View
274
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE
PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS VIII MTs NURUL HUDA
KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ROISUL IMAM
NIM 11113191
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE
PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS VIII MTs NURUL HUDA
KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ROISUL IMAM
NIM 11113191
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO
“ Hendaklah jangan malu salah seorang diantara kalian untuk belajar jika ia tidak
mengetahui sesuatu. Janganlah orang bodoh merasa malu untuk bertanya atas apa
yang tidak ia ketahui.” ( Ali Bin Abi Tholib)
viii
PERSEMBAHAN
1. Kepada kedua orang tuaku (Bapak Khoirudin dan Ibu Miyatun) terimakasih
telah menjadi orang tua yang baik yang telah mendidiku, merawatku dengan
penuh kasih sayang dan penuh kesabaran yang tak ternilai harganya
2. Terimakasih banyak untuk saudara-saudaraku yang selama ini telah setia
mendukungku, dan memberi semangat untuk mengerjakan skripsi ini sehingga
skripsi ini selesai.
3. Institut Agama Islam Negeri Salatiga, dimana tempat yang telah penulis pilih
untuk menuntut ilmu. Semoga ilmu yang di peroleh penulis dapat bermanfaat
bagi orang lain dan diri sendiri.
4. Adik-adikku tercinta yang telah mewarnai hari-hari indah dalam
kebersamaannya dan yang selalu ada serta menemani hari-hariku dan
menghiburku setiap saat.
5. Keluarga Besar Jurusan PAI IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2013, yang selalu
memberikan dukungan dalam perjalanan menimba ilmu pengetahuan.
6. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu ada di saat suka maupun duka.
7. Keluarga besar MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
8. Segenap Civitas Akademika IAIN Salatiga.
9. Kepada Pembaca yang Budiman.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak materi
Akhlak Tercela dengan Metode Pembelajaran Group Investigation pada Siswa Kelas
VIII MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2017/2018”.
Di dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah
memberikan izin penelitian.
3. Hj.Siti Rukhayati, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekaligus selaku
Dosen Pembimbing yang telah memberikan izin, bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi.
4. Segenap Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik dan memberikan
pencerahan untuk selalu berpikir kritis, edukatif, dan inovatif selama berada di
lingkungan Kampus IAIN Salatiga.
5. Sumadi, S.Pd.I, Kepala MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
x
6. Ibu Istiqomah, S.Ag. Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Nurul Huda
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang telah membantu kepada penulis untuk
mengadakan penelitian.
7. Seluruh guru dan karyawan MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali, yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.
8. Seluruh siswa kelas VIII A MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali, yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan
balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian ini
bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Amin.
Salatiga,27 Februari 2018
Roisul Imam
xi
ABSTRAK
Imam Roisul, 2018. “Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela
dengan Metode Group Investigation pada Siswa Kelas VIII MTs Nurul Huda
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018”.. Skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj.Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Group Investigation, dan Aqidah
Akhlak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran Group
Investigation dapat Meningkatkan hasil belajar materi Akhlak Tercela siswa kelas VIII
MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
Penelitian ini merupakan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2
siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengamatan dan tes.
Hasil penelitian ini Metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dari nilai ketuntasan pada pra siklus 34,61% siklus I sebesar
61,53%, siklus II 100%, dan rata-rata nilai hasil belajar pada pra siklus 58,8 siklus I
sebesar 69,6, pada siklus II menjadi 87,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini pada penerapan metode pembelajaran Group Investigation bahwasanya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak materi Akhlak Tercela di MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Tahun Pejaran 2017/2018 telah mendapatkan peningkatan keaktifan dan hasil
belajarnya.
xii
DAFTAR ISI
Sampul..................................................................................................... i
Gambar Berlogo ...................................................................................... ii
Judul ........................................................................................................ iii
Halaman Persetujuan Pembimbing ......................................................... iv
Halaman Pengesahan Kelulusan ............................................................. v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan.................................................... vi
Motto...................................................................................................... . vii
Persembahan ........................................................................................... viii
Kata Pengantar ........................................................................................ ix
Abstrak .................................................................................................... xi
Daftar Isi.................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................... 6
D. Hipotesis Tindakan ................................................... 6
E. Indikator Keberhasilan ............................................. 7
F. Manfaat Penelitian .................................................... 7
G. Definisi Operasional ................................................. 8
H. Metode Penelitian ..................................................... 10
I. Sistematika Penelitian .............................................. 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar.......................................................... 19
B. Hasil Belajar .............................................................. 21
C. Metode Group Investigation .................................... 28
D. Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs ...................... 33
E. Penelitian yang Relevan ............................................ 53
xiii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Nurul Huda ......................... 58
B. Subject, Tempat dan Waktu Penelitian .................... 63
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian............................. . 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian .......................................... 75
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................... 91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 96
B. Saran .......................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Profil MTs Nurul Huda .......................................................... 58
Tabel 3.2 Keadaan Siswa MTs Nurul Huda............................................ 60
Tabel 3.3 Strruktur Organisasi MTs Nurul Huda ................................... 60
Tabel 3.4 Datar Guru MTs Nurul Huda ................................................. 61
Tabel 3.5 Daftar Sarana Prasarana MTs Nurul Huda ............................ 62
Tabel 3.6 Datar Siswa Kls VIII A MTs Nurul Huda .............................. 63
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Pra Siklus ....................................................... 75
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ............................................. 77
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ........................................... 79
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I ........................................................... 81
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ............................................ 84
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II .......................................... 86
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II .......................................................... 88
Tabel 4.8 Kinerja Guru dan Pembelajaran Siklus I dan II ...................... 92
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Siswa Siklus I dan II ...................................... 94
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK ....................... 12
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Pengamatan secara Klasikal untuk Siswa Siklus I
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengamatan secara Klasikal untuk Siswa Siklus II
Lampiran 4.1 Hasil Ulangan Siklus I
Lampiran 4.2 Hasil Ulangan Siklus II
Lampiran 5.1 Soal Siklus I
Lampiran 5.2 Soal Siklus II
Lampiran 6 Foto Kegiatan
Lampiran 7 Satuan Kredit Kegiatan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada prinsipnya pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia.
Sebab hanya dengan pendidikanlah manusia itu dapat menemukan jati diri
kemanusiaanya.
ن ركشللاه والخش اني يشجللاه كب ةحستن أس نكىفيسسلللاه قذكب
(Q.S Al-Ahzab : 21) كثيشا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”
(Q.S Al-Ahzab : 21)
Nabi Muhammad Saw adalah suri tauladan yang baik bagi
manusia, Ayat di atas menjelaskan bahwa sebagai manusia harus memiliki
akhlak yang baik untuk dicontoh, agar selamat dan bahagia hidup dinunia
dan di akhirat.
Pendidikan diberikan dalam bentuk pembiasaan dan latihan.
Adapun pendidikan anak usia sekolah adalah pendidikan yang diberikan
kepada anak usia 6-12 tahun. Pada usia tersebut dapat dikatakan sebagai
usia matang di sekolah. Pendidikan ini berusaha membina dan melatih
kognisi, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan usia dewasa 12-18 tahun
adalah pendidikan yang disampaikan kepada mereka yang sudah
2
memasuki usia kemantapan atau ketenangan. Pendidikan ini dimaksutkan
untuk memperkuat jiwa mereka agar lebih memantapkan peranan hidup
mereka (Uhbiyati, 2009: 2-3).
Mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab terdapat berbagai
persoalan yang harus kita ketauhi seperti faktor pendidik, peserta didik,
metode, materi pendidikan dan lain-lain. Semua permasalahan itu perlu
dipahami dan dipelajari secara tepat.
Dalam dunia pendidikan tentu ada permasalahan-permasalahan di
sekolah baik itu permasalahan dari guru, siswa, materi, metode, sarana
prasarana dan lain sebagainya. Kemudian dari hasil survey pada bulan
November 2017 di MTs Nurul Huda terdapat permasalahan tentang
strategi pembelajaran dan metode yang digunakan kurang maksimal. Fakta
di lapangan menunjukan bahwa banyak siswa kelas VIII MTs Nurul Huda
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali bersikap pasif ketika berlangsung
pembelajaran di kelas. Selama pembelajaran di kelas siswa menjadi
pendengar, ketika guru menjelaskan meteri pelajaran kebanyakan para
siswa tertidur dan main sendiri. Ketika guru memberikan pertanyaan,
sebagian siswa kebanyakan hanya diam dan tidak berkomentar. Ketika
guru memberikan kesempatan untuk bertanya mereka hanya diam saja,dan
nilai siswa masih kurang. Sesuai dengan hasil pre tes pra siklus dihasilkan
rata-rata nilai siswa yaitu 58,8 dan hasil belajar masih di bawah KKM
yaitu 70 .
3
Fakta ini dilatarbelakangi karena siswa kurang tertarik dengan
metode pembelajaran guru dan siswa kurang diberikan strategi
pembelajaran yang memadai. Faktor lain Guru hanya menjelaskan sampai
kemana mana mencakup materi yang diajarkan dan siswa diminta
mencocokkan sendiri terhadap materi yang tertera didalam buku LKS.
Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran di sekolah dibutuhkan
kreativitas dan keaktifan seorang pengajar dalam membuat strategi belajar
mengajar semenarik mungkin, sehingga menimbulkan Motivasi belajar
siswa khususnya materi pelajaran Aqidah akhlak.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa proses belajar yang aktif
dan menarik merupakan keinginan setiap pendidik. Demi meningkatkan
prestasi belajar yang baik dan demi menciptakan proses belajar mengajar
yang kondusif seorang guru dituntut untuk menggunakan berbagai metode
yang menarik. Salah satu metode yang menarik dalam proses belajar
mengajar adalah metode pembelajaran Group Investigation.
Menurut shohimin dalam bukunya, Group investigation membantu
siswa untuk melakukan investigation terhadap suatu topik secara
sistematis dan analitik (Shoimin, 2014: 81). Hal ini mempunyai implikasi
yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan
membantu mencapai tujuan pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil
belajar.
4
Metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan
proses kelompok. Hasil dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap
anggota kelompok. Dimana dalam prosesnya lebih mengedepankan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sedangkan guru hanya
mengawasi dan mengarahkan jalanya pembelajaran, sehingga diharapkan
mampu meningkatkan minat dan Motivasi belajar yang pada ahirnya juga
diikuti dengan hasil yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan
(Shoimin, 2014: 80)
Model pembelajaran Group Investigation telah mampu
meningkatkan hasil belajar, hal ini dibuktikan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Andika Tri Pamungkas dalam skripsinya yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDI
An Nuur Kauman Tulungagung Tahun Ajaran 2010/2011”, dari hasil
penerapan model pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: Hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDI An Nuur Kauman
Tulungagung telah meningkat, hal ini dapat ditunjukkan dari hasil
kenaikan tes akhir tindakan pada setiap siklus. (Pamungkas, 2010: 124).
Penelitian yang serupa yang dilakukan oleh Khariroh (2016) yang
berjudul ”Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pencernaan pada
Manusia Melalu Strategi Group Investigation pada Siswa Kelas 5
Semester 1 MI Ma’arif Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten
5
Magelang Tahun Pelajaran 2016-2017” dari hasil penerapan model
pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: Ada pengaruh yang
signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation terhadap hasil belajar IPA Materi Alat Pencernaan siswa
kelas 5 Semester 1 MI Ma’arif Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2016-2017”(Khoiruroh, 2016: 61).
Berdasarkan uraian di atas,perlu dilakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk
tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama (Suyadi, 2012: 18).
Kusuma (2012: 9) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki
kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Setelah peneliti melihat hal yang terjadi di MTs Nurul Huda
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali peneliti mempunyai alternatif yang
tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menerapkan
metode Group Investigation. Dengan cara ini siswa diharapkan terangsang
motivasinya dan tertarik berperan aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan
uraian di atas,peneliti termotivasi untuk melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN
6
METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA
KELAS VIII MTS NURUL HUDA KECAMATAN AMPEL
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017-2018”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah metode
pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas VIII
MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun Pelajaran
2017/2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela, melalui metode
pembelajaran group investigation pada siswa kelas VIII MTs Nurul Huda
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas VIII MTs
Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2017/2018.
7
E. Indikator Keberhasilan
Indikator yang dirumuskan penulis sebagai berikut, peningkatan
hasil belajar aqidah akhlak materi akhlak tercela setelah menggunakan
metode pembelajaran Group Investigation mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 70, dan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai
70 keatas minimal 85%.
F. Manfaat penelitian
Dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi khazanah keilmuan:
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-
temuan mengenai strategi pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran
2. Manfaat praksis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat bagi:
a. Guru Madrasah Tsanawiyah
Menambahkan wawasan dan pengetahuan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan pada mata pelajaran aqidah
akhlak pada siswa kls VIII MTs Nurul Huda melalui
implementasi metode pembelajaran Group Investigation.
8
b. Siswa Madrasah Tsanawiyah
Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode Group Investigation khususnya
pada pelajaran aqidah akhlak.
c. Lembaga Madrasah Tsanawiyah
Sebagai suatu masukan atau solusi untuk mengetahui
hambatan dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran, serta
sebagai sarana untuk memperbaiki dan mengatasi masalah-
masalah pembelajaran yang ada dalam kelas, sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang optimal demi
kemajuan lembaga.
G. Definisi Operasional
Untuk memperjelas judul di atas penulis memberikan definisi
operasional terhadap istilah-istilah yang ada.
1. Hasil Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,secara etimologis
belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.
Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktifitas
seseorang untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki
sebelumnya. Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami,
mengerti serta dapat melaksanakan dan mengerti sesuatu
(Rahyubi, 2012: 2).
9
Menurut Nasution (1988: 39) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Jadi dalam
hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang
belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan
melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala
aspek pribadi seseorang.
Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan
menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran.
2. Metode Group Investigation
Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang
lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada
menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga
memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir
pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan
memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang
dibahas (Shoimin, 2014: 80).
Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014),
mengemukakan bahwa dalam penggunaan model Group Investigation,
setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan
10
masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian
tersebut, diketahui bahwa metode Group Investigation adalah model
pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa sehingga tentu akan
membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar.
Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran
yang bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan
melatih kemandirian dalam belajar (Shoimin, 2014: 80).
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation membantu
siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik dengan
belajar penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara
kooperatif sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
H. Metode Penelitian
1. Rencana Penelitian
Peneliitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam
pelajaran aqidah akhlak. Proses pelaksanaan tindakan kelas
dilaksanakan secara bertahap sampai penelitian ini berhasil.prosedur
tindakan dimulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi (Muslich, 2009: 40).
Penelitian tindakan kelas ini dapat dimanfaatkan oleh guru
untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang
sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Perbaikan ini
11
untuk menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan
tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
dengan PTK guru dapat berkembang secara profesional dalam
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain
guru dapat menunjukkan otonominya sebagai pekerja yang
profesional (Wardani, 2007: 119).
Menurut Suyadi ( Suyadi, 2010: 29), esensi PTK adalah untuk
memperbaiki proses pembelajaran sukses terus menerus, tiada henti.
Siklus demi siklus didalamnya harus mencerminkan perbaikan demi
perbaikan yang dicapai. Siklus sebelumnya adalah dasar bagi siklus
selanjutnya, tentu hasil dari siklus berikutnya haruslah jauh lebih baik
dari siklus sebelumnya.
Jadi jika PTK di lakukan secara berkelanjutan dari siklus satu
ke siklus yang lain maka akan di temukan model pembelajaran yang
terbaik. Demikian seterusnya, sehingga PTK dapat dilakukan secara
terus menerus tiada henti sebagai bukti guru dapat menunjukkan
sebagai pendidik profesional, dengan kata lain guru dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
2. Subjek Penelitian.
Subjek penelitian yang akan dikenai tindakan pada penelitian
tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Nurul Huda
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.
12
Dengan jumlah peserta didik 26 dengan rincian 12 siswa putra dan 14
siswi putri.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas memiliki tahapan kegiatan yang
terdiri dari dua siklus atau lebih, tergantung pada kebutuhanya.
Gambar 1. Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
EFL
SIKLUS II
SIKLUS 1
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamaan
Pengamatan
13
a. Perencanaan
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus.
Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan
yang meliputi seluruh aspek yang terkait dengan PTK.
Sementara itu perencanaan khusus dimaksudkan untuk
menyusun rancangan dari siklus ke siklus
(Kusumah, 2010: 39).
Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
metode Group Investigation, dan pedoman wawancara yang
kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah menetapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu tindakan di kelas.
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi
dari tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya
(Kusumah, 2010: 39).
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan
metode pembelajaran Group Investigation dalam proses
pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran aqidah
14
akhlak kelas VIII. Materi yang akan diberikan adalah materi
akhlak tercela.
c. Pengamatan
Dilakukan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, dan
mencatat kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar
observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. Hal-hal
yang diamati selama proses pembelajaran adalah kegiatan
pembelajaran dan aktivitas guru maupun siswa selama
pelaksanaan pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan. Refleksi biasa juga disebut dengan istilah
“memantul” (Suyadi, 2010: 64).
Menurut Suhardjono, tahap refleksi dimaksudkan untuk
mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,
berdasarkan data yang telah di kumpulkan kemudian di adakan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya
(Suhardjono, 2014: 80).
Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan evaluasi
dari pelaksanaan kegiatan pada siklus I yang digunakan sebagai
bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus
15
berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka
dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian adalah :
a. Lembar pengamatan
Digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran aqidah akhlak
materi akhlak tercela dengan metode pembelajaran Group
Investigation.
b. Lembar Soal Tes
Soal Tes, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa terhadap materi yang telah di sampaikan.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen-dokumen
yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah (Sukmadinanta, 2012: 222).
Digunakan untuk penguat data misalnya gambaran umum
MTs Nurul Huda, sejarah berdirinya, struktur organisasi,
kegiatan-kegiatan yang diadakan disekolah, sarana maupun
fasilitas yang dimiliki, dan lain-lain.
16
5. Analisis Data
Analisis data adalah usaha (proses) memilih, memilah,
membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan
pokok (Basrowi, 2008: 131).
Penulis menganalisis data dengan menyusun dan mengolah
data yang terkumpul dari catatan observasi dengan melakukan analisis
peningkatan hasil belajar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
dimana dalam ranah kognitif peningkatan diukur dahulu dengan
persentase antara pre test dan post test kondisi awal, kemudian
dibandingkan dengan presentase peningkatan pada siklus I dan siklus
II. Pada ranah afektif dan psikomotor juga dihitung peningkatannya
dari awal sampai akhir dan disesuaikan dengan KKM.
Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat
penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan
suatu kesimpulan.
6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Pengamatan
Dengan menggunakan lembar pengamatan observasi yang
digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa
17
dan guru dalam proses pembelajaran melalui model Group
Investigation.
b. Tes
tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
terhadap materi yang telah di sampaikan.
I. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah pembahasan penulisan ini maka disusun
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN bab ini menjelaskan tentang pokok
permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu membahas
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta
sistematika penulisan. Pada bagian ini merupakan kerangka dasar dan
mengarah aktivitas penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini menyajikan landasan
teoritis dalam menunjang permasalahan tentang hasil belajar,metode
pembelajaran group investigation, bidang studi aqidah akhlak, materi
akhlak tercela.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN pada bab ini berisi
tentang Gambaran Umum MTs Nurul Huda, Visi dan Misi MTs Nurul
Huda, deskripsi pelaksanaan pra siklus, dan deskripsi pelaksanaan
siklus I.
18
BAB IV ANALISIS DATA pada bab ini peneliti akan menjelaskan
tentang analisis data yang terkumpul dalam klasifikasi data. Selain itu
untuk menjawab rumusan masalah tentang peningkatan hasil
belajar,dengan menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak tercela pada
siswa kelas VIII MTs Nurul Huda tahun 2017-2018.
BAB V PENUTUP penulis menjabarkan pada bab ini dengan
mengurutkan kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran.
BAB II
19
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk
mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya. Dengan
belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, serta dapat
melaksanakan dan memiliki “sesuatu” (Rahyubi, 2012: 2).
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap penyelengaraan jenis dan jenjang
pendidikan.Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa,
baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri (Muhibbin, 1995: 88).
Sedangkan belajar menurut Suyono dalam buku belajar dan
pembelajaran mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan
kepribadian (Suyono, 2014 : 9).
Sedangkan menurut Drs.Slameto dalam buku Psikologi Belajar
oleh Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
20
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagi hasil pengalaman
individu itu sendir dalam interkasi dengan lingkungannya
( Djamarah, 2011: 13).
Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau
potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan
dengan kondisi tubuh pada saat tertentru semacam penyakit, kelelahan
atau obat-obatan (Sriyanti, 2009: 18).
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,
dan mengokohkan kepribadian (Suyono dkk, 2014: 9).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju
perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh
sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dia anggap properti
sekolah. Kegiatan belajar selalu di kaitkan dengan tugas-tugas sekolah.
Sebagian masyarakat menganggap belajar disekolah adalah usaha
menguasai materi ilmu pengetahuan, anggapan tersebut tidak seluruhnya
salah, sebab seperti dikatakan rober, belajar adalah the process of
acquiring knoladge yaitu belajar adalah proses mendapatkan
pengetahuan (Suprijono, 2009: 3).
Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan sesorang untuk
21
memperoleh pengetahuan baru, pemahaman, keterampilan sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif
tetap baik dalam berpikir,merasa, maupun bertindak.
2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti (2009: 18) ciri-
ciri belajar meliputi :
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.
c. Perubahan perilaku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan tingkah laku
tersebut bisa jadi bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
B. Hasil belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiiki siswa
setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar merupakan suatu puncak
proses belajar. (Sudjana, 2016: 22) Menurut Woordworth dalam Abdul
Majid (2015: 28), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari proses balajar. Hasil belajar adalah kemampuan
aktual yang diukur secara langsung, hasil pengukuran belajar inilah
22
akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan
pengajaran yang telah dicapai.
Aunurrahman dalam bukunya hasil belajar ditandai dengan
perubahan tingkah laku walaupun tidak semua perubahan tingkah laku
merupakan hasil belajar,akan tetapi aktifitas belajar umumnya disertai
perubahan tingkahlaku, perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal
merupakan suatu perubahan yang dapat diamati ( Obserfeble), akan tetapi
juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksutkan sebagai hasil
belajar tersebut dapat di amati. Perubahan yang bisa di amati kebanyaan
berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik.
Menurut Nasution (1988: 39) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Jadi dalam
hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga
dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan,
minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala aspek pribadi
seseorang.
Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan
menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan
dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran.
Hasil belajar dalam penelitian ini ditunjukkan dengan nilai tes
ulangan tiap siklus pembelajaran yang terdiri dari dua siklus. Hasil
23
belajar dalam penelitian ini berupa nilai/prestasi belajar aqidah akhlak,
yaitu nilai hasil tes pada materi akhlak tercela.
Hasil belajar merupakan cerminan dari apa yang diperoleh siswa
dalam belajar. Meskipun demikian, namun hasil belajar menekankan
belajar siswa agar keberhasilan dalam belajar dapat tercapai dengan baik.
Hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap,apresiasi dan keterampilan.Merujuk pemikiran
gagne, hasil berupa :
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespon secara spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah
maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintetis fakta-
konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktifitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
24
4) Keteramplan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan kordinasi sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai setandar perilaku
(Suprijono, 2009: 6).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
a. Faktor Intern Belajar
Faktor intern Belajar adalah masalah yang terjadi sebelum
atau bawaan yang terdapat dalam diri siswa yang dialami dan
dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar siswa.
Adapun faktor internal belajar diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian
tentang sesuatu,yang membawa diri sesuai dengan
penilaian.
2) Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar.
25
3) Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan
memusatkan perhatian pada pelajaran (Dimyati dan
Mudjiyono, 2002: 239).
4) Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa
untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran
sehingga menjadi bermakna bagi siswa
5) Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan
kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan
pesan (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 241).
6) Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan
proses mengaktifkan pesan yang telah terterima.
7) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar
Kemampuan berprestasi merupakan puncak dari proses
belajar (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 243).
8) Rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan
diri bertindak dan berhasil.
26
9) Intelegensi dan keberhasilan belajar (Dimyati dan
Mudjiyono, 2002: 248).
10) Kebiyasaan belajar
Kebiyasaan belajar dapat diperbaiki dengan
carapembinaan disiplin pembelajaran diri
(Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 246).
11) Cita-cita siswa
Cita-cita merupakan wujud explorasi dan emansipasi
diri siswa (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 248).
b. Faktor- faktor eksternal belajar.
Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-
faktor internal juga turut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada diluar diri siswa
yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar
yang dicapai siswa (Aunurrahman, 2014: 187).
Faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa
antara lain adalah:
1) Faktor guru
27
Dalam proses belajar kehadiran guru masih menempati
posisi penting, karena guru adalah sumber informasi
untuk membimbing siswa.
2) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh negatif
maupun positif terhadap siswa, salah satunya yaitu
pergaulan dengan teman sebayanya yang mempengaruhi
terhadap kebiyasaan siswa (Aunurrahman, 2014: 193).
3) Kurikulum sekolah
Perubahan kurikulum sekolah tidak hanya menimbulkan
masalah bagi guru dan siswa, tetapi juga petugas
pendidikan dan orang tua siswa
(Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 254).
4) Kebijakan penilaian
Hasil belajar dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat
sekolah dan tingkat nasional. Dengan ukuran-ukuran
tersebut maka guru dapat memberikan nilai kepada siswa
sebagai hasil dari proses pembelajaran (Dimyati dan
Mudjiyono, 2002: 251).
5) Sarana dan prasarana sekolah
Sarana dan prasarana sekolah merupakan faktor yang turut
memeberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa,sarana
28
yang memadai akan memberikan kelancaran dalam proses
pembelajaran siswa di sekolahan
(Aunurrahman, 2014: 195).
C. Metode Group Investigation
1. Pengertian Group Investigation
Group investigation pertama kali dikembangkan oleh Sharan dan
Sharan (1976) ini adalah salah satu metode kompleks dalam
pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan
skill berpikir lefel tinggi. Pada metode Group Investigation tetap
menekankan pada heterogenitas dan kerja sama kelompok
(Huda, 2013: 292).
Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih
menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan
teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan
prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran
termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan memilih materi yang
akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas
(Shoimin, 2014: 80-82).
Menurut Abdul Qodir dalam bukunya, metode Group
Investigation ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
penentuan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui
29
investigation. Metode ini menuntut para siswa memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok (group process skils) (Abdul Kodir, 2011: 90).
Dalam Group Investigation kelompok siswa merencanakan,
melaksanakan, dan melaporkan proyek riset-riset mendalam, proyek-
proyek ini memberikan kesempatan siswa mempelajari topik secara
insentif dan mendapat pengetahuan khusus mengenai bidang tertentu
(Elizabert dkk, 2005: 299).
Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014: 82),
mengemukakan bahwa dalam penggunaan model Group Investigation,
setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan
masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian
tersebut, diketahui bahwa metode Group Investigation adalah model
pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa sehingga tentu akan
membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar. Kodisi ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Narudin dalam bukunya
Shoimin, bahwa Group Investigation merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pembelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
pelajaran atau internet.
Diantara model-model belajar yang tercipta, Group Investigation
merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat demokratif
30
karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian dalam belajar
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah
sebagai berikut:
Group Investigation membantu siswa untuk melakukan
investigation terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini
mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan
penemuan dan membantu mencapai tujuan.
a. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang
dilakukan melalui Investigation.
b. Group Investigation melatih siswa untuk bekerja secara
kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya
kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill)
yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru
menerapkan model pembelajaran Group Investigation dapat
mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan,
belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation membantu siswa untuk
melakukan investigasi terhadap suatu topik dengan belajar penemuan,
belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif sehingga
tercapainya tujuan pembelajaran.
31
2. Langkah-langkah
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang
heterogen.
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
yang harus di kerjakan.
c. Guru mengundang ketua kelompok untuk membagi materi
tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
d. Masing-masing kelompok membahas materi tugas yang
berbeda yaitu hasad, ghibah, dendam, fitnah, namimah dan
ghodob.
e. Siswa diberi waktu untuk mencari materi yang ditugaskan ke
berbagai sumber seperti internet,perpustakaan, buku LKS dan
wawancara.
f. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dengan
kelompoknya sekaligus mengolah data materi yang telah
diperoleh. Berdiskusinya dengan menggunakan teknik
brainstorming group. Brainstorming group merupakan
diskusi uraian pendapat, dimana setiap anggota kelompok
menyumbangkan ide-ide atau mengemukakan pendapatnya
yang berbeda dan kemudian dari beberapa pendapat yang
berbeda ditarik kesimpulan yang disepakati bersama. Jadi
setiap anggota kelompok diwajibkan mengungkapkan
pendapat menurut diri sendiri lalu kemudian di tarik
32
kesimpulan dari berbagai pendapat yang berbeda beda
tersebut menjadi kesimpulan bersama.
g. Setelah selesai masing-masing kelompok atau salah satu
anggotanya menyampaikan hasil pembahasan.
h. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap pembahasan.
i. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi
kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.
j. Evaluasi.
3. Kelebihan Group Investigation
Kelebihan-kelebihan yang dapat diambil siswa dalam pembelajaran
menggunakan Group Investigation (Wisudawati, 2015: 67) sebagai
berikut:
a. Meningkatkan proses mental siswa, kreatifitas, dan penalaran
yang tinggi.
b. Meningkatkan kemandirian siswa dalam menyelesaikan
masalah.
c. Meningkatkan kemampuan interpersonal ketika bekerja sama
antar siswa.
d. Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
4. Kelemahan Group Investigation
Selain mempunyai kelebihan, group investigation juga memiliki
kelemahan, yaitu:
33
a. Sulit memberikan penilaian secara personal.
b. Tidak semua topik cocok dengan metode Group
Investigation, metode ini cocok diterapkan pada suatu topik
yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari
pengalaman yang di amati sendiri di lingkungan hidupnya.
c. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
d. Menurut Setiawan dalam bukunya shoimin, Siswa yang
tidak tuntas memahami materi persyaratan akan mengalami
kesulitan saat menggunakan metode ini
(Shoimin, 2014: 80-82).
Dapat disimpulkan strategi Group Investigation merupakan
strategi untuk meningkatkan keaktifan, kerja sama, tanggung jawab, dan
belajar mengungkapkan sebuah pendapat, namun kesulitan dari metode
ini sulit memberikan penilaian secara personal, oleh karena itu guru harus
mengenali karakter masing-masing dari setiap siswa dan tetap melakukan
pemantauan ketika belajar kelompok dilaksanakan.
D. Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs
1. Pengertian aqidah akhlak
Aqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam
hidup ini terpola kedalam ikatan dan perjanjian baik dengan Allah,
dengan sesama manusia maupun dengan alam lainnya. Jika seseoraang
terikat dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikat dengan
34
kemusrikan disebut aqidah musrik, jika terikat dengan keislaman disebut
aqidah Islam dan seterusnya
1. Menurut hasan Al-Bannna
“Aqa’id bentuk jamak dari kata “aqidah” adalah beberapa
perkara yang harus diyakini kebenaranya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang
tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan”
2. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarkan akal,
wahyu, dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia)
disalam hati (serta) diyakini kesahihan dan kebenarannya
(secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu” (Rahman, 2013: 12).
Berdasarkan pada teori di atas dapat di simpulkan bahwa
pengertian aqidah adalah beberapa perkara yang harus diyakini
kebenaranya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi
keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan, diterima
secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan
fitrah serta diyakini kesahihan dan kebenarannya.
Akhlak dari segi bahasa (etimologi) perkataan, akhlak berasal dari
bahasa arab yakni bentuk jamak dari kata خهق yang berarti budi
pekerti,perangai tingkah laku atau tabiat. Akhlak adalah sifat manusia
35
yang terdidik. Dalam bukunya Makbullah bahwasanya akhlak adalah
amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator
seseorang, apakah seseorang muslim yang baik atau yang buruk
(Makbullah, 2011: 139).
Sedangkan pengertian akhlak dalam bukunya Mutmainah adalah
sifat-sifat manusia yang dibawa sejak lahir, terutama dalam jiwanya dan
selalu ada padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan yang baik yang
disebut dengan akhlak muliaa atau perbuatan yanng buruk yang disebut
akhlak tercela (Mutmainah, 2007: 52).
Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa
akhlak adalah merupakan suatu sikap yang mengakar dalam jiwa darinya
lahir, sehingga berbuat dengan mudah tanpa perlu pemikiran dan
pertimbangan.
Jadi yang dimaksud peneliti aqidah akhlak adalah mata pelajaran di
Madrasah Tsanawiyah yang mempelajari tentang aqidah kepercayaan
dan akhlak perilaku manusia.
2. Akhlak tercela
Akhlak tercela atau akhlak madzmumah adalah setiap perbuatan
yang dilakukan seseorang pada orang lain yang bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku. Norma tersebut diantaranya norma agama,
adat istiadat, dan hukum negara. Seperti hasad,dendam ghibah, fitnah,
namimah, dan ghodob.
36
a. Hasad
1) Pengertian Hasad
Hasad adalah perasaan dengki atau iri hati jika melihat
orang lain memiliki kelebihan dan keuntungan lebih dibanding
dirinya. Timbulnya sifat hasad pada diri seseorang dapat ditandai
dengan perasaan tidak suka yang tumbuh dihatinya kepada orang
lain. Untuk memuasakan rasa tidak suka ini dia akan selalu mencari-
cari kesalahan dan kekurangan seseorang. Lebih dari pada itu, orang
yang berhasad juga suka melakukan hal-hal yang bisa mengganggu
ketentraman orang yang tidak disukai dengan banyak cara.
2) Larangan bersifat hasad
Seseorang yang mengaku beriman dianjurkan untuk
menghindari segala penyakit hati. Tidak ada kebaikan yang dapat
ditimbulkan sikap ini. Selain Allah manusia juga tidak ada yang
menyukai sikap ini, karena hanya memberikan dampak negatif bagi
orang lain dan dirinya sendiri. Orang yang mempunyai sikap iri
dengki cenderung tersiksa hidupnya, dia juga akan selalu su’udzon
kepada orang lain.
37
Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 32.
ب ه جبلصيبي بعضنهش بعضكىعه ب مللاه ايبفضه ه لتت
للاه ه إ فضه ي اسأناللاه باكتسب ه سبءصيبي نه اكتسبا
(Q.S. An-Nisa: 32)ب شيءعهي بكم كب
Yang artinya: “ dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyar dari
sebagian lain”(Q.S. An-Nisa: 32)
Hasad adalah penyakit hati yang sangat berbahaya diantara
penyakit-penyakit hati yang lainya dia akan menghasilkan rasa iri
hati, dengki dan permusuhan antar indifidu.
Iri hati merupakan sikap yang dilarang dalam agama, kecuali
dalam dua hal, yakni pada orang kaya yang menggunakan
kekayaanya untuk bersodaqoh dan iri terhadap orang yang berilmu
yang dapat mengamalkan ilmunya. Seperti sabda Rosulullah
dibawah ini:
فإلهحسذل آتبسجماثتي عهفسهطيبلللاه ،انحقفهكت
سجم آتب تللاه ،انحك بببيقضف يعه
Yang artinya: “Tidak (boleh) iri hati atau dengki
kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap seseorang yang
diberikan Allah karunia berupa sejumlah harta. Kemudia ia
menghabiskan harta itu pada jalan yang benar. Dan kepada
38
seseorang yang diberikan Allah karunia berupa ilmu atau
hikmah kemulyaan ia mengamalkan dan mengajarkanya
kepada orang lain.” (H.R.Mutafaq’alaih)
3) Bentuk-bentuk perbuatan hasad.
Hasad adalah penyakit hati yang muncul dari keinginan
seseorang pada suatu kebaikan atau keberuntungan orang lain,
yang tidak dapat diperolehnya. Berikut adalah contoh dari
perbuatan hasad: Bapak aryo adalah seorang karyawan biasa
disebuah perusahaan. Beliau dan keluarga adalah orang-orang
yang taat beribadah dan ulet. Selama ini beliau hidup sangat
sederhana. Pada suatu hari karena pekerjaanya yang baik, Pak
Aryo mendapat kenaikan pangkat dari atasanya. Namun hal
baik ini tidak membuat tetangga Pak Aryo senang. Karena iri,
dia menyebarkan kabar bahwa kekayaan yang dimiliki Pak
Aryo sekarang adalah hasil korupsi. Isu yang disebarkan
tetangga Pak Aryo diatas adalah salah satu buah hasad yang
akan membawa keburukan bagi banyak pihak, terutama pak
aryo dan keluarga.
4) Dampak negatif perbuatan hasad
a) Hatinya akan selalu sesak karena keberuntungan dan
kebaikan yang dimiliki orang lain.
b) Hidupnya tidak akan tenang dan berkecukupan, karena
selalu merasa kurang.
39
c) Hasad akan membuat hati sulit menerima kebenaran dan
selalu berprasangka buruk.
d) Hasad yang terus dipupuk akan menghinakan harkat dan
martabat orang itu sendiri.
e) Menghilangkan amal kebaikan yang pernah dilakukan.
f) Tercela dimata manusia dan dimata Allah.
g) Menimbulkan permusuhan antar masyarakat.
5) Perilaku menghindari perbuatan hasad
Salah satu hal yang bisa menghindarkan kita dari sifat hasad
adalah kedekatan diri dan hati kita kepada Allah. Kedekatan kepada
Allah dapat kita dapatkan dengan selalu berdzikir dan bertawakal
kepadanya. Orang yang dekat dengan Allah akan merasa tentram dan
bahagia dalam hidupnya, hati yang demikian tidak akan
menimbulkan prasangka dan pikiran buruk berkembang dalam diri
kita. Pada akhirnya situasi seperti ini akan menghindarkan kita dari
banyak keburukan dan penyakit hati, termasuk hasad.
b. Dendam
1) Pengertian Dendam
Dendam merupakan salah satu bentuk akhlak madzmumah
dan dendam artinya rasa marah yang tidak terlampiaskan yang
tersimpan dalam hati. Gejolak seperti inilah yang kemudian
disebut dengan dendam.
40
Sifat dendam juga dapat diartikan sebagai kehendak luar
biasa untuk membalas. Sifat dendam timbul dari rasa marah
terhadap sesuatu, misalnya karena merasa dihianati dan disakiti
oleh orang lain. Jika kemarahan pada saat itu tidak
terlampiaskan, biasanya akan menimbulkan rasa dendam pada
seseorang. Dendam akan membuat dirinya berbuat apapun
selama bisa membalas rasa sakit hati yang pernah dirasakanya,
bahkan dalam beberapa kasus, pendendam menghendaki
pembalasan yang lebih kejam bagi seseorang yang pernah
menyakitinya.
Pendendam hanya akan menuruti hawa nafsunya,
meninggalkan kebaikan dan semakin dekat dengan kejahatan.
Selain itu, pendendam adalah orang yang sangat dibenci oleh
Allah swt. Hal ini ditegaskan oleh Rosulullah dalam hadisnya
berikut ini:
انخصى)ساانبخبسيسهى( جبلانللاأنذ ابغضانش
Artinya: “Orang-orang yang paling dibenci Allah adalah
orang yang paling pendendam” (H.R.Bukhori dan Muslim)
Melihat betapa buruknya perilaku dendam di atas, maka
sebagai seorang muslim hendaknya kita menjauhi sifat ini. Jika
merasa disakiti, lebih baik bagi kita bersabar, seperti halnya
firman Allah dalas surat An-Nahl ayat 126 di bawah ini:
ببشي خيشنهصه صبشتىن نئ ثميبعقبتىب عبقبتىفعبقباب إ
41
Artinya: “Dan jika kamu memberikan balasan maka
balaslah dengan perbuatan yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan padamu, akan tetapi jika kamu bersabar
sesungguhnya itu yang lebih baik bagi orang-orang bersabar.”
(Q.S.An-Nahl:126)
2) Akibat perilaku dendam.
Beberapa hal buruk yang dapat ditimbulkan oleh sifat
dendam adalah sebagai berikut:
a) Cenderung melukai diri sendiri dan hatinya jika terus
dipupuk
b) Dapat dikategorikan medzolimi, karena terkadang
membalas dengan berlebihan.
c) Dijauhi banyak orang
d) Pendendam adalah sesuatu yang dibenci oleh allah
3) Perilaku menghindari dendam.
Di bawah ini adalah cara yang dapat kita tempuh agar
terhindar dari sifat dendam:
Seseorang hendaknya menahan diri dari sikap marah. Jika
tidak bisa menahan marah, setidaknya tetap menahan diri dari
dari berkata dan berbuat buruk pada orang yang sedang marah.
Adapun bagi orang yang didendami, ada baiknya
melakukan hal berikut.
42
a) Mengintrospeksi diri, tidak mungkin orang berbuat
kepada kita tanpa kita pernah menyakitinya.
b) Segera memberikan hak-hak otang yang dendam
terhadap kita.
c) Bersikap sabar
c. Ghibah
1) Pengertian ghibah
Ghibah atau menggunjing adalah perilaku membicarakan
sesuatu pada diri orang lain, yang jika orang tersebut
mendengarnya, dia tidak akan merasa senang. Sesuatu yang
dibicarakan dalam hibah adalah hal-hal yang benar adanya.
Sedangkan jika yang dibicarakan tidak benar, maka orang yang
membicarakan telah berbuat fitnah.
Ghibah adalah hal yang sangat erat kaitanya dengan
masyarakat, terutama kaum wanita. Banyak waktu yang
terbuang sia-sia hanya untuk menghibah. Tidak ada sedikitpun
keuntungan yang didapatkan dari perbuatan ini, keculi
terpuasanya nafsu syaitani yang pada akhirnya akan
menjerumuskan pada dosa bagi pelakunya.
2) Larangan ghibah
Allah Swt. Telah menciptakan aturan yang benar dan adil
bagi hamba-hambanya.tidak akan ada satupun yang terdzolimi
oleh hukum allah swt. Ini. Salah satu yang telah Allah tetapkan
43
adalah mengenai hukum ghibah, yakni haram. Hal ini telah
cukup menjadi bukti bahwa islam sangat menjaga kehormatan
diri seseorang.namun demikian, para ulama telah bersepakat
bahwa pada beberapa kondisi darurat, seseorang diperbolehkan
untuk menghibah atau membicarakan keburukan orang lain.
Beberapa kondisi yang diperbolehkan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Seseorang yang teraniyaya kemudian melaporkan
penganiyayaan yang menimpa dirinya itu pada pihak yang
berwajib, agar mendapat hukum yang jelas.
b) Membicarakan pribadi orang lain dengan tujuan untuk
menjalin hubungan jual beli, pernikahan atau menitipkan
hal yang penting kepada orang tersebut.
c) Membicarakan keburukan orang lain untuk introspeksi
bersama atau membantu orang tersebut untuk menjadi
pribadi yang lebih baik.
Selain untuk kondisi darurat yang seperti yang disebutkan
diatas, islam tetap menghimbau umatnya agar menghindari
perbuatan ghibah atau menggunjing. Allah telah berfirman
dalam surah Al-Hujurat Ayat 12 berikut
ل (21)انحجشاث:يغتببعضكىبعضب.......
Artinya “ dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing
sebagian yang lain” (Q.S.Al-Hujurat:12)
44
Karena begitu buruknya ghibah, Allah juga telah
mengumpamakan pelakunya dengan sesuatu yang sangat
menjijikkan sebagaimana firmanya dalam Q.S.Al-Hujurat Ayat
12 di bawah ini:
...)انحجشاث: ييتبفكشت يأكمنحىأخي أحذكىأ (21...أيحب
Artinya:“ apakah ada diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati ? tentu kamu merasa jijik”
( Q.S.Al-Hujurat:12)
Sudah seharusnya sebagai muslim kita menghindari ghibah,
karena tidak ada manfaat yang dapat kita peroleh dari berbuat
demikian. Jika terdapat kesalahan pada diri saudara kita,
sebaiknya kita menegur dan mengiongatkanya dengan baik.
Sebaliknya, menghibahnya tidak akan membawa kebaikan pada
dirinya, bahkan akan cenderung menyakitinya.
3) Dampak negatif dari perbuatan ghibah
Berikut adalah beberapa dampak negatif yang akan terjadi
jika kita terus mengembangkan perilaku ghibah.
a) Dapat memutus hubungan silaturahmi, pekerjaan, atau
hubungan lain dengan orang lain.
b) Hilangnya ketenntraman dan kedamaian hidup.
45
c) Merupakan penyulut permusuhan antar masyarakat, jika
yang digunjing tidak dapat menerima gunjingan atas dirinya.
4) Perilaku mengindari ghibah
Ghibah merupakan perilaku tercela yang hanya akan
membawa kerugian bagi pelakunya maupun orang lain. Jika
timbul keinginan untuk menghibah , segeralah mengoreksi dan
berkaca pada kekurangan diri-sendiri. Jika kita tidak ingin aib
dankekurangan kita dibicarakan orang lain, tentunya orang lain
juga tidak menginginkan hak itu terjadi pada dirinya.jika kita
ingin dijaga dari ghibah, maka jagalah orang lain dengan tidak
menghibahnya.sebaiknya kita juga harus menyadari kesalahan
diri kita sendiri. Mungkin saja, orang yang kita cela lebih baik
kedudukanya dimata Allah swt. Dibanding dengan kita.
d. Fitnah
1) Pengertian fitnah
Fitnah adalah perbuatan membicarakan orang lain, dengan
maksud untuk menjatuhkan martabat orang tersebut. Memfitnah
berati membicarakan mengenai sesuatu yang tidak sebenarnya
pada diri seseorang. Bagi kita untuk mengeluarkan jiwa dari
kegelapan pada cahaya, kita harus memperluas segala fikiran
46
yang mulia didalam hati kita juga menangkis berbagai gagasan
atau niat yang merusak. Dengan menjaga lidah kita dari fitnah,
berarrti kita mengambil langkah pertama untuk kebahagiyaan.
Kita dapat melaksanakan itu dengan memperbaiki hak-hak
orang lain yang nantinya akan menumbuhkan akar-akar
kemanusiyaan dan kerohaniyan, kemudian mengambil langkah-
langkah lain untuk membela sifat-sifat yang mulia.
2) larangan berbuat atau melakukan fiitnah
Islam melarang umatnya berbuat fitnah. Allah swt. Telah
menggariskanya dalam QS.Al-Hujurat ayat 12 berikut:
لتجسهسا إثى بعضانظه ه إ انظه آيااجتباكثيشاي يبأيبانهزي
ليغتببعضكىبعضب
Artinya:” hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan sangka-sangka (dugaan terhadap sesama muslim),
karena sebagian sangka-sangka itu dosa, dan jangan kamu
mencari-cari aib orang lain dan jangan setengah kamu
mengumpat yang lain (QS.Al-Hujurat: 12)
Ayat diatas telah jelas menyebutkan larangan berprasangka
buruk dan mencari-cari aib orang lain. Hal semacam ini hanya
akan membawa dosa dan perpecahan umat. Sebaliknya, islam
mewajibkan umatnya agar memperkokoh agama dengan saling
menjaga kehormatan dan melindungi korban fitnah.
3) Dampak negatif dari fitnah
47
Banyak dampak buruk yang ditimbulkan dari perilaku
fitnah, diantaranya:
a) Menjatuhkan martabat seorang dimata orang lain
b) Menimbulkan perpecahan dan permusuhan didalam
masyarakat.
c) Kehilangan rasa percaya dan bersaudara antar sesama
d) Melunturkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan
dalam masyarakat.
4) Perilaku menghindari fitnah
Fitnah adalah salah satu perbuatan buruk yang harus
dihindari oleh seorang muslim. Dibawah ini adalah beberapa hal
yang dapat kita lakukan agar terhindar dari fitnah.
a) Senantiasa menjaga akhlakul karimah dalam dirinya.
b) Menyadari hakikat manusia yang serba kekurangan
c) Berteman dengan orang-orang yang shalih dan shalikhah,
agar termantabkan keimanannya dan terhindar dari hal sia-
sia seperti ghibah dan fitnah.
d) Mengingat-ingat kebaikan yang telah dilakukan orang lain.
e. Namimah
1) Pengertian Namimah
Namimah artinya mengadu domba. Perilaku ini biasa
dimunculkan oleh perasaan iri hati dan dengki terhadap
48
keberuntungan yang dimiliki orang lain. Pelaku namimah juga
cenderung menghasut orang lain agar ikut menjauhi orang yang
tidak dia sukai dengan memancing permusuhan antar mereka.
Setelah timbul perpecahan diantara yang diadu domba pelaku
namimah akan memanas-manasi mereka dengan fitnah dan
kebohongan hingga hancur salah satu atau bahkan seluruh pihak
tersebut,
2) Bentuk-bentuk Namimah
Cukup jelas, bentuk perkelahian mempunyai keterkaitan
dengan ghodzob dan namimah. Berawal dari ucapan atau cerita
baik yang dilakukan dengan seorang maupun dengan orang lain.
Kadang-kadang perkelahian juga bisa berawal dari namimah
yang dilakukan oleh satu pihak, atas pihak lainya, lalu
meledakkan rasa ghodob tersebut antara dua pihak yang diadu
hingga terjadi perkelahian. Bisa pula muncul ghodob dulu antara
dua orang, lalu ada orang ketiga yang memperkeruh suasana dan
akhirnya perkelahian tak terhindar, yang intinya bahwa ghodob
adalah akhlak sangat tercela yang bisa menimbulkan kehancuran
bersama. Pada dasarnya namimah adalah sama, yakni hasutan
yang berbuah adu domba dan perpecahan antar kelompok.
3) Larangan berbuat Namimah
Setiap muslim diwajibkan untuk menunjukkan islam
sebagai rohmatan lil’alamin. Salah satu hal yang harus kita
49
lakukan untuk membuktikan hal tersebut adalah dengan bersikap
sesuai dengan syari’at islam, melaksanakan perintah dalam
agama dan menjauhi laranganya. Namimah adalah salah satu
perbuatan yang dilarang agama, oleh karena itu setiap muslim
harus menjauhkan diri dari sikap ini.
Larangan Allah mengenai namimah terdapat dalam QS.Al-
Qolam ayat 10 dan 11 dibawah ini:
لتط ي في حله عكمه (1).
يى بءب بصيشه ه
Artinya “ Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang
suka bersumpah dan suka menghina. Suka melecehkan yang
kian kemarin menyebabkan fitnah.”(QS Al-Qolam:10-11).
Seseorang yang tidak hati-hati dalam bersumpah dan
berjanji rawan mengingkarinya. Ingkar janji dapat menimbulkan
kebohongan yang berpeluang menjadi namimah. Untuk itu, agar
lebih terhindar dari namimah, berfikirlah masak-masak sebelum
memberi janji atau bersumpah. Hal lain yang dapat membantu
menghindarkan kita dari namimah, difirmankan Allah. Dalam
QS. Al-Hujurat Ayat 6 berikut:
يببجبنت تصيباق اأ جبءكىفبسقببإفتبيه آياإ يبأيبانهزي
يبفعهتىبديي فتصبحاعه
Artinya: “ hai orang-orang yang beriman! Jika seseorang
yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka
50
telitilah kebenaranya, agar kamu tidak mencelakakan suatu
kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu
menyesali perbuatanmu.”( QS. Al-Hujurat: 6).
Banyak akibat yang muncul dari perbuatan namimah,
diantaranya adalah perkelahian. Namun, islam bukanlah agama
yang menyukai perkelahian bagi umatnya. Sebaliknya, islam
mengajarkan kasih sayang kepada semua orang, baik sesama
muslim atau selainya. Rosulullah saw. Bersabda: “jangan
menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin.”
Islam adalah agama yang mulia. Selain melarang
perpecahan umat secara langsung seperti perkelahian, islam juga
menghimbau umatnya agar menghindari perpecahan tidak
langsung seperti menghasut, mengfitnah, dan namimah.
4) Perilaku menghindari perbuatan namimah
Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan
agar terhindar dari perilaku namimah:
a) Menghindari permusuhan dengan menyebarkan kasih
sayang kepada sesama.
b) Berusaha bertenggangrasa dan memahami kondisi orang
lain.
c) Tidak mudah mempercayai sebuah berita tanpa meneliti
kebenaranya lebih dulu.
d) Senantiasa berkhusnudzon pada orang lain.
51
e) Berusaha mendekatkan diri kepada Allah swt. Dan
menaatinya.
f. Ghodhob
Ghodhob berarti marah. Sebuah luapan emosi yang lebih
sering ditimbulkan oleh hawa nafsu manusia, misalnya karena
mereka disepelekan, disalahkan, dan sebagainya. Marah juga bisa
disebabkan alasan agama, misalnya karena melihat orang-orang
melakukan kemusrikan dan ingkar terhadap Allah swt.dan
Rosulnya. Ghodhob atau marah pada manusia terbagi menjadi 3
tingkatan, yaitu:
1) Tingkat rendah
Pada tingkatan ini, seseorang yang marah tidak akan
mrnunjukkan tanda-tandanya secara langsung. Semua emosi dan
rasa kesalnya dapat denetralisir dan direndahkan pada hal-hal
yang baik, misalnya dengan berdzikir dan shalat.
2) Tingkat sedang
Sikap marah pada tahap ini bisa disebut dengan marah yang
wajar. Walaupun dia marah, dia masih sanggup menahan diri
untuk tidak melakukan hal-hal yang malah akan memperburuk
keadaan.
52
3) Tingkat tinggi
Ini adalah tingkat marah yang berlebihan. Sebuah
kesalahan kecil saja bisa membuatnya marah dengan
pelampiasan yang cenderung berlebihan pula. Selain itu, marah
dalam tingkat ini juga cenderung berlangsung lebih lama. Marah
yang berlebihan seperti ini adalah marah yang dilandasi oleh
hawa nafsu dan setan.
Seorang muslim dituntut untuk menjadi muslim yang sabar
dan kuat. Dapat menahan kemarahan disebut sabar, namun
ternyata hal ini juga merupakan bentuk kekuatan tertinggi yang
dimiliki oleh seorang muslim sebagai mana sabda Rosulullah di
bawah ini:
ذانغضب)يتفقعهي( هكفسع ذيذانهزي بانشه اه
Artinya: “ orang yang kuat adalah orang yang menguasai
dirinya keetika ia marah”
Banyak hal yang negatif yang dapat ditimbulkan sikap
marah, diantaranya sebagai berikut:
a) Kondisi fisik pemarah cenderung lebih cepat lemah
b) mudah terjerumus dalam dosa
c) tersisihkan hidupnya
d) rawan berbuat kerusakan dan keonaran
Seorang yang mudah marah dapat dikenali lewat beberapa
ciri dalam dirinya, diantaranya:
53
a) Ciri fisik: muka masam, wajah keruh, dan jarang
tersenyum. Ciri psikologis, misalnya, Cepat marah
karena hal-hal sepele, erbiasa bertindak kasar,
perasaanya tidak pernah tentram, mudah sekali
mendendam, mudah tersinggung dan sakit hati,
terbiasa berbicara kasar dengan nada tinggi.
E. Penelitian Yang Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Khariroh (2016) yang berjudul
”Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pencernaan pada Manusia
Melalu Strategi Group Investigation pada Siswa Kelas 5 Semester 1 MI
Ma’arif Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2016-2017”
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah perencanaa, tindakan,
pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus, metode
pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observas,
dan dokumentasi.
Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut,
setandar KKM mata pelajaran IPA adalah 70.pada pra siklus didapatkan
14 siswa atau 56% dan 11 siswa atau 44% belum tuntas dengan rata-rata
kelas 68,32. Siklus I siswa yang tuntas 16 siswa atau 64% dan 36% atau 9
54
siswa belum tuntas dengan rata-rata kelas 70,4 siklus II mencapai 88%
atau 22 sisawa tuntas dan 12% atau 3 siswa belum tuntas dengan rata-rata
kelas 78,4. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
melalui strategi Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V semester I MI Ma’arif Sidomulyo Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yuli Agustin dengan judul
“Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum
Rejosari Kalidawir Tulungagung”
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan rancangan penelitian kolaborasi, dan proses
penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus yang
dikemukakan oleh Kemmis & MC. Taggart. Dalam penelitian ini
dilakukan dua siklus, pada setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sedangkan teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu: metode observasi, wawancara,
tes, dan dokumentasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini,
ditentukan kriterianya, yaitu 75%. Siswa dikatakan berhasil apabila siswa
tersebut dapat menguasai atau dapat mencapai 75% dari tujuan atau nilai
yang seharusnya dicapai.
Setelah peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan
beberapa metode diatas dan setelah data dianalisis, akhirnya dapat
55
disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran Group Investigation materi Sumber
Daya Alam kelas IV MI Miftahul Ulum Rejosari telah meningkat. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi peneliti dan siswa dalam pembelajaran,
serta hasil wawancara siswa. Untuk hasil observasi pada siklus I
presentase aktivitas peneliti 88,46%, pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 96,15% pada kategori sangat baik. Sedangkan untuk
hasil observasi pada siklus I presentase aktivitas siswa adalah 81,82%,
pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 93,18% pada kategori
sangat baik. Hasil wawancara yang dilakukan pada akhir siklus II terhadap
2 siswa mendapatkan respon yang positif dari siswa. Nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada tes akhir siklus I adalah 74,63, pada tes akhir siklus II
adalah 84,14. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah
54,54%, belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan sebesar
75%, maka perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, pada sklus II
ketuntasan belajar siswa mencapai 85,71%. Dari hasil evaluasi diketahui
ada peningkatan yang signifikan dan tingkat keberhasilannya berada pada
kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan siswa telah mampu memahami
materi Sumber Daya Alam dengan baik.
3. Andika Tri Pamungkas dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDI An Nuur Kauman
Tulungagung Tahun Ajaran 2010/2011”, dari penerapan model
56
pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif dan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
bertujuan untuk mengetahui proses penerapan model Group Investigation
dan untuk mengetahui kendala-kendala model Group Investigation serta
untuk mengetahui hasil penerapan model Group Investigation untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV
An Nuur Kauman Tulungagung. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS kelas IV SDI An Nuur Kauman Tulungagung telah meningkat, hal ini
dapat ditunjukkan dari hasil kenaikan tes akhir tindakan pada setiap siklus.
Pada siklus I ketuntasan belajar siswa yaitu sebesar 30,8% sedangkan pada
siklus II meningkat menjadi 53,8%. Pada siklus III menunjukkan
ketercapaian hasil belajar siswa yang masih belum mencapai ketuntasan
sebesar 75% dengan besar prosentase 69,2%. Pada siklus IV menunjukkan
ketercapaian hasil belajar siswa yang baik dan mencapai ketuntasan
sebesar 75% dengan besar prosentase 81%.
57
BAB 3
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Nurul Huda
1. Sejarah MTs Nurul Huda
MTs Nurul Huda berdiri pada tahun 1988, di dirikan oleh KH.
Ahmad Masykur bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Keputusan
Departeman Agama nomor KW.11.4/4 PP.03.2/624.9.04/06
MTs Nurul Huda merupakan Madrasah Tsanawiyah yang berada di
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali dengan tujuan agar peserta didik
dapat melakukan proses pembelajaran sekaligus dapat melaksanakan
syariat agama islam dengan baik. Berikut profil lengkap MTs Nurul
Huda Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali dapat
dilihat pada tabel:
Tabel 3.1 Profil sekolah MTs Nurul Huda
1. Identitas Sekolah MTs Nurul Huda
2. Nomor Induk Sekoolah 716
3. Nomor Statistik Sekolah 212330902007
4. NPSN 20308740
5. Profinsi Tawa Tengah
6. Otonomi Daerah Boyolali
7. Kecamatan Ampel
8. Desa / Kelurahan Kembang
58
9. Jalan dan Nomor Jl. Pantaran Km Nomor:3
10. Kode Pos 57352
11. Status Sekolah Swasta
12. Kelompok Sekolah Inti
13. Akreditasi B
14. Surat Keputusan KW.11.4/4
PP.03.2/624.9.04/06
15. Penerbit SK DEPAG
16. Tahun Berdiri 1988
17. Luas Tanah 2000km *
18. Kurikulum KTSP
19. Kegiatan Belajar Mengajar Pagi
20. Terletak Pada Lintasan Desa
21. Jarak Ke Kecamatan 3 km
2. VISI dan MISI MTs Nurul Huda
a) Visi
Terwujudnya IMTAQ serta IMTEK yang berakhlakul karimah
b) Misi
1) Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kecerdasan bangsa
2) Mengelola pendidikan dengan system sehat basic management
secara proposional
59
3) Membangun SDM dibidang Ilmu, pengetahuan dan teknologi
serta agama secara berkesinambungan
4) Mengembangkan potensi anak didik dengan memberi
keterampilan
3. Keadaan Siswa MTs Nurul Huda
Keadaan Siswa MTs Nurul Huda Desa Kembang, Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali Tahun ajaran 2017/2018 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.2 Keadaan Siswa MTs Nurul Huda
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
IX 32 28 60
VIII 25 28 53
VII 21 28 49
Jumlah 78 84 162
4. Struktur Organisasi MTs Nurul Huda:
Tabel 3.3 Struktur Organisasi MTs Nurul Huda
Kepala Madrasah
Waka Madrasah
Tata Usaha
Waka
Kurikulum
Waka
Kesiswaan
Waka
Prasarana Waka
Humas
Dewan Komite
60
Keterangan:
1) Kepala Sekolah : Sumadi, S.Pd.i
2) Waka Madrasah : Ratna Amini, S.Pd.i
3) Dewan Komite : Imam Wahyudi, BA
4) Tata Usaha : Lely Nugrahaningsih, S.Pd.i
5) Waka Kurikulum : Muhajir, S.Ag
6) Waka Kesiswaan : Nurmayati, S.Pd
7) Waka Prasarana : Sugih, S.Pd.i
5. Daftar Guru MTs Nurul Huda
Daftar guru yang mengajar di MTs Nurul Huda Desa Kembang,
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali bisa dilihat pada tabel dibawah
ini: Tabel 3.4 Daftar guru MTs Nurul Huda
NO Nama
1 Sumadi, S.Pd I
2 Sugih, S.Pd I
3 Ratna Amini, S.Pd
4 Istiqomah, S.Ag
5 Nurmayawati, S.Pd
6 Siti Nur Hidayah, S.Pd I
7 Endah Ekayanti, S.Pd
8 Lely Nugrahaningsih, S.Pt
9 Habib Arifianto
10 Sidik Purnomo, S.PdI
11 S W Ningrum, ST
12 Evin Masrohah, S.Pd.I
13 Choiriyatus S.A, S.Pd
61
6. Daftar sarana dan Prasarana MTs Nurul Huda
Demi menunjang kesuksesan dan kelancaran belajar mengajar,
MTs Nurul Huda Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten
Boyolali menyediakan sarana prasarana yang mendukung permbelajaran,
adapun daftar sarana-prasarana dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.5 Daftar Sarana Prasarana
No Nama Jumlah Kondisi
1 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
2 Ruang Kelas 8 Baik
3 Ruang Perpustakaan 1 Baik
4 Ruang TU 1 Baik
5 Ruang Komputer 1 Baik
6 Ruang Ketrampilan 1 Baik
7 Ruang Guru 1 Baik
8 Ruang BK 1 Baik
9 Ruang OSIS 1 Baik
10 UKS 1 Baik
11 Ruang Ibadah 1 Baik
12 Toilet Guru 2 Baik
13 Toilet Siswa 3 Baik
14 Gudang 1 Baik
7. Kegiatan Ekstrakurikuler
Untuk meningkatkan bakat siswa, MTs Nurul Huda Desa
Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali mengadakan kegiatan
diluar jam pembelajaran, antara lain:
62
a. Qiro’ah Tilawah
b. Seni Beladiri
c. Pramuka
d. Dramblek
e. Rebana
f. Kaligrafi
B. Subjec, tempat, dan waktu penelitian
1. Subjek penelitian.
Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah siswa kelas VIII A MTs Nurul Huda Desa
Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2017/2018. Data responden ini berjumlah 26 siswa, laki-laki 12 dan
perempuan 14
Tabel: 3.6 Daftar siswa kls VIII A MTs Nurul Huda
No Nama Jenis Kelamin
L P
1. Adib Masrukhan
2. Amilia Safitri
3. Chamim Farhani
4. David Nugroho
5. Eko Prasetyo
6. Faisol Qistholani
7. Hidayatul Alfiah
8. Ika safitri
9. Isna Alfanudin
10. Juwarni
63
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nurul Huda pada siswa kelas
VIII A semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran aqidah akhlak
materi akhlak tercela semester genap tahun 2017/2018. penelitian ini
menggunakan metode pembelajaran Group Investigation pada mata
pelajaran aqidah akhlak pokok bahasan akhlak tercela pada siswa kelas
VIII MTs Nurul Huda yang dilakukan dalam dua siklus. penelitian ini
11. Kusdi
12. Lina Estiyanti
13. Linda Wulandari
14. Melani
15. Miyani
16. Muh. Rifa'I Alif Dio
17. Munafiah
18. Nur Rohmiyati
19. Raihan Sopan. W
20. Rahman Stiyoko
21. Retno Budiyanti
22. Syafira Istna Amalia
23. Vera Febrianti
24. Warsiti
25. Winarno
26. Misbachul Munir
64
dilaksanakan selama dua hari di kelas VIII MTs Nurul Huda sesuai jadwal
mata pelajaran aqidah akhlak.
Waktu pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pra siklus untuk observasi dilaksanakan pada bulan
November 2017.
b. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2018
c. Kegiatan silkus II dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2018
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Kondisi Pra Siklus (Awal)
Tahap pra siklus atau tahap awal adalah tahap pengumpulan data
yang dilakukan pada saat sebelum dilakukan penelitian. Data yang
diperoleh dalam tahap ini akan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan
tindakan yang akan dilakukan pada tahap siklus I.
Berdasarkan hasil pre test diperoleh data siswa yang tuntas
berjumlah 9 siswa dari 26 siswa atau 34,61% sedangkan siswa yang tidak
tuntas berjumlah 17 siswa atau 65,38% dengan rata-rata 58,8.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
menyiapkan bahan ajar, dan menyiapkan lembar pengamatan untuk
melihat kondisi belajar mengajar di kelas, serta menyiapkan lembar
evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa.
65
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I dilaksanakan pada
tanggal 22 Januari di MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali pada siswa kelas VIII A sebanyak 26 siswa. Dalam hal ini
peneliti sebagai pengamat proses belajar mengajar di kelas materi
akhlak tercela, sedangkan guru sebagai kolabolator. adapun proses
pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah dipersiapkan.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus I meliputi
1) Kegiatan awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
b. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
c. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
d. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan teknik
penilaian.
2) Kegiatan inti
a. Mengamati :
Siswa membaca buku materi yang telah di tentukan.
66
b. Menanya :
Peserta didik dengan guru atau antar peserta didik melakukan
tanya jawab tentang akhlak tercela.
c. Mengeksplorasi:
a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok belajar,
masing –masing kelompok terdiri atas 4-5 peserta didik.
b) Setiap kelompok memilih anggotanya untuk menjadi ketua
kelompok.
c) Masing-masing kelompok berdiskusi sesuai lembar yang
telah diberikan
d) peserta didik secara berkelompok merumuskan hasil
diskusi sesuai dengan tugas yang di berikan.
d. Mengasosiasikan :
peserta didik secara berkelompok merumuskan hasil diskusi
sesuai dengan tugas yang di berikan
e. Mengkomunikasikan :
a) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi sesuai
tugas masing-masing kelompok.
b) kelompok lainnya memberikan tanggapan.
3) Kegiatan akhir
1) Di bawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran secara demokratis.
67
2) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang di bahas.
3) Guru melakukan post tes terhadap pemahaman peserta
didik selama pembelajaran.
4) Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah di laksanakan.
5) Guru bersama peserta didik menutup pelajaran dengan
berdoa.
c. Observasi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :
1) Tanggapan untuk guru
a) Guru kurang optimal dalam memotivasi siswa.
b) Guru belum mampu menguasai siswa sepenuhnya selama
proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa masih ada
yang tidak memperhatikan.
c) Guru kurang mampu menghidupkan suasana kelas.
d) Guru kurang baik dalam peengelolaan waktu.
2) Tanggapan untuk siswa
a) Siswa senang dengan menggunakan metode baru.
b) Siswa belum bisa paham benar dengan menggunakan metode
yang baru.
c) Siswa kurang antusias selama pembelajaran.
68
d) Siswa masih asyik sendiri atau berbicara dengan teman ketika
guru menerangkan.
e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi persyaratan akan
mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.
f) Diskusi kelompok berjalan kurang efektif
d. Refleksi
Hasil pada siklus 1 dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Guru kurang optimal dalam memotivasi siswa, maka guru perlu
lebih terampil lagi dan bersemangat dalam memotivasi agar siswa
antusias.
2) Guru kurang menguasai kelas, maka guru perlu lebih
meningkatkan pengelolaan kelas secara baik.
3) Guru kurang optimal dalam pengelolaan waktu, maka perlu
mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
4) Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa
belum paham dengan metode yang baru pertama kali diberikan,
maka guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah di cerna
sehingga siswa lebih mudah dalam mengingat materi yang
diberikan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di Siklus I, dapat disimpulkan
bahwa kondisi siswa belum terlihat adanya peningkatan yang ditandai
69
dengan aktivitas dari siswa. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian
tindakan kelas Siklus II.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari (RPP) rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan
bahan ajar, dan menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi
belajar mengajar di kelas, serta menyiapkan soal evaluasi untuk
mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus II dilaksanakan pada
tanggal 29 Januari 2018 di MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali pada siswa kelas VIII A sebanyak 26 siswa.
Dalam hal ini peneliti sebagai pengamat proses belajar mengajar di
kelas materi akhlak tercela, sedangkan guru sebagai kolabolator.
Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II meliputi :
a. Kegiatan awal
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
70
2) Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
3) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
4) Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan teknik
penilaian.
b. Kegiatan inti
1) Mengamati :
Siswa membaca buku materi yang telah di tentukan
2) Menanya :
a) Peserta didik dengan guru atau antar peserta didik
melakukan tanya jawab tentang akhlak tercela.
3) Mengeksplorasi:
a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok
belajar, masing –masing kelompok terdiri atas 4-5
peserta didik.
b) Setiap kelompok memilih anggotanya untuk menjadi
ketua kelompok.
c) Masing-masing kelompok menginvestigasi materi dari
sumber-sumber yang disiapkan dan berdiskusi secara
brain storming sesuai tugas yang telah diberikan
71
d) peserta didik secara berkelompok merumuskan hasil
diskusi sesuai dengan tugas yang di berikan. Siswa
memulai kuis dengan membacakan beberapa
pertanyaan.
e) Setiap kelompok yang akan menjawab pertanyaan, ketua
kelompok harus mengangkat tangan.
4) Mengasosiasi :
a) Peserta didik secara berkelompok merumuskan hasil
diskusi sesuai dengan tugas yang di berikan
5) Mengkomunikasikan :
a) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi sesuai
tugas masing-masing kelompok.
b) Kelompok lainnya memberikan tanggapan.
c. Kegiatan akhir
1) Di bawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran secara demokratis.
2) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang di bahas.
3) Guru melakukan post tes terhadap pemahaman peserta didik
selama pembelajaran.
4) Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah di laksanakan.
5) Guru bersama peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.
72
c. Observasi
Dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut :
a. Tanggapan untuk guru
1) Guru sudah optimal dalam memotivasi siswa.
2) Guru sudah mulai mampu dalam menghidupkan suasana kelas.
3) Guru sudah bisa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang telah direncanakan.
4) Penerapan model group investigation sangat membantu
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran aqidah akhlak
materi akhlak tercela.
5) Adanya peningkatan nilai pada siklus II.
6) Optimalnya hasil belajar siswa.
b. Tanggapan untuk siswa
1) Siswa antusias mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa
sibuk melaksanakan tugas yang diberikan guru.
2) Siswa bersemangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.
3) Rasa percaya diri siswa lebih meningkat.
4) Meningkatkan belajar bekerjasama antar siswa.
5) Siswa dapat berkomunikasi baik dan sistematis dengan teman
sendiri dan guru.
6) Belajar menghargai pendapat orang lain.
73
7) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang
diberikan.
d. Refleksi
Hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus II dinilai mencapai
target yang direncanakkan, hasil pada Siklus II dapat dirumuskan sebagai
berikut;
a. Selama proses pembelajaran guru sudah melaksanakan semua
pembelajaran dengan sangat baik.
b. Guru sudah baik dalam pengelolaan waktu.
c. Siswa menjadi tambah aktif dalam mengikuti pembelajaran.
d. Siswa menjadi lebih mudah menerima apa yang telah diajarkan guru.
e. Kekurangan pada Siklus I sudah mengalami perbaikan pada Siklus II.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di Siklus II ini, dapat dipastikan bahwa
kondisi siswa sudah terlihat adanya peningkatan yang lebih baik. Hal ini ditandai
dengan aktifitas, keaktifan dan hasil belajar siswa yang meningkat.
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Data Pra Siklus
a. Analisis Data Hasil Tes
Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dan II,
Telah dilakukan test tertulis terhadap siswa pada pokok bahasan
sebelum kopetensi dasar akhlak tercela. Hasil tes disampaikan dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal
siswa agar dapat diketahui tercapai dan tidaknya kemajuan yang
dicapai dalam pembelajaran siklus I dan II, adapun hasil test pada
pra siklus pembelajaran tersebut ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel: 4.1 Daftar Hasil Pra Siklus kls VIII A MTs Nurul Huda
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Adib Masrukhan 70 70 Tuntas
2 Amilia Safitri 70 50 Tidak Tuntas
3 Chamim Farhani 70 50 Tidak Tuntas
4 David Nugroho 70 60 Tidak Tuntas
5 Eko Prasetyo 70 70 Tuntas
6 Faisol Qistholani 70 60 Tidak Tuntas
7 Hidayatul Alfiah 70 70 Tuntas
8 Ika safitri 70 50 Tidak Tuntas
9 Isna Alfanudin 70 50 Tidak Tuntas
10 Juwarni 70 80 Tuntas
75
11 Kusdi 70 80 Tuntas
12 Lina Estiyanti 70 60 Tuntas
13 Linda Wulandari 70 40 Tidak Tuntas
14 Melani 70 50 Tidak Tuntas
15 Miyani 70 60 Tidak Tuntas
16 Muh. Rifa'i Alif Dio 70 50 Tidak Tuntas
17 Munafiah 70 70 Tuntas
18 Nur Rohmiyati 70 70 Tuntas
19 Raihan Sopan. W 70 50 Tidak Tuntas
20 Rahman Stiyoko 70 60 Tidak Tuntas
21 Retno Budiyanti 70 50 Tidak Tuntas
22 Syafira Istna Amalia 70 50 Tidak Tuntas
23 Vera Febrianti 70 50 Tidak Tuntas
24 Warsiti 70 70 Tuntas
25 Winarno 70 60 Tidak Tuntas
26 Misbachul Munir 70 50 Tidak Tuntas
Jumlah 1530 Lulus 9 Siswa
Rata-rata 58,8 Tidak
Lulus
17 Siswa
Hasil Tes pada tabel 4.1 dapat di uraikan sebagai berikut,
1) Rata-rata nilai tes sebesar 58,8, perolehan ini masih di
bawah kriteria ketuntasan minimal sebesar 70.
2) Siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal
sebanyak 9 Siswa 34,61 %
3) Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
sebanyak 17 Siswa 65,38 %
76
2. Analisis Data Siklus I
a. Analisis Hasil Pengamatan
Pelaksanaan kegiatan pengamatan dalam pembelajaran
ditujukan kepada guru dan peserta didik. Pengamatan ini
dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan pada lembar pedoman
pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil pengamatan
pada kegiatan pembelajaran siklus I diuraikan sebagai berikut:
1) Pengamatan terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran siklus I dipaparkan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2: Hasil pengamatan terhadap guru
No Kegiatan Skor
2 3 4
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
b. Menyiapkan absensi
c. Menyiapkan lembar observasi
d. Penguasaan materi
2 Kemampuan guru dalam apresiasi
a. Salam pembuka
b. Memberi motivasi
c. Menarik perhatian siswa
d. Menghubungkan awal
pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari
3 Kemampuan guru dalam penguasaan
kelas
a. Mampu membuat siswa lebih
aktif
b. Menciptakan suasana kelas
yang menyenangkan
4 Ketepatan guru dalam menggunakan
metode pengajaran group
investigation
77
a. Guru mempunyai
keterampilan membelajarkan
metode pengajaran group
investigation
b. Guru mampu menerapkan
metode pengajaran group
investigation
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
a. Menyimpulkan pelajaran
b. Melakukuan evaluasi
c. Melakukan tindak lanjut
d. Salam penutup
Jumlah 6 16 20
Rata-rata 75
Kategori Baik
Keterangan :
2 : Cukup ( Nilai 0-69)
3 : Baik (Nilai 70-79)
4 : Sangat Baik ( Nilai 80-100)
Penjelasan tabel 4.3 Mengenai pengamatan terhadap guru
pada siklus I
Pada Pra pembelajaran Guru sudah mempersiapkan hal-hal yang
mencakup pembelajaran dengan baik.
a) Pada pra pembelajaran, guru telah memeriksa kesiapan
siswa dan melakukan apersepsi dengan baik.
b) Penguasaan materi pembelajaran oleh guru, meliputi
Mampu membuat siswa lebih aktif dan menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan terasa kurang terlihat
sudah cukup baik
78
c) Ketepatan guru dalam menggunakan metode pengajaran
group investigation dalam hal, guru mempunyai
keterampilan membelajarkan metode pengajaran group
investigation dan mampu menerapkan metode pengajaran
group investigation cukup baik.
d) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran meliputi
menyimpulkan pelajaran, melakukuan evaluasi, melakukan
tindak lanjut dan salam penutup sangat baik.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran
dikatagorikan baik dalam ketepatan menerapkan metode group
investigation karena guru masih dalam tahap penyasuaian dan
beradaptasi terhadap cara mengerjakan tersebut, masih baru dan
masih banyak siswa yang belum fokus dalam pembelajaran. Oleh
karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya.
2) Pengamatan Terhadap Siswa
Hasil pengamatan terhadap Siswa pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran siklus I bisa dilihat pada Tabel 4.4 dibawah
ini.
Tabel 4.3: Pengamatan Pada siswa Siklus I
NO NAMA SIKLUS Total
Skor
Nilai Ket
Kekompakan Keaktifan Presentasi
1 AM 2 1 2 5 56 Cukup
2 AS 2 2 3 7 78 Baik
3 CF 3 1 2 6 67 Cukup
4 DN 2 2 3 7 78 Baik
5 EP 1 2 2 5 56 Cukup
6 FQ 2 2 2 6 67 Cukup
79
7 HA 1 2 2 5 56 Cukup
8 IS 3 1 2 6 67 Cukup
9 IA 2 1 2 5 56 Cukup
10 J 3 1 2 6 67 Cukup
11 K 2 1 2 5 56 Cukup
12 LE 1 2 2 5 56 Cukup
13 LW 2 1 2 5 56 Cukup
14 ME 3 1 2 6 67 Cukup
15 MI 2 2 3 7 78 Baik
16 MR 1 2 2 5 56 Cukup
17 MU 1 2 2 5 56 Cukup
18 NR 2 2 3 7 78 Baik
19 RS 3 1 2 6 67 Cukup
20 RST 2 1 2 5 56 Cukup
21 RB 1 2 2 5 56 Cukup
22 SIA 2 2 3 7 78 Baik
23 VV 2 1 2 5 56 Cukup
24 WI 2 2 3 7 78 Baik
25 WIN 2 1 2 5 56 Cukup
26 MM 2 2 3 7 78 Baik
Kriteria Penilaian
Skor 0 : Kurang (0-50) adalah siswa yang pasif dalam
pembelajaran dan hanya main sendiri.
Skor 1 : Cukup (50-69) adalah nilai bagi siswa yang aktif dalam
diskusi akan tetapi kurang didalam memberikan ide-ide
pendapatnya.
Skor 2: Baik (70-80) adalah nilai bagi siswa yang aktif dan banyak
mengemukakan ide-ide dalam berdiskusi
Skor 3: Sangat Baik (81-100) adalah nilai bagi siswa yang aktif
dalam berdiskusi, mengemukakan banyak ide dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
80
Penjelasan tabel 4.3 Mengenai hasil pengamatan terhadap
siswa pada siklus I Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat
diketahui bahwa dari nilai hasil pengamatan aktivitas belajar siswa
Siklus I dapat disempulkan:
a) siswa yang mendapat predikat sangat baik sebanyak 0 siswa
b) siswa yang mendapat predikat baik sebanyak 7 siswa
c) siswa yang mendapat predikat cukup sebanyak 19 siswa
3) Data Hasil Test
Hasil tes pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel
4.4 dibawah ini
Tabel 4.4: Hasil penilaian siswa siklus 1
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Adib Masrukhan 70 80 Tuntas
2 Amilia Safitri 70 60 Tidak Tuntas
3 Chamim Farhani 70 60 Tidak Tuntas
4 David Nugroho 70 70 Tuntas
5 Eko Prasetyo 70 80 Tuntas
6 Faisol Qistholani 70 70 Tuntas
7 Hidayatul Alfiah 70 70 Tuntas
8 Ika safitri 70 60 Tidak Tuntas
9 Isna Alfanudin 70 60 Tidak Tuntas
10 Juwarni 70 80 Tuntas
11 Kusdi 70 80 Tuntas
12 Lina Estiyanti 70 70 Tuntas
13 Linda Wulandari 70 65 Tidak Tuntas
14 Melani 70 75 Tuntas
15 Miyani 70 70 Tuntas
16 Muh. Rifa'i Alif Dio 70 85 Tuntas
17 Munafiah 70 70 Tuntas
18 Nur Rohmiyati 70 80 Tuntas
19 Raihan Sopan. W 70 60 Tidak Tuntas
20 Rahman Stiyoko 70 60 Tidak Tuntas
81
21 Retno Budiyanti 70 70 Tuntas
22 Syafira Istna Amalia 70 60 Tidak Tuntas
23 Vera Febrianti 70 65 Tidak Tuntas
24 Warsiti 70 75 Tuntas
25 Winarno 70 60 Tidak Tuntas
26 Misbachul Munir 70 75 Tuntas
Jumlah 1810 Lulus 16 Siswa
Rata-rata 69,6 Tidak
Lulus
10 Siswa
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I diperoleh data
siswa yang tuntas pada siklus I berjumlah 16 siswa dari 26 siswa
atau 61,53% sedangkan siswa yang tidak tuntas pada siklus I
berjumlah 10 siswa atau 38,46 % dengan rata-rata 69,6.
4) Dampak Kegiatan Hasil Belajar Siklus I
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
a. Untuk guru
a) Guru kurang optimal dalam meMotivasi siswa.
b) Guru belum mampu menguasai siswa sepenuhnya
selama proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa
masih ada yang tidak memperhatikan.
c) Guru kurang maksimal didalam menggunakan metode.
d) Guru kurang baik dalam peengelolaan waktu.
b. Untuk siswa
a) Siswa senang dengan menggunakan metode baru.
b) Siswa kurang antusias selama pembelajaran.
82
c) Siswa masih asyik sendiri atau berbicara dengan teman.
d) Siswa yang tidak tuntas memahami materi persyaratan
akan mengalami kesulitan saat menggunakan metode ini.
e) Diskusi kelompok berjalan kurang efektif.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di Siklus I, dapat
disimpulkan bahwa kondisi siswa belum terlihat adanya
peningkatan yang ditandai dengan aktivitas dari siswa. Oleh karena
itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas Siklus II.
3. Analisis Data Siklus II
a. Lembar Pengamatan Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II
dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Januari 2018 di kelas VIII A MTs
Nurul Huda dengan jumlah 26 siswa. Adapun pembelajaran
mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dipersiapkan dan menggunakan instrumen penelitian diantaranya:
lembar pengamatan guru dan siswa.
1) Pengamatan terhadap Guru siklus dua.
Hasil pengamatan terhadap guru pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran pada siklus II dipaparkan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5: Hasil pengamatan terhadap guru siklus II
No Kegiatan Skor
2 3 4
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
83
b. Menyiapkan absensi
c. Menyiapkan lembar observasi
d. Penguasaan materi
2 Kemampuan guru dalam apresiasi
a. Salam pembuka
b. Memberi motivasi
c. Menarik perhatian siswa
d. Menghubungkan awal
pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari
3 Kemampuan guru dalam penguasaan
kelas
a. Mampu membuat siswa lebih
aktif
b. Menciptakan suasana kelas
yang menyenangkan
4 Ketepatan guru dalam menggunakan
metode pengajaran group
investigation
a. Guru mempunyai
keterampilan membelajarkan
metode pengajaran group
investigation
b. Guru mampu menerapkan
metode pengajaran group
investigation
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
a. Menyimpulkan pelajaran
b. Melakukuan evaluasi
c. Melakukan tindak lanjut
d. Salam penutup
Jumlah 16 36
Rata-rata 85
Kategori Baik
Keterangan :
2 : Cukup ( Nilai 0-69)
3: Baik (Nilai 70-79)
4: Sangat Baik ( Nilai 80-100)
84
Penjelasan tabel 4.3 mengenai pengamatan terhadap guru
pada siklus II sebagai berikut:
a) Pada Pra pembelajaran Guru sudah mempersiapkan hal-hal
yang mencakup pembelajaran dengan baik.
b) Pada pra pembelajaran banyak terjadi peningkatan dari
pembelajaran sebelumnya, guru telah memeriksa kesiapan
siswa dan melakukan apersepsi sangat baik.
c) Penguasaan materi pembelajaran oleh guru, meliputi
Mampu membuat siswa lebih aktif dan menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan suasana sangat baik ,hal
ini dikarenakan guru sudah mulai terbiasa dengan metode
group investigation
d) Ketepatan guru dalam menggunakan metode pengajaran
group investigation dalam hal, guru mempunyai
keterampilan membelajarkan metode pengajaran group
investigation dan mampu menerapkan metode pengajaran
group investigation sangat baik ,hal ini dikarenakan guru
sudah mulai terbiasa dengan metode group investigation
e) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran meliputi
menyimpulkan pelajaran, melakukuan evaluasi, melakukan
tindak lanjut dan salam penutup sangat baik.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran
dikatagorikan sangat baik dalam ketepatan menerapkan metode
85
group investigation karena guru sudah mulai terbiasa dan
memahami bagaimana menjalankan pembelajaran group
investigation.
2) Pengamatan Terhadap Siswa Siklus II
Hasil pengamatan untuk siswa pada siklus II dipaparkan
sebagai berikut:
Tabel 4.6: Hasil Pengamatan Pada siswa Siklus II
No Nama Siklus Total
Skor
Nilai Ket
Kekompakan Keaktifan Presentasi
1 AM 2 3 3 8 86 Sangat Baik
2 AS 3 3 3 9 92 Sangat Baik
3 CF 3 3 2 8 85 Sangat Baik
4 DN 2 2 3 7 78 Baik
5 EP 3 3 3 9 95 Sangat Baik
6 FQ 2 3 3 8 85 Sangat Baik
7 HA 3 2 2 7 75 Baik
8 IS 3 3 2 8 86 Sangat Baik 9 IA 2 3 3 8 85 Sangat Baik
10 J 3 2 3 8 86 Sangat Baik 11 K 3 3 2 8 85 Sangat Baik
12 LE 3 3 2 8 80 Sangat Baik
13 LW 3 3 3 9 90 Sangat Baik
14 ME 3 3 2 8 82 Sangat Baik
15 MI 2 2 3 7 78 Baik
16 MR 3 3 3 9 90 Sangat Baik 17 MU 3 3 3 9 90 Sangat Baik
18 NR 2 3 3 8 78 Sangat Baik
19 RS 3 2 3 8 86 Sangat Baik 20 RST 2 3 2 7 78 Baik 21 RB 2 3 3 8 82 Sangat Baik
22 SIA 2 3 3 8 88 Sangat Baik
23 VV 3 2 3 8 85 Sangat Baik
24 WI 2 2 3 7 78 Baik
25 WIN 2 2 3 8 85 Sangat Baik
26 MM 2 2 3 7 78 Baik
86
Kriteria Penilaian
Skor 0 : Kurang (0-50) adalah siswa yang pasif dalam
pembelajaran dan hanya main sendiri.
Skor 1 : Cukup (50-69) adalah nilai bagi siswa yang aktif dalam
diskusi akan tetapi kurang didalam memberikan ide-ide
pendapatnya.
Skor 2: Baik (70-80) adalah nilai bagi siswa yang aktif dan banyak
mengemukakan ide-ide dalam berdiskusi
Skor 3: Sangat Baik (81-100) adalah nilai bagi siswa yang aktif
dalam berdiskusi, mengemukakan banyak ide dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Penjelasan tabel 4.6 Mengenai pengamatan terhadap
siswa pada siklus II Berdasarkan data yang telah diperoleh,
dapat diketahui bahwa dari nilai hasil pengamatan aktivitas
belajar siswa Siklus II mengalami kenaikan dari pembelajaran
yang sebelumnya, hal ini dikarenakan siswa sangat antusias
dalam pembelajaran dengan metode group investigation, dari
tabel 4.6 dapat disempulkan:
a) siswa yang mendapat predikat sangat baik sebanyak 20
siswa
b) siswa yang mendapat predikat baik sebanyak 6 siswa
c) siswa yang mendapat predikat cukup sebanyak 0 siswa
87
3) Data Hasil Tes Siswa Siklus II
Hasil tes pembelajaran pada siklus dua dapat dilihat pada
tabel 4.7 dibawah ini
Tabel 4.7: Hasil penilaian siswa siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Adib Masrukhan 70 90 Tuntas
2 Amilia Safitri 70 75 Tuntas
3 Chamim Farhani 70 85 Tuntas
4 David Nugroho 70 90 Tuntas
5 Eko Prasetyo 70 80 Tuntas
6 Faisol Qistholani 70 90 Tuntas
7 Hidayatul Alfiah 70 80 Tuntas
8 Ika safitri 70 85 Tuntas
9 Isna Alfanudin 70 95 Tuntas
10 Juwarni 70 85 Tuntas
11 Kusdi 70 95 Tuntas
12 Lina Estiyanti 70 85 Tuntas
13 Linda Wulandari 70 80 Tuntas
14 Melani 70 85 Tuntas
15 Miyani 70 90 Tuntas
16 Muh. Rifa'i Alif Dio 70 100 Tuntas
17 Munafiah 70 95 Tuntas
18 Nur Rohmiyati 70 90 Tuntas
19 Raihan Sopan. W 70 90 Tuntas
20 Rahman Stiyoko 70 85 Tuntas
21 Retno Budiyanti 70 90 Tuntas
22 Syafira Istna Amalia 70 85 Tuntas
23 Vera Febrianti 70 85 Tuntas
24 Warsiti 70 90 Tuntas
25 Winarno 70 75 Tuntas
26 Misbachul Munir 70 90 Tuntas
Jumlah 2265 Lulus 26 Siswa
Rata-rata 87,1 Tidak
Lulus
0 Siswa
88
Hasil tes pada Tabel 4.4 dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Rata-rata nilai tes sebesar 87,1 perolehan ini telah
memenuhi kriteriaketuntasan minimal sebesar 70.
b. Seluruh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal
c. Siswa yang tuntas pada siklus II berjumlah 26 siswa 100%
4) Dampak Kegiatan Hasil Belajar Siklus II
Dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :
a. Dampak bagi guru
1) Guru sudah optimal dalam memotivasi siswa.
2) Guru sudah mulai mampu dalam menghidupkan
suasana kelas.
3) Guru sudah bisa melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang telah direncanakan.
4) Penerapan metode group investigation sangat
membantu meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela.
5) Adanya peningkatan nilai pada siklus II.
6) Optimalnya hasil belajar siswa.
b. Dampak bagi siswa
1) Siswa antusias mengikuti proses pembelajaran,
sehingga siswa sibuk melaksanakan tugas yang
diberikan guru.
89
2) Siswa bersemangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.
3) Rasa percaya diri siswa lebih meningkat.
4) Meningkatkan belajar bekerjasama antar siswa.
5) Siswa dapat berkomunikasi baik dan sistematis dengan
teman sendiri dan guru.
6) Belajar menghargai pendapat orang lain.
7) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan
jawaban yang diberikan.
c. Refleksi
Hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus II
dinilai mencapai target yang direncanakkan, hasil pada
Siklus II dapat dirumuskan sebagai berikut;
1) Selama proses pembelajaran guru sudah melaksanakan
semua pembelajaran dengan sangat baik.
2) Guru sudah baik dalam pengelolaan waktu.
3) Siswa menjadi tambah aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
4) Siswa menjadi lebih mudah menerima apa yang telah
diajarkan guru.
5) Kekurangan pada Siklus I sudah mengalami perbaikan
pada Siklus II.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di Siklus II ini, dapat
dipastikan bahwa kondisi siswa sudah terlihat adanya peningkatan
90
yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan aktifitas, keaktifan dan
hasil belajar siswa yang meningkat.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Paparan hasil penelitian berupa deskripsi kegiatan pembelajaran
MTs Nurul Huda pada siklus I dan II, dengan menerapkan metode Group
Investigation diperoleh informasi bahwa guru secara berkesinambungan
senantiasa berusaha memperbaiki kualitas pembelajaran mulai dari
kegiatan pembuka, inti sampai dengan penutup.
Usaha perbaikan yang dilakukan oleh guru menjadikan kualitas
proses pembelajaran meningkat lebih baik, hal ini menunjukkan bahwa
perencanaan dan persiapan yang matang bagi seorang guru sebelum
berlangsungnya kegiatan pembelajaran menjadi salah satu faktor penting
yang mendukung baik tidaknya kualitas pembelajaran.Pada saat diskusi
refleksi setelah kegiatan pembelajaran, guru selalu membuka diri dalam
menerima saran dari peneliti selaku pengamat.Hasil refleksi ini
disampaikan sebagai upaya masukan perbaikan untuk kegiatan
pembelajaran siklus tindakan berikutnya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru telah berupaya agar
suasana pembelajaran lebih nyaman dan menyenangkan dibanding
pembelajaran yang telah lalu. Hal ini menjadikan siswa terlihat antusias
dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Raut wajah
siswa terlihat ceria tanpa merasa terbebani dengan materi pembelajaran
91
yang harus dikuasai sebab pemahaman materi pembelajaran masuk dan
mengalir ke dalam pikiran siswa.
Secara psikologis siswa akan lebih merasa nyaman dalam belajar
apabila suasana pembelajaran terasa menyenangkan sehingga rasa takut,
malas dan minder dapat terkurangi sampai menjadi hilang. Guru terus
berusaha melakukan bimbingan kepada siswa kepada tiap indifidu,
terutama yang mendapat kesulitan.
Nilai kinerja guru berdasarkan hasil observasi semakin meningkat,
yaitu: pada kegiatan pembelajaran siklus I sebesar 75 (baik), siklus II
sebesar 85 (sangat baik). Perolehan nilai kinerja guru tersebut dipaparkan
dalam tabel berikut
Tabel 4.8 Kinerja Guru dalam Pembelajaran siklus I danII
NO PEMBELAJARAN NILAI KATEGORI
1 SIKLUS I 75 BAIK
2 SIKLUS II 85 SANGAT BAIK
2. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Paparan hasil penelitian berupa deskripsi kegiatan pembelajaran
Aqidah Akhlak di MTs Nurul Huda pada siklus I dan II dengan
menerapkan metode Group Investigation diperoleh informasi bahwa
respon dan keaktifan siswa meningkat lebih baik seiring dengan upaya
guru yang senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran. Respon siswa
terlihat dari perhatian siswa terhadap penjelasan guru, mengikuti arahan
92
dan bimbingan guru, serta melaksanakan perintah guru. Sedangkan
keaktifan siswa terlihat dari semakin banyaknya keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, antara lain dalam hal-hal sebagai berikut:
kesiapan siswa menjelang pembelajaran dimulai, tidak berbicara sendiri
atau mengganggu teman, aktif berdiskusi kelompok sesuai materi yang
sedang dipelajari, siswa terlihat ceria dan senang.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peserta didik akan lebih
siap ikut berpartisipasi dalam pembelajaran apabila guru mau
memberikan perhatian lebih. Meningkatnya perhatian siswa inipun sesuai
dengan meningkatnya kemampuan guru dalam mengkondisikan suasana
kelas selama proses pembelajaran berlangsung.
Secara umum siswa terlihat ceria dan senang dan mengerjakan
perintah guru. Hal ini menunjukkan guru telah mampu menjadikan
suasana pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan hasil
pengamatan pada lembar pedoman pengamatan, nilai keaktifan siswa
3. Hasil Tes Siswa
Perbandingan hasil belajar siswa antara pembelajaran pada pra
siklus (belum menggunakan metode Group Investigation) dengan pasca
siklus I dan II (telah menggunakan metode Group Investigation)
dipaparkan dalam tabel berikut.
93
Tabel 4.9: Hasil Penilaian Siswa Sikus I dan II
NO NILAI PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
1 KETUNTASAN 9(34,61) 16 (61,53%) 26 (100%)
2 RATA-RATA 58,8 69,6 87,1
Berdasarkan hasil belajar pada Tabel 4.7, jumlah siswa yang tuntas
belajar (mendapat nilai minimal 70) mengalami peningkatan, yakni:
a. Pra siklus sebanyak 9 siswa (34,61%), hal ini berarti siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar masih sebanyak 17 orang
(65,38 %) dengan nilai rata-rata 58,8. Hasil belajar pada pra
siklus ini menunjukkan belum memuaskan.
b. Siklus I sebanyak 16 orang (61,53%), hal ini berarti siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar masih sebanyak 10 orang
(38,46%) dengan nilai rata-rata 69,6.
c. Siklus II sebanyak 26 orang (100%),hal ini berarti seluruh siswa
telah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 87,1.
Hasil analisa dan pembahasan dari berbagai data hasil penelitian
tersebut di atas menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode Group
Investigation dalam pembelajaran maka hasil belajar siswa meningkat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sutikanti Santosa (2010: 53), bahwa
meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan
sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan
Suprijono (2009: 115) bahwa metode Group Investigation memiliki
94
kelebihan memberikan kesempatan siswa untuk berfikir secara cermat
dan kritis terhadap hal yang terjadi dilingkungan sosial siswa. Hal ini
menjadikan pemahaman dan hasil belajar siswa meningkat.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian terdahulu,
yakni penelitian dari Khariroh (2016) yang menunjukkan bahwa
penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman,
keaktifan dan prestasi belajar siswa.
Pokok bahasan akhlak tercela jika dilihat dari karakteristik, materi
ini lebih mengarah kepada aspek psikomotorik karena dalam materi ini
siswa diharapkan dapat menjauhi perilaku tercela dalam masyarakat
Berdasarkan karakteristik materi tersebut, peneliti menduga bahwa
dengan menerapkan metode Group Investigation dalam pembelajaran
maka hasil belajar siswa akan meningkat.
Berdasarkan analisa dan pembahasan terhadap data-data yang
diperoleh dalam penelitian ini, maka hipotesis yang menyebutkan bahwa
metode Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar aqidah
akhlak pada siswa kelas VIII MTs Nurul Huda tahun pelajaran
2017/2018, terbukti dan dapat diterima.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah metode Group Investigation
dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela pada
siswa kelas VIII MTs Nurul Huda kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun
pelajarana 2017/2018. Jumlah siswa 26, pada pra siklus jumlah siswa tuntas
sebanyak 9 siswa atau 34,61% dan 17 siswa atau 65,38% belum tuntas dengan
rata-rata 58,8. Siklus I siswa yang tuntas 16 siswa atau 61,53% dan 10 siswa atau
38,46% belum tuntas dengan nilai rata-rata 69,6. Siklus II mencapai 100%; atau
28 siswa tuntas dengan rata-rata kelas 87,1.
B. Saran
Berkaitan dengan simpulan dan implikasi tersebut di atas, maka peneliti
mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a) Siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif
b) Siswa diharapkan selalu berupaya menambah semangat dan rajin
belajar
2. Bagi Guru
a) Persiapan guru dalam penerapan metode Group Investigation harus
benar-benar matang agar pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana.
96
b) Guru sebaiknya selalu memantau dan memberi bimbingan kepada
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
3. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya selalu memberi motivasi kepada guru
agar selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menciptakan pembelajaran aktif dan kreatif diantaranya dengan
menerapkan metode Group Investigation dalam kegiatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Ahnan,Maftuh. 2003. Kumpulan Hadis Terpilih Shohih Bukhori. Surabaya: Terbit
Terang Surabaya.
Aunurohman. 2016. Belajar dan Pembelajaran. bandung: Alfabeta.
Dimyati dan Mudjiyono. 2002. Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Eko putro widoyoko. 2009. evaluasi program pembelajaran. yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
_____________ . 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Makbuloh, Deden. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Nasution, S.1988. Didaktik Asas-asas Mengajar.Bandung: Jemars
Huda, Miftahul. 2016. MODEL MODEL PENGAJARAN DANPEMBELAJARAN.
Jogjakarata:Pustaka Pelajar
Rahman, Taufik. 2013. TAUHID-ILMU KALAM. Bandung: PUSTAKA SETIA
Rahyubi. 2012. Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik. Bandung: Nusa
Media.
Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Suprijono, A. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tri Pamungkas, Andika, Penerapan Model Group Investigation Untuk
Meningkatkan Hasil belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDI
An Nuur Kauman Tulungagung Tahun Ajaran 2010/2011, Tulungagung:
Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010.
Uhbiyati, Nur. 2009. Long Life Education. Semarang: Walisongo Press
Sriyanti, Lilik, Suwardi, Erawati, M. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga
Perss.
Sudjana, N. 2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Wisudawati, Widi asih.(2015). Metodologi Pembelajaran IPA.Jakarta: PT.Bumi Aksara
Lampiran 1.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Nurul Huda
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas/ Semester : VIII A
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (1x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya.
KI-2 Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan procedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena kejadian tampak mata.
KI-4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam sebuah ranah konkret (menggunakan
,mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis,membaca,menghitung,menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang di pelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
1.2. Menolakan terhadap akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,l
namimah,ghodob).
2.2. Terbiasa menghindari perilaku hasad, dendam, ghibah, fitnah,l
namimah,ghodob dalam kehidupan sehari-hari.
3.2. Memahami pengertian, contoh dan dampak negatif sifat hasad,dendam,
ghibah, fitnah, namimah, ghodob
4.2. menunjukkan contoh-contoh akhlak tercela hasad,dendam, ghibah, fitnah dan
namimah
Indikator
Setelah pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
2. Menyebutkan dalil yang menyebutkan dalil yang melarang akhlak tercela (hasad,
dendam, ghibah, fitnah,l namimah,ghodob).
3. Menjelaskan cirri-ciri akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,l
namimah,ghodob).
4. Menyebutkan dampak negatif akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,l
namimah,ghodob).
5. Menjelaskan cara menghindari akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,l
namimah,ghodob).
C. Tujuan pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
2. Menyebutkan dalil yang menyebutkan dalil yang melarang akhlak tercela (hasad,
dendam, ghibah, fitnah, namimah,ghodob).
3. Menjelaskan cirri-ciri akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
4. Menyebutkan bahaya akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
5. Menjelaskan cara menghindari akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
D. Materi Pembelajaran
1. Hasad
2. Dendam
3. Ghibah
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh
seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
b. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk sesuai dengan
kegiatan pembelajaran.
c. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif
yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
d. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan teknik penilaian.
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok belajar.
b. Setiap kelompok memilih salah satu anggota sebagai ketua kelompok.
c. Masing-masing kelompok menginvestigasi materi pembelajaran, dan
berdiskusi sesuai lembar yang telah diberikan
d. peserta didik secara berkelompok merumuskan hasil diskusi sesuai dengan
tugas yang di berikan.
e. Siswa membacakan beberapa pertanyaan.
f. Setiap kelompok yang akan menjawab pertanyaan, ketua kelompok harus
mengangkat tangan.
g. Perwakilan kelompok membacakan beberapa pertanyaan mengenai akhlak
tercela dan kelompok lainya menanggapi.
h. Setiap kelompok yang akan menjawab pertanyaan, ketua kelompok harus
mengangkat tangan.
3. Kegiatan Penutup
a. Di bawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran
secara demokratis.
b. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang di bahas.
c. Guru melakukan tes terhadap pemahaman peserta didik selama pembelajaran.
d. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah di laksanakan.
e. Guru bersama peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.
Lampiran 1.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Nurul Huda
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas/ Semester : VIII A
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (1x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya.
KI-2 Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan procedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena kejadian tampak mata.
KI-4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam sebuah ranah konkret (menggunakan
,mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis,membaca,menghitung,menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang di pelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
1.2. Menolakan terhadap akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob’).
2.2. Terbiasa menghindari perilaku hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob dalam kehidupan sehari-hari.
3.2. Memahami pengertian, contoh dan dampak negatif sifat hasad, dendam,
ghibah, fitnah, namimah,ghodob
4.2. menunjukkan contoh-contoh akhlak tercela hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob
4.2. menunjukkan contoh-contoh akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
C. Indikator
Setelah pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
2. Menyebutkan dalil yang menyebutkan dalil yang melarang akhlak tercela (hasad,
dendam, ghibah, fitnah, namimah,ghodob).
3. Menjelaskan cirri-ciri akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
4. Menyebutkan dampak negatif akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
5. Menjelaskan cara menghindari akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
D. Tujuan pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
2. Menyebutkan dalil yang menyebutkan dalil yang melarang akhlak tercela
(hasad, dendam, ghibah, fitnah, namimah,ghodob).
3. Menjelaskan cirri-ciri akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
4. Menyebutkan bahaya akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
5. Menjelaskan cara menghindari akhlak tercela (hasad, dendam, ghibah, fitnah,
namimah,ghodob).
E. Materi Pembelajaran
1. Fitnah
2. Namimah
3. Ghodob
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh
seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
b. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk sesuai dengan
kegiatan pembelajaran.
c. Guru mengefaluasi hasil pembelajaran sebelumnya.
d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif
yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
e. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan teknik penilaian.
2. Kegiatan Inti
1) Mengamati :
Siswa membaca buku materi yang telah di tentukan
2) Menanya :
b) Peserta didik dengan guru atau antar peserta didik melakukan tanya
jawab tentang akhlak tercela.
3) Mengeksplorasi:
f) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok belajar, masing –
masing kelompok terdiri atas 4-5 peserta didik.
g) Setiap kelompok memilih anggotanya untuk menjadi ketua
kelompok.
h) Masing-masing kelompok menginvestigasi materi dari sumber-
sumber yang disiapkan dan berdiskusi secara brain storming sesuai
tugas yang telah diberikan
i) peserta didik secara berkelompok merumuskan hasil diskusi sesuai
dengan tugas yang di berikan. Siswa memulai kuis dengan
membacakan beberapa pertanyaan.
j) Setiap kelompok yang akan menjawab pertanyaan, ketua kelompok
harus mengangkat tangan.
4) Mengasosiasi :
b) Peserta didik secara berkelompok merumuskan hasil diskusi sesuai
dengan tugas yang di berikan
5) Mengkomunikasikan :
c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi sesuai tugas
masing-masing kelompok.
d) Kelompok lainnya memberikan tanggapan.
3. Kegiatan Penutup
a. Di bawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran
secara demokratis.
b. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang di bahas.
c. Guru melakukan tes terhadap pemahaman peserta didik selama pembelajaran.
d. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah di laksanakan.
e. Guru bersama peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.
G. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Penilaian : Sikap
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian : Tes tertulis.
b. Bentuk penilaian : Lembar tes tertulis
3. Penilaian Keterampilan
a. Kekompakan dalam berdiskusi.
b. Keaktifan dalam berdiskusi.
c. Kejelasan dan kerapian presentasi.
Lampiran 2.1
Lampiran 3.1
Lampiran 4.1
Lampiran 2.2
Lampiran 3.2
Lampiran 4.2
Lampiran 5.1
Nama :
Kelas :
SOAL :
1. Apakah pengertian akhlak tercela hasad, dendam, ghibah ?
2. Apakah ciri-ciri hasad, dendam, ghibah ?
3. Apakah bahaya Jika kita berbuat hasad, dendam, ghibah ?
4. Bagaimana cara menghindari akhlak tercela hasad, dendam, ghibah ?
JAWAB :
Lampiran 5.2
Nama :
Kelas :
SOAL :
1. Apakah pengertian akhlak tercela Fitnah dan Namimah,Ghodob ?
2. Apakah ciri-ciri Fitnah dan Namimahdan Ghodob ?
3. Apakah bahaya Jika kita berbuat Fitnah dan Namimah,dan Ghodob ?
4. Bagaimana cara menghindari akhlak tercela Fitnah dan Namimah dan Ghodob ?
JAWAB :
Gambar Kegiatan Siklus I
Gambar 1.1 Guru Memberikan penjelasan seputar pembelajaran
Gambar 1.2 Siswa berkelompok membahas topik pembelajaran
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Gambar Siklus II
Gambar 2.1: Guru Memberikan penjelasan seputar pembelajaran
Gambar 2.2: Siswa berkelompok mendiskusikan topik pembelajaran
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Roisul Imam
Nim : 111-13-191
Fakultas/ Jurusan : PAI
Dosen PA : Drs. Nasafi, M.PdI
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai
1. Sertifikat (OPAK) STAIN
Salatiga 2013”
26 -27 Agustus
2013
Peserta 3
2. Sertifikat (OPAK) Tarbiyah
STAIN Salatiga 2013”
29 Agustus 2013 Peserta 3
3 SK Pengangkatan Pengurus Pon
Pes Mahirul Hikam Periode 2013-
2018
1 Juli 2013 Peribadatan 4
4 Sertifikat User Education UPT
Perpustakaan Salatiga.
16 september 2013 Peserta 2
5 Piagam Penghargaan Kegiatan
Ta’aruf “Making an Incredible
Youth Generation” Oleh Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah
06 September 2013 Peserta 2
6 Sertifikat Seminar Nasional HMI
dengan tema “ Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas
ASEAN”
12 Oktober 2013 Peserta 8
7 Sertifikat Pengajian Akbar dan
Mujahadah Jama’ah Takmir
09 Maret 2015 Panitia 2
Masjid SEMBOGA
8 SK Pengangkatan Guru Madrasah
Diniyah Mafatihul Huda
Tonolayu, Ngagrong, Ampel
Boyolali.
11 April 2015 Ustadz 8
9 Sertifikat Panitia Haflah
Akhirussanah Pon Pes Mahirul
Hikam.Payudan, Kenteng,
Susukan, Semarang
9 Mei 2015 Panitia 3
10 SK Pengangkatan Tenaga
Pendidik dan Kependidikan
Madrasah Diniyah Mahirul
Hikam, Payudan, Kenteng,
Susukan, Semarang
6 Juli 2015 Ustadz 8
11 Sertifikat Pelatihan Menulis di
Sosial Media di Pon Pes Mahirul
Hikam, Payudan, Kenteng,
Susukan, Semarang
7 juli 2015 Peserta 2
12 SK Pengangkatan Guru Wiyata
Bakti di SDN 1 Gondang Slamet.
16 Juli 2015 Guru 8
13 Sertifikat “Talkshow” Sukses
Kuliah Bersama KAMMI Salatiga
16 September 2015 Panitia 3
14 Sertifikat“ Seminar Nasional HMJ
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah Dengan Tema “
Peran Media Masa terhadap
Kelestarian Lingkungan Hidup”.
19 November 2015 Peserta 8
15 Sertifikat Pengajian Akbar
Peletakan Batu Pertama Pon Pes
Mahirul Hikam Cabang Boyolali
16 April 2016 Panitia 3
16 Sertifikat Seminar Nasional HMJ
Filsafat Agama dengan
tema”REVITALISASI BUDAYA
FILSAFAT DALAM
PEMIKIRAN ISLAM
KONTEMPORER”
03 November 2016 Peserta 8
17 Sertifikat Seminar Nasional
Edupreneurship “STRATEGI
MARKETING KUNCI SUKSES
WIRAUSAHA”.
13 November 2016 Peserta 8
18 Piagam Praktikum Mata Kuliah
Kewirausahaan dengan tema
“Keren Itu Mahasiswa Kreatif,
Inovatif, Mandiri dan Berani
Berwirausaha”
22 Desember 2016 Peserta 2
19 Sertifikat Seminar Kepemudaan
Karang Taruna Tunas Karang
dengan tema “Membangun
Generasi Muda Berkarakter
Islami” oleh KKN Pager 3
28 Januari 2017 Panitia 3
20 Sertifikat Seminar Internasional
dengan tema “Menjadi
Mobilepreuneur dalam Era E-
commerce ”
22 April 2017 Peserta 8
21 Sertifikat Pengajian Isro’ Mi’roj dan
Haflah Akhirussanah Pon Pes
Mahirul Hikam dan Haul KH
Ahmad Badaruddin
24 April 2017 Panitia 3
22 Sertifikat Seminar Nasional
MAPALA Peringatan Hari Bumi
29 April 2017
Peserta 8
Recommended