View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Sikap Bela Negara
Untuk Anak Usia 9-10 Tahun
Artikel Ilmiah
Oleh :
Dwi Indriani 692014092
Anthony Y. M. Tumimomor, S.Kom., M. Cs.
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
2019
2
3
4
5
6
7
1. PENDAHULUAN
Bela Negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Program bela negara sendiri sudah ada
sejak dulu kala. Kalau dulu musuhnya itu para penjajah yang ingin merebut negara
Indonesia dengan senjata, tapi sekarang diera modern penjajahan tidak hanya dengan
senjata seperti dulu kala melainkan melalui ekonomi, budaya, ideologi dan lainnya.
Program bela negara itu sangatlah luas, tidak hanya sebatas berpikir tentang angakat
senjata ataupun tentang peperangan seperti zaman melawan penjajahan Belanda dahulu.
Inilah pemahaman yang sebenarnya ingin dijelaskan kepada masyarakat terkait program
sikap bela Negara tersebut [1].
Kesadaran akan pentingnya bela negara harus diperkenalkan kepada siswa siswi
tingkat sekolah dasar (SD/MI), dimana masa usia anak-anak tingkat sekolah dasar
merupakan modal penting bagi bangsa Indonesia, karena jika diajarkan program sikap
bela negara sejak dini mereka dapat lebih bisa mengenal bangsanya dan dapat
mencintainya, maka masa depan bangsa Indonesia akan lebih cerah, dengan
mengenalkan gambaran sederhana tentang apa yang harus dilaksanakan anak-anak
diusia dini dengan program sikap bela negara [2].
Program sikap bela negara dalam kehidupan sehari-hari ini termasuk juga
dalam pembahasan dimateri mata pelajaran Pkn di tingkat SD/MI, dalam materi disini
dalam pemberian contoh menggunakan kasus dengan kisah nyata, agar nantinya
membantu anak-anak ditingkat sekolah dasar (SD/MI) dapat dengan mudah menerima
materinya dan dapat melakukan seperti yang sudah dicontohkan seperti halnya yaitu
menjaga lingkungan, kerukunan, menghargai atau toleransi, menaati tata tertib, semua
itu atas didasari dasar negara yang sudah disebutkan dalam Pancasila sila 1-5.
Berdasarkan dengan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Ibu Sri Wahyuni
selaku Kepada Bidang Diskesbangpol Kota Boyolali , didapat hasil bahwa perlunya
menanamkan sikap bela negara sejak dini, karena diera sekarang anak-anak harus lebih
ditekankan dengan sikap sederhana untuk dapat melakukan sikap bela negara dalam
kehidupan sehari-harinya. Namun berdasarkan pengalaman dari dinas terkait mengalami
kesulitan dalam menyampaikan pesan kepada anak ditingkat SD, sehingga memerlukan
pendekatan media tertentu agar pesan yang disampaikan dapat diingat terus menerus
oleh anak-anak.
Dari permasalah yang ada maka dilakukanlah perancangan iklan layanan
masyarakat untuk membantu menyampaikan pesan-pesan sikap bela negara dalam
kehidupan sehari-hari yang sulit untuk dipahami oleh target audience. Dengan
mengaplikasikan dalam bentuk iklan layanan masyarakat yang didukung dengan
menggunakan ilustrasi, sehingga Iklan Layanan Masyarakat dapat dimanfaatkan untuk
menimbulkan motivasi masyarakat agar bertindak sebagaimana dimaksudkan dari
pengiklan tersebut, dirasa cukup dekat dengan anak-anak usia 9-10 tahun, sehingga
memudahkan target audience untuk memahami betul akan pentingnya makna sikap bela
negara dalam kehidupan sehari-hari.
8
2. TINJAUAN PUSTAKA
“Desain Iklan Layanan Masyarakat Penanggulangan Eksploitasi Seks
Komersial Anak Di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat“ oleh Nurmala [3]. Iklan
Layanan Masyarakat ini memanfaatkan penelitian lapangan terhadap Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan informasi grafis. Penyampaian informasi menggunakan teknik
penyampaian pesan Mix Approach. Mix Approach merupakan kombinasi pendekatan
Rational Approach yang lebih mengedepankan logika isi pesan, Emotional Approach
sehingga dapat menekankan pada penggunaan emosi dari pada nalar dan Normative
Approach lebih mengedepankan norma-norma yang ada di masyarakat. Perbedaan dari
penelitian ini dengan yang sedang diteliti terdapat disini lebih mengedepankan ilustrasi
yang dikuatkan untuk mendukung minat anak untuk lebih memahami apa isi pesan
dalam iklan layanan masayarat.
Ada juga penelitian lainnya yang berjudul “Implementasi Kebijakan Pendidikan
Bela Negara Di TK Garuda Sleman Yogyakarta” oleh Hidayatul Fitria [4]. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa TK Garuda VI Medari Sleman adalah sekolah
dibawah naungan Yayasan Persit Kartika Jaya. Implementasi kebijakan pendidikan bela
negara di cetuskan oleh pihak Yayasan Persit Kartika Jaya, dalam kebijakan pendidikan
bela negara memiliki empat program yaitu (1) Pendidikan kedisiplinan, (2) Pendidikan
religiositas, (3)Cinta Tanah Air, dan (4) TNI Cilik. Berdasarkan penelitian diatas
terdapat persamaan tentang materi sikap bela negara.
Kemudian penelitian yang ketiga berjudul “Pengaruh Terpaan Iklan Layanan
Masyarakat Anti Merokok terhadap Sikap Pada Perilaku Merokok” oleh Fatonah, Siti
tahun 2016 [5]. Hasil penelitian ini diperoleh setelah pemberiatahuan informasi
mengenai iklan komersial pada perubahan sikap mengenai kategori perokok positif
sangat rendah menjadi positif rendah, sedangkan pada kelompok eksperimen yang
diberikan informasi melalui ILM anti merokok masih pada kategori sikap positif sangat
rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung= 0,978 dengan signifikansi Sig= 0,333
(p>0,05). Dari hasil pembahasan diatas terdapat persamaan tentang penggunaan media
pendekatan yang menggunakan media iklan layanan masyarakat untuk menyampaikan
pesan secara mudah untuk dimengerti oleh target audience.
Arti dari bela Negara sendiri merupakan suatu tekad, sikap dan perilaku warga
Negara atas dasar pengabdiannya kepada suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang sangat dicintai maupun yang dibanggakan, semua ini berdasarkan dari nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945 guna sebagai panutan untuk kehidupan di Negara Republik
Indonesia. Upaya dalam sikap bela Negara merupakan suatu kumpulan kegiatan yang
harus dikerjakan oleh setiap warga Negara, karena semua ini sudah menjadi hak dan
kewajiban oleh setia warna negara yang tinggal di Indonesia, gunanya agar dapat
mempertahankan keamanan dalam Negara yang disinggahinya [6]. Pada dasarannya
bela Negara itu menciptakan tentang keamanan, ketenangan, kedisiplinan, toleransi,
saling menghormati satu sama lain, dan membentuk satu kesatuan.
Pendidikan bela Negara guna untuk dapat menimbulkan kecintaan pada tanah air
Negara Republik Indonesia berdasarkan pacasila atau yang sering disebut dengan
9
ideologi Negara Republik Indonesia. Sehingga warga Negara Indonesia berhak dan
wajib untuk turut ikut serta dalam pembelaan Negara [7]. Kewajiban bela Negara ini
meliputi dalam segala aspek bidang kehidupan, dalam bidang politik, sosial, maupun
masyarakat.
Penting menanamkan sikap bela negara sejak dini, karena perkembangan anak
usia 9-10 tahun, sudah mampu berfikir secara logis sehingga mempu mengimbangi
perkembangan pada masayarakat sosial dikalangan anak-anak seumurnya. Dalam dunia
sosial anak menjadi semakin luas secara berfikir. Perkembangan anak dapat dipengaruhi
melalui pendidikan di lingkungan keluarga, guru dan teman sebaya memiliki peranan
penting dalam pembentukan kualitas diri anak. pada masa usia sekolah berada pada
tahapan perkembangan moralitas, yaitu anak dapat mengikuti peraturan untuk
mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan
orang lain, teman, dan keluarganya [8].
Untuk menyampaikan sebuah informasi tentunya membutuhkan pendekatan
media sebagai alat bantu, maka dari itu media merupakan sebuah alat yang mempunyai
fungsi untuk menyampaikan pesan informasi, maupun sebagai sarana prasarana alat
penyalur komunikasi untuk menyatukan visualisasi dengan pesan yang ingin
disampaikan. Dalam komunikasi periklanan, iklan tidak hanya menggunakan suatu
bahasa yang hanya digunakan sebagai alat, tetapi dalam sebuah periklanan juga
memerlukan adanya alat komunikasi dalam bentuk visal seperti gambar, warna, dan
bunyi [9]. Iklan layanan masyarakat sendiri merupakan iklan nonkomersial dengan
tujuan untuk mengajak, mendidik, mengarahkan, dan sebagai himbauan masyarakat
sebagai warga Negara . Komunikasi dalam sebuah iklan layanan masyarakat ini melalui
pesan-pesan sosial yang dikemas secara kreatif menggunakan pendekatan symbol,
visualisasi untuk mendukung penyampaian informasi.
Poster merupakan bentuk media publikasi untuk menginformasikan kepada
masyarakat yang luas yang memadukan dalam bidang seni gambar, grafis, beserta
tulisan untuk menyampaikan pesan atau informasi yang terkadung dalam sebuah poster
[10].
Komik strip adalah jenis komik yang terdiri dari beberapa penel gambar tetapi
mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan, karena panel gambarnya tidak
terlalu banyak sehingga pesan-pesan yang ingin disampaikan juga tidak terlalu banyak
yang langsung menjurus kepada inti pesan tersebut, serta berfokus pada isu berita yang
sedang terjadi. Pembuatan komik strip ini juga selalu menggunakan tingkat bahasa
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga target audience mudah untuk memahami
percakapan yang berada dikomik strip tersebut. Menurut Hurlock (1978) mengatakan
bahwa komik merupakan saran media yang dapat meningkatkan dan mengembangkan
kepribadian anak melalui cerita yang ada dalam isi komik. Alur penceritaan yang
dipakai dalam komik Indonesia adalah alur cerita berstruktur linear yaitu introduksi,
permasalahan, konflik, dan penyelesaian. Pola penceritaan yang berkembang dalam
komik Indonesia dipengaruhi oleh komik terjemah yang berasal dari Jepang. Komik
terjemah yang berasal dari Jepang sangat menekankan pada penceritaan visual yang
bersifat sekuensial sinematik [11].
10
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan metode
kualitatif. Metode kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angkan, melainkan
data yang berbentuk text, dokumen yang didapat waktu wawancara yang ditemukan
dilapangan selama proses penelitian [12]. Metode ini cocok untuk penelitian yang
sedang dilakukan guna dalam pengambilan data, membutuhkan sumber data yang lebih
untuk mencari permasalahan yang sedang dihadapi saat proses memberikan pesan
informasi kepada anak Sekolah Dasar (SD), terkaitnya dengan pendidikan sikap bela
negara, dan melihat media apa yang sudah diterapkan biasanya untuk menyampaikan
informasi. Dalam pengambilan data yang berupa wawancara secara langsung terhadap
petugas kantor kesbangpol, TNI, beserta guru Sekolah Dasar yang berada di Desa
Ngadirojo.
Strategi penelitian ini menggunakan Linier strategy yang bersifat logis, yaitu
suatu tahap dimulai setelah setelah tahap sebelumnya diselesaikan serta mudah
dipahami alur kerjanya, begitupun seterusnya untuk tahapan-tahapan selanjutnya [12].
Tahapan dalam perancangan poster iklan layanan masyarakat sikap bela negara untuk
anak usia 9-10 tahun, ada enam tahap dalam perancangan ini. Tahapan-tahapan yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Tahapan Perancangan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap pertama yaitu merupakan tahap identifikasi masalah yang didapat dari
permasalahan mulai dari pihak Dinas Kesbangpol, Ibu Sri Wahyuni selaku kepala
kantor di Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik menyadari bahwa kurangnya media untuk
menyalurkan informasi yang tepat untuk anak ditingkat sekolah dasar akan pentingnya
sikap yang paling mendasar dalam bela negara dikehidupan sehari-hari. Tidak hanya
dari Dinas Kesbangpol saja yang merasa kurangnya media pendekatan untuk
menyampaikan informasi kepada anak usia tingkat Sekolah Dasar, tetapi dari pihak TNI
serta sekolah dasar yang berada di Desa Ngadirojo juga merasakan kurangnya media
pendekatan untuk menyampaikan pesan informasi mengenai sikap bela negara kepada
anak, khususnya ditingkat Sekolah Dasar.
Tahap kedua merupakan pengumpulan data, yaitu jenis data berupa primer dan
sekunder, data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi langsung, menurut
Ibu Sri Wahyuni yang bertugas dikantor Dinas Kesatuan Bangsan dan Politik Kota
Boyolali mengatakan bahwa memang sangatlah penting menanamkan sikap bela negara
sejak dini untuk kehidupan sehari-hari mulai dari sikap mencitai lingkungan sekitar,
menghargai satu dengan yang lain, menjaga kerukunan sesama teman, menaati
11
kedisiplinan dan lainnya.
Data berikutnya didapat dari Bapak Serma Sarno yang berprofesi sebagai TNI
bertugas di Boyolali tepatnya di Kodim 0724, mengatakan bahwa perlunya meluruskan
pengertian tentang sikap bela negara kepada masyarakat umum, karena sikap bela
negara tidak hanya bersifat angkat senjata maupun peperangan, dan perlunya
mengajarkan sikap bela negara yang mendasar kepada anak-anak usia sejak dini demi
meningkatkan tingkat kesadaran akan penting mencintai bangsanya mulai dari hal kecil,
dimulai dari sikap kedisiplinan dikehidupan sehari-harinya.
Data selanjutnya didapat dari Bapak Donny Krisetya SH. Spd. guru tingkat
Sekolah dasar kelas empat mengatakan memang sangat penting mengajarkan sikap bela
negara dikehidupan sehari-hari, namun untuk mengajarkan itu butuh proses dan
pendekatan media yang dekat dengan anak serta memberikan contoh-contoh yang
bersifat nyata agar mudah dipahami oleh anak.
Sedangkan data sekunder didapatkan dari pernyataan bapak Hamdi yang dilansir
dari siaran pers yang diterima Antara di Jakarta (26/2/2019) [13], mengatakan bahwa
tingkat pendidikan dasar itu sangatlah diperlukan untuk diajarkan tentang berbagai nilai-
nilai integritas yang mengandung unsur tentang sikap kejujuran, bertanggung jawab,
nilai-nilai kemandirian, dan nilai-nilai persatuan yang mengajarkan toleransi, serta
menghormati satu sama lain. Selain itu, data sekuder juga didapat dari jurnal penelitian
terkait serta berita dan tulisan di media online / website yang dapat menjadi referensi
dalam penelitian ini.
Tahap ketiga merupakan analisis data dimana data yang sudah didapat akan
diolah menjadi sebuah solusi yang akan dirancangnya, sehingga dapat membantu
mengatasi masalah kurangnya media untuk menyampaikan informasi kepada target
audience. Metode analisis data yang digunakan dalam tahap perancangan ini adalah
metode deskriptif kualitatif yaitu menjelasan secara rinci menggunakan 5W + 1H.
Tahap keempat merupakan tahap perancangan. Setelah melakukan observasi dan
analisis data dari tahap tersebut mendapatkan konsep perancangan sebagai berikut:
Konsep Verbal
A. Pesan Utama
Pesan utama perancangan ini adalah ingin menginformasikan tentang
materi sikap bela negara yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
kepada anak usia 9-10 tahun pada masa tingkat Sekolah Dasar. Materi pesan
yang diinformasikan yaitu tentang sikap bela negara yang termasuk dalam
contoh perilaku yang berada di materi Pkn tingkat Sekolah dasar, seperti contoh-
contoh sikap yang mengajarkan untuk mencintai lingkungan disekitar,
memberikan contoh hidup rukun dalam lingkungan sosial, memberikan contoh
tetang etika bertoleransi, memberikan contoh disiplin bertanggung jawab di
kegiatan apapun. Sehingga dapat mempermudah menciptakan bentuk desain
iklan layanan masyarakat yang tepat.
B. Ide Utama
12
Ingin menonjolkan perilaku sikap bela negara dalam kehidupan sehari-
hari dengan melakukan sikap menjaga lingkungan, kerukunan, menghargai /
toleransi, menaati tata tertib disiplin, berani bertanggung jawab
C. Konten
Konten dalam perancangan ini memuat contoh-contoh sikap yang berada
pada materi PKN tingkat Sekolah Dasar kelas empat, yang isinya mengajarakan
tentang sikap toleransi, menghargai satu sama lain, sikap bertanggung jawab,
sikap kedisiplinan, sikap hidup rukun, saling membantu satu sama lain.
Konsep Visual
A. Desain Karakter
Desain karakter dalam perancangan ini menggunakan jenis desain flat design
yang dirasa dekat kehidupan target audience, karena flat design merupakan jenis desain
sederhana, minimalis, dan mudah dimengerti. Model gambar menggunakan teknik
vektor beberapa shading layer untuk memunculkan dimensi pada gambar. Dalam tahap
desain karakter ini membutuhkan dua tahap yaitu tahap sketsa untuk menentukan
gambaran seperti apa, selanjutnya masuk ketahap digitalisasi untuk menambahkan
warna kedalam sketsa yang sudah dibuat, sehingga akan terlihat rapi. Desain karakter
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Desain karakter
B. Desain Environment
Desain environment dalam perancangan ini juga menggunakan jenis desain flat
design dan model gambar menggunakan teknik vektor beberapa shading layer untuk
memunculkan dimensi pada gambar. Environment dalam perancangan ini meliputi
gambar jalan masuk sekolah, halaman sekolahan, kelas yang berada disekolahan,
perpustkaan, dan kantin dalam sekolah. Pada tahap desain environment ini
membutuhkan dua tahap yaitu tahap skesta, selanjutnya masuk ketahap digitalisasi
untuk menambahkan warna agar terlihat lebih menarik dan rapi. Desain environment
dapat dilihat pada Gambar 3.
13
Gambar 3. Desain environment
C. Warna
Warna dalam perancangan ini menggunakan warna-warna yang cerah
dikarenakan pada warna-warna cerah mampu menunjukkan kesan emosional yang
tinggi dan memberikan kesan semangat untuk belajar, secara psikologis warna cerah
dapat membantu menstimulasi tumbuh kembang anak, sehingga warna-warna cerah
dipilih dalam proses perancangan Iklan Layanan Masyarakat. Pemilihan pallete warna
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Pemilihan warna pallete
D. Layout
Layout yang digunakan dalam media iklan layanan masyarakat ini adalah
penggabungan dari jenis elemen visual dan elemen teks. Elemen visual yang
digambarkan akan lebih dominan daripada elemen teks untuk membantu pemahaman
anak terhadap konten yang termuat dalam iklan layanan masyarakat berbentuk poster.
Ukuran poster pada iklan layanan masyarakat ini nantinya berukuran A2 (42,0 x 59,4
centimeter). Ukuran A2 digunakan agar karya lebih jelas untuk dilihat dari kejauhan.
E. Tipografi
Tipografi yang digunakan dalam perancangan mennggunakan jenis tipografi sans
serif, karena font jenis sans serif memiliki tingkat keterbacaannya lebih jelas dan
memiliki citra dinamis. Font yang digunakan dalam perancangan yaitu font Elephants in
Cherry Trees, Sequel, Animated untuk judul tagline. Font untuk subtagline
menggunakan Basier Square. Sedangkan font Larys Manice Demo sebagai font cerita di
panel-panel komik strip. Pemilihan font perancangan dapat dilihat pada Gambar 5.
14
Gambar 5. Pemilihan font perancangan
- Sketsa
Sketsa merupakan tahap penggambaran secara manual menggunakan pensil, agar
nantinya mempermudah untuk lanjut ketahap digitalisasi. Tahap sketsa dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 6. Tahap sketsa Digital
- Digital
Tahapan digitalisasi adalah tahap untuk mengolah sketsa yang telah dibuat menjadi
gambar berbentuk vektor dengan menggunakan software dikomputer. Setelah gambar
vektor diselesaikan akan dilanjutkan ketahap pewarnaan, pemilihan teks, dan komposisi
tata letak sesuai dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya. Tahap digitalisasi dapat
dilihat pada Gambar 4.
15
Gambar 7. Tahap digitalisasi
Hasil akhir dari iklan layanan masyarakat diharapkan dapat menanamkan sikap
bela negara serta menginformasikan tentang sikap-sikap bela negara yang harus
dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Informasi yang disampaikan menggunakan
pendekatan media iklan layanan masyarakat dalam bentuk poster dengan teknik komik
strip. Dalam perancangan ini akan dirancang empat poster dengan tema yang berbeda
namun memiliki pesan utama yang sama yaitu sikap Bela Negara. Tema yang diangkat
yaitu tentang kedisiplinan, toleransi, kerukunan, dan menjaga lingkungan disekitar.
Poster pertama : Kedisplinan
Dalam konten kedisiplinan ini menggunakan cerita pembelajaran anak yang
berangkat sekolah telat, baju tidak rapi, dan belum mengerjakan pekerjaan rumah (PR),
sehingga mengakibatkan anak dikasih hukuman / sangsi, agar kedepannya tidak
diulangi kesalahannya. Contoh ini guna untuk membangkitkan anak agar bersikap lebih
disiplin dan bertanggung jawab. Berikut media iklan layanan masyarakat untuk
menanamkan sikap bela negara berbentuk poster dengan teknik komik strip. Dalam
perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini menggunakan tagline yang berbunyi
“KEDISIPLINAN ADALAH SALAH SATU BENTUK TANGGUNG JAWAB
PRIBADI”. Contoh dari sikap kedisiplinan yaitu tentang anak yang tidak mengerjakan
tugas rumah (PR) lalu diberi hukuman oleh gurunya untuk mengerjakan diruang
perpustakaan dan hanya dikasih waktu tiga puluh menit. Dari sini dapat diambil sisi
buruk dan baiknya, sisi buruknya anak yang lalai dan kurang disiplin, sisi baiknya guru
mengajarkan tentang kedisiplinan agar anak tidak mengulangi kesalahannya. Desain
Iklan Layanan masyarakat dengan tema kedisiplinan dapat dilihat pada Gambar 8.
16
Gambar 8. Desain Iklan Layanan masyarakata dengan tema kedisiplinan
Poster kedua : Toleransi
Mengajarkan tentang makna toleransi dengan anak dengan menggunakan cerita
tentang anak yang susah atau silit menerima teman baru apa lagi berbeda ras, suku, dan
agama. Tetapi ada juga anak yang mudah menerima teman baru tanpa membeda-
bedakan ras, suku, dan agama, ataupun warna kulit. Dalam perancangan Iklan Layanan
Masyarakat ini menggunaka tagline yang berbunyi “BERTOLERANSI DENGAN
PERBEDAAN, AKAN MENCIPTAKAN KERUKUNAN“. Desain Iklan Layanan
masyarakat dengan tema toleransi dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Desain Iklan Layanan masyarakata dengan tema toleransi
17
Poster ketiga : Kerukunan
Memberikan contoh makna kerukunan dapat melalui cerita tentang anak yang
membawa dua alat kebersihan, lalu ada temannya datang untuk meminjam salah satu
alat bersih-bersih yang dibawa anak perempuan, tetapi anak perempuan itu tidak
mengizinkan anak laki-laki meminjam alat bersih-bersih, lalu datang guru yang
menegur dua anak yang sedang berebut alat bersih-bersih, dengan teguran “Anak-anak
nggak boleh bertengkar seperti itu, sesama teman kita harus saling membantu dan rukun
ya nak”. Dari cerita tersebut dapat mengajarkan tentang makna kerukunan sesama
teman. Dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini menggunaka tagline yang
berbunyi “RUKUN DENGAN SESAMA AWAL DARI PERSATUAN“. Desain
Iklan Layanan masyarakata dengan tema kerukunan dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Desain Iklan Layanan masyarakata dengan tema kerukunan
Poster keempat : Menjaga lingkungan sekitar
Menjaga lingkungan disekitar adalah hal yang wajib, karena lingkungan yang
bersih dan asri akan memberikan kenyaman yang dapat dinikmati setiap makluk hidup.
Menjaga lingkungan disekitar dapat melalui contoh cerita tentang beberapa anak yang
sedang beli makanan dikantin sekolah saat jam istirahat, ada salah satu murid yang
sifatnya ceroboh sehingga mengakibatkan saat makan makanan dari kantin, bungkus
dari makanannya dibuang disembarang tempat disitu, datanglah teman yang rajin
menegur anak yang ceroboh tadi, tetapi anak yang ceroboh agak sedikit kesal karena
ditegurnya. Dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini menggunaka tagline
yang berbunyi “Membuang Sampah Pada Tempatnya Adalah Wujud Sederhana
Implementasi Sikap Bela Negara”. Desain Iklan Layanan masyarakat dengan tema
menjaga lingkungan sekitar dapat dilihat pada Gambar 11.
18
Gambar 11. Desain Iklan Layanan masyarakat dengan tema menjaga lingkungan sekitar
Perancangan dari Iklan Layanan Masyarakat berbentuk poster ini nantinya akan
diimplementasikan di lingkungan sekolah serta dikantor KESBANGPOL Kabupaten
Boyolali, sehingga diharapkan pesan persuasif yang dibangun dapat diterima dengan
baik sesuai dengan target audiens yang sudah ditetapkan sebelumnya yaitu anak usia 9-
10 tahun. Selain merancang sebuah poster dirancang juga beberapa media pendukung
dari iklan layanan masyarakat ini, dalam hal ini berupa gantungan kunci, notes,
pembatas buku. Gantungan kunci dipilih sebagai media yang dapat di tas sebagai
gantungan dibagian resleting, selain itu desain juga diimplementasikan pada notes dan
pembatas notes dengan ukuran A5, serta stiker karakter sebagai media pendukung. Hal
ini dilakukan untuk menambah minat serta menarik perhatian dari target audiens.
Pengujian
Tahap pengujian dilakukan dengan metode kualitatif, hasil yang didapatkan
berupa wawancara kepada ahli media dan ahli materi, untuk mendapatkan masukan dari
hasil perancangan tugas akhir berupa madia Iklan Layanan Masyarakat sikap bela
negara untuk anak usia 9-10 tahun. Dimana pada tahap pengujian akan mendapatkan
beberapa masukan dan revisi, agar media yang dirancang layak untuk diuji coba
dilapangan untuk target audiens.
Tahap pengujian yang pertama dilakukan dengan ahli media yang bernama
Bram Kusuma S, Sn. yang berprofesi sebagai komikkus. Karya yang sudah dibuat
beliau berupa karya komik yang bisa dilihat dimedia instagram dengan akun
@Brambotkusuma. Beliau mengatakan menggunakan komik untuk tujuan apapun itu
sangatlah menarik, apalagi untuk untuk kepentingan layanan masyarakat. Karya tugas
19
akhir ini secara keseluruhan sudah sangat menarik, mulai dari ilustrasi, warna, dan
tipografinya, sehingga dapat memberikan pemahaman kepada pembaca. Saran yang
diberikan dalam perancangan ini, alur cerita perpanel sebaiknya diberikan nomer agar
pembaca tidak kebingunan dalam memahaminya. Hasil pengujian pertama dengan ahli
media dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Hasil pengujian pertama dengan ahli media
Pengujian yang kedua dengan Bapak Donny Krisetya SH. Spd. guru kelas empat di
SD Negeri 1 Ngadirojo, mengatakan bahwa media perancangan yang dibuat sudah
sangat membantu memberikan pemahaman tentang sikap bela negara yang mendasar
dalam kehidupan sehari-sehari untuk anak 9-10 tahun, desain menarik. Memberikan
contoh kepada anak diusia Sekolah Dasar harus membutuhkan media yang dekat
dengan anak. Saran yang diberikan dalam perancangan ini Guru meminta agar lebih
banyak lagi dalam memberikan contoh-contoh sikap yang harus dilakukan untuk
kehidupan sehari-hari. Hasil pengujian kedua dengan ahli materi dapat dilihat pada
Gambar 13.
Gambar 13. Hasil pengujian kedua dengan ahli materi
Tahap pengujian yang ketiga dengan Ibu Sri Wahyuni, SH, M.Si mengatakan bahwa
pemilihan media untuk iklan layanan masyarakat sudah tepat dengan menggunakan
teknik komik strip. Gambar-gambar cerita seperti komik strip yang dapat
membangunkan rasa minat anak untuk dapat memahami sebuah informasi yang
disampaikan. Melalui karya tugas akhir ini secara keseluruhan sudah menarik mulai dari
gambar, tipografi dan warna sudah mampu memberikan pemahaman tentang informasi
sikap bela negara dalam kehidupan sehari-hari. Saran dari Ibu Sri Wahyuni, SH, M.Si
20
sebaiknya media dicetak lebih besar, agar lebih mudah dipahami dari jarak jauh. Hasil
pengujian pertama dengan pihak Kesbangpol dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Hasil pengujian ketiga dengan pihak Kesbangpol
Setelah tahap pengujian selesai, akan dilakukan ketahap berikutnya yaitu tahap
pengujian dilakukan dengan target audiens guna untuk mengetahui apakah media yang
dibuat sudah sesuai dengan contoh-contoh materi tentang sikap bela negara yang
terdapat dimateri Pkn untuk tingkat kelas empat, dan guna untuk mengetahui apakah
target audiens mudah memahami isi konten yang ada dimedia iklan layanan masyarakat
dalam bentuk poster dengan teknik komik strip. Dari hasil pengujian kepada target
audiens usia 9-10 tahun atau kelas empat, anak-anak mudah memahami apa isi makna
yang tercantum dalam iklan layanan masyarakat ini, dari pengujian ini target audiens
mendapatkan pembelajaran dari keempat poster tersebuat yang akan diterapkannya
dalam kehidupan sehari-hari, dan target audiens mudah memahami alur ceritanya, dan
memiliki ketertarikan dengan media baru bagi target audiens untuk proses
pembelajaran. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini digunakan oleh pihak sekolah
SD Negeri 1 Ngadirojo dan langsung ditempelkan didinding ruangan kelas empat, agar
anak- anak dapat mengingat terus apa informasi yang sudah didapat dari Iklan Layanan
Masyarakat dalam bentuk poster ini. Karena dari pihak guru kelas empat di SD Negeri
1 Ngadirojo meminta saat uji coba dengan anak-anak kelas empat menggunakan ukuran
A3 dan ditempelkan didalam kelas, sedangkan ukuran yang A2 diminta untuk
ditempelkan di mading sekolah. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Hasil pengujian kepada target audiens usia 9-10 tahun kelas empat SD
21
5. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, maka Iklan Layanan
Masyarakat yang dirancang telah dapat memberikan pemahaman tentang sikap bela
negara untuk anak usia 9-10 tahun di SD Negeri 1 Ngadirojo. Penerapan dengan
menggunakan teknik komik strip mampu membantu memberikan contoh visualisasi
kisah nyata yang harus diimplementasikan dikehidupan sehari-hari. Sehingga pesan
yang ada didalam iklan layanan masyarakat dapat tersampaikan dengan mudah. Setelah
diujiakan kepada anak-anak usia 9-10 tahun tepatnya ditingkat kelas empat di SD
Negeri 1 Ngadirojo, dari pemahaman yang didapat target audiens, lebih mudah untuk
mengetahui informasi tentang sikap bela negara dan dari informasi tersebut target
audiens sadar akan pentingnya sikap bela Negara dalam kehidupan sehari-hari dan
mulai diterapan dalam kehidupan sehari-hari. Saran yang didapatkan untuk perancangan
ini agar lebih memahami tentang sekuens komik yang dibuat, agar lebih mudah untuk
dibacanya tanpa diberi nomor perpanel dan ekspresi dalam perancangan komik strip
harus lebih bisa dimainkan. Sehingga untuk kedepannya penelitian ini dapat
dikembangkan kearah pengembangan media informasi yang lebih lengkap dan lebih
menarik.
22
Daftar Pustaka
[1] Hidayatullah.2015.https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/12/17/85
607/kemhan-bela-negara-bukan-hanya-angkat-senjata.html.
[2] Pokok-pokok Pendidikan kewarganegaraan. 2010. Prof. Dr. H, Samsul
Wahidin.SH., M.H. Celeban Timur UH III/ 548 Yogyakarta 55167. Noor Ms Bakry
[3] Nurmala. 2017. Desain Iklan Layanan Masyarakat Penanggulangan Eksploitasi
Seks Komersial Anak Di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Universitas Negeri
Yogyakarta.
[4] Hidayatul Fitria. 2017. Implementasi Kebijakan Pendidikan Bela Negara di TK
Garuda VI Medari Sleman Yogyakarta
[5] Pengaruh Terpaan Iklan Layanan Masyarakat Anti Merokok Sikap Pada Perilaku
Merokok. Siti Fatonah. 2017. Universitas Negeri Semarang.
[6] Pendidikan kewarganegaraan. 2009. Pustaka pelajar. Celeban Timur UH III/ 548
Yogyakarta 55167. Noor Ms Bakry
[7] Gulton, R.M.S. Sulasmono, bambang Suteng. Retnaningsih. Nusarastriya, Y.Haris.
Djatmiko. 2001, Pendidikan Kewarganegaraan, Salatiga : Widya Sari Press P3KD –
FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana
[8] Psikologi Anak. 2010. Elizabeth B. Hurlock. Pustaka pelajar. Celeban Timur UH
III/ 548 Yogyakarta 55167. Noor Ms Bakry
[9] Periklanan, Perspektif Ekonomi Politik. 2013. Yadi Supriadi. Simbiosa Rekatama
Media : Jl. Ibu Inggit Garnasih No. 31 Bandung 40252
[10]Budiningsih, Asri. C. Dr. 2003. Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta : UNY
Press.
[11]Kusrianto, Adi. Pengantar Desain Komunikasi Visual. 2009. Yogyakarta :
http://daynishurnal.wordpress.com/2010/05/10/komik-sebagai-media-komunikasi-
grafis/. 00.10 WIB.
[12] Sarwono, Jonathan., Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Desain Komunikasi Visual.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Recommended