View
13
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUACY RATIO,
LOAN TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING LOAN TERHADAP
TOTAL KREDIT YANG DISALURKAN
(Studi Pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
ABSTRAK
Penelitian ini untuk mengetahui bahwa pertumbuhan kredit Bank Umum
dipengaruhi oleh kondisi internal meliputi sumber dana pihak ketiga, tingkat
kecukupan modal, tingkat likuiditas dan jumlah kredit bermasalah. Adapun tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy
Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan terhadap total kredit yang
disalurkan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh Bank Umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. Pengambilan sampel
dengan metode sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel yang diperoleh sampel sebanyak 31 bank. Teknik analisis yang digunakan
yaitu regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan uji statistik t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga dan Loan to
Deposit Ratio berpengaruh signifikan positif terhadap total kredit yang disalurkan.
Sedangkan, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan tidak berpengaruh
signifikan terhadap total kredit yang disalurkan. Implikasi hasil penelitian ini
diharapkan Bank Umum meningkatkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga,
mengoptimalkan penggunaan modal, meningkatkan tingkat likuiditas dan
meningkatkan prinsip kehati-hatian untuk mengantisipasi risiko-risiko yang ada.
Kata Kunci: Total Kredit, Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan to
Deposit Ratio dan Non Performing Loan
1Lilis Suindrawati, Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya,
lilis_fe@yahoo.co.id 2Dr. Siti Aisjah, SE, MS, CSRS, Manajemen Keuangan Strategik, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Brawijaya, aisjah@ub.ac.id; aisjahsiti@gmail.com
A. PENDAHULUAN
Perekonomian dunia pada tahun
2011 mengalami pergerakan melambat
menjadi 3,8% dibandingankan pada
tahun 2010 mencapai 5,2%. Perlambatan
ini, disebabkan pertumbuhan ekonomi di
negara-negara maju menurun akibat dari
peningkatan utang pemerintah di Eropa
dan terhambatnya proses pemulihan
ekonomi di Amerika Serikat. Meskipun
demikian, perekonomian Indonesia
mampu tumbuh 6,5% meningkat dari 6,2%
tahun sebelumnya, bahkan merupakan
angka pertumbuhan tertinggi dalam
sepuluh tahun terakhir (Laporan
Perekonomian Indonesia BI, 2011).
Perbankan nasional merupakan
lembaga keuangan yang mampu
menyerap risiko instabilitas dengan
meningkatkan fungsi intermediasi yaitu
sebagai pihak yang mengumpulkan dana
(surplus unit) untuk disalurkan ke pihak
yang membutuhkan dana (deficit unit)
(Djoko, 2006:34).
Bank Umum mampu menjalankan
fungsi intermediasi dengan baik, hal ini
dapat dilihat dari penghimpunan Dana
Pihak Ketiga yang meningkat setiap
tahun. Total Dana Pihak Ketiga pada
tahun 2011 sebesar Rp. 2.784.024 M
menjadi Rp. 3.222.198 M dan Rp.
3.663.968 M. Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga tersebut merupakan sumber
pembiayaan utama perbankan dalam
menyalurkan kredit.
Penyaluran kredit masih menjadi
penempatan utama atas dana Bank
Umum dibandingkan penempatan lainnya
seperti penempatan pada surat-surat
berharga maupun penempatan antar bank.
Hal ini terlihat dari pangsa kredit yang
mencapai 60,2% dari total aset Bank
Umum meningkat dibandingkan tahun
2010 dengan pangsa 58,7% dapat dilihat
pada gambar berikut ini (Laporan
Perekonomian Indonesia BI, 2011).
Gambar 1. Komposisi Aset Bank Umum
Sumber: (Laporan Perekonomian Indonesia BI, 2011).
Semakin besar bank dapat
menghimpun Dana Pihak Ketiga, maka
akan semakin besar kemungkinan bank
tersebut dapat memberikan kredit, berarti
semakin besar kemungkinan bank
tersebut memperoleh pendapatan,
sebaliknya semakin kecil kredit yang
diberikan, maka semakin kecil pula
pendapatan bank (Frianto, 2012:1).
Menurut Perry (2006),
mengungkapkan bahwa selain Dana
Pihak Ketiga, perilaku penawaran kredit
perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi
bank terhadap prospek usaha debitur dan
kondisi perbankan itu sendiri seperti
permodalan (Capital Adequacy Ratio),
jumlah kredit macet (Non Performing
Loan), dan likuiditas (Loan to Deposit
Ratio).
Pada kajian Bank Indonesia yang
membahas faktor-faktor yang
mempengaruhi lambatnya penyaluran
kredit berasal dari faktor penawaran,
yaitu terjadinya credit crunch yang
disebabkan persoalan permodalan
perbankan, meningkatnya Non
Performing Loan dan kekurangan
informasi mengenai debitur potensial
(Djoko, 2006:6).
Penelitian yang dilakukan Agung
(2001) dalam Perry (2006),
mengungkapkan bahwa faktor-faktor
yang menyebabkan lambatnya
penyaluran kredit setelah terjadi krisis
juga disebabkan oleh faktor penawaran
atau kondisi internal bank, sedangkan
penelitian selanjutnya, Agung (2002)
dalam Perry (2006) menunjukkan bahwa
faktor eksternal yaitu kebijakan moneter
berpengaruh terhadap kredit perbankan.
Menurut Sinclair (2001) dalam
perry (2006) faktor eksternal yaitu
kebijakan moneter saling terkait satu
sama lain dengan kebijakan perbankan.
Kebijakan moneter (perubahan suku
bunga, nilai tukar, dan inflasi) akan
berpengaruh pada kesehatan dan
kestabilan perbankan melalui perubahan
risiko pasar yang terkandung pada
kondisi keuangan dan permodalan
perbankan.
Variabel-variabel independen
dalam penelitian ini yang dianggap
mempengaruhi penyaluran kredit Bank
Umum adalah faktor internal (Dana Pihak
Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan to
Deposit Ratio dan Non Performing Loan).
Capital Adequacy Ratio
memperlihatkan seberapa besar jumlah
seluruh aktiva bank yang mengandung
risiko ikut dibiayai dari modal sendiri di
samping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber di luar bank (Iswi,
2010:51). Semakin tinggi Capital
Adequacy maka bank akan percaya diri
dalam menyalurkan kredit, karena bank
mampu menutupi aktiva-aktiva bank
yang mengandung risiko dengan modal
yang dimiliki dan modal pinjaman.
Loan to Deposit Ratio adalah
rasio yang mengukur perbandingan
jumlah kredit yang diberikan dengan
dana yang diterima oleh bank, yang
menggambarkan kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana oleh
deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin
tinggi rasio ini memberikan indikasi
rendahnya kemampuan likuiditas bank
tersebut, hal ini akibat jumlah dana yang
diperlukan untuk membiyai kredit
menjadi semakin besar (Rivai, 2013:484).
Non Performing Loan merupakan
rasio yang menunjukkan bahwa
kemampuan manajemen bank dalam
mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank. Sehingga semakin
tinggi rasio ini maka akan semakin buruk
kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar
maka kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin besar (Iswi,
2010:52).
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka pokok masalah yang dapat
dirumuskan adalah: Bagaimana pengaruh
Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy
Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Non
Performing Loan terhadap total kredit
yang disalurkan Bank Umum?
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kredit
Menurut Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 tentang perbankan, kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Menurut Kasmir
(2012:86) dalam artian luas kredit
merupakan kepercayaan. Begitu pula
dalam bahasa latin kredit berarti “credere”
artinya percaya. Maksud dari percaya
bagi kreditur (bank) adalah percaya
kepada debitur bahwa kredit yang
disalurkannya pasti akan dikembalikan
sesuai perjanjian.
Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga adalah dana
yang diperoleh dari masyarakat, dalam
arti masyarakat sebagai individu,
perusahaan, rumah tangga, koperasi,
yayasan dan lain-lain baik dalam mata
uang rupiah maupun dalam valuta asing.
Pada sebagian besar atau setiap bank,
dana masyarakat ini merupakan dana
terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai
dengan fungsi bank sebagai menghimpun
dana dari masyarakat. Dana pihak ketiga
mencakup giro, tabungan dan deposito
(Rivai, 2013:172).
Sesuai ketentuan Bank Indonesia,
Bank Umum wajib menetapkan dana
dalam rekening Giro Wajib Minimum
(GWM) di Bank Indonesia (Boy dan
Sonny, 2007:77).
Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013,
menjelaskan bahwa GWM Primer adalah
simpanan minimum yang wajib
dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo
rekening giro pada Bank Indonesia yang
besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebesar persentase tertentu dari Dana
Pihak Ketiga yaitu sebesar 8% dari Dana
Pihak Ketiga dalam rupiah. GWM
sekunder adalah cadangan minimum
yang wajib dipelihara oleh bank berupa
sertifikat bank indonesia, sertifikat
deposito bank indonesia, surat berharga
negara dan atau excess reserve, yang
besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebesar persentase tertentu dari Dana
Pihak Ketiga yaitu sebesar 4% dari Dana
Pihak Ketiga dalam rupiah. GWM dalam
valuta asing sebesar 8% dari Dana Pihak
Ketiga dalam valuta asing.
Capital Adequacy Ratio
Presentase kebutuhan modal
minimum yang diwajibkan pada setiap
Bank Umum sering disebut Capital
Adequacy Ratio atau rasio kecukupan
modal. Rasio ini memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada
bank lain) ikut dibiayai dari modal
sendiri di samping memperoleh dana-
dana dari sumber-sumber di luar bank
(Iswi, 2010:51).
Menurut Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 13/30/DPNP Tanggal
16 Desember 2011, Capital Adequacy
Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut.
Modal
Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional, dan Risiko Pasar
𝑥100%
Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013
menjelaskan bahwa bank wajib
menyediakan modal minimum sesuai
dengan profil risiko, sebagai berikut:
a. 8% dari ATMR untuk bank dengan
profil risiko peringkat 1
b. 9% dari ATMR untuk bank dengan
profil risiko peringkat 2
c. 10% dari ATMR untuk bank dengan
profil risiko peringkat 3
d. 11% sampai dengan 14% dari
ATMR untuk bank dengan profil
risiko peringkat 4 atau peringkat 5
Loan to Deposit Ratio
Menurut Rivai (2013: 484) Loan
to Deposit Ratio, rasio yang mengukur
perbandingan jumlah kredit yang
diberikan dengan dana yang diterima oleh
bank, yang menggambarkan kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan
dana oleh deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin
tinggi rasionya memberikan indikasi
rendahnya kemampuan likuiditas bank
tersebut, hal ini akibat jumlah dana yang
diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar.
Menurut Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 13/3/DPNP Tanggal 16
Desember 2011, Loan to Deposit Ratio
dapat dirumuskan sebagai berikut.
= Kredit
Dana Pihak Ketiga𝑥100%
Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013
menetapkan bahwa batas bawah Loan to
Deposit Ratio target sebesar 78% dan
batas atas Loan to Deposit Ratio target
sebesar 92%.
Non Performing Loan
Non performing Loan atau rasio
kredit bermasalah. Rasio ini
menunjukkan bahwa kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit
bermasalah yang diberikan oleh bank.
Sehingga semakin tinggi rasio ini maka
akan semakin buruk kualitas kredit bank
yang menyebabkan jumlah kredit
bermasalah semakin besar maka
kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin besar. Kredit
bermasalah adalah kredit dengan kualitas
kurang lancar, diragukan dan macet.
Kredit dalam hal ini adalah kredit yang
diberikan kepada pihak ketiga tidak
termasuk kredit kepihak lain (Iswi,
2010:52).
Menurut Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 13/3/DPNP Tanggal 16
Desember 2011, Non performing Loan
dapat dirumuskan sebagai berikut.
Kredit Bermasalah
Total Kreditx 100%
Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 15/2/PBI/2013 tentang
status dan tindak lanjut pengawasan Bank
Umum konvensional menunjukkan
bahwa batas maksimal rasio Non
performing Loan neto sebesar 5% dari
total kredit.
Hipotesis
H1 : Dana Pihak Ketiga berpengaruh
positif terhadap total kredit yang
disalurkan Bank Umum
H2 : Capital Adequacy Ratio
berpengaruh positif terhadap total
kredit yang disalurkan Bank
Umum
H3 : Loan to Deposit Ratio berpengaruh
positif terhadap total kredit yang
disalurkan Bank Umum
H4 : Non Performing Loan berpengaruh
negatif terhadap total kredit yang
disalurkan Bank Umum
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan
penelitian eksplanatif/hubungan adalah
penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih (Anak Agung, 2012:5).
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
Dana Pihak Ketiga (X1), Capital
Adequacy Ratio (X2), Loan to Deposit
Ratio (X3), Non Performing Loan (X4)
terhadap total kredit yang disalurkan (Y).
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu seluruh Bank Umum
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2011-2013. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode sampling jenuh yaitu
semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Berdasarkan pada
metode pengambilan sampel di atas,
maka jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu sebanyak 31
bank, dapat diihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Sampel Penelitian
NO Nama Bank
1 Bank Artha Graha Internasional Tbk.
2 Bank Bank of India Tbk.
3 Bank Bukopin Tbk.
4 Bank Bumi Arta 1906 Tbk.
5 Bank Capital Indonesia Tbk.
6 Bank Central Asia Tbk.
7 Bank CIMB Niaga Tbk.
8 Bank Danamon Tbk.
9 Bank Ekonomi Raharja Tbk.
10 Bank Himpunan Saudara Tbk.
11 Bank Internasional Indonesia Tbk.
12 Bank Mandiri Tbk.
13 Bank Mayapada International Tbk.
14 Bank Mega Tbk.
15 Bank MNC Internasional Tbk.
16 Bank Mutiara Tbk.
17 Bank Negara Indonesia Tbk.
18 Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
19 Bank OCBC NISP Tbk.
20 Bank Pan Indonesia Tbk.
21 Bank Permata Tbk.
22 Bank Pundi Indonesia Tbk.
23 Bank QNB Kesawan Tbk.
24 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
25 Bank Rakyat Indonesia Tbk.
26 Bank Sinarmas Tbk.
27 Bank Tabungan Negara Tbk.
28 Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk
29 Bank Victoria Internasional Tbk
30 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk.
31 BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
Sumber: IDX Fact Book, (2011-2013)
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode dokumentasi dan studi putaka.
Metode dokumentasi dalam penelitian ini
yaitu mengutip secara langsung dari
laporan keuangan tahunan Bank Umum,
diperoleh melalui website
(www.ojk.go.id). Studi pustaka dalam
penelitian ini yaitu pengumpulan data
yang akan diteliti dengan mengkaji buku,
jurnal dan skripsi.
Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu total
kredit yang disalurkan (Y). Variabel
independen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Dana Pihak Ketiga
(X1), Capital Adequacy Ratio (X2), Loan
to Deposit Ratio (X3), dan Non
Performing Loan (X4). Variabel yang
digunakan dalam penelitian dapat
didefinisikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel
Variabel Keterangan Pengukuran Skala
Dana
Pihak
Ketiga
(X1)
Dana yang mencakup
giro, tabungan dan
deposito (tidak
termasuk antar bank)
Total dari giro,
tabungan, dan
deposito Nominal
Capital
Adequacy
Ratio
(X2)
Perhitungan modal
dan Aset Tertimbang
Menurut Risiko
(ATMR) berdasarkan
ketentuan Bank
Indonesia mengenai
kewajiban penyedian
modal minimum.
Perhitungan ATMR
untuk risiko kredit
dan risiko pasar
didasarkan pada nilai
tercatat aset dalam
neraca (setelah
dikurangi Cadangan
Kerugian Penurunan
Nilai/CKPN)
Modal
ATMR𝑥100%
Rasio
Loan to
Deposit
Ratio
(X3)
Kredit yang diberikan
kepada pihak ketiga
dalam rupiah dan
valuta asing, tidak
termasuk kredit
kepada bank lain
Kredit
DPK𝑥100%
Rasio
Non
Performin
g Loan
(X4)
Kredit bermasalah
dihitung berdasarkan
nilai tercatat dalam
neraca (sebelum
dikurangi CKPN)
Kredit Bermasalah
Total Kreditx 100%
Rasio
Total
Kredit
(Y)
Total kredit dihitung
berdasarkan nilai
tercatat dalam neraca
Total kredit
yang diberikan
kepada pihak
ketiga, tidak
termasuk
kredit kepada
bank lain
Nominal
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP Tanggal 16 Desember 2011
Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
analisis regresi linear berganda. Sebelum
melakukan uji model regresi linear
berganda, maka harus melakukan uji
asumsi-asumsi klasik yang terdiri dari
uji multikolinieritas, heteroskedastisitas,
autokorelasi dan normalitas.
Uji Multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen (Imam,
2007:91).
Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam,
2007:105).
Uji Autokorelasi bertujuan
menguji apakah model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi
(Imam, 2007:95).
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal (Imam,
2007:110).
Setelah melakukan uji asumsi-
asumsi klasik, selanjutnya melakukan uji
signifikan model yaitu uji statistik t
menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara
individual dalam menerangkan variasi
variasi variabel dependen (Imam,
2007:84). Pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan cara membandingkan
nilai t hitung lebih tinggi dibandingkan
nilai t tabel maka HA yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel
dependen.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
DPK .977 1.024
CAR .888 1.126
LDR .970 1.031
NPL .890 1.123
a. Dependent Variable: Total Kredit
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan tabel dapat dilihat
nilai Tolerance kurang dari 0.10 yang
berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen. Nilai Variance Inflation
Factor (VIF) lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
dengan Scatterplot
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan grafik scatterplot
menunjukkan bahwa titik-titik
menyembar secara acak di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas
3. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi dengan Run
Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea .00000
Cases < Test Value 46
Cases >= Test Value 47
Total Cases 93
Number of Runs 40
Z -1.563
Asymp. Sig. (2-tailed) .118
a. Median
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan tabel dapat dilihat
bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu
0,118 atau > 0,05 yang berarti hipotesis
nol (H0) diterima atau data yang
dipergunakan radom (acak), sehingga
dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
autokorelasi.
4. Hasil Uji Normalitas
Gambar 3. Hasil Uji Normalitas Probability
Plot
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan grafik normal plot
dapat disimpulkan bahwa titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonalnya,
maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Hasil Uji Hipotesis (Statistik t)
Berdasarkan hasil pengujian dapat
dilihat pengaruh Dana Pihak Ketiga,
Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit
Ratio, dan Non Performing Loan sebagai
berikut.
Tabel 5. Hasil Uji Statistik t
Variabel
Koefisien
Regresi Beta t Sig.
(Constant) -4.605
DPK (X1) 1.000 .987 404162.102 .000
CAR (X2) -1.748 -.000 -.984 .328
LDR (X3) 1.000 .093 37876.783 .000
NPL (X4) 1.830 -.000 .336 .737
Variabel dependen : Total Kredit
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.12 dapat
disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
Total Kredit =-4,605 + 1,000 DPK –
1,748 CAR + 1,000 LDR
+ 1,830 NPL + e
Berdasarkan hasil uji statistik t
maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
diinterpretasikan sebagai berikut.
1. Hasil Uji Hipotesis 1
Berdasarkan hasil uji statistik t
diperoleh nilai t hitung sebesar
404162,102 (+), sedangkan t tabel
adalah 1,986 dengan tingkat
signifikan 0,000 (< 0,05), karena
tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05
dan nilai t hitung lebih besar dari t
tabel (404162,102 > 1,986), sehingga
dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Dana Pihak Ketiga
berpengaruh signifikan positif
terhadap total kredit yang disalurkan.
2. Hasil Uji Hipotesis 2
Berdasarkan hasil uji statistik t
diperoleh nilai t hitung sebesar 0,984
(-), sedangkan t tabel adalah 1,986
dengan tingkat signifikan 0,328 (>
0,05), karena tingkat signifikan lebih
besar dari 0,05 dan nilai t hitung lebih
kecil dari t tabel (0,984 < 1,986),
sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel Capital
Adequacy Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap total kredit yang
disalurkan.
3. Hasil Uji Hipotesis 3
Berdasarkan hasil uji statistik t
diperoleh nilai t hitung sebesar
37876,783 (+), sedangkan t tabel
adalah 1,986 dengan tingkat
signifikan 0,000 (< 0,05), karena
tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05
dan nilai t hitung lebih besar dari t
tabel (37876,783 > 1,986), sehingga
dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Loan to Deposit Ratio
berpengaruh signifikan positif
terhadap total kredit yang disalurkan.
4. Hasil Uji Hipotesis 4
Berdasarkan hasil uji statistik t
diperoleh nilai t hitung sebesar 0,336
(+), sedangkan t tabel adalah 1,986
dengan tingkat signifikan 0,737 (>
0,05), karena tingkat signifikan lebih
besar dari 0,05 dan nilai t hitung lebih
kecil dari t tabel (0,336 < 1,986),
sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel Non
Performing Loan tidak berpengaruh
signifikan terhadap total kredit yang
disalurkan.
Pembahasan
1. Dana Pihak Ketiga dan Total
Kredit yang Disalurkan
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Dana Pihak
Ketiga memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap total kredit yang
disalurkan Bank Umum. Dengan
kata lain, setiap terjadi kenaikan
Dana Pihak Ketiga maka Bank
Umum juga akan meningkatkan total
kredit yang disalurkan, sebaliknya
setiap terjadi penurunan Dana Pihak
Ketiga maka Bank Umum juga akan
menurunkan total kredit yang
disalurkan. Hal ini dikarenakan Bank
Umum mampu menghimpun Dana
Pihak Ketiga yang disalurkan dalam
bentuk kredit. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Elvina (2012); Anggono (2014).
2. Capital Adequacy Ratio dan Total
Kredit yang Disalurkan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Capital
Adequacy Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap total kredit yang
disalurkan. Hal ini dikarenakan
Rata-rata Capital Adequacy Ratio
Bank Umum jauh diatas ketentuan
minimal yang ditentukan oleh Bank
Indonesia yaitu sebesar 8%.
Tingginya Capital Adequacy Ratio
belum tentu secara langsung akan
berpengaruh terhadap total kredit
yang disalurkan. Sebaliknya,
tingginya Capital Adequacy Ratio
dapat mengurangi kemampuan bank
dalam melakukan ekspansi kredit
karena modal yang dimiliki
digunakan untuk mencadangkan
penutupan kerugian aktiva yang
mengandung risiko akibat dari
meningkatnya aktiva tertimbang
yang mengandung risiko. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lusia (2014).
3. Loan to Deposit Ratio dan Total
Kredit yang Disalurkan
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel Loan
to Deposit Ratio berpengaruh positif
signifikan. Dengan kata lain, setiap
terjadi kenaikan Loan to Deposit
Ratio maka Bank Umum juga akan
menaikan total kredit yang
disalurkan, dan sebaliknya setiap
terjadi penurunan Loan to Deposit
Ratio maka Bank Umum juga akan
menurunkan total kredit yang
disalurkan. Hal ini dikarenakan Loan
to Deposit Ratio Bank Umum
meningkat setiap tahunnya
menunjukkan kredit yang disalurkan
juga meningkat, disamping itu Bank
Umum masih dapat menjaga tingkat
likuiditas dengan memenuhi batas
Loan to Deposit Ratio yang telah
ditentukan oleh Bank Indonesia
sebesar 78%-92%, mengindikasikan
bahwa bank dalam kondisi likuid
berakibat pada naiknya total kredit
bank yang disalurkan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Mutmainah (2013);
Lusia (2014).
4. Non Performing Loan dan Total
Kredit yang Disalurkan
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel Non
Performing Loan tidak berpengaruh
signifikan. Hal ini dikarenakan Bank
Umum telah menerapkan prinsip
kehati-hatian, seperti meningkatkan
kualitas kredit, tidak melampaui
Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK), dan mampu
memperhitungkan Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
untuk mengantisipasi kemungkinan
tidak tertagihnya penanaman atau
alokasi dana, sehingga Non
Performing Loan Bank Umum
mampu berada di bawah standar yang
telah ditentukan oleh Bank Indonesia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Dias dan Rangga
(2010); Elvina (2012).
Implikasi Hasil Penelitian
1. Dana Pihak Ketiga merupakan faktor
yang mendukung dalam penyaluran
kredit. Hasil penelitian ini
berimplikasi pada Bank Umum untuk
meningkatkan total Dana Pihak
Ketiga yang dihimpun dengan
konsekuensi tetap meningkatkan
penyaluran kredit kepada masyarakat
agar dana tersebut tidak menganggur.
2. Penelitian ini menunjukkan bahwa
Capital Adequacy Ratio bukan
merupakan faktor yang mendukung
dalam penyaluran kredit, namun
Capital Adequacy Ratio perlu
diperhitungkan karena merupakan
rasio permodalan yang menunjukkan
kemampuan bank untuk
pengembangan usaha dan
menampung kerugian akibat dari
penurunan aktiva yang mengandung
risiko. Hal ini berimplikasi pada Bank
Umum untuk lebih optimal dalam
memanfaatkan modal yang dimiliki
dan meningkatkan kualitas aktiva
agar mendukung bank melakukan
ekspansi kredit, mempertahankan
kepercayaan investor pasar modal dan
kepercayaan nasabah.
3. Loan to Deposit Ratio merupakan
faktor yang mendukung dalam
penyaluran kredit. Hal ini
berimplikasi pada Bank Umum untuk
selalu memelihara tingkat likuiditas
secara optimal agar dapat memastikan
kecukupan dana dalam memenuhi
kewajiban ditariknya dana oleh
nasabah.
4. Penelitian ini menunjukkan bahwa
Non Performing Loan bukan
merupakan faktor yang mendukung
dalam penyaluran kredit, namun Non
Performing Loan perlu
diperhitungkan karena merupakan
rasio kredit bermasalah yang
menunjukkan kemampuan bank
dalam mengelola kredit bermasalah
yang terdiri dari kredit dalam kualitas
kurang lancar, diragukan dan macet.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hal ini berimplikasi pada Bank
Umum untuk meningkatkan prinsip
kehati-hatian dan mengoptimalkan
fungsi manajemen risiko.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bank Umum mampu menyalurkan
Dana Pihak ketiga dalam bentuk
kredit secara optimal. Hal ini
dibuktikan dengan adanya pengaruh
signifikan Dana Pihak Ketiga
terhadap total kredit yang disalurkan
Bank Umum.
2. Kecukupan modal Bank Umum
digunakan untuk menutupi aktiva
yang mengandung risiko, tetapi
belum tentu secara langsung
digunakan untuk menentukan total
kredit yang disalurkan. Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya
pengaruh signifikan Capital
Adequacy Ratio terhadap total kredit
yang disalurkan Bank Umum.
3. Bank Umum mampu menjaga
tingkat likuiditas sesuai dengan batas
yang telah ditentukan Bank
Indonesia, sehingga total kredit yang
disalurkan semakin besar. Hal ini
dibuktikan adanya pengaruh
signifikan Loan to Deposit Ratio
terhadap total kredit yang disalurkan
Bank Umum.
4. Bank Umum mampu
meminimalisasi risiko kredit
bermasalah dengan menerapkan
prinsip kehati-hatian, sehingga besar
kredit bermasalah belum tentu secara
langsung digunakan untuk
menentukan total kredit yang
disalurkan. Hal ini dibuktikan
dengan tidak adanya pengaruh
signifikan Non Performing Loan
terhadap total kredit yang disalurkan
Bank Umum.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,
maka saran yang dapat diberikan peneliti
sebagai berikut:
1. Diharapkan pihak perbankan dapat
meningkatkan penghimpunan dana
masyarakat, karena Dana Pihak
Ketiga merupakan variabel dominan
yang berpengaruh terhadap total
kredit yang disalurkan, dapat
dilakukan dengan cara menaikkan
suku bunga simpanan, pemberian
insentif bagi nasabah yang
menabung secara rutin, peningkatan
aksesbilitas dan kualitas layanan.
2. Diharapkan pihak perbankan dapat
meningkatkan dan mengoptimalkan
penggunaan modal agar bank dapat
melakukan ekspansi dengan
menambah kantor cabang di
berbagai daerah untuk memperluas
cakupan pasar.
3. Diharapkan pihak perbankan dapat
meningkatkan likuiditas dengan cara
meningkatkan kualitas kredit,
pemeliharaan cadangan likuiditas,
penetapan strategi pendanaan dan
pengelolaan aset likuid.
DAFTAR PUSTAKA
Anak Agung Putu Agung. 2012.
Metodologi Penelitian Bisnis.
Universitas Brawijaya Press (UB
Press). Malang
Anggono Yuda, 2014. Pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL) Terhadap
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Studi Kasus Pada PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Skripsi. Malang: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya
Bank Indonesia. 2011. Laporan
Perekonomian Indonesia 2011
tentang Ketahanan Perekonomian
Indonesia di Tengah
Ketidakpastian Ekonomi Global,
Jakarta, (Online), (www.bi.go.id,
diakses 4 Desember 2014)
Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran
Bank Indonesia No.13/30/DPNP
Tanggal 16 Desember 2011.
Jakarta
Bank Indonesia. 2013. Peraturan Bank
Indonesia No. 15/2/PBI/2013
tentang Status dan Tindak Lanjut
Pengawasan Bank Umum
Konvensional. Jakarta, (Online),
(www.bi.go.id, diakses 27
Desember 2014)
Bank Indonesia. 2013. Peraturan Bank
Indonesia No. 15/12/PBI/2013
tentang Status Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum. Jakarta, (Online),
(www.bi.go.id, diakses 27
Desember 2014)
Bank Indonesia. 2013. Peraturan Bank
Indonesia No.15/15/PBI/2013
tentang Giro Wajib Minimum
Bank Umum dalam Rupiah dan
Valuta Asing Bagi Bank Umum
Konvensional. Jakarta, (Online),
(www.bi.go.id, diakses 27
Desember 2014)
Boy Loen dan Sonny Ericson. 2007.
Manajemen Aktiva Pasiva Bank
Devisa. PT Grasindo. Jakarta
Dias Satria dan Rangga B. Subegti. 2010.
Determinasi Penyaluran Kredit
Bank Umum di Indonesia Periode
2006-2009. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 14. No. 3. hal
415-424, (Online),
(http://jurkubank.files.wordpress.
com, diakses 20 Desember 2014)
Djoko Retnadi. 2006. Memilih Bank yang
Sehat. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta
Elvina Islami. 2012. Pengaruh Variabel-
Variabel Internal Terhadap
Penyaluran Kredit Pada Bank
Persero Tahun 2006-2010. Skripsi.
Malang: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universita Brawijaya
Frianto Pandia. 2012. Manajemen Dana
dan Kesehatan Bank. Rineka Cipta.
Jakarta
Imam Ghozali. 2007. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang
Iswi Hariyani. 2010. Restrukturisasi dan
Penghapusan Kredit Macet. PT
Elex Media Komputindo. Jakarta
Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya. Rajawali Pers.
Jakarta
Lusia Estine Martin, Saryadi dan Andi
Wijayanto. 2014. Pengaruh
Capital Adequacy Ratio (CAR),
Loan to Deposit Ratio (LDR),
Non Performing Loan (NPL)
Return on Asset (ROA), Net
Intersent Margin (NIM), dan
Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) Terhadap
Pemberian Kredit (Studi Kasus
Pada PD. BPR BKK Pati Kota
Periode 2007-2012. Diponegoro
Journal of Social and Politic, hal
1-12, (Online), (http://ejournal-
Si.undip.ac.id, diakes 16
Desember 2014)
Mutmainah. 2013. Analisis Return on
Asset, Loan to Deposit Ratio dan
Non Performing Loan terhadap
penyaluran kredit (Studi Kasus
Pada Sektor Perbankan yang
terdaftar di BEI). Skripsi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
Perry Warjiyo. 2006. Stabilitas Sistem
Perbankan dan Kebijakan
Moneter: Keterkaitan dan
Perkembangan di Indonesia.
Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan Maret 2006. Bank
Indonesia. Jakarta, (Online),
(www.bi.go.id, diakses 20
Desember 2014)
Republik Indonesia. 1998. Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan. Jakarta.
Rivai, Veithzal. 2013. Comercial Bank
Management: Manajemen
Perbankan dari Teori ke Praktek.
Jakarta: Rajawali Pers
www.idx.co.id
www.ojk.go.id
Recommended