View
17
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PEMBELAJARAN GERAK TARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE
SNOWBALL THROWING PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP
MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU
Skripsi
Oleh
SRI RAHAYU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PEMBELAJARAN GERAK TARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE
SNOWBALL THROWING PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP
MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU
OLEH
SRI RAHAYU
Penelitian ini mengkaji pembelajaran gerak tari muli siger menggunakan metode snowball
throwing pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammdiyah 1 Pringsewu dan mengacu pada
teori behavioristik. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran gerak
tari muli siger menggunakan metode snowball throwing. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes praktik. Teknis analisis data yaitu
melakukan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Aspek snowball throwing yaitu: penyampaian materi, membentuk
kelompok, ketua kelompok memberikan instruksi kepada anggotanya, menulis pertanyaan dalam
kertas dan dibuat seperti bola, melempar bola kertas, menjawab pertanyaan dalam kertas, dan
evaluasi. Proses dan hasil penelitian ini dapat dikategorikan baik karena dilihat dari lembar
aktifitas siswa dan beberapa lembar aspek pengamatan penggunaan metode snowball throwing
yang terpenuhi pada setiap pertemuan.
Kata kuci: Pembelajaran, Proses, Snowball Throwing, Tari Muli Siger
ABSTRACT
THE LEARNING OF MOTION MULI SIGER DANCE SNOWBALL THROWING
METHOD ON EKSTRACURICULAR ACTIVITY AT SMP MUHAMMADIYAH 1
PRINGSEWU
This study examines the learning of the muli siger dance motion using the snowball throwing
method of extracurricular activities at SMP Muhammdiyah 1 Pringsewu and refers to
behavioristic theory. The purpose of this study is to describe the process and learning outcomes
of muli siger dance motion using the snowball throwing. Data collection techniques using
observation, interviews, documentation, and practice tests. Technical data analysis is to perform
data reduction, data presentation, and draw conclusions. This type of research is descriptive
qualitative. Aspects of snowball throwing is; submission of material, forming a group, leader of
the group instruct the members, write questions in paper and made like a ball, throw paper balls, answering questions in the paper, and evaluation. The process and result of this study can be
categorized as good because it is seen from the student activity sheet and several aspects of the
observation sheet using the snowball throwing method that is met at each meeting.
Keywords: Learning, Process, Snowball Throwing, Muli Siger Dance.
PEMBELAJARAN GERAK TARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE
SNOWBALL THROWING PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP
MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU
Oleh
SRI RAHAYU
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sri Rahayu dilahirkan di Musi banyuasin pada 12 September 1994,
yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sunardi dan Ibu
Pujiati. Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah : SD Negeri
1 Bumi Dipasena Abadi pada tahun 2007. Setelah lulus SD penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Kotabumi dan lulus pada tahun 2010. Kemudian,
penulis menempuh pendidikan di SMK Negeri 1 Kotabumi dan lulus pada tahun
2013.Tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Pendidikan Seni Tari melalui jalur Seleksi Bersama Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
MOTTO
“Orang-orang hebat dibidang apapun bukan baru bekerja karena terinspirasi,
namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka
tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”
(Ernest Newman)
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik di hari tua”
(Aristoteles)
PERSEMBAHAN
Teriring doa dan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan
selalu menjadi pelindung serta penuntun dalam menjalani hidup ini. Tak lupa pula
shalawat serta salam kepada Baginda Rasullullah Nabi Muhammad SAW atas
petunjuk jalan kebenaran bagi umat manusia dimuka bumi. Alhamdulillah dengan
segala nikmat-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dan ku persembahkan kepada :
1. Romoku tercinta Sunardi, terimakasih atas segala cinta dan kasih syang yang
telah engkau berikan kepadaku, semangatmu yang membuat aku menjadi
kuat.
2. Biyungku Pujiati, terimaksih dengan segala kelembutan hati merawatku,
memberikan cinta yang tulus tak tergantikan.
3. Saudara kandungku Ria Purwasih yang selalu menyemangati hingga akhinya
terselesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Para pendidik yang ku hormati, terimakasih atas ilmu dan beal yang telah
diberikan selama pendidikan.
5. Teman seperjuangan, terimakasih untuk kebersamaan, kebahagiaan,
semangat, dan nasihat yang tak perah pudar.
6. Almamater tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul "Pembelajaran Gerak Tari Muli Siger dengan Menggunakan Metode
Snowball Throwing pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu ".
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. I Wayan Mustika, S.Sn., M.Hum., selaku Pembimbing I, terimakasih
atas kesabaran, ilmu, motivasi & waktu yg diberikan dalam membimbing
penulis.
2. Bapak Agung Kurniawan, S.Sn.,M.Sn., selaku Pembimbing II dan sebagai Ketua
Program Studi Pendidikan Seni Tari Universitas Lampung. terimakasih telah
berkenan membimbing, memberikan motivasi, serta ilmu yang tak ternilai
harganya.
3. Ibu Susi Wendaningsih, S.Pd.,M.Pd., selaku Pembahas, terimakasih telah
memberikan ilmu, nasihat, motivasi, pengalaman yang tak ternilai harganya.
4. Bapak Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Tari Universitas Lampung.
5. Bapak Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UniversitasLampung.
7. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.Pd., selaku Rektor Universitas
Lampung masa bhakti 2015-2019 yang telah berkenan untuk membantu penulis
selama proses perkuliahan di Universitas Lampung.
8. Para dosen Pendidikan Seni Tari terimakasih telah membekali penulis dengan
banyak ilmu selama melaksanakan pendidikan di Program Studi Pendidikan Seni
Tari FKIP Universitas Lampung.
9. Seluruh Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah mengajar, dan
membimbing mahasiswa Seni Tari angkatan 2013.
10. Pihak SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Bapak Anton Hendro Wijoyo, S.Kom
selaku kepala sekolah serta Bapak Deni Mulyadi sebagai guru ekstrakurikuler
tari terimakasih atas kerjasama dan bantuannya dalam proses penelitian dan
penyelesaian skripsi ini.
11. Keluarga besar Hadi Sumarno yang menjadi sumber kebahagian dan
penyemangatku, Kakek, Nenek, Paman, Bibi, Sepupu, terimakasih atas
dukungan yang diberikan.
12. Biyungku Pujiati dan Romoku Sunardi serta adikku Ria Purwasih yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang.
13. Terimakasih pamanku Nano yang menjadi panutan hidup.
14. Teman-temankecilku, Puji, Icha, Yuriza, Resa yang selalu mendukung.
15. Teman-teman cerewetku Ucha, Rika, Leni, Pasa, Wulan, Mita, Indria
terimakasih telah menyemangati.
16. Terimakasih teman kelompok Comsetu, KKN, Ikatan Muli Mekhnai Pringsewu
yang menyemangati.
17. Fertika temanku, dan paman Anto yang menemani, mengajarkan dan menasehati
arti berharganya hidup.
18. Seluruh teman-teman Program Studi Pendidikan Seni Tari Angkatan
2013terimkaih atas kebersamaannya.
19. Terimakasih Sanggar Sekeli Budaya yang terus menyemangati.
20. Terimakasih Sanggar Gar_dancestory atas ilmu yang telah diberikan.
21. Terimakasih Sanggar Cangget Budaya yang berawal dari penemuan bakat.
22. Kakak tingkat Program Studi Pendidikan Seni Tari angkatan 2008-2012 serta
Adik tingkat angkatan 2014, 2018 terimakasih atas kebersamaan dan rasa
kekeluargaan yang diberikan selama ini.
23. Terimakasih banyak untuk Mas Jaya karena telah bersabar dan selalu
menyempatkan waktu serta selalu membantu dalam hal pemberkasan.
24. Seluruh staff dan bidang akademis kampus dan semua pihak yang telah
mendukung proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit
harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
BandarLampung, 2019
Penulis
Sri Rahayu
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................. ii
ABSTRACT .......................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ......................................... vi
RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................. viii
MOTTO ................................................................................................. ix
SANWACANA ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
1.5. Ruang Lingkup ............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8
2.1. Landasan Teori ............................................................................ 8
2.2. Pembelajaran ................................................................................ 9
2.3. Pengertian Metode Pembelajaran .................................................. 10
2.4. Metode Kooperatif ....................................................................... 10
2.5. Metode Snowball Throwing .......................................................... 11
2.5.1. Langkah-langkah Pelaksanaan Snowball Throwing ............... 13
2.5.2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Snowball Throwing ........ 15
2.6. Seni Tari ........................................................................................ 17
2.7. Tari Muli Siger .......................................................................... 19
2.7.1. Tema Tari Muli Siger .......................................................... 19
2.7.2. Fungsi Tari Muli Siger ....................................................... 20
2.7.3. Busana Tari Muli Siger ...................................................... 21
2.7.4. Iringan Tari Muli Siger ...................................................... 22
2.7.5. Ragam Gerak Tari Muli Siger ............................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 33
3.1. Desain Penelitian .......................................................................... 33
3.2. Sumber Data ................................................................................. 34
3.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 34
3.3.1. Observasi ............................................................................... 35
3.3.2. Wawancara ............................................................................ 36
3.3.3. Dokumentasi ......................................................................... 37
3.4. Instrumen Penilaian ...................................................................... 37
3.4.1. Non Tes ................................................................................ 37
3.4.2. Instrumen Penggunaan Metode Snowball Throwing ............. 40
3.5.Teknik Analisis Data ..................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 44
4.1. Profil Sekolah ................................................................................ 44
4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ..................................... 44
4.1.2. Sejarah Sekolah ..................................................................... 44
4.1.3. Keadaan Guru ....................................................................... 46
4.1.4. Keadaan Siswa ...................................................................... 46
4.1.5. Sarana dan Prasarana ............................................................ 46
4.2. Persiapan Penelitian ...................................................................... 47
4.3. Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................... 48
4.3.1. Pertemuan Pertama ............................................................... 48
A. Deskripsi Pertemuan Pertama .................................................. 48
B. Pembahasan Pertemuan Pertama ............................................. 54
1. Aktivitas siswa pada pertemuan pertama .................................. 54
2. Penggunaan snowball throwing ................................................. 56
4.3.2. Pertemuan Kedua .................................................................. 58
A. Deskripsi Pertemuan Kedua...................................................... 58
B. Pembahasan Pertemuan Kedua ................................................. 61
4.3.3. Pertemuan Ketiga ................................................................... 65
A. Deskripsi Pertemuan Ketiga ..................................................... 65
B. Pembahasan Pertemuan Ketiga ................................................ 68
4.3.4. Pertemuan Keempat ............................................................... 72
A. Deskripsi Pertemuan Keempat.................................................. 72
B. Pembahasan Pertemuan Keempat ............................................ 76
4.3.5. Pertemuan Kelima .................................................................. 79
A. Deskripsi Pertemuan Kelima .................................................... 79
B. Pembahasan Pertemuan Kelima ............................................... 84
4.3.6. Pertemuan Keenam ................................................................ 88
A. Deskripsi Pertemuan Keenam ................................................... 88
B. Pembahasan Pertemuan Keenam .............................................. 90
4.3.7. Pertemuan Ke Tujuh .............................................................. 94
A. Deskripsi Pertemuan Ke Tujuh ................................................. 94
B. Pembahasan Pertemuan Ke Tujuh ............................................ 98
4.3.8. Pertemuan Ke Delapan ......................................................... 102
A. Deskripsi Pertemuan Ke Delapan ............................................. 102
B. Pembahasan Pertemuan Ke Delapan......................................... 105
4.4. Rekapitulasi Penggunaan Metode Snowball Throwing Pada
Pembelajaran Gerak Tari Muli Siger ............................................ 109
4.5. Temuan penelitian ........................................................................ 110
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 112
5.1. Simpulan ....................................................................................... 112
5.2. Saran ............................................................................................. 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 2.1 Ragam gerak tari muli siger ............................................................. 23
Tabel 3.1 Penentuan patokan dengan penghitungan skor untuk skala lima ..... 38
Tabel 3.2 Lembar aktivitas siswa .................................................................... 39
Tabel 3.3 Lembar pengamatan penggunaan metode snowball throwing ......... 42
Tabel 4.1 Data Guru ......................................................................................... 46
Tabel 4.2 Data Siswa SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu .............................. 47
Tabel 4.3 Sarana dan prasarana SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu .............. 47
Tabel 4.4 Daftar nama siswa ekstrakurikuler tari ............................................ 50
Tabel 4.5 Aktivitas siswa pertemuan pertama ................................................. 55
Tabel 4.6 Penerapan metode snowball throwingpertemuan pertama............... 57
Tabel 4.7 Aktivitas siswa pertemuan kedua ..................................................... 63
Tabel 4.8 Penerapan metode snowball throwing pertemuan kedua ................. 65
Tabel 4.9 Aktivitas siswa pertemuan ketiga .................................................... 65
Tabel 4.10 Penerapan metode snowball throwing pertemuan ketiga ............... 71
Tabel 4.11 Aktivitas siswa pertemuan keempat ............................................... 73
Tabel 4.12 Penerapan metode snowball throwing pertemuan keempat ........... 77
Tabel 4.13 Aktivitas siswa pertemuan kelima ................................................. 85
Tabel 4.14 Penerapan metode snowball throwing pertemuan kelima.............. 87
Tabel 4.15 Aktivitas siswa pertemuan keenam ................................................ 92
Tabel 4.16 Penerapan metode snowball throwing pertemuan keenam ............ 94
Tabel 4.17 Aktivitas siswa pertemuan ketujuh ................................................ 99
Tabel 4.18 Penerapan metode snowball throwing pertemuan ketujuh ............ 99
Tabel 4.19 Aktivitas siswa pertemuan kedelapan ............................................ 104
Tabel 4.20 Penerapan metode snowball throwing pertemuan kedelapan ........ 108
Tabel 4.21 Rekapitulasi penggunaan metode snowball throwing .................... 109
DAFTAR GAMBAR
Gambar
4.1 Gambar gedung bagian depan SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu ........... 44
4.2 Gambar siswa melakukan pemanasan ........................................................ 51
4.3 Gambar siswa memperaggakan ragam gerak lapah ngusung siger ........... 52
4.4 Gambar siswa membuat 2 buah pertanyaan .............................................. 53
4.5 kertas pertanyaan yang dibuat siswa .......................................................... 54
4.6 Gambar siswa sedang melakukan adu lempar bola.................................... 61
4.7 Kertas berisi pertanyaan ............................................................................. 61
4.8. Siswa memperagakan ragam gerak Ngelik kanan dan kiri ....................... 66
4.9 Aspek adu lempar bola ............................................................................... 68
4.10 siswa dan pelatih memulai permaianan snowball throwing ..................... 75
4.11. kertas yang berisi pertanyaan .................................................................. 76
4.12 siswa sedang melakukan pemanasan ....................................................... 81
4.13 aspek snowball throwing melempar bola kertas kearah siswa ................. 83
4.14 siswa memperagakan ngangkatno kepi .................................................... 83
4.15 siswa memperagakan ragam gerak mampam kebelah ............................. 90
4.16 siswa sedang berdiskusi dengan kelompok .............................................. 91
4.17 siswa memperagakan gerak ngelik ........................................................... 96
4.18 siswa sedang adu lempar bola kertas ....................................................... 97
4.19 siswa memperagakan ngeguwai siger ...................................................... 104
4.8 Gambar siswa sedang melakukan pemanasan............................................ 77
4.9 Gambar aspek snowball throwing melempar bola ..................................... 78
4.10 Gambar siswa memperagakan gerak ngangkatno kopi ............................ 80
4.11 Gambar siswa memeragakan gerak mampam kebelah............................. 85
4.12 Gambar siswa sedang berdiskusi ............................................................. 86
4.13 Gambar siswa sedang memperagakan gerak ngelik................................. 91
4.14 Gambar siswa sedang adu lempar bola .................................................... 92
4.15 Gambar siswa memperagakan ngeguwai siger ........................................ 99
2.1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian….. ........................................................ 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang RI No.20 Tahun 2003).
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun
teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid
(Sagala,2009:61). Pendidikan dan pembelajaran merupakan dua hal yang berbeda
tapi saling berkaitan.
Pendidikan memberikan penekanan pada perubahan dan transformasi, tapi
perubahan akan terjadi jika didukung oleh pengetahuan dan pemahaman terhadap
pengetahuan baru. Adapun pemahaman dan pengetahuan baru hanya akan didapat
melalui pembelajaran di sekolah, di dalam kelas, melalui interaksi siswa dengan
sumber belajar.
2
Pembelajaran tidak hanya hanya sekedar menyampaikan pesan kepada siswa,
akan tetapi aktivitas siswa menuntut guru untuk dapat menggunakan keterampilan
dasar mengajar secara tematik, serta menciptakan lingkungan yang
memungkinkan siswa untuk belajar efektif dan efesien. Seni dalam pendidikan
pada dasarnya adalah bagaimana seni itu ada dan dimasukkan dalam pendidikan
untuk diterapkan atau diajarkan, agar siswa dapat mengembangkan bakat seni
yang dimilikinya. Disamping itu, bertujuan juga untuk mengembangkan
kreatifitas serta membentuk karakter siswa menjadi berbudaya yang luhur.
Pendidikan melalui seni pada hakikatnya merupakan proses pembentukan
manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan setiap anak atau peserta didik menemukan
pemenuhan dirinya dalam hidup untuk menstransmisikan warisan budaya,
memperluas kesadaran sosial, dan sebagai jalan untuk pengatahuan (Mustika,
2012 : 26). Salah satu cabang seni yang diterapkan pada pembelajaran seni
budaya di sekolah adalah seni tari.
Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk
gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika (Mustika, 2012 : 21). Hawkins
dalam Mustika (2012) menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang
diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi
bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta. Seni tari ini lebih
banyak dikenal dimasyarakat luas dan banyak juga dari mereka yang terjun
langsung dalam bidang seni tari ini.
3
Bagi masyarakat umumnya tarian sebagai sarana hiburan mulai dari kalangan atas,
menengah sekalipun kalangan bawah juga ikut menikmati keindahan dari gerak
tubuh yang sudah terpola dan memiliki nilai estetika. Sedangkan menurut Pekerti
(2007, 143) seni tari merupakan sebuah cabang seni dimana media ungkapnya
adalah gerak tubuh. Tari adalah bentuk gerak yang indah dan lhir dari tubuh yang
bergerak berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan gerak. Di dunia
pendidikan terdapat berbagai metode dan model yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan masalah yang muncul baik dari kalangan guru sebagai sumber ajar
atau dari peserta didik sebagai penerima materi ajar. Salah satu hal terpenting di
dunia pendidikan adalah proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran
berlangsung terjadi proses transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta
didik. Dalam proses tersebut juga terdapat komunikasi dan interaksi yang sangat
menentukan bagaimana materi yang disampaikan apakah benar dapat diterima
secara sempurna atau tidak.
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu
diperlukan metode mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru
melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik. Metode
diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan pembelajaran berarti segala upaya yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk
mencapai tujuan. Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru
dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi
sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal. Melihat
4
kendala diatas para pendidik perlu kiranya untuk mengenal metode yang dianggap
tepat untuk proses pembelajaran. SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu merupakan
salah satu sekolah swasta yang ada di Kabupaten Pringsewu, sekolah ini baru
memiliki ekstrakulikuler seni tari dan seni musik yang baru berjalan 2 tahun
terakhir. Pembina dari ekstrakurikuler seni ini adalah berlatar belakang
pendidikan sejarah. Kedua kegiatan ekstrakurikler tersebut diperoleh data bahwa
jumlah peserta ekstrakurikuler seni tari lebih sedikit dibandingkan dengan seni
musik. Faktor yang melatar belakangi kurangnya minat siswa dalam pembelajaran
seni tari di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu antara lain, kurangnya minat
belajar dari peserta didik itu sendiri, fasilitas ruang praktek yang kurang memadai
dan metode pembelajaran yang monoton.
Pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari sebelumnya di SMP Muhammdiyah 1
Pringsewu guru pembimbing atau pelatih tari hanya memperlihatkan video tari
tetapi guru pembina tidak mempraktikan kepada siswa-siswa seni tari dan siswa
dituntut untuk menirukan gerak yang ada divideo tersebut dan ragam gerak tari
yang dianggap sulit digantikan dengan ragam gerak yang menurutnya itu mudah.
Ekstrakurukuler di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu ini juga kurang diminati
oleh siswa-siswa. Oleh karena itu siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran seni tari. Faktor inilah yang membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu.
5
Untuk mengatasi masalah tersebut guru mencoba menggunakan metode lain yaitu
metode snowball throwing dimana metode ini merupakan suatu metode
pembelajaran yang efektif guna mengetahui sejauh mana pengetahuan dan
kemampuan siswa dalam menguasai materi dengan cara permainan. Perubahan
metode ini dinilai penting karena siswa bisa menjadi lebih aktif dalam belajar
berkelompok khususnya ekstrakulikuler seni tari.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan diterapkan metode snowball
throwing pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu, dan
mengangkat judul penelitian yaitu Pembelajaran Gerak Tari Muli Siger
Menggunakan Metode Snowball Throwing Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu. Metode ini diharapkan dapat membuat
pembelajaran seni tari menjadi lebih efektif khususnya tari muli siger.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah proses pembelajaran tari muli siger menggunakan metode
snowball throwing pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari muli siger dengan
menggunakan snowball throwing pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dijelaskan tujuan penelitian ini yaitu :
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari muli siger menggunakan metode
snowball throwing pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu.
2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari muli siger
menggunakan metode snowball throwing pada kegiatan ekstrakurikuler di
SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Kepala Sekolah
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kebijakan
tentang proses belajar mengajar.
2. Guru dan calon guru seni tari
Memberikan informasi dan pengalaman mengenai metode snowball throwing
untuk dijadikan suatu pegangan guru dalam memberikan pengajaran yang baik.
3. Peneliti
Dapat dijadikan sebagai bahan reverensi untuk penelitian berikutnya.
7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran, tari muli siger,metode
snowball throwing, dan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswi kelas 8 dan kelas 9 yang mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun ajaran
2017/2018, yaitu dengan jumlah 4 orang kelas 8 dan 6 orang kelas 9.
3. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu.
4. Waktu Penelitian
Waktup penelitian yang akan dilakukan yaitu tahun ajaran 2017/2018, tepatnya
bulan September sampai dengan Oktober.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Menurut (Budiningsih, 2008 : 20) belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuan untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon. Aplikasi teori behavioristik dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, karakteristik siswa, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah objektif,
pasti, tetap, dan tidak berubah.
Teori behavioristik ini mengamati dan mempelajari perubahan tingkah laku seseorang
sebagai hasil dari pengalaman masa lalu. Perubahan yang dialami seseorang yaitu
telah merespon suatu kejadian dan menjadikannya pembelajaran untuk tidak
menggunakan respon yang sama dimasa depan, guna menghindari akibat yang pernah
dialaminya. Para ahli behavioral berpendapat bahwa perubahan yang terjadi dari hasil
aktivitas belajar adalah perubahan dan perilaku dan penekanan adanya faktor
eksternal terhadap individu. Perubahan individu seharusnya dapat diamati. Hasil
belajar itu dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan, penguasaan
perilaku dan perbaikan keseluruhan kepribadian.
9
Peran siswa dalam teori ini ialah siswa harus lebih aktif melakukan kegiatan, aktif
berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang
dipelajari. Secara tidak langsung siswa belajar menumbuhkan sikap kemandiriannya
untuk mengambil keputusan dalam bertindak dengan pengetahuan yang sudah
dipelajari. Teori behavioristik digunakan dalam penelitian ini untuk menciptakan
stimulus dan respon siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh
pendidik. Metode snowball throwing yang digunakan dalam penelitian ini sangat
berkesinambungan dengan teori tersebut, karena metode yang dipakai merupakan
metode jenis permainan yang melibatkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
2.2 Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari
siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboraturium. Material meliputi
buku-buku papan tilis, dan kapur, fotografi, slide, dn film, audio, dan video tape.
Fasilits dan perlengkapan, terdiri dar ruang kels, perlegkapan audio visual, juga
computer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,
belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik, 2014 : 57). Pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu proses interaksi anatara peserta belajar dengan pengajar atau instruktur
dan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk pencapaian tujuan
belajar tertentu (Uno, 2007 : 54).
10
2.3 Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan
oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan (M. Sobri Sutikno, 2009 : 88 ). Menurut (Hamdani, 2011: 80)
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan
pelajaran kepada siswa. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi
edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran. Menggunakan metode pembelajaran proses belajar mengajar nampak
menyenangkan dan tidak membuat para siswa menjadi jenuh, dan juga para siswa
tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik dengan mudah. Dengan
demikian, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar
mengajar.
2.4 Metode Kooperatif
Metode kooperatif dalah kegiatan pembelajaran dengan cra berkelompok untuk
bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesakan persoalan, atau
inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kehosif (kompak-partisipatif),
tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa (kemampuan, gender, karakter),
ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggungjab hasil kelompok berupa laporan
atau presentasi, (Suyatno, 2009 ; 51). Pembelajaran kooperatif / Cooperatif Learning
sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketegantungan
dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggungjawab bersama, pembagian tugas,
11
dan rasa senasib dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelomok secara
kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan,
pengalaman, tugas, dan tanggungjawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-
komunikasi-sosialisai karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat,
dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing, (Suyatno, 2009 :
51).
2.5 Metode Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar.
Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam
pembelajaran snowball throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan
yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab.
Menurut Bayor (2010), snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran
aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran
guru disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan
selanjutnya, penertiban terhadap jalannya pembelajaran.
Snowball throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan
rekomendasi UNESCO, yakni belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja
(learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar
menjadi diri sendiri (learning to be) (Depdiknas, 2001 : 5 dalam Jumanta 2014).
Snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan
pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari
guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti
12
bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa
menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh, Arahman, 2010 : 3 (dalam Jumanta
2014).
Dalam (Mitahul, 2013 : 226), strategi pembelajaran snowball throwing atau yang
sering juga dikenal dengan snowball fight merupakan pembelajaran yang diadopsi
pertama kali dari game fisik dimana segumpalan salju dilempar dengan maksud
memukul orang lain. Dalam konteks pembelajaran, snowball throwing diterapkan
dengan melempar segumpalan kertas untuk menunjuk siswa yang harus menjawab
soal dari guru. Strategi ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi
yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengtahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut.
Pengertian snowball throwing menurut Suprijono, (2011:8) snowball throwing adalah
suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa
kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua
kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat
pertanyaan yang dibentuk seperti bola kemudian dilempar ke murid lain yang masing-
masing murid menjawab dari bola yang diperoleh. Menurut Kokom Komalasari
(2010:67) model pembelajaran snowball throwing adalah model pembelajaran yang
menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-
menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif
membentuk dan melempar bola salju.
Uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran snowball throwing
adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok,
13
yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada
selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke
murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, selanjutnya masing-masing
murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.
Dalam metode snowball throwing, guru berusaha memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi
yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga
memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan
menggunakan proses yang saling berkaitan dalan situasi konteks komunikasi alamiah,
baik sosial, sains, hitungan, dan lingkungan pergaulan. Penggunaan pendekatan
pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa ini
dirasa cukup efektif karena mampu menumbuh kembangkan potensi intelektual,
sosial, dan emosional yang ada dalam diri siswa. Disini, siswa akan terlatih serta
mampu menemukan dan menggunakan kemampuan alalitis dan imajinatif yang ada
dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalan kehidupan
sehari-hari (Jumanta, 2014 : 159).
2.5.1 Langkan-Langkah Pelaksanaan Snowball Throwing
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
14
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar
dari satu siswa ke siswa lain selam kurang lebih 2-5 menit.
f. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab atau mempraktikan yang tertulis dalam kertas berbentuk
bola tersebut secara bergantian.
g. Evaluasi
h. Penutup
Sedangkan langkah-langkah menurut Martinis Yamin (2010:92) adalah sebagai
berikut:
a. Bagikan kepada setiap siswa selembar kertas kosong
b. Mintalah setiap siswa untuk menulis pertanyaan pada kertas itu
c. Mintalah mereka menulis dengan huruf cetak agar mudah dibaca oleh teman
yang menerima, tanpa perlu menulis nama atau identitas pembuat pertanyaan
d. Ajaklah masing-masing siswa meremas kertas itu menjadi sebuah bola
e. Selanjutnya guru dapat mengumpulkan bola pertanyaan dalam keranjang dan
membagi kembali bola-bola itu dengan melempar satu demi satu kepada setiap
orang dalam kelas.
15
f. Jika kelas membutuhkan penyegaran fisik, and adapt meminta mereka berdiri dan
bermain perang-perangandengan saling melempar bola pertanyaan, melempari
orang sebanyak-banyaknya dalam waktu 30 detik.
g. Kemudian, jika diberi aba-aba, setiap orang harus mengambil sebuah bola,
membukanya, dan meminta siapa saja atau menggunakan apa saja dalam ruangan
itu untuk menjawab pertanyaan pada bola
h. Setelah beberapa menit, mintalah setiap orang membaca pertanyaan mereka di
depan kelas dan menjawabnya.
i. Guru dan siswa yang lain dapat mengomentari bila perlu.
2.5.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Snowball Throwing
1. Kelebihan Metode Snowball Throwing
Metode snowball throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya
melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan dari metode
snowball throwing adalah :
a. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain
dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
b. Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir karena
diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa lain.
c. Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal
yang dibuat temannya seperti apa.
d. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
16
e. Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam
praktik.
f. Pembelajaran menjadi lebih efektif.
g. Aspek kognitif, efektif, dan psikomotor dapat tercapai (Jumanta, 2013 : 161).
2. Kekurangan Metode Snowball Throwing
Disamping terdapat kelebihan tentu saja metode snowball throwing juga mempunya
kelemahan. Kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut.
a. Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga
apa yang dikuasai siswa hanya sedikit.
b. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi
penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi.
c. Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat
berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama tapi tidak menutup
kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis individu dan
penghargaan kelompok.
d. Memerlukan waktu yang panjang.
e. Murid yang nakal cenderung berbuat onar.
f. Siswa yang sering kali gaduh jarena kelompok dibuat oleh murid.
Akan tetapi, kelemahan dalam penggunaaan metode ini dapat tertutupi dengan
cara berikut.
a. Guru menerangkan atau memperagakan terlebih dahulu materi yang akan
didemonstrasikan secara singkat dan jelas disertai dengan aplikasinya.
17
b. Mengoptimalisasi waktu dengan cara memberi batasan dalam pembuatan
kelompok dan pembuatan pertanyaan.
c. Guru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga kegaduhan bisa diatasi.
d. Memisahkan grup anak yang dianggap sering membuat gaduh dalam kelompok
yang berbeda.
e. Namun juga tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan
pemberian kuis individu dan penghargaan kelompok (Jumanta, 2013:161-162).
2.6 Seni Tari
Seni adalah segala perbuatan manusia yag timbul dan hidup perasaannya serta bersfat
indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya. Tari adalah
bentuk gerak yang indah dan lahir dari tubuh yang bergerak berirama dan berjiwa
sesuai dengan maksud dan tujuan gerak (Pekerti, 2007 : 143). Seni menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia memiliki pengertian: (1) halus, kecil, tipis, lembut, mungil,
elok; (2) keahlian membuat karya yang bermutu; (3) kesanggupan akal untuk
menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Suzzane dalam Mustika (2012) menyatakan
seni merupakan penciptaan wujud-wujud yang merupakan simbol dari perasaan
manusia. Seni merupakan gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola kelakuan
tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Artinya, seni lebih
berbicara tentang penuangan suatu gagasan atau ekspresi jiwa manusia yang di
implementasikan menjadi sebuah karya dengan tujuan untuk menyampaikan suatu
gagasan kepada penikmatnya.
18
Tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa yang berbentuk gerakan tubuh. Seni tari
adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh
yang diperhalus melalui estetika (Mustika, 2012 : 21). Hawkins dalam Mustika
(2012) menyatakan tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan
diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan
sebagai ungkapan si pencipta. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Soedarsono yang
menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak
ritmis yang indah. Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang
berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat
unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan ekspresi. Dalam tari juga dikenal dengan
wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa (wujud).
Keempat unsur tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk harmoni.
- Wiraga : Raga atau tubuh, suatu gerak kaki sampai kepala, merupakan media pokok
gerak tari. Gerak tari dirangkai sesuai dengan bentuk yang tepat misalnya seberapa
jauh badan merendah, tangan merentang, kaki diangkat atau ditekuk, dan seterusnya.
- Wirama : Ritme (tempo) atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis.
Seberapa lamanya rangkaian gerak ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak
selaras dengan jatuhnya irama. Irama ini biasanya dari alat musik yang mengiringi.
- Wirasa : Tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan yang
diekspresikan lewat raut wajah dan gerak. Keseluruhan gerak tersebut menjelaskan
jiwa dan emosi tarian. Seperti sedih, gembira, tegas, marah.
Wirupa : Rupa atau wujud, memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan melalui
warna, busana, dan rias yang disesuaikan dengan perannya (Mustika, 2012 : 22-23).
19
2.7 Tari Muli Siger
Tari muli siger adalah tari kreasi baru karya I Wayan Mustika dari hasil penelitian.
Tarian ini merupakan tari tradisi Lampung sebuah garapan baru yang pada awalnya
mendapat ide dari seni cangget. Seni cangget merupakan tari tradisional pada
masyarakat Lampung yang beradat pepadun dipentaskan untuk mengiringi upacara
perkawinan dan pemberian gelar adat. Cangget adalah tari berpasangan dalam
kelompok yang mempertemukan gadis (muli) dan bujang (meghanai) di balai
pertemuan adat yang disebut dengan sesat. Hal ini dikarenakan pada masa lalu
pergaulan muda-mudi sangat diatur ketat, sehingga dapat dikatakan tidak ada
kesempatan bagi mereka bertatapan langsung untuk saling berbincang-bincang.
Saat cangget diselenggarakan merupakan satu-satunya kesempatan mereka untuk
saling bertemu. Cangget sebagai upacara adat merupakan wujud ungkapan rasa
gembira masyarakat dengan menekankan pada pengenalan status sosial seseorang di
dalam masyarakat adatnya. Cangget memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah
cangget turun mandi. Ide tersebut terus dikhayalkan sampai ketahap pembentukan,
baik dari segi tema, bentuk gerak, penyusunan gerak, pola lantai, dan tata busana
(Mustika, 2012 : 23-24).
2.7.1 Tema tari muli siger
Tari muli siger bertemakan tentang gadis-gadis cantik Lampung yang sedang berhias
dengan menggunakan siger emas sebagai lambang kehormatan. Dalam tradisi adat
pepadun, ketika ada upacara adat perkawinan para gadis menari yang sering disebut
20
dengan cangget. Salah satu dalam pertunjukannya dikenal dengan cangget turun
mandi. Artinya sebelum para gadis menari, mereka membersihkan badan ke sungai
dan berhias seindah mungkin. Gadis-gadis tersebut sangat senang dan gembira
dengan memakai siger sebagai mahkota di kepalanya yang sudah dihias. Siger saat ini
merupakan simbol adat dari masyarakat Lampung. Secara umum simbol ini bukan
hanya sekedar simbol sebuah Provinsi atau Daerah. Siger merupakan cermin sikap
ulun lampung sejak lama, bahkan secara turun temurun merupakan bagian dari
masyarakat Lampung. Oleh karena itu, tari muli siger ini adalah menggambarkan
gadis-gadis Lampung yang sangat cantik serta memiliki kehormatan (Mustika, 2012 :
24-25).
2.7.2 Fungsi tari muli siger
Kedudukan tari muli siger hanya sebagai tari kreasi baru yang berfungsi untuk
penyajian estetis dan sekaligus hiburan. Penyajian estetis yang dimaksud adalah tari
muli siger dapat dipentaskan di atas panggung baik gedung tertutup maupun terbuka
yang penampilannya sangat resmi dan bisa sebagai apresiasi. Hiburan yang dimaksud
pada tari muli siger adalah dapat dinikmati atau ditonton sebagai sarana kemeriahan
atau resepsi acara perkawinan.
Tari muli siger murni menonjolkan keindahan gerak dan komposisinya. Namun di
dalam tarian tersebut terdapat unsur-unsur tradisi Lampung yang selalu melekat
dalam tarian tersebut, misalnya unsur tradisi Lampung tersebut dapat dilihat dari sisi
gerak, busana, dan iringan tari muli siger (Mustika, 2012 : 25). Penari tari muli siger
berjumlah enam orang gadis. Dipilihnya enam gadis ini, karena tarian tersebut
memang dibuat untuk menampilkan keindahan dan kecantikan gadis-gadis Lampung
21
yang menggunakan siger sebagai mehkota kehormatan (Mustika, 2012 : 25). Lama
penyajiannya pada tari muli siger ± 5 menit.
2.7.3 Busana tari muli siger
1. Siger atau Makuto
Siger atau makuto berupa hiasan kepala yang terbuat dari besi yang
berwarna kuning keemasan dan melambangkan adat dari masyarakat
Lampung.
2. Kalung Jimat
Kalung yang dipakai pada penari muli siger juga terbuat dari besi yang
berwarna kuning keemasan dan berfungsi untuk memperindah keagungan
dari gadis Lampung.
3. Gelang Kano
Gelang kano adalah hiasan tangan yang berupa gelang yang bermotif
burung, serta melambangkan derajat atau keturunan dari sebuah marga.
4. Tapis
Tapis adalah kain yang diberi motif atau hiasan. Motif tapis melambangkan
kebesaran adat dan hanya dimiliki oleh adat bagi masyarakat Lampung.
5. Tapis Tutup Dada
Tapis tutup data yang digunakan pada penari muli siger adalah berupa kain
tapis tipis yang berwarna merah jambu dan melambangkan ketulusan dan
menghormati setiap makhluk hidup.
22
6. Ikat Pinggang Kuning
Ikat pinggang keemasan dalam tari muli siger terbuat dari besi yang
memiliki unsur kebesaran dan kemewahan dari citra seseorang gadis
Lampung.
7. Selendang
Selendang yang dipakai penari muli siger merupakan sebagai unsur
keindahan dan keagungan bagi gadis Lampung.
2.7.4 Iringan tari muli siger
Proses penyusunan tari muli siger dari awal sampai selesai diiringi oleh alat musik
tradisional Lampung yang disebut dengan talo balak atau tala balak. Talo Balak bagi
masyarakat Lampung sudah umum di telinga mereka. Talo balak yang secara lengkap
berjumlah 19 buah instrumen yang dimainkan oleh 12 orang penabuh (disebut
penayakan). Dalam penyajiannya, semua alat tersebut dibunyikan secara bersama-
sama atau sebagian saja sesuai dengan aturan yang ada. Kemudian hasil permainan
alat musik talo balak ini disebut dengan istilah tabuhan (Mustika, 2012 : 77-78).
Ritme atau pola pada iringan tari muli siger tenang dan kadang kala ada dinamisnya.
Ada beberapa tekanan dari tempo tabuhannya, tergantung pada gerak tari yang
disusun atau disesuaikan dengan iringannya. Kendati ada pengemasan atau
pengembangan dalam iringannya ini, namun tetap dalam satu jenis lagu yang
dijadikan dasar atau patokan untuk mengiringi tari muli siger. Warna atau karakter
tabuhan tari muli siger masih kental dan terdengar klasik (Mustika, 2012 : 79-80).
23
2.7.5 Ragam gerak tari muli siger
Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Muli Siger
No Urutann Gerak Foto
1 Lapah Ngusung Siger
Posisi badan tegak, berjalan ke depan, kedua
tangan direntangkan kesamping 45 derajat
dejajar pinggang , telapak tangan di gerakkan
membuka dan menutup secara bergantian
seperti gambar di samping.
2 Butaghi
Posisi badan mendak diam di tempat, kedua
tangan direntangkan ke depan (serong kana
kiri), telapak tangan diukel, lalu gerak memutar
mencari posisi . Perhatikan gambar di samping
3 Samber bebayang
Posisi badan diam ditempat, kedua tangan
proses mulai dari diletakkan di depan dada lalu
kedua tangan direntangkan ke samping (saat
proses merentangkan, kaki dijinjit lalu menapak
kembali ).
24
4 Pungu Ngelik Kanan dan Kiri
Posisi badan diam ditempat, kedua tangan
diletakkan di depan dada lalu kedua tangan
direntangkan dan dikelik (tangan kanan serong
kanan atas dan tangan kiri ke depan dada).
Begitu pula sebaliknya Pungu Ngelik Kiri.
Perhatikan gambar di samping
5 Ngelik mit kanan dan kiri
Kaki diarahkan ke samping kanan (kaki kanan-
kiri secara bergantian), posisi tangan serong
kanan atas lalu kedua tangan di arahkan ke lutut
dengan posisi badan agak merunduk (tangan
kanan menempel di lutut kanan dan tangan kiri
di pinggang). Begitu pula sebaliknya pada
gerak Ngelik Mit Kiri. Perhatikan gambar di
samping
6 Busikhena
Posisi badan mendak, kedua kaki di langkahkan
ke depan secara bergantian, kedua tangan
sejajar dada, lalu kedua tangan diarahkan ke
samping kiri sambil diukel dan bergerak
memutar mencari posis seperti gambar di
samping.
7 Bebalik Ngelik Kanan-Kiri
Posisi badan mendak serong kiri, kedua tangan
digerakkan memutar di depan dada, lalu di ukel
dan diletakkan diatas bahu. Begitu pula
sebaliknya pada gerak Bebalik Ngelik Kanan.
25
Perhatikan gambar di samping.
8 Kanluk
Posisi badan mendak, gerakkan kaki ke depan
secara bergantian, posisi tangan di depan dan
gerakkan tangan secara bergantian (letakkan
tangan kanan di atas tangan kiri dan
sebaliknya), lalu rentangkan kedua tangan ke
samping seperti gambar di samping
9 Ngelik Kanan dan Kiri
Posisi badan mendak, tangan diukel ke kanan,
kaki kanan di serong ke kiri diikuti kaki kiri
diletakkan bersebelahan dengan kaki kanan.
Begitu pula sebaliknya pada gerak Ngelik Mit
Kiri. Perhatikan gambar di samping
10 Mampam Siger
Posisi badan mendak, kedua tangan di letakkan
di atas bahu, lalu badan memutar, proses
sampai menjadi posisi duduk seperti gambar di
samping
26
11 Ngelik Mejong Kanan-Kiri
Posisi badan duduk jongkok, kedua tangan di
arahkan ke kanan sambil di ukel, lalundi
arahkan ke kiri sambil di ukel (serong kanan
ats, gerak di lakukan secara bergantian).
Perhatikan gambar di samping.
12 Ngelik Temegi
Posisi badan jongkok, kedua tangan diletakkan
di dekat pinggang sambil di ukel, lalu berdiri
dan mencari posisi seperti gambar di samping
13 Mejong Kenui Bebayang
Posisi badan duduk jongkok, posisis tangan
diletakkan di depan dada sebelah kiri, kedua
tangan direntangkan ke samping, letakkan lagi
di depan dada lalu rentangkan lagi ke samping.
Perhatikan gambar di samping
27
14 Lapah Tabikpun
Posisi badan mendak, kedua tangan di ukel
secara bergantian ke kanan dan kiri lalu
bergerak lari kecil memutar sambil mencari
posisi seperti pada gambar di samping.
15 Bebalik Kenui Melayang
Posisi badan mendak serong ke kanan kiri
dengan kedua tangandiarahkan serong ke kanan
dan kiri secara bergantian, lalu posisi badan
diarahkan ke kiri diikuti kedua tangan (tangan
kanan diletakkan diatas tangan kiri dan
sebaliknya, kedua tangan depan lalu rentangkan
kedua tangan kesamping. Perhatikan gambar di
samping
28
16 Kenui Bebakhis
Posisi badan mendak dan diam di tempat,
tangan dikelik di depan dada lalu berputar.
Setelah itu, kedua tangan proses berputar ke
depan lalu diletakkan di samping bawah.
Perhatikan gambar di samping
17 Kenui Ngangkat ko Kepi
Posisi badan mendak dan diam di tempat, kedua
tangan direntangkan ke samping atas dan bawah
secara bergantian seperti pada gambar
disamping
18 Ngelik Ngehaman
Posisi badan mendak dan diam ditempat, kedua
tangan di ukel kea rah kanan dan kiri secara
bergantian. Lalu kedua tangan prose memutar
sampai ke samping bawah, ada pula yang
proses memutar sampai kedua tangan sejajar
kepala.
29
19 Mampan Kebelah
Posisi badan mendak dan berputar, tangan
kanan di letakkan di atas bahu dan tangan kiri
direntangkan ke bawah (begitu pula sebaliknya)
20 Hentak Kukut
Posisi badan mendak, kaki kanan dan kiri
dihentakkan secara bergantian, tangan kanan
diletakkan di atas tangan kiri, kedua lalu kedua
tangan diletakkan sejajar kepala, di ukel dan
direntangkan.
30
21 Ngelik
Posisi badan mendak, kaki berjalan ke samping
kanan, kedua tangan diarahkan ke samping
kanan sambil diukel
22 Mutogh
Posisi badan mendak, kedua tangan dikelik, lalu
berputar mencari posisi seperti gambar di
samping
23 Umbak
Posisi badan mendak dan serong kanan kiri,
tangan diletakkan ke arah serong kanan dan kiri
sambil kedua tangan diputar. Perhatikan gambar
di samping
24 Kenui Bebayang Khanggal
Posisi badan mendak, kedua kaki diarahkan ke
samping kanan dan kiri, tangan diletakkan di
depan dada lalu direntangkan
31
25 Mutokh Mampan Kebelah
Posisi badan mendak sambil berputar ditempat,
kedua tangan direntangkan ke samping dengan
salah satu tangan diarahkan di samping atas dan
bawah.
26
Ngeguwai Siger
Membentuk gerakan atau pormasi menyerupai
siger.
Dokumentasi (Luh Puspita Gita Nurani)
Februari, 2017
32
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir yang dibuat merupakan langkah-langkah proses penelitian
berlangsung. Terlihat dalam bagan diatas penelitian ini meneliti tentang pembelajaran
gerak tari muli siger di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu. Proses pembelajaran
tersebut menggunakan metode snowball throwing sebagai objek dari penelitian ini.
Metode yang digunakan disertai dengan teori behavioristik yang mendukung dan
berkaitan dengan metode yang dipakai. Apabila pembelajaran gerak tari muli siger
menggunakan metode snowball throwing ini dilakukan terjadilah proses dan hasil
penelitian disetiap pertemuan berlangsung.
TEORI
BEHAVIORISTIK
PEMBELAJARAN
GERAK TARI MULI
SIGER
METODE SNOWBALL
THROWING
PROSES DAN HASIL
PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan informasi atau
keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara ilmiah, apa adanya dalam situasi
normal tidak memanipulasi data dan kondisinya (Arikunto, 2010:27). Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. Dalam kegiatan penelitian ini peneliti hanya memotret
apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan
apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas seperti apa adanya
(Arikunto, 2010:3).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, tekhnik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi (Sugiono, 2015 : 7).
34
Menurut (Straus dan Corbin dalam Martiara, 2012 : 35) metode deskriptif
kualitatif diharapkan dapat ditunjukan tentang sejarah, tingkah laku, pergerakan-
pergerakan sosial dan hubungan kekerabatan. Metode ini digunakan untuk dapat
menemukan dan memahami apa yang tersembuyi dibalik fenomena yang kadang
kala merupakan suatu yang sulit untuk diketahui dan dipahami. Adapun metode
yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode observasi, wawancara,
dokumentasi dan tekhnik tes. Berkaitan dengan judul penelitian yaitu
pembelajaran tari muli siger menggunakan metode snowball throwing pada
kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu, maka digunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan penerapan metode
snowball throwing dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari muli siger
pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu secara
naturalistik, apa adanya, dan tidak ada manipulasi keadaan dan kondisi pada saat
penelitian.
3.2 Sumber Data
Subjek dalam penelitian ini adalah 10 siswi kelas 8 dan 9 yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran, metode snowball
throwing, tari muli siger, dan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data (Sugiyono, 2009 : 137). Maka pengumpulan data merupakan
pekerjaan yang penting dalam penelitian. Dalam penelitian ini ada empat teknik
pengumpulan data yaitu:
35
3.3.1. Observasi
Obsevasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan (Sutrisno dalam Sugiyono, 2009:145).
Observasi dilakukan sebelum studi pendahuluan untuk mengetahui masalah yang
akan diteliti, dan mengetahui keadaan subyek penelitian yang sebenarnya. Dalam
observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Tekhnik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar (Sugiyono, 2009 : 145). Secara singkat berikut langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam observasi:
a. Mengetahui atau memperoleh pengetahuan yang akan diobservasi.
b. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.
c. Membuat tata cara observasi (metode apa, alatnya apa).
d. Membatasi dengan tegas hal-hal yang akan diobservasi.
e. Melakukan observasi dengan secermat-cermatnya.
f. Membuat hasil catatan-catatan atau obervasi.
g. Memahami pencatatan dan penggunaan alat.
Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan analisa
aktivitas siswa dalam pembelajaran tari muli siger dengan menggunakan metode
snowball throwing pada kegiatan ekstrakulikuler di SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu. Observasi yang dilakukan pertama adalah observasi bagaimana
penerapan metode snowball throwing dalam pembelajaran tari muli siger.
36
3.3.2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 137).
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu dalam melaksanakan wawancara, peneliti telah menyiapkan
instrumen penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif setiap
responden diberi pertanyaan yang sama dan peneliti mencatatnya.
Langkah-langkah wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Wawancara dilakukan kepada narasumber seperti guru Pembina
ekstrakulikuler SMP Muhamadiyah 1 Pringsewu beserta siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler tari.
b. Menyiapkan pokok-pokok permasalahan sebagai bahan wawancara kepada
narasumber.
c. Mengawali dan membuka wawancara dengan menanyakan biodata
narasumber.
d. Mengkonfirmasi hasil wawancara dan mengakhirinya.
e. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
f. Mengakhiri tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara
langsung berupa informasi tentang pembelajaran tari muli siger menggunakan
metode snowball throwing pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah
37
1 Pringsewu. Wawancara ditujukan kepada guru seni budaya, dan siswa yang
mengikuti ekstrakulikuler tari di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu. Alat bantu
yang digunakan berupa alat tulis dan handphone.
3.3.3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Dalam penelitian ini dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data-data tambahan guna memperkuat hasil
penelitian yang dilakukan. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang sekolah yang dijadikan penelitian, termasuk juga pembelajaran
pada kegiatan ekstrakulikuler tari di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu. Alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah handphone atau kamera.
3.4 Instrumen Penilaian
Tabel 3.1 Penentuan patokan dengan penghitungan skor untuk skala
lima
Keterangan Skor Skala
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
85 – 100
75 - 84
60 - 74
40 - 59
0 – 39
5
4
3
2
1
(Sardiman, 2012: 111)
3.4.1. Nontes
Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas
siswa dalam pembelajaran tari muli siger. Pengamatan proses pembelajaran
38
menggunakan metode snowball throwing dan aspek guru dalam mengajar di kelas
dengan menerapkan metode snowball throwing yang diamati pada lembar
pengamatan aktivitas siswa, instrumen pengamatan proses pembelajaran
menggunakan metode snowball throwing.
Tabel 3.2. Lembar penilaian aktivitas siswa
No Aspek Descriptor Penilaian Skor
Skor
Maksimum
1.
Visual
Activities
a. Seluruh siswa memerhatikan
materi yang telah disampaikan
oleh guru kemudian siswa
mampu menirukan sesuai
dengan apa yang telah
disampaikan oleh guru.
5
5
b. Dari 10 siswa terdapat 9 siswa
yang memerhatikan materi yang
telah disampaikan oleh guru
kemudian siswa mampu
menirukan sesuai dengan apa
yang telah disampaikan oleh
guru.
4
c. Dari 10 siswa terdapat 8 siswa
yang memerhatikan materi yang
telah disampaikan oleh guru
kemudian siswa mampu
menirukan sesuai dengan apa
yang telah disampaikan oleh
guru.
3
d. Dari 10 siswa terdapat 6 siswa
yang memerhatikan materi yang
telah disampaikan oleh guru
kemudian siswa mampu
menirukan sesuai dengan apa
yang telah disampaikan oleh
guru.
2
e. Kurang dari 6 siswa yang
memerhatikan materi yang telah
disampaikan oleh guru kemudian
siswa mampu menirukan sesuai
dengan apa yang telah
1
39
disampaikan oleh guru.
2.
Listening
Activities
a. Seluruh siswa mendengarkan
materi yang sedang disampaikan
guru. 5
5
b. Dari 10 siswa terdapat 9 siswa
mendengarkan materi yang
sedang disampaikan guru.
4
c. Dari 10 siswa terdapat 8 siswa
mendengarkan materi yang
sedang disampaikan guru.
3
d. Dari 10 siswa 6 siswa yang
mendengarkan materi yang
sedang disampaikan guru.
2
e. Kurang dari 6 siswa yang
mendengarkan materi yang
sedang disampaikan guru.
1
3. Motor
Activities
a. Seluruh siswa mampu
memeragakan ragam gerak tari
muli siger sesuai dengan gerakan
yang diajarkan oleh guru.
5
5
b. Dari 10 siswa terdapat 9 siswa
yang mampu memeragakan
ragam gerak tari muli siger
sesuai dengan gerakan yang
diajarkan oleh guru
4
c. Dari 10 siswa terdapat 8 siswa
yang mampu memeragakan
ragam gerak tari muli siger
sesuai dengan gerakan yang
diajarkan oleh guru
3
d. Dari 10 siswa terdapat 6 siswa
yang mampu memeragakan
ragam gerak tari muli siger
sesuai dengan gerakan yang
diajarkan oleh guru.
2
e. Kurang dari 4 siswa yang mampu
memeragakan ragam gerak tari
muli siger sesuai dengan gerakan
yang diajarkan oleh guru
1
40
Total Skor Maksimum 15
(Sardiman, 2012: 101)
Setelah skor aktivitas siswa didapat, maka dilakukan perhitungan untuk
mengetahui nilai aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator
penilaian aktivitas siswa yaitu visual activities, listening activities, dan motor
activities pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang
sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki
skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh maka
diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.
Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengecek dan melihat
kegiatan guru dalam kegiatan ekstrakurikuler. Guru berperan aktif dalam
penggunaan metode snowball throwing pada pembelajaran tari muli siger.
3.4.2. Instrumen Penggunaan Metode Snowball Throwing
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui penggunaan metode Snowball
Throwing dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan terhadap
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Instrumen tersebut dijelaskan melalui
tabel sebagai berikut :
41
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Penggunaan Metode Snowball Throwing
No
. Deskriptor Instrumen P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
1. Guru menyampaikan materi
yang akan disajikan
2.
Guru membentuk kelompok,
lalu memanggil ketua
kelompok untuk memberikan
materi
3.
Ketua kelompok menjelaskan
materi kepada siswa dalam
kelompoknya
4.
Masing-masing siswa diberikan
satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa
saja yang menyangkut materi
yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok.
5.
Kertas yang berisi pertanyaan
tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke
siswa lain selama kurang lebih
2-5 menit.
6.
siswa untuk menjawab atau
mempraktikan yang tertulis
dalam
kertas berbentuk bola tersebut
secara bergantian.
7. Evaluasi
8. Penutup
Penggunaan instrumen ini dilihat pada setiap pertemuan dengan melakukan
pemberian tanda ceklis (√) pada setiap deskriptor instrumen yang dilaksanakan.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif tidak menjadikan nilai sebagai hasil utama,
nilai digunakan untuk menjelaskan apakah metode yang telah diterapkan sudah
42
maksimal atau belum maksimal, jadi hasil dari penelitian deskriptif kualitatif
adalah berbentuk argumen.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil
analisis disusun untuk mendeskripsikan tentang proses pembelajaran gerak tari
muli siger melalui metode snowball throwing di SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu. Langkah-langkah analisis data yaitu:
1. Reduksi Data
Dalam penelitian ini akan difokuskan pada data proses pembelajaran
tari muli siger menggunakan metode snowball throwing. Tahapan ini
digunakan untuk merangkum data-data yang didapat dari hasil
pengamatan mengenai proses pembelajaran tari muli siger dari awal
pertemuan sampai akhir pertemuan serta hasil dari proses pembelajaran
tari muli siger menggunakan metode snowball throwing di
ekstrakurikuler SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu. Data tersebut
didapat dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, proses serta tes
praktik siswa pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan yang
berupa foto,video, serta catatan lapangan. Data tersebut nanti akan
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian kemudian diuraikan
secara terperinci mengenai hal-hal pokok yang terjadi di lapangan.
2. Data Display (Penyajian)
Setelah data direduksi maka selanjutnya menyajikan data dengan cara
menguraikan data dengan cara dinarasikan serta foto-foto dan gambar
untuk memberi keterangan mengenai lokasi SMP Muhammadiyah 1
43
Pringsewu, tabel yang menjelaskan 27 ragam gerak tari muli siger,
uraian busana dan aksesoris tari muli siger. lembar aktivitas siswa, tabel
penerapan metode snowball throwing.
3. Verifikasi
Tahap terakhir pada analisis data yaitu melakukan pembuktian data
mengenai proses dan hasil pembelajaran tari muli siger dengan cara
melakukan triangulasi data yaitu salah satu metode untuk menguju data.
Data tersebut dilihat dari kesesuaian antara observasi ke SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu, wawancara dengan guru seni budaya dan
dokumentasi berupa foto-foto dan video proses pembelajaran tari muli
siger. Jika observasi, wawancara dan dokumentasi sesuai maka data
tersebut dikatakan valid.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian terhadap pembelajaran tari muli siger pada kegiatan
ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran gerak tari muli siger menggunakan metode snowball
throwing ini memiliki langkah-langkah yaitu : menyampaikan materi terlebih
dahulu, membentuk kelompok, membuat pertanyaan diselembar kertas tiap
kelompok yang kemudian dibentuk menjadi sebuah bola. Langkah selanjutnya
bola tersebut dilemparkan ke siswa lain secara bergantian. Setelah mendapatkan
bola kertas siswa wajib menjawab pertanyan dari kertas yang diperolehnya.
Langkah terakhir adalah evaluasi pertemuan dan penutup. Metode snowball
throwing yang digunakan dalam penelitian ini sangat berkesinambungan dengan
teori behavioristik, karena metode yang dipakai merupakan metode jenis
permainan yang melibatkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran gerak tari muli siger menggunakan snowball throwing ini
tidak semua aspek penerapannya terpenuhi, sebab disetiap pertemuan tidak selalu
113
guru yang membentuk kelompok melainkan siswa telah paham langkah-langkah
permaiannya. Aspek siswa membuat pertanyaan tak selalu terpenuhi lantaran
pertanyaan yang dibuat dari pelatih sendiri dipertemuan selanjutnya. Penggunaan
metode snowball throwing ini sedikit membuat gaduh dalam kelas karena aspek
melempar bola kertas siswa-siswa berteriak-teriak.
Hasil dari penelitian ini siswa-siswa sebagai makhluk sosial yang penuh
ketegantungan dengan orang lain secara tidak langsung belajar, bertanggungjawab
bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib, belajar berkelomok secara
kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, dan pengalaman. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-
komunikasi-sosialisai karena metode snowball throwing mengajarkan hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Hal ini menunjukan bahwasanya pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan
menggunakan metode snowball throwing mampu memberikan perubahan yang
baik pada aktivitas belajar siswa, pembelajaran yang tidak monoton dan
menyenangkan, memberikan stimulus dan respon yang baik antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Kriteria dalam hasil pengamatan dapat
dikatakan baik disetiap pertemuannya.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang bisa digunakan untuk
peningkatan proses pembelajaran maupun penelitian yang berhubungan dengan
materi ini. Untuk siswa diharapkan menggunakan pakaian praktik atau kaos agar
bisa bergerak dengan bebas. Bagi guru seni budaya agar bisa menggunakan
114
metode yang bervariatif dalam proses pembelajaran agar siswa dapat lebih
termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Kepada
pihak sekolah agar memvasilitasi terkhusus ruang seni tari agar bisa melakukan
kegiatan dengan nyaman dan leluasa.
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman, 2012. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja.
Grafindo Persada.
Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif. Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Huda, Miftahul. 2011. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
M. Sobri Sutikno. 2009 : 88. www.zonareverensi.com
Martiara, Rina. 2012. Nilai dan Norma Budaya Lampung Dalam Sudut Pandang
Strukturalisme. Yogyakarta : Institut Seni Yogyakarata.
Mustika, I Wayan. 2012. Tekhnik Dasar Gerak Tari Lampung. Anugrah Utama
Raharja, Bandar Lampung.
. 2013. Tari Muli Siger. Anugrah Utama Raharja, Bandar Lampung.
Pekerti, Widia. 2007. Pendidikan Seni Musik-Tari/Drama. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. bandung: CV.Alfabeta
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.Bandung:
Alfabeta.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoajo : Masmedia Buana
Pustaka.
Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
UUD RI No. 20 tahun 2003.
Recommended