View
17
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
2
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat memungkinkan
terjadinya pemenuhan permintaan baik yang berupa informasi, jasa, atau barang
secara lebih cepat dan mudah. Terlebih lagi perkembangan yang pesat di bidang
mobile device [1]. Perangkat mobile sudah banyak digunakan atau menjadi barang
yang dipunyai oleh semua orang. Selain itu, perkembangan mobile device
sekarang sudah di dukung oleh fitur internet. Dengan adanya hal tersebut,
konsumen dapat melakukan transaksi pembelian dimana saja dan kapan saja tanpa
terikat dengan waktu dan tempat.
Perkembangan teknologi informasi di bidang penjualan berbasis mobile
tersebut kemudian dapat diterapkan pada Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Fakultas ini mempunyai beberapa
Program Studi (Progdi), dimana pada setiap Progdi masih terbagi lagi dalam
konsentrasi-konsentrasi. Pembelajaran yang ada di FTI tidak hanya berupa teori di
dalam kelas, melainkan juga praktek dan tugas yang biasa diberikan di
laboratorium atau sebagai tugas rumah. Selain itu ada juga project penelitian yang
diberikan dosen untuk mahasiswa. Setelah tugas dan project tersebut dikumpulkan
atau dinilai, biasanya mahasiswa tidak lagi memperhatikan tentang keberadaan
tugas dan project tersebut. Padahal jika disimpan dengan baik dan dipublikasikan,
tugas-tugas tersebut bisa berpotensi bermanfaat bagi orang lain bahkan dapat
mempunyai nilai jual. Maka perlu dibuat suatu sistem penjualan yang dapat
menampung produk-produk hasil penelitian mahasiswa FTI berbasiskan mobile.
Melalui teknologi tersebut, user dapat melakukan transaksi pembelian produk-
produk penelitian mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
Perkembangan teknologi mobile yang sedang trend saat ini adalah Android.
Android merupakan sistem operasi bergerak (mobile) yang menggunakan versi
modifikasi dari kernel Linux. Sistem ini memiliki berbagai keunggulan sebagai
software berbasis kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open
source), sehingga programmer bisa membuat aplikasi baru di dalamnya.
Pertumbuhan smartphone Android sendiri meningkat drastis, yakni 100 persen
pada dua tahun belakangan bila dibandingkan tahun 2010 dimana awal produk ini
masuk [2]. Berdasarkan paparan tersebut maka muncullah keinginan untuk
merancang dan mengimplementasikan aplikasi penjualan produk hasil penelitian
mahasiswa FTI berbasis Android.
2. Kajian Pustaka
Penelitian yang membahas mengenai aplikasi penjualan atau pemesanan
berbasis Android saat ini telah banyak dilakukan, salah satunya adalah Aplikasi
Layanan Pesan Makanan “Makan-Makan” pada Restoran “XYZ” dengan Platform
Android. Aplikasi tersebut dapat memberikan informasi tentang menu-menu
makanan dan minuman yang akan dipesan dan pemesanan makanan dan minuman
melalui device Android. Aplikasi tersebut dibuat dengan menggunakan bahasa
3
pemrograman jquery mobile, sehingga aplikasi ini dapat disebut sebagai aplikasi
mobile web yang berjalan pada browser Android[3].
Penelitiannya lainnya adalah Aplikasi Penjualan Pulsa Elektrik Pada Ponsel
Android. Aplikasi tersebut dibuat untuk mempermudah tugas penjual pulsa
elektrik dalam pengiriman kode dan nomor pembeli pulsa ke server agen pulsa
elektrik yang sudah ditentukan [4].
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pembuatan suatu sistem
penjualan produk hasil penelitian mahasiswa berbasis Android yang dapat
memberikan informasi tentang produk-produk yang dijual dan mendukung
pemesanan produk melalui mobile. Sistem ini dibangun menggunakan prinsip
client-server dimana client akan mengirim dan mengakses data menggunakan
Android mobile phone. Sedangkan pada sisi server, admin sebagai aktor dapat
menambah data, mengubah data, menghapus data, dan menciptakan link
download produk yang dipesan oleh user. Semua data-data tersebut disimpan
dalam suatu database. Perbedaan aplikasi penjualan yang akan dibuat dengan
aplikasi penjualan pada penelitian terdahulu poin pertama yaitu pada aplikasi
penjualan sebelumnya berbentuk mobile web yang dibangun menggunakan bahasa
pemrograman jquery mobile, sedangkan aplikasi penjualan yang akan dibuat
adalah aplikasi penjualan yang terinstal dalam mobile device dengan
menggunakan bahasa pemrograman Java Android. Perbedaan dengan aplikasi
penjualan pada penelitian terdahulu poin dua adalah aplikasi penjualan dibuat
hanya untuk penjual, pembeli pulsa harus secara manual mengirim sms ke penjual
pulsa. Sedangkan pada aplikasi yang akan dibuat pembeli dapat melakukan
pemesanan dan pembelian lewat aplikasi penjualan berbasis Android.
Android merupakan sistem operasi bergerak (mobile) yang menggunakan
versi modifikasi dari kernel Linux. Sistem ini memiliki berbagai keunggulan
sebagai software berbasis kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka
(open source), sehingga programmer bisa membuat aplikasi baru di dalamnya.
Adanya Android Market dalam sistem operasi Android menghadirkan ribuan
aplikasi baik yang gratis maupun berbayar [5]. Arsitektur Android ditunjukkan
pada Gambar 1.
Gambar 1 Arsitektur Android [6]
4
Arsitektur Android seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 terdiri dari 5
bagian utama, yaitu Application Layer, Application Framework, Libraries,
Android Runtime, dan Linux Kernel.
Aplikasi adalah program siap pakai yang direka (dirancang) untuk
melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna dan dapat digunakan oleh sasaran yang
dituju [7].
Penjualan adalah suatu proses di mana sang penjual memastikan,
mengaktivasi, dan memuaskan kebutuhan atau keinginan sang pembeli agar
dicapai manfaat, baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan
yang menguntungkan kedua belah pihak [8].
3. Metode Prototyping
Metode perancangan sistem yang digunakan untuk membangun aplikasi ini
adalah metode prototyping. Prototyping adalah proses yang digunakan untuk
membantu pengembangan perangkat lunak dalam membentuk model dari
perangkat lunak yang harus dibuat. Metode ini dilakukan secara bertahap, yaitu
dengan mengembangkan suatu prototype yang sederhana terlebih dahulu baru
kemudian dikembangkan dari waktu ke waktu sampai perangkat lunak selesai
dikembangkan. Prototype merupakan bentuk dasar atau model awal dari suatu
sistem atau subsistem [9].
Secara garis besar ada tiga tahap dalam metode prototyping ini, seperti
terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Metode Prototyping [9]
Metode prototyping seperti yang terlihat pada Gambar 2 terdiri dari tiga
bagian utama yaitu :
1. Pengumpulan kebutuhan
Tahap pertama yang dilakukan pada metode prototyping adalah
pengumpulan kebutuhan. Pada tahap ini dilakukan dengan metode wawancara
pada KPTA Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.
5
Dari wawancara yang telah dilakukan, dihasilkan data-data tentang produk-produk
mahasiswa apa saja yang ada di FTI. Selain dari tugas akhir mahasiswa juga
terdapat produk-produk dari komunitas-komunitas yang ada di FTI UKSW, serta
tugas-tugas harian mahasiswa. Sebagai sample untuk aplikasi penjualan ini, akan
memakai produk-produk dari tugas harian dan tugas rancang mahasiswa
dikarenakan mudah dalam pencarian datanya.
2. Perancangan
Langkah berikutnya dari metode ini adalah membuat rancangan sistem
aplikasi, yaitu membangun sistem berdasarkan hasil dari tahap sebelumnya. Pada
tahap ini perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan UML (Unified
Model Language) yang memanfaatkan tools rational rose, pada tahap ini pula
dilakukan desain terhadap User Interface. Kemudian dilakukan perancangan tabel
yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi. Setelah semuanya selesai maka pada
tahap ini aplikasi dibuat sampai selesai sesuai dengan user requirement yang
diperoleh pada tahap awal.
3. Evaluasi protoptyping
Setelah aplikasi selesai dibuat, maka pada tahap ini dilakukan testing
aplikasi terhadap user. Testing aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah
melakukan evaluasi terhadap kekurangan yang ada di dalam aplikasi sesuai
dengan user requirement pada tahap awal. Ini merupakan tahap paling akhir yang
ada di dalam prototyping, apakah tujuan umum dari pembuatan software ini telah
tercapai. Apabila belum tercapai maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan
adalah kembali ke tahap paling awal, begitu seterusnya sampai tujuan umum
dapat tercapai.
4. Desain Sistem
Desain sistem dalam aplikasi ini menggunakan bahasa pemodelan UML
yang terdiri dari beberapa diagram diantaranya use case diagram, activity
diagram, dan class diagram. Arsitektur sistem dari sistem yang dibangun terlihat
pada Gambar 3.
Gambar 3 Arsitektur Sistem
Pada Gambar 3, client terbagi menjadi dua yaitu, user dan admin. User
mengirimkan request (permintaan) kepada server menggunakan mobile phone
6
berbasis Android dengan konektivitas via GPRS melalui WAP Gateway operator
telekomunikasi, sedangkan admin mengirimkan request kepada server
menggunakan komputer. Server akan menerima request dari client dan
menghubungkan ke database server, kemudian memproses request tersebut, lalu
mengirimkan response (tanggapan) ke client.
Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor
dengan sistem [10]. Use case diagram pada sistem yang dibuat terdiri dari tiga
aktor yaitu admin, user, dan guest. Use case diagram dapat dilihat pada Gambar
4.
Gambar 4 Use Case Diagram Admin, User, dan Guest
Gambar 4 menjelaskan use case diagram untuk admin, user, dan guest.
Seorang admin memiliki hak akses penuh untuk mengatur atas sistem yang akan
dibuat. Hak akses admin adalah mengelola data komentar, mengelola data produk,
mengelola data member, mengelola data admin, mengelola data kategori produk,
mengelola data transaksi, mengelola data detail transaksi, mengelola data
7
konfirmasi pembayaran, serta melakukan pengiriman link download. Dalam
mengelola data-data tersebut admin bisa melakukan pengeditan, penambahan, dan
penghapusan terhadap data.
Guest hanya bisa melihat katalog produk, melihat menu bantuan, menulis
buku tamu, melakukan registrasi dan mengedit profile. Setelah melakukan
registrasi status guest selanjutnya bisa menjadi user. Kemudian untuk user, jika
sudah melakukan login akan mempunyai beberapa hak akses tambahan yaitu
memesan produk dan melakukan konfirmasi pembayaran.
Activity Diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar
state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state
sebelumnya (internal processing). Activity diagram mengambarkan bagaimana
masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana
mereka berakhir [10].
Pada sistem yang dibuat terdapat beberapa aktifitas yang dilakukan oleh
admin maupun user. Activity diagram utama yang dilakukan user setelah login
yaitu activity diagram melakukan pemesanan produk. Activity diagram user untuk
melakukan pemesanan produk ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5 Activity Diagram Pemesanan Produk
8
Gambar 5 menjelaskan tentang activity diagram pemesanan produk. Setelah
login, user bisa melihat produk-produk yang ada melalui menu kalatog. Kemudian
user bisa melakukan pemesanan terhadap produk yang dipilih. Setelah proses
pemesanan selesai, selanjutnya user harus melakukan pembayaran dan
melaporkan konfirmasi pembayarannya. Jika admin sudah melakukan pengecekan
tentang pembayaran, maka admin akan mengirimkan link download kepada user
agar bisa mengunduh produk yang dipesan.
Activity diagram utama yang dilakukan admin setelah login yaitu activity
diagram mengelola pesanan. Activity diagram untuk mengelola pesanan
ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6 Activity Diagram Manage Pesanan
Pada Gambar 6 menjelaskan tentang diagram aktivitas admin dalam me-
manage pesanan. Agar dapat menjalankan aktivitas ini admin harus login terlebih
dahulu. Setelah itu admin bisa memilih menu transaksi dan melihat apa sudah ada
yang memesan produk atau belum. Jika sudah ada yang memesan kemudian
admin bisa mengecek konfirmasi pembayarannya, jika valid atau uang memang
sudah terkirim, maka admin bisa mengirimkan link download yang ada pada menu
link dan mengirimkannya ke user yang memesan. Setelah dikirim, admin harus
mengubah status pemesanan yang ada di menu transaksi menjadi “Y”, karena
pesanan produk sudah ditanggapi.
9
Class Diagram untuk aplikasi yang akan dibuat ditunjukkan pada Gambar
7.
Gambar 7 Class Diagram
Gambar 7 merupakan class diagram dari sistem yang akan dibuat. Relasi
yang terbentuk dari class diagram tersebut yaitu : a.Tabel member dengan tabel
transaksi mempunyai hubungan one to many. Seorang member dapat melakukan
pemesanan produk satu atau lebih. b.Tabel transaksi dengan tabel detail
mempunyai hubungan one to many. Satu transaksi dapat terdiri dari satu atau
lebih detail transaksi. c.Tabel transaksi dengan tabel konfirmasi mempunyai
hubungan one to zero or one. Sebuah transaksi terdiri dari 0 konfirmasi atau satu
konfirmasi. d.Tabel transaksi dengan link mempunyai hubungan one to one. Satu
transaksi terdiri dari satu link download. e.Tabel kategori dengan tabel produk
mempunyai hubungan one to many. Satu kategory bisa mencakup satu atau lebih
produk. f.Tabel detail dengan tabel produk mempunyai hubungan one to one. Satu
detail transaksi hanya terdiri dari satu produk saja. g.Tabel produk dengan tabel
link mempunyai hubungan one to many. Satu produk bisa dibuat menjadi 0 atau
lebih link download.
5. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan meliputi implementasi dari rancangan yang dibuat
pada Bab 3, dan pengujian aplikasi penjualan produk hasil penelitian mahasiswa
FTI berbasis Android dengan studi kasus Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana berikut pembahasannya masing-masing.
10
Antarmuka Aplikasi Client
Tampilan awal dari aplikasi client adalah halaman home. Pada halaman
tersebut user diminta untuk melakukan login terlebih dahulu. Namun jika user
belum mempunyai username dan password atau belum terdaftar, bisa melakukan
registrasi dengan menekan tombol register. Halaman registrasi untuk user
ditunjukkan oleh Gambar 8.
Gambar 8 Halaman Registrasi User
Gambar 8 merupakan tampilan halaman registrasi untuk user yang ingin
mendaftar menjadi member. Informasi yang dimasukkan oleh user kemudian akan
tersimpan ke dalam database. Jika sudah melakukan registrasi, maka user bisa
login ke dalam aplikasi. Halaman login user ditunjukkan seperti yang tampak
pada Gambar 9.
Gambar 9 Halaman Login User
Berdasarkan Gambar 9, user diharuskan mengisi username dan password
untuk dapat mengakses seluruh halaman dari aplikasi client. Username dan
password diisikan berdasarkan registrasi user yang telah dilakukan sebelumnya.
11
Jika username dan password cocok maka user akan masuk ke halaman home
untuk member. Halaman home dari member ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10 Halaman Home
Gambar 10 merupakan halaman home dari aplikasi FTI M’Commerce. User
dapat melihat profile dan mengubah profile dengan menekan tombol my profile
atau keluar dari aplikasi dengan menekan tombol logout. Jika tombol menu yang
ada pada device Android ditekan akan muncul enam menu seperti yang terlihat
pada Gambar 11.
Gambar 11 Halaman Catalog
Pada Gambar 11 tersebut memperlihatkan halaman catalog pada aplikasi.
Ada tiga kategori yaitu games, tutorials, dan desktop application. Ketiga kategori
tersebut berisi produk-produk yang dibuat oleh mahasiswa Fakultas Teknologi
12
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana. Jika salah satu kategori diklik maka
akan keluar list produk sesuai kategori yang dipilih, list produk tersebut berisi
informasi tentang detail produk. Halaman detail produk ditunjukkan oleh Gambar
12.
Gambar 12 Halaman Detail Produk
Detail produk akan muncul seperti Gambar 12 tersebut, ketika produk
Android Eclipse dipilih. Halaman ini memperlihatkan informasi tentang deskripsi
produk, pembuat, harga, website pembuat, dan spesifikasi hardware-nya.
Kemudian, jika user tertarik dan ingin melakukan pemesanan produk tersebut,
maka user hanya perlu menekan tombol buy.
Setelah menekan tombol buy maka user akan dibawa ke halaman cart,
dimana data yang dibeli tercantum pada halaman tersebut. Terdapat lima tombol
pada halaman cart tersebut, yaitu checkout, add, clear, payment confirmation, dan
history seperti yang terlihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Halaman Cart
13
Pada Gambar 13 merupakan tampilan halaman cart. Tombol checkout
digunakan jika user sudah fix akan memesan produk yang ada di cart. Tombol
add untuk menambah daftar belanja dan clear untuk menghapus isi keranjang
belanja. Tombol payment untuk melakukan konfirmasi pembayaran jika user telah
melakukan pembayaran produk yang dipesan. Sedangkan tombol history
merupakan history belanja yang memuat informasi id transaksi yang nantinya
digunakan dalam konfirmasi pembayaran.
Pemesanan produk tersebut diakhiri dengan konfirmasi pembayaran dari
user. Jika admin telah melakukan pengecekan data konfirmasi pembayaran dan
sudah valid, maka admin akan mengirimkan link download ke email user yang
telah melakukan pemesanan produk.
Antarmuka Aplikasi Web Admin
Tampilan awal dari aplikasi web admin adalah form login, yang
mengharuskan admin memasukkan username dan password terlebih dahulu untuk
dapat mengakses seluruh halaman web. Admin yang telah berhasil login kemudian
dapat masuk ke halaman home. Admin bisa mengolah semua data tentang aplikasi
FTI M’Commerce dengan menu data management. Terdapat 9 kategori data yang
bisa diolah, yaitu data admin, member, category, product, transaction, detail,
testimonial, payment confirmation, dan link. Masing-masing data jika diklik akan
keluar tiga perintah yaitu add data, update & delete, dan view data. Jika admin
memilih data transaction kemudian menekan view data maka tampilannya akan
seperti Gambar 14.
Gambar 14 Halaman View Transaction Data
14
Gambar 14 merupakan tampilan halaman lihat data transaksi. Data transaksi
merupakan daftar transaksi yang telah dilakukan oleh user. Informasi yang
ditampilkan yaitu id transaksi, id member, nama member, tanggal transaksi dan
status transaksi. Jika status transaksi “N” maka pemesanan produk belum
ditanggapi oleh admin karena user belum melakukan konfirmasi pembayaran.
Sedangkan status transaksi “Y” berarti pemesanan produk oleh user telah berhasil
dilakukan.
Admin akan mengirim link download produk, ketika user telah melakukan
konfirmasi pembayaran atas transaksi pemesanan produk yang telah dilakukan.
Informasi tentang link download dapat dilihat melalui submenu link. Tampilan
lihat data link ditunjukkan pada Gambar 15.
Gambar 15 Halaman Lihat Data Link
Gambar 15 merupakan halaman lihat data link. Informasi pada kolom link
merupakan url dari link download yang berisi perpaduan karakter unik yang akan
berbeda pada setiap transaksi. Url tersebut merupakan generate link yang otomatis
tercipta ketika user melakukan checkout pesanan. Karakter unik yang ada didapat
dari random karakter sepanjang 50 karakter. Link download tersebut kemudian
akan dikirim ke email user sesuai dengan id transaksi yang tercatat.
Untuk insert data misalnya data-data produk yang akan dijual, admin harus
menekan add data pada submenu product. Produk ditambahkan berdasarkan
kategori yang sudah ada. Jika ingin menambah kategori baru bisa melalui
submenu category. Halaman tambah data produk ditunjukkan pada Gambar 16.
15
Gambar 16 Halaman Tambah Data Produk
Gambar 16 merupakan halaman tambah data produk yang akan dijual. Data
yang dibutuhkan untuk menambah data produk adalah nama produk, tipe/kategori
produk, deskripsi, pembuat, harga, website pembuat, gambar, spesifikasi
hardware, dan file aslinya.
Kemudian untuk mengubah dan menghapus data produk hampir sama
dengan cara menambah data produk. Klik submenu produk kemudian tekan
update & delete. Halaman ubah dan hapus data terlihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Halaman Edit dan Delete Produk
Gambar 17 memperlihatkan halaman edit dan delete produk. Terdapat dua
tombol yaitu edit dan delete. Sebelum menekan salah satu tombol harus dipilih
dulu produk yang akan diupdate atau didelete. Jika tombol edit ditekan maka akan
muncul halaman update produk, jika tombol delete ditekan maka produk yang
sudah dipilih akan terhapus.
16
Pengujian Sistem
Tahap pengujian sistem merupakan tahapan saat seorang pengembang
aplikasi melakukan pengujian terhadap sistem yang sudah dirancang. Tahap ini
merupakan tahapan untuk menemukan beberapa kekurangan yang ada dalam
sistem. Pengujian pada aplikasi ini menggunakan dua teknik pengujian yaitu
pengujian alfa dan pengujian beta.
Pengujian Alfa
Pengujian alfa merupakan pengujian program yang dilakukan oleh pembuat
aplikasi ataupun orang-orang yang terlibat di dalamnya. Pengujian alfa hanya
untuk sirkulasi internal dan masalah (error) atau ketidaklengkapan pada aplikasi
yang dapat diduga sebelumnya [11]. Pada tahap ini pengujian dilakukan dengan
evaluasi prototyping. Proses evaluasi prototyping dilakukan sebanyak tiga kali
pengujian dilakukan oleh user yang merupakan mahasiswa Universitas Kristen
Satya Wacana. Penjelasan setiap tahap evaluasi prototyping adalah sebagai
berikut :
a. Evaluasi Tahap Pertama
Proses evaluasi prototyping pertama dilakukan setelah rancangan awal
program selesai dibuat. Aplikasi client dan web dibuat sederhana sesuai dengan
fungsi-fungsi yang sudah dirancang sebelumnya. Aplikasi client pada prototype
pertama ditunjukkan pada Gambar 18.
Gambar 18 Prototype 1 Aplikasi Client
Seperti yang terlihat pada Gambar 18, desain interface untuk aplikasi client
belum dibuat. Selain itu, pada aplikasi client belum tersedia menu help dan menu
contact us. Prototype pertama aplikasi web ditunjukkan pada Gambar 19.
17
Gambar 19 Prototype satu Aplikasi Web
Pada Gambar 19, aplikasi web masih sederhana, belum ada desain khusus
untuk interface-nya. Menu yang ada adalah add data, data management, view
data, dan logout, belum ada menu home dan about.
b. Evaluasi Tahap Kedua
Pada evaluasi tahap kedua, aplikasi client dan aplikasi web sudah diperbaiki
dengan ditambah desain interface. Sudah ditambahkan pula menu help dan
contact us pada aplikasi client serta menu about dan home pada aplikasi web.
Namun belum tersedia proteksi untuk keduanya.
c. Evaluasi Tahap Ketiga
Pada tahap ketiga sudah ditambahkan proteksi pada aplikasi web dan
aplikasi client. Proteksi pada aplikasi web dibuat untuk menghindari kekosongan
data atau ketidaksesuain data ketika admin menambah atau mengubah data yang
ada pada database. Proteksi pada aplikasi client juga muncul ketika user
memasukkan data kosong atau data yang tidak valid. Gambar 20 menunjukkan
salah satu proteksi pada aplikasi client.
Gambar 20 Prototype tiga Aplikasi Client
18
Gambar 20 menunjukkan adanya proteksi ketika user memasukkan data
kosong pada halaman testimonial.
Pengujian Beta
Pengujian beta dilakukan terhadap user secara umum, dalam hal ini
pengujian ditujukan tidak hanya untuk mahasiswa FTI UKSW, tetapi untuk
fakultas lain juga. Kelompok pengujian beta tidak menyertakan orang-orang yang
terlibat dalam pembuatan aplikasi. Pada pengujian ini dilakukan dengan cara
memberikan tes kuisioner yaitu menjawab kuisioner sesudah menggunakan
aplikasi. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini
berfungsi dengan baik dan sudah memenuhi kebutuhan user atau belum. Setelah
melakukan pengujian mahasiswa diberikan kuisoner untuk diisi. Kuisoner ini
digunakan untuk mengetahui penilaian user terhadap aplikasi ataupun mengetahui
bug yang ditemui oleh user. Hasil dari pengujian ini digunakan untuk
memodifikasi program.
Pada pengujian aplikasi ini sebelum diberikan kuesioner yang harus diisi
oleh 30 responden mahasiswa, dilakukan demo aplikasi terlebih dahulu. Masing-
masing responden mencoba aplikasi client dari awal registrasi sampai pemesanan
produk. Dari ke enam menu yang ada yaitu home, catalog, cart, contact us,
payment, dan help diuji cobakan juga kepada responden.
Setelah dilakukan demo aplikasi dan mencoba aplikasi penjualan produk
penelitian mahasiswa berbasis mobile pada Android, tahap berikutnya adalah
pengisian kuisioner. Kuisioner diberikan kepada 30 responden yang merupakan
mahasiswa UKSW.
Berdasarkan hasil analisa jawaban kuesioner yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 70% menjawab bahwa aplikasi mudah digunakan,
76,67% menjawab bahwa aplikasi ini dapat membantu mahasiswa dalam
menampung dan mempublikasikan tugas atau projek penelitiannya, 70%
menjawab bahwa cara pemesanan produk pada aplikasi ini mudah dipahami,
63,33% menjawab cara pembayaran pada aplikasi ini mudah dipahami, dan 80%
menjawab bahwa aplikasi ini dapat membantu menghemat waktu, biaya, dan
tenaga dalam pembelian suatu produk.
6. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil
simpulan bahwa aplikasi penjualan berbasis Android dapat diterapkan pada
Fakultas Teknologi Informasi UKSW untuk menjual produk-produk hasil
penelitian mahasiswa. Aplikasi ini dapat membantu user menghemat waktu,
biaya, dan tenaga dalam pembelian suatu produk, karena menggunakan mobile
device yang bersifat ubiquity sehingga transaksi bisa dilakukan kapan saja dan
dimana saja.
19
7. Daftar Pustaka
[1] Tyo, 2010, 2013 Penetrasi Teknologi Wireless Naik 107%,
http://techno.okezone.com. Diakses tanggal 23 April 2012.
[2] tribunnews.com, 2011, Smartphone dan OS Android Masih Rajai Pasar
Ponsel, http://www.tribunnews.com/. Diakses tanggal 23 April 2012.
[3] Rachman, Faizal, 2011, Aplikasi Layanan Pesan Makanan “Makan-
Makan” pada Restoran “XYZ” dengan Platform Android.
[4] Setyawan, Lukman, 2011, Aplikasi Penjualan Pulsa Elektrik Pada Ponsel
Android.
[5] Cooper, Martin, 2010, Step by Step Smartphone Android, Massachusetts:
Pace University.
[6] GrottWorkShop, 2012, What is Android, http://shareme.github.com. Diakses
tanggal 6 Mei 2012.
[7] Skolastika, Sinta D.F, 2010, Aplikasi dan Perancangan Website Abstrak
Band Sebagai Media Informasi Dan Promosi.
[8] Winardi, 1991, Marketing dan Perilaku Konsumen, Bandung: Bandarmaju.
[9] Pressman, Roger, 2002, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi
(Buku Satu), Yogyakarta: Penerbit ANDI dan McGraw-Hill Book Co.
[10] Anonim, 1999, UML 1.3a lphaR S, Object ManagemenGt roup Inc.
[11] Vaughan, Tay, 2004, Multimedia: Making It Work, Edisi 6, Yogyakarta:
ANDI.
Recommended