View
48
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH PENAMBAHAN CANARY SEED PADA PAKAN BURUNG LOVEBIRD Agapornis roseicollis dan Agapornis
fischery TERHADAP PRODUKSI TELUR DAN MASA KOSONG SIKLUS REPRODUKSI
SKRIPSI
Oleh :
Deasy Rahmawati NIM. 0210510018
JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2006
PENGARUH PENAMBAHAN CANARY SEED PADA PAKAN BURUNG LOVEBIRD Agapornis roseicollis dan Agapornis
fischery TERHADAP PRODUKSI TELUR DAN MASA KOSONG SIKLUS REPRODUKSI
Oleh :
Deasy Rahmawati NIM. 0210510018
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2006
PENGARUH PENAMBAHAN CANARY SEED PADA PAKAN BURUNG LOVEBIRD Agapornis roseicollis dan Agapornis
fischery TERHADAP PRODUKSI TELUR DAN MASA KOSONG SIKLUS REPRODUKSI
SKRIPSI Oleh:
Deasy Rahmawati NIM. 0210510018
Telah dinyatakan lulus dalam ujian Sarjana Pada Hari/Tanggal : Kamis/12 Oktober 2006
Pembimbing Utama, Anggota Tim Penguji Prof. Dr. Ir. Yuliani Djuniarti, MS Dr. Ir. H. Woro Busono,MS NIP. 130 531 840 NIP. 130 935 813 Tanggal Tanggal Pembimbing Pendamping, Prof. Dr. Ir. Achmanu Zakaria, MS NIP. 130 368 773 Tanggal Mengetahui: Universitas Brawijaya
Fakultas Peternakan Dekan,
Dr. Ir. Ifar Subagyo, M. Agr. St. NIP. 131 124 654 Tanggal
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 01 Desember 1983 sebagai
anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Masdjunin dan Ibu Hj.
Djuhairiyah
Penulis mendapat pendidikan formal dari TK Al-Wahyu Surabaya lulus
pada tahun 1990, SDN Menanggal 601 Surabaya lulus pada tahun 1996, SLTP
Negeri 22 Surabaya lulus pada tahun 1999, SMU Negeri 15 Surabaya pada tahun
2002, dan masuk Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya melalui jalur SPMB pada tahun 2002.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan skripsi dengan judul Pengaruh Penambahan Canary
Seed Pada Pakan Burung Lovebird (Agapornis roseicollis dan Agapornis
fischery) Terhadap Produksi Telur Dan Masa Kosong Siklus Reproduksi.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Yuliani Dj, MS selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan tempat dan fasilitas selama penelitian, saran, arahan, serta
bimbingan sampai tahap penyelesaian laporan.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Achmanu Zakaria selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah banyak memberikan saran, arahan, dan bimbingan sampai tahap
penyelesaian laporan.
3. Bapak Dr. Ir. H. Woro Busono, MS selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan saran dan arahan dalam perbaikan laporan.
4. Bapak Dr. Ir. Ifar Subagyo, M. Agr. St. selaku Dekan Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya.
5. Kedua orang tua koe bapak en mama, mbak ika alis ndut, mas arie familys,
makasih atas segala dukungan yang selama ini diberikan baik secara moril dan
spiritual selama peneliti menyelesaikan laporan skipsi.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu selesainya laporan skripsi ini. Semoga Allah berkenan memberikan
hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.
Menyadari segala kekurangan yang ada, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Malang, Oktober 2006
Penulis
ABSTRACT
THE EFFECT OF ADDITION CANARY SEED AT FEEDING LOVEBIRD ( Agapornis roseicollis and Agapornis fischery) ABOUT EGG PRODUCTION AND REPRODUCTIAN CYCLE PERIOD INTERVAL
This research was conducted in Permata Satwa lovebird farm. The located at jl. Papa Putih Kendalsari, Lowokwaru Malang, from June until August 2006.
The aim of this research was to study the effect of addition canary seed to Agapornis roseicollis and Agapornis fischery on egg production and reproductian cycle period interval. The result of this research was expected for improve repairing feeding management during conservancy Material of this research were 10 pairs lovebird Agapornis roseicollis and 10 pairs lovebird Agapornis fischery, kept in cage system battery sizing 79 x 29.5 x 37 cm made from wire. The method was experiment and used study case with using purposive sampling. The statistic used the non parametris by using Kruskall Wallis test Based on the research result have been conducted with addition canary seed indicate that egg production of lovebird Agapornis roseicollis had not significant effect ( Hhit < Htable(0.05)), with the average value of egg production to Agapornis roseicollis before addition 4.61.02 eggs and after addition 5.00.77 eggs. Agapornis fischery before addition 3.70.78 eggs and after addition 4.60.8 eggs indicate that egg production of lovebird Agapornis fischery give siggnificant effect (Hhit > Htable(0.05)). Average value of reproduction cycle period interval for Agapornis roseicollis before addition 30.116.05 day and after addition 15.67.13 day. Average value of reproduction cycle period interval for Agapornis fischery before additon 21.23.99 day and after addition 15.94.48 day, indicating that a reproduction cycle period interval of Agapornis roseicollis and Agapornis fischery give significant effect ( Hhit > Htable(0.05)) Conclusion of this research that addition of canary seed at Agapornis fischery species more effective so that egg production will come up to egg production of lovebird Agapornis roseicollis. Addition of canary seed give real influence at reproduction cycle period interval become shorter compared to before addition at Agapornis roseicollis and Agapornis fischery
The suggestion is improve feeding management by giving feed addition (canary seed) at lovebird Agapornis fischery for optimal egg production and improve cycle reproduction of lovebird.
RINGKASAN
PENGARUH PENAMBAHAN CANARY SEED PADA PAKAN BURUNG LOVEBIRD (Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery) TERHADAP PRODUKSI TELUR DAN MASA KOSONG SIKLUS REPRODUKSI
Penelitian ini dilaksanakan di usaha pembudidayaan lovebird Permata
Satwa bertempat di jalan Papa Putih No.22 Kecamatan Lowokwaru Malang pada bulan Mei sampai Agustus 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan canary seed pada pakan lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery terhadap produksi telur dan masa kosong siklus reproduksi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperbaiki manajemen pakan selama pemeliharaan. Materi penelitian adalah 10 pasang lovebird Agapornis roseicollis dan 10 pasang lovebird Agapornis fischery, sangkar yang digunakan adalah sangkar dengan model baterei terbuat dari kawat dengan ukuran 79 cm x 29.5 cm x 37 cm. Metode yang digunakan adalah metode percobaan serta pengambilan data. Analisis data yang digunakan adalah non parametris dengan menggunakan Kruskall Wallis test. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi telur lovebird Agapornis roseicollis tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (Hhitung < HTabel(0.05)), rata-rata produksi telur sebelum penambahan canary seed 4.61.02 butir dan setelah penambahan canary seed 5.00.77 butir. Pada Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed 3.70.78 butir dan sesudah penambahan canary seed 4.60.8 butir yang berarti bahwa produksi telur Agapornis fischery memberikan perbedaan yang nyata (Hhitung > HTabel(0.05)). Rata-rata masa kosong siklus reproduksi sebelum penambahan canary seed pada Agapornis roseicollis 30.116.05 hari dan setelah penambahan canary seed 15.67.13. Pada Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed 21.13.99 hari dan setelah penambahan canary seed 15.94.48 hari menunjukkan bahwa masa kosong siklus reproduksi pada Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (Hhitung > HTabel(0.05)) Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penambahan canary seed pada lovebird Agapornis fischery lebih efektif sehingga produksi telurnya akan menyamai produksi telur lovebird Agapornis roseicollis. Penambahan canary seed memberikan pengaruh nyata pada masa kosong siklus reproduksi menjadi lebih pendek dibandingkan sebelum penambahan baik pada lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery. Saran yang dapat diberikan yaitu memperbaiki manajemen pakan dengan memberikan pakan tambahan berupa canary seed pada saat sebelum lovebird berproduksi agar mencapai produksi yang optimal dan memperpendek masa kosong siklus reproduksi.
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii ABSTRACT ......................................................................................................... iii RINGKASAN ...................................................................................................... iv DAFTAR ISI........................................................................................................ v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3 1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 3 1.5. Kerangka Pikir .......................................................................................... 3 1.6. Hipotesis.................................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lovebird .................................................................................................... 6 2.2. Pakan Lovebird ......................................................................................... 9 2.3. Produksi Telur...........................................................................................11 2.4. Masa Kosong Siklus Reproduksi ..............................................................12
III. MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................14 3.2. Materi Penelitian .........................................................................................14
3.2.1. Materi ..............................................................................................14 3.2.2. Bahan dan Alat................................................................................15
3.3. Metode Penelitian .......................................................................................15 3.4. Prosedur Percobaan.....................................................................................15 3.5. Variabel Pengamatan ..................................................................................16 3.6. Analisis Data ...............................................................................................16 3.7. Batasan Istilah .............................................................................................17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Penambahan Canary Seed Terhadap Produksi Telur..................18 4.2. Pengaruh Penambahan Canary Seed Terhadap Masa Kosong Siklus Reproduksi ...............................................................22
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .................................................................................................24 5.2. Saran .........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................25 LAMPIRAN ........................................................................................................27
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kandungan nutrisi canary seed.......................................................................10
2. Rataan produksi telur (butir) ...........................................................................18
3. Rataan masa kosong siklus reproduksi (hari) .................................................21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Analisis data produksi telur lovebird Agaponis roseicollis.............................27
2. Analisis data produksi telur lovebird Agapornis fischery ...............................30
3. Analisis data produksi telur lovebird Agaponis roseicollis dan Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed...................................33
4. Analisis data produksi telur lovebird Agaponis roseicollis dan Agapornis fischery setelah penambahan canary seed .....................................36
5. Analisis data masa kosong siklus reproduksi lovebird Agaponis roseicollis..........................................................................39
6. Analisis data masa kosong siklus reproduksi lovebird Agapornis fischery ............................................................................42
7. Analisis data masa kosong siklus reproduksi lovebird Agaponis roseicollis dan Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed ..................................................................45
8. Analisis data masa kosong siklus reproduksi lovebird Agaponis roseicollis dan Agapornis fischery setelah penambahan canary seed ....................................................................48
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lovebird ..........................................................................................................7
2. Canary seed (Phallaris canariensis)...............................................................10
3. Diagram batang produksi telur........................................................................19
4. Diagram batang masa kosong siklus reproduksi.............................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu bioteknologi dan pelestarian satwa,
sekarang banyak jenis burung yang bisa dikembangbiakkan baik dari jenis burung
hias maupun ocehan seperti perkutut, kenari, parkit, poksay termasuk didalamnya
lovebird. Burung yang namanya disebut terakhir ini populasinya tersebar di
kawasan Afrika dan sekitarnya.
Lovebird adalah salah satu jenis burung hias yang mempunyai warna bulu
yang beragam, bertubuh mungil, mempunyai tingkah laku yang lucu, dan suara
yang merdu, membuat lovebird sering dilombakan pada kontes-kontes burung,
sehingga tidak heran jika lovebird mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi
(Soenanto, 2002). Dari 9 spesies, spesies Agapornis fischeri (spesies yang
memiliki lingkaran yang mengelilingi matanya) dan Agapornis reseicollis (spesies
yang tidak memiliki lingkaran yang mengelilingi matanya) merupakan spesies
yang bagus untuk diternakkan. Kedua spesies ini merupakan spesies yang bisa
beradaptasi di Indonesia (Johnson, 1998).
Kebersihan kandang, ketersediaan pakan dan minum, serta kesehatan
senantiasa terjaga merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan
lovebird. Salah satu aspek penting dalam pemeliharaan adalah penyediaan pakan.
Menyediakan pakan bagi burung hias maupun ocehan secara mudah adalah
dengan menyesuaikan kebiasaan dan apa saja yang biasa dimakan oleh burung
bersangkutan di alam bebas (Soemadi, 2003).
Menurut Prijono (2005), dalam pemeliharaan di kandang pakan yang
dimakan oleh lovebird tergantung dari yang diberikan oleh pemeliharanya. Syarat
pakan yang baik dan benar untuk konsumsi lovebird harus memenuhi unsur
karbohidrat, vitamin, mineral, protein, dan air. Seekor lovebird mengkonsumsi
pakan rata-rata seperlima dari berat badannya setiap hari. Konsumsi pakan
lovebird tergantung pada fase pertumbuhan, kondisi rontok bulu, masa
berkembangbiak, aktivitas, lingkungan, waktu stres, jenis burung, dan faktor
lainnya. Faktor-faktor yang menunjang lain yang berkaitan dengan kualitas
makanan yang dikonsumsi ini banyak disandarkan pada tinggi rendahnya protein
Canary seed yang dalam bahas latin disebut dengan Phallaris canariensis
merupakan sejenis biji-bijian dari rumpun gramineae. Canary seed mempunyai
bentuk dan ukuran seperti gabah, tipis dengan kedua ujungnya lancip. Kulit
bijinya licin berwarna cokelat dan keras. Rasa biji yang enak dan gurih sangat
disukai burung pemakan biji-bijian (Soemadi, 2003). Kandungan nutrisi yang
terdapat pada canary seed mengandung protein kasar yaitu 18.7%, karbohidrat
15.0%, dan lemak kasar 8.7% (Anonymous, 2003). Canary seed mempunyai
kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan biji-bijian lain seperti
jewawut mengandung protein 13.30%, gabah (7.20%), millet (11.12%), dan beras
merah (7.19%). Clever dkk (1977) yang ditulis kembali oleh Muntalib (1979)
menyatakan bahwa semakin besar protein yang dikonsumsi ternyata konsumsi
pakan dan konsumsi kapur meningkat pula. Dengan demikian maka akan
meningkatkan produksi telur.
Pakan selain mempengaruhi kesehatan juga berpengaruh terhadap
reproduksi dan produksi telur yang dihasilkan. Kinerja reproduksi itu sendiri
berkaitan erat dan peka dengan tehadap kualitas makanan yang dikonsumsi.
Kinerja reproduksi unggas meliputi umur dan bobot badan produksi telur pertama,
jumlah produksi telur, fertilitas, daya tetas, jumlah anak yang hidup, dan selang
kosong reproduksi (Partodiharjo, 1987).
Prijono (2005) menyatakan bahwa produksi telur lovebird relatif banyak
dan masa produksinya relatif singkat. Rata-rata produksi telur lovebird yaitu
antara 4-6 butir. Selama jangka waktu satu tahun dapat berbiak sampai empat kali.
Setiap berbiak rata-rata menghasilkan keturunan empat ekor anak, sehingga dalam
satu tahun beranak pinak menjadi enam belas ekor.
1.2. Rumusan Masalah
Canary seed merupakan salah satu pakan penguat jenis biji-bijian yang
berasal dari rumpun graminae. Kandungan protein yang terdapat pada canary seed
lebih tinggi dibandingan dengan pakan biji-bijian yang lain seperti jewawut,
millet dan beras merah. Kandungan proteinnya mencapai 18.7% sedangkan
jewawut 13.30%, millet 11.12%, dan beras merah 7.19%. Kualitas pakan yang
baik selain mempengaruhi kesehatan juga berpengaruh terhadap reproduksi dan
produksi telur yang dihasilkan, sehingga dapat dirumuskan permasalahan : apakah
penambahan canary seed pada pakan lovebird Agapornis roseicollis dan
Agapornis fischery akan mempengaruhi produksi telur dan masa kosong siklus
reproduksi.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan
canary seed pada pakan lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery
terhadap produksi telur dan masa kosong siklus reproduksi.
1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperbaiki
manajemen pakan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mempersingkat
masa kosong siklus reproduksi.
1.5. Kerangka Pikir
Secara faal, reproduksi adalah suatu proses rumit, karena reproduksi
bergantung dari fungsi fisiologis yang sempurna dengan berbagai faktor yang ikut
menunjang (Anggorodi, 1984). Faktor-faktor yang menunjang antara lain yang
berkaitan dengan kualitas makanan yang dikonsumsi ini banyak disandarkan pada
tinggi rendahnya protein. Breton (1997) menyatakan juga bahwa dalam pemberian
pakan juga harus diperhatikan jenis pakan dan imbangan gizi yang tepat untuk
metabolisme tubuh.
Canary seed yang dalam bahas latin disebut dengan Phallaris Canariensis
merupakan sejenis biji-bijian dari rumpun gramineae. Canary seed mempunyai
bentuk dan ukuran seperti gabah, tipis dengan kedua ujungnya lancip. Kulit
bijinya licin berwarna cokelat dan keras. Apabila dikupas isinya mudah keluar.
Rasa biji yang enak dan gurih sangat disukai burung pemakan biji-bijian
(Soemadi, 2003). Saat ini canary seed merupakan biji-bijian yang hanya khusus
diberikan pada burung pemakan biji seperti lovebird. Kandungan nutrisi yang
terdapat pada canary seed umumnya mengandung protein kasar 18.7%,
karbohidrat 15.0%, lemak kasar 8.7%. Proporsi asam amino prolamin dan
glutelin di dalam protein rata-rata 77.7%. Biji kenari tersebut mengandung asam
amino lysine dan threonine yang terbatas tetapi mengandung asam amino cystine,
tryptophan dan phenylalanine dalam jumlah yang besar (Anonymous, 2003).
Jumlah telur lovebird bervariasi, tergantung jenisnya. Namun rata-rata
telur lovebird adalah 4-5 butir. Dalam setiap periode peneluran ada pasangan
lovebird yang bertelur cukup banyak, yaitu antara 4-6 butir. Di sisi lain, ada
pasangan lovebird yang hanya menghasilkan 1-2 butir telur (Whendrato dan
Madyana, 1990).
Pada unggas, selang siklus reproduksi atau yang biasa disebut masa
kosong adalah waktu terminal dengan induk berhenti setelah periode perawatan
anak dan waktu itu digunakan untuk pemulihan kondisi tubuh (Djuniarti, 1993).
1.6. Hipotesis
Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan hipotesis yaitu
penambahan canary seed pada pakan lovebird Agapornis roseicollis dan
Agapornis fischery mempunyai perbedaan pengaruh pada produksi telur dan masa
kosong siklus reproduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lovebird
Lovebird merupakan salah satu satwa yang masih belum banyak dikenal
di dunia peternakan burung. Lovebird, memiliki nama ilmiah yang berasal dari
genus Agapornis, nama ini diberikan karena burung ini memiliki kebiasaan
bertengger dan saling berdekatan pada setiap kesempatan. Umumnya lovebird
dianggap sebagai burung kedamaian, namun dalam kenyataannya sering terjadi
kegaduhan apabila dipelihara dalam kelompok (Soenanto, 2002).
Karakteristik yang dimiliki lovebird antara lain:
1. Lovebird memiliki ukuran tubuh yang kecil, berparuh bengkok sehingga
memudahkan dalam menyisil makanan dari biji-bijian yang masih berkulit.
2. Lovebird berasal dari Afrika dan pulau disekitarnya.
3. Lovebird termasuk dalam famili Parrot (burung beo, nuri) (Dubuc, 2003).
Cara pemeliharaannya tidak terlampau sulit, burung ini dapat diberi pakan
berupa biji-bijian, buah-buahan dan sayur-sayuran. Lovebird tidak memerlukan
kandang yang luas, burung ini dapat berkembangbiak dalam kandang yang
berukuran sedang. Lovebird juga tidak menimbulkan suara berisik seperti parkit
(Prijono, 2005).
Susunan klasifikasi lovebird (Soenanto,2002), berdasarkan chesklist of
bird of word yang disusun Peters (1937) adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Psittaciformes
Family : Psittacinae
Sub Family : Agapornis
Spesies : Agapornis sp
Ciri-ciri lovebird tidak berbeda jauh dengan golongan betet, namun bentuk
fisiknya lebih kecil dan berbulu lebih indah. Hijau merupakan warna bulu yang
dominan pada lovebird dan dapat dikenal pada ciri-ciri fisiknya. Menurut Prijono
(2005), tubuh lovebird padat dan kekar, panjang tubuhnya antara 13,5-15 cm dan
beratnya antara 25-58 g. Oddoties (2001) menjelaskan pula bahwa ukuran tubuh
lovebird berkisar antara 13-17 cm (5-7 inchi) dengan berat 42-60 g, hal ini
tergantung dari kondisi lingkungan dan pakan. Burung ini mempunyai paruh
berwarna putih tetapi ada juga yang berwarna merah, kuning ataupun perpaduan
keduanya dan ekornya pendek atau berbentuk segi empat bundar. Lovebird dapat
dilihat pada Gambar 1.
Agapornis roseicollis Agapornis fischery
Gambar 1. Lovebird
Perbedaan jenis kelamin sangat penting untuk diketahui dalam pemeliharaan
lovebird, karena bermanfaat dalam usaha penjodohan atau pengembangbiakan.
Penentuan jenis kelamin lovebird tergolong sulit karena ciri-ciri fisik luar antara
jantan dan betina cenderung sama. Lovebird jantan lebih kecil, pertemuan paruh
lancip sampai pangkal hidung, kepala agak pipih dan ukuran bahu lebih kecil.
Lovebird betina mempunyai ukuran fisik besar, paruh sampai pangkal hidung
lebih lebar dan bertengger dengan jarak antara kaki lebar dibandingkan lovebird
jantan, bentuk ekor lebih rata dibandingkan dengan ekor lovebird jantan yang
berbentuk agak meruncing (Soenanto, 2002; Prijono, 2005).
Warna bulu yang sangat bervariasi, karena adanya spesies (jenis), yang
semuanya termasuk dalam genus Agapornis. Ke-9 spesies itu adalah Abyssian
(A.taranta), Madagaskar (A.cana), Red-faced (A.pullaria), Black-collared
(A.swinderniana), Peach-faced (A.roseicollis), Nyasa (A.lilinae), Black-cheeked
(A.nigrigenis), Fischer (A.fischeri), dan Masked (A.personata) (Agus, 2003).
Beberapa ahli burung membagi lovebird berdasarkan tingkat kelangkaannya,
terdapat dua pengelompokan jenis yaitu umum dan langka. Jenis umum misalnya
A.roseicollis, A.personata, dan A.fisheri, selebihnya merupakan persilangan
dengan A.Personata (Prijono, 2005).
Lovebird mencapai usia dewasa kelamin pada umur 6-10 bulan dan siap
untuk mencari pasangannya, kawin serta berkembang biak. Setelah masa kawin
atau melakukan perkawinan, beberapa hari kemudian akan bertelur. Biasanya
dalam bertelur ada tenggang waktu antara 1 sampai 2 hari dengan rata-rata telur
yang dihasilkan adalah 4-5 butir (Soenanto, 2002).
2.2. Pakan Lovebird Soemadi (2003) menyatakan bahwa berdasarkan tipe makanannya, burung
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu biji, buah, serangga. Lovebird
merupakan kelompok burung yang sangat menyukai pakan biji-bijian
sebagaimana pada habitat aslinya. Burung yang hanya diberi 1 jenis pakan akan
mengalami defisiensi nutrisi sehingga sulit berkembang biak. Oleh karena itu
sebaiknya diupayakan agar pakan mengandung karbohidrat, lemak,
protein,vitamin, mineral dan air (Soenanto, 2002).
Pemberian pakan yang bergizi, air minum yang cukup, vitamin dan
berbagai bentuk perawatan tubuh lovebird merupakan beberapa tindakan penting
dalam menjaga kesehatan lovebird. Konsumsi pakan lovebird tergantung pada
fase pertumbuhan, kondisi rontok bulu, masa berkembangbiak, aktivitas,
lingkungan, waktu stres, jenis burung, dan faktor lainnya (Prijono, 2005).
Biji-bijian sering disebut sebagai sumber protein yang merupakan salah
satu komponen dari makanan penguat. Beberapa biji-bijian yang disukai burung
antara lain jagung, padi, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan jewawut. Biji
jewawut, millet, biji kenari, biji matahari, gabah, dan biji sawi merupakan pakan
utama lovebird (Soemadi, 2003). Lovebird juga perlu diberikan pakan tambahan
seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan kroto (Prijono, 2005).
Canary seed yang dalam bahas latin disebut dengan Phallaris Canariensis
merupakan sejenis biji-bijian dari rumpun gramineae. Canary seed mempunyai
bentuk dan ukuran seperti gabah, tipis dengan kedua ujungnya lancip. Kulit
bijinya licin berwarna cokelat dan keras. Apabila dikupas isinya mudah keluar.
Rasa biji yang enak dan gurih sangat disukai burung pemakan biji-bijian
(Soemadi, 2003). Saat ini canary seed merupakan biji-bijian yang hanya khusus
diberikan pada burung pemakan biji seperti lovebird (Anonymous,2003).
Canary seed tersebut terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Canary seed (Phallaris canariensis)
Komposisi kandungan nutrisi canary seed dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Canary Seed
Komposisi
Kandungan Zat Makanan (%)
Protein, terdiri dari: Prolamin dan glutelin
18.7 77.7
Karbohidrat 15 Lemak kasar, terdiri dari:
Linoleic Oleic Palmitic Linoleic
acid
8.7 11 55 29 11
Total solid gula 47 Sumber: http://www.ienica.net/crops/canarygrass.htm, 13 Mei 2006.
Biji kenari tersebut juga mengandung asam amino lysine dan threonine
yang terbatas tetapi mengandung asam amino cystine, tryptophan dan
phenylalanine dalam jumlah yang besar (Anonymous, 2003).
2.3. Produksi Telur
Beberapa jenis unggas telah diteliti dengan beberapa tingkat protein yang
berbeda, ternyata kualitas makanan dengan protein yang rendah akan
http://www.ienica.net/crops/canarygrass.htmmengakibatkan produksi telur yang rendah pula. Sebaliknya kualitas makanan
yang baik dan seimbang akan meningkatkan bobot badan, produksi telur dan
kualitas telurnya (Scott, 1982).
Setelah masa kawin atau melakukan perkawinan, beberapa hari kemudian
lovebird akan bertelur. Telur lovebird berwarna putih dan berbentuk lonjong,
lebih besar daripada telur parkit. Jumlah telur lovebird bervariasi, tergantung
jenisnya namun rata-rata telur lovebird adalah 4-5 butir. Dalam setiap periode
peneluran ada pasangan lovebird yang bertelur cukup banyak, yaitu antara 4-6
butir. Di sisi lain, ada pasangan lovebird yang hanya menghasilkan 1-2 butir telur.
Apabila ditemukan kondisi tersebut maka sebaiknya sebagian telur yang banyak
dipindahkan ke pasangan lovebird yang mengerami telur sedikit. Telur yang
dipindahkan tersebut harus dipastikan berumur sama dengan telur yang berjumlah
sedikit. Pemindahan telur dapat dilakukan pada jenis lovebird yang berbeda. Pada
lovebird memiliki selang bertelur satu hari yaitu satu hari isi, satu hari kosong,
dan satu hari kemudian isi, begitu seterusnya sampai telur terakhir. Selang
bertelur tersebut pada unggas disebut sebagai clutch (Whendrato dan Madyana,
1990).
Sebelum berproduksi, lovebird umumnya mengkonsumsi makanan lebih
banyak dibandingkan kebutuhan pakan setelah berproduksi. Kualitas makanan
yang baik dan seimbang juga akan meningkatkan efisiensi produksi telur, bobot
telur dan kualitas telurnya. Tinggi rendahnya produksi telur dipengaruhi oleh
kemampuan ternak menyesuaikan diri dengan lingkungan dan faktor genetis
(Rasyaf, 1991). Produksi telur yang tinggi menunjukkan bahwa secara fisiologis
induk mampu berubah dengan cepat makanan mentah menjadi telur, disamping
itu proses pembentukan telur di dalam oviduct terjadi secara sempurna sehingga
produksi telur yang baik adalah tinggi Bacon, et al. (1973) yang dikutip oleh
Sudjarwo (1988).
2.4. Masa Kosong Siklus Reproduksi
Pada unggas, selang siklus reproduksi atau yang biasa disebut masa
kosong adalah waktu terminal dengan induk berhenti setelah periode perawatan
anak dan waktu itu digunakan untuk pemulihan kondisi tubuh (Djuniarti, 1993).
Menurut Prijono (2005) bahwa lovebird memerlukan waktu 2,5 sampai 4
bulan untuk melakukan perkawinan berikutnya atau rata-rata mempunyai siklus
reproduksi 3 bulan dan memiliki selang siklus reproduksi sekitar 15 hari. Faktor
makanan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap selang reproduksi, khususnya
tingkat protein dan energi yang terkandung dalam ransum (Francos, 1977).
Beragamnya lama periode kosong atau selang siklus reproduksi dapat
disebabkan karena kegagalan pembuahan ovum, faktor genetik, gangguan
hormonal dan faktor manajemen. Luckey (2003) menjelaskan pula bahwa panjang
pendeknya selang siklus reproduksi dipengaruhi oleh kemampuan kecepatan
induk untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah periode bertelur dan mengasuh
anak
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian lapang dilaksanakan di pembudidayaan lovebird milik Ibu
Yuliani Djuniarti yang bertempat di jalan Papa Putih 22 Kecamatan Lowokwaru
Malang, mulai bulan Mei sampai Agustus 2006.
3.2. Materi Penelitian
3.2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Burung
Burung Lovebird sebanyak 20 pasang yang terdiri dari 10 pasang A. roseicolis
dan 10 pasang A. Fischeri yang berumur 1-1,5 tahun dan telah memasuki fase
bertelur, mengeram, dan menetaskan telurnya.
2. Kandang
Setiap pasang lovebird ditempatkan dalam kandang baterai bertingkat tiga
yang terbuat dari kawat dengan ukuran 79x29,5x37 cm.
3. Perlengkapan
Perlengkapan kandang meliputi tempat bertengger terbuat dari kayu yang
ditempatkan di tengah kandang, tempat pakan dan tempat minum, kotak sarang
yang terbuat dari kayu dengan lubang di tengahnya, penjepit untuk menandai
apakah burung sedang bertelur atau mengasuh anak.
4. Pakan
Pakan tambahan yang diberikan yaitu berupa canary seed.
3.2.2. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian adalah : timbangan yang
digunakan untuk menimbang pakan yang diberikan dan sisa pakan yang diberikan
selama penelitian.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode percobaan dan data
yang digunakan berupa data primer serta data sekunder. Data sekunder diambil
berdasarkan data recording pada masa pemeliharaan sebelum penelitian. Dalam
penelitian ini digunakan dua spesies lovebird yaitu 10 pasang Agapornis
roseicollis dan 10 pasang Agapornis fishery. Pemberian pakan selain pemberian
millet diberikan pakan tambahan berupa canary seed.
Pemberian pakan dilakukan setiap pagi hari dan dilakukan penimbangan
untuk setiap kali pemberian. Canary seed diberikan setiap dua hari sekali
sebanyak 40 g dan sedangkan sisanya ditimbang setelah satu minggu pemberian.
Adapun kriteria lovebird yang dipilih pada penelitian ini yaitu lovebird yang
berumur 1-1,5 tahun.
3.4. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan yang dilakukan selama penelitian:
1. 10 pasang burung lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery
ditempatkan dalam kandang baterai bertingkat tiga yang terbuat dari kawat
dengan ukuran 79x29,5x37 cm.
2. Masing-masing bahan pakan ditempatkan pada wadah pakan yang terpisah.
3. Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu:
a. Millet.
b. Canary seed.
Pemberian pakan dilakukan setiap pagi hari dan dilakukan penimbangan
untuk setiap kali pemberian. Canary seed diberikan setiap dua hari sekali
sejumlah 40 g dan sedangkan sisanya ditimbang setelah satu minggu pemberian
3.5. Variabel Pengamatan
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :
1. Konsumsi canary seed dihitung dari canary seed yang diberikan dan sisa
selama satu minggu.
2. Produksi telur yang dilihat dari jumlah telur yang dihasilkan selama satu
periode pemeliharaan burung lovebird.
3. Masa kosong siklus reproduksi dilihat dari anak burung lovebird saat disapih
sampai induk lovebird akan siap berproduksi kembali.
3.6. Analisis Data
Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan Statistik Non
Parametrik, dengan menggunakan tes Kruskal-Wallis. Tes Kruskal-Wallis
menurut Sugiyono (2005), digunakan untuk menguji hipotesis sampel
independent bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam pengukuran ditemukan
data berbentuk interval atau rasio, maka perlu diubah dulu ke dalam data ordinal
(data berbentuk rangking atau peringkat). Model matematika yang digunakan
menurut Sokal dan Rohlf (1969) adalah sebagai berikut:
+
+
= 131
12
2
i
a
i
i
n
a
i
a
i
an
n
R
nnH
i
Untuk mengoreksi nilai H maka digunakan rumus:
+
=
111
i
a
i
a
i
ai
m
nnn
TD
Adjusted DHH =
Keterangan:
H = Nilai yang dihitung
i
n
Ri
= Jumlah rangking
i
an = Jumlah semua sampel
in = Jumlah masing-masing sampel
i
mT = Jumlah rangking yang sama
D = Nilai koreksi
Adj. H = Nilai yang dihasilkan
3.7. Batasan Istilah 1. Love bird : Jenis burung hias yang berasal dari Afrika yang memiliki
keindahan warna bulu, tingkah laku yang lucu dan penuh kemesraan sehingga
sering diartikan sebagai burung cinta.
2. Produksi telur : Jumlah telur yang dihasilkan dalam satu periode bertelur.
3. Masa kosong : Waktu terminal dengan induk berhenti setelah periode
perawatan anak dan waktu itu dugunakan untuk pemulihan kondisi tubuh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Penambahan Canary Seed terhadap Produksi Telur
Pakan lovebird harus mengandung zat-zat makanan utama yang dapat
menunjang produktivitasnya. Zat-zat makanan utama yang terkandung dalam
bahan pakan lovebird adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air.
Nilai protein sebagai unsur zat makanan sangat ditentukan oleh jumlah dan
macam asam amino yang menyusunnya. Oleh karena itu peranan protein
digunakan sebagai proses pembentukan telur terutama untuk bahan baku telur
(Soemadi, 2003). Data hasil pengamatan produksi telur dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan produksi telur (butir) Agapornis roseicollis Agapornis fischery
Sebelum Penambahan
Setelah Penambahan
Sebelum Penambahan
Setelah Penambahan
4.6 1.02 5.0 0.77 3.7 0.78 a 4.6 0.8 b
4.6 1.02 3.7 0.78
Rataan
5.0 0.77 4.6 0.8 Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata( Hhitung > H tabel(0.05) )
Hasil pengamatan produksi telur sebelum penambahan canary seed dan
setelah penambahan canary seed pada lovebird Agapornis roseicollis dan
Agapornis fischery dapat dilihat pada Tabel 2. Dari hasil analisa statistik
menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran 1) diperoleh nilai H hitung = 0.63 dan
nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata
antara produksi telur sebelum penambahan canary seed dan setelah penambahan
canary seed pada spesies Agapornis roseicollis, yaitu produksi telur pada spesies
Agapornis roseicollis sebelum penambahan canary seed lebih tinggi dibandingkan
dengan setelah penambahan canary seed. Tidak adanya perbedaan tersebut
disebabkan karena tiap spesies memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang berbeda sehingga produksi telur tetap tinggi meskipun
tanpa pemberian pakan tambahan.
Hasil analisis statistik menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran 2)
diperoleh nilai H hitung = 4.91 dan nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang nyata antara produksi telur sebelum penambahan canary
seed dan setelah penambahan canary seed pada spesies Agapornis fischery, yaitu
produksi telur pada spesies Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed
lebih rendah dibandingan dengan setelah penambahan canary seed. Perbedaan
tesebut disebabkan karena Kandungan nutrisi yang terdapat pada canary seed
lebih tinggi dibandingakan dengan jenis biji-bijian yang lain yaitu 18.7%
(Anonymous, 2003), kandungan protein yang terdapat pada jewawut yaitu
13.30%, gabah 7.20%, dan millet 11.12%. Spesies Agapornis fischery tersebut
akan mengalami peningkatan produksi telur setelah penambahan canary seed
karena canary seed merupakan salah satu jenis pakan yang kualitasnya baik
sehingga mencapai dapat produksi optimal.
Hasil analisis statistik menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran 3)
diperoleh nilai H hitung = 3.60 dan nilai H tabel(0.05) = 3.84 yang menunjukkan bahwa
produksi telur sebelum penambahan canary seed pada spesies Agapornis
roseicollis lebih tinggi dibandingakan dengan sebelum penambahan canary seed
pada spesies Agapornis fischery. Pada Lampiran 4 diperoleh nilai H hitung = 0.94
dan nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan bahwa produksi telur setelah
penambahan pada spesies Agapornis roseicollis lebih tinggi dibandingkan dengan
setelah penambahan canary seed pada spesies Agapornis fischeri.
Rataan produksi telur pada spesies Agapornis roseicollis sebelum
penambahan canary seed dan setelah penambahan canary seed, masing-masing
yaitu 4,6 1.02 butir dan 5.0 0.77 butir sedangkan spesies Agapornis fischery
rataan produksi telur sebelum penambahan canary seed dan setelah penambahan
canary seed, masing-masing yaitu 3.7 0.78 butir dan 4.6 0.8 butir. Soemadi
(2003) menyatakan bahwa nilai protein sebagai unsur zat makanan sangat
ditentukan oleh jumlah dan macam asam amino yang menyusunnya selain itu tiap
spesies lovebird memiliki kemampuan untuk memproduksi telur dalam jumlah
relatif sama. Jumlah telur yang dapat dihasilkan lovebird antara 3-8 butir, tetapi
umumnya hanya berkisar antara 4-5 butir dan jarang yang dijumpai sampai lebih
dari itu (Prijono, 2005). Dijelaskan oleh Christian (1984) dan Whendarto (1990)
yang telah memberikan ransum dari berbagai bahan dengan protein dan energi
yang tinggi yaitu kenari zart, millet, kuning telur, tepung ikan dan minyak ikan.
Produksi telur juga rata-rata 5-6 butir walaupun ada yang mencapai 9-10 butir.
Setelah jumlah telur yang normal tercapai yaitu 5-6 butir, pada umumnya folikel-
folikel yang terdapat pada tubuh akan mengalami atretis Barry (1960) yang
dikutip oleh Young (1961).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiap-tiap spesies tersebut
mempunyai perbedaan terhadap kebutuhan zat-zat makanan yang digunakan
untuk hidup pokok dan berproduksi. Rasyaf (2003) menyatakan bahwa unggas
membutuhkan unsur gizi untuk hidupnya, misalnya bernapas, peredaran darah,
dan bergerak. Disamping itu, unsur gizi juga dibutuhkan untuk produksi telur.
Untuk hidup pokok dan produksi, unggas membutuhkan protein, energi, vitamin,
dan mineral. Semua kebutuhan tersebut harus terdapat dalam pakan dan dalam
jumlah yang proporsional.
4.2. Pengaruh Penambahan Canary Seed terhadap Masa Kosong Siklus Reproduksi Francos (1977) yang menjelaskan bahwa faktor makanan mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap selang reproduksi, khususnya tingkat protein dan
energi yang terkandung didalam ransum.Perbedaan siklus reproduksi pada setiap
spesies pada burung lovebird dikarenakan adanya waktu kosong yang beragam.
Data hasil pengamatan masa kosong dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan masa kosong siklus reproduksi (hari) Agapornis roseicollis Agapornis fischery
Sebelum Penambahan
Setelah Penambahan
Sebelum Penambahan
Setelah Penambahan
30.1 16.05 b 15.6 7.13 a
21.1 3.99 b 15.9 4.48 a
30.1 16.05 21.1 3.99
Rataan
15.6 7.13 15.9 4.48b
Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata ( Hhitung > H tabel(0.05) )
Hasil pengamatan masa kosong siklus reproduksi sebelum penambahan
canary seed dan setelah penambahan canary seed pada lovebird Agapornis
roseicollis dan Agapornis fischery dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasil analisis
statistik menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran 5) diperoleh nilai H hitung =
4.17 dan nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang nyata antara masa kosong siklus reproduksi sebelum penambahan canary
seed dan setelah penambahan canary seed pada spesies Agapornis roseicollis,
yaitu masa kosong siklus reproduksi pada species Agapornis roseicollis setelah
penambahan canary seed lebih pendek dibandingkan dengan sebelum
penambahan canary seed.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran
6) diperoleh nilai H hitung = 4.35 dan nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara masa kosong siklus reproduksi
sebelum penambahan canary seed dan setelah penambahan canary seed pada
species Agapornis fischery, yaitu masa kosong siklus reproduksi setelah
penambahan canary seed lebih pendek dibandingkan dengan sebelum
penambahan canary seed.
Perbedaan tersebut disebabkan karena lovebird membutuhkan pakan
yang berkualitas baik sehingga dapat berproduksi optimal. Francos (1977)
menjelaskan bahwa lovebird pada waktu reproduksi membutuhkan makanan yang
baik gizinya, karena akan digunakan untuk reproduksi selanjutnya. Ransum yang
mengandung protein dengan asam-asam amino khususnya asam amino sistin
adalah asam amino yang penting untuk pemulihan kondisi tubuh.
Hasil analisis statistik menggunakan kruskal-Wallias test (Lampiran 7)
diperoleh nilai H hitung = 0.57 dan nilai H tabel(0,05) = 3,84 yang menunjukkan
bahwa masa kosong siklus reproduksi sebelum penambahan canary seed pada
lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischeri tidak berbeda nyata, yaitu
masa kosong siklus reproduksi pada spesies Agapornis roseicollis sebelum
penambahan canary seed lebih panjang dibandingkan dengan sebelum
penambahan canary seed pada spesies Agapornis fischery.
Pada Lampiran 8 diperoleh nilai H hitung = 0.04 dan nilai H tabel(0,05) = 3,84
yang menunjukkan bahwa masa kosong siklus reproduksi setelah penambahan
pada lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischeri tidak bebeda nyata,
yaitu masa kosong siklus reproduksi setelah penambahan canary seed pada
spesies Agapornis fischery lebih panjang dibandingakan dengan setelah
penambahan canary seed pada spesies Agapornis roseicollis.
Rataan masa kosong sebelum penambahan canary seed pada spesies
Agapornis roseicollis dan setelah penambahan canary seed, masing-masing yaitu
30.1 16.05 hari dan 15.6 7.13 hari sedangkan pada spesies Agapornis fischery
masa kosong siklus reproduksi dan setelah penambahan, masing-masing yaitu
21.1 3.99 hari dan 15.9 4.48 hari. Soenanto (2002) menjelaskan bahwa
Kandungan nutrisi yang terdapat pada canary seed mengandung protein kasar
yang cukup tinggi yaitu 18.7% dibandingkan dengan biji jewawut yang
mengandung unsur protein, lemak dan karbohidrat dengan kadar yang rendah
Protein dalam canary seed juga mengandung asam amino lysine dan threonine
yang terbatas tetapi mengandung asam amino cystine, tryptophan dan
phenylalanine dalam jumlah yang tinggi (Anonymous, 2003). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa canary seed akan mempengaruhi masa kosong siklus
reproduksi menjadi lebih pendek, terjadi baik pada Agapornis roseicollis maupun
Agapornis fischery.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Produksi telur lovebird Agapornis fischery meningkat setelah penambahan
canary seed.
2. Penambahan canary seed pada lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis
fischery memberikan masa kosong siklus reproduksi yang lebih pendek
dibandingkan saat sebelum penambahan canary seed.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan untuk memperbaiki
manajemen pakan yaitu dengan memberikan pakan tambahan berupa canary seed
saat sebelum lovebird berproduksi agar mencapai produksi yang optimal dan
memperpendek masa kosong siklus reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, R.P. 2003. Warna-Warni Lovebird. (http://www.freehomepages.com/ avesmjl/artikel/warna_warni.html). Diakses tanggal 14 Juni 2006.
Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta. Anonymous. 2003. Canary Grass.(http://www.ienica.net/crops/canarygrass.htm).
Diakses tanggal 13 Mei 2006. Breton, K. L. 1997. Lovebird Getting Started.T. F. H. Publication, Inc. Aspaca
Seal of Approvae. Christian, M. S. 1984. Budgerigars: All You Need to Know. Rigby Publisher.
Sydney. Djuniarti, Y. 1993. Peningkatan Kinerja Reproduksi Burung Parkit Melalui
Pemberian Silase Bekicot. Disertasi Program Doktor. IPB. Bogor. Dubuc, G.R., 2003. The Basics of Lovebird Care. Intelligent Content Cop. All
right Reserved. Johnson, A., 1998. Pet Bird Magazine, Enzime. Anne Johnson and Winged
Wisdom. All rights reserved. Luckey, L. 2003. The Fine Art of Fostering. Linda Luckey All rights reserved.
Muntalib, A. 1977. Managemen dan Perencanaan. BPFE UGM. Yogyakarta. Nugroho, M.A. 2006. Sembilan Species Lovebird. http://www.duniasatwa.com/
forums/archive/index.php/t-4108.html. Diakses tanggal 25 Juli 2006. Oddoties, J. 2001. The Respiratory System in Lovebird Serve to Transfer Oxygen
from the Air to the Bloodstream, Circulatory, Digestive, Reproductive and Nervous. Lovebird Information Center (www. Lovebirdcenter. Com). Vancouver. British.
Partodiharjo, S. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. Prijono, S. N. 2005. Lovebird. Penebar Swadaya. Jakarta. Rasyaf. 1991. Memelihara Burung Puyuh. Kanisius. Yogyakarta. _____. 2003. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
http://www.ienica.net/crops/canarygrass.htmScott, et all. 1982. Nutrition of The Chicken. M. L. Scott Associates. New York. Soemadi, W dan Abdul, M. 2003. Pakan Burung. Penebar Swadaya. Jakarta. Soenanto, H. 2002. Teknik Menangkar Lovebird. Effhar. Semarang.
Sokal and Rohlf. 1969. Biometry. W. H. Freeman and Company. San Francisco.
Sudjarwo, E. 1988. Penetasan. Universitas Brawijaya. Malang. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. Sutejo. 2002. Master Burung Lomba. Penebar Swadaya. Jakarta. Whendrato, I dan Madyana, I. M. 1990. Budidaya Burung Parkit. Eka Offset.
Semarang.
Lampiran 1. Analisis Data Produksi Telur Lovebird Agapornis Roseicollis Lovebird Agapornis Roseicollis
Produksi Telur (butir) No Kandang Sebelum Penambahan Setelah Penambahan
52B 5 5 14C 4 4 1A 3 4 49C 6 6 40C 4 5 34D 6 4 2C 5 5 59B 5 6 42E 5 6 51B 3 5 Rata-rata 4.6 1.02 5.0 0.77
Perhitungan Statistik:
Average Rank Rank Y
1.5
1 2
3 3
5
3 4 5 6 7
4 4 4 4 4
11.5
8 9 10 11 12 13 14 15
5 5 5 5 5 5 5 5
18
16 17 18 19 20
6 6 6 6 6
No. kandang Y Rank Y Rank
52 B 5 11.5 5 11.5 14 C 4 5 4 5 1 A 3 1.5 4 5 49 C 6 18 6 18 40 C 4 5 5 11.5 34 D 6 18 4 5 2 C 5 11.5 5 11.5 59 B 5 11.5 6 18 42 E 5 11.5 6 18 51 B 3 1.5 5 11.5
iRni
4.6 1.02 95 5.0 0.77 115
1
ni
R = 11.5+ 5 ++ 11.5+ 1.5 = 95
2
ni
R = 11.5+ 5 + + 18 +11.5 = 115
H =
+
it
a
a
a
i
a
i
n
R
nn
2
1
12 -
+ 13 i
a
n
= ( ) ( )120310115
1095
1202012 22
+
+
+
= ( )222542012 3(21)
= 63.57-63 = 0.57
t i 2 5 8 5 T i 6 120 504 120
m
iT = 6 + 120 + 504 + 120 = 750
D = 1 -
+
a
i
q
i
a
i
i
n
nnn
Ti
11
= 1 - ( ) ( )12020120750
+
= 1 - 7980750
= 1 0.09398
= 0.90602
Adjusted H = DH
= 906021.0
57.0
= 0.63
2)1(05.H = 3.84
Jadi, H hit < H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata
Lampiran 2. Analisis Data Produksi Telur Lovebird Agapornis fischery Lovebird Agapornis fischery
Produksi Telur (butir) No Kandang Sebelum Penambahan Setelah Penambahan
23C 4 4 36C 4 4 10C 3 5 42C 3 4 23B 5 6 22D 4 5 10B 2 3 14B 4 5 13E 4 5 38B 4 5 Rata-rata 3.7 0.78 4.6 0.8
Perhitungan Statistik:
Average Rank Rank Y
1 2 2 3 3 3 3 4 3 5 4 6 4 7 4 8 4 9 9 4 10 4 11 4 12 4 13 4 14 5 15 5
16.5 16 5 17 5 18 5 19 5 20 6
No. Kandang Y Rank Y Rank
23 C 4 9 4 9 36 C 4 9 4 9 10 C 3 3 5 16.5 42 C 3 3 4 9 23 B 5 16.5 6 20 22 D 4 9 5 16.5 10 B 2 1 3 3 14 B 4 9 5 16.5 13 E 4 9 5 16.5 38 B 4 9 5 16.5
iRni
3.7 0.78 77.5 4.6 0.8 132.5
1
ni
R = 9 + 9 + + 9 + 9 = 77.5
2
ni
R = 9 + 9 + + 16.5 + 16.5 = 132.5
H =
+
it
a
a
a
i
a
i
n
R
nn
2
1
12 -
+ 13 i
a
n
= ( ) ( )1203105.132
105.77
1202012 22
+
+
+
= ( )25.235642012 - 63
= 67.32 63 = 4.32
t i 3 9 6 T i 24 720 210
m
iT = 24 + 720 + 210 = 954
D = 1 -
+
a
i
q
i
a
i
i
n
nnn
Ti
11
= 1 - ( ) ( )12020120954
+
= 1 - 7980954
= 1 0.11955
= 0.88045
Adjusted H = DH
= 88045.0
32.4
= 4.91
2)1(05.H = 3.84
Jadi, H hit> H tabel(0.05) berarti berbeda nyata
Lampiran 3. Analisis Data Produksi Telur Lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery Sebelum Penambahan Canary Seed
Produksi Telur Sebelum Penambahan Canary Seed (butir) No. Agapornis roseicollis Agapornis fischery
1 5 4 2 4 4 3 3 3 4 6 3 5 4 5 6 6 4 7 5 2 8 5 4 9 5 4 10 3 4
Rata-rata 4.6 1.02 3.7 0.78
Perhitungan Statistik:
Average Rank Rank Y
1 2 2 3
3.5 3 3 4 3 5 3 6 4 7 4 8 4
9.5 9 4 10 4 11 4 12 4 13 4 14 5 15 5
16 16 5 17 5 18 5
19.5 19 6 20 6
No. Y Rank Y Rank
1 5 16 4 9.5 2 4 9.5 4 9.5 3 3 3.5 3 3.5 4 6 19.5 3 3.5 5 4 9.5 5 16 6 6 19.5 4 9.5 7 5 16 2 1 8 5 16 4 9.5 9 5 16 4 9.5 10 3 3.5 4 9.5
iRni
4.6 1.02 129 3.7 0.78 81
1
ni
R = 16 + 9.5 + +16 +3.5 = 129
2
ni
R =9.5 + 9.5 + + 9.5 + 9.5 = 81
H =
+
it
a
a
a
i
a
i
n
R
nn
2
1
12 -
+ 13 i
a
n
= ( ) ( )12031081
10129
1202012 22
+
+
+
= ( )2.232042012 - 63
= 66.29 63 = 3.29
t i 4 8 5 2 T i 60 504 120 6
m
iT = 60+ 504 +120 + 6 = 690
D = 1 -
+
a
i
q
i
a
i
i
n
nnn
Ti
11
= 1 - ( ) ( )12020120690
+
= 1 - 7980690
= 1 0.08647
= 0.91353
Adjusted H = DH
= 91353.0
29.3
= 3.60
2)1(05.H = 3.84
Jadi, H hit < H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata
Lampiran 4. Analisis Data Produksi Telur Lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery Setelah Penambahan Canary Seed
Produksi Telur Setelah Penambahan Canary Seed (butir) No. Agapornis roseicollis Agapornis fischery
1 5 4 2 4 4 3 4 5 4 6 4 5 5 6 6 4 5 7 5 3 8 6 5 9 6 5 10 5 5
Rata-rata 5.0 0.77 4.6 0.8
Perhitungan Statistik:
Average Rank Rank Y
1 3 2 4 3 4
4.5 4 4 5 4 6 4 7 4 8 5 9 5 10 5 11 5
12 12 5 13 5 14 5 15 5 16 5 17 6
18.5 18 6 19 6 20 6
No. Y Rank Y Rank
1 5 12 4 4.5 2 4 4.5 4 4.5 3 4 4.5 5 12 4 6 18.5 4 4.5 5 5 12 6 18.5 6 4 4.5 5 12 7 5 12 3 1 8 6 18.5 5 12 9 6 18.5 5 12 10 5 12 5 12
iRni
5.0 0.77 117 4.6 0.8 93
1
ni
R = 12 + 4.5 + +18.5 + 12 = 117
2
ni
R =4.5 + 4.5 + + 12 + 12 = 93
H =
+
it
a
a
a
i
a
i
n
R
nn
2
1
12 -
+ 13 i
a
n
= ( ) ( )12031093
10117
1202012 22
+
+
+
= ( )8.223342012 - 63
= 63.82 63 = 0.82
t i 6 9 4 T i 210 720 60
m
iT = 210+ 720 +60 = 990
D = 1 -
+
a
i
q
i
a
i
i
n
nnn
Ti
11
= 1 - ( ) ( )12020120990
+
= 1 - 7980990
= 1 0.12406
= 0.87594
Adjusted H = DH
= 87594.0
82.0
= 0.94
2)1(05.H = 3.84
Jadi, H hit< H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata
Lampiran 5. Analisis Data Masa Kosong Siklus Reproduksi Lovebird Agapornis Roseicollis
Lovebird Agapornis Roseicollis
Masa Kosong Siklus Reproduksi (hari) No Kandang Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan
52B 55 12 14C 38 7 1A 34 23 49C 16 17 40C 62 27 34D 22 5 2C 16 9 59B 14 14 42E 20 24 51B 24 18 Rata-rata 30.1 16.05 15.6 7.13
Perhitungan Statistik: Average Rank Y
Rank 1 5 2 7 3 9 4 12
5.5 5 14 6 14
7.5 7 16 8 16 9 17 10 18 11 20 12 22 13 23
14.5 14 24 15 24 16 27 17 34 18 38 19 55 20 62
No. Kandang Y Rank Y Rank
52 B 55 19 12 4 14 C 38 18 7 2 1 A 34 17 23 13 49 C 16 7.5 17 9 40 C 62 20 27 16 34 D 22 12 5 1 2 C 16 7.5 9 3 59 B 14 5.5 14 5.5 42 E 20 11 24 14.5 51 B 24 14.5 18 10
iRni
30.1 16.05 132 15.6 7.13 78
1
ni
R = 18 + 17 + + 11 + 14.5 = 132
2
ni
R = 5 + 2+ + 14.5 + 10 = 78
H =
+
it
a
a
a
i
a
i
n
R
nn
2
1
12 -
+ 13 i
a
n
= ( ) ( )12031078
10132
1202012 22
+
+
+
= ( ) 638.235042012
= 67.16 63 = 4.16
t i 2 2 2 T i 6 6 6
m
iT = 6 + 6 + 6 = 18
D = 1 -
+
a
i
q
i
a
i
i
n
nnn
Ti
11
= 1 - ( ) ( )1202012018
+
= 1 - 798018
= 1 0.00225
= 0.99775
Adjusted H = DH
= 99775.0
16.4
= 4.17
)1(05.2H = 3.84
Jadi, H hit> H tabel(0.05) berarti berbeda nyata
Lampiran 6. Analisis Data Masa Kosong Siklus Reproduksi Lovebird Agapornis Fischery
Lovebird Agapornis Fischery
Masa Kosong Siklus Reproduksi (hari) No Kandang Sebelum Penambahan Setelah Penambahan
23 C 24 13 36 C 16 12 10 C 26 22 42 C 26 20 23 B 20 18 22 D 19 15 10 B 18 10 14 B 26 9 13 E 15 19 38 B 21 21 Rata-rata 21.1 3.99 15.9 4.48
Perhitungan Statistik: Average Rank Y
Rank 1 9 2 10 3 12 4 13
5.5 5 15 6 15 7 16
8.5 8 18 9 18
10.5 10 19 11 19
12.5 12 20 13 20
14.5 14 21 15 21 16 22 17 24 18 26
19 19 26 20 26
No. kandang Y Rank Y Rank
23 C 24 17 13 4 36 C 16 7 12 3 10 C 26 19 22 16 42 C 26 19 20 12.5 23 B 20 12.5 18 8.5 22 D 19 10.5 15 5.5 10 B 18 8.5 10 2 14 B 26 19 9 1 13 E 15 5.5 19 10.5 38 B 21 14.5 21 14.5
iRni
21.1 3.99 132.5 15.9 4.48 77.5
1
ni
R = 17 + 7 + + 5.5 + 14.5 = 132.5
2
ni
R = 4 + 3 + ... + 10.5 + 14.5 = 77.5
H =
+
it
a
a
a
i
a
i
n
R
nn
2
1
12 -
+ 13 i
a
n
= ( ) ( )1203105.77
105.135
1202012 22
+
+
+
= ( ) 6325.235642012
= 67.32 63 = 4.32
t i 2 2 2 2 2 3 T i 6 6 6 6 6 24
m
iT = 6 + 6 + 6 + 6 + 6+24 = 54
D = 1 -
+
a
i
q
i
a
i
i
n
nnn
Ti
11
= 1 - ( ) ( )1202012054
+
= 1 - 798054
= 1-0.00677
= 0.99323
Adjusted H = DH
= 99323.0
32.4
= 4.35
)1(05.2H = 3.84
Jadi, H hit> H tabel(0.05) berarti berbeda nyata
Lampiran 7. Analisis Data Masa Kosong Siklus Reproduksi Lovebird Agapornis Roseicollis dan Agapornis Fischery Sebelum Penambahan Canary Seed
Masa Kosong Siklus Reproduksi Sebelum
Penambahan Canary Seed (hari) No. Agapornis Roseicollis Agapornis Fischery 1 55 24 2 38 16 3 30 26 4 16 26 5 62 20 6 22 19 7 16 18 8 14 26 9 20 15 10 24 21
Rata-rata 30.1 16.05 21.1 3.99
Perhitungan Statistik: Average Rank Y
Rank 1 14 2 15 3 16 4 4 16 5 16 6 18 7 19 8 20 9 20 10 21 11 22
12.5 12 24 13 24 14 26
15 15 26 16 26 17 34 18 38 19 55 20 62
No. Y Rank Y Rank
1 55 19 24 12.5 2 38 18 16 4 3 34 17 26 15 4 16 4 26 15 5 62 19 20 8.5 6 22 11 19 7 7 16 4 18 6 8 14 1 26 15 9 20 8.5 15 2 10 24 12.5 21 10
iRni
30.1 16.05 115 21.1 3.99 95
1
ni
R =18 + 17 + + 8.5 + 12.5 = 115
2
ni
R =12.5 + 4 + + 2 + 10 = 95
H =
+
it
a
a
a
i
a
i
n
R
nn
2
1
12 -
+ 13 i
a
n
= ( ) ( )12031095
10115
1202012 22
+
+
+
= ( ) 63222542012
= 63.57 63 = 0.57
t i 3 2 2 3 T i 24 6 6 24
m
iT = 24 + 6 + 6 + 24 = 60
D = 1 -
+
a
i
q
i
a
i
i
n
nnn
Ti
11
= 1 - ( ) ( )1202012060
+
= 1 - 798060
= 1 0.00752
= 0.99248
Adjusted H = DH
= 99248.0
57.0
= 0.57
)1(05.2H = 3.84
Jadi, H hit< H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata
Lampiran 8. Analisis Data Masa Kosong Siklus Reproduksi Lovebird Agapornis Roseicollis dan Agapornis Fischery Setelah Penambahan Canary Seed
Masa Kosong Siklus Reproduksi Setelah
Penambahan Canary Seed (hari) No. Agapornis Roseicollis Agapornis Fischery 1 12 13 2 7 12 3 23 22 4 17 20 5 27 18 6 5 15 7 9 10 8 14 9 9 24 19 10 18 21
Rata-rata 15.6 7.13 15.9 4.48
Perhitungan Statistik: Average Rank Y
Rank 1 5 2 7 3 9
3.5 4 9 5 10
6.5 6 12 7 12 8 13 9 14 10 15 11 17
12.5 12 18 13 18 14 19 15 20 16 21 17 22 18 23 19 24 20 27
No. Y Rank Y Rank
1 12 6.5 13 8 2 7 2 12 6.5 3 23 18 22 17 4 17 11 20 15 5 27 20 18 12.5 6 5 1 15 10 7 9 3.5 10 5 8 14 9 9 3.5 9 24 19 19 14 10 18 12.5 21 16
iRni
15.6 7.13 102.5 15.9 4.48 107.5
1
ni
R = 6.5 + 2 + + 19 + 12.5 = 102.5
2
ni
R = 8 + 6.5 + + 14 + 16 = 107.5
H =
+
it
a
a
a
i
a
i
n
R
nn
2
1
12 -
+ 13 i
a
n
=
= = 63.04 63 = 0.04
( ) ( )1203105.107
10 102.5
1 20 2012 22 +
+
+
( ) 63 . 2206.25 42012
t i 2 2 2 T i 6 6 6
m
iT = 6+ 6 + 6 =18
D = 1 -
+
a
i
q
i
a
i
i
n
nnn
Ti
11
= 1 - ( ) ( )1202012018
+
= 1 - 798018
= 1 0.00225
= 0.99775
Adjusted H = DH
=
= 0.04
)1(05.2H = 3.84
Jadi, H hit< H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata
99775 . 0 . 0.04
SKRIPSI JURUSAN PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK SKRIPSI NIM. 0210510018 Prof. Dr. Ir. Yuliani Djuniarti, MS Dr. Ir. H. Woro Busono,MS Dr. Ir. Ifar Subagyo, M. Agr. St. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 3.7. Batasan IstilahRecommended