View
266
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH ANGGARAN BIAYA TERHADAP
EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DI
PT. PP. BAJABANG INDONESIA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV
Program Studi Komputerisasi Akuntansi
Disusun Oleh :
DADAN RAMADAN
NPM. 14.401.053
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2017
2
ABSTRAK
DADAN RAMADAN
NPM. 14.401.053
Komputerisasi Akuntansi
PENGARUH ANGGARAN BIAYA TERHADAP EFISIENSI BIAYA
PRODUKSI DI PT. PP. BAJABANG INDONESIA
Skripsi : 63 Halaman
Penelitian ini betujuan untuk mencari bukti empirik, yang mendukung
dugaan bahwa anggaran biaya berpengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya
produksi di PT. PP. Bajabang Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain dokumentasi
kepustakaan, wawancara, dan observasi. Sampel yang diambil adalah anggaran
biaya tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 serta realisasinya selama masa
periode yang sama. Analisis data yang telah dikumpulkan menggunakan analisis
regresi linier sederhana, uji hipotesis dengan uji F, dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan persamaan regresi sederhana dimana
Y = 171.573.478,976 + 0,974 X dan hasil pengujian hipotesis diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0,982, ini berarti 98,2% efisiensi biaya produksi dipengaruhi
oleh anggaran biaya, sedangkan sisanya sebanyak yaitu 1,8% dipengaruhi oleh
faktor yang lain. Kemudian hasil uji F menunjukkan tingkat signifikan sebesar
0,000 artinya anggaran biaya berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi
biaya produksi.
Saran yang diusulkan kepada perusahaan adalah (1) agar meningkatkan
punishment yang ada sehingga memberi efek jera bagi pengawas yang kurang
bertanggung jawab serta lebih meningkatkan pengawasan terutama dengan
bantuan SPI yang tinggal di wilayah kebun, (2) menyediakan peralatan khusus
agar dapat bekerja pada cuaca hujan, dan (3) mempercepat proses administrasi
dalam permintaan alat/bahan.
Kata kunci : Anggaran, Efesiensi, Biaya Produksi
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam kehidupan manusia modern saat ini banyak peralatan yang
menggunakan bahan yang sifatnya elastis tidak mudah pecah bila terjatuh di
suatu tempat. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan tersebut secara
otomatis meningkatkan kebutuhan akan ketersediaan karet bagi kehidupan
manusia saat ini.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang berbentuk kesusuan (dikenal
dengan nama latex) yang diperoleh dari getah berbagai jenis tumbuhan karet
tetapi juga dapat diproduksi secara sintetis. Sumber utama latex tersebut
adalah getah dari pohon karet hevea brasiliensis (Euphorbiaceae). Ini
dilakukan dengan cara melukai kulit pohon sehingga pohon mengeluarkan
getah yang kemudian disebut latex.
Data yang dilansir www.worldstopexports.com mengemukakan
bahwa pada tahun 2015 Indonesia mengekspor sebanyak 31,5% pasokan
karet alam dunia senilai 4,4 milyar dolar amerika sekaligus menjadi eksportir
terbesar kedua setelah Thailand dengan 35,8% atau senilai 5 milyar dolar
amerika dan di urutan ke-3 dan 4 ialah Vietnam dengan 7,5% atau senilai 1
milyar dolar amerika dan Malaysia 7,5% atau senilai 1 milyar dolar amerika.
Namun sayang nilai eksport itu tidak didukung oleh harga karet alam
dunia yang cenderung turun selama 5 tahun terakhir. Ini disebabkan oleh
5
menurunnya harga minyak mentah yang menjadi bahan baku karet sintetis.
Berikut data harga karet alam per september 2006 sampai september 2016
dikutip dari www.indexmundi.com.
Gambar 1.1
Grafik harga karet alam 10 tahun terakhir
Sumber : www.indexmundi.com/Commodities/?commodity=rubber&
months=120
Fenomena menurunnya harga karet alam dunia sebagaimana terpapar
pada grafik di atas membuat semua pengusaha yang bergerak di bidang
produksi karet alam harus bekerja lebih aktif dalam mengelola perusahaannya
guna mengantisipasi akan berkelanjutannya fenomena ini. Di dalam
pelaksanaanya manajemen perusahaan selalu memerlukan perencanaan dalam
setiap kegiatannya agar kegiatan/usahanya selalu berjalan efektiv dan efisien.
Adapun rencana yang baik adalah suatu perencanaan yang dimulai
dengan penetapan tujuan dasar perusahaan yang terkendali, atas dasar
tujuan tersebut disusun suatu rencana jangka panjang dan jangka pendek
6
yang bersifat operasional. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan suatu
sistem perencanaan dan pengendalian yang terpadu (Integrated) yang
kemudian dikenal dengan istilah anggaran perusahaan. Anggaran
merupakan rencana tertulis manajemen mengenai kegiatan–kegiatan yang
akan dilakukan untuk suatu jangka waktu tertentu. Jadi anggaran harus
mencerminkan secara formal kebijaksanaan, rencana, sasaran dan tujuan
yang telah digariskan pimpinan.
Mulyadi (2001:489) mengemukakan bahwa :
Anggaran disusun oleh manajemen untuk dalam jangka waktu satu
tahun membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan
dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan, tanpa anggaran
dalam jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah dengan
pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali ‘at any cost’.
Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk
dicapai, salah satu tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba yang tinggi
dengan meminimalkan pengeluaran biaya-biaya yang terjadi dalam proses
produksi. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai
kinerja suatu perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba
adalah pendapatan dan biaya.
Mulyadi membedakan pengertian biaya ke dalam arti luas dan arti
sempit antara lainsebagai berikut (Mulyadi, 2012: 3) :
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalamsatuan uang, yang telah terjadi atau mungkin terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu.Dalam arti sempit biaya merupakan bagian dari
harga pokok yang dikorbankandalam usaha untuk memperoleh
penghasilan.
7
Sebagai salah satu perusahaan penghasil karet kering di Indonesia, PT.
PP. Bajabang Indonesia sangat merasakan dampak dari fenomena
menurunnya harga karet alam dunia dalam 5 tahun terakhir. Dalam
pelaksanaan manajemennya PT. PP. Bajabang Indonesia selalu membuat
Rencana Anggaran Tahunan (RAT) sebagai dasar untuk menentukan
pekerjaan yang akan dikerjakan dan biaya yang akan digunakan dalam dalam
jangka waktu satu tahun kedepan. Kemudian dalam pelaksanaannya
manajemen membuat laporan harian untuk dievaluasi setiap seminggu sekali
guna mengukur tingkat efisiensi biaya produksi yang telah dijalankan.
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pokok
permasalahan yang muncul adalah : “Pengaruh anggaran biaya terhadap
efisiensi biaya produksi di PT. PP. Bajabang Indonesia”.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Dari pokok permasalahan di atas maka muncul pertanyaan dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah anggaran biaya di PT. PP. Bajabang Indonesia?
2. Bagaimanakah upaya efisiensi biaya produksi di PT. PP. Bajabang
Indonesia?
3. Seberapa besar pengaruh anggaran biaya terhadap efisiensi biaya produksi
di PT. PP. Bajabang Indonesia?
8
4. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam penerapan anggaran biaya di PT.
PP. Bajabang Indonesia?
5. Upaya apa saja yang diterapkan guna mengatasi hambatan-hambatan
tersebut?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah
untuk mengetahui :
1. Bagaimana anggaran biaya di PT. PP. Bajabang Indonesia.
2. Bagaimana upaya efisiensi biaya produksi di PT. PP. Bajabang Indonesia.
3. Seberapa besar pengaruh anggaran biaya terhadap afisiensi biaya
produksidi PT. PP. Bajabang Indonesia.
4. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam penerapan anggaran biaya di PT.
PP. Bajabang Indonesia.
5. Upaya apa saja yang diterapkan guna mengatasi hambatan-hambatan
tersebut.
1.5 Kegunaan Penelitian
Selanjutnya kegunaan penelitian yang dikemukakan dalam penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, menambah wawasan mengenai pengaruh anggaran biaya
terhadap efisiensi biaya produksi.
9
2. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian dapat digunakan sebagai bahan
referensi mengenai pengaruh anggaran biaya terhadap efisiensi biaya
produksi.
3. Bagi mahasiswa lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
melaksanakan penelitian sejenis.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
A. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring (dalam jaringan),
kata pengaruh berarti “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang”.
Sedangkan menurut Badudu dan Zain (2001:1031)
mengemukakan bahwa : “Pengaruh adalah (1) daya yang menyebabkan
susuatu yang terjadi; (2) sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah
sesuatu yang lain; (3) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan
orang lain”.
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh
adalah suatu daya yang timbul sebagai akibat dari sesuatu yang lain.
Sehingga dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai seberapa besar
daya yang timbul sebagai akibat dari rencana anggaran biaya guna
mendapatkan efisiensi biaya produksi di PT. PP. Bajabang Indonesia.
8
B. Anggaran
1. Pengertian Anggaran
Sistem penganggaran lebih umum digunakan dalam
perusahaan yang lebih besar, dimana teknik-teknik yang dirumuskan
sering membantu manajemen. Akan tetapi perusahaan yang lebih kecil
juga ada yang menggunakan anggaran guna mempermudah
pelaksanaan kegiatan usahanya.
Anggaran merupakan alat bantu yang sangat penting bagi
perusahaan. Karena anggaran merupakan pedoman pelaksanaan kerja
dan berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja yang telah
dicapai perusahaan. Anggaran juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengembangkan ke arah yang lebih baik, dengan kata lain anggaran
dapat meningkatkan tingkat efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Oleh karena itu penyusunan anggaran yang baik
akan memberikan manfaat yang positif bagi perusahaan.
Berbagai pengertian tentang anggaran telah dikemukakan
oleh banyak ahli. Walaupun terlihat seperti berbeda namun pada
dasarnya mengandung pengertian yang sama, misalnya menurut
Mulyadi (2001:501) “Anggaran adalah suatu rencana kegiatan
yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang
yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun”.
Sedangkan menurut Nafarin (2004:12) “Anggaran (budget)
merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
9
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan
uang dalam jangka waktu tertentu”.
Kemudian Gunawan dan Marwan (2013:6) mengungkapkan
bahwa : “Anggaran atau business budgetadalah suatu pendekatan yang
formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab
manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa hal yang tercakup dalam anggaran, antara lain :
a. Perencanaan secara resmi
Anggaran merupakan penentuan rencana secara tertulis dan
telah disepakati manajemen perusahaan tentang apa saja yang akan
dilakukan dan berapa biaya yang dibutuhkan di masa yang akan
datang demi terciptanya tujuan perusahaan. Dengan demikian
anggaran ditentukan secara formal dan disepakati oleh berbagai
tingkatan manajemen.
b. Mencakup seluruh kegiatan
Penyusunan anggaran harus bersifat terperinci dan
mencakup berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
manajemen di masa yang akan datang. Secara kronologis (ditinjau
dari aliran mendapatkan bahan sampai penjualan) terdapat 3
kegiatan utama dalam perusahaan yaitu kegiatan mendapatkan
alat/bahan, kegiatan produksi, dan kegiatan setelah produksi.
10
c. Jangka waktu tertentu
Anggaran perusahaan yang akan disusun untuk
dipergunakan dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya periode
yang sering dipakai adalah jangka waktu satu tahun, meskipun ini
sangat tergantung akan kebutuhan dan kebijakan yang dipakai oleh
perusahaan.
d. Dalam unit moneter
Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sangat beraneka
ragam. Oleh karena kegiatan yang beraneka ragam tersebut harus
disusun dalam satu bentuk perencanaan maka diperlukan satuan
untuk memperbandingkan seluruh kegiatan tersebut terutama untuk
menganalisis anggaran tersebut.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa anggaran disusun
dan kemudian akan dipergunakan oleh manajemen sebagai alat bantu
dalam mengambil keputusan. Anggaran merupakan alat manajemen
untuk mencapai tujuan perusahaan, jadi anggaran bukan merupakan
tujuan dari perusahaan dan tidak dapat menggantikan manajemen.
Mulyadi (2001:489) mengemukakan karakter anggaran sebagai
berikut :
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
11
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang
berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
e. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi
tertentu.
f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan
dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan hal-hal berikut
ini :
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.
b. Data-data waktu yang lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak-gerik
pesaing.
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan perusahaan.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
g. Kesanggupan dari setiap level manajemen.
2. Manfaat Anggaran
Dalam prakteknya banyak perusahaan yang beroperasi tanpa
membuat anggaran. Namun tanpa penyusunan suatu anggaran,
12
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja,
kurang dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas untuk
perluasan usaha. Penggunaan anggaran dalam suatu perusahaan akan
mendapatkan beberapa manfaat yang cukup besar.
Peranan anggaran sebagai alat bantu manajemen perusahaan
untuk penyusunan perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan
ternyata tidak perlu diragukan lagi. Berbagai macam kemudahan
dalam penyusunan perencanaan, koordinasi dan pengawasan akan
dapat diperoleh manajemen perusahaan yang telah mempergunakan
anggaran di dalam perusahaannya.
Anggaran yang dipergunakan oleh perusahaan kecil tentunya
tidak akan sama dengan anggaran yang disusun oleh perusahaan besar.
Ini sangat tergantung pada banyaknya jenis kegiatan yang ada pada
suatu perusahaan. Oleh karena itu anggaran pada perusahaan besar
sangat kompleks dan terlihat begitu rumit disebabkan oleh banyaknya
jenis kegiatan yang direncanakan dan saling berhubungan.
Ambarwati dan Jihad (2003:8) bahwa manfaat penyusunan
anggaran sebagai berikut : “(1). Terdapatnya perencanaan terpadu. (2).
Pedoman pelaksanaan kegiatan. (3). Alat koordinasi perusahaan. (4).
Alat pengawasan yang baik. (5). Alat evaluasi kegiatan.”
Selanjutnya akan diuraikan satu persatu mengenai manfaat
penyusunan anggaran tersebut di atas :
13
a. Terdapatnya Perencanaan Terpadu
Jika perusahaan menyusun dan mempergunakan anggaran
maka akan dapat menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara
terpadu. Hal ini dimungkinkan karena dengan mempergunakan
anggaran berarti seluruh kegiatan dalam perusahaan akan
diperhatikan oleh anggaran perusahaan. Tidak ada satu pun
kegiatan yang dilakukan perusahaan yang terlepas dari anggaran,
karena seluruh kegiatan yang dilaksanakan tersebut akan
memerlukan biaya. Dengan demikian, maka anggaran ini
merupakan pencerminan seluruh kegiatan perusahaan, sehingga
penyusunan anggaran akan merupakan penyusunan seluruh rencana
kegiatan dalam perusahaan secara terpadu.
b. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Perusahaan yang menerapkan anggaran diharapkan
melaksanakan kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut dengan
lebih pasti, karena dapat berdasar kepada anggaran yang telah ada /
disusun. Hal ini akan dapat menghilangkan keragu-raguan atau
ketidakpastian yang ada dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan,
sehingga langkah-langkah yang diambil oleh para pelaksana akan
menjadi lebih pasti dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
c. Alat Koordinasi Perusahaan
Penyusunan anggaran akan meliputi seluruh kegiatan yang
ada, dengan demikian melibatkan seluruh bagian dalam
14
perusahaan. Pelaksanaan kegiatan dengan mempergunakan
anggaran sebagai pedoman akan berarti melakukan kegiatan dalam
perusahaan tersebut di bawah koordinasi yang baik. Hal ini
disebabkan karena di dalam penyusunan anggaran tersebut sudah
dipertimbangkan kaitan satu bagian dengan bagian lainnya,
sehingga pelaksanaan kegiatan yang berpedoman kepada anggaran
tersebut sudah terkandung arti koordinasi yang sebenarnya.
d. Alat Pengawasan yang Baik
Anggaran disamping sebagai alat perencanaan sekaligus
dapat berfungsi ganda yaitu sebagai alat pengawasan seluruh
pelaksanaan kegiatan perusahaan. Jika perusahaan sedang
menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan akan
dapat membandingkan pelaksanaan kegiatan tersebut dengan
anggaran yang telah ditetapkan dalam perusahaan tersebut
sebelumnya. Dalam hal ini anggaran akan dapat dipergunakan
sebagai alat pengawasan kegiatan yang sedang dilaksanakan dalam
perusahaan.
e. Alat Evaluasi Kegiatan
Suatu perusahaan yang telah mempunyai anggaran untuk
pelaksanaan kegiatan produksinya, akan dapat melaksanakan
evaluasi rutin pada setiap kali selesai melaksanakan kegiatan
tersebut apakah sudah sesuai dengan anggaran yang telah disusun
atau tidak. Dalam jangka waktu tertentu (misalnya satu tahun),
15
paling tidak manajemen perusahaan dapat menyusun evaluasi
kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut dengan
menggunakan anggaran sebagai alat evaluasi. Seberapa jauh
penyimpangan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah
disusun serta apa saja yang menyebabkan melencengnya kegiatan
tersebut dari anggaran yang telah disusun agar dapat didiskusikan
untuk mencari jalan keluarnya dan dapat dihindari untuk masa yang
akan datang.
Disamping beberapa manfaat yang telah dijelaskan di atas,
terdapat pula beberapa manfaat lain yang diperoleh dari penerapan
anggaran pada perusahaan misalnya sebagai alat bantu dalam
penyusunan anggaran periode selanjutnya, bahkan apabila manajemen
menerapkan berbagai level manajemen dari yang terendah sampai
tertinggi dalam pelaksanaan penyusunan anggaran, maka koordinasi
yang terjadi antar bagian yang satu dengan bagian lain akan semakin
terjalin erat.Ini disebabkan karena secara langsung semua bagian dari
manajemen ikut dalam rangkaian kegiatan penyusunan anggaran yang
nantinya disepakati bersama.
C. Pengertian Efisiensi
Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk medapatkan keuntungan
yang maksimal, oleh karena itu efisiensi merupakan salah satu langkah
16
penting yang harus dilakukan oleh perusahaan. Karena penggunaan
sumber daya yang efisien merupakan salah satu upaya memaksimalkan
keuntungan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan (2006:1)
menyatakan bahwa efisiensi adalah :
Ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan
tidak membuang waktu, tenaga, biaya); kedayagunaan; ketepatgunaan;
kesangkilan; 2 kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat
(dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya);
.
Sedangkan menurut Kamus Besar Ekonomi (2003:178) efisiensi
adalah :
Hubungan atau perbandingan antara faktor keluaran (output)
barang dan jasa dengan masukan (input) yang langka di dalam suatu
unit kerja, atau ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan
sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya).
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa efisiensi
adalah ketepatan cara dalam menjalankan usaha agar tidak membuang
waktu, tenaga dan biaya.
D. Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya
Setiap perusahaan tentunya menginginkan laba dalam usaha
yang dijalankannya. Dalam upaya mendapatkan laba tersebut
perusahaan harus mengeluarkan biaya dan dalam rangka mendapatkan
laba setinggi-tingginya maka perusahaan harus dapat mengendalikan
biaya yang timbul akibat usahanya. Oleh karena itu perusahaan harus
17
memahami konsep dasar biaya dan unit-unit perusahaan sehingga
biaya tersebut tetap dapat dikendalikan.
Biaya juga merupakan unsur utama secara fisik yang harus
dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam
rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama setiap
perusahaan, oleh karena itu dalam pelaksanaannya perlu perhatian
yang sangat serius sehingga dapat mengurangi biaya dan mendapatkan
laba yang maksimal.
Armanto Wicaksono (2006:6) mengemukakan bahwa “Biaya
atau cost adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Sebagai akuntansi mendefinisikan biaya sebagai suatu
satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh
manfaat di masa kini atau masa yang akan datang”.
Menurut Mursyidi (2008:14) “Biaya adalah suatu pengorbanan
yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan,
baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun yang akan datang”
Mulyadi membedakan pengertian biaya ke dalam arti luas dan
arti sempit antara lain sebagai berikut (Mulyadi, 2012: 3) :
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
arti sempit biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva.
Dari pengertian beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan yang bersifat ekonomis
18
demi mendapatkan barang atau jasa agar dapat dapat dimanfaatkan di
masa kini atau masa yang akan datang.
2. Pengertian Biaya Produksi
Terdapat beberapa pengertian tentang biaya produksi
diantaranya adalah sebagai berikut:
Menurut Supriyono (2014:19) “Biaya produksi yaitu biaya
yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai”.
Menurut Mulyadi (2012:14) “Biaya produksi merupakan
biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk
jadi yang siapuntuk di jual”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
produksi adalah biaya yang timbul dalam proses pengolahan bahan
baku menjadi barang yang siap untuk dijual.
3. Elemen-elemen Biaya Produksi
Menurut Sunarto (2003:5) biaya produksi dipilah-pilah sesuai
dengan kebutuhannya sebagai berikut :
a. Menurut unsur atau komponen biaya
1. Biaya Bahan Baku Atau Bahan Langsung
Biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan
baku merupakan harga pokok yang dipakai dalam produksi
19
untuk membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian
dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang
dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya
tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan
tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga kerja yang
dipergunakan dalam proses mengubah bahan baku menjadi
barang siap jual. Dalam hal produksi di PT. PP. Bajabang
mencakup pemeliharaan tanaman karet, penyadapan,
pemeliharaan bidang sadapan, pengolahan dan pengepakan.
3. Biaya OverheadPabrik
Biaya ini timbul terutama karena pemakaian fasilitas
untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja dan
kemudahan lain.
b. Menurut Perilakunya Terhadap Volume
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai tingkah
laku tetap tidak berubah terhadap volume kegiatan. Biaya tetap
tidak berubah meskipun kegiatan produksi berubah.
20
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai tingkah
laku berubah sebanding dengan volume kegiatan produksi.
c. Menurut Kedekatannya Dengan Produk
1. Biaya Langsung
Biaya disebut biaya langsung apabila dapat dilusuri pada
barang jadi, mudah dilacak.
2. Biaya Tidak Langsung
Merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri pada barang
jadi.
E. Penilaian Efisiensi Biaya Produksi
Menurut Irfa Nur Arafah (2004:22) terdapat dua cara yang dapat
digunakan dalam menilai efisiensi produksi, yaitu:
1. Penggunaan Anggaran (Budget)
Efisiensi dari biaya produksi dapat diukur melalui
perbandingan antara biaya produksi aktual atau biaya produksi yang
dianggarkan oleh perusahaan. Bila biaya produksi aktual yang terjadi
lebih kecil dari pada biaya produksi yang dianggarkan, maka biaya
produksi tersebut dapat dikatakan efisien. Demikian pula sebaliknya,
apabila biaya produksi aktual yang terjadi lebih besar dari pada yang
dianggarkan perushaan, maka biaya produksi tersebut dapat dikatakan
tidak efisien.
21
2. Penggunaan Standar
Efisiensi dihitung dengan membandingkan antara biaya
produksi per unit aktual dengan biaya per unit standar. Perhitungan
efisiensi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Biaya produksi aktual per unit
Efisiensi produksi = --------------------------------------
Biaya produksi standar per unit
Bila hasil perbandingan yang didapat semakin kecil, berarti
biaya produksi tersebut semakin efisien.
2.2 Kerangka Pemikiran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disajikan secara kuantitatif
yang biasanya disajikan dalam satuan uang yang disusun dalam periode
tertentu. Sedangkan anggaran biaya merupakan suatu rencana mengenai
jumlah biaya yang akan dikeluarkan perusahaan guna mencapai tujuan
perusahaan.
Anggaran memiliki peranan penting sebagai alat bantu manajemen
dalam menjalankan aktivitasnya, yaitu saat aktivitas itu benar-benar
direncanakan, dan perencanaan sudah dinyatakan atau dinilai dalam uang.
Betapapun sederhananya suatu rencana, namun dalam melaksanakannya tetap
memerlukan kontrol guna mengetahui apakah realisasi telah menyimpang,
seberapa jauh penyimpangannya dan apakah bisa kembali lagi ke dalam
rencana yang telah dibuat sedemikian rupa. Oleh karena itu anggaran harus
22
disusun secara seksama, terperinci, jelas dan terpadu yang selanjutnya
diharapkan para pelaksananya akan memahami dan melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya.
Setiap rencana dimaksudkan untuk nantinya dapat direalisasikan
dengan sebaik-baiknya. Suatu rencana dikatakan baik apabila realisasinya
sesuai dengan rencananya. Oleh karena itu, setiap anggaran perlu
diperbandingkan antara rencananya dan realisasinya. Pengertian sesuai itu
tidak berarti harus sama persis dengan angkanya tetapi dengan
menggunakan toleransi.
Besarnya toleransi secara umum adalah 10%; ini berarti apabila
realisasi dan rencana terdapat selisih maksimal 10% maka dianggap
masih termasuk sesuai. Jadi apabila realisasinya itu maksimal 10% di
bawah atau di atas rencananya, maka dianggap tidak terjadi
penyimpangan (Ibnu syamsi, 2003:196).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi diukur dari
realisasi anggaran atau efisiensi sama dengan realisasi anggaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menjabarkan kerangka berfikir
tersebut ke dalam bagan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Sumber : diolah penulis (2016)
Variable Y
Efisiensi
Biaya Produksi
Hipotesis
Variable X
Rencana
Anggaran Biaya
23
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang paling
memungkinkan dan masih harus dibuktikan melalui penelitian. Dugaan
jawaban ini bermanfaat bagi penelitian agar proses penelitian lebih terarah.
Hipotesis merupakan sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta
empiris (Sugiyono, 2008:96).
Berdasarkan pengertian di atas maka penulis menetapkan hipotesis
pada penelitian ini adalah “Anggaran biaya berpengaruh terhadap efisiensi
biaya produksi PT. PP. Bajabang Indonesia”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut wikipedia metodologi penelitian adalah “proses atau cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan
penelitian”.
Sedangkan Sugiyono (2011:2) menjelaskan bahwa “metode penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang
akan dipakai untuk keperluan penelitian. Cara ilmiah ini berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan
sistematis.Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
yang masuk akal sehingga dapat dijangkau oleh nalar manusia.Empiris berarti
cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga
orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan.Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Salah satu unsur terpenting dalam metode penelitian yaitu penggunaan
metode ilmiah tertentu yang digunakan sebagai sarana yang bertujuan untuk
mengidentifikasikan besar kecilnya objek atau gejala dan mencari pemecahan
25
masalah yang sedang diteliti, sehingga hasil yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Metodologi yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini adalah
analisa kuantitatif, yaitu suatu metode yang berusaha untuk memberikan
gambaran sistematis, faktual dan akurat melalui pendekatan kuantitatif
dengan menggunakan tes uji statistik, yang digunakan untuk mengetahui
berapa besar pengaruh yang dihasilkan antara variabel x dan variabel Y.
3.2 Definisi Operasional Variabel
Tujuan dilakukannya deskripsi variabel operasional adalah untuk
menjelaskan makna variabel penelitian. Variabel adalah gejala yang tampak
dan dapat diamati yang menunjukkan bahwa variabel itu terjadi. Hal itu
dibuat agar dalam teori dan prakteknya dari setiap variabel saling
berhubungan sehingga keterikatan isi laporan menjadi lebih jelas.
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu terdiri dari variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variableatau variabel
Y). Adapun penjabarannya sebagai berikut :
A. Variabel Bebas (independent variable atau variabel X)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah anggaran biaya pada PT. PP. Bajabang
Indonesia site Bandung.
26
Anggaran merupakan suatu rencana yang dinyatakan dalam bentuk
tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu
perusahaan untuk periode tertentu. Jadi pengertian anggaran biaya yang
dimaksud penulis adalah proyeksi manajemen atas biaya yang akan
dilakukan perusahaan dalam satu periode tertentu.
B. Variabel Terikat (dependent variable atau variabel Y)
Variabel terikat (variabel independen)merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varibel bebas
(variabel independen). Variabel dependen pada penelitian ini adalah
efisiensi biaya produksi pada PT. PP. Bajabang Indonesia site Bandung.
Efisiensi biaya produksi merupakan tingkatan keberhasilan suatu
manajemen dimulai dari penyusunan suatu rencana biaya yang menjadi
beban perusahaan dan sangat berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan sampai kepada tindakan-tindakan yang perlu dilakukan jika
terdapat perbedaan antara yang sudah direncanakan dengan realisasi
apakah sudah mencapai tujuan yang ditetapkan semula. Jadi efisiensi biaya
yang dimaksud penulis ialah tercapainya program anggaran yang
menunjukkan dimana realisasi anggaran sesuai dengan rencana yang sudah
dianggarkan.
27
Tabel 3.1
Tabel Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi variabel Indikator Skala
Anggaran
Biaya (X)
Anggaran adalah suatu rencana
kegiatan yang dinyatakan
secara kuantitatif, biasanya
dalam satuan uang yang
berjangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun Mulyadi
(2001:501)
Rencana Anggaran
Tahun 2011 sampai
dengan Tahun 2014
Rasio
Efisiensi
Biaya
Produksi
(Y)
Biaya produksi merupakan
biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk di
jual.Mulyadi (2012:14)
Realisasi Biaya
Produksi Tahun 2011
sampai dengan Tahun
2014
Rasio
Sumber : diolah penulis (2016)
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
A. Populasi
Sugiyono (2011:80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
28
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek / subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data
rekapitulasi biaya baik biaya pemeliharaan, penyadapan,
pengolahan,pemilihan, pengepakan dan biaya tidak langsung yang terdapat
pada PT. PP. Bajabang Indonesia site Bandung.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Dan yang menjadi sampel penelitian adalah laporan yang terdiri
dari rekapitulasi biaya-biaya seperti biaya pemeliharaan, penyadapan,
pengolahan, pemilihan, pengepakan dan biaya tidak langsung yang
terdapat pada PT. PP. Bajabang Indonesia site Bandung periode Tahun
2011 sampai dengan Tahun 2014.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sutrisno Hadi (2000: 10) mengemukakan bahwa :
Teknik pengumpulan data adalah persoalan metodologi yang khusus
membicarakan teknik-teknik atau metode pengumpulan data, dengan kata
lain suatu cara yang digunakan untuk memperoleh atau memperoleh data
dengan sebaik-baiknya.
29
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain:
A. Dokumentasi Kepustakaan
Dilakukan untuk memperoleh data sekunter dengan cara
menumpulkan buku-buku, catatan-catatan dan literature yang berkaitan
dengan penelitian sebagai landasan teoritis yang akan diperbandingkan
dengan masalah yang diteliti.
B. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan
tanya jawab langsung kepada karyawan yang mempunyai wewenang untuk
memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan.
C. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati aktivitas dan kegiatan
pada PT. PP. Bajabang Indonesia site Bandung agar dapat mengetahui
kendala/hambatan apa saja yang terdapat di perusahaan yang
berhubungandengan penelitian.
D. Browsing internet
Browsing internet merupakan cara memperoleh data dengan
mengunjungi situs-situs internet berkaitan dengan permasalahan yang
sedang diteliti. Dalam hal ini penulis dapat menemukan data-data seperti
buku, literatur, serta penelitian-penelitian sebelumnya guna menyelesaikan
penelitian ini.
30
3.5 Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini metode digunakan dalam menganalisis data yang
terkumpul adalah regresilinier sederhana, untuk menghitung besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari suatuperubahan kejadian variable X terhadap
kejadian lainnya (variable Y). Selain itu,digunakan juga pengujian hipotesis
yang terdiri atas analisis koefisien determinasi,uji F statistik. Semua
pengolahan data akan dilakukan dengan alat program IBM SPSS 21.
A. Analisis Regresi Sederhana
1. Pengertian Regresi Linier Sederhana
Sugiyono (2008:261) mengemukakan bahwa: ”Regresi linier
sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu
variabel independen dengan satu variabel dependen”
Dalam analisis regresi, suatu persamaan regresi dibentuk untuk
menerangkan pola hubungan variabel-variabel yang terlibat. Setelah
analisis ini membentuk suatu persamaan regresi maka persamaan ini
dapat digunakan untuk menaksir suatu variabel, jika nilai variabel lain
diketahui. Variabel yang akan ditaksir disebut variabel terikat (variabel
dependen), sendangkan variabel yang menerangkan perubahan variabel
terikat disebut variabel bebas (variabel independen).
2. Persamaan Regresi Linier Sederhana
Adapun bentuk persamaan dari regresi sederhana yang
dikemukakan Widyono (1999:64) adalah :
Y = a + bX
31
Dimana :
X adalah sembarang nilai variabel bebas yang dipilih (variabel bebas)
Y adalah nilai prediksi dari varibel terikat berdasarkan nilai variabel
bebas yang dipilih (variabel tak bebas)
a adalahnilaititik potong Y, merupakan nilai perkiraan bagi Y ketika
X=0 (konstanta)
b adalah kemiringan garis, atau perubahan rata-rata pada Y untuk
setiap unit perubahan (naik naik atau turun) pada variabel bebas X.
3. Penentuan Koefisien Regresi Linier Sederhana
Untuk menentukan koefisien regresi sederhana dapat diketahui
dengan mengggunakan persamaan berikut :
∑
(∑
)(∑
)
∑
(∑ )
dan ̅ ̅
Dimana :
n adalah banyaknya pasangan data / banyaknya sampel
y adalah nilai variabel terikat Y
x adalahnilaivariabel bebas X
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu cara untuk membuktikan atau
menguatkan suatu dugaan atau anggapan tentang parameter populasi yang
tidak diketahui, berdasarkan informasi dari sampel yang diambil dari
32
populasi yang bersangkutan, sehingga dari pengujian ini dapat ditarik
kesimpulan.
Adapun langkah-langkah yang diambil dalam pengujian ini adalah :
1. Penetapan Hipotesis
Hipotesis ditetapkan yaitu Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis
Alternatif (Ha). Ho adalah penetapan dugaan tidak ada pengaruh antara
variabel X terhadap variabel Y, sedangkan Ha adalah penetapan dugaan
ada pengaruh antara varibel terhadap variabel Y. Penetapan dugaan
tersebut dinyatakan sebagai berikut :
Ho ( p = 0 ), anggaran biaya tidak berpengaruh terhadap efisiensi
biaya produksi di PT. PP. Bajabang Indonesia
Ha ( p ≠0 ), anggaran biaya berpengaruh terhadap efisiensi biaya
produksi di PT. PP. Bajabang Indonesia
2. Taraf Nyata/Signifikan (α)
Tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5% (α = 0,05). Dasar
penambilan keputusan berdasarkan angka signifikan menurut Jonathan
Sarwono (2005:67) yang menyebutkan bahwa :
a. Angka probabilitas (SIG) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan
b. Angka probabilitas (SIG) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak
signifikan
Tingkat signifikannya 5% (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol
ditolak dengan taraf kepercayaan 95% maka kemungkinan bahwa hasil
dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini
33
menunjukan adanya hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua
variabel tersebut.
3. Statistik Uji
Untuk uji statistik akan dilakukan langsung uji simultan atau uji
F yang dapat dijelaskan dengan tabel ANOVA dari hasil penghitungan
menggunakan software IBM SPSS Ver.21.
4. Menentukan Kriteria Penerimaan Hipotesis
Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya dinyatakan dengan
kriteria sebagai berikut :
Dasar pengambilan keputusan :
a) Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel nya.
Apabila Fhitung>Ftabel, Ho diterima dan Ha ditolak.
Apabila Fhitung> Ftabel, Ho ditolak dan Ha diterima.
b) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.
Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Sebaliknya bila angka probabilitas signifikansi <
0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
C. Analisis Korelasi Pearson dan Koefisien Determinasi
1. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara anggaran biaya (X)
terhadap efisiensi biaya operasional (Y), maka digunakan analisis
34
korelasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi
yang benar-benar murni dari variabel X terhadap variabel Y.
Widyono (1999:50) mengemukakan bahwa analisis korelasi
adalah “sekumpulan teknik statistika yang digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan (korelasi) antara dua variabel”.
Koefisien korelasi (r) merupakan ukuran hubungan linier /
derajat keeratan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). nilai
r berkisar antara -1 dan +1. Nilai r yang (+) ditandai oleh nilai b yang
(+) dan sebaliknya nilai r yang (-) ditandai dengan b yang (-). Jika nilai
r mendekati +1 dan -1, maka X dan Y memiliki korelasi yang tinggi.
Jika nilai r = +1 atau r = -1 maka X dan Y memiliki korelasi linier
sempurna.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan persamaan koefisien
korelasi pearson karena data yang memiliki skala ukur rasio. Dengan
rumus korelasi pearson sebagai berikut :
∑ (∑ )(∑ )
√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]
Dimana :
r adalah korelasi antara variabel X dan variabel Y
n adalah banyaknya pasangan pengamatan
X adalah varibel bebas (X)
Y adalah varibel terikat (Y)
Sumber : Sugiyono (2005:49)
35
Agar dapatmemberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi
yangditemukan, maka digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi
yang terdapatpada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2011:184)
2. Koefisien Determinasi
Menurut Widyono dalam sukirman (2012:32) koefisien
determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel tak bebas Y
yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel
bebas X.
Koefisien determinasi (R) adalah ukuran proporsi keragaman
(variansi) total nilai variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh
nilai variabel bebas (X) melalui hubungan linier.
Untuk dapat menentukan koefisien determinasi adalah sebagai
berikut :
KD = r2 x100%
BAB IV
PENGARUH ANGGARAN BIAYA TERHADAP EFISIENSI
BIAYA PRODUKSI DI PT. PP. BAJABANG INDONESIA
4.1 Sejarah Singkat PT. PP. Bajabang Indonesia
PT. PP. Bajabang Indonesia adalah sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang eksploitasi perkebunan karet dan cokelat. Perusahaan
yang didirikan pada tanggal 7 September 1961 ini mengubah statusnya yang
semula Penanaman Modal Asing, menjadi Perusahaan Penanaman Modal
Dalam Negeri di tanggal 1 Desember 1982.
PT. PP Bajabang Indonesia (Perusahaan) didirikan sesuai Akta
Notaris Prof. Mr. Rd. Soedja, di Jakarta berturut-turut dengan Akta No. 29
tanggal 7 September 1961, dan No. 69 tanggal 15 Agustus 1962.
Dalam perkembangannya akta pendirian mengalami perubahan secara
keseluruhan untuk menyesuaikan perubahan Undang-Undang Perseroan
Terbatas No.40 Tahun 2007. Perubahan akta tersebut dibuat oleh notaries Titi
Indrasari, SH Notaris di Bekasi No.26 tanggal 9 Agustus 2008 dan sudah
disetujui oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor: AHU-67627.AH.01.02 Tahun 2008 tertanggal 22
September 2008.
Kemudian Perusahaan telah mengubah Akta Perusahaan kembali yang
dibuat dihadapan notaris Titi Indrasari, SH Notaris di Bekasi No.03 tanggal 1
Desember 2009 yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan
37
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-02304.AH.01.02
Tahun 2010 tertanggal 15 Januari 2010.
Saat ini PT. PP Bajabang Indonesia memiliki dua anak perusahaan
yaitu PT. Lubuk Lancang Kuning yang berkonsentrasi pada eksploitasi
perkebunan karet dan PT. Bajabang Niaga Internasional yang bergerak di
perdagangan komoditi kakao.
PT. PP Bajabang Indonesia dan Anak Perusahaan berstatus sebagai
Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), sesuai dengan Surat
Persetujuan Tetap Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal, tentang
perubahan status dari Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi Penanaman
Modal Dalam Negeri No.19/V/1982 tertanggal 1 Desember 1982.
Bajabang Group merupakan satu-satunya perusahaan yang memiliki
perkebunan cokelat terorganisir di Indonesia yang telah terbukti
menghasilkan biji cokelat berkualitas yang banyak digunakan sebagai bahan
baku produk-produk terbaik Indonesia. Komitmen kami adalah mencapai
kesempurnaan dengan tetap menjaga kelestarian alam.
Luas areal perkebunan yang dimiliki PT. PP Bajabang Indonesia
adalah 1.205.987 Ha, berstatus Hak Guna Usaha (HGU) tertanggal 17
Oktober 1973. Nomor HGU Nanggeleng sampai Nomor 5 berdasarkan Surat
Direktur Pendaftaran Tanah di Jakarta selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah
tanggal 3 November 1976 No.261/TU/DPT/XI/76, dimana HGU berakhir
tanggal 1 Januari 1999 dan telah diperpanjang selama 25 tahun, sesuai surat
38
Keputusan Menteri Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional Nomor :
146/HGU/BPN/97 tertanggal 27 November 1997.
4.2 Visi dan Misi PT. PP. Bajabang Indonesia
A. Visi PT. PP. Bajabang Indonesia
Setiap perusahaan pasti memiliki visi atau tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan agar memberikan motivasi yang kuat terhadap
perusahaan tersebut, adapun visi dari PT. PP. Bajabang Indonesia adalah
menjadikan Bajabang Group sebagai perusahaan agrobisnis dan
perkebunan yang dikenal secara luas dan dapat diandalkan untuk
memberikan hasil produksi yang optimal.
B. Misi PT. PP. Bajabang Indonesia
Misi merupakan langkah pasti yang dilakukan oleh perusahaan
guna menggapai tujuan utama perusahaan yang telah ditetapkan dalam visi
perusahaan.
Misi dari PT. PP. Bajabang Indonesia adalah bekerja dengan
semangat yang didesain untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam memenuhi target untuk memproduksi produk perkebunan dengan
kualitas setara produk internasional.
4.3 Profil PT. PP. Bajabang Indonesia
Adapun profil dari perusahaan tempat penulis melakukan observasi
dan penelitian adalah sebagai berikut :
39
Nama Perusahaan : PT. PP. Bajabang Indonesia
Alamat Perusahaan :
Kantor Pusat : Gedung Menara Karya Jl. HR. Rasuna Said Blok
X-5 Kav. 1-2 Jakarta
Kantor Kebun : Jl. Rajamandala-Cipeundeuy Kp. Pasir Ucing
Desa Nanggeleng Kecamatan Cipeundeuy
Kabuten Bandung Barat – Jawa Barat
Telepon : (022) 6973587
Website : www.bajabang.co.id
Status Badan Usaha : Perseroan Terbatas (PT)
Tahun Berdiri : 1961 (PMA)
: 1982 (PMDN)
4.4 UnitKerja Serta Tugas Pokok dan Fungsi di PT. PP. Bajabang Indonesia
A. Estate Manager
Estate Manager atau dulu sering disebut sebagai administratur
(ADM) berkedudukan sebagai jabatan tertinggi di PT. PP. Bajabang
Indonesia Kebun Bandung dan bertanggung jawab langsung kepada
dewan direksi di kantor pusat. Seorang Estate Manager bertugas
menjalankan fungsi manajemen yang ada di PT. PP. Bajabang Indonesia
Kebun Bandung mulai dari merencanakan, mengawasi, menempatkan
personil dan mengontrol segala jenis kegiatan, pengeluaran dan
40
pemasukan aset serta menjalankan semua kebijakan yang telah
ditetapkan oleh manajemen pusat.
B. Afdeling Kantor
Afdeling kantor atau sering disebut divisi administrasi adalah tim
yang mengurus segala jenis administrasi terutama pengeluaran yang ada
di di PT. PP. Bajabang Indonesia Kebun Bandung. Tim yang dikepalai
oleh seorang KTU/Kepala Kantor ini bertugas mengurusi mulai dari
absensi karyawan, pembayaran upah karyawan, pembelian barang/bahan
sampai laporan kepada direksi melalui Estate Manager. Bagian
administrasi di PT. PP. Bajabang Indonesia Kebun Bandung ini hanya
sampai kepada laporan Pertanggung Jawaban Keuangan (PJK), karena
disini tidak mengurusi masalah pemasaran dan penjualan. Adapun uang
yang masuk dari hasil di luar produk utama perusahaan yaitu karet dan
biji kakao akan langsung disetor ke kantor pusat dan hanya sebagai
lampiran saja di dalam PJK.
C. Afdeling Kebun
Afdeling kebun atau divisi kebun di PT. PP. Bajabang Indonesia
Kebun Bandung ini terdapat dua divisi, yakni Divisi Bayabang yang
didominasi oleh tanaman kakao dan Divisi Pasir Ucing yang didominasi
oleh tanaman karet. Masing-masing divisi dipimpin oleh kepala
afdeling/kepala bagian yang bertugas menjaga, memelihara dan
41
mengeksploitasi tanaman di masing-masing wilayah sesuai dengan tujuan
perusahaan dan kebijakan manajemen.
Masing-masing afdeling memiliki sejumlah pengawas/mandor
yang bertugas mengawasi karyawan dalam menjalankan perintah yang
diinstruksikan oleh masing-masing kepala afdeling.
D. Afdeling Pabrik
Afdeling pabrik yang dipimpin oleh kepala pabrik adalah divisi
yang bertugas mengolah bahan dari kebun sampai menjadi bahan yang
siap jual, baik itu getah karet (latex dan lump) atau biji kakao. Afeling
pabrik berfungsi untuk menerima dari kebun, mengubah, dan
mengepaklatex dan lump menjadi lembaran karet kering berupa RSS
(Ribbed Smoked Sheet) dan Brown Crepe serta mengeringkan biji kakao
sehingga siap dijual.
4.5 Struktur Organisasi PT. PP. Bajabang Indonesia
Adanya struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat
yang penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Suatu perusahaan
akan berhasil mencapai prestasi kerja yang efektif dari karyawan apabila
terdapat suatu sistem kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam
organisasi tersebut mempunyai pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang telah dinyatakan dan diuraikan dengan jelas.
Struktur organisasi di PT. PP. Bajabang Indonesia Kebun Bandung
mengikuti metode atau prinsip organisasi fungsional yang telah dinyatakan
42
dan diuraikan menekankan pada pemisahan tugas, wewenang dan tanggung
jawab secara jelas dan tegas.
Gambar 4.1
Struktur OrganisasiPT. PP. Bajabang Indonesia Kebun Bandung
Sumber : Haryo Purwanto (2013)
4.6 Penyusunan Anggaran PT. PP. Bajabang Indonesia
Setiap tahun PT. PP. Bajabang Indonesia Kebun Bandung selalu
menyusun anggaran atau sering disebut Rencana Anggaran Tahunan (RAT).
43
RAT ini mulai disusun sejak akhir bulan Novemberdengan mengumpulkan
data-data yang diperlukan guna membuat anggaran agar lebih efektif dan
efisien.
Langkah-langkah dalam menyusun anggaran PT. PP. Bajabang
Indonesia kebun Bandung dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Pengumpulan Data
Agar anggaran yang akan digunakan lebih efektif dan efisien maka
dalam menyusun anggaran diperlukan data-data yang real pada saat akan
dimulai tahun anggaran tersebut. Karena data dikumpulkan 1-2 bulan
sebelum tahun anggaran tersebut, maka data dapat diprediksi dengan
berbagai cara tergantung pengalaman masing-masing manajer di setiap
perusahaan. Data yang dikumpulkan antara lain : areal statement, posisi
panel sadapan, daftar harga alat dan bahan serta data lain seperti jumlah
hari kerja dalam tahun anggaran, jumlah inventaris alat dan bahan, rencana
kenaikan upahdari pemerintah, jumlah pohon yang terserang hama dan
penyakit dan rencana yang akan dilakukan sampai sebelum awal tahun
anggaran.
1. Areal Statement
Areal statement adalah data yang terdiri dari luas areal per
blok/tahun tanam dan jumlah pohon yang ada nanti pada saat tahun
anggaran. Areal statement adalah dataawal yang paling diperlukan pada
perusahaan perkebunan seperti PT. PP. Bajabang Indonesia karena
berdasarkan data ini dapat ditentukanbeberapa hal seperti :
44
a. Apa yang akan dilakukan pada tanaman tersebut pada tahun
anggaran apakah Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) bisa
menjadi Tanaman Menghasilkan (TM) yang berarti mulai dilakukan
penyadapan pada tanaman karet, apakah ada tanaman tertentu
berdasarkan blok/tahun tanam mau di replanting (tanam ulang) atau
bahkan diganti dengan tanaman lain, dan masih banyak lagi yang
kemudian akan mempengaruhi anggaran seperti rencana produksi,
rencana pemupukan dan pemeliharaan, rencana panenan, dan
rencana pengolahan serta pengepakan.
b. Berapa rencana produksi pada tahun anggaran
Pada tanaman karet, dengan mengetahui jumlah pohon efektif
(menghasilkan produksi) maka dapat diketahui jumlah produksi yang
akan dihasilkan tanaman pada tahun anggaran dengan mengalikan
jumlah pohon dengan potensi produksi per pohon.
c. Barang dan bahan apa saja yang diperlukan
Ini sangat terkait dengan pemeliharaan, terutama pemupukan dan
pemberantasan hama serta pengendalian penyakit. Dengan jumlah
pohon tersebut dapat dihitung jumlah kebutuhan pupuk yaitu dengan
cara jumlah pohon dikalikan dosis pemupukan per pohon.
Sedangkan untuk pemberantasan hama dan pengendalian penyakit
berkaitan dengan luas areal per blok/tahun tanam.
45
2. Posisi Panel Sadapan
Posisi panel sadapan sangat diperlukan guna menentukan jumlah
produksi pada tahun anggaran, posisi panel akan menentukan potensi
produksi per pohon yang kemudian akan dikalikan dengan jumlah
pohon.
3. Daftar Harga Alat dan Bahan
Daftar harga alat dan bahan tentu sangat diperlukan dalam
penyusunan setiap anggaran karena ini merubah anggaran ke dalam
satuan uang selain upah pegawai.
B. Menentukan Rencana Produksi
Setelah diketahui data jumlah pohon dan produktivitas per pohon
pada masing-masing blok/tahun tanam yang telah diambil dari tabel protas
pohon berdasarkan posisi panel maka ditentukan jumlah rencana produksi
pada tanaman karet. Sedangkan untuk tanaman kakao, biasanya rencana
produksi di ambil dari rata-rata produksi dari lima tahun terakhir ditambah
nilai fisiologis (nilai tambahan target).
Dari rencana produksi ini manajemen dapat menentukan hal-hal
yang terkait kebijakan tapping/penyadapan, alat dan bahan yang
dibutuhkan serta kebutuhan tenaga kerja untuk panenan.
C. Menentukan Pekerjaan, Alat dan Bahan
Dalam melakukan langkah ini diperlukan rapat koordinasi sehingga
pekerjaan yang dibutuhkan dapat seragam dan saling mengingatkan.
Seragam disini berarti sesuai standar yang telah ditetapkan namun pada
46
wilayah/blok atau tahun tanam tertentu bisa saja di luar standar karena ada
blok atau tahun tanam tertentu yang medan pekerjaannya harus di atas
standar misalnya blok yang posisi tanahnya curam atau jauh dari kalan
kebun sehingga membutuhkan tenaga ekstra pada saat pekerjaan seperti
pemupukan.
Semua pekerjaan mulai dari pembibitan, pemeliharaan tanaman dan
panenan/penyadapan yang akan dilakukan selama tahun anggaran
ditentukan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan kemudian dikalikan
dengan upah tenaga kerja.
Setelah menentukan pekerjaan yang akan dilakukan dan biaya
tenaga kerja yang diperlukan kemudian pada rapat koordinasi tersebut
ditentukan alat dan bahan yang dibutuhkan. Setelah ditentukan jumlah alat
dan bahan kemudian dikalikan dengan harga alat dan bahan yang telah
dikumpulkan.
Pada rapat koordinasi ini terjadi silang pendapat antara manajer,
kepala afdeling dan personil yang terkait langsung seperti mandor blok dan
mandor besar dalam menentukan jumlah Hari Orang Kerja (HOK) yang
diperlukan dan alat dan bahan yang akan dipakai serta jumlah
pemakaiannya.
.
D. Rekapitulasi Biaya dan Pengajuan
Setelah diadakan rapat koordinasi, masing-masing kepala afdeling
menyusun kembali anggaran untuk masing-masing afdeling yang
dipimpinnyakemudian diajukan kepada manajer untuk diverifikasi
47
kembali. Setelah diverifikasi oleh manajer kemudian anggaran untuk
masing-masing anggaran diserahkan kepada KTU untuk direkapitulasi
agar lebih mudah dalam mengajukan kepada dewan direksi.
Pada pertengahan bulan Desember dewan direksi memanggil Estate
Manager dan KTU untuk dapat hadir di kantor pusat guna menyampaikan
penajuan anggaran untuk tahun depan. Namun terkadang apabila kantor
pusat sedang sibuk dalam menghadapi akhir tahun terutama Direktur
Keuangan, maka perwakilan dewan direksi yang diwakili oleh Direktur
Agronomi dan Pengembangan yang datang ke kantor kebun untuk
pengesahan anggaran tahun berikutnya.
E. Membuat Rencana per Bulan
Setelah anggaran disahkan, anggaran tersebut dipecah kembali
menjadi masing-masing afdeling oleh KTU. Kemudian masing-masing
kepala afdeling dengan disaksikan oleh manajer membuat gantt chartuntuk
setiap jenis pekerjaan guna memecahkan RAT tersebut menjadi RAB
(Rencana Anggaran Bulanan).
Gantt chart tersebut dibuat disesuaikan dengan komposisi jumlah
karyawan yang ada di masing-masing afdeling. Rapat internal afdeling ini
disaksikan dan diarahkan langsung oleh manajer dan kepala tanaman
sehingga lebih terarah dan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
48
4.7 Upaya Efisiensi Biaya Produksi PT. PP. Bajabang Indonesia
Setiap perusahaan pastinya ingin agar kegiatannya berjalan dengan
efektif dan efisien. PT. PP. Bajabang Indonesia dalam pelaksanaan
manajemennya melakukan berbagai langkah dan kebijakan guna perusahaan
berjalan seefisien mungkin.
Adapun upaya yang dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai
efisiensi yang maksimal antara lain :
A. Penggunaan Rencana Anggaran
Selain menjadi acuan biaya yang akan dibutuhkan guna
menjalankan perusahaan, rencana anggaran juga digunakan oleh
manajemen untuk menjadi acuan pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
pekerjaan yang dilakukan sehari-hari lebih efektif dan efisien.PT. PP.
Bajabang Indonesia dalam pelaksanaan kegiatan usahanya selalu
mengunakan rencana anggaran yang telah dibuat pada akhir tahun
sebelumnya.
B. Rapat Evaluasi Kinerja
Dalam melaksanakan kegiatan usaha agar biaya dan pekerjaan
menjadi lebih terkendali, PT. PP. Bajabang Indonesia mengadakan rapat
evaluasi yang diadakan setiap 2 minggu. Rapat evaluasi ini diadakan oleh
kepala tanaman sebagai bentuk tanggung jawab masing-masing kepala
afdeling kepada manajer dalam upaya pelaksanaan kegiatan yang telah
dianggarkan sebelumnya.
49
Rapat evaluasi ini dilaksanakan dengan cara membandingkan
rencana anggaran dengan realisasi anggaran apakah sudah sesuai dengan
rencana anggaran atau tidak. Pada rapat ini rencana anggaran kegiatan ke
depan dapat dirubah dan disesuaikan dengan realisasi namun tetap pada
batasan rencana anggaran biaya.
C. Tap Kontrol
Panenan pada tanaman karet dilakukan dengan cara disadap/dideres
yaitu dengan cara mengiris kulit batang pohon karet. Dalam
pelaksanaannya sering kali terdapat penyadap terutama yang masih baru
sering menyadap dengan tenaga yang kurang terkontrol sehingga sayatan
pada kulit batang pohon terlalu dalam yang menyebabkan pohon terluka
dan mengakibatkan bentolan pada batang pohon karet dan merusak alur
sadap/alur laju aliran latex. Atau terkadang sayatannya terlalu kuat
sehingga pemakaian kulit terlalu boros sehingga bidang sadapan cepat
habis.
Dalam rangka mengatasi hal tersebut perusahaan membentuk
sebuah tim yaitu Tap Kontrol yang berfungsi untuk menilai sadapan setiap
penyadap di masing-masing afdeling dengan dipimpin oleh seorang
koordinator tap kontrol yang bertanggung jawab langsung kepada manajer
agar tidak ada interfensi dari kepala afdeling atau yang lainnya.
50
D. Pemilihan dan Pengembangan Karyawan
Setiap perusahaan pasti selalu selektif dalam memilih
karyawannya, begitu juga dengan PT. PP. Bajabang Indonesia yang
memilih karyawan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Untuk posisi pengurus kebun seperti pengawas sampai pada
staff (kecuali staff kantor) semua mempunyai latar belakang pendidikan
agronomi.
Selain pemilihan karyawan yang disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan, PT. PP. Bajabang Indonesia juga memberikan kesempatan
kepada semua karyawannya untuk lebih mengembangkan diri, baik itu
mengembangkan diri secara mandiri ataupun melalui program perusahaan.
PT. PP. Bajabang Indonesia selalu memberikan beasiswa pada karyawan
yang ingin mengembangkan diri, karena dengan berkembangnya
kemampuan karyawan tersebut secara otomatis akan memberi dampak
positif pada perusahaan.
Selain itu PT. PP. Bajabang Indonesia memberikan kesempatan
pada setiap karyawan produksi untuk lebih mengembangkan diri dengan
mengasah kemampuan agar dapat jenjang jabatan yang lebih dari
sebelumnya.
E. Penggunaan Bahan yang Tepat Guna, Tepat Waktu dan Tepat Dosis
Penggunaan bahan sangat menentukan dalam usaha untuk
mencapai efisiensi karena dengan menggunakan bahan yang tidak tepat
akan menyimpang dari dampak positif yang diharapkan dari penggunaan
51
bahan tersebut sehingga biaya yang dikeluarkan untuk bahan tersebut
menjadi beban yang sia-sia.
Selain penggunaan bahan yang tepat guna, ketepatan waktu
pengerjaan juga menjadi kunci efisiensi. Karena di dalam perusahaan yang
bergerak di bidang angronomi dan pertanian terutama perkebunanseperti
PT. PP. Bajabang Indonesia sangat bergantung pada keadaan cuaca.
Contohnya ketika akan melakukan pemupukan itu harus pada saat awal
musim penghujan sehingga pupuk dapat terserap maksimal oleh pohon
karena adanya air yang membawa pupuk ke ujung akar pohon, atau ketika
akan melakukan penyemprotan gulma tidak boleh pada musim penghujan
karena obat akan langsung hanyut oleh air hujan.
F. Adanya Satuan Pengendalian Internal (SPI) Sebagai Kontrol
Satuan Pengendalian Internal (SPI) dibentuk oleh PT. PP. Bajabang
Indonesia guna membantu manajer untuk mengingkatkan pengawasan
terhadap kinerja karyawan yang ada di lokasi kebun. Pemeriksaan SPI
mencakup : kinerja pembibitan, pemeliharaan, panenan, pengolahan,
warehouse, dan bagian keuangan.
Sesuai dengan namanya SPI berfungsi untuk menilai kinerja semua
karyawan yang berada di PT. PP. Bajabang Indonesia agar dapat bekerja
dengan lebih efektif dan efisien dengan cara memastikan semua prosedur
dalam setiap kegiatan sudah diterapkan dan dilaksanakan sebaik mungkin.
Pada bagian produksi SPI lebih berkonsentrasi pada memaksimalkan
52
potensi panel sadapan dan memaksimalkan efektivitas pada divisi
pengolahan.
4.8 Pengaruh Anggaran Biaya Terhadap Efisiensi Biaya Produksi di PT. PP.
Bajabang Indonesia
Telah dikemukakan oleh penulis di Bab 2 pada skripsi ini bahwa
efisiensi diukur dari realisasi anggaran atau efisiensi sama dengan realisasi
anggaran. Jadi jika ingin mengukur pengaruh anggaran terhadap efisiensi bisa
dengan membandingkan sejauh mana kesamaan antara anggaran dengan
realisasinya.
Dari data pada lampiran 1 dapat diketahui bahwa pada dasarnya setiap
tahun di PT. PP. BajabangIndonesia biaya produksinya sudah efisien. Ini
dapat dilihat dari selisih yang tidak melebihi 10%.
Meskipun terdapat variasi lebih atau kurangnya jika dilihat dari jenis
biaya. Misalnya pada tahun 2011,biaya langsung karet realisasinya lebih 3%
dibanding rencana yang dianggarkan,namun pada biaya langsung coklat
realisasinya kurang sebanyak 3% dari rencana biaya yang dianggarkan.
Namun perbedaan pada kedua biaya tersebut penulis hanya melihat selisihnya
tidak pada lebih atau kurangnya realisasi anggaran terhadap anggarannya
yaitu sama 3%.
A. Analisis Regresi Sederhana
Regresi linier digunakan untuk menentukan pengujian hubungan
antara sebuah variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel
independen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Jika
variabel dependen dihubungkan dengan satu variabel independen saja,
53
persamaan regresi yang dihasilkan adalah regresi linier sederhana. Jika
variabel independennya lebih dari satu, maka persamaan regresinya
adalah persamaan regresi berganda (Syahri, 2001:129 dalam Sukirman,
2012:69).
Peneliti melakukan pengolahan data regresi linier sederhana
dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics Ver.21 dan diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Analisis Regresi Linier
Variabel X dan Variabel Y
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 171573478.976 304162623.082 .564 .580
ANGGARAN .974 .031 .991 31.375 .000
a. Dependent Variable: EFISIENSI
Sumber : diolah penulis dengan aplikasi IBM SPSSVer.21 (2016)
Persamaan regresi linier sederhana pada umumnya sebagai berikut :
Y = a + bX
Dari persamaan di atas dan tabel hasil analisa regresi, maka
persamaan regresi linier taksirannya adalah sebagai berikut :
Y = 171.573.478,976+ 0,974 X
54
Artinya :
a) Koefisien regresinya adalah sebesar 0,974, ini menyatakan bahwa
apabila anggaran bertambah sebanyak Rp. 1.000.000 maka realisasi
akan bertambah sebanyak Rp. 974.000.
b) Konstanta sebesar 171.573.478,976 menyatakan apabila anggaran
tidak dipertimbangkan (X=0), maka realisasinya adalah sebesar Rp.
171.573.478,976
B. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka
dilakukan pengujian dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Ho ( p = 0 ), anggaran biaya tidak berpengaruh terhadap efisiensi
biaya produksi di PT. PP. Bajabang Indonesia
Ha ( p ≠ 0 ), anggaran biaya berpengaruh terhadap efisiensi
biaya produksi di PT. PP. Bajabang Indonesia
Hasil pengujian dengan menggunakan software IBM SPSS Ver.21
maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan untuk Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 486943501016209700000.000 1 486943501016209700000.000 984.373 .000b
Residual 8904124805608494100.000 18 494673600311582980.000
Total 495847625821818200000.000 19
a. Dependent Variable: EFISIENSI
b. Predictors: (Constant), ANGGARAN
Sumber : Diolah penulis (2016)
55
Dari hasil pengujian di atas dengan menggunakan batas
siginifikansi 0,05 dapat dilihat bahwa Fhitung = 984,373 dengan nilai
signifikansi 0,000, ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi tersebut lebih
kecil dari nilai batas signifikansi yaitu 0,05 dengan arah koefisien positif
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan secara simultan, 95% dapat
dipercaya bahwa anggaran biaya berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi biaya produksi. Oleh karena itu model regresi taksiran yang
terbentuk yakni Y = 171.573.478,976+ 0,974 X dapat diterima.
C. Koefisien Korelasi Pearson dan Koefisien Determinasi
1. Koefisien Korelasi Pearson
Tujuandilakukanpenghitungan korelasi pearson adalah untuk
mengetahui sejauh mana atau seberapa besar hubungan antara anggaran
biaya dengan efisiensi biaya produksi. Berikut tabel di bawah ini
memperlihatkan hasil pengolahan data sekunder dengan menggunakan
software IBM SPSS Ver.21 :
56
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Korelasi Pearson
Variabel X dan Variabel Y
Correlations
ANGGARAN EFISIENSI
ANGGARAN
Pearson Correlation 1 .991**
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
EFISIENSI
Pearson Correlation .991** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Diolah penulis (2016)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa peranan variabel X
(anggaran biaya) terhadap variabel Y (efisiensi biaya produksi) adalah
sebesar 0,991. Karena hasil perhutingan korelasi tersebut berada pada
interval 0,800 – 1,000 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa derajat tingkat
hubungan antara anggaran biaya dengan efisiensi biaya produksi berada
pada kategori sangat kuat (dapat dilihat pada tabel 3.2 pada halaman 35).
2. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini sangat diperlukan untuk melihat
seberapa besar pengaruh variabel X (anggaran biaya) terhadap variabel
Y (efisiensi biaya produksi), perhitungannya diperoleh dengan cara
mengkuadratkan koefisien korelasi. Secara umum rumus untuk mencari
besarnya koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
KD = r2 x100%
57
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software
IBM SPSS Ver.21 diperoleh nilai koefisien korelasi adalah sebesar
0,991. Imam Ghozali (2006:143) mengemukakan bahwa “koefisien
determinasi (KD) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen”. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu, bila KD = 0 berarti diantara
variabel bebas dengan variabel terikat tidak ada hubungannya,
sedangkan bila KD = 1 berarti diantara variabel bebas dengan variabel
terikat mempunyai hubungan yang sangat kuat.
Perhitungan koefisien dalam model regresi dibaca melalui nilai
R square dengan hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
=
R Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F
Change
1 .991a .982 .981 703330363.56437 .982 984.373 1 18 .000
a. Predictors: (Constant), ANGGARAN
Sumber : Diolah penulis (2016)
Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,982. Dengan demikian berarti
98,2% efisiensi biaya produksi dipengaruhi oleh anggaran biaya,
sedangkan sisanya sebanyak yaitu 1,8% dipengaruhi oleh faktor yang
lain.
58
4.9 Hambatan Yang Sering Dihadapi Saat Menerapkan Anggaran Biaya di
PT. PP. Bajabang Indonesia
Dalam setiap kegiatan usaha pasti ada saja kendala atau hambatan
yang harus dihadapi. Tidak terkecuali PT. PP. Bajabang Indonesia dalam
upaya menerapkan Anggaran Biaya yang telah dibuat agar perusahaan dapat
berjalan dengan efisien terutama pada biaya produksi.
Hambatan yang sering dihadapi oleh PT. PP. Bajabang Indonesia
diantaranya adalah :
A. Medan Pekerjaan yang Luas dan Akses Jalan yang Terbatas
Areal perkebunan yang luas membuat PT. PP. Bajabang Indonesia
sulit dalam melakukan pengawasan terutama dengan wilayah/blok tertentu
yang sulit ditembus sehingga jarang dikunjungi oleh kepala afdeling dan
staf yang lain. Keadaan ini terkadang membuat pengawas langsung
(mandor) terlena sehingga wilayah/blok tersebut tidak dikerjakan dengan
benar atau tidak sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.
Pada saat pemeriksaan oleh SPI atau ketika diketahui oleh kepala
tanaman maka ini jelas membuat reaslisasi akan tidak sesuai dengan
anggaran dan mengganggu tingkat efisiensi.
B. Cuaca Yang Tidak Menentu
Bagi perusahaan perkebunan cuaca adalah faktor yang tidak bisa
dihindarkan, walaupun pada jaman sekarang teknologi sudah semakin
maju sehingga akses untuk mengetahui prakiraan cuaca sangat mudah
namun tetap saja ketika hujan yang turun pada saat jam kerja membuat
59
pekerja harus meneduh dan otomatis pekerjaan tertunda sehingga
mengakibatkan realisasi tidak akan sesuai dengan anggaran.
C. Harga yang Ditentukan Oleh Pasar Internasional
Walaupun pada akhirnya penjualan hasil produksi ditetapkan
dengan cara tawar menawar antara pihak direksi PT. PP. Bajabang
Indonesia dengan pembeli, namun sebagai acuan dari tawar menawar
tersebut adalah tetap mengacu pada harga pasaran dunia. Dengan demikian
ketika harga turun terkadang penjualan dihentikan sementara dan ini
mengganggu cash flow di PT. PP. Bajabang Indonesia sehingga akan
mengganggu juga kepada pembelian bahan baku terutama bahan baku
dengan biaya yang besar seperti pupuk.
Pembelian yang terganggu tersebut meskipun tidak mengganggu
proses produksi namun karena keterbatasan tenaga kerja membuat PT. PP.
Bajabang Indonesia pada saat akan dilakukan pemupukan mengerahkan
sebagian besar tenaga kerja untuk mendahulukan pemupukan agar tepat
waktu seperti telah dijelaskan pada halaman 50 dan dapat dikerjakan
sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
4.10 Upaya Yang Diterapkan Guna Mengatasi Hambatan-Hambatan
Adapun upaya yang diterapkan guna mengatasi hambatan-hambatan
yang telah dijelaskan di atas antara lain :
60
A. Pengarahan dan Pemberlakuan Reward and Punishment
Salah satu cara guna menambah kesadaran tenaga kerja terutama
di tingkat pengawas agar lebih peduli terhadap keberlangsungan
perusahaan ialah dengan cara sering memberi pengarahan langsung oleh
manajer sehingga mereka merasa bahwa perusahaan itu harus dijaga
keberlangsungannya agar mereka tetap bisa saling menguntungkan
dengan perusahaan.
B. Skala Prioritas Pekerjaan
Anggaran biaya yang telah ditetapkan menjadi acuan dari setiap
pekerjaan, namun yang menjadi kuncinya adalah biaya per bulan.
Sehingga dalam pengerjaanya bisa digeser sesuai dengan keadaan di
lapangan selama dalam bulan yang sama dan dengan biaya yang sama
(boleh menyimpang dengan batas toleransi 10%).
C. Supplier Tetap
Untuk mengatasi kebutuhan bahan baku terutama yang jumlahnya
besar agar tidak terganggu oleh harga jual maka perusahaan
mensiasatinya dengan cara mempunyai supplier tetap. Dengan supplier
yang tetap mereka cenderung percaya kepada perusahaan dan memberi
keleluasaan untuk memberikan barangnya terlebih dahulu yang akan
dibayar pada waktu sesuai kesepakatan (perusahaan sudah menjual hasil
produksi).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis uraiankan serta
menganalisis bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penyusunan anggaran biaya pada PT. PP. Bajabang Indonesia telah
dilaksanakan dengan baik yaitu dari mulai pengumpulan seluruh data yang
diperlukan baik data internal maupun data yang bersumber dari luar,
menentukan rencana produksi, menentukan jenis pekerjaan serta alat dan
bahan yang dibutuhkan sampai dengan membuat rencana anggara per
bulan.
2. Upaya PT. PP. Bajabang Indonesia guna menjalankan kegiatan usaha yang
efisien sudah baik, yaitu dengan menjalankan berbagai upaya seperti :
a. Penggunaan rencana anggaran;
b. Rapat evaluasi kinerja;
c. Tap kontrol;
d. Pemilihan dan pengembangan karyawan;
e. Penggunaan bahan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat dosis; dan
f. Adanya Satuan Pengendalian Internal (SPI) sebagai kontrol
3. Setiap tahun PT. PP. Bajabang Indonesia biaya produksinya sudah efisien
karena selisih antara anggaran biaya dan realisasinya tidak melebihi 10%.
62
Lalu setelah dilakukan penelitian pengaruh anggaran biaya terhadap
efisiensi biaya produksi di PT. PP. Bajabang Indonesia dihasilkan
koefisien korelasi sebesar 0,991 dengan koefisien determinasi 0,982, ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara anggaran
biaya dengan efisiensi biaya produksi dan 98,2% efisiensi biaya produksi
dipengaruhi oleh anggaran biaya, sedangkan sisanya sebanyak 1,8%
dipengaruhi oleh hal lain.
4. Hambatan-hambatan yang sering menjadi kendala di PT. PP. Bajabang
Indonesia antara lain :
a. Luasnya medan pekerjaan dan terbatasnya akses jalanmengakibatkan
kurangnya pengawasan sehingga terkadang dimanfaatkan oleh sebagian
pekerja dan pengawas yang kurang bertanggung jawab;
b. Cuaca yang tidak menentu contohnya seperti hujan pada saat jam kerja
mengakibatkan tidak tercapainya realisasi anggaran; dan
c. Harga hasil produksi yang ditentukan oleh pasar internasional
mengakibatkan manajemen terkadang harus menunda penjualan
sehingga mengganggu cash flow dan sulitnya mendapat supplier.
5. Dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut di atas PT. PP. Bajabang
Indonesia melaksanakan beberapa upaya sebagai berikut :
a. Pengarahan dan pemberlakuan reward and punishmentkepada
pengawas lapangan (mandor);
63
b. Pemberlakuan skala prioritas pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
digeser dan disesuaikan dengan keadaan cuaca yang penting tetap
mengacu terhadap anggaran bulanan; dan
c. Mendapatkan supplier tetap sehingga dapat memberi kelonggaran
terhadap pembayaran sehingga tidak mengganggu suply barang/bahan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan mengenai pengaruh
anggaran biaya terhadap efisiensi biaya produksi pada kesempatan ini adalah:
a) Agar meningkatkan punishment yang berlaku menjadi lebih ketat sehingga
menimbulkan efek jera bagi pengawas yang kurang bertanggung jawab
serta lebih meningkatkan pengawasan misalnya seperti SPI yang berada di
lingkungan kebun agar ikut mengawasi prosesnya.
b) Perusahaan menyediakan peralatan khusus bagi pekerjaan tertentu seperti
babad selective agar dapat bekerja pada saat cuaca hujan sekalipun.
c) Dalam proses permintaan alat/bahan agar prosesnya lebih dipercepat
sehingga kendala masalah cuaca lebih bisa diatasi.
Recommended