View
69
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang saya dalam penulisan tugas yang berjudul “ perencanaan pasangan roda
gigi lurus “ ini adalah saya ingin merencanakan atau mendesain sebuah lemari roda gigi
yang didalamnya terdapat pasangan roda gigi lurus yang datanya telah saya siapkan.serta
ingin mengetahui perencanaan yang saya buat dengan cara matematis beserta analitis.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Tujuan umum penulisan yang telah saya buat ialah untuk memenuhi tugas Elemen Mesin
lanjut.
Tujuan Khusus :
Tujuan khusus penulisan yang telah saya buat ialah untuk merencanakan sebuah lemari roda
Gigi yang didalamnya terdapat pasangan roda gigi lurus serta mengetahui seberapa besar
daya yang akan digunakan dapam perencanaan roda gigi tersebut.
1.3 Metode Perencanaan
Metode perencanaan yang saya gunakan dalam penulisan ini adalah dengan mengumpulkan
atau menyiapkan data untuk merancang atau merencanakan ebuah lemari roda gigi yang
didalamnya terdapat roda gigi lurus yang dihitung secara matematis dan juga menganalisa
bahan yang sedang digunakan atau dipakai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Roda Gigi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk mentransmisikan
daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang
lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai
transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda
gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua
roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi
dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi.
Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan transmisi roda
gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu mencegah slip, dan daya yang
ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya sejauh yang bisa
dilakukan sistem transmisi roda dan puli kecuali ada banyak roda gigi yang terlibat di dalamnya.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan, keuntungan
mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang bisa dihitung dengan
persamaan yang sederhana. Roda gigi dengan jumlah gigi yang lebih besar berperan dalam
mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi.
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan keistimewaan dari
roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain (misal sabuk dan puli). Mesin yang
presisi seperti jam tangan mengambil banyak manfaat dari rasio kecepatan putar yang tepat ini.
Dalam kasus di mana sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki kelebihan karena
mampu didesain dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah biaya pembuatannya
yang lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang menjadikan biaya operasi lebih tinggi.
Ilmuwan Yunani Kuno Archimedes pertama kali mengembangkan roda gigi dalam ilmu
mekanika di sekolah Aleksandria pada abad ketiga sebelum masehi. Mekanisme Antikythera
adalah contoh aplikasi roda gigi yang rumit yang pertama, yang didesain untuk menghitung
posisi astronomi. Waktu pengerjaan mekanisme ini diperkirakan antara 150 dan 100 SM.
2.2 Jenis – jenis Roda Gigi
1. Roda gigi spur
adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari silinder atau piringan dengan
gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung dari gigi-giginya lurus dan tersusun paralel
terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini hanya bisa dihubungkan secara paralel.
2. Roda gigi dalam
Gambar 2.1 roda gigi dalam
Roda gigi dalam (atau roda gigi internal, internal gear) adalah roda gigi yang gigi-
giginya terletak di bagian dalam dari silinder roda gigi. Berbeda dengan roda gigi eksternal yang
memiliki gigi-gigi di luar silindernya. Roda gigi internal tidak mengubah arah putaran.
3. Roda gigi heliks
Gambar 2.2 roda gigi heliks.
Atas: singgungan paralel.
Bawah: singgungan silang
Roda gigi heliks (helical gear) adalah penyempurnaan dari spur. Ujung-ujung dari gigi-
giginya tidak paralel terhadap aksis rotasi, melainkan tersusun miring pada derajat tertentu.
Karena giginya bersudut, maka menyebabkan roda gigi terlihat seperti [[heliks].
Gigi-gigi yang bersudut menyebabkan pertemuan antara gigi-gigi menjadi perlahan
sehingga pergerakan dari roda gigi menjadi halus dan minim getaran. Berbeda dengan spur di
mana pertemuan gigi-giginya dilakukan secara langsung memenuhi ruang antara gigi sehingga
menyebabkn tegangan dan getaran. Roda gigi heliks mampu dioperasikan pada kecepatan tinggi
dibandingkan spur karena kecepatan putar yang tinggi dapat menyebabkan spur mengalami
getaran yang tinggi. Spur lebih baik digunakan pada putaran yang rendah. Kecepatan putar
dikatakan tinggi jika kecepatan linear dari pitch melebihi 25 m/detik . Roda gigi heliks bisa
disatukan secara paralel maupun melintang. Susunan secara paralel umum dilakukan, dan
susunan secara melintang biasanya disebut dengan skew.
4. Roda gigi heliks ganda
Gambar 2.3 Roda gigi heliks ganda
Roda gigi heliks ganda (double helical gear) atau roda gigi herringbone muncul karena
masalah dorongan aksial (axial thrust) dari roda gigi heliks tunggal. Double helical gear
memuliki dua pasang gigi yang berbentuk V sehingga seolah-olah ada dua roda gigi heliks yang
disatukan. Hal ini akan menyebabkan dorongan aksial saling meniadakan. Roda gigi heliks
ganda lebih sulit untuk dibuat karena kerumitan bentuknya.
5. Roda gigi bevel
Gambar 2.4 Roda gigi bevel
Roda gigi bevel (bevel gear) berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang
terbentuk di permukaannya. Ketika dua roda gigi bevel mersinggungan, titik ujung kerucut yang
imajiner akan berada pada satu titik, dan aksis poros akan saling berpotongan. Sudut antara
kedua roda gigi bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180.Roda gigi bevel dapat berbentuk lurus
seperti spur atau spiral seperti roda gigi heliks. Keuntungan dan kerugiannya sama seperti
perbandingan antara spur dan roda gigi heliks.
6. Roda gigi hypoid
Gambar 2.5 Roda gigi hypoid
Roda gigi hypoid mirip dengan roda gigi bevel, namun kedua aksisnya tidak berpotongan.
7. Roda gigi mahkota
Gambar 2.6 Roda gigi mahkota
Roda gigi mahkota (crown gear) adalah salah satu bentuk roda gigi bevel yang gigi-
giginya sejajar dan tidak bersudut terhadap aksis. Bentuk gigi-giginya menyerupai mahkota.
Roda gigi mahkota hanya bisa dipasangkan secara akurat dengan roda gigi bevel atau spur.
8. Roda gigi cacing
Gambar 2.7 Roda gigi cacing dengan 4 thread
Roda gigi cacing (worm gear) menyerupai screw berbentuk batang yang dipasangkan
dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu cara termudah untuk
mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah. Biasanya, pasangan roda
gigi spur atau heliks memiliki rasio maksimum 10:1, sedangkan rasio roda gigi cacing mampu
mencapai 500:1 [2]. Kerugian dari roda gigi cacing adalah adanya gesekan yang menjadikan roda
gigi cacing memiliki efisiensi yang rendah sehingga membutuhkan pelumasan .
Roda gigi cacing mirip dengan roda gigi heliks, kecuali pada sudut gigi-giginya yang
mendekati 90 derajat, dan bentuk badannya biasanya memanjang mengikuti arah aksial. Jika ada
setidaknya satu gigi yang mencapai satu putaran mengelilingi badan roda gigi, maka itu adalah
roda gigi cacing. Jika tidak, maka itu adalah roda gigi heliks. Roda gigi cacing memiliki
setidaknya satu gigi yang mampu mengelilingi badannya beberapa kali. Jumlah gigi pada roda
gigi cacing biasanya disebut dengan thread.
Dalam pasangan roda gigi cacing, batangnya selalu bisa menggerakkan roda gigi spur.
Jarang sekali ada spur yang mampu menggerakkan roda gigi cacing. Sehingga bisa dikatakan
bahwa pasangan roda gigi cacing merupakan transmisi satu arah.
9. Roda gigi non-sirkular
Gambar 2.8 Roda gigi non-sirkular
Roda gigi non-sirkular dirancang untuk tujuan tertentu. Roda gigi biasa dirancang untuk
mengoptimisasi transmisi daya dengan minim getaran dan keausan, roda gigi non sirkular
dirancang untuk variasi rasio, osilasi, dan sebagainya.
10. Roda gigi pinion
Gambar 2.9 Pasangan roda gigi pinion
Pasangan roda gigi pinion terdiri dari roda gigi, yang disebut pinion, dan batang bergerigi
yang disebut sebagai rack. Perpaduan rack dan pinion menghasilkan mekanisme transmisi torsi
yang berbeda; torsi ditransmisikan dari gaya putar ke gaya translasi atau sebaliknya. Ketika
pinion berputar, rack akan bergerak lurus. Mekanisme ini digunakan pada beberapa jenis
kendaraan untuk mengubah rotasi dari setir kendaraan menjadi pergerakan ke kanan dan ke kiri
dari rack sehingga roda berubah arah.
11. Roda gigi episiklik
gambar 2.10 roda gigi episiklik
Ilustrasi putaran roda gigi episiklik. Perhatikan perbedaan kecepatan putar yang ditandai
dengan tanda merah pada poros roda gigi matahari dan planet
Roda gigi episiklik (planetary gear atau epicyclic gear) adalah kombinasi roda gigi yang
menyerupai pergerakan planet dan matahari. Roda gigi jenis ini digunakan untuk mengubah rasio
putaran poros secara aksial, bukan paralel. Kombinasi dari beberapa roda gigi episiklik dengan
mekanisme penghentian pergerakan roda gigi internal menghasilkan rasio yang dapat berubah-
ubah. Mekanisme ini digunakan dalam kendaraan dengan transmisi otomatis.
Roda gigi planet yang sederhana dapat ditemukan pada zaman revolusi industri di
Inggris; ketika itu mekanisme roda gigi planet yang berupa roda gigi pusat sebagai matahari dan
roda gigi yang berputar mengelilinginya sebagai planet, menjdi bagian utama dari mesin uap.
Bagian ini mengubah gaya translasi menjadi rotasi, yang kemudian dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan.
Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi dapat diklasifikasikan seperti table di bawah ini :
Letak Poros Roda Gigi Keterangan
Roda gigi dengan poros
sejajar
Roda gigi lurus
Roda gigi miring
Roda gigi miring ganda
(Klasifikasi atas dasar bentuk
alur gigi)
Roda gigi luar
Roda gigi dalam dan pinyon
Batang gigi dan pinyon
Arah putaran berlawanan arah
putaran sama. Gerakan lurus
dan berputar
Roda gigi dengan poros
berpotongan
Roda gigi kerucut lurus
Roda gigi kerucut spiral
Roda gigi kerucut ZEROL
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miring ganda
(Klasifikasi atas dasar bentuk
jalur gigi)
Roda gigi permukaan dengan poros berpotongan (Roda gigi dengan poros
berpotongan berbentuk
istimewa)
Roda gigi dengan poros
silang
Roda gigi miring silang
Batang gigi miring silang
Kontak titik
Gerakan lurus dan berputar
Roda gigi cacing silindris
Roda gigi cacing selubung ganda (globoid)
Roda gigi cacing samping
Roda gigi hipoerboloid
Roda gigi hipoid Roda gigi permukaan silang
2.3 Macam-Macam Roda Gigia. Roda gigi lurus
Roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros.
Pada materi selanjutnya akan saya bahas.
b. Roda gigi miring
Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi.
c. Roda gigi miring ganda
Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan
saling meniadakan.
d. Roda gigi dalam
Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi
besar, karena pinyon terletak di dalam roda gigi.
e. Pinyon dan batang gigi
Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi.
f. Roda gigi kerucut lurus
Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai.
g. Roda gigi kerucut spiral
Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat meneruskan tinggi dan
beban besar.
h. Roda gigi permukaan
i. Roda gigi miring silang
j. Roda gigi cacing silindris
Mempunyai cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai.
k. Roda gigi cacing globoid
Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih besar.
l. Roda gigi hipoid
Mempunyai jaliu gigi berbentuk sepiral pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang. Dan
pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncurdan menggelinding.
Nama-nama Bagian dan Istilah Dalam Roda Gigi
a. Lebar gigi ( b )
b. Puncak kepala
c. Tinggi kepala
d. Tinggi kaki
e. Lingkaran kepala
f. Jarak bagi lingkar
g. Tebal gigi ( t )
h. Lebar ruang
i. Lingkar jarak bagi
j. Sisi kepala
k. Sisi kaki
l. Dasar ka
Istilah dalam roda gigi
a. Lingkar puncak
Lingkaran melalui puncak gigi. Diameter lingkaran puncak adalah Dk.
b. Lingkaran alas
Lingkaran pada alas roda gigi. Diameter lingkaran alas adalah Dv.
c. Lingkaran jarak
Lingkaran khayal yang bersinggungan dengan kecepatan keliling yang sama.
d. Puncak gigi
Bagian gigi di atas lingkaran jarak.
e. Alas gigi
Bagian gigi di bawah lingkaran jarak
f. Modul ( m )
Bilangan yang diperbanyak dengan (phi) menghasilkan jarak antara gigi-gigi (t).
Profil Roda Gigi
Profil Roda gigi ada 2 :
1. 1. Sikloida
Garis lengkung yang menggambarkan titik pada keliling lingkaran jika bergulingan pada
suatu garis lurus.
Lingkaran yanmg bergulung disebut lingkaran gulung (Dr)
Dr = 0,4 D
Dimana :
D = Diameter lingkaran jarak
Dr = Diameter laingkaran gulung
2. 2. Evolente
Sebuah garis lengkung yang digambarkan oleh sebuah benang yang dilepas gulungnnya dari
sebuah silinder dan pada ujungnya dipasang sebuah pensil . titik –titik pada benang yang dilepaskan
gulungannya dari lingkaran dasar merupakan evolven lingkaran.
2.4 Berbagai istilah dalam roda gigi
Frekuensi putaran
Merupakan ukuran seberapa banyak putaran terjadi dalam satu satuan waktu. Misal, RPM,
adalah seberapa banyak putaran terjadi dalam satu menit.
Frekuensi angular
Diukur dalam radian per detik, di mana 1 RPM = pi/30 rad/detik. Satu putaran bernilai 2 pi rad.
Jumlah gigi
Yaitu jumlah gigi yang dimiliki oleh roda gigi. Dalam kasus roda gigi cacing, jumah gigi adalah
nomor thread dari roda gigi cacing.
Aksis
Sumbu yang melalui pusat perputaran roda gigi.
Pitch
Ruang di antara gigi.
Sudut heliks
Sudut antara tangen ke heliks dan aksis roda gigi. Sudut heliks roda gigi spur bernilai nol, dan
sudut heliks roda gigi cacing mendekati 90 derajat.
2.5 Roda Gigi Lurus
Dua roda gigi yang bersinggungan mentransmisikan gerakan rotasi. Roda gigi yang
lebih kecil bergerak lebih cepat, namun memiliki torsi yang lebih rendah. Roda gigi yang
besar berputar lebih rendah, namun memiliki torsi yang lebih tinggi. Besar kecepatan putar
dan torsi keduanya proporsional.
Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar dengan
poros, pada roda gigi jenis ini pemotongan giginya searah dengan poros gigi. Untuk
permukaanmemanjang pemotongan giginya kadang-kadang dilakukan dengan arah membentuk
sudut terhadap batang gigi rack. Roda gigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel.
Dibandingkan dengan jenis roda gigi yang lain roda gigi lurus ini paling mudah dalam proses
pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih murah. Rod agigi lurus ini cocok digunakan
pada sistim transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak menimbulkan gaya aksial.
Ciri-ciri rodagigi lurus adalah :
1. Daya yang ditransmisikan < 25.000 Hp
2. Putaran yang ditransmisikan < 100.000 rpm
3. Kecepatan keliling < 200 m/s
4. Rasio kecepatan yang digunakan
Untuk 1 tingkat ( i ) < 8
Untuk 2 tingkat ( i ) < 45
Untuk 3 tingkat ( i ) < 200
BAB III
PERENCANAAN
3.1 Perencanaan roda gigi lurus
Tugas perencaan elemen mesin lanjut
Rencanakanlah sebuah lemari roda gigi lurus yang di dalamnya terdapat pasangan roda gigi
lurus dengan data data dibawah ini.
Diketahui :
Kecepatan putaran n = 1500 rpm
Daya yang di transmisi P = 48 Hp
Perbandingan kecepatan i = 5,8
=
= 25 gigi
= 2000
= 500
Modul gigi m = 6 mm
= 0,6 cm
Jawab :
Daya Maksimum
= 1,25 x P
= 1,25 x 48 Hp
= 60 Hp
= 5,8 x
= 5,8 x 25 gigi
= 145 gigi
Dimana :
Jumlah gigi pinion = 25 gigi
Jumlah gigi Gear = 145 gigi
Diasumsikan bahwa Modul gigi ( m ) untuk pinion dan gear adalah 6 mm.
Modul gigi ( m ) = 6 mm
Diameter Pinion
x m
= 25 x 6 mm
= 150 mm
= 15 cm
Diameter Gear
x m
= 145 x 6 mm
= 870 mm
= 87 cm
PINION
A. Kecepatan keliling pinion
=
=
= 1178,1
= 11,781
= 11,781 x 60 menit
= 707
B. Gaya tangensial pada gigi
=
= 382 kg
C. Faktor kecepatan
=
= 0,2
D. Faktor bentuk gigi pinion
=
= 0,097
E. Lebar gigi ( b )
Menggunakan persamaan lewis
=
b =
=
=
= 5,2 cm
= 52 mm
Dalam hal ini lebar muka gigi diambil dari 6 - 12,5 x Modul atau b = 6 x Modul gigi sampai
b = 1,25 x Modul gigi
b = 6 x Modul gigi
= 6 x 6 mm
= 36 mm
= 3,6 cm
Bagian yang lain untuk roda p
Pinion dan gear yang mempunyai sudut tekan involute kedalaman penuh adalah :
- Addendum : 1 x Modul gigi
- Dedendum : 1,25 x Modul gigi
Jarak Kerja = 2 x Modul gigi
= 2 x 6 mm
= 12 mm
= 1,2 cm
Minimum Total jarak = 2,25 x Modul gigi
= 2,25 x 6 mm
= 13,5 mm
= 1,35 cm
Minimum kelonggaran = 0,25 x Modul gigi
= 0,25 x 6 mm
= 1,5 mm
= 0,15 cm
Tebal gigi = 1,5708 x Modul gigi
= 1,5708 x 6 mm
= 9,4248 mm
= 0,94248 cm
Merencanakan diameter poros roda pinion dan kita mengetahui bahwa beban normal berada
diantara permukaan gigi.
F. Beban Normal ( )
=
=
= 407 kg
G. Berat roda pinion ( )
= 0,118 x x b x m
= 0,118 x x 3,6 cm x
= 3,8232 kg
= 3,8 kg
Maka :
= = 407 kg
= = 407 kg
Dimana kita mengetahui bahwa jarak roda gigi pinion dengan bantalan atau bearing ialah 10 cm
maka momen bengkok yang bekerja dimana jaraknya 10 cm.
M = x X
= 407 kg x 10 cm
= 4070 kg . cm
H. Torsi Ekuivalen ( )
=
=
=
=
= 4977,2 kg . cm
=
= 382 kg .
= 2865 kg . cm
Maka diameter poros roda pinion dapat dihitung :
= x x
d =
=
= 3, 70 cm
= 4 cm
= 40 mm
=
=
= 1910 kg
GEAR
A. Kecepatan keliling gear
=
=
= 6833
= 68,33
= 68,33 x 60 menit
= 4099,8
= 4100
Gaya tangensial pada gigi
=
= 77 kg
C. Faktor kecepatan
=
= 0,04
D. Faktor bentuk gigi gear
=
= 0,119
E. Lebar gigi ( b )
Menggunakan persamaan lewis
=
b =
=
=
= 4,3 cm
= 43 mm
Merencanakan diameter poros roda gear dan kita mengetahui bahwa beban normal berada
diantara permukaan gigi.
F. Beban Normal ( )
=
=
= 82 kg
G. Berat roda gear ( )
= 0,118 x x b x m
= 0,118 x x 3,6 cm x
= 22,174 kg
Maka :
= = 82 kg
= = 82 kg
Dimana kita mengetahui bahwa jarak roda gigi gear dengan bantalan atau bearing ialah 10 cm
maka momen bengkok yang bekerja dimana jaraknya 10 cm dan velocity rationya ialah 3 kali
torsi pada poros pinion
Torsi
T =
=
=
= 28,66 kg.m
= 2866 kg.cm
M = x VR
= 2866 kg.cm x 3
= 8598 kg . cm
=
= 96 kg .
= 4176 kg . cm
H. Torsi Ekuivalen ( )
=
=
=
=
= 9558,5 kg . cm
Maka diameter poros roda pinion dapat dihitung :
= x x
d =
=
= 4,60 cm
= 5 cm
= 50 mm
=
=
= 2400 kg
Momen bengkok maksimum pada setiap jeruji
Dimana n = 4 jeruji
M = x
=
=
= 26100 kg . cm
Maka digunakan hubungan :
=
Dimana Z =
=
=
=
=
=
= 10,81 cm = 11 cm
=
=
= 5,5 cm
Panjang dari lengan oleh karena itu as besar dari jeruji pada ujung rim adalah :
= - ketirusan
= -
= -
=
=
As kecil dari lengan atau jeruji pada ujung rim
=
=
= 4,2 cm
I. Perencanaan Rim
Ketebalan rim pada roda gigi pinion diambil antara 1,6 – 1,9 m
= 1,6 x m
= 1,6 x 6 mm
= 9,6 mm
= 10 mm
= 1 cm
Ketebalan rim untuk roda gear
= m
= 6 mm .
= 28 mm
= 2,8 cm
Perhitungan Pasak
Pasak adalah elemen untuk menyalurkan torsi ke roda gigi ataupun
kopling supaya daya dapat dipindahkan dari poros input keporos output.
a. Panjang Pasak Gear.
Untuk diameter poros 50 mm, maka dilihat dari table standarisasi pasak.
b = 14 mm
t = 10 mm
Rumus Bantu.
T =
=
=
= 28,66 kg.m
= 2866 kg.cm
F = 2 x T ds
Bahan pasak S35C-D.
b = 30 kg/mm2. (dari table bahan).
= 300 N/mm2.
Sf1 = 6 ; Sf2 = 2
t = b Sf1 x Sf2
= 30 6 x 2
= 2,5 kg/mm2
Panjang pasak yang digunakan.
t = F A
t = 2T/d b x L
t = 2T
ds1 x b xL
L = 2T
ds1 x b x t
= 2 x28660 50 x14 x 2,5
= 31 mm.
b. Panjang Pasak Pinyon.
Untuk diameter poros 40 mm, maka dilihat dari table standarisasi pasak.
b = 12mm.
t = 9 mm.
T =
=
=
= 28,66 kg.m
= 2866 kg.cm
Rumus Bantu.
F = 2 x T ds
Bahan pasak S35-D.
b = 30 kg/mm2. (dari table bahan).
= 300 N/mm2.
Sf1 = 6 ; Sf2 = 2
t = b Sf1 x Sf2
= 300 6 x 2
= 2,5 kg/mm2.
Panjang pasak yang digunakan.
t = F A
t = T/d b x L
t = T
ds1 x b xL
L = T ds1 x b x t
= 28660 40 x 12 x 2,5
= 24 mm.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Faktor keamanan harus lebih besar sesuai dengan roda gigi dan jenis material
yang akan digunakan.
Terdapat perbedaan dimensi / besaran hasil perhitungan dalam menentukan
perbandingan transmisi, tebal gigi, modul, dan material yang akan direncanakan.
Untuk poros yang digerakan akan mengalami momen puntir yang lebih besar
dari poros penggerak, karena faktor beban yang dipikulnya.
Terdapat perbedaan dimensi poros karena adanya perbedaan dimensi roda gigi
perhitungan yang mempengaruhi perhitungan kondisi pembebanan yang
dialami, selain itu pemilihan material yang berbeda menghasilkan besaran –
besaran yang berbeda pula .
4.2 SARAN
Memindahkan posisi gigi yang satu ke posisi gigi lainnya hendaknya
diperhatikan medan yang dilalui serta cara pengoperasian koplingnya , karena
jika pengoprasian kurang baik maka akan mempercepat kerusakan pada roda
gigi.
Pemeriksaan minyak pelumas secara berkala amatlah penting untuk
menghindari kerusakan pada roda gigi.
DAFTAR PUSTAKA
MSME Sularso, Ir, Kiyoto Suga, “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin”,
1980, Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta.
Khurmi, RS, JK, “Machine Design”, 1984, Penerbit Eurasia Pubblishing House (PYT)
Ltd, Ram Nagar, New – Delhi – 110055.
Niemen, G, Winter, H, “Elemen Mesin II”, 1990, Penerbit, Edisi kedua.
Recommended