View
22
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENERAPAN METODE KISAH NABI DAN RASUL DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SDN 271 APUNDI KABUPATEN LUWU TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd.) Pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
Oleh
Dirgahayu
10519251815
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/2020 M
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
DIRGAHAYU. 105 192 518 15. 2020. Penerapan Metode Kisah Nabi dan
Rasul dalam Pembelajaran Pendidikan Agama di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu
Timur. Dibimbing oleh Mawardi Pewangi dan M Amin Umar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) metode pembelajaran pendidkan
Agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupate Luwu Timur, (2) kisah Nabi dan Rasul
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupate Luwu
Timur dan (3) penerapan metode pwmbwlajaran kisah Nabi dan Rasul dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupate Luwu Timur.
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Terdapat
empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, rasional, empiris, dan
sistematis. Dalam sebuah metode penelitian menggambarkan tentang jenis penelitian,
lokasi dan Objek penelitian, fokus dan Deskripsi fokus penelitian, sumber data,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Berikut
penjelasannya:
Berdasarkan hasil penelitian terhadap permasalahan dalam skripsi ini, berikut
penulis mengemukakan beberapa hal pokok yang merupakan kesimpulan yaitu
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi meliputi metode kisah,
metode cerama, metode pemberian tugas, metode diskusi, metode tanya jawab; Kisah
Nabi dan Rasul dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi,
dilaksanakan dengan menggunakan metode kisah dengan memiliki beberapa
langkah-langkah penerapannya yaitu dimulai dari mempersiapkan materi atau bahan
ajar, memulai kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa, mengasah pengetahuan
terkait kisah yang akan diajarkan, menceritakan kisah dengan penggunaan bahasa
yang baik dan benar untuk siswa, serta penerapan metode kisah Nabi dan Rasul
dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu
Timur, dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang tepat serta teknik
pembelajaran yang baik sehingga menambahkan kesan pada siswa, dengan
penggunaan metode tambahan seperti metode pemberian tugas, metode ceramah, dan
metode diskusi, serta pada Usia Anak Sekolah Dasar dalam tahap perkembangan,
cerita tentang kisah-kisah yang mengandung hikmah
Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Kisah Nabi dan Rasul dalam
Pembelajaran PAI
vii
KATA PENGANTAR
حيم ن ٱلر حم بسم ٱلله ٱلر
Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT.
Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan seluruh isi alam
semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara jasmani
maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya pula, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tercurah kepada
pimpinan Islam yang telah membawa sinar kecemerlangan Islam yaitu Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah
membimbing umat kearah jalan yang benar.
Tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran
dari segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-jasanya yang
diberikan secara tulus ikhlas, baik material maupun spiritual dalam usaha mencari
kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini, tak lupa penulis ungkapkan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada.
1. Kedua orang tua tercinta, Nasaruddin dan Masang, yang selalu
memberikan cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan
motivasinya, setiap waktu bersujud dan berdoa demi kelancaran
penulisan skripsi ini hingga tercapainya cita-cita penulis.
viii
2. Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM sebagai Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar. Yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I dan bapak M. Amin Umar, S. Ag., M.
Pd. I selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
membimbing serta memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat
tersusun.
6. Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Seniwati, S.Pd. SD selaku kepala sekolah SDN 271 Apundi Kabupaten
Luwu Timur, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Guru SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur.
9. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi banyak
menyelesaikan skripsi ini.
ix
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti
sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah- mudahan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, 11 Jumadil Akhir 1441 H
5 Februari 2020 M
Peneliti
Dirgahayu
10519251815
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ii
PENGESAHAN SKRIPSI ...............................................................................iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ..............................................................iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..........................................vi
ABSTRAK ........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 5
D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........................15
B. Kisah Nabi dan Rasul dalam Pembelajaran PAI ..........................25
1. Pengertian Nabi dan Rasul ........................................................25
2. Kisah Nabi dan Rasul dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam .............................................................................................28
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penulisan ...............................................................................46
B. Lokasi dan Objek Penelitian ........................................................47
C. Fikus dan Deskripsi Fokus Penelitian .........................................47
D. Sumber Data ..................................................................................48
E. Instrumen Penelitian .....................................................................49
F. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................50
G. Teknik Analisis Data .....................................................................53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 54
B. Metode pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 271
Apundi Kabupaten Luwu Timur ................................................. 59
C. Kisah Nabi dan Rasul dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur ..................66
D. Penerapan kisah Nabi dan Rasul dalam pembelajaran pendidikan
Agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur ......72
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 76
B. Saran ............................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 79
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 82
LAMPIRAN ...................................................................................................... 83
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Guru SDN 271 Apundi ..............................................................56
Tabel 4.2 Rekapitulasi Siswa dan Rombel SDN 271 Apundi Tahun Ajaran
2018/2019 .......................................................................................58
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SDN 271 Apundi ............................................59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap diri manusia.
Karena dengan pendidikan merupakan proses suatu perubahan sikap, tingkah laku
seseorang dalam suatu usaha mendewasakan diri melalui upaya proses pengajaran
dan pelatihan agar dapat mengembangkan potensi diri, spiritual, kepribadian,
kecerdasan, serta akhlak mulia, keterampilan yang diperlukan dirinya dalam menjadi
pribadi yang lebih baik.
Pendidikan Islam adalah proses penyampaian informasi dalam rangka
pembentukan insan yang beriman serta bertakwa agar manusia menyadari kedudukan,
tugas dan fungsinya di dunia, baik sebagai abdi maupun sebagai khalifahnya di bumi,
dengan selalu takwa dalam makna memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya,
masyarakat serta alam sekitarnya dan bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha
Esa, manusia, dan lingkungan hidupnya1.
Dalam diri seseorang, pendidikan sangatlah penting terkhusus pula pada
pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dalam
membentuk peserta didik dalam mengenal, memahami, menghayati, serta
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari yang berlandaskan pada Alquran dan
1 Mohammad daud ali. Pendidikan agama islam. (jakarta: rajawali pers. 2016). Hlm. 181
2
Sunnah. Pendidikan Islam sudah tersebar di berbagai jenjang pendidikan dari taman
kanak-kanak sampai ke jenjang perguruan tinggi. Pendidikan Islam haruslah
berdasarkan ajaran-ajaran agama tidak hanya memberikan nilai-nilai serta ilmu
agama akan tetapi mencakup berbagai hal berkenaan dengan pendidikan Islam secara
luas mencakup sejarah, pembentukan kepribadian serta kisah-kisah terdahulu sebagai
pelajaran untuk membentuk umat Islam yang sebenar-benarnya. Pendidikan Islam
yang di tanamkan sejak usia dini akan memberikan dampak positif kedepannya pada
anak, sebagai pondasi awal untuk membentuk pribadi yang berlandaskan Islam dari
segi moralnya.
Pentingnya pendidikan Agama Islam, tercermin dari tujuan pendidikan
Agama Islam, yaitu meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan
pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah swt., serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan pendidikan Agama
Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan
dan pengamalan peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt., serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi2.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
2 Ramayulis. Metodologi pendidikan agama Islam. (Jakarta: kalam mulia jakarta. 2014), hal.
22
3
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara3.
Penjelasan mengenai pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam Undang-
undang SISDIKNAS & PP No 32 Tahun 2013, menunjukkan bahwa setiap Muslim
harus mempelajari pendidikan Agama Islam karena, jika tanpa pendidikan Agama
Islam pribadi muslim akan menjadi kacau dan jauh dari rahmat Allah swt,. Dalam
dunia pendidikan diperlukan metode yang tepat, untuk menyampaikan nilai-nilai
pendidikan Agama Islam sehigga peserta didik mampu memahami dan mengamalkan
dengan baik. Oleh karena itu guru harus mampu menggunakan metode belajar
mengajar yang tepat.
Kisah keteladanan merupakan kisah-kisah yang mengandung banyak
pelajaran terhadap moral Islam. Dalam Alquran terdapat kisah-kisah keteladanan
seperti yang terdapat dalam QS. Yusuf ayat 111:
Terjemahannya:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang
yang mempunyai akal. (Alquran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi
3 Undang undang sisdiknas (sistem pendididkan nasional) & pp no 32 tahun 2013 tentang
perubahan pp no 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional. (Permata pres). Hlm. 3
4
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu,
dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”4.
Kisah-kisah yang terdapat dalam Alquran merupakan kisah yang benar dan
mengandung berbagai hikmah dan pelajaran bagi manusia sebagai cerminan hidup.
Kisah-kisah yang terdapat dalam Alquran yaitu, kisah Adam a.s, Musa a.s dll. Allah
swt., memberikan kisah-kisah keteladan Nabi dan Rasul agar umat manusia bisa
mengambil pelajaran serta nilai-nilai yang terdapat dalam kisah-kisah tersebut. Salah
satu nilai-nilai yang terdapat pada kisah keteladanan Nabi dan Rasul yaitu pelajaran
tentang moral, dan lain-lain. Dari penjelasan tersebut penulis tertarik mengangkat
judul “Penerapan Metode Kisah Nabi dan Rasul dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan
masalah yang diangkat yaitu sebagi berikut:
1. Bagaimana metode pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 271
Apundi Kabupaten Luwu Timur?
2. Bagaimana kisah Nabi dan Rasul dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur?
3. Bagaimana penerapan metode pembelajaran kisah Nabi dan Rasul dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu
Timur?
4 Kemerian agama. Alquran dan terjemahannya almufid (solo: pt tiga serangkai pustaka
mandiri. 2013)
5
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut”
1. Untuk mengetahui metode pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 271
Apundi Kabupaten Luwu Timur.
2. Untuk mengetahui kisah Nabi dan Rasul dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur.
3. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran kisah Nabi dan Rasul
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten
Luwu Timur
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian, yaitu sebagi berikut
1. Manfaat Teoritis:
a. Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat berguna bagi peneliti selanjutnya dalam bidang
pendidikan terkhusus dalam metode pembelajaran pendidikan agama
Islam
b. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang meningkatkan kualitas
metode pendidikan pendidikan agama Islam pada anak serta sebagai
bahan referensi.
6
c. Bagi Dunia Pendidikan
Dapat memberikan solusi dalam dunia pendidikan terhadap metode
pembelajaran dalam pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah
Penelitian ini dapat menjadi sebuah solusi untuk menerapkan metode
pembelajaran kisah Nabi dan Rasul di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu
Timur, menuju bangsa yang beradab.
b. Bagi Guru/Pendidik
Penelitian ini dapat membantu dalam memberikan solusi dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode
kisah Nabi dan Rasul.
c. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat memberikan solusi bagi pihak sekolah untuk
meningkatkan kualitas metode belajar Pendidikan Agama Islam
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa Yunani, Secara etimologi kata metode berasal
dari dua suku kata, yaitu meto dan hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti
“jalan” atau “cara”. Dalam bahasa Arab, kata metode dikenal dengan istilah thariqah
yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan
suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan endidikan, langkah tersebut harus
diwujudkan dalam rangka pembentukan kepribadian peserta didik. Jadi kesimpulan
dari meode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan5.
Metode pendidikan mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan hati
seseorang, Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita dan
menyadari pengaruhnya sangat besar terhadap perasaan. Kisah alquran merupakan
suatu cara dalam mendidik anak agar beriman kepada Allah. Oleh karena itu, Islam
menyuguhkan kisah-kisah untuk dijadikan salah satu metode dalam proses
pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan Islam, kisah sebagai metode pendukung
pelaksanaan pendidikan memiliki peran yang sangat penting, karena dalam kisah-
kisah terdapat berbagai keteladanan dan edukasi, hal ini karena terdapat bebebrapa
aasan yang mendukungnya, yakni:
5 syamsul kurniawan. 2017. Filsafat pendidikan islam: kajian filosofis pendidikan islam
8
1. Kisah senantiasa memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk
mengikuti peristiwanya serta merenungkan maknanya.
2. Kisah dapat menyentuh hati manusia, karena kisah itu menampilkan tokoh
dalam konteksnya yang menyeluruh.
3. Kisah alquran mendidik keimanan dengan cara membangkitkan berbagai
perasaan, seperti khauf, ridha, dan cinta (hubb)6.
Metode pembelajaran ialah metode atau jalan yang dicapai oleh guru untuk
menyajikan materi pelajaran sehingga tujuan pelajaran dapat dicapai. Dapat pula
diambil ringkasan bahwa metode pelajaran ialah taktik pelajaran yang diaplikasikan
oleh guru sebagai media untuk menempuh tujuan pelajaran yang telah ditetapkan.
Berbagai hal yang akan mendorong gaya belajar siswa. Salah satunya adalah dengan
mengetahui bagaimana gaya belajar siswa selam ini. Namun, setiap siswa berbeda,
agar proses pembelajaran dapat berlangsung dan berjalan sesuai yang ditargetkan
oleh sang pengajar, maka perlu untuk mengetahui dan memahami metode-metode
pembelajaran yang efektif dalam proses kegiatan belajar7.
Metode dalam pendidikan Islam adalah sebagai sarana pendukung yang
menghubungkan pikiran, pengetahuan, informasi, keterampilan, pengalaman, dan
sikap dari pendidik keoada peserta didik. Berhasil tidaknya pendidik dalam mengajar
sangat tergantung pada penguasaan metode dalam mengajar. Pengaruh yang dominan
6 heri gunawan. Pendidikan islam kajian teoretis dan pemikiran tokoh. (bandung: pt remaja
rosdakarya. 2014) hlm. 262-263 7 metode pembelajaran. Di akses dari https://pandaibesi.com/metode pembelajaran/ pada
tanggal 14 juli 2018
9
dalam pendidikan adalah melalui contoh untuk dipraktikkan yang membantu
perkembangan jiwa peserta didik. Alquran sangat memperhatikan metode ini untuk
mengarahkan perjalanan masa depan manusia8.
Langkah pelaksanaan metode cerita menurut menurut Verna Hildebrand,
langkah-langkah pelaksanaan metode cerita adalah:
a. Choosing a Story, yaitu pemilihan cerita sesuai dengan situasi dan kondisi
proses belajar mengajar.
b. Size of Story Group, yaitu pengorganisasian kelompok cerita, semakin sedikit
jumlah anggota dalam kelompok penceritaan semakin efektif proses dan
hasilnya.
c. Chair or Floor for Story time, yaitu penataan posisi tempat duduk siswa yang
biasanya dilakukan diatas kursi/ lantai dengan informasi setengah lingkaran.
d. Transition To Story Time, yaitu perubahan dalam penceritaan yang merangsang
aktivitas siswa untuk mendengarkan penceritaan dengan perilaku dan sedikit
kekacauan9.
Metode merupakan cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud (dalam ilu pengetahuan), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan10
Metode mengajar melalui kisah Qurani dan Nabawi yakni suatu metode yang
diberikan kepada para peserta didik dengan didominasi oleh kisah-kisah teladan dan
nyata baik yang ada dalam alquran maupun peristiwa-peristiwa nyata yang ada pada
masa Nabi. Adapun yang diharapkan dari metode ini adalah:
a. Untuk memberi semangat dan motivasi siswa untuk menjalani hidupnya.
b. Memengaruhi emosi siswa dengan emosi yang positif
8 syamsul. Filsafat. Op. Cit. Hlm. 92 9 tomi purwadi. 2014. Efektifitas metode kisah terhadap hasil pembelajaran aqidah akhlak
pada siswa kelas viii di smp almubarak pondok aren tengerang selatan.
Http://webcache.googleusercontent.com 10 Faisar, syafruddin, muhammad. Metode studi islam: jalan tengah memahami islam.
(Jakarta: pt rajagrafindo persada. 2015). Hlm. 53
10
c. Memberikan sugesti kepada peserta didik agar selalu memiliki keinginan
berbuat lebih baik dan bermanfaat yang sesuai dengan ridha Allah swt.
d. Memberi stimulus agar peserta didik selalu bertafakkur dan bertadabur akan
ciptaan Allah.
e. Memberikan pelajaran kepada peserta didik agar selalu beramal saleh dan selalu
mensyukuri nikmat Allah swt11.
ا الله ق ال ت ك ان ك لا م ه حم مه كل م ع ن ع ائش ة ر لم ك لا ما ف صلا ي فه س ل يه و لى الله ع سول الله ص ن ر
مع ه )رواه ابو داود( س
Artinnya:
Dari Aisyah Rahimahallah berkata, sesungguhnya perkataan Rasulullah
adalah ucapan yang sangat jelas, dan dapat memahamkan orang yang
mendengarkannya. (HR. Abu Dawud)12.
Didalam hadist tersebut, pendidik mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran yaitu proses penyampaian materi yang akan disampaikan kepada para
murid. Dengan perkataan yang jelas dan mudah dipahami proses penyampaian pesan
dapat diterima dengan baik oleh para murid. Perkataan yang jelas dalam hal ini bukan
hanya sekedar jelas. Namun lebih dari itu “jelas” disini adalah mampu
memahamkanm peserta didik yang dihadapinya. Perkataan yang jelas dan mudah
dipahami akan menjadi salah satu factor keberhasilan pendidikan. Diharapkan dengan
adanya perkataan yang jelas dan mudah dipahami tersebut anak didik akan dapat
menyerap dan memahami apa yang disampaikan pendidik.
Penggunaan metode dalam pendidikan Islam, yang perlu dipahami adalah
bagaimana seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya
11 Suoparta. Pengantar teori dan aplikasi pengembangan kurikulum pai. (jakarta: pt
rajagrafindo persada. 2016). Hlm. 285 12 Suci sarofah. 2013. Hadis tentang metode pendidikan. Http://dillanazaly.blogspot.com/
11
dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi beriman yang
senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah Swt. Seorang pendidik juga harus bisa
memberikan dorongan kepada peserta didik agar menggunakan akal pikirannya dalam
menelaah dan mempelajari gejala kehidupan dan alam sekitarnya, memotivasi peserta
didik untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dan mengaktualisasikan keimanan dan
ketakwaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta menyelidiki dan meyakini bahwa
Islam merupakan kebenaran yang hakiki13.
Terjemahnya:
"wahai orang-orang yang berima! bertakwalah kepada Allah dan carilah
wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah
(berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu keberuntungan.” (QS. al-Maidah: 35).
Implikasi ayat tersebut dalam pendidikan Islam adalah bahwa proses
pelaksanaan pendidikan Islam membutuhkan adanya metode yang tepat, sebagai alat
dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut
permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri, sehingga
dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-
dasarumum metode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan Islam merupakan
sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan. Dalam hal ini tidak terlepas dari dasar
agama, biologis, psikologis dan soaiologis sebagai berikut:
13 Yani Nuraeni. 2015. Penggunaan metode cerita dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. http://flashcompugraphics.blogspot.com/
12
1. Dasar Agama, Alquran dan Hadis tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan
metode pendidikan Islam. Dalam kedudukannya sebagai dasar ajaran Islam,
maka dengan sendirinya, metode pendididkan Islam harus merujuk pada kedua
sumber ajaran tersebut.
2. Dasar Biologis, perkembangan jasmani dan kondisi jasmani, memegang
peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Sehingga dalam
menggunakan metode pendidikan seorang pendidik harus memperhatikan
kondisi biologis siswa.
3. Dasar Psikologis, metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara
efektif, bila didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis peserta
didik sebab perkembangan dan kondisi psikologis siswa memberi pengaruh
yang sangat besar terhadap internalisasi nilai dan transformasi ilmu.
Perkembangan psikologis seseorang berjalan sesuai dengan perkembangan
biologisnya. Kondisi psikologis yang menjadi dasar dalam metode pendidikan
Islam berupa sejumlah kekuatan psikologis siswa termasuk motivasi, emosi,
minat, sikap, keinginan, kesediaan, bakat-bakat, dan kecakapan akal.
4. Dasar Sosiologis, dasar penggunaan sebuah metode pendidikan Islam salah
satunya adalah dasar sosiologis, baik dalam interaksi yang terjadi antara siswa
dengan siswa, pendidik dengan siswa, pendidik dengan pendidik, pendidik
dengan masyarakat, dan siswa dengan masyarakat. Oleh karena itu seorang
pendidik dalam menginternalisasikan nilai yang sudah ada dalam masyarakat
diharapkan dapat menggunakan metode pendidikan Islam agar proses
pembelajaran tidak menyimpang jauh dari tujuan pendidikan Islam itu sendiri14.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih metode mengajar adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan yang hendak dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa
14 Ramayulis. Metodologi. Op.cit. Hlm 6-9
13
Pendidik haruslah mengerti dengan jelas tentang tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan ini mutlak perlu sebab tujuan itulah yang akan menjadi sasaran dan
menjadi pengarah daripada tindakan-tindakannyadalam menjalankan fungsinya
sebagai pendidik, serta berfungsi sebagai kriteria bagi pemilihan dan penentuan
alat-alat (metode) yang akan digunakan dalam mengajar
2. Peserta didik
Siswa yang akan menerima bahan pembelajaran yang disajikan, harus pula
diperhatikan oleh pendidik dalam memilih metode mengajar. Ini perlu sebab
metode mengajar itu ada yang menuntut pengetahuan dan kecekatan tertentu.
3. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran yang berisi fakta-fakta dapat disajikan misalnya melalui metod
ceramah, sedangkan bahan pelajaran yang terdiri dari latihan-latihan disajikan
melaluimetode drill, dan sebagainya.
4. Fasilitas
Faktor fasilitas antara lain alat peraga, ruangan, waktu, tempat dan alat-alat
praktikum, buku-buku, perpustakaan. Fasilitas ini turut menentukan metode
mengajar yang akan dipakai oleh pendidik.
5. Situasi
Situasi yang dimaksud adalah keadaan siswa (kelelahan, semangat), keadaan
cuaca, keadaan pendidik (kelelahan), keadaan kelas-kelas yang berdekatan
dengan kelas yang akan diberi pelajaran dengan metode tertentu.
6. Partisipasi
Partisipasi adalah turut aktif dalam suatu kegiatan.
7. Pendidik
Pribadi, pengetahuan dan kecekatan pendidik amat menentukan metode
mengajar yang akan digunakan.
8. Kebaikan dan kelemahan metode tertentu
14
Setiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahan. Dengan sifatnya yang
polivalen dan polipragmasi, pendidik perlu mengetahui kapan sesuatu metode
dapat digunakan dan kapan harus digunakan kombinasi dari metode-metode15.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara dalam
memberikan suatu pembelajaran dengan menggunakan berbagai cara, dalam
proses pembelajaran siswa dapat memahami pembelajaran yang diberikan
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
1. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Asal dari bahasa Arab yaitu kata qashash merupakan bentuk jamak dari
qishash, masdar dari qassa, yaqussu, artinya adalah menceritakan dan
menelusuri/mengikuti jejak (Manzhur, 711H: 148). Dalam al-Qur’an lafaz qashash
mempunyai makna yaitu kisah atau cerita. Qashash artinya berita alQur’an tentang
umat terdahulu (Abdullah dalam Syahraini Tambak, 2016).
Aplikasi suatu model pembelajaran dalam metode pembelajaran harus sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Adapun jenis-jenis metode pembelajaran
sebagai berikut:
a. Metode ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pembelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak
digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan
15 Ibid. Hlm. 12-15
15
dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara
langsung atau dengan cara lisan.
b. Metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang menghadapkan siswa
pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Diskusi berifat
bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-
sama.
c. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi,
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
d. Metode tanya jawab merupakan suatu cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Dala
metode tanya jawab, pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang keaktifan
dan kreativitas berpikir siswa. Karena itu mereka harus didorong untuk mencari
dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan.
e. Metode simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan melakukan
peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya atau
proses. Metode ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-
macam proses dan fenomena sosial untuk menguji reaksi mereka, serta
memperoleh konsep keterampilan membuat keputusan.
16
f. Metode karya wisata adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
membawa murid langsung kepada objek yang akan dipelajari diluar kelas.
g. Metode bermain peran adlah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati.
h. Metode pemecahan masalah merupakan penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu
masalah perorangan maupun kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.
i. Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pembelajaran dimana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
j. Metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian
harus dipertanggungjawabkan16.
Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk
mencapai suatu tujuan yang ditetapkan. Metode pembelajaran antara lain sebagai
berikut:
16 Yulia eka putri. 2014. Macam-macam metode pembelajaran. https://www.academia.edu.
Diakses pada tanggal 12 mei 2019
17
a. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di
muka kelas. Peran seorang murid disini sebagai penerima pesan, mendengar
memperhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan guru. Keunggulannya:
penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang di sampaikan dapat sebanyak-
banyaknya, Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan
motivasi terhadap siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan
bahan. Kelemahannya: guru serinngkali mengalami kesulitan dalam mengukur
pemahaman siswa, siswa cenderunng bersifat pasif dan sering keliru dalam
menyimpulkan penjelasan guru, menimbulkan rasa pemaksaan pada siswa,
cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih,
berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling
mempertahankan pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu.
Kelebihan metode ini adalah suasana kelas lebih hidup, dapat menaikkan
prestasi kepribadian individu, kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa,
sisiwa belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam
musyawarah. Kekurangannya: siswa ada yang tidak aktif, sulit menduga hasil
yang dicapai, siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat
mereka secara ilmiah dan sistematis.
18
c. Metode Tanya Jawab
Merupakan penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan
dan murid menjawab. Atau suatu metode didalam pendidikan dimana guru
bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.
Kelebihan: situasi kelas akan hidup karena anak-anak aktif berfikir dan
menyampaikan buah fikiran, melatih agar anak berani mengungkapkan
pendapatnya dengan lisan, timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik
akan menghangatkan proses diskusi dengan lisan secara teratur, mendorong
murid lebih aktif dan sungguh-sunngguh, merangsang siswa untuk melatih dan
mengembangkan daya fikir, mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa
dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Kekurangannya: memakan
waktu lama, siswa merasa takut apabila guru kurang mampu mendorong
siswanya untuk berani menciptakan suasana yang santai dan bersahabat, tidak
mudah membuat pertanyaan sesuai dengan tingkat berfikir siswa.
d. Metode Pembiasaan
Metode ini adalah: sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak
didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama islam.
Contohnya ayat pengharaman khomer.
Kelebihan: tidak hanya berkaitan lahiriyah tetapi berhubungan aspek batiniyah.
Metode ini tercatat sebagai metode palinga berhasil dalam pembentukan
kepribadian anak didik. Kelemahan metode ini membutuhkan tenaga pendidik
yang bener-benar dapat dijadikan sebagai contoh.
19
e. Metode Keteladanan
Metode ini maksudnya: hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang
dari orang lain, namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan
yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang
baik, sesuai dengan pengertian uswah dalam ayat-alqur'an. Kelebihan:
memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya,
memudahkan guru mengevaluasi hasil belajar, mendorong guru akan selalu
berbuat baik, tercipta situasi yang baik dalam lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
Kelemahan: figur guru yang kurang baik cenderung akan ditiru olah anak
didiknya, jika teori tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme.
f. Metode Pemberin Ganjaran
Maksud metode ini adalah: pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku
baik anak didik. Macam-macam ganjaran: pujian yang indah, imbalan
materi/hadiah, doa, tanda penghargaan, wasiat pada orang tua. Kelebihan:
memberikan pengaruh yang cukup besar terhdp jiwa anak didik, menjadi
pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang
memperoleh pujian dari gurunya. Kelemahan: dapat menimbulkan dampak
negatif apabila guru melakukan secara berlebihan, umumnya "ganjaran"
membutuhkan alat tertentu serta membutuhkan biaya.
20
g. Metode Pemberian Hukuman
Metode ini keblikan dari metode pemberian ganjaran yang mana kelebihan dan
kekuragannya hampir sama. Metode ini adalah jalan terakhir dalam proses
pendidikan
h. Metode Sorogan
Inti metode ini adalah berlangsungnya proses belajar mengajar secara face to
face, antara guru dan murid. Kelebihannnya: Guru secara pasti mengetahui
secara pasti kualitas anak didiknya, bagi murid yang IQ nya tinggi akan cepat
menyelesaikan peljaran, mendapatkan penjelasan yang pasti dari seorang guru.
Kekurangannya: membutuhkan waktu yang sangat bnyak.
i. Metode Bandongan: menurut zamarkhasy dhofier yaitu sekelompok murid
mendengarkan seorang guru yang membaca, menerangkan dan sering kali
mengulas buku-buu Islam dalam bahasa Arab. Kelebihan hampir sama dengan
metode ceramah: lebih cepat dan praktis, kelemahannya metode ini dianggap
lamban dan tradisional. Biasanya masih digunakan pada pondok-pondok
pesantren salaf.
j. Metode Mudzakarah: adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan
bahan pelajaran dengan jalan mengadaka pertemuan ilmiah yang secara khusus
membahas persoalan yang bersifat keagamaan, nama lainnya majmaal al-
buhust. Mudzakarah di bedakan menjadi dua yaitu: 1. Mudzakarah yang
21
diselenggarakan oleh sesam santri untuk membahas suatu msalh, 2.
Mudzakarah yang dipimpin oleh seorang kyai, dimana hasil mudzakarah
diajukan untuk dibahas dan dinilai dalam suatu seminar.
k. Metode Kisah: suatu cara dalam menyampikan suatu materi pelajaran dengan
menutuurkan materi pelajran dengan menuturkan secara kronologis tentang
bagaiman terjadinya sesuatu hal yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan
belaka. Metode kisah didunia pendidikan yang tidak diragukan kebenaranny
adalh yaitu: Qur'ani dan kisah nabi.
l. Metode Pemberian Tugas: dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap
murid muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk
mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk
memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi, atau menghafal
pelajaran. Methode ini mempunyai 3 fase yaitu: 1. fase pemberian tugas, 2. fase
pelaksanaan tugas, 3. fase pertanggungjawaban tugas.
m. Metode Karya Wisata: Adalah suatu metode mengajar dimana siswa dan guru
pergi meninggalaan sokolah menuju suatu tempat untuk menyelidiki atau
mempelajari hal – hal tertentu.
n. Metode Eksperimen: menurut zakiyah daradjat, metode percobaan yang
biasanya dilakukan dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut
Departemen Agama yaitu praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada
pekerjan akademis, pelatihan dan pemecahan masalah.
22
o. Metode Latihan: menurut zuhairini, adalah suatu metode dalam pengajaran
dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah di
berikan. Atau biasa disebut dengan ulangan.
p. Metode Sosio-Drama: yaitu suatu metode mengajar dimana guru memberikan
kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu
seperti yang terdapat dalam masyarakat sosial. Tujunnya adalah agar siswa
menghayati dan menghargai perasaan orang lain, membagi tanggung jawab
dalam kelompok, merangsang siswa berpikir dan memecahkan masalah.
q. Metode Simulasi: penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan
siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Dan pada titik
finalnya siswa mampu untuk mendapatkan kecakapn bersikap dan bertindak
sesuai dengan situasi yang sebenarnya.
r. Metode Kerja Lapangan: yaitu merupakan suatu cara mengajar yang bertujuan
memberikan pengalaman kerja nyata bagi anak didik diluar kelas (dimana saja
bisa). Metode ini hakekatnya merupakan penyempurnaan dari metode kerja
kelompok, karya wisata, dan eksperimen, bahkan tanya-jawab
s. Metode Demonstrasi: adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatakan bagaimana
berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa. Dapat digunakan
dalam penyampaian bahan pelajaran fikih. Langkah-langkah penerapan metode
demonstrasi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
23
t. Metode Kerja Kelompok: istilh kerja kelompok memgandung arti bahwa siswa-
siswa dalam suatu kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar maupun
kecil yang didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama. Adapun
kelebihan dari metode ini adalah: melatih dan menumbuhkan rasa kebersamaan
dan toleransi, adanya kerjasama yang saling menguntungkan antara individu
dalam kelompok, menumbuhkan rasa ingin maju dan persaingan yang sehat
sedangkan kekurangannya: memerlukn persiapan yang agak rumit, harus
diawasi guru dengan ketat agar tidak timbul persaingna ynag tidk sehat, sifat
dan kemampuan individu akan terabaikan jika tugas tidak dibatasi waktu
tertentu, maka akan cenderung terabaikan17.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa macam-macam metode pembelajaran yaitu:
metode cerama, diskusi, tanya jawab, bermain peran, kisah, keja kelompok,
demonstrasi, sosio drama, karya wisata, eksperimen, pemberian tugas,
pemberian hukuman, keteladanan, pembiasaan.
B. Kisah Nabi dan Rasul dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Nabi dan Rasul
Perkataan Nabi berasal dari kata “Naba” yang berarti pemberitahuan yang
besar faedahnya. Nabi dalam istilah Islam ialah manusia yang dipilih oleh Allah
17 Muhammad ihwanuddin, metode pembelajaran dalam pendidikan islam, 2010,
https://indonesia-admin.blogspot.com, diakes pada tanggal 17 mei 2019
24
untuk mendapatkan wahyunya. Alquran menggunakan kata Nabi dan Rasul
untuk orang yang sama, dan kadang-kadang menggunakan dua kata itu
sekaligus18.
Rasul bentuk jamak dari kata Rasul yang berarti orang yang diutus untuk
menyampaikan sesuatu. Rasul adalah manusia, seorang laki-laki merdeka dan
mendapatkan wahyu Allah dengan hukum syara’ untuk diamalkan sendiri serta
disampaikan kepada orang lain. Namun yang dimaksud Rasul di sini adalah
orang yang diberi wahyu syara’ untuk disampaikan kepada umat. Rasul yang
pertama adalah Nabiyullah Nuh as dan yang terakhir adalah Nabiyullah
Muhammad saw., Sedangkan Nabi adalah manusia dan seorang laki-laki yang
mendapatkan wahyu dari Allah dengan hukum syara’ untuk diamalkan sendiri19.
Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia pilihan yang bertugas memberi
petunjuk kepada manusia tentang kekuasaan serta ke-Esaan Allah saw., Nabi dan
Rasul juga untuk menuntun manusia agar melaksanakan ajaran Allah saw.,
Perbedaan antara Nabi dan Rasul yaitu seorang Nabi menerima wahyu dari Allah
saw., untuk dirinya sendiri, sedang Rasul menerima wahyu dari Allah saw., guna
disampaikan ke segenap umatnya. Sebagian Nabi dan Rasul ada yang dilebihkan
derajatnya atas sebagian yang lain20.
18 muh ruddin emang dkk, pendidikan agama islam, (makassar: yayasan fatiya makassar,
2013), h. 46-47 19 solihah titin sumanti, dasar-dasar materi pendidikan agama islam, (jakarta: pt rajagrafindo
persada, 2015), h. 85-86 20 mohamad chandra, rangkuman pengetahuan islam lengkap, (jakarta: penerbit erlangga,
2014), h. 38-39
25
Jumlah para Nabi dan Rasul sangat banyak, namun yang harus diimani
hanya 25 Rasul, dari sekian banyak jumlah Nabi dan Rasul kita hanya diwajibkan
untuk mengetahui dan mengenal nama 25 Nabi dan Rasul. Nama Nabi dan Rasul
yang wajib kita ketahui dan di imani yaitu sebagai berikut:
1. Nabi Adam a.s 14. Nabi Musa a.s
2. Nabi Idris a.s 15. Nabi Harun a.s
3. Nabi Nuh a.s 16. Nabi Zulkifli a.s
4. Nabi Hud a.s 17. Nabi Daud a.s
5. Nabi Salih a.s 18. Nabi Sulaiman a.s
6. Nabi Ibrahim a.s 19. Nabi Ilyas a.s
7. Nabi Luth a.s 20. Nabi Ilyasa’ a.s
8. Nabi Ismail a.s 21. Nabi Yunus a.s
9. Nabi Ishaq a.s 22. Nabi Zakaria a.s
10. Nabi Ya’akub a.s 23. Nabi Yahya a.s
11. Nabi Yusuf a.s 24. Nabi Isa a.s
12. Nabi Ayub a.s 25. Nabi Muhammad saw21.
13. Nabi Syu’aib a.s
Nabi merupakan manusia biasa yang memperoleh wahyu dari Allah, tetapi tidak
wajib menyampaikan kepada umatnya. Sedangkan Rasul, merupakan manusia biasa
21 Asyrafyan, pengertian nabi dan rasul. Di akses di https://id.scribd.com. Pada tanggal 12
juli 2018 pukul 13:30 wita
26
yang memperoleh wahyu dari Allah saw., dan wajib menyampaikan wahyu kepada
umatnya22.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa metode kisah Nabi dan rasul adalah cara belajar dengan memberikan kisah-
kisah Nabi dan Rasul. Adapun pengertian dari Nabi adalah manusia yang dipilih
oleh Allah untuk mendapatkan wahyunya untuk dirinya sendiri dan diutus kepada
kaum yang telah beriman sedangkan, Rasul adalah hamba Allah yang terpilih yang
diberikan wahyu untuk dirinya sendiri serta disampaikan kepada orang lain dan
diutus kepada kaum yang kafir, pebedaan antara Nabi dan Rasul ialah Rasul
memiliki tingkatan lebih tinggi dari pada Nabi, adapun nama-nama Nabi dan Rasul
yang diketahui ada 25.
2. Kisah Nabi dan Rasul dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Komperensi mata pelajaran pendidikan agama Islam berisi sekumpulan
kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di
SD. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku efektif dan psikomotorik dengan
dukungan pengetahuai kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt. Kemampuan-kemampuan yang tercntum dalam komponen
kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang
harus dicapai di SD yaitu:
22 Pengertian Nabi Dan Rasul Pelajaran Agama Islam. Di akses di
http://www.gerbangilmu.com pada tanggal 14 juli 2018
27
a. Beriman kepada Allah swt dan lima rukun iman yang lain dengan
mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta
didik dalam dimensi vertikal maupun horizontal
b. Dapat membacakan Alquran surat-surat pilihn dengan benar, menyalin dan
mengartikannya
c. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat
islam terutama ibadah mahdah
d. Dapat meneladani sikap, sifat dan kepribadian Rasulullah saw serta
Khulafaur Rasyidin23.
Aspek Akhlak salah satunya yaitu siswa mampu meneladani Nabi Adam
a.s, Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Ismail a.s, Nabi Ayub a.s, Nabi
Musa a.s, Nabi Isa a.s, berikut kisahnya:
a. Kisah Nabi Adam a.s
Kisah Nabi Adam as tercantum dalam Alquran, dia diciptakan
sebagai manusia pertama untuk menjadi Khalifah (pemimpin) di muka bumi.
Dimana suatu ketika Allah swt. memanggil para malaikat Allah bersabda
“Aku hendak menciptakan mahluk dari ras manusia dan hendak aku jadikan
Khalifah di muka bumi yang gemar berperang dan menumpahkan darah?
Tidakkah kami cukup bagi-Mu? Bahkan kami selalu setia dalam mengabdi
kepadamu dan berdzikir mengagungkan nama-Mu?”, Allah berfirman,
23 Zainuddin. 2013. Agama islam-sd. http://www.uin-malang.ac.id. Diakses ada tanggal 15
Mei 2015 pukul 23:49 wita.
28
“sesungguhnya Aku lebih mengetahui hal-hal yang kalian yang tak memiliki
pengetahuan tentang itu”24 Seperti yang tertulis dalam Quran Surah Al-
Baqarah Ayat 30 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan Khalifah di bumi”, Mereka berkata, “Apakah engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbi memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“sesunguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”25
Kisah Nabi Adam a.s diceritakan dalam Quran Surah Al-Baqarah
ayat 34-37:
(34). Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,
"Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali
Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk
golongan yang kafir.
(35). Dan Kami berfirman, "Wahai Adam, tinggallah engkau dan
istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai)
makanan yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati
pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim.
(36). Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga
keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di
sana (surga. Kami berfirman, "Turunlah kamu! sebagian kamu
24 Dian Noviyanti. The Prophets kisah hikmah 25 Nabi Allah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama), h. 1. 25 Kementerian Agama, op. cit, h. 6
29
menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat tinggal dan
kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan."
(37). Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya,
lalu Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang26.
Kisah Nabi Adam as, banyak mengandung hikmah atau pelajaran
yang terkandung. Ketika awal mula Nabi Adam diciptakan oleh Allah swt.
yang kemudian Malaikat dan Iblis diperintahkan untuk sujud kepada Adam
namun Iblis menolak, dikarenakan iblis merasa lebih baik dari Adam,
disinilah sifat sombong dan iri yang muncul dari Iblis serta menolak perintah
dari Allah swt. Dari sinilah Iblis akan terus membuat sesat Adam serta anak
keturunannya, hingga pada saat Nabi Adam masuk ke dalam Surga dan
diperintahkan untuk tidak mendekati satu pohon, namun Adam dan Hawa
terbujuk rayuan Iblis dan akhirnya mereka dikeluarkan dari Surga dan di
pisahkan dalam beberapa tahun lamanya, dan disitulah Nabi Adam sangat
menyesal dan memohon ampun pada Allah swt, hingga akhirnya Allah swt
mengampuni mereka berdua. Hikmah yang dapat dipetik dari kisah Nabi
Adam as, adalah janganlah kita merasa lebih baik dari yang lain karena
sesungguhnya apa yang tidak kita ketahui diketahui semua oleh Allah swt,
serta kesalahan yang telah kita perbuat bersegeralah untuk taubatan Nasuha.
b. Kisah Nabi Muhammad saw
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
26 Ibid
30
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Quran Surah
Al-ahzab ayat 56.27
Nabi Muhammad saw lahir dari pasangan Abdullah bin Abdul
Muthalib dan Aminah binti Wahab. Sayangnya, ayah beliau Abdullah
meninggal ketika Nabi Muhammad masih berada dalam kandungan sang
ibu. Jadi, dia telah menjadi yatim bahkan sebelum dilahirkan. Pada tanggal
12 Rabiul Awal Tahun Gajah, Nabi Muhammad saw dilahirkan. Bertepatan
dengan hari Senin, 20 April tahun 571 Masehi. Sesuai adat setempat, Nabi
Muhammad dititipkan kepada Halimatussa’diah untuk disusui dan
dibesarkan bersama anak-anak Halimah.
Kisah Nabi Muhammad saw yang menjadi yatim piatu ketika masih
berusia 6 tahun. Ketika berusia enam tahun, Muhammad kecil diajak
ibundanya untuk mengunjungi makam sang ayah. Sayangnya, dalam
perjalanan pulang, sang ibu meninggal dunia. Hingga Nabi Muhammad
resmi menjadi yatim piatu di usia 6 tahun. Setelah itu, Muhammad kecil
diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Hingga dua tahun kemudian sang
kakek juga meninggal. Maka Nabi Muhammad yang baru berusia 8 tahun
tersebut, ikut pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib bukanlah orang kaya, sehingga untuk membantu
pamannya, Muhammad cilik ikut menggembala hewan ternak. Dan ketika
sudah cukup dewasa, dia ikut berdagang bersama pamannya dengan
27 Kementrian Agama. Op. Cit.
31
mengambil barang dagangan dari seorang janda kaya bernama Siti Khadijah
binti Khuwailid. Kisah Nabi Muhammad saw menikah dengan Siti Khadijah.
Kagum atas kejujuran Nabi Muhammad dalam berdagang, yang membuat
bisnis perniagaannya makin sukses. Khadijah pun melamar Nabi
Muhammad untuk menjadi suami. Perbedaan usia dan status sosial tidak
menghentikan langkah dua insan yang telah ditakdirkan Allah swt untuk
bersatu dalam ikatan pernikahan. Nabi Muhammad saw menikah pada usia
25 tahun, sedangkan Siti Khadijah berusia 40 tahun.
Nabi Muhammad menerima wahyu pertama ketika sedang
berkhalwat di Gua Hira. Malaikat Jibril datang dan memberinya wahyu
berupa surat Al ‘Alaq ayat 1-5. Hari itu bertepatan dengan tanggal 17 bulan
Ramadan. Yang kini diperingati sebagai malam Nuzulul Qur’an, atau malam
turunnya Al Qur’an. Setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad berjuang
menyebarkan agama Islam. Berbagai tantangan dan cobaan ia hadapi dengan
tegar, demi menyebarkan Tauhid. Khadijah setia mendampingi beliau, dan
menjadi orang pertama yang mengimani kerasulan Nabi Muhammad saw28
Pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nabi Muhammad saw ialah,
beliau sejak kecil telah mengalami berbagai cobaan dan kepahitan hidup.
Menjadi yatim di usia yang masih sangat belia, lalu bekerja keras untuk
membantu mencari nafkah di keluarga pamannya. Kerasnya perjuangan
28 Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri. Sirah nabawiyah perjalanan hidup Rasul yang
agung Muhammad dari kelahiran hingga detik-detik terakhir (Jakarta: Darussalam, 2015), h. 46
32
hidup tidak membuat Nabi Muhammad saw menjadi orang yang sinis
terhadap hidup, namun ia tetap tegar dan menjalaninya. Hingga akhirnya
diangkat menjadi Nabi dan Rasul untuk menyampaikan wahyu Allah kepada
umat manusia.
c. Kisah Nabi Ibrahim
Nabi Ismail adalah putra nabi Ibrahim dengan istri mudahnya yakni
Siti Hajar. Siti Hajar adalah budak yang diberikan oleh Raja Mesir kepada
Nabi Ibrahim as. Atas persetujuan Siti Sarah akhirnya nabi Ibrahim mau
menikahi Siti Hajar. Setelah menikah dengan Nabi Ibrahim, Siti Hajar
akhirnya mengandung. Namun, ia menyembunyikan kandungannya dari Siti
Sarah yang sudah lama menikah. Tapi belum juga di karuniai seorang anak.
Sekeras apapun Siti Hajar menyembunyikan kandungannya, akhirnya
terungkap juga rahasia tersebut. Dari rahim Siti Hajar lahirlah seorang anak
laki-laki yang kemudian diberi nama Ismail. Kisah Nabi Ibrahim di ceritakan
dalam Quran Surah Ali-Imran Ayat 51-58:
51. Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun) telah Kami berikan
kepada Ibrahim petunjuk, dan Kami telah mengetahui dia.
52. (Ingatlah), ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan
kaumnya, "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun
menyembahnya?"
53. Mereka menjawab, "Kami mendapati nenek moyang kami
menyembahnya."
54. Dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya kamu dan nenek moyang
kamu berada dalam kesesatan yang nyata."
55. Mereka berkata, "Apakah engkau datang kepada kami membawa
kebenaran atau engkau main-main?"
33
56. Dia (Ibrahim) menjawab, "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan
(pemilik) langit dan bumi; (Dialah) yang telah menciptakannya; dan
aku termasuk orang yang dapat bersaksi atas itu."
57. Dan demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya
terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.
58. Maka dia (Ibrahim) menghancurkan (berhala-berhala itu)
berkeping-keping, kecuali yang terbesar; agar mereka kembali (untuk
bertanya) kepadanya.
Nabi Ibrahim merupakan putra seorang pembuat patung sesembahan,
dimana Nabi Ibrahim heran akan kebiasaan orang-orang disekitarnya
menyembah patung yang tidak dapat berbuat apapun sekalipun menolong
dirinya sendiri, sehingga Nabi Ibrahim kemudian menyampaikan kepada
masyarakat untuk berhenti melakukan kegiatan tersebut dan menyembah
Allah swt. dan mereka tidak mendengarkan Nabi Ibrahim, sehingga Nabi
Ibrahim mengambil tindakan untuk menghancurkan patung sesembahan
mereka dan menyisahkan 1 patung besar untuk menjadi alasan Nabi Ibrahim
untuk membuka pikiran masyarakat, hingga pada keesokan harinya Ibrahim
ditangkap dan kemudian diikat dan dibakar serta disaksikan oleh masyarakat
yang ada sebagai tontonan dan balasan karena telah menghancurkan patung
sesembahan, namun Allah memerintahkan api untuk tidak bisa membakar
Nabi Ibrahim, sehingga masyarakat dan Raja Namrud terheran. Hikmah
yang dapat dipetik dari kisah Nabi Ibrahim adalah keteguhan Nabi dalam
menegakkan ketauhidan dan tak takut kepada siapapun kecuali Allah swt.
d. Kisah Nabi Ismail a.s
Nabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim dari istrinya yang bernama
Hajar. Nabi Ismail lahir di Al Khalil (Hebron), wilayah Kan'an (Palestina).
34
Kelahirannya membawa kebahagiaan bagi Nabi Ibrahim dan Hajar. Istri
pertama Nabi Ibrahim, Sarah merasa cemburu. Ia meminta Nabi Ibrahim
membawa Hajar dan Ismail pergi. Nabi Ibrahim, Hajar, dan Ismail pun pergi
ke Mekah. Setelah dewasa, Ismail kemudian diutus menjadi nabi dan
berdakwah di Mekah hingga wafatnya. Tempat wafat Nabi Ismail di Kota
Mekah diberi nama Hijr Ismail. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim
meninggalkan Hajar dan Ismail di padang pasir (Mekah). Meskipun Nabi
Ibrahim merasa tidak tega, tetapi ia tetap melaksanakannya karena itu adalah
perintah Allah. Kisah Nabi Ismail Diceritakan dalam Quran Surah As-Saffat
ayat 100-111, yang artinya sebagai berikut:
Dan Ibrahim berkata, "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada
Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku,
anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-
orang yang saleh.” Maka Kami beri dia kabar gembira dengan
seorang anak yang amat sabar (Ismail). Maka tatkala anak itu
sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab, "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar.” Tatkala keduanya telah
berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya
(untuk melaksanakan perintah Allah), lalu Kami panggillah dia, "Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,
"sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-
orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian
yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan
yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian) di kalangan
orang-orang yang datang kemudian, ”Kesejahteraan dilimpahkan
atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-
35
orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba
Kami yang beriman.29
Nabi Ismail merupakan anak dari Nabi Ibrahim, yang memiliki sifat
terpuji dan mulia, dimana diperistiwa inilah awal mulanya muncul Sunnah
berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada setiap hari raya idul Adha.
Adapun pesan dan hikmah yang bisa diambil dari Cerita Kisah Nabi Ismail
as adalah
1. Keluarga Ibrahim layak dijadikan teladan karena ketaatan dan
kepatuhannya menjalankan perintah Allah. Mereka sukses melewati
beberapa ujian.
2. Ketaatan dan Kepatuhan Nabi Ismail terhadap perintah Allah dan
orang tuanya mencerminkan kepribadian anak saleh yang patut
dijadikan teladan.
3. Ketinggian budi pekerti yang dimiliki Ismail menjadikannya dicintai
Allah dan mendapatkan banyak keistimewaan dari-Nya, diantaranya
diangkat menjadi nabi dan rasul.
4. Perintah penyembelihan Ismail mengandung hikmah bahwa Allah
mengajarkan tentang berkorban, agar manusia senantiasa saling
peduli dengan yang lainnya.
e. Kisah Nabi Ayub a.s
Nabi Ayub adalah putra Ish bin lshaq bin Ibrahim. Ish merupakan
peternak kaya raya di wilayah Syam. Ketika ayahnya wafat, seluruh
29 Al-quran terjemahan. Op. Cit.
36
kekayaannya diwariskan kepada Nabi Ayub. Nabi Ayub memiliki tiga orang
istri. Salah satunya bernama Siti Rahma, putri dari Afrayim, putra Nabi
Yusuf. Beliau berdakwah dan wafat di wilayah Batsniyyah. Nabi Ayub
diutus Allah untuk berdakwah kepada penduduk Hauran dan Tih, di wilayah
tempat kelahirannya. Nabi Ayub dikenal sebagai orang yang pandai, sopan,
bijaksana, dermawan, dan suka menolong orang-orang yang membutuhkan.
Selain itu, ia banyak membangun sarana peristirahatan dan ibadah untuk
para musafir.
Nabi Ayub dikenal memiliki kepribadian yang menawan, pandai
bersyukur, dan senantiasa menghiasi lisannya dengan zikir. la tidak pernah
meninggalkan perintah Allah. Hal tersebut membuat iblis iri. la ingin
menggoda Ayub agar terjerumus dalam dosa. Iblis segera menghadap Allah
dan meminta izin untuk menguji kesabaran dan ketaatan Nabi Ayub. Allah
pun mengabulkan permintaan iblis. Lalu lblis mulai membuat rencana untuk
menjatuhkan Nabi Ayub. Berbagai cara telah disusun dengan berbagai
risikonya. Iblis dan kelompoknya mulai melancarkan aksi pertamanya.
Dalam waktu singkat, semua hewan ternak Nabi Ayub mati ditimpa penyakit
yang aneh. Rumahnya tiba-tiba saja sudah hangus terbakar. Nabi Ayub tidak
lagi bisa memberikan gaji kepada para pegawainya. la terpaksa tidak lagi
mempekerjakan mereka. Nabi Ayub dan keluarganya benar-benar menjadi
miskin.
37
Saat Nabi Ayub sedang salat, datanglah Iblis menghasutnya, "Hai
Ayub, sesungguhnya Allah telah menghanguskan kekayaanmu hingga kamu
miskin. Buat apa kamu banyak beribadah jika kamu menjadi miskin?" Nabi
Ayub berkata, "Sesungguhnya, apa yang kumiliki adalah milik Allah. Jika
Allah menghendaki untuk mengambilnya, aku tetap akan bersyukur.
Bukankah aku telah lama diberi nikmat yang banyak oleh Allah?"
Kemudian, Nabi Ayub dan keluarganya tetap menjalankan kewajibannya
untuk beribadah kepada Allah.
Iblis dan kelompoknya menyusun rencana selanjutnya untuk
menggoyahkan iman yang dimiliki Nabi Ayub dan keluarganya. Ketika
anak-anak Nabi Ayub sedang berkumpul di salah satu rumahnya, iblis
menghancurkan bangunan tersebut dan membunuh semua anak-anak Nabi
Ayub. Tentu saja hal ini membuat Nabi Ayub dan istrinya sangat bersedih.
Kembali lblis mendatangi Nabi Ayub dan berkata, "Hai Ayub, Allah telah
mengambil semua anak-anakmu. Untuk apa lagi kamu beribadah
kepadanya?"
Akan tetapi, Nabi Ayub tetap bersabar dan berkata, "Sesungguhnya,
anak-anakku milik Allah. Jika Allah menghendaki mereka, itu adalah hak-
Nya. Aku tetap bersabar dan bersyukur kepada-Nya". Iblis kembali menemui
kegagalan. la semakin kesal, namun belum berputus asa untuk menggoda
Nabi Ayub dan istrinya.
38
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Rabbnya: ‘(Ya
Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau
adalah Yang Maha-penyayang di antara semua penyayang.” (QS.
21:83) Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami
lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan
keluarganya kepadanya, dan Kami lipat-gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan
bagi semua yang beribadah kepada Allah. (Quran Surah Al-
Anbiyaa’: 83-84)30
Hikmah yang dapat diambil dari Cerita Anak Muslim Kisah Nabi
Ayub as adalah
1. Sikap Nabi Ayub yang baik hati, suka menolong, sabar, tabah
menghadapi cobaan, ikhlas ketika bersedekah patut kita jadikan
teladan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak
Allah telah menjadikan Nabi Ayub mampu melewati cobaan yang
berat dan bertubi-tubi.
3. Nabi Ayub berhasil melalui cobaan bertubi-tubi dari Allah sehingga
akhirnya beliau mendapatkan buah dari kesabarannya dan
mendapatkan kembali apa yang pernah "hilang" darinya, yaitu
kesehatan, kekayaan, dan anak-anak sejumlah yang pernah ia miliki
f. Kisah Nabi Musa a.s
Negeri Mesir dipimpin oleh seorang raja yang bergelar Fir’aun.
Kekuasaan Fir’aun sangat besar hingga ia menjadi sombong dan
30 Al-quran terjemahan. Op. Cit.
39
menganggap dirinya Tuhan. Suatu hari, peramal istana mengatakan akan
lahir bayi laki – laki dari kau Bani Israil yang akan mengalahkan Fir’aun dan
menjadi penguasa Mesir. Fir’aun pun ketakutan. Segera ia perintahkan
prajuritnya untuk menghabisi bayi laki – laki Bani Israil. Seorang perempuan
bernama Yukabad yang saat itu sedang mengandung Musa menjadi sangat
cemas. Berkat perlindungan dari Allah swt., dia berhasil menyembunyikan
kandungannya. Bahkan, kelahiran Musa pun tidak diketahui. Kisah Nabi
Musa Diceritakan dalam Quran Surah Asyu’ara Ayat 10-67:
32. Maka dia (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu
menjadi ular besar yang sebenarnya.
33. Dan dia mengeluarkan tangannya (dari dalam bajunya), tiba-tiba
tangan itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang
melihatnya.
34. Dia (Fir‘aun) berkata kepada para pemuka di sekelilingnya,
“Sesungguhnya dia (Musa) ini pasti seorang pesihir yang pandai,
35. dia hendak mengusir kamu dari negerimu dengan sihirnya; karena
itu apakah yang kamu sarankan?”
36. Mereka menjawab, “Tahanlah (untuk sementara) dia dan
saudaranya, dan utuslah ke seluruh negeri orang-orang yang akan
mengumpulkan (pesihir),
37. niscaya mereka akan mendatangkan semua pesihir yang pandai
kepadamu.”
38. Lalu dikumpulkanlah para pesihir pada waktu (yang ditetapkan)
pada hari yang telah ditentukan,
39. dan diumumkan kepada orang banyak, “Berkumpullah kamu
semua,
40. agar kita mengikuti para pesihir itu, jika mereka yang menang.”
41. Maka ketika para pesihir datang, mereka berkata kepada Fir‘aun,
“Apakah kami benar-benar akan mendapat imbalan yang besar jika
kami yang menang?”
42. Dia (Fir‘aun) menjawab, “Ya, dan bahkan kamu pasti akan
mendapat kedudukan yang dekat (kepadaku).”
43. Dia (Musa) berkata kepada mereka, “Lemparkanlah apa yang
hendak kamu lemparkan.”
40
44. Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka
seraya berkata, “Demi kekuasaan Fir‘aun, pasti kamilah yang akan
menang.”
45. Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia
menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.
46. Maka menyungkurlah para pesihir itu, bersujud31.
Kisah Nabi Musa dengan Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan,
dimana Nabi Musa diutus untuk kaum raja Fir’aun yang melakukan dosa
besar. Dengan menampakkan mukjizat Nabi Musa kepada Fir’aun dengan
melemparkan tongkatnya sehingga beruah menjad ular kemudian memakan
semua tipudaya para pengikut Fir’aun, namun mereka tak mau beriman
hanya sebagian dari mereka yang beriman, sehingga dari keresahan Fir;aun
pun mengejar Nabi Musa dan akan menyusulnya. Dilaut merah Nabi musa
diperintahkan untuk menunjuk laut tersebut dengan tongkatnya sehingga laut
tersebut terbelah dan memberikan jalan kepada kaum Nabi Musa, dan
pengikut Fir’aun mengikuti Nabi Musa hingga Allah swt menenggelamkan
mereka dan menyelamatkan kaum Nabi Musa. Adapun hikmah yang dapat
dipetik dari kisah Nabi Musa adalah tak ada Tuhan yang patut di sembah
kecuali Allah swt, serta kekuatan dan kekuasaan terbesar hanya milik Allah
swt, dan janganlah berlaku sombong
g. Kisah Nabi Isa a.s
Isa adalah nabi yang diutus Allah setelah Zakaria dan Yahya
meninggal dunia. Kisah dari Isa ini memang memiliki perbedaan yang
mencolok dari kisah nabi yang lainnya. Salah satu hal yang menonjol dari
31 Al-quran terjemahan. Op. Cit.
41
Isa itu adalah dimana dia dilahirkan tanpa Ayah. Tidak salah kalau selama
ini banyak pengikutnya mengatakan bahwa Isa itu adalah anak allah. Dia
adalah seorang nabi yang lahir dari seorang ibu yang bernama Maryam.
Maryam sendiri adalah seorang anak yang dipelihara oleh nabi Zakaria.
Maryam sendiri adalah anak Imran yang masih merupakan saudara dari
Zakaria sehingga tidak salah kalau masa hidup maryam adalah saat di
kehidupan Yahya dan Zakaria.
Maryam adalah seorang wanita yang sangat rajin beribadah dan
selalu pergi ke baitulmaqdis untuk melaksanakan ibadah kepada Allah swt.
Pada suatu malam, Maryam didatangi oleh malainkan yang kemudian
memberitahukannya bahwa dia akan mengandung seorang anak atas izin
allah swt.
Mendengar pesan tersebut, kemudian Maryam-pun sempat khawatir
karena jika ia memiliki anak tanpa ayah, maka akan membuatnya malu
karena itu bisa menjadi aib. Lalu, menjelang kelahiran bayi-nya itu, dia pergi
ke suatu tempat yang sepi agar tidak diketahui oleh orang lain.
Pristiwa tersebut kemudian diketahui oleh banyak orang sehingga
kemudian mereka menuduh Maryam telah berzina. Namun saat Maryam
didatangi oleh warga yang ingin mengusirnya, lalu munculah keajaiban
dimana bayi yang baru lahir itu bisa berbicara fasih dan membela ibunya.
Dia mengatakan bahwa apa yang terjadi pada ibunya itu adalah apa yang
42
memang sudah di tetapkan oleh Allah swt. Kita sebagai manusia tidak bisa
menentangnya karena itulah yang terbaik untuk umatnya.
Kehidupan kecil Isa memang berbeda dengan anak-anak yang
lainnya. Sejak kecil dia sudah menghabiskan waktu untuk belajar agama.
Dia menghabiskan 12 tahun masa kecilnya dengan belajar agama pada
seorang ulama yang ada di baitul maqdis. Diangkatnya Isa sebagai seorang
nabi adalah dikarenakan pada waktu itu kelompok bani israil sudah
menyimpang lagi pada ajaran ketauhidan bahkan banyak diantaranya yang
murtad. Dalam masa kenabiannya, untuk membuktikan bahwa dirinya
adalah nabi dan rasul pada kaumnya, lalu dia diberikan beberapa mujizat
oleh Allah swt.
Dia ('Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia
memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan
Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat
dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada
ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi
celaka. (QS. Maryam 19: 30 - 32)32.
Beberapa mujizat yang diberikan Allah kepada nabi Isa diantaranya
adalah mampu menghidupkan orang yang sudah mati, menyembuhkan orang
yang buta, menyembuhkan beberapa penyakit dan membuat burung dari
tanah liat. Setelah menunjukan beragam mujizat tersebut, kemudian ada
banyak yang percaya dan menjadi pengikut nabi Isa33.
32 Al-quran terjemahan. Op. Cit. 33 Lisdy rahayu. Kisah hebat 25 nabi dan rasul. (Bandung: pt kawahmedia. 2018). Hlm 1-55
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, tujuan
serta kegunaan tertentu. Terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara
ilmiah, rasional, empiris, dan sistematis.34 Dalam sebuah metode penelitian
menggambarkan tentang jenis penelitian, lokasi dan Objek penelitian, fokus dan
Deskripsi fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data. Berikut penjelasannya:
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kualitatif, yakni yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan
mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena terjadi di masyarakat yang
menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari
fenomena tersebut. Bentuk dari penelitian deskriptif kualitatif ini dapat kita lihat dari
format pelaksanaan penelitian dalam bentuk studi kasus. Pelaksanaan penelitian
dengan menggunakan metode studi kasus adalah menggali informasi sebanyak-
banyaknya dan sedalam-dalamnya kemudian mendeskripsikannya dalam bentuk
naratif sehingga
34 sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. (bandung: alfabeta. 2017). Hlm
2
44
memberikan gambaran secara utuh tentang fenomena yang terjadi35. Dalam penelitian
ini akan mendeskripsikan penerapan metode Kisah Nabi dan Rasul pada siswa di
siswa di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 271 Apundi yang terletak di jalan Nasrun No.
12, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Objek
penelitian ini adalah siswa, guru diposisikan sebagai subjek. Adapun alasan
pemilihan lokasi penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Peneliti memilih sekolah SDN 271 Apundi bertujuan untuk mengetahui suatu
metode kisah nabi dan rasul dalam keberhasilan pembelajaran pendidikan
agama Islam pada siswa sekolah dasar.
2. Tersedianya data dari pihak sekolah, sehingga memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang di hadapi.
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian
Penelitian kualitatif menerapkan fokus, Spradley menyatakan bahwa
“A focused refer to a single cultural domain or a few related domains”,
maksudnya adalah bahwa, fokus itu merupakan domain penelitian kualitatif,
penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaharuan
informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan)36.
Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperolrh setelah peneliti
melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan
penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran
35 wina sanjaya. Penelitian pendidikan jenis, metode dan prosedur. (jakarta: prenadamedia
group. 2013). Hlm. 47-48 36 sugiyono. Metode op. Cit. Hlm 209
45
umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial37. Untuk
dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus
penelitian. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Penerapan metode kisah Nabi dan Rasul pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
2. Hasil pembelajaran
D. Sumber Data
Pengambilan dan penentuan sumber data dilakukan dengan teknik purposive
sampling, yaitu:
Teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang akan diteliti.
“Sedangkan dalam sampel purposive, besar sampel ditentukan oleh
pertimbangan informasi”38.
Maka yang mampu memberikan informasi pada peneliti mengenai penerapan
metode kisah Nabi dan Rasul yang dilaksanakan pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam adalah Guru Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun
37 ibid. Hlm 209 38 ibid. Hlm. 3.
46
kelapangan39. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan
belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Dalam penelitian kualitatif belum dapat
dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali.
Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci dalam
penelitian kualitatif40.
1. Pedoman observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung ataupun tidak langsung terkait hal-hal yang diamati dan mencatatnya
pada alat observasi. Hal-hal yang diamati biasa gejala-gejala tingkah laku,
benda-benda hidup, atau benda mati41. Dalam penelitian ini, peneliti hanya
sebagai pengamat dengan mengamati segala aktivitas siswa kelas yang belajar
mata pelajaran pendidikan agama Islam.
2. Pedoman wawancara mendalam
Merupakan suatu tulisan yang berisikan daftar informasi yang akan dan perlu
dikumpulkan, serta dapat pula dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan untuk menggali informasi dari para informan.
3. Alat rekaman
39 ibid. Hlm. 305 40 ibid. Hlm. 306 41 wina sanjaya. Penelitian op. Cit. Hlm, 270
47
Merupakan alat rekaman yang dapat menyimpan data-data dari informan,
seperti telpon selular, kamera video, dan tape recorder untuk merekam hasil
wawancara ataupun observasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Cara pengambilan data, data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dalam
proses belajar mengajar. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar42.
Peneliti menggunakan observasi partisipasi moderat yaitu peneliti mengamati
apa yang dikerjakan, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan partisipasi
dalam aktifitas pembelajaran menggunakan metode kisah Nabi dan Rasul
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Peneliti tidak sepenuhnya
mengikuti kegiatan pembelajaran. Instrumen yang peneliti gunakan ialah
lembaran catatan lapangan lembar observasi.
2. Wawancara (interview)
Percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
42 sugiyono. 2017. Metode penelitian pendidikan. Bandung: alvabeta cv
48
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.43
Wawancara ini dilakukan dengan dua teknik yaitu wawancara
terstruktur dan wawancara semiterstruktur. Wawancara terstruktur digunakan
sebagai “teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengupul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh”.44 Selain
itu juga harus membawa instrument sebagai pedoman untuk wawancara,
“maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan
wawancara menjadi lancar”45. Jadi, peneliti menggunakan pedoman
wawancara sebagai acuan dalam memperoleh data. Sedangkan wawancara
semiterstruktur adalah,
Jenis wawancara yang sudah termasuk kategori in-depth interview, di
mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.46
Metode ini ditujukan untuk Guru Pendidikan Agama Islam untuk
mengetahui langkah-langkah pelaksanaan serta faktor pendukung dan
penghambat dari penerapan metode pembelajaran kisah Nabi dan Rasul dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
43 lexy j. Moleong. Metodologi penelitian kualitatif. (bandung: rosda karya, 2007), hlm. 186. 44 sugiyono. Metode. Op. Cit., h. 319. 45 ibid. Hlm. 313 46 ibid, hlm. 320.
49
3. Dokumentasi merupakan “suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis,
gambar, ataupun elektronik”.47
Selain itu dapat diartikan pula sebagai cara pengumpulan data yang
diperoleh dari dokumen seperti peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta
ijazah, raport, peraturan perundang-undangan, buku harian, surat-surat
pribadi, catatan biografi dan lain-lain yang ada kaintannya dengan
masalah yang diteliti.48
Peneliti melakukan dokumentasi dengan menggali data dengan
pedoman dokumentasi mengenai gambaran umum SDN 271 Apundi seperti
letak geografis dan kondisi geografis, kondisi sekolah, kondisi guru dan
karyawan sekolah serta kondisi siswa. Selain itu juga mengambil data berupa
gambar pada proses pembelajaran melalui metode kisah Nabi dan Rasul
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, teknik analisis data yang digunakan
penulis adalah teknik analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman dalam
Sugiono, bahwa analisis data kualitatif adalah suatu proses analisis yang terdiri dari
tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:
1. Reduksi data (data reduction)
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transpormasi data yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Lalu diseleksi kemudian dirangkum dan
disesuaikan dengan fokus berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.
47 nan syaodin sukmadinata. Metodologi penelitian pendidikan. (bandung: rosda karya. 2006).
H. 221. 48 rusdin pohan. Metodologi penelitian pendidikan. (banda aceh: ar-rijal institute. 2007). H. 7.
50
Kemudian data dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu, untuk dicari
tema dan polanya.
2. Penyajian Data (data display)
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan
mencari pola hubungannya.
3. Penarikan Simpulan (conclusion drawing)
simpulan adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencari arti, makna,
serta penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan
mencari hal-hal penting49.
494949 andi prastowo. Metode penelitian kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian.
(jogjakarta: ar-ruzz media. 2016).
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Identitas Sekolah
SDN 271 Apundi didirikan pada tahun 1982 dan mulai beroperasi pada
tahun itu juga, dengan status Negeri, SDN 271 Apundi sekarang dibawah
pimpinan Seniawati, S.Pd.SD sebagi kepala sekolah. Lokasi SDN 271
Apundi terletak di Jalan Nasrun No. 12 Desa Langkea Raya, Kecamatan
Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Visi dan Misi
Visi:
Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan yang
Maha Esa, berperilaku sehat.
Misi:
a. Menumbuhkan penghayatan iman dan taqwa pada ajaran agama yang
dianutnya sehingga menjadi manusia utuh;
b. Mendorong dan membantu siswa untuk mengendali dirinya;
c. Melaksanakan pembelajaran yang efektif
d. Membina siswa memiliki kemampuan akademik, keatif, berpikir kritis,
pemberani dan bertanggung jawab;
52
e. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan;
dan
f. Melaksanakan pembiasaan hidup bersih, tertib, indah dan sehat.
Berdasarkan visi dan misi SDN 271 Apundi, sesuai dengan data yang
didapatkan peneliti, bahwa untuk mencapai visi ada misi yang dilakukan
oleh kepala sekolah, guru-guru dan staf yang ada di SDN 271 Apundi,
oleh karena itu dapat dikatakan bahwa SDN 271 Apundi memiliki arah
yang jelas dengan adanya visi dan misi tersebut.
3. Profil sekolah
Profil SDN 271 Apundi
a. Nama sekolah: SD Negeri 271 Apundi
b. NPSN: 40310075
c. Alamat Sekolah: Jl. Nasrun No. 12
d. Kecamatan: Towuti
e. Kabupaten/kota: Luwu Timur
f. Provinsi: sulawesi selatan
g. Kode pos:
h. Tahun didirikan: 1982
i. Status Sekolah: Negeri
j. Telepon/HP: 081355644262
k. Kepala Sekolah: Seniawati, S.Pd.SD
53
4. Data Guru
Tabel 4.1
Data Guru SDN 271 Apundi
No NAMA / NIP / NUPTK JABATAN KELAS KET
1 SENIWATI, S.Pd.SD KEPALA SEKOLAH PNS
2 USMAN SAMAJA, S.Pd.MM GURU KELAS V A PNS
3 SUDIRMAN B, S.Pd GURU KELAS IV C PNS
4 HAMIDA AMIR, S.Pd.SD GURU KELAS VI B PNS
5 IRYANI BACHTIAR, S.Pd.SD GURU KELAS IV B PNS
6 HERLINA SENONG, S.Pd.SD GURU KELAS II A PNS
7 MARCELINA BP, S.Pd.AUD GURU KELAS I A PNS
8
BADARJA BALIK, S.Pd
GURU
MATEMATIKA
PNS
9 MERRY NATHALIS, A.Ma.Pd GURU KELAS VI A PNS
10 YOHANIS DUMA PAKITA, S.Pd GURU PJOK PNS
11 RAMLAH, S.Pd.I GURU PAI PNS
12 KURNIA ROSALIN TUDANG, S.Pd GURU KELAS I B Honorer
13 FATMAWATI KN, S.Pd.SD GURU KELAS III B Honorer
14 YANI KAPA', S.Pd GURU KELAS II B Honorer
15 NURLAELI, S.Pd GURU PJOK Honorer
16 YARMIN ANWAR K, S.Pd.SD GURU KELAS VI C Honorer
54
17 LAMMA PABORONG, S.Pd GURU KELAS III A Honorer
18 HASMAWATI, S.Pd.SD GURU KELAS IV A Honorer
19 FITRIA FRISKA TANDI, S.Pd GURU KELAS I C Honorer
20 JOUCE BARA PADANG, S.Kom TATA USAHA Honorer
21 DESY TANDUNGAN, S.Th GURU PAK Honorer
22 SULTAN BUJANG SEKOLAH Honorer
23
JOHN BRILL
GURU SBK, B.
INGGRIS
Honorer
24 MUSMIWANTI, S.Pd.SD GURU KELAS V C Honorer
25 NURHAYATI, S.Pd. GURU PAI Honorer
26 DEWI SANRIYANI GURU PENJAS Honorer
27 STEPANUS LILING, S.S. BAC GURU PAK Honorer
28 HERIANTO S.Pd.I GURU PAI Honorer
Sumber data: Ruang tata usaha SDN 271 Apundi
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa jumlah guru di SDN 271
Apundi berjumlah 28 orang dari berbagai bidang studi tertentu.
5. Data Guru
Pengajar di SDN 271 Apundi pada tahun 2020 sebanyak 28 orang.
Guru memiliki tugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan proses
belajar mengajar di kelas secara efektif dan efisien dalam bidang tertentu.
55
6. Data siswa dan rombongan belajar
Siswa memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, karena
siswa menjadi tolak ukur bermutu atau tidaknya suatu lembaga pendidikan
oleh karena itu, keberadaan dan peran aktif siswa pasti diperlukan dalam
proses pemebelajaran. Berikut jumlah siswa dan rombongan belajar SDN
271 Apundi pada tahun 2019/2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 rekapitulasi siswa dan Rombel SDN 271 Apundi tahun ajaran 2018/2019
Kelas
1 2 3 4 5 6 Total
Rombel 3 2 2 3 3 3 16
Laki-laki 40 39 47 41 37 47 251
Perempuan 24 28 35 33 45 42 207
Total 64 67 82 74 82 89 458
Siswa/Rombel 21,3 33,5 41 24,6 27,3 29,6 28,6
Sumber data: Ruang tata usaha SDN 271 Apundi
7. Sarana dan prasarana
Pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di SDN 271 Apundi
didukung oleh berbagai sarana dan prasarana seperti gedung sekolah yang
terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, laboratorium,
ruang UKS, ruang tata usaha, perpustakaan, musholla, WC, serta lapangan
upacara.
56
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SDN 271 Apundi
NO Nama Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Kelas 11
3 Ruang Guru 1
4 Perpustakaan 1
5 Laboratorium IPA 1
6 Tempat Beribadah 1
7 Ruang UKS 1
8 WC Guru 1
9 WC Siawa 2
10 Ruang Tata Uasaha 1
Sumber data: Ruang tata usaha SDN 271 Apundi
B. Metode pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 271 Apundi
Kabupaten Luwu Timur
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah
seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode
57
pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur,
suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran50.
Metode kisah merupakan metode yang tepat digunakan pada materi
terkait akidah, akhlak. Metode kisah berfungsi mendidik dengan penggunaan
bahasa, yang disebabkan karena metode kisah mempunyai dampak psikologis
serta edukatif yang baik, rapih serta jangkauan yang jauh seiring dengan
perkembangan zaman.
Wawancara dengan Bapak Herdianto S.Pd.I selaku guru Pendidikan
Agama Islam SDN 271 Apundi, mengatakan bahwa:
Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan yaitu
menggunakan metode kisah, ceramah, diskusi, dan metode pemberian
tugas serta menggunakan media kartu51.
Wawancara dengan Ibu Nurhayati S.Pd.I selaku guru pendidikan Agama Islam,
mengatakan bahwa:
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode cerama, diskusi,
kisah, dan pemberian tugas. Metode ini yang saya gunakan dalam
pembelajaran Agama Islam, untuk materi kisah-kisah Nabi dan Rasul
saya menggunakan metode kisah dan ceramah.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Herdianto S.Pd.I bahwa metode
pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah metode-metode umum yang
sering digunakan serta menggunakan media dalam proses belajar mengajar,
karena dengan media anak-anak akal lebih tertarik mendengarkan pembelajaran
terkhusus pada pemberian materi kisah-kisah Nabi dan Rasul. Sebagaimana yang
50 e lufiana. 2018. Metode pembelajaran. Http://repo.iain-tulungagung.ac.id 51herdianto s.pd.i, guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
58
dikatakan oleh Ibu Nurhayati S.Pd.I bahwa pembelajaran Agama Islam dalam
materi kisah Nabi dan Rasul menggunakan metode kisah serta metode ceramah.
Bapak Herdianto S.Pd.I mengatakan bahwa metode yang baik digunakan
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu
Semua metode baik dalam pembelajaran asalkan metode tersebut sesuai
dengan pembelajaran yang diberikan, untuk metode yang baik digunakan
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah metode kisah,
metode diskusi, metode pemberian tugas. Anak-anak senang akan kisah-
kisah Nabi dan Rasul, dengan penyampaian kisah yang menarik serta
bahasa yang mudah dipahami anak-anak akan menyimak apa yang
disampaikan, dan kemudian metode diskusi sebagai mengasah pikiran
anak, serta memberikan tugas agar anak dapat memcari lebih dalam
terkait materi yang telah dipelajari52.
Wawancara dengan Ibu Nurhayati S.Pd.I mengatakan bahwa metode yang
baik digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu
Metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran pendidikan Agama
Islam seperti metode ceramah, diskusi, kisah, dan tanya jawab. Sebelum
melakukan pembelajaran anak-anak akan dibimbing untuk memulai
pembelajaran dengan salam, doa belajar, mengapsen siswa, menanyakan
kabar dan kesiapan dalam belajar, lalu guru memberikan gambaran atau
pengantar terkait materi yang akan di pelajari. Dengan menggunakan
metode yang tepat maka penyampaian nilai-nilai akan tersampaikan
dengan baik pada siswa.53
Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Herianto bahwa, dalam
melaksanakan pembelajaran metode yang digunakan haruslah tepat dengan
pembeajaran yang dibawakan, seperti halnya dalam pembelajaran pendidikan
Agama Islam metode yang baik digunakan yaitu salah satunya metode kisah
dengan menyampaikan kisah-kisah umat terdahulu yang banyak mengandung
52 herdianto s.pd.i, guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi) 53 nurhayati s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
59
pelajaran bagi umat Islam, serta metode diskusi guna mengasah anak dalam
kekompakan, dan metode pemberian tugas untuk melatih dan membiasakan anak
berfikir. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Nurhayati S. Pd.I, bahwa dengan
penggunaan metode yang tepat maka nilai-nilai yang ingin disampaikan akan
tersampaikan dengan baik dan memulai pembelajaran dengan baik dan tersusun.
Metode kisah merupakan metode yang mengandung banyak nilai-nilai
Islami untuk kehidupan umat Islam yang baik diberikan kepada Anak mulai usia
dini, sejalan dengan ungkapan bapak Herianto S.Pd.I dan Ibu Nurhayati S.Pd.I
yang menyatakan bahwa:
Metode kisah atau cerita sangat baik dan cocok di gunakan untuk
pemberian materi kisah-kisah, dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan
moral dan akhlak sesuai Alquran dan Hadis yang mengandung hikmah
dalam setiap kisah atau kejadian masa lampau. Dengan cerita atau kisah
yang diberikan pada anak, anak akan lebih tertarik untuk mengikuti alur
cerita dan membekas dalam jiwa anak sehingga nilai-nilai yang
terkandung dalam kisah akan tersampaikan pada anak54.
Metode kisah sangat baik diajarkan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam untuk materi terkait kisah-kisah Nabi, Rasul, Khulafaur
Rasyidin, Walisongo, serta kisah-kisah Raja-raja pada zaman Nabi.
Dengan metode kisah siswa lebih tertarik mendengarkan dan antusias
dalam menebak pertanyaan yang dilontarkan guru terkait kisah yang telah
diceritakan, dengan itu melalui kisah-kisah secara tidak langsung nilai-
nilai moral anak akan terbentuk55.
Berdasarkan ungkapan dari Bapak Herianto S.Pd.I, bahwa penggunaan
metode kisah atau cerita sangat baik diterapkan dalam materi terkait Kisah-kisah
yang terdapat dalam Alquran dan Hadis yang banyak mengandung nilai-nilai
54 herdianto s.pd.i, guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
55 nurhayati s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
60
pembelajaran Moral dan akhlak pada anak sebagai pondasi iman. Sejalan dengan
ungkapan Ibu Nurhayati S.Pd.I mengatakan bahwa, dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam penggunaan metode kisah sangat baik digunakan dalam
materi sejarah Pendidikan Agama Islam, seperti kisah Nabi dan Rasul, kisah
Khulafa Urrasyidin, kisah Walisongo, dan kisah Raja-raja yang hidup pada
zaman Nabi.
Kisah-kisah banyak mengandung pelajaran yang baik di tanamkan muali
usia anak-anak, sebab anak berada pada rana perkembangan baik dari segi
jasmani maupun rohan, dengan menceritakan kisah-kisah anak akan tertarik
menyimak kisah yang disampaikan dan mengikuti jalan cerita, sehingga nilai-
nilai yang terkandung dalam kisah yang disampaikan akan tersampaikan pada
anak. Kisah-kisah juga mampu menjadi penanaman moral, aqidah, serta akhlak
pada anak sebagai pondasi keimanan yang kuat.
Metode kisah atau cerita memiliki kelebihan dibanding metode lainnya,
seperti mampu meningkatkan konsentrasi siswa, mampu menyentu perasaan
siswa, mampu mengasah pikiran siswa, penyampaian pesan yang mudah.metode
kisah juga memiliki kekurangan seperti siswa cepat bosan apabila penyajiannya
kurang menarik. Berdasarkan uangkapan dari bapak Herianto S.Pd.I dan Ibu
Nurhayati S.Pd. I bahwa:
Kelebihan dari metode kisah atau cerita yaitu dapat membawa siswa
mengikuti alur kisah yang disampaikan dan mampu mengasah pikiran
anak, serta nilai-nilai yang terkandung dalam kisah akan mudah
ditanamkan pada anak. Metode kisah memiliki kelebihan dan kekurangan
namun, kekurangan dari metode kisah ini sesuai dengan cara guru dalam
61
mempraktikannya sehingga perlu keterampilan guru dalam penerapan
metode kisah56.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing oleh
karena itu, guru perlu rancangan ataupun kesiapan dalam menerapkan
metode, seperti halnya dengan metode kisah yang harus di terapkan
dengan benar sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam cerita akan
tersampaikan dengan baik karena metode kisah memiliki banyak
kelebihan diantaranya mampu mengasah pikiran siswa, dapat menyentuh
perasaan siswa dengan cerita yang menarik, serta melatih konsentrasi
siswa dalam menyimak cerita yang disampaikan sehingga pelajaran yang
terdapat dalam kisah tersebut, tersampaikan dengan baik. Poin penting
dalam penerapan metode kisah ini yaitu kesiapan guru baik dari segi
materi, penggunaan bahasa yang tepat, serta bantuan media yang juga
mendukung57.
Berdasarkan penjelasan dari Bapak Herianto S.Pd.I mengatakan bahwa
metode kisah memliki kelebihan yaitu dapat mengikuti alur kisah dengan cerita
yang tersusun dan menarik, pikiran anak akan terbuka dengan alur cerita yang
disampaikan sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam cerita dapat diserap oleh
siswa, namun hal tersebut akan sulit tersampaikan apabila guru kurang tepat
dalam menyampaikan metode kisah sehingga keterampilan sangat perlu dalam
penerapan metode kisah sehingga nilai-nilai yang terdapat dalam kisah
tersampaikan dengan baik dan dapat daplikasikan oleh siswa.
Sejalan dengan perkataan Ibu Nurhayati, bahwa penggunaan metode
kisah haruslah diterapkan dengan baik dan benar, sebab dalam penerapan metode
kisah memliki kelebihan dan kekurangan sama halnya dengan metode-metode
lainnya. Adapun kelebihan dari metode kisah yaitu mampu mengasah pikiran
siswa dengan alur cerita yang disampaikan, menumbuhkan rasa kepekaan pada
56 herianto s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi) 57 nurhayatii s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
62
siswa, dan melatih konsentrasi siswa dalam menyimak cerita yang disampaikan,
namun kelebihan tersebut akan sulit diwujudkan apabila penggunaan metode
kisah kurang baik dan benar, sebab metode kisah dan metode-metode yang lain
akan kurang efektif dalam penerapannya disebabkan penguasaan pendidik yang
kurang baik.
Berdasarkan dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa, metode
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi meliputi metode
kisah, metode cerama, metode pemberian tugas, metode diskusi, metode tanya
jawab. Dari berbagai metode tersebut, guru juga menggunakan media kartu.
Dengan adanya beberapa metode yang ada setiap metode memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing sehingga guru perlu menggunakan metode degan
tepat dan benar sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran dapat
tersampaikan. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak semua
metode tepat digunakan, oleh karena itu guru harus mampu menyimak dan
memilih menggunakan metode yang tepat, terkhusus pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
C. Kisah Nabi dan Rasul dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur
Kisah Nabi dan Rasul merupakan kisah yang mengandung banyak
pelajaran bagi umat manusia, dari pelajaran terkait ketauhitan, moral, akhlak,
tingkah laku, azab, keberkahan dan lain sebagainya. Allah mengutus Nabi dan
Rasul sebagai pemberi peringatan yang jelas bagi manusia. Jumlah pasti Nabi
63
dan Rasul tak diketahui, namun yang wajib kita imani ada 25 Nabi dan Rasul
yang diceritakan dalam Alquran, seperti yang terdapat pada rukun Iman keempat
untuk percaya dan yakin dengan adanya Nabi dan Rasul sehingga kita sebagai
umat Islam wajib mempercayai dan meyakini adanya Nabi dan Rasul serta
mengambil pelajaran dari kisah-kisah yang telah diceritakan dalam Alquran.
Pondasi awal untuk menanamkan moral, akidah, akhlak pada siswa sangat
baik ditanamkan melalui kisah-kisah Para Nabi dan Rasul serta kisah-kisah
Khulafa Urrasyidin, dan kisah Walisongo. Seperti yang ungkapkan oleh Bapak
Herianto S.Pd.I bahwa
Kisah-kisah yang diajarkan pada siswa ada kisah Nabi dan Rasul, kisah
Khulafaur rasyidin, kisah Walisongo, dan kisah-kisah kerajaan. Semua
kisah tersebut berbeda-beda setiap tingkatan kelas, sehingga pembelajaran
terkait kisah-kisah disampaikan secara bertahap58.
Wawancara dengan ibu Nurhayati, mengatakan bahwa kisah-kisa yang di
ajarkan pada siswa yaitu:
Kisah Nabi, Rasul, Khulafaur Rasyidin, Walisongo, dan kisah-kisah Raja-
raja pada zaman Nabi, dan setiap kelas itu berbeda-beda kisah yang
dijarkan, seperti Walisongo dijarkan di kelas IV dan setip jenjang kelas
mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 berbeda penyampaian materi kisahnya.
Untuk kisah Nabi dan Rasul tidak semua yang dibahas namun hanya
beberapa kisah yang diajarkan dari setiap jenjang kelas59.
Berdasarkan ungkapan yang disampaikan oleh bapak Herianto S.Pd.I,
bahwa kisah yang diajarkan yaitu kisah-kisah Nabi dan rasul, kisah Khulafa
Urrasyidin, kisah walisongo, kisah kerajaan. Kisah-kisah tersebut disampaikan
secara bertahap dan setiap tingkatan kelas berbeda materi kisah yang diajarkan,
58 herianto s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi) 59 nurhayati s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
64
sejalan dengan ungkapan Ibu Nurhayati S.Pd.I mengatakan bahwa kisah-kisah
yang diajarkan pada siswa yaitu kisah Nabi dan rasul, kisah Khhulafa Urrasyidin,
kisah Walisongo, serta kisah raja-raja pada zaman Nabi. Kisah-kisah tersebut
diajarkan mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan tahapan-tahapan materi kisah
yang diberikan mulai dari materi yang mudah dipahami sampai materi yang lebih
tinggi.
Tahapan-tahapan dalam penerapan metode kisah sangat penting untuk
diperhatikan, demi keberhasilan metode sehingga tujuan dari metode dapat
terwujud. Agar metode kisah dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perlu
mengikuti langkah-langkah yang tepat. Sesuai uangkapan dari bapak Herianto
S.Pd.I mengatakan bahwa
Dalam penerapan metode sangat diperlukan kesiapan guru serta
menyusun langkah-langkah dalam penerapannya. Dalam penerapan
metode kisah saya melakukan langkah-langkah yaitu:
1. Mempersiapkan materi ajar yang ingin disampaikan pada siswa
2. Memulai pembelajaran dengan membuka kegiatan terlebih dahulu
dengan salam dan doa,
3. Kemudian guru menanyakan kabar kepada siswa
4. Menggali pengetahuan siswa terkait dengan materi yang akan
dipelajari
5. Menceritakan kisah-kisah keteladanan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa
6. Setelah selesai dalam bercerita, kemudian guru menyampaikan
hikmah atau pelajaran yang terkandung dalam cerita yang
disampaikan
7. Evaluasi terkait pelajaran apa yang dapat di pahami dan di mengerti
oleh siswa dari setelah menceritakan kisah tersebut
8. Mempersilahkan siswa untuk bertanya
9. Memberikan simpulan
10. Menutup60.
60 herianto s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
65
Sejalan dengan ungkapan tersebut, Ibu Nurhayati mengungkapkan bahwa
langkah-langkah dalam penerapan metode kisah yaitu:
1. Mempersiapkan materi atau bahan ajar terkait cerita yang akan
disampaikan
2. Melakukan pembelajaran di kelas dengan membuka kegiatan
pembelajaran dengan salam lalu berdoa
3. Sebelum bercerita, terlebih dahulu saya menggali pengetahuan siswa
terkait kisah-kisah, seperti contohnya ada berapa Nabi dan Rasul
yang wajib diketahui dan mempersilahkan siswa yang menghafal
untuk memberanikan diri maju ke depan lalu menyampaikan
4. Menceritakan kisah dengan penggunaan bahasa yang dapat dipahami
oleh anak-anak
5. Menyampaikan nilai-nilai atau hikmah yang terkandung dalam cerita
tersebut, menyangkutpautkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga
siswa dapat lebih memahami
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian
guru memberikan jawaban
7. Guru memberikan kesimpulan dari kisah yang telah di berikan.
8. Memberikan tugas kepada siswa untuk menghafal nama-nama terkait
tokoh kisah
9. Penutup
Ungkapan dari bapak Herianto S.Pd.I dan Ibu Nurhayati S.Pd.I yang
mengatakan bahwa dalam menerapkan metode kisah sangat diperlukan adanya
kesiapan dengan mempersiapkan langkah-langkah yang tepat dimulai dari
mempersiapkan materi atau bahan ajar, memulai kegiatan pembelajaran dengan
salam dan doa, mengasah pengetahuan terkait kisah yang akan diajarkan,
menceritakan kisah dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar untuk siswa,
menyampaikan hikmah atau nilai-nilai yang terkandung dalam cerita yang
disampaikan dengan menyangkutpautkan kehidupan sehari-hari dari sikap,
perilaku, moral, dan akhlak, kegiatan tanya jawab terkait materi yang
66
disampaikan, memberikan kesimpulan atau pesan moral, pemberian tugas dan
penutup.
Kesenangan dalam mengikuti pembelajaran akan sangat berpengaruh dari
cara guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga siswa merasa
senang dan suka untuk mengikuti pembelajaran. Terkait kesukaan dalam mata
pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan ungkapan dari beberapa
siswa yang menyatakan bahwa dari beberapa mata pelajaran, mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam salah satu pembelajaran yang mereka senangi sesuai
dengan wawancara oleh siswa kelas VI.A Farel yang menyatakan bahwa
Mata pelajaran Agama Islam saya suka karena saya suka dengan
pelajaran dan guru yang mengajar dan biasa kami bermain kartu, kerja
kelompok, mendengarkan kisah nabi61.
Wawancara dengan siswi kelas VI.A Nurhayati yang menyatakan bahwa
mata pelajaran Agama Islam salah satu mata pelajaran yang disenangi
Saya suka pelajaran Matematika dan Agama, karena saya suka
menghitung dan suka kisah nabi Ibrahim ketika diceritakan oleh guru.
Guru sering membagi kelompok diskusi dan memberikan tugas62.
Berdasarkan wawancara terkait mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
terhadap siswa dan siswi yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran
pendidikan Agama Islam mereka menyenangi pembelajaran tersebut karena guru
yang baik dalam membawakan materi pembelajaran Agama Islam serta cara atau
metode yang digunakan sesuai serta menggunakan media kartu yang
menyenangkan bagi anak. Terkait materi kisah Nabi dan Rasul salah satu materi
61 farel. Siswa. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi) 62 nurhayati siswi. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
67
yang disenangi oleh siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, seperti
wawancara yang dilakukan pada siswa dan siswi kelas V.A atas nama Nisa yang
menyatakan bahwa
Kisah Nabi dan Rasul saya suka. Ada 25 Nabi dan Rasul, Nabi yang saya
suka Nabi Muhammad karena kisahnya yang menarik seperti waktu Nabi
dilempar kotoran dan tidak marah63.
Sejalan dengan wawancara siswi kelas V.A atas nama Sulfa, yang
menyatakan bahwa kisah Nabi dan Rasul
Kisah Nabi dan Rasul yang saya suka, kisah Nabi Musa yang membela
laut dengan tongkatnya dan menenggelamkan musuhnya64.
Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut, siswa memiliki kesukaan
terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam serta memiliki kesukaan
terhadap beberapa tokoh kisah beserta hikmah yang diketahui dai kisah Nabi
tersebut.
Berdasarkan dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa, kisah Nabi
dan Rasul dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi,
dilaksanakan dengan menggunakan metode kisah dengan memiliki beberapa
langkah-langkah penerapannya yaitu dimulai dari mempersiapkan materi atau
bahan ajar, memulai kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa, mengasah
pengetahuan terkait kisah yang akan diajarkan, menceritakan kisah dengan
penggunaan bahasa yang baik dan benar untuk siswa, menyampaikan hikmah
atau nilai-nilai yang terkandung dalam cerita yang disampaikan dengan
menyangkutpautkan kehidupan sehari-hari dari sikap, perilaku, moral, dan
63 nisa siswi. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi) 64 sulfa siswi. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
68
akhlak, kegiatan tanya jawab terkait materi yang disampaikan, memberikan
simpulan atau pesan moral, pemberian tugas dan penutup.
D. Penerapan metode pembelajaran kisah Nabi dan Rasul dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur
Penerapan metode pembelajaran kisah Nabi dan Rasul dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu
Timur, dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari persiapan hingga penutuup
pemebelajaran. Dengan menggunakan metode kisah atau cerita maka
pembelajaran terkait materi kisah-kisah Nabi dan Rasul akan tersampaikan
dengan baik dengan langkah-langkah kesiapan yang matang, serta dipadukannya
dengan metode lain seperti metode pemberian tugas dan penggunaan media.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Ibu Nurhayati S.Pd.I yang menyatakan
bahwa
Penerapan metode kisah dalam pemebelajaran Pendidikan Agama Islam
dilakukan berdasarkan tahap-tahap pelaksanaan dalam metode kisah
dimulai dari mempersiapkan materi atau bahan ajar, memulai kegiatan
pembelajaran dengan salam dan doa, mengasah pengetahuan terkait kisah
yang akan diajarkan, menceritakan kisah dengan penggunaan bahasa yang
baik dan benar untuk siswa, menyampaikan hikmah atau nilai-nilai yang
terkandung dalam cerita yang disampaikan dengan menyangkutpautkan
kehidupan sehari-hari dari sikap, perilaku, moral, dan akhlak, kegiatan
tanya jawab terkait materi yang disampaikan, memberikan simpulan atau
pesan moral, pemberian tugas dan penutup65.
Wawancara dengan bapak Herianto S.Pd.I mengatakan bahwa bagamana
metode kisah dapat disukai oleh siswa
65 Nurhayati s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
69
Penggunaan metode kisah dalam pembelajaran sehingga anak-anak
menyukai atau sangat antusias dalam menerima materi kisah, yaitu
dengan penggunaan bahasa yang baik yang mudah dipahami oleh siswa,
ataupun menerapkan metode tambahan seperti metode pemberian tugas.
Dengan mengubah suasana belajar mengajar dengan menyenagkan
terkadang anak-anak menghafalkan 25 Nabi dan Rasul dengan nyanyian
sehingga anak dapat lebih mudah dalam menghafalkan66.
Berdasarkan dari uangkapang tersebut, maka dalam penerapan metode
kisah dalam pemebelajaran Pendidikan Agama Islam dibutuhkan adanya
langkah-langkah kesiapan yang matang serta penggunaan bahasa yang baik yang
dapat dipahami oleh siswa, dengan menyelipkan taktik pembelajaran dengan
bernyanyi serta memberikan tugas pada siswa, sehingga penerapan metode ini
dapat berjalan dengan baik dan benar.
Metode bercerita dapat mengungkapkan peristiwa yang mengandung
nilai-nilai pendidikan moral, rohani, dan sosial untuk siswa baik cerita bersifat
kebaikan, maupun kezaliman, atau juga ketimpangan jasmani rohani, material
spritual yang dapat melumpuhkan semangat manusia. Metode bercerita ini sangat
efektif sekali, terlebih lagi bila sasarannya anak didik yang masih dalam tahap
perkembangan. Dengan mendengarkan suatu cerita, kepekaan jiwa dan perasaan
anak didik dapat tergugah. Pemberikan stimulus pada anak didik dengan
bercerita tersebut secara otomatis mendorong anak didik untuk berbuat kebaikan,
dan dapat membentuk akhlak mulia serta membina rohani (Akbarizan, dalam
Syahraini Tambak 2016)67.
66 herianto s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi) 67 syahraini tambah. 2016. Metode bercerita dalam pembelajaran pendidikan agama islam.
70
Wawancara dengan Ibu Nurhayati S,Pd.I mengatakan bahwa
kesengangan siswa terhadap metode kisah itu karena
Pada usia ini, menggunakan metode kisah sangat baik diterapkan pada
anak karen anak dapat memperhatikan serta melibatkan diri dari kisah yang
diceritakan serta anak pada usia sekolah dasar anak dalam tahap perkembangan68.
Berdasarkan uangkapan dari ibu Nurhayati S.Pd.I, bahwa pada usia anak
Sekolah Dasar, anak dalam tahap perkembangan sehingga akan lebih tertarik
mendengarkan kisah Nabi dan Rasul. Di samping itu, menurut Muhammad
Quthb dengan cerita, anak mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan dan
mempunyai pengaruh terhadap jiwa anak. Semua bentuk cerita ini disesuaikan
dengan tarap perkembangan jiwa anak (Qutb dalam Syahraini Tambak 2016).
Cerita mempunyai daya tarik yang dapat menyentuh perasaan anak. Sebab cerita
itu pula kenyataannya dapat merajut hati manusia dan dapat memengaruhi
perasaan dan pula kehidupan mereka. Cerita tentang kisah-kisah yang
mengandung hikmah sangat efektif untuk menarik perhatian anak dan
merangsang otaknya agar bekerja dengan baik, bahkan metode ini dianggap baik
dalam merangsang pola pikir anak. Karena dengan mendengar cerita, pemikiran
dan emosional anak terangsang sehingga tertarik menyerap pesan yang
disampaikan tanpa dipaksakan. Cara seperti ini telah dicontohkan oleh
Rasulullah saw sejak dahulu, “beliau sering bercerita tentang kisah-kisah kaum
68 nurhayati s.pd.i guru pendidikan agama islam. (wawancara, lokasi sdn 271 apundi)
71
terdahulu kepada sahabatnya dengan tujuan dapat mengambil hikmah dan
pelajaran” (Hafizh)69.
Berdasarkan dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa, Penerapan
metode pembelajaran kisah Nabi dan Rasul dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur, dengan
menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang tepat serta teknik
pembelajaran yang baik sehingga menambahkan kesan pada siswa, dengan
penggunaan metode tambahan seperti metode pemberian tugas, metode ceramah,
dan metode diskusi, serta pada Usia Anak Sekolah Dasar dalam tahap
perkembangan, Cerita tentang kisah-kisah yang mengandung hikmah sangat
efektif untuk menarik perhatian anak dan merangsang otaknya agar bekerja
dengan baik, bahkan metode ini dianggap baik dalam merangsang pola pikir
anak. Karena dengan mendengar cerita, pemikiran dan emosional anak
terangsang sehingga tertarik menyerap pesan yang disampaikan tanpa
dipaksakan.
69 syahraini tambah. 2016. Metode bercerita dalam pembelajaran pendidikan agama islam.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap permasalahan dalam skripsi ini,
berikut penulis mengemukakan beberapa hal pokok yang merupakan kesimpulan
yaitu:
1. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi meliputi
metode kisah, metode cerama, metode pemberian tugas, metode diskusi,
metode tanya jawab. Dari berbagai metode tersebut, guru juga menggunakan
media kartu. Dengan adanya beberapa metode yang ada setiap metode
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga guru perlu
menggunakan metode degan tepat dan benar sehingga nilai-nilai yang
terkandung dalam pembelajaran dapat tersampaikan.
2. Kisah Nabi dan Rasul dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN
271 Apundi, dilaksanakan dengan menggunakan metode kisah dengan
memiliki beberapa langkah-langkah penerapannya yaitu dimulai dari
mempersiapkan materi atau bahan ajar, memulai kegiatan pembelajaran
dengan salam dan doa, mengasah pengetahuan terkait kisah yang akan
diajarkan, menceritakan kisah dengan penggunaan bahasa yang baik dan
benar untuk siswa, menyampaikan hikmah atau nilai-nilai yang terkandung
dalam cerita yang disampaikan dengan menyangkutpautkan kehidupan
sehari-hari.
73
3. Penerapan metode pembelajaran kisah Nabi dan Rasul dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDN 271 Apundi Kabupaten Luwu Timur,
dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang tepat serta teknik
pembelajaran yang baik sehingga menambahkan kesan pada siswa, dengan
penggunaan metode tambahan seperti metode pemberian tugas, metode
ceramah, dan metode diskusi, serta pada Usia Anak Sekolah Dasar dalam
tahap perkembangan, cerita tentang kisah-kisah yang mengandung hikmah
sangat efektif untuk menarik perhatian anak dan merangsang otaknya agar
bekerja dengan baik, bahkan metode ini dianggap baik dalam merangsang
pola pikir anak. Karena dengan mendengar cerita, pemikiran dan emosional
anak terangsang sehingga tertarik menyerap pesan yang disampaikan tanpa
dipaksakan.
B. Saran
Penulis menarik beberpa simpulan dari uraian-uraian dalam skripsi ini,
maka selanjutnya penulis mengemukakan saran-saran sebagai bahan
pertimbangan dalam menerapkan dan mengembangkan hasil pikiran yang
diluangkan dalam skripsi dan mempunyai sumbangsi bagi masyarakat, bangsa
dan negara, maka adapun saran dalam penulisan skripsi ini antara lain:
1. Kepada Guru, untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan metode
dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam yang perlu untuk di
perhatikan dalam kegiatan pembelajaran serta penggunaan media.
74
2. Kepala sekolah dan pemerintah diharapkan agar meningkatkan dukungan
terkait metode, media, teknik pembelajaran yang lebih kepada guru-guru,
terkhusus pada pendidikan Agama Islam.
3. Siswa, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran
Agama Islam
75
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mubarakfuri Syaikh Shafiyyurrahman. 2015. Sirah nabawiyah perjalanan hidup
Rasul yang agung Muhammad dari kelahiran hingga detik-detik terakhir.
Jakarta: Darussalam, 2015.
Asyrafyan. Pengertian Nabi dan Rasul. https://id.scribd.com (12 Juli 2018)
Chandra Mohamad. 2014. Rangkuman Pengetahuan Islam Lengkap. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Daud Ali Mohammad. 2016. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Rajawali Pers.
Eka Putri Yulia. 2014. Macam-macam metode pembelajaran.
https://www.academia.edu (12 Mei 2019)
Faisar, Syafruddin, Muhammad. 2015. Metode Studi Islam: Jalan Tengah Memahami
Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Gunawan Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ihwanuddin Muhammad. 2010. Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam.
https://indonesia-admin.blogspot.com (17 Mei 2019)
J. Moleong Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Kementerian Agama RI. 2013. Alquran dan Terjemahannya Almufid. Solo: Cordoba,
Kurniawan Syamsul. 2017. Filsafat Pendidikan Islam: KAJIAN FILOSOFIS
PENDIDIKAN ISLAM
Lufiana E. 2018. Metode Pebelajaran. http://repo.iain-tulungagung.ac.id (tangal 22
Januari 2020)
Rahayu Lisdy. 2018. Kisah hebat 25 nabi dan rasul. Bandung: PT kawahmedia. Hlm
1-55
Metode Pembelajaran. di akses dari https://pandaibesi.com/metode pembelajaran/ (14
Juli 2018)
Nuraeni Yani. 2015. Penggunaan metode cerita dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. http://flashcompugraphics.blogspot.com/
76
Noviyanti Dian. 2017. The Prophets Kisah Hikmah 25 Nabi Allah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Purwadi Tomi. 2014. Efektifitas Metode Kisah Terhadap Hasil Pembelajaran Aqidah
Akhlak Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Almubarak Pondok Aren Tengerang
Selatan. http://webcache.googleusercontent.com
Pohan Rusdin. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Banda Aceh: Ar-Rijal
Institute.
Pengertian Nabi dan Rasul Pelajaran Agama Islam. http://www.gerbangilmu.com
(14 Juli 2018)
Prastowo. Andi. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Ruddin Emang Muh dkk. 2013. Pendidikan Agama Islam. Makassar: Yayasan Fatiya
Makassar.
Ramayulis. 2014. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: KALAM MULIA
Jakarta.
Sugiono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. BANDUNG:
Alvabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alvabeta cv
Suoparta. 2016. Pengantar teori dan aplikasi pengembangan kurikulum PAI.
JAKARTA: PT Rajagrafindo Persada.
Syaodin Sukmadinata Nan. 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya. hlm.221
Sarofah Suci. 2013. Hadis Tentang metode pendidikan.
http://dillanazaly.blogspot.com/ (3 Februari 2010)
Tambah Syahraini. 2016. Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam
Tajurrin. 2015. Penerapan Metode Kisah dalam Peningkatan Pengetahuan santri TPQ
Plus Baiturrahman Kota Banda Aceh. http://webcache.googleusercontent.com
(18 Desember 2018)
77
Titin Sumanti Solihah. Dasar-dasar Materi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2015
Tohirin. 2014. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (berbasis integrasi
dan kompetensi). Jakarta: PT Rajagrafindo persada.
UNDANG UNDANG SISDIKNAS (Sistem Pendididkan Nasional) & PP No 32
Tahun 2013 Tentang Perubahan PP No 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Pendidikan Nasional. (Permata pres)
Wina sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan: Jens, Metode Dan Propsedur. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.
Zainuddin. 2013. Agama Islam-SD. http://www.uin-malang.ac.id. (15 Mei 2015)
78
RIWAYAT HIDUP
Dirgahayu, Lahir di Soroako pada tanggal 17 Agustus 1997.
Tempat tinggal di Jalan Sultan Alauddin Lorong 3 Kecamatan
Rappocini. Putri dari pasangan Nasaruddin dan Masang.
Anak pertama dari 2 bersaudara. Riwayat pendidikan: tamat
dari TK Al-Kautsar pada tahun 2004, kemudian lulus di SDN
271 Apundi pada tahun 2009, melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 1 Towuti pada tahun 2012, melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1
Towuti lulus pada tahun 2015, kemudian melanjukan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan mengambil Jurusan Pendidikan Agama Fakultas
Agama Islam. Pengalaman organisasi, pernah menjadi anggota Bidang
Kewirausahaan dan Jaringan di Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Kreativitas
Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA) Tahun 2018-2019,
pernah menjadi anggota Bidang Sosial Ekonomi Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Agama Islam Tahun 2016-2017, pernah menjadi anggota Bidang Minat
dan Bakat di Perkumpulan Mahasiswa Pencinta Alquran (PMPQ)
79
L
A
M
P
I
R
A
N
80
KEGIATAN OBSERVASI
Tanggal/Waktu : Senin, 07-01-2019/ 08.00-11.30
Lokasi : SDN 271 Apundi
Tepat pada tanggal 07-01-2019 berkunjung ke SDN 271 Apundi untuk melakukan
kegiatan observasi. Sesampainya di sekolah, menuju ke ruang guru dan berkenalan
dengan kepala sekolah dan para guru serta staf yang ada di ruangan, dengan
menyampaikan maksud dan tujuan. Kemudian melihat-lihat keadaan sekolah,
kegiatan pemebelajaran yang dilaksanakan. Pada saat itu, kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas V.A adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
81
Kegiatan wawancara
Pedoman wawancara
Guru Pendidikan Agama Islam
1. Metode apasajakah yang digunakan dalam pembelajaraan peendidikan agama
Islam?
2. Metode yang menurut ibu/bapak yang baik digunakan dalam pembelajaran
agama Islam?
3. Apakah metode kisah sangat baik digunakan dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam di SDN 271 Apundi?
4. Apakah kelebihan metode kisah dengan metode yang lain?
5. Selain metode kisah apakah menggunakan metode lain?
6. Apakah dalam metode kisah bapak/ibu menggunakan media?
7. Bagaimana media yang digunakan dalam metode kisah?
8. Apakah media yang digunakan efektif untuk peserta didik?
9. Bagaimana metode kisah dapat disukai oleh siswa?
10. Kisah-kisah apasaja yang diajarkan kepada siswa?
11. Bagaimana penerapan metode kisah dalam pembelajaran PAI?
Siswa Kelas IV, V, VI
1. Apakah anda senang dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
2. Dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam Sub BAB apakah yang paling
disukai?
3. Bagaimana dengan kisah nabi dan rasul?
4. Anda sangat tertarik dengan kisah-kisah nabi dan rasul?
5. Kenapa senag dengan kisah nabi dan rasul?
6. Ada berapakah kisah nabi dan rasul?
7. Kisah apa saja yang anda pahami?
8. Siapakah yang menjadi idola dalam kisah-kisah tersebut?
9. Apa pesan yang dapat di ambil dari kisah tersebut?
10. Apakah kamu mengimplementasikan dalam kehidupanmu?
82
TRANSKRIP WAWANCARA GURU
Guru Pendidikan Agama Islam
Tanggal/waktu: Senin, 19-08-2019/09:11-12.00 WITA
Identitas Pribadi
Nama : Herianto S.Pd.I
Alamat : Jalan Nasrun
Umur : 30 tahun
Pendidikan terakhir : S.1
1. Metode apasajakah yang digunakan dalam pembelajaraan pendidikan agama
Islam?
Jawaban: metode yang biasa di gunakan dalam pembelajaran Agama Islam
seperti metode kisah, ceramah, diskusi, dan metode pemberian tugas serta
menggunakan media.
2. Metode yang menurut ibu/bapak yang baik digunakan dalam pembelajaran
agama Islam?
Jawaban: Semua metode baik dalam pembelajaran asalkan metode tersebut
sesuai dengan pembelajaran yang diberikan, untuk metode yang baik
digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah metode
kisah, metode diskusi, metode pemberian tugas. Anak-anak senang akan
kisah-kisah Nabi dan Rasul, dengan penyampaian kisah yang menarik serta
bahasa yang mudah dipahami anak-anak akan menyimak apa yang
disampaikan, dan kemudian metode diskusi sebagai mengasah pikiran anak,
serta memberikan tugas agar anak dapat memcari lebih dalam terkait materi
yang telah dipelajarai
3. Apakah metode kisah sangat baik digunakan dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam di SDN 271 Apundi?
Jawaban: iya, metode tersebut baik untuk materi kisah
4. Apakah kelebihan metode kisah dengan metode yang lain?
Jawaban: Kelebihan dari metode kisah atau cerita yaitu dapat membawa siswa
mengikuti alur kisah yang disampaikan dan mampu mengasah pikiran anak,
serta nilai-nilai yang terkandung dalam kisah akan mudah ditanamkan pada
anak. Metode kisah memiliki kelebihan dan kekurangan namun, kekurangan
83
dari metode kisah ini sesuai dengan cara guru dalam mempraktikannya
sehingga perlu keterampilan guru dalam penerapan metode kisah
5. Selain metode kisah apakah menggunakan metode lain?
Jawaban: terkadang kami padukan dengan metode pemberian tugas, ceramah
6. Apakah dalam metode kisah bapak/ibu menggunakan media?
Jawab: tidak
7. Bagaimana media yang digunakan dalam metode kisah?
Jawaban: tidak
8. Apakah media yang digunakan efektif untuk peserta didik?
Jawaban: untuk media kartu, efektif
9. Bagaimana metode kisah dapat disukai oleh siswa?
Jawaban: Penggunaan metode kisah dalam pembelajaran sehingga anak-anak
menyukai atau sangat antusias dalam menerima materi kisah, yaitu dengan
penggunaan bahasa yang baik yang mudah dipahami oleh siswa, ataupun
menerapkan metode tambahan seperti metode pemberian tugas. Dengan
mengubah suasana belajar mengajar dengan menyenagkan terkadang anak-
anak menghafalkan 25 Nabi dan Rasul dengan nyanyian sehingga anak dapat
lebih mudah dalam menghafalkan
10. Kisah-kisah apasaja yang diajarkan kepada siswa?
Jawaban: Kisah-kisah yang diajarkan pada siswa ada kisah Nabi dan Rasul,
kisah Khulafaur rasyidin, kisah Walisongo, dan kisah-kisah kerajaan. Semua
kisah tersebut berbeda-beda setiap tingkatan kelas, sehingga pembelajaran
terkait kisah-kisah disampaikan secara bertahap
11. Bagaimana penerapan/tahapan metode kisah dalam pembelajaran PAI?
Jawaban: Dalam penerapan metode sangat diperlukan kesiapan guru serta
menyusun langkah-langkah dalam penerapannya. Dalam penerapan metode
kisah saya melakukan langkah-langkah yaitu:
1. Mempersiapkan materi ajar yang ingin disampaikan pada siswa
2. Memulai pembelajaran dengan membuka kegiatan terlebih dahulu
dengan salam dan doa,
3. Kemudian guru menanyakan kabar kepada siswa
4. Menggali pengetahuan siswa terkait dengan materi yang akan
dipelajari
5. Menceritakan kisah-kisah keteladanan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa
6. Setelah selesai dalam bercerita, kemudian guru menyampaikan
hikmah atau pelajaran yang terkandung dalam cerita yang
disampaikan
7. Evaluasi terkait pelajaran apa yang dapat di pahami dan di mengerti
oleh siswa dari setelah menceritakan kisah tersebut
84
8. Mempersilahkan siswa untuk bertanya
9. Memberikan simpulan
10. Menutup.
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
Siswa Kelas V.A
Tanggal/waktu : Senin, 19-08-2019/09:11-12.00 WITA
Identitas Pribadi
Nama : Farel
Alamat : Jalan gambas
Umur : 11
1. Apakah anda senang dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
Jawaban: iya senag Mata pelajaran Agama Islam saya suka karena saya suka
dengan pelajaran dan guru yang mengajar dan biasa kami bermain kartu, kerja
kelompok, mendengarkan kisah nabi
2. Dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam Sub BAB apakah yang paling
disukai?
Jawaban: kisah-kisah, akhlah terpuji
3. Bagaimana dengan kisah nabi dan rasul?
Jawaban:Iya
4. Anda sangat tertarik dengan kisah-kisah nabi dan rasul?
Jawaban: Iya
5. Kenapa senag dengan kisah nabi dan rasul?
Jawaban: cara guru yang baik mengajar
6. Ada berapakah kisah nabi dan rasul?
Jawab: 25
7. Kisah apa saja yang anda pahami?
Jawaban: Nabi Muhammad, Nabi Musa
8. Siapakah yang menjadi idola dalam kisah-kisah tersebut?
Jawaban: Nabi Muhammad
9. Apa pesan yang dapat di ambil dari kisah tersebut?
Jawaban: sifat Nabi yang sabar ketika di jahati oleh orang lain
10. Apakah kamu mengimplementasikan dalam kehidupanmu?
Jawaban: iya
85
DOKUMENTASI WAWANCARA
Wawancara dengan Ibu Nurhayati S.Pd.I (Guru Pendidikan Agama Islam) 2019
Wawancara dengan Bapak Herianto S.Pd.I (Guru Pendidikan Agama Islam) 2019
86
Wawancara dengan Nurhayati dan Farel Siswa dan Siswi Kelas VI.A 2019
Proses belajar mengajar Kelas IV.B 2019
87
Proses belajar mengajar Kelas V.A
2019
Recommended