View
244
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
713
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
PENGEMBANGAN DESA MANDIRI PANGAN BERBASIS PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT SABAGAI USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN
Lak lak Nazhat El Hasanah1
Program Studi Ilmu Ekonomi FE-UII
Email : lala.aacp@gmail.com
Rindang Nuri Isnaini Nugrohowati2
Program Studi Ilmu Ekonomi FE-UII
Email : rindhangnuri@hotmail.com
Abstrak
Pemberdayaan Masyarakat merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan
kualitas kehidupan masyarat terkait dengan sejauhmana masyarakat dapat mengoptimalkan
dan menjaga kelestarian sumberdaya yang dimilikinya sehingga pemberdayaan dapat
dilakukan secara berkelanjutan. Desa Semin merupakan desa yang 60 % berupa perbukitan
dan mempunyai lahan kering. Tujuan penelitian ini adalah melihat asset yang dimiliki
DesaSemin dalam upaya peningkatan pendapatan. Model pendekatan “Asset Based
Community Development” (ABCD) merupakan salah satu model dalam pengembangan
masyarakat yang dilakukan pada proses pemberdayaan desa tersebut sebagai desa mandiri
pangan berdasarkan prinsip-prinsip: Menghargai dan memobilisasi individu dan masyarakat
bakat, keterampilan dan aset (berfokus pada masalah dan kebutuhan).
Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Asset Based Community Development (ABCD),
Desa Mandiri Pangan
714
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
A. PENDAHULUAN
Pengembangan masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sistematis,terencana,dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai
kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik. Selain itu,
masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau kemampuan merupakan juga
merupakan tujuan program pengembangan masyarakat. Kekuatan yang dimaksud dapat
dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan
intelektual dan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan.
Pemberdayaan merupakan suatu cara yang digunakan dalam pengmbangan
masyarakat yang melihat potensi yang dimiliki masyarakat tersebut. Pemberdayaan
merupakan upaya membangun daya dengan mendorog dan membangkitkan kesadaran
akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk memngembangkannya. Terkait dengan
program pembangunan, pemberdayaan dilakukan untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir,
bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat
merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan
kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat
demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan
daya kemampuan yang dimiliki.
Beraneka program pemberdayaan masyarakat desa telah dilakukan, salah satu
program pemberdayaan masyarakat desa adalah program desa mandiri pangan,
Pengembangan desa mandiri pangan sebagai upaya mengintegrasikan dan
mengimplementasikan berbagai model pemberdayaan ketahanan pangan masyarakat
dalam suatu desa dengan melibatkan seluruh partisipasi masyarakat. melalui
pendekatan ini diharapkan tercapai desa yang memiliki ketahanan pangan mantap dan
tidak terjadi kerawanan pangan (Badan Ketahanan Pangan, 2006). Program desa mandiri
pangan ini dirancang dalam rangka pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
kemandirian dan kapasitasnya untuk berperan aktif dalam mewujudkan ketersediaan,
distribusi dan konsumsi pangan dari waktu ke waktu dengan memanfaatkan
kelembagaan sosial ekonomi yang telah ada dan dapat dikembangkan di tingkat pedesaan
dengan fokus utama adalah rumah tangga pedesaan.
715
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
Desa Semin merupakan salah satu desa di kecamatan Nguntoronadi, desa dengan
7 dusun ini mempunyai potensi yang perlu di kembangkan. Ladimin, salah satu Kepala
Dusun di Desa Semin yang memulai memberikan motivasi pada warganya. Dari sebuah
mimpi menjadi destiny yaitu ingin membantu menyukseskan swasembada pangan yang
diprogramkan Gubenur Jateng, dan ingin menyukseskan menteri pertanian RI dalam dua
hal; yaitu surplus beras 10 juta ton 2014 dengan menghemat beras, dan program
penganekaraman pangan (diversifikasi pangan).
Pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan Asset Based Community
Developmnet (ABCD) merupakan pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan
mimpi dari desa Semin tersebut. Sebuah pendekatan yang menjadikan potensi sebagai
kekuatan dalam pengembangan sebuah masyarakat. Melalui pendekatan Pengembangan
Masyarakat Berbasis Asset (Assets Based Community Development/ABCD) ini secara
berkelanjutan dapat membentuk kemandirian masyarakat dalam meningkatkan
pendapatan sehingga mingkatkan pula kesejahteraannya. Kepemilikan aset yang diuji
adalah SDM , Institusi, assosiasi dan organisasi,Fisik, Sumber Daya Alam,
Finansial/Economic Opportunity ,Sosial. Tujuan penelitian ini adalah meilhat berbagai
aset yang dimiliki Desa Semin untuk dikembangkan sebagai desa mandiri pangan dalam
upaya peningkatan pendapatan masyarakat desa tersebut.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Permendagri RI Nomor 7 Tahhun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu
strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk
mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Pasal 1 , ayat (8) ). Tujuan pemberdayaan masyarakat
adalah memampukan dan memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan dan
keterbelakangan / kesenjangan / ketidakberdayaan.
Pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan. Pemberdayaan sebagai
proses merupakan suatu kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan
yang lemah. Sedangkan pemberdayaan sebagai tujuan merujuk pada hasil atau suatu
hal yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya,
716
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebuutuhan baik fisik, ekonomi maupun
sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu meyampaikan aspirasi, mempunyai
mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri daam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. (Sipahelut, 2010)
Bebrapa penelitian telah dilakukan terkait dengan pemberdayan masyarakat
diataranya adalah penelitian yang Susanti (2010) yang berjudul “Peranan Badan
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemberdayaan Perempuan di Bidang Usaha
Ekonomi Produktif (Studi di Kecamatan Kepanjen Sebagai Proyek Binaan BPM
Kabupaten Kepanjen)” menyatakan bahwa faktor pendukung pelaksanaan
pemberdayaan perempuan di bidang usaha ekonomi produktif Kecamatan
Kepanjen adalah peranan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat sebagai koordinatior
dan fasilitator, dapat dilihat dengan adanya regulasi yang jelas beserta komitmen
pemerintah daerah dalam melakukan kerjasama antar pelaku program mulai dari
tingkat Desa sampai dengan Kabupaten serta antar Anggota Tim Koordinasi
Kabupaten.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Dwi Pratiwi Kurniawati, dkk (2013)
yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Usaha Ekonomi” (Studi pada
Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto) menyatakan bahwa program yang
telah dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto
khususnya pada Bidang Usaha Ekonomi meliputi bantuan perorangan dan bantuan
lembaga. Oleh sebab itu diperlukan adanya kerjasama yang baik antar pemerintah
dan masyarakat dalam melaksanakan tahap persiapan sebelum beralih ke tahap
pelaksanakan. Dampak dari program pemberdayaan yang telah dilaksanakan telah
dapat meningkatkan kemandirian ekonomi terutama pada produktivitas dan
pendapatan masyarakat yang mendapatkan bantuan.
2. Asset Based Community Development (ABCD)
Pemberdayaan masyarakat degan pendekatan Assset Based Community
Developmet (ACBD) merpakan pendekatan yang menekankan pada aset yang
dimiliki. Menurut R.M Brown (Christoper Dereu, 2013) menyatakan : “Bila anda
mencari masalah, anda akan semakin menemukan lebih nayak masalah. Bila anda
mencari sukses,anda akan menadaptkan lebih banak sukses,bila anda percaya pada
717
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
mimpi, anda akan merengkuh keajaiban, maka motto kami adalah mencari akar
penyebab sukses bukan akar penyebab masalah”
Uraian diatas mengisyaratkan bahwa dalam penerapan Asset Based
Community Development ( ABCD) bukan dari masalah yang dihadapi masyarakat
melainkan dari kesuksesan yang dimiliki masyarakat dengan potensi yang ada untuk
mencapai sebuah tujuan.
Metode Asset Based Community Development ( ABCD) mempuyai langkah
kunci untuk melakukan riset pendampingan, yaitu : Define (menentukan), Discover
(menemukan), Dream (Impian), Design (merancang), Deliver (lakukan).
Pendekatan berbasis aset mencari cara bagi individu dan seluruh komunitas
berkontribusi pada pengembangan mereka sendiri dengan
a. Menggali dan memobilisasi kapasitas dan aset mereka sendiri.
b. Menguatkan kemampuan sendiri untuk mengelola proses perubahan dengan
c. memodifikasi dan memperbaiki struktur organisasi yang ada.
d. Mendorong mereka yang menginginkan perubahan untuk secara jelas
e. mengartikulasi mimpi atau memvisualisasikan perubahan yang ingin mereka
lihat dan memahami bagaimana mereka bisa mencapainya.
ABCD dibangun di atas asset yang ditemukan di masyarakat dan memobilisasi
individual, kelompok masyarakat, dan institusi yang siap berperan bersama-sama
dalam membangun asset mereka dan tidak berkonsentrasi pada kebutuhan
mereka. Waktu yang digunakan dalam mengidentifikasi asset individu,
kelompok masyarakat dan kemudian institusi sebelum mereka dimobilisasi untuk
bekerja sama dalam membangun atas asset yang diidentifikasi dari semua yang
terlibat. Kemudian aktiva yang dapat diidentifikasi dari potensi individu yang cocok
dengan orang-orang atau kelompok yang memiliki kepentingan atau membutuhkan
asset tersebut. Kuncinya adalah mulai menggunakan apa yang sudah ada dan
tersedia di masyarakat. ABCD sudah sesuai dengan prinsip-prinsip dan praktek
participatory approaches development, (pendekatan pembangunan partisipatif),
dimana partisipasi aktif dan pemberdayaan (dan pencegahan ketidakberdayaan)
adalah dasar prakteknya.
718
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
Dengan mengkaji aset penghidupan yang secara diagramatis berbentuk
pentagon mengisyaratkan bahwa aset itu tidak hanya berwujud material fisik, namun
juga aset sosial, finansial, natural maupun human, dalam hal ini manusia dan
lingkungannya dipandang secara holistik. Secara lebih jelas berikut ini diagram
pentagon aset dalam pengembangan masyarakat:
Gambar d.2 : Diagram reinveting Aset
Penggunaan metode Asset Based Community Development (ABCD) dalam
pemberdayaan masyarakat dinilai berhasil. Hal ini juga telah diteliti diantarayaa:
diarta, dkk dalam “Rancangan Model Pemberdayaan Masyarakat Di Kawasan
Pariwisata Berbasis Pro Poor Tourism Dan Asset Based And Community (ABCD)
Development” menunjukkan bahwa usaha pemberdayaan masyarakat melalui
pemanfaatan potensi pariwisata yang terdapat di Desa Adat Junjungan memiliki
keterkaitan yang sangat erat memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan prinsip
pengembangan pariwisata, yang memihak kaum miskin (pro poor tourism/PPT). PPT
berpotensi tinggi untuk dijadikan. dasar pengembangan pariwisata ke depan karena
terbukti masyarakat lokal dapat memanfaatkan peluang ekonomi, non ekonomi serta
keterlibatan langsung masyarakat dalam perencanaan pengembangan pariwisata
SDM
Institusi, assosiasidan organisasi
Fisik
SumberDaya Alam
Finansial/Economic Opportunity
Sosial
719
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
3. Desa Mandiri pangan
Desa mandiri pangan merupak suatu impian dalam sebuah komunitas (
masyarakat), desa yang bisa mencukupi diri sendiri dengan berbagai macam
potensi desa sebagai sumber penghidupan merupakan suatu hal yang menjadi
tujuan karena kebutuhan yang mendasar dimana kualitas dan kecukupannya
berperan penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa.
Mengkonsumsi pangan yang bergizi cukup dan seimbang merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan tingkat intelegensi
manusia sebagai sumber daya produktif bagi kemajuan suatu negara. Sementara
itu, kuantitas dan kualitas konsumsi pangan dan gizi individu sangat terkait dan
dipengaruhioleh kondisi ekonomi, pengetahuan, dan budaya masyarakat yang
dimulai dari skala rumah tangga.
Beberapa penelitian terhadap program ini juga telah dilakukan diantaranya
adalah tentang “Implementasi Program Desa Mandiri Pangan Di Desa Permisan
Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo” yang dilakukan oleh Dicky Julian Tri P,
menunjukkan bahwa pelaksanaan program Demapan dengan menggunakan
model implementasi George C. Edward III secara kualitas pelaksana program
sudah memadai, tetapi untuk sumber daya manusia di Desa Permisan masih
kurang memadai. Namun pada kenyataannya masih terdapat kendala pada
penelitian ini adalah masih kurang memadai Sumberdaya yang ada di Desa
Permisan baik manusia dan infrastruktur, serta masih belum adanya mitra
dalam pengembangan usaha yang ada di desa tersebut.
C. METODE PENELITIAN
Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini dilakukan dengan tipe penelitian
deskriptif- eksploratif, yaitu memperoleh gambaran tentang pelaksanaan model
pemberdayaan masyarakat di Desa Semin Nguntoronadi sebagai obyek penelitian,
dengan cara menggali semua aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan model
pemberdayaan ini, sehingga peneliti memahami pelaksanaan model pemberdayaan
ini secara mendalam. Pemahaman ini menjadi dasar analisis peneliti di dalam
merumuskan dan membangun pemodelan (modeling) pemberdayaan masyarakat
dengan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD), sebagai hasil akhir
720
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
dari penelitian ini. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode
induktif, yaitu memahami suatu proses dari bagian kehidupan sosial manusia
berdasarkan pada suatu gambaran menyeluruh (holistic). Strategi penelitian yang
digunakan peneliti adalah studi kasus (case study), yaitu strategi penelitian di mana di
dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses,
atau sekelompok individu. Penyelidikan ini dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan
peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Creswell, 2010).
D. PEMBAHASAN
Desa Semin merupakan salah satu desa di Kecamatan Nguntoronasi yang
mempunyai luas Desa : 761,67 Ha / Km², dengan topografi sebagian besar berbukit
( 60 % ), jenis tanah latosol, ketinggian 180 m dpal.terdiri dari 7 Dusun, 8 Kelompok
tani dan 1 Kelompok Wanita Tani ( KWT ) yang terdiri 7 Sub KWT aktif. Desa Semin
termasuk daerah yang kering. Mata pencaharian masyarakat Desa Semin sebagian besar
adalah petani, hasil tanam bisa mencukupi kebutuhan pangan masyarakat
tersebut.Mempunyai kondisi yang gersang karena merupakan daerang perbukitan, Desa
semin menjadi desa yang tertinggal, selain lokasi yang jauh dari kota, desa ini juga
minim prasarana karena merupakan daerah yang berada di dataran tinggi.
Gambar d.1 : peta kecamatn Nguntoronadi
Prose pemberdayaan masyarakat yang dilakukan desa ini dengan menggunakan
Assed based Community development ( ABCD) dengan menggunakan lima kategori aset,
yakni berupa potensi manusia, fisik, alam, sosial dan ekonomi sebagaimana dijelaskan
721
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
pada bagian pustaka sebelumnya. Langkah kunci dalam mengembangkan Asset based
Community Development (ABCD) dalam mendorong proses dan tahapan perubahan
sosial dengan menggunakan siklus 4 D, yakni: Pertama, discovery. Kedua, dream.
Ketiga, design. Keempat, destiny. Dengan 4 D ini nantinya akan diletakkan, bagaimana
komunitas warga desa semen Nguntoronadi mengapresiasinya dalam pengembangan
desa mandiri pangan dengan pertanian organik yang telah ada.
Pada tahapan awal yaitu define atau menentukan, pada tahap ini kadus,ketua RT,
RW, karang taruna dan ibu-ibu PKK serta kpengurus kelompok wanita tani Dusun Semen,
Semin mennetukan topik positif, mendiskripsikan proses serta perubahan yang diinginkan,
kemudian peneliti bersama dengan pemuda serta sesepu desa melakukan FGD
menentukan topik bahasan yang positif denagn program yang di inginkan.
Tahap selanjutnya yakni discovery (menemukan) komunitas warga menggali
pengalaman sejarah sukses dan gagalnya suatu komunitas dalam membangun sumber
penghidupan bersama sampai menemukan makna terdalam dari succes strory-nya. Pada
tahap ini, Warga desa Semin melakukan proses pemetaan asset desa, sampai akhir
berkesimpulan menemukan pengoptimalan lahan kering dan sempit. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan pada 25 Desember 2015 dengan Bapak Ladimin salah satu
Kadus di Desa Semin, “ saya melihat desa saya dulunya gersang, kemudian saya
mempunyai pemikiran dengan lahan sempit, gersang bagaimana bisa membuat warga
saya bisa makan dengan hasil kebunnya sendiri, kalo kita seperti ini teruskita gak akan
maju, selain itu saya juga pengen menyukseskan program mandiri pangan yang di
canangkan pemrintah..mengingat desa saya ini terpencil, perbukitan dan gersang maka
saya mencoba untuk bagaimana mengahsilkan sendiri,,paling tidak untk dimakan
sendiri,,ya,,,syukur...syukur bisa nambah pendapatan warga saya...”
Berdasarkan pemikiran bapak ladimin, yang mencoba menemukan cara bagaimana
bisa memproduksi sendiri hasil bumi dan mencoba mengubah pola pikir masyarakatnya
untuk lebih maju. Tanaman singkong dan buah naga dipilih sebagai tanaman yang bisa
mempynuai nilai tambah bagi warganya. Tanaman ini tidak teerlalu banyak memerlukan
air sehingga cocok hidup di lingkunag yang kering. Beserta warga desa beliau mencoba re
inveting aset yang dimilikinya.
1. Human asset ( SDM )
722
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
Aset ini meliputi sumberdaya manusia yang berusia produktif dan human aset yang di
bidik adalah ibu-ibu rumah tangga, pemuada yang mempunyai pendidikan di bidang
pertnian serta petani yang mempunyai kemampuan kerja.
2. Institusi Asset
Pada poin ini kelembagaan yang ada di desa Semin yaitu kelompok wanita tani.
Penguatan kelembagaan Kelompok Wanita ( kepengurusan,administrasi,keuangan dan
Kekompakan, Dinas ketahanan pangan, Dinas pertanian, swadaya Kelompok Wanita
mampu membangun gapura “Selamat Datang Sentra Buah Naga”. Pemerintah
melalui KKP (Kantor Ketahanan Pangan) Kab. Wonogiri.
3. Phisical asset( Aset Fisik )
Aset ini meliputi pengairan, serta pekarangan warga yang dimaksimalkan.
4. Financial Asset (Aset keuangan)
Aset keuangan yang dimiliki adalah berdasarkan tabungan peribadi, serta uang
kumpulan warga dan hasil pinjaman pemerintah (peran keuangan ninklusif), Simpanan
Pokok Anggota, Berbagai kegiatan Unit Usaha, Kegiatan Matun ( Penyiangan Gulma )
bergilir
5. Environmental Asset (SDA)
Di desa Semin merupakan daerah kering, perbukitan namun beberpa tanama bisa
tumbuh subur di daerah tersebut seperti yang telah diuraikan diatas yaitu tanaman
singkong dan buah naga.
6. Social Asset ( aset sosial)
Aset sosial yang dimiliki desa Semin yaitu universitas-universitas yang telah
melakukan pemberdayaan di Desa Semin sebelumnya, asosiasi tanaman organik.
Tahap kedua adalah dream, dari kilas balik cerita pak ladimin, Desa semin
walaupun gersang tapi mempunyai banyak hal yang bisa diubah, dari tanaman singkong
kedepannya Desa Semin bisa menjadi penghasil tepung mocav, dan dari buah nega desa
semin mempunyai suatu mimpi untuk menjadi senra buah baga. Dari tanaman yang di
tanam di pekarangan yang sempit diharapkan bisa mendapat manfaat baik untuk di makan
sehari-hari maupun untuk meningkatkan pendapatan. Mimpi besar desa Semin adalah
Desa mandiri pangan.
723
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
Tahap ketiga adalah design. Tahap ini kita bersama warga hasil dari pembicaraan
yang merupakan aimplementasi dari pendekatan Assed Based Community Development
(ABCD) melakukan beberapa rogram diantaranya:
1. Pemanfaatan Pekarangan
Berbekal kesabaran,ketelatenan dan keyakinan, program dapat berjalan baik
sesuai yang direncanakan. Hal yang semakin membuat optimis program akan
sukses karena kelompok wanita mempunyai modal yang sangat luar biasa yaitu
semangat, kekompakan, kerja keras, dan keinginan untuk maju.
2. Budidaya Buah Naga Di Desa Semin
Buah naga termasuk tanaman tropis dan dapat beradaptasi dengan berbagai
lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari dan curah hujan.
Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan buah naga sekitar 60 mm/bln atau 720
mm/tahun.. Tanaman ini tidak tahan dengan genangan air. Hujan yang terlalu deras
dan berkepanjangan bisa menyebabkan kerusakan tanaman terutama pembusukan
akar dan merambat sampai pangkal batang. Intensitas sinar matahari yang dibutuhkan
sekitar 70-80 %, karena itulah tanaman ini sebaiknya ditanam dilahan tanpa
naungan dan sirkulasi udara juga baik. Tanaman ini lebih baik pertumbuhannya
bila ditanam didataran rendah antara 0-350 m dpl. Suhu udara yang ideal antara
26-36 derajat Celcius dan kelembaban 70-90 %. Tanah harus ber-aerasi dengan
baik dengan derajat keasaman (pH)6,5–7.
Agar tanaman ini bisa tumbuh dengan baik dan maksimal, media tumbuhnya
harus subur dan mengandung bahan organik cukup dengan kandungan kalsium
tinggi. Drainase harus berjalan baik dan bersifat porous karena tanaman ini tidak
tahan genangan air. Bahan organic yang digunakan harus benar-benar matang
karena berfungsi menyangga kation dan aktivitas mikroorganisme dan penyedia
hara. Beberapa bahan yang bias digunakan antara lain pupuk kandang, kompos,
dan sekam. Media juga sebaiknya dicampur bahan anorganik seperti pasir yang
berfungsi untuk memperlancar aerasi dan drainase. Dan yang perlu diperhatikan
media tidak boleh mengandung garam. Hampir semua persyaratan itu terpenuhi
di Desa Semin. Berikut ini tahapan budidayanya :a. Pengolahan Tanah Tanah
dibersihkan, kemudian digemburkan dengan cara mencangkul sedalam satu
cangkulan dengan dibolak balik, Setelah itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai
724
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
dengan cara tanamnya apakah menggunakan system panjatan tunggal atau sistem
kelompok. Pada sistem panjatan tunggal pengolahan tanah hanya dilakukan
disekitar lubang tanam saja, berbeda dengan sistem kelompok pengolahan tanah
dilakukan pada seluruh alur barisan tempat penanaman. Tiap lubang tanaman
dicampur pupuk kandang sebanyak 5-10 kg.
3. Pengairan
Hanya diperlukan disaat kering pada pertumbuhan awal sampai kira-kira umur 6
bulan.
4. Penanaman Pada Lahan
Kedalaman penanaman adalah 20% dari panjang bibit. Misal bibit yang mau
ditanam berukuran panjang 50-80 cm maka kedalamannya sekitar 10-15 cm.
5. Tiang Panjatan Tanaman Buah Naga
Panjatan dapat terbuat dari bambu, batang kayu atau tiang beton dengan tinggi
2 M segi empat ukuran 10 cm X 10 cm.
6. Pemeliharaan
Perawatan sangat mudah, yaitu selalu menjaga kebersihan lahan, ketersediaan
unsure hara tercukupi dan perakaran tidak tergenang dalam waktu yang lama.
7. Panen
Bila perawatan baik tanaman Buah Naga pada Umur 1-2 tahun sudah mulai
berbunga dan berbuah. Musim buah dimulai pada bulan September-Maret atau
pada musim penghujan.Jumlah buah perbatang berjumlah 3-7 buah.
Tahap terakhir adalah destiny, tahap ini menegaskan langkah untuk mewujudkan
mimpinya. Dan yang di lakukan di Desa semin adalah pertama mewajibkan warga Desa
Semin makan thiwul dua hari sekali. Kedua mewajibkan warganya menanam tanaman
produktif seperti sayur mayur dan buah buahan di halaman rumahnya, semaksimal
mungkin. Dan ketiga mewajibkan warganya berternak.
725
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
E. KESIMPULAN
1. Pengembangan masyarakat dengan pendekatan Aset based Community
Development (ABCD) dengan segala bentuk modal maupun aset yang
diperlukan masyarakat untuk berkembang dapat mengembangkan masyarakat Desa
Semin. Aset-aset yag ada digunakan sebagai proses mewujufdkan impian desa
yaitu desa mandiri pangan (sentra buah naga, penghasil tepung mokav serta desa
agrowisata karena penataan serta kewajiban yang diberikan kepada warganya)
2. Pemberdayaan masyrakat dengan program Desa Mandiri Pangan dapat
meningkatkan pendaptan masyarakat Desa Semin
F. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat disarankan :
1. Program Desa Mandiri Pangan tetap dilanjutkan untuk mengurangi angka
kemiskinan didesa-desa khususnya Desa Semin
2. Monitoring program desa mandisri pangan dilakukan secara continue melalui
kelembagaan yang baik serta koordinasi dan sinergisitas dari seluruh stakeholders
terkait dalam program tersebut
3. Memberikan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan yang intensif serta
kemudahan akses usaha bagi masyarakai Desa semin peningkatkan SDM
masyarakat desa
726
13 April 2016, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL MELALUI PENGEMBANGAN KEUANGAN INKLUSIF
DAFTAR PUSTAKA
Christoper dereau,2013. Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan. TT: Australian
Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS)
PhaseII
Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed.
Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.
Farid Hadi, 2013, Membangun Berbasis Aset: Upaya Membangkitkan Warga yang Berdaya
dan Aktif Membangun Kemandiriannya, dalam Jurnal Mandatory, , Volume 10,
Nomor 1, penerbit IRE Yogyakarta
Garry Paul Green dan Anna Haines, 2012, Asset Building Community Development, SAGE
Publication, USA
Haines, Anna (2009), Assets-based Community Development in an Introduction to
Community Development, Rhonda Phillips and Roberth H. Pitmann, 1st Ed.
Roudlegde, NY, USA, 2009.
Permendagri RI Nomor 7 Tahhun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat,
Bandung : Fokus Media.
Sumardjo, Adi Firmansyah, 2015. Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sumber
Daya Pangan di Sekitar Wilayah Operasional PT. Pertamina Asset 3 Subang Field.
Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat (Agrokreatif), Mei 2015, Vol. 1 (1): 8-
19 , ISSN: 2460-8572
Suryono, dkk, 2011. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Pertanian Organik
Berbasis Trikolimtan Di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi,Jurnal Pengabdian pada
Masyarakat Nomor. 52,ISSN: 1410-0770
Kurniawati, dkk, 2013. Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Usaha Ekonomi (Studi pada
Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto). Jurnal Administrasi Publik
(JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14
Recommended