View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR,
ETIKA AUDIT DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP
TINGKAT PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Istianah Nasution
NIM: 108082000107
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Istianah Nasution
No. Induk Mahasiswa : 108082000107
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjwabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 1 Agustus 2013
Yang Menyatakan
(Istianah Nasution)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Istianah Nasution
2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 14 Oktober 1990
3. Alamat : Reni Jaya Jl. Pinus Raya Blok AH 1 No.2
RT 001/018 Pamulang Barat, Pamulang –
Tangerang Selatan 15417
4. Telepon : 08568732128
5. E-mail : anggiistiana@yahoo.com
II. PENDIDIKAN
1. TK Cahaya Agung, Pamulang Tahun 1994-1996
2. SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tahun 1996-2002
3. SMP Muhammadiyah 22 Pamulang Tahun 2002-2005
4. SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Tahun 2005-2008
5. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2008-2012
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Faruk Nasution (Alm.)
2. Ibu : Latifah
3. Kakak : Muhammad Imaduddin Nasution
4. Adik : Abdu Khoiri Rozikin
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2000-2002 : Anggota Pramuka SD Muhammadiyah 12
2. 2000-2002 : Anggota bela diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah
3. 2002-2003 : Sekretaris Umum Ikatan Remaja Muhammadiyah 22
Pamulang
4. 2003-2004 : Ketua Umum Ikatan Remaja Muhammadiyah 25
vii
Pamulang
5. 2008-2012 : Anggota Corruption Preventing Alliance (CPA)
V. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI
1. 2004 : Training Leadership
2. 3-4 September 2008 : ESQ Basic Training Mahasiswa UIN
Jakarta
3. 2008 : Seminar dan Training Anti Korupsi
4. 9 September 2009 : Talkshow Pemberantasan Korupsi
5. 2009 : Seminar Perempuan Melawan Korupsi
6. 2010 : Seminar Ekonomi “Peran Ekonomi Islam
Dalam Menghadapi Krisis Global”
7. 20 Mei 2010 : Seminar Nasional “Peran Asuransi dalam
Era Globalisasi”
8. 4 November 2010 : Training Anti Korupsi
9. 27 Mei 2011 : Peserta Workshop Bisnis Asuransi
viii
THE INFLUENCE OF AUDITOR PERSONAL CHARACTERISTICS,
AUDIT ETHICS, AND EXPERIENCE OF AUDITOR TO ACCEPTANCE
DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR
Istianah Nasution
ABSTRACT
This study analyzed the influence of auditor personal characteristics, audit
ethics, and experience of auditor to acceptance dysfunctional audit behavior.
Respondents in this study consisted of auditors who work at public accounting
firm in DKI Jakarta. Eighty three questionnaires were distributed to the
respondents and seventy seven questionnaires were returned by respondent and
can be processed. It used simple random sampling method to determaining the
sample. It was examined by multiple regression analysis using SPSS program.
The results indicate that auditor personal characteristics and audit ethics
significant to acceptance dysfunctional audit behavior, whereas experience of
auditor didn’t have significant influence to acceptance dysfunctional audit
behavior.
Keywords: auditor personal characteristics, audit ethics, experience of auditor,
and dysfunctional audit behavior.
ix
PENGARUH KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR, ETIKA AUDIT
DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TINGKAT
PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
Istianah Nasution
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh karakteristik personal auditor, etika
audit dan pengalaman auditor terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam
audit. Responden dalam penelitian ini terdiri dari para auditor yang bekerja di
kantor Akuntan Publik. Delapan puluh tiga buah kuesioner didistribukan kepada
responden, dan sebanyak tujuh puluh tujuh buah kuesioner dikembalikan oleh
respponden dan dapat diolah. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah simple random sampling. Penelitian ini diuji dengan analisis
regresi berganda menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik personal auditor dan etika
audit memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalm
audit. Sedangkan pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit.
Kata kunci: karakteristik personal auditor, etika audit, pengalaman auditor, dan
penyimpangan perilaku dalam audit.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada maha guru, Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman jahiliyah ke zaman penuh ilmu pengetahuan
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, ayahanda H. Faruk Nasution (almarhum) dan ibunda
Latifah yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta
doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. Serta kakak, adik dan segenap
keluarga yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Rini, Dr., SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM., selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah berkenan memberikan banyak waktu, ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini, serta bimbingan dan
arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku dosen Pembimbing Skripsi
II yang telah bersedia memberikan banyak waktu, ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
xi
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. Kakak dan adik penulis, Muhammad Imaduddin Nasution dan Abdu Khoiri
Rozikin yang telah memberikan doa, perhatian, pengertian, semangat dan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu memberikan doa, perhatian, semangat,
dan dukungan kepada penulis, Dian, Muth, Dina, Nira, Devy yang selalu
memberikan dorongan, semangat, dan bantuan kepada penulis, serta selalu
menghibur dan memberikan semangat kepada penulis.
11. Teman-teman terbaik AKUNTANSI C 2008 dan teman-teman pengajian
Akuntansi C 2008, terima kasih atas informasi, bantuan, semangat, dan doa
yang telah diberikan.
12. Terima kasih untuk seluruh teman-teman AKUNTANSI 2008 atas doa dan
dukungan yang telah diberikan.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang
akuntansi dan manajemen.
Jakarta, 1 Agustus 2013
Penulis
(Istianah Nasution)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……………………………….. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... .vi
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK .......................................................................................................… ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ . x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 12
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 12
2. Manfaat Penelitian ............................................................ 12
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 14
A. Landasan Teori ...................................................................... 14
1. Auditing ............................................................................ 14
2. Pengertian Penyimpangan Perilaku dalam Audit ............. 16
3. Karakteristik Personal Auditor ......................................... 19
4. Etika Audit ...................................................................... 24
5. Pengalaman Auditor ......................................................... 29
B. Pengembangan Hipotesis ....................................................... 31
1. Karakteristik personal auditor dengan penyimpangan
perilaku dalam audit ......................................................... 32
xiii
2. Etika audit dengan penyimpangan perilaku dalam audit ... 34
3. Pengalaman auditor dengan penyimpangan perilaku dalam
audit …………………… .................................................. 35
C. Penelitian Terdahulu ............................................................... 36
D. Kerangka Pemikiran ................................................................ 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 42
B. Metode Pemilihan Sampel ..................................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 43
D. Metode Analisis Data ............................................................. 43
1. Statistik Deskriptif ............................................................ 43
2. Uji Kualitas Data .............................................................. 44
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 45
4. Uji Hipotesis ..................................................................... 46
E. Operasionalisasi Variabel ....................................................... 48
1. Karakteristik personal Auditor .......................................... 48
2. Etika Audit…. .................................................................... 49
3. Pengalaman Auditor ......................................................... 49
4. Penyimpangan Perilaku dalam Audit ............................... 50
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 54
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ............................ 54
1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 54
2. Karakteristik Profil Responden ......................................... 56
B. Hasil Uji Instrumen penelitian ............................................... 61
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................ 61
2. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................... 62
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................... 65
4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................... 73
xiv
A. Kesimpulan ............................................................................ 73
B. Implikasi ................................................................................ 74
C. Saran ...................................................................................... 76
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 78
Lampiran-Lampiran ............................................................................................ 81
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Keterangan Halaman
1.1 Peneletian terdahulu mengenai penyimpangan
perilaku dalam audit ………………………………….. …. 3
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ................................... .... 37
3.1 Operasional Variabel Penelitian ..................................... .... 51
4.1 Data Sampel Penelitian ................................................... ..... 55
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian .................................. ......55
4.3 Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin ............ ..... 56
4.4 Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Usia ............................ ..... 57
4.5 Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Posisi Terakhir ........... ..... 58
4.6 Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Pendidikan Terkahir ........ 59
4.7 Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Pengalaman Kerja ...... ..... 60
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... ..... 61
4.9 Hasil Uji Validitas Karakteristik Personal Auditor ........ ..... 62
4.10 Hasil Uji Validitas Etika Audit ....................................... ..... 63
4.11 Hasil Uji Validitas Penyimpangan Perilaku dalam Audit … 64
4.12 Hasil Uji Reabilitas ......................................................... ..... 64
4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................. ..... 65
4.14 Hasil Uji Normalitas ....................................................... ..... 66
4.15 Hasil Uji Heterokedasitas ................................................ ..... 67
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................. ..... 69
4.17 Hasil Uji Statistik F ......................................................... ..... 70
4.18 Hasil Uji Statistik t .......................................................... ..... 71
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................ ..... 41
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp. Keterangan Halaman
1 Surat Izin Penelitian ....................................................... ... 82
2 Surat Penelitian ............................................................. 88
3 Surat Keterangan dari KAP …………………………………91
4 Kuesioner Penelitian ........................................................ ... 95
5 Daftar Jawaban Responden ............................................ ... 101
6 Output Hasil Pengujian Data .......................................... ... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan oleh eksternal auditor yang akan memberikan opini terhadap
kewajaran penyajian laporan keuangan dilakukan untuk mengetahui apakah
laporan telah disusun dengan wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Namun, ada kalanya opini audit kurang mendapat respon yang positif dikarenakan
adanya kemungkinan terjadinya penyimpangan perilaku oleh seorang auditor
dalam proses audit (Donelly, Quirin & O’Bryan 2003). Mereka mengemukakan
penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain
melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu
yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah
ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original
audit procedur). Mereka juga mengemukakan penyebab para auditor melakukan
penyimpangan tersebut adalah karateristik personal yang berupa lokus kendali
eksternal (external locs of control), keinginan untuk berhenti kerja (turnover
mention) dan tingkat pribadi karyawan (self rate employee performance) yang
dimiliki oleh para auditor. Hasil penelitian mereka menyatukan bahwa terdapat
hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti
2
bekerja dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit serta
adanya hubungan negatif antara tingkat kinerja pribadi karyawan dengan tingkat
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
Harga diri dalam kaitannya dengan ambisi (self esteem in relation to
ambition) dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan penyimpangan
perilaku. Harga diri yang tinggi mampu mendorong individu memiliki ambisi
yang tinggi dan dapat menyebabkan individu menggunakan segala cara untuk
mencapainya sehingga dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan perilaku
dalam audit.
Pendapat Donnelly, Quirin & O’brian diatas diperkuat dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh enam besar audit senior yang terdapat dalam laporan Public
Oversight Board (2000) yang menyatakan 85% bentuk penyimpangan yang
terjadi adalah penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa
melengkapi keseluruhan prosedur dan kira-kira 12.2% bentuk penyimpangan
yang terjadi adalah melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek
daripada waktu yang sebenarnya. Selebihnya bentuk penyimpangan yang terjadi
adalah bukti-bukti yang dikumpulkan kurang mencukupi dan mengganti prosedur
audit yang telah ditetapkan pada waktu pemeriksaan di lapangan.
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat menyebabkan
menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Akibatnya, berdampak
pada rendahnya kepercayaan pemakai terhadap laporan audit yang dihasilkan
auditor.
3
Penyimpangan perilaku dalam audit pertama kali diteliti di Amerika pada
tahun 1978 oleh John G. Rhode. Sejak saat itu kemudian penyimpangan perilaku
dalam audit menjadi isu yang menarik sampai dengan dekade terakhir. Beberapa
penelitian penyimpangan perilaku audit pada tahun 1980-an tercatat Alderman
dan Deitrick, 1982; Kelley and Seiler, 1982; Cook and Kelley, 1988. Pada tahun
1990-an tercatat Kelley and Margheim, 1990; Raghunathan, 1991; Malone and
Robert, 1996; Otley and Pierce 1996. Pada tahun 2000-an tercatat Coram, Ng and
Woodliff, 2003; Donnelly, Quirin, O’Bryan, 2003; Weningtyas, Setiawan dan
Triatmoko, 2006. Ringkasan penelitian-penelitian terdahulu disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu Mengenai Penyimpangan Perilaku dalam Audit
No. Peneliti Tempat Hasil Penelitian
Tipe Perilaku
Penyimpangan
dalam Audit
1. Rhode, 1978 Amerika 58% auditor pernah
melakukan penyimpangan
perilaku audit
Premature Sign off
2. Kelley and
Seiler, 1982
Amerika 13% partner, 13%
manager, 33% senior, dan
32% staff auditor
13% manager, 10% senior
dan 32% staff auditor
Underreporting of
time
Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit
Bersambung ke halaman selanjutnya
4
No. Peneliti Tempat Hasil Penelitian
Tipe Perilaku
Penyimpangan
dalam Audit
3.
Alderman and
Deitrick, 1982
Amerika 31% auditor
mempersipkan adanya
perilaku penyimpangan
dalam audit
Premature Sign Off
4. Cook and
Kelley, 1988
Amerika 22% partner dan manager,
38% senior dan staff
21% partner dan manager,
22% senior dan staff
Underreporting of
time
Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit
5. Kelley and
Margheim,
1990
Amerika 54% auditor pernah
melakukan penyimpangan
perilaku audit
Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit
6. Rhagunathan,
1991
Amerika 55% auditor menyatakan
pernah melakukan
penyimpangan perilaku
audit
Premature Sign Off
7. Otley and
Pierce, 1996
Irlandia 60% auditor menyatakan
pernah melakukan
penyimpangan perilaku
audit
Premature Sign Off
8. Malone and
Robert, 1996
Amerika 49,5% auditor pernah
melakukan penyimpangan
perilaku audit
Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit
9. Coram, Ng,
andWoodliff,
2003
Australia 62,5% auditor
menyatakan pernah
melakukan penyimpangan
perilaku audit
Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit
10. Weningtyas,
Setiawan dan
Triatmoko,
2006
Indonesia 13% auditor menyatakan
pernah melakukan
penyimpangan perilaku
audit
Premature Sign Off
Sumber: Edy Sujana (2006)
Tabel 1.1 (lanjutan)
5
Tabel di atas menunjukkan bahwa perilaku penyimpangan audit terus terjadi
dari waktu ke waktu hampir selama 35 tahun dan terjadi di berbagai negara.
Penelitian-penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penyimpangan perilaku
audit yang terjadi relatif tinggi dan konstan dari tahun ke tahun, yang diawali oleh
Rhode, 1978 yang mensurvey anggota AICPA yang memiliki pengalaman kerja
minimal dua tahun, menemukan bahwa 58% auditor melakukan premature sign
off pada prosedur audit.
Kelley and Seiler, 1982 menemukan bahwa 13% partner, 13% manager, 33%
senior, dan 32% staff auditor melakukan underreporting of time. Selanjutnya,
13% manager, 10% senior, dan 32% staff auditor melakukan tindakan yang dapat
mengurangi kualitas audit karena ketatnya anggaran waktu yang tersedia.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perilaku penyimpangan audit lebih
banyak dilakukan oleh senior dan staff auditor. Pada tahun yang sama, dengan
menggunakan sample semua level auditor dari 16 kantor akuntan Big Eight di
Texas, Alderman and Deitric, 1982 menemukan bahwa 31% responden
mempersepsikan adanya indikasi auditor melakukan premature sign off.
Perbandingan hasil penelitian tentang perilaku penyimpangan audit yang
terjadi tahun 1982 dan 1988 menunjukkan terjadi peningkatan perilaku audit yang
dilakukan oleh auditor yaitu dari 13% partner dan manager yang melakukan
underreporting of time menjadi 22%, sedangkan senior dan staff dari 32%
menjadi 38%. Sedangkan untuk perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit
dari 7% partner dan manager dan 21% senior dan staff menjadi 21% untuk partner
6
dan manager, dan 22% untuk senior dan staff. Penelitian ini juga menemukan
bahwa 78% partner dan manager serta 60% senior dan staff auditor percaya
bahwa tekanan anggaran waktu merupakan masalah besar dalam profesi karena
dapat menimbulkan perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit. Persepsi
partner dan manager serta senior dan staff auditor terhadap tekanan anggaran
waktu sebagai masalah besar bagi profesi meningkat dari 30% dan 42% pada
penelitian tahun 1982 menjadi 78% dan 60% pada penelitian tahun 1988 (Cook
and Kelley, 1988).
Pada tahun 90-an, Kelley and Margheim (1990) meneliti tentang perilaku
penyimpangan audit menemukan bahwa 54% staff auditor pernah melakukan
tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit. Rhagunathan (1991) menemukan
bahwa 55% responden pernah melakukannya dan Malone and Roberts, 1996
menemukan 49,5%.
Penelitian di luar Amerika yang tercatat antara lain dilakukan oleh Otley and
Pierce (1996) meneliti di Irlandia, melaporkan 60% auditor menyatakan pernah
melakukan tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit (premature sign off).
Penelitian perilaku penyimpangan audit di Australia oleh Coram, Ng dan
Woodliff (2003) menemukan bahwa 62,8% auditor di Australia terkadang
melakukan tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit.
Penelitian perilaku penyimpangan audit (premature sign off) di Indonesia
menemukan bahwa lebih dari 50% respondennya telah melakukan penghentian
prematur atas prosedur audit, dan prosedur yang paling sering dihentikan
7
prematur adalah memperoleh jumlah sampel yang memadai dan prosedur yang
paling jarang ditinggalkan adalah konfirmasi pada pihak ketiga. (Herningsih,
2001 dalam Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006).
Penelitian oleh Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko (2006) dengan
mengambil sampel auditor pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah menemukan 13% auditor cenderung melakukan
penghentian prematur atas prosedur audit.
Melihat begitu banyaknya perilaku penyimpangan terjadi di kalangan auditor,
dan telah terjadi dari tahun ke tahun serta terjadi di berbagai negara, tidak
memandang di negara maju maupun negara berkembang, menujukkan fakta
bahwa perilaku penyimpangan audit merupakan masalah yang serius bagi profesi
auditor dan terkesan sangat sulit dihentikan.
Perilaku audit yang menyimpang dapat mengakibatkan kesalahan pada proses
audit lainnya. Ketika kinerja auditor tidak lagi mengikuti standar kantor akuntan
publik maka kualitas pekerjaan akan menjadi korban meskipun mungkin tidak
berpengaruh secara langsung terhadap kualitas pekerjaan. Malone dan Roberts
(1996) berpendapat perilaku individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnya
sedangkan faktor situasional yang terjadi saat itu mendorong seseorang untuk
mengambil keputusan.
Beberapa dampak besar dari skandal korporasi terhadap kerugian masyarakat
yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan keahlian dalam membuat informasi
akuntansi yang menyesatkan dan tidak benar. Kerakusan manusia terhadap
8
kekayaan dan kekayaan dan keuntungan material lainnya membuat manusia lupa
kepada etika dan kepentingan umum yang pada akhirnya juga merugikan dirinya
sendiri.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus
memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip moral yang
mengatur tentang perilaku professional (Agoes 2004). Tanpa etika, profesi
akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi
untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Etika profesi
merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan
profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya
(Murtanto dan Marini 2003).
Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi
yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main
dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai
kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang
memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan
bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap
profesional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang
diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas.
Agoes (2004) menunjukkan kode etik IAPI dan aturan etika Kompartemen
Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan standar
pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing.
9
Prinsip- prinsip etika yang dirumuskan IAPI dan dianggap menjadi kode etik
perilaku akuntan Indonesia adalah (1) tanggung jawab, (2) kepentingan
masyarakat, (3) integritas, (4) obyektifitas dan independen, (5) kompetensi dan
ketentuan profesi, (6) kerahasiaan, dan (7) perilaku profesional. Semakin tinggi
akuntan publik menaati kode etik maka semakin baik pula pertimbangan tingkat
materialitas.
Berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa semakin berpengalaman
seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam
tugas-tugas yang semakin kompleks (Koroy, 2005). Melihat tujuan manajemen
yang semakin kompleks, maka sebagai perantara yang independen, akuntan
publik harus mampu menempatkan dirinya sebagai penasehat manajemen dan
sebagai pihak yang dianggap mampu memperoleh amanat sebagai pelaksana
fungsi-fungsi akuntansi yang independen.
Dalam literatur psikologi dan auditing menujukkan bahwa efek dilusi dalam
auditing bisa berkurang oleh auditor yang berpengalaman karena struktur
pengetahuan yang baik dari auditor yang berpengalaman menyebabkan mereka
mengabaikan informasi yang tidak relevan (Sandra, 1999 dalam Herliansyah dan
Ilyas, 2006). Dengan kata lain, kompleksitas tugas yang dihadapi sebelumnya
oleh seorang auditor akan menambah pengalaman serta pengetahuannya.
Adbulmohammadi dan Wright (1987) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006)
menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat
10
kesalahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang
berpengalaman.
Pengalaman seorang auditor menjadi sorotan tersendiri dalam kegiatan audit,
khusunya dalam menunjukkan kualitas dari seorang auditor. Sebagaimana yang
diatur dalam Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP) paragraf ketiga SA
(Standar Audit) seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian auditor independen
disebutkan bahwa untuk melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan
pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang
akuntan dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan
pendidikan formalnya yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman
selanjutnya dalam praktek audit (SPAP, 2001). Dalam hal pengalaman penelitian
dibidang psikologi yang dikutip oleh Jeffrey (1992) memperlihatkan bahwa
seseorang yang lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat
mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa. Butt
J.L (1988) mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman akan
membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesional
dibanding dengan akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman.
Dengan mengetahui faktor – faktor penyebab penyimpangan perilaku audit
tersebut sangat membantu dalam meningkatkan kualitas opini audit sehingga
respon yang kurang positif dari para pemakai laporan keuangan dapat
diminimalisasi. Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk meneliti Hubungan
11
Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalaman Auditor Terhadap
Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yang
dilakukan oleh Irawati dan Natalia (2005) yang meneliti mengenai: Hubungan
Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan
Perilaku dalam Audit. Perbedaannya dengan penelitian terdahulu, yaitu.
1. Ada dua penambahan dua variabel indepeden yaitu variabel etika audit dan
pengalaman auditor. Alasan peneliti menambah variabel baru adalah karena
peneliti menganggap bahwa disamping karakteristik personal auditor, etika
dan pengalaman juga mempunya pengaruh terhadap tingkat penyimpanga
perilaku dalam audit.
2. Penelitian yang dilakukan Irawati dan Natalia (2005) dilakukan tahun 2005,
sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2013.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa dengan mengetahui faktor-
faktor penyebab penyimpangan perilaku audit, dapat membantu meningkatkan
kualitas opini audit. Dari uraian di atas, peneliti mengemukakan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Apakah karateristik personal auditor berpengaruh terhadap penyimpangan
perilaku audit?
2. Apakah etika audit berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit?
12
3. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap penyimpangan periaku
audit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang diteliti maka tujuan dan manfaat yang dicapai
oleh peneliti adalah:
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisa pengaruh karateristik personal auditor terhadap
penyimpangan perilaku audit.
b. Untuk menganalisa pengaruh etika audit terhadap penyimpangan perilaku
audit.
c. Untuk menganalisa pengalaman auditor terhadap penyimpangan perilaku
audit.
d. Untuk menganalisa pengaruh variable independen (karateristik personal
auditor, etika audit dan pengalaman auditor) terhadap penyimpangan
perilaku audit (variable dependen).
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai berikut:
a. Bagi akademisi
Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang bagaimana pengaruh
karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor terhadap
13
penyimpangan perilaku dalam audit.selain itu, penelitian ini dapat
memperkaya bahan kajian atau referensi untuk penelitian di masa yang
akan datang.
b. Bagi Kantor Akuntan Publik
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pengetahuan
mengenai pengaruh karakteristik personal auditor, etika audit dan
pengalaman auditor terhadap penyimpangan perilaku dalam audit.
2) Sebagai masukan untuk Kantor Akuntan Publik dalam melihat
perilaku auditor agar memperhatikan aspek-aspek apa saja yang
menjadi motivasi seorang auditor agar auditor dapat menghasilkan
kinerja yang optimal.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Auditing
Menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010:4) audiing adalah
sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence between
the information and established criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen.
Menurut Boynton dan Johnson (2006:6), definisi audit yang berasal dari
The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American
Accounting Association (Accounting Review, Vol 47) adalah sebagai berikut:
“A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding
assertions about economic actions and events to ascertain the degree of
correspondence between those assertions and established criteria and
communicating the results to interested users”
Artinya Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
15
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakaian yang berkepentingan”.
Sukrisno Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing yaitu sebagai berikut:
“Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses
sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi
tentang berbagai dan kejadian ekonomi (informasi) dengan tujuan untuk
menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi
(informasi) tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Menurut Arens dan Loebbecke (2004), terdapat tiga jenis audit, yaitu
audit laporan keuangan, audit operasional dan audit ketaatan.
a. Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan
secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang disajikan
sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.
b. Audit operasional
Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
efektifitas. Umumnya, pada saat selesainya audit operasional, auditor akan
16
memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki
jalannya operasi perusahaan.
c. Audit ketaatan
Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti
prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang
memiliki orientasi lebih tinggi.
2. Pengertian Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus mengikuti standar audit
yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan serta kode etik akuntan. Dalam kenyataan di lapangan, auditor
banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap standar audit dan
kode etik. Perilaku ini diperkirakan sebagai akibat dari karakteristik personal
yang kurang bagus yang dimiliki oleh seorang auditor. Dampak negatif dari
perilaku ini adalah terpengaruhnya kualitas audit secara negatif dari segi
akurasi dan reabilitas. Pelanggaran yang dilakukan auditor dalam audit dapat
dikategorikan sebagai penyimpangan perilaku dalam audit (Irawati, 2005).
Dysfunctional audit behavior merupakan suatu bentuk reaksi terhadap
lingkungan atau semisal sistem pengendalian (Otley dan Pierce, 1995;
Lightner et. al.,983; Alderman dan Deitrick, 1982 dalam Donnely et.
al.,2003). Sistem pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
konflik dan mengarah kepada perilaku disfungsional.
17
Boynton et. Al., (2003: 61-64) menjelaskan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) mengenai standar audit yang harus diikuti pleh setiap auditor
dalam melaksanakan tugasnya. Standar audit tersebut terdiri dari tiga bagian,
yakni: standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.
Pada kenyataannya, auditor banyak melakukan tindakan penyimpangan
terhadap standar audit yang mengarah pada penyimpangan perilaku dalam
audit. Perilaku ini diperkirakan sebagai akibat auditor yang kurang baik.
Penyimpangan perilaku ini dapat mempengaruhi kualitas audit baik secara
langsung maupun tidak langsung. Menurut Donnelly et. al., (2003):
“ dysfunctional audit behavior are means for to manipulate the audit
process in order to achieve the individual’s performance objective.”
Beberapa penyimpangan perilaku dalam audit yang membahayakan
kualitas audit menurut Donelly et. al., (2003):
a. Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada
waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time).
Perilaku ini dapat menyebabkan adanya gambaran yang salah mengenai
kebutuhan waktu yang sebenarnya, sehingga proses perencanaan untuk
audit di masa yang akan dating menjadi terhambat dan tidak akurat, dan
juga berpengaruh terhadap pelaksanaan audit selanjutnya, yaitu
berkaitan dengan rencana penugasan personel yang kurang baik,
menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan meghasilkan time pressure
untuk audit di masa yang akan datang (Smith, 1995; Kelley &
Margheim, 1990 dalam Irawati dan Natalia, 2005).
18
b. Merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di
lapangan (replacing and altering original audit procedures).
Perilaku ini dapat merubah rencana dan arah dari pekerjaan audit,
sehingga auditor tidak dapat menemukan hal-hal yang material
sebelumnya telah diperkirakan.
c. Penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi
keseluruhan prosedur (premature sign-off of audit steps without
completion of the procedure).
Graham (1985) dalam Kartika dan Wijayanti (2007) menyimpulkan
bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena penghapusan prosedur audit
yang penting daripada melakukan prosedur audit yang memadai untuk
beberapa item. Pada standar pekerjaan lapangan bagian pertama yang dimuat
dalam standar audit, bahwa pekerjaan harus direncanakan dengan matang dan
apabila digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Bekerja
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan membuat pekerjaan yang
diakukan terarah, dan jika terjadi suatu kesalahan yang dilakukan auditor di
lapangan dapat diketahui oleh supervisor, dan bila auditor di lapangan
menemukan hal-hal yang material (temuan) pada laporan keuangan klien,
temuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh auditor. Sebaliknya, jika
prosedur tidak diikuti secara lengkap, kemungkinan terjadi kesalahan terutama
yang material menjadi lebih besar dan auditor tidak dapat
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya dengan memberikan bukti yang
19
kuat bahwa ia telah melaksanakan keseluruhan prosedur yang telah ditetapkan
jika terjadi suatu kesalahan dalam pelaksanaan audit.
3. Karateristik Personal Auditor
Personal auditor adalah sekumpulan karateristik dan pandangan
seseorang yang menetukan cara hidup dan perbedaan diantara orang lain.
Karateristik personal auditor adalah ciri atau watak seorang auditor dengan
sifat yang dimiliki dan dipengaruhi keadaan lingkungannya maupun dirinya
sendiri untuk melakukan kegiatan audit (Septiani, 2009).
Karateristik personal auditor dilihat dari empat dimensi, yakni lokus
kendali eksternal, keinginan untuk berpindah kerja, harga diri kaitannya
dengan ambisi dan komitmen pada organisasi.
a. Lokus Kendali Eksternal
Lokus kendali adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa
apakah dia dapat atau tidak mengendalikan peristiwa yang terjadi
padanya, yaitu tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab
personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka (Rotter, 1996 dalam
Dwi, 2009).
Lokus kendali dibagi menjadi dua, yaitu lokus kendali internal dan
eksternal. Lokus kendali internal mengatur kepada persepsi bahwa
kejadian baik positif maupun negatif terjadi sebagai konsekuensi dari
tindakan atas perbuatan diri. Sedangkan lokus kendali eksternal mengacu
20
pada keyakinan bahwa suatu kejadian berada di luar kontrol dirinya
seperti nasib, keberentungan (Schermerhon et. al, 1991).
Pada situasi dimana individu dengan lokus kendali eksternal merasa
tidak mampu untuk mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya
untuk bertahan dalam suatu organisasi, mereka memiliki potensi untuk
mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan
pertahanan mereka (Solar dan Bruehl 1971). Lebih jauh, perilaku ini lebih
jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan tingkat struktur
atau pengawasan kontrol yang tinggi (Gable dan Dangello 1994).
Dalam konteks audit, manipulasi atau ketidak jujuran pada
akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku audit. Hasil dari
perilaku ini adalah penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal
yang perlu dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan
kerja audit. Hal ini menghasilkan dugaan bahwa makin tinggi lokus
kendali eksternal individu, semakin mungkin mereka menerima
penyimpangan perilaku audit .
b. Keinginan Untuk Berhenti Bekerja
Memiliki keinginan untuk berhenti bekerja dapat membuat seseorang
menjadi kurang peduli terhadap apa yang ia lakukan di salam
organisasinya. Sikap ini dapat mengakibatkan kinerja yang buruk bagi
karyawan sehingga memungkinkan terjadinya penyimpangan perilaku
audit.
21
Malone dan Roberts (1996) mengatakan auditor yang memiliki
keinginan untuk meninggalkan perusahaan lebih dapat terlibat dalam
penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan kemungkinan
jatuhnya sangsi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Selain itu, individu
yang berniat meninggalkan perusahaan dapat dianggap tidak begitu peduli
dengan dampak buruk dari penyimpangan perilaku terhadap penilaian
kinerja dan promosi. Jadi, auditor yang memiliki keinginan tinggi untuk
berhenti dari perusahaan lebih menerima penyimpangan perilaku audit.
c. Harga Diri Dalam Kaitannya Dengan Ambisi
Harga diri (self-esteem) adalah suatu keyakinan diri sendiri
berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan (Kneitker dan Kinicki,
2003). Perasaan-perasaan self-esteem pada kenyatannya terbentuk oleh
keadaan kita dan bagaimana orang lain memperlakukan kita. Individu
dengan self-esteem tinggi melihat dirinya berharga, mampu dan dapat
diterima.
Harga diri yang tinggi mampu mendorong individu memiliki ambisi
yang tinggi dan dapat menyebabkan individu menggunakan segala cara
untuk mencapainya. Dalam bidang audit, individu yang menggunakan
segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, dapat
menimbulkan penyimpangan perilaku dalam menjalankan tugasnya
sebagai auditor. Atas dasar ini, maka auditor yang memiliki harga diri
22
tinggi sebagai faktor penyebab tingginya ambisi lebih dapat menerima
dan melakukan perilaku penyimpangan audit (Irawati, 2005).
d. Komitmen Pada Organisasi
Komitmen pada organisasi merupakan alat prediksi yang sangat baik
untuk beberapa perilaku penting, diantaranya adalah perputaran pegawai,
kesetiaan pegawai kepada nilai organisasi dan keinginan mereka untuk
melakukan pekerjaan ekstra yaitu, melakukan pekerjaan melebihi apa
yang seharusnya dikerjakan (Irawati, 2005).
Menurut Mowday et. al. (1979) mendefinisikan komitmen organisasi
sebagai kekuatan identifikasi dan keterlibatan individual dalam organisasi
tertentu. Individu dengan komitmen organisasi yang tinggi dikarakterkan
dengan penerimaan dan kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan
organisasi, keinginan untuk berusaha sekuat-kuatnya demi kepentingan
organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi.
Definisi komitmen organisasi menurut Feris dan Aranya (1983)
dalam Trisnaningsih (2003) adalah suatu perpaduan antara sikap dan
perilaku. Komitmen Organisasional menyangkut tiga sikap, yaitu rasa
mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tujuan
organisasi dan rasa kesetiaan pada organisasi.
Dengan adanya komitmen organisasi yang kuat menyebabkan
seseorang akan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan akan
23
mengutamakan kepentingan organisasi, seorang yang yang berkomitmen
tinggi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi
organisasinya (Novrialdi, 2009).
Aranya et. al. (1981) dalam Novrialdi (2009) mendefinisikan
komitmen organisasi sebagai:
1) Sebuah kepercayaan pada dan penerima terhadap tujuan-tujuan dan
nilai-nilai organisasi.
2) Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh
guna kepentingan organisasi.
3) Sebuah keinginan untuk memelihara keaggotaan dalam organisasi.
Steers (1977) dalam Idris (2008) mengembangkan sebuah model
hubungan sebab akibat terjadinya komitmen terhadap organisasi, yaitu:
1) Karakteristik pribadi (kebutuhan berprestasi, masa kerja/jabatan, dan
lain-lain).
2) Karakteristik pekerjaan (umpan balik, identitas tugas, kesempatan
untuk berinteraksi, dan lain-lain.)
3) Pengalaman kerja.
Sedangkan Amstrong (1992) dalam Idris (2008) berpendapat bahwa
tiga hal yang dapat mempengaruhi komitmen, yaitu:
1) Rasa memiliki terhadap organisasi
2) Rasa senang terhadap pekerjaan
3) Kepercayaan pada organisasi.
24
4. Etika Audit
Pengertian etika dalam Bahasa Latin, “Ethica”, berarti falsafah moral
yang merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang
budaya, susila serta agama. Sedangkan menurut Keraf (1998), etika secara
harfiah berasal dari Yunani “ethos” yang sama persis dengan moralitas, yaitu
adat kebiasaan baik.
Di Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan , karena sila berarti
dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar, dan bagus.
Selanjutnya selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang disebut
dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam kelompok profesi
yang bersangkutan. Oleh karena itu merupakan consensus, maka etika tersebut
dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya disebut sebagai „kode
etik‟. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu dikucilkan atau
disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang bersangkutan (Desriani,
1993 dalam Sihwahjoeni dan M. Gudono, 2000).
Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008),
memiliki tiga arti yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari beberapa definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa etika adalah seperangkat pedoman, aturan atau
norma yang mengatur tingkah laku seseorang, baik yang dilakukan atau
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau profesi.
Maryani dan Ludigdo (2001) mendifinisikan etika sebagai seperangkat
aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang
25
harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh
sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi.
Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip
atau nilai-nilai moral (Arens, 2003). Setiap orang memiliki rangkaian nilai
tersebut, walaupun kita memperhatikan atau tidak memperhatikan secara
eksplisit. Rasa terhadap etika mengarahkan individu untuk menilai lebih dari
kepentingan diri sendiri dan untuk mengakui maupun menghormati
kepentingan orang lain. Kode etik akuntan dapat diartikan sebagai suatu
sistem prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang memberikan pedoman
kepada akuntan dalam berhubungan dengan klien, masyarakat dan rekan
seprofesi dan sebagai alat untuk memberikan keyakinan pada para pengguna
jasa akuntan tentang kualitas jasa yang diberikan (Wati, 2009).
Moralitas berfokus pada perilaku manusiawi “benar” dan “salah”. Etika
secara umum didefinisikan sebagai perangkat moral dan nilai. Dari definisi
tersebut dapat dikatakan bahwa etika berkaitan erat dengan moral dan nilai-
nilai yang berlaku. Termasuk para akuntan diharapkan oleh masyarakat untuk
berlaku jujur, adil, dan tidak memihak serta mengungkapkan laporan
keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Etika sebagai sebuah refleksi moralitas dapat dicermati dari berbagai
dimensi, tergantung persoalan moral apa yang akan dikritisi. Terlepas dari itu
keberadaan etika dimaksudkan terutama untuk menjaga keselarasan hubungan
manusia (Ludigdo, 2006). Akuntan publik harus menjunjung tinggi etika
profesionalnya sehingga memberikan kepercayaan publik dan mendorong
26
kesadaran akan tanggung jawab akuntan publik pada transparansi pelaporan.
Tanggung jawab ini tergantung pada integritas, dan integritas tergantung pada
perilaku dan kepercayaan etis (Intiyas, 2007).
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam kode etik akuntan
Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota IAI di satu sisi dan dapat
dipergunakan oleh akuntan lainnya yang bukan atau belum menjadi anggota
IAI di sisi lain. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merumuskan suatu kode etik
yang meliputi mukadimah dan delapan prinsip etika yang harus dipedomani
oleh semua anggota, serta aturan etika dan interpretasi aturan etika yang wajib
dipatuhi oleh masing-masing anggota kompartemen.
Menurut Keraf (1998), etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
a. Etika umum
Etika umum berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika dan prinsip modal dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak, serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya
suatu tindakan. Etika umum dapat digolongkan dengan ilmu pengetahuan
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika khusus
Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip modal dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri.
27
2) Etika sosial, berkaitan dengan kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia lainnya salah satu bagian dari etika social adalah etika
profesi.
Ponemon dan Gabhart (1990) menemukan bahwa profesi kognitif etika
auditor akan mempengaruhi independensi auditor. Indenpendensi merupakan
isu yang menarik karena dalam menghadapi konflik independensi auditor
perlu untuk mempertimbangkan aturan eksplisit, standar audit dan kode etik
professional.
Seorang auditor harus taat pada aturan etika yang mengharuskannya
bersikap independen, maka ketika seorang auditor memiliki kecenderungan
sifat machivellian tinggi semakin mungkin untuk bertindak tidak independen.
Salah satu penelitian yang mendukung pernyataan tersebut dilakukan oleh
Ponemon dan Gabhart (1990) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara pertimbangan etis auditor dengan penyelesaian konflik independensi.
Untuk kalangan professional, pengaturan etika dibuat untuk menghasilkan
kinerja etis yang memadai maka kemudian asosiasi profesi merumuskan suatu
kode etik. Kode etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan
bagi eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan
masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat
menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat, Baidaie
(2000).
28
Dalam konteks etika profesi, Chua et al (1994) mengungkapkan bahwa
etika professional juga berkaitan dengan perilaku moral. Dalam hal ini
perilaku moral lebih terbatas pada pengertian yang meliputi kekhasan pola etis
yang diharapkan untuk profesi tertentu.
Kode etik profesi akuntan disusun dengan tujuan dapat menjadi panduan
bagi profesi akuntan untuk menempatkan objektivitas nilai-nilai dalam profesi
akuntan untuk menjaganya profesionalisme anggotanya. Dalam rangka kode
etik akuntan salah satu prinsip etika yang mendasari etika seorang auditor
adalah independensi. Nilai dari pengauditan tergantung besarnya persepsi
publik terhadap independensi auditor, sehingga tidak mengherankan jika
independensi merupakan hal utama dalam kode etik profesi akuntan (Arens
dan Loebbecke, 2008).
Payamta (2002) menyatakan bahwa berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC,
maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada
prinsip-prinsip dasar yang mengatur perilaku seorang Akuntan dalam
melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip tersebut adalah (1) integritas, (2)
obyektifitas, (3) independen, (4) kepercayaan, (5) standar-standar teknis, (6)
kemampuan professional, dan (7) perilaku etika. Independensi merupakan
salah satu nilai etis yang dijabarkan secara tertulis bagi seorang auditor
sebagai panduan agar dapat selalu berperilaku etis.
29
5. Pengalaman Auditor
Pengalaman merupakan keahlian yang berhubungan dengan
profesionalisme dalam akuntansi yang diperlukan dalam auditing. Karena
itu, pengalaman merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
tugas-tugas yang dilaksanakan oleh seorang auditor (Lee, 1995 dalam
Arum, 2008).
Definisi pengalaman menurut Knoers dan Haditono (1999) dalam
Dwi Ananing (2006) adalah merupakan suatu proses pembelajaran dan
pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan
formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang
membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.
Suatu pembelajaran juga mencakup perubahan yang relatif tepat dari
perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek.
Kusumawati (2008) menyatakan bahwa pengalaman adalah
keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa
yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman berdasarkan lama
bekerja merupakan pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan suatu
waktu/tahun. Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor
dapat dikatakan auditor berpengalaman. Karena semakin lama bekerja
menjadi auditor, maka akan dapat menambah dan memperluas
pengetahuan auditor dibidang akuntansi dan auditing.
Auditor merupakan seseorang yang dianggap ahli oleh masyarakat
untuk melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan atau instansi.
30
Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit di
samping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang auditor (Sumardi
dan Hardiningsih, 2002).
Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang
dilkukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar
melakukannya dengan yang terbaik. Lebih jauh Kolodner (1983) dalam
Herliansyah, Yudhi dan Meifida Ilyas (2006) menunjukkan bagaimana
pengalaman dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan
keputusan.
Choo dan Trotman (1991) memberikan bukti empiris bahwa auditor
berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum
(atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi antara
auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak
berbeda dalam menemukan item-item yang umum (typical). Penelitian
serupa dilakukan oleh Tubs (1992), menunjukkan bahwa subjek yang
mempunyai pengalaman audit lebih banyak, maka akan menemukan
kesalahan yang lebih banyak dan item-item kesalahannya lebih besar
dibandingkan auditor yang pengalaman auditnya lebih sedikit. Tsul dan
Gul (1996) dalam Intiyas, dkk (2007) dengan pengalaman kerja dalam
kurun waktu empat tahun, maka akuntan publik dianggap telah
berpengalaman untuk menghadapi konflik audit.
Libby dan frederick (1990) dalam Intiyas, dkk (2007) menemukan
bahwa semakin banyak pengalaman akuntan publik maka semakin dapat
31
menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit.
Dalam hal pengalaman, penelitian di bidang psikologis yang telah dikutip
oleh Jeffrey dan Weatherholt (1996) dalam Intiyas, dkk (2007)
memperlihatkan bahwa seseorang yang banyak pengalaman dalam suatu
bidang subtantif memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam
ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik
mengenai peristiwa-peristiwa tersebut. Pengalaman langsung dari
pengalaman masa lalu akan menentukan dan mengarahkan seseorang
dalam setiap perilakunya.
Pengalaman personel audit akan meningkatkan kompetensi mereka
dalam menjalankan setiap penugasan. Personel audit berpengalaman
memakai analisis yang lebih teliti, terinci dan runtut dalam mendeteksi
gejala kekeliuran dibandingkan dengan analisi yang tidak berpengalaman,
Sularso (1999). Menurut Wright (1997) dalam Susiana dan Arleen
Herwaty (2007) pengalaman tentang industri akan meningkatkan
kemampuan menduga adanya kekeliuran pada saat melakukan prosedur
analitis.
B. Pengembangan Hipotesis
Setiap profesi, terutama yang memberikan jasanya kepada masyarakat,
memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dan setiap profesional
dihatrapkan mempunyai kualitas pribadi tertentu (Fat, 1995 dalam Subroto,
2001). Akuntan publik sebagai profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat
32
diwajibkan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan akuntansi serta kualitas
pribadi yang memadai. Kualitas pribadi tersebut akan tercermin dari perilaku
profesionalnya. Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan
dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit
behavior). Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh seorang auditor dalam bentuk manipulasi,
kecurangan, ataupun penyimpangan terhadap standar audit. Perilaku ini bisa
memengaruhi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku yang mempunyai pengaruh langsung diantaranya adalah premature sign
off atau penghentian prosedur audit secara dini, pemerolehan bukti yang kurang,
pemrosesan yang kurang akurat, dan kesalahan dari tahapan-tahapan audit.
Sementara perilaku yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kualitas
audit adalah underreporting of time.
Perilaku-perilaku tersebut dapat berefek negatif terhadap hasil audit yang
dilakukan auditor sehingga dikhawatirkan kualitas audit akan menurun.
Menurunnya kualitas audit ini akan berdampak pada ketidakpuasan pengguna jasa
audit terhadap keabsahan serta keyakinan akan kebenaran informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan audit. Hal ini akan menyebabkan terkikisnya
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi audit (Dwi Harini, 2010).
1. Karakteristik Personal Auditor dengan Penyimpangan Perilaku dalam Audit
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perbedaan penerimaan
auditor atas penyimpangan perilaku dalam audit, diantaranya adalah
karakteristik personal auditor. Karakteristik personal auditor yang
33
mempengaruhi penerimaan auditor atas penyimpangan perilaku audit adalah
lokus kendali eksternal, keinginan untuk berpindah kerja, harga diri
kaitannya dengan ambisi dan komitmen pada organisasi (Spector, 1998
dalam Donelly et al., 2003; Malone dan Roberts, 1996: Kneitker dan
Kinicki, 2003: Mowday et. al., 1979).
Lokus kendali eksternal merupakan individu-individu yang percaya
bahwa suatu peristiwa dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar seperti
nasib, kemujuran dan peluang.
Studi terdahulu telah menunjukkan korelasi positif yang kuat antara
lokus kendali eksternal dan kemauan untuk menggunakan penipuan atau
manipulasi untuk meraih tujuan personal (Gable dan Dangello, 1994).
Dalam konteks auditing manipulasi atau penipuan dilakukan dalam bentuk
penyimpangan perilaku audit. Perilaku ini adalah alat bagi auditor dalam
upaya untuk mencapai tujuan kinerja individual (Dwi Harini, 2010).
Maryanti (2005) telah melakukan penelitian di Indonesia terhadap 137
auditor di kantor akuntan publik se-Jawa Tengah dengan mereplikasi
penelitian yang telah dilakukan Donelly et. al., 2003. Hasil penelitian
memberikan bukti empiris bahwa karakteristik personal auditor
berhubungan dengan penyimpangan perilaku, kecuali lokus kendali tidak
berhubungan signifikan dengan perilaku audit.
Irawati, dkk (2005) melakukan penelitian terhadap auditor di kantor
akuntan publik di DKI Jakarta. Penelitian tersebut membuktikan bahwa
34
locus of control, turnover intention, self rate employee, dan harga diri
berhubungan positif dengan penerimaan dysfunctional audit behavior.
Secara umum, penerimaan auditor terhadap perilaku audit
disfungsional sangat berhubungan dengan karakteristik personal auditor itu
sendiri, yang dipengaruhi oleh latar belakang tertentu yang berhubungan
dengan kebutuhan fundamental para auditor, sehingga persepsi dan sikap
mereka secara individu terhadap suatu nilai yang akan dicapai menjadi dasar
perilaku individu dalam setiap tindakan mereka. Jadi dapat disimpulkan
bahwa karakteristik personal auditor dapat menjelaskan mengapa para
auditor menerima ataupun mendukung penyimpangan perilaku audit.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dibangun adalah:
H1: Karakterisristik personal auditor berpengaruh terhadap penyimpangan
perilaku audit
2. Etika Audit dengan Penyimpangan Perilaku dalam Audit
Seorang auditor dalam menjalankan tugas auditnya harus sesuai
dengan etika profesi yang telah ditetapkan. Auditor harus memiiliki norma
perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan kliennya,
antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara profesi dengan
masyarakat.
Herawaty dan Susanto (2009) mengemukakan hasil penelitiannya
bahwa etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan
tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.
35
Akuntan publik harus menjunjung tinggi etika profesionalnya
sehingga memberikan kepercayaan publik dan mendorong kesadaran akan
tanggung jawab akuntan publik pada transparansi pelaporan. Tanggung
jawab ini tergantung pada integritas, dan integritas tergantung pada perilaku
dan kepercayaan etis (Intiyas, 2007). Semakin rendahnya etika seorang
auditor, maka tingkat penerimaan penyimpangan perilaku lebih tinggi.
H2: etika audit berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit
3. Pengalaman Auditor dengan Penyimpangan Perilaku dalam Audit
Intiyas (2007) memaparkan bahwa pengalaman berdasarkan kurun
waktu empat tahun kerja, karena dalam kurun waktu tersebut auditor
dianggap telah berpengalaman dalam situasi konflik audit. Herliansyah dan
Ilyas (2006) menyatakan dalam risetnya bahwa pengalaman dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam pengambilan keputusan.
Tubss (1992) dalam Suartana (2008) menunjukkan bahwa ketika
auditor menjadi lebih berpengalaman, maka: (1) auditor menjadi sadar
terhadap kekeliuran, (2) auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit
tentang kekeliuran yang tidak lazim. Davis (1996) dalam Suartana (2008)
menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman juga memperlihatkan
tingkat selektif yang lebih tinggi terhadap bukti yang relevan. Auditor yang
berpengalaman mempunyai kemampuan untuk menentukan apakah
kekeliuran-kekeliuran tertentu terjadi dalam siklus tertentu. Menurut hasil
penelitian Intiyas (2007) pengalaman tidak mempunyai pengaruh terhadap
36
perilaku auditor dalam menghadapi situasi konflik audit. Karena dalam
penelitian mereka jumlah responden sebagian besar merupakan auditor
junior.
Semakin kurangnya pengalaman, seorang auditor maka tingkat
penerimaan penyimpangan perilaku auditnya lebih tinggi. Maka, dapat
dibangun hipotesa sebagai berikut:
H3: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit
C. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1.
37
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Donelly et.
al. (2003)
Auditor Acceptance of
Dysfunctional audit
Behavio: An
Explanatory Model
Using Auditors’
Personal
Characteristics
Variabel Karakteristik
Personal Auditor dan
penyimpangan
perilaku audit.
Tidak ada variabel
etika audit dan
pengalaman
auditor.
Terdapat hubungan positif yang
signifikan antara external locus of
control dengan penerimaan perilaku
disfungsional audit, terdapat
hubungan negatif yang signifikan
antara kinerja auditor dengan
penerimaan perilaku disfungsional
audit, juga terdapat hubungan positif
yang signifikan antara keinginan
untuk berpindah dengan penerimaan
disfungsional audit.
2. Robin R.
Radtke et.
al. (2004)
An Examination of
Factors Associated
With Dysfunctional
Audit Behavior
Variabel
penyimpangan
perilaku audit dan
etika audit
Tidak ada variabel
pengalaman
Terdapat hubungan negatif yang
signifikan antara etika audit dengan
penyimpangan perilaku audit.
3. Irawati,
dkk (2005)
Hubungan
karakteristik personal
auditor terhadap
tingkat penerimaan
penyimpangan
perilaku dalam audit
Variabel Karakteristik
Personal Auditor dan
penyimpangan
perilaku audit.
Tidak ada variabel
etika audit dan
pengalaman
auditor.
Terdapat hubungan positif antara
lokus kendali eksternal dan
keinginan untuk berhenti bekerja
dengan penerimaan penyimpangan
perilaku audit. Sedangkan tingkat
kinerja dan harga diri kaitannya
dengan ambisi memiliki hubungan
positif yang tidak signifikan terhadap
penerimaan penyimpangan perilaku
audit.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Bersambung ke halaman selanjutnya
38
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4. Ida
Suraida
(2005)
Uji Model Etika,
Kompetensi,
Pengalaman Audit dan
Risiko Audit
Terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor
Variabel Etika dan
Pengalaman Audit
Tidak terdapat
variabel
karakteristik
personal auditor
dan penyimpangan
perilaku dalam
audit
Secara simultan, etika, kompetensi,
pengalaman audit dan risiko audit
memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap skeptisisme profesional
auditor yaitu sebesar 61%.
5. Mc
Namara
and
Liyanarach
chi (2008)
Time Budget Pressure
and Auditor
Dysfunctional Audit
Behavior Within An
Occupational Stress
Model
Variabel
Penyimpangan
Perilaku dalam Audit
Tidak terdapat
variabel
karakteristik
personal auditor,
etika audit, dan
pengalaman auditor
Hasil penelitian menyatakan bahwa
terdapat pengaruh negatif dan
signifikan terhadap time budget
attainability dan underreporting of
time dengan reduced audit quality
practices (RAQPs). Selain itu,
dijelaskan bahwa auditor yang
berada pada level yang lebih rendah
dan yang bekerja pada KAP big four
akan lebih dapat merasakan tekanan
anggaran waktu dibandingkan
auditor yang berada pada level
manager atau yang bekerja pada
KAP non big four.
Tabel 2.1 (lanjutan)
Bersambung ke halaman selanjutnya
39
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6. Indri
Kartika,
Provita
Wijayanti
(2007)
Locus of Control
Sebagai Anteseden
Hubungan Kinerja
Pegawai dan
Penerimaan Perilaku
Disfungsional Audit
Variabel
Penyimpangan
Perilaku dalam Audit
Tidak terdapat
variabel
karakteristik
personal auditor,
etika audit, dan
pengalaman auditor
Hasil penelitian menyatakan bahwa
locus of control eksternal
berpengaruh positif terhadap
penerimaan perilaku disfungsional
audit. Locus of Control eksternal
berhubungan negatif terhadap kinerja
pegawai. Locus of Contorl sebagai
anteseden hubungan kinerja pegawai
penerimaan perilakui disfungsional
audit. Artinya terjadi hubungan
negatif antara kinerja pegawai
dengan penerimaan perilaku
disfungsional audit didahului oleh
adanya hubungan Locus of Control
terhadap kinerja. Auditor yang
memiliki kecenderungan Locus of
Control eksternal akan memiliki
kinerja yang rendah dan auditor yang
memiliki kinerja yang rendah akan
lebih menerima perilaku
disfungsional audit.
Tabel 2.1 (lanjutan)
Bersambung ke halaman selanjutnya
40
Sumber: diolah dari berbagai referensi
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Provita
Wijayanti
(2009)
Pengaruh
Karakteristik Personal
Auditor Terhadap
Penerimaan Perilaku
Disfungsional Audit
(Studi Empiris pada
Auditor Pemerintah
yang bekerja di BPKP
Perwakilan Jawa
Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta)
Variabel Karakteristik
Personal Auditor, dan
Penyimpangan
Perilaku dalam Audit
Tidak terdapat
variabel etika audit,
dan pengalaman
auditor
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karakteristik personal auditor yang
bekerja di BPKP wilayah Jawa
Tengah dan DIY yaitu locus of
control berhubungan positif terhadap
penerimaan perilaku disfungsional
audit tetapi tidak signifikan.
8. Agusta,
Ardiani
(2009)
Penerimaan Auditor
atas Dysfunctional
Audit Behavior
Variabel
Penyimpangan
Perilaku dalam Audit
Tidak terdapat
variabel
karakteristik
personal auditor,
etika audit, dan
pengalaman auditor
Hasil penelitian menunjukkan
adanya kontribusi dampak
karakteristik personal auditor
terhadap dysfunctional audit
behavior.
Tabel 2.1 (lanjutan)
41
D. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai pengaruh
karakter personal auditor dan etika auditor terhadap pernyimapangan perilaku
dalam audit. Berdasarkan kerangka teori yang telah dikembangkan, dapat
disederhanakan dalan bentuk model sebagai berikut:
KERANGKA PEMIKIRAN
Karateristik Personal
Auditor
Etika Audit Penyimpangan Perilaku
dalam Audit
Pengalaman Auditor
Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit, dan
Pengalaman Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku
dalam Audit
Variabel Dependen Variabel Independen
Metode Analisis: Analisis Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membatasi pada permasalahan pengaruh karakteristik
personal auditor, etika audit, pengalaman auditor sebagai variabel independen
dan penyimpangan perilaku dalam audit sebagai variabel dependen.
Responden dalam penelitian ini adalah auditor, karena mereka yang dapat
menilai variabel karakteristik personal auditor, etika audit, dan pengalaman
auditor dengan baik berdasarkan pengalaman sehari-hari mereka selama
bekerja. Penelitian ini dibatasi dengan auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP).
B. Metode Pemilihan Sampel
Sampel yang dijadikan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
pada kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Kantor Akuntan Publik
(KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di bidang
pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Metode pemilihan
sampel dilakukan dengan simple random sampling. Simple random sampling
merupakan salah satu metode penarikan sampel probabilitas yang dilakukan
dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki kemungkinan
yang sama untuk terpilih sebagai responden (Hamid, 2010).
43
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan
penelitian lapangan (field research). Data utama penelitian ini diperoleh
melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak
pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian
adalah auditor yang bekerja di KAP. Peneliti memperoleh data dengan
mengirimkan kuesioner kepada KAP secara langsung. Data primer diperoleh
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan
untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada KAP sebagai
responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor
masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner
yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai
responden.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai mean, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2011).
44
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Pengujian validitas dalam
penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara
menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-
pertanyaan. Kriteria valid atau tidak adalah jika korelasi antar skor
masing masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat
signifikansi di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing masing butir pertanyaan
dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di atas 0,05 maka
butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2011).
b. Uji Reliabilitas
Adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur
reliabilitas dalam penelitian ini digunakan uji statistik Cronbach
Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
45
Cronbachs Alpha > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut
dikatakan tidak reliable (Ghozali, 2011).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi.
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Deteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran
VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari
multikolinearitas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10
(Ghozali, 2011).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
46
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Suatu data dikatakan terdistribusi secara
normal jika memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 dan suatu data
dikatakan tidak terdistribusi secara normal jika memiliki tingkat
signifikansi di bawah 0,05 (Ghozali, 2011).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamaan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam
penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji statistik
Glejser. Jika variabel independen memiliki nilai signifikansi kurang
dari 0,05 maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas, dan jika
variabel independen memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Menurut Ghozali (2011), analisis regresi berganda bertujuan
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih
(variabel independen terhadap variabel dependen).
47
Persamaan regresi berganda dirumuskan:
Y = B0 + B1 X1 + B2 X2 + D + e
Keterangan:
Y = Penyimpangan perilaku dalam audit
B0 = Konstanta
B1-B2 = Koefisien Regresi
X1 = Karakteristik personal auditor
X2 = Etika audit
D = Pengalaman auditor
e = Error
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan
1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).
48
b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi 0,05.
Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi 0,05 (Ghozali,
2011).
c. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis diterima jika
nilai probabilitas signifikansi 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai
probabilitas signifikasnsi 0,05 (Ghozali, 2011).
E. Operasional Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Karakteristik personal auditor (X1)
Karateristik personal auditor adalah ciri atau watak seorang auditor
dengan sifat yang dimiliki dan dipengaruhi keadaan lingkungannya
maupun dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan audit. Instrumen
pengukuran variabel ini menggunakan pertanyaan yang diadopsi dari
49
Milani (1975). Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan
skala likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu:
nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5)
sangat setuju.
2. Etika audit (X2)
Etika adalah seperangkat pedoman, aturan atau norma yang
mengatur tingkah laku seseorang, baik yang dilakukan atau ditinggalkan
yang dianut oleh sekelompok atau profesi. Penerapan Etika Akuntan
Publik adalah aplikasi seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang
mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang dianut oleh kalangan profesi akuntan publik.
Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert, 1
sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat
tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
3. Pengalaman auditor (X3)
Pengalaman auditor adalah pengalaman menurut Knoers dan
Haditono (1999) dalam Dwi Ananing (2006) adalah merupakan suatu
proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah
laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan
sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah
laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahan yang
relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan
50
praktek. Auditor merupakan seseorang yang dianggap ahli oleh masyarakat
untuk melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan atau instansi.
Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit di
samping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang auditor (Sumardi
dan Hardiningsih, 2002). Semua item pertanyaan diukur dengan
menggunakan skala likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat
skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)
setuju, dan (5) sangat setuju.
4. Penyimpangan perilaku dalam audit (Y)
Penyimpangan perilaku dalam audit adalah komitmen yang
menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan
sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Sardjito dan Muthaher,
2007). Komitmen anggota organisasi menjadi hal penting bagi sebuah
organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidup sebuah organisasi
apapun bentuk organisasinya. Komitmen menunjukkan hasrat auditor
sebuah perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan
diri bagi organisasi (Amilin dan Dewi, 2008). Variabel penyimpangan
perilaku dalam audit dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang
diadopsi dari Mowday et al. (1979). Semua item pertanyaan diukur
dengan menggunakan skala interval likert, 1 sampai 5. Jawaban yang
didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak
setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
51
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Variabel
Karateristik
Personal
Auditor
(X1)
a. lokus kendali
eksternal
(Spector, 1998
dalam Donelly
et al., 2003)
1. Mendapatkan
pekerjaan
2. Promosi jabatan
3. kepercayaan pada
takdir dan faktor
keberuntungan
1, 2, 3
4,5
6,7
Likert
b. Keinginan
untuk berhenti
bekerja
(Malone dan
Roberts, 1996)
1. Keinginan individu
berupa adanya
keinginan untuk
keluar dari
organisasi.
8, 9, 10, 11
c. Harga diri
dalam
kaitannya
dengan ambisi
(Kneitker dan
Kinicki, 2003)
1. Merasa sangat
berguna
2. Hormat pada diri
sendiri
3. Sikap positif pada
diri sendiri
12
13
14
d. Komitmen
pada organisasi
(Mowday et.
al., 1979)
1. Terikat secara
emosional dengan
organisasi
2. Merasa menjadi
bagian dari
organisasi
15
16, 17
Etika Audit
(X2)
(Ida Suraida,
2003)
a. Kesadaran etis
1. Anggaran waktu
audit
2. Kerahasiaan
informasi klien
3. Peran ganda auditor
1
2
3
Likert
b. kepedulian
pada etika
profesi
1. Mendukung profesi
auditor
2. Sosialisasi ke rekan
sejawat
3. kebanggan
4. Aturan etika profesi
5. Auditor adalah
profesi terbaik
4, 5
6
7
8
9
52
Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Pengalaman
Auditor
(X3)
1. Jangka waktu
audit
1. lamanya waktu
pengauditan
1 Jika
berpengalama
n (>4 tahun)
bernilai 1
(satu)
Jika belum
berpengelama
n (<4 tahun)
bernilai 0
(nol)
Tingkat
penyimpanga
n perilaku
dalam audit
(Donelly et.
all, 2003)
a. Melaporkan
waktu audit
dengan total
waktu yang
lebih pendek
daripada
waktu yang
sebenarnya
1. Mempercepat
penyelesaian audit,
jika memberi
peluang saya untuk
kenaikan jabatan
2. Mempercepat
penyeselaian audit,
jika meningkatkan
penilaian evaluasi
kinerja saya
3. Mempercepat
penyelesaian audit,
jika disarankan oleh
supervisor
4. Mempercepat
penyelesaian audit,
jika auditor lain juga
melakukannya dan
penting bagi saya
untuk berkompetensi
dengan yang lain.
1
2
3
4
Likert
b. Merubah
prosedur yang
telah
ditetapkan
dalam
pelaksanaan
audit di
lapangan
1. Mengganti prosedur
audit, jika ada
bagian dari prosedur
audit asli yang
sebenarnya tidak
begitu diperlukan
5
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Bersambung ke halaman selanjutnya
53
Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
2. Mengganti prosedur
audit, jika pada audit
sebelumnya tidak
ada masalah dengan
sistem klien yang
dihentikan tersebut
3. Mengganti prosedur
audit, jika saya
percaya prosedur
audit yang asli tidak
akan menemukan
kesalahan
4. Mengganti prosedur
audit, jika ada
tekanan waktu yang
tinggi untuk
menyelesaikan
proses audit
6
7
8
c. Penyelesaian
langkah-
langkah audit
yang terlalu
dini tanpa
melengkapi
keseluruhan
prosedur
1. Menghentikan
langkah audit tanpa
mengganti prosedur,
jika saya percaya
tidak ditemukan
kesalahan
2. Menghentikan
langkah audit tanpa
mengganti prosedur,
jika audit
sebelumnya tidak
ditemukan masalah
3. Menghentikan
langkah audit tanpa
mengganti prosedur,
jika supervisor ingin
mempercepat waktu
penyelesaian audit
4. Menghentikan
langkah audit tanpa
mengganti prosedur,
jika saya percaya
langkah audit itu
tidak diperlukan
9
10
11
12
Tabel 3.1 (Lanjutan)
54
54
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan yang bekerja di beberapa
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Auditor
yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi auditor junior, auditor
senior, supervisor, partner, dan manajer yang melaksanakan pekerjaan di
bidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung dengan cara mendatangi responden yang bekerja pada
beberapa KAP di wilayah DKI Jakarta. Penyebaran serta pengembalian
kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 1 Desember 2012 sampai dengan 31
Januari 2013.
Peneliti mengambil sampel sebanyak sepuluh KAP dari keseluruhan
KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner yang disebarkan
berjumlah 83 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 77
kuesioner atau 92,8%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 6 buah atau
7,2%, hal ini mungkin dikarenakan kesibukan kerja auditor karena kuesioner
disebar pada akhir tahun. Seluruh kuesioner yang kembali dapat diolah, yaitu
berjumlah 77 buah atau 92,8% dari keseluruhan kuesioner yang disebar.
Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
55
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 83 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 77 92,8%
3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 6 7,2%
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 77 92,8%
5. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%
Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan
Publik Alamat Kantor
1. KAP Achmad, Rasyid,
Hisbullah & Jerry
Nariba Plaza
Jl. Mampang Prapatan No.39
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
2. KAP Drs. Eddy Kaslim Wisma Mitra Sunter Lantai 2-02
Jl. Yos Sudarso kav.89
Jakarta Utara
3. KAP Drs. A. Salam Rauf &
Rekan
Sentra Mampang Building Blok D1
Jl. Mampang Prapatan raya No. 28
Jakarta Selatan
4. KAP Drs. Wirawan &
Rekan
Jl. Wijaya I No. 20
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
5. KAP Idris & Sudiharto Total Building Lt.8 suite 808
Jl. Letjend S. Parman kav. 106A
Jakarta Barat
6. KAP Riza, Adi, Syahril &
Rekan
Jl. Anggrek Garuda No.9
Slipi, Jakarta Barat
7. KAP Kosasih, Nurdiyanto,
Tjahjo & Rekan
Wisma 46 – Kota BNI, lantai 37, suite
3708
Jl. Jend. Sudirman Kav. 1
Jakarta Pusat
8. KAP Drs. Dedy harka Jl. Raya Jatinegara Barat 166 PQR
Jakarta Timur
9. KAP Abdul Ghonie Abu
Bakar
Gedung Graha Satria
Jl. Fatmawati No.5 Lantai 3 R.VIP
304
Jakarta Selatan
56
No. Nama Kantor Akuntan
Publik Alamat Kantor
10. KAP Hananta Budianto &
Rekan
Jl. Wijaya II No.79
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Sumber: Data Primer
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) di DKI Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai
identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, posisi
terakhir, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 42 54.5 54.5 54.5
Perempuan 35 45.5 45.5 100.0
Total 77 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 42 orang atau 54,5%
responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, responden berjenis
kelamin perempuan sebanyak 35 orang atau 45,5%.
Tabel 4.2 (Lanjutan)
57
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
usia.
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 2 2.6 2.6 2.6
21 5 6.5 6.5 9.1
22 5 6.5 6.5 15.6
23 14 18.2 18.2 33.8
24 7 9.1 9.1 42.9
25 4 5.2 5.2 48.1
26 3 3.9 3.9 51.9
27 5 6.5 6.5 58.4
28 13 16.9 16.9 75.3
29 3 3.9 3.9 79.2
30 4 5.2 5.2 84.4
33 1 1.3 1.3 85.7
35 2 2.6 2.6 88.3
39 1 1.3 1.3 89.6
41 2 2.6 2.6 92.2
42 1 1.3 1.3 93.5
44 1 1.3 1.3 94.8
45 1 1.3 1.3 96.1
50 2 2.6 2.6 98.7
70 1 1.3 1.3 100.0
Total 77 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
58
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada
kantor akuntan publik sebesar 1,3% di antaranya berusia 33, 39, 42, 44,
45, dan 70 tahun, sedangkan yang berusia 20, 35, 41, dan 50 tahun
sebanyak 2,6%. Responden yang berusia 26 dan 29 tahun sebanyak 3,9%,
yang berusia 25 dan 30 tahun sebanyak 5,2%, dan yang berusia 21, 22, 27
tahun sebanyak 6,5%.
c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada
tabel berkut ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Auditor Jumior 53 68.8 68.8 68.8
Senior Auditor 21 27.3 27.3 96.1
Supervisor
Auditor
3 3.9 3.9 100.0
Total 77 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden sebanyak 53 orang atau sebesar 68,8% menduduki posisi
sebagai auditor junior. Responden yang menduduki posisi sebagai senior
auditor sebanyak 21 orang atau 27,3%, sebagai supervisor sebanyak 3
orang atau 3,9%.
59
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
pendidikan terakhir.
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 72
responden atau 93,5%. Responden yang memiliki pendidikan terakhir
Diploma III (D3) sebanyak 3 orang atau 3,9%, yang memiliki pendidikan
terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 1 orang atau 1,3%.
Sisanya sebesar 1,3% atau sebanyak 1 orang berpendidikan lain-lain.
e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan pengalaman kerja.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA 1 1.3 1.3 1.3
D3 3 3.9 3.9 5.2
S1 72 93.5 93.5 98.7
Lain-lain 1 1.3 1.3 100.0
Total 77 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
60
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 tahun 30 39.0 39.0 39.0
2 tahun 12 15.6 15.6 54.5
3 tahun 11 14.3 14.3 68.8
4 tahun 11 14.3 14.3 83.1
5 tahun 2 2.6 2.6 85.7
6 tahun 1 1.3 1.3 87.0
7 tahun 1 1.3 1.3 88.3
11 tahun 3 3.9 3.9 92.2
15 tahun 1 1.3 1.3 93.5
20 tahun 2 2.6 2.6 96.1
21 tahun 1 1.3 1.3 97.4
25 tahun 1 1.3 1.3 98.7
30 tahun 1 1.3 1.3 100.0
Total 77 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden (sebanyak 39,0%) atau sekitar 30 orang auditor memiliki
pengalaman bekerja 1 tahun. Sedangkan auditor yang memiliki
pengalaman kerja 6 tahun, 7 tahun, 15 tahun, 21 tahun, 25 tahun, dan 30
tahun sebanyak 1,3%. Responden yang memiliki pengalaman kerja 5
tahun dan 20 tahun masing-masing sebanyak 2 orang atau 2,6%. Auditor
yang memiliki pengalaman kerja 11 tahun sebanyak 3,9% atau 3 orang.
Sisanya sebanyak 11 tahun atau 14,3% memiliki pengalaman kerja 3
61
tahun dan 4 tahun, serta sebanyak 12 orang atau 15,6% memiliki
pengalaman kerja 2 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi karateristik
personal auditor, etika audit, pengalaman auditor dan penyimpangan perlaku
dalam audit. seperti yang terlihat dalam tabel 4.8
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TKPA 77 38 79 56.68 9.607
TEA 77 26 42 35.78 3.409
PA 77 0 1 .32 .471
TPPA 77 24 57 42.55 6.267
Valid N
(listwise)
77
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel karateristik personal auditor
jawaban minimum responden sebesar 38 dan maksimum sebesar 79, dengan
rata-rata total jawaban 56,68 dan standar deviasi sebesar 9,607. Variabel
etika audit jawaban minimum responden sebesar 26 dan maksimum sebesar
42, dengan rata-rata total jawaban 35,78 dan standar deviasi sebesar 9,607.
Pada variabel pengalaman auditor minimum jawaban responden sebesar nol
dan maksimum sebesar 1, dengan rata-rata total jawaban 0,32 dan standar
deviasi sebesar 0,471. Sedangkan, pada variabel penyimpangan perilaku
62
auditor jawaban minimum responden sebesar 24 dan maksimum sebesar 57,
dengan rata-rata total jawaban 42,55 dan standar deviasi sebesar 6,267.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid (Ghozali, 2009). Tabel berikut menunjukkan hasil uji
validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
karateristik personal auditor (KPA), Etika Audit (EA), pengalaman
auditor (PA), dan penyimpangan perilaku dalam audit (PPA), dengan 77
sampel responden.
1) Uji Validitas Karateristik Personal Auditor (KPA)
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Karateristik Personal Auditor
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
1 (KPA1) 0,609** 0,000 Valid
2 (KPA2) 0,823** 0,000 Valid
3 (KPA3) 0,638** 0,000 Valid
4 (KPA4) 0,690** 0,000 Valid
5 (KPA5) 0,750** 0,000 Valid
6 (KPA6) 0,778** 0,000 Valid
7 (KPA7) 0,773** 0,000 Valid
8 (KPA8) 0,297** 0,009 Valid
9 (KPA9) 0,638** 0,000 Valid
10 (KPA10) 0,778** 0,000 Valid
11 (KPA11) 0,611** 0,000 Valid
12 (KPA12) 0,321** 0,004 Valid
13 (KPA13) 0,295** 0,009 Valid
14 (KPA14) 0,283* 0,013 Valid
63
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
15 (KPA15) 0,418** 0,000 Valid
16 (KPA16) 0,383** 0,001 Valid
17 (KPA17) 0,373** 0,001 Valid
Tabel 4.9 menunjukkan variabel karakteristik personal auditor
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
2) Uji Validitas Etika Audit (EA)
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Etika Audit
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
1 (EA1) 0,554** 0,000 Valid
2 (EA2) 0,564** 0,000 Valid
3 (EA3) 0,621** 0,000 Valid
4 (EA4) 0,452** 0,000 Valid
5 (KP5) 0,434** 0,000 Valid
6 (EA6) 0,568** 0,000 Valid
7 (EA7) 0,522** 0,000 Valid
8 (EA8) 0,544** 0,000 Valid
9 (EA9) 0,462** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variabel etika audit mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
3) Uji Validitas Penyimpangan Perilaku dalam Audit (PPA)
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Penyimpangan Perilaku dalam Audit
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
1 (PPA1) 0,758** 0,000 Valid
2 (PPA2) 0,610** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 (Lanjutan)
64
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
3 (PPA3) 0,662** 0,000 Valid
4 (PPA4) 0,493** 0,000 Valid
5 (PPA5) 0,507** 0,000 Valid
6 (PPA6) 0,498** 0,000 Valid
7 (PPA7) 0,561** 0,000 Valid
8 (PPA8) 0,699** 0,000 Valid
9 (PPA9) 0,738** 0,000 Valid
10 (PPA10) 0,555** 0,000 Valid
11 (PPA11) 0,674** 0,000 Valid
12 (PPA12) 0,717** 0,000 Valid
Tabel 4.11 menunjukkan variabel perilaku dalam audit
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0,60 (Ghozali, 2009). Tabel 4.14
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk seluruh variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan
Karateristik Personal Auditor 0,864 Reliabel
Etika Audit 0,681 Reliabel
Penyimpangan Perilaku dalam Audit 0,858 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
karateristik personal auditor sebesar 0,864, etika audit sebesar 0,681, dan
penyimpangan perilaku dalam audit sebesar 0,858. Dengan demikian,
Tabel 4.11 (Lanjutan)
65
dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu
memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu
diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.13
menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.961 6.592 1.663 .101
TKPA .278 .069 .426 4.005 .000 .817 1.224
TEA .445 .192 .242 2.312 .024 .843 1.186
PA -.234 1.307 -.018 -.179 .858 .957 1.045
a. Dependent Variable: PPA
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
66
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance
untuk karateristik personal auditor 0,817,etika audit 0,843, dan
pengalaman auditor 0,957. Selain itu nilai VIF untuk karateristik personal
auditor sebesar 1,224, etika audit sebesar 1,186, dan pengalaman auditor
1,045. Suatu model regresi dikatakan bebas dari problem multiko apabila
memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan
dapat digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Model regresi
yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji
normalitas untuk variabel pada penelitian ini menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov. Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal
jika memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 dan suatu data dikatakan
tidak terdistribusi secara normal jika memiliki tingkat signifikansi di
bawah 0,05.
67
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 77
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 5.14657794
Most Extreme
Differences
Absolute .112
Positive .057
Negative -.112
Kolmogorov-Smirnov Z .985
Asymp. Sig. (2-tailed) .286
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa hasil uji normalitas memiliki nilai
signifikan di atas 0,05, yaitu sebesar 0,286 (Ghozali, 2009). Ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji statistik
Glejser.
68
Tabel 4.15
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 10.724 3.896 2.752 .007
TKPA -.076 .041 -.231 -1.854 .068
TEA -.067 .114 -.073 -.593 .555
PA .104 .772 .015 134 .894
a. Dependent Variable: abs_residual
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa hasil uji heteroskedastisitas
memiliki nilai signifikan di atas 0,05 untuk setiap variabel independen.
Nilai signifikan untuk variabel karateristik personal auditor 0,608, etika
audit 0,555, dan pengalaman auditor 0,894. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi penyimpangan perilaku
dalam audit berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu
karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor.
4. Hasil Uji Hipotesis
a) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.
69
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2, X3
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.16 menunjukkan hasil uji koefisien determinasi (R2) dengan
nilai adjusted R2 sebesar 0,298. Hal ini menandakan bahwa variabel
karateristik personal auditor, etika audit, dan pengalaman auditor hanya
bisa menjelaskan 29,8% variabel penyimpangan perilaku dalam audit.
Sedangkan sisanya, yaitu 70,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar
model. Seperti, tekanan anggaran waktu, faktor internal auditor,
b) Hasil Uji Statistik F
Berikut ini disajikan hasil uji statistik F terhadap variabel Y, X1, X2, dan
X3.
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2, X3
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 972.059 3 324.020 11.750 .000a
Residual 2013.032 73 27.576
Total 2985.091 76
a. Predictors: (Constant), PA, TEA, TKPA
b. Dependent Variable: TPPA
Sumber: Data primer yang diolah
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .571a .326 .298 5.251
a. Predictors: (Constant), PA, TEA, TKPA
70
Tabel 4.17 memperlihatkan nilai signifikansi hasil uji F sebesar
0,000, hal ini berarti seluruh variabel independen, yaitu Karateristik
Personal Auditor, Etika Audit, dan Pengalaman Auditor secara simultan
memiliki perngaruh terhadap Penyimpangan Perilaku dalam Audit.
Hasil dari penelitian ini dapat menjelaskan bahwa penyimpangan
perilaku dalam audit pada auditor di wilayah DKI Jakarta dipengaruhi
oleh interaksi faktor karateristik personal auditor, etika audit dan
pengalaman auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
Penelitian Irawati dan Mukhlasin (2005).
c) Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha
(Ghozali, 2009:89).
Berikut ini disajikan hasil uji statistik t terhadap variabel Y, X1, X2, dan
X3.
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2, X3
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.961 6.592 1.663 .101
TKPA .278 .069 .426 4,005 .000
TEA .445 .192 .242 2.312 .024
PA -.234 1.307 -.018 -.179 .858
a. Dependent Variable: TPPA
71
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa karateristik personal
auditor memiliki pengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (di bawah 0,05). Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Donelly et al. (2003),
Irawati dan Mukhlasin (2005). Dimana individu dengan karateristik
personal auditor yang terdiri dari empat dimensi, lokus kendali eksternal,
keinginan untuk berhenti bekerja, harga diri dalam kaitannya dengan
ambisi, dan komitmen pada organisasi, lebih dapat menerima
penyimpangan perilaku dalam audit. Pada situasi dimana individu
dengan lokus kendali eksternal, mereka cenderung merasa tidak mampu
untuk mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan
dalam suatu organisasi, mereka memiliki potensi untuk mencoba
memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan
mereka (Solar dan Bruehl, 1971 dalam Irawati dan Mukhlasin, 2005).
Dan perilaku ini jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan
tingkat struktur atau pengawasan kontrol yang tinggi. Keingingan untuk
berhenti bekerja dapat membuat seseorang menjadi kurang peduli
terhadap apa yang ia lakukan di dalam organisasinya sehingga lebih
dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya
ketakutan akan kemungkinan jatuhnya sangsi apabila perilaku tersebut
terdeteksi (Irawati dan Mukhlasin, 2005). Selain itu, seseorang yang
sangat menghargai dirinya, memiliki kepercayaan akan kemampuan
72
yang ia miliki untuk mampu mengerjakan sesuatu. Dalam kaitannya
dengan ambisi, harga diri yang tinggi mampu mendorong individu
memiliki ambisi yang tinggi dengan melakukan segala cara untuk dapat
meraih segala tujuan dan impiannya. Komitmen pada organisasi
merupakan alat prediksi yang sangat baik untuk beberapa perilaku
penting, diantaranya adalah perputaran pegawai, kesetiaan pegawai
kepada nilai organisasi dan keinginan mereka untuk melakukan
pekerjaan ekstra (untuk melakukan pekerjaan melebihi apa yang
seharusnya dikerjakan). Jadi, auditor yang memiliki kecenderungan
lokus kendali eksternal, keinginan untuk berhenti bekerja, harga diri
dalam kaitannya dengan ambisi, dan komitmen pada organisasi, lebih
dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit.
Tabel 4.18 juga memperlihatkan nilai variabel etika audit sebesar
0,024 yang berarti etika audit memiliki pengaruh terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit.
Selain itu, pengalaman auditor memiliki nilai signifikansi sebesar
0,858 yang menunjukkan bahwa pengalaman auditor tidak memiliki
pengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik
personal auditor, etika audit, dan pengalaman auditor terhadap penyimpangan
perilaku dalam audit. Responden penelitian ini berjumlah 77 auditor yang
bekerja di akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan pada data
yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap
permasalahan dengan menggunakan regresi berganda, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik personal auditor berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Donelly et. al. (2003), Irawati, dkk (2005),
Indri Kartika (2007), dan Provita Wijayanti (2009) yang menyatakan
terdapat hubungan positif antara karakteristik personal auditor terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit.
2. Etika audit memiliki pengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam
audit. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang
dilakukan oleh Robin R. Radtke et. al. (2004) yang menyatakan bahwa
Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara etika audit dengan
penyimpangan perilaku audit.
74
3. Pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh terhadap penyimpangan
perilaku dalam audit. Artinya, seberapa lama seorang auditor bekerja tidak
memberikan pengaruh terhadap penerimaan perilaku penyimpangan audit.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukkan bahwa variabel
karakteristik personal auditor berpengaruh positif signifikan terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit.
Karakteristik personal auditor berkaitan erat dengan lokus kendali
eksternal, keinginan untuk berhenti bekerja, harga diri dalam kaitannya
dengan ambisi, serta komitmen dengan organisasi.
Auditor dengan lokus kendali eksternal, lebih dapat menerima
penyimpangan perilaku dalam audit untuk dapat mengendalikan hasil yang
ingin mereka capai agar dapat bertahan dalam lingkungannya. Untuk
menghindari seseorang yang memiliki lokus kendali eksternal, harus ada
pengawasan yang ketat dalam perekrutan karyawan seperti melakukan tes
kepribadian, dan dalam satu tim, auditor harus terdiri dari orang dengan
kepribadian yang berbeda sehingga dapat saling melengkapi.
Keinginan untuk berhenti bekerja dapat membuat seseorang menjadi
kurang peduli terhadap apa yang ia lakukan di dalam organisasinya sehingga
lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku dalam audit karena
menurunnya ketakutan dan kemungkinan jatuhnya sangsi apabila perilaku
tersebut terdeteksi. Untuk menghindari individu yang memiliki keinginan
75
untuk berhenti bekerja yang tinggi, dapat dilakukan dengan menciptakan
suasana lingkungan kerja yang kondusif.
Harga diri dalam kaitannya dengan ambisi yang tinggi, dapat
menyebabkan auditor menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya, dapat menimbulkan penyimpangan perilaku dalam
menjalankan tugasnya sebagai auditor. Hendaknya setiap auditor dapat saling
menghargai satu sama lain. Ambisi yang tinggi dapat menyebabkan tingkat
kinerja pribadi yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan ambisi dapat menjadi
suatu sifat yang mendorong auditor untuk menempuh segala cara untuk
mendapatkan penilaian evaluasi yang baik sebagai ukuran kinerja. Hendaknya
setiap auditor dapat saling menghargai satu sama lain.
Auditor dengan komitmen organisasi yang tinggi dikarakterkan dengan
penerimaan dan kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan organisasi,
keinginan untuk berusaha sekuat-kuatnya demi kepentingan organisasi, dan
keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi.
Adanya hubungan positif ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas
audit yang dihasilkan. Oleh karena itu, agar penerimaan perilaku
penyimpangan audit dapat dikurangi, harus ada prosedur yang ketat dalam
penerimaan pegawai untuk menjadi seorang auditor, dengan diadakan
pelatihan, seminar dan pembentukan mental yang diharapkan agar auditor
dapat memiliki karakteristik personal auditor yang baik.
76
Variabel etika audit berpengaruh positif signifikan terhadap
penyimpangan perilaku audit. Adanya hubungan positif ini mengakibatkan
menurunnya kualitas audit yang dihasilkan. Kesadaran etis serta kepedulian
pada etika profesi yang merupakan faktor pembentuk ketaatan pada etika
hendaknya terus dipelihara dan diingatkan oleh setiap auditor di Kantor
Akuntan Publik, sebagai bekal dalam mempertahankan kredibilitas profesi.
Independensi merupakan salah satu nilai etis yang dijabarkan secara tertulis
bagi seorang auditor sebagai panduan agar dapat selalu berperilaku etis.
Variabel pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini menjelaskan bahwa seberapa
lama seorang bekerja sebagai seorang auditor tidak mempengaruhi tingkat
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Semua kembali bergantung
baik kepada etika maupun karakteristik personal auditor itu sendiri.
C. Saran
Dalam penelitian berikutnya di masa mendatang, peneliti memberi
beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain
yang lebih berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit.
2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa
wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar
bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-
77
pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei, atau
menggunakan sampel yang berbeda dari penelitian ini, sehingga hasil
penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.
4. penelitian selanjutnya diharapkan menyebarkan dan mengumpulkan
kuisioner pada waktu yang tepat, sehingga jumlah responden dapat lebih
banyak dan hasilnya dapat lebih akurat.
78
DAFTAR PUSTAKA
Afriadi, Ahmad. “Analisis Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Auditor
Terhadap Pengetahuan dalam Mendeteksi Kekeliruan”, Skripsi FE
Universitas Trisakti, Jakarta, 2007.
Ananing, Dwi. “Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor
Dalam Bidang Auditing.” Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta, 2006.
Arens, Alvin, James, Loebbecke. “Auditing Pendekatan Terpadu”. Buku satu,
Edisi Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. 2003.
Arens, Alvin A dan Loebbecke, James K. auditing: An integrated Approach. 8th
edition. Ney Jersey: Prentice –Hall. 2008.
Arum, Enggar Dih Puspa. “Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan
Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi
Bukti Audit. Universitas Jambi, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia
Volume 5 Nomor 2. Jambi. Desember, 2008
Baidaei, M. C. Penerapan Kode Etik Profesi. Makalah pada Kongres Luar Biasa
dan KNA IV IAI. Jakarta, 5-7 September. 2000.
Boynton,William C, Raymond N. Johnson, Walter J. Kell. Modern Auditing Edisi
Ketujuh jilid 1 (Judul Asli Modern Auditing, Seventh Edition). Jakarta:
Erlangga. 2003.
Butt J. L. Frequency Judgement in Auditing related task, Journal of Accounting
Research 26 (Autumn) 315-30. 1988.
Choo, F. dan K. T. Trotman. The Relationship Between Knowledge Structure and
Judgments for Experienced and Inexperienced Auditors. The Accounting
Review. Juli. Page 464-485. 1991.
Chua, FC, M.H.B. Perera dan M.R. Mathewsm. Integration of Ethics into Teriary
Accounting Programmers in New Zealand and Australia. 1994.
Donnelly, P. David, Jeffrey J. Quirin, and David O’Bryan. Auditor Acceptance of
Disfunctional Audit Behavior: An Explonatory Model Using Auditor’s
Personal Charateristics. Behavior Research In Accounting, Volume 15,
2003.
Dwi Hermina, Mira. “Karakteristik Personal Auditor, Pengalaman Audit, dan
Indenpendensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Skripsi UIN Jakarta.
2009.
79
Gable M., dan F., dangello. “Locus of Control, Machiavelianisme, and
Managerial Job Performance. The Journal of Psichology. 1994.
Halomoan, Hery. “Analisis Efektifitas Perlakuan Indenpendensi Akuntan Publik
dalam Membangun Kualitas Audit.” Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. “Standar Profesional Akuntan Publik Per 1
September 2007”. Cetakan pertama. Salemba Empat. Jakarta. 2001.
Irawati, Yuke dan Nensi Natalia. Hubungan Karateristik Personal Auditor
Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit.
Skripsi Unika Atma Jaya. 2005.
Keraf, A. Sonny. Etika Bisnis. “Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi”.
Yogyakarta. 1998.
Koroy. “Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit terhadap
Pertimbangan Auditor”. SNA VIII. Solo. 2007.
Kneitker, Robert dan Angelo Kinicki. Perilaku Organisasi Edisi Pertama.
Salemba Empat: Jakarta. 2003.
Malone, Charles F., dan Robin W. Roberts. “Factor Associated With The
Incidence of Reduced Audit Quality Behavior , Auditing: A Journal of
Practice and Theory. 1996.
Maryani, T. dan U. Ludigdo. Survei atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
dan Perilaku Etis Akuntan. Jurnal TEMA. Vol. II, No.1, Maret. 2011.
Novrialdi, Nanda. “Pengaruh Good Governance dan Independensi Auditor
Terhadap Kinerja Auditor dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel
Moderating”. Skripsi UIN. Jakarta. 2009.
Ponemon, L. dan D. Gabhart. “Auditor Independence Judgements: A Cognitive
Developmental Model and Experimental Evidence”, Contemporary
Accounting Research. Hal. 227-251. 1990.
Rahayu, Dyah Sri dan Faisal. Pengaruh Komitmen Terhadap Respon Auditor Atas
Tekanan Sosial: Sebuah Eksperimen. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia Vol.9 No.1. 2005.
Sihwahjoeni dan M. Godono. “Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik Akuntan”.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.3, No.2. 2000.
80
Sularso, Sri dan Ainun Nai’im. Analisis Pengaruh Pengalaman Akuntan pada
Pengetahuan Intuisi dalam Mendeteksi Kekeliuran. Jurnal Riset Auntansi
Indonesia (Juni). 1999.
Sumardi., Hardiningsih, P., “Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme
serta Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja:
Studi Kasus Auditor BPKP.”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol.9, No.1,
Maret. 2002.
Suartana, I wayan dan Kartana. “Pengalaman Audit, Red Flag, dan Urutan
Bukti”. SNA XI. Pontianak. 2008.
Susiana dan Arleen Herawaty. Analisis Pengarug Independensi, Mekaisme
Coorporate Governance, dan Kualitas terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X-Makassar. 2007.
Tubbs, R. M. The Effect of Experience on The Auditor’s Organization and
Amount of Knowledge. The Accounting Review. Oktober. page 783-801.
1992.
Wati, Rika. “pengaruh Audit Fee, Kesadaran Etis, dan Locus of Control
Terhadap Perilaku Auditor Eksternal.”Skripsi UIN. 2009.
Weningtyas Suryanita, Setiawan Doddy dan Triatmoko Hanung. Penghentian
Prematur atas Prosedur Audit. Simposium Nasional Akuntansi IX
Padang. 2006.
81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
82
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
83
84
85
86
87
88
Lampiran 2 Surat Penelitian
89
KUESIONER
PENGARUH KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR, ETIKA AUDIT
DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TINGKAT
PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
90
Hal: Permohonan Pengisian Kuisioner Jakarta, 26 November 2012
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/I Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu
(S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Istianah Nasution
NIM : 108082000107
Fak/Jur/Smstr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/IX
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh
Karateristik Personal Auditor, Etika Audit, dan Pengalaman Auditor Terhadap
Penyimpangan Perilaku dalam Audit.”
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menjadi
responden dengan mengisi lembar kuisioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon
maaf telah mengganggu waktu kerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan
untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebgai penilaian kinerja di tempat
Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/I merupakan faktor kunci untuk
mengetahui pengaruh karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman audit terhadap
perilaku penyimpangan dalam audit.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan
lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi
maka kuisioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pilihan Anda, yang penting memilih
jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda.
Apabila di antara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka
Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (nomor telepon dan e-mail tertera di bawah). Atas
kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua
pertanyaan dalam eksperimen ini, saya menyampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing Hormat Saya,
Peneliti
(Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM.) (Istianah Nasution)
91
Lampiran 3 Surat Keterangan dari
KAP
92
93
94
95
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
96
Data dan Keterangan Responden
1. Nama/Inisial : …………………………………….
2. Nama KAP : …………………………………….
3. Umur : ……... tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
5. Lama masa kerja sebagai auditor : …….. tahun
6. Kedudukan di KAP :
Junior Auditor Senior Auditor Supervisor Auditor Partner
Manager
7. Pendidikan terakhir :
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Diploma III
S1
S2
S3
Lain-lain
97
Kuisioner Penelitian
Pada bagian ini, berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala di bawah ini
dengan memberi tanda silang (X) pada kotak yang telah disediakan.
STS TS N S SS
Sangat Tidak
Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Memperoleh pekerjaan yang Anda inginkan adalah suatu
keberentungan
2 Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, Anda harus
memiliki anggota keluarga atau teman pada posisi yang tinggi
3
Pada saat kesempatan mendapatkan pekerjaan yang baik
datang, siapa yang Anda kenal lebih penting daripada apa
yang Anda ketahui
4 Promosi biasanya adalah sebuah nasib baik
5 Dibutuhkan banyak keberuntungan untuk menjadi pegawai
yang berprestasi
6 Dapat menghasilkan uang semata-mata hanyalah nasib baik
7
Perbedaan mendasar antara orang yang dapat menghasilkan
banyak uang dengan orang yang menghasilkan sedikit uang
adalah keberuntungan
8 Auditor yang mempunyai pengalaman cukup lama dalam
bidangya, kinerjanya semakin baik dan profesional
9 Saya memiliki keinginan untuk meninggalkan instansi tempat
saya bekerja sekarang ini dalam waktu dekat
10
Saya sering berpikir untuk keluar dari instansi ini karena
kondisi kerja
11
Saya mencoba menemukan pekerjaan yang lebih baik di
tempat lain di luar instansi ini untuk mencari kondisi kerja
yang lebih baik
12 Saya berfikir bahwa keberadaan saya ini sangat berguna
13 Saya berharap pada diri saya untuk lebih banyak hormat pada
98
diri saya sendiri
14
Saya mempunyai sikap positif pada diri saya terhadap
pekerjaan karena saya tidak pernah merasa bosan
15
saya merasa terikat secara emosional dengan instansi tempat
saya bekerja
16
Saya selalu berusaha di atas batas normal untuk
mensukseskan instansi tempat saya bekerja sekarang
17 Saya merasa menjadi bagian dari instansi tempat saya bekerja
ETIKA AUDIT
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Melakukan prosedur audit yang lebih berfokus karena
tersedianya anggaran atau biaya audit yang sesuai
2 Auditor memberitahukan klien yang lain tentang
kemungkinan bangkrut yang di alami kliennya
3 Auditor menggunakan nama KAP-nya untuk mengumpulkan
dana sumbangan ke perusahaan-perusahaan
4 Saya berhak mengingatkan auditor lain, jika melanggar kode
etik akuntan
5 Saya wajib melaporkan setiap tindakan yang melanggar kode
etik
6 Keputusan anggota dalam melaksanakan kode etik sebagai
dasar penyempurnaan pelaksanaan kode etik dalam
menjalankan tugas
7 Menjadi seorang auditor adalah sebuah profesi yang
membanggakan dalam hidup saya
8 Seorang auditor profesional harus memenuhi kode etik dalam
melaksanakan tugasnya
9 Auditor adalah profesi terbaik yang selalu saya banggakan
PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu
audit, jika memberi peluang saya untuk promosi kenaikan
jabatan
2 Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu
audit, jika meningkatkan penilaian evaluasi kinerja saya
3 Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian audit,
99
jika disarankan oleh supervisor
4 Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu
audit, jika auditor lain jjuga melakukannya dan penting bagi
saya untuk berkompetensi dengan yang lain
5 Saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika ada
bagian dari prosedur audit asli yang sebenarnya tidak begitu
diperlukan
6 Saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika pada
audit sebelumnya tidak ada masalah dengan sistem klien yang
dihentikan tersebut
7 Saya bisa menerima penggantian posedur audit, jika saya
percaya prosedur audit yang asli tidak akan menemukan
kesalahan
8 Saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika ada
tekanan waktu yang tinggi untu menyelesaikan proses audit
9 Saya menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit
tanpa mengganti prosedur audit lain, jika saya percaya
walaupun langkah audit dilanjutkan tidak akan ditemukan
kesalahan
10 Saya menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit
tanpa mengganti prosedur audit lain, jika audit sebelumnya
tidak ditemukan masalah pada sistem klien yang dihentikan
tersebut
11 Saya menerima penghentian klien satu atau beberapa langkah
audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika supervisor
ingin mempercepat waktu penyelesaian audit
12 Saya menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit
100
tanpa mengganti prosedur audit lain, jika saya percaya
langkah audit itu tidak diperlukan
PENGALAMAN AUDITOR
1. Lamanya pengalaman audit yang Anda miliki:
a. Kurang dari 4 tahun
b. Lebih dari 4 tahun
101
Lampiran 5 Daftar Jawaban
Responden
102
IDENTITAS RESPONDEN
NO. Jenis
Kelamin Pengalaman Jabatan
Pendidikan
Terakhir Umur
1 1 4 1 3 26
2 1 6 1 3 28
3 1 3 1 3 27
4 1 1 1 3 23
5 1 3 1 3 23
6 1 3 1 3 23
7 2 3 1 3 24
8 2 4 1 3 24
9 2 11 1 3 23
10 1 11 1 3 28
11 1 1 1 3 28
12 1 1 1 3 24
13 1 2 1 3 28
14 1 1 2 3 44
15 2 1 2 3 28
16 2 1 1 3 27
17 2 4 2 3 41
18 2 1 3 3 39
19 2 1 1 3 26
20 1 2 1 3 20
21 2 4 2 3 28
22 2 1 1 6 23
23 1 3 1 3 27
24 1 4 1 3 35
25 1 4 1 3 30
26 2 1 1 3 28
27 2 1 1 3 23
28 2 1 1 3 24
29 2 1 1 3 29
30 2 2 2 3 28
31 2 1 2 3 25
32 1 2 1 3 50
33 1 2 1 3 50
34 1 1 2 3 35
35 1 4 1 3 45
36 1 11 1 3 70
37 1 5 1 3 22
38 1 4 1 3 23
103
NO. Jenis
Kelamin Pengalaman Jabatan
Pendidikan Terakhir
Umur
39 1 7 1 3 24
40 2 15 2 3 23
41 2 3 2 3 25
42 1 1 1 3 24
43 1 1 1 3 24
44 1 2 2 3 25
45 1 3 1 1 22
46 2 4 1 3 25
47 2 4 1 3 28
48 2 4 2 3 30
49 1 1 1 3 23
50 1 1 1 3 23
51 1 3 1 3 22
52 1 3 2 3 22
53 2 3 1 3 23
54 1 21 2 2 22
55 1 25 2 2 23
56 1 20 3 3 28
57 1 20 2 2 30
58 1 30 3 3 28
59 1 1 1 3 21
60 1 1 1 3 28
61 1 2 2 3 26
62 1 1 2 3 27
63 2 2 2 3 28
64 2 2 2 3 41
65 2 2 2 3 42
66 2 1 1 3 20
67 2 1 1 3 21
68 1 2 1 3 23
69 1 3 1 3 21
70 2 5 2 3 21
71 2 2 1 3 21
72 2 1 1 3 23
73 2 1 1 3 29
74 2 1 1 3 29
75 2 1 1 3 30
76 2 1 1 3 33
77 2 1 1 3 27
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR
NO KPA1 KPA2 KPA3 KPA4 KPA5 KPA6 KPA7 KPA8 KPA9 KPA10 KPA11 KPA12 KPA13 KPA14 KPA15 KPA16 KPA17 TKPA
1 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 5 5 5 3 4 4 63
2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 5 5 5 3 4 4 65
3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 5 4 5 5 3 3 52
4 1 1 1 2 2 1 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 40
5 5 1 2 4 2 1 1 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 51
6 5 1 2 4 2 1 1 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 51
7 2 2 4 2 1 1 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 53
8 2 2 3 2 1 1 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 54
9 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 50
10 4 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 4 4 3 3 4 4 53
11 4 3 4 3 3 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 61
12 4 3 4 3 3 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 61
13 4 3 4 3 3 1 4 4 3 3 4 4 4 1 4 4 5 58
14 4 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 4 4 3 3 4 4 53
15 4 3 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 69
16 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 63
17 5 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 66
18 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 63
19 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 62
20 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 62
21 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 62
22 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 62
104
NO KPA1 KPA2 KPA3 KPA4 KPA5 KPA6 KPA7 KPA8 KPA9 KPA10 KPA11 KPA12 KPA13 KPA14 KPA15 KPA16 KPA17 TKPA
23 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 63
24 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 3 4 4 3 3 3 3 48
25 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 65
26 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 65
27 4 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 3 3 3 48
28 4 2 2 3 2 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 57
29 5 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 5 4 4 4 4 4 54
30 5 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 51
31 3 2 3 1 2 3 4 5 3 2 4 4 3 5 2 4 4 54
32 1 1 3 3 3 1 2 5 2 2 2 4 5 4 2 4 4 48
33 2 2 3 3 3 2 2 4 1 1 2 4 4 4 2 4 4 47
34 1 1 3 3 3 1 1 5 2 2 2 4 4 5 2 5 4 48
35 1 1 3 3 2 1 5 2 2 2 1 4 5 4 1 4 5 46
36 5 4 5 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 76
37 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 68
38 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 55
39 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 54
40 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 79
41 3 4 3 5 5 4 4 3 3 3 4 4 4 5 3 3 4 64
42 4 2 2 4 2 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 56
43 4 1 4 3 1 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 49
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 72
45 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 62
46 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 3 5 5 2 4 5 5 47
47 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 3 3 4 5 3 3 4 49
105
NO KPA1 KPA2 KPA3 KPA4 KPA5 KPA6 KPA7 KPA8 KPA9 KPA10 KPA11 KPA12 KPA13 KPA14 KPA15 KPA16 KPA17 TKPA
48 1 1 1 1 2 1 2 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 47
49 2 2 2 2 2 2 1 5 3 2 4 3 4 3 3 3 3 46
50 4 2 4 3 2 2 3 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 52
51 4 2 3 4 3 2 2 5 1 2 3 4 3 4 2 4 4 52
52 4 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 4 74
53 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 76
54 3 3 2 2 2 2 2 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 50
55 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 54
56 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 75
57 4 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 75
58 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 76
59 4 2 3 4 3 2 2 5 1 2 3 4 3 4 2 4 4 52
60 4 2 4 3 2 2 3 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 52
61 4 4 4 2 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 56
62 5 3 3 4 4 3 2 4 1 1 2 3 3 4 2 3 4 51
63 5 3 3 4 4 3 2 4 1 1 2 4 3 4 4 4 4 55
64 1 1 1 1 2 1 2 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 47
65 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 47
66 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 47
67 2 2 2 2 2 2 1 5 3 2 4 3 4 4 4 3 3 48
68 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 49
69 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5 1 5 5 5 5 38
70 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 46
71 2 2 3 2 1 1 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 52
72 2 2 3 2 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53
106
NO KPA1 KPA2 KPA3 KPA4 KPA5 KPA6 KPA7 KPA8 KPA9 KPA10 KPA11 KPA12 KPA13 KPA14 KPA15 KPA16 KPA17 TKPA
73 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 3 3 4 5 3 3 4 49
74 1 1 1 1 2 2 2 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 48
75 5 3 3 4 4 3 2 4 1 1 2 3 4 4 2 3 4 52
76 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 3 4 72
77 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 74
107
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL ETIKA AUDIT
NO. EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 TEA
1 4 4 5 5 5 4 4 4 4 39 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37
3 5 4 5 4 3 5 5 5 5 41 4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 33
5 4 4 5 4 4 4 3 5 3 36 6 3 4 4 4 4 4 3 5 3 34
7 2 4 4 4 4 3 4 4 4 33 8 4 3 3 4 3 4 4 4 4 33
9 4 2 4 4 4 4 4 4 4 34 10 4 5 3 5 4 4 5 5 3 38
11 4 4 4 4 4 4 5 5 4 38 12 5 5 5 4 4 4 5 5 4 41
13 5 3 4 4 4 4 5 5 4 38 14 3 4 3 5 4 4 5 5 3 36
15 3 3 4 5 4 4 5 5 3 36 16 4 5 3 4 4 4 4 4 4 36
17 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37 18 3 3 3 4 4 4 4 4 4 33
19 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37 20 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
21 5 4 5 4 4 4 4 4 4 38
108
NO. EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 TEA
22 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37 23 5 3 5 4 4 4 4 4 4 37
24 4 5 5 3 3 3 3 4 3 33 25 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
26 4 3 3 4 4 3 4 4 4 33 27 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
28 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37 29 4 2 4 4 2 4 4 5 5 34
30 4 5 5 4 2 4 4 5 5 38 31 4 4 2 5 5 3 5 5 5 38
32 5 4 4 4 4 5 4 4 4 38 33 4 4 2 4 4 4 4 4 4 34
34 5 4 3 4 4 5 4 4 4 37 35 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
36 5 4 4 5 4 4 5 5 5 41 37 4 3 4 4 4 4 3 5 4 35
38 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26 39 2 4 3 4 4 4 3 5 3 32
40 4 5 4 4 4 5 5 5 4 40 41 4 3 3 4 4 3 5 5 4 35
42 2 5 2 4 4 4 4 4 3 32 43 4 2 4 3 3 4 3 4 3 30
44 4 5 4 3 3 4 3 4 3 33 45 4 4 4 4 3 4 3 4 3 33
46 4 5 4 5 3 3 5 5 4 38
109
NO. EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 TEA
47 5 5 5 5 4 5 4 5 3 41 48 4 1 3 4 4 4 4 5 4 33
49 3 3 4 4 3 4 4 4 3 32 50 3 2 4 4 3 4 4 4 4 32
51 4 3 4 4 4 3 4 4 4 34 52 4 5 5 4 4 4 4 5 5 40
53 5 4 4 5 5 4 4 4 4 39 54 4 2 4 4 2 2 4 4 4 30
55 4 4 2 4 2 2 4 4 4 30 56 5 5 5 4 4 4 4 4 5 40
57 4 5 5 4 4 4 4 5 5 40 58 5 4 4 5 5 4 4 4 4 39
59 4 3 5 4 4 3 4 4 4 35 60 3 4 5 4 3 4 4 4 4 35
61 3 4 4 4 3 3 4 4 4 33 62 4 5 5 4 4 5 5 5 5 42
63 4 5 5 3 3 5 5 5 5 40 64 4 5 4 4 4 4 4 5 4 38
65 3 5 2 4 3 3 4 4 4 32 66 3 2 2 4 3 3 4 4 4 29
67 3 5 4 4 3 4 4 4 3 34 68 3 2 2 4 4 4 4 4 4 31
69 1 4 4 5 1 5 5 5 5 35 70 4 2 2 2 4 4 4 4 4 30
71 4 3 5 4 3 4 4 4 4 35
110
NO. EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 TEA
72 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35 73 5 4 5 5 4 5 4 5 3 40
74 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37 75 4 5 5 4 4 5 5 5 5 42
76 5 4 4 5 5 4 4 4 4 39 77 4 5 5 4 4 4 4 5 5 40
111
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL PENGALAMAN AUDITOR
NO. PA NO. PA. NO. PA
1 0 27 0 53 0
2 0 28 0 54 1
3 0 29 0 55 1
4 0 30 0 56 0
5 0 31 0 57 0
6 0 32 0 58 0
7 1 33 1 59 0
8 1 34 0 60 0
9 0 35 0 61 0
10 0 36 1 62 0
11 0 37 1 63 0
12 0 38 0 64 1
13 0 39 0 65 1
14 0 40 0 66 1
15 0 41 0 67 0
16 1 42 0 68 0
17 0 43 0 69 1
18 0 44 0 70 1
19 1 45 0 71 1
20 1 46 1 72 1
21 1 47 1 73 1
22 1 48 1 74 1
112
NO. PA NO. PA. NO. PA
23 1 49 0 75 0
24 0 50 0 76 0
25 0 51 0 77 0
26 0 52 0
113
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
NO. PPA1 PPA2 PPA3 PPA4 PPA5 PPA6 PPA7 PPA8 PPA9 PPA10 PPA11 PPA12 TPPA
1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47
2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47
3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 36
4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 44
5 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 41
6 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 42
7 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
8 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 43
9 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
12 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 44
13 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 45
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
15 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 45
16 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 40
17 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43
18 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
19 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 40
20 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 40
21 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 40
22 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 40
114
NO. PPA1 PPA2 PPA3 PPA4 PPA5 PPA6 PPA7 PPA8 PPA9 PPA10 PPA11 PPA12 TPPA
23 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 40
24 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 42
25 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 46
26 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 44
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 46
28 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 44
29 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 31
30 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 31
31 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 43
32 4 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 48
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 46
34 5 5 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 49
35 4 4 4 5 4 4 5 5 4 1 4 4 48
36 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 57
37 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 43
38 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 39
39 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 28
40 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 54
41 4 3 3 4 3 5 4 4 4 4 3 4 45
42 4 4 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 32
43 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 42
44 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 42
45 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 43
46 3 4 4 4 2 4 2 3 2 3 3 4 38
47 3 3 3 3 2 4 4 2 5 5 4 5 43
115
NO. PPA1 PPA2 PPA3 PPA4 PPA5 PPA6 PPA7 PPA8 PPA9 PPA10 PPA11 PPA12 TPPA
48 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 43
49 2 4 4 4 2 3 4 2 3 4 2 4 38
50 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 31
51 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 42
52 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 52
53 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 53
54 2 5 3 4 2 4 1 3 1 2 4 4 35
55 2 5 3 4 2 4 1 3 1 2 4 4 35
56 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 52
57 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 52
58 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 53
59 1 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 40
60 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 32
61 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 40
62 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 44
63 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 44
64 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 42
65 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 43
66 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 34
67 2 4 4 4 2 3 4 2 4 4 2 4 39
68 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
69 1 1 1 1 5 5 5 1 1 1 1 1 24
70 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 46
71 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 45
72 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
116
NO. PPA1 PPA2 PPA3 PPA4 PPA5 PPA6 PPA7 PPA8 PPA9 PPA10 PPA11 PPA12 TPPA
73 3 3 3 3 2 4 4 2 5 5 4 5 43
74 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 43
75 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 46
76 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 52
77 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 52
117
Lampiran 5 Output Hasil Pengujian Data
HASIL UJI VALIDITAS KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR
Correlations
KPA1 KPA2 KPA3 KPA4 KPA5 KPA6 KPA7 KPA8 KPA9 KPA10 KPA11 KPA12 KPA13 KPA14 KPA15 KPA16 KPA17 TKPA
KPA1 Pears
on
Correl
ation
1 .500** .493
** .659
** .508
** .563
** .419
** .088 .087 .325
** .223 .071 -.051 -.001 .197 .105 .147 .609
**
Sig.
(2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .446 .450 .004 .052 .541 .657 .991 .085 .364 .202 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA2 Pears
on
Correl
ation
.500** 1 .649
** .554
** .631
** .649
** .612
** .223 .537
** .622
** .400
** .192 .118 .228
* .249
* .179 .210 .823
**
Sig.
(2-
tailed)
.000
.000 .000 .000 .000 .000 .052 .000 .000 .000 .094 .307 .046 .029 .120 .067 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
119
KPA3 Pears
on
Correl
ation
.493** .649
** 1 .489
** .420
** .355
** .501
** .191 .263
* .569
** .220 -.005 .088 .108 .042 .132 .268
* .638
**
Sig.
(2-
tailed)
.000 .000
.000 .000 .002 .000 .096 .021 .000 .055 .965 .445 .349 .718 .253 .018 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA4 Pears
on
Correl
ation
.659** .554
** .489
** 1 .773
** .636
** .519
** .052 .095 .388
** .122 .181 .059 .256
* .133 .115 .225
* .690
**
Sig.
(2-
tailed)
.000 .000 .000
.000 .000 .000 .653 .411 .000 .291 .116 .611 .025 .249 .321 .049 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA5 Pears
on
Correl
ation
.508** .631
** .420
** .773
** 1 .769
** .648
** .204 .269
* .397
** .306
** .092 .079 .170 .166 .126 .232
* .750
**
Sig.
(2-
tailed)
.000 .000 .000 .000
.000 .000 .075 .018 .000 .007 .428 .495 .139 .149 .275 .042 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
120
KPA6 Pears
on
Correl
ation
.563** .649
** .355
** .636
** .769
** 1 .647
** .180 .418
** .465
** .433
** .133 .102 .289
* .220 .080 .050 .778
**
Sig.
(2-
tailed)
.000 .000 .002 .000 .000
.000 .118 .000 .000 .000 .251 .379 .011 .055 .490 .663 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA7 Pears
on
Correl
ation
.419** .612
** .501
** .519
** .648
** .647
** 1 -.002 .457
** .592
** .392
** .253
* .244
* .141 .185 .275
* .279
* .773
**
Sig.
(2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000
.990 .000 .000 .000 .027 .033 .221 .106 .015 .014 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA8 Pears
on
Correl
ation
.088 .223 .191 .052 .204 .180 -.002 1 .298** .187 .358
** -.002 .294
** -.002 -.167 .164 -.027 .297
**
Sig.
(2-
tailed)
.446 .052 .096 .653 .075 .118 .990
.008 .103 .001 .984 .009 .988 .147 .154 .814 .009
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
121
KPA9 Pears
on
Correl
ation
.087 .537** .263
* .095 .269
* .418
** .457
** .298
** 1 .622
** .686
** .118 .371
** .086 .390
** .223 .208 .638
**
Sig.
(2-
tailed)
.450 .000 .021 .411 .018 .000 .000 .008
.000 .000 .305 .001 .456 .000 .051 .070 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA10 Pears
on
Correl
ation
.325** .622
** .569
** .388
** .397
** .465
** .592
** .187 .622
** 1 .684
** .192 .195 .111 .414
** .245
* .307
** .778
**
Sig.
(2-
tailed)
.004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .103 .000
.000 .094 .089 .338 .000 .032 .007 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA11 Pears
on
Correl
ation
.223 .400** .220 .122 .306
** .433
** .392
** .358
** .686
** .684
** 1 .053 .303
** -.033 .398
** .093 .119 .611
**
Sig.
(2-
tailed)
.052 .000 .055 .291 .007 .000 .000 .001 .000 .000
.645 .007 .777 .000 .423 .303 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
122
KPA12 Pears
on
Correl
ation
.071 .192 -.005 .181 .092 .133 .253* -.002 .118 .192 .053 1 .198 .172 .265
* .683
** .246
* .321
**
Sig.
(2-
tailed)
.541 .094 .965 .116 .428 .251 .027 .984 .305 .094 .645
.084 .134 .020 .000 .031 .004
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA13 Pears
on
Correl
ation
-.051 .118 .088 .059 .079 .102 .244* .294
** .371
** .195 .303
** .198 1 .120 -.021 .153 .003 .295
**
Sig.
(2-
tailed)
.657 .307 .445 .611 .495 .379 .033 .009 .001 .089 .007 .084
.299 .858 .184 .982 .009
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA14 Pears
on
Correl
ation
-.001 .228* .108 .256
* .170 .289
* .141 -.002 .086 .111 -.033 .172 .120 1 .120 .159 .033 .283
*
Sig.
(2-
tailed)
.991 .046 .349 .025 .139 .011 .221 .988 .456 .338 .777 .134 .299
.300 .168 .778 .013
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
123
KPA15 Pears
on
Correl
ation
.197 .249* .042 .133 .166 .220 .185 -.167 .390
** .414
** .398
** .265
* -.021 .120 1 .294
** .289
* .418
**
Sig.
(2-
tailed)
.085 .029 .718 .249 .149 .055 .106 .147 .000 .000 .000 .020 .858 .300
.010 .011 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA16 Pears
on
Correl
ation
.105 .179 .132 .115 .126 .080 .275* .164 .223 .245
* .093 .683
** .153 .159 .294
** 1 .519
** .383
**
Sig.
(2-
tailed)
.364 .120 .253 .321 .275 .490 .015 .154 .051 .032 .423 .000 .184 .168 .010
.000 .001
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
KPA17 Pears
on
Correl
ation
.147 .210 .268* .225
* .232
* .050 .279
* -.027 .208 .307
** .119 .246
* .003 .033 .289
* .519
** 1 .373
**
Sig.
(2-
tailed)
.202 .067 .018 .049 .042 .663 .014 .814 .070 .007 .303 .031 .982 .778 .011 .000
.001
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
124
TKPA Pears
on
Correl
ation
.609** .823
** .638
** .690
** .750
** .778
** .773
** .297
** .638
** .778
** .611
** .321
** .295
** .283
* .418
** .383
** .373
** 1
Sig.
(2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .009 .000 .000 .000 .004 .009 .013 .000 .001 .001
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
125
HASIL UJI VALIDITAS ETIKA AUDIT
Correlations
EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 TEA
EA1 Pearson Correlation 1 .103 .356** .080 .376
** .197 .096 .045 .199 .554
**
Sig. (2-tailed) .374 .002 .488 .001 .086 .405 .697 .083 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
EA2 Pearson Correlation .103 1 .308** .162 .114 .259
* .122 .167 .076 .564
**
Sig. (2-tailed) .374 .006 .159 .324 .023 .292 .147 .509 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
EA3 Pearson Correlation .356** .308
** 1 .096 .008 .368
** .036 .258
* .211 .621
**
Sig. (2-tailed) .002 .006 .405 .947 .001 .757 .024 .065 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
EA4 Pearson Correlation .080 .162 .096 1 .274* .099 .391
** .298
** .044 .452
**
Sig. (2-tailed) .488 .159 .405 .016 .391 .000 .008 .703 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
126
EA5 Pearson Correlation .376** .114 .008 .274
* 1 .174 .079 .060 -.018 .434
**
Sig. (2-tailed) .001 .324 .947 .016 .130 .492 .607 .877 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
EA6 Pearson Correlation .197 .259* .368
** .099 .174 1 .192 .321
** .125 .568
**
Sig. (2-tailed) .086 .023 .001 .391 .130 .094 .004 .278 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
EA7 Pearson Correlation .096 .122 .036 .391** .079 .192 1 .511
** .450
** .522
**
Sig. (2-tailed) .405 .292 .757 .000 .492 .094 .000 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
EA8 Pearson Correlation .045 .167 .258* .298
** .060 .321
** .511
** 1 .255
* .544
**
Sig. (2-tailed) .697 .147 .024 .008 .607 .004 .000 .025 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
EA9 Pearson Correlation .199 .076 .211 .044 -.018 .125 .450** .255
* 1 .462
**
Sig. (2-tailed) .083 .509 .065 .703 .877 .278 .000 .025 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
TEA Pearson Correlation .554** .564
** .621
** .452
** .434
** .568
** .522
** .544
** .462
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
127
HASIL UJI VALIDITAS PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
Correlations
PPA1 PPA2 PPA3 PPA4 PPA5 PPA6 PPA7 PPA8 PPA9 PPA10 PPA11 PPA12 TPPA
PPA1 Pearson
Correlation
1 .622** .437
** .442
** .555
** .283
* .320
** .392
** .423
** .230
* .405
** .325
** .758
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .013 .005 .000 .000 .045 .000 .004 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA2 Pearson
Correlation
.622** 1 .545
** .654
** .269
* .158 -.033 .300
** .139 .123 .221 .397
** .610
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .018 .169 .774 .008 .227 .285 .054 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA3 Pearson
Correlation
.437** .545
** 1 .417
** .056 .117 .269
* .438
** .432
** .364
** .413
** .502
** .662
**
128
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .628 .311 .018 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA4 Pearson
Correlation
.442** .654
** .417
** 1 .183 .021 -.013 .233
* .160 .003 .109 .351
** .493
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .112 .858 .911 .042 .165 .977 .345 .002 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA5 Pearson
Correlation
.555** .269
* .056 .183 1 .226
* .417
** .385
** .251
* -.045 .308
** .000 .507
**
Sig. (2-tailed) .000 .018 .628 .112 .049 .000 .001 .028 .696 .007 .998 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA6 Pearson
Correlation
.283* .158 .117 .021 .226
* 1 .475
** .393
** .257
* .240
* .390
** .454
** .498
**
Sig. (2-tailed) .013 .169 .311 .858 .049 .000 .000 .024 .036 .000 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA7 Pearson
Correlation
.320** -.033 .269
* -.013 .417
** .475
** 1 .328
** .620
** .347
** .253
* .324
** .561
**
Sig. (2-tailed) .005 .774 .018 .911 .000 .000 .004 .000 .002 .027 .004 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA8 Pearson
Correlation
.392** .300
** .438
** .233
* .385
** .393
** .328
** 1 .456
** .278
* .618
** .464
** .699
**
Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .042 .001 .000 .004 .000 .014 .000 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
129
PPA9 Pearson
Correlation
.423** .139 .432
** .160 .251
* .257
* .620
** .456
** 1 .716
** .517
** .556
** .738
**
Sig. (2-tailed) .000 .227 .000 .165 .028 .024 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA10 Pearson
Correlation
.230* .123 .364
** .003 -.045 .240
* .347
** .278
* .716
** 1 .357
** .596
** .555
**
Sig. (2-tailed) .045 .285 .001 .977 .696 .036 .002 .014 .000 .001 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA11 Pearson
Correlation
.405** .221 .413
** .109 .308
** .390
** .253
* .618
** .517
** .357
** 1 .611
** .674
**
Sig. (2-tailed) .000 .054 .000 .345 .007 .000 .027 .000 .000 .001 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
PPA12 Pearson
Correlation
.325** .397
** .502
** .351
** .000 .454
** .324
** .464
** .556
** .596
** .611
** 1 .717
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .002 .998 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
TPPA Pearson
Correlation
.758** .610
** .662
** .493
** .507
** .498
** .561
** .699
** .738
** .555
** .674
** .717
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
130
127
HASIL UJI RELIABILITAS KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 77 100.0
Excludeda 0 .0
Total 77 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.877 .864 17
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KPA1 3.30 1.268 77
KPA2 2.52 1.143 77
KPA3 2.92 1.048 77
KPA4 3.16 1.077 77
KPA5 2.84 1.136 77
KPA6 2.51 1.131 77
KPA7 2.95 1.169 77
KPA8 3.97 .778 77
KPA9 2.94 1.128 77
KPA10 2.87 1.151 77
128
KPA11 3.39 .934 77
KPA12 3.96 .572 77
KPA13 3.97 .688 77
KPA14 3.96 .785 77
KPA15 3.51 .912 77
KPA16 3.87 .593 77
KPA17 4.04 .572 77
Inter-Item Correlation Matrix
KPA1 KPA2 KPA3 KPA4 KPA5 KPA6 KPA7 KPA8 KPA9 KPA10 KPA11 KPA12 KPA13 KPA14 KPA15 KPA16 KPA17
KPA1 1.000 .500 .493 .659 .508 .563 .419 .088 .087 .325 .223 .071 -.051 -.001 .197 .105 .147
KPA2 .500 1.000 .649 .554 .631 .649 .612 .223 .537 .622 .400 .192 .118 .228 .249 .179 .210
KPA3 .493 .649 1.000 .489 .420 .355 .501 .191 .263 .569 .220 -.005 .088 .108 .042 .132 .268
KPA4 .659 .554 .489 1.000 .773 .636 .519 .052 .095 .388 .122 .181 .059 .256 .133 .115 .225
KPA5 .508 .631 .420 .773 1.000 .769 .648 .204 .269 .397 .306 .092 .079 .170 .166 .126 .232
KPA6 .563 .649 .355 .636 .769 1.000 .647 .180 .418 .465 .433 .133 .102 .289 .220 .080 .050
KPA7 .419 .612 .501 .519 .648 .647 1.000 -.002 .457 .592 .392 .253 .244 .141 .185 .275 .279
KPA8 .088 .223 .191 .052 .204 .180 -.002 1.000 .298 .187 .358 -.002 .294 -.002 -.167 .164 -.027
KPA9 .087 .537 .263 .095 .269 .418 .457 .298 1.000 .622 .686 .118 .371 .086 .390 .223 .208
KPA10 .325 .622 .569 .388 .397 .465 .592 .187 .622 1.000 .684 .192 .195 .111 .414 .245 .307
KPA11 .223 .400 .220 .122 .306 .433 .392 .358 .686 .684 1.000 .053 .303 -.033 .398 .093 .119
KPA12 .071 .192 -.005 .181 .092 .133 .253 -.002 .118 .192 .053 1.000 .198 .172 .265 .683 .246
KPA13 -.051 .118 .088 .059 .079 .102 .244 .294 .371 .195 .303 .198 1.000 .120 -.021 .153 .003
KPA14 -.001 .228 .108 .256 .170 .289 .141 -.002 .086 .111 -.033 .172 .120 1.000 .120 .159 .033
KPA15 .197 .249 .042 .133 .166 .220 .185 -.167 .390 .414 .398 .265 -.021 .120 1.000 .294 .289
KPA16 .105 .179 .132 .115 .126 .080 .275 .164 .223 .245 .093 .683 .153 .159 .294 1.000 .519
KPA17 .147 .210 .268 .225 .232 .050 .279 -.027 .208 .307 .119 .246 .003 .033 .289 .519 1.000
129
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KPA1 53.38 79.080 .515 .667 .871
KPA2 54.16 75.528 .779 .742 .858
KPA3 53.75 80.557 .566 .657 .868
KPA4 53.52 79.174 .624 .798 .865
KPA5 53.83 77.221 .690 .834 .862
KPA6 54.17 76.668 .725 .780 .860
KPA7 53.73 76.306 .717 .723 .861
KPA8 52.70 88.475 .220 .518 .880
KPA9 53.74 79.747 .560 .707 .868
KPA10 53.81 76.422 .723 .765 .860
KPA11 53.29 82.207 .544 .728 .869
KPA12 52.71 89.102 .266 .612 .878
KPA13 52.70 88.870 .228 .342 .879
KPA14 52.71 88.654 .205 .309 .880
KPA15 53.17 85.800 .335 .505 .877
KPA16 52.81 88.290 .329 .686 .876
KPA17 52.64 88.524 .320 .439 .876
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
56.68 92.301 9.607 17
130
HASIL UJI RELIABILITAS ETIKA AUDIT
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 77 100.0
Excludeda 0 .0
Total 77 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.659 .681 9
131
Inter-Item Correlation Matrix
EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9
EA1 1.000 .103 .356 .080 .376 .197 .096 .045 .199
EA2 .103 1.000 .308 .162 .114 .259 .122 .167 .076
EA3 .356 .308 1.000 .096 .008 .368 .036 .258 .211
EA4 .080 .162 .096 1.000 .274 .099 .391 .298 .044
EA5 .376 .114 .008 .274 1.000 .174 .079 .060 -.018
EA6 .197 .259 .368 .099 .174 1.000 .192 .321 .125
EA7 .096 .122 .036 .391 .079 .192 1.000 .511 .450
EA8 .045 .167 .258 .298 .060 .321 .511 1.000 .255
EA9 .199 .076 .211 .044 -.018 .125 .450 .255 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
EA1 31.87 9.246 .359 .302 .627
EA2 31.88 8.762 .309 .142 .648
EA3 31.88 8.526 .403 .357 .616
EA4 31.69 10.244 .312 .262 .639
EA5 32.10 9.989 .236 .258 .654
EA6 31.86 9.598 .423 .238 .616
EA7 31.71 9.865 .378 .473 .626
EA8 31.43 9.932 .419 .360 .622
EA9 31.81 10.001 .293 .280 .641
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
35.78 11.622 3.409 9
132
HASIL UJI RELIABILITAS PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 77 100.0
Excludeda 0 .0
Total 77 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.853 .858 12
133
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PPA1 3.44 1.082 77
PPA2 3.55 .967 77
PPA3 3.64 .705 77
PPA4 3.39 .845 77
PPA5 3.31 .907 77
PPA6 3.74 .594 77
PPA7 3.69 .782 77
PPA8 3.39 .891 77
PPA9 3.58 .923 77
PPA10 3.49 .912 77
PPA11 3.53 .718 77
PPA12 3.79 .675 77
Inter-Item Correlation Matrix
PPA1 PPA2 PPA3 PPA4 PPA5 PPA6 PPA7 PPA8 PPA9 PPA10 PPA11 PPA12
PPA1 1.000 .622 .437 .442 .555 .283 .320 .392 .423 .230 .405 .325
PPA2 .622 1.000 .545 .654 .269 .158 -.033 .300 .139 .123 .221 .397
PPA3 .437 .545 1.000 .417 .056 .117 .269 .438 .432 .364 .413 .502
PPA4 .442 .654 .417 1.000 .183 .021 -.013 .233 .160 .003 .109 .351
PPA5 .555 .269 .056 .183 1.000 .226 .417 .385 .251 -.045 .308 .000
PPA6 .283 .158 .117 .021 .226 1.000 .475 .393 .257 .240 .390 .454
PPA7 .320 -.033 .269 -.013 .417 .475 1.000 .328 .620 .347 .253 .324
PPA8 .392 .300 .438 .233 .385 .393 .328 1.000 .456 .278 .618 .464
PPA9 .423 .139 .432 .160 .251 .257 .620 .456 1.000 .716 .517 .556
PPA10 .230 .123 .364 .003 -.045 .240 .347 .278 .716 1.000 .357 .596
PPA11 .405 .221 .413 .109 .308 .390 .253 .618 .517 .357 1.000 .611
PPA12 .325 .397 .502 .351 .000 .454 .324 .464 .556 .596 .611 1.000
134
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PPA1 39.10 30.173 .667 .638 .831
PPA2 39.00 32.816 .499 .716 .845
PPA3 38.91 33.926 .591 .601 .839
PPA4 39.16 34.765 .381 .559 .852
PPA5 39.23 34.339 .387 .623 .852
PPA6 38.81 35.922 .422 .502 .849
PPA7 38.86 34.387 .466 .712 .846
PPA8 39.16 32.265 .615 .512 .835
PPA9 38.96 31.591 .659 .779 .832
PPA10 39.05 33.760 .442 .676 .848
PPA11 39.01 33.724 .604 .686 .838
PPA12 38.75 33.662 .658 .741 .835
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
42.55 39.278 6.267 12
135
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI KULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.961 6.592 1.663 .101
TKPA .278 .069 .426 4.005 .000 .817 1.224
TEA .445 .192 .242 2.312 .024 .843 1.186
PA -.234 1.307 -.018 -.179 .858 .957 1.045
a. Dependent Variable: TPPA
Coefficient Correlationsa
Model PA TEA TKPA
1 Correlations PA 1.000 .032 .178
TEA .032 1.000 -.383
TKPA .178 -.383 1.000
Covariances PA 1.707 .008 .016
TEA .008 .037 -.005
TKPA .016 -.005 .005
a. Dependent Variable: TPPA
136
2. HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 77
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 5.14657794
Most Extreme Differences Absolute .112
Positive .057
Negative -.112
Kolmogorov-Smirnov Z .985
Asymp. Sig. (2-tailed) .286
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.724 3.896 2.752 .007
TKPA -.076 .041 -.231 -1.854 .068
TEA -.067 .114 -.073 -.593 .555
DUMMY .104 .772 .015 .134 .894
a. Dependent Variable: abs_residual
137
HASIL UJI ANALISIS REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 DUMMY, TEA,
TKPAa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .571a .326 .298 5.251
a. Predictors: (Constant), DUMMY, TEA, TKPA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.961 6.592 1.663 .101
TKPA .278 .069 .426 4.005 .000
TEA .445 .192 .242 2.312 .024
DUMMY -.234 1.307 -.018 -.179 .858
a. Dependent Variable: TPPA
Recommended