View
215
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGEMBANGAN KESENIAN WAYANG ORANG MENJADI INDUSTRI KREATIF DALAM PAGUYUBAN KAPRIBADEN KAWRUH
KASEPUHAN PAMENCAR PRAMANA NYATA DI DESA SRAGI KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR
Anik JuliatiJurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang
E-mail: ghendisanik@yahoo.com
Abstract: Wayang Orang art as one of sub-sector in the show art has very big chance to be developed and becomes creative industry. The aim of this research as describing and analyzing development strategy of wayang orang art to become creative industry at Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata in Sragi Village Talun Subdistrict Blitar Regency. Data collection technique that used in this research is observation, interview, and documentation. Based this research result, it can be known that Development strategy of wayang orang art to become creative industry at Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata as follow: wayang orang show packaged in tourism show; Wayang orang show and published it through television media; Over shaded to the non-formal institution, which is Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata; Cooperation with society, friend among community, government both village government or Blitar Regency government; Conduct wayang orang art show regularly on Sunday in Bangsal Kencana.
Abstaks: Wayang orang sebagai salah satu sub sektor pada seni pertunjukan mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi industri kreatif. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata di desa Sragi kecamatan Talun kabupaten Blitar. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata yaitu pementasan kesenian wayang orang dikemas dalam pertunjukan pariwisata; pementasan wayang orang dan disebarluaskan melalui media televesi; bernaung pada institusi nonformal yaitu paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata; Kerjasama dengan masyarakat, teman antar paguyuban, pemerintah baik pemerintah desa maupun kabupaten Blitar; mementaskan kesenian wayang orang secara rutin pada hari minggu di bangsal kencana.
Kata Kunci: Pengembangan, Wayang Orang, Industri Kreatif
Kebudayaan bersumber pada cipta, rasa, dan karsa manusia untuk
menciptakan sarana yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidupnya.
Menurut E.B. Tylor sebagaimana dikutip oleh Widagdho (2010:19) menyatakan
bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung
ilmu pengetahuan yang lain serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota
masyarakat.
Kebudayaan dan kesenian merupakan unsur penting, antara keduanya
memiliki peranan yang saling mengisi dan melengkapi sejalan dengan dinamika
perkembangannya masyarakat dalam menumbuhkan diri dan kedinamisannya. Hal
ini bukan keniscayaan bahwa kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan.
Kesenian yang maju akan menjadi simbol dari sebuah kebudayaan yang dinamis
dan sebaliknya kebudayaan yang dinamis dapat menjadi penanda dari kreativitas
dunia seni yang maju.
Wayang sebagai salah satu jenis kesenian, tumbuh beriringan dengan
perkembangan kebudayaan misalnya, iringan musik khas Jawa. Salah satu prestasi
dari wayang yang membanggakan yaitu wayang mendapat pengakuan
internasional sebagai World Master-piece Of Oral and Intangible Heritage Of
Humanity dari UNESCO, badan dunia PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan,
dan kebudayaan sejak 7 November 2003 (Purwadmadi, 2013: 11).
Fakta menunjukkan era kemajuan teknologi dan informasi yang canggih
telah mempercepat proses transformasi sosial budaya yang berimbas pada
kebudayaan nasional menjadi kebudayaan pinggiran yang tersisihkan.
Keberagaman budaya modern mulai merasuk dan berbenturan dengan budaya
lokal dan nasional. Akibatnya, kebudayaan nasional seperti wayang secara
perlahan mulai ditinggalkan pendukungnya. Oleh sebab itulah diperlukan
reformasi, transformasi dan adaptasi dalam meningkatkan daya tarik wayang
orang.
Peningkatan daya tarik wayang orang harus diimbangi dengan ketrampilan
yang kreatif dari seorang seniman dalam mengemas pagelaran wayang orang.
Untuk itu diperlukan suatu pengolahan yang kreatif dan inovatif dengan
memanfaatkan teknologi tanpa meninggalkan pakemnya. Sehingga pementasan
wayang orang akan semakin dicintai oleh masyarakat dengan kemasan wisata
sebagai model pengembangan industri kreatif yang menghasilkan sumber
ekonomi. Pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif ini
sangat cocok diterapkan di kota Blitar. Sebab Blitar memiliki wisata budaya yang
beragam seperti makam pahlawan Ir. Soekarno ,Water Park Sumber Udel, Kebon
Rojo, dan makam Ariyo Blitar. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian
tentang “pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif dalam
paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata di Desa
Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar”.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian
deskriptif dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan angka.
Dengan metode kualitatif jenis deskriptif ini peneliti mengumpulkan dan
mendeskripsikan data-data yang diperoleh secara menyeluruh.
Lokasi penelitian tentang pengembangan kesenian wayang orang menjadi
industri kreatif terletak pada jalan Anggrek RT. 01, RW. 01 dusun Tugurejo desa
Sragi kecamatan Talun kabupaten Blitar. Hal ini dikarenakan pada paguyuban
kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata ini memiliki keunikan
yang tersendiri yaitu ada atau tidak ada penonton pementasan wayang orang tetap
dipentaskan.
Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari informan, peristiwa dan
dokumentasi. Pertama, informan merupakan orang yang dapat memberikan
informasi. Orang yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah kepala
desa Sragi, ketua paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana
nyata, ketua kesenian wayang orang, pemain wayang orang, ketua bidang tari,
pemain musik gamelan, penonton wayang orang. Kedua, peristiwa yang
digunakan dalam teknik pengumpulan data melalui observasi. Peristiwa yang
dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa pementasan kesenian
wayang orang yang dipentaskan setiap hari minggu jam 12.00 WIB dan pukul
19.00 WIB pada malem Jumat Kliwon, malem Sabtu Pon, malem Sabtu Pahing,
malem Minggu Legi dan malem 1 Suro. Ketiga, dokumentasi berupa arsip desa
Sragi, arsip paguyuban yang meliputi dokumen-dokumen dan foto-foto.
Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan. Pertama, reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap data yang
diperoleh selama penelitian tentan pengembangan kesenian wayang orang
menjadi industri kreatif pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar
pramana nyata. Kedua, penyajian data. Data yang telah direduksi selanjutnya
disajikan dalam bentuk uraian untuk memudahkan dalam memahami fenomena
yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya. Ketiga, kesimpulan. Peneliti
memperoleh kesimpulan dengan melibatkan penafsiran dari hasil reduksi dan
pemaparan data.
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengecekan keabsahan data.
Pertama, perpanjangan keikutsertaan dengan cara peneliti berada di paguyuban
kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata untuk mengumpulkan
data sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Kedua, ketekunan atau
keajekan pengamatan dengan cara peneliti melakukan pengamatan lebih cermat
dan berkesinambungan mulai dari persiapan, pementasan sampai selesai
pementasan wayang orang. Ketiga, triangulasi merupakan pengecekan keabsahan
data melalui sumbernya. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi waktu.
HASIL
Asal Mula Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana
Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata
didirikan oleh Krama Prawira pada tahun 1942 sebagai hiburan masyarakat akibat
adanya penjajah Jepang. Makna dari paguyuban ini adalah perkumpulan yang
menyebarkan kebaikan secara nyata. Ada dua periode pementasan wayang orang
di desa Sragi yaitu periode wayang tapas dan periode wayang orang krida budaya.
Pertama, periode wayang tapas dimulai tahun 1942-1975. Pementasan wayang
tapas merupakan pementasan wayang orang yang hiasannya menggunakan tapas
pohon kelapa. Wayang tapas ditampilkan setiap hari minggu. Kedua, periode
wayang orang krida budaya. Pementasan wayang krida budaya dimulai pada
tahun 1975. Wayang orang krida budaya tetap dilestarikan sampai sekarang.
Wujud Kegiatan Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar
Pramana Nyata dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang di Desa
Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Pertama yaitu pementasan kesenian wayang orang setiap hari Minggu
pukul 12.00 WIB dan pukul 19.00 WIB pada malem Jumat Kliwon, malem Sabtu
Pon, malem Sabtu Pahing, malem Minggu Legi, malem Satu Suro. Kedua, tari-
tarian. Tari-tarian ditampilkan sebelum pementasan wayang orang dimulai. Tari-
tarian yang biasa ditampilkan yaitu wayang klasik, tari bedayan, tari karang
pinantang, tari kethek, tari cantrikan, dan tari begawan. Ketiga, sanggar latihan
bagi pemula. Tujuan diadakan sanggar ini adalah untuk mendapat pemain wayang
yang baru. Keempat, mengikuti segala kegiatan yang berhubungan dengan
peringatan hari besar nasional. Kegiatan-kegiatan pada peringatan hari besar
nasional biasanya pementasan wayang orang, upacara adat, dan karnaval.
Strategi Pengembangan Kesenian Wayang Orang menjadi Industri Kreatif
dalam Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata
di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif
dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata yaitu
Pementasan kesenian wayang orang dikemas dalam pertunjukan pariwisata;
Pementasan wayang orang disebarluaskan melalui media televesi; Bernaung pada
institusi nonformal yaitu paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar
pramana nyata; Kerjasama dengan masyarakat, teman antar paguyuban, dan
pemerintah baik pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten Blitar;
Mementaskan kesenian wayang orang secara rutin pada hari minggu di bangsal
kencana milik paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana
nyata.
Kendala dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang menjadi Industri
Kreatif pada Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana
Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Kendala dalam pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri
kreatif pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata
yaitu ketidakajegan para pemain wayang datang ke paguyuban untuk
mementaskan kesenian wayang orang setiap hari minggu; kondisi pemain wayang
orang yang sudah tua; tanggapan wayang orang hanya ada pada hari-hari tertentu;
belum adanya perusahaan atau organisasi yang mampu memasarkan dan
menyebarluaskan kesenian wayang orang secara rutin; belum adanya lembaga
keuangan yang mampu meminjami uang untuk mendukung pementasan wayang
orang.
Upaya Mengatasi Kendala dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang
menjadi Industri Kreatif pada Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan
Pamencar Pramana Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Upaya mengatasi kendala dalam pengembangan kesenian wayang orang
menjadi industri kreatif pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar
pramana nyata yaitu mengadakan pertemuan satu tahun sekali antara anggota
paguyuban dengan masyarakat; memaksimalkan peran sanggar bagi pemula untuk
mendapatkan pemain wayang; mencari dana dengan cara bekerja sama dengan
pemerintah, masyarakat, dan teman antar anggota paguyuban; serta memanfaatkan
fasilitas paguyuban berupa pemandangan yang indah.
PEMBAHASAN
Asal Mula Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana
Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata di
Desa Sragi kecamatan Talun kabupaten Blitar didirikan oleh Krama Prawira pada
tahun 1942. Awalnya kesenian wayang ini sebagai hiburan masyarakat akibat
adanya penjajahan Jepang. Supaya masyarakat tidak terlalu tegang dan takut
dengan penjajah, maka dipentaskan kesenian wayang orang sebagai hiburan. Ada
dua periode pementasan wayang orang di desa Sragi yaitu periode wayang tapas
dan periode wayang orang krida budaya.
Periode Wayang Tapas
Pementasan wayang di paguyuban pertama kali yaitu pementasan wayang
tapas. Wayang tapas merupakan wayang orang yang hiasannya menggunakan
tapas pohon kelapa. Hal ini dikarenakan keterbatasan dana untuk membeli busana
dan hiasan seperti yang dikenakan oleh wayang kulit. Oleh sebab itulah
dipentaskanlah wayang tapas yang memakai hiasan tapas dari pohon kelapa setiap
hari minggu. Wayang tapas ini dipentaskan dengan tujuan untuk memberikan
hiburan kepada masyarakat supaya tidak terlalu tegang dalam menghadapi
penjajah Jepang.
Hal ini selaras dengan pendapat Widyosiswoyo (2006: 27) bahwa
manusia yang berbudaya akan menciptakan sarana untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yang terus bertambah. Kebutuhan disini dapat berupa kebutuhan akan
ketenangan, kebahagiaan, hiburan yang bisa memenuhi kebutuhan manusia.
Menurut peneliti masyarakat di desa Sragi ini membutuhkan hiburan dikarenakan
adanya situasi yang menegangkan dan mencekam akibat adanya penjajah Jepang
yang sangat kejam.
Periode Wayang Orang Krida Budaya
Wayang orang krida budaya mulai dipentaskan pada tahun 1975. Hal ini
dikarenakan perkumpulan Tugurejo sudah memiliki dana yang cukup untuk
membeli busana dan hiasan seperti wayang kulit. Maka dipentaskanlah wayang
orang memakai busana dan hiasan seperti yang dipakai oleh wayang kulit. Pada
tahun 1975 ini perkumpulan wayang orang dusun Tugurejo diberi nama
paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata. Makna dari
nama paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata
adalah perkumpulan yang menyebarkan kebaikan secara nyata serta memiliki logo
yang berbentuk gambar wayang semar.
Temuan penemuan tersebut selaras dengan pernyataan Departemen
Perdagangan RI (2008: 64) bahwa pencitraan sangat membantu dalam
mewujudkan industri kreatif. Pencitraan ini sebagai penanda atas kepemilikan,
berupa logo, simbol, dan kata-kata. Simbol yang dimiliki paguyuban di desa Sragi
bernama paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata.
Wujud Kegiatan Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar
Pramana Nyata dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang Di Desa
Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Wujud kegiatan paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar
pramana nyata dalam pengembangan kesenian wayang orang di desa Sragi
kecamatan Talun kabupaten Blitar ada empat. Pertama, pementasan wayang
orang dengan durasi sekitar satu jam. Hal ini selaras dengan pendapat Dirjen
Informasi dan Komunikasi Publik (2011:84) bahwa tidak mengherankan jika
sekarang muncul pagelaran padat yang lamanya hanya setengah jam (30 menit),
satu jam, dua jam, atau tiga jam. Faktor panjangnya waktu pertunjukan akan
mempengaruhi efektivitas penyampaian pesan yang terkandung dalam cerita
wayang tersebut.
Pernyataan di atas diperkuat dengan pendapat Mulyono (1983: 21) bahwa
wayang mampu menyajikan tontonan hidup kepada kita untuk menghadapi,
menemukan dan menggenal diri sendiri. Untuk itulah pementasaan wayang
supaya dapat ditonton dan dapat dimaknai oleh manusia maka pementasaan
wayang harus mempertimbangkan waktu pementasan.
Pementasan wayang orang pada dilaksanakan pada hari minggu pukul
12.00 WIB dan pukul 19.00 WIB pada malem Jumat Kliwon, malem Sabtu Pon,
malem Minggu Legi, malem Sabtu Pahing dan pada malem satu Suro. Temuan
penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Mulyono (1978:2) salah satu fungsi
wayang yaitu sebagai alat suatu upacara yang ada hubungannya dengan
kepercayaan (magis religius).
Kedua, tari-tarian. Tari-tarian yang ditampilkan dalam pementasan
kesenian wayang orang ini diantaranya tari wayang klasik, tari bedayan, tari
karang tinantang, tari kethek, tari cantrikan, dan tari begawan. Tari-tarian ini
ditampilkan sebelum pementasan wayang orang dimulai.
Hal ini selaras dengan pernyataan Herawati (2009: 106) bahwa
pertunjukan wayang wong didahului dengan tari-tarian, sebagai pertunjukan
tambahan. Dalam pementasan tari-tarian sebagi pengiring pementasan wayang
wong tari yang ditampilkan salah satu dari tari bedayan, atau tari karang
tinantang, atau tari kethek, atau tari cantrikan, atau tari begawan.
Ketiga, sanggar latihan bagi pemula ini dikhususkan bagi para pemula
yang ingin belajar menjadi pemain wayang orang, pemain gamelan, dan tari-
tarian. Latihan bagi para pemula ini biasanya diadakan setiap hari Minggu.
Diadakannya sanggar latihan bagi pemula ini merupakan salah satu usaha untuk
mendapatkan pemain-pemain baru sebagai generasi penerus pengembangan
kesenian wayang orang.
Temuan penelitian tersebut selaras dengan pendapat Hermanto dan
Winarno (2012:34) bahwa pewarisan kebudayaan melalui proses pemindahan,
penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi secara
berkesinambungan. Jadi menurut peneliti sanggar bagi pemula ini merupakan
tempat pewarisan kebudayaan yaitu kesenian wayang orang kepada generasi
muda.
Keempat, mengikuti segala kegiatan yang berhubungan dengan peringatan
hari besar nasional. Kegiatan yang diikuti diantaranya peringatan hari-hari besar
nasional, peringatan bulan Bung Karno pada bulan Juni, peringatan ulang tahun
kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus. Kegiatan-kegiatan pada
peringatan hari besar nasional biasanya pementasan wayang orang, upacara adat,
dan karnaval.
Pernyataan diatas didukung oleh pendapat Dirjen Informasi dan
Komunikasi Publik (2011: 94) bahwa pemerintah baik di pusat dan di daerah
dalam perayaan ulang tahun disarankan untuk menaggap wayang. Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah telah berusaha mendukung kesenian wayang
orang untuk dipentaskan pada peringatan hari-hari besar nasional.
Strategi Pengembangan Kesenian Wayang Orang menjadi Industri Kreatif
dalam Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata
di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Pementasan Kesenian Wayang Orang Dikemas dalam Pertunjukan Pariwisata
Pementasan kesenian wayang orang ditampilkan di tempat pariwisata
seperti makam Bung Karno, makam Aryo Blitar, dan Candi Penataran.
Pementasan wayang orang dikemas dalam pertunjukan pariwisata supaya
kesenian wayang orang dapat diterima oleh masyarakat dengan baik sebagai
produk wisata.
Temuan penelitian tersebut selaras dengan pernyataan Fitriani (2012:80)
bahwa industri kreatif adalah industri yang mengandalkan kreativitas, keahlian,
dan bakat individu yang berpotensi untuk menghasilkan kekayaan dan
menciptakan lapangan kerja dengan mengoptimalkan potensi itelektual yang
dimiliki. Melalui tampil di tempat pariwisata maka masyarakat akan lebih senang
melihat pementasan wayang orang sebagai produk wisata dan disisi lain seniman
akan memperoleh uang.
Pernyataan diatas didukung oleh Kusumastuty (2009: 10) bahwa dalam
pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif diperlukan
seorang seniman yang konstruktif, artinya seniman mampu menjawab tuntutan
dan tantangan zaman serta dapat memadukan antara kepentingan pariwisata
dengan kesenian sebagai cita-cita spiritual. Hal ini sangat penting supaya seorang
seniman tidak terjebak pada trend wisata dan cenderung cepat berubah sehingga
terjebak pada selera pasar dengan menghilangkan orisinalitas dan keunikan
kesenian wayang orang. Untuk itulah dalam pengembangan kesenian wayang
orang menjadi kreatif tidak boleh meninggalkan pakemnya.
Pementasan Wayang Orang Disebarluaskan Melalui Media Televesi
Pementasan wayang orang pernah ditampilkan oleh beberapa stasiun
televesi seperti TVRI, JTV, TV One. Pada saat wayang orang pentas ditempat
pariwisata seperti di Candi Penataran dan makam Bung Karno ada reporter yang
tertarik untuk mensyuting dan ditayangkan di televesi.
Temuan penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Dirjen Informasi dan
Komunikasi Publik (2011:93) bahwa media masa baik media cetak maupun media
elektronik perlu dilibatkan untuk penyebarluasan nilai-nilai universal wayang ke
masyarakat. Melalui media masa ini kesenian wayang orang dapat diketahui dan
dikenal oleh masyarakat luas.
Bernaung Pada Institusi Nonformal yaitu Paguyuban Kapribaden Kawruh
Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata
Strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif
adalah bernaung pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar
pramana nyata. Dengan bernaung pada paguyuban ini maka kesenian wayang
orang cepat disebarluaskan kepada masyarakat luas. Hal ini selaras dengan
pendapat Departemen Perdagangan RI (2008:53) bahwa pengembangan industri
kreatif harus didukung oleh pilar utama yaitu sebuah institusi. Peranan institusi
sangat penting, sebab industri kreatif memajukan ide-ide yang dieksploitasi
menjadi potensi ekonomi. Untuk itulah diperlukan institusi yang memiliki tatanan
sosial yang memiliki kebiasaan, norma, adat, dan aturan yang bersifat nonformal.
Kerjasama dengan Masyarakat, Teman Antar Paguyuban, dan Pemerintah Desa
maupun Kabupaten Blitar
Kerjasama dengan masyarakat, teman antar paguyuban diberbagai daerah
seperti Malang, Surabaya, Kediri, dan Yogyakarta dilakukan oleh para pemain
kesenian wayang orang di desa Sragi. Selain itu para pemain wayang orang juga
melakukan kerja sama dengan pemerintah baik pemerintah desa maupun
kabupaten Blitar. Melalui kerjasama ini maka kesenian wayang orang di desa
Sragi sering mendapat tanggapan dari masyarakat dan pemerintah untuk pentas.
Temuan penelitian tersebut selaras dengan pernyataan Departemen
Perdagangan RI (2008:54) bahwa pengembangan industri kreatif harus didukung
oleh aktor utama yaitu seniman, bisnis, dan pemetintah. Dalam hal ini
pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif sudah didukung
oleh seniman dari pemain wayang orang, bisnis dari masyarakat dan teman antar
paguyuban, dan sudah didukung oleh pemerintah yaitu pemerintah desa maupun
pemerintah kabupaten Blitar.
Mementaskan Kesenian Wayang Orang Secara Rutin pada Hari Minggu di
Bangsal Kencana Milik Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar
Pramana Nyata
Kesenian wayang orang harus dipentaskan secara rutin pada hari minggu
di bangsal kencana milik paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar
pramana nyata. Hal ini sangat penting supaya masyarakat lebih tertarik untuk
menyaksikan pementasan wayang orang.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sujarno (2003:57) bahwa untuk
mengembangkan ekonomi kreatif yang kokoh dan berkesinambungan maka
seorang seniman harus lebih kreatif dalam berkreasi, berinovasi dan termotivasi
dalam menyiasati era globalisasi, supaya kebudayaan nasional tetap bertahan
hidup. Namun dalam berkreasi seorang seniman tidak boleh menghilangkah ruh
dari kesenian itu sendiri.
Kendala dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang menjadi Industri
Kreatif pada Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana
Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Ketidakajegan Para Pemain Wayang Datang ke Paguyuban untuk Mementaskan
Kesenian Wayang Orang Setiap Hari Minggu
Ketidakajegan para pemain wayang untuk datang ke paguyuban
menyebabkan pementasan wayang orang tidak dapat ditampilkan setiap hari
Minggu. Sehingga pada hari minggu itu kadang pementasan wayang orang yang
tidak diiringi tari-tarian, kadang hanya tari-tarian saja, dan kadang pula tidak
ditampilkan wayang orang dan tidak ditampilkan pula tari-tarian, yang ada hanya
suara gamelan.
Kendala umum dalam mewujudkan industri kreatif adalah faktor produksi.
Hal ini selaras dengan pendapat Fitriani (2012: 88) menjelaskan bahwa kendala
mewujudkan industri kreatif adalah tenaga kerja yang berupah rendah. Di
paguyuban ini para pemain wayang mendapatkan upah pada saat ada tanggapan
saja.
Kondisi Pemain Wayang Orang yang Sudah Tua
Para pemain wayang orang mayoritas sudah berusia 50 tahun ke atas.
Padahal dalam pementasan wayang orang diperlukan orang yang muda untuk
memerankan tokoh wayang yang muda pula. Sehingga pemain wayang yang
sudah berusia tua harus berperan menjadi tokoh wayang yang masih muda.
Menurut peneliti pemain wayang yang mayoritas sudah tua ini
menyebabkan pementasan wayang orang kurang menarik. Sebab dalam
pementasan wayang orang pasti ada tokoh wayang yang muda. Apabila pemain
wayang yang sudah tua ini dipaksakan untuk memerankan tokoh wayang yang
muda maka hasilnya juga kurang menarik.
Tanggapan Wayang Orang Hanya Ada Pada Hari-Hari Tertentu
Tanggapan pementasan wayang di tempat pariwisata hanya ada pada hari-
hari tertentu saja. Tanggapan ini biasanya diadakan pada peringatan hari besar
nasional, bulan Bung Karno pada bulan Juni, dan bulan Agustus pada peringatan
hari kemerdekaan Republik indonesia. Tanggapan dari masyarakat pun juga
demikian, hanya ada pada hari-hari tertentu saja. Tanggapan dari masyarakat
biasaya pada peringatan bulan Syuro dan pada acara perpisahan atau ulang tahun
sekolah.
Belum Adanya Perusahaan Atau Organisasi yang Memasarkan dan
Menyebarluaskan Kesenian Wayang Orang Secara Rutin
Pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif pada
paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata belum dapat
dipasarkan secara luas. Hal ini dikarenakan belum adanya perusahaan dalam
bidang hiburan seperti perusahaan rekaman yang memasarkan pementasan
kesenian wayang orang. Di paguyuban ini hanya beberapa kali saja tampil
dibeberapa stasiun televesi seperti TVRI, JTV, TV One, sehingga belum dapat
menghasilkan profit yang begitu besar. Dana untuk pengembangan kesenian
wayang orang ini berasal dari hasil tanggapan.
Temuan penelitian tersebut selaras dengan pernyataan Departemen
Perdagangan RI (2008:54) bahwa aktor utama pengembangan industri kreatif
harus didukung oleh aktor bisnis. Aktor bisnis ini meliputi pelaku usaha, investor
dan konsumen industri kreatif. Peran aktor bisnis adalah menciptakan variasi baru
berupa produk dan jasa supaya lebih menarik dan dapat menghasilkan profit serta
meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.
Belum Adanya Lembaga Keuangan yang Mampu Meminjami Uang Untuk
Mendukung Pementasan Wayang Orang
Pementasan wayang orang belum dapat dikomersialkan secara baik karena
belum adanya orang dan lembaga yang mampu meminjami dan mengelola
keuangan dalam pementasan wayang orang. Sehingga dana yang digunakan dalam
pementasan wayang orang adalah dana dari hasil tanggapan di tempat pariwisata
dan tanggapan dari masyarakat, pemerintah, ataupun dari anggota paguyuban di
lain daerah.
Lembaga penyalur keuangan memiliki peranan yang besar dalam
mendukung pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif.
Ketidakberadaannya lembaga penyalur keuangan ini menyebabkan kesenian
wayang orang tidak dapat diproduksi secara besar. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Departemen Perdagangan RI (2008:53) bahwa untuk mendukung
pengembanga industri kreatif harus didukung oleh pilar lembaga penyalur
keuangan. Lembaga penyalur keuangan berperan sebagai penyalur pendanaan
kepada pelaku industri yang membutuhkan pendanaan kepada pelaku industri baik
dalam bentuk modal maupun pinjaman.
Upaya Mengatasi Kendala dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang
Menjadi Industri Kreatif pada Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan
Pamencar Pramana Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang diperoleh melalui
wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat diketahui bahwa upaya
mengatasi kendala dalam pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri
kreatif pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata
di desa Sragi sebagai berikut.
Mengadakan Pertemuan Satu Tahun Sekali antara Anggota Paguyuban dengan
Masyarakat
Setiap satu tahun sekali di paguyuban mengadakan perkumpulan yang
membahas perkembangan kesenian wayang. Pada acara ini dihadiri oleh
perangkat desa, masyarakat sekitar, dan anggota paguyuban. Tujuan utama dari
diadakan pertemuan ini adalah supaya anggota paguyuban lebih aktif dalam
menjalankan rutinitas pementasan wayang orang.
Memaksimalkan Peran Sanggar Bagi Pemula untuk Mendapatkan Pemain
Wayang
Sanggar latihan bagi para pemula ini sangat membantu sekali dalam
memperoleh para pemain wayang yang baru. Adanya sanggar ini mempunyai
tujuan supaya anak muda lebih tertarik untuk belajar kesenian wayang orang. Para
pemain wayang orang yang mampu mendayagunakan ide, talenta, dan
kreativitasnya akan mendukung sekali dalam pengembangan kesenian wayang
orang menjadi industri kreatif.
Temuan penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Kusumastuty
(2009: 10) pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif
memberikan dampak positif terhadap kesenian yaitu menggiatkan aktivitas
berkesenian dalam rangka pelestarian dan pengembangan kesenian wayang orang.
Untuk itulah diperlukan generasi penerus untuk melestarikan kesenian wayang
orang. Melalui sanggar ini akan didapatkan pemain wayang orang yang baru
sebagai generasi penerus pengembangan kesenian wayang orang di desa Sragi.
Mencari Dana dengan Cara Kerjasama dengan Pemerintah, Masyarakat, dan
Teman antar Anggota Paguyuban
Dana yang diperoleh dari kerja sama dengan masyarakat, teman antar
paguyuban, dan pemerintah digunakan untuk kepentingan pementasan wayang
dan kepentingan para pemain wayang. Kepentingan pementasan ini seperti
membeli kostum wayang, tata rias para pemain dan perbaikan peralatan gamelan.
Temuan penelitian tersebut selaras dengan pendapat Mulyono (1978:272)
bahwa pembangunan wayang tidak boleh grusa-grusu (gegabah) sebab di
samping pembaharuan memerlukan waktu, kesabaran, ketelitian, kematangan rasa
dan pikiran, juga memerlukan pengetahuan yang luas dan satu hal lagi yang tidak
kalah pentingnya ialah dana yang cukup.
Memanfaatkan Fasilitas Paguyuban Berupa Pemandangan yang Indah
Pemandangan di sekitar paguyuban yang indah mempunyai daya tarik bagi
para peonton. Biasaya sebelum atau sesudah pementasan wayang para penonton
melihat pemandangan disekitar paguyuban berupa taman, kolam ikan, dan air
mancur. Sehingga, dalam hal ini pemandangan di sekirat paguyuban memberikan
konstribusi dalam menarik masyarakat untuk melihat pementasan wayang orang.
Menurut peneliti pemandangan di sekitar paguyuban juga dapat digunakan
sebagai tempat pariwisata. Sehingga apabila tidak ada tanggapan di tempat
pariwisata seperti di makam Bung Karno, makam Aryo Blitar, dan Candi
Penataran maka di paguyuban ini pun, dapat dipentaskan wayang orang yang
dikemas dalam pertunjukan pariwisata. Pertunjukan pariwisata ini merupakan
bentuk bentuk pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif,
sehingga masyarakat akan semakin tertarik untuk menyaksikan pementasan
wayang orang di bangsal kencana setiap hari minggu sebagai produk wisata
kreatif.
SIMPULAN
Bertolak dari temuan penelitian dan pembahasan, hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut. Strategi pengembangan kesenian wayang orang
menjadi industri kreatif dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan
pamencar pramana nyata yaitu pementasan kesenian wayang orang dikemas
dalam pertunjukan pariwisata; pementasan wayang orang disebarluaskan melalui
media televesi; bernaung pada institusi nonformal yaitu paguyuban kapribaden
kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata; kerjasama dengan masyarakat,
teman antar paguyuban, dan pemerintah baik pemerintah desa maupun pemerintah
kabupaten Blitar; mementaskan kesenian wayang orang secara rutin pada hari
minggu di bangsal kencana milik paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan
pamencar pramana nyata. Namun, pengembangan kesenian wayang orang pada
paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata masih
sebuah rintisan untuk menjadi industri kreatif. Sebab pengembangan wayang
orang menjadi industri kreatif harus didukung dioleh aktor bisnis dalam skala
besar dan lembaga penyalur keuangan keuangan.
DAFTAR RUJUKANDirjen Informasi dan Komunikasi Publik. 2011. Wayang sebagai Media
Komunikasi Tradisional dalam Diseminasi Informasi. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika RI.
Fitriani, Rachma., Djaja, Komara., Sutedja, Rudy. 2012. Ekonomi Kreatif Pembelajaran Berbasis Kewirausahaan Sosial dan Kewilayahan Di Kota Cimahi Jawa Barat. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Haryanto. 1988. Pratiwimba Adiluhung Sejarah dan Perkembangan Wayang. Jakarta: Djambatan.
Herawati, Nanik. 2009. Kesenian Tradisional Jawa. Klaten: Saka Mitra Kompetensi.
Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.Mulyono, Sri. 1978. Wayang Asal-Usul, Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta:
Gunung Agung.Purwadmadi.15 September 2013. Membaca Wayang. Jawa Pos, hlm.11.Soedarsono. 2000. Masa Gemilang dan Memudar Wayang Wong Gaya
Yogyakarta Seri Pustaka Keraton Nusantara 3. Yogyakarta: Tarawang.Sujarno. 2003. Seni Pertunjukan Tradisional Nilai, Fungsi dan Tantangan.
Yogyakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.Tester, Keith. 2003. Media, Budaya, dan Moralitas. Yogyakarta: Jaxtapose.Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
Universitas Negeri Malang.Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengembangan Ekonomi
kreatif Indonesia 2025, Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015. Jakarta: Departemen Perdagangan RI, (Online), (http://www.buku-1-rencana-pengembangan-ekonomi-kreatif-indonesia-2009.pdf (SECURED)- Adobe Reader, diakses 3 September 2013.
Kusumastuti, Eny. 2009. Seni Pertunjukan Wisata sebagai Industri Ekonomi Kreatif , (Online), (http://eny-tari.blogspot.com/2009/05/seni-pertunjukan-wisata-sebagai.html), diakses 10 Oktober 2013.
Recommended