Pengaruh Pemberian Cromium (Cr) Organik Dalam Ransum Terhadap Status Faali Sapi Potong Penggemukan...

Preview:

Citation preview

PENGARUH PEMBERIAN CROMIUM (Cr) ORGANIK DALAM RANSUMTERHADAP STATUS FAALI SAPI POTONG PENGGEMUKAN

YANG MENGALAMI TRANPORTASI

USULAN PENELITIAN

Oleh :

SICHI MIKI YANTIKA200110060179

MINAT STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG

2009

Latar Belakang

Kebutuhan daging sapiJawa Barat & DKI Jakarta

Supply (Asupan) daging asal daerah

Supply (Asupan) daging daerah lain

Trasnportasi Masalah

Stress Ternak

• Penyusutan Bobot Badan

• 5%-7% dari bobot awal sebelum transportasi (Santosa, 2002)

Identifikasi Masalah

Sejauh mana pengaruh pemberian suplemen Cr-organik hasil proses hidrolisis alkali, bioproses S cereviseae dan bioremediasi A pinnata terhadap tingkat stress pada ternak selama transportasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penambahan mineral (Cr-Organik) hasil proses hidrolisis alkali, bioproses S cereviseae dan bioremediasi A pinnata pada ransum sapi potong terhadap ekosistem rumen dan tingkat stress pada ternak selama transportasi.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Dengan diketahuinya tingkat efektifitas penambahan mineral (Cr-Organik) pada ransum sapi potong terhadap ekosistem rumen dan tingkat stress pada ternak selama transportasi, diharapkan dapat :

1.Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai Cr-organik sebagai feed suplement bagi ternak.

2.Membantu memenuhi kebutuhan praktisi usaha penggemukan sapi potong terhadap suplemen mineral untuk menekan kerugian akibat stress transportasi.

3.Membantu menyukseskan progra pemerintah melalui penyedian sapi bakalan sehingga dapat menyukseskan Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS) 2010.

Kerangka Pemikiran

Distribusi sapi potong

Transportasi yang jauh

berdampak terjadinya stress akibat gangguan Fisiologis (Knowles dan Wariss, 2000).

(Penyusutan Bobot Badan 5%-7% dari bobot awal sebelum transportasi (Santosa, 2002) ).

(menurunnya kualitas daging yang dihasilkan ditandai dengan tingginya frefekuensi Dark Firm and Dry (DFD) (Mowat, 1996).)

Defisiensi metabolite glukosa, elektrolit (antara lain Na+, K+, Cl-) Dan air tubuh dalam jumlah memadai untuk menanggulangi stress melalui daya aklimatisasinya.

Kerangka Pemikiran (Lanjutan)

Suplai glukosa

Stress Transportasi

Perlu ditanggulangiMenigkatkan Metabolisme Glukosa

Insulin

DiproduksiPancreas

Suplai Precursor

Substansi GTF(Glucose Tolerace Factor)

(Linder, 1992)

Struktur GTF mengandung komponen aktif yaitu Chromium(Burton, 1995).

(Chang dan Mowat, 1992)Suplementasi chromium dalam pakan hendaknya dalam bentuk chromium-organik, karena tidak beracun dan 25-30% dapat diserap oleh tubuh

Kerangka Pemikiran (Lanjutan)

ChromiumOrganik

Hidrolisisalkali

bioproses S cereviseae

bioremediasi A pinnata

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut, Chromium organik asal limbah penyamakan kulit dapat digunakan sebagai sumber chromium organik melalui proses hidrolisa, bioproses, dan bioremediasi. Suplemen chromium organik dalam ransum dapat menekan penyusutan bobot badan saat transportasi.

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dalam perjalanan lintas utara dari

Wonogiri menuju DKI Jakarta dari bulan September – Oktober 2009.

Jadwal Penelitian

KegiatanSeptember Oktober

I II III IV I II III IV

Penyewaan Sapi

Prelium

Pemeriksaan Status Faali

Loading & Transportasi

Penyusunan Hasil Penelitian

Bahan Penelitian• Sapi Potong

Sapi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jeis Brahman Cross berjumlah 24 ekor yang akan dimobilisasi dengan menggunakan dua mobil truck. Sapi yang dimobilisasi memiliki bobot badan 300 Kg.

• RansumRansum yang diberikan adalah pakan dengan seluruhnya konsentrat

yang sudah biasa dipake di tempat penampungan sapi bakalan.

• Chromium Organik AlkalisasiChromium organik alkalisasi merupakan bahan yang diperoleh melalui

proses hidrolisis limbah kulit dari penyamakan kulit.

• Chromium Organik BioprosesChromium organic bioproses merupakan bahan baku chromium asal

limbah kulit dari proses penyamakan kulit yang dikenakan perlakuan dengan menggunakan Saccaromece cereviseae.

• Chromium Organik BioremediasiChromium organic bioremediasi merupakan bahan baku chromium

asal limbah kulit dari proses penyamakan kulit yang dikenakan perlakuan dengan menggunakan Azolla piñata.

Metode Penelitian

Masing-masing Cr-organik diujicobakan pada 24 ekor sapi potong yang mengalami pengangkutan dalam truck terbuka. Waktu tempuh transportasi sekitar 18 jam, atau pada lama transportasi yang dapat menimbulkan kondisi stress pada sapi. Dosis chromium dalam penelitian adalah 2ppm dari masing-masing sumber chromium organik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) empat perlakuan dengan enam kali ulangan. Perlakuan terdiri atas R0 = ransum kontrol, R1 = R0 + Cr-organik alkalisasi, R2 = R0 + Cr-organik bioproses, R3 = R0 + Cr-organik bioremediasi.

Perlakuan penelitian

Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Alat transportasi :

Truck kapasitas angkut 12 ekor sapi @ 300 Kg

Alat Pengukuran Status Faali

1.Termometer klinis

2.Organoleptik (tangan)

3.Kandang jepit

Peubah yang diamati adalah suhu tubuh, frefekuensi respirasi, frefekuensi pulsus, dan penyusutan bobot badan. Dengan cara sebagai berikut :

Peubah yang Diamati

• Suhu Tubuh, • Frekuensi Respirasi, • Frekuensi Pulsus, • Penyusutan Bobot Badan.

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental. Ranca-ngan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak enam kali, sehingga didapat 24 unit percobaan.

Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut:Yijk = + αi + βi + (αβi)ij + ijk

Yijk = nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke- j dan ulangan ke k

= rata-rata umumαi = pengaruh perlakuan faktor A ke-iβi = pengaruh perlakuan faktor B ke-j(αβi)ij = pengaruh perlakuan interaksi dari faktor A dan faktor Wijk = pengaruh acak yang menyebar normal

Asumsi :Nilai ijk menyebar normal satu sama lainNilai harapan dari ijk = 0Ragam dari ijk = σ2 Jadi, ijk NID (0, σ2)

Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik

Tabel 1. Daftar Sidik Ragam

Kaidah Keputusan:Jika Fhitung ≤ Ftabel 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata

(non significant), terima H0 dan tolak H1.Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata

(significant), tolak H0 dan terima H1.

Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan dengan menggunakan Metode Pembanding Ortogonal (Gaspersz, 2006). Model matematis Metode Pembanding Ortogonal, sebagai berikut :

Uji Lanjutan ( Contras Ortogonal)

Susunan Pembanding Ortogonal sebagai berikut :

H0 = R1 = R4 atau R1 – R4 = 0 ; yang berarti tidak ada perbedaan antara ransum kesatu dan ransum keempat.

H0 = R2 = R3 atau R2 – R3 = 0 ; yang berarti tidak ada perbedaan antara ransum kedua dan ransum ketiga.

H0 = (R1 + R4) = (R2 + R3) atau R1 – R2 – R3+ R4 = 0 ; yang berarti tidak ada perbedaan antara total perlakuan (atau nilai tengah perlakuan) ransum kesatu dan keempat dengan total perlakuan (atau nilai tengah perlakuan) ransum kedua dan ransum ketiga.

Hipotesis yang Diuji

Tabel 2. Daftar Sidik Ragam

Kaidah keputusan :

Jika Fhitung JKL1 ≤ F0,05 terima H0 ; yang berarti tidak ada perbedaan antara ransum kesatu dan ransum ketiga lainnya

Jika Fhitung JKL2 ≤ F0,05 terima H0 ; yang berarti tidak ada perbedaan antara ransum kedua dan ransum ketiga

Jika Fhitung JKL3 ≤ F0,05 terima H0 ; yang berarti tidak ada perbedaan antara ransum kesatu dan ransum keempat dengan ransum kedua dan ketiga