View
275
Download
15
Category
Preview:
Citation preview
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
DESAIN INTERIOR STASIUN KERETA API TUGU
YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Interior
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh :
Retnaningdyah Galuh Setyowati
C0805026
JURUSAN DESAIN INTERIOR
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
ii
RERENCANAAN DAN PERANCANGAN
DESAIN INTERIOR STASIUN KERETA API TUGU
YOGYAKARTA
Disetujui Oleh :
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I, Pembimbing II
Drs. Soepono Sasongko, Msn Iik Endang S.W. S.Sn. M.Ds
NIP. 19570319 198903 1001 NIP. 19771027 200112 2002
Mengetahui
Ketua Jurusan Desain Interior,
Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn
NIP. 19621221 199201 1001
iii
RERENCANAAN DAN PERANCANGAN
DESAIN INTERIOR STASIUN KERETA API TUGU
YOGYAKARTA
Disahkan oleh :
Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir :
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Pada Tanggal ___ Juli 2009
Jabatan Nama Ttd.
1. Ketua Sidang Anung B. Studyanto, M.T 1. _____________
NIP. 19710816 200501 1001
2. Sekertaris Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn 2. _____________
NIP. 19621221 199201 1001
3. Penguji I Drs. Soepono Sasongko, M.Sn 3. _____________
NIP. 19570319 198903 1001
4. Penguji II Iik Endang Siti W, M.Ds 4. _____________
NIP. 19771027 200112 2002
Dekan
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret,
Drs. Sudarno, M.A
NIP. 19530314 198506 1001
iv
PERNYATAAN
Nama : Retnaningdyah Galuh Setyowati
NIM : C 0805026
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul Perencanaan dan
Perancangan Desain Interior Stasiun Tugu Yogyakarta adalah betul-betul karya
sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan kaya saya,
dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan
dalam Daftar Pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang
diperoleh dari tugas Akhir tersebut.
Surakarta,
Yang membuat pernyataan,
Retnaningdyah Galuh S.
v
MOTTO
“Jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari
ini. Aku bisa dan pasti bisa asal mau berusaha serta tak berputus asa”
(Penulis)
“syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik”
(D‟Masiv)
“Jagalah Allah, Niscaya Dia akan senantiasa menjagamu. Bila engkau meminta
sesuatu, mintalah kepada Allah, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah
pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika semua umat manusia bersatu padu
untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat
melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu, dan
jika semua umat manusia bersatu padu untuk mencelakakanmu, niscaya mereka
tidak dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah
bagimu. Pena telah diangkat dan catatan-catatan telah mengering.”
(HR Tirmidzi )
“Sederhanakanlah kamu dalam mencintai, kalau-kalau orang yang engkau cintai
menjadi musuhmu di belakang hari. Dan sederhanakanlah kamu dalam membenci,
kalau-kalau orang yang kamu benci menjadi sahabatmu di kemudian hari”
(Al Hadits)
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
1. Allah Azza Wa Jalla yang telah memberikan
jalan yang terbaik untuk hambanya.
2. Ibu dan Bapak tercinta yang telah
mencurahkan segalanya guna menjadi
seorang anak yang berbakti bagi agama,
guru, teman dan keluarga.
3. Adikku tercinta atas perhatian dan
dukungannya.
4. Kekasihku, sahabatku dan sandaran hatiku
Mas angling yang selalu setia mendampingi,
mendukung dan menyemangatiku.
5. Keluarga besarku yang telah mendukung
dan mengerti aku selama ini.
6. Teman-temanku, baik teman kost Devira dan
Desain Interior
7. Almamater.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Bismillahirahmanirahim. Alhamdullilahhirabilalamin. Segala puji dan
syukur senantiasa terucap kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh manusia. Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
shahabat dan para penerus risalah-Nya. Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena telah terselesaikannya penulisan laporan Kerja
Profesi ini.
Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas
Akhir yang merupakan mata kuliah wajib pada Jurusan Desain Interior Fakultas
Seni Rupa dan Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Rahmanu Widayat, selaku Kepala Jurusan Desain Interior Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Soepono Sasongko selaku pembimbing I Tugas Akhir.
3. Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds selaku pembimbing II Tugas Akhir.
4. Pihak Daerah Operasional VI yang memberikan ijin untuk mengadakan
penelitian.
5. Ayah, Ibu, adik, keluarga dan semua orang dekat penulis atas doa dan
kasih sayang, dorongannya, serta perhatiannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Penulisan Kolokium ini.
6. Kekasihku, sahabatku, sandaran hatiku mas angling (terimakasih banyak
telah mendampingiku selama ini, dan sampai “demi kian…‟ kau rela
memberikan waktu, tenaga, dan kesabaranmu untuk proyek hatimu ini..
Jangan berhenti samai di sini y…)
7. Keluarga besarku (Mama Ndut, Bayu, Landung, Mas Wawan sekeluaga,
Mbah Kung, Mbah Ibu, Mbk Sri sekeluarga) yang telah rela berbagi dan
mendukung serta mengerti keadaanku saat penyelesaian tugas akhir ini.
8. Teman-temanku di kost eks Devira (ratna, septi, melvin, vivi semoga kita
selalu bisa menjalin tali silaturahmi hingga nanti), teman-teman
viii
seperjuangan TA (terimakasih atas saran, masukan, info terbaru saat TA
dan share ilmunya), teman-teman Desain Interior, dan yang lain.
9. Teman-teman di Dedato yang memberikan banyak masukan serta kiriman-
kiriman filenya.
10. Semua orang yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian tugas akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Semoga apa yang telah kalian berikan diberikan balasan yang baik
dari Allah SWT.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Kolokium
ini, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga Penulisan ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juli 2009
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………. .iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. v
KATA PENGANTAR………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xiv
DAFTAR SKEMA…………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Batasan Masalah....................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .................................................................... 4
D. Tujuan Dan Sasaran Perancangan ............................................ 4
E. Metodologi ............................................................................... 5
F. Sistematika Pembahasan ......................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api ....................................... 11
1. Pengertian .......................................................................... 11
2. Ketentuan Stasiun Kereta Api ........................................... 13
3. Sejarah Kereta Api ............................................................ 24
B. Tinjauan Umum Kereta Api di Indonesia ............................... 24
1. Sejarah Perkeretaapian Indonesia ..................................... 24
2. Dukungan Pengoperasian Kereta Api Indonesia ............... 27
C. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta .......................................... 28
1. Sejarah Singkat Kota Yogyakarta ..................................... 28
2. Letak Geografis Kota Yogyakarta .................................... 33
3. Data Penduduk Kota Yogyakarta ...................................... 33
x
D. Tinjauan Khusus Interior Stasiun Kereta Api ......................... 34
1. Pelaku Kegiatan ................................................................ 34
2. Aktivitas/Kegiatan Penghuni ............................................ 34
3. Fasilitas Ruang dan Besaran Ruang ................................... 37
4. Tinjauan Organisasi Ruang ................................................ 39
5. Sistem Sirkulasi .................................................................. 43
a. Pengertian Alur Sirkulasi ............................................ 43
b. Unsur-unsur Sistem Sirkulasi ....................................... 43
1) Pencapaian Bangunan ............................................ 43
2) Konfigurasi Alur Gerak/Pola Sirkulasi .................. 44
3) Jenis Sirkulasi ........................................................ 45
c. Bentuk Ruang Sirkulasi ............................................... 45
d. Pintu Masuk Ruang ..................................................... 46
6. Elemen Pembentuk Ruang ................................................. 47
a. Lantai............................................................................ 47
b. Dinding ......................................................................... 48
c. Langit-langit ................................................................. 52
7. Interior Sistem .................................................................... 53
a. Pencahayaan ................................................................ 53
b. Penghawaan ................................................................. 57
c. Akustik ......................................................................... 62
8. Pertimbangan Desain ......................................................... 65
a. Unsur-unsur Desain ...................................................... 65
b. Prinsip Desain .............................................................. 69
9. Sistem Keamanan .............................................................. 70
10. Persyaratan Ergonomis dan Antropometrik ....................... 74
BAB III KAJIAN LAPANGAN
A. Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta ..................................... 80
1. Sejarah Singkat .................................................................. 80
2. Lokasi ................................................................................ 80
3. Keorganisasian .................................................................. 81
4. Sistem Pelayanan .............................................................. 81
xi
5. Elemen Pembentuk Ruang ................................................ 83
a. Lantai ........................................................................... 83
b. Dinding ........................................................................ 83
c. Ceiling ......................................................................... 84
6. Interior System .................................................................. 85
a. Sistem Pencahayaan .................................................... 85
b. Sistem Penghawaan ..................................................... 85
c. Sistem Akustik ............................................................ 85
7. Furniture ............................................................................ 86
B. Stasiun Kereta Api Gambir Jakarta ........................................ 86
1. Sejarah Singkat .................................................................. 86
2. Lokasi ................................................................................. 88
3. Sistem Pelayanan .............................................................. 88
4. Elemen Pembentuk Ruang ................................................ 89
a. Dinding ........................................................................ 90
b. Lantai ........................................................................... 90
c. Ceiling ......................................................................... 90
5. Interior System .................................................................. 90
a. Pencahayaan ................................................................ 90
b. Penghawaan ................................................................. 91
c. Akustik ........................................................................ 91
6. Lay out .............................................................................. 91
7. Sirkulasi ............................................................................ 91
8. Furniture ............................................................................ 92
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR
STASIUN TUGU YOGYAKARTA
A. Programing ............................................................................. 93
1. Definisi Proyek ................................................................. 93
2. Asumsi Lokasi ................................................................... 94
3. Status Kelembagaan .......................................................... 95
4. Struktur Organisasi Kelembagaan ..................................... 96
5. Sistem Operasional ............................................................ 96
xii
6. Pola Aktivitas .................................................................... 97
7. Fasilitas Ruang dan Besaran Ruang .................................. 99
8. Sistem Sirkulasi ................................................................. 100
9. Sistem Organisasi Ruang .................................................. 101
10. Hubungan Antar Ruang ..................................................... 102
11. Zonning dan Grouping ...................................................... 102
B. Konsep Perencanaan ............................................................... 105
1. Pola Pikir Desain ............................................................... 105
2. Ide dan Gagasan ................................................................ 105
3. Tema .................................................................................. 107
4. Suasana dan Karakter Ruang ............................................ 107
5. Unsur Pembentuk Ruang .................................................. 108
a. Lantai ........................................................................... 108
b. Dinding ........................................................................ 113
c. Langit-langit ................................................................ 118
6. Furniture ............................................................................ 122
7. Bentuk dan Warna ............................................................. 124
8. System Interior ................................................................. 124
a. Pencahayaan ............................................................... 124
b. Penghawaan ................................................................. 125
c. Akustik ........................................................................ 125
9. Sistem Keamanan .............................................................. 126
a. Bahaya Pencurian dan Pencopetan .............................. 126
b. Bahaya Kebakaran ...................................................... 126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .. 133
LAMPIRAN ........................................................................................................ 134
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar no. 1 Stasiun Kepala .......................................................................... 17
Gambar no. 2 Stasiun Terusan ........................................................................ 18
Gambar no. 3 Stasiun Pulau ............................................................................. 18
Gambar no. 4 Peta Yoyakarta ......................................................................... 33
Gambar no. 5 Pencapaian Bangunan .............................................................. 44
Gambar no. 6 Skema Pergerakan Udara .......................................................... 57
Gambar no. 7 Struktur Konstruksi Ventilasi Udara ......................................... 58
Gambar no. 8 Antropometrik Pelayanan Makanan ......................................... 74
Gambar no. 9 Pos Penerima Tamu / Tinggi Counter ...................................... 75
Gambar no. 10 Antropometrik Lounge .............................................................. 76
Gambar no. 11 Antropometrik pada Posisi Duduk ........................................... 77
Gambar no. 12 Toko Buku / Area Display ....................................................... 78
Gambar no. 13 Bar Depan ................................................................................. 79
Gambar no. 14 Bar Tampak Potongan .............................................................. 79
Gambar no. 15 Lokasi Stasiun Tugu Yogyakarta .............................................. 80
Gambar no. 16 Dinding Stasiun Tugu .............................................................. 83
Gambar no. 17 Lantai pada Main Entrance ...................................................... 84
Gambar no. 18 Ceiling ....................................................................................... 84
Gambar no. 19 Kursi Tunggu Penumpang ........................................................ 86
Gambar no. 20 Peta dan Stasiun Gambir ........................................................... 88
Gambar no. 21 Pemesanan Hotel dan Taksi pada Stasiun Gambir ................... 89
Gambar no. 22 Dinding Stasiun Gambir ............................................................ 90
Gambar no. 23 Pencahayaan pada Stasiun Gambir .......................................... 91
Gambar no. 24 Kepadatan Penumpan di Stasiun Gambir ................................. 92
Gambar no. 25 Papan Penunjuk Arah ................................................................ 92
Gambar no. 26 Furniture Ruang Tunggu Stasiun Gambir ................................. 92
Gambar no. 27 Peta Stasiun Tugu Yogyakarta ................................................. 94
Gambar no. 28 Hubungan Antar Ruang ............................................................ 102
xiv
Gambar no. 29 Zoning Alternatif 1 .................................................................... 103
Gambar no. 30 Zoning Alternatif 2 ................................................................... 104
Gambar no. 31 Grouping Alternatif 1 ............................................................... 104
Gambar no. 32 Grouping Alternatif 2 ................................................................ 104
Gambar no. 33 Zoning ...................................................................................... 128
Gambar no. 34 Grouping ................................................................................... 128
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Sejarah Singkat Perkeretaapian Indonesia ........................................... 27
Tabel 2 Kepadatan Penduduk Propinsi D.I. Yogyakarta ................................. 27
Tabel 3 Kebutuhan Area Stasiun ...................................................................... 39
Tabel 4 Pemasangan Speaker ........................................................................... 65
Tabel 5 Sistem Deteksi Kebakaran .................................................................. 72
Tabel 6 Analisa Kebutuhan Ruang .................................................................. 99
Tabel 7 Analisa Sistem Sirkulasi ..................................................................... 100
Tabel 8 Analisa Organisasi Ruang ................................................................... 101
Tabel 9 Analisa Lantai Yang Digunakan ......................................................... 114
Tabel 10 Analisa Dinding Yang Digunakan ...................................................... 118
Tabel 11 Analisa Ceiling Yang Digunakan ....................................................... 122
Tabel 12 Alternatif Bahan ................................................................................. 124
Tabel 13 Kesimpiulan Pembentuk Ruang .......................................................... 130
xvi
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema no. 1 Keorganisasian Stasiun ............................................................... 81
Skema no. 2 Struktur Organisasi ...................................................................... 96
Skema no. 3 Aktivitas Informasi Pasif ............................................................. 97
Skema no. 4 Aktivitas Promosi ........................................................................ 97
Skema no. 5 Aktivitas Pengelola ..................................................................... 98
Skema no. 6 Aktivitas Rekreasi / Refreshing ................................................... 98
Skema no. 7 Pola Pikir Desain ......................................................................... 105
xvii
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN DESAIN INTERIOR STASIUN
KERETA API TUGU YOGYAKARTA
ABSTRAK
Retnaningdyah Galuh Setyowati . C0805026. 2009. Perencanaan dan Perancangan
Desain Interior Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta. Pengantar Tugas Akhir.
Jurusan Desain Interior. Fakultas Sastra Dan Seni Rupa. Unversitas Sebelas Maret
Surakarta.
Aktivitas menungggu kereta datang akan terasa sangat membosankan dan lama,
apalagi bila kereta api mengalami keterlambatan. Akibatnya penumpang akan
jenuh karena mau tidak mau ia harus tetap berada di Stasiun untuk menunggu
kereta yang mungkin saja sewaktu-waktu akan datang. Jika ruang tunggu stasiun
perencanaannya kurang baik maka akan mengurangi kualitas pelayanan stasiun itu
sendiri, sehingga mungkin saja masyarakat jadi enggan menggunakan jasa kereta
api karena pelayanannya yang tidak memuaskan. Agar tidak kalah bersaing
dengan transportasi massal lain yang memberikan, maka meningkatkan kualitas
pelayanan selain pada armadanya juga pada Stasiun Kereta Api. Melihat
fenomena-fenomena yang terjadi seperti di atas, maka diperlukan juga suatu
tempat untuk rekreasi dan refresing penumpang seperti ruang tunggu yang
nyaman, museum sebagai sarana informasi pendidikan, café, serta system
pelayanan yang modern. Stasiun Tugu merupakan salah satu stasiun di Indonesia
yang menggunakan bangunan kolonial. Selain itu Stasiun Tugu merupakan stasiun
kereta yang letaknya strategis di jantung kota dan dekat dengan berbagai objek
wisata menarik.
Dari penjabaran yang telah dijelaskan di atas maka perencanaan dan perancangan
sebuah bangunan kolonial yang dipergunakan sebagai Stasiun Kereta Api yang
mengutamakan pelayanan jasa transportasi di Yogyakarta sangat diperlukan untuk
memberikan pelayanan yang maksimal, informasi, sarana dan prasarana tentang
segala sesuatu yng berhubungan dengan perkereta-apian dan stasiun. Dengan
adanya Stasiun Tugu dan Museum Kereta Api Yogyakarata diharapkan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat dan penumpang / pengguna layanan
jasa kereta api mengenai sejarah stasiun dan perkereta-apian Indonesia. Dan dapat
mengkomodir semua kebutuhan pengunjung stasiun pada umumnya dan
penumpang / pengguna jasa layanan kereta api pada khususnya..
Permasalah pokok yang akan dikaji dalam perencanaan dan perancangan kali ini
dapat penulis jabarkan seperti; (1) Bagaimana merencanakan dan merancang
interior sebuah Stasiun Kereta Api yang dapat berperan penting dalam kualitas
pelayanan jasanya (2). Bagaimana mengaplikasikan tema yang diambil agar
sesuai dan dapat memecahkan masalah dalam bangunan Stasiun Kereta Api (3).
Bagaimana merencanakan dan merancang interior sebuah Stasiun Kereta Api
sebagai sarana informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengunjung (4).
Bagaimana merencanakan dan merancang fasilitas-fasilitas dengan system tata
ruang Stasiun Kereta Api yang dapat memenuhi kebutuhan dan melayani
keinginan pengunjung / penumpang secara maksimal (5). Bagaimana menciptakan
interior Stasiun Kereta Api yang dapat menimbulkan suasana aman dan nyaman
dari segi psikologis, efisiensi, ergonomic dan informasi yang didapat.
xviii
Metode yang dipergunakan pada perancangan kali ini adalah metode penelitian
kualitatif, dengan penggunaan informan yang penulis anggap mengetahui
permasalahannya sercara mendalam. Teknik analisis yaitu dengan menganalisa
data yang telah penulis dapatkan dari berbagai sumber, dan kemudian dianalisis
kembali, hasil yang diperoleh menghasilkan alternatif-alternatif desain yang
kemudian diperoleh suatu kesimpulan desain.
Analisis tersebut dapat disimpulkan dalam beberapa hal; (1) Kebutuhan ruang-
ruang yang vital didalam Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta, yang minimal
harus ada didalam perancangan Desain Interior Stasiun Kereta Api Tugu
Yogyakarta , agar tidak terjadi kelalaian atau kekurangan ruang-ruang yang sangat
dibutuhkan di dalam sebuah Islamic Center. (2) Fasilitas yang ada didalam
Stasiun Kereta Api Tugu Yogykarta, yang akan membuat Stasiun Kereta Api
Tugu Yogyakarta tersebut menjadi tempat yang menarik dan sesuai dengan yang
dibutuhkan masyarakat. (3) Konsep „wait, get information and enjoy‟, tema dan
suasana yang ada pada perancangan Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta, yang
dapat tercapai dengan pemakaian material-material, warna-warna yang sesuai
dengan tema yakni Modern Kolonial, dan atau dengan pemakaian permainan
bentuk, bidang, garis.
Penerapan pada elemen interiornya terdiri dari pemilihan bahan lantai yang sesuai
dengan fungsi ruangan sehingga mampu memberikan rasa nyaman pada para
pengguna Stasiun Kereta Api Yugu Yogyakarta ini. Furniture didesain dengan
mempertimbangakan segi fungsi, bentuk dan bahan, yang kesemuanya itu
merujuk kepada pertimbangan keamanan, kenyamanan pengguna Stasiun Kereta
Api Tugu Yogyakarta. Penerapan warna pada elemen estetis terdiri dari warna
hijau (ciri khas Yogyakarta), yang diaplikasikan pada pola backdrop, kusen dan
pintu. Penerapan interior sistem terdiri dari penghawaan berupa penggunaan AC
central. Akustik dengan menggunakan wallboard, cat dinding dan wallpaper pada
dinding, serta penggunaan gypsum pada ceiling sebagai penyerap suara.
Penerapan system keamanan terdri dari pemasangan automatic smoke alarm,
springkler dan fire extinguisher. Penggunaan staf keamanan dan pos keamanan
pada setiap jalur keluar dan masuk pengunjung, serta pemasangan CCTV (Closed
Circuit Television) pada ruang-ruang yang membutuhkan penanganan khusus.
Perencanaan dan perancangan Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta ini
diharapkan dapat membantu melayani pengguna jasa perkeretaapian Indonesia
agar merasa nyaman dan aman berada di stasiun serta banyak pengguna kereta api
tetap setia menggunakan jasa transportasi ini.
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Stasiun tidak hanya tempat pemberhentian kereta dan tempat para
penumpang naik-turun kereta api, tapi juga tempat menunggu saat para
penumpang / pengguna jasa kereta api menunggu kereta yang akan datang
maupun menunggu para penjemput / penumpang. Sehingga jumlah manusia
yang ada di dalam stasiun cukup banyak, dan membuat sirkulasi manusia di
dalamnya amatlah padat pada saat keberangkatan maupun kedatangan kereta.
Apalagi pada saat-saat tertentu, seperti hari raya maupun liburan panjang.
Aktivitas menungggu kereta datang akan terasa sangat membosankan
dan lama, apalagi bila kereta api mengalami keterlambatan. Akibatnya
penumpang akan jenuh karena mau tidak mau ia harus tetap berada di Stasiun
untuk menunggu kereta yang mungkin saja sewaktu-waktu akan datang.
Karena jika menunggu di luar stasiun, dikawatirkan kereta api yang akan
meninggalkan penumpang. Karena kereta api tidak akan menunggu
penumpangnya jika sudah waktunya untuk berangkat.
Banyak aktivitas yang dilakukan dalam ruang tunggu Stasiun Kereta Api
sebagai ruang yang sangat vital dalam stasiun. Selain tempat penumpang
menunggu kereta api juga banyak pedagang yang menjajakan barang
dagangannya, selain itu juga ada cleaning service yang sibuk menjalankan
tuganya, dan banyak lagi lalu lalang manusia. Jika ruang tunggu stasiun
perencanaannya kurang baik maka akan mengurangi kualitas pelayanan
xx
stasiun itu sendiri, sehingga mungkin saja masyarakat jadi enggan
menggunakan jasa kereta api karena pelayanannya yang tidak memuaskan.
Apalagi saat ini transportasi lainnya seperti bus dan pesawat terbang turut
berlomba untuk mendapatkan penumpang dengan menawarkan harga yang
murah.
Agar tidak kalah bersaing dengan transportasi massal lain yang
memberikan penawaran yang menggiurkan, maka meningkatkan kualitas
pelayanan selain pada armadanya juga pada tempat pemberhentiannya dalam
hal ini adalah Stasiun Kereta Api. Walaupun hanya tempat transit sementara
namun hal ini tidak boleh dianggap remeh, apalagi bagi Stasiun Kereta Api
yang besar dan melayani keberangkatan kereta kelas executive. Hal itu
sangatlah penting, karena penggunanya / penumpang yang menggunakan
sudah membayar mahal jika tidak mendapatkan pelayanan yang memuaskan
tidak menutup kemungkinan akan berpindah menggunakan jasa transportasi
lain dengan harga yang sama namun memberikan pelayanan yang lebih baik.
Melihat fenomena-fenomena yang terjadi seperti di atas, maka
diperlukan juga suatu tempat untuk rekreasi dan refresing penumpang seperti
ruang tunggu yang nyaman, museum sebagai sarana informasi pendidikan,
café, serta system pelayanan yang modern.
Stasiun Tugu merupakan salah satu stasiun di Indonesia yang
menggunakan bangunan kolonial dan itu merupakan bangunan yang terbentuk
dari pengalaman-pengalaman kultural dari perjalanan sejarah kota Yogyakarta.
Bangunannya pun sangat kental dengan nuansa Eropa. Selain itu Stasiun Tugu
xxi
merupakan stasiun kereta yang letaknya strategis di jantung kota dan dekat
dengan berbagai objek wisata menarik.
Dari penjabaran yang telah dijelaskan di atas maka perencanaan dan
perancangan sebuah bangunan kolonial yang dipergunakan sebagai Stasiun
Kereta Api yang mengutamakan pelayanan jasa transportasi di Yogyakarta
sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan yang maksimal, informasi,
sarana dan prasarana tentang segala sesuatu yng berhubungan dengan
perkereta-apian dan stasiun. Dengan adanya Stasiun Tugu dan Museum
Kereta Api Yogyakarata diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat dan penumpang / pengguna layanan jasa kereta api mengenai
sejarah stasiun dan perkereta-apian Indonesia. Dan dapat mengkomodir semua
kebutuhan pengunjung stasiun pada umumnya dan penumpang / pengguna jasa
layanan kereta api pada khususnya.
B. Batasan Masalah
Dari penjabaran yang telah disebutkan di atas diperlukan perancangan
interior Stasiun Kereta Api yang meliputi berbagai fasilitas untuk dapat
memenuhi kebutuhan para pengunjung yang sudah tentu mengutamakan
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna ruang.
Perancangan interior Stasiun Kereta Api dibatasi pada:
1. Pembahasan Stasiun Kereta Api ini hanya dibatasi pada ruang
public yang sering di kunjungi dan merupakan fasilitas pelayanan jasa.
xxii
2. Ruang tunggu sebagai tempat menunggu kedatangan kereta api
bagi para penumpang, tempat menunggu para pengantar penumpang, dan
tempat menunggu para penjemput penumpang.
3. Area rekreasi dan refreshing meliputi restaurant maupun café,
museum dan retail.
4. Lobby yang meliputi ruang informasi, ruang penjualan tiket dan
antrian penjualan tiket.
Pemilihan batasan masalah tersebut dengan pertimbangan agar dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengunjung saat berada di
tempat tersebut.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan dan merancang interior sebuah Stasiun Kereta
Api yang dapat berperan penting dalam kualitas pelayanan jasanya?
2. Bagaimana mengaplikasikan tema yang diambil agar sesuai dan dapat
memecahkan masalah dalam bangunan Stasiun Kereta Api?
3. Bagaimana merencanakan dan merancang interior sebuah Stasiun Kereta
Api sebagai sarana informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
pengunjung?
4. Bagaimana merencanakan dan merancang fasilitas-fasilitas dengan system
tata ruang Stasiun Kereta Api yang dapat memenuhi kebutuhan dan
melayani keinginan pengunjung / penumpang secara maksimal?
xxiii
5. Bagaimana menciptakan interior Stasiun Kereta Api yang dapat
menimbulkan suasana aman dan nyaman dari segi psikologis, efisiensi,
ergonomic dan informasi yang didapat?
D. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
1. Menciptakan suatu perancangan interior Stasiun Kereta Api yang mampu
meningkatkan kualitas pelayanan bagi para penumpang / pengguna jasa
Kereta Api di Yogyakarta.
2. Menciptakan suatu perancangan interior Stasiun Kereta Api yang mampu
memenuhi kebutuhan ruang yang menampung berbagai macam kegiatan
dan memberikan informasi yang berhubungan dengan Kereta Api.
3. Memunculkan ide-ide kreatif yang diterapkan dalam perencanaan dan
perancangan interior Stasiun Kereta Api, sehingga setiap ruang mampu
memenuhi fungsinya sekaligus mempunyai daya tarik dalam perancangan
dan memberikan kenyamaan bagi penumpang / pengguna jasa.
4. Menciptakan sebuah Stasiun Kereta Api yang dapat memberikan rasa
nyaman baik dari segi psikologis, efisiensi dan ergonomic, informasi juga
edukatif serta rekreatif bagi pengunjung.
Sasaran
1. Memberikan suatu pelayanan dan informasi juga edukasi kepada
para penumpang, pengunjung (pengantar dan penjemput), juga pada
masyarakat luas tentang Stasiun Kereta Api dan Kereta Api.
xxiv
2. Menjadikan Stasiun Kereta Api sebagai sebuah sarana yang dapat
digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan dunia
perkereta-apian khususnya di Kota Yogyakarta.
E. Metodologi
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di dua tempat, yaiut : Stasiun Kereta Api Tugu
Yogyakarta dan Stasiun Kereta Api Gambir. Dipilihnya lokasi-lokasi
tersebut dimaksudkan sebagai pembanding antara stasiun yang
menggunakan bangunan kolonial dengan stasiun kereta api yang
menggunakan bangunan modern dan fasilitas yang modern pula.
2. Bentuk Penelitian
Jenis penelitian yang penulis ajukan merupakan bentuk penelitian
deskripsi kualitatif, karena penelitian yang penulis angkat tidak akan
muncul perhitungan angka-angka.
penelitian kualitatif melibatkan kegiatan ontologis. Data yang
dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang
memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Peneliti
menekankan catatan yang menggambarkan situasi yang sebenarnya guna
mendukung penyajian data. Jadi dalam mencari pemahaman, penelitian
kualitatif cenderung tidak memotong halaman ceritera dan data lainnya
dengan simbol-simbol angka. Peneliti berusaha menganalisis data dengan
semua kekayaan wataknya yang penuh nuansa, sedekat mungkin denagn
bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat. (H.B, Sutopo, 2002: 35)
3. Sumber Data
Data-data yang diolah dan dianalisa dalam penelitian ini diperoleh
dari sumber data meliputi:
a. Tempat / lokasi penelitian
xxv
Bangunan pokok, seperti lobby, ruang tunggu, restaurant maupun
café, retail, dan museum.
b. Narasumber (Informan)
Terdiri dari kepala stasiun besar, staff divisi pelayanan, satpam,
pengajar, dan informan lain yang dianggap mengetahui tentang
bangunan Stasiun Kereta Api yang diteliti.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi Berperan
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi berperan aktif,
yaitu peneliti tidak bersifat pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan
berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan
dengan observasinya dengan mempertimbangkan akses yang bisa
dimanfaatkan bagi pengumpulan data. Peneliti bahkan bisa berperan
yang tidak hanya dalam bentuk berdialog atau bercakap-cakap yang
mengarah pada pendalaman dan kelengkapan datanya, tetapi bisa
jugamengarahkan peristiwa-peristiwa yang sedang dipelajari demi
kemantapan data.
Pada observasi yang dilakukan dengan mendatangi peristiwa. Peneliti
ingin mengamati dan mencatat hal yang berlangsung menurut apa
adanya (kondisi aslinya), maka ia sebaiknya jangan berbuat apapun
atau membuat catatan dalam jangka waktu tertentu. (H.B, Sutopo,
2002: 65 – 66)
b. Content Analis
xxvi
Mengumpulkan beberapa data dan arsip, dokumen atau buku
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
c. Perekaman
Menggunakan alat untuk mendokumentasikan keadaan lokasi dan
sebagai data nyata kondisi lokasi.
d. Metode Analisis
Yaitu menganalisa data yang diperoleh di lapangan, berhubungan
dengan kajian teoritis, dan kemudian dianalisa kembali, dari hasil
analisa ini kemudian menghasilkan alternatif-alternatif desain, yang
selanjutnya disimpilkan menjadi kesimpulan desain.
e. Metode Wawancara
Dilakukan secara langsung terhadap pihak-pihak yang dianggap
mempunyai keterkaitan terhadap proses perencanaan dan perancangan
interior Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta.
5. Populasi
Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
purposive sampling, karena sama sekali tidak membuat generalisasi hasil.
Dalam hal ini, penulis memilih informan yang dianggap mengetahui
masalahnya secara mendalam. Dalam hal ini penulis mengambil
keputusan sendiri saat memiliki pemikiran tentang apa yang sedang
diteliti, dengan siapa akan berbicara, kapan akan melakukan observasi,
dan apa yang akan direview. (HB. Sutopo, 2002).
Dalam cuplikan yang bersifat internal, cuplikan diambil untuk mewakili
informasinya, dengan kelengkapan dan kedalamannya yang tidak sangat
perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena jumlah informan
yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lebih lengkap
xxvii
dan benar daripada informasi yang diperoleh jumlah narasumber yang
lebih banyak. (H.B, Sutopo, 2002: 55)
6. Variabel
Yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah :
a. Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta
b. Perencanaan dan Perancangan Interior Stasiun Kereta Api Tugu
Yogyakarta.
7. Validitas Data
Guna menjamin data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
peningkatan validitas datanya dilakukan dengan cara “triangulasi data”
yaitu mengumpulkan data sejenis dengan berbagai sumber data yang
berbeda. Dengan demikian keberadaan data akan diuji oleh data yang
diperoleh dari sumber data lainnya.
8. Analisa Data
Model analisa data yang dipergunakan adalah model analisa
interaktif. Dalam model analisa ini, penulis bergerak diantara tiga
komponen analisa, yaitu : reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan / verivikasi, sesudah pengumpulan data selesai unitnya dengan
menggunakan waktu yang tersisa.
F. Sistematika Penulisan
1. Tahap Pendahuluan
xxviii
Terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran, serta metodologi penelitian.
2. Tahap Tinjauan Teori
Yaitu uraian mengenai landasan teori yang akan dijadikan dasar
untuk mencapai tujuan perancangan.
3. Tahap Studi Lapangan
Merupakan hasil survey yang berhubungan dengan pengerjaan
interior yang akan dikerjakan.
4. Tahap Analisa
Dapat disebut juga sebagai konsep perancangan. Merupakan uraian
tentang ide atau gagasan yang akan melatarbelakangi terciptanya karya
desain interior.
5. Tahap Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
xxix
BAB I
PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
Stasiun tidak hanya tempat pemberhentian kereta dan tempat para
penumpang naik-turun kereta api, tapi juga tempat menunggu saat para
penumpang / pengguna jasa kereta api menunggu kereta yang akan datang
maupun menunggu para penjemput / penumpang. Sehingga jumlah manusia
yang ada di dalam stasiun cukup banyak, dan membuat sirkulasi manusia di
dalamnya amatlah padat pada saat keberangkatan maupun kedatangan kereta.
Apalagi pada saat-saat tertentu, seperti hari raya maupun liburan panjang.
Aktivitas menungggu kereta datang akan terasa sangat membosankan
dan lama, apalagi bila kereta api mengalami keterlambatan. Akibatnya
penumpang akan jenuh karena mau tidak mau ia harus tetap berada di Stasiun
untuk menunggu kereta yang mungkin saja sewaktu-waktu akan datang.
Karena jika menunggu di luar stasiun, dikawatirkan kereta api yang akan
meninggalkan penumpang. Karena kereta api tidak akan menunggu
penumpangnya jika sudah waktunya untuk berangkat.
Banyak aktivitas yang dilakukan dalam ruang tunggu Stasiun Kereta Api
sebagai ruang yang sangat vital dalam stasiun. Selain tempat penumpang
menunggu kereta api juga banyak pedagang yang menjajakan barang
dagangannya, selain itu juga ada cleaning service yang sibuk menjalankan
tuganya, dan banyak lagi lalu lalang manusia. Jika ruang tunggu stasiun
perencanaannya kurang baik maka akan mengurangi kualitas pelayanan
xxx
stasiun itu sendiri, sehingga mungkin saja masyarakat jadi enggan
menggunakan jasa kereta api karena pelayanannya yang tidak memuaskan.
Apalagi saat ini transportasi lainnya seperti bus dan pesawat terbang turut
berlomba untuk mendapatkan penumpang dengan menawarkan harga yang
murah.
Agar tidak kalah bersaing dengan transportasi massal lain yang
memberikan penawaran yang menggiurkan, maka meningkatkan kualitas
pelayanan selain pada armadanya juga pada tempat pemberhentiannya dalam
hal ini adalah Stasiun Kereta Api. Walaupun hanya tempat transit sementara
namun hal ini tidak boleh dianggap remeh, apalagi bagi Stasiun Kereta Api
yang besar dan melayani keberangkatan kereta kelas executive. Hal itu
sangatlah penting, karena penggunanya / penumpang yang menggunakan
sudah membayar mahal jika tidak mendapatkan pelayanan yang memuaskan
tidak menutup kemungkinan akan berpindah menggunakan jasa transportasi
lain dengan harga yang sama namun memberikan pelayanan yang lebih baik.
Melihat fenomena-fenomena yang terjadi seperti di atas, maka
diperlukan juga suatu tempat untuk rekreasi dan refresing penumpang seperti
ruang tunggu yang nyaman, museum sebagai sarana informasi pendidikan,
café, serta system pelayanan yang modern.
Stasiun Tugu merupakan salah satu stasiun di Indonesia yang
menggunakan bangunan kolonial dan itu merupakan bangunan yang terbentuk
dari pengalaman-pengalaman kultural dari perjalanan sejarah kota Yogyakarta.
Bangunannya pun sangat kental dengan nuansa Eropa. Selain itu Stasiun Tugu
xxxi
merupakan stasiun kereta yang letaknya strategis di jantung kota dan dekat
dengan berbagai objek wisata menarik.
Dari penjabaran yang telah dijelaskan di atas maka perencanaan dan
perancangan sebuah bangunan kolonial yang dipergunakan sebagai Stasiun
Kereta Api yang mengutamakan pelayanan jasa transportasi di Yogyakarta
sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan yang maksimal, informasi,
sarana dan prasarana tentang segala sesuatu yng berhubungan dengan
perkereta-apian dan stasiun. Dengan adanya Stasiun Tugu dan Museum
Kereta Api Yogyakarata diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat dan penumpang / pengguna layanan jasa kereta api mengenai
sejarah stasiun dan perkereta-apian Indonesia. Dan dapat mengkomodir semua
kebutuhan pengunjung stasiun pada umumnya dan penumpang / pengguna jasa
layanan kereta api pada khususnya.
H. Batasan Masalah
Dari penjabaran yang telah disebutkan di atas diperlukan perancangan
interior Stasiun Kereta Api yang meliputi berbagai fasilitas untuk dapat
memenuhi kebutuhan para pengunjung yang sudah tentu mengutamakan
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna ruang.
Perancangan interior Stasiun Kereta Api dibatasi pada:
1. Pembahasan Stasiun Kereta Api ini hanya dibatasi pada ruang
public yang sering di kunjungi dan merupakan fasilitas pelayanan jasa.
xxxii
2. Ruang tunggu sebagai tempat menunggu kedatangan kereta api
bagi para penumpang, tempat menunggu para pengantar penumpang, dan
tempat menunggu para penjemput penumpang.
3. Area rekreasi dan refreshing meliputi restaurant maupun café,
museum dan retail.
4. Lobby yang meliputi ruang informasi, ruang penjualan tiket dan
antrian penjualan tiket.
Pemilihan batasan masalah tersebut dengan pertimbangan agar dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengunjung saat berada di
tempat tersebut.
I. Rumusan Masalah
6. Bagaimana merencanakan dan merancang interior sebuah Stasiun Kereta
Api yang dapat berperan penting dalam kualitas pelayanan jasanya?
7. Bagaimana mengaplikasikan tema yang diambil agar sesuai dan dapat
memecahkan masalah dalam bangunan Stasiun Kereta Api?
8. Bagaimana merencanakan dan merancang interior sebuah Stasiun Kereta
Api sebagai sarana informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
pengunjung?
9. Bagaimana merencanakan dan merancang fasilitas-fasilitas dengan system
tata ruang Stasiun Kereta Api yang dapat memenuhi kebutuhan dan
melayani keinginan pengunjung / penumpang secara maksimal?
xxxiii
10. Bagaimana menciptakan interior Stasiun Kereta Api yang dapat
menimbulkan suasana aman dan nyaman dari segi psikologis, efisiensi,
ergonomic dan informasi yang didapat?
J. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
5. Menciptakan suatu perancangan interior Stasiun Kereta Api yang mampu
meningkatkan kualitas pelayanan bagi para penumpang / pengguna jasa
Kereta Api di Yogyakarta.
6. Menciptakan suatu perancangan interior Stasiun Kereta Api yang mampu
memenuhi kebutuhan ruang yang menampung berbagai macam kegiatan
dan memberikan informasi yang berhubungan dengan Kereta Api.
7. Memunculkan ide-ide kreatif yang diterapkan dalam perencanaan dan
perancangan interior Stasiun Kereta Api, sehingga setiap ruang mampu
memenuhi fungsinya sekaligus mempunyai daya tarik dalam perancangan
dan memberikan kenyamaan bagi penumpang / pengguna jasa.
8. Menciptakan sebuah Stasiun Kereta Api yang dapat memberikan rasa
nyaman baik dari segi psikologis, efisiensi dan ergonomic, informasi juga
edukatif serta rekreatif bagi pengunjung.
Sasaran
1. Memberikan suatu pelayanan dan informasi juga edukasi kepada
para penumpang, pengunjung (pengantar dan penjemput), juga pada
masyarakat luas tentang Stasiun Kereta Api dan Kereta Api.
xxxiv
2. Menjadikan Stasiun Kereta Api sebagai sebuah sarana yang dapat
digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan dunia
perkereta-apian khususnya di Kota Yogyakarta.
K. Metodologi
9. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di dua tempat, yaiut : Stasiun Kereta Api Tugu
Yogyakarta dan Stasiun Kereta Api Gambir. Dipilihnya lokasi-lokasi
tersebut dimaksudkan sebagai pembanding antara stasiun yang
menggunakan bangunan kolonial dengan stasiun kereta api yang
menggunakan bangunan modern dan fasilitas yang modern pula.
10. Bentuk Penelitian
Jenis penelitian yang penulis ajukan merupakan bentuk penelitian
deskripsi kualitatif, karena penelitian yang penulis angkat tidak akan
muncul perhitungan angka-angka.
penelitian kualitatif melibatkan kegiatan ontologis. Data yang
dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang
memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Peneliti
menekankan catatan yang menggambarkan situasi yang sebenarnya guna
mendukung penyajian data. Jadi dalam mencari pemahaman, penelitian
kualitatif cenderung tidak memotong halaman ceritera dan data lainnya
dengan simbol-simbol angka. Peneliti berusaha menganalisis data dengan
semua kekayaan wataknya yang penuh nuansa, sedekat mungkin denagn
bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat. (H.B, Sutopo, 2002: 35)
11. Sumber Data
Data-data yang diolah dan dianalisa dalam penelitian ini diperoleh
dari sumber data meliputi:
c. Tempat / lokasi penelitian
xxxv
Bangunan pokok, seperti lobby, ruang tunggu, restaurant maupun
café, retail, dan museum.
d. Narasumber (Informan)
Terdiri dari kepala stasiun besar, staff divisi pelayanan, satpam,
pengajar, dan informan lain yang dianggap mengetahui tentang
bangunan Stasiun Kereta Api yang diteliti.
12. Teknik Pengumpulan Data
f. Observasi Berperan
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi berperan aktif,
yaitu peneliti tidak bersifat pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan
berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan
dengan observasinya dengan mempertimbangkan akses yang bisa
dimanfaatkan bagi pengumpulan data. Peneliti bahkan bisa berperan
yang tidak hanya dalam bentuk berdialog atau bercakap-cakap yang
mengarah pada pendalaman dan kelengkapan datanya, tetapi bisa
jugamengarahkan peristiwa-peristiwa yang sedang dipelajari demi
kemantapan data.
Pada observasi yang dilakukan dengan mendatangi peristiwa. Peneliti
ingin mengamati dan mencatat hal yang berlangsung menurut apa
adanya (kondisi aslinya), maka ia sebaiknya jangan berbuat apapun
atau membuat catatan dalam jangka waktu tertentu. (H.B, Sutopo,
2002: 65 – 66)
g. Content Analis
xxxvi
Mengumpulkan beberapa data dan arsip, dokumen atau buku
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
h. Perekaman
Menggunakan alat untuk mendokumentasikan keadaan lokasi dan
sebagai data nyata kondisi lokasi.
i. Metode Analisis
Yaitu menganalisa data yang diperoleh di lapangan, berhubungan
dengan kajian teoritis, dan kemudian dianalisa kembali, dari hasil
analisa ini kemudian menghasilkan alternatif-alternatif desain, yang
selanjutnya disimpilkan menjadi kesimpulan desain.
j. Metode Wawancara
Dilakukan secara langsung terhadap pihak-pihak yang dianggap
mempunyai keterkaitan terhadap proses perencanaan dan perancangan
interior Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta.
13. Populasi
Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
purposive sampling, karena sama sekali tidak membuat generalisasi hasil.
Dalam hal ini, penulis memilih informan yang dianggap mengetahui
masalahnya secara mendalam. Dalam hal ini penulis mengambil
keputusan sendiri saat memiliki pemikiran tentang apa yang sedang
diteliti, dengan siapa akan berbicara, kapan akan melakukan observasi,
dan apa yang akan direview. (HB. Sutopo, 2002).
Dalam cuplikan yang bersifat internal, cuplikan diambil untuk mewakili
informasinya, dengan kelengkapan dan kedalamannya yang tidak sangat
perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena jumlah informan
yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lebih lengkap
xxxvii
dan benar daripada informasi yang diperoleh jumlah narasumber yang
lebih banyak. (H.B, Sutopo, 2002: 55)
14. Variabel
Yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah :
c. Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta
d. Perencanaan dan Perancangan Interior Stasiun Kereta Api Tugu
Yogyakarta.
15. Validitas Data
Guna menjamin data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
peningkatan validitas datanya dilakukan dengan cara “triangulasi data”
yaitu mengumpulkan data sejenis dengan berbagai sumber data yang
berbeda. Dengan demikian keberadaan data akan diuji oleh data yang
diperoleh dari sumber data lainnya.
16. Analisa Data
Model analisa data yang dipergunakan adalah model analisa
interaktif. Dalam model analisa ini, penulis bergerak diantara tiga
komponen analisa, yaitu : reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan / verivikasi, sesudah pengumpulan data selesai unitnya dengan
menggunakan waktu yang tersisa.
L. Sistematika Penulisan
1. Tahap Pendahuluan
xxxviii
Terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran, serta metodologi penelitian.
2. Tahap Tinjauan Teori
Yaitu uraian mengenai landasan teori yang akan dijadikan dasar
untuk mencapai tujuan perancangan.
3. Tahap Studi Lapangan
Merupakan hasil survey yang berhubungan dengan pengerjaan
interior yang akan dikerjakan.
4. Tahap Analisa
Dapat disebut juga sebagai konsep perancangan. Merupakan uraian
tentang ide atau gagasan yang akan melatarbelakangi terciptanya karya
desain interior.
5. Tahap Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
xxxix
BAB III
KAJIAN LAPANGAN
A. STASIUN KERETA API TUGU YOGYAKARTA
1. Sejarah singkat
Stasiun Tugu mulai melayani kebutuhan transportasi sejak 2 Mei
1887, sekitar 15 tahun setelah Stasiun Lempuyangan. Awalnya, stasiun ini
hanya digunakan untuk transit kereta pengangkut hasil bumi dari daerah di
Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun sejak Februari 1905,
stasiun ini mulai digunakan untuk transit kereta penumpang. Jalur luar
kota pertama dibangun tahun 1899, menghubungkan Yogyakarta dan
Surakarta.
Karena dibangun pada masa colonial Belanda, masa arsitektur
bangunannya pun sangat kental dengan nunsa Eropa. Stasiun Tugu
merupakan salah satu stasiun yang masih mempertahankan fungsinya
sebagai tempat perawatan kereta.
2. Lokasi
Stasiun Tugu Yogyakarta (YK) adalah stasiun kereta api (KA) Api
(Persero) Daerah Operasi VI.
Gb 15. Lokasi Stasiun Tugu yogyakarta
xl
3. Keorganisasian
Skema 1. Keorganisasian Stasiun
4. Sistem pelayanan
Melayani transportasi kereta api untuk kelas ekonomi, bisnis, dan
kelas eksekutif. Berikut adalah daftar kereta api yang berangkat dari
Stasiun kereta api Tugu Yogyakarta :
Kelas Eksekutif :
Kepala Stasiun Besar (KSB)
WKS
Kepala Stasiun Besar (KSB)
WKS
Kepala Tata Usaha Petugas Perbendaharaan
Pimpinan Perjalanan KA (PPKA)
Kep. Kantor Pengawas
Kantor
Pengawas
Peron
Kepala
Kantor
Kepala
Penjual
Dinas Luar Juru Gerbong Satpam KA Mandor Kondektur
xli
1. Argo Dwipangga
2. Argo Lawu
3. Argo Wilis
4. Bima
5. Gajayana
6. Taksaka
7. Turangga
Kelas Eksekutif dan Bisnis :
1. Lodaya
2. Sancaka
Kelas Bisnis
1. Fajar Utama Yogya
2. Gayabaru Malam Selatan
3. Jayabaya Selatan
4. Mutiara Selatan
5. Senja Utama Solo
6. Senja Utama Yogya
Kereta Prameks (Prambanan Ekspres) yng menghubungkan Kutoarjo,
Yogya, Solo, dan Sragen.
Untuk pembagian area pemberangkatan, kelas ekonomi dan bisnis
diberangkatkan area stasiun sebelah utara. Sedangkan kelas eksekutif
diberangkatakan dari area stasiun sebelah selatan.
Berikut adalah macam-macam ruangan dan area public yang ada di
Stasiun Tugu Yogyakarta :
xlii
Main entrance
Lobby
Loket penjualan langsung
Ruang informasi
Ruang operator computer
Ruang kepala stasiun
Ruang tunggu eksekutif
Ruang tunggu VIP
Wartel
Toilet
Retail space (untuk kios-kios)
5. Elemen Pembentuk Ruang
Elemen ruang yang dibahas disini hanyalah di area umum seperti ruang
tunggu penumpang dan lobby.
a. Dinding
Dinding pada bangunan stasiun ini berbahan batu bata dengan
finishing plester semen yang ditutup dengan cat tembok mayoritas
warna putih.
Gb 16. Dinding stasiun Tugu
Sumber : Dokumen pribadi 2008
xliii
b. Lantai
Lantai pada area pintu masuk utama atau Main Entrance
mempergunakan bahan keramik warna putih ukuran 60 x 60 dengan
motif warna di beberapa bagian. Pada bagian Hall juga sama,
menggunakan bahan keramik warna putih ukuran 60 x 60 dengan pola
lantai pada bagian tengah dengan warna kombinasi merah, hijau, dan
coklat muda.
Gb 17. Lantai pada Main Entrance
Sumber : Dokumen pribadi 2008
c. Ceiling
Ceiling mempergunakan bahan cor beton karena bangunan merupakan
bangunan colonial. Pada bagian ini diberikan finishing cat warna putih.
Pada ruang tunggu eksecutive dan VIP Room menggunakan
gypsumboard. Pada VIP Room mengkombinasi dengan elemen kayu
dan kaca decorative.
xliv
Gb 18. Ceiling
Sumber : Dokumen pribadi 2008
6. Interior Sistem
a. Pencahayaan
Pada ruang tunggu dan lobby mempergunakan dua sistem
pencahayaan yaitu buatan dengan sumber lampu TL warna putih dan
sistem pencahayaan alami yang menggunakan sinar matahari yang
cukup leluasa masuk ke area tersebut.
b. Penghawaan
Selain menggunakan sistem penghawaaan alami melalui ventilasi
udara dan bukaan–bukaan, bangunan stasiun kereta ini juga
menggunakan bantuan penghawaaan buatan melalui air conditioner
(AC), tetapi sistem penghawaan buatan ini hanya dipergunakan pada
ruangan kantor, pengelola dan VIP room saja.
c. Akustik
Sistem akustik atau tata suara didalam bangunan ini tidak terlalu
baik. Terdapat beberapa speaker untuk menyampaikan informasi
kepada para calon penumpang kereta api. Pemasangan speaker-
speaker-speaker tersebut dengan sistem desentralisasi.
xlv
7. Lay out
Lay out pada bangunan stasiun kereta api Tugu Yogyakarta ini sudah
cukup baik dengan pemisahan area tunggu bisnis dan eksekutive.
8. Sirkulasi
Menggunakan sistem sirkulasi linear dan radial. Sistem linear terlihat dari
susunan pola ruang yang berurutan, sedangkan pola sirkulasi radial tampak
pada bagian lobby atau hall yang menjadi pusat dari zona publik. Untuk
mempermudah sirkulasi, terdapat berbagai tulisan yang menunjukkan arah
atau keterangan zona untuk publik.
9. Furniture
Furniture pada area tunggu ini termasuk furniture sederhana dan terkesan
hanya diambil nilai fungsi tanpa memperhatikan nilai estetisnya. Hal ini
dapat terlihat dengan desain dan bahan dasar yang dipergunakan dari kayu
dan hanya difinishing dengan polyture.
Gb 19. Kursi Tunggu Penumpang
Sumber : Dokumen pribadi 2008
B. STASIUN KERETA API GAMBIR JAKARTA
1. Sejarah singkat
Mengingat kota Jakarta merupakan kota terbesar dengan populasi
penduduk yang tinggi, maka tidak mengherankan apabila laju
xlvi
pertumbuhan kota ini juga cukup pesat. Salah satunya adalah bidang
sarana transportasi. Salah satu sarana pendukung transportasi yang cukup
modern dan berkualitas baik adalah Stasiun kereta api Gambir. Bila kita
pergi ke kota Jakarta dengan kereta api eksekutif pasti kita akan berhenti
di stasiun Gambir. Bangunan stasiun ini dirancang sedemikian arsitek dan
tampak modern seperti pada bangunan stasiun-stasiun kereta api di negara-
negara maju.
Stasiun Gambir (kode:GMR) adalah stasiun kereta api terbesar di
Jakarta, Indonesia dan terletak di kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.
Stasiun yang terletak di kawasan Tugu Monumen Nasional (Monas) ini,
beroperasi selama 24 jam melayani penumpang menuju Bandung,
Surabaya, Yogjakarta, Semarang, Solo, dan kota lainnya.
Stasiun ini dibangun pada dasawarsa 1930-an dan mendapatkan
renovasi secara besar-besaran pada akhir ‟80-an dan awal ‟90-an.
Renovasi ini dilakukan karena stasiun kereta api Gambir ini merupakan
stasiu kereta api utama di kota Jakarta. Stasiun Gambir melayani
transportasi kereta api untuk tujuan-tujuan utama di pulau Jawa. Kereta
wilayah Jabotabek tidak berhenti di stasiun ini. Akses ke tempat tujuan
lain juga cukup lancar. Sebagai contoh, di stasiun ini tersedia pula bus
DAMRI untuk menuju Bandara Soekarno Hatta.
Stasiun kereta api Gambir ini terdiri dari tiga tingkat. Aula utama,
loket tiket, informasi, mushola, ruang tunggu pengantar dan penjemput,
beberapa restoran dan toko, serta mesin ATM terdapat pada tingkat
pertama. Tingkat kedua adalah ruang tunggu dengan beberapa restoran
xlvii
cepat saji dan kafetaria, sedangkan rel kereta api yang berjumlah lima jalur
berada pada tingkat ketiga dan merupakan jalur lintas kereta yang sangat
sibuk. Untuk mendukung kelancaran sirkulasi, stasiun kereta api Gambir
Jakarta ini dilengkapi dengan elevator.
Dengan desain yang modern, teknologi canggih, dan fasilitas-
fasilitas pendukung yang cukup lengkap serta didukung oleh banyaknya
personel, stasiun kereta api Gambir Jakarta merupakan stasiun untuk
proyeksi masa depan dan patut dicontoh oleh stasiun-stasiun kereta api
lain di Indonesia. Sewaktu Gus Dur masih menjabat sebagai presiden
Republik Indonesia, beliau mengatakan bahwa stasiun kereta api Gambir
ini merupakan proyek percontohan fasilitas umum yang memperdulikan
kaum cacat. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa fasilitas pendukung
yang mempermudah sirkulasi bagi kaum diffable. Namun demikian,
menurut beberapa opini pengguna jasa stasiun ini masih terdapat beberapa
kekurangan yang menjadi nilai minus.
2. Lokasi
Stasiun Gambir (kode:GMR) adalah stasiun kereta api terbesar di
Jakarta, Indonesia dan terletak di kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Lokasi
tepatnya adalah di Jl. Merdeka Timur telp (021)3842777 Jakarta.
Lokasinya dipusat kota dan berhadapan dengan tugu Monumen Nasional
serta berseberangan dengan Istana Merdeka.
xlviii
Gb 20. Peta danStasiun Gambir
Sumber : Dokumen pribadi dan www. Jakarta. id
3. Sistem pelayanan
Stasiun Gambir ini beroperasi selama 24 jam melayani penumpang
menuju Bandung, Surabaya, Yogjakarta, Semarang, Solo, dan kota
lainnya. Bagi calon penumpang, sebaiknya memesan tiket seminggu
sebelum hari keberangkatan. Jika tidak, maka dapat mengambil formulir
pemesanan tiket di loket dan mengantri dalam waktu yang tidak sebentar.
Stasiun Gambir menyediakan stand penitipan barang dan
penukaran mata uang bagi penumpang. Selain itu, ada pula stand
pemesanan beberapa hotel di seluruh Indonesia. Dan jika khawatir
bingung mengenai angkutan umum menuju tempat tujuan di Jakarta, maka
cukup datangi loket pemesanan taksi perusahaan Blue Bird Grup yang
disediakan di pintu keluar.
Gb 21. Pemesanan hotel dan taksi
Sumber: dokumen pribadi
Stasiun Gambir
xlix
Fasilitas lainnya yang disediakan Stasiun Gambir ialah para porter
atau kuli angkut. Para porter itu memakai seragam berwarna merah ,
sebagai tanda porter resmi di stasiun ini. Ada pula para petugas keamanan,
baik di loket maupun peron yang akan menjamin para penumpang dari
tindakan kriminalitas.
Stasiun Kereta Api Gambir Jakarta terdiri dari 3 lantai dengan
pembagian lantai sebagai berikut :
Lantai 1 : Aula utama, loket tiket, informasi, mushola, ruang tunggu
pengantar dan penjemput, beberapa restoran dan toko, serta mesin
ATM.
Lantai 2 : Ruang tunggu dengan beberapa restoran cepat saji dan
kafetaria.
Lantai 3 : Jalur lintas kereta (rel kereta api).
4. Elemen pembentuk ruang
Elemen ruang yang dibahas disini hanyalah di area umum seperti
ruang tunggu penumpang dan lobby.
a. Dinding
Dinding pada bangunan stasiun ini berbahan batu bata dengan
finishing plester semen yang ditutup dengan cat tembok mayoritas
warna hijau dan putih.
l
Gb 22. Dinding warna hijau
Sumber : Dokumen pribadi
b. Lantai
Lantai pada area pintu masuk utama atau Main Entrance
mempergunakan bahan keramik. Demikian juga dengan area ruang
tunggu penumpang.
c. Ceiling
Ceiling mempergunakan bahan cor beton karena bangunan ini
bertingkat sehingga ceiling pada lantai bawah merupakan flooring dari
ruangan diatasnya. Pada bagian ini diberikan finishing cat warna putih.
5. Interior sistem
a. Pencahayaan
Pada ruang tunggu dan lobby mempergunakan dua sistem pencahayaan
yaitu buatan dengan sumber lampu TL warna putih dan sistem
pencahayaan alami yang menggunakan sinar matahari yang cukup
leluasa masuk ke area tersebut.
li
Gb 23. Pencahayaan
Sumber : Dokumen pribadi
b. Penghawaan
Selain menggunakan sistem penghawaaan alami melalui ventilasi
udara dan bukaan – bukaan, bangunan stasiun kereta ini juga
menggunakan bantuan penghawaaan buatan melalui air conditioner
(AC).
c. Akustik
Sistem akustik atau tata suara didalam bangunan ini tidak begitu
lumayan baik. Terdapat beberapa speaker untuk menyampaikan
informasi kepada para calon penumpang kereta api. Pemasangan
speaker-speaker-speaker tersebut dengan sistem desentralisasi.
6. Lay out
Lay out pada bangunan stasiun kereta api Gambir Jakarta ini cukup baik
dengan adanya pemisahan area-area tertentu pada tiap lantainya
7. Sirkulasi
Terdapat area-area publik yang sangat padat terutama pada area pembelian
tiket dan ruang tunggu penumpang.
lii
Gb 24. Kepadatan Penumpang
Sumber : Dokumen pribadi
Untuk memudahkan memudahkan sirkulasi terdapat papan-papan
informasi yang ditempel pada dinding.
Gb 25. Papan penunjuk arah
Sumber : Dokumen pribadi
8. Furniture
Untuk area tunggu menggunakan furniture tempat duduk dengan bahan
stainless stel.
Gb 26. Furniture ruang tunggu
Sumber : Dokumen pribadi
Recommended