View
331
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
pertusis anak
Citation preview
KASUS• Seorang anak perempuan berusia 4 tahun
dibawa ke puskesmas karena batuk sejak 2 minggu yang lalu. Saat batuk, pasien menjadi kesulitan bernafas akibat batuk terus menerus sehingga wajah menjadi memerah kebiruan. Di antara episode batuk, pasien tampak baik-baik saja. Keluhan demam (+) tapi tidak terlalu tinggi dan naik turun. Riwayat imunisasi dasar pasien tidak lengkap. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
ANAMNESIS
ANEMNESIS
Identitas pasien; nama, umur, tanggal lahir,
tempat tinggal dan berapa minggu waktu gestasi.
Adakah terdapat komplikasi
sewaktu lahir?
Bagaimana dengan
immunisasi anak? Adakah lengkap
atau tidak?
Sejak kapan anak batuk?
Batuk ada darah tak?
Punya dahak gak?
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan fisik abdomen• Inspeksi• Palpasi• Perkusi• Auskultasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG• memperlihatkan infiltrat perihiler, atelaktasis atau empiema
Foto toraks
• Peningkatan jumlah leukosit• pada bayi-bayi jumlah leukosit tidak dapat menolong
Leukositosis
• terbaik diperiksa selama fase awal penyakit• melakukan apus nasofaring yang dibiak pada media Bordet-Gengou• dari spesimen faring• dapat membedakan diagnosis spesifik secara tepat
Direct flourescent antibody staining
• penentuan antibodi toksin pertussis dari serum
Serologi
• dipakai untuk menentukan IgM, IgG, dan IgA serum terhadap “filamentous hemoaglutinin (FHA)” dan toksin pertussis (TP)
• nilai IgM-FHA dan IgM-TP serum tidak bernilai karena dapat disebabkan oleh penyakit atau vaksinasi
• IgG langsung merupakan test yang paling sensitif dan spesifik untuk infeksi akut• IgA-FHA dan IgA-TP kurang sensitif tetapi sangat spesifik untuk infeksi natural dan tidak terlihat
sesudah imunisasi pertussis.
ELISA
DIAGNOSIS
Batuk lebih dari 2 minggu dengan emesis sesudah batuk mempunyai nilai diagnostik yang penting
Riwayat kontak dengan kasus-kasus pertusis sangatlah menolong
dapat didiagnosis selama stadium
Waktu antara eksposur dan penyakit biasanya antara 7 sampai 10 hari, mungkin berkelanjutan sampai 3 minggu
dapat menularkannya kepada orang lain selama sampai 3 minggu setelah batuk mulai.
ditularkan kepada orang lain melalui tetesan
Pertusis.
DIAGNOSIS BANDING• penyakit immunologi• menyebabkan kesukaran bernafas. • keradangan dan spasm (kejang) pada selaput dinding laluan udara• mungkin wheezing, sesak nafas, dan sukar untuk melakukan
aktiviti.
Asma bronkiol
• Infeksi Bordetella parapertusis, Bordetella bronkiseptika dan adenovirus dapat menyerupai sindrom klinis Bordetella pertusis.
• dapat dibedakan dengan isolasi kumam penyebab.
Infeksi oleh kuman bordetella lain
• Streptococcus group A, haemofilus influenza dan streptococcus viridans merupakan penyebabnya.
• menyerang berbagai usia terutama 1-2 tahun• mempunyai gejala-gejala infeksi saluran nafas atas ringan,
batuk,serak, stridor, panas tinggi dan distress pernapasan.
Lanryngotrachiobronkitis akut
ETIOLOGIBordetella pertusis
satu-satunya penyebab pertusis
endemis dan penyebab biasa pertusis sporadis
manusia merupakan host untuk spesies ini
Gram Negative Cocobacillus
Gerak negative
Obligat aerob
Biakan pada ‘charcoal-chephalexin blood
agar’ 3-7 hari dengan toleranci asam lemak dan kondisi anaerobic
EPIDEMIOLOGI
Epidemic Pertussis in 2012 — The Resurgence of a Vaccine-Preventable Disease
PATOFISIOLOGIbermultiplikasi pada epitel
yang bersilia
menghasilkan faktor-faktor virulenAda bendungan dan
infiltrasi mukosa oleh sel-sel limfosit dan
leukosit PMN peradangan dalam lumen bronki
terjadi hiperplasia limfoid peribronkialbronkopneumonia dengan nekrosis dan deskuamasi epitel permukaan bronki
Obstruksi bronkial dan atelektasis terjadi karena penumpukan sekresi
mukus
FAKTOR RESIKO
• Anak yang tidak mendapatkan imunisasi DPT dan tinggal di kawasan yang higenisnya kurang bersi adalah paling beresiko untuk dijangkiti pertusis.
PENATALAKSANAANMedika mentosa• eritromisin
• 50 mg/kg BB/hari• dapat mengeliminasi organisme pertussis
dari nasofaring dalam 3-4 hari• tidak memperbaiki gejala-gejala jika
diberikan terlambat
Non medika mentosa• menghindarkan faktor-faktor yang
menimbulkan serangan batuk• mengatur hidrasi dan nutrisi• Oksigen diberikan pada distres pernapasan
akut/kronik• Penghisapan lendir terutama pada bayi
dengan pneumonia dan distres pernapasan
PENCEGAHAN
Imunisasi aktif• Dosis total 12 unit protektif• vaksin pertussis dalam 3 dosis yang seimbang• jarak 8 minggu• toksoid pertussis, difteria dan tetanus (kombinasi)• Prevelan waktu berumur 2 minggu dengan jarak 4 minggu• Lebih dari 7 tahun tidak rutin diimunisasi.
kontak• Eritromisin• Kontak intim yang berumur kurang 2 tahun• Vaksin pertussis monovalen dan eritromisin diberikan pada
waktu terjadi epidemi.
Komplikasi
sistem respirasi dan saraf pusat
Pneumonia• paling sering terjadi kematian
TBC laten dapat juga di aktifkan
Atelektasis• timbul sekunder karena ada
sumbatan mukus yang kental
Pneumonia• Akibat aspirasi mukus atau
muntah
Panas tinggi• menandakan adanya infeksi
sekunder oleh bakteria
Ruptur alveoli, empisema interstitiel/subkutan dan pneumotoraks• Batuk dengan tekanan tinggi.
Bronkiektasia• dapat timbul dan menetap
otitis media• disebabkan oleh
S.pneumonia
Perdarahan• Pendarahan subkonjungtiva,
Hematoma, perdarahan epidural, perdarahan intrakranial
ruptura diafragma
Hernia• Hernia umbikalis, hernia
inguinalis, prolapsus rekti, dehidrasi dan gangguan nutrisi.
kejang dan koma• refleksi dari hipoksia serebral
(asfiksia), perdarahan subarachnoid
• oleh temperatur tinggi• karena hiponatremia
sekunder terhadap “syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone (SIADH)
PROGNOSIS
• Kebanyakan kematian disebabkan oleh ensefalopati dan pneumonia atau komplikasi paru-paru lain.
• Jika ditangani dengan berkesan, cepat dan baik maka prognosisnya akan baik
KESIMPULAN• Pertusis merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang saluran
pernapasan bagian atas, disebabkan terutama oleh Bordetella pertussis. Pertusis ditandai dengan batuk lama dan kadang-kadang terdengar seperti menggonggong (whooping cough) dan episode diakhir dengan ekspulsi dari secret trakea,silia lepas dan epitel nekrotik.
• Pertusis sering menyerang bayi dan anak-anak kurang dari 5 tahun, terutama yang belum diimunisasi lebih rentan, demikian juga dengan anak lebih dari 12 tahun dan orang dewasa.
• Stadium penyakit pertusis meliputi 3 stadium yaitu kataral, paroxsismal, dan konvalesen. Masing-masing berlangsung selama 2 minggu. Pada bayi, gejala menjadi lebih jelas pada stadium konvalesen.
• Diagnosa pertusis dengan gejala klinis memuncak pada stadium paroksismal, riwayat kontak dengan penderita pertusis, kultur apus nasofaring, ELISA, foto thorax.
• Terapi yang dapat diberikan antibiotic eritromisin 50mg/kgB/hari dibagi 4 dosis selama 14 hari, dan suportif.
• Prognosis baik dengan penatalaksanaan yang tepat dan cepat. Kematian biasanya terjadi karena ensefalopati dan pneumonia atau komplikasi penyakit paru yang lainnya.
Recommended