View
14
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN
INSOURCING ATAU OUTSOURCING DAN URGENSI
MAINTAINABILITY SISTEM INFORMASI DI SUATU PERUSAHAAN
(Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen)
Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc
Disusun Oleh :
DWI BULAN MAULIDINA
(k15161015)
SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
i
PRAKATA
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga
tugas penulisan makalah untuk memenuhi nilai ujian akhir triwulan dalam bidang mata kuliah
sistem informasi manajemen ini dapat diselesaikan. Makalah ini berjudul
“PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN INSOURCING
ATAU OUTSOURCING DAN URGENSI MAINTAINABILITY SISTEM INFORMASI DI
SUATU PERUSAHAAN”.
Tentunya di dalam pembuatan tugas makalah ini mungkin masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik itu dari penulisan, isi, dan lain sebagainya karena keterbatasan ilmu dan
pengetahuan kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
pembuatan tugas makalah ini.
Demikian sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tugas makalah
ini dapat diterima dan bermanfaat.
Jakarta, Februari 2017
Dwi Bulan Maulidina
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 2
2.1 Sistem Informasi ........................................................................................... 2
2.2 Insourcing dan Outsourcing ......................................................................... 3
2.3 Urgensi Maintainability Sistem Informasi ................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................... 6
3.1 Kelebihan dan Kekurangan Insourcing ........................................................ 6
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Outsourcing ...................................................... 6
3.3 Alasan Perusahaan Memilih Insourcing atau Outsourcing .......................... 7
3.4 Sistem Maintainability Perangkat Lunak Dalam Perusahaan....................... 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 11
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 11
4.2 Saran ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi dunia yang demikian pesat ditunjang dengan
perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, menimbulkan berbagai dampak
terhadap kegiatan perusahaan. Persaingan usaha menjadi semakin ketat dimana semua
perusahaan berlomba-lomba untuk saling menonjolkan kemampuannya agar dapat bersaing
dengan para kompetitornya. Lingkungan yang sangat kompetitif ini menuntut dunia usaha
untuk menyesuaikan dengan tuntutan pasar yang memerlukan respons yang cepat dan
fleksibel dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Banyak perusahaan yang
kini menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan sistem informasi lintas
fungsi perusahaan terintegrasi, yang melintasi berbagai batas fungsi tradisional bisnis agar
dapat merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis yang penting di semua lintas
fungsi perusahaan.
Sistem informasi merupakan salah satu alat (tool) yang sering digunakan oleh
perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahan demi mencapai efektifitas dan efesiensi
perusahaan. Organisasi (perusahaan) dan sistem informasi memerlukan kontribusi,
komitmen dan kepedulian untuk mendapatkan potensi yang sesungguhnya. Efektifitas dan
efisiensi dalam mentransfer teknologi memerlukan perubahan yang terus menerus dan
berkelanjutan. Teknologi dan sistem informasi yang merupakan kolaborasi antara teknologi
informasi dan komunikasi yang memainkan peran utama pengembangan sistem informasi.
Untuk mengurangi resiko kegagalan dalam pengembangan sistem informasi, maka
perusahaan dihadapkan pada beberapa pilihan. Apakah pengembangan sistem informasi
tersebut akan dilakukan secara insourcing ataupun outsourcing. Pemilihan alternatif
pengembangan sistem informasi yang tepat merupakan suatu keharusan bagi suatu
organisasi. Kesalahan di dalam pemilihan alternatif akan menyebabkan investasi yang telah
dilakukan serta waktu yang terpakai akan menjadi sia-sia. Pada pembahasan paper ini
penulis mencoba memberikan gambaran tentang pengembangan sistem informasi secara
outsourcing maupun insourcing serta apa saja kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Selain permasalahan diatas, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang urgensi
maintainability suatu sistem informasi dalam suatu perusahaan. Sistem informasi
merupakan bagian penting dari kegiatan operasional perusahaan, perencanaan strategis dan
sering kali mempunyai peran penting terhadap keunggulan kompetitif usaha. Aplikasi
perangkat lunak yang membangun sistem informasi akan mengalami beberapa penyesuaian
dan perubahan sejak penginstalannya sebagai respon terhadap pemenuhan persyaratan dan
kebutuhan. Urgensi maintainability perlu dicermati karena biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan relatif mahal dibanding saat membangun sistem informasi tersebut, sehingga
alokasi sumber daya berupa biaya perlu diperhitungkan dengan baik.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui implementasi sistem
informasi dan insourcing atau outsourcing dalam perusahaan. Selain itu juga untuk
mengetahui peran urgensi maintainability dalam pengembangan sistem informasi di suatu
perusahaan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi
Sistem informasi secara definisi merupakan suatu kumpulan dari komponen-
komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan
dan pengaliran informasi. Komponen-komponen sistem informasi antara lain: teknologi
informasi, proses dan prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk,
pelanggan, supplier, rekanan dan lain lain. Teknologi informasi adalah suatu teknologi
yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran
data/informasi tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu (Indrajit, 2003). Dalam hal ini
teknologi dapat mencakup produk-produk seperti komputer, sistem operasi, modem, router,
oracle, SAP, printer, multimedia, cabling system, VSAT, dan lain sebagainya. Lebih dari
sebuah teknologi informasi, sistem informasi mencakup bagian yang lebih luas dan lebih
banyak berhubungan dengan karakteristik dari sebuah organisasi (dalam hal ini organisasi
bisnis).
Sistem Informasi, istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga, memiliki banyak
pengertian dan definisi. Beberapa definisi mengenai sistem informasi terlihat di tabel
berikut :
Menurut Definisi / Pengertian
Alter
Kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi
informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan suatu
organisasi
Bodnad dan
Hopwood
kumpulan HW dan SW yang dirancang untuk mentransformasikan
data ke dalam bentuk informasi yang berguna
Budi
Sutedjo
Kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi
Komponen-komponen Sistem Informasi adalah :
1. Hardware (perangkat keras).
2. Software (perangkat lunak).
3. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data
untuk menghasilkan output.
4. Basisdata : suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga
memudahkan proses pencarian informasi.
5. Jaringan komputer dan komunikasi data.
6. Brainware.
Kemampuan yang dimiliki oleh sistem informasi, antara lain :
1. melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar dengan kecepatan tinggi.
2. menyimpan informasi dalam jumlah besar ke dalam ruang yang kecil dan mudah
diakses.
3
3. menyajikan informasi dengan jelas.
4. meng-otomatisasi proses-proses yang manual.
5. menyediakan komunikasi dalam dan antarorganisasi yang murah, akurat, dan
cepat.
Secara garis besar sistem informasi dikelompokkan menjadi 2, yaitu sistem
informasi digunakan untuk mendukung operasional dan sistem informasi yang
mendukung manajemen. Sistem informasi yang digunakan untuk mendukung
operasional terkait dengan opersional sehari-hari yang berlangsung di dalam suatu
organisasi : pemrosesan transaksi, pengendalian proses, dan kerjasama antar
tim/bagian di dalam suatu organisasi. Sistem pemrosesan transaksi misalnya saja
memproses data hasil transaksi bisnis, memperbaharui basis data opersional,
menghasilkan dokumen bisnis. Sistem pengendalian proses terkait dengan proses
mengawasi dan mengendalikan proses industri, misalnya : sistem produksi baja,
penyulingan minyak dengan sensor yang terhubung komputer. Sistem kerjasama
perusahaan mendukung komunikasi dan kerjasama tim/bagian/kelompok kerja disuatu
organisasi/perusahaan dengan memanfaatkan piranti elektronik dan teknologinya,
misalnya e-mail, fax, teleconference. Sistem ini mengarah pada otomatisasi
perkantoran.
Keluaran/output/hasil dari sistem informasi adalah informasi. Pengguna
informasi dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu manajer/pimpinan, non manajer, dan
orang-orang atau organisasi di luar organisasi. Informasi merupakan sumber daya
konsepsual dan menduduki level yang sama pentingnya dengan sumber daya fisik yang
lain yaitu manusia, material, mesin, dan uang. Mengingat informasi merupakan sumber
daya yang sangat penting maka perlu dikelola sebaik-baiknya. Untuk dapat mengelola
informasi dengan baik semestinya dipahami dulu apa yang dimaksud dengan informasi
dan hal-hal yag terkait di dalamnya.
2.2 Insourcing dan Outsourcing
A. Insourcing
Definisi dari Insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan
untuk dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu
sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk bekerja di
luar perusahaan secara fulltime, fifty-fifty atau temporary. Kompensasi diterima
dengan mengikuti pola tersebut. Artinya mereka akan dibayar secara penuh oleh
perusahaan yang menggunakannya, atausharing dengan perusahaan asalnya, atau
perusahaan asal hanya menanggung selisih gaji (Zilmahram, 2009). Insourcing juga
dapat didefinisikan sebagai transfer pekerjaan dari satu organisasi ke organisasi lain
yang terdapat di dalam negara yang sama. Selain itu,Insourcing dapat pula diartikan
dengan suatu organisasi yang membangun fasilitas atau sentra bisnis baru yang
mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu (en.wikipedia.org). Dalam
kaitannya dengan TI, Insourcing atauContracting merupakan delegasi dari suatu
pekerjaan ke pihak yang ahli (spesialis TI) dalam bidang tersebut dalam suatu
perusahaan.
B. Outsourcing
Menurut Beaumont dan Sohal, mengatakan bahwa outsourcing merupakan
trend yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi
akhir-akhir ini, sedangkan Gibson mengatakan bahwa outsourcing merupakan
perpindahan rutinitas usahake sumber daya yang ada di luar, dab Brooks mengatakan
4
bahwa outsourcing merupakan upaya untuk mendapatkan barang atas jasa dari supplier
luar atau yang beroperasi di luar negri dalam rangka memotong biaya. Terakhir dilihat
dari pandangan Bridges dikatakan bahwa ada 3 komponen dari outsourcing : 1). IT,
yang merupakan perkembangan dari teknologi informasi, 2). Komunikasi, yang
merupakan bagaimana bentuk dari kinerja suatu perusahaan berdasarkan lancar
tidaknya komunikasi yang terjalin, 3). Struktur organisasi perusahaan.
Sehingga secara umum pengertian dari outsourcing menurut Emilia, Winarto,
dan Arief adalah suatu pengalihan aktivitas perusahaan baik barang atai jasa ke
perusahaan lain yang memiliki 3 komponen tersebut. Hubungan dalam
dunia Information Technologyadalah menurut Lee, IT outsourcing adalah kontrak
tambahan dari sebagian atai keseluruhan fungsi IT dari perusahaan kepada pencari
outsourcing external, Chen dan Perry mengatakan IT outsourcing merupakan
pemanfaatan organisasi external untuk memproduksi atau membuat ketetapan jasa
teknologi informasi. Jasa IT yang biasanya di outsourcing adalah jaringan, desktop,
aplikasi dan web hosting. Carrie dan Indrajit membedakan IT outsourcing kedalam 4
bagian, yaitu :
1. Total Outsourcing, yaitu sepenuhnya menyerahkan semuanya ke pihak lain,
baik hardware, software, dan brainware.
2. Total Insourcing, peminjaman atau penyewaan sumber daya manusia yang dimiliki
oleh pihak lain yang di pakai dalam jangka waktu tertentu.
3. Selective Sourcing, perusahaan memilah-milah bagian mana yang akan di serah ke
pada pihak lain, dan bagian yang tidak di berikan tersebut akan dikelola oleh
perusahana sendiri.
4. De facto insourcing, menyerahkan semua yang menyangkut IT ke perusahaan lain
dikarenakan adanya latar belakang sejarah.
2.3 Urgensi Maintainability Sistem Informasi
Maintainability atau kemampuan untuk memelihara suatu sistem memegang
peranan sangat penting dalam penerapapan dan pengembangan sistem informasi karena
pemeliharaan secara periodik atau berkala dapat mendeteksi sedini mungkin terjadinya
kesalahan yang harus segera diperbaiki, mempertahankan sistem informasi tersebut, atau
meningkatkan kinerjanya agar memiliki performa yang baik dan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
Urgensinya dari maintainability yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menyediakan layanan perawatan atau pemeliharaan sistem informasi guna mendukung
keberlangsungan sistem sehingga bisa meminimalisasi kendala-kendala dan mendukung
terciptanya keberhasilan perusahaan dalam mencapai tuajuannya. Secara singkat, system
maintenance menjadi urgen karena pada sistem maintenance terjadi usaha perbaikan secara
berkelanjutan untuk mempertemukan kebutuhan oranisasi terhadap sistem dengan kinerja
sistem yang telah dibangun. Pemeliharaan sistem merupakan cara terbaik untuk menjaga
efiensi sistem yang sudah ada. Pemeliharaan ini di perlukan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kinerja sistem yang digunakan , agar dalam penggunaannya dapat optimal.
Maintainability didefinisikan oleh Martin dan McClure (1983 dalam Schneidewind
1987) sebagai suatu kemudahan dimana sebuah sistem software bisa diperbaiki ketika
terjadi kesalahan atau kekurangan dan bisa dikembangkan atau disusutkan untuk memenuhi
kebutuhan yang baru. Urgensi maintainability sistem informasi adalah pentingnya
5
perawatan/pemeliharaan dalam kondisi tertentu serta pengembangan suatu sistem
informasi untuk memenuhi kebutuhan baru.
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan dan Kekurangan Insourcing
a. Beberapa keuntungan dari pengelolaan SI dan TI dengan sistem insourcing antara lain:
Perusahaan memiliki kendali yang besar terhadap SI/TI-nya sendiri.
Mengurangi biaya tenaga kerja karena biaya untuk pekerja dalam perusahaan
biasanya lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk pekerja outsource.
Menyalurkan pemanfaatan kompetensi perusahaan secara optimal.
Memiliki kemampuan untuk melihat keseluruhan proses pengembangan SI.
Sistem Informasi yang dibuat dapat direncanakan secara terstruktur sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap SI
karena proses pengembangannya dilakukan oleh internal perusahaan tersebut.
Lebih mudah dalam mengintegrasikan SI yang dikembangkan oleh perusahaan
dengan sistem yang sudah ada.
Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dimodifikasi serta dikontrol
keamanan aksesnya (security acces).
Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif (competitif advantage) perusahaan
dibandingkan pesaing.
b. Beberapa kelemahan dengan sistem insourcing, antara lain :
Membutuhkan investasi yang tinggi karena biaya pembuatan sistem harganya
sangat mahal.
Pengembangan SI dapat memakan waktu yang lama karena harus merancangnya
dari awal.
Adanya communication gap antara IT Specialist danuser.
Kesulitan dalam menyatakan kebutuhanusers sehingga menyulitkan spesialis TI
dalam memahaminya dan seringkali hal ini menyebabkan SI yang dibuat kurang
memenuhi kebutuhanuser.
Adanya resiko yang harus ditanggung sendiri oleh perusahaan jika terjadi masalah
atau kesalahan dalam pendefinisian kebutuhan data dan informasi.
Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang SI/TI yang kompeten dan memilikiskill
yang memadai dapat menyebabkan kesalahan/resiko yang harus ditanggung sendiri
oleh perusahaan.
Perusahaan belum tentu mampu melakukan adaptasi dengan perkembangan TI yang
sangat pesat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang up to date.
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Outsourcing
a. Beberapa keuntungan dari pengelolaan SI dan TI dengan sistem outsourcing antara lain:
Biaya menjadi lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun sendiri
fasilitas SI dan TI.
7
Memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang SI/TI.
Perusahaan dapat mengkonsentrasikan diri dalam menjalankan dan
mengembangkan bisnis intinya, karena bisnis non-inti telah didelegasikan
pengerjaannya melaluioutsourcing.
Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian dari perusahaan outsource dalam
mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan.
Mempersingkat waktu proses karena beberapaoutsourcer dapat dipilih sekaligus
untuk saling bekerja sama menyediakan layanan yang dibutuhkan perusahaan.
Fleksibel dalam merespon perubahan SI yang cepat sehingga perubahan arsitektur
SI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan karena perusahaan outsource SI
pasti memiliki pekerja TI yang kompeten dan memiliki skill yang tinggi, serta
penerapan teknologi terbaru dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan
outsource.
Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi
b. Beberapa kelemahan penggunaan sistem outsourcing antara lain :
Permasalahan pada moral karyawan, pada kasus yang sering terjadi, karyawan
outsource yang dikirim ke perusahaan akan mengalami persoalan yang
penangannya lebih sulit dibandingkan karyawan tetap.
Kurangnya kontrol perusahaan pengguna terhadap sistem informasi yang
dikembangkan dan terkunci oleh penyedia outsourcing melalui perjanjian kontrak.
Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem
informasi akan terbentuk.
Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa
dikembangkan atau diinovasi di masa mendatang, karena yang mengembangkan
tekniknya adalah perusahaan outsource.
Jurang antara karyawan tetap dan karyawan outsource.
Perubahan dalam gaya manajemen.
Proses seleksi kerja yang berbeda.
Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh
pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal
ini akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang
yang nakal.
3.3 Alasan Perusahaan Memilih Insourcing atau Outsourcing
A. Alasan Perusahaan Memilih Insourcing
Organisasi biasanya memilih untuk melakukan insourcing dalam rangka
mengurangi biaya tenaga kerja dan pajak. Organisasi yang tidak puas dengan
outsourcing kemudian memilih insourcing sebagai penggantinya. Beberapa organisasi
merasa bahwa dengan insourcing mereka dapat memiliki dukungan pelanggan yang
lebih baik dan kontrol yang lebih baik atas pekerjaan mereka daripada dengan meng-
outsourcing-nya. Sedangkan menurut Zilmahram (2009), Insourcing dapat terjadi
karena hal-hal sebagai berikut:
1. Kompetensi karyawan yang tidak optimal dimanfaatkan di dalam perusahaan.
2. Terjadinya perubahan yang mengakibatkan beberapa kompetensi tertentu tidak
dibutuhkan lagi di dalam perusahaan.
3. Sebagai persiapan karyawan untuk menempuh karir baru di luar perusahaan.
B. Alasan Perusahaan Memilih Outsourcing
8
Menurut Rahardjo (2006), outsourcing sudah tidak dapat dihindari oleh
perusahaan. Berbagai manfaat dapat dipetik dari melakukan outsourcing, seperti
penghematan biaya (cost saving), perusahaan bisa memfokuskan diri pada kegiatan
utamanya (core business), dan akses pada sumber daya (resources) yang tidak dimiliki
oleh perusahaan. Kebanyakan organisasi memilih outsourcing karena mendapatkan
keuntungan dari biaya rendah (lower costs) dan layanan berkualitas tinggi (high-
quality services). Selain itu, outsourcing juga dapat membantu organisasi dalam
memanfaatkan penggunaan sumber daya, waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih
baik. Outsourcing juga memungkinkan organisasi untuk mengakses modal intelektual,
berfokus pada kompetensi inti, mempersingkat waktu siklus pengiriman dan
mengurangi biaya secara signifikan.
Dengan demikian, organisasi akan merasa outsourcing merupakan strategi
bisnis yang efektif untuk membantu meningkatkan bisnis mereka. Dalam outsourcing,
outsourcer dan mitra outsourcing-nya memiliki hubungan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan hubungan antara pembeli dan penjual. Hal ini dikarenakan
outsourcer mempercayakan informasi penting perusahaan kepada mitra outsourcing-
nya. Salah satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan untuk membuat
hubungan jangka panjang (long term relationship) tidak hanya pada proyek jangka
dekat. Alasannya sangat sederhana, yaitu outsourcer harus memahami proses bisnis
dari perusahaan. Perusahaan juga akan menjadi sedikit tergantung kepada outsourcer
(Rahardjo, 2006). Saat ini, outsourcing tidak lagi terbatas pada outsourcing layanan TI
tetapi juga sudah merambah ke bidang jasa keuangan, jasa rekayasa, jasa kreatif,
layanan entry data dan masih banyak lagi.
Saat ini kecenderungan tiap perusahaan melakukan outsourcing baik secara
nasional maupun internasional dan hal ini telah dijelaskan oleh Khan (2007).
Penggunaan pendekatan ini dilakukan untuk menghasilkan keefisienan yang tinggi
sehingga dapat mengendalikan biaya dan perusahaan dapat fokus pada kompetensi.
KPMG (2007) dalam tulisan Gonzales et al (___) bahwa survey yang telah dilakukan
oleh KPMG mengenai pertumbuhan outsourcing pada sistem informasi mengalami
peningkatan dari 89 persen perusahaan yang ada. Perusahaan yang menggunakan
outsourcing merasa lebih puas dan perusahaan dapat merasakan manfaatnya dari sisi
ekonomi pada tingkat lebih rendah dari pada strategis dan orang-orang teknologi. Hasil
dari penelitian ini menyatakan bahwa outsourcing pada sistem informasi ini telah
berhasil dibawah pengawasan. Penelitian yang dlakukan oleh Gonzales dikuatkan oleh
penelitian dari Koh, Ang, Straub. 2004). Menurut Saunders et al. (1997) terdapat
hubungan pengaturan antara kontrak kerja dengan kesuksesan outsourcing seperti pada
Gambar 3 dibawah ini. Sampel yang diambile terdiri dari dua belas perusahaan yang
dipetakan kedalam gambar tersebut dengan berbasiskan penyedia layanan (patner
strategi dengan pelayanan vendor). Sifat kontrak (longgar dengan ketat) dan
kesusksesan outsourcing.
3.4 Sistem Maintainability Perangkat Lunak Dalam Perusahaan
Biasanya pengembangan produk perangkat lunak memerlukan waktu antara 1
sampai dengan 2 tahun, tetapi pada fase pemeliharaan perangkat lunak menghabiskan 5
sampai dengan 10 tahun. Aktivitas yang terjadi pada fase pemeliharaan antara lain,
penambahan atau peningkatan atau juga perbaikan untuk produk perangkat lunak - adaptasi
produk dengan lingkungan mesin yang baru, pembetulan permasalahan yang timbul.
Pemeliharaan sistem berawal begitu sistem baru beroperasional dan berakhir masa
hidupnya.
9
a) Tujuan dari pemeliharaan system adalah, sebagai berikut :
- Untuk memperpanjang usia kegunaan asset dari system tersebut. Hal ini terutama
penting dinegara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk
penggantian. Dinegara-negara maju kadang-kadang lebih menguntungkan untuk
‘mengganti’ daripada ‘memelihara’.
- Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan - Untuk menjamin kesiapan
operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap
waktu.
- Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
b) Siklus Hidup Pemeliharaan Sistem (SMLC)
Tahapan Software Maintenance Life Cycle (SMLC) :
- Memahami Permintaan Pemeliharaan
- Mentransformasi permintaan pemeliharaan menjadi pengubahan
- Menspesifikasi perubahan
- Mengembangkan perubahan
- Menguji perubahan
- Melatih pengguna dan melakukan test penerimaan
- Pengkonversian dan meluncurkan operasi
- Mengupdate Dokumen
- Melakukan pemeriksaan Pasca implementasi
c) Maintainability (Kemampuan pemeliharaan sistem)
Prosedur untuk peningkatan maintainability :
- Menerapkan SDLC (System development Life Cycle) dan SWDLC (Software
Development Life Cycle)
- Menspesifikasi definisi data standar
- Menggunakan bahasa pemrograman standart
- Merancang modul-modul yang terstruktur dengan baik
- Mempekerjakan modul yang dapat digunakan kembali
- Mempersiapkan dokumentasi yang jelas, terbaru dan komprehensif
- Menginstall perangkat lunak, dokumentasi dan soal-soal test di dalam sentral
repositor sistem CASE atau CMS (change management system)
d) Tiga pendekatan untuk menyusun Pemeliharaan sistem :
- Pendekatan Pemisahan : Pemeliharaan dan Pemeliharaan
- Pendekatan Gabungan : Menggabungkan personalia penyusun dan pemelihara
menjadi sebuah kelompok utama sistem informasi
- Pendekatan Fungsional : Variasi dari pendekatan gabungan dengan memindahkan
tenaga profesional sistem dari sistem informasi dan menugasi mereka pada fungsi
bisnis untuk penyusunan maupun pemeliharaan.
10
e) Jenis Pemeliharaan Perangkat lunak
Pemeliharaan sistem dapat digolongkan menjadi empat jenis :
- Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah bagian pemeliharaan sistem yang tidak begitu
tinggi nilainya dan lebih membebani, karena pemeliharaan ini mengkoreksi
kesalahan-kesahan yang ditemukan pada saat sistem berjalan. Umumnya
pemeliharaan korektif ini mencakup kondisi penting atau bahaya yang memerlukan
tindakan segera. Kemampuan untuk mendiagnosa atau memperbaiki kesalahan atau
malfungsi dengan cepat sangatlah berharga bagi perusahaan.
- Pemeliharaan Adaptif
Pemeliharaan adaptif dilakukan untuk menyesuaikan perubahan dalam
lingkungan data atau pemrosesan dan memenuhi persyaratan pemakai baru.
Lingkungan tempat sistem beroperasi adalah dinamik, dengan demikian, sistem
harus terus merespon perubahan persyaratan pemakai. Misalnya, Undang-Undang
Perpajakan yang baru mungkin memerlukan suatu perubahan dalam kalkulasi
pembayaran bersih. Umumnya pemeliharaan adatif ini baik dan tidak dapat
dihindari.
- Pemeliharaan Perfektif (Penyempurnaan)
Pemeliharaan Perfektif/Penyempurnaan (Perfective Maintenance)
Pemeliharaan penyempurnaan mempertinggi cara kerja atau maintainabilitas
(kemampuan untuk dipelihara). Tindakan ini juga memungkinkan sistem untuk
memenuhi persyaratan pemakai yang sebelumnya tidak dikenal. Ketika membuat
perubahan substansial modul apapun, petugas pemeliharaan juga menggunakan
kesempatan untuk mengupgrade kode, mengganti cabang-cabang yang
kadaluwarsa, memperbaiki kecerobohan, dan mengembangkan dokumentasi.
Sebagai contoh, kegiatan pemeliharaan ini dapat berbentuk perekayasaan ulang atau
restrukturisasi perangkat lunak, penulisan ulang dokumentasi, pengubahan format
dan isi laporan, penentuan logika pemrosesan yang lebih efisien, dan
pengembangan efisiensi pengoperasian perangkat.
- Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan Preventif terdiri atas inspeksi periodik dan pemeriksaan sistem
untuk mengungkap dan mengantisipasi permasalahan. Karena personil
pemeliharaan sistem bekerja dalam sistem ini, mereka seringkali menemukan cacat-
cacat (bukan kesalahan yang sebenarnya) yang menandakan permasalahan
potensial. Sementara tidak memerlukan tindakan segera, cacat ini bila tidak
dikoreksi di tingkat awal, jelas sekali akan mempengaruhi baik fungsi sistem
maupun kemampuan untuk memeliharanya dalam waktu dekat.
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam membuat keputusan apakah perusahaan akan menggunakan insourcing atau
outsourcing tentunya tergantung kondisi perusahaan dilihat dari keuntungan dan kerugian
yang didapat perusahaan dari memilih salah satu dari kedua pendekatan sistem tersebut.
Kedua pendekan sistem tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing,
sehingga perusahaan harus mempertimbangkan dengan baik dalam memilih sebuah sistem.
Namun demikian, outsourcing menjadi salah satu solusi yang paling sering digunakan
untuk mengembangkan sebuah sistem informasi pada suatu perusahaan karena dengan
outsourcing suatu perusahaan akan lebih fokus pada bisnis inti.
Maintainability terhadap suatu software perlu dilakukan pada kurun waktu tertentu.
Hal ini sangat penting (urgent) mengingat kelangsungan kinerja suatu software. Di sisi
yang lain, sudah baiknya kinerja suatu sistem informasi bukan berarti didiamkan begitu
saja karena teknologi selalu berkembang. Hal ini menuntut pengembangan atau modifikasi
fungsi agar tidak tertinggal zaman dan menjadi yang terdepan dibanding sistem informasi
yang lain. Dengan kata lain, maintainability menjadi hal yang urgent dalam penerapan dan
pengembangan sistem informasi.
4.2 Saran
Setiap perusahaan harus mempertimbangkan dengan seksama apakah mau
menerapkan insourcing atau outsourcing dalam pengembangan sistem informasi dalam
perusahaannya. Tingginya biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan pemeliharaan perlu
dicermati sejak awal pengembangan sistem informasi. Kemampuan dan tingkat kemudahan
SI untuk dimodifikasi sebaiknya dipikirkan sejak tahap pengembangan untuk
mengakomodir aktivitas penyempurnaan (perfective) dikemudian hari agar bisa dikerjakan
dengan resource yang seekonomis mungkin bilamana dibutuhkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
. Outsourcing. http://en.wikipedia.org/wiki/Outsourcing. Diakses pada 15
Februari 2017.
Gonzales, R, et al. ____. Information System Outsourcing: An Empirical Study of Succes
Factors. University of Alicante.
Indrajit RE. Djokopranoto R. 2003. Proses Bisnis Outsourcing. Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Khan, I. 2007. More Satisfaction: Outsourcing or Offshoring?, Global Services, 2(16), 12.
Koh, C., Ang, S. & Straub, D.W. 2004. IT Outsourcing Success: A Psychological Contract
Perspective. Information Systems Research, 15(4), 356-373.
O’Brien, James A. & George M. Marakas. 2011. Management Information System
10th Edition. New York: Mc.Graw-Hill Companies.
Rahardjo, B. 2006. Kesulitan Outsourcing di Indonesia.
http://rahard.wordpress.com/2006/02/25/kesulitan-outsourcing-di-indonesia/. Diakses
pada 15 Februari 2017.
Saunders, C, Gebelt M, dan Qing Hu. 1997. Achieving Success in Information System
Outsourcing. California management Review; Winter 1997; 39, 2 ABI/INFORM
Global Page: 63.
Schneidewind NF. 1987. The state of software maintenance. IEEE Transactions on Software
Engineering. 13(3): 303-310.
Zilmahram, T. 2009. Outsourcing dan Insourcing dalam http://habahate.blogspot.com.
Diakses pada 15 Februari 2017.
http://grace.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2010/12/TUGAS-SIM-GRACE.pdf.
Recommended