View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN DAN METODE TANYA JAWAB
PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEDUDUKAN DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS II
SD NEGERI 05 KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Dalam Ilmu Tarbiyah
OLEH :
RATIH PUTI ANDINI NIM. 1416242692
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN, 2019 M/ 1441 H
MOTTO
يعقلهاوماللنااسنضربهاالمثالوتلك العالمونإلا
Artinya:Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu.
(Q.S Al - An’kaabut: 43)
iv
PERSEMBAHAN
Bissmillahirrahmannirrahim, dengan segala kerendahan hati Aku
persembahkan skripsi ini kepada:
1. Rasa syukur kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat, nikmat, dan
barokahnya dalam menjalankan kehidupan ini.
2. Ayahanda (Junaidi) dan Ibunda (Sri Wahyuni) tercinta yang telah
mendidik, membesarkan, menguatkan serta selalu mendoakan dalam
setiap langkah dalam kehidupanku.
3. Ketiga kakakku Kenni Oktarina, Friska Martadora, dan Yurike
Ramandha, S.Kom yang telah menguatkan serta selalu mendoakan
dalam setiap langkah dalam kehidupanku.
4. Depri Sapriyanto, SE yang telah menguatkan serta selalu mendoakan
dalam setiap langkah dalam kehidupanku.
5. Sahabat-sahabatku Riska Wahyuni, Setiani Istiqomah, Iin Nurjanah,
Rosa Dwi Randa Sari, Marina Widiarti, Ika Ryani Putri, Jessi
Wulandari, AyuJumenti, Diana Angraini yang selalu mendukungku,
membantu, serta memotivasiku.
6. Rekan-rekan seperjuangan PGMI lokal B angkatan 2014 yang selalu
memberikan dukungan untukku.
7. Agama, bangsa serta almamaterku.
v
ABSTRAK
RatihPutiAndini,NIM: 1416242692. Dengan Judul “Perbandingan Hasil Belajar
Siswa Menggunakan Metode Bermain Peran Dan Metode Tanya Jawab Pada
Mata Pelajaran IPS Materi Kedudukan Dalam Keluarga Pada Siswa Kelas II SD
Negeri 05 Kota Bengkulu”.
Kata Kunci:Metode Pembelajaran Bermain Peran Dan Metode Pembelajaran
Tanya Jawab Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Penelitian ini dilakukan karena adanya kesenjangan pada hasil belajar
siswa kelas II SD Negeri 05 Kota Bengkulu. Padahal guru telah menerapkan
pembelajaran sebaik mungkin akan tetapi hasil belajar Siswa belum terlalu baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan metode bermain
peran dan metode pembelajaran Tanya jawab dalam pembelajaran IPS pada siswa
kelas II SD Negeri 05 Kota Begkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan komparatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Dengan teknik pengumpulan data
melalui tes. Populasi penelitian adalah kelas II sebanyak 93 orang dengan sampel
yang diambil 40 orang yakni kelas IIA dan IIB sedangkan untuk teknik analisis
data menggunakan Uji t. Berdasarkan analisa data dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran bermain
peran dengan metode pembelajaran Tanya jawab terhadap hasil belajar siswa
kelas II pada mata pelajaran IPS di SD Negeri 05 Kota Begkulu. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil perhitungan Uji “t” pada kedua kelompok diperoleh
bahwa thitung lebih besar dari ttabel (3,286 > 2,021).
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memeberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul: “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Metode Bermain Peran Dan Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS
Materi Kedudukan Dalam Keluarga Pada Siswa Kelas II SD Negeri 05 Kota
Bengkulu’’. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah
dan Tadris pada Institut Agama Islam Negri (IAIN) Bengkulu.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapatkan masukan dan saran
darri berbagai pihak untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyatakan
rasa terimah kasih kepada Bapak/Ibu:
1. Prof. Dr. H. Sirajuddin M,M.Ag.,M.H selaku rektor IAIN Bengkulu yang
telah mengadakan fasilitas guna kelancaran mahasiswa dalam menuntut ilmu.
2. Dr. Zubaedi, M. Ag.,M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris yang
telah banyak memberi bantuan didalam perkuliahan dan arah dalam
penyusunan salam skripsi ini.
3. Nurlaili, M.Pd.I selaku ketua Jurusan Tarbiyah, pembimbing akademik, dan
pembimbing 1 yang selalu memberi motivasi, dukungan, masukan serta
arahan dalam penulisan karya ilmiah ini.
4. M. Hidayaturrahman, M.Pd.I selaku pembimbing 2 yang selalu memberi
masukan, kritikan, serta memotivasi dalam penulisan karya ilmiah ini.
5. Seluruh dosen dan staf yang khususnya mengajar di Fakultas Tarbiyah dan
Tadrisyang telah mendidik, memberikan nasehat dan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat.
6. SitiJalilah, S.Pdselakukepalasekolah SDN 05 Bengkulu.
7. NiaPuspitaRini, S.Pdselakuwalikelas II A SDN 05 Bengkulu.
8. Asriwati, S.Pdselakuwalikelas II B SDN 05 Bengkulu.
9. Bapak kepala perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Bengkulu beserta
staf yang telah memberikan keleluasaan bagi penulis dalam mencari konsep-
konsep teoritis.
Serta ucapan terimakasih yang tak terhingga untuk semua pihak yang tidak
dapat penulis cantumkan namanya satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan
datang sangat penulis perlukan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Bengkulu, 2 September 2019
Penulis
Ratih Puti Andini
Nim. 1416242692
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMANJUDUL ....................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
MOTTO ......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
C. Batasan Masalah .............................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
E. Tujuan ............................................................................................. 6
F. Manfaat Penenlitian ........................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Belajar …………………………………………………….... ........ 8
1. Pengertian Belajar………………………………………............ 8
2. Pengertian Hasil Belajar………………………………….. ........ 10
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar……….......... . 11
B. Metode…………………………………………………….............. 16
1. Pengertian Metode ………………………………………………. 16
2. Pengertian Metode Role Playing………………………………… 17
3. Pengertian Metode Tanya Jawab………………………………… 17
C. Bermain Peran………………………………………………............ 18
1. Persiapan dan Instruksi……………………………………. 18
2. Tindakan Dramatik dan Diskusi…………………………… 20
3. Evaluasi Bermain Peran……………………………………. 21
D. Pembelajaran IPS…………………………………………………. 22
1. Pengertian IPS………………………………………………… 22
2. Perkembangan Pengertian IPS (Sosial Studies)………………. 23
3. Pengertian Pendidikan IPS Dalam Konteks Indonesia………… 24
4. PIPS Sebagai Pendidikan Disiplin Ilmu…………………………
Landasan Pendidikan IPS…………………………………….. 25
6. Tujuan Mempelajari IPS………………………………............ 25
7. Pentingnya IPS Dalam Program Pendidikan…………………. 26
8. Sejarah Perkembangnya Ilmu Pengetahuan Sosial Secara
Umum………………………………………………….. .......... 27
9. Sejarah Perkembangan IPS Di Indonesia……………………… 28
E. Kedudukan Dalam Keluarga……………………………………….. 30
1. Pengertian Keluarga………………………………………. 30
2. Sisilah Keluarga…………………………………………... 30
3. Peran Anggota Keluarga………………………………...... 31
4. Perubahan Peran Dalam Keluarga………………………….36
F. Kajian Penelitian Terdahulu………………………………................. 37
G. Kerangka Berfikir…………………………………………………… 39
H. Hipotesis……………………………………………………………. 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 40
B. Tempat Dan Waktu .......................................................................... 41
C. Populasi Dan Sempel ....................................................................... 42
D. DefinisiOperasionalVariabel……………………………................ 44
E. DesainPenelitian .............................................................................. 45
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 46
G. UjiCobaInstrumen………………………………………… ........... 49
H. TeknikAnalisis Data………………………………………. ........... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ......................................................... 58
B. Hasil Penelitian ............................................................................... 64
C. Analisis Data……………………………………………….……… 75
D. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 94
B. Saran ............................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1: Bagan Desain Penelitian Paradigma.................................... .... 41
2. Tabel 3.2 : Jumlah Siswa Kelas II SDN 05 Kota Bengkulu...................... 43
3. Tabel 3.3: Desain Penelitian ...................................................................... 45
4. Tabel 3.4: Kisi-kisi Tes .. .......................................................................... 48
5. Tabel 3.5: Pengujian Validitas Item Soal No 1 ......................................... 50
6. Tabel 3.6: Hasil Uji Validitas Item Soal Pelaksanaan Metode
Pembelajaran Tipe Bermain Peran (X) ..................................................... 52
7. Tabel 3.7: Koefisien Alfa. ......................................................................... 54
8. Tabel 3.8: Realibilitas Soal Tes Valid ....................................................... 44
9. Tabel 4.1: Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai SDN 5 Kota
Bengkulu 59
10. Tabel 4.2 : Keadaan Guru dan Staf (Honorer) SDN 5 Kota Bengkulu ..... 60
11. Tabel 4.3 : Daftar Jumlah Siswa-Siswi SDN 5 Kota Bengkulu ................ 61
12. Tabel 4.4 : Data Sarana dan Prasarana SDN 5 Kota Bengkulu ................. 61
13. Tabel 4.5 : Hasil Pretest Siswa Kelas II A ................................................ 64
14. Tabel 4.6 : Perhitungan Nilai Mean Pretest Siswa Kelas II A ................. 65
15. Tabel 4.7 : Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas II A ............................... 66
16. Tabel 4.8: Hasil Pretest Siswa Kelas II B ................................................. 67
17. Tabel 4.9 : Perhitungan Nilai Mean Hasil Pretest Siswa Kelas II B ........ 68
18. Tabel 4.10 : Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas II B ............................. 69
19. Tabel 4.11 : Perhitungan Postes Hasil Belajar Siswa Kelas II A .............. 70
20. Tabel 4.12 : Perhitungan Nilai Mean Postest Siswa Kelas II A ................ 71
21. Tabel 4.13 : Frekuensi Hasil Belajar Postest Siswa Kelas II A ................ 72
22. Tabel 4.14 : Hasil Belajar Postes Siswa Kelas II B .................................. 72
23. Tabel 4.15 : Perhitungan Nilai Mean Postest Kelas II B .......................... 73
24. Tabel 4.16 : Frekuensi Hasil Belajar Postest Siswa Kelas II B ................. 74
25. Tabel 4.17 : Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel X ......................... 76
26. Tabel4.18:Frekuensi Yang Diharapkan Dari Hasil Pengamatan (Fo) Untuk
Variabel X ................................................................................................. 79
27. Tabel 4.19 : Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel Y ......................... 80
28. Tabel4.20: Frekuensi Yang Diharapkan Dari Hasil Pengamatan (Fo) Untuk
Variabel Y ................................................................................................. 83
29. Tabel4.21: Perbedaan Antara Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan
Metode Pembelajaran Bermain Peran Dan Metode Tanya Jawab Hasil
Postest…………….. .................................................................................. 86
30. Tabel4.22 : Perbandingan Hasil Belajar Kelas II A Dan Kelas II B ......... 92
x
DAFTAR GAMBAR
31. Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir ..................................................................... 38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: SK Pembimbing
Lampiran 2 : SuratPergantianJudul
Lampiran 3: Surat Penelitian
Lampiran 4: Surat Selesai Penelitian
Lampiran 5: Silabus
Lampiran 6: RPP
Lampiran 7: Soal SebelumValidasi
Lampiran 8: ValidasiSoal
Lampiran 9: Soal Pretest dan Posttest
Lampiran 10:Dokumentasi
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah pendidikan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “didik
dengan memberikan awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti
“perbuatan” (hal, cara dan sebagainya). “istilah pendidikan ini semula berasal
dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.
Dalam perkembangan istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap peserta didik oleh orang
dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan
berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkah hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Istilah “pendidikan” dalam islam kadang-kadang disebut dengan al-
tarbiyah yang diterjemahkan dengan pendidikan. Kadang-kadang disebut al-
tak’lim yang diartikan dengan pengajaran. Ia juga kadang-kadang juga disebut
dengan al-ta’dib secara etimologi diterjemahkan dengan penjamuan makan
atau pendidikan sopan santun. 1
Selain itu pendidikan nasional menurut Undang-undang sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
1 Ramayulis, Dasar-Dasar kependidikan (Jakarta : Kalam Mulia), 2015, hal 15
2
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2
Di dalam pelaksanaannya pendidikan memiliki beberapa hal yang harus
diperhatikan salah satu nya adalah mengenai strategi pembelajaran adalah
komponen umum dari suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang akan
digunakan secara bersama-sama. Terdapat lima komponen strategi
pembelajaran, yakni kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian
informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Strategi
pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara
pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan dan bahan, serta
waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Atwi
Suparman. Menurut Seels dan Richey, strategi pembelajaran adalah sebagai
spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan kejadian dan aktivitas dalam
pembelajaran. Briggs mengatakan strategi pembelajaran berkaitan dengan
penentuan urutan yang memungkinkan tercapaianya tujuan-tujuan dan
memutuskan bagaimana untuk menerapkan kegiatan-kegiatan instruksional
bagi masing-masing individu (peserta didik), Robert M. Gagne, Briggs Leslie.
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam
suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka
kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang dijabarkan dari
2 Undang-Undang RI tentang sistem pendidikan nasional (sisdiknas): Undang-Undang
RI. No. 20 tahun 2013, (Jakarta : Sinar Grafika), hal 3
3
pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu Yusufhadi Miarso.3 Maka
disetiap mata pelajaran yang akan diajarkan oleh seorang guru kepada siswa
nya memerlukan strategi yang khusus agar proses pembelajaran bisa berjalan
secara optimal. Untuk itu tentu sangatlah penting penggunaan strategi dalam
pembelajaran tertutama pada mata pelajaran IPS.
Hakikat dari IPS terutama jika disorot dari anak didik adalah sebagai
pengetahuan yang akan membina para generasi muda belajar kearah positif
yakni mengadakan perubahan-perubahan sesuai kondisi yang diinginkan oleh
dunia modern atau sesuai daya kreasi pembangunan serta membina kehidupan
masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak
diwariskan kepada turunannya secara lebih baik. IPS sebagai paduan dari
sejumlah subjek (ilmu) yang isinya menekankan pembentukan warga negara
yang baik daripada menekankan isi dan disiplin subjek tersebut. Dalam
kurikulum IPS 1975, dikatakan bahwa IPS adalah bidang studi yang
merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial.
Bidang pengajaran IPS terutama akan berperan dalam pembinaan
kecerdasan keterampilan, pengetahuan, rasa tanggung jawab, dan demograsi.
Pokok-pokok persoalan yang dijadikan bahan pembahasan difokuskan pada
masalah kemasyarakatan Indonesia yang actual. IPS mengembang dua fungsi
utama yaitu membina pengetahuan, kecerdasan , dan keterampilan yang
bermanfaat bagi pengembangan dan kelanjutan pendidikan siswa dan membina
3 Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta : PT Bumi Aksara), 2012, hal 3-4
4
sikap yang selaras dengan nilai-nilai pancasila dan UUD 45.4 Dengan itu
strategi yang bisa diterapkan dalam pembelajaran IPS adalah strategi bermain
peran. Strategi bermain peran merupakan salah satu strategi dalam
pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran IPS karena strategi bisa
membuat interaksi antara guru dan siswa menjadi lebih aktif dan baik.
Pada penelitian ini metode yang akan dibahas yakni metode bermain
peran. Metode bermain peran juga biasa disebut dengan role playing.
Pengertian bermain peran adalah salah satu bentuk pembelajaran, dimana
peserta didik ikut terlibat aktif memainkan peran-peran tertentu. Bermain pada
anak merupakan salah satu sarana untuk belajar. Melaui kegiatan bermain yang
menyenangkan, anak berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan
pengalaman dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di
sekitarnya.
Bermain peran adalah suatu metode penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih
dari satu orang, hal itu bergantung pada apa yang diperankan.
Bermain peran atau teknik atau sosiodrama juga diartikan suatu jenis
simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan
antar insani. Para siswa berpatisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu
4 Irwan Satria, Konsep Dasar Dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, (Bogor : IPB Press),
2015, hal 5
5
atau sebagai pengamat (observer) bergantung pada tujuan-tujuan dari
penerapan teknik tersebut.5
Maka berdasarkan permasalahan yang ada di SD Negeri 05 Kota
Bengkulu , khususnya di kelas II B mengenai pemahaman siswa yang masih
kurang pada mata pelajaran IPS. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh siswa
yang merasa bosan dan guru menggunakan strategi pembelajaran yang kurang
tepat serta interaksi guru dan siswa yang kurang efekfif. Sehingga diadakan
penelitian dengan tujuan mencari solusi atas permasalahan tersebut. Maka
diangkatlah judul penelitian “PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN STRATEGI BERMAIN PERAN DENGAN STRATEGI
KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI
KEDUDUKAN DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS II SD
NEGERI 05 KOTA BENGKULU”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan
beberapa faktor penyebab masalah utama dalam mata pelajaran IPS di SD
Negeri 05 Kota Bengkulu
1. Siswa merasa bosan saat pembelajaran IPS
2. Guru menggunakan strategi pembelajaran yang kurang tepat
3. Interaksi guru dan siswa yang kurang efekfif.
5
6
C. Pembatasan Masalah
Melaui identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Penggunaan strategi bermain peran pada siswa kelas II SD Negeri 05 Kota
Bengkulu.
2. Mata pelajaran IPS pada materi kedudukan dalam keluarga pada siswa
kelas II SD Negeri 05 Kota Bengkulu.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu “apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan
strategi bermain peran dengan strategi konvensional pada mata pelajaran IPS
materi kedudukan dalam keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 05 Kota
Bengkulu?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada perbedaan
hasil belajar siswa dengan strategi bermain peran dengan strategi konvensional
pada mata pelajaran IPS materi kedudukan dalam keluarga pada siswa kelas II
SD Negeri 05 Kota Bengkulu.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Diharapkan memeberikan sumbangan wawasan pengetahuan dalam
menerapkan strategi pembelajaran.
b. Mengembangkan variasi dalam strategi pembelajaran.
2. Secara Praktis
7
a. Memberikan masukan kepada guru-guru mengenai pentingnya
penggunaan strategi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran IPS.
b. Dapat menjadi rujukan bagi pembaca.
BAB II
Landasan Teori
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku
itu mencangkup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tingkah laku
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang
8
tidak. Tingkah laku yang dapat diamati disebut dengan behavioral
performance, sedangkan dapat diamati disebut behavioral tendency.6
Banyak sekali definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli
tentang masalah belajar ini, antara lain:
a) Menurut O. Whittaker, belajar adalah sebagai proses di mana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
b) Menurut Cronbach, belajar adalah sebagai suatu aktivitas yang
ditujukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
c) Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
d) Menurut Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
e) Menurut Ernest R. Hilgard, belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,
yang keadaannya berbeda dariperubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
f) Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow, belajar adalah perolehan
kebiasaan, pengetahuan dan sikap termasuk cara baru untuk melakukan
sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam mengatasi kendala atau
menyesuaikan situasi yang baru. Belajar menggambarkan perubahan
6 Husdarta, Yudha M. Saputra, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta), 2010, hal 2-3
9
progresif perilaku seseorang ketika breaksi terhadap tuntutan-tuntutan
yang dihadapi pada dirinya. Belajar memungkinkan seseorang
memuaskan perhatian atau mencapai tujuan.
Jadi, dari beberapa pengertian belajar diatas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda
antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Dalam arti dengan belajar
seseorang dapat mengetahui sesuatu itu dengan belajar, jadi masalah belajar
ini sangat penting dalam kehidupan kita.7
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar
sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses
belajar. Lebih jauh dalam hubungannya dengan hasil belajar Gagne dan
Briggs mengemukakan adanya lima kemampuan yang diperoleh seseorang
sebagai hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi, kognitif,
informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Keterampilan intelektual
adalah suatu kemampuan yang membuat seseorang menjadi kompeten
terhadap sesuatu sehingga ia dapat mengklasifikasi, mengidentifikasi,
mendemonstrasikan, dan menggeneralisasikan suatu gejala.
7 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), 2015, hal 17-18
10
Strategi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk dapat
mengontrol aktifitas intelektualnya dalam mengatasi masalah yang
dihadapinya. Informasi verbal adalah kemampuan seseorang untuk dapat
menggunakan bahasa lisan atau tulisan dalam mengungkapkan suatu
masalah atau gagasan. Sikap adalah suatu kecenderungan pada diri
seseorang dalam menerima atau menolak suatu objek sikap, sedangkan
keterampilan motorik adalah kemampuan seseorang untuk
mengkoordinasikan semua gerakan secara teratur dan lancer dalam keadaan
sadar.
Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa
seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kekmampuan yang
diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, hasil belajar merupakan
perubahan mengakibatkan orang berubah dalam perilaku, sikap, dan
kemampuannya. Kemampuan-kemampuan yang menyebabkan perubahan
tersebut menjadi kemampuan kognitif yang meliputi keterampilan
melakukan gerak badan dalam urutan tertentu, dan kemampuan dinamik-
afektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam
lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai
kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara
8 Rosma Hartiny Sam’s, Model Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta : Teras), 2010, hal 33-35
11
lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari. Itulah hokum alam
yang harus dihadapi oleh anak didik sebagai makhluk hidup yang
tergolong kelompok biotik.
Selama hidup anak didik tidak bisa menghindari diri dari
lingkungan sosial budaya. Intraksi dari kedua lingkungan yang berbeda
ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Keduanya
mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di
sekolah. Oleh karena kedua lingkungan ini akan dibahas satu demi satu
dalam uraian berikut.
1) Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah linggkungan tempat tinggal anak
didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup
merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup didalamnya.
2) Lingkungan Sosial Budaya
Pendapat yang tak dapat disangkal adalah mereka yang
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk homo cucius. Semacam
makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama satu sama
lainnya. Hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan akan
melahirkan interaksi sosial. Saling memberi dan saling menerima
merupakan kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan sosial.
12
Berbicara, bersenda gurau, member nasihat, dan bergotong royong
merupakan interaksi sosial dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
b. Faktor Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan
tentu saja pada tingkat kelembagaan. Dalam rangka melicinkan ke arah
itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam ber bagai bentuk dan
jenisnya. Semuanya dapat diberdayagunakan menurut fungsi masing-
masing kelengkapan sekolah. Kurikulum dapat dipakai oleh guru dalam
merencanakan program pengajaran. Program sekolah dapat dijadikan
acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana dan fasilitas
yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya ahar berdaya guna dan
berhasil guna bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah.
1) Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur
substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar
mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru
sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan
sebelumnya. Itulah sebabnya, untuk semua mata pelajaran, setiap guru
memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang dipegang yang
diajarkan kepada anak didik. Setiap guru harus mempelajari dan
menjabarkan isi kurikulum ke dalam program yang lebih rinci dan
jelas sasarannya. Sehingga dapat diketahui dan diukur dengan pasti
tingkat keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
13
2) Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program
pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan.
Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya
program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun
berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial,dan
sarana prasarana.
3) Sarana dan Fasilitas
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung
sekolah misalkan sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk
membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang di
dalamnya ada ruang kelas, ruang kepada sekolah, ruang dewan guru,
ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan
halaman sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk memberikan
kemudahan pelayanan anak didik.
4) Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan.
Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak
didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Jangankan ketiadaan guru, kekurangan guru saja
14
sudah merupakan masalah. Mata pelajaran tertentu pasti kekosongan
guru yang dapat memegangnya. Itu berarti mata pelajaran itu tidak
dapat diterima anak didik, karena tidak ada guru yang memberikan
pelajaran untuk mata pelajaran itu. Kondisi kekurangan guru seperti
ini sering ditemukan di lembaga pendidikan yang ada di daerah.
Sehingga tidak jarang ditemukan seorang guru memegang lebih dari
satu mata pelajaran. Akibatnya, jumlah jam mengajar dalam seminggu
melebihi delapan belas jam wajib mengajar. Dari segi materi memang
menguntungkan guru tetapi merugikan anak didik.
c. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemempuan belajar seseorang. Orang yang dalam dalam keadaan segar
jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan
kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan
belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas
lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran.
d. Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena
itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi
belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas
dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor
psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan yang utama
dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar
15
mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar
itu akan kurang signifikan. Oleh karena itu, minat, kecerdasan, bakat,
motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor
psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak
didik. Demi jelasnya, kelima faktor ini akan diuraikan satu demi satu
berikut ini.9
B. Strategi Pengajaran
1. Pengertian Strategi Pengajaran
Strategi pengajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang
menitik beratkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam konteks strategi pengajaran tersusun
hambatan-hambatan yang dihadapi, tujuan yang hendak dicapai, materi yang
hendak dipelajari, pengalaman-pengalaman belajar, dan prosedur evaluasi.
Peran guru lebih bersifat fasilitator dan pembimbing.
Pengajatan yang berpusat pada siswa adalah proses belajar mengajar
berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Strategi pengajaran yang berpusat
pada siswa dirancang untuk menyediakan sistem belajar yang fleksibel
sesuai dengan kehidupan dan gaya belajar siswa. Lembaga pendidikan dan
guru tidak tidak berperan sebagai sentral melainkan hanya sebagai
penunjang.
Pengajaran dapat dapat dikembangkan secara luas dan dilaksanakan
pada semua jenjang pendidikan, bahkan sering dilengkapi dengan sumber
9 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta), 2011, hal 176-190
16
belajar untuk mengatasi hambatan-hambatan yang bersifat konvensional.
Dengan strategi pengajaran ini diharapkan semua potensi siswa dapat
berkembang sesuai dengan latar belakang usia dan latar belakang lainnya
dari masing-masing individu siswa. Jadi, sistem belajar ini lebih terbuka.
Berdasarkan tuntutan-tuntutan dan komponen penting lainnya pada
individu siswa diharapkan mereka mencapai tujuan pengajaran secara
efektif. Dalam rangka itu pula, pelaksanaan pengajaran yang berpusat pada
siswa diselenggarakan dalam tiga sistem organisasi, yakni sistem berbasis
institusi, sistem lokal, dan sistem belajar jarak jauh.
Pada bagian ini dibahas 5 contoh strategi pengajaran berpusat pada
siswa, ialah:
a. Pusat belajar modular
b. Pengajaran berdasarkan pengalaman
c. Pengajaran berdasarkan inkuiri
d. Pengajaran dalam bentuk belajar berdebat
e. Pengajaran dengan bantuan komputer.10
C. Bermain Peran (Role Playing)
Penerapan pengajaran berdasarkan pengalaman lainnya ialah bermain
peran. Pada umumnya kebanyakan siswa sekitar usia 9 atau yang lebih tua,
menyenangi penggunaan strategi ini karena berkenaan dengan isu-isu social
dan kesempatan komunikasi interpersonal di dalam kelas. Di dalam bermain,
10 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara), 2016, hal 201-202
17
peran guru menerima peran noninterpersonal di dalam kelas. Siswa menerima
karakter, perasaan, dan ide-ide orang dalam suatu situasi yang khusus.
Ada beberapa keuntungan penggunaan pendekatan instruksional ini di
dalam kelas, yaitu pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat
bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa kekhawatiran
mendapat sanksi. Mereka dapat pula mengurangi dan mendiskusikan isu-isu
yang bersifat manusiawi dan pribadi tanpa ada kecemasan. Bermain peran
memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan
dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut mungkin cara untuk mengubah
perilaku dan sikap sebagaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan
cara ini, anak-anak dilengkapi dengan cara yang aman dan kontrol untuk
meneliti dan mempertunjukkan masalah-masalah diantara kelompok/individu-
individu.
Dalam rangka menyiapkan suatu situasi bermain peran didalam kelas,
guru mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Persiapan dan Instruksi
a). Guru memiliki situasi/dilema bermain peran. Situasi-situasi masalah
yang dipilih harus menjadi “Sosiodrama” yang menitik beratkan pada
jenis peran, masalah dan situasi familier, serta pentingnya bagi siswa.
Keseluruhan situasi harus dijelaskan, yang meliputi deskripsi tentang
keadaan peristiwa, individu-individu yang dilibatkan, dan posisi-posisi
dasar yang diambil oleh pelaku khusus. Para pemeran khusus tidak
didasarkan kepada individu nyata di dalam kelas, hindari tipe yang sama
18
pada waktu merancang pemeran supaya tidak terjadi gangguan hak
pribadi secara psikologis dan merasa aman.
b). sebelum pelaksanaan bermain peran, siswa harus mengikuti latihan
pemanasan, latihan-latihan ini diikuti oleh semua siswa, baik sebagai
partisipasi aktif maupun sebagai pengamat aktif. Latihan-latihan ini
dirancang untuk menyiapkan siswa, membantu mereka mengembangkan
imajinasinya, dan untuk membentuk kekompakkan kelompok dan
interaksi. Misalnya latihan pantomim.
c). Guru memberikan instruksi khusus kepada peserta bermain peran setelah
memberikan penjelasan pendahuluan kepada keseluruhan kelas.
Penjelasan tersebut meliputi latar belakang dan karakter-karakter dasar
melalui tulisan atau penjelasan lisan. Para peserta (pemeran) dipilih
secara sukarela. Siswa diberi kebebasan untuk menggariskan suatu peran.
Apabila siswa telah pernah mengamati suatu situasi dalam kehidupan
nyata maka situasi tersebut dapat dijadikan sebagai situasi bermain peran.
Peserta bersangkutan diberi kesempatan untuk menunjukkan
tindakan/perbuatan ulang pengalaman. Dalam brifing, kepada pemeran
diberikan deskripsi secara rinci tentang kepribadian, perasaan, dan
keyakinan dari para karakter. Dengan demikian dapat dirancang dan
peralatan yang perlu digunakan dalam bermain peran tersebut.
d). Guru memberitahukan peran-peran yang dimainkan serta memberikan
instruksi-instruksi yang bertalian dengan masing-masing peran kepada
para audience. Para audience diupayakan mengambil bagian secara aktif
19
dalam bermain peran itu. Untuk itu kelas dibagikan dua kelompok, yakni
kelompok pengamat dan kelompok speculator, masing-masing
melaksanakan fungsinya. Kelompok I bertindak sebagai pengamat yang
bertugas mengamati: (1) perasaan individu karakter, (2) karakter-karakter
khusus yang diinginkan dalam situasi, dan (3) mengapa karakter
merespons cara yang mereka lakukan. Kelompok II bertindak sebagai
spekulator yang berupaya menanggapi bermain peran itu dari tujuan dan
analisis pendapat. Tugas kelompok ini mengamati garis besar rangkaian
tindakan yang telah dilakukan oleh karakter-karakter khusus.
2. Tindakan Dramatik dan Diskusi
a). Para aktor terus melakukan perannya sepanjang situasi bermain peran,
sedangkan para audience berpatisipasi dalam penugasan awal kepada
pemeran.
b). bermain peran harus berhenti pada titik-titik penting atau apabila
terdapat tingkah laku tertentu yang menuntut dihentikannya permainan
tersebut.
c). keseluruhan kelas selanjutnya berpatisipasi dalam diskusi yang terpusat
pada situasi bermain peran. Masing-masing kelompok audience diberi
kesempatan untuk menyampaikan hasil observasi dan reaksi-reaksinya.
Para pemeran juga dilibatkan dalam diskusi tersebut. Diskusi dibimbing
oleh guru dengan maksud berkembang pemahaman tentang pelaksanaan
bermain peran serta bermakna langsung bagi hidup siswa, yang pada
20
gilirannya menumbuhkan pemahaman baru yang berguna untuk
mengamati dan merespons situasi lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Evaluasi Bermain Peran
a). siswa memberikan keterangan, baik secara tertulis maupun dalam
kegiatan diskusi tentang keberhasilan dan hasil-hasil yang dicapai
dalam bermain peran. Siswa diperkenankan memberikan komentar
evaluative tentang bermain peran yang telah dilaksanakan, misalnya
tentang makna bermain peran bagi mereka, cara-cara yang telah
dilakukan selama bermain peran, dan cara-cara meningkatkan
efektivitas bermain peran selanjutnya.
b). Guru menilai efektivitas dan keberhasilan bermain peran. Dalam
melakukan evaluasi ini, guru dapat menggunakan komentar
evaluative dari siswa, catatan-catatan yang dibuat oleh guru selama
berlangsungnya bermain peran. Berdasarkan evaluasi tersebut,
selanjutnya guru dapat menentukan tingkah perkembangan pribadi,
social, dan akademik para siswanya.
c). Guru membuat bermain peran yang telah dilaksanakan dan telah
dinilai tersebut dalam sebuah jurnal sekolah (kalau ada), atau pada
buku catatan guru. Hal ini penting untuk pelaksanaan bermain peran
atau untuk perbaikan bermain peran selanjutnya.11
11 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara), 2016, hal 214-217
21
D. Pembelajaran IPS
1. Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial yang disingkat IPS dan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan sosial yang seringkali disingkat pendidikan IPS atau PIPS
merupakan dua istilah yang sering diucapkan atau dituliskan dalam berbagai
karya akademik secara tumpang tindih (overlaping). Kekeliruan ucapan
ataupun tulisan tidak dapat sepenuhnya kesalahan pengucap atau penulis
melainkan disebabkan oleh kurangnya sosialisasi sehingga menimbulkan
perbedaan persepsi. Faktor lain dimungkinkan karena kurangnya forum
akademik yang membahas dan memasyarakatkan istilah atau nomenklatur
hasil kesepakatan komunitas akademik.
Istilah IPS di indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai
hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan
dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen
kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang
diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran
Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.
Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
yang disingkat IPA sebagai integrasi dari nama mata pelajaran Biologi,
22
Kimia, Fisika. Menurut Somantri, penggunakan istilah IPS dan IPA
dimaksudkan untuk membedakannya dengan nama-nama disiplin ilmu di
universitas.
2. Perkembangan Pengertian IPS (Social Studies)
Uraian yang cukup lengkap tentang perkembangan pengertian Social
Studies sejak kelahirannya terdapat dalam buku karya Saxe (1991) berjudul
Social Studies in Schools:A History of The early Years. Menurut Saxe,
pengertian PIPS yang dalam istilah asing lebih dikenal dengan istilah Social
Studies, pada tahap awal kelahiran terdapat dalam the National Herbart
society papers of 1896-1897, yang menegaskan bahwa Social Studies
sebagai delimiting the social sciences for pedagogical use (upaya
membatasi ilmu-ilmu sosial untuk penggunakan secara pedagogic).
Selanjutnya pengertian ini menjadi dasar dalam dokumen “Statement of the
Chirman of Committee on Social Studies” yang dikeluarkan oleh Committee
on Social Studies (CSS) tahun 1913. Dalam dokumen tersebut dinyatakan
bahwa Social Studies sebagai a specificfield to utilization of social sciencies
data as a force in the improvement of human uwelfare (bidang khusus dalam
pemanfaatan data ilmu-ilmu sosial sebagai tenaga dalam memperbaiki
kesejahteraan umat manusia). Definisi ini memiliki kesamaan dengan
definisi Sosial Studies dari Heber Newton, bahwa Social Studies sebagai
specialliy selected from the social sciences for the purpose of improving the
lot or the poor and suffering urban worker (konsep pilihan dari ilmu-ilmu
23
sosial dengan tujuan untuk memperbaiki nasib orang miskin dan kaum guru
perkotaan yang kurang beruntung).
3. Pengertian Pendidikan IPS dalam konteks Indonesia
Pendidikan IPD di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen
kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan
di sekolah dasar dan menengah. Gagasan IPS di Indonesia pun banyak
mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan
Social Studies yang terjadi diluar negeri terutama perkembangan pada
NCSS sebagai organisasi profesional yang cukup besar pengaruhnya dalam
memajukan Social Studies bahkan sudah mampu memengaruhi pemerintah
dalam menentukan kebijakan kurikulum persekolahan.
4. PIPS sebagai Pendidikan Disiplin Ilmu
Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dengan identitas
bidang kajian eklektik yang dinamakan “an integrated system of
knowledge”, “synthetic discipline”, “multidimensional”, dan “kajian
konseptual sistemik” merupakan kajian (baru) yang berbeda dari kajian
monodisiplin atau disiplin ilmu “tradisional”.
Dengan pertimbangan semakin kompleksnya permasalahan
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia maka pada tahun 1970-an
mulai diperkenalkan Pendidikan IPS (PIPS) sebagai pendidikan disiplin
ilmu. (Istilah pendidikan disiplin ilmu pertama kali dikemukakan oleh
24
Numun Somantri dalam berbagai karya tulis). Gagasan tentang PIPS ini
membawa implikasi bahwa PIPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan
mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang
bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-
disipliner. Karakteristik ini terlihat dari perkembangan PIPS meluas seiring
dengan semakin kompleks dan rumitnya permasalahan social yang
memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu
social, ilmu pengetahuan alam, teknologi, humaniora, lingkungan bahkan
sistem kepercayaan.
5. Landasan Pendidikan IPS
PIPS sebagai mata pelajaran dan pendidikan disiplin ilmu
seyogianya memiliki landasan dalam perkembangan, baik sebagai mata
pelajaran maupun pendidikan disiplin ilmu. Landasan ini diharapkan akan
dapat memberikan pemikiran-pemikiran mendasar tentang pengembangan
struktur, metodologi, dan pemanfaatan PIPS sebagai pendidikan disiplin
ilmu. Bagaimana dan mengapa struktur disiplin ilmu tersebut dibangun dan
dikembangkan serta ke mana arah, tujuan, dan sasaran pengembangan
dilakukan oleh masyarakat ilmiahnya. Landasan-landasan PIPS sebagai
pendidikan disiplin ilmu meliputi: landasan filosofis, ideologis, sosiologis,
antropologis, kemanusiaan, politis, psikologis, dan religius.12
6. Tujuan Mempelajari IPS
12 Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya), 2012, hal 7-16
25
Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan sosial di Indonesia untuk
memberikan pengetahuan yang merupakan kemampuan untuk mengingat
kembali atau mengenal ide-ide atau penemuan yang telah dialami dalam
bentuk yang sama atau dialami sebelumnya. Kemampuan dan keterampilan,
yaitu kemampuan untuk menemukan informasi yang tepat dan teknik dalam
pengalaman seorang siswa untuk menolongnya memecahkan masalah-
masalah baru atau menghadapi pengalaman baru.
7. Pentingnya IPS dalam Program Pendidikan
Pada abad ke-20 ditandai dengan terjadinya perkembangan pesat
pada berbagai bidang kehidupan, seperti timbulnya ledakan penduduk,
ledakan ilmu pengetahuan, atau ledakan teknologi. Hal tersebut
menimbulkan berbagai masalah di dalam masyarakat seperti:
a). Permasalahan yang menyangkut pengorganisasian antara lain di bidang
pemerintahan perundang-undangan, pendidikan, penyediaan keperluan
hidup, kesehatan, dan kesejahteraan.
b). Ketegasan-ketegasan di dalam masyarakat baik dalam arti psikis
maupun fisik, misalnya keseimbangan lingkungan, populasi, dan
masalah lalu lintas.
c). Masalah pertentangan dan kekaburan nilai.
Akibat dari dari hal-hal tersebut terjadi gejala kehilangan pandangan
menyeluruh, timbulnya spesialisasi yang makin intensif di bidang ilmu
pengetahuan, misalnya mengakibatkan ketidakpastian diri, terampas
rasa identitas individu kehilangan nilai-nilai sosial dan tujuan etis.
26
8. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Sosial secara Umum
Ilmu pengetahuan sosial adalah terjemahan dari Social Studies.
Social Studies adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan
pendidikan, meliputi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik,
sosiologi antropologi, psikologi, ilmu geografi, dan filsafat yang dalam
praktiknya dipilih untuk tujuan pembelajaran disekolah dan diperguruan
tinggi.
Bila dianalisis dengan cermat, pengertian social studies mengandung hal-hal
sebagai berikut :
a. Social Studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu social.
b. Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada
tingkat persekolahan maupun tingkat perguruan tinggi.
c. Aspek-aspek dari masing-masing didiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi
sesuai dengan tujuan tersebut. Pada tahun 1940 sampai 1960, ditegaskan
oleh Barr et all. (1977), yaitu terjadinya tarik menarik antara dua visi
Social Studies. Di satu pihak, adanya gerakan untuk mengintegrasikan
berbagai disiplin ilmu sosial untuk tujuan citizenship education, yang
terus bergulir sampai mencapai tahap yang lebih canggih. Di lain pihak,
terus bergulirnya gerakan pemisahan berbagai disiplin ilmu sosial yang
cenderung memperlemah konsepsi Social Studies education.
27
9. Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia.
Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari
Amerika Serikat dengan nama asli di Negara asalnya disebut Social Studies.
Pertama kali Social Studies dimasukan dalam kurikulum sekolah di Rugby
(Inggris)pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi
Industri. Pada pertengahan abad 18 di Inggris terjadi Revolusi Industri yang
ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga
mesin. Revolusi Industri membawa perubahan yaitu mendatangkan
kemakmuran bagi sebagian masyarakat Inggris.
Di sisi lain, Revolusi industri menimbulkan paham kapitalisme dan
dehumanisasi yaitu manusia tidak dihargai sebagai manusia atau tidak
memanusiakan manusia karena para industrialis lebih menghargai faktor
produksi, modal, dan uang daripada tenaga manusia. Setelah memperhatikan
situasi tersebut, Thomas Arnold bermaksud menanggulangi proses
dehumanisasi dengan cara memasukan Social Studies ke dalam kurikulum
di sekolahnya. Adapun tujuannya adalah agar siswa mempelajari masalah
interaksi manusia serta ikut berperan aktif dalam kehidupan masyarakat
(Poerwito 1991).
Latar belakang dimasukkan Social Studies dalam kurikulum sekolah
di Amerika Serikat berbeda dengan di Inggris karena situasi dan kondisi
penyebabnya juga berbeda. Penduduk Amerika Serikat terdiri dari berbagai
macam ras di antaranya adalah ras Indian yang merupakan penduduk asli,
28
ras kulit putih yang datang dari Eropa, dan ras Negro yang didatangkan dari
Afrika untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan negara tersebut. Pada
awalnya penduduk Amerika Serikat yang multiras tersebut tidak
menimbulkan masalah. Setelah berlangsung perang saudara antara Utara
dan Selatan atau yang dikenal dengan Perang Budak yang berlangsung
tahun1861-1865, Amerika Serikat yang telah menjadi kekuatan dunia mulai
menemui kesulitan karena penduduk yang multiras tersebut merasa
kesulitan untuk menjadi satu bangsa. Selain itu juga adanya perbedaan
sosial ekonomi yang sangat tajam.
Para pakar kemasyarakatan dan pendidikan berusaha keras untuk
menjadikan penduduk yang multiras tersebut menjadi merasa satu bangsa,
yaitu bangsa Amerika. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan
memasukan Social Studies ke dalam kurikulum sekolah di negara bagian
Wisconsin pada tahun 1892. Setelah dilakukan penelitian, maka pada awal
abad 20, sebuah Komisi National dari The National Education Association
memberika rekomendasitentang perlunya Social Studies dimasukan ke
dalam kurikulum semua Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah (selanjutnya
disebut SD dan SM) Amerika Serikat. Adapun wujud Social Studies ketika
lahir merupakan semacam ramuan dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan
civics.13
E. Kedudukan Dalam Keluarga
13Irwan Satria, Konsep Dasar Dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, (Bogor : IPB Press),
2015, hal 6-16
29
1. pengertian Keluarga
Keluarga adalah orang yang menikah satu sama lain. Contohnya
adalah ayah dan ibumu. Karena menikah, lahirlah kamu sebagai anak
mereka. Jadi, sebuah keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga
seperti itu disebut keluarga inti. Keluarga inti disebut juga juga keluarga
batih. Dalam sebuah keluarga, biasanya juga ada anggota keluarga lain.
Anggota itu ikut tinggal bersama dengan keluarga inti. Misalnya, kakek,
nenek, paman, bibi, dan sebagainya. Jadi, keluarga seperti itu disebut
keluarga luas. Keluarga luas terdiri atas keluarga inti dan anggota keluarga
lain. Keluarga yang terdiri atas 4 orang, yaitu ayah, ibu dan 2 anak disebut
caturwarga. Keluarga yang terdiri 5 orang yaitu ayah, ibu, dan 3 anak
disebut pancawarga.
2. Sisilah Keluarga
Sisilah adalah asal usul keluarga, setiap keluarga punya sisilah. Dari
sisilah dapat terlihat hubungan antaranggota keluarga. Dari sisilah dapat
juga terlihat hubungan keluarga-keluarga. Penjelasan sisilah tersebut adalah
sebagai berikut. Sisilah tersebut adalah sisilah keluarga Pak Nana (ayah).
Pak Nana punya orang tua, ayah Pak Nana bernama Abdulah. Ibu Pak Nana
Aminah, Abdullah dan Aminah menikah. Pernikahan menikah
menghasilkan seorang anak, yaitu Pak Nana. Selanjutnya, Pak Nana
menikah dengan Bu Yati. Pernikahan itu menhhasilkan 2 anak, kedua anak
mereka adalah Aziz dan Nisa. Jadi, itulah bentuk dan penjelasan sisilah.
30
3. Peran Anggota Keluarga
Setiap anggota keluarga punya peran masing-masing. Peran artinya
tugas yang harus dilakukan, peran dapat juga berarti kewajiban. Peran
disesuaikan dengan kedudukannya. Jadi, peran setiap anggota keluarga
berbeda-beda. Peran anak berbeda dengan peran orang tua, peran ayah
berbeda dengan peran ibu. Diantaranya kedudukan peran setiap anggota
keluarga.
a. Kewajiban Ayah
Seorang ayah merupakan kepala keluarga, kelpala keluarga
adalah pemimpin dalam keluarga. Kepala keluarga bertanggung jawab
atas keselamatan keluarganya. Seorang ayah harus membuat keluarganya
merasa aman. Jadi, ayah harus menjaga keluarganya dengan baik. Ayah
harus melindungi keluarganya dari segala bahaya. Akibatnya, keluarga
akan tenang, aman, dan nyaman. Kesejahreraan semua anggota keluarga
juga tanggung jawab seorang anggota kepala keluarga. Agar keluarganya
sejahtera, seorang ayah harus bekerja. Selain itu, ayah harus saying
kepada anggota keluarganya, ayah tidak boleh pilih kasih misalnya,
kepada anak-anak. Semua anak harus mendapatkan perhatian yang sama.
Dengan demikian, keluarga akan senang dan bahagia. Bertebgkar adalah
perbuatan yang tidak baik, bertengkar membuat kita jadi tidak rukun.
Jadi, ayah member teladan ia tidak boleh bertengkar dengan ibu. Apalagi,
didepan anak-anak jika anaknya bertengkar ayah harus dapat
31
mendamaikan mereka. Jadi, kewajiban atau peran ayah adalah sebagai
berikut.
1. Mencari nafkah untuk keluarga.
2. Melindungi semua anggota keluarga.
3. Memberi rasa aman kepada semua anggota keluarga.
4. Menyayangi semua anggota keluarga.
5. Membuat keluarga selalu rukun.
6. Mendidik anak.
b. Hak Ayah
Ayah punya hak untuk dihormati oleh semua anggota keluarga.
Ayah pun punya hak untuk disayangi oleh semua anggota keluarga. Kamu
pun harus mematuhi dan menyayangi ayahmu, jika kamu tidak setuju
dengan pendapat ayahmu katakana dengan sopan. Ayah juga berhak
membuat peraturan di rumah. Akan tetapi, sebaiknya peraturan itu dibuat
bersama anggota keluarga yang lain. Jika peraturan sudah ditetapkan,
harus dipatuhi bersama. Ayah juga berhak member izin dan hukuman, jika
ayahmu tidak mengizinkan kamu bermain jauh-jauh patuhi perintah itu.
Jika kamu melanggar peraturan ayah, ayah punya hak untuk
menghukummu. Hukuman yang baik tidak akan menghukum ananya tanpa
alasan.
32
c. Kewajiban Ibu
Peran ibu dalam keluarga adalah sebagai pengaturan atau pengurus
rumah tangga. Tugas utama ibu adalah mengurus rumah tangga dan
keluarga. Seorang ibu punya banyak tuga diantaranya memasak,
mencucui, membereskan rumah dan lain sebagainya. Sungguh berat tugas
seorang ibu. Oleh sebab itu, semua anggota keluarga harus membantunya.
Sebagai anak, kamu dapat membantu ibu semampumu, misalnya
membereskan mainan setelah kamu bermain. Contoh lain, menaruh sepatu
di tempatnya ibu akan senang jika kamu tidak menyusahkan beliau. Jadi,
ibu dapat mengerjakan tugasnya dengan tenang. Ayah juga dapat
membantu pekerjaan ibu, pembagian kerja antara ayah, ibu, dan anak-anak
dapat diatur bersama. Tugas ibu juga sebagai wakil ayah, yaitu wakil
kepala keluarga. Jadi, ibu pun wajib mengurus dan mendidik anak. Setiap
hari, ibu menyediakan makanan, makanan yang harus disediakan harus
yang bergizi. Dengan demikian, keluarga tetap sehat. Peran ibu sangat
penting dalam rumah tangga, tugasnya sangat banyak dan berat. Oleh
sebab itu, kita harus menyayangi ibu jangan membuat ibu susah dan sedih.
Ikutilah nasihatnya dan turutilah perintahnya, tentu saja nasihat dan
perintahnya yang baik.
d. Hak Ibu
ibu juga punya hak. Hak ibu sama dengan ayah, hak ibu adalah
dihormati dan disayangi oleh semua anggota keluarga. Jika ibu nasihati,
33
dengarkan dengan baik katakan dengan baik dan sopan jangan
membantah atau menyakiti ibu. Ibu juga hak mendapatkan nafkah dari
ayah nafkah berguna untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Gaji yang
diberikan ayah akan diatur oleh ibu, ibu mengaturnya untuk membeli
bahan makanan dan ibu juga mengatur untuk membeli kebutuhan
rumah tangga.
e. Kewajiban anak
anak punya kedudukan istimewa dalam keluarga bagi orang tua
anak adalah segala-galanya. Oleh karena itu, orang tua rela bekerja
keras demi anak-anaknya orang tua juga rela mengeluarkan banyak
uang demi anak-anaknya. Peran atau kewajiban anak adalah sebagai
berikut.
1. Belajar dengan baik.
2. Mematuhi orang tua.
3. Menghormati orang tua.
4. Membantu orang tua.
Tugas utama anak-anak adalah belajar kita harus belajar
dengan baik. Dengan belajar, kita akan jadi pandai untuk itulah
orang tua menyekolahkan kita. Tujuannya agar kita menjadi pandai,
jika kita pandai masa depan kita anak lebih mudah. Andaikan kita
kelak jadi orang berhasil, orang tua ikut bangga. Sebagai anak, kita
34
patuh dan hormat kepada orang tua. Patuh artinya menurut perintah.
Misalnya, orang tuamu membuat peraturan kamu harus tidur malam
pukul Sembilan. Jadi, kamu harus patuhi printah itu dan kamu tidak
boleh melanggarnya. Jika aturan dipatuhi, orang tuamu pasti senang
mereka senang anaknya patuh dan menyenangkan orang tua
merupakan perbuatan baik dan terpuji. Selain patuh, anak juga harus
hormat kepada orang tua. Hormat artinya menghargai orang tua
hormat juga berarti bersikap sopan kepada orang tua.
Contoh hormat adalah sebagai berikut.
1. Berbicara dan bersikap lemah lembut.
2. Minta izin jika ingin pergi.
3. Segera datang jika dipanggil.
Membantu orang tua juga termasuk kewajiban anak tentu saja
membantu semampunya contohnya merapikan mainan dan merapikan
tempat tidur.
f. Hak Anak
anak juga punya hak, anak punya hak untuk disayangi orang
tua. Anak juga punya hak untuk mendapatkan perhatian orang
tuanya. Jadi, kalau orang tuamu tidak memperhatikanmu, kamu
boleh protes. Katakana pendapatmu kepada orang tuamu katakan
pendapatmu dengan baik dan sopan. Anak punya hak dibimbing
35
orang tuanya anak juga hak diberi nafkah oleh orang tuanya. Jadi,
orang tuamu juga harus memenuhi kebutuhan hidup sesuai
kemampuan mereka. Anak juga punya hak untuk bermain,
bermainlah dengan teman yang baik. Pilihlah tempat bermain yang
nyaman, lakukanlah permainan yang tidak berbahaya. Mintalah
saran dari guru atau orang tua sebelum mencoba suatu permainan.
4. Perubahan Peran Dalam Keluarga
Ternyata, setiap anggota keluarga punya peran masing-masing.
Meskipun demikian, peran-peran mereka dapat saja berubah. Misalnya,
peran ayah digantikan oleh ibu dan sebaliknya peran ibu digantikan oleh
ayah. Peran dapat berubah karena ada anggota keluarga yang tidak bisa
melakukan perannya. Contoh, ibu menggantikan peran ayah. Penyebab
misalnya:
a. Ayah sakit parah
b. Ayah meninggal.
Dengan penyebab itu, ibulah yang mengambil alih peran atau tugas ayah.14
F. Kajian Peneliti Terdahulu
1. Mustaqimah pada tahun 2016 melakukan penelitian dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Role
14 M. said H. Ahmad, Nana Suparna, M. Thayeb H.M.S, Sunarto, M. Said, Arsyad Umar, IPS
Terpadu, (Penerbit Erlangga), 2012, hal 82-98
36
Playing Dengan Menggunakan Media Gambar IPS Materi Peran Dan
Kedudukan Anggota Keluarga Kelas II Semester II MI Darul Ulum
Ngaliyan Semarang”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada
peningkatan dalam pembelajaran IPS.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan
adalah “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Strategi Bermain Peran
Dengan Strategi Konvensional Pada Mata Pelajaran IPS Materi Kedudukan
Dalam Keluarga Pada Siswa Kelas II SD Negeri 05 Kota Bengkulu”.
Sedangakn persamaannya adalah sama-sama menggunakan strategi bermain
peran.
2. Tarusmawati pada tahun 2014 melaksanakan penelitian dengan judul
“Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Dengan Menerapkan
Metode Brainstrorming Melalui Kelompok Kecil Di Kelas V SD Negeri 33
Seluma Kabupaten Seluma”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa melalui metode pembelajaran Brainstrorming
dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan aktivitas
guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPS khususnya di kelas V SD
Negeri 33 Seluma Kabupaten Seluma.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan ialah
“Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Strategi Bermain Peran Dengan
Strategi Konvensional Pada Mata Pelajaran IPS Materi Kedudukan Dalam
37
Keluarga Pada Siswa Kelas II SD Negeri 05 Kota Bengkulu”. Sedangkan
persamaannya adalah pada mata pelajaran IPS.
3. Mansyur pada tahun 2010 melaksanakan penelitian dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran
Siswa Kelas V SD Negeri 03 Baruga Kendari”. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh realita bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran
keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri 03 Baruga Kendari yang
masih rendah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan ialah
“Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Strategi Bermain Peran Dengan
Strategi Konvensional Pada Mata Pelajaran IPS Materi Kedudukan Dalam
Keluarga Pada Siswa Kelas II SD Negeri 05 Kota Bengkulu”. Sedangkan
persamaannya adalah sama-sama menggunakan strategi bermain peran.
G. Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah :
2.1: Kerangka Berpikir
Proses
Pembelajaran Hasil
Belajar
1. Kelas control
dengan strategi
konvensional
2. Kelas eksperimen
dengan strategi
bermain peran
Dibandingkan
38
H. Hipotesis
Ho = tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dengan strategi bermain peran
dengan strategi konvensional pada mata pelajaran IPS materi kedudukan
dalam keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 05 Kota Bengkulu?”
Ha = ada perbedaan hasil belajar siswa dengan strategi bermain peran dengan
strategi konvensional pada mata pelajaran IPS materi kedudukan dalam
keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 05 Kota Bengkulu?”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitiaan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif pendekatan komparatif,
yaitu teknik yang digunakan untuk membandingkan persamaan atau
perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti
berdasarkan kerangka penelitian tertentu.15 Tipe penelitian ini seperti juga
tipe penelitian yang lain bersifat expost-facto. Ini berarti bahwa data
dikumpulkan setelah semua fenomena/kejadian yang diteliti berlangsung,
atau tetntang hal-hal yang telah terjadi sehingga tidak ada yang dikontrol.
Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam penelitian jenis ini tidak ada
intervensi langsung, karena kejadian telah berlangsung. Pengaruh atau efek
variabel bebas dapat diketahui dengan jalan membandingkan kedua
15Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta), 2014, hal 232
39
kelompok.ini berarti bahwa dalam penelitian kausal komparatif penelitian
menjajaki kebelakang, kemasa peristiwa itu terjadi, apa-apa yang menjadi
penyebab suatu peristiwa atau kejadian yang menjadi objek penelitian,
dengan membandingkan fenomena pada kelompok yang ada peristiwa dan
pada kelompok yang tidak terjadi peristiwa itu. Penelitian kausal komparatif
dapat menentukan penyebab, efek, atau konsenkuensi yang ada diantara dua
kelompok atau beberapa kelompok. Bagaimanapun juga, dalam penelitian
kausal komparatif diawali dengan mencatat perbedaan diantara dua
kelompok, dan selanjutnya mencari kemungkinan penyebab, efek, atau
konsenkuensi. Kadang-kadang penelitian kausal komparatif digunakan
sebagai alternative untuk mengadakan suatu eksperimen.16
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 05 Kota Bengkulu dan waktu
pelaksanaan penelitian mulai tanggal 20 maret sampai 22 juni 2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population, yang berarti
jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
16 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta : Kencana), 2017, hal 66-67
40
obyek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau objek yang diteliti itu.17
Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan
sampel. Jadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II
SD.Negeri 05 Kota Bengkulu.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Penelitian yang akan dilakukan penulis menentukan sample
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling ini
berdasarkan pertimbangan adanya kesamaan yang sama.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, karna keterbatasan dana,
tenaga, dan waktu maka peneliti dapat diberlakukan untuk populasi harus
betul-betul relative (mewakili).
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dikumpulkan dengan cara:
a. Observasi
Observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
sangat lazim dalam metode penelitian kuantitatif. Observasi hakikatnya
merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan,
17Sugiono,Statistik Untuk Penelitian,(Bandung:Alfabeta),2015,hal 61
41
penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas,
kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi
seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui langsung
fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan dan ikut serta dilapangan,
sehingga dapat menyakinkan hal-hal yang terjadi berkaitan dengan
penelitian ini. Pelaksanaan observasi dilakukan secara terprogram, yaitu
judul pelaksanaa telah ditentukan.18
b. Tes
Tes adalah serentetan atau latihan serta alat yang digunakan untuk
mengukur ketererampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu dan kelompok. Dalam penelitian ini tes
digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan penggunaan strategi
bermain peran pada mata pelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Tes objektif terdiri
dari beberapa bentuk yaitu: jawaban singkat benar-benar. Tes dalam
penelitian ini berupa pretest dan posttest.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
18 Nazir, Metode Penelitian ,(Jakarta:Rineka Cipta), 2003,hal,175
42
benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal variabel yang
diamati melalui benda mati. Dokumentasi juga merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu yang dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya
seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini untuk mengambil data berupa
foto-foto selama kegiatan dan sebagai bukti bahwa peneliti sudah
melaksanakan penelitiannya serta mengetahui aktivitas siswa selama
pembelajaran IPS.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan data
yang dihasilkan lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga menjadi lebih
mudah untuk diolah. Disini instrumen yang digunakan peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah definisi yang digunakan oleh para peneliti untuk
mengambarkan secara abstrak fenomena sosial atau ekonomi. Variabel
adalah konsep yang mempunyai nilai (misal variabel model kerja,
keuntungan tingkat pendidikan menejer dan sebagainya. Variabel dapat
diartikan juga sebagai pengelompokkan yang logis dari dua atrinut atau
lebih. Misalnya variabel jenis kelamin laki-laki dan perempuan, variabel
ukuran besar maupun kecil dan sebagainya.
43
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (x) dan
variabel terikat (y).
a. Variabel bebas (x)
Variabel bebas (x) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atu timbulnya variabel dependen
(terikat), jadi variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah strategi
bermain peran.
b. Variabel terikat (y)
Variabel terikat (y) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi akibat adanya variabel bebas. Jadi variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa SD.Negeri 05 Kota Bengkulu.
2. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara
hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen
menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dan
data mana yang akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang
disusun.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes
Kompetensi dasar Indikator No soal Butir
soal
Mendeskripsikan
kedudukan dan peran
anggota keluarga.
1.Menyebutkan anggota
keluarga masing-masing
siwa.
2.Menjelaskan peran ayah,
ibu, dan anak dalam
keluarga.
1,2,3,4,5,6,7,
8,9,10
11,12,13,14,1
5,16,17,18,19
,20,21,22,23,
24,25.
10
15
44
JUMLAH 25
3. Uji Coba Instrumen
1. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan
valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat.Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud. Untuk validitas butir soal, dihitung
dengan menggunakan rumus korelasi product moment :
rxy= N∑XY−(∑X)(∑𝑌)
√{𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2}{𝑁∑𝑌2−(∑𝑋)2
keterangan :
rxy : Korelasi item X dan Y
∑X : Jumlah skor item X
∑Y : Jumlah skor item Y
∑XY : Perkalian antara X dan Y
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya dan diandalkan. Reliabilitas menunjukkan
kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukur
dikatakan mantap dan konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu
45
perhitungan reliabilitas soal dilakukan dengan cara mengkonsultasikan
koefisien reliabilitas dengan nilai kritik atau standar reliabilitas.
Rumus :
Keterangan :
𝑟11 = Reliabilitas yang dicari
n =jumlah item pertanyaan yang di uji
∑𝜎𝑡2 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 − 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚
𝜎 t2= Varians total
F. Teknik Analisis Data
Uji Prasyarat
Untuk melakukan uji prasyarat maka penulis disini menggunakan
uji normalitas dan uji homegenitas.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Tujuan dari uji ini dalah untuk mengetahui apakah data
yang terambil merupakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi
46
normal atau tidak. Uji yang digunakan dalam normalitas adalah uji chi
kuadrat.
𝑥2 = ∑1𝑘 (𝑓𝑜−𝑓𝑒)²
𝑓𝑒
Keterangan:
Fo : frekuensi dari yang diamat
Fe : frekuensi yang diharapkan
K : bayak kelas
2. Uji Homegenitas
Uji homegenitas berfungsi apakah kedua kelompok populasi itu
bersifat homogen atau heterogen. Maksud uji homegenitas disini adalah
menguji mengenai sama tidaknya variasi-variasi dua buah distribusi atau
lebih.Uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji fisher
dengan rumus sebagai berikut:
F Hitung = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
homegenitas, maka selanjutnya adalah uji hipotesis penelitian untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa SD.Negeri 05
Bengkulu. Dengan rumus :
T = 𝑋𝐼−𝑋2
√𝑆12
𝑁1 +
𝑆22
𝑁2
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif pendekatan komparatif, yaitu
teknik yang digunakan untuk membandingkan persamaan atau perbedaan dua atau
lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan penelitian tertentu.19
Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban
secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisis faktor-faktor penyebab
terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Dari pengertian tersebut,
maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang
digunakan untuk membandingakan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu.20
Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian paradigma
ganda dengan dua variabel independen, dimana dalam paradigma ini terdapat dua
variabel independen yang sering disebut variabel bebas yaitu merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Hal ini didasarkan pada kedua kelompok penelitian yaitu kelas
eksperimen pertama yang menggunakan metode pembelajaran bermain peran, dan
kelas eksperimen kedua menggunakan metode pembelajaran tanya jawab yang
memiliki kemampuan setara. Dengan demikian hasil perlakuan lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan yang diberi perlakuan metode pembelajaran
eksperimen I dan diberi perlakuan metode pembelajaran kelas eksperimen II. Desain
ini dapat digambarkan seperti berikut:
19Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ke- 24, ( Bandung : Alfabeta, 2014), h. 232 20 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta : Rineka Cipta,2013), h. 248
40
48
Gambar 3.1
Bagan Desain Penelitian Paradigma
Kelas
Eksperimen Perlakuan Posttest
A x1: Pembelajaran Metode Bermain
peran O1
B x2: Pembelajaran metode tanya
jawab O2
Keterangan :
A = Eksperimen I
B = Eksperimen 2
x1 = Metode Pembelajaran Bermain peran
x2 = Metode Pembelajaran Tanya jawab
O = Pemberian Post test.21
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 05 Kota Bengkulu, Jl Asahan Padang
Harapan Kota Bengkulu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 30 April sd 10 Juni 2019.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada dalam
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam lingkup yang akan diteliti.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang
21 Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif kualitaitif, dan
R&D,(Bandung : Alpabeta, 2012), h. 121
49
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
di pelajari dan di tarik kesimpulannya22.
Populasi merupakan subjek penelitian. Rosady Ruslan menjelaskan bahwa,
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kuntitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
di pelajari, dan kemudian di tarik suatu kesimpulan.23
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada dalam
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam lingkup yang akan diteliti.24
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terpilih atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
di teliti dan kemudian di tarik kesimpulannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah kelompok yang dipilih yang terdiri dari obyek/subyek dan
digunakan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulanya.
Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri 05
Kota Bengkulu berjumlah 93 orang siswa.
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Kelas II SDN 05 Kota Bengkulu
Tahun ajaran 2018/2019
No Kelas Jumlah Siswa
1 A 20
2 B 20
3 C 26
4 D 27
Jumlah 93
22 Sugiyono, “metode penelitian kuantitatif kualitatid R & D”, (Bandung: ALFABETA, 2006),
h. 80 23 Rosady Ruslan. Metodologi Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. (Jakarta: Rajawali
Pers, 2010), h. 133 24Nanang Martono. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder.(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 66
50
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka
peneliti dapat diberlakukan untuk populasi harus betul-betul mewakili.25 Sampel
adalah bagian kecil yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya.26
Sampe adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Penelitian yang akan dilakukan penulis menentukan sampel dengan
menggunakan teknik Purposve Sampling. Purposve Sampling ini berdasarkan
pertimbangan adanya kesamaan yang sama.27
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik Purposve Sampling, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IIA dan IIB yang berjumlah 40 orang terdiri dari 20 orang kelas IIA
sebagai kelas sampel 1 dan 20 orang kelas IIB sebagai kelas sampel II. Peneliti
mengambil sampel kelas IIA dan IIB, karena prestasi antara lokal IIA dan IIB ini
hampir sama dilihat dari hasil ulangan harian .
D. Definisi Operasional Variabel
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan data yang
dihasilkan lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga menjadi lebih mudah untuk
diolah. Disini instrumen yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Definisi Operasional Variabel
25Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Rg D . h.81
27Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h.121
51
Variabel adalah definisi yang digunakan oleh para peneliti untuk
mengambarkan secara abstrak fenomena sosial atau ekonomi. Variabel adalah
konsep yang mempunyai nilai (misal variabel metode kerja, keuntungan tingkat
pendidikan menejer dan sebagainya. Variabel dapat diartikan juga sebagai
pengelompokkan yang logis dari dua atrinut atau lebih. Misalnya variabel jenis
kelamin laki-laki dan perempuan, variabel ukuran besar maupun kecil dan
sebagainya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (x) dan
variabel terikat (y).
1. Variabel bebas (x)
Variabel bebas (x) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atu timbulnya variabel dependen (terikat), jadi
variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah strategi bermain peran dan
metode tanya jawab.
2. Variabel terikat (y)
Variabel terikat (y) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi akibat adanya variabel bebas. Jadi variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa SD Negeri 05 Kota Bengkulu.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah paradigma. Dapat dilihat pada bagan
3.3 dan tabel.28
Tabel 3.3
Dessain Penelitian
28 Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif R &D, h. 78
52
Kelas Pretest Perlakuan Posstest
Kelas IIA O1 X O2
Kelas IIB O3 X O4
Keterangan :
X = Metode bermain peran dan Metode tanya jawab
O1 = O2 = O3 = O4
O1 = Skor Pretest untuk kelompok A
O2 = Skor Possttest untuk kelompok A
O3 = Skor Pretest untuk kelompok B
O4 = Skor Possttest untuk kelompok B
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini data dikumpulkan dengan cara :
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang bertujuan
mengamati langsung objek penelitian dan teknik ini untuk menjelaskan dan
merinci gejala yang terjadi dilapangan. Adapun hal yang diobservasi dilapangan
adalah tentang penerapan metode pembelajaran bermian peran dan metode
pembelajaran tanya jawab pada mata pelajaran IPS.
Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk melihat langsung fenomena-
fenomena yang terjadi dilapangan dan ikut serta dilapangan, sehingga dapat
meyakinkan hal-hal yang terjadi berkaitan dengan penelitian ini. Pelaksanaan
observasi dilakukan secara terprogram, yaitu judul pelaksanaan telah
ditentukan.29
Pada saat pengumpulan data dengan melakukan observasi jaringan data
yang peneliti lakukan yaitu: Melihat kondisi sekolah, sarana dan prasarana
29 Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) h.175
53
sekolah, proses belajar mengajar IPS yang dilakukan oleh guru di sekolah
tersebut, metode yang sering digunakan pada saat proses pembelajaran dan
mengambil jumlah seluruh siswa dari kelas I-VI.
2. Tes
Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan serta alat yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok.30 Dalam penelitian ini tes digunakan
untuk mengetahui perbandingan penerapan metode pembelajaran bermain peran
dan metode pembelajaran tanya jawab dalam pembelajaran IPS. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif.
Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk yaitu : jawaban singkat, benar-
benar, menjodohkan dan pilihan ganda. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan tes dengan bentuk pilihan ganda. Tes dalam penelitian ini berupa
pretest dan posttest.
a. Pretest
Pretest merupakan tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai
atau sebelum siswa diberikan perlakuan dengan tujuan untuk mengukur
kemampuan awal siswa pada materi kedudukan dalam keluarga.
b. Posttest
Posttest yaitu tes yang diberikan pada akhir pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah
dipelajari atau setelah siswa diberikan perlakuan dengan tujuan untuk
mengukur hasil akhir siswa pada pembelajaran IPS materi kedudukan dalam
keluarga.
30 Suharsimi, Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h.127
54
Tes ini digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi kedudukan dalam keluarga di
SD Negeri 05 Kota Bengkulu. Adapun tes yang digunakan adalah pilihan
ganda dengan alternatif jawaban A, B, dan C. Hasil belajar yang akan
dibandingkan setelah pemberian perlakuan adalah hasil belajar kelas
eksperimen I dan eksperimen II adalah hasil post test.
1. Skala tes. Tes terdiri dari 25 soal jika semua soal jawabanya benar maka
siswa akan mendapatkan nilai 100.
2. Skor tes. Tiap tes mempunyai skor 4 poin.
3. Bentuk tes yaitu objektif dengan memakai penilaian skala hitung.
4. Kisi-kisi tes seperti berikut,
Tabel 3.4
Kisi – Kisi Tes
Kompetensi
dasar Indikator No soal
Butir
soal
Mendeskripsik
an kedudukan
dan peran
anggota
keluarga.
1. Menyebutkan
anggota keluarga
masing-masing siwa.
2. Menjelaskanperan
ayah, ibu, dan anak
dalam keluarga.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,
10
11,12,13,14,15,1
6,17,18,19,20,21
,22,23,24,25.
10
15
Jumlah 25
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian, dan sebagainya.31
31Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. h.158
55
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
diamati melalui benda mati. Dokumentasi juga merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu yang dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya seseorang.
Dokumentasi dalam penelitian ini untuk mengambil data berupa foto-foto
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Foto-foto tersebut digunakan sebagai
bukti jika penelitian sudah dilaksanakan serta mengetahui aktifitas siswa selama
pembelajaran IPS materi kedudukan dalam keluarga.
G. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidtan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid memiliki
validitas tinggi.32
Rumus korelasi product moment
rxy= N∑XY – (∑X) (∑Y)
√{N∑X2– (∑X)2 } {N∑Y2– (∑Y)2}
Keterangan :
rxy : Korelasi item X dan Y
∑X : Jumlah skor item X
∑Y : Jumlah skor item Y
∑XY : Perkalian antara X dan Y
∑X2 : Jumlah kuadrat total X
Dalam rangka untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu soal perlu adanya
uji coba (try out) suatu soal validitas suatu item. Untuk itu soal terlebih dahulu
diuji cobakan kepada 20 orang siswa di luar sampel yakni diujikan di kelas IIC SD
32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 191
56
Negeri 05 Kota Bengkulu. Pelaksanaan uji validitas soal dilakukan kepada 20
siswa sebagai responden yang terdiri dari 25 item soal tentang pelaksanaan metode
pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran tanya jawab (variabel X dan
Y). Dan hasil skor soal dapat diperhitungkan seperti tabel berikut ini:
Tabel 3.5
Pengujian Validitas Item Soal Soal No.1
No X Y 𝐗𝟐 𝐘𝟐 XY
1 0 15 0 225 0
2 0 12 0 144 0
3 1 12 1 144 12
4 1 25 1 625 25
5 1 14 1 196 14
6 0 9 0 81 0
7 1 23 1 529 23
8 1 21 1 441 21
9 1 9 1 81 9
10 1 24 1 576 24
11 1 21 1 441 21
12 0 10 0 100 0
13 0 10 0 100 0
14 1 17 1 289 17
15 1 21 1 441 21
16 1 15 1 225 15
17 1 23 1 529 23
18 1 9 1 81 9
19 0 10 0 100 0
20 0 12 0 144 0
∑ 13 312 13 5492 234
Berdasarkan tabel di atas, dapat dicari validitas soal nomor 1 dengan
menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2}
𝑟𝑥𝑦 =(20𝑥243) − (13𝑥312)
√{(20𝑥13) − (13)2}{(20𝑥5492) − (1312)2}
𝑟𝑥𝑦 =4680 − 4056
√(260 − 169)(109840 − 97344)
𝑟𝑥𝑦 =624
√91𝑥12496
57
𝑟𝑥𝑦 =624
√1137136
𝑟𝑥𝑦 =624
1066,3657
𝑟𝑥𝑦 = 0,585
Perhitungan validitas item soal dilakukan dengan penafsiran
koefisien korelasi, yakni 𝑟𝑥𝑦hitung dibandingkan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 taraf
signifikan 5%. Adapun nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 taraf signifikan 5% untuk validitas item
soal adalah 0,444. Artinya, apabila 𝑟𝑥𝑦hitung lebih besar atau sama dengan
0,44433 (𝑟𝑥𝑦 ≥ 0,444), maka item soal tersebut dapat dikatakan valid.
Berdasarkan hasil hitung, diketahui 𝑟𝑥𝑦= 0,585 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
0,444 (0,585 ≥0,444). Maka, item soal nomor 1 dinyatakan valid.
Pengujian item soal nomor 2 dan seterusnya, dapat dilakukan dengan
cara yang sama seperti pengujian item soal nomor 1. Hasil uji validitas item
soal secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Item Soal Pelaksanaan
Metode Pembelajaran Tipe Bermain peran(X)
No. Item
Angket 𝑟hitung
𝑟table
(taraf signifikan 5%) Keterangan
1 0,585 0,444 Valid
2 0,601 0,444 Valid
3 0,585 0,444 Valid
4 0,454 0,444 Valid
5 0,453 0,444 Valid
6 0,453 0,444 Valid
7 0,223 0,444 Tidak Valid
8 0,574 0,444 Valid
9 0,574 0,444 Valid
10 0,191 0,444 Tidak Valid
11 0,547 0,444 Valid
12 0,578 0,444 Valid
13 0,601 0,444 Valid
33 Imam Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19. (Semarang: BPU Diponogoro, 2011), h. 441
58
14 0,271 0,444 Tidak Valid
15 0,578 0,444 Valid
16 0,578 0,444 Valid
17 0,578 0,444 Valid
18 0,601 0,444 Valid
19 0,270 0,444 Tidak Valid
20 0,519 0,444 Valid
21 0,578 0,444 Valid
22 0,129 0,444 Tidak Valid
23 0,519 0,444 Valid
24 0,544 0,444 Valid
25 0,519 0,444 Valid
Berdasarkan hasil hitung, dapatkan dari hasil 25 saol dan sample
terdapat 5 soal yang tidak valid, dalam penelitian maka soal yang dipilih
adalah sebanyak 20 soal. Hal ini denan tujuan agar peneliti dapat mentranfer
data jawaban benar dengan skor 5 dan jawaban salah dengan skor 0, jadi
untuk siswa yang mampu menjawab keseluruhan tes didapatkan nilai 100
dan siswa yang tidak mampu menjawab kesluruhan soal mendapat nilai 0.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabil jika memberikan hasil yang tetap atau ajek
(konsisten) apabila diteskan berkali-kali.34 Untuk mengetahui reliabilitas angket,
peneliti menggunakan teknik Alfa Cronbach. Proses penghitungannya dengan
menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach.35
𝑟𝑖 =𝑘
(𝑘 − 1) {1 −
∑ σb2
𝜎𝑡2 }
Keterangan
𝑟𝑖 = reliabilitas instrumen
𝑘 = banyak butir pertanyaan
∑ σb2 = jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = varians total
Rumus mencari varians total :
34 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, h. 144
35 Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. (Jakarta: Kencana, 2015), h. 57
59
𝜎2 =Σ𝑋2 −
(Σ𝑋)2
𝑁𝑁
Dalam pengelolaan data selanjutnya akan digunakan alat bantu program
SPSS IBM Versi 22.
Perhitungan realibilitas soal dilakukan dengan cara mengkonsultasikan
koefisien realibilitas hitung dengan nilai keriktik atau standar reliabilitas.
Tabel 3.7
Koefesien Alfa
Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas
> 0,90 Very Highly Reliable
0.80 – 0,90 Highly Reliable
0,70 – 0,80 Reliable
0,60 – 0,70 Marginally/Minimally Reliable
< 0,60 Unacceptably Low Reliability
Berdasarkan menggunkan uji program SPSS Versi 22 didapatkan hasil
tes sebagai berikut
Tabel 3.8
Realibilitas Soal Tes Valid
Cronbach's Alpha N of Items
0.885 20
Berdasarkan analisis menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan
bantuan SPSS versi 22 for Windows, diperoleh hasil untuk reliabilitas hasil tes
soal valid dengan koefisien sebesar 0,885.
Berdasarkan asumsi dasar suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabilitas dinyatakan reabel jika memberikan nilai Cronbach Alpa = 0,885 >
0,60.36 Skala tersebut dinyatakan reliabel dalam kategori tinggi interpretasi
reliabilitas jika dirujuk berdasarkan table koefesien alfa.
H. Teknik Analisis Data
36 Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, h. 57
60
1. Uji Prasyarat
Untuk melakukan uji prasyarat maka penulis disini menggunakan uji
normalitas dan uji homegenitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan
distribusi data.Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang
terambil merupakan data berdistribusi normal atau bukan.Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi
normal atau tidak. Uji yang digunakan dalam normalitas adalah uji chi
kuadrat.37
𝒙𝟐 = ∑(𝒇𝒐−𝒇𝒆)𝟐
𝒇𝒆
𝒌𝑰
Keterangan :
fo : frekuensi dari yang diamat
fe : frekuensi yang diharapkan
k : banyak kelas
b. Uji Homogenitas
Setelah diketahui data hasil penelitian berdistribusi normal, maka
selanjutnya diadakan pengujian homogenitas. Penguji homogenitas berfungsi
apakah kedua kelompok populasi itu bersifat homogen atau hetrogen. Yang
dimaksud uji homogenitas disini adalah menguji mengenai sama tidaknya
variasi-variasi dua buah distribusi atau lebih.
37Supardi, Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Edisi Revisi (Jakarta: Change Publication,
2013) H. 129
61
Uji homogenitas yang dugunakan pada penelitian ini adalah uji fisher
dengan rumus sebagai berikut :
F Hitung = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Perhitungan hasil homogenitas dilakukan dengan cara
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikasi 𝑎 = 0,05 dan
dkpembilang = na-1 dan dkpenyebut nb-1. Apabila Fhitung ≤ Ftabel maka kedua
kelompok data tersebut memiliki varian yang sama atau homogen.38
2. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas,
maka selanjutnya adalah uji hipotesis penelitian untuk mengetahui ada tidaknya
perbandingan hasil belajar siswa dengan metode bermain peran dengan metode
Tanya jawab mata pelajaran IPS materi kedudukan dalam keluarga pada siswa
kelas II SD Negeri 05 Kota Bengkulu.
Adapun teknik analisa yang digunakan adalah analisis sebagai berikut
Untuk menguji komprasi data rasio atau interval, dari hasil tes yang sudah
dilakukan peneliti di kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan rumus:
Rumus t-tes parametris varians:
T hitung =𝒙𝟏 –𝒙𝟐
√𝒔𝟏
𝟐
𝒏𝟏+
𝒔𝟐𝟐
𝒏𝟏
Keterangan :
n1dan n2 : Jumlah sampel
𝑥1 : Rata-rata sampel ke-1
𝑥1 : Rata-rata sampel ke- 2
𝑠12 : Varians sampel ke- 1
𝑠12 : Varian sampel ke-2
38Ridwan, Dasar-Dasar Statistik, H.184
62
Guna uji komparatif adalah untuk menguji kemampuan generalisasi
(signifikasi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari
dua rata-rata sampel).
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Profil SDN 05 Kota Bengkulu
a. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SD Negeri 5
2) NPSN : 10702655
3) Nomor Statistik Sekolah : 101266001004
4) Akreditasi : A
5) Alamat :
a) Jalan : Asahan
b) Kelurahan : Padang Harapan
c) Kecamatan : Gading Cempaka
d) Kabupaten/Kota : Bengkulu
e) Provinsi : Bengkulu
f) Kode Pos : 38225
g) Telpon/HP : (0736) 23038
6) Luas Tanah/Lahan : + 4.250, m
7) Surat IMB : No.00075 tgl. 23 November 1996
b. Identitas Kepala Sekolah
1) Nama : Siti Jalilah, S.Pd
2) Nomor Induk Pegawai : 19630810 198212 2 001
3) Pangkat/Gol. : Pembina, IV a
4) Jabatan : Kepala Sekolah
5) Tempat Tanggal lahir : Bengkulu, 10 Agustus 1963
6) Agama : Islam
7) Alamat Tempat Tinggal : Jl. Nangka I Kel. Panorama
Kec. Gading Cempaka Kota Bengkulu
2. Keadaan Guru SDN 05 Kota Bengkulu
a. Keadaan Guru SDN 05 Kota Bengkulu
58
64
Tabel 4.1
Keadaan Kepala Sekolah, Guru Dan Pegawai SD Negeri 5
Kota Bengkulu
No Nama/NIP Ijazah
Terakhir Jabatan
1 Siti Jalilah,S.Pd
19630810 198212 2 001
S1
PGSD
Kepala
Sekolah
2 Porwati,S.Pd
19650705 198508 2 004
S1
PGSD
Gr.Kls
I.B
3 Dra.Parulian Saragih
19640822 198307 2 001 S1 STKIP
Gr.Kls
IV.B
4 Dra.Hj.Warneti
19590310 198103 2 005 S1 STKIP
Gr.Kls
III.C
5 Drs.Sutoto,M.Pd
19600709 198204 1 001
S2
UNJ Gr.Kls VI.A
6 Hj.Idawati,S.Pd
19600806 198202 2 004
S1
PGSD
Gr.Kls
V.C
7 Isnah Wartini,S.Pd
19631118 198411 2 002
S1
PGSD
Gr.Kls
VI.D
8 Mahyar,S.Pd
19640612 198411 2 001
S1
PGSD
Gr.Kls
VI.C
9 Nely Candrawaty,S.Pd.I
19601211 198202 2 005
S1
Tarbiyah
Gr.MP
PAI
10 Sumarniati,S.Pd
19620507 198212 2 003
S1
PGSD
Gr.Kls
V.B
11 Asriwati,S.Pd
19640616 198310 2 001
S1
PGSD
Gr.Kls
II.B
12 Rini Wijanarti,S.Pd
19661228 198803 2 004
S1
PGSD
Gr.Kls
IV.C
13 Elita,S.Pd
19591017 198903 2 001
S1
PGSD
Gr.Kls
III.B
14 Risna Baiti,S.Pd
19610917 198406 2 002
S1
PGSD
Gr.Kls
IV.D
15 Rasumah,S.Pd
19630311 198612 2 001
S1
PGSD
Gr.Kls
II.C
16 Harniati,S.Pd
19670113 198908 2 001
S1
PGSD
Gr.Kls
I.C
17 Ika Purwanti,MT.Pd
19720916 199506 2 001
S1
B.Indo
Gr.Kls
IV.A
18 Arina,S.Pd.I
19721212 200003 2 005
S1
Tarbiyah
Gr.MP
PAI
19 Tri Nawangsih,S.Pd
19810808 200502 2 003
S1
PGSD
Gr.Kls
V.A
20 Witri Darlena,S.Pd
19810813 201101 2 002
S1
PGSD
Gr.Kls
I.A
21 Susiana,S.Pd
19800926 201407 2 001
S1
PGSD
Gr.Kls
III.D
22 Mardhatillah,S.Pd S1 Gr.Kls
65
19770527 201407 2 002 PGSD III.A
23 Pahrazoni,S.Pd
19800927 200604 1 005
S1
PJOK
Gr.MP
PJOK
24 Muslizar,S.Pd
19840425 201101 1 004
S1
PJOK
Gr.MP
PJOK
25 Rasniati,M.Pd
19710324 200801 2 001
S2
B.Indo
Gr.Kls
V.D
26 Reprin Tohadi,S.Pd
19780425 200902 1 002
S1
PJOK
Gr.MP
PJOK
27 Adnan 19630521 198803 1 006 SD PS
b. Keadaan Guru Dan Staf (Honorer)
Tabel 4.2
Keadaan Guru Dan Staf (Honorer) Sd Negeri 5
Kota Bengkulu
No Nama Ijazah
Terakhir Jabatan
1 Fatma Dewi,S.Pd S1
PGSD Gr.Kls VIB
2 Diyan Agustina,S.Pd S1
PGSD Gr.Kls.ID
3 Nia Puspita Rini,S.Pd S1
PGSD Gr.SBK
4 Fita Sari,S.Pd S1
TARBIYAH Gr.PAI
5 Novita Wulan Dari,S.Pd S1
PGSD Gr.Kls
6 Radiah,S.Sos S1
Sosial Staf TU
7 Dora Vensi Yusepa,S.Sos S1
Sosial Staf TU
8 Fitri Yanti,S.Kom S1
T.Infor Staf TU
9 Siwi Herlina,A.Md DIII
Pustaka Perpustakaan
10 Nursila Desi,A.Md.Kep DIII
Perawat P.UKS
11 Devi Julianto SMA Satpam
12 Elly Rahmawati SMA P.Kebersihan
13 Rian Oktaviansyah,S.Pd S1
PJOK Gr.Penjaskes
14 Winarti SMA P.Kebersihan
3. Keadaan Siswa SDN 05 Kota Bengkulu
Tabel 4.3
66
Daftar Jumlah Siswa-Siswi SDN 05 Kota Bengkulu
Kelas
Tahun Pelajaran
2018/2019
RB L P Jml
I 4 62 72 134
II 4 56 37 93
III 4 66 64 130
IV 4 85 75 160
V 4 67 88 155
VI 4 73 68 141
Total(I-VI) 24 409 404 813
4. Sarana dan Prasarana SDN 05 Kota Bengkulu
Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana SDN 05 Kota Bengkulu
Tahun Ajaran 2017-2018
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1 R Kepala Sekolah 1 baik
2 R Guru 1 baik
3 R Dinas 1 Baik
4 R Gudang 1 Baik
5 Ruang Kelas 24 Baik
6 R Perpustakaan 1 Baik
7 R UKS 1 Baik
8 WC Guru 2 Baik
9 WC Siswa 4 Baik
10 Meja Siswa 140 Baik
11 Kursi Siswa 280 Baik
12 Meja Guru di Kelas 24 Baik
13 Kursi Guru di Kelas 24 Baik
14 meja Guru di R Guru 6 Baik
15 Kursi Guru di Ruang Guru 6 Baik
16 Papan Tulis 24 Baik
17 Lemari 26 Baik
18 Tempat Sampah 15 baik
19 Jam Dinding 18 Baik
20 Tempat cuci tangan 6 Baik
21 Rak hasil karya peserta didik 1 Baik
23 Papan pengumuman 3 Baik
24 Kursi Pimpinan 1 Baik
67
25 Meja Pimpinan 1 Baik
27 Meja TU 3 Baik
28 Kursi TU 3 Baik
29 Printer TU 2 Baik
30 Rak Buku 10 Baik
31 Meja Baca 7 Baik
32 Kursi Baca 35 Baik
33 Simbol Kenegaraan 1 Baik
34 Penanda Waktu (Bell Sekolah) 1 Baik
35 Papan Pajang 1 Baik
36 Tempat Tidur UKS 2 Baik
37 Lemari UKS 1 Baik
38 Meja UKS 1 Baik
39 Kursi UKS 1 Baik
40 Catatan Kesehatan Siswa 1 Baik
41 Perlengkapan P3K 1 Baik
42 Selimut 2 Baik
5. Visi, Misi dan Tujuan SDN 05 Kota Bengkulu
a. Visi Sekolah :
“Mewujudkan lingkungan sekolah sehat, berwawasan lingkungan,
kewirausahaan dan unggul dalam prestasi berdasarkan imtaq dan iptek”
b. Misi Sekolah :
1) Meningkatkan kegiatan lingkungan hidup yang bersih, asri dan nyaman
berkelanjutan.
2) Meningkatkan kegiatan kewirausahaan di lingkungan warga sekolah.
3) Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan paikem
4) Menumbuhkan semangat unggul secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
5) Meningkatkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan
berkarater sehingga setiap siswa dapat mengenali potensi dirinya dan
dapat berkembang secara optimal
68
6) Menerapkan manajemen parsitIPStif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah
c. Tujuan Sekolah :
Berdasarkan Visi dan Misi di atas, tujuan yang ingin dicapai:
1) Kegiatan lingkungan hidup yang bersih asri, dan nyaman berkelanjutan
2) Kegiatan kewirausahaan di lingkungan warga sekolah
3) Pembelajaran dengan pendekatan paikem
4) Semangat unggul secara intensif kepada seluruh warga sekolah
5) Penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan berkarater
sehingga setIPS siswa dapat mengenali potensi dirinya dan dapat
berkembang secara optimal.
6) Manajemen parsitIPStif dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
B. Penyajian Data Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini akan disajikan hasil penelitian berupa tes, dimana ada 2 tes
yang dilakukan, yaitu pretest dan posttest, adapun hasil yang diperoleh sebagai
berikut :
1. Hasil Pretest
Pretest dilakukan sebelum dilakukannya penelitian dengan penggunaan
metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran tanya jawab.
Pretest ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan sebagai tolak
ukur penentuan sampel dalam penelitian. Adapun hasil pretest terhadap
keterampilan belajar siswa yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Kelas IIA (Metode Pembelajaran Bermain Peran)
69
Tabel 4.5
Hasil Pretest Siswa Kelas IIA
No Nama Skor Nilai (X)
1 Aisyah A. 14 70
2 Anisa Rahma 11 55
3 Assyfa A. 4 20
4 Chika Selsy. 9 45
5 Delisca P 12 60
6 Desi Salma 5 25
7 Fahri M 9 45
8 Fajar R 10 50
9 Julian Andika 9 45
10 Kayla Tri Okta 4 20
11 Muhamad F 2 10
12 MFebriansyah 11 55
13 Rahmadawi A 5 25
14 Reghita Ulya. 7 35
15 Reihan Rianto 6 30
16 Sandrina M 7 35
17 Syafa A 12 60
18 Tengku F 9 45
19 Yusuf alfikri 8 40
20 Zakiyya z 10 50
Jumlah ∑x=820
Keterangan :
Kolom 1 adalah nomor responden
Kolom 2 adalah nama responden
Kolom 3 adalah jumlah skor benar yang diperoleh siswa.
Kolom 4 adalah skor nilai (X)
Kolom 5 adalah pengkuadratan nilai (X2)
Kolom 6 adalah simpangan data rata-ratanya (x) yang diketahui dari x = X ˗
x. (x=∑fx / N)
Kolom 7 adalah pengkuadratan nilai simpangan data dari rata-ratanya
(x2).
Kolom 8 adalah interpretasi (T = tinggi, S = sedang, R = rendah).
Selanjutnya dimasukkan kedalam tabulasi frekuensi, guna mencari
mean rata-rata (X). Adapun tabulasi perhitungan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Perhitungan Nilai Mean Pretest Siswa Kelas IIA
X F Fx
70 1 70
70
60 2 120
55 2 110
50 2 100
45 4 180
40 1 40
35 2 70
30 1 30
25 2 50
20 2 40
10 1 10
Jumlah 20 820
Keterangan :
Kolom 1 adalah nilai (X)
Kolom 2 adalah banyaknya siswa yang memperoleh nilai tersebut (F)
Kolom 3 adalah hasil perkalian skor nilai (X) dengan Frekuensi (F)
X =∑𝐹𝑥
𝑁=
820
20= 41
SD =√∑𝑥2
𝑁=√
472020
= √236 = 15,36
Selanjutnya menetapkan kelompok atas, tengah, dan bawah dengan
memasukkan kedalam rumus sebagai berikut :
Atas/Tinggi
M + I.SD = 41+15,36 = 56,36
Tengah/Sedang
M - I.SD = 41-15,36 = 25,64
Bawah/Rendah
Tabel 4.7
Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas IIA
No Nilai Pretest Kategori Frekuensi %
1 56,36 ke atas Atas / Tinggi 3 15 %
2 25,64 – 56,36 Tengan / Sedang 12 60 %
3 25,64 ke bawah Bawah / Rendah 5 25 %
Jumlah 20 100 %
Ketengan :
Kolom 1 adalah nomor
71
Kolom 2 adalah pretest siswa kelas IIA
Kolom 3 adalah banyaknya siswa yang mendapatkan nilai tersebut
Kolom 4 adalah (%) data yang diketahui dari 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝛸 100
Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kelas IIA ,
terdapat: 3 siswa dikelompok atas/tinggi (15%), 12 siswa dikelompok
tengan/sedang (60%), dan 5 siswa dikelompok bawah/rendah (25%).
a. Kelas IIB (Metode Pembelajaran Tanya jawab)
Tabel 4.8
Hasil Pretest Siswa Kelas IIB
No Nama Skor Nilai (Y)
1 Adhaji Doni. 11 55
2 Abidah Zahra 4 20
3 Aura S 5 25
4 Bunga Citra 6 30
5 Irfan Pratama 7 35
6 Jantika H 8 40
7 Meisyah Nur. 6 30
8 Meisya Indria. 11 55
9 M. Heza Riski 7 35
10 Naila Akhirul 8 40
11 Najwa Zahra. 9 45
12 Okta Viani 8 40
13 Rendy Andika. 10 50
14 Sheli Trisa I 8 40
15 Sedi July U 11 55
16 Tessa Meilinda 3 15
17 Tiara Tri M 7 35
18 Yoven S 6 30
19 Zeko Alfalf 5 25
20 Zena Aprilia. P 8 40
Jumlah ∑Y= 780
Keterangan
Kolom 1 adalah nomor responden
Kolom 2 adalah nama responden
Kolom 3 adalah jumlah skor benar yang diperoleh siswa.
Kolom 4 adalah skor nilai (Y)
Kolom 5 adalah pengkuadratan nilai (Y2)
Kolom 6 adalah simpangan data rata-ratanya (y) yang diketahui dari
y
=X ˗ x. (x=∑fy / N)
72
Kolom 7 adalah pengkuadratan nilai simpangan data dari rata-
ratanya(y2).
Kolom 8 adalah interpretasi (T = tinggi, S = sedang, R = rendah).
Selanjutnya dimasukkan kedalam tabulasi frekuensi, guna mencari
mean rata-rata (X). Adapun tabulasi perhitungan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Perhitungan Nilai Mean Pretest Siswa Kelas IIA
X F Fx
55 3 165
50 1 50
45 1 45
40 5 200
35 3 105
30 3 90
25 2 50
20 1 20
15 1 15
Jumlah 20 740
Keterangan :
Kolom 1 adalah nilai (X)
Kolom 2 adalah banyaknya siswa yang memperoleh nilai tersebut (F)
Kolom 3 adalah hasil perkalian skor nilai (X) dengan Frekuensi (F)
X =∑𝐹𝑦
𝑁=
740
20= 37
SD =√∑𝑦2
𝑁=√
2,47020
= √123,5 = 11,11
Selanjutnya menetapkan kelompok atas, tengah, dan bawah dengan
memasukkan kedalam rumus sebagai berikut :
Atas/Tinggi
M + I.SD = 37+11,11 = 48,11
Tengah/Sedang
M - I.SD = 37-11,11 = 25,89
Bawah/Rendah
73
Tabel 4.10
Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas IIA
No Nilai Pretest Kategori Frekuensi %
1 53,28 ke atas Atas / Tinggi 4 20 %
2 24,72 – 53,28 Tengan / Sedang 12 60 %
3 24,72ke bawah Bawah / Rendah 4 20 %
Jumlah 20 100 %
Ketengan :
Kolom 1 adalah nomor
Kolom 2 adalah pretest siswa kelas IIA
Kolom 3 adalah banyaknya siswa yang mendapatkan nilai tersebut
Kolom 4 adalah (%) data yang diketahui dari 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝛸 100
Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kelas IIA,
terdapat: 4 siswa dikelompok atas/ tinggi (20%), 12
siswadikelompok tengan/sedang(60%), dan 4 siswa dikelompok bawah/rendah
(20%).
2. Hasil Posttest
Posttest dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah dipelajari atau setelah
siswa diberikan perlakuan dengan tujuan untuk mengukur hasil akhir siswa pada
pembelajaran ilmu pengetauan alam. Adapun hasil postes terhadap hasil belajar
siswa yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kelas IIA Metode Pembelajaran Bermain peran
Tabel 4.11
Perhitungan Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas IIA
No Nama Skor Nilai (X)
1 Aisyah A 18 90
2 Anisa R 14 70
3 Assyfa A 11 55
4 Chika Selsy 16 80
5 Delisca P 14 70
6 Desi Salma 12 60
7 Fahri M 15 75
74
8 Fajar R 15 75
9 Julian Andika 16 80
10 Kayla T 14 70
11 Muhamad F 17 85
12 Febriansyah 15 75
13 Rahmadawi 11 55
14 Reghita U 15 75
15 Reihan R 12 60
16 Sandrina M 14 70
17 Syafa asmara 16 80
18 Tengku F 16 80
19 Yusuf alfikri 15 75
20 Zakiyya Z 16 80
Jumlah ∑x= 1460
Keterangan :
Kolom 1 adalah nomor responden
Kolom 2 adalah nama responden
Kolom 3 adalah jumlah skor benar yang diperoleh siswa.
Kolom 4 adalah skor nilai (X)
Kolom 5 adalah pengkuadratan nilai (X2)
Kolom 6 adalah simpangan data rata-ratanya (x) yang diketahui dari x =X
˗ x. (x=∑fx / N)
Kolom 7 adalah pengkuadratan nilai simpangan data dari rata-ratanya
(x2).
Kolom 8 adalah interpretasi (T = tinggi, S = sedang, R = rendah).
Selanjutnya dimasukkan kedalam tabulasi frekuensi, guna mencari
mean rata-rata (X). Adapun tabulasi perhitungan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12
Perhitungan Nilai Mean Posttest Siswa Kelas IIA
X F Fx
90 1 90
85 1 85
80 5 400
75 5 375
70 4 280
60 2 120
55 2 110
Jumlah 20 1460
Keterangan :
Kolom 1 adalah nilai (X)
Kolom 2 adalah banyaknya siswa yang memperoleh nilai tersebut
(F)
Kolom 3 adalah hasil perkalian skor nilai (X) dengan Frekuensi
75
(F)
X =∑𝐹𝑥
𝑁=
1460
20= 73
SD =√∑𝑥2
𝑁=√
198020
= √9,9 = 3,14
Selanjutnya menetapkan kelompok atas, tengah, dan bawah dengan
memasukkan kedalam rumus sebagai berikut
Atas/Tinggi
M + I.SD = 73+3,14 = 76,14
Tengah/Sedang
M - I.SD = 73 – 3,14 = 69,86
Bawah/Rendah
Tabel 4.13
Frekuensi Hasil Belajar Posttest Siswa Kelas IIA
No Nilai Postest Kategori Frekuensi %
1 75,24 ke atas Atas / Tinggi 7 35 %
2 68,76 – 75,24 Tengan / Sedang 9 45%
3 68,76 ke bawah Bawah / Rendah 4 20 %
Jumlah 20 100 %
Ketengan :
Kolom 1 adalah nomor
Kolom 2 adalah pretest siswa kelas IIA
Kolom 3 adalah banyaknya siswa yang mendapatkan nilai tersebut
Kolom 4 adalah (%) data yang diketahui dari 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝛸 100
Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kelas IIA , terdapat: 7
siswa dikelompok atas/tinggi (35%), 9 siswa dikelompok tengan/sedang
(45%), dan 4 siswa dikelompok bawah/rendah (20%).
b. Kelas IIB (Metode Pembelajaran Tanya Jawab)
Tabel 4.14
Hasil Belajar Posttest Siswa Kelas IIB
No Nama Skor Nilai (Y)
1 Adhaji D 16 80
76
2 Abidah Z 14 70
3 Aura S 16 80
4 Bunga Citra 11 55
5 Irfan P 15 75
6 Jantika H 12 60
7 Meisyah N 14 70
8 Meisya I 10 50
9 M. Heza 10 50
10 Naila A 12 60
11 Najwa Z 14 70
12 Okta Viani 16 80
13 Rendy A 12 60
14 Sheli Trisa I 14 70
15 Sedi July U 11 55
16 Tessa M 11 55
17 Tiara Tri M 10 50
18 Yoven S 12 60
19 Zeko Alfalf 15 75
20 Zena A 11 55
Jumlah ∑y=1280
Keterangan :
Kolom 1 adalah nomor responden
Kolom 2 adalah nama responden
Kolom 3 adalah jumlah skor benar yang diperoleh siswa.
Kolom 4 adalah skor nilai (Y)
Kolom 5 adalah pengkuadratan nilai (Y2)
Kolom 6 adalah simpangan data rata-ratanya (y) yang diketahui dari y=X ˗
x. (y=∑fy / N
Kolom 7 adalah pengkuadratan nilai simpangan data dari rata-ratanya(y2).
Kolom 8 adalah interpretasi (T = tinggi, S = sedang, R = rendah).
Selanjutnya dimasukkan kedalam tabulasi frekuensi, guna mencari
mean rata-rata (X). Adapun tabulasi dan perhitungannya adalah sebagai
berikut
Tabel 4.15
Perhitungan Nilai Mean Posttest Siswa Kelas IIB
Y F Fx
80 3 240
75 2 150
70 4 280
60 4 240
55 4 220
50 3 150
77
Jumlah 20 1280
Keterangan :
Kolom 1 adalah nilai (X)
Kolom 2 adalah banyaknya siswa yang memperoleh nilai
tersebut (F)
Kolom 3 adalah hasil perkalian skor nilai (X) dengan Frekuensi
(F)
X= ∑𝐹𝑦
𝑁=
1280
20= 64
SD =√∑𝑦2
𝑁=√
186020
= √9,3 = 3,04
Selanjutnya menetapkan kelompok atas, tengah, dan bawah
dengan memasukkan kedalam rumus sebagai berikut :
Atas/Tinggi
M + I.SD = 64 + 3,04 =67,04
Tengah/Sedang
M - I.SD = 64 –3,04 = 60,96
Bawah/Rendah
Tabel 4.16
Frekuensi Hasil Belajar Posttest Siswa Kelas IIB
No Nilai Postest Kategori Frekuensi %
1 67,04ke atas Atas / Tinggi 9 45 %
2 60, 96- 67,04 Tengan / Sedang 4 520%
3 60, 96 ke bawah Bawah / Rendah 7 35 %
Jumlah 20 100 % (sumber : Hasil analisis peneliti)
Ketengan :
Kolom 1 adalah nomor
Kolom 2 adalah protest siswa kelas IIB
Kolom 3 adalah banyaknya siswa yang mendapatkan nilai tersebut
Kolom 4 adalah (%) data yang diketahui dari 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝛸 100
Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kelas IIB , terdapat:
9 siswa dikelompok atas/tinggi (45%), 4 siswa dikelompok tengan/sedang
(20%), dan 7 siswa dikelompok bawah/rendah (35%).
78
C. Analisis Data
Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian dengan uji regresi linier
sederhana, akan dilakukan uji prasyarat analisa data yang terdiri dari uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Pada variabel X metode pembelajaran bermain peran dan variabel Y
menggunakanmetode pembelajaran tanya jawab yang akan uji normalitas adalah
uji chi kuadrat.39
a. Uji Normalitas Distribusi Data (X)
1) Menentukan skor besar dan kecil
Skor besar : 70
Skor kecil : 10
2) Menentukan rentangan (R)
R = 7-10
= 60
3) Menentukan banyaknya kelas
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 (1,301)
= 1 + 4,496
= 5,496 (dibulatkan)
= 6
4) Menentukan panjang kelas
Panjang kelas = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑘 =
60
6
39 Supardi, Aplikasi Statistik dalam Penelitian Edisi Revisi. h.129
79
= 10
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel X
No Kelas
Interval F Xi Xi2 Fxi FXi2
1 10-19 1 15 225 30 450
2 20-29 4 25 625 100 2500
3 30-39 3 35 1225 70 2450
4 40-49 5 45 2025 270 12150
5 50-59 4 55 3025 220 12100
6 60-69 2 65 4225 130 8450
70-79 1 75 5625 75 5625
∑ 20 116975 895 43725
Setelah tabulasi dan skor soal sampel dalam hal ini metode bermain
peran, maka dilakukan prosedur sebagai berikut :
5) Mencari mean dengan rumus
X = ∑𝐹𝑥
𝑛
=895
20
= 44,75 (dibulatkan)
X = 45
6) Menentukan simpangan baku (S)
S = √𝑛.∑FXi
2− (FXi)
2
𝑛.(𝑛−1)
= √2𝑜.43725−(895)2
20 (20−1)
= √874500–801025
380
80
= √73475
380
= √193,35
S = 13,90
7) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan sebagai berikut:
a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurang 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah
0,5 sehingga didapatkan : 9,5 19,5 29,5 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5
b) Mencari nilai Z score untuk batas kelas inteval dengan rumus:
Z = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠−𝑥
𝑆
Z1 = 9,5−45
13,90=
−35,5
13,90 = 2,55
Z2 = 19,5−45
13,90=
−25,5
13,90 = 1,83
Z3 = 29,5−45
13,90=
−15,5
13,90 = 1,11
Z4 = 39,5−45
13,90=
−5,5
13,90 = 0,39
Z5 = 49,5−45
13,90=
4,5
13,90 = 0,32
Z6 = 59,5−45
13,90=
14,5
13,90 = 1,04
Z7 = 69,5−45
15,35=
24,5
3,90 = 1,76
Z8 = 79,5−45
13,90=
34,5
13,90 = 2,48
81
c) Mencari luar O-Z dari tabel kurva norma dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas, sehingga batas kelas : 0,4946 0,4699
0,3665 0,1517 0,1217 0,35080,4608 0,4934
d) Mencari luas setiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-
angka O-Z, yaitu angka baris pertama dikurang baris kedua, angka
baris kedua dikurang angka baris ketiga dan seterusnya, kecuali untuk
angka berbeda pada baris tengan ditambahkan.
0,4946 – 0,4699 = 0,0247
0,4699 – 0,3665 = 0,1034
0,3665 – 0,1517 = 0,2148
0,1517 + 0,1217 = 0,2734
0,1217 – 0,3508 = 0,2291
0,3508 – 0,4608 = 0,11
0,4608 – 0,4934 = 0,0326
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (Fe) dengan cara mengalikan luas
tiap interval dengan jumlah responden (n=20)
0,0247x 20 = 0,494
0,1034x 20 = 2,068
0,2148 x 20= 4,296
0,2734 x 20= 5,468
0,2291 x 20= 4,582
0,11 x 20 = 2,2
0,0326 x 20= 0,652
Tabel 4.18
Frekuensi yang Diharapkan
Dari Hasil Pengamatan (Fo) untuk Variabel X
82
No Batas Kelas Z Luas O-Z Luas Tiap
kelas Interval Fe Fo
1 9,5 2,55 0,4946 0,00247 0,494 1
2 19,5 1,83 0,4699 0,1034 0,068 4
3 29,5 1,11 0,3665 0,2148 4,29 3
4 39,5 0,39 0,1517 0,2734 5,468 5
5 49,5 0,32 0,1217 0,2291 4,582 4
6 59,5 1,04 0,3508 0,11 2,2 2
7 69,5 1,76 0,4608 0,0326 0,652 1
∑ 79,5 2,48 0,4934 20
Mencari Chi Kuadrat (X2hitung ) dengan rumus:
X2 = ∑(𝑓𝑜−𝑓𝑒)2
𝑓𝑒
𝑘𝐼
=(1−0,494)2
0,494+
(4−2,068)2
2,068+
(3−4,29)2
4,29+
(5−5,468)2
4,894+
(4−4,582)2
3,522+
(2−2,2)2
2,2+
(1−0,652)2
0,652
= 0,51 + 1,80 + 0,38 + 0,04 + 0,07 + 0,01 + 0,22
x2 = 3,03
b. Uji Normalitas Distribusi Data (Y)
1) Menentukan skor besar dan kecil
Skor besar : 55
Skor kecil : 15
2) Menentukan rentangan (R)
R = 55-15
= 40
3) Menentukan banyaknya kelas
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 20
83
= 1 + 3,3 (1,301)
= 1 + 4,496
= 5,496 (dibulatkan)
= 6
4) Menentukan panjang kelas
Panjang kelas = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑘 =
40
6
= 6,66
= 7 (dibulatkan)
Tabel 4.19
Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel Y
No Kelas Interval F Yi Yi2 Fyi FYi2
1 15-21 2 18 324 36 684
2 22-28 5 25 625 125 3.125
3 29-35 3 32 1.024 96 3.072
4 36-42 6 39 1.521 234 9.477
5 43-50 1 47 2.209 47 2.209
6 51-57 3 54 2.916 162 8.748
∑ 20 7697 700 27.315
Setelah tabulasi dan skor soal sampel dalam hal ini tanpa, maka dilakukan
prosedur sebagai berikut :
5) Mencari mea dengan rumus
X = ∑𝐹𝑦
𝑛
= 700
20
X = 35
6) Menentukan simpangan baku (S)
S = √𝑛.∑FYi
2− (FYi)
2
𝑛.(𝑛−1)
84
= √2𝑜.27.315−(700)2
20 (20−1)
= √540.300– (490.000)
380
= √56.300
380
= √148,15
S = 12,17
7) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan sebagai berikut:
a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurang 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah
0,5 sehingga didapatkan : 14,5 21,5 28,5 35,5 42,5 50,5 57,5
b) Mencari nilai Z score untuk batas kelas inteval dengan rumus:
Z = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠−𝑥
𝑆
Z1 = 14,5−35
12,17=
−23,1
12,17 = 1,68
Z2 = 21,5−35
12,17=
−16,1
12,17 = 1,10
Z3 = 28,5−35
12,17=
−9,1
12,17 = 0,53
Z4 = 35,5−35
12,17=
−2,1
12,17 = 0,04
Z5 = 42,5−35
12,17=
4,9
12,17 = 0,61
Z6 = 50,5−35
12,17=
18,9
12,17 = 1,21
85
Z7 = 57,5−35
12,17=
18,9
12,17 = 1,84
c) Mencari luar O-Z dari tabel kurva norma dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas, sehingga batas kelas : 0,2517 0,3643
0,2019 0,0160 0,2291 0,3869 0,4671
d) Mencari luas setiap kelas interval dengan jalan mengurankan angka-
angka O-Z, yaitu angka baris pertama dikurang baris kedua, angka
baris kedua dikurang angka baris ketiga dan seterusnya, kecuali
untuk angka berbeda pada baris tengan ditambahkan.
0,2517 – 0,3643 = 0,1126
0,3643 – 0,2019 = 0,1624
0,2019 – 0,0160 = 0,1859
0,0160 + 0,2291 = 0,4831
0,2291 – 0,3869 = 0,1578
0,3869 – 0,4671 = 0,0802
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (Fe) dengan cara mengalikan
luas tiap interval dengan jumlah responden (n=20)
0,1126 x 20 = 2,252
0,1624 x 20 = 3,248
0,1859 x 20 = 3,718
0,4831 x 20 = 9,806
0,1578 x 20 = 3,156
0,0802 x 20 = 1,604
Tabel 4.20
Frekuensi yang Diharapkan
Dari Hasil Pengamatan (Fo) untuk Variabel Y
86
No Batas Kelas Z Luas O-Z Luas Tiap
kelas Interval Fe Fo
1 14,5 1,68 0,2517 0,1126 2,252 2
2 21,5 1,10 0,3643 0,1624 3,248 5
3 28,5 0,53 0,2019 0,1859 3,718 3
4 35,5 0,04 0,0160 0,4831 9,806 6
5 42,5 0,61 0,2291 0,1578 3,156 1
6 40,5 1,21 0,3869 0,0802 1,604 3
∑ 57,5 1,84 0,4671 20
Mencari Chi Kuadrat (Y2hitung ) dengan rumus:
X2 = ∑(𝑓𝑜−𝑓𝑒)2
𝑓𝑒
𝑘𝐼
=(2−2,52)2
2,52+
(5−3,248)2
3,248+
(3−3,718)2
3,718+
(6−9,806)2
9,806+
(1−3,156)2
3,156+
(3−1,47)2
1,47
= 0,10 + 0,94 + 0,13 + 1,47 + 0,47 + 1,21
Y2 = 4,32
Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai
X2hitung dengan X2
tabel pada taraf signifikansi d.b = k-3 = 6-3 = 3 = 0,05 didapat
X2tabel = 7,815 dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika X2hitung≤ X2
tabel maka distribusi normal dan sebaliknya jika X2hitung≥
X2tabel maka distribusi data tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji
normalitas metode pembelajaran bermain peran(variabel X) memiliki X2hitung =
3,03, sedangkan perhitungan uji normalitas metode pembelajaran tanya jawab
(variabel Y) memiliki X2hitung = 4,32. Dari hasil tersebut, ternyata variabel X
maupun variabel Y memiliki nilai X2hitung lebih kecil dari nilai X2
tabel. Maka dapat
87
disimpulkan, data pada variabel X dan data variabel Y dinyatakan berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
Teknik yang digunakan untuk pengujian homogenitas data adalah uji F
(Fisher).
F Hitung = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Data tabel penolong perhitungan uji fisher metode pembelajaran bermain
peran (Variabel X) dan metode pembelajaran tanya jawab (Variabel Y) dapat
digunakan untuk menghitung nilai varian tiap variabel sebagai berikut:
a. Nilai varian variabel X
𝑁∑𝑋2 −(∑X)2
n(n−1)=
20(38175)−(820) 2
20(20−1)
=763,500−672,400
20(19)=
91,100
380= 239,736842
S1 = √239,736842 = 15,65
b. Nilai varian variabel Y
𝑁∑𝑋2 −(∑X)2
n(n−1)=
20(29,850)−(740) 2
20(20−1)
= 597,000−547,600
20(19)=
49,400
380= 130
S1=√130 = 11,40
Hasil hitung diatas, menunjukkan nilai varian (variabel X) = 15,48 dan
nilai varian (variabel Y) = 11,40. Dengan demikian, nilai varian terbesar adalah
variabel X dan varian terkecil variabel Y. Sehingga dapat dilakukan penghitungan
uji Fisher sebagai berikut:
S12
=
S12=
88
F Hitung = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
F Hitung = 15,48
11,40 = 1,35
Perhitungan Uji homogenitas dilakukan dengan cara membandingkan
nilai Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 dan dkpembilang = na – 1
dan dkpenyebun nb-1. apabila Fhitung ≤Ftabel, maka kedua kelompok data tersebut
memiliki varian yang sama atau homogen.
Hasil hitung menunjukkan Fhitung = 1,35. Selanjutnya nilai Fhitung
dibandingkan dengan nilai Ftabeluntuk 𝛼 = 0,05 dan dkpembilang = 19 dan
dkpenyebun=19 diperoleh nilai Ftabel = 4,38. Ternyata nilai Fhitung≤Ftabel(1,35≤4,38.
Maka dapat disimpulkan kedua kelompok data memiliki varian yang sama atau
homogen.
3. Uji Hipotesis Penelitian
Setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas,
maka selanjutnya adalah uji hipotesis penelitian. Untuk mengetahui perbedaan
penggunaan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran tanya
jawab tehadap hasil belajar siswa di SD Negeri 05 Kota Bengkulu. Dengan
menggunakan data pada tabel 4.11 dibawah ini.
Tabel 4.21
Perbedaan Antara Hasil Belajar Siswa Yang Menggunaan Metode
Pembelajaran Bermain Peran Dan Metode Pembelajaran
Tanya Jawab Hasil Posttest
No X Y X X2 Y Y2
1 90 80 17 8100 16 6400
2 70 70 -3 4900 6 4900
3 55 80 -18 3025 16 6400
4 80 55 7 6400 -9 3025
5 70 75 -3 4900 11 5625
6 60 60 -13 3600 -4 3600
7 75 70 2 5625 -6 4900
8 75 50 2 5625 -14 2500
89
9 80 50 7 6400 -14 2500
10 70 60 -3 4900 -4 3600
11 85 70 12 7225 -6 4900
12 75 80 2 5625 16 6400
13 55 60 18 3025 -4 3600
14 75 70 2 5625 -6 4900
15 60 55 -13 3600 -9 3025
16 70 55 -3 4900 -9 3025
17 80 50 7 6400 -14 2500
18 80 60 7 6400 -4 3600
19 75 75 2 5625 11 5625
20 80 55 7 6400 -9 3025
∑ 1460 1280 108,300 84,050
Berdasarkan tabel di atas, maka langkah selanjutnya data tersebut
dimasukkan ke dalam rumus perhitungan test “t”, dengan langkah awal yaitu
mencari mean x – dan y.
Adapun hasil perhitungannya adaalah sebagai berikut :
a. Mencari mean x dan y
1) Mencari mean variabel x
Mean X1=𝐹𝑥
𝑁=
1460
20= 73
Mencari mean variabel y
2) Mean Y2=𝐹𝑦
𝑁=
1280
20= 64
b. Mencari standar deviasi nilai variabel x dan variabel y
1) Mencari standar deviasi nilai variabel x
SD =√∑𝑥2
𝑁=√
198020
= √99 = 9,95
2) Mencari standar deviasi nilai variabel y
SD =√∑𝑦2
𝑁=√
186020
= √93 = 9,64
c. Mencari varian variabel X dan Y
1) Mencari varian keterampilan belajar siswa kelas IIAyang menggunakan
metode pembelajaran bermain peran(variabel X)
90
𝑁∑𝑥2 −(∑x)2
n(n−1)=
20(108,300)−(1460) 2
20(20−1)
=2,166,000−2,131,600
20(19)=
34,400
380= 90,526
S12= √90,526
S1 = 9,51
2) Mencari varian keterampilan belajar siswa kelas IIB yang menggunakan
metode pembelajaran tanya jawab (variabel Y)
𝑁∑𝑦2 −(∑y)2
n(n−1)=
20(84,050)−(1,280 ) 2
20(20−1)
= 1,661,000−1,638,400
20(19)=
22,600
380= 59,473
S22= √59,473
S2= 7,71
d. Mencari interpretasi terhadap t
T =𝑋
1−𝑋
2
√𝑆12
𝑛1+
S2 2
𝑛2
=73−64
√90,526
20+
59,473
20
=9
√149,999
20
=9
√7,49995=
9
2,73860 = 3,286
Sebelum dikonsultasikan dengan ttabel ditentukan dahulu df atau db = (N1
+ N2) – 2 = (20 + 20) – 2 = 40 – 2 = 38. Berdasarkan perhitungan diatas, apabila
dikonsultasikan dengan ttabel dengan df 38 (menjadi 40) pada taraf signifikan 5%
yaitu 2,021. Dengan demikian thitung> ttabel (3,286>2,021) yang berarti hipotesis
kerja (Ha) dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat perbedaan antara
S12 =
S22=
91
penggunaan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran tanya
jawab dalam peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SD
Negeri 05 Kota Bengkulu.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini diawali dengan persiapan penelitian yaitu menentukan tempat
dan waktu penelitian, setelah tempat dan waktu sudah ditentukan kemudian
mempersiapkan instrument penelitian yang akan digunakan.
Dalam penelitian ini menggunakan dua metode pembelajaran yaitu metode
pembelajaran bermain peran diterapkan di kelas IIA dan metode pembelajaran tanya
jawab diterapkan di kelas IIB. Sebelum diberi perlakuan, siswa terlebih dahulu
diberikan pretest. Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
mengenai materi benda dan sifatnya dengan menyelesaikan soal. Hasil pretest ini
dapat digunakan untuk memperkirakan bagian yang belum dan sudah dikuasai oleh
siswa pada materi benda dan sifatnya. Rata-rata pretest dikelas IIA yaitu, 41 dan
kelas IIB dengan rata-rata 37. Dari table 4.10 dapat dilihat bahwa nilai pretest kelas
IIA paling banyak antara nilai 24,72-53,28 sedangkan pada table 4.16 nilai pretest
kelas IIB paling banyak antara nilai 60,96,67,04
Setelah dilakukan pretest baru peneliti melaksanakan proses pembelajaran
dilakukan sebnayak 4 kali pertemuan. 2 kali dikelas IIA dan 2 kali dikelas IIB.
Setelah proses pembelajaran dilaksanakan, siswa diberikan posttest untuk mengukur
hasil belajar. Rata-rata posttest di kelas IIA adalah 73 sedangkan rata-rata posttest di
kelas IIB adalah 64. Data tersebut dapat dilihat pada halaman 75 dan 77 dari tabel
4.13 dapat dilihat bahwa nilai posttest kelas IIA paling banyak antara nilai 68-75
sedangkan pada tabel4.16 nilai posttest kelas IIB paling banyak antara nilai 60,96-
67,04. Adanya pretest dan posttest ini dapat digunakan untuk mengetahui perubahan
92
hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran bermain peran dan
metode pembelajran tanya jawab. Bila dilihat dari frekuensi hasil belajar siswa 7
siswa dikelompokkan atas/ tinggi (35%), 9 siswa kelompok tengah/ sedang (45%),
dan 4 siswa kelompok rendah (20%). Sedangkan pada kelas IIA memiliki rata- rata
64. Bila dilihat frekuensi hasil belajar terdapat 9 siswa dikelompokkan atas/ tinggi
(45%), 4 siswa kelompok tengah sedang (20%) dan 7 siswa dikelompokkan rendah
(35%).
Untuk lebih membuktikan perbandingan tersebut juga dapat dilihat darihasil
hipotesis dengan menggunakan uji “t” terhadap kedua kelompok dengan hasil yang
diperoleh, thitung = 3,286 sedangkan ttabel dengan df 40 pada taraf signifikan 5% yaitu
2,021. Dengan demikian thitung>ttabel (3,286>2,021) yang berarti hipotesis kerja (Ha)
dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat perbandingan antara penggunakaan
metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran tanya jawab terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SDN 05 Kota Bengkulu.
Berdasarkan data yang dianalisis, maka dapat diketahui adanya perbedaan
hasil belajar antara pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran tanya
jawab. Hal ini dapat dilihat dengan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik
pada saat proses pembelajaran. Interaksi yang terjadi yaitu peserta didik lebih aktif,
berani, menyenangkan dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran,berani
menjawab pertanyaan saat guru melakukan tanya jawab.Selain itu juga dengan
menggunakan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran tanya
jawab dapat menanamkan nilai-nilai seperti, ketaatan, kejujuran, kerendahan hati dan
kepedulian, penanaman nilai ini disampaikan secara tidak langsung dan di
visualisasikan melalui metode bermain peran dan metode pembelajaran tanya jawab
khususnya pada materi benda dan sifatnya. Pemanfaatan metode bermain peran dan
93
metode pembelajaran tanya jawab dapat menunjang tercapaiannya tujuan dalam
pembelajaran.
Setelah proses belajar mengajar dengan menggunakan metode bermain peran
dan metode pembelajaran tanya jawab, terjadinya perubahan tingkah laku pada
peserta didik hal ini sesuai dengan pendapat Ngalim Purwanto bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi kepada peserta didik yang
menyangkut berbagai aspek keperibadian, baik fisik maupun psikis, seperti:
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/ berpikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Hasil yang diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran ini dapat
dilihat pada hasil pretest dan posttest pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 22
Perbandingan Hasil Belajar Kelas IIA dan Kelas IIB
Kelas Pretest Posttest
Kelas bermain peran 75% 80%
Kelas tanya jawab 70% 65%
Dan juga dapat dilihat dari hasil hipotesis dengan menggunakan uji “t”
terhadap kedua kelompok dengan hasil yang diperoleh, thitung = 3,286 sedangkan ttabel
dengan df 40 pada taraf signifikan 5% yaitu 2,021. Dengan demikian thitung>ttabel
(3,286 > 2,021) yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini diterima, yaitu
terdapat perbedaan antara metode pembelajaran bermain peran dan metode
pembelajaran tanya jawab pada mata pelajaran IPS di SDN 05 Kota Bengkulu.
Metode pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar di sekolah. Dengan menggunakan metode pembelajaran akan lebih
menyenangkan bagi siswa dan proses pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan
94
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode yang dapat digunakan guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa adalah metode pembelajaran bermain peran dan
metode pembelajaran tanya jawab.
Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha)
dalam penelitian ini diterima, yaitu hasil belajar IPS siswa kelas II yang diajarkan
dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran lebih baik dari pada
siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran tanya jawab di SD
Negeri 05 Kota Bengkulu. Karena dengan menggunakan metode metode
pembelajaran bermain peran siswa lebih aktif, antusias dalam mengikuti
pembelajaran, berani ke depan kelas mempersentasikan dan memperagakan serta
berani menjawab hasil kerja sama bersama timnya saat disuruh guru dan hasil
belajarnya memuaskan. Dibuktikan pada analisis uji t diperoleh hasil thitung >
ttabelyaitu (3,286> 2,021), dengan nilai rata-rata hasil posttest kelas thitung > ttabelyaitu
(3,286> 2,021) lebih tinggi dibandingakan kelas IIB, yaitu 76,14> 67,04
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran
bermain peran dan metode pembelajaran tanya jawab terhadap hasil belajar siswa
kelas II SDN 05 Kota Bengkulu. Hal ini dapat dilihat dari hasil hipotesis dengan
menggunakan uji “t” terhadap kedua kelompok dengan hasil yang diperoleh, thitung =
3,286 sedangkan ttabel dengan df 40 pada taraf signifikan 5% yaitu 2,021.Demikiant
hitung > ttabel yaitu (3,286> 2,021) yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini
diterima, yaitu hasil belajar IPS (IPS) siswa kelas IIA yang diajarkan dengan
menggunakan metode pembelajaraan bermain peran dan metode pembelajaran tanya
jawab terhadap hasil belajar siswa kelas IIB di SDN 05 Kota Bengkulu. Dibuktikan
dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS Posttest kelas IIA lebih tinggi dibandingkan
kelas IV B, yaitu Posttest 80% >Posttest 65%
B. Saran
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
konstribusi bagi berbagai pihak sebagai sebuah masukan yang bermanfaat demi
kemajuan di masa mendatang. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Bagi guru yang melaksanakan metode pembelajaran bermain peran dan metode
pembelajaran tanya jawab
Bagi seorang guru diharapkan dalam melaksanakan metode pembelajaran
bermain peran dan metode pembelajaran tanya jawab ini hendaknya lebih efektif
dan betul-betul profesional dengan mempertimbangkan beberapa aspek di
96
antaranya kesesuaian dengan langkah-langkah dalam penggunaan metode
tersebut.
2. Bagi peserta didik
Jika ingin mendapatkan nilai yang maksimal, sebagai peserta didik maka
perhatikanlah apa yang disampaikan oleh guru sebelum memberikan tugas.
Jadikanlah prestasi belajar sebagai suatu hasil yang dapat memotivasi diri untuk
lebih giat belajar lagi.
3. Bagi peneliti yang akan datang
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode pengamatan
yang lebih panjang dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Selain itu diharapkan memasukkan variabel lain yang belum dimasukkan dalam
metode penelitian ini.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad H. M. said H. Suparna Nana, H.M.S Thayeb M.Sunarto, Said M. Umar
Arsyad. 2012. IPS Terpadu. Penerbit Erlangga
Arikunto Suharsimi. 2013. Managemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta
: PT Rineka Cipta
Djamarah Bahri Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Elisah Tatik, Amru Sofan, Ahmadi Khoiru IIF. 2011. Strategi Pembelajaran
Sekolah Terpadu. Jakarta : PT.Prestasi Pustakaraya
Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang : BPU Diponegoro
Hamalik Oemar. 2016.Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT Bumi Aksara
Husdarta, Saputra M. Yudha. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung :
Alfabeta
Martono Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta : Rajawali Pers
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. 2009. Jakarta : Rineka Cipta
Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Ramayulis. 2015. Dasar-Dasar kependidikan. Jakarta : KalamMulia
Ridwan. 2012. Dasar-dasar Statistik. Jakarta : Rineka Cipta
Ruslan Rosadi. 2010. Metodologi Penelitian : Public Relation dan Komunikasi.
Jakarta : Rajawali Pers
Sam’s HartinyRosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta :
Teras
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Satria Irwan. 2015. KonsepDasar Dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bogor : IPB Press
SiregarSyofian. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta : Kencana
98
SolihatiEtin.2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta : PT BumiAksara
Sugiono. 2014.Statistika Untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan R& D. Bandung :Alfabeta
Sumantri Syarif Mohamad. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta : PT Raja
GrafindoPersada
Supardi. 2013. Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Edisi Revisi. Jakarta : Change
Pulication
Undang-Undang RI tentang system pendidikan nasional (sisdiknas): Undang-
Undang RI. No. 20 tahun 2013. Jakarta :Sinar Grafika
Wahab Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Widoyoko Putro Eko. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. Jakarta : PT
BumiAksara
Yusuf Muri A. 2017. MetodePenelitian. Jakarta :Kencana
Zain Aswan, Djamarah Bahri Syaiful. 3013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
PT Rineka Cipta
Recommended