View
231
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PELATIHAN KETERAMPILAN TEKNISI
HANDPHONE DI INSTITUT KEMANDIRIAN
DOMPET DHUAFA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Amelia
NIM : 105054002039
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430 H./2009 M.
ABSTRAK
Amelia
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Hand
Phone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Pemberdayaan masyarakat adalah pemberiaan sarana untuk seseorang
dengan sumber-sumber, kesempatan-kesempatan, pengetahuan dan
keterampilan untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga dapat
menentukan masa depannya dan berpartisipasi dalam kehidupan komunitas
mereka. Upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapat perhatian besar
yang meliputi aspek perberdayaan ekonomi, sosial, dan politik. Pemberdayaan
masyarakat dalam hal ini adalah dengan memberikan akses kepada
masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dengan memperoleh atau
memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas kehidupannya,
karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan
akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta adanya kondisi
kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.
Usaha-usaha untuk memberdayakan masyarakat telah banyak dilakukan
baik dari kalangan Pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat, salah satu
contohnya adalah Institut Kemandirian, yaitu jejaring dari Dompet Dhuafa
Republika. DD secara innovative menggali dan mendayagunakan dana-dana
yang berasal dari masyarakat sendiri, khususnya masyarakat muslim, yakni
dana-dana dari zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf. Institut Kemandirian
adalah salah satu jejaring DD, yang mempunyai beberapa program yang
bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, melalui pelatihan keterampilan
teknisi handphone. dimana dalam pelaksanaanya pemberdayaan ini bersifat
pemberdayaan individu, dengan tujuan agar masyarakat mampu menjalankan
tugas-tugas kehidupannya dengan baik dan berusaha mengontrol kehidupan
mereka sendiri. Dengan berbekal keahlian yang sudah mereka miliki.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberdayaan
di Institut Kemandirian, dan ingin mengetahui apakah pelatihan keterampilan
teknisi handphone ini menimbulkan sikap kemandirian terhadap para
pelakunya. Subjek yang diteliti adalah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
di Institut Kemandirian, dengan tujuan dan konsep pemberdayaan. Sedangkan
subjek apakah pelatihan itu menimbulkan sikap kemandirian terhadap
pelakunya, itu ditujukkan untuk para peserta dan para alumni pelatihan
keterampilan teknisi handphone.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah wa syukurillah, penulis haturkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Yang Maha Mencerahkan kalbu Manusia,
Yang memberikan jalan lurus jalan orang-orang yang beriman. Sholawat dan
salam semoga selalu tercurah untuk Rasulullah SAW, yang melalui ajarannya
muncul manusia-manusia langka pilihan yang menjadi aktor kisah-kisah teladan
penguat jiwa.
Dengan terselesaikannya skripsi ini adalah atas usaha dan upaya yang telah
penulis lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Di tengah
kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang untuk berbagi informasi dan
motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi ini. Maka dengan niat suci dan
ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
orang-orang yang dihormati, sekaligus dicintai, atas segala bantuannya terutama
kepada:
1. Bapak Dr. H. Murodi M.A, Sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak
Drs. Arief Subhan M.A, Sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik,
Bapak Drs. H. Mahmud Djalal M.A, Bidang Administrasi Umum, Bapak
Drs. Studi Rizal Lk. M.A, sebagai Pembantu Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Bapak Drs. Tantan Hermansah M.Si sebagai Dosen Pembimbing Teknis
Skripsi yang telah memberikan arahan kepada penulis hingga skripsi ini
selesai.
3. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah, M.pd selaku Kepala Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam dan Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam. Terima kasih atas nasihat dan
arahannya selama ini. Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan
kalian dengan pahala yang besar.
4. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membimbing dan memberi bekal ilmu kepada penulis selama
perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas seluruh jasa dan amal
kebaikan Bapak dan Ibu.
5. Terima kasih kepada Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Bapak Zainal,
Bapak Hasan, Bapak Isnadi, Bapak Zul, Bapak Herman, Bapak Yana,
Bapak Jamal, Ibu Andri, Ibu Nikmah, dan rekan-rekan kerjanya yang tidak
dapat saya sebutkan satu-persatu. Para siswa dan para alumni pelatihan
keterampilan teknisi handphone. Teman-teman pelatihan keterampilan
menjahit.
6. Yang tercinta dan terkasih Papa Willem Pantauw (alm), Mama, dan Papa
Dadut yang selalu mengurus, mendidik dan membantu saya baik materi
maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas
pengorbanan kalian selama ini, semoga Allah SWT membalas dengan
surga-Nya.
7. Adikku yang tersayang, Henry Raldian dan Muhammad Hilwan Al-Fajri.
Saudara-saudara sepupuku yang tidak dapat kusebutkan satu persatu.
Terima kasih atas bantuan dan dukungan kalian baik moril maupun
materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah membalas kebaikan
kalian.
8. Yang tercinta, keluarga besar H. Mukhayar, dan Robert Baker Pantauw
yang telah memberikan banyak motivasi, inspirasi, pengalaman, pelajaran
hidup dan dukungan yang tulus kepada penulis. Semoga setiap nasihat,
pesan, kritik dan saran, Allah SWT balas dengan pahala yang besar.
9. Kepada seluruh sahabat-sahabat seperjuangan PMI angkatan 2005. Ayu,
masdar, funny, ema, hilda, bibah, iyam, anti, reni, romlah, rika, uwi, aam,
nelly, dan tidak ketinggalan lukman, ipul, iip, basyir, ikhwal, fadli, jahari,
januar, mirza, riky, adoel. Kalian semua penulis banggakan dalam menjaga
kesolitan dalam berdiskusi di kelas, dan dalam pertemanan dan
persahabatan kita di UIN, semoga kenangan-kenangan kita tetap terjaga
sampai kapanpun.
10. Untuk adik-adik kelas dan kakak-kakak kelas yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan. Kepada seluruh temen-temen di FDK dan UIN
Syahid Jakarta semoga sukses selalu.
11. Dan untuk teman-teman SDN 09 Pagi, SLTPN 257, SMK PB. Sudirman,
SMA Al-Masthuriyah, teman-teman Asv-2, semoga sukses.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik
bentuk, isi maupun teknik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta
sangat diharapkan.
Akhir kata,segala kebaikan hanyalah milik Allah SWT semata, Allah
pemilik segala kesempurnaan Ilmu dan Pengetahuan, semoga amal baik semua
pihak akan mendapatkan balasan yang setimpal dan semoga kehadiran skripsi
ini bermanfaat dan memenuhi sesuai sasarannya.
Jakarta, 22 Juni 2009
Amelia
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah ............................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
D. Metodelogi Penelitian.............................................................. 8
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 19
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 21
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
a. ...................................................................................... Peng
ertian Pemberdayaan masyarakat....................................... 23
b. ...................................................................................... Inter
vensi dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat ................. 26
c. ...................................................................................... Taha
p-tahap Pemberdayaan Masyarakat .................................. 27
d. ...................................................................................... Prose
s Pemberdayaan Masyarakat ............................................. 29
B. Pengertian Pelatihan
a. ...................................................................................... Peng
ertian Pelatihan .................................................................. 30
b. ...................................................................................... Tujua
n Pelatihan ........................................................................ 34
c. ...................................................................................... Unsu
r-unsur Pelatihan ............................................................... 35
d. ...................................................................................... Fakto
r-faktor yang Berperan dalam Pelatihan ............................ 39
C. Pengertian Keterampilan ......................................................... 39
BAB III GAMBARAN UMUM INSTITUT KEMANDIRIAN
DOMPET DHUAFA
A. Profil Singkat Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
a. ...................................................................................... Sejar
ah Berdirinya Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa ................................................................. 42
b. ...................................................................................... Visi
dan Misi Institut Kemandirian Dompet Dhuafa ................ 43
c. ...................................................................................... Tujua
n Institut Kemandirian Dompet Dhuafa ............................ 43
B. Struktur Manajemen Institut Kemandirian Dompet Dhuafa ... 44
C. Program-program Institut Kemandirian Dompet Dhuafa ........ 45
D. Sumber Dana Institut Kemandirian ......................................... 45
E. Kerjasama Institut Kemandirian .............................................. 46
F. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Institut Kemandirian ...... 46
G. Proses Pelatihan Keterampilan ............................................... 47
H. Syarat-syarat dan Prosedur Penerimaan Peserta Pelatihan ....... 48
I. Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone ....... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Analisis Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa . ................................................ 69
B. Analisis Kontribusi Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Kepada Semangat Kemandirian Pada Pelakunya. ................... 84
BAB V PENUTUP
A. .......................................................................................... Kesi
mpulan ................................................................................... 94
B............................................................................................ Sara
n .............................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone Angkatan Ke- 1 Tahun 2007-2008 ............................... 50
Tabel 2 Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone Angkatan Ke- 2 Tahun 2007-2008 .......................... …. 52
Tabel 3 Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone Angkatan Ke- 3 Tahun 2007-2008 ................................ 55
Tabel 4 Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone Angkatan Ke- 4 Tahun 2007-2008 ................................ 58
Tabel 5 Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone Angkatan Ke-5 , 5 Januari – 6 Februari .......................... 62
Tabel 6 Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone Angkatan Ke- 6, 16 Februari- 20 Maret 2009 ................. 65
Tabel 7 Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone Angkatan ke- 7, 15 April - 1 Mei ................................. 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tulus Riyanto, Alumni Pelatihan Keterampilan
Teknisi Handphone ..................................................................... 85
Gambar 2 Puji Juliantono, Peserta Pelatihan Keterampilan
Teknisi Handphone ..................................................................... 87
Gambar 3 Eddy Arisandy, Peserta Pelatihan Keterampilan
Teknisi Handphone ..................................................................... 89
Gambar 4 Ahmad Yasir, Alumni Pelatihan Keterampilan
Teknisi Handphone ..................................................................... 90
Gambar 5 Winoto, Peserta Pelatihan Keterampilan
Teknisi Handphone ..................................................................... 91
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapat perhatian besar yang
meliputi aspek perberdayaan ekonomi, sosial, dan politik. Pemberdayaan
masyarakat dalam hal ini adalah dengan memberikan akses kepada
masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dengan memperoleh atau
memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas kehidupannya,
karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan
akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta adanya kondisi
kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat. 1
Semakin meningkatnya angka kemiskinan, yang artinya suatu keadaan di
mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental.
2Menjadi tantangan berat bagi Bangsa Indonesia dalam mengejar
ketertinggalan dari Negara-negara lain. Hal ini sangat didasari dan telah
menjadi agenda pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Oleh karenanya diperlukan upaya-upaya penanggulangan yang bersifat
pemberdayaan.
Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat sangat penting keberadaannya.
Karena dengan adanya pemberdayaan masyarakat, ekonomi ummat dapat
mempersempit ketimpangan ekonomi di dalam masyarakat hingga kebatas
yang seminimal mungkin. Tujuannya adalah menjadikan perbedaan ekonomi
di antara masyarakat secara adil dan seksama, sehingga yang kaya tidak
miskin dan yang miskin tidak semakin miskin. Oleh karena itu tujuannya
adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan pemberdayaan menunjuk
pada usaha perorangan menjadi lebih produktif.
Dari uraian tersebut jelas bahwa pembangunan yang diterapkan oleh
pemerintah Indonesia pada saat ini masih mengalami distorsi. Menurut James
Midgley pembangunan yang terdistorsi (Distorsion Development) adalah
1 Rr.Suhartini dan A. Halim. Model-model Pemberdayaan Masyarakat (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2005), h. 211. 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Ed. Baru (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 320.
ketika pembangunan ekonomi tidak berjalan atau kurang berdampak pada
peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat secara meluas. Dengan kata
lain pembangunan yang terdistorsi adalah pembangunan yang manakala
keuntungan materi yang dicapai dari hasil pembangunan ekonomi tidak
mampu atau tidak diciptakan sedemikian rupa agar menyentuh dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dan menurunkan
jumlah orang miskin secara bermakna.3
Melihat kegagalan pembangunan masyarakat pada masa lalu, dikarenakan
pelaksanaan program pembangunan yang tidak berdasar pada partisipasi
masyarakat. Sesungguhnya mempunyai arti yang sama dengan pembangunan
dan pemberdayaan. Hanya saja istilah pembangunan biasanya menggunakan
strategi top-down yang berarti masyarakat hanya sebagai objek dan sasaran
dari pembangunan itu.4 Karenanya, pemerintah pada saat ini lebih
mengupayakan pada pelaksanaan program pembangunan yang memberikan
porsi terbesar pada upaya pemberdayaan masyarakat, agar dapat
meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungannya secara mandiri-
berkesinambungan. Pola ini mengharuskan untuk menggunakan pola bottom
up artinya, masyarakat sejak awal dilibatkan dalam proses perencanaan
sampai pada pelaksanaan dimana pada tataran pelaksanaan di lapangan,
dilakukan atas inisiatif dan aspirasi dari masyarakat. Paradigma inilah yang
3 James Midgley, Pembangunan Sosial : Perspektif dalam Kesejahteraan Sosial
(Jakarta:Dipertais-Depag RI,2005), Cet.ke-1, h. 5. 4 Rr.Suhartini dan A. Halim. Model-model Pemberdayaan Masyarakat
(Yogyakarta:Pustaka Pesantren, 2005), h. 133.
mengisyaratkan perlunya memampukan masyarakat menjadi masyarakat yang
mandiri.5
Di samping pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), juga tidak
ketinggalan, melakukan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dengan
program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Tetapi sayang masih
sangat tergantung pada dana asing juga. Namun terdapat fenomena menarik
yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir, yaitu munculnya kesadaran dari
sejumlah LSM untuk melakukan penggalangan dana lokal. Inisiatif untuk
menggalangkan dana lokal itu salah satunya dipicu oleh krisis multidimensi
dan berbagai musibah bencana alam yang melanda Negara Indonesia
semenjak tahun 1997. Lembaga Swadaya Masyarakat yang hal menyadari
tersebut misalnya, Dompet Dhuafa Republika.
Dompet Dhuafa adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berhasil
menggalang dana lokal berbasis pada ajaran agama Islam, yaitu dana
ZISWAF, zakat, infaq, sadakah, dan wakaf. Dompet Dhuafa telah berhasil
menjadi badan amil zakat pertama di Indonesia yang dapat menghimpun dana
lokal sebesar Rp. 20 miliar.6
Keberhasilan tersebut tidak diraih serta merta begitu saja, tetapi melalui
proses pergulatan panjang tak kenal lelah dalam mencari inovasi-inovasi baru
mengenai strategi-strategi penggalangan dana lokal. Karena pengembangan
sumber daya manusia yang handal dan kreatif. Saat ini Dompet Dhuafa
5 Rr.Suhartini dan A. Halim. Model-model Pemberdayaan Masyarakat (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2005), h. 212. 6 James Midgley, Pembangunan Sosial : Perspektif dalam Kesejahteraan Sosial
(Jakarta:Dipertais-Depag RI,2005), Cet.ke-1, h. 3.
mempunyai banyak jejaring, di antaranya Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, khusus untuk menangani persoalan kemiskinan di
Indonesia pemerintah telah merancang suatu proyek yang diharapkan dapat
lebih terjamin keberlanjutan yaitu berupa program-program pemberdayaan
masyarakat, selain itu pula banyak Lembaga Swadaya Masyarakat yang
bermunculan guna mensejahterakan masyarakat agar lebih mandiri salah
satunya program yang telah dibuat oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa,
salah satu jejaring dari Dompet Dhuafa, yaitu pemberdayaan masyarakat
melalui pelatihan ketrampilan teknisi handphone, pelatihan keterampilan
otomotif, pelatihan keterampilan menjahit, dan pelatihan keterampilan sales.
Sebagai seorang muslim, sudah saatnya kita menelaah kembali ajaran Islam
di bidang sosial-ekonomi. Islam adalah agama pemberdayaan yang
menjunjung tinggi etos kerja dan kemandirian usaha. Salah satunya tercermin
dalam Qs. Al Jumuah ayat 10.
⬧⬧ ◆➔ ❑◼
⧫⬧
❑⧫◆ ⬧
◆
➔ ⧫❑⬧➔
Artinya: “…Lantas apabila telah selesai menunaikan shalat, maka
bertebarlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah sebanyak-
banyaknya…7
7 Al-Qur’an dan Terjamah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta : Depag RI,
1980), Cet. Ke-1
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa situasi ekonomi sekarang ini
bukanlah sesuatu yang harus diratapi, melainkan sesuatu yang harus dicarikan
jalan keluarnya. Setiap pribadi muslim ditantang untuk giat bekerja, kreatif
dan inovatif dalam menghadapi tantangan dan persaingan hidup tanpa
melupakan ibadah kepada Allah SWT. Salah satu alternatif adalah
kemandirian usaha. Karena itu pemberdayaan masyarakat melalui
keterampilan perlu untuk dibudayakan di negeri yang mayoritas penduduknya
muslim ini.
Dalam hal di atas bahwa konsep Community Economic Development yang
kini banyak dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat melalui berbagai
program-program terbukti mampu mengurangi angka pengangguran serta
berpeluang untuk menciptakan skill yang lebih baik menuju kemandirian
usaha. Jika konsep tersebut diterapkan secara konsisten, maka pada tataran
out-putnya akan menghasilkan sisi yang positif seperti terbukanya lapangan
kerja baru yang berakibat pada berkurangnya angka pengangguran. Serta
menghasilkan tenaga kerja yang berjiwa entrepreneurship sejati yang mampu
membaca peluang usaha yang secara tidak langsung meningkatkan
perekonomian nasional. 8
Mengingat pentingnya penelitian mengenai pemberdayaan masyaraakt,
maka peneliti bermaksud mengangkat sebuah judul skripsi dengan judul
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Ketrampilan Teknisi
Handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa.
8 Sudradjad, S.E. Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha ( Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2000), Cet, ke-2. H. 10.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Kajian dan permasalahan dalam bidang pelatihan keterampilan teknisi
handphone sangatlah luas, karena itu dalam skripsi ini peneliti membatasi
permasalahan kepada pelatihan teknisi handphone. Pemilihan pelatihan
teknisi handphone alasannya sebagai berikut:
a. Alasan strategis, yang pertama karena bidang teknisi handphone relativ
dibutuhkan karena besarnya pengguna handphone di masyarakat. Dan
yang kedua seseorang yang mau membuka usaha bidang teknisi
handphone membutuhkan modal yang relativ kecil dibandingkan
dengan modal usaha-usaha yang lain.
b. Alasan teknis, karena pelatihan keterampilan teknisi handphone relativ
lebih mudah dibandingkan dengan pelatihan menjahit dan otomotif.
Karena besarnya pengguna handphone di Indonesia maka alumni dari
pelatihan teknisi handphone ini akan memiliki peluang lebih mudah untuk
menjadi mandiri.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini merumuskan
beberapa masalah antara lain sebagai berikut:
a. Bagaimanakah pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan teknisi
handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa dilaksanakan?
b. Bagaimana pelatihan keterampilan teknisi handphone di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa? Apakah memberikan kontribusi kepada
semangat kemandirian pada pelakunya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi penulis bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui
pelatihan teknisi handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
dilaksanakan?
b. Untuk mengetahui apakah pelatihan keterampilan elektro di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa memberikan kontribusi kepada semangat
kemandirian pada pelakunya?
2. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Praktis
1. Diharapkan dapat menjadi pengayaan pengetahuan bagi para
pemberdayaan masyarakat yang bermanfaat bagi pengembangan
masyarakat, dalam rangka pengentasan kemiskinan.
2. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengelola
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa sebagai masukan dan
evaluasi terhadap program pemberdayaan masyarakat melalui
pelatihan ketrampilan teknisi handphone.
b. Manfaat Akademis
1. Menjadi proses uji dan implementasi teoritik pemberdayaan yang
dilakukan oleh masyarakat.
2. Memberikan masukan bagi perkembangan studi pengembangan
masyarakat khususnya mengenai upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
D. Metodelogi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan
menggunakan pendekatan ini dikarenakan dalam prosesnya mendasarkan
pada pengamatan dan pendalaman kehidupan seseorang. Pendekatan
kualitatif adalah prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang
dapat diamati.9 Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menggambarkan
secara sistematis mengenai faktor-faktor atau unsur-unsur yang terkait
dalam pelaksanaan program di lapangan dan hubungan antara faktor. Baik
yang mendukung pelaksanaan program atau yang menjadi
penghambatnya.
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan
9 Lexy.J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosda Karya,
2009)Edisi Revisi Cet Ke-26, h. 3.
fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran
landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data,
dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang
digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir
dengan suatu “teori”.10
2. Lokasi Penelitian
Penelitian skripsi ini berada di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
yang berlokasi di Gedung YPMG lantai 2, Komplek PT. Panasonic
Manufacturing Indonesia Jalan Raya Bogor Km. 29 Pekayon, Pasar Rebo,
Jakarta Timur. Telp./Fax. 021 8771 0408: telp. 021 92611823.
3. Waktu Penelitian
Penelitian skripsi yang dilakukan oleh penulis dilakukan dari tanggal
27 April 2009 sampai tanggal 29 Mei 2009.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Jenis penelitian ini dimaksudkan
untuk mengangkat fakta-fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena
10 http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif diambil jam 10:51, hari kamis 23
apriL 2009
yang terjadi, sehingga penulis dapat menggambarkan dan menganalisis
implementasi pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan
teknisi handphone di Institut kemandirian Dompet Dhuafa.11
Data-data tersebut berasal dari hasil observasi, wawancara dengan
informan, catatan lapangan, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya.12 Artinya melalui data-data tersebut penulis berusaha
menggambarkan dan menganalisis secara menyeluruh pemberdayaan
masyarakat melalui pelatihan keterampilan teknisi handphone di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa
5. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian
Dalam teknik pemilihan subyek penelitian, peneliti menggunakan
sampel bertujuan (Purposive Sample) karena dalam penelitian kualitatif
tidak ada sampel acak dan penelitian kualitatif sangat erat kaitannya
dengan faktor-faktor konstekstual. Jadi maksud sampling dalam hal ini
adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam
sumber dan bangunannya. Dengan demikian tujuannya bukan memusatkan
pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan ke dalam
generalisasi. 13
Pada sampel bertujuan seperti jumlah subyek penelitian ditentukan
oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika
maksudnya memperluas informasi, jika tidak ada lagi informasi yang
11 Drs. Subana. M dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Jakarta:Pustaka Setia,
2001), h. 26. 12 Consuelo G. Sevilla dkk, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI-Press, 1993),h.71 13 Consuelo G. Sevilla dkk, Pengantar Metode Penelitian, h. 156.
dapat dijaring, maka penentuan subyek penelitian pun sudah dapat
diakhiri.
Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa, dalam hal ini adalah Bapak Zaenal Abidin selaku
Direktur Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, Bapak Hikmawan
A.Hasan selaku Divisi Training, dan Mas Muhammad Jamaludin selaku
Instruktur pelatihan keterampilan teknisi handphone. Dan pihak-pihak lain
selaku murid dan alumni pelatihan keterampilan teknisi handphone di
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Objek penelitiannya adalah program
pelatihan keterampilan teknisi handphone dalam pemberdayaan
masyarakat.
6. Sumber Data
a. Data Primer
1) Data yang diperoleh melalui proses penelitian langsung dari
partisipan atau sasaran penelitian.
2) Utama, adalah data secara langsung dari partisipan atau sasaran
penelitian, yaitu Bapak Zaenal Abidin, selaku Direktur Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa. Dan Bapak Hikmawan A. Hasan
selaku Divisi Training dan Mas Muhammad Jamaludin selaku
Instruktur pelatihan keterampilan teknisi handphone.
3) Umum, yaitu data yang diperoleh dari siswa yang mengikuti
pelatihan peneliti memilih 3 orang tersebut karena yang
berhubungan dengan pelaksanaan pelatihan dan peneliti memilih 3
orang alumni pelatihan keterampilan teknisi handphone Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa yang bertemu dengan penulis secara
langsung.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan
atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari lembaga yang
terkait. Maksudnya, data yang sudah tersedia sebelumnya, baik yang
sudah diteliti oleh peneliti sebelumnya, maupun data yang berkaitan
secara langsung atau tidak dengan riset ini. Data juga berupa artikel
tertulis, artikel berbentuk foto-foto, dokumentasi pribadi dan
dokumentasi Institut Kemandirian Dompet Dhuafa.
7. Metode Penggalian Data
Untuk mendapatkan data yang objektif, maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode pengumpulan data yang bersifat kualitatif,
berupa:
a. Observasi
Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data
dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap suatu
kegiatan secara akurat, serta mencatat fenomena yang muncul dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.14
Obervasi, yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap
objek yang diteliti guna mendapatkan data-data yang akurat. Menurut
14 Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta:Logos 1997), Cet ke 1 h. 24.
Agus Sujanto pengamatan diartikan sebagai proses mengenal dunia
luar dengan menggunakan indera.15 Manusia mempunyai lima macam
indera, diantaranya adalah indera pendengaran dan penglihatan,
kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi sesuai dengan data
yang dibutuhkan.
b. Wawancara Mendalam
Wawancara yaitu metode untuk mengumpulkan data dengan
mengadakan komunikasi langsung dengan narasumber. Wawancara
bertujuan untuk mendapatkan data-data yang konkrit dari hasil
pertanyaan yang diajukan.16 Dalam penelitian ini dilakukan
komunikasi langsung dengan narasumber yaitu Bapak Zaenal Abidin
dan para staffnya di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa dan para
siswa yang mengikuti pelatihan keterampilan teknisi handphone. Dan
para alumni yang sudah mengikuti pelatihan keterampilan teknisi
handphone. Pada tahap ini peneliti menggunakan wawancara
berstruktur dan terbuka, di mana ada komunikasi langsung antara
responden dengan peneliti, peneliti memberikan pedoman wawancara
yang kemudian diajukan kepada responden untuk dijawab. Intinya agar
peneliti dapat berkomunikasi dengan baik dan para informan yang
melakukan pelatihan keterampilan yang menjadi subyek peneliti dapat
menyampaikan informasi dengan tenang dan akurat.
15 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-11, h. 21. 16 Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah, Cet.Ke-1, h.24
Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh data dan informasi
mengenai asal-usul, aktifitas, upaya, faktor-faktor yang mendukung
dan menghambat serta berbagai data yang penulis butuhkan dalam
menyelesaikan penelitian ini. Dalam wawancara ada beberapa
instrumen yang dipergunakan peneliti, yaitu:
a. Panduan wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang
pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti yang menggunakan jenis
wawancara ini bertujuan mencari jawaban terhadap hipotesis kerja.
Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi dan ketat.
Jenis ini dilakukan pada situasi jika sejumlah sampel yang
representative ditanyai dengan pertanyaan yang sama dan hal ini
penting sekali. Semua aspek dipandang mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Pokok-
pokok yang dijadikan dasar pertanyaan diatur secara sangat
terstruktur. Keuntungan wawancara terstruktur adalah jarang
mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan
terwawancara agar sampai berdusta. 17
b. Tape Recorder
Pengertian Tape recorder terdiri dari dua kata yaitu, tape yang
berarti media penyimpanan dalam bentuk pita kaset, dan recorder
17 Lexy.J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2009) Edisi Revisi, Cet Ke-26, h. 190.
yang berarti perekam. Jadi pengertian tape recorder adalah
merupakan suatu alat penyimpanan audio dan perangkat yang
memutar kembali rekaman suara yang menggunakan pita
rekaman.18 Wawancara yang peneliti lakukan, semua terekam
dalam tape recorder.
c. Kamera
Sekarang ini kamera sudah lebih banyak dipakai sebagai alat
untuk keperluan penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam
berbagai keperluan. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup
berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif
dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Menurut Bogdan dan
Biklen ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam
penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang
dihasilkan oleh peneliti sendiri. 19
Foto tentang orang dan latar penelitian, jika dicari, biasanya
banyak tersedia. Album foto keluarga, album foto instansi, dan
sekolah biasanya tersedia. Latar penelitian dalam foto dapat
diamati dengan teliti, demikian pula foto dapat memberikan
gambaran tentang perjalanan, sejauh orang-orang yang ada di
dalamnya. Selain itu barangkali foto itu memberikan gambaran
yang bertentangan dengan apa yang dipersoalkan dalam masalah
18http://www.wikipedia.org/wiki/Tape_recorder, diambil jam 10:48 hari kamis 23 April
2009 19 Lexy.J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosda Karya,
2009) ,h. 160.
penelitian. Sedangkan foto yang dihasilkan sendiri, oleh peneliti
biasanya bermanfaat sebagaimana sudah diutarakan pada foto hasil
orang lain. Selain itu, foto banyak digunakan bersama-sama
dengan pengamatan berperanserta. Saat-saat suatu peristiwa yang
bernilai sejarah, sosial, ritual, dan cultural akan sangat bermanfaat
apabila dipelajari secara rinci dalam foto daripada hanya
mengalami peristiwanya dalam foto. Penggunanaan sumber foto
dalam penelitian sangat besar sekali manfaatnya. Hanya perlu
diberi catatan khusus tentang keadaan didalam foto. 20
Dalam skripsi ini, peneliti memasukkan foto para siswa yang
sedang mengikuti pelatihan, siswa tersebut sebanyak 3 orang, yang
bernama Tulus, yasir dan Pak Winoto. Peneliti juga memasukan
foto para alumni sebanyak 3 orang, yang bernama Mas Puji, mas
Eddy, dan Mas Rizky. Foto tersebut dapat menggambarkan
kegiatan pada saat siswa mengikuti pelatihan keterampilan teknisi
handphone dan foto tersebut juga dapat menggambarkan alumni
pada saat para alumni sedang bekerja di counter handphone-nya
masing-masing.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data-data yang tertulis yang mengandung
keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang
20 Lexy.J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosda Karya,
2009), h. 161
masih aktual.21 Dalam penelitian ini dokumentasi diperoleh dari
dokumentasi yang ada pada Institut Kemandirian Dompet Dhuafa,
makalah-makalah, artikel situs serta dokumentasi yang berkaitan
dengan skripsi ini.
8. Keabsahan dan Triangulasi Data
Data yang telah digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian . untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini diperlukan
teknik pemeriksaan dan teknik triangulasi. Adapun teknik yang digunakan
untuk menjaga keabsahan adalah sebagai berikut.
a. Kredibilitas (derajat kepercayaan)
Fungsi kriterium kredibilitas ini adalah untuk melaksanakan inkuiri
sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat
dicapai, kemudian mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil
penemuan dengan jalan pembuktian oleh penulis pada kenyataan
ganda yang sedang diteliti.
b. Ketekunan dan Keajegan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang sedang dicari. Kemudian, memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci,22 maksudnya adalah peneliti hanya memusatkan dan
mencari jawaban yang sesuai dengan rumusan masalah yang ada.
c. Triangulasi
21 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 24. 22 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 32.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan (kesahihan) data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Hal tersebut dapat dicapai
melalui jalan: (a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara, misalnya untuk melihat apakah pelatihan keterampilan
teknisi handphone ini berkontribusi dalam terbangunnya semangat
untuk mandiri. (b) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
dengan orang lain. Misalnya penulis membandingkan jawaban yang
diberikan pihak Institut Kemandirian Dompet Dhuafa dan masyarakat
yang menjadi siswa pelatihan ketrampilan teknisi handphone. (c)
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan dengan masalah yang diajukan. Penulis memanfaatkan
dokumen dan data itu sebagai bahan perbandingan.
9. Analisis Data
Analisis data adalah proses agar bisa ditafsirkan, dan memberikan
makna pada analisis. Penafsiran hasil analisis data harus melebihi atau
mentrasenden deskripsi. Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini
adalah teknik analisis deskriptif. Hal ini didasarkan atas pertimbangan
bahwa sasaran penelitian ini adalah kegiatan analisis data meliputi
kegiatan reduksi data, reduksi yaitu menganalisa sesuatu secara
keseluruhan kepada bagian-bagiannya atau menjelaskan tahap akhir dari
proses perkembangan sebelumnya yang lebih sederhana.23
23 Pius A Partanto M. dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994)
Cet. Ke-1, h. 658.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen
resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali sekitar
segudang. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya
yaitu mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan
abtraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti,
proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap
berada di dalamnya. Langkah selanjutnya yaitu menyusunnya ke dalam
satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudin dikategorisasikan pada
langkah berikutnya. Kategori-kategori itu kemudian dibuat sambil
melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan
pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini
tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori
substantive dengan menggunakan beberapa metode tertentu.24
10. Pedoman Penulisan
Adapun penulisan yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman
pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Sisertasi yang disusun
oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA UIN
Jakarta, 2007, Cet ke-1.
E. Tinjauan Pustaka
24 Lexy.J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2009) Edisi Revisi Cet Ke-26, h. 247.
Skripsi yang berjudul Upaya Yayasan Pelita Ilmu (YPI) dalam
Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Miskin di Desa Putat Nutug-Ciseeng
Melalui Keterampilan Menjahit dan Tata Boga, yang disusun oleh
Munasaroh. Skripsi ini berisi mengenai pemberdayaan masyarakat melalui
keterampilan menjahit dan tata boga. Upaya yang dilakukan oleh Yayasan
Pelita Ilmu dalam memberdayakan ekonomi masyarakat miskin melalui
keterampilan menjahit dan tata boga, menjadikan masyarakat di desa Putut
Nutug Ciseeng memiliki keahlian yang dapat diandalkan untuk menjalankan
hidupnya secara mandiri. Berdasarkan hasil observasi penulis skripsi ini,
banyak masyarakat di desa Putut Nutug Ciseeng khususnya yang mengikuti
keterampilan menjahit dan tata boga di YPI, mereka bisa mengembangkan
keahlian yang diperolehnya dengan cara membuka usaha seperti membuka
jahitan, membuka warung nasi dan catering masakan. Dan ada juga yang bisa
bekerja di perusahaan konveksi. Dari profesi kerja yang mereka dapatkan
secara otomatis dapat meningkatkan kehidupan ekonomi mereka menjadi
lebih baik.
Selanjutnya skripsi yang berjudul Evaluasi Program pemberdayaan
Keterampilan Olahan Pangan Dalam Pemberdayaan Wanita Tuna Susila di
Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur,
yang disusun oleh Siti Nurasiah. Skripsi ini berisi mengenai program olahan
pangan yang merupakan salah satu bentuk pemberiaan pemberdayaan yang
fokus terhadap pembentukkan life skill bagi masyarakat. Kegiatannya
dilakukan selama 3 bulan dalam satu semester, masyarakat yang pada
awalnya tidak terampil menjadi terampil, dan yang telah terampil akan lebih
bertambah terampil, dan pengetahuannya jauh lebih banyak, untuk menambah
penghasilan dan menyambung hidup masyarakat supaya lebih baik.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dan penyusunan penulisan, penulis
merumuskan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Dalam BAB I meliputi: Latar Belakang Masalah, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metodelogi Penelitian, Kajian Pustaka dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis
Dalam BAB II meliputi: Pengertian Pemberdayaan
Masyarakat, Intervensi Dalam Proses Pemberdayaan
Masyarakat, Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat, Proses
Pemberdayaan Masyarakat, Pengertian Pelatihan, Tujuan
Pelatihan, Unsusr-unsur Pelatihan, Fakrot-faktor yang
Berperan dalam Pelatihan, Pengertian Keterampilan.
BAB III : Gambaran Umum Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Dalam BAB III meliputi: Profil Singkat Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa, Visi dan Misi Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa, Tujuan Institut Kemandirian Dompet Dhuafa,
Struktur Manajemen Institut Kemandirian Dompet Dhuafa,
Program-program Institut Kemandirian Dompet Dhuafa,
Sumber Dana Institut Kemandirian Dompet Dhuafa,
Kerjasama Institut Kemandirian, Konsep Pemberdayaan
Masyarakat Institut Kemandirian, Proses Pelatihan
Keterampilan, Syarat-syarat dan Prosedur Penerimaan Peserta
Pelatihan, Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Analisis
Dalam BAB IV meliputi: Pelaksanaan pemberdayaan
Masyarakat Melalui Pelatihan Teknisi handphone di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa. Kontribusi pelatihan
Keterampilan Teknisi Handphone di Institut Kemandirian
Pada Pelakunya.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Dalam BAB V meliputi: Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan
Istilah pemberdayaan masyarakat mengacu kepada kata empowerment
yang berarti penguatan. Yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan
potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi pendekatan
pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah penekanan pada
pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu system yang
mengorganisir diri mereka. Maka pedekatan pemberdayaan masyarakat
yang diharapkan adalah yang dapat memposisikan individu sebagai subjek
bukan sebagai objek.25
Payne sebagaimana dikutip Adi (2003) menjelaskan bahwa
pemberdayaaan adalah:
“To help client gain power of decision and action over their own lives by
reducing the effect of socisl or personal block to exercising excisting power, by
increasing capacity and self confidence to use power and by transferring power
from the environment to clients”.
(Membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan
menetukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan diri mereka, termasuk
mengurangi efek hambatan pribadi dan social dalam melakukan tindakan. Hal ini
dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri yang ia miliki,
antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya)26
25 Setiana L., “Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat”, dalam Nurjanah, ed.,
Implikasi Filsafat Konstruktivisme Untuk Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga Press,2007), Cet-1, h. 79. 26 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h. 77-78.
Menurut Suharto (2005) pemberdayaan menunjuk pada kemampuan
orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki
kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya
sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja
bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas
dari kebodohan, bebas dari kesakitan (b) menjangkau sumber-sumber
produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan
pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka
perlukan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.27
Adi (2005) juga mengutip pendapat Ife tentang pemberdayaan. Ife
menjelaskan bahwa:
“Empowerment means providing people with the resources, opportunities,
knowledge, and skill to increasentheir capacity to determine their own future and to
participate in and affect the life of their community.”
“Pemberdayaan sebagai sarana untuk memberikan orang dengan sumber-sumber,
kesempatan-kesempatan, pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan
kapasitas mereka sehingga dapat menentukan masa depannya dan berpartisipasi
dalam kehidupan komunitas mereka.”28
Selanjutnya Kartasasmita dalam buku Isu-Isu Tematik Pembangunan
Sosial yang ditulis oleh Sulistiati (2004) mengatakan, bahawa
memberdayakan masyarakat berarti meningkatkan kemampuan masyarakat
dengan cara mengembangkan dan mendinamisasi potensi-potensi
masyarakat dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat seluruh
27 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), h. 58. 28 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas (Jakarta: FEUI Press, 2003), h. 50-51.
lapisan masyarakat. Dengan kata lain menjadikan masyarakat mampu dan
mandiri dengan menciptakan iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan
anggota individu anggota masyarakat tetapi juga pranata-pranatanya,
menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat,
keterbukaan, dan tanggung jawab adalah bagian pokok dari upaya
pemberdayaan.29
Sedang menurut Parsons yang dikutip oleh Suharto (2005)
pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup
kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas dan
mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan kekuasaan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya.30
Menurut Cristenson dan Robinson, yang dikutip oleh Soetomo,bahwa: “Pengertian pemberdayaan masyarakat adalah sebagai suatu proses dimana masyarakat
yang tinggal pada lokasi tertentu mengembangkan prakarsa untuk melaksanakan suatau
tindakan social (dengan atau tanpa intervensi) untuk mengubah situasi ekonomi, social,
cultural, dan atau lingkungan mereka.”31
Dari definisi Cristenson dan Robinson, terlihat kesan yang hendak
menyatakan bahwa dalam memberdayakan masyarakat intervensi bukanlah
suatu hal yang mutlak, justru yang lebih penting adalah partisipaasi
29 Sulistiari, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi (Jakarta: Balai
Latihan dan Pengembangan Sosial Depsos RI, 2004), h. 29. 30 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), h. 58. 31 Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2006), h. 81.
masyarakat dalam proses yang berlangung dimana pemberdayaan itu
dilaksanakan.
Dari berbagai pengertian yang ada, maka peneliti menarik
kesimpulan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya yang
dilakukan untuk membuat masyarakat berdaya dengan mengembangkan
keterampilan yang dimilikinya, yang dapat di kembangkan dalam
pelatihan-pelatihan keahlian hidup, agar masyarakat menjadi berdaya dan
dapat mandiri.
2. Intervensi dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat
Parson dalam Suharto (2005) menyatakan bahwa proses pemberdayaan
umumnya dilakukan secara kolektif. Namun demikian, tidak semua
intervensi pekerjaan social dapat dilakukan melalui kolektivitas. Dalam
beberapa situasi strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara
individual. Meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan
dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau
system diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan social pemberdayaan
dapat dilakukan melalui:
a. Intervensi mikro, yaitu pemberdayaan yang dilakukan terhadap klien
secara individu melalui bimbingan, konseling, stess management, criris
intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien
dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering
disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered
approach).
b. Intervensi mezzo, yaitu pemberdayaan yang dilakukan terhadap
sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan
kelompok sebagai media intervesi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika
kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar
memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
c. Intervensi makro. Pendekatan ini disebut sebagai strategi system besar
(large-system strategi), karena sasaran perubahan diarahkan pada
system lingkungan yang luas. Perumusan kebijakan, perencanaan
sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,
manajemen konflik adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.
Strategi system besar memandang klien sebagai orang yang memiliki
kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk
memilih serta menemukan strategi yang tepat untuk bertindak.32
Intervensi makro mencakup berbagai metode professional yang
digunakan untuk mengubah system sasaran yang lebih besar dari
individu, kelompok dan keluarga. Yaitu organisasi, komunitas baik
sitingkat lokal, regional maupun nasional secara utuh.33
3. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pemberdayaan tidak langsung terbentuk atau terjadi secara
langsung maupun tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yakni:
32 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), h. 66. 33 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta: FEUI Press, 2003), h. 57.
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini meliputi penyiapan petugas (community
development), dimana tujuan utama ini adalah untuk menyamakan
persepsi antar anggota agen perubah (agent of change) mengenai
pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan
masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan lapangan, petugas
melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan
sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal dengan
kelompok sasaran.
2. Tahap Assessment
Proses assessment yang dilakukan disini adalah dengan
mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga
sumber daya manusia yang dimiliki klien. Dalam proses penilaian
ini dapat pula digunakan teknik SWOT, dengan melihat kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman.
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Pada tahap ini agen perubah (agent of change) secara
partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang
masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
4. Tahap Pemformulasikan Rencana Aksi
Pada tahap ini agen membantu masing-masing kelompok untuk
merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan
mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
5. Tahap Pelaksanaan (implementasi) Program
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling
krusial (penting) dalam proses pengembangan masyarakat, karena
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat
melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja
sama antar warga.
6. Tahap Evaluasi
Tahap ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan
masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.
7. Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan
karena masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi tidak
jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah
melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena
sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan seblumnya, atau
karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang
dapat dan mau meneruskan.
4. Proses Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan sesuatu yang
berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masih ingin
melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku pada satu
program saja.34 Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari lima tahap:
1. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdaya guna
dan tidak memberdayakan.
2. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak
pemberdayaan.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Mengidentifikasi basis daya yang bermakna.
5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan engimplementasikan.35
Namun dalam proses pemberdayaan bahwa peran serta masyarakat
merupakan tahapan yang penting dalam peningkatan pembangunan.36
Mutu peran serta masyarakat dapat dibedakan dengan memahami motivasi
mereka. Dalam hal ini peran serta dibagi menjadi lima yaitu:
1. Berperan serta karena mendapat perintah.
2. Berperan serta karena ingin mendapat imbalan.
3. Berperan serta secara sukarela, tanpa mengharapkan imbalan.
4. Berperan serta atas prakarsa atau inisiatif sendiri.
5. Berperan serta disertai dengan kreasi atau daya cipta.
34 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta:
Penerbit Fakultas Ekonomi UI 2002), seri II, h. 173. 35 Nanich Machendra dan Agus Ahmad Syafe’I, Pengembangan Masyarakat Islam
(Bandung: Rosdakarya, 2001), Cet ke-1, h. 25. 36 Pelatihan Calon Pendamping Masyarakat Oleh Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa
Republika Bersama Fakultas Dakwah dan Komunikasi 27-28 Juli 2007.
Dari uraian diatas bahwa proses pemberdayaan yang terjadi pada
masyarakat, terjadi secara simulan sehingga upaya yang dilakukan
berkesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada.
B. Pengertian Pelatihan
1. Pengertian pelatihan
Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya manusia
menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Karena itu, kegiatan
pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era
persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan
dengan hal tersebut pelatihan merupakan salah satu cara untuk
memberdayakan masyarakat.
Pelatihan akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan
dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk
memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau
sikap masing-masing kadar kemampuannya. Secara umum pelatihan
adalah proses untuk mengubah sikap dan tingkah laku, untuk memenuhi
tujuan organisasi. Proses berlangsung secara terus menerus baik resmi
maupun tidak resmi. Proses pelatihan resmi adalah program pelatihan yang
dikoordinasikan secara khusus dan terarah, baik di kelas maupun di tempat
kerja, sedangkan yang tidak resmi adalah proses perubahan sikap dan
tingkah laku yang dilakukan sambil bekerja dengan pengarahan dan
contoh dari atasanya atau ahlinya.37
Penggunaan istilah pelatihan (training), berdasarkan pendapat Andrew
F. Sikula adalah bahwa pelatihan (training) adalah suatu proses
pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisir dimana para peserta mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.38
Menurut Dr. Oemar Hamalik melihat dari segi operasional, pelatihan
diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya)
yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga
kerja yang dilakukan oleh tenaga professional kepelatihannya dalam
satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja
peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan
produktifitas dalam suatu organisasi.39
Begitu juga menurut Veithzal Rivai, bahwa pelatihan adalah sebagai
bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan di luar system pendidikan yang berlaku dalam
waktu yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan
praktik daripada teori.40
37 Ir. H. Tandjung Mursanto, Sistem Manejemen Semesta (Jakarta: Dunia Bulan Bintang,
1995), h.132-133. 38 Dr.A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Des,.m.Si.Psi. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001), Cet.ke 3. h.44. 39 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 10. 40 Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke
Praktek (Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada, 2004), h. 226.
Pelatihan, secara singkat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk
meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja di masa mendatang. Hal-hal
berikut ini penting untuk mengetahui konsep pelatihan lebih lanjut, yaitu:
1. Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku
peserta utnuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan
dengan keahlian dan kemampuan peserta utnuk melaksanakan
pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan
membantu peserta untuk mencapai keahlian dan kemampuan
tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Program pelatihan formal adalah usaha pemberi kerja untuk
memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan utnuk
memperoleh pekerjaan atau bidang tugas yang sesuai denagn
kemampuan, sikap, dan pengetahuannya.41
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan adalah
proses suatu kegiatan yang direncanakan dan dilakukan dengan benar oleh
organisasi atau lembaga untuk menambah pengetahuan, meningkatkan
keterampilan atau sikap masing-masing kadar kemampuannya, untuk
mencapai tujuan organisasi.
Ada tiga dasar bahwa pelatihan dilakukan untuk:
a. Peningkatan Pengetahuan
Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan bagi para peserta.
Karena materi pelatihan merupakan isi dari pelatihan untuk
41 Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke
Praktek, h. 226.
mencapai tujuan yang ditetapkan. Materi pelatihan sebelumnya
dipersiapkan secara tertulis agar mudah dipelajari oleh para
peserta, dalam bentuk karya ilmiah disertai dengan referensi yang
relevan.42
b. Peningkatan Keterampilan
Suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan
prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai non-
manajemen mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis
dalam tujuan terbatas. Pelatihan dapat meningkatkan keterampilan
peserta. Tujuan pelatihan harus konkret dan dapat diukur. Oleh
karena itu pelatihan yang akan diselenggarakan mempunyai kinerja
tujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta agar mampu
mencapai kinerja maksimal dan untuk meningkatkan pemahaman
peserta terhadap tujuan yang telah ditetapkan pada suatu lembaga
atau organisasi.
c. Sikap atau Nilai
Pelatihan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan kepribadian manusia. Membimbing, member
contoh, dan petunjuk praktis yang berkaitan dengan gerakan,
ucapan, dan perbuatan. Dengan harapan dapat memberi sikap atau
nilai positif kepada peserta. Dengan adanya pelatihan peserta dapat
42 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h. 36.
mengetahui sikap dan nilai yang dapat dicontoh oleh para pengajar
yang melatihnya.43
2. Tujuan Pelatihan
Dalam hal ini tujuan pelatihan secara umum adalah pengembangan
kualitas sumber daya manusia yang bersumber dari kualitas manusia
seperti yang diharapkan antara lain dari aspek-aspek sebagai berikut:44
a. Peningkatan semangat kerja
b. Pembinaan budi pekerti
c. Peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
d. Meningkatkan taraf hidup
e. Meningkatkan kecerdasan
f. Meningkatkan ketrampilan
g. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
h. Menciptakan lapangan kerja
i. Memeratakan pembangunan dan pendapatan
Sedangkan program pelatihan (training) secara khusus bertujuan untuk
memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan
43 Prabu Mangku Negara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung:
Rosda Karya, 2000), h.44-63. 44 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h. 14.
kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang. Adapun tujuan pelatihan secara
khusus adalah sebagai berikut:.45
a. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja yang memiliki
keterampilan yang produktif dalam rangka pelaksanaan program
organisasi di lapangan.
b. Mendidik, melatih, serta membina unsur-unsur ketenagakerjaan
yang memiliki kemampuan dan hasrat terus untuk meningkatkan
dirinya sebagai tenaga yang tangguh, mandiri, professional.
Beretos kerja yang tinggi dan produktif.
c. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja sesuai dengan
bakat, minat, nilai dan pengalamannya masing-masing (individu).
d. Mendidik dan melatih tenaga kerja yang memiliki derajat relevansi
yang tinggi dengan kebutuhan pembangunan.
3. Unsur-unsur Pelatihan
Pelatihan meliputi unsur-unsur, sebagai betikut:
a. Peserta Latihan
Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan
keberhasilan proses pelatihan, yang pada gilirannya turut menentukan
efektivitas pekerjaan. Karena itu, perlu dilakukan seleksi yang teliti
untuk memperoleh peserta yang baik, berdasarkan kriteria antara
lain:46
45 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h. 16-17. 46 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h. 35.
1. Akademik, ialah jenjang pendidikan dan keahlian.
2. Pengalaman kerja, ialah pengalaman yang telah diperoleh
dalam pekerjaan.
3. Motivasi dan minat, yang bersangkutan terhadap pekerjaannya.
4. Pribadi, menyangkut aspek moral, moril, dan sifat-sifat yang
diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
5. Intelektual, tingkat berpikir, dan pengetahuan, diketahui
melalui tes seleksi.
b. Pelatih (Instruktur)
Pelatih-pelatih memegang peranan yang penting terhadap
kelancaran dan keberhasilan program pelatihan. Itu perlu dipilih
pelatih yang ahli, yang berkualifikasi professional. Beberapa syarat
sebagai pertimbangan adalah:47
1. Telah disiapkan secara khusus sebagai pelatih, yang ahli dalam
bidang spesialisasi tertentu.
2. Memiliki kepribadian yang baik yang menunjang pekerjaannya
sebagai pealtih.
3. Pelatih berasal dari dalam lingkungan organisasi atau lembaga
sendiri lebih baik dibandingkan dengan yang dari luar.
4. Perlu dipertimbangkan bahwa seorang pejabat yang ahli dan
berpengalaman belum tentu menjadi pelatih yang baik dan
berhasil.
47 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h. 35.
c. Lamanya Pelatihan
Lamanya masa pelaksanaan pelatihan berdasarkan pertimbangan
tentang:48
1. Jumlah dan mutu kemampuan yang hendak dipelajari dalam
pelatihan tersebut lebih banyak dan lebih tinggi bermutu,
kemampuan yang ingin diperoleh mengakibatkan lebih lama
diperlukan latihan.
2. Kemampuan belajar para peserta dalam mengikuti kegiatan
pelatihan. Kelompok peserta yang ternyata kurang mampu
belajar tentu memerlukan waktu latihan yang lebih lama.
3. Media pengajaran, yang menjadi alat bantu bagi peserta dan
pelatih. Media pengajaran yang serasi dan canggih akan
membantu kegiatan pelatihan dan dapat mengurangi lamanya
pelatihan tersebut.
d. Bahan Latihan
Bahan latihan seyogianya disiapkan secar tertulis agar mudah
dipelajari oleh para peserta. Penulisan bahan dalam bentuk buku paket
materi pelatihan hendaknya memperhatikan faktor-faktor tujuan
pelatihan, tingkatan peserta latihan, harapan lembaga penyelengara
pelatihan, dan lamanya pelatihan. Cara penulisannya agar disesuaikan
dengan pedoman atau petunjuk pelatihan penulisan karya ilimiah yang
berlaku. Untuk melengkapi bahan pelatihan sebaiknya disediakan
48 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h. 35.
sejumlah referensi terpilih yang relevan dengan pokok bahasan yang
diajarkan.49
e. Bentuk Pelatihan
Bentuk-bentuk pelatihan yang digunakan untuk mengembangkan
kemampuan peserta pelatihan antara lain:50
1. Belajar sambil bekerja (learning on the job)
2. Belajar melalui observasi (asisten yang diperbantukan)
3. Tugas khusus
4. Kuliah (lectures)
5. Pemecahan masalah (problem solving)
6. Latihan (coaching)
7. Penyuluhan (counseling)
8. Bacaan-bacaan khusus yang direncanakan
9. Kursus studi (studi course)
10. Konferensi dan seminar
11. Pengajaran dengan mesin (teaching machine)
12. Permainan bisnis (business game)
13. Kepanitiaan (committee)
14. Team kedua (second time)
15. Satuan-satuan tugas
16. Keanggotaan dalam Asosiasi Profesional
49 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h. 36. 50 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h. 36-37.
17. Kegiatan-kegiatan masyarakat
4. Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Pelatihan
Dalam melaksanakan pealtihan ini ada beberapa faktor yang berperan
yaitu instruktur, peserta, materi (bahan), metode, tujuan pelatihan dan
lingkungan yang menunjang. Dalam menentukan teknik-teknik pelatihan
dan pengembangan, timbul masalah mengenai trade-off. Oleh karena itu,
tidak ada teknik tunggal yang terbaik. Metode pelatihan dan
pengembangan terbaik tergantung dari beberapa faktor. Ada beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan dan berperan dalam pelatihan dan
pengembangan:51
1. Efektivitas biaya (Cost-efectiveness)
2. Materi program yang dibutuhkan
3. Prinsip-prinsip pembelajaran
4. Ketepatan dan kesesuaian fasilitas
5. Kemamapuan dan preferensi peserta pelatihan
6. Kemampuan dan preferensi instruktur pealtihan
C. Pengertian Keterampilan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata keterampilan berasal dari kata
terampil yang mengandung arti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan
51 Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke
Praktek (Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada, 2004), h. 240.
cekatan. Keterampilan itu sendiri mengandung arti kecakapan untuk
menyelesaikan tugas.52
Keterampilan sangat erat kaitannya dengan seumber daya manusia. The
Liang Gie mengemukakan pengertian keterampilan sebagai berikut:
Keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan tambahan bahwa
mempelajari keterampilan harus dibarengi dengan kegiatan praktik, berlatih, dan
mengulang-ulang suatu kerja. Seseorang yang memahami semua asas, metode,
pengetahuan dan teori dan mampu melaksanakan secara praktis adalah orang yang
memiliki keterampilan.53
Dengan memerhatikan konsep keterampilan menurut The Liang Gie di
atas dapat dikemukakan bahwa keterampilan merupakan suatu pemahaman
seseorang akan suatu metod, cara dan teknik, serta pengetahuan dan teori dan
seseorang tersebut dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari atau
dalam organisasi atau lembaga tertentu yang dapat menunjukkan kalau
seseorang itu mempunyai keterampilan.
Menurut Littre di dalam buku Maurice Duvenger, bahwa pengertian
keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu kemahiran atau
manufaktur khusus.54 Maksudnya keterampilan dengan berbagai penemuan
yang direncanakan manusia dengan menggunakan alat-alat, mesin dan
sebagainya yang memberikan peserta penguasaan terhadap materi yang
diberikan.
Menurut Syamsuar Mochtar, keterampilan adalah cara memandang siswa
serta kegiatannya sebagai manusia seutuhnya, yang diterjemahkan dalam
52 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka,1998), h. 935. 53 Drs. Syarif Makmur, M.SI. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas
Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta: PT Raja Grafindo.2008), h. 70. 54 Maurice Duvenger, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakidae (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), H. 79.
kegiatan belajar-mengajar yang memerhatikan perkembangan pengetahuan,
nilai hidup serta sikap, perasaan, dan keterampilan sebagai satu kesatuan baik
berupa tujuan maupun sekaligus bentuk pelatihannya, yang akhirnya semua
kegiatan belajar dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk kreativitas. 55
Sejalan dengan pendapat diatas maka menurut Sjamsur Mochtar, ada 7
langkah-langkah belajar-mengajar yang selaras dengan penerapan
keterampilan sebagai berikut:56
1. Membina motivasi belajar dan memberikan rangsangan belajar.
2. Mendorong timbulnya pertanyaan dari siswa dan keberanian siswa
untuk mencari jawabannya.
3. Membimbing siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya (termasuk
kegiatan penelitiannya).
4. Membimbing siswa dalam mentafsirkan data hasil penelitiannya serta
melaporkan hasil kerjanya (baik lisan maupun tertulis).
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa hakekat pendidkan
keterampilan atau life skills merupakan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga belajar dapat
hidup mandiri dalam menyelenggarakan keterampilan atau life skills.
55 Drs. A. Samana, M.Pd, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), h.
111. 56 Drs. A. Samana, M.Pd, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya, h. 119.
BAB III
GAMBARAN UMUM KEMANDIRIAN DOMPET DHUAFA INSTITUT
A. Profil Lembaga Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Republika
1. Sejarah Berdiri
Pengangguran dan kemiskinan, dua masalah bangsa yang tak kunjung
selesai. Berbagai program dan aksi terus digulirkan oleh berbagai pihak
untuk mengatasinya. Institut Kemandirian Dompet Dhuafa adalah sebuah
lembaga yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat miskin.
Kelahirannya dibidani oleh Dhompet Dhuafa Republika. Dompet Dhuafa
Republika membuat role model solusinya dengan mendirikan Institut
Kemandirian pada tanggal 23 Mei 2005.
Sejak bulan Mei 2005, Institut Kemandirian resmi menjadi lembaga
otonom dengan memperkuat tujuannya sebagai wahana pemberdayaan
masyarakat miskin melalui berbagai pemberdayaan individu dhuafa atau
yang terpinggirkan, sehingga mereka dapat keluar dari pengganguran dan
kemiskinan. Pada awal bulan Juli, Institut Kemandirian memulai program
kerjanya melalui pelatihan keterampilan pembuatan mainan edukatif dari
limbah kayu, dan pelatihan keterampilan tata boga (memasak).
Pada awal berdiri, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Republika
berada di gedung wakaf Al-Hamidiah bertempat di jalan kecapi raya no.49
Jagakarsa Jakarta Selatan, selama 2 tahun. Mulai tahun 2007, Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa Republika pindah ke Gedung YPMG Lt.2
Komplek PT. Panasonic Manufacturing Indonesia Jl. Raya Bogor km.29,
Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. 57
2. Visi
Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan
Misi
Meningkatkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa,
meningkatkan kesehatan masyarakat, dan memasyarakatkan Zakat Infak
dan Shodaqoh, menjalin silaturahim.
3. Tujuan
Tujuan dari Institut Kemandirian Dompet Dhuafa adalah
Mengentaskan penggangguran dan kemiskinan masyarakat. Target dari
Institut Kemandirian Domper Dhuafa adalah melatih dan membina 200
orang pengganguran per tahun untuk berwirausaha atau mendapatkan
pekerjaan yang layak. Dengan standar 80% peserta yang mengikuti
pelatihan keterampilan itu berdaya, 60% peserta yang mengikuti pelatihan
keterampilan itu bekerja, 40% peserta yang mengikuti pelatihan
keterampilan itu berwirausaha. Semuanya itu memiliki standar
penghasilan Rp.800.000 per bulan, dengan omset Rp. 1.000.000 per bulan.
57 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan. A Hasan, Tempat Kantor Institut Kemandirian,
Senin 27 April 2009.
B. Struktur Manajemen
Direktur Eksekutif
Zainal Abidin
Divisi Keuangan Divisi Training Divisi Marketing Divisi Umum
Andriyani Hapsari Hikmawan A. Hasan Isnadi Syukri Herman
Staff Divisi Training Staff Divisi
Suyana Marketing
Yudi Hartono
INSTRUKTUR
Instruktur Otomotif Instuktur Handphone Insrtuktur Menjahit
Eko Yulianto Armansyah Hikmah Nursyam
Ass. Instruktur Ass. Instruktur Ass. Instruktur
Ade Danu Maulana Jamaludin Suryati
Triyono
Dikka
C. Beberapa Program Yang Diusung
Pada awal berdiri Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Republika ada 3
program yang dilaksanakan yaitu:58
1. Pelatihan Keterampilan Pembuatan Mainan Edukatif Dari Limbah
Kayu.
2. Pelatihan keterampilan Tata Boga.
3. Pelatihan Keterampilan Elektro Motor
58 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan. A Hasan, Tempat Kantor Institut
Kemandirian, Senin 27 April 2009.
Tetapi pada saat ini ada 4 Program yang dilaksanakan Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan Keterampilan Otomotif
2. Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
3. Pelatihan Keterampilan Menjahit
4. Pelatihan Keterampilan Sales
Setiap peserta pelatihan keterampilan teknis diatas, akan dibekali juga
mental dan keterampilan berwirausaha. Peserta tebaik akan dibantu
penyaluran kerja atau bantuan modal wirausaha. Hingga tahun 2008 sudah
meluluskan alumni lebih dari 1000 orang saat ini tersebar di berbagai bidang
usaha dan dunia kerja.
D. Sumber Dana di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Republika
Sumber dana regular dari Dompet Dhuafa Republika dari awal tahun 2005
sampai 2008 itu sekitar 100% dari dana zakat, infaq, dan sadakah. Sedangkan
mulai tahun 2009 ini sekitara 60% dari Dompet Dhuafa Republika, dan sekitar
40% mencari sendiri, yaitu dengan cara mengajukan kerjasama dengan
Perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, berdasarkan dengan program
yang dijalankan. Lalu ada sumber dana by program, yaitu sumber dana yang
didapat dari kerjasama dengan perusahaan lain, sesuai dengan program,
misalnya saja program pelatihan keterampilan teknisi handphone yang
bekerjasama dengan Telkomsel, maka biaya pelatihan itu didapat dari
Telkomsel.59
E. Kerjasama
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Republika ini, bekerjasama dengan
lembaga atau berbagai Perusahaan lain melalui program mitra CSR untuk
menwujudkan tujuan bersama mengentaskan pengangguran dan kemiskinan
masyarakat. Perusahaan yang bekerjasama antara lain seperti Telkomsel, PT.
Arutmin dan RS Sari Asih.60
F. Konsep Pemberdayaan di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Republika
Adapun konsep pemberdayaan masyarakat di Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa Republika adalah sebagai berikut:
1. Merubah paradigma atau sikap mental, yaitu melalui pelatihan
entrepreneurship.
2. Diharapkan para siswa menguasai keterampilan yang telah diberikan
khususnya keterampilan menjahit, teknisi handphone dan otomotif.
3. Pemagangan, bertujuan untuk menambah jam terbang pengalaman dan
tanggung jawab para siswa, atas apa yang telah mereka pelajari.
4. Pendampingan yaitu dengan bekerja dan wirausaha.
59 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan. A Hasan, Tempat Kantor Institut Kemandirian,
Senin 27 April 2009. 60 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan A Hasan, Tempat Kantor Institut Kemandirian,
Senin 27 April 2009.
G. Proses Pelatihan Keterampilan di Institut keterampilan Dompet Dhuafa
Republika
Adapun proses pelatihan keterampilan adalah sebagai berikut:
1. Peserta mendaftar dengan persyaratan:
Foto copy KTP 1 lembar, pas foto 3x4 1 lembar, dan bila lulus seleksi
menjaminkan ijazah terakhir asli dan uang Rp.100.000 yang akan
dikembalikan selesai pelatihan.
2. Pelatihan
Masa pelatihan siswa dilatih untuk keterampilan dibidang mekanik
sepeda motor, teknisi handphone, menjahit dan sales marketing dan
wirausaha. Masa pelatihan bervariatif antara 1 sampai dengan 3 bulan.
3. Bakti Sosial
Bakti social dilakukan untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki di
lapangan untuk pengabdian kepada masyarakat.
4. Magang
Proses pendewasaan siswa dalam menjalani keterampilan komunikasi
skill dan bekerja sebaik mungkin.
5. Mandiri dan Bekerja
Siswa yang telah mengikuti seluruh tahapan pelatihan dan mampu
mandiri atau bekerja, sehingga diharapkan menjadi seorang muzaqi.61
61 Wawancara Pribadi dengan BApak Hikmawan A. Hasan, Tempat Kantor Institut Kemandirian,
Senin 27 April 2009.
H. Syarat-syarat dan Prosedur Penerimaan
Persyaratan umum menjadi peserta pelatihan yaitu:
I. Standar Peserta
I.1. Tidak memiliki pekerjaan/pengangguran/dhuafa
I.2. Pendidikan minimal SLTP,
I.3. Usia maksimal 27 tahun,
I.4. Menyukai bidang elektronik,
I.5. Bersedia mematuhi aturan-aturan pelatihan,
II. Persyaratan Registrasi Peserta :
II.1. Pasfoto 4 X 6 sebanyak 2 lembar.
II.2. Foto copy KTP sebanyak 1 lembar.
II.3. Foto copy Kartu keluarga.
II.4. Surat Keterangan/Rekomendasi Tidak Mampu dari DKM atau RT
setempat.
II.5. Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan (II.5.A.)
II.6. Menandatangani kontrak belajar (II.5.B)
III. Prosedur Rekrutment :
III.1. Proses Publikasi
III.1.a. Media cetak, Radio, Pamflet.
III.1.b. Mencatumkan Standar Peserta.
III.1.c. Mencantumkan Persyaratan Registrasi.
III.1.d. Mencantumkan Batas Jumlah Peserta.
III.1.e. Mencantumkan Batas Waktu Pendaftaran.
III.2. Proses Seleksi
III.2.a. Jualan Aqua dengan ketentuan lulus terjual habis tercepat,
terjual habis sesuai waktu.
III.2.b. Seleksi Interview dengan dua kriteria yaitu interview umum
sesuai formulir dan interview khusus untuk mengetahui sikap
mental, kesungguhan, pengetahuan seluler dan komitmen
pengembangannya.
III.3. Proses Survey (Jika dibutuhkan)
III.4.a. Rekap data peserta berdasarkan hasil seleksi.
III.4.b. Penjadwalan Survey.
III.4.c. Pelaksanaan survey dengan tujuan memperoleh informasi
kondisi keluarga dan kondisi lingkungan tempat tinggal.
III.4. Proses Penetapan Peserta
III.5.a. Calon peserta hasil seleksi adm, interview dan survey
ditetapkan sebagai peserta.
III.5.b. Peserta menandatangani kontrak belajar.
I. Data Peserta pelatihan teknisi handphone di Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa
Tabel 1
Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Angkatan ke 1 Tahun 2007/2008
No Nama L/P Alamat
Pekerjaan Sesudah
Pelatihan
1 Ade Putra L
Lembah Hijau C5
No.14 Rt02/013
Usaha Service
Handphone,
Jual pulsa dan service
komputer
2 Ahmad Iman S L
Komp. TNI AU
Rt01/06 Depok Bekerja di Alfamart
3
Ahmad
Saifudin L
Jl.Dewa Rt07/13
Jakarta Timur
Jualan Makanan Beku
dan Teknisi Freelance
4 Andi L
Cempaka Putih rt 04/05
no.7 Jak-Tim
Kerja Sebagai teknisi
Handphone
di Bengkel
Handphone
5
Arman
Achmad K L
kp. Petukangan rt04/05
no.17
Bekerja Sebagai
teknisi
handphone di V Tri
Cell
6 Eka Kusdiana L Jl.Dahlia 1/186 Depok Menganggur
7
Ihsan
Nurhusain L
Jl. Raya Kali Mulya
Rt01/01
Usaha Service
Handphone,
dengan pengembangan
reparasi HP
8 M Taufik H L
Jl.Prof Lapran Pane
rt09/09
Depok
Sales Marketing VIP,
dan teknisi part time di
Libra Cell
9 M Jamaludin L
Kp Bojong Lio rt01/028
no.99
Intruktur Teknisi HP
di dataphone
dan teknisi freelance
10 Pamuji Slamet L
Lk. Cipayung rt01/29
no.24
Depok
Bekerja Sebagai
teknisi
handphone di King
Cell
11 Pandu Tri W L
Cempaka Putih rt 04/01
no.12
Bekerja di Asia Phone
Roxy
12 Puji Juliono L Jl.Pajajaran III/383
Usaha service
handphone,
pulsa, dan dagang
13 Riski Aulia R L
Kp.Tipar rt05/06 No
53,
Mekarsari
Usaha counter HP,
pulsa,
assesoris, dan service
Hp
14 Sapriyatna S L Jl. Kepudalem X no.37 Teknisi dan penjaga
Sumber : Data dari Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Dari tabel diatas, ada 16 peserta pelatihan keterampilan teknisi handphone.
Tergambar bahwa daerah mereka tinggal berbeda-beda, ada yang mempunyai
tempat tinggal dekat dengan lokasi Institut Kemandirian, dan ada juga yang jauh.
Dari jenis kelamin para peserta pelatihan, kebanyakan adalah laki-laki, dari jenis
kelaminnya tersebut menjadi salah satu alasan mereka untuk memilih pelatihan
keterampilan teknisi handphone.
Pekerjaan peserta selanjutnya sesudah mengikuti pelatihan adalah membuka
usaha counter handphone, dan ada pula yang bekerja di counter handphone, dan
menjadi Instruktur teknisi handphone. Tidak semua peserta sesudah mengikuti
pelatihan bekerja di counter atau membuka usaha counter handphone, bisa dilihat
dari tabel diatas, bahwa ada 1 peserta yang bekerja di Alfamart, dan 1 peserta
bekerja sebagai sales penjual makanan.
Jak-Pus toko counter HP
Di Zafira Cell
15 Triyono L
Jl.Mess Al rt02/09
Bekasi
Instruktur Teknisi HP
di Dataphone
dan teknisi freelance
16 Yayan H L
Bekasi Timur Regensi
Blok J 5 No.9
Bekerja sebagai
teknisi HP di V Tri
Cell
Tabel 3
Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Angkatan ke 3 Tahun 2007/2008
No Nama L/P Alamat
Pekerjaan Sesudah
Pelatihan
1 Ahmad Syatiri
L Kp. Pendokelan
Melanjautkan jaga galon
dan wartel
2
Adi Wundri
L
Jl. Merak Blok C/6
Pondok Kelapa Dua,
Cimanggis, Depok.
Wirausaha teknisi HP
3 Agus Susanto L Paligunung 04 / 01 Belum ada keterangan
4
Alexander Nur
Yahya L Jl. Sadewa 1 Belum ada keterangan
5 Andri Saputra
L
Jl. Lesung 7 No. 61
Depok Kerja di Meiwa
6
Arif Rahman
L
Jl. Kramat Jaya RT 013
/ 01 Kel. Johar Baru,
Jakpus.
Kerja di Counter HP di
Cempaka Putih
7
Aziz Indra
Jaya L
Komp. DDN Bintaro
Jaya, Bekasi Barat. Belum ada keterangan
8
Bayu Eminda
Prasetia L
Gg. H. usman RT 005 /
001 Cibinong.
Teknisi Freelance, kerja
di distributor air minum
9 Budi Chairul
L
Jl. Raya Condet, Gg.
Delima RT 05 RW 06 Belum ada keterangan
10
Chamdi
Mustofa
Chairani L
Jl. Maari No. 23 RT 011
/ 09 Sunter Jaya,
Tanjung Priok
Belum ada keterangan
11
Daniel
Fernando L
Jl. Kucica N, F 15,
Pondok kelapa 2
Buka usaha sendiri di
rumah
12
Desta Eka
Putri P
Jl. Cililitan Kecil I RT
016 / 07 No. 10 A
Kerja magang di Klinik
Ponsel, Jl. Otista No. 131
13
Eddy Arisandi
L
Kp. Sindangkersa Rt
5/II Sukawangi
Cimanggis
Buka usaha sendiri di
rumah "Ihsan Cell"
14 Hardiansyah
L
Jl. Cibubur II RT 02 /
02 No. 84
Usaha sendiri menerima
service HP di rumah
15
Imam
Masduki L
Jl. Merak No. 6 Blok C
Pegawai ternak kambing
dan teknisi Hp Paruh
waktu
16
Isrok
Almuhtarom L
Perum Cibarusah Indah
Blok Cii / 16
Pengembangan service
HP, listrik dan kulkas
17
Kurniawan S.
L
Jl. Pekapuran No. 33
RT 01 / 05 Sukamaju
Mengajar ngaji dan
teknisi freelance
Baru, Cimanggis,
Bogor.
18
Made Puje
Dwinata L
Jl. Trubus 3 Pondok
Cabe Ilir – Pamulang
Kerja sambilan dan
ngajar ngaji
19 Mira Afriyanti
P
Jl. Cililitan Kecil I RT
16 / 07 No. 24
Kerja di perusahaan
Ponsel baru (?)
20
Muhammad
Hendri L
Jl. Delima Timur Blok
C. No. 1 Belum ada keterangan
21
Muhammad
Zaky Mubarok L
Jl. Lenteng Agung, Gg,
H. Nase, RT 06/04 No.
9C
Service HP Freelance
22
Nanang
Wahyudi L
Jl. Pekapuran RT 04 /
07 Cimanggis Kerja magang
23
Nurhidayat
L
Jl. H. Yusuf RT 02/11
No. 47 Paninggilan –
Ciledug
Kerja di Dewan
Pendidikan Kota
Tangerang
24
Rachmat
Budiman L
Jl. Danau Tambora III
No. 268 RT 01 / 06 Kerja di Tangerang
25
Raymon
Donatus L
Komp. DDN Blok A
No. 23 Belum ada keterangan
26 Ridwan
L
Jl. Cemara Raya blok
29/10 Depok usaha sendiri dirumah
27
Rifky Afri
Raditya L
Jl. Delima Sel II Blok
C2 / 25 Bekasi
Usaha sendiri di Bekasi
Trade Centre Blok D7 no.
8 (Bintang Cell)
28
Sodik Joko
Wahyudi L
Kp. Jati jajar RT 06 / 02
Jati jajar Cimanggis,
Depok.
Wirausaha teknisi HP
29
Sujianto
L
Kp. Babakan Rawa
Kalong Curug Cimangis
Depok
Mengajar TPA dan
Magang Teknisi HP di
Simpangan Depok,
Jatijajar
30
Yogi Iskandar
L
Kp. Cipicung II Ds.
Cibening Kec.
Pamijahan Kab. Bogor
Belum ada keterangan
31 Yos Salam
L
Jl. Barmo raya 41
Depok II Timur Part time
32
Yusuf
Prasetyo L
Jl. Raya bogor km.30
Kec. Tugu Cimanggis
Usaha Counter HP "Dal
Alif Cell"
Dari tabel diatas, ada 32 peserta pelatihan keterampilan teknisi handphone.
Tergambar bahwa daerah mereka tinggal berbeda-beda, ada yang mempunyai
tempat tinggal dekat dengan lokasi Institut Kemandirian, dan ada juga yang jauh.
Dari jenis kelamin para peserta pelatihan, kebanyakan adalah laki-laki, dari jenis
kelaminnya tersebut menjadi salah satu alasan mereka untuk memilih pelatihan
keterampilan teknisi handphone. Tetapi ada 2 orang perempuan yang ikut dalam
pealtihan pada angkatan ketiga, berarti tidak menutup kemungkinan bahwa
perempuan pun boleh ikut pelatihan ini, walaupun dalam segi peminatnya
pelatihan ini lebih banyak diminati oleh laki-laki.
Pekerjaan peserta selanjutnya sesudah mengikuti pelatihan adalah membuka
usaha counter hanphone, dan ada pula yang bekerja di counter handphone, dan
menjadi Instruktur teknisi handphone. Tidak semua peserta sesudah mengikuti
pelatihan bekerja di counter atau membuka usaha counter handphone, bisa dilihat
dari tabel diatas, bahwa ada 3 peserta yang bekerja sebagai guru mengaji, 1
peserta bekerja sebagai pegawai ternak kambing, dan 7 orang yang tidak ada
keterangannya sesudah dia menggikuti pelatihan.
Tabel 4
Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Angkatan ke- 4 Tahun 2007/2008
No Nama L/P Alamat
Pekerjaan Sesudah
Pelatihan
1 Hermansyah
L
Gg. Soka RT 06 / 05
Cisalak Pasar Cimanggis
Depok
Proses Magang
2 Sutiana
L
Jl. Nunggang No. 50
Balekambang, JakTim
(YHI)
Proses Magang
3 Purnomo L
Jatijajar, RT 03 / 05,
Cimanggis Depok Proses Magang
4 Agus Nuryasa
Setiawan L Rawakuning Bekasi Proses Magang
5 Faisal
L
Jl. Rahayu I No. 2, RT
04 / 01, Komseko,
jakarta Timur
Proses Magang
6 Siti Aisah
P
Gg. Mesjid RT 04 / 06,
No. 43, Cisalak
Sukmajaya Depok
Proses Magang
7 Siti Yuliani
P
Jl. Ahmad yani, Cipare
ranjeng Jaya No. 35, RT
01 / 06, Serang Banten
Proses Magang
8 Mohamad
Soleh L
Jl. Poltangan III, RT 04 /
10, Jakarta Selatan Proses Magang
9
Aulia
Sholichin L
Kp. Banjaran Pucung,
RT 01 / 05, no. 47,
Cimanggis Depok
Proses Magang
10
Aning Karyati
P
Jl. Kemuning Raya, E 8
No. 20,
Magang di Nais
Karya Service HP Jl.
Kemuning Raya Blok
E8 No.20 Taman
Duta Cisalak Depok
11 Dedi Surya P. L
Pamulang Permai II,
Blok F 37 No. 24 Proses Magang
12 Riri Satria
L
Taman Manggis Permai
Blok C 1 No. 16, RT 01
/ 29, Ruko No. 1D
Proses Magang
13 Evi Rofico
P
Jl. SD Impres, RT 04 /
02 No. 48 Rambutan
Ciracas
Proses Magang
14
Ilham Ali
Lubis L
Jl. R. Sombo, Bekasi
Utara, RT 09 / 20 No. 2
B
Proses Magang
15
Arif Rahman
L
Komplek Pamulang
Permai II Jl. Benda
Barat 12 Blok D 30/5
Ciputat Banten
Proses Magang
16 Abdul Haris L Jl. Sederhana Raya 138 Proses Magang
17 Athar B Tosin L Jl. Juanda Komplek GIP Proses Magang
18
Bagus Dwi
Wardana
L
Kp. Sugutamu No. 18
RT 09 / 22, kel. Bakti
Jaya, Sukmajaya Depok
Magang di DAL
ALIF CELL Jl. Raya
Bogor Km.30
Cimanggis Depok
19 Dede Safrudin L
jl. Mangga 1 No 1, RT
06 / 09, Proses Magang
20
Dian Teguh
Pribadi L
Gg. Batas, RT 12 / 1 no
13 Kuningan Timur,
Setia Budi.
Proses Magang
21
Aji
Swadirman
L
Kp. Areman RT 12/08
No.33 Pd Mandala II
Blok18 Kelapadua
Depok
Proses Magang
22
Asep
Saepudin L
Jl. Nurul Falah RT 02 /
04 No 14 Cisalak Pasar
Cimanggis Depok
Proses Magang
23 Asep Saepul
L
Pondok Manggis, RT 03
/ 2, Bojong Baru, Bj.
Gede, Bogor
Proses Magang
24
Abdurrahman
Azzamul
Islam L
Jl. Ujung Gedong 1 RT
11 / 10 No. 25 Gedong,
ps Rebo Jaktim
Proses Magang
25 Armandino
L
Pd. Ungu Permai Blok D
28 No. 16 Kaliabang
Bekasi Utara.
Proses Magang
26
Anita Anugrah
P
Jl. Pondok Pesantren,
No. 45 A. RT 4 / 13
Pasir Gunung Selatan
Cimanggis Depok
Proses Magang
27
Abdul Malik
Arqom L
Jl. Cililitan Kecil No. 24
RT 14 / 7 Kramat Jati
Jaktim
Proses Magang
28 Yusron
Hamdani L
Jati padang Utara, Pasar
minggu, Proses Magang
29 Doni Setiawan
L
Jl. Abdul Goni RT 05 /
01, kel. Kali Baru,
Sukmajaya Depok
Proses Magang
30
M. Robby
Angga
Pratama L
Pasir gunung, RT 05 / 2,
Cimanggis Depok,
Magang di DAL
ALIF CELL Jl. Raya
Bogor Km.30
Cimanggis Depok
31
Nazri
L
Toko jamu Hafiz, Jl.
Raya Bogor KM 29 RT
08 / 4 No. 70
Palsigunung Depok
Proses Magang
32
Singgih
Mulyatna L
Puri Bojong Lestari RT
3 / 14, Pabuaran Bojong
Gede Bogor
Proses Magang
33
Sugeng
Sugiono L
Puri Nirwana II Blok C
11, RT 1 / 12, Harapan
Jaya, Cibinong, Bogor
Proses Magang
34
Yossy
Syariefudin
L
Jl. Kp. Bojong Lio, RT
04 / 9 no 9 Depok
(Aslinya Batam)
Magang di David
Cell Jl. Proklamasi
Raya No. 13-15
Depok II Timur
16417
35
Mufti Ali
L
Jl. Sederhana Raya 138
Prumpung Tengah RT 2
/ 5, Cipinang Besar
Utara, Jatinegara
Proses Magang
36 Saepuloh
L
Jl. Warung Jati Timur,
No. 7 RT 4 / 9 Kalibata,
Jaktim
Proses Magang
37
Rahmat
Budiman
L
Cikarang, pusparaya FB
25 Bojong Gede
Cibinong Bogor
Magang di DAL
ALIF CELL Jl. Raya
Bogor Km.30
Cimanggis Depok
38
Dede Ahmad
Maulana
L
kp. Areman RT 08/08
No.81 Kelurahan Tugu
Cimanggis Depok
Magang di David
Cell Jl. Proklamasi
Raya No. 13-15
Depok II Tiumr
16417
39
Rahmat
Mulyana L
Jl. Tifa 4, no. 64, RT 4 /
8, Mekar jaya
Sukmajaya Depok
Proses Magang
Dari tabel diatas, ada 39 peserta pelatihan keterampilan teknisi handphone.
Tergambar bahwa daerah mereka tinggal berbeda-beda, ada yang mempunyai
tempat tinggal dekat dengan lokasi Institut Kemandirian, dan ada juga yang jauh.
Dari jenis kelamin para peserta pelatihan, kebanyakan adalah laki-laki, dari jenis
kelaminnya tersebut menjadi salah satu alasan mereka untuk memilih pelatihan
keterampilan teknisi handphone. Tetapi pada pelatihan ini, ada 5 orang peserta
yang berjenis kelamin perempuan, ini berarti peminat pelatihan teknisi
handphone, sudah banyak digemari oleh kaum perempuan.
Pekerjaan peserta selanjutnya sesudah mengikuti pelatihan adalah membuka
usaha counter hanphone, dan ada pula yang bekerja di counter hanphone, dan
menjadi Instruktur teknisi handphone. Tidak semua peserta sesudah mengikuti
pelatihan bekerja di counter atau membuka usaha counter handphone, bisa dilihat
dari tabel diatas, bahwa masih banyak para peserta yang magang danini
menunjukkan bahwa para peserta belum ada yang bekerja tetap.
Tabel 5
Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Angkatan ke- 5 Tanggal 5 Januari – 6 Februari 2009
No Nama
L/P Alamat
Pekerjaan Sesudah
Pelatihan
1
Abdurrahman
Saleh L
Jl. Masjid Fathul Gofur
Rt.002/04 No.93
Cibubur Jak-Tim mencari tempat untuk
buat kios daerah
cibubur
2
Aditya
Mahendra L
Jl. Mualim Cibubur
Jak-Tim
3
Agus
Setiawan
L
Kp. Rawa Aren
Rt.06/12 No.41 Perum
3 Bekasi Timur
Gora Phone Service
Center BTC Lt.1 Blok
E1 no.32 Bekasi Timur
4
Ahmad Anwar
L
Kp. Pabuaran No.23
Rt.01/13 Pabuaran
Bojong Gede Bogor
Aneka Murah Cell
Pasar Raya Parung
Lt.2 No.9
5
Aman
Hastomo
L
Karet Belakang,
Rt.004/002 Karet
Kuningan Setia budi
Jak-Sel
Buka usaha dirumah,
service hp
6
Amat Ngadun
L
Villa Mutiara Cikarang
Nlok E4 No.3
Rt.021/08 Bekasi
Buka Counter dirumah
7
Anwar
L
Jl. Komplek BNI
Rt.01/09 No.18
Bedahan Sawangan
Depok
Nirwana Cell Jl. Raya
Parung Ps. Raya
Parung Lt. 2
8
Anwar
Subkhan L
Sejahtera, Jatiwaringin
Bekasi
9
Arifin
L
Jl. Ciliwung Rt.03/01
Kemiri Muka Beji
Depok
DAL Alif Celluler Jl.
Raya Bogor Km. 30
sekitar 50 menter dari
Mall Cimanggis
10
Asep Dodi
L
Pagelaran Citiis
Rt.01/03 Pagelaran
Cianjur
sedang mencari kerja
11
Dedi Wijaya
L
Perumahan Jatijajar
Blok E12 No.31
Buka Counter
Muditama Cell Jl.
Raya Bogor Km. 31
No. 37 Depok
12
Dejih
L
Kp. Kranggan Lembur
Rt.02/06 No.50 Kel.
Bekasi
SA phone shop Jl.
Taruna jaya Gg.
Mangga I Rt.06/09 no.
1 Jak-Tim
13
M. Harto
Paluala L
Jl. Merak Perumahan
Duta Kranji Rt.02/09
No.365
SADAT Celluler PGC
II Lt.3 No.678 Telp.
0815 8971 780
14
M. Iskandar
L
Dusun Pasir Angin
RT.02/05 Cilengsi
Bogor
Bias Cell Jl. Narogong
Raya km.4
15
Mohamad
Hidayat L
Kp. Citiis Rt.02/05
Ciburayut, Bogor
Buka Counter +
service Handphone di
Jl. Kolbustomi No.
16
Muhammad
Kadafi
L
Jl. Ciracas Rt.008/007
Gg Dewa Jak-Tim
Magang di DAL ALIF
Celluler Jl. Raya
Bogor Km.30 + 50
meter dari Mall
Cimanggis
17
Muhammad
Ridwan
L
Jl Raya Ciracas Gg.
Dewa Rt.16/07 No.60
Jak-Tim
DAL Alif Celluler Jl.
Raya Bogor Km. 30
sekitar 50 menter dari
Mall Cimanggis
18
Planimanto K.
L. L
Bukit Cengkeh 2 Blok
B1 No.5
Millo Cell Jl. Cemara
Raya Blok 10 No. 29
Depok Timur
19
Sapta Riski
L
Villa Indah Permai
Blok E18 No.24 Teluk
Pucung Bekasi Utara
Buka service Hp
dirumah
20
Suryana
L
Gg. Keluarga Rt.05/02
Kel. Jatimurni Kec. Jati
Asih Bekasi
Limas Cell, Tamini
Squere Lt. 2 Blok SS
39 No. 3 Jak-Tim a/n
Yuda : 999 20 685
21
Utruri D. T.
L
Jl. Padurenan Rt.05/002
No. 22 Depok
Millo Cell Jl. Cemara
Raya Blok 10 No. 29
Depok Timur
22 Zainal Arifin
L
Kp. Kelapa Rt.01/16
Citayem Depok
Hijrah Celluler Depan
Stasiun Bojong Gede
23
Zezen Zaenuri
L
Dusun Hadirudin
009/002 Parung Darma
Kuningan
SA phone shop Jl.
Taruna jaya Gg.
Mangga I Rt.06/09 no.
1 Jak-Tim
24
Ahmad
Firdaus L
Jl. Pondok Rangon
Rt.012/06 Pondok
Rangon Jak-Tim
Millo Cell Jl. Cemara
Raya Blok 10 No. 29
Depok Timur
Dari tabel diatas, ada 24 peserta pelatihan keterampilan teknisi handphone.
Tergambar bahwa daerah mereka tinggal berbeda-beda, ada yang mempunyai
tempat tinggal dekat dengan lokasi Institut Kemandirian, dan ada juga yang jauh.
Dari jenis kelamin para peserta pelatihan, kebanyakan adalah laki-laki, dari jenis
kelaminnya tersebut menjadi salah satu alasan mereka untuk memilih pelatihan
keterampilan teknisi handphone.
Pekerjaan peserta selanjutnya sesudah mengikuti pelatihan adalah membuka
usaha counter hanphone, dan ada pula yang bekerja di counter hanphone, dan
menjadi Instruktur teknisi handphone. Tidak semua peserta sesudah mengikuti
pelatihan bekerja di counter atau membuka usaha counter handphone, bisa dilihat
dari tabel diatas, bahwa ada 1 peserta yang bekerja sebagai security di balai Kota
Depok, dan 1 peserta masih mencari pekerjaan.
Tabel 6
Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Angkatan ke- 6 Tanggal 16 Februari – 20 Maret
No Nama L/P Alamat
Pekerjaan
Sesudah
Pelatihan
1
Aris
Munandar L
Kp. Kalibata Rt.006/006
Kel. Srengseng Sawah
Jak-Sel Magang
2 Dede Mujiono
L
Jl. Merak RT02/05 C8
Cimanggis Depok Magang
3
Deni
Suharyana
L
Jl. Pegangsaan II Rt
04/03, Kel. Pegangsaan
II Kec. Kelapa Gading
Jakarta Utara 14250 Magang
4 Gusriyal A. S
L
Jl. Saco No.12 Rt01/04
Ragunan Jak-Sel 12550 Magang
5
Hermansah
L
Jl. Raya Bogor Km 31,
Gg. Soka RT06/05
No.45 Cisalak Pasar -
Cimanggis-Depok Magang
6 Israh
L
Jl. Pesona Depok Blok
AH No.4 Depok Magang
7
Komarudin
L
Jl. Plamboyan Raya
Rt.05/10 No.4 Menteng
dalam Jak-Sel
Magang (.+ 628
Cervis, ITC
Kuningan
Ambasador Lt.3
Blok B.14 No.27
Telp. 5793 4849
a/n Alex. 9696
4555)
8
M.
Jupriansyah L
Kp. Bojonh 110 Tr03/09
no.35 Abadi Jaya
Sukamaju Depok Magang
9
Muhamad
Rizki Adhani L
Jl. Cibubur 3 RT.07/01
No.11 Jak-Tim Magang
10
Muhammad
Syarif
L
Jl. Raya Condet Gg.
Datuk Ibrahim Rt04/04
No.30A Condet, Jakarta
Timur Magang
11
Pugut
Angkasa
L
Jl. Kranggan No.44
Rt03/06 Kp. Pd.
Ranggon Harjamukti
Cimanggis Depok Magang
12
Saiful Bahri
L
Jl. Pelangi IV/4 Rt10/16
Blok 48 Pondok
Mekarsari Permai
Cimanggis Depok Magang
13 Sugianto
L
Cisalak Pasar, Rt.02/04
No.30 Cimanggis Depok Magang
14
Syafei Setia
Darmo L
Jl. Angklung Raya
No.462 Depok II Tengah
16411 Magang
15
Yus Achtiar
L
Jl. Seroja 82 Rt.03/06
Kel. Cisalak Pasar
Cimanggis Depok 16953
Wirausaha
(Kharisma Cell, Jl.
Nurul Falah
Rt.02/04 No.14
Cisalak Pasar
Cimanggis Depok
Telp. 0856 820 89
07)
Sumber: Data dari Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Dari tabel diatas, ada 15 peserta pelatihan keterampilan teknisi handphone.
Tergambar bahwa daerah mereka tinggal berbeda-beda, ada yang mempunyai
tempat tinggal dekat dengan lokasi Institut Kemandirian, dan ada juga yang jauh.
Dari jenis kelamin para peserta pelatihan, kebanyakan adalah laki-laki, dari jenis
kelaminnya tersebut menjadi salah satu alasan mereka untuk memilih pelatihan
keterampilan teknisi handphone.
Pekerjaan peserta selanjutnya sesudah mengikuti pelatihan adalah membuka
usaha counter hanphone, dan ada pula yang bekerja di counter hanphone, dan
menjadi Instruktur teknisi handphone. Tidak semua peserta sesudah mengikuti
pelatihan bekerja di counter atau membuka usaha counter handphone, bisa dilihat
dari tabel diatas, bahwa ada 3 peserta yang masih magang.
Tabel 7
Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Angkatan ke- 7 Tanggal 15 April - 1 Mei
No Nama
L/P Alamat
Pekerjaan Sesudah
Pelatihan
1
Ade Sunarya
L
Jl. Jatijajar II
Rt.06/07 No.67
Cimanggis Depok Sedang Magang
2
Ahmad
Muwachid
L
Jl. Malaka Rt03/06
No.21 Kel. Munjul
Kec. Cipayung
Jakarta Timur Sedang Magang
3
Ahmad Yasir
L
Jl. Raya penggilingan
Rt.014/07 No.31
Cakung JakTim
13940 Sedang Magang
4
Alex Priyo
Utomo
L
Jl. Alpukat II Blok
E.16/20 Rt.03/18
Perum Benda Baru
Pamulang Ciputat Sedang Magang
5
Cholid
Ridwan L
Pebuaran Indah Blok
L.1 No.21 Rt15/17 Sedang Magang
Cibinong, Bogor
6
Darjat Moko
L
Jl. Cempaka warna
Rt03/04 No.8 Jakarta
Pusat Sedang Magang
7
Efendi Tri
Budi
Laksono L
Jl. Raya RTM Gg
H.Salim rt06Rw10
No.18 Sedang Magang
8
Fu'at
Mulyanto
L
Jl. Palad Gg. Sunter II
Rt.03/01 No.1A
Pulogadung Jakarta
Timur Sedang Magang
9
Rio Indra
Pratama
L
Komplek Sarana
Indah Kedaung Jl.
Arum dalu II No.6
Ciputat Sedang Magang
10
Seto Sutrisno
L
Jl.Jatijajar II Rt.06/07
No.24 Cimanggis
Depok Sedang Magang
11
Syaeful
Amin L
Jl. Dalang Rt05/05
No.45 Munjul
Cibubur JakTim Sedang Magang
12
Tulus
Riyanto L
Jatijajar Rt03/05
Cimanggis Depok Sedang Magang
13
Winoto
L
Kp. Tipar Rt.04/06
No.46 Mekarsari
Cimanggis Depok Sedang Magang
Dari tabel diatas, ada 13 peserta pelatihan keterampilan teknisi handphone.
Tergambar bahwa daerah mereka tinggal berbeda-beda, ada yang mempunyai
tempat tinggal dekat dengan lokasi Institut Kemandirian, dan ada juga yang jauh.
Dari jenis kelamin para peserta pelatihan, kebanyakan adalah laki-laki, dari jenis
kelaminnya tersebut menjadi salah satu alasan mereka untuk memilih pelatihan
keterampilan teknisi handphone.
Pekerjaan peserta selanjutnya sesudah mengikuti pelatihan adalah membuka
usaha counter hanphone, dan ada pula yang bekerja di counter hanphone, dan
menjadi Instruktur teknisi handphone. Tidak semua peserta sesudah mengikuti
pelatihan bekerja di counter atau membuka usaha counter handphone, bisa dilihat
dari tabel diatas, bahwa ada ada beberapa peserta yang masih magang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Teknisi
Handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Sebagai langkah awal untuk melaksanakan pelatihan keterampilan teknisi
handphone. Institut Kemandirian Dompet Dhuafa membuka pendaftaran
kepada masyarakat yang berminat. Setelah banyak masyarakat yang
mendaftar, kemudian mereka menawarkan kepada masyarakat bentuk
keterampilan apa yang mau mereka pilih, dan mereka bisa ikut secara gratis.
Dalam melakukan pendaftaran Institut Kemandirian Dompet Dhuafa tidak
membatasi berapa banyak jumlah peserta yang daftar, tetapi nanti akan di
seleksi lagi, yang berhasil lulus seleksi akan mengikuti pelatihan keterampilan
teknisi handphone tersebut. Setelah melakukan perekrutan peserta pelatihan
maka pada tahun 2007 dimulailah periode pertama diselengarakannya
pelatihan keterampilan teknisi handphone dengan jumlah peserta awal 16
orang peserta. Setelah mengalami perkembangan dan banyak dikenal
masyarakat, Institut Kemandirian tidak melakukan perekrutan, tetapi
masyarakat yang daftar ke Institut Kemandirian Dompet Dhuafa.
Adapun fasilitas yang disediakan untuk pelaksanaan pelatihan
keterampilan teknisi handphone, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
menyediakan alat-alat untuk menservice handphone. Pembekalan materi teori
bagi para peserta didik dilakukan di salah satu ruangan kelas tertutup dengan
adanya fasilitas seperti meja, kursi, computer, whiteboard, dan alat-alat service
handphone.
Adapun proses pelaksanaan dari kegiatan pelatihan keterampilan teknisi
handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, adalah sebagai berikut:
1. Program Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Sebelum kita memasuki program pelatihan teknisi handphone, maka
perlu kita perhatikan dulu bagaimana visi pemberdayaan masyarakat
melalui pelatihan teknisi handphone. Seperti penuturan Zainal Abidin,
Direktur Institut Kemandirian, bahwa:
“Iya awalnya memang dari banyaknya jumlah pengangguran di
Indonesia dan sebagian jumlah pengangguran adalah masalah orang-
orang miskin, Institut Kemandirian mau mengangkat diri mereka,
mengangkat akar masalah kemiskinan. Dari beberapa masalah, salah
satu program kita adalah keterampilan teknisi handphone, karena bisa
para peserta setelah menyelesaikan pelatihan diharapkan bekerja,
dapat menghasilkan uang dan dapat berwirausaha.”62
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa program
pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan teknisi
handphone, dilaksanakan karena banyaknya tingkat pengangguran di
Indonesia, dan sebagian pengangguran itu adalah orang miskin. Seperti
kita ketahui, bahwa agenda pemberantasan pengangguran dan kemiskinan,
juga merupakan agenda besar pemerintah yang menuntut keterlibatan
semua pihak. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan oleh Insitut
62 Wawancara Pribadi dengan Bapak Zainal Abidin (Direktur), di kantor Institut
Kemandirian, Kamis 7 Mei 2009.
Kemandirian Dompet Dhuafa ini menjadi strategis dilihat dari agenda
pemberdayaan.
Adapun masalah modus yang dipergunakan memang bisa bermacam-
macam. Di Institut Kemadirian Dompet Dhuafa, pilihan atas skill teknisi
handphone didasarkan kepada alasan-alasan yang cukup kuat, seperti
peluang yang besar di masyarakat untuk mendorong kemandirian, jika ia
bisa menguasai satu keterampilan tertentu. Maka program yang
dilaksanakan dalam pemberdayaan masyarakat di Institut Kemandirian
adalah melalui pelatihan keterampilan teknisi handphone.
Bentuk keterampilan ini dalam pelaksanaan program meningkatkan
keterampilan para peserta tersebut bertujuan agar para peserta yang
mengikuti pelatihan keterampilan teknisi handphone ini dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang service
handphone. dan setelah selesai mengikuti pelatihan para peserta
diharapkan dapat bekerja, dapat menghasilkan uang atau menambah
pendapatan dan juga dapat berwirausaha.
“Pelatihan keterampilan teknisi handphone ini telah dilaksanakan
mulai awal tahun 2007 pada bulan Januari di Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa. Sampai saat ini sudah memasuki angkatan ke- 6”.63
Adapun sumber dana awal untuk kegiatan ini adalah dari Dompet
Dhuafa Republika sendiri. Sebagaimana dikemukakan oleh Zainal Abidin.
“Pelaksanaan kegiatan pelatihan keterampilan ini adalah salah satu
program Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Sebagai jejaring
Dompet Dhuafa Republika, maka dana untuk program ini adalah dari
63 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan A. Hasan (Divisi Training) , di kantor
Institut Kemandirian, Senin 27 April 2009.
Dompet Dhuafa Republika, yaitu dana zakat, infaq, dan dari para
donatur tetap dan para dermawan yang mendukung kegiatan pelatihan
keterampilan teknisi handphone tersebut.”64
Pelatihan keterampilan teknisi handphone ini cukup efektif
dilaksanakan bagi para pengganguran dan orang miskin. Selain untuk
menambah keahlian bagi para peserta yang memiliki keterampilan dalam
service handphone, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kemampuan
praktek lapangan dan menambah ilmu bagi para peserta.
Maksud efektif disini adalah cukup cepat dibanding dengan pelatihan-
pelatihan yang lain, seperti pelatihan menjahit, pelatihan otomotif, dan
pelatihan sales dan marketing. Karena jangka waktu pelatihan hanya 12
kali pertemuan, sedangkan pelatihan yang lain berjangka waktu 3 bulan.
Dalam teori yang dipergunakan oleh peneliti, ada suatu tahapan-
tahapan dalam memberdayakan masyarakat. Tahap-tahap pemberdayaan
masyarakat seperti yang sudah dijelaskan panjang lebar pada bab dua.
Dalam pemberdayaan tidak langsung terbentuk atau terjadi secara
langsung maupun tiba-tiba, pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa tetapi melalui beberapa proses
tahapan yakni:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini meliputi penyiapan petugas (community
development), dimana tujuan utama ini adalah untuk menyamakan
persepsi antar anggota agen perubah (agent of change) mengenai
64 Wawancara Pribadi dengan Bapak Zainal Abidin (Direktur), di kantor Institut
Kemandirian, Kamis 7 Mei 2009.
pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan
masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan lapangan, petugas
melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan
sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal dengan
kelompok sasaran.
Di Institut Kemandirian, tahap persiapan meliputi tahap dimana
Institut Kemandirian membuka pendaftaran kepada masyarakat yang
berminat untuk mengikuti pelatihan keterampilan teknisi handphone.
lalu setelah mendapatkan beberapa siswa, Institut Kemandirian
melakukan seleksi. Setelah melakukan seleksi lalu siswa yang
mendaftar akan diberikan arahan yaitu kapan mulai waktu pelatihan,
peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan pada saat pelatihan
seperti cara berpakaian, bila terlambat harus push-up, dan lain
sebagainya. Disini sudah terjadi kontak langsung dengan para siswa
yang ingin mengikuti pelatihan dengan para staff Institut
Kemandirian.
2. Tahap Assessment
Proses assessment yang dilakukan disini adalah dengan
mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga
sumber daya manusia yang dimiliki klien. Dalam proses penilaian
ini dapat pula digunakan teknik SWOT, dengan melihat kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman.
Pada tahap assessment ini, para siswa yang memilih pelatihan
yang mereka butuhkan, misalnya siswa tersebut membutuhkan
pelatihan keterampilan teknisi handphone, karena memang saat
SMA siswa ini mengambil jurusan elektro. Lalu ada siswa yang
menginginkan pelatihan keterampilan menjahit, karena memang
sudah mempunyai basic dalam menjahit. Jadi, di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa, para siswa sendiri yang menentukan
dan memilih pelatihan apa yang mereka inginkan. Sedangkan para
staff mengarahkan dan menerangkan tentang pilihan yang akan
mereka ambil.
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Pada tahap ini agen perubah (agent of change) secara
partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang
masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
Sebelum melakukan pelatihan, pada hari pertama siswa
mengikuti pelatihan, mereka diberi materi tentang pembedahan
mental para siswa. Jadi para staff di Institut Kemandirian, memberi
arahan dan penjelasan tentang bagaimana menjadi wirausaha,
bagaimana membaca peluang usaha, serta bagaimana cara
mengatasi kehidupan para siswa melalui wirausaha. Karena siswa
disini nantinya jika selesai platihan akan melanjutkan menjadi
wirausaha yang terampil di bidangnya masing-masing.
4. Tahap Pemformulasikan Rencana Aksi
Pada tahap ini agen membantu masing-masing kelompok untuk
merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan
mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Tahap ini yaitu, Institut Kemandirian, mengupayakan bahwa
program yang mereka selenggarakan adalah program yang dapat
membantu masyarakat dalam mengatasi masalah yang ada pada
kehidupan mereka. Dengan berlandaskan pada visi Institut
Kemandirian yaitu mengentaskan pengganguran dan kemiskinan.
Maka program-program yang diusung berupa program yang sesuai
dengan gaya hidup masyarakat. Seperti program pelatihan
keterampilan teknisi handphone, dimana handphone sudah menjadi
gaya hidup masyarakat banyak, maka jika ada service handphone
disekitar kita itu sangat membantu jika handphone kita rusak, dan
utnuk siswa yang mengikuti pelatihan akan menjadi peluang usaha
yang dapat membantu masyarakat dalam mencari rizki.
5. Tahap Pelaksanaan (implementasi) Program
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling
krusial (penting) dalam proses pengembangan masyarakat, karena
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat
melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja
sama antar warga.
Dalam tahap pelaksanaan ini, Institut Kemandirian sudah dapat
bekerjasama dengan para siswa, dikarenakan Instruktur pelatihan
tidak terlalu serius dalam memberikan materi, ada selera humor,
jadi ada rasa kebersamaan di dalam kelas. Lalu kerjasama yang
dilakukan antara siswa dan para staff juga terlihat jika ada siswa
yang masih ragu dalam mengikuti pelatihan ini. Menurut peneliti
program ini sudah berjalan dengan baik dan dalam pelaksanaannya
siswa dan para staff dapat bekerjasama dengan baik.
6. Tahap Evaluasi
Tahap ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan
masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.
Pada tahap evaluasi ini, yang dilakukan Institut Kemandirian
adalah para siswa diharuskan magang di counter-counter
handphone yang mereka inginkan, dan mereka mencarinya sendiri,
jika tidak dapat baru di carikan oleh Institut Kemandirian. Di
dalam maganga ada proses evaluasi, dimana siswa dapat mengukur
kemampuan dan keterampilan mereka melalui praktek secara
langsung di tempat magang. Karena di tempat magang ini para
siswa dapat mengimplementasikan apa saja yang sudah mereka
pelajari pada saat pelatihan berjalan. Maka siswa ini dapat
mengukur kemampuan mereka, dan juga staff Institut kemandirian
dapat melihat dan mengevaluasi sejauh mana program yang
mereka jalankan diikuti oleh siswa dan apakah siswa mereka
mampu untuk bersaing dengan para teknisi handphone yang lain.
7. Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan
karena masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi tidak
jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah
melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena
sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan seblumnya, atau
karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang
dapat dan mau meneruskan.
Dalam proses terminasi ini adalah jika siswa sudah selesai
melakukan proses pemagangan, lalau siswa datang ke Institut
Kemandirian dengan membawa nilai yang diberikan pada saat
mereka magang, lalu Institut Kemandirian memberikan sertifikat
bahwa siswa telah mengikuti pelatihan keterampilan teknisi
handphone. Disini sudah terjaid proses terminasi, dimana jika
sudah diberikan sertifikat siswa sudah tidak lagi mengikuti
pelatihan keterampilan teknisi handphone.
Peneliti juga menggunakan teori intervensi, ada satu proses yang
disebut sebagai proses intervensi. Intervensi, seperti sudah dijelaskan
panjang lebar pada bab dua, bahwa Intervensi adalah Parson dalam
Suharto (2005) menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya
dilakukan secara kolektif. Namun demikian, tidak semua intervensi
pekerjaan social dapat dilakukan melalui kolektivitas. Dalam beberapa
situasi strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual.
Meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan
kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem
diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial pemberdayaan dapat
dilakukan melalui:
d. Intervensi mikro, yaitu pemberdayaan yang dilakukan terhadap klien
secara individu melalui bimbingan, konseling, stess management, criris
intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien
dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut
sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach).
e. Intervensi mezzo, yaitu pemberdayaan yang dilakukan terhadap
sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan
kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan,
dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap
klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya.
f. Intervensi makro. Pendekatan ini disebut sebagai strategi system besar
(large-system strategi), karena sasaran perubahan diarahkan pada
system lingkungan yang luas. Perumusan kebijakan, perencanaan
social, kampanye, aksi social, lobbying, pengorganisasian masyarakat,
manajemen konflik adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.
Strategi system besar memandang klien sebagai orang yang memiliki
kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk
memilih serta menemukan strategi yang tepat untuk bertindak.65
Intervensi makro mencakup berbagai metode professional yang
digunakan untuk mengubah system sasaran yang lebih besar dari
individu, kelompok dan keluarga. Yaitu organisasi, komunitas baik
setingkat local, regional maupun nasional secara utuh.66
Dalam hal ini, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa melakukannya
dalam bentuk pemberian pelatihan keterampilan teknisi handphone. yang
di dalam teori intervensi sangat berdekatan dengan model intervensi
mikro. Intervensi mikro, yaitu pemberdayaan yang dilakukan terhadap
klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stess management,
criris intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih
klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering
disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered
approach).
Menurut peneliti, pelatihan keterampilan teknisi handphone yang
dilakukan Institut kemandirian Dompet Dhuafa adalah salah satu bentuk
pemberdayaan masyarakat, yang bersifat pemberdayaan individual,
dengan konsep model intervensi mikro, dimana pemberdayaan individual
65 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), h. 66. 66 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas (Jakarta:FEUI Press, 2003), h. 57.
ini dilakukan dengan pelatihan keterampilan teknisi handhone, yang
bertujuan untuk membimbing dan melatih peserta pelatihan keterampilan
teknisi handphone dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.
2. Proses Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Dalam proses pembelajarannya kegiatan pelatihan ini dilakukan oleh
seorang guru atau instuktur yang memberikan materi pembelajaran. Proses
pembelajaran ini berlangsung selama 12 kali pertemuan.67
Proses pelatihan keterampilan teknisi handphone ini dilaksanakan setiap
hari, dari hari senin sampai jum’at. Yang dimulai dari pukul 09:00 hingga
pukul 15:00.68 Dengan perincian waktu sebagai berikut: Pertama,
pembukaan. Pada pembukaan kelas berlangsung selama 10 menit. Setelah
itu instruktur memberikan materi pembelajaran. Pada pemberian materi
berlangsung selama 160 menit yang merupakan waktu untuk belajar, yaitu
memberikan materi pembelajaran teknisi handphone baik teori maupun
praktek yang disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran dalam
menservice handphone.69 Para pengajar di tentukan pihak Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa, dan dalam satu kelas ada satu
pengajar.70Adapun peralatannya dan bahan-bahannya telah tersedia di
dalam kelas.
67 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan A. Hasan (Divisi Training), di kantor
Institut Kemandirian, Senin 27 April 2009. 68 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan A. Hasan (Divisi Training), di kantor
Institut Kemandirian, Senin 27 April 2009. 69 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Jamaludin (Instruktur), di kantor Institut
Kemandirian, Jum’at 8 Mei 2009. 70 Wawancara Pribadi dengan Bapak Zainal Abidin (Direktur), di kantor Institut
Kemandirian, Kamis 7 April 2009.
Adapun, kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 14 orang peserta dan
semuanya laki-laki. Dari jumlah tersebut ada 1 orang bapak yang mantan
karyawan PT.Panasonic Manufacturing, sementara 13 orang lagi masih
mencari pekerjaan serta berusaha mengembangkan keahliaan yang
sekarang sedang mereka pelajari.71 Sedangkan materi yang disampaikan
dalam setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Dasar
Tahap dasar merupakan tahap awal bagi peserta dalam kegiatan
pelatihan keterampilan teknisi handphone. Pada tahap ini peserta didik
melakukan perkenalan, pembedahan mental, dan bagaimana cara
berwirausaha dengan baik dan menjadi wirausaha yang sukses. Peserta
pelatihan juga diberikan materi mengenai perkenalan mesin service
handphone, sedangkan dalam pembelajaran praktek, peserta didik
diajarkan cara memasang IC mencopot IC, menganalisa kerusakan di
handphone, membersihkan bagian dalam handphone, menyolder
handphone, memanaskan handphone, dan lain sebagainya.72
b. Tahap Terampil
Dalam tahap ini sedikit banyaknya peserta sudah memahami
tentang jenis-jenis dan komponen yang ada dalam handphone, serta
fungsi-fungsinya. Maka dalam tahap terampil ini materi yang
71 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan A. Hasan (Divisi Training), di kantor
Institut Kemandirian, Senin 27 April 2009. 72 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Jamaludin (Instuktur), di kantor Institut
Kemandirian, Jum’at 8 April 2009.
disampaikan hanya merupakan pendalaman dari materi yang
didapatkan pada tahap dasar.
“..dalam melakukan praktek teknisi handphone materi yang diberikan
lebih rumit dari materi tahap dasar seperti memasang IC dan
membersihkan bagian dalam handphone. Bentuk pengajaran pelatihan
keterampilan teknisi handphone adalah dua hari materinya pemberian
teori dan selebihnya berbentuk praktek langsung. Dalam praktek
langsung disini maksudnya adalah, para peserta diminta untuk
membawa 8 buah handphone yang rusak, lalu di dalam kelas
handphone itu mereka service.” 73
c. Tahap Mahir
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam kegiatan pelatihan
teknisi handphone. Materi yang diberikan dalam tahap ini merupakan
lanjutan dari tahap sebelumnya.
“… dalam pembelajaran praktek, materi yang diberikan adalah berupa
memasang IC, mencopot IC, menganalisa kerusakan handphone,
membetulkan sinyal handphone, lampu handphone, dan lain
sebagainya. Dalam pelaksanaannya pembelajaran tersebut dilakukan
selama 2 hari”.74
Dalam penyampaian materi, diperlukan suatu pengajaran yang
tepat untuk mencapai tujuan pengajaran. Metode mengandung
pengertian cara yang didalamnya fungsinya alat untuk mencapai
tujuan. Adapun metode pengajaran yang digunakan dalam
penyampaian materi pembelajaran yaitu:
1) Teori
Pembekalan dalam bentuk teori ini dilakukan pada saat
instruktur memberikan materi pembelajaran yang telah ditentukan
73 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Jamaludin (Instruktur), di kantor Institut
Kemandirian, Jum’at 8 April 2009. 74 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Jamaludin (Instruktur), di kantor Institut
Kemandirian, Jum’at 8 April 2009.
dalam setiap harinya. Tujuan dari metode ini adalah agar para
peserta didik memahami yang diajarkan sebelum mereka
mengaplikasikannya dalam praktek.
“Pemberian materi melalui pembekalan teori ini dilakukan selama
12 hari setiap hari tahap pembelajaran”.75
2) Praktek
Pembelajaran praktek ini sebagai pelaksanaan dari teori
yang disampaikan, selain itu dengan praktek akan mempermudah
peserta didik mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
“… dalam pelaksanannya pembelajaran melalui praktek ini
dilakukan secara bersama-sama, dalam satu ruang kelas.76
Adapun fasilitas alat-alat untuk menservice handphone itu
lengkap, seperti komputer, solder uap, tornado box, obeng khusus,
pinset penjepit, BGA (Ball Grid Arrray) Plat, multimeter, cairan
pembersih, dan pasta solder, yang kesemua alat-alat yang penulis
sebut diatas tersedia di dalam ruang kelas pelatihan keterampilan
teknisi handphone Institut Kemandirian Dompet Dhuafa.
3) Resitasi (pemberian tugas)
Untuk meningkatkan daya nalar dan kemampuan peserta
didik dalam menguasai materi yang telah disampaikan, maka
instruktur memberikan tugas individu dari setiap materi yang telah
disampaikan.
75 Hasil wawancara dengan Muhammad Jamaludin (Instruktur), di knator Institut
Kemandirian, Jum’at 8 April 2009. 76 Hasil wawancara dengan Muhammad Jamaludin (Instruktur), di kantor Institut
Kemandirian, Jum’at 8 April 2009.
“…tugas tersebut dikerjakan di luar jam pelajaran (di rumah
masing-masing) dan diperiksa pada pertemuan berikutnya.
Tugasnya yaitu membuat catatan hasil menservice handphone, dari
segi kerusakan dan pembetulannya, apakah peserta berhasil atau
tidak dalam membetulkan handphone yang rusak itu harus di catat
dan diberikan oleh instruktur.77
“…di dalam proses pembelajaran pelatihan keterampilan teknisi
handphone seorang instruktur dituntut untuk menguasai materi
tentang handphone. Saat ini tercatat 1 orang instruktur dan 3 orang
staff instruktur tetap yang menguasai materi tentang menjadi
teknisi handphone.78
“Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai.
Setiap peserta yang lulus dalam ujian pada setiap tahap
pembelajaran dan berhasil mendapatkan tempat magang akan
mendapatkan sertifikat kelulusan dari Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa.”79
4) Proses pemagangan
Dalam proses pemagangan ini, para peserta diharapkan
dapat menerapkan ilmu yang di berikan oleh para instruktur.
Dengan magang dapat menerapkan teori dan praktek yang sudah
diberikan kepada peserta dengan menservice handphone para
pelanggan mereka di tempat mereka magang.
“Menurut Bapak Hasan, para peserta di haruskan mencari tempat
magang sendiri, jika tidak dapat baru akan dibantu oleh Institut
kemandirian. Setiap peserta wajib memberi tahu alamat tempat
magang mereka masing-masing, karena akan di survey oleh staff
bagian mensurvei peserta yang sedang magang.”80
77 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Jamaludin (Instruktur),di kantor Institut
kemandirian, Jum’at 8 April 2009. 78 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan A. Hasan (Diviis Training), di kantor
Institut Kemandirian, Senin 27 April 2009. 79 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan A. Hasan (Divisi Training), di kantor
Institut Kemandirian, Senin 27 April 2009. 80 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hikmawan A. Hasan (Divisi Training), di kantor
Institut Kemandirian, Senin 27 April 2009,
B. Kontribusi Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa Kepada Semangat Kemandirian Pada
Pelakunya
Adapun untuk mengetahui apakah pelatihan keterampilan teknisi
handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa memberikan kontribusi
kepada terbangunnya semangat kemandirian pada pelakunya, adalah sebagai
berikut:
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan peserta teknisi handphone
dari sebelum sampai sesudah mengikuti pelatihan
Seperti Tulus (24), ia salah satu peserta palatihan angkatan ke 7
yang dilaksanakan pada tanggal 16 april sampai tanggal 1 mei 2009. ia
mengenal Institut Kemandirian dari temannya dan dari mendengarkan
radio. Sebelumnya Tulus tidak mempunyai basic tentang handphone, ia
otodidak dengan melihat teman-temannya membetulkan televisi, radio dan
barang-barang elektonik lainnya. Dulu sebelum ia mengikuti pealtihan, ia
sudah bekerja sebagai buruh pabrik, karena ia hanya di kontrak di pabrik,
setelah mengalami pemberhentian ia lalu mengetahui kalau di Institur
Kemandirian ada pelatihan keterampilan teknisi handphone. karena ia suka
sekali dengan elektro dan handphone. Sekarang ini setelah mengikuti
keterampilan pelatihan teknisi handphone pengetahuan tulus pun
bertambah, kini ia sudah bisa menggunakan alat-alat untuk menservice
handphone, membersihkan handphone dan lain sebagainya.81
“Pelayanan yang diberikan oleh Institut Kemandirian sangat baik, dan
ia merasa termotivasi dan mandiri, sehingga ia dapat percaya diri untuk
menjadi seorang teknisi handphone. Namun tulus mengatakan, jam
atau waktu pelatihannya ditambah lagi kurang lebih satu bulan, agar
bisa lebih mendalami materi yang diberikan oleh instruktur dan
mengasah keahliaan yang ia miliki. Kemudian setelah mengikuti
pelatihan keterampilan teknisi handphone adalah jika ada modal ia
ingin membuka usaha counter handphone, dan membantu masyarakat
dalam membetulkan handphonenya yang rusak.”82
Gambar 1
Tulus Riyanto, Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone 15 April-1 Mei
2009
81 Hasil wawancara dengan Tulus, tempat ruang kelas Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa, jum’at 8 Mei 2009. 82 Wawancara Pribadi dengan Tulus, tempat di ruang kelas Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa, Jum’at b8 Mei 2009.
2. Mendapatkan tambahan modal sehingga bisa meningkatkan
performance usahanya
Seperti Mas Rizky (22), ia adalah salah satu alumni pelatihan
keterampilan teknisi handphone Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
angkatan pertama pada awal tahun 2007. Ia berpendapat bahwa waktu
sebelum ikut pelatihan keterampilan teknisi handphone, ia membuka usaha
berjualan pulsa, voucher, dan asesoris handphone. Lalu setelah mengikuti
pelatihan keterampilan teknisi handphone, menurutnya:
“Banyak perubahan, istilahnya kalau setelah jadi teknisi lebih
mengerti, dan kalau tidak bisa kita tanya sama orang, jadi kalau dulu
belum bisa ternyata sekarang bisa dan mudah dalam memperbaiki
handphone yang rusak. Kalau dulukan hanya jual pulsa saja, sekarang
saya sudah bisa memperbaiki handphone”.83
Lalu setelah ditanya berapa pendapatan ia sekarang, Mas Rizky
menjawab:
“Kalau penghasilan kotor Rp 3.000.000 kalau bersihnya Rp.1.000.000,
Ya alhamdulilah sudah bisa mencukupi, kalau untuk sendiri bisa, tapi
karena saya bantu-bantu orang tua dan adik yang masih sekolah, ya
udah cukup walau bisa bantu dan nabung”. 84
Menurut Mas Rizky dengan mengikuti pelatihan keterampilan teknisi
handphone, bisa menambahkan modal, sehingga ia bisa meningkatkan
performance usaha counter handphonenya.
Sedangkan menurut Mas Puji, ia adalah alumni pealtihan keterampilan
teknisi handphone Institut Kemandirian angkatan pertama, awal tahun
83 Wawancara Pribadi dengan Mas Rizky Aulia Rachman (Alumni), di counter Mas
Rizky, Cibubur, Selasa 12 Mei 2009. 84 Wawancara Pribadi dengan Mas Rizky Aulia Rachman (Alumni), di counter Mas
Rizky, Cibubur, Selasa 12 Mei 2009
2007. Menurutnya sebelum mengikuti pelatihan keterampilan teknisi
handphone, ia sudah membuka sebuah counter handphone, tetapi hanya
berjualan pulsa, voucher dan asessoris handphone. lalu setelah mengikuti
pelatihan keterampilan teknisi handphone, menurutnya:
“Adanya perubahan pemikiran, menambahnya ilmu dan potensi
bertambah, sangat bermanfaat, sangat berguna, manfaatnya banyak dan
yang paling dominan bertambahnya skill tetapi masih ada ganjalan
seperti modal dan forum di antara alumni yang ikut pelatihan teknisi
handphone”.85
Lalu kalau soal pendapatannya sekarang, ia menjawab:
“Tidak di catat kira-kira kisarannya sekitar Rp.1.500.000 per bulan.
cukup lah, kadang kurang juga, tergantung keinginan, kalau
kebutuhan cukup kalau keinginan tidak cukup. Kalau ikutin keinginan
terus yah gak cukup-cukup”.
Gambar 2
Puji Juliono, Alumni Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
85 Wawancara Pribadi dengan Mas Puji Juliono (Alumn), di rumah Mas Puji, Depok,
Kamis 14 Mei 2009.
Dari pendapat Mas puji diatas, dapat peneliti simpulkan, bahwa
pelatihan keterampilan teknisi handphone memang bermanfaat sekali, dan
dapat menambah keahliaan. Tetapi agar tetap berlanjut, hubungan antara
alumni dan pihak Institut Kemandirian, perlu diadakan forum alumni, agar
mereka bisa bertukar informasi tentang berkembangan handphone, dan cara
membenarkannya, lalu agar Institut Kemandirian lebih men-support lagi
para alumni.
3. Menambah jaringan kerja
Seperti Mas Edy Setiadi (34), ia adalah alumni pelatihan keterampilan
teknisi handphone di angkatan ke 3 pada tahun 2008. Sebelum mengikuti
pelatihan keterampilan teknisi handphone, ia sudah membuka counter
handphone, tetapi hanya menjual pulsa, voucher, dan asessoris handphone.
lalu setelah mengikuti pealtihan keterampilan teknisi handphone, ia
berpendapat:
“Alhamdulillah dapat mendukung usaha saya, dan juga dapat bekal
untuk keahliaan saya sehari-hari”.
Dan saat ditanya tentang penghasilan ia sebulan, ia mengatakan:
“Penghasilan sebulan saya ada 3 tempat mencari nafkah total
seluruhnya Rp. 4.500.000 dari pulsa dan service handphone di rumah,
di sini dan di bengkel komunitas penggemar handphone. Namanya
hidup alhamdullilah, bisa mencukupi”.86
Dari hal diatas, dapat penulis simpulkan, bahwa sebelum mengikuti
pelatihan keterampilan, Mas Edy sudah membuka counter dengan
berjualan pulsa, voucher, dan asessoris dan pendapatan segitu gitu.
86 Wawancara Pribadi dengan Mas Edy Arisandy (Alumni), di counter pribadinya,
Cimanggis, Kamis 14 mei 2009.
Sekarang pendapatan bertambah dari service handphone. ia juga
mempunyai jaringan atau forum untuk teknisi handphone, dengan adanya
forum itu beliau merasa senang karena dapat saling menukar informasi dan
perkembangan dalam dunia handphone.
Gambar 3
Eddy Arisandy, Alumni Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
4. Menambah penghasilan ketika pengetahuan yang didapat
diaplikasikan di lapangan usaha
Yasir (23), ia salah satu peserta yang mengikuti pelatihan keterampilan
teknisi handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, angkatan ke 7
yang dilaksanakan pada tanggal 16 april sampai dengan tanggal 1 mei
2009. Ia mengikuti pelatihan keterampilan teknisi handphone di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa, mendapat informasi dari kakaknya.
Sebelum mengikuti pelatihan, Yasir bekerja sebagai penjual sepatu di Mall
Ambasador, lalu ia berhenti dan membuka usaha counter handphone,
tetapi hanya menjual pulsa, voucher dan asessoris handphone. lalu ia pun
ikut pelatihan keterampilan teknisi handphone. Menurutnya sekarang ini
pengetahuan tentang service handphone bertambah, dari tadinya tidak bisa
menjadi bisa. Setelah mengikuti pelatihan keterampilan teknisi handphone,
omset usaha yang di lakukan oleh Yasir bertambah,
“menurutnya ia sekarang sudah bisa menghasilkan uang dari usaha
service handphone. Tetapi sekarang di counternya sudah ada jasa
service handphone, dan dari pelatihan ini ia sudah dapat menghasilkan
uang dari keahliaannya sebagai seorang teknisi handphone”.87
Gambar 4
Ahmad Yasir. Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone 15 April-1 Mei
2009
Yasir, sangat percaya diri menjadi teknisi handphone, menurutnya
karena pelayanan di Institut Kemandirian itu bagus, dan menanamkan
motivasi dan sikap kemandirian.
87 Wawancara Pribadi dengan Yasir (Peserta), di ruang kelas Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa, Jum’at 8 Mei 2009.
Yasir, mempunyai harapan ingin menjadi seseorang yang sukses di
bidang service handphone, dan rencana ia kedepan adalah membuka
counter ke duanya di tempat lain, dengan mempekerjakan orang lain
sebagai karyawannya.88
5. Terciptanya jiwa kemandirian sehingga dengan keterampilan yang
dimilikinya mampu menciptakan suatu usaha
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan,
seperti Bapak Winoto, ia adalah peserta pelatihan keterampilan teknisi
handphone, angkatan ke 7 yang dilaksanakan pada tanggal 16 april sampai
dengan 1 mei 2009.
Menurut Bapak Winoto, ia mengetahui Institut Kemandirian dari
anaknya, dan juga dari pamannya. Sebelum ia mengikuti pelatihan, ia
adalah karyawan PT.Panasonic Manufacturing Indonesia, ia mendapat
pensiun dini. Lalu setelah pensiun ia memutuskan untuk ikut pelatihan, ia
memilih keterampilan teknisi handphone, karena sesuai dengan minant
yang mau ia tekuni saat ini dan seterusnya. 89
Gambar 5
88 Wawancara Pribadi dengan Yasir (Peserta), di ruang kelas Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa, Jum’at 8 Mei 2009. 89 Wawancara Pribadi dengan Pak Winoto (Peserta), di rumah Pak Winoto,Cibubur,
Kamis 7 Mei 2009.
Winoto, Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone 15 April – 1 Mei 2009
Menurutnya pelayanan yang diberikan Institut Kemandirian cukup
bagus, dan memuaskan, banyak pelajaran yang ia peroleh, dari segi materi
maupun praktek. Tetapi dalam waktu belajarnya sangat singkat, ia
menyatakan bahwa perlu ditambah waktu untuk pelatihan, agar lebih
mengerti, paling tidak pelatihannya itu waktunya 3 bulan. Selain itu juga
Pak Winoto mengatakan bahwa ia sangat percaya diri menjadi teknisi
handphone, karena sudah punya bekal keahliaan dan ilmu, juga diberikan
motivasi. Ia berharap dapat menjadi teknisi handphone yang handal dan
sekarang ini ia sudah membeli sebuah toko untuk membuka usaha counter
handphone, dari mulai penjualan pulsa, voucher, asessoris handphone, dan
juga service handphone. 90
90 Wawancara Pribadi dengan Pak Winoto (Peserta), di rumah Pak Winoto, Cibubur,
Kamis 7 Mei 2009.
Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat dikatakan, bahwa pelatihan
merupakan peran yang edukasional (berpendidikan) yang paling spesifik
karena secara mendasar memfokuskan pada upaya mengajarkan peserta
pelatihan cara bagaimamana ia melakukan sesuatu hal yang berguna baik
sekarang atau di masa mendatang. Dalam hal ini peran Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa sebagai pelaku perubahan harus lebih banyak bertindak
sebagai penghubung suatu perubahan antara peserta pelatihan dan Institut
Kemandirian sendiri. Pelatihan sendiri pada dasarnya lebih efektif jika sesuai
dengan minat yang di inginkan oleh peserta atau masyarakat, dan Institut
Kemandirian sudah dapat melakukannya dengan baik. Tetapi harus lebih
terampil lagi dalam menjalin hubungan kepada para alumni, dan menambah
waktu pelatihan agar para peserta merasa lebih fokus dan dapat mendalami
pelajaran yang di berikan oleh Instruktur.
Pelatihan keterampilan teknisi handphone, sudah dapat mencoba
menginventarisasi beberapa tugas-tugas yang terkait praktik intervensi
komunitas yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat sebagai strategi
dalam melakukan perubahan. Maka sebagai pelaku perubahan Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa sebagai pemberdaya masyarakat harus dapat
mengidentifikasi dan memanfaatkan berbbagi sumber daya yang ada dalam
komunitas maupun kelompok. Berbagai masyarakat atau peserta yang
mengikuti pelatihan harus mendapat perhatian dari pelaku perubahan sehingga
dalam pengembangannya para peserta dapat lebih mengoptimalisasikan
keterampilan mereka, yang tentu saja disini perlu dikembangkan pula potensi
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa agar lebih maju lagi dalam
memberdayakan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Program-program pemberdayaan yang dilakukan oleh Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa adalah berupa pemberian pelatihan
keterampilan bagi para pengangguran dan orang miskin. Adapun bentuk
program Institut Kemandirian Dompet Dhuafa dalam memberdayakan
masyarakat miskin dan pengangguran adalah melalui pelatihan
ketrampilan teknisi handphone. Dengan menggunakan model
pemberdayaan yang berbentuk intervensi mikro, yaitu pemberdayaan
individu melalui pelatihan, dimana pemberdayaan ini mempunyai tujuan
untuk membimbing dan melatih peserta agar dapat menjalankan tugas-
tugas kehidupannya.
Upaya yang dilakukan oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa dalam
memberdayakan masyarakat yang dapat diandalkan untuk menjalankan
kehidupannya secara mandiri. Berdasarkan hasil observasi peneliti, banyak
peserta mereka bisa mengembangkan keahliaan yang diperolehnya dengan
cara membuka usaha mereka sendiri dan ada juga yang bekerja di
perusahaan atau counter handphone seperti di Roxy, dan counter
handphone lainnya di tempat-tempat biasa.
2. Pelatihan keterampilan teknisi handphone menjadi penting untuk
diperhatikan, karena di dalamnya melatih kemampuan peserta pelatihan
agar merubah keadaan dari menganggur dan miskin yang selama ini
mereka dera, menjadi lebih produktif dan bermanfaat.
Pelatihan keterampilan teknisi handphone ini juga dapat menambah
penghasilan para alumni, yang tadinya sebelum ikut pelatihan ia hanya
menjual pulsa, voucher dan asessoris handphone, sekarang para alumni
sudah dapat menjadi teknisi handphone yang handal dan sukses, karena
menambah pengetahuan dan keterampilan peserta teknisi handphone dari
sebelum sampai sesudah mengikuti pelatihan, mendapatkan tambahan
modal sehingga bisa meningkatkan performance usahanya, menambah
jaringan kerja, menambah penghasilan ketika pengetahuan yang didapat
diaplikasikan di lapangan usaha, terciptanya jiwa kemandirian sehingga
dengan keterampilan yang dimilikinya mampu menciptakan suatu usaha
B. Saran-saran
Dari pembahasan pada bab sebelumnya, kiranya bermanfaat, maka ada
beberapa hal yang ingin peneliti sarankan:
1. Untuk program pelatihan keterampilan teknisi handphone
a. Agar waktu pembelajaran dapat ditambah, agar pemberian
keterampilan dapat lebih leluasa disampaikan dan peserta mendapatkan
keahliaannya dengan baik.
b. Dapat mempererat dan membuka forum di antara alumni-alumni
teknisi handphone. Agar para alumni dapat bertukar informasi,
bertukar ilmu, karena perkembangan handphone tidak hanya sampai
disini. Banyak model-model dan jenis-jenis handphone lain, yang
belum tentu dapat di service oleh para teknisi. Dengan adanya forum
alumni, dapat bertukar pikiran dalam menganalisa kerusakan
handphone dan alat-alatnya yang lain. Wallahu a’lam.
Tabel 2
Data Peserta Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Angkatan ke 2 Tahun 2007/2008
No Nama L/P Alamat
Pekerjaan Sesudah
Pelatihan
1 Adhi Wijayanto L
Jl.Cidurian Raya
No.165, Depok II
Timur.16418
Jual beli Hp dan
service HP
2 Anugrah Budi P L
Jl.Sepakat IV, Rt.02
Rw.01, Jakarta Timur Buka Counter HP
3 Bambang S L
Jl. Kolonel Sugiono,
Rt.04/Rw.IX,
Semarang Utara
Pengelolaan Counter
dengan Bapak Salim
banteng utara bagi
hasil 50%
4 Chaerul S L
Jl.Al Ikhwan I no
17,Rt.02 Rw.013
Depok
Bekerja di Biru Cell,
Lenteng Agung.
5 Eko Sekti M L
Pintu Air Rt.01 Rw.18,
Cimanggis,Cilangkap
Usaha buka service
HP di Cimanggis
6 Fadriella Aziz L
Jl.Raya Centex, Rt.06
Rw.02 No.14, Ciracas,
Jakarta Timur
Jual voucher dan
Service HP
7
Hikmah
Alaydrus P
Jl.Ayub No.6C,
Rt.015/008, Bidara
Cina,Jatinegara
Buka service HP
dirumah
8 Jaja Oktorudin L
Jl.Raya Labuan km.12,
Cimaying,
Rt.02/Rw.05, Menes,
Padeglang, Banten
Buka usaha sendiri
dibidang teknisi HP
dan Komputer
9 Junaedi S L
Jl. Lesung VII No. 61
Rt 07/012 Depok
Timur 16417
Pengangguran
10 M Syukron M L
Jati Melati, Pondok
Melati Rt 04/Rw.07,
Bekasi
Kerja di Bank
Mandiri, Jl.
Pahlawan Revolusi,
Pondok bambu,
jaktim.
11 M Eko Sakti L
kp.Babakan, 01/02
Sukatani, Depok Magang
12 Maryulis L
Jl.Raya Kali Mulya
Rt.01/Rw.01, Sukma
Jaya, Depok
Kuliah dan teknisi
freelance
13 Miftahul Komar L
Kp. Cipataruman RT
02 / 02 No. 27
Sindangkerta Bandung
Barat, Jawa Barat.
Mengajar di sekolah
dan Buka usaha
bersama Buka
Counter HP
14 Moh Fadly L
Jl. Mahakam Raya,
No.42 Rt.01 Rw.03,
Depok Timur
15 M Fahat L
Jl.Perintis
Kemerdekaan,Rt.03
Rw.05
No.15,Kec.Menes,
Padeglang 42262
Buka usaha sendiri
dibidang teknisi HP
16 M Farid L
Jl.Perintis
Kemerdekaan,
Cimaying,
Rt.03/Rw.05, No.15a,
Menes - Padeglang,
42262
Buka usaha sendiri
dibidang teknisi HP
17 Ridho Adha L
Jl.Kb. Kacang 44 no.
27 Rt.05/Rw.08, Tanah
Abang, Jakarta Pusat
Menganggur
18 Slamet Riyanto L
Villa Mutiara Gading
Blok A3/No.34,Ds
Setia Asih, Kec.
Tarumajaya Bekasi
ikut pelatihan di
Islamic Center Koja,
kuliah estensi
sekarang marketing
kue untuk
mengumpulkan
modal
19 Sutrisno L
Jl.Celiltan Kecil
3,Rt.07 Rw.02, Cililitan
Kramat Jati
Kerja di Klinik
Ponsel, Jl. Otista
131A, Cawang.
20 Syaiful Ulum L
Kp.Rawa Bacang,
Rt.10 Rw.14, Jati
Rahayu, Pondok melati
, Pondok Gede
Usaha sendiri di
daerah jambi
perbatasan Riau, Jl.
Anggrek RT 04 / 01,
Desa Sri Agung,
Kec. Batang Asam
21 Tri Kuntoto L
Jl.Lesung VII, No.42,
Rt.06 Rw.012, Depok
Timur
Masih bekerja dan
persiapan buka
counter
22 Tuah Nasya D L
Jl.Kramat Jaya 1/3,
Rt.01 Rw.12, Depok I
utara, 16421
Wirausaha
redording, Rental PS
dan Service HP
(Iguana Mobile)
Dari tabel diatas, ada 22 peserta pelatihan keterampilan teknisi handphone.
Tergambar bahwa daerah mereka tinggal berbeda-beda, ada yang mempunyai
tempat tinggal dekat dengan lokasi Institut Kemandirian, dan ada juga yang jauh.
Dari jenis kelamin para peserta pelatihan, kebanyakan adalah laki-laki, dari jenis
kelaminnya tersebut menjadi salah satu alasan mereka untuk memilih pelatihan
keterampilan teknisi handphone. Tetapi pada peserta yang ke dua ini, terdapat dua
orang perempuan yang mengikuti pelatihan keterampilan teknisi handphone, jadi
pelatihan ini tidak mempengaruhi minat perempuan untuk mengikutinya.
Pekerjaan peserta selanjutnya sesudah mengikuti pelatihan adalah membuka
usaha counter hanphone, dan ada pula yang bekerja di counter hanphone, dan
menjadi Instruktur teknisi handphone. Tidak semua peserta sesudah mengikuti
pelatihan bekerja di counter atau membuka usaha counter handphone, bisa dilihat
dari tabel diatas, bahwa ada 1 peserta yang bekerja di Bank Mandiri, dan 1 peserta
bekerja sebagai guru, bahkan ada peserta yang masih menggangur.
Jawaban wawancara alumni pelatihan keterampilan teknisi handphone di
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Nama :Riski Aulia Rahman
Tempat : Di counter mas risky, Cibubur
Hari/Tanggal : Selasa, 12 Mei 2009
1. Apa kegiatan atau pekerjaan anda sekarang?
Selain di counter, kerjaan tidak ada, paling sambilan itu mengajar mengaji,
setiap pagi, sore dan malam, kalau pgi ngajar anak-anak kecil, kalau malam
ngajar mengaji remaja.
2. Adakah perubahan pada hidup anda setelah bisa menjadi teknisi handphone?,
jadi saya bias ninggalin ini, kalao pagi untuk anak kecil, siang juga anak kecil
Kalau perubahan banyak, istilahnya kalau setelah ikut, lebih mengerti,
walaupun kadang-kadang masih tanya-tanya sama temen-temen, jadi waktu
belum tahu service handphone kayaknya susah, padahal sekarang service
handphone itu mudah, karena sudah ada skillnya.
3. Pernahkah anda melalukan kesalahan dalam membetulkan handphone
pelanggan anda?
Pernah, yah tapi syukurnya, kalau di daerah deket rumah sama-sama tahu, jadi
pelanggannnya gak mau ribet, jadi gak ada yang marah, atau ngungkit-
ngungkit, dan saya dikenal baik oleh masyarakat, jadi mereka baik-baik semua
sama saya.
4. Apa tanggapan anda mengenai pelatihan keterampilan teknisi handphone yang
di adakan oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa?
Kalau menurut saya sih bagus, dapat memberikan keterampilan kepada orang-
orang yang seneng dan punya minat bergerak di bidang handphone. Tetapi
kalau menurut saya ilmunya kurang, karena waktu pelatihannya terlalu cepat,
menurut saya harus di buat forum alumni, karena ada beberapa alumni yang
lepas gitu aja, jadi apa kalau ada forum itu bisa konlsultasi mengenai
kerusakan dan cara membetulkan handphone, karena ada juga alumni yang
jadi pramuniga.
5. Apa rencana anda kedepan?
Kalau saya ingin buka counter lagi, dan cari tempat lain, kalau disisni sudah
lancar, pingin cari di deket jalan raya, biar keliatan orang, karena sekarang ini
kan masih di dalam gang, jadi masih kuranglah.
6. Apakah anda sudah merasa mandiri setelah mengikuti pelatihan keterampilan
teknisi handphone?
Kalau menurut saya masih belum bisa, istilahnya kalau mandiri dalam hal
teknis, kalau saya kerjain sendirian, saya belum bisa, dan masih kurang, jadi
saya kadang-kadang masih suka mengoper ke yang lain, masih membutuhkan
tenaga dari luar, yah kendala di waktu dan di kemampuan, juga alat-alat dan
komunikasi antara alumni pelatihan.
7. Apakah rasa kemandirian anda timbul setelah mengikuti pelatihan
keterampilan teknisi handphone?
Kalau setelah ikut, yah lumayanlah, walau masih belum bisa banget, yah
mandiri yah biasa saja, yang penting sekarang sudah tidak menggantungkan
diri sama orang tua lagi
8. Berapa penghasilan anda sekarang?
Kalau kotornya itu sampai Rp.3.000.000, kalau bersihnya Rp.1.000.000.
9. Apakah dengan penghasilan yang anda miliki saat ini bisa mencukupi?
Kalau mencukupi, alhamdulilah sudah bisa, tetapi karena saya juga punya
tanggungan, yah bantu orang tua sama ade, itu lebih dari cukup, disamping
bisa membantu, dan saya juga masih bisa menabung.
10. Apakah counter ini usaha anda sendiri?
Iya punya saya sendiri, tempatnya juga sudah punya saya sendiri, jadi tidak
mengontrak sama orang.
Riski Aulia Rahman Amelia
(Alumni Institut Kemandirian)
Nama :Puji Juliono
Tempat : Rumah Mas Puji, di Depok 2
Hari/tanggal : Kamis, 14 Mei 2009-06-12
1. Apa kegiatan atau pekerjaan anda sekarang?
Sekarang di counter jual pulsa, service handphone, dan buka rental komputer.
2. Adakah perubahan pada hidup anda setelah bisa menjadi teknisi handphone?
Perubahan pemikiran pasti ada, dengan menambahnya ilmu, dan wawasan
pasti bertambah, tetapi masih ada ganjalan seperti modal, dan forum alumni
3. Pernahkah anda melalukan kesalahan dalam membetulkan handphone
pelanggan anda?
Pasti pernah, pernah dapat barang bekas, lalu di software malah mati total,
terus tanggapan pelangan itu yang penting kita komunikasinya baik sama
pelanggan, kita bicaranya jujur.
4. Apa tanggapan anda mengenai pelatihan keterampilan teknisi handphone yang
di adakan oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa?
Sangat bermanfaat, sangat berguna, yah manfaatnya banyak, dan yang paling
dominan bertambahnya skill.
5. Apa rencana anda kedepan?
Kebetulan di warung juga sudah ada service untuk handphone, tetapi sekarang
alat-alatnya lagi rusak, jadi saya sekarang sedang rental computer.
6. Apakah anda sudah merasa mandiri setelah mengikuti pelatihan keterampilan
teknisi handphone?
Kalau mandiri sudah dari dulu, yah lebih menambah keahliaan saja.
7. Apakah rasa kemandirian anda timbul setelah mengikuti pelatihan
keterampilan teknisi handphone?
Sebelumnya memang sudah mandiri dan buka couter sendiri, tetapi setelah
ikut jadi menambah keahliaan, tetapi rasa keahliaan itu sebelum ikut sudah
mandiri berusaha untuk tidak bergantung kepada orang lain.
8. Berapa penghasilan anda sekarang?
Tidak pernah di catat, kira-kira sekitar Rp.1.500.000 perbulan.
9. Apakah dengan penghasilan yang anda miliki saat ini bisa mencukupi?
Penghasilan yang di dapat sekarang bisa mencukupi
10. Apakah counter ini usaha anda sendiri?
Iya punya sendiri
Puji Juliono Amelia
(Alumni Institut Kemandirian)
Nama : Edy Arisandy
Tempat : Conter Mas Edy, Cimanggis
Hari/tanggal : Kamis, 14 Mei 2009
1. Apa kegiatan atau pekerjaan anda sekarang?
Sebagai seorang teknisi handphone
2. Adakah perubahan pada hidup anda setelah bisa menjadi teknisi handphone?
Alhamdulillah dulu masih jual pulsa pendapatan masih segitu-gitu aja, tetapi
sekarang setelah jadi teknisi yah ada perubahan dari segi pendapatan dan
keahliaan.
3. Pernahkah anda melalukan kesalahan dalam membetulkan handphone
pelanggan anda?
Yah pernah yah kita atasin satu-satu, kan sudah resiko kalau dalam
menservice handphone punya orang lain harus hati-hati.
4. Apa tanggapan anda mengenai pelatihan keterampilan teknisi handphone yang
di adakan oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa?
Alhamdulillah, bagus dan mendukung saya untuk lebih maju dan saya
mendapatkan bekal keahliaan di bidang service handphone.
5. Apa rencana anda kedepan?
Rencana ke depan mau tambah spesialis untuk bengkel handphone, dari mulai
aplikasi samapi service handphone.
6. Apakah anda sudah merasa mandiri setelah mengikuti pelatihan keterampilan
teknisi handphone?
Sebelum ikut pelatihan sudah mandiri karena sudah buka counter sendiri.
7. Apakah rasa kemandirian anda timbul setelah mengikuti pelatihan
keterampilan teknisi handphone?
Saya dari dulu sudah mandiri, bedanya kalau sesudah ikut pelatihan lebih
menambah skill saja.
8. Berapa penghasilan anda sekarang?
Alhamdulillah Rp.4.500.000 per bulan
9. Apakah dengan penghasilan yang anda miliki saat ini bisa mencukupi?
Alhamdulillah mencukupi
10. Apakah counter ini usaha anda sendiri?
Iya ini usaha saya dan punya saya, kalau yang satunya lagi itu di depan rumah,
jadi gak ngontrak, tetapi kalau ini saya ngontrak, dan saya juga ikut di forum
pecinta handphone.
Edy Arisandy Amelia
(Alumni Institut Kemandirian)
Jawaban wawancara dengan para staff di Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa
Nama : Bapak Zainal Abidin
Jabatan : Direktur Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Tempat : Kantor Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Hari dan tanggal : Kamis, 7 Mei 2009
1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat miskin melalui pelatihan keterampilan
teknisi handphone di IKDD?
Jawab : Iya awalnya memang dari banyaknya jumlah pengagguran di
Indonesia dan sebagian jumlah pengangguran adalah masalah orang-orang
miskin, Institut Kemandirian mau mengangkat diri mereka mengangkat akar
masalah kemiskinan. Dari beberapa masalah, salah satu program kita adalah
keterampilan teknisi handphone, karena bisa bekerja, menghasilkan uang dan
berwirausaha.
2. Apakah pelatihan keterampilan teknisi handphone memberikan kontribusi
kepada semangat kemandirian pada pelakunya?
Jawab: Sebenarnya yang keterampilan handphone buat kita yang paling cepat,
pelatihan selama 2 minggu dan magang 2 minggu. Kalau dalam pengamatan
saya pribadi pelatihan teknisi handphone paling cepat dan paling murah dan
daya serapnya juga tinggi.
3. Saya dengar pelatihan keterampilan disini gratis?
Jawab: Iya gratis.
4. Dari mana bapak mendapatkan dananya sehingga peserta tidak perlu
membayar uang pelatihan?
Jawab: Dana dari Dompet Dhuafa. Institut Kemandirian salah satu jejaring
Dompet Dhuafa, jadi hidup Institut Kemandirian itu dari Dompet Dhuafa. Dan
Dompet Dhuafa dapat dana dari zakat, sedekah dan orang-orang yang memang
punya uang, mereka orang yang wajib berzakat.
5. Adakah kesulitan faktor pendukung dan penghambat dalam penyelenggaraaan
pelatihan keterampilan teknisi handphone? Jawab: Sebenarnya klasik, factor
penghambat dana daya serap tinggi tapi kalau frekuensi yang lebih sering.
Factor pendukung kalau di Indonesia masih banyak pengangguran yah masih
banyak peserta yang ikut pelatihan disini.
6. Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam penyelenggaraan pelatihan
keterampilan teknisi handphone?
Jawab: Dengan panasonic. Bob sadino, pak wahyu saidi, perusahaan yang
bersdesia jadi tempat magamnf para sisewa kita
7. Apa harapan bapak Zaenal Abidin agar penyelenggaraan pelatihan
keterampilan teknisi handphone ini lebih baik ?
Jawab: segera mungkin Institut Kemandirian tutup karena biar tidak ada
penggangguran lagi.
Zaenal Abidin Amelia
(Direktur Institut Kemandirian)
Nama : Muhammad Jamaludin
Jabatan : Instruktur Teknisi Handphone
Tempat : Kantor Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Hari dan tanggal : Jum’at, 8 Mei 2009
1. Apakah tujuan pemberian keterampilan teknisi handphone di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa?
Jawab: Tujuannya yang pertama bagi-bagi ilmu, yang kedua kan sekarang
dunia usaha susah untuk cari pekerjaan kalau punya keterampilankan bisa
buka usaha sendiri, dan ternyata mereka pas sudah dijalani bisa dibanding
elektro.
2. Materi apa saja yang ditawarkan pada peserta pelatihan keterampilan teknisi
handphone?
Jawab: Teori dasar tentang handphone, cara kerja handphone, komponen
handphone yang rusak, dan cara memperbaikinya.
3. Berapa lama waktu yang diperlukan peserta untuk menguasai materi? Jawab:
Kalau itu sebenarnya yang menjamin siswa bisa atau tidak itu tergantung
siswanya, kan harus bawa 8 handphone rusak. Aktifnya dia bawa servisan,
terkadang kalau teknisi jalanan bukan teori tapi prakteknya, beda sama
perusahaan nokia, komunikasi sama konsumen, kalau untuk dasar dalam
waktu seminggu sudah bisa analisa kerusakan handphone.
4. Bagaimana strategi pembelajaran di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
pada pelatihan keterampilan teknisi handphone?
Jawab: Mangkanya kalau dia bawah servisan kalau saya punya pengalaman
penyelesaiaannya saya kasih tau seperti ini dan dia juga di kasih catatan apa
saja yang dikerjakan langkah-langkah pekerjaan harus dicatat.
5. Bagaimana standar dari suatu praktek yang terbaik pada siswa?
Jawab: Siswa terbaik sebenarnya dari dia bawa jumlah service, tingkat
kerajinan dia masuk kelas, kemauannya dan tidak pesimis, dan berhasil
membenarkan handphone dan tidak putus semangat dalam proses pekerkajaan
membetulkan handphone.
6. Apakah dalam pelatihan juga ada tugas-tugas rumah?
Jawab: Hanya cari servisan kalau tidak bawa service rugi sendiri.
7. Apa target dari pelatihan ini?
Jawab: Kalau untuk target minimal sudah berani untuk service handphone dan
punya keahliaan untuk service, kalau kita paksain harus selesai handphonenya
itu satu cara agar siswanya aktif saja.
8. Apakah dalam pelatihan ini ada fase ujian?
Jawab: Tugas terakhir adalah membawa handphone hidup, dan mengangkat IC
di handphone hidup tersebut, dan kalau sudah mati itu harus dipasang lagi,
agar hidup seperti semula.
9. Adakah kendala yang dihadapi dalam proses pelatihan atau transfer
pengetahuan kepada peserta?
Jawab: Kalau kendala sebenarnya terkadang ada siswa yang maunya dikasih
tau saja tidak ada pemikiran untuk analisa kerusakan handphone sendiri, jadi
belum dikerjaaiin udah nanya duluan, jadikan susah dijelasin waktu teori,
walaupun manusia ada lupanya tapi ada siswa yang gak ada rasa inisiatif
untuk nyari sendiri. Jadi karakter dia maunya di kasih tau terus.
10. Apa yang anda lakukan dalam mengatasinya?
Jawab: Paling dikasih solusi kita paksa harus cari sendiri. Kalau ada
kerusakan handphone yang tidak ada di materi baru kita kasih tahu. Lagi pula
sudah dapat buku atau diklat, di buku sudah ada semua, kalau masih nanya
juga dalam menganalisa kerusakan handphone suruh buka buku sendiri dan
suruh dibaca bukunya sendiri agar siswa dapat memahami dan dapat
menganalisa kerusakan handphone yang mereka bawa.
M. Jamaludin Amelia
(Tekhnisi Handphone)
Jawaban wawancara dengan para staff di Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa
Nama : Bapak Zainal Abidin
Jabatan : Direktur Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Tempat : Kantor Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Hari dan tanggal : Kamis, 7 Mei 2009
8. Bagaimana pemberdayaan masyarakat miskin melalui pelatihan keterampilan
teknisi handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa?
Jawab : Iya awalnya memang dari banyaknya jumlah pengagguran di
Indonesia dan sebagian jumlah pengangguran adalah masalah orang-orang
miskin, Institut Kemandirian mau mengangkat diri mereka mengangkat akar
masalah kemiskinan. Dari beberapa masalah, salah satu program kita adalah
keterampilan teknisi handphone, karena bisa bekerja, menghasilkan uang dan
berwirausaha.
9. Apakah pelatihan keterampilan teknisi handphone memberikan kontribusi
kepada semangat kemandirian pada pelakunya?
Jawab: Sebenarnya yang keterampilan handphone buat kita yang paling cepat,
pelatihan selama 2 minggu dan magang 2 minggu. Kalau dalam pengamatan
saya pribadi pelatihan teknisi handphone paling cepat dan paling murah dan
daya serapnya juga tinggi.
10. Saya dengar pelatihan keterampilan disini gratis?
Jawab: Iya gratis.
11. Dari mana bapak mendapatkan dananya sehingga peserta tidak perlu
membayar uang pelatihan?
Jawab: Dana dari Dompet Dhuafa. Institut Kemandirian salah satu jejaring
Dompet Dhuafa, jadi hidup Institut Kemandirian itu dari Dompet Dhuafa. Dan
Dompet Dhuafa dapat dana dari zakat, sedekah dan orang-orang yang memang
punya uang, mereka orang yang wajib berzakat.
12. Adakah kesulitan faktor pendukung dan penghambat dalam penyelenggaraaan
pelatihan keterampilan teknisi handphone? Jawab: Sebenarnya klasik, factor
penghambat dana daya serap tinggi tapi kalau frekuensi yang lebih sering.
Factor pendukung kalau di Indonesia masih banyak pengangguran yah masih
banyak peserta yang ikut pelatihan disini.
13. Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam penyelenggaraan pelatihan
keterampilan teknisi handphone?
Jawab: Dengan PT. Panasonic Manufacturing Indonesia, Bob Sadino, Pak
Wahyu Saidi, dan perusahaan-perusahaan yang bersedia jadi tempat magang
para siswa kita.
14. Apa harapan Bapak Zainal Abidin agar penyelenggaraan pelatihan
keterampilan teknisi handphone ini lebih baik ?
Jawab: segera mungkin Institut Kemandirian tutup karena biar tidak ada
penggangguran lagi.
Zainal Abidin Amelia
(Direktur Institut Kemandirian)
Nama : Muhammad Jamaludin
Jabatan : Instruktur Teknisi Handphone
Tempat : Kantor Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Hari dan tanggal : Jum’at, 8 Mei 2009
11. Apakah tujuan pemberian keterampilan teknisi handphone di Institut
Kemandirian Dompet Dhuafa?
Jawab: Tujuannya yang pertama bagi-bagi ilmu, yang kedua kan sekarang
dunia usaha susah untuk cari pekerjaan kalau punya keterampilankan bisa
buka usaha sendiri, dan ternyata mereka pas sudah dijalani bisa dibanding
elektro.
12. Materi apa saja yang ditawarkan pada peserta pelatihan keterampilan teknisi
handphone?
Jawab: Teori dasar tentang handphone, cara kerja handphone, komponen
handphone yang rusak, dan cara memperbaikinya.
13. Berapa lama waktu yang diperlukan peserta untuk menguasai materi? Jawab:
Kalau itu sebenarnya yang menjamin siswa bisa atau tidak itu tergantung
siswanya, kan harus bawa 8 handphone rusak. Aktifnya dia bawa servisan,
terkadang kalau teknisi jalanan bukan teori tapi prakteknya, beda sama
perusahaan Nokia, komunikasi sama konsumen, kalau untuk dasar dalam
waktu seminggu sudah bisa analisa kerusakan handphone.
14. Bagaimana strategi pembelajaran di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
pada pelatihan keterampilan teknisi handphone?
Jawab: Mangkanya kalau dia bawah servisan kalau saya punya pengalaman
penyelesaiaannya saya kasih tau seperti ini dan dia juga di kasih catatan apa
saja yang dikerjakan langkah-langkah pekerjaan harus dicatat.
15. Bagaimana standar dari suatu praktek yang terbaik pada siswa?
Jawab: Siswa terbaik sebenarnya dari dia bawa jumlah service, tingkat
kerajinan dia masuk kelas, kemauannya dan tidak pesimis, dan berhasil
membenarkan handphone dan tidak putus semangat dalam proses pekerkajaan
membetulkan handphone.
16. Apakah dalam pelatihan juga ada tugas-tugas rumah?
Jawab: Hanya cari servisan kalau tidak bawa service rugi sendiri.
17. Apa target dari pelatihan ini?
Jawab: Kalau untuk target minimal sudah berani untuk service handphone dan
punya keahliaan untuk service, kalau kita paksain harus selesai handphonenya
itu satu cara agar siswanya aktif saja.
18. Apakah dalam pelatihan ini ada fase ujian?
Jawab: Tugas terakhir adalah membawa handphone hidup, dan mengangkat IC
di handphone hidup tersebut, dan kalau sudah mati itu harus dipasang lagi,
agar hidup seperti semula.
19. Adakah kendala yang dihadapi dalam proses pelatihan atau transfer
pengetahuan kepada peserta?
Jawab: Kalau kendala sebenarnya terkadang ada siswa yang maunya dikasih
tau saja tidak ada pemikiran untuk analisa kerusakan handphone sendiri, jadi
belum dikerjaaiin udah nanya duluan, jadikan susah dijelasin waktu teori,
walaupun manusia ada lupanya tapi ada siswa yang gak ada rasa inisiatif
untuk nyari sendiri. Jadi karakter dia maunya di kasih tau terus.
20. Apa yang anda lakukan dalam mengatasinya?
Jawab: Paling dikasih solusi kita paksa harus cari sendiri. Kalau ada
kerusakan handphone yang tidak ada di materi baru kita kasih tahu. Lagi pula
sudah dapat buku atau diklat, di buku sudah ada semua, kalau masih nanya
juga dalam menganalisa kerusakan handphone suruh buka buku sendiri dan
suruh dibaca bukunya sendiri agar siswa dapat memahami dan dapat
menganalisa kerusakan handphone yang mereka bawa.
M. Jamaludin Amelia
(Tekhnisi Handphone)
Jawaban Wawancara dengan para peserta pelatihan keterampilan teknisi
handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Nama : Pak Winoto
Alamat : Kampung Tipar Rt.04/06 No.46 Mekarsari Cimanggis Depok
Usia : 49
Tempat : Di rumah Pak Winoto
Hari dan Tanggal : Kamis, 7 Mei 2009
Tentang Program Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
1. Darimana anda mengenal IKDD?
Jawab: Awalnya saya dapat informasi dari anak. Anak saya dapat informasi
dari tetangga sebelah, dia ikut pelatihan kemandirian dia ambil otomotif.
Dengan adanya itu saya tertarik. Lalu waktu saya main ke rumah paman saya
dapat selembaran, terus saya daftarin anak saya, terus saya Tanya handphone
kapan itu di bulan april. Lalau saya daftar dan ikut pelatihan handphone.
2. Kenapa memilih pelatihan keterampilan teknisi handphone?
Jawab: pertama memang ada hubungannya dengan bidang usaha yang saya
mau tekunin.
3. Apa pekerjaan anda sebelum mengikuti pelatihan teknisi handphone?
Jawab: Saya tadinya bekas karyawan Panasonic, saya sudah 28 tahun di
bidang elektronik, lalu waktu itu ada penawaran pensiun dini, kalau saya pikir
nanti apa yang akan saya tekuni setelah pensiun yah sudah saya ambil teknis
handphone saja.
4. Apakah anda punya basic dalam keterampilan menjadi teknisi handphone?
Jawab: Basic nya dari elektro
5. Adakah kesulitan yang anda alami saat mengikuti pelatihan ini?
Jawab: Pertama pencabutan IC sama trouble shutting sama analisa kerusakan,
kalau sifatnya ringan saya bisa, apalagi kalau menganalisa masalah dideteksi
dengan komputer kan ada sistem software tapi tidak bisa dilihat dari kasat
mata, jadi harus ada alat khusus.
6. Apa kegiatan anda sekarang?
Jawab: Sekarang otomatis masih dalam persiapan magang,
7. Apa manfaat pelatihan keterampilan teknisi handphone ini bagi anda?
Jawab: Pertama untuk menambah wawasan, kedua mengembangkan dunia
bisnis, tetapi yang paling terkait dengan pendapatan saya nanti.
8. Apakah pelatihan ini sudah membuat anda merasa mandiri?
Jawab: Yah untuk sekarang belum karena baru mencoba
9. Apakah anda termotivasi untuk membuka usaha dengan bekal keterampilan
yang anda miliki?
Jawab: Termotivasi untuk membuka counter dan mendalami bidang service
dan perawatan handphone.
Tentang Harapan
1. Mengapa Anda
merasa perlu ikut pelatihan di IKDD?
Jawab: Ya pertama memang salah satu peluang yang sangat tepat disamping
waktu yang singkat dan biaya tidak besar, karena menurut informasi dari
Institut Kemandirian kursus diluar bisa 3 juta. Terus peralatan praktek di
Institut Kemandirian juga lengkap.
2. Apa yang anda
harapkan dengan adanya program ini?
Jawab: Yang saya harapkan pertama jadi teknisi yang handal.
3. Begitu pelatihan ini
berjalan, apakah anda merasa percaya diri untuk bisa menjadi teknisi
handphone?
Jawab: Insyaallah saya berusaha menekuni.
4. Apa harapan anda setelah mengikuti pelatihan ketrampilan teknisi HP?
Jawab: harapan saya pingin buka counter
5. Apa rencana anda kedepan?
Jawab: Buka counter
Tentang Pengetahuan
1. Bagaimana
pelayanan yang diberikan Institut Kemandirian Dompet Dhuafa terhadap
anda?
Jawab: Pelayanannya saya rasa cukup baik artinya dari segi instruktur dalam
mengasih tahu pengetahuan cukup baik.
2. Menurut anda, bagaimana para instruktur dalam memberi materi apakah
mudah dimengerti?
Jawab: Ya kelihatannya cukup
3. Apa saja yang anda dapat dari pelatihan keterampilan teknisi handphone?
Jawab: Yang pertama sebelum kita masuk teknisi hp itukan ada semacam
pengetahuan yang menyangkut kewirausahaan, marketing dan sharing sama
pengusaha yang sudah berhasil, waktu itu Pak wahyu dan Ibu nining dan pak
haji nur huda,dan pak supardi yang memberikan materi tentang wirausaha.
4. Menurut Anda, apakah pelatihan yang dilakukan oleh Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa itu sudah sesuai dengan kebutuhan?
Jawab: Sudah
5. Jika masih kurang, apa harapan Anda dengan pelatihan yang selama ini
berjalan?
Jawab: Yah kelihatannya sudah cukup tapi untuk pendalaman cukup kurang
karena sangat singkat waktunya kalau bisa 3 bulan, karena handphone kan
alatnya kecil-kecil jadi perlu pemahanan yang mendalam.
6. Apakah Anda memiliki pengalaman-pengalaman yang dapat anda ceritakan
kepada saya, sejak awal pelatihan sampai dengan sekarang?
Jawab: Masih kurang lah masih awam dan komponen masih belum begitu
jelas.
7. Selama proses pelaksanaan berlangsung apa yang bisa anda rasakan dari
program ini?
Jawab: Yang saya rasakan pada waktu praktek, karena masing-masing siswa
harus membawa 8 buah handphone tapi gak sesuai target jadi harus mencari-
cari lagi.
Bpk. Winoto Amelia
(Peserta)
Nama : Ahmad Yasir
Alamat : Jl.Raya Penggilingan Rt.14/07 no.31 Cakung Jakarta Timur
Usia : 23
Tempat : Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Hari dan tanggal : Jum’at, 8 Mei 2009
Tentang Program Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
1. Darimana anda mengenal Institut Kemandirian Dompet Dhuafa?
Jawab: Dari kakak, kakaknya punya chanel disini.
2. Kenapa memilih pelatihan keterampilan teknisi handphone?
Jawab: Sudah punya basic.
3. Apa pekerjaan anda sebelum mengikuti pelatihan teknisi handphone?
Jawab: saya jadi pedagang sepatu di mall ambassador selama dua tahun, terus
berhenti, jadi sebelum kesini memang sudah berhenti kerja.
4. Apakah anda punya basic dalam keterampilan menjadi teknisi handphone?
Jawab: Punya
5. Adakah kesulitan yang anda alami saat mengikuti pelatihan ini?
Jawab: Pastinya ada, kesulitannya buat mendapatkan handphone untuk
ujiannya.
6. Apa kegiatan anda sekarang?
Jawab: Sudah buka counter di rumah sebelum disini memang sudah buka
counter.
7. Apa manfaat pelatihan ketrampilan teknisi handphone ini bagi anda?
Jawab: Menambah ilmu, banyak deh..
8. Apakah pelatihan ini sudah membuat anda merasa mandiri?
Jawab: Belum sepenuhnya, kenapa? Masih ada tangunggan dari orang tua.
9. Apakah anda termotivasi untuk berusaha dengan bekal keterampilan yang
anda miliki?
Jawab: Termotivasi banget.
Tentang Harapan
1. Mengapa Anda
merasa perlu ikut pelatihan di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa?
Jawab: Kebetulan ada peluang, terus juga tanpa biaya gratis, dan memang ke
depan fokus di teknisi handphone.
2. Apa yang anda
harapkan dengan adanya program ini?
Jawab: Pinginnya sukses di bidang teknisi handphone.
3. Begitu pelatihan ini
berjalan, apakah anda merasa percaya diri untuk bisa menjadi teknisi
handphone?
Jawab: Sangat percaya diri dalam hal kerusakan handphone, walaupun belum
100% tetapi lebih percaya diri aja.
4. Apa harapan anda setelah mengikuti pelatihan ketrampilan teknisi handphone?
Jawab: Saya sudah buka counter, sudah maju counter saya, pingin membuka
peluang usaha yang memperkerjakan orang, pingin punya karyawan.
5. Apa rencana anda kedepan?
Jawab: Nikah mba, salah satu tujuan saya, yah pingin buka dua counter, tetapi
jalani aja yang satu ini dulu.
Tentang Pengetahuan
1. Bagaimana
pelayanan yang diberikan Institut Kemandirian Dompet Dhuafa terhadap
anda?
Jawab: Sangat memuaskan, karena dari segi keingginan kita, Institut
Kemandirian merespon dengan baik, terus belajar mandiri dan di ajari
bertangunggjawab, misalnya kalau telat masuk itu harus push-up dulu.
2. Menurut anda, bagaimana para instruktur dalam memberi materi apakah
mudah dimengerti?
Jawab: Terkadang ada hal yang tidak dimengerti tetapi bisa tanya
instrukturnya lewat telepon. Kalau dalam memberikan teori insttrukturnya
agak kurang tapi kalau di praktek itu cepet karena lebih jelas dan langsung
bisa menganalisis kerusakan di handphone.
3. Apa saja yang anda dapat dari pelatihan keterampilan teknisi handphone?
Jawab: Dapat uang, dapat ilmu, dapat temen,
4. Menurut Anda, apakah pelatihan yang dilakukan oleh Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa itu sudah sesuai dengan kebutuhan?
Jawab: Sudah, karena memang pingin bisa jadi teknisi handphone
5. Jika masih kurang, apa harapan Anda dengan pelatihan yang selama ini
berjalan?
Jawab: Ada enak gak enaknya
6. Apakah Anda memiliki pengalaman-pengalaman yang dapat anda ceritakan
kepada saya, sejak awal pelatihan sampai dengan sekarang?
Jawab: Banyak pengalaman,
7. Selama proses pelaksanaan berlangsung apa yang bisa anda rasakan dari
pelatihan ini?
Jawab: Ada rasa nyaman, nyaman gitu, cara kerja dan cara belajarnya beda
sama yang saya rasain sebelumnya, bebas mau ngapain aja tetapi tanggung
jawab sendiri tidak sesuai dengan materi, jadi kerusakan handphone yang kita
bawa itukan beda-beda dengan teman-teman ada yang sinyalnya rusak,
baterainya, atau suaranya gak ada, nah kita gak harus sama dengan materi
yang diberikan sama instruktur.
Ahmad Yasir Amelia
(Peserta)
Nama : Tulus Riyanto
Alamat : Jl.Jatijajar Rt03/06 Cimanggis Depok
Usia : 24
Tempat : Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Hari dan tanggal : Jum’at, 8 Mei 2009
Tentang Program Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
1. Darimana anda mengenal Institut Kemandirian Dompet Dhuafa?
Jawab: Dari temen, kebetulan temen juga alumni pelatihan disini, terus dari
radio juga.
2. Kenapa memilih pelatihan keterampilan teknisi handphone?
Jawab: Kayaknya dari hati saja, saya suka banget sama handphone.
3. Apa pekerjaan anda sebelum mengikuti pelatihan teknisi handphone?
Jawab: Dulu pernah kerja di pabrik tetapi kontrak, terus berhenti dan ikut
pelatihan disini.
4. Apakah anda punya basic dalam keterampilan menjadi teknisi handphone?
Jawab: Sama sekali tidak ada basic, saya otodidak saja, yah dari melihat
teman-teman benerin handphone, televise, radio, yah barang-barang
elektronik.
5. Adakah kesulitan yang anda alami saat mengikuti pelatihan ini?
Jawab: Pas pelatihan saya rasa tidak ada, Cuma harus bawa 8 handphone yang
sudah rusak, Alhamdulillah saya bisa membawa 8 handphone tersebut.
6. Apa kegiatan anda sekarang?
Jawab: Pingin cari tempat magang dan pingin serius di bidang handphone.
7. Apa manfaat pelatihan ketrampilan teknisi handphone ini bagi anda? Banyak
banget diantaranya salah satu bisa mandiri, dan tidak susah cari kerja, bisa
usaha sendiri.
8. Apakah pelatihan ini sudah membuat anda merasa mandiri?
Jawab: Sebetulnya kalau di bilang mandri iya tapi masih mau mendalami lagi
aja di bidang handphone.
9. Apakah anda termotivasi untuk berusaha dengan bekal keterampilan yang
anda miliki?
Jawab: Termotivasi banget, pingin bener-bener mandiri dan pas banget saya
seneng banget di teknisi handphone
Tentang Harapan
1. Mengapa Anda
merasa perlu ikut pelatihan di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa?
Jawab: Kayaknya saya melihat ada peluang di sini, kalau di tempat lain kan
pake biaya kalau disini tidak, yah gratis.
2. Apa yang anda
harapkan dengan adanya pelatihan ini?
Jawab: Dapat ilmu, mandiri, pingin membuka usaha.
3. Begitu pelatihan ini
berjalan, apakah anda merasa percaya diri untuk bisa menjadi teknisi
handphone?
Jawab: Percaya banget
4. Apa harapan anda setelah mengikuti pelatihan keterampilan teknisi
handphone?
Jawab: Dapat berguna untuk diri sendiri masyarakat banyak, bisa bikin
senang orang karena handphonenya bisa dibenerin.
5. Apa rencana anda kedepan?
Jawab: Proses magang, kalau ada modal mau buka service sendiri.
Tentang Pengetahuan
1. Bagaimana
pelayanan yang diberikan Institut Kemandirian Dompet Dhuafa terhadap
anda?
Jawab: Alhamdulillah baik, bagus menyenangkan
2. Menurut anda, bagaimana para instruktur dalam memberi materi apakah
mudah dimengerti?
Jawab: Mudah di mengerti, kebetulan isntrukturnya masih seumuran jadi
enak mudah dimengerti gak ada cangung kalau mau nanya-nanya.
3. Apa saja yang anda dapat dari pelatihan keterampilan teknisi handphone?
Jawab: Dapat ilmu di bidang handphone, dan dapat pelatihan penjualan,
pembedahan mental, banyaklah.
4. Menurut Anda, apakah pelatihan yang dilakukan oleh Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa itu sudah sesuai dengan kebutuhan?
Jawab: Untuk saya butuh banget dan saya perlu banget pelatihan ini.
5. Jika masih kurang, apa harapan Anda dengan pelatihan yang selama ini
berjalan?
6. Apakah Anda memiliki pengalaman-pengalaman yang dapat diceritakan
kepada saya, sejak awal pelatihan sampai dengan sekarang?
Jawab: Pengalaman berkesan, sebelumnya memang belum kenal sama teman-
teman karena dari kita emang jauh-jauh rumahnya, terus sekarang kompak,
komunikasi jadi bagus, dan kebersamaan di teknisi handphone jadi baik dan
bagus.
7. Selama proses pelaksanaan berlangsung apa yang bisa anda rasakan dari
pelatihan ini?
Jawab: Seneng bangga, dan saya butuh
Tulus Riyanto Amelia
(Peserta)
TEKNISI SERVIS PONSEL
Kelas Reguler: 12 kali Pertemuan
MATERI PELATIHAN HARDWARE
• Dasar Elektronik HP, Pengenalan Luar dan fungsi-fungsi Komponen
HP.
• Bongkar Pasang dengan menggunakan Peralatan Service
• Penggunaan Alat Multi tester dan Solder Filamen
• Mengukur komponen dan menganti LCD, Lampu, LED
• Penggantian Spare Part
• Teknik Membaca Diagram Jalur, Blok Dasar HP
• Teknik Jumper Jalur Putus
• Penggunaan Hot Air, Cabut Pasang IC
• Cetak kaki IC BGA
• Trouble shooting/ Melacak Kerusakan
Teknik Reparasi MATOT, No Signal, Charging, Audio
MATERI PELATIHAN SOFTWARE
• Dasar Pemrograman HP
• Flashing (DCT) dan Struktur Kabel Data
• Reparasi Software HP dan kode rahasia, CD
• Pemakaian alat & software Tornado/ Griffin/ MT BOX
• Membuka Kunci (lock) HP
• Upgrade Software HP
• Optimalisasi Fitur 1 aplikasi kabel data
Optimalisasi Fitur 2 aplikasi multimedia
TEKNISI SOFTWARE APLIKASI
• Card Reader, DKU 5
• Infra Red dan Bluetooth
• Symbian dan Java
• Instal Logo, Ringtone/ Polyphonic, Wall paper dan Games
TEKNISI DIGITAL PHOTO PRINTING
• Pengenalan Transfer File dari Camera, HP, Flash, CD, Disket, ke
Komputer
• Pengenalan & Pelatihan Program Adobe Photoshop, CorelDraw
• Pengenalan & operate Printer
• Cetak printing digital photo
TEKNISI AHLI PERAKIT KOMPUTER
• Pengenalan komponen Komputer Hardware dan instalasi
• Pengenalan Program Software dan cara instalasi
• Instalasi Perangkat peralatan Komputer Printer, Modem, Speaker,
Scanner
• Pengenalan dan pemasangan jaringan LAN, Perangkat & Software
• Pemeliharaan dan troubelshooting
KIAT BUKA KONTER SELULER
• Prospek dan Potensi bisnis Seluler
• 6 langkah cara membuka konter seluler
• Persiapan lahan, sarana dan prasarana konter
• Pengenalan Operator dan produk
• Pengenalan Vendor dan produk
• SDM, Marketing, pelayanan konsumen
• Permodalan, Rencana Usaha dan BEP
• Pembelian & penjualan Barang dagangan
• Sistem dan Administrasi usaha
• Sukses Stories/ Emtrepreneur, motivasi, kemandirian
KURIKULUM Teknik Servis Ponsel
KURIKULUM Teknik Servis Ponsel
Teknis Reparasi Hardware
1. Teori dasar dan sistem kerja Ponsel
2. Teknik baca skema jalur dan fungsinya
3. Pengenalan peralatan servis & reparasi Ponsel
4. Teknik pengukuran dan pengenalan komponen serta fungsinya
5. Teknik pemasangan lampu dan teknik penyolderan
6. Teknik bongkar pasang casing, LCD serta teknik pasang kembali
7. Teknik penggunaan Solder Uap (Hot Air)
8. Teknik cor kaki IC dan pemasanganya
Teknis Reparasi Software dan Aplikasi
1. Pengenalan Software dan praktek baca dan down load
2. Prinsip kerja setiap software, kabel box & installasi mengenal berbagai type
ponsel DCT 3/ DCT 4, Symbian
3. Troubleshooting dan reparasi berbagai ponsel
Manajemen
1. Entrepreneur, Kewirausahaan membuka konter seluler, Bisnis Plan/BEP
2. Administrasi keuangan wirausaha
3. Teknik Display, Melayani & Penjualan
4. Teknik Pemasaran, Budaya Jernih Quality (ESQ & Basic life skill)
WAKTU PELATIHAN DAN MASA PELATIHAN
1. Per angkatan 12 x pertemuan
2. Lama pertemuan 3 jam
3. Waktu pertemuan Pilihan Kelas Reguler Pagi 09:00 - 12:00 / Siang 13:00 –
16:00 (Group)
4. Kelas Reguler 3 minggu atau 4x pertemuan per minggu
5. Kelas Eksekutif / para pekerja: Sabtu dan Minggu Pagi 10:00 – 16:00
PERSYARATAN WARGA BELAJAR
1. Warga belajar untuk umum,
2. Usia 16 – 36 tahun,
3. Pria maupun wanita,
4. Dapat pendidikan min SMP, SMA/ SMK/ Perguruan Tinggi,
5. Walau tidak ada dasar pengetahuan elektronik yang terpenting kemauan keras,
keuletan, memperbanyak latihan/ jam terbang dan untuk belajar software
dianjurkan mengenal dasar komputer.
6. Kapasitas belajar per angkatan saat praktek maksimal : 6
7. Warga belajar bagi peserta luar daerah dicarikan pondokan tempat tinggal min
1 bulan
Sumber Belajar
1. Sarjana Elektro, pengalaman mengajar dan praktisi servis HP
2. Sarjana IT, pengalaman mengajar dan praktisi servis HP Asisten Sumber
Belajar
3. D3/ Elektro/ IT dengan pengalaman praktek servis HP Yang diberikan kepada
warga belajar:
4. Diktat modul teori dasar Hardware dan Software
5. Tugas paper, Ujian & Sertifikat
6. CD
Hasil yang diperoleh bagi warga belajar
1. Menjadi Teknisi HP bersertifikat
2. Menguasai Teknik Service, Hardware, Software & Aplikasi
3. Mengenal Teknik Pemasaran & Pelayanan Penjualan HP & kelengkapannya
4. Memiliki percaya diri, jiwa mandiri dan jiwa sosial
5. Langsung berwiraswasta atau langsung bekerja
Recommended