View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Return On Equity
(ROE), dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI 2013-2016
Adelia Silvia Dewi , Inge Lengga Sari Munthe , & Jack Febriand Adel
adeliasilviadewi.asd@gmail.com
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kepemilikan
Manajerial, Komisaris Independen , Return On Equity (ROE), dan Kebijakan
Dividen terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
2013-2016. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan akhir
tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 14 perusahaan manufaktur dengan
total pengamatan yaitu 56 data observasi selama 4 tahun. Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi berganda. Kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sebesar 16,0%, sedangkan sisanya sebesar 84,0%
dijelaskan oleh variabel independen lainnya diluar model penelitian. Hasil Uji-F
menunujukkan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen,
Return On Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen secara simultan berpengaruh
secara siginifikan terhadap Harga Saham. Hasil Uji-T menunjukkan secara parsial
komisaris independen berpengaruh positif pada harga saham sedangkan variabel
independen lainnya yaitu kepemilikan manajerial, Return On Equity (ROE), dan
Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Kata kunci : Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen , Return On Equity
(ROE), Kebijakan Dividen, Harga Saham
PENDAHULUAN
Dalam kondisi perekonomian saat ini yang penuh dengan perubahan,
perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya
agar tetap bertahan dan bersaing dalam dunia usaha. Setiap perusahaan berupaya
meningkatkan kinerjannya agar investor (pemegang saham) percaya dengan
prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Persaingan yang tinggi dalam
dunia usaha mengharuskan perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerjanya dan
memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan atau pemegang saham . Akan
tetapi, harga saham tidak selalu naik dan bisa turun kapan saja yang dapat
merugikan para investor. Seperti sering kita dengar bahwa tujuan dari perusahaan
adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham, yang diartikan sebagai
memaksimalkan harga saham. Walaupun sasaran itu rasional dari sudut pandang
2
operasionaliasasi perusahaan, Namun, pihak manajemen sering memiliki tujuan
dan kepentingan yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan
mengabaikan kepentingan pemegang saham.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya: :
kepemilikan manajerial, kepemilikan instutisional, ROE dan kebijakan dividen.
Kepemilikan manajerial menunjukkan bahwa adanya peran ganda seorang
manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Sebagai seorang
manajer dan sekaligus sebagai pemegang saham, ia tidak ingin perusahaan
mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesulitan keuangan
atau kebangkrutan usaha akan merugikan ia baik sebagai manajer atau sebagai
pemegang saham. Sebagai manajer akan kehilangan insentif dan sebagai
pemegang saham akan kehilangan return bahkan dana yang diinvestasikannya.
Komisaris independen dapat berfungsi untuk mengawasi jalannya
perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan
praktek-praktek transparansi, disclousure, kemandirian, akuntabilitas, dan praktek
keadilan menurut ketentuan yang berlaku di suatu sistem . Dalam kaitannya
dengan harga saham perusahaan pengelolaan internal sebuah perusahaan akan
berimbas pada kinerja perusahaan itu sendiri dimana hasil kinerja tersebut akan
berbanding lurus dengan tingkat pendapatan yang nantinya berdampak juga pada
tingkat harga saham perusahaan tersebut.
Return On Equity (ROE) sangat menarik bagi pemegang saham maupun
calon pemegang saham, dan juga manajemen, karena rasio tersebut merupakan
ukuran atau indikator penting dari shareholders, artinya semakin tinggi ROE ,
semakin tinggi pula nilai perusahaan dari harga pasar saham suatu perusahaan,
Hal ini tentunya merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan
modalnya diperusahaan tersebut .Investor dalam menanamkan modalnya di suatu
perusahaan juga akan melihat dari segi dividen yang ia peroleh , jika suatu
perusahaannya mampu menghasilkan laba yang tinggi maka akan memungkinkan
perusahaan tersebut membagikan dan keuntungan dividen yang tinggi pula.
Pembagian dividen yang tinggi ini akan menarik minat investor untuk membeli
saham tersebut dan juga mendorong naiknya harga saham .
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Return On Equity (ROE), dan
Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI 2013-2016 baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Komisaris Independen, Return On Equity (ROE), dan Kebijakan
Dividen Terhadap Harga Saham.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Saham
Saham merupakan suatu tanda bukti yang diberikan sebagai penyertaan
kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan, atau suatu kertas yang tercantum
dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan
kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya (Fahmi, 2014: 109).
3
Harga Saham
Harga saham adalah harga dari saham yang diperdagangkan pada pasar
modal yang dipengaruhi berdasarkan oleh penawaran dan permintaan saham.
Menurut Syafatul (2014), harga saham merupakan cerminan dari kinerja atau nilai
perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik maka harga saham perusahaan akam
meningkat dan sebaliknya jika kinerja perusahaan tidak baik maka harga saham
juga akan menurun. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah
harga saham penutupan (closing price) akhir tahun setiap tahunnya pada periode
2013-2016.
Nilai Saham
Menurut (Helfi,2017) Nilai saham terbagi atas 3 jenis yaitu :
1. Nilai Nominal (Per Value)
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang
bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Nilai nominal suatu saham
harus ada dan dicantumkan pada surat berharga saham dalam mata uang rupiah,
bukan dalam bentuk mata uang asing.
2. Harga Dasar (Base Price)
Harga dasar suatu saham erat kaitannya dengan harga pasar suatu
saham. Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat saham
tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya
berbagai tindakan emitmen yang berhubungan dengan saham, antara lain right
issue, stock split, waran , dan lain-lain. Harga dasar dipergunakan didalam
perhitungan indeks harga saham.
3. Harga Pasar (Market Price)
Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena
harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.
Apabila pasar suatu efek sudah tutup maka harga pasar saham adalah harga
penutupannya (closing prise). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik-
turunya suatu saham.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah persentase saham yang dimiliki oleh
pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) (Syafaatul L,2014). Kepemilikan
Manajerial dapat dirumuskan sebagai berikut (Fadilah,2017):
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖, 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠, 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Komisaris Independen
Komisaris Independen merupakan anggota komisaris yang berasal dari
luar perusahaan dan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan
(Syafaatul,2014). Variabel ini diukur dengan jumlah komisaris yang berasal dari
pihak independen dibagi dengan jumlah keseluruhan dewan komisaris
4
(Carningsih,2009). Komisaris independnen dapat dirumuskan sebagai berikut
(Fadilah,2017):
𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
Return On Equity (ROE) Menurut Hery (2016: 194), Hasil pengembalian atas ekuitas (Return On
Equity) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas
dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Rasio ini dihitung dengan
membagi laba bersih terhadap ekuitas. Berikut merupakan rumus yang digunakan
untuk menghitung hasil pengembalian atas ekuitas:
Hasil pengembalian atas ekuitas =laba bersih
total ekuitas
Kebijakan Dividen Menurut Wibowo (2016) Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur mengenai proporsi pembagian dividen
yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividend payout ratio (DPR) dihitung
dengan membagi jumlah dividen tunai perusahaan dengan laba bersih perusahaan.
Dividend payout ratio dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Weygandt, et.all, 2011: 675) :
𝐷𝑃𝑅 = Cash Dividend
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
Kerangka pemikiran
5
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Harga Saham
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan ( Wibowo, 2016). Oleh karena manajer juga sebagai pemegang
pemegang saham, di duga dapat membantu penyatuan kepentingan antara
pemegang saham dengan manajer, semakin tinggi kepemilikan manajerial maka
semakin baik kinerja perusahaan. Dengan semakin baiknya kinerja perusahaan
maka diharapkan harga saham perusahaan juga akan meningkat.
H1: Diduga Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Harga Saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016
Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Harga Saham
Komisaris Independen merupakan anggota komisaris yang berasal dari
luar perusahaan dan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan
(Syafaatul,2014). Jadi, komisaris independen dapat berfungsi untuk mengawasi
jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah
melakukan praktek-praktek transparansi, disclousure, kemandirian, akuntabilitas,
dan praktek keadilan menurut ketentuan yang berlaku di suatu sistem
perekonomian (Elvinona,2017). Pengawasan yang efektif pada sebuah
perusahaan diduga akan meningkatkan kinerja perusahaan yang semakin baik
dan akan meningkatkan nilai perusahaan sehingga akan meningkatkan permintaan
dan penawaran saham.
H2: Diduga Komisaris Independen berpengaruh terhadap Harga Saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016
Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Menurut Hery (2016: 194), Hasil pengembalian atas ekuitas (Return On
Equity) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas
dalam menciptakan laba bersih. Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin rendah hasil
pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas. Dengan adanya
peningkatan laba bersih maka nilai ROE akan meningkat pula diduga para
investor tertarik untuk membeli saham tersebut dan juga akan meningkatkan harga
saham disuatu perusahaan.
H3: Diduga Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016
Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham
Dividen adalah laba yang dibagi. Dividen merupakan salah satu daya
tarik yang membuat investor mau menginvestasikan uangnya ke dalam saham
perseroan. Perusahaan yang memiliki tingkat akumulasi laba bersih yang cukup
baik, dari satu periode ke periode berikutnya, biasanya memiliki potensi untuk
dapat membagikan sebagian dari laba bersih tersebut kepada pemilik perusahaan
(pemegang saham) (Herrt,2016). Pembagian dividen yang tinggi akan menarik
6
investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan saham
meningkat dan mendorong naiknya harga saham .
H4: Diduga Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016
H5: Diduga Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Return On
Equity (ROE) dan Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Harga Saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016
METODELOGI PENELITIAN
Objek Dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang tesedia di link www.idx.co.id. Objek yang menjadi
penelitian ini adalah laporan keuangan setiap perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Penelitian bertujuan untuk
menemukan pengaruh kepemilikan manajerial, komisaris independen ,return on
equity (ROE), dan kebijakan dividen terhadap harga saham. Penelitian ini dibatasi
pada perusahaan yang laporan keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang
akan dijelaskan pada kriteria pemilihan sampel.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif, dan data yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan data sekunder yang meliputi variabel-variabel independen
penelitian yaitu kepemilikan manajerial, komisaris independen ,return on equity
(ROE), dan kebijakan dividen. Variabel dependennya yaitu harga saham yang
dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016. Informasi tentang data yang diperlukan dari website resmi
Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar (go public) dan menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah
diaudit dan dipublikasikan di Busa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 138 perusahaan
manufaktur. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga
layak dijadikan sampel. Adapun kriteria penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama tahun 2013-2016
b. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-
turut selama periode 2013-2016
c. Perusahaan manufaktur yang menggunakan satuan mata uang rupiah
selama periode 2013-2016
d. Perusahaan manufaktur yang mengalami laba selama periode 2013-2016
e. Perusahaan manufaktur yang secara berturut-turut membagikan dividen
selama periode 2013-2016
7
f. Perusahaan manufaktur yang memiliki kepemilikan manajerial selama
periode 2013-2016
Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan
setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sebanyak 14 perusahaan dan 56
data observasi.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. Dengan bantuan SPSS 21. Dalam analisis ini terdiri dari uji statistik
deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikolinieritas, autokoresi, dan
heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi).
Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis linier berganda digunakan
untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen,
Return On Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemenangan distribusi), (Ghozali,
2013:19). Setelah melakukan konversi data ke dalam skor standardized (z-score,
maka dalam penelitian ini data yang termasuk ke dalam data outlier adalah
sebanyak 3 data. Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 53 dari 56
data yang diamati. Hasil uji statistik deskriptif setelah outlier dengan
menggunakan program SPSS 21 dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
HargaSaham 53 180 55000 4978,45 8305,130 KepemilikanManajerial 53 ,0000 ,3240 ,075609 ,1126062 KomisarisIndependen 53 ,2000 ,5000 ,356489 ,0555328 ReturnOnEquity 53 ,0129 ,3666 ,132761 ,0839401 KebijakanDividen 53 ,0572 ,9754 ,362218 ,2162617
Valid N (listwise) 53
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut (Ghozali,
2013:160), cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
adalah dengan menggunakan analisis grafik juga dapat diuji dengan statistic non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.
8
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 53
Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 7314,02210486
Most Extreme Differences Absolute ,173 Positive ,173 Negative -,097
Kolmogorov-Smirnov Z 1,262 Asymp. Sig. (2-tailed) ,083
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-
Smirnov adalah 1,262 dan signifikan pada 0,083 karena p-value = 0,083 > 0,05,
maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi secara normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) Kepemilikan Manajerial ,909 1,100
Komisaris Independen ,921 1,086
Return On Equity ,962 1,039
Kebijakan Dividen ,926 1,079
a. Dependent Variable: HargaSaham Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji multikolineritas pada tabel diatas dapat dilihat
bahwa dapat disimpulkan masing – masing variabel independen yaitu kepemilikan
manajerial, komisaris independen, return on equity, dan kebijakan dividen yang
digunakan dalam penelitian ini memeiliki nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF
(variance inflaction factor) dibawah 10 yang berarti model regresi tidak terjadi
masalah multikolineritas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1(Ghozali, 2013:110).Untuk melihat ada atau tidaknya
gejala autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi dengan melihat berada
Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2 (Sunyoto, 2011:91).
9
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,474a ,224 ,160 7612,676 2,210
a. Predictors: (Constant), KebijakanDividen, KomisarisIndependen, ReturnOnEquity, KepemilikanManajerial b. Dependent Variable: HargaSaham
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4 di atas dapat dilihat
bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai
2,210 , dengan jumlah unit analisis (n) sebanyak 53 dan jumlah variabel bebas (k)
adalah 4 sehingga nilai dU (k,n = 4,53) adalah 1,7228 .Hal ini menunjukkan
bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dikarenakan nilai dU sebesar
1,7228 lebih kecil dari nilai dW sebesar 2,210 dan nilai dW lebih kecil dari 4-dU
sebesar 4-1,7228 = 2,2772 atau dapat dibuat persamaan seperti 1,7228 < 2,210 <
2,2772.
Hasil Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung
heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas, maka dilakukan uji Rank
Spearman dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05 maka model regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan output pada tabel 5 diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk
variabel kepemilikan Manajerial sebesar 0,555. Nilai sig untuk variabel Komisaris
Independen sebesar 0,111 . Nilai sig untuk variabel Return On Equity (ROE)
0,778. Nilai sig untuk variabel Kebijakan Dividen sebesar 0,882. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat
dipastikan model tidak mengandung heteroskedastisitas.
10
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -15045,244 7627,089 -1,973 ,054
Kepemilikan Manajerial -12962,641 9833,916 -,176 -1,318 ,194
Komisaris Independen 53811,691 19812,547 ,360 2,716 ,009
Return On Equity 23626,765 12821,433 ,239 1,843 ,072
Kebijakan Dividen -3633,766 5071,574 -,095 -,716 ,477
a. Dependent Variable: HargaSaham
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan tabel 6 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
Harga Saham = -15045,244 – 12962,641 Kepemilikan Manajerial+ 53811,691
Komisaris Independen +23626,765 ROE - 3633,766
Kebijakan dividen + 𝛆 Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar -15045,244 menyatakan bahwa jika variabel
Kepemilkan Manajerial, Komisaris Independen , Return On Equity (ROE) ,
Kebijakan Dividen sama dengan Nol, maka nilai Harga Saham sebesar -
15045,244 .
2. Kooefisien Regresi (β1) Variabel Kepemilikan Manajerial (X1)
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar –12962,641. Nilai (β1) yang
negatif menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel
Kepemilikan Manajerial, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menurunkan harga saham sebesar 1296264,1 %.
3. Kooefisien Regresi (β2) Variabel Komisaris Independen (X2)
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 53811,691 . Nilai (β2) yang
positif menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel
Komisaris Independen, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menaikkan harga saham sebesar 5381169,1 %.
4. Kooefisien Regresi (β3) Variabel Return On Equity (ROE) (X3)
Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar 23626,765. Nilai (β3) yang
positif menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Return
On Equity (ROE), dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan
Harga Saham sebesar 2362676,5 %.
5. Kooefisien Regresi (β4) Variabel Kebijakan Dividen (X4)
Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar -3633,766. Nilai (β4) yang
negatif menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel
Kebijakan Dividen, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menurunkan Harga Saham sebesar 363376,6 %.
11
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai
Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).
Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 804973628,912 4 201243407,228 3,473 ,014b
Residual 2781735806,220 48 57952829,296
Total 3586709435,132 52 a. Dependent Variable: HargaSaham b. Predictors: (Constant), KebijakanDividen, KomisarisIndependen, ReturnOnEquity, KepemilikanManajerial
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 7 dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,014 < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung
dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 3,473. Nilai Ftabel pada
tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df
penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 4, dan jumlah data (n)
sebanyak 53. Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df penyebut (53-5) = 48, sehingga
Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,57. Jadi Fhitung> Ftabel
(3,473 > 2,57) dan tingkat signifikansi sebesar 0,014 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya Kepemilikan Manajerial,
Komisaris Independen, Return On Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen secara
simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan
menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau -Thitung< -Ttabel
dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <Ttabel atau
-Thitung> -Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T) Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -15045,244 7627,089 -1,973 ,054
Kepemilikan Manajerial -12962,641 9833,916 -,176 -1,318 ,194
Komisaris Independen 53811,691 19812,547 ,360 2,716 ,009
Return On Equity 23626,765 12821,433 ,239 1,843 ,072
Kebijakan Dividen -3633,766 5071,574 -,095 -,716 ,477
a. Dependent Variable: HargaSaham
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
12
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel
8 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki tingkat signifikansi 0,194 >
0,05. Variabel Kepemilikan Manajerial ini juga memiliki nilai thitung sebesar
-1,318 > -2,01063 (ttabel α = 0,05, df = (53-4-1) = 48). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel
Kepemilkan Manajerial secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga
saham. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Kepemilikan
Manajerial dengan Harga Saham. Dengan demikian, dengan semakin
tingginya Kepemilkan Manajerial maka tidak akan mempengaruhi baik atau
tidaknya Harga Saham.
2. Variabel Komisaris Independen memiliki tingkat signifikansi 0,009 < 0,05.
Variabel Komisaris Independen ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,716 >
2,01063 (ttabel α = 0,05, df = (53-4-1) = 48). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel Komisaris
Independen secara parsial berpengaruh terhadap Harga Saham. Hal ini
berarti semakin tinggi jumlah Komisaris Independen suatu perusahaan maka
semakin tinggi juga Harga Saham.
3. Variabel Return On Equity (ROE) memiliki tingkat signifikansi 0,072 >
0,05. Variabel keputusan investasi ini juga memiliki nilai thitung sebesar
1,843 < 2,01063 (ttabel α = 0,05, df = (53-4-1) = 48). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H3 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel Return
On Equity (ROE) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga saham.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Return On Equity
(ROE) dengan Harga Saham. Dengan demikian, dengan semakin tingginya
nilai Return On Equity (ROE) maka tidak akan mempengaruhi baik atau
tidaknya Harga Saham.
4. Variabel Kebijakan Dividen memiliki tingkat signifikansi 0,477 > 0,05.
Variabel Kebijakan Dividen ini juga memiliki nilai thitung sebesar -0,716 < -
2,01063 (ttabel α = 0,05, df = (53-4-1) = 48). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H4 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel kebijakan dividen
secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara kebijakan dividen dengan harga saham.
Dengan demikian, semakin tinggi nilai kebijakan dividen tidak akan
mempengaruhi harga saham.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,474a ,224 ,160 7612,676
a. Predictors: (Constant), KebijakanDividen, ReturnOnEquity, KomisarisIndependen, KepemilikanManajerial b. Dependent Variable: HargaSaham
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 9 diatas dapat
dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,160 atau 16,0% . Hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu Harga Saham dapat dijelaskan
13
oleh variabel independen yaitu Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen,
Return On Equity (ROE), Kebijakan Dividen dan sebesar 16,0% sedangkan
sisanya yaitu 84,0% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Harga Saham
Hasil ini didukung oleh penelitian Syafaatul (2014 ), Helfi (2017),
Ranci (2017), yang mengatakan bahwa Kepemilikan Manajerial tidak
berpengaruh terhadap Harga Saham. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa adanya kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan belum dapat
mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga pasar
tidak bereaksi terhadap peristiwa penyampaian laporan keuangan tahunan
perusahaan. Hal ini terjadi karena tingkat kepemilikan manajerial dalam suatu
perusahaan relatif kecil. Sehingga belum mampu meningkatkan kinerja
manajemen, karena pihak manajemen belum merasa memiliki perusahaan .
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Putri dan Christiani (2017),
yang menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap harga
saham. Hal ini dikarenakan Adanya kepemilikan manajerial dalam suatu
perusahaan dapat mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan,
sehingga pasar tidak bereaksi terhadap peristiwa penyampaian laporan keuangan
tahunan perusahaan. Hal ini menyebabkan harga saham perusahaan tetap stabil
dengan adanya kepemimpinan manajerial yang baik.
Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Harga Saham
Hasil ini sejalan dengan penelitian Helvi (2017) dan Syafaatul (2016),
yang mengatakan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap harga
saham. Komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam
perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal, mengawasi kebijakan
manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen dan juga mampu
melakukan pengawasan yang lebih efektif terhadap manajer perusahaan.
Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melakukan fungsi
monitoring sehingga tercipta perusahaan yang memiliki good corporate
governance. Dengan pengawasan yang lebih efektif maka kinerja perusahaan akan
meningkat dan meningkatkan harga saham.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Ranci (2017), yang mengatakan
bahwa Komisaris Independen tidak memiliki pengaruh terhadap Harga saham.
Hal ini menunjukkan bahwa komisaris independen belum mampu melakukan
pengawasan yang lebih efektif terhadap manajer perusahaan. Penambahan
proporsi dewan komisaris independen dimungkinkan hanya untuk memenuhi
ketentuan formal sementara pemegang saham mayoritas masih memegang
peranan penting sehingga kinerja dewan tidak maksimal .
Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham
Hasil ini didukung oleh penelitian Sha (2015), dan Rochmah (2017),
Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal
ini disebabkan karena investor melihat nilai ROE yang tinggi terkadang
14
membahayakan kondisis perusahaan. ROE yang tinggi belum tentu disebabkan
perusahaan memperoleh keuntungan yang tinggi, tetapi dapat disebabkan juga
oleh total ekuitas yang dimiliki perusahaan relative rendah dibandingkan dengan
hutang (modal asing) perusahaan. Hutang yang besar dapat membahayakan
pemilik modal apabila perusahaan tidak mampu membayar hutang dan bunganya.
Kondisi demikian tentu saja tidak disukai oleh investor.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Aprilia (2013), yang
menyimpulkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga
saham. Hal ini dikarenakan ROE sendiri didapat dari pembagian antara laba
bersih dengan ekuitas pemegang saham. Laba bersih merupakan keuntungan
perusahaan setalah dikurangi dengan pajak dan bunga. Sedangkan ekuitas
pemegang saham merupakan modal yang ditanamkan para investor di perusahaan
tersebut. Dua hal ini merupakan hal yang berpengaruh terhadap harga saham.
Investor sebelum memutuskan membeli saham sebuah perusahaan pasti melihat
keuntungan dari perusahaan tersebut untuk menuntukkan prospek dari investasi
yang akan mereka tanamkan. Dari hal itu lah ROE berpengaruh terhadap harga
saham
Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham
Hasil ini didukung oleh penelitian Kusumawati, Topowijono,Endang
(2016), Ranci (2017), dan Aprilia 2013, Hal ini dikarenakan para investor berpikir
bahwa pembagian dividen yang besar tidak menjamin prospek masa depan yang
bagus dari perusahaan. Investor menilai bahwa kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan dana yang diinvestasikan lebih penting daripada pembagian
dividen di akhir tahun. Pembagian dividen tidak menjamin bahwa perusahaan
mendapatkan laba yang besar, terkadang perusahaan berpikir dengan laba yang
didapat lebih baik berivestasi pada proyek yang memiliki prospek baik sehingga
dapat meningkatkan laba perusahaan, tentunya dengan persetujuan para pemegang
saham.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Sha (2015), dan sari (2017), yang
menyimpulkan bahwa Pengumuman dividen dapat meningkatkan nilai perusahaan
karena manajer mengirimkan sinyal bahwa perusahaan tersebut memiliki
ketersediaan dana dalam membiayai aktivitasnya sehingga sinyal yang diterima
dapat meningkatkan harga saham.Hal ini menunjukkan bahwa dividen
mempunyai pengaruh positif pada reaksi investor dalam mengambil keputusan
untuk melakukan investasi yang dapat dilihat dari naik turunnya harga saham di
pasar modal.
Pengaruh Kepemilikan Manajaerial, Komisaris Independen, Return On
Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham
Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajaerial, Komisaris
Independen, Return On Equity (ROE), Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham.
Hasil penelitian uji signifikansi simultan (Uji-f) menunjukkan nilai signifikan
0,014 < 0,05 yang berarti hipotesis kelima diterima. Hal ini mengindikasikan
bahwa Kepemilikan Manajaerial, Komisaris Independen, Return On Equity
(ROE), Kebijakan Dividen berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham .
15
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2016 dan bertujuan untuk melihat
apakah Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen ,Return On Equity (ROE),
dan Kebijakan Dividen suatu perusahaan berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan tersebut. Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 138
perusahaan dan perusahaan yang menjadi sampel sebanyak 14 sehingga data
observasi dalam penelitian ini sebanyak 56 data. Penelitian ini menggunakan
laporan keuangan tahunan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian ini.
Dalam penelitian ini, variable yang digunakan untuk melihat
pengaruhnya terhadap Harga saham adalah Kepemilikan Manajaerial, Komisaris
Independen, Return On Equity (ROE), Kebijakan Dividen. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah :
1. Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016.
2. Komisaris Independen berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016.
3. Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016
4. Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016
5. Kepemilikan Manajaerial, Komisaris Independen, Return On Equity (ROE),
Kebijakan Dividen berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2016.
SARAN 1. Variabel Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Return On Equity
(ROE), Kebijakan Dividen, hanya bisa menjelaskan 16,0% variasi variabel
Harga Saham. Itu artinya masih ada 84,0% variasi variabel yang bisa
menjelaskan mengenai Harga Saham ada diluar penelitian, seperti variabel
Good Corporate Governance selain variabel yang telah saya gunakan,
Earning per Share (EPS), dan Variabel lainnya. Oleh karena itu untuk
penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen
lainnya yang belum terdapat dalam penelitian ini.
2. Penelitian selanjutnya agar memperluas jumlah sampel penelitian seperti
perusahaan jasa, sektor keuangan atau perbankan, dan lainnya.
3. Bagi perusahaan adalah menstabilkan kinerja perusahaan yang dimiliki.
Dengan stabilnya maka saham akan stabil pula, tingkat harga saham
perusahaan akan meningkat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Eka Putri. 2013. Pengaruh Return On Equity (Roe), Dividend Payout
Ratio (Dpr), Earning Per Share (Eps), Price Earning Ratio (Per) Dan
Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011).
Portal Garuda: Universitas Brawijaya.
Ariwibowo, Wahyu Chandra. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Dan Corporate Social Responsibility Terhadap
Harga Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 dan 2009).
Skripsi:Universitas Malang
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Fadillah, Adil Ridlo. 2017 . Analisis Pengaruh Dewan Komisaris Independen,
Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja
Perusahaan Yang Terdaftar Di Lq45. Jurnal Akuntansi Vol 12, Nomor 1,
Januari Juni 2017
Fahmi,I. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Gendro Wiyono dan Hadri Kusuma. 2017. Manajemen Keuangan Lanjutan
Berbasis Corporate Value Creation. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Ghonio, Mohammad Gani. 2017 . Pengaruh Rerturn On Asset (ROA) dan Return
On Equity (ROE) Terhadap Harga saham Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek ASEAN periode 2013-2015. Skripsi:
Universitas Negeri Yogyakarta
Helfi, Siti Aulia. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Harga
Saham (Studi Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011-2015). Skripsi: Universitas Lampung.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : CAPS.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Hery. 2016. Mengenal Dan Memahami Dasar-Dasar Laporan Keuangan. Jakarta
: Grasindo.
http://www.idx.co.id
Istanti, Sri Layla Wahyu . 2013 . Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan LQ45. Potensia Voll 19 No.1 Juli 2013
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
17
Ni Nyoman Tri Sariri Muryati & Made Sadha Suardikha . 2014 . Pengaruh
Corporate Governance Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 9.2(2014): 411-429(2014)
Nidar, Sulaeman Rahman. 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan
Modern.Edisi 1. Bandung : Pustaka Reka Cipta.
Otoritas Jasa Keuangan. 2014 . Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33
/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau
Perusahaan Publik. Jakarta : Otoritas jasa Keuangan Republik Indonesia
Putri, L. P., & Christiana, I. 2017. Pengaruh good corporate governance, struktur
kepemilikan, dan ukuran perusahaan terhadap reaksi pasar: Studi pada
perusahaan property dan real estate di Indonesia. Jurnal Riset Finansial
Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2017
Ranci, Sitorus Kristina. 2017 . Pengaruh Good Corporate Governance dan
Kebijakan Deviden Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2015).Skripsi : Universitas Maritim Raja Ali Haji
Rochmah, Fitri Ayu. 2017 . Pengaruh Return On Equity (Roe), Return On Asset
(Roa), Economic Value Added (Eva), Dan Market Value Added (Mva)
Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Dalam Bei (Bursa Efek
Indonesia) Tahun 2013-2015.Skripsi : Universitas Maritim Raja Ali Haji
Sari, Oktavia Kartika. 2017 . Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Earning Per
Share, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham .Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 8, Agustus 2017
Sha,Thio Lie. 2015 . Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas, Net Profit Margin,
Return On Equity, Dan Price To Book Value Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010 –
2013. Jurnal Akuntansi/Volume XIX, No. 02, Mei 2015: 276-294
Ni Nyoman Tri Sariri Muryati dan I made Sadha Suardhika . 2014 . Pengaruh
Corporate Governance Pada Nilai Perusahaan. Bali : E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 9.2(2014):411-429.
Syafaatul L, Kurnia. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Harga Saham. Portal Garuda: Universitas Brawijaya.
Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi. Edisi 1.
Yogyakarta : CAPS.
Sofiani, Ria. 2013 . Pengaruh Return On Equity Dan Good Corporate
Governance Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2012. Skripsi : Universitas Maritim Raja Ali
Haji
18
Wahyu Surya Kusumawati,Topowijono, dan MG Wi Endang NP. 2016.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen Dan Risiko Sistematis
Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing
Di Bei Periode 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No.
2 Juni 2016
Wibowo, Soni. 2016. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Dividen, Dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan. Tesis: Universitas Airlangga
Recommended