View
245
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH PERSEPSI PENTINGNYA ETIKA DAN TANGGUNG
JAWAB SOSIAL DAN PERTIMBANGAN ETIS TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Barry Rahmandani
NIM: 11140820000041
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
ii
PENGARUH PERSEPSI PENTINGNYA ETIKA DAN TANGGUNG
JAWAB SOSIAL DAN PERTIMBANGAN ETIS TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
BARRY RAHMANDANI
11140820000041
Di Bawah Bimbingan
Drs. Abdul Hamid Cebba,MBA.,Ak.,CPA
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta
TAHUN 2019
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Senin, 10 September 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa/i:
Nama : Barry Rahmandani
No. Induk Mahasiswa : 11140820000041
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung
Jawab Sosial dan Pertimbangan Etis Terhadap
Pengambilan Keputusan Etis
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 September 2018
1. Drs. Abdul Hamid Cebba,MBA.,Ak.,CPA
NIP : 19620502 199303 1 003
2. Nur Wachidah Yulianti,SE.,MS.Ak
NIDN : 2005078501
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 30 April 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Barry Rahmandani
2. NIM : 11140820000041
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung
Jawab Sosial dan Pertimbangan Etis Terhadap
Pengambilan Keputusan Etis
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 April 2019
1. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA.
NIP. 19760924 200604 2 002
2. Atiqah, S.E., M.S.Ak
NIP : 19820120 200912 2 004
3. Drs. Abdul Hamid Cebba,MBA.,Ak.,CPA (............................................)
NIP : 19620502 199303 1 003 Pembimbing I
:
:
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Barry Rahmandani
NIM : 11140820000041
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung
Jawab Sosial dan Pertimbangan Etis Terhadap
Pengambilan Keputusan Etis.
Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan
hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari
penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya
orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima
sanksi berdasarkan tata tertib di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Barry Rahmandani
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 3 Juni 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Bhineka III Kp. Rumbut RT 10/09 No 03, Pasir
Gunung Selatan, Cimanggis, Depok 16451
Telepon : 0813 1522 0392
Email : barryrahmandani96@gmail.com
II. PENDIDIKAN
Tahun 2002 – 2008 : SDN Tugu 1
Tahun 2008 – 2011 : MTSN 17 Jakarta Timur
Tahun 2011 – 2014 : SMAN 88 Jakarta Timur
Tahun 2014 – 2018 : S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Staf Divisi Usaha ATK Kopma UIN Jakarta (2015)
2. Divisi Keuangan ATK dan PU Kopma UIN Jakarta (2016)
3. Ketua Umum Kopma UIN Jakarta (2017)
4. Ketua Pengawas Kopma UIN Jakarta (2018)
5. Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Koperasi (PSDK) Asosiasi
Koperasi Mahasiswa (AKM) Jabodetabek Banten (2018)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Sida
2. Ibu : Suminah
3. Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
vii
THE EFFECT OF PERCEPTION OF THE IMPORTANCE OF ETHICS
AND SOCIAL RESPONSIBILITY AND ETHICAL CONSIDERATIONS ON
ETHICAL DECISION MAKING
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of perceptions of the importance of
ethics and social responsibility and ethical considerations on ethical decision
making. This study uses primary data. The distribution of questionnaires was
carried out to public accountants working in the Public Accountant Office in the
DKI Jakarta and Tangerang areas. Sampling using the convenience sampling
method. The number of respondents who were sampled in this study were 93
auditors. The analytical method used to test the hypothesis is multiple regression
analysis using SPSS 24 software. The results of this study indicate that
perceptions of the importance of ethics and social responsibility and ethical
considerations have a significant effect on ethical decision making.
Keywords: Perception of the importance of ethics and social responsibility,
consideration ethical, ethical decision making, and accountants
public
viii
PENGARUH PERSEPSI PENTINGNYA ETIKA DAN TANGGUNG
JAWAB SOSIAL DAN PERTIMBANGAN ETIS TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi pentingnya etika
dan tanggung jawab sosial dan pertimbangan etis terhadap pengambilan
keputusan etis. Penelitian ini menggunakan data primer. Penyebaran kuesioner
dilakukan kepada akuntan publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang
berada di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Pengambilan sampel
menggunakan metode convenience sampling. Jumlah responden yang menjadi
sampel penelitian ini sebanyak 93 Auditor. Metode analisis yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda menggunakan software SPSS
24. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial dan pertimbangan etis berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis.
Kata Kunci: Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial dan,
Pertimbangan Etis, Pengambilan Keputusan Etis, Akuntan
Publik
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial dan Pertimbangan
Etis Terhadap Pengambilan Keputusan Etis.”. Shalawat berserta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, Sang Teladan yang membawa kita ke
jalan kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai salah satu
syarat guna meraih gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, syukur atas kehendak
Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan. Selain itu, penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah dan Ibu serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa dan
dukungan penuh untuk penulis selama ini, terutama saat penulis
menjalankan perkuliahan sampai proses penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Bapak Prof. Dr. Amilin, SE.,Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP
selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Zuwesty Eka Putri, M. Ak selaku dosen Pembimbing Akademik yang
bersedia terus membimbing Penulis dari awal masuk kuliah
x
6. Bapak Abdul hamid Cebba, MBA. CA., CPA selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing,
berdiskusi, dan memberikan motivasi kepada penulis.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu
yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
8. Seluruh peneliti dan penulis yang karyanya baik jurnal dan bukunya telah
penulis jadikan sumber, terimakasih atas karyanya yang semakin
memperkaya pengetahuan penulis.
9. Keluarga besar Akuntansi UIN Jakarta angkatan 2014 yang senantiasa
mendukung dan mendoakan.
10. Keluarga besar Kopma UIN Jakarta yang senantiasa mendukung dan
mendoakan.
11. Keluarga besar pengurus dan pengawas Kopma UIN Jakarta tahun 2016,
2017 dan 2018, terimakasih atas kerjasamanya selama ini.
12. Keluarga besar pengurus Asosiasi Koperasi Mahasiswa (AKM) Jabodetabek
Banten 2018 terimakasih atas kerjasama dan dukungan nya selama ini.
13. Rekan-Rekan KKN 120 HIBRIA yang yang senantiasa mendukung dan
mendoakan. Terima kasih banyak kalian.
14. Seluruh teman-teman yang sudah mendukung dan mendoakan penulis
selama ini, mohon maaf jika tidak tertulis satupun nama kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan, dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 30 April 2019
(Barry Rahmandani)
xi
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................... xi
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii
Daftar Gambar ................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 11
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 11
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 14
A. Tinjauan Literatur ................................................................................... 14
C. Pengembangan Hipotesis ......................................................................... 45
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 47
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 49
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 50
D. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 50
1. Variabel Dependen ............................................................................... 50
2. Variabel Independen ............................................................................ 51
E. Metode Analisis Data ............................................................................... 54
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 54
2. Uji Kualitas Data .................................................................................. 54
xii
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 57
4. Uji Hipotesis .......................................................................................... 59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 61
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................... 61
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 61
2. Karakteristik Profil Responden .......................................................... 63
B. Hasil Uji Instrument Penelitian .............................................................. 66
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 66
2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................ 67
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 70
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 74
C. Interpretasi Hasil ..................................................................................... 76
1. Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
(PRESOR) terhadap Pengambilan Keputusan Etis ............................ 76
2. Pengaruh Pertimbangan etis terhadap pengambilan keputusan etis ..
................................................................................................................ 78
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 80
A. Simpulan. .................................................................................................. 80
B. Implikasi. .................................................................................................. 80
C. Keterbatasan ............................................................................................. 81
D. Saran. ........................................................................................................ 82
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 83
LAMPIRAN ......................................................................................................... 86
xiii
Daftar Tabel
Tabel 1. 1 Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan ..................................................... 3
Tabel 2. 1 Komponen Psikologi Rest ............................................................................ 33
Tabel 2. 2 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................... 37
Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 52
Tabel 4. 1 Distribusi Penyebaran Kuesioner ............................................................... 62
Tabel 4. 2 Data Sampel Penelitian ................................................................................ 62
Tabel 4. 3 Hasil Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 63
Tabel 4. 4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ........... 64
Tabel 4. 5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......... 64
Tabel 4. 6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir ............. 65
Tabel 4. 7 Descriptive Statistics ................................................................................... 66
Tabel 4. 8 Hasil Uji Validitas Pengambilan Keputusan Etis ...................................... 68
Tabel 4. 9 Hasil Uji Validitas Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab
Sosial ................................................................................................................................ 68
Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas Pertimbangan Etis ..................................................... 69
Tabel 4. 11 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................... 69
Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas................................................................................... 70
Tabel 4. 13 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................................ 72
Tabel 4. 15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1, X2 dan Y .................. 74
Tabel 4. 16 Hasil Uji Statistik t Variabel X1,X2 dan Y ................................................ 75
xiv
Daftar Gambar
Gambar 2. 1 Langkah-langkah pengambilan keputusan etis .................................... 18
Gambar 2. 2 Skema Kerangka Pemikiran .................................................................... 48
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ....................... 71
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik P-Plot ............................... 71
Gambar 4. 3 Hasil Uji Heterokedastisitas menggunakan Scatter Plot ..................... 74
xv
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ........................................................................... 87
Lampiran 2 Surat Keterangan dari Kantor Akuntan Publik ................................. 89
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian yang Disebar ..................................................... 94
Lampiran 4 Daftar Identitas dan Jawaban Responden ...................................... 100
Lampiran 5 Output Hasil Pengujian Data ........................................................... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Jasa audit eksternal saat ini sudah menjadi industri jasa yang sangat
dibutuhkan di masyarakat. Peranan akuntan publik dalam memberikan
informasi keuangan bagi masyarakat bisa dikatakan sangat vital. Kepercayaan
diri masyarakat dalam investasi pada dasarnya meningkat dikarenakan hasil
audit laporan keuangan yang dapat dipercaya. Berdirinya banyak perusahaan
membuat permintaan jasa audit meningkat, menurut Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan (PPPK) KEMENKEU tercatat per tanggal 3 juli 2018 jumlah
Kantor Akuntan Publik (KAP) aktif di Indonesia yang telah memperoleh izin
sebanyak 448 KAP.
Auditing dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk
memperoleh dan menilai bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan
asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
(Boynton, Johnson, & Kell, 2002). Dalam rangka menjaga kepercayaan
masyarakat tentang jasa audit eksternal maka dibuatlah Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAPIAPI).
Tren jasa audit eksternal kian meningkat dikarenakan banyak juga
masalah-masalah yang dialami oleh suatu entitas bisnis baik secara global
maupun lokal (Indonesia). Permasalahan-permasalahan kompleks internal
tersebutlah yang dapat membuat perusahaan berada di ambang kebangkrutan,
2
Jasa audit hadir untuk menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan
perusahaan baik dari segi keuangan maupun non keuangan. Kecurangan
(Fraud) bisa terjadi karena adanya kelemahan dalam pengawasan
pengendalian internal perusahaan. Saat ini fraud kian marak terjadi dengan
berbagai macam cara yang makin bervariasi sehingga disini lah kompetensi
auditor semakin diuji untuk dapat mengikuti fraud yang berkembang di suatu
entitas.
Kesalahan pertimbangan investor dalam investasi saham salah satunya
adalah terdapat manipulasi nominal dalam laporan keuangan yang terbit di
bursa efek. Hal seperti ini kerap terjadi karena terdapat kekeliruan atau
kecurangan dalam proses pembuatan laporan keuangan tersebut, kelalaian oleh
auditor dalam proses audit nya atau bisa juga karena adanya perilaku tidak etis
yang dilakukan oleh auditor sehingga laporan keuangan yang telah diaudit
tidak merepresentasikan kondisi perusahaan.
Auditor seringkali dihadapkan pada situasi dilema antara independensi
dan keberlanjutan bisnis Kantor Akuntan Publik nya. Auditor diminta untuk
tetap independen sementara mereka melanjutkan bisnis berdasarkan fee yang
diterima dari klien, situasi ini terkadang membuat akuntan berada dalam
situasi dilematis (Mudassir, 2011)
(Shafer & Simmons, 2008) berpendapat bahwa profesi akuntan publik
telah menjadi terlalu dikomersialkan. Sebagian besar penelitian menunjukkan
bahwa tindakan lembaga akuntansi profesional sering dilatarbelakangi
3
keinginan membela kepentingan anggota mereka, klien, atau para elit
profesional, bukan karena kepedulian terhadap kepentingan umum.
Banyaknya kasus pelanggaran kode etik profesi yang melibatkan
auditor terangkum dalam tabel 1.1 Daftar Pelanggaran Kode Etik Profesi
Akuntan
Tabel 1. 1
Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan
No Kasus Detail Kasus
1 Rekayasa
Akuntansi
oleh BUMN
(2013)
BUMN melakukan rekayasa akuntansi dan akuntan publik
tidak melakukan koreksi.
(https://www.liputan6.com/bisnis/read/690613/bumnmasih-
sering-curang)
2 Pemalsuan
Audit
Proyek
Hambalang
(2015)
Pemalsuan dan manipulasi laporan audit berupa
pembuatan faktur palsu pada proyek Hambalang yang
dijalankan oleh PT Dutasari Citra Laras (DCL).
(www.kpk.go.id/id/berita/berita-sub/2459-saksi-
ungkappemalsuan-audit-machfud)
3 Kasus Suap
Opini WTP
(2016)
Kasus suap terkait pemberian opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) oleh BPK RI terhadap laporan
keuangan Kemendes PDTT tahun anggaran 2016.
(https://nasional.kompas.com/read/2017/05/28/02000
071/kronologi.kasus.dugaan.suap.pejabat.kemendes
.pdtt.dan .auditor.bpk)
5 Dugaan
Suap auditor
BPK
(2017)
Dugaan TIPIKOR penerimaan hadiah atau janji terkait
pemberian opini wajar tanpa pengecualian di Kementrian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(Kemendes PDTT).
(www.kpk.go.id/id/berita/siaranpers/3964-kpk-tahan-
empat-tersangka-dugaan-suap auditor-bpk)
6 Gagal
melalukan
audit
laporan
keuangan
(2017)
Anggota jaringan EY di Indonesia KAP Purwantono,
Suherman & Surja yang mengumumkan hasil audit atas
perusahaan telekomunikasi pada 2011 memberikan opini
yang didasarkan atas bukti yang tidak memadai sepakat
membayar denda senilai US$ 1 juta (sekitar Rp 13,3
miliar) kepada regulator Amerika Serikat.
4
No Kasus Detail Kasus
(https://bisnis.tempo.co/read/845604/mitra-ernst
-young-indonesia-didenda-rp-13-miliar-di-as)
7 Kasus
Suap,
Majelis
Kode Etik
siapkan
sanksi
untuk
Auditor
BPK
(2017)
Auditor Madya pada Sub-Auditorat VIIB2 Sigit
Yugoharto diduga menerima satu unit motor
HarleyDavidson Sportster 883 dengan estimasi nilai Rp
115 juta dari General Manager PT Jasa Marga (Persero)
Cabang Purbaleunyi Setia Budi. Menurut KPK, suap
terkait pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT)
terhadap PT Jasa Marga pada 2017.
(https://news.detik.com/berita/3654527/kasus-suapmoge-
majelis-kode-etik-siapkan-sanksi-untuk-auditorbpk)
8 PT Bank
Bukopin
Tbk diduga
Manipulasi
Data
Kartu Kredit
(2018)
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) merevisi laporan keuangan
tiga tahun terakhir, yaitu 2015, 2016, dan 2017. Laporan
keuangan BBKP yang diaudit oleh afiliasi EY di Indonesia
tersebut menyita perhatian otoritas terkait akibat terdapat
kejanggalan pada bisnis kartu kredit Bank
Bukopin.
(https://finance.detik.com/moneter/d3994551/bank-
bukopin-permak-laporan-keuangan-inikata-bi-dan-ojk)
9. Kasus SNP
Finance,
Kemenkeu
jatuhkan
sanksi ke
Deloitte
Indonesia
(2018)
Kasus pembobolan 14 bank oleh PT Sunprima Nusantara
Pembiayaan atau SNP Finance. Hasil pemeriksaan
menyimpulkan bahwa akuntan publik Marlinna dan
Merliyana Syamsul dan Kantor Akuntan Publik Satrio
Bing Eny dan Rekan belum sepenuhnya mematuhi Standar
Audit-Standar Profesional Akuntan Publik dalam
pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan SNP
Finance.
(https://bisnis.tempo.co/read/1130928/kasus-snp-finance-
kemenkeu-jatuhkan-sanksi-ke-deloitte-
indonesia/full&view=ok)
Tabel 1.1 merupakan daftar sejumlah kasus kecurangan yang melanggar
kode etik profesi akuntan selama 5 tahun terakhir yang diperoleh dari berita-
berita yang di publish dalam portal berita seperti Kompas, Liputan6,
DetikNews, DetikFinance, Tempo dan website KPK (www.kpk.go.id). Uraian
5
kasus tersebut menggambarkan lemahnya integritas profesional akuntan dalam
mengambil keputusan etis.
(Adriana, Rosidi, & Baridwan, 2013) mendefinisikan pengambilan
keputusan etis sebagai pengambilan keputusan yang konsisten dengan hukum
dan norma moral dari masyarakat. Pengambilan keputusan etis juga merupakan
pengambilan keputusan yang tidak melanggar hukum dan norma moral. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pengambilan sebuah keputusan bisa dikatakan etis
apabila telah sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku di masyarakat.
Tentunya perbedaan wilayah secara geografis akan mempengaruhi sebuah
tindakan yang dilakukan bisa dikatakan etis atau tidak.
Pengambilan keputusan etis perlu dilakukan dalam setiap kegiatan bisnis
dan tentu nya sebagai auditor harus memahami situasi dan kondisi untuk dapat
membuat keputusan etis dalam kegiatannya sebagai auditor eksternal. Oleh
karena itu, perlu dipahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses
pembuatan keputusan etis tersebut.
(Ferrell & Graham, 1985) dalam (Adriana dkk, 2013) menyusun sebuah
kerangka untuk memahami proses pengambilan keputusan etis. Kerangka
tersebut memberikan kesimpulan bahwa apabila seseorang menghadapi sebuah
dilema etis, maka perilaku yang muncul dipengaruhi oleh interaksi antara
karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan individu dan faktor diluar
individu. Pengambilan keputusan etis melibatkan proses penalaran etis yang di
dalamnya mengolaborasi kesadaran moral dan kemampuan moral kognitif
6
seseorang yang pada akhirnya diwujudkan di dalam proses tindakan sebagai
bentuk implementasi keputusan yang diambil (Wisesa, 2011).
Untuk menjadi lebih etis dan memiliki tanggung jawab sosial akan
profesi akuntan, individu perlu memiliki persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial atau Perceived Role of Ethics and Social Responsibility
(PRESOR). PRESOR terbukti berpengaruh terhadap proses pengambilan
keputusan etis yang penting bagi ke efektifan sebuah organisasi seperti yang
telah diteliti dalam (Adriana dkk, 2013)
(Gray, Young, & Waytz, 2012) menjelaskan persepsi sebagai berikut
“persepsi pikiran mensyaratkan menganggap kapasitas mental kepada
entitas lain, dimana penilaian moral melibatkan pelabelan entitas sebagai baik
atau buruk atau tindakan sebagai benar atau salah. Kami menyarankan bahwa
persepsi pikiran adalah inti dari penilaian moral.”
(Gray dkk, 2012) juga menyatakan persepsi pikiran adalah hakikat
penilaian moral. Menurut Kreitner dan Kinicki yang dikutip oleh (Ardana,
Mujiati, & Sriathi, 2013) persepsi adalah proses interpretasi seseorang terhadap
lingkungannya. (Kurpis, Beqiri, & Helgeson, 2007) mencatat bahwa karena
sifat khusus dari bisnis, seorang professional bisnis cenderung menghadapi
dilema etika yang unik untuk profesi mereka.
Begitu pula dengan profesi auditor, (Blanthorne, Burton, & Fisher, 2014)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan etis
terdapat masalah dual agency pada hubungan antara auditor dengan klien.
Disatu sisi auditor harus membina hubungan baik dengan klien agar tetap dapat
7
menjalin hubungan bisnis, namun disisi lain auditor harus mematuhi standar
audit dan standar etika yang telah ditetapkan demi menjaga profesionalitas
profesi auditor dan laporan audit yang layak digunakan oleh pihak eksternal
terkait kepentingan investasi dan pengendalian internal bagi manajemen
perusahaan auditee.
Etika tentunya menyelamatkan auditor dari kegagalan tanggung jawab
sosial nya di masyarakat, dengan adanya kesadaran tinggi akan pentingnya
etika bagi auditor maka hal itu akan mempengaruhi bagaimana cara auditor
membuat keputusan etis.
Kelemahan akuntan lokal dalam hal etika juga diungkapkan oleh
Hadibroto (1998) yang menyatakan keraguannya terhadap keteguhan para
akuntan Indonesia dalam mempertahankan etika profesi. Hal ini dibuktikan
dengan adanya pandangan kurang baik akan reputasi profesi akuntan Indonesia
di mata internasional yang tentu merupakan penghambat bagi berkiprahnya
akuntan Indonesia di dunia internasional (Media Akuntansi dalam Islahuddin
dan Soesi, 2002). Pengamat ekonomi Sri Mulyani juga menyatakan bahwa
krisis moneter yang terjadi tidak terlepas dari keterlibatan para akuntan lokal,
yang mana para akuntan tersebut sudah terbiasa dengan kondisi hitungan
seimbang, mereka dipaksa melindungi perusahan klien dari kebobrokan
keuangan (Media Akuntansi dalam Islahuddin dan Soesi, 2002).
Dalam menghadapi situasi dilema etis pertimbangan etis diharapkan
dapat membuat keputusan yang diambil oleh individu lebih bermoral. Semakin
tinggi pertimbangan etis yang dilakukan semakin bermoral pula keputusan
8
yang diambil. Banyak perilaku dalam kehidupan profesi akuntan yang
memerlukan pertimbangan etis. (Rest, Thoma, Narvaez, & Bebeau, 1997)
dalam (Arestanti, Herawati, & Rahmawati, 2015) menyatakan bahwa
pertimbangan etis di definisikan sebagai pertimbangan-pertimbangan yang
harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis.
(Purnamasari, 2006) menyatakan pertimbangan etis yang tinggi akan
lebih baik dalam menghadapi konflik dan dilema etis, bahwa individu yang
lebih berkembang secara moral (pertimbangan etisnya lebih tinggi)
kemungkinannya akan lebih kecil untuk menyetujui perilaku yang tidak etis
dan lebih independen dalam membuat keputusan yang terkait dengan dilema
etis.
Auditor dalam praktiknya diharapkan mampu beradaptasi dalam kondisi
tertentu yang mana diharuskan untuk lebih mempertimbangkan segala
tindakannya untuk berperilaku etis. Persepsi pentingnya etika dan tanggung
jawab sosial dapat membantu auditor dalam praktik keseharian nya, etika
profesi auditor mengatur untuk tetap menjaga profesionalisme dalam
pelaksanaan audit.
Banyak kondisi tertentu yang dihadapi auditor dalam kegiatannya selama
proses audit, risiko yang muncul dalam proses audit tentu nya akan
mempengaruhi proses auditnya. Keinginan manajer untuk memperoleh hasil
opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) menjadi tujuan utama nya,
disinilah yang biasa memunculkan celah untuk terjadinya perilaku tidak etis,
risiko yang mungkin muncul ialah keberlangsungan bisnis KAP tersebut di
9
karenakan hubungannya dengan klien yang memungkinkan dapat terjadi
pemutusan kerjasama di lain waktu. Atau pun jika auditor menyetujui untuk
bekerjasama dengan klien untuk mendapatkan opini audit WTP bisa
memungkinkan terjadinya pembekuan praktik KAP ataupun pencabutan izin
berkecimpung dalam hal audit jika terdeteksi melakukan tindak penyimpangan
etika.
Kasus KPMG-Sidharta yang terjadi di tahun 2001 menjadi contoh
ketidak profesionalan suatu Lembaga jasa akuntan publik ternama di Indonesia.
KPMG-Sidharta terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75
ribu, sebagai siasat untuk diterbitkannya faktur palsu untuk biaya jasa
professional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak
perusahaan Baker Hughes.Inc yang tercatat di bursa efek New York. Berkat
aksi sogok ini pajak Easman turun drastis dari yang semula US$ 3,2 Juta
menjadi US$ 270 Ribu. Kasus ini terungkap sejak penasihat anti suap Baker
melaporkannya ke badan pengawas pasar modal AS.
Etika yang dilanggar pada kasus KPMG-Sidharta ini adalah prinsip
integritas karena ia tidak mampu memenuhi tanggung jawab professional nya
sebagai Kantor Akuntan Publik dan juga prinsip Objektifitas karena KAP
tersebut terlihat lebih memihak kepada kliennya sehingga menghilangkan sisi
independensi nya sebagai auditor eksternal dan juga melakukan penyogokan
terhadap aparat pajak di Indonesia. Keinginan untuk mempertahankan kliennya
demi memperoleh masa kerjasama yang lebih lama menjadi salah satu motif
10
dilakukannya sebuah tindakan tidak etis pada suatu kondisi praktik sebagai
auditor.
Berdasarkan pernyataan diatas bisa disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan etis oleh auditor bisa didasarkan bagaimana seorang auditor
memahami tentang pentingnya etika dan tanggung jawab sosial dan bagaimana
seorang auditor mempertimbangkan segala sesuatu nya dengan etis.
Pengambilan keputusan etis tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
individu, tetapi juga oleh faktor-faktor situasional. (Trevino & Youngblood,
1990) sebagaimana dikutip oleh (Purnamasari, 2006) menyatakan bahwa
terdapat dua pandangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan
tidak etis individu. Pandangan pertama berpendapat bahwa tindakan atau
pengambilan keputusan tidak etis lebih dipengaruhi oleh karakter moral
individu, sedangkan pandangan kedua berpendapat bahwa tindakan tidak etis
lebih dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor lingkungan ini dapat berupa faktor
organisasional, kultural, dan situasional.
Dalam penelitian lainnya yang dilakukan oleh Adriana dkk. (2013) yang
menjadikan konsultan pajak sebagai objek penelitiannya membagi dua faktor
yang kemungkinan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis yaitu
faktor individu dan faktor situasional. Dalam penelitian tersebut menyatakan
bahwa faktor-faktor individu seperti persepsi pentingnya etika dan tanggung
jawab sosial dan sifat machiavellian memberikan pengaruh yang signifikan
atas pengambilan keputusan etis, sedangkan faktor-faktor situasional tidak
memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan etis.
11
Menurut penelitian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lanjutan yang ditujukan ke auditor eksternal sebagai responden. Pemilihan
responden berbeda di karenakan masih sedikitnya penelitian yang meneliti
tentang variabel-variabel tersebut secara bersamaan dengan responden auditor
eksternal.
Dengan demikian peneliti memberi judul penelitian ini sebagai
“Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial dan
Pertimbangan Etis Terhadap Pengambilan Keputusan Etis”. Perbedaan
yang mendasarinya secara pasti ialah objek penelitian yang mana saat ini
ditujukan untuk auditor eksternal. Adapun lokasi yang dipilih untuk penelitian
ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta
dan Tangerang. Peneliti berpendapat bahwa wilayah DKI Jakarta dan
Tangerang adalah wilayah strategis industri jasa audit.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah peneliti uraikan di atas,
maka identifikasi masalah yang diteliti ini adalah permasalahan-permasalahan
yang dihadapi oleh Kantor Akuntan Publik, misalnya:
1. Dalam beberapa kasus auditor lebih memilih untuk memihak klien
ketimbang mempertahankan ke independensiannya.
2. Tanggung jawab sosial auditor menjadi terabaikan karena melihat prospek
kerjasama Panjang dengan klien.
C. Pembatasan Masalah
12
Berdasarkan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis kondisi tertentu dalam praktiknya seorang auditor yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan etis berdasarkan variabel
persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial dan pertimbangan
etis.
2. Pengambilan sampel atas masalah yang diteliti hanya dilakukan di KAP
yang terletak di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial
auditor terhadap pengambilan keputusan etis?
2. Bagaimana pengaruh pertimbangan Etis auditor mempengaruhi
pengambilan keputusan etis?
E. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan mengetahui pengaruh persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial terhadap pengambilan keputusan etis
13
2. Menganalisis dan mengetahui pengaruh pertimbangan etis terhadap
pengambilan keputusan etis
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat penelitian yang diperoleh
adalah:
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam
memberikan informasi mengenai pengambilan keputusan etis bagi auditor
dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi informasi bagi auditor
mengenai pengambilan keputusan etis dan diharapkan auditor dapat
terhindar dari perilaku yang menyimpang dari standar etika profesi
auditor.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Atribusi
Teori Atribusi merupakan sebuah teori yang membahas tentang
upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab
perilaku kita dan orang lain. Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi,
teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku
seseorang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor disposisional
(faktor dalam/internal), misalnya sifat, karakter, sikap dan sebagainya,
ataukah disebabkan oleh keadaan eksternal, misalnya tekanan situasi atau
keadaan tertentu yang memaksa seseorang melakukan perbuatan tertentu.
(Esa, 2013)
Atribusi mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab
perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Atribusi adalah proses kognitif
dimana orang menarik kesimpulan mengenai faktor yang mempengaruhi
atau masuk akal terhadap perilaku orang Iain. Dalam mengamati perilaku
seseorang, dilihat dari apakah itu ditimbulkan secara internal (misal
kemampuan, pengetahuan atau usaha) atau eksternal (misal
keberuntungan, kesempatan dan Iingkungan) (Mahdy, 2012)
Dalam organisasi bisnis terdapat banyak kepentingan di dalamnya
baik dari pihak internal perusahaan yang ingin menyampaikan informasi
mengenai pertanggung jawabannya terhadap pengelolaan dana dari pihak
15
luar, selain itu pihak eksternal ingin memperoleh informasi mengenai
perusahaan tempat dia berinvestasi melalui laporan yang andal. Profesi
akuntan ada untuk memecahkan masalah antara kedua belah pihak dengan
informasi yang akurat dan tanpa adanya intervensi baik dari luar maupun
dari dalam perusahaan. Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada
saat auditor mengungkapkan informasi tetapi informasi tersebut oleh klien
tidak ingin dipublikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah
dilema etika ketika auditor harus membuat keputusan yang menyangkut
independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin
terjadi di sisi lainnya (Sasongko, 2006)
2. Pengambilan Keputusan Etis (Ethical Decision Making)
Keputusan etis (Ethical Decision) dapat di definisikan sebuah
keputusan yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh
masyarakat luas (Sasongko, 2006). Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi individu dalam perilaku pengambilan keputusan adalah
faktor-faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat
keputusan seperti gender, umur dan kebangsaan dan juga variabel-variabel
yang merupakan hasil dari proses sosialisasi individu seperti organisasi,
lingkungan kerja, dan profesi.
Penelitian tentang pengambilan keputusan etis, telah banyak dilakukan
dengan berbagai pendekatan mulai dari psikologi, sosial dan ekonomi.
Beranjak dari berbagai hasil penelitian tersebut yang kemudian
dikembangkan dalam paradigma ilmu akuntansi. Louwers, Ponemon dan
16
Radtke (1997) dalam (Sasongko, 2006) menyatakan pentingnya penelitian
tentang pengambilan keputusan etis dari pemikiran dan perkembangan
moral (moral reasoning and development) untuk profesi akuntan dengan 3
alasan, yaitu:
a. Penelitian dengan topik ini dapat digunakan untuk memahami tingkat
kesadaran dan perkembangan moral auditor dan akan menambah
pemahaman tentang bagaimana perilaku auditor dalam menghadapi
konflik etika.
b. Penelitian dalam wilayah ini akan selalu menjelaskan problematika
proses yang terjadi dalam menghadapi berbagai pengambilan
keputusan etis auditor yang berbeda-beda dalam situasi dilema etika.
c. Hasil penelitian ini akan dapat membawa dan menjadi arahan dalam
tema etika dan dampaknya pada profesi akuntan
Beberapa model penelitian etis seringkali hanya mendeskripsikan
bagaimana proses mengambil keputusan yang terkait dengan etika dalam
situasi dilema etika (Sasongko, 2006) sebuah model pengambilan
keputusan etis tidak berada pada pemahaman seharusnya orang membuat
keputusan etis, namun lebih kepada pengertian bagaimana proses
pengambilan keputusan etis itu sendiri. Alasannya adalah pengambilan
keputusan akan memungkinkan menghasilkan keputusan yang etis dan
keputusan yang tidak etis, dan memberikan label atau mendefinisikan
apakah suatu keputusan yang diambil itu merupakan keputusan etis atau
tidak etis akan mungkin sangat menyesatkan (Sasongko, 2006).
17
Rest dalam (Sasongko, 2006) menyatakan bahwa model pengambilan
keputusan etis terdiri dari 4 (empat tahapan), yaitu:
a. Pemahaman tentang adanya isu moral dalam sebuah dilema etika
(Recognizing that moral issue exis). Dalam tahapan ini
menggambarkan bagaimana tanggapan seseorang terhadap isu moral
dalam sebuah dilema etika.
b. Pengambilan keputusan etis (make a moral judgement), yaitu
bagaimana seseorang membuat keputusan etis.
c. Moral intention, yaitu bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud
untuk berkelakuan etis ataupun tidak etis.
d. Moral behaviour, yaitu bagaimana seorang bertindak atau berperilaku
etis atau tidak etis
Sedangkan menurut Jones dalam (Kusumastuti, 2008) menyatakan ada
tiga unsur utama dalam pengambilan keputusan etis, yaitu:
a. Isu Moral (Moral Issue), menyatakan seberapa jauh ketika seseorang
melakukan, jika dia secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan
mengakibatkan kerugian (harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang
lain. Dalam Bahasa yang lain adalah bahwa suatu tindakan atau
keputusan yang diambil akan mempunyai konsekuensi terhadap orang
lain.
b. Agen Moral, adalah orang yang membuat keputusan moral walaupun
mungkin orang yang bersangkutan tidak tidak mengenali isu moral
tersebut.
18
c. Keputusan Etis, di definisikan sebagai sebuah keputusan yang baik
atau legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas Trevino
1986 dalam (Kusumastuti, 2008). Kemampuan dalam mengidentifikasi
dan melakukan perilaku etis atau tidak etis adalah hal mendasar bagi
profesi akuntan. Sehingga menjadi kewajiban dan tanggung jawab
akuntan itu sendiri terhadap keputusan etis yang diambil
Gambar 2. 1
Langkah-langkah pengambilan keputusan etis
Pendekatan pengambilan keputusan etis yang komprehensif harus
dilakukan dengan cermat dan terorganisir nya analisis keputusan etis, ada
tujuh langkah (Seven step) yang dapat digunakan untuk membantu dalam
mengorganisasirkan analisis keputusan etis yang digariskan oleh American
Accounting Association (1993) sebagai berikut:
19
a. Identifikasi Fakta (Apa, Siapa, Dimana, Kapan, dan Bagaimana)
Langkah pertama dalam pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab secara etis adalah menentukan fakta-fakta dalam
situasi tersebut. Membedakan fakta-fakta dari opini belaka adalah hal
yang sangat penting. Perbedaan persepsi dalam bagaimana seseorang
mengalami situasi dapat menyebabkan banyak perbedaan etis. Sebuah
penilaian etis yang dibuat berdasarkan penentuan yang cermat atas
fakta-fakta yang ada merupakan sebuah penelitian etis yang lebih
masuk akal daripada penilaian yang dibuat tanpa fakta. Seseorang
yang bertindak sesuai dengan pertimbangan yang cermat akan fakta
telah bertindak dalam cara yang lebih bertanggung jawab secara etis
daripada orang yang bertindak tanpa pertimbangan mendalam.
Begitu anda mengenali bahwa sebuah isu adalah bagian dari
situasi yang menghadang anda, maka anda akan mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin mengenai isu-isu tersebut. Dalam
mengidentifikasi fakta-fakta penting dapat mengajukan pertanyaan
yang biasanya diajukan dalam langkah ini meliputi
Apa, yaitu berkaitan dengan isu terbaru apa yang mempengaruhi
situasi saat ini
Siapa, yaitu siapa saja yang terlibat dari pihak-pihak dalam situasi
pengambilan keputusan etis atau siapa yang menggunakan
keputusan etis tersebut.
20
Dimana, yaitu menyatakan dimana situasi keputusan etis tersebut
digunakan oleh pihak-pihak pengambil keputusan
Kapan, yaitu pada saat kondisi dan situasi seperti apa keputusan
etis tesebut diambil oleh para pengambil keputusan.
Bagaimana, bagaimana para pengambil keputusan dapat
mengambil keputusan etis saat situasi tersebut
b. Menetapkan Isu Etis
Langkah kedua dalam pengambilan keputusan etis yaitu
menetapkan isu etis yang terbaru. Isu-isu actual melibatkan apa yang
benar-benar diketahui tentang sebuah kasus. Misalnya, fakta-fakta
yang ada. Meskipun konsep ini tampak tepat sasaran, fakta dari
sebuah kasus tertentu tidak selalu jelas dan mungkin kontroversial.
Pengambilan keputusan etis yang bertanggung jawab menyaratkan
kemampuan untuk mengenali sebuah keputusan atau permasalahan
sebagai sebuah keputusan etis atau permasalahan etis.
c. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan, dan nilai
Pada langkah ketiga, proses pengambilan keputusan yang etis
harus mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan dan nilai yang
berlaku serta mempertimbangkan semua pihak yang mempengaruhi
oleh sebuah keputusan, orang-orang ini biasa disebut sebagai
pemangku kepentingan (Stakeholder)
Untuk mengidentifikasi, sebaiknya gunakanlah prinsip-prinsip
etika untuk menentukan alternatif terbaik. Untuk setiap alternatif,
21
dapat mengajukan pertanyaan terkait dengan utilitarianisme, hak dan
prinsip-prinsip keadilan untuk menentukan bagaimana alternatif ini
dinilai sebagai benar atau salah, baik atau buruk, tujuannya adalah
untuk memilih alternatif terbaik. Dalam situasi yang ideal, semua
prinsip-prinsip etika akan mengarah ke alternatif yang sama sebagai
yang terbaik.
d. Menentukan Alternatif
Langkah selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan etis
adalah membandingkan dan mempertimbangkan alternatif-
alternatif, salah satu yang paling mudah adalah dengan menempatkan
diri terhadap posisi orang lain. Sebuah elemen penting dalam evaluasi
ini adalah mempertimbangkan cara untuk mengurangi, meminimalisi,
atau mengganti konsekuensi kerugian yang mungkin akan terjadi.
e. Bandingkan nilai-nilai Alternatif, serta melihat apakah muncul
keputusan yang jelas
Bagaimana untuk memutuskan kapan teori menunjukkan
alternatif yang berbeda ada situasi dimana prinsip-prinsip etis yang
berbeda akan merekomendasikan alternatif yang berbeda. Dalam
sebuah kasus dimana prinsip-prinsip memberikan rekomendasi
campuran dan memilih rekomendasi untuk mengikuti serta bersiap
untuk pembenaran atas pilihan sebaik mungkin. Pembenaran dapat
disediakan mengapa teori-teori menunjukkan bahwa alternatif tersebut
yang tertarik bagaimana dapat sesuai dengan baik kedalam konsepsi
22
tentang apa kehidupan yang baik dan alternatif yang disarankan oleh
teori lain.
f. Menilai Konsekuensi
Sebuah elemen penting dalam evaluasi ini adalah pertimbangan
cara untuk mengurangi, meminimalisasi, atau menggantikan
konsekuensi kerugian yang mungkin terjadi atau meningkatkan dan
memajukan konsekuensi-konsekuensi yang mendatangkan manfaat.
Selain itu, juga perlu mempertimbangkan kewajiban, hal-hal dan
prinsip-prinsip, serta dampak bagi integritas dan karakter pribadi.
g. Membuat keputusan Anda
Menerapkan Alternatif terbaik. Setelah memilih alternatif terbaik
yang tidak dikesampingkan oleh kendala praktis, selanjutnya
memutuskan langkah apa yang diperlukan oleh kendala praktis.
Selanjutnya, memutuskan langkah apa yang diperlukan untuk keluar
dari permasalahan. Pengambilan keputusan yang diakhiri dengan
evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses pengambilan
keputusan sebagai sarana untuk menilai apakah keputusan kita sudah
berdampak baik atau malah tidak berdampak sesuai yang kita
harapkan.
Pengambilan keputusan etis adalah proses dialektik.
Kenyataannya bahwa metode tujuh langkah (seven steps) yang
tercantum dalam urutan numerik tidak menunjukkan urutan logis atau
kronologis yang ketat. Kehadiran fakta yang akan mengingatkan kita
23
pada kebutuhan untuk mempertimbangkan isu‐isu etis tertentu, tetapi
tanpa beberapa pengenalan sebelumnya dari masalah etika. Fakta-
fakta ini tidak akan memiliki etika signifikan. Menentukan apakah
alternatif, siapa para pemangku kepentingan, atau apa kendala praktis
dalam persmencari fakta tambahan sehingga para pemangku
kepentingan dapat menghasilkan alternatif baru.
Richmond, (2001) menyebutkan bahwa dalam mengukur
pengambilan keputusan etis digunakan 8 sketsa etis (ethical vignette).
Sketsa etis digunakan untuk menentukan evaluasi siswa terhadap
perilaku yang dipertanyakan. Vignet adalah cerita pendek dan konkret
yang ditanggapi oleh para peserta dalam berbagai format (Lampe dan
Finn, 1992). Vignet adalah metode umum yang digunakan dalam
penelitian etika bisnis yang memungkinkan peneliti untuk
menempatkan masalah etika dalam konteks yang realistis, dan
mendapatkan beberapa ukuran perbedaan antara prinsip etika dan
perilaku etis. Sebanyak delapan sketsa etika digunakan untuk
menentukan bagaimana alasan etis, moral perilaku, dan dampak
gender evaluasi siswa terhadap dilema etika yang dipertanyakan,
yakni:
1. Pengiriman awal barang
2. Pinjaman bank kepada teman
3. Hadiah Pribadi
4. Penyesuaian utang buruk
24
5. PHK yang lebih muda tetapi lebih kompeten
mempekerjakan
6. Keamanan produk: terus menjual produk yang belum diuji
7. Otorisasi pembayaran suap asing
8. Menyalin perangkat lunak: meminjamkan perangkat lunak
untuk disalin.
Dinyatakan dalam penelitian sebelumnya pentingnya menghadirkan
berbagai dilemma etika adalah untuk mengukur secara memadai
orientasi etika individu (Richmond, 2001)
3. Persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial
Persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi
obyek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses
kognitif/pengenalan (Jiwo. 2011). Persepsi mencakup penerimaan,
pengorganisasian dan penafsiran yang telah diorganisasi sehingga dapat
mempengaruhi perilaku individu. Studi menunjukkan bahwa persepsi
terkait etika sangat berpengaruh terhadap sikap yang ditunjukkan oleh
perilaku para professional dalam dunia bisnis. Penelitian dalam literatur
etika bisnis menyatakan bahwa sikap terhadap persepsi pentingnya etika
dan tanggung jawab sosial mempengaruhi proses pembuatan keputusan
etika.
Etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi
landasan seseorang dalam bertindak sehingga apa yang dilakukannya
dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan terpuji dan meningkatkan
25
martabat dan kehormatan seseorang (Jiwo, 2011). Setiap individu memiliki
pandangan yang berbeda mengenai pentingnya sebuah etika atau prinsip
moral. Pandangan tersebut kemudian mendasari dan mengarahkan individu
dalam berperilaku. Begitu pula dalam dunia bisnis, perilaku professional
juga banyak dipengaruhi oleh banyak prinsip moralitas. Jadi, standar etika
diperlukan bagi profesi akuntansi karena akuntan memiliki posisi sebagai
orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan
kepentingan. Kode etik atau aturan etika profesi akuntansi menyediakan
panduan bagi para akuntan profesional dalam mempertahankan diri dari
godaan dan dalam mengambil keputusan-keputusan sulit
Para ahli filsafat, keagamaan, serta kelompok lainnya telah
mendefinisikan serangkaian prinsip dan nilai moral dengan berbagai cara.
Contoh serangkaian prinsip atau nilai moral yang telah ditentukan UU dan
peraturan, doktrin gereja, kode etik bisnis bagi kelompok profesi seperti
akuntan publik, serta kode perilaku dalam organisasi.
Sebuah organisasi nirlaba yang bernamakan Josephson institution of
ethics mengungkapkan prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Prinsip dan
nilai moral seseorang serta kepentingan relative prinsip tersebut bagi
mereka pasti berbeda dengan orang-orang lainnya. Perbedaan ini
merefleksikan pengalaman hidup , kesuksesan, dan kegagalan yang
dialami, serta pengaruh dari orang tua, guru dan teman. Berikut merupakan
ilustrasi prinsip-prinsip etika yang telah di tentukan yang dikemukakan
oleh Josephson institution of ethics:
26
a. Dapat dipercaya
Mencakup kejujuran, integritas, realibilitas, dan loyalitas.
Kejujuran menuntut itikad baik untuk mengemukakan kebenaran.
Integritas berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan kesadaran
yang tinggi, dalam situasi apapun. Reliabilitas berarti melakukan
semua usaha yang masuk akal untuk memenuhi komitmennya.
Loyalitas adalah tanggung jawab untuk mengutamakan dan
melindungi berbagai kepentingan masyarakat dan organisasi tertentu.
b. Penghargaan (Respect)
Mencakup gagasan seperti kepantasan, kesopansantunan,
kehormatan, toleransi, dan penerimaan. Seseorang yang terhormat
akan memperlakukan pihak lainnya dengan penuh pertimbangan dan
menerima perbedaan serta keyakinan pribadi tanpa berprasangka
buruk.
c. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Berarti bertanggung jawab atas tindakan seseorang serta dapat
menahan diri. Pertanggungjawaban juga berarti berusaha sebaik
mungkin dan memberi teladan dengan contoh, mencakup juga
ketekunan serta upaya untuk terus melakukan perbaikan
d. Kelayakan (Fairness)
Keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan penilaian, sikap
tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, dan keseksamaan.
27
Perlakuan yang layak berarti bahwa situasi yang serupa akan ditangani
dengan cara yang konsisten
e. Perhatian (Caring)
Berarti bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan
pihak lain dan mencakup tindakan yang memperhatikan kepentingan
sesame serta melibatkan perbuatan baik.
f. Kewarganegaraan (Citizenship)
Termasuk kepatuhan pada undang-undang serta melaksanakan
kewajibannya sebagai warga negara agar proses dalam masyarakat
berjalan dengan baik, antara lain pemungutan suara, bertindak sebagai
juri pengadilan di AS, dan melindungi sumber daya yang ada.
Perilaku etis sangat diperlukan dimasyarakat agar dapat berfungsi
secara teratur. Kita dapat berargumentasi bahwa etika adalah perekat yang
dapat mengikat anggota masyarakat. Kebutuhan akan etika dalam
masyarakat cukup penting sehingga banyak nilai etika yang umum
dimasukkan kedalam undang-undang. Namun sebagian besar nilai etika
yang telah ditentukan oleh Josephson institution of ethics tidak dapat di
definisikan cukup baik agar dapat diberlakukan. Akan tetapi, tidak tersirat
bahwa prinsip-prinsip yang tidak dapat di definisikan dengan cukup baik
tersebut kurang penting bagi masyarakat yang teratur.
Menurut keraf dalam (Nugrahaningsih, 2005) etika secara umum
dibagi menjadi dua yaitu etika umum dan khusus. Etika khusus dibagi
menjadi dua yaitu (1) etika individual yang menyangkut kewajiban dan
28
sikap manusia terhadap dirinya sendiri, dan (2) etika sosial yang
menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara perorangan
maupun dalam bentuk kelembagaan. Etika sosial dibagi menjadi beberapa
etika yaitu etika keluarga, etika profesi, etika politik, etika lingkungan
hidup, kritik ideologi, dan sikap terhadap sesama. Etika profesi merupakan
etika khusus yang menyangkut dimensi sosial. Etika profesi khusus
berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan, yang mana dalam
penelitian ini adalah akuntan.
Mulyadi dalam (Nugrahaningsih, 2005) menyatakan bahwa etika
profesi dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku
anggotanya dalam menjalankan praktek profesinya bagi masyarakat. Etika
profesi merupakan suatu konsensus dan dinyatakan secara tertulis atau
formal dan selanjutnya disebut sebagai “kode etik”. Etika profesional bagi
praktik akuntan disebut sebagai kode etik akuntan.
Penelitian dalam literatur etika bisnis menyatakan bahwa sikap
terhadap persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial akan
mempengaruhi proses pembuatan keputusan etika. Shafer dan Simmons
(2008) mengungkapkan bahwa Singhapakdi et al. (1995, 1996)
mengembangkan sebuah instrumen untuk mengukur persepsi pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial-The Perceived Role of Ethics and Social
Responsibility (PRESOR) dalam efektivitas organisasional. Item yang
termasuk dalam skala PRESOR dikelompokkan dalam dua kategori:
“pandangan stockholder” dan “pandangan stakeholder” (Shafer &
29
Simmons, 2008). Pandangan stockholder berpegang bahwa perusahaan
hanya memiliki tanggung jawab yang kecil di luar maksimalisasi laba.
Sedangkan pandangan stakeholder mengakui bahwa tanggung jawab
sosial memiliki wilayah yang lebih luas mencakup semua pihak pemegang
kepentingan.
Etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi
landasan seseorang dalam bertindak sehingga apa yang dilakukannya
dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan terpuji dan meningkatkan
martabat dan kehormatan seseorang. Setiap individu memiliki pandangan
yang berbeda mengenai pentingnya sebuah etika atau prinsip moral.
Pandangan tersebut kemudian mendasari dan mengarahkan individu dalam
berperilaku. Begitu pula dalam dunia bisnis, perilaku professional juga
banyak dipengaruhi oleh banyak prinsip moralitas. Bagi seorang konsultan
pajak yang memberikan jasa pelayanan kepada publik, amat penting untuk
memberikan jasa kepada klien sesuai dengan etika profesi yang ada.
Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa professional akan
meningkat apabila konsultan pajak dapat mewujudkan suatu standar etika
professional yang tinggi (Shafer & Simmons, 2008).
Selanjutnya (Singhapakdi, 1999) dalam (Shafer & Simmons, 2008)
mengembangkan sebuah instrumen untuk mengukur persepsi pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial / Perceived Role of Ethics and Social
Responsibility (PRESOR) dalam sebuah organisasi yang efektif. Skala ini
telah digunakan dalam beberapa studi sebelumnya dan beberapa penelitian
30
tersebut menunjukkan bahwa sikap terhadap etika dan tanggung jawab
sosial perusahaan akan memiliki dampak yang signifikan terhadap proses
pembuatan keputusan etis.
4. Pertimbangan Etis
pertimbangan etis di definisikan sebagai pertimbangan-pertimbangan
apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis. Pertimbangan
etis menyangkut penilaian tindakan seperti yang dibuktikan oleh
komponen pertama, yaitu persepsi etis yang lebih dapat dibenarkan secara
moral (secara moral benar atau bagus). (Tjongari & Widuri, 2014)
Pertimbangan etis mengarah pada sebuah pertimbangan mengenai
apakah kebenaran pasti dari tindakan secara etis seperti apa yang
seharusnya dilakukan. Proses dari tahapan pertimbangan etis meliputi
pemikiran etis dari pertimbangan profesionalnya dalam sebuah pemecahan
yang ideal untuk sebuah dilema etis (Suliani & Marsono, 2010). Trevino
dan Youngblood (1990) (dalam Devaluisa, 2009) mendesain penelitian
untuk menginvestigasi proses pertimbangan etis menggunakan DIT, dan
perilaku moral menggunakan Rotter‟s (1996) Internal-External Locus of
Control Scale.
Hasil dari manajemen pembuatan keputusan mengindikasikan bahwa
subjek dengan lokus pengendalian internal yang lebih memperlihatkan
perilaku etis yang lebih daripada subjek dengan lokus pengendalian
eksternal. Pada penelitian Fisher dan Out (1996) dalam Abdolmuhammadi,
Read, dan Scarbrough (2003) juga terdapat hubungan antara gaya kognitif
31
dan pertimbangan etis pada mahasiswa akuntansi. Oleh karena itu
penelitian mengenai pertimbangan etis merupakan hal yang penting untuk
profesi akuntansi, khususnya terhadap mahasiswa akuntansi karena hal ini
merupakan dasar bagi pembuatan keputusan etis.
Menurut Abdolmuhammadi et.al (2003), penelitian mengenai
pertimbangan etis terhadap mahasiswa akuntansi dan praktisi akuntan
penting karena pada penelitian-penelitian sebelumnya terdapat dua hasil
yang tidak diharapkan yaitu;
a. lulusan akuntansi mempunyai tingkat pertimbangan etis lebih rendah
dari rata-rata keseluruhan lulusan universitas (Lampe dan Finn, 1992;
Armstrong, 1987) dan khususnya terhadap mahasiswa seni
(e.g.,Ponemon dan Glazer, 1990),
b. Pertimbangan etis bertambah seiring dengan bertambahnya umur dan
pendidikan (Rest, 1994). Sejumlah literatur terdahulu (e.g. Armstrong,
1987; Ponemon dan Glazer, 1990 dalam Richmond, 2001) juga
menginvestigasi proses pertimbangan etis pada mahasiwa akuntansi dan
penilaiannya terhadap dilema etika.
Borkowski dan Ugras (1992) menggunakan dilema etika yang
menjelaskan pelanggaran dari tingkah laku etis Standar IMA untuk
akuntan manajemen. Penelitian Richmond (2001) menggunakan vignettes
etika bisnis secara umum yang diadaptasi dari penelitian etika sebelumnya
yang meneliti pelanggaran secara tidak langsung dari kode tingkah laku
etis.
32
Individu dengan tingkat perkembangan etis yang lebih tinggi akan
memandang tindakan meragukan sebagai sesuatu yang tidak etis
dibandingkan dengan individu pada tingkat perkembangan etis yang lebih
rendah (Richmond, 2001). Hal ini diperkuat oleh penelitian Rest (1979)
dan Brabeck (1984) (dalam Richmond, 2001) yang juga menyetujui bahwa
mahasiswa dengan skor DIT yang semakin tinggi akan lebih
mengungkapkan pelanggaran daripada mahasiswa dengan skor
pertimbangan etis yang lebih rendah. Weber dan Green (1991) dalam
Robertson dan Ross (1995) menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara tingkatan alasan moral dengan tindakan etis.
Pertimbangan etis (ethical judgment) mengarah pada pembuatan
sebuah pertimbangan mengenai apakah kebenaran pasti dari tindakan
secara etis seperti apa yang seharusnya dilakukan. Rest (1986) menggagas
suatu model atau kerangka analisis empat komponen kerangka kerja untuk
meneliti pengembangan proses pemikiran moral individu dan tingkah laku
moral atau etika individu dalam mengambil keputusan dimana tiap
komponen tersebut mempengaruhi perilaku moral dan kegagalan pada
komponen tersebut dapat menyebabkan perilaku tidak etis (Chan, 2006
dalam Agung, 2007). Rest (1986) menyatakan bahwa untuk bertingkah
laku secara moral atau etis seorang individu sebelumnya harus, paling
tidak, melakukan empat proses psikologi dasar (Chan, 2006 dalam Agung,
2007). Empat komponen proses psikologi dasar dalam model pengambilan
keputusan etis yang diusulkan oleh Rest tersebut, yaitu:
33
a. Pengenalan individu akan keberadaan masalah etis dan
pengevaluasian pengaruh pilihan perilaku potensial pada
kesejahteraan pihak yang terimbas.
b. Penentuan moral secara ideal yang sesuai dengan sebuah situasi atau
kondisi yang terjadi disekitarnya.
c. Keputusan pada tindakan yang dimaksud berkaitan dengan berbagai
hasil yang dinilai dan implikasi moralnya.
d. Pelaksanaan perilaku yang dimaksud tersebut, yaitu bertindak sesuai
dengan tujuan moral (karakter moral).
Model pengambilan keputusan etis yang diusulkan oleh Rest dapat
dilihat pada tabel 2.1berikut ini:
Tabel 2. 1
Komponen Psikologi Rest
Proses Psikologi Hasil
1. Sensitivitas Moral Identifikasi dilema moral
2. Penentuan
Pertimbangan
Pertimbangan moral untuk
solusi yang ideal dengan
dilemanya
3. Pertimbangan yang
mendalam
Niat untuk patuh atau tidak
patuh dengan solusi yang
ideal
4. Karakter moral Tindakan moral atau
perilaku
Komponen pertama kerangka kerja Rest (1986) merupakan
sensitivitas etika atau persepsi etis yang dimulai dari adanya suatu
keyakinan bahwa suatu situasi memiliki implikasi etis. Komponen kedua
memfokuskan terhadap faktor faktor apa yang menentukan perilaku etis.
34
Komponen kedua ini adalah pertimbangan etis (ethical judgment), yang
didefinisikan sebagai pertimbangan pertimbangan apa yang harus
dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis (Rest, 1979 dalam Falah,
2006).
Pertimbangan etis menyangkut penilaian macam-macam tindakan
mana seperti yang dibuktikan oleh komponen pertama, yaitu persepsi etis
yang lebih dapat dibenarkan secara moral (secara moral benar dan bagus).
Proses dari tahapan pertimbangan etis ini meliputi pemikiran etis dari
pertimbangan profesionalnya dalam sebuah pemecahan yang ideal untuk
sebuah dilema etis (Thorne, 2000 dalam Suliani & Marsono, 2010).
Komponen ketiga berhubungan dengan niat untuk patuh atau tidak patuh
terhadap solusi yang ideal. Komponen ketiga ini adalah motivasi etis, yang
didefinisikan sebagai arti penting yang diberikan kepada nilai moral
dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya. Motivasi etis dapat terjadi seperti
halnya ketika aktualisasi atau proteksi terhadap kepentingan organisasi
ditafsirkan lebih penting daripada melakukan hal yang benar (Thorne,
2000 dalam Suliani & Marsono, 2010).
Komponen keempat adalah karakter etis, yang mengacu pada sifat-
sifat atau kepribadian seperti kekuatan ego, kekerasan hati (ketekunan),
ketabahan, dan keberanian yang diperlukan untuk mengatasi rintangan-
rintangan dalam menyelesaikan tindakan secara benar (Rest, 1996 dalam
Suliani & Marsono, 2010).
35
Dalam penelitian lainnya menyatakan bahwa, level pertimbangan etis
yang lebih tinggi akan meningkatkan sensitifitas seorang individu untuk
lebih mengkritisi kejadian, masalah dan konflik. Auditor dengan kapasitas
pemikian etis yang tinggi akan lebih baik dalam menghadapi konflik dan
dilema etis, dan lebih independen dalam membuat keputusan yang terkait
dengan dilema etis (Ponemon, 1992 dalam Arestanti, dkk 2015). Sweeney
dan Roberts (1997) meneliti apakah pertimbangan etis berpengaruh pada
penilaian independensi seorang auditor. Temuan yang paling signifikan
adalah tingkat perkembangan moral auditor mempengaruhi kepekaannya
terhadap masalah etika dan keputusan independen.
(Purnamasari, 2006 dalam Arestanti, dkk 2015) menyatakan
pertimbangan etis yang tinggi akan lebih baik dalam menghadapi konflik
dan dilema etis, bahwa individu yang lebih berkembang secara moral
(pertimbangan etisnya lebih tinggi) kemungkinannya akan lebih kecil
untuk menyetujui perilaku yang tidak etis dan lebih independen dalam
membuat keputusan yang terkait dengan dilema etis. Fleischman et al.
(2007) meneliti persepsi manajer profesional dengan menggunakan dua
sketsa situasional untuk menyelidiki secara empiris dua dari empat
langkah dari Rest (1986) terkait proses pertimbangan etis dan menemukan
indikasi bahwa proses pertimbangan etis secara signifikan berhubungan
dengan pengambilan keputusan etis.
(Arestanti dkk, 2015) menyatakan bahwa pertimbangan etis
didefinisikan sebagai pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan
36
untuk mengantisipasi dilema etis. Pertimbangan etis diukur menggunakan
empat buah sketsa dilema etika, yang mungkin dihadapi oleh para
konsultan pajak profesional. Indikator dari pertimbangan etis meliputi: (1)
bersikap objektif; (2) bukti yang memadai; dan (3) sesuai standart dan
etika yang berlaku.
Menurut Armstrong, 1984,1987; Ponemon 1988,1990; Ponemon and
Gabhart, 1990 (dalam Richmond, 2001), akuntan yang tidak
mengembangkan kemampuan pertimbangan etis setara dengan individu
yang mempunyai ekonomi sosial dan latar belakang pendidikan yang
sama. Oleh karena itu akuntan harus senantiasa mengasah kemampuan
pertimbangan etis baik melalui kasus-kasus yang dihadapi di dunia nyata
maupun melalui diskusi dan seminar yang mengupas kasus-kasus yang
memerlukan pertimbangan etis untuk menuntaskannya.
B. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu mengenai topik
yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
37
37
Tabel 2. 2 Hasil Penelitian Terdahulu
NO PENELITI
(TAHUN) JUDUL
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN
1 Martana A.
Arestanti, Nurul
Herawati Emi
Rahmawati (2015)
Faktor-Faktor
Internal Individual
dalam Pembuatan
Keputusan Etis: Studi
Kasus pada
Konsultan Pajak di
Kota Surabaya
- Variabel
persepsi
pentingnya
etika,
pertimbangan
etis, dan
pengambilan
keputusan
etis
- Objek
penelitian ini
ditujukan
kepada
auditor
eksternal
- Lokasi
penelitian
dilakukan di
DKI Jakarta
dan
Tangerang
Persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial dan
pertimbangan etis yang merupakan
faktor individual terbukti
berpengaruh positif terhadap
pengambilan keputusan etis. Artinya
semakin tinggi faktor individual
diatas maka akan semakin etis pula
seseorang dalam pengambilan
keputusannya. Dan sifat
machievellianism berpengaruh
negative terhadap pengambilan
keputusan etis
2 Tirta Hadi
Kusuma, Hamidah
Nayati Utami, Ika
Ruhana (2016)
Pengaruh persepsi
pentingnya etika dan
tanggung jawab
sosial, sifat
machiavellian, dan
preferensi risiko
terhadap pengambilan
keputusan etis (studi
- Variabel
persepsi
pentingnya
etika dan
tanggung
jawab sosial
sebagai
variabel
- lokasi
penelitian
dilakukan di
DKI Jakarta
dan
Tangerang
- Objek
penelitian ini
Persepsi Pentingnya Etika dan
Tanggung Jawab Sosial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Pengambilan Keputusan Etis, Sifat
Machiavellian berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap
Pengambilan Keputusan Etis serta
Preferensi Risiko berpengaruh negatif
38
38
NO PENELITI
(TAHUN) JUDUL
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN
pada konsultan pajak
di kota malang)
independent
dan
pengambilan
keputusan etis
sebagai
variabel
dependent
ditujukan
kepada
auditor
eksternal
dan tidak signifikan terhadap
Pengambilan Keputusan Etis.
3 Padma Adriana
(2013)
Faktor Individu dan
Faktor Situasional:
Determinan
Pembuatan
Keputusan Etis
Konsultan Pajak
- Variabel
Persepsi
pentingnya
etika dan
tanggung
jawab sosial
dan
pengambilan
keputusan etis
- lokasi
penelitian
dilakukan di
DKI Jakarta
dan
Tangerang
- Objek
penelitian ini
ditujukan
kepada
auditor
eksternal
Faktor-faktor individu yang diuji
pada penelitian ini terbukti
memberikan pengaruh yang
signifikan pada pengambilan
keputusan etis. Studi ini tidak berhasil
membuktikan bahwa faktor-faktor
situasional yaitu preferensi risiko,
dominasi profesional, kekinian
informasi, serta hubungan profesional
mempengaruhi pengambilan
keputusan etis. Berdasarkan hasil
penelitian ini maka dapat diambil
kesimpulan bahwa konsultan pajak
perlu membentuk faktor-faktor
kepribadian yang kuat agar terhindar
dari pengambilan keputusan yang
tidak etis.
35
39
39
NO PENELITI
(TAHUN) JUDUL
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN
4 Frigasari Dianing
Pitaloka (2017)
Analisis faktor-faktor
individual dalam
pengambilan
keputusan etis oleh
konsultan pajak
- Variabel
persepsi
pentingnya
etika dan
tanggung
jawab sosial,
pertimbangan
etis sebagai
variabel
independent
dan
pengambilan
keputusan etis
sebagai
variabel
dependent
- lokasi
penelitian
dilakukan di
DKI Jakarta
dan
Tangerang
- Objek
penelitian ini
ditujukan
kepada
auditor
eksternal
Persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial, pertimbangan
etis, sifat Machiavellian berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan
keputusan etis.
5 Siti Lailatul
Khoiriyah (2013)
Analisis faktor
personal dan
pertimbangan etis
terhadap perilaku
auditor pada situasi
konflik audit
- Objek
penelitian
ditujukan
kepada
auditor
- Sama-sama
menguji
kondisi
- Variabel
pertimbangan
etis sebagai
variabel
independent
- okasi
penelitian
dilakukan di
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
secara simultan, interaksi antara locus
of control, pengalaman kerja, jenis
kelamin dan persepsi tingkat sanksi
dengan pertimbangan etis
berpengaruh terhadap perilaku
auditor pada situasi konflik audit.
Selain itu pertimbangan etis tidak
40
40
NO PENELITI
(TAHUN) JUDUL
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN
keprilakuan
auditor
- Menguji
variabel
pertimbangan
etis
DKI Jakarta
dan
Tangerang
dapat memoderasi hubungan antara
masing-masing faktor personal
dengan perilaku auditor pada situasi
konflik audit
6 Anggara Wisesa
(2011)
Integritas Moral
dalam Konteks
Pengambilan
Keputusan Etis
- Pengambilan
keputusan etis
sebagai
variabel
dependent
- Tidak
ditujukan
kepada
profesi
auditor
- Variabel
persepsi
pentingnya
etika dan
tanggung
jawab sosial,
pertimbangan
etis
Integritas bukan sekadar istilah yang
merujuk pada perilaku etis, tetapi
lebih jauh dalam lagi, integritas
mengandaikan tingkat pemahaman
moral yang universal yang secara
rasional dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini
membawa implikasi bahwa tidak
setiap perilaku etis dapat dinilai
sebagai tindakan berintegritas dan
hanya perilaku etis yang dilakukan
atas dasar prinsip dan nilai moral
universal yang dapat dikatakan
berintegritas moral.
7 Yuni Utami dan
Abdulloh Mubarok
(2012)
Persepsi Profesi
Akuntan Tentang
Pentingnya Etika
Dan Tanggung Jawab
- Menguji
variabel
persepsi
pentingnya
- Tidak
ditujukan
kepada
auditor
Penelitian ini menunjukkan bahwa
pada umumnya profesi akuntan
memiliki persepsi yang baik tentang
etika yang menarik dan tanggung
41
41
NO PENELITI
(TAHUN) JUDUL
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN
Sosial Untuk
Pencapaian Tujuan
Perusahaan
etika dan
tanggung
jawab sosial
- Tidak
terdapat
variabel
pertimbangan
etis, dan
pengambilan
keputusan
etis
jawab sosial untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dari ketiga komponen,
dosen memiliki persepsi paling baik.
Mungkin, dosen tidak hanya
mengajar tetapi juga mendidik etika.
8 Fenny Veronica
Tjongari dan
Retnaningtyas
Widuri
(2014)
Analisis Faktor-
Faktor Individual
Yang Berpengaruh
Terhadap
Pengambilan
Keputusan Etis
Konsultan Pajak
(Survey Pada
Konsultan Pajak Di
Jawa Timur)
- Menguji
variabel
persepsi
pentingnya
etika dan
tanggung
jawab sosial,
pertimbangan
etis dan
pengambilan
keputusan etis
- Tidak
ditujukan
kepada
auditor
- Tempat
penelitian
dilakukan di
DKI Jakarta
dan
Tangerang
Hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh persepsi pentingnya etika
dan tanggung jawab sosial, sifat
machiavellian, dan pertimbangan etis
secara parsial maupun simultan
terhadap pengambilan keputusan etis
konsultan pajak yang tergabung
sebagai anggota IKPI Jawa Timur
9 Shafer & Simmons
(2008)
Social responsibility,
Machiavellianism
and tax avoidance A
study of Hong Kong
tax professionals
- Menguji
variabel
Persepsi
pentingnya
etika dan
- Tempat
penelitian
dilakukan di
DKI Jakarta
dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Machiavellianism mempengaruhi
sudut pandang tentang pengungkapan
konsultan pajak menuju pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial yang
42
42
NO PENELITI
(TAHUN) JUDUL
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN
tanggung
jawab sosial
Tangerang
- Tidak
ditujukan
kepada
auditor
- Tidak
terdapat
variabel
pertimbangan
etis dan
pengambilan
keputusan
etis
memengaruhi pertimbangan
professional dalam meminimalisasi
pajak yang agresif
10 Richmond (2001) Ethical Reasoning,
Machiavellian
Behavior, and
Gender: The Impact
on Accounting
Students’ Ethical
Decision Making
- Menguji
variabel
pengambilan
keputusan etis
- Tempat
penelitian
dilakukan di
DKI Jakarta
dan
Tangerang
- Tidak
ditujukan
kepada
auditor
- Tidak
Hasil menunjukkan bahwa penalaran
etis secara signifikan berkorelasi
dengan etika mahasiswa
peringkat pada sketsa bisnis.
Demikian pula, perilaku
Machiavellian secara signifikan
berkorelasi dengan peringkat etis
mahasiswa. Konsisten dengan
literatur gender sebelumnya,
perempuan kurang setuju dengan
kegiatan dipertanyakan dibandingkan
43
43
NO PENELITI
(TAHUN) JUDUL
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN
terdapat
variabel
pertimbangan
etis
dengan mahasiswa akuntansi laki-laki
11 Musbah, Cowton,
& Tyfa (2014)
The Role of
Individual Variables,
Organizational
Variables and Moral
Intensity Dimensions
in Libyan
Management
Accountants’ Ethical
Decision Makin
- Menguji
variabel
pengambilan
keputusan etis
- Tempat
penelitian
dilakukan di
DKI Jakarta
dan
Tangerang
- Tidak
ditujukan
kepada
auditor
- Tidak
terdapat
variabel
pertimbangan
etis
Hasil menunjukkan bahwa Peran
Variabel Individu, Variabel
Organisasi dan Dimensi Intensitas
Moral berpengaruh terhadap
Pengambilan Keputusan Etis Akuntan
manajemen di libya
12 Suliani & Marsono
(2010)
Pengaruh
Pertimbangan Etis,
Perilaku
Machiavellian dan
Gender dalam
- Menguji
variabel
pengambilan
keputusan etis
dan
- Tempat
penelitian
dilakukan di
DKI Jakarta
dan
Perilaku Machiavellian berpengaruh
terhadap pembuatan Keputusan etis.
Sedangkan pertimbangan etis dan
gender tidak berpengaruh terhadap
pembuatan keputusan etis. kondisi
44
44
NO PENELITI
(TAHUN) JUDUL
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN
Pembuatan
Keputusan Etis
Mahasiswa S1
Akuntansi
pertimbangan
etis
Tangerang
- Tidak
ditujukan
kepada
auditor
- Tidak
terdapat
variabel
pertimbangan
etis
kedua (pembuatan keputusan etis bila
dilema etis dihadapi oleh orang lain)
tidak terdapat perbedaan pengaruh
pertimbangan etis, perilaku
Machiavellian, dan gender terhadap
pembuatan keputusan etis
45
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Auditor
Singhapakdi (1999) dalam (Adriana dkk. 2013) menyatakan bahwa
untuk menjadi lebih etis dan memiliki tanggung jawab sosial yang besar,
individu perlu memiliki persepsi bahwa etika dan tanggung jawab sosial
merupakan hal yang penting bagi keefektifan organisasi. Etika secara
umum dapat di definisikan sebagai satu set prinsip moral atau nilai.
masyarakat dapat menilai suatu prinsip dan moral yang ideal lewat suatu
patokan pedoman baik perundang-undangan, doktrin dan atau kode etik
keprofesian.
Purnamasari dan Chrismastuti (2009) membuktikan bahwa orientasi
etika dikendalikan oleh dua karakter yaitu idealisme dan relativisme.
Idealisme mengacu pada suatu hal yang dipercaya oleh individu dengan
konsekuensi yang dimiliki dan diinginkannya tidak melanggar nilai-nilai
moral. Sedangkan relativisme adalah suatu sikap penolakan terhadap nilai-
nilai etika moral yang absolut dalam mengarahkan sikap etis.
Keindependensian pada hakikat nya adalah atribut wajib yang dimiliki
oleh auditor, dalam banyak kasus pengaruh lingkungan audit dapat
menjerumuskan auditor kearah tindakan-tindakan yang menyimpang dari
etika keprofesian. Tidak sedikit auditor yang mengalami dilema etika
dalam hal pelaksanaan audit maka dari itu untuk menghindari situasi
dilema itu diperlukan ketegasan auditor dalam membuat keputusan yang
46
berkenaan dengan dilema etika. Persepsi pentingnya etika dan tanggung
jawab sosial berperan penting dalam menjaga auditor dari perilaku-
perilaku menyimpang etika sehingga dapat menghasilkan sebuah
keputusan etis.
H1: Persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan etis oleh Akuntan Publik
2. Pengaruh pertimbangan etis terhadap pengambilan keputusan etis
Auditor
Ponemon (1992) menyatakan bahwa level pertimbangan etis yang
lebih tinggi akan meningkatkan sensitifitas seorang individu untuk lebih
mengkritisi kejadian, masalah dan konflik. Auditor dengan kapasitas
pemikian etis yang tinggi akan lebih baik dalam menghadapi konflik dan
dilema etis, dan lebih independen dalam membuat keputusan yang terkait
dengan dilema etis.
Sweeney dan Roberts (1997) meneliti apakah pertimbangan etis
berpengaruh pada penilaian independensi seorang auditor. Temuan yang
paling signifikan adalah tingkat perkembangan moral auditor
mempengaruhi kepekaannya terhadap masalah etika dan keputusan
independen. Beberapa penelitian terdahulu seperti yang terangkum. Jiwo
(2011) menyarankan individu yang berkembang dengan moral yang lebih
baik, kecil kemungkinannya berperan dalam kepribadian yang tidak etis.
Seorang akuntan publik yang memiliki pertimbangan etis tinggi
diharapkan cenderung etis dan mampu membuat keputusan etis.
47
sehingga hipotesis kedua penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
H2: Pertimbangan etis berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis
oleh Akuntan Publik.
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka secara
skematis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
48
Gambar 2. 2
Skema Kerangka Pemikiran
Lingkungan
professional yang
harus mengutamakan
Etika Keprofesian nya
Banyak kasus
pelanggaran etika
profesi yang menyeret
akuntan publik
GAP
Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial dan Pertimbangan
Etis Terhadap Pengambilan Keputusan Etis
Basis Teori:
Teori Atribusi
Persepsi Pentingnya
Etika dan Tanggung
Jawab Sosial
Pertimbangan Etis
Pengambilan
Keputusan Etis
Metode Analisis:
Regresi Linier Berganda
Hasil yang diharapkan
Kesimpulan dan Saran
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab
rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan
tingkat eksplanasinya. Pemilihan pendekatan ini berdasarkan beberapa
pertimbangan yaitu variabel penelitian dapat teridentifikasi, hubungan antara
variabel yang dapat diukur dan kesesuaian dengan rumusan masalah. Dalam
pendekatan ini, penelitian lebih ditekankan pada pengujian hipotesis dengan
data terukur untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan.
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada variabel atau permasalahan yang
akan diteliti, yaitu Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial,
Pertimbangan Etis dan Pengambilan Keputusan Etis. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan melalui
kuisioner.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor
independent yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI Jakarta
dan Tangerang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
pengambilan sampel dengan metode convenience sampling yaitu metode
penelitian yang memilih sampel dari populasi yang datanya mudah diperoleh
peneliti dengan pertimbangan waktu penelitian dan kondisi saat dilakukan
penelitian.
50
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan
kuesioner .Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer,
dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik ini dipilih
karena dapat membuat sampel merasa nyaman, tidak terburu-buru dan tidak
ada tekanan. Hal ini diperlukan karena tema penelitian adalah etika, sehingga
responden perlu merasa nyaman dan tidak dalam kondisi tertekan agar dapat
mengisi kuesioner dengan kondisi yang sebenarnya
D. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu 2 variabel independen, 1
variabel dependen.
1. Variabel Dependen
a. Pengambilan Keputusan Etis
Variabel dependen didalam penelitian ini adalah pembuatan
keputusan etis (ethical decision making). Keputusan etis adalah sebuah
keputusan yang baik secara moral maupun legal dapat diterima oleh
masyarakat luas (Jones, 1991 dalam Novius dan Sabeni, 2008).
Keputusan Etis Auditor (Y) diukur dengan menggunakan instrument
Sketsa etis (Ethical vignettes). Sketsa etis atas perilaku yang
dipertanyakan. Sketsa etis diadaptasi dari penelitian etika sebelumnya
oleh Richmond (2001). Penelitian sebelumnya menyatakan pentingnya
menyajikan berbagai dilema etika untuk mengukur secara memadai
orientasi etis individu.
51
Instrumen ini terdiri dari 8 situasi dilematis yang harus dihadapi
oleh seorang profesional. Skala Likert 5 poin dengan pernyataan
negatif (skor 1 sangat setuju – skor 5 sangat tidak setuju untuk
pernyataan nomor 1 – 8) digunakan untuk mengukur pernyataan yang
terdapat dalam instrumen ini.
2. Variabel Independen
a. Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya
meliputi obyek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses
kognitif / pengenalan (Martadi dan Suranta, 2006). Persepsi mencakup
penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran yang telah diorganisasi
sehingga dapat mempengaruhi perilaku individu. Beberapa studi
menunjukkan bahwa persepsi terkait etika sangat berpengaruh
terhadap sikap yang ditunjukkan oleh perilaku para profesional dalam
dunia bisnis.
Penelitian ini berupaya menguji seperti apa persepsi pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial oleh para profesional Auditor.
Instrumen yang digunakan yaitu skala PRESOR yang dikembangkan
oleh , yang terdiri dari 13 item pernyataan dan diukur menggunakan 5
poin skala Likert (skor 5 sangat setuju – skor 1 sangat tidak setuju
untuk pernyataan positif yaitu pada pernyataan nomor 14 – 21 dan skor
1 sangat setuju – skor 5 sangat tidak setuju untuk pernyataan negatif
yaitu pada pernyataaan nomor 9 – 13 ) .
52
b. Pertimbangan Etis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) pengertian etika
adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Etika menjadi pedoman cara berperilaku yang baik dilihat
dari sudut pandang budaya maupun agama. Sehingga perilaku yang
ditunjukkan oleh setiap individu pun banyak dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan etis. Semakin tinggi pertimbangan etis
seseorang, diharapkan semakin bermoral pula keputusan-keputusan
yang diambilnya itu.
Dalam penelitian ini mengacu terhadap penelitian yang dilakukan
oleh Arestanti,dkk (2015) bahwa Pertimbangan etis diukur
menggunakan empat buah sketsa dilema etika, yang mungkin dihadapi
oleh para konsultan pajak profesional. Namun setelah dilakukan
penelitian hanya terdapat tiga Sketsa yang dianggap valid dan reliabel
dan diukur dengan menggunakan 5 poin skala Likert (skor 5 sangat
setuju – skor 1 sangat tidak setuju).
Tabel 3. 1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator No Butir
Pertanyaan Skala
Pengambilan
Keputusan
Etis
(Richmond,
2001)
Pengiriman barang lebih awal 1 Skala
Likert Pinjaman bank kepada teman 2
Hadiah Pribadi 3
Penyesuaian piutang tak tertagih 4
Pemecatan karyawan yang lebih muda
tetapi lebih kompeten
5
Keamanan produk: Melanjutkan 6
53
Variabel Indikator No Butir
Pertanyaan Skala
penjualan produk yang belum diuji
Otorisasi pembayaran uang suap 7
Menyalin perangkat lunak:
meminjamkan perangkat lunak untuk
disalin.
8
Persepsi
Pentingnya
Etika dan
Tanggung
Jawab Sosial
(Shafer &
Simmons,
2008)
Kepentingan utama perusahaan adalah
untuk menghasilkan keuntungan,
meskipun harus melanggar peraturan.
9 Skala
Likert
Agar tetap kompetitif di dalam
persaingan global, perusahaan harus
mengabaikan etika dan tanggung jawab
sosial.
10
Ketika kelangsungan perusahaan sedang
dipertaruhkan, maka etika dan tanggung
jawab sosial patut dilupakan.
11
Efisiensi lebih penting walaupun
perusahaan dipandang tidak etis.
12
Hal yang lebih utama adalah kepuasan
pemegang saham.
13
Menjadi etis dan bertanggung jawab
sosial adalah hal terpenting bagi
perusahaan.
14
Etika dan tanggung jawab sosial penting
untuk keuntungan jangka panjang
perusahaan.
15
Efektivitas perusahaan secara
keseluruhan dapat ditunjukkan melalui
tingkat etika dan tanggung jawab sosial
perusahaan
16
Etika dan tanggung jawab sosial sangat
penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan.
17
Moral karyawan seharusnya menjadi
prioritas utama perusahaan
18
Perusahaan memiliki tanggung jawab
sosial di samping menghasilkan
keuntungan.
19
Tanggung jawab sosial dan
profitabilitas dapat diselaraskan.
20
Etika yang baik berarti bisnis yang baik. 21
Pertimbangan
Etis
(Arestanti,
Bersikap objektif 22 Skala
Likert Bukti yang memadai 23
Sesuai standart dan etika yang berlaku 24
54
Variabel Indikator No Butir
Pertanyaan Skala
Herawati, &
Rahmawati,
2015)
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel, dengan metode
analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda (multiple linear
regression). Regresi linier berganda adalah analisis yang mengukur pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan variabel bebas lebih dari satu
variabel. Seperti halnya uji parametris lainnya, regresi linear berganda juga
mempunyai syarat atau asumsi klasik yang harus terpenuhi. Berikut
merupakan penjelasan tahapan-tahapan dalam pengujian ini:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan regresi atas sampel penelitian, penulis
melakukan analisis statistik deskriptif terhadap data yang didapatkan.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemelencengan distribusi) (Ghozali,
2014).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dari kecermatan alat ukur melakukan fungsi ukurnya.
Suatu instrument dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang
55
diinginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat (Nurhasanah, 2016:82). Uji Validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2014)
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep
yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya
diukur. Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi
dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan
tertentu, tidak otomatis akan valid untuk tujuan yang lain (Nurhasanah,
2016:82).
Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate
antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk
(Ghozali, 2014). Berdasarkan tabel correlations, kita dapat melihat
hasil uji validitas dengan melihat nilai Sig. Jika nilai Sig.<0,05 maka
konstruk dinyatakan valid. Atau dengan cara membandingkan nilai r
hitung dengan nilai r table. Jika nilai r hitung lebih besar dari r table
maka konstruk dinyatakan valid (Nurhasanah, 2016:86).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keterpercayaan) merujuk pada pengertian, apakah
sebuh instrument dapat mengukur sesuatu yang diukur secara
konsisten dari waktu ke waktu. Jadi, kata kunci untuk syarat kualifikasi
suatu instrument pengukur adalah konsistensi, keajekan, atau tidak
56
berubah ubah (Nurhasanah, 2016:92). Reliabilitas merupakan suatu
ukuran menunjukkan sejauh mana instrument tanpa bias (bebas dari
kesalahan) dan pengukuran yang konsisten lintas waktu (Sekaran,
2013:228).
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2014). Jawaban responden terhadap pertanyaan yang
diajukan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab
secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing
masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama (Ghozali, 2014).
Dalam bukunya (Sujarweni, 2014) Menjelaskan bahwa uji
reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh
butir atau item pertanyaan dalam angket (kuesioner) penelitian.
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka kuesioner atau
angket dinyatakan reliabel atau konsiste (Sujarweni,
2014)n.
2. Sementara jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka
kuesioner atau angket dinyatakan tidak reliabel atau tidak
konsisten
57
3. Uji Asumsi Klasik
Uji regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model penelitian
telah memenuhi syarat, yakni lolos dari uji asumsi klasik. Hal tersebut
dilakukan untuk memastikan bahwa data yang akan diuji telah
terdistribusi secara normal dan tidak mengandung multikolinearitas, dan
tidak mengandung heteroskedastitas yang secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya
memiliki distribusi normal. Uji statistik yang digunakan dalam uji
normalitas ini adalah Kolmogrov-Smirnov test, dengan ketentuan
hasil sebagai berikut (Ghozali, 2014):
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, dan pada tabel Kolmogrov-Smirnov
signifikansinya lebih dari 5% (>0,05) maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal, dan pada tabel Kolmogrov-Smirnov
signifikansinya kurang dari 5% (<0,05) maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
58
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Berikut merupakan cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas didalam model regresi diantaranya
(Ghozali, 2014):
1) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen.
Jika antara variabel ada korelasi yang cukup tinggi (>0,90) maka
hal ini mengidentifikasi adanya multikolinearitas.
2) Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Regresi
bebas dari masalah multikolinearitas jika nilai Tolerance > 0,10
atau sama dengan nilai VIF < 10.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu
ke pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika sebaliknya disebut heteroskedastisitas.
59
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2014).
Untuk menguji heteroskedastisitas dapat menggunakan uji
gletser dan melihat grafik scatterplot. Uji gletser mengusulkan untuk
meregres nilai absolut residual (AbsUt) terhadap variabel
independen. Dalam uji gletser pengujian dapat dikatakan terbebas
dari heteroskedastisitas jika nilai sig > 0,05. Dalam grafik
scatterplot, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk
gelombang, melebar, lalu menyempit, maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2014).
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis linier berganda bertujuan untuk meramalkan pengaruh
dua variabel atau lebih terhadap satu variabel atau untuk membuktikan
ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua atau lebih variabel
independen (X) dengan sebuah variabel dependen (Y), dalam
penelitian ini dirumuskan persamaan linier berganda sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Pengambilan Keputusan Etis
α = Konstanta
β1, β2 = Koefisen regresi
X1 = Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab social
60
X2 = Pertimbangan etis
E = Eror
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi terdiri antara nol dan satu. Jika
nilai R2 kecil, maka kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
Sedangkan jika nilai R2 mendekati satu, maka kemampuan variabel
variabel independen dapat memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
dalam penelitian tersebut (Ghozali, 2014).
2) Uji Statistik t
Uji t dilakukan untuk menguji kebenaran koefisien regresi dan
melihat apakah koefisien regresi yang diperoleh signifikan atau
tidak. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis yang menunjukan
bahwa variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini
secara parsial memiliki pengaruh terhadap variabel terikat (Y). Jika
tingkat signifikan ≥ 0,05 maka hasil pengujian menunjukan tidak
terdapat pengaruh signifikan, sedangkan jika hasilnya ≤ 0,05 maka
hasil pengujian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan
(Ghozali, 2014).
61
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Penyebaran Kuesioner
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang
disebar kepada auditor eksternal yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta dan wilayah
Tangerang. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini terdiri dari
junior auditor, senior auditor dan supervisor yang melaksanakan
pekerjaan di bidang auditing di Kantor Akuntan Publik (KAP).
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
secara langsung maupun secara tidak langsung. Penyebaran kuesioner
secara langsung dilakukan dengan cara mendatangi responden yang
bekerja di KAP wilayah DKI Jakarta dan Tangerang yang tercantum
pada daftar IAPI. Sedangkan penyebaran kuesioner secara tidak
langsung dilakukan melalui form google.doc. Media online dengan
menggunakan form google.doc dilakukan untuk mempermudah proses
pengumpulan data karena waktu penyebaran kuesioner pada masa
periode sibuk auditor (peak season). Perizinan, penyebaran dan
pengambilan kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 16 Januari 2019
62
hingga 22 Maret 2019. Data penyebaran kuesioner penelitian dapat
dilihat dalam 4.1.
Tabel 4. 1
Distribusi Penyebaran Kuesioner
No. Sumber Kuisioner Kuesioner yang
Dikirim
Jumlah Kuesioner
yang Kembali
1. KAP Tangerang 44 44
2. KAP Jakarta Selatan 37 27
3. KAP Jakarta Pusat 6 6
4. KAP Jakarta Barat 16 16
Total 103 93
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019.
Sementara data sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4. 2
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
1. Kuesioner yang dikirim 103
2. Kuesioner yang tidak kembali 10
3. Kuesioner yang tidak dapat diolah 0
4. Kuesioner yang dapat diolah 93
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Kuesioner yang dikirim sebanyak 93 eksemplar dan kuesioner
yang tidak kembali sebanyak 10 eksemplar. Hal tersebut dikarenakan
waktu penyebaraan kuesioner dilakukaan saat periode audit sedang
berlangsung, sehingga auditor masih berada di kantor klien atau
bahkan sedang berada di luar kota. Kuesioner yang kembali telah diisi
secara lengkap oleh responden, baik identitas responden maupun butir-
63
butir pernyataan. Oleh karena itu dari semua kuesioner yang kembali,
kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 93 eksemplar.
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di
KAP wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Berikut ini adalah deskripsi
mengenai identitas responden penelitian yang terdiri atas jenis
kelamin, lama bekerja sebagai auditor, pendidikan terakhir dan
jabatan.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4. 3
Hasil Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis_Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 47 50.5 50.5 50.5
Perempuan 46 49.5 49.5 100.0
Total 93 100.0 100.0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 93 responden yang ada
didominasi oleh jenis kelamin Laki-laki sebanyak 47 responden
atau 50,5% dan sisanya berjenis kelamin wanita sebanyak 46 orang
atau 49,5%.
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
64
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pengalaman kerja.
Tabel 4. 4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Pengalaman_Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 3 Tahun 67 72.0 72.0 72.0
3 - 6 Tahun 21 22.6 22.6 94.6
6 - 10 Tahun 5 5.4 5.4 100.0
Total 93 100.0 100.0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini sebesar 72% atau sekitar 67 responden memiliki
pengalaman kerja selama kurang dari 3 tahun sebagai auditor.
Sedangkan responden yang memiliki pengalaman kerja selama 3
sampai kurang dari 6 tahun sebanyak 21 responden atau 22,6%.
lalu responden yang memiliki pengalaman kerja sebagai auditor
selama 6 sampai 10 tahun sebanyak 5 responden atau 5,4%.
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 4. 5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan_Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D3 2 2.2 2.2 2.2
S1 90 96.8 96.8 98.9
S2 1 1.1 1.1 100.0
Total 93 100.0 100.0
65
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
pendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 90 responden
atau 96,8%. Responden yang berpendidikan Strata Dua (S2)
sebanyak 1 responden atau 1,1% dan responden yang memiliki
Pendidikan terakhir Diploma III (D3) sebanyak 2 responden atau
2,2%.
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir
Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
jabatan terakhir
Tabel 4. 6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir
Jabatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Auditor
Junior
84 90.3 90.3 90.3
Auditor
Senior
8 8.6 8.6 98.9
Supervisor 1 1.1 1.1 100.0
Total 93 100.0 100.0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Tabel 4.6 menunjukkan mayoritas responden terdiri dari
auditor junior sebanyak 84 responden atau 90,3%. Sedangkan
responden yang menduduki jabatan senior auditor sebanyak 8
responden atau 8,6%, supervisor sebanyak 1 responden atau 1,1%.
66
B. Hasil Uji Instrument Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Persepsi
Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Pertimbangan Etis, dan
Pengambilan Keputusan Etis yang akan diuji secara statistik deskriptif
seperti yang terlihat dalam Tabel
Tabel 4. 7
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PKE 93 14.00 40.00 28.9462 5.77168
PRESOR 93 32.00 65.00 53.4946 6.08030
PE 93 9.00 15.00 13.0538 1.21910
Valid N (listwise) 93
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh informasi bahwa pada variabel
Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial jawaban minimum
responden sebesar 32 dan maksimum sebesar 65, dengan rata-rata total
jawaban 53,49 dan standar deviasi sebesar 6,080. Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 6,080 dari nilai rata-rata total
jawaban responden atas pernyataan tentang variabel Persepsi Pentingnya
Etika dan Tanggung Jawab Sosial yang besarnya 53,49.
Variabel Pertimbangan Etis jawaban minimum responden sebesar 9
dan maksimum sebesar 15, dengan rata-rata total jawaban 13,05 dan
standar deviasi sebesar 1,219. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya
67
penyimpangan sebesar 1,219 dari nilai rata-rata total jawaban responden
atas pernyataan tentang variabel Pertimbangan Etis yang besarnya 13,05.
Sedangkan variabel Pengambilan Keputusan Etis jawaban minimum
responden sebesar 14 dan maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total
jawaban 28,94 dan standar deviasi sebesar 5,771. Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 5,771 dari nilai rata-rata total
jawaban responden atas pernyataan tentang variabel Pengambilan
Keputusan Etis yang besarnya 28,94.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation.
Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut
dapat dikatakan valid. Tabel di bawah ini menunjukan hasil uji
validitas dari masing-masing variabel penelitian yaitu Persepsi
Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial (PRESOR),
Pertimbangan Etis (PE), dan Pengambilan Keputusan Etis (PKE)
dengan sampel 93 responden.
68
Tabel 4. 8
Hasil Uji Validitas Pengambilan Keputusan Etis
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (PKE1) 0,596** 0.000 Valid
2 (PKE2) 0,560** 0.000 Valid
3 (PKE3) 0,686** 0,000 Valid
4 (PKE4) 0,597** 0.000 Valid
5 (PKE5) 0,541** 0.000 Valid
6 (PKE6) 0,679** 0,000 Valid
7 (PKE7) 0,618** 0.000 Valid
8 (PKE8) 0,562** 0.000 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel 4. 8 menunjukkan bahwa variabel
Pengambilan Keputusan Etis memiliki kriteria valid untuk semua butir
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
Tabel 4. 9
Hasil Uji Validitas Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (PRESOR1) 0,584** 0.000 Valid
2 (PRESOR2) 0,539** 0.000 Valid
3 (PRESOR3) 0,613** 0,000 Valid
4 (PRESOR4) 0,531** 0.000 Valid
5 (PRESOR5) 0,548** 0.000 Valid
6 (PRESOR6) 0,575** 0,000 Valid
7 (PRESOR7) 0,557** 0.000 Valid
8 (PRESOR8) 0,358** 0.000 Valid
9 (PRESOR9) 0,369** 0.000 Valid
10 (PRESOR10) 0,407** 0.000 Valid
11 (PRESOR11) 0,508** 0.000 Valid
12 (PRESOR12) 0,487** 0.000 Valid
13 (PRESOR13) 0,479** 0.000 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah 2019
69
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel Persepsi
Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial memiliki kriteria valid
untuk semua butir pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05
Tabel 4. 10
Hasil Uji Validitas Pertimbangan Etis
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (PE1) 0,665** 0.000 Valid
2 (PE2) 0,763** 0.000 Valid
3 (PE3) 0,807** 0,000 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel
Pertimbangan Etis memiliki kriteria valid untuk semua butir
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika
memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60. Tabel 4.11 menunjukan
hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini.
Tabel 4. 11 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Persepsi Pentingnya Etika
dan tanggung Jawab Sosial
0,780 Reliabel
Pertimbangan Etis 0,602 Reliabel
Pengambilan Keputusan
Etis
0,753 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah 2019
70
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tabel 4. 12
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 93
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 5.28954262
Most Extreme
Differences
Absolute .088
Positive .042
Negative -.088
Test Statistic .088
Asymp. Sig. (2-tailed) .074c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Primer yang diolah 2019
Berdasarkan table 4. 12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,74 yang berarti nilai lebih besar dari 0,05. Dengan demikian
model regresi ini layak digunakan untuk memenuhi syarat uji asumsi
klasik.
71
Gambar 4. 1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data Primer yang diolah 2019
Gambar 4. 2
Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data Primer yang diolah 2019
72
Berdasarkan Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan bahwa pola
penyebaran data pada grafik p-plot terlihat dari titik-titik yang
menyebar di sekitar garis diagonal dan mendekati arah garis diagonal.
Hal ini menunjukkan bahwa grafik p-plotnya normal. Selain itu
berdasarkan grafik historgram juga menunjukkan pola penyebaran data
yang berdistribusi normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan
berdasarkan dua gambar diatas bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas.
b. Uji multikolinieritas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen
dalam suatu model regresi berganda. Tabel 4.13 menunjukan hasil uji
multikolinieritas.
Tabel 4. 13
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .183 .855
PRESOR .231 2.255 .027 .889 1.125
PE .259 2.523 .013 .889 1.125
a. Dependent Variable: PKE
Sumber: Data primer yang diolah 2019
73
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukan bahwa nilai tolerance untuk
variabel Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial sebesar
0,889, Pertimbangan Etis sebesar 0,889. Nilai tolerance dari masing-
masing variabel ini lebih besar dari 0,1. Kemudian nilai VIF untuk
variabel Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial sebesar
1,125, Pertimbangan Etis sebesar 1,125. Nilai VIF dari masing-masing
variabel ini kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa antara variabel Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab
Sosial dan Pertimbangan Etis tidak terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah
terdapat ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan dengan
pengamatan lain. Berikut hasil uji heteroskedastisitas menggunakan
metode scatter plot.
74
Gambar 4. 3
Hasil Uji Heterokedastisitas menggunakan Scatter Plot
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak (random) dibawah atau diatas angka 0 pada
sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini
tidak terdapat heteroskedastisitas dan layak untuk digunakan. Model
regresi ini layak untuk digunakan untuk memprediksi Pengambilan
Keputusan Etis dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu
Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Pertimbangan
Etis.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Pengujian Hipotesis Regresi Berganda.
1) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4. 14
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1, X2 dan Y
Model Summary
75
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .400a .160 .141 5.34799
a. Predictors: (Constant), PE, PRESOR
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4. 15 menunjukan nilai adjusted (R2) sebesar 0,160.
Hal ini menandakan bahwa variasi variabel persepsi pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial dan pertimbangan etis hanya
dapat menjelaskan 16% variasi variabel pengambilan keputusan
etis. Sedangkan selebihnya 84% diterangkan oleh variabel lain
yang tidak dihipotesiskan dalam variabel ini.
2) Hasil Uji Statistik t
Tabel 4. 15
Hasil Uji Statistik t Variabel X1,X2 dan Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.235 6.746 .183 .855
PRESOR .219 .097 .231 2.255 .027
PE 1.224 .485 .259 2.523 .013
a. Dependent Variable: PKE
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel 4. 16 Maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 1,235 + 0,219X1 + 1,224X2
Dimana:
Y = Pengambilan Keputusan Etis
X1 = Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
X2 = Pertimbangan Etis
76
Hipotesis 1: Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab
Sosial berpengaruh terhadap Pengambilan
Keputusan Etis.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.16. Variabel
Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
mempunyai tingkat signifikansi 0,027. Dengan demikian hasil
pengujian ini mendukung hipotesis pertama (H1) karena
variabel Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
variabel Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis
Hipotesis 2: Pertimbangan Etis berpengaruh terhadap
Pengambilan Keputusan Etis.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.16. Variabel
pertimbangan etis mempunyai tingkat signifikansi 0,013. Dengan
demikian Hasil pengujian ini mendukung hipotesis kedua (H2)
karena variabel Pertimbangan etis memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel Pertimbangan Etis
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis.
C. Interpretasi Hasil
1. Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
(PRESOR) terhadap Pengambilan Keputusan Etis
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa persepsi pentingnya etika
dan tanggung jawab sosial mempunyai tingkat signifikansi 0,027 yang
77
artinya kurang dari 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama (H1)
diterima, artinya persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis. Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui bahwa persepsi pentingnya etika dan tanggung
jawab sosial terbukti berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis
auditor. Hasil analisis regresi berganda juga menunjukkan bahwa persepsi
pentingnya etika dan tanggung jawab sosial ini sangat diperlukan oleh
auditor untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan etisnya
dalam kegiatan atau penugasan auditnya.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Adriana
dkk. (2013) yang menyatakan bahwa PRESOR memberikan pengaruh
positif pada pengambilan keputusan etis konsultan pajak. Hal ini berarti
bahwa setiap kenaikan nilai persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab
sosial (PRESOR) pada seorang individu akan meningkatkan kemungkinan
individu tersebut mengambil keputusan etis, dan sebaliknya. Hal ini juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh shafer dan simmons (2006),
yang menyatakan bahwa penghindaran pajak secara agresif bertentangan
dengan prinsip dan tanggung jawab sosial. Konsultan pajak yang
memberikan saran penghindaran pajak secara agresif berarti tidak
memiliki persepsi bahwa etika dan tanggung jawab sosial merupakan hal
yang penting dalam organisasi bisnis
Adanya perbedaan responden atas penelitian yang dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya ternyata tidak memberikan hasil penelitian
78
yang berbeda. Singhapakdi (1999) menyatakan bahwa untuk menjadi lebih
etis dan memiliki tanggung jawab sosial yang lebih besar, individu perlu
memiliki persepsi bahwa etika dan tanggung jawab sosial merupakan hal
yang penting bagi keefektifan organisasi. Apabila hal ini diaplikasikan
dalam profesi auditor, Hal ini kemungkinan besar dikarenakan konsultan
pajak atau auditor dalam dunia kerja saat ini sudah memperhatikan
seberapa pentingnya persepsi tentang etika dan tanggung jawab sosial,
karena hal ini dapat menjaga nama baik profesi dan meningkatkan
kepercayaan terhadap profesi konsultan pajak maupun auditor. maka dapat
disimpulkan bahwa apabila seorang auditor memiliki persepsi bahwa etika
dan tanggungjawab sosial merupakan hal yang penting, maka keputusan
yang diambil semakin etis sehingga terhindar dari risiko kesalahan audit
dan penyimpangan etika keprofesian.
2. Pengaruh Pertimbangan etis terhadap pengambilan keputusan etis
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa pertimbangan etis mempunyai
tingkat signifikansi 0,013 yang artinya kurang dari 0,05. Dengan demikian
hipotesis kedua (H2) diterima, artinya pertimbangan etis berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan etis. Berdasarkan hasil tersebut dapat
diketahui bahwa pertimbangan etis terbukti berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan etis auditor. Hasil analisis regresi berganda juga
menunjukkan bahwa pertimbangan etis ini sangat diperlukan oleh auditor
untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan etisnya dalam
kegiatan atau penugasan auditnya.
79
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
purnamasari (2006) pertimbangan etis yang berpengaruh tinggi akan lebih
baik dalam menghadapi konflik audit dan dilema etis. Pengertian etis
memiliki pengertian yaitu pembuatan sebuah pemikiran/ pertimbangan
mengenai kebenaran yang pasti dari tindakan secara etis seperti apa yang
seharusnya dilakukan. Pertimbangan etis sebagai pertimbangan-
pertimbangan apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya dilema
etis. Individu yang berkembang dengan moral yang lebih baik
kemungkinan kecilnya untuk menyetujui suatu tindakan yang tidak etis
dan lebih independen tanpa terpengaruh oleh klien maupun rekan kerja
sehingga mampu mengatasi situasi yang bersifat dilema etis.
Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) dikeluarkan sebagai
pedoman keprofesian akuntan publik untuk menjaga ke profesionalan
profesi akuntan publik, maka dari itu setiap akuntan publik dalam
melaksanakan tugasnya wajib menjaga citra dan martabat profesinya dan
berpegang teguh terhadap kode etik yang berlaku.
80
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial dan pertimbangan etis terhadap pengambilan
keputusan edisi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 93 akuntan publik
yang bekerja di KAP wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Berdasarkan data
yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian menggunakan software spss 24,
maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:
1. Persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan etis. Penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Kusuma (2016) serta Adriana dkk. (2013)
2. Pertimbangan etis berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh arestanti dkk.
(2015) serta Adriana dkk. (2013)
B. Implikasi.
Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa
1. Dalam melaksanakan proses audit seorang auditor terkadang dihadapkan
kedalam kondisi dilema etis, dalam kondisi ini seorang auditor diharapkan
dapat melakukan pertimbangan etis untuk menghadapi kondisi tersebut
dan tetap berpegang teguh terhadap prinsip etika keprofesian dan
tanggung jawab sosial supaya tidak terdapat tindak penyimpangan etika
81
yang mengakibatkan kegagalan audit maupun sanksi bagi individu yang
melanggarnya
2. Seorang auditor diharapkan mempu melakukan pengambilan keputusan
etis yang berpedoman terhadap standar etika profesinya, tentunya hal ini
sangat penting bagi seorang auditor untuk dapat menjaga keprofesionalan
dan menjaga kepercayaan profesi akuntan publik baik bagi klien maupun
bagi masyarakat yang nantinya juga akan berdampak positif bagi citra
kantor akuntan publik nya.
C. Keterbatasan
Penulis menyadari memiliki keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
baik secara teoritis maupun praktis. Keterbatasan dalam penelitian ini
diantaranya:
1. Terbatasnya sumber informasi dan penelitian terdahulu yang relevan
dengan judul penelitian yang diangkat
2. Penelitian ini hanya mencakup KAP di wilayah DKI Jakarta dan
Tangerang
3. Waktu yang digunakan saat penyebaran dan pengumpulan kuesioner yaitu
bulan januari hingga maret dimana bulan tersebut merupakan salah satu
periode sibuk auditor dalam melaksanakan tugasnya
4. Responden yang terlibat dalam penelitian ini di dominasi oleh auditor
junior dan juga auditor yang memiliki pengalaman kurang dari 3 tahun.
82
D. Saran.
Penelitian dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih baik dan berkualitas dengan beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat menambah banyak
literatur yang relevan dengan topik penelitian yang diambil
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjangkau penyebaran kuesioner
yang lebih luas
3. Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian tidak pada masa
sibuk auditor, seperti pada bulan juli hingga September agar data yang
didapatkan lebih maksimal dan relevan
4. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel yang berkaitan
dengan faktor-faktor eksternal pengambilan keputusan etis
5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak responden dengan
pengalaman kerja yang lebih dari 3 tahun dengan harapan dapat
memberikan informasi yang lebih relevan.
83
Daftar Pustaka
Adriana, P., Rosidi, & Baridwan, Z. (2013). Faktor Individu dan Faktor
Situasional: Determinan Pembuatan Keputusan Etis Konsultan Pajak.
Jurnal Akuntansi.
Ardana, K., Mujiati, N. W., & Sriathi, A. A. (2013). Perilaku Keorganisasian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arestanti, M. A., Herawati, N., & Rahmawati, E. (2015). Faktor-Faktor Internal
individual Dalam Pembuatan Keputusan Etis: Studi pada Konsultan Pajak
di Kota Surabaya. Jurnal Akuntansi dan Investasi.
Armstrong, M. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik panduan
praktis untuk bertindak, (Alih Bahasa: Ben Hidayat). Jakarta: PT Buana
Ilmu Popular.
Blanthorne, C., Burton, H. A., & Fisher, D. (2014). Tax Professional,
Aggressiveness, Moral Reasoning, Client Pressure, Ethics, Taxation.
Advances in Accounting Behavioral Research .
Boynton, Johnson, & Kell. (2002). Modern Auditing. In Modern Auditing 1.
Darmawi, H. (2010). Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara.
Esa, I. (2013). Pengaruh Perilaku dan Dilema Etika Auditor dalam Pengambilan
Keputusan. Skripsi.
Ferrell, O. C., & Graham, L. G. (1985). A Contingency Framework for
Understanding Ethical Decision Making in Marketing.
Ghozali, I. (2014). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gray, K., Young, L., & Waytz, A. (2012). Mind Perception is the Essence of
Morality. Psychological inquiry.
Jiwo, P. (2011). Analisis Faktor-Faktor Individual dalam Pengambilan Keputusan
Etis oleh Konsultan Pajak. Diponegoro Journal of Accounting.
Kurpis, L. V., Beqiri, M., & Helgeson, J. G. (2007). The Effects of Commitment
to Moral Self-Improvement and Religiosityon Ethics of business Students.
Journal Of Business Ethics .
Kusumastuti, R. D. (2008). Pengaruh Pengalaman, Komitmen Profesional, Etika
Organisasi dan Gender Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Auditor.
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
84
Mahdy, E. (2012). Analisis Pengaruh Locus Log Control dan Kompleksitas Tugas
Audit Terhadap Kinerja Internal.
Mudassir. (2011). Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Pengambilan Keputusan
Etis dengan Budaya Organisasi sebagai Moderasi. ASSETS.
Musbah, A., Cowton, C. J., & Tyfa, D. (2014). The Role of Individual Variables,
Organizational Variables and Moral Intensity Dimensions in Libyan
Management Accountants’ Ethical Decision Making. J Bus Ethics.
Nugrahaningsih, P. (2005). Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor Di KAP
dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual:
Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender, dan Equity).
Simposium Nasional Akuntansi.
PPPK KEMENKEU. (2018, Juli). Retrieved from Situs Web Sekjend PPPK
Kemenkeu: www.pppk.kemenkeu.go.id
Purnama, I. A. (2015). Pengaruh Skema Kompensasi Denda Terhadap Kinerja
Dengan Risk Preference Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Nominal,
Vol 4.
Purnamasari, S. V. (2006). Sifat Machiavellian dan pertimbangan Etis. Simposium
Nasional Akuntansi IX.
Rest, J., Thoma, S. J., Narvaez, D., & Bebeau, M. J. (1997). Alchemy and
Beyond: Indexing the defining Issues Test. Journal of Educational
Psychology.
Richmond, K. A. (2001). Ethical Reasoning, Machiavellian Behavior, and
Gender: The Impact on Accounting Students’ Ethical Decision Making .
Dissertation submitted to the Faculty of the Virginia Polytechnic Institute
and State University .
Sasongko, B. (2006). Internal Audit dan Dilema Etika. Surabaya: STIE Perbanas.
Shafer, W. E., & Simmons, R. S. (2008). Social Responsibility, Machiavellianism,
and Tax Avoidance: A Study of Hong Kong Tax Professional. Accounting,
Auditing and Accountability Journal.
Singhapakdi, A. (1999). Perceived Importance of Ethics and Ethical Decision
Making in Marketing. Journal of Business Research.
Sujarweni, V. W. (2014). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Suliani, M., & Marsono. (2010). Pengaruh Pertimbangan Etis, Perilaku
Machiavelian, dan Gender dalam Pembuatan Keputusan Etis Mahasiswa
Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Auditing, 62-79.
85
Tjongari, F. F., & Widuri, R. (2014). Analisis Faktor-Faktor Individual yang
Berpengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Konsultan Pajak. Tax
& Accounting Review, 4.
Trevino, L. K., & Youngblood, S. A. (1990). Bad Apples in Bad Barrels: A
Casual Analysis of Ethical Decision Making Behavior . Journal of Applied
Psychology .
Wisesa, A. (2011). Integritas Moral dalam Konteks Pengambilan Keputusan Etis.
Jurnal Manajemen Teknologi.
Wittmer, D. (2010). Good Business: Exercising Effective and Ethical Leadership.
Retrieved from www.enterpriseethics.org
LAMPIRAN
87
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
88
89
Lampiran 2 Surat Keterangan dari Kantor Akuntan Publik
LAMPIRAN 2
Surat Keterangan dari Kantor Akuntan Publik
90
91
92
93
94
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian yang Disebar
LAMPIRAN 3
Kuesioner Penelitian yang Disebar
95
Nomor:…………… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ……………………………… (boleh tidak diisi)
Nama KAP : ………………………………
Alamat KAP : ………………………………
Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan
Umur : < 25 Tahun 41 – 45 Tahun
25 – 30 Tahun 46 – 50 Tahun
31 – 35 Tahun > 50 Tahun
36 – 40 Tahun
Jabatan : Auditor Junior Manager
Auditor Senior Partner
Supervisor
Pendidikan : D3 S2
Terakhir
S1 S3
Pengalaman < 3 Tahun 6 – 10 Tahun
Kerja
3 – 6 Tahun > 10 Tahun
96
Kuesioner pengambilan keputusan etis
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
5 = Sangat Setuju (SS) 3 = Netral (N) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
4 = Setuju (S) 2 = Tidak Setuju (TS)
1. Dalam sebuah perusahaan bonus penjualan kuartalan akan dibagikan jika
seorang manajer dapat mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Anda
adalah seorang manajer pemasaran yang sedang menghadapi kenyataan bahwa
target penjualan kuartal kali ini tidak akan terpenuhi, maka bonusnya tidak
akan anda terima. Sementara itu ada order penjualan yang tanggal permintaan
pengiriman barangnya masuk ke periode kuartal depan. Jika permintaan
tersebut dipenuhi sekarang, sebelum pelanggan memerlukannya (sebelum
tanggal permintaan pengiriman barang), maka target penjualan akan terpenuhi.
Apakah anda akan mengirimkan order sebelum waktu yang diminta pelanggan
dengan tujuan memperoleh bonus?
1 2 3 4 5
2. Anda adalah seorang manajer kredit sebuah bank. Seorang teman dekat anda
yang memiliki sebuah perusahaan baru yang cukup prospektif mengajukan
pinjaman ke bank tempat anda bekerja. Analisis kredit di tempat anda bekerja
menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memenuhi kriteria normal
pinjaman bank. Apakah anda sebagai teman dekat pemilik perusahaan yang
mengajukan pinjaman akan merekomendasikan pinjaman kepadanya?
1 2 3 4 5
3. Anda bekerja disebuah perusahaan, saat ini anda menduduki sebuah jabatan
yang menuntut anda untuk melakukan perjalanan dinas jauh dari rumah secara
rutin. Frekuensi perjalanan dinasnya tinggi dan membuat anda sering
meninggalkan keluarga, maka sebagai konsekuensinya anda
mempertimbangkan untuk membebankan sebagian kecil pengeluaran pribadi
anda seperti pembelian oleh oleh untuk keluarga pada perusahaan. Apakah
anda akan mengambil keputusan tersebut?
1 2 3 4 5
4. Kondisi perusahaan tempat anda bekerja saat ini sedang mengalami penurunan
laba pada beberapa periode belakangan ini, maka general manager perusahaan
anda meminta anda untuk menurunkan estimasi piutang tak tertagih untuk
meningkatkan laba, dengan argumentasi bahwa praktik ini biasa dilakukan
97
ketika industri sedang dalam kondisi yang tidak baik. Sebelumnya perusahaan
sangat konservative dalam menentukan cadangan kerugian piutang, sekalipun
dalam masa-masa yang berat. Permintaan general manager tersebut
menjadikan cadangan kerugian piutang perusahaan yang paling tidak
konservative dibandingkan perusahaan lain dalam industri. Apakah anda akan
mengambil keputusan untuk melakukan penyesuian terhadap cadangan
kerugian piutang perusahaan tersebut untuk meningkatkan laba perusahaan?
1 2 3 4 5
5. Anda adalah Akuntan yang mengelola sebuah kantor akuntan publik (KAP)
dengan seorang partner. KAP anda sedang menghadapi kondisi resesi,
sehingga diputuskan untuk melakukan perampingan. Analisis produktivitas
mengarah pada seorang karyawan lama yang mempunyai banyak catatan absen
karena alasan sakit dalam keluarganya. Namun, partner anda justru
merekomendasikan untuk memberhentikan seorang karyawan muda yang baru,
namun sangat kompeten. Keputusan akhir ada di tangan anda. Apakah anda
akan mengambil keputusan sesuai rekomendasi partner anda?
1 2 3 4 5
6. Anda adalah seorang salesman yang baru saja dipromosikan menjadi manajer
produksi. Tanggung jawab pertama anda adalah menangani produk baru
peralatan dapur. Bagian kompensasi yang akan anda peroleh dihitung
berdasarkan jumlah penjualan produk itu. Ketika melakukan review atas
produk baru tersebut, anda menemukan bahwa product testing yang dilakukan
tidak cukup memenuhi standar aturan yang ditetapkan oleh pemerintah atas
keamanan produk. Namun sejauh ini tidak ditemukan indikasi adanya masalah
keamanan bagi konsumen setelah mengunakan produk anda. Apakah anda
akan mengotorisasi diteruskannya promosi dan penjualan produk baru
tersebut?
1 2 3 4 5
7. Anda adalah seorang manajer sebuah perusahaan yang ingin mengembangkan
bisnis keluar negeri, untuk pengembangan bisnis keluar negeri tersebut harus
dilakukan sebuah pembayaran ‘gelap’ kepada seorang distributor lokal di suatu
negara asing. Pembayaran itu sebagai ‘good will gesture’ agar perusahaan anda
dapat memasukkan produknya ke negara asing tersebut. Praktik ini normal
dalam prosedur bisnis di negara tersebut dan tidak ada hukum di sana yang
melarangnya, Apakah anda sebagai manajer perusahaan akan mengotorisasi
pembayaran tersebut?
1 2 3 4 5
8. Anda adalah pemilik suatu paket database software yang memiliki nilai sangat
98
besar. Saat ini ada rekan anda, pemilik sebuah perusahaan lokal kecil, yang
sedang dalam kesulitan keuangan, sedang melakukan pendekatan pada anda
agar diijinkan meminjam dan mengkopi database software yang anda miliki
tersebut untuk pengembangan bisnis di masa depan. Apakah anda sebagai
teman baiknya akan meminjamkan database software tersebut?
1 2 3 4 5
Persepsi pentingya etika dan tanggung jawab sosial
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
5 = Sangat Setuju (STS) 3 = Netral (N) 1 = Sangat Tidak Setuju (SS)
4 = Setuju (TS) 2 = Tidak Setuju (S)
9 Kepentingan utama KAP adalah untuk menghasilkan
keuntungan, meskipun harus melanggar peraturan. 1 2 3 4 5
10 Agar tetap kompetitif di dalam persaingan global, KAP
harus mengabaikan etika dan tanggung jawab sosial. 1 2 3 4 5
11 Ketika kelangsungan KAP sedang dipertaruhkan, maka
etika dan tanggung jawab sosial patut dilupakan. 1 2 3 4 5
12 Efisiensi lebih penting walaupun KAP dipandang tidak etis. 1 2 3 4 5
13 Hal yang lebih utama adalah kepuasan pemegang saham. 1 2 3 4 5
14 Menjadi etis dan bertanggung jawab sosial adalah hal
terpenting bagi KAP. 1 2 3 4 5
15 Etika dan tanggung jawab sosial penting untuk keuntungan
jangka panjang KAP. 1 2 3 4 5
16 Efektivitas perusahaan secara keseluruhan dapat
ditunjukkan melalui tingkat etika dan tanggung jawab sosial
KAP
1 2 3 4 5
17 Etika dan tanggung jawab sosial sangat penting bagi
kelangsungan hidup KAP. 1 2 3 4 5
18 Moral Auditor seharusnya menjadi prioritas utama KAP 1 2 3 4 5
19 KAP memiliki tanggung jawab sosial di samping
menghasilkan keuntungan. 1 2 3 4 5
20 Tanggung jawab sosial dan profitabilitas dapat diselaraskan. 1 2 3 4 5
21 Etika yang baik berarti bisnis yang baik. 1 2 3 4 5
Pertimbangan Etis
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
5 = Sangat Setuju (STS) 3 = Netral (N) 1 = Sangat Tidak Setuju (SS)
99
4 = Setuju (TS) 2 = Tidak Setuju (S)
22 Saat membuat keputusan, saya bersikap objektif. 1 2 3 4 5
23 Penarikan kesimpulan saya yang saya ambil didukung sejumlah
bukti yang memadai.
1 2 3 4 5
24 Saat dilema membuat keputusan, saya harus berpegang teguh
kepada standart dan etika yang berlaku dengan tetap
mempertimbangkan agar rekomendasi dilaksanakan.
1 2 3 4 5
100
Lampiran 4 Daftar Identitas dan Jawaban Responden
LAMPIRAN 4
Daftar Identitas dan Jawaban Responden
101
Identitas Responden
No
Jenis Kelamin Jabatan Terakhir
Pendidikan
Terakhir Lama Bekerja
1 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
2 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
3 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
4 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
5 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
6 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
7 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
8 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
9 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
10 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
11 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
12 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
13 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
14 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
15 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
16 LAKI-LAKI Senior Auditor S1 3 - 6 Tahun
17 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 <3 Tahun
18 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 <3 Tahun
19 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 3 - 6 Tahun
20 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 3 - 6 Tahun
21 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 3 - 6 Tahun
22 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 3 - 6 Tahun
23 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 3 - 6 Tahun
24 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 <3 Tahun
25 PEREMPUAN Senior Auditor S1 3 - 6 Tahun
26 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 <3 Tahun
27 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 3 - 6 Tahun
28 LAKI-LAKI Junior Auditor S1 3 - 6 Tahun
29 PEREMPUAN Auditor Junior S1 <3 Tahun
30 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 <3 Tahun
31 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 <3 Tahun
32 PEREMPUAN Auditor Junior S1 3 - 6 Tahun
33 PEREMPUAN Auditor Junior S1 3 - 6 Tahun
34 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 3 - 6 Tahun
35 PEREMPUAN Auditor Junior S1 3 - 6 Tahun
36 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 6 - 10 Tahun
37 PEREMPUAN Auditor Junior S1 <3 Tahun
38 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 <3 Tahun
39 PEREMPUAN Auditor Junior S1 6 - 10 Tahun
102
40 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 <3 Tahun
41 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 <3 Tahun
42 PEREMPUAN Auditor Junior S1 6 - 10 Tahun
43 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 <3 Tahun
44 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 <3 Tahun
45 PEREMPUAN Auditor Junior S1 6 - 10 Tahun
46 PEREMPUAN Auditor Junior S1 <3 Tahun
47 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 <3 Tahun
48 PEREMPUAN Auditor Junior S1 <3 Tahun
49 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
50 PEREMPUAN Auditor Senior S2 6 - 10 Tahun
51 PEREMPUAN Auditor Senior S1 3 - 6 Tahun
52 PEREMPUAN Auditor Junior S1 3 - 6 Tahun
53 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
54 LAKI-LAKI Auditor Senior S1 3 - 6 Tahun
55 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
56 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
57 PEREMPUAN Auditor Junior D3 < 3 Tahun
58 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
59 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
60 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
61 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
62 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
63 PEREMPUAN Supervisor S1 3 - 6 Tahun
64 PEREMPUAN Auditor Junior D3 < 3 Tahun
65 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
66 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
67 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
68 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
69 PEREMPUAN Auditor Junior S1 3 - 6 Tahun
70 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
71 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
72 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
73 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
74 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
75 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
76 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
77 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
78 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
79 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
80 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
81 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
82 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
83 LAKI-LAKI Auditor Senior S1 3 - 6 Tahun
103
84 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
85 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
86 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
87 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
88 LAKI-LAKI Auditor Senior S1 3 - 6 Tahun
89 PEREMPUAN Auditor Junior S1 < 3 Tahun
90 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
91 LAKI-LAKI Auditor Senior S1 3 - 6 Tahun
92 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
93 LAKI-LAKI Auditor Junior S1 < 3 Tahun
104
Jawaban Responden Variabel Pengambilan Keputusan Etis
No PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 PKE5 PKE6 PKE7 PKE8
1 2 2 2 2 2 2 4 2
2 2 2 4 2 1 4 4 2
3 1 1 1 1 1 3 2 2
4 2 3 1 2 3 1 1 1
5 2 2 3 3 4 4 4 2
6 3 2 2 2 4 1 4 2
7 2 3 2 2 2 1 3 4
8 1 4 2 1 2 5 4 2
9 2 2 4 4 1 1 5 2
10 2 2 1 2 2 1 2 1
11 3 2 3 3 3 3 3 4
12 3 2 2 3 3 2 2 2
13 1 4 3 1 1 2 2 3
14 1 1 1 2 1 2 2 2
15 2 2 2 2 2 2 3 2
16 2 2 2 2 4 2 4 2
17 3 2 1 1 5 2 4 1
18 1 2 2 1 2 1 2 5
19 2 1 3 1 2 1 2 5
20 3 1 3 2 4 2 2 2
21 2 2 2 2 5 2 1 2
22 2 2 1 2 4 3 1 2
23 2 4 4 1 4 4 1 3
24 2 4 1 1 2 3 5 4
25 1 4 4 5 3 5 4 2
26 1 1 2 1 2 2 4 4
27 4 1 2 4 2 1 4 2
105
28 2 4 4 4 1 4 4 4
29 2 4 3 2 1 1 2 2
30 1 1 2 2 1 1 1 2
31 1 2 2 1 1 2 1 5
32 2 1 1 1 3 2 2 4
33 2 2 2 2 1 1 1 2
34 2 1 1 1 2 2 2 1
35 1 4 4 2 1 2 1 1
36 1 1 1 2 2 1 4 2
37 3 2 4 1 1 2 2 2
38 1 2 1 1 1 1 1 1
39 5 1 1 1 1 2 1 1
40 1 1 2 1 1 3 1 2
41 4 5 5 5 4 4 4 2
42 5 5 4 1 4 5 4 5
43 5 2 5 4 4 5 2 5
44 4 2 2 2 4 2 4 5
45 4 5 4 4 4 2 4 4
46 4 4 5 4 5 4 4 4
47 4 2 4 5 2 2 4 1
48 4 5 4 5 1 5 5 4
49 4 2 2 2 2 4 2 2
50 2 2 2 2 2 2 2 2
51 2 2 2 2 2 2 2 2
52 2 2 3 2 2 2 2 2
53 3 2 4 4 2 4 4 3
54 4 4 3 4 4 4 4 4
55 3 1 3 3 1 3 1 1
56 2 2 3 3 3 3 3 2
57 2 2 3 3 3 3 3 2
106
58 2 1 4 4 4 4 4 4
59 3 2 2 3 2 3 2 3
60 3 2 2 3 3 2 2 4
61 4 2 5 2 2 3 2 2
62 2 2 4 2 2 2 3 2
63 1 2 2 2 2 2 2 2
64 1 1 1 1 1 1 1 1
65 1 3 1 1 1 1 1 1
66 3 4 3 3 3 3 3 3
67 2 1 1 2 2 1 2 1
68 2 2 2 2 2 2 2 2
69 1 2 2 2 1 1 3 1
70 2 2 3 2 2 1 1 2
71 2 2 3 2 2 2 1 2
72 3 2 3 1 2 2 1 1
73 2 1 1 1 2 3 1 1
74 2 1 2 1 2 3 1 2
75 2 2 2 2 2 2 1 2
76 2 3 2 3 1 2 1 1
77 2 1 2 3 1 2 2 2
78 2 4 4 2 4 4 2 4
79 1 5 2 2 1 2 4 4
80 3 1 4 4 2 2 1 2
81 2 4 2 4 1 2 4 1
82 2 1 1 4 2 1 4 1
83 3 1 1 5 5 2 2 1
84 2 1 1 1 5 2 2 5
85 3 1 1 4 1 2 2 4
86 1 5 2 1 2 1 2 3
87 2 2 2 4 2 2 2 3
107
88 3 2 2 4 2 2 5 3
89 1 2 1 2 1 2 3 4
90 3 3 3 3 2 3 1 2
91 1 5 2 2 2 5 2 2
92 1 5 2 1 2 5 5 2
93 5 2 2 5 5 3 2 1
108
108
Jawaban Responden Variabel Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
No PRES
OR1
PRES
OR2
PRES
OR3
PRES
OR4
PRES
OR5
PRES
OR6
PRES
OR7
PRES
OR8
PRES
OR9
PRES
OR10
PRES
OR11
PRES
OR12
PRESO
R13
1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4
2 1 1 1 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5
3 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5
4 1 1 1 2 2 4 5 4 5 4 4 4 5
5 2 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 3
6 1 1 1 4 2 5 5 5 4 5 5 4 5
7 1 1 2 3 2 4 4 4 4 5 5 3 5
8 1 1 1 1 1 5 5 4 5 5 5 3 5
9 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4
10 1 1 1 1 1 4 5 5 5 5 5 5 5
11 3 3 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5
12 1 1 1 2 2 3 5 3 5 4 4 4 3
13 1 1 1 4 4 3 3 4 5 5 5 4 5
14 1 1 1 1 2 5 5 4 5 5 5 4 5
15 1 1 2 2 1 4 4 4 4 4 4 3 5
16 2 1 1 1 1 5 4 4 4 4 4 4 4
109
109
17 2 1 1 1 1 5 5 4 4 4 4 4 5
18 2 2 1 2 1 5 5 4 4 4 5 5 5
19 1 1 2 2 2 5 5 4 4 3 5 5 5
20 1 2 3 2 2 5 4 3 5 3 5 5 5
21 1 2 3 1 3 5 4 5 5 4 4 4 4
22 1 2 1 1 2 5 4 5 5 5 4 4 4
23 1 1 1 1 1 5 4 5 4 5 5 4 4
24 1 1 1 2 3 5 4 4 4 5 5 5 4
25 2 2 5 5 3 4 5 5 5 5 4 4 5
26 2 2 4 1 2 4 4 4 4 5 4 5 5
27 2 1 4 3 2 5 4 4 5 5 4 5 3
28 2 2 2 3 2 4 4 4 4 4 5 5 4
29 2 1 1 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4
30 2 2 1 4 2 5 5 5 5 3 4 4 4
31 1 1 4 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5
32 2 2 2 1 1 5 4 5 4 5 5 4 4
33 2 2 2 1 1 4 4 5 4 5 4 5 4
34 4 4 5 2 2 4 5 4 5 5 4 4 3
110
110
35 2 4 2 5 2 4 4 5 5 2 5 5 4
36 1 1 4 1 4 5 4 4 4 4 5 4 4
37 2 1 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5
38 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5
39 2 4 5 2 4 4 4 5 4 4 4 4 5
40 4 5 2 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4
41 4 1 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5
42 2 4 1 5 1 5 4 5 5 4 5 4 4
43 1 1 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4
44 4 1 2 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4
45 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5
46 5 1 4 1 5 5 4 4 3 5 5 4 4
47 1 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5
48 4 1 4 1 5 5 4 4 5 4 5 5 5
49 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4
50 2 2 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4
51 2 1 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4
52 2 2 1 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4
111
111
53 1 2 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4
54 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 1 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5
56 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3
57 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3
58 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
59 2 1 5 2 3 4 4 4 5 5 4 4 4
60 5 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2
61 1 4 1 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5
62 1 1 1 2 3 5 5 4 4 4 4 4 4
63 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5
64 1 1 1 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5
65 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5
66 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5
67 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5
68 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
69 1 2 3 1 2 5 5 5 3 5 5 5 5
70 2 2 1 2 1 5 5 5 3 4 5 5 5
112
112
71 1 1 1 3 1 4 4 5 5 4 4 5 4
72 2 1 2 1 1 4 4 4 5 5 4 4 4
73 2 2 2 1 2 4 5 4 5 4 5 4 5
74 1 2 1 1 1 5 5 4 3 5 5 5 4
75 2 1 4 3 2 5 5 4 4 4 5 4 4
76 2 2 2 3 1 5 3 4 3 5 4 5 4
77 3 2 2 3 2 3 5 5 2 5 5 4 4
78 4 2 2 3 2 5 5 5 2 5 4 5 4
79 1 5 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4
80 3 2 2 4 2 5 4 4 4 5 4 4 4
81 2 5 1 4 1 5 4 4 4 4 4 4 4
82 5 2 1 2 1 5 4 4 2 3 5 4 4
83 1 4 2 1 2 4 4 5 4 4 5 4 4
84 5 2 2 1 2 4 5 5 4 5 4 4 4
85 2 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
86 1 1 1 4 4 4 4 5 2 4 4 4 5
87 2 4 5 1 1 4 4 5 4 4 5 4 5
88 2 2 1 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4
113
113
89 5 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4
90 1 4 5 2 1 4 5 5 4 4 4 4 4
91 4 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4
92 4 2 5 2 1 5 5 4 4 4 4 4 5
93 2 2 1 2 1 5 4 4 4 4 5 5 4
114
Jawaban Responden Variabel Pertimbangan Etis
No PE1 PE2 PE3
1 4 4 4
2 4 4 5
3 5 5 5
4 4 4 4
5 3 4 4
6 5 5 4
7 5 5 5
8 5 5 5
9 4 4 4
10 5 5 5
11 4 4 4
12 4 5 5
13 5 5 5
14 5 5 5
15 4 5 4
16 4 5 4
17 4 5 4
18 4 5 5
19 4 5 5
20 4 4 4
21 4 4 4
22 4 4 4
23 4 4 5
24 4 4 4
25 5 5 4
26 4 5 5
115
27 4 4 5
28 4 4 4
29 4 4 5
30 5 5 5
31 4 5 5
32 4 4 4
33 4 5 5
34 4 4 5
35 4 4 4
36 5 4 5
37 5 4 5
38 5 5 5
39 5 4 4
40 4 4 4
41 4 5 4
42 4 5 4
43 4 5 4
44 4 4 4
45 4 4 4
46 4 5 4
47 4 5 4
48 4 4 2
49 4 4 4
50 4 4 4
51 4 4 4
52 4 4 4
53 4 4 4
116
54 4 4 4
55 5 5 4
56 4 4 3
57 4 4 3
58 4 4 4
59 5 4 4
60 4 3 2
61 5 5 5
62 4 4 4
63 4 4 4
64 5 5 4
65 4 5 4
66 4 4 4
67 4 4 4
68 4 4 4
69 5 4 5
70 5 4 4
71 5 4 4
72 5 4 4
73 5 4 5
74 5 5 4
75 4 4 4
76 5 5 5
77 5 5 4
78 5 5 4
79 4 5 5
80 4 5 4
117
81 4 5 5
82 4 5 5
83 4 5 5
84 5 4 4
85 5 5 5
86 5 5 5
87 4 5 4
88 5 5 4
89 4 5 4
90 4 5 4
91 4 4 4
92 4 5 5
93 4 4 4
118
Lampiran 5 Output Hasil Pengujian Data
LAMPIRAN 5
Output Hasil Pengujian Data
119
119
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Correlations
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 PKE5 PKE6 PKE7 PKE8 TOTAL
PKE1 Pearson Correlation 1 .040 .384** .468** .436** .275** .173 .188 .596**
Sig. (2-tailed) .700 .000 .000 .000 .008 .097 .071 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PKE2 Pearson Correlation .040 1 .389** .116 .081 .434** .336** .268** .560**
Sig. (2-tailed) .700 .000 .266 .438 .000 .001 .010 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PKE3 Pearson Correlation .384** .389** 1 .406** .163 .478** .236* .298** .686**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .119 .000 .023 .004 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PKE4 Pearson Correlation .468** .116 .406** 1 .220* .240* .376** .070 .597**
Sig. (2-tailed) .000 .266 .000 .034 .020 .000 .508 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PKE5 Pearson Correlation .436** .081 .163 .220* 1 .283** .182 .265* .541**
Sig. (2-tailed) .000 .438 .119 .034 .006 .081 .010 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PKE6 Pearson Correlation .275** .434** .478** .240* .283** 1 .300** .286** .679**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .000 .020 .006 .003 .005 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PKE7 Pearson Correlation .173 .336** .236* .376** .182 .300** 1 .328** .618**
Sig. (2-tailed) .097 .001 .023 .000 .081 .003 .001 .000
120
120
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PKE8 Pearson Correlation .188 .268** .298** .070 .265* .286** .328** 1 .562**
Sig. (2-tailed) .071 .010 .004 .508 .010 .005 .001 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93
TOTAL Pearson Correlation .596** .560** .686** .597** .541** .679** .618** .562** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
121
121
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PERSEPSI PENTINGNYA ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Correlations
PRES
OR1
PRES
OR2
PRES
OR3
PRES
OR4
PRES
OR5
PRES
OR6
PRES
OR7
PRES
OR8
PRES
OR9
PRES
OR10
PRES
OR11
PRES
OR12
PRES
OR13 TOTAL
PRESOR1 Pearson Correlation 1 .308*
*
.420*
*
.161 .328*
*
.067 .150 .100 .278*
*
.127 .219* .068 .208* .602**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .123 .001 .526 .152 .340 .007 .227 .035 .516 .045 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR2 Pearson Correlation .308** 1 .440*
*
.361*
*
.311*
*
.118 .136 -.100 .067 .230* -.021 .120 .057 .581**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .002 .260 .192 .339 .525 .026 .842 .252 .590 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR3 Pearson Correlation .420** .440*
*
1 .228* .490*
*
.216* .118 .047 .020 .005 .140 .139 .032 .640**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .028 .000 .037 .258 .652 .850 .964 .182 .183 .759 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR4 Pearson Correlation .161 .361*
*
.228* 1 .446*
*
.191 .225* -.089 .008 .177 .091 .106 .115 .545**
Sig. (2-tailed) .123 .000 .028 .000 .067 .030 .395 .937 .090 .386 .310 .273 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR5 Pearson Correlation .328** .311*
*
.490*
*
.446*
*
1 .180 .205* .000 -.009 -.029 .052 .080 -.020 .599**
122
122
Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .000 .084 .049 .997 .932 .780 .619 .447 .847 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR6 Pearson Correlation .067 .118 .216* .191 .180 1 .442*
*
.305*
*
.202 .258* .469*
*
.508*
*
.394*
*
.532**
Sig. (2-tailed) .526 .260 .037 .067 .084 .000 .003 .053 .013 .000 .000 .000 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR7 Pearson Correlation .150 .136 .118 .225* .205* .442*
*
1 .394*
*
.270*
*
.307*
*
.360*
*
.370*
*
.452*
*
.541**
Sig. (2-tailed) .152 .192 .258 .030 .049 .000 .000 .009 .003 .000 .000 .000 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR8 Pearson Correlation .100 -.100 .047 -.089 .000 .305*
*
.394*
*
1 .190 .367*
*
.357*
*
.415*
*
.405*
*
.337**
Sig. (2-tailed) .340 .339 .652 .395 .997 .003 .000 .069 .000 .000 .000 .000 .001
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR9 Pearson Correlation .278** .067 .020 .008 -.009 .202 .270*
*
.190 1 .195 .174 .208* .253* .352**
Sig. (2-tailed) .007 .525 .850 .937 .932 .053 .009 .069 .060 .096 .045 .015 .001
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR10 Pearson Correlation .127 .230* .005 .177 -.029 .258* .307*
*
.367*
*
.195 1 .243* .225* .245* .396**
Sig. (2-tailed) .227 .026 .964 .090 .780 .013 .003 .000 .060 .019 .030 .018 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR11 Pearson Correlation .219* -.021 .140 .091 .052 .469*
*
.360*
*
.357*
*
.174 .243* 1 .433*
*
.468*
*
.453**
123
123
Sig. (2-tailed) .035 .842 .182 .386 .619 .000 .000 .000 .096 .019 .000 .000 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR12 Pearson Correlation .068 .120 .139 .106 .080 .508*
*
.370*
*
.415*
*
.208* .225* .433*
*
1 .421*
*
.477**
Sig. (2-tailed) .516 .252 .183 .310 .447 .000 .000 .000 .045 .030 .000 .000 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
PRESOR13 Pearson Correlation .208* .057 .032 .115 -.020 .394*
*
.452*
*
.405*
*
.253* .245* .468*
*
.421*
*
1 .453**
Sig. (2-tailed) .045 .590 .759 .273 .847 .000 .000 .000 .015 .018 .000 .000 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
TOTAL Pearson Correlation .602** .581*
*
.640*
*
.545*
*
.599*
*
.532*
*
.541*
*
.337*
*
.352*
*
.396*
*
.453*
*
.477*
*
.453*
*
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .000 .000 .000 .000
N 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
124
HASIL UJI VALIDITAS PERTIMBANGAN ETIS
Correlations
PE1 PE2 PE3 TOTAL
PE1 Pearson Correlation 1 .281** .286** .665**
Sig. (2-tailed) .006 .005 .000
N 93 93 93 93
PE2 Pearson Correlation .281** 1 .439** .763**
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000
N 93 93 93 93
PE3 Pearson Correlation .286** .439** 1 .807**
Sig. (2-tailed) .005 .000 .000
N 93 93 93 93
TOTAL Pearson Correlation .665** .763** .807** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 93 93 93 93
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
125
HASIL UJI RELIABILITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 93 100.0
Excludeda 0 .0
Total 93 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.751 .753 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PKE1 3.71 1.079 93
PKE2 3.67 1.245 93
PKE3 3.58 1.145 93
PKE4 3.62 1.224 93
PKE5 3.69 1.216 93
PKE6 3.59 1.172 93
PKE7 3.47 1.265 93
PKE8 3.61 1.207 93
126
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PKE1 25.24 27.052 .454 .387 .724
PKE2 25.28 26.812 .384 .305 .737
PKE3 25.37 25.561 .556 .414 .705
PKE4 25.32 26.373 .433 .375 .727
PKE5 25.26 27.194 .366 .255 .739
PKE6 25.35 25.492 .544 .356 .706
PKE7 25.47 25.882 .453 .297 .723
PKE8 25.33 26.942 .392 .232 .735
Inter-Item Correlation Matrix
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 PKE5 PKE6 PKE7 PKE8
PKE1 1.000 .040 .384 .468 .436 .275 .173 .188
PKE2 .040 1.000 .389 .116 .081 .434 .336 .268
PKE3 .384 .389 1.000 .406 .163 .478 .236 .298
PKE4 .468 .116 .406 1.000 .220 .240 .376 .070
PKE5 .436 .081 .163 .220 1.000 .283 .182 .265
PKE6 .275 .434 .478 .240 .283 1.000 .300 .286
PKE7 .173 .336 .236 .376 .182 .300 1.000 .328
PKE8 .188 .268 .298 .070 .265 .286 .328 1.000
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
28.95 33.312 5.772 8
127
HASIL UJI RELIABILITAS PERSEPSI PENTINGNYA ETIKA DAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.741 .779 13
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
PRESOR1 3.88 1.301 93
PRESOR2 3.88 1.293 93
PRESOR3 3.62 1.488 93
PRESOR4 3.59 1.270 93
PRESOR5 3.68 1.336 93
PRESOR6 4.39 .660 93
PRESOR7 4.33 .596 93
PRESOR8 4.37 .586 93
PRESOR9 4.20 .788 93
PRESOR10 4.35 .654 93
PRESOR11 4.42 .558 93
PRESOR12 4.22 .657 93
PRESOR13 4.31 .659 93
128
128
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PRESOR1 49.37 30.974 .443 .354 .716
PRESOR2 49.37 31.365 .417 .373 .720
PRESOR3 49.62 29.389 .463 .424 .715
PRESOR4 49.66 32.032 .378 .325 .726
PRESOR5 49.57 30.856 .434 .421 .718
PRESOR6 48.86 35.122 .450 .425 .721
PRESOR7 48.91 35.406 .468 .386 .722
PRESOR8 48.88 36.953 .250 .401 .737
PRESOR9 49.04 36.237 .234 .186 .738
PRESOR10 48.89 36.271 .303 .298 .733
PRESOR11 48.83 36.231 .378 .390 .729
PRESOR12 49.03 35.597 .389 .392 .726
PRESOR13 48.94 35.778 .364 .405 .728
Inter-Item Correlation Matrix
129
129
PRE-
SOR
1
PRE
SOR
2
PRE
SOR
3
PRE
SOR
4
PRE
SOR
5
PRE
SOR
6
PRE
SOR
7
PRE
SOR
8
PRE
SOR
9
PRES
OR10
PRE
SOR
11
PRE
SOR
12
PRES
OR13
PRES
OR1
1.000 .308 .420 .161 .328 .067 .150 .100 .278 .127 .219 .068 .208
PRES
OR2
.308 1.000 .440 .361 .311 .118 .136 -.100 .067 .230 -.021 .120 .057
PRES
OR3
.420 .440 1.000 .228 .490 .216 .118 .047 .020 .005 .140 .139 .032
PRES
OR4
.161 .361 .228 1.000 .446 .191 .225 -.089 .008 .177 .091 .106 .115
PRES
OR5
.328 .311 .490 .446 1.000 .180 .205 .000 -.009 -.029 .052 .080 -.020
PRES
OR6
.067 .118 .216 .191 .180 1.000 .442 .305 .202 .258 .469 .508 .394
PRES
OR7
.150 .136 .118 .225 .205 .442 1.000 .394 .270 .307 .360 .370 .452
PRES
OR8
.100 -.100 .047 -.089 .000 .305 .394 1.000 .190 .367 .357 .415 .405
PRES
OR9
.278 .067 .020 .008 -.009 .202 .270 .190 1.000 .195 .174 .208 .253
PRES
OR10
.127 .230 .005 .177 -.029 .258 .307 .367 .195 1.000 .243 .225 .245
130
130
PRES
OR11
.219 -.021 .140 .091 .052 .469 .360 .357 .174 .243 1.000 .433 .468
PRES
OR12
.068 .120 .139 .106 .080 .508 .370 .415 .208 .225 .433 1.000 .421
PRES
OR13
.208 .057 .032 .115 -.020 .394 .452 .405 .253 .245 .468 .421 1.000
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation N of Items
53.25 39.079 6.251 13
131
HASIL UJI RELIABILITAS PERTIMBANGAN ETIS
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 93 100.0
Excludeda 0 .0
Total 93 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.603 .602 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PE1 4.3118 .48853 93
PE2 4.4624 .52252 93
PE3 4.2796 .61442 93
Item-Total Statistics
132
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PE1 8.7419 .933 .334 .111 .605
PE2 8.5914 .788 .459 .219 .436
PE3 8.7742 .655 .456 .222 .438
Inter-Item Correlation Matrix
PE1 PE2 PE3
PE1 1.000 .281 .286
PE2 .281 1.000 .439
PE3 .286 .439 1.000
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
13.0538 1.486 1.21910 3
133
Hasil Asumsi Klasik
1. Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 93
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 5.28954262
Most Extreme
Differences
Absolute .088
Positive .042
Negative -.088
Test Statistic .088
Asymp. Sig. (2-tailed) .074c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
134
2. Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .183 .855
PRESOR .231 2.255 .027 .889 1.125
PE .259 2.523 .013 .889 1.125
a. Dependent Variable: PKE
a. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan Etis
Sumber: Data primer yang diolah
135
3. Heterokedastisitas
136
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 PE, PRESORb . Enter
a. Dependent Variable: PKE
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .400a .160 .141 5.34799
a. Predictors: (Constant), PE, PRESOR
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 490.639 2 245.320 8.577 .000b
Residual 2574.092 90 28.601
Total 3064.731 92
a. Dependent Variable: PKE
b. Predictors: (Constant), PE, PRESOR
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.235 6.746 .183 .855
PRESOR .219 .097 .231 2.255 .027
PE 1.224 .485 .259 2.523 .013
a. Dependent Variable: PKE
Recommended