View
21
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN KELOR
(Moringaoleifera) PADA PAKAN TERHADAP PERFORMA
PERTUMBUHAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus)
(Skripsi)
Oleh
Media Pramudita
1414111045
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa
oleifera) PADA PAKAN TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN
IKAN BAUNG (Mystus nemurus)
Oleh
Media Pramudita
Daun kelor merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang sangat kaya akan
kandungan nutrisinya. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan digunakannya
daun kelor sebagai suplementasi pada pakan ikan baung. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui pertumbuhan ikan baung yang diberi pakan dari tepung daun
kelor dan untuk mengetahui proporsi penambahan tepung daun kelor yang paling
tepat pada pakan ikan baung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, dengan suplementasi tepung daun kelor
0%, 2%, 4%, dan 6% ke dalam pakan komersil yang telah dihancurkan.
Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan harian,
konversi pakan, retensi protein, kelangsungan hidup dan kualitas air. Data yang
diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji
duncan pada selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh nyata penambahan tepung daun kelor pada pakan terhadap performa
pertumbuhan ikan baung. Perlakuan 4% menujukkan hasil yang terbaik
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, karena memiliki performa pertumbuhan
berat mutlak tertinggi yaitu (34,70±0,00 g) dan pertumbuhan harian tertinggi
(0,58±0,00 g/hari).
Kata kunci : Daun kelor, ikan baung, pertumbuhan, pakan.
ABSTRAK
THE EFFECT OF Moringa leaf flour (Moringa oleifera)
SUPLEMENTATION IN FEED TO THE PERFORMANCE OF BAUNG
FISH GROWTH (Mystus nemurus)
By
Media Pramudita
Moringa leaf is one type of tropical plant that is very rich in nutritional content.
This is one of the considerations for the use of Moringa leaf as a supplement to
baung fish feed. The purpose of this study was to determine the growth of baung
fish fed from Moringa leaf flour and to determine the proportion of the most
appropriate addition of Moringa leaf flour to baung fish feed. This study used a
completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications, with
supplementation of Moringa leaf flour 0%, 2%, 4%, and 6% into commercial feed
that has been destroyed. The parameters observed included absolute weight
growth, daily growth, feed conversion, protein retention, survival and water
quality. The data obtained were analyzed by analysis of variance and followed by
a duncan test at a 95% confidence interval. The results showed that there was a
significant effect of adding Moringa leaf flour to feed on the performance of
baung fish growth. The 4% treatment showed good results compared to other
treatments, because it had the highest absolute weight growth performance (34.70
± 0.00 g) and the highest daily growth (0.58 ± 0.00 g / day).
Keywords: Moringa leaf, baung fish, growth, feed.
PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN KELOR
(Moringaoleifera) PADA PAKAN TERHADAP PERFORMA
PERTUMBUHAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus)
Oleh
MEDIA PRAMUDITA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
: Pengaruh Suplemenhsi Tepung Daun Kelor (Moringaoleifera) pda Pakan terhadap Performa PertumbuhanIkan Baung (lttysnrs Nemwas)
:MediaPramuditah
rurt
lbgrut Studi
n&ilbs
ir\
,. \vIEI.IYEruJUI !k$ortisi PembBhinq
r--\\ *.u-
Iftfn Santoso, SJi.l&Si 1 S.T, MAppSc.NIP. 1977032? 200501 -1001 NIP. 19?91 1 182002122001
2. Ketua JunrsanPerikanan dan Kelautan
I
--l'l "l*Ir.Siti Hudaidah. MiSc.
-:#
NrP. 19640215 1996032001
MENGESAHKAI{
t. TimPenguji
(qlrr
S&rgris
FengujiB*an Pembimbing
: Linir S.rtm' SJi- Ilil.$ii
--/-r.1r. _\1.. a
+Sry"p*tsn;$4apft
:.f
\\-\i
: Berh Putr S.Si.lif,$i
AHMIJ-T
Eekan FakultmPertanisn
'. Irwan Sukri Banuwar M,Sill020t9E$31002
Tryd Lulus Ujian Skripsi : l0 Desember 2018
PERNYATAAI\[
Dengan ini Saya menyatakan Bahwa:
l. Karya tulis say4 Skripsi/Laporan Akhir ini, adalah asli dan belum pemah
diajukan untuk mendapat gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik
Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapatkarya atau pendapat yang telah ditulis
atau di publikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penylmpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karna karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan nonna yang
bertaku di Perguruan tinggi ini.
Bandar Lampung, 28 Desember 2018Yang Membuat Pernyataan,
Media Pramudita1414fi t04s
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Waykerap pada 19 Januari 1997, sebagai
anak Pertama dari dua bersaudara, buah cinta dari pasangan
Bapak Agus Mediawan dan Ibu Arsani yang diberi nama Media
Pramudita. Penulis Menempuh Pendidikan Sekolah Dasar
Negeri (SDN) 1 Waykerap Kec. Semaka Kab. Tanggamus
2002-2008. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) 1 Semaka 2008-2011. Pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) 1 Kotaagung 2011-2014. Kemudian penulis melanjutkan studi di
Universitas Lampung, Fakultas Pertanian, Jurusan Perikanan dan Kelautan,
Program studi Budidaya perairan, melalui jalur SNMPTN 2014 dan telah
diselesaikan pada 2018.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah aktif mengikuti Organisasi
Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Universitas Lampung (HIDRILA)
2014-2015, Organisasi Ikatan Mahasiswa Tanggamus (IMAMTA) 2017-2018 dan
Organisasi Persatuan Pemuda dan Mahasiswa Tanggamus (PERMATA) . Penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Januari-Maret 2017 di desa
Qurnia Mataram Kec. Seputih Mataram Kab. Lampung Tengah. Penulis
melaksanakan Praktik Umum (PU) di Dunia Air Tawar, Taman Mini Indonesia
Indah, Jakarta pada bulan Juli-Agustus 2017. Penulis telah melakukan penelitian
sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada bulan Mei-Juli 2018 di
Laboratorium Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung.
Penulis telah menyelesaikan masa studi S1 di Universitas Lampung pada tgl 10
oktober 2018 dengan menulis dan menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Suplementasi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Pada Pakan
Terhadap Performa Pertumbuhan Ikan Baung (Mystus nemurus”.
P
MOTTO
Jangan pernah malu bermimpi Tinggi, karena orang lain hanya bisa menilai
dan melihat, sedangkan yang mengetahui kerasnya usaha mu hanya dirimu
~media pramudita~
Kita tidak benar – benar tahu apa yang sudah dilalui seseorang untuk bertahan
hidup. Mereka pun tidak tahu apa yang sudah kita terjang, hingga sampai pada
titik sekarang. Kita tak berhak untuk menghina dan mencaci, kita hanya perlu
saling menghargai
~anonim~
Jangan pernah lelah berbuat baik, meskipun tidak diperlakukan baik, suatu
saat kau akan dipertemukan dengan orang baik dan ditemukan oleh orang
baik.
~media pramudita~
PERSEMBAHAN
Alhamdulilahhirabbilalamin dengan penuh rasa syukur ku kepada sang pencipta
Allah SWT yang selalu menjaga disetiap langkahku, kupersembahkan karya
sederhanaku ini kepada kedua orang tua ku
(Bapak Agus Mediawan & Ibu Arsani)
yang sangat aku sayangi dan aku banggakan serta telah mendoakanku,
mensupport, membimbing dan selalu menyayangiku dalam keadaan apapun.
Alak ku tercinta H. Marhasi yang sangat aku sayangi dan aku banggakan serta
telah mendoakan ku, dan menyayangiku.
adikku Nabawi A.rauf yang selalu mendoakan, mensupport, membimbing,
mengerti dan mengalah dengan kebutuhanku selama ini
Teman-teman seperjuanganku yang telah memberi warna di hidupku
“Almamater Tercinta Universitas Lampung”
SANWACANA
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir “SKRIPSI” yang berjudul
“Pengaruh Suplementasi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Pada Pakan
Terhadap Performa Pertumbuhan Ikan Baung (Mystus nemurus)” sebagai salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) di Universitas
Lampung.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya dukungan dari
orang-orang sekitar, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. Selaku dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung
2. Ibu Ir.Siti Hudaidah, M. Sc. Selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
3. Bapak Limin Santoso, S.Pi., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Budidaya
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung sekaligus Pembimbing
Utama Skripsi yang selalu memberikan arahan dan bimbingan yang sangat
berarti dan bermanfaat
4. Ibu Esti Harpeni S.T., MAppSc. Selaku dosen pembimbing Akademik
sekaligus Pembimbing II skripsi yang selalu memberikan arahan dan
bimbingan yang sangat berarti dan bermanfaat.
5. Ibu Berta Putri S.Si., M.Si. Selaku dosen Pembahas skripsi yang selalu
memberiku arahan, motivasi dan nasihat.
6. Kedua orang tua ku Bapak Agus Mediawan dan Ibu Arsani yang selalu
mendoakan di setiap langkah kaki ku, menyayangiku, mendidik ku, dan selalu
memberikan biaya maupun keperluan yang ku butuhkan.
7. Adikku tercinta Nabawi A.rauf yang selalu ku rindukan kejailan dan
keakurannya.
8. Alak ku tersayang H. Marhasi yang selalu memberiku semangat dan
memberikan biaya maupun keperluan yang ku butuhkan.
9. Maya megawati S.Pd yang selalu menemani tangis dan tawa serata menemani
kemana saja.
10. Teman Praktik umum ku Yessica manullang, Nora sintia, dan Nursela wati
yang selalu berbagi keluh kesah bersama.
11. Teman – teman bdpi 14 ku yang sangat baik hati (Riky, Bagus, Mewa, Revita,
M.iqbal, Zikra, cici, yoppy, tere, yana dan ratih).
12. Teman seperjuangan penelitianku dilaboratorium dan dibelakang (ussy,
nandya, yesika, sela, nora)
13. Teman angkatan ku yang sangat aku cintai BDPI 14 tak ada
tandingannyaaaaaa!!!
14. Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan
Bandar Lampung, 28 Desember 2018
Penulis
Media Pramudita
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMKBAR ......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.4 Kerangka Pikir Penelitian ......................................................................... 3
1.5 Hipotesis ................................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
2.1 Biologi Ikan Baung .................................................................................. 7
2.2 Pertumbuhan Ikan Baung ......................................................................... 9
2.3 Kebutuhan Protein dan Energi.................................................................. 9
2.4 Daun Kelor(Moringa oleifera) ............................................................... 11
III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 15
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................. 15
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 15
3.2.1 Alat Penelitian ................................................................................. 15
3.2.2. Bahan Penelitian.............................................................................. 15
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................. 16
3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................. 17
3.4.1 Tahap Persiapan .............................................................................. 17
3.4.2 Tahap Penelitian .............................................................................. 19
3.5 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 19
3.5.1 Pengujian Mutu Pakan .................................................................... 19
3.6 Pengukuran Kualitas Air ........................................................................ 22
3.7 Analisis Data .......................................................................................... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 23
4.1 Kualitas Pakan ........................................................................................ 23
ii
4.2 Pertumbuhan Berat Mutlak Pada Ikan Baung ........................................ 25
4.3 Laju Pertumbuhan Harian ...................................................................... 27
4.4 Kelangsungan Hidup .............................................................................. 29
4.5 Feed Convertion Ratio(FCR) ................................................................ 30
4.6 Retensi Protein ....................................................................................... 33
4.7 Kualitas Air ............................................................................................ 34
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 37
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 37
5.2 Saran ....................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Kandungan nilai gizi daun kelor segar dan kering .................................. 13
Tabel 2. Kandungan asam amino per 100 g daun kelor ........................................ 13
Tabel 3. Komposisi pakan uji ............................................................................... 18
Tabel 4. Hasil Uji Proksimat Pakan Uji (%) ......................................................... 23
Tabel 5. Kualitas Air Pemeliharaan Ikan Baung ................................................... 35
iv
DAFTAR GAMKBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian...................................................................... 5
Gambar 2. Ikan baung (Mystus nemurus) (Rukmini, 2012). .................................. 8
Gambar 3. Daun kelor (Moringa oleifera) ............................................................ 12
Gambar 4. Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Baung. ............................................. 26
Gambar 5. Pertumbuhan Berat Harian Ikan Baung .............................................. 28
Gambar 6. Kelangsungan Hidup Ikan Baung ....................................................... 30
Gambar 7. Rasio Konversi Pakan (FCR) Ikan Baung .......................................... 32
Gambar 8. Retensi Protein Ikan Baung ................................................................. 33
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha perikanan budidaya terus mengalami peningkatan seiring dengan
permintaan konsumen yang terus meningkat. Keberhasilan suatu usaha budidaya
dapat ditentukan oleh tiga faktor yaitu pakan (feeding), bibit unggul (breeding),
dan manajemen budidaya yang baik. Ikan baung (Mystus numerus) adalah ikan
asli Indonesiayang banyak ditemukan di rawa-rawa, danau, waduk dan perairan
yang tenang lainnya, meskipun begitu ikan baung tetap memerlukan oksigen yang
tinggi untuk kehidupannya. Seiring dengan tujuan pengembangan budidaya, ikan
baung menjadi salah satu sasaran, khususnya di bidang pengembangan budidaya
air tawar karena bernilai ekonomis tinggi (Arie,2008).
Pakan merupakan unsur yang sangat penting dalam kegiatan budidaya perikanan,
sehingga pakan yang dibuat harus memiliki kandungan nutrisi yang sesuai
berdasarkan kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ikan. Kualitas pakan
merupakan salah satu faktor utama untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam
budidaya. Apabila pakan ikan berkualitas, maka akan meningkatkan pertumbuhan
sehingga produksi ikan akan lebih meningkat (Handari, 2002).
Protein merupakan suatu nutrisi yang terkandung di dalam pakan yang dibutuhkan
untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan, penggantian jaringan – jaringan
2
tubuh yang rusak, serta penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan.
Protein penting untuk fungsi jaringan yang normal, untuk pertahanan dan
perbaikan protein tubuh ikan juga baik untuk pertumbuhan (Watanabe, 1988).
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman tropis
yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Kelor dikenal di
seluruhdunia sebagai tanaman bergizi dan WHO telah memperkenalkan kelor
sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi (malnutrisi),
daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang telah banyak
diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat kaya akan nutrisi,
diantaranya kalsium, besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Oluduro,
2012;Misra & Misra, 2014).
Daun kelor mengandung zat besi lebih tinggi daripada sayuran lainnya yaitu
sebesar 17,2 mg/100 g, kandungan nilai gizi daun kelor yaitu kadar air pada daun
segar 94,01% pada daun kering 4,09 % protein pada daun segar 22,7% pada daun
kering 28,44% kandungan lemak pada daun segar 4,65% pada daun kering 2,74%
kadar abu pada daun kering 7,95% kandungan karbohidrat pada daun segar
51,66% pada daun kering 57,01% kandungan serat pada daun segar 7,92% pada
daun kering 12,63% dan kandungan kalsium pada daun segar berkisar antara 350-
550 mg sedangkan pada daun kering berkisar antara 1600 – 2200 mg(Yameogo et
al, 2011).
Ketersediaan daun kelor yang cukup melimpah serta tersedia sepanjang tahun
menjadi salah satu pertimbangan untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran
dalam pakan yang relatif murah.
3
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan ikan baung yang
diberi pakan dari tepung daun kelor dan mengetahui proporsi penambahan tepung
daun kelor yang paling tepat pada pakan ikan baung.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah memberikan informasi kepada mahasiswa dan pelaku
budidaya mengenai penggunaan tepung daun kelor sebagai bahan tambahan untuk
pakan ikan baung.
1.4 Kerangka Pikir Penelitian
Daun kelor merupakan salah satu bagiandari tanaman kelor yang telah banyak
diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat kaya akan nutrisi,
diantaranya kalsium, besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C(Oluduro,
2012;Misra & Misra, 2014).
Daun kelor juga mengandungberbagai macam asam amino, antara lainasam amino
yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin,
histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan,sistein dan methionin Tepung daun
kelor (Moringa oleifera) memiliki beberapa zat hypotensif, antikanker, dan
antibakterial seperti : niacimicin dan pterygospermin.Selain itu daun kelor juga
memilikisenyawa antioksidan antara lain sitosterol dan glukopyranoside, daun
kelor juga mempunyai nilai gizi tinggi dan dianggap sebagai suplemen protein
dan kalsium,dari berbagai penelitian diketahui bahwa pada daun kelor terdapat
komposisi vitamin A, B dan kalsium, zat besi dan protein yang tinggi dan daun
4
kelor memiliki kandungan asam amino essensial seimbang. (Simbolan et al.
2007).
Pertumbuhan ikan baung bersifat allometrik dimana pertambahan berat lebih
cepat dari pada pertambahan panjang tubuh. Sedangkan berdasarkan jenis
kelamin, pertumbuhan ikan baung jantan berbanding lurus dimana pertambahan
berat sebanding dengan pertambahan panjang badan.
Faktor makanan memegang peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ikan
baung, namun pakan yang menjadi sumber utama makanan bagi ikan baung masih
cenderung kurang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan baung, sehingga
ikan baung mengalami pertumbuhan yang lambat dikarenakan sumber proteinnya
kurang terpenuhi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh penambahan tepung daun kelor pada pakan buatan terhadap laju
pertumbuhan ikan baung.
5
Ya Tidak
Tidak Ya
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Hо : µi = 0 Suplementasi tepung daun kelor pada pakan pada berbagai
komposisi (0%, 2%, 4%, 6%) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap pertumbuhan ikan baung (Mystus nemurus) pada selang
kepercayaan 95%.
Suplementasi tepung daun kelor dalam pakan ikan
baung (0 %, 2% , 4% , 6 %)
Aspek pertumbuhan ikan baung :
Pertumbuhan berat mutlak,
pertumbuhan harian, rasio konversi pakan.
Berbe
da
nyata
Pertumb
uhan
lebih
baik
Tidak dapat
digunakan
sebagai
suplementasi
pada pakan
benih ikan
baung
Dapat digunakan sebagai suplementasi pada pakan ikan
baung
Tepung Daun Kelor
6
Hı : µi ≠ 0 Minimal ada satu perlakuan penambahan tepung daun kelor pada
pakan yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan baung
(Mystus nemurus) pada selang kepercayaan 95%.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Baung
Ikan baung merupakan jenis ikan asli Indonesia yang biasa hidup di sungai-sungai
besar, rawa dan danau di perairan Jawa, Sumatera, Bangka dan Kalimantan. Ikan
baung merupakan salah satu jenis ikan catfish selain sama seperti ikan lele dan
juga ikan patin. Ikan baung memiliki bentuk tubuh seperti ikan patin dengan
warna putih perak pada bagian bawah dan kecoklatan pada punggung. Ikan baung
memiliki tekstur daging berwarna putih, lembut dan tebal, tanpa duri halus serta
rasanya yang gurih dan lezat melebihi rasa daging ikan patin dan ikan lele atau
ikan catifish lainnya. Ikan baung juga memiliki kandungan protein yang tinggi
namun rendah lemak (Khairumanet al., 2008).
Klasifikasi ikan baung adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Bagridae
Genus : Mystus
Spesies : Mystus nemurus
(Khairuman et al., 2008).
8
Ciri-ciri umum dari ikan baung yaitu memiliki kepala ikan kasar, sirip lemak
dipunggung sama panjang dengan sirip dubur, pinggiran ruang mata bebas, bibir
tidak bergerigi yang dapat digerakkan, daun-daun insang terpisah, langit - langit
bergerigi, lubang hidung berjauhan yang dibelakang dengan satu sungut hidung,
dan sirip punggung berjari - jari keras tajam.
Ikan ini tidak bersisik, mulutnya tidak dapat disembulkan, tulang rahang atas
bergerigi, 1-4 pasang sungut dan umumnya berupa sirip tambahan (Sukendi,
2010).
Gambar 2. Ikan baung (Mystus nemurus) (Rukmini, 2012).
Ikan baung merupakan ikan perairan umum yang mempunyai nilai ekonomis
penting yang banyak dijumpai di perairan Sumatera, Jawa dan Kalimantan.Ikan
baung banyak hidup di perairan tawar, daerah yang paling disukai adalah perairan
yang tenang, bukan air yang deras. Ikan baung banyak ditemukan di rawa-rawa,
danau-danau, waduk dan perairan yang tenang lainya. DiSumatera, ikan baung
banyak ditemukan di Danau Toba, tetapi populasinya terus berkurang karena
adanya penangkapan yang tidak selektif. Selain itu ikan baungjuga sering
ditemukan di sungai-sungai yang berarus lambat(Rukmini, 2012).
9
2.2 Pertumbuhan Ikan Baung
Pertumbuhan merupakan bentuk alokasi energi setelah energi untuk pemeliharaan
tubuh telah dipenuhi. Protein merupakan zat yang sangat penting karena ikan
membutuhkan protein dalam jumlah yang besar untuk proses pertumbuhannya.
Protein merupakan zat pembangun jaringan otot dan daging, serta menjadi
hormon dan enzim yang berperan dalam proses pertumbuhan (Millamena et
al.,2002).
Laju pertumbuhan ikan, ditentukan oleh banyaknya protein yang dapat diserap
dan dimanfaatkan oleh ikan sebagai zat pembangun. Oleh sebab itu, agar ikan
dapat tumbuh dengan cepat, pakan yang diberikan harus memiliki kandungan
energi yang cukup untuk memenuhi energi metabolisme serta memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi untuk kebutuhan pembangunan sel-sel
tubuh yang baru (Dani, 2005).
Lebar badan ikan baung lima kali lebih pendek dari panjang standar. Pertumbuhan
ikan baung adalah allometrik, yakni pertambahan berat lebih cepat daripada
pertambahan panjang badan. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, pertumbuhan
ikan baung jantan berpola isometrik dimana pertambahan berat sebanding dengan
pertambahan panjang badan (Kordi, 2009).
2.3 Kebutuhan Protein dan Energi
Ikan sangat membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan dan mempertahankan hidup.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang kompleks. Pertumbuhan
dan kemampuan mempertahankan hidup ikan dipengaruhi oleh perubahan pada
kemelimpahan organisme yang menjadi makanannya. Fungsi utama makanan
10
adalah untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Makanan yang dimakan
ikan digunakan untuk kelangsungan hidup dan apabila ada kelebihan makanan
maka dimanfaatkan untuk pertumbuhan (Hariati, 2010).
Nutrisi yang harus ada pada ikan adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan
mineral. Sekitar 50% dari kebutuhan kalori yang diperlukan oleh ikan berasal dari
protein. Bahan ini berfungsi untuk membangun otot, sel-sel, dan jaringan tubuh,
terutama bagi ikan-ikan muda.
Kebutuhan protein sendiri bervariasi tergantung pada jenis ikannya. Pada
umumnya kebutuhan protein pada ikan dapat digolongkan sebagai berikut : 15%
sampai 30% dari total pakan bagi ikan-ikan herbivora, dan 45% bagi ikan
karnivora. Sedangkan untuk ikan-ikan muda diperlukan diet dengan kandungan
protein 50% (Masyamsir, 2001).
Kebutuhan protein pada ikan berkaitan dengan kebutuhan energi total (protein,
lemak, karbohidrat). Kandungan energi rendah menyebabkan sebagian protein
sebagai sumber energi digunakan untuk metabolisme. Agar laju pertumbuhan
optimal ikan harus diberi protein dengan kandungan energi yang seimbang secara
cukup dan terus menerus. Protein dalam pakan diperlukan sebagai sumber asam
amino (Febriani, 2006).
Protein memegang peranan penting dalam penyusunan jaringan dan organ tubuh
hewan termasuk ikan. Kebutuhan protein ikan baung yang berukuran 14 g sampai
100 g adalah 25%, namun kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kebutuhan
ikan terhadap protein pada suhu dibawah 24 oC ikan channel catfish tidak tumbuh
11
lebih baik pada protein 35% dibandingkan kadar protein 25%, tetapi jika suhu air
diatas 24 o
C ikan akan tumbuh baik pada 30% dan 35% protein dalam pakan.
Protein merupakan sumber asam amino yang mempunyai unsur C, H, O, dan N.
Protein berfungsi sebagai zat pembangun jaringan-jaringan baru, pengatur proses
metabolisme tubuh dan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak
terpenuhi oleh lemak dan karbohidrat (Hermiastuti, 2013).
Pada umumnya ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada hewan-hewan
ternak. Selain itu jenis dan umur ikan juga berpengaruh terhadap jumlah
kebutuhan protein. Ikan pemakan daging membutuhkan protein yang lebih banyak
dari pada ikan pemakan tumbuh-tumbuhan. Ikan muda relatif mumbutuhkan
protein yang lebih banyak daripada ikan dewasa sebab ikan muda masih giat-
giatnya tumbuh (Rukmini, 2012).
2.4 Daun Kelor(Moringa oleifera)
Tanaman kelor tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di
ketinggian ± 1000 dpl. Kelor banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di
halaman rumah atau ladang. Daun kelor dapat dipanen setelah tanaman tumbuh
1,5 hingga 2 meter yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6 bulan. Namun
dalam budidaya intensif yang bertujuan untuk produksi daunnya, kelor dipelihara
dengan ketinggian tidak lebih dari 1 meter. Pemanenan dilakukan dengan cara
memetik batang daun dari cabang atau dengan memotong cabangnya dengan jarak
20 sampai 40 cm di atas tanah.Kelor dikenal di seluruh duniasebagai tanaman
bergizi dan WHO telahmemperkenalkan kelor sebagai salah satupangan alternatif
untuk mengatasi masalahgizi (malnutrisi) (Broin, 2010).
12
Di Indonesiasendiri pemanfaatan kelor masih belumbanyak diketahui, umumnya
hanya dikenalsebagai salah satu menu sayuran. Selain dikonsumsi langsung dalam
bentuk segar, kelor juga dapat diolah menjadi bentuk tepung, tepung daun kelor
dapat ditambahkanuntuk setiap jenis makanan sebagai suplemen gizi (Prajapati et
al., 2003).
Klasifikasi tanaman keloradalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera Lamk
(Syamsuhidayat & Hutapea, 1991).
Daun kelor muda berwarnahijau muda dan berubah menjadi hijau tua pada daun
yang sudah tua, daun muda teksturnya lembut dan lemas sedangkan daun tua agak
kaku dan keras. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan tepi daun rata dan
ukurannya kecil–kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai (Tilong, 2012).
Gambar 3. Daun kelor (Moringa oleifera)
13
Daun kelor merupakan salah satu bagiandari tanaman kelor yang telah banyak
diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat kaya akan nutrisi,
diantaranya kalsium, besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Oluduro,
2012 ; Misra & Misra, 2014). Daun kelor mengandung zat besi lebih tinggi
daripada sayuran lainnya yaitu sebesar 17,2 mg/100 g (Yameogo et al., 2011)
(Tabel 1).
Tabel 1. Kandungan nilai gizi daun kelor segar dan kering
Komponen gizi Daun segar Daun kering Daun kering hasil
proksimat
Kadar air (%) 94,01 4,09 6,50
Protein (%) 22,7 28,44 21,49
Lemak (%) 4,65 2,74 6,39
Kadar abu - 7,95 11,78
Karbohidrat (%) 51,66 57,01 43,93
Serat (%) 7,92 12,63 9,88
Kalsium (mg) 350-550 1600-2200 -
Energi (Kcal/100g) - 307,30 - Sumber: (Melo et al.,2013)
Daun kelor juga mengandungberbagai macam asam amino, antara lainasam amino
yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin,
histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftofan, sistein dan methionin (Tabel 2).
Tabel 2. Kandungan asam amino per 100 g daun kelor
Komponen asam amino Daun segar Daun kering
Argine 406,6 mg 1.325 mg
Histidine 149,8 mg 613 mg
Isoleusine 299,6 mg 825 mg
Leusine 492,2 mg 1.950 mg
Lysine 342,4 mg 1.325 mg
Methionine 117,7 mg 350 mg
Phenylalanine 310,3 mg 1.388 mg
Threonine 117,7 mg 1.188 mg
Tryptophan 107 mg 425 mg
Valine 374,5 mg 1.063 mg
(Simbolan et al., 2007).
14
Daun kelor mengandung fenoldalam jumlah yang banyak yang dikenal sebagai
penangkal senyawa radikal bebas. Kandungan fenol dalam daun kelor segar
sebesar 3,4% sedangkan pada daun kelor yang telah diekstrak sebesar 1,6% (Foild
et al., 2007).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai bulan Juli 2018 selama
60 hari di Laboratorium Budidaya Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kolam terpal berukuran
1 x 1,5 x 0,5 m3 sebanyak 12 buah, mesin penepung, mesin pencetak pakan,
nampan, timbangan digital, termometer, aerasi, scoopnet, gelas ukur, toples, DO
meter, pH paper, penggaris, blower, alat tulis dan kamera.
3.2.2. Bahan Penelitian
Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu :
1. Ikan uji
Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan baung yang berasal
dari Balai Benih Ikan Sentral Trimurjo, Lampung Timur sebanyak 120 ekor
dengan berat rata-rata 3 g/ekor.
2. Pakan uji
Pakan yang digunakan adalah pakan komersil protein 30%, tepung daun kelor,
16
tepung tapioka dan air.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)
dengan empat perlakuan yang masing-masing mempunyai tiga ulangan sehingga
terdapat 12 unit percobaan. Adapun perlakuan yang digunakan sebagai berikut :
Perlakuan A : Pakan tanpa suplementasi tepung daun kelor 0%
Perlakuan B : Pakan dengan suplementasi tepung daun kelor 2%
Perlakuan C : Pakan dengan suplementasi tepung daun kelor 4%
Perlakuan D : Pakan dengan suplementasi tepung daun kelor 6%
Gambar skema rancangan perlakuan kolam pemeliharaan ikan baung adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
Px = Perlakuan
y = Ulangan
Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Yij = π + σi + Ɛij
Keterangan :
I =Perlakuan A.B.C dan D
J =Ulangan 1,2,3
Yij = Nilai pengamatan dari pemberian pakan dengan persentase tepung daun
P3.1 P1.2
P4.1 P3.2 P4.3 P1.3
P2.3 P1.1 P4.2 P2.1
P3.3 P2.2
17
kelor yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan ikan baung pada ulangan
ke-j
µ = Nilai tengah dari pengamatan
Ɛij =Pengaruh galat percobaan pada pemberian pakan dengan persentase
tepung daun kelor yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan ikan baung
pada ulangan ke-j
σi =Pengaruh pemberian pakan dengan persentase tepung daun kelor
yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan ikan baung
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Tahap Persiapan
1. Pembuatan Tepung Daun Kelor
Cara pembuatan tepung daun kelor yaitu :
1) Daun kelor muda segar dibersihkan yaitu dengan mencuci menggunakan
air mengalir dan bagian dahan serta daun mudanya dibuang.
2) Daun kelor dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari
selama 5 jam dengan kurun waktu 2 hari hingga air yang terkandung
dalam daun kelor habis.
3) Daun kelor kering digiling menggunakan mesin penepung agar menjadi
tepung, kemudian disimpan.
4) Tepung daun kelor dilakukan uji proksimat.
2. Pembuatan Pakan Uji
Cara pembuatan pakan uji yaitu :
18
1) Pakan komersial digiling menggunakan mesin penepung hingga hancur,
pakan yang digunakan pakan jenis apung dengan kandungan protein 30%.
2) Pakan yang sudah dihancurkan, ditambahkan dengan tepung daun kelor
sesuai dengan komposisi yang digunakan yaitu 0%, 2%, 4% dan 6%,
kemudian dicampurkan binder berupa tepung tapioka dan ditambahkan air
sebanyak 10% dari jumlah pakan.
3) Setelah pakan komersial, tepung daun kelor, tepung tapioka dan air
tercampur, kemudian dicetak kembali dengan mesin pencetak pakan
menjadi pakan apung, selanjutnya pelet yang dicetak dijemur dibawah
sinar matahari selama 3 jam – 4 jam.
4) Pakan uji yang sudah kering disimpan dan siap diberikan ke ikan baung.
Tabel 3. Komposisi pakan uji
No Pakan uji Komposisi
1 Pakan uji perlakuan
0%
Tepung pelet 781 2000 g, tepung tapioka 750 g,
dan air 1 liter.
2 Pakan uji perlakuan
2%
Tepung pelet 781 2000 g, tepung tapioka 750 g,
tepung daun kelor 40 g dan air 1 liter.
3 Pakan uji perlakuan
4%
Tepung pelet 781 2000 g, tepung tapioka 750 g,
tepung daun kelor 80 g, dan air 1 liter.
4 Pakan uji perlakuan
6%
Tepung pelet 781 2000 g, tepung tapioka 750 g,
tepung daun kelor 120 g, dan air 1 liter.
3. Persiapan Wadah dan Media Pemeliharaan
Wadah pemeliharaan yang akan digunakan berupa kolam terpal sebanyak 12
buah dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan berukuran 1 x 1,5 x 0,5 m3. Diisi
Air setinggi ± 40 cm. Penebaran benih dilakukan pada pagi hari. Benih yang
ditebar sebanyak 10 ekor per kolam dengan berat rata-rata 2 g/ekor dan
pemeliharaan dilakukan selama 60 hari.
19
3.4.2 Tahap Penelitian
1. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan adalah pakan pelet dengan
frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB,
17.00 WIB dengan feeding rate (FR%) 3% dari bobot tubuh ikan.
2. Pengambilan Sampel untuk Sampling Pertumbuhan
Pengambilan sampel untuk sampling sebanyak 10 sampel dari populasi yang
di ambil untuk sampling parameter yang diamati adalah pertumbuhan berat
mutlak ikan baung, rasio konversi pakan, tingkat kelangsungan hidup, retensi
protein, dan kualitas air media pemeliharaan. Sampling dilakukan 10 hari
sekali saat pemeliharaan.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Pengujian Mutu Pakan
1. Pengujian Secara Kimia
Pengujian proksimat, uji proksimat merupakan pengujian mutu pakan secara
kimia untuk mengetahui kandungan nutrisi formulasi pakan untuk setiap
perlakuan. Analisis proksimat yang dilakukan yaitu kadar air, kadar abu dan
serat kasar.
2. Pengujian Secara Biologi
Pengujian secara biologi yaitu pengaruh pakan terhadap pertumbuhan benih
ikan baung, yang dapat diuji dengan pengamatan aspek pertumbuhan yaitu :
20
1) Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak diukur dengan menggunakan timbangan digital.
Pertumbuhan mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (1997)
sebagai berikut :
W = Wt – Wo
Dimana:
W = Pertumbuhan berat mutlak (gram)
Wt = Berat rata-rata akhir (gram)
Wo = Berat rata-rata awal (gram)
2) Pertumbuhan harian
Pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus Zonneveld et al
(1991) sebagai berikut :
–
x 100%
Dimana:
ADG = Laju pertumbuhan harian (gram/hari)
Wt = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-t (gram)
Wo = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-0 (gram)
t = Waktu pemeliharaan (hari)
3) Rasio Konversi Pakan
Rasio konversi pakan atau Feed Convertion Rasio (FCR) adalah
perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan berat ikan yang
dihasilkan (Effendi, 1997).FCR dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
21
–
Dimana:
FCR = Feed Convertion Ratio
F = Jumlah pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan (gram)
Wt = Bobot akhir (gram)
Wo = Bobot awal (gram)
4) Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat Kelangsungan hidup atau survival rate (SR) diperoleh
berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991)
yaitu:
Dimana:
SR = kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
5) Retensi Protein
Nilai retensi protein dihitung berdasarkan persamaan Takeuchi (1988),
yaitu :
RP=[
]×100%
Dimana:
RP = Retensi Protein (%)
F = Kandungan protein tubuh pada akhir pemeliharaan (g)
I = Kandungan protein pada awal pemeliharaan (g)
22
P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g).
3.6 Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran kualitas air yang akan diukur dalam penelitian meliputi suhu, oksigen
terlarut (DO) dan tingkat keasaman (pH). Pengamatan kualitas air dilakukan pada
awal, pertengahan dan akhir pemeliharaan.
3.7 Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan, maka
data penelitian dianalisis dengan ragam(ANOVA). Apabila perlakuan
berpengaruh terhadap perubah yang diukur, maka akan dilakukan uji Duncan
dengan selang kepercayaan 95% (Steel & Torrie, 1981).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh yaitu pertumbuhan ikan baung yang diberi pakan
daun kelor selama 60 hari menghasilkan pertumbuhan tertinggi pada perlakuan C
atau tepung daun kelor 4% sebesar 34,70 g, dan perlakuan terendah pada
perlakuan A atau tepung daun kelor 0% sebesar 30,83 g. Penambahan tepung
daun kelor hingga 4% berpotensi menjadi suplementasi bagi pakan ikan baung
dalam meningkatkan performa pertumbuhan ikan baung.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai
pengaruh suplementasi daun kelor pada sistem imunitas ikan baung.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. & Liviawaty, E. 2005. Pakan Ikan. Kanisius, Yogyakarta
Armiah, J. 2010. Pemanfaatan Fermentasi Ampas Tahu dalam Pakan terhadap
Pertumbuhan Benih Ikan Selais (Ompok hypopyhalmus). Skripsi Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kalautan Universitas Riau. Pekanbaru. (Tidak
diterbitkan).
Arie, U. 2008.Seputar Budiddaya Ikan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Boer, I. & Adelina. 2006. Buku Ajar Ilmu Nutrisi dan Pakan Ikan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 79 hal.
Boyd, C.E. 1979. Water Quality Management in Pond Fish Culture Aquaculture
Experiment Station, Auburn University, Alabama.
Broin. 2010. Growing & processing moringa leaves. France: Imprimerie Horizon.
Das. A. K., Rajkumar. V. Verma, A. K.,& Swarup. D. 2012. Moringa oleifera
leaves extract: A natural antioxidant for retarding lipid peroxidation in
cooked goat meat patties. International Journal of Food Science &
Technology. 47: 585–591.
Daelami, D. A. S. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Swadaya (Anggota
IKAPI).Jakarta. 166 hlm.
Dani, N. P. 2005. Komposisi Pakan Buatan untuk Meningkatkan Pertumbuhan &
Kandungan Protein Ikan Tawes (Puntius javanicus). Jurnal BioSmart. 7
(2) : 83-90.
Effendi, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor.
Effendi. H. 2000. Telaahan Kualitas Air. Jurusan Manajemen Sumber Daya
Peraiaran. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. IPB.
Effendi, M.I. 2006. Biologi Perikanan.Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta
Febriani, M. 2006. Substitusi Protein Hewani dengan Tepung Kedelai & Khamir
Laut untuk Pakan Patin (Pangasiussp.) & Kerapu Tikus (Cromileptus
altibelis). Jurnal Perikanan.8 (2): 169-176.
39
Foild N., Makkar, H.P.S. & Becker. 2007. The Potential of Moringa Oleifera for
Agricultural & Industrial Uses. Dar Es Salaam. Mesir.
Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Handari, R.D. 2002. Teknologidan Kontrol Kualitas Pengolahan Pakan di PT
Charoen Pokphan SidoarjoJawa Timur. Laporan Praktek Kerja Lapangan.
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hardjamulia dan Suhendra, 2000. Budidaya Ikan di Pekarangan.
PenerbitSwadaya. Jakarta
Hariati, E. 2010. Potensi Tepung Cacing Sutera (Tubifex sp) & TepungTapioka
untuk Substitusi Pakan Komersial Ikan Patin (Pangasius
Hypophtalmus).Skripsi. Universitas Atma JayaYogyakarta.Yogyakarta.
Hermiastuti, M. 2013. Analisis Kadar Protein & Identifikasi Asam Amino pada
Ikan Patin (Pangasius djambal). Skripsi. Universitas Jember. Jember.
Khairuman, K. Amri.,& T. Sihombing. 2008. Budidaya Lele Dumbo di Kolam
Terpal.PT. Agromedia Pustaka. Depok.
Khalil, M., Zahnila., &Hartami, P. 2015. Studi Penggunaan Pakan Pelet Hasil
Formulasi dari Bahan Baku Nabati untuk Meningkatkan Pertumbuhan
Benih Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Berkala Perikanan Terubuk
43(1) : 32 - 44.
Kordi, G. 2009. Budidaya Perairan Jilid 2. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.
Lovell, T. 1989. Nutrision and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold, Auburn.
Mahmood, K.T., Tahira, M., & Ikram, U.H. 2011. Moringa oleifera: anatural gift-
A review. Journal of Pharmaceutical Sciences & Research. 2 (11): 775-
781.
Masyamsir.2001. Penuntun Praktikum Membuat Pakan Ikan Buatan.Departemen
Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem &Standar Pengelolaan
SMK. Jakarta.
Melo, N. V., Vargas. T. Quirino., & C.M.C., Calvo. 2013. Moringa oleifera L. An
underutilized tree with macronutrients for human health. Emir. J. Food
Agric. 25 (10): 785-789.
Millamena, O. M., Colloso. R.M., & Pascual.F.P., (eds.). 2002. Nutrition in
Tropical Aquaculture: essentials of fish nutrition, feeds, & feeding of
tropical aquatic species. Tigbauan, Iloilo, Philippines: SEAFDEC
Aquaculture Department. 221 p.
40
Misra, S.& Misra, M. K. 2014. Nutritional evaluation of some leafy vegetable
used by the tribal & rural people of south Odisha. India. Journal of
Natural Product & Plant Resources. 4 : 23-28.
Misra, A., Srivastava, S.,& Srivastava, M. 2014. Evaluation of anti diarrheal
potential of Moringa oleiferaLam. leaves. Journalof Pharmacognosy &
Phytochemistry. 2(5) : 43-46.
Oluduro, A.O. 2012. Evaluation of antimicrobial properties & nutritional
potentials of Moringa oleifera Lam. leaf in South Western Nigeria.
MalaysianJournal of Microbiology. 8 : 59-67.
Pongmaneerat, J.; Watanabe, T. & Takeuchi, T. 1993. Use of different protein
meals as partial or total substitution for fish meal in carp diets. Nippon
Suisan Gakkaishi, (59): 1249-1257.
Prajapati,R.D. Murdia PC.,&Yadav CM,Chaudhary JL. 2003. Nutritive value of
drumstick (Moringa oleifera) leaves in sheep and goats. Indian Journal of
Small Ruminants (2):136-137.
Royce, W.F. 1972.Introduction to The Fisheries Science. Academic Press.
NewYork.
Rukmini. 2012. Teknologi Budidaya Biota Air. Karya Putra Darwati. Bandung.
Setiawati, M. 2003. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Nila Merah
(Oreochromis niloticus.) yang dipelihara pada Media Bersalinitas. Jurnal
Aquaculure 2(1) : 27-30.
Simbolan, J.M. Simbolan M., & Katharina N. 2007. Cegah Malnutrisi dengan
Kelor. Kanisius. Yogyakarta.
State, A.H. Hammouda, Y., El-Nadi, A., & Abozaid, H. 2014. Evaluation of
Feeding Raw Moringa (Moringa oleifera Lam.) Leaves Meal in Nile
Tilapia Fingerlings (Oreochromis niloticus) Diets. GlobalVeterinaria
13(1): 105 -111.
Sugihartono, M. Muarofah, Ghofur., & Satrio. 2016. Pengaruh Padat Penebaran
Yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Larva
Ikan Baung (Mystus nemurus). Jurnal Akuakultur Sungai Dan Danau. 1:
12-21.
Suhendra, N. Reza, Samsudin., & Estu, N.Pertumbuhan Benih Ikan Baung
(Hemibagrus Nemurus) dalam Keramba Jaring Apung yang Diberi Pakan
Buatan Dengan Kadar Protein Berbeda.Jurnal Iktiologi Indonesia, 10(1):
65-71, 2010.
41
Sukendi. 2010. Biologi Reproduksi & Pengendaliannya Dalam Upaya
Pembenihan Ikan Baung (Mystus nemurus CV) dari Perairan Sungai
Kampar Riau. IPB. Bogor.
Steel, Rober G.D dan Torrie, James H. (1981). Prinsip dan Prosedur Statistika:
Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia, Jakarta.
Syafriadiman, N.A. Pamukas., S. Hasibuan. 2005. Prinsip Dasar Pengelolaan
Kualitas Air. Mina Mandiri.
Syamsuhidayat & Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, 305-
306, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, BadanPenelitian dan
Pengembangan Kesehatan , Jakarata.
Taufik, I. 2006. Pemeliharaan larva ikan betutu dengan periode penyinaran yang
berbeda. Jurnal riset akuakultur. 3: 431-436. Pusat riset perikanan
budidaya. Pasar Minggu.
Tilong, A.D. 2012. Ternyata Kelor Penakluk Diabetes. DIVA Press.Jogjakarta.
Verma, A.R. Vijayakumar. M., & Mathela. C.S. Rao. C.V. 2009. In vitro & in
vivo antioxidant properties of different fractions of Moringa oleifera
leaves. Food Chem. Toxicol. 47. 2196–2201.
Watanabe, S. 1988. Research Activities. Japan Atomic Energy Research institute,
Tokyo.
Yanti, S. Priyadi, A., & Mundriyanto, H. 2003. Rasio energi dan protein yang
berbeda terhadap efisiensi pemanfaatan protein pada benih ikan baung
(Mystus nemurus). Jurnal Penelitian Perikanan indonesia 9(1):1-4
Yameogo, W.C. Bengaly. D. M., Savadogo. A., Nikiema, P. A., & Traore. S. A.
2011. Determination of Chemical Composition & Nutritional values of
Moringa oleifera Leaves. Pakistan Journal of Nutrition. 10 (3): 264-268.
Yonanda. A. 2012. Pengaruh Pemberian Sari Nabati Terhadap Kelangsungan
Hidup Larva Ikan Tambakan (Helosstoma temenckii). Skripsi. Jurusan
Budiddaya Perairan Fakultas Pertanian Unbari Jambi.
Yuliati, P. 2003. Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan dan Sintasan
Dederan Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus.) di Kolam. Jurnal
IkhtiologiIndonesia 3(2) : 30 – 35.
Yunita, E., Maresi, S.R.P., Priyanti. Fitoplankton Sebagai Bioindikator Saprobitas
Perairan di Situ Bulakan Kota Tanggerang. Jurnal Biologi 8(2) : 113 -122.
42
Zonneveld, N., E. A. Huisman and J. H. Boon. 1991. Prinsip - Prinsip Budidaya
Ikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 318 hal.
Recommended