View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH GREEN ADVERTISING, ECO BRAND,
DAN GREEN TRUST TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(Survei Pada Konsumen Lampu Philips LED Di RW 12 Kelurahan
Merjosari Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
ALBAR GUNARSO
NIM. 135030201111156
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI PEMASARAN
MALANG
2017
Scanned by CamScanner
v
RINGKASAN
Albar Gunarso, 2017, Pengaruh Green Advertising, Eco Brand, dan Green
Trust Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Lampu Philips
LED di RW 12 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)
Andriani Kusumawati, S.Sos., M.Si., DBA. Hal 162 + xv.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh Green Advertising,
Eco Brand, dan Green Trust secara simultan dan parsial terhadap Keputusan
Pembelian.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan dengan
menggunakan uji hipotesis dengan pendekatan kuantitatif. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Green Advertising, Eco Brand, Green Trust,
dan Keputusan Pembelian. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen lampu
Philips LED di RW 12 yang memiliki 81 RT yang setiap RT nya terdapat sekitar
150 KK pada kelurahan Merjosari kecamatan Lowokwaru, kota Malang. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 113 orang responden dengan
menggunakan teknik purposive sampling dan metode pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik
deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan uji F variabel bebas
Green Advertising, Eco Brand, dan Green Trust secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hasil uji t menunjukkan bahwa
variabel Green Advertising secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian, variabel Eco Brand secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian, dan variabel Green Trust secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hasil uji t tersebut
menunjukkan bahwa variabel Green Trust merupakan variabel yang berpengaruh
signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Diharapkan pihak
perusahaan dapat mempertahankan pelayanan terhadap Green Trust, karena
variabel Green Trust mempunyai pengaruh yang dominan dalam mempengaruhi
Keputusan Pembelian, diantaranya dengan mempunyai kepercayaan yang kuat
dalam hal produk yang berkonsep ramah lingkungan. Green trust merupakan
variabel utama yang terdapat dalam mengambil keputusan untuk melakukan
pembelian.
Kata Kunci: Green Advertising, Eco Brand, Green Trust, dan Keputusan
Pembelian.
vi
SUMMARY
Albar Gunarso, 2017, The Influence of Green Advertising, Eco Brand, and
Green Trust To Buying Decision (Survey on Consumers of Philips LED Lamps in
RW.12 Merjosari Sub-District, Lowokwaru District, Malang City), Andriani
Kusumawati, S.Sos., M.Si., DBA. Page 162 + xv.
This research aims to determine the effect of Green Advertising, Eco
Brand, and Green Trust simultaneously and partially to Buying Decision.
The type of research is explanatory research with quantitative approach.
Variable in this research are Green Advertising, Eco Brand, Green Trust, and
Buying Decision. Population in this research are consumers of Philips LED lamps
in RW 12 which has 81 RT with each RT there are about 150 families in Merjosari
sub-district of Lowokwaru, Malang city. The sample used the research was 113
people chose with puposive sampling and data collection methods in
questionnaire. Data analysis used descriptive statistical analysis, classical
assumption test, and multiple linear regression analysis.
The result of this research indicate that with the F test the independent
variables which are Green Advertising, Eco Brand, and Green Trust
simultaneously significant effect on Buying Decision. T test result indicate that the
Green Advertising partially significant influence the Buying Decision, Eco Brand
partially significant influence the Buying Decision, and Green Trust partially
significant influence the Buying Decision. The t test results indicate that Green
Trust variable is a variable that has a significant influence in influencing
purchasing decision. It is expected that the company can maintain its service to
Green Trust, since Green Trust variables have a dominant influence in
influencing Purchasing Decision, such as by having strong trust in eco-friendly
products concept. Green trust is the main variable in making a decision to make a
purchase.
Keywords: Green Advertising, Eco Brand, Green Trust, and Buying Decision
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Green Advertising, Eco Brand, dan Green Trust Terhadap
Keputusan Pembelian (Survei Pada Konsumen Lampu Philips LED di RW.12
Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)” Skripsi ini
merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh
gelar sarjana Ilmu Administrasi Bisnis Pada Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang.
2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti M.Si dan Bapak Mohammad Iqbal S.Sos,
MIB, DBA selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
3. Bapak Dr. Drs. Wilopo, M.AB selaku Ketua Program Studi Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
4. Ibu Andriani Kusumawati, S.Sos., M.Si., DBA selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan banyak waktu untuk membimbing dan mengarahkan
peneliti dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.
viii
5. Seluruh Dosen Pengajar Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu
kepada penulis selama ini.
6. Pimpinan, Staf, dan Karyawan pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi hingga
selesai.
7. Seluruh pegawai kelurahan Merjosari dan semua warga di RW 12 yang telah
memberikan bantuan dalam melakukan penelitian ini hingga selesai.
8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sugeng Suharyadi dan Ibu Sri Sumarsih
yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa dan
nasihat yang diberikan untuk kelancaran dan keberhasilan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar Sapar Langgeng yang selalu memberikan dukungan baik
moril maupun materil serta doa dan nasihat yang diberikan untuk kelancaran
dan keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Hani Majdina Adha atas dukungan, do’a, semangat, dan nasihat yang tiada
hentinya dipanjatkan untuk kelancaran dan keberhasilan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Administrasi angkatan 2013
terutama kelas J semester 1 atas segala doa dan dukungan yang telah
diberikan dari awal pengerjaan skripsi hingga akhirnya selesai.
12. Keluarga tercinta kedua di Malang HORE FC terutama abang Febi, abang
Gusma, abang Dimas, Ferry, Firman, Isa, Yudo, Saleh, Sapta, Dwi, Qalbin
ix
atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan dari awal pengerjaan
skripsi hingga akhirnya selesai.
13. Sahabat SMA Roby dan Dita atas segala doa dan dukungan yang telah
diberikan hingga selesai.
14. Seluruh pihak, keluarga dan sanak saudara tercinta atas dukungan, motivasi,
semangat, dorongan, nasihat serta doa-doa yang tiada hentinya dipanjatkan
untuk kelancaran dan keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Malang, 15 Juni 2017
Peneliti
x
DAFTAR ISI
MOTTO .............................................................................................................. i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................. ii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................... iv
RINGKASAN ..................................................................................................... v
SUMMARY ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 11
D. Kontribusi Penelitian ..................................................................... 12
E. Sistematika Pembahasan ................................................................ 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 15
A. Kajian Empiris .............................................................................. 15
1. Penelitian Ansar (2013) ............................................................. 15
2. Penelitian Praharjo (2013) ......................................................... 16
3. Penelitian Delafrooz et al (2014) ............................................... 17
4. Penelitian Attia (2014) ............................................................... 17
5. Penelitian Pawitaningtyas (2015) ............................................... 18
6. Penelitian Prastiyo (2016) .......................................................... 19
7. Penelitian Putra et al, (2016) ...................................................... 20
B. Kajian Teoritis ............................................................................... 26
1. Green Advertising ...................................................................... 26
a) Definisi Advertising ............................................................... 26
b) Definisi Green Advertising .................................................... 28
c) Komponen – komponen Green Advertising ........................... 29
2. Eco Brand ................................................................................. 32
a) Definisi Brand ...................................................................... 32
b) Definisi Eco Brand ............................................................... 33
3. Green Trust ............................................................................... 34
a) Definisi Trust ........................................................................ 34
b) Definisi Green Trust.................................................................35
4. Keputusan Pembelian ................................................................ 37
a) Pengertian Keputusan Pembelian .......................................... 37
xi
b) Proses Pengambilan Keputusan Pembelian.............................39
c) Struktur Keputusan Pembelian .............................................. 40
C. Hubungan Antar Variabel .............................................................. 42
1. Hubungan Green Advertising terhadap Keputusan Pembelian .... 42
2. Hubungan Eco Brand terhadap Keputusan Pembelian ................ 43
3. Hubungan Green Trust terhadap Keputusan Pembelian ............. 44
D. Model Konseptual ......................................................................... 44
E. Hipotesis........................................................................................ 45
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 47
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 47
B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 47
C. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran .................. 48
1. Variabel ..................................................................................... 48
2. Definisi Operasional .................................................................. 49
3. Skala Pengukuran ...................................................................... 58
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...................... 58
1. Populasi ..................................................................................... 58
2. Sampel ...................................................................................... 59
3. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................... 60
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 61
1. Sumber Data .............................................................................. 61
2. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 62
3. Instrumen Penelitian .................................................................. 62
F. Uji Instrumen ................................................................................. 63
1. Uji Validitas .............................................................................. 63
2. Uji Reliabilitas........................................................................... 64
3. Hasil Uji Validitas ..................................................................... 65
4. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 67
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 67
1. Analisis Deskriptif ..................................................................... 67
2. Analisis Statistik Inferensial ...................................................... 68
a) Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 68
b) Uji Asumsi Klasik ................................................................ 69
c) Koefisien Determinasi (R²) ................................................... 72
d) Uji Hipotesis ......................................................................... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 76
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................... 76
B. Gambaran Umum Responden ........................................................ 77
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 77
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ..................................... 78
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan .................. 80
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan .......... 81
xii
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Iklan Peduli Lingkungan Pada
Produk ...................................................................................... 82
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Produk yang Ramah
Lingkungan ............................................................................... 83
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Pertimbangan karena Produk
Peduli Lingkungan .................................................................... 83
8. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Pemakaian Produk ..... 84
9. Deskripsi Responden Berdasarkan Alasan Membeli Produk ...... 85
C. Gambaran Umum Variabel Penelitian............................................ 86
1. Distribusi Frekuensi Variabel Green Advertising (X1) ............... 87
2. Distribusi Frekuensi Variabel Eco Brand (X2) .......................... 92
3. Distribusi Frekuensi Variabel Green Trust (X3) ........................ 95
4. Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian (Y) ........... 99
D. Hasil Analisis Statistik Inferensial ............................................... 102
1. Analisis Regresi Linier Berganda............................................. 102
2. Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi.............................................. 104
a) Uji Normalitas .................................................................... 105
b) Uji Multikolinieritas ........................................................... 105
c) Uji Heterokedastisitas ......................................................... 107
3. Koefisen Determinasi (R2) ....................................................... 108
4. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 109
a) Pengujian Hipotesis Pertama (Uji F) ................................... 109
b) Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t) ....................................... 110
E. Pembahasan ................................................................................. 112
1. Pengaruh Secara Simultan Green Advertising, Eco Brand, dan
Green Trust Terhadap Keputusan Pembelian ......................... 113
2. Pengaruh Secara Parsial Green Advertising, Eco Brand, dan
Green Trust Terhadap Keputusan Pembelian ......................... 113
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 121
A. Kesimpulan ................................................................................. 121
B. Saran ........................................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 125
LAMPIRAN ................................................................................................... 129
4
xiii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Tabel 1 Manfaat Penggunaan Produk Hijau. ................................................ 5
2. Tabel 2 Maping Penelitian Terdahulu ........................................................ 22
3. Tabel 3 Definisi Operasional ..................................................................... 54
4. Tabel 4 Pengukuran skala Likert ............................................................... 58
5. Tabel 5 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 66
6. Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas..................................................................... 67
7. Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 78
8. Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Usia........................................ 79
9. Tabel 9 Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan...................... 81
10. Tabel 10 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan ........... 82
11. Tabel 11 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Pemakaian Produk ...... 84
12. Tabel 12 Deskripsi Responden Berdasarkan Alasan Membeli Produk........ 85
13. Tabel 13 Interpretasi Rata-Rata Jawaban Responden ................................. 86
14. Tabel 14 Distribusi Frekuensi Variabel Green Advertising (X1) ................. 87
15. Tabel 15 Distribusi Frekuensi Variabel Eco Brand (X2) ........................... 93
16. Tabel 16 Distribusi Frekuensi Variabel Green Trust (X3) .......................... 95
17. Tabel 17 Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian (Y) ............. 99
18. Tabel 18 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ............................... 103
19. Tabel 19 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 105
20. Tabel 20 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................ 106
21. Tabel 21 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 108
22. Tabel 22 Hasil Uji Simultan .................................................................... 110
23. Tabel 23 Hasil Uji Parsial ........................................................................ 110
xiv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Gambar 1 Green Advertising Pada Philips LED ........................................... 6
2. Gambar 2 Eco Brand pada Philips LED ....................................................... 9
3. Gambar 3 Model Konseptual ....................................................................... 45
2. Gambar 4 Model Hipotesis .......................................................................... 46
3. Gambar 5 Scatterplot ................................................................................. 107
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Lampiran 1 Perhitungan Sampel .............................................................. 129
2. Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ............................................................. 132
3. Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden ............................................... 137
4. Lampiran 4 Identitas Responden ............................................................. 141
5. Lampiran 5 Frekuensi Jawaban Responden ............................................. 146
6. Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................... 153
7. Lampiran 7 Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................... 157
162
CURRICULUM VITAE
I. Identitas Diri
1. Nama : Albar Gunarso
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 25 Agustus 1995
3. Alamat Asal : Pondok Pakulonan Blok M15 No.20,
RT.01, RW.15, Kel. Pakualam Kec. Serpong
Utara kota Tangerang Selatan
4. Alamat Sekarang : Jl. Mertojoyo Selatan No. 11, Malang
5. Agama : Islam
6. Email : albargunarso@gmail.com
7. Nomor HP : 082230913634
8. Program Studi : Administrasi Bisnis
9. Nomor Induk Mahasiswa : 135030201111156
10. Tahun Angkatan : 2013
II. Pendidikan Formal
No. Tingkat Tahun
1. SDN 1 Pakualam 2001-2007
2. SMPN 1 Kota Tangerang Selatan 2007-2010
3. SMAN 3 Kota Tangerang 2010-2013
4. Universitas Brawijaya, Fakultas Ilmu Administrasi,
Administrasi Bisnis
2013-2017
III. Pengalaman Organisasi
No. Organisasi Tahun
1. UKM UASB UB 2014-2016
2. Forsimaja (Forum Silahturahmi mahasiswa Jabodetabek) 2014-2015
3. Panitia Seminar Nasional FIA 2014
4. Hore FC Jakarta (Futsal Club Jakart a) 2014-2016
IV. Pengalaman Kerja
No. Perusahaan Tahun
1. Magang di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Cengkareng
– Jakarta
2016
Demikian curriculum vitae yang saya buat dengan sebenarnya.
Malang, 15 Juni 2017
Albar Gunarso
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan yang dialami setiap daerah di Indonesia adalah tidak peduli
dengan lingkungan. Perkembangan pembangunan, teknologi, industrialisasi
dan pertumbuhan penduduk semakin pesat dan semakin memperbesar resiko
kerusakan lingkungan. Perkotaan yang padat pemukiman sebagai salah satu
penyebab pemanasan global karena hampir tidak terdapat tumbuhan hijau atau
hutan pohon tetapi maraknya bangunan yang memiliki efek rumah kaca
sebagai penyebab meningkatnya suhu rata-rata atmosfer (global warming). Isu
pemanasan global (global warming) sudah dikenal oleh masyarakat dunia
sejak tahun 1970-an, namun isu tersebut kembali diangkat dan mulai menjadi
perhatian sejak tahun 1990-an Chahaya dalam Iwan, (2013). Global warming
adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya
proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi yang
disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca di atmosfer (Utina,
2009).
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peduli lingkungan
membuat setiap individu, kelompok maupun beberapa perusahaan berlomba-
lomba menjalankan program go green pada setiap melakukan aktivitas
perusahaan. Pada kondisi persaingan yang semakin ketat, maka salah satu cara
untuk mendapatkan konsumen dengan memenuhi kebutuhan konsumen serta
memberikan kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan konsumen tersebut.
2
Kerap kali perusahaan berusaha menyediakan produk dengan harga yang
murah dengan kualitas yang dinilai konsumen hanya mempertimbangkan
harga dalam mengambil keputusan, tetapi anggapan tersebut tidak sepenuhnya
dikatakan benar. Memposisikan produk kepada konsumen juga menjadi salah
satu hal yang penting untuk mengarahkan, menggugah, dan mendorong atau
memotivasi sehingga keputusan tertuju pada pembelian produk yang
dipasarkan (Oktaviani, 2011).
Green marketing merupakan salah satu strategi pemasaran dengan isu
ramah lingkungan. Green marketing dimaknai sebagai pemasaran ramah
lingkungan untuk meminimalisir dampak rusaknya lingkungan. Green
marketing adalah praktik bisnis yang dalam strategi promosinya berorientasi
pada pelestarian sumber daya lingkungan (Sulphey dan Safeer, 2015:357).
Green marketing akan semakin bertumbuh dan dewasa (growth and nature),
memanfaatkan peluang akan memberi peluang meningkatkan market share
dalam persaingan. Perusahaan yang peka terhadap isu lingkungan tersebut
akan melihat green marketing sebagai peluang strategi pemasaran yang dapat
diterapkan dalam strategi bisnis.
Keterbatasan teknologi membuat tidak setiap perusahaan bisa mengubah
keseluruhan produknya menjadi ramah lingkungan, konsep green marketing
biasanya hanya diterapkan pada beberapa atribut produk seperti kemasan,
bahan baku atau melalui pesan iklan. Bentuk promosi yang paling efektif
adalah periklanan, karena periklanan atau advertising adalah suatu proses
komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni pemasang iklan
3
yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklan tersebut,
misalnya melalui program siaran televisi (Suhandang, 2010:13).
Melihat iklan di televisi membuat jangkauan promosi produk atau jasa
akan semakin luas meskipun akan mengeluarkan biaya yang lebih mahal.
Akhir-akhir ini banyak sekali perusahaan yang mengeluarkan iklan di televisi
maupun brosur, mulai dari perusahaan yang mengeluarkan produk terbaru
hingga jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Isi dari iklan tersebut juga
antara lain mempromosikan produknya, manfaat, kegunaan, hingga kelebihan
pada produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Iklan saat ini juga
banyak sekali yang memiliki ide dan kreatif menggunakan efek dan desain
grafis yang canggih serta memasukkan konsep-konsep go green sehingga bisa
membuat konsumen tertarik dari iklan yang telah diciptakan.
Pelaksanaan pada misi green marketing perusahaan dalam melalukan
kegiatan promosi melalui iklan biasa disebut dengan green advertising. Green
advertising adalah sebuah upaya pemasaran sosial oleh perusahaan untuk
mempromosikan produk dengan gaya hidup ramah lingkungan
(Omidntegkhosnoodroohi, 2012:224). Diharapkan dengan menggunakan
green advertising pesan lingkungan yang disampaikan dalam iklan bisa
mengubah gaya hidup konsumen untuk lebih peduli lingkungan. Melalui
pesan tersebut green advertising akan membentuk merek di benak konsumen
sebagai produk yang ramah lingkungan.
Produk-produk berbasis ramah lingkungan harus mempertimbangkan
aspek-aspek lingkungan dalam daur hidup produk sehingga meminimalisir
4
dampak negatif terhadap alam. Upaya meminimalisir untuk mendorong semua
pihak agar berperan dalam pengembangan teknologi menuju produk ramah
lingkungan khususnya mengantisipasi terjadinya iklim. Perusahaan bisa
menggunakan konsep green marketing, yaitu dengan eco brand untuk
memposisikan produk lebih mementingkan peduli lingkungan dan suatu
merek yang dapat membedakan produk atau jasa lain yang sejenis atas
perbedaan dalam berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan. Eco brand
harus diterapkan sehingga perusahaan dapat membangun kepercayaan
konsumen yang kuat dan mencapai penjualan optimal, pemasar juga harus
memotivasi sikap konsumen yang positif terhadap eco brand yang akan
mempengaruhi niat konsumen untuk melakukan perilaku konsumen di bawah
kendalinya.
Kepercayaan adalah suatu komitmen pihak tertentu terhadap yang lain
dalam melakukan hubungan transaksi, dimana hal tersebut berdasarkan suatu
keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala
kewajibannya secara baik dan sesuai yang diharapkan (Adji dan Samuel,
2014). Peran kepercayaan bagi perusahaan adalah sebagai penambah nilai
perusahaan dan nilai produk. Menurut Ganesan dalam Liang dan
Chaipoopirutana, (2014) green trust adalah kemauan untuk bergantung pada
satu objek didasarkan pada keyakinan atau harapan yang dihasilkan dari
kredibilitasnya, kebajikan, dan kemampuan tentang kinerja lingkungan. Green
trust tentu diterapkan pada perusahaan untuk meyakinkan atau harapan
konsumen karena melihat dari kredibilitasnya dan kemampuan tentang kinerja
5
lingkungan. Green trust yang sudah tertanam di benak konsumen akan
membuat konsumen akan lebih sering atau mengutamakan produk tersebut
untuk mengambil keputusan, karena pengetahuan dan kepercayaan konsumen
terhadap produk tersebut. Perilaku konsumen dengan demikian yang
diharapkan dengan mudah melakukan keputusan pembelian.
Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang
mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Peter dan Olson, 2000:162).
Keputusan pembelian juga mempengaruhi konsumen, membeli produk
tersebut didasari karena pengaruh periklanan atau berdasarkan dengan merek
yang dicantumkan di iklan. Perilaku konsumen tentu tidak akan datang dengan
sendirinya, konsumen akan mencari informasi dari lingkungan sekitarnya
mengenai suatu produk yang akan dibeli. Perilaku konsumen bisa dilihat dari
apa yang diinginkan konsumen untuk mengambil keputusan. Ottman
(2011:16) memberikan contoh mengenai manfaat atau keuntungan yang
diperoleh konsumen dalam hal penggunaan produk-produk hijau seperti
dimuat dalam Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1 Manfaat Penggunaan Produk Hijau
Kategori Produk Manfaat yang Dirasakan Konsumen
Bola lampu CFL Menghemat harga, penggunaan yang lebih lama
Mobil hybrid Tidak bising, hemat bahan bakar, status
Pembersih alami Keselamatan, pikiran yang damai
Produk organik Keselamatan, pikiran yang lebih baik
6
Lanjutan Tabel 1 Manfaat Penggunaan Produk Hijau
Sumber: Ottman (2011:16).
Produsen lebih banyak berperan dalam mewujudkan produk hijau, namun
itu semua dapat sia-sia apabila tidak didukung masyarakat luas. Seringkali
konsekuensi dari produk hijau adalah harga yang relatif lebih mahal sehingga
konsumen enggan membelinya. Pertanyaan yang sering muncul dari produsen
adalah mengenai apakah perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari
green marketing. Produsen lampu Philips LED mampu membuktikan bahwa
produk lampu mereka yang hemat energi sukses di pasaran meskipun
harganya cukup mahal. Hal itu bisa terjadi karena konsumen memang
mencari lampu yang lebih hemat untuk mengurangi biaya tagihan listrik dan
juga daya listrik yang terbatas di rumah mereka. Berikut adalah iklan ramah
lingkungan pada Philips LED:
Gambar 1 Green Advertising Pada Philips LED.
Sumber: http://www.philips.co.id, 2017.
Kategori Produk Manfaat yang Dirasakan Konsumen
Mobil berbagi (car sharing) Nyaman, menghemat uang
Sel telepon tenaga matahari Penggunaan yang lebih lama
Kertas yang dapat didaur
ulang
Menghemat uang
7
Salah satu perusahaan yang menggunakan konsep green marketing
adalah Philips. Philips merefleksikan produk-produknya ke dalam tiga
bidang, yaitu kesehatan (healthcare), gaya hidup (lifestyle), dan pencahayaan
(lighting). Salah satu bidang yang dikembangkan Philips adalah pencahayaan
(lighting). Philips menciptakan inovasi produk pencahayaan baru
menggunakan teknologi Light Emitting Diode (LED). Teknologi LED
adalah teknologi pencahayaan terbaru yang memiliki beberapa keunggulan,
terutama dalam penghematan energi yang akan berdampak pada lingkungan.
Pencahayaan LED sangat ramah lingkungan dalam berbagai hal. Salah
satunya adalah, jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu lampu
pijar atau lampu hemat energi konvensional CFLi, lampu LED mampu
menghemat energi hingga 80 persen dan mampu bertahan lebih lama, yaitu
15.000 jam (life span), jauh mengungguli lampu konvensional yang hanya
8.000 jam. Dari sisi kualitas cahaya, lampu LED yang disebut sebagai produk
premium juga jauh lebih nyaman di mata, tidak terlalu silau, namun bukan
berarti tidak terang. Lampu LED memiliki Color Rendering Index sebesar 80,
sehingga warna yang terlihat hampir sempurna seperti warna aslinya.
Keunggulan lain dari lampu LED adalah tidak mengandung merkuri atau zat
berbahaya lainnya (www.seputarsemarang.com/2017/kota-semarang).
Philips selalu berada di urutan utama pada peduli lingkungan dan desain
inovasi. Philips merupakan inovator terdepan pada teknologi pencahayaan
yang menghemat energi karbon dan menawarkan kualitas yang lebih tinggi
dari cahaya, sehingga konsumen dapat menikmati masa depan yang lebih
8
peduli lingkungan. Philips baru-baru ini dirilis A19 Ambient LED
mempertahankan output cahaya dari 800 lumens, sedangkan hanya
menggunakan 20% dari energi yang dikonsumsi oleh lampu pijar biasa.
Semua green product pada Philips mengurangi biaya, mengonsumsi energi
dan emisi CO2. Philips menawarkan perbaikan lingkungan yang signifikan
dalam satu atau lebih daerah ramah lingkungan: efisiensi energi, kemasan,
bahan berbahaya, berat badan, daur ulang dan pembuangan, serta kehandalan
seumur hidup (www.inhabitat.com). Pada tahun 2016, Philips Lighting telah
mendapatkan penghargaan Top Brand Award untuk kategori Lampu
Emergency dan Top Brand Award untuk kategori Lampu Hemat Energi dari
Majalah Marketing dan Frontier Consulting Group. Baru-baru ini Philips
Lighting juga mendapatkan penghargaan Indonesia Digital Popular Brand
Award 2016 (www.metrobali.com/2016/11/23).
Produk Philips yang ramah lingkungan adalah produk dengan kinerja
lingkungan yang sering didukung oleh label eco-perfomance yang diakui.
Produk Philips dikategorikan sebagai produk ramah lingkungan ketika Philips
mengalahkan produk yang ada, produk pesaing atau melampaui persyaratan
legislatif minimum setidaknya 10% dalam satu atau lebih dari enam bidang
area fokus ramah lingkungan produk Philips. Enam bidang area fokus utama
yang diidentifikasi oleh Philips adalah energi, kemasan, zat, berat, bahan,
circulaty dan lifetime. Bidang ini dikembangkan melalui proses eco design
Philips diperkenalkan pada tahun 1994, yang menganggap semua aspek
pengembangan produk dan desain (www.philips.com/2017).
9
Gambar 2 Eco Brand pada Philips LED.
Sumber: http://www.philips.co.id, 2017.
Selain proses eco design, Philips juga menggunakan pendekatan siklus
hidup untuk menentukan optimasi lingkungan secara keseluruhan produk dan
perbaikan. Penilaian siklus hidup menghitung dampak lingkungan dari suatu
produk terhadap total siklus hidupnya (bahan baku, manufaktur, penggunaan
produk dan pembuangan). Produk ramah lingkungan yang dirancang dengan
lingkungan dalam pikiran, tentu saja dengan konsumen. Philips tahu bahwa
konsumen ingin membuat keputusan sadar tentang produk yang konsumen
beli dan sepenuhnya menyadari semua aspek dampak yang mereka buat
(www.philips.com/2017/philips-lighting).
Philips Home Lighting Store merupakan galeri pencahayaan terbaru di
Malang merupakan yang kedua di Jawa Timur, yang semakin menegaskan
komitmen Philips Lighting untuk menyokong sektor pembangunan properti
di seluruh Indonesia. Kota Malang mendapat predikat sebagai kota kreatif
yang telah dikenal oleh dunia Internasional melalui berbagai prestasi, seperti
partisipasi dalam jaringan International Strong Cities Network dan Mayors
Forum sebagai Southeast Asia Practice Green City tahun 2015. Bukan hanya
itu, pembangunan sektor pariwisata telah dimasukkan dalam Program
10
Pembangunan Malang 2013 – 2018. Pertumbuhan investasi untuk hotel,
kawasan hunian, serta ritel sangat pesat di kota Malang
(http://metrobali.com/2016/11/23/).
Sebagai kota terbesar nomor dua di Jawa Timur, Malang juga menjadi
kawasan hunian favorit, baik untuk perumahan maupun apartemen, dan saat
ini masuk dalam lima kota teratas untuk tempat tinggal di Indonesia. Malang
menawarkan peluang yang sangat besar bagi Philips Lighting untuk
membangun bisnis di kota Malang. Produk, sistem, dan layanan pencahayaan
inovatif Philips didesain untuk memenuhi berbagai kebutuhan pencahayaan,
termasuk untuk perumahan, ritel, dan pariwisata.
Semua produk yang ditawarkan di Philips Home Lighting Malang telah
terintegrasi dengan LED yang hemat energi, yang akan membantu pelanggan
untuk mengurangi konsumsi energi, sehingga dapat mengurangi biaya listrik
secara signifikan. Pencahayaan berbasis LED ini juga tahan lama dan ramah
lingkungan. Philips Lighting terus membawa inovasi pencahayaan yang dapat
meningkatkan cara orang-orang berinteraksi dengan cahaya. Philips ingin
menginspirasi konsumennya dengan produk-produk pencahayaan yang dapat
merubah dan meningkatkan atmosfer dan suasana hati di dalam ruangan
(http://metrobali.com/2016/11/23/).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan tersebut
menarik untuk diteliti mengenai adanya pengaruh green advertising, eco
brand dan green trust terhadap keputusan pembelian lampu philips LED di
Kecamatan Lowokwaru. Sehingga dari uraian di atas, penelitian ini
11
mengambil judul penelitian “Pengaruh Green Advertising, Eco Brand, dan
Green Trust terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Konsumen
Lampu Philips LED di RW.12 Kelurahan Merjosari Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang
akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah Green Advertising, Eco Brand, dan Green Trust secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian?
2. Apakah Green Advertising secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian?
3. Apakah Eco Brand secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian?
4. Apakah Green Trust secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan tingkat signifikan pengaruh
Green Advertising, Eco Brand, dan Green Trust secara simultan
terhadap Keputusan Pembelian.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan tingkat signifikan pengaruh
Green advertising secara pasial terhadap Keputusan Pembelian.
12
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan tingkat signifikan pengaruh Eco
Brand secara pasial terhadap Keputusan Pembelian.
4. Untuk mengetahui menjelaskan tingkat signifikan pengaruh Green
Trust secara parsial terhadap Keputusan Pembelian.
D. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut:
1. Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pemikiran bagi penelitian mendatang atau sebagai pembanding bagi
penelitian-penelitian di masa lalu yang menyangkut pengembangan
teori-teori dapat menjadikan informasi, wawasan, dan referensi yang
berguna untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai
green advertising, eco brand, green trust dan keputusan pembelian.
2. Aspek Praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam
membuat kebijakan yang menyangkut green advertising, eco
brand, dan green trust sebagai strategi pemasaran dalam
meningkatkan penjualan.
b) Bagi konsumen diharapkan dapat merasakan yang diterapkan
oleh perusahaan dalam mengembangkan produk seperti ramah
lingkungan dan peduli lingkungan, sehingga dapat mempercayai
13
produk yang menyangkut produk tentang green advertising, eco
brand, green trust untuk mengetahui betapa penting dalam
sebuah produk yang digunakan.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini dibuat untuk mempermudah penelitian
untuk memberikan gambaran yang jelas untuk memudahkan pembaca dalam
memahami isi dari penelitian. Sistematika pembahasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat latar belakang yang berupa alasan
penelitian dalam memilih topik, rumusan masalah yang
akan dikaji, tujuan dari kegiatan penelitian yang
dilakukan, kontribusi penelitian serta sistematika
pembahasan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi uraian penelitian-penelitian terdahulu
dan tinjauan teoritis yang dijadikan acuan dalam tulisan
tentang teori-teori atau temuan-temuan ilmiah yang
menjadi dasar dan acuan penelitian ini yaitu green
advertising, eco brand, green trust, dan keputusan
pembelian. Disajikan pula hubungan antar variabel serta
uraian model konsep penelitian dan hipotesis.
14
BAB III : METODE PENELITIAN
Pembahasan dalam bab ini adalah uraian mengenai jenis
penelitian, lokasi penelitian, variabel, definisi operasional
variabel, skala pengukuran, populasi, dan penentuan
sampel. Disajikan pula teknik-teknik yang digunakan
dalam penelitian ini seperti teknik pengambilan sampel,
data yang digunakan, teknik pengujian instrumen, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum
lokasi penelitian, gambaran umum responden, gambaran
umum variabel penelitian, uji instrumen penelitian, teknik
analisis data, dan pembahasan dari analisis data.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian dan saran-saran sebagai masukan bagi
manajemen perusahaan dan penelitian selanjutnya.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Empiris
1. Penelitian Ansar (2013)
Tujuan dari penelitian Ansar (2013) Impact of Green Marketing on
Consumer Purchase Intention adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang
menentukan niat konsumen terhadap membeli produk ramah lingkungan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan deskriptif.
Sebanyak 384 terpilih dengan usia minimal 19 tahun dan berpendidikan
paling rendah Senior High School di Metropolis Karachi dengan
menggunakan metode sampling Convenience dan populasi yang diteliti
terbatas, karena setiap hari pembelian tidak dibayangkan oleh peneliti yang
diharapkan. Teknik analsisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik T-test ANOVA.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
yaitu socio-demographic, price, environmental advertisement, ecological
packaging. Variabel dependennya adalah green purchase intention. Purchase
Intention (keputusan pembelian) sebagai variabel terikat atau disebut
variable independent. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa usia dan
pendidikan terkait dengan keaksaraan lingkungan. Variabel sosio demografi
yang tidak ditemukan terkait secara signifikan dengan niat pembelian produk
ramah lingkungan. Iklan lingkungan, harga dan kemasan ekologi juga
16
memiliki hubungan positif dengan keputusan pembelian produk ramah
lingkungan.
2. Penelitian Praharjo (2013)
Tujuan dari penelitian Pengaruh Green Advertising terhadap Persepsi
tentang Green Brand dan Keputusan Pembelian adalah untuk mengetahui
pengaruh Green Advertising terhadap persepsi tentang Green Brand dan
Keputusan Pembelian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian hubungan kausal.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 116 orang responden
mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
angkatan 2010/2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
teknin purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan analisis jalur (analysis path).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel eksogen
adalah Green Advertising dan variabel intervening adalah Persepsi Green
Brand dan variabel endogens adalah Keputusan Pembelian. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel green
advertising terhadap persepsi green brand dan keputusan pembelian.
Variabel-variabel tersebut membuktikan bahwa keputusan pembelian dapat
dipengaruhi oleh beberapa tindakan. Setelah membuktikan bahwa keputusan
pembelian dapat dipengaruhi beberapa tindakan, maka dapat mengetahui
seberapa besar pengaruh green advertising terhadap persepsi tentang green
brand dan keputusan pembelian.
17
3. Penelitian Delafrooz et al (2014)
Tujuan dari penelitian Effect of Green Marketing on Consumer Purchase
Behavior adalah untuk membuat solusi kekhawatiran tentang lingkungan
yang telah disorot dalam banyak bidang kehidupan sumber daya yang rusak,
masa depan kehidupan manusia mengganggu planet bumi ini. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sampel yang dipilih 384
masyarakat yang berada di kota Tehran dengan menggunakan teknik metode
cluster sampling. Analisis data yang digunakan menggunakan One Way
ANOVA.
Variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah eco brand, eco label,
dan environmental advertisement sebagai variabel bebas dan consumer
purchase behavior sebagai variabel terikat. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa iklan lingkungan memiliki pengaruh paling signifikan
terhadap perilaku pembelian dan eco brand memiliki efek sedikit.
Keterbatasan penelitian dimana pada kevalidan jawaban yang diberikan oleh
responden membuat peneliti harus mencari data kembali sehingga dapat data
yang valid.
4. Penelitian Attia (2014)
Tujuan dari penelitian The Effect of Green Advertising as a Moderator on
Green Purchase Attitude – Green Purchase Intention Relationship. The Case
of Young Egyptian Consumers adalah untuk menguji pengaruh iklan peduli
lingkungan sebagai moderator tentang sikap pembelian ramah lingkungan dan
niat beli produk peduli lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian
18
ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian hubungan kausal.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 89 responden dari
mahasiswa di Kota Mesir. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan penelitian
ini menggunakan analisis analisis linier berganda.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
yaitu green advertising. Dan variabel dependen nya adalah green purchase
attitude, green purchase intention. Hasil penelitian ini mengetahui iklan
peduli lingkungan sangat penting dan memberikan konstribusi untuk green
purchase intention. Iklan peduli lingkungan sangat mempengaruhi konstribusi
dalam melakukan keputusan pembelian produk peduli lingungan. Bahkan,
studi ini menunjukkan bagaimana permasalahan tersebut ketika datang green
purchase intention. Kasus ini bertujuan untuk menguji pengaruh iklan peduli
lingkungan sebagai moderator tentang sikap pembelian ramah lingkungan dan
niat beli produk peduli lingkungan.
5. Penelitian Pawitaningtyas (2015)
Tujuan dari penelitian Pengaruh Green Advertising terhadap Citra Merek
serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian adalah untuk mengetahui dan
menjelaskan green advertising terhadap citra merek serta dampaknya pada
keputusan pembelian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian hubungan kausal.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 118 responden yang
mengonsumsi minuman kemasan Ades pada pengunjung perpustakaan dan
19
arsip kota Malang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis jalur (analysis path).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu
green advertising dan variabel terikat yaitu citra merek dan dampaknya pada
keputusan pembelian. Hasil penelitian ini menunjukkan green advertising
memiliki pengaruh signifikan terhadap citra merek serta dampaknya pada
keputusan pembelian. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penentuan
responden yang tidak diketahui secara pasti. Jadi apakah green advertising
memiliki dampak pada keputusan pembelian untuk memiliki pengaruh
signifikan terhadap citra merek.
6. Penelitian Prastiyo (2016)
Tujuan dari penelitian Pengaruh Green Marketing Tool’s terhadap
Perilaku Pembelian adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Green
Marketing Tool’s (alat-alat pemasaran ramah lingkungan) dan variabel mana
yang paling berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Penelitian ini
menggunakan kuantitaif dengan penelitian experiental atau penelitian klausa.
Sebanyak 100 responden yang terlibat menjadi sampel pada penelitian ini di
outlet The Bodyshop di Kota Denpasar dengan menggunakan metode
Purposive Sampling dalam menentukan sampel. Sampel yang terlibat
merupakan konsumen yang membeli produk The Bodyshop dan
menggunakannya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik Analisis Linier Berganda.
20
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas adalah
eco brand, eco label, environmental advertisement, dan ecological packaging.
Variabel terikatnya adalah Perilaku pembelian. eco brand ini merupakan alat
pemasaran ramah lingkungan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
terhadap perilaku pembelian. Hasil penelitian ini menunjukkan Eco-label,
Eco-brand, dan Inveronmental advertisement berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perilaku pembelian konsumen pada produk The
Bodyshop. Penelitian ini membuktikan bahwa Eco-label, Eco-brand, dan
Inveronmental advertisement berpengaruh positif dan signifikan.
7. Penelitian Putra et al, (2016)
Tujuan dari penelitian Peran Green Trust dalam Memediasi pengaruh
Green Perceived Value terhadap Green Purchase Behavior adalah untuk
menganalisis pengaruh green perceived value terhadap green purchase
behavior dan peran green trust dalam memediasi hubungan kedua variabel
tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 110 responden
masyarakat yang mengonsumsi produk organik di Kota Denpasar. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive
sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis jalur (analysis path).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
yaitu green trust dan green perceived value, variabel dependennya adalah
green purchase behavior. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa green
perceived value memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap green
21
purchase behavior pada produk organik di Kota Denpasar. Kasus tersebut
menjelaskan seberapa besar pengaruh positif dalam variabel tersebut dan
terdapat perngaruh signifikan terhadap green perceived value. Pengaruh
tersebut dapat dianalisis dalam memediasikan hubungan antara kedua
variabel tersebut.
22
Tabel 2 Maping Penelitian Terdahulu
No Penulis
(Tahun) Judul Tujuan Penelitian Sampel Variabel
Metode
Analisis Hasil Penelitian
1 Ansar
(2013)
Impact of Green
Marketing on
Consumer
Purchase
Intention
Mempelajari faktor-
faktor yang
menentukan niat
konsumen terhadap
membeli produk
hijau.
384 individu
terpilih usia
minimal 19
tahun dan
pendidikan
minimal 14.
metode
sampling
Convenience
digunakan dan
populasi yang
diteliti
terbatas pada
metropolis
Karachi.
Variabel
independen :
socio-
demographic,
price,
environmental
advertisement
dan ecological
packaging.
Variabel
dependen : Green
Purchase
Intention.
T-test
ANOVA
Studi ini
menyimpulkan
bahwa usia dan
pendidikan terkait
dengan keaksaraan
lingkungan.
variabel sosio
demografi yang
tidak ditemukan
terkait secara
signifikan dengan
niat pembelian
hijau. iklan
lingkungan, harga
dan kemasan
ekologi juga
memiliki hubungan
positif dengan niat
beli hijau.
2 Praharjo
(2013)
Pengaruh Green
Advertising
terhadap Persepsi
tentang Green
Mengetahui
pengaruh Green
Advertising terhadap
Persepsi Tentang
116 responden
mahasiswa di
Fakultas Ilmu
Administrasi
Variabel eksogen:
Green
Advertising,
Pembelian
Analisis
Path
Terdapat pengaruh
yang signifikan dari
varibel green
advertising
23
Lanjutan Tabel 2 Maping Penelitian Terdahulu
No Penulis
(Tahun) Judul Tujuan Penelitian Sampel Variabel
Metode
Analisis Hasil Penelitian
Brand dan
Ketupusan
Pembelian
Green Brand dan
Keputusan
Pembelian.
angkatan
2010/2011
dengan
menggunakan
teknik
purposive
sampling.
Variabel
intervening :
persepsi Green
Brand,
Variabel
endogen:
Keputusan
Pembelian
terhadap persepsi
green brand dan
keputusan
pembelian.
3 Delafrooz,
et al (2014)
Effect of Green
Marketing on
Consumer
Purchase
Behavior
Membuat solusi
kekhawatiran
tentang lingkungan
telah disorot dalam
banyak bidang
kehidupan. kami
terbatas sumber
daya yang rusak,
masa depan
kehidupan manusia
mengganggu planet
ini.
384 orang di
Kota Tehran
dengan metode
cluster
sampling
Variabel bebas :
Eco-label, eco-
brand,
environmental
advertisement
Variabel terikat :
Consumer
purchase
behavior
Uji
korelasi
Spearman
dan
analisis
regresi
ganda.
Bahwa iklan
lingkungan memiliki
pengaruh paling
signifikan pada
konsumen
perilaku pembelian
dan eco-brand
memiliki efek
sedikit.
4 Attia
(2014)
The Effect of
Green Advertising
as a Moderator
Menguji pengaruh
iklan hijau sebagai
moderator tentang
89 responden
dari
mahasiswa
Variabel
Independen :
green advertising
Analisis
Regresi
Iklan hijau sangat
penting dan
memberikan
24
Lanjutan Tabel 2 Maping Penelitian Terdahulu
No. Penulis
(Tahun) Judul Tujuan Penelitian Sampel Variabel
Metode
Analisis Hasil Penelitian
on Green
Purchase Attitude
- Green Purchase
Intentions
Relationship. The
Case of Young
Egyptian
Consumers
Pembelian Hijau
Sikap – hubungan
Niat pembelian
hijau
Variabel
Dependen: green
purchase
intentions
kontribusi untuk
Green Purchase
Intention. Bahkan,
studi saat ini
menunjukkan
bagaimana rumit itu
ketika datang ke
Green Purchase
Intention
5 Pawitaningt
yas (2015)
Pengaruh Green
Advertising
terhadap Citra
Merek serta
Dampaknya pada
Keputusan
Pembelian
Mengetahui dan
menjelaskan Green
Advetising terhadap
Citra Merek serta
Dampaknya pada
Keputusan
Pembelian
118 responden
yang
mengonsumsi
pada
pengunjung
Perpustakaan
dan Arsip Kota
Malang
dengan teknik
Purposive
Sampling
Variabel bebas :
Green Advertising
Variabel terikat:
Citra Merek dan
Dampaknya pada
Keputusan
Pembelian.
Analisis
Path
Green Advertising
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
Citra Merek serta
Dampaknya pada
Keputusan
Pembelian
6 Prastiyo
(2016)
Pengaruh Green
Marketing Tool’s
terhadap Perilaku
Pembelian
Mengetahui sejauh
mana pengaruh alat
pemasaran hijau
dan variabel mana
100 konsumen
di outlet The
Bodyshop di
Kota Denpasar
Variabel bebas :
eco-label, eco-
brand, dan
environmental
Analisis
regresi
linier
berganda
Eco-label, Eco-
brand, dan
environmental
advertisement
25
Lanjutan Tabel 2 Maping Penelitian Terdahulu
No. Penulis
(Tahun)
Judul Tujuan Penelitian Sampel Variabel Metode
Analisis
Hasil Penelitian
yang paling
berpengaruh
terhadap perilaku
Pembelian
konsumen.
Menggunakan
teknik
purposive
sampling
advertisement.
Variabel terikat :
Perilaku
pembelian.
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap perilaku
pembelian konsumen
pada produk The
Bodyshop.
7 Putra et al
(2016)
Peran green trust
dalam memediasi
pengaruh
Green perceived
value terhadap
Green purchase
behavior
Menganalisis
pengaruh green
perceived value
terhadap green
purchase
behavior dan peran
green trust dalam
memediasi
hubungan kedua
variabel tersebut
110 responden
masyarakat
yang
mengonsumsi
produk organik
di Kota
Denpasar
menggunakan
purposive
sampling
Variabel
Independen :
green trust dan
green perceived
value
Variabel
Dependen: green
purchase
behavior
Path
analysis
Green perceived
value memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
green
purchase behavior
pada produk organik
di Kota
Denpasar
26
B. Kajian Teoritis
1. Green Advertising
a) Definisi Advertising
Menurut Lee dan Johnson (2007:3), periklanan adalah komunikasi
komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-
produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media
yang bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail
(pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Iklan
menurut Bungin (2008: 79) adalah bagian penting dari serangkaian
kegiatan mempromosikan produk yang menekankan citra. Objek iklan
yang ditampilkan tidak sekedar dalam bentuk yang utuh, akan tetapi
melalui proses pencitraan, sehingga citra produk lebih mendominasi bila
dibandingkan dengan produk itu sendiri. Pendapat lain mengenai iklan
dijelaskan oleh Kotler dan Keller (2012), iklan sebagai semua bentuk
terbayar dari presentasi non pribadi dan promosi ide, barang atau jasa
oleh sponsor tertentu. Iklan adalah sebagai sebuah proses komunikasi,
dimana terdapat: pertama, orang disebut sebagai sumber munculnya ide
iklan, kedua, media sebagai medium, ketiga, adalah audien, Advertising
Excellence dalam Bungin, (2008:108).
Menurut Kotler dan Keller (2008:150) periklanan adalah semua
bentuk terbayar dari presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang atau
jasa oleh sponsor tertentu. Khan (2007:250) menjelaskan bahwa iklan
memiliki tiga dimensi yaitu:
27
1) Dimensi materialis atau ekonomi.
Iklan membutuhkan anggaran yang besar, sehingga pengukuran
efektivitasnya bisa dilihat dari kemampuan iklan untuk
menyadarkan konsumen terhadap adanya produk dan layanan dan
menyediakan informasi untuk membuat keputusan yang benar.
Artinya, periklanan akan meningkatkan tingkat konsumsi dan
pertumbuhan ekonomi.
2) Dimensi budaya.
Dimensi budaya dalam iklan dijelaskan bahwa sebuah iklan adalah
produk budaya, dan perubahan budaya akan tercermin dalam iklan.
Leiss et al (2007) menjelaskan bahwa periklanan bukan hanya
pengeluaran bisnis yang diharapkan bisa mempengaruhi pembelian
konsumen, tetapi juga merupakan bagian integral dalam budaya
modern, sehingga : a) Pembuatan iklan harus memadai dan mampu
menyampaikan tingkatan simbol dan gagasan. b) Iklan harus
unsurpassed kekuatan komunikasi yang mewakili model budaya. c)
Iklan harus bisa menjadi referensi melalui jaringan interaksi sosial.
d) Iklan harus menyatukan objek yang mampu mengikat secara
bersama-sama dengan citra orang atau karakter, produk, dan
kesejahteraan.
3) Dimensi sosial
Periklanan dengan dimensi sosial dijelaskan oleh Bloom dan
Gundlach (2001) bahwa periklanan dengan dimensi ini
28
berkebalikan dengan minat dan tujuan perusahaan. Dimensi sosial
sebagai bagian dari periklanan didesain untuk mempertahankan
reputasi dan untuk mengomunikasikan nilai-nilai dan minat, dan
bukan semata untuk menjual produk.
Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli, periklanan merupakan
kegiatan untuk mengkomunikasikan suatu barang produk atau jasa untuk
memberikan informasi apa saja keunggulan dari apa yang kita produksi
untuk dipasarkan kepada pelanggan, dengan cara yang unik dan kreatif
dengan melakukan berbagai cara agar pelanggan bisa menerima
informasi dari barang atau jasa yang ditawarkan. Iklan memiliki peran
untuk memperkuat citra merek dan keyakinan merek, yaitu dengan
memperkenalkan posisi produk dan menarik konsumen dengan
mengatakan bahwa produk tersebut memiliki banyak keunggulan. Tanpa
adanya periklanan, bisnis yang dijalankan tidak akan bisa berkembang
dan tidak diingat oleh konsumen. Iklan dalam suatu perusahaan memiliki
peran yang sangat penting untuk menginformasikan tentang sebuah
produk barang atau jasa yang ingin dipasarkan dalam persaingan pasar.
b) Definisi Green Advertising
Green advertising merupakan praktek bisnis yang memperhatikan
tentang aspek peduli lingkungan hidup. Fungsi utama dari iklan yaitu
untuk menekankan kepada khalayak umum untuk tindakan-tindakan atau
karakteristik yang aman lingkungan. Produk atau jasa yang ditawarkan
oleh suatu perusahaan yang dapat berbentuk pengurangan dari limbah
29
yang dihasilkan dari kemasan, peningkatan efisiensi energi, atau juga
pengurangan emisi gas buang. Menurut Davis dalam Ozkocak, (2011:2),
Green advertising adalah iklan peduli lingkungan harus kongkrit
memberikan manfaat pada lingkungan dan karakteristik pada pesan
tersebut sehingga iklan tersebut dapat dibedakan dengan iklan-iklan
lainnya. Pendapat lain mengenai Green advertising dijelaskan oleh
Banarje dalam Ozkocak, (2011:2) adalah iklan yang mempunyai kriteria,
secara ekplisit maupun implisit mempromosikan tentang lingkungan
biofisik, mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan dengan produk
maupun jasa yang ramah lingkungan, dan mempresentasikan perusahaan
yang peduli pada lingkungan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, green advertising harus bisa
memberikan informasi yang menerapkan konsep peduli lingkungan
tentang objek yang ditawarkan dan bertujuan untuk menarik sikap
konsumen pada objek yang diproduksi. Sikap konsumen juga
menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai produk dan
manfaat dari objek yang ditawarkan.
c) Komponen – komponen Green Advertising
Perusahaan membangun strategi pemasaran lingkungan untuk
memanfaatkan permasalahan yang ada dan berkomunikasi dengan
konsumennya. Perusahaan-perusahaan yang aktif di kegiatan lingkungan
juga lebih cenderung menggunakan iklan berwawasan lingkungan.
30
Berikut 5 komponen yang ada dalam Green Advertising menurut Karna
et al., dalam Praharjo, (2013:25):
1) Tujuan iklan, yaitu mempromosikan citra perusahaan yang ramah
lingkungan, item dari tujuan iklan yang diadopsi dan dimodifikasi
antara lain:
a) Peduli terhadap lingkungan
b) Tindakan yang ramah terhadap lingkungan
c) Penggunaan logo ramah lingkungan
2) Kerangka pesan, untuk menarik perhatian, pengiklan dapat
menggunakan sesuatu yang unik dan kontras sehingga maksud
dan tujuan iklan dapat dipahami khalayak umum. Item dari
kerangka pesan yang diadopsi yaitu:
a) Logo perusahaan
b) Logo merek
c) Visualisasi
d) Struktur
e) Instruksi pemerintah
3) Elemen Pesan menurut Kotler dan Amstrong dalam Praharjo,
(2013:26) adalah daya tarik atau tema yang akan menghasilkan
respon yang dikehendaki oleh pengiklan, dalam penelitian ini
beberapa item yang diadopsi dan dimodifikasi elemen pesan
green advertising menurut penelitian Karna et al., (2001:63)
yaitu:
31
a) Menampilkan produk yang bahan baku yang ramah
lingkungan.
b) Menampilkan proses produksi yang ramah lingkungan.
c) Menampilkan produk dapat tahan lama.
4) Manfaat konsumen adalah manfaat utama yang dikomunikasikan
dalam iklan baik dalam teks atau visual yang disampaikan dalam
Green Advertising, dan item dari green advertising yang diadopsi
dan dimodifikasi yaitu:
a) Kepuasan konsumen merasakan produk ramah lingkungan.
b) Kualitas tinggi terhadap produk ramah lingkungan.
c) Harga yang mahal berkualitas.
5) Faktor pendukung merupakan nilai dasar atau tujuan akhir yang
akan disampaikan oleh Green Advertising. Item yang diadopsi
untuk penelitian ini yaitu:
a) Daya tarik emosional
b) Daya tarik rasional
c) Daya tarik moral
Dengan melihat sikap konsumen, perusahaan dapat mengetahui
green advertising tersebut diterima atau tidak di benak konsumen.
Konsumen biasanya melihat produk atau barang dilihat dari keunggulan
suatu produk yang berbeda dengan melihat keramahan lingkungan yang
memperhatikan peduli lingkungan.
32
2. Eco Brand
a) Definisi Brand
Brand atau merek merupakan salah satu atribut yang penting dari
sebuah produk. Merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan
identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar
atau kombinasi keduanya (Alma, 2009:147). Merek adalah salah satu hal
yang membedakan sebuah unit usaha dan produk atau layanannya dari
kompetitor, terutama dalam industri yang sama (Oentoro,2010:117).
Salah satu fungsi utama merek adalah untuk membedakan suatu produk
dengan produk pesaingnya. Ketika konsumen tidak memiliki informasi
tentang suatu produk, konsumen cenderung memilih produk berdasarkan
merek. Merek merupakan produk atau jasa yang dimensinya dapat
membedakan merek tersebut dengan produk atau jasa lain yang
dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama (Kotler dan Keller
2009:258).
Menurut Surachman (2008:2) pengertian merek bukan sekedar
sesuatu yang dapat menampilkan nilai fungsionalnya, melainkan juga
yang dapat memberikan nilai tertentu dalam lubuk hati atau benak
konsumen. Dari pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan
merek merupakan salah satu atribut yang penting dari suatu tanda atau
simbol yang memberikan identitas suatu barang dan jasa atau layanannya
dari kompetitor, terutama dalam industri yang sama. Ketika konsumen
33
tidak memiliki informasi tentang suatu produk, konsumen cenderung
akan memilih produk berdasarkan merek.
b) Definisi Eco Brand
Menurut Bougherara dan Combris (2009) dalam Rahman dan Haq,
(2016:15), “Eco-branding, as a market-driven environmental policy tool,
has already got its exposure worldwide in the recent time. It has the
potential to internalize the external effects of the production,
consumption and disposal of products on the environment. Eco-branding
dapat diartikan, sebagai alat kebijakan lingkungan yang digerakkan oleh
pasar, telah mendapat eksposur di seluruh dunia dalam beberapa waktu
terakhir. Ini memiliki potensi untuk menginternalisasikan dampak
eksternal dari produksi, konsumsi dan pembuangan produk di
lingkungan.
Pendapat lain mengenai Eco-branding dijelaskan oleh Singh et al.
(2013) dalam Rahman dan Haq, (2016:15), “Eco-branding ensures that a
product meets specified environmental performance criteria or
standards. Generally the manufacturers and service providers claim their
greenness via particular statements or symbols. Besides, some third-
party organizations award a product or service ‘eco-label’ that are
determined to meet specific environmental criteria.” Dapat diartikan
Eco-branding memastikan bahwa produk memenuhi kriteria tertentu
tentang kinerja lingkungan atau standar. Umumnya produsen dan
penyedia layanan mengklaim kehijauan mereka melalui pernyataan
34
tertentu atau simbol. Selain itu, beberapa organisasi pihak ketiga
penghargaan produk atau layanan ‘eco-label’ yang bertekad untuk
memenuhi kriteria lingkungan yang spesifik.
Merek merupakan produk atau jasa yang dimensinya dapat
membedakan merek tersebut dengan produk atau jasa lain yang
dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama (Kotler dan Keller
2009:258). Pendapat dua pakar pemasaran tersebut menjelaskan bahwa
eco brand merupakan identifier dan differentiator atas suatu produk yang
berkomitmen pada lingkungan.
1) Eco brand pada dasarnya merupakan identifier yakni sebuah
konstruksi yang dipilih oleh pemiliknya berupa logo, nama,
simbol, karakter dan lainnya yang dapat melambangkan
komitmennya pada lingkungan (Lamb et al., 2001:421).
2) Eco brand sebagai differentiator merupakan suatu merek yang
dapat membedakan produk dan jasa lain yang sejenis atas
perbedaan dalam berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan
(Lamb et al., 2001:421). Kotler dan Keller (2009:265) juga
menyatakan bahwa diferensiasi merek adalah ukuran sejauh
mana merek dianggap berbeda dengan merek lain.
3. Green Trust
a) Definisi Trust
Trust adalah tingkat kepercayaan diri dimana anggota golongan yang
lain akan bertindak sesuai yang telah dipikirkan (Hart dan Saunders,
35
1997). Rousseau et al., (1998) menyatakan bahwa trust adalah keinginan
untuk menerima kekurangan berbasis pada pemikiran yang positif
terhadap perilaku ataupun ketertarikan pada orang lain. Kepercayaan
adalah suatu komitmen pihak tertentu terhadap yang lain dalam
melakukan hubungan transaksi, dimana hal tersebut berdasarkan suatu
keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi
segala kewajibannya secara baik dan sesuai yang diharapkan (Adji dan
Samuel, 2014). Dari definisi di atas dapat disimpulkan trust
(kepercayaan) merupakan suatu komitmen kepercayaan diri dalam
melakukan hubungan transaksi pada pemikiran yang positif terhadap
perilaku ketertarikan pada orang lain.
b) Definisi Green Trust
Green trust didefinisikan sebagai suatu kehendak untuk bergantung
pada produk-produk organik atas dasar keyakinan atau harapan yang
dihasilkan dari kredibilitas, perbuatan baik, dan kecakapan tentang
kinerja lingkungan. Indikator green trust diadopsi dari hasil studi
Pratama (2014) serta Chen dan Chang (2012), dengan melakukan
beberapa modifikasi sesuai dengan objek penelitian adalah:
1) Organic claim, berkaitan dengan sebuah keyakinan konsumen pada
suatu produk organik berdasarkan pengakuan ramah
lingkungannya.
2) Reputation, berkaitan dengan keyakinan konsumen akan nama baik
(reputasi) yang dimiliki dari produk organik.
36
3) Environmental performance, berkaitan dengan keyakinan
konsumen akan kinerja produk organik terhadap lingkungan.
4) Environmental commitments, berkaitan dengan keyakinan
konsumen akan komitmen produk organik terhadap perlindungan
lingkungan.
Chen dalam Pratama, (2014) mendefinisikan green trust sebagai
kehendak untuk bergantung pada suatu produk, jasa, atau merek, atas
dasar keyakinan atau harapan yang dihasilkan dari kredibilitas, perbuatan
baik, dan kecakapan tentang kinerja lingkungannya. Menurut Ganesan
(dalam Liang dan Chaipoopirutana, 2014) green trust adalah kemauan
untuk bergantung pada satu objek didasarkan pada keyakinan atau
harapan yang dihasilkan dari kredibilitasnya, kebajikan, dan kemampuan
tentang kinerja lingkungan. Chen (2010), menyatakan bahwa green trust
adalah sebagai sebuah kehendak untuk bergantung pada sebuah produk,
jasa, atau merek atas dasar keyakinan atau harapan yang dihasilkan dari
kredibilitas, perbuatan baik, dan kecakapan tentang kinerja lingkungan.
Oleh karena itu kepercayaan terhadap tenaga penjual, produk dan
perusahaan sangat penting dalam menjaga hubungan jangka panjang
antara perusahaan dengan konsumen karena kepercayaan adalah
keyakinan secara menyeluruh dari buyer terhadap tenaga penjual, merek,
dan perusahaan terhadap pemenuhan penawaran sesuai pengetahuan
pelanggan.
37
4. Keputusan Pembelian
a) Pengertian Keputusan Pembelian
Schifman dan Kanuk (2007) menjelaskan bahwa keputusan adalah
seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Keputusan pembelian
merupakan keputusan meneruskan atau tidak meneruskan pembelian
yang sebelumnya dilalui dengan tahapan problem recognition,
information search, dan evaluation of alternatives (Kotler dan Keller,
2012:170). Dengan maksud tujuan, pilihan alternatif harus tersedia bagi
seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang mempunyai
pilihan antara melakukan pembelian atau tidak, maka orang itu berada
dalam posisi mengambil keputusan. Keputusan konsumen melibatkan
berbagai aktivitas, baik yang sifatnya mental, emosi, dan fisik.
Berpikir merupakan suatu aktivitas mental, misalnya pengolahan
informasi yang melibatkan memori otak ketika seseorang menerima
suatu stimuli pemasaran. Aktivitas emosi menyangkut evaluasi terhadap
suatu produk atau jasa sehingga menimbulkan perasaan senang atau tidak
senang terhadap produk atau jasa tersebut. Keputusan pembelian sebagai
kajian dari perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
1) Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan
paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus
memahami peran yang dimainkan oleh kutlur, sub-kultur, dan kelas
sosial pembeli.
38
2) Faktor sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti
kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh
karena itu pemasar harus benar-benar memperhitungkannya untuk
menyusun strategi pemasaran.
3) Faktor personal (pribadi)
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahap daur-hidup pembeli, jabatan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli
yang bersangkutan.
4) Faktor psikologis
Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik
yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari
suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti: rasa lapar, haus dan
sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti
kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima
oleh lingkungannya. Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi
oleh faktor psikologis yang utama, yaitu ; motivasi, persepsi, proses
belajar, serta kepercayaan dan sikap.
39
b) Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2012), terdapat lima tahapan dalam
pengambilan keputusan pembelian oleh seorang konsumen, yaitu :
1) Need recognition
Pengenalan kebutuhan (need recognition) adalah tahapan pertama
seorang konsumen dalam mengambil keputusan, yaitu mengenali
masalah atau kebutuhannya.
2) Information search
Pada tahapan ini, konsumen akan mencari informasi sebanyak-
banyaknya mengenai suatu produk yang akan memenuhi
kebutuhannya.
3) Evaluation of alternative
Pada tahapan ini, konsumen akan mengevaluasi informasi-
informasi mengenai produk yang dibutuhkan, yang telah
diperolehnya dari berbagai sumber. Selain itu, konsumen juga
akan mencari alternatif-alternatif produk lain untuk memenuhi
kebutuhannya.
4) Purchase decision
Konsumen akan menentukan mengenai merek atau produk mana
yang akan dibelinya. Ada dua faktor yang membentuk keputusan
konsumen, yaitu (1) sikap orang lain, berupa pengaruh dari teman
atau keluarga dan (2) faktor-faktor yang tidak terduga, berupa
harga, pendapatan, dan manfaat produk.
40
5) Postpurchase behavior
Konsumen tidak hanya terlibat pada sebelum atau saat pembelian
dilakukan, namun juga terlibat dalam tindakan pasca pembelian.
Pada tahapan ini juga akan memperlihatkan seberapa besar
tingkat kepuasan terhadap pembeliannya.
c) Struktur Keputusan Pembelian
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya
merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan
membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen
(Dharmmesta dan Handoko 2012:102-104). Komponen-komponen
tersebut diadopsi dan dimodifikasi sebagai berikut:
1) Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah
produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal
ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang
yang berminat membeli serta alternatif lain yang mereka
pertimbangkan.
2) Keputusan untuk bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk
produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran,
mutu, cahaya, bentuk dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan
harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan
41
konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan
daya tarik mereknya.
3) Keputusan tentang merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang
akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.
Hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen
memilih sebuah merek dalam mengambil keputusan.
4) Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk Philips
akan dibeli, apakah pada toko serba ada, swalayan, toko alat-alat
listrik, atau toko lain. Hal ini, produsen dan pedagang besar harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5) Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang
dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Hal ini perusahaan harus
mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang
berbeda-beda dari para pembeli.
6) Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan dia harus
melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya
uang untuk membeli produk. Oleh karena itu perusahaan harus
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
42
dalam penentu waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan
dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
7) Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara
pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan
cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang
penjual dan jumlah pembeliannya. Hal ini perusahaan harus
mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.
Dalam suatu pembelian barang, keputusan yang harus diambil tidak
selalu berurutan seperti yang dijelaskan di atas. Pada situasi pembelian
seperti penyelesaian masalah ekstensif, keputusan yang diambil dapat
bermula dari keputusan tentang penjual karena penjual dapat membantu
merumuskan perbedaan-perbedaan di antara bentuk-bentuk dan merek
produk. Konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang saat dan
kuantitas secara lebih awal. Yang penting penjual perlu menyusun
struktur keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu
konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya.
C. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Green Advertising terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Baldwin (1993) ada tiga jenis tema periklanan ramah
lingkungan (green advertising) yang biasa digunakan yaitu iklan-iklan yang:
(1) menunjukkan sebuah hubungan antara produk atau jasa dan lingkungan
biofisik; (2) mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan tanpa menyoroti
43
suatu produk atau jasa tertentu; (3) menampilkan citra perusahaan yang
terkesan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Shimp (2003:15) dalam
Pawitaningtyas (2015:37) juga mengemukakan bahwa ketika perusahaan
mengkomunikasikan pesan yang unik dan positif melalui iklan, penjualan
perorangan, promosi penjualan, dan cara-cara lain, mereka dapat
membedakan merek mereka secara efektif melalui penawaran yang
kompetitif dan melindungi diri dari kompetisi harga, sehingga komunikasi
pemasaran mempunyai peran yang ensensial dalam penciptaan ekuitas merek
yang positif dan membangun loyalitas merek yang kuat. Delafrooz et al.,
(2014) yang meneliti pengaruh dari green marketing yaitu eco-label, eco-
brand, dan green advertising terhadap perilaku pembelian konsumen
menemukan bahwa iklan lingkungan memiliki efek terbesar pada perilaku
pembelian.
2. Hubungan Eco Brand terhadap Keputusan Pembelian
Merek merupakan produk atau jasa yang dimensinya dapat membedakan
merek tersebut dengan produk atau jasa lain yang dirancang untuk
memuaskan kebutuhan yang sama (Kotler dan Keller 2009:258). Delafrooz et
al., (2014) menemukan bahwa eco brand memiliki positif dan signifikan
terhadap perilaku pembelian. Pendapat pakar pemasaran tersebut menjelaskan
bahwa eco brand merupakan identifier yakni sebuah konstruksi yang dipilih
oleh pemiliknya berupa logo, nama, simbol, karakter dan lainnya yang dapat
melambangkan komitmennya pada lingkungan dan differentiator merupakan
suatu merek yang dapat membedakan produk dan jasa lain yang sejenis atas
44
perbedaan dalam berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan atas suatu
produk yang berkomitmen pada lingkungan. Dapat dikatakan ada hubungan
yang berpengaruh antara eco brand terhadap keputusan pembelian dalam
melakukan pembelian merek produk ramah lingkungan.
3. Hubungan Green Trust terhadap Keputusan Pembelian
Green trust didefinisikan sebagai suatu kehendak untuk bergantung pada
produk-produk organik atas dasar keyakinan atau harapan yang dihasilkan
dari kredibilitas, perbuatan baik, dan kecakapan tentang kinerja lingkungan.
Penelitian yang dilakukan Baskara dan Hariyadi (2014) (dalam Putra dan
Suryani, 2016) menemukan adanya hubungan yang positif antara kepercayaan
terhadap keputusan pembelian konsumen melalui situs jejaring sosial (social
networking websites).
D. Model Konseptual
Penelitian ini harus menggunakan istilah khusus untuk menggambarkan
secara tepat fenomena yang akan diteliti. Agar fenomena yang diteliti tersebut
dapat digambarkan secara tepat harus menggunakan konsep. Penggunaan
konsep dalam menggambarkan fenomena yang diteliti dapat
menyederhanakan kerangka pemikiran dengan menggunakan beberapa istilah
untuk beberapa kejadian yang saling berkaitan. Menurut Sekaran dalam
Sugiyono (2016:93), kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Berdasarkan pokok permasalahan, maka dapat
dibuat model konsep penelitian sebagai berikut:
45
Gambar 3 Model Konseptual
E. Hipotesis
Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan pada kajian pustaka yang sudah
dikaji di atas, maka dalam penelitian ini dapat dibuat hipotesis atau jawaban
sementara atas hasil penelitian sebelumnya yang disesuaikan dengan rumusan
masalah yang dipilih untuk diuji. Hipotesis menurut Nazir (2011:151) adalah
sebuah jawaban sementara dalam sebuah permasalahan penelitian yang harus
diuji kebenarannya melalui penelitian secara empiris. Hubungan mengenai
variabel yang terlibat dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
antar variabel yang ada. Model penelitian dan hipotesis dapat dilihat pada
Gambar 4 sebagai berikut:
Green
Advertising
(X1)
Eco Brand
(X2)
Green Trust
(X₃)
Keputusan
Pembelian
(Y)
46
Gambar 4 Model Hipotesis
Keterangan:
= Berpengaruh secara simultan
= Berpengaruh secara parsial
Berdasarkan hipotesis diatas, maka rumusan model hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis 1 : Green Advertising, Eco Brand, dan Green Trust secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
2. Hipotesis 2 : Green Advertising secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
3. Hipotesis 3 : Eco Brand secara secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
4. Hipotesis 4 : Green Trust secara secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
H2
H3
H4
H1
Green Advertising
(X1)
Eco Brand
(X2)
Green Trust
(X3)
Keputusan Pembelian
(Y)
22
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory
research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk menguji dan
menjelaskan hubungan kausalitas dari masing-masing variabel lainnya
melalui pengujian hipotesis dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
penjelasan atau disebut explanatory research adalah penelitian yang
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui
pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 2006:5).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Malhotra (2009:161) penelitian kuantitatif berupaya
untuk mengkuantifikasi data dan menerapkan bentuk analisis tertentu. Tujuan
dari penelitian kuantitatif adalah mengkuantifikasi data dan melakukan
generalisasi atas hasil yang didapatkan dari sampel yang mewakili populasi
yang sedang diteliti (Malhotra, 2009:162). Penelitian kuantitatif digunakan
untuk menjawab rumusan masalah menggunakan konsep serta teori sehingga
dapat merumuskan sebuah hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan setelah
data terkumpul.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lowokwaru kota Malang.
Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan dan pra riset karena rata-rata
penduduk Kecamatan Lowokwaru menggunakan lampu Philips LED. Alasan
48
pemilihan lokasi penelitian ini adalah lokasi yang strategis untuk mudah
dijangkau. Selain penduduk, ada mahasiswa yang bertempat tinggal seperti
kos atau kontrak biasanya menggunakan lampu Philips LED. Sebagai kota
terbesar nomor dua di Jawa Timur, Malang juga menjadi kawasan hunian
favorit, baik untuk perumahan maupun apartemen, dan saat ini masuk dalam
lima kota teratas untuk tempat tinggal di Indonesia (www.metrobali.com).
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner offline dengan
mendatangkan kerumah konsumen yang menggunakan produk lampu Philips
LED.
C. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran
1. Variabel
Umumnya konsep dibuat dan dihasilkan oleh ilmuwan secara sadar
untuk keperluan ilmiah yang khas dan tertentu. Konsep yang begini rupa
dinamakan konstrak (construct). Variabel adalah konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai (Nazir, 2014:107). Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari variabel bebas (Independen) dan variabel terikat (Dependen).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas (Independent variable) merupakan variabel stimulus
atau variabel yang mempengaruhi variabel lain (Sarwono, 2006:54).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Green Advertising (X1),
Eco Brand (X2), dan Green Trust (X3).
49
b) Variabel Terikat (Dependen)
Variabel Terikat (Dependent variable) adalah variabel yang
memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas
(Sarwono, 2006:54). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Keputusan Pembelian (Y).
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2014:110). Definisi
operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Variabel Bebas (Independen)
1) Green Advertising (X1)
Menurut Karna et al (2001:61) dalam Praharjo, (2013:21),
green advertising adalah iklan yang didasarkan pada strategi
menekankan isu-isu lingkungan. Perusahaan membangun strategi
pemasaran lingkungan untuk dapat memanfaatkan permasalahan
yang ada dan berkomunikasi dengan konsumennya. Berikut 5
indikator yang ada pada Green Advertising:
a) Tujuan iklan, yaitu mempromosikan citra perusahaan
yang ramah lingkungan.
b) Kerangka pesan, untuk menarik perhatian, pengiklanan
dapat menggunakan sesuatu yang unik dan kontras
50
sehingga maksud dan tujuan iklan yang dipahami oleh
khalayak umum.
c) Elemen pesan, yaitu daya tarik atau tema yang akan
menghasilkan respon yang dikehendaki oleh pengiklan.
d) Manfaat konsumen, yaitu manfaat utama yang
dikomunikasikan dalam iklan baik dalam teks atau
visual yang disampaikan.
e) Faktor pendukung merupakan nilai dasar atau tujuan
akhir yang akan disampaikan.
2) Eco Brand (X2)
Eco-brand memastikan bahwa suatu produk memenuhi kriteria
tertentu tentang kinerja lingkungan atau standar. Umumnya
produsen dan penyedia layanan mengklaim kehijauan mereka
melalui pernyataan tertentu atau simbol. Selain itu, beberapa
organisasi pihak ketiga penghargaan produk atau layanan eco-
label yang bertekad untuk memenuhi kriteria lingkungan yang
spesifik. Indikator-indikator dari Eco brand yang diadopsi untuk
penelitian ini, yaitu:
a) Eco brand pada dasarnya merupakan identifier yakni
sebuah konstruksi yang dipilih oleh pemiliknya berupa
logo, nama, simbol, karakter dan lainnya yang dapat
melambangkan komitmennya pada lingkungan.
51
b) Eco brand sebagai differentiator merupakan suatu merek
yang dapat membedakan produk dan jasa lain yang sejenis
atas perbedaan dalam berkomitmen terhadap pelestarian
lingkungan.
3) Green Trust (X3)
Green trust didefinisikan sebagai suatu kehendak untuk
bergantung pada produk-produk peduli lingkungan atas dasar
keyakinan atau harapan yang dihasilkan dari kredibilitas,
perbuatan baik, dan kecakapan tentang kinerja lingkungan.
Indikator green trust diadopsi dengan melakukan beberapa
modifikasi sesuai dengan objek penelitian adalah:
a) Organic claim, berkaitan dengan sebuah keyakinan
konsumen pada suatu produk peduli lingkungan
berdasarkan pengakuan ramah lingkungannya.
b) Reputation, berkaitan dengan keyakinan konsumen akan
nama baik (reputasi) yang dimiliki dari produk peduli
lingkungan.
c) Environmental performance, berkaitan dengan keyakinan
konsumen akan kinerja produk ramah lingkungan terhadap
peduli lingkungan.
d) Environmental performance, berkaitan dengan keyakinan
konsumen akan kinerja produk peduli lingkungan terhadap
ramah lingkungan.
52
e) Environmental commitments, berkaitan dengan keyakinan
konsumen akan komitmen produk ramah lingkungan
terhadap perlindungan lingkungan.
b) Variabel Terikat (Dependen)
1. Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian konsumen sebenarnya merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan pembelian. Keputusan
pembelian memiliki struktur komponen yang diadopsi dan
dimodifikasi sebagai berikut:
a) Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli
sebuah lampu Philips LED ramah lingkungan. Dalam hal ini
perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-
orang yang berminat membeli lampu Philips LED karena
lampu Philips LED memiliki konsep ramah lingkungan.
b) Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli
bentuk produk Philips LED tertentu. Keputusan tersebut
menyangkut pula ukuran, mutu, cahaya, bentuk dan
sebagainya. Hal ini perusahaan harus memperhatikan
bentuk produk menyangkut ukuran, mutu, cahaya dan
sebagainya, seperti cahaya yang hemat energi sehingga
harus memiliki hemat energi yang ramah lingkungan serta
53
kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar
dapat memaksimalkan daya tarik mereknya.
c) Keputusan tentang merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana
yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-
perbedaan tersendiri. Hal ini perusahaan Philips harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek
yang ramah lingkungan.
Indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini
kemudaian diuraikan ke dalam item-item pertanyaan. Definisi
operasional variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3
berikut ini
54
Tabel 3 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Definisi Item
Green
Advertising
(X1)
Iklan yang mempunyai
kriteria, secara eksplisit
maupun emplisit
mempromosikan tentang
lingkungan biofisik,
mempromosikan gaya hidup
ramah lingkungan dengan
produk maupun jasa yang
ramah lingkungan, dan
mempresentasikan
perusahaan yang peduli
lingkungan Banarje, dalam
(Ozkocak, 2011:2)
Tujuan iklan (Karna et al, 2001)
Mempromosikan citra
perusahaan yang ramah
lingkungan (Karna et al,
2001).
1. Iklan peduli lingkungan
2. Tindakan ramah
lingkungan
3. Penggunaan logo ramah
lingkungan
Kerangka pesan (Karna et al, 2001)
Susunan yang kuat untuk
iklan yang terdiri tentang
judul iklan, hak cipta, dan
ilustrasi warna yang
dicantumkan dalam iklan
(Karna et al, 2001).
1. Logo pada produk merek
peduli lingkungan
2. Visualisasi iklan pada
produk peduli lingkungan
Elemen pesan
(Karna et al, 2001)
Daya tarik atau tema yang
akan menghasilkan respon
yang dikehendaki oleh
pengiklan (Karna et al,
2001:63).
1. Menampilkan produk
ramah lingkungan
2. Menampilkan produk tahan
lama (power saving)
Manfaat konsumen
(Karna et al, 2001)
Manfaat utama yang
dikomunikasikan dalam
iklan baik dalam teks atau
visual yang disampaikan
(Karna et al, 2001).
1. Menawarkan produk hemat
daya
2. Menampilkan produk
ramah lingkungan yang
berkualitas.
Faktor pendukung
(Karna et al, 2001)
Nilai dasar atau tujuan
akhir yang akan
1. Iklan yang menunjukkan
harmonisasi dengan ramah
lingkungan.
55
Lanjutan Tabel 3 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Definisi Item
disampaikan (Karna et al,
2001).
2. Iklan yang dapat berefek
dengan peduli lingkungan.
3. Iklan kesejahteraan di masa
depan untuk ramah
lingkungan
Eco Brand
(X2)
Sebagai alat kebijakan
lingkungan yang digerakkan
oleh pasar, telah mendapat
eksposur di seluruh dunia
dalam beberapa waktu
terakhir Bougherara dan
Combris, dalam (Rahman
dan Haq, 2016).
Identifier
(Lamb et al., 2001)
Sebuah konstruksi yang
dipilih oleh pemiliknya
berupa logo, nama, simbol,
karakter dan lainnya yang
dapat melambangkan
komitmennya pada
lingkungan (Lamb et al.,
2001).
1. Logo produk peduli
lingkungan
2. Simbol produk yang
mengingat produk ramah
lingkungan
3. Karakter pada produk yang
melambangkan komitmen
pada lingkungan
Differentiator
(Lamb et al., 2001)
Suatu merek yang dapat
membedakan produk dan
jasa lain yang sejenis atas
perbedaan dalam
komitmen terhadap
pelestarian lingkungan
(Lamb et al., 2001).
1. Merek produk yang
membedakan produk ramah
lingkungan dengan produk
lain.
2. Perbedaan komitmen
produk dalam pelestarian
lingkungan.
Green Trust
(X3)
Sebagai sebuah kehendak
untuk bergantung pada
sebuah produk, jasa, atau
merek atas dasar keyakinan
Organic Claim
(Chen, 2010)
Sebuah keyakinan
konsumen pada suatu
produk peduli lingkungan
berdasarkan pengukuran
1. Keyakinan konsumen
produk yang ramah
lingkungan.
56
Lanjutan Tabel 3 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Definisi Item
atau harapan yang
dihasilkan dari kredibilitas,
perbuatan baik, dan
kecakapan tentang kinerja
lingkungan (Chen 2010)
ramah lingkungannya
(Chen, 2010).
2. Keinginan untuk pada
produk yang ramah
lingkungan.
Reputation
(Chen, 2010)
Berkaitan dengan
keyakinan konsumen akan
nama baik (reputasi) yang
dimiliki dari produk peduli
lingkungan (Chen, 2010)
1. Reputasi konsumen dari
lampu Philips sebagai
produk ramah lingkungan.
2. Merek yang berdasarkan
harapan dan pandangan
peduli lingkungan.
Environmental
Performance
(Chen, 2010)
Berkaitan dengan
keyakinan konsumen akan
kinerja produk lingkungan
terhadap lingkungan
(Chen, 2010)
1. Keyakinan konsumen pada
kualitas kinerja produk
yang ramah lingkungan
2. Kebaikan dan kemampuan
produk ramah lingkungan
Environmental
Commitments
(Chen, 2010)
Berkaitan dengan
keyakinan akan komitmen
produk lingkungan
terhadap perlindungan
lingkungan (Chen, 2010)
1. Keyakinan konsumen akan
komitmen pada produk
ramah lingkungan
2. Merek yang menjaga dan
melestarikan lingkungan
Keputusan
Pembelian (Y)
Keputusan pembelian
merupakan keputusan
meneruskan atau tidak
meneruskan pembelian yang
sebelumnya dilalui dengan
tahapan problem
Keputusan tentang
jenis produk
(Praharjo, 2013)
Konsumen dapat
mengambil keputusan
untuk membeli sebuah
produk atau tujuan lain,
karena produsen harus
memusatkan perhatiannya
1. Membeli produk karena
merek sudah dikenal
dengan ramah lingkungan
2. Membeli produk ramah
lingkungan karena kualitas
57
Lanjutan Tabel 3 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Definisi Item
recognition, information
search, dan evaluation of
alternatives (Kotler dan
Keller, 2012:170).
pada produknya (Praharjo,
2013).
dibanding merek lain yang
sama
Keputusan tentang
bentuk produk
(Praharjo, 2013)
Konsumen dapat
mengambil keputusan
untuk membeli bentuk
produk dan keputusan
menyangkut pula ukuran,
mutu, corak, dan bentuk
produk (Praharjo, 2013)
1. Membeli produk ramah
lingkungan karena
memiliki lampu sesuai
kenyamanan dalam
penggunaan.
2. Membeli produk ramah
lingkungan karena
memiliki varian warna dan
bentuk yang aman dalam
pemakaian
Keputusan tentang
merek
(Praharjo, 2013)
Konsumen harus
mengambil keputusan
tentang merek mana yang
akan dibeli, karena setiap
merek memiliki perbedaan
(Praharjo, 2013).
1. Pembelian produk ramah
lingkungan atas pilihan
yang dibutuhkan dan
diinginkan
2. Pembelian produk karena
hemat energi (power
saving)
58
3. Skala Pengukuran
Skala sebagai alat atau mekanisme membedakan individu atau unit
analisis berdasarkan variabel-variabel dalam penelitian Sekaran dalam
(Zulganef, 2008:96). Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan
skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur
sikap dalam suatu penelitian (Sarwono, 2006:96). Dengan skala Likert,
pernyataan – pernyataan dibuat tentang karakteristik objek yang dapat
mempengaruhi subjek terhadap objek tersebut. Dalam pengukuran aspek
pengaruh Green Advertising, Eco Brand, dan Green Trust terhadap
Keputusan Pembelian, digunakan skala Likert dengan keterangan pada
Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4 Pengukuran skala Likert
Sumber: Sugiyono (2016)
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi didefinisikan sebagai seperangkat unit analisis yang lengkap
yang sedang diteliti (Sarwono, 2006:111). Populasi dalam penelitian ini
No. Jawaban Responden Kode Skor
1. Sangat Setuju (SS) SS 5
2. Setuju (S) S 4
3. Ragu-Ragu (RR) RR 3
4. Tidak Setuju (TS) TS 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) STS 1
59
adalah konsumen lampu Philips LED di RW 12 yang memiliki 81 RT yang
setiap RT nya terdapat sekitar 150 KK pada Kelurahan Merjosari Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang.
2. Sampel
Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk
dipelajari (Sarwono, 2006:111). Sampel digunakan karena pertama,
menghitung populasi yang lengkap akan mahal dan memakan waktu, kedua
sampel dapat digunakan untuk menyimpulkan ketepatan sensus. Dalam
penelitian ini, sampel yang diambil adalah konsumen lampu Philips LED
yang jumlah sampel penelitian tidak diketahui, oleh karena itu untuk
menentukan jumlah sampel, penelitian ini menggunakan rumus Machin dan
Champbell (1987:89) sebagai berikut:
Keterangan:
Uρ : Standar normal random variabel sesuai dengan nilai tertentu dari
koefisien korelasi ρ
ln : natural logaritma (log-e)
n : ukuran sampel
𝑍1−𝛼 : harga yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku dengan
alpha yang ditentukan
Uρ = 1
2 ln (
1+𝜌
1−𝜌 )
𝑛� = (𝑍1−𝛼+𝑍1−𝛽)²
𝑈²𝜌 +3
U’ρ = 1
2 l𝑛 (
1+𝛽
1−𝛽 )
60
𝑍1−𝛽 : harga yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku dengan
kuasa uji yang dikehendaki
α : kekeliruan tipe I, yaitu menerima hipotesis yang seharusnya ditolak
β : kekeliruan tipe II, yaitu menerima hipotesis yang seharusnya
diterima
ρ : perkiraan harga koefisien korelasi
Berdasarkan pertimbangan bahwa nilai ρ terendah yang diperkirakan
akan diperoleh, maka ρ = 0,33 ; α = 0,05 (5%) dan β = 0,05 (5%) setelah
dilakukan perhitungan seperti dalam Lampiran 1 diperoleh jumlah sampel
sebesar 113. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah sampel yang akan diteliti
sebanyak 113 orang responden yang membeli dan menggunakan lampu
Philips LED di kelurahan Merjosari kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2016:126), teknik purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan/kriteria
tertentu. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang
mempertimbangkan karakteristik tertentu dianggap relevan atau dapat
mewakili objek yang akan diteliti (Arikunto, 2013:183). Penelitian dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner offline dengan mendatangkan kerumah
konsumen yang menggunakan produk lampu Philips LED.
61
Karakteristik pengambilan sampel yaitu sebagai berikut :
a) Konsumen dengan usia minimal 18 tahun dengan minimal pendidikan
SMU atau sederajat. Minimal usia 18 tahun dipilih dengan anggapan
bahwa responden sudah memasuki usia dewasa dan dengan minimal
pendidikan SMU atau sederajat tersebut diharapkan konsumen mampu
memahami item-item dari tiap pernyataan yang terdapat di dalam
kuesioner.
b) Konsumen yang membeli produk lampu Philips LED dan telah
menggunakan lampu Philips LED di daerah RW.12 Kelurahan
Merjosari Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
c) Konsumen tersebut pernah melihat iklan peduli lingkungan pada
produk lampu Philips LED.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Menurut Arikunto (2013:172) sumber data dalam penelitian merupakan
subjek dari mana data dapat diperoleh. Terdapat dua sumber data dalam
penelitian ini, yaitu sumber data primer dan data sekunder :
a) Data Primer
Data primer merupakan sumber data atau informasi yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016:308).
Sumber data tersebut salah satunya adalah melalui pertanyaan tertulis
dengan menggunakan kuesioner atau angket yang dibagikan 113
responden.
62
b) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2016:308), “Data sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Data
sekunder dari penelitian ini adalah data dari internet, buku-buku, jurnal,
dan penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan metode tertentu disebut dengan teknik
pengumpulan data. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
penyebaran kuesioner atau angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
tertulis secara offline dengan mendatangkan ke rumah konsumen yang
berkaitan dengan penelitian untuk dijawab oleh responden yang memenuhi
karakteristik sebagai berikut; berusia minimal 18 tahun, membeli, pernah
melihat iklan dan menggunakan lampu Philips LED di RW.12 kelurahan
Merjosari kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian ini akan
memberikan kuesioner yang berisikan sejumlah penyataan yang telah disusun
secara terstruktur untuk memperoleh informasi tertulis. Hasil dari jawaban
responden tersebut akan digunakan untuk mengukur pengaruh green
advertising, eco brand, dan green trust terhadap keputusan pembelian.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2016:148). Instrumen
dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan dengan tujuan untuk
63
mempermudah peneliti dalam memperoleh data. Kuesioner yang diberikan
berisikan pernyataan terstruktur dan jawaban dari kuesioner yang sudah
disajikan peneliti. Kuesioner disusun secara sistematis dan digunakan untuk
menjaring data sehingga akan diperoleh data yang akurat.
Instrumen penelitian dirancang menjadi dua bagian yaitu kuesioner
pernyataan untuk memperoleh informasi tentang identitas responden dan
angket untuk memperoleh tanggapan responden tentang variabel penelitian.
F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid menandakan bahwa
instrumen tersebut memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211). Suatu
instrumen penelitian dalam hal ini sebuah angket kuesioner dinyatakan valid
apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
diukur oleh kuesioner tersebut.
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengumpulkan data dari validitas yang diteliti secara tepat.
Instrumen dikatakan valid jika nilai signifikan lebih dari atau sama dengan
0,3 (r ≥ 0,3). Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan teknik korelasi
Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut (Arikunto,
2010:213):
64
Rumus rxy = 𝑛(Σ�𝑥𝑦)−(Σ𝑥)(Σ𝑦)
�√{𝑛Σx2−�(Σ𝑥)2}{𝑛�Σy2−(Σ𝑦)2}
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara butir dengan jumlah skor
n = banyaknya populasi atau sampel
X = Skor butir
Y = Jumlah skor
Σx = Jumlah skor dalam distribusi x
Σy = Jumlah skor dalam distribusi y
Σx² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x
Σy² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan bahwa reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut dapat dikatakan
sudah baik (Arikunto, 2010:221). Siregar (2014:87) menjelaskan bahwa
reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran akan
tetap konsisten, apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan alat ukur yang sama pula. Pengujian reliabilitas
instrumen rentang skor antara 1-5 menggunakan rumus Croanbach Alpha,
sebagai berikut :
Rumus r= (𝑘
𝑘−1) (1 −�
Σ𝜎𝑏2
𝜎ᵗ2 )
65
Keterangan :
r = Indeks reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau soal
Σ𝜎𝑏2
= Jumlah varians butir
𝜎ᵗ2
= Varians total
Rumus Croanbach alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 0 dan 1, misalnya kuesioner atau soal bentuk uraian.
Untuk ketentuan pengujian reliabilitas dengan metode Croanbach alpha
adalah dengan membandingkan koefisien rumus alpa (α) dengan ≥ 0,6. Jika
koefisien alpha (r hitung) < 0,6 maka item tersebut tidak reliabel (Arikunto,
2006:196).
Kuesioner dalam penelitian ini digunakan sebagai alat analisa. Oleh
karena itu dalam analisa yang dilakukan lebih bertumpu pada skor responden
di setiap amatan. Sedangkan benar tidaknya skor responsi tersebut tergantung
pada pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang baik harus
memenuhi 2 syarat penting yaitu valid dan reliabel.
3. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas yang dilakukan dengan melalui program SPSS 21
dengan menggunakan korelasi product moment menghasilkan nilai masing-
masing item pernyataan dengan skor item pertanyaan secara keseluruhan dan
untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel 5 sebagai berikut:
66
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Variabel
Item r Hitung Sig. Keterangan
X1.1 0.568 0.000 Valid
X1.2 0.559 0.000 Valid
X1.3 0.611 0.000 Valid
X1.4 0.567 0.000 Valid
X1.5 0.617 0.000 Valid
X1.6 0.666 0.000 Valid
X1.7 0.645 0.000 Valid
X1.8 0.675 0.000 Valid
X1.9 0.568 0.000 Valid
X1.10 0.546 0.000 Valid
X1.11 0.571 0.000 Valid
X1.12 0.473 0.000 Valid
X2.1 0.814 0.000 Valid
X2.2 0.859 0.000 Valid
X2.3 0.840 0.000 Valid
X2.4 0.677 0.000 Valid
X2.5 0.636 0.000 Valid
X3.1 0.492 0.000 Valid
X3.2 0.576 0.000 Valid
X3.3 0.505 0.000 Valid
X3.4 0.606 0.000 Valid
X3.5 0.566 0.000 Valid
X3.6 0.546 0.000 Valid
X3.7 0.425 0.000 Valid
X3.8 0.568 0.000 Valid
Y1 0.574 0.000 Valid
Y2 0.666 0.000 Valid
Y3 0.567 0.000 Valid
Y4 0.729 0.000 Valid
Y5 0.664 0.000 Valid
Y6 0.513 0.000 Valid
Sumber: Lampiran 6
Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. r butir pertanyaan lebih
kecil dari 0.05 (α = 0.05) yang berarti tiap-tiap butir variabel adalah valid,
sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir tersebut dapat digunakan untuk
mengukur variabel penelitian
67
4. Hasil Uji Reliabilitas
Teknik pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan nilai koefisien
reliabilitas alpha. Kriteria pengambilan keputusannya adalah apabila nilai dari
koefisien reliabilitas alpha lebih besar dari 0,6 maka variabel tersebut sudah
reliabel (handal).
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Koefisien Reliabilitas Keterangan
1 Green Advertising (X1) 0,824 Reliabel
2 Eco Brand (X2) 0,826 Reliabel
3 Green Trust (X3) 0,643 Reliabel
4 Keputusan Pembelian (Y) 0,682 Reliabel
Sumber: Lampiran 6
Dari Tabel 6 diketahui bahwa nilai dari Alpha Cronbach untuk semua
variabel lebih besar dari 0,6. Dari ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya
maka semua variabel yang digunakan untuk penelitian sudah reliabel.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016:199). Tujuan dari analisis
deskriptif adalah untuk membuat suatu deskriptif, gambaran, atau lukisan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai sebuah fakta, serta hubungan
fenomena yang akan diselidiki. Data yang diperoleh disajikan dalam tabel
yang berbentuk angka, persentase, frekuensi dan rata-rata/mean. Statistik
deskriptif akan menyajikan data melalui tabel, grafik yang umumnya
68
menggunakan histogram, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan nilai
sentral untuk melihat sebaran data dengan menghitung modus, median, mean
(pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan presentasi.
2. Analisis Statistik Inferensial
Statistik Inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang
jelas (Sugiyono, 2016:201). Adapun langkah-langkah analisis inferensial
dapat melibatkan berbagai pengujian data dengan program SPSS versi 21
sebagai berikut:
a) Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Morissan (2012:403) regresi berganda adalah salah satu
teknik parametrik yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara
dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen
tunggal. Jadi, analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel
independennya lebih dari satu.
Apabila dihubungkan dengan penelitian ini maka analisis regresi
berganda adalah untuk mengidentifikasi variabel Green Advertising,
Eco Brand, dan Green Trust yang berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian. Rumus analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:
69
Sugiyono (2016:253)
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien regresi
X1 = Green Advertising
X2 = Eco Brand
X3 = Green Trust
b) Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal atau tidak (Ghozali, 2006:147). Jika asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
a. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal. Metode yang handal adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan
𝖸 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
70
keputusan dari analisis normal probability plot adalah
sebagai berikut:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau
tidak mengikuti arah garis diagonal tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b) Analisis Statistik
Selain uji normalitas dengan grafik, untuk menguji
normalitas dapat dilakukan dengan analisis statistik. Uji
statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah dengan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal.
HA : Data residual tidak berdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Apabila probabilitas nilai Z signifikan secara statistik
maka H0 ditolak, yang berarti data memiliki distribusi
tidak normal.
71
2. Apabila probabilitas nilai Z tidak signifikan secara
statistik maka H0 diterima, yang berarti data memiliki
distribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel
bebas (Ghozali, 2006:95). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi
dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi.
b) Apabila nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka
dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu
72
pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:125). Model regresi yang baik
adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas salah satu nya adalah dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola
tertentu, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
tetapi jika tidak ada pola yang jelas, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c) Koefisien Determinasi (R²)
Menurut Ghozali (2006:87), koefisien determinasi (R²) bertujuan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model menjelaskan variasi
variabel dependen. Nilai R2
yang kecil menandakan bahwa kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan
mendasar penggunan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak
73
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi, maka
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Sarwono (2006:42)
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
d) Uji Hipotesis
1) Uji F (Uji Simultan)
Menurut Ghozali (2006:88) uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah
apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau :
H0 : b1 = b2 = ...... = bk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (H1) tidak semua parameter secara simultan sama
dengan nol, atau :
H1 : b1 ≠ b2 ≠ ...... ≠ bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Kd = (r)² x 100 %
74
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2006:88):
a) Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
b) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai
F tabel, maka H0 ditolak dan menerima H1.
2) Uji t (Uji Parsial)
Menurut Ghozali (2006:88) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu
parameter (bi) sama dengan nol, atau :
H0 : bi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (H1) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol,
atau :
H1 : bi ≠ 0
75
Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Untuk membandingkan nilai probabilitas t untuk menentukan
diterima atau ditolaknya hipotesis dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika signifikansi t ≤ α menandakan bahwa H0 ditolak
b) Jika signifikansi t > α menandakan bahwa H0 diterima
c) Jika Ho ditolak, menandakan bahwa dengan tingkat kepercayaan
95% (α = 5%) variabel yang diuji memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
76
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sebagai kota terbesar nomor dua di Jawa Timur, kota Malang juga
menjadi kawasan hunian favorit, baik untuk perumahan dan apartemen, dan
saat ini masuk dalam lima kota teratas untuk tempat tinggal di Indonesia.
Kota Malang mendapat predikat sebagai kota kreatif yang telah dikenal oleh
dunia internasional melalui berbagai prestasi, seperti partisipasi dalam
jaringan International Strong Cities Network dan Mayors Forum sebagai
Southeast Asia Practice Green City. Tidak hanya itu, pembangunan sektor
pariwisata telah dimasukkan dalam program pembangunan di kota Malang
2013-2018 (metrobali.com/2016/11/23/philips).
Pertumbuhan investasi untuk hotel, kawasan hunian, serta ritel sangat
pesat di kota ini. Kota Malang memiliki lima wilayah kecamatan di kota
Malang, salah satu kecamatan yang memiliki banyak hunian yaitu kecamatan
Lowokwaru dan berbagai kelurahan. Kelurahan Merjosari merupakan
kelurahan yang terletak di wilayah kecamatan Lowokwaru, kota Malang.
Kelurahan ini terdiri dari 12 RW (Rukun Warga) dan 81 RT (Rukun
Tetangga). Kelurahan Merjosari merupakan kelurahan paling barat di kota
Malang (kelmerjosari.malangkota.go.id/). RW 12 Kelurahan Merjosari dipilih
menjadi lokasi penelitian karena memiliki penduduk yang mayoritas
menggunakan lampu Philips LED menurut pra survei ke lokasi, sebagai
77
lokasi penelitian dianggap bisa mewakili target sampel yang merupakan
konsumen lampu Philips LED di Kecamatan Lowokwaru, kota Malang.
B. Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan lampu Philips LED
berumur 18 tahun ke atas, mengetahui cara pengisian kuesioner dan telah
menggunakan lampu Philips LED. Penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner secara mendatangkan ke rumah responden. Hasil
penyebaran kuesioner diterima sebanyak 113 responden yang mengisi
kuesioner. Seluruh responden tersebut sesuai dengan kriteria sampel dalam
penelitian ini, sehingga seluruh data dapat dipergunakan. Karakteristik
responden yang disusun dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia,
status pekerjaan, pendapatan per bulan, pernah melihat iklan, mengetahui
produk yang ramah lingkungan, lama penggunaan produk, dan alasan
memutuskan membeli produk lampu Philips LED. Gambaran umum
mengenai karakteristik responden dapat dideskripsikan sebagai berikut.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada orang responden, 69
orang responden atau 61,06% dari 113 jumlah seluruh responden berjenis
kelamin laki-laki lebih banyak dibanding responden berjenis kelamin
perempuan, sedangkan sisanya sebanyak 44 orang responden atau 38,93%
berjenis kelamin perempuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden
dalam penelitian ini mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 69 orang
responden. Temuan tersebut jika dilihat dari produk yang ditawarkan untuk
78
semua kalangan biasanya laki-laki yang konsumtif pada produk lampu Philips
LED. Terbukti dari persentase responden laki-laki lebih tinggi dibanding
perempuan, karena laki-laki cenderung lebih menguasai tentang elektronik
dibandingkan perempuan. Gambaran umum responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah Responden (orang) Persentase ( % )
Laki – laki 69 61,06
Perempuan 44 38,93
Jumlah 113 100*
Keterangan : *Pembulatan
Sumber : Lampiran 4
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, diperoleh gambaran mengenai
usia responden yang merupakan konsumen produk lampu Philips LED.
Pembagian usia responden akan dibagi menjadi delapan tingkatan kelas. Untuk
menentukan kelas interval dengan menggunakan rumus Struges:
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 113
= 1 + 3,3 . 2,06
K = 7,8 dibulatkan menjadi 8 kelas
Keterangan :
K : Jumlah kelas interval
n : Jumlah dara observasi
79
log : Logaritma
Usia responden yang paling muda sesuai kriteria sampel yaitu 18 tahun
dan yang paling tua yaitu 55 tahun, jadi dapat ditentukan rentang skala usia
sebagai berikut:
Menentukan panjang interval:
C = kelas tertinggi – kelas terendah
banyak kelas
C = 55 – 18 = 4,625 dibulatkan menjadi 5
8
Usia responden yang didapatkan dari penelitian ini terdiri dari 7 orang
responden atau 6,19% berusia 18 hingga 22 tahun, responden berusia 23
hingga 27 tahun sebanyak 23 orang responden atau 20,35%, responsen berusia
28 hingga 32 tahun merupakan responden terbanyak yaitu sebanyak 31 orang
responden atau 27,43%, responden berusia 33 hingga 37 tahun sebanyak 20
orang responden atau 17,69%, responden berusia 38 hingga 42 tahun sebanyak
15 orang responden atau 13,27%, responden berusia 43 hingga 47 tahun
sebanyak 8 orang responden atau 7,07%, responden berusia 48 hingga 52 tahun
sebanyak 5 orang responden atau 4,42%, responden berusia 53 hingga 57 tahun
sebanyak 4 orang responden atau 3,53%. Dapat disimpulkan responden
terbanyak yaitu berusia lebih dari 27 tahun hingga 32 tahun. Data responden
berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden (tahun) Jumlah Responden
(orang) Persentase (%)
18 tahun – 22 tahun 7 6,19
80
Lanjutan Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Keterangan : *Pembulatan
Sumber : Lampiran 4
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Gambaran responden berdasarkan status pekerjaan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pekerjaan atau aktivitas responden termasuk ibu rumah
tangga. Dari 113 responden pada penelitian ini ditemukan, 15 orang responden
atau 13,27% responden merupakan TNI – Polri, pegawai negeri sebanyak 19
orang responden atau 16,81%, pegawai swasta sebanyak 31 orang responden
atau 27,43%, wiraswasta sebanyak 28 orang responden atau 24,77%, tidak
bekerja seperti ibu rumah tangga dan pensiunan sebanyak 12 orang responden
atau 10,61%, dan profesi lainnya seperti mahasiswa atau pelajar dan freelance
yang tidak dimasukkan dalam kuesioner sebanyak 8 orang responden atau
7,07%. Dengan demikian responden terbanyak yaitu dengan pekerjaan sebagai
Usia Responden (tahun) Jumlah Responden
(orang) Persentase (%)
> 22 tahun – 27 tahun 23 20,35
> 27 tahun – 32 tahun 31 27,43
> 32 tahun – 37 tahun 20 17,70
> 37 tahun – 42 tahun 15 13,27
> 42 tahun – 47 tahun 8 7,07
> 47 tahun – 52 tahun 5 4,42
> 52 tahun 4 3,54
Jumlah 113 100*
81
pegawai swasta sebanyak 31 orang responden. Data responden mengenai
berdasarkan status pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Status Pekerjaan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
TNI – Polri 15 13,27
Pegawai Negeri 19 16,81
Pegawai Swasta 31 27,43
Wiraswasta 28 24,77
Tidak Bekerja 12 10,62
Lain-lain 8 7,07
Jumlah 113 100*
Keterangan : *Pembulatan
Sumber : Lampiran 4
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan
Pendapatan responden adalah penghasilan dari pekerjaan pada setiap
bulan. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa dari 113 responden, 19 orang
responden atau 16,81% memliki pendapatan per bulan sebanyak kurang dari
sama dengan Rp 1.500.000, 25 orang responden atau 22,12% memiliki
pendapatan per bulan sebesar lebih dari Rp 1.500.000 hingga Rp 3.000.000,
pendapatan per bulan lebih dari Rp 3.000.000 hingga Rp 4.500.000 sebanyak
45 orang responden atau 39,82% yang merupakan mayoritas pendapatan per
bulan dalam penelitian ini, pendapatan per bulan lebih dari Rp 4.500.000
hingga Rp 5.500.000 sebanyak 14 orang responden atau 12,38%, dan
responden dengan pendapatan per bulan lebih dari Rp 5.500.000 sebanyak 10
orang responden atau 8,84%. Dapat disimpulkan bahwa pendapatan per bulan
mayoritas lebih besar dari Rp 3.000.000 hingga Rp 4.500.000, jumlah tersebut
umum jika dilihat dari status pekerjaan responden yang sebagian besar
82
merupakan pegawai swasta karena produk lampu Philips LED memiliki harga
yang lumayan mahal, sehingga terjangkau untuk dibeli. Data mengenai
pendapatan per bulan responden dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan
Pendapatan per Bulan Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
≤ Rp 1.500.000 19 16,81
>Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 25 22,12
>Rp 3.000.000 – Rp 4.500.000 45 39,82
>Rp 4.500.000 – Rp 5.500.000 14 12,39
>Rp 5.500.000 10 8,85
Jumlah 113 100*
Keterangan : *Pembulatan
Sumber : Lampiran 4
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Iklan Peduli Lingkungan Pada
Produk
Pada pertanyaan apakah pernah melihat iklan lampu Philips LED dengan
menampilkan konsep ramah lingkungan, seluruh responden dalam penelitian
ini sebanyak 113 orang responden menjawab “Ya” karena semua responden
sudah mengetahui iklan peduli lingkungan pada produk lampu Philips LED.
Seluruh responden dalam penelitian ini memenuhi syarat sampel penelitian ini
yang menggunakan teknik purposive sampling untuk menemukan sampel yang
benar-benar dapat mewakili seluruh sampel dalam penelitian ini. Salah satu
syarat yang harus dipenuhi adalah responden yang pernah melihat iklan lampu
83
Philips LED dengan menampilkan konsep ramah lingkungan, sehingga seluruh
responden dapat dijadikan sampel untuk penelitian ini.
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Produk yang Ramah Lingkungan
Pada pertanyaan apakah mengetahui bahwa produk lampu Philips LED
merupakan produk yang ramah lingkungan, seluruh responden dalam
penelitian ini sebanyak 113 orang responden menjawab “Ya” karena semua
responden sudah mengetahui bahwa produk lampu Philips LED yang ramah
lingkungan. Seluruh responden dalam penelitian ini memenuhi syarat sampel
penelitian ini yang menggunakan teknik purposive sampling untuk menemukan
sampel yang benar-benar dapat mewakili seluruh sampel dalam penelitian ini.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah responden yang mengetahui
produk lampu Philips LED yaitu produk yang ramah lingkungan, sehingga
seluruh responden dapat dijadikan sampel untuk penelitian ini.
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Pertimbangan karena Produk
Peduli Lingkungan
Pada pertanyaan apakah pertimbangan membeli produk lampu Philips
LED karena termasuk produk peduli lingkungan, seluruh responden dalam
penelitian ini sebanyak 113 orang responden menjawab “Ya” karena semua
responden sudah mengetahui produk lampu Philips LED berdasarkan
pertimbangan karena produk peduli lingkungan. Seluruh responden dalam
penelitian ini memenuhi syarat sampel penelitian ini yang menggunakan teknik
purposive sampling untuk menemukan sampel yang benar-benar dapat
mewakili seluruh sampel dalam penelitian ini. Salah satu syarat yang harus
84
dipenuhi adalah responden yang mempertimbangkan lampu Philips LED
dengan konsep peduli lingkungan, sehingga seluruh responden dapat dijadikan
sampel untuk penelitian ini.
8. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Pemakaian Produk
Dari kuesioner yang disebarkan, sebanyak 12 orang responden atau
10,61% telah lama pemakaian selama 3 bulan hingga 6 bulan, responden yang
memakai produk lampu Philips LED selama 6 bulan hingga 9 bulan sebanyak
42 orang responden atau 37,16%, 44 orang responden atau 38,93% lama
pemakaian produk lampu Philips LED mayoritas dari penelitian ini selama 9
bulan hingga 1 tahun, dan lebih dari 1 tahun sebanyak 15 orang responden atau
13,27%. Dapat disimpulkan bahwa hampir setengah dari responden telah
mengetahui produk lampu Philips dalam lama pemakaian yang mayoritas 9
bulan hingga 1 tahun. Data mengenai pendapatan per bulan responden dapat
dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Pemakaian Produk
Lama Pemakaian
(minggu/bln/thn)
Jumlah Responden
(orang)
Persentase (%)
3 bln – 6 bln 12 10,62
> 6 bln – 9 bln 42 37,17
> 9 bln – 1 thn 44 38,94
> 1 thn 15 13,27
Jumlah 113 100*
Keterangan : *Pembulatan
Sumber : Lampiran 4
85
9. Deskripsi Responden Berdasarkan Alasan Membeli Produk
Pada pertanyaan mengapa memutuskan untuk membeli produk lampu
Philips LED, responden dalam penelitian ini sebanyak 113 orang responden
menjawab karena produk yang tahan lama atau dikatakan awet sebanyak 25
orang responden atau 22,12%, kemudian 27 orang responden atau 23,89%
karena alasan kenyamanan cahaya lampu Philips LED yang hemat energi,
alasan karena kualitas produk lampu Philips LED lebih baik dibanding merek
lainnya sebanyak 33 orang responden atau 29,20%, dan terakhir dengan alasan
memiliki banyak varian bentuk dan warna yaitu sebanyak 28 orang responden
atau 24,77%. Dapat disimpulkan sebanyak 33 orang responden yang
mengatakan alasan konsumen membeli produk lampu Philips LED karena
alasan kualitas produk lampu Philips LED lebih baik dibanding merek lainnya.
Data mengenai alasan membeli produk responden dapat dilihat pada Tabel 12
sebagai berikut:
Tabel 12 Deskripsi Responden Berdasarkan Alasan Membeli Produk Alasan Membeli Produk Jumlah Responden
(orang)
Persentase (%)
Produk yang tahan lama atau
awet 25 22,12
Kenyamanan cahaya lampu
Philips LED yang hemat energi 27 23,89
Kualitas produk lampu Philips
LED lebih baik dibanding
merek lainnya
33 29,20
Memiliki banyak varian bentuk
dan warna 28 24,77
Jumlah 113 100*
Keterangan : *Pembulatan
Sumber : Lampiran 4
86
C. Gambaran Umum Variabel Penelitian
Pada pembahasan penelitian ini akan dijelaskan rata-rata indikator variabel
secara keseluruhan atau biasa disebut grand mean serta rata-rata responden
yang memberikan jawaban terhadap masing-masing indikator variabel. Nilai
rata-rata dapat digunakan untuk melihat kecenderungan penilaian responden
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Penafsiran nilai rata-rata
menggunakan rumus interval. Berdasarkan kuisioner yang disebar kepada 113
orang responden, maka untuk mengetahui mayoritas jawaban responden pada
masing-masing item dapat dibuat rumus Sturges sebagai berikut :
Interval Kelas (c) = (Xn – X1) : k
dimana c = perkiraan besarnya
k = banyaknya kelas
Xn= nilai skor tertinggi
X1= nilai skor terendah
c = (5-1) : 5
c = 4 : 5 = 0,8
Tabel 13 Interpretasi Rata-Rata Jawaban Responden
Interval rata-rata Pernyataan
1 – 1,8 Sangat Tidak Setuju
1,9 – 2,6 Tidak Setuju
2,7 – 3,4 Ragu-Ragu
3,5 – 4,2 Setuju
4,2 – 5 Sangat Setuju
Sumber : Sugiyono (2016)
Deskripsi distribusi item ini digunakan untuk mengetahui frekuensi dan
variasi jawaban responden terhadap item-item pertanyaan yang diajukan dalam
kuisioner. Jawaban-jawaban tersebut selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:
87
1. Distribusi Frekuensi Variabel Green Advertising (X1)
Pada variabel Green Advertising terdapat dua belas item pertanyaan
yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat
dilihat pada Tabel 12 berikut:
Tabel 14 Distribusi Frekuensi Variabel Green Advertising (X1)
Sumber : Lampiran 5
Pada Tabel 14 dapat diketahui bahwa dari 113 responden, untuk item
pertama yaitu Iklan Philips sudah bercirikan dan iklan peduli lingkungan
terdapat 64 orang responden atau 56,64% yang menyatakan sangat setuju, yang
menyatakan setuju sebanyak 44 orang responden atau 38,94%, yang menjawab
ragu-ragu sebanyak 3 orang responden atau 2,65%, yang menyatakan tidak
setuju hanya 2 orang responden atau 1,77%, dan tidak ada yang menyatakan
Indikator Item
SS (5) S (4) RR (3) TS (2) STS (1) Jumlah Rata-
rata
Item f % f % f % f % f % Jumlah %
Tujuan
Iklan
X1.1 64 56,64 44 38,94 3 2,65 2 1,77 0 0,00 113 100 4,50
X1.2 21 18,58 76 67,26 14 12,39 2 1,77 0 0,00 113 100 4,03
X1.3 44 38,94 55 48,67 13 11,50 1 0,88 0 0,00 113 100 4,26
Rata-rata Indikator 4,26
Kerangka
Pesan
X1.4 44 38,94 58 51,33 9 7,96 1 0,88 1 0,88 113 100 4,27
X1.5 59 52,21 46 40,71 7 6,19 1 0,88 0 0,00 113 100 4,44
Rata-rata Indikator 4,35
Elemen
Pesan
X1.6 49 43,36 58 51,33 5 4,42 1 0,88 0 0,00 113 100 4,37
X1.7 56 49,56 53 46,90 3 2,65 1 0,88 0 0,00 113 100 4,45
Rata-rata Indikator 4,41
Manfaat
Konsumen
X1.8 45 39,82 64 56,64 3 2,65 1 0,88 0 0,00 113 100 4,35
X1.9 53 46,90 50 44,25 9 7,96 1 0,88 0 0,00 113 100 4,37
Rata-rata Indikator 4,36
Faktor
Pendukung
X1.10 40 35,40 59 52,21 13 11,50 1 0,88 0 0,00 113 100 4,22
X1.11 30 26,55 66 58,41 13 11,50 4 3,54 0 0,00 113 100 4,08
X1.12 36 31,86 53 46,90 21 18,58 3 2,65 0 0,00 113 100 4,08
Rata-rata Indikator 4,12
Total Rata-rata variabel X1 4,29
88
sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,50 yang
menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki
kategori yang sangat baik.
Untuk item kedua yaitu Iklan Philips sudah memberikan tindakan ramah
lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 21 orang responden atau 18,58%, yang menyatakan setuju sebanyak
76 orang responden atau 67,26%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 14
orang responden atau 12,39%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang
responden atau 1,77%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,03 yang menunjukkan bahwa
memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik.
Untuk item ketiga yaitu Logo ramah lingkungan selalu ada di setiap iklan
Philips dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 44 orang responden atau 38,94%, yang menyatakan setuju sebanyak
55 orang responden atau 48,67%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 13
orang responden atau 11,50%, yang menyatakan tidak setuju hanya 1 orang
responden atau 0,88%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,26 yang menunjukkan bahwa
memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik. Dapat
dilihat dari indikator Tujuan Iklan terdapat tiga item (X1.1, X1.2, dan X1.3) yang
memiliki rata-rata indikator sebesar 4,26.
Untuk item keempat yaitu Logo Philips mengingatkan produk ramah
lingkungan pada konsumennya dapat diketahui bahwa responden yang
89
menyatakan sangat setuju sebanyak 44 orang responden atau 38,94%, yang
menyatakan setuju sebanyak 58 orang responden atau 51,33%, yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 9 orang responden atau 7,96%, yang
menyatakan tidak setuju hanya 1 orang responden atau 0,88%, dan yang
menyatakan sangat tidak setuju hanya 1 orang responden atau 0,88%. Item
tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,27 yang menunjukkan bahwa
memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik.
Untuk item kelima yaitu Penampilan iklan Philips membuat konsumen
percaya peduli lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 59 orang responden atau 52,21%, yang menyatakan
setuju sebanyak 46 orang responden atau 40,71%, yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 7 orang responden atau 6,19%, yang menyatakan tidak setuju hanya
1 orang responden atau 0,88%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak
setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,44 yang menunjukkan
bahwa memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik.
Dapat dilihat dari indikator Kerangka Pesan terdapat dua item (X1.4 dan X1.5)
yang memiliki rata-rata indikator sebesar 4,35.
Untuk item keenam yaitu Iklan Philips menampilkan produk yang ramah
lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 49 orang responden atau 53,36%, yang menyatakan setuju sebanyak
58 orang responden atau 51,33%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 5
orang responden atau 4,42%, yang menyatakan tidak setuju hanya 1 orang
responden atau 0,88%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
90
Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,37 yang menunjukkan bahwa
memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang sangat baik.
Untuk item ketujuh yaitu Iklan Philips menampilkan produk yang tahan
lama (power saving) untuk digunakan dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 56 orang responden atau 49,56%, yang
menyatakan setuju sebanyak 53 orang responden atau 46,90%, yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 3 orang responden atau 2,65%, yang
menyatakan tidak setuju hanya 1 orang responden atau 0,88%, dan tidak yang
menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar
4,45 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item tersebut
memiliki kategori yang sangat baik. Dapat dilihat dari indikator Elemen Pesan
terdapat dua item (X1.6 dan X1.7) yang memiliki rata-rata indikator sebesar
4,41.
Untuk item kedelapan yaitu Iklan Philips menawarkan produk hemat daya
pada produk Philips dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat
setuju sebanyak 45 orang responden atau 39,82%, yang menyatakan setuju
sebanyak 64 orang responden atau 56,64%, yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 3 orang responden atau 2,65%, yang menyatakan tidak setuju hanya
1 orang responden atau 0,88%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak
setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,35 yang menunjukkan
bahwa memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang sangat
baik.
91
Untuk item kesembilan yaitu Iklan Philips menampilkan produk ramah
lingkungan yang dibuat dari bahan-bahan yang terjaga kualitasnya dapat
diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 53 orang
responden atau 46,90%, yang menyatakan setuju sebanyak 50 orang responden
atau 44,25%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 9 orang responden atau
7,96%, yang menyatakan tidak setuju hanya 1 orang responden atau 0,88%,
dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki
rata-rata item sebesar 4,37 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian
tentang item tersebut memiliki kategori yang sangat baik. Dapat dilihat dari
indikator Manfaat Konsumen terdapat dua item (X1.8 dan X1.9) yang memiliki
rata-rata indikator sebesar 4,36.
Untuk item ke-10 yaitu Iklan Philips memberikan harmonisasi dengan
alam untuk membuktikan produk ramah lingkungan dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 40 orang responden atau
35,40%, yang menyatakan setuju sebanyak 59 orang responden atau 52,21%,
yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 13 orang responden atau 11,50%, yang
menyatakan tidak setuju hanya 1 orang responden atau 0,88%, dan tidak ada
yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item
sebesar 4,22 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang sangat baik.
Untuk item ke-11 yaitu Iklan Philips yang dapat berefek dengan peduli
lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 30 orang responden atau 26,55%, yang menyatakan setuju sebanyak
92
66 orang responden atau 58,41%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 13
orang responden atau 11,50%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang
responden atau 3,54%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,08 yang menunjukkan bahwa
memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik.
Untuk item ke-12 yaitu Iklan Philips memberikan kesejahteraan di masa
depan apabila menggunakan produk ramah lingkungan dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 36 orang responden atau
31,86%, yang menyatakan setuju sebanyak 53 orang responden atau 46,90%,
yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 21 orang responden atau 18,58%, yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang responden atau 2,65%, dan tidak
ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item
sebesar 4,08 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang baik. Dapat dilihat dari indikator Faktor
Pendukung terdapat tiga item (X1.10, X1.11, dan X1.12) yang memiliki rata-rata
indikator sebesar 4,12.
2. Distribusi Frekuensi Variabel Eco Brand (X2)
Pada variabel Eco Brand terdapat lima item pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat pada Tabel
15 sebagai berikut:
93
Tabel 15 Distribusi Frekuensi Variabel Eco Brand ( X2)
Indikator Item
SS(5) S(4) RR(3) TS(2) STS(1) Jumlah Rata-
rata
Item f % f % f % f % f % Jumlah %
Identifier
X2.1 33 29,20 67 59,29 10 8,85 3 2,65 0 0,00 113 100 4,15
X2.2 49 43,36 45 39,82 15 13,27 4 3,54 0 0,00 113 100 4,23
X2.3 43 38,05 57 50,44 10 8,85 3 2,65 0 0,00 113 100 4,24
Rata-rata Indikator 4,20
Differentiaton
X2.4 31 27,43 62 54,87 18 15,93 2 1,77 0 0,00 113 100 4,08
X2.5 16 14,16 80 70,80 15 13,27 2 1,77 0 0,00 113 100 3,97
Rata-rata Indikator 4,02
Total Rata-rata variabel X2 4,13
Sumber : Lampiran 5
Pada Tabel 15 dapat diketahui bahwa dari 113 responden, untuk item
pertama yaitu Apabila responden melihat logo Philips, responden langsung
terpikir produk yang melambangkan ramah lingkungan terdapat 33 orang
responden atau 29,20% yang menyatakan sangat setuju, yang menyatakan
setuju sebanyak 67 orang responden atau 59,29%, yang menjawab ragu-ragu
sebanyak 10 orang responden atau 8,85%, yang menyatakan tidak setuju
sebanyak 3 orang responden atau 2,65%, dan yang menyatakan sangat tidak
setuju sebanyak 3 orang responden atau 2,65%. Item tersebut memiliki rata-rata
item sebesar 4,15 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang sangat baik.
Untuk item kedua yaitu responden melihat simbol bacaan Philips yang
mengingatkan sebagai produk yang ramah lingkungan dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 49 orang responden atau
43,36%, yang menyatakan setuju sebanyak 45 orang responden atau 39,82%,
yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 15 orang responden atau 13,27%, yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang responden atau 3,54%, dan tidak
94
ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata
item sebesar 4,23 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang baik.
Untuk item ketiga yaitu responden menyadari karakter lampu Philips
mencerminkan produk ramah lingkungan yang berkomitmen dapat diketahui
bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 43 orang responden
atau 38,05%, yang menyatakan setuju sebanyak 57 orang responden atau
50,44%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 10 orang responden atau 8,85%,
yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang responden atau 2,65%, dan
tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-
rata item sebesar 4,24 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang
item tersebut memiliki kategori yang baik. Dapat dilihat dari indikator
Identifier terdapat tiga item (X2.1, X2.2 dan X2.3) yang memiliki rata-rata
indikator sebesar 4,20.
Untuk item keempat yaitu Lampu Philips mampu membuat responden
langsung terpikirkan produk yang ramah lingkungan beda dengan lampu yang
lain dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
31 orang responden atau 27,43%, yang menyatakan setuju sebanyak 62 orang
responden atau 54,87%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 18 orang
responden atau 15,93%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang
responden atau 1,77%, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 3
orang responden atau 3,26%. item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,08
95
yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki
kategori yang baik.
Untuk item kelima yaitu responden menyadari lampu Philips memiliki
komitmen dalam pelestarian lingkungan beda dengan merek lampu lain yang
tidak memikirkan pelestarian lingkungan dapat diketahui bahwa responden
yang menyatakan sangat setuju sebanyak 16 orang responden atau 14,16%,
yang menyatakan setuju sebanyak 80 orang responden atau 70,80%, yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 15 orang responden atau 13,27%, yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden atau 1,77%, dan tidak
ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item
sebesar 3,97 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang baik. Dapat dilihat dari indikator Diferentation
terdapat dua item (X2.4 dan X2.5) yang memiliki rata-rata indikator sebesar
4,02.
3. Distribusi Frekuensi Variabel Green Trust (X3)
Pada variabel Green Trust terdapat delapan item pertanyaan yang
diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat
pada Tabel 16 sebagai berikut:
Tabel 16 Distribusi Frekuensi Variabel Green Trust ( X3)
Indikator Item
SS (5) S (4) RR (3) TS (2) STS (1) Jumlah Rata-
rata
Item f % f % f % f % f % Jumlah %
Organic
Claim
X3.1 45 39,82 53 46,90 14 12,39 1 0,88 0 0,00 113 100 4,26
X3.2 47 41,59 53 46,90 10 8,85 3 2,65 0 0,00 113 100 4,27
Rata-rata Indikator 4,26
Reputation
X3.3 30 26,55 68 60,18 13 11,50 2 1,77 0 0,00 113 100 4,12
X3.4 42 37,17 50 44,25 20 17,70 1 0,88 0 0,00 113 100 4,18
Rata-rata Indikator 4,15
96
Lanjutan Tabel 16 Distribusi Frekuensi Variabel Green Trust ( X3)
Indikator Item
SS (5) S (4) RR (3) TS (2) STS (1) Jumlah Rata-
rata
Item f % f % f % f % f % Jumlah %
Environmental
Performance
X3.5 37 32,74 64 56,64 12 10,62 0 0,00 0 0,00 113 100 4,22
X3.6 45 39,82 56 49,56 12 10,62 0 0,00 0 0,00 113 100 4,29
Rata-rata Indikator 4,25
Environmental
Commitments
X3.7 41 36,28 56 49,56 15 13,27 1 0,88 0 0,00 113 100 4,21
X3.8 41 36,28 59 52,21 12 10,62 1 0,88 0 0,00 113 100 4,24
Rata-rata Indikator 4,22
Total Rata-rata variabel X3 4,22
Sumber : Lampiran 5
Pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa dari 113 responden, untuk item
pertama yaitu menyadari upaya ramah lingkungan pada produk lampu Philips
terdapat 45 orang responden atau 39,82% yang menyatakan sangat setuju, yang
menyatakan setuju sebanyak 53 orang responden atau 46,90%, yang menjawab
ragu-ragu sebanyak 14 orang responden atau 12,39%, yang menyatakan tidak
setuju hanya 1 orang responden atau 0,88%, dan tidak ada yang menyatakan
sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,26 yang
menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki
kategori yang sangat baik.
Untuk item kedua yaitu merasa bahwa lampu Philips keinginan responden
membeli karena ramah lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 47 orang responden atau 41,59%, yang
menyatakan setuju sebanyak 53 orang responden atau 46,9%, yang menyatakan
ragu-ragu sebanyak 10 orang responden atau 8,85%, yang menyatakan tidak
setuju sebanyak 3 orang responden atau 2,65%, dan tidak ada yang menyatakan
sangat tidak setuju atau 0%. Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,27
yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki
97
kategori yang baik. Dapat dilihat dari indikator Organic Claim terdapat dua
item (X3.1 dan X3.2) yang memiliki rata-rata indikator sebesar 4,26.
Pada item ketiga yaitu menyadari reputasi pada produk Philips karena
produk yang ramah lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 30 orang responden atau 26,55%, yang
menyatakan setuju sebanyak 68 orang responden atau 60,18%, yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 13 orang responden atau 11,50%, yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden atau 1,77%, dan tidak
yang menyatakan sangat tidak setuju atau 0%. Item tersebut memiliki rata-rata
item sebesar 4,12 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang baik.
Item keempat yaitu merasa bahwa lampu Philips merek berdasarkan
pandangan produk yang ramah lingkungan dapat diketahui bahwa responden
yang menyatakan sangat setuju sebanyak 42 orang responden atau 37,17%,
yang menyatakan setuju sebanyak 50 orang responden atau 44,25%, yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 20 orang responden atau 17,7%, yang
menyatakan tidak setuju hanya 1 orang responden atau 0,88%, dan tidak ada
yang menyatakan sangat tidak setuju atau 0%. Item tersebut memiliki rata-rata
item sebesar 4,18 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang baik. Dapat dilihat dari indikator Reputation
terdapat dua item (X3.3 dan X3.4) yang memiliki rata-rata indikator sebesar
4,15.
98
Item kelima yaitu membeli lampu Philips karena kualitas produk yang
ramah lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat
setuju sebanyak 37 orang responden atau 32,74%, yang menyatakan setuju
sebanyak 64 orang responden atau 56,64%, yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 12 orang responden atau 10,62%, tidak ada yang menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada juga yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut
memiliki rata-rata item sebesar 4,22 yang menunjukkan bahwa memiliki
penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik.
Item keenam yaitu membeli lampu Philips karena kemampuan produk
hemat energi dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 45 orang responden atau 39,82%, yang menyatakan setuju sebanyak
56 orang responden atau 49,56%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 12
orang responden atau 10,62%, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan
yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item
sebesar 4,29 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang baik. Dapat dilihat dari indikator
Environmental Performance terdapat dua item (X3.5 dan X3.6) yang memiliki
rata-rata indikator sebesar 4,25.
Item ketujuh yaitu membeli lampu Philips karena komitmen produk ramah
lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 41 orang responden atau 36,28%, yang menyatakan setuju sebanyak
56 orang responden atau 49,56%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 15
orang responden atau 13,27%, yang menyatakan tidak setuju hanya 1 orang
99
responden atau 0,88%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,21 yang menunjukkan bahwa
memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik.
Item kedelapan yaitu merasa bahwa merek lampu Philips mampu menjaga
dan melestarikan lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 41 orang responden atau 36,28%, yang
menyatakan setuju sebanyak 59 orang responden atau 52,21%, yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 12 orang responden atau 10,62%, yang
menyatakan tidak setuju hanya 1 orang responden atau 0,88%, dan tidak ada
yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item
sebesar 4,24 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang baik. Dapat dilihat dari indikator
Environmental Commitments terdapat dua item (X3.7 dan X3.8) yang memiliki
rata-rata indikator sebesar 4,22.
4. Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Pada variabel Keputusan Pembelian terdapat enam pertanyaan yang
diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat
pada Tabel 17 sebagai berikut:
Tabel 17 Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Indikator Item
SS(5) S(4) RR(3) TS(2) STS(1) Jumlah Rata-
rata
Item f % f % f % f % f % Jumlah %
Jenis
Produk
Y1 41 36,28 60 53,10 11 9,73 1 0,88 0 0,00 113 100 4,25
Y2 43 38,05 52 46,02 16 14,16 2 1,77 0 0,00 113 100 4,20
Rata-rata Indikator 4,22
Bentuk
Produk
Y3 41 36,28 58 51,33 13 11,50 1 0,88 0 0,00 113 100 4,23
Y4 46 40,71 43 38,05 22 19,47 2 1,77 0 0,00 113 100 4,18
Rata-rata Indikator 4,20
100
Lanjutan Tabel 17 Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian
(Y)
Indikator item
SS (5) S (4) RR (3) TS (2) STS (1) Jumlah rata-
rata
item f % f % f % f % f % Jumlah %
Merek
Y5 35 30,97 67 59,29 9 7,96 2 1,77 0 0,00 113 100 4,19
Y6 54 47,79 50 44,25 8 7,08 1 0,88 0 0,00 113 100 4,39
Rata-rata Indikator 4,29
Total Rata-rata variabel Y 4,24
Sumber : Lampiran 5
Pada Tabel 17 dapat diketahui bahwa dari 113 orang responden, untuk
item pertama yaitu merasa bahwa lampu Philips sudah dikenal semua kalangan
sebagai produk ramah lingkungan terdapat 41 orang responden atau 36,28%
yang menyatakan sangat setuju, yang menyatakan setuju sebanyak 60 orang
responden atau 53,10%, yang menjawab ragu-ragu sebanyak 11 orang
responden atau 9,73%, yang menyatakan tidak setuju hanya 1 orang responden
atau 0,88%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut
memiliki rata-rata item sebesar 4,25 yang menunjukkan bahwa memiliki
penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik.
Untuk item kedua yaitu merasa bahwa kualitas produk lampu Philips lebih
baik dibanding merek-merek produk ramah lingkungan sejenisnya dapat
diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 43 orang
atau 38,05%, yang menyatakan setuju sebanyak 52 orang responden atau
46,02%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 16 orang responden atau
14,16%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden atau
1,77%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut
memiliki rata-rata item sebesar 4,20 yang menunjukkan bahwa memiliki
penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik. Dapat dilihat dari
101
indikator Jenis Produk terdapat dua item (Y1 dan Y2) yang memiliki rata-rata
indikator sebesar 4,22.
Untuk item ketiga yaitu Lampu Philips memiliki ukuran yang sesuai
dengan kenyamanan dalam penerangan karena hemat energi dan ramah
lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 41 orang responden atau 36,28%, yang menyatakan setuju sebanyak
58 orang responden atau 51,33%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 13
orang responden atau 11,50%, yang menyatakan tidak setuju hanya 1 orang
responden atau 0,88%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,23 yang menunjukkan bahwa
memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang baik.
Untuk item keempat yaitu Lampu Philips memiliki varian bentuk bohlam
dan varian warna sesuai dengan selera yang mampu mengeluarkan cahaya
hemat energi dan ramah lingkungan dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 46 orang responden atau 40,71%, yang
menyatakan setuju sebanyak 43 orang responden atau 38,05%, yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 22 orang responden atau 19,47%, yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden atau 1,77%, dan tidak
ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item
sebesar 4,18 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang baik. Dapat dilihat dari indikator Bentuk
Produk terdapat dua item (Y3 dan Y4) yang memiliki rata-rata indikator sebesar
4,20.
102
Untuk item kelima yaitu membeli lampu Philips karena kebutuhan dan
keinginan karena produk yang ramah lingkungan dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 35 orang responden atau
30,97%, yang menyatakan setuju sebanyak 67 orang responden atau 59,29%,
yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 9 orang responden atau 7,96%, yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden atau 1,77%, dan tidak
ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item
sebesar 4,19 yang menunjukkan bahwa memiliki penilaian tentang item
tersebut memiliki kategori yang sangat baik.
Untuk item keenam yaitu membeli lampu Philips karena hemat energi
(power saving) dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat
setuju sebanyak 54 orang responden atau 47,79%, yang menyatakan setuju
sebanyak 50 orang responden atau 44,25%, yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 8 orang responden atau 7,08%, yang menyatakan tidak setuju hanya
1 orang responden atau 0,88%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak
setuju. Item tersebut memiliki rata-rata item sebesar 4,39 yang menunjukkan
bahwa memiliki penilaian tentang item tersebut memiliki kategori yang sangat
baik. Dapat dilihat dari indikator Merek terdapat dua item (Y5 dan Y6) yang
memiliki rata-rata indikator sebesar 4,29.
D. Hasil Analisis Statistik Inferensial
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda berfungsi untuk menganalisis hubungan
dan pengaruh antara satu variabel terikat terhadap dua atau lebih variabel
103
bebas. maka dilakukan analisis regresi linier berganda antara variabel-variabel
berikut ini : Green Advertising (X1), Eco Brand (X2), dan Green Trust (X3)
terhadap Keputusan Pembelian (Y). Dari hasil pengolahan data penelitian
dengan menggunakan program SPSS 21 for windows, menghasilkan data
seperti pada Tabel 18 berikut:
Tabel 18 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel
Bebas
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(konstan) 1,981 2,020
0,980 0,329
X1 0,158 0,057 0,282 2,780 0,006
X2 0,211 0,076 0,218 2,758 0,007
X3 0,325 0,084 0,365 3,880 0,000
Sumber: Lampiran 8
Adapun persamaan regresi yang didapatkan berdasarkan Tabel 18 adalah
sebagai berikut :
Y = 1,981 + 0,158 X1 + 0,211 X2 + 0,325 X3
Y = Yaitu variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel
bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Keputusan
Pembelian yang nilainya akan diprediksi oleh variabel Green Advertising (X1),
Eco Brand (X2), dan Green Trust (X3).
Interpretasi dari persamaan tersebut adalah:
1. b1 = 0,158
Koefisien regresi variabel Green Advertising (X1) sebesar 0,158 memiliki
tanda positif yang menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan
kesesuaian variabel Green Advertising (X1) satu satuan akan diikuti
𝖸 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
104
dengan peningkatan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,158 satuan, atau
sebaliknya terjadi penurunan variabel Green Advertising (X1) satu satuan
akan diikuti dengan penuruan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,158
satuan.
2. b2 = 0,211
Koefisien regresi variabel Eco Brand (X2) sebesar 0,211 memiliki tanda
positif yang menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan kesesuaian
variabel Eco Brand (X2) satu satuan akan diikuti dengan peningkatan
keputusan pembelian (Y) sebesar 0,211 satuan, atau sebaliknya terjadi
penurunan variabel Eco Brand (X2) satu satuan akan diikuti dengan
penuruan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,211 satuan.
3. b3 = 0,325
Koefisien regresi variabel Green Trust (X3) sebesar 0,325 memiliki tanda
positif yang menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan kesesuaian
variabel Green Trust (X3) satu satuan akan diikuti dengan peningkatan
keputusan pembelian (Y) sebesar 0,325 satuan, atau sebaliknya terjadi
penurunan variabel Green Trust (X3) satu satuan akan diikuti dengan
penuruan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,325 satuan.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi
Uji asumsi klasik ini harus dilakukan pengujiannya untuk memenuhi
penggunaan regresi linier berganda. Setelah diadakan perhitungan regresi
berganda melalui alat bantu SPSS 21 for Windows, diadakan pengujian uji
asumsi klasik regresi. Hasil pengujian disajikan sebagai berikut :
105
a) Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebar
normal atau tidak. Prosedur uji dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov, dengan ketentuan sebagai berikut :
Hipotesis yang digunakan :
H0 : residual tersebar normal
H1 : residual tidak tersebar normal
Jika nilai sig. (p-value) > maka H0 diterima yang artinya normalitas
terpenuhi. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 19 sebagai berikut:
Tabel 19 Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 113
Kolmogorov-Smirnov Z 0,491
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,969
Sumber: Lampiran 7
Dari hasil perhitungan didapat nilai sig. sebesar 0,969 (dapat dilihat
pada Tabel 19) atau lebih besar dari 0,05, maka ketentuan H0 diterima
yaitu bahwa asumsi normalitas terpenuhi.
b) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak
terjadi hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang
sempurna atau dapat pula dikatakan bahwa antar variabel bebas tidak
saling berkaitan. Cara pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai
Tolerance yang didapat dari perhitungan regresi berganda, apabila nilai
106
tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinieritas
dapat dilihat pada Tabel 20 sebagai berikut:
Tabel 20 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Bebas Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Green Advertising (X1) 0,391 2,555
Eco Brand (X2) 0,641 1,559
Green Trust (X3) 0,455 2,200
Sumber: Lampiran 7
Berdasarkan Tabel 20, berikut hasil pengujian dari masing-masing
variabel bebas:
Tolerance untuk Green Advertising adalah 0,391
Tolerance untuk Eco Brand adalah 0,641
Tolerance untuk Green Trust adalah 0,455
Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance > 0,1
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel bebas.
Uji multikolinearitas dapat pula dilakukan dengan cara
membandingkan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dengan angka 10.
Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Berikut hasil pengujian
masing-masing variabel bebas:
VIF untuk Green Advertising adalah 2,555
VIF untuk Eco Brand adalah 1,559
VIF untuk Green Trust adalah 2,200
107
Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas. Dengan demikian uji asumsi tidak
adanya multikolinearitas dapat terpenuhi.
c) Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah jika varian residual dari suatu pengamatan
ke pengamatan lain tetat atau jika hal ini tidak terpenuhi, maka terjadi
heterokedastisitas. Uji Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui
apakah terjadi ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar
kecilnya nilai salah satu variabel bebas atau adanya perbedaaan nilai
ragam dengan semakin meningkatnya nilai variabel bebas. Prosedur uji
dilakukan dengan Uji scatterplot. Pengujian kehomogenan ragam sisaan
dilandasi pada hipotesis:
H0 : ragam sisaan homogen
H1 : ragam sisaan tidak homogen
Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai
berikut:
Gambar 5 : Scatterplot
Sumber: Lampiran 7
108
Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa tampilan diagram
scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak
terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan
mempunyai ragam homogen (konstan) atau tidak terjadi heterokedastisitas.
3. Koefisen Determinasi (R2)
Tingkat ketepatan suatu garis dapat diketahui dari besar kecilnya
koefisien determinasi atau koefisien R2 (R Square). Nilai koefisien R2
dalam analisis regresi dapat digunakan sebagai ukuran untuk menyatakan
kesamaan garis regresi yang diperoleh. Semakin besar nilai R2 maka
semakin kuat kemampuan model regresi yang diperoleh untuk
menjelaskan kondisi yang sebenarnya. Kemampuan garis regresi untuk
menjelaskan variasi yang terjadi pada Y ditunjukkan pada besarnya
koefisien determinasi atau koefisien R2 .
Tabel 21 Hasil Koefisien Determinasi (R2)
R R Square Adjusted R Square
0,750 0,562 0,550
Sumber: Lampiran 7
Berdasarkan pada Tabel 21 model regresi tersebut memiliki koefisien
determinasi (adjusted R2) sebesar 0,550. Dapat disimpulkan bahwa
kontribusi variabel independen yang terdiri dari variabel Green
Advertising (X1), Eco Brand (X2), dan Green Trust (X3) dapat
mempengaruhi variabel dependen Keputusan Pembelian (Y) sebesar
55,0% dan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
Selain itu, berdasarkan Tabel 21 tersebut juga diketahui bahwa nilai
109
koefisien R yang menunjukkan keeratan hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen. Pada penelitian ini didapatkan
besarnya variabel Green Advertising (X1), Eco Brand (X2), dan Green
Trust (X3) terhadap Keputusan Pembelian adalah sebesar 0,750 yang
menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh yang kuat.
4. Hasil Uji Hipotesis
Model regresi yang didapatkan diuji terlebih dahulu baik secara
simultan dan secara parsial, Pengujian model regresi secara simultan
dilakukan dengan menggunakan uji F atau ANOVA dan pengujian model
regresi secara parsial dilakukan dengan uji t.
a) Pengujian Hipotesis Pertama (Uji F)
Pengujian secara simultan dilakukan untuk menunjukkan apakah
semua variabel bebas yang terdiri dari variabel Green Advertising
(X1), Eco Brand (X2), Green Trust (X3) memiliki pengaruh yang
signifikan secara simultan terhadap variabel terikat Keputusan
Pembelian (Y). Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung
dengan nilai Ftabel. Semua variabel tersebut diuji secara serentak
dengan menggunakan uji F atau ANOVA, dimana jika Fhitung lebih
besar dari Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima menggunakan
bantuan software SPSS 21, didapatkan hasil uji F pada Tabel 22
sebagai berikut:
Tabel 22 Hasil Uji Simultan
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 432,978 3 144,326 46,695 0,000
Residual 336,898 109 3,091
110
Total 769,876 112
Sumber: Lampiran 8
Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa nilai df1= 3 dan df2= 109
diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,688. Berdasarkan Tabel 22, pengujian
hipotesis model regresi secara simultan atau secara serentak
menggunakan uji F dapat dilihat Fhitung lebih besar daripada Ftabel
(46,695 > 2,688) dan signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih
kecil dari alpha (α) = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
H1 diterima, artinya terdapat pengaruh secara simultan antara variabel
Green Advertising (X1), Eco Brand (X2), Green Trust (X3) terhadap
variabel Keputusan Pembelian (Y) sehingga Hipotesis 1 diterima.
b) Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t)
Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk
mengetahui apakah masing-masing variabel independen pembentuk
model regresi secara individu memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Y atau tidak. Pengujian model regresi pada
penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 23 sebagai berikut:
Tabel 23 Hasil Uji Parsial
Variabel
Bebas
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(konsta) 1,981 2,020
0,980 0,329
X1 0,158 0,057 0,282 2,780 0,006
X2 0,211 0,076 0,218 2,758 0,007
X3 0,325 0,084 0,365 3,880 0,000
Sumber: Lampiran 8
111
Uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai thitung
masing-masing variabel bebas dengan nilai ttabel dengan derajat
kesalahan 5% (α = 0.05).
Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t
pada Tabel 23 menunjukkan bahwa:
1) Variabel Green Advertising (X1)
Variabel Green Advertising (X1) dapat dituliskan Variabel X1
memiliki nilai thitung sebesar 2,780 dan didapatkan nilai signifikansi
sebesar 0,006. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada
ttabel (2,780 > 1,982) dan nilai signifikansi lebih kecil daripada α =
0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
dapat disimpulkan bahwa variabel Green Advertising (X1)
berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).
2) Variabel Eco Brand (X2)
Hasil pengujian hipotesis koefisien regresi variabel Eco Brand
(X2) dapat dituliskan Variabel X2 memiliki nilai thitung sebesar 2,758
dan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,007. Nilai statistik uji thitung
tersebut lebih besar daripada ttabel (2,758 > 1,982) dan nilai signifikansi
lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa variabel Eco Brand
(X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian
(Y).
112
3) Variabel Green Trust (X3)
Hasil pengujian hipotesis koefisien regresi variabel opini (X3)
dapat dituliskan Variabel X3 memiliki nilai thitung sebesar 3,880 dan
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji thitung
tersebut lebih besar daripada ttabel (3,880 > 1,982) dan nilai signifikansi
lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa variabel Green
Trust (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan
Pembelian (Y).
Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa variabel Green
Advertising (X1), Eco Brand (X2), dan Green Trust (X3) mempunyai
pengaruh secara parsial yang signifikan terhadap Keputusan
Pembelian (Y) untuk membeli produk lampu Philips LED sehingga
Hipotesis 2, Hipotesis 3, dan Hipotesis 4 diterima.
E. Pembahasan
Hasil penelitian pengaruh green advertising (X1), eco brand (X2)¸dan
green trust (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) memiliki satu hasil
pengujian secara simultan dan tiga hasil pengujian hipotesis secara parsial.
Terdapat pertanyaan terbuka yang menjelaskan bahwa sebanyak 33 orang dari
113 orang responden yang mengatakan alasan konsumen membeli produk
Philips LED karena alasan kualitas produk lampu Philips LED lebih baik
dibanding merek lainnya. Alasan tersebut menerangkan bahwa kepercayaan
113
terhadapa kualitas produk. Ketiga variabel dalam penelitian ini terbukti saling
berhubungan. Berikut adalah hasil dari keempat pengujian hipotesis.
1. Pengaruh Secara Simultan Green Advertising, Eco Brand, dan Green
Trust Terhadap Keputusan Pembelian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan Green
Advertising, Eco Brand, dan Green Trust memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan Tabel 22 dapat dilihat dari Fhitung
lebih besar daripada Ftabel (46,695 > 2,688) dan signifikansi sebesar 0,000 yang
berarti lebih kecil dari alpha (α) = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Green
Advertising, Eco Brand, dan Green Trust berpengaruh secara simultan terhadap
Keputusan Pembelian. Kesimpulannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa green advertising, eco brand,
dan green trust memiliki peran penting dalam mempengaruhi calon konsumen
untuk melakukan keputusan pembelian. Mayoritas konsumen produk lampu
Philips LED memperhatikan ketiga variabel tersebut sebagi patokan dalam
membangun persepsi terhadap keputusan pembelian pada produk peduli
lingkungan.
2. Pengaruh Secara Parsial Green Advertising, Eco Brand, dan Green
Trust terhadap Keputusan Pembelian.
a) Pengaruh Green Advertising terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Green Advertising memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, berdasarkan
Tabel 23 dapat dilihat dari Variabel Green Advertising (X1) nilai thitung
114
sebesar 2,780 dan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,006. Nilai
statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (2,780 > 1,982). dan
nilai signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa dari lima indikator yang
digunakan variabel green advertising, indikator elemen pesan memiliki
grand mean tertinggi dari indikator yang lain sebesar 4,41. Hal ini berarti
bahwa indikator elemen pesan memberikan kontribusi paling tinggi dalam
menciptakan iklan yang menarik konsumen bagi lampu Philips LED.
Hasil penelitian ini satu tujuan dengan penelitian Praharjo (2013) yang
menyebutkan bahwa konsumen cenderung memperhatikan iklan yang
peduli lingkungan untuk mengambil keputusan memilih produk yang akan
digunakan. Pendapat yang sama pula dengan penelitian Pawitaningtyas
(2015) yang menjelaskan green advertising memiliki peran penting untuk
mencari informasi tentang produk untuk mengambil keputusan konsumen.
Iklan yang ditawarkan di bidang ini harus terus memberi tahu publik
tentang masalah lingkungan, misalnya bagaimana cara membuatnya tetap
aman, dan memberikan kesadaran lanjutan akan produk yang kurang
membahayakan lingkungan.
Menurut Banarje (dalam Ozkocak, 2011) menjelaskan Green
Advertising merupakan iklan yang mempunyai kriteria, secara eksplisit
maupun implisit mempromosikan tentang lingkungan biofisik,
mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan dengen produk maupun
115
jasa yang ramah lingkungan dan mempresentasikan perusahaan yang
peduli pada lingkungan. Hasil penelitian ini dapat dikatakan Green
Advertising mempengaruhi mengambil keputusan pembelian apabila iklan
yang peduli lingkungan harus kongkrit memberikan manfaat pada
lingkungan dan karakteristik pada pesan produk sehingga iklan tersebut
dapat membedakan dengan iklan-iklan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa responden memperhatikan iklan peduli
lingkungan dalam mengambil keputusan pembelian dalam benak
konsumen, karena green advertising dapat menggambarkan suatu produk
yang memiliki konsep peduli lingkungan. Green advertising tidak hanya
mempengaruhi pengambilan keputusan tetapi bisa membuat konsumen
mengingat produk lampu Philips LED dengan iklan peduli lingkungan
tersebut. Biasanya konsumen mencari produk dengan ciri khas iklan yang
ditampilkan dalam memasarkan produknya tersebut.
Untuk memperkuat green advertising, produk lampu Philips LED
dapat terus menampilkan iklan yang peduli lingkungan yang lebih
menekankan untuk memberikan informasi yang khas pada produk tersebut.
Iklan yang selama ini dikeluarkan Philips LED harus menciptakan ide dan
kreatif agar mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen. Iklan
Philips LED merupakan strategi konsep green marketing karena juga
meningkatkan promosi dan memperkuat citra perusahaan.
b) Pengaruh Eco Brand terhadap Keputusan Pembelian
116
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Eco Brand memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, berdasarkan
Tabel 23 dapat dilihat dari Variabel Eco Brand (X2) nilai thitung sebesar
2,758 dan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,007. Nilai statistik uji
thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (2,758 > 1,982). dan nilai
signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan Tabel 15 diketahui dari hanya dua indikator dari variabel
eco brand, indikator identifier memiliki grand mean tertinggi dari kedua
indikator sebesar 4,20. Dapat dikatakan indikator identifier dalam variabel
eco brand sangat mempengaruhi keputusan pembelian dalam produk
lampu Philips LED.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Delafrooz et al (2014)
karena harus menggunakan desain grafis terlatih yang mengkhususkan diri
di bidang ini untuk merancang eco brand yang lebih baik. Dengan
meningkatnya kesadaran tentang eco brand, akan membantu dalam
mempromosikan produk peduli lingkungan di kalangan konsumen.
Namun, pemerintah harus memantau kredibilitas dan kepercayaan yang
ada di pesan eco brand tersebut. Pemerintah harus berusaha memberi
informasi kepada warga tentang makna pada ketersediaan brand, dan
manfaat menggunakan produk bermerek tentang lingkungan. Jadi hasilnya
menunjukkan bahwa eco brand memiliki pengaruh paling kecil.
117
Penelitian Prastiyo (2016) sejalan dengan penelitian ini yang
menunjukkan bahwa eco brand berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perilaku pembelian konsumen. Nilai positif menjelaskan terdapat
pengaruh yang sejalan, yaitu apabila eco brand meningkat maka akan
diikuti dengan meningkatnya keputusan pembelian pada produk lampu
Philips LED.
Menurut Bougherara dan Combris dalam Rahman dan Haq (2016) Eco
Brand merupakan sebagai alat kebijakan lingkungan yang digerakkan oleh
pasar yang telah mendapat eksposur di seluruh dunia dalam beberapa
waktu terakhir ini memiliki potensi untuk menginternnalisasikan dampak
eksternal dari proses produksi, mengonsumsi, hingga pembuangan produk
di lingkungan. Hasil penelitian ini dapat dikatakan mempengaruhi yang
signifikan apabila eco brand memenuhi kriteria tertentu tentang kinerja
lingkungan yang pada umumnya produsen atau penyedia layanan
mengklaim peduli lingkungan produk melalui simbol atau kriteria
lingkungan yang spesifik.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik eco brand
maka semakin tinggi pula keputusan konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian. Konsumen membeli produk lampu Philips LED
karena eco brand yang memberikan mereka gambaran bagaimana
mengenai konsep peduli lingkungan sehingga memberikan pengaruh
terhadap keputusan pembelian. Menciptakan eco brand produk lampu
Philips LED yang baik dalam benak konsumen dapat dijadikan strategi
118
perusahaan untuk membuat calon konsumen untuk memutuskan membeli
produk tersebut. Biasanya konsumen produk lampu Philips LED
cenderung memperhatikan brand yang menerapkan konsep peduli
lingkungan dan dampak pada lingkungan supaya diperhatikan agar terjaga.
Hal tersebut mudah diingat dalam benak konsumen dan memperkuat
mengambil keputusan pembelian.
c) Pengaruh Green Trust terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Green Trust memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian, berdasarkan Tabel 23
dapat dilihat dari Variabel Green Trust (X3) nilai thitung sebesar 3,880 dan
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji thitung tersebut
lebih besar daripada ttabel (3,880 > 1,982). dan nilai signifikansi lebih kecil
daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima.
Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa dari empat indikator yang
digunakan variabel green trust, indikator organic claim memiliki grand
mean paling tinggi sebesar 4,26. Hal ini berarti bahwa indikator organic
claim memberikan kontribusi paling tinggi dalam menciptakan
kepercayaan yang berperan penting dalam mengambil keputusan
konsumen untuk menggunakan lampu Philips LED.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putra dan Suryani (2016)
yang menyatakan bahwa green trust berpengaruh positif dan signifikan
dalam variabel yang memediasi green perceived value terhadap green
119
purchase behavior. Jika persepsi konsumen terhadap manfaat
mengonsumsi produk organik semakin besar, maka keinginan untuk
bergantung dalam produk tersebut karena keyakinan dan kredibilitas dari
produk yang bersangkutan. Kondisi yang seperti ini membuat semakin
tingginya pembelian terhadap produk-produk yang dianggap memiliki
dampak negatif minimal bagi lingkungan. Hasil penelitian ini mayoritas
responden umumnya mengambil keputusan pembelian karena kepercayaan
dan kredibilitas pada produk lampu Philips LED yang dipandang
konsumen memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Produk lampu Philips LED memiliki keunikan dalam menawarkan
produknya dengan menciptakan suatu kelebihan lampu seperti yang tahan
lama (power saving), kualitas cahaya lampu yang menjaga indra
penglihatan, dan memiliki komitmen produk yang ramah lingkungan
sehingga konsumen memiliki keyakinan dan kredibilitas pada produk
lampu Philips LED. Maka dapat disimpulkan bahwa produk lampu Philips
LED memiliki kemampuan meyakinkan yang baik dalam menciptakan
kepercayaan untuk mempengaruhi keputusan pembelian karena salah satu
faktor yang diperhatikan ketika konsumen memutuskan membeli produk
lampu adalah kepercayaan dan kredibilitas produk tersebut.
Chen (dalam Pratama, 2014) mendefinisikan Green Trust sebagai
sebuah kehendak untuk bergantung pada suatu merek, produk atau jasa
atas dasar keyakinan atau harapan yang dihasilkan dari suatu kredibilitas,
perbuatan baik, dan kecakapan tentang kinerja lingkungannya. Hasil
120
penelitian ini dapat dikatakan mempengaruhi keputusan pembelian apabila
kepercayaan terhadap tenaga penjual produk sangat penting dalam
menjaga hubungan jangka panjang antara produsen dengan konsumen
karena kepercayaan adalah keyakinan secara menyeluruh dari buyer
terhadap tenaga penjual, merek, dan perusahaan terhadap pemenuhan
penawaran sesuai pengetahuan pelanggan.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik
kepercayaan dan kredibilitas suatu produk maka semakin tinggi keputusan
pembelian. Membangun kredibilitas pada produk yang baik dalam benak
konsumen dapat dijadikan strategi untuk membuat calon konsumen untuk
memutuskan membeli produk. Mayoritas konsumen produk lampu Philips
LED cenderung memperhatikan kredibilitas dan kepercayaan pada produk
sehingga ke depannya bisa dikonsumsi apabila waktunya harus diganti
karena itu lampu Philips LED menciptakan suatu keyakinan yang jauh
lebih baik dari sebelumnya untuk memperkuat kepercayaan (trust) pada
produk lampu Philips LED, selain itu keyakinan juga dapat terus
ditingkatkan karena lampu Philips LED meyakinkan sebagai produk yang
peduli lingkungan dalam benak konsumen.
121
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel mana sajakah yang
mempunyai pengaruh pada Keputusan Pembelian. Dalam penelitian ini
variabel bebas yang digunakan adalah variabel Green Advertising (X1), Eco
Brand (X2), dan Green Trust (X3) sedangkan variabel terikat yang digunakan
adalah Keputusan Pembelian (Y).
Berdasarkan pada hasil penghitungan analisis regresi linier berganda,
dapat diketahui :
1. Pengaruh secara simultan (bersama-sama) tiap variabel bebas terhadap
Keputusan Pembelian dilakukan dengan pengujian F-test. Dari hasil
analisis regresi linier berganda diperoleh variabel bebas mempunyai
pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Keputusan
Pembelian, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian terhadap
hipotesis yang menyatakan bahwa adanya pengaruh secara bersama-sama
(simultan) variabel bebas terhadap variabel Keputusan Pembelian dapat
diterima. Dapat disimpulkan bahwa semakin positif ketiga variabel
tersebut semakin positif maka keputusan pembelian konsumen lampu
Philips LED semakin meningkat tingkat pembelian pada produk tersebut.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara individu (parsial) variabel bebas
(Green Advertising (X1), Eco Brand (X2), dan Green Trust (X3)) terhadap
Keputusan Pembelian dilakukan dengan pengujian t-test. Berdasarkan
122
3. Pada hasil uji didapatkan bahwa variabel Green Advertising (X1)
berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).
Green advertising terbukti mempengaruhi keputusan pembelian secara
positif dan signifikan. Persepsi konsumen mengenai green advertising
sebagai iklan yang memberikan informasi tentang produk yang
menerapkan konsep peduli lingkungan sehingga mempengaruhi
keputusan pembelian lampu Philips LED. Dapat disimpulkan bahwa
semakin positif iklan lampu Philips LED yang dikeluarkan maka makin
meningkat dalam keputusan pembelian.
4. Variabel Eco Brand (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel Keputusan Pembelian (Y). Eco brand terbukti mempengaruhi
keputusan pembelian secara positif dan signifikan. Persepsi konsumen
mengenai eco brand sebagai brand yang mengingatkan konsumen suatu
produk tersebut menerapkan konsep peduli lingkungan. Dapat
disimpulkan bahwa semakin positif eco brand yang diciptakan maka
semakin banyak konsumen mengambil keputusan pada lampu Philips
LED.
5. Variabel Green Trust (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel Keputusan Pembelian (Y) dan variabel Green Trust mempunyai
nilai t hitung serta koefisien beta yang paling besar, sehingga variabel
Green Trust mempunyai pengaruh yang paling kuat dibandingkan
dengan variabel yang lainnya maka variabel Green Trust mempunyai
pengaruh yang dominan terhadap Keputusan Pembelian. Green trust
123
terbukti yang paling besar nilai t hitung serta koefisien beta untuk
mempengaruhi keputusan pembelian. Green trust sangat mempengaruhi
dibanding kedua variabel di atas karena green trust memiliki keyakinan
dan kredibilitas pada produk untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
Dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat keyakinan pada lampu
Philips LED maka semakin tinggi keputusan pembelian.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain.
Adapun saran yang diberikan, antara lain:
1. Sebaiknya pihak perusahaan dapat meningkatkan pelayanan terhadap
Green Advertising, karena variabel Green Advertising mempunyai
pengaruh yang mempengaruhi Keputusan Pembelian, diantaranya dengan
menampilkan konsep ramah laingkungan agar konsumen mengingat
produk yang telah diiklankan. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen
lampu Philips LED melihat dari iklan yang ditampilkan oleh Philips LED,
sehingga konsumen bisa mengambil keputusan dengan melihat informasi
produk Philips LED yang ramah lingkungan.
2. Hendaknya meningkatkan pelayanan Eco Brand merupakan alat kebijakan
lingkungan yang digerakkan oleh pasar yang telah mendapat eksposur di
seluruh dunia dalam beberapa waktu terakhir ini memiliki potensi untuk
menginternalisasikan dampak eksternal dari proses produksi,
mengonsumsi hingga pembuangan produk di lingkungan, sehingga
124
variabel Eco Brand harus memenuhi kriteria tertentu tentang kinerja
lingkungan yang pada umumnya produsen atau penyedia layanan
mengklaim peduli lingkungan produk melalui simbol atau kriteria
lingkungan yang spesifik.
3. Berdasarkan hasil uji regresi linier secara parsial dapat diketahui variabel
Green Trust (X3) memiliki pengaruh signifikan yang mempengaruhi
variabel Keputusan Pembelian (Y) dibandingkan variabel-variabel lainnya.
Diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan pelayanan terhadap
Green Trust, karena variabel Green Trust mempunyai pengaruh yang
dominan dalam mempengaruhi Keputusan Pembelian, diantaranya dengan
mempunyai kepercayaan yang kuat dalam hal produk yang berkonsep
ramah lingkungan. Green trust merupakan variabel utama yang terdapat
dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
4. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat
penting dalam mempengaruhi Keputusan Pembelian diharapkan hasil
penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk
mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-
variabel lain yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah
masuk dalam penelitian ini.
125
DAFTAR PUSTAKA
Adji, J. dan H. Samuel.”Pengaruh Satisfaction Dan Trust Terhadap Minat Beli
Konsumen (Purchase Intention) Di Starbucks The Square Surabaya.
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol. 2, No. 1 hal. 1-10. 2014.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Baldwin, David A. 1993. Neorealism and Neoliberalism: The Contemporary
Debate. New York: Columbia University Press.
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh
Media Massa, Iklan Televisi, Dan Keputusan Konsumen Serta Kritik
Terhadap Peter L, Bedger & Thomas Luckman. Jakarta: Kencana.
Chen, Y-S dan Chang, H.H. 2012. “Enhance Green Purchase Intentions The Roles
of Green Perceived Value, Green Perceived Risk, and Green Trust”.
Management Decision, Vol. 50, No. 3, 2012 pp. 502-520.
Dahlstrom, Roberts. 2011. Green Marketing Management. South-Western
CENGAGE Learning. Mason USA.
Delafrooz, Narges. Taleghani, Mohammad. Nouri, Bahareh. 2014. Effect of green
marketing on consumer purchase behavior. QScience Connect 2014. 5:1-
9.
Dharmmesta, Basu Swastha, dan Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen
Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. BPFE,
Yogyakarta.
Ghozali, Imam H. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Grant, J. 2007. The Green Marketing Manifesto. Cornwall: TJ International Ltd.
Hart, P. dan Saunders, C. 1997. Power and Trust; Critical Factors in The Adoption
and Use of Electronic Data Interchange”. Organizational Science, Vol. 8,
No. 1,pp. 23-43.
Heizer, J. dan Render, B. 2006. Manajemen Operasi. Edisi 7. Jakarta: Salemba
Empat.
Iwan, Cindy Yuanita. ”Pengaruh Sikap Terhadap Green Advertising pada Brand
Image The Body Shop antara Konsumen Domestik dan Asing”. Jurnal
JIBEKA 7 (3): 5 – 10, 2013.
126
Jaolis, Ferry. “Profil Green Consumers Indonesia: Identifikasi Segmen dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Green Products”.
Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 2(1): 18-39, 2011.
Karna, Juslin. 2001. Green Advertising, Greenwash or a True Reflection of
Marketing Strategies?. GMI33, 61.
Kotler, Phillip dan Gary Amstrong. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1,
Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Phillip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1,
Edisi 9. Jakarta: Erlangga.
______________________________. 2012. Marketing Management. Edisi 14.
Global Edition, Pearson.
Lamb et al. 2001. Pemasaran. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Lee, Monle dan Carla Johnson. 2007. Prinsip-Prinsip Periklanan dalam
Perspektif Global. Jakarta: Kencana.
Liang, Q., and Chaipoopirutana, S. 2014. A Study of Factors Affecting
Customer‘s Attitude toward Intention to Purchase Green Electronic
Products at an IT Mall in Beijing, China. International Conference on
Business, Law and Corporate Social Responsibility. 1 (2).
Malhotra, N.K. 2009. Riset Pemasaran. Jilid 1, Edisi 4. Jakarta: PT Indeks.
Morissan dan Andy Corry, Farid Hamid. 2012. Metode Penelitian Survei.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Cetakan 10. Bogor: Ghalia Indonesia.
Noviardy, Andrian and Mellita, Dina. “Implementasi Green Marketing pada
Usaha Kecil Menengah Di Kota Palembang”. In: Seminar Nasional and
Call For Paper Economic Globalization: Trend & Risk for Developing
Country, 22-24 Mei 2014, Bandung Maranatha University.
Oentoro, Deliyanti. 2010. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Laksbang
Pressindo.
Omidntegkhosnoodroohi. “Green Advertising a New Approach to Generate
Wealth”. Journal of Research in Business. Vol. 2, No. 7, 2012 pp 223-229.
Ottman, A. 2011. The New Rules of Green Marketing. First Edition. UK and
Europe: Greenleaf Publishing Limited.
127
Ozkocak, L. L. “A Content Analysis: Environment Themes and Tools in
Newspaper Advertisements”. Online Journal of Communication and
Media Technologies, 1(3):2, 2011.
Pawitaningtyas, Meida Rosani (2015). Pengaruh Green Advertising Terhadap
Citra Merek Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian. Skripsi Sarjana
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen
dan Strategi Pemasaran. Jilid 1, Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Praharjo, Ardik (2013). Pengaruh Green Advertising Terhadap Persepsi Tentang
Greend Brand dan Keputusan Pembelian. Skripsi Sarjana pada Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Prastiyo, Yuni. ”Pengaruh Green Marketing Tool’s terhadap Perilaku Pembelian”.
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 6, 2016: 3449-3475.
Pratama, M Ashar. “Pengaruh Green Perceived Value, Green Perceived Risk, dan
Green Trust terhadap Green Purchase Intention”. Calyptra : Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya. 3(1): 1-20, 2014.
Putra, I Putu Agus Surya Setiawan. Suryani, Alit. “Peran Green Trust dalam
Memediasi Green Percieved Value terhadap Green Purchase Behavior
pada Produk Organik”. Ejurnal Manajemen Unud. 4(10): 3015-3036,
2015.
Rahman, Shahriar dan Mahbubul Haq. “Eco Branding: A Way to Sustainable
Business Opportunities in Bangladesh”. Vol. 8, No.9, 2016.
Rousseau, D.M., S.B. Sitkin, R.S. Burt, and C. Camerer. 1998. Not So Different
After All: A Cross-Discipline View of Trust. Academy of Management
Review 23:393–404.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta :Graha Ilmu.
Schifman, L.G dan Kanuk, Lesley L. 2007. Consumer Behavior. New Jersey:
Perason Prestice Hall.
Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai. Edisi
Revisi. Cetakan-18. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Cetakan-8. Bandung: Alfabeta.
128
Suhandang. 2010. Periklanan: Manajemen,Kiat dan Strategi. Bandung: Nuansa.
Sulphey, Safeer. 2015. Introduction to Environment Management. Edisi e. Delhi:
PHI Learning Privat Limited.
Surachman, S.A. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Merek. Malang: Bayumedia
Publishing.
Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta
:Graha Ilmu.
Internet
www.seputarsemarang.com/ diakses pada 15 Februari 2017
http://metrobali.com/2016/11/23/philips-home-lighting-store-lihat-peluang-besar-
di-malang/ diakses 23 Februari 2017
http://inhabitat.com/green-lighting-101-your-guide-to-energy-efficient-light/
diakses 21 Februari 2017
http://www.philips.com/a-w/about/sustainability/sustainable-planet/green-
products-and-green-innovation.html/ diakses 23 Februari 2017
Recommended