangan pada syaraf yang kaku,
ketika tapping diberikan pada kecemasan maka mampu melenturkan
(mengendorkan) syaraf-syaraf yang kaku. Tapping yang akan dilakukan
oleh terapis akan menghasilkan proses terapi energi dan EMDR (Eye
Movement Densitization Repattering). Fungsi dari terapi energi adalah
terapis menambah energi pada subjek, saat melakukan proses terapi. Dari
proses tapping akan mengalami penurunan ketegangan. Ketukan-ketukan
yang dilakukan oleh terapis, akan menambah energi subjek, setelah itu
melakukan EMDR atau gerakan mata agar sistem syaraf otot merasa
ringan atau tidak kaku. EMDR lebih pada melenturkan sistem syaraf. Dari
proses EMDR maka terjadi penurunan kecemasan, subjek akan merasa
otot mata lebih ringan sehingga membuat subjek syaraf subjek menjadi
lentur. Setelah dilakukan tapping pada teknik energi dan EMDR akan
dilanjutkan oleh teknik Hipnoterapi, NLP (Neuro-Linguistic-
Programming) dan Terapi Kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Teknik Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif mempunyai konsep
yang sama dalam penurunan kecemasan yang mengarah pada
pembentukan kognitif secara positif. Seorang terapis pada saat melakukan
terapi dan memberikan teknik hipnoterapi maka terapis akan membuat
subjek masuk pada alam bawah sadar, setelah subjek masuk dalam alam
bawah sadar tugas terapis selanjutnya adalah menggunakan teknik NLP
(Neuro-Linguistic-Programming), seorang terapis akan membahasakan
kejadian yang ada disekitar dan melakukannya dengan kata-kata atau
kalimat positif. Seorang terapis akan memilih penggunaan kata-kata atau
kalimat yang positif untuk membantu subjek dalam memproses pikiran
positif, agar ketika subjek sudah dikembalikan pada alam sadarnya, subjek
akan mengingat kata-kata atau kalimat yang diberikan terapis, sehingga
pikiran subjek hanya memunculkan pikiran positif. Proses mempengaruhi
pikiran positif merupakan teknik terapi kognitif. Setelah diberikan terapi
kognitif, terapis akan melakukan hipnoterapi dan mengembalikan alam
sadar subjek, serta diberikan terapi energi untuk meringankan kembali
otot-otot yang dirasa kaku. Subjek yang diberikan Hipnoterapi, NLP, dan
Terapi Kognitif akan mengalami penurunan kecemasan, yaitu teknik-
teknik tersebut akan membuat subjek mampu merubah pikirannya secara
positif, dan mampu konsentrasi dalam mengerjakan ujian, serta berdampak
pada keadaan psikologis.
Metode Terapi SEFT memungkinkan sebuah keefektifan dengan
menggunakan beberapa teknik yang berfungsi untuk menurunkan aspek-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
aspek pada kecemasan siswa yang hendak menghadapi ujian. Tahap-tahap
mencapai penurunan per aspek yaitu Aspek Kognitf akan menggunakan
teknik Energi, EMDR, Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif. Teknik
Energi yang diberikan melalui proses tapping akan mengetuk syaraf yang
kaku, setelah itu diberikan teknik EMDR menggerakan mata ke kiri dan
kanan, atas dan bawah guna merilekskan atau melenturkan syaraf yang
kaku akibat kecemasan yang terjadi pada subjek. Setelah Teknik Energi
dan EMDR dilakukan sebagai teknik pendukung untuk merilekskan otot-
otot kemudian teknik hipnoterapi, seorang terapis akan membuat subjek
masuk dalam alam bawah sadarnya, kemudian diberikan teknik NLP yaitu
proses pemilihan dalam penggunaan kata-kata atau kalimat positif, setelah
terapis berhasil memberikan kalimat atau kata-kata positif, subjek akan
merespon stimulus yang diberikan oleh terapis yaitu mentransfer kata-kata
atau kalimat tersebut ke dalam pikirannya. Misalnya terapis membantu
dengan pemilihan kata-kata atau kalimat “Saya pasti bisa mengerjakan
ujian dengan baik dan mendapatkan nilai yang optimal.” Atau “Ujian itu
mudah.” dengan terapis memberikan kalimat tersebut maka secara
langsung subjek akan merespon dan menyalurkan pada pikirannya. Ketika
subjek sudah dikembalikan pada alam sadar, subjek akan mengingat
kalimat tersebut apabila subjek merasa tidak mampu, atau khawatir dengan
ujian yang akan dihadapi. Maka, teknik-teknik yang dipakai pada aspek
kognitif akan berdampak pada penurunan kecemasan pada subjek yaitu,
subjek menjadi mampu konsentrasi, mampu mengerjakan ujian, berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
positif bahwa ujian itu tidak sulit, dan subjek akan mendapatkan hasil yang
optimal.
Aspek Fisik akan menggunakan teknik utama yang digunakan
adalah Terapi Energi dan EMDR untuk merilekskan ketegangan otot yang
dimiliki subjek sebelum melakukan treatment. Setelah melakukan
treatment dengan teknik terapi energi dan EMDR maka subjek diharapkan
dapat rileks pada otot-otot yang kaku, dan menjadi tenang ketika sedang
menghadapi ujian.
Aspek Perilaku akan menggunakan teknik utama yang digunakan
adalah terapi energi, hipnoterapi, NLP, dan terapi kognitif. Setiap aspek
yang digunakan subjek akan diberikan teknik energi berupa tapping yang
akan dilakukan oleh terapis, terapis akan mengetuk bagian titik yang
dimana menjadi dasar masalah subjek dalam menurunkan rasa cemas.
Apabila sudah diberikan terapi energi kemudian subjek akan dimasukan
pada alam bawah sadar, setelah itu terapis membantu dalam memberikan
kalimat positif dan pikiran positif untuk menunculkan perilaku positif pada
saat subjek hendak menghadapi ujian. Maka, subjek menjadi mampu
berlatih untuk latihan soal-soal ujian.
Aspek Sosial akan menggunakan teknik dan proses yang sama
dengan aspek perilaku. Teknik yang digunakan yaitu Terapi Energi,
Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif. Ketika subjek menerima keempat
teknik utama maka diharapkan subjek mau berlatih secara kelompok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
merasa didukung oleh teman-temannya, dan berani mencoba hal baru
(latihan soal yang baru).
Dari tahap penurunan kecemasan per-aspek dapat disimpulkan
bahwa kecemasan yang di alami oleh subjek yang hendak menghadapi
ujian, akan mengakibatkan nilai subjek yang kurang optimal atau
mengalami kegagalan saat menghadapi ujian. Untuk itu, penulis ingin
membantu subjek dalam menurunkan kecemasan saat menghadapi ujian,
salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode terapi SEFT. Menurut penelitian sebelumnya, yang
sudah dijelaskan pada bab 1, mengatakan bahwa metode terapi SEFT
efektif digunakan untuk menyembuhkan gangguan fisik maupun psikis,
dari penelitian tersebut maka penulis membuat sebuah hipotesa bahwa
terapi SEFT dapat menurunkan kecemasan pada siswa yang hendak
menghadapi ujian. Apabila subjek diberikan terapi SEFT ada
kemungkinan kecemasan mengalami penurunan, maka subjek yang
hendak menghadapi ujian merasa siap dengan kemampuan dan materi
yang sudah disiapkan untuk menghadapi ujian, sehingga siswa
mendapatkan hasil yang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Bagan 2.2: Dinamika Penurunan Kecemasan Siswa yang Hendak
Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Technique)
KECEMASAN TINGGI
Aspek Perilaku:Tidak mau berlatih,tidak yakin dengandirinya sendiri saatmengerjakan ujian
Aspek Sosial : Siswa merasakurang didukung olehlingkungannya maka siswaakan memberikan responmenghindar pada lingkungan..
Aspek Kognitif: Pikirannegatif, tidak dapatkonsentrasi dalammengerjakan ujian
Aspek Fisik:Mengakibatkantangga gemetar,jatung berdebarkencang, keringatdingin.
Terapi SEFT yangdigunakan :
1. Terapi Energi2. Hipnoterapi3. NLP4. Terapi Kognitif
Terapi SEFT yangdigunakan :
1. Terapi Energi2. EMDR
Terapi SEFT yangakan digunakan :
1. Terapi Energi2. Hipnoterapi,3. NLP4. Terapi Kognitif
Terapi SEFT yang akandigunakan :
1. Terapi Energi2. EMDR3. Hipnoterapi4. NLP5. Terapi Kognitif
Dalam terapi SEFTdibantu oleh teoriPsikologi Kognitif, danPsikologi Psikoanalisa.
Dalam terapi SEFTdibantu oleh teoriPsikologiBehavioral, danPsikologi Kognitif
Dalam terapi SEFTdibantu oleh teoriPsikologi Kognitif,dan PsikologiPsikoanalisa.
Dalam terapi SEFTdibantu oleh TeoriPsikologi Kognitif,Psikologi Psikoanalisa,dan PsikologiNeurologi.
Terjadi penurunanketegangan siswasehingga siswamenjadi rileks.
Meningkatnya rasakeyakinan dalammengerjakan ujiandan mengambilkeputusan denganbaik.
Siswa merasa didukungdengan lingkungansosial.
Siswa memilikipikirian positif, dankemampuankonsentrasi meningkat.
KECEMASAN RENDAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
E. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan rumusan permasalahan dengan teori yang
dikemukakan maka dapat disusun suatu hipotesis yang mengatakan bahwa
Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) efektif untuk
menurunkan kecemasan bagi siswi Asrama STC Yogyakarta yang hendak
menghadapi ujian semester ganjil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan suatu bagian yang penting dalam
sebuah penelitian, karena metodologi penelitian akan menentukan
bagaimana cara pengambilan data dalam suatu penelitian, agar hipotesis
dapat sesuai dengan yang diperkirakan oleh penulis sehingga akan
mempengaruhi hasil suatu penelitian yang sesuai dengan hipotesis
sebelumnya.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen lapangan.
Penelitian eksperimen lapangan adalah kajian penelitian dalam suatu
situasi nyata (Kerlinger, 1990). Jenis eksperimen lapangan merupakan
penelitian yang dilakukan secara keadaan nyata di lingkungan yang riil
dimana penulis melakukan campur tangan dan manipulasi terhadap
variable bebas atau bentuk tindakan nyata yang terjun langsung ke
lapangan dan melihat situasi serta kondisi yang terjadi dalam ruang
lingkup subjek penelitian.
Penulis mempunyai suatu pertimbangan ketika memilih eksperimen
lapangan menjadi sebuah penelitian untuk melihat efektivitas terapi SEFT
dalam menurunkan tingkat kecemasan siswi Asrama STC Yogyakarta,
yaitu penulis melihat kondisi yang terjadi disekitar lingkungan, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kurang memungkinkan subjek mengikuti penelitian eksperimen
laboratorium karena yang akan diteliti oleh penulis adalah manusia, maka
sangat disarankan penelitian ini melakukan eksperimen lapangan,
eksperimen laboratorium memakan waktu yang lama dan perlu di
perhatikan setiap saat, sementara penelitian eksperimen lapangan dalam
waktu sehari atau dua hari dapat diselesaikan. Sementara itu, subjek sangat
tidak di mungkinkan untuk masuk kedalam laboratorium dan mengikuti
setiap rancangan penelitian yang sudah ditetapkan oleh penulis karena
disamping itu subjek juga memiliki kegiatan lain di sekolah maupun di
asrama dan menurut penulis penelitian jenis eksperimen lapangan ini lebih
efisien tidak membawa subjek ke laboratorium. Penulis juga
mempertimbangkan kalender akademis yang sudah di tetapkan dari
sekolah, jadi penulis tidak bisa membawa subjek ke dalam laboratorium
karena subjek yang dipilih oleh penulis adalah siswi Asrama STC. Oleh
sebab itu penulis tidak melakukan jenis penelitian eksperimen laboratrium
karena sulit membawa subjek ke laboratorium, sementara penulis harus
mengikuti kalender akademis yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Situasi
psikologis dan siklus kalender akademis yang tidak bisa memindahkan
subjek ke laboratorium. Untuk itu, penulis merasa penelitian untuk melihat
efektivitas terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dalam
menurunkan tingkat kecemasan siswa Asrama SMA Stella Duce
Yogyakarta yang hendak menghadapi ujian, dapat diduga untuk
menggunakan jenis penelitian eksperimen lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu objek yang akan diteliti dan
yang akan menjadi fokus suatu penelitian. Variabel – variabel yang dapat
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel X (Independent Variabel) : Terapi SEFT (Spiritual
Emotional Freedom Technique)
2. Variabel Y (Dependent Variabel) : Kecemasan
Konsep Penelitian yang akan menjadi Kelompok Eksperimen
Y1 X Y2
Keterangan :
Y1 = Pre-test Skala Kecemasan
X = Terapi SEFT
Y2 = Post-test Skala Kecemasan
Konsep Penelitian yang akan menjadi Kelompok Kontrol
Y1 Y2
Y1 = Pre-test Skala Kecemasan
Y2 = Post-test Skala Kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
C. Definisi Variabel Penelitian
1. Definisi Konseptual
a. Variabel Bebas
Terapi SEFT adalah sebuah terapi yang menyembuhkan diri
seseorang baik secara fisik maupun psikis, proses penyembuhannya
hanya dalam waktu 5 – 25 menit, setelah itu melakukan latihan secara
mandiri. Metode yang dilakukan oleh terapi SEFT adalah
menggunakan cara tapping, seseorang yang merasa fisik atau
psikisnya sedang bermasalah akan di bantu oleh terapis untuk me-
tapping bagian titik meridian yang bermasalah.
b. Variabel Terikat
Kecemasan adalah suatu reaksi yang menyakitkan, seperti
kegelisahan, ketakutan, kebingungan, kekhawatiran, rasa gugup, dan
sebagainya yang berhubungan dengan subyektif emosi seseorang.
Kecemasan dalam fungsi kognitif membuat seseorang merubah
pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak mampu atau tidak yakin
dalam melakukan sesuatu yang hendak ia lakukan.
2. Definisi Operasional
a. Variabel Bebas
Terapi SEFT adalah sebuah terapi untuk menyembuhkan masalah
fisik maupun psikis seseorang, penyembuhan ini dilakukan dengan
cara tapping. Cara terapi SEFT ini menggunakan tapping di 18 titik.
Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tertentu di tubuh kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-
titik kunci dari “The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk
beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi
atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan
dengan normal dan seimbang kembali. Di dalam terapi SEFT terdapat
Cognitive Theraphy, NLP (Neuro – Linguistic – Programming),
EMDR (Eye Movement Desensitization Repattering), Energy
Theraphy, dan Hyphnotheraphy yang akan membantu proses tapping
dan menurunkan kecemasan pada siswa yang hendak ujian.
Terapi SEFT akan diberikan kepada siswi Asrama Stella Duce
Yogyakarta yang hendak menghadapi ujian. Pertama-tama, subjek
akan diberikan pengarahan mengenai proses terapi SEFT, setelah itu
subjek diajak untuk mengikuti langkah-langkah terapis yang akan me-
tapping dibagian tubuh yang membuat subjek merasakan kecemasan.
Ketika subjek mengikuti langkah terapi SEFT, subjek harus
mempunyai dasar ikhlas, dan pasrah dalam menyembuhkan rasa
cemas yang berlebihan. Langkah kedua subjek, dibantu latihan oleh
masing-masing terapis yang sudah disediakan oleh penulis, dalam
latihan ini subjek harus mengikutinya dengan baik. Langkah ketiga
subjek, melakukan terapi SEFT dengan mandiri, subjek mampu
merasakan daerah atau bagian tubuh yang cemas dan mencoba untuk
menyembuhkannya secara mandiri. Setelah ketiga proses dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
subjek mampu melakukan terapi SEFT secara mandiri ketika subjek
mengalami kecemasan hendak menghadapi ujian.
b. Variabel Terikat
Kecemasan yang dialami seseorang dapat menyebabkan gangguan
kecemasan spesifik yaitu terhadap objek atau situasi yang spesifik.
Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak kecemasan yang berupa
simtom kognitif. Dari beberapa dampak kecemasan perlu
dilakukannya salah satu metode terapi, untuk menstabilkan kembali
energi-energi yang sudah dikeluarkan karena kecemasan yang
mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang.
Aspek-aspek kecemasan Menurut Indiyani (2010 : 2) dan Nevid
(1997) ada empat aspek kecemasan ketika siswa sedang menghadapi
atau mengerjakan ujian akhir semester yaitu:
1) Aspek Fisik atau emotionality merupakan kecemasan
yang muncul sebagai akibat dari perasaan yang
berlebihan saat menghadapi sesuatu. Misalnya, seperti
tegang dalam situasi yang membuatnya tidak nyaman,
gugup, berkeringat, tangan gemetar saat melakukan
sesuatu.
2) Aspek Kognitif atau worry merupakan kecemasan yang
muncul sebagai akibat dari proses cara berpikir
seseorang yang tidak terkondisikan karena memikirkan
tentang kejadian buruk yang akan terjadi saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menghadapi sesuatu hal. Misalnya, sulit konsentrasi,
mental blocking, pesimis dan merasa tidak mampu
dengan tindakan yang ingin dilakukannya, dan
mengkhawatirkan akan hasil dari tindakan yang
dilakukannya merasa tidak optimal dari yang sudah
diharapkan, sehingga menjadi kurang yakin dengan
tindakannya.
3) Aspek Perilaku merupakan kecemasan yang berasal dari
hasil frustasi sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Misalnya, tidak mau mencoba berlatih atau latihan
mengerjakan sesuatu ketika diberikan kesempatan
dengan alasan karena takut gagal dan ditertawakan oleh
orang lain.
4) Aspek Sosial merupakan kecemasan yang berasal dari
situasi disekitar yang kurang mendukung kemampuan
yang dilakukan oleh seseorang. Misalnya ketika
seseorang melakukan sesuatu tetapi kurang atau tidak
didukung oleh lingkungan disekitarnya maka ia akan
mengalami kegelisahan, sehingga membuat seseorang
tidak lagi berani untuk mencoba hal yang baru, dan ia
akan menghindar dari lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Variabel kecemasan akan di ukur oleh skala kecemasan yang
dibuat oleh penulis dimana kecemasan ini masuk dalam keempat
aspek diatas merupakan bagian dari indikator dalam penelitian
siswi yang mengalami kecemasan ketika hendak mengikuti ujian di
sekolah.
D. Hipotesa Operasional
Kelompok Eksperimen yang mendapatkan terapi SEFT (Spiritual
Emotional Freedom Technique) oleh terapis, dan latihan mandiri selama
satu minggu akan mengalami penurunan kecemasan daripada kelompok
kontrol yang tidak mendapatkan terapi SEFT.
E. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, subjek penelitian diambil dari siswi Asrama SMA
STC Yogyakarta. Penulis memilih subjek penelitian Siswi Asrama karena
kecemasan yang dimiliki siswi asrama cenderung lebih tinggi daripada
siswi yang tidak tinggal di Asrama, kecenderungan yang ingin
disampaikan oleh penulis adalah masalah tentang kondisi lingkungan
sosial yang membuat siswi tertekan dan harus lulus ujian, apabila ia gagal
dalam ujian maka akan ditinggalkan atau dikucilkan oleh teman-teman
sekamar atau satu asrama. Dalam skripsi dengan judul “Hubungan antara
Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Siswi
yang Tinggal di Asrama Cor Jesu Malang” yang ditulis oleh Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Theresia Ayu Megasari, tahun 2011 menjelaskan bahwa siswi asrama
cenderung kurang mampu untuk mengantisipasi perasaan negatifnya dan
sedapat mungkin berusaha menghindari komunikasi. Dengan adanya
penelitian sebelumnya membuat penulis semakin yakin bahwa siswi
asrama menghindari lingkungan ketika merasa gagal dalam melakukan
sesuatu yang ingin ia capai.
Sampel subjek penelitian masing-masing diambil 35 siswi Asrama
dari SMA STC Yogyakarta, baik dari Kelompok Kontrol (KK) maupun
Kelompok Eksperimen (KE). Penulis memilih subjek penelitian siswi
SMA karena pada dasarnya siswi dalam masa perkembangan mempunyai
perasaan cemas dan rasa malu yang cukup tinggi ketika ia gagal dalam
ujian, serta banyak pikiran yang negatif muncul saat rasa cemas timbul
dalam diri siswa. Faktor kecemasan yang dimiliki oleh siswi karena
adanya tuntutan dari keluarga maupun lingkungan sosial.
Pengambilan sampel menggunakan true experimental design. True
experimental design adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen
maupun sebagai kelompok kontrol yang diambil secara random (acak) dari
sampel tertentu. Dikatakan sebagai true experimental karena dalam desain
ini penulis dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen. Desain true eksperimen dibagi menjadi tiga Posstest-
Only Control Design, Pretest-Posttest Control Group Design, dan The
Solomon Four-Group Design. Dalam penelitian ini, penulis akan
menggunakan model desain true eksperimen yaitu pretest-posttest control
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
group design yaitu melakukan stratified randomization dalam pencacahan
nilai rapor masing-masing subjek, guna membentuk subjek penelitian
eksperimen yang diberikan pretest dan posttest untuk melakukan kontrol
terhadap Proactive History (jumlah nilai rapor).
Pada tahap randomisasi akan dilakukannya pencacahan nilai rapor
masing-masing subjek, jadi penulis akan mengelompokkan subjek dalam
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilihat dari nilai rapor subjek,
hal ini dilakukan supaya tidak terjadi ketidakseimbangan diantara kedua
kelompok saat dilakukannya penelitian yang sudah dirancang oleh penulis,
total jumlah nilai rapor yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah dibawah nilai batas kritera ketuntasan minimum atau dengan
kata lain total nilai rapor subjek dibawah 1200 dari 16 mata pelajaran.
Penulis mengambil total nilai rapor subjek dibawah 1200 karena kesulitan
belajar merupakan bagian dari kecemasan yang dimiliki siswa ketika
menghadapi ujian.
F. Alat Pengumpul Data
1. Skala Kecemasan
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah skala, dan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian ini adalah skala thurstone, untuk
melihat kecemasan pada siswi. Selain itu, penulis juga menggunakan
data kuisioner untuk melihat variable lain dari kecemasan pada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
yang hendak menghadapi ujian. Kuisioner yang akan diberikan yaitu
melihat waktu jam dalam sehari, waktu jam belajar dalam seminggu,
persentase kesiapan dalam menghadapai ujian, dan kondisi keluarga
saat subjek hendak mengikuti ujian.
Variabel kecemasan akan diukur oleh skala kecemasan yang dibuat
oleh penulis, dimana kecemasan ini masuk kedalam empat aspek yaitu
aspek fisik, aspek kognitif, aspek perilaku, dan aspek sosial. Dimana
keempat aspek tersebut mempunyai pengaruh yang besar untuk
pembuatan skala kecemasan penelitian ini. Dalam skala ini mengukur
kecemasan, skala yang dipakai yaitu skala thurstone. Skala Thurstone
adalah pengukuran jenis data satu tingkat lebih tinggi atau data
interval. Penulis akan memberikan tingkatan angka dari 1 – 7, dalam
tingkatan angka yang semakin menujukan arah ke angka 1 maka siswi
tidak memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian,
sementara semakin ke arah angka 7 maka siswi sangat memunculkan
perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian.
Pengambilan data pretes akan dilakukan secara bersamaan, dimana
penulis akan menyiapkan dua ruangan yang akan diisi oleh kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Pada saat pengambilan pretes KK
dan KE akan menerima perlakuan yang sama, tidak ada yang
membedakan. Sementara, pada saat melakukan treatment, KK tidak
menerima treatment yang menerima treatment hanya KE. Saat KE
melakukan treatment, KK akan mengikuti pelatihan kepemimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
yang sudah di agendakan oleh pihak asrama, untuk itu KK tidak akan
mengetahui perlakuan yang diterima oleh KE pada saat melakukan
treatment Terapi. Hal ini dilakukan supaya diantara kedua kelompok
tidak mempunyai kecurigaan dalam penelitian yang telah dirancang
oleh penulis. Pada saat pengambilan posttes KK dan KE akan
mendapatkan perlakuan yang sama seperti pada saat melakukan
pengambilan data posttes.
Tabel 3.1 : Blue Print Kecemasan
BLUE PRINT
INDIKATOR ITEM FAVORABEL ITEMUNFAVORABEL
Ʃ
Aspek Fisik 1, 3, 6, 8, 10, 13, 15,18, 21, 24, 28, 69
4, 11, 19, 27, 33, 38, 39,44, 46, 54, 59, 64
24
Aspek Kognitif 2, 12, 26, 32, 36, 40,43, 45, 48, 52, 56
5, 9. 14, 20, 23, 29, 47,49, 53, 55, 57,
22
Aspek Perilaku 7, 17, 22, 30, 58, 60,62, 65, 67, 71, 74, 77,79, 82, 83. 85
16, 25, 35, 37, 42, 68, 70,75, 80, 84
26
Aspek Sosial 34, 50, 61, 63, 66, 73 31, 41, 51, 72, 76, 78, 81 13
TOTAL 85
G. Prosedur Penelitian
Penulis membuat skala kecemasan pada subjek yang hendak
menghadapi ujian, terdapat empat aspek yaitu fisik, kognitif, perilaku, dan
sosial. Dimana aspek perilaku dan sosial mempunyai definisi yang sama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
diantara keduanya hanya membedakan pada aspek perilaku untuk individu,
dan aspek sosial untuk berhubungan lebih dari satu orang.
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam penelitian terbagi
menjadi dua bagian yaitu pretes, dan posttes. Sebelum pretes dilakukan
penulis melakukan uji coba alat tes atau alat ukur skala kecemasan pada
subjek yang hendak menghadapi ujian, untuk mengukur validitas dan
reliabilitas alat tes tersebut.
1. Pre-Testa. Penulis meminta subjek untuk mengisi skala kecemasan yang
telah disusun oleh penulis.
b. Penulis membagi subjek menjadi dua kelompok dengan cara
kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah kelompok
Eksperimen, dan kelompok B adalah kelompok Kontrol.
2. Treatmenta. Treatment Terhadap Kelompok Eksperimen
1. Sebelum pemberian terapi dilakukan, subjek diminta untuk
masuk ke dalam ruangan A, dan diberikan pengarahan oleh
penulis.
2. Subjek dalam kelompok eksperimen dibagi kedalam empat
kelompok, yang dalam satu kelompok terdiri dari 9 sampai
8 subjek. Kelompok eksperimen akan diberikan satu
terapis dimasing-masing kelompok.
3. Dalam pemberian terapi, subjek tidak diperkenankan untuk
keluar ruangan sebelum pemberian terapi selesai. Satu per
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
satu subjek akan masuk ke dalam ruangan pemberian
terapi, setelah subjek menerima terapi, subjek
diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan pribadinya.
Sebelum subjek keluar dari ruangan, diberikan pelatihan
secara mandiri oleh terapis, apabila rasa cemas muncul
kembali. Subjek dapat melakukannya secara mandiri.
4. Untuk mencegah resiko selama pelatihan, maka penulis
meminta bantuan pada empat asisten terapis untuk
mengawasi saat pemberian terapi berlangsung.
5. Sesudah pemberian terapi subjek diminta untuk masuk ke
dalam ruangan untuk diberikan pengarahan agar subjek
melakukan pelatihan terapi secara mandiri selama satu
minggu.
b. Treatment Terhadap Kelompok Kontrol
Subjek dalam kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan
apapun, mereka diminta untuk melakukan kegiatan pribadi
seperti biasanya. Saat KE melakukan treatment, KK
melakukan kegiatan pelatihan kepemimpinan yang sudah di
agendakan pada pihak asrama.
3. Post-Testa. Setelah sampai pada hari terakhir, semua subjek dalam
penelitian yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
diminta untuk mengisi skala kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Hasil dari skala kecemasan pretes, posttes kedua kelompok
dibandingkan dengan uji statistik parametrik. Dalam uji ini
statistik parametrik ini akan membandingkan (1) hasil nilai
skala kecemasan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
pada saat pretes, (2) hasil nilai skala kecemasan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol pada saat posttes.
Untuk mengatasi pengaruh bias dari penulis untuk subjek, maka
langkah yang dilakukan penulis adalah melakukan metode one
blind experiment.
a. Penulis tidak memberikan pemberian terapi SEFT secara
langsung, tetapi penulis meminta empat orang terapis untuk
memberikan pemberian terapi SEFT.
b. Pada saat subjek diminta mengisi skala kecemasan, penulis
tidak memberitahukan kepada subjek bahwa skala tersebut
digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan, sehingga tidak
terjadi pengelabuan atau faking. Penulis akan melakukan
pembohongan (deception) pada subjek tentang tujuan dan
hipotesa penelitian untuk mencegah terjadinya bias pada hasil
penelitian. Sesudah penelitian selesai, subjek diberitahu
maksud dan tujuan penelitian yang sesungguhnya (debriefing).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
H. Desain Eksperimen (Experiment and Control Group: Control Group
Pretest dan Posttest Design)
Tabel 3.2 : Desain Eksperimen
Pretest Pemberian
Terapi SEFT
Posttest
Eksperimen 1 X 2
Kontrol 1 XX 2
Keterangan:
1 : Pengisian Skala Kecemasan I (Pretest)
X : Pemberian Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique)
XX : Tanpa pemberian terapi SEFT dan pelatihan
2 : Pengisian Skala Kecemasan II (Posttest)
Penelitian Terapi SEFT menurunkan tingkat kecemasan pada siswi
yang hendak ujian, memiliki desain penelitian between-subject.
Between-subject adalah jenis desain penelitian yang diantara
kelompok memiliki perbedaan yang berarti atau nyata, dengan kata
lain variasi antara dua kelompok benar-benar ada perbedaan. Desain
between subject dibagi menjadi dua kelompok, Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol karena pengaruh Variabel Bebas terhadap
Variable Terikat diketahui dari perbedaan skor Variabel Terikat antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kelompok-kelompok subjek yang diberikan perlakukan yang berbeda.
Kelompok Kontrol adalah kelompok yang tidak mendapatkan
treatment, sementara Kelompok Eksperimen adalah kelompok yang
mendapatkan treatment untuk menurunkan kecemasan pada subjek
yang hendak ujian.
Penulis memilih desain between-subject karena penelitian ini perlu
dilakukan oleh dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
bahwa Kelompok Kontrol tidak diberikan treatmen sementara pada
Kelompok Eksperimen akan diberikan treatment, dengan begitu
aplikasi yang akan digunakan dalam penelitian ini membutuhkan dua
kelompok. Selain itu, penulis memilih between-subject karena dalam
between-subject mempunyai dua kelompok dengan subjek yang
berbeda, jadi untuk meneliti sebuah penelitian tidak memerlukan
waktu yang lama, karena sudah ada Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen yang perlu diteliti. Sementara untuk penelitian within-
subject memerlukan waktu yang lama. Untuk itu, penulis memilih
between-subject karena penulis juga mengikuti kalender akademis
yang telah ditetapkan oleh sekolah, jadi tidak dimungkinkan apabila
penulis melakukan penelitian ini dalam waktu yang lama, karena
penelitian ini hanya akan dilakukan pengambilan dalam waktu sehari,
jadi ada baiknya penulis menggunakan between-subject. Sementara
untuk analisis data pada between-subject menggunakan Independent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sample T-Test. Untuk melihat perbedaan kelompok bebas yang
diukur. Ada tiga tahap dalam melakukan penelitian menggunakan
between-subject yaitu :
1. Kontrol Subjek
Dalam penelitian eksperimental akan menggunakan subjek lebih
dari dua atau lebih, adapun subjek tambahan tersebut menjadi kontrol
bagi subjek yang lain. Subjek yang akan di kontrol adalah subjek yang
hendak menghadapi ujian memiliki tingkat kecemasan. Untuk
mengontrol tingkat kecemasan terhadap subjek yang hendak
menghadapi ujian, dilakukannya pengecekan melalui alat ukur skala
kecemasan pada siswa yang hendak menghadapi ujian. Dari alat ukur
tersebut terlihat seberapa tinggi tingkat kecemasan siswa, maka
langkah selanjutnya adalah memasukan subjek kedalam dua
kelompok. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2. Memilih Subjek
Penelitian Terapi SEFT menurunkan tingkat kecemasan pada
subjek yang hendak ujian, memilih subjek penelitian siswi Asrama
Stella Duce Yogyakarta, subjek yang akan dipilih adalah subjek yang
hendak mengikuti ujian, agar dapat dikontrol tingkat kecemasan. Agar
tujuan ini tercapai maka pemilihan subjek dilakukan dengan
randomisasi. Pada tahap randomisasi akan dilakukannya pengacakan
atau pencacahan total jumlah nilai raport masing-masing subjek, hal
ini dilakukan supaya tidak terjadi ketidakseimbangan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kelompok, setelah mengetahui total jumlah nilai raport dibawah 1200
dari masing-masing subjek maka langkah selanjutnya mengelompokan
semua subjek menjadi dua kelompok, yaitu Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen.
3. Pengujian Statistik
Agar perbandingan lebih obyektif untuk Variabel Terikat (VT)
yang diukur antara kelompok subjek kontrol dengan kelompok subjek
yang menerima VB (Variabel Bebas), maka dilakukan pengujian
secara statistika. Desain statistika yang digunakan adalah Pretest-
Posttest Control Group Design. Pretest-Posttest Control Group
Design yaitu pengukuran sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
pemberian treatment pada kelompok yang dilakukannya randomisasi
sebagai kontrol terhadap proactive history (total jumlah nilai rapor)
dalam penelitian ini dilihat kontrol total jumlah nilai rapor dari siswa,
untuk menyetarakan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.
Maka, penulis akan menggunakan uji statistika dengan Independent
Sample Test. Independent Sample Test digunakan untuk menguji
signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Tes ini juga digunakan
untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Independen Sampel (between-subject) adalah sampel yang
didapatkan dari data yang berasal dari subjek yang berbeda. Misalnya
KE dan KK terhadap variabel kecemasan. Uji statistika menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Independent Sample Test untuk menganalisa pengaruh Variabel Bebas
terhadap Variabel Terikat.
Bagan 3.1 : Sampel Randomisasi dari Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Randomisasi
R X KE
R KK
Keterangan :
R = Randomisasi
X = Terapi SEFT
KE = Kelompok Eksperimen
KK = Kelompok Terkontrol
I. Analisa Data
Teknik analisis data berkaitan dengan cara pengukuran Variabel
Terikat (VT) dan penggunaan rumus statistik yang sesuai dengan masalah
dan hipotesis penelitian. Dalam penelitian eksperimental, teknik data yang
digunakan dalam penelitian Terapi SEFT menurunkan tingkat kecemasan
siswi Asrama SMA Stella Duce Yogyakarta adalah menggunakan uji t-tes
SAMPEL
KK = KELOMPOKKONTROL
KE = KELOMPOKEKSPERIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yaitu Independent Sample Test. Independet Sample Test untuk
menganalisa pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat. Untuk
itu penulis perlu mengetahui pretes dan postes dari masing-masing
kelompok, apakah ada penurunan kecemasan dari kedua kelompok.
Sebelum diberikannya pretest dan posttest, penulis menguji coba hasil
skala kecemasan yang sudah dibuat apakah baik digunakan atau perlu
adanya perbaikan. Untuk skala variable kecemasan akan menggunakan
skala thrustone. Skala Thurstone adalah pengukuran jenis data satu tingkat
lebih tinggi atau data interval. Penulis akan memberikan tingkatan angka
dari 1 – 7, dalam tingkatan angka yang semakin menujukan arah ke angka
1 maka siswi tidak memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi
ujian, sementara semakin ke arah angka 7 maka subjek sangat
memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur dilakukan sebelum penelitian. Penyusunan
variabel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur
berupa skala yang berjenis skala thurstone. Skala thurstone adalah
skala dengan model tingkatan angka dari 1 – 7. Alat ukur yang
digunakan dalam peneltian ini adalah skala kecemasan. Skala tersebut
disusun oleh penulis berdasarkan pada kajian teoritis mengenai aspek-
aspek dari variabel kecemasan. Aspek yang digunakan adalah fisik,
kognitif, perilaku, dan sosial. Dari keempat aspek tersebut merupakan
pedoman untuk membuat indikator.
Masing-masing aspek disusun beberapa aitem pernyataan, aitem-
aitem tersebut disusun dengan menggunakan pernyataan yang disusun
memiliki sifat mendukung favorable. Pada pernyataan yang bersifat
mendukung (favorable) subjek akan memperoleh skor tujuh (7) untuk
jawaban sangat menunjukkan perilaku saat menghadapi ujian.
Sedangkan pada aitem yang unfavorable, subjek akan memperoleh
skor satu (1) untuk jawaban tidak menunjukkan perilaku saat
menghadapi ujian. Pada skala kecemasan versi thurstone, tingkatan
semakin meninggi akan sangat memunculkan perilaku saat
menghadapi ujian (cemas), apabila tingkatan semakin menurun, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
tidak akan atau tidak pernah memunculkan perilaku saat menghadapi
ujian (tidak cemas).
Adapun sebaran nomor aitem skala kecemasan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.1 : Blue Print Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba
Pre Uji Coba ITEMFAVORABEL
ITEMUNFAVORABEL
Ʃ
Aspek Fisik 1, 3, 6, 8, 10, 13,15, 18, 21, 24, 28,69
4, 11, 19, 27, 33,38, 39, 44, 46, 54,59, 64
24
Aspek Kognitif 2, 12, 26, 32, 36,40, 43, 45, 48, 52,56
5, 9. 14, 20, 23, 29,47, 49, 53, 55, 57,
22
Aspek Perilaku 7, 17, 22, 30, 58,60, 62, 65, 67, 71,74, 77, 79, 82, 83.85
16, 25, 35, 37, 42,68, 70, 75, 80, 84
26
Aspek Sosial 34, 50, 61, 63, 66,73
31, 41, 51, 72, 76,78, 81
13
TOTAL 85
Dalam langkah selanjutnya penulis melakukan perijinan
penelitian tryout pada pihak sekolah yaitu kepada Kepala Sekolah.
Perijinan dimulai dengan meminta surat ijin kepada program studi
psikologi untuk meminta ijin kepada Kepala Sekolah melalui surat
dengan nomor : 96a/D/KP/Psi/USD/2014.
Surat penelitian dari program studi psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah disahkan oleh Dekan
Fakultas Psikologi selanjutnya diserahkan kepada pihak Kepala
Sekolah. Selanjutnya pihak Kepala Sekolah memberikan ijin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
konfirmasi mengenai teknis pelaksanaan penelitian, maka penulis
segera melakukan penelitian, untuk mengambil data tryout.
Pada subjek penelitian uji coba skala kecemasan,
menggunakan tahap randomisasi. Randomisasi adalah prosedur
memasukan secara acak subjek pada sampel penelitian dalam
setiap kelompok penelitian (dalam hal ini kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol) sehingga keduanya dapat dianggap setara
sebelum dilakukan manipulasi. Penulis mencari subjek dari
berbagai sekolah, yang terdiri dari SMA Sanjaya Pakem, SMK
Bopkri 1 Yogyakarta, SMA 11 Yogyakarta, dan SMA Bopkri 1
Yogyakarta. Jumlah subjek dari keempat sekolah sebanyak 43
siswi. Data uji coba diambil pada tanggal 9 – 20 Oktober 2014.
Pengambilan uji coba tidak dilakukan secara bersamaan karena
proses perijinan. Maka, pengambilan data uji coba dilakukan
secara bertahap. Pengambilan skala uji coba ini, penulis sengaja
mengambil waktu ketika siswi sebelum dan sedang menghadapi
ujian tengah semester. Penyebaran skala dilakukan melalui
randomisasi, penulis memilih satu kelas dari masing-masing
sekolah, dan hanya perempuan yang mengisi skala, sesuai dengan
penelitian yang akan penulis lakukan pada tahap pengambilan data
di Asrama SMA STC Yogyakarta. Pada tahap randomisasi, penulis
sudah melalukan syarat randomisasi assignment, dimana sebelum
memulai penelitian penulis melakukan pencacahan terhadap subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dilihat dari total jumlah nilai rapor. Total jumlah nilai rapor yang
ditentukan kurang dari 1200. Jadi, penulis terlebih dahulu mencari
subjek yang memiliki jumlah rapor kurang dari 1200.
Selama melakukan penyebaran skala, tidak ada pertanyaan
dari subjek mengenai pernyataan-pernyataan pada aitem skala yang
sudah dibuat oleh penulis. Ada beberapa subjek pada SMA Bopkri
1 Yogyakarta yang tertarik mengerjakan skala kecemasan. Dari ke
43 subjek yang melakukan pengisian skala, melakukannya dengan
baik, sehingga jawaban pada skala terisi tanpa ada yang
terlewatkan.
Berikut daftar nama sekolah, tanggal pengambilan tryout,
dan jumlah subjek dari masing-masing sekolah yang turut
berpartisipasi dalam mengisi skala kecemasan.
Tabel 4.2 : Daftar Nama Sekolah Saat Uji Coba
No Nama Sekolah TanggalPengambilan Tryout
JumlahSubjek
1 SMK SanjayaPakem
Kamis, 9 Oktober2014
12
2 SMK Bopkri 1Yogyakarta
Rabu, 15 Oktober2014
20
3 SMA 11 Yogyakarta Jumat, 17 Oktober2014
5
4 SMA Bopkri 1Yogyakarta
Senin, 20 Oktober2014
6
TOTAL 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Penulis melakukan uji validitas dan reliabilitas pada skor uji coba
alat ukur kecemasan. Penelitian ini menggunakan metode tryout
terpakai, karena terbatasnya waktu atau kesempatan penulis dalam
penyusunan skripsi, sehingga hanya dilakukan satu kali pengambilan
data yang digunakan untuk mendapatkan aitem yang baik dari
beberapa pernyataan aitem digunakan untuk mendapatkan alat ukur
yang valid dan reliabel.
Hasil uji validitas untuk skala kecemasan diketahui terdapat 66
aitem valid dari 85 aitem yang telah disajikan. Penulis menetapkan
nilai validitas 0,3 dari masing-masing aitem. Menurut Azwar (dalam
buku Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif) nilai validitas
suatu aitem dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,25. Untuk itu ke 66 aitem
dapat dikatakan valid, berikut tabel blue print yang menunjukkan ada
66 aitem yang valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.3 : Blue Print Skala Kecemasan Sesudah Uji Coba
INDIKATOR ITEMFAVORABEL
ITEMUNFAVORABEL
SKOR
Aspek Fisik *1, *3, *6, 8,10, *13, 15,*18, *21, 24,*28, *69
4, 11, *19, *27,*33, *38, *39, *44,*46, *54, *59, *64
8 10
AspekKognitif
*2, *12, *26,*32, *36, *40,*43, *45, *48,*52, *56
*5, *9. *14, 20,*23, 29, *47, *49,*53, *55, 57,
11 8
AspekPerilaku
*7, *17, *22,30, 58, *60,*62, *65, *67,*71, *74, 77,*79, *82, *83.*85
*16, *25, *35, 37,*42, *68, *70, *75,*80, 84
13 8
Aspek Sosial *34, *50, 61,63, 66, *73
31, *41, *51, *72,*76, 78, *81
3 5
TOTAL 66Keterangan: Aitem yang diberikan tanda (*) adalah aitem yang valid.
Dari ke 66 aitem yang valid, masih ada sistem penyeleksian
atau pengurangan pada aitem, karena aitem jumlah aitem 66 akan
membuat subjek menjadi lelah untuk mengerjakan skala yang akan
dibagikan, apalagi dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Ada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
kelompok eksperimen akan mendapatkan treatment, maka
penyeleksian atau pengurangan pada aitem yang sudah valid
mengantisipasi subjek kelelahan dalam mengerjakan skala.
Penulis melakukan penyeleksian atau pengurangan aiem
dengan cara (Kline, 1968) :
1) Melihat panjang tes, untuk melihat syarat reliabilitas,
tes harus terdiri dari antara 20 dan 30 aitem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2) Content atau isi tes. Untuk menjamin validitas, tes harus
terdiri dari aitem-aitem dengan cakupan keragaman isi
yang luas.
3) Korelasi aitem-total. Parameter ini merupakan kriteria
utana. Makin tinggi korelasi aitem-total, makin baik.
Idealnya, semua aitem harus memiliki koefisien
korelasi aitem-total di atas 0.20.
4) Taraf kesukaran. Aitem dengan taraf kesukaran dalam
kisaran 0.80 – 0.20 dipandang memuaskan, yang tidak
kalah penting, sebaiknya tes terdiri dari aitem-aitem
dengan taraf kesukaran yang berlainan.
5) Memperhatikan efektivitas distraktor masing-masing
aitem, dalam artian perlu dihindari memilih aitem
dengan satu atau lebih distraktor yang tidak efektif.
Pada penyeleksian atau pengurangan aitem, mendapatkan
36 aitem yang akan dipakai untuk pengambilan data pretest dan
posttest. Penulis memilih 36 aitem untuk memperhatikan proporsi
dari masing-masing aspek, yaitu aspek fisik, aspek kognitif, aspek
perilaku, dan aspek sosial, maka penulis mengambil jumlah aitem
yang paling sedikit sesuai dengan aspek tersebut. Dari 36 aitem
terbaik, masing-masing sudah mendapatkan jumlah favorable dan
unfavorable yang seimbang, untuk aspek fisik terdapat 12 aitem,
aspek kognitif terdapat 12 aitem, aspek perilaku terdapat 6 aitem,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dan aspek sosial terdapat 6 aitem. Pada aspek perilaku dan aspek
sosial keduanya mempunyai 6 aitem, hal ini dikarenakan perilaku
yang dimunculkan pada aspek perilaku mewakili perilaku secara
individu, sementara untuk aspek sosial mewakili perilaku secara
sosial atau berhubungan dengan orang lain. Maka, aspek perilaku
dan aspek sosial saling mewakili satu sama lain, yang membedakan
hanya pada perilaku individu (ke diri sendiri) dengan perilaku
sosial (berhubungan dengan orang lain).
Tabel 4.4 : Blue Print Kecemasan Sesudah Penyeleksian
Uji Coba
INDIKATOR ITEMFAVORABEL
ITEMUNFAVORABEL
SKOR
Aspek Fisik 1, 3, 5, 7, 9, 11 26, 28, 30, 32, 34,36
6 6
AspekKognitif
13, 15, 17, 19,21, 23
14, 16, 18, 20, 22,24
6 6
AspekPerilaku
25, 27, 29 8, 10, 12 3 3
Aspek Sosial 31, 33, 35 6, 4, 2 3 3
TOTAL 36
Hasil uji reliabilitas untuk skala kecemasan sebesar 0,936,
hasil penghitungan ini menggunakan SPSS 16 of windows.
Menurut Azwar (2009) nilai uji reliabilitas dapat dikatakan
reliabel, apabila nilai pada data memperoleh koefisien korelasi r
hitung ≥ r tabel maka konsisten sehingga instrument tersebut sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dinyatakan reliabel. Nilai r ≥ 0,90 maka akan dikatakan reliabel.
Pada hasil uji coba skala kecemasan, nilai yang diperoleh adalah
0,936, maka aitem yang telah disusun dapat dikatakan reliabel.
Berikut tabel reliablitas hasil uji coba skala kecemasan.
Tabel 4.5 : Statistika Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.936 85
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Perijinan Pelaksanaan Penelitian
Setelah penulis melakukan pengambilan data tryout, peneliti
melakukan perijinan penelitian untuk mengambil data pretest dan
posttest pada Kepala Asrama SMA STC Yogyakarta. Sebelumnya,
penulis bertemu dengan Kepala Asrama untuk membicarakan tujuan
dan manfaat dari penelitian yang penulis sudah rencanakan, apabila
pimpinan Kepala Asrama menyetujui penelitian ini, maka setelah itu
penulis membuat surat perijinan pada sekretariat Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Nomor surat perijinan :
105a/D/KP/Psi/USD/XI/2014 dan 105b/D/KP/Psi/USD/XI/2014.
Setelah itu penulis membuat sebuah jadwal tanggal untuk mengambil
data pretes dan posttes yang sudah disepakati oleh pihak pimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kepala Asrama dan siswi Asrama. Berikut jadwal penyusunan skripsi
dari tahap persiapan sampai tersusunnya skripsi.
Tabel 4.6 : Jadwal Penyusunan Skripsi
Bulan Keterangan
Maret Penentuan Judul Skripsi, dan pembahasan Latar
Belakang Permasalahan
April Pembahasan Pendahuluan
Mei Pembahasan Pendahuluan dan Landasan Teori
Juni Pembahasan Landasan Teori
Juli Pembahasan Landasan Teori dan Pembahasan
Metodologi Penelitian
Agustus Pembahasan Metodologi Penelitian dan
Pembahasan Blue Print Skala Kecemasan
September Pembuatan Skala Kecemasan dan Perijinan Non
Formal kepada Kepala Asrama STC Yogyakarta
Oktober Melakukan Tryout
November Melakukan pengambilan data pre-test dan post-test
Desember Menyelesaikan Hasil Penelitian
Penulis juga akan memberikan hasil penelitian, apabila penelitian
yang dilakukan oleh penulis sudah selesai, dan akan memberikan saran
dari hasil penelitian yang sudah penulis olah datanya. Agar, penelitian
ini dapat bermanfaat untuk peneliti, pimpinan asrama, dan siswi
asrama SMA STC Yogyakarta, dalam menghadapi ujian akhir
semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2. Pengambilan Data Pre-Test
Pengambilan data pre-test dilakukan tanggal 5 November 2014 di
Aula Asrama STC Yogyakarta, pukul 18.30 WIB. Penulis melakukan
briefing kepada subjek yang akan mengikuti penelitian, penulis
memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian,
meminta kesediaan para subjek tanpa ada paksaan untuk bersedia
menjadi subjek dalam penelitian. Subjek yang sudah bersedia wajib
mengikuti setiap rancangan yang telah di rancang oleh penulis.
Penulis memberitahu nama-nama yang masuk ke dalam daftar
Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK). Pembagian
KE dan KK sudah di kelompokkan berdasarkan total jumlah nilai
rapor. Penulis menyampaikan masing-masing tugas yang akan
dilakukan oleh masing-masing kelompok. Pada KE, selain diberikan
skala kecemasan, akan diberikan satu tugas tambahan yaitu pemberian
treatment dan latihan secara mandiri, sementara KK hanya diberikan
skala kecemasan.
Jumlah subjek yang bersedia mengikuti penelitian ini berjumlah 70
dan semua subjek mengikuti pretes. Penelitian diawali dengan
pengisian skala kecemasan oleh subjek, dan masuk ke dalam
kelompoknya masing-masing. Penulis memberikan instruksi
pengerjaan skala, dan semua subjek mendengarkan dengan baik.
Setelah penulis memberikan instruksi, subjek mengerjakan skala
dengan baik, dan terlihat bahwa subjek mengerti cara pengerjaannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
karena subjek tidak ada yang bertanya-tanya. Setelah subjek selesai
mengerjakan, penulis mengecek kembali skala kecemasan yang sudah
subjek kerjakan. Subjek mengerjakan dengan baik, tanpa ada jawaban
yang terlewatkan.
Penulis mempersilakan KK untuk meninggalkan ruangan, karena
pertemuan penelitian tahap pertama sudah selesai, dan akan
dilanjutkan pada tahap ke dua pada tanggal 29 November 2014, pukul
18.30 WIB. Penulis memberikan pengumuman pada KE, akan
mengikuti tahap tambahan pada tanggal 23 November 2014 pukul
10.00 WIB – 15.00 WIB.
3. Pemberian Treatment untuk Kelompok Eksperimen (KE)
Pemberian treatment pada KE dilakukan pada tanggal 23
November 2014, pukul 10.00 WIB – 15.00 WIB. Dalam proses
pemberian treatment ini, penulis dibantu oleh 4 orang terapis dan
empat orang asisten terapis. Kualifikasi dari ke empat terapis sudah
mendapatkan pelatihan secara intensif, dan mendapatkan sertifikat
sebagai terapis SEFT dan diperbolehkan untuk menerapi klien yang
mempunyai gangguan baik fisik maupun psikis. Dari ke 4 terapis,
masing-masing akan mendampingi 9 sampai 8 subjek. Penulis
melakukan briefing kepada 4 orang terapis dan 4 orang asisten terapis
untuk menyampaikan konsep, tujuan dari penelitian yang telah
dirancang oleh penulis, dan memberitahu skala yang akan di gunakan
mempunyai range antara 1 – 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Sebelum pemberian Terapi SEFT di berikan, penulis
menyampaikan rundown pemberian treatment pada subjek KE. Penulis
sudah membagi KE menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok
masuk ke dalam ruangan.
Penulis menyiapkan tiga ruangan, yaitu ruangan tamu kecil,
ruangan aula atas, dan ruangan aula bawah. Pada aula bawah akan di
isi dengan dua orang terapis. Jarak antara terapis satu dengan terapis
lainnya cukup jauh, karena ruangan dalam aula cukup besar. Tugas
para asisten terapis memanggil satu demi satu subjek yang akan
diberikan treatment. Treatment diberikan secara satu per satu, untuk
menjaga konsentrasi subjek dalam mengikuti terapi. Para terapis
diminta oleh penulis untuk menuliskan hal yang terjadi saat
diberikannya treatment. Tugas penulis, memantau berlangsungnya
pelaksanaan pemberian terapi SEFT dengan cara mengobservasi alur
pelaksanaan.
Setelah pemberian terapi SEFT diberikan oleh subjek, seluruh
subjek diminta untuk berkumpul di Aula untuk diberikan pelatihan
secara mandiri. Salah satu terapis, memberikan pelatihan kepada
subjek agar melakukan latihan terapi SEFT secara mandiri. Subjek
melakukan latihan terapi SEFT dengan sungguh-sungguh.
Pemberian terapi SEFT sesuai dengan tata cara yang dilakukan
oleh penemu Terapi SEFT dengan menggunakan tiga teknik, yaitu The
set-up, The Tune-in, dan The Tapping. The Tune-in ini bersamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dengan The Tapping. Ketiga teknik tersebut sudah dijelaskan pada
BAB II.
Penulis mengajak terapis dan asisten terapis untuk melakukan
evaluasi selama pemberian terapi SEFT. Setelah dilakukan evaluasi,
ada masalah yang terjadi saat pemberian terapi. Dari ke 4 terapis
SEFT, menanyakan range 1- 10 dari skala kecemasan yang terjadi
pada subjek. Hal ini membuat penulis harus menyetarakan nilai 10
menjadi 7, nilai 9 menjadi 6, dan seterusnya. Untuk keseluruhan,
pelaksanaan terapi SEFT dapat dikatakan baik.
4. Pengambilan Data Posttes
Pengambilan data postest dilakukan tanggal 29 November 2014,
pukul 18.30 WIB -19.00 WIB. Pada tahap pengambilan data ini,
seluruh subjek hadir mengikuti. Setelah itu, penulis membagikan skala
kecemasan kepada subjek, dan kembali memberikan instruksi, agar
subjek dapat mengerjakannya dengan baik, tanpa ada yang
terlewatkan.
Penulis melakukan debriefing kepada para subjek yang mengikuti
penelitian ini. Penulis menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian yang
sebenarnya kepada para subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
C. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Pretest untuk Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok
Kontrol (KK).
Uji hipotesis pre-test untuk kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan
(kesamaan) r rata antara dua kelompok. Dimana KK dan KE ini
dibandingkan rata-rata dua kelompok yang diketahui varians
populasinya dan sudah memenuhi asumsi normalitas.
Diagram 4.1 : Hasil Uji Normalitas Pretes KE
Hasil uji normalitas mempunyai hasil varians 0,181 dengan nilai
signifikan 0,156. Sebagai acuan penulis menggunakan signifikan 0,05,
artinya data yang didapatkan dapat disimpulkan mempunyai data yang
normal karena 0,156 > 0,05 yang berarti signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Diagram 4. 2 : Hasil Uji Normalitas Pretes KK
Hasil uji normalitas pretes KE dan KK tidak memiliki perbedaan
keduanya memiliki jumlah varians yang sama dan memenuhi asumsi
bahwa data tersebut normal.
Hasil Uji hipotesis menggunakan pengujian uji-t untuk melihat
perbandingan pretes KE dan KK. Dengan taraf signifikan 0,05,
kemudian dicari nilai ttabel pada tabel distribusi dengan ketentuan df =
n-1, df = 35-1 = 34. Sehingga, ttabel (α ,df) = t(0,05, 34) = 1,691. Pada
penelitan ini hipotesis yang diterima adalah Ho diterima, karena ttabel(α)
= 1,691 < thitung (pretest_KE) = 50,685, maka Ho diterima. Sedangkan
ttabel(α) = 1,691 < thitung (pretes_KK) = 50,685 maka Ho diterima.
Pada hasil uji hipotesis pretes KE dan KK memang tidak ada
perbedaan diantara kedua kelompok, hal ini memang diharapkan pada
pretes KE dan KK untuk melihat perbedaan ketika melakukan uji
hipotesis posttes KE dan KK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 4.7 : Uji-t Pretes KE dan KK.
Group Statistics
Pengelo
mpokan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PRETES KK 35 1.4734E2 15.28733 2.58403
KE 35 1.4734E2 15.28733 2.58403
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretes_KE 35 147.34 15.287 2.584
Pretes_KK 35 147.34 15.287 2.584
One-Sample Test
Test Value = 3.00
T Df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pretes_KE 55.860 34 .000 144.343 139.09 149.59
Pretes_KK 55.860 34 .000 144.343 139.09 149.59
Independent Samples Test
Levene's Testfor Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t DfSig. (2-tailed)
MeanDifferenc
e
Std. ErrorDifferenc
e
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
PRETES Equalvariancesassumed
.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 3.65437 -7.29218 7.29218
Equalvariances notassumed
.000 68.000 1.000 .00000 3.65437 -7.29218 7.29218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Posttes untuk KE dan KKUji hipotesis posttes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan
(kesamaan) r rata antara dua kelompok. Dimana KE dan KK ini
dibandingkan rata-rata dua kelompok yang diketahui varians
populasinya dan sudah memenuhi asumsi normalitas.
Diagram 4.3 : Hasil Uji Normalitas Posttes KE :
Hasil uji normalitas pada Posttes KE menunjukkan jumlah varians
0,279 dengan signifikan 0,192. Sebagai acuan penulis menggunakan
signifikan 0,05, artinya data yang didapatkan adalah 0,192 > 0,05 yang
memiliki arti signifikan. Menurut Kolmogorov-Smirov Plus data yang
dapat dikatakan normal adalah data yang memiliki taraf signifikan p >
0,05 (tidak ada perbedaan), tetapi data yang memiliki taraf signifikan p
< 0,05 (ada perbedaan) dapat dikatakan sebagai data yang tidak norma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Diagram 4.4: Hasil Uji Normalitas Posttest KK
Hasil uji normalitas pada KK menunjukkan nilai varians 0,193
dengan taraf signifikan 0,200. Maka hasil yang didapatkan 0,200 >
0,05 yang berarti signifikan, dan data tersebut normal. Hal ini sesuai
dengan uji asumsi normalitas yang mengatakan bahwa data tersebut
normal.
Dari hasil yang didapatkan oleh pretest KE KK dan Posttest KE
KK penulis mendapatkan hasil value yaitu 3,0. Nilai value sebesar 3,0
akan menjadi acuan dalam menghitung statistik uji-t. Nilai value juga
menunjukkan hasil yang sama untuk KE dan KK, maka asumsi
memenuhi normalitas terhadap kedua kelompok.
Hasil Uji hipotesis menggunakan pengujian uji-t untuk melihat
perbandingan postes KE dan KK. Dengan taraf signifikan 0,05,
kemudian dicari nilai ttabel pada tabel distribusi dengan ketentuan df =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
n-1, df = 35-1 = 34. Sehingga, ttabel (α ,df) = t(0,05, 34) = 1,691. Pada
penelitan ini hipotesis yang diterima adalah Ho diterima, karena ttabel(α)
= 1,691 < thitung (postest_KE) = 42,506, maka Ho diterima. Sedangkan
ttabel(α) = 1,691 < thitung (postest_KK) = 50,684 maka Ho diterima. Hasil uji-t
menjelaskan bahwa KE dan KK menghasilkan penurunan kecemasan
pada kelompok KE.
Tabel 4.8 : Uji-t Posttes KE dn KK
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Postes_KE 35 139.66 19.020 3.215
Postes_KK 35 138.51 15.818 2.674
One-Sample Test
Test Value = 3.00
T Df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Postes_KE 42.506 34 .000 136.657 130.12 143.19
Postes_KK 50.685 34 .000 135.514 130.08 140.95
Group Statistics
Pengelo
mpokan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
POSTEST KK 35 1.3851E2 15.81766 2.67367
KE 35 1.3966E2 19.02002 3.21497
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Hasil yang ditemukan dalam Standar Deviasi KK dan KE mengalami
perbedaan dikarenakan sebaran jawaban yang bervariasi, untuk itu
semakin besar standar deviasi maka semakin bervariasi jawaban subjek,
dan semakin kecil standar deviasi maka semakin kurang bervariasi juga
jawaban subjek. Maka, standar deviasi pada KE menyatakan bahwa
sebaran jawaban subjek bervariasi, sementara sebaran jawaban subjek
KK kurang bervariasi. Makna dari sebaran SD pada KK dan KE
berbeda karena adanya sebaran jawaban yang berbeda dari tiap subjek,
hal ini menjadikan kelompok KE mengalami penurunan kecemasan dan
tidak mengalami penurunan kecemasan sama sekali. Kelompok KE
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
POSTEST Equal
variances
assumed
1.066 .306-
.27368 .785 -1.14286 4.18145 -9.48682 7.20111
Equal
variances
not
assumed
-
.273
65.8
13.785 -1.14286 4.18145 -9.49184 7.20613
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
mengalami hal tersebut karena pada pelaksanaan terapi, subjek hanya
merasa didukung oleh lingkungan sosialnya, untuk melakukan terapi
SEFT, hal ini didukung oleh hasil penghitungan per-aspek oleh penulis.
Dalam hal ini penulis melihat bahwa ada sesuatu yang membuat KK
mengalami penurunan, karena KK menghasilkan penurunan yang
hampir sama besarnya dengan KE maka perlu diselidiki apakah
penurunan KE itu benar-benar karena treatment. Menurut Abdulrahman
Ritoga (1987) untuk mencari penurunan pada KK dapat menggunakan
Mean Difference. Mean Difference adalah membagi hasil mean dari
penurunan KE dengan mean penurunan KK. Setelah dibagi dan
mendapatkan hasil dari selisih rata-rata KE dan KK, kemudian dilihat
apakah hasil bagi antara KE dan KK dibandingkan dengan taraf
signifikan 0,05. Apabila hasil menunjukkan > 0,05 maka signifikan Ho
diterima, tetapi jika hasil menunjukkan < 0,05 maka signifikan Ho
ditolak, maka penulis tidak dapat mengatakan untuk menolak hipotesis
nol, Ho, yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang berarti
signifikan dari penelitian ini. Berikut tabel Mean Difference yang
menjadi asumsi penulis bahwa ada kemungkinan rata-rata menjadi
faktor penurunan kecemasan pada Kelompok Kontrol.
Tabel 4.9 : Mean Difference
Mean Difference
KE 136,657
KK 135,514
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Dalam hal ini hasil rata-rata yang didapatkan dari masing-masing
kelompok posttes tidak dapat di hitung uji beda pada kedua kelompok,
maka KE dan KK tidak ada perbedaan yang signifikan hanya ada selisih
1,0084 dari mean posttest KE dan KK. Dengan kata lain, terapi SEFT
tidak efektif dilakukan sebagai treatment dari penurunan kecemasan, akan
tetapi hanya menjadi faktor pendukung penurunan kecemasan, karena pada
dasarnya ada pengaruh lain yang dapat menurunkan kecemasan.
Maka penulis, melakukan pengujian pada masing-masing aspek yaitu
aspek fisik, kognitif, perilaku, dan sosial. Apakah aspek-aspek kecemasan
mengalami perubahan saat setelah melakukan treatment.
TABEL : Aspek Pretes KK dan KE
Group Statistics
PENGELO
MPOKAN1 N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
FISIK PREKON1 35 46.1429 7.61246 1.28674
PREEKS1 35 46.1429 7.61246 1.28674
KOGNITIF PREKON1 35 52.9714 6.90049 1.16640
PREEKS1 35 52.9714 6.90049 1.16640
PERILAKU PREKON1 35 22.5714 5.57983 .94316
PREEKS1 35 22.5714 5.57983 .94316
SOSIAL PREKON1 35 25.6571 5.22406 .88303
PREEKS1 35 25.6571 5.22406 .88303
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Independent Samples Test
Levene's Test forEquality ofVariances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference
95% Confidence Interval ofthe Difference
Lower Upper
FISIK Equalvariancesassumed
.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 1.81973 -3.63121 3.63121
Equalvariancesnotassumed
.000 68.000 1.000 .00000 1.81973 -3.63121 3.63121
KOGNITIF Equalvariancesassumed
.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 1.64953 -3.29159 3.29159
Equalvariancesnotassumed
.000 68.000 1.000 .00000 1.64953 -3.29159 3.29159
PERILAKU Equalvariancesassumed
.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 1.33383 -2.66162 2.66162
Equalvariancesnotassumed
.000 68.000 1.000 .00000 1.33383 -2.66162 2.66162
SOSIAL Equalvariancesassumed
.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 1.24879 -2.49192 2.49192
Equalvariancesnotassumed
.000 68.000 1.000 .00000 1.24879 -2.49192 2.49192
Dapat diketahui dari tabel di atas menunjukkan bahwa aspek fisik,
kognitif, perilaku, dan sosial pada KE dan KK pada saat pretes
menghasilkan nilai p (1,000) > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan. Taraf signifikan yang digunakan sebesar 0,05 dengan begitu
hasil yang ditemukan adalah 1,000 > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang
signifikan terhadap ke empat aspek tersebut. Sementara untuk hasil
penghitungan pada KE sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
TABEL : Aspek Posttes KK dan KE
Group Statistics
PENGELO
MPOKAN1 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
FISIK POSKON 35 45.5143 9.56209 1.61629
POSEKS 35 44.1429 6.65601 1.12507
KOGNITIF POSKON 35 47.6857 8.09056 1.36755
POSEKS 35 48.4286 7.05143 1.19191
PERILAKU POSKON 35 21.6857 5.80452 .98114
POSEKS 35 23.8000 4.38446 .74111
SOSIAL POSKON 35 24.7714 3.84314 .64961
POSEKS 35 22.1429 4.98906 .84331
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
FISIK Equal
variances
assumed
3.618 .061 .696 68 .489 1.37143 1.96931 -2.55827 5.30112
Equal
variances
not
assumed
.696 60.684 .489 1.37143 1.96931 -2.56686 5.30972
KOGNITIF Equal
variances
assumed
.255 .615 -.409 68 .683 -.74286 1.81407 -4.36278 2.87706
Equal
variances
not
assumed
-.409 66.754 .683 -.74286 1.81407 -4.36400 2.87829
PERILAKU Equal
variances
assumed
1.821 .182-
1.72068 .090 -2.11429 1.22959 -4.56789 .33932
Equal
variances
not
assumed
-
1.72063.270 .090 -2.11429 1.22959 -4.57121 .34264
SOSIAL Equal
variances
assumed
4.581 .036 2.469 68 .016 2.62857 1.06450 .50440 4.75275
Equal
variances
not
assumed
2.469 63.842 .016 2.62857 1.06450 .50189 4.75525
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Berdasarkan hasil penghitungan uji statistika Independent Sample
T-Test menyatakan bahwa aspek fisik, kognitif, perilaku, dan sosial, ketika
diberikan treatment pada KE, kelompok ini mengalami sebuah penurunan
pada aspek sosial yang mempunyai nilai p = 0,016 dengan taraf signifikan
0,05 yang berarti aspek sosial ada perbedaan secara signifikan, sementara
untuk aspek fisik nilai p (0,489) > 0,05, kognitif nilai p (0,683) > 0,05, dan
perilaku nilai p (0,090) > 0,05 tidak mengalami penurunan perbedaan
yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa terapi SEFT tidak efektif
dilakukan.
Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa terapi SEFT tidak
efektif dilakukan. Terapi SEFT tidak efektif dilakukan karena ada
penurunan kelompok kontrol pada saat dilakukannya posttest. Hal ini
dikarenakan mean difference yang menghasilkan selisih 1,0084
menyatakan bahwa hipotesis ditolak dan ada pengaruh lain yang
menghasilkan KK menjadi turun pada saat dilakukan posttes. Pengaruh
yang terjadi pada saat dilakukannya posttest yaitu adanya persiapan ujian
yang cukup matang, penambahan jam belajar dalam sehari, dan
penambahan waktu belajar dalam seminggu.
D. Pembahasan
Penelitian Efektivitas Terapi SEFT untuk menurunkan tingkat
kecemasan siswi Asrama STC hendak menghadapi ujian semester ganjil,
mempunyai hasil bahwa terapi SEFT tidak efektif dilakukan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
menurunkan tingkat kecemasan. Terapi SEFT tidak efektif dilakukan
untuk menurunkan tingkat kecemasan karena pada saat sudah
dilakukannya posttes, penulis menghitung masing-masing aspek
kecemasan, hanya ada satu aspek yang mengalami penurunan kecemasan
secara signifikan yaitu aspek sosial menghasilkan nilai p = 0,016 taraf
signifikan dengan perbedaan mean = 2,62857. Hasil tersebut mengatakan
bahwa terapi SEFT tidak efektif digunakan sebagai penurunan kecemasan,
karena terjadi penurunan secara signifikan hanya pada satu aspek
kecemasan saja yaitu aspek sosial.
Kecemasan yang sering timbul disebabkan karena ketidaksiapan dari
seseorang dalam menyelesaikan tugasnya. Seperti yang dijelaskan pada
definisi kecemasan bahwa kecemasan sebagai suatu reaksi yang membuat
seseorang menjadi tidak nyaman, seperti kegelisahan, ketakutan,
kebingungan, kekhawatiran, rasa gugup, dan sebagainya yang
berhubungan dengan subyektif emosi seseorang. Kecemasan membuat
seseorang merubah pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak mampu
atau tidak yakin dalam melakukan sesuatu yang hendak ia lakukan. Dalam
kecemasan mempunyai aspek-aspek yang mendasari tingkat kecemasan
pada diri seseorang diantaranya aspek fisik, aspek kognitif, aspek perilaku,
dan aspek sosial. Adapun penyebab kecemasan yaitu Kecemasan Neurotik
yang mempunyai definisi kecemasan yang berhubungan dengan
mekanisme pertahanan diri (MPD) yang biasanya memunculkan aspek
fisik dan perilaku yang membuat subjek merasa tertekan dengan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
tidak nyaman yang subjek rasakan. Kecemasan Moral yang mempunyai
definisi rasa takut yang berasal dari suara hati, rasa takut yang
mengakibatkan hukuman, Kecemasan Moral memunculkan aspek sosial,
apabila subjek tidak berhasil dalam menghadapi ujian maka subjek akan
mendapatkan sanksi sosial berupa sindirian dari teman-teman. Kecemasan
Realistik yang mempunyai definisi rasa takut akan bahaya nyata di dunia
luar. Hal ini mempengaruhi proses kognitif subjek untuk itu kecemasan
realistik memunculkan aspek kognitif. Dampak kecemasan yang dimiliki
oleh subjek akan mengalami suasana hati yang kurang baik yaitu tidak bisa
tidur, dan dampak kognitif yang memiliki kekhawatiran yang tinggi
terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga sulit untuk berpikir
secara realitas, serta dampak motor pada subjek mengalami subjek
menjadi tidak tenang, gugup, dan biasanya subjek yang mengalami
kecemasan akan mengalami kegiatan motorik yang tidak ada artinya dan
tidak ada tujuan dalam melakukan kegiatan, contohnya jari-jari tangan dan
kaki mengetuk-ngetuk. Dampak motor juga memunculkan aspek fisik, dan
perilaku.
Dari penjelasan diatas bahwa kecemasan membuat seseorang merasa
ada sesuatu yang mengacam dirinya, sehingga menjadi gelisah, takut, tidak
nyaman. Untuk itu, persiapan ujian sangat lah penting dalam menurunkan
tingkat kecemasan. Kesiapan psikis dan fisik tetap penting, tetapi jika
tidak ada persiapan dalam menghadapi ujian, hasilnya pun tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
optimal, dan kecemasan akan semakin meningkat. Apabila subjek siap
dengan ujian yang akan mereka hadapi, maka kecemasan akan menurun.
Teori-teori yang dipakai pada Terapi SEFT seperti Teori Cognitive
Theraphy, NLP (Neuro-Linguistic Programming), EMDR (Eye Movement
Desentization Reprocessing), Hypnoteraphy, dan Energy Theraph dan
dibantu oleh teori Psikologi diantarnya teori Psikologi Kognitif, Psikologi
Behavioral, Psikologi Psikoanalisa, dan Psikologi Neurologi. Dalam
penelitian untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi menghadapi
ujian, penulis menggunakan semua teori terapi SEFT karena kelima teori
tersebut saling berkaitan dalam proses treatment.
Dari beberapa teori SEFT yang dipakai dalam menurunkan tingkat
kecemasan, mempunyai hasil bahwa teori-teori tersebut hanya sebagai
faktor pendukung untuk menurunkan tingkat kecemasan, karena dalam
menapping subjek yang akan dipakai oleh terapis menggunakan teori
tersebut. Kesiapan psikis dan fisik tetap penting dalam menghadapi ujian,
akan tetapi jika tidak ada persiapan tetap tidak maksimal dalam
mendapatkan nilai yang optimal, dan kecemasan pun tidak akan turun.
Dapat disimpulkan bahwa terapi SEFT tidak efektif dilakukan untuk
menurunkan tingkat kecemasan pada siswi yang hendak menghadapi ujian
semester ganjil, karena ada pengaruh lain yang membuat penurunan
kecemasan yaitu persiapan ujian yang cukup matang, penambahan jam
belajar dalam sehari dan mampu meluangkan waktu belajar dalam
seminggu, serta persuasi dari lingkungan sosial ketika sedang belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
bersama-sama agar masing-masing subjek mendapatkan hasil yang
optimal, untuk itu subjek merasa perlu meningkatkan usaha dan
meyakinkan diri supaya mendapatkan hasil yang optimal. Pada penelitian
ini Terapi SEFT tetap baik digunakan dalam bentuk membantu atau
mendukung untuk semakin menurunkan tingkat kecemasan pada siswi
yang hendak menghadapi ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
dapat dijelaskan bahwa Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) tidak efektif dilakukan dalam menurunkan tingkat kecemasan
siswi Asrama STC, karena penghitungan aspek-aspek kecemasan sesudah
dilakukannya treatment, hanya mampu menurunkan aspek sosial.
Lingkungan sosial mampu mempengaruhi penurunan kecemasan subjek,
dalam hal ini subjek mempersiapkan ujian bersama dengan lingkungan di
sekitarnya.
Mempersiapkan ujian adalah salah satu cara untuk menurunkan
kecemasan, apabila siswi sudah mempersiapakan ujian secara matang,
maka kecemasan yang dialami oleh siswi sebelumnya, dapat turun.
Kesiapan psikis dan fisik tetap penting, tetapi apabila tidak ada persiapan
maka kecemasan akan meningkat, untuk itu diperlukan persiapan dalam
menghadapi ujian.
B. Saran
1. Bagi Para Terapis SEFT
Dari hasil penelitian yang sudah penulis lakukan, penulis dapat
menyarankan kepada para terapis bahwa Terapi SEFT dapat digunakan
sebagai pendukung untuk mengoptimalkan penurunan kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Pada dasarnya hal yang utama mempengaruhi penurunan kecemasan
adalah persiapan dalam menghadapi ujian dan Terapi SEFT hanya
sebagai pendukung dalam menurunkan kecemasan siswi Asrama STC.
2. Bagi Para Siswi
Para siswi Asrama STC sebaiknya menyiapkan materi ujian,
belajar dengan tekun, banyak berlatih apabila mengalami kesulitan
belajar, disarankan untuk belajar kelompok dengan teman-teman agar
lebih memahami materi pelajaran yang sulit. Menyiapkan ujian jauh
lebih penting, agar mendapatkan hasil yang optimal, dari pada
mendapatkan terapi SEFT.
3. Bagi Penulis Lain
Penulis menyarankan kepada penulis lainnya yang ingin meneliti
menggunakan metode Terapi SEFT, supaya menggunakan metode lain
untuk membandingkan metode terapi yang lebih efektif digunakan
untuk menurunkan tingkat kecemasan. Selain itu, menggali lebih
dalam lagi mengenai Kecemasan Ujian Akhir Semester dengan
menggambarkan masing-masing aspek secara lebih jelas, dan detail.
Penulis lain pun dapat melakukan penelitian pada siswa perempuan
dan laki-laki, agar dapat terlihat perbedaan dari keduanya, dan mencari
faktor-faktor lain terhadap kecemasan. Apabila penelitian ini
menggunakan metode eksperimen disarankan untuk penulis lain agar
lebih di konsepkan secara matang rancangan metode eskperimen yang
ingin digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (n.d.). eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf .
Anonim. (n.d.). Definisi Kecemasan Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-arnoldusme-
5481-3-babii.pdf .
Anonim. (n.d.). EMDR (Eye Movement Desensitization Reprocessing.
www.webmd.com/mental-health/emdr-what-is-it?page-2 .
Anonim. (2011, 07). Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder).
www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.html
.
Anonim. (n.d.). Kecemasan Antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren.
Anonim. (2013, 04). Ketika Gagal Ujian Mengguncang Batin.
http:www.tempo.co/read/news/2013/04/17/174474069/ketika-gagal-ujian-
mengguncang-batin .
Anonim. (2012, 12). Pengertian Siswa.
www.raseko.com/2012/12/pengertiansiswa.html .
Anonim. (n.d.). Tidak Percaya Diri Penyebab Siswa Tidak Lulus UN. Koran
Antara News .
Azwar, S. (2012). Methodology Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin, J. (2006). Kamus Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. (2008). Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri / Sekolah
Standar Nasional. Jakarta.
Habibah, L. I. (2013). Mengurangi Kecenderungan Merokok Pada Remaja Awal.
http://journal.umsida.ac.id/files/BukuJurnal2013-10.pdf .
Hakim, L. (2012, 12). Terapi Kognitif.
luqmanulhakim473.blogspot.com/2012/12/terapi-kognitif-psikologi-klinis.html .
Haryono, A. (n.d.). Jelang UN Siswa Santa Maria Dilatih SEFT. SEFT for
Healing+Success Happiness+ Greatness .
Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Indiyani, N. E. (2006). Efektivitas Metode Pembelajaran Gotong Royong
(Cooperative Learning) untuk Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi
Pelajaran Matematika. Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 3 No 1, Juni. , 1-
19.
Ir. Syofian Siregar, M. (Januari 2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif. Jakarta 13220: PT Bumi Aksara.
Jaynes, R. J. (2004). Hasrat Untuk Belajar. Yigyakarta: Pustaka Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
K. Kartono., D. G. (1987). Kamus Psikologi . Bandung: Pionir Jaya.
Kartono, K. (2002). Patalogi Sosial 3 : Gangguan-gangguan Kejiwaan. Jakarta:
Penerbit PT. Gaja Grafindo Persada.
Lieche Seniati, A. Y. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta 11610: PT Indeks
Permata Puri Media.
Mayasari, S. (n.d.). Upaya Menurunkan Kecemasan Menghadapi Ujian Akhir
Semester Menggunakan Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VII di
SMP Negeri 5 Bandar Lampunng Tahun Ajaran 2012 / 2013. 12 halaman.
Megasari, M. T. (2011). Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Kecemasan
Komunikasi Interpersonal pada Siswi yang Tinggal di Asrama Cor Jesu Malang.
karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/bk-psikologi/article/view/17219 .
Nevid, J. (1997). Abnormal Psychology In Changing World. New York: Prentice
Hall, Inc.
Paul Suparno, S. (2011). Pengantar Statistika Untuk Pendidikan Dan Psikologi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Poerwadarmita, W. J. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Kepala
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Budaya.
Preston, D. L. (2001). 365 Steps To Self Confidence . Oxford, United Kingdom:
How To Books.
R.L Atkinson, E. H. (2001). Pengantar Psikologi Jilid Dua. Batam: Interaksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Rahayu, I. (2013). Emotional Healing Therapy. Jakarta: Penerbit Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Ritonga, A. (1987). Statistika Terapan untuk Penelitian. Jakarta- Indonesia:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Santoso, S. (2014). Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI.
Sugioyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Tresna, I. G. (2010 / 2011). Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik
Desensitisasi Sistematis untuk mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian.
Widhiarso, W. Skala Psikologi.
Yusuf, S. L. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosclakanya.
Zainuddin, A. F. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) For Healing +
Success Happiness + Greatness. Jakarta Timur 13460 - Indonesia: Afzan
Publishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PRETES KELOMPOKKONTROL
PERNYATAAN
KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 1 3 6 1 1 7 1 1 7 1 1 1 7 1 1 1 1 1 7 6 5 2 7 4 1 7 7 6 7 4 1 7 1 1 7 6 129
2 1 7 1 7 1 3 6 6 1 1 1 1 4 7 4 2 1 7 7 7 2 7 5 7 1 7 1 1 1 1 5 1 2 1 7 7 131
3 6 3 3 5 2 6 5 6 3 3 2 7 6 5 5 3 2 3 6 4 7 4 2 4 7 3 1 5 7 2 1 7 4 2 7 4 152
4 1 3 2 6 2 3 4 4 7 7 1 3 1 6 2 6 2 6 6 6 4 7 1 6 4 6 1 1 1 3 4 6 5 6 1 6 140
5 4 4 2 5 1 1 6 2 4 2 2 6 3 1 7 1 1 2 7 6 6 4 7 6 6 3 1 2 7 1 7 2 4 6 7 2 138
6 3 2 2 5 1 3 5 2 1 6 2 2 5 5 4 6 6 5 3 4 2 6 2 3 3 4 1 3 6 6 6 4 6 5 6 5 140
7 1 7 6 7 1 6 6 7 1 7 1 7 4 6 5 6 2 6 6 5 5 4 5 4 5 4 1 1 1 7 2 7 1 1 4 1 150
8 1 6 5 7 2 7 5 2 1 3 1 4 3 7 5 2 1 7 7 5 6 6 6 5 5 3 2 1 6 6 1 3 1 7 1 7 147
9 1 4 3 1 1 7 7 1 1 1 1 1 1 7 4 7 2 7 5 7 3 7 7 6 1 7 1 7 7 1 1 7 1 7 5 7 144
10 1 3 7 1 1 7 7 1 1 2 1 7 7 7 7 1 1 7 7 4 7 1 1 1 7 7 1 1 1 1 1 7 7 7 7 1 138
11 5 6 7 7 1 1 7 3 2 1 5 7 3 7 2 7 4 6 7 4 4 5 3 5 7 7 1 1 7 6 1 4 3 2 1 3 152
12 2 6 7 6 2 5 1 7 7 7 5 3 4 1 1 1 1 6 7 4 7 4 7 5 6 1 1 1 5 1 1 1 1 5 5 5 139
13 3 4 6 3 5 5 5 5 5 4 4 5 6 3 6 4 4 4 6 3 5 4 6 4 5 5 4 4 6 5 5 5 4 5 5 4 166
14 1 7 1 1 1 1 1 3 3 7 1 2 1 7 1 7 1 7 1 3 1 7 1 7 7 7 1 7 1 7 7 7 7 1 4 7 136
15 1 4 4 1 1 7 6 1 4 6 7 7 7 5 5 7 3 7 7 4 2 7 1 7 7 4 1 7 3 1 1 4 3 6 3 1 152
16 4 6 2 4 2 7 7 5 4 6 6 3 4 3 3 4 5 5 7 6 5 5 4 5 4 2 2 3 5 4 7 5 7 4 6 4 165
17 4 7 3 2 1 7 7 7 7 6 6 7 7 7 5 4 7 7 7 6 7 4 6 7 7 5 2 1 3 2 2 6 7 5 6 4 188
18 1 4 6 7 3 4 6 2 5 7 4 7 4 7 5 7 1 2 6 7 6 7 4 3 6 6 1 6 4 6 4 7 6 7 7 5 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
19 5 4 6 7 1 7 7 1 1 2 7 6 7 7 4 7 1 6 6 4 5 5 6 3 7 1 1 4 5 1 5 7 2 7 5 1 161
20 1 4 2 4 7 7 7 7 7 7 1 4 3 1 1 1 7 4 7 3 6 7 7 3 1 7 1 7 6 7 5 2 5 1 6 7 163
21 5 4 5 5 5 6 7 7 5 7 3 3 3 7 3 5 2 3 6 4 5 5 3 5 2 6 1 5 1 3 6 4 6 6 5 5 163
22 2 6 2 7 7 7 6 1 6 1 6 7 4 1 5 7 2 2 7 6 6 4 7 6 7 2 7 2 7 5 4 4 4 3 3 3 166
23 1 7 5 1 1 3 1 1 5 1 1 7 1 7 1 7 1 4 7 1 5 5 1 7 7 7 1 7 1 7 7 7 7 1 1 7 141
24 7 7 3 7 1 1 7 1 1 7 7 1 1 1 7 7 1 7 7 1 5 2 1 1 7 7 1 7 1 4 7 7 7 1 1 1 142
25 6 3 2 6 6 3 2 5 1 4 2 4 5 5 6 4 6 6 5 6 4 4 3 5 6 6 2 2 5 6 7 7 7 3 6 2 162
26 1 5 2 5 7 3 7 3 1 7 1 2 3 5 5 3 2 4 5 3 4 3 2 5 2 5 1 1 1 1 1 3 7 6 6 6 128
27 6 2 1 5 1 2 3 3 5 1 3 5 6 5 6 6 4 2 6 3 5 4 1 3 1 3 7 2 1 2 7 4 6 5 2 1 129
28 3 5 4 6 1 1 7 2 5 3 2 6 4 6 2 5 2 6 5 4 4 4 1 5 7 4 5 2 4 4 5 4 2 6 4 2 142
29 6 1 1 7 1 4 7 1 1 3 4 6 4 1 3 1 4 3 7 5 5 6 7 3 6 1 7 5 2 7 3 3 4 2 6 1 138
30 3 5 4 4 3 5 7 4 3 6 2 5 6 1 4 2 7 5 7 4 4 5 7 2 7 3 2 2 6 3 1 4 4 7 2 2 148
31 1 5 2 1 6 1 6 1 1 1 1 4 6 1 6 1 5 4 6 1 6 1 4 2 1 7 1 7 7 1 6 1 6 4 5 1 120
32 2 3 2 7 1 6 7 2 1 1 2 6 7 3 6 5 4 2 6 3 5 3 1 3 5 4 1 2 3 7 2 6 1 6 5 3 133
33 4 3 3 3 4 4 6 7 5 5 4 2 3 4 3 4 2 6 6 5 4 3 4 4 4 4 2 7 7 6 4 7 1 7 5 5 157
34 4 7 7 3 4 7 4 1 1 1 3 3 4 1 4 7 7 7 4 6 4 4 1 4 1 7 1 7 7 7 4 7 1 1 1 2 144
35 2 1 4 1 7 1 2 6 5 1 3 3 2 3 3 2 2 7 7 6 3 6 7 6 6 3 1 2 3 3 3 5 3 6 1 7 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
POSTTESKELOMPOKKONTROL
PERNYATAAN
KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 1 7 1 5 1 7 2 5 1 7 1 3 5 7 5 4 3 7 4 6 4 7 3 5 6 7 1 1 4 3 1 7 1 3 2 7 144
2 1 1 4 7 1 4 2 4 6 7 2 1 2 1 6 1 3 5 5 6 6 7 1 3 2 7 1 1 3 7 2 7 5 6 1 2 130
3 3 3 1 7 2 7 1 4 1 1 1 2 4 1 2 1 1 7 5 3 3 6 1 7 7 7 1 1 1 1 1 7 1 7 3 7 118
4 1 7 6 6 6 7 7 7 6 7 1 2 1 7 1 6 1 7 1 6 2 7 1 6 2 7 1 7 1 7 1 6 1 6 2 7 157
5 4 3 4 5 5 4 5 5 3 5 4 4 3 2 4 2 2 2 6 3 4 3 2 4 3 4 1 4 3 3 4 3 4 4 4 3 128
6 5 5 3 6 4 4 4 2 2 2 5 6 3 2 3 7 1 4 4 4 3 4 7 4 4 4 6 2 5 4 2 3 4 3 3 3 137
7 1 7 3 1 1 3 3 2 4 1 1 3 2 7 5 2 2 3 1 5 4 4 1 4 3 1 7 7 7 7 2 1 2 4 7 1 119
8 7 7 3 7 1 1 7 1 1 7 7 1 1 1 7 7 1 7 7 1 5 2 1 1 7 7 1 7 1 4 7 7 7 1 1 1 142
9 4 5 2 4 3 5 4 2 1 1 1 1 3 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 6 5 3 1 2 2 5 6 6 2 2 4 122
10 4 4 3 4 1 6 6 6 3 4 1 7 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 140
11 6 7 3 7 5 7 6 4 5 6 6 7 3 5 4 3 2 7 6 6 5 5 5 6 7 6 6 3 7 5 1 7 1 7 2 6 184
12 1 4 3 1 1 7 7 1 1 1 1 1 1 7 4 7 2 7 5 7 3 7 7 6 1 7 1 7 7 1 1 7 1 7 5 7 144
13 1 7 3 5 1 5 1 4 1 1 1 1 1 7 1 7 1 7 1 7 1 7 1 4 1 7 1 1 4 1 1 7 7 3 1 5 115
14 5 6 7 7 1 1 7 3 2 1 5 7 3 7 2 7 4 6 7 4 4 5 3 5 7 7 1 1 7 6 1 4 3 2 1 3 152
15 2 7 2 6 1 7 1 7 2 7 1 2 2 6 6 6 1 7 2 6 2 6 1 6 6 7 1 1 1 1 1 7 1 1 1 7 131
16 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 5 4 5 5 3 3 5 5 4 5 4 5 3 5 148
17 1 7 1 7 1 4 1 7 1 3 1 7 1 7 1 7 1 7 1 5 1 7 4 6 5 7 6 7 6 7 7 7 6 1 1 6 155
18 1 5 4 6 3 6 7 3 4 7 3 4 5 1 2 5 1 7 3 2 1 4 3 4 5 6 1 7 4 3 4 7 3 7 1 3 142
19 5 4 4 5 4 5 5 6 4 3 4 4 3 6 4 6 5 5 5 5 4 4 6 5 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 3 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
20 1 3 6 1 1 7 1 1 7 1 1 1 7 1 1 1 1 1 7 6 5 2 7 4 1 7 7 6 7 4 1 7 1 1 7 6 129
21 1 3 3 4 3 4 5 3 3 3 3 3 5 3 5 3 4 2 6 4 6 3 5 2 3 3 3 3 4 4 6 4 4 4 5 2 131
22 4 4 3 3 1 3 5 2 3 4 2 5 4 3 4 3 2 4 5 3 5 4 4 4 6 4 4 3 5 4 4 4 5 5 6 3 137
23 2 6 1 6 1 6 6 4 1 7 1 1 1 6 1 6 4 6 2 5 3 6 2 6 1 6 1 6 2 6 3 6 4 6 1 7 139
24 4 4 2 5 1 1 6 2 4 2 2 6 3 1 7 1 1 2 7 6 6 4 7 6 6 3 1 2 7 1 7 2 4 6 7 2 138
25 2 3 2 4 1 4 4 2 3 6 2 2 3 6 4 6 2 4 3 4 3 4 5 4 5 5 1 5 5 5 1 7 1 5 4 6 133
26 5 2 3 6 2 4 5 2 1 2 3 3 3 2 3 1 2 3 6 3 4 3 5 3 4 2 3 6 6 4 3 2 3 6 4 3 122
27 5 4 5 3 4 5 7 4 3 4 4 5 6 2 4 2 4 6 5 4 2 3 6 3 4 3 5 2 3 4 2 3 3 6 3 3 141
28 1 4 1 6 2 4 5 1 4 6 1 4 1 4 1 1 3 4 4 4 3 3 3 1 1 7 1 6 1 4 6 4 6 1 1 4 113
29 5 3 1 6 4 5 3 2 1 1 3 2 3 5 4 6 2 2 4 3 4 3 1 3 6 3 1 5 2 2 1 4 1 3 5 3 112
30 6 4 5 7 5 5 6 7 5 7 6 4 5 7 6 6 4 7 5 5 5 5 5 5 4 6 2 4 6 5 5 7 5 6 5 5 192
31 3 5 1 4 2 5 5 3 3 1 1 1 5 3 4 4 3 5 2 5 3 4 2 4 2 5 1 1 5 7 3 7 3 3 4 7 126
32 3 7 5 6 2 7 5 3 3 6 2 3 4 2 5 3 6 6 7 5 4 6 7 6 5 6 2 1 4 6 6 6 3 2 2 6 162
33 7 7 2 6 5 4 7 5 2 7 2 3 3 7 6 7 2 7 7 2 3 6 2 7 4 7 2 6 3 7 3 7 3 6 3 6 173
34 4 5 7 5 7 6 3 5 6 3 7 5 5 5 6 4 4 2 2 4 3 2 5 4 2 2 6 1 2 2 6 2 6 2 4 3 147
35 1 7 1 7 1 7 4 4 1 7 1 4 3 1 1 1 7 5 1 5 2 6 1 5 5 4 1 1 2 2 1 7 4 6 1 6 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PRETESTKELOMPOKEKSPERIMEN
PERNYATAAN
KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1 4 7 3 2 1 7 7 7 7 6 6 7 7 7 5 4 7 7 7 6 7 4 6 7 7 5 2 1 3 2 2 6 7 5 6 4 188
2 1 4 6 7 3 4 6 2 5 7 4 7 4 7 5 7 1 2 6 7 6 7 4 3 6 6 1 6 4 6 4 7 6 7 7 5 180
3 5 4 6 7 1 7 7 1 1 2 7 6 7 7 4 7 1 6 6 4 5 5 6 3 7 1 1 4 5 1 5 7 2 7 5 1 161
4 1 4 2 4 7 7 7 7 7 7 1 4 3 1 1 1 7 4 7 3 6 7 7 3 1 7 1 7 6 7 5 2 5 1 6 7 163
5 5 4 5 5 5 6 7 7 5 7 3 3 3 7 3 5 2 3 6 4 5 5 3 5 2 6 1 5 1 3 6 4 6 6 5 5 163
6 2 6 2 7 7 7 6 1 6 1 6 7 4 1 5 7 2 2 7 6 6 4 7 6 7 2 7 2 7 5 4 4 4 3 3 3 166
7 1 7 5 1 1 3 1 1 5 1 1 7 1 7 1 7 1 4 7 1 5 5 1 7 7 7 1 7 1 7 7 7 7 1 1 7 141
8 7 7 3 7 1 1 7 1 1 7 7 1 1 1 7 7 1 7 7 1 5 2 1 1 7 7 1 7 1 4 7 7 7 1 1 1 142
9 6 3 2 6 6 3 2 5 1 4 2 4 5 5 6 4 6 6 5 6 4 4 3 5 6 6 2 2 5 6 7 7 7 3 6 2 162
10 1 7 6 7 1 6 6 7 1 7 1 7 4 6 5 6 2 6 6 5 5 4 5 4 5 4 1 1 1 7 2 7 1 1 4 1 150
11 1 6 5 7 2 7 5 2 1 3 1 4 3 7 5 2 1 7 7 5 6 6 6 5 5 3 2 1 6 6 1 3 1 7 1 7 147
12 1 4 3 1 1 7 7 1 1 1 1 1 1 7 4 7 2 7 5 7 3 7 7 6 1 7 1 7 7 1 1 7 1 7 5 7 144
13 1 3 7 1 1 7 7 1 1 2 1 7 7 7 7 1 1 7 7 4 7 1 1 1 7 7 1 1 1 1 1 7 7 7 7 1 138
14 5 6 7 7 1 1 7 3 2 1 5 7 3 7 2 7 4 6 7 4 4 5 3 5 7 7 1 1 7 6 1 4 3 2 1 3 152
15 2 6 7 6 2 5 1 7 7 7 5 3 4 1 1 1 1 6 7 4 7 4 7 5 6 1 1 1 5 1 1 1 1 5 5 5 139
16 3 4 6 3 5 5 5 5 5 4 4 5 6 3 6 4 4 4 6 3 5 4 6 4 5 5 4 4 6 5 5 5 4 5 5 4 166
17 1 7 1 1 1 1 1 3 3 7 1 2 1 7 1 7 1 7 1 3 1 7 1 7 7 7 1 7 1 7 7 7 7 1 4 7 136
18 1 4 4 1 1 7 6 1 4 6 7 7 7 5 5 7 3 7 7 4 2 7 1 7 7 4 1 7 3 1 1 4 3 6 3 1 152
19 4 6 2 4 2 7 7 5 4 6 6 3 4 3 3 4 5 5 7 6 5 5 4 5 4 2 2 3 5 4 7 5 7 4 6 4 165
20 1 3 6 1 1 7 1 1 7 1 1 1 7 1 1 1 1 1 7 6 5 2 7 4 1 7 7 6 7 4 1 7 1 1 7 6 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
21 1 7 1 7 1 3 6 6 1 1 1 1 4 7 4 2 1 7 7 7 2 7 5 7 1 7 1 1 1 1 5 1 2 1 7 7 131
22 6 3 3 5 2 6 5 6 3 3 2 7 6 5 5 3 2 3 6 4 7 4 2 4 7 3 1 5 7 2 1 7 4 2 7 4 152
23 1 3 2 6 2 3 4 4 7 7 1 3 1 6 2 6 2 6 6 6 4 7 1 6 4 6 1 1 1 3 4 6 5 6 1 6 140
24 4 4 2 5 1 1 6 2 4 2 2 6 3 1 7 1 1 2 7 6 6 4 7 6 6 3 1 2 7 1 7 2 4 6 7 2 138
25 3 2 2 5 1 3 5 2 1 6 2 2 5 5 4 6 6 5 3 4 2 6 2 3 3 4 1 3 6 6 6 4 6 5 6 5 140
26 6 1 1 7 1 4 7 1 1 3 4 6 4 1 3 1 4 3 7 5 5 6 7 3 6 1 7 5 2 7 3 3 4 2 6 1 138
27 3 5 4 4 3 5 7 4 3 6 2 5 6 1 4 2 7 5 7 4 4 5 7 2 7 3 2 2 6 3 1 4 4 7 2 2 148
28 1 5 2 1 6 1 6 1 1 1 1 4 6 1 6 1 5 4 6 1 6 1 4 2 1 7 1 7 7 1 6 1 6 4 5 1 120
29 2 3 2 7 1 6 7 2 1 1 2 6 7 3 6 5 4 2 6 3 5 3 1 3 5 4 1 2 3 7 2 6 1 6 5 3 133
30 4 3 3 3 4 4 6 7 5 5 4 2 3 4 3 4 2 6 6 5 4 3 4 4 4 4 2 7 7 6 4 7 1 7 5 5 157
31 4 7 7 3 4 7 4 1 1 1 3 3 4 1 4 7 7 7 4 6 4 4 1 4 1 7 1 7 7 7 4 7 1 1 1 2 144
32 2 1 4 1 7 1 2 6 5 1 3 3 2 3 3 2 2 7 7 6 3 6 7 6 6 3 1 2 3 3 3 5 3 6 1 7 133
33 1 5 2 5 7 3 7 3 1 7 1 2 3 5 5 3 2 4 5 3 4 3 2 5 2 5 1 1 1 1 1 3 7 6 6 6 128
34 6 2 1 5 1 2 3 3 5 1 3 5 6 5 6 6 4 2 6 3 5 4 1 3 1 3 7 2 1 2 7 4 6 5 2 1 129
35 3 5 4 6 1 1 7 2 5 3 2 6 4 6 2 5 2 6 5 4 4 4 1 5 7 4 5 2 4 4 5 4 2 6 4 2 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PROSTESEKSPERIMEN
PERNYATAAN
KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 4 5 2 6 2 6 6 5 5 5 6 6 2 3 5 5 3 6 6 7 6 6 6 6 6 4 5 1 4 5 5 6 1 5 5 6 172
2 1 7 2 2 1 1 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 2 4 1 2 4 3 4 4 3 3 3 4 118
3 2 5 2 5 1 5 6 2 5 4 3 7 4 1 2 2 7 2 4 5 2 7 7 4 5 2 2 4 5 4 5 4 5 3 5 2 140
4 1 4 2 7 7 1 5 1 1 7 1 3 2 7 1 7 7 5 7 4 2 5 1 6 7 7 1 1 1 7 7 7 7 7 3 7 156
5 1 5 2 7 1 5 6 2 2 7 3 7 5 6 3 5 2 7 5 7 3 6 3 7 4 4 1 6 2 6 3 4 5 5 1 3 151
6 2 2 4 5 5 3 3 3 1 5 4 6 3 4 5 2 2 5 2 4 3 5 5 5 7 3 2 4 5 4 2 6 2 4 6 7 140
7 5 6 7 1 7 4 5 7 7 1 5 5 1 1 1 1 7 1 1 7 1 4 7 1 7 1 7 1 1 4 3 1 1 4 1 1 125
8 1 1 1 7 1 7 7 7 1 7 1 1 1 7 1 7 7 7 7 7 1 7 1 7 1 7 1 1 1 1 1 7 1 7 1 7 138
9 4 4 5 6 3 5 4 3 4 6 2 4 5 5 5 4 3 4 6 3 5 4 4 2 5 3 2 2 5 5 2 3 3 4 5 2 141
10 1 4 1 6 1 6 6 7 1 6 1 7 7 7 7 1 1 7 6 6 1 7 1 5 5 7 1 7 2 1 1 7 2 1 7 7 151
11 3 3 6 3 1 1 7 1 4 7 4 6 5 3 3 1 6 6 7 3 6 4 6 3 7 3 1 3 2 4 6 2 5 6 1 3 142
12 1 5 4 6 1 3 4 7 2 3 1 5 4 7 2 6 2 5 2 3 2 3 2 2 4 6 3 2 4 6 2 5 2 4 3 4 127
13 3 2 5 2 4 1 5 6 3 7 4 3 2 5 2 2 6 7 4 5 3 6 6 5 5 6 1 4 4 3 6 5 5 3 2 6 148
14 6 7 4 7 2 7 5 4 2 1 2 5 3 5 3 6 5 6 7 6 6 6 3 6 6 7 1 7 5 7 3 7 6 5 1 7 176
15 1 6 1 7 1 4 3 5 2 7 1 3 1 6 3 5 2 5 3 4 2 5 6 5 7 7 1 1 1 6 2 7 5 4 3 7 139
16 1 7 3 2 1 3 3 3 1 6 1 3 3 6 3 5 3 6 1 5 3 4 1 4 4 6 1 6 4 6 2 6 4 3 1 7 128
17 2 5 1 5 2 1 3 6 2 6 2 5 2 4 2 3 5 7 4 5 2 6 2 5 5 6 1 2 6 4 3 6 2 5 1 6 134
18 5 6 3 5 6 4 5 6 3 5 4 3 5 4 5 3 3 5 6 6 5 6 3 5 6 4 3 5 3 5 4 5 5 4 2 4 161
19 2 1 1 6 1 4 2 7 1 7 1 5 6 3 6 1 3 2 5 1 6 2 4 2 6 6 1 7 2 6 4 6 7 1 7 3 135
20 4 3 2 5 6 5 5 3 2 4 1 5 6 4 5 6 2 4 2 4 3 4 2 4 5 4 4 4 4 5 2 6 2 4 4 6 141
21 3 6 3 7 2 5 7 6 2 1 1 6 2 5 3 3 5 7 5 4 4 6 4 5 6 4 2 5 6 4 2 6 2 4 2 2 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
22 3 3 3 5 1 6 6 5 2 6 2 7 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 2 4 6 5 1 5 3 5 2 5 2 4 2 4 139
23 4 6 7 5 4 5 4 4 2 2 2 6 4 4 4 3 4 5 6 4 6 4 5 5 7 5 2 5 1 4 3 7 1 5 4 3 152
24 4 3 5 2 4 4 3 5 3 4 4 3 3 2 4 4 5 3 3 4 4 3 2 4 3 4 6 4 2 5 2 4 2 2 4 4 127
25 4 3 3 4 5 5 7 3 6 4 4 7 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 2 2 7 4 3 2 3 4 4 3 3 4 7 4 141
26 4 5 4 4 3 2 5 4 3 3 5 2 3 4 4 5 3 7 4 4 4 5 3 4 6 4 2 3 4 4 7 4 7 4 3 4 146
27 2 6 7 4 1 5 4 6 2 6 1 5 3 2 4 3 4 6 4 5 4 3 4 3 6 6 1 2 6 5 3 7 5 4 2 4 145
28 1 5 2 2 1 1 1 5 1 7 1 1 1 7 1 4 1 7 1 5 1 7 1 5 1 7 1 7 1 7 1 7 1 1 1 7 111
29 2 7 5 4 2 5 4 3 3 5 6 4 3 2 4 2 4 6 5 4 3 4 6 5 4 3 1 5 6 4 4 3 3 2 1 3 137
30 2 6 3 4 4 5 4 1 1 7 2 7 3 4 3 1 3 4 7 4 3 3 3 3 6 3 1 1 4 3 2 4 2 2 1 3 119
31 1 3 2 1 1 2 5 2 4 1 1 3 4 4 3 2 4 6 4 5 3 4 2 4 7 4 1 4 1 6 1 4 2 2 4 3 110
32 4 4 2 6 1 4 4 6 3 6 2 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 5 6 2 3 4 4 4 6 3 2 2 5 143
33 3 4 6 5 1 3 7 5 6 4 5 1 3 6 3 3 3 7 5 4 4 5 4 3 2 5 2 2 6 2 1 5 1 5 2 5 138
34 1 5 3 1 1 5 1 6 1 1 1 1 5 4 3 6 2 7 4 5 2 7 3 6 3 7 1 2 4 5 2 7 3 5 2 5 127
35 2 5 1 3 3 4 3 5 2 4 1 1 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 4 1 3 1 1 3 4 2 4 3 2 3 4 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN SPSS RELIABILITAS
ReliabilityStatistics
Cronbach'sAlpha
N ofItems
.936 85
Item-Total Statistics
ScaleMean if
ItemDeleted
ScaleVariance
if ItemDeleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if
ItemDeleted
VAR00001 279.65 3996.423 .370 .935VAR00002 278.56 3973.062 .482 .934VAR00003 279.09 3974.324 .405 .935VAR00004 277.67 4025.844 .226 .935VAR00005 277.98 4003.071 .354 .935VAR00006 278.16 3952.282 .494 .934VAR00007 279.63 3996.573 .363 .935VAR00008 279.65 4020.090 .258 .935VAR00009 277.44 4003.491 .302 .935VAR00010 279.95 4030.760 .239 .935VAR00011 279.28 4046.206 .126 .936VAR00012 277.86 3962.551 .471 .934VAR00013 279.88 4015.677 .286 .935VAR00014 278.37 3992.811 .378 .935VAR00015 278.72 4029.539 .188 .936VAR00016 278.23 3968.135 .399 .935VAR00017 279.84 3999.044 .384 .935VAR00018 279.35 3968.852 .434 .935VAR00019 279.35 4001.471 .331 .935VAR00020 278.51 4073.970 .016 .936VAR00021 278.91 3997.705 .345 .935VAR00022 278.37 4002.715 .315 .935VAR00023 278.42 4002.868 .335 .935VAR00024 278.91 4014.515 .251 .935VAR00025 278.84 3930.092 .505 .934
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
VAR00026 277.77 3926.707 .557 .934VAR00027 278.98 3954.785 .568 .934VAR00028 279.05 3939.188 .507 .934VAR00029 278.26 4059.576 .053 .937VAR00030 279.72 4024.539 .227 .935VAR00031 277.42 3998.011 .266 .935VAR00032 277.33 3902.987 .713 .933VAR00033 278.70 3950.549 .522 .934VAR00034 279.49 3996.780 .378 .935VAR00035 278.53 3934.636 .469 .934VAR00036 279.58 3970.678 .442 .934VAR00037 278.53 4015.588 .257 .935VAR00038 279.23 3996.087 .374 .935VAR00039 278.81 4010.012 .286 .935VAR00040 279.26 3983.433 .418 .935VAR00041 277.58 4007.297 .279 .935VAR00042 279.12 3980.200 .417 .935VAR00043 278.81 3937.584 .538 .934VAR00044 277.91 3925.705 .556 .934VAR00045 278.51 3925.494 .663 .934VAR00046 279.05 3952.807 .456 .934VAR00047 279.14 3990.075 .349 .935VAR00048 278.72 3949.063 .626 .934VAR00049 278.81 3949.631 .463 .934VAR00050 279.74 3999.338 .365 .935VAR00051 278.07 3974.305 .424 .935VAR00052 278.70 3964.597 .426 .935VAR00053 277.63 3996.573 .379 .935VAR00054 278.93 4000.352 .294 .935VAR00055 277.91 3988.848 .341 .935VAR00056 278.77 3965.707 .451 .934VAR00057 278.63 4027.906 .230 .935VAR00058 279.35 4028.471 .187 .936VAR00059 278.63 3985.239 .384 .935VAR00060 278.16 3933.806 .584 .934VAR00061 279.44 4017.300 .237 .935VAR00062 280.00 4017.714 .306 .935VAR00063 279.84 4069.378 .034 .936VAR00064 278.47 3968.398 .399 .935VAR00065 279.19 3972.346 .417 .935VAR00066 279.40 4033.340 .186 .936VAR00067 278.53 3969.540 .379 .935
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
VAR00068 277.26 3965.290 .412 .935VAR00069 279.33 3976.082 .429 .935VAR00070 278.51 3943.018 .549 .934VAR00071 279.37 3974.192 .484 .934VAR00072 278.26 3990.576 .358 .935VAR00073 278.77 3988.183 .342 .935VAR00074 277.95 3936.950 .522 .934VAR00075 277.86 4000.980 .340 .935VAR00076 277.35 3992.328 .398 .935VAR00077 279.02 4057.928 .075 .936VAR00078 278.44 4043.014 .131 .936VAR00079 279.35 3963.137 .464 .934VAR00080 278.37 3991.763 .377 .935VAR00081 278.23 3984.326 .351 .935VAR00082 279.02 3978.404 .421 .935VAR00083 278.93 3985.638 .385 .935VAR00084 278.81 4026.965 .223 .935VAR00085 278.77 3960.468 .452 .934
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN RATA-RATA RAPOR
Kelompok Eksperimen :
No Kode Eksperimen Jumlah Nilai Rapor1 1 9202 2 9403 3 9464 4 9705 5 10226 6 10297 7 10308 8 10399 9 1058
10 10 106211 11 106812 12 107113 13 107214 14 107315 15 108016 16 108517 17 108818 18 108919 19 109320 20 110021 21 110322 22 111123 23 111924 24 112025 25 113026 26 113427 27 113928 28 114029 29 114930 30 115031 31 115232 32 115533 33 115934 34 117435 35 1180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kelompok Kontrol
No Kode Kontrol Jumlah nilai rapor1 1 9262 2 9883 3 10204 4 10265 5 10276 6 10317 7 10538 8 10679 9 107410 10 107511 11 108212 12 108513 13 108714 14 109015 15 109416 16 109617 17 110218 18 110919 19 111020 20 111321 21 112322 22 113123 23 113824 24 114325 25 114426 26 114627 27 114928 28 115029 29 115330 30 115631 31 116932 32 117433 33 118434 34 118635 35 1198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN HASIL HIPOTESIS
Uji – T Pretest KE dan KK
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretes_KE 35 147.34 15.287 2.584
Pretes_KK 35 147.34 15.287 2.584
One-Sample Test
Test Value = 3.00
T Df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pretes_KE 55.860 34 .000 144.343 139.09 149.59
Pretes_KK 55.860 34 .000 144.343 139.09 149.59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Uji- T Posttes KE dan KK
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Postes_KE 35 139.66 19.020 3.215
Postes_KK 35 138.51 15.818 2.674
One-Sample Test
Test Value = 3.00
T Df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Postes_KE 42.506 34 .000 136.657 130.12 143.19
Postes_KK 50.685 34 .000 135.514 130.08 140.95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
SKALA KECEMASAN
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGI
Regina Krisna Santi
109114150
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Adik-adik yang terhormat,
Dalam rangka penelitian untuk penyusunan tugas akhir pada program strata satu,
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, saya mohon kesediaan adik-
adik untuk meluangkan waktu mengisi skala ini.
Maksud dari penyebaran skala ini adalah untuk melihat perilaku yang muncul saat
hendak menghadapi ujian di sekolah.
Petunjuk Pengisian Skala :
1. Pertama-tama Adik-adik bayangkan ketika sedang atau akan menghadapi ujian.
Keadaan-keadaan atau pernyataan dibawah ini adalah perilaku yang biasanya
adik-adik hendak menghadapi ujian. Harap membaca terlebih dahulu sebelum
mengisi pernyataan tersebut.
2. Pilih antara kolom 1 – 7 yang mewakili perilaku adik-adik saat menghadapi
ujian di sekolah. Kemudian berikan tanda silang (X).
Kolom 1 memiliki arti, bahwa adik-adik tidak pernah merasakan atau perilaku
tersebut tidak pernah muncul ketika adik-adik sedang atau hendak menghadapi
ujian. Apabila adik-adik menyilang kolom nomor 7, maka adik-adik sangat
pernah merasakan perilaku yang muncul ketika adik-adik sedang atau hendak
menghadapi ujian.
Sangat tidak pernah 1 2 3 4 5 6 7 Sangat pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Contoh Pengisian :
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1 Ketika hendak ujian saya mengalami
penurunan daya ingat.
X
Kolom 1 memiliki arti tidak pernah Adik-adik rasakan atau tunjukkan perilaku
tersebut. Semakin ke kolom 7 maka Adik-adik merasakan perut mulas saat
menghadapi ujian di sekolah.
Dalam pengisian ini tidak ada jawaban benar atau salah, mohon diisi dengan
kesungguhan hati, jangan sampai ada yang terlewatkan dalam proses pengisian
skala ini.
Atas perhatian dan kerjasama Adik-adik, saya mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 8 Oktober 2014
Regina Krisna Santi
SELAMAT MENGERJAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1 Otot leher saya terasa tegang.
2 Saya nyaman duduk di meja belajar.
3 Tubuh saya mudah berkeringat.
4 Ketika saya bertemu dengan pengawas
ujian, saya berani menyapanya.
5 Perut saya terasa mulas-mulas.
6 Saya merasa nyaman berdiskusi tentang
materi ujian bersama dengan teman-teman.
7 Saya menarik nafas dalam-dalam.
8 Malam sebelum ujian saya tidur dengan
cepat.
9 Tangan saya terasa gemetar.
10 Saya ke toilet cukup satu kali sebelum ujian
dimulai.
11 Tingkatan nafas saya yang berubah-ubah
dengan cepat.
12 Saya mengetuk-ngetukkan jari diatas meja.
13 Saya sulit berkonsentrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
14 Kerika saya tidur tidak memikirkan sesuatu
yang perlu ditakuti.
15 Saya kurang fokus pada materi.
16 Ketika saya tidur tidak membayangkan
ujian yang semakin dekat.
17 Saat diajak bicara saya tidak fokus pada
lawan bicara.
18 Saya percaya bahwa mendapatkan hasil
yang optimal.
19 Saya mempunyai pikiran takut akan
kegagalan dalam ujian.
20 Saya mengalami peningkatan daya ingat.
21 Saya mempunyai pikiran sulit untuk
mengerjakan ujian.
22 Saya mampu fokus pada materi ujian.
23 Saat tidur saya terbayang-bayang ujian.
24 Saya mempunyai ingatan jangka panjang
dan pendek yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
25 Saya sering menggerak-gerakan kaki.
26 Tingkatan nafas saya beraturan.
27 Saya masuk toilet dua sampai tiga kali.
28 Saya tidak merasakan kaki gemetar.
29 Saat tidur saya membalik-balikkan badan.
30 Saya tidak mengalami peningkatan dan
penurunan nafsu makan.
31 Menghindari teman-teman yang
menanyakan persiapan ujian.
32 Detak jantung saya berdetak normal.
33 Saya menghindari percakapan tentang ujian.
34 Saya merasakan nafas panjang.
35 Saya merasa malas untuk duduk di meja
belajar.
36 Otot-otot wajah saya terasa rileks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
INSTRUKSI
“Jawablah pernyataan dibawah ini dan berikan tanda silang (X) pada
pilihan jawaban yang Anda pilih.”
1. Berapa rata-rata jam Anda belajar setiap hari dalam satu
minggu?
a. < 2 jam sehari dalam seminggu
b. 3 – 6 jam sehari dalam seminggu
c. > 7 jam sehari dalam seminggu
2. Berapa hari Anda meluangkan waktu belajar dalam seminggu?
a. 2- 3 hari dalam seminggu
b. 4- 6 hari dalam seminggu
c. Setiap hari dalam seminggu
3. Apa status pernikahan orangtua Anda?
a. Menikah
b. Bercerai
4. Berapa persentase kesiapan Anda menghadapi ujian?
a. 0 – 30%
b. 31 – 50%
c. 51 – 80%
d. 81 – 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Pada saat pemberian Treatment Terapi SEFT (Kelompok Eksperimen)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended