View
234
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH MENGIKUTI PENGAJIAN MINGGUAN
MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN
DESA UJUNGPANDAN WELAHAN JEPARA
TERHADAP PEMAHAMAN AGAMA JAMAAHNYA
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Erva Fitriyani
1103012
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
PERNYATAAN
Dengan ini saya mennyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya
sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, di lembaga pendidikan lainnya.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak
diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 24 Juni 2010
Tanda Tangan Erva Fitriyani NIM : 1103012
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Bapakku Konderin dan Ibuku Mukhayah yang penulis hormati dan cintai.
Yang tidak pernah bosan serta tidak pernah lelah memohon kepada Allah
SWT, yang tulus ikhlas mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya, selalu
berusaha memenuhi kebutuhan penulis baik moral maupun material.
Semuanya hanya demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kakak-kakakku (Syaiful Mujab, Moh. Isnaini dan Wahyudi, Spd), kakak-
kakak iparku (Srimulyaningsih&Wati) yang telah memberikan motivasi dan
do’a demi keberhasilan penulis. Serta adikku Nila Roikhah dan keponakan-
keponakanku yang lucu-lucu (M.Nawa Raisya Fardan&M.Rajib ‘Azmi) yang
telah menghibur hari-hariku dengan canda tawa yang disertai dengan do’a
serta kasih sayang.
Nophy B.Prasetyo yang selalu sabar dan setia menemani, mendukung, dan
mendo’akan demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kamu adalah teman, sahabat, dan orang yang sangat berarti dalam hidupku,
serta memberiku arti dan menjadikan penulis menjadi lebih sabar dan dewasa
dalam menjalani hidup ini, pOkOk’E U iS tHe bEsT Insyaallah……….!!!
Mbah kakung yang terbaring tak berdaya ditempat tidur karena Strok
semoga mbah sabar mengahadapi ujian ini.
Sahabat-sahabatku KPI_A 2003,Khususson illarukhi : Neli Hajar ”neha”,
Dewi Hajar Syarifah “cupitonk”, Iin Masruroh “intunk”, Siti Masyitoh
“itoh”, Layyinatul Mawadah “nana”, Munfaizah “mami”, Kang Fatur, A.
Zaenal Arief “cinank”, De2 Chotim. KPI_B, illarukhi : Laily Amalia
“boyo”, Agus A. Nasichin “pete”, Anita Nurullisa “netha thaleni rafiah”.
Semoga persahabatan ini tidak hanya selama kuliah di IAIN Walisongo
Semarang saja, tetapi persahabatan ini akan abadi sampai akhir zaman,
Amiiiiiiiiiiin. U aLL mY BeSt pReNd’S sO DoN’t fOrGeT mE yUaCh….??!!
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Mengikuti Pengajian Mingguan Masjid
Roudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan Welahan Jepara Terhadap Pemahaman
Agama Jamaahnya”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Ada
Pengaruh Mengikuti Pengajian Mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa
Ujungpandan Welahan Jepara Terhadap Pamahaman Agama Jamaahnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan hipotesis yang diajukan
yaitu terdapat pengaruh positif antara mengikuti pengajian mingguan terhadap
pemahaman agama jamaahnya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
diperoleh melalui angket yang dibagikan kepada sejumlah responden dan sudah
ditentukan jumlahnya yaitu 63 responden.
Berdasarkan angket yang terkumpul pada penulis, kemudian dilakukan proses
pengolahan data, dan hasil yang diperoleh dari perhitungan analisis Regresi sederhana
bahwa Freg sebesar 58,624 dan besar nilai Ftabel pada taraf signifikan 5% adalah 3,978.
Hal ini berarti Freg > Ftabel (58,624 > 3,978), dan kondisi ini diperkuat oleh output
tabel Anova dengan tingkat signifikan 0,000.
Dengan demikian, hipotesis awal yang diajukan diterima (Ha diterima), yaitu
terdapat pengaruh positif antara mengikuti pengajian mingguan terhadap pemahaman
agama jamaahnya.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan pembelajaran
bagi pelaku dakwah baik da’i maupun mad’u, yang di sini adalah jamaah pengajian
mingguan.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat, taufiq, hidayah serta innayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dengan baik, lancar, sebagai syarat wajib guna memperoleh gelar
kesarjanaan Strata-1 (S1) dari Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo Semarang.
Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW, yang akan selalu kita tunggu Syafa’atnya di Yaumul
Qiyamah nanti. Beliaulah yang telah membawa risalah Islam dan ilmu pengetahuan
hingga menjadi bekal hidup kita di dunia dan di akhirat.
Wujud syukur yang tidak henti-hentinya buat penulis dan merupakan suatu
kebanggaan tersendiri sehingga dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dalam
pembuatan skripsi ini, bagi penulis bukan suatu tugas yang ringan dan sederhana.
Semuanya membutuhkan kerja keras, fikiran, biaya, maupun tenaga dan hambatannya
pun tidak sedikit. Oleh karena itu, penulis menyadari adanya kekurangan yang ada
didalamnya. Hingga pada akhirnya skripsi ini sudah terselesaikan, tetapi itu semua
tidak lepas dari pesan dan bantuan beberapa pihak yang ikut serta dalam pembuatan
skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan
bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis sampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Drs. H. M. Zain Yusuf, MM, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Drs. H. M. Nafis, MA, selaku wali studi serta merangkap sebagai pembimbing I,
dan Ibu Hj. Amelia Rahmi, M, Pd selaku pembimbing II yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Pada segenap dosen pengajar di Fakultas Dakwah yang telah membekali ilmu
pengetahuan dan memberikan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
4. Kedua orang tuaku yang telah memberikan do’a restunya, bantuan moral maupun
material kepada penulis.
5. Kakak-kakakku, adikku, keponakan-keponakanku yang lucu-lucu serta orang yang
setia dan baik buat penulis, yang senantiasa memberikan cinta, kasih sayang,
perhatian serta dorongan untuk menjadi lebih baik kepada penulis.
6. Sahabat-sahabatku semua dengan rasa persaudaraan dan kasih sayang mereka
telah mendukung, mendo’akan dan membantu penulis dalam menghadapi
kesulitan.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini, baik langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa-jasa mereka penulis hanya dapat memohon amal ibadah mereka
diterima di sisi Allah SWT, dan mendapat pahala serta mendapat keselamatan,
kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, dan semoga karya ini
bermanfaat bagi penulis khususnya, serta pembaca pada umumnya. Amiien………..
Semarang, 24 Juni 2010
Penulis
Erva Fitriyani
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….. iii
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………. iv
HALAMAN MOTTO ………………………………………………... v
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………….. vi
ABSTRAKSI …………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….. ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………. 5
1.3. Tujuan Dan Manfaat Hasil Penelitian ………………... 5
1.4. Tinjauan Pustaka ……………………………………… 6
1.5. Sistematika Penulisan Skripsi ………………………… 9
BAB II KAJIAN TEORI TENTANG DAKWAH DAN PEMAHAMAN
AGAMA
1.2. Dakwah ………………………………………………. 12
1.2.1. Pengertian Dakwah ……………………………. 12
1.2.2. Tujuan Dakwah ………………………………... 14
1.2.3. Fungsi Dakwah ……………………………………. 14
1.2.4. Unsur-unsur Dakwah …………………………… 15
1.2.4.1. Da’i atau Subyek Dakwah …………...... 15
1.2.4.2. Mad’u (penerima dakwah) …………..... 15
1.2.4.3. Maadatud Dakwah (materi dakwah) …. 16
1.2.4.4. Wasilatud Dakwah /Media Dakwah ..… 17
2.2. Pengajian …………………………………………..…… 18
2.2.1. Pengertian Pengajian ………………………..…… 18
2.2.2.Tujuan Pengajian ………………………………..... 20
2.2.3. Unsur-unsur Pengajian ………………………..…. 22
2.1.3.1. Subyek Pengajian (Da’i) …………….… 22
2.1.3.2. Obyek Pengajian (Mad’u) …………….… 25
2.1.3.3. Materi Pengajian …………………….… 27
2.1.3.4. Media Pengajian …………………......... 29
2.1.3.5. Metode Pengajian ……………………….. 29
2.2.4. Bentuk-bentuk Pengajian ……………………….. 35
2.2.4.1. Dilihat Dari Segi Waktu ………………... 36
2.2.4.2. Dilihat Dari Anggota Atau Peserta …….. 36
2.2.4.3. Dilihat Dari Materi Pengajian ………….. 38
2.3. Pemahaman Agama……………………………………. 38
2.3.1. Pengertian Pemahaman Agama…………………. 39
2.3.2. Bentuk Pemahaman Agama ……………………. 40
2.3.3. Faktor-faktor Dalam Mempelajari Pemahaman ... 44
2.4. Mengikuti Pengajian Dan Peningkatan
Pemahaman Agama …………………………………… 46
2.5. Hipotesis ………………………………………………. 47
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Dan Metode Penelitian …………………………. 48
3.1.1. Jenis Penelitian ………………………………..... 48
3.1.2. Metode Penelitian ………………………………. 49
3.2. Definisi Konseptual Dan Operasional ………………… 49
3.2.1. Definisi Konseptual …………………………….. 49
3.2.2. Definisi Operasional ……………………………. 51
3.3. Sumber Dan Jenis Data ……………………………...… 53
3.3.1. Sumber Data ……………………………………. 53
3.3.2. Jenis Data ………………………………………. 53
3.4. Populasi Dan Sampel …………………………….……. 54
3.4.1. Populasi ………………………………………… 54
3.4.2. Sampel ………………………………….……….. 54
3.5. Teknik Pengumpulan Data …………………………… 55
3.5.1. Metode Kuesioner Atau Angket ……………….. 55
3.5.2. Uji Validitas Instrumen ………………………… 56
3.5.3. Uji Reliabilitas Instrumen ………………...….… 59
3.6. Teknik Analisis Data ……………………………... 59
3.6.2. Analisis Pendahuluan ………………………...… 60
3.6.3. Analisis Uji Hipotesis ………………………….. 60
3.6.4. Analisis Lanjut ……………………………….…. 62
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Desa Ujungpandan
Welahan Jepara …………………………………….… 64
4.1.1. Letak Geografis ………………………………... 64
4.1.2. Kondisi Monografi …………………………… 65
4.1.2.1. Jumlah penduduk Berdasarkan
Jenis Kelamin …………………………. 65
4.1.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan
Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin …. 65
4.1.2.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan
Mata Pencarian ………………………… 66
4.1.2.4. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Yang Dianut ………………………….... 67
4.1.2.5. Jumlah Tempat Ibadah
Di Desa Ujungpandan Welahan Jepara … 68
4.2. Gambaran Umum Masjid Roudlotul Muttaqin ………... 69
4.2.1. Sejarah Berdirinya ……………………………… 69
4.2.2. Visi Dan Misi …………………………………… 70
4.2.3. Struktur Organisasi Pengurus
Masjid Roudlotul Muttaqin ……………………. 71
4.2.4. Pelaksanaan Pengajian Mingguan
Masjid Roudlotul Muttaqin ………………….….. 73
4.3. Deskripsi Data Pengajian Mingguan Dengan Pemahaman
Agama ………………………………………………… 76
4.3.1. Data Hasil Angket Penelitian Tentang Pengajian
Mingguan ………………………………………. 77
4.3.2. Data Hasil Angket Penelitian Tentang Pemahaman
Agama ……………………………………………. 79
BAB V ANALISIS DATA TENTANG PENGARUH MENGIKUTI
PENGAJIAN MINGGUAN MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN
DESA UJUNGPANDAN WELAHAN JEPARA
1.1. Analisis Pendahuluan ………………………………...…. 82
1.1.1. Data Nilai Hasil Angket Variabel X …………….... 83
1.1.2. Data Distribusi Frekuensi Variabel Mengikuti Pengajian
Mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin …………… 85
1.1.3. Data Nilai Hasil Angket Variabel Y ……………… 87
1.1.4. Data Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Agama
Jamaahnya ………………………………………… 90
1.2. Analisis Hipotesis …………………………………….. 92
1.3. Analisis Lanjut ……………………………………… 102
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan ……………………………………….. 104
6.2. Limitasi ……………………………………………. 105
6.3. Saran-saran ………………………………………… 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Kisi-kisi Instrument Mengikuti Pengajian Mingguan
Dan Pemahaman Agama Jamaahnya …………………. 52
Tabel 2 : Hasil Perhitungan Validitas Indikator Mengikuti Pengajian Dan
Pemahaman Agama………………………………......... 57
Tabel 3 : Reliabilitas Indikator Dari Dua Variabel ……………... 59
Tabel 4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 65
Tabel 5 : Jumlah Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin… 66
Tabel 6 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian ………. 67
Tabel 7 : Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang Dianut ……... 67
Tabel 8 : Jumlah Tempat Ibadah Desa Ujungpandan …………… 68
Tabel 9 : Kegiatan Masjid Roudlotul Muttaqin …………………. 72
Tabel 10 : Deskripsi Angket Mengikuti Pengajian Mingguan……. 77
Tabel 11 : Deskripsi Angket Pemahaman Agama ……………....... 80
Tabel 12 : Data Nilai Hasil Angket Variabel X …………………... 83
Tabel 13 : Distribusi Frekuensi Variabel X ………………………. 85
Tabel 14 : Kategori Nilai Variabel X …………………………….. 86
Tabel 15 : Nilai Hasil Angket Variabel Y ………………………... 87
Tabel 16 : Distribusi Frekuensi Variabel Y ………………………. 90
Tabel 17 : Kategori Nilai Variabel Y ……………………………. 91
Tabel 18 : Tabel Kerja Koefisien Nilai Pengaruh Mengikuti Pengajian
Mingguan Terhadap Pemahaman Agama Jamaahnya .... 93
Tabel 19 : Model Summary ……………………………… 97
Tabel 20 : Coefficients ………………………………….. 98
Tabel 21 : Rumus Uji F …………………………………... 99
Tabel 22 : Anova …………………………………............ 101
Tabel 23 : Anova Untuk Uji Signifikansi Regresi Y atas X 102
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islam adalah agama yang berisi petunjuk-petunjuk agar manusia secara
individual menjadi manusia yang baik, beradab dan berkualitas, selalu berbuat
baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju, sebuah tatanan
kehidupan yang adil, maju bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan
berbagai kekhawatiran. Untuk mencapai keinginan tersebut diperlukan apa yang
dinamakan dakwah (Azis, 2004:1).
Dakwah dapat juga dikatakan sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam
bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar
dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual
maupun secara kelompok (Arifin, 2000:17).
Melihat realitas sekarang ini banyak umat yang terpecah belah karena
masalah ibadah dan juga masalah partai, sehingga menyebabkan permusuhan dan
rasa fanatisme yang berlebihan. Antara mereka tidak ada tegur sapa dan masing-
masing mereka merasa dirinya paling benar, sikap solidaritas yang seharusnya
tetap tertanam di masing-masing individu seakan-akan tidak diperlukan lagi,
padahal itu merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan persatuan
umat ( Ukhuwah Islamiyah ). Untuk itu dalam rangka menumbuh-kembangkan
kembali rasa ukhuwah dikalangan umat Islam, para pengemban dakwah dituntut
untuk mampu menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam dalam melancarkan
dakwahnya.
Menjaga persatuan umat merupakan hal yang harus diperhatikan oleh
penyelenggara dakwah Islam dewasa ini, mengingat semakin kompleknya
problem umat sehingga membawa perubahan pada masyarakat baik cara
berfikirnya, bersikap maupun bertingkah laku. Pengajian merupakan salah satu
bentuk dakwah yang sangat komplek dan penting, dengan kata lain bila dilihat
dari segi metodenya yang efektif guna menyebarkan agama Islam.
Untuk mencapai tujuan dakwah, maka penyelenggaraan pengajian harus
diperhatikan kondisi masyarakat untuk dapat menyampaikan dakwahnya agar
diterima (Ghozali, 1997:10). Dengan demikian seluruh aktifitas dakwah sama
pentingnya dari pada unsur-unsur lainnya seperti : subyek dan obyek dakwah,
metode dan sebagainya. Bahkan lebih dari itu metode dan media dakwah, sasaran
dakwah sekaligus strategi dakwah juga ditentukan atau berpengaruh olehnya
(Syukir, 1983:49).
Selain itu untuk menyusun jamaah sebagai teras masyarakat sangat
diperlukan tempat sebagai pengembangan dakwah, seperti masjid yang
mempunyai fungsi dan peranan tertentu dan utama. Selain sebagai tempat shalat
berjamaah juga dapat sebagai pembinaan jamaah. Selain itu masjid juga
mempunyai fungsi yang lebih luas sebagai lembaga risalah tempat mencetak
umat yang beriman, beribadah menghubungkan jiwa dengan kholiq, umat yang
beramal sholeh dalam kehidupan masyarakat, umat yang berwatak, berakhlaq
teguh (Natsir, 1981:86-87).
Untuk itu masjid dapat dijadikan sebagai tempat yang efektif untuk
mengembangkan aktifitas dakwah pada jamaahnya. Sebagaimana telah
dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam mengembangkan dakwah ketika di
Madinah, dan adanya sambutan yang begitu besar dan hebat oleh masyarakat
terhadap dakwah Islam ketika Rasulullah SAW tiba di madinah. Maka mulailah
Rasulullah memikirkan pembentukan umat Islamiyah dengan meletakkan dasar
pondasi yang kuat bagi pengembangan dakwah Islam yaitu dengan membangun
masjid Nabawi. Pekerjaan yang dilakukan oleh Rasulullah ialah membangun
masjid untuk mendukung perkembangan dakwah berikutnya yang bertujuan
menampilkan syiar Islam yang selama ini terus-menerus dimusuhi dan diperangi.
Masjid adalah tempat manusia berhubungan dengan Tuhan-nya dan tempat
manusia membersihkan hati dari berbagai macam kotoran dan dosa (Al-
Ghozally:303-304).
Masjid dibangun dengan sangat sederhana dan dari masjid inilah
komando-komando dakwah dijalankan Rasul. Di masjid ini kaum muslimin
dapat bertemu mengerjakan ibadah, belajar dan mengadili perkara-perkara. Jadi
masjid ini memegang paranan besar untuk mempersatukan kaum muslimin dan
mempertalikan jiwa mereka (Syalabi,1983:117). Dengan menggunakan metode
yang tepat dan sesuai dengan keadaan masyarakatnya, untuk mencapai sasaran
pada mad’u hal yang menyangkut keefektifan dan etika dakwah harus
diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
Maka semakin jelas bagi kita mengenai pentingnya etika dan cara dakwah
yang qur’ani, yang harus menjadi pegangan bagi setiap da’i dalam rangka
menghadapi manusia-manusia sesuai dengan kondisi yang dihadapinya, dengan
sikap arif dan lembut, atau keras dan kasar. Dengan cara itu, dakwah akan
muncul dipermukaan. Dengan cara itu pulalah hati orang mukmin akan terikat
dan mendorong penentang-penentang dakwah untuk mengakui kehebatan
dakwah, karena mereka akan mengikutinya (Husain, 2000:74).
Salah satu kegiatan dakwah Islam adalah kegiatan pengajian. Pengajian
berasal dari kata “kaji” yang artinya meneliti atau mempelajari tentang ilmu-
ilmu Islam. Maksudnya adalah membimbing sesering mungkin terhadap umat
manusia yang sudah memeluk agama Islam pada khususnya, agar keberagamaan
semakin meningkat (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1994:431).
Kegiatan pengajian tersebut merupakan kegiatan agama yang bertujuan untuk
menasehati obyek sasaran dakwah dalam konteks sehari-hari, baik hubungannya
dengan Allah SWT ataupun sesama manusia dengan bahasa lisan.
Sehingga dalam melaksanakan segala yang diperintahkan oleh agama
dapat dilakukan dengan ikhlas dan kesungguhan hati. Hal ini dapat disimak
dalam firman Allah surat Az-zumar ayat : 11.
) ١١:ا لزمر (عبد اهللا مخلصا له الدينأ نأ مرت ني ًأإقل
Artinya : “ Sesungguhnya aku perintahkan agar menyembah kepada Allah dengan penuh keikhlasan serta memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama ( Depag RI, 1982-1983 : 747 ).
Berangkat dari itu semua, peneliti beranggapan bahwa kegiatan pengajian
mingguan tersebut cukup menarik untuk diteliti dengan judul ” Pengaruh
Mengikuti Pengajian Mingguan Masjid Raudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan
Welahan Jepara Terhadap Pemahaman Agama Jamaahnya“.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini sebagai berikut : Adakah Pengaruh Mengikuti Pengajian
Mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan Welahan Jepara
Terhadap Pamahaman Agama Jamaahnya ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, agar
penelitian ini menjadi lebih terarah dan jelas, maka perlu dirumuskan
tujuannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh
mengikuti pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin desa
Ujungpandan Welahan Jepara Terhadap Pemahaman Agama Jamaahnya.
1.3.2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat secara teoritik adalah dapat menjadikan sebagai sumbangan
bagi pengembangan ilmu dakwah, terutama dalam bidang subyek,
materi dan ilmu Dakwah.
b) Manfaat secara praktis adalah dalam rangka untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan dakwah yang diterapkan dalam forum
pengajian. Adapun harapan lebih lanjut penelitian ini yaitu dapat
memberikan sumbangan berharga bagi kemajuan dan kelancaran
pelaksanaan dakwah pada masa yang akan datang.
1.4. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari duplikasi penelitian, maka penulis mencoba
memaparkan beberapa karya tulis yang ada kemiripan dengan judul yang akan
diteliti.
1. Penelitian Nurul Farida ( 1998 ) dengan judul “ Efektifitas Metode Dakwah
Bil-Lisan Dalam Pengajian Mingguan Di Masjid Futuhiyyah Kecamatan
Mranggen Kabupaten Demak. Penelitian tersebut membahas tentang bentuk
Dakwah Bil-Lisan di Masjid Futuhiyyah, faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan dakwah Bil-Lisan di Masjid Futuhiyyah dan selanjutnya dengan
mengkaji tentang keefektifan metode dakwah Bil-Lisan di Masjid Futuhiyyah
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, sedangkan data yang digunakan adalah data angket. Hasil
penelitiannya menunjukkan efektifitas dahwah Bil-Lisan dalam pengajian
mingguan di masjid Futuhiyyah dapat dilihat dari bertahannya metode yang
dipakai sejak dulu sampai sekarang dan tidak mengalami kemerosotan mad’u,
membuktikan bahwa dakwah Bil-Lisan (ceramah) efektif dipakai dalam
pengajian mingguan di masjid Futuhiyyah di masa kontemporer.
2. Penelitian Nurul Aini ( 1998) dengan judul “ Pengaruh Pengajian Tausiyah
Terhadap Pengamalan Keagamaan Para Santri Di Pondok Pesantren Ibnu
Qoyyim Yogyakarta. Kemudian penelitian ini juga menganalisa pengaruh
pengajian tausiyah terhadap pengamalan keagamaan para santri di pondok
pesantren Ibnu Qoyyim Yogyakarta. Penelitian tersebut menggunakan metode
angket. Adapun hasil penelitiannya adalah pelaksanaan pengajian tausiyah
berpengaruh positif pada diri para santri dalam melaksanakan pengalaman
keagamaan mereka. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data dengan
menggunakan rumus korelasi prodact moment. Hasil yang diperoleh
dilapangan bahwa pada taraf kepercayaan 95% dengan N=45, maka diketahui
r tabel (rt) pada taraf signifikan 5%=0,294, sedangkan nilai koefisien korelasi
yang telah diperoleh sebesar 0,769. hal tersebut menunjukkan bahwa nilai
koefisien korelasi yang diperoleh lebih besar baik pada taraf signifikan 1%
maupun 5%, yang berarti telah terbukti bahwa ada pengaruh positif antara
pengajian tausiyah terhadap pengamalan keagamaan para santri di pondok
pesantren Ibnu Qoyyim.
3. Penelitian Endah Listyaningsih ( 2002 ) dengan judul “ Pengaruh Intensitas
Mengikuti Pengajian Bulanan Terhadap Peningkatan Pengamalan Ibadah
Shalat Karyawan Robinson Semarang “ . Penelitian tersebut menitik beratkan
pada bagaimana pengalaman Ibadah Shalat karyawan Robinson Dept Store
Semarang setelah mengikuti pengajian bulanan. Penelitian ini menggunakan
data angket atau quetioner. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pelaksanaan pengajian bulanan berlangsung dengan baik. Demikian ini
ditandai dengan adanya peningkatan pemahaman mereka terhadap materi-
materi yang disampaikan oleh penceramah. Kemudian dari analisis data yang
dilaksanakan ternyata pelaksanaan pengajian bulanan berpengaruh terhadap
peningkatan ibadah sholat karyawan Robinson Dept Store Semarang.
Dengan melihat penelitian sebelumnya, penulis melihat ada
keterkaitan dengan penelitian yang akan penulis teliti. Jika penelitian yang
dilakukan oleh Nurul Farida menitik beratkan pada efektifitas metode dakwah
Bil-Lisan dalam pengajian mingguan, sedangkan penelitian Nurul Aini
menitik beratkan pada pengaruh pengajian terhadap pengamalan keagamaan.
Dan penelitian Endah Listyaningsih menekankan pada pengaruh pengajian
terhadap pengamalan ibadah shalat.
Sedangkan penelitian ini penulis akan memfokuskan kajiannya pada
“ Pengaruh Mengikuti Pengajian Mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa
Ujungpandan Welahan Jepara Terhadap Pemahaman Agama Jamaahnya “.
Sejauh penelusuran peneliti sampai saat ini belum ditemukan penelitian
tentang pengaruh pengajian terhadap pemahaman agama. Maka dari itu
penulis beranggapan bahwa obyek ini pantas untuk diteliti dan disinilah letak
perbedaan penelitian sebelumnya.
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini adalah untuk mempermudah dalam
memperoleh gambaran tentang penulisan skripsi sesuai dengan aturan yang
berlaku dalam pembuatan skripsi, maka skripsi ini tersusun dalam enam bab.
Masing-masing bab mempunyai keterkaitan yang saling berhubungan satu sama
lain, dalam lima bab terangkum sebagai berikut :
BAB I : Berisi pendahuluan yang merupakan pengantar terhadap bab berikutnya
sehingga dapat memberikan informasi dan penjelasan suatu masalah
metodologi. Dalam bab pertama ini terdiri dari beberapa sub bab
diantaranya latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil
penelitian, Tinjauan pustaka, kerangka teoritik, hipotesis, metodologi
penelitian, teknik analisis data, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II :Bab ini berisi tentang kerangka landasan teori dan hipotesis dari judul
tersebut, landasan ini disampaikan secara umum dan secara rinci yang
selanjutnya akan disampaikan dalam bab berikutnya yang merupakan
data pemikiran dalam judul tersebut. Dalam bab kedua ini terdiri dari
beberapa sub bab diantaranya : pengajian, pemahaman, dan pengaruh
pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan
Welahan Jepara terhadap pemahaman agama jamaahnya, dan
hipotesis.
BAB III : Bab ini menggambarkan secara menyeluruh metode penelitian yang
telah digunakan dalam proses penelitian. Metode penelitian ini
memuat tentang : jenis, pendekatan dan metode penelitian, definisi
konseptual dan operasional, sumber dan jenis data, populasi dan
sampel.
BAB IV : Bab ini memuat gambaran secara garis besar mengenai daerah
penelitian, obyek penelitian, responden yang tergambar melalui
masing-masing variabel penelitian. Dalam bab keempat ini terdiri
dari beberapa sub bab diantaranya ; gambaran umum desa
Ujungpandan Welahan Jepara, gambaran umum pengajian
miangguan Masjid Roudlotul Muttaqin, dan data angket hasil
penelitian.
BAB V : Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini
peneliti melakukan analisis data yang telah melalui proses koding
data, data-data tersebut adalah hasil temuan penelitian yang dijaring
melalui angket, wawancara atau observasi. Bab ini juga terdapat
beberapa sub bab diantaranya analisis pendahuluan, analisis
hipotesis, dan analisis lanjutan.
BAB VI : Bab ini bab terakhir dari proses penulisan skripsi yang berpijak pada
bab sebelumnya, yaitu dengan kesimpulan serta saran yang sesuai
atau relevan dengan obyek penelitian. Bab ini juga terdapat beberapa
sub bab diantaranya : kesimpulan, limitasi, dan saran atau
rekomendasi dibuat.
BAB II
KAJIAN TEORI TENTANG DAKWAH
DAN PEMAHAMAN AGAMA
2.1. Dakwah
2.1.1. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari kata dalam bahasa Arab ا دعو دع yang دعوة ي
berarti seruan, panggilan, ajakan. Maka dakwah adalah suatu usaha dalam
rangka proses Islamisasi manusia agar taat dan tetap mentaati ajaran Islam
guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Dakwah adalah merupakan komunikasi antara manusia dengan
pesan-pesan Al-Islam yang berwujud ajakan, seruan untuk amar ma’ruf
nahi munkar. Selain itu dakwah mengandung upaya pembangunan manusia
seutuhnya lahir dan batin (al-islah), sehingga manusia akan memperoleh
kebahagiaan hidup (Sanwar, 1984 : 4).
Sebagaimana dikemukakan oleh Amrullah Ahmad bahwa, Dakwah
Islam merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan secara teratur,
dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan dengan menggunakan cara tertentu untuk mempengaruhi cara
merasa, berfikir, bersikap dan bertindak pada dataran kenyataan individual
dan sosio-kultural (Ahmad, 1982:2).
Menurut Moh. Ali Aziz dalam bukunya “Ilmu Dakwah”,
mengatakan bahwa untuk mencapai yang diinginkannya tersebut
diperlukan apa yang dinamakan dakwah. Karena dengan masuknya Islam
dalam sejarah umat manusia, agama ini mencoba meyakinkan umat
manusia tentang kebenarannya dan menyeru manusia agar menjadi
penganutnya. Di samping itu, “Islam” sebagai agama disebut agama
dakwah, maksudnya adalah agama yang menyebarluaskan dengan cara
damai, tidak lewat kekerasan (Aziz, 2004:1).
Dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak, menyeru, dan
mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah guna
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Usaha untuk mengajak dan
mempengaruhi manusia agar pindah dari situasi yang jauh dari ajaran Allah
menuju ke situasi yang sesuai dengan petunjuk Allah, adalah merupakan
kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat (Sanwar, 1985:34).
Hal ini berdasarkan fiirman Allah SWT :
ادع الى سبيل ربك با لحكمة وا لموعظة ا لحسنة وجد لهم بالتى هي احسن
ن ان ربك هواعلم بمن ضل عن سبيله وهواعلم المهتدي
Artinya : “ Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula (An-Nahl:125) (Depag RI, 1985:421).
Dengan demikian dakwah yang menjadi tanggung jawab kaum
muslimin adalah bertugas menuntun manusia ke alam, jalan kebenaran, dan
mengeluarkan manusia yang berada dalam kegelapan ke dalam penuh
cahaya. Semakin banyak yang sadar (berakhlaq karimah dan beriman)
masyarakat akan semakin baik. Artinya, tujuan dakwah bukan
memperbanyak pengikut, tetapi memperbanyak orang yang sadar akan
kebesaran Islam, sehingga masyarakat atau dunia akan semakin tentram
(Aziz, 2004:59-64).
2.1.2. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah sangat menentukan dan berpengaruh terhadap
penggunaan metode dan media dakwah, sasaran dakwah sekaligus
strategi dakwah juga ditentukan atau berpengaruh olehnya/ tujuan
dakwah.
Untuk mencapai hasil kerja dakwah yang optimal haruslah
dilakukan secara kontinyu. Disamping itu, media dakwah adalah faktor
penting bagi terwujudnya tujuan dakwah(Syukir, 1983:49).
2.1.3. Fungsi Dakwah
Adapun dakwah berfungsi sebagai penyampaian pesan berupa
ajaran Islam yang telah diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah Saw
bagi seluruh umat manusia, harusnya tetap dipelihara. Seorang da’i
adalah sebagai penerus penyampaian pesan Islam. Oleh karena itu,
seorang da’i harus mamahami dengan pasti isi atau materi ajakannya serta
penyajiannya.
Dakwah juga merupakan komunikasi antara manusia dengan pesan-
pesan Islam. Untuk itu seorang da’i juga harus mengerti tentang hakekat
kominikasi, agar tujuan dakwahnya dapat tercapai.
Komunikasi adalah suatu faktor terpenting bagi perkembangan
hidup manusia sebagai makhluk sosial. Tanpa mengadakan komunikasi,
individu manusia tidak mungkin dapat berkembang dengan normal dalam
lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, tidak ada individu manusia yang
hidup berkembang dengan tanpa komunikasi dengan manusia lainnya
(Arifin, 1990:71).
1.2.4. Unsur-Unsur Dakwah
1.2.4.1. Da’i atau Subyek Dakwah
Da’i atau subyek dakwah adalah pelaksana kegiatan
dakwah, baik secara perorangan/ individu maupun secara
bersama-sama secara terorganisasikan. Da’i atau juru dakwah
adalah setiap muslim laki-laki dan wanita yang baligh dan berakal,
baik ulama’ maupun bukan ulama’, karena kewajiban berdakwah
adalah kewajiban yang dibebankan kepada mereka seluruhnya
(Sanwar, 1984:40).
1.2.4.2. Mad’u (Penerima Dakwah)
Mad’u atau penerima dakwah adalah seluruh umat manusia
tanpa kecuali, baik pria maupun wanita, beragama maupun belum
beragama, pemimpin maupun rakyat biasa. Seluruh manusia
sebagai penerima atau obyek dakwah adalah karena hakekat
diturunkannya agama Islam dan kerisalahan Rasulullah Saw. Itu
berlaku secara universal untuk manusia seluruhnya tanpa
memandang warna kulit, asal usul keturunan, daerah tempat
tinggal, pekerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu dakwah tertuju
kepada mereka semua tanpa melihat tingkat, kebangsaan maupun
golongan.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf 158,
yang berbunyi :
ناس انى رسول اهللا اليكم جميعا هاالقل يااي
Artinya : “Ketahuilah wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasulullah kepada kamu sekalian” (Sanwar, 1984:66-67).
1.2.4.3. Maadatud Dakwah (Materi Dakwah)
Maadatud dakwah /materi dakwah adalah semua bahan
atau sumber yang dipergunakan atau yang akan disampaikan oleh
da’i kepada mad’u dalam kegiatan dakwah untuk menuju kepada
tercapainya tujuan dakwah karena dakwah merupakan aktifitas
lanjutan daripada tugas Rasul, maka materi yang akan
disampaikan dalam kegiatan dakwah adalah semua ajaran yang
dibawa oleh Rasulullah saw yang datangnya dari Allah SWT
untuk seluruh umat manusia. Ajaran yang dibawa rasul itu tidak
lain adalah Al-Islam sebagai suatu agama, hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 45-46 yang berbunyi :
ى اهللا ) ٤٤(يراذاناارسلنا ك شاهداومبشرا ون النبى ياا يها ا ال وداعي
) ٤٥(نه وسراجا منيراذبا
Artinya : “Hai Nabi kami mengutus engkau sebagai saksi atas umat dan memberi kabar gembira dan kabar takut. Dan untuk menyeru manusia kepada agama Allah dengan izin-Nya, serta menjadi pelita yang menerangi.
1.2.4.4. Wasilatud Dakwah/ Media Dakwah
Wasilatud dakwah/ media dakwah adalah alat yang dipakai
sebagai perantara untuk melaksankan kegiatan dakwah. Adapun alat-
alat tersebut antara lain adalah :
1. Dakwah secara Lisan
Yang dimaksud dengan dakwah secara lisan adalah
dakwah secara langsung dimana da’i menyampaikan ajakan
dakwahnya kepada mad’u
2. Dakwah secara Tertulis
Dakwah melalui saluran tertulis adalah kegiatan dakwah
yang dilakukan melalui tulisan-tulisan. Kegiatan dakwah tertulis
ini dapat dilakukan melalui surat kabar, majalah, buku-buku,
spanduk, dan lain-lain (Sanwar, 1984:77).
3. Dakwah melalui Keteladanan
Bentuk dakwah yang paling efektif adalah bentuk
penyampaian pesan dakwah melalui bentuk percontohan atau
keteladanan sipenyampai dakwah/ da’i. Sebab hal demikian akan
menampakkan adanya bentuk yang konsekuen antara pernyataan
dan pelaksanaan. Dengan teladan yang langsung dipraktekkan oleh
da’i secara tidak langsung akan mudah diimitasi oleh mad’u
(Sanwar, 1984:78).
2.2. Pengajian
2.2.1. Pengertian Pengajian
Pengajian barasal dari kata “ kaji “ yang artinya meneliti atau
mempelajari tentang ilmu-ilmu agama Islam (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1994:431). Jadi pengajian merupakan pengajaran agama
Islam yang menanamkan norma-norma agama melalui media tertentu,
sehingga terwujud suatu kehidupan yang bahagia dan sejahtera di dunia
dan akhirat dalam ridho Allah SWT (Machendrawati, 2001:152).
Dengan demikian maka pengajian menurut penulis adalah
merupakan kegiatan dakwah Islamiyah yang sangat dibutuhkan sekali
keberadaannya bagi masyarakat untuk meningkatkan dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah. Oleh karena itu pengajian merupakan bagian dari
dakwah Islamiyah yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang mungkar. Sehingga keduanya harus seiring sejalan dan kedua sifat
ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Seorang da’i tidak akan mencapai dakwahnya kalau hanya
menegakkan yang ma’ruf saja tanpa menghancurkan yang mungkar, atau
sebaliknya hanya melenyapkan yang mungkar tanpa adanya penyampaian
yang ma’ruf. Oleh karena itu melaksanakan dakwah adalah wajib bagi
mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang dakwah Islamiyah.
Hal ini merupakan perintah Allah dalam surat Ali-Imran : 104.
نكم وََ تكم م رو أل ى الخي دعون إل ة ي رويأم ن م ون ع المعروف وينه ن ب
)١٠٤:ال عمران(ولئك هم المفلحونأالمنكرو
Artinya : “ Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
Sebagaimana yang telah disebutkan, pengajian adalah satu
wadah kegiatan yang mempunyai tujuan untuk membentuk muslim yang
baik, seiman dan bertaqwa serta berbudi luhur. Dalam penyelenggaraan
pengajian metode ceramah adalah salah satu metode yang dipakai oleh
da’i untuk menyampaikan materi dakwah tersebut. Agar ceramah agama
dapat berhasil seorang da’i harus betul-betul mempersiapkan diri.
Disamping itu metode caramah sebagai salah satu metode atau teknik
berdakwah tidak jarang digunakan oleh da’i, maupun para utusan Allah
dalam usaha menyampaikan risalahnya (Sukir, 1983:105).
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pengajian merupakan
salah satu wadah pendidikan keagamaan yang didalamnya akan
ditanamkan aqidah dan akhlaq sesuai dengan ajaran-ajaran agama
sehingga diharapkan timbul kesadaran pada diri mereka untuk
mengamalkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari baik dalam
hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama manusia.
2.2.3. Tujuan Pengajian
Tujuan pengajian merupakan tujuan dakwah juga, karena
didalam pengajian antara lain berisi muatan-muatan ajaran Islam. oleh
karena itu, tujuan untuk menyebarkan Islam dan usaha untuk merealisir
ajaran di tengah-tengah kehidupan umat manusia adalah merupakan usaha
dakwah yang dalam keadaan bagaimanapun harus dilaksanakan oleh umat
Islam.
Dengan demikian pengajian merupakan salah satu unsur pokok
dalam syiar dan pengembangan agama Islam. Pengajian ini sering juga
dinamakan dakwah Islamiyah, karena salah satu upaya dalam dakwah
Islamiyah adalah lewat pengajian. Dakwah Islamiyah diusahakan untuk
terwujudnya ajaran agama dalam semua segi kehidupan.
H. A. Solaiman menjelaskan bahwa tujuan pengajian terbagi
menjadi 2 (dua) tujuan utama, yaitu : Tujuan kurikuler dan tujuan final.
1. Tujuan kurikuler mengandung konsep teoritis untuk mencapai target
sasaran dakwah secara bertahap sampai batas final. Tujuan ini
mengandung 2 (dua) sub, yaitu :
a. Menghidupkan fitrah hati manusia dari kemungkinan kelumpuhan
dan kematiannya akibat polusi mental yang merayapi dan merusak
diriya, sehingga fitrah dan hati itu kembali memiliki daya tangkap
yang benar dalam membedakan mana yang hak dan yang bathil,
ma’ruf dan munkar dan memliki kembali daya tindak hanya untuk
berbuat di atas yang hak, ma’ruf dan manfaat serta mempunyai
daya kesanggupan untuk meninggalkan segala perbuatan yang
bathil dan munkar.
b. Amar ma’ruf nahi munkar
• Mengembangkan manusia yang sudah berada pada posisi
ma’ruf supaya lebih meningkat nilai-nilai ma’rufnya dan
menjaga serta melindunginya jangan sampai bergeser pada
posisi yang munkar.
• Membawa lingkup hidup manusia yang berada pada posisi
yang ma’ruf.
• Menyakinkan mereka yang ragu-ragu betapa yang ma’ruf itu
dengan segala pengaruhnya yang konstruktif dan yang munkar
itu dengan segala pengaruhnya yang destruktif, kemudian
membawa secermat mungkin kepada yang ma’uf dan
mengamankannya dari gangguan wilayah munkar.
2. Tujuan final merupakan akhir yang akan dicapai, yaitu ajaran Islam
akan menjadi sikap sehari-hari dalam kehidupan pemeluknya yang
dilandasi oleh iman yang kokoh dan dilatarbelakangi oleh harapan
mendapatkan keridhaan Allah (Muchtar, 2005:176-177).
2.2.3. Unsur-Unsur Pengajian
Sebagaimana dikatakan bahwa pengajian merupakan dakwah
Islamiyah, maka unsur pengajian sama dengan unsur dakwah.
2.2.3.1. Subyek Pengajian (Da’i)
Adalah orang yang melakukan dakwah, yaitu orang
yang berusaha mengubah situasi kepada situasi yang sesuai
dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT, baik secara individual
maupun kelompok (organisasi).
Subyek pengajian (da’i) merupakan unsur terpenting
dalam pelaksanaan dakwah, dengan demikian diperlukan
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Persyaratan jasmani
Persyaratan jasmani yang dimaksud adalah meliputi :
kesehatan jasmani secara umum, keadaan tubuh bagian
dalam dan keadaan tubuh mengenai cacat atau tidak.
b. Persyaratan ilmu pengetahuan
Persyaratan ilmu pengetahuan ini mempunyai kaitan
dengan pemahaman da’i terhadap keseluruhan unsur-unsur
dakwah yang ada.
Pertama: Tentang obyek dakwah, yaitu
pemahaman bahwa orang yang dihadapi beraneka ragam
dalam segala seginya.
Kedua: Tentang dasar dakwah, yaitu pemahaman
terhadap latar belakang secara yuridis dalam melakukan
dakwak, baik landasan yang bersifat agamis maupun
landasan yang berbentuk undang-undang, peraturan-
peraturan atau norma-norma lainnya.
Ketiga: Tentang tujuan dakwah yaitu tujuan
pemahaman terhadap apa yang akan dicapai dalam usaha
dakwah.
Keempat: Tentang materi dakwah, yaitu pemahaman
terhadap pesan/informasi atau ajaran agama yang akan
disampaikan kepada orang lain secara benar dan baik.
Kelima: Tentang metode dakwah, yaitu pemahaman
terhadap cara-cara yang akan dipakai dalam melaksanakan
dakwah.
Keenam: Tentang alat dakwah, yaitu pemahaman
terhadap alat-alat yang perlu dipergunakan untuk
melancarkan usaha dakwah terutama didalam mencapai
tujuan yang diinginkan (Anshori, 1993:103-108).
c. Persyaratan Kepribadian/Rohaniah
Sifat-sifat da’i
1. Iman dan taqwa kepada Allah
2. Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri
pribadi
3. Ramah dan penuh pengertian
4. Tawadhu
5. Sederhana
6. Sabar dan tawakal
7. Memiliki jiwa toleran
8. Memiliki sifat terbuka
9. Tidak memiliki penyakit hati
Sikap-sikap da’i
1. Berakhlak mulia
2. Ing ngarsa sung tuloda, ing madya mangun karsa, tutwuri
handayani
3. Disiplin dan bijaksana
4. Wira’i dan bijaksana
5. Tanggung jawab
6. Berpengalaman yang luas (Syukir, 1983:35-47).
2.2.3.2. Obyek Pengajian (Mad’u)
Mad’u merupakan sasaran yang akan dijadikan obyek
dakwah dalam pelaksanaan dakwah Islam, sasaran dakwah
dalam hal ini adalah seluruh umat manusia tanpa kecuali.
Seperti halnya tugas yang diperintahkan Allah SWT kepada
Rasul, agar seorang juru dakwah dapat mencapai hasil yang
efektif dalam mencapai dakwahnya, maka sudah barang tentu
dia harus mengetahui kondisi sasaran dakwahnya. Hal ini dapat
ditinjau dari pemikiran mereka, pendidikan, unsur daerah
maupun yang lainnya.
a. Obyek Pengajian ditinjau dari segi jumlahnya
1. Individu (perorangan)
2. Kelompok, di mana sasarannya adalah orang banyak, bisa
dalam jumlah sedikit (terbatas) atau umum (tidak terbatas).
b. Obyek ditinjau dari segi pendidikannya
1. Tidak berpendidikan
2. Berpendidikan sekolah dasar
3. Berpendidikan lanjutan menengah
4. Berpendidikan tinggi
5. Campuran
c. Obyek ditinjau dari tingkat umur
1. Kalangan anak-anak
2. Kalangan remaja
3. Kalangan tua
4. Campuran
d. Obyek ditinjau dari jenis kelamin
1. Wanita
2. Laki-laki
3. Campuran
e. Obyek ditinjau dari lingkungan
1. Lingkungan rumah tangga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
f. Obyek ditinjau dari segi macam keagamaannya
1. Terdiri dari orang muslim
2. Terdiri dari orang non muslim
3. Campuran
g. Obyek ditinjau dari segi daerah pemukimannya
1. Daerah pesisir
2. Daerah pedalaman, pegunungan, daerah transmigran
3. Daerah perkotaan (Anshari, 1993:119-121).
Berbagai ragam penerimaan dakwah di atas secara
sosiologis, mereka terpencar atau terkumpul pada bentuk-
bentuk kelompok manusia yang disebut dengan :
1. Crowd yaitu istilah kelompok orang yang sedang
berkumpul pada suatu tempat atau ruangan tertentu yang
sedang terlibat dalam suatu persoalan atau kepentingan
bersama secara tatap muka.
2. Publik yaitu kelompok yang abstrakdari orang-orang yang
menaruh perhatian dan minat pada suatu persoalan atau
kepentingan yang sama dimana mereka terlibat dalam
satu pertukaran pikiran melalui komunikasi tidak
langsung untuk mencari penyelesaian atau kepuasan atas
persoalan atau kepentingan mereka.
3. Massa adalah orang banyak yang sangat heterogen, tidak
terikat oleh suatu tempat dan interaksinya sangat kurang,
demikian persoalan yang mereka hadapi masih terpencar-
pencar (Aziz, 2004:90).
2.2.3.3. Materi Pengajian
Materi pengajian adalah pesan-pesan atau segala
sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek
dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam
kitabullah maupun Sunnah Rasul. Pada pokokmateri pengajian
mengandung 3 (tiga) prinsip yaitu :
1 . Aqidah, yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan
terhadap Allah SWT.
2. Syari’at, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktifitas
manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan
kehidupannya, mana yang boleh dilakukan dan mana yang
tidak boleh dilakukan, mana yang halal dan mana yang
haram dan sebagainya.
3. Akhlaq, yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara
vertikal dengan Allah SWT, maupun secara horisontal
dengan sesama manusia dan seluruh makhluk-makhluk Allah
(Anshari, 1993:146).
Sedangkan Ali Yafie menyebutkan 5 (lima) pokok
materi dakwah yaitu :
1. Masalah kehidupan
2. Masalah manusia
3. Masalah harta
4. Masalah ilmu pengetahuan
5. Masalah aqidah (Aziz, 2004:96).
Seperti yang penulis tahu bahwa materi pengajian
adalah sangat luas sekali, maka sangat penting sekali bagi
seorang da’i di dalam memilih materi yang akan disajikan
kepada obyek dakwah.
2.2.3.4. Media Pengajian
Media dapat diartikan sebagai suatu yang dapat
disajikan sebagai alat atau perantara untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, dengan demikian media pengajian adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan
pengajian yang telah ditentukan (Syukir, 1983:163). Untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada umat, pengajian dapat
menggunakan berbagai media dakwah.
Hamzah Ya’kub membagi media dakwah menjadi :
1. Lisan, dakwah yang menggunakan lidah atau suara, dakwah
dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah,
bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.
2. Audio visual, yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus
merangsang penglihatan dan pendengaran, bentuk ini
dilaksanakan dalam bentuk audio visual seperti televisi,
sandiwara, ketoprak, wayang dan lain sebagainya.
2.2.3.5. Metode Pengajian
Metode pengajian merupakan cara yang ditempuh oleh
subyek (da’i) dalam melaksanakan tugasnya. Agar tujuan
pengajian dapat diterima dan dipahami oleh sasaran pengajian
(masyarakat luas), maka da’i harus memperhatikan metode yang
akan digunakan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nahl
ayat 125 yang berbunyi :
ة ة وا لموعظ ا لحكم ك ب بيل رب ى س ي ادع ال التى ه م ب د له سنة وج ا لح
ن هواعلم بمن ضل عن سبيله وهواعلم المهتدياحسن ان ربك
Artinya : “ Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula (An-Nahl : 125) (Depag RI, 1985:421).
Berdasarkan ayat di atas terdapat tiga pokok metode
dakwah yaitu :
1. Dengan hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan
bijaksana, ilmiah, filosofis dan arif. Dalam menghadapi
mad’u yang beragam tingkat pendidikan, strata sosial, latar
belakang budaya, para da’i memerlukan hikmah, sehingga
ajaran Islam mampu memasuki ruang hati para mad’u
dengan tepat (Abdullah, 2001:19).
2. Dengan Al-Maudzatil Hasanah, dakwah yang dilakukan
dengan ungkapan yang mengandung unsur bimbingan,
pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira,
peringatan, pesan-pesan positif yang bisa dijadikan pedoman
dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan
akhirat (Said dan Yusuf, 2003:16).
3. Dengan Al-Mujadalah adalah dakwah dengan menggunakan
tukar pendapat atau tukar pikiran yang sebaik-baiknya
(Abdullah, 2001:21).
Dalam menyampaikan dakwah ada bermacam-
macam metode dakwah antara lain :
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian yang
menggunakan lisan. Metode ini tergolong yang paling tua
yang pernah digunakan dalam sejarah dakwah, namun
sampai saat ini metode ini masih tetap digunakan dalam
berbagai proses dakwah yang berlangsung baik dalam
lingkungan formal maupun non formal.
Metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan,
diantaranya :
a. Kelebihan atau keistimewaannya antara lain :
1. Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan
bahan (materi dakwah) sebanyak-banyaknya.
2. Memungkinkan Mubaligh/da’i menggunakan
pengalamannya, kebijaksanaannya sehingga
audien mudah tertarik dan lebih bersifat fleksibel,
artiya mudah disesuaikan dengan situasi dan
kondisi.
3. Dapat cepat tersiar dengan bantuan teknologi
b. Kelemahan metode ceramah
1. Dari segi materi, bahwa materi yang disampaikan
kurang terkontrol dan sering hanya itu-itu saja,
sehingga menimbulkan kebosanan.
2. Ada unsur paksaan, yakni da’i aktif ceramah dan
terkesan mengharuskan mad’u-nya untuk
mendengarkan, walaupun terkadang ada hal-hal
yang kurang cocok dengan hatinya.
3. Dari segi kegunaannya, terbatas pada kalangan
masyarakat kehidupan menengah yang sudah
tidak terhimpit pencahariannya. Dan metode ini
tidak pernah memberi jawaban konkrit atas
kemajuan dan perkembangan zaman (Abdullah,
2001:20).
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah menyampaikan dakwah
dengan cara mendorong sasaran untuk menyatakan suatu
masalah yang dirasa belum mengerti dan da’i sebagai
penjawab (Syukir,1983:123).
Metode ini maksudnya adalah untuk melayani
masyarakat sesuai dengan kebutuhannya, sebab dengan
tanya jawab berarti orang ingin mengerti dan dapat
mengamalkannya. Metode ini dapat berbentuk tulisan dan
juga berbentuk lisan.
Metode tanya jawab terdapat beberapa kelebihan
dan juga kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihannya
1. Membiasakan mad’u menghafal fakta,
mengembangkan ingatan tentang materi dakwah.
2. Dapat digunakan untuk menyelingi ceramah dalam
rangka menyemangatkan madu supaya tidak terjadi
penyimpangan
3. Dapat berfaedah mengurangi kekeliruan, kesalahan
dan kekaburan.
4. Dapat memperdalam tenang materi dakwah
5. Madu ikut aktif berfikirmengenai pertanyaan dan
menjawabnya.
6. Dapat menambah tentang materi dakwah
b. Kelemahan
1. Dari segi motivasi bertanya, kemungkinan sering
digunakan untuk niat negatif, misalnya pertanyan
yaitu untuk aib orang lain dimuka umum dan bis juga
untuk menjatuhkan kewibawaan da’i.
2. Materi pertanyaan sering menyimpang dari pokok
permasalahan dan akan mengundang persengketan.
3. Metode tanya jawab sifatnya hanya pelengkap,
sehingga perlu dibarengi metode lainnya
(Abdullah,2001: 32).
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah sebagai pemecah masalah
secara bersama-sama, baik dalam kelompok kecil maupun
kelompok besar.
Dakwah dengan menggunakan metode ini
diperlukan untuk melawan isolasi buah pikiran perorangan
yang mudah dapat menjurus kepada prasangka dan
penilaian yang berat sebelah tentang pemahaman materi
dakwah.
4. Metode home visit
Metode home visit (mengunjungi rumah) adalah
metode dakwah dengan mengunjungi rumah obyek
dakwah. Metode ini efektif digunakan dalam rangka
mengembangkan maupun membina umat Islam.
Metode ini dapat digunakan dengan dua cara yaitu :
a. Atas undangan tuan rumah, cara ini biasanya tuan
rumah sudah memeluk Islam, namun belum secara
sadar berminat untuk memperdalam keislaman.
b. Atas kehendak da’i, cara ini biasanya dilakukan
terhadap orang yang belum memeluk Islam untuk diajak
masuk Islam.
Kedua cara dalam pelaksanaan metode home
visit, da’i hendaknya benar-benar menghitungkan
faktor-faktor obyek dakwah diantaranya tingkat usia,
tingkat pengetahuan, status sosial dan ekonominya serta
ideologi yang dianut (Abdullah, 2001:33).
Dengan adanya metode yang bermacam-macam
tersebut di atas maka akan menambah kesuksesan dan
keberhasilan dakwah Islam dengan melihat situasi
sasaran serta bisa menempatkan atau memakai metode
yang tepat.
2.2.4. Bentuk-Bentuk Pengajian
Adapun penyampaian hal-hal yang berkaitan dengan Islam
khususnya melalui pengajian, dapat dilakukan melalui berbagai model
pengajian yang ada. Adapun bentuk-bentuk pengajian itu sendiri antara
lain :
2.2.4.1. Dilihat dari segi waktu
Pengajian dapat diklasifikasi sebagai berikut :
a. Pengajian Mingguan
Yaitu pengajian yang dilaksanakan seminggu sekali,
bisa ditempatkan setiap hari senin atau setiap hari jum’at dan
sebagainya.
b. Pengajian Bulanan
Yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap bulan
sekali, bisa minggu pertama atau minggu kedua dan
seterusnya. Atau dua bulan sekali dan ada juga yang tiga
bulan sekali.
c. Pengajian Selapanan
Yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap 40 hari
sekali.
2.2.4.2. Dilihat dari anggota / peserta
Peserta pengajian satu dengan yang lainnya masing-
masing berbeda sehingga dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Pengajian Thariqah
Biasanya dalam pengajian ini materi yang disampaikan
adalah berkisar pada permasalahan yang berkaitan dengan
ukhrowi berpijak pada masalah di atas, berarti secara
otomatis pengajian ini memotivasi pada pesertanya untuk
selalu ingat akan akhirat, yaitu mengisi kehidupan ini
dengan cara beribadah kepada Allah SWT, dan berbuat
baik antar sesama pada umumnya.
b. Pengajian Remaja
Pengajian ini biasanya terdiri dari para remaja yang
berinisiatif mengadakan pengajian, biasanya diisi materi
dakwah dan juga diisi dengan kreatifitas lain untuk
mengembangkan bakat dan potensi remaja.
c. Pengajian Ibu-ibu
Pengajian ini sebagai bentuk pengajian yang dilakukan dari
kalangan orang tua, ibu muda. Adapun yang dibahas adalah
masalah-masalah yang berkaitan dengan agama Islam, dan
materi atau kegiatan lain yang sifatnya menunjang
pembangunan baik pribadi maupun lingkungan sekitar.
d. Pengajian Bapak-bapak
Pengajian ini anggotanya terdiri dari bapak-bapak atau
kepala keluarga.
e. Pengajian Umum
Yaitu pengajian yang dihadiri oleh berbagai kalangan, baik
muda maupun tua, laki-laki atau perempuan, biasanya
diadakan pada peristiwa tertentu.
2.2.4.3. Dilihat dari materi pengajian
Dari berbagai pengajian yang ada, masing-masing
berbeda materi satu sama lain. Namun pada intinya satu yaitu
seputar agama Islam, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Pengajian Yasinan
Yaitu pengajian yang materi utamanya yasinan, adapun
yang lain sebagai tambahan.
b. Pengajian Tahlilan
Yaitu pengajian yang materinya adalah tahlilan sebagai
materi utama dan biasanya dilakukan dengan aliran tertentu,
adapun materi lainnya sebagai tambahan.
c. Penajian Umum
Yaitu pengajian yang berisi penyampaian ajaran Islam
secara menyeluruh. Biasanya diisi ceramah oleh seorang
da’i dan adakalanya diadakan semacam dialog bersama
mad’u.
2.3. Pemahaman Agama
2.3.1. Pengertian Pemahaman Agama
Akal sebagai kekuatan terpenting dari jiwa manusia. Dikatakan
oleh Plato, bahwa akal adalah bagian jiwa yang merupakan kekuatan-
kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalaahan. Dengan akal
manusia dapat mengarahkan seluruh aktivitas jasmani dan kejiwaannya,
sehinggga manusia mampu memperoleh kehidupan yang lebih sejahtera
(Soemanto, 1998:12).
Kesadaran agama adalah bagian atau segi yang hadir (terasa)
dalam pikiran dan dapat dilihat gejalanya melalui instropeksi. Disamping
itu dapat dikatakan bahwa kesadaran beragama adalah aspek mental atau
aktivitas agama adalah unsur perasaan dan kesadaran beragama. Maka
pemahaman agama adalah perasaan yang membawa kepada keyakinan
yang dihasilkan oleh tindakan/amaliah (Sururin, 2004:6).
Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang
melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan
aktivitas lain. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak
dan dapat dilihat mata, tetapi juga yang tidak tampak dan terjadi dalam
hati seseorang.
Jadi yang dimaksud dengan pemahaman agama dalam penelitian
ini yaitu segala aktivitas manusia, nilai-nilai agama yang diyakini serta
menyikapi dan menempatkan ajaran agama tersebut dalam pikiran, hati,
dan perilakunya setiap hari.
2.3.2. Bentuk Pemahaman Agama
Menurut Glock & Stark, ada lima macam dimensi keberagamaan,
yaitu :
1. Dimensi keyakinan, berisi pengharapan dimana orang religius
berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui
kebenaran doktrin-doktrin tersebut.
2. Dimensi praktek agama, mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan
hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap
agama yang dianutnya.
3. Dimensi pengalaman, dimensi ini berkaitan dengan pengalaman
keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-senasasi
yang dialami seseorang atau kelompok keagamaan.
4. Dimensi pengetahuan agama, mengacu pada harapan bahwa orang-
orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah keyakinan, ritus-
ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi
5. Dimensi pengamalan atau konsekuensi, mengacu pada identifikasi
akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan
pengetahuan seseorang dari hari ke hari (Ancok & Suroso, 1994:76-
78).
Kemampuan seseorang untuk memahami nilai agama yang
terletak pada nilai luhurnya serta menjadikan nilai-nilai dalam bersikap
dan bertingkah laku merupakan ciri dari kematangan beragama, jadi
kematangan beragama terlihat dari kemampuan seseorang untuk
memahami, menghayati, serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur agama
yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menganut satu agama
tersebutlah yang terbaik, karena itu ia berusaha menjadi penganut yang
baik. Keyakinan itu ditampilkannya dalam sikap dan tingkah laku
keagamaan yang mencerminkan ketaatan terhadap agamanya (Jalaluddin,
2001:119).
Sedangkan pemahaman agama yang dimaksud penulis dalam
penulisan skripsi ini adalah pemahaman tentang sholat, pemahaman
tentang puasa, pemahaman tentang shodaqoh dan pemahaman tentang
haji.
1. Sholat
Sholat dalam Islam menempati kedudukan utama dalam
hal ibadah kepada Allah. Sholat merupakan tiang agama dan ibadah
yang pertama diwajibkan oleh Allah SWT, dimana perintah itu
disampaikan langsung oleh-Nya tanpa perantara dengan berdialog
langsung dengan Rosul-Nya pada malam isro’ mi’roj. Sholat adalah
suatu perbuatan yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu
yang dimulai dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan salam
(Sabiq, 1986 : 191).
Sebagaimana firman Allah, Surat Al-Ankabut ayat 45 :
المنكرلصال ة ان الصال ة ثنهى عن الفحشاء وقم اوا
Artinya : “Kerjakanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan mungkar”.(Q.S. Al-Ankabut : 45) (Departemen Agama RI, 1989 : 635).
Menjalankan sholat sehari-hari telah diatur waktunya
dengan tujuan untuk melatih kedisiplinan, membiasakan hidup
teratur sehingga dalam mengrungi kehidupan ini akan terarah.
Hikmah lain yang dapat dipetik dari pelaksanaan ibadah sholat
adalah untuk hidup bermasyarakat, memperkokoh persatuan,
kebersamaan dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.
2. Puasa
“Shoumu” menurut bahasa adalah menahan dari segala
sesuatu seperti menahan bicara, makan, minum serta menahan dari
segala sesuatu yang membatalkan puasa, yang berupa
memperturutkan hawa nafsu sahwat sejak terbitnya fajar dini hari
sampai terbenamnya matahari dengan niat khusyu’ (Sabiq,
1986:220). Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Baqoroh 183
yang berbunyi :
بلكم ذآتب عليكم الصيام آما آتب على ال ين امنوا ذياايهاال ين من ق
قون لعلكم تت
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”(Departemen Agama RI, 1989:53).
Puasa merupakan ibadah untuk mensucikan rohani, sebab
pelaksanaan ibadah puasa tidaka hanya menahan hawa nafsu untuk
melakukan kemaksiatan kepada Allah, namun puasa juga
mempunyai hikmah yang tidak kalah pentingnya bagi manusia yaitu
diampuni dosa-dosa yang telah lalu.
3. Shodaqoh
Agama menganjurkan supaya bershodaqoh pada jalan
Allah secukupnya, apabila ada kepentingan-kepentingan yang
memerlukan baik pada hal-hal ataupun pada kemaslahatan umum
(Rasyid, 1984:216). Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-
Baqoroh ayat 280 yang berbunyi :
ا ن سرة واإوعسرة فنظرة ذوان آ ى مي م ان ل ر لك وا خي صد ق ن ت
آنتم تعلمون
Artinya : “Dan jika (orang berhitung itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Departemen Agama RI, 1989:70).
Dari berbagai perkembangan masyarakat pada umumnya
yang perlu penulis ungkap adalah bahwa tindak keagamaan yang
dilakukan oleh masyarakat pada dasarnya diperoleh dari meniru,
baik itu perbuatan baik ataupun buruk dilingkungan dimana mereka
berada dan itu merupakan pembiasaan ataupun pengajaran yang
intensif (Jalaluddin dan Ramayulis, 1998:59).
2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Agama
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam proses
belajar memahami adalah sebagai berikut :
a) Kematangan
Kematangan memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi
fisiologis termasuk sistem saraf dan fungsi otak menjadi berkembang.
Dengan perkembangannya fungsi otak dan sistem saraf, hal ini akan
menumbuhkan kapasitas mental seseorang dan mempengaruhi hal
belajar seseorang itu.
b) Faktor usia kronologis
Pertumbuhan usia selalu dibarengi dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua individu semakin
meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologis, usia kronologis
merupakan faktor penentu dari pada tingkat kemampuan individu.
c) Faktor perbedaan jenis kelamin
Yang dapat membedakan antara pria dan wanita adalah
dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap suatu pekerjaan dan
inipun merupakan akibat dari pengaruh kultural.
d) Pengalaman sebelumnya
Lingkungan mempengaruhi perkembangan individu,
lingkungan banyak memberikan pengalaman kepada individu.
Pengalaman yang diperoleh individu ikut pempengaruhi hal belajar
yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.
e) Kapasitas mental
Dalam tahap perkembangan tertentu, individu mempunyai
kapasitas-kapasitas mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan
dan perkembangan fisiologis pada sistem saraf dan jaringan otak.
Kapasitas seseorang dapat diukur dengan tes kemampuan intelegensi
dan tes-tes bakat. Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta
mengembangkan berbagai ketrampilan atau kecakapan.
f) Kondisi kesehatan jasmani
Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat.
Orang yang badanya sakit akibat penyakit-penyakit tertentu serta
kelelahan tidak akan dapat belajar dengan efektif. Cacat fisik juga
mengganggu hal belajar.
g) Kondisi kesehatan rohani
Gangguan serta cacat mental pada seseorang sangat
mengganggu belajar orang yang bersangkutan. Bagaiman orang dapat
belajar dengan baik apabila ia sakit ingatan, sedih, frustasi atau putus
asa (Soemanto, 1990:119-121).
2.4. Mengikuti Pengajian Dan Peningkatan Pemahaman Agama
Tujuan mengkaji ilmu adalah mendapatkan suatu ilmu yang benar.
Esensi dari ilmu itu akan ada bila dirinya ada iman dan amal shaleh. Pengertian
iman adalah kepercayaan yang tertanam dalam lubuk hati dengan penuh
keyakinan tanpa keraguan sedikitpun dan dimanifestasikan dengan amal
perbuatan atau perilaku dalam kehidupa sehari-hari (Rais, 2000:175).
Untuk menjaga iman yang baik, maka diperlukan pemahaman yang
baik dan benar pula. Maka dari itu, pemahaman individu pada dasarnya
merupakan keseluruhan kepribadiannya dengan segala latar belakang dan
interaksinya dengan lingkungannya. Atas dasar bahwa setiap individu memiliki
pemahaman keagamaan yang tidak sama, maka menemukan hikmah, manfaat
dari setiap ketentuan Islam diperlukan oleh setiap individu agar ia benar-benar
memahami dan menghayati ajaran Islam dalam arti yang sesungguhnya
(Darajat, 1995:83).
Hal tersebut dapat terealisasikan dalam bentuk pengajian, dengan
pengajian umat Islam akan berkumpul bersama dan akan terjalin hubungan
sosial diantara sesama manusia.
Dari deskripsi diatas dalam hubungan sesama anggota jamaah
terkadang mereka juga membicarakan tema-tema/isi pengajian, sehingga
pemahaman agama dapat diwujudkan dalam bersikap dan berperilaku.
Hobert Bonner mengatakan bahwa interaksi sosial merupakan bentuk
hubungan antara dua orang atau lebih, dimana tingkah laku seseorang dirubah
oleh tingkah laku yang lain. Melalui dorongan antar pribadi dan response antar
pribadi tersebut berlangsung timbal balik, masing-masing bertindak dalam
keseluruhan proses yang mempengaruhi atau menyebabkan yang lain juga
bertindak interaksi sosial, dengan demikian merupakan prilaku yang timbal
balik suatu prilaku dimana masing-masing individu dalam proses itu
mengharapkan dan menyesuaikan diri dengan tindakan yang akan dilakukan
oleh orang lain (Arifin, 1977 : 86).
Jadi jelaslah bahwa didalam proses interaksi itu terdapat tindakan
saling pengaruh mempengaruhi antara satu individu dengan individu yang
lainnya, sehingga timbullah kemungkinan-kemungkinan untuk saling merubah
atau memperbaiki perilaku masing-masing secara timbal balik.
2.5. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian yang masih harus diuji kebenarannya (Arikunto,
2002:64).
Hipotesis penelitian ini adalah Ada Pengaruh Pengajian Mingguan
Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan Welahan Jepara Terhadap
Pemahaman Agama Jamaahnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Metode Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang meneliti
apakah ada pengaruh mengikuti pengajian mingguan Masjid Raudhotul
Muttaqin terhadap pemahaman agama jamaahnya didesa ujungpandan.
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan analisisnya pada
data-data numerical(angka)yang diolah dengan metode statistik,dan juga
penelitian kuantitatif dilakukan pada penelitian dalam rangka pengujian
hipotesis dan menyadarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas
kesalahan penolakan hipotesis nihil. dengan metode kuantitatif akan
diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antar
variabel yang diteliti (Azwar,1998:5).
Jenis penelitian kuantitatif sangatlah dibutuhkan dalam
penelitian ini untuk membahas beberapa kemungkinan yang ada untuk
mengupas masalah aktual dengan cara menghimpun data,menyusun atau
mengklasifikasikannya, menganalisa dan menginterpretasikannya menurut
prosedur buku statistik baik cara manual maupun menggunakan jasa
komputer (SPSS).
3.1.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu
digunakan untuk menggali data yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas. Dengan menggunakan metode survey yakni penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1983:3).
3.2. Definisi Konseptual dan Operasional
3.2.1. Definisi Konseptual
Sebagai usaha untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini,
maka penulis melakukan pembatasan pemahaman konsep, variabel yang
diteliti :
1. Pengajian
a. Dalam tim penyusunan kamus pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa, pengajian berasal dari kata “kaji” yang
artinya meneliti atau mempelajari tentang ilmu-ilmu Islam.
Maksudnya adalah membimbing sesering mungkin terhadap umat
manusia yang sudah memeluk agama Islam pada khususnya, agar
keberagamaan semakin meningkat (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,1994 : 431).
b. Menurut Machendrawati pengajian merupakan pengajaran agama
Islam yang menanamkan norma-norma agama melalui media
tertentu, sehingga terwujud suatu kehidupan yang bahagia dan
sejahtera di dunia dan akhirat dalam ridho Allah SWT
(Machendrawati, 2001 : 152).
Jadi, yang dimaksud dengan Mengikuti Pengajian
Mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin adalah untuk mempelajari
ilmu agama Islam, agar dapat menanamkan norms-norma agama
sehingga dapat membentuk muslim yang baik, beriman, dan
bertaqwa, serta dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan
akhirat dalam lindungan Allah SWT.
2. Pemahaman
a. Pemahaman menurut Purwadarminta diartikan sebagai proses,
pembuatan, membuat paham, cara memahami atau memahamkan
(Purwadarminta, 1984 : 1116)
b. Smith merumuskan pemahaman sebagai proses pengurangan
keraguan (Hidayat, 1989 : 33).
c. Sedangkan pemahaman menurut Purwanto adalah tingkat
kemampuan yang mengharapkan testee/ responden mampu untuk
mengerti/ memahami tentang arti atau konsep, situasi, serta fakta
yang diketahuinya (Purwanto, 1997 : 44).
3. Agama
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution agama mengandung arti
ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia
sehari-hari (Nasution, 1985 : 10).
3.2.2. Definisi Operasional
1. Mengikuti Pengajian Mingguan Masjid Roudotul Muttaqin
Adalah salah satu pengajian di kabupaten Jepara yang
dilakukan setiap hari minggu pagi pukul 06.00-08.00 WIB, dengan
indikator-indikator sebagai berikut :
a. Kehadiran masyarakat desa Ujungpandan Welahan Jepara
dalam mengikuti peengajian mingguan di Masjid Roudlotul
Muttaqin :
- Rutinitas mengikuti pengajian mingguan di Masjid
Roudlotul Muttaqin.
- Lama waktu dalam mengikuti pengajian mingguan di Masjid
Roudlotul Muttaqin.
b. Motivasi masyarakat desa Ujungpandan Welahan Jepara dalam
mengikuti Pengajian Mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin.
2. Pemahaman Agama
Didefinisikan sebagai suatu proses, membuat paham, cara
memahami, atau memahamkan kepribadiannya dengan segala latar
belakang dan interaksi dengan lingkungannya. Jadi, pemahaman
agama adalah adalah perasaan yang membawa kepada keyakinan
yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah). Dengan indikator-indikator
sebagai berikut :
- Pemahaman Tentang Sholat
- Pemahaman Tentang Puasa
- Pemahaman Tentang Shodaqoh
- Pemahaman Tentang Haji
Tabel 1
Kisi-kisi instrumen Mengikuti Pengajian Mingguan
Masjid Roudlotul Muttaqin
dan Pemahaman Agama Jamaahnya
No Variabel Indikator Nomor Instrumen
1.
2.
Mengikuti
Pengajian
Mingguan
Pemahaman
Agama
-Frekuensi Mengikuti Pengajian
-Motivasi Mengikuti Pengajian
-Pemahaman Tentang Sholat
-Pemahaman Tentang Puasa
-PemahamanTentang
Shodaqoh
-Pemahaman Tentang Haji
1 - 5
6 - 12
1 - 7
8 - 12
13 - 15
16 - 20
3.3. Sumber dan Jenis Data
3.3.1. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data itu diperoleh, karena
penelitian ini menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya.
Maka sumber data berasal dari responden yaitu orang yang merespon
pertanyaan atau jawaban pertanyaan dari peneliti baik tertulis maupun
lisan (Arikunto, 2002:107). Dalam hal ini adalah jamaah pengajian
mingguan Masjid Raudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan Welahan
Jepara.
3.3.2. Jenis Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis akan menggunakan sumber jenis data sebagai berikut :
1. Data Primer
Adalah data yang dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang
yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya (Hasan, 2002:82). Dalam penelitian ini data angket
kuesioner yang dijadikan sebagai data primer.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan,
2002:82). Library Research penulis jadikan sebagai data atau data
penunjang dalam penelitian ini.
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang akan
diteliti (Arikunto, 2002:108). Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh jamaah pengajian mingguan Masjid
Roudlotul Muttaqin yang aktif, untuk mengetahui jamaah pengajian yang
aktif ini penulis bertanya pada pengurus pengajian mingguan, jumlah
populasi sebanyak 250.
3.4.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2002:112). Karena yang menjadi sampel adalah jamaah
pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin desa Ujungpandan maka
dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode purposive
sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan pada penelitian-
penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat
populasi dalam menentukan sampel-sampel penelitian (Bungin,
2005:122). Penelitian mengambil unit-unit populasi yang dianggap kunci
sebagai sampel penelitian, unit populasi tersebut yaitu anggota jamaah
yang aktif mengikuti pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin.
Hal ini berasal dari asumsi bahwa anggota jamaaah yang aktif mengikuti
pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin yang lebih tahu tentang
pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin.
Dari seluruh jamaah yang berjumlah 300 orang, setelah disurvai
ternyata yang aktif Mengikuti Pengajian Mingguan Masjid Roudlotul
Muttaqin sekitar 250 orang. Sehingga populasi dalam penelitian ini
berjumlah 250 orang, kemudian dari 250 orang diambil 20%. Jadi dalam
penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 50 orang (Arikunto,
2002:112).
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk mengumpulkan data penulis akan
menggunakan :
3.5.1. Metode Kuesioner atau Angket
Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi data anggota jamaah pengajian mingguan Masjid
Roudlotul Muttaqin desa Ujungpandan Welahan Jepara.
Jenis pertanyaan yang akan diajukan adalah pertanyaan tertutup,
dimana jawaban pada angket sudah ditentukan lebih dahulu atau tinggal
memilih, dan responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan
jawaban lain (Effendi, 1984:177).
Alat ukur yang digunakan adalah skala likert. Skala ini digunakan
untuk mengukur sikap pendapat, persepsi responden terhadap suatu obyek
(Usman, 1996:69).
Adapun kriteria nilai jawaban yang digunakan penulis sebagai
berikut :
a) Untuk jawaban A dengan skor 3
b) Untuk jawaban B dengan skor 2
c) Untuk jawaban C dengan skor 1
3.5.2. Uji Validitas Instrumen
Validitas berarti kesucian alat ukur artinya alat ukur yang
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Hasan, 2004:15).
Ada dua macam uji validitas yang peneliti lakukan, yaitu :
1. Validitas Konstruk (construk validity)
Validitas konstruk adalah kerangka dari suatu konsep yang
nantinya dari kerangka itu, peneliti dapat menyusun tolak ukur
operasional konsep tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
(Singarimbun dan Effendi, 1989:125).
Dalam hal ini peneliti melakukan uji validitas konstruk
melalui dua cara : pertama, dengan memberikan definisi pada konsep
yang akan diukur (tentang mengikuti pengajian mingguan Masjid
Roudlotul Muttaqin) berdasarkan konsep yang tertulis dalam literature.
Kedua, untuk memperkuat hasil validitas konstruk tersebut, penulis
mengkonsultasikan konsep tersebut dengan ahli-ahli yang kompeten
dalam bidang konsep tersebut yang akan diukur, dalam hal ini penulis
mengkonsultasikan pada pembimbing, dan hasil yang diperoleh bahwa
instrumen yang akan dijadikan sebagai alat untuk mengumpulkan data
dinyatakan valid.
2. Uji validitas dengan menghitung korelasi antara masing-masing
pertanyaan dengan skor total, dan hasil pengujian menggunakan rumus
teknik korelasi produck moment, dan hasil pengujian yang diperoleh
melalui SPSS menunjukkan nilai Correlation Pearson, masing-masing
instrumen yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2
Hasil Perhitungan Validitas Indikator
Mengikuti Pengajian Mingguan
dan Pemahaman Agama Jamaahnya
No Item Pertanyaan
Rhitung
Rtabel
Ket
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
Item 10
Item 11
Item 12
Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
0.271
0.321
0.276
0.250
0.251
0.286
0.278
0.262
0.260
0.331
0.426
0.316
0.281
0.262
0.317
0.311
0.412
0.312
0.411
0.500
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
Item 10
Item 12
Item 13
Item 14
Item 16
Item 17
Item 18
Item 19
Item 20
Item 22
Item 23
Item 24
0.254
0.312
0.303
0.306
0.273
0.250
0.418
0.284
0.301
0.250
0.309
0.318
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
0.250
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel diatas menunjukkan bahwa korelasi antar masing-masing
skor item pertanyaan baik variabel X maupun variabel Y terhadap total
skor item-item pertanyaan (Mengikuti Pengajian Mingguan dan
Pemahaman Agama) menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel X dan Y
adalah valid, sehingga data yang telah dikumpulkan melalui instrument
penelitian ini layak untuk dianalisis lebih lanjut.
3.5.3. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas artinya memiliki sifat yang dapat dipercaya.
Reliabilitas mengandung tiga makna yaitu : tidak berubah-ubah, konsisten
dan dapat daiandalkan (Hasan, 2004:15).
Dalam hal ini penulis menggunakan SPSS untuk mengukur tingkat
reliabilitas instrumen (alat ukur) tersebut, dan setelah diukur atau diuji
melalui SPSS hasil pengujiannya yang diperoleh dapat diringkas pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 3
Daftar Reliabilitas Instrumen
No. Variabel Cronbach Alpha ( )
Batas Cronbach ( )
Keterangan
1. 2.
Mengikuti Pengajian Mingguan (X) Pemahaman Agama(Y)
0.744 0.702
0.6 0.6
Reliabel Reliabel
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data kedalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun,
1995:263). Untuk memudahkan pengambilan kesimpulan dari hasil analisis,
maka penulis menggunakan proses tahapan-tahapan dalam menganalisa, yaitu :
3.6.1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
mengikuti pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa
Ujungpandan Welahan Jepara Terhadap Pemahaman Agama Jamaahnya.
Data yang diperoleh peneliti melalui angket tersebut dianalisis dalam
bentuk angka, yakni dalam bentuk kuantitatif. Langkah yang diambil
untuk mengubah data dari kualitatif menjadi kuantitatif adalah dengan
memberi nilai pada pertanyaan angket untuk responden. Adapun nilai
yang telah ditentukan berdasarkan kriteria jawaban sebagai berikut :
a. Untuk alternatif jawaban A dengan nilai 3
b. Untuk alternatif jawaban B dengan nilai 2
c. Untuk alternatif jawaban C dengan nilai 1
Kemudian memassukkan data yang telah diberi nilai dan
terkumpul kedalam tabel distribusi yang ada pada rangka pengolahan
data dengan menggunakan SPSS.
3.6.2. Analisis Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan. Adapun jalan yang ditempuh adalah mengadakan perhitungan
dengan menggunakan rumus analisis regresi linier satu prediktor dengan
skor kasar. Dalam hal ini mengikuti pengajian mingguan sebagai
prediktor atau variabel independen, dan pemahaman agama sebagai
kriterium atau variabel dependen. Untuk rumus garis regresi satu
prediktor ang sudah kita ketahui yaitu :
Y = aX + k
Keterangan :
Y = Kriterium atau nilai variabel Y (pemahaman agama)
X = Prediktor atau nilai variabel X (mengikuti pengajian
mingguan)
a = Bilangan koefisien prediktor yaitu angka arah atau koefisien
regresi yang menunjukkan angka peningkatan variabel
dependen yang didasarkan pada nilai variabel.
K = Bilangan konstan (nilai Y bila X = 0).
Untuk mengetahui Freg maka rumus yang digunakan
dengan skor kasar adalah sebagai berikut :
Sumber Variasi
Db JK RK
Regresi(reg) 1 a∑XY+K∑Y–
Residu (res) N-2 ∑Y2- a∑XY - K∑Y
Total (T) N-1 ∑Y2 –
Freg =
Keterangan :
N = Jumlah Responden
Db = Derajat Kuadrat
JK = Jumlah Kuadrat
RK = Rerata Kuadrat
∑xy = Hasil kali dari variabel x dan y
Freg = Jumlah Kuadrat Regresi
JKres = Jumlah Kuadrat Residu
Rkreg = Rata-rata Kuadrat Regresi
Rkres = Rata-rata Kuadrat Residu
Db = Derajat Kebebasan Regresi (N-1)
Dbreg = Derajat Kebebasan Regresi (1)
Dbres = Derajat Kebebasan (N-m-1) (Hadi, 2001:18).
3.6.3. Analisis Lanjut
Setelah diperoleh hasil koefisien antara variabel X dan Y, maka
langkah selanjutnya adalah menghubungkan nilai (hasil koefisien
korelasi) dengan nilai Ftabel, baik pada taraf signifikan 5% maupun taraf
signifikan 1%.
Apabila Freg yang dihasilkan dari koefisien korelasi sama atau
lebih dari F yang ada ditabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan
yang berarti hipotesis yang diajukan diterima. Sedangkan apabila Freg
yang dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari Ftabel, maka hasil
yang diperoleh adalah tidak signifikan yang berarti hipotesis yang
diajukan ditolak.
Dari penjelasan mengenai teknik analisis data di atas, bahwa
dalam nantinya penulis akan menggunakan rumus-rumus di atas dan juga
menggunakan SPSS.
SPSS (Statisfical Package For Social Science) merupakan paket
program computer untuk analisis data yang digunakan pada berbagai
disiplin ilmu, terutama untuk menganalisa serta menampilkan angka-
angka hasil variabel tunggal atau hubungan antara satu variabel dengan
variabel lain (Sugiono, 2001:1).
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Desa Ujungpandan Welahan Jepara
4.1.1. Letak Geografis
Ditinjau dari letak geografis wilayah desa Ujungpandan Welahan
Jepara terletak 35 km dari permukaan laut. Desa Ujungpandan Welahan
Jepara dibatasi :
a. Sebelah Barat : Desa Mutih, Wedung, Demak.
b. Sebelah timur : Desa Karanganyar, Welahan, Jepara.
c. Sebelah Utara : Desa Batukali, Pecangan, Jepara.
d. Sebelah Selatan : Desa Jungsemi, Wedung, Demak.
Jarak dari desa ujungpandan kebeberapa pusat pemerintahan :
a. Dari kecamatan Welahan : 10 km
b. Dari kabupaten Jepara : 30 km
c. Dari Provinsi Jawa tengah: 52 km
Desa Ujungpandan Welahan Jepara merupakan salah satu dari
sekian banyak desa yang tersebar di Jepara. Desa Ujungpandan terdiri
dari 5 Rukun Warga(RW), 14 rukun Tetangga (RT), dan 2 dukuh, yaitu :
Dukuh Tegaron dan Dukuh Karang Pandan, yaitu :
1.Desa Ujungpandan terbagi dari 9 rukun tetangga, dan 3 rukun warga.
2.Dukuh Tegaron terbagi dari 2 rukun tetangga, dan 1 rukun warga.
3.Dukuh Karangpandan terbagi dari 3 rukun tetangga, dan 1 rukun
warga.
4.1.2. Kondisi Monografis
4.1.2.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Data demografi desa mengungkapkan bahwa jumlah
penduduk Desa Ujungpandan Welahan Jepara pada tahun 2010
mencapai 4513 jiwa, yang kesemuanya adalah Warga Negara
Indonesia (WNI). Dilihat dari jenis kelamin, jumlah penduduk
laki-laki dan perempuan hampir seimbang, yaitu laki-laki
berjumlah 2386 jiwa dan perempuan berjumlah 2127 jiwa. Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (orang)
1. Laki-laki 2386
2. Perermpuan 2127
Jumlah 4513
Sumber : Data Statistik Desa Ujungpandan 2010
4.1.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis
Kelamin
Ditinjau dari jumlah penduduk berdasarkan
penggolongan usia, jumlah terbanyak yaitu penduduk usia
dewasa (25-34) sebesar 763 jiwa. Secara terperinci jumlah
penduduk berdasarkan golongan usia dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5
Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4
5-6
7-15
16-24
25-34
35-44
45-60
60+
137
283
300
313
422
384
367
180
105
220
289
297
341
340
357
178
242
503
589
610
763
724
724
354
Jumlah 2386 2127 4513
Sumber : Data Statistik Desa Ujungpandan 2010
4.1.2.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Masyarakat Ujungpandan Welahan Jepara
Mata pencarian penduduk desa ujungpandan
bermacam-macam, yaitu karyawan, wiraswata, tani, buruh tani,
pensiunan, pegawai negeri, nelayan, dan jasa. Tetapi pada
umumnya mereka bekerja pada pertanian. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian
No. Mata Pencarian Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Karyawan
Wiraswasta
Tani
Tukang
Buruh Tani
Pensiunan
Pegawai Negeri
Nelayan
Jasa
117 jiwa
326 jiwa
610 jiwa
46 jiwa
176 jiwa
17 jiwa
21 jiwa
12 jiwa
27 jiwa
Sumber : Data Statistik Desa Ujungpandan 2010
4.1.2.4. Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang Dianut
Masyarakat Desa Ujungpandan mayoritas beragama
Islam. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
Tabel 7
Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang Dianut
No. Agama Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
Islam
Kristen Protestan
Kristen Katholik
Hindu
Budha
4513 jiwa
-
-
-
-
Jumlah 4513 jiwa
Sumber : Data Statistik Desa Ujungpandan 2010
4.1.2.5. Jumlah Tempat Ibadah Desa Ujungpandan
Tempat ibadah di desa Ujungpandan terdiri dari
Masjid dan Musholla, hal ini dipengaruhi karena mayoritas
masyarakat desa Ujungpandan beragama Islam. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8
Jumlah Tempat Ibadah Desa Ujungpandan
No. Tempat Ibadah Jumlah
1.
2.
3.
4.
Masjid
Gereja
Kuil
Musholla
3 buah
-
-
10 buah
Jumlah 13 buah
Sumber : Data Statistik Desa Ujungpandan 2010
4.2. Gambaran Umum Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan Welahan
Jepara
4.2.1. Sejarah Berdirinya
Pada tahun 1943, desa ujungpandan dipimpin oleh kepala desa
Bpk.H. Syafi’i (Alm). Dimana waktu itu di desa ujungpandan belum ada
Masjid, hanya Musholla sebagai sarana tempat ibadah umat Islam di desa
ujungpandan untuk melaksanakan sholat berjamaah dan tidak dapat
menampung banyak masyarakat ujungpandan untuk melaksanakan sholat
jum’at berjamaah. Karena sarana tempat ibadah di desa ujungpandan dulu
hanya ada Musholla kecil yang tidak dapat menampung banyak jamaah
dalam melaksakan sholat berjamaah maupun sholat jum’at berjamaah,
dan hanya dapat digunakan sholat berjamaah oleh warga sekitar Musholla
saja. Maka pada saat itu kepala desa ujungpandan dan pengurus Musholla
mempunyai niat untuk merubah Musholla menjadi sebuah Masjid, agar
dapat menampung masyarakat ujungpandan untuk beribadah
melaksanakan sholat berjamaah, sholat jum’at berjamaah dan kegiatan
agama lainnya seperti pengajian dan lain-lain.
Setelah kepala desa dan pengurus Musholla mempunyai niat
untuk merubah Musholla menjadi sebuah Masjid, maka kepala desa dan
pengurus Musholla beserta warga masyarakat ujungpandan mengadakan
rapat untuk membahas pembangunan Masjid di desa ujungpandan.
Dalam rapat tersebut kepala desa dan warga masyarakat ujungpandan
memutuskan untuk membangun Masjid di desa ujungpandan, dengan
tujuan agar masyarakat desa ujungpandan dapat melaksanakan sholat
berjamaah bersama yang tidak hanya di Musholla, tetapi masyarakat desa
ujungpandan juga dapat melaksanakan sholat jum’at berjamaah dan
kegiatan keagamaan yang lain dalam Masjid.
Masjid dibangun di atas tanah yang dulunya Musholla tanah
wakaf dari masyarakat sekitar yaitu bpk Harun, bpk H. Mulani, ibu
Alfiyah serta iuran dari masyarakat ujungpandan. Pendiri Masjid adalah
bpk Sukeni, kyai Sholikin, dan kyai Ahmad, Masjid diberi nama Masjid
Roudlotul Muttaqin. Setelah Masjid dibangun tidak hanya sekali dalam
pembangunan, tetapi Masjid sudah direnovasi beberapa kali supaya
menjadi Masjid yang layak sebagai tempat ibadah bagi umat Islam
khususnya bagi masyarakat desa ujungpandan.
4.2.2. Visi dan Misi
Dalam rangka mendirikan Masjid Roudlotul Muttaqin di desa
ujungpandan, maka visi dan misi menjadi sangat penting dalam
pembangunannya. Maka visi dan misi sebagai berikut :
VISI :
Terwujudnya sebuah Masjid yang memadai sebagai Masjid Desa
Ujungpandan yang Agung dan Khusyuk cerminannya.
MISI :
- Meningkatkan Ketaqwaan umat Islam Desa Ujungpandan
- Tempat warga masyarakat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
keagamaan
- Menambah syi’ar Islam di desa Ujungpandan (Sumber : Kyai
Khamdan, 19 Maret 2010).
4.2.3. Struktur Organisasi Pengurus Masjid Roudlotul Muttaqin Desa
Ujungpandan Welahan Jepara
Struktur Organisasi Pengurus Masjid Roudlotul Muttaqin :
2. Pelindung : Sholikul Hadi
3. Penasehat : - KH. Nursalim
- H. Nurhadi
- H. Purhadi
- H. Baedhowi
4. Ketua : H. Abdl Ghofur
5. Wakil Ketua : Fauzi
6. Sekretaris : - Turaikhan
- H. Muhammad Kholidin
6. Bendahara : - H. Nawawi
- Musbih
7. Seksi Keagamaan : - Afwan
- Silmun
8. Seksi Penerangan : - Munif
- Abdl Kholik
9. Seksi Humas : - Dhorikin
- Mukhozin
10. Seksi Pembangunan : - H. Sutomo
- Khumaer
Tabel 9
Kegiatan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan
No. Pukul Jadwal Kegiatan Hari
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
19.30-20.30
06.00-08.00
16.00-17.00
18.30-19.00
16.00-17.30
18.30-Selesai
09.00-Selesai
Sholawat Nabi/ Berjanjen
Bapak-bapak dan remaja putra
Pengajian Rutin Minggu Pagi
Sholawat Nariyah
Sholawat Nabi/ Berjanjen
Kaum remaja putri
Pengajian Rutin Bulan
Ramadan
Pembagian Zakat Fitrah
Pembagian Hewan Kurban
Kamis malam
Minggu
Senin
Senin Malam
Setiap Hari
Selama Bulan
Puasa
Malam Idul
Fitri
Setelah
Sholat ‘id
Sumber : Data Masjid Raudlotul Muttaqin Ujungpandan 2010
4.2.4. Pelaksanaan Pengajian Mingguan Masjid Raudlotul Muttaqin
Desa Ujungpandan
Pada awalnya diadakan pengajian ini karena belum adanya
kegiatan keagamaan bagi ibu-ibu warga desa ujungpandan, maka
muncul ide atau keinginan dari salah satu warga desa ujungpandan
yaitu ibu Musa’ilah (Almh) yang menginginkan diadakannya
pengajian di Masjid, kemudian ibu Musa’ilah mengusulkan kepada
pemuka agama desa ujungpanda. Setelah usulan ibu Musa’ilah
diterima oleh pemuka agama, maka pada tahun 1946 diadakanlah
pengajian rutin setiap minggu pagi di Masjid Roudlotul Muttaqin
yang dimulai pukul 07.00-09.00 WIB dengan pengasuh Bpk. Kyai
Masrukhan (Alm).
Setelah Bpk. Kyai Masrukhan meninggal sekitar tahun 1980-
an, maka pengajian sempat berhenti beberapa minggu karena belum
ada pengganti Bpk. Kyai Masrukhan. Kemudian setelah mendapat
pengganti Bpk. Kyai Masrukhan, maka pengajian mingguan ini
dimulai lagi dengan pengasuh baru yaitu Bpk. KH. Nursalim dan
waktu baru tetapi masih dihari yang sama yaitu minggu.
Pada saat pengajia dimulai lagi dengan pengasuh yang baru
antusias ibu-ibu pengajian tetap sama seperti pada saat diasuh oleh
Bpk. Kyai Masrukhan. Bpk.KH. Nursalim adalah tokoh agama yang
sangat berpengaruh didesa ujungpandan karena kebijaksanaan
beliau, kepandaian beliau dalam ilmu agama khususnya Islam.
Karena beliau dulu belajar dipondok pesantren dalam waktu yang
cukup lama, KH. Nursalim menjadi santri dan belajar bersama sang
kyai di beberapa Pondok Pesantren salah satunya di Pondok
Pesantren Kajen Pati dengan mempelajari bermacam-macam kitab
kuning yang berisi pengetahuan agama, kemudian dengan
kesungguhan dalam belajar dengan memaksimalkan fungsi
kecerdasan yang Allah berikan kepada beliau, maka jadilah seorang
yang matang dalam memahami ilmu-ilmu agama. Sehingga beliau
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk menggantikan
Kyai Masrukhan dalam pengajian mingguan di Masjid Roudlotul
Muttaqin.
Sedangkan rangkaian acara pengajian mingguan dapat
penulis sebutkan sebagai berikut :
1. Pembukaan dengan bersholawat oleh ibu-ibu pengurus pengajian
mingguan yaitu ibu Fatimah dan ibu Khunaenah.
2. Ceramah keagamaan oleh KH. Nursalim mengenai masalah yang
sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini dan nasehat-
nasehat dari beliau dengan maksud agar jamaah pengajian atau
masyarakat Indonesia sabar dan kuat terhadap masalah yang
sedang dihadapi sekarang ini.
3. Pembacaan do’a tahlil oleh KH. Nursalim, dengan tujuan
mendo’akan anggota jamaah yang sudah meninggal, anggota
lekuarga jamaah pengajian yang sudah meninggal yaitu dengan
cara diundi setiap minggunya 5 orang jamaah pengajian dengan
daftar anggota keluarga yang sudah meningal maksimal 8 orang.
4. Pengundian giliran untuk minggu yang akan datang oleh ibu
Fatimah.
5. Do’a pengajian yang dipimpin oleh KH. Nursalim selaku
pengasuh pengajian mingguan.
6. Sholawat penghantar pulang para jamaah pengajian mingguan
oleh ibu Fatimah (Sumber : Ibu Fatimah, ketua pengajian
mingguan, tanggal 05 Juni 2010).
Struktur Organisasi Pengurus Pengajian Mingguan Masjid
Roudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan Welahan Jepara
1. Pelindung : Sholikul Hadi
2. Penasehat : KH. Nursalim
3. Ketua : Ibu Fatimah
4. Wakil Ketua : Ibu Muslimah
5. Bendahara : 1. Ibu Khunaenah
4. Ibu Hj. Rokhiyatun
6. Sekretaris : Ibu Hj. Qomariyah
7. Tata Usaha : 1. Ibu Hj. Aini Hidayati
2. Ibu Hj. Rubiati
4.3. Deskripsi Data Pengajian Mingguan Dengan Pemahaman Agama
Penelitian ini penulis mengambil seluruh jamaah tetap pengajian
mingguan, yaitu ibu-ibu jamaah pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin
Desa Ujungpandan Welahan Jepara.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengajian mingguan
terhadap pemahaman agama jamaahnya, akan penulis paparkan dari kegiatan
riset melalui tabel-tabel yang diambil dari data-data responden.
Tujuan penelitian ini sesuai dengan yang tertulis pada bab I, maka
data-data yang dibutuhkan adalah :
a. Data tentang mengikuti pengajian mingguan
b. Data tentang pemahaman agama
Adapun untuk mengetahui lebih jelasnya tentang data tersebut, dapat
diketahui melalui jawaban angket yang disebar melalui responden. Angket yang
digunakan adalah angket yang mempunyai alternatif jawaban a, b, dan c yang
masing-masing nilai dari alternatif tersebut sebagai berikut :
a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3
b. Alternstif jawaban B dengan nilai 2
c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1
Angket data mengikuti pengajian mingguan terdiri dari 14 item, dan
angket pemahaman agama terdiri dari 30 item. Sehingga jumlah keseluruhan 44
item pertanyaan.
4.3.1. Data Hasil Angket Penelitian Tentang Mengikuti Pengajian Mingguan
Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dalam bentuk tabel yang
merupakan nilai seluruh item dari hasil angket yang disebarkan kepada
responden.
Tabel 10
Deskripsi Angket Mengikuti Pengajian Mingguan
No Resp
X1
X2
X 3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
Jlh
1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 39 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 38 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 37 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 2 37 5 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 2 36 6 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 37 7 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 38 8 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 38 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 38 10 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 38 11 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 38 12 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 37 13 3 3 1 2 1 3 3 3 3 1 2 3 34 14 3 2 3 2 1 3 2 3 3 1 3 3 34 15 2 2 3 3 1 3 3 2 3 1 3 3 33 16 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 33 17 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 35 18 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 36 19 1 2 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 32 20 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 34 21 1 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 32 22 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 33 23 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 35 24 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 36 25 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 38 26 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 38 27 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 33 28 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 1 32 29 2 3 3 1 2 1 2 3 3 3 2 1 29 30 2 3 2 1 3 1 3 3 3 2 3 1 33 31 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 1 35 32 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 35 33 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 32
34 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 33 35 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 36 36 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 39 37 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 38 38 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 35 39 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 35 40 3 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 3 35 41 3 3 3 2 2 2 3 1 3 2 3 3 36 42 3 1 3 3 3 2 3 1 2 2 2 3 34 43 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 40 44 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 45 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 38 46 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 36 47 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 36 48 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 37 49 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 35 50 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 36
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa penelitian dengan
jumlah sampel 50 responden, menunjukkan bahwa nilai mengikuti
pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan
Welahan Jepara tertinggi 42 dan nilai terendah adalah 28, sehingga
selisihnya adalah 9.
4.3.2. Data Hasil Angket Penelitian Tentang Pemahaman Agama
Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dalam bentuk tabel yang
merupakan nilai seluruh item dari seluruh hasil angket, yang terdiri dari 50
responden.
Tabel 11
Deskripsi Angket Pemahaman Agama
No Resp y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 Y9 y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 Y17 Y18 Y19 y20 Jml
1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 80 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 79 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 74 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 75 5 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 76 6 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 82 7 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 81 8 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 77 9 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 77 10 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 78 11 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 80 12 3 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 74 13 3 3 1 2 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 78 14 3 2 3 2 1 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 78 15 2 2 3 3 1 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 77 16 2 2 3 3 3 2 3 2 1 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 73 17 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 75 18 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 78 19 1 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 3 2 2 3 3 3 72 20 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 77 21 1 1 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 73 22 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 76 23 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 3 3 2 2 3 72 24 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 3 74 25 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 3 79 26 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 79
27 2 3 3 1 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 1 2 3 68 28 2 3 3 1 3 2 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 68 29 2 3 3 1 2 1 2 3 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 72 30 2 3 2 1 3 1 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 76 31 2 3 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 3 3 2 3 1 2 72 32 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 73 33 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 71 34 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 1 71 35 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 76 36 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 78 37 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 77 38 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 75 39 2 2 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 73 40 2 2 2 3 1 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 70 41 2 2 2 3 1 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 70 42 3 3 2 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 3 3 76 43 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 86 44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 86 45 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 80 46 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 80 47 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 81 48 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 82 49 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 78 50 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 3 73
Berdasarkan tabel di atas penelitian dengan jumlah sampel 50 responden, menunjukkan bahwa nilai pemahaman agama
jamaah pengajian mingguan tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 65, sehingga selisihnya adalah 15.
BAB V
ANALISIS DATA TENTANG PENGARUH MENGIKUTI PENGAJIAN
MINGGUAN MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN
DESA UJUNGPANDAN WELAHAN JEPARA
6.1. Analisis Pendahuluan
Data yang penulis peroleh dari lapangan yang berkaitan dengan
teori-teori yang telah tersaji sebelumnya, maka dalam bab ini akan dianalisis
dengan tujuan untuk mencari kesesuaian antara kenyataan yang ada di
lapangan dengan teori yang ada, dengan demikian tujuan akhir dalam
penelitian ini dapat terjawab.
Untuk mengukur ada atau tidak adanya pengaruh mengikuti
pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Ujungpandan Welahan
Jepara terhadap pemahaman agama jamaahnya, maka penulis member nilai
terlebih dahulu pada jawaban angket yang telah diberikan kepada responden.
Sedangkan angket yang digunakan mempunyai alternatif jawaban yaitu A, B,
dan C, masing-masing nilai dari alternatif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Alternatif jawaban A mempunyai nilai 3
2. Alternatif jawaban B mempunyai nilai 2
3. Alternatif jawaban C mempunyai nilai 1
Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dalam bentuk tabel yang
merupakkan jumlah nilai seluruh item dari hasil angket yang terdiri dari 50
responden. Dalam hal ini akan dibuat data nilai hasil angket dan data
distribusi frekuensi dari kedua variabel yaitu :
6.1.1. Data Nilai Hasil Angket variabel X
Tabel 12
Nilai Hasil Angket Tentang Mengikuti Pengajian Mingguan
No Jawaban Nilai Jawaban
Res A B C 3 2 1
Jumlah
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8
1 11 3 0 33 6 0 39
2 10 4 0 30 8 0 38
3 10 3 1 30 6 1 37
4 10 3 1 30 6 1 37
5 9 4 1 27 8 1 36
6 9 5 0 27 10 0 37
7 10 4 0 30 8 0 38
8 10 4 0 30 8 0 38
9 11 2 1 33 4 1 38
10 11 2 1 33 4 1 38
11 10 4 0 30 8 0 38
12 8 4 2 24 8 2 37
13 9 2 3 27 4 3 34
14 8 4 2 24 8 2 34
15 7 5 2 21 10 2 33
16 6 7 1 18 14 1 33
17 8 5 1 24 10 1 35
18 8 6 0 24 12 0
19 6 6 2 18 12 2
36
32
20 9 2 3 27 4 3 34
21 7 4 3 21 8 3 32
22 7 5 2 21 10 2 33
23 7 7 0 21 14 0 35
24 8 6 0 24 12 0 36
25 10 4 0 30 8 0 38
26 10 4 0 30 8 0 38
27 7 5 2 21 10 2 33
28 7 4 3 21 8 3 32
29 5 5 4 15 10 4 29
30 8 3 3 24 6 3 33
31 9 3 2 27 6 2 35
32 7 7 0 21 14 0 35
33 6 6 2 18 12 2 32
34 7 5 2 21 10 2 33
35 6 6 2 16 12 2 32
36 11 3 0 33 6 0 39
37 10 4 0 30 8 0 38
38 8 5 1 24 10 1 35
39 8 5 1 24 10 1 35
40 8 5 1 24 10 1 35
41 9 4 1 27 8 1 36
42 8 4 2 24 8 2 34
43 11 1 2 33 2 2 36
44 12 1 1 36 2 1 39
45 10 4 0 30 8 0 38
46 9 4 1 27 8 1 36
47 9 4 1 27 8 1 36
48 10 3 1 30 6 1 37
49 9 3 2 27 6 2 35
50 9 4 1 27 8 1 36
∑ 2220
6.1.2. Data Distribusi Frekuensi Variabel Mengikuti Pengajian Mingguan
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Mengikuti Pengajian Mingguan
X
1 1.6 1.6 1.61 1.6 1.6 3.21 1.6 1.6 4.85 7.9 7.9 12.77 11.1 11.1 23.84 6.3 6.3 30.2
14 22.2 22.2 52.49 14.3 14.3 66.76 9.5 9.5 76.2
11 17.5 17.5 93.73 4.8 4.8 98.41 1.6 1.6 100.0
63 100.0 100.0
29.0030.0031.0032.0033.0034.0035.0036.0037.0038.0039.0040.00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Berdasarkan paparan dua tabel diatas dapat diketahui bahwasanya :
1. Nilai terendah (minimum) dari nilai variabel X adalah 29
2. Nilai tertinggi (maximum) dari variabel X adalah 39
3. Nilai (median) dari variabel X adalah 34
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang
mengikuti pengajian menggunakan rumus sebagai berikut :
I = ∑
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa nilai tertingginya =
39, dan nilai terendah = 29, sehingga nilai interval bisa dihitung
sebagai berikut :
I = ∑ = 3,3 dibulatkan menjadi 4.
Jadi dapat diketahui nilai interval untuk tabel mengikuti
pengajian mingguan adalah 4 sehingga dapat dijelaskan melalui tabel
sebagai berikut:
Tabel 14
Kategori Nilai Mengikuti Pengajian Mingguan
Interval Frekuensi Kriteria
29 - 32 8 Rendah
33 - 36 34 Sedang
37 - 39 8 Tinggi
Jumlah 50
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa :
1. Sebanyak 8 responden termasuk kategori rendah dalam mengikuti
pengajian mingguan
2. Sebanyak 34 responden termasuk kategori sedang dalam mengikuti
pengajian mingguan
3. Sebanyak 8 responden termasuk kategori tinggi dalam mengikuti
pengajian mingguan.
Berdasarkan data distribusi pemahaman agama diatas,
dapat dirinci rata-rata (mean) pemahaman agama dengan
menggunakan rumus :
MY =
MY = = 35
Dari perhitungan di atas diketahui nilai rerata (mean)
adalah 35 sehingga bisa dianalisis bahwa pemahaman agama,
termasuk dalam kategori sedang yaitu pada interval 33 – 36.
6.1.3. Data Nilai Hasil Angket Variabel Y
Tabel 15
Nilai Hasil Tentang Pemahaman Agama
Jawaban Nilai Jawaban No Resp A B C 3 2 1
Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 1 22 6 2 66 12 2 80 2 19 11 0 57 22 0 79 3 17 10 3 51 20 3 74 4 18 9 3 54 18 3 75 5 17 12 1 51 24 1 76 6 22 8 0 66 16 0 82 7 21 9 0 63 18 0 81 8 19 9 2 57 18 2 77 9 20 7 3 60 14 3 77 10 20 8 2 60 16 2 78 11 21 8 1 63 16 1 80 12 18 8 4 54 16 4 74 13 21 3 6 63 6 6 78 14 21 6 3 63 12 3 78 15 19 9 2 57 18 2 77 16 16 11 3 48 22 3 73 17 18 9 3 54 18 3 75 18 20 8 2 60 16 2 78 19 17 8 2 51 16 2 72 20 21 5 4 63 10 4 77 21 16 11 3 48 22 3 73 22 18 10 2 54 20 2 76 23 14 14 2 42 28 2 72 24 15 14 1 45 28 1 74 25 20 9 1 60 18 1 79 26 21 7 2 63 14 2 79 27 12 14 4 36 28 4 68 28 11 16 3 33 32 3 68 29 16 10 4 48 20 4 72 30 19 8 3 57 16 3 76
31 15 12 3 45 24 3 72 32 13 17 0 39 34 0 73 33 15 11 4 45 22 4 71 34 15 11 4 45 22 4 71 35 16 14 0 48 28 0 76 36 18 12 0 54 24 0 78 37 18 11 1 54 22 1 77 38 16 13 1 48 26 1 75 39 15 13 2 45 26 2 73 40 14 12 4 42 24 4 70 41 14 12 4 42 24 4 70 42 18 10 2 54 20 2 76 43 25 3 2 75 6 2 86 44 27 2 1 81 4 1 86 45 20 10 0 60 20 0 80 46 20 10 0 60 20 0 80 47 21 9 0 63 18 0 81 48 22 8 0 66 16 0 82 49 19 10 1 57 20 1 78 50 14 15 1 42 30 1 73 ∑ 4771
6.1.4. Data Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Agama
Tabel 16
Y
1 1.6 1.6 1.63 4.8 4.8 6.32 3.2 3.2 9.53 4.8 4.8 14.32 3.2 3.2 17.54 6.3 6.3 23.87 11.1 11.1 34.94 6.3 6.3 41.33 4.8 4.8 46.05 7.9 7.9 54.05 7.9 7.9 61.96 9.5 9.5 71.43 4.8 4.8 76.26 9.5 9.5 85.74 6.3 6.3 92.13 4.8 4.8 96.82 3.2 3.2 100.0
63 100.0 100.0
65.0068.0069.0070.0071.0072.0073.0074.0075.0076.0077.0078.0079.0080.0081.0082.0086.00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang
pemahaman agama menggunakan rumus sebagai berikut :
Berdasarkan paparan dua tabel di atas dapat diketahui
bahwasanya :
1. Nilai terendah (minimum) dari nilai variabel Y adalah 65
2. Nilai tertinggi (maximum) dari nilai variabel Y adalah 80
2. Nilai tengah (median) dari nilai variabel Y adalah 73
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang
pemahaman agama menggunakan rumus sebagai berikut :
I = ∑
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai tertingginya =
80, dan nilai terendah = 65, sehingga nilai interval bisa dihitung
sebagai berikut :
I = ∑ = 5
Jadi dapat diketahui nilai interval untuk tabel pemahaman
agama adalah 5 sehingga dapat dikelompokkan dalam tabel berikut :
Tabel 17
Kategori Nilai Pemahaman Agama
Interval Frekuensi Kriteria 65 – 69 6 Rendah 70 – 74 20 Sedang 75 – 80 24 Tinggi Jumlah 50
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa :
1. Sebanyak 6 responden termasuk kategori rendah dalam
pemahaman agama
2. Sebanyak 20 responden termasuk kategori sedang pemahaman
agama
3. Sebanyak 24 responden termasuk kategori tinggi pemahaman
agama
Berdasarkan data distribusi pemahaman agama diatas, dapat
dirinci rata-rata (mean) pemahaman agama dengan menggunakan
rumus :
MY =
MY = = 79
Dari perhitungan di atas diketahui nilai rerata (mean) adalah
79 sehingga bisa dianalisis bahwa pemahaman agama, termasuk
dalam kategori sedang yaitu pada interval 75-80.
Oleh karena itu, berdasarkan data frekuensi pemahaman
agama tersebut, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik
histogram seperti gambar berikut :
5.1. Analisis Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada
pengaruh yang signifikan atau positif antara pengajian mingguan di Masjid
Roudlotul Muttaqin di Desa Ujungpandan Welahan Jepara terhadap
pemahaman agama jamaahnya”.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut digunakan analisis regresi
satu prediktor. Adapun tugas pokok analisis regresi sebagai beerikut :
1. Mencari korelasi antara kriterium dan prediktor
Mencari korelasi antara variabel X dan Y dapat dicari melalui teknik
korelasi momen tangkar dengan dari pearson, dengan rumus :
r xy =
rumus ini diketahui bahwa :
∑ xy = ∑ xy –
∑ x2 = ∑ x2 -
∑ y2 = ∑ –
Untuk mengoperasikan rumus korelasi diatas, terlebih dahulu
penulis sajikan tabel kerja koefisien nilai pengaruh mengikuti pengajian
mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin di Desa Ujungpandan Welahan
Jepara terhadap pemahaman agama jamaahnya sebagai berikut :
Tabel 18
Tabel Kerja Koefisien Nilai Pengaruh Mengikuti Pengajian
Mingguan Terhadap Pemahaman Agama Jamaahnya
No. Resp X Y X2 Y2 XY 1 39 80 1521 6400 3120 2 38 79 1444 6241 3002 3 37 74 1369 5476 2738 4 37 75 1369 5625 2775 5 36 76 1296 5776 2736 6 37 82 1369 6724 3034 7 38 81 1444 6561 3078 8 38 77 1444 5929 2926
9 38 77 1444 5929 2926 10 38 78 1444 6084 2964 11 38 80 1444 6400 3040 12 37 74 1369 5476 2738 13 34 78 1156 6084 2652 14 34 78 1296 6084 2652 15 33 77 1089 5929 2541 16 33 73 1089 5329 2409 17 35 75 1225 5625 2625 18 36 78 1296 6084 2808 19 32 72 1024 5184 2304 20 34 77 1156 5929 2618 21 32 73 1024 5329 2336 22 33 76 1089 5776 2508 23 35 72 1225 5184 2520 24 36 74 1296 5476 2664 25 38 79 1444 6241 3002 26 38 79 1444 6241 3002 27 33 68 1089 4624 2244 28 32 68 1024 4624 2176 29 29 72 841 5184 2088 30 33 76 1089 5776 2508 31 35 72 1225 5184 2520 32 35 73 1225 5329 2555 33 32 71 1024 5041 2272 34 33 71 1089 5041 2343 35 36 76 1296 5776 2736 36 39 78 1521 6084 3042 37 38 77 1444 5929 2926 38 35 75 1225 5625 2625 39 35 73 1225 5329 2555 40 35 70 1225 4900 2450 41 35 70 1225 4900 2450 42 34 76 1156 5776 2584 43 40 86 1600 7396 3440 44 39 86 1521 7396 3354 45 38 80 1444 6400 3040 46 36 80 1296 6400 2880 47 36 81 1296 6561 2916 48 37 82 1369 6724 3034 49 35 78 1225 6084 2730 50 36 73 1296 5329 2628 ∑ 2220 4771 76400 362740 169124
Keterangan :
No Resp = Subyek penelitian
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
X2 = Hasil penguadratan skor X
Y2 = Hasil penguadratan skor Y
XY = Hasil perkalian antara skor variabel X dan variabel Y
Setelah dilakukan komputasi terhadap data, hasil koefisien
korelasi nilai tersebut ditemukan bahwa :
N = 50
∑ X = 2220
∑ Y = 4771
∑ X2 = 76400
∑ Y2 = 362740
∑ XY = 169124
Setelah diketahui dari tabel koefisien korelasi antara variabel X
dan Y, maka selanjutnya data tersebut dimasukkan dalam rumus dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Dari perhitungan di atas diketahui sebagai berikut :
∑ xy = ∑ xy –
= 169124 –
= 169124 -
= 169124 – 168120,95
= 1003,05
∑ x2 = ∑ x2 –
= 76400 –
= 76400 – 78228,57
= 1828,57
∑ y2 = ∑ y2 –
= 362740 –
=362740 –
= 362740 – 361308,58
= 1431,42
Dari perhitungan di atas diketahui sebagai berikut :
∑ xy = 1003,05
∑ = 1828,57
∑ = 1431,42
Dari data di atas kemudian dimasukkan dalam rumus momen
tangkar dari pearson sebagai berikut :
r xy =
=
=
= 0,700
r2 = (0,700)2 = 649
Adapun uji hipotesis tersebut jika disajikan secara komputerisasi
dengan menggunakan rumus SPSS sebagai berikut :
Regression
Tabel 19 Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .700a .649 .682 3.25884
a. Prediktors : (Constant), Pengajian X
b. Dependent variabel : pemahaman Y
Koefisien korelasi pearson (r) didapat sebesar 0.700
menyatakan besarnya derajat keeratan hubungan antara mengikuti
pengajian mingguan dan pemahaman agama. Nilai sebesar 0.649 pada
tabel diatas menunjukkan bahwa besarnya pengaruh pemahaman agama
yang disebabkan oleh mengikuti pengajian mingguan cukup tinggi yaitu
64,9% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 35,1%.
2. Mencari Persamaan Regresi Linier
Rumus persamaan regresi linier adalah :
Y = aX + K
Keterangan :
K = Pemahaman agama
X = Mengikuti pengajian mingguan
a = Bilangan koefisien prediktor yaitu angka arah atau koefisien regresi
yang menunjukkan angka peningkatan variabel dependen yang
didasarkan pada nilai variabel.
K = Bilangan konstan (nilai Y bila X = 0) (Hadi, 2001:6).
Untuk mencari nilai a dan K dari persamaan regresi, maka rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = aX + b1 X1
Y = 28,603 + 1,333
Jadi nilai a adalah 28,603
Setelah diketahui nilai a, barulah dapat mencari nilai K.
Jadi, K = Y + aX
= 1,333 X + 28,603
Adapun pengolahan data dengan menggunakan rumus SPSS
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 20 Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta
t
Sig
1 (Constant) PENGAJIAN
28.603 1.333
6.169 .174
.700
4.637 7.657
.000 .000
a. Dependent Variable : PEMAHAMAN
Keterangan :
a. Makna konstanta sebesar 28,603 (K = 28,603), berarti bahwa
pemahaman agama (Y) memiliki nilai positif 28,603 apabila variabel
mengikuti pengajian mingguan (X) diabaikan. Artinya apabila nilai
mengikuti pengajian mingguan sama dengan 0 (X = 0), maka
pemahaman agama yang memiliki sebesar 28,603%
b. Makna koefisien regresi variansi mengikuti pengajian mingguan
sebesar 1,333 (a = 1,333). Besarnya koefisien variabel mengikuti
pengajian mingguan adalah 1,333 angka ini dapat diartikan bahwa
setiap ada kenaikan faktor mengikuti pengajian mingguan (X)
sejumlah 1 kali, maka akan mempengaruhi meningkatnya nilai
pemahaman agama (Y) sebesar 1,333%.
3. Mencari varians garis regresi atau uji F
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut :
Tabel 22
Rumus Uji F
Sumber Variasi
Db JK RK Freg
Regresi (reg) 1 a∑ xy + K∑y –
Residu (res) N-2 ∑y2 – a∑xy - K∑y
Total (T) N-1 ∑y2 –
Keterangan :
N = Jumlah responden
Db = Derajat keabsahan
JK = Jumlah kuadrat
RK = Rerata kuadrat
Freg = Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg = Rerata kuadrat garis regresi
RKres = Rerata kuadrat residu
∑ = Jumlah total atau sigma (Hadi, 2001:18).
Sebelum rumus-rumus tersebut diaplikasikan kedalam data yang
ada pada tabel kerja yang telah diketahui persamaan garis regresinya,
terlebih dahulu kita mencari varians garis regresinya :
Dbres = N – 2
= 50 - 2
= 48
RKreg =
=
= 622,589
RKres =
=
= 10,620
Freg =
=
= 58,624
Ttotal = ∑ y2 – (∑ )2
= 362740 – 2
= 362740 – 361308,5873
= 1431,413
Selanjutnya setelah diketahui varians garis regresinya, rumus-
rumus tersebut diaplikasikan kedalam data yang ada pada tabel kerja yang
telah diketahui persamaan garis regresinya adalah Y = 1,333 X + 28,603.
JKreg = a ∑XY + K∑Y – ( )2
= 1,333 . 169124 + 28,603 . 4771 – 2
= 225442,29 + 136464,91 – (361308,58)
= 361907,2 – 361308,58
= 622,589
JKres = ∑ Y2 – a ∑ XY - K∑Y
= 362740 – 1,333 . 169124 – 28,603 . 4771
= 362740 – 225442,29 – 136464,91
= 647,823
Tabel 23
ANOVAb
622.589 1 622.589 58.624 .000a
647.823 61 10.6201270.413 62
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Xa.
Dependent Variable: Yb.
Keterangan :
Nilai F = 58,624, berarti basarnya Freg adalah 58,624 yang nantinya
akan diuji signifikasinya dengan Ftabel. Hal ini akan menentukan
diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan.
5.2. Analisis Lanjut
Sebagai langkah ketiga dalam analisis data dari penelitian ini adalah
menguji nilai hasil analisis hipotesis (Freg) dengan nilai pada tabel (Ftabel) baik
pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%.
Jika Freg lebih besar dari Ftabel berarti signifikansi, dan jika lebih dari
kecil dari Ftabel berarti tidak signifikan.
Dari hasil analisis uji hipotesis, diperoleh Freg = 58, 624. Sedangkan
nilai Ftabel 0,05 = 3,978 dan Ftabel 0,01 = 7,004 kondisi ini diperkuat hasil
output tabel Anova dengan tingkat signifikansi 0,000.
Tabel 24
Tabel Anova untuk Uji Signifikansi Regresi Y atas X
Sumber
Varian
Db Sum Of
Squer
Mean
Squer
F Uji
Signifikansi
Regresi 1 622,589 622,589 58,624 .000a
Residu 49 647,823 10,620
Total 50 1270,413
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa Freg lebih
besar dari Ftabel. Dengan demikian menunjukan adanya hubungan yang
signifikan, yaitu ada korelasi positif dari kedua variabel tersebut, yakni
variabel X (mengikuti pengajian) dan variabel Y (pemahaman agama), maka
hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh positif mengikuti pengajian
mingguan terhadap pemahaman agama), karena dalam analisis hasil yang
diperoleh rxy sebesar 0,700 (lihat ditabel uji korelasi). Dalam hal ini bahwa
jamaah pengajian mingguan memiliki frekuensi dan motivasi yang tinggi
dalam mengikuti pengajian mingguan, maka akan semakin meningkat
pemahaman agamanya.
Keterangan di atas ditunjukkan dari nilai koefisien determinasi sebasar
64,9% yang akan di dapat melalui rumus sebagai berikut :
R = r2 X 100%
= (0,700)2 X 100%
= 649 X 100%
= 64,9%
Kemudian nilai sebesar 6,1 % pemahaman agama dipengaruhi oleh
faktor lain : Pertama, faktor interaksi sosial. Kedua, faktor selektifitasnya
sendiri, daya pilihannya sendiri atau minat, perhatian dan pemahaman untuk
menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data secara kuantitatif dalam menguji koefisien
regresi dan pengujian hipotesis sebagaimana tersaji dalam bab V, maka secara
sederhana dapat disimpulkan bahwa :
1. Antara Mengikuti Pengajian Mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa
Ujungpandan Welahan Jepara dan pemahaman agama jamaahnya, ada
hubungan signifikan. Hal ini dapat dilihat melalui hasil uji korelasi momen
tangkar dari pearson, diperoleh hasil Rhitung 0,744 > Rtabel = 0,6 pada
sifnifikansi 1% dan Rhitung = 0,744 > Rtabel = 0,250 pada taraf signifikansi
5%.
2. Dengan nilai konstanta 28,603 menunjukkan bahwa sebenarnya jamaah
pengajian mingguan sudah memahami hal-hal yang berkaitan dengan
pemahaman agama sebelum mereka mengikuti pengajian mingguan
Masjid Roudlotul Muttaqin yang ditunjukkan dengan angka sebesar
28,603 % kemudian dengan koefisien sebesar 1,333 menunjukkan adanya
kenaikan terhadap pemahaman agama setiap satu kali mengikuti pengajian
mingguan sebesar 1,333%.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan anatara mengikuti pengajian mingguan
terhadap pemahaman agama. Hal tersebut berdasarkan hasil uji F,
diperoleh hasil Fhitung 58,624 > Ftabel pada signifikansi 5% (3,978) dan 1%
(7,004). Karena Freg > dari Ftabel, maka hasilnya adalah signifikansi.
Sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Kondisi ini
diperkuat juga oleh hasil output (sig) 0,000 yang lebih kecil dari sig 0,005
sehingga hipotesis awal tentang pengaruh mengikuti pengajian dan
pemahaman agama jamaahnya terdapat pengaruh yang signifikan atau Ha
diterima.
4. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 64,9% menunjukkan bahwa
besarnya pengaruh mengikuti pengajian mingguan terhadap pemahaman
sebesar 35,1% ditentukan oleh faktor lain seperti daya pilihan dan minat
perhatian untuk menerima dan mengolah pengaruh yang datang dari luar
dirinya.
6.2. Limitasi
Peneliti menyadari bahwa dalam suatu penelitian pasti terjadi banyak
kesulitan dalam menginterprestasikan hasil penelitian yang berupa angka-
angka kedalam bentuk penjabaran secara deskriptif. Namun demikian penulis
berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan hasil analisis yang berupa
angka-angka keistimewaan pada bidang metodologi, yakni pengolahan
analisis data dengan menggunakan SPSS yang sebelumnya diuji reliabilitas
dan validiatasnya yang memberikan ketepatan hasil yang diperoleh.
6.3. Saran-saran
Masalah pemahaman agama merupakan masalah yang mendasar
dalam proses kehidupan, karena pemahaman agama juga memerlukan
bimbingan yang mempunyai tujuan selaras, yaitu untuk membantu
masyarakat meningkatkan iman dan taqwa dalam rangka mencapai tujuan
hidup yang dunia hasanah, akhirat hasanah. Oleh karena itu, perlu adanya
usaha-usaha yang mendukung ke arah terwujudnya peningkatan iman dan
taqwa.
6.3.1. Bagi jamaah pengajian mingguan Masjid Roudlotul Muttaqin Desa
Ujungpandan Welahan Jepara, hendaknya lebih meningkatkan lagi
keaktifan dalam mengikuti pengajian mingguan. Dengan semakin aktif
mengikuti pengajian mingguan maka keimanan dan pengetahuan agama
akan semakin meningkat, sehingga kualitas ibadahnya juga semakin
baik hablumminallah atau hablumminannas, apabila kualitas ibadahnya
semakin meningkat maka pemahaman agamanya pun akan semakin
meningkat.
6.3.2. Kepada peneliti-peneliti yang akan datang, agar lebih berhati-hati dalam
menggunakan metodologi penelitian serta dalam proses analisis datanya
harus teliti sehingga hasil yang diperoleh akan tepat dan maksimal.
6.3.3. Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi sumber
penyempurnaan dalam melaksanakan dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Ali, Moh, Dr. M. Ag, Ilmu Dakwah, Jakarta : Kencana, 2005
Arifin, M. Drs. H. M. Ed. Psikologi Dakwah Studi Pengantar, Jakarta :
Bulan Bintang, 1977
Ancok, Djamaludin dan Suroso, Fuad Nashori, Psikologi Islam, Solusi Islam
atas Problem-Problem Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta :
1994
Al-Ghozali, Muhammad, Fiqhus Sirah, Bandung : Al-Ma’arif
Bungin, M, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya :
Prenada Media Group, 2005
Abdullah, Muhammad Mahmud, Do’a sebagai Penyembuh : Untuk
Mengatasi Stres, Frustasi, Krisis dan Lain-lain, Bandung : Al-
Bayan, 2001
Azwar, Syaifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998
Bahri, Ghozali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997
Bungin. M, Burhan, Metodologi Peenelitian Kuantitatif, Surabaya : Prenada
Media Group, 2005
Depag, RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Qur’an Depag RI, 1982-1983
Derajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1995
Effendi, Onong Uchyana, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung :
Alumni, 1984
Effendi, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2002
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta : Andi, 2001
Hasan Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2004
Jalaludin, Psikologi Agama, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta : 2001
Machendrwati, Nanih, dan Agus Ahmad Syafei, Pengembangan
Masyarakat Islam Dari Ediologi Strategi Sampai Tradisi, Bandung
: PT. Remaja Rosda Karya Offset, 2001
Natsir, M, Fiqhud Dakwah, Jejak Risalah Dan Dasar Dakwah, Yayasan
Kesejahteraan Pemuda Islam Surakarta, Semarang : Ramadhani,
1981
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta :
Universitas Indonesia, 1985
Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta : Balai
Pustaka
Rais, Ahmad, H, Silaturahmi Dalam Kehidupan, Jakarta : Al-Mawardi
Labei El- Sultani, 2000
Rasyid, Sulaiman, Fiqih Islam 1, Jakarta : Sinar Baru, 1988
Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya : Al-Ikhlas,
1983
Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta : Media
Presindo, 2006
Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian, Metode Penelitian survai, Jakarta :
LP3ES, 1989
Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung : Remaja Rosda
Karya, 1998
Sanwar, Aminuddin, M, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo Semarang, 1984.
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2004
Sabiq, Sayid, Fiqih Sunnah 1, Bandung : Al-Ma’arif, 1986
Recommended