View
246
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH KEINGINAN MENGKONSUMSI
PRODUK BERLABEL HALAL
(Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh :
Aditya Mulawarman Setya
NIM: 1112086000010
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
PENGARUH KEINGINAN MENGKONSUMSI
PRODUK BERLABEL HALAL
(Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh :
Aditya Mulawarman Setya
NIM: 1112086000010
Dibawah Bimbingan
Pembimbing 1
Ali Rama, SE, M.Ec
NIP. 19840628 201503 1 002
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
5
6
7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Aditya Mulawarman Setya
2. Nama Panggilan : Adit
3. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 06 September 1994
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Alamat : Jl Raya Serua, Komplek Pertanian No.09,
RT002/RW001 Kelurahan Serua,
Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan
6. Status : Belum Menikah
7. Kewarganegaraan : Indonesia
8. Telpon : 082114420376
9. Email : contact.aditya182@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. TK (1999-2000) : TK Al-Fajar Pamulang
2. SD (2000-2006) : SDN Serua III
3. SMP (2006-2009) : SMP PGRI 1 Ciputat
4. SMA (2009-2012) : SMAN 9 Tangerang Selatan
5. S1 (2012-2017) : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Edy Karyawan
Tempat, Tanggal Lahir : Cilacap, 26 Maret 1962
Pekerjaan : Pegawai Swasta
2. Ibu : Elsih Triasih
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Juli 1964
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8
IV. PELATIHAN
1. MAPABA PMII KOMFEIS 2012
2. PKD PMII 2015
3. Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cisereh, Tigaraksa, Tangerang
2015
4. Junior Digital Artist BEKRAFT 2016
V. PENGALAMAN KERJA
1. Race Marshall Combi Run 2015
2. Race Marshall BAJAK JAKARTA 2015
3. Data Entry Data Center 2015
4. PANWASLU Kota Tangerang Selatan 2016
5. Sensus Ekonomi Badan Pusat Statistik 2016
6. Asisten Tenaga Ahli Kementrian Pekerjaan Umum 2016
7. PANWASLU Kota Tangerang Selatan 2017
8. Data Entry Meikarta 2017
VI. ORGANISASI
1. Kepala Bidang Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2014-2015.
2. Sekretaris Bidang Penelitian dan Pengembangan PMII Komisariat
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2015-2016.
3. Kepala Bidang Komunikasi dan Humas Dewan Eksekutif Mahasiswa
(DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2016.
vii
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the factors affecting the desire to
consume Halal products case study at university students in South Tangerang
City. The dependent variable in this research is the desire to consume products
labeled as halal, while the independent variable is the attitude, subjective norm,
perceived behavioral control, label kosher and religiosity.
This study uses probability sampling with 90 respondents from university
students in South Tangerang City. This study uses multiple regression analysis
with SPSS 22.0 software and Microsoft Exel 2010.
The findings from this study showed that attitudes, subjective norms, and
perceived behavioral control positive effect on the desire to consume products
labeled as halal. These research findings also showed that simultaneous attitudes,
subjective norms, and perceived behavioral control affect the desire to consume
products labeled as halal.
Keywords: the desire to consume products labeled as halal, attitude, subjective norm,
perceived behavioral control, kosher label and religiosity
8888
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal studi kasus pada
mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal,
sedangkan variabel independen adalah sikap, norma subjektif, perceived
behavioral control, label halal dan religiusitas.
Penelitian ini menggunakan probability sampling dengan 90 responden
mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan software SPSS 22.0
dan Microsoft exel 2010.
Hasil temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa sikap, norma subjektif
dan perceived behavioral control berpengaruh positif terhadap keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal. Hasil temuan penelitian ini juga
menunjukan bahwa secara simultan sikap, norma subjektif dan perceived
behavioral control berpengaruh terhadap keinginan mengkonsumsi produk
berlabel halal.
Kata kunci : keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal, sikap, norma
subjektif, perceived behavioral control, label halal dan religiusitas
9
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal, Studi kasus
pada mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan” ini disusun dalam
rangka menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi
ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada :
1. Papa saya tercinta Bapak Edy Karyawan dan Mama tercinta Ibu Elsih
Triasih beserta seluruh keluarga yang telah meberikan dukungan lahir dan
batin kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Ali Rama, SE., M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi pertama
yang telah meluangkan waktu, membimbing, dan terus memberikan
motivasi dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada penulis.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., MSi selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
10
Hidayatullah Jakarta dan dosen panasehat akademik yang selalu
memberikan arahan dan motivasi kepada penulis hingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
6. Ibu RR Tini Anggraeni, ST, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Terima kasih kepada bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku
dosen pembimbing akademik.
8. Terima kasih kepada bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM
sebagai Penguji Alhi dalam sidang Skripsi.
9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
11. Teman-teman mahasiswa/i Ekonomi Syariah angkatan 2012.
12. Teman-teman mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2012.
13. Orang yang lebih dari teman saya dan menemani saya Nisrina Nur Febri.
14. Sahabat terbaik yang tak akan hilang di telan oleh waktu Ari Pramana,
Ulfa Rianti, Annisa Daud, Anggardito, Ulul Albab, Dorojatyas, Ahmad
Zacky, Irianne sakinah, Suci Nuraini, Fitriyani, Mubasysir Jamili.
11
15. Sahabat Grup Whatsapp yang ada di Line Rafi Kurniawan, Muhammad
Irfan, Dorojatyas, Ulul Albab, Abdul Hakim.
16. Sahabat Rindho Khosario yang memberikan ide-idenya pada pembuatan
skripsi penulis.
17. Keluarga Besar PMII Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisinis.
18. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu,
yang telah banyak membantu, mempermudah dan memperlancar hingga
skripsi ini akhirnya selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Tangerang, 25 Agustus 2017
Aditya Mulawarman Setya
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .....................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 12
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 12
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 12
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................................... 14
1. Tujuan Penelitian ................................................................................... 14
2. Manfaat Penelitian ................................................................................ 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 16
A. Landasan Teori ........................................................................................... 16
1. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) ....................... 16
2. Keinginan (Intensi) Mengkonsumsi Produk berlabel Halal .................... 19
3. Sikap ................................................................................................... 22
4. Norma Subjektif ................................................................................... 24
5. Perceived Behavioral Control ............................................................... 26
6. Label Halal ........................................................................................... 28
131313
7. Religiusitas ........................................................................................... 30
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 34
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 39
D. Hipotesis ................................................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 47
B. Metode Penentuan Sample.......................................................................... 48
1. Populasi ............................................................................................... 48
2. Sampel ................................................................................................. 49
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 51
1. Data Primer .......................................................................................... 51
2. Data Sekunder ...................................................................................... 52
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 52
1. Uji Kualitas Data .................................................................................. 53
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 54
3. Uji Hipotesis......................................................................................... 56
4. Analisis Regresi Linier Berganda .......................................................... 57
E. Operasional Variabel Penelitian.................................................................. 58
1. Variabel Dependen ............................................................................... 60
2. Variabel Independen ............................................................................. 60
F. Desain Kuisioner ........................................................................................ 64
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 68
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 68
B. Deskripsi Responden .................................................................................. 83
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 83
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................... 84
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Perguruan Tinggi ....................... 85
C. Analisis dan Pembahasan............................................................................ 86
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 86
2. Analisis Deskriptif ................................................................................ 94
1414
3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 100
4. Hipotesis ............................................................................................ 105
5. Uji Regresi Linier Berganda ............................................................... 110
D. Interpretasi ............................................................................................... 112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 119
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 119
B. SARAN .................................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 121
LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................ 125
1515
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Sertifikat Halal MUI .................................................................... 2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 35
Tabel 3.1 Daftar Populasi................................................................................... 48
Tabel 3.2 Skala Likert ........................................................................................ 59
Tabel 3.3 Operasional Variabel .......................................................................... 62
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden................................................................... 83
Tabel 4.2 Usia Responden ................................................................................. 84
Tabel 4.3 Perguruan Tinggi Responden.............................................................. 85
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Sikap .................................................................... 87
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Norma Subjektif ................................................... 87
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Perceived Behavioral Control ............................... 88
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Label Halal ........................................................... 89
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Religiusitas........................................................... 89
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal . 90
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Sikap........................................................................ 91
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Norma Subjektif....................................................... 92
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Perceived Behavioral Control................................... 92
Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Label Halal .............................................................. 93
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Religiusitas .............................................................. 93
Tabel 4.15 Uji Reliabilitas Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal .... 94
Tabel 4.16 Analisis Deskriptif Sikap .................................................................. 95
Tabel 4.17 Analisis Deskriptif Norma Subjektif ................................................. 96
Tabel 4.18 Analisis Deskriptif Perceived Behavioral Control ............................. 98
Tabel 4.19 Analisis Deskriptif Label Halal......................................................... 99
Tabel 4.20 Analisis Deskriptif Religiusitas ...................................................... 100
1616
Tabel 4.21 Uji Shapiro-Wilk Test .................................................................... 103
Tabel 4.22 Uji Multikolinieritas ....................................................................... 104
Tabel 4.23 Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 106
Tabel 4.24 Uji t ................................................................................................ 107
Tabel 4.25 Uji F............................................................................................... 109
Tabel 4.26 Hasil Regresi Linier Berganda ........................................................ 110
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Produk-Produk yang Memperoleh Izin Edar BPOM .............. 4
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 44
Gambar 3.1 Desain Kuisioner ............................................................................ 67
Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent 102
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut penelitian Pew Research Center, berdasarkan data yang
dimiliki oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan jumlah penduduk pada
2010 dengan total 6,9 miliar jiwa. Pada tahun itu, agama Kristen menjadi
mayoritas dengan total 31,4 persen atau sekitar 2,2 miliar jiwa. Sedangkan,
agama Islam, sekitar 23,2 persen atau sekitar 1,6 miliar jiwa. Tidak beragama
16,4 persen atau sekitar 1,1 miliar orang. Agama Hindu di angka 15 persen
atau sekitar 1 miliar jiwa. Sedangkan agama Buddha mencapai 7,1 persen
atau sekitar 487,8 juta jiwa. Agama lokal di angka 5,9 persen atau sekitar
404,6 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 13,8 juta jiwa. Dan agama
lainnya mencapai 0,8 persen atau sekitar 58,1 juta jiwa (Tempo.co, 2015).
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke 2
di Dunia, maka hal ini akan berpengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat.
Tabel 1.1
Data Sertifikasi Halal MUI
Tahun Jumlah Perusahaan Jumlah Produk
2012 626 19830
2013 913 34634
2014 961 40631
2015 6213 77405
2016 1335 65594
Oktober - 2017 1169 52982
Total 10028 226034
Sumber: Data LPPOM MUI
2
Berdasarkan tabel 1.1 data produk yang sudah tersertifikasi halal oleh
LPPOM MUI. Jumlah perusahaan dan jumlah produk yang telah tersertifikasi
halal setiap tahunnya mengalami kenaikan, dan pada tahun 2017 di bulan
Oktober mengalami penurunan. Saat ini indonesia belum memiliki pasar
halal, sehingga jumlah peredaran dan pembelian produk halal belum dapat
dideteksi dengan baik. Hal ini yang menimbulkan dugaan bahwa kesadaran
umat islam di Indonesia masih kurang.
Indonesia adalah negara mayoritas Muslim yang paling padat
penduduknya sebagai lebih dari 86% dari Indonesia menyatakan Muslim, dari
252.800.000 pada 2014 menurut data Biro Statistik Nasional Indonesia.
Untuk dunia Islam, Indonesia adalah negara yang menjanjikan karena jumlah
yang besar dari populasi, namun ada beberapa masalah sosial yang
berdampak pada aspek ekonomi. Sehubungan dengan Indeks Persepsi
Korupsi 2014 Indonesia, Indonesia di 107 dari 175 peringkat dengan 34 dari
100 skor. Pencapaian Indonesia dianggap rendah dibandingkan dengan yaitu
Singapura di peringkat 7 dengan 84 skor yang terutama Singapura tidak
dikenal sebagai negara mayoritas Muslim (Chalid Pheni, 2015).
Uang adalah alat pembayaran yang saat ini digunakan untuk semua
transaksi jual beli, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan
uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah dari pada barter
yang tidak efisien dan tidak cocok untuk digunakan di zaman modern seperti
sekarang ini karena pertimbangan bahwa nilai tukar tidak seimbang. Efisiensi
yang diperoleh dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran akan
3
akhirnya meningkatkan perdagangan dan pembagian kerja yang kemudian
akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan (Saharuddin dan Rama,
2017).
Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 69 Tahun 1999 Tentang
Label dan Iklan Pangan pasal 2 ayat 1 “Bahwa setiap orang yang
memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah
indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam
dan atau di kemasan pangan”.
Label merupakan alat penyampai informasi tentang produk yang
tercantum pada kemasan. Selain memberikan informasi mengenai nama
produk, label juga memberikan informasi daftar bahan yang terkandung
dalam produk, berat bersih, daya tahan, nilai ataupun kegunaan produk serta
keterangan tentang halal. Pencantuman tulisan “halal” diatur oleh keputusan
bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama
No.427/MENKES/SKB/VIII/1985. Makanan halal adalah semua jenis
makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang terlarang/haram atau
yang diolah menurut hukum-hukum Islam. Produsen yang mencantumkan
tulisan “halal” pada label/penandaan makanan produknya bertanggung jawab
terhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam.
Konsumsi pangan berlabel halal dianggap sebagai ekspresi keagamaan
terkait dengan iman dan tingkat religiusitas. Disamping nilai-nilai lain seperti
kesehatan dan tradisi, yang berarti bahwa Muslim harus mengonsumsi
4
makanan halal dalam rangka mengikuti dan mengekspresikan ajaran agama
(Bonne and Verbeke,2006). Di Indonesia, kesadaran individu Muslim untuk
membeli produk berlabel halal di Indonesia masih rendah, walaupun Islam
menjadi agama yang mayoritas.
Muniaty (2014) mengatakan keyakinan konsumen Muslim pada label
halal akan mempengaruhi sikapnya sebagai hasil dari evaluasi nya tidak suka
seperti atau produk tertentu. Islam menganggap makanan dan produk lainnya
yang dikonsumsi atau digunakan oleh manusia sebagai suatu hal yang penting
selain ibadah, karena setiap hal yang ia dikonsumsi atau digunakan, akan
berdampak besar pada fisik dan pertumbuhan rohaninya. Menurut Aziz
(2015) mengatakan bahwa religiusitas berpengaruh terhadap konsumsi
produk berlabel halal, sedangkan harga tidak berpengaruh terhadap konsumsi
produk berlabel halal, hal ini menyempurnakan terhadap oleh Teori Hahslm.
Sementara itu, dampak spiritual pada mengkonsumsi atau
menggunakan produk yang dilarang dalam Islam tidak dapat diukur dengan
aspek material saja, mengingat Allah SWT mengancam orang-orang yang
melanggar hukum Islam yang bisa berdampak pada memiliki kehidupan yang
terukur di dunia dan mendapatkan dalam kehidupan akhirat. Hal ini
menunjukkan bahwa masalah halal merupakan hal penting bagi konsumen
Muslim karena terkait dengan kepercayaan agama mereka. Oleh karena itu,
label halal diyakini sebagai suatu hal yang penting bagi konsumen Muslim
untuk memastikan bahwa produk yang mereka konsumsi adalah halal
5
dijamin. Keyakinan konsumen akan pentingnya label halal akan menentukan
niat beli dan perilaku (Muniaty, 2014).
Makanan dan minuman adalah produk yang paling banyak
mendapatkan labelisasi halal, sedangkan kosmetika dan obat-obatan masih
jarang yang terdapat labelisasi halal. Hal tersebut dikarenakan makanan
adalah kebutuhan pokok setiap manusia. Makanan selalu menjadi konsumsi
utama setiap harinya. Produsen halal melakukan pendaftaran sertifikasi halal
sehingga telah banyak produk makanan berlabel halal. Berikut adalah grafik
presentasenya :
Gambar 1.1
Grafik Produk-Produk yang Memperoleh Izin Edar BPOM
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0 Pangan Obat Kosmetik Suplemen
Sumber: Laporan Bulan September BPOM, 2017
6
Tidak hanya makanan saja yang haram, namun pembungkus makanan
itu sendiri bisa haram. Seperti plastik yang dalam proses pembuatannya
ditambahkan slip agent berupa animal base yang berasal dari babi, styrofoam
yang mengandung styren diner yang dapat mengakibatkan kanker, dan kertas
yang mengandung timbal. Oleh karena itu sangat diperlukan ketelitian untuk
konsumen dalam pemilihan produk halal.
Sertifikasi kehalalan produk pangan ditangani oleh Majelis Ulama
Indonesia secara spesifik Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia. Sedangkan definisiSertifikat Halal
adalah fatwa tertulis yang dikeluarkan oleh MUI melalui keputusan sidang
Komisi Fatwa yang menyatakan kehalalan suatu produk berdasarkan proses
audit yang dilakukan oleh LPPOM MUI.
Dalam laporan Thomson Reutors tahun 2013 yang dikutip oleh Rama
(2014). Melaporkan bahwa jumlah konsumsi makanan penduduk Muslim
dunia mencapai sekitar USD 1.088 miliar pada tahun 2012, atau sekitar
16,6persen dari keseluruhan konsumsi global. Konsumsi Muslim global ini
diperkirakan tumbuh menjadi USD 1.626 miliar pada tahun 2018 atau sekitar
17,4 persen dari total konsumsi dunia. Dari segi volume tersebut, Indonesia
menempati posisi negara Muslim terbesar dengan jumlah USD 197 miliar.
Urutan terbesar selanjutnya adalah Turkey (USD 100 miliar), Pakistan (USD
93miliar) dan Mesir (USD 88 miliar).
7
Menurut Naim (2001), kehalalan suatu produk menjadi pertimbangan
utama bagi seorang muslim dalam keputusan mengkonsumsi. Hal ini
didasarkan pada ayat-ayat berikut ini:
1. QS Al – Baqarah ayat 168:
“Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan. Sungguh syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu.”
2. QS Al – Baqarah ayat 173:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi,dan binatang-binang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah.”
3. QS. Al – Maidah ayat 88:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayyib) dari apa yang
telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu
beriman kepadanya.”
4. QS. Al – Maidah ayat 90:
“Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya meminum khamr,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
Menurut pasal 1 ayat (2) UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal menyatakan bahwa “Produk Halal adalah produk yang telah
dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam.” Sedangkan pada pasal 3 ayat
8
(1) dan (2) UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
menyatakan “Penyelenggaraan JPH bertujuan memberikan kenyamanan,
keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan Produk Halal bagi
masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan Produk; dan
meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku Usaha untuk memproduksi dan
menjual Produk Halal”.
Banyak konsumen Muslim merasa ragu dan tidak percaya diri bahwa
makanan yang dijual ke pasar mungkin mendorong beberapa negara untuk
berpikir tentang pengolahan makanan halal. Sebagian besar laporan penelitian
di pasar makanan halal diperkirakan. Tetapi ada kelangkaan penelitian teori
didorong pada pembelian makanan halal. Secara umum, penelitian
memfasilitasi pemahaman yang lebih baik dari faktor sikap dan perilaku yang
mempengaruhi perilaku tertentu, dan akhirnya memfasilitasi desain yang
efektif dan pelaksanaan program yang bertujuan untuk mempromosikan
tingkah laku (Alam, 2011).
Faktor-faktor personal yang mempengaruhi sikap salah satunya adalah
keyakinan seseorang terhadap objek tersebut. Apabila sikap dipegang dengan
penuh keyakinan biasanya dipakai untuk memprediksi timbulnya suatu
perilaku. Dengan demikian, pembentukan sikap pada sebagian orang
dipengaruhi oleh keyakinan yang berasal dari pengalaman pribadi. Ini berarti
bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pandangan subjektif dan objektif
serta kecendrungan yang dimilikinya.
9
Pembentukan sikap juga bergantung pada intensi atau kecendrungan
yang kuat dari individu dalam memunculkan suatu perilaku. Intensi memiliki
peran sebagai penghubung antara sikap dengan perilaku yang akan
dimunculkan oleh individu. Demikian pada halnya ketika seseorang
memutuskan untuk memunculkan perilaku mengkonsumsi produk berlabel
halal.
Pengetahuan yang baik dipengaruhi oleh pengalaman dan terpapar
oleh informasi tentang produk halal. Maka dari itu, pengetahuan akan halal
itu penting terutama bagi konsumen muslim. Keinginan untuk membeli
produk makanan berlabel halal berkaitan dengan ketaatan seseorang terhadap
agamanya karena mengkonsumsi makanan halal merupakan perintah dalam
agama Islam (Simanjuntak dan Muhammad, 2014). Sudah diyakini bahwa
agama memiliki peran penting seperti dalam konsumsi makanan untuk
Muslim di negara Islam atau negara non-Muslim.
Menurut Theory of Planned Behavior perilaku manusia didasarkan
pada tiga macam pertimbangan yaitu keyakinan mengenai kecendrungan hasil
positif atau negatif suatu perilaku (behavioral belief), dan keyakinan
mengenai harapan orang lain yang bersifat normatif (normative belief), dan
keyakinan menganai kehadiran faktor-faktor yang dapat mendung munculnya
perilaku (control belief) (Anderson, 2004).
Berdasarkan penjelasan diatas, sebelum memunculkan perilaku
mengkonsumsi produk berlabel halal, seseorang diasumsikan memiliki intensi
10
untuk menampilkan perilaku tersebut. Dalam hal ini, intensi perilaku dapat
terbentuk melalui beberapa keyakinan. Pertama adalah keyakinan mengenai
konsekuensi positif atau negatif jika memunculkan perilaku mengkonsumsi
produk berlabel halal. Seseorang memilki satu bahkan banyak keyakinan
mengenai perilaku mengkonsumsi produk berlabel halal, namun hanya
beberapa yang merupakan keyakinan yang berperan dalam pembentukan
sikap (Cornner dan Norman, 2005). Hal yang kedua yang mempengaruhi
perilaku mengkonsumsi produk berlabel halal adalah keyakinan mengenai
harapan orang yang berperan dalam munculnya perilaku mengkonsumsi
produk berlabel halal. Keyakinan ini akan memberikan tekanan atau
dorongan dalam pembentukan intensi bagi seseorang. Kemudian yang
terakhir adalah keyakinan seseorang akan adanya faktor-faktor yang
mendukung atau menghambat munculnya perilaku mengkonsumsi produk
berlabel halal. Kedua faktor tersebut secara langsung mempengaruhi intensi
mengkonsumsi produk berlabel halal.
Icek Ajzen dan Fishbein mengatakan dalam teorinya yang bernama
Reason action theory menjelaskan ada dua faktor penentu intensi yaitu sikap
pribadi dan norma subjektif (Fishbein & Ajzen, 1975). Sikap merupakan
evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu. Sedangkan
norma subjektif adalah persepsi seseorang terhadap tekanan sosial untuk
melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu (Fishbein & Ajzen, 1975).
Namun Ajzen berpendapat bahwa teori reason action belum dapat
menjelaskan tingkah laku yang tidak sepenuhnya berada di bawah kontrol
11
seseorang. Karena itu dalam theory of planned behavior Ajzen menambahkan
satu faktor yang menentukan intensi yaitu perceived behavioral control.
Perceived behavioral control merupakan persepsi individu terhadap kontrol
yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu (Ajzen, 2005). Faktor
ini menurut Ajzen mengacu pada persepsi individu mengenai mudah atau
sulitnya memunculkan tingkah laku tertentu dan diasumsikan merupakan
refleksi dari pengalaman masa lalu dan juga hambatan yang diantisipasi.
Menurut Ajzen (2005) ketiga faktor ini yaitu sikap, norma subjektif, dan
perceived behavioral control dapat memprediksi intensi individu dalam
melakukan perilaku tertentu.
Jika kita ingin meneliti perekonomian Indonesia dalam bidang
konsumsi produk halal, maka kita harus mengetahui variabel-variabel apa
saja yang mempengaruhi keinginan/niat konsumsi masyarakat sebagai
konsumen produk halal. Karena berawal dari keinginan/niat ini seseorang
melakukan tindakan untuk mengkonsumsi. Variabel-variabel yang berperan
dalam mempengaruhi keinginan/niat masyarakat untuk mengkonsumsi
produk halal adalah sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control.
Individu dalam hal ini mahasiswa tumbuh di lingkungan sosial yang
berbeda-beda. Orang-orang disekeliling mahasiswa akan mempengaruhi pola
pikirnya serta akan memberikan referensi kepada mahasiswa untuk
melakukan suatu perilaku. Informasi yang didapatkan individu tersebut akan
mendasari keyakinannya. Keyakinan mengenai harapan orang lain ini akan
memberikan tekanan dan dorongan dalam pembentukan perilaku seseorang.
12
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mukhtar dan
Mohsin dengan judul “Intention to Choose Halal products: The Role of
Religiosity” menyarankan untuk menambahkan variabel religiusitas sebagai
salah satu variabel yang mempengaruhi keinginan/niat konsumsi produk
halal.
Lokasi yang akan diteliti oleh peneliti merupakan daerah yang
berkaitan dengan keinginan/niat konsumsi produk berlabel halal yaitu Kota
Tangerang Selatan, Kabupaten Banten. Kota Tangerang Selatan merupakan
Kota yang sudah tergolong modern, karena unsur keagamaan yang melekat
pada Kota ini masih sangat diperhatikan dan dijalani oleh masyarakatnya,
maka Kota Tangerang Selatan mempunyai semboyan Cerdas, Modern dan
Religius.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis merasa tertarik dan perlu
melakukan sebuah penelitian. Maka peneliti menetapkan judul penelit ian
sebagai berikut: “Pengaruh Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel
Halal (Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang
Selatan)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masih banyak produk makanan di pasaran yang diragukan kehalalannya.
13
2. Tidak semua mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan
memperhatikan dengan cermat label halal yang terdapat pada suatu
produk.
3. Penduduk indonesia mayoritas muslim, tetapi tingkat kesadaran
masyarakat akan produk bersertifikat halal masih rendah jika
dibandingkan dengan negara muslim lainnya.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka penelitian ini
dibatasi pada masalah sikap, norma subjektif, perceived behavioral control,
label halal dan religiusitas dalam keinginan mengkonsumsi produk berlabel
halal pada mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Konsumsi pangan berlabel halal dianggap sebagai ekspresi keagamaan
terkait dengan iman dan tingkat religiusitas. Disamping nilai-nilai lain seperti
kesehatan dan tradisi, yang berarti bahwa Muslim harus mengonsumsi
makanan halal dalam rangka mengikuti dan mengekspresikan ajaran agama
(Bonne and Verbeke,2006). Di Indonesia, kesadaran individu Muslim untuk
membeli produk berlabel halal di Indonesia masih rendah, walaupun Islam
menjadi agama yang mayoritas.
Icek Ajzen berpendapat bahwa pada persepsi individu mengenai
mudah atau sulitnya memunculkan tingkah laku tertentu dan diasumsikan
14
merupakan refleksi dari pengalaman masa lalu dan juga hambatan yang
diantisipasi. Menurut Ajzen (2005) ketiga faktor ini yaitu sikap, norma
subjektif, dan perceived behavioral control dapat memprediksi intensi
individu dalam melakukan perilaku tertentu. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mukhtar dan Mohsin dengan judul “Intention to Choose
Halal products: The Role of Religiosity” menyarankan untuk menambahkan
variabel religiusitas sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi
keinginan/niat konsumsi produk halal.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh sikap terhadap keinginan mengkonsumsi produk
berlabel halal?
2. Bagaimana pengaruh norma subjektif terhadap keinginan mengkonsumsi
produk berlabel halal?
3. Bagaimana pengaruh perceived behavioral control terhadap
mengkonsumsi produk berlabel halal?
4. Bagaimana pengaruh label halal terhadap mengkonsumsi produk berlabel
halal?
5. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap mengkonsumsi produk
berlabel halal?
6. Bagaimana pengaruh sikap, norma subjektif, Perceived Behavioral
Control, label halal dan Religiusitas secara simultan terhadap keinginan
15
mengkonsumsi produk berlabel halal pada mahasiswa Perguruan Tinggi
di Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis sikap berpengaruh terhadap keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal.
b. Untuk menganalisis norma subjektif berpengaruh terhadap keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal.
c. Untuk menganalisis Perceived Behavioral Control berpengaruh
terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal.
d. Unutk menganalisis label halal berpengaruh terhadap keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal.
e. Untuk menganalisis religiusitas berpengaruh terhadap keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal.
f. Untuk menganalisis sikap, norma subjektif, Perceived Behavioral
Control, label halal dan religiusitas berpengaruh secara simultan
terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal.
2. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan
kontri busi sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
16
Manfaat penelitian ini adalah sebagai bagian prasyarat untuk
menempuh gelar Sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, dengan adanya
penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis,
khususnya dalam hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi keinginan/miat konsumen di Indonesia dalam
menggunakan atau mengkonsumsi produk berlabel halal.
2. Bagi Dunia Akademis
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi perpustakaan, yang
bisa digunakan sebagai referensi perbandingan objek penelitian yang
sama khususnya tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keinginan konsumen dalam mengkonsumsi produk berlabel halal.
3. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan masukan agar lebih peduli terhadap masalah konsumsi
produk halal. Karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam,
maka dari itu pemerintah Indonesia harus lebih memperhatikan akan
konsumsi produk halal.
4. Bagi Pihak Konsumen
Sebagai pihak yang berhubungan dengan konsumen. Produk halal
sebagai upaya peningkatan mutu, agar mengetahui pentingnya
mendapatkan sertifikasi halal untuk produknya.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)
Teori ini yang awalnya dinamai Theory of Reasoned Action (TRA),
kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1967, selanjutnya teori tersebut
terus direvisi dan diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai
tahun 1980 teori tersebut digunakan untuk mempelajari perilaku manusia dan
untuk mengembangkan intervensi-intervensi yang lebih mengena. Pada tahun
1988, hal lain ditambahkan pada model reasoned action yang sudah ada
tersebut dan kemudian dinamai Theory of Planned Behavior (TPB), untuk
mengatasi kekurang dekatan yang ditemukan oleh Ajzen dan Fishbein
melalui penelitian penelitian mereka dengan menggunakan TRA
(Achmat,2010).
Dalam teori perilaku terencana (Theory of Planned Behavior),
faktor utama dari suatu perilaku yang ditampilkan individu adalah intensi/niat
untuk menampilkan perilaku tertentu (Ajzen, 1991). Intensi/niat diasumsikan
sebagai faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan
indikasi seberapa keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang
dilakukan untuk menampilkan suatu perilaku. Sebagai aturan umum, semakin
keras intensi seseorang untuk terlibat dalam suatu perilaku, semakin besar
kecenderungan ia benar-benar melakukan perilaku tersebut. Intensi untuk
18
berperilaku dapat menjadi perilaku sebenarnya hanya jika perilaku tersebut
ada dibawah kontrol individu yang bersangkutan. Individu memiliki pilihan
untuk memutuskan perilaku tertentu atau tidak sama sekali (Ajzen, 1991).
Teori perilaku direncanakan (Theory of Planned Behavior)
mempunyai t iga faktor penentu konseptual independen dari niat. Yang
pertama adalah sikap (attitude) terhadap perilaku dan mengacu pada sejauh
mana orang tersebut memiliki evaluasi yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dari perilaku yang bersangkutan. Yang kedua adalah faktor
sosial disebut norma subjektif (subjective norm) itu merujuk pada tekanan
sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. Dan
yang ketiga adalah perceived behavioral control, Faktor ini mengacu pada
persepsi kemudahan atau kesulitan melakukan perilaku dan diasumsikan
untuk mencerminkan pengalaman masa lalu serta hambatan diantisipasi dan
rintangan. Sebagai aturan umum, semakin menguntungkan sikap dan norma
subjektif terhadap perilaku, dan semakin besar kontrol perilaku yang
dirasakan, semakin kuat harus niat individu untuk melakukan perilaku yang
dipertimbangkan. (Back dan Ajzen, 1991)
Icek Ajzen mengatakan sikap merupakan suatu disposisi untuk
merespon secara positif atau negatif suatu perilaku. Sikap terhadap perilaku
ditentukan oleh belief tentang konsekuensi dari sebuah perilaku, yang disebut
sebagai behavioral beliefs (Ajzen, 2005). Seorang individu akan berniat
untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara
positif. Sikap ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan individu mengenai
19
konsekuensi dari menampilkan suatu perilaku (behavioral beliefs), ditimbang
berdasarkan hasil evaluasi terhadap konsekuensinya (outcome evaluation)
(Achmat, 2010). sikap memiliki efek langsung pada behavioral intention
serta terkait dengan norma subyektif dan perceived behavioral control
(Ajzen, 2005).
Ajzen (2005) mengatakan norma subyekt if merupakan fungsi yang
didasarkan oleh belief yang disebut normative belief, yaitu belief mengenai
kesetujuan dan atau ketidak setujuan yang berasal dari referent atau orang dan
kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang
tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya terhadap suatu perilaku.
Seorang individu akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia
mempersepsi bahwa orang-orang lain yang penting berfikir bahwa ia
seharusnya melakukan hal itu (Achmat, 2010).
Dalam Theory of Planned Behavior ada satu faktor tambahan yang
mempengaruhi intensi yaitu, perceived behavioral control. Kontrol perilaku
persepsi (perceived behavioral control) didefinisikan (Ajzen, 1991) sebagai
kemudahan atau kesulitan persepsi untuk melakukan perilaku dan
diasumsikan untuk mencerminkan pengalaman masa lalu sebagai antisipasi
hambatan dan rintangan.
20
2. Keinginan (Intensi) Mengkonsumsi Produk berlabel Halal
a. Pengertian Intensi (keinginan)
Intensi merupakan posisi seseorang pada dimensi probabilitas
subjektif yang melibatkan hubungan antara dirinya dan beberapa
tindakan. Sebuah intensi berperilaku, oleh karena itu, mengacu pada
probabilitas subjektif seseorang yang akan melakukan beberapa perilaku
(Fishbein & Ajzen, 1975).
Intensi juga dapat didefinisikan sebagai maksud, pamrih,
keinginan, tujuan, suatu perjuangan guna mencapai satu tujuan, ciri-ciri
yang dapat dibedakan dari proses-proses psikologis, yang mencakup
referensi atau kaitannya dengan suatu objek (Chaplin, 2000). Sedangkan
menurut Ajzen (2005), intensi diartikan sebagai kecenderungan tingkah
laku, yang hingga terdapat waktu dan kesempatan yang tepat akan
diwujudkan dalam bentuk tindakan.
Dari pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa intensi
merupakan kemungkinan seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu
dengan faktor motivasional yang mempengaruhi bagaimana usaha yang
digunakan untuk menampilkan perilaku tersebut. Semakin kuat intensi
untuk memunculkan perilaku maka akan semakin besar kemungkinan
perilaku yang akan ditampilkan.
21
b. Aspek – aspek Intensi
Intensi sebagai niat untuk melakukan suatu tindakan demi
mencapai tujuan tertentu memiliki beberapa aspek. Menurut Fishbein dan
Ajzen (1975) intensi memiliki empat aspek, yaitu:
1) Perilaku (behavior), yaitu tindakan spesifik yang nantinya akan
diwujudkan.
2) Sasaran (target), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek
yang menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu:
a) Orang atau objek tertentu (particular object),
b) Sekelompok orang atau objek (a class of object), dan
c) Orang atau objek pada umumnya (any object).
3) Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya
suatu perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan).
Situasi dapat pula diartikan sebagai lokasi dan keadaan terjadinya
perilaku.
4) Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu
tertentu, dalam satu periode atau tidak terbatas dalam satu periode.
Misalnya waktu yang spesifik (hari tertentu, tanggal tertentu, jam
tertentu), periode tertentu (bulan tertentu) dan waktu yang tidak
terbatas (waktu yang akan datang). Berdasarkan aspek-aspek intensi
dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa intensi memiliki
empat aspek, yaitu perilaku atau tindakan, sasaran, situasi, dan waktu.
22
c. Determinan Intensi
Menurut Fishbein dan Ajzen (1988) determinan intensi sebagai berikut:
1. Sikap terhadap tingkah laku tertentu (attitude toward behavior)
2. Norma Subjektif (subjective norm)
3. Perceived Behavioral Control (PBC)
d. Intensi Mengkonsumsi Produk Halal
Intensi untuk mengkonsumsi produk halal merupakan
kemungkinan subjektif seseorang untuk mengkonsumsi produk halal
dengan faktor motivasional yang menunjukkan kemauan dan usahanya
untuk menampilkan perilaku tersebut. Untuk dapat menampilkan perilaku
secara akurat, maka intensi mengkonsumsi produk halal dapat diuraikan
melalui empat aspek intensi yang telah dijelaskan sebelumnya. Dimana
mengkonsumsi produk halal merupakan perilaku yang spesifik dan
sasaran objek dilakukannya perilaku. Sedangkan situasi dan waktu adalah
situasi dan waktu saat dilakukannya perilaku mengkonsumsi produk halal.
Dengan semakin besarnya intensi seseorang untuk mengkonsumsi produk
halal, maka semakin besar pula peluang perilaku mengkonsumsi produk
halal akan ditampilkan.
3. Sikap (attitude)
a. Pengertian Sikap
Icek Ajzen mengatakan sikap merupakan suatu disposisi untuk
merespon secara positif atau negatif suatu perilaku. Sikap terhadap
perilaku ditentukan oleh belief tentang konsekuensi dari sebuah perilaku,
23
yang disebut sebagai behavioral beliefs (Ajzen, 2005). Menurut Ajzen
setiap behavioral beliefs menghubungkan perilaku dengan hasil yang bisa
didapat dari perilaku tersebut. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh
evaluasi individu mengenai hasil yang berhubungan dengan perilaku dan
dengan kekuatan hubungan dari kedua hal tersebut (Ajzen, 2005).
Secara umum, semakin individu memiliki evaluasi bahwa suatu
perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka individu akan
cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut sebaliknya,
semakin individu memiliki evaluasi negatif maka individu akan
cenderung bersikap unfavorable terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 2005).
Sedangkan Macchia dkk. (2013) menjelaskan bahwa sikap
merupakan evaluasi hasil dari suatu perilaku tertentu sebagai positif atau
negatif. Berdasarkan definisi menurut para ahli, penulis menyimpulkan
sikap adalah evaluasi atau penilaian dari target suatu perilaku.
b. Komponen – komponen Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), terdapat tiga komponen dalam
sikap yaitu:
1) Kognitif, yaitu mencerminkan persepsi dan pemikiran mengenai objek
sikap.
2) Afektif, yaitu suatu persamaan atau evaluasi terhadap objek, meliputi
perasaan dan evaluasi (sikap).
3) Konasi, yaitu intensi berperilaku yang ditampilkan terhadap objek
sikap.
24
Sikap-sikap tersebut dipercaya memiliki pengaruh langsung
terhadap intensi berperilaku dan dihubungkan dengan norma subjektif dan
perceived behavioral control (Achmat, 2010). Ajzen (2001)
mendefinisikan sikap (attitude) sebagai jumlah dari afeksi (perasaan)
yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek atau
perilaku dan diukur dengan suatu prosedur yang menempatkan individual
pada skala evaluatif dua kutub, misalnya baik atau jelek, setuju atau
menolak, dan lainnya.
4. Norma Subjektif (subjective norm)
a. Pengertian Norma Subjektif
Norma subjektif (subjective norm) adalah persepsi atau pandangan
seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan
mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
perilaku (Ajzen, 1991). Norma subjektif merupakan fungsi dari harapan
yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di sekitarnya
(misalnya, saudara, teman sejawat) menyetujui perilaku tertentu dan
memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka (Ajzen, 1991).
Ajzen (2005) mengatakan norma subjektif merupakan fungsi yang
didasarkan oleh belief yang disebut normative belief, yaitu belief
mengenai kesetujuan dan atau ketidaks etujuan yang berasal dari referent
atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant
others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya
terhadap suatu perilaku.
25
Norma subjektif tidak hanya ditentukan oleh referent, tetapi juga
ditentukan oleh motivation to comply. Secara umum individu yang yakin
bahwa kebanyakan referent akan menyetujui dirinya menampilkan
perilaku tertentu, dan adanya motivasi untuk mengikuti perilaku tertentu
akan merasakan tekanan social untuk melakukannya. Sebaliknya individu
yang yakin bahwa kebanyakan referent akan tidak menyetujui dirinya
menampilkan perilaku tertentu, dan tidak adanya motivasi untuk
mengikuti perilaku tertentu, maka hal ini akan menyebabkan memiliki
norma subjektif yang menempatkan tekanan pada dirinya untuk
menghindari melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2005).
b. Komponen Norma Subyektif
Komponen norma subjektif menurut Smith dan McSweeney
(2007) terdiri dari:
1) Norma Injunctive
Komponen norma subjektif yaitu norma injunctive karena berkaitan
dengan tekanan sosial yang dirasakan dari orang lain yang
dianggap penting (significant others) untuk melakukan suatu
perilaku.
2) Norma Deskriptif
Norma deskriptif mencerminkan persepsi seseorang terhadap
perilaku orang lain.
26
3) Norma Moral
Norma moral dapat didefinisikan sebagai internalisasi aturan-aturan
moral individu. Norma moral menekankan pada membangun
perasaan pribadi tanggung jawab, daripada tekanan sosial langsung
dirasakan.
5. Perceived Behavioral Control
a. Pengertian Perceived Behavioral Control
(Ajzen, 2005) menjelaskan perceived behavioral control sebagai
fungsi yang didasarkan oleh belief yang disebut sebagai control beliefs,
yaitu belief individu mengenai ada atau tidak adanya faktor yang
mendukung atau menghalangi individu untuk memunculkan sebuah
perilaku. Belief ini didasarkan pada pengalaman terdahulu individu
tentang suatu perilaku, informasi yang dimiliki individu tentang suatu
perilaku yang diperoleh dengan melakukan observasi pada pengetahuan
yang dimiliki diri maupun orang lain yang dikenal individu, dan juga oleh
berbagai faktor lain yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan
perasaan individu mengenai tingkat kesulitan dalam melakukan suatu
perilaku.
Peceived behavioral control didefinisikan oleh Icek Ajzen sebagai
kemudahan atau kesulitan untuk melakukan perilaku. Peceived behavioral
control seringkali diukur dengan merujuk kepada mudah atau sulitnya
suatu perilaku ditampilkan atau sejauh mana seseorang percaya terhadap
kemampuannya untuk menampilkan suatu perilaku (Ajzen, 2002).
27
Peceived behavioral control adalah persepsi individu terkait dengan
mudah dan sulitnya sebuah perilaku ditampilkan (Ajzen, 1991).
Ajzen (2001) mengatakan bahwa control keperilakuan
mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi bahwa control keperilakuan
yang dipersepssikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi
pada orang tersebut. Perceived behavioral control mempengaruhi secara
langsung maupun tidak langsung (melalui niat) terhadap perilaku (Ajzen,
1988).
Perceived behavioral control ditentukan oleh kombinasi antara
keyakinan individu mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk
melakukan suatu perilaku (control beliefs), dengan kekuatan perasaan
individu akan setiap faktor penghubung dan penghambat tersebut
(perceived power control). keyakinan kontrol (control beliefs) yang
kemudian melahirkan kontrol perilaku yang dipersepsikan adalah
keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung dan menghambat
perilakunya tersebut (perceived power).
Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control)
didefinisikan oleh Ajzen (1991) sebagai kemudahan atau kesulitan
persepsian untuk melakukan perilaku. Kontrol perilaku persepsian ini
merefleksikan pengalaman masa lalu dan mengantisipasi halangan-
halangan yang ada sehingga semakin menarik sikap dan norma subjektif
terhadap perilaku, semakin besar kontrol perilaku persepsian, semakin
28
kuat pula niat seseorang melakukan perilaku yang sedang
dipertimbangkan.
Semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit
faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka semakin
besar kontrol yang mereka rasakan atas perilaku tersebut dan begitu juga
sebaliknya, semakin sedikit individu merasakan faktor pendukung dan
banyak factor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka
individu akan cenderung mempersepsikan diri sulit untuk melakukan
perilaku tersebut (Ajzen, 2005).
b. Komponen Perceived Behavioral Control
1) Control beliefs, adalah beliefs mengenai sumber-sumber dan
kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan (requisite resources and
opportunities) untuk memunculkan tingkah laku.
2) Perceived power, adalah persepsi individu mengenai seberapa kuat
kontrol tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam memunculkan
tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan
tingkah laku tersebut.
6. Label Halal
a. Pengertian Label Halal
Kata halal berasal dari bahasa Arab yang berarti “melepaskan” dan
“t idak terikat”. Secara etimologi, halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat
dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang
melarangnya. Sertifikat halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulam
29
Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan
syariat Islam. Sertifikat halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin
pencantuman label halal pada kemasan produk dari instasi pemerintah yang
berwenang. Adapun yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang
memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat Islam (Burhanuddin, 2011),
yaitu:
1) Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi
2) Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan-bahan
yang berasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran, dan lain
sebagainya,
3) Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata
cara syariat Islam,
4) Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat
pengelolaan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi. Jika
pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih
dahulu harus dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat
Islam,
5) Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar,
6) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang label
halal dan iklan pangan menyebutkan label adalah setiap keterangan
mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya,
atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam,
ditempelkan pada, atau merupakan bagian dari kemasan pangan.
30
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang
dikemas dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan label pada, didalam, dan atau dikemasan pangan. Label yang
dimaksud tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak,
serta terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah dilihat dan dibaca.
Stanton dan J william (2004:282) membagi label kedalam tiga
klasifikasi yaitu :
1) Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan
pada kemasan.
2) Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif
mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perhatian/perawatan, dan
kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang
berhubungan dengan produk.
3) Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas
produk (product’s judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau kata.
Misal buah-buahan dalam kaleng diberi label kualitas A,B dan C.
Menurut Peraturan Pemerintah Pasal 10 Nomor 69, setiap orang
yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam
wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan
tersebut halal bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan
tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label.
31
7. Religiusistas
a. Penegertian Religiusitas
Religiusitas menurut Muzakkir (2013:371) adalah sikap
keberagaman seseorang atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
agama. Religiusitas menurut ajaran Islam dapat diketahui melalui beberapa
aspek penting yaitu: aspek keyakinan terhadap ajaran agama (akidah),
aspek ketaatan terhadap ajaran agama (syariah atau ibadah), aspek
penghayatan terhadap ajaran agama (ihsan), aspek pengetahuan terhadap
ajaran agama (ilmu), dan aspek pelaksanaan ajaran agama dalam
kehidupan sosial (muamalah yang dipandu akhlaq al-karimah).
Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi
kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika
seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika
melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan
hanya berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi
juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena
itu, keberagamaan seseorang akan meliputi beberapa sisi atau dimensi.
Dengan demikian, agama adalah sebuah sistem yang berdimensi banyak
(Ancok dan Fuat, 2015:76).
religiusitas dapat diartikan sebagai internalisasi agama dalam diri
seseorang yang terlihat melalui pengetahuan dan keyakinan seseorang
akan agamanya serta dilaksanakan dalam kegiatan peribadatan dan
perilaku kesehariannya (Subandi, 2013).
32
Menurut Arief Mufraini (2016) menemukan bahwa kepercayaan
dianggap sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara penjual dan
pembeli, pemenuhan kewajiban dalam hubungan pertukaran, sehingga
kepuasan pelanggan dapat terwujud seperti yang diharapkan. Tapi bahwa
keyakinan dan kepercayaan tidak identik, meskipun kedua istilah secara
sistematis terkait satu sama lain. Dalam perkembangannya kepercayaan
atau trust menjadi studi tentang berbagai disiplin ilmu.
Orang-orang yang mempunyai nilai religiusitas yang tinggi akan
selalu berusaha patuh terhadap ajaran-ajaran agama, menjalankan ritual
agama meyakini doktrin-doktrin agama, beramal dan selanjutnya
merasakan pengalaman-pengalaman beragama. Sikap religius adalah
keadaan dalam diri seseorang dapat merasakan dan mengakui adanya
kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupannya dengan cara
melaksanakan semaksimal nya perintah Tuhan dan meninggalkan seluruh
larangan-Nya, sehingga hal ini akan membawa ketenangan dan
ketentraman pada dirinya (Muzakkir, 2013:376).
b. Konsep Religiusitas
Menurut Roikhan M Aziz (2009) Filsafat ekonomi Islam
didasarkan pada tiga entitas yang independen namun mengintegrasikan
dalam sistem, dan ada Tuhan, manusia, dan agama. Prinsip Ekonomi Islam
pada filosofi ditentukan bahwa manusia telah diciptakan oleh Allah untuk
urusan agama. Dimensi ekonomi Islam ini membedakan Islam dari sistem
ekonomi lainnya misalnya sosialisme dan kapitalisme. Filsafat Ekonomi
33
Islam paradigma yang relevan dengan nilai-nilai logis, estetika, dan etika
yang berdasarkan Islam yang akan diuntungkan antara perilaku ekonomi
manusia Dalam Islam, nilai-nilai ekonomi berasal dari Quran dan Hadits
dalam bentuk prinsip-prinsip universal. Sedangkan sistem ekonomi lain
hanya terfokus pada kausalitas dan positif dalam kegiatan ekonomi, Islam
lebih suka untuk memiliki etika dan nilai-nilai yang tersirat dalam kegiatan
ekonomi. Nilai-nilai ini selalu merupakan di setiap lingkungan ekonomi
Islam tunggal.
Menurut Glock dan Strak dalam Ancok (2015:77-78) ada lima
dimensi religiusitas, yaitu dimensi keyakinan (ideologis), dimensi
peribadatan atau praktek agama (ritualistik), dimensi penghayatan
(eksperiensial), dimensi pengamalan (konsekuensial), dimensi
pengetahuan agama (intelektual).
1) Keyakinan
Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius
berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui
kebenaran doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan
seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat.
Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi
tidak hanya di antara agama-agama, tetapi seringkali juga di antara
tradisi dalam agama yang sama.
2) Praktik Agama
34
Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang
dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang
dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri dari dua kelas
penting,
yaitu ritual dan ketaatan.
a) Ritual, mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan
formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para
pemeluk melaksanakan.
b) Ketaatan, ketaatan atau ritual bagaikan ikan dengan air, meski ada
perbedaan penting. Apabila aspek ritual dan komitmen sangat
formal dan khas publik, semua agama yang dikenal juga
mempunyai perangkat tindakan persembahan dan kontemplasi
personal yang relatif spontan, informal, dan khas pribadi.
3) Pengalaman
Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama
mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat
jika dikatakan bahwa seseorang beragama dangan baik pada suatu
waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai
kenyataan terakhir (bahwa akan mencapai suatu kontak dengan
kekuatan supranatural). Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman
keberagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-
sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu
kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat
35
komunikasi, walaupun kecil, dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu
dengan Tuhan, kenyataan terakhir, dengan otoritas transendental.
4) Pengetahuan Agama
Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang
beragama paling tidak memiliki sejumlah mengenai dasar-dasar,
keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi. Dimensi
pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan satu sama lain, karena
pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi
penerimanya. Walaupun demikian, keyakinan tidak perlu diikuti oleh
syarat pengetahuan, juga demua pengetahuan agama tidak selalu
bersandar kepada keyakinan.
5) Pengalaman atau Konsekuensi
Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan
keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari
ke hari. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana
pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan
sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsukuensi-
konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atas
semata-mata berasal dari agama.
c. Teori HAHSLM
Dasar dari pendekatan Hahslm adalah bahwa dalam islam tentunya
memiliki genuine standar metodologi yang berbeda dengan pendekatan
eksisting sekarang ini. Analisa ekonomi yang dilakukan peneliti secara
36
ilmiah dalam lingkungan formal seperti kampus atau lembaga penelitian
maupun non formal seperti terbitan berkala majalah mayoritas
menggunakan alat analisis. Alat tersebut dipakai untuk menajamkan
analisis yang dilakukan dalam rangka mengejar tujuan analisis yang
dirumuskan. Makna ibadah merupakan proses yang alami dalam setiap
aktivitas kehidupan termasuk ekonomi (Aziz, 2015).
Aziz (2015) mengatakan petunjuk mengenai ibadah yang diberikan
Allah SWT. Berasal dari ayat kauliyah yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah
serta ayat kauniyah yaitu alam semesta. Untuk itu scholar Islam wajib
meyakini bahwa landasan berpikir dalam analisis ekonomi terdiri dari dua
komponen yaitu ayat kauliyah dan ayat kauniyah. Peryataan ini perlu
dipertegas untuk tidak mengotakkan umat islam hanya membatasi pada
ayat kauliyah saja.
Definisi Teori H dari kata Hahslm menurut Roikhan (2015) adalah:
1. Secara sempit teori H diartikan sebagai teori pola dasar tiga dominan
dengan konteks tertentu dalam lima dimensi susunan invarian.
2. Secara luas untuk penggunaan paling umum teori H dapat diartikan
sebagai teori dasar pola penciptaan dengan hubungan tertentu. H
berasal dari rumus Hahslm, Quran surat Hijr, juga singkatan dari
Huda atau hidup.
37
Sedangkan makna teori H antara lain:
1. Sebuah himpunan utuh/system menyeluruh/bagian terintegrasi akan
terdiri dari 3 unsur utama yaitu primer (pencipta/intermediary),
sekunder (ciptaan/penerima), tertier (ibadah/pemancar) yang bias
bermuatan positif atau negative.
2. Tiga unsur tersebut akan memnuhi pernyataan bahwa sekunder
dibawah primer akan selalu tertier. (manusia diciptakan tuhan untuk
ibadah).
B. Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan. Dibawah ini
penulis akan memberikan kesimpulan hasil penelitian yang pernah dilakukan:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti,
Tahun dan Judul
Penelitian
Model
Analisis
Hasil Penelitian
Persamaan dan
Perbedaan
1. Tawfik Salah
Mohammed Ben
Bisher Al-Nahdi
(2008): Intention to
Analisis
Regresi
Berganda
Penelitian ini
menunjukan
hubungan yang
signifikan dan positif
Persamaan dan
perbedaan pada
penelitian ini yaitu
penelitian ini variabel
Patronage Halal
Restaurants Among
Malaysian Muslims
An Issue of Halal
Perception.
diantara pandangan
orang lain dan
tanggapan kontrol
perilaku dengan
maksud untuk
mengunjungi
restoran halal, tetapi
sikap tidak
menunjukan
hubungan yang
signifikan.
Kegamaan
ditemukan memiliki
efek positif pada
hubungan antara
pandangan orang
lain dan tanggapan
kontrol perilaku
terhadap niat untuk
mengunjungi
restoran halal.
Sementara studi ini
menemukan suasana
bebas lain yang
digunakan adalah
sikap, norma subjektif,
perceived behavioral
control dan religiusitas
sedangkan pada
penelitian yang akan
dilakukan
menambahkan satu
variabel bebas yaitu
label halal.
38
restoran
memoderatkan
hubungan antara
tanggapan kontrol
perilaku dengan
maksud untuk
mengunjungi
restoran halal.
2. Syed Shah Alam &
Nazura Mohamed
Sayuti (2011):
Applying the
Theory of Planned
Behavior (TPB) in
Halal Food
Purchasing
Analisi
Multiple
Regression
Seluruh variabel
dalam Theory of
Planned Behavior
berkorelasi positif
dan berpengaruh
signifikan terhadap
minat pembelian
makanan
Persamaan dan
perbedaan pada
penelitian ini yaitu
penelitian ini variabel
bebas lain yang
digunakan adalah
sikap, norma subjektif
dan perceived
behavioral control
sedangkan pada
penelitian yang akan
dilakukan
menambahkan
beberapa variabel
bebas yaitu religiusitas
39
dan label halal.
3. Arshia Mukhtar
dan Muhammad
Mohsin Butt
(2012):
Intention to Choose
Halal Product: The
Role of Religiosity
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil penelitian ini
Bahwa norma
subjektif, sikap dan
religiusitas
intrapersonal
berpengaruh positif
terhadap niat
memilih produk
halal.
Persamaan dan
perbedaan penelitian
ini yaitu pada
penelitian ini
menggunakan teori
yang Icek Ajzen yang
berbeda yaitu theory
of reasoned action
sedangkan pada
penelitian yang akan
dilakukan
menggunakan theory
of planned behavior.
4. Jessvita Anggelina
J. P dan Edwin
Japarianto (2014) :
Analisis Pengaruh
Sikap, Subjective
Norm dan
Perceived
Behavioral Control
Terhadap Purchase
Analisis
Regeresi
Berganda
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
sikap, subjective
norm dan perceived
behavioral control
berpengaruh
signifikan terhadap
niat beli konsumen.
Behavioral control
Persamaan dan
perbedaannya dalam
penelitian ini ada
variabel bebas lain
yang
digunakan yaitu
purchase intention
sedangkan penelitian
yang akan dilakukan
40
intention
Pelanggan SOGO
Departement Store
di Tunjungan Plaza
Surabaya
memiliki pengaruh
yang dominan
Dibandingkan sikap
dan subjective norm.
menggunakan variabel
religiusitas dan label
halal.
5. Roikhan M Aziz
(2015) : The
Influence of
Household’s
Income, Price and
Religiousity
Towards
Consumtion of
Halal Products (A
Case Study on
Muslim Consumers
in Petir Village,
Tangerang)
Ordinary
Least
Square
. pengaruh
pendapatan, harga
rumah tangga dan
religiusitas terhadap
konsumsi rumah
tangga produk halal
di desa petir,
tangerang penelitian
digunakan data
primer.
Pesamaan dan
perbedaan pada
penelitian ini yaitu
pada variabel yang
digunakan adalah
harga, pendapatan
rumah tangga dan
religiusitas.
41
42
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian
didasarkan. Kerangka pemikiran adalah jaringan asosiasi antar variabel yang
disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis yang dianggap relevan pada
situasi masalah serta diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan,
dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi juga berperan dalam menyusun
kerangka berfikir (Uma Sekaran, 2007: 127).
43
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Pengaruh Keinginan mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Theory of Planned Behavior
Sikap (X1) Norma
Subjektif (X2)
Perceived Behavioral
Control (X3)
Label Halal
(X4)
Re;igiusitas
(X5)
Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal (Y)
Uji Reliabilitas dan Uji Validitas
Uji Asumsi Klasik
Normalitas Multikolinieritas Heteroskedastisitas Autokorelasi
Model Regresi Berganda
Uji Hipotesis
Uji F Uji t Uji R2
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
44
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. (Sugiono, 2010).
Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0: Tidak ada pengaruh antara sikap terhadap keinginan
mengkonsumsi produk halal.
2. H1: Ada pengaruh antara sikap terhadap keinginan mengkonsumsi
produk halal.
3. H0: Tidak ada pengaruh antara norma subjektif terhadap keinginan
mengkonsumsi produk halal.
4. H1: Ada pengaruh antara norma subjektif terhadap keinginan
mengkonsumsi produk halal
5. H0: Tidak ada pengaruh antara Perceived Behavioral Control
terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal.
6. H1: Ada pengaruh antara Perceived Behavioral Control terhadap
keinginan mengkonsumsi produk halal
7. H0: Tidak ada pengaruh antara label halal terhadap keinginan
mengkonsumsi produk halal.
45
8. H1: Ada pengaruh antara label halal terhadap keinginan
mengkonsumsi produk halal.
9. H0: Tidak ada pengaruh antara religiusitas terhadap keinginan
mengkonsumsi produk halal.
10. H1: Ada pengaruh antara religiusitas terhadap keinginan
mengkonsumsi produk halal.
11. H0: Tidak ada pengaruh antara sikap, norma subjektif, Perceived
Behavioral Control dan label halal terhadap keinginan mengkonsumsi
produk halal.
12. H1: Ada pengaruh antara sikap, norma subjektif, Perceived
Behavioral Control, label halal dan reli terhadap keinginan
mengkonsumsi produk halal.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini membahas preferensi konsumen dalam
keinginan (intensi) mengkonsumsi produk berlabel halal menggunakan
Teory of Planned Behavior. Dalam penelitian ini sikap, norma subjektif,
Perceived Behavioral Control, label halal dan religiusitas sebagai variabel
independen dan keinginan konsumsi produk halal sebagai variabel
dependen. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kauntitatif.
Pada umumnya penelitian kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai
dengan pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan dari hasil
penelitiannya. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan yang di dalamnya terdapat variabel yang nilai-nilainya
dinyatakan dalam bentuk numerikal.
B. Metode Penentuan Sample
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi fokus penelit i
dalam ruang lingkup dan waktu tertentu (Sulistiyono, 2005). Sedangkan
menurut (Sugiyono, 2015: 135) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
47
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa aktif Strata 1
Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan. Terdapat 23 Perguruan
Tinggi pada 6 Kecamatan di Kota Tangerang Selatan, peneliti hanya
mengambil 6 Perguruan Tinggi di setiap masing-masing Kecamatan di
Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan sumber dari Bagian Akademik
dan Informasi masing-masing Perguruan Tinggi, maka didapatkan
jumlah mahasiswa aktif Strata 1 tahun Angkatan 2013-2016 sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Daftar Populasi
No Nama Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa Aktif S1
1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 16.600
2. Universitas Multimedia Nusantara 18.207
3. Universitas Muhammadiyah Jakarta 37.840
4. Universitas Pamulang 271.529
5. Universitas Pembangunan Jaya 1.573
6. Institut Teknologi Indonesia 11.301
Jumlah Total 357.006
Sumber: Data akademik masing-masing Perguruan Tinggi, 2016
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:116), Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
48
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah
pengumpulan data berpeluang (probability sampling) atau lebih
tepatnya area sampling (cluster sampling), yaitu teknik yang digunakan
untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, misal penduduk dari suatu Negara, Provinsi atau
Kabupaten. Untuk menentukan mahasiswa mana yang akan dijadikan
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah
populasi yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2015: 140).
Pengambilan sampel dilakukan untuk mendapat data dan informasi
dengan hal-hal yang berkaitan dengan keinginan mengkonsumsi produk
berlabel halal pada mahasiswa perguruan tinggi di Kota Tangerang
Selatan, akan melibatkan pengambilan area sampling. Pandangan dan
preferansi mahasiswa tentang keinginan mengkonsumsi produk berlabel
halal, semua dapat diperoleh menggunakan teknik area sampling, dan
juga untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal, seperti sikap, norma subjektif,
perceived behavioral control, religiusitas dan label halal produk pada
mahasiswa perguruan tinggi di Kota Tangerang Selatan.
Ukuran sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan mengambil
salah satu dari empat aturan bedasarkan usulan Roscoe dalam buku
Research Methods for Business (1982: 253) dalam Sugiyono (2015:
154-155), yaitu sebagai berikut :
49
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelit ian adalah antara 30
sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai
negeri-swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimum 30.
3. Bila dalam penalitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota
sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya
variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka
jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota
sampel masing-masing antara 10 s.d 20.
Peneliti mengambil sampel dari 23 Perguruan Tinggi yang terbagi
dalam 6 Kecamatan di Kota Tangerang Selatan, peneliti menetapkan
sampel sebanyak 90 mahasiswa yang terdiri dari 6 Perguruan Tinggi
dan terbagi dalam 6 Kecamatan di Kota Tangerang Selatan. Teknik
sampling daerah ini melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan
sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada
pada daerah itu secara sampling juga (Sugiyono, 2015: 141).
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisoner langsung
kepada beberapa mahasiswa yang berada di UIN syarif Hidayatullah
Jakarta, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas
50
Muhammadiyah Jakarta, Universitas Pamulang, Universitas
Pembangunan Jaya dan Institut Teknologi Indonesia. Beberapa
pendapat para ahli, ketentuan jumlah sampel minimal sebanyak 30
responden adalah tepat. Kuisioner yang disebar peneliti sebanyak 90
buah guna mengantisipasi data yang tidak kembali maupun rusak,
dengan pembagian di setiap perguruan tinggi sebanyak 15 kuisioner.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date (Mufraini,
2013:45).
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh berdasarkan jawaban kuesioner yang dibagikan kepada
mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014:142).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan
kedua). (Mufraini, 2013:46).
51
Adapun data sekunder yang digunakan pada penelitian ini yaitu
dengan melakukan riset kepustakaan. Dimana peneliti mengunjungi
lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti perpustakaan FEB,
Perpustakaan Utama UIN, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang
Selatan dan lembaga-lembaga lainnya yang dapat membantu penyusunan
skripsi. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data
dari internet.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data dalam
angka dan lambang matematik atau dengan kata lain dapat diukur dengan
skala numerik disebut data kuatitatif (Tanjung, 2013:76).
Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data
dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (Sugiyono,
2015: 254). Pada penelitian ini, penulis menggunakan statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2015: 254-255).
Sedangkan untuk menguji hipotesis dari variabel menggunakan teknik
analisis regresi. Regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih selain itu menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2013:96). Terdapat
52
2 jenis analisis regresi yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan regresi linier berganda
karena jumlah variabel bebas (independent) yang digunakan lebih dari satu
yang mempengaruhi satu variabel bebas (dependent).
Sebelum dianalisis lebih lanjut, data primer yang diperoleh dari
pengumpulan data disimpan dalam sebuah file Microsoft Excel 2010. Selain
digunakan untuk mengelola data, Microsoft Excel 2010 juga digunakan untuk
mengelola data karakteristik responden. Setelah data primer dimasukkan
kedalam file Microsoft Excel 2010, data tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan software SPSS 22.0 dan diinterpretasikan.
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai
positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid (Ghozali, 2013: 52-53).
53
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2013: 47). Software SPSS 22.0
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70
(Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2013: 48).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data
residual terdistribusi normal atau tidak. Residual merupakan nilai
sisa atau selisih antara nilai variabel dependen (Y) dengan variabel
dependen hasil regresi (Y‟). Model reresi yang baik adalah yang
memiliki data residual yang terdistribusi secara normal atau tidak
(Priyatno, 2013)
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan normal
probability plot, yaitu dengan menggunakan grafik. Apabila titik-
titik berada disekitar garis uji normalitas, maka data tersebut adalah
normal. Sebaliknya jika titik-titik tersebut menjauh dari sekitar garis
uji normalitas, maka data tersebut tidak normal.
54
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Deteksi terhadap ada tidaknya
multikolonieritas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi
variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat nilai tolerance
serta nilai variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance< 0.10 atau sama dengan VIF > 10 (Priyatno, 2013).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Priyatno,
2013).
Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini
dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka
55
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Sedangkan jika
tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Priyatno, 2013).
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi merupakan pengujian yang dilakukan
untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel penganggu
dalam masing-masing variabel bebas (Priyatno, 2013). Dalam
penelitian ini uji autokorelasi menggunakan tes Durbin Watson
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. dW < dL, berarti ada autokorelasi positif (+)
2. dL< dW < dU, tidak dapat disimpulkan
3. dU < dW < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi.
4. 4-dU < dW < 4-dL, tidak dapat disimpulkan
5. dW > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-)
3. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Dalam ouput SPSS, koefisien determinasi terletak pada
tabel model summary dan tertulis R square yang sudah disesuaikan
atau tertulis adjust R square, karena disesuaikan dengan jumlah
variabel independen (Ghozali, 2013: 97).
56
b. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individu dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Probabilitas lebih kecil dari
0,05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari
variabel independen secara individu terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013: 98-99).
c. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabeldependen atau terikat. Probabilitas lebih kecil dari 0,05,
maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel
independen secara bersama terhadap variabel dependen (Ghozali,
2013: 98).
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear
berganda. Regresi linier berganda membentuk hubungan antara dua
variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Regresi berganda
menggunakan tingkat keyakinan (signifikansi) α = 5%.
Alat analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
berpengaruh antara sikap, norma subjektif, perceived behavioral control
dan label halal terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal
57
dan bagaimanakah arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + €
Keterangan:
Y : Variabel dependen (keinginan mengkonsumsi produk halal)
A : Konstanta
β 1 : Koefisien Sikap
β2 : Koefisien Norma Subjektif
β3 : Koefisien Perceived Behavioral Control
β4 : Koefisien label halal
β5 : KoefisienReligiusitas
X1 : sikap
X2 : norma subjektif
X3 : perceived behavioral control
X4 : label halal
X5 :Religiusitas
€ : standar error
58
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelit ian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:38).
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau
satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981) dalam
Sugiyono (2014:38).
Menurut Kadir (2015: 7) variabel adalah konsep yang mempunyai
nilai, keadaan, kategori, atau kondisi. Tipe-tipe variabel dalampenelitian ini
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Seluruh variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan
indikator-indikator tertentu yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini
menggunakan skala pengukuran likert atau ordinal. Setiap jawaban
dihubungkan dengan bentuk pernyataan dukungan sikap yang diungkapkan
dengan kata-kata sebagai berikut:
59
Tabel 3.2
Skala Likert
Tanda Keterangan Bobot
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju
mempunyai tingkat atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju, dan Setuju
”lebih tinggi” dari Tidak Setuju.
1. Variabel Dependen
Variabel terikat (dependent variable) variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel lain (variabel bebas) (siregar,
2013). Variabel terikat pada penelitian ini adalah keinginan
mengkonsumsi produk halal. Variabel dependen (keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal) dijabarkan dengan empat
pertanyaan/pernyataan, salah satunya adalah “saya berencana
mengkonsumsi produk berlabel halal.”
2. Variabel Independen
Varibel bebas (Independent variable) variabel yang menjadi sebab atau
berubah/memengaruhi suatu variabel lain (variabel dependent) (Siregar,
2013). variabel independen bisa juga disebut sebagai variabel bebas,
variabel prediktor, variabel antecedent atau variabel eksogen. Variabel
60
bebas dalam penelitian ini adalah sikap, norma subjektif, perceived
behavioral control dan label halal.
a. Sikap
Sikap merupakan suatu disposisi untuk merespon secara positif atau
negatif suatu perilaku. Variabel sikap dijabarkan dengan empat
pertanyaan/pernyataan, salah satunya adalah “Memilih produk halal
merupakan sikap yang baik”.
b. Norma Subjektif
Norma Subjektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap
kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991).
Variabel norma subjektif dijabarkan dengan empat
pertanyaan/pernyataan, salah satunya adalah “Keluarga saya memilih
produk-produk halal.”
c. Perceived Behavioral Control
Peceived behavioral control didefinisikan oleh Icek Ajzen sebagai
kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku.
Variabel perceived behavioral control dijabarkan dengan empat
pertanyaan/pernyataan, salah satunya adalah “Saya lebih berhati-hat i
memilih produk makanan, karena banyak yang menggunakan label
halal palsu”.
61
d. Label Halal
Label halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulam Indonesia
(MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan
syariat Islam. Variabel label halal dijabarkan dengan empat
pertanyaan/pernyataan, salah satunya adalah “Kemasan berlabel
halal penting dalam suatu produk halal”.
e. Religiusitas
Religiusitas menurut Muzakkir (2013:371) adalah sikap
keberagaman seseorang atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan agama. Variabel religiusitas dijabarkan dengan empat
pertanyaan/pernyataan, salah satunya adalah “Mengkonsumsi roduk
halal adalah bentuk ibadah”.
Tabel 3.3
Operasional Variabel
No Variabel Indikator Sub Indikator
1. Sikap
(X1)
Kognitif Persepsi
Kepercayaan
Afektif Reaksi Emosional
Konasi Pernyataan/perkataan
2. Norma Subjektif
(X2)
Normative
Beliefs
Pengaruh keluarga
Pengaruh teman
Motivational to
comply
Motivasi untuk memenuhi saran dari
keluarga
Motivasi untuk memenuhi saran dari
teman
3. Perceived
Behavioral
Control
(X3)
Control Beliefs Pengalaman masa lalu berkaitan
dengan produk berlabel halal
Memiliki informasi produk berlabel
halal
Perceived Power Merasakan kemudahan dan kesulitan
memperoleh produk berlabel halal
4. Label Halal
(X4)
Brand Label Berlabel halal pasti menyehatkan
Deskriptive
Label
Berlabel halal dijamin kehalalannya
Pentingnya kemasan berlabel halal
Grade Label Pembelian produk didasarkan pada
label halalnya
5. Religiusitas
(X5)
Keyakinan Meyakini adanya Allah
Meyakini kitab Allah
Praktik Agama Melaksanakan ibadah wajib seperti
sholat lina waktu, puasa
Melaksanakan ibadah sunah seperti
sholat sunah, puasa sunah, membaca
Al-Qur‟an
Penghayatan Perasaan dekat dengan Allah
Perasaan bersyukur dan mendapatkan
pertolongan dari Allah
62
Pengetahuan
Agama
Senang menambah ilmu agama
Pengetahuan tentang isi Al-Qur‟an
yang berkaitan dengan produk berlabel
halal
Pengalaman atau
Konsekuensi
Berakhlak islami
Agama sebagai motivasi dalam
berperilaku
6. Keinginan
Mengkonsumsi
produk berlabel
halal
(Y)
Tertarik untuk
mencari
informasi produk
berlabel halal
Tertarik untuk mencari informasi
mengenai produk berlabel halal
Mempertimbang
kan untuk
membeli
Mempertimbangkan untuk membeli
produk berlabel halal
Tertarik untuk
mencoba
Tertarik untuk mencoba produk
berlabel halal
Ingin mengetahui
produk
Ingin mengetahui produk berlabel
halal
Ingin memiliki
produk
Ingin memiliki produk berlabel halal
63
64
F. Desain Kuisioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang terstruktur, terdiri
dari kumpulan pertanyaan, baik secara tertulis maupun verbal untuk
mendapatkan informasi dari responden. Jenis pertanyaan secara umum ada
dua, yaitu pertanyaan tidak terstruktur dan terstruktur. Pertanyaan tidak
terstruktur adalah pertanyaan terbuka dimana responden dapat menjawab
kuesioner berdasarkan kata-kata respoden sendiri (Malhotra, 2007).
Sedangkan pertanyaan terstruktur adalah pertanyaan yang diajukan kepada
responden tertulis secara rinci di dalam kuesioner, ditanyakan langsung
kepada responden, dan setiap responden diberi kuesioner yang standar
(Istijanto, 2009). Peneliti menggunakan pertanyaan terstruktur untuk
penelitian ini karena lebih memudahkan responden dalam menjawab
pertanyaan, lebih cepat, dan mengurangi bias jawaban. Bentuk kuesioner
pertanyaan terstruktur adalah sebagai berikut:
1. Multiple-Choice Questions. Peneliti memberikan pilihan jawaban dan
responden diminta untuk memilih satu atau lebih alternatif jawaban.
2. Dichotomous Questions, yaitu pertanyaan dengan hanya dua alternatif
jawaban. Kuesioner penelitian ini menyediakan jawaban „ya‟ atau „tidak‟.
3. Scale response question, yaitu pertanyaan yang jawabannya terdiri dari
berbagai alternatif jawaban dengan menggunakan skala tertentu yang
sesuai dengan persepsi responden. Penelitian ini menggunakan skala
Likert 1-5 yang dijabarkan menjadi :
65
Sangat Setuju (SS) = 5
Setuju (S) = 4
Netral (N) = 3
Tidak Setuju (TS) = 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Pembagian kuisoner dilakukan untuk memudahkan responden dan
peneliti melihat informasi apa yang hendak didapatkan pada setiap bagian.
Berikut ini penjelasan dari desain kuesioner yang digunakan oleh peneliti.
1) Perkenalan
Bagian ini terdapat salam pembuka yang dilanjutkan dengan perkenalan
oleh peneliti mengenai fakultas dan universitas asal peneliti, tujuan dari
penelitian, dan permintaan kesediaan responden untuk mengisi kuesioner
dengan sebaik-baiknya.
2) Profil Responden
Bagian ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
informasi demografis responden seperti nama, asal perguruan tinggi, jenis
kelamin,usia dan agama.
3) Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Pada bagian ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal akan ketertarikan mencari
tahu informasi produk berlabel halal, pertimbangan membeli produk
berlabel halal, serta ingin mengkonsumsi produk berlabel halal.
66
4) Bagian A. Sikap
Bagian ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai sikap responden
terhadap produk berlabel halal yang dibelinya. Indikator yang digunakan
adalah apakah produk berlabel halal bersifat kognitif, afektif dan konasi.
5) Bagian B. Norma Subjektif
Pada bagian ini responden diberi pertanyaan-pertanyaan mengenai norma
subjektif terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal.
Inditator yang digunakan adalah normative beliefs dan motivational to
comply.
6) Bagian C. Perceived Behavioral Control
Bagian ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai perceived behavioral
control terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal. Indikator
yang digunakan adalah control beliefs dan perceived power.
7) Bagian D. Label Halal
Bagian ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai label halal terhadap
keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal. Indikator yang digunakan
adalah brand label, descriptive label dan grade label.
8) Bagian E. Religiusitas
Pada bagian ini berisi pertanyaan mengenai religiusitas responden
terhadap produk berlabel halal. Indikator yang digunakan adalah
keyakinan, praktik agama, pengalaman, pengetahuan tentang agama dan
pengalaman atau konsekuensi.
67
Gambar 3.1
Desain Kuisioner
Perkenalan
Profil Responden
Keinginan Mengkonsumsi Produk
Berlabel Halal
Sikap
Norma Subjektif
Perceived Behavioral Control
Label halal
Religiusitas
68
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Sejarah
Pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berawal dari
dibentuknya Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) sebagai akademi
dinas Departemen Agama pada tanggal 1 Juni 1957, berdasarkan
Ketetapan Menteri Agama, Nomor 1 Tahun 1957. Pendirian ADIA ini
dimaksudkan untuk mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri
guna mencapai ijazah pendidikan akademi dan semi akademi agar
menjadi ahli didik agama pada Sekolah Menengah Umum, Sekolah
Kejuruan dan Sekolah Agama. Pada awal berdirinya, ADIA
menempati kampus Universitas Islam Jakarta (UIJ) di Jalan Madura
dan tahun kedua di Jalan Limau Kampus UHAMKA sekarang. Pada
tahun ketiga baru menempati kampus di Ciputat yang disebut Kultur
Sentrum (KS).
Tahun 1960 berdasarkan PP No II Tahun 1960 tanggal 24
Agustus 1960 ADIA bergabung dengan PTAIN (Perguruan Tinggi
Agama Islam) yang berada di Yogyakarta menjadi IAIN al Jamiah al
Hukumiyah. Diresmikan oleh Menteri Agama dalam suatu upacara di
Gedung kepatihan Yogyakarta pada tanggal 24 Agustus 1960 (2
Rabi’ul Awwal 1380 H). ADIA menjadi IAIN cabang Jakarta dengan
69
dua fakultas yaitu Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Adab dengan
Prof.Dr.H. Mahmud Yunus sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Prof.H.Bustami A.Gani sebagai Dekan Fakultas Adab.
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN
tertua di Indonesia, dan bertempat di Ibu kota Jakarta, juga menempat i
posisi unik dan strategis, tidak hanya sebagai “Jendela Islam di
Indonesia”, tetapi juga simbol bagi kemajuan pembagunan nasional
khususnya di bidang pembangunan keagamaan oleh karena itu IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tidak pernah berhenti berkembang untuk
menjadi lembaga pendidikan tinggi Islam yang terkemuka. Langkah
pengembangan ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan
Prof.Dr.Azyumardi Azra MA.Tahun1988 dengan konsep “IAIN with
wider mandate” atau IAIN dengan mandat yang lebih luas menjadi
dasar menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada tahun akademik 1998/1999. dibuka jurusan Psikologi dan
Matematika pada Fakultas Tarbiyah serta jurusan Ekonomi dan
Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah. Pada Tahun akademik
2000/2001 dibuka Program Studi Konversi IAIN menjadi UIN yang
terdiri dari Program Studi Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian),
Sistem Informasi, Teknik Informatika, Manajemen dan Akuntansi.
Upaya ini mendapat rekomendasi pada tahun 2001 dengan
ditandatanganinya Surat Keputusan bersama antara Menteri
70
Pendidikan Nasional RI Nomor 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI
Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001 tentang perubahan IAIN
menuju UIN.
Komitmen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi
Universitas Riset ini adalah untuk menghasilkan penemuan-penemuan
baru di bidang ilmu pengetahuan, baik dalam ilmu-ilmu agama
maupun ilmu-ilmu umum, dengan menempatkan kemampuan menelit i
sebagai kualifikasi utama dalam setiap kinerja ilmiah akademis.
Karena sebagai Universitas Riset, kemampuan penelitian menjadi
kualifikasi utama dalam setiap penampilan.
Dengan berbasis riset, diharapkan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dapat memiliki daya tarik bagi mahasiswa terutama bagi
mahasiswa tingkat magister dan doktor dari berbagai penjuru dunia
sehingga tercipta academic,social cultural exchange yang pada
gilirannya membentuk intelectual community dan learning society
dengan berkemampuan riset dan analisis yang dapat diterapkan dalam
berbagai bidang profesional dalam spectrum yang lebih luas dan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta siap go internasional dan menjadi
Universitas International. dan menjadi Jendela Keunggulan Akademis
Islam Indonesia (Window of Academic Excellence of Islamic in
Indonesian) seperti yang diharapkan oleh tokoh-tokoh pejuang
pendidikan Islam.
71
b. Visi dan Misi
1) Visi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia
dengan keunggulan integrasi keilmuan, keislaman, dan
keindonesiaan
2) Misi
a) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan
relevan untuk pengembangan keilmuan, transformasi sosial,
dan peningkatan daya saing bangsa.
b) Menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam kerangka struktur
dan kultur organisasi yang kokoh, berintegritas, dan akuntabel.
2. Universitas Multimedia Nusantara
a. Sejarah
Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mendapat izin
Menteri Pendidikan Nasional RI untuk beroperasi pada 25 November
2005. UMN berjalan dalam naungan Yayasan Multimedia Nusantara
yang didirikan oleh Kompas Gramedia. Pada 20 November 2006
keberadaan UMN diumumkan (resmi) di Hotel Santika oleh Dr. Ir
Dodi Nandika, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional.
Kuliah perdana angkatan pertama dilaksanakan pada 3
September 2007, dengan mengangkat tema “Pengembangan Sumber
Daya Manusia Menyongsong Era ICT.” Guna menyukseskan kuliah
perdana, UMN mendatangkan dosen tamu seperti Prof. Dr. Ir.
72
Mohamad Nuh (Menteri Komunikasi dan Informasi), Dr(Hc) Jakob
Oetama (Pendiri Kompas Gramedia), Roy Suryo (Pakar telematika),
Dra. Puspita Zorawar, M.PsiT (Pakar Komunikasi dan Psikologi). Pada
tahun 2009 dua gedung UMN di Scientia Garden diresmikan oleh Prof.
Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA selaku Menteri Pendidikan Nasional.
Di tahun 2011, UMN mulai membangun gedung ketiganya.
Gedung bernama New Media Tower ini diresmikan pada tanggal 28
September 2012. Konsep hemat energi yang diusung oleh New Media
Tower membawanya keluar sebagai juara pertama Energy Efficient
Building kategori Tropical Building pada ASEAN Energy Award 2014
dan juara pertama kategori gedung baru hemat energi dalam ajang
Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2013. Skystar
Ventures, inkubator bisnis UMN lahir pada 12 Desember 2013.
Melalui Skystar Ventures diharapkan UMN dapat mencapai visi untuk
melahirkan enterpreneur di bidang teknologi (technopreneur).
b. Visi dan Misi
1) Visi
Universitas Multimedia Nusantara menjadi perguruan tinggi
unggulan di bidang ICT, baik di tingkat nasional maupun
internasional, yang menghasilkan lulusan berwawasan
internasional dan berkompetensi tinggi di bidangnya (berkeahlian)
yang disertai jiwa wirausaha serta berbudi pekerti luhur.
73
2) Misi
Turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan
kesejahteraan bangsa melalui upaya penyelenggaraan pendidikan
tinggi dengan melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi
(Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat), untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
3. Universitas Muhammadiyah Jakarta
a. Sejarah
keputusan konfrensi Majelis Pengajaran Muhammadiyah yang
diadakan di pekalongan adalah mendirikan Fakultas Hukum dan
Falsafah di padang Panjang, yang secara resmi dibuka pada tanggal 3
Rabi’ul akhir 1375 H , bertepatan dengan tanggal 18 November 1955,
yang selanjutnya pada tahun 1956 dipindahkan ke Jakarta , dengan
nama baru yakni perguruan tinggi pendidikan Guru (PTPG).
Selanjutnya PTPG diresmikan pada tanggal 18 November 1975.
Pada Tahun 1958 , PTPG muhammadiyah dirubah menjadi
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan berada dibawah
lingkungan Universitas Muhammadiyah Jakarta(UMJ), dengan
presiden universitas yang pertama adalah dr.H. Ali Akbar , Sedangkan
sebagai dekan FKIP ditunjuk RH . Mubangit ronodihardjo. Pada
tanggal 21 September 1961 dibuka fakultas kesejahteraan social (FKS)
yang di prakarsai oleh menteri sosial bapak Mulyadi Djojomartono.
74
Dekan pertama FKS adalah Prof. Mr.H sumantri praptokuso yang pada
waktu itu menjabat sebagai sekretaris jendral departemen sosial.
Pada tahun 1962 , dibuka fakultas Tarbiyah, dan pada tahun
1963 dibuka 3 (Tiga) fakultas , yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Teknik
dan Fakultas Ekonomi. Selanjutnya pada tanggal 19 juni 1963 UMJ
dikukuhkan pendiriannya melalui Akte Notaris Raden Soerojo
Wongsowidjojo di Jakarta. Hingga saat ini UMJ telah memiliki 9
(Sembilan) Fakultas dengan 43 Program Studi, meliputi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas
Teknik, Fakultas Agama Islam, Fakultas Pertanian, Fakultas
Kedokteran, dan kesehatan, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Fakultas
Ilmu Keperawatan serta sekolah Pasca Sarjana, yang memiliki
sejumlah program magister , meliputi Magister Ilmu Hukum, Magister
Studi Islam, Magister Manajemen, Magister Ilmu Administrasi ,
Magister akuntansi , Magister Kesehatan Masyarakat, dan Magister
Ilmu Keperawatan. Saat ini UMJ tengah memproses dibukanya
program doctor untuk bidang Ilmu Agama, Manajemen dan Bisnis,
serta ilmu Hukum. UMJ telah meluluskan lebih dari 35.000 mahasiswa
yang tersebar diberbagai instansi pemerintah, swasta, maupun
membuka wirausaha mandiri.
75
b. Visi dan Misi
1) Visi
Menjadikan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang terkemuka,
modern dan islami pada tahun 2025.
2) Misi
a) Mewujudkan keunggulan di bidang pendidikan, pengajaran,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat serta nilai-nilai al-
islam dan kemuhammadiyahan.
b) Memanfaatkan teknologi informasi dalam penyelenggaraan
pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat serta penanaman nilai-nilai al-islam dan
kemuhammadiyahan.
c) Menyelenggarakan pendidikan, pengajaran, pengabdian kepada
masyarakat dengan dilandasi etika, nilai dan moral islam.
4. Universitas Pamulang
a. Sejarah
Universitas Pamulang didirikan pada tahun 2000 oleh Yayasan
Prima Jaya yang diketuai oleh Drs. Wayan. Namun karena
ketidakmampuan Yayasan Prima Jaya dalam mengelola suatu
Universitas, maka merekapunmengalihkan kepemilikan dan
pengelolaannya kepada Yayasan Sasmita Jaya pada awal tahun 2005.
Setelah berganti manajemen, maka berganti pulalah tujuan yang ingin
dicapai Universitas Pamulang.
76
Tujuan dari yayasan Sasmita Jaya adalah mewujudkan suatu
sarana pendidikan yang murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat tanpa melupakan kualitas dari pendidikan itu sendiri.
Oleh karena itu Universitas Pamulang selalu mengangkat
tenaga pengajar dan staff administrasi yang berkompeten dibidangnya.
Kamipun juga melakukan pengembangan dibidang kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga seluruh lulusan
Universitas Pamulang diterima dengan baik dalam dunia kerja.
Selain itu untuk menunjang kegiatan perkuliahan, Universitas
Pamulang telah menyediakan berbagai macam fasilitas seperti
laboratorium dan perpustakaan. Dengan terselenggaranya pendidikan
murah di Universitas Pamulang, kami selaku pihak Yayasan Sasmita
Jaya berharap semua lapisan masyarakat di Indonesia dapat menikmati
pendidikan di bangku kuliah. Dengan terdidiknya seluruh lapisan
masyarakat Indonesia maka secara otomatis pun itu akan menurunkan
tingkat kebodohan dan kemiskinan serta meningkatkan daya jual dan
harga diri masyarakat Indonesia.
b. Visi dan Misi
1) Visi
Menjadikan Universitas Pamulang sebagai Perguruan Tinggi
Swasta yang terdepan., modern dan mandiri untuk
mengembangkan Trdharma Perguruan Tinggi untuk menghasilkan
lulusan pionir pembangunan yang professional, inovatif, dan
77
produktif yang dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dalam rangka menunjang Pembangunan Nasional.
2) Misi
a) Menciptakan Sarjana yang berakhlak mulia dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Mewujudkan Sarjana yang dapat menciptakan lapangan kerja
(mandiri) professional dan berdaya saing serta mendapat
pengakuan secara formal.
c) Mewujudkan harapan dan cita-cita pendidikan Nasional secara
menyeluruh dan terpadu.
d) Mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang memadai dan memungkinkan melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi.
5. Universitas Pembangunan Jaya
a. Sejarah
Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) adalah perguruan tinggi
baru yang didirikan oleh kelompok usaha Pembangunan Jaya dengan
Ijin Operasional sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Nomor
38/D/O/2011 tanggal 25 Pebruari 2011. Kelompok usaha
Pembangunan Jaya memiliki 17 usaha yang bergerak dibidang
property, manufaktur, konsultan manajemen, konsultan desain,
kontraktor, pariwisata/rekreasi, trading, mekanikal & elektrikal dan
pendidikan. Kelompok usaha Pembangunan Jaya telah mempunyai
78
pengalaman 50 tahun dalam mengelola sektor usaha dan beritikad
untuk mengabdikan sebagian dari kegiatan usaha induknya ke
pendidikan dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang
lebih berkualitas. Itikad ini, telah diwujudkan dengan mendirikan
Yayasan Pendidikan Jaya sejak 3 September 1992.
Yayasan Pendidikan Jaya telah menaungi penyelenggaraan
pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah yaitu TK/SD/SMP/SMA Sekolah Pembangunan Jaya I di
Bintaro sejak tahun 1992, TK/SD/SMP/SMA Global Jaya tahun 1995,
dan TK dan SD Sekolah Pembangunan Jaya II di Surabaya sejak tahun
2006.
Pembangunan Jaya (PJ) sadar akan kewajibannya sebagai
bagian dari lembaga pendidikan di dalam kehidupan bangsa ini dan
dengan pengalaman membangun sumber daya insani melalui
pendidikan dasar dan menengah, PJ mempunyai kepercayaan diri
untuk melangkah lebih jauh dengan menyelenggarakan perguruan
tinggi yang akan diberi nama Universitas Pembangunan Jaya. Induk
organisasi PJ merasa sudah waktunya merintis jenis perguruan tinggi
yang unik dan sesuai dengan kekuatannya serta berpeluang
menciptakan generasi berikut yang mampu mendorong perkembangan
kehidupan bangsa ke arah cerdas, kreatif, bermoral, penuh tanggung
jawab sebagai warga dan mampu menciptakan lapangan kerja baru.
79
b. Visi dan Misi
1) Visi
Menjadi universitas yang unggul dalam memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan membentuk Manusia Jaya sebagai
pembelajar seumur hidup, yang bermartabat, berwawasan luas,
berdaya saing tinggi, peduli lingkungan dan pelopor kesejahteraan.
2) Misi
a) Melaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara profesional
dan taat asas.
b) Menyelenggarakan pendidikan berkualitas.
c) Membangun budaya riset menuju tercapainya UPJ sebagai
universitas riset.
d) Berperan aktif dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat
yang berdaya guna.
e) Membentuk Manusia Jaya sebagai pembelajar seumur hidup
yang berperilaku luhur dan berdaya saing tinggi, melalui
penerapan Nilai-Nilai Jaya dan pola ilmiah pokok UPJ.
6. Institut Teknologi Indonesia
a. Sejarah
Pendidikan di ITI dirancang untuk menghasilkan lulusan yang
tidak hanya memiliki pengetahuan dan ketrampilan tetapi juga sikap
mental untuk dapat menggali / meraih / menciptakan peluang, sehingga
lulusan ITI tidak hanya menjadi objek masa depan, tetapi menjadi
80
subyek guna MENCIPTAKAN MASA DEPAN yang lebih baik. Oleh
karena itu, program akademik ITI mengarah pada Technology Based
Entrepreneur University
Institut Teknologi Indonesia (ITI) didirikan pada Tahun 1983
oleh Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia (YPTI) dibawah
pimpinan Prof.Dr. Ing. B.J. Habibie selaku Ketua Dewan Pembina
YPTI dan Menteri Ristek pada waktu itu, atas dasar gagasan Persatuan
Insinyur Indonesia ( PII ) pada Kongres PII di Palembang tahun 1983
untuk meningkatkan jumlah tenaga insinyur di Indonesia.
Dasar pendirian ITI bertitik tolak pada pemikiran bahwa
”Teknologi adalah milik semua Bangsa” dan bahwa Sumber Daya
Manusia , tenaga ahli yang profesional adalah mutlak diperlukan dan
mendesak untuk mengejar ketinggalan dari bangsa lain yang telah
maju. Menyadari akan kebutuhan Sarjana Teknik yang diperlukan
dalam Pembangunan Nasional serta keterbatasan Lembaga Perguruan
Tinggi dalam meng hasilkan Sarjana Teknik pada waktu itu, YPTI
didukung penuh oleh PII mendirikan ITI untuk membantu mengisi
kekurangan tenaga Sarjana Teknik tersebut.
Institut Teknologi Indonesia ditetapkan pendiriannya melalui
Surat Keputusan Yayasan No. 01/Kept-YPTI/84 Tanggal 02 Juni 1984
dan telah memulai kegiatan perkuliahannya tanggal 01 Oktober 1984.
Tanggal 1 oktober dijadikan sebagai hari jadi ITI. Dalam
perkembangannya dan menyikapi perubahan serta keinginan untuk
81
tetap eksis, maka pada tahun 2006 dilakukan penguatan pengelolaan
melalui pembaharuan Struktur Organisasi Yayasan sesuai Akte Notaris
yang ditanda tangani Faisal Abu Yusuf SH Nomor 11 tanggal 14
Desember Tahun 2006. Pada saat ini YPTI dipimpin oleh Prof. Dr.
Ing. B.J. Habibie sebagai Ketua Pembina dan Ir. Aburizal Bakrie
sebagai Ketua Harian.
b. Visi dan Misi
1) Visi
Institut Teknologi Indonesia sebagai perguruan tinggi enterpreneur
berbasis teknologi (Technology Based Entrepreneur University)
yang bermartabat, terkemuka, unggul, kreatif, dan mampu
mengembangkan kepeloporan dalam bidangnya, menjadi solusi
atas berbagai persoalan bangsa dan memperoleh pengakuan secara
nasional dan internasional.
2) Misi
a) Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan sarjana dan
tenaga ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Melakukan penelitian yang bermutu tinggi, terutama penelitian
yang bersifat terapan guna memberikan nilai tambah secara
nyata terhadap kualitas kehidupan bangsa dan umat manusia.
c) Melaksanakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan taraf kesejahteraan dan kemartabatan
82
masyarakat, bangsa dan negara melalui upaya kerjasama dan
kelembagaan dan/atau perorangan dengan berbagai pihak
berdasarkan azas kesetaraan dan manfaat bersama.
d) Melakukan upaya pemebentukan nilai secara terus menerus
melalui pembinaan kelembagaan dan tata kerja yang
berorientasi pada pengembangan potensi dan penguatan
integritas insani.
e) Mengembangkan bisnis berbasis intelektualitas secara
profesional dengan berpegang teguh pada etika akademik
dalam rangka menjamin keberlangsungan peningkatan kualitas
kehidupan melalui peningkatan taraf ekonomi dan
kesejahteraan secara berkelanjutan.
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisoner langsung kepada
beberapa mahasiswa yang berada di UIN syarif Hidayatullah Jakarta,
Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Muhammadiyah Jakarta,
Universitas Pamulang, Universitas Pembangunan Jaya dan Institut Teknologi
Indonesia. Beberapa pendapat para ahli, ketentuan jumlah sampel minimal
sebanyak 30 responden adalah tepat. Kuisioner yang disebar peneliti sebanyak
120 buah guna mengantisipasi data yang tidak kembali maupun rusak, dengan
pembagian di setiap perguruan tinggi sebanyak 20 kuisioner.
Berdasarkan data yang terkumpul dalam penelitian ini melalui
kuisioner yang dibagikan sebanyak 120 responden, yaitu mahasiswa yang
berada di 6 perguruan tinggi, yang terbagi dalam 6 Kecamatan di Kota
83
Tangerang Selatan mulai dari tanggal 24 Februari – 6 maret 2017, kuisioner
yang kembali sebanyak 120 kuisioner.
B. Deskripsi Responden
Uji deskriptif responden yang memberikan gambaran mengenai
karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukan
besarnya frekuensi absolute dan presentase jenis kelamin, usia dan asal
perguruan tinggi.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil mengenai karakteristik jenis kelamin responden
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Keterangan Jumlah Persentase
Laki-laki 49 54,44%
Perempuan 41 45,56%
Total 90 100%
Sumber: data primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa responden
terbanyak berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 49 responden atau
sebanyak 54,44%, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan
berjumlah 41 responden atau sebanyak 45,56%.
84
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil mengenai karakteristik usia responden dapat
dilihat pada table berikut ini:
Table 4.2
Usia Responden
Usia
Keterangan Jumlah Persentase
< 20 tahun 33 36,67%
20 – 30 tahun 56 62,22%
30 – 40 tahun 1 1,11%
> 40 tahun 0 0
Total 90 100%
Sumber: data primer diolah, 2017
Berdasarkan table 4.2 di atas bahwa responden yang memiliki usia
dibawah 20 tahun berjumah 33 responden atau sebanyak 36,67%, jumlah
responden yang memiliki usia 20 sampai 30 tahun berjumlah 56 responden
atau sebanyak 62,22%, jumlah responden yang memiliki usia 30 sampai
40 tahun berjumlah 1 responden atau sebanyak 1,11% dan responden yang
memiliki usia diatas 40 tahun tidak ada.
85
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Perguruan Tinggi
Berdasarkan hasil mengenai karakteristik perguruan tinggi
responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Table 4.3
Perguruan Tinggi Responden
Perguruan Tinggi
No Keterangan Jumlah Persentase
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 15 16,7%
Universitas Muhammadiyah Jakarta 15 16,7%
Universitas Pamulang 15 16,7%
Universitas Pembangunan Jaya 15 16,7%
Universitas Multimedia Nusantara 15 16,7%
Institut Teknologi Indonesia 15 16,7%
Total 90 100%
Sumber: data primer diolah, 2017.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan asal Perguruan Tinggi
responden yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berjumlah 15 responden
atau sebanyak 16,7%, Universitas Muhammadiyah Jakarta berjumlah 15
responden atau sebanyak 16,7%, Universitas Pembangunan Jaya
berjumlah 15 responden atau sebanyak 16,7%, Universitas Pamulang
berjumlah 15 responden atau sebanyak 16,7%, Universitas Multimedia
86
Nusantara berjumlah 15 responden atau sebanyak 16,7%, Institut
Teknologi Indonesia berjumlah 15 responden atau sebanyak 16,7%.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu keusioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Corrected Item-Total Correlation, pedoman suatu model dikatakan
valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid. Selain itu, kriteria yang digunakan
dalam menentukan valid tidaknya pertanyaan/pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Tingkat kepercayaan 95% (α = 5%)
b) Jumlah responden sebanyak 90 responden
c) Dibandingkan dengan nilai r > 0,207.
Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil uji validitas dari
variabel sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, label
halal, religiusitas dan keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal
dengan 90 sampel responden.
87
1) Variabel Sikap
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Sikap
Item
Pertanyaan
Corrected
Item-Total
Correlation
r tabel
Keterangan
Sikap (X1)
P1 0,683 0,207 Valid
P2 0,646 0,207 Valid
P3 0,682 0,207 Valid
P4 0,762 0,207 Valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Tabel 4.4 menunjukan bahwa variable sikap memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari
0,159.
2) Variable Norma Subjektif
Table 4.5
Hasil Uji Validitas Norma Subjektif
Item
Pertanyaan
Corrected
Item-Total
Correlation
r tabel
Keterangan
Norma Subjektif (X2)
P1 0,808 0,207 Valid
P2 0,684 0,207 Valid
P3 0,864 0,207 Valid
P4 0,825 0,207 Valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
88
Tabel 4.5 menunjukan bahwa variabel norma subjektif
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan
kriteria signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar
dari 0,159.
3) Variabel Perceived Behavioral Control
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Perceived Behavioral Control
Item
Pertanyaan
r hitung
r tabel
Keterangan
Perceived Behavioral Control (X3)
P1 0,849 0,207 Valid
P2 0,814 0,207 Valid
P3 0,692 0,207 Valid
P4 0,786 0,207 Valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Tabel 4.6 menunjukan bahwa variabel perceived behavioral
control memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan
berdasarkan kriteria signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung
lebih besar dari 0,159.
89
4) Variabel Label Halal
Table 4.7
Hasil Uji Validitas Label Halal
Item
Pertanyaan
Corrected
Item-Total
Correlation
r tabel
Keterangan
Label Halal (X4)
P1 0,660 0,207 Valid
P2 0,684 0,207 Valid
P3 0,469 0,207 Valid
P4 0,571 0,207 Valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Tabel 4.7 menunjukan bahwa variabel label halal memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari
0,159.
5) Variabel Religiusitas
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Religiusitas
Item
Pertanyaan
Corrected
Item-Total
Correlation
r tabel
Keterangan
Religiusitas (X5)
P1 0,716 0,207 Valid
P2 0,572 0,207 Valid
P3 0,754 0,207 Valid
P4 0,818 0,207 Valid
P5 0,545 0,207 Valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
90
Tabel 4.8 menunjukan bahwa variabel religiusitas memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari
0,159.
6) Variabel Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas
Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Item
Pertanyaan
Corrected
Item-Total
Correlation
r tabel
Keterangan
Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal (Y)
P1 0,737 0,207 Valid
P2 0,718 0,207 Valid
P3 0,632 0,207 Valid
P4 0,721 0,207 Valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017.
Tabel 4.9 menunjukan bahwa variabel keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal memiliki kriteria valid untuk
semua item pertanyaan berdasarkan kriteria signifikansi lebih kecil
dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari 0,159.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
91
(Ghozali, 2013:47). SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
> 0,70 (Nunnally, 1994 dalam Ghazali, 2013:48). Perhitungan
koefisien Cronbach’s Alpha dilakukan dengan menggunakan software
SPSS versi 22.0.
Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari variabel sikap, norma
subjektif, perceived behavioral control, label halal, religiusitas, dan
keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal dengan 90 sampel
responden.
1) Variabel Sikap
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas Sikap
Variabel
Cronbach’s
Alpha
N of Items
Keterangan
Sikap 0,842 4 Reliabel
Sumber: daya diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Pada table 4.10 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel sikap sebesar 0,416. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuisioner ini reliable karena
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
92
2) Variabel Norma Subjektif
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas Norma Subjektif
Variabel
Cronbach’s
Alpha
N of Items
Keterangan
Norma
Subjektif
0,909
4
Reliabel
Sumber: daya diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Pada table 4.11 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel norma subjektif sebesar 0,591. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuisioner ini
reliable karena Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
3) Variabel Perceived Behavioral Control
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas Perceived Behavioral Control
Variabel
Cronbach’s
Alpha
N of Items
Keterangan
Perceived
Behavioral
Conrol
0,902
4
Reliabel
Sumber: daya diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Pada table 4.12 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel Perceived behavioral control sebesar 0,663. Dengan
93
demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam
kuisioner ini reliable karena Cronbach’s Alpha lebih besar dari
0,70.
4) Variabel Label Halal
Tabel 4.13
Uji Reliabilitas Label Halal
Variabel
Cronbach’s
Alpha
N of Items
Keterangan
Label Halal 0,781 4 Reliabel
Sumber: daya diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Pada table 4.13 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel label halal sebesar 0,564. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuisioner ini
reliable karena Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
5) Variabel Religiusitas
Tabel 4.14
Uji Reliabilitas Religiusitas
Variabel
Cronbach’s
Alpha
N of Items
Keterangan
Religiusitas 0,857 5 Reliabel
Sumber: daya diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Pada table 4.14 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel religiusitas sebesar 0,542. Dengan demikian, dapat
94
disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuisioner ini
reliable karena Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
6) Variabel Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Tabel 4.15
Uji Reliabilitas
Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Variabel
Cronbach’s
Alpha
N of Items
Keterangan
Keinginan
Mengkonsumsi
Produk
Berlabel Halal
0,855
4
Reliabel
Sumber: daya diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Pada table 4.15 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel sikap sebesar 0,234. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuisioner ini reliable karena
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
2. Analisis Deskriptif
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota
Tangerang Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan angkatan 2014 – 2016. Data
penelitian ini adalah tentang Sikap (X1), Norma Subjektif (X2), Perceived
95
Behavioral Control (X3), Label Halal (X4), Religiusitas (X5) dan keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal (Y).
Pada bagian ini akan dideskripsikan data dari masing-masing
variabel yang diperoleh di lapangan. Deskripsi data yang disajikan dalam
penelitian ini meliputi: nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (Mean),
modus, median dan standar deviasi. Dalam mengelola data tersebut
menggunakan aplikasi SPSS 22.0, adapun hasil pengolahan data sebagai
berikut:
1) Sikap
Data variabel sikap diperoleh dari kuisioner yang terdiri dari
25 butir pertanyaan dengan responden sebanyak 90 mahasiswa. Untuk
data variabel sikap diperoleh nilai maksimum 20; nilai minimum 12;
mean 18,36; median 19; dan standar deviasi 1,86.
Variabel sikap digolongkan kedalam kriteria skor ideal dengan
5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah. Berikut tabel kecendrungan variabel sikap.
Tabel 4.16
Tabel Analisis Deskriptif Sikap
No Kelas Frekuensi Persentase Kategori
1 X > 7,95 0 0 Sangat Rendah
2 7,95 < X < 10,65 0 0 Rendah
3 10,65 < X < 13,35 2 2,2% Sedang
4 13,35 < X < 16,05 12 13,3% Tinggi
5 X > 16,05 76 84,5% Sangat Tinggi
96
Jumlah 90 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa kecendrungan
variabel sikap berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase
84,6% atau sebanyak 76 responden. Sedangkan pada kategori tinggi
sebesar 13,3% atau sebanyak 12 responden. Nilai mean variabel sikap
sebesar 18,36 terletak di interval X > 16,05, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat sikap responden masuk dalam kategori cenderung
sangat tinggi.
2) Norma Subjektif
Data variabel norma subjektif diperoleh dari kuisioner yang
terdiri dari 25 butir pertanyaan dengan responden sebanyak 90
mahasiswa. Untuk data variabel norma subjektif diperoleh nilai
maksimum 20; nilai minimum 13; mean 19,03; median 20; dan
standar deviasi 1,67.
Variabel norma subjektif digolongkan kedalam kriteria skor
ideal dengan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah. Berikut tabel kecendrungan variabel norma subjektif.
Tabel 4.17
Tabel Analisis Deskriptif Norma Subjektif
No Kelas Frekuensi Persentase Kategori
1 X > 7,95 0 0 Sangat Rendah
2 7,95 < X < 10,65 0 0 Rendah
3 10,65 < X < 13,35 2 2,2% Sedang
97
4 13,35 < X < 16,05 11 12,2% Tinggi
5 X > 16,05 77 85,6% Sangat Tinggi
Jumlah 90 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa kecendrungan
variabel norma subjektif berada pada kategori sangat tinggi dengan
persentase 85,6% atau sebanyak 77 responden. Sedangkan pada
kategori tinggi sebesar 12,2% atau sebanyak 11 responden. Nilai
mean variabel norma subjektif sebesar 19,03 terletak di interval X >
16,05, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat norma subjektif
responden masuk dalam kategori cenderung sangat tinggi.
3) Perceived Behavioral Control
Data variabel perceived behavioral control diperoleh dari
kuisioner yang terdiri dari 25 butir pertanyaan dengan responden
sebanyak 90 mahasiswa. Untuk data variabel perceived behavioral
control diperoleh nilai maksimum 20; nilai minimum 12; mean 17;
median 16; dan standar deviasi 2,01.
Variabel perceived behavioral control digolongkan kedalam
kriteria skor ideal dengan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah. Berikut tabel kecendrungan
variabel perceived behavioral control.
98
Tabel 4.18
Tabel Analisis Deskriptif Perceived Behavioral Control
No Kelas Frekuensi Persentase Kategori
1 X > 7,95 0 0 Sangat Rendah
2 7,95 < X < 10,65 0 0 Rendah
3 10,65 < X < 13,35 4 4,4% Sedang
4 13,35 < X < 16,05 43 47,8% Tinggi
5 X > 16,05 43 47,8% Sangat Tinggi
Jumlah 90 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa kecendrungan
variabel perceived behavioral control berada pada kategori sangat
tinggi dan tinggi dengan persentase keduanya 47,8 % atau sebanyak
43 responden. Sedangkan pada kategori sedang sebesar 4,4% atau
sebanyak 4 responden. Nilai mean variabel perceived behavioral
control sebesar 17,00 terletak di interval X > 16,05, maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat perceived behavioral control responden
masuk dalam kategori cenderung sangat tinggi.
4) Label Halal
Data variabel label halal diperoleh dari kuisioner yang terdiri
dari 25 butir pertanyaan dengan responden sebanyak 90 mahasiswa.
Untuk data variabel label halal diperoleh nilai maksimum 20; nilai
minimum 12; mean 17,47; median 18; dan standar deviasi 1,855.
99
Variabel label halal digolongkan kedalam kriteria skor ideal
dengan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah. Berikut tabel kecendrungan variabel label halal.
Tabel 4.19
Tabel Analisis Deskriptif Label Halal
No Kelas Frekuensi Persentase Kategori
1 X > 7,95 0 0 Sangat Rendah
2 7,95 < X < 10,65 0 0 Rendah
3 10,65 < X < 13,35 4 4,4% Sedang
4 13,35 < X < 16,05 20 22,2% Tinggi
5 X > 16,05 66 73,4% Sangat Tinggi
Jumlah 90 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa kecendrungan
variabel label halal berada pada kategori sangat tinggi dengan
persentase 73,4% atau sebanyak 66 responden. Sedangkan pada
kategori tinggi sebesar 22,2% atau sebanyak 20 responden. Nilai
mean variabel label halal sebesar 17,47 terletak di interval X > 16,05,
maka dapat disimpulkan bahwa tingkat label halal responden masuk
dalam kategori cenderung sangat tinggi.
5) Religiusitas
Data variabel religiusitas diperoleh dari kuisioner yang terdiri
dari 25 butir pertanyaan dengan responden sebanyak 90 mahasiswa.
Untuk data variabel religiusitas diperoleh nilai maksimum 25; nilai
minimum 15; mean 22,83; median 23,50; dan standar deviasi 2,280.
100
Variabel religiusitas digolongkan kedalam kriteria skor ideal
dengan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah. Berikut tabel kecendrungan variabel religiusitas.
Tabel 4.20
Tabel Analisis Deskriptif Religiusitas
No Kelas Frekuensi Persentase Kategori
1 X > 10,05 0 0 Sangat Rendah
2 10,05 < X < 13,35 0 0 Rendah
3 13,35 < X < 16,65 2 2,2% Sedang
4 16,65 < X < 19,95 3 3,3% Tinggi
5 X > 19,95 85 94,5% Sangat Tinggi
Jumlah 90 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa kecendrungan
variabel religiusitas berada pada kategori tinggi sebesar 3,3% atau
sebanyak 3 responden. Sedangkan pada kategori sangat tinggi sebesar
94,5% atau sebanyak 85 responden. Nilai mean variabel religiusitas
sebesar 19,07 terletak di interval 16,65 < X < 19,95, maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat religiusitas responden masuk dalam
kategori cenderung tinggi.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan uji prasyarat dalam penggunaan
analisis regresi linier. Dalam uji ini antara lain Uji Multikolinieritas, Uji
Heteroskedastisitas, Uji Normalitas dan Uji Autokorelasi. Pada penelitian
ini menggunakan data primer maka tidak digunakan uji autokorelasi,
101
karena biasanya uji autokorelasi digunakan untuk menguji data time series.
Jika model pada penelitian ini terkena gejala asumsi klasik, seperti data
pada penelitian ini tidak terdistribusikan normal, terjadi multikolinieritas,
dan terkena gejala heteroskedastisitas, maka hasil analisis regresi dan
pengujian seperti pada uji t dan uji F menjadi tidak valid.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai data distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah distribusi data norma atau mendekati normal.
Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual. Sebagai dasar pengambilan
keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikut i
garis diagonal maka residual tersebut telah normal.
102
Gambar 4.1
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variabel: Keinginan Mengkonsumsi Produk
Berlabel Halal (Y)
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa data
mengikuti sekitar garis diagonal. Jadi, data dapat disimpulkan bahwa
menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi ini memnuhi
asumsi normalitas. Untuk menegaskan hasil uji normalitas di atas
103
maka peneliti melakukan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk Test
dengan hasil sebagai berikut:
Table 4.21
Uji Shapiro-Wilk Test
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Standardized Residual
.977
90
.103
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 4.21 diperoleh nilai Shapiro-Wilk sebesar
0,103 yang dimana lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah pada
model regresi ditemukan adanya hubungan korelasi antar variabel
independen atau tidak. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah
multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2011: 177).
Uji multikolinieritas diketahui dari nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor) yang terdapat pada tabel coefficients.
Menurut Ghazali (2010) dalam Priyatno (2013: 56), apabila nilai VIF
kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka dinyatakan tidak
terjadi multikolinieritas.
104
Tabel 4.22
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1 (Constant)
Sikap
Norma Subjektif
PBC
Label Halal
Religiusitas
4.214
1.094
3.853
.000
.264 .074 .336 3.553 .001 .403 2.479
.490 .089 .572 5.473 .000 .330 3.033
.168 .056 .235 2.974 .004 .576 1.736
-.042 .081 -.055 -.519 .605 .326 3.063
-.062 .085 -.099 -.735 .465 .198 5.048
a. Dependent Variable: Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Berdasarkan tabel 4.22 output di atas, dapat diketahui bahwa
nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 untuk kelima
variabel, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi
masalah multikolinieritas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan kepengamatan lainnya. Jika varian residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
Homoskesdasitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2007:105).
105
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Berdasarkan gambar 4.2, grafik Scatterplot menunjukkan
bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang
jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk
menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel penganggu dalam
masing-masing variabel bebas (Priyatno, 2013). Dalam penelitian ini
uji autokorelasi menggunakan tes Durbin Watson dengan ketentuan
sebagai berikut:
106
1. dW < dL, berarti ada autokorelasi positif (+)
2. dL< dW < dU, tidak dapat disimpulkan
3. dU < dW < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi.
4. 4-dU < dW < 4-dL, tidak dapat disimpulkan
5. dW > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-)
Dengan jumlah sampel n = 90, α = 0,05 dan banyaknya
variabel independent k = 5, maka di dapat nilai kritis dL = 1.5420 dan
dU = 1,7758. Hasil pengujian uji autokorelasi dalam penelitian ini
menggukan spss 22.0 dengan hasil sebagi berikut:
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .835a
.697
.679
.814
1.870
a. Predictors: (Constant), Religiusitas, Perceived Behavioral Control, Sikap, Norma
Subjektif, Label halal
b. Dependent Variable: Keinginan Mengkonsumsi
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui nilai Durbin Watson
sebesar 1,870. Sehingga nilai DW berada diantara dU (1,7758) < DW
(1,870) < 4 – dU (4 – 1,7758 = 2,2242). Maka dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi. Artinya bahwa
variabel independent dalam penelitian ini tidak terganggu atau
terpengaruhi oleh variabel penggangu.
107
4. Hipotesis
a. Uji koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 261:83). Nilai (R2) yang semakin mendekati 1,
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen.
Koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai Adjusted R square
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke
dalam model.
Tabel 4.23
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .835a
.697
.679
.814
a. Predictors: (Constant), Religiusitas, PBC, Sikap, Norma Subjektif,
Label Halal
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,697 hal ini berarti 69,7% variabel dependen
keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal pada mahasiswa
perguruan tinggi dapat dijelaskan oleh variabel independen (sikap,
norma subjektif, perceived behavioral control, label halal, religiusitas).
108
Sedangkan selisihnya 30,3% (100% - 69,7%) dijelaskan oleh variabel
dan factor lain yang tidak diteliti dan disertakan dalam penelitian ini.
b. Uji t (Uji Signifikansi Parsial)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.
Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dan
menolak H0, sedangkan jika nilai probability lebih besar dari 0,05
maka H0 diterima dan menolak H1. Hasil uji statistik t dapat dilihat
pada tabel 4.18 berikut ini:
Tabel 4.24
Uji t
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
Sikap
Norma Subjektif
PBC
Label Halal
Religiusitas
4.214
1.094
3.853
.000
.264 .074 .336 3.553 .001
.490 .089 .572 5.473 .000
.168 .056 .235 2.974 .004
-.042 .081 -.055 -.519 .605
-.062 .085 -.099 -.735 .465
a. Dependent Variable: Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Berdasarkan tabel 4.24 coefficients diatas untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
109
1) Pengaruh Sikap (X1) terhadap keinginan Mengkonsumsi Produk
berlabel Halal (Y)
Variabel Sikap memiliki nilai t sebesar 3,553 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
secara parsial variabel Sikap berpengaruh signifikan terhadap
keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal. Ini berarti H0
ditolak dan H1 diterima.
2) Pengaruh Norma Subjektif (X2) terhadap keinginan Mengkonsumsi
Produk berlabel Halal (Y)
Variabel Norma subjektif memiliki nilai t sebesar 5,473 dan
tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
berarti secara parsial variabel Norma subjektif berpengaruh
signifikan terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel
halal. H0 ditolak H1 diterima.
3) Pengaruh Perceived Behavioral Control (X3) terhadap keinginan
Mengkonsumsi Produk berlabel Halal (Y)
Variabel Perceived Behavioral Control memiliki nilai t
sebesar 2,974 dan tingkat signifikansi sebesar 0,004 lebih kecildari
0,05. Hal ini berarti secara parsial variabel Perceived Behavioral
Control berpengaruh signifikan terhadap keinginan mengkonsumsi
produk berlabel halal. H0 ditolak H1 diterima.
110
4) Pengaruh Label Halal (X4) terhadap keinginan Mengkonsumsi
Produk berlabel Halal (Y)
Variabel Label Halal memiliki nilai t sebesar -0,519 dan
tingkat signifikansi sebesar 0,605 lebih besar dari 0,05. Hal ini
berarti secara parsial variabel Label Halal tidak berpengaruh
signifikan terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel
halal. H0 diterima H1 ditolak.
5) Pengaruh Religiusitas (X5) terhadap keinginan Mengkonsumsi
Produk berlabel Halal (Y)
Variabel Religiusitas memiliki nilai t sebesar -0,735 dan
tingkat signifikansi sebesar 0,465 lebih besar dari 0,05. Hal ini
berarti secara parsial variabel Religiusitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel
halal. H0 diterima dan H1 ditolak.
c. Uji F (Uji Simultan)
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur
besarnya variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah:
111
Tabel 4.25
Uji F (Uji Signifikansi Secara Simultan)
ANOVA
a
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
128.004
5
25.601
38.680 .000b
55.596 84 .662
183.600 89
a. Dependent Variable: Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
b. Predictors: (Constant), Religiusitas, PBC, Sikap, Norma Subjektif, Label
Halal
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Berdasarkan tabel 4.25 di atas, dari uji ANOVA atau uji F
didapat nilai F hitung sebesar 38.680 dengan tingkat signifikan 0,000.
Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi. Atau dapat
dikatakan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
5. Uji Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan
sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk menelit i
variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini
lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat
pada tabel berikut:
112
Tabel 4.26
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
Sikap
Norma Subjektif
PBC
Label Halal
Religiusitas
4.214
1.094
3.853
.000
.264 .074 .336 3.553 .001
.490 .089 .572 5.473 .000
.168 .056 .235 2.974 .004
-.042 .081 -.055 -.519 .605
-.062 .085 -.099 -.735 .465
a. Dependent Variable: Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2017
Berdasarkan tabel 4.26 Coefficient diatas dapat diperoleh
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 4,214 + 0,264X1 + 0,490X2 + 0,168X3 – 0,042X4 – 0,062X5 + €
Keterangan:
Y = Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
X1 = Sikap
X2 = Norma Subjektif
X3 = Perceived Behavioral Control
X4 = Label Halal
X5 = Religiusitas
€ = Standar Error
113
Adapun interpretasi statistic penulis pada model persamaan regresi
diatas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta yang diperoleh sebasar 4,214 menyatakan jika nilai variabel
sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, label halal dan
religiusitas sama dengan 0, maka nilai keinginan mengkonsumsi
produk berlabel halal adalah meningkat sebesar 4,214%.
2. Sikap = 0,264 maksudnya adalah jika setiap kenaikan sikap akan
menyebabkan meningkatnya keinginan mengkonsumsi produk berlabel
halal sebesar 0,264%, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
3. Norma Subjektif = 0,490 maksudnya adalah jika setiap kenaikan
norma subjektif akan menyebabkan meningkatnya keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal sebesar 0,490%, dengan asumsi
variabel lain dianggap tetap.
4. Perceived Behavioral Control = 0,168 maksudnya adalah jika setiap
kenaikan Perceived Behavioral Control akan menyebabkan
meningkatnya keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal sebesar
0,168%, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
5. Label Halal = (- 0,042) maksudnya adalah jika setiap kenaikan label
akan menyebabkan menurunnya keinginan mengkonsumsi produk
berlabel halal sebesar 0,042%.
6. Religiusitas = (- 0,062) maksudnya adalah jika setiap kenaikan
religiusitas akan menyebabkan menurunnya keinginan mengkonsumsi
produk berlabel halal sebesar 0,062%.
114
D. Interpretasi
Berdasarkan tabel 4.20 diatas, interpretasi penulis terhadap hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Sikap terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Hasil pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel Sikap
mempunyai nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Hal ini berarti menerima H1
dan menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sikap
berpengaruh signifikan terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel
halal. Hasil penelitian ini mendukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Murwanto Sigit (2006); Yeni Susanti dan Tri Gunarsih
(2008); Syed Shah Alam dan Nazura Mohamed Sayuti (2011); Ni Made
Rastini (2013) dan Noor Afzainiza Afendi, Farah Lina Azizan dan Aflah
Isa Darami (2014) yang menyatakan bahwa sikap berpengaruh terhadap
keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal.
Hal ini disebabkan mahasiswa menganggap bahwa pemilihan
produk berlabel halal merupakan sikap yang baik dan pemilihan produk
berlabel halal dapat memberikan manfaat, maka mahasiswa akan sukan
dalam memilih produk berlabel halal dan konsumen akan menghargai akan
adanya produk berlabel halal.
2. Pengaruh Norma Subjektif terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk
Berlabel Halal
Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel
Norma Subjektif mempunyai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti
115
menerima H1 dan menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
berpengaruh signifikan terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel
halal. Hasil penelitian ini mendukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Zainol Bidin, Kamil Md. Idris dan Faridahwati Mohd
Shamsudin (2009); Syed Shah Alam dan Nazura Mohamed Sayuti (2011);
Ni Made Rastini (2013) dan Noor Afzainiza Afendi, Farah Lina Azizan
dan Aflah Isa Darami (2014) yang menyatakan bahwa norma subjektif
berpengaruh terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal.
Hal ini disebabkan mahasiswa mendapat dorongan dari teman-
temannya untuk mengkonsumsi produk berlabel halal, keluarga juga
memilih produk berlabel halal dan keluarganya juga mengharapkan untuk
mengkonsumsi produk berlabel halal.
3. Pengaruh Perceived Behavioral Control terhadap Keinginan
Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal
Hasil dari pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa
variabel perceived behavioral control mempunyai nilai signifikansi 0,004
< 0,05. Hal ini berarti menerima H1 dan menolak H0 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel perceived behavioral control berpengaruh
signifikan terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal. Hasil
penelitian ini mendukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Golnaz Rezai, Zainal Abidin Mohamedm Mad Nasir Shamsudin dan Eddie
Chiew F.C (2009); Imam Salehudin dan Bagus Adi Luthfi (2011); Syed
Shah Alam dan Nazura Mohamed Sayuti (2011); Noor Afzainiza Afendi,
116
Farah Lina Azizan dan Aflah Isa Darami (2014) yang menyatakan bahwa
perceived behavioral control berpengaruh terhadap keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal.
Hal ini disebabkan sejauh mana seseorang merasa mampu untuk
terlibat dalam sebuah perilaku. Hal ini ditentukan oleh keyakinan individu
dari faktor situasional dan internal. Semakin individu melakukan
pembelian produk berlabel halal, maka semakin besar kemungkinan akan
melakukan pembelian produk berlabel halal secara berkelanjutan.
4. Pengaruh Label Halal terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel
Halal
Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa variabel
Label Halal mempunyai nilai signifikasi 0,605 > 0,05. Hal ini berarti
menolak H1 dan menerima H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
label halal tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan mengkonsumsi
produk berlabel halal. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Jusmaliani (2010); Imam Salehudin dan Bagus Adi Luthfi
(2011); dan Muniaty Aisyah (2014) yang menyatakan bahwa label halal
berpengaruh terhadap keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal.
Pada penelitian Nurul Huda dan Muchlisin (2014) mengatakan
standar halal mutlak diperlukan, namun sertifikasi halal yang sudah
dilakukan MUI ternyata belum bisa mempengaruhi konsumen tentang
jaminan halal pada produk makanan. Alasan logis kalau dikaitkan dengan
perkembangan produk makanan kemasan di pasaran. Pada umumnya
117
mereka mengharapkan adanya label halal tersebut dapat menjamin
kehalalan makanan. Dengan kata lain apakah makanan yang tidak berlabel
halal, lantas bisa dikatakan haram. Karena banyak makanan kemasan yang
beredar di pasar (tradisional maupun swalayan) yang tidak berlabel halal
MUI. Sertifikasi halal pada produk makanan sangat penting, karena untuk
menjamin kehalalan produk makanan. Untuk itu, jaminan halal ini tidak
sebatas legalitas formal pada label yang tertera pada kemasan. Namun
benar-benar bisa memberi kenyamanan jasmani dan rohani bagi
konsumen.
Maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi makanan mahasiswa
dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok:
1) Mereka yang memperhatikan label halal produk makanan yang akan
dikonsumsi.
2) Mereka tidak memperhatikan label halal produk makanan yang akan
dikonsumsi.
3) Mereka kadang-kadang memperhatikan label halal produk makanan
yang akan dikonsumsi.
5. Pengaruh Religiusitas terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Berlabel
Halal
Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa variabel
religiusitas mempunyai nilai signifikan 0,465 > 0,05. Hal ini berarti
menolak H1 dan menerima H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
religiusitas t idak berpengaruh signifikan terhadap keinginan
118
mengkonsumsi produk berlabel halal. Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Golnaz Rezai, Zainal Abidin
Mohamedm Mad Nasir Shamsudin dan Eddie Chiew F.C (2009);
Jusmaliani (2010) dan Muniaty Aisyah (2014) yang menyatakan bahwa
religiusitas berpengaruh terhadap keinginan mengkonsumsi produk
berlabel halal.
Hal ini menandakan bahwa mahasiswa perguruan tinggi di Kota
Tangerang Selatan tidak menggunakan tingkat religiusitas sebagai
pengukur untuk kegiatan konsumsi. Subandi (2013) mengatakan
religiusitas dapat diartikan sebagai internalisasi agama dalam diri
seseorang yang terlihat melalui pengetahuan dan kayakinan seseorang
akan agamanya serta dilaksanakan dalam kegiatan peribadatan dan
perilaku kesehariannya. Pada penelitian ini, teori yang di utarakan Subandi
dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Agama dan Kesehatan Mental”
tidaklah berlaku secara keseluruhan. Dari teori tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan, keyakinan, pengalaman, penerapan dan perasaan atau
pengalaman. Berdasarkan Tabel 4.19 analisis deskriptif variabel
religiusitas mempunyai tingkatan yang tinggi dengan melihat rata-rata
(mean) sebesar 19,07, dengan kecendrungan variabel sebesar 3% masuk
kedalam kategori tinggi.
Pada penelitian Yolanda Hania (2015) mengatakan pola perilaku
konsumsi islami mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas
119
airlangga dalam memilih makanan halal dan thayyib ditinjau dari tingkat
religiusitas adalah sebgai berikut:
1) Tidak terdapat perbedaan antara mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Airlangga bidang studi Ekonomi Islam, Akuntansi,
Ilmu Ekonomi dan Manajemen dalam berperilaku konsumsi Islami.
2) Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
memiliki pola konsumsi dan tingkat religiusitas yang Islami walaupun
sebagian dari mereka tidak mempelajari konsumsi Islami.
Dari sini dapat ditarik kesimpulan sebuah kesamaan antara
penelitian Yolanda Hania Putriani yaitu tingkat konsumsi ataupun pola
konsumsi tidak selalu dapat diukur dengan tingkat religiusitas seseorang.
Alasan mengapa variabel religiusitas tidak berpengruh signifikan. Karena,
sebuah kebiasaan yang dilakukan mahasiswa sehingga mereka melakukan
kegiatan konsumsi sesuai dengan kebiasaan mereka. Mahasiswa yang
terbiasa makan satu hari dua kali maka seterusnya akan seperti itu
meskipun tingkat religiusitas mahasiswa tersebut termasuk religius.
120
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Beradasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan
melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda
yang telah dipaparkan oleh penulis pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Variabel independen ( sikap, norma subjektif, perceived behavioral
control, label halal dan religiusitas) berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen (keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal).
2. Variabel yang berpengaruh secara parsial adalah variabel sikap, norma
subjektif dan perceived behavioral control. Sedangkan variabel label halal
dan religiusitas tidak berpengaruh terhadap keinginan mengkonsumsi
produk berlabel halal.
3. Variabel independen (sikap, norma subjekif dan perceived behavioral
control) mampu menjelaskan variabel dependen (keinginan
mengkonsumsi produk berlabel halal) sebesar 69,7%. Sedangkan
selisihnya 30,3% (100% - 69,7%) dijelaskan oleh variabel dan faktor-
faktor lain yang tidak diteliti dan disertakan dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka penulis mencoba
mengemukakan saran yang mungkin bermanfaat diantaranya:
121
1. Penelitian dengan subjek yang sama menggunakan metode yang berbeda
atau lingkup yang berbeda sebagai pembanding.
2. Menggunakan lebih banyak variabel yang memungkinkan dapat
mempengaruhi keinginan mengkonsumsi produk berlabel halal. Sehingga
dapat memberikan hasil penelitian yang lebih maksimal dan akurat.
Store di Tunjungan Plaza Surabaya” Jurnal Strategi Pemasaran Vol.2, No.1, 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Z. “Theory of Planned Behavior, Masihkah Relevan?”, diakses tanggal 2 Febuari
2017, dari http://zakarija.staff.umm.ac.id. 2010
Aisyah, Muniaty. ”the Influence of Religious Behavior on Consumers’ Intention to Purchase
Halal-Labeled Product” Business and Entrepreneurial Review, Vol. 14, No.1, 2014.
Ajzen, Icek. “Atitudes, Personality and Behavior”, Dorsey Press, Chicago, IL, 1988.
Ajzen, Icek. “Theory of Planned Behavior”, Organization Behavior and Human Decision
Process, Vol.50, pp. 179-211, 1991.
Ajzen, Icek. “Perceived Behavioral Control, Self-Efficacy, Locus of Control, and The Theory
of Planned Behavior”, Journal of Applied Social Psychology, 32, 4, pp. 665-683,
2002.
Ajzen, Icek. “Atitudes, Personality and Behavior (2th ed)”, Mc Graw-Hill, England, 2005.
Alam, S & Sayuti, N. “Applying the Theory of Planned Behavior in Halal Food
Purchasing”, International Journal of Commerce and Management, Vol. 21 No. 1, pp.
8-20, publishing by: Emerald Group, 2011.
Ancok, Djamaludin dan Fuat Nashori Suroso. “Psikologi Islam: Solusi Islam Atas Problem
problem Psikologi”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015.
Anderson DR & Burnam KP. Multimodal inference “Understanding AIC and BIC in model
selection”. Sociological Methods and Research. 33:261–304, 2004.
Anggelina, J.P & Edwin, J. “Analisis Pengaruh Sikap, Subjective Norm dan Perceived
Behavioral Control Terhadap Purchase Intention Pelanggan SOGO Department
Aziz, Roikhan Mochamad. “Kaffah Thinking on Sinlammim Method Through Digital Root”
proceeding, ISOT International Seminar on Islamic Thought, UKM, Bangi, Malaysia,
2009.
Aziz, Roikhan Mochamad. “New Paradigm on Islamic Kafah in Islamic Economics” Jurnal
Signifikan vol.1 No.2, 2012.
Aziz, Roikhan Mochamad. “teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan Turats” Jurnal UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Schumpeter Thought and Islamic World View” Proceeding of
International Seminar on Islamic Economics FEB UIN Jakarta. 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Hahslm Islamic Economic Methodology” Proceeding ICOSEC
Developing Countries Readiness Toward Global Universitas Negeri Solo, 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “The Influence of Households Income, Price and Religiosity
Towards Consumtion of Halal Product” Proceeding of Call for Paper and
International Seminar on Thoughts of Schupeter and Islamic Economics Jakarta,
2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “ Factors of Iternal, External and Relogiosity to Influence Lecture
Performance by Peer Review Teaching on HAHSLM Approach” the 3rd
International
Conference on Socio-Cultural Relationship and Education Padadogy Learning
Science Bali, 2016.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Development of Small Medium Enterprise with External,
Internal and Religiosity Factors in Islamic Banks” Kinerja, Vol.21, No.1, 2017.
Badan Pusat Statistik. “Penduduk Menurut Wilayah dan Agama Yang dianut”, diakses
tanggal 28 Desember 2016, dari
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0.
Bagus, A.L & Imam, S. “Marketing Impact of Halal Labeling toward Indonesian Muslim
Consumer’s Behavioral Intention” Management Research Center, 2011.
Beck, L & Ajzen, I. “Predicting Dishonest Actions Using the Theory of Planned Behavior”,
Journal of Research in Personality 25, 285-301, Publishing by: University of
Massachusetts at Amherst, 1991.
Bonne, K. & Verbeke, W. “Muslim consumers’ attitude towards meat consumption in
Belgium:Insights from a means-end chain approach”, Anthropology of Food 5: 1–24.
2006.
Burhanuddin. “Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Serifikat Halal”, UIN Maliki
Press, Malang, 2011.
Chalid, Pheni. “Schumpeter Perspective in Indonesian Sociology” Economics and
Development Studies, Faculty of Economic and Business, State Islamic Universit y
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Chaplin.J.P. “Kamus Lengkap Psikologi”, Kartini Kartono (terjemahan) PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2000.
Conner, M & Norman, P. “Predicting Health Behaviour: Research and Practice With Social
Cognition Models”, Library of Congress Cataloging in Publication Data by YHT Ltd,
London, 2005.
Fishbein, M. & Ajzen, I. ” Belief, attitude, intention, and behavior: An introduction to theory
and research”, Addison-Wesley Publishing Company, London, 1975.
Ghozali, I. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program”, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2013.
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN, Jakarta, 2012.
Kadir. “Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian”, Rajawali Pers, Jakarta, 2015.
Khalik, A & Syed, I. “Nilai-Nilai Sistem Pengurusan Kualiti Islam Berasaskan Al-Quran dan
Integrasi Ilmu Saintifik” Jurnal Syariah, Vol. 23, No. 1, 2015.
Naim, Mochtar. “Kompendium Himpunan Ayat-Ayat Yang Berkaitan Dengan Ekonomi”,
Hasanah, Jakarta, 2001.
Macchia, S.L. dkk. “Predicting Facebook Users Online Privacy Protection: Risk, Trust,
Norm Focus Theory, and Theory of Planned Behavior”, Ideology and Collective
Action, 2013.
Mufraini, Arief. “Impact of Investor Confidence Towards Operational Stability (an Evidence
from Sharia Banking as the Deposit Beneficiary of Hajj Fund in Indonesia) IJABER,
Vol. 14, No. 11, 2016.
Mukhtar, A & Mohsin, Butt. “Intention to Choose Halal Product: The Role of Religiosity”
Emerald Group Publishing Limited, 2012.
Mutiah, R & Afifuddin, S. “Pengaruh Pencantuman Label Halal Pada Kemasan Mie Instan
Terhadap Minat Pembelian Masyarakat Muslim” Jurnal Ekonomi dan Keuangan,
Vol. 1, No. 1, 2012.
Muzakkir, “Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Personal Mahasiswa Angkatan
2009/2010 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar”, Jurnal
Diskursus Islam Volume 1 Nomer 3, Desember 2013, UIN Alauddin Makassar, 2013.
Othman, C & Sabbir, R. “Investigation of the Relationship of Brand Personality, Subjective
Norm and Perceived Control on Consumers’ Purchase Intention of Organic Fast
Food” Canadian Center of Science and Education, 2014.
Priyatno, Duwi. “Analisi Korelasi, Regresi dan Multivariat dengan SPSS”, Gava Media,
Yogyakarta, 2013.
Rama, Ali. “an Exploration of Customers Switching Behavior in Islamic Banking Industry”
Journal of Islamic Monetary Economic and Finance, Vol.2, No.2, 2017.
Rama, Ali. “Analyzing Determinants of Assets and Liabilities in Islamic Banks: Evidence
from Indonesia” Riview of Islamic Economics, Finance and Banking, Vol.1, 2013.
Rama, Ali. “Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Perbankan Syariah di
Indonesia” Signifikan, Vol.2, No.1, 2013.
Rama, Ali. “Potensi Pasar Produk Halal Dunia”. Koran Fajar Makassar, 7 November 2014.
http://www.academia.edu/10449487/Potensi_Pasar_Produk_Halal_Dunia, 4 Maret
2016.
Rama, Ali. & Saharuddin, Desmadi. “Currency System and it’s Impact on Economic
Stability” Journal of Islamic Economic, Vol.9, No.2, 2017.
Rezai, Golnaz, et. all.. “Concern for Halalness of Halal-Labelled Food Product among
Moeslem Consumers in Malaysia: Evaluation of Selected Demographic Factor”,
Malaysian Agricultural Research and Development Institute, Vol. 4: 65-73, Selangor,
2009.
Saharuddin, Desmadi & Rama, Ali. “Currency System and it’s Impact on Economic Stability”
Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Journal of Islamic Economics), Vol. 9 No.
2, 2017
Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”, Edisi 4. Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat, 2007.
Simanjuntak, M & Muhammad, M. “The Effects of Knowledge, Religiosity Value, and
Attitude on Halal Label Reading Behavior of Undergraduate Students”, Asean
Marketing Journal, Vol. VI-No.2 65-76. 2014.
Smith, J.R. & McSweeney, A. “Charitable Giving: The Effectiveness of Revised Theory of
Planned Behaviour Model in Predicting Donating Intentions and Donating
Behaviour”, Journal of Community and Applied Social Psychology, Vol. 17, h. 363-
386, 2007.
Subandi. (2013). “The growing of spiritual company in Yogyakarta: between a social
phenomenon and a genuine spirituality”. Paper presented at the 10th Biennial
Conference of Asian Association of Social Psychology, 2013.
Sugiyono, “Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development”, Penerbit
AlfaBeta, Bandung, 2015.
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. “Metode Penelitian Ekonomi Islam”, Gramata
Publishing, Jakarta, 2013.
Tawfik, Salah. “Intention to Patronage Halal Restaurants Among Malaysian Muslims - An
Issue of Halal Perception”, the International Conference on Social Sciences and
Humanities, Malaysia, 2008.
Tempo.co, “Di Malaysia, Produk Halal RI Raup Rp 22,9 Miliar”, artikel diakses 28
Desember 2016, dari https://m.tempo.co/read/news/2014/04/19/090571750/di-
malaysiaproduk-halal-ri-raup-rp-22-9-miliar
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEINGINAN KONSUMSI PRODUK BERLABEL HALAL BERDASARKAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
(Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Selatan Kabupaten Banten)
A. Profil Responden
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda Check List (√) atau tanda Silang (X) pada pilihan jawaban
yang ada:
1. Nama :
2. Asal Universitas : UIN Syarif hidayatullah Jakarta
Universitas Multimedia Nusantara
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Universitas Pamulang
Universitas Pembangunan Jaya
Institut Teknologi Indonesia
3. Jenis Kelamin : Pria Wanita
4. Usia : < 20 tahun 30 - 40 tahun
20 - 30 tahun > 40 tahun
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Isilah data diri anda sebelum melakukan pengisian kuesioner.
2. Isilah data diri dan kuesioner dengan rasa ikhlas dan jujur.
3. Berikut ini keterangan pilihan dan skor jawaban yang tersedia, yaitu :
Sangat Setuju (SS) = 5
Setuju (S) = 4
Netral (N) = 3
Tidak Setuju (TS) = 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
4. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dengan memberi tanda check list ( √ )
atau tanda silang ( X ) pada kotak yang disediakan dibawah ini:
KUESIONER
Variabel Keinginan Komsumsi Produk Berlabel Halal (Y)
NO
PERTANYAAN / PERNYATAAN PENILAIAN
SS S N TS STS
1. Saya berencana mengkonsumsi produk-produk
berlabel halal
2. Saya senang mengkonsumsi produk-produk berlabel
halal
3. Saya akan selalu mengkonsumsi produk-produk
berlabel halal
4. Saya memilih mengkonsumsi produk berlabel halal
Variabel Sikap (X1)
NO
PERTANYAAN / PERNYATAAN PENILAIAN
SS S N TS STS
1. Memilih produk halal merupakan sikap yang baik
2. Saya senang memilih produk berlabel halal
3. Memilih produk halal memberikan sebuah manfaat
4. Saya menghargai adanya produk-produk halal
Variabel Norma Subjektif (X2)
NO
PERTANYAAN / PERNYATAAN PENILAIAN
SS S N TS STS
1. Keluarga saya memilih produk-produk halal
2. Teman-teman saya mengkonsumsi produk halal
3. Keluarga saya menganjurkan saya untuk
NO
PERTANYAAN / PERNYATAAN PENILAIAN
SS S N TS STS
mengkonsumsi produk-produk halal
4. Teman-teman saya menganjurkan mengkonsumsi
produk-produk halal
Variabel Perceived Behavioral Control (X3)
NO
PERTANYAAN / PERNYATAAN PENILAIAN
SS S N TS STS
1. Saya sering membeli produk makanan ringan yang
berlabel halal
2. Dengan membeli produk makanan yang berlabel
halal saya ingin mendapatkan berkah
3. Saya tahu bahwa mengkonsumsi makanan halal itu
penting bagi seorang muslim
4. Saya lebih berhati-hati memilih produk makanan,
karena banyak yang menggunakan label halal palsu
Variabel Label Halal (X4)
NO
PERTANYAAN / PERNYATAAN PENILAIAN
SS S N TS STS
1. Kemasan berlabel halal penting dalam suatu produk
halal
2. Produk yang berlabel halal dijamin pasti
kehalalannya
3. Produk yang berlabel halal menyehatkan
4. Membeli produk didasarkan dengan adanya label
halal pada produk
Variabel Religiusitas (X5)
NO
PERTANYAAN / PERNYATAAN PENILAIAN
SS S N TS STS
1. Mengkonsumsi produk berlabel halal adalah bentuk
ibadah
2. Hanya mengkonsumsi produk yang jelas kehalalan
bahan bakunya
3. Mengkonsumsi produk berlabel halal berpengaruh
pada kualitas hidup yang lebih baik
4. Infomasi suatu kehalalan produk sangan penting
5. Orang yang taat beragama mengkonsumsi produk
yang halal
UNIV JENIS
KELAMIN
USIA
UNIV EINGINAN KONSUMSI PRODUK HALAL ( TOTAL
(Y) Q1 Q2 Q3 Q4
UIN 1 2 1 5 5 5 5 20
16
19
20
20
20
20
20
20
20
20
19
20
17
20
UIN 1 2 1 4 4 4 4
UIN 1 1 1 5 5 4 5
UIN 2 2 1 5 5 5 5
UIN 2 1 1 5 5 5 5
UIN 2 2 1 5 5 5 5
UIN 1 2 1 5 5 5 5
UIN 2 2 1 5 5 5 5
UIN 1 1 1 5 5 5 5
UIN 2 2 1 5 5 5 5
UIN 2 2 1 5 5 5 5
UIN 2 1 1 5 5 4 5
UIN 2 1 1 5 5 5 5
UIN 2 2 1 5 4 4 4
UIN 1 2 1 5 5 5 5
UMN 1 1 2 4 5 4 4 17
20
20
20
20
20
16
20
20
20
19
20
19
19
20
UMN 1 2 2 5 5 5 5
UMN 2 2 2 5 5 5 5
UMN 1 2 2 5 5 5 5
UMN 1 2 2 5 5 5 5
UMN 1 2 2 5 5 5 5
UMN 1 2 2 4 4 4 4
UMN 2 2 2 5 5 5 5
UMN 1 2 2 5 5 5 5
UMN 2 2 2 5 5 5 5
UMN 2 2 2 5 5 4 5
UMN 1 2 2 5 5 5 5
UMN 1 2 2 4 5 5 5
UMN 2 1 2 5 5 4 5
UMN 1 2 2 5 5 5 5
UMJ 2 1 3 5 5 5 5 20
20
20
18
20
20
17
20
20
20
20
17
20
19
18
UMJ 1 2 3 5 5 5 5
UMJ 1 2 3 5 5 5 5
UMJ 2 1 3 5 4 5 4
UMJ 1 1 3 5 5 5 5
UMJ 1 2 3 5 5 5 5
UMJ 1 1 3 4 4 5 4
UMJ 2 1 3 5 5 5 5
UMJ 2 2 3 5 5 5 5
UMJ 2 1 3 5 5 5 5
UMJ 2 1 3 5 5 5 5
UMJ 2 1 3 4 5 4 4
UMJ 2 2 3 5 5 5 5
UMJ 2 2 3 5 5 4 5
UMJ 2 2 3 4 4 5 5
UNPAM 2 1 4 4 4 4 4 16
20
20
20
20
16
20
19
20
17
20
18
20
20
16
UNPAM 1 3 4 5 5 5 5
UNPAM 1 2 4 5 5 5 5
UNPAM 1 1 4 5 5 5 5
UNPAM 2 1 4 5 5 5 5
UNPAM 2 1 4 4 4 4 4
UNPAM 2 2 4 5 5 5 5
UNPAM 1 2 4 5 5 5 4
UNPAM 1 1 4 5 5 5 5
UNPAM 1 1 4 4 4 4 5
UNPAM 1 1 4 5 5 5 5
UNPAM 1 2 4 4 5 4 5
UNPAM 2 1 4 5 5 5 5
UNPAM 1 2 4 5 5 5 5
UNPAM 1 1 4 4 4 4 4
UPJ 1 2 5 5 5 5 5 20
20
17
16
19
16
20
20
20
20
20
17
20
19
18
UPJ 1 2 5 5 5 5 5
UPJ 2 1 5 5 5 3 4
UPJ 2 2 5 4 4 4 4
UPJ 1 2 5 4 5 5 5
UPJ 2 2 5 4 4 4 4
UPJ 1 2 5 5 5 5 5
UPJ 2 2 5 5 5 5 5
UPJ 1 2 5 5 5 5 5
UPJ 2 2 5 5 5 5 5
UPJ 1 2 5 5 5 5 5
UPJ 2 2 5 4 5 4 4
UPJ 2 2 5 5 5 5 5
UPJ 1 1 5 5 5 4 5
UPJ 1 1 5 4 4 5 5
ITI 2 2 6 4 4 4 4 16
20
20
20
20
16
20
19
20
17
20
18
20
20
16
ITI 1 2 6 5 5 5 5
ITI 2 2 6 5 5 5 5
ITI 1 1 6 5 5 5 5
ITI 1 1 6 5 5 5 5
ITI 1 1 6 4 4 4 4
ITI 2 2 6 5 5 5 5
ITI 1 2 6 5 5 5 4
ITI 1 1 6 5 5 5 5
ITI 2 2 6 4 4 4 5
ITI 1 2 6 5 5 5 5
ITI 1 1 6 4 5 4 5
ITI 2 2 6 5 5 5 5
ITI 1 1 6 5 5 5 5
ITI 1 2 6 4 4 4 4
SIKAP (X1) TOTAL
(X1)
NORMA SUBJEKTIF (X2) TOTAL
(X2) Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12
5 5 5 5 20
16
20
20
20
18
20
20
20
20
20
17
20
16
19
5 5 5 5 20
16
18
20
20
20
19
20
20
20
20
20
20
16
20
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 3 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 17
20
18
18
17
18
16
20
18
18
15
18
17
20
20
5 5 5 5 20
20
18
20
19
20
16
20
20
20
19
20
17
16
20
5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 5 5 4 4
5 4 5 4 5 5 5 5
4 4 5 4 4 5 5 5
5 4 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 5 5 5 5
5 4 5 4 5 5 5 5
4 3 4 4 5 5 5 4
5 4 5 4 5 5 5 5
5 4 4 4 4 5 4 4
5 5 5 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 20
20
20
19
20
20
17
20
20
20
20
16
17
19
19
5 5 5 5 20
20
20
19
20
20
19
20
20
19
20
16
19
20
20
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 5 4 5 5 4 5
5 5 5 4 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 5 5
3 3 3 3 12
20
20
17
18
15
18
17
18
18
20
16
20
20
17
3 4 3 3 13
20
20
20
20
16
20
20
20
18
20
20
20
20
17
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 3 5 4 5 5 5 5
5 4 5 4 5 5 5 5
4 3 4 4 4 4 4 4
5 4 5 4 5 5 5 5
4 4 5 4 5 5 5 5
5 3 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 4 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 5 4 4 4
5 5 5 5 20
19
18
16
19
16
20
20
20
18
20
16
17
19
19
5 5 5 5 20
19
17
16
20
16
20
20
20
16
20
16
19
20
20
5 4 5 5 5 5 5 4
5 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 5 4 5 5 4 5
5 5 5 4 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 5 5
3 3 3 3 12
20
20
17
18
15
18
17
18
18
20
16
20
20
17
3 4 3 3 13
20
20
20
20
16
20
20
20
18
20
20
20
20
17
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 3 5 4 5 5 5 5
5 4 5 4 5 5 5 5
4 3 4 4 4 4 4 4
5 4 5 4 5 5 5 5
4 4 5 4 5 5 5 5
5 3 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 4 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 5 4 4 4
PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (X3) TOTAL
(X3)
LABEL HALAL (X4) TOTAL
(X4) Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20
5 5 5 5 20
16
16
15
13
13
16
20
20
20
18
16
18
16
17
5 5 5 5 20
16
18
17
14
18
15
20
18
20
18
18
18
16
20
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4
4 3 4 4 5 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 3
3 3 4 3 5 4 4 5
4 4 4 4 4 4 3 4
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 5 5 5 4 4
4 4 4 4 5 4 4 5
4 5 5 4 5 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 5 5 5 5
4 3 4 4 15
20
16
16
16
20
16
16
19
17
16
18
16
16
17
5 5 3 4 17
18
16
16
16
19
17
19
19
20
17
18
17
17
19
5 5 5 5 5 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 4
4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 5
5 5 4 5 5 5 5 4
4 4 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 3 4
5 4 5 4 5 5 3 5
4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 5 4 5 5 4 5
5 5 5 5 20
20
16
16
15
20
16
20
18
18
16
17
20
16
14
5 5 3 5 18
19
18
19
16
18
17
19
17
20
16
16
18
17
14
5 5 5 5 5 5 4 5
4 4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 5 5 5 4
3 4 4 4 5 4 3 4
5 5 5 5 5 5 4 4
4 4 4 4 5 4 4 4
5 5 5 5 5 5 4 5
4 4 5 5 5 5 4 3
4 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 3 5
4 4 4 4 5 4 4 4
3 3 4 4 4 4 3 3
4 4 3 4 15
20
17
17
16
16
20
14
19
17
20
16
16
17
16
3 3 3 3 12
19
18
17
19
15
17
16
19
19
20
18
18
19
17
5 5 5 5 5 5 4 5
4 4 5 4 5 5 4 4
4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 3 4
5 5 5 5 5 4 4 4
4 4 3 3 5 4 3 4
5 4 5 5 5 5 5 4
4 4 4 5 5 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 5 5 4 4
4 4 5 4 5 5 4 5
4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 16
18
12
13
16
16
20
18
20
16
16
17
20
16
14
5 5 4 4 18
16
13
13
20
16
20
19
20
17
16
16
18
17
14
4 4 5 5 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3
4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 5 5 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 3 5
4 4 4 4 5 4 4 4
3 3 4 4 4 4 3 3
4 4 3 4 15
20
17
17
16
16
20
14
19
17
20
16
16
17
16
3 3 3 3 12
19
18
17
19
15
17
16
19
19
20
18
18
19
17
5 5 5 5 5 5 4 5
4 4 5 4 5 5 4 4
4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 3 4
5 5 5 5 5 4 4 4
4 4 3 3 5 4 3 4
5 4 5 5 5 5 5 4
4 4 4 5 5 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 5 5 4 4
4 4 5 4 5 5 4 5
4 4 4 4 5 4 4 4
RELIGIUSITAS (X5) TOTAL
(X5) Q21 Q22 Q23 Q24 Q25
5 5 5 5 5 25
20
22
24
23
23
20
25
25
25
25
25
25
20
24
4 4 4 4 4
5 5 4 4 4
5 4 5 5 5
4 5 4 5 5
5 4 4 5 5
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 4 4 4
5 4 5 5 5
5 4 4 4 4 21
25
21
23
20
24
21
24
25
25
24
23
20
22
25
5 5 5 5 5
5 4 4 4 4
4 5 5 5 4
4 4 4 4 4
5 4 5 5 5
4 4 4 5 4
5 4 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 4 5 5 5
5 3 5 5 5
4 4 4 4 4
5 4 4 5 4
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 25
25
25
23
25
25
22
25
25
25
21
21
20
24
21
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 4 4 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 4 4 4
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 5 4 4
4 4 4 5 4
4 3 4 4 5
5 4 5 5 5
5 3 4 4 5
3 3 3 3 3 15
25
25
23
24
20
24
23
23
22
25
21
24
25
21
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 4 5 5 4
5 4 5 5 5
4 4 4 4 4
5 5 4 5 5
4 5 5 5 4
5 5 5 5 3
4 4 5 4 5
5 5 5 5 5
5 4 4 4 4
5 4 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 4 4 5
5 4 5 5 5 24
21
19
19
25
20
25
25
25
19
21
21
20
24
21
4 4 4 4 5
4 3 4 4 4
4 4 3 4 4
5 5 5 5 5
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 4 4 3
4 4 5 4 4
4 4 4 5 4
4 3 4 4 5
5 4 5 5 5
5 3 4 4 5
3 3 3 3 3 15
25
25
23
24
20
24
23
23
22
25
21
24
25
21
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 4 5 5 4
5 4 5 5 5
4 4 4 4 4
5 5 4 5 5
4 5 5 5 4
5 5 5 5 3
4 4 5 4 5
5 5 5 5 5
5 4 4 4 4
5 4 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 4 4 5
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1_1
X1_2
X1_3
X1_4
TOTAL
31.99
32.37
31.91
32.22
18.36
10.618
9.583
10.868
10.152
3.333
.760
.767
.753
.829
1.000
.792
.765
.799
.773
.842
Lampiran 3: Hasil Uji Kualitas Data
Lampiran 3.1 output uji validitas dan reliabilitas variabel sikap
Case Processing Summary
N
%
Cases Valid
Excludeda
Total
90
100.0
0 .0
90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.822
5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2_1
X2_2
X2_3
X2_4
TOTAL
33.28
33.31
33.31
33.33
19.03
8.720
8.981
8.509
8.517
2.819
.859
.761
.903
.875
1.000
.798
.813
.787
.790
.909
Lampiran 3.2 output uji validitas dan reliabilitas variabel norma subjektif
Case Processing Summary
N
%
Cases Valid
Excludeda
Total
90
100.0
0 .0
90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.838
5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3_1
X3_2
X3_3
X3_4
TOTAL
29.81
29.84
29.63
29.71
17.00
12.447
12.537
12.437
12.702
4.067
.890
.864
.779
.841
1.000
.790
.794
.798
.800
.902
Lampiran 3.3 output uji validitas dan reliabilitas variabel perceived behavioral control
Case Processing Summary
N
%
Cases Valid
Excludeda
Total
90
100.0
0 .0
90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.836
5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X4_1
X4_2
X4_3
X4_4
TOTAL
30.20
30.47
30.90
30.70
17.47
10.971
10.499
10.563
10.707
3.443
.743
.774
.624
.688
1.000
.774
.758
.777
.772
.781
Lampiran 3.4 output uji validitas dan reliabilitas variabel label halal
Case Processing Summary
N
%
Cases Valid
Excludeda
Total
90
100.0
0 .0
90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.808
5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X5_1
X5_2
X5_3
X5_4
X5_5
18.18
18.47
18.26
18.19
18.24
3.519
3.420
3.338
3.346
3.602
.716
.572
.754
.818
.545
.817
.857
.805
.792
.860
Lampiran 3.5 output uji validitas dan reliabilitas variabel religiusitas
Case Processing Summary
N
%
Cases Valid
Excludeda
Total
90
100.0
0 .0
90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.857
5
Item-Total Statistics
Recommended